skripsi lengkap

166
HUBUNGAN KEMAMPUAN ADVERSITY DAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK YAYASAN PENDIDIKAN MA’ARIF 1 TAMAN SIDOARJO SKRIPSI OLEH DWI RATIH ANOMSARI NIM 407112407758 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN BIMBINGAN KONSELING DAN PSIKOLOGI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JULI, 2011

Upload: a-m-rousan-shafir

Post on 26-Oct-2015

312 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI LENGKAP

HUBUNGAN KEMAMPUAN ADVERSITY DAN INTENSI

BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK YAYASAN

PENDIDIKAN MA’ARIF 1 TAMAN SIDOARJO

SKRIPSI

OLEH

DWI RATIH ANOMSARI

NIM 407112407758

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING DAN PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JULI, 2011

Page 2: SKRIPSI LENGKAP

HUBUNGAN KEMAMPUAN ADVERSITY DAN INTENSI

BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK YAYASAN PENDIDIKAN

MA’ARIF 1 TAMAN SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Negeri Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program Sarjana

Psikologi

Oleh

Dwi Ratih Anomsari

NIM 407112407758

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING DAN PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JULI, 2011

Page 3: SKRIPSI LENGKAP

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi oleh Dwi Ratih Anomsari ini

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji,

Malang, 5 Juli 2011

Pembimbing I

Fattah Hidayat, S.Psi., S.E., M.Si.

NIP 19680606199 1 001

Malang, 5 Juli 2011

Pembimbing II

Drs. H. Mohammad Bisri, M.Si.

NIP 19590815198601 1 001

Page 4: SKRIPSI LENGKAP

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh Dwi Ratih Anomsari ini

Telah dipertahankan didepan dewan penguji

Pada tanggal 19 Juli 2011

Dewan Penguji

Dra. Hj. Sri Weni Utami, M.Si,, Ketua

NIP 19570103198502001

Fattah Hidayat, S.Psi., S.E., M.Si., Anggota

NIP 196806061991001

Drs. H. Mohammad Bisri, M.Si., Anggota

NIP 195908151986011001

Mengetahui, Mengesahkan,

Ketua Jurusan BKP Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Drs. Triyono, M.Pd Prof. Dr. Hendyat Soetopo, M.Pd

NIP 195601281982031001 NIP 195410061980031001

Page 5: SKRIPSI LENGKAP

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dwi Ratih Anomsari

NIM : 407112407758

Jurusan/Program Studi : Bimbingan Konseling dan

Psikologi/Psikologi

Fakultas/Program : Ilmu Pendidikan/S1 Psikologi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.

Apabila di kemudian hari atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil plagiasi,

baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 30 Juni 2011

Yang membuat pernyataan

Dwi Ratih Anomsari

NIM 407112407758

Page 6: SKRIPSI LENGKAP

ABSTRAK

Anomsari, Dwi Ratih, 2011. Hubungan Kemampuan Adversity Dan Intensi

Berwirausaha Pada Siswa SMK Yayasan Pendidikan Ma’arif (YPM) 1

Taman Sidoarjo. Skripsi, Program Studi Psikologi, Jurusan Bimbingan

Konseling dan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Malang. Pembimbing : (I) Fattah Hidayat, S.Psi., M.Si., (II) Drs.

Mohammad Bisri, M.Si.

Kata Kunci : kemampuan adversity, intensi berwirausaha.

Berdasarkan fakta yang dikemukakan oleh Bapak Dharmawan, ketua

organisasi kewirausahaan, banyak lulusan SMK yang belum siap bekerja dan

menjadi pengganguran. Hal ini disebabkan para lulusan SMK tidak berani

berwirausaha karena takut akan kesulitan dan kegagalan. Disamping itu pula,

meningkatnya kebutuhan hidup yang menuntut adanya pemenuhan, mendorong

siswa SMK untuk segera lulus dan dapat mencari penghasilan sendiri dengan ilmu

dan keterampilan yang sudah dimiliki dalam wirausaha (Dharmawan, 2011).

Berwirausaha merupakan salah satu pilihan yang rasional mengingat sifatnya yang

mandiri, sehingga tidak tergantung pada ketersediaan lapangan kerja yang ada.

Salah satu faktor pendukung wirausaha adalah keinginan. Ini oleh Fishbein dan

Ajzen (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2006) disebut sebagai intensi, yaitu

komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan

tingkah laku tertentu. Intensi berwirausaha adalah keinginan yang ada pada diri

seseorang untuk melakukan suatu tindakan wirausaha dengan berani mengambil

resiko dalam menangani usaha yang mengarah pada upaya, mencari, menciptakan,

menerapkan, cara kerja, teknologi, dan produk baru. Sedangkan kemampuan

adversity adalah kemampuan seseorang dalam bereaksi terhadap kesulitan yang

dihadapinya (Stoltz, 2000).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan korelasional dengan

besaran sampel berjumlah 86 siswa yang ditentukan dengan teknik simple random

sampling. Hasil uji validitas aitem kemampuan adversity diperoleh nilai validitas

antara 0.304 sampai 0.686 dan penghitungan reliabilitas dengan koefisien alpha

cronbach 0.786. sedangkan untuk hasil uji validitas aitem intensi berwirausaha

diperoleh nilai validitas antara 0.304 sampai 0.727 dan penghitungan reliabilitas

dengan koefisien alpha cronbach 0.925. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat hubungan positif antara kemampuan adversity dengan intensi

berwirausaha pada siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo (rxy = 0.774, sig.= 0.000 <

0.05). Artinya semakin tinggi kemampuan adversity siswa maka semakin baik

intensi berwirausahanya. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa siswa SMK

YPM 1 Taman Sidoarjo yang memiliki kemampuan adversity tinggi sebanyak 1

siswa (2%), sedang 37 siswa (82%), dan rendah 7 siswa (16%). Sedangkan siswa

SMK YPM 1 Taman Sidoarjo yang memiliki intensi berwirausaha tinggi sebanyak

6 siswa (13%), sedang 34 siswa (76%), dan rendah 5 siswa (11%).

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan kepada : (1) siswa: dapat

mengidentifikasi seberapa besar skill competence dan motivasi yang dimilikinya

(2) sekolah: meningkatkan kinerjanya, dalam hal ini memperbaiki metode

pengajaran program kewirausahaan agar lebih menarik (3) peneliti selanjutnya:

dapat mengembangkan penelitian tentang kemampuan Adversity misalnya

menjadikan tipe Adversity sebagai variabel penelitian.

Page 7: SKRIPSI LENGKAP

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang semata-

mata karena anugerah dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Hubungan Kemampuan Adversity dan Intensi Berwirausaha Pada

Siswa SMK Yayasan Pendidikan Ma‟arif (YPM) 1 Taman Sidoarjo”. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi prasyarat memperoleh gelar kesarjanaan di bidang

Psikologi.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini memerlukan bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih

kepada pihak-pihak yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan

membantu penulis, terutama disampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Hendyat Soetopo, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.

2. Dr. Triyono, M.Pd selaku ketua jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi

atas segala kebijakannya

3. Dra. Hj. Sri Weni Utami M.Si, selaku dosen penguji yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi,

sekaligus ketua program studi Psikologi atas segala dedikasi, loyalitas, dan

perhatiannya pada Psikologi.

4. Fattah Hidayat, S.E., M.Si. selaku pembimbing (I) atas kesabaran, ketelitian,

dan segala perhatian serta waktu yang telah diluangkan selama bimbingan.

5. Drs. H. Mohammad Bisri, M.Si., selaku dosen pembimbing (II) atas

kesabaran, segenap waktu yang diluangkan, kritik dan saran yang sangat

berarti selama bimbingan.

Page 8: SKRIPSI LENGKAP

6. Ninik Setiyowati, S.Psi, M.Psi, yang selalu bersedia meluangkan waktu dan

memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta membantu dalam

memahami konsep statistika.

7. Seluruh dosen Psikologi Universitas Negeri Malang yang telah memberikan

bekal pengetahuan sampai terselesaikannya pendidikan di bangku kuliah ini.

8. Kedua orangtua; Bapak Suharto, B.A. dan Ibu Lilik Lestari atas doa,

dukungan, motivasi, dan kesabarannya dalam membantu penulis selama

menyelesaikan kuliah dan mewujudkan cita-cita.

9. Kepala Sekolah SMK YPM 1 Taman Sidoarjo atas izin yang diberikan kepada

penulis untuk bisa melaksanakan penelitian di SMK YPM 1 Sidoarjo.

10. Sahabat penulis; Della, Desy, Massayu, Roma, Putri, Mega, Chibi, dan Nisa

atas bantuan, dukungan, motivasi, serta teman-teman Psikologi 2007 Offering

B (Psikoprenia) atas kerjasamanya selama masa perkuliahan ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, atas segala bantuannya

sehingga karya ini dapat terwujud. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis, para pembaca, ilmu psikologi, dan masyarakat luas.

Malang, Juli 2011

Penulis

Page 9: SKRIPSI LENGKAP

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ....................................................................................................... .i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .....................................................................................iv

DAFTAR TABEL...............................................................................vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ...vii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... .......................................................................... .1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ .7

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... .7

D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... .8

E. Manfaat Penelitian ....................................................................... .8

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian ............................................ .9

G. Definisi Operasional..................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Adversity

1. Pengertian Kemampuan Adversity .......................................... 13

2. Teori Pembentuk Kemampuan Adversity................................ 14

3. Respon Dalam Adversity ......................................................... 19

4. Dimensi-Dimensi Kemampuan Adversity ……………..22

B. Intensi Berwirausaha

1. Pengertian Intensi .................................................................... 24

2. Aspek-Aspek Intensi Berwirausaha ........................................ 29

Page 10: SKRIPSI LENGKAP

3. Faktor-Faktor Intensi Berwirausaha ........................................ ….32

4. Proses Pembentukan Intensi Berwirausaha …………………34

C. Remaja

1. Pengertian Remaja...................................................................35

2. Ciri-Ciri Masa Remaja.............................................................36

3. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja……………...................39

D. Hubungan Kemampuan Adversity dan Intensi Berwirausaha

Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo …………………….41

BAB III METODE

A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………....45

B. Variabel Penelitian........................................................................46

C. Populasi dan Sampel…………………………………………….47

D. Instrumen Penelitian..................................................................... …49

E. Uji Coba Instrumen.......................................................................52

F. Pengumpulan Data………………………………………………57

G. Analisis Data.................................................................................58

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil SMK YPM 1 Taman Sidoarjo…………………………....62

B. Hasil Data Deskriptif……………………………………………66

C. Analisis Korelasi.......................................................................... 68

BAB V PEMBAHASAN

A. Kemampuan Adversity

Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo .................................. ….71

B. Intensi Berwirausaha Pada Siswa SMK YPM 1

Taman Sidoarjo ............................................................................72

C. Hubungan Kemampuan Adversity Dan intensi Berwirausaha

Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo ..................................76

Page 11: SKRIPSI LENGKAP

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................80

B. Saran..............................................................................................81

DAFTAR RUJUKAN ……………………………………………………82

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………..85

Page 12: SKRIPSI LENGKAP

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Penjabaran Variabel Penelitian....................................................................11

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian …………………………………………..49

3.2 Blue Print Angket Kemampuan Adversity (Uji Coba) ................................51

3.3 Blue Print Skala Intensi Berwirausaha (Uji Coba)..........…………............52

3.4 Nilai Skala Intensi Berwirausaha ...............................................................52

3.5 Blue Print Skala Intensi Berwirausaha (Penelitian) ...…………………....55

3.6 Blue Print Angket Kemampuan Adversity (Penelitian)…………………...55

3.7 Norma Klasifikasi Kemampuan Adversity dan

Skala Intensi Berwirausaha………………………………………………59

4.1 Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Kemampuan Adversity........66

4.2 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Adversity

Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo ............................................... ....67

4.3 Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Intensi Berwirausaha….. 67

4.4 Klasifikasi Tingkat Intensi Berwirausaha

Page 13: SKRIPSI LENGKAP

Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo ............................................... 68

4.5 Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 69

4.6 Hasil Uji Linieritas ..................................................................................... 70

4.7 Hasil Uji Korelasi ....................................................................................... 70

Page 14: SKRIPSI LENGKAP

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Optimisme versus Pesimisme Reaksi Terhadap Kesulitan…………….17

2.2 Kerangka Konseptual Untuk Meramalkan Suatu Intensi

atau Perilaku Tertentu .......................................................................... ….....26

2.3 Proses Pembentukan Intensi Berwirausaha …………………………...34

3.1 Model Hubungan Variabel X dan Y .................................................... ........46

3.2 Rumus Korelasi Product Moment …………………………………….54

Page 15: SKRIPSI LENGKAP

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Angket Kemampuan Adversity (Uji Coba).........................................87

2. Skala Intensi Berwirausaha (Uji Coba)...............................................94

3. Angket Kemampuan Adversity (Penelitian).......................................101

4. Skala Intensi Berwirausaha (Penelitian)…………….........................107

5. Tabulasi Skor Uji Coba Angket Kemampuan Adversity...................113

6. Koefisien Validitas Angket Kemampuan Adversity…......................115

7. Validitas Angket Kemampuan Adversity...........................................117

8. Reliabilitas Angket Kemampuan Adversity ......................................118

9. Tabulasi Skor Uji Coba Skala Intensi Berwirausaha..........................119

10. Koefisien Validitas Skala Intensi Berwirausaha….............................124

11. Validitas Aitem Skala Intensi Berwirausaha…...................................129

12. Reliabilitas Skala Intensi Berwirausaha…..........................................132

13. Tabulasi Skor Penelitian Angket Kemampuan Adversity...................133

14. Tabulasi Skor Penelitian Intensi Berwirausaha…................................135

15. Analisis Deskriptif Angket Kemampuan Adversity

Dan Skala Intensi Berwirausaha………………………………….….140

16. Uji Normalitas………………………………………………………..141

17. Uji Linieritas………………………………………………………....142

18. Data Skor Total Kemampuan Adversity

Dan Intensi Berwirausaha…………………………………………....143

Page 16: SKRIPSI LENGKAP

19. Uji Hipotesis…………………………………………………………..145

20. Klasifikasi Kemampuan Adversity Siswa SMK YPM 1

Taman Sidoarjo………………………………………………………..146

21. Klasifikasi Intensi Berwirausaha Siswa SMK YPM 1

Taman Sidoarjo……………………………………………………….148

Page 17: SKRIPSI LENGKAP

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terbatasnya lapangan pekerjaan di Indonesia yang tersedia saat ini

telah meningkatkan jumlah pengangguran. Menurut data Badan Pusat

Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2010

mencapai 116 juta orang, bertambah 2,17 juta orang dibanding angkatan

kerja Agustus 2009 yang sebesar 113,83 juta orang atau bertambah 2,26

juta orang dibanding Februari 2009 yang sebesar 113,74 juta orang.

Jumlah ini diprediksi akan semakin meningkat apabila tidak segera

disediakan lapangan kerja baru. Angkatan kerja yang menganggur tersebut

mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Tercatat lulusan

sekolah dasar sebesar 3,71%, lulusan SMP sebesar 7,55%, lulusan SMA

sebesar 11,90%, lulusan SMK 13,81%, lulusan diploma sebesar 15,71%,

dan lulusan perguruan tinggi sebesar 14,24% (Badan Pusat Statistik,

2010).

Semakin bertambahnya pengangguran menjadikan keadaan

Indonesia saat ini akan semakin memburuk, hal ini akan bertambah buruk

jika keadaan ini tidak segera diatasi. Disamping itu pula meningkatnya

kebutuhan hidup yang menuntut adanya pemenuhan, mendorong siswa

SMK untuk segera lulus dan dapat mancari penghasilan sendiri dengan

Page 18: SKRIPSI LENGKAP

ilmu dan keterampilan yang sudah dimiliki dalam wirausaha.

Berwirausaha merupakan salah satu pilihan yang rasional mengingat

sifatnya yang mandiri, sehingga tidak tergantung pada ketersediaan

lapangan kerja yang ada.

Salah satu jenis sekolah yang menyelenggarakan pendidikan

khusus adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Program pendidikan

SMK dikhususkan bagi siswa yang mempunyai minat tertentu dan siap

untuk bekerja serta membuka lapangan pekerjaan sesuai dengan

keterampilan dan bakat yang dimiliki. Siswa SMK diajak untuk belajar di

sekolah dan belajar di dunia kerja dengan praktek secara nyata sesuai

bidang yang dipelajari melalui program Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

Melalui PSG diharapkan siswa bisa mendapatkan pengetahuan,

keterampilan dan perubahan sikap, sehingga dapat membekali dirinya

untuk memilih, menetapkan dan mempersiapkan diri memasuki dunia

kerja yang sesuai dengan potensi dirinya (Depdikbud, 1999).

Saat ini pemerintah Indonesia mempunyai program baru dalam

dunia pendidikan, yaitu untuk SMK sebanyak 70% dan 30% untuk

Sekolah Menengah Umum (SMU). Pada dasarnya SMU diprogram untuk

mereka yang melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi, sedangkan

pembekalan skill untuk SMU bisa dikatakan tidak ada. Berbeda dengan

dunia SMK, siswa dituntut untuk menguasai skill serta diharapkan dapat

menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

SMK dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dari segi

keterampilan kerja, maka dari itu saat ini banyak perusahaan yang

Page 19: SKRIPSI LENGKAP

membutuhkan lulusan dari SMK. Dinas Pendidikan telah menganjurkan

untuk lebih memilih SMK karena lebih menjanjikan dalam dunia kerja.

Dimasukkannya remaja ke sekolah kejuruan adalah agar siswa cepat

mendapat pekerjaan selepas lulus, dengan bekal keterampilan yang didapat

dari sekolah.

Para pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) di Indonesia

didorong mampu berwirausaha di tengah minimnya lapangan pekerjaan.

Sejak tahun 1994 Departemen Pendidikan Nasional menerapkan

standarisasi kurikulum pada seluruh SMK di Indonesia, yaitu harus

menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya.

Bahkan pada tahun 2004, pemerintah meluncurkan program blockgrant

khusus untuk peningkatan kompetensi wirausaha melalui pembangunan

kelas wirausaha di 150 lokasi atau sekitar 450 SMK di Indonesia.

Bentuk-bentuk wirausaha bagi siswa SMK cukup beragam sesuai

dengan jurusan yang dipilih, seperti 'I'ata boga, Tata busana, penjualan,

Mekanik, Percetakan. Berjualan membuka warung makan, membuka

bengkel, membuka jahitan, merupakan jenis wirausaha yang bisa dipilih

oleh siswa SMK.

Salah satu faktor pendukung wirausaha adalah adanya keinginan.

Ini oleh Fishbein dan Ajzen (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2006) disebut

sebagai intensi, yaitu komponen dalam diri individu yang mengacu pada

keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Intensi adalah hal - hal

yang diasumsikan dapat menangkap faktor - faktor yang memotivasi dan

yang berdampak kuat pada tingkah laku. Bandura (1986) menyatakan

Page 20: SKRIPSI LENGKAP

bahwa intensi merupakan suatu kebulatan tekad untuk melakukan aktivitas

tertentu atau menghasilkan keadaan tertentu di masa depan. Intensi

menurutnya adalah bagian vital dari self regulation individu yang dilatar

belakangi oleh motivasi seseorang untuk bertindak.

Pada kenyataannya banyak lulusan sekolah menengah kejuruan

yang belum siap bekerja sehingga menjadi pengganguran. Beberapa

diantara lulusan SMK lebih senang menjadi pegawai atau buruh dan

hanya sedikit sekali yang tertarik untuk berwirausaha. Sumariadi, salah

satu kepala sekolah SMK Negeri di Surabaya menyatakan bahwa sampai

saat ini di antara siswa lulusan SMK tidak banyak yang berorientasi dan

berniat untuk bekerja sendiri atau berwirausaha dengan bekal ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh (Kompas, 2004).

Jenis pekerjaan sendiri ada dua, yaitu formal dan informal. Secara

sederhana, kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat

diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status

pekerjaan utama, pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan

dibantu buruh tetap dan kategori buruh atau karyawan, sisanya termasuk

pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada tahun 2010

sekitar 33,74 juta orang (31,42%) bekerja pada kegiatan formal dan 73,67

juta orang (68,58%) bekerja pada kegiatan informal. Dari 107,41 juta

orang yang bekerja pada bulan Februari 2010, status pekerjaan utama yang

terbanyak sebagai buruh atau karyawan sebesar 30,72 juta orang (28,61%),

diikuti berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 21,92 juta orang

(20,41%), dan berusaha sendiri sejumlah 20,46 juta orang (19,05%),

Page 21: SKRIPSI LENGKAP

sedangkan yang terkecil adalah berusaha dibantu buruh tetap sebesar 3,02

juta orang (2,81%). Dalam satu tahun terakhir (Februari 2009–Februari

2010) terdapat penambahan pekerja dengan status buruh/karyawan sebesar

1,81 juta orang, dan pekerja keluarga sebanyak 1,02 juta orang. Sementara

itu pada status pekerja bebas di pertanian terjadi penurunan sebesar 30 ribu

orang (Badan Pusat Statistik, 2010).

Ada beberapa hal mengapa siswa SMK yang tidak tertarik

berwirausaha setelah lulus adalah karena tidak mau mengambil resiko,

takut gagal, tidak memiliki modal dan lebih menyukai bekerja pada orang

lain. Alasan tersebut bertentangan dengan tujuan individu masuk sekolah

kejuruan yang ingin cepat bekerja dan ingin membuka usaha sendiri. Lebih

lanjut dijelaskan bahwa siswa tidak tertarik berwirausaha karena kurang

memiliki motivasi dan tidak memiliki semangat serta keinginan untuk

berusaha sendiri. Akibatnya individu berpikir bahwa berwirausaha

merupakan sesuatu yang sulit untuk dilakukan dan lebih senang bekerja

pada orang lain (Dharmawan, 2011).

Manusia sebagai seorang individu memerlukan potensi untuk dapat

mengubah hambatan menjadi peluang, yang disebut dengan kemampuan

adversity. Menurut Stoltz (2000), kemampuan adversity adalah suatu

kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi suatu peluang

keberhasilan mencapai tujuan. Surekha (dalam Habsari, 2005) menyatakan

bahwa adversity adalah kemampuan berpikir, mengelola dan mengarahkan

tindakan yang membentuk suatu pola–pola tanggapan kognitif dan prilaku

atas stimulus peristiwa-peristiwa dalam kehidupan yang merupakan

Page 22: SKRIPSI LENGKAP

tantangan atau kesulitan. Di tambahkan pula bahwa kesulitan yang

dihadapi itu mempunyai beragam variasi bentuk dan kekuatan dari sebuah

tragedi yang besar sampai kelalaian kecil.

Sekolah kejuruan seharusnya dapat mencetak tenaga terampil yang

siap diterima di lapangan kerja dan di tengah krisis ekonomi dan sulitnya

mencari pekerjaan, peluang untuk bekerja ternyata masih terbuka lebar.

Bagi sekolah kejuruan yang mampu memberikan ketrampilan dan

bersinergi dengan dunia usaha, akan mempermudah lulusannya menembus

dunia kerja dengan berwirausaha.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa ada kesenjangan antara

kecilnya jumlah alumni SMK 1 YPM Sidoarjo yang berwirausaha dengan

yang tidak berwirausaha, yang seharusnya siswa SMK dapat membuka

lapangan kerja sendiri dengan keterampilan yang dimiliki untuk

mengurangi jumlah pengangguran. Tetapi kenyataan yang ada

membuktikan bahwa siswa SMK lebih senang menjadi pegawai atau buruh

dan bahkan tidak bekerja sama sekali (Dharmawan, 2011).

Rendahnya intensi berwirausaha pada siswa SMK karena kurang

keinginan dan kurang motivasi sehingga mereka tidak siap menghadapi

rintangan yang ada. Dengan demikian hanya individu yang berani

mengambil resiko serta memiliki kecerdasan menghadapi rintangan sajalah

yang memiliki intensi berwirausaha yang tinggi. Penelitian ini kemudian

dilakukan karena peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan

antara kemampuan Adversity dengan intensi berwirausaha. Oleh karena itu

penulis ingin melakukan penelitian “Hubungan kemampuan Adversity dan

Page 23: SKRIPSI LENGKAP

Intensi Berwirausaha Pada Siswa SMK Yayasan Pendidikan Ma‟arif

(YPM) 1 Taman Sidoarjo.”

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini rumusan masalah yang diajukan adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran kemampuan adversity pada siswa SMK YPM 1

Taman Sidoarjo?

2. Bagaimana gambaran intensi berwirausaha pada siswa SMK YPM 1

Taman Sidoarjo?

3. Apakah terdapat hubungan kemampuan adversity dan intensi

berwirausaha pada siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran kemampuan adversity pada siswa SMK

YPM 1 Taman Sidoarjo

2. Untuk mengetahui intensi berwirausaha pada siswa SMK YPM 1

Taman Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui hubungan kemampuan adversity dan intensi

berwirausaha pada siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo.

Page 24: SKRIPSI LENGKAP

D. Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat

hubungan kemampuan adversity dan intensi berwirausaha pada siswa

SMK YPM 1 Taman Sidoarjo.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan manfaat praktis

yang akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah wawasan di bidang Psikologi

Pendidikan, khususnya yang terkait dengan hubungan kemampuan

Adversity dan intensi berwirausaha pada siswa SMK YPM 1 Taman

Sidoarjo.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang akan dibahas adalah manfaat bagi peneliti,

manfaat bagi guru, sekolah, universitas, dan peneliti lain.

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui hubungan kemampuan

Adversity dan intensi berwirausaha pada siswa SMK YPM 1 Taman

Sidoarjo.

b. Bagi Guru dan Sekolah

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran kemampuan

Adversity dan intensi berwirausaha pada siswa, sehingga dapat

mengasah kembali jiwa berwirausaha pada siswa yang memiliki

Page 25: SKRIPSI LENGKAP

adversity dan intensi berwirausaha rendah. Sedangkan siswa yang

memiliki adversity dan intensi tinggi dapat diarahkan oleh pihak

sekolah untuk mengembangkan wirausaha.

c. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain bisa menggunakan hasil penelitian ini untuk bahan

perbandingan apabila ingin meneliti topik yang sama. Penelitian dengan

topik yang sama berguna untuk menguji apakah suatu penelitian sudah

baik atau belum.

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

1. Asumsi

Asumsi merupakan anggapan dasar yang digunakan untuk

mendasari penelitian. Asumsi yang dipakai adalah :

1) Responden dapat mengisi angket dan skala sesuai dengan keadaan

2) Kemampuan adversity siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo berbeda-

beda dan dapat diukur.

3) Intensi berwirausaha siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo berbeda-beda

dan dapat diukur.

2. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah :

a. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada siswa SMK YPM 1 Taman

Sidoarjo.

Page 26: SKRIPSI LENGKAP

b. Penelitian ini meneliti tentang hubungan kemampuan Adversity dengan

intensi berwirausaha.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Kemampuan adversity adalah suatu kemampuan seseorang untuk

mengubah hambatan menjadi suatu peluang keberhasilan untuk

mencapai tujuan dengan menggunakan kemampuan berpikir,

mengelola dan mengarahkan tindakan yang membentuk suatu pola-

pola tanggapan kognitif dan perilaku atas stimulus peristiwa-peristiwa

sulit dan menantang dalam kehidupan yang merupakan tantangan atau

kesulitan. Ditandai dengan aspek control, origin dan ownership, reach,

dan endurance yang dapat diungkap dengan angket kemampuan

Adversity. Semakin tinggi skor adversity yang diperoleh subyek, maka

semakin tinggi pula kegigihan subyek dalam menghadapi hambatan.

Sebaliknya apabila skor yang diperoleh rendah, maka kegigihan

subyek dalam menghadapi rintangan juga rendah.

2. Intensi berwirausaha adalah seberapa besar keinginan atau niat yang

ada pada diri siswa SMK untuk melakukan suatu tindakan wirausaha

dengan berani mengambil resiko dalam menangani usaha yang

mengarah pada upaya, mencari, menciptakan, menerapkan, cara kerja,

teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam

rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh

keuntungan yang lebih besar. Ditandai dengan indikator Perceived

Page 27: SKRIPSI LENGKAP

desirability,Perceived feasibility,Propensity to act. Intensi

berwirausaha ini diukur dengan menggunakan skala intensi

berwirausaha. Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh subyek

penelitian maka intensi berwirausaha semakin tinggi. Begitu juga

sebaliknya, apabila skor yang diperoleh rendah maka begitu juga

intensi berwirausaha yang dimiliki subyek penelitian rendah.

Tabel 1.1. Penjabaran Variabel

No. Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor

1. Kemampuan

Adversity

a. Control 1.1. Mengetahui

seberapa banyak

kendali yang dapat

dirasakan

terhadap suatu

peristiwa yang

menimbulkan

kesulitan

1.1. Dapat mencari

jalan keluar dari

masalah yang

dihadapi

b. Origin dan

Ownership

1.2 Menunjukkan siapa

atau apa yang

menyebabkan

suatu peristiwa

terjadi. Penyebab

peristiwa bisa

berasal dari diri

sendiri atau faktor

lain dan

bagaimana

tanggung jawab

seseorang terhadap

kejadian yang

dialaminya.

1.2.Tidak menyalahkan

diri sendiri ketika

masalah muncul

c. Reach 1.4. Dampak suatu

kejadian terhadap

kejadian-kejadian

lain pada diri

seseorang apakah

bersifat situasional

(saat itu saja) atau

berdampak buruk

menjangkau aspek

lain kehidupan

seseorang

1.4. Mampu

memberikan

batasan terhadap

suatu masalah

sehingga tidak

berpengaruh

terhadap hal lain

d. Endurance 1.5. Sejauh mana

individu mampu

mendeteksi berapa

lama penyebab

kesulitan itu akan

1.5. Mampu berpikir

optimis dan

memiliki

kepercayaan

bahwa masalah

Page 28: SKRIPSI LENGKAP

terus berlangsung

akan segera

selesai.

2. Intensi

Berwirausaha

a. Perceived

desirability

2.1 Memandang

penciptaan usaha

baru sebagai

sesuatu yang

menarik dan

diinginkan

2.2. Mempersepsi atas

konsekuensi

personal

pengalaman

kewirausahaan

2.3. Mampu

mempersepsi

tingkat dukungan

dari lingkungan

untuk berwirausaha

2.1.Memiliki ide untuk

berwirausaha

2.2. Dapat mempersepsi

baik atau buruk

atas pengalaman

kewirausahaan

2.3. Mempersepsi

dukungan dari

keluarga, teman,

sejawat, dan

kerabat untuk

berwirausaha

b. Perceived

feasibility

2.2. Mampu memandang

dirinya bahwa

dirinya memliki

kemampuan untuk

mengumpulkan

sumber daya-

sumber daya untuk

membangun usaha

baru

2.2. Dapat berpikir

optimis dan

memiliki

kepercayaan

bahwa dirinya

mampu

mengumpulkan

sumber daya

manusia, sosial,

dan finansial

untuk membuka

usaha

c. Propensity to

act

2.3. Mampu mendorong

diri sendiri untuk

bertingkah laku

wirausaha

2.3.Dapat memotivasi

diri sendiri

membuka usaha

baru

Page 29: SKRIPSI LENGKAP

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Adversity

1. Pengertian Adversity

Menurut Stoltz (2000), kecerdasan menghadapi rintangan adalah

suatu kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi suatu peluang

keberhasilan mencapai tujuan. Surekha (dalam Habsari, 2005) menyatakan

bahwa adversity adalah kemampuan berpikir, mengelola dan mengarahkan

tindakan yang membentuk suatu pola–pola tanggapan kognitif dan prilaku

atas stimulus peristiwa-peristiwa dalam kehidupan yang merupakan

tantangan atau kesulitan. Di tambahkan pula bahwa kesulitan yang

dihadapi itu mempunyai beragam variasi bentuk dan kekuatan dari sebuah

tragedi yang besar sampai kelalaian kecil. Dalam kamus Inggris–Indonesia

disebutkan bahwa Adversity mempunyai arti kesengsaraan atau

kemalangan, istilah kesengsaraan atau kemalangan dijelaskan dalam

kamus besar bahasa Indonesia sebagai penderitaan atau kesusahan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

Adversity adalah kemampuan seseorang dalam mengubah hambatan,

kesulitan atau tantangan menjadi peluang. Kemampuan Adversity suatu

kemampuan lebih yang dimiliki oleh individu untuk dapat bertahan dalam

menghadapi kesulitan hidup.

Page 30: SKRIPSI LENGKAP

2. Teori Pembentuk Kemampuan Adversity

Menurut Stoltz (2000), Adversity dihasilkan dari tiga paradigma

teori, yaitu :

a. Psikologi Kognitif

Dalam psikologi kognitif Adversity didasari oleh teori-teori

psikologi kognitif antara lain learned helplessness, locus of control,

optimisme, teori atribusi, hardiness, resiliensi, dan self efficacy.

1. Learned helplessness

Teori ini menjelaskan mengapa banyak orang menyerah atau gagal

ketika dihadapkan pada tantangan hidup. Berdasarkan penelitian

eksperimental Martin Seligman (dalam Stoltz, 2000) tentang learned

helplessness ditemukan bahwa seseorang yang melakukan usaha dan terus

menerus gagal akan merasa tidak dapat mengendalikan situasi yang terjadi

pada dirinya akan menjadi kebal dari rasa tidak berdaya.

2. Locus of control

Menurut Rotter (dalam Elliot, 2000) locus of control adalah

keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa tingkah laku yang

ditampilkannya berasal dari dirinya sendiri atau faktor di luar dirinya.

Individu yang menganggap bahwa tingkah laku yang ditampilkannya

berasal dari faktor di luar dinamakan external locus of control. Sedangkan

individu yang menganggap bahwa penyebab tingkah lakunya berasal dari

dirinya sendiri dinamakan internal locus of control.

Page 31: SKRIPSI LENGKAP

3. Teori Atribusi

Teori ini dikemukakan oleh Weiner (dalam Vaughan, 2000) yang

tertarik pada penyebab dan konsekuensi dari atribusi yang dibuat oleh orang

saat mereka sukses dan gagal. Menurut Morisson (2008) teori atribusi

adalah teori yang menjelaskan cara-cara manusia mengatribusikan beberapa

penyebab atas perilaku mereka dan perilaku orang lain dalam konteks sosial.

Weiner (dalam Vaughan, 2000) atribusi memiliki tiga dimensi performa,

yaitu :

1) Locus : apakah tingkah laku disebabkan oleh diri individu (internal) atau

situasi (eksternal)

2) Stability : apakah penyebab tingkah laku itu (baik internal dan eksternal)

stabil atau tidak

3) Controllability : apakah dimasa datang performa tugas itu berada dalam

control diri individu.

4. Hardiness (tahan banting)

Menurut Kobasa (dalam Rathus, 2004) menyatakan bahwa orang

yang hardiness adalah orang yang lebih tahan terhadap stress karena mereka

memilih untuk menghadapinya. Hardiness merujuk pada kemampuan

seseorang menghadapi kondisi-kondisi yang sulit dalam hidup. Orang-

orang yang memiliki sifat tahan banting (hardiness) merespon kesulitan

sebagai suatu peluang, sedangkan orang-orang yang memiliki tahan banting

akan mundur dan menghindari kesulitan yang dialaminya.

Page 32: SKRIPSI LENGKAP

Menurut Kobasa (dalam Rathus, 2004) hardiness memiliki 3

karakteristik yaitu :

1) Commitmen, orang yang tahan banting memiliki komitmen dalam

menghadapi kesulitan yang dialaminya

2) Chalenge, orang yang tahan banting menganggap kesulitan yang

dihadapinya adalah suatu tantangan

3) Control, orang yang tahan banting menganggap kesulitan yang

dihadapinya berada dalam kendalinya.

5. Resiliensi

Davidson (dalam Connor, 2006) mengartikan resiliensi sebagai

suatu kapasitas individu untuk pulih atau bangkit. Untuk mengidentifikasi

resiliensi diperlukan dua syarat, yaitu pertama adanya ancaman yang

signifikan pada individu, ancaman dapat berupa trauma atau ditimpa

kemalangan. Kedua adalah kualitas adaptasi yang dimiliki individu

tergolong baik.

Menurut Block (dalam Tugade, 2004), karakteristik individu yang

resilien adalah :

1) Individu merasa optimis dan semangat menjalani hidup

2) Individu terbuka terhadap pengalaman

3) Memiliki emosi positif yang tinggi

Page 33: SKRIPSI LENGKAP

6. Self Efficacy

Bandura (dalam Pajares & Urdan, 2006) menyatakan bahwa self

efficacy merujuk pada penilaian subjektif seseorang tentang bagaimana

kemampuannya untuk mengorganisir dan melakukan sesuatu untuk

mencapai tujuan yang ditentukannya.

7. Optimisme

Teori ini berkaitan dengan learned helplessness. Kesuksesan

seseorang dapat dilihat dari bagaimana caranya menjelaskan atau bereaksi

terhadap peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya. Seligman (2002)

menemukan bahwa bagaimana seseorang bereaksi terhadap kesulitan

sebagai sesuatu yang sifatnya tetap, internal, dan dapat digeneralisasikan

ke bidang kehidupan lainnya cenderung menderita di semua bidang

kehidupan. Sedangkan mereka yang menanggapi situasi-situasi sulit

sebagai sesuatu yang sifatnya eksternal, sementara, dan terbatas cenderung

menikmati banyak manfaat, mulai dari kinerja sampai kesehatan.

Gambar 2.1 Optimisme versus Pesimisme

Reaksi terhadap kesulitan

Pesimis Permanen Meluas Pribadi

Optimis Sementara Terbatas Eksternal

(Diadaptasi dari Stoltz, 2000)

Dari teori-teori psikologi kognitif yang telah diuraikan diatas,

dapat disimpulkan :

1) Kesuksesan dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dalam

mengendalikan atau menguasai kehidupannya sendiri.

Page 34: SKRIPSI LENGKAP

2) Kesuksesan dipengaruhi dan dapat diprediksi melalui cara seseorang

bereaksi dan menjelaskan kesulitannya.

3) Orang-orang bereaksi terhadap kesulitan dengan pola-pola tertentu

4) Pola-pola tertentu dalam bereaksi terhadap kesulitan apabila tidak

dihambat akan tetap konsisten sepanjang hidup seseorang.

b. Neurofisiologi

Berdasarkan riset para ahli neurofisiologi terkemuka, otak secara

ideal dilengkapi sarana pembentuk kebiasaan-kebiasaan yang dapat segera

dihentikan dan dirubah. Sama halnya dengan kebiasaan seseorang dalam

merespon kesulitan dapat segera dihentikan dan dirubah. Dengan demikian

kebiasaan lama akan melemah dan kebiasaan baru akan tumbuh dan

berkembang dengan pesat (Stoltz, 2000).

c. Psikoneuroimmunologi

Pada psikoneuroimmunologi yang dibahas adalah hubungan antara

aspek psikologis dengan neuorologis (syaraf) dan kesehatan

(imunitas.kekebalan tubuh). Penelitian tentang hubungan psikis dan

kesehatan tubuh dilakukan oleh Langer, Rodin, dan Visintainer (dalam

Stoltz, 1997). Mereka menemukan bahwa seseorang yang secara

psikologis bahagia, aktif, dan memiliki control terhadap situasi yang

terjadi pada dirinya memiliki kekebalan tubuh (kesehatan) lebih baik

dibandingkan orang-orang yang secara psikologis tidak bahagia, pasif, dan

Page 35: SKRIPSI LENGKAP

tidak memiliki control terhadap dirinya. Dari penelitian dalam bidang

psikoneuroimmunologi Stoltz (2000) menyimpulkan bahwa :

1) Ada hubungan langsung antara bagaimana seseorang bereaksi terhadap

kesulitan dengan kesehatan mental dan fisik

2) Kemampuan mengendalikan sangat penting bagi kesehatan mental dan

umur panjang

3) Bagaimana seseorang bereaksi terhadap kesulitan mempengaruhi

fungsi-fungsi kekebalan, kesembuhan, dan kerentanan terhadap

penyakit.

3. Respon Dalam Adversity

Individu dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam diri

mereka didorong oleh beberapa respon yang mengarahkan individu

tersebut dalam pengambilan keputusan. Ada beberapa respon yang

mendorong individu dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam diri

mereka.

Menurut Stoltz (2000 : 18) ada tiga respon terhadap kesulitan yaitu:

a. Mereka yang berhenti (quitters), yaitu orang-orang yang bekerja sekedar

cukup untuk hidup, memperlihatkan sedikit ambisi, semangat yang

minim, dan mutu dibawah standar, mengambil resiko sedikit mungkin,

tidak kreatif. Individu meninggalkan dorongan untuk mendaki dan

kehilangan banyak hal yang ditawarkan oleh kehidupan. Gaya hidupnya

tidak menyenangkan atau datar, cenderung menghindari tantangan berat

yang muncul dari komitmen yang sesungguhnya, dalam meghadapi

Page 36: SKRIPSI LENGKAP

perubahan mereka cenderung melawan atau lari dan cenderung menolak

perubahan, jarang sekali memiliki persahabatan sejati, kemampuannya

kecil atau bahkan tidak ada sama sekali, mereka tidak memiliki visi dan

keyakinan akan masa depan, terampil menggunakan kata-kata yang

sifatnya membatasi, seperti “tidak mau”, “mustahil”, “ini konyol”, dsb.

Kontribusinya sangat kecil. Biasanya menjadi beban bagi perusahaan

karena kurang memberikan sumbangan yang berarti baik dirinya

maupun perusahaan.

b. Mereka yang berkemah (Campers), yaitu orang-orang yang masih

menunjukkan sejumlah inisiatif, sedikit semangat, dan beberapa usaha,

akan bekerja keras dalam hal apapun yang membuatnya rasa aman atau

dalam kata lain orang tersebut mau untuk mendaki, meskipun akan

“berhenti” di pos tertentu, dan merasa cukup sampai disitu. Kebanyakan

tidak mau mengambil resiko. Individu puas dengan apa yang telah

diraih dan sudah merasa dirinya sebagai orang yang berhasil, tidak lagi

mengembangkan diri, melainkan hanya mempertahankan agar apa yang

telah diraih dapat tetap dimiliki. Menahan diri terhadap perubahan,

meskipun kadang tidak menyukai perubahan besar karena orang

tersebut merasa nyaman dengan kondisi yang ada, individu

menggunakan bahasa dan kata-kata yang kompromistis, misalnya “ini

cukup bagus”, atau “kita cukup sampai disini saja”. Kemampuannya

kecil atau bahkan tidak ada sama sekali, tidak memiliki visi dan

keyakinan akan masa depan, kontribusinya kecil.

Page 37: SKRIPSI LENGKAP

c. Para pendaki (Climbers), yaitu orang-orang yang menyambut baik

tantangan-tantangannya, orang tersebut hidup dalam pemahaman bahwa

ada hal-hal yang mendesak dan harus segera dibereskan, orang tersebut

bisa memotivasi diri sendiri, memiliki semangat tinggi, dan berjuang

untuk mendapatkan yang terbaik, cenderung membuat segala sesuatu

terwujud, belajar seumur hidup, tidak berhenti pada gelar atau jabatan

saja mereka terus mencari cara-cara baru untuk bertumbuh dan

berkontribusi. Individu yang seumur hidupnya membaktikan diri pada

pertumbuhan dan perbaikan diri tanpa menghiraukan latar belakang,

nasib baik atau nasib buruk. Individu tersebut juga pemikir yang selalu

memikirkan kemungkinan-kemungkinan dan tidak pernah membiarkan

ras, umur, jenis kelamin, cacat fisik atau mental hambatan lainnya yang

menghambat pendakian, orang yang tergolong climber akan terus

mendaki. Hidupnya “lengkap” karena telah melewati dan mengalami

semua tahapan sebelumnya. Mereka menyadari bahwa akan benyak

imbalan yang diperoleh dalam jangka panjang melalui “langkah-

langkah kecil” yang sedang dilewatinya. Menyambut baik tantangan,

memotivasi diri, memiliki semangat tinggi, dan berjuang mendapatkan

yang terbaik dari hidup, cenderung membuat segala sesuatu terwujud,

tidak takut menjelajah potensi-potensi tanpa batas yang ada diantara

dua manusia, memahami dan menyambut baik resiko menyakitkan yang

ditimbulkan karena bersedia menerima kritik, menyambut baik setiap

perubahan, bahkan ikut mendorong perubahan tersebut kearah yang

positif, mereka tidak asing dengan situasi yang sulit karena kesulitan

Page 38: SKRIPSI LENGKAP

merupakan bagian dari hidup, memberikan kontribusi yang cukup besar

karena bisa mewujudkan potensi yang ada pada dirinya, bahasa yang

digunakan adalah bahasa dan kata-kata yang penuh dengan

kemungkinan-kemungkinan, berbicara tentang apa yang bisa dikerjakan

dan cara mengerjakannya, mereka berbicara tentang apa yang bisa

dikerjakan dan cara mengerjakannya, mereka berbicara tentang

tindakan, dan tidak sabar dengan kata-kata yang tidak di dukung dengan

perbuatan.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa teori ini

sebenarnya tetap melihat pada motivasi individu. Orang-orang yang

berjiwa Quitter cenderung akan mati ditengah jalan ketika

persaingannya terus berlari tanpa henti. Sementara orang-orang yang

berjiwa Camper merasa cukup puas berada atau telah mencapai sebuah

target tertentu, meskipun tujuan yang hendak dicapai masih pajang. Dan

orang-orang yang berjiwa Climber akan terus pantang mundur

menghadapi hambatan yang ada di hadapannya karena menganggap itu

sebagai tantangan dan peluang untuk meraih hal yang lebih tinggi yang

belum diraih orang lain.

4. Dimensi-Dimensi Kemampuan Adversity

Menurut Stoltz (2000), kecerdasan dalam menghadapi

rintangan individu memiliki empat dimensi, yaitu CO2RE (Control,

Origin Ownership, Reach, Endurance).

Page 39: SKRIPSI LENGKAP

a. Control (C) : Dimensi ini ditunjukan untuk mengetahui seberapa banyak

kendali yang dapat kita rasakan terhadap suatu peristiwa yang

menimbulkan kesulitan. Hal yang terpenting dari dimensi ini adalah

sejauh mana individu dapat merasakan bahwa kendali tersebut berperan

dalam peristiwa yang menimbulkan kesulitan seperti mampu

mengendalikan situasi tertentu dan sebagainya.

b. Origin dan Ownership (O2): Dimensi ini mempertanyakan siapa atau

apa yang menimbulkan kesulitan dan sejauh mana seseorang

menganggap dirinya mempengaruhi dirinya sebagai penyebab dan asal

usul kesulitan seperti penyesalan, pengalaman dan sebagainya.

c. Reach (R): Dimensi ini merupakan bagian dari AI yang mengajukan

pertanyaan sejauh mana kesulitan yang dihadapi akan menjangkau

bagian-bagian lain dari kehidupan individu seperti hambatan akibat

panik, hambatan akibat malas dan sebagainya.

d. Endurance (E) : Dimensi keempat ini dapat diartikan ketahanan yaitu

dimensi yang mempertanyakan dua hal yang berkaitan dengan berapa

lama penyebab kesulitan itu akan terus berlangsung dan tanggapan

indivudu terhadap waktu dalam menyelesaikan masalah seperti waktu

bukan masalah, kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan

sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk

mengetahui kemampuan adversity tidak cukup hanya mengetahui apa

yang diperlukan untuk meningkatkannya, tetapi yang perlu diperhatikan

adalah aspek-aspeknya agar dapat memahami kecerdasan dalam

Page 40: SKRIPSI LENGKAP

menghadapi rintangan sepenuhnya, yaitu Control, Origin, Ownership,

Reach, dan Endurance.

B. Intensi Berwirausaha

1. Pengertian Intensi

Intensi sebagai suatu usaha, kemauan, hasrat, keinginan, atau

perjuangan guna mencapai suatu tujuan (Chaplin, 1999). Menurut

Bandura (dalam Frida, 2009) menyatakan bahwa intensi merupakan

suatu kebulatan tekad untuk melakukan aktivitas tertentu atau

menghasilkan suatu keadaan tertentu di masa depan. Intensi

menurutnya adalah bagian vital dari Self regulation individu yang

dilatarbelakangi oleh motivasi seseorang untuk bertindak.

Fishbein dan Ajzen (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2006)

mendefinisikan intensi sebagai niat seseorang untuk melakukan

perilaku tertentu. Menurutnya, intensi lebih bersifat spesifik dan

memiliki “kesegaran” atau “kesiapan”, dalam arti sebagai predisposisi

seseorang yang lebih mengarah pada terwujudnya perilaku yang

tertentu pula, sehingga dengan kata lain, intense lebih jitu untuk

digunakan sebagai prediktor terwujudnya perilaku spesifik.

Ancok (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2006) menyatakan

bahwa pada dasarnya intensi berkaitan erat dengan pengetahuan (belief)

seseorang terhadap sesuatu hal, sikap (attitude) nya pada hal itu, serta

dengan perilaku itu sendiri sebagai perwujudan nyata dari intensinya.

Page 41: SKRIPSI LENGKAP

Ilardo (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2006) Antara sikap

sampai ke tahap perilaku tertentu, terdapat komponen sebagai

mediatornya, yaitu inetnsi. Intensi merupakan bagian penting Theory of

Reasoned Action (TRA), yang merupakan prediktor sukses dari

perilaku, dimana ia menjembatani sikap dan perilaku.

Dalam TRA, menurut Fishbein & Ajzen (dalam Dayaksini &

Hudaniah, 2006) terdapat dua faktor yang menentukan niat seseorang

untuk menampilkan suatu perilaku, yaitu sikap terhadap perilaku

tersebut (attitude toward the behavior) dan norma subyektif (subjective

norms). Sikap terhadap perilaku merupakan fungsi dari keyakinan

tentang kemungkinan timbulnya konsekuensi bila seseorang akan

mewujudkan perilaku dan evaluasi pribadinya terhadap konsekuensi

tersebut, sedangkan norma subyektif ditentukan oleh persepsi seseorang

tentang harapan yang diinginkan oleh kelompok atau individu acuan

dan oleh motivasi individu yang bersangkutan untuk mematuhinya.

Fishbein dan Ajzen (dalam Novliadi, 2007) mengajukan teori

pembentukan tingkah laku berdasarkan hubungan timbal balik antara

keyakinan (belief), sikap (attitude), dan intensi (intention) individu.

Keyakinan dikategorikan sebagai aspek kognitif yang melibatkan

pengetahuan, pendapat dan pandangan individu terhadap obyek. Sikap

dikategorikan sebagai aspek afektif yang mengarah pada perasaan

individu terhadap suatu obyek serta evaluasi yang dilakukannya. Intensi

dikategorikan sebagai aspek konatif yang menunjukkan intensi individu

dalam bertingkah laku dan bertindak ketika berhadapan langsung

Page 42: SKRIPSI LENGKAP

dengan obyek. Ketiga ubahan ini akan membentuk tingkah laku atau

tindakan nyata. Secara sistematis hubungan tersebut dapat dilihat pada

gambar 2.2.

Keyakinan akan akibat perilaku X adalah komponen yang

berisikan aspek pengetahuan tentang X yaitu akibat positif dan negatif

yang di dapat subyek bila melakukan perilaku X. Makin banyak segi

positif yang diperoleh subyek tentang akibat perilaku tersebut, akan

makin positif sikap subyek terhadap perilaku tersebut.

Gambar 2.2. : Kerangka konseptual untuk meramalkan suatu intensi atau

perilaku tertentu (Fishbein dan Ajzen, 1975, dalam Novliadi, 2007)

Keterangan :

= pengaruh

= umpan balik

Keyakinan akan

akibat perilaku X

Sikap terhadap

perilaku X

Intensi untuk

melakukan perilaku X Perilaku X

Norma

subjektif

tentang

perilaku X

Keyakinan

normatif akan

akibat perilaku X

Page 43: SKRIPSI LENGKAP

Komponen pengetahuan tentang X adalah keyakinan

normatif akan akibat perilaku X yang merupakan pandangan atau

pendapat orang lain yang berpengaruh terhadap kehidupan seseorang.

Individu dapat menerima atau menolak pengaruh-pengaruh tersebut.

Pengaruh yang diterima oleh individu akan membentuk norma

subyektif individu tentang perilaku X. Jadi norma subyektif tersebut

berisikan keputusan yang dibuat individu setelah mempertimbangkan

pandangan orang-orang yang mempengaruhi dirinya.

Menurut Fishbein dan Ajzen (dalam Dayaksini &

Hudaniah), intensi merupakan predisposisi yang sifatnya spesifik dan

mengarah pada terwujudnya perilaku yang spesifik pula. Kekhususan

tersebut melibatkan empat komponen yang membatasinya, yaitu :

a. Behavior

Yaitu perilaku spesifik yang nantinya akan diwujudkan secara nyata.

b. Target Object

Yaitu sasaran yang akan dituju oleh perilaku. Komponen ini

dibedakan atas : particular object (misalnya, nama); a class of object

(misalnya, jabatan atau kedudukan); dan any object (yaitu, orang

pada umumnya).

c. Situation

Yaitu dalam situasi bagaimana perilaku itu diwujudkan. Dalam hal

ini situasi dapat diartikan sebagai lokasi atau situasi suasana.

Page 44: SKRIPSI LENGKAP

d. Time

Yaitu menyangkut kapan suatu perilaku akan diwujudkan. Waktu ini

dibagi atas periode waktu yang telah ditentukan dan periode waktu

yang tidak dibatasi.

Setyono (2008) menyatakan wirausaha adalah semangat,

sikap, perilaku, kemampuan seseorang dalam menangani usaha yang

mengarah pada upaya, mencari, menciptakan, menerapkan, cara

kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi

dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan

memperoleh keuntungan yang lebih besar. Wirausaha adalah proses

yang mempunyai resiko tinggi untuk menghasilkan nilai tambah

produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan mendatangkan

kemakmuran bagi wirausahawan.

Sedangkan wirausahawan menurut Sudarma (2006) adalah

seorang atau sekumpulan orang yang berani menciptakan bisnis baru

dengan resiko dan ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan

pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan

menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya.

Machfoedz (2005) mengartikan wirausahawan adalah

pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil

resiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Untuk

itu seorang wirausahawan harus memiliki kepercayaan diri yang kuat

dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat

merintis usaha.

Page 45: SKRIPSI LENGKAP

Menurut Abdinagoro (2003), karakter atau sifat

kepribadian yang membedakan seorang itu wirausahawan atau bukan

adalah adanya karakter berani mengambil resiko, bertanggung

jawab, berusaha mencari sesuatu yang baru, inovatif, kreatif, dan

pantang menyerah. Sedangkan Sudarma (2006) mengidentifikasi

beberapa karakter yang dimiliki seorang wirausahawan, diantaranya,

proaktif, inisiatif, asertif, berorientasi prestasi, melihat dan bertindak

berdasarkan peluang, berorientasi efisiensi, komitmen terhadap

pekerjaan, dan menyadari hubungan dasar bisnis.

Dari pendapat tentang intensi dan wirausaha yang telah

dikemukakan, intensi berwirausaha adalah seberapa besar keinginan

atau niat yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu

tindakan wirausaha dengan berani mengambil resiko dalam

menangani usaha yang mengarah pada upaya, mencari, menciptakan,

menerapkan, cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang

lebih baik dan memperoleh keuntungan yang lebih besar.

2. Aspek-Aspek Intensi Berwirausaha

Dalam teorinya mengenai intensi, Shapiro & Sokol (dalam

Riyanti) mengadaptasi teori Planned behavior dari Fishbein & Ajzen

dan mengaplikasikan secara khusus dalam dunia wirausaha. Menurut

Shapiro & Sokol intensi dipengaruhi oleh tiga aspek, yaitu :

Page 46: SKRIPSI LENGKAP

1) Perceived desirability, adalah bias personal seseorang yang

memandang penciptaan usaha baru sebagai sesuatu yang menarik

dan diinginkan. Bias ini tumbuh dari pandangan atas konsekuensi

personal pengalaman kewirausahaan (misalnya baik atau buruk),

dan tingkat dukungan dari lingkungan (keluarga, teman, kerabat,

sejawat, dsb.) Variabel ini merefleksikan afeksi individu terhadap

kewirausahaan.

2) Perceived feasibility, elemen ini menunjukkan derajat kepercayaan

dimana seseorang memandang dirinya mempunyai kemampuan

untuk mengumpulkan sumber daya-sumber daya (manusia, sosial,

finansial) untuk membangun usaha baru.

3) Propensity to act, menunjukkan dorongan dalam diri seseorang

untuk bertingkah laku dan intensitasnya sangat bervariasi bagi

tiap individu. Determinan ini tidak hanya mempunyai pengaruh

langsung terhadap intensi tetapi juga mempunyai pengaruh tidak

langsung. Ketika propensity to act individu rendah, intensi untuk

berwirausaha mempunyai kemungkinan yang kecil untuk

berkembang, dan perceived desirability menjadi prediktor satu-

satunya intensi. Tetapi, jika propensity to act individu tinggi,

kuantitas pengalaman berwirausaha sebelumnya sebagai

tambahan pada perceived feasibility dan desirability secara

langsung mempengaruhi intensi (Krueger, 2000).

Ketiga aspek di atas disebutkan oleh Shapiro (1982)

sebagai sebab langsung terhadap intensi individu untuk

Page 47: SKRIPSI LENGKAP

menciptakan suatu usaha. Shapiro kemudian berpendapat bahwa

sikap seseorang terhadap wirausaha dapat secara tidak langung

dipengaruhi oleh „prior exposure‟ atau pengalaman sebelumnya

orang tersebut dalam hal kewirausahaan. Pengalaman ini bisa

didapat dari pengalaman kerja sebelumnya atau melalui keberadaan

role model.

Krueger (2000) kemudian menguji hipotesa ini dan melihat

posisinya pada model intensi Entrepreneurial Event Shapero.

Dalam usahanya untuk menyingkap model ini Krueger lalu

menemukan bahwa „prior entrepreneurial experience‟

(pengalaman kewirausahaan sebelumnya) adalah anteseden dari

persepsi, baik itu persepsi terhadap keinginan (perceived

desirability) maupun persepsi terhadap kemungkinan (perceived

feasibility). Lebih lanjut pengalaman kewirausahaan sebelumnya

ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu kuantitas dan kualitas. Kuantitas

berkaitan dengan pegalaman sebelumnya dalam suatu bisnis

keluarga, keterlibatan anggota keluarga dalam bisnis, atau

partisipasi dalam pemulaian usaha baru. Kuantitas ini kemudian

disebut sebagai breadth of experience. Sedangkan segi kualitas

adalah persepsi seseorang terhadap pengalaman tersebut, apakah

baik atau buruk. Segi kualitas ini akhirnya disebut juga sebagai

positiveness of experience. Pengalaman kewirausahaan sebelumnya

ini mempunyai pengaruh langsung terhadap perceived feasibility

Page 48: SKRIPSI LENGKAP

dan perceived desirability sehingga dapat berpengaruh secara tidak

langsung terhadap intensi.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha

yaitu:

a. Lingkungan keluarga

Orang tua akan memberikan corak budaya, suasana rumah,

pandangan hidup dan pola sosialisasi yang akan menentukan sikap,

perilaku serta proses pendidikan terhadap anak-anaknya. Orang tua yang

bekerja sebagai wirausaha akan mendukung dan mendorong kemandirian,

berprestasi dan bertanggung jawab. Dukung orang tua ini, terutama ayah

sangat penting dalam pengambilan keputusan pemilihan karir bagi anak.

Penelitian Jacobowitz dan Vidler (Hisrich dan Peters, 1998) menemukan

bahwa 725 wirausahawan yang diteliti mempunyai ayah atau orang tua

yang relatif dekat yang juga wirausahawan.

b. Pendidikan

Usman (2009) menjelaskan keterkaitan antara dunia pendidikan,

khususnya pendidikan kejuruan dengan kebutuhan masyarakat untuk

memperoleh pekerjaan, merupakan suatu tuntutan terhadap pertumbuhan,

perkembangan, dan dinamika masyarakat. Hisrich dan Peters (1998)

mengemukakan pentingnya pendidikan bagi wirausaha, tidak hanya gelar

yang didapatkannya saja, namun pendidikan juga mempunyai peranan

Page 49: SKRIPSI LENGKAP

yang besar dalam membantu mengatasi masalah-masalah dalam bisnis

seperti keputusan investasi dan sebagainya.

c. Nilai Personal

Beberapa penelitian menemukan bahwa wirausahawan memiliki

sikap yang berbeda terhadap proses manajemen dan bisnis secara umum

(Hisrich dan Peters, 1998). Nilai personal dibentuk oleh motivasi, dan

optimisme individu. Penelitian Indarti & Kristiansen (2003) menemukan

bahwa tingkat intensi wirausaha siswa dipengaruhi tinggi rendahnya

kapasitas motivasi, pengendalian diri dan optimisme siswa. Dengan

demikian nilai personal juga menentukan tingkat intensi wirausaha

seseorang.

d. Usia

Roe (1964) mengatakan bahwa minat terhadap pekerjaan

mengalami perubahan sejalan dengan usia, tetapi menjadi relatif stabil

pada post abdolence. Penelitian Stong (dalam Hartini, 2002) terhadap

sejumlah pria berusia 15 sampai 25 tahun dan sesudahnya sangat sedikit

perubahannya.

e. Jenis kelamin

Jenis kelamin sangat berpengaruh terhadap minat berwirausaha

mengingat adanya perbedaan terhadap pandangan pekerjaan antara pria

dan wanita. Manson dan Hogg (dalam Marliyah, 2004) mengemukakan

bahwa kebanyakan wanita cenderung sambil lalu dalam memilih pekerjaan

dibanding dengan pria. Wanita menganggap pekerjaan bukanlah hal yang

Page 50: SKRIPSI LENGKAP

penting. Karena wanita masih dihadapkan pada tuntutan tradisional yang

lebih besar menjadi istri dan ibu rumah tangga.

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha di

atas, seorang wirausahawan memiliki tiga dasar motif sosial : motif untuk

berprestasi, motif untuk berafiliasi (menjalin persahabatan), dan motif

untuk berkuasa. Dari perbandingan keduanya ternyata seorang wirausaha

terlihat jelas memiliki motif berprestasi yang menonjol (sangat tinggi)

dibandingkan dengan individu yang tidak tertarik berwirausaha.

4. PROSES PEMBENTUKAN INTENSI BERWIRAUSAHA

Intensi kewirausahaan dalam diri seseorang mengalami beberapa

tahapan sebelum membentuk intensi berwirausaha. Proses pembentukan

Intensi berwirausaha (Indarti & Kristiansen, 2003) melalui tahapan seperti

pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Proses pembentukan intensi berwirausaha (Indarti & Kristiansen,

2003)

Personality

Trait

Need for achievement

Locus Of Control

Self Efficacy

Motivation

Belief

Skill dan

Competence

Enterpreneurial

Intention

Page 51: SKRIPSI LENGKAP

Faktor keinginan (motivasi) mencapai sesuatu mendorong

individu untuk sukses. Individu yang memiliki Need for

achivement yang tinggi akan berani dalam mengambil keputusan

yang mereka buat. Keinginan yang tinggi untuk berhasil dalam

mencapai sesuatu membentuk kepercayaan diri dan pengendalian

diri yang tinggi (Locus of control) individu tersebut. Pengendalian

timbul dari keyakinan (belief) individu. Keyakinan akan perilaku

tertentu adalah komponen yang berisikan aspek pengetahuan

tentang perilaku tersebut. Pengendalian diri individu yang tinggi

terhadap lingkungan dinamakan internal locus of control

sedangkan pengendalian diri individu yang rendah terhadap

lingkungan dinamakan eksternal locus of control. Apabila internal

locus of control berperan dalam diri individu, maka individu berani

dalam mengambil keputusan serta resiko yang ada. Faktor

selanjutnya yang terbentuk dari kemampuan pengendalian diri

individu adalah self-efficacy. Persepsi diri dan kemampuan diri

berperan dalam membangun intensi. Individu yang merasa

memiliki self-efficacy tinggi akan memiliki intensi yang tinggi

untuk kemajuan diri melalui kewirausahaan.

C. Remaja

1. Pengertian Remaja

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin

adolescere (kata bendanya adolescentia yang berarti remaja) yang

Page 52: SKRIPSI LENGKAP

berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence,

seperti yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang luas

mencakup kematangan mental, emosional, spasial, dan fisik

(Hurlock, 1999). Menurut Monks (2006) remaja adalah individu

yang berusia antara 12-21 tahun yang sedang mengalami masa

peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, dengan pembagian

12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja

pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir.

Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu yang terkait, remaja

dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat

kelamin khusunya dan keadaan tubuh pada umumnya memperoleh

bentuknya yang sempurna dan juga sudah berfungsi secara

sempurna pula.

Sedangkan Efendi (2009) mengemukakan definisi remaja

yaitu tahapan seseorang dimana ia berada diantara fase anak dan

dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif,

biologis, dan emosi.

1. Ciri-ciri masa remaja

Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama

rentang kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang

membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya. Hurlock

(1999) memberikan ciri-ciri remaja sebagai berikut :

Page 53: SKRIPSI LENGKAP

a. Masa remaja sebagai periode yang penting

Masa ini merupakan masa yang penting karena pada masa

ini terjadi perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai

dengan cepatnya perkembangan mental. Semua perkembangan

tersebut menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan

perlunya membentuk sikap, nilai, dan minat baru.

b. Masa remaja sebagai masa peralihan

Pada masa remaja disebut masa peralihan karena pada saat

ini seseorang tidak lagi anak-anak tetapi mereka belum dewasa jika

seseorang yang berada pada masa remaja adalah seseorang yang

sedang menjalani peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Terjadinya perubahan fisik pada remaja juga merubah sikap

dan perilaku dalam sehari-hari karena itu masa remaja disebut juga

masa perubahan. Ada empat perubahan yang sama yang hampir

bersifat universal, yaitu :

1. Meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat

perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.

2. Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh

kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru.

3. Perubahan minat dan perilaku, maka nilai-nilai juga berubah.

Apa yang pada masa kanak-kanak dianggap penting, sekarang

setelah hampir dewasa tidak penting lagi.

Page 54: SKRIPSI LENGKAP

4. Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap

perubahan. Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan,

tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya

dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi

tanggung jawab tersebut.

d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Pada masa remaja awal kebersamaan dengan keluarga

masih erat sehingga remaja melakukan penyesuaian dengan

keluarganya tetapi lambat laun remaja mulai memikirkan dan

mendambakan identitas dirinya sendiri dan tidak puas lagi dengan

segala hal seperti sebelumnya.

e. Masa remaja sebagai masa usia bermasalah

Ada dua alasan bagi remaja mengalami masalah yang sulit :

1. Sepanjang masa kanak-kanak masalah anak sebagian

diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan

remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah.

2. Para remaja merasa dirinya mandiri, sehingga mereka ingin

mengatasi masalahnya sendiri menolak bantuan guru dan orang

lain. Karena ketidakmampuan remaja untuk mengatasi sendiri

masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja

akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai

dengan harapan mereka.

Page 55: SKRIPSI LENGKAP

f. Masa remaja sebagai ambang ketakutan

Dengan semakin mendekatnya usia kematangan, para

remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan

tahun. Remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang

dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-

minuman keras. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan

memberikan citra yang mereka inginkan.

2. Tugas-tugas perkembangan remaja

Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang

menggambarkan perilaku kehidupan sosio-psikologis manusia pada

posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih

luas dan kompleks. Proses tersebut merupakan tugas-tugas

perkembangan fisik dan psikis yang harus dipelajari, dijalani, dan

dikuasai oleh setiap individu (Fatimah, 2006).

William Kay (dalam Yusuf, 2010) mengemukakan tugas

perkembangan remaja itu sebagai berikut :

a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya

b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figure-figur

yang mempunyai otoritas

c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan

belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara

individual maupun kelompok

d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya

Page 56: SKRIPSI LENGKAP

e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap

kemampuannya sendiri

f. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas

dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup

g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri

(sikap/perilaku) kekanak-kanakan.

Hurlock (dalam Ali & Asrori, 2010 : 10) menyebutkan

tugas-tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut :

a. Mampu menerima keadaan fisiknya

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlainan jenis

d. Mencapai kemandirian emosional

e. Mencapai kemandirian ekonomi

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan

orang tua

h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan

untuk memasuki dunia dewasa

i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan

j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab

kehidupan keluarga.

Page 57: SKRIPSI LENGKAP

Berdasarakan beberapa tugas perkembangan yang telah

dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tugas-tugas

perkembangan masa remaja adalah menerima keadaan fisiknya,

menerima dan memahami peran seksnya, mencapai kemandirian

emosional dan kemandirian ekonomi, mengembangkan konsep dan

keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan

peran sebagai anggota masyarakat, dan memahami suatu perangkat

nilai yang digunakan untuk penyesuaian diri.

D. Hubungan Kemampuan Adversity dan Intensi Berwirausaha

Pada Siswa SMK 1 YPM Taman Sidoarjo

Seorang individu yang memiliki kemampuan adversity

diduga akan lebih mudah menjalani profesi sebagai seorang

wirausahawan karena memiliki kemampuan untuk mengubah

hambatan menjadi peluang (Stoltz, 2000). Individu yang memiliki

kemampuan menghadapi rintangan akan memiliki kemampuan

untuk menangkap peluang usaha (wirausaha) karena memiliki

kemampuan menanggung resiko, orientasi pada peluang/ inisiatif,

kreativitas, kemandirian dan pengerahan sumber daya, sehingga

kemampuan Adversity dalam diri individu memiliki hubungan

dengan keinginan untuk berwirausaha.

Kemampuan adversity yang baik pada diri seorang siswa

dapat meningkatkan intensi berwirausaha karena pengelolaan

kemampuan adversity yang baik dapat menghilangkan faktor-

Page 58: SKRIPSI LENGKAP

faktor penghambat seorang siswa untuk melakukan wirausaha.

Apabila kemampuan adversity seorang siswa rendah, maka

individu itu akan terus terhambat oleh faktor-faktor penghambat

dalam mendirikan wirausaha, sehingga intensi (niat) siswa untuk

berwirausaha menurun.

Kemampuan adversity sangat erat kaitannya dengan intensi

berwirausaha karena kemampuan adversity akan menentukan

besarnya motivasi, need for achievement, belief, locus of control,

dan efikasi diri.

Intensi merupakan seberapa besar niat seseorang untuk

melakukan suatu perilaku, sehingga intensi berwirausaha ini masih

merupakan predisposisi seseorang yang belum terwujud dalam

bentuk sikap. Sehingga intensi berwirausaha dalam hal ini masih

merupakan besarnya predisposisi seorang siswa SMK untuk

mendirikan wirausaha. Apabila seorang siswa memiliki

kemampuan adversity yang rendah, maka niat untuk mendirikan

suatu wirausahapun juga akan rendah. Begitu pula sebaliknya, jika

kemampuan adversity seorang siswa baik, maka niat untuk

mendirikan suatu wirausaha akan tinggi karena memiliki motivasi,

need for achievement, belief, locus of control, dan efikasi diri yang

baik pula.

Aspek kemampuan Adversity terdiri dari Control atau

kendali, Origin dan Ownership (asal usul dan pengakuan), Reach

(jangkauan) dan Endurance (daya tahan) membentuk dorongan

Page 59: SKRIPSI LENGKAP

bagi individu dalam menghadapi masalah. Control atau kendali

merupakan tingkat optimisme individu mengenai situasi yang

dihadapi, apabila situasi berada dalam kendali individu maka

dalam diri individu akan membentuk intensi menyelesaikan

masalah. Individu yang memiliki kendali yang tinggi akan

berinisiatif menangkap peluang yang ada (wirausaha).

Origin dan Ownership (asal usul dan pengakuan)

merupakan faktor yang menjadi awal tindakan individu. Apabila

individu memandang penyebab atau asal usul kesalahan bukan

berasal dari diri individu melainkan berasal dari luar atau masalah

itu sendiri maka akan timbul intensi untuk melakukan sesuatu yang

mampu menyelesaikan masalah tersebut. Individu yang

menganggap wirausaha bagian dari masalah dalam diri individu

akan memiliki kreativitas, dan kemandirian berwirausaha.

Reach (jangkauan) merupakan faktor sejauh mana kesulitan

yang dihadapi individu, semakin besar kesulitan-kesulitan yang

dihadapi individu maka semakin rendah intensi individu dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Individu yang merasa

peluang yang ada dapat dijangkau akan memiliki intensi

melakukan wirausaha.

Endurance (daya tahan) merupakan jangka waktu masalah

yang dihadapi, apabila lama masalah yang dihadapi maka intensi

yang ada dalam diri individu menjadi rendah. Individu yang

Page 60: SKRIPSI LENGKAP

menganggap peluang wirausaha bukan suatu masalah yang

menghabiskan waktu akan berupaya melakukan wirausaha.

Page 61: SKRIPSI LENGKAP

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kemampuan adversity

dan intensi berwirausaha. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, terdapat dua

variabel yaitu kemampuan adversity sebagai variabel bebas dan intensi

berwirausaha sebagai variabel terikat.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan

korelasional. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk

menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data.

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan

atau menerangkan suatu peristiwa berdasarkan data sedangkan penelitian

korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara

dua fenomena atau lebih (Arikunto, 2006).

Rancangan penelitian deskriptif digunakan untuk

mendeskripsikan kemampuan adversity dan intensi berwirausaha.

Penelitian korelasional digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan kemampuan adversity dan intensi berwirausaha.

Page 62: SKRIPSI LENGKAP

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

menggunakan rancangan penelitian deskriptif dan korelasional.

B. Variabel Penelitian

1. Jabaran Variabel

Variabel adalah suatu sifat-simbol yang memiliki bermacam-

macam nilai atau seringkali diartikan sebagai simbol atau lambang yang

padanya dilekatkan bilangan atau nilai (Kerlinger, 2003). Adapun jabaran

variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel terikat (Y) : Kemampuan adversity

Variabel bebas (X) : Intensi berwirausaha

Gambar 3.1. Model Hubungan Variabel X dan Y

2. Definisi Operasional

1) Kemampuan adversity adalah suatu kemampuan seseorang untuk

mengubah hambatan menjadi suatu peluang keberhasilan untuk

mencapai tujuan dengan menggunakan kemampuan berpikir,

mengelola dan mengarahkan tindakan yang membentuk suatu pola-

pola tanggapan kognitif dan perilaku atas stimulus peristiwa-peristiwa

dalam kehidupan yang merupakan tantangan atau kesulitan.

Kemampuan Adversity

(X)

Intensi Berwirausaha

(Y)

Page 63: SKRIPSI LENGKAP

Ditandai dengan indikator Control, Origin dan Ownership,

Reach, dan Endurance yang dapat diungkap dengan skala kemampuan

adversity. Semakin tinggi skor Adversity yang diperoleh subyek, maka

semakin tinggi pula kegigihan subyek dalam menghadapi hambatan.

Sebaliknya apabila skor yang diperoleh rendah, maka kegigihan

subyek dalam menghadapi rintangan juga rendah.

2) Intensi berwirausaha adalah seberapa besar keinginan atau niat yang

ada pada diri siswa SMK untuk melakukan suatu tindakan wirausaha

dengan berani mengambil resiko dalam menangani usaha yang

mengarah pada upaya, mencari, menciptakan, menerapkan, cara kerja,

teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam

rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh

keuntungan yang lebih besar. Ditandai dengan indikator Perceived

desirability,Perceived feasibility,Propensity to act. Intensi

berwirausaha ini diukur dengan menggunakan skala intensi

berwirausaha. Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh subyek

penelitian maka intensi berwirausaha semakin tinggi. Begitu juga

sebaliknya, apabila skor yang diperoleh rendah maka begitu juga

intensi berwirausaha yang dimiliki subyek penelitian rendah.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (2006) populasi dinyatakan sebagai keseluruhan

subjek penelitian. Dari pendapat itu dapat ditarik kesimpulan bahwa

Page 64: SKRIPSI LENGKAP

populasi adalah keseluruhan dari objek atau subjek yang diteliti oleh

peneliti yang memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang mewakili populasi.

Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa SMK YPM 1 Taman

Sidoarjo dengan ciri sebagai berikut :

a. Merupakan siswa kelas XI dan XII

b. Mendapatkan program kewirausahaan

c. Telah atau sedang melaksanakan PSG (Program Sistem Ganda)

2. Sampel

Penelitian ini tidak dikenakan pada semua anggota populasi, akan

tetapi hanya meneliti sebagian dari populasi yang disebut dengan

penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti (Arikunto, 2006).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan

metode random sampling. Usman menyatakan (2000 : 45) ciri utama dari

sampling ini adalah setiap unsur dari keseluruhan populasi mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih. Sedangkan menurut Djarwanto

(2000 : 111) menyebutkan bahwa random sampling disebut random

apabila kita tidak memilih-milih individu yang akan dijadikan anggota

sampel. Seluruh individu dalam populasinya diberi kesempatan yang sama

untuk dijadikan anggota sampel. Dalam penelitian ini sampel yang diambil

adalah 45 siswa.

Page 65: SKRIPSI LENGKAP

Tabel 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Kelas Jurusan Populasi Sampel

X

Listrik 153 5

Teknik Permesinan 324 5

Teknik Komputer Jaringan 101 5

XI

Listrik 141 5

Teknik Permesinan 313 5

Teknik Komputer Jaringan 93 5

XII

Listrik 128 5

Teknik Permesinan 303 5

Teknik Komputer Jaringan 87 5

Total 1662 45

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006).

Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang digunakan oleh

peneliti; yaitu angket kemampuan Adversity dan skala intensi

berwirausaha.

1) Angket Kemampuan Adversity

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

kemampuan Adversity yang disusun berdasarkan indikator yang diajukan

oleh Paul G.Stoltz. Menurut Stoltz (2000) indikator Adversity meliputi

Control, Origin dan Ownership, Reach, serta Endurance.

Jumlah soal seluruhnya 20 item pada angket kemampuan

Adversity. Bentuk angket dalam penelitian ini adalah berupa pilihan ganda

Page 66: SKRIPSI LENGKAP

dengan tiga alternatif jawaban yang harus dipilih subjek. Adapun

penilaiannya sebagai berikut :

a) Pada aspek Control

Jawaban responden yang mengindikasikan control tinggi dinilai 3

dengan ciri dapat mengendalikan dirinya ketika dihadapkan pada situasi

yang menekan. Jawaban responden yang mengindikasikan control sedang

dinilai 2 dengan ciri merespon situasi yang menekan dengan bersikap

santai dan menganggap suatu masalah sebagai hal yang kurang penting.

Sedangkan jawaban responden yang mengindikasikan control rendah

dinilai 1 dengan ciri tidak dapat mengendalikan dirinya ketika dihadapkan

pada situasi yang menekan.

b) Pada aspek Origin dan Ownership

Jawaban responden yang mengindikasikan origin dan ownership

tinggi dinilai 3 dengan ciri dapat menunjukkan siapa atau apa yang

menyebabkan suatu peristiwa terjadi. Jawaban responden yang

mengindikasikan origin dan ownership sedang dinilai 2 dengan ciri

bersikap santai dan menganggap suatu masalah sebagai hal yang kurang

penting. Sedangkan jawaban responden yang mengindikasikan origin dan

ownership rendah dinilai 1 dengan ciri menyalahkan diri sendiri sebagai

penyebab munculnya suatu masalah.

c) Pada aspek Reach

Jawaban responden yang mengindikasikan reach tinggi dinilai 3

dengan ciri mampu memberikan batasan terhadap suatu masalah sehingga

tidak berpengaruh terhadap hal lain. Jawaban responden yang

Page 67: SKRIPSI LENGKAP

mengindikasikan reach sedang dinilai 2 dengan ciri mengabaikan masalah,

dan jawaban responden yang mengindikasikan reach rendah dinilai 1

dengan ciri tidak dapat memberikan batasan terhadap suatu masalah

sehingga mempengaruhi hal lain dalam hidupnya.

d) Pada aspek Endurance

Jawaban responden yang mengindikasikan endurance tinggi dinilai

3 dengan ciri mampu berpikir optimis dan memiliki kepercayaan bahwa

masalah akan segera selesai. Jawaban responden yang mengindikasikan

endurance sedang dinilai 2 dengan ciri mengabaikan masalah dan bersikap

santai terhadap suatu masalah. Sedangkan jawaban responden yang

mengindikasikan endurance rendah dinilai 1 dengan ciri putus asa, tidak

dapat berpikir optimis, dan kurang percaya bahwa masalah itu dapat

diselesaikan.

Tabel 3.2.

Blueprint Angket Kemampuan Adversity

NO. Aspek No. Aitem Jumlah Aitem

1 Control 1,2,3,4,5,6 6

2 Ownership dan

Origin

7,8,9,10,11 5

3 Reach 16,17,18,19,20 5

5 Endurance 12,13,14,15 4

Jumlah 20

2) Skala Intensi Berwirausaha

Pembuatan skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan

skala model Likert. Tidak menggunakan panel penilai dikarenakan nilai

skala tiap pernyataan ditentukan oleh distribusi respon setuju atau tidak

Page 68: SKRIPSI LENGKAP

setuju dari kelompok responden. Penyusunan item pernyataan berdasarkan

teori dari Shapero & Sokol tentang intensi berwirausaha dengan rincian

sebagai berikut :

Tabel 3.3

Blueprint Skala Intensi Berwirausaha

Indikator Favorable Unfavorable Jumlah

Perceived desirability

1,2,13,11,22,35

38, 44, 55, 58

3,6,17,24,28,32

37, 42, 50, 59 20

Perceived feasibility

4,14,15,21, 26,33

39, 45, 51, 56

5,9,18,23,29,36

40,47,54,60 20

Propensity to act

7,8,16,19,27,30

34, 43,48,52

10,12,20,25,31,41

46,49,53,57 20

Jumlah 30 30 60

Kategori respon skala intensi berwirausaha berupa Sangat Setuju

(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Sedangkan untuk proses pemberian skor disajikan sebagai berikut :

Tabel 3.4

Nilai Skala Intensi Berwirausaha

Aitem Favorable Skor Aitem Unfavorable

SS 4 1

S 3 2

TS 2 3

STS 1 4

E. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen dapat digunakan untuk mengukur variabel-

variabel penelitian, maka perlu dilakukan suatu uji coba. Hal ini dilakukan

agar benar-benar didapatkan suatu instrumen yang bisa mengukur dan

mengungkap aspek psikologis responden atau dengan kata lain instrumen

tersebut valid dan reliabel. Instrumen perlu untuk di uji coba kan kepada

Page 69: SKRIPSI LENGKAP

subjek yang sama atau kurang lebih hampir sama dengan subjek penelitian

agar hasil interpretasinya tidak jauh berbeda.

Azwar (2007) menyatakan bahwa untuk menghasilkan parameter

yang cukup akurat dan stabil antar kelompok sampel, data empiris dari uji

coba ini harus diperoleh dari subjek dalam jumlah yang banyak. Dengan

subjek yang jumlahnya banyak diharapkan dapat diperoleh skor-skor yang

variasinya menyebar secara normal akan lebih representatif dan

menggambarkan estimasi yang cermat terhadap sifat aitem-aitem yang

dianalisis.

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa SMK YPM 1

Taman Sidoarjo. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 16 April 2011

dengan jumlah subjek sebanyak 41 siswa.

1. Validitas

Validitas memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2007). Suatu

instrumen dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen

tersebut menjalankan fungsi ukurnya, yaitu memberikan hasil ukur yang

tepat dan akurat sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

Alat ukur yang valid adalah alat ukur yang memiliki varians error

yang kecil sehingga angka yang dihasilkannya dapat dipercaya sebagai

angka yang sebenarnya atau angka yang mendekati sebenarnya (Azwar,

2006). Untuk mengetahui tingkat validitas suatu tes, salah satu cara yang

dapat dilakukan adalah dengan mencari validitas aitem. Hal ini dilakukan

Page 70: SKRIPSI LENGKAP

dengan cara mengkorelasikan antara skor tiap aitem dengan skor

keseluruhan atau skor total.

Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah internal

validity yang merupakan salah satu metode dalam validasi konstrak.

Sebuah alat ukur dikatakan memiliki validitas konstrak yang tinggi apabila

memiliki kecenderungan dengan landasan konseptualnya.

Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor yang ada

pada butir dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah korelasi

Product Moment dari Karl Pearson (Azwar, 2006), yang dijabarkan

sebagai berikut :

Gambar 3.2. Rumus Korelasi Product Moment

))(

)()(

(

))((

2

2

2

2

n

YY

n

XX

n

YXXY

rxy

Penghitungan validitas ini tidak dilakukan secara manual,

melainkan dilakukan menggunakan bantuan program SPSS 17.00 for

Windows. Setelah dilakukan uji coba, hasil dari skala intensi berwirausaha

yang semula berjumlah 60 aitem, terdiri dari 30 aitem favorable dan 30

aitem unfavorable, setelah dianalisis maka pernyataan yang valid sebanyak

45 aitem yang berkisar antara 0.304 sampai 0.686 yang terdiri dari 22

aitem favorable dan 23 aitem unfavorable. Pernyataan yang tidak valid

sebanyak 15 aitem yang terdiri dari 8 aitem favorable dan 7 aitem

unfavorable. Secara lengkap hasil penghitungan uji validitas ini dapat

Page 71: SKRIPSI LENGKAP

dilihat pada lampiran 11. Berikut adalah tabel hasil uji validitas tiap

indikator skala intensi berwirausaha .

Tabel 3.5

Blueprint Skala Intensi Berwirausaha Setelah Uji Coba

Indikator Favorable Unfavorable Jumlah

Perceived desirability

11,22,35

38, 44, 58

6,17,24,32

37, 50, 12

Perceived feasibility

4, 15,21, 26,

39, 45, 51, 56

5,9,18,23, 36

54,60 15

Propensity to act

7,8,16,19,27,30

34, 43,

10,12,20,25,31,41

46,49,53,57 18

Jumlah 22 23 45

Sedangkan dari hasil uji coba angket kemampuan adversity yang

berjumlah 20 aitem, setelah dianalisis maka pernyataan yang valid

sebanyak 15 aitem yang berkisar antara 0.304 sampai 0.727. Pernyataan

yang tidak valid atau gugur sebanyak 5 aitem yang terdiri dari 1 aitem

aspek control, 1 aitem aspek ownership dan origin, 2 aitem aspek reach,

dan 1 aitem aspek endurance. Secara lengkap hasil penghitungan uji

validitas ini dapat dilihat pada lampiran 7. Berikut adalah tabel hasil uji

validitas tiap dimensi kemampuan adversity .

Tabel 3.6

Blueprint Angket Kemampuan Adversity Setelah Uji Coba

NO. Aspek No. Aitem Jumlah Aitem

1 Control 2,3,4,5,6 5

2 Ownership dan Origin 8,9,10,11 4

3 Reach 16,17,18 3

5 Endurance 13,14,15 3

Jumlah 15

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah keterpercayaan, keterandalan, keajegan,

kestabilan, konsistensi. Konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu

Page 72: SKRIPSI LENGKAP

pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2007). Alat ukur yang reliabel

secara konstan memberikan hasil ukur yang sama. Dengan demikian suatu

instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur.

Metode yang digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan formula Alpha

Cronbach dengan pertimbangan dari rumus ini lebih luwes, dalam arti

dapat diterapkan pada alat-alat ukur yang pemberian skornya non dikotomi

dan dapat dibelah secara seimbang (Azwar, 2003).

Penghitungan uji reliabilitas tidak dilakukan manual, melainkan

dilakukan menggunakan bantuan program SPSS 17.00 for windows. Dari

hasil penghitungan uji reliabilitas terhadap 45 aitem yang valid skala

intensi berwirausaha didapatkan nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar

0.925. Koefisien ini menunjukkan bahwa alat ukur yang dipakai memiliki

taraf keterpercayaan yang sangat baik (Azwar, 2007). Secara lengkap,

hasil uji reliabilitas skala intensi berwirausaha dapat dilihat pada lampiran

12.

Sedangkan penghitungan uji reliabilitas terhadap 15 aitem yang

valid angket kemampuan adversity, didapatkan nilai koefisien reliabilitas

alpha sebesar 0.786 . Koefisien ini menunjukkan bahwa alat ukur yang

dipakai memiliki taraf keterpercayaan yang cukup baik (Azwar, 2007).

Secara lengkap, hasil uji reliabilitas angket kemampuan adversity dapat

dilihat pada lampiran 8.

Page 73: SKRIPSI LENGKAP

F. Pengumpulan Data

1. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Mengadakan observasi awal untuk mendapatkan kejelasan apakah

sekolah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

b. Membuat surat ijin untuk mengadakan penelitian di SMK 1 YPM

Taman Sidoarjo dengan mengajukan surat pengantar dari Universitas

Negeri Malang.

c. Menyerahkan surat permohonan ijin penelitian kepada kepala sekolah

SMK 1 YPM Taman Sidoarjo.

d. Menentukan tanggal uji coba penelitian.

e. Mempersiapkan instrumen penelitian yaitu angket kemampuan adversity

dan skala intensi berwirausaha.

f. Melakukan uji coba instrumen dengan menyebarkan instrumen kepada

subjek uji coba.

g. Pengumpulan kembali instrumen uji coba.

h. Menyebarkan instrumen sesungguhnya kepada subjek penelitian.

i. Pengumpulan kembali instrumen yang sesungguhnya.

2. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan untuk

pengumpulan data adalah sebagai berikut :

Page 74: SKRIPSI LENGKAP

a. Skala

Skala adalah sejumlah pernyataan yang berisi tentang pernyataan-

pernyataan yang mendukung dan pernyataan-pernyataan yang tidak

mendukung terhadap objek sikap yang akan diteliti guna memperoleh

informasi dari responden. Skala dalam penelitian ini terdapat satu skala,

yaitu skala intensi berwirausaha.

b. Angket

Menurut Arikunto (2006) angket adalah sejumlah pernyataan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam

arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang individu ketahui. Dalam

hal ini peneliti menggunakan satu angket, yaitu angket Kemampuan

adversity. Angket kemampuan adversity yang digunakan adalah angket

jenis tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih.

G. Analisis Data

1. Penyiapan Data Hasil Pengukuran

Setelah data terkumpul, dilakukan verifikasi data untuk memilih

lembar jawaban yang memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut.

Kemudian dilakukan penyekoran pada lembar jawaban dan selanjutnya

dilakukan tabulasi terhadap skor-skor tersebut sehingga diperoleh data

tabulasi.

Page 75: SKRIPSI LENGKAP

2. Teknik Analisis Data

Merupakan langkah yang digunakan untuk memperoleh gambaran

mengenai kemampuan Adversity dan intensi berwirausaha untuk menguji

hipotesis. Teknik analisis data ini terdiri dari analisis deskriptif dan teknik

korelasi tunggal.

a) Analisis Deskriptif

Purwoto (2007) mengatakan bahwa analisis deskriptif adalah cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi. Ciri-ciri analisa deskriptif adalah penyajian

data lebih ditekankan dalam bentuk tabel, grafik, dan ukuran-ukuran

statistik, seperti presentase, rata-rata, variansi, korelasi, dan angka indeks.

Selain itu analisis ini tidak menggunakan uji signifikansi dan taraf

kesalahan karena tidak ada kesalahan generalisasi.

Untuk mendeskripsikan penelitian mengenai kemampuan adversity

dan intensi berwirausaha, dilakukan pengkategorian pada tiga tingkatan

pengkategorian tersebut. Berdasarkan rumus dalam tabel 3.6 dengan

menggunakan harga mean dan standar deviasi.

Tabel 3.7

Norma Klasifikasi

Data Kemampuan Adversity dan Data Intensi Berwirausaha

Rumus Kategori

> M+1SD Tinggi

M-1SD sampai M+1SD Sedang

< M-1SD Rendah

Page 76: SKRIPSI LENGKAP

Keterangan :

M = Mean

SD = Standar Deviasi

b) Analisis Korelasi

Untuk menguji hipotesis penelitian maka analisis data yang

dilakukan adalah analisis korelasional dengan menggunakan rumus

analisis korelasi Product Moment dari Karl-Pearson. Analisis korelasional

ini digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kemampuan

adversity dan intensi berwirausaha.

Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis adalah sebagai

berikut :

Hipotesis diterima jika p > 0.05

Hipotesis ditolak jika p < 0.05

Sebelum mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikat menggunakan formula korelasi product moment yang merupakan

analisis statistik parametrik, maka data hasil penelitian perlu dianalisis uji

normalitas dan linearitas.

Uji normalitas dilakukan untuk menguji kenormalan data, yakni

apakah data variabel kemampuan adversity dan intensi berwirausaha

mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan bantuan

SPSS 17.0 for Windows. Pedoman yang digunakan untuk mengetahui

Page 77: SKRIPSI LENGKAP

normal tidaknya sebaran adalah jika p > 0.05 data dikatakan normal dan

jika p < 0,05 data dikatakan tidak normal.

Selain uji normalitas, digunakan uji linearitas untuk mengetahui

apakah hubungan antar variabel itu linier atau tidak dengan menggunakan

syarat p < 0,05 atau p < 0,01 dengan taraf signifikansi yang digunakan

adalah 0,05.

Page 78: SKRIPSI LENGKAP

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah Menengah Kejuruan YPM 1 Taman Sidoarjo

a. Sejarah Berdirinya SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

SMK YPM 1 Taman Sidoarjo didirikan oleh Yayasan Pendidikan

dan Sosial Maarif Sepanjang Sidoarjo pada saat Sekolah Menengah

Kejuruan kurang diminati oleh masyarakat, sebagai akibat dari adanya

kebijakan yang waktu itu membatasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan

untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri. Sekolah yang didirikan

pada saat banyak Sekolah Menengah Kejuruan mengalami kemerosotan

siswa ini mulai menyelenggarakan kegiatan belajarnya pada tanggal 21

Juli 1980. Pendiri SMK YPM 1 Taman Sidoarjo secara operasional

dilakukan oleh tim yang dibentuk Yayasan Pendidikan dan Sosial Maarif

Sepanjang Sidoarjo, dengan ketua : almarhum Drs. H. A. Wachid

Syamsudin, Ir. Drs. H. Soekarmin, almarhum H. Achmad Buchori

Susanto, Sekretaris : Achmad Farich, ST. serta Anggota : Prof. Dr. Muclas

Samani, M.Pd. dan Drs. Mohammad Yadi.

Kepercayaan masyarakat terhadap SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

dari tahun ke tahun terus meningkat, sehingga mulai tahun perlajaran

1992/1993 sampai sekarang jumlah pendaftar selalu berkisar antara 700

orang sampai dengan 1.000 orang calon siswa baru. Walaupun jumlah

pendaftar selalu melebihi pagu yang direncanakan, namun karena mengacu

Page 79: SKRIPSI LENGKAP

pada Surat Edaran Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan Kanwil

Depdikbud Propinsi Jawa Timur Nomor : 12829/I04/0/1992, tanggal : 23

Juli 1992, maka pada setiap tahunnya hanya dapat menerima siswa baru

sebanyak 12 rombongan belajar. Dan untuk menampung minat

masyarakat terhadap SMK YPM Kelompok Teknologi dan Industri maka

Yayasan Pendidikan dan Sosial Maarif Sepanjang Sidoarjo mulai tahun

pelajaran 1993/1994 mendirikan SMK YPM 4 Taman Sidoarjo di

Bringinbendo Taman Sidoarjo, dengan membuka program keahlian

Teknik Mekanik Otomotif dan Teknik Audio Video.

Pengembangan program keahlian di SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

baru dimulai pada tahun pelajaran 1986/1987 dengan membuka program

keahlian Teknik Instalasi Listrik melengkapi program keahlian Teknik

Mesin yang sudah dibuka, yang kemudian pada tahun pelajaran 1987/1988

membuka lagi program keahlian Teknik Bangunan Gedung. Selanjutnya

dalam rangka memenuhi permintaan pasar kerja maka mulai tahun

pelajaran 2001/2002 SMK YPM 1 Taman Sidoarjo membuka program

keahlian Teknik Informatika Komersial.

Dalam bidang pengembangan sarana dan prasarana pendidikan,

pada tahun 1986 SMK YPM 1 Taman Sidoarjo mulai menempati gedung

baru yang dibangun oleh Yayasan Pendidikan dan Sosial Maarif

Sepanjang Sidoarjo di Jalan Ngelom No. 86-B Sepanjang, setelah

sebelumnya menempati gedung sekolah di Jalan Wonocolo Gang VI

Sepanjang Sidoarjo selama 6 tahun. Sesudah menempati gedung sekolah

di Jalan Ngelom No. 86-B Sepanjang yang sudah dilengkapi dengan

Page 80: SKRIPSI LENGKAP

sarana dan prasarana pembelajaran praktik tersebut, maka kepercayaan

masyarakat terhadap SMK YPM 1 Taman Sidoarjo terus meningkat

sampai sekarang.

Pada tahun pelajaran 2008/2009 siswa yang menempuh pendidikan

di SMK YPM 1 Taman Sidoarjo sebanyak 36 rombongan belajar, dengan

jumlah siswa yang mencapai 1.672 orang. Dari jumlah siswa tersebut, 979

orang siswa menempuh pendidikan program keahlian Teknik Pemesinan,

412 orang siswa menempuh pendidikan program keahlian Teknik

Pemanfaatan Tenaga Listrik dan 281 orang siswa menempuh pendidikan

program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan.

Dalam kegiatan pendidikannya SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

mengembangkan pendidikan kecakapan hidup di kalangan peserta

didiknya, dengan mengembangkan beberapa kompetensi unggulan sesuai

tuntutan pasar kerja, disamping tetap memperkuat kompetensi dasar.

Beberapa kompetensi unggulan yang dikembangkan meliputi :

Pemrograman dan Aplikasi Programable Logic Controller (PLC),

Pemrograman dan Aplikasi Micro Controller, Aplikasi Pneumatic dan

Electro Pneumatic, serta Pemrograman dan Bekerja dengan Mesin Bubut

CNC. Disamping itu SMK YPM 1 Taman Sidoarjo juga melaksanakan

pengembangan diri peserta didik melalui pelatihan motivasi berprestasi,

pelatihan kewirausahaan, pembinaan akhlak mulia, pengembangan

wawasan kebangsaan serta peningkatan kedisiplinan yang dilakukan

secara berkala dan berkelanjutan.

Page 81: SKRIPSI LENGKAP

Beberapa pengembangan sebagaimana tersebut di atas melengkapi

pengembangan akademis dan pengembangan kompetensi vocasional yang

sudah rutin dilakukan. Untuk itu dalam mengelola kegiatan pendidikan,

SMK YPM 1 Taman Sidoarjo selalu berupaya untuk meningkatkan daya

saing, dengan melakukan program rintisan di bidang-bidang :

pengembangan sistem manajemen mutu, pengembangan pembelajaran

berbahasa Inggris, pengembangan pembelajaran berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi (ICT), pengembangan akses dan kemitraan

dengan negara lain, pengembangan pemasaran lulusan ke luar negeri, serta

peningkatan pencapaian sertifikasi berstandar internasional.

Pengembangan program rintisan tersebut melengkapi program-program

sekolah yang selama ini sudah dilaksanakan, yang meliputi :

meningkatkan kualitas pembelajaran ”kompetensi kejuruan”,

meningkatkan kualitas sarana dan prasarana bengkel praktik kejuruan /

workshop, meningkatkan kualitas guru berstandar industri, meningkatkan

skor Test of English International Communication (TOEIC),

meningkatkan perolehan nilai Ujian Nasional, serta meningkatkan

kerjasama dengan institusi terkait.

b. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

1. Visi Sekolah

Visi yang akan diwujudkan oleh SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

adalah : “Terwujudnya lembaga pendidikan dan pelatihan yang

Page 82: SKRIPSI LENGKAP

bernafaskan Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama‟ah dan

berwawasan kebangsaan, yang dikelola secara modern dan profesional”

2. Misi Sekolah

Dalam rangka mewujudkan visi sekolah sebagaimana tersebut di

atas, maka SMK YPM 1 Taman Sidoarjo mengemban misi :

“Mengembangkan studi keislaman serta mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi secara profesional dan komprehensif, yang

mampu mencetak insan muslim yang memiliki integritas keilmuan dan

berakhlak mulia”.

B. Hasil Data Deskriptif

a. Kemampuan Adversity

Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan tingkat kemampuan

adversity pada siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo.

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi

Kemampuan Adversity

N Mean

Standar

Deviasi

Skor Minimal Skor Maksimal

45

41.67 2.153 36 45

Skala kemampuan adversity pada siswa SMK YPM 1 Taman

Sidoarjo memiliki mean 41.62 dengan Standar Deviasi sebesar 2.347. Skor

terendah subjek adalah 34 dan skor tertinggi adalah 45. Data penelitian

skor subjek selanjutnya akan diklasifikasikan dalam klasifikasi evaluatif

Page 83: SKRIPSI LENGKAP

yang didasarkan atas suatu norma atau suatu kriteria yang ditentukan

terlebih dahulu. Maksud dari klasifikasi evaluatif adalah penggolongan ke

dalam tingkat atau jenjang yang memiliki arti evaluatif. Pengklasifikasian

yang menggunakan skor standar dilakukan dengan mengubah skor subjek

ke dalam bentuk penyimpangannya dari mean dalam satuan deviasi

standar (Azwar, 2007).

Tabel 4.2 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Adversity

Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

Rumus (M=41.67 , SD=2.153) Klasifikasi Jumlah Presentase

(%)

> 44 Tinggi 1 2%

40 sampai 44 Sedang 37 82%

< 40 Rendah 7 16%

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa dari 45 subjek

penelitian ditemukan siswa dengan tingkat kemampuan adversity tinggi

sebanyak 1 siswa (2%), sedang 37 siswa (82%), dan rendah 7 siswa

(16%). Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan adversity

sebagian besar siswa berada pada tingkat sedang.

b. Intensi Berwirausaha

Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan tingkat intensi

berwirausaha pada siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo sebagai berikut.

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi

Intensi Berwirausaha

N Mean

Standar

Deviasi

Skor Minimal Skor Maksimal

45

143.04 12.517 107 169

Page 84: SKRIPSI LENGKAP

Skala intensi berwirausaha pada siswa SMK 1 YPM Taman

Sidoarjo memiliki mean 143.04 dengan Standar Deviasi sebesar 12.517.

Skor terendah subjek adalah 107 dan skor tertinggi adalah 169. Data

penelitian skor subjek selanjutnya akan diklasifikasikan dalam klasifikasi

evaluatif yang didasarkan atas suatu norma atau suatu kriteria yang

ditentukan terlebih dahulu.

Tabel 4.4 Klasifikasi Tingkat Intensi Berwirausaha

Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

Rumus (M=143.04 , SD=12.517) Klasifikasi Jumlah Presentase

(%)

> 156 Tinggi 6 13%

131 sampai 156 Sedang 34 76%

< 131 Rendah 5 11%

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa dari 45 subjek

penelitian ditemukan siswa dengan tingkat intensi berwirausaha tinggi

sebanyak 6 siswa (13%), sedang 34 siswa (76%), dan rendah 5 siswa

(11%). Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat intensi berwirausaha

sebagian besar siswa berada pada tingkat sedang.

C. Analisis Korelasi

a. Uji Prasyarat Analisis

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik

analisis korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Sebelum dilakukan

pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan linieritas.

Terpenuhinya normalitas dan linieritas merupakan uji prasyarat yang baik

bagi sebuah data yang akan diuji sehingga makna kesimpulan yang ditarik

tidak menyimpang dari kebenaran. Adapun hasil uji normalitas sebaran

Page 85: SKRIPSI LENGKAP

data variabel kemampuan adversity dan intensi berwirausaha adalah

sebagai berikut :

1) Hasil uji normalitas untuk sebaran data variabel kemampuan adversity

menunjukkan nilai KS-Z= 1.083; p= 0.191 > 0.05. Berdasarkan hasil yang

diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebaran data untuk variabel

kemampuan adversity terdistribusi normal (Lihat lampiran 16).

2) Hasil uji normalitas untuk sebaran data variabel intensi berwirausaha

menunjukkan nilai KS-Z= 0.682; p= 0.741 > 0.05. Berdasarkan hasil yang

diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebaran data untuk variabel intensi

berwirausaha terdistribusi normal (Lihat lampiran 16).

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas

Variabel

KS-Z Signifikansi Keterangan Kesimpulan

Kemampuan

Adversity

Intensi

Berwirausaha

1.083

0.682

0.191

0.741

Sig. > 0.05

Sig. > 0.05

Normal

Normal

Sedangkan uji linearitas dilakukan untuk menguji hubungan antara

kedua variabel linier atau tidak. Adapun hasil uji linieritas data variabel

kemampuan adversity dan intensi berwirausaha adalah sebagai berikut :

Hasil uji linieritas antara kemampuan adversity dan intensi berwirausaha

menunjukkan nilai F= 68.419; p= 0.000 < 0.05. Dari hasil analisis tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat linieritas pada hubungan

kemampuan adversity dan intensi berwirausaha (Lihat Lampiran 17).

Page 86: SKRIPSI LENGKAP

Tabel 4.6 Hasil Uji Linieritas

Variabel F Signifikansi Keterangan Kesimpulan

Kemampuan Adversity dan

Intensi Berwirausaha

68.419 0.000 Sig. < 0.05 Linier

B. Uji Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada

penelitian ini adalah analisis korelasional yang menggunakan teknik

analisis Product Moment dari Karl Pearson. Teknik analisis ini digunakan

untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kemampuan adversity

dengan intensi berwirausaha pada siswa SMK 1 YPM Taman Sidoarjo.

Berdasarkan penghitungan yang dilakukan, maka hasil analisis Product

Moment Pearson dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut :

Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi

Variabel rxy Sig. Keterangan Kesimpulan

Kemampuan Adversity

dengan Intensi

Berwirausaha

0.774 0.000 Sig. < 0.05 Terdapat

hubungan positif

yang signifikan

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan

menggunakan teknik analisis Product Moment Pearson diperoleh

koefisien korelasi antara kemampuan adversity dan intensi berwirausaha

sebesar rxy= 0.774 dengan signifikansi 0.000. Hal ini berarti ada

hubungan positif antara kemampuan adversity dan intensi berwirausaha.

Artinya semakin tinggi kemampuan adversity semakin tinggi pula intensi

berwirausaha dan semakin rendah kemampuan adversity semakin rendah

pula intensi berwirausaha.

Page 87: SKRIPSI LENGKAP

BAB V

PEMBAHASAN

A. Kemampuan Adversity Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

Kemampuan adversity adalah kemampuan individu dalam

menghadapi kesulitan. Stoltz (2000) menyatakan bahwa kemampuan

adversity dapat digunakan untuk meramalkan seberapa jauh individu

mampu bertahan dalam menghadapi kesulitannya. Berbagai kesulitan

tentunya akan dialami makhluk hidup sepanjang hidupnya. Demikian

halnya berbagai kesulitan yang dihadapi. Sebagai siswa menengah

kejuruan tentunya individu akan mengalami perubahan kondisi dan situasi

dikarenakan lingkungan sekolah menengah kejuruan berbeda dengan

sekolah menengah atas.

Dari hasil penelitian terhadap 45 siswa sampel penelitian dapat

diketahui bahwa secara umum siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

memiliki tingkat kemampuan adversity dalam kategori sedang. Hal ini

dapat dilihat dari sebanyak 1 siswa (2%) dalam kategori tinggi, sedang 37

siswa (82), dan rendah 7 siswa (16%). Jadi dapat disimpulkan bahwa

tingkat kemampuan adversity sebagian besar siswa berada pada tingkat

sedang.

Stoltz (2000) menyatakan bahwa individu yang memiliki

kemampuan adversity sedang adalah orang-orang yang menunjukkan

usaha tetapi hanya sampai tingkat tertentu dan mereka memilih untuk tidak

Page 88: SKRIPSI LENGKAP

meneruskannya karena merasa aman, nyaman, dan mungkin takut akan

resiko yang terjadi jika mereka meneruskannya. Individu dalam kategori

ini belum mampu melihat kesulitan sebagai tantangan dan peluang untuk

melangkah lebih maju. Individu dengan kemampuan adversity dalam

kategori sedang sebenarnya memiliki potensi untuk lebih berkembang dan

berprestasi tetapi takut dan merasa nyaman dengan apa yang telah

diperolehnya.

Kategori kedua dari tingkat kemampuan adversity siswa yang

memiliki tingkat kemampuan adversity dalam kategori tinggi, Stoltz

(2000) menyatakan bahwa individu dengan tingkat kemampuan adversity

yang tinggi adalah individu yang selalu berpikir positif dan menjadikan

kesulitan sebagai peluang. Individu ini memahami bahwa kesulitan adalah

bagian dari hidup. Bagi individu yang memiliki tingkat kemampuan

adversity yang tinggi menghindari masalah sama dengan menghindari

kehidupan. Kategori ketiga dari tingkat kemampuan adversity adalah siswa

yang memiliki tingkat kemampuan adversity rendah, yaitu 7 siswa (16%).

Stoltz (2000) menyatakan bahwa individu yang cenderung berhenti dan

menolak kesempatan untuk berkembang yang ditawarkan oleh kehidupan.

Ketika menghadapi suatu masalah, individu dalam kategori in cenderung

untuk menghindarinya.

B. Intensi Berwirausaha Pada Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

Fishbein dan Ajzen (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2006)

mendefinisikan intensi sebagai niat seseorang untuk melakukan perilaku

Page 89: SKRIPSI LENGKAP

tertentu. Intensi merupakan prediktor sukses dari perilaku karena ia

menjembatani sikap dan perilaku. Intensi dipandang sebagai ubahan yang

paling dekat dari individu untuk melakukan perilaku, maka dengan

demikian intensi dapat dipandang sebagai hal yang khusus dari keyakinan

yang obyeknya selalu individu dan atribusinya selalu perilaku.

Dari hasil penelitian terhadap 45 siswa sampel penelitian dapat

diketahui bahwa secara umum siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

memiliki tingkat intensi berwirausaha dalam kategori sedang. Hal ini dapat

dilihat dari sebanyak 6 siswa (13%) dalam kategori tinggi, sedang 34

siswa (76%), dan rendah 5 siswa (11%). Jadi dapat disimpulkan bahwa

tingkat kemampuan adversity sebagian besar siswa berada pada tingkat

sedang.

Intensi kewirausahaan dalam diri seseorang mengalami beberapa

tahapan sebelum membentuk intensi berwirausaha. Indarti dan Kristiansen

(2003) mengemukakan bahwa intensi berwirausaha dibentuk oleh tiga ciri

sifat yaitu need for achivement, locus of control, dan self-efficacy.

Faktor keinginan (motivasi) untuk mencapai sesuatu mendorong

individu untuk sukses. Individu yang memiliki intensi berwirausaha

sedang adalah orang-orang yang memiliki need for achivement yang

sedang pula sehingga akan kurang berani atau ragu-ragu dalam mengambil

keputusan yang mereka buat. Keinginan yang tidak terlalu kuat untuk

berhasil dalam mencapai sesuatu, membentuk kepercayaan diri dan

pengendalian diri (Locus of control) individu tersebut tidak kuat pula.

Pengendalian diri timbul dari kepercayaan (belief) individu terhadap

Page 90: SKRIPSI LENGKAP

sesuatu yang ada di luar dirinya. Pada klasifikasi sedang ini, individu

mengarah pada locus of control eksternal sehingga individu akan ragu-

ragu dalam mengambil keputusan serta resiko yang ada. Kemudian faktor

selanjutnya yang terbentuk dari kemampuan pengendalian diri individu

adalah self-efficacy. Menurut Ryan (dalam Bandura, 1997) persepsi diri

dan kemampuan diri berperan dalam membangun intensi. Individu yang

merasa memiliki self-efficacy sedang akan memiliki intensi yang tidak

terlalu tinggi untuk kemajuan diri melalui kewirausahaan.

Kategori kedua dari tingkat intensi berwirausaha siswa yang

memiliki tingkat intensi berwirausaha dalam kategori tinggi adalah adanya

motivasi yang tinggi untuk mencapai sesuatu mendorong individu sukses.

Individu memiliki need for achivement yang kuat sehingga akan berani

dalam mengambil keputusan yang mereka buat. Keinginan yang kuat

untuk berhasil dalam mencapai sesuatu membentuk kepercayaan diri dan

pengendalian diri (Locus of control) yang kuat pula dari individu tersebut.

Individu yang berada pada kategori ini, memiliki jenis internal locus of

control sehingga memiliki pengendalian diri yang tinggi pula terhadap

lingkungannya. Internal locus of control berperan dalam diri individu,

maka individu berani dalam mengambil keputusan serta resiko yang ada.

Jumariani (2006) menyatakan bahwa Individu yang memiliki kontrol

internal lebih dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan perubahan

yang terjadi dalam lingkungan tersebut. Mereka berusaha untuk dapat

mengatasi masalah yang mereka hadapi dengan mencari berbagai alternatif

Page 91: SKRIPSI LENGKAP

pemecahan. Individu yang merasa memiliki self-efficacy tinggi akan

memiliki intensi yang tinggi untuk kemajuan diri melalui kewirausahaan.

Kategori ketiga dari tingkat kemampuan adversity adalah siswa

yang memiliki tingkat intensi berwirausaha rendah, yaitu 5 siswa (11%).

Individu yang berada pada kategori ini memiliki keinginan (motivasi)

yang rendah untuk sukses sehingga individu cenderung memiliki need for

achivement yang rendah dan takut dalam mengambil keputusan yang

mereka buat. Keinginan yang lemah untuk berhasil dalam mencapai

sesuatu membentuk kepercayaan diri dan pengendalian diri yang rendah.

Pengendalian timbul dari kepercayaan (belief) individu terhadap sesuatu

yang ada di luar dirinya. Pengendalian diri individu yang rendah terhadap

lingkungan dinamakan eksternal locus of control. Apabila external locus

of control berperan dalam diri individu, maka individu akan takut dalam

mengambil keputusan serta resiko yang ada. Jumariani (2006) menyatakan

bahwa individu dengan kontrol eksternal dianggap kurang memiliki usaha

untuk mencari informasi dan untuk mencari alternatif pemecahan masalah

yang mereka hadapi. Mereka kurang berusaha menempatkan diri mereka

dalam posisi yang lebih baik. Individu yang merasa memiliki self-efficacy

rendah akan memiliki intensi yang rendah pula untuk kemajuan diri

melalui kewirausahaan.

Page 92: SKRIPSI LENGKAP

C. Hubungan Kemampuan Adversity dengan Intensi Berwirausaha

Pada Siswa SMK YPM 1 Sidoarjo

Salah satu faktor penentu intensi berwirausaha yakni kemampuan

Adversity. Kemampuan Adversity, merupakan suatu penilaian yang

mengukur bagaimana respon seseorang dalam menghadapi kesulitan untuk

dapat diberdayakan menjadi peluang (Stoltz, 2003). Kemampuan Adversity

dapat menjadi indikator seberapa kuatkah seseorang dapat terus bertahan

dalam kesulitan.

Berbagai tantangan harus dihadapi oleh individu sepanjang rentang

kehidupan. Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah tantangan

dalam bidang pendidikan, yaitu dalam mempersiapkan masa depan. Salah

satu perencanaan masa depan adalah jenis pekerjaan yang akan dipilih.

Sesuai dengan program yang dicanangkan oleh pemerintah bahwa Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) dikhususkan untuk mempersiapkan siswa

dalam memasuki dunia kerja, terutama menjadi seorang wirausahawan.

Sedangkan untuk menjadi seorang wirausahawan yang menjalankan atau

mendirikan suatu usaha, perlu adanya keberanian dalam mengambil resiko

dan tantangan. Salah satu bentuk resiko yang mungkin terjadi adalah

resiko kegagalan sehingga diperlukan suatu kemampuan untuk dapat

memanfaatkan kegagalan sebagai peluang. Kemampuan tersebut adalah

Kemampuan adversity.

Seorang individu yang memiliki kemampuan adversity akan lebih

mudah menjalani profesi sebagai seorang wirausahawan karena memiliki

kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang. Individu yang

Page 93: SKRIPSI LENGKAP

memiliki kemampuan adversity tinggi akan memiliki kemungkinan yang

lebih besar dalam menikmati manfaat-manfaat kecerdasan dalam

menghadapi rintangan yang tinggi (Stoltz, 2000). Individu yang memiliki

kemampuan menghadapi rintangan akan memiliki kemampuan untuk

menangkap peluang usaha (wirausaha) karena memiliki kemampuan

menanggung resiko, orientasi pada peluang/inisiatif, kreativitas,

kemandirian dan pengerahan sumber daya, sehingga kemampuan adversity

dalam diri individu memiliki hubungan dengan keinginan untuk

berwirausaha.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan

ada hubungan positif antara kemampuan adversity dan intensi

berwirausaha pada siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo. Hal ini

berdasarkan hasil analisis dengan teknik korelasi product moment yang

mana diperoleh nilai r hitung = 0.774 dengan signifikansi 0.000 < 0.05.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan

bahwa ada hubungan antara kemampuan adversity dan intensi

berwirausaha dengan arah positif diterima, yang artinya bahwa setiap

peningkatan taraf kemampuan adversity diikuti dengan peningkatan intensi

berwirausaha.

Hasil hipotesis penelitian menyatakan ada hubungan positif yang

signifikan antara kemampuan adversity dengan intensi berwirausaha pada

siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo. Hal ini berarti, bila kemampuan

adversity tinggi maka intensi berwirausahanya juga akan tinggi. Menurut

Page 94: SKRIPSI LENGKAP

Stoltz (2000) kemampuan adversity dapat meramalkan siapa yang mampu

mengatasi kesulitan sehingga dapat meningkatkan intensi berwirausaha.

Kesuksesan seseorang dapat dilihat dari bagaimana caranya

menjelaskan atau bereaksi terhadap peristiwa dalam kehidupannya. Reaksi

terhadap peristiwa ini disebut oleh Stoltz (2000) sebagai kemampuan

adversity. Reaksi siswa dalam menghadapi kesulitan-kesulitan

menunjukkan kemampuan adversity mereka.

Kemampuan adversity menentukan kemampuan untuk bertahan

dalam kesulitan, serta meraih kesuksesan. Aspek kemampuan adversity

terdiri dari Control atau kendali, Origin dan Ownership (asal usul dan

pengakuan), Reach (jangkauan) dan Endurance (daya tahan) membentuk

dorongan bagi individu dalam menghadapi masalah.

Control atau kendali merupakan optimisme individu mengenai

situasi yang dihadapi, apabila situasi berada dalam kendali individu maka

dalam diri individu akan membentuk intensi menyelesaikan masalah.

Individu yang memiliki kendali yang tinggi akan berinisiatif menangkap

peluang wirausaha yang ada. Origin dan Ownership (asal usul dan

pengakuan) merupakan faktor yang menjadi awal tindakan individu.

Apabila individu memandang penyebab atau asal usul kesalahan bukan

berasal dari diri individu melainkan berasal dari luar atau masalah itu

sendiri maka akan timbul intensi untuk melakukan sesuatu yang mampu

menyelesaikan masalah tersebut.

Individu yang menganggap wirausaha bagian dari masalah dalam

diri individu akan memiliki kreativitas dan kemandirian berwirausaha.

Page 95: SKRIPSI LENGKAP

Reach (jangkauan) merupakan faktor sejauh mana kesulitan yang dihadapi

individu, semakin besar kesulitan-kesulitan yang dihadapi individu maka

semakin rendah intensi individu dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapi. Individu yang merasa peluang yang ada dapat dijangkau akan

memiliki intensi melakukan wirausaha. Endurance (daya tahan)

merupakan jangka waktu masalah yang dihadapi, apabila lama masalah

yang dihadapi maka intensi yang ada dalam diri individu menjadi rendah.

Individu yang menganggap peluang wirausaha bukan suatu masalah yang

menghabiskan waktu akan berupaya melakukan wirausaha.

Seorang individu yang memiliki kemampuan adversity akan lebih

mudah menjalani profesi sebagai seorang wirausahawan karena memiliki

kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang . Individu yang

memiliki kemampuan menghadapi rintangan akan memiliki kemampuan

untuk menangkap peluang usaha (wirausaha) karena memiliki kemampuan

menanggung resiko, orientasi pada peluang atau inisiatif, kreativitas,

kemandirian dan pengerahan sumber daya, sehingga kemampuan

Adversity dalam diri individu memiliki hubungan dengan keinginan untuk

berwirausaha.

Page 96: SKRIPSI LENGKAP

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil skor total kemampuan Adversity dapat disimpulkan

bahwa siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo memiliki kemampuan

adversity yang tinggi sebanyak 1 siswa (2%), yang termasuk dalam

kategori kemampuan adversity sedang sebanyak 37 siswa (82%), dan

jumlah yang masuk dalam kategori rendah sebanyak 7 orang(16%).

2. Berdasarkan hasil skor total intensi berwirausaha dapat disimpulkan bahwa

siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo yang memiliki intensi berwirausaha

tinggi sebanyak 6 orang (13%), yang termasuk dalam kategori intensi

berwirausaha sedang sebanyak 34 orang (76%), dan jumlah karyawan

yang masuk dalam kategori rendah sebanyak 5 orang (11%).

3. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan teknik korelasi

product moment terdapat hubungan positif yang signifikan antara

kemampuan adversity dan intensi berwirausaha pada siswa SMK YPM 1

Taman Sidoarjo dengan rxy=0.774; signifikansi 0.000 < 0.05. Ini berarti

bahwa semakin tinggi tingkat kemampuan adversity, maka akan semakin

tinggi tingkat intensi berwirausaha yang ditunjukkan oleh siswa SMK

YPM 1 Taman Sidoarjo.

Page 97: SKRIPSI LENGKAP

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disarankan beberapa hal

sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Siswa yang memiliki kemampuan adversity dan intensi berwirausaha

yang rendah hendaknya dapat mengidentifikasi seberapa besar skill

competence dan motivasi yang dimilikinya sehingga dapat diketahui faktor

apa yang menentukan rendahnya kemampuan adversity dan intensi

berwirausaha siswa tersebut.

2. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya meningkatkan kinerjanya, dalam hal ini

memperbaiki metode pengajaran program kewirausahaan agar lebih menarik

sehingga dapat meningkatkan kemampuan adversity dan intensi

berwirausaha siswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian tentang

kemampuan Adversity misalnya menjadikan tipe Adversity (Quitters,

Campers, dan Climbers) sebagai variabel penelitian.

Page 98: SKRIPSI LENGKAP

DAFTAR PUSTAKA

_____ .2010. Berita Resmi Statistik: Badan Pusat Statistik, (Online), (http://bps-

statistik.com, diakses 9 Januari 2011).

_____. 2005. Kompas Edisi 24 Januari.

Abdinagoro, Sri Bramantoro. 2003. Road To Be An Own Boss. Jakarta: Republika.

Ali, M. & Asrori, M. 2010. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta: Bumi Aksara.

Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. 2009. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bandura, A. 1986. Social Foundation Of Thought and Action. Prentice Hall:

Englewood Clift,NJ.

Connor, K.M. 2006. Assesment Of Resiliency in The Aftermath of Trauma:

Journal of Cilinical Psychiatri. Vol.67 No.2.

Dayaksini, T & Hudaniah. 2006. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.

Dell, C.A. 2005. Resiliency and Holistic Inhalant and Abuse Treatment: Journal

of Aboriginal Health. Vol.60 No.2.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kurikulum Sekolah Menengah

Kejuruan: Garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan. Jakarta.

Djarwanto. 2000. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE.

Drucher. 1996. Konsep Kewirausahaan Era Globalisasi (terjemahan). Jakarta:

Erlangga.

Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba

Medika.

Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).

Bandung: Pustaka Setia.

Frida, Rahma. 2009. Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Intensi

Berwiraswasta Pada Mahasiswa, (Online),

(http://etd.eprints.ums.ac.id/6250/1/F100040266.pdf, diakses 9 Januari

2011).

Page 99: SKRIPSI LENGKAP

Habsari, Sri. 2005. Bimbingan dan Konseling SMA Untuk Kelas XII. Jakarta:

Grasindo.

Hisrich, dan Peters. 1998. Kewirausahaan (Terjemahan). Bandung: Alfabeta.

Hurlock, Elizabeth,B. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

J.P.Chaplin. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jumariani, Tatik Indah. 2006. Locus Of Control Pada Seorang Gay. (Online),

(http://library.gunadarma.ac.id/index.php?appid=penulisan&sub=detail&n

pm=10500379&jenis=s1fpsi, diakses 5 Juni 2011). Jakarta: Fakultas

Psikologi Universitas Gunadarma.

Kerlinger, Fred N. 2006. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Kristiansen, Stein & Nurul Indarti. 2003. Determinants of Entrepreneurial

Intention: The Case of Norwegian Students. International Journal of

Business Gadjah Mada. Vol 5 No 1 Januari, (Online),

(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/51037995.pdf, diakses 11 Januari

2011).

Kruger, N. 1993. The Impact of Prior Entreprenuerial Theory Exposure on

Perceptions of New Venture Feasibility and Desiarbility. Entreprenuership

Theory & Practice, Vol 18, 31, 5-21.

Kruger, N., Reily, M., D., & Carsrud, A., L. 2000. Competing Models of

Entreprenuerial Intentions. Journal of Bussines Venturing. 15, 411-432.

Machfoedz, Mas‟ud. 2005. Kewirausahaan: Metode, Manajemen, dan

Implementasi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM.

Marliyah, Lina, dkk. 2004. Jurnal Provitae Volume 1, No.1. Jakarta: Buku Obor.

Monks, F.J.,dkk. 2006. Psikologi Perkembangan (Pengantar Dalam Berbagai

Bagiannya). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Morisson, Paul. 2008. Caring & Communicating. New York: Palgrave

Houndmills.

Mudrika, Nafis. 2010. Pengembangan Diri: Adversity Quotient by Paul G.Stoltz,

(Online), (www.e-psikologi.com, diakses 11 Januari 2011).

Novliadi, Ferry. 2007. Intensi Turnover Karyawan Ditinjau Dari Budaya

Perusahaan dan Kepuasan Kerja, (Online),

Page 100: SKRIPSI LENGKAP

(http://paul02583.files.wordpress.com/2008/05/132316960, diakses 5

Januari 2011).

Pajares, F. & Urdan. 2006. Self Efficacy Beliefs Of Adolescent. Greenwich:

Information Age Publishing Inc.

Purwoto, Agus. 2007. Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Jakarta:

Grasindo.

Rathus, Spencer A. 2004. Psychological Concepts And Conections 7th

Edition.

New York: Thomson Learning Inc.

Riyanti, Benecdita Prihatin Dwi. Metode Experiential Learning Berbasis Pada

Peningkatan Rasa Diri Mampu, Kreatif dan Berani Beresiko dalam Mata

Pelajaran Kewirausahaan Untuk SMK, (Online),

([email protected], diakses 11 Januari 2011).

Seligman, Martin. 2002. Authentic Happines (Terjemahan). Jakarta: Mizan.

Setyono. 2008. Pengembangan Minat Berwiraswasta. (Online),

(http://setyono.blogspot.com/2008/05/pengembangan-minat-

berwiraswasta.html, diakses 15 Januari 2011).

Stoltz, Paul G. 2000. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang

(terjemahan). Jakarta: Grasindo.

Stoltz, Paul G. 2003. Adversity Quotient @Work (terjemahan). Jakarta: Grasindo.

Sudarma, Hartoto. 2006. Menjadi Kaya Dengan UKM Otomotif Roda Dua.

Jakarta: Kawan Pustaka.

The Gale Group. 2008. Enterpreneurial Intentions Research: Implications for

Enterpreneurship Education: Journal of Enterpreneurship Education.

Tugade,M.M., Fredickson,B.L. 2004. Resilient Individuals Use Positive Emotions

to Bounce Backfrom Negative Emotional Expeience: Journal Of Personality

and Social Psychology. Vol.24 No.2.

Usman, Nasir. 2009. Implementasi Manajemen Stratejik Dalam Pemberdayaan

Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Cita Pustaka Media Perintis.

Vaughan, Grahan M. dan Michael A.Hoggs. 2000. Introduction to Social

Psychology 4th edition. New South Wales: Pearson Australia, Inc.

Yusuf, Syamsu. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

Remaja RosdaKarya Offset.

Page 101: SKRIPSI LENGKAP
Page 102: SKRIPSI LENGKAP

102

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dwi Ratih Anomsari

NIM : 407112407758

Jurusan/Program Studi : Bimbingan Konseling dan

Psikologi/Psikologi

Fakultas/Program : Ilmu Pendidikan/S1 Psikologi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.

Apabila di kemudian hari atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil plagiasi,

baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 30 Juni 2011

Yang membuat pernyataan

Dwi Ratih Anomsari

NIM 407112407758

Page 103: SKRIPSI LENGKAP

103

Lampiran 1

Instrumen Uji Coba

Angket Kemampuan Adversity

Kepada Yth:

Siswa/siswi SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

Dengan Hormat.

Dalam rangka penulisan skripsi di Universitas Negeri Malang (UM),

skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) di UM,

maka saya memohon dengan sangat kepada Saudara di SMK YPM 1 Taman

Sidoarjo untuk mengisi angket yang telah disediakan.

Angket ini bukan tes psikologi dari sekolah ataupun dari manapun, maka

dari itu Anda tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang

sejujurnya. Artinya semua jawaban yang diberikan oleh saudara adalah benar dan

sesuai dengan dengan kondisi saudara.

Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang cukup besar bagi

penelitian ini. Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.

Malang, April 2011

Hormat Saya

Dwi Ratih Anomsari

Page 104: SKRIPSI LENGKAP

104

Dalam suatu diskusi kelas, salah satu guru Anda mengemukakan bahwa ide yang

Anda sampaikan kurang tepat. Hampir semua siswa mengajukan ide-idenya

secara emosional dan bersamaan, sehingga diskusi menjadi tidak terkendali.

1. Menurut Anda, mengajukan pendapat secara sistematis dan runtun dalam

situasi tersebut …..

a. Merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan

b. Suatu hal yang wajar saja

c. Tidak begitu perlu diperhatikan yang penting pendapat Anda dengan segera

didengar

2. Menurut Anda, mengajukan pendapat secara sistematis dan runtun dalam

situasi tersebut . . . . . . . .

a. Merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan

b. Suatu hal yang wajar saja

c. Tidak begitu perlu diperhatikan yang penting pendapat Anda dengan segera

di dengar

Anda menyukai bidang teknik informatika dan mengajukan proyek yang dapat

memajukan sekolah. Proyek ini diterima akan tetapi realisasi pelaksanaannya

terasa lambat sekali. Anda tahu orang yang menyebabkan terhambatnya proyek

tersebut.

3. Melihat kejadian itu, apa yang akan Anda lakukan ?

a. Sangat marah dan tidak mau menerima alasan

b. Menemui orang tersebut dan membicarakan persoalan ini dengan baik

c. Diam dan menunggu waktu yang tepat untuk membicarakan persoalan ini.

Anda mendapat teguran keras dari guru padahal Anda sudah berusaha untuk

mengerjakan tugas dengan optimal dan memberikan yang terbaik. Akan tetapi,

guru tidak puas tentang hasil pekerjaan Anda.

4. Menurut Anda apa yang akan Anda lakukan ?

a. Memprotes karena guru tidak pernah memuji hasil kerja Anda.

b. Berlapang dada menerima perlakuan guru

c. Diam saja, seolah tidak terjadi apa-apa

5. Pada kasus diatas melihat perlakuan guru kepada Anda, sikap Anda …..

a. Jengkel sehingga merasa sangat tidak berarti lagi

b. Menerima dan akan selalu mencoba mengerti sifat-sifat guru

c. Mengabaikan sikap guru

Page 105: SKRIPSI LENGKAP

105

Selama ini Anda hanya berfokus pada kesibukan sekolah saja. Tiba-tiba teman

Anda mengajak untuk bekerja paruh waktu setelah pulang sekolah. Padahal Anda

tahu bahwa kegiatan belajar mengajar di sekolah berakhir menjelang sore hari.

6. Menurut Anda, apa yang akan Anda lakukan ?

a. Tetap menerima tawaran tersebut dengan alasan untuk mendapatkan

penghasilan tambahan

b. Menolak tawaran tersebut dengan alasan Anda tidak dapat membagi waktu

c. Antusias menerima tawaran tersebut

Sebagai seorang siswa di SMK 1 YPM sebenarnya banyak waktu luang saat jam

istirahat, misalnya : ada teman yang menggunakan komputer untuk bermain game,

lalu ketika bel masuk, ia meninggalkan tempat duduknya begitu saja tanpa

mematikan komputer.

7. Melihat situasi seperti pada kasus tersebut, Anda merasa . . . .

a. Bukan tanggungjawab Anda sama sekali untuk mengingatkan

b. Menjadi tanggungjawab Anda juga untuk mengingatkan rekan-rekan kerja

c. Mau mengingatkan jika waktunya tepat

8. Melihat situasi seperti pada kasus tersebut, Anda merasa . . . .

a. Bukan tanggungjawab Anda sama sekali untuk mengingatkan

b. Menjadi tanggungjawab Anda juga untuk mengingatkan rekan-rekan kerja

c. Mau mengingatkan jika waktunya tepat

Seandainya Anda sebagai ketua kelas dan memerlukan seorang bendahara yang

paham dan jujur dalam memanajemen uang kelas. Namun, guru wali kelas

mengajukan calon yang tidak sesuai dengan criteria yang Anda harapkan. Hal ini

dapat mengganggu system kerja di kelas Anda.

9. Menurut Anda, apa yang akan dilakukan ?

a. Anda akan menerima orang tersebut tanpa harus mempertimbangkan segala

sesuatunya mengingat dia adalah titipan dari wali kelas

b. Tetap mempertimbangkan terlebih dahulu karena kualitas kerja menurut

Anda lebih utama.

c. Menolak karena khawatir bisa mengganggu sistem kerja.

Page 106: SKRIPSI LENGKAP

106

Pada zaman globalisasi ini peranan IPTEK berkembang pesat, beberapa sekolah

yang tidak menyadari hal ini akan ketinggalan. Anda dan teman lain mahir dalam

bidang computer, akan tetapi selama ini hanya dipelajari dan dimanfaatkan secara

pribadi, sehingga sekolah tetap saja berjalan secara konvensional (tradisional).

10. Melihat kondisi tersebut, apa yang akan Anda lakukan ?

a. Tidak peduli karena masalah itu bukan sepenuhnya berkaitan dengan Anda.

b. Segera mengajukan usul kepada perusahaan untuk mengubah cara-cara

konvensional menjadi komputerisasi mengingat kesuksesan sekolah juga

berada di tangan siswa.

c. Akan mengajukan usul jika ada kesempatan.

Ide cemerlang Anda dalam suatu diskusi penting diterima dengan baik di sekolah

sehingga Anda diberi kesempatan untuk bisa mengembangkan diri dan

memberikan sumbangsih bagi sekolah.

11. Menurut Anda, penyebab ide Anda diterima dengan baik oleh sekolah

sepenuhnya berkaitan dengan ……..

a. Hanya faktor keberuntungan saja yang datang tepat waktu kepada Anda.

b. Kemampuan dan kepribadian Anda sehingga Anda memang merasa pantas

diterima di SMK 1 YPM.

c. Keberuntungan dan kepribadian Anda.

Teman-teman Anda tidak merespon presentasi Anda disuatu diskusi, sehingga

pendapat yang Anda kemukakan ditolak mentah-mentah.

12. Menurut Anda apa yang akan Anda lakukan?

a. Penolakan terhadap pendapat Anda dalam diskusi tersebut bisa mengacaukan

semua kegiatan pada hari itu juga

b. Anda tetap bisa meneruskan aktivitas lainnya karena Anda menganggap

penolakan tersebut adalah hal yang wajar

c. Anda tetap mempertegas kembali pendapat tersebut

Page 107: SKRIPSI LENGKAP

107

Anda merupakan anggota salah satu organisasi di sekolah. Kepala sekolah Anda

tidak pernah memuji hasil pekerjaan yang selama ini Anda berikan kepada

sekolah. Sedangkan teman lain yang menurut Anda kurang memberi kontribusi

terhadap sekolah selalu mendapat pujian dari kepala sekolah.

13. Menurut Anda, apa yang akan Anda lakukan ?

a. Melihat kepala sekola yang bersikap seperti itu membuat semangat kerja

hilang.

b. Tetap bekerja seperti biasa.

c. Hal ini membuat semangat bekerja Anda meningkat.

14. Andaikan kepala sekolah itu memutuskan untuk tidak menyukai Anda, maka

sikap Anda ….

a. Sangat sedih sekali dan merasa sudah tidak berarti lagi.

b. Anda tetap tenang karena Anda yakin segala sesuatu lambat laun akan

segera membaik.

c. Tidak peduli

Tiba-tiba teman Anda serius belajar karena ada tim pengawas sekolah sedang

menilai. Teman-teman Anda menunjukkan keseriusan belajar yang optimal di

depan pengawas sekolah saat itu, sehingga mereka mendapatkan umpan balik

yang baik dari wali kelas.

15. Melihat hal tersebut, apa yang akan Anda lakukan ?

a. Anda akan ikut seperti teman-teman yang lain, belajar optimal ketika ada

pengawas sekolah saja.

b. Anda akan tetap konsisten dalam belajar. Dengan kata lain ada atau tidaknya

pengawas, Anda tetap akan belajar seoptimal mungkin.

c. Anda tetap belajar seperti biasanya.

Page 108: SKRIPSI LENGKAP

108

Sesampai di sekolah, teman Anda memberitahu bahwa flashdisk (penyimpan file)

yang memuat semua file tugas Anda hilang karena virus yang masuk ke seluruh

system flashdisk, dan Anda pun lupa memback-up laporan tugas itu, padahal pada

hari itu juga Anda harus mengumpulkan tugas tersebut.

16. Menurut Anda, apa yang Anda lakukan ?

a. Sangat panik karena Anda menganggap kondisi tersebut bisa membuat Anda

tidak mendapatkan nilai dari guru karena tidak mengumpulkan tugas sesuai

batas waktu yang ditentukan oleh guru.

b. Anda tetap tenang, berusaha segera mengambil tindakan untuk mengatasi hal

itu.

c. Hanya bisa minta maaf dan menjelaskan kondisi tersebut kepada guru.

Anda sudah hampir 3 tahun bersekolah di SMK 1 YPM ini. Dan selama ini Anda

telah banyak memberikan dedikasi bagi sekolah. Suatu saat Anda dipromosikan

untuk mengikuti Olimpiade Kewirausahaan dan harus mengikuti pelatihan selama

1 bulan. Setelah 3 minggu mengikuti pelatihan, Anda dipanggil oleh kepala

sekolah karena merasa kurang puas dengan prestasi Anda. ia mengeluh, karena

sejak Anda mengikuti pelatihan tidak ada peningkatan yang mencolok dari diri

Anda. Kepala sekolah Anda menegaskan bahwa keadaan itu tidak bisa diterima.

Anda diberi pesan : “Tingkatkan prestasi, beusahalah lebih giat lagi minimal

sampai taraf yang sebelumnya, dan ingatlah waktu yang kamu miliki untuk

memperbaiki itu semua hanya 2 minggu”. Anda kaget dengan teguran yang

dilontarkan oleh kepala sekolah.

17. Menurut Anda, apa yang akan dilakukan ?

a. Merasa tertekan membuat hidup Anda terasa berantakan karena

menganggap teguran keras dari atasan seagai suatu bencana.

b. Tetap tenang karena bukan sepenuhnya kesalahan Anda, tetapi ada factor-

faktor lain yang masih bisa Anda perbaiki.

c. Mengabaikannya.

18. Ketika Anda mendapat umpan balik yang negatif dari teman dekat Anda,

maka Anda ……

a. Merasa tertekan

b. Megabaikan saja

c. Merasa harus memperbaiki diri

Page 109: SKRIPSI LENGKAP

109

19. Ketika Anda dibatalkan untuk mengikuti Olimpiade kewirausahaan, namun

Anda sangat menginginkan untuk tetap mengikuti Olimpiade kewirausahaan

tersebut, maka Anda . . . . . . .

a. Sangat panik karena Anda menganggap kondisi tersebut mengancam

kesempatan jenjang prestasi Anda

b. Tetap tenang karena bagi Anda pada saat itu adalah hari yang sangat buruk

c. Sebagai siswa, Anda menerima saja

20. Saya pikir, saya adalah orang yang . . . . . . .

a. Cukup berhasil dalam prestasi saya

b. Berhasil dalam prestasi saya

c. Kurang berhasil dalam prestasi saya

Page 110: SKRIPSI LENGKAP

110

Lampiran 2

Instrumen Uji Coba

Skala Intensi Berwirausaha

Kepada Yth:

Siswa/siswi SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

Dengan Hormat.

Dalam rangka penulisan skripsi di Universitas Negeri Malang (UM),

skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) di UM,

maka saya memohon dengan sangat kepada Saudara di SMK YPM 1 Taman

Sidoarjo untuk mengisi angket yang telah disediakan.

Angket ini bukan tes psikologi dari sekolah ataupun dari manapun, maka

dari itu Anda tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang

sejujurnya. Artinya semua jawaban yang diberikan oleh saudara adalah benar dan

sesuai dengan dengan kondisi saudara.

Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang cukup besar bagi

penelitian ini. Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.

Malang, April 2011

Hormat Saya

Dwi Ratih Anomsari

Page 111: SKRIPSI LENGKAP

111

Nama : _______________

Petunjuk Pengisian

1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Anda untuk menjawab seluruh

pernyataan yang ada.

2. Berikan tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan

yang ada sebenarnya.

3. Ada 4 alternatif jawaban, yaitu :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh cara mengerjakannya

NO. PERNYATAAN RESPON

SS S TS STS

1 Saya adalah orang yang percaya diri x

dst.

4. Apabila ingin mengganti jawaban dan ingin membetulkannya, coret (x) tanda

silang yang Anda buat, kemudian beri tanda silang baru pada jawaban yang

menurut Anda sesuai dengan kondisi Anda.

Page 112: SKRIPSI LENGKAP

112

NO. PERNYATAAN KATEGORI RESPON

SS S TS STS

1

Berwirausaha merupakan

pekerjaan yang menyenangkan

karena dapat mengembangkan

keterampilan

2

Minimnya lapangan pekerjaan

membuat saya terinspirasi untuk

mendirikan suatu usaha

3

Saya lebih senang bekerja dengan

orang lain daripada mendirikan

suatu usaha

4

Saya memiliki wawasan yang luas

mengenai kewirausahaan

5

Sulitnya mendapatkan modal

finansial merupakan hambatan

utama dalam mendirikan usaha

6 Saya takut mendirikan suatu usaha

7

Saya adalah orang yang percaya

diri dalam menyelesaikan tugas

8

Saya memiliki kebutuhan untuk

maju

9

Saya sulit bekerjasama dengan

orang lain

10

Di usia saya sekarang, saya belum

termotivasi untuk mendirikan

suatu usaha

11

Keinginan saya untuk mendirikan

suatu usaha karena termotivasi

oleh keberhasilan orang lain dalam

berwirausaha

12

Menurut saya, kegiatan-kegiatan

wirausaha kurang menarik

13

Saya ingin berwirausaha karena

dorongan dari keluarga

Page 113: SKRIPSI LENGKAP

113

14

Pergaulan yang luas membuat

saya memiliki banyak teman

15 Saya adalah orang yang kreatif

16

Saya memiliki kemauan yang kuat

untuk berwirausaha

17 Saya takut akan kegagalan

18

Saya kurang mampu memimpin

dan mengorganisir orang lain

19

Saya menyukai kegiatan-kegiatan

wirausaha

20 Saya ragu-ragu dalam bertindak

21

Pendidikan yang saya peroleh saat

ini menambah pengetahuan saya

tentang kewirausahaan

22

Saya ingin berwirausaha karena

adanya rasa tanggungjawab ikut

serta mengurangi pengangguran

23

Sulitnya mendapatkan ide

menghambat kreativitas saya

24 Saya takut mendirikan usaha

25 Saya kurang tertarik dengan

kegiatan wirausaha

26

Saya mampu mendapatkan modal

finansial untuk mendirikan suatu

usaha

27

Saya memiliki rasa percaya diri

untuk mendirikan suatu usaha

28

Saya kurang suka pekerjaan yang

menantang

29

Saya memiliki wawasan yang

minim tentang kewirausahaan

Page 114: SKRIPSI LENGKAP

114

30

Dengan berwirausaha, saya dapat

menunjukkan potensi saya

31

Saya takut gagal dalam

berwirausaha

32

Saya kurang yakin dengan

keterampilan yang saya miliki

33

Jika saya membuka suatu usaha,

saya akan dapat meningkatkan

hubungan sosial dengan

masyarakat

34

Saya memiliki potensi untuk

berwirausaha

35

Banyaknya pengalaman dan

frekuensi dari kegiatan jual beli,

meningkatkan keinginan saya

untuk berwirausaha

36

Saya pesimis bisa mendapatkan

modal finansial untuk mendirikan

usaha

37

Keluarga tidak mendukung ide

saya untuk berwirausaha

38

Saya adalah orang yang pantang

menyerah dalam menghadapi

kegagalan

39

Saya mampu dalam memimpin

dan mengorganisir orang lain

dalam mengerjakan suatu kegiatan

40 Saya memiliki sedikit teman

41

Saya ragu-ragu jika mendirikan

suatu usaha

42

Pengalaman keberhasilan orang

lain dalam berwirausaha, kurang

mendorong saya untuk mendirikan

suatu usaha

43

Saya adalah orang yang mampu

menjalankan kegiatan wirausaha

Page 115: SKRIPSI LENGKAP

115

44

Saya seang menemukan hal-hal

baru untuk dikerjakan

45

Mudah bagi saya mengajak orang

lain untuk mendirikan usaha baru

46

Bagi saya, kreativitas bukanlah hal

penting dalam berwirausaha

47

Pergaulan saya terbatas di

lingkungan sekolah saja

48

Inovasi dibutuhkan dalam

mendirikan suatu usaha

49

Saya kurang mampu dalam

melakukan kegiatan wirausaha

50

Keterampilan yang saya miliki

sekarang masih belum memadai

untuk mendirikan suatu usaha

51

Saya memiliki banyak teman

sehingga memudahkan untuk

menjalin ikatan kerja dengan

orang lain

52

Dengan berwirausaha, sayan akan

lebih mampu berperan di

masyarakat

53

Saya merasa cepat puas dengan

apa yang telah didapatkan

54

Sulitnya menjalin ikatan kerja

dengan orang lain menghambat

keinginan saya untuk

berwirausaha

55

Dalam berwirausaha, kegagalan

adalah hal yang biasa

56

Mudah bagi saya untuk

mendapatkan modal mendirikan

usaha

Page 116: SKRIPSI LENGKAP

116

57

Potensi diri yang saya miliki

masih belum memadai untuk

mendirikan suatu usaha

58

Keluarga akan mendukung jika

saya berwirausaha

59

Tidak pernah terbesit di benak

saya untuk berwirausaha

60

Bagi saya, berwirausaha kurang

menarik karena sulit mencari

modal

Page 117: SKRIPSI LENGKAP

117

Lampiran 3

Instrumen Penelitian

Angket Kemampuan Adversity

Kepada Yth:

Siswa/siswi SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

Dengan Hormat.

Dalam rangka penulisan skripsi di Universitas Negeri Malang (UM),

skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) di UM,

maka saya memohon dengan sangat kepada Saudara di SMK YPM 1 Taman

Sidoarjo untuk mengisi angket yang telah disediakan.

Angket ini bukan tes psikologi dari sekolah ataupun dari manapun, maka

dari itu Anda tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang

sejujurnya. Artinya semua jawaban yang diberikan oleh saudara adalah benar dan

sesuai dengan dengan kondisi saudara.

Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang cukup besar bagi

penelitian ini. Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.

Malang, April 2011

Hormat Saya

Dwi Ratih Anomsari

Page 118: SKRIPSI LENGKAP

118

Dalam suatu diskusi kelas, salah satu guru Anda mengemukakan bahwa ide yang

Anda sampaikan kurang tepat. Hampir semua siswa mengajukan ide-idenya

secara emosional dan bersamaan, sehingga diskusi menjadi tidak terkendali.

Menurut Anda, mengajukan pendapat secara sistematis dan runtun dalam situasi

tersebut …..

a. Merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan

b. Suatu hal yang wajar saja

c. Tidak begitu perlu diperhatikan yang penting pendapat Anda dengan segera

didengar

Anda menyukai bidang teknik informatika dan mengajukan proyek yang dapat

memajukan sekolah. Proyek ini diterima akan tetapi realisasi pelaksanaannya

terasa lambat sekali. Anda tahu orang yang menyebabkan terhambatnya proyek

tersebut.

1. Melihat kejadian itu, apa yang akan Anda lakukan ?

a. Sangat marah dan tidak mau menerima alasan

b. Menemui orang tersebut dan membicarakan persoalan ini dengan baik

c. Diam dan menunggu waktu yang tepat untuk membicarakan persoalan ini.

Anda mendapat teguran keras dari guru padahal Anda sudah berusaha untuk

mengerjakan tugas dengan optimal dan memberikan yang terbaik. Akan tetapi,

guru tidak puas tentang hasil pekerjaan Anda.

2. Menurut Anda apa yang akan Anda lakukan ?

a. Memprotes karena guru tidak pernah memuji hasil kerja Anda.

b. Berlapang dada menerima perlakuan guru

c. Diam saja, seolah tidak terjadi apa-apa

3. Pada kasus diatas melihat perlakuan guru kepada Anda, sikap Anda …..

a. Jengkel sehingga merasa sangat tidak berarti lagi

b. Menerima dan akan selalu mencoba mengerti sifat-sifat guru

c. Mengabaikan sikap guru

Selama ini Anda hanya berfokus pada kesibukan sekolah saja. Tiba-tiba teman

Anda mengajak untuk bekerja paruh waktu setelah pulang sekolah. Padahal Anda

tahu bahwa kegiatan belajar mengajar di sekolah berakhir menjelang sore hari.

4. Menurut Anda, apa yang akan Anda lakukan ?

a.Tetap menerima tawaran tersebut dengan alasan untuk mendapatkan

penghasilan tambahan

b. Menolak tawaran tersebut dengan alasan Anda tidak dapat membagi waktu

c. Antusias menerima tawaran tersebut

Page 119: SKRIPSI LENGKAP

119

Sebagai seorang siswa di SMK 1 YPM sebenarnya banyak waktu luang saat jam

istirahat, misalnya : ada teman yang menggunakan komputer untuk bermain game,

lalu ketika bel masuk, ia meninggalkan tempat duduknya begitu saja tanpa

mematikan komputer.

5. Melihat situasi seperti pada kasus tersebut, Anda merasa . . . .

a. Bukan tanggungjawab Anda sama sekali untuk mengingatkan

b. Menjadi tanggungjawab Anda juga untuk mengingatkan rekan-rekan kerja

c. Mau mengingatkan jika waktunya tepat

Seandainya Anda sebagai ketua kelas dan memerlukan seorang bendahara yang

paham dan jujur dalam memanajemen uang kelas. Namun, guru wali kelas

mengajukan calon yang tidak sesuai dengan criteria yang Anda harapkan. Hal ini

dapat mengganggu system kerja di kelas Anda.

6. Menurut Anda, apa yang akan dilakukan ?

a. Anda akan menerima orang tersebut tanpa harus mempertimbangkan segala

sesuatunya mengingat dia adalah titipan dari wali kelas

b. Tetap mempertimbangkan terlebih dahulu karena kualitas kerja menurut

Anda lebih utama.

c. Menolak karena khawatir bisa mengganggu sistem kerja.

Pada zaman globalisasi ini peranan IPTEK berkembang pesat, beberapa sekolah

yang tidak menyadari hal ini akan ketinggalan. Anda dan teman lain mahir dalam

bidang computer, akan tetapi selama ini hanya dipelajari dan dimanfaatkan secara

pribadi, sehingga sekolah tetap saja berjalan secara konvensional (tradisional).

8. Melihat kondisi tersebut, apa yang akan Anda lakukan ?

a. Tidak peduli karena masalah itu bukan sepenuhnya berkaitan dengan Anda.

b. Segera mengajukan usul kepada perusahaan untuk mengubah cara-cara

konvensional menjadi komputerisasi mengingat kesuksesan sekolah juga

berada di tangan siswa.

c. Akan mengajukan usul jika ada kesempatan.

Page 120: SKRIPSI LENGKAP

120

Ide cemerlang Anda dalam suatu diskusi penting diterima dengan baik di sekolah

sehingga Anda diberi kesempatan untuk bisa mengembangkan diri dan

memberikan sumbangsih bagi sekolah.

9. Menurut Anda, penyebab ide Anda diterima dengan baik oleh sekolah

sepenuhnya berkaitan dengan ……..

a. Hanya faktor keberuntungan saja yang datang tepat waktu kepada Anda.

b. Kemampuan dan kepribadian Anda sehingga Anda memang merasa pantas

diterima di SMK 1 YPM.

c. Keberuntungan dan kepribadian Anda.

Anda merupakan anggota salah satu organisasi di sekolah. Kepala sekolah Anda

tidak pernah memuji hasil pekerjaan yang selama ini Anda berikan kepada

sekolah. Sedangkan teman lain yang menurut Anda kurang memberi kontribusi

terhadap sekolah selalu mendapat pujian dari kepala sekolah.

10. Menurut Anda, apa yang akan Anda lakukan ?

a. Melihat kepala sekola yang bersikap seperti itu membuat semangat kerja

hilang.

b. Tetap bekerja seperti biasa.

c. Hal ini membuat semangat bekerja Anda meningkat.

11. Andaikan kepala sekolah itu memutuskan untuk tidak menyukai Anda, maka

sikap Anda ….

a. Sangat sedih sekali dan merasa sudah tidak berarti lagi.

b. Anda tetap tenang karena Anda yakin segala sesuatu lambat laun akan segera

membaik.

c. Tidak peduli.

Page 121: SKRIPSI LENGKAP

121

Tiba-tiba teman Anda serius belajar karena ada tim pengawas sekolah sedang

menilai. Teman-teman Anda menunjukkan keseriusan belajar yang optimal di

depan pengawas sekolah saat itu, sehingga mereka mendapatkan umpan balik

yang baik dari wali kelas.

12. Melihat hal tersebut, apa yang akan Anda lakukan ?

a. Anda akan ikut seperti teman-teman yang lain, belajar optimal ketika ada

pengawas sekolah saja.

b. Anda akan tetap konsisten dalam belajar. Dengan kata lain ada atau tidaknya

pengawas, Anda tetap akan belajar seoptimal mungkin.

c. Anda tetap belajar seperti biasanya.

Sesampai di sekolah, teman Anda memberitahu bahwa flashdisk (penyimpan file)

yang memuat semua file tugas Anda hilang karena virus yang masuk ke seluruh

system flashdisk, dan Anda pun lupa memback-up laporan tugas itu, padahal pada

hari itu juga Anda harus mengumpulkan tugas tersebut.

13. Menurut Anda, apa yang Anda lakukan ?

a. Sangat panik karena Anda menganggap kondisi tersebut bisa membuat Anda

tidak mendapatkan nilai dari guru karena tidak mengumpulkan tugas sesuai

batas waktu yang ditentukan oleh guru.

b. Anda tetap tenang, berusaha segera mengambil tindakan untuk mengatasi hal

itu.

c. Hanya bisa minta maaf dan menjelaskan kondisi tersebut kepada guru.

Anda sudah hampir 3 tahun bersekolah di SMK 1 YPM ini. Dan selama ini Anda

telah banyak memberikan dedikasi bagi sekolah. Suatu saat Anda dipromosikan

untuk mengikuti Olimpiade Kewirausahaan dan harus mengikuti pelatihan selama

1 bulan. Setelah 3 minggu mengikuti pelatihan, Anda dipanggil oleh kepala

sekolah karena merasa kurang puas dengan prestasi Anda. ia mengeluh, karena

sejak Anda mengikuti pelatihan tidak ada peningkatan yang mencolok dari diri

Anda. Kepala sekolah Anda menegaskan bahwa keadaan itu tidak bisa diterima.

Anda diberi pesan : “Tingkatkan prestasi, beusahalah lebih giat lagi minimal

sampai taraf yang sebelumnya, dan ingatlah waktu yang kamu miliki untuk

memperbaiki itu semua hanya 2 minggu”. Anda kaget dengan teguran yang

dilontarkan oleh kepala sekolah.

Page 122: SKRIPSI LENGKAP

122

14. Menurut Anda, apa yang akan dilakukan ?

a. Merasa tertekan membuat hidup Anda terasa berantakan karena

menganggap teguran keras dari atasan seagai suatu bencana.

b. Tetap tenang karena bukan sepenuhnya kesalahan Anda, tetapi ada factor-

faktor lain yang masih bisa Anda perbaiki.

c. Mengabaikannya.

15. Ketika Anda mendapat umpan balik yang negatif dari teman dekat Anda,

maka Anda ……

a. Merasa tertekan

b. Megabaikan saja

c. Merasa harus memperbaiki diri

Page 123: SKRIPSI LENGKAP

123

Lampiran 4

Instrumen Penelitan

Skala Intensi Berwirausaha

Kepada Yth:

Siswa/siswi SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

Dengan Hormat.

Dalam rangka penulisan skripsi di Universitas Negeri Malang (UM),

skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) di UM,

maka saya memohon dengan sangat kepada Saudara di SMK YPM 1 Taman

Sidoarjo untuk mengisi angket yang telah disediakan.

Angket ini bukan tes psikologi dari sekolah ataupun dari manapun, maka

dari itu Anda tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang

sejujurnya. Artinya semua jawaban yang diberikan oleh saudara adalah benar dan

sesuai dengan dengan kondisi saudara.

Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang cukup besar bagi

penelitian ini. Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.

Malang, April 2011

Hormat Saya

Dwi Ratih Anomsari

Page 124: SKRIPSI LENGKAP

124

Nama : ___________________________________

Petunjuk Pengisian

1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Anda untuk menjawab seluruh

pernyataan yang ada.

2. Berikan tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan

yang ada sebenarnya.

3. Ada 4 alternatif jawaban, yaitu :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh cara mengerjakannya

NO. PERNYATAAN RESPON

SS S TS STS

1 Saya adalah orang yang percaya diri x

dst.

4. Apabila ingin mengganti jawaban dan ingin membetulkannya, coret (x) tanda

silang yang Anda buat, kemudian beri tanda silang baru pada jawaban yang

menurut Anda sesuai dengan kondisi Anda.

Page 125: SKRIPSI LENGKAP

125

NO. PERNYATAAN KATEGORI RESPON

SS S TS STS

1

Saya memiliki wawasan yang luas

mengenai kewirausahaan.

2

Sulitnya mendapatkan modal

finansial merupakan hambatan

utama dalam mendirikan usaha.

3 Saya takut mendirikan suatu usaha

4

Saya adalah orang yang percaya

diri dalam menyelesaikan tugas.

5

Saya memiliki kebutuhan untuk

maju.

6

Saya sulit bekerja sama dengan

orang lain.

7

Di usia saya sekarang, saya belum

termotivasi untuk mendirikan

suatu usaha.

8

Keinginan saya untuk mendirikan

suatu usaha karena termotivasi

oleh keberhasilan orang lain dalam

berwirausaha.

9

Menurut saya, kegiatan-kegiatan

wirausaha kurang menarik.

10 Saya adalah orang yang kreatif.

11

Saya memiliki kemauan yang kuat

untuk berwirausaha.

12 Saya takut akan kegagalan.

13

Saya kurang mampu memimpin

dan mengorganisir orang lain.

14 Saya menyukai kegiatan-kegiatan

wirausaha

15 Saya ragu-ragu dalam bertindak.

Page 126: SKRIPSI LENGKAP

126

16

Pendidikan yang saya peroleh saat

ini menambah pengetahuan saya

tentang kewirausahaan.

17

Saya ingin berwirausaha karena

adanya rasa tanggung jawab ikut

serta mengurangi pengangguran.

18

Sulitnya mendapatkan ide

menghambat kreativitas saya.

19 Saya takut mendirikan usaha.

20

Saya kurang tertarik dengan

kegiatan wirausaha.

21

Saya mampu mendapatkan modal

finansial untuk mendirikan suatu

usaha.

22

Saya memiliki rasa percaya diri

untuk mendirikan suatu usaha.

23

Dengan berwirausaha, saya dapat

menunjukkan potensi saya.

24

Saya takut gagal dalam

berwirausaha

25

Saya kurang yakin dengan

keterampilan yang saya miliki.

26

Saya memiliki potensi untuk

berwirausaha.

27

Banyaknya pengalaman dan

frekuensi dari kegiatan jual beli,

meningkatkan keinginan saya

untuk berwirausaha.

28

Saya pesimis bisa mendapatkan

modal finansial untuk mendirikan

usaha.

29

Keluarga tidak mendukung ide

saya untuk berwirausaha.

Page 127: SKRIPSI LENGKAP

127

30

Saya adalah orang yang pantang

menyerah dalam menghadapi

kegagalan.

31

Saya mampu dalam memimpin

dan mengorganisir orang lain

dalam mengerjakan suatu

kegiatan.

32

Saya ragu-ragu jika mendirikan

suatu usaha.

33

Saya adalah orang yang mampu

menjalankan kegiatan wirausaha.

34

Saya senang menemukan hal-hal

baru untuk dikerjakan.

35

Mudah bagi saya mengajak orang

lain untuk mendirikan usaha baru.

36

Bagi saya, kreativitas bukanlah hal

penting dalam berwirausaha.

37

Saya kurang mampu dalam

melakukan kegiatan wirausaha.

38

Keterampilan yang saya miliki

sekarang masih belum memadai

untuk mendirikan suatu usaha.

39

Saya memiliki banyak teman

sehingga memudahkan untuk

menjalin ikatan kerja dengan

orang lain.

40

Saya merasa cepat puas dengan

apa yang telah didapatkan.

41

Sulitnya menjalin ikatan kerja

dengan orang lain menghambat

keinginan saya untuk

berwirausaha.

42

Mudah bagi saya untuk

mendapatkan modal mendirikan

usaha.

Page 128: SKRIPSI LENGKAP

128

43

Potensi diri yang saya miliki

masih belum memadai untuk

mendirikan suatu usaha.

44

Keluarga akan mendukung jika

saya berwirausaha.

45

Bagi saya, berwirausaha kurang

menarik karena sulit mencari

modal.

Page 129: SKRIPSI LENGKAP

129

Lampiran 5

Tabulasi Skor Uji Coba Angket Kemampuan Adversity

Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 total

subjek

1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 56

2 3 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 53

3 3 2 3 1 1 2 2 1 1 3 1 2 2 3 2 1 2 3 2 2 39

4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 1 3 3 1 2 51

5 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 55

6 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 51

7 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 55

8 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 57

9 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 55

10 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 1 3 3 2 2 1 1 49

11 3 1 1 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 1 1 1 1 2 2 38

12 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 1 3 1 3 3 1 3 51

13 2 3 3 2 2 3 3 1 3 2 2 3 1 1 2 2 3 1 1 2 42

14 3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 54

15 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 54

16 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 55

17 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 2 3 1 3 1 45

18 2 2 3 3 3 2 3 3 1 1 2 3 1 3 1 1 3 3 3 1 44

19 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 1 51

20 3 1 3 1 1 1 2 3 1 2 2 3 2 1 2 1 2 1 2 3 37

21 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 54

22 3 3 3 3 3 0 3 3 2 1 3 3 3 2 2 1 3 3 1 3 48

23 3 3 3 3 3 1 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 52

Page 130: SKRIPSI LENGKAP

130

24 3 3 3 3 1 2 2 3 2 3 1 3 1 1 2 3 2 3 2 1 44

25 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 54

26 3 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 3 2 1 44

27 3 1 3 1 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 49

28 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 2 3 52

29 2 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 2 3 1 1 3 1 2 1 46

30 3 3 3 3 1 3 1 1 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 49

31 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 1 3 3 2 3 54

32 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 50

33 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 32

34 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 3 2 3 2 1 50

35 3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 54

36 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 1 51

37 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2 52

38 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 2 3 1 2 1 50

39 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 3 2 2 51

40 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 3 53

41 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 56

Page 131: SKRIPSI LENGKAP

131

Lampiran 6

Koefisien Validitas Angket Kemampuan Adversity

Total

ITEM_1 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_2 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_3 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_4 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_5 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_6 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_7 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_8 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_9 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_10 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_11 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_12 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

.160

.318 41

.448(**)

.003 41

.584(**)

.000 41

.403(**)

.009 41

.593(**)

.000 41

.327(*) .037 41

.162 .310 41

.504(**)

.001 41

.315(*) .045 41

.430(**)

.005 41

.727(**)

.000 41

.247

.120 41

Page 132: SKRIPSI LENGKAP

132

ITEM_13 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_14 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_15 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_16 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_17 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_18 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_19 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_20 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

.569(**) .000 41

.413(**) .007 41

.565(**)

.000 41

.520(**)

.000 41

.456(**)

.003 41

.587(**)

.000 41

.127 .146 41

.231 .146 41

Page 133: SKRIPSI LENGKAP

133

Lampiran 7

Validitas Angket Kemampuan Adversity

Item Rxy r tabel Keterangan

1 0.160 0.304 Tidak valid

2 0.448 0.304 Valid

3 0.584 0.304 Valid

4 0.403 0.304 Valid

5 0.593 0.304 Valid

6 0.327 0.304 Valid

7 0.162 0.304 Tidak valid

8 0.504 0.304 Valid

9 0.315 0.304 Valid

10 0.430 0.304 Valid

11 0.727 0.304 Valid

12 0.247 0.304 Tidak valid

13 0.569 0.304 Valid

14 0.413 0.304 Valid

15 0.565 0.304 Valid

16 0.520 0.304 Valid

17 0.456 0.304 Valid

18 0.587 0.304 Valid

19 0.127 0.304 Tidak valid

20 0.231 0.304 Tidak valid

Page 134: SKRIPSI LENGKAP

134

Lampiran 8

Reliabilitas Angket Kemampuan Adversity

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 41 100.0

Excludeda 0 .0

Total 41 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.786 .792 15

Page 135: SKRIPSI LENGKAP

135

Lampiran 9

Tabulasi Skor Uji Coba Skala Intensi Berwirausaha

Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

subjek

1 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 2 4 4

2 3 3 2 3 1 2 3 4 4 3 4 3 2 4 2 2 3 3 3 3

3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3

4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3

5 3 3 3 2 2 3 3 4 4 2 4 3 2 4 3 3 4 4 2 4

6 3 3 2 2 1 2 3 2 3 2 4 3 4 4 3 3 1 1 3 2

7 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3

8 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4

9 4 3 3 3 1 4 3 3 3 3 2 4 1 3 3 4 4 3 4 3

10 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2

11 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3

12 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2

13 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 3 3

14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4

15 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3

16 4 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 2

17 4 3 4 2 2 3 2 3 4 3 4 3 2 4 2 3 3 2 3 2

18 4 4 2 1 1 2 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 2 3 3 2

19 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3

20 4 4 3 3 1 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 2 3 2

21 4 4 2 2 2 3 3 3 4 3 3 4 2 4 2 3 3 2 4 3

22 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 2 2 4 4

23 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3

Page 136: SKRIPSI LENGKAP

136

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3

2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4

3 4 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3

3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3

4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4

4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 1 3 2 3 1 3 3 3 3

3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 1 4 4 3 3

4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3

3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3

3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 4

3 4 1 3 3 2 2 3 2 3 1 1 4 2 2 4 3 2 2 3

3 2 2 2 2 3 3 4 2 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3

3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 4 2 2 2 2 2 2 3

4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3

3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4

3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 4 2 4 2 2 4

3 3 2 3 3 2 2 2 2 4 2 1 4 3 3 1 3 3 4 3

3 4 2 4 3 3 3 2 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3

4 3 1 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 3

3 3 2 3 1 2 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 2 3

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 total

4 3 3 4 3 4 2 4 3 2 3 4 2 2 3 3 2 3 4 3 193

3 4 3 3 2 2 4 3 3 2 4 4 3 3 4 2 2 4 3 3 183

3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 2 1 3 3 3 4 3 4 180

Page 137: SKRIPSI LENGKAP

137

3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 2 4 190

4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 201

2 3 3 3 2 4 4 4 2 2 3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 161

3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 2 4 191

3 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 2 3 2 4 3 192

3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 2 2 3 1 3 187

3 3 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 159

2 4 3 2 2 4 3 3 3 2 2 3 4 2 3 2 2 3 3 2 157

3 3 2 4 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 163

2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 150

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 234

4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 199

3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 4 180

2 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 177

2 3 3 3 2 3 4 4 2 1 4 3 1 1 4 1 1 3 4 1 155

3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 182

4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 186

3 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 179

Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

subjek

24 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2 4 1 1 3 2

25 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3

26 4 4 4 2 2 3 2 3 3 3 3 4 1 4 3 3 2 2 3 2

27 4 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 4 2 3 3

28 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

29 4 3 3 2 1 3 2 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3

30 4 3 2 4 2 3 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3

31 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3

32 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3

Page 138: SKRIPSI LENGKAP

138

33 3 3 2 3 1 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3

34 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 2

35 4 3 3 2 2 3 3 3 4 2 4 4 2 4 3 4 4 1 4 3

36 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2

37 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3

38 4 4 4 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 2 3 3

39 4 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3

40 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3

41 3 3 3 2 2 3 3 4 3 1 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3

2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4

3 4 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3

3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3

4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4

4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 1 3 2 3 1 3 3 3 3

3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 1 4 4 3 3

4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3

3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3

3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 4

3 4 1 3 3 2 2 3 2 3 1 1 4 2 2 4 3 2 2 3

3 2 2 2 2 3 3 4 2 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3

3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 4 2 2 2 2 2 2 3

4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3

3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4

3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 4 2 4 2 2 4

Page 139: SKRIPSI LENGKAP

139

3 3 2 3 3 2 2 2 2 4 2 1 4 3 3 1 3 3 4 3

3 4 2 4 3 3 3 2 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3

4 3 1 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 3

3 3 2 3 1 2 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 2 3

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 total

3 4 3 3 3 3 3 4 3 1 4 4 3 2 4 2 1 4 4 4 170

3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 174

3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 4 2 2 3 4 4 165

3 2 2 4 2 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 176

4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 183

3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 163

3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 2 2 4 2 2 4 2 4 195

4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 2 3 4 3 3 186

4 1 3 4 3 2 2 4 2 2 4 4 4 2 3 2 2 3 1 3 179

3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 176

3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 165

3 2 4 4 2 4 1 4 3 1 3 4 4 1 4 2 3 4 4 4 190

3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 4 2 3 173

3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 4 188

2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 165

3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 189

3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 4 3 3 183

2 2 3 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 167

3 4 3 3 3 3 3 4 3 1 4 4 3 2 4 2 1 4 4 4 170

3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 174

3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 4 2 2 3 4 4 165

Page 140: SKRIPSI LENGKAP

140

Lampiran 10

Koefisien Validitas Skala Intensi Berwirausaha

Total

ITEM_1 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_2 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_3 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_4 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_5 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_6 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_7 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_8 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_9 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_10 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_11 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_12 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_13 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

.234

.141 41

.282 .074 41

.266 .093 41

.673(**)

.000 41

.467(**)

.002 41

.511(**)

.001 41

.676(**)

.000 41

.386(*) .013 41

.458(**)

.003 41

.490(**)

.001 41

.492(**)

.001 41

.523(**)

.000 41

-.072 .657 41

Page 141: SKRIPSI LENGKAP

141

ITEM_14 Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) N

ITEM_15 Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) N

ITEM_16 Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) N

ITEM_17 Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) N

ITEM_18 Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) N

-.053 .740 41

.557(**)

.000 41

.564(**)

.000 41

.466(**)

.002 41

.429(**)

.005 41

Total

ITEM_19 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_20 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_21 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_22 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_23 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_24 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_25 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_26 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

.451(**) .003 41

.611(**)

.000 41

.333(*) .034 41

.394(*) .011 41

.382(*) .014 41

.538(**)

.000 41

.477(**)

.002 41

.411(**) .008 41

Page 142: SKRIPSI LENGKAP

142

ITEM_27 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_28 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_29 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_30 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_31 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_32 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_33 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_34 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_35 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_36 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

.686(**) .000 41

.226 .155 41

.114 .476 41

.346(*) .027 41

.547(**)

.000 41

.538(**)

.000 41

.204 .200 41

.562(**)

.000 41

.634(**)

.000 41

.414(**)

.007 41

Total

ITEM_37 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_38 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_39 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_40 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

.383(*) .013 41

.552(**)

.000 41

.376(*) .015 41

.237 .136 41

Page 143: SKRIPSI LENGKAP

143

ITEM_41 Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) N

ITEM_42 Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) N

ITEM_43 Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) N

ITEM_44 Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) N

ITEM_45 Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) N

ITEM_46 Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) N

ITEM_47 Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) N

ITEM_48 Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) N

ITEM_49 Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) N

ITEM_50 Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) N

ITEM_51 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_52 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_53 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_54 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

.638(**)

.000 41

.294 .062 41

.450(**)

.003 41

.355(*) .023 41

.491(**)

.001 41

.328(*) .036 41

-.037 .820 41

.113 .483 41

.631(**)

.000 41

.575(**)

.000 41

.315 (*) .045 41

.233 .142 41

.147 .358 41

.335(*) .032 41

Page 144: SKRIPSI LENGKAP

144

Total

ITEM_55Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_56 PearsonCorrelation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_57 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_58 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_59 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

ITEM_60 Pearson Correlation Sig.(2-tailed)

N

.000

.999 41

.557 (**)

.000 41

.715 (**)

.000 41

.339 (*)

.030 41

-.039 .807 41

.515 (**)

.001 41

*.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Page 145: SKRIPSI LENGKAP

145

Lampiran 11

Validitas Item Skala Intensi Berwirausaha

Item Rxy r tabel Keterangan

1 0.234 0.304 Tidak valid

2 0.282 0.304 Tidak valid

3 0.266 0.304 Tidak valid

4 0.673 0.304 Valid

5 0.467 0.304 Valid

6 0.511 0.304 Valid

7 0.676 0.304 Valid

8 0.386 0.304 Valid

9 0.458 0.304 Valid

10 0.490 0.304 Valid

11 0.492 0.304 Valid

12 0.523 0.304 Valid

13 -0.720 0.304 Tidak valid

14 -0.053 0.304 Tidak valid

15 0.557 0.304 Valid

16 0.564 0.304 Valid

17 0.466 0.304 Valid

18 0.429 0.304 Valid

19 0.451 0.304 Valid

20 0.611 0.304 Valid

21 0.333 0.304 Valid

Page 146: SKRIPSI LENGKAP

146

22 0.394 0.304 Valid

23 0.382 0.304 Valid

24 0.538 0.304 Valid

25 0.477 0.304 Valid

26 0.411 0.304 Valid

27 0.686 0.304 Valid

28 0.226 0.304 Tidak valid

29 0.114 0.304 Tidak valid

30 0.346 0.304 Valid

31 0.547 0.304 Valid

32 0.538 0.304 Valid

33 0.204 0.304 Tidak valid

34 0.562 0.304 Valid

35 0.634 0.304 Valid

36 0.414 0.304 Valid

37 0.384 0.304 Valid

38 0.556 0.304 Valid

39 0.376 0.304 Valid

40 0.237 0.304 Tidak valid

41 0.638 0.304 Valid

42 0.294 0.304 Tidak valid

43 0.450 0.304 Valid

44 0.355 0.304 Valid

45 0.491 0.304 Valid

46 0.328 0.304 Valid

47 -0.370 0.304 Tidak valid

48 0.113 0.304 Tidak valid

Page 147: SKRIPSI LENGKAP

147

49 0.631 0.304 Valid

50 0.575 0.304 Valid

51 0.315 0.304 Valid

52 0.233 0.304 Tidak valid

53 0.470 0.304 Valid

54 0.335 0.304 Valid

55 0.000 0.304 Tidak valid

56 0.557 0.304 Valid

57 0.715 0.304 Valid

58 0.339 0.304 Valid

59 -0.390 0.304 Tidak valid

60 0.515 0.304 Valid

Page 148: SKRIPSI LENGKAP

148

Lampiran 12

Reliabilitas Skala Intensi Berwirausaha

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 41 100.0

Excludeda 0 .0

Total 41 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.925 .929 45

Page 149: SKRIPSI LENGKAP

149

Lampiran 13

Tabulasi Skor Penelitian Angket Kemampuan Adversity

Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 total

subjek

1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 44

2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 43

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44

4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 43

5 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44

6 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 42

7 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 41

8 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 43

9 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 42

10 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44

11 3 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 39

12 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42

13 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 43

14 3 3 1 1 3 3 3 3 3 1 2 3 1 3 3 36

15 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 41

16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45

17 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43

18 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 40

19 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 43

20 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 41

21 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 41

22 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 40

23 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 43

24 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 41

Page 150: SKRIPSI LENGKAP

150

25 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 3 39

26 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 41

27 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 42

28 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 42

29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 42

30 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 2 2 37

31 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 42

32 2 3 1 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 37

33 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 43

34 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44

35 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 42

36 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 43

37 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 40

38 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 43

39 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 41

40 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 39

41 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44

42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 44

43 3 3 3 1 3 3 2 2 3 2 1 3 3 2 3 37

44 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41

45 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44

Page 151: SKRIPSI LENGKAP

151

Lampiran 14

Tabulasi Skor Penelitian Skala Intensi Berwirausaha

item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

subjek

1 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3

2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3

3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3

4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3

5 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3

6 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 3

7 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3

8 2 1 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4

9 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3

10 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 3

11 2 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2

12 2 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 3

13 3 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4

14 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 1 3 1

15 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4

16 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4

17 2 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2

18 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3

19 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2

20 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3

21 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3

Page 152: SKRIPSI LENGKAP

152

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3

4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2

4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3

3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4

3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4

4 2 3 3 4 4 3 4 2 3 1 3 4 1 4

4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4

4 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4

3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3

4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2

4 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 2 3 3 3

4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4

4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 3 2 1 3 3 2 3 1 1 2 3 3 3 2

4 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4

4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4

3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3

3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 4

3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3

3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 total

3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 161

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 147

3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 4 154

3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 143

3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 161

4 2 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 2 3 3 143

3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 142

3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 2 4 3 4 146

3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 146

4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 154

2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 125

3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 148

4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 169

2 1 2 3 3 3 2 2 3 2 3 4 2 4 4 107

4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 147

3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 166

2 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 4 4 143

4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 137

3 3 4 4 4 4 3 2 4 2 3 3 3 4 4 149

3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 3 3 3 138

3 3 2 4 3 3 2 2 4 3 2 3 3 2 4 137

Page 153: SKRIPSI LENGKAP

153

item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

subjek

22 3 1 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

23 3 2 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2

24 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3

25 2 2 3 3 4 3 2 4 3 2 2 3 2 2 2

26 3 2 3 4 4 3 3 2 1 4 3 1 2 2 2

27 3 2 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 2 3 4

28 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 3 3

29 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2

30 3 1 2 4 4 3 3 4 3 4 3 2 1 3 2

31 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3

32 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

33 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2

34 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3

35 3 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3

36 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3

37 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3

38 2 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 2

39 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2

40 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2

41 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 2 3 3

42 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4

43 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3

44 2 1 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2

45 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3

Page 154: SKRIPSI LENGKAP

154

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4

3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4

4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 3

4 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3

1 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4

4 3 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3

3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3

4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4

4 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3

3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3

4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3

4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4

3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4

4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3

3 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3

4 3 2 4 3 3 3 2 3 4 2 4 3 3 3

3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3

3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 3 4 2 4 3

4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4

3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3

4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3

3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 total

3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 137

4 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 147

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 135

2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 118

3 3 4 4 4 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 136

2 4 3 3 2 4 4 2 3 4 3 2 4 4 4 145

3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2 4 4 135

3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 4 150

3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 127

2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 143

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 133

3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 153

2 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 4 2 3 4 141

3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 147

3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 162

2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 145

2 2 3 4 2 4 3 2 3 4 3 3 2 3 4 134

2 3 4 4 4 2 3 2 4 3 3 2 4 4 4 142

3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 126

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 4 139

Page 155: SKRIPSI LENGKAP

155

4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 166

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 127

2 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 2 4 3 4 148

4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 138

Page 156: SKRIPSI LENGKAP

156

Lampiran 15

Analisis Deskriptif Angket Kemampuan Adversity

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

skor kemampuan adversity 45 36 45 41.67 2.153

Valid N (listwise) 45

Analisis Deskriptif Skala Intensi Berwirausaha

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

skor intensi berwirausaha 45 107 169 143.04 12.517

Valid N (listwise) 45

Page 157: SKRIPSI LENGKAP

157

Lampiran 16

Uji Normalitas

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

skor kemampuan

adversity

skor intensi

berwirausaha

N 45 45

Normal Parametersa,,b

Mean 41.67 143.04

Std. Deviation 2.153 12.517

Most Extreme Differences Absolute .162 .102

Positive .117 .102

Negative -.162 -.082

Kolmogorov-Smirnov Z 1.083 .682

Asymp. Sig. (2-tailed) .191 .741

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 158: SKRIPSI LENGKAP

158

Lampiran 17

Uji Linieritas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

skor intensi

berwirausaha * skor

kemampuan

adversity

Between

Groups

(Combined) 4721.894 8 590.237 9.783 .000

Linearity 4128.001 1 4128.001 68.419 .000

Deviation from

Linearity

593.894 7 84.842 1.406 .233

Within Groups 2172.017 36 60.334

Total 6893.911 44

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

skor intensi berwirausaha *

skor kemampuan adversity

.774 .599 .828 .685

Page 159: SKRIPSI LENGKAP

159

Lampiran 18

Data Skor Total Kemampuan Adversity dan Intennsi Berwirausaha

(Penelitian)

Subjek Skor Kemampuan

Adversity

Skor Intensi

Berwirausaha

1 44 161

2 43 147

3 44 154

4 43 143

5 44 161

6 42 143

7 41 142

8 43 146

9 42 146

10 44 154

11 39 125

12 42 148

13 43 169

14 36 107

15 41 147

16 45 166

17 43 143

18 40 137

19 43 149

20 41 138

21 41 137

22 40 137

23 43 147

24 41 135

25 39 118

26 41 136

27 42 145

28 42 135

29 42 150

30 37 127

31 42 143

32 37 133

33 43 153

34 44 141

35 42 147

Page 160: SKRIPSI LENGKAP

160

36 43 162

37 40 145

38 43 134

39 41 142

40 39 126

41 44 139

42 44 166

43 37 127

44 41 148

45 44 138

Page 161: SKRIPSI LENGKAP

161

Lampiran 19

Uji Hipotesis

Korelasi Product Moment Karl Pearson

Correlations

Correlations

skor kemampuan

adversity

skor intensi

berwirausaha

skor kemampuan adversity Pearson Correlation 1 .774**

Sig. (2-tailed) .000

N 45 45

skor intensi berwirausaha Pearson Correlation .774** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 45 45

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 162: SKRIPSI LENGKAP

162

Lampiran 20

Klasifikasi Kemampuan Adversity Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

subjek

Skor Klasifikasi

1 44 Sedang

2 43 Sedang

3 44 Sedang

4 43 Sedang

5 44 Sedang

6 42 Sedang

7 41 Sedang

8 43 Sedang

9 42 Sedang

10 44 Sedang

11 39 Rendah

12 42 Sedang

13 43 Sedang

14 36 Rendah

15 41 Sedang

16 45 Tinggi

17 43 Sedang

18 40 Sedang

19 43 Sedang

20 41 Sedang

21 41 Sedang

22 40 Sedang

Page 163: SKRIPSI LENGKAP

163

23 43 Sedang

24 41 Sedang

25 39 Rendah

26 41 Sedang

27 42 Sedang

28 42 Sedang

29 42 Sedang

30 37 Rendah

31 42 Sedang

32 37 Rendah

33 43 Sedang

34 44 Sedang

35 42 Sedang

36 43 Sedang

37 40 Sedang

38 43 Sedang

39 41 Sedang

40 39 Rendah

41 44 Sedang

42 44 Sedang

43 37 Rendah

44 41 Sedang

45 44 Sedang

Page 164: SKRIPSI LENGKAP

164

Lampiran 21

Klasifikasi Intensi Berwirausaha Siswa SMK YPM 1 Taman Sidoarjo

subjek

Skor Klasifikasi

1 161 Tinggi

2 147 Sedang

3 154 Sedang

4 143 Sedang

5 161 Tinggi

6 143 Sedang

7 142 Sedang

8 146 Sedang

9 146 Sedang

10 154 Sedang

11 125 Rendah

12 148 Sedang

13 169 Tinggi

14 107 Rendah

15 147 Sedang

16 166 Tinggi

17 143 Sedang

18 137 Sedang

19 149 Sedang

20 138 Sedang

21 137 Sedang

Page 165: SKRIPSI LENGKAP

165

22 137 Sedang

23 147 Sedang

24 135 Sedang

25 118 Rendah

26 136 Sedang

27 145 Sedang

28 135 Sedang

29 150 Sedang

30 127 Rendah

31 143 Sedang

32 133 Sedang

33 153 Sedang

34 141 Sedang

35 147 Sedang

36 162 Tinggi

37 145 Sedang

38 134 Sedang

39 142 Sedang

40 126 Sedang

41 139 Sedang

42 166 Tinggi

43 127 Rendah

44 148 Sedang

45 138 Sedang

Page 166: SKRIPSI LENGKAP

166

RIWAYAT HIDUP

Dwi Ratih Anomsari. Lahir di Surabaya pada tanggal 25 Juni 1988, anak

kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Suharto, B.A. dan Ibu Lilik

Lestari. Memiliki satu orang kakak perempuan yang bernama Irma

Harliawati.

Dunia pendidikan diawali di TK Tri Bhakti Surabaya lulus tahun 1994 dan

TK Putra Ratatama Malang lulus tahun 1995. Pendidikan sekolah dasar di

jalani di SDN Bunul Rejo XI Malang pada tahun 1996 sampai 1998,

kemudian dilanjutkan di SDN Madyopuro VI Malang dan lulus pada tahun

2001. Pendidikan menengah ditempuh di SMPN 20 Malang lulus pada

tahun 2004. Pendidikan atas ditempuh di SMAN 10 Malang lulus tahun

2007. Pendidikan tinggi ditempuh pada tahun 2007 di Universitas Negeri

Malang mengambil program S1 Psikologi.

Semasa menempuh pendidikan tingkat menengah dan atas, penulis aktif

dalam organisasi intra sekolah, seperti Pramuka dan PMR. Selama kuliah,

penulis tidak mengikuti kegiatan UKM karena keterbatasan waktu. Setelah

menempuh masa studi selama empat tahun, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan Program S1 Psikologi pada bulan Juli 2011 dan mendapat

gelar Sarjana Psikologi.