skripsi lengkap
DESCRIPTION
skripsi mantap banaTRANSCRIPT
![Page 1: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/1.jpg)
PERBEDAAN EFEKTIFITAS SIKAT GIGI ANAK DAN DEWASA TERHADAP PEMBUANGAN PLAK PADA SISWA
SDN BHAKTI WINAYA 2 BANDUNG
SKRIPSI
NURILMI ALFIRIANI160110060051
UNIVERSITAS PADJAJARANFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BANDUNG2010
![Page 2: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/2.jpg)
PERBEDAAN EFEKTIFITAS SIKAT GIGI ANAK DAN DEWASA TERHADAP PEMBUANGAN PLAK PADA SISWA
SDN BHAKTI WINAYA 2 BANDUNG
SKRIPSIDiajukan untuk menempuh ujian sarjana
Pada Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Padjadjaran
NURILMI ALFIRIANI160110060051
UNIVERSITAS PADJAJARANFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BANDUNG
![Page 3: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/3.jpg)
2010
JUDUL : PERBEDAAN EFEKTIFITAS SIKAT GIGI ANAK DAN DEWASA TERHADAP PEMBUANGAN PLAK PADA SISWA SDN BHAKTI WINAYA 2 BANDUNG
PENYUSUN : NURILMI ALFIRIANINPM : 160110060051
Bandung, Februari 2010
Menyetujui:
Pembimbing Utama,
Hj. Risti Saptarini Primarti, Drg., Sp.KGA.NIP. 19700910 199702 2 002
Pembimbing Pendamping,
Amaliya, Drg., MSc.NIP. 19730209 199903 2 001
![Page 4: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/4.jpg)
“… Pencapaian yang kuraih adalah berkat taufik dari Allah SWT.
Hanya kepadaNyalah aku bertawakal dan kembali.” (Huud: 88)
Kupersembahkan skripsi ini untuk keluarga, kekasih,
sahabat, dan bangsa Indonesia tercinta.
Perbedaan Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak pada Siswa SDN Bhakti Winaya 2 Bandung – Nurilmi Alfiriani – 160110060051
![Page 5: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/5.jpg)
ABSTRAK
Sikat gigi dapat berdaya guna apabila memenuhi syarat dasar dan digunakan
sesuai dengan kebutuhan setiap individu. Akan tetapi, berdasarkan penelitian
pendahuluan pada seratus siswa SDN Bhakti Winaya 2 Bandung menunjukkan bahwa
74% anak menggunakan sikat gigi dewasa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas sikat gigi anak dan
dewasa terhadap pembuangan plak. Jenis penelitian adalah eksperimental semu
dengan metode single blind, cross-over. Sampel dipilih dari siswa SDN Bhakti
Winaya 2 Bandung secara purposive sampling sebanyak 30 orang . Subjek penelitian
dilakukan skeling dan diberi instruksi cara menyikat gigi metode Roll, kemudian
dibagi menjadi dua kelompok dan mendapat dua kali perlakuan secara bergantian.
Data yang diperoleh dilakukan uji statistik menggunakan uji t data
berpasangan. Hasil penelitian memperlihatkan adanya penurunan nilai plak pada
kedua jenis sikat gigi dan menunjukkan perbedaan efektifitas yang bermakna yaitu
sikat gigi anak lebih efektif dibandingkan sikat gigi dewasa dalam pembuangan plak
pada anak.
Kata kunci : plak gigi, sikat gigi anak, sikat gigi dewasa.
The Difference of Plaque Removal Effectivity Between The Adult and Children Toothbrush at SDN Bhakti Winaya 2 Bandung Nurilmi Alfiriani 160110060051
![Page 6: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/6.jpg)
ABSTRACT
Toothbrush can be used optimally if it’s fulfilling the basic requirement and
appropriate applied to each individual needed. Based on the preface research to one
hundred students of SDN Bhakti Winaya 2 Bandung, shows that 74% of children
using adult toothbrush.
This research aims to know the plaque removal effectivity of the adult and
children toothbrush. This quasi experimental research using a single blind, cross-
over method. Samples are 30 students of SDN Bhakti Winaya 2 Bandung by
purposive sampling. Research subject is being scalling and given Roll method
instruction, than divided into two groups and treated two times by turns.
Data is being statistically tested using paired t-test. The result of the research
shows the decreasing plaque score by both toothbrush and indicates the significant
different that children toothbrush is more effective than the adult for children.
Keyword : plaque, children toothbrush, adult toothbrush.
PRAKATA
![Page 7: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/7.jpg)
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Skripsi ini disusun
dalam rangka menyelesaikan tugas akhir program sarjana Kedokteran Gigi di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.
Penulis menyadari tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang ditemukan saat
penyusunan skripsi dilaksanakan, namun berkat petunjuk dan rahmatNya serta
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikannya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang tak terbatas kepada:
1. Prof. Dr. H. Eky S. Soeria Soemantri, drg., Sp. Ort., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Bandung.
2. Hj. Risti Saptarini Primarti, drg., Sp. KGA , selaku pembimbing utama yang telah
memberikan bantuan, bimbingan, pengarahan, dan dorongan semangat dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Amaliya, drg., MSc., selaku pembimbing pedamping yang telah memberikan
bantuan, bimbingan, pengarahan, dan dorongan semangat dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Kurniasri Amas Achiar, drg., MPd, selaku dosen wali yang telah membimbing
penulis selama menjalankan kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Padjadjaran Bandung.
5. Ria Maria Hasty Noor, SPd., selaku Kepala Sekolah SDN Bhakti Winaya 2
Bandung.
6. Ayah, Mama, Ino dan Faiz dan seluruh keluarga tercinta yang tak henti-hentinya
memberikan segenap dukungan, doa, dan kasih sayang yang tulus.
7. Praditia Rahadi terkasih dan tersayang yang selalu memberikan segenap
dukungan, doa, bantuan, bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini serta cinta
kasih yang tulus.
8. Pita, Nita, Kika, Alda, Nanin, Ndith, Yurika, Risa, Iyol, Puput, teman-teman
arisan dan semua rekan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran yang
![Page 8: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/8.jpg)
telah memberikan bantuan dan dorongan semangat kepada penulis.
9. Ami,drg. dan Suster Ela yang telah membantu penelitian dalam skripsi ini.
10. Dikdik yang telah membantu dalam mengolah data penelitian.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan
bantuan, dukungan doa dan semangat kepada penulis.
Semoga Allah membalas segala kebaikan semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
dan masyarakat di Indonesia, khususnya pada bidang ilmu kesehatan gigi.
Bandung, Februari 2009
Penulis
DAFTAR ISI
![Page 9: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/9.jpg)
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................... v
PRAKATA .................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ............................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 4
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ...................................... 4
1.6 Metode Penelitian ............................................................... 6
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 7
2.1 Tinjauan Umum Plak .......................................................... 7
2.1.1 Mekanisme Pembentukan Plak ............................... 8
2.1.2 Patogenitas Plak .................................................... 10
2.1.3 Klasifikasi Plak ..................................................... 11
2.1.4 Pengendalian Plak ................................................. 12
2.1.5 Penilaian Plak ....................................................... 13
2.2 Tinjauan Umum Sikat Gigi .............................................. 15
2.2.1 Unsur Pada Sikat Gigi .......................................... 15
![Page 10: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/10.jpg)
2.2.2 Syarat Dasar Sikat Gigi ........................................ 18
2.2.3 Sikat Gigi Dewasa ............................................... 19
2.2.4 Sikat Gigi Anak .................................................... 20
2.3 Tinjauan Umum Penyikatan Gigi ..................................... 20
2.3.1 Tujuan Penyikatan Gigi ........................................ 20
2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Penyikatan Gigi ....... 21
2.3.3 Teknik Penyikatan Gigi ........................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 28
3.1 Jenis Penelitian ................................................................ 28
3.2 Populasi dan Sampel ........................................................28
3.3 Variabel Penelitian ...........................................................29
3.4 Definisi Operasional ........................................................ 30
3.5 Alat dan Bahan Penelitian ............................................... 31
3.6 Prosedur Penelitian .......................................................... 32
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 38
4.1 Hasil Penelitian ................................................................ 38
4.2 Pengujian hipotesis .......................................................... 39
4.3 Pembahasan ..................................................................... 40
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 44
5.1 Simpulan .......................................................................... 44
5.2 Saran ................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 45
RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS ..................................................... 49
LAMPIRAN ................................................................................................ 50
![Page 11: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/11.jpg)
DAFTAR TABEL
![Page 12: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/12.jpg)
No. Tabel Teks Halaman
4.1 Rata-rata Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak …………………………… 38
4.2 Penurunan Nilai Plak Setiap Area Gigi menggunakan Sikat Gigi Anak dan Dewasa …………………………………… 39
4.3 Hasil Uji T Data Berpasangan Perbandingan Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak …………………………………...... 40
DAFTAR GAMBAR
![Page 13: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/13.jpg)
No. Tabel Teks Halaman
2.1 Plak Gigi …………………………………………………………. 7
2.2 Plak Gigi yang Telah Diwarnai Bahan Pewarnaan Plak …………. 8
2.3 Permukaan Gigi yang Diperiksa Indeks Plak dengan PHP dari Podshadley dan Haley ………………………... 14
2.4 Bentuk Kepala Sikat Conventional atau Retrangular ………….... 16
2.5 Bentuk Kepala Sikat Diamond atau Tapered …..………….......... 16
2.6 Bagian Sikat Gigi ……………………………………………….. 16
2.7 Bentuk Tangkai Sikat Gigi ……………………………………… 17
2.8 Gerakan Bulu Sikat Gigi ………………………………………... 18
2.9 Teknik Penyikatan Vertikal ……………………………………... 23
2.10 Teknik Penyikatan Horizontal …………………………………... 23
2.11 Teknik Penyikatan Roll …………………………………………. 24
2.12 Teknik Penyikatan Charter ……………………………………… 25
2.13 Teknik Penyikatan Stillman …………………………………….. 26
2.14 Teknik Penyikatan Bass ………………………………………… 27
3.1 Alat dan Bahan Penelitian ………………………………………. 32
3.2 Permukaan Gigi yang Diperiksa Indeks Plak dengan PHP dari Podshadley dan Haley ………………………... 34
3.3 Lima Subdivisi Permukaan Gigi dalam Indeks Plak PHP …….... 35
3.4 Bagan Prosedur Penelitian ……………………………………… 36
![Page 14: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/14.jpg)
DAFTAR LAMPIRAN
![Page 15: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/15.jpg)
No. Tabel Teks Halaman
1 Permohonan Izin Penelitian kepada Kepala Sekolah SDN Bhakti Winaya 2 Bandung ……………………………….. 50
2 Surat Jawaban Izin Penelitian dari Kepala Sekolah SDN Bhakti Winaya 2 Bandung ……………………….…….… 51
3 Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Daerah Propinsi Jawa Barat………………….………………….…….… 52
4 Surat Persetujuan Peserta Penelitian ……………….……..….… 53
5 Lembar Pemeriksaan ……………………….……………..….… 54
6 Data Hasil Penelitian Sebelum dan Sesudah MenggunakanSikat Gigi Anak Terhadap Pembuangan Plak …………….….… 55
7 Data Hasil Penelitian Sebelum dan Sesudah Menggunakan Sikat Gigi Dewasa Terhadap Pembuangan Plak ………….….… 56
8 Data Perbandingan Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak …………………….… 57
9 Uji Hipotesis Perbandingan Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak ………………....….… 58
BAB I
PENDAHULUAN
![Page 16: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/16.jpg)
1.1 Latar Belakang Penelitian
Masalah kesehatan gigi yang utama di Indonesia adalah karies gigi dan
penyakit periodontal (Departemen Kesehatan, 2005). Hal tersebut dapat terjadi
karena kebersihan mulut yang buruk. Faktor etiologi lainnya yaitu kurangnya
pengetahuan, kesadaran, dan kemandirian terhadap kesehatan gigi dan mulut . Salah
satu indikator yang dapat dipakai untuk menentukan tingkat kebersihan mulut
seseorang yaitu plak yang menempel pada permukaan gigi (Angela A, 2005).
Plak adalah suatu deposit lunak yang terdiri dari bakteri di dalam matriks
ekstraseluler dan melekat erat pada permukaan gigi atau pada struktur keras lainnya
dalam mulut (Carranza dan Newman, 2002). Plak yang ditemukan pada permukaan
gigi sulit untuk dibersihkan seperti pada fisur, daerah interdental dan sulkus gusi.
Daerah interdental di bawah titik kontak merupakan area ditemukannya plak yang
tebal ( Manson dan Eley, 1995). Aktivitas metabolisme bakteri yang terdapat dalam
plak dapat menyebabkan kerusakan gigi dan peradangan gusi.
Usaha yang dapat dilakukan dalam pembuangan plak sebagai etiologi primer
dari berbagai penyakit gigi dan periodontal antara lain menggunakan sikat gigi,
benang gigi, tusuk gigi, sikat interdental, dan semprotan air tekanan tinggi (Carranza
dan Newman, 2002). Sikat gigi merupakan alat yang paling fundamental dan umum
digunakan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut (Genco et al, 2004). Akan
tetapi, penyikatan gigi tidak dapat menghilangkan plak dengan baik pada daerah
![Page 17: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/17.jpg)
interdental, sehingga diperlukan alat bantu yang sesuai untuk membersihkan daerah
tersebut (Lindhe, 1990).
Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang
cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat,
metode penyikatan gigi serta frekuensi dan waktu penyikatan yang tepat (Riyanti,
dkk, 2005). Selain itu sikat gigi harus disesuaikan dengan kebutuhan setiap individu.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Kesehatan pada tahun
1994, 90% anak Indonesia memiliki masalah gigi berlubang. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kesadaran anak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut
khususnya menyikat gigi, masih rendah. Faktor yang dapat menyebabkan hal ini
terjadi, antara lain kurangnya pengetahuan dan bimbingan orang tua serta status
ekonomi yang rendah (Departemen Kesehatan RI, 1994).
Bimbingan dan perhatian orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak
merupakan hal yang penting diperhatikan. Orang tua harus mengetahui dan mengajari
cara merawat gigi anak dengan baik, yaitu dengan memberi contoh cara menyikat
gigi yang benar (Anitasari Silvia dan Rahayu E. N., 2005).
Keluarga dengan status ekonomi rendah menunjukkan tingkat kesehatan gigi
dan mulut yang lebih buruk dibandingkan dengan status ekonomi menengah keatas
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1991). Beberapa fakta yang menguatkan
antara lain, jarangnya menyikat gigi, penggunaan sikat gigi bersama dalam satu
![Page 18: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/18.jpg)
keluarga, pemilihan sikat gigi yang tidak tepat sehingga terkadang seorang anakpun
diberikan sikat gigi dewasa oleh orang tuanya.
Sekolah Dasar Negeri Bhakti Winaya 2 Bandung memiliki siswa berjumlah
sekitar 200 anak. Siswa di sekolah tersebut menunjukkan status ekonomi tingkat
menengah kebawah. Oleh karena itu, peneliti memilih sekolah tersebut sebagai lokasi
penelitian.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pendahuluan yang dilakukan
oleh peneliti di Pasir Jaya Bandung pada tahun 2009, seratus anak dengan rentan usia
6 sampai 11 tahun menunjukkan bahwa 74% anak menggunakan sikat gigi dewasa
dengan kepala sikat berbentuk oval sebanyak 71%.
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi keadaan tersebut
salah satunya adalah dengan meningkatkan program penyuluhan serta menyebarkan
informasi mengenai kesehatan gigi dan teknik pemeliharaan yang benar (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 1991). Sangatlah tepat apabila informasi kesehatan
gigi dan mulut dikenalkan sejak usia dini, karena dalam hukum masa peka yang
dikemukakan oleh Dr. Maria Montessori, pada masa pertumbuhan suatu fungsi sangat
mudah dipengaruhi dan dikembangkan (Zulkifli , 2001). Salah satu penyuluhan yang
penting adalah mengenai kesesuaian ukuran sikat gigi yang digunakan.
Berdasarkan hal yang telah disebutkan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai perbandingan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa
terhadap pembuangan plak pada anak.
![Page 19: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/19.jpg)
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukaan di atas, maka dapat
diidentifikasikan apakah terdapat perbedaan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa
terhadap pembuangan plak pada anak.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas sikat gigi anak dan
dewasa terhadap pembuangan plak pada anak.
1.4 Manfaat penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat :
1. Sebagai informasi yang berguna bagi masyarakat dalam memilih sikat gigi yang
baik untuk anak berdasarkan daya guna dan kenyamanan pemakaian.
2. Sebagai informasi ilmiah yang dapat dijadikan landasan apabila akan dilakukan
penelitian lebih lanjut.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Plak memegang peranan penting sebagai etiologi utama dari berbagai
kerusakan gigi dan penyakit periodontal (Genco et al, 2004). Hal tersebut
dikarenakan plak mengandung bakteri patogen dan hasil metabolisme bakteri yang
melekat pada permukaan gigi dan gusi (Carranza dan Newman, 2002). Pembentukan
plak diawali dengan pelikel yaitu suatu lapisan tipis yang terbentuk dari protein
![Page 20: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/20.jpg)
saliva, kemudian permukaan pelikel mulai dilapisi oleh bakteri yang dapat
menyebabkan pembentukan plak, Streptococcus sanguis merupakan bakteri yang
paling banyak ditemukan (Carranza dan Newman, 2002).
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasinya yaitu mencegah
pembentukan plak dan tindakan pembuangan plak (Carranza dan Newman, 2002).
Pembuangan plak dinilai sebagai cara yang paling efektif untuk mencegah akumulasi
mikroba pembentuk plak (Hoag dan Pawlak, 1990). Alat yang paling umum
digunakan oleh masyarakat dalam pembuangan plak adalah sikat gigi (Lindhe, 1990)
dan biasa dilakukan di rumah (Carranza dan Newman, 2002).
Berdasarkan Teori Blum, status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau
masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu keturunan, lingkungan (fisik maupun
sosial budaya), perilaku dan pelayanan kesehatan (Anitasari Silvia dan Rahayu E. N.,
2005). Sehubungan dengan pendapat tersebut, maka pemilihan sikat gigi sebagai
bentuk perilaku membersihkan gigi dan mulut akan mempengaruhi baik atau
buruknya kebersihan gigi dan mulut.
Menurut European Workshop on Mechanical Plaque Control, syarat sikat gigi
ideal adalah ukuran tangkai dan kepala sikat gigi disesuaikan dengan usia, ukuran
mulut pengguna, dan keterampilan (Lindhe, 2003). Orang dewasa memiliki ukuran
dan bentuk sikat gigi yang sesuai dengan usia dan ukuran mulutnya begitu pula
dengan anak. Tindakan yang tidak tepat apabila seorang anak menggunakan sikat gigi
dewasa untuk menjaga kebersihan gigi dan mulutnya.
![Page 21: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/21.jpg)
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan suatu hipotesis bahwa terdapat
perbedaan efektifitas antara penggunaan sikat gigi dewasa dan anak terhadap
pembuangan plak pada siswa SDN Bhakti Winaya 2 Bandung.
1.6 Metode Penelitian
Penelitian bersifat eksperimental semu dengan metode single blind, cross-
over dengan populasi adalah siswa SDN Bhakti Winaya 2 Bandung dan sampel
sebanyak 30 orang yang diambil secara purposive sampling.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Bhakti Winaya 2 Bandung pada bulan
Desember 2009.
![Page 22: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/22.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Plak
Plak adalah suatu deposit lunak yang terdiri dari bakteri di dalam mariks
ekstraseluler dan melekat erat pada permukaan gigi atau struktur keras lainnya dalam
mulut (Carranza dan Newman, 2002). Gigi memiliki permukaan keras yang dapat
menahan perlekatan deposit bakteri sehingga terakumulasi dan menyebabkan karies,
gingivitis, periodontitis, infeksi peri-implant, dan stomatitis (Lindhe, 2003). Plak
merupakan massa bakteri yang dapat menghasilkan iritan, seperti asam, endotoksin,
dan antigen yang kemudian dapat menghancurkan komponen gigi dan merusak
jaringan periodontal (Lindhe, 2003; Carranza dan Newman, 2006).
Gambar 2.1 Plak Gigi (Rose, 2004)
Plak dibedakan dari deposit lunak lain yang ada di permukaan gigi yaitu
materi alba dan kalkulus (Haake, 1990). Perbedaan antar plak gigi dan materi alba
adalah pada kekuatan melekatnya. Plak gigi melekat kuat pada permukaan gigi dan
![Page 23: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/23.jpg)
tidak akan terlepas hanya dengan berkumur, diberi semprotan air atau semprotan
udara, sedangkan materi alba akan terlepas dengan berkumur, bila diberi semprotan
air atau semprotan udara (Rose, 2004). Perbedaan dengan kalkulus adalah deposit
keras yang dibentuk oleh mineralisasi dental plak dan biasanya dilapisi oleh lapisan
plak yang tidak termineralisasi (Haake, 1990).
Gambar 2.2 Plak Gigi yang Telah Diwarnai Bahan Pewarnaan Plak (Carranza dan Newman, 2002)
2.1.1 Mekanisme Pembentukan Plak
Fase awal pembentukan plak adalah terbentuknya pelikel. Seluruh permukaan
rongga mulut, termasuk juga permukaan gigi dan permukaan restorasi, dilapisi oleh
pelikel glikoprotein. Pelikel berasal dari komponen saliva, cairan suklus gusi dan
produk jaringan inang. Pelikel berfungsi sebagai pertahanan, lubrikasi permukaaan
dan mencegah kerusakan jaringan. Selain itu, pelikel juga menghasilkan substrat
untuk pelekatan bakteri. Populasi bakteri pada permukaan jaringan terganggu akibat
jaringan sel epitel yang terus terkelupas, tetapi pada pelikel di permukaan keras yang
tak terlindungi akan menghasilkan substrat yang mengakibatkan bakteri terakumulasi
sehingga membentuk plak (Carranza dan Newman, 2002).
![Page 24: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/24.jpg)
Bakteri yang terdapat dalam pelikel berikatan dalam matriks polisakarida
dengan material organik dan anorganik lain. Pelikel berfungsi melindungi bakteri dari
agen antimikroba. Pelikel menjadi media dan substrat bagi perlekatan dan akumulasi
bakteri pembentuk plak pada permukaan gigi (Lindhe, 2003).
Empat jam setelah pembentukan pelikel, terbentuk kolonisasi awal yang
terdiri dari satu jenis bakteri. Koloni bakteri pertama pada permukaan gigi yang
dilapisi pelikel adalah bakteri gram positif fakultatif seperti, Actinomyces viscosus
dan Streptococcus sanguis. Koloni bakteri tersebut melekat pada pelikel melalui
molekul spesifik yang disebut sebagai adhesion pada permukaan bakteria yang
berinteraksi dengan reseptor di pelikel tersebut. Massa plak kemudian menjadi
matang karena pertumbuhan bakteri yang melekat, sehingga terjadi perubahan
lingkungan aerob yang didominasi bakteri gram positif fakultatif menjadi anaerob
yang didominasi oleh bakteri gram negatif (Carranza dan Newman, 2002).
Kolonisasi sekunder terdiri dari bakteri yang tidak terkolonisasi pada saat
kolonisasi primer, seperti Prevotella intermedia, Prevotella loescheii,
Capnocytophaga, Fusobacterium nucleatum, Porphyromonas gingivalis. Bakteri
tersebut melekat pada bakteri yang terlebih dahulu terdapat dalam massa plak.
Kemampuan spesies yang berbeda untuk melekat satu sama lain disebut koagregasi
(Carranza dan Newman, 2002).
![Page 25: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/25.jpg)
2.1.2 Patogenitas Plak
Timbulnya karies dan penyakit periodontal diawali dengan adanya akumulasi
bakteri plak yang menumpuk pada permukaan gigi. Pembentukan karies diawali
dengan perlekatan bakeri pada acquired pellicle. Bakteri tersebut dapat meningkatkan
kadar patogenitas berupa pembentukan asam hasil sintesis karbohidrat yang dapat
mendemineralisasi email gigi (Lindhe, 2003).
Deposit awal pada permukaan gigi adalah pembentukan pelikel yang disertai
dengan kolonisasi bakteri yang berasal dari saliva. Dalam waktu tiga atau empat jam
akan terbentuk lapisan tipis plak yang terdiri dari bakteri kokus gram positif dan
setelah lebih dari tujuh hari, fusobacteria dan spirilla akan ditemukan dalam jumlah
besar. Gejala klinis gingivitis dapat terlihat pada penumpukan dan pematangan plak
yang dibiarkan selama empat sampai lima hari. Penumpukan plak yang dibiarkan
selama 10 sampai 21 hari dapat terlihat adanya gingivitis dengan jelas (Jenkins dan
Allan, 1999; Wilson dan Kornman, 1996).
Akumulasi plak di sepanjang tepi gusi dan di daerah subgingiva dapat
menyebabkan reaksi inflamasi pada jaringan periodontal (Lindhe, 2003). Apabila
iritasi plak dan inflamasi berlanjut maka integritas dari junctional ephitelial akan
rusak. Sel epitel akan berdegenerasi dan terpisah sehingga perlekatannya ke
permukaan gigi akan terlepas sama sekali. Proses tersebut bersamaan dengan
junctional ephitelial yang akan berproliferasi ke jaringan ikat dan ke bawah pada
permukaan akar bila serabut dentogingiva dan serabut puncak tulang alveolar rusak.
Migrasi junctional ephitelial ke apikal akan terus berlangsung dan epitel akan
![Page 26: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/26.jpg)
terlepas dari permukaan gigi, membentuk poket periodontal. Plak berkontak dengan
sementum apabila poket periodontal sudah terbentuk. Jaringan ikat akan menjadi
oedema, pembuluh darah terdilatasi dan thrombosis, kemudian dinding pembuluh
darah pecah disertai dengan timbulnya pendarahan ke jaringan sekitarnya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa plak dapat
menyebabkan periodontitis (Manson dan Eley, 1995).
2.1.3 Klasifikasi Plak
Berdasarkan letaknya terhadap tepi gusi, plak gigi dapat diklasifikasikan
menjadi dua jenis yaitu plak supragingiva dan plak subgingiva (Perry, 2001).
1. Plak supragingiva
Plak berwarna putih kekuningan yang terdiri dari bakteri yang padat dan
menumpuk, berkolonisasi, tumbuh dan melekat pada permukaan gigi. Plak tersebut
sering ditemukan pada daerah sepertiga gigi bagian servikal dan pada daerah
interdental karena daerah ini bukan merupakan daerah self-cleansing. Plak yang
tidak dibersihkan atau tidak hilang karena daya mastikasi dalam satu sampai dua hari,
maka akan terbentuk akumulasi plak sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang.
(Carranza dan Newman, 2002). Plak supragingival yang dilapisi oleh gingival margin
yang bengkak dan dilumuri oleh cairan sulkus gusi akan menghasilkan perubahan
komposisi karakteristik bakteri di bagian plak subgingiva (Wilson dan Kornman,
1996).
![Page 27: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/27.jpg)
2. Plak subgingiva
Plak subgingiva biasanya tipis, tidak dapat dilihat secara langsung karena
terletak di dalam sulkus gusi atau poket periodontal. Keberadaan plak tersebut dapat
diketahui dengan cara menelusuri tepi gusi dengan menggunakan ujung probe
(Genco, 1990). Ada tiga zona plak subgingival, yaitu bakteri tooth-adhere, bakteri
ephitelial-associated, dan bakteri apikal (Wilson dan Kornman, 1996).
2.1.4 Pengendalian Plak
Secara umum pengendalian plak terdiri dari dua cara yaitu secara mekanis dan
kimiawi.
1. Pengendalian plak secara mekanis
Tujuan pengendalian plak secara mekanis adalah merusak pembentukan
suksesi ekologi dan membuatnya mengulangi proses pembentukan plak awal. Daerah
yang dibersihkan secara berkala akan mengganggu tempat berkembangnya plak
sehingga plak tidak akan tumbuh dengan cepat. Proses pematangan plak menjadi
lebih lama bila dibandingkan dengan daerah yang jarang dibersihkan (Wilson dan
Kornman, 1996). Alat yang digunakan adalah sikat gigi dan alat bantu untuk
membersihkan daerah interdental seperti benang gigi, sikat interdental, tusuk gigi,
rubber tip stimulator dan semprotan air tekanan tinggi (Carranza dan Newman,
2002).
![Page 28: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/28.jpg)
2. Pengendalian plak secara kimiawi
Agen kimiawi dapat digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri
plak dan harus memiliki beberapa sifat yaitu bakterisid atau bakteriostatik untuk
menghambat pembentukan plak, dapat melekat dan tahan lama pada lingkungan
rongga mulut, tidak beracun dan tidak mengiritasi jaringan serta memiliki
permeabilitas rendah. Pengendalian plak secara kimiawi yang umum digunakan di
pasaran adalah pasta gigi dan obat kumur (Perry, 2001).
2.1.5 Penilaian Plak
Keberadaan plak pada permukaan gigi dapat diketahui dengan menggunakan
indeks plak. Beberapa indeks plak yang digunakan adalah Patient Hygiene
Performance (PHP) dari Podshadley dan Haley, Simplified Oral Hygiene Index (OHI-
S) dari Green dan Vermillion, Plaque Index (PI) dari Silness dan Loe, Modification of
the Quigley-Hein Plaque Index dari Turesky-Gilmore-Glickman, The Modified Navy
Plaque Index , Plaque Component of PDI, Plaque Weight, Plaque Control Record
dari O’Leary, Drake dan Naylor dan Plaque-Free Score dari Grant, Stern dan Everett
(Carranza dan Newman, 2002; Smith dan Packer, 1971; WHO, 2009).
Indeks plak yang digunakan sesaat setelah seseorang melakukan kebersihan
gigi dan mulut adalah Patient Hygiene Performance (PHP) dari Podshadley dan
Haley. Penilaian dilakukan terhadap gigi yang telah diwarnai oleh bahan pewarna
gigi berwarna merah atau disclosing solution dengan menghitung jumlah total skor
plak pada subdivisi gigi yang diperiksa dibagi dengan jumlah seluruh permukaan gigi
![Page 29: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/29.jpg)
yang diperiksa. Teknik pengaplikasian menggunakan indeks plak tersebut mudah
dilakukan dan cukup mewakili penilaian indeks plak seseorang (Smith dan Packer,
1971).
Gigi yang digunakan dalam Patient Hygiene Performance (PHP) adalah
molar pertama kanan atas bagian bukal, insisif pertama kanan atas bagian labial,
molar pertama kiri atas bagian bukal, molar pertama kiri bawah bagian lingual, insisif
pertama kiri bawah bagian labial dan molar pertama kanan bawah bagian lingual.
Setiap permukaan gigi dibagi menjadi lima bagian yaitu sepertiga gingival, sepertiga
tengah, sepertiga insisal atau oklusal, sepertiga mesial dan sepertiga distal. (Carranza
dan Newman, 2002; Smith dan Packer, 1971).
Gambar 2.3 Permukaan Gigi yang Diperiksa Indeks Plak dengan PHP dari Podshadley dan Haley (Wilkins, 1999)
2.2 Tinjauan Umum Sikat Gigi
![Page 30: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/30.jpg)
Sikat gigi adalah alat dasar yang digunakan untuk membuang plak dan deposit
lainnya secara mekanis dan paling sering digunakan oleh masyarakat (Hoag dan
Pawlak, 1990; Carranza dan Newman, 2002). Ukuran sikat gigi disesuaikan dengan
ukuran mulut sehingga dapat dipergunakan untuk membersihkan semua daerah di
dalam rongga mulut dengan efektif tanpa menyebabkan trauma pada jaringan lunak
maupun keras (Carranza dan Newman, 2002). Terdapat tiga jenis sikat gigi yaitu sikat
gigi biasa, sikat gigi otomatis dan sikat gigi dengan tambahan semprotan air (water
spray) (Ariningrum Ratih, 2000).
2.2.1 Unsur Pada Sikat Gigi
Sikat gigi terdiri dari empat bagian yaitu kepala sikat, leher sikat, tangkai sikat
dan bulu sikat (Harris dan Gracia, 1999) :
1. Kepala sikat, yaitu tempat tertanamnya bulu sikat yang terdiri dari toe yaitu
daerah paling ujung kepala sikat dan heel yaitu daerah yang dekat dengan leher
sikat. Bentuk kepala sikat terdiri dari dua jenis yaitu conventional atau
retrangular dan diamond atau tapered. Bentuk conventional dapat membersihkan
setiap permukaan gigi, akan tetapi untuk menjangkau daerah posterior lebih
efektif menggunakan kepala sikat berbentuk diamond.
![Page 31: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/31.jpg)
Gambar 2.4 Bentuk Kepala Sikat Conventional atau Retrangular (Tooth Club, 2010)
Gambar 2.5 Bentuk Kepala Sikat Diamond atau Tapered (Tooth Club, 2010)
2. Leher sikat, yaitu bagian yang terletak antara kepala sikat dengan tangkai sikat.
Gambar 2.6 Bagian Sikat Gigi (Harris dan Gracia, 1999)
3. Tangkai sikat, yaitu bagian yang dipegang pada saat menyikat gigi. Terdapat
empat bentuk dasar tangkai sikat yaitu lurus (straight), bersudut (angled), hampir
sejajar atau seimbang (offset) dan tangkai bersudut kombinasi (angled offset).
Penggunaan tangkai sikat disesuaikan dengan kenyamanan pengguna.
![Page 32: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/32.jpg)
Gambar 2.7 Bentuk Tangkai Sikat Gigi (Harris dan Gracia, 1999)
4. Bulu sikat, yaitu bagian yang digunakan untuk menyikat gigi. Jika dilihat dari
arah lateral bulu sikat gigi mempunyai bentuk konkaf, konveks, datar dan
multilevel. Bentuk konkaf baik dalam membersihkan bagian fasial, sedangkan
konveks baik dalam membersihkan bagian lingual. Bulu sikat gigi dengan
permukaan datar memperlihatkan daya guna yang lebih baik bila dibandingkan
dengan yang konveks. Bagian interproximal gigi baik dibersihkan menggunakan
bulu sikat bentuk multilevel. Bulu sikat memiliki beberapa gerakan yaitu lag,
slap, skip, sweep, bunching, pulse, roll, scour, splay, vibrate, dan arcuate action.
Gambar 2.8 Gerakan Bulu Sikat Gigi (Harris dan Gracia, 1999)
![Page 33: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/33.jpg)
2.2.2 Syarat Dasar Sikat Gigi
Sikat gigi mempunyai desain yang bervariasi jika dilihat dari segi ukuran,
bentuk, tekstur, dan susunan bulu sikatnya ( Hoag dan Pawlak, 1990). Beragam jenis
sikat gigi telah beredar dipasaran, produsen pembuat sikat gigi selalu berusaha
meningkatkan kualitas, akan tetapi tidak ada satupun yang menunjukkan produk sikat
gigi yang paling efektif untuk pembuangan plak. Hal tersebut mengakibatkan
masyarakat kesulitan dalam menentukan sikat gigi yang akan digunakan (Hariss O.
dan Gracia F., 1999).
Menurut Europan Workshop on Mechanical Plaque Control, bahwa sikat gigi
ideal harus memenuhi beberapa syarat dasar yaitu (Lindhe, 2003) :
1. Ukuran tangkai sikat disesuaikan dengan usia dan keterampilan.
2. Ukuran kepala sikat disesuaikan dengan ukuran mulut pengguna.
3. Bulu sikat terbuat dari nilon atau polyester berdiameter tidak lebih dari 0,009
inch.
4. Menggunakan tekstur bulu sikat halus yang telah ditetapkan oleh international
industry standars (ISO).
5. Bentuk bulu sikat harus mampu menghilangkan plak pada daerah aproksimal dan
batas gusi.
Beberapa syarat sikat gigi di atas menunjukkan bahwa sikat gigi harus dapat
digunakan dengan mudah agar dapat membersihkan seluruh daerah di dalam rongga
mulut secara efektif.
![Page 34: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/34.jpg)
2.2.3 Sikat gigi dewasa
Sikat gigi dewasa adalah sikat gigi dengan ukuran mulut dewasa yang sesuai
dengan standar American Dental Association. Kriteria standar sikat gigi dewasa yaitu
(Hoag dan Pawlak, 1990; Manson dan Elley, 1995):
1. Panjang kepala sikat, yaitu 1 sampai 1,25 inch atau 25,4 sampai 31,8 mm.
2. Lebar kepala sikat, yaitu 5/16 sampai 3/8 inch atau 7,9 sampai 9,5 mm.
3. Panjang tangkai, yaitu 15 cm.
4. Jumlah baris bulu sikat, yaitu dua sampai empat.
5. Jumlah berkas bulu sikat perbaris, yaitu lima sampai 12.
6. Panjang bulu sikat, yaitu 10 sampai 11 mm.
2.2.4 Sikat Gigi Anak
Sikat gigi anak adalah sikat gigi dengan ukuran mulut anak yang sesuai
dengan standar American Dental Association. Kriteria standar sikat gigi anak yang
biasa digunakan, yaitu (Ariningrum Ratih, 2000) :
1. Panjang kepala sikat, yaitu 15 sampai 22 mm.
2. Lebar kepala sikat, yaitu 6 mm.
3. Panjang tangkai, yaitu 13 cm.
![Page 35: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/35.jpg)
4. Jumlah baris bulu sikat, yaitu dua sampai empat.
5. Jumlah berkas bulu sikat perbaris, yaitu lima sampai 12.
6. Panjang bulu sikat, yaitu 8 sampai 10 mm.
2.3 Tinjauan Umum Penyikatan Gigi
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang biasa dilakukan adalah
penyikatan gigi (Lindhe, 1990). Tingkat keberhasilan dipengaruhi oleh faktor
penggunaan alat, metode penyikatan gigi serta frekuensi dan waktu penyikatan yang
tepat, sehingga dapat mencapai tujuan penyikatan gigi yang diharapkan (Riyanti, dkk,
2005). Hal tersebut harus diperhatikan guna mencapai keefektifan dalam
membersihkan seluruh bagian dalam rongga mulut.
2.3.1 Tujuan Penyikatan Gigi
Penyikatan gigi yang dilakukan seseorang diharapkan berdaya guna dalam
menghilangkan sisa makanan, timbunan mikroorganisme, dan plak yang baru
terbentuk dan belum terkalsifikasi, melepaskan kumpulan sisa makanan dan
mikroorganisme dari ruang interproksimal di bawah titik kontak, memberikan efek
pemijatan gusi sehingga dihasilkan suplai darah yang baik dan keratinisasi yang
cukup serta tidak melukai jaringan gusi, dalam hal ini terjadinya perdarahan pada
gusi merupakan indikasi adanya peradangan gusi atau teknik menyikat gigi yang
salah.
![Page 36: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/36.jpg)
2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Penyikatan Gigi
Tercapainya tujuan penyikatan gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Penggunaan alat, pemilihan sikat gigi yang sesuai dengan kebutuhan individu
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tekanan dan arah pergerakan bulu sikat,
pemilihan bulu, ukuran, tangkai dan kepala sikat. Sikat gigi yang digunakan
sebaiknya diganti setiap tiga bulan (Harris.O dan Garcia F., 1999).
2. Teknik penyikatan gigi, teknik yang ideal dapat menghilangkan seluruk plak
tanpa menyebabkan luka pada jaringan keras dan lunak. Pemilihan teknik
disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan setiap individu. (Lindhe, 1990;
Harris.O dan Garcia F., 1999)
3. Frekuensi penyikatan gigi, menyikat gigi sebaiknya dilakukan dua kali sehari
secara rutin. Peningkatan frekuensi penyikatan gigi menunjukkan adanya
penurunan plak, kalkulus, dan penyakit periodontal (Burt dan Eklund, 1999).
4. Waktu penyikatan gigi, penyikatan gigi dilakukan 2-3 menit pada 12 regio,
dengan gerakan setiap regio sebanyak 5-10 kali dengan waktu 10 detik pada
setiap regio (Hoag dan Pawlak, 1990; Harris dan Garcia, 1999).
2.3.2 Teknik penyikatan Gigi
Teknik penyikatan gigi telah banyak diperkenalkan, tetapi metode penyikatan
gigi harus dapat memenuhi beberapa persyaratan yaitu teknik penyikatan gigi harus
dapat membersihkan seluruh permukaan gigi khususnya daerah leher gusi dan
interdental, gerakan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lunak dan keras, teknik
![Page 37: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/37.jpg)
penyikatan harus sederhana dan mudah dipelajari dan metode penyikatan gigi harus
tersusun dengan baik sehingga setiap bagian gigi geligi dapat disikat bergantian dan
tidak ada daerah yang terlewati (Manson dan Elley, 1995).
Setiap individu bebas memilih teknik penyikatan gigi harus yang sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuannya . Adapun teknik penyikatan gigi yang dapat
digunakan, antara lain :
1. Teknik vertikal
Teknik penyikatan gigi dengan cara bulu sikat digerakkan naik turun dari
lipatan mukobukal dengan setiap elemen depan dalam posisi end-to-end (kedua
rahang tertutup) secara bersamaan. Permukaan lingual dan palatinal dilakukan
gerakan yang sama dengan mulut terbuka. Keuntungan teknik tersebut adalah mudah
dilakukan, sedangkan kerugiannya adalah tidak dapat membersihkan daerah sulkus,
lingual, dan interproksimal serta terjadi resesi gusi (Manson dan Elley, 1993).
Gambar 2.9 Teknik Penyikatan Vertikal (Admin, 2008)
2. Teknik horizontal
![Page 38: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/38.jpg)
Teknik penyikatan dengan cara bulu sikat digerakan ke depan dan ke
belakang pada permukaan oklusal, bukal, dan lingual, dengan posisi bulu sikat tegak
lurus terhadap permukaan gigi sedangkan untuk gigi anterior digosok dengan gerakan
ke kiri dan ke kanan (Carranza dan Newman, 2002). Keuntungan teknik tersebut
adalah mudah dilakukan dan sangat baik untuk membersihkan bagian oklusal karena
arah gerakannya sesuai dengan bentuk anatomis oklusal gigi, sedangkan kerugiannya
adalah tidak dapat membersihkan gigi pada bagian lingual, proksimal dan sulkus
gusi, dapat menyebabkan resesi gusi serta abrasi pada permukaan bukal gigi (Manson
dan Elley, 1993; Carranza dan Newman, 2002).
Gambar 2.10 Teknik Penyikatan Horizontal (Admin, 2008)
3. Teknik Roll
Teknik penyikatan gigi dengan cara bulu sikat ditempatkan pada gusi cekat
dengan ujung bulu sikat mengarah ke apikal. Kemudian bulu sikat ditekan pada gusi
dan sikat digerakkan dengan cara memutar hingga mengenai gigi dan gusi sehingga
diharapkan terjadi pemijatan gusi. Teknik ini sangat lembut dan berguna ketika gusi
dalam keadaan sensitif. (Manson dan Elley, 1995). Keuntungan teknik tersebut
![Page 39: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/39.jpg)
adalah sederhana, mudah dipelajari dalam waktu singkat, efisien dan dapat digunakan
diseluruh bagian rongga mulut serta menghasilkan efek pemijatan gusi (Hoag dan
Pawlak, 1990).
Gambar 2.11 Teknik Penyikatan Roll (Hoag dan Pawlak, 1990)
4. Teknik sirkuler
Teknik penyikatan gigi dengan cara bulu sikat ditempat tegak lurus
permukaan bukal dan lingual, setelah itu sikat digerakkan dalam lingkaran sehingga
penyikatan gigi dan gusi pada rahang atas dan bawah dapat dilakukan secara
bersamaan. Posisi gigi dalam keadaan oklusi selama penyikatan berlangsung.
Keuntungan teknik tersebut adalah mudah, sedangkan kerugiannya adalah tidak dapat
membersihkan daerah sulkus gusi dan interproksimal serta kesulitan bila dilakukan
pada daerah lingual dan palatinal (Carranza dan Newman, 2002).
5. Teknik vibrasi, terdiri dari teknik charter, teknik stillman, dan teknik modifikasi
stillman.
(1) Teknik charter
![Page 40: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/40.jpg)
Teknik penyikatan gigi dengan cara sebagian ujung bulu sikat ditempatkan
pada gigi dan sebagian pada gusi membentuk sudut 45˚ terhadap sumbu panjang gigi
mengarah ke oklusal. Sikat gigi digerakkan membentuk lingkaran kecil sehingga
kepala sikat bergerak secara sirkuler. Keuntungan teknik tersebut adalah terjadi
pemijatan gusi dan dapat membersihkan daerah interproksimal, sedangkan
kerugiannya adalah sulit dan tidak dapat membersihkan daerah sulkus gusi (Lindhe,
2003).
Gambar 2.12 Teknik Penyikatan Charter (Hoag dan Pawlak,1990)
(2) Teknik stillman
Teknik penyikatan gigi dengan cara sebagian ujung bulu sikat ditempatkan
pada gigi dan sebagian pada gusi membentuk sudut 45˚ terhadap sumbu panjang gigi
mengarah ke apikal. Sikat kemudian ditekan sehingga gusi memucat dan dilakukan
dengan gerakan rotasi kecil tanpa merubah kedudukan sikat. Penekanan dilakukan
dengan cara sedikit menekuk bulu sikat tanpa mengakibatkan trauma gusi.
![Page 41: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/41.jpg)
Keuntungan teknik tersebut adalah dapat membersihkan daerah interproksimal dan
terjadi pemijatan gusi (Lindhe, 2003), sedangkan kerugiannya adalah hanya terbatas
pada daerah servikal gigi dan gusi (Hoag dan Pawlak, 1990).
Gambar 2.13 Teknik Penyikatan Stillman (Hoag dan Pawlak, 1990)
(3) Teknik modifikasi stillman
Teknik penyikatan gigi dengan gerakan penyikatan diawali oleh teknik
stillman kemudian dilakukan penambahan gerakan ke oklusal. Keuntungan teknik
tersebut adalah dapat membersihkan daerah interproksimal dan terjadi pemijatan gusi,
sedangkan kerugiannya adalah sulit (Hoag dan Pawlag, 1990).
6. Teknik sulkular (bass)
Teknik penyikatan gigi dengan cara bulu sikat ditempatkan pada tepi gusi
dengan membentuk sudut 45˚ terhadap sumbu panjang gigi. Kepala bulu sikat
ditempatkan sejajar dengan bidang atau garis oklusal, bulu sikat menutupi tiga gigi.
Gerakannya adalah maju mundur dimulai dari gigi belakang. Khusus untuk bagian
lingual dilakukan dengan posisi bulu sikat vertikal. Keuntungan teknik tersebut
![Page 42: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/42.jpg)
adalah mudah, dapat membersihkan daerah serviks gigi dan interproksimal (Carranza
dan Newman, 2002).
Gambar 2.14 Teknik Penyikatan Bass (Lindhe, 2003)
![Page 43: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/43.jpg)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah eksperimental semu, dengan mengukur indeks plak
sebelum dan sesudah menggunakan sikat gigi anak dan dewasa.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa SDN Bhakti Winaya
2 Bandung. Sampel diambil secara purposive sampling sebanyak 30 orang dengan
memperhatikan kriteria sebagai berikut :
1. Anak laki-laki dan perempuan berusia antara 8-10 tahun.
2. Bersedia menjadi naracoba dan dapat diajak bekerja sama.
3. Keadaan umum baik, tidak memiliki penyakit sistemik.
4. Mempunyai gigi yang akan diperiksa yaitu 11, 16, 26, 31, 36, dan 46.
5. Tidak menggunakan protesa atau alat ortodonti, seperti alat ortodonti cekat.
6. Jika terdapat tambalan, harus beradaptasi dengan baik (tidak overhang, overfilled
atau underfilled).
7. Susunan gigi tidak berjejal.
8. Menyetujui surat persetujuan penelitian.
.
![Page 44: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/44.jpg)
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari :
1. Variabel bebas (variabel sebab)
Variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi dalam penelitian ini adalah
sikat gigi anak dan sikat gigi dewasa.
2. Variabel terikat (variabel akibat)
Variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi dalam penelitian ini adalah
plak gigi yang ditentukan berdasarkan Indeks Plak PHP (Patient Hygiene
Performance).
3. Variabel Pengganggu
Variabel yang mungkin dapat mempengaruhi penelitian adalah variabel
pengganggu terkendali dan tidak terkendali. Variabel pengganggu terkendali terdiri
dari jenis sikat gigi, teknik penyikatan dan lama penyikatan, sedangkan variabel
pengganggu tidak terkendali terdiri dari anatomi lengkung rahang dan gigi geligi
subjek penelitian, keterampilan tangan subjek penelitian dalam penyikatan gigi,
kerjasama subjek penelitian dan jenis makanan yang dimakan oleh naracoba selama
penelitian berlangsung
Variabel pengganggu terkendali dapat diatasi dengan memberikan perlakuan
yang sama pada semua subjek penelitian yaitu :
(1) Sikat gigi yang digunakan adalah sikat gigi anak dan dewasa dalam satu merk
sesuai dengan standar American Dental Association.
![Page 45: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/45.jpg)
(2) Teknik penyikatan gigi yang digunakan adalah metode Roll.
(3) Lama penyikatan gigi adalah tiga menit.
3.4 Definisi Operasional
Dalam penelitian terdapat beberapa definisi, yaitu :
1. Plak gigi adalah suatu deposit lunak yang terdiri dari bakteri di dalam matriks
ekstraseluler dan melekat erat pada permukaan gigi atau pada struktur keras
lainnya dalam mulut, tidak hilang hanya dengan berkumur dan akan menyerap
warna jika diberi disclosing solution.
2. Indeks Plak PHP adalah angka yang menunjukkan jumlah total skor plak pada
subdivisi gigi yang diperiksa dibagi jumlah seluruh permukaan gigi yang
diperiksa.
3. Efektifitas adalah kemampuan sikat gigi dalam pembuangan plak yang dilihat dari
penurunan indeks plak.
4. Sikat gigi anak adalah sikat gigi yang digunakan oleh anak yang sesuai dengan
standar American Dental Associatian.
4. Sikat gigi dewasa adalah sikat gigi yang digunakan oleh dewasa yang sesuai
dengan standar American Dental Association.
6. Teknik penyikatan gigi metode Roll merupakan salah satu teknik penyikatan gigi
dengan cara bulu sikat ditempatkan pada gusi cekat dengan ujung bulu sikat
mengarah ke apikal. Kemudian sisi bulu sikat ditekan pada gusi dan sikat
digerakkan dengan cara memutar hingga mengenai gigi dan gusi sehingga
diharapkan terjadi pemijatan gusi.
![Page 46: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/46.jpg)
3.5 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Sikat gigi anak
2. Sikat gigi dewasa
3. Kaca mulut
4. Sonde
5. Pinset
6. Gelas kumur
7. Senter kecil
8. Masker dan sarung tangan
9. Wadah instrument dan baki
10. Alat tulis
11. Lembar informed concent
12. Lembar pemeriksaan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Disclosing solution
2. Alkohol 70% dan savlon
3. Cotton pellet
4. Tissue dan kapas
![Page 47: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/47.jpg)
Gambar 3.1 Alat dan Bahan Penelitian
3.6 Prosedur Penelitian
Penelitian tersebut peneliti bertugas untuk menilai plak sebelum dan sesudah
menggunakan sikat gigi anak dan dewasa, serta memberikan penyuluhan atau
instruksi mengenai teknik penyikatan gigi dan penggunaan sikat gigi dan hal-hal yang
berhubungan dengan penelitian dalam satu minggu. Peneliti akan dibantu oleh
peneliti pendamping yang bertugas memberikan jenis sikat gigi yang diberikan
kepada subjek penelitian dan tiap subjek penelitian akan memperoleh sikat gigi yang
berbeda dengan sikat gigi pertama yang diperolehnya pada hari pemeriksaan
berikutnya tanpa diketahui oleh peneliti. Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan
single blind cross-over.
Persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum dilakukannya penelitian, antara
lain :
1. Peneliti mengurus izin penelitian kepada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Padjadjaran
![Page 48: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/48.jpg)
2. Peneliti mengurus izin penelitian kepada SDN Bhakti Winaya 2 Bandung.
3. Peneliti menyerahkan lembar surat persetujuan penelitian kepada subjek
penelitian untuk diisi oleh orang tua masing-masing.
4. Peneliti memberikan pendidikan mengenai cara menyikat gigi yang benar
menggunakan metode Roll selama seminggu.
Penelitian ini dilakukan dengan cara berikut :
1. Pada hari ke-1 :
(1) dilakukan skeling pada gigi yang akan diperiksa sampai nilai plak nol.
(2) seluruh subjek penelitian diinstruksikan untuk tidak melakukan tindakan
kebersihan mulut apapun selama 24 jam.
2. Pada hari ke-2 :
(1) dilakukan penilaian plak pertama sebelum penyikatan gigi.
(2) subjek penelitian diminta untuk melakukan penyikatan gigi dengan sikat gigi yang
telah diberikan oleh peneliti pendamping selama tiga menit. Penyikatan gigi
dilakukan tanpa menggunakan pasta gigi.
(3) dilakukan penilaian plak kembali setelah penyikatan gigi
4. Pada hari ke-6 :
(1) dilakukan skeling pada gigi yang akan diperiksa sampai nilai plak nol.
(2) seluruh subjek penelitian diinstruksikan untuk tidak melakukan tindakan
kebersihan mulut apapun selama 24 jam.
3. Pada hari ke-7 :
(1) dilakukan penilaian plak pertama sebelum penyikatan gigi.
![Page 49: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/49.jpg)
(2) subjek penelitian diminta untuk melakukan penyikatan gigi dengan sikat gigi
yang telah diberikan oleh peneliti pendamping selama tiga menit. Penyikatan gigi
dilakukan tanpa menggunakan pasta gigi. Sikat gigi yang diberikan berbeda
dengan sikat gigi pada hari sebelumnya.
(3) dilakukan penilaian plak kembali setelah penyikatan gigi.
Penilaian plak yang digunakan pada penelitian ini yaitu Indeks Plak PHP
(Patient Hygiene Performance) dari Podshadley dan Haley. Metode ini digunakan
karena dianggap dapat diterapkan dan diterima oleh anak, teknik pengaplikasian yang
dilakukan cukup mudah, dan cukup mewakili penilaian indeks plak dari anak sebagai
subjek penelitian.
Gambar 3.2 Permukaan Gigi yang Diperiksa Indeks Plak dengan PHP dari Podshadley dan Haley (Wilkins, 1999)
Permukaan gigi yang akan diperiksa terdiri dari :
16 meliputi bagian bukal gigi molar pertama kanan atas
![Page 50: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/50.jpg)
11 meliputi bagian labial gigi insisif pertama kanan atas
26 meliputi bagian bukal gigi molar pertama kiri atas
36 meliputi bagian lingual gigi molar pertama kiri bawah
31 meliputi bagian labial gigi insisif pertama kiri bawah
46 meliputi bagian lingual gigi molar pertama kanan bawah
Pemeriksaan indeks plak menggunakan disclosing solution dengan kriteria
nilai plak menurut indeks Plak PHP (Patient Hygiene Performance) adalah sebagai
berikut :
0 : Tidak terdapat plak pada permukaan gigi.
1 : Terdapat plak pada permukaan gigi.
Setiap permukaan gigi dibagi menjadi lima bagian yaitu:
1. 1/3 gingival
2. 1/3 tengah
3. 1/3 insisal / oklusal
4. 1/3 mesial
5. 1/3 distal
![Page 51: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/51.jpg)
Jumlah nilai plak
Jumlah permukaan gigi yang diperiksa
Gambar 3.3 Lima Subdivisi Permukaan Gigi dalam Indeks Plak PHP (Forrester dkk, 1981)
Perhitungan nilai plak menggunakan rumus :
PHP =
Hari 1
30 orang dilakukan scaling sampai nilai plak 0
Grup I (15 orang)Menyikat gigi dengan sikat gigi
A
Tidak melakukan kebersihan mulut selama 24 jam
Hari 2
Penilaian plak I (30 orang)
Grup II (15 orang)Menyikat gigi dengan sikat gigi B
Penilaian plak II (30 orang)
Hari 6
30 orang dilakukan scaling sampai nilai plak 0
Tidak melakukan kebersihan mulut selama 24 jam
Hari 7
Penilaian plak III (30 orang)
Grup I (15 orang)Menyikat gigi dengan sikat gigi
B
Grup II (15 orang)Menyikat gigi dengan sikat gigi
A
![Page 52: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/52.jpg)
Gambar 3.4 Bagan Prosedur Penelitian
3.7 Pengolahan dan Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, dilakukan uji
statistik dengan menggunakan uji t data yang berpasangan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan efektifitas antara sikat gigi anak dan dewasa terhadap
pembuangan plak.
Pada penelitian ini diturunkan hipotesis sebagai berikut :
H0 : µ1= µ2 ; tidak terdapat perbedaan efektifitas antara sikat gigi anak dan dewasa
terhadap pembuangan plak
H1 : µ1 ≠ µ2 ; terdapat perbedaan efektifitas antara sikat gigi anak dan dewasa
terhadap pembuangan plak
Penilaian plak IV (30 orang)
Pengolahan dan analisis data
Kesimpulan penelitian
Keterangan :A : sikat gigi anakB : sikat gigi dewasa
![Page 53: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/53.jpg)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektifitas sikat gigi anak dan dewasa
terhadap pembuangan plak pada siswa SDN Bhakti Winaya 2 Bandung. Subjek
penelitian terdiri dari 11 anak laki-laki dan 19 anak perempuan. Setiap subjek
penelitian mendapat dua kali perlakuan yang sama dengan sikat gigi yang berbeda
yaitu sikat gigi anak dan dewasa. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
perbedaan nilai plak sebelum dan sesudah penyikatan gigi menggunakan sikat gigi
anak dan dewasa diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rata-rata Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak
Keterangan : * signifikan pada α = 0,05
Sikat Gigi n Indeks Plak Beda
Sebelum Sesudah
Anak 30 3.561 ± 0.521 1.044 ± 0.389 2.517 ± 0.132*
Dewasa 30 3.550 ± 0.442 1.933 ± 0.352 1.617 ± 0.091*
![Page 54: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/54.jpg)
Tabel 4.2 Penurunan Nilai Plak Setiap Area Gigi Menggunakan Sikat Gigi Anak dan Dewasa
Permukaan Sikat Gigi Anak Sikat Gigi Dewasa
Gigi Sebelum Sesudah Beda Sebelum Sesudah Beda
1/3 Gingival 92,22% 12,22% 75% 91,67% 58,89% 32,78%
1/3 Tengah 64,44% 4,44% 60% 62,22% 5% 57,22%
1/3 Insisal 8,89% 0% 8,89% 6,11% 0% 6,11%
1/3 Mesial 97,22% 35,56% 61,66% 98,33% 41,11% 57,22%
1/3 Distal 95% 43,89% 51,11% 96,67% 56,11% 40,56%
4.2 Pengujian Hipotesis
Analisis perbandingan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa terhadap
pembuangan plak dapat dirumuskan dalam hipotesis dibawah ini :
Ho : μ1 = μ2 ; tidak terdapat perbedaan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa terhadap
pembuangan plak
H1 : μ1 ≠ μ2 ; terdapat perbedaan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa terhadap
pembuangan plak
![Page 55: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/55.jpg)
Tabel 4.3 Hasil Uji T Data Berpasangan Perbandingan Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak
t hitung t tabel Keputusan
7,690 2,048 Ho ditolak
Keterangan : Tingkat kekeliruan (α) 5%
Hasil penelitian terhadap nilai plak menggunakan uji t pada α = 0,05
menghasilkan thitung= 7,690 dan ttabel = 2,048, maka Ho diterima dengan kriteria uji :
- Ho ditolak jika thitung ≥ ttabel
- Ho diterima jika thitung < ttabel
Hal ini berarti terdapat perbedaan efektifitas yang bermakna antara sikat gigi
anak dan sikat gigi dewasa terhadap pembuangan plak.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, dilakukukan uji
statistik dengan menggunakan uji t data berpasangan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa terhadap pembuangan plak. Uji t
untuk data berpasangan diartikan sebagai data yang diperoleh dari subjek penelitian
yang sama, tetapi mengalami dua pengukuran yang berbeda. Data penelitian dengan
uji t merupakan data kuantitatif untuk pengukuran indeks plak dan data kualitatif
untuk menentukan jenis sikat gigi.
![Page 56: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/56.jpg)
Penelitian menggunakan sikat gigi anak dan dewasa, setiap subjek penelitian
diberikan perlakuan sama dengan sikat gigi yang berbeda dan dibagi menjadi dua
kelompok dengan jumlah yang sama. Perlakuan pertama menggunakan sikat gigi
anak oleh kelompok satu dan sikat gigi dewasa oleh kelompok dua. Sikat gigi
berbeda digunakan oleh setiap kelompok pada perlakuan kedua.
Penilaian terhadap indeks plak dilakukan sebelum dan sesudah penyikatan
gigi. Nilai plak sebelum penyikatan gigi diperoleh dari hasil pembentukan plak
setelah tidak melalukan tindakan kebersihan mulut selama 24 jam. Penilaian terhadap
indeks plak dilakukan pada permukaan bukal dan lingual setelah subjek penelitian
melakukan penyikatan gigi. Nilai plak sebelum penyikatan gigi akan dibandingkan
dengan nilai plak setelah penyikatan gigi.
Tabel 4.1 menunjukkan indeks plak rata-rata subjek penelitian sebelum dan
sesudah penyikatan gigi dengan menggunakan sikat gigi anak adalah 3,561 dan
1,044, sedangkan indeks plak rata-rata subjek penelitian sebelum dan sesudah
penyikatan gigi menggunakan sikat gigi dewasa adalah 3,550 dan 1,933. Hasil
tersebut memperlihatkan adanya penurunan penurunan nilai plak pada kedua jenis
sikat gigi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa sikat gigi merupakan salah satu alat
mekanis yang digunakan sebagai usaha pengendalian plak (Carranza dan Newman,
2002).
Tabel 4.1 memperlihatkan pula bahwa penurunan nilai plak pada anak
menggunakan sikat gigi anak lebih besar dibandingkan sikat gigi dewasa. Hasil
tersebut sesuai dengan syarat sikat gigi ideal menurut European Workshop on
![Page 57: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/57.jpg)
Mechanical Plaque Control adalah ukuran tangkai dan kepala sikat gigi disesuaikan
dengan usia dan ukuran mulut pengguna (Harris O. dan Gracia F., 1999). Orang
dewasa memiliki ukuran dan bentuk sikat gigi yang sesuai dengan usia dan ukuran
mulutnya begitu pula dengan anak. Hal tersebut bertujuan agar sikat gigi dapat
membersihkan seluruh daerah di dalam rongga mulut dengan efektif.
Tabel 4.2 menggambarkan bahwa penurunan plak pada setiap area gigi lebih
besar saat menggunakan sikat gigi anak dibandingkan sikat gigi dewasa. Hasil
tersebut sesuai dengan penelitian Christopher J.B tahun 2002 yang menyatakan
bahwa penggunaan sikat gigi dengan kepala sikat kecil pada anak akan
menghilangkan plak pada seluruh area gigi dengan efektif. Hasil penelitian sejalan
dengan tujuan penyikatan gigi bahwa sikat gigi anak dapat berdaya guna lebih baik
untuk membuang plak pada anak dibandingkan dengan sikat gigi dewasa (J.B.
Christopher, 2002).
Pemilihan sikat gigi terutama pada anak perlu memperhatikan kenyamanan saat
digunakan serta penggunaannya harus mudah sehingga dapat berdaya guna. Salah
satu syarat sikat gigi anak yang baik adalah kepala sikat gigi kecil dengan ukuran
maksimal sama dengan jumlah lebar keempat gigi bawah, sehingga dapat
menjangkau permukaan gigi bagian posterior, permukaan distal pada bagian bukal
dan lingual gigi (Machfoedz dan Asmar, 2005).
Tabel 4.3 memperlihatkan hasil penelitian terhadap nilai plak menggunakan
uji t pada nilai α 0,05 menghasilkan nilai t hitung yaitu 7,690 dan t tabel yaitu 2,048.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho
![Page 58: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/58.jpg)
diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara sikat gigi anak dan
sikat gigi dewasa yaitu sikat gigi anak lebih efektif dibandingkan sikat gigi dewasa
dalam pembuangan plak pada anak.
Penelitian mengenai kondisi dan kelayakan sikat gigi yang digunakan anak
oleh Adewakun A.A.,dkk pada tahun 2005. Penelitian dilakukan pada 710 anak usia
sekolah menggunakan 40 merk sikat gigi yang beredar di pasaran. Hasil penelitian
membuktikan bahwa ukuran kepala sikat berperan dalam pembuangan plak pada
anak. Kepala sikat dengan ukuran kecil sesuai dengan standar sikat gigi anak dapat
mengurangi jumlak plak lebih maksimal (Adewakun A.A.,dkk, 2005)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sama dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya dan sesuai dengan landasan teori yang ada. Oleh
karena itu diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi yang
bermanfaat dalam memilih jenis sikat gigi yang baik untuk anak.
![Page 59: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/59.jpg)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 30 orang siswa SDN Bhakti
Winaya 2 Bandung dengan melakukan penyikatan gigi menggunakan sikat gigi anak
dan dewasa, dapat diambil simpulan bahwa terdapat perbedaan efektifitas yang
bermakna antara sikat gigi anak dan dewasa yaitu sikat gigi anak lebih efektif
dibandingkan sikat gigi dewasa terhadap pembuangan plak pada anak.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan sebagai
berikut:
1. Perlu disosialisasikan mengenai sikat gigi yang sebaiknya digunakan oleh
anak yaitu sikat gigi anak.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada penelitian ini seperti mengenai
efek trauma pada jaringan lunak akibat penggunaan sikat gigi dewasa pada
anak.
![Page 60: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/60.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Adewakun, A.A.; Pervical, T.M.; Barclay, S.R.; Campbel, A.C.; Aaechi, B.T. 2005. Appropriateness and conditions of toothbrushes used by children in Trinidad. Health Service Reasearh Program. Diakses 10 Februari 2010.
Admin. 2008. Brushing Technique. http://www.toothbrushingtechnique.com. Diakses 22 Desember 2009.
Anitasari Silvia dan Rahayu E. Nina. 2005. Hubungan frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa sekolah dasar negeri di kecamatan Palaran kotamadya Samarinda provinsi Kalimantan Timur. Dental Journal Volume 38. 88-90. Diakses 3 Oktober 2009.
Angela, Ami. 2005. Pencegahan Primer pada Anak yang Beresiko Karies Tinggi. Dental Journal Volume 38. 130-134. Diakses 3 Oktober 2009.
Ariningrum, Ratih. 2000. Beberapa Cara Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut. Cermin Dunia Kedokteran Nomor 126. 45-51. Diakses 21 November 2009.
Burt, A. Brian and Eklund, A. Stephen. 1999. Dentistry, Dental Practice and the Community fifth edition. Philadelphia: W. B. Saunders Company. 358-364.
Carranza, F.A and Newman, M. G. 2002. Glickman’s Clinical Periodontology ninth edition. Philadelphia: W.B. Saunders Company. 138-158, 729-734.
. 2006. Glickman’s Clinical Periodontology tenth edition. Philadelphia: W.B. Saunders Company. 139-141, 732-734.
Departemen Kesehatan RI. 1991. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
. 1994. Profil Kesehatan Gigi dan Mulut Indonesia pada Pelita V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
. 2005. Laporan Hasil Survey Penyakit Periodontal dan Karies Gigi 1999-2003. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Finn, B. Sidney. 2003. Clinical Pedodontics fourth edition. Philadelphia: W. B. Saunders Company. 537-540.
![Page 61: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/61.jpg)
Forrester, D.J; Wagner, M.L; Fleming, J. 1981. Pediatric Dental Medicine. Philadelphia: Lea and Febiger.
Genco, Robert J., Goldman, Henry Cohen, Walter D. 1990. Contemporary Periodontics. St.Louis: The C.V. Mosby Company. 432.
. 2004. Contemporary Periodontics. St.Louis: The C.V. Mosby Company. 434.
Giftakis, Jonathon E.; Rise, Mark T.; Stypulkowski, Paul H. and Denison, Timothy J. Analyzing a Washout Period Characteristic For Phsyciatric Disoder Therapy Delivery. 2009. Diakses 12 Oktober 2009.
Haake S.K. 1990. Microbiology of Dental Plaque. International Journal of Systematic Bacteriology. Diakses 12 Oktober 2009.
Harris, O. Norman and Gracia-Godoy, Franklin. 1999. Primary Preventive Dentistry. Stamford: Appleton & Lange. 77-98.
Hoag, Philip M. and Pawlak, Elizabeth A. 1990. Essential of Periodontics fourth edition. St. Louis: The C. V. Mosby Company. 21-31, 146-165.
J.B. Christopher. 2002. How To Choose A Tootbrush. National Institute of Dental and Craniofacial Research. Diakses 10 Februari 2010.
Jenkins, W. M. M and Allan, C. J. 1999. Periodontics: A Synopsis. Oxford: Wright.
Lindhe, Jan. 1990. Textbook of Clinical Periodontology second edition. Copenhagen: Munksgaard. 81-98, 451-452.
. 2003. Textbook of Clinical Periodontology forth edition. Copenhagen: Munksgaard. 449-461.
Machfoedz, Ircham dan Asmar Y.Z. 2005. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya. 88-93.
Manson, J. D. and Elley, B. M. 1995. Outline of Periodontics third edition. Oxford: Wright. 15-17, 114-122.
Notoatmodjo, Sukidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.
![Page 62: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/62.jpg)
Perama, I. Allin. 2009. Perbedaan Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi dengan menggunakan Pasta Gigi yang Mengandung Propolis dan Tanpa Propolis pada Anak Usia 11-13 Tahun di SMPN 33 Bandung Tahun 2009. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.
Perry, Dorothy A.; Beemsterboer, Phyllis; Taggart Jr; Edward, J. 2001. Periodontology for the Dental Hygienist second edition. Philadelphia: W. B. Saunders Company. 241-241, 249-250.
Riyanti, E., Chemiawan E. dan Rizalda, A. Rully. 2005. Hubungan Pendidikan Penyikatan Gigi dengan Tingkat kebersihan Gigi dan Mulut Siswa Siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Imam Bukhari). 4-8. Diakses 15 Oktober 2009.
Rose, L.F, Genco, R.J, Cohen, D.W, Meakey, B.L. 2004. Periodontal Medicine. London: B.C Decker Inc. 100-108, 216-223.
Schwartz Murray. 1995. Clinical Guide To Periodontics. Philadelphia: W. B. Saunders Company.
Situmorang, Nurmala. 2008. Status Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Sekolah di 8 Kecematan di Kota Medan. Dentika Dental Journal. Diakses 15 Oktober 2009.
Smith, A. Timothy and Packer, W. Merril. 1971. Scoring Patient Higyene Performance by Observation of Selected. Tooth Surface. HSMA Health Report. Diakses 27 November 2009.
Tooth Club. 2010. Oral Health Care Zone for Grown-Ups. www.toothclub.com. Diakses 3 Februari 2010.
WHO Oral Health Country/ Area Profile Programme. 2009. www.whocollab.od.mah. Diakses 4 Desember 2009.
Wilkins, Esther M. 1999. Clinical Practice of the Dental Hygiene eight edition. Philadelphia: Lippincott. 264, 271, 387-388.
Wilson Jr, Thomas G. and Kornman, Kenneth S. 1996. Fundamentals of Periodontics. Chicago: Quintessence Publishing Co, Inc. 47-51, 337-343.
![Page 63: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/63.jpg)
Zulkifli L. 2001. Psikologi Perkembangan Cetakan VIII. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. 13-17.
![Page 64: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/64.jpg)
RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
Penulis lahir di Jakarta 23 September 1988.
Tahun 1992 sampai dengan 1994, penulis mengikuti pendidikan di Taman
Kanak-Kanak Tadika Puri, Jakarta.
Tahun 1994 sampai dengan 1998, penulis mengikuti pendidikan di Sekolah
Dasar Negeri 05 Pagi, Jakarta.
Tahun 1998 sampai dengan 2000, penulis mengikuti pendidikan di Sekolah
Dasar Negeri Percobaan Langkai 6, Palangka Raya.
Tahun 2000 sampai dengan 2001, penulis mengikuti pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 2, Palangka Raya.
Tahun 2001, penulis mengikuti pendidikan di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 139, Jakarta.
Tahun 2001 sampai dengan 2003, penulis mengikuti pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 28, Bandung.
Tahun 2003 sampai dengan 2006, penulis mengikuti pendidikan di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1, Bandung.
Tahun 2006 penulis mulai mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran, Bandung.
![Page 65: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/65.jpg)
Lampiran 1
Permohonan Izin Penelitian kepada Kepala Sekolah SDN Bhakti Winaya 2 Bandung
Lampiran 2
![Page 66: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/66.jpg)
Surat Jawaban Izin Penelitian dari Kepala Sekolah SDN Bhakti Winaya 2 Bandung
Lampiran 3
Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Daerah Propinsi Jawa Barat
![Page 67: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/67.jpg)
Lampiran 4
Surat Persetujuan Peserta Penelitian
SURAT PERSETUJUAN PESERTA PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
![Page 68: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/68.jpg)
Nama :Umur :Jenis kelamin :Alamat :No. Telepon :
Setelah mendapat keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dan resiko penelitian tersebut di bawah ini yang berjudul :
“Efektifitas Sikat Gigi Anak Dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plakpada Siswa SDN Bhakti Winaya 2 Bandung”
Dengan sukarela menyetujui diikut sertakan dalam penelitian tersebut di atas sebagai naracoba, dengan catatan apabila suatu waktu dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini.
Bandung, 2009Yang menyetujui,
Peneliti Orang tua peserta penelitian
(Nurilmi Alfiriani) ( )Lampiran 5Lembar Pemeriksaan
LEMBAR PEMERIKSAANNama : Tanggal scaling :Umur : Tanggal pemeriksaan :Jenis kelamin : L / P Sikat gigi : Anak / DewasaNilai plak sebelum sikat gigi Bukal Labial Bukal
1.6 1.1 2.6 Lingual Labial Lingual
4.6 3.1 3.6Nilai plak setelah sikat gigi Bukal Labial Bukal
1.6 1.1 2.6 Lingual Labial Lingual
![Page 69: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/69.jpg)
4.6 3.1 3.6Keterangan : 0 = tidak terdapat plak; 1 = terdapat plakLampiran 6Data Hasil Penelitian Sebelum dan Sesudah Menggunakan Sikat Gigi Anak Terhadap Pembuangan Plak
Subjek Sebelum (xi) Sesudah (yi) di(xi-yi)1 3.833 0.833 3.0002 4.500 1.167 3.3333 4.333 1.000 3.3334 4.667 1.667 3.0005 2.333 1.000 1.3336 2.500 0.833 1.6677 3.500 1.000 2.5008 3.667 1.000 2.6679 4.000 1.500 2.50010 4.000 1.667 2.33311 3.333 1.000 2.33312 3.500 1.333 2.16713 3.333 0.833 2.50014 4.000 0.667 3.33315 3.333 1.167 2.16616 3.833 1.500 2.33317 3.833 1.667 2.16618 3.333 1.000 2.33319 3.667 0.500 3.16720 3.667 1.000 2.66721 4.000 1.500 2.50022 3.667 1.333 2.33423 3.167 1.333 1.83424 3.333 0.833 2.50025 3.667 0.667 3.00026 3.000 1.333 1.66727 3.500 0.167 3.33328 3.333 0.667 2.66629 2.833 0.833 2.00030 3.167 0.333 2.834
Rata-rata 3.561 1.044 2.517Simp. Baku 0.521 0.389 0.132
Lampiran 7
![Page 70: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/70.jpg)
Data Hasil Penelitian Sebelum dan Sesudah Menggunakan Sikat Gigi Dewasa Terhadap Pembuangan Plak
Subjek Sebelum (xi) Sesudah (yi)
di(xi-yi)
1 2.000 1.000 1.0002 3.833 2.000 1.8333 3.667 2.500 1.1674 3.667 2.333 1.3345 3.167 2.167 1.0006 3.667 2.167 1.5007 3.833 2.167 1.6668 3.667 1.500 2.1679 4.000 2.500 1.50010 3.833 2.167 1.66611 4.000 2.000 2.00012 3.500 2.000 1.50013 3.500 1.667 1.83314 3.667 1.833 1.83415 3.833 1.500 2.33316 3.167 1.833 1.33417 3.167 1.833 1.33418 2.833 2.000 0.83319 3.333 2.000 1.33320 4.000 1.833 2.16721 3.833 2.500 1.33322 3.000 1.667 1.33323 3.500 1.500 2.00024 3.333 1.667 1.66625 3.833 2.000 1.83326 3.500 1.500 2.00027 3.667 1.833 1.83428 4.333 2.000 2.33329 3.833 2.500 1.33330 3.333 1.833 1.500
Rata-rata 3.550 1.933 1.617Simp. Baku 0.442 0.352 0.091
Lampiran 8Data Perbandingan Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak
![Page 71: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/71.jpg)
Subjek Anak (Xi) Dewasa (Yi) di(xi-yi)1 3.000 1.000 2.0002 3.333 1.833 1.5003 3.333 1.167 2.1664 3.000 1.334 1.6665 1.333 1.000 0.3336 1.667 1.500 0.1677 2.500 1.666 0.8348 2.667 2.167 0.5009 2.500 1.500 1.00010 2.333 1.666 0.66711 2.333 2.000 0.33312 2.167 1.500 0.66713 2.500 1.833 0.66714 3.333 1.834 1.49915 2.166 2.333 -0.16716 2.333 1.334 0.99917 2.166 1.334 0.83218 2.333 0.833 1.50019 3.167 1.333 1.83420 2.667 2.167 0.50021 2.500 1.333 1.16722 2.334 1.333 1.00123 1.834 2.000 -0.16624 2.500 1.666 0.83425 3.000 1.833 1.16726 1.667 2.000 -0.33327 3.333 1.834 1.49928 2.666 2.333 0.33329 2.000 1.333 0.66730 2.834 1.500 1.334
Rata-rata 2.517 1.617 0.900Simp. Baku 0.132 0.091 0.041
Lampiran 9Uji Hipotesis Perbandingan Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak
1. Hipotesis
![Page 72: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/72.jpg)
Ho : μ1 = μ2 ; tidak terdapat perbedaan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa terhadap
pembuangan plak
H1 : μ1 ≠ μ2 ; terdapat perbedaan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa terhadap
pembuangan plak
2. Statistik uji : Uji t data berpasangan
: d = Xi – Yi dimana
ttabel = (1-α,n-1)
Keterangan :
d : selisih nilai plak sebelum dan sesudah menggunakan sikat gigi
: rata – rata selisih
x : data dewasa
y : data anak
S : simpangan baku
S2 : varians
N : ukuran sampel
3. Kriteria uji :
Ho ditolak jika thitung ≥ ttabel
Ho diterima jika thitung < ttabel
4. Hasil perhitungan
![Page 73: SKRIPSI LENGKAP](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061517/55cf93a5550346f57b9e064b/html5/thumbnails/73.jpg)
S = 0,64
Maka :
= 7,69