skripsi kontribusi kelincahan dan koordinasi mata...
TRANSCRIPT
KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KOORDINASI MATATERHADAP KEMAMPUAN
SEPAKBOLA (SSB) EXCELENT KABUPATEN
JURUSAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
1
SKRIPSI
KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KOORDINASI MATA-KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING PEMAIN SEKOLAH
SEPAKBOLA (SSB) EXCELENT KABUPATENTANAH DATAR
Oleh:
KHAIRUL RAHMAT
NIM. 74523 / 2006
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG2012
KAKI PEMAIN SEKOLAH
i
ii
iii
Tuhan memberikan Hikmah (ilmu yang bermanfaat)Kepada yang dikehendaki-Nya. Barang siapa mendapat Hikmah itu
Sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyakDan tiadalah yang menerima peringatan
Melainkan orang-orang berakal.(QS. Al Baqarah : 269)
Langkah waktu terus bergulirSetapak demi setapak ku telusuri kehiupan iniDemi sebuah impian dan harapanDemi sebuah asa dan cita-citaWalau dengan jalan yang tertatih-tatih terus kulalui dengan tegarAda tetesan air mata, tetesan keringat, dan lantunan do’aKu tempuh tetesan keringat yang mengalir dari wajah orang tuakuYang mengiringi perjuangan yang berujung sebuah asa,Pernah ingin ku hentikan langkah,Pernah ingin hilangkan asa,Namun cinta dari orang tua buktikan seluruh asa….
Ya…Allah..Ku menyadari sepenuhnya apa yang kuperbuat sampai saat ini belum mampu
untuk membalas walau setetes keringat orang tuaku..Ya…Allah..
Hamba memohon jadikanlah tetesan keringat mereka menjadi kilauan ditengah kegelapan,
air mata yang telah menetes menjadi penyejuk dikala dahaga,dan lautan do’a mereka menjadi pengingat dikala lupa.
Dan kini Secercah cahaya telah kuraihSeteguk kesuksesan telah kucapaiBenih cita-cita telah kutuaiNamun kutau perjuangan belum selesaiDalam menelusuri lorong waktu yang tak kunjung usaiKuharus terus melangkahMelanjutkan perjalanan hidup dalam menggapai asa dan cita-cita
iv
Dengan segenap kerendahan hati dan ketulusan jiwa, kupersembahkan sebuah karya kecil ku ini buat Ibunda tersayang (Suriyati ) dan Ayahanda tercinta (Awaludin) sebagai tanda cinta dan bakti ku padamu atas segala do’a dan curahan kasih sayangmu padaku. Kutau apa yang ku berikan tak sebanding dengan apa yang telah engkau limpahkan padaku. Buat kakakku (Zulham efendi), yang sebentar lagi jadi ayah,amin. Buat adek-adekku (Asri yulianti) dan (Dedek putra), teruslah berusaha dan rajin belajar, gapai cita2 setinggi mungkin, jangan lupa shalat, dan yang terpenting kita harus bisa bahagiakan ayah dan ibu kelak. Buat mamak2ku yang berada jauh di rantau orang, dan seluruh keluarga terima kasih atas bantua dan Do’a, dan motivasinya, akhirnya Khairul sarjana juga…Terima kasih buat :senior-senior : Rido (makasih bg do yang mirip Ariel),Modok (samo jo wak wisuda’y bg..) ,Rihul (yang mau nikah tahun ini,semoga langgeng bg), Ardi(alias anjal, lakukan perubahan lagi bg), Novico(yang semangat cari kerja), Roni kolong(kawin bg hehe..), Roni ejahtera(pak guru ganteng), Ikrar(alias coyyy), bg Parit(semoga sukses LPI’y bg..), Arpa gulat(song lai bg..), yang telah memberikan saran dan dukungannya.... rekan seperjuangan Keppel ’06 dan juniorku: Pandit(dulu wak wisuda dari kawan aa hehe..), Surya( rajin2 lah lai!!!), Ihsan(selamat menempuh hidup baru yo kawan), Indra( kama ma ilang kwan??), Gilang pon, Sari, Salmi, Toni, Dodi,(samo jo wk jdi’y idola..), Ando, Riki tando, Andro, Gilang angga, Rahdian(bg wisuda lu diak,hehe), Erik(jan dpturuik an bna main diak), Raju, Egi, Panji, Arpan, (rajin2 kuliah’y y dek!!! biar cepat wisuda,amin)terima kasih buat, mama Inis(wisuda jo wak jadi’y ma hehe..),Angga perdana(aman kwan..??), Dani adon(makasih semangat’y kwn..), Bulan(bg wisuda lai lan, rajin2 kul yo lan !!) mak jon, bg kempot,Niko, Munchen,Datuak, Joni, Lian, yang tidak pernah bosan beri dukungan dan motivasi’y...“ Bukan perpisahan yang kutangisi, tapi pertemuan lah yang ku sesali, buat namanya yg g’ disebutkan, maaf ya!! “kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi selalu mnyesali apa yang belum kita capai”
iii
ABSTRAK
Khairul Rahmat (2012): Kontribusi Kelincahan dan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan Dribbling Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar.
Sekolah sepakbola (SSB) Excelent adalah salah satu SSB yang ada di Kabupaten Tanah Datar. Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan dribbling pemain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kelincahan terhadap kemampuan dribbling, kontribusi koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan dribbling, dan kontribusi kelincahan dan koordinasi mata-kaki secara bersama-sama terhadap kemampuan dribbling.
Penelitian ini bersifat korelasional. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah kelincahan (X1) dan koordinasi mata-kaki (X2) sebagai variabel bebas dan kemampuan dribbling (Y) sebagai variabel terikat. Populasi berjumlah 154 orangdan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, sehingga jumlah sampel sebanyak 34 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Kelincahan diukur dengan Zig Zag Run test dan Koordinasi Mata-Kaki diukur dengan tes koordinasi mata-kaki, sedangkan kemampuan dribbling di ukur dengan tes menggiring bola.Analisis data yang digunakan adalah rumus korelasi product moment untuk korelasi masing-masing variabel sedangkan untuk korelasi ganda menggunakan analisis korelasi Doolittle.
Hasil penelitian adalah 1) kelincahan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan dribbling, dengan kontribusi sebesar 12,67% 2) koordinasi mata-kaki memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan dribbling, dengan kontribusi sebesar 9,03% 3) kelincahan dan koordinasi mata-kaki memberikan kontribusi yang signifikan secara bersama-sama terhadap kemampuan dribbling dengan kontribusi sebesar 21,70%.
Kata kunci : Kelincahan, Koordinasi Mata-Kaki, dan Kemampuan Dribbling.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan proposal penelitian ini yang berjudul “Kontribusi Kelincahan dan
Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan dribbling Pemain Sekolah
Sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar”.
Dalam penulisan proposal ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan
dorongan baik materil maupun moril dari berbagai pihak. Sehingga dengan itu
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Arsil. M,Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Padang.
2. Bapak Drs. Maidarman, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan kepelatihan
Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah menyetujui penulisan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Busli Jamal, selaku pembimbing I dan Bapak Roma Irawan, S. Pd,
M. Pd, selaku pembimbing II yang tanpa lelah dan penuh kesabaran dalam
membimbing penulis untuk penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Umar Nawawi, MS, AIFO, Bapak Drs. Maidarman, M.Pd, dan
Bapak Padli, S.Si, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan saran
dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Padang yang telah memotivasi dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
iv
6. Seluruh rekan dan sahabat-sahabatku yang telah memberikan bantuan moril
dan materil dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga bantuan, bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis
menjadi amal dan ibadah di sisi-Nya dan mendapat balasan dari Allah SWT.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan proposal ini. Semoga Allah
memberikan petunjuk dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Padang, Juli 2012
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI....................................................... i
HALAMAN LULUS UJIAN SKRIPSI......................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. x
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah.............................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 7
D. Perumusan Masalah .............................................................. 8
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 9
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAANA. Kajian Teori.......................................................................... 10
1. Sepakbola ........................................................................ 10
2. Kemampuan Dribbling..................................................... 11
3. Kelincahan....................................................................... 18
4. Koordinasi Mata-Kaki...................................................... 22
B. Kerangka Konseptual ............................................................ 29
C. Hipotesis ............................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIANA. Jenis Penelitian .................................................................... 33
vi
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................ 33
C. Populasi dan Sampel ............................................................. 33
D. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 34
E. Definisi Opersionl ................................................................. 35
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ..................................... 36
G. Teknik Analisis Data............................................................. 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Data ..................................................................... 43
B. Analisis induktif ................................................................... 47
C. Pembahasan .......................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................... 58
B. Saran-Saran .......................................................................... 59
DAFTAR PUSATAKA ............................................................................... 60
LAMPIRAN ................................................................................................ 62
vii
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 1. Populasi dan sampel penelitian ....................................................... 34
2. Tenaga Pembantu Penelitian............................................................ 36
3. Distribusi frekuensi kelincahan........................................................ 43
4. Distribusi frekuensi koordinasi mata-kaki........................................ 45
5. Distribusi Frekuensi Kemampuan dribbling..................................... 46
6. Rangkuman Hasil uji normalitas data .............................................. 47
7. Hasil analisa kontribusi kelincahan (X2) dengan kemampuan
Dribbling (X1)................................................................................. 49
8. Hasil analisa kontribusi koordinasi mata-kaki (X3) Dengan
Kemampuan dribbling (X1)........................................................... 50
9. Hasil analisa kontribusi kelincahan (X2) dan koordinasi mata-kaki (X3)
Secara bersama-sama terhadap kemampuan dribbling (X1) ........... 51
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kontribusi kelincahan dan Koordinasi mata-kaki terhadap
kemampuan dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB)
Excelent...................................................................................... 32
2. Tes kelincahan............................................................................. 37
3. Tes Koordinasi mata-kaki ............................................................ 39
4. Tes kemampuan dribbling ........................................................... 41
5. Histogram kelincahan .................................................................. 43
6. Histogram koordinasi mata-kaki ................................................. 45
7. Histogram kemampuan dribbling ............................................... 47
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data hasil penelitian ................................................................. 62
2. Analisis Interval Kelas .............................................................. 63
3. Analisis Uji Normalitas data Kelincahan melalui uji liliefors (X2) 64
4. Analisis Uji normalitas data Koordinasi mata-kaki melelui
uji liliefors (X3) ........................................................................ 65
5. Analisis Uji Normalitas data kemampuan dribbling melalui
uji liliefors ............................................................................... 66
6. Tabel Analisis T-Score data kelincahan (X2).............................. 67
7. Tabel Analisis T-Score data koordinasi mata-kaki (X3).............. 68
8. Tabel Analisis T-Score data kemampuan dribbling (X1) ............ 69
9. Tabel Analisis Korelasi Doolittle (X2, X3, X1) ........................... 70
10. Analisis Korelasi Doolittle........................................................ 72
11. Tabel Nilai Kritis L untuk uji Liliefors ...................................... 74
12. Tabel dari harga kritik dari product moment .............................. 75
13. Daftar luas dibawah lengkungan normal standar ........................ 76
13. Dokumentasi penelitian ............................................................. 77
14. Surat izin melaksanakan penelitian ............................................ 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang giat-
giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang yang
tidak kalah penting adalah pembangunan dibidang olahraga. Olahraga kini
telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Saat ini olahraga telah
memasuki semua aspek kehidupan seperti industri, perekonomian, pendidikan
dan lain sebagainya.
Salah satu langkah maju yang dibuat bangsa Indonesia adalah dengan
dilahirkannya Undang-Undang Republik Indonesia No 3 tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional (2007:6). Tujuan pemerintah dalam bidang
olahraga terdapat dalam bab 2 pasal 4 yang berbunyi :
“Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportifitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ketahanan nasional, serta meningkatkan harkat, martabat dan kehormatan bangsa”.
Berdasarkan ketentuan di atas, dijelaskan bahwa salah satu bidang
pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah munculnya
prestasi-prestasi nasional diberbagai cabang olahraga. Tercapainya tujuan
keolahragaan nasional akan tumbuh generasi yang sehat jasmani dan rohani,
bugar, berkualitas, bermoral dan berakhlak mulia, sportif, disiplin, yang
nantinya akan berdampak positif terhadap pembangunan nasional dibidang-
2
bidang lainnya. Agar hal tersebut dapat tercapai, dibutuhkan totalitas dan
kerjasama yang baik antara pemerintah, insan-insan olahraga dan semua
lapisan masyarakat.
Masalah peningkatan prestasi dibidang olahraga sebagai sasaran yang
ingin dicapai dalam pembinaan dan pengembangan di Indonesia akan
membutuhkan waktu yang lama. Latihan dimulai di usia dini dan harus
dilakukan secara berkesinambungan sampai mencapai puncak prestasi pada
cabang olahraga yang ditekuninya, dengan demikian pembinaan olahraga
sejak dini sangatlah penting, supaya kelak atlet mampu mencapai kesuksesan.
Untuk mengikuti perkembangan itu, maka segala usaha kearah pembinaan
terus dipacu dan ditumbuh kembangkan oleh semua pihak yang terkait
terhadap cabang olahraga masing-masing.
Sepak bola sebagai salah satu cabang olahraga yang digemari oleh
masyarakat diharapkan mampu mewujudkan tujuan undang-undang sistem
keolahragaan nasional. Oleh sebab itu wajar keberadaan sepak bola mendapat
perhatian pemerintah, sehingga selalu diupayakan prestasinya melalui
pembelajaran dan latihan pada sekolah dan klub-klub sepak bola.Popularitas
sepak bola bukan hanya bagi masyarakat umum, namun juga menjadi milik
masyarakat intelektual, ini terbukti dengan banyaknya penulisan buku-buku
dan penelitian yang dilakukan para ilmuwan olahraga mengenai kepelatihan,
pembinaan, dan ilmu pendukung lain yang berkaitan dengan sepakbola.
Ide Permainan sepakbola adalah memasukan bola ke gawang lawan
sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawang sendiri dari kebobolan.
3
Untuk melakukan itu pemain sepakbola harus memiliki teknik, fisik, taktik
yang bagus. Teknik seperti passing, dribbling, heading, dan shooting harus
dikuasai dengan baik, ini digunakan untuk melewati lawan dan mencetak gol
kegawang lawan. Ketika melakukan teknik, unsur-unsur fisik seperti
kelincahan, kelenturan, koordinasi, kekuatan, dan daya tahan sangat
mendukung. Selain itu pemain harus meiliki mental yang bagus, ketika
dikasari lawan dia harus mampu menahan emosinya. Jika semua
dikolaborasikan dengan baik, seorang pemain akan mampu menjalankan ide
permainan sepakbola dalam usaha untuk memenangkan pertandingan.
Di Sumatera Barat perkembangan sepak bola sangat pesat, terutama
Kabupaten Tanah Datar. Hal ini terbukti dengan banyaknya klub-klub serta
sekolah-sekolah sepakbola (SSB) di Kabupaten Tanah Datar melakukan
pembinaan secara teratur, terarah, dan kontinue. Salah satu sekolah sepakbola
yang konsekuen melakukan pembinaan adalah sekolah sepakbola (SSB)
Excelent. SSB ini membina pemain sepakbola dari mulai dari usia dini sampai
remaja yang terdiri dari kelompok U-12, U-13, U-15, U-17, U-18 dan U-21
tahun. Pelatih klub ini adalah pelatih yang berpengalaman dan memiliki
lisensi kepelatihan yang diakui oleh induk organisasi sepakbola Indonesia
(PSSI). Selain itu pemain memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk
latihan, seperti lapangan yang memenuhi standar, bola, cones, dan rompi.
Jadwal latihan pun terkoordinir dengan baik.
Idealnya dengan sarana dan prasarana yang lengkap serta jadwal
latihan yang terkoordinir pemain SSB Excelent mampu menguasai teknik-
4
teknik sepak bola dengan baik dan memiliki kondisi fisik yang prima. Dengan
teknik yang bagus dan kondisi fisik yang prima diharapkan pemain mampu
meraih prestasi yang bagus baik ditingkat daerah maupun ditingkat nasional.
Namun kenyataan yang kita lihat prestasi pemain SSB Excelent cenderung
tidak stabil bahkan cenderung menurun. Mereka tidak mampu
mempertahankan prestasi bagus yang telah diraih. Setelah menjuarai turnamen
Bengkawas Cup tahun 2010 dan 2011, mereka tidak mampu
mmpertahankannya ditahun 2012. Selain itu di ajang Singgalang Cup Padang
Panjang tahun 2012 mereka hanya mampu mencapai perempatfinal.
Dari pengamatan penulis saat melihat pemain SSB Excelent latihan
dan bertanding serta dari wawancara dengan pelatih, terlihat kemampuan
dribbling nya masih kurang bagus. Di saat ketinggalan gol oleh lawan,
pemainnya tidak mampu melakukan dribbling dengan baik dan cepat saat
melakukan serang balik ke daerah lawan. Sehingga peluang untuk mencetak
gol seringkali gagal karena lambat melakukan serangan balik. Selain itu,
pemain terlihat kaku dalam melakkan dribbling, sehingga sering terjadi
benturan dengan lawan yang menyebabkan cidera pada pemain itu sendiri. Hal
ini mengakibatkan pemain menjadi kurang percaya diri dengan
kemampuannya sehingga seringkali gagal dan terlambat menyusun serangan
terutama pada saat terjadinya serangan balik.
Menurut Tim Pengajar Sepakbola (2005:47) menjelaskan bahwa :
“Dribbling berguna untuk memindahkan bola dari daerah sendiri ke daerah permainan lawan, untuk melewati lawan, memancing lawan untuk mendekati bola sehingga daerah penyerangan terbuka, untuk mempelambat tempo permainan, disamping itu juga berguna untuk
5
mencetak gol ke gawang lawan dengan cara melewati kiper jika sudah berhadapan langsung dengan kiper tersebut.”
Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita pahami bahwa dribbling
merupakan salah satu elemen penting yang harus dikuasai oleh pemain sepak
bola. Untuk dapat menguasai dribbling banyak faktor yang mempengaruhinya.
Ada faktor eksternal dan ada faktor internal. Faktor eksternal seperti sarana
dan prasarana dalam latihan, salah satunya lapangan. Lapangan yang baik
akan mempengaruhi proses latihan dribbling, apabila permukaan lapangan
tidak datar ini akan mempengaruhi jalan bola. Faktor internal yang
mempengaruhi seperti kondisi fisik pemain. Banyak unsur kondisi fisik yang
mempengaruhinya seperti, kelenturan, kelincahan, daya tahan, koordinasi
tubuh, kekuatan, kecepatan dan lain sebagainya.
Dari sekian banyak kondisi fisik yang mempengaruhi, salah satunya
adalah kelincahan. Harsono (1988:172) mengatakan bahwa “orang yang lincah
adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk mengubah arah dan posisi
tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan
keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya”. Jadi, dengan kelincahan
yang baik pemain akan memiliki gerakan yang fleksibel, dinamis, dan tidak
kaku, sehingga akan mudah melakukan dribbling. Disaat satu lawan satu
dengan lawan, pemain yang lincah akan mudah melewatinya.
Selain kelincahan, koordinasi mata-kaki juga mempunyai peranan
yang penting dalam melakukan dribbling yang baik. Menurut Irawadi
(2011:103) “Koordinasi merupakan suatu proses kerjasama otot yang akan
menghasilkan suatu gerakan yang tersusun dan terarah, yang bertujuan untuk
6
membentuk gerakan-gerakan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu
keterampilan teknik”. Dari pendapat ahli tersebut, dapat kita pahami bahwa
koordinasi mata-kaki mempunyai peranan yang penting dalam melaksanakan
teknik olahraga, dalam hal ini teknik dribbling dalam sepakbola. Dengan
koordinasi mata-kaki yang baik, pemain akan memiliki gerakan yang tersusun
dan terarah sehingga akan mudah melakukan gerakan dribbling.
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang ada, maka penulis
ingin mengadakan suatu penelitian untuk mendapatkan informasi yang lebih
jelas dan siknifikan dengan judul penelitian “Kontribusi kelincahan dan
koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan dribbling pemain sekolah
sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar”.
B. Identifikasi Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan yang dapat dikemukakan dalam
latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah
terlebih dahulu sebelum menetukan faktor mana yang dianggap paling
menetukan dalam kemampuan dribbling para pemain sekolah sepakbola
(SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar, sebagai berikut :
1. Apakah kelenturan berkontribusi terhadap kemampuan dribbling pemain
sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar?
2. Apakah kelincahan berkontribusi terhadap kemampuan dribbling pemain
sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar?
3. Apakah daya tahan berkontribusi terhadap kemampuan dribbling pemain
sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar?
7
4. Apakah ketersedian sarana dan prasarana memberikan kontribusi terhadap
kemampuan dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent
Kabupaten Tanah Datar?
5. Apakah teknik berkontribusi terhadap kemampuan dribbling pemain
sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar?
6. Apakah koordinasi mata-kaki berkontribusi terhadap kemampuan
dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah
Datar?
7. Apakah mental berkontribusi terhadap kemampuan dribbling pemain
sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar?
8. Apakah kekuatan berkontribusi terhadap kemampuan dribbling pemain
sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar?
9. Apakah kecepatan berkontribusi terhadap kemampuan dribbling pemain
sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, banyak
faktor yang mempengaruhi kemampuan dribbling . Maka dalam penelitian ini
penulis membatasi masalah pada kelincahan, koordinasi mata-kaki, dan
kemampuan dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten
Tanah Datar.
8
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah yang telah di kemukakan, maka penelitian ini dapat di
rumuskan sebagai berikut :
1. Apakah kelincahan berkontribusi terhadap kemampuan dribbling pemain
sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar?
2. Apakah koordinasi-mata kaki berkontribusi terhadap kemampuan
dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah
Datar?
3. Apakah kelincahan dan koordinasi mata kaki berkontribusi secara
bersama-sama terhadap kemampuan dribbling pemain sekolah sepakbola
(SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui:
1. Seberapa besar kontribusi kelincahan terhadap kemampuan dribbling
pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar.
2. Seberapa besar kontribusi koordinasi mata kaki terhadap kemampuan
dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah
Datar.
3. Seberapa besar kontribusi kelincahan dan koordinasi mata kaki secara
bersama-sama terhadap kemampuan dribbling pemain sekolah sepakbola
(SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar.
9
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna untuk :
1. Para pemain sepak bola khususnya pemain sekolah sepakbola (SSB)
Excelent dalam meningkatkan kemampuan dribbling untuk menggapai
prestasi.
2. Pengurus daerah dan pengurus cabang Persatuan Sepak bola Seluruh
Indonesia Sumatera Barat dan Indonesia.
3. Pelatih-pelatih sepak bola khususnya yang ada di Sumatera Barat dalam
meningkatkan prestasi olahraga sepak bola.
4. Staf pengajar mata kuliah sepak bola sebagai acuan dalam perkuliahan
sepak bola itu sendiri.
5. Bagi penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
pendidikan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
10
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Kajian Teori
1. Sepakbola
Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu,
masing-masing regu terdiri dari sebela orang pemain termasuk penjaga
gawang. (Sucipto, dkk. 2000:7). Sedangkan Suharno (1982:79)
berpendapat bahwa “sepakbola tediri dari 11 orang pemain”.
Sepakbola dapat dimainkan di luar ruangan (out door) dan di
dalam ruangan (in door). Pengertian sepakbola dalam penelitian ini adalah
out door atau sepakbola yang dimainkan di luar ruangan. Selain untuk
mengenalkan aturan-aturan yang tertuang dalam peraturan PSSI supaya
seorang pemain bisa mengenal peraturan yang ada.
Banyak cara dan usaha dalam meningkatkan prestasi olahraga
seorang pemain yaitu dengan melaksanakan dan melakukan penerapan
berbagai model latihan, baik latihan fisik maupun teknik. Selain itu dapat
juga melalui pendekatan ilmiah dengan memanfaakan ilmu penunjang
olahraga seperti biomekanik, fisiologis dan ilmu faal lainnya.
Setiap cabang olahraga mempunyai tujuan dari permainannya.
Tujuan permainan sepakbola adalah pemain memasukkan bola sebanyak-
banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawangnya sendiri
agar tidak kemasukan (Djezed, 1985:8). Suatu regu dinyatakan menang
11
apabila regu tersebut dapat memasukkan bola terbanyak ke gawang
lawannya dan apabila sama maka permainan dinyatakan draw atau seri.
Hampir seluruh permainan dimainkan dengan keterampilan kaki,
badan, dan kepala untuk memainkan bola. Namun demikian agar dapat
bermain sepakbola yang baik perlu bimbingan dan tuntutan tentang
kondisi fisik dan teknik dasar sepakbola agar tujuan tercapai. Sasaran
utama dalam setiap serangan adalah mencetak gol. Agar dapat mencetak
gol ke gawang lawan, maka pemain dituntut untuk mampu memiliki
kondisi fisik yang baik dan teknik dasar sepakbola yang baik. Kondisi fisik
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kelincahan dan koordinasi,
sedangkan teknik dasar sepakbola yang dimaksudkan adalah kemampuan
dribbling.
2. Kemampuan Dribbling
a. Pengertian dribbling
Di dalam permainan sepakbola dribbling merupakan suatu teknik
yang harus dikuasai agar mampu mencapai prestasi maksimal. Menurut
Diknas (1984:12) mengatakan bahwa : “dribbling merupakan teknik dalam
usaha memindahkan bola dari suatu daerah ke daerah lain pada saat
permainan berlangsung”. Selanjutnya menurut Darwis (1999 : 59) :
“menggiring bola adalah merupakan teknik atau usaha memindahkan bola
dari suatu daerah ke daerah lain pada permainan yang sedang
berlangsung”.
12
Dalam kesempatan lain Tim mata kuliah sepakbola (2012:138)
mengatakan “menggiring bola merupakan teknik dalam usaha
memindahkan bola dari suatu daerah ke daerah lain pada saat permainan
sedang berlangsung”. Kemudian Djezed (1985:15) menjelaskan
“menggiring bola atau membawa bola adalah kelanjutan atau tidak
mengontrol bola, oleh sebab itu prinsip-prinsip bola pada saat menggiring
bola, agar kedua kaki ikut aktif menyentuh bola dengan tendangan pendek-
pendek baik dengan kaki bagian dalam, bagian luar atau bagian atas”.
Dari pendapat ahli di atas dapat dikemukakan bahwa dribbling
merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang harus
dimiliki oleh seorang pemain. Dribbling dilakukan dengan mendorong
bola pendek-pendek dengan kaki dimana bola selalu dalam penguasaan.
Dribbling yang baik dapat membantu pemain untuk memindahkan bola
kedaerah lain pada saat permainan sedang berlangsung. Selain itu
kemampuan menggiring bola (dribbling) yang baik dapat dilakukan atau
direalisasikan untuk memecahkan suatu tujuan gerak olahraga permainan
sepakbola itu sendiri.
b. Jenis-jenis dribbling.
Dribbling adalah salah satu teknik yang harus dikuasai oleh
seorang pemain sepakbola. Ada beberap bentuk dribbling yang bisa
dilakukan oleh pemain sepakbola. Menurut Tim mata kuliah sepakbola
(2012: 139-141) mengemukakan beberapa cara dalam melakukan
dribbling, yaitu :
13
a. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam.
Dengan menggunakan bagian kura-kura kaki bagian dalam berarti
posisi dari bola selalu berada dalam penguasaan pemain. Hal ini akan
menyebabkan lawan menemui kesukaran untuk merampas bola. Selain itu
pemain yang menggiring bola tersebut dapat dengan mudah merubah arah
andaikan pemain lawan berusaha merebut bola. Jadi hal seperti ini dapat
diartikan jika pemain yang menggiring bola selalu diikuti atau dibayangi
oleh lawan maka cara menggiring bola seperti inilah yang lebih baik
dilakukan karena bola selalu berada diantara kedua kaki. Di samping itu
kalau menggiring bola menggunakan kura-kura bagian dalam pemain
dapat merubah-ubah kecepatan sewaktu menggiring bola.
b. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar.
Menggiring bola dengan menggunakan kura-kura bagian luar
memberi kesempatan bagi pemain untuk berubah-ubah arah serta dapat
menghindari lawan yang berusaha merampas bola. Merubah arah atau
membelok ke kiri maupun ke kanan berarti menghindarkan bola dari lawan
karena dengan cara demikian tubuh pemain yang sedang mengiring bola
dapat menutup atau membatasi antara lawan dengan bola.
Pelaksanaan dari cara ini biasanya dilakukan dengan langkah--
langkah pendek dan dengan kecepatan yang bervariasi. Dengan melakukan
langkah-langkah pendek jarak antara bola tubuh dapat dikontrol
sedemikian rupa sehingga sukar bagi lawan untuk merampas bola tersebut.
14
Dengan demikian cara mengiring bola ini merupakan suatu usaha
melindungi bola dari hadangan lawan.
c. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian atas.
Mengiring bola dengan menggunakan kura-kura kaki bagian atas
biasanya dengan tujuan membawa bola lurus, dimana kemungkinan tidak
ada rintangan dart lawan. Membawa bola seperti ini dapat dilakukan
dengan cepat bahkan kalau memungkinkan bola berarti digiring tapi
ditendang lalu dikejar atau (Kick and Run). Bagi pemain yang mempunyai
kecepatan lari hal tersebut sangat menguntungkan karena dapat
meninggalkan lawan dalam melakukan serangan ke daerah pertahanan
lawan.
Selain itu Luxbacher (2001:48) menyatakan cara menggirng bola
ke dalam dua jenis;
1) menggiring boa dengan kontrol yang rapat
menggiring bola dengan kontrol rapat dilakukan dengan cara
mendorong bola pelan-pelan dan bola selalu dibawah badan.
2) menggirng bola dengan cepat
menggiring bola dengan cepat dilakukan dengan cara
mendorong bola kedepan dengan cepat tetapi bola masih dalam
penguasaan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas pada hakekatnya dribbling
merupakan suatu teknik gerakan dalam permainan sepakbola yang
mengerahkan seluruh tubuh untuk bergerak, dimana pergerakan kaki
15
mendorong bola dengan cara berlari berpindah tempat dari suatu tempat ke
tempat lain sesuai dengan yang diharapkan dan selalu tepat dalam
penguasaan.
c. Tujuan dribbling
Teknik dribbling memiliki peran tersendiri dalam suatu
pertandingan. Menurut Sneyers (1988 : 55) “dribbling berguna untuk
mengadakan serangan balik, menarik perhatian lawan dan memberi
kesempatan untuk membebaskan diri dari kawalan lawan, disamping itu
dribbling juga berguna untuk mencetak gol ke gawang lawan dengan cara
melewati kipper jika sudah berhadapan langsung dengan kipper tersebut”.
Selain itu Luxbacher (2001:47) menyatakan bahwa “penggiringan bola
dalam sepakbola memiliki fungsi yang sama dengan bola baket yaitu
memungkinkan anda untuk mempertahankan bola saat berlari melintasi
lawan atau maju keruang yang terbuka”.
Selaras dengan pendapat di atas, tim mata kuliah sepakbola
(2012:139) mengemukakan tujuan dari menggiring bola adalah:
1) Untuk memindahkan daerah permainan
2) Untuk melewati lawan
3) Memancing lawan untuk mendekati bola hingga daerah
penyerangan terbuka
4) Untuk memperlambat tempo permainan.
Berdasaran pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat kita
pahami bahwa dribbling merupakan suatu teknik yang sering digunakan
16
untuk mengadakan serangan balik, melewati lawan, memancing lawan,
mengatur tempo permainan, serta mencetak gol ke gawang lawan. Dengan
demikian jelas bahwa dribbling merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk meraih prestasi yang baik dalam sepakbola. Dribbling
dapat diperoleh dari latihan yang kontinu dan terarah. Tanpa adanya
latihan yang kontinu dan terarah, kemampuan dribbling seorang pemain
sepakbola tidak akan bagus. Hal ini sangat mempengaruhi dalam
permainan sepakbola, karena melalui dribbling dapat mencetak gol ke
gawang lawan dengan cara melewati kiper lawan.
Dapat kita pahami bahwa teknik dribbling adalah salah satu teknik
yang harus dikuasai oleh seorang pemain sepakbola. Dengan teknik
dribbling yang baik seorang pemain sepakbola akan mampu mengecoh
lawan ketika satu lawan satu, mampu melakukan serangan balik dengan
cepat, dan bisa juga mencetak gol ke gawang lawan dengan cara melewati
penjaga gawang. Jadi, dengan teknik dribbling yang baik diduga seorang
pemain akan mampu berprestasi lebih baik.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dribbling
Dribbling merupakan salah satu teknik yang harus dimiliki oleh
seorang pemain sepakbola. Dengan dribbling yang baik, seorang pemain
memiliki kesempatan untuk memecah konsentrasi pertahanan lawan,
bahkan dribbling yang baik juga bisa digunakan untuk mencetak gol,
engan cara melewati penjaga gawan. Untuk mendapatkan dribbling yang
baik banyak faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor yang
17
mungkin mempengaruhi kemampuan dribbling pemain sepakbola antara
lain :
1. Teknik
Teknik merupakan hal yang berpengaruh terhadap kemampuan
dribbling seorang pemain sepakbola. Tanpa teknik yang bagus mustahil
akan didapat kemampuan dribbling yang baik. Teknik dribbling dapat
dilakukan dengan menggunakan kura-kura kaki bagian dalam, kura-
kura kaki bagian luar, dan kura-kura atas, tergantung kondisi didalam
pertandingan. Namun, teknik yang biasa digunakan oleh pemain adalah
dribbling dengan menggunakan kaki bagian luar atau kura-kura atas.
2. Latihan
Latihan adalah suatu proses yang terprogram secara sistematis
dalam mempersiapkan atlet pada tingkat penampilan tertinggi yang
dilakukan berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin lama
semakin meningkat. Tanpa latihan yang baik mustahil kemampuan
dribbling bola akan menjadi baik. Dengan latihan yang terprogram dan
sistematis diharapkan kemampuan dribbling akan semakin baik.
Banyak metode latihan yang bisa digunakan oleh pelatih untuk
meningkatkan kemampuan dribbling pemain. Seperti latihan dengan
menggunakan rangkaian latihan ataupun dengan rangkaian bermain.
Namun, semua metode latihan yang digunakan harus dilaksanankan
secara teratur dan sistematis berdasarkan prinsi-prinsip latihan yang
ada.
18
3. Sarana dan Prasarana
Faktor lain yang juga mempengaruhi kemampuan dribbling
seorang pemain sepak bola adalah sarana dan prasarana, walaupun tidak
dominan. Sarana dan prasrana yang dimaksud adalah kondisi lapangan,
dengan kondisi permukaan lapangan yang tidak baik maka susah untuk
melakukan dribbling bola dengan baik dan benar.
3. Kelincahan
a. Pengertian kelincahan
Menurut pendapat Arsil (2008:138) “kelincahan (agility)
merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan cepat dan
mengubah arah dengan tangkas”. Lebih dijelaskan Sajoto (1988: 60)
“kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah dari satu
posisi ke posisi yang lain di area tertentu, atau seseorang yang mampu
merubah satu posisi yang berbeda dengan kelentukan tinggi dan koordinasi
gerak yang baik, berarti kelincahannya cukup tinggi”.
Selaras dengan pendapat para ahli di atas Irawadi (2011:108)
menyatakan bahwa “kata “kelincahan” merupakan terjemahan dari kata
“agility” yang di artikan sebagai kemampuan tubuh dalam bergerak dan
merubah arah dalam waktu yang sesingkat-singkatnya tanpa kehilangan
keseimbangan”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, jelas bahwa kelincahan
adalah salah satu unsur yang penting dimiliki oleh seorang atlet. Dengan
kelincahan yang dimilikinya atlet akan mudah beradaptasi dengan teknik
19
yang diberikan pelatih saat latihan dan disaat pertandingan atlet akan
mudah menghindar dari serangan lawan. Dalam permainan sepakbola
kelincahan sangat penting dimiliki oleh pemain. Pemain yang lincah akan
terlihat gesit dilapangan, baik saat menjaga lawan maupun disaat
menguasai bola. Salah satu teknik sepakbola yang membutuhkan
kelincahan adalah dribbling.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan.
Pada hakikatnya kelincahan pada permainan sepakbola adalah
kegiatan dalam menggerakkan badan atau anggota badan untuk
menyelesaikan gerak secara lengkap dengan waktu yang singkat dalam
situasi yang berbeda dan arah yang berubah di mana kegiatan tersebut
diperoleh selama mengikuti latihan atau pun bermain.
Kelincahan seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdapat
dalam tubuhnya. Menurut Irawadi (2011:111) kelincahan dipengaruhi
oleh:
1) Sistem saraf pusat2) Kekuatn otot3) Bentuk, jenis serabut otot, struktur sendi4) Tingkat elastisitas otot5) Keluasan gerak sendi6) Koordinasi intermuskular7) Koordinasi intra muskular8) Kelelahan9) Jenis kelamin10) Suhu otot
Dari pendapat di atas dapat kita pahami bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi kelincahan seseorang. Semua faktor tersebut saling
berkaitan antar satu dengan yang lainnya. Sistem saraf pusat merupakan
20
sumber pengendalian kegiatan melalui peran yang diberikan saraf.
Menurut Irawadi (2011:112)
“semakin baik peran dari saraf-saraf pusat dalam menjalankan atau mengkoordinasikan perintah untuk suatu kegiatan, maka semakin baik pulalah seharusnya hasil gerakan yang dilakukan. Sebaliknya, jika fungsi SSP tidak maksimal, maka kemungkinan perintahnya tidak sempurna, dan pada akhirnya gerakan yang dilakukan jadi tidak sempurna. Ini berarti bahwa fungsi SSP sangat berpengaruh terhadap kelincahan”.Dari kutipan di atas, jelas bahwa sistem saraf pusat memiliki peran
yang sangat penting dalam proses pelaksanaan perintah untuk suatu
kegiatan, dalam hal ini kelincahan. Selain SSP banyak faktor lain yang
mempengaruhi kelincahan seseorang seperti yang telah disebutkan di atas.
Kesemua unsur tersebut mempunyai peran masing-masing dalam
mempengaruhi proses pelaksanaan kelincahan.
Dalam permainan sepakbola kelincahan diperlukan untuk
mengontrol bola, menggiring bola, saat melewati lawan dan berbalik
dalam waktu yang singkat untuk mengatasi rampasan bola dari lawan.
Pemain sepakbola yang memiliki kelincahan yang baik cenderung
memiliki koordinasi gerakan yang lancar, karena koordinasi merupakan
kerjasama antara system syaraf pusat dan otot-otot yang dipergunakan
dalam melakukan gerakan. Dalam permainan sepakbola akan kelihatan
koordinasi gerakan yang baik, pemain akan mudah bergerak ke arah bola
yang datang sambil melakukan gerakan menahan bola, menendang dan
merubah arah sesuai dengan keinginan saat bermain.
21
c. Metode latihan kelincahan
Melakukan gerak tipu dengan bola atau menggiring bola. Zig-zag
melewati lawan tidak dapat dilakukan dengan pelan tetapi dengan gerakan
yang tiba-tiba dan cepat dalam merubah arah. Kelincahan dalam
memainkan atau menggiring bola sering membantu pemain dalam
mengatasi situasi yang sulit seperti saat di kepung oleh beberapa pemain
lawan. Sedikit saja bola jauh dari jangkauan, bola akan direbut lawan.
Pemain bola yang baik adalah pemain yang gesit dan lincah. Dengan
kelincahannya pemain akan mudah bergerak, merubah arah posisi badan
sambil menggiring bola dengan kencang. Selain itu ketika berhadapan satu
lawan satu dengan lawan, pemain yang lincah akan dengan mudah
melewati lawan yang menghadangnya.
Untuk mendapatkan kelincahan yang baik perlu dilatih secara
kontinue dan teratur. Banyak cara yang bisa dilakukan seseorang untuk
mendapatkan kelincahan yang bail. Menurut Irawadi (2011:114) “bentuk
latihan kelincahan pada dasarnya adalah latihan pergerakan-pergerakan
kaki. Latihan bisa berbentuk melangkah kecil cepat-cepat, mengangkat
lutut lebih tinggi, menggabungkan beberapa variasi gerakan kaki, dan
kadangkala digabungkan dengan lari cepat”.
Selain itu Harsono (1988:172) memberikan beberapa bentuk
latihan kelincahan, antara lain:
1) Lari bolak-balik (shuttle run)Atlet lari bolak-balik secepatnya dari titik yang satu ke titik yang lain sebanyak kira-kira 10 kali. Setiap kali sampai pada suatu titik, dia harus berusaha untuk secepatnya membalikkan diri untuk lari menuju ke titik yang lain.
2) Lari zig zag
22
Latihan ini hampir sama dengan lari bolak-balik, kecuali atlet harus lari melalui beberapa titik, misalnya 10 titik.
3) Squat thrust atau modifikasinyaContoh latihan: berdiri tegak – jongkok, tangan di lantai –lempar kaki ke belakang sehingga seluruh tubuh lurus dalam sikap push up – dengan kedua lengan tetap bersandar di lantai, lempar kedua kaki ke depan diantara kedua lengan – luruskan seluruh badan (menghadap ke atas) – satu tangan lepaskan dari lantai dan segera balikkan badan hingga berada dalam sikap push up kembali – kembali berdiri tegak. Seluruh rangkaian gerakan dilakukan secepatnya.
4) lari rintangan (obstacle run)Di suatu ruang atau lapangan ditempatkan beberapa rintangan. Tugas atlet adalah untuk secepatnya melalui rintangan-rintangan tersebut, baik dengan cara melompatinya, menerobos (di kolong meja), memanjat, dan sebagainya.
Dari pendapat di atas dijelaskan bahwa banyak cara untuk melatih
kelincahan atlet. Ini juga bisa digunakan untuk melatih kelincahan pemain
sepakbola. Tergantung bagaimana pelatih memilih metode mana yang
paling tepat digunakan. Apabila kelincahan pemain sudah bagus, diduga
kemampuan dribbling nya akan lebih baik, karena gerakan pemain tidak
kaku lagi.
4. Koordinasi Mata-Kaki
a. Pengertian Koordinasi
Koordinasi merupakan salah satu elemen kondisi fisik. Kondisi
yang dimaksud disini adalah koordinasi yang berkaitan dengan gerak.
Menurut Irawadi (2011:103) “Koordinasi merupakan suatu proses
kerjasama otot yang akan menghasilkan suatu gerakan yang tersusun dan
terarah, yang bertujuan untuk membentuk gerakan-gerakan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu keterampilan teknik”. Sedangkan
Kiram (2000:87) menjelaskan bahwa “koordinasi merupakan hubungan
23
timbal balik antara syaraf pusat dengan otot gerak dan mengatur
pengendalian impuls dan kerja otot untuk melaksanakan suatu gerak”.
Selaras dengan pendapat ahli di atas Jonath dan Krempel dalam
Syafruddin (2011:169) menyatakan bahwa “Koordinasi merupakan
kerjasama sistem persyarafan pusat sebagai sistem yang telah diselaraskan
oleh proses ransangan dan hambatan serta otot rangka pada waktu jalannya
suatu gerakan secara terarah”. Sedangkan Syafruddin (2011:170)
mendefinisikan koordinasi sebagai berikut: “Koordinasi merupakan
kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas motorik secara cepat dan
terarah yang ditentukan oleh proses pengendalian dan pengaturan gerakan
serta kerja sama sistem persarafan pusat”.
Dari pendapat di atas jelas bahwa koordinasi merupakan hal yang
sangat penting dimiliki oleh seorang atlet, karena koordinasi seringkali
dikaitkan dengan kualitas gerakan. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Syafruddin (2011:171) “Semakin baik tingkat
koordinasi seseorang maka semakin baik pula kualitas gerakan yang
ditampilkan”.
Gerakan yang terkoordinasi dengan baik tidak banyak menguras
tenaga. Jika dituntut untuk melakukan gerakan dengan cepat, maka ia akan
sanggup melakukannya dengan baik. Sebaliknya orang yang tidak
memiliki koordinasi yang baik cenderung lebih susah mempelajari dan
melakukan suatu keterampilan gerak tertentu. Geraknya kelihatan kaku,
24
tidak berirama. Akibatnya ia membutuhkan banyak tenaga dalam
menampilkan suatu gerakan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi
Tingkat koordinasi gerak seseorang tercermin dalam
kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat dan
efisien. Seorang atlet dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu
melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah
dan cepat dapat melakukan keterampilan yang masih baru baginya. Dia
juga dapat mengubah dan berpindah secara cepat dari pola gerak yang satu
ke pola gerak yang lainnya sehingga gerakannya menjadi efisien.
Koordinasi seseorang juga dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Menurut Jonath/Krempel dalam Syafruddin (2011:173) “faktor –faktor
yang membatasi kemampuan koordinasi gerakan adalah kemampuan
fisiologi saraf, otot-otot saraf sensoris dan mekanis.
Koordinasi dapat dibedakan atas beberapa jenis. Menurut Weineck
dalam Syafruddin (2011:172) “kemampuan koordinasi dapat dibedakan
melalui dua sudut pandang yaitu: (1) dari sudut pandang kebutuhan
olahraganya, dan (2) melalui fungsi otot secara fisiologi. Berdasarkan
kebutuhan olahraganya, kemampuan koordinasi dapat dibedakan atas
kemampuan koordinasi umum dan koordinasi khusus”. Kemampuan
koordinasi umum merupakan hasil dari latihan dalam berbagai cabang
olahraga. Koordinasi khusus adalah kemampuan koordinasi yang terkait
langsung dengan kebutuhan olahraganya.
25
Dalam permainan sepakbola koordinasi sangat diperlukan oleh
seorang pemain. Koordinasi yang baik akan memudahkan pemain
menjalani proses latihan dan mempraktekan teknik-teknik sepakbola.
Salah satu teknik yang membutuhkan koordinasi yang baik adalah
dribbling. Ketika seorang pemain sepakbola mampu melakukan suatu
rangkaian gerakan seperti melakukan teknik dribbling dengan baik dan
lancar, maka berarti pemain tersebut telah memiliki koordinasi gerakan
yang baik.
Koordinasi yang tinggi akan mendukung penampilan dalam
melakukan dribbling yang efektif dan efisien, khususnya apabila
keterampilan tersebut berada dalam situasi bermain. Tanpa memiliki
koordinasi yang baik, maka kesesuaian dan keselarasan irama gerakan
dribbling menjadi sulit untuk diterapkan dalam situasi bermain. Semakin
komplek gerak yang dilakukan, semakin tinggi koordinasi yang diperlukan
untuk melaksanakan teknik-teknik lainnya dalam permainan sepakbola.
c. Metode latihan koordinasi
Kemampuan koordinasi hanya bisa diperbaiki melalui latihan. oleh
karena itu ketepatan penggunaan metode latihan akan sangat menetukan
peningkatan kualitas koordinasi. Jonath/Krempel dalam Syafruddin
(2011:175) menyatakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
koordinasi gerakan perlu diperhatikan beberapa prinsip latihan berikut ini :
1) Pelajari koordinasi gerakan yang baru dan beraneka ragam dengan tujuan untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang kompleks.
26
2) Pelajari keterampilan-keterampilan gerakan yang baru secara bervariasi. Gerakan-gerakan yang terotomatisasi sebaiknya dikonfrontasi karena gerakan tersebut menghambat perkembangan koordinasi.
3) Latihan-latihan untuk mengembangkan koordinasi harus menunjukkan suatu tingkat kesulitan tertentu dalam arti koordinasi motorik.
4) Pengembangan koordinasi yang lebih baik adalah pada usia anak-anak dan remaja, yang merupakan dasar untuk mempelajari keterampilan-keterampilan yang baru dan kompleks.
5) Latihan-latihan yang bertujuan untuk memperbaiki kemampuan koordinasi sebaiknya diberikan pada awal suatu unit (sesi) latihan, dimana volume latihannya tidak begitu besar dan sebaiknya dilakukan dengan frekwensi yang tinggi.
Selain memperhatikan prinsip-prinsip latihan di atas, pelatih harus
bisa mencari bentuk-bentuk latihan yang tepat untuk meningkatkan
koordinasi para pemain. Syafruddin (2011:176) memberikan bentuk-
bentuk latihan koordinasi sebagai berikut :
1) Latihan dengan merubah kecepatan gerakan2) Latihan dengan merubah batas ruangan untuk bergerak
(misalnya memperkecil lapangan permainan)3) Merubah alat-alat yang digunakan dalam latihan4) Mempersulit gerakan-gerakan yang dilakukan seperti
memperbanyak putaran pada lempar cakram, manambah putaran sebelum mendarat pada senam lantai
5) Latihan-latihan keseimbangan6) Mempersulit gerakan-gerakan yang dilakukan melalui
perubahan pelaksanaan gerakan (misalnya gerakan maju, mundur, ke samping, gerakan menangkat satu kaki atau dua kaki)
7) Latihan-latihan yang dikombinasikan seperti lari-lari di tempat, squat thruss, lompat dengan mengangkat kedua paha tinggi ke atas, lompat-lompat dengan menyentuh kedua telapak kaki dengan tangan yang berlawanan di depan dan di belakang badan, dan masih banyak lagi latihan kombinasi yang lain. Selain itu juga dapat dilakukan dengan dan tanpa alat.
27
Dari penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa ada prinsip-prinsip
latihan yang harus diperhatikan dalam melatih koordinasi seorang pemain
sepakbola. Prinsip-prinsip ini harus dilaksanakan agar nanti tidak terjadi
permasalahan atau cedera pada pemain. Setelah prinsip ini dapat dipahami,
bentuk-bentuk latihan yang telah dikemukakan di atas bisa menjadi acuan
untuk meningkatkan koordinasi pemain. Apabila koordinasi baik maka
kemampuan dribbling akan lebih mudah dipelajari oleh pemain, bahkan
pemain akan lebih mantap dalam melakukan teknik dribbling.
d. Koordinasi Mata-kaki
Di dalam pelaksanaan dribbling koordinasi yang dominan
dibutuhkan adalah koordinasi mata-kaki. Menurut Sajoto (1995 : 53)
koordinasi mata-kaki adalah :
“gerakan yang terjadi dari informasi yang diintegrasikan ke dalam gerak anggota badan. Semua gerak yang terjadi harus dapat di kontrol dengan penglihatan dan harus tepat, sesuai dengan aturan yang direncanakan dalam pikiran. Memantul-memantul bola,melempar, menendang dan menghentikannya, semua memerlukan sejumlah input yang dapat dilihat, kemudian input tersebut diintegrasikan ke dalam gerak motorik sebagai output, agar hasilnya benar-benar terkoordinir secara rapi dan luwes”.
Selanjutnya Sumosardjono (1986:125) mengatakan fungsi
kordinasi mata-kaki adalah “ integrasi antara mata sebagai pemegang
fungsi utama, dan kaki sebagai pemegang fungsi yang melakukan suatu
gerakan tertentu. Dalam hal ini, kedua mata akan memberitahukan kapan
bola berada disuatu titik agar kaki langsung bergerak untuk melakukan
giringan bola”.
28
Berdasarkan dari kutipan di atas, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa koordinasi mata-kaki merupakan kerjasama antara
penglihatan dengan pikiran dan diteruskan ke anggota badan, sehingga
terjadinya suatu gerakan atau dapat juga dikatakan input yang diterima
mata karena adanya perintah dari pikiran dan diintegrasikan dalam bentuk
gerak motorik yang terkoordinir dengan baik.
Koordinasi mata-kaki merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi gerak. Koordinasi mata-kaki merupakan unsur kemampuan
gerak yang harus dimiliki seorang pemain sepakbola sebab dengan
koordinasi mata-kaki yang bagus, pemain yang melakukan dribbling dapat
menerobos dan melemahkan daerah pertahanan lawan. Koordinasi mata-
kaki bukan hanya berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan
tetapi dapat pula terbatas pada menggerakkan seluruh tubuh dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya.
Koordinasi mata-kaki melibatkan koordinasi otot-otot besar pada
tubuh dengan cepat dan tepat dalam suatu aktifitas tertentu. Koordinasi
mata-kaki dapat dilihat dari sejumlah besar kegiatan dalam olahraga
meliputi kerja kaki (footwork) yang efisien dan perubahan posisi tubuh
dengan cepat. Seseorang yang mampu bergerak dengan koordinasi seperti
tersebut diatas yang cepat dan tepat berarti memiliki koordinasi mata-kaki
yang baik. Koordinasi mata-kaki sangat diperlukan dalam melakukan
dribbling, karena dengan adanya koordinasi mata-kaki yang baik kita akan
mempunyai kecepatan dan ketepatan dalam melakukan dribbling.
29
B. Kerangka Konseptual
1. Kontribusi kelincahan terhadap kemampuan dribbling
Kelincahan merupakan salah satu unsur yang penting dimiliki oleh
seorang atlet. Dengan kelincahan yang dimilikinya atlet akan mudah
beradaptasi dengan teknik yang diberikan pelatih saat latihan dan disaat
pertandingan atlet akan mudah menghindar dari serangan lawan. Dalam
permainan sepakbola kelincahan sangat penting dimiliki oleh pemain.
Pemain yang lincah akan terlihat gesit dilapangan, baik saat menjaga
lawan maupun disaat menguasai bola.
Dalam melakukan teknik dribbling, kelincahan sangat penting
dimiliki oleh pemain sepakbola. Pemain yang lincah akan lebih mudah
melakukan rangkaian gerakan dribbling. Disaat pertandingan berlangsung
pemain yang lincah akan sulit dijaga oleh lawan karena pergerakannya
lebih gesit. Begitu juga saat melakukan dribbling, pemain yang lincah
akan terlihat lebih mudah melakukan rangkaian gerakan dribbling, selai itu
ketika berhadapan satu lawan satu dengan lawan pemain yang lincah akan
lebih mudah melewati lawannya.
Dari penjelasan di atas, maka dapat diduga bahwa kelincahan
memberikan kontribusi terhadap kemampuan dribbling seorang pemain
sepakbola.
2. Kontribusi koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan dribbling
Koordinasi merupakan salah satu elemen kondisi fisik yang sangat
penting dimiliki oleh pemain sepakbola. Koordinasi yang dominan dalam
30
pelaksanaan teknik sepakbola adalah koordinasi mata-kaki. Koordinasi
mata-kaki merupakan kerjasama antara penglihatan dengan pikiran dan
diteruskan ke anggota badan, sehingga terjadinya suatu gerakan atau dapat
juga dikatakan input yang diterima mata karena adanya perintah dari
pikiran dan diintegrasikan dalam bentuk gerak motorik yang terkoordinir
dengan baik.
Dalam permainan sepakbola koordinasi yang baik sangat penting
dimiliki oleh seorang pemain. Dengan koordinasi yang baik pemain akan
mudah melakukan gerakan-gerakan teknik sepakbola. Salah satu teknik
yang membutuhkan koordinasi mata-kaki yang baik adalah kemampuan
dribbling. Pemain yang memiliki koordinasi mata-kaki yang baik akan
terlihat lebih mudah melakukan dribbling, selain itu gerakannya tidak
kaku. Koordinasi mata-kaki yang tinggi akan mendukung penampilan
dalam melakukan dribbling yang efektif dan efisien, khususnya apabila
keterampilan tersebut berada dalam situasi bermain. Tanpa memiliki
koordinasi mata-kaki yang baik, maka kesesuaian dan keselarasan irama
gerakan dribbling menjadi sulit untuk diterapkan dalam situasi bermain.
Berdasarkan hal yang dikemukakan di atas, maka dapat diduga
bahwa koordinasi mata-kaki memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap kemampuan dribbling pemain sepakbola.
3. Kontribusi kelincahan dan koordinasi mata-kaki secara bersama-sama terhadap kemampuan dribbling.
Kelincahan merupakan salah satu unsur yang penting dimiliki oleh
seorang atlet. Dengan kelincahan yang dimilikinya atlet akan mudah
31
beradaptasi dengan teknik yang diberikan pelatih saat latihan dan disaat
pertandingan atlet akan mudah menghindar dari serangan lawan. Sedangkan
koordinasi mata-kaki merupakan kerjasama antara penglihatan dengan pikiran
dan diteruskan ke anggota badan, sehingga terjadinya suatu gerakan atau dapat
juga dikatakan input yang diterima mata karena adanya perintah dari pikiran
dan diintegrasikan dalam bentuk gerak motorik yang terkoordinir dengan baik.
Dalam permainan sepakbola kedua unsur kondisi fisik ini sangat penting
dimiliki oleh seorang pemain, baik dalam pelaksanaan teknik maupun taktik.
Salah satu teknik yang membutuhkan unsur kelincahan dan koordinasi mata-
kaki adalah dribbling.
Apabila kelincahan dan koordinasi mata-kaki dikombinasikan dengan
baik, akan membuat gerakan dribbling terlihat lebih tersusun dan tertata
dengan rapi, karena pemain tidak terlihat kaku dalam melakukan dribbling.
Disaat melewati lawan, pemain akan lebih mudah mengecohnya karena
gerakannya lebih gesit dan lincah. Dalam suatu pertandingan, kombinasi
kelincahan dan koordinasi mempunyai peranan yang penting saat melakukan
dribbling. Pemain akan lebih cepat melakukan serangan balik ke daerah
lawan.
Berdasarkan uraian di atas diduga unsur kelincahan dan koordinasi
mata-kaki secara bersama-sama memiliki kontribusi yang signifikan terhadap
kemampuan dribbling pemain sepakbola, terutama pada pemain sekolah
sepakbola (SSB) Excelent. Agar lebih jelasnya bentuk kontribusi dari
32
kelincahan dan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan dribbling dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 1 : Kontribusi kelincahan dan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual di atas, maka dapat
diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Kelincahan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan
dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah
Datar.
2. Koordinasi mata-kaki memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
kemampuan dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent
Kabupaten Tanah Datar.
3. Kelincahan dan koordinasi mata-kaki secara bersama-sama memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan dribbling pemain sekolah
sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar.
KELINCAHAN(X1)
Kemampuan Dribbling(Y)
KOORDINASIMATA-KAKI (X2)
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitianan
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat serta melihat
seberapa besar kontribusinya. Adapun variabel bebasnya adalah 1) Kelincahan
(X1), dan 2) Koordinasi mata-kaki (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah
3) Kemampuan dribbling (Y).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lapangan sepak bola sekolah sepakbola
(SSB) Excelent yang bertempat di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar.
Waktu pengambilan data dilakukan pada tanggal 1 Juli 2012.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010:117) “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitit untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Pada penelitian ini yang dijadikan
populasi adalah pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent yang berjumlah
154 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
34
Tabel 1. Populasi penelitian
No Kelompok Umur Jumlah (orang)
1 U-12 Tahun 15
2 U-13 Tahun 24
3 U-14 Tahun 40
4 U-15 Tahun 27
5 U-17 Tahun 26
6 U-18 Tahun 22
Jumlah 154
Sumber : Pengurus SSB Excelent (Terlampir)
2. Sampel
Penetapan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Menurut Arikunto (1990:128) “purposive sampling yaitu
teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai
pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampel”. Dari
populasi yang ada maka diambil kelompok U-17 dan U-18 yang berjumlah
48 orang sebagai sampel dengan pertimbangan bahwa kelompok ini sudah
lama menjalani proses latihan dan mampu melaksanakan dribbling dengan
baik. Namun, pada saat pengambilan data yang hadir hanya 34 orang, maka
sampel dalam penelitian ini 34 orang.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang berasal dari sampel
sedangkan data sekunder adalah data yang bukan dari sampel. Data primer
35
diperoleh dari hasil tes dan pengukuran terhadap pemain yang meliputi : 1)
tes kelicahan, 2) tes koordinasi mata-kaki, dan 3) tes kemampuan
dribbling. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen
yang diberikan oleh pengurus sekolah sepakbola (SSB) Excelent.
2. Sumber data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari hasil tes
kelincahan, koordinasi tubuh, dan kemampuan dribbling pemain sekolah
sepakbola (SSB) Excelent.
E. Definisi Operasional
1. Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk bergerak dan merubah
arah secepat mungkin tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan disini
diukur dengan zig zag run test dengan satuan detik.
2. Koordinasi mata-kaki adalah kerjasama antara penglihatan dengan pikiran
dan diteruskan ke anggota badan, sehingga terjadinya suatu gerakan atau
dapat juga dikatakan input yang diterima mata karena adanya perintah dari
pikiran dan diintegrasikan dalam bentuk gerak motorik yang terkoordinir
dengan baik. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
koordinasi mat-kaki dengan satuan jumlah atau total dari keberhasilan
pemain melakukan tes koordinasi mata-kaki.
3. Kemampuan dribbling adalah kemampuan pemain untuk mendorong bola
menggunakan kaki agar bergulir terus-menerus di atas tanah. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan dribbling dengan
satuan detik.
36
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Berhubung data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data
primer maka pengambilan data dilakukan dengan cara melaksanakan tes.
Sebelum tes dilakukan disiapkan perlengkapan dan tenaga pembantu dalam
penelitian ini. Adapun tenaga pembantu dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. Tenaga Pembantu PenelitianNo Nama Jabatan
1 Robi Alta Pelatih/pengawas
2 Khairul Rahmat Peneliti
3 Jepri Tenaga pembantu/Perlengakapan
4 Gilang Tenaga Pembantu/Pencatat Skor
Dan tes yang dilakukan yakni : 1) tes kelincahan, 2) tes koordinasi
koordinasi, dan 3) tes .kemampuan dribbling.
1. Tes Kelincahan
Untuk mendapatkan data kelincahan dilakukan tes Zig zag run
(Nurhasan, 1984:55).
Tujuan : - Untuk mengukur kelincahan
Perlengkapan : - Lintasan yang datar, Stopwatch, pluit dan alat-alat tulis.
Pelaksanaan : 1) Testee berdiri dibelakang garis start.
2) Bila ada aba-aba “ya”, testee lari secepat mungkin
mengikuti arah panah sesuai dengan diagram sampai
batas finish.
37
3) Masing-masing testee diberi kesempatan melakukan tes
ini sebanyak 2 kali kesempatan, dan diambil waktu
terbaiknya.
3 meter
Start/finish4,85 meter
Gambar 2. Tes Kelincahan
ket : = Cones
= arah lari
2.Tes Koordinasi Mata-Kaki
Untuk mendapatkan data tentang koordinasi dilaksanakan tes koordinasi
mata-kaki (Winarno, 2006:127-128)
Tujuannya : untuk mengukur koordinasi mata-kaki
Perlengkapan : 1) Kapur atau pita untuk membuat garis
2). Formulir dan alat tulis
4) Sasaran berbentuk lingkaran terbuat dari kertas dengan
diameter (garis tengah) 65 cm. Tinggi sasaran dari
permukaan tanah adalah + 1,25 meter
38
5) Bola
6) Jarak antara teste dan sasaran 2 meter.
Pelaksanannya : 1) Sasaran ditempelkan pada tembok dengan ketinggian
dari permukaan tanah setinggi + 1,25 meter, teste
berdiri di belakang garis pembatas dengan jarak 2
meter dari tembok sasaran
2) Testee melaksanakan tes dengan cara melambungkan
bola ke atas, menendang bola ke sasaran, menimang
bola yang memantul dari sasaran dengan kaki sebelum
bola jatuh di lantai dan menangkapnya kembali.
3) Sebelum dilaksanakan tes teste diberi kesempatan untuk
mencoba agar mereka beradaptasi dengan tes tersebut.
4) Tes dianggap berhasil apabila bola yang ditendang
mengenai sasaran, bola dapat memantul, dapat ditimang
dan ditangkap kembali. Testee tidak boleh menimang
dan menangkap bola yang memantul didepan garis
batas.
5) Testee memperoleh kesempatan melakukan tes sepuluh
kali kaki kanan dan sepuluh kali ulangan menggunakan
kaki kiri.
Penilaian : 1) Satu tendangan yang mengenai sasaran dan dapat
ditangkap dengan benar memperoleh skor 1 (satu).
39
2) Jumlah skor yang diperoleh siswa atau teste adalah
tendangan yang mengenai sasaran ditimang dan
mampu ditangkap kembali.
65cm
± 1,25 meter
Testee
2 meter
Gambar 3. Tes Koordinasi mata-kaki
3. Tes .kemampuan dribbling
Untuk mendapatkan data tentang dilakukan tes yang disebut tes
kemampuan dribbling (Dinas Pendidikan Nasional untuk Diktat Sepakbola
dalam Poerwono, 1985:13)
Tujuan : Untuk mengukur kemampuan dribbling pemain
Perlengkapan : 1) Lapangan sepakbola dengan lintasan dribbling 13,5
meter
2) Patok (cones) sebanyak 10 buah
3) Stopwatch (alat ukur waktu)
4) Meteran (alat ukur panjang lintasan)
5) Pluit
Pelaksanaan : 1) pemain berdiri di depan garis start dengan sebuah
bola di kakinya dalam keadaan siap.
40
2) Starter dan pencatat waktu memberikan aba-aba
siap (pluit).
3) Apabila “pluit” dibunyikan, atlet segera
menggiring bola melewati patok-patok yang sudah
disusun dan setelah sampai pada patok terakhir
kembali ke darah start.
Penilaian : - Tester mengambil kecepatan waktu atlet dalam
melakukan keterampilan dribbling bola.
Catatan : - Apabila di saat melakukan dribbling, bola menjauh
dari patok yang disediakan (tidak terjangkau lagi)
maka testee dianggap gagal.
Startdanfinish
Gambar 3. Tes kemampuan dribbling.
G. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tujuan serta hipotesis maka penelitian ini
menggunakan teknik analisis statistik korelasi sederhana dan korelasi ganda.
41
Namun sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis data, yaitu uji normalitas data dengan menggunakan uji
lilifors. Setelah data berdistribusi normal, karena jenis data berbeda maka
sebelumnya diubah dalam bentuk T-score :
T-score = 50 10 X-X
SD
X= Angka Mentah
X= Angka rata-rata
Sd= Standar Devisiasi
Uji Interkorelasi
Untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas menggunakan
rumus korelasi sederhana. Korelasi masing-masing variabel menggunakan
korelasi pearson dengan rumus sebagai berikut:
Korelasi X2 X3 X1
X2 ----- X2 X3 X2. X1
X3 ------ X3. X1
X1 ------
Ket: X2 : KelincahanX3 : Koordinasi mata-kakiX1: Kemampuan dribbling
2222
YYNXXN
YXXYNrxy
Sudjana (1992)
42
keterangan:
xyr = koefisien antara X dan Y
X = jumlah X2
Y = jumlah Y2
N = jumlah data
Rumus korelasi ganda antara variabel (X1) dan (X2) terhadap variabel
Y, menggunakan analisis korelasi Doolittle dengan rumus:
= 1 1Sumber: Guild Ford dalam Aryadie (2002)
Untuk mencari kofisien determinan dilakukan dengan rumus:
Kontribusi = β1.K x r 2 K x 100%
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dalam bab IV ini akan dibahas dan disajikan hasil pengukuran
Kelincahan, koordinasi mata-kaki, dan kemampuan dribbling. Untuk lebih
jelasnya masing-masing data dideskripsikan sebagai berikut :
1. Kelincahan
Dari pengambilan data yang dilakukan terhadap 34 orang sampel,
didapat skor tercepat 5,79 detik, skor terlambat 7,90 detik, rata-rata (mean)
adalah 6,81 detik, median 6,73 detik, simpangan baku (standar deviasi) 0,55
detik, dan modus 6,50 detik. Untuk lebih jelasnya data kelincahan dari 34
orang sampel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.Distribusi Frekuensi Kelincahan
No Interval Kelas(Detik)
FrekuensiAbsolut (org) Relatif (%)
1. 5,79 - 6,14 3 8,822. 6,15 - 6,50 8 23,533. 6,51 - 6,86 8 23,534. 6,87 - 7,22 7 20,595. 7,23 - 7,58 4 11,766 7,59 - 7,94 4 11,76
Jumlah 34 100Ket: Analisis Interval Pada Lampiran 2 Halaman 63
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa distribusi frekuensi dari 34 sampel,
3 orang (8,82%) memiliki kelincahan dalam rentang waktu 5,79 – 6,14 detik,
8 orang (23,53%) memiliki kelincahan antara 6,15 – 6,50 detik, 8 orang
44
(23,53%) memiliki kelincahan antara 6,51 – 6,86, 7 orang (20,59%) memiliki
kelincahan antara 6,87 – 7,22, 4 orang (11,76%) memiliki kelincahan antara
7,23 – 7,58, dan 4 orang (11,76%) yang memiliki kelincahan pada interval
7,59 – 7,94. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut ini:
Gambar 5: Histogram kelincahan
2. Koordinasi Mata-Kaki
Dari pengambilan data yang dilakukan terhadap 34 orang sampel,
didapat skor terbanyak 16, skor paling sedikit 8, rata-rata (mean) adalah
11,15, median 10 detik, simpangan baku (standar deviasi) 2,43 detik, dan
modus 8 detik. Untuk lebih jelasnya data koordinasi mata-kaki dari 34 orang
sampel dapat dilihat pada tabel berikut:
8.82
23.53 23.53
20.59
11.76 11.76
0
5
10
15
20
25
5,79 - 6,14 6,15 - 6,50 6,51 - 6,86 6,87 - 7,22 7,23 - 7,58 7,59 - 7,94
45
Tabel 4.Distribusi Frekuensi Koordinasi Mata-Kaki
No Interval Kelas( Detik)
FrekuensiAbsolut (org) Relatif (%)
1. 8 - 9,32 10 29,412. 9,33 - 10,65 8 23,533. 10,66 - 11,98 5 14,714. 11,99 - 13,31 5 14,715. 13,32 - 14,64 1 2,946 14,65 - 15,97 2 5,887 15,98 - 17,30 3 8,82
Jumlah 34 100Ket: Analisis Interval Pada Lampiran 2 Halaman 60
Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa distribusi frekuensi dari 34
sampel, 10 orang (29,41%) memiliki koordinasi mata-kaki pada interval 8-
9,32, 8 orang (23,53%) pada interval 9,33-10,65, 5 orang (14,71%) pada
interval 10,66 – 11,98, 5 orang (14,71%) pada interval 11,99 – 13,31, 1 orang
(2,94%) pada interval 13,32 – 14,64, 2 orang (5,88%) pada interval 14,65 –
15,97, dan 3 orang (8,82%) memiliki koordinasi mata-kaki pada interval
15,98 – 17,30. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut ini :
Gambar 6: Histogram Koordinasi Mata-Kaki
29.41
23.53
14.71 14.71
2.945.88
8.82
0
5
10
15
20
25
30
35
8 - 9,32 9,33 -10,65
10,66 -11,98
11,99 -13,31
13,32 -14,64
14,65 -15,97
15,98 -17,30
46
3. Kemampuan Dribbling
Dari pengambilan data terhadap 34 orang sampel, didapat skor
tercepat 15,32 detik, skor terlambat 19,07 detik, rata-rata (mean) 17,45 detik,
median 17,45 detik, simpangan baku (standar deviasi) 0,96 detik, dan modus
17,33 detik. Untuk lebih jelasnya data kemampuan dribbling dari 34 sampel
dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 5.Distribusi Frekuensi Kemampuan Dribbling
No Keterampilan Menggiring Bola
(Detik)
FrekuensiAbsolut
(org)Relatif (%)
1. 15,32 - 15,94 2 5,882. 15,95 - 16,57 6 17,653. 16,58 - 17,20 2 5,884. 17,21 - 17,83 12 35,295. 17,84 - 18,46 7 20,596 18,47 - 19,09 5 14,71
Jumlah 34 100Ket: Analisis Interval Pada Lampiran 2 Halaman 60
Berdasarkan tabel 4 distribusi frekuensi dari 34 orang sampel, terlihat
bahwa 2 orang (5,88%) dari sampel memiliki kemampuan dribbling pada
interval waktu 15,32 - 15,94 detik, 6 orang (17,65%) memiliki kemampuan
dribbling pada interval 15,95 - 16,57 detik, 2 orang (5,88%) memiliki
kemampuan dribbling pada interval 16,58 - 17,20 detik, 12 orang (35,29%)
memiliki kemampuan dribbling pada interval 17,21 – 17,83, 7 orang
(20,59%) memiliki kemampuan dribbling pada interval pada interval 17,84 -
18,46 detik, dan 5 orang (14,71%) yang memiliki kemampuan dribbling pada
interval pada interval 18,47 - 19,09 detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada histogram berikut ini:
47
Gambar 7: Histogram Kemampuan Dribbling
B. Analisis Induktif
Sebelum melakukan pengujian hipotesis tentang kelincahan (X2) dan
koordinasi mata-kaki (X3) terhadap kemampuan dribbling (X1) terlebih dahulu
dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas sebaran data. Setelah
data diuji dengan persyaratan analisis dilakukan uji hipotesis.
1. Uji normalitas sebaran data
Hasil analisis normalitas sebaran data masing-masing variabel
disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 6Rangkuman uji normalitas sebaran data dengan uji liliefors
No Variable Lo Lt 0,05 Keterangan
1 Kelincahan (X2) 0,0884 0,138 Normal
2 Koordinasi mata-kaki (X3) 0,1111 0,138 Normal
3 Kemampuan dribbling (X1) 0,1135 0,138 Normal
5.88
17.65
5.88
35.29
20.59
14.71
0
5
10
15
20
25
30
35
40
15,32 -15,94
15,95 -16,57
16,58 -17,20
17,21 -17,83
17,84 -18,46
18,47 -19,09
48
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk
kelincahan (X2), skor Lo = 0,0884 dengan n = 34, sedangkan Ltab pada
taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,138 yang lebih besar dari
Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari kelincahan
berdistribusi normal. (Lampiran 3, halaman 64)
Dan koordinasi mata-kaki (X3), skor Lo = 0,1111 dengan n = 34,
sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,138
yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang
diperoleh dari koordinasi mata-kaki berdistribusi normal. Selanjutnya hasil
tes kemampuan dribbling (X1), skor Lo = 0,1135 dengan n = 34,
sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,138
yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang
diperoleh berdistribusi normal. (Lampiran 4, halaman 65)
Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel X2. X3 dan X1
datanya tersebut secara normal, karena masing-masing variabel Lo nya
kecil dari pada Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05. hal ini berarti
bahwa data masing-masing variabel penelitian ini tersebut secara normal
atau populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal.
(Lampiran 5, halaman 66)
2. Pengujian Hipotesis Interkorelasi
Adapun hasil analisis korelasi antara kelincahan (X2) dan
koordinasi mata-kaki (X3) terhadap kemampuan dribbling pemain sekolah
49
sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar (X1) dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
a. Uji Hipotesis Satu
Dari Hipotesis yang diajukan dapat disimpulkan bahwa Terdapat
hubungan yang signifikan antara kelincahan (X2) dengan kemampuan
dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah
Datar (X1) Setelah dilakukan analisis data terhadap kedua variabel maka
didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 7Analisis Korelasi Antara Kelincahan (X2) dengan Kemampuan
Dribbling (X1) Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar
Hipotesis ro rtab
= 0.05Kd
Kesimpulan
X2X1 0,4475 0,339 12,67% Signifikan
Berdasarkan hasil analisis korelasi dari tabel di atas diperoleh ro
(0,1267) pada taraf signifikan α = 0,05, akibatnya Ho ditolak (Ha
diterima). Artinya, terdapat kontribusi yang signifikan antara kelincahan
(X2) dengan kemampuan dribbling (X1) pada taraf signifikan α = 0,05. Hal
ini berarti hipotesis diterima. Dan kemudian setelah dilanjutkan dengan
analisi korelasi dolittle kelincahan (X2) berkontribusi sebesar 12,67%
terhadap kemampuan dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent
Kabupaten Tanah Datar (X1). (Lampiran 9, halaman 70)
b. Uji Hipotesis Dua
Dari Hipotesis yang diajukan dapat disimpulkan bahwa Terdapat
kontribusi yang signifikan antara koordinasi mata-kaki (X3) dengan
50
kemampuan dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent
Kabupaten Tanah Datar (X1). Setelah dilakukan analisis data terhadap
kedua variabel maka didapat hasil sebagai berikut.
Tabel 8Analisis Korelasi Antara Koordinasi Mata-Kaki (X3) TerhadapKemampuan Dribbling (X1) Pemain Sekolah Sepakbola (SSB)
Excelent KabupatenTanah DatarHipotesis ro rtab
= 0.05Kd
Kesimpulan
X3X1 0,394 0,339 9,03% Signifikan
Berdasarkan hasil analisis korelasi dari tabel di atas diperoleh ro
(0,394) pada taraf signifikan α = 0,05, akibatnya Ho ditolak (Ha diterima).
Artinya, terdapat kontribusi yang signifikan antara koordinasi mata-kaki
(X3) dengan kemampuan dribbling (X1) pada taraf signifikan α = 0,05. Hal
ini berarti hipotesis diterima. Dan kemudian setelah dilanjutkan dengan
analisis korelasi dolittle koordinasi mata-kaki (X3) berkontribusi sebesar
09,03% terhadap kemampuan dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB)
Excelent Kabupaten Tanah Datar. (Lampiran 9, halaman 70)
c. Uji Hipotesis Tiga
Dari Hipotesis yang diajukan dapat disimpulkan bahwa Terdapat
kontribusi yang signifikan antara kelincahan (X2) dan koordinasi mata-
kaki (X3) secara bersama-sama terhadap kemampuan dribbling pemain
sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar (X1).
51
Tabel 9Analisis Korelasi Antara Kelincahan (X2) dan Koordinasi Mata-Kaki (X3) dengan Kemampuan Dribbling Pemain Sekolah Sepakbola (SSB)
Excelent Kabupaten Tanah Datar (X1)
Hipotesis ro Kd KesimpulanX2 X3 X1 0,2170 21,70% Signifikan
Berdasarkan hasil analisis korelasi dari tabel di atas diperoleh ro
(0,2167) pada taraf signifikan α = 0,05, akibatnya Ho ditolak (Ha
diterima). Artinya, terdapat kontribusi yang signifikan kelincahan (X2) dan
koordinasi mata-kaki (X3) secara bersama-sama dengan kemampuan
dribbling (X1) pada taraf signifikan α = 0,05. Hal ini berarti hipotesis
diterima. Dan kemudian kelincahan (X2) dan koordinasi mata-kaki (X3)
secara bersama-sama berkontribusi sebesar 21,67% terhadap kemampuan
dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah
Datar. (Lampiran 9 halaman 70)
C. Pembahasan
Melihat masalah pada pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent yaitu
masih rendahnya kemampuan dribbling para pemain, maka perlu diketahui
kondisi fisik apa yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak kondisi fisik
yang mempengaruhinya, kelincahan dan koordinasi mata-kaki adalah
beberapa kondisi fisik yang mempengaruhinya.
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat maka perlu kiranya
dilakukan pengkajian tentang metodologi dan kajian teori yang mendukung
terhadap suatu penelitian. Dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh
melalui pendekatan ilmiah dan dibuat berdasarkan teori tertentu serta
52
dilakukan dalam suatu metode yang sistematis dengan langkah-langkah
maupun prosedur yang benar, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat
diterima kebenarannya.
1. Kontribusi Kelincahan Terhadap Kemampuan Dribbling Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar.
Dari Hasil analisis korelasi antara kelincahan (X2) terhadap
kemampuan dribbling (X1) terlihat bahwa kelincahan memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan dribbling, dengan
kontribusi sebesar 12,67%. Dengan demkian hipotesis satu dalam
penelitian ini diterima.
Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa kelincahan memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan dribbling. Jika kelincahan
terus dilatih ini akan berdampak positif terhadap kemampuan dribbling,
karena dengan kelincahan yang dimilikinya pemain akan terlihat lincah
dan gesit di lapangan. Selain itu, ketika melakukan dribbling lawan akan
susah untuk mengejar dan merebut bola dari kakinya.
Menurut Arsil (2008:141) “kelincahan adalah kemampuan
seseorang untuk mengubah posisi arah secepat mungkin sesuai dengan
situasi yang dihadapi dan dikehendaki”. Berarti pemain yang lincah akan
dengan cepat merupah posisinya ketika dijaga oleh lawan. Kelincahan
sangat penting fungsinya untuk meningkatkan prestasi maksimal dalam
cabang olahraga terutama cabang sepakbola.
Kelincahan salah satu unsur yang sangat penting dimiliki oleh
pemain, terutama saat melakukan berbagai teknik sepakbola. Salah satu
53
teknik yang membutuhkan kelincahan adalah dribbling. Seorang pemain
dalam dribbling mempunyai waktu yang sedikit untuk berpindah tempat,
rnengubah arah dan memiliki ruang yang terbatas, jadi pemain yang
memiliki kelincahan yang baik dapat memanfaatkan waktu yang sedikit
dan ruang yang terbatas dengan sebaik-baiknya. Ketika dijaga lawan
pemain yang lincah akan dengan mudah menghindar tanpa harus
kehilangan bola darim kakinya.
2. Kontribusi Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan DribblingPemain Sekolah Sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar
Selain kelincahan, koordinasi mata-kaki merupakan salah unsur
yang harus dimiliki oleh pemain. Hasil analisis data antara koordinasi
mata-kaki (X3) terhadap kemampuan dribbling (X1) terlihat bahwa
koordinasi mata-kaki memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
kemampuan dribbling, dengan kontribusi sebesar sebesar 9,03%. Dengan
demikian hipotesis dua dalam penelitian ini diterima.
Dari hasil penelitian ini dapat kita simpulkan bahwa semakin baik
koordinasi mata-kaki seorang pemain sepakbola maka semakin baik pula
kemampuan dribblingnya. Dengan demikian koordinasi mata-kaki perlu
dilatih serius, agar kemampuan dribbling pemain bertambah baik. Semakin
baik teknik yang dimiliki oleh pemain maka semakin besar peluang untuk
memenangkan pertandingan.
Menurut Sumosardjono (1986:125) fungsi kordinasi mata-kaki
adalah “ integrasi antara mata sebagai pemegang fungsi utama, dan kaki
sebagai pemegang fungsi yang melakukan suatu gerakan tertentu. Dalam
54
hal ini, kedua mata akan memberitahukan kapan bola berada disuatu titik
agar kaki langsung bergerak untuk melakukan giringan bola”.
Berdasarkan dari kutipan di atas, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa koordinasi mata-kaki merupakan kerjasama antara
penglihatan dengan pikiran dan diteruskan ke anggota badan, sehingga
terjadinya suatu gerakan atau dapat juga dikatakan input yang diterima
mata karena adanya perintah dari pikiran dan diintegrasikan dalam bentuk
gerak motorik yang terkoordinir dengan baik.
Koordinasi mata-kaki merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi gerak. Koordinasi mata-kaki merupakan unsur kemampuan
gerak yang harus dimiliki seorang pemain sepakbola sebab dengan
koordinasi mata-kaki yang bagus, pemain yang melakukan dribbling dapat
menerobos dan melemahkan daerah pertahanan lawan. Koordinasi mata-
kaki bukan hanya berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan
tetapi dapat pula terbatas pada menggerakkan seluruh tubuh dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya.
Koordinasi mata-kaki melibatkan koordinasi otot-otot besar pada
tubuh dengan cepat dan tepat dalam suatu aktifitas tertentu. Koordinasi
mata-kaki dapat dilihat dari sejumlah besar kegiatan dalam olahraga
meliputi kerja kaki (footwork) yang efisien dan perubahan posisi tubuh
dengan cepat. Seseorang yang mampu bergerak dengan koordinasi seperti
tersebut diatas yang cepat dan tepat berarti memiliki koordinasi mata-kaki
yang baik. Koordinasi mata-kaki sangat diperlukan dalam melakukan
55
dribbling, karena dengan adanya koordinasi mata-kaki yang baik kita akan
mempunyai kecepatan dan ketepatan dalam melakukan dribbling.
3. Kontribusi Kelincahan dan Koordinasi Mata-Kaki Secara Bersama-sama Terhadap Kemampuan Dribbling Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar.
Dalam keterampilan dribblinga, kelincahan dan koordinasi mata-
kaki adalah salah satu unsur yang sangat penting. Apabila dikombinasikan
antara kelincahan dan koordinasi mata-kaki akan menjadi salah satu
elemen yang baik dalam permainan sepakbola. Dengan kelincahan yang
dimiliki saat melakukan dribbling, pemain akan mudah menghindar dari
hadangan lawan. Begitu juga dengan koordinasi mata-kaki yang dimiliki,
pemain akan dengan mudah melindungi bola, serta lawan akan sulit
merampas boa dari kakinya. Jadi, ketika kelincahan dan koordinasi mata-
kaki dipadukan saat menggiring bola lawan akan semakin sulit untuk
menghadangnya.
Hasil analisis korelasi ganda antara kecepatan (X2) dan kelincahan
(X3) terhadap kemampuan dribbling (X1) terlihat bahwa kelincahan dan
koordinasi mata kaki secara bersama-sama memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap kemampuan dribbling, dengan kontribusi sebesar
21,70%. Dengan demkian hipotesis tiga dalam penelitian ini diterima.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa sumbangan yang cukup besar
antara kelincahan dan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan
dribbling yaitu 21,70%. Namun, apabila kelincahann dan koordinasi mata-
kaki dilatih terus-menerus akan bertambah besar sumbangan yang
56
diberikan terhadap kemampuan dribbling. Dengan kemampuan dribbling
bola yang baik, pemain sepakbola mempunyai kesempatan untuk
pencapaian prestasi maksimal bagi dirinya.
Dari sumbangan yang hanya 21,70% terhadap kemampuan
dribbling, berarti ada 78,3% unsur lain yang mempengaruhinya. Beberapa
faktor yang mungkin mempengaruhi kemampuan dribbling pemain
sepakbola antara lain :
4. Teknik
Teknik merupakan hal yang berpengaruh terhadap kemampuan dribbling
seorang pemain sepakbola. Tanpa teknik yang bagus mustahil akan
didapat kemampuan dribbling yang baik. Teknik dribbling dapat
dilakukan dengan menggunakan kura-kura kaki bagian dalam, kura-kura
kaki bagian luar, dan kura-kura atas, tergantung kondisi didalam
pertandingan.
5. Latihan
Latihan adalah suatu proses yang terprogram secara sistematis dalam
mempersiapkan atlet pada tingkat penampilan tertinggi yang dilakukan
berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin lama semakin
meningkat. Tanpa latihan yang baik mustahil kemampuan dribbling bola
akan menjadi baik. Dengan latihan yang terprogram dan sistematis
diharapkan kemampuan dribbling akan semakin baik.
57
6. Sarana dan Prasarana
Faktor lain yang juga mempengaruhi kemampuan dribbling seorang
pemain sepak bola adalah sarana dan prasarana, walaupun tidak dominan.
Sarana dan prasrana yang dimaksud adalah kondisi lapangan, dengan
kondisi permukaan lapangan yang tidak baik maka susah untuk melakukan
dribbling bola dengan baik dan benar.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap kelincahan dan
koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan dribbling pemain sekolah
sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kelincahan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan
dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah
Datar, dengan sumbangan sebesar 12,67%.
2. Koordinasi mata-kaki memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
kemampuan dribbling pemain sekolah sepakbola (SSB) Excelent
Kabupaten Tanah Datar, dengan sumbangan sebesar 9,03%.
3. Kelincahan dan koordinasi mata-kaki secara bersama-sama memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan dribbling pemain sekolah
sepakbola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar, dengan sumbangan
sebesar 21,70%.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dikemukakan saran sebagai berikut :
59
1. Kepada pemain sekolah sepak bola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah
Datar agar dapat meningkatkan kelincahan dan koordinasi mata-kaki serta
memperhatikan teknik dalam menggiring bola guna mendapatkan
kemampuan dribbling yang lebih baik.
2. Bagi pelatih sekolah sepak bola (SSB) Excelent Kabupaten Tanah Datar
dan para pelatih sepak bola di Sumatera Barat umumnya, agar dapat
memperhatikan dan melatih kelincahan, koordinasi mata-kaki, dan teknik
dalam menggiring bola para atlet untuk mendapatkan kemampuan
dribbling yang lebih baik.
3. Diharapkan kepada peneliti lain agar dapat melanjutkan penelitian ini,
dengan melihat variable-variabel lainnya yang berhubungan dengan
kemampuan dribbling.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1990). Manajemen Penelitian. Jakarta; PT. Rineka Cipta
-----------------. (1996). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta; PT. Rineka Cipta
Arsil. (2008). Pembinaan kondisi fisik. Padang; Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Darwis, Ratinus. (1999). Sepakbola. Padang; Fakultas Ilmu Keolahragaa Universitas Negeri Padang
Dinata, Marta. (2007). Dasar-Dasar Mengajar Sepakbola. Jakarta: Cerdas Jaya.
Diknas, Depdikbud. (1984). Paket penelitian kesegaran jasmani dan rekreasidi pusdiklat olahraga pelajar khusus sepak bola. Jakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Djezed, Zulfar. (1985). Buku pelajaran sepak bola. Padang; Fakultas Pendidikan Olahraga Kesehatan Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Padang.
Harsono. (1988). Choaching dan aspek-aspek dalam choaching. Jakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Irawadi, Hendri (2011). Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang; FIK UNP
Kiram, Yanuar. (2000). Belajar Motorik. Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Luxbacher, Joseph. (2001). Sepakbola. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Nurhasan. (1984). Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga
Poerwono, dkk. (1985). Tes Kecakapan Bermain Sepakbola Bagi Mahasiswa Putera. Yogyakarta; Fakultas Pendidikan Olahraga da Kesehatan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidika Yogyakarta
Sajoto, M. (1988). Peningkatan dan pembinaan kondisi fisik dalam olahraga. Semarang ; Dahara Prize
Sajoto. M. (1995). Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK
Sneyers, Jef. (1988). Sepakbola (Latihan dan Strategi Bermain). Jakarta; PT. Rosda Jaya Putra
61
Sucipto, dkk. (2000). Sepakbola. Jakarta; Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Syafruddin, (2011). Ilmu Kepelatihan Olahraga Teori dan Aplikasinya dalamPembinaan Olahraga. Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Tim Sepak bola FIK UNP. (2005). Sepak bola. Padang.; Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
Tim Sepak bola FIK UNP. (2012). Buku Ajar Sepakbola. Padang.; Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
UU RI. No. 3 (2005). Sistem Keolahragaan Nasional. Bandung; Citra Umbara
Winarno. (2006). Tes Keterampilan Olahraga. Malang: Laboratorium Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas NegeriMalang.
62
Lampiran 1
Data Hasil Penelitian
No NamaKelincahan
(Detik)
Koordinasi KeterampilanMenggiring Bola
(Detik)Mata-Kaki1 Defri Efendi 6,53 15 17,392 Mardian 6,87 11 16,413 Andre Adijon 6,6 13 17,334 Andra Aresta 6,33 16 15,745 Anggin Septian 6,5 13 16,786 Mulyadi 6,26 11 16,627 Jefri Junaidi 5,79 9 16,438 Afdal Pranata 6,7 13 17,589 Rudi 5,84 16 16,34
10 Remi Janisal 6,52 8 17,5011 Erik Saputra 6,8 9 17,6312 Dian Saputra 6,93 8 18,3413 Ilham 7,82 11 18,2814 Taufik 7,61 8 18,7315 Wahyu Pratama 6,58 8 17,2816 Aprinaldi 6,87 11 17,5017 Candra Putra 6,41 13 18,6818 Abdul Rahman 7,2 9 18,4219 Rahmat Kadri 6,62 12 17,8020 Syahdat Fauzi 6,25 10 17,3321 Danil Ilham 7,36 8 18,2222 Dian 7,37 10 17,3823 Ikhsan 7,19 10 18,6124 Iqbal Joni 7,28 12 18,1225 Yoga Nanda 7,53 11 18,2726 Faznil Ariyanto 7,13 9 19,0727 Deri Andrean 6,76 12 18,6428 M. Fauzi 7,64 8 18,3929 Ismael 6,25 10 17,3330 Putra Pradana 7,9 10 16,1631 Teguh Aryanto 6,5 14 17,3732 David Junaidi 6,53 15 15,3233 Bayu Arianto 6,87 11 16,2034 Faisal 6,6 13 16,25
63
Lampiran 2Analisis Interval Kelas
1. KelincahanR = 7,90-5,79 = 2,11Banyak Kelas (K) = 1 + 3,3 x Log N
= 1 + 3,3 x Log 34= 1 + 3,3 x 1,53= 1 + 5,05= 6,05
Lebar Kelas (I) = R K= 2,11
6,05= 0,35
Jadi, lebar kelas kelincahan adalah 0,35 detik
2. Koordinasi Mata-KakiR = 16 – 8 = 8Banyak Kelas (K) = 1 + 3,3 x Log N
= 1 + 3,3 x Log 34= 1 + 3,3 x 1,53= 1 + 5,05= 6,05
Lebar Kelas (I) = R K= 8
6,05= 1,32
Jadi, lebar kelas interval koordinasi mata-kaki adalah 1,32
3. Kemampuan DribblingR = 19,07 – 15,32 = 3,75Banyak Kelas (K) = 1 + 3,3 x Log N
= 1 + 3,3 x Log 34= 1 + 3,3 x 1,53= 1 + 5,05= 6,05
Lebar Kelas (I) = R K= 3,75
6,05= 0,62
Jadi, lebar kelas interval kemampuan dribbling adalah 0,62
64
Lampiran 3Tabel
Analisis uji normalitas data kelincahanmelalui uji liliefors (X2)
No Xi Fi Zi Peluang F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)
1 5,79 1 -1,02 -1,85 0,4678 0,0322 0,0323 0,00012 5,84 1 -0,97 -1,76 0,4608 0,0392 0,0645 0,02533 6,10 1 -0,71 -1,29 0,4015 0,0985 0,0968 0,00174 6,25 2 -0,56 -1,02 0,3461 0,1539 0,129032 0,02495 6,26 1 -0,55 -1,00 0,3413 0,1587 0,1613 0,00266 6,28 1 -0,53 -0,96 0,3315 0,1685 0,1935 0,02507 6,33 1 -0,48 -0,87 0,3078 0,1922 0,225806 0,03368 6,41 1 -0,4 -0,73 0,2673 0,2327 0,2581 0,02549 6,50 2 -0,31 -0,56 0,2123 0,2877 0,2903 0,002610 6,52 1 -0,29 -0,53 0,2019 0,2981 0,322581 0,024511 6,53 1 -0,28 -0,51 0,195 0,305 0,3548 0,049812 6,58 1 -0,23 -0,42 0,1628 0,3372 0,3871 0,049913 6,60 1 -0,21 -0,38 0,148 0,352 0,419355 0,067414 6,62 1 -0,19 -0,35 0,1368 0,3632 0,451613 0,088415 6,70 1 -0,11 -0,20 0,0793 0,4207 0,483871 0,063216 6,76 1 -0,05 -0,09 0,0359 0,4641 0,516129 0,052017 6,80 1 -0,01 -0,02 0,008 0,492 0,548387 0,056418 6,87 2 0,06 0,11 0,0438 0,5438 0,580645 0,036819 6,93 1 0,12 0,22 0,0871 0,5871 0,612903 0,025820 7,13 1 0,32 0,58 0,219 0,719 0,645161 0,073821 7,15 1 0,34 0,62 0,2324 0,7324 0,677419 0,055022 7,19 1 0,38 0,69 0,2549 0,7549 0,709677 0,045223 7,20 1 0,39 0,71 0,2612 0,7612 0,741935 0,019324 7,28 1 0,47 0,85 0,3023 0,8023 0,774194 0,028125 7,36 1 0,55 1,00 0,3413 0,8413 0,806452 0,034826 7,37 1 0,56 1,02 0,3461 0,8461 0,83871 0,007427 7,53 1 0,72 1,31 0,4049 0,9049 0,870968 0,033928 7,61 1 0,8 1,45 0,4265 0,9265 0,903226 0,023329 7,64 1 0,83 1,51 0,4345 0,9345 0,935484 0,001030 7,82 1 1,01 1,84 0,4671 0,9671 0,967742 0,000631 7,90 1 1,09 1,98 0,4761 0,9761 1 0,0239
Jumlah 34
Lo tertinggi = 0,0884Dengan n = 34 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,138Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normalJumlah = 231,47Mean = 6,81Standar deviasi = 0,55Max = 7,90Min = 5,79.
X-Xi
65
Lampiran 4Tabel
Analisis uji normalitas sebaran data koordinasi mata dan kakimelalui uji liliefors (X3)
No Xi Fi Zi Peluang F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)
1 8 6 -3,15 -1,30 0,4032 0,0968 0,11111 0,01432 9 4 -2,15 -0,88 0,3106 0,1894 0,22222 0,03283 10 5 -1,15 -0,47 0,1808 0,3192 0,33333 0,01414 11 5 -0,15 -0,06 0,0239 0,4761 0,44444 0,03175 12 4 0,85 0,35 0,1368 0,6368 0,55556 0,08126 13 4 1,85 0,76 0,2764 0,7764 0,66667 0,10977 14 2 2,85 1,17 0,379 0,879 0,777778 0,10128 15 2 3,85 1,58 0,4429 0,9429 0,88889 0,05409 16 2 4,85 2,00 0,4772 0,9772 1,00000 0,0228Jumlah 34 -3,15 -1,30 0,4032 0,0968 0,11111
Lo tertinggi = 0,11111Dengan n = 34 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,138Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal
Sum = 379Mean = 11,15Standar deviasi = 2,43Max = 16Min = 8
X-Xi
66
Lampiran 5Tabel
Analisis uji normalitas Kemampuan Dribblingmelalui uji liliefors (X1)
No Xi Fi Zi Peluang F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)
1 15,32 1 -2,13 -2,22 0,4868 0,0132 0,0323 0,01912 15,74 1 -1,71 -1,78 0,4625 0,0375 0,0645 0,02703 16,16 1 -1,29 -1,34 0,4099 0,0901 0,0968 0,00674 16,20 1 -1,25 -1,30 0,4032 0,0968 0,129032 0,03225 16,25 1 -1,2 -1,25 0,3944 0,1056 0,1613 0,05576 16,34 1 -1,11 -1,16 0,377 0,123 0,1935 0,07057 16,41 1 -1,04 -1,08 0,3599 0,1401 0,225806 0,08578 16,43 1 -1,02 -1,06 0,3554 0,1446 0,2581 0,11359 16,62 1 -0,83 -0,86 0,3051 0,1949 0,2903 0,095410 16,78 1 -0,67 -0,70 0,258 0,242 0,322581 0,080611 17,28 1 -0,17 -0,18 0,0714 0,4286 0,3548 0,073812 17,33 3 -0,12 -0,13 0,0517 0,4483 0,3871 0,061213 17,37 1 -0,08 -0,08 0,0319 0,4681 0,419355 0,048714 17,38 1 -0,07 -0,07 0,0279 0,4721 0,451613 0,020515 17,39 1 -0,06 -0,06 0,0239 0,4761 0,483871 0,007816 17,50 2 0,05 0,05 0,0199 0,5199 0,516129 0,003817 17,58 1 0,13 0,14 0,0557 0,5557 0,548387 0,007318 17,63 1 0,18 0,19 0,0754 0,5754 0,580645 0,005219 17,80 1 0,35 0,36 0,1406 0,6406 0,612903 0,027720 18,12 1 0,67 0,70 0,258 0,758 0,645161 0,112821 18,22 1 0,77 0,80 0,2881 0,7881 0,677419 0,110722 18,27 1 0,82 0,85 0,3023 0,8023 0,709677 0,092623 18,28 1 0,83 0,86 0,3051 0,8051 0,741935 0,063224 18,34 1 0,89 0,93 0,3238 0,8238 0,774194 0,049625 18,39 1 0,94 0,98 0,3365 0,8365 0,806452 0,030026 18,42 1 0,97 1,01 0,3438 0,8438 0,83871 0,005127 18,61 1 1,16 1,21 0,3869 0,8869 0,870968 0,015928 18,64 1 1,19 1,24 0,3925 0,8925 0,903226 0,010729 18,68 1 1,23 1,28 0,3997 0,8997 0,935484 0,035830 18,73 1 1,28 1,33 0,4082 0,9082 0,967742 0,059531 19,07 1 1,62 1,69 0,4545 0,9545 1 0,0455Jumlah 34
Lo tertinggi = 0,1135Dengan n = 34 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,138Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal.
Sum = 593,44Mean = 17,45Standar deviasi = 0,96Max = 19,07Min = 15,32
X-Xi
67
Lampiran 6
Tabel. Analisis T-Score data kelincahan (X2)
No X1 X-X
S
X-X S
X-X10
S
X-X1050
1 6,53 -0,28 -0,50909 -5,090909091 55,092 6,87 0,06 0,109091 1,090909091 48,913 6,6 -0,21 -0,38182 -3,818181818 53,824 6,33 -0,48 -0,87273 -8,727272727 58,735 6,5 -0,31 -0,56364 -5,636363636 55,646 6,26 -0,55 -1,00000 -10,0000000 60,007 5,79 -1,02 -1,85455 -18,54545455 68,558 6,7 -0,11 -0,20000 -2,00000000 52,009 5,84 -0,97 -1,76364 -17,63636364 67,6410 6,52 -0,29 -0,52727 -5,272727273 55,2711 6,8 -0,01 -0,01818 -0,181818182 50,1812 6,93 0,12 0,218182 2,181818182 47,8213 7,82 1,01 1,836364 18,36363636 31,6414 7,61 0,8 1,454545 14,54545455 35,4515 6,58 -0,23 -0,41818 -4,181818182 54,1816 6,87 0,06 0,109091 1,090909091 48,9117 6,41 -0,4 -0,72727 -7,272727273 57,2718 7,2 0,39 0,709091 7,090909091 42,9119 6,62 -0,19 -0,34545 -3,454545455 53,4520 6,25 -0,56 -1,01818 -10,18181818 60,1821 7,36 0,55 1,00000 10,00000000 40,0022 7,37 0,56 1,018182 10,18181818 39,8223 7,19 0,38 0,690909 6,909090909 43,0924 7,28 0,47 0,854545 8,545454545 41,4525 7,53 0,72 1,309091 13,09090909 36,9126 6,25 -0,56 -1,01818 -10,18181818 60,1827 6,76 -0,05 -0,09091 -0,909090909 50,9128 7,64 0,83 1,509091 15,09090909 34,9129 7,13 0,32 0,581818 5,818181818 44,1830 7,9 1,09 1,981818 19,81818182 30,1831 6,5 -0,31 -0,56364 -5,636363636 55,6432 6,53 -0,28 -0,50909 -5,090909091 55,0933 6,87 0,06 0,109091 1,090909091 48,9134 6,6 -0,21 -0,38182 -3,818181818 53,82
68
Lampiran 7
Tabel. Analisi T-Score data koordinasi mata dan kaki X3
No X1 X-X
S
X-X S
X-X10
S
X-X1050
1 15 3,45 1,419753 14,19753086 64,202 11 -0,55 -0,22634 -2,263374486 47,743 13 1,45 0,596708 5,967078189 55,974 16 4,45 1,831276 18,3127572 68,315 13 1,45 0,596708 5,967078189 55,976 11 -0,55 -0,22634 -2,263374486 47,747 9 -2,55 -1,04938 -10,49382716 39,518 13 1,45 0,596708 5,967078189 55,979 11 -0,55 -0,22634 -2,263374486 47,7410 8 -3,55 -1,46091 -14,6090535 35,3911 9 -2,55 -1,04938 -10,49382716 39,5112 8 -3,55 -1,46091 -14,6090535 35,3913 11 -0,55 -0,22634 -2,263374486 47,7414 8 -3,55 -1,46091 -14,6090535 35,3915 8 -3,55 -1,46091 -14,6090535 35,3916 16 4,45 1,831276 18,3127572 68,3117 13 1,45 0,596708 5,967078189 55,9718 9 -2,55 -1,04938 -10,49382716 39,5119 12 0,45 0,185185 1,851851852 51,8520 10 -1,55 -0,63786 -6,378600823 43,6221 8 -3,55 -1,46091 -14,6090535 35,3922 10 -1,55 -0,63786 -6,378600823 43,6223 10 -1,55 -0,63786 -6,378600823 43,6224 12 0,45 0,185185 1,851851852 51,8525 11 -0,55 -0,22634 -2,263374486 47,7426 9 -2,55 -1,04938 -10,49382716 39,5127 12 0,45 0,185185 1,851851852 51,8528 8 -3,55 -1,46091 -14,6090535 35,3929 10 -1,55 -0,63786 -6,378600823 43,6230 10 -1,55 -0,63786 -6,378600823 43,6231 14 2,45 1,00823 10,08230453 60,0832 15 3,45 1,419753 14,19753086 64,2033 11 -0,55 -0,22634 -2,263374486 47,7434 13 1,45 0,596708 5,967078189 55,97
69
Lampiran 8
Tabel. Analisi T-Score data kemampuan dribbling (X1)
No X1 X-X
S
X-X S
X-X10
S
X-X1050
1 17,39 -0,06 -0,0625 -0,62500000 50,632 16,41 -1,04 -1,08333 -10,83333333 60,833 17,33 -0,12 -0,125 -1,2500000 51,254 15,74 -1,71 -1,78125 -17,8125 67,815 16,78 -0,67 -0,69792 -6,979166667 56,986 16,62 -0,83 -0,86458 -8,645833333 58,657 16,43 -1,02 -1,0625 -10,6250000 60,638 17,58 0,13 0,135417 1,354166667 48,659 16,34 -1,11 -1,15625 -11,5625 61,5610 17,5 0,05 0,052083 0,520833333 49,4811 17,63 0,18 0,1875 1,87500000 48,1312 18,34 0,89 0,927083 9,270833333 40,7313 18,28 0,83 0,864583 8,645833333 41,3514 18,73 1,28 1,333333 13,33333333 36,6715 17,28 -0,17 -0,17708 -1,770833333 51,7716 17,5 0,05 0,052083 0,520833333 49,4817 18,68 1,23 1,28125 12,8125000 37,1918 18,42 0,97 1,010417 10,10416667 39,9019 17,8 0,35 0,364583 3,645833333 46,3520 17,33 -0,12 -0,125 -1,25000000 51,2521 18,22 0,77 0,802083 8,020833333 41,9822 17,38 -0,07 -0,07292 -0,729166667 50,7323 18,61 1,16 1,208333 12,08333333 37,9224 18,12 0,67 0,697917 6,979166667 43,0225 18,27 0,82 0,854167 8,541666667 41,4626 19,07 1,62 1,6875 16,87500000 33,1327 18,64 1,19 1,239583 12,39583333 37,6028 18,39 0,94 0,979167 9,791666667 40,2129 17,33 -0,12 -0,125 -1,25000000 51,2530 16,16 -1,29 -1,34375 -13,43750000 63,4431 17,37 -0,08 -0,08333 -0,833333333 50,8332 17,39 -0,06 -0,0625 -0,62500000 50,6333 16,41 -1,04 -1,08333 -10,83333333 60,8334 17,33 -0,12 -0,125 -1,2500000 51,25
70
Lampiran 9
Tabel. Analisis interkorelasi doolittle (variabel X2, X3 dan X1)No X2 X3 X1 X2
2 X32 X1
2 X2 X1 X3 X1 X2 X3
1 55,09 64,20 50,63 3034,91 4121,64 2563,40 2789,21 3250,45 3536,782 48,91 47,74 60,83 2392,19 2279,11 3700,29 2975,20 2904,02 2334,963 53,82 55,97 51,25 2896,59 3132,64 2626,56 2758,28 2868,46 3012,314 58,73 68,31 67,81 3449,21 4666,26 4598,20 3982,48 4632,10 4011,855 55,64 55,97 56,98 3095,81 3132,64 3246,72 3170,37 3189,17 3114,176 60,00 47,74 58,65 3600,00 2279,11 3439,82 3519,00 2799,95 2864,407 68,55 39,51 60,63 4699,10 1561,04 3676,00 4156,19 2395,49 2708,418 52,00 55,97 48,65 2704,00 3132,64 2366,82 2529,80 2722,94 2910,449 67,64 68,31 61,56 4575,17 4666,26 3789,63 4163,92 4205,16 4620,4910 55,27 35,39 49,48 3054,77 1252,45 2448,27 2734,76 1751,10 1956,0111 50,18 39,51 48,13 2518,03 1561,04 2316,50 2415,16 1901,62 1982,6112 47,82 35,39 40,73 2286,75 1252,45 1658,93 1947,71 1441,44 1692,3513 31,64 47,74 41,35 1001,09 2279,11 1709,82 1308,31 1974,05 1510,4914 35,45 35,39 36,67 1256,70 1252,45 1344,69 1299,95 1297,75 1254,5815 54,18 35,39 51,77 2935,47 1252,45 2680,13 2804,90 1832,14 1917,4316 48,91 47,74 49,48 2392,19 2279,11 2448,27 2420,07 2362,18 2334,9617 57,27 55,97 37,19 3279,85 3132,64 1383,10 2129,87 2081,52 3205,4018 42,91 39,51 39,90 1841,27 1561,04 1592,01 1712,11 1576,45 1695,3719 53,45 51,85 46,35 2856,90 2688,42 2148,32 2477,41 2403,25 2771,3820 60,18 43,62 51,25 3621,63 1902,70 2626,56 3084,23 2235,53 2625,0521 40,00 35,39 41,98 1600,00 1252,45 1762,32 1679,20 1485,67 1415,6022 39,82 43,62 50,73 1585,63 1902,70 2573,53 2020,07 2212,84 1736,9523 43,09 43,62 37,92 1856,75 1902,70 1437,93 1633,97 1654,07 1879,5924 41,45 51,85 43,02 1718,10 2688,42 1850,72 1783,18 2230,59 2149,1825 36,91 47,74 41,46 1362,35 2279,11 1718,93 1530,29 1979,30 1762,0826 44,18 39,51 33,13 1951,87 1561,04 1097,60 1463,68 1308,97 1745,5527 50,91 51,85 37,60 2591,83 2688,42 1413,76 1914,22 1949,56 2639,6828 34,91 35,39 40,21 1218,71 1252,45 1616,84 1403,73 1423,03 1235,4729 60,18 43,62 51,25 3621,63 1902,70 2626,56 3084,23 2235,53 2625,0530 30,18 43,62 63,44 910,83 1902,70 4024,63 1914,62 2767,25 1316,4531 55,64 60,08 50,83 3095,81 3609,61 2583,69 2828,18 3053,87 3342,8532 55,09 64,20 50,63 3034,91 4121,64 2563,40 2789,21 3250,45 3536,7833 48,91 47,74 60,83 2392,19 2279,11 3700,29 2975,20 2904,02 2334,9634 53,82 55,97 51,25 2896,59 3132,64 2626,56 2758,28 2868,46 3012,31
Jumlah 1692,73 1635,42 1663,57 87328,85 81860,91 83960,81 84156,95 81148,37 82791,94
Keterangan : X2 = Kelincahan
X3 = Koordinasi mata-kaki
X1 = Kemampuan dribbling
1. Analisis Interkorelasi Kelincahan (X2) dengan Kemampuan Dribbling
(X1)
71
r x2y =
222
12
1
11
YYnXXn
YX-YXn
r = 22 57,1663(81,83960.34)73,1692(85,87328.34
1663,57)(1692,73)(-84156,9534.
r = 52767465,14-2854667,5432865334,85-2969180,9
62815974,84-2861336,3
r = 87202,395103846,047
45361,454
ro = 0,476rtab (α = 0,05) = 0.339
2. Analisi interkorelasi atara variable Koordinasi Mata-Kaki (X3) dengan Kemampuan Dribbling (X1)
r x1y =
222
22
2
23
YYnXXn
YX-YXn
r = 22 57,1663(81,83960.34)42,1635(91,81860.34
1663,57)(1635,42)(-734.81148,3
r = 52767465,14-2854667,5462674598,57-2783270,94
92720635,64-2759044,58
r = 87202,395108672,364
38408,931
ro = 0,394rtab (α = 0,05) = 0.339
3. Analisi interkorelasi antara variable Kelincahan (X2) dengan Koordinasi Mata-Kaki (X3)
r x2 x3 =
2
32
3
2
22
2
3232
XXnXXn
XX-XXn
r = 22 )42,1635(91,81860.34)73,1692(85,87328.34
1635,42)(1692,73)(-434.82791,9
r = 62674598,57-2783270,9432865334,85-2969180,9
72768324,49-2814925,96
r= 95)7)(87202,3(103846,04
46601,463
ro = 0,439rtab (α = 0,05) = 0.339
72
Lampiran 10
Analisis korelasi doolittle1. TABEL PERSIAPAN
X2 X3 X1
X2 ---- 0,439 0,476X3 0,394X1 ---
2. TABEL MATRIK PENYELESAIAN DOOLITTLELajur Rumus X2 X3 X1
A r 2.k 1,000 0,439 0,476B A : (- A2) -1,000 -0,439 -0,476C r 3 .k 1,000 0,394D A X B3 -0,1927 -0,2089E C + D 0,8073 0,1851F E : (- E3) -1,000 -0,2292
3. TABEL KOEFESIEN BETA (β)β1.3 -F1 0,2292β1.2 -B1 + β1.3 + B3 0,2662
Penyelesaian koefisien:1. β1.3 =-F1 = -(-0,2292) = 0,22922. β1.2 =-B1 + β1.3 + B3 = -(-0,476) + 0,2292 + (-0,439)
= 0,476 + 0,2292 – 0,439 =0,2662
4. TABEL PENYELESAIAN MATRIKβ1.K r 1 K β1.K x r 1 K
x 2 x 1 0,2662 0,476 0,1267x 3 x 1 0,2292 0,394 0,0903
Jumlah = R2 0,2170
5. ANALISIS KOEFESIEN DETERMINASI (KONTRIBUSI) Kontribusi = β1.K x r 2 K x 100%
1. X 2. X 1 = β1.2 x r 1 2 X 100% = 0,1267 X 100% = 12,67% (hipotesis satu)
2. X 3. X 1 = β1.3 x r 1 3 X 100% = 0,0903 X 100% = 09,03% (hipotesisi dua)
3. X 2. X 3 X 1 = β1.2.3 x r 1 2 3 X 100% = 0,2170 X 100% = 21,70%(hipotesisi tiga)
73
Lampiran 11
DAFTAR NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFORS
UkuranSampel
Taraf Nyata
0.01 0.05 0.10 0.15 0.204 0.417 0.381 0.352 0.319 0.3005 0.405 0.337 0.315 0.299 0.2856 0.364 0.319 0.294 0.277 0.2657 0.348 0.300 0.276 0.258 0.2478 0.331 0.285 0.261 0.244 0.2339 0.311 0.271 0.249 0.233 0.223
10 0.294 0.258 0.239 0.224 0.21511 0.284 0.249 0.230 0.217 0.20612 0.275 0.242 0.223 0.212 0.19913 0.268 0.234 0.214 0.202 0.19014 0.261 0.227 0.207 0.194 0.18315 0.257 0.220 0.201 0.187 0.17716 0.250 0.213 0.195 0.182 0.17317 0.245 0.206 0.289 0.177 0.16918 0.239 0.200 0.184 0.173 0.16619 0.235 0.195 0.179 0.169 0.16320 0.231 0.190 0.174 0.166 0.16025 0.200 0.173 0.158 0.147 0.14230 0.184 0.161 0.144 0.136 0.131
1.031 0.886 0.805 0.768 0.736n >30
Sumber : Conover, W.J, Practical Nonparametric Statistics, John Wiley & Sons, In,1973
n n n n n
74
Lampiran 12Tabel dari harga kritik dari Product-Moment
N(1)
Interval Kepercayaan N(1)
Interval Kepercayaan N(1)
Interval kepercayaan95%(2)
99%(3)
95%(2)
99%(3)
95%(2)
99%(3)
3 0.997 0.999 26 0.388 0.4905 55 0.266 0.3454 0.950 0.990 27 0.381 0.487 60 0.254 0.3305 0.878 0.959 28 0.374 0.478 65 0.244 0.3176 0.811 0.912 29 0.367 0.470 70 0.235 0.3067 0.754 0.874 30 0.361 0.463 75 0.227 0.2968 0.707 0.874 31 0.355 0.456 80 0.220 0.2869 0.666 0.798 32 0.347 0.449 85 0.213 0.278
10 0.632 0.762 33 0.344 0.442 90 0.207 0.27011 0.602 0.735 34 0.339 0.436 95 0.202 0.26312 0.576 0.708 35 0.334 0.430 100 0.195 0.25613 0.553 0.684 36 0.329 0.424 125 0.176 0.23014 0.532 0.661 37 0.325 0.418 150 0.159 0.21015 0.514 0.641 38 0.320 0.413 175 0.148 0.19416 0.497 0.623 39 0.316 0.408 200 0.138 0.18117 0.482 0.606 40 0.312 0.403 300 0.113 0.14818 0.468 0.590 41 0.308 0.396 400 0.098 0.12819 0.456 0.575 42 0.304 0.393 500 0.088 0.11520 0.444 0.561 43 0.301 0.389 600 0.080 0.10521 433 0.549 44 0.297 0.384 700 0.074 0.09722 0.423 0.537 45 0.294 0.380 800 0.070 0.09123 0.413 0.526 46 0.291 0.276 900 0.065 0.08524 0.404 0.515 47 0.288 0.372 1000 0.062 0.08125 0.396 0.505 48 0.264 0.368
1.031 0.886 49 0.281 0.36450 0.297 0.361
J=Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r
75
Lampiran 13DAFTAR LUAS DIBAWAH LENGKUNGAN NORMAL STANDAR Dari 0 ke z
Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 90.0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 03590.1 0386 0483 0478 0557 0596 0636 0675 0714 0754 03600.2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 11410.3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 15170.4 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 18790.5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 22240.6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2418 25490.7 2580 2612 2642 2673 2704 2734 2764 2794 2823 28520.8 2881 2910 2939 2967 2996 3023 3051 3078 3106 31330.9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 33891.0 3413 3438 3461 3485 2508 3531 3554 3577 3599 36211.1 4634 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 38301.2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 40151.3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 41771.4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 43191.5 4332 4345 4357 4370 4382 4394 4406 4418 4429 44411.6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 45451.7 4554 4564 4573 4580 4591 4599 4608 4626 4625 46331.8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4692 4699 46331.9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 47672.0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4803 4808 4812 48172.1 4821 4826 4830 4838 4838 4842 4846 4850 4854 48572.2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 48902.3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 49162.4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 49362.5 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 49522.6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 49642.7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 49742.8 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 49812.9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 49863.0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 49903.1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 49933.2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995 49953.3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4996 49973.4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 49983.5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 49983.6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 49993.7 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 49993.8 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 49993.9 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
Sumber : Theory And Problems of Statistics, Spigel, M.R.,PhD.,Schaum Publishing., New York, 19
76
Lampiran 14
Dokumentasi Penelitian
Dok. 1. Tes Kelincahan
Dok. 2. Tes Koordinasi Mata-Kaki
77
Dok. 3. Tes Kemampuan Dribbling
Dok. 4. Peneliti dan Sampel Penelitian.
78
79
80
81