skripsi lengkap

109
PERBEDAAN EFEKTIFITAS SIKAT GIGI ANAK DAN DEWASA TERHADAP PEMBUANGAN PLAK PADA SISWA SDN BHAKTI WINAYA 2 BANDUNG SKRIPSI NURILMI ALFIRIANI 160110060051

Upload: nika-saputra

Post on 26-Dec-2015

85 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

skripsi mantap bana

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI LENGKAP

PERBEDAAN EFEKTIFITAS SIKAT GIGI ANAK DAN DEWASA TERHADAP PEMBUANGAN PLAK PADA SISWA

SDN BHAKTI WINAYA 2 BANDUNG

SKRIPSI

NURILMI ALFIRIANI160110060051

UNIVERSITAS PADJAJARANFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

BANDUNG2010

Page 2: SKRIPSI LENGKAP

PERBEDAAN EFEKTIFITAS SIKAT GIGI ANAK DAN DEWASA TERHADAP PEMBUANGAN PLAK PADA SISWA

SDN BHAKTI WINAYA 2 BANDUNG

SKRIPSIDiajukan untuk menempuh ujian sarjana

Pada Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Padjadjaran

NURILMI ALFIRIANI160110060051

UNIVERSITAS PADJAJARANFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

BANDUNG

Page 3: SKRIPSI LENGKAP

2010

JUDUL : PERBEDAAN EFEKTIFITAS SIKAT GIGI ANAK DAN DEWASA TERHADAP PEMBUANGAN PLAK PADA SISWA SDN BHAKTI WINAYA 2 BANDUNG

PENYUSUN : NURILMI ALFIRIANINPM : 160110060051

Bandung, Februari 2010

Menyetujui:

Pembimbing Utama,

Hj. Risti Saptarini Primarti, Drg., Sp.KGA.NIP. 19700910 199702 2 002

Pembimbing Pendamping,

Amaliya, Drg., MSc.NIP. 19730209 199903 2 001

Page 4: SKRIPSI LENGKAP

“… Pencapaian yang kuraih adalah berkat taufik dari Allah SWT.

Hanya kepadaNyalah aku bertawakal dan kembali.” (Huud: 88)

Kupersembahkan skripsi ini untuk keluarga, kekasih,

sahabat, dan bangsa Indonesia tercinta.

Perbedaan Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak pada Siswa SDN Bhakti Winaya 2 Bandung – Nurilmi Alfiriani – 160110060051

Page 5: SKRIPSI LENGKAP

ABSTRAK

Sikat gigi dapat berdaya guna apabila memenuhi syarat dasar dan digunakan

sesuai dengan kebutuhan setiap individu. Akan tetapi, berdasarkan penelitian

pendahuluan pada seratus siswa SDN Bhakti Winaya 2 Bandung menunjukkan bahwa

74% anak menggunakan sikat gigi dewasa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas sikat gigi anak dan

dewasa terhadap pembuangan plak. Jenis penelitian adalah eksperimental semu

dengan metode single blind, cross-over. Sampel dipilih dari siswa SDN Bhakti

Winaya 2 Bandung secara purposive sampling sebanyak 30 orang . Subjek penelitian

dilakukan skeling dan diberi instruksi cara menyikat gigi metode Roll, kemudian

dibagi menjadi dua kelompok dan mendapat dua kali perlakuan secara bergantian.

Data yang diperoleh dilakukan uji statistik menggunakan uji t data

berpasangan. Hasil penelitian memperlihatkan adanya penurunan nilai plak pada

kedua jenis sikat gigi dan menunjukkan perbedaan efektifitas yang bermakna yaitu

sikat gigi anak lebih efektif dibandingkan sikat gigi dewasa dalam pembuangan plak

pada anak.

Kata kunci : plak gigi, sikat gigi anak, sikat gigi dewasa.

The Difference of Plaque Removal Effectivity Between The Adult and Children Toothbrush at SDN Bhakti Winaya 2 Bandung Nurilmi Alfiriani 160110060051

Page 6: SKRIPSI LENGKAP

ABSTRACT

Toothbrush can be used optimally if it’s fulfilling the basic requirement and

appropriate applied to each individual needed. Based on the preface research to one

hundred students of SDN Bhakti Winaya 2 Bandung, shows that 74% of children

using adult toothbrush.

This research aims to know the plaque removal effectivity of the adult and

children toothbrush. This quasi experimental research using a single blind, cross-

over method. Samples are 30 students of SDN Bhakti Winaya 2 Bandung by

purposive sampling. Research subject is being scalling and given Roll method

instruction, than divided into two groups and treated two times by turns.

Data is being statistically tested using paired t-test. The result of the research

shows the decreasing plaque score by both toothbrush and indicates the significant

different that children toothbrush is more effective than the adult for children.

Keyword : plaque, children toothbrush, adult toothbrush.

PRAKATA

Page 7: SKRIPSI LENGKAP

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia dan

rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Skripsi ini disusun

dalam rangka menyelesaikan tugas akhir program sarjana Kedokteran Gigi di

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.

Penulis menyadari tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang ditemukan saat

penyusunan skripsi dilaksanakan, namun berkat petunjuk dan rahmatNya serta

dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikannya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

yang tak terbatas kepada:

1. Prof. Dr. H. Eky S. Soeria Soemantri, drg., Sp. Ort., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Bandung.

2. Hj. Risti Saptarini Primarti, drg., Sp. KGA , selaku pembimbing utama yang telah

memberikan bantuan, bimbingan, pengarahan, dan dorongan semangat dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Amaliya, drg., MSc., selaku pembimbing pedamping yang telah memberikan

bantuan, bimbingan, pengarahan, dan dorongan semangat dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Kurniasri Amas Achiar, drg., MPd, selaku dosen wali yang telah membimbing

penulis selama menjalankan kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Padjadjaran Bandung.

5. Ria Maria Hasty Noor, SPd., selaku Kepala Sekolah SDN Bhakti Winaya 2

Bandung.

6. Ayah, Mama, Ino dan Faiz dan seluruh keluarga tercinta yang tak henti-hentinya

memberikan segenap dukungan, doa, dan kasih sayang yang tulus.

7. Praditia Rahadi terkasih dan tersayang yang selalu memberikan segenap

dukungan, doa, bantuan, bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini serta cinta

kasih yang tulus.

8. Pita, Nita, Kika, Alda, Nanin, Ndith, Yurika, Risa, Iyol, Puput, teman-teman

arisan dan semua rekan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran yang

Page 8: SKRIPSI LENGKAP

telah memberikan bantuan dan dorongan semangat kepada penulis.

9. Ami,drg. dan Suster Ela yang telah membantu penelitian dalam skripsi ini.

10. Dikdik yang telah membantu dalam mengolah data penelitian.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan

bantuan, dukungan doa dan semangat kepada penulis.

Semoga Allah membalas segala kebaikan semua pihak yang telah

memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca

dan masyarakat di Indonesia, khususnya pada bidang ilmu kesehatan gigi.

Bandung, Februari 2009

Penulis

DAFTAR ISI

Page 9: SKRIPSI LENGKAP

Halaman

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

ABSTRACT ................................................................................................... v

PRAKATA .................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................1

1.1 Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ............................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ...................................... 4

1.6 Metode Penelitian ............................................................... 6

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 7

2.1 Tinjauan Umum Plak .......................................................... 7

2.1.1 Mekanisme Pembentukan Plak ............................... 8

2.1.2 Patogenitas Plak .................................................... 10

2.1.3 Klasifikasi Plak ..................................................... 11

2.1.4 Pengendalian Plak ................................................. 12

2.1.5 Penilaian Plak ....................................................... 13

2.2 Tinjauan Umum Sikat Gigi .............................................. 15

2.2.1 Unsur Pada Sikat Gigi .......................................... 15

Page 10: SKRIPSI LENGKAP

2.2.2 Syarat Dasar Sikat Gigi ........................................ 18

2.2.3 Sikat Gigi Dewasa ............................................... 19

2.2.4 Sikat Gigi Anak .................................................... 20

2.3 Tinjauan Umum Penyikatan Gigi ..................................... 20

2.3.1 Tujuan Penyikatan Gigi ........................................ 20

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Penyikatan Gigi ....... 21

2.3.3 Teknik Penyikatan Gigi ........................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 28

3.1 Jenis Penelitian ................................................................ 28

3.2 Populasi dan Sampel ........................................................28

3.3 Variabel Penelitian ...........................................................29

3.4 Definisi Operasional ........................................................ 30

3.5 Alat dan Bahan Penelitian ............................................... 31

3.6 Prosedur Penelitian .......................................................... 32

3.7 Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 38

4.1 Hasil Penelitian ................................................................ 38

4.2 Pengujian hipotesis .......................................................... 39

4.3 Pembahasan ..................................................................... 40

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 44

5.1 Simpulan .......................................................................... 44

5.2 Saran ................................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 45

RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS ..................................................... 49

LAMPIRAN ................................................................................................ 50

Page 11: SKRIPSI LENGKAP

DAFTAR TABEL

Page 12: SKRIPSI LENGKAP

No. Tabel Teks Halaman

4.1 Rata-rata Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak …………………………… 38

4.2 Penurunan Nilai Plak Setiap Area Gigi menggunakan Sikat Gigi Anak dan Dewasa …………………………………… 39

4.3 Hasil Uji T Data Berpasangan Perbandingan Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak …………………………………...... 40

DAFTAR GAMBAR

Page 13: SKRIPSI LENGKAP

No. Tabel Teks Halaman

2.1 Plak Gigi …………………………………………………………. 7

2.2 Plak Gigi yang Telah Diwarnai Bahan Pewarnaan Plak …………. 8

2.3 Permukaan Gigi yang Diperiksa Indeks Plak dengan PHP dari Podshadley dan Haley ………………………... 14

2.4 Bentuk Kepala Sikat Conventional atau Retrangular ………….... 16

2.5 Bentuk Kepala Sikat Diamond atau Tapered …..………….......... 16

2.6 Bagian Sikat Gigi ……………………………………………….. 16

2.7 Bentuk Tangkai Sikat Gigi ……………………………………… 17

2.8 Gerakan Bulu Sikat Gigi ………………………………………... 18

2.9 Teknik Penyikatan Vertikal ……………………………………... 23

2.10 Teknik Penyikatan Horizontal …………………………………... 23

2.11 Teknik Penyikatan Roll …………………………………………. 24

2.12 Teknik Penyikatan Charter ……………………………………… 25

2.13 Teknik Penyikatan Stillman …………………………………….. 26

2.14 Teknik Penyikatan Bass ………………………………………… 27

3.1 Alat dan Bahan Penelitian ………………………………………. 32

3.2 Permukaan Gigi yang Diperiksa Indeks Plak dengan PHP dari Podshadley dan Haley ………………………... 34

3.3 Lima Subdivisi Permukaan Gigi dalam Indeks Plak PHP …….... 35

3.4 Bagan Prosedur Penelitian ……………………………………… 36

Page 14: SKRIPSI LENGKAP

DAFTAR LAMPIRAN

Page 15: SKRIPSI LENGKAP

No. Tabel Teks Halaman

1 Permohonan Izin Penelitian kepada Kepala Sekolah SDN Bhakti Winaya 2 Bandung ……………………………….. 50

2 Surat Jawaban Izin Penelitian dari Kepala Sekolah SDN Bhakti Winaya 2 Bandung ……………………….…….… 51

3 Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Daerah Propinsi Jawa Barat………………….………………….…….… 52

4 Surat Persetujuan Peserta Penelitian ……………….……..….… 53

5 Lembar Pemeriksaan ……………………….……………..….… 54

6 Data Hasil Penelitian Sebelum dan Sesudah MenggunakanSikat Gigi Anak Terhadap Pembuangan Plak …………….….… 55

7 Data Hasil Penelitian Sebelum dan Sesudah Menggunakan Sikat Gigi Dewasa Terhadap Pembuangan Plak ………….….… 56

8 Data Perbandingan Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak …………………….… 57

9 Uji Hipotesis Perbandingan Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak ………………....….… 58

BAB I

PENDAHULUAN

Page 16: SKRIPSI LENGKAP

1.1 Latar Belakang Penelitian

Masalah kesehatan gigi yang utama di Indonesia adalah karies gigi dan

penyakit periodontal (Departemen Kesehatan, 2005). Hal tersebut dapat terjadi

karena kebersihan mulut yang buruk. Faktor etiologi lainnya yaitu kurangnya

pengetahuan, kesadaran, dan kemandirian terhadap kesehatan gigi dan mulut . Salah

satu indikator yang dapat dipakai untuk menentukan tingkat kebersihan mulut

seseorang yaitu plak yang menempel pada permukaan gigi (Angela A, 2005).

Plak adalah suatu deposit lunak yang terdiri dari bakteri di dalam matriks

ekstraseluler dan melekat erat pada permukaan gigi atau pada struktur keras lainnya

dalam mulut (Carranza dan Newman, 2002). Plak yang ditemukan pada permukaan

gigi sulit untuk dibersihkan seperti pada fisur, daerah interdental dan sulkus gusi.

Daerah interdental di bawah titik kontak merupakan area ditemukannya plak yang

tebal ( Manson dan Eley, 1995). Aktivitas metabolisme bakteri yang terdapat dalam

plak dapat menyebabkan kerusakan gigi dan peradangan gusi.

Usaha yang dapat dilakukan dalam pembuangan plak sebagai etiologi primer

dari berbagai penyakit gigi dan periodontal antara lain menggunakan sikat gigi,

benang gigi, tusuk gigi, sikat interdental, dan semprotan air tekanan tinggi (Carranza

dan Newman, 2002). Sikat gigi merupakan alat yang paling fundamental dan umum

digunakan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut (Genco et al, 2004). Akan

tetapi, penyikatan gigi tidak dapat menghilangkan plak dengan baik pada daerah

Page 17: SKRIPSI LENGKAP

interdental, sehingga diperlukan alat bantu yang sesuai untuk membersihkan daerah

tersebut (Lindhe, 1990).

Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang

cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat,

metode penyikatan gigi serta frekuensi dan waktu penyikatan yang tepat (Riyanti,

dkk, 2005). Selain itu sikat gigi harus disesuaikan dengan kebutuhan setiap individu.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Kesehatan pada tahun

1994, 90% anak Indonesia memiliki masalah gigi berlubang. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kesadaran anak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut

khususnya menyikat gigi, masih rendah. Faktor yang dapat menyebabkan hal ini

terjadi, antara lain kurangnya pengetahuan dan bimbingan orang tua serta status

ekonomi yang rendah (Departemen Kesehatan RI, 1994).

Bimbingan dan perhatian orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak

merupakan hal yang penting diperhatikan. Orang tua harus mengetahui dan mengajari

cara merawat gigi anak dengan baik, yaitu dengan memberi contoh cara menyikat

gigi yang benar (Anitasari Silvia dan Rahayu E. N., 2005).

Keluarga dengan status ekonomi rendah menunjukkan tingkat kesehatan gigi

dan mulut yang lebih buruk dibandingkan dengan status ekonomi menengah keatas

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1991). Beberapa fakta yang menguatkan

antara lain, jarangnya menyikat gigi, penggunaan sikat gigi bersama dalam satu

Page 18: SKRIPSI LENGKAP

keluarga, pemilihan sikat gigi yang tidak tepat sehingga terkadang seorang anakpun

diberikan sikat gigi dewasa oleh orang tuanya.

Sekolah Dasar Negeri Bhakti Winaya 2 Bandung memiliki siswa berjumlah

sekitar 200 anak. Siswa di sekolah tersebut menunjukkan status ekonomi tingkat

menengah kebawah. Oleh karena itu, peneliti memilih sekolah tersebut sebagai lokasi

penelitian.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pendahuluan yang dilakukan

oleh peneliti di Pasir Jaya Bandung pada tahun 2009, seratus anak dengan rentan usia

6 sampai 11 tahun menunjukkan bahwa 74% anak menggunakan sikat gigi dewasa

dengan kepala sikat berbentuk oval sebanyak 71%.

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi keadaan tersebut

salah satunya adalah dengan meningkatkan program penyuluhan serta menyebarkan

informasi mengenai kesehatan gigi dan teknik pemeliharaan yang benar (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 1991). Sangatlah tepat apabila informasi kesehatan

gigi dan mulut dikenalkan sejak usia dini, karena dalam hukum masa peka yang

dikemukakan oleh Dr. Maria Montessori, pada masa pertumbuhan suatu fungsi sangat

mudah dipengaruhi dan dikembangkan (Zulkifli , 2001). Salah satu penyuluhan yang

penting adalah mengenai kesesuaian ukuran sikat gigi yang digunakan.

Berdasarkan hal yang telah disebutkan di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai perbandingan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa

terhadap pembuangan plak pada anak.

Page 19: SKRIPSI LENGKAP

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukaan di atas, maka dapat

diidentifikasikan apakah terdapat perbedaan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa

terhadap pembuangan plak pada anak.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas sikat gigi anak dan

dewasa terhadap pembuangan plak pada anak.

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat :

1. Sebagai informasi yang berguna bagi masyarakat dalam memilih sikat gigi yang

baik untuk anak berdasarkan daya guna dan kenyamanan pemakaian.

2. Sebagai informasi ilmiah yang dapat dijadikan landasan apabila akan dilakukan

penelitian lebih lanjut.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Plak memegang peranan penting sebagai etiologi utama dari berbagai

kerusakan gigi dan penyakit periodontal (Genco et al, 2004). Hal tersebut

dikarenakan plak mengandung bakteri patogen dan hasil metabolisme bakteri yang

melekat pada permukaan gigi dan gusi (Carranza dan Newman, 2002). Pembentukan

plak diawali dengan pelikel yaitu suatu lapisan tipis yang terbentuk dari protein

Page 20: SKRIPSI LENGKAP

saliva, kemudian permukaan pelikel mulai dilapisi oleh bakteri yang dapat

menyebabkan pembentukan plak, Streptococcus sanguis merupakan bakteri yang

paling banyak ditemukan (Carranza dan Newman, 2002).

Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasinya yaitu mencegah

pembentukan plak dan tindakan pembuangan plak (Carranza dan Newman, 2002).

Pembuangan plak dinilai sebagai cara yang paling efektif untuk mencegah akumulasi

mikroba pembentuk plak (Hoag dan Pawlak, 1990). Alat yang paling umum

digunakan oleh masyarakat dalam pembuangan plak adalah sikat gigi (Lindhe, 1990)

dan biasa dilakukan di rumah (Carranza dan Newman, 2002).

Berdasarkan Teori Blum, status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau

masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu keturunan, lingkungan (fisik maupun

sosial budaya), perilaku dan pelayanan kesehatan (Anitasari Silvia dan Rahayu E. N.,

2005). Sehubungan dengan pendapat tersebut, maka pemilihan sikat gigi sebagai

bentuk perilaku membersihkan gigi dan mulut akan mempengaruhi baik atau

buruknya kebersihan gigi dan mulut.

Menurut European Workshop on Mechanical Plaque Control, syarat sikat gigi

ideal adalah ukuran tangkai dan kepala sikat gigi disesuaikan dengan usia, ukuran

mulut pengguna, dan keterampilan (Lindhe, 2003). Orang dewasa memiliki ukuran

dan bentuk sikat gigi yang sesuai dengan usia dan ukuran mulutnya begitu pula

dengan anak. Tindakan yang tidak tepat apabila seorang anak menggunakan sikat gigi

dewasa untuk menjaga kebersihan gigi dan mulutnya.

Page 21: SKRIPSI LENGKAP

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan suatu hipotesis bahwa terdapat

perbedaan efektifitas antara penggunaan sikat gigi dewasa dan anak terhadap

pembuangan plak pada siswa SDN Bhakti Winaya 2 Bandung.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian bersifat eksperimental semu dengan metode single blind, cross-

over dengan populasi adalah siswa SDN Bhakti Winaya 2 Bandung dan sampel

sebanyak 30 orang yang diambil secara purposive sampling.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Bhakti Winaya 2 Bandung pada bulan

Desember 2009.

Page 22: SKRIPSI LENGKAP

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Plak

Plak adalah suatu deposit lunak yang terdiri dari bakteri di dalam mariks

ekstraseluler dan melekat erat pada permukaan gigi atau struktur keras lainnya dalam

mulut (Carranza dan Newman, 2002). Gigi memiliki permukaan keras yang dapat

menahan perlekatan deposit bakteri sehingga terakumulasi dan menyebabkan karies,

gingivitis, periodontitis, infeksi peri-implant, dan stomatitis (Lindhe, 2003). Plak

merupakan massa bakteri yang dapat menghasilkan iritan, seperti asam, endotoksin,

dan antigen yang kemudian dapat menghancurkan komponen gigi dan merusak

jaringan periodontal (Lindhe, 2003; Carranza dan Newman, 2006).

Gambar 2.1 Plak Gigi (Rose, 2004)

Plak dibedakan dari deposit lunak lain yang ada di permukaan gigi yaitu

materi alba dan kalkulus (Haake, 1990). Perbedaan antar plak gigi dan materi alba

adalah pada kekuatan melekatnya. Plak gigi melekat kuat pada permukaan gigi dan

Page 23: SKRIPSI LENGKAP

tidak akan terlepas hanya dengan berkumur, diberi semprotan air atau semprotan

udara, sedangkan materi alba akan terlepas dengan berkumur, bila diberi semprotan

air atau semprotan udara (Rose, 2004). Perbedaan dengan kalkulus adalah deposit

keras yang dibentuk oleh mineralisasi dental plak dan biasanya dilapisi oleh lapisan

plak yang tidak termineralisasi (Haake, 1990).

Gambar 2.2 Plak Gigi yang Telah Diwarnai Bahan Pewarnaan Plak (Carranza dan Newman, 2002)

2.1.1 Mekanisme Pembentukan Plak

Fase awal pembentukan plak adalah terbentuknya pelikel. Seluruh permukaan

rongga mulut, termasuk juga permukaan gigi dan permukaan restorasi, dilapisi oleh

pelikel glikoprotein. Pelikel berasal dari komponen saliva, cairan suklus gusi dan

produk jaringan inang. Pelikel berfungsi sebagai pertahanan, lubrikasi permukaaan

dan mencegah kerusakan jaringan. Selain itu, pelikel juga menghasilkan substrat

untuk pelekatan bakteri. Populasi bakteri pada permukaan jaringan terganggu akibat

jaringan sel epitel yang terus terkelupas, tetapi pada pelikel di permukaan keras yang

tak terlindungi akan menghasilkan substrat yang mengakibatkan bakteri terakumulasi

sehingga membentuk plak (Carranza dan Newman, 2002).

Page 24: SKRIPSI LENGKAP

Bakteri yang terdapat dalam pelikel berikatan dalam matriks polisakarida

dengan material organik dan anorganik lain. Pelikel berfungsi melindungi bakteri dari

agen antimikroba. Pelikel menjadi media dan substrat bagi perlekatan dan akumulasi

bakteri pembentuk plak pada permukaan gigi (Lindhe, 2003).

Empat jam setelah pembentukan pelikel, terbentuk kolonisasi awal yang

terdiri dari satu jenis bakteri. Koloni bakteri pertama pada permukaan gigi yang

dilapisi pelikel adalah bakteri gram positif fakultatif seperti, Actinomyces viscosus

dan Streptococcus sanguis. Koloni bakteri tersebut melekat pada pelikel melalui

molekul spesifik yang disebut sebagai adhesion pada permukaan bakteria yang

berinteraksi dengan reseptor di pelikel tersebut. Massa plak kemudian menjadi

matang karena pertumbuhan bakteri yang melekat, sehingga terjadi perubahan

lingkungan aerob yang didominasi bakteri gram positif fakultatif menjadi anaerob

yang didominasi oleh bakteri gram negatif (Carranza dan Newman, 2002).

Kolonisasi sekunder terdiri dari bakteri yang tidak terkolonisasi pada saat

kolonisasi primer, seperti Prevotella intermedia, Prevotella loescheii,

Capnocytophaga, Fusobacterium nucleatum, Porphyromonas gingivalis. Bakteri

tersebut melekat pada bakteri yang terlebih dahulu terdapat dalam massa plak.

Kemampuan spesies yang berbeda untuk melekat satu sama lain disebut koagregasi

(Carranza dan Newman, 2002).

Page 25: SKRIPSI LENGKAP

2.1.2 Patogenitas Plak

Timbulnya karies dan penyakit periodontal diawali dengan adanya akumulasi

bakteri plak yang menumpuk pada permukaan gigi. Pembentukan karies diawali

dengan perlekatan bakeri pada acquired pellicle. Bakteri tersebut dapat meningkatkan

kadar patogenitas berupa pembentukan asam hasil sintesis karbohidrat yang dapat

mendemineralisasi email gigi (Lindhe, 2003).

Deposit awal pada permukaan gigi adalah pembentukan pelikel yang disertai

dengan kolonisasi bakteri yang berasal dari saliva. Dalam waktu tiga atau empat jam

akan terbentuk lapisan tipis plak yang terdiri dari bakteri kokus gram positif dan

setelah lebih dari tujuh hari, fusobacteria dan spirilla akan ditemukan dalam jumlah

besar. Gejala klinis gingivitis dapat terlihat pada penumpukan dan pematangan plak

yang dibiarkan selama empat sampai lima hari. Penumpukan plak yang dibiarkan

selama 10 sampai 21 hari dapat terlihat adanya gingivitis dengan jelas (Jenkins dan

Allan, 1999; Wilson dan Kornman, 1996).

Akumulasi plak di sepanjang tepi gusi dan di daerah subgingiva dapat

menyebabkan reaksi inflamasi pada jaringan periodontal (Lindhe, 2003). Apabila

iritasi plak dan inflamasi berlanjut maka integritas dari junctional ephitelial akan

rusak. Sel epitel akan berdegenerasi dan terpisah sehingga perlekatannya ke

permukaan gigi akan terlepas sama sekali. Proses tersebut bersamaan dengan

junctional ephitelial yang akan berproliferasi ke jaringan ikat dan ke bawah pada

permukaan akar bila serabut dentogingiva dan serabut puncak tulang alveolar rusak.

Migrasi junctional ephitelial ke apikal akan terus berlangsung dan epitel akan

Page 26: SKRIPSI LENGKAP

terlepas dari permukaan gigi, membentuk poket periodontal. Plak berkontak dengan

sementum apabila poket periodontal sudah terbentuk. Jaringan ikat akan menjadi

oedema, pembuluh darah terdilatasi dan thrombosis, kemudian dinding pembuluh

darah pecah disertai dengan timbulnya pendarahan ke jaringan sekitarnya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa plak dapat

menyebabkan periodontitis (Manson dan Eley, 1995).

2.1.3 Klasifikasi Plak

Berdasarkan letaknya terhadap tepi gusi, plak gigi dapat diklasifikasikan

menjadi dua jenis yaitu plak supragingiva dan plak subgingiva (Perry, 2001).

1. Plak supragingiva

Plak berwarna putih kekuningan yang terdiri dari bakteri yang padat dan

menumpuk, berkolonisasi, tumbuh dan melekat pada permukaan gigi. Plak tersebut

sering ditemukan pada daerah sepertiga gigi bagian servikal dan pada daerah

interdental karena daerah ini bukan merupakan daerah self-cleansing. Plak yang

tidak dibersihkan atau tidak hilang karena daya mastikasi dalam satu sampai dua hari,

maka akan terbentuk akumulasi plak sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang.

(Carranza dan Newman, 2002). Plak supragingival yang dilapisi oleh gingival margin

yang bengkak dan dilumuri oleh cairan sulkus gusi akan menghasilkan perubahan

komposisi karakteristik bakteri di bagian plak subgingiva (Wilson dan Kornman,

1996).

Page 27: SKRIPSI LENGKAP

2. Plak subgingiva

Plak subgingiva biasanya tipis, tidak dapat dilihat secara langsung karena

terletak di dalam sulkus gusi atau poket periodontal. Keberadaan plak tersebut dapat

diketahui dengan cara menelusuri tepi gusi dengan menggunakan ujung probe

(Genco, 1990). Ada tiga zona plak subgingival, yaitu bakteri tooth-adhere, bakteri

ephitelial-associated, dan bakteri apikal (Wilson dan Kornman, 1996).

2.1.4 Pengendalian Plak

Secara umum pengendalian plak terdiri dari dua cara yaitu secara mekanis dan

kimiawi.

1. Pengendalian plak secara mekanis

Tujuan pengendalian plak secara mekanis adalah merusak pembentukan

suksesi ekologi dan membuatnya mengulangi proses pembentukan plak awal. Daerah

yang dibersihkan secara berkala akan mengganggu tempat berkembangnya plak

sehingga plak tidak akan tumbuh dengan cepat. Proses pematangan plak menjadi

lebih lama bila dibandingkan dengan daerah yang jarang dibersihkan (Wilson dan

Kornman, 1996). Alat yang digunakan adalah sikat gigi dan alat bantu untuk

membersihkan daerah interdental seperti benang gigi, sikat interdental, tusuk gigi,

rubber tip stimulator dan semprotan air tekanan tinggi (Carranza dan Newman,

2002).

Page 28: SKRIPSI LENGKAP

2. Pengendalian plak secara kimiawi

Agen kimiawi dapat digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri

plak dan harus memiliki beberapa sifat yaitu bakterisid atau bakteriostatik untuk

menghambat pembentukan plak, dapat melekat dan tahan lama pada lingkungan

rongga mulut, tidak beracun dan tidak mengiritasi jaringan serta memiliki

permeabilitas rendah. Pengendalian plak secara kimiawi yang umum digunakan di

pasaran adalah pasta gigi dan obat kumur (Perry, 2001).

2.1.5 Penilaian Plak

Keberadaan plak pada permukaan gigi dapat diketahui dengan menggunakan

indeks plak. Beberapa indeks plak yang digunakan adalah Patient Hygiene

Performance (PHP) dari Podshadley dan Haley, Simplified Oral Hygiene Index (OHI-

S) dari Green dan Vermillion, Plaque Index (PI) dari Silness dan Loe, Modification of

the Quigley-Hein Plaque Index dari Turesky-Gilmore-Glickman, The Modified Navy

Plaque Index , Plaque Component of PDI, Plaque Weight, Plaque Control Record

dari O’Leary, Drake dan Naylor dan Plaque-Free Score dari Grant, Stern dan Everett

(Carranza dan Newman, 2002; Smith dan Packer, 1971; WHO, 2009).

Indeks plak yang digunakan sesaat setelah seseorang melakukan kebersihan

gigi dan mulut adalah Patient Hygiene Performance (PHP) dari Podshadley dan

Haley. Penilaian dilakukan terhadap gigi yang telah diwarnai oleh bahan pewarna

gigi berwarna merah atau disclosing solution dengan menghitung jumlah total skor

plak pada subdivisi gigi yang diperiksa dibagi dengan jumlah seluruh permukaan gigi

Page 29: SKRIPSI LENGKAP

yang diperiksa. Teknik pengaplikasian menggunakan indeks plak tersebut mudah

dilakukan dan cukup mewakili penilaian indeks plak seseorang (Smith dan Packer,

1971).

Gigi yang digunakan dalam Patient Hygiene Performance (PHP) adalah

molar pertama kanan atas bagian bukal, insisif pertama kanan atas bagian labial,

molar pertama kiri atas bagian bukal, molar pertama kiri bawah bagian lingual, insisif

pertama kiri bawah bagian labial dan molar pertama kanan bawah bagian lingual.

Setiap permukaan gigi dibagi menjadi lima bagian yaitu sepertiga gingival, sepertiga

tengah, sepertiga insisal atau oklusal, sepertiga mesial dan sepertiga distal. (Carranza

dan Newman, 2002; Smith dan Packer, 1971).

Gambar 2.3 Permukaan Gigi yang Diperiksa Indeks Plak dengan PHP dari Podshadley dan Haley (Wilkins, 1999)

2.2 Tinjauan Umum Sikat Gigi

Page 30: SKRIPSI LENGKAP

Sikat gigi adalah alat dasar yang digunakan untuk membuang plak dan deposit

lainnya secara mekanis dan paling sering digunakan oleh masyarakat (Hoag dan

Pawlak, 1990; Carranza dan Newman, 2002). Ukuran sikat gigi disesuaikan dengan

ukuran mulut sehingga dapat dipergunakan untuk membersihkan semua daerah di

dalam rongga mulut dengan efektif tanpa menyebabkan trauma pada jaringan lunak

maupun keras (Carranza dan Newman, 2002). Terdapat tiga jenis sikat gigi yaitu sikat

gigi biasa, sikat gigi otomatis dan sikat gigi dengan tambahan semprotan air (water

spray) (Ariningrum Ratih, 2000).

2.2.1 Unsur Pada Sikat Gigi

Sikat gigi terdiri dari empat bagian yaitu kepala sikat, leher sikat, tangkai sikat

dan bulu sikat (Harris dan Gracia, 1999) :

1. Kepala sikat, yaitu tempat tertanamnya bulu sikat yang terdiri dari toe yaitu

daerah paling ujung kepala sikat dan heel yaitu daerah yang dekat dengan leher

sikat. Bentuk kepala sikat terdiri dari dua jenis yaitu conventional atau

retrangular dan diamond atau tapered. Bentuk conventional dapat membersihkan

setiap permukaan gigi, akan tetapi untuk menjangkau daerah posterior lebih

efektif menggunakan kepala sikat berbentuk diamond.

Page 31: SKRIPSI LENGKAP

Gambar 2.4 Bentuk Kepala Sikat Conventional atau Retrangular (Tooth Club, 2010)

Gambar 2.5 Bentuk Kepala Sikat Diamond atau Tapered (Tooth Club, 2010)

2. Leher sikat, yaitu bagian yang terletak antara kepala sikat dengan tangkai sikat.

Gambar 2.6 Bagian Sikat Gigi (Harris dan Gracia, 1999)

3. Tangkai sikat, yaitu bagian yang dipegang pada saat menyikat gigi. Terdapat

empat bentuk dasar tangkai sikat yaitu lurus (straight), bersudut (angled), hampir

sejajar atau seimbang (offset) dan tangkai bersudut kombinasi (angled offset).

Penggunaan tangkai sikat disesuaikan dengan kenyamanan pengguna.

Page 32: SKRIPSI LENGKAP

Gambar 2.7 Bentuk Tangkai Sikat Gigi (Harris dan Gracia, 1999)

4. Bulu sikat, yaitu bagian yang digunakan untuk menyikat gigi. Jika dilihat dari

arah lateral bulu sikat gigi mempunyai bentuk konkaf, konveks, datar dan

multilevel. Bentuk konkaf baik dalam membersihkan bagian fasial, sedangkan

konveks baik dalam membersihkan bagian lingual. Bulu sikat gigi dengan

permukaan datar memperlihatkan daya guna yang lebih baik bila dibandingkan

dengan yang konveks. Bagian interproximal gigi baik dibersihkan menggunakan

bulu sikat bentuk multilevel. Bulu sikat memiliki beberapa gerakan yaitu lag,

slap, skip, sweep, bunching, pulse, roll, scour, splay, vibrate, dan arcuate action.

Gambar 2.8 Gerakan Bulu Sikat Gigi (Harris dan Gracia, 1999)

Page 33: SKRIPSI LENGKAP

2.2.2 Syarat Dasar Sikat Gigi

Sikat gigi mempunyai desain yang bervariasi jika dilihat dari segi ukuran,

bentuk, tekstur, dan susunan bulu sikatnya ( Hoag dan Pawlak, 1990). Beragam jenis

sikat gigi telah beredar dipasaran, produsen pembuat sikat gigi selalu berusaha

meningkatkan kualitas, akan tetapi tidak ada satupun yang menunjukkan produk sikat

gigi yang paling efektif untuk pembuangan plak. Hal tersebut mengakibatkan

masyarakat kesulitan dalam menentukan sikat gigi yang akan digunakan (Hariss O.

dan Gracia F., 1999).

Menurut Europan Workshop on Mechanical Plaque Control, bahwa sikat gigi

ideal harus memenuhi beberapa syarat dasar yaitu (Lindhe, 2003) :

1. Ukuran tangkai sikat disesuaikan dengan usia dan keterampilan.

2. Ukuran kepala sikat disesuaikan dengan ukuran mulut pengguna.

3. Bulu sikat terbuat dari nilon atau polyester berdiameter tidak lebih dari 0,009

inch.

4. Menggunakan tekstur bulu sikat halus yang telah ditetapkan oleh international

industry standars (ISO).

5. Bentuk bulu sikat harus mampu menghilangkan plak pada daerah aproksimal dan

batas gusi.

Beberapa syarat sikat gigi di atas menunjukkan bahwa sikat gigi harus dapat

digunakan dengan mudah agar dapat membersihkan seluruh daerah di dalam rongga

mulut secara efektif.

Page 34: SKRIPSI LENGKAP

2.2.3 Sikat gigi dewasa

Sikat gigi dewasa adalah sikat gigi dengan ukuran mulut dewasa yang sesuai

dengan standar American Dental Association. Kriteria standar sikat gigi dewasa yaitu

(Hoag dan Pawlak, 1990; Manson dan Elley, 1995):

1. Panjang kepala sikat, yaitu 1 sampai 1,25 inch atau 25,4 sampai 31,8 mm.

2. Lebar kepala sikat, yaitu 5/16 sampai 3/8 inch atau 7,9 sampai 9,5 mm.

3. Panjang tangkai, yaitu 15 cm.

4. Jumlah baris bulu sikat, yaitu dua sampai empat.

5. Jumlah berkas bulu sikat perbaris, yaitu lima sampai 12.

6. Panjang bulu sikat, yaitu 10 sampai 11 mm.

2.2.4 Sikat Gigi Anak

Sikat gigi anak adalah sikat gigi dengan ukuran mulut anak yang sesuai

dengan standar American Dental Association. Kriteria standar sikat gigi anak yang

biasa digunakan, yaitu (Ariningrum Ratih, 2000) :

1. Panjang kepala sikat, yaitu 15 sampai 22 mm.

2. Lebar kepala sikat, yaitu 6 mm.

3. Panjang tangkai, yaitu 13 cm.

Page 35: SKRIPSI LENGKAP

4. Jumlah baris bulu sikat, yaitu dua sampai empat.

5. Jumlah berkas bulu sikat perbaris, yaitu lima sampai 12.

6. Panjang bulu sikat, yaitu 8 sampai 10 mm.

2.3 Tinjauan Umum Penyikatan Gigi

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang biasa dilakukan adalah

penyikatan gigi (Lindhe, 1990). Tingkat keberhasilan dipengaruhi oleh faktor

penggunaan alat, metode penyikatan gigi serta frekuensi dan waktu penyikatan yang

tepat, sehingga dapat mencapai tujuan penyikatan gigi yang diharapkan (Riyanti, dkk,

2005). Hal tersebut harus diperhatikan guna mencapai keefektifan dalam

membersihkan seluruh bagian dalam rongga mulut.

2.3.1 Tujuan Penyikatan Gigi

Penyikatan gigi yang dilakukan seseorang diharapkan berdaya guna dalam

menghilangkan sisa makanan, timbunan mikroorganisme, dan plak yang baru

terbentuk dan belum terkalsifikasi, melepaskan kumpulan sisa makanan dan

mikroorganisme dari ruang interproksimal di bawah titik kontak, memberikan efek

pemijatan gusi sehingga dihasilkan suplai darah yang baik dan keratinisasi yang

cukup serta tidak melukai jaringan gusi, dalam hal ini terjadinya perdarahan pada

gusi merupakan indikasi adanya peradangan gusi atau teknik menyikat gigi yang

salah.

Page 36: SKRIPSI LENGKAP

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Penyikatan Gigi

Tercapainya tujuan penyikatan gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Penggunaan alat, pemilihan sikat gigi yang sesuai dengan kebutuhan individu

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tekanan dan arah pergerakan bulu sikat,

pemilihan bulu, ukuran, tangkai dan kepala sikat. Sikat gigi yang digunakan

sebaiknya diganti setiap tiga bulan (Harris.O dan Garcia F., 1999).

2. Teknik penyikatan gigi, teknik yang ideal dapat menghilangkan seluruk plak

tanpa menyebabkan luka pada jaringan keras dan lunak. Pemilihan teknik

disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan setiap individu. (Lindhe, 1990;

Harris.O dan Garcia F., 1999)

3. Frekuensi penyikatan gigi, menyikat gigi sebaiknya dilakukan dua kali sehari

secara rutin. Peningkatan frekuensi penyikatan gigi menunjukkan adanya

penurunan plak, kalkulus, dan penyakit periodontal (Burt dan Eklund, 1999).

4. Waktu penyikatan gigi, penyikatan gigi dilakukan 2-3 menit pada 12 regio,

dengan gerakan setiap regio sebanyak 5-10 kali dengan waktu 10 detik pada

setiap regio (Hoag dan Pawlak, 1990; Harris dan Garcia, 1999).

2.3.2 Teknik penyikatan Gigi

Teknik penyikatan gigi telah banyak diperkenalkan, tetapi metode penyikatan

gigi harus dapat memenuhi beberapa persyaratan yaitu teknik penyikatan gigi harus

dapat membersihkan seluruh permukaan gigi khususnya daerah leher gusi dan

interdental, gerakan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lunak dan keras, teknik

Page 37: SKRIPSI LENGKAP

penyikatan harus sederhana dan mudah dipelajari dan metode penyikatan gigi harus

tersusun dengan baik sehingga setiap bagian gigi geligi dapat disikat bergantian dan

tidak ada daerah yang terlewati (Manson dan Elley, 1995).

Setiap individu bebas memilih teknik penyikatan gigi harus yang sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuannya . Adapun teknik penyikatan gigi yang dapat

digunakan, antara lain :

1. Teknik vertikal

Teknik penyikatan gigi dengan cara bulu sikat digerakkan naik turun dari

lipatan mukobukal dengan setiap elemen depan dalam posisi end-to-end (kedua

rahang tertutup) secara bersamaan. Permukaan lingual dan palatinal dilakukan

gerakan yang sama dengan mulut terbuka. Keuntungan teknik tersebut adalah mudah

dilakukan, sedangkan kerugiannya adalah tidak dapat membersihkan daerah sulkus,

lingual, dan interproksimal serta terjadi resesi gusi (Manson dan Elley, 1993).

Gambar 2.9 Teknik Penyikatan Vertikal (Admin, 2008)

2. Teknik horizontal

Page 38: SKRIPSI LENGKAP

Teknik penyikatan dengan cara bulu sikat digerakan ke depan dan ke

belakang pada permukaan oklusal, bukal, dan lingual, dengan posisi bulu sikat tegak

lurus terhadap permukaan gigi sedangkan untuk gigi anterior digosok dengan gerakan

ke kiri dan ke kanan (Carranza dan Newman, 2002). Keuntungan teknik tersebut

adalah mudah dilakukan dan sangat baik untuk membersihkan bagian oklusal karena

arah gerakannya sesuai dengan bentuk anatomis oklusal gigi, sedangkan kerugiannya

adalah tidak dapat membersihkan gigi pada bagian lingual, proksimal dan sulkus

gusi, dapat menyebabkan resesi gusi serta abrasi pada permukaan bukal gigi (Manson

dan Elley, 1993; Carranza dan Newman, 2002).

Gambar 2.10 Teknik Penyikatan Horizontal (Admin, 2008)

3. Teknik Roll

Teknik penyikatan gigi dengan cara bulu sikat ditempatkan pada gusi cekat

dengan ujung bulu sikat mengarah ke apikal. Kemudian bulu sikat ditekan pada gusi

dan sikat digerakkan dengan cara memutar hingga mengenai gigi dan gusi sehingga

diharapkan terjadi pemijatan gusi. Teknik ini sangat lembut dan berguna ketika gusi

dalam keadaan sensitif. (Manson dan Elley, 1995). Keuntungan teknik tersebut

Page 39: SKRIPSI LENGKAP

adalah sederhana, mudah dipelajari dalam waktu singkat, efisien dan dapat digunakan

diseluruh bagian rongga mulut serta menghasilkan efek pemijatan gusi (Hoag dan

Pawlak, 1990).

Gambar 2.11 Teknik Penyikatan Roll (Hoag dan Pawlak, 1990)

4. Teknik sirkuler

Teknik penyikatan gigi dengan cara bulu sikat ditempat tegak lurus

permukaan bukal dan lingual, setelah itu sikat digerakkan dalam lingkaran sehingga

penyikatan gigi dan gusi pada rahang atas dan bawah dapat dilakukan secara

bersamaan. Posisi gigi dalam keadaan oklusi selama penyikatan berlangsung.

Keuntungan teknik tersebut adalah mudah, sedangkan kerugiannya adalah tidak dapat

membersihkan daerah sulkus gusi dan interproksimal serta kesulitan bila dilakukan

pada daerah lingual dan palatinal (Carranza dan Newman, 2002).

5. Teknik vibrasi, terdiri dari teknik charter, teknik stillman, dan teknik modifikasi

stillman.

(1) Teknik charter

Page 40: SKRIPSI LENGKAP

Teknik penyikatan gigi dengan cara sebagian ujung bulu sikat ditempatkan

pada gigi dan sebagian pada gusi membentuk sudut 45˚ terhadap sumbu panjang gigi

mengarah ke oklusal. Sikat gigi digerakkan membentuk lingkaran kecil sehingga

kepala sikat bergerak secara sirkuler. Keuntungan teknik tersebut adalah terjadi

pemijatan gusi dan dapat membersihkan daerah interproksimal, sedangkan

kerugiannya adalah sulit dan tidak dapat membersihkan daerah sulkus gusi (Lindhe,

2003).

Gambar 2.12 Teknik Penyikatan Charter (Hoag dan Pawlak,1990)

(2) Teknik stillman

Teknik penyikatan gigi dengan cara sebagian ujung bulu sikat ditempatkan

pada gigi dan sebagian pada gusi membentuk sudut 45˚ terhadap sumbu panjang gigi

mengarah ke apikal. Sikat kemudian ditekan sehingga gusi memucat dan dilakukan

dengan gerakan rotasi kecil tanpa merubah kedudukan sikat. Penekanan dilakukan

dengan cara sedikit menekuk bulu sikat tanpa mengakibatkan trauma gusi.

Page 41: SKRIPSI LENGKAP

Keuntungan teknik tersebut adalah dapat membersihkan daerah interproksimal dan

terjadi pemijatan gusi (Lindhe, 2003), sedangkan kerugiannya adalah hanya terbatas

pada daerah servikal gigi dan gusi (Hoag dan Pawlak, 1990).

Gambar 2.13 Teknik Penyikatan Stillman (Hoag dan Pawlak, 1990)

(3) Teknik modifikasi stillman

Teknik penyikatan gigi dengan gerakan penyikatan diawali oleh teknik

stillman kemudian dilakukan penambahan gerakan ke oklusal. Keuntungan teknik

tersebut adalah dapat membersihkan daerah interproksimal dan terjadi pemijatan gusi,

sedangkan kerugiannya adalah sulit (Hoag dan Pawlag, 1990).

6. Teknik sulkular (bass)

Teknik penyikatan gigi dengan cara bulu sikat ditempatkan pada tepi gusi

dengan membentuk sudut 45˚ terhadap sumbu panjang gigi. Kepala bulu sikat

ditempatkan sejajar dengan bidang atau garis oklusal, bulu sikat menutupi tiga gigi.

Gerakannya adalah maju mundur dimulai dari gigi belakang. Khusus untuk bagian

lingual dilakukan dengan posisi bulu sikat vertikal. Keuntungan teknik tersebut

Page 42: SKRIPSI LENGKAP

adalah mudah, dapat membersihkan daerah serviks gigi dan interproksimal (Carranza

dan Newman, 2002).

Gambar 2.14 Teknik Penyikatan Bass (Lindhe, 2003)

Page 43: SKRIPSI LENGKAP

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah eksperimental semu, dengan mengukur indeks plak

sebelum dan sesudah menggunakan sikat gigi anak dan dewasa.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa SDN Bhakti Winaya

2 Bandung. Sampel diambil secara purposive sampling sebanyak 30 orang dengan

memperhatikan kriteria sebagai berikut :

1. Anak laki-laki dan perempuan berusia antara 8-10 tahun.

2. Bersedia menjadi naracoba dan dapat diajak bekerja sama.

3. Keadaan umum baik, tidak memiliki penyakit sistemik.

4. Mempunyai gigi yang akan diperiksa yaitu 11, 16, 26, 31, 36, dan 46.

5. Tidak menggunakan protesa atau alat ortodonti, seperti alat ortodonti cekat.

6. Jika terdapat tambalan, harus beradaptasi dengan baik (tidak overhang, overfilled

atau underfilled).

7. Susunan gigi tidak berjejal.

8. Menyetujui surat persetujuan penelitian.

.

Page 44: SKRIPSI LENGKAP

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari :

1. Variabel bebas (variabel sebab)

Variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi dalam penelitian ini adalah

sikat gigi anak dan sikat gigi dewasa.

2. Variabel terikat (variabel akibat)

Variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi dalam penelitian ini adalah

plak gigi yang ditentukan berdasarkan Indeks Plak PHP (Patient Hygiene

Performance).

3. Variabel Pengganggu

Variabel yang mungkin dapat mempengaruhi penelitian adalah variabel

pengganggu terkendali dan tidak terkendali. Variabel pengganggu terkendali terdiri

dari jenis sikat gigi, teknik penyikatan dan lama penyikatan, sedangkan variabel

pengganggu tidak terkendali terdiri dari anatomi lengkung rahang dan gigi geligi

subjek penelitian, keterampilan tangan subjek penelitian dalam penyikatan gigi,

kerjasama subjek penelitian dan jenis makanan yang dimakan oleh naracoba selama

penelitian berlangsung

Variabel pengganggu terkendali dapat diatasi dengan memberikan perlakuan

yang sama pada semua subjek penelitian yaitu :

(1) Sikat gigi yang digunakan adalah sikat gigi anak dan dewasa dalam satu merk

sesuai dengan standar American Dental Association.

Page 45: SKRIPSI LENGKAP

(2) Teknik penyikatan gigi yang digunakan adalah metode Roll.

(3) Lama penyikatan gigi adalah tiga menit.

3.4 Definisi Operasional

Dalam penelitian terdapat beberapa definisi, yaitu :

1. Plak gigi adalah suatu deposit lunak yang terdiri dari bakteri di dalam matriks

ekstraseluler dan melekat erat pada permukaan gigi atau pada struktur keras

lainnya dalam mulut, tidak hilang hanya dengan berkumur dan akan menyerap

warna jika diberi disclosing solution.

2. Indeks Plak PHP adalah angka yang menunjukkan jumlah total skor plak pada

subdivisi gigi yang diperiksa dibagi jumlah seluruh permukaan gigi yang

diperiksa.

3. Efektifitas adalah kemampuan sikat gigi dalam pembuangan plak yang dilihat dari

penurunan indeks plak.

4. Sikat gigi anak adalah sikat gigi yang digunakan oleh anak yang sesuai dengan

standar American Dental Associatian.

4. Sikat gigi dewasa adalah sikat gigi yang digunakan oleh dewasa yang sesuai

dengan standar American Dental Association.

6. Teknik penyikatan gigi metode Roll merupakan salah satu teknik penyikatan gigi

dengan cara bulu sikat ditempatkan pada gusi cekat dengan ujung bulu sikat

mengarah ke apikal. Kemudian sisi bulu sikat ditekan pada gusi dan sikat

digerakkan dengan cara memutar hingga mengenai gigi dan gusi sehingga

diharapkan terjadi pemijatan gusi.

Page 46: SKRIPSI LENGKAP

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Sikat gigi anak

2. Sikat gigi dewasa

3. Kaca mulut

4. Sonde

5. Pinset

6. Gelas kumur

7. Senter kecil

8. Masker dan sarung tangan

9. Wadah instrument dan baki

10. Alat tulis

11. Lembar informed concent

12. Lembar pemeriksaan

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Disclosing solution

2. Alkohol 70% dan savlon

3. Cotton pellet

4. Tissue dan kapas

Page 47: SKRIPSI LENGKAP

Gambar 3.1 Alat dan Bahan Penelitian

3.6 Prosedur Penelitian

Penelitian tersebut peneliti bertugas untuk menilai plak sebelum dan sesudah

menggunakan sikat gigi anak dan dewasa, serta memberikan penyuluhan atau

instruksi mengenai teknik penyikatan gigi dan penggunaan sikat gigi dan hal-hal yang

berhubungan dengan penelitian dalam satu minggu. Peneliti akan dibantu oleh

peneliti pendamping yang bertugas memberikan jenis sikat gigi yang diberikan

kepada subjek penelitian dan tiap subjek penelitian akan memperoleh sikat gigi yang

berbeda dengan sikat gigi pertama yang diperolehnya pada hari pemeriksaan

berikutnya tanpa diketahui oleh peneliti. Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan

single blind cross-over.

Persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum dilakukannya penelitian, antara

lain :

1. Peneliti mengurus izin penelitian kepada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Padjadjaran

Page 48: SKRIPSI LENGKAP

2. Peneliti mengurus izin penelitian kepada SDN Bhakti Winaya 2 Bandung.

3. Peneliti menyerahkan lembar surat persetujuan penelitian kepada subjek

penelitian untuk diisi oleh orang tua masing-masing.

4. Peneliti memberikan pendidikan mengenai cara menyikat gigi yang benar

menggunakan metode Roll selama seminggu.

Penelitian ini dilakukan dengan cara berikut :

1. Pada hari ke-1 :

(1) dilakukan skeling pada gigi yang akan diperiksa sampai nilai plak nol.

(2) seluruh subjek penelitian diinstruksikan untuk tidak melakukan tindakan

kebersihan mulut apapun selama 24 jam.

2. Pada hari ke-2 :

(1) dilakukan penilaian plak pertama sebelum penyikatan gigi.

(2) subjek penelitian diminta untuk melakukan penyikatan gigi dengan sikat gigi yang

telah diberikan oleh peneliti pendamping selama tiga menit. Penyikatan gigi

dilakukan tanpa menggunakan pasta gigi.

(3) dilakukan penilaian plak kembali setelah penyikatan gigi

4. Pada hari ke-6 :

(1) dilakukan skeling pada gigi yang akan diperiksa sampai nilai plak nol.

(2) seluruh subjek penelitian diinstruksikan untuk tidak melakukan tindakan

kebersihan mulut apapun selama 24 jam.

3. Pada hari ke-7 :

(1) dilakukan penilaian plak pertama sebelum penyikatan gigi.

Page 49: SKRIPSI LENGKAP

(2) subjek penelitian diminta untuk melakukan penyikatan gigi dengan sikat gigi

yang telah diberikan oleh peneliti pendamping selama tiga menit. Penyikatan gigi

dilakukan tanpa menggunakan pasta gigi. Sikat gigi yang diberikan berbeda

dengan sikat gigi pada hari sebelumnya.

(3) dilakukan penilaian plak kembali setelah penyikatan gigi.

Penilaian plak yang digunakan pada penelitian ini yaitu Indeks Plak PHP

(Patient Hygiene Performance) dari Podshadley dan Haley. Metode ini digunakan

karena dianggap dapat diterapkan dan diterima oleh anak, teknik pengaplikasian yang

dilakukan cukup mudah, dan cukup mewakili penilaian indeks plak dari anak sebagai

subjek penelitian.

Gambar 3.2 Permukaan Gigi yang Diperiksa Indeks Plak dengan PHP dari Podshadley dan Haley (Wilkins, 1999)

Permukaan gigi yang akan diperiksa terdiri dari :

16 meliputi bagian bukal gigi molar pertama kanan atas

Page 50: SKRIPSI LENGKAP

11 meliputi bagian labial gigi insisif pertama kanan atas

26 meliputi bagian bukal gigi molar pertama kiri atas

36 meliputi bagian lingual gigi molar pertama kiri bawah

31 meliputi bagian labial gigi insisif pertama kiri bawah

46 meliputi bagian lingual gigi molar pertama kanan bawah

Pemeriksaan indeks plak menggunakan disclosing solution dengan kriteria

nilai plak menurut indeks Plak PHP (Patient Hygiene Performance) adalah sebagai

berikut :

0 : Tidak terdapat plak pada permukaan gigi.

1 : Terdapat plak pada permukaan gigi.

Setiap permukaan gigi dibagi menjadi lima bagian yaitu:

1. 1/3 gingival

2. 1/3 tengah

3. 1/3 insisal / oklusal

4. 1/3 mesial

5. 1/3 distal

Page 51: SKRIPSI LENGKAP

Jumlah nilai plak

Jumlah permukaan gigi yang diperiksa

Gambar 3.3 Lima Subdivisi Permukaan Gigi dalam Indeks Plak PHP (Forrester dkk, 1981)

Perhitungan nilai plak menggunakan rumus :

PHP =

Hari 1

30 orang dilakukan scaling sampai nilai plak 0

Grup I (15 orang)Menyikat gigi dengan sikat gigi

A

Tidak melakukan kebersihan mulut selama 24 jam

Hari 2

Penilaian plak I (30 orang)

Grup II (15 orang)Menyikat gigi dengan sikat gigi B

Penilaian plak II (30 orang)

Hari 6

30 orang dilakukan scaling sampai nilai plak 0

Tidak melakukan kebersihan mulut selama 24 jam

Hari 7

Penilaian plak III (30 orang)

Grup I (15 orang)Menyikat gigi dengan sikat gigi

B

Grup II (15 orang)Menyikat gigi dengan sikat gigi

A

Page 52: SKRIPSI LENGKAP

Gambar 3.4 Bagan Prosedur Penelitian

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, dilakukan uji

statistik dengan menggunakan uji t data yang berpasangan untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan efektifitas antara sikat gigi anak dan dewasa terhadap

pembuangan plak.

Pada penelitian ini diturunkan hipotesis sebagai berikut :

H0 : µ1= µ2 ; tidak terdapat perbedaan efektifitas antara sikat gigi anak dan dewasa

terhadap pembuangan plak

H1 : µ1 ≠ µ2 ; terdapat perbedaan efektifitas antara sikat gigi anak dan dewasa

terhadap pembuangan plak

Penilaian plak IV (30 orang)

Pengolahan dan analisis data

Kesimpulan penelitian

Keterangan :A : sikat gigi anakB : sikat gigi dewasa

Page 53: SKRIPSI LENGKAP

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektifitas sikat gigi anak dan dewasa

terhadap pembuangan plak pada siswa SDN Bhakti Winaya 2 Bandung. Subjek

penelitian terdiri dari 11 anak laki-laki dan 19 anak perempuan. Setiap subjek

penelitian mendapat dua kali perlakuan yang sama dengan sikat gigi yang berbeda

yaitu sikat gigi anak dan dewasa. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,

perbedaan nilai plak sebelum dan sesudah penyikatan gigi menggunakan sikat gigi

anak dan dewasa diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rata-rata Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak

Keterangan : * signifikan pada α = 0,05

Sikat Gigi n Indeks Plak Beda

    Sebelum Sesudah  

Anak 30 3.561 ± 0.521 1.044 ± 0.389 2.517 ± 0.132*

Dewasa 30 3.550 ± 0.442 1.933 ± 0.352 1.617 ± 0.091*

Page 54: SKRIPSI LENGKAP

Tabel 4.2 Penurunan Nilai Plak Setiap Area Gigi Menggunakan Sikat Gigi Anak dan Dewasa

Permukaan Sikat Gigi Anak Sikat Gigi Dewasa

Gigi Sebelum Sesudah Beda Sebelum Sesudah Beda

1/3 Gingival 92,22% 12,22% 75% 91,67% 58,89% 32,78%

1/3 Tengah 64,44% 4,44% 60% 62,22% 5% 57,22%

1/3 Insisal 8,89% 0% 8,89% 6,11% 0% 6,11%

1/3 Mesial 97,22% 35,56% 61,66% 98,33% 41,11% 57,22%

1/3 Distal 95% 43,89% 51,11% 96,67% 56,11% 40,56%

4.2 Pengujian Hipotesis

Analisis perbandingan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa terhadap

pembuangan plak dapat dirumuskan dalam hipotesis dibawah ini :

Ho : μ1 = μ2 ; tidak terdapat perbedaan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa terhadap

pembuangan plak

H1 : μ1 ≠ μ2 ; terdapat perbedaan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa terhadap

pembuangan plak

Page 55: SKRIPSI LENGKAP

Tabel 4.3 Hasil Uji T Data Berpasangan Perbandingan Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak

t hitung t tabel Keputusan

7,690 2,048 Ho ditolak

Keterangan : Tingkat kekeliruan (α) 5%

Hasil penelitian terhadap nilai plak menggunakan uji t pada α = 0,05

menghasilkan thitung= 7,690 dan ttabel = 2,048, maka Ho diterima dengan kriteria uji :

- Ho ditolak jika thitung ≥ ttabel

- Ho diterima jika thitung < ttabel

Hal ini berarti terdapat perbedaan efektifitas yang bermakna antara sikat gigi

anak dan sikat gigi dewasa terhadap pembuangan plak.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, dilakukukan uji

statistik dengan menggunakan uji t data berpasangan untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa terhadap pembuangan plak. Uji t

untuk data berpasangan diartikan sebagai data yang diperoleh dari subjek penelitian

yang sama, tetapi mengalami dua pengukuran yang berbeda. Data penelitian dengan

uji t merupakan data kuantitatif untuk pengukuran indeks plak dan data kualitatif

untuk menentukan jenis sikat gigi.

Page 56: SKRIPSI LENGKAP

Penelitian menggunakan sikat gigi anak dan dewasa, setiap subjek penelitian

diberikan perlakuan sama dengan sikat gigi yang berbeda dan dibagi menjadi dua

kelompok dengan jumlah yang sama. Perlakuan pertama menggunakan sikat gigi

anak oleh kelompok satu dan sikat gigi dewasa oleh kelompok dua. Sikat gigi

berbeda digunakan oleh setiap kelompok pada perlakuan kedua.

Penilaian terhadap indeks plak dilakukan sebelum dan sesudah penyikatan

gigi. Nilai plak sebelum penyikatan gigi diperoleh dari hasil pembentukan plak

setelah tidak melalukan tindakan kebersihan mulut selama 24 jam. Penilaian terhadap

indeks plak dilakukan pada permukaan bukal dan lingual setelah subjek penelitian

melakukan penyikatan gigi. Nilai plak sebelum penyikatan gigi akan dibandingkan

dengan nilai plak setelah penyikatan gigi.

Tabel 4.1 menunjukkan indeks plak rata-rata subjek penelitian sebelum dan

sesudah penyikatan gigi dengan menggunakan sikat gigi anak adalah 3,561 dan

1,044, sedangkan indeks plak rata-rata subjek penelitian sebelum dan sesudah

penyikatan gigi menggunakan sikat gigi dewasa adalah 3,550 dan 1,933. Hasil

tersebut memperlihatkan adanya penurunan penurunan nilai plak pada kedua jenis

sikat gigi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa sikat gigi merupakan salah satu alat

mekanis yang digunakan sebagai usaha pengendalian plak (Carranza dan Newman,

2002).

Tabel 4.1 memperlihatkan pula bahwa penurunan nilai plak pada anak

menggunakan sikat gigi anak lebih besar dibandingkan sikat gigi dewasa. Hasil

tersebut sesuai dengan syarat sikat gigi ideal menurut European Workshop on

Page 57: SKRIPSI LENGKAP

Mechanical Plaque Control adalah ukuran tangkai dan kepala sikat gigi disesuaikan

dengan usia dan ukuran mulut pengguna (Harris O. dan Gracia F., 1999). Orang

dewasa memiliki ukuran dan bentuk sikat gigi yang sesuai dengan usia dan ukuran

mulutnya begitu pula dengan anak. Hal tersebut bertujuan agar sikat gigi dapat

membersihkan seluruh daerah di dalam rongga mulut dengan efektif.

Tabel 4.2 menggambarkan bahwa penurunan plak pada setiap area gigi lebih

besar saat menggunakan sikat gigi anak dibandingkan sikat gigi dewasa. Hasil

tersebut sesuai dengan penelitian Christopher J.B tahun 2002 yang menyatakan

bahwa penggunaan sikat gigi dengan kepala sikat kecil pada anak akan

menghilangkan plak pada seluruh area gigi dengan efektif. Hasil penelitian sejalan

dengan tujuan penyikatan gigi bahwa sikat gigi anak dapat berdaya guna lebih baik

untuk membuang plak pada anak dibandingkan dengan sikat gigi dewasa (J.B.

Christopher, 2002).

Pemilihan sikat gigi terutama pada anak perlu memperhatikan kenyamanan saat

digunakan serta penggunaannya harus mudah sehingga dapat berdaya guna. Salah

satu syarat sikat gigi anak yang baik adalah kepala sikat gigi kecil dengan ukuran

maksimal sama dengan jumlah lebar keempat gigi bawah, sehingga dapat

menjangkau permukaan gigi bagian posterior, permukaan distal pada bagian bukal

dan lingual gigi (Machfoedz dan Asmar, 2005).

Tabel 4.3 memperlihatkan hasil penelitian terhadap nilai plak menggunakan

uji t pada nilai α 0,05 menghasilkan nilai t hitung yaitu 7,690 dan t tabel yaitu 2,048.

Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho

Page 58: SKRIPSI LENGKAP

diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara sikat gigi anak dan

sikat gigi dewasa yaitu sikat gigi anak lebih efektif dibandingkan sikat gigi dewasa

dalam pembuangan plak pada anak.

Penelitian mengenai kondisi dan kelayakan sikat gigi yang digunakan anak

oleh Adewakun A.A.,dkk pada tahun 2005. Penelitian dilakukan pada 710 anak usia

sekolah menggunakan 40 merk sikat gigi yang beredar di pasaran. Hasil penelitian

membuktikan bahwa ukuran kepala sikat berperan dalam pembuangan plak pada

anak. Kepala sikat dengan ukuran kecil sesuai dengan standar sikat gigi anak dapat

mengurangi jumlak plak lebih maksimal (Adewakun A.A.,dkk, 2005)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sama dengan hasil penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya dan sesuai dengan landasan teori yang ada. Oleh

karena itu diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi yang

bermanfaat dalam memilih jenis sikat gigi yang baik untuk anak.

Page 59: SKRIPSI LENGKAP

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 30 orang siswa SDN Bhakti

Winaya 2 Bandung dengan melakukan penyikatan gigi menggunakan sikat gigi anak

dan dewasa, dapat diambil simpulan bahwa terdapat perbedaan efektifitas yang

bermakna antara sikat gigi anak dan dewasa yaitu sikat gigi anak lebih efektif

dibandingkan sikat gigi dewasa terhadap pembuangan plak pada anak.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan sebagai

berikut:

1. Perlu disosialisasikan mengenai sikat gigi yang sebaiknya digunakan oleh

anak yaitu sikat gigi anak.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada penelitian ini seperti mengenai

efek trauma pada jaringan lunak akibat penggunaan sikat gigi dewasa pada

anak.

Page 60: SKRIPSI LENGKAP

DAFTAR PUSTAKA

Adewakun, A.A.; Pervical, T.M.; Barclay, S.R.; Campbel, A.C.; Aaechi, B.T. 2005. Appropriateness and conditions of toothbrushes used by children in Trinidad. Health Service Reasearh Program. Diakses 10 Februari 2010.

Admin. 2008. Brushing Technique. http://www.toothbrushingtechnique.com. Diakses 22 Desember 2009.

Anitasari Silvia dan Rahayu E. Nina. 2005. Hubungan frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa sekolah dasar negeri di kecamatan Palaran kotamadya Samarinda provinsi Kalimantan Timur. Dental Journal Volume 38. 88-90. Diakses 3 Oktober 2009.

Angela, Ami. 2005. Pencegahan Primer pada Anak yang Beresiko Karies Tinggi. Dental Journal Volume 38. 130-134. Diakses 3 Oktober 2009.

Ariningrum, Ratih. 2000. Beberapa Cara Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut. Cermin Dunia Kedokteran Nomor 126. 45-51. Diakses 21 November 2009.

Burt, A. Brian and Eklund, A. Stephen. 1999. Dentistry, Dental Practice and the Community fifth edition. Philadelphia: W. B. Saunders Company. 358-364.

Carranza, F.A and Newman, M. G. 2002. Glickman’s Clinical Periodontology ninth edition. Philadelphia: W.B. Saunders Company. 138-158, 729-734.

. 2006. Glickman’s Clinical Periodontology tenth edition. Philadelphia: W.B. Saunders Company. 139-141, 732-734.

Departemen Kesehatan RI. 1991. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

. 1994. Profil Kesehatan Gigi dan Mulut Indonesia pada Pelita V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

. 2005. Laporan Hasil Survey Penyakit Periodontal dan Karies Gigi 1999-2003. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Finn, B. Sidney. 2003. Clinical Pedodontics fourth edition. Philadelphia: W. B. Saunders Company. 537-540.

Page 61: SKRIPSI LENGKAP

Forrester, D.J; Wagner, M.L; Fleming, J. 1981. Pediatric Dental Medicine. Philadelphia: Lea and Febiger.

Genco, Robert J., Goldman, Henry Cohen, Walter D. 1990. Contemporary Periodontics. St.Louis: The C.V. Mosby Company. 432.

. 2004. Contemporary Periodontics. St.Louis: The C.V. Mosby Company. 434.

Giftakis, Jonathon E.; Rise, Mark T.; Stypulkowski, Paul H. and Denison, Timothy J. Analyzing a Washout Period Characteristic For Phsyciatric Disoder Therapy Delivery. 2009. Diakses 12 Oktober 2009.

Haake S.K. 1990. Microbiology of Dental Plaque. International Journal of Systematic Bacteriology. Diakses 12 Oktober 2009.

Harris, O. Norman and Gracia-Godoy, Franklin. 1999. Primary Preventive Dentistry. Stamford: Appleton & Lange. 77-98.

Hoag, Philip M. and Pawlak, Elizabeth A. 1990. Essential of Periodontics fourth edition. St. Louis: The C. V. Mosby Company. 21-31, 146-165.

J.B. Christopher. 2002. How To Choose A Tootbrush. National Institute of Dental and Craniofacial Research. Diakses 10 Februari 2010.

Jenkins, W. M. M and Allan, C. J. 1999. Periodontics: A Synopsis. Oxford: Wright.

Lindhe, Jan. 1990. Textbook of Clinical Periodontology second edition. Copenhagen: Munksgaard. 81-98, 451-452.

. 2003. Textbook of Clinical Periodontology forth edition. Copenhagen: Munksgaard. 449-461.

Machfoedz, Ircham dan Asmar Y.Z. 2005. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya. 88-93.

Manson, J. D. and Elley, B. M. 1995. Outline of Periodontics third edition. Oxford: Wright. 15-17, 114-122.

Notoatmodjo, Sukidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.

Page 62: SKRIPSI LENGKAP

Perama, I. Allin. 2009. Perbedaan Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi dengan menggunakan Pasta Gigi yang Mengandung Propolis dan Tanpa Propolis pada Anak Usia 11-13 Tahun di SMPN 33 Bandung Tahun 2009. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.

Perry, Dorothy A.; Beemsterboer, Phyllis; Taggart Jr; Edward, J. 2001. Periodontology for the Dental Hygienist second edition. Philadelphia: W. B. Saunders Company. 241-241, 249-250.

Riyanti, E., Chemiawan E. dan Rizalda, A. Rully. 2005. Hubungan Pendidikan Penyikatan Gigi dengan Tingkat kebersihan Gigi dan Mulut Siswa Siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Imam Bukhari). 4-8. Diakses 15 Oktober 2009.

Rose, L.F, Genco, R.J, Cohen, D.W, Meakey, B.L. 2004. Periodontal Medicine. London: B.C Decker Inc. 100-108, 216-223.

Schwartz Murray. 1995. Clinical Guide To Periodontics. Philadelphia: W. B. Saunders Company.

Situmorang, Nurmala. 2008. Status Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Sekolah di 8 Kecematan di Kota Medan. Dentika Dental Journal. Diakses 15 Oktober 2009.

Smith, A. Timothy and Packer, W. Merril. 1971. Scoring Patient Higyene Performance by Observation of Selected. Tooth Surface. HSMA Health Report. Diakses 27 November 2009.

Tooth Club. 2010. Oral Health Care Zone for Grown-Ups. www.toothclub.com. Diakses 3 Februari 2010.

WHO Oral Health Country/ Area Profile Programme. 2009. www.whocollab.od.mah. Diakses 4 Desember 2009.

Wilkins, Esther M. 1999. Clinical Practice of the Dental Hygiene eight edition. Philadelphia: Lippincott. 264, 271, 387-388.

Wilson Jr, Thomas G. and Kornman, Kenneth S. 1996. Fundamentals of Periodontics. Chicago: Quintessence Publishing Co, Inc. 47-51, 337-343.

Page 63: SKRIPSI LENGKAP

Zulkifli L. 2001. Psikologi Perkembangan Cetakan VIII. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. 13-17.

Page 64: SKRIPSI LENGKAP

RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS

Penulis lahir di Jakarta 23 September 1988.

Tahun 1992 sampai dengan 1994, penulis mengikuti pendidikan di Taman

Kanak-Kanak Tadika Puri, Jakarta.

Tahun 1994 sampai dengan 1998, penulis mengikuti pendidikan di Sekolah

Dasar Negeri 05 Pagi, Jakarta.

Tahun 1998 sampai dengan 2000, penulis mengikuti pendidikan di Sekolah

Dasar Negeri Percobaan Langkai 6, Palangka Raya.

Tahun 2000 sampai dengan 2001, penulis mengikuti pendidikan di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 2, Palangka Raya.

Tahun 2001, penulis mengikuti pendidikan di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 139, Jakarta.

Tahun 2001 sampai dengan 2003, penulis mengikuti pendidikan di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 28, Bandung.

Tahun 2003 sampai dengan 2006, penulis mengikuti pendidikan di Sekolah

Menengah Atas Negeri 1, Bandung.

Tahun 2006 penulis mulai mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Padjadjaran, Bandung.

Page 65: SKRIPSI LENGKAP

Lampiran 1

Permohonan Izin Penelitian kepada Kepala Sekolah SDN Bhakti Winaya 2 Bandung

Lampiran 2

Page 66: SKRIPSI LENGKAP

Surat Jawaban Izin Penelitian dari Kepala Sekolah SDN Bhakti Winaya 2 Bandung

Lampiran 3

Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Daerah Propinsi Jawa Barat

Page 67: SKRIPSI LENGKAP

Lampiran 4

Surat Persetujuan Peserta Penelitian

SURAT PERSETUJUAN PESERTA PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Page 68: SKRIPSI LENGKAP

Nama :Umur :Jenis kelamin :Alamat :No. Telepon :

Setelah mendapat keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dan resiko penelitian tersebut di bawah ini yang berjudul :

“Efektifitas Sikat Gigi Anak Dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plakpada Siswa SDN Bhakti Winaya 2 Bandung”

Dengan sukarela menyetujui diikut sertakan dalam penelitian tersebut di atas sebagai naracoba, dengan catatan apabila suatu waktu dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini.

Bandung, 2009Yang menyetujui,

Peneliti Orang tua peserta penelitian

(Nurilmi Alfiriani) ( )Lampiran 5Lembar Pemeriksaan

LEMBAR PEMERIKSAANNama : Tanggal scaling :Umur : Tanggal pemeriksaan :Jenis kelamin : L / P Sikat gigi : Anak / DewasaNilai plak sebelum sikat gigi Bukal Labial Bukal

1.6 1.1 2.6 Lingual Labial Lingual

4.6 3.1 3.6Nilai plak setelah sikat gigi Bukal Labial Bukal

1.6 1.1 2.6 Lingual Labial Lingual

Page 69: SKRIPSI LENGKAP

4.6 3.1 3.6Keterangan : 0 = tidak terdapat plak; 1 = terdapat plakLampiran 6Data Hasil Penelitian Sebelum dan Sesudah Menggunakan Sikat Gigi Anak Terhadap Pembuangan Plak

Subjek Sebelum (xi) Sesudah (yi) di(xi-yi)1 3.833 0.833 3.0002 4.500 1.167 3.3333 4.333 1.000 3.3334 4.667 1.667 3.0005 2.333 1.000 1.3336 2.500 0.833 1.6677 3.500 1.000 2.5008 3.667 1.000 2.6679 4.000 1.500 2.50010 4.000 1.667 2.33311 3.333 1.000 2.33312 3.500 1.333 2.16713 3.333 0.833 2.50014 4.000 0.667 3.33315 3.333 1.167 2.16616 3.833 1.500 2.33317 3.833 1.667 2.16618 3.333 1.000 2.33319 3.667 0.500 3.16720 3.667 1.000 2.66721 4.000 1.500 2.50022 3.667 1.333 2.33423 3.167 1.333 1.83424 3.333 0.833 2.50025 3.667 0.667 3.00026 3.000 1.333 1.66727 3.500 0.167 3.33328 3.333 0.667 2.66629 2.833 0.833 2.00030 3.167 0.333 2.834

Rata-rata 3.561 1.044 2.517Simp. Baku 0.521 0.389 0.132

Lampiran 7

Page 70: SKRIPSI LENGKAP

Data Hasil Penelitian Sebelum dan Sesudah Menggunakan Sikat Gigi Dewasa Terhadap Pembuangan Plak

Subjek Sebelum (xi) Sesudah (yi)

di(xi-yi)

1 2.000 1.000 1.0002 3.833 2.000 1.8333 3.667 2.500 1.1674 3.667 2.333 1.3345 3.167 2.167 1.0006 3.667 2.167 1.5007 3.833 2.167 1.6668 3.667 1.500 2.1679 4.000 2.500 1.50010 3.833 2.167 1.66611 4.000 2.000 2.00012 3.500 2.000 1.50013 3.500 1.667 1.83314 3.667 1.833 1.83415 3.833 1.500 2.33316 3.167 1.833 1.33417 3.167 1.833 1.33418 2.833 2.000 0.83319 3.333 2.000 1.33320 4.000 1.833 2.16721 3.833 2.500 1.33322 3.000 1.667 1.33323 3.500 1.500 2.00024 3.333 1.667 1.66625 3.833 2.000 1.83326 3.500 1.500 2.00027 3.667 1.833 1.83428 4.333 2.000 2.33329 3.833 2.500 1.33330 3.333 1.833 1.500

Rata-rata 3.550 1.933 1.617Simp. Baku 0.442 0.352 0.091

Lampiran 8Data Perbandingan Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak

Page 71: SKRIPSI LENGKAP

Subjek Anak (Xi) Dewasa (Yi) di(xi-yi)1 3.000 1.000 2.0002 3.333 1.833 1.5003 3.333 1.167 2.1664 3.000 1.334 1.6665 1.333 1.000 0.3336 1.667 1.500 0.1677 2.500 1.666 0.8348 2.667 2.167 0.5009 2.500 1.500 1.00010 2.333 1.666 0.66711 2.333 2.000 0.33312 2.167 1.500 0.66713 2.500 1.833 0.66714 3.333 1.834 1.49915 2.166 2.333 -0.16716 2.333 1.334 0.99917 2.166 1.334 0.83218 2.333 0.833 1.50019 3.167 1.333 1.83420 2.667 2.167 0.50021 2.500 1.333 1.16722 2.334 1.333 1.00123 1.834 2.000 -0.16624 2.500 1.666 0.83425 3.000 1.833 1.16726 1.667 2.000 -0.33327 3.333 1.834 1.49928 2.666 2.333 0.33329 2.000 1.333 0.66730 2.834 1.500 1.334

Rata-rata 2.517 1.617 0.900Simp. Baku 0.132 0.091 0.041

Lampiran 9Uji Hipotesis Perbandingan Efektifitas Sikat Gigi Anak dan Dewasa Terhadap Pembuangan Plak

1. Hipotesis

Page 72: SKRIPSI LENGKAP

Ho : μ1 = μ2 ; tidak terdapat perbedaan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa terhadap

pembuangan plak

H1 : μ1 ≠ μ2 ; terdapat perbedaan efektifitas sikat gigi anak dan dewasa terhadap

pembuangan plak

2. Statistik uji : Uji t data berpasangan

: d = Xi – Yi dimana

ttabel = (1-α,n-1)

Keterangan :

d : selisih nilai plak sebelum dan sesudah menggunakan sikat gigi

: rata – rata selisih

x : data dewasa

y : data anak

S : simpangan baku

S2 : varians

N : ukuran sampel

3. Kriteria uji :

Ho ditolak jika thitung ≥ ttabel

Ho diterima jika thitung < ttabel

4. Hasil perhitungan

Page 73: SKRIPSI LENGKAP

S = 0,64

Maka :

= 7,69