skripsi lengkap
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan merupakan kenyataan yang
dapat dialami oleh suatu usaha. Dunia usaha berisi dengan persaingan, peluang,
tantangan, kegairahan maupun kelesuan yang dapat menyebabkan naik turunnya
suatu usaha. Oleh karena itu, sudah seharusnyalah seorang usahawan jeli dalam
melihat suatu peluang dan memanfaatkannya, karena dunia usaha yang penuh
tantangan dan kegairahan tidak selalu akan berakhir dengan membawa suatu
kesuksesan. Dalam era globalisasi ini, persaingan tidak hanya terbatas secara lokal
(daerah tertentu) dan nasional saja, namun sudah secara global, hal ini
mengakibatkan semakin banyak variabel-variabel yang dapat mempengaruhi
keberhasilan suatu bisnis.
Usaha kuliner yang sudah banyak terdapat di Indonesia adalah restoran
atau rumah makan. Rumah makan yang terdapat di Indonesia menawarkan
berbagai variasi masakan, baik masakan khas Indonesia maupun luar negeri.
Dalam melancarkan usaha rumah makan maka pelaku usaha tersebut harus
mengoptimalkan cita rasa pada setiap makanan, hal ini menjadi salah satu faktor
utama penentu keberhasilan usaha dalam bidang makanan.
Menu makanan yang tersedia kadang kala tidak mempunyai bentuk yang
menarik meskipun kandungan gizinya tinggi, dengan arti lain kualitas dari suatu
produk makanan sangat ditentukan oleh tingkat kesukaan kosumen terhadap
1
makanan tersebut. Umumnya pengolahan makanan selalu berusaha untuk
menghasilkan produk yang berkualitas baik. Kualitas makanan adalah keseluruhan
sifat-sifat dari makanan tersebut yang berpengaruh terhadap konsumen (Wahidah,
2010).
Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya menyesuaikan
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat
bersaing di pasaran, sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak alternatif
pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang
ditawarkan. Rumah makan ayam bakar Wong Solo berusaha menciptakan produk
ayam bakar yang memenuhi standar rasa nusantara, sehingga bisa dinikmati dan
disukai oleh seluruh masyarakat. Wong Solo mengembangkan bisnis sistem wara
laba sehingga gerai atau outletnya tersebar di berbagai kota besar yang ada di
Indonesia dan semua outlet yang ada mempunyai standarisasi rasa yang sama,
termasuk rumah makan ayam bakar Wong Solo Makassar.
Promosi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pengembangan
suatu perusahaan. Dengan promosi, perusahaan dapat mengkomunikasikan
produk kepada konsumen. Keunggulan-keunggulan dari produk dapat diketahui
oleh konsumen dan bisa membuat konsumen tertarik untuk mencoba dan
kemudian akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, jadi promosi
merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran karena
dengan promosi bisa membuat konsumen yang semula tidak tertarik terhadap
suatu produk bisa berubah fikiran dan menjadi tertarik pada produk tersebut.
2
Perusahaan menggunakan promosi untuk memicu transaksi, sehingga
konsumen bisa memutuskan untuk membeli suatu merek tertentu serta
mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjualnya. Selain itu promosi
juga mampu merangsang permintaan akan suatu produk. Dengan promosi
terhadap suatu produk, diharapkan konsumen mau mencoba produk tersebut dan
mendorong konsumen yang sudah ada agar membeli produk lebih sering lagi
sehingga akan terjadi pembelian ulang dan volume penjualan produk suatu
perusahaan akan meningkat.
Promosi merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan penjualan
suatu perusahaan. Agar konsumen bersedia menjadi langganan, mereka terlebih
dahulu harus dapat mencoba atau meneliti barang-barang yang diproduksi oleh
perusahaan, akan tetapi mereka tidak akan melakukan hal tersebut jika kurang
yakin terhadap barang itu. Disinilah perlunya mengadakan promosi yang terarah,
karena diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap meningkatnya
penjualan
Ayam bakar Wong Solo mempunyai standarisasi rasa yang sama di semua
gerai atau outlet yang ada, selain itu juga banyak melakukan kegiatan promosi
seperti penyebaran brosur, iklan di koran, radio, majalah, spanduk, baligho,
reklame, pembagian voucher dan sponsorship dalam kegiatan seminar, sehingga
pengenalan tentang produk diharapkan dapat diketahui oleh calon konsumen
maupun konsumen yang sudah sering melakukan pembelian ayam bakar di
Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo. Berdasarkan Uraian tersebut, maka
dilakukan penelitian tentang:
3
“Pengaruh Promosi dan Cita Rasa Terhadap Jumlah Pembelian Ayam
Bakar di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo. Makassar”
B. R umusan Masalah
(1) Adakah pengaruh promosi dan cita rasa terhadap jumlah pembelian ayam
bakar di Rumah Makan Ayam Bakar wong solo, Makassar?
(2) Seberapa besar kontribusi pengaruh promosi dan cita rasa terhadap jumlah
pembelian ayam bakar di Rumah Makan Ayam Bakar wong solo, Makassar?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh cita rasa produk dan promosi
terhadap jumlah pembelian ayam bakar di Rumah Makan Ayam Bakar wong
solo, Makassar.
2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pengaruh promosi dan cita rasa
terhadap jumlah pembelian ayam bakar di Rumah Makan Ayam Bakar wong
solo, Makassar.
4
TINJAUAN PUSTAKA
A. Permintaan
1. Pengertian Permintaan
Permintaan adalah keinginan terhadap produk-produk tertentu yang
didukung oleh suatu kemampuan dan kemauan untuk membeli produk itu.
Keinginan menjadi permintaan jika didukung oleh kemampuan untuk membeli.
Banyak orang menginginkan mobil Cadillac; tetapi hanya sedikit yang benar-
benar mampu dan mau membeli mobil mewah itu. Karena itu perusahaan-
perusahaan harus mengukur bukan hanya berapa orang yang menginginkan
produk mereka, tetapi yang lebih berapa orang yang secara nyata mau dan mampu
membeli produk itu (Kotler, 1996).
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan:
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa,
antara lain :
- Tingkat pendapatan seseorang/masyarakat
- Jumlah penduduk
- Selera penduduk
- Fluktuasi ekonomi
- Harga barang yang di tuju
- Harga barang subsitusi
- Faktor lain (harapan, hubungan sosial, dan politik)
5
Besar kecilnya permintaan di tentukan oleh tinggi rendahnya harga, tentu saja hal
ini akan berlaku bila faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tidak ada
perubahan (tetap) atau disebut ada dalam keadaan ceteris paribus.
Dalam keadaan seperti itu, berlaku perbandingan terbalik antar harga
terhadap permintaan dan perbandingan lurus antara harga dengan penawaran
seperti apa yang dinyatakan Alfred Marshall dalam Chaliedah (2010), Yang
menyebutkan bahwa perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan
disebut sebagai hukum permintaan.
B. Promosi
1. Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel dari bauran pemasaran yang sangat
penting, yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk atau
jasanya. Tanpa promosi, keberadaan produk kurang mendapat perhatian dari
konsumen atau bahkan konsumen tidak tahu sama sekali mengenai produk
tersebut. Hal ini sesuai dengan pengertian promosi menurut Djaslim saladin dalam
Admin (2010) yaitu, suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang
bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak
mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat
produk tersebut. Sedangkan menurut Buchari Alma dalam Admin (2010) promosi
adalah kegiatan untuk menyampaikan informasi, dan menyakinkan masyarakat
terhadap sesuatu.
6
Berdasarkan dua pengertian promosi tersebut dapat diartikan bahwa
promosi merupakan komunikasi informasi antara penjual dan pembeli yang
bertujuan untuk menyampaikan informasi, berkomunikasi dan meyakinkan
masyarakat terhadap sesuatu produk. Promosi merupakan salah satu aspek yang
penting dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai proses
berlanjut. Ini disebabkan karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan
selanjutnya dari perusahaan. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan berarti
perusahaan tersebut melakukan komunikasi dengan sasaran pasarnya, dengan
tujuan agar pembeli menaruh minat dan bersedia membeli produk yang
ditawarkan.
2. Variabel-variabel Promosi
Variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada lima (Kotler &
Armstrong, 2001) yaitu:
a. Periklanan (advertising)
Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi
dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.
b. Penjualan Personal (personal selling)
Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka
mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.
c. Promosi penjualan (sales promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu
produk atau jasa.
7
d. Hubungan masyarakat (public relation)
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh
dukungan, membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau
menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan.
e. Pemasaran langsung (direct marketing)
Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk
memperoleh tanggapan langsung.
Dengan demikian maka promosi merupakan kegiatan perusahaan yang
dilakukan dalam rangka memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga
dengan kegiatan tersebut konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.
1. Tujuan Promosi.
Promosi yang dilakukan oleh perusahaan berarti perusahaan tersebut
melakukan komunikasi dengan sasaran pasarnya, dengan tujuan agar pembeli
menaruh minat dan bersedia membeli produk yang ditawarkan. Promosi ini sangat
penting untuk kelancaran penjualan, sebab tanpa promosi konsumen tidak
mengetahui produk tersebut.
Adapun yang menjadi tujuan tujuan dari promosi (Admin, 2010) adalah:
1. Modifikasi Tingkah Laku.
Orang-orang yang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan,
antara lain: mencari kesenangan, mencari bantuan, member informasi,
mengemukakan ide dan pendapat. Sedangkan promosi dari segi lain, berusaha
merubah tingkah laku dan memperkuat tingkah laku yang ada.
8
2. Memberi Tahu.
Kegiatan promosi ini dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju
tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih
sesuai dilakukan pada awal dari siklus kehidupan produk. Sebagian orang tidak
akan membeli barang atau jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut dan
apa faedahnya.
3. Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk ini biasanya diarahkan untuk mendorong
pembeli. Dalam promosi yang bersifat membujuk ini seringkali perusahaan tidak
ingin memperoleh tanggapan secepatnya, tetapi lebih mengutamakan untuk
menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberikan pengaruh
dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang bersifat
persuasif ini akan menjadi dominan bila produk yang bersangkutan dalam siklus
kehidupannya mulai memasuki tahap pertumbuhan.
4. Mengingatkan.
Kegiatan yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk
mempertahankan merk produksi di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama
tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti perusahaan
berusaha untuk paling tidak mempertahankan pembeli yang ada.
C. Cita Rasa
1. Pengertian Cita rasa
Cita rasa adalah suatu cara pemilihan makanan yang harus dibedakan dari
rasa (taste) makanan tersebut. Cita rasa merupakan atribut makanan yang meliputi
9
penampakan, bau, rasa, tekstur, dan suhu. Cita rasa merupakan bentuk kerja sama
dari kelima macam indera manusia, yakni perasa, penciuman, perabaan,
penglihatan, dan pendengaran Rasa sendiri merupakan hasil kerja pengecap rasa
(taste buds) yang terletak di lidah, pipi, kerongkongan, atap mulut, yang
merupakan bagian dari cita rasa (Anonim, 2011).
Ada kalanya makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang
menarik meskipun kandungan gizinya tinggi, dengan arti lain kualitas dari suatu
produk makanan sangat ditentukan oleh tingkat kesukaan kosumen terhadap
makanan tersebut. Umumnya pengolahan makanan selalu berusaha untuk
menghasilkan produk yang berkualitas baik. Kualitas makanan adalah keseluruhan
sifat-sifat dari makanan tersebut yang berpengaruh terhadap konsumen. Definisi
bahan makanan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke
dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki
penampakan, cita rasa, tekstur flavor dan memperpanjang daya simpan (Wahida,
2010).
2. Komponen-Komponen Cita Rasa
Kompleksitas suatu cita rasa dihasilkan oleh keragaman persepsi alamiah. Cita
rasa dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu bau, rasa, dan rangsangan mulut (panas
dan dingin). Faktor yang pertama dapat dideteksi oleh indera pencium dan dua
faktor yang disebutkan terakhir dapat dideteksi oleh sel-sel sensorik pada lidah.
(Wahidah, 2010)
10
a.Bau
Bau merupakan salah satu komponen cita rasa pada makanan, yaitu
memberikan aroma atau bau, maka dapat mengetahui rasa dari makana tersebut.
Dimana bau ini dikenal dengan menggunakan hidung. Apabila bau makanan
berubah maka tentu saja akan berpengaruh pada rasa. Bau tengik atau alkohol
yang disebabkan oleh bahan makanan tersebut telah lama disimpan yang telah
terkontaminasi dengan udara luar.
Bau makanan banyak menentukan kelezatan bahan makanan tersebut.
Dalam hal bau lebih banyak sangkut pautnya denga alat panca indera penciuman.
Bau-bauan baru dapat dikenali bila berbentuk uap, dan molekul-molekul
komponen bau tersebut harus sempat menyentuh siliah sel olfactory, dan
meneruskan ke otak dalam bentuk influks listrik oleh ujung-ujung sel olfactory.
b. Rasa
Rasa berbeda dengan bau dan lebih banyak melibatkan panca indera lidah.
Rasa dapat dikenali dan dibedakan oleh kuncup-kuncup cecepan yang terletak
pada papilla yaitu bagian noda darah jingga pada lidah.pada anak kuncup-kuncup
perasa tersebut selain terletak di lidah juga terletak pada farinx,pelata bagian
langit-langit yang lunak maupun keras.
Papilla yang lain adalah papila foliatadi bagian pinggir lidah dan apabila
sirkumvalata yang melintang di lidah bagian belakang dan berbentuk huruf V.
semuanya mempunyai kuncup cecapan, sedang bagian tengah lidah tidak. Papilia
filiform tifak mengandung kuncup-kuncup cecapan tetapi peka terhadap sentuhan.
11
Untuk dapat menambahkan cita rasa pada makanan dapat dilakukan
dengan berbagai cara diantaranya memberikan rasa pedas pada makanan misalnya
pada daging ayam, dapat dilakukan dengan menimbun ayam yang telah dikukus
terlebih dahulu dengan memberikan bumbu yaitu ginseng, pala, kacang polong,
dan garam ke dalam tanah kuning. Dimana tanah kuning ini berasal dari bekas
tempat pembakaran yang telah digunakan sehingga menimbulkan rasa pedas.
Dengan rasa pedas yang diperoleh dapat menghangatkan tubuh sehingga tubuh
terasa nyaman akan tetapi dengan penambahan ginseng pada makanan secara
berlebih dapat menimbulkan sindrom kelumpuhan dan kehilangan indera perasa.
Sampai dengan saat ini telah dikenal empat rasa utama, yaitu asin (salty), asam
(sour), pahit (bitter), dan manis (sweet), ditambah suatu rasa terbaru, yaitu umami,
yang umumnya terdapat pada penyedap rasa makanan-makanan khas Asia.
Umami dirasakan sebagai sensasi kelegaan yang ditimbulkan oleh asam glutamat,
suatu asam amino yang dalam bentuk garamnya dengan natrium dikenal sebagai
monosodium glutamate.
c. Rangsangan Mulut
Selain dari komponen-komponen cita rasa tersebut diatas, komponen yang
juga penting adalah timbulnya perasaan seseorang setelah menelan suatu
makanan. Bahan makanan yang mempunyai sifat merangsang syaraf perasa
dibawah kulit muka, lidah, maupun gigi akan menimbulkan perasaan tertentu.
Misalnya bila seseorang mencium bau ammonia, selian bau yang merangsang juga
akan menimbulkan perasaan bahwa bau tersebut tajam (sharp). Contoh lain
12
misalnya rempah-rempah yang menimbulkan kesan panas atau kesan dingin yang
ditimbulkan oleh permen pedas.
Tekstur dan konsistensi suatu bahan akan mempengaruhi cita rasa yang
ditimbulkan oleh bahan tersebut. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan
diperoleh bahwa perubahan tekstur atau viskositas bahan dapat mengubah rasa
dan bau yang timbul karena dapat mempengaruhi kecepatan timbulnya
rangsanngan terhadapa sel reseptor olfaktori dan klelnjar air liur. Semakin kentalk
suatu bahan, penerimaan terhadap intensitas rasa, bau dan cita rasa semakin
berkurang. Penambahan zat-zat pengental seperti CMC (Carboxy Methyl
Cellulose) adapat mengurangi rasa asam sitrat, rasa pahit kafein, ataupun rasa
manis sukrosa; sebaliknya akan meningkatkan rasa asin NaCl dan rasa manis
sakarin. Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor; suhu, konsentrasi, dan interaksi
dengan komponen rasa yang lain.
D. Perilaku Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Konsumen mungkin tidak responsif terhadap promosi penjualan kecuali
ada sesuatu didalamnya, dalam kenyataannya, memang ada. Semua teknik
promosi akan member imbalan kepada konsumen (insentif atau perangsang) yang
mendorong bentuk perilaku tertentu yang diinginkan oleh para pemasar (Shimp,
2004)
Pemasaran kemasyarakatan adalah pengembangan, jadi bukan pengganti
dari pemasaran manajerial. Dalam pemasaran kemasyarakatan kita harus
mengembangkan program pemasaran yang mencakup merencanakan, menetapkan
13
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk serta jasa untuk
memuaskan keinginan konsumen (Stanton,1996).
Para konsumen amat beraneka ragam menurut usia, pendapatan, tingkat
pendidikan, pola perpindahan tempat dan selera. Adalah bermanfaat bagi para
pemasar untuk membeda-bedakan kelompok konsumen yang memang berbeda,
dan mengembangkan produk dan jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen itu. Jika sebuah lapisan atau segmen pasar cukup besar, beberapa
perusahaan bisa menetapkan program pemasaran khusus untuk melayani pasar ini.
(Kotler, 1996)
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku
konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang
mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,
menggunakan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal tersebut diatas atau
kegiatan mengevaluasi. Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu
proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang kesemuanya itu
melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-
barang dan jasa-jasa secara ekonomis. Individu-individu yang melakukan
pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumsi rumah
tangganya dapat dinamakan konsumen akhir. Tetapi bukan berarti orang lain tidak
terlibat dalam proses terjadinya pembelian, bagaimanapun juga banyak orang
yang akan terlibat dalam pengambilan keputusan untuk membeli. Dimana masing-
masing orang yang terlibat dan mempunyai peranan sendiri-sendiri.
14
Berbagai faktor yang mempengaruhi keadaaan aktual konsumen menurun
dibawah tingkat yang layak. Konsumen dapat mengalami kekurangan produk,
seperti bensin atau pasta gigi. Sejumlah faktor lainnya yang mempengaruhi
keadaan aktual konsumen adalah internal, seperti persepsi lapar, haus atau
perlunya stimulasi. Stimulasi dari luar juga dapat menyebabkan keadaan yang
terpengaruh negatif. Orang yang akan menerima kabar buruk atau berada didalam
situasi yang tidak nyaman (misalnya, situasi social yang baru). Keadaaan
konsumen yang diinginkan dipengaruhi oleh aspirasi dan lingkungan mereka
(Mowen dan Minor, 2002)
Pada tahap permulaan, para pemasar dapat memperoleh suatu pengertian
yang jelas mengenai konsumen, melalui pengalaman sehari-hari pada waktu
menjual sesuatu kepada konsumen itu. Setelah perusahaan dan pasar semakin
besar, hilanglah peluang para pembuat keputusan pemasaran untuk dapat
berhubungan langsung dengan para pelanggan. Dalam tahap selanjutnya, para
manajer itu berpaling pada kegiatan penelitian konsumen. Mereka mengeluarkan
biaya yang lebih besar daripada apa yang pernah mereka belanjakan untuk
mempelajari konsumen dalam upaya mempelajari: Siapakah pembeli itu?
Bagaimana mereka membeli? Kapan mereka membeli? Dimana mereka membeli?
Mengapa mereka membeli? (Kotler, 1996).
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang yang
berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku tersebut, terutama yang
kepentingan umumnya adalah pemasaran, pendidikan, perlindungan konsumen
dan kebijakan umum.
15
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
Ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Kotler &
Armstrong, 2001) yaitu, budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Faktor-faktor ini
memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap konsumen dalam memilih
produk yang akan dibelinya.
a. Faktor Budaya.
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam terhadap
perilaku, mencakup budaya (kultur, sub budaya, dan kelas sosial). Budaya adalah
susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari anggota
suatu masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya. Setiap perilaku
konsumen dikendalikan oleh berbagai sistem nilai dan norma budaya yang
berlaku pada suatu daerah, untuk itu perusahaan harus tahu produknya itu
dipasarkan pada suatu daerah yang berkebudayaan bagaimana.
Sub budaya (sub culture) adalah sekelompok orang dengan sistem nilai
bersama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama (Kotler &
Armstrong, 2001). Sub kebudayaan meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok
ras, dan daerah geografis. Bagian pemasaran harus merancang produk dan
program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Kelas sosial (social classes) adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif
permanen dan tersusun rapi dan anggota-anggotanya memiliki nilai-nilai,
kepentingan dan perilaku yang sama (Kotler & Armstrong, 2001). Kelas sosial
tidak ditentukan oleh satu faktor saja, misalnya pendapatan, tetapi ditentukan
sebagai suatu kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan dan kesejahteraan.
16
b. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. Kelompok
acuan adalah kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap perilaku seseorang. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen
yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga sangat
mempengaruhi perilaku pembeli. Sedangkan peran status seseorang yang
berpartisipasi diberbagai kelompok akan membawa pada posisi tertentu. Setiap
orang akan menjalankan peran tertentu yang akan mempengaruhi perilakunya,
sehingga dimungkinkan adanya perilaku yang berbeda dalam setiap peran. Setiap
peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh
masyarakat. Seseorang sering kali memilih produk yang menunjukkan status
mereka dalam masyarakat.
c. Faktor pribadi.
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
seperti umur pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
hidup dan kepribadian. Usia berhubungan erat dengan perilaku dan selera
seseorang, dengan bertambahnya usia seseorang diikuti pula dengan berubahnya
selera terhadap produk begitu juga dengan faktor pekerjaan dan keadaan
ekonominya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungan sedangkan kepribadian merupakan karakteristik
psikologis yang berbeda dari setiap orang.
17
d. Faktor Psikologis.
Faktor psikologis yang mempengaruhi pilihan pembelian yaitu motivasi,
persepsi, pengetahuan serta keyakinan dan sikap. Motivasi adalah kebutuhan yang
cukup mendorong seseorang untuk bertindak, sedangkan persepsi adalah proses
bagaimana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasikan masukan
informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti. Pengetahuan atau
pembelajaran diartikan sebagai perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul
dari pengalaman. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dianut seseorang
tentang suatu hal, sedangkan sikap diartikan sebagai evaluasi, perasaan,
emosional, dan tindakan seseorang terhadap suatu objek atau gagasan.
Dalam perilaku konsumen yang dipengaruhi faktor budaya, sosial, pribadi
dan psikologis dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pembelian suatu produk
khususnya dalam pengambilan keputusan. Para pembeli dipengaruhi oleh empat
faktor tersebut meskipun pengaruhnya pada setiap konsumen berbeda-beda.
Untuk itu dalam melakukan promosi, perusahaan harus
mempertimbangkan keempat faktor tersebut. Strategi promosi yang dilakukan
perusahaan akan menjadi lebih efektif dan efisien dalam mempengaruhi
konsumen dengan mempertimbangkan perilaku konsumen yang menjadi sasaran
produknya.
4. Tahap-tahap Proses Pembelian
Tahap-tahap proses keputusan pembelian dapat digambarkan dalam
sebuah model di bawah ini (Philip Kotler, 1996) pada gambar 1.
18
Gambar 1. Model Lima Tahap Proses Membeli
Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima
tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi,
khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi
dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya
tidak sesuai.
a. Pengenalan masalah
Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli
menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang
diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri
pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar
akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi
suatu dorongan berdasarkan pengalaman ynag sudah ada.
b. Pencarian informasi
Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi
sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari
informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya
informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan
kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah
19
Pengenalan
kebutuhan
Pencarian
informasi
Evaluasi
alternatif
Keputusan
pembelian
Perilaku Setelah
pembelian
kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan
situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang maksimal.
c. Evaluasi alternatif
Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta
daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara
konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu
mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli.
d. Keputusan pembelian
Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri
dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-
alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang
akan dibeli.
e. Perilaku setelah pembelian
Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan,
maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi
sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya bila
konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk
membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat.
Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap
suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang
membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-
orang yang baru saja membeli produk.
20
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember
2011 di Rumah Makan Ayam bakar Wong Solo, Makassar.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanasi yaitu suatu jenis penelitian
yang melihat hubungan atau pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain serta
melakukan pengujian hipotesis.
C. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini yaitu konsumen yang telah melakukan
pembelian dan mengkonsumsi produk ayam bakar Wong Solo Makassar.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu accidental sampling
yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja
yang melakukan pembelian produk ayam bakar dan sesuai karakteristiknya yaitu
telah melakukan pembelian dan mengkonsumsi minimal tiga kali dengan
pertimbangan kesiapan responden untuk diwawancarai atau dijadikan sebagai
sumber data.
Penarikan sampel pada penelitian ini ditetapkan sebanyak 100 orang
responden. Penentapan sampel sebanyak 100 orang responden tersebut
diasumsikan bahwa konsumen yang melakukan pembelian produk ayam bakar
pada rumah makan Wong Solo, Makassar jumlahnya tidak tetap setiap hari.
21
Hal Ini sesuai dengan pendapat Jose F. Hair (1998) bahwa penentuan jumlah
populasi yang tidak diketahui dianjurkan diatas 30 sampel dan untuk bisnis
sampel sekitar 100 dianggap memadai.
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan Data pada penelitian ini dilakukan sebagai berikut :
1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian
dan konsumen pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo, Kota Makassar.
2. Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak
perusahaan, konsumen tentang karakteristik pribadi, identitas responden serta
beberapa motif konsumen melakukan pembelian Ayam bakar dengan
menggunakan bantuan kuisioner.
E. Jenis dan S umber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Data kualitatif yaitu data yang berupa kalimat atau tanggapan yang diberikan
oleh pihak konsumen atau responden mengenai pembelian ayam bakar, seperti
promosi dan cita rasa ayam bakar Wong Solo, Makassar.
2. Data kuantitatif yaitu data yang berupa bilangan atau angka-angka yang
berhubungan dengan penelitian, seperti jumlah pembelian dan umur
responden.
22
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari :
1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara
dengan responden seperti; pekerjaan, jenis kelamin dan tingkat pendidikan.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait meliputi; sejarah
singkat perusahaan, visi dan misi, letak dan lokasi perusahaan, keadaan tenaga
kerja dan fasilitas perusahaan.
F. Analisa Data
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara
promosi ( X1 ) dan cita rasa (X2) terhadap jumlah pembelian ( Y ). Selain itu
untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh antara variabel bebas dan
variabel terikat (Nazir, 1999).
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = Jumlah pembelian (porsi/bulan)a = bilangan konstanta b1 = koefisien regresi (cita rasa)
b2 = koefisien regresi (promosi)
X1 = promosi (skor)
X2 = cita rasa (skor)
e = kesalahan pengganggu (standar error
23
Sujianto (2009), sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Nilai
korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
0,00 – 0,20 Korelasi keeratan sangat lemah
0,21 – 0,40 Korelasi keeratan lemah
0,41 – 0,71 Korelasi keeratan kuat
0,71 – 0,90 Korelasi keeratan sangat kuat
1 Berarti korelasi keeratan sempurna.
Untuk melihat hubungan antara jumlah pembelian ayam bakar dengan faktor-
faktor yang mempengaruhinya yaitu promosi dan cita rasa secara parsial,
dilakukan dengan uji signifikan koefisien parsial (uji t).
- Jika t hitung lebih besar ( > ) dari t tabel pada signifikan 5% berarti variabel
bebas (X) yaitu promosi dan cita rasa berpengaruh nyata terhadap jumlah
pembelian ayam bakar (Y).
- Jika t hitung lebih kecil ( < ) dari t tabel pada signifikan 5% berarti variabel
bebas (X) yaitu promosi dan cita rasa tidak berpengaruh nyata terhadap
jumlah pembelian ayam bakar (Y).
Untuk mengetahui hubungan antara jumlah pembelian ayam bakar dengan
faktor- faktor yang mempengaruhinya yaitu promosi dan cita rasa secara simultan
(serentak) dilakukan uji F.
24
- Jika F hitung lebih besar ( > ) dari F tabel pada signifikan 5% berarti variabel
bebas (X) yaitu promosi dan cita rasa berpengaruh nyata terhadap jumlah
pembelian ayam bakar (Y).
- Jika F hitung lebih kecil ( < ) dari F tabel pada signifikan 5% berarti salah satu
dari variabel bebas (X) yaitu promosi dan cita rasa tidak berpengaruh nyata
terhadap jumlah pembelian ayam bakar (Y).
Untuk mengetahui kontribusi variabel bebas dalam menjelaskan
keragaman variabel terikatnya (Jumlah pembelian ayam bakar), dihitung besarnya
koefisien determinasi (R2).
Sedangkan menurut Riduwan (2005) menyatakan bahwa Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Indikator yang terukur dapat
dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan atau
pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan
dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-
kata sebagai berikut :
Promosi : Cita Rasa :
Sangat Menarik = 5
Menarik = 4
Cukup Menarik =3
Kurang Menarik = 2
Sangat Tidak Menarik = 1
Sangat Enak = 5
Enak = 4
Cukup Enak =3
Kurang Enak = 2
Sangat Tidak Enak = 1
25
G. Konsep Operasional
Promosi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Rumah Makan Wong
Solo yang diharapkan agar konsumen mau mencoba produk dan
mendorong konsumen yang sudah ada agar membeli produk lebih sering
lagi, dengan skala likert sebagai berikut: Sangat Menarik = 5, Menarik =4,
Cukup Menarik =3, kurang Menarik = 2, Sangat Tidak Menarik = 1
Cita Rasa adalah sifat dari suatu makanan ayam bakar yang diproduksi
oleh Rumah Makan Wong Solo Makassar yang dinikmati oleh konsumen
dengan skala likert sebagai berikut: Sangat Enak = 5, Enak =4, Cukup
Enak =3, Kurang Eank = 2, Sangat Tidak Enak = 1
Konsumen adalah Orang yang melakukan pembelian minimal tiga kali dan
mengkonsumsi Ayam Bakar Pada Rumah Makan Wong Solo, Makassar
Keputusan Pembelian adalah tahap dalam pengambilan keputusan pembeli
di mana konsumen benar-benar membeli ayam bakar di Rumah Makan
Ayam Bakar Wong Solo.
Jumlah pembelian ayam bakar adalah banyaknya porsi ayam bakar yang
dibeli pada Rumah Makan Wong Solo Makassar yang dinyatakan dalam
porsi/bulan.
26
H. Kerangka Pikir
Usaha kuliner yang sudah banyak terdapat di Indonesia adalah restoran
atau rumah makan. Rumah makan yang ada di Indonesia menawarkan berbagai
variasi masakan, baik masakan khas Indonesia maupun luar negeri. Dalam
melancarkan usaha rumah makan, maka pelaku usaha tersebut harus
mengoptimalkan promosi dan cita rasa pada setiap makanan, hal ini menjadi salah
satu faktor utama penentu keberhasilan usaha dalam bidang makanan.
Rumah makan ayam bakar Wong Solo yaitu salah satu usaha rumah
makan yang berkembang sangat pesat di Kota Makassar selalu melakukan
promosi guna menarik perhatian dan minat masyarakat untuk membeli produk di
rumah makan tersebut. Selain itu, rumah makan ayam bakar Wong Solo memiliki
cita rasa yang khas dan mempunyai standarisasi rasa sehingga cita rasa di setiap
outlet yang ada memiliki cita rasa yang sama.
Tapi walaupun jumlah pembelian konsumen di rumah makan ayam bakar
Wong Solo cukup tinggi, namun tidak semua konsumen rutin melakukan
pembelian dan juga terjadi keragaman jumlah pembelian. Oleh karena itu penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh promosi dan cita rasa
terhadap jumlah pembelian ayam bakar di rumah makan ayam bakar Wong Solo,
kemudian penulis menyusun model dengan memilih beberapa faktor berdasarkan
teori yang berhubungan dengan pembelian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 2.
27
Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian.
I. Hipotesis
H1 : Promosi dan cita rasa mempengaruhi pembelian ayam bakar di rumah
makan ayam bakar Wong Solo Makassar.
H0 : Promosi dan cita rasa tidak mempengaruhi pembelian ayam bakar di rumah
makan ayam bakar Wong Solo Makassar.
28
Promosi
Cita Rasa
Jumlah Pembelian ayam bakar
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Rumah makan Wong Solo Makassar diresmikan pada tanggal 25 april
2004 yang mendapatkan kehormatan diresmikan langsung oleh Gubernur
Sulawesi Selatan H.M.Amin Syam, dan juga H.Puspo Wardoyo sebagai pendiri
R.M Wong Solo yang berhasil mengembangkan cabang-cabang di seluruh
Indonesia bekerja sama dengan H.Masrur Latanro sebagai pemilik hak francise
Makassar, dengan mengacu perkembangan kota Makassar yang semakin
mengalami kemajuan khususnya dibidang pariwisata.
Awalnya Puspo Wardoyo pendiri R.M Wong Solo membuka warung kaki
lima pada tahun 1991 di jln. SMA II Pandang Golf Polonia Medan dengan
dilandasi iman, taqwa dan kesungguhan. Pada tahun 2005 telah memiliki lebih
dari 40 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan untuk Go Internasional
R.M Wong Solo telah membuka cabang di luar negeri diantaranya yang telah
dibuka Singapura dan Malaysia.
Disamping total service, R.M Wong Solo juga memiliki standarisasi
bumbu, hingga kesamaan rasa antara outlet tetap terjaga. R.M Wong Solo dapat
dimiliki oleh setiap orang dengan sistem waralaba (Frachise) yang syarat-
syaratnya telah ditetapkan oleh sistem manajemen R.M Wong Solo. Disamping
itu, nilai lebih dari R.M Wong Solo adalah Halalan Thayyiban, halal artinya
produksi dari proses di R.M Wong Solo adalah diperhatikan aspek kehalalan,
29
Thayyiban (baik) artinya menu-menu yang disajikan berasal dari bahan-bahan
yang segar (fresh) dan memiliki nilai gizi yang tinggi, disamping itu zakat 10%
dari hasil usaha digunakan untuk hal-hal kemasyarakatan.
Kunci sukses itu tidak lepas dari hukum-hukum Allah dan memahami
bahwa hal terpenting dalam menyelamatkan roda perniagaan adalah bagaimana
suatu pekerjaan tersebut justru dapat menyelamatkan diri dari api neraka.
Sehingga insan R.M Wong Solo memandang bekerja adalah ibadah. Disetiap
outlet tersedia tempat peribadatan berupa Mushollah dan mewajibkan pendalaman
agama bagi para staf dan karyawan secara terus menerus.
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Sebagai sebuah perusahaan, R.M Wong Solo Makassar memiliki struktur
organisasi dalammenjalankan peranannya dengan tertib dan terarah tanpa
mengindahkan asas-asas perusahaan. Penyusunan struktur organisasi ini
dimaksudkan untuk memperjelas proses pengambilan tugas masing-masing
bagian yang didukung oleh sumber daya manusianya (karyawan).
Struktur organisasi pada R.M Wong Solo Makassar dipimpin oleh seorang
manager cabang dan beberapa kepala bagian yang terdiri atas empat bagian yaitu;
keuangan, produksi, operasional dan personalia. Total karyawan yang ada di R.M
Wong Solo adalah 40 orang karyawan laki-laki, 17 orang perempuan. Adapun
struktur organisasi R.M Wong Solo Makassar seperti pada gambar 3:
30
Gambar 3. Struktur Organisasi Perusahaan R.M Wong Solo Makassar.
31
1. Pimpinan Cabang
Tugas dan tanggung jawab pimpinan adalah melakukan koordinasi dan
pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam perusahaan serta sebagai penentu
kebijakan sacara umum demi kelancaran perusahaan.
2. Keuangan
Terbagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu bendahara yang bertugas dalam
mengatur posisi keuangan perusahaan dan bagian kasir yang bertanggung jawab
dalam pembayaran konsumen.
3. Kepala Produksi
Bertanggung jawab dalam kegiatan produksi yang terdiri dari 8 (delapan)
bagian, meliputi tongseng, dapur, blonk, bakar, goreng, bumbu, minuman dan
steward.
4. Asisten Produksi
Bertanggung jawab mengambil alih tugas dan tanggung jawab kepala
produksi bila kepala produksi tidak berada ditempat/berhalangan hadir.
5. Kepala Operasional
Bertanggung jawab dalam semua kegiatan operasional yang meliputi:
- Belanja: bagian yang melakukan pembelanjaan seluruh bahan baku yang
digunakan
- Gudang: bertanggung jawab dalam penyimpanan bahan baku.
- Keamanan: bertugas menjaga keamanan di sekitar rumah makan.
- Kapten area: bertanggung jawab terhadap kegiatan customer service dan
delivery.
32
6. Asisten Operasional
Bertanggung jawab mengambil alih tugas Kepala Operasional bila Ka.
Operasional tidak berada di tempat/berhalangan hadir.
7. Kepala Personalia
Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang berhubungan langsung
dengan karyawan, baik dalam penerimaan karyawan, cuti maupun pemberhentian
karyawan.
8. Asisten Personalia.
Bertanggung jawab mengambil alih Kepala Personalia bila Kepala
Personalia tidak berada di tempat/berhalangan hadir.
C. Letak Geografis Perusahaan
Letak R.M Wong Solo Makassar sangat strategis, terletak diperbatasan
kota Makassar dan kota Gowa. Terletak di jln. Sultan Alauddin no. 226 Makassar
yang merupakan jalur menuju pusat kota Makassar. Kawasan Alauddin yang
merupakan kawasan perkantoran dan juga kawasan kampus merupakan nilai lebih
dari lokasi R.M Wong Solo Makassar. Di luar itu R.M Wong Solo Makassar
terletak kurang lebih 5 Km dari pusat kota Makassar.
D. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo menyadari bahwa elemen kunci
keberhasilan perusahaan adalah sumber daya manusia, melalui penciptaan produk
dan perilaku pelayanan yang dilakukan. Maka penciptaan SDM yang unggul
33
dengan pemberdayaan karyawan sangat penting artinya untuk mencapai tujuan
perusahaan. Pemberdayaan karyawan merupakan bagian dari keseluruhan rencana
atau program seperti pemasaran, produksi dan keuangan untuk mencapai
peningkatan organisasi dalam efektifitas operasional kualitas menejemen
kepedulian terhadap pelanggan dan peningkatan kualitas yang terus-menerus.
Semua itu dapat dicapai apabila perusahaan dan karyawan mempunyai komitmen
atau kesediaan untuk terikat menjalankan visi, misi dan tujuan perusahaan secara
bersama- sama. Visi, misi dan tujuan Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo
yaitu sebagai berikut :
Visi Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo adalah perusahaan islami
yang menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dimana outlet wong
solo berada.
Misi Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo adalah memenuhi kebutuhan
pelanggan akan konsumsi yang bergizi tinggi, higienis, aman bagi kesehatan
pelanggan dan halal.
Tujuan Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo adalah usaha profesional
yang maju dan islami dalam rangka terhindarnya insan Ayam Bakar Wong Solo
dari azab yang pedih dan bermanfaat bagi keluarga, masyarakat serta sukses dunia
akhirat.
34
E. Fasilitas Perusahaan
Sarana dan prasarana pendukung yang ada di Rumah Makan Wong Solo
Makassar yaitu:
a. Tempat parkir
b. Mushollah
c. Toilet pria & wanita
d. Ruangan VIP
e. Pendopo dan lesehan
f. Ruangan untuk rapat 80 orang (full AC)
35
GAMBARAN UMUM RESPONDEN
A. Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan
seseorang dalam melakukan pembelian suatu produk maupun jasa. Seseorang
akan mengalami perubahan jenis maupun jumlah barang atau jasa yang akan
dikonsumsi seiring dengan bertambahnya umur. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kotler (1996) bahwa, orang membeli suatu barang dan jasa yang berubah-ubah
selama hidupnya. Mereka makan makanan bayi pada waktu tahun-tahun awal
kehidupannya, memerlukan makanan paling banyak pada waktu meningkat dan
menjadi dewasa, dan memerlukan diet khusus pada waktu menginjak usia lanjut.
Selera orang pun dalam pakaian, perabot dan rekreasi berhubungan dengan
usianya.
Adapun keadaan umum responden di Rumah Makan Wong Solo Makassar
berdasarkan tingkat umur dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Keadaan Responden Berdasarkan Umur di R.M Wong Solo Makassar.
No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)1
2
3
4
5
6
7
22-26
27-31
32-36
37-41
42-46
47-51
52-56
5
20
25
28
15
6
1
5,00
20,00
25,00
28,00
15,00
6,00
1,00
Jumlah 100 100,00Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2012.
36
Pada Tabel 1. Terlihat bahwa umur responden di Rumah Makan Wong
Solo Makassar berdasarkan tingkat umur yaitu cukup bervariasi mulai dari 22
sampai 52 tahun. Sebagian besar responden berumur 37 sampai dengan 41 tahun
yaitu sebanyak 28 orang (28,00%) dan hanya sebagian kecil responden yang
berumur antara 52 sampai 56 tahun yaitu sebanyak 1 orang atau 1,00%, hal ini
dikarenakan ayam bakar Wong Solo bisa dikonsumsi oleh semua umur dan juga
ayam bakar Wong Solo mempunyai rasa yang enak dan merupakan makanan yang
siap saji.
B. Jenis Kelamin
Faktor jenis kelamin dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang.
Hal ini disebabkan karena berbagai macam produk yang dipasarkan biasanya
diperuntukkan untuk satu kelompok jenis kelamin dan kadang diperuntukkan
untuk semua jenis kelamin, seperti kosmetik untuk wanita, susu untuk ibu hamil
dan menyusui dan lain sebagainya.
Adapun komposisi responden berdasarkan jenis kelamin di Rumah Makan
Wong Solo Makassar dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Keadaan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di R.M Wong Solo Makassar.
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
1
2
Laki-laki
Perempuan
53
47
53,00
47,00
Jumlah 100 100,00
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2012.
37
Responden berdasarkan jenis kelamin yang terlihat pada Tabel 2
menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 53
orang atau 53,00% dibandingkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 47
orang atau 47,00%. Keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam pembelian
berbeda-beda sesuai dengan jenis produk, secara tradisional perempuan sudah
menjadi agen pembeli utama bagi keluarga, namun hal tersebut kadang berubah
sehubungan dengan peningkatan jumlah perempuan yang bekerja diluar rumah.
hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (1996) bahwa, para pemasar produk
kebutuhan pokok bisa saja membuat kesalahan, yakni tetap berfikir bahwa
wanitalah sebagai pembeli utama, atau hanya wanita sebagai pembeli produk
mereka.
C. Pendidikan
Pendidikan responden dapat dilihat dari tingkat pendidikan formal yang
telah diselesaikan oleh responden. Tingkat pendidikan responden tersebut dapat
berpengaruh terhadap kemampuan berfikir, bertindak serta persepsi terhadap
segala sesuatu, termasuk dalam mengkonsumsi suatu produk.
Adapun keadaan umum responden di Rumah Makan Wong Solo Makassar
berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 3.
38
Tabel 3. Keadaan Responden Berdasarkan Pendidikan di R.M Wong Solo Makassar.
No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)1
2
3
4
SMA
DIPLOMA
S1
S2
19
10
67
4
19,00
10,00
67,00
4,00
Jumlah 100 100,00 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012.
Pada Tabel 3. Komposisi responden berdasarkan pendidikan formal yang
ditamatkan di Rumah Makan Wong Solo Makassar, sangat bervariasi antara SMA
sampai S2. Sebagian besar pendidikan yaitu Sarjana (S1) yaitu sebanyak 67 orang
(67,00%) dan hanya sebagian kecil yang berpendidikan S2 yaitu 4 orang (4,00%).
Berdasarkan tingkat pendidikan yang dimiliki responden, dapat dikatakan bahwa
responden sudah berpendidikan tinggi (81%), dan hal itu akan berpengaruh pada
sikap mereka terhadap pembelian Ayam Bakar Wong Solo. Tingkat pendidikan
dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. Orang yang
memiliki kecerdasan atau tingkat pendidikan lebih tinggi akan sadar dengan
kebutuhan makanan yang bergizi serta memiliki kemampuan menganalisa produk-
produk yang berkualitas. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (1996) bahwa,
peningkatan jumlah penduduk yang berpendidikan akan meningkatkan
permintaan terhadap produk yang berkualitas.
39
D. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang
dimiliki. Hal ini disebabkan karena beberapa jenis pekerjaan atau profesi seperti
dokter, pengacara, akuntan, ahli laporan keuangan menuntut jenis pendidikan
tertentu dan memerlukan syarat pendidikan formal agar bisa bekerja dalam profesi
tersebut. Menurut Kotler (1996) bahwa, pola konsumsi seseorang juga
dipengaruhi oleh pekerjaannya. Para pemasar mencoba mengidentifikasi
kelompok-kelompok pekerjaan atau jabatan yang memiliki kecenderungan minat
diatas rata-rata dalam produk dan jasa mereka.
Adapun komposisi responden berdasarkan pekerjaan yang melakukan
pembelian di Rumah Makan Wong Solo Makassar dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Keadaan Responden Berdasarkan Pekerjaan di R.M Wong Solo Makassar.
No Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase(%)1
2
3
4
5
6
7
8
Wiraswasta
Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Swasta
POLRI
T.N.I
Advokat
Ibu Rumah Tangga
Mahasiswa
23
24
44
3
2
1
1
2
23,00
24,00
44,00
3,00
2,00
1,00
1,00
2,00
Jumlah 100 100,00Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012.
40
Pada Tabel 4. Terlihat bahwa jenis pekerjaan yang digeluti oleh responden
yaitu terdiri atas Wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, POLRI,
T.N.I, Advokat, Ibu Rumah Tangga dan mahasiswa. Sebagian besar responden
bekerja sebagai Pegawai Swasta yaitu sebanyak 44 orang atau 44,00% dan
sebagian kecil bekerja sebagai Advokat yaitu 1 orang atau 1,00% dan Ibu Rumah
Tangga 1 orang atau 1,00%. Jenis pekerjaan yang dimiliki responden dapat
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian terhadap
produk Ayam bakar Wong Solo. Hal ini disebabkan karena persepsi seseorang
terhadap suatu produk turut dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang berdampak
pada tingkat penghasilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (1996) bahwa,
keadaan ekonomi seseorang akan besar pengaruhnya terhadap pilihan produk.
Para pemasar barang-barang yang banyak tergantung pada pendapatan perlu
memperhatikan secara terus menerus kecendrungan dalam pendapatan pribadi,
tabungan dan suku bunga piutang. Jika indikator-indikator ekonomi menunjukkan
resesi, maka para pemasar dapat mengambil langkah- langkah untuk merancang
kembali, menentukan kembali ciri- ciri yang menonjol dan menetapkan harga
produk sehingga tetap mampu menarik para pelanggan sasaran.
41
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jumlah Permintaan Ayam Bakar
Ayam bakar merupakan produk peternakan yang banyak digemari
sehingga banyak warung atau rumah makan yang menawarkan produk tersebut.
Ini disebabkan karena ayam bakar sudah menjadi salah satu masakan unggulan
nusantara, selain itu masakan ini cukup mudah diperoleh, harga relatif terjangkau
serta kualitas yang semakin meningkat karena tingkat persaingan usaha ayam
bakar juga meningkat. Sebagian besar konsumen ayam bakar adalah penduduk di
kota-kota besar. Penyajian yang cepat, pelayanan yang baik, serta cita rasa yang
enak menjadikan masakan ini menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk
memanfaatkan waktu istrahat ataupun waktu bersantai keluarga.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya kebutuhan gizi yang bersumber
dari protein akan meningkatkan permintaan terhadap produk peternakan, salah
satunya adalah daging ayam. Perpaduan antara nilai gizi dan cita rasa menjadi
penunjang untuk meningkatkan jumlah pembelian ayam bakar yang kemudian
dipublikasikan dengan kegiatan promosi yang terarah kepada konsumen.
Jumlah permintaan konsumen terhadap suatu produk merupakan salah satu
keputusan pembelian. Salah satu pembelian yang dilakukan oleh konsumen
Rumah Makan Wong Solo Makassar adalah ayam bakar. Adapun jumlah
permintaan terhadap ayam bakar selama sebulan di Rumah Makan Wong Solo
Makassar dapat dilihat pada Tabel 5.
42
Tabel 5. Jumlah Pembelian Terhadap Ayam Bakar di Rumah Makan Wong Solo Makassar.
NoJumlah Pembelian
(Porsi/bulan)Jumlah Konsumen
(Orang)Persentase (%)
1 4 – 5 15 152 6 – 7 45 453 8 – 9 29 294 10-11 11 11
Jumlah 100 100,00Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012.
Berdasarkan Tabel 5. Pembelian terhadap ayam bakar di Rumah Makan
Wong Solo berkisar 4 – 10 porsi per bulan. Adapun jumlah konsumen tertinggi
yaitu konsumen dengan jumlah pembelian sebanyak 6-7 porsi/bulan yaitu
sebanyak 45 orang (45,00%). Kemudian pembelian 8 – 9 porsi/bulan sebanyak 29
orang (29,00%). Kemudian pembelian 4 – 5 porsi/ bulan yaitu 15 orang (15,00%).
Jumlah konsumen terendah yaitu pada pembelian 10 porsi/bulan sabanyak 11
orang (11,00%). Kondisi jumlah pembelian yang beragam ini karakteristik
konsumen juga variatif mulai dari segi umur, jenis kelamin, pendidikan dan
pekerjaan.
43
B. Pengaruh Promosi dan Cita Rasa Terhadap Jumlah Pembelian Ayam Bakar Di Rumah Makan Wong Solo Makassar.
Berdasarkan hasil analisia regresi linear berganda, promosi (X1) dan cita
rasa (X2) yang mempengaruhi jumlah pembelian ayam bakar Wong Solo
Makassar dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rekapitulasi Data Hasil Regresi Linear Berganda.
Variabel PenelitianKoefisien Regresi
Koefisien Korelasi
(r)r2 T
HitungSig Ket.
Jumlah Pembelian (Y)
Promosi (X1)
Cita Rasa (X2)
1,232
1,210
0,471
0,427
0,221
0,182
5,258
4,656
0,000
0,000
Signifikan
SignifikanF Hitung = 58,276 R Square = 0,546 Multiple R= 0,793F Tabel = 3,15 Constanta = 3,913 Sig = 0,000 T Tabel = 1,669 Signifikan pada α = 0,05
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012.
Beradasarkan hasil pada Tabel 6, maka dapat dibentuk suatu persamaan
regresi linear berganda sebagai berikut :
Y = 3,913 + 1,232X1 + 1,210X2
Berdasarkan persamaan regresi di atas diperoleh nilai konstanta 3,913. Hal
ini berarti bahwa jika variabel independen semuanya bernilai 0 (X1 = 0 dan X2 =
0) maka Y (jumlah pembelian) sebesar nilai konstanta atau 3,913 porsi/bulan.
44
C. Pengaruh Promosi (X 1) Terhadap Jumlah Pembelian Ayam Bakar (Y).
Nilai koefisien regresi variabel promosi sebesar 1,232 artinya bahwa
promosi memberikan pengaruh yang searah, dimana jika promosi naik sebesar 1
satuan maka pembelian terhadap ayam bakar meningkat pula sebesar 1,232 porsi,
dengan asumsi variabel lain tetap.
Nilai koefisien korelasi (r) variabel promosi (X1) sebesar 0,471
menunjukkan bahwa promosi memiliki keeratan hubungan yang kuat dan arah
hubungannya positif terhadap variabel jumlah pembelian ayam bakar (Y). Nilai
koefisien determinannya (r2) yaitu sebesar 0,221 yang berarti bahwa secara parsial
kontribusi variabel promosi (X1) sebesar 22,1% terhadap naik turunnya jumlah
pembelian ayam bakar (Y).
Nilai t hitung variabel promosi (X1) yaitu sebesar 5,258 dan nilai t tabel sebesar
1,669, karena t hitung > t tabel (5,258 > 1,669) maka variabel promosi memberikan
pengaruh nyata terhadap jumlah pembelian ayam bakar di Rumah Makan Wong
Solo Makassar, dapat pula dilihat dari hasil nilai signifikan 0,000 < α = 0,005,
maka dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
promosi dapat mempengaruhi hasrat beli para konsumen di rumah makan Wong
Solo Makassar. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (1996) bahwa para
konsumen biasanya menunjukkan hasrat beli yang lemah atau menunjukkan
penolakan, dan perlu dibujuk atau diperlakukan dengan ramah dan sabar agar
mereka lebih bernafsu untuk membeli. Karena itu perusahaan mesti mengadakan
serangkaian kegiatan penjualan yang efektif dan memberikan peralatan promosi
untuk merangsang pembelian agar lebih meningkat.
45
Hal ini juga sesuai pendapat Sutojo (1983) bahwa, kegiatan promosi
produk yang sejalan dengan rencana pemasaran secara keseluruhan, serta
direncanakan, diarahkan dan dikendalikan dengan baik, dapat berperan sacara
berarti dalam mengembangkan laju penjualan hasil produksi. Sebaliknya, kegiatan
promosi yang tidak terarah, akan merupakan sumber pemborosan yang tidak kalah
besarnya dengan kekeliruan kegiatan pemasaran yang lain.
D. Pengaruh Cita Rasa (X 2) Terhadap Jumlah Pembelian Ayam Bakar (Y).
Nilai koefisien regresi variabel cita rasa seebesar 1,210 artinya bahwa cita
rasa memberikan pengaruh yang searah, dimana jika cita rasa naik sebesar 1
satuan maka pembelian terhadap ayam bakar meningkat pula sebesar 1,210 porsi.
Dengan asumsi variabel lain tetap.
Nilai koefisien korelasi (r) variabel cita rasa (X2) 0,427 menunjukkan
bahwa cita rasa memiliki keeratan hubungan yang kuat dan arah hubungan yang
positif terhadap variabel jumlah pembelian ayam bakar (Y). Nilai koefisien
determinan (r2) yaitu sebesar 0,182 yang berarti bahwa secara parsial kontribusi
variabel cita rasa (X2) sebesar 18,2% terhadap naik turunnya jumlah pembelian
ayam bakar (Y).
Nilai t hitung variabel cita rasa (X2) yaitu sebesar 4,656 dan nilai t tabel sebesar
1,699 karena t hitung > t tabel (4,656 > 1,699) maka variabel cita rasa memberikan
pengaruh nyata terhadap jumlah pembelian ayam bakar di Rumah Makan Wong
Solo Makassar, dapat pula dilihat dari hasil nilai signifikan 0,000 < α = 0,005,
maka dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
para pembeli akan menyukai produk yang dibuat dengan baik. Hal ini sesuai
46
dengan pendapat Kotler (1996) bahwa para konsumen akan menyukai produk-
produk yang memberikan kualitas, penampilan dan ciri- ciri yang terbaik.
Manajemen dalam organisasi yang berorientasi pada produk demikian
mumusatkan energi mereka untuk membuat produk yang baik dan terus- menerus
meningkatkan mutu produk tersebut. Hal ini juga sesuai pendapat Anoraga (2000)
bahwa, suatu organisasi melakukan aktivitas produksi dan operasi, berawal dari
adanya kebutuhan dan keinginan konsumen. Dari kebutuhan dan keinginan ini,
maka organisasi mentransformasikannya kedalam sesuatu bentuk yang dapat
memenuhi/ memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen itu.
E. Pengaruh Promosi dan Cita Rasa Secara Bersama- sama (Simultan) Terhadap Jumlah pembelian ayam bakar (Y).
Untuk mengetahui kuatnya hubungan variabel bebas (X1, X2) secara
bersama terhadap variabel jumlah pembelian ayam bakar (Y) di Rumah Makan
Wong Solo dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi R square (R2), besarnya
kontribusi adalah 54,6 % dari pembelian ayam bakar yang dijelaskan oleh kedua
variabel independen yaitu promosi (X1) dan cita rasa (X2) dan sisanya 45,4%
dipengaruhi oleh faktor/ variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 58,276 dan nilai Ftabel
sebesar 3,15. Karena nilai Fhitung > Ftabel maka dengan demikian variabel bebas
promosi (X1) dan cita rasa (X2) secara bersama- sama memberikan pengaruh nyata
terhadap jumlah pembelian ayam bakar di Rumah Makan Wong Solo Makassar.
Hal ini bisa juga dilihat dari nilai signifikan 0,000 < α = 0,05.
PENUTUP
47
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengaruh promosi dan cita rasa yang
mempengaruhi jumlah pembelian ayam bakar di Rumah Makan Wong Solo
Makassar adalah sebagai berikut :
a. Bahwa secara parsial/ sendiri- sendiri variabel bebas promosi (X1) dan cita
rasa (X2) berpengaruh signifikan terhadap pembelian ayam bakar (Y) (thitung
> ttabel). Sedangkan secara simultan/ serentak kedua variabel independen
yaitu promosi (X1) dan cita rasa (X2) berpengaruh signifikan terhadap
pembelian ayam bakar (Y) dimana (Fhitung > Ftabel)
b. Kontribusi variabel promosi (X1) dan cita rasa (X2) terhadap pembelian
ayam bakar di Rumah Makan Wong Solo Makassar sebesar 54,6% dan
sisanya sebesar 45,4% dipengaruhi oleh variabel lain.
B. Saran
Bahwa perlunya peran aktif perusahaan untuk selalu berusaha
meningkatkan kualitas dan mutu produk secara terus- menerus agar mampu
meningkatkan kepuasan terhadap produk yang kemudian melakukan kegiatan
promosi yang terarah kepada konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
48
Admin. 2010. Pengertian Promosi. http://www.ilmumanajemen.com/. Diakses tanggal 8 September 2011
Anonim. 2011. Cita Rasa. http://id.wikipidia.org/wiki/cita_rasa diakses tanggal 24 Mei 2011
Anoraga, P. 2000. Manajemen Bisnis. Rineka Cipta, Jakarta.
Chaliedah, Z. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran. http://ziakhalidah.blogspot.com/. Diakses tanggal 12 September 2011
Hair, J. 1998. Simple Thing. http://virtualyuni.wordpress.com/. Diakses Tanggal 20 Juli 2011
Kotler, P. 1996. Manajemen Pemasaran. Edisi Kelima. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Kotler & Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid I. Erlangga. Jakarta.
. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Mowen dan Minor. 2002. Perilaku Konsumen Jilid II Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel- Variabel Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Shimp, A.T. 2004. Periklanan dan Promosi Jilid II. Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Stanton, J.W. 1996. Prinsip Pemasaran Jilid II Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta.
Sujianto, A. E, 2009. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. Prestasi Pustaka Publisher Persada, Jakarta.
Sutojo, S. 1983. Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran. Pestaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Wahidah, N. 2010. Komponen- Komponen yang Memengaruhi Cita Rasa Bahan Pangan. http://www.idazweek.co.cc/2010/02/komponen-komponen-yang-memengaruhi-cita.html. Diakses tanggal 11 Mei 2011.
49
Lampiran 1. Contoh-contoh Promosi Rumah Makan Wong Solo Makassar.
50
51
52
Lampiran 2. Variabel Penelitian.
NO Nama RespondenJUMLAH
PEMBELIAN (Y)
PROMOSI (X1)
CITA RASA (X2)
1 Irmayanti, SE 6 4 42 ANDI SYAMSU 10 5 53 MAWARDI, SE 7 4 44 DEBBY 6 4 45 SARI RAHAYU 5 4 46 SUDARMI 6 4 47 NURLAELAH, S.Sos 6 4 48 RIRI ASTUTI 5 4 49 ANNY IBRAHIM 4 3 3
10 NURUL AFNI 6 4 511 TIKA MUSTIKA 5 4 412 PRAYUDI UTOMO 6 4 413 FIRA RAHMAN 8 5 514 DJALALUDDIN 10 5 515 ANDRE 8 5 5
53
16 MULIATI 4 3 417 FANI 6 4 518 HJ HASNAH 8 5 519 SALIM 7 4 520 ANDI AHMAD 6 4 421 HJ SYARMIATI 8 5 422 CHANDRA YUDHA 10 5 523 DESSY 6 4 524 ANDI MARLINA 4 4 425 KAMARUDDIN, SE 8 5 526 NURFILAWATI 6 5 527 HARSIANA 9 5 528 ANDI TENRI 7 4 429 ANDI FIKRI 8 5 530 NILDA 6 3 431 UMAR 8 5 432 EMIL WIRADINAYA 5 4 433 HARPAN 7 5 434 FITRIANI 8 4 535 YUSRI G 6 4 536 AGUS. M 8 5 537 NUR HASANAH 7 4 438 SYUAIB 8 5 539 HJ. ANDI SRI 7 5 540 ERWIN 10 5 541 RISMA IBRAHIM 5 4 542 MUAFIQA. N 6 4 443 AHMAD RAMADHAN 10 5 544 MUH. TAHIR 9 4 545 HADARIAH 10 5 546 IKE ASYAR N. 7 5 447 FURI WIDYA RAHAYU 8 5 548 HERI 7 5 449 HARYATI, S.Pd 8 5 550 IBRAHIM 10 5 551 UMAR L 6 4 452 MOH. HATTA 9 5 553 HAERUNNISA 5 4 454 HJ. NURJANNAH 7 4 555 Ir. Titik ATIK 6 4 456 H. MUSTAFA 9 5 557 AKP. ABIDIN 9 5 558 JAMALUDDIN 7 5 558 M. IQBAL 6 4 560 SYAMSUL IRAWAN 8 5 561 FAISAL AHMAD 5 4 4
54
62 ABDULLAH ABUBAKAR 10 5 563 HJ. SAKINAH 9 5 564 ANDI DEVIANA 6 4 465 WAHYUDI MASHUR 10 5 566 SYAMSUL ALAM 10 5 567 MOH. SUBHAN 8 5 568 AGUSSALIM 6 4 469 SITI FATIMAH 6 4 470 RUSDY ABDUH 6 5 571 HJ. MULIATI 7 4 472 SALMA. M 6 4 473 SRI SUHARTINI 8 4 474 JUMARDI 7 4 575 IRWAN ZAINUDDIN 7 5 476 NAHARUDDIN 9 5 577 NURDIN 6 5 578 JUJUK ARIEF BASUKI 10 5 579 ANDI BACHTIAR 9 5 580 IRNAWATI 9 5 581 DIAN AWALIAH 5 5 482 ASNAWATI 6 4 483 M. SADAT NAWAWI 7 5 584 MANSYUR 8 5 585 USLIMIN 8 5 586 ANDI SAKTIALAM 5 3 487 HASBI ZAINUDDIN 6 5 488 TANTI ASRIANTI 8 5 589 MUH. MUBAROK 6 4 590 AHMADI 8 5 591 H. MAPPIARR 8 4 592 SALMAWATI 5 4 493 MUH. ILHAM 5 5 494 NURSIAH 6 4 495 DENIARI RACHMA 7 4 496 FAISAL SYAM 6 4 497 HJ. NURWIDYATI 7 4 598 ROSDIANA 6 5 599 ARDI SYAMSU 5 4 4
100 ABD. HALIQ 7 5 5
Rata-rata 7,1 4,47 4,55jumlah 710 447 455
Nilai Maximum 10 5 5Nilai Minimum 4 3 3
55
Lampiran 3. Identitas Responden.
No Nama Jenis Kelamin
Umur Pekerjaan Tingkat Pendidikan
1 Irmayanti, SE P 37 PNS S12 ANDI SYAMSU L 34 PEGAWAI SWASTA S13 MAWARDI, SE L 35 PEGAWAI SWASTA S14 DEBBY P 33 I R T S15 SARI RAHAYU P 30 PEGAWAI SWASTA S16 SUDARMI P 32 WIRASWASTA S17 NURLAELAH, S.Sos P 36 PNS S18 RIRI ASTUTI P 31 WIRASWASTA S19 ANNY IBRAHIM P 29 PEGAWAI SWASTA DIPLOMA
10 NURUL AFNI P 27 PEGAWAI SWASTA DIPLOMA11 TIKA MUSTIKA P 30 PEGAWAI SWASTA DIPLOMA12 PRAYUDI UTOMO L 40 PNS S113 FIRA RAHMAN P 33 PEGAWAI SWASTA S114 DJALALUDDIN L 52 ADVOKAT S115 ANDRE L 37 PEGAWAI SWASTA SMA
56
16 MULIATI P 34 PNS SMA17 FANI P 30 TNI S118 HJ HASNAH P 48 PNS SMA19 SALIM L 35 PEGAWAI SWASTA DIPLOMA20 ANDI AHMAD L 32 PNS S121 HJ SYARMIATI P 46 PNS S122 CHANDRA YUDHA L 39 PNS S223 DESSY P 35 POLRI S124 ANDI MARLINA P 47 PEGAWAI SWASTA S125 KAMARUDDIN, SE L 45 WIRASWASTA S126 NURFILAWATI P 39 WIRASWASTA S127 HARSIANA P 42 PNS S128 ANDI TENRI P 34 WIRASWASTA S129 ANDI FIKRI L 30 PNS S130 NILDA P 43 PNS S131 UMAR L 37 PNS S232 EMIL WIRADINAYA L 35 PNS S133 HARPAN L 36 PEGAWAI SWASTA S134 FITRIANI P 40 PEGAWAI SWASTA S135 YUSRI G L 39 PEGAWAI SWASTA SMA36 AGUS. M L 46 PEGAWAI SWASTA S137 NUR HASANAH P 37 PNS DIPLOMA38 SYUAIB L 50 POLRI SMA39 HJ. ANDI SRI P 47 PNS S140 ERWIN L 44 WIRASWASTA S141 RISMA IBRAHIM P 25 PEGAWAI SWASTA DIPLOMA42 MUAFIQA. N P 38 WIRASWASTA S143 AHMAD RAMADHAN L 23 WIRASWASTA SMA44 MUH. TAHIR L 37 PEGAWAI SWASTA DIPLOMA45 HADARIAH P 42 PNS S246 IKE ASYAR N. P 40 PEGAWAI SWASTA SMA47 FURI WIDYA RAHAYU P 35 PEGAWAI SWASTA DIPLOMA48 HERI L 32 PEGAWAI SWASTA S149 HARYATI, S.Pd P 29 PNS S150 IBRAHIM L 40 WIRASWASTA SMA51 UMAR L L 41 PEGAWAI SWASTA S152 MOH. HATTA L 35 PEGAWAI SWASTA S153 HAERUNNISA P 29 PNS S154 HJ. NURJANNAH P 48 PEGAWAI SWASTA S155 Ir. Titik ATIK P 39 PEGAWAI SWASTA S156 H. MUSTAFA L 45 WIRASWASTA S157 AKP. ABIDIN L 45 POLRI S158 JAMALUDDIN L 39 WIRASWASTA S159 M. IQBAL L 34 PNS S160 SYAMSUL IRAWAN L 35 PEGAWAI SWASTA S161 FAISAL AHMAD L 30 PEGAWAI SWASTA S1
57
62 ABDULLAH ABUBAKAR L 45 WIRASWASTA SMA63 HJ. SAKINAH P 40 PNS S164 ANDI DEVIANA P 37 PEGAWAI SWASTA S165 WAHYUDI MASHUR L 35 WIRASWASTA S166 SYAMSUL ALAM L 37 PEGAWAI SWASTA S167 MOH. SUBHAN L 31 PEGAWAI SWASTA S168 AGUSSALIM L 37 PEGAWAI SWASTA S169 SITI FATIMAH P 22 MAHASISWA S170 RUSDY ABDUH L 32 PEGAWAI SWASTA S171 HJ. MULIATI P 46 PEGAWAI SWASTA SMA72 SALMA. M P 29 PEGAWAI SWASTA S173 SRI SUHARTINI P 45 PEGAWAI SWASTA S174 JUMARDI L 31 WIRASWASTA DIPLOMA75 IRWAN ZAINUDDIN L 38 WIRASWASTA S176 NAHARUDDIN L 37 PEGAWAI SWASTA S177 NURDIN L 30 TNI SMA78 JUJUK ARIEF BASUKI L 30 PEGAWAI SWASTA SMA79 ANDI BACHTIAR L 41 PNS S180 IRNAWATI P 26 WIRASWASTA SMA81 DIAN AWALIAH P 28 PEGAWAI SWASTA S182 ASNAWATI P 33 PNS S183 M. SADAT NAWAWI L 30 WIRASWASTA S184 MANSYUR L 51 WIRASWASTA SMA85 USLIMIN L 38 PEGAWAI SWASTA S186 ANDI SAKTIALAM L 32 WIRASWASTA SMA87 HASBI ZAINUDDIN L 28 PEGAWAI SWASTA S188 TANTI ASRIANTI P 35 PNS DIPLOMA89 MUH. MUBAROK L 29 PNS S190 AHMADI L 32 WIRASWASTA SMA91 H. MAPPIARR L 43 PEGAWAI SWASTA S192 SALMAWATI P 34 WIRASWASTA SMA93 MUH. ILHAM L 24 MAHASISWA SMA94 NURSIAH P 45 PEGAWAI SWASTA S195 DENIARI RACHMA P 39 PEGAWAI SWASTA S296 FAISAL SYAM L 37 PEGAWAI SWASTA S197 HJ. NURWIDYATI P 40 WIRASWASTA S198 ROSDIANA P 30 WIRASWASTA SMA99 ARDI SYAMSU L 38 PEGAWAI SWASTA S1
100 ABD. HALIQ L 42 PEGAWAI SWASTA S1
58
Lampiran 4. Regression.
59
60
61
Lampiran 5. Kuisioner.
62
63
RIWAYAT HIDUP
Muh. Zarkasyi Aziz, Lahir di Sidrap tepatnya tanggal 14 Juni 1987. Merupakan
anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan suami-istri, H. Abd. Aziz dan Hj.
Jawariah. Menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-kanak di TK PGRI Lawawoi,
Sidrap pada Tahun 1993. Setelah itu melanjutkan studi di SD Negeri 2 Lawawoi
Kab. Sidrap dan selesai pada tahun 1999. Kemudian melanjutkan studi di
Madrasah I’dadiah DDI Mangkoso Barru, dan selesai pada tahun 2000. Setelah itu
melanjutkan Sekolah di Madrasah Tsanawiah DDI Mangkoso Barru, dan selesai
pada tahun 2003. Kemudian melanjutkan Sekolah Lanjutan Menengah Atas di
SMA Negeri 1 Watang Pulu Sidrap, dan selesai pada tahun 2006.
64
Setelah itu melanjutkan studi di Universitas Hasanuddin, Fakultas
Peternakan, Jurusan Sosial Ekonomi, mulai pada tahun 2006.
65