skripsi - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/i-v.pdf · kantor unit cut nyak dhien dan...

67
ANALISIS KOMUNIKASI INTERPERSONAL MASYARAKAT GAMPONG LANGKAK KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA PASCA PEMILIHAN LEGISLATIF TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi OLEH : A L I Z A R NIM : 08C20220005 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI MEULABOH ACEH BARAT TAHUN 2014

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

ANALISIS KOMUNIKASI INTERPERSONAL MASYARAKAT

GAMPONG LANGKAK KECAMATAN KUALA PESISIR

KABUPATEN NAGAN RAYA PASCA PEMILIHAN

LEGISLATIF TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

OLEH :

A L I Z A R

NIM : 08C20220005

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

MEULABOH – ACEH BARAT

TAHUN 2014

Page 2: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat berperan dalam

menentukan tingkat perekonomian suatu negara. Di Indonesia perbankan

mempunyai peranan lebih kurang 80% dari keseluruhan sistem keuangan yang

ada. Mengingat begitu besarnya peranan perbankan di Indonesia, maka pengambil

keputusan perlu melakukan evaluasi kinerja yang memadai.

Menurut Purnomo (2006),Indikator untuk mengukur kinerja Bank yang

biasa digunakan adalah kinerja Bank secara ekonomi. Pada hakikatnya kinerja

ekonomi terdiri dari dua kinerja utama yaitu kinerja keuangan dan kinerja

efisiensi produktivitas. Efisiensi perbankan selain diukur dengan melihat

perbandingan indikator kinerja perbankan dan rasio keuangan, ada metode lain,

yaitu non parametrik dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA).

Berdasarkan observasi awal di Bank BRI Cabang Meulaboh untuk saat ini

Bank tersebut belum mempunyai laporan atau kajian yang jelas tentang seberapa

besar efisiensi kinerja untuk setiap kantor unit, yaitu: kantor unit Johan Pahlawan,

kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu

sama lain. Proses penilaian kinerja yang berlaku selama ini lebih kepada bersifat

penilaian intern, sehingga disparitas efisiensi antar satu unit dengan unit yang lain

tidak tergambar dengan jelas. Penilaian kenerja seperti ini memberikan efek bias

terhadap Bank BRI Cabang Meulaboh, efek bias tersebut timbul karena penilaian

Page 3: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

2

kinerja masih dilakukan secara parsial berdasarkan persepsi dari masing-masing

unit yang ada. Padahal total efisiensi itu perlu dilihat dengan membandingkan

pencapaian setiap unit yang ada, belum lagi masalah metode yang digunakan

masih berdasarkan azas pendapat para pakar sehingga kesimpulan nilai kinerja

yang diperoleh hanya semata-mata berdasarkan perspektif dan latar belakang para

pakar tersebut. Implikasinya tingkat objektifitas kesimpulan yang diperoleh

terhadap nilai kinerja masing-masing unit sangat tergantung kepada penilaian

pakar. Oleh karena itu diperlukan metode evaluasi yang dapat mengukur kinerja

perusahaan. Salah satu cara untuk mengevaluasi kinerja tiap kantor unit cabang

adalah dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Pengukuran efisiensi

unit Bank BRI Cabang Meulaboh dalam penelitian ini akan menggunakan metode

Data Envelopment Analysis (DEA).

Menurut Hadad (2003), metode ini memiliki kelebihan yaitu tidak

membutuhkan asumsi bentuk fungsi produksi dalam membentuk frontier

produksinya, oleh karena itu kesalahan dalam spesifikasi fungsi produksi dapat

dieliminasi.Keuntungan relatif penggunaan pendekatan ini lebih besar

dibandingkan parametrik, yaitu pendekatan ini dapat mengidentifikasi unit yang

digunakan sebagai referensi sehingga dapat membantu mencari penyebab dan

jalan keluar dari ketidakefisienan yang merupakan keuntungan utama dalam

aplikasi manajerial. Karakteristik pengukuran efisiensi dengan metode DEA

memiliki konsep yang berbeda dengan efisiensi pada umumnya, pertama, efisiensi

yang diukur adalah bersifat teknis, bukan ekonomis, artinya bahwa analisis DEA

hanya memperhitungkan nilai absolut dari satu variabel. Satuan dasar yang

Page 4: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

3

mencerminkan nilai ekonomis dari tiap-tiap variabel seperti harga, berat, panjang,

isi dan lainnya tidak dipertimbangkan. Oleh karenanya dimungkinkan suatu pola

perhitungan kombinasi berbagai variabel dengan satuan yang berbeda-beda.

Kedua, nilai efisien yang dihasilkan bersifat relatif atau hanya berlaku dalam

lingkup sekumpulan Decision Making Unit (DMU) yang diperbandingkan.

Efesiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang menggambarkan

kinerja secara keseluruhan dari suatu organisasi. Kemampuan kantor unit Bank

BRI Cabang Meulaboh menghasilkan output yang maksimal dengan inputyang

ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran efesiensi

dilakukan, unit Bank BRI Cabang Meulaboh dihadapkan pada kondisi bagaimana

mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat input yang ada atau

mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

Kantor Unit Bank BRI Cabang Meulaboh adalah suatu unit kerja yang

menjalankan kegiatan operasional dalam melaksanakan berbagai fungsi

Banksebagai lembaga keuangan. Sehingga diperlukan penilaian kinerja yang

terintegrasi antar setiap unit, agar dapat memberikan gambaran yang jelas

terhadap disparitas efisiensi masing-masing unit. Dari rumusan masalah diatas

maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan input dan output di setiap kantor unit Bank BRI

Cabang Meulaboh.

2. Seberapa besar tingkat efisiensi di setiap kantor unit Bank BRI Cabang

Meulaboh.

Page 5: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

4

3. Bagaimana menentukan output yang perlu ditingkatkan agar efisiensi masing-

masing unit tercapai.

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Adapun tujuan yang dikaji dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengidentifikasi Parameter input dan output kantor unit Bank BRI Cabang

Meulabohuntuk menghasilkan efisiensi yang diinginkan.

2. Mengukur tingkat efesiensi di setiap kantor unit Bank BRI Cabang Meulaboh

secara paralel sehingga diperoleh unit yang paling efisien.

3. Menganalisis parameter output yang perlu ditingkatkan sehingga kesetaraan

masing-masing unit dapat diperoleh.

1.3.2 Manfaat

Adapun manfaat yang penulis angkat dalam tugas akhir ini adalah:

1. Menjadi salah satu indikator yang sangat penting bagi Bank BRI cabang kota

Meulaboh dalam meningkatkan kinerja berdasarkan tingkat efisiensi masing-

masing unit dibawahnya.

2. Diharapkan menjadi landasan kebijakan jangka panjang bagi Bank BRI

Cabang Meulaboh dalam proses pengambilan keputusan.

1.4 Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup dalam tugas akhir ini maka penelitian

dibatasi dalam beberapa hal yaitu:

Page 6: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

5

1. Penelitian dilakukan berdasarkan data di 3 kantor Bank BRI Unit Meulaboh

antara lain Kantor Unit Johan Pahlawan, Kantor Unit Cut Nyak Dhien dan

Kantor Unit Teuku Umar tahun 2012.

2. Pendekatan pemecahan masalah menggunakan metode DEA yang berbasis

input.

3. Parameter input dan output sepenuhnya memperhatikan karakteristiksumber

daya dari masing-masing kantor unit Bank.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir ini dilakukan dengan sistematika penulisan sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penulisan tugas akhir, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat, batasan masalahdan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang mendasari penulisan tugas

akhir dan menjelaskan teori-teori Data Envelopment Analysis(DEA).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentangdeskripsi data serta metodologi yang

digunakan untuk penelitian ini.

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini merupakanpengumpulan data dan pengolahan datadi Kantor Unit

Bank BRI Cabang Meulaboh.

Page 7: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

6

BAB V ANALISIS DAN EVALUASI

Bab ini merupakan analisis penelitian data dan evaluasi hasil analisis di

Kantor Unit Bank BRI Cabang Meulaboh.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis pembahasan masalah serta

saran yang diberikan oleh penulis bagi perusahaan.

Page 8: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

27

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Efisiensi

Menurut Sutawijaya (2009), efisiensi adalah perbandingan yang terbaik

antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-

sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai

dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa

yang telah diselesaikan.

Menurut Sumanth (1985), pengertian efesiensi adalah perbandingan atau

rasio dari keluaran (output) dengan masukkan (input). Efisiensi mengacu pada

bagaimana baiknya sumber daya digunakan untuk menghasilkan output.

Sedangkan efektifitas adalah derajat pencapaian tujuan dari sistem yang diukur

dengan perbandingan atau rasio dari keluaran (output actual) yang dicapai dengan

keluaran (output) standar yang diharapkan. Efisiensi merupakan penghematan

penggunaan sumber daya dalam kegiatan organisasi, dimana efisiensi pada “daya

guna”. Efisiensi dimaksudkan pemakaian sumber daya yang lebih sedikit untuk

mencapai hasil yang sama. Efisiensi merupakan ‘ukuran’ yang membandingkan

rencana penggunaan masukan (input) dengan realisasi penggunannya. Efisiensi

100% sangat sulit dicapai, tetapi efisiensi yang mendekati 100% sangat

diharapkan. Konsep ini lebih berorientasi pada input daripada output.

Menurut Hadad (2003), efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang

secara teoritis mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Kemampuan

Page 9: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

8

menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada, adalah merupakan

kinerja yang diharapkan. Saat pengukuran efisiensi dilakukan bank dihadapkan

pada kondisi bagaimana medapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat

input yang ada, atau menetukan tingkat input yang minimum dengan pencapaian

tingkat output tertentu.

2.2 Bank

Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang

perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan,

yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.

Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank

sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang

menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan

menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan

jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan

utama tersebut.

Menurut kegiatan usahanya yang mengacu pada pasal 5 UU Nomor

7/1992, jenis bank terdiri dari:

1. Bank Umum

Bank umum menurut UU Nomor 10 tahun 1998 didefinisikan sebagai

bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu

Page 10: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

9

lintas pembayaran, yang tergolong ke dalam bank umum seperti Bank BNI, Bank

BRI, Bank BTN dan lain-lain.

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat menurut UU Nomor 10 tahun 1998 didefinisikan

sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran, yang tergolong ke dalam bank BPR seperti Bank Desa,

Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Badan Kredit Desa (BKD), Badan

Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), dan/atau

lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan UU

Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dengan memenuhi persyaratan tata cara yang

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Satu hal yang membedakan antara bank umum dengan bank perkreditan

rakyat adalah jenis simpanan masyarakat dimana bank perkreditan rakyat tidak

melakukan kegiatan simpanan dalam bentuk giro.

2.3 Konsep Efisiensi Bank

Efisiensi dalam dunia perbankan adalah salah satu parameter kinerja yang

cukup populer, banyak digunakan karena merupakan jawaban atas kesulitan-

kesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja. Sering kali, perhitungan

tingkat keuntungan menunjukkan kinerja yang baik, tidak masuk dalam kriteria

“sehat” atau berprestasi dari sisi peraturan. Sebagaimana diketahui, industri

perbankan adalah industri yang paling banyak diatur oleh peraturan-peraturan

yang sekaligus menjadi ukuran kinerja dunia perbankan.

Page 11: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

10

2.3.1 Teori Efisiensi Bank

Menurut Hadad (2003), efisiensi dalam suatu perusahaan khususnya

perbankan merupakan salah satu parameter kerja yang cukup popular untuk

mengukur kinerja bank, hal ini disebabkan efisiensi yang merupakan jawaban dari

kesulitan-kesulitan dalam perhitungan ukuran-ukuran kinerja, seperti tingkat

efisiensi teknologi, alokasi dan efisiensi total.

Secara keseluruhan efisiensi perbankan dapat di dekomposisikan dalam

efisiensi skala (scale efficiency) dan efisiensi alokasi (allocative efficiency). Bank

dikatakan efisiensi dalam skala ketika bank bersangkutan mampu beroperasi

dalam skala hasil yang konstan (constant return to scale), sedangkan efisiensi

cakupan tercapai ketika bank mampu beroperasi pada diversifikasi lokasi.

Efisiensi akan lokasi tercapai ketika bank mampu menentukan berbagai output

yang memaksimumkan keuntungan, sedangkan efisiensi teknik pada dasarnya

menyatakan hubungan antara input dan output dalam suatu proses produksi. Suatu

proses produksi dikatakan efisien apabila pengggunaan input sejumlah tertentu

dapat dihasilkan output yang maksimum.

2.3.2 Pengukuran Efisiensi Bank

Menurut Silkman (1989), terdapat tiga jenis pendekatan pengukuran

efisiensi khususnya perbankan yaitu:

1. Pendekatan rasio, yaitu pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi dilakukan

dengan cara menghitung perbandingan output dengan input yang digunakan.

Pendekatan ini akan dinilai memiliki efisiensi yang tinggi, apabila dapat

memproduksi sejumlah output yang maksimum dengan input tertentu.

Page 12: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

11

2. Pendekatan regresi, yaitu pendekatan yang menggunakan sebuah model dari

tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu.

Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat

digunakan untuk memperoduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit

Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat input tertentu, UKE tersebut akan

dinilai efisien apabila mampu menghasilkan jumlah output lebih banyak

dibandingkan jumlah output estimasi.

3. Pendekatan frontier, pendekatan ini mempunyai dua jenis yaitu parametrik

dan non-parametrik.

2.3.3 Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Bank

Menurut Hadad (2003), terdapat tiga pendekatan yang lazim digunakan

dalam metode parametrik dan non-parametrik untuk mendefinisikan hubungan

input dan output dalam kegiatan finalcial suatu lembaga keuangan yaitu:

1. Pendekatan Aset (Asset Approach)

Produksi aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan sebagai

pencipta kredit pinjaman (loans). Pendekatan ini, output benar-benar

didefinisikan ke dalam bentuk aset.

2. Pendekatan produksi (Production Approach)

Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari akun

deposito (deposit account) dan kredit pinjaman (credit account), kemudian

output didefinisikan sebagai jumlah tenaga, pengeluaran modal pada aset-aset

tetap dan material lainya.

Page 13: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

12

3. Pendekatan Intermediasi (Intermediation Approach)

Pendekatan ini memandang sebuah lembaga keuangan sebagai intermediator,

yaitu merubah dan mentransfer aset-aset keuangan dari surplus unit kepada

defisit unit. Input lembaga keuangan tersebut meliputi: biaya tenaga kerja,

modal dan pembayaran bunga pada deposito, kemudian output yang diukur

dalam bentuk kredit pinjaman dan investasi keuangan. Pendekatan ini melihat

fungsi primer sebuah institusi keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman

(loans).

Menurut Farrell (1957), efisiensi sebuah perusahaan pada dasarnya terdiri

dari dua komponen diantaranya:

1. Technical efficiency, menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

mencapai tingkat output yang maksimum dengan menggunakan tingkat input

tertentu yang tersedia.

2. Allocative efficiency, menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

mengoptimalkan penggunaan input dengan struktur harga dan teknologi

tertentu.

Kombinasi antara technical efficiency dan allocative efficiency akan

menjadi economic efficiency. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien secara

ekonomi jika dapat meminimalkan biaya produksi untuk menghasilkan output

tertentu dengan tingkat teknologi yang umumnya digunakan serta harga pasar

yang berlaku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi dapat

dikatakan efisien jika output yang dihasilkan dapat ditingkat tanpa meningkatkan

input dan menurunkan output tertentu lainnya. Demikian pula suatu organisasi

Page 14: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

13

dapat dikatakan efisien jika input dapat diturunkan tanpa menurunkan output yang

dihasilkan maupun tanpa meningkatkan input tertentu.

Menurut David (1984), efisiensi berhubungan dengan seberapa baik kita

menggunakan sumber daya yang ada untuk mendapatkan suatu hasil. Secara

matematis efisiensi merupakan rasio antara output dan input.

Namun perhitungan efisiensi diatas masih belum cukup untuk perhitungan

efisiensi suatu organisasi atau perusahaan, yang pada kenyataanya tidak hanya

melibatkan satu input dan menghasilkan satu macam output saja. Suatu organisasi

atau perusahaan sebenarnya berhubungan dengan bermcam-macam sumber daya

baik input maupun output yang berbeda.

Kenyataan seperti diatas menyebabkan kondisi ideal, yaitu suatu kondisi

dimana nilai efisiensi 1 atau 100% sangat sulit untuk dicapai. Sehingga

pengukuran efisiensi untuk perusahaan yang sejenis dapat dilakukan secara relatif.

Perusahaan sejenis berarti perusahaan yang memiliki jenis input dan output yang

sama. Sangat tidak mungkin dilakukan pengukuran efisiensi relatif antara pabrik

kelapa sawit dengan pabrik semen, yang jelas-jelas input dan outputnya sangat

berbeda. Melalui pendekatan teori efisiensi diatas maka, metode yang dapat

diterapkan untuk pemecahan masalah pengukuran efisiensi ini adalah

menggunakan metode Data Envelopment Anilysis (DEA).

2.3.4 Metode Pengukuran Efisiensi

Menurut Barger dan Humphrey (1997), metode yang umumnya digunakan

untuk mengukur efisiensi dalam institusi keuangan termasuk perbankan terdiri

dari metode parametrik dan metode non-parametrik.

Page 15: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

14

Metode parametrik dalam pendekatannya terdapat tiga metode yang paling

sering digunakan yaitu:

1. Stochastic frontier Approach (SFA), merupakan pendekatan ekonometrik

menentukan bentuk fungsional untuk biaya, keuntungan atau hubungan

produksi diantara input, output dan faktor lingkungan serta pendekatan ini

memungkinkan untuk random error diasumsikan mengikuti distribusi standar

simetrik.

2. Thick Frontier Approach (TFA), membandingkan rata-rata efisiensi dari

kelompok perusahaan dan bukannya mengestimasi frontier.

3. Distribution Free Approach (DFA), metode ini menggunakan residual rata-rata

dari fungsi biaya yang diestimasi dengan panel data untuk membangun suatu

ukuran cost frontier efficiency. Metode ini tidak memaksakan suatu bentuk

spesifik pada distribusi dari efisiensi namun mengasumsikan bahwa terdapat

core efficiency atau efisiensi rata-rata untuk setiap perusahaaan yang besarnya

konstan dari waktu ke waktu.

Sedangkan dalam pendekatan non-parametrik terdapat dua metode yang

paling sering digunakan yaitu:

1. Data Envelopment Analysis (DEA), adalah teknik pemograman matematis

yang digunkan untuk mengevaluasi efisiensi dari suatu unit pengambilan

keputusan (unit kerja) yang bertanggung jawab menggunakan sejumlah input

untuk memperoleh suatu output yang ditargetkan.

2. Free Disposal Hull (FDH), diangggap sebagai generalisasi dari model DEA,

dimana model ini tidak mensyaratkan estimasi frontier. Metode estimasi

Page 16: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

15

O

C

B

A

Output1 / Input1

Outp

ut2

/ I

nput2

frontier merupakan pendekatan matematika untuk menentukan best-practise

firms, yaitu perusahaan-perusahaan yang kinerjanya terletak pada frontier.

2.4 Analisis garis Frontier

Frontier Analysis merupakan ukuran efisiensi relatif. Pengukuran

dilakukan terhadap inefisiensi unit-unit yang ada dibandingkan dengan unit lain

yang dianggap paling efisien dalam set data yang ada. Hal ini memungkinkan

Frontier Analysis menghasilkan perhitungan tingkat efisiensi mencapai 100%

pada beberapa unit. Unit yang memiliki tingkat efisiensi 100% merupakan unit

yang terefisien dalam set data tertentu dan waktu tertentu. Keuntungan dari

penggunaan Frontier Analysis adalah dapat melihat sumber ketidakefisienan

dengan ukuran ‘peningkatan potensial’ dari masing-masing input atau output.

Menurut Barger dan Humphrey (1997) dalam makalah pertamanya yang

memuat mengenai teori portofolio, garis frontier adalah suatu garis permukaan

yang dihubungkan oleh titik-titik terluar dari suatu analisis grafik yang merupakan

kondisi sangat efisien yang dapat tercapai. Bagian yang ditunjukan oleh garis

tersebut disebut efficient frontier (permukaan efisien).

Analisa grafik dan garis frontier dalam DEA:

1. Grafik awal antara

dengan

………(1)

Gambar 2.1 Grafik awal efisiensi

Page 17: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

16

C

O

B

A

Output1 / Input1

Ou

tpu

t2 /

Inp

ut2

B’

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa efisiensi maksimum akan tercapai

di sepanjang garis yang melewati titik A dan C. dalam hal ini kondisi berada pada

garis frontier. Sementara itu titik B kurang efisien dibandingkan dengan efisiensi

maksimum titik A dan titik C. semua kondisi yang berada di dalam garis frontier

dihubungkan oleh titik terluar dari suatu analisis grafik yang merupakan kondisi

sangat efisien yang dapat dicapai. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.2.

2. Grafik yang menunjukan peningkatan DMU sampai ke garis frontier

Gambar 2.2. Grafik peningkatan efisiensi dari suatu kondisi tertentu

Titik B yang diubah menjadi titik yang lebih efisien dengan cara menarik

gari dari pangkal O (0,0) yang melalui titik kondisi B menuju ke garis frontier.

Selanjutnya dapat dicapai output 1 / input 1 (efisiensi 1) dan output 2 / input 2

(efisiensi 2) yang menjadi lebih efisien (kodisi B’) dari pada keadaan awal

(kondisi B). dengan demikian dapat dihitung berapa nilai output dan input yang

harus dicapai agar suatu kondisi yang tidak efisien menjadi kondisi yang efisien.

2.5. Data Envelopment Analysis (DEA)

Menurut Charnes (1978), DEA adalah analisis pemograman yang berbasis

pada pengukuran tingkat performansi suatu efisiensi dari suatu organisasi

menggunakan Decision making Unit (DMU). Yang dimaksud dengan DMU

Page 18: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

17

adalah suatu sumber daya dapat berupa sekolah, Bank, rumah sakit, universitas

dan lain-lain. DMU ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa efisien suatu

DMU digunakan dengan pemamfaatan peralatan yang ada untuk dapat

menghasilkan output yang maksimum.

Menurut Siswandi (2004), suatu perusahaan yang rasional akan selalu

berupaya untuk memaksimalkan keuntungan yang diperolehnya. Sejalan dengan

ini, perusahaan yang rasional akan selalu meningkatkan kapasitas produksinya

sampai diperoleh suatu nilai keseimbangan profit yang maksimal dalam marginal

revenue (sebagai fungsi output) masih melebihi marginal cost (sebagai fungsi

input). Sehingga perusahaan-perusahaan haruslah sensitif terhadap isu yang

berhubungan dengan “skala hasil” (yang umum disebut dengan return to scale).

Suatu perusahaan akan memiliki salah satu dari kondisi return to scale,

yaitu increasing return to scale (IRS), constant return to scale (CRS)

dan decreasing return to scale (DRS).

Menurut Hadinata (2000), DEA adalah suatu model pemograman

matematis yang digunakan untuk menghitung efisiensi relatif suatu unit

dibandingkan dengan unit-unit lain menggunakan berbagai macam input dan

output yang sejenis. DEA juga dapat juga digunakan untuk melakukan proses

bencmarking.

Kebanyakan input dari suatu organisasi berupa data yang sulit untuk

diukur performansi efisiensi. Akan tetapi akan lebih mudah mengukurnya dari

segi profit tahunan ataupun stok barang dalam organisasi tersebut. Suatu input dan

output dari suatu organisasi dapat bervariasi jumlah dan jenisnya. Hal ini dapat

diatasi dengan cara menentukan rasio dari perbandingan total ouput dengan total

Page 19: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

18

input. Efisiensi yang ditentukan dengan metode DEA adalah suatu nilai yang

relatif dan bukan merupakan suatu nilai mutlak yang dapat diberi skor 100% dan

DMU lain yang performansinya berada dibawahnya memiliki skor yang bervariasi

yaitu antara 0%-100% sesuian perbandingan dengan DMU yang terbaik.

Istilah-istilah yang digunakan DEA adalah:

1. Input

Sesuatu yang dibutuhkan untuk kemudian diolah dan menjadi suatu produk

yang bernilai.

2. Output

Sesuatu yang dapat dihasilkan dari sejumlah input yang tersedia.

3. Unit

Sesuatu yang dinilai dan dibandingkan antara input dan output sehingga

diperoleh nilai efisiensi relative.

4. Efisiensi relatif

Efisiensi suatu unit bila dibandingkan dengan unit-unit lain yang memiliki

input dan output dengan jenis yang sama dalam treatment tertentu.

5. Bobot

Pemberian nilai untuk suatu faktor yang memberikan makna bahwa faktor

tersebut mempengaruhi efisiensi sebesar nilai bobotnya.

Dalam mengevaluasi dengan metode DEA perlu diperhatikan:

1. Kebutuhan nilai input dan output untuk masing-masing DMU

2. DMU memiliki proses yang sama, yaitu dengan menggunakan jenis input dan

output yang sama.

Page 20: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

19

3. Mendefinisikan nilai efisiensi relatif masing-masing DMU melalui rasio

antara penjumlahan bobot output dengan penjumlahan bobot input.

4. Nilai efisiensi berkisar antar 0 dan 1

5. Nilai bobot yang diperoleh dari hasil pemograman dapat digunakan untuk

memaksimumkan nilai efisiensi relatif.

Penggunaan model matematis dalam metode DEA memiliki kekhususan

bila dibandingkan dengan penggunaan model matematis lain. Dalam hal ini model

matematis DEA digunakan untuk mengevaluasi dan menganalisa unit organisasi

atau DMU berdasarkan data dan kinerja di masa lalu untuk perencanaan pada

masa yang akan datang. Dua model matematis yang digunakan ialah:

1. Model matematis DEA-CCR Primal adalah model utama yang dipakai untuk

menghitung nilai efisiensi tiap unit DMU. Dalam DEA efisiensi (ep) sebuah

DMU didefinisikan sebagai rasio antara jumlah ouput yang diboboti dengan

jumlah input yang diboboti, yang merupakan suatu perluasan alami konsep

efisiensi.

2. Model Matematis DEA-CCR Dual adalah model pendukung untuk

menghitung efisiensi relatif suatu DMU dan mengetahui DMU yang

dijadikan acuan untuk meningkatkan nilai efisiensi DMU yang tidak efisien.

Setiap DMU memerlukan satu pemograman linier diatas, dimana model

pemograma linier untuk masing-masing DMU pada dasarnya sama. Suatu DMU

dikatakan efisien secara relatif bila efisiensi bernilai 1 (nilai efisiensi sebesar

100%). Sebaliknya nilai efisiensi kurang dari 1, maka DMU tersebut dianggap

tidak efisien.

Page 21: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

20

Bila dalam rumus (1) nilai efisiensi diperoleh dari hasil pembagian antara

nilai output dengan nilai input, maka perbaikan nilai efisiensi dapat dilakukan

dengan cara:

1. Nilai output ditingkatkan, sementara nilai input tetap

2. Ketika nilai output tetap, maka nilai input diturunkan

3. Pada saat nilai output meningkat, secara bersamaan nilai input diturunkan

Pada metode DEA perbaikan nilai efisiensi lebih mengarah pada peningkatan nilai

output sedangkan nilai input tetap.

Model matematis yang diperkenalkan dengan tujuan untuk menentukan

efisiensi relatif untuk tiap DMU ke-p, dirumuskan:

………………………….….(2)

dengan syarat bahwa efisiensi semua DMU adalah:

Untuk k=1,……,n ….(3)

Yt ,………., Ys ≥ 0 …………………………(4)

Xj ,………., Xt ≥ 0 …………………………(5)

Dalam hal ini:

ep adalah efisiensi untuk DMU ke-p

s adalah jumlah pengukuran output

t adalah jumlah pengukuran input

n adalah jumlah DMU

Ojk adalah nilai output pada pengukuran output ke-i (i = 1,...,s) untuk DMU

ke-k (k = 1,…..,n)

Page 22: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

21

Ijk adalah nilai input pada pengukuran input ke-j (j = 1,….,t) untuk DMU ke-

k (k = 1,….,n)

Yi adalah bobot output per-unit pada pengukuran output ke-I (i=1,…s)

Xj adalah bobot input per-unit pada pengukuran input ke-j (j=1,…t)

Model non-linier dan fraksional diatas dapat dirubah dalam bentuk linier

programing untuk lebih memudahkan dalam perhitungan menjadi:

Fungsi tujuan

Maksimumkan ………(6)

Kendala

……………………………….....(7)

-

……………………(8)

Yi,……., Ys ≥ 0 …………………………………(9)

Xj,……..Xt ≥ 0 …………………………………(10)

Model linier diatas sebagai bentuk DEA-CCR Primal.

Selanjutnya bentuk linier programing DEA-CCR diatas dapat dibawa kedalam

bentuk DEA-CCR Dual, model dualnya sebagai berikut:

Fungsi tujuan

Maksimum h0 ……………………………(11)

Kendala

Ijp h0 – ……………………...(12)

……………………………..(13)

…………………………………………(14)

Page 23: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

22

Bobot yang diperoleh dari hasil dual dapat digunakan untuk meningkatkan DMU

yang tidak efisien menjadi efisien (100%).

2.5.1. Keunggulan dan Keterbatasan DEA

Dalam perkembangannya, metode DEA pun tentu terdapat kelebihan dan

kekurangannya, dalam konteks pengukuran efisiensi sebuah industri. Secara

singkat, berbagai keunggulan dan keterbatasan metode DEA adalah:

1. Keunggulan DEA

a. Bisa menangani banyak input dan output

b. Tidak butuh asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan output.

c. Unit Kegiatan Ekonomi dibandingkan secara langsung dengan sesamanya.

d. Dapat membentuk garis frontier fungsi efisiensi terbaik atas variabel

input-output dari setiap sampelnya.

e. Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda.

2. Keterbatasan DEA

a. Bersifat simple specific

b. Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran bisa berakibat

fatal.

c. Hanya mengukur produktivitas relatif dari unit kegiatan ekonomi bukan

produktivitas absolut.

d. Uji hipótesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan.

2.6 Dicision Making Unit (DMU)

DEA adalah linear programming yang berbasis pada pengukuran tingkat

performance suatu efisiensi dari suatu organisasi dengan menggunakan Dicision

Making Unit (DMU). Istilah DMU dalam DEA dapat berupa bermacam-macam

Page 24: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

23

unit seperti bank, rumah sakit, unit dari pabrik, departemen, universitas, sekolah,

pembangkit listik, kantor polisi, kantor samsat, kantor pajak, penjara, dan apa saja

yang memiliki kesamaan karakteristik operasional (Siswadi dan Purwantoro,

2006). Ramanathan (2003) menyebutkan ada dua faktor yang mempengaruhi

dalam pemilihan DMU, yaitu :

a. DMU harus merupakan unit-unit yang homogen. Unit-unit tersebut

melakukan tugas (task) yang sama, dan memiliki objektif yang sama. Input

dan output yang mencirikan kinerja dari DMU harus identik, kecuali

berbeda hanya intensitas dan jumlah/ukurannya (magnitude). Hal ini juga

sejalan dengan pendapat Sufian (2006).

b. Hubungan antara jumlah DMU terhadap jumlah input dan output

kadangkala ditentukan berdasarkan “rule of thumb”, yaitu jumlah DMU

diharapkan lebih banyak dibandingkan jumlah input dan output dan

ukuran sampel seharusnya dua atau tiga kali lebih banyak dibandingkan

dengan jumlah keseluruhan input dan output.

Pertimbangan dalam pemilihan sampel DMU adalah jumlah dari DMU itu

sendiri. Untuk dapat membedakan secara selektif DMU yang efisien dan inefisien

maka diperlukan jumlah DMU yang lebih besar dari perkalian jumlah input dan

jumlah output. Jumlah DMU sekurang-kurangnya tiga kali lebih besar dari total

jumlah variabel input dan output. Namun pada beberapa penelitian lain mengenai

DEA terdapat pula penggunaan sampel DMU yang lebih kecil.

2.7 Pemilihan Variabel Input dan Output

Kesulitan utama dalam aplikasi DEA adalah pemilihan input dan output.

Kriteria pemilihan input dan output adalah sangat subjektif. Tidak ada aturan yang

Page 25: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

24

spesifik dalam menentukan pemilihan input dan output. Namun demikian,

beberapa petunjuk pemilihan input dan output umumnya input didefinisikan

sebagai sumber daya yang dimanfaatkan oleh DMU atau kondisi yang

mempengaruhi kinerja dari DMU, sementara output merupakan keuntungan

(benefit) yang dihasilkan sebagai hasil dari kegiatan operasi DMU.

Dalam setiap aplikasi DEA, sangatlan penting untuk menentukan input

dan output secara benar. Beberapa aturan rule of thumb dapat membantu dalam

menentukan jumlah yang ideal untuk input dan output. Umumnya, pada saat

jumlah input dan output meningkat, maka semakin banyak DMU yang akan

memperoleh tingkat efisiensi 100%, karena DMU-DMU tersebut menjadi terlalu

khusus untuk dievaluasi terhadap unit lain.

2.8 Tahapan Analisis DEA

Berikut ini tahapan-tahapan dalam analisis DEA yang telah dirangkum

dari berbagai sumber literatur :

a. Table of Efficiencies (Radial)

Analisis ini menunjukkan DMU mana yang paling efisien. Efisiensi

ditunjukkan dengan nilai optimal dari fungsi tujuan yang dikembangkan dari

linear programming. Nilai fungsi tujuan 100% berarti DMU tersebut efisien

sementara yang kurang dari 100 % berarti inefisien.

b. Table of Peer Units

Tabel ini digunakan untuk menentukan jika suatu DMU inefisien maka

akan ditunjukkan bagaimana cara mencapai tingkat efisiensi dengan melihat peer

DMU yang menjadi acuan /pedoman untuk mencapai tingkat efisiensi.

Page 26: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

25

c. Table of Target Values

Analisis ini digunakan untuk menentukan berapa persen efisiensi sudah

terjadi untuk setiap DMU baik dari setiap struktur input maupun struktur output.

Dalam tabel ini akan ditunjukkan nilai actual dan target yang harus dicapai dari

setiap input maupun setiap output. Jika besarnya nilai actual sudah sama dengan

nilai target-nya maka efisiensi untuk setiap input atau output sudah terjadi.

Sebaliknya jika nilai antara actual dengan target tidak sama maka efisiensi belum

tercapai.

Lebih lanjut mengenai prosedur yang dilakukan setelah perhitungan

efisiensi dengan DEA. Menurutnya adalah sangat penting untuk memverifikasi

hasil perhitungan efisiensi dengan menggunakan analisis sensitivitas. Dalam

beberapa kasus, output pengukuran DEA sudah cukup untuk menarik kesimpulan.

Namun beberapa kasus lainnya seringkali diperlukan analisis lebih lanjut dari

output DEA.

2.9 Penelitian Terdahulu tentang Kinerja

Pengukuran kinerja menggunakan metode DEA sudah pernah dilakukan

oleh beberapa peneliti untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.1

dibawah ini:

Page 27: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

27

Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu

No Judul Nama

Peneliti Metodologi Kesimpulan dan Saran

1.

The Efficiency of

Islamic Banking in

Malaysia : Foreign vs

Domestic Bank

Fadzlan

Sufian

(2006)

Penelitian ini menggunakan model DEA

dengan menggunakan variabel input yang

terdiri dari total simpanan, biaya tenaga kerja,

dan aset. Variabel pembiayaan dan pendapatan

operasional sebagai output selama periode

2001-2004.

Hasil penelitian ini menunjukkan secara umum

perbankan syariah di Malaysia mengalami

peningkatan selama periode pengamatan.

Penelitian ini juga menggambarkan bank asing

syariah relatif lebih efisien dibandingkan bank

domestik syariah selama tahun pengamatan.

2.

Analisis Perbandingan

Efisiensi Perbankan

Syariah Di Indonesia

Dengan Metode Data

Envelopment Analysis

(DEA)

Harjum

Muharam

dan Rizki

Pusvitasari

(2007)

Metode analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah DEA dengan

memasukkan variabel total simpanan, biaya

operasional lainnya sebagai variabel input.

Variabel outputnya meliputi: pembiayaan,

aktiva lancar dan pendapatan operasional

lainnya.

Pada tahun 2005 hanya bank BTN Syariah,

Niaga Syariah, dan Permata Syariah yang

mencapai efisiensi 100 persen, sedangkan

sembilan bank lainnya memiliki tingkat

efisiensi yang fluktuatif.

3.

Efficiency Analysis of

Conventional and

Islamic Banks in

Indonesia using Data

Envelopment Analysis

Ascarya,

Diana

Yumanita,

dan Guruh S.

Rokhimah

(2008)

Penelitian ini dianalisis dengan metode DEA.

Variabel total simpanan, biaya tenaga kerja

dan aset sebagai input. Variabel ouputnya

meliputi: pembiayaan dan pendapatan. Kedua

jenis variabel ini digunakan baik pada bank

syariah maupun konvensional.

Selama periode pengamatan tahun 2002-2006,

perbankan syariah dianggap relatif lebih

efisien dibandingkan bank konvensional.

Kinerjanya dari tahun ke tahun mengalami

kenaikan, kecuali pada tahun 2004. Hal ini

disebabkan perbankan syariah melakukan

langkah yang ekspansif. Studi ini juga

menggambarkan bahwa rata-rata efisiensi BUS

relatif lebih baik dibandingkan UUS maupun

BPRS.

Page 28: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

27

2.10 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yang dibangun dalam penelitian ini yaitu untuk

mengukur tingkat efisiensi tiga kantor unit Bank BRI cabang Meulaboh, yaitu

kantor unit Cut Nyak Dhien, kantor unit Johan Pahlawan dan kantor unit Teuku

Umar pada periode 2011 sampai dengan 2012. Peneltian ini mengukur tingkat

efisensi dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA)

dengan cara menetukan variabel-variabel input yang meliputi: Jumlah pegawai,

jumlah simpanan, jumlah nasabah dan jumlah biaya operasional (BOP). Adapun

variabel-variabel output yang mencakup: Jumlah kredit yang diberikan dan

jumlah income (pendapatan). Kerangka konseptual dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar 2.3 kerangka konseptual teoritis

3 Kantor Unit Bank BRI Cabang Meulaboh

Variabel input

3. Jumlah pegawai

4. Jumlah simpanan

5. Jumlah nasabah

6. Jumlah biaya

operasional (BOP)

Variabel output

1. Jumlah kredit yang

diberikan

2. Jumlah income

Efisiensi relatif ketiga kantor unit

Page 29: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian tugas akhir ini bertempat di kantor unit Bank BRI cabang

Meulaboh, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat yaitu kantor unit

Johan Pahlawan, kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umar.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dapat dijelaskan pada tabel Time Line:

Tabel 3.1 Time Line Penelitian

Kegiatan

Tahun 2013

Minggu Pertama Minggu Kedua Minggu Ketiga Minggu Keempat

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Studi data keuangan

- - - - - - - - - - - - - -

Diskusi - -

- - - - - - - - - - - -

Diskusi Ide Proposal - - - -

- - - - - - - - - -

Pembuatan Proposal

- - - - - -

- - - - - - - -

Penelitian

Pengambilan Data

- - - - - - - -

- - - - -

Penelitian

Pengolahan Data

- - - - - - - - - - -

- -

Penelitian

Penyusunan Laporan - - - - - - - - - - - - - -

Page 30: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

29

3.2 Metode Penelitian

Proses pengambilan data yang dilakukan secara bertahap, tahap-tahap ini

pada dasarnya sama dengan model pelaksanaan penelitian dan dapat digunakan

sebagai kerangka utama yang kemudian dapat dikembangkan sesuai kebutuhan.

Pada tugas akhir ini penulis menggunakan data di beberapa kantor unit Bank BRI

Kota Meulaboh, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.

Menggunakan data yang bersumber pada data laporan keuangan tahunan selama

dua tahun yaitu tahun 2011 dan 2012. Data selama dua tahun dipandang cukup

untuk digunakan dalam menentukan efisiensi relatif pada tiap kantor unit Bank

BRI Kota Meulaboh.

Metode DEA bila diartikan secara bebas berarti analisa data terbungkus.

Disebut karena bila hasil dari perhitungan efisiensi telah didapatkan, dan

kemudian diplot dalam suatu grafik dan nilai-nilai yang terluar dihubungkan,

maka akan melingkupi atau membungkus nilai-nilai tertentu. Cara pengukuran

yang digunakan dalam metode DEA adalah dengan membandingkan antara output

yang dihasilkan dengan input yang ada.

………………………

Nilai efisiensi sautu unit antara 0 sampai dengan 1

DMU dikatakan efisien jika:

1. Dari segi orientasi output

output naik saat input tetap

Efisiensi naik

output tetap saat input turun

Page 31: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

30

2. Dari segi orientasi input

input tetap saat output naik

Efisiensi naik

Input turun saat output tetap

Metode penelitian dijelaskan pada flowchart efesiensi relatif

menggunakan metode DEA, gambar 3.1 sebagai berikut::

Menentukan Faktor - Input

- Output

Pengukuran efesiensi

Mulai

Study Pustaka

Pengambilan data

Kantor Unit BRI Kota Meulaboh - Unit Johan Pahlawan - Unit Cut Nyak Dhien - Unit Teuku Umar

A

Page 32: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

31

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian DEA di Kantor Unit BRI

Langkah-langkah Data Envelopment Analysis (DEA) yang diterapkan di

Kantor Unit Bank BRI Kota Meulaboh, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten

Aceh Barat antara lain:

1. Studi pustaka

Tahap ini melakukan kegiatan mempelajari Data Envelopment Analysis (DEA)

melalui buku pedoman kuliah dan beberapa tulisan ilmiah atau paper.

Nilai efisiensi

Unit Johan Palahalwan

Peers group unit

Nilai efisiensi Unit Teuku

Umar

Nilai efisiensi Unit Cut

Nyak Dhien

Efisiensi relatif

Analisis peningkatann

input / output

Selesai

Peers group unit

Peers group unit

A

Penentuan nilai

peningkataan input /

output

Kesimpulan

Page 33: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

32

Sehingga diperoleh landasan teori yang digunakan dalam penelitian yang

dilakukan.

2. Pengambilan data

Tahap ini yaitu pengumpulan data yang berasal dari data laporan keuangan

tahunan di kantor unit Bank BRI Kota Meulaboh.

3. Menentukan faktor

Yaitu data yang diperoleh kemudian dipisahkan menjadi faktor input dan

faktor output.

Faktor input terdiri dari:

a. Jumlah Pegawai

b. Jumlah Simpanan

c. Jumlah Biaya

d. Jumlah nasabah

Faktor output terdiri atas:

a. Jumlah kredit yang diberikan

b. Jumlah pendapatan

4. Pengukuran efisiensi

Dilakukan dengan membuat model DEA-CCR primal, super efesiensi dan

DEA-CCR dual. Setelah itu dilakukan perhitungan dengan software komputer.

5. Efisiesi relatif

Yaitu membandingkan hasil pengukuran efisiensi relatif dari tiap kantor unit

BRI Kota Meulaboh.

Page 34: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

33

6. Analisis peningkatan input / output

Yaitu untuk mengetahui penyebab ketidakefisienan dan apakah dapat

dilakukan perubahan nilai input dan output untuk meningkatkan nilai efisiensi

Bank.

7. Penentuan nilai peningkatan input / output

Yaitu menetukan perubahan nilai terhadap input / output untuk meningkatkan

efisiensi kinerja.

8. Kesimpulan

Yaitu menyimpulkan hasil dan informasi dari langkah-langkah sebelumnya

dan memberikan saran-saran sebagai masukan untuk pihak perbankan.

3.3 Metode Pengambilan Data

Pengambilan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode

pengambilan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Dalam tugas

akhir ini metode yang digunakan untuk pengambilan data antara lain:

1. Pengambilan data dengan observasi langsung.

Pengambilan data dengan observsi langsung atau dengan pengamatan

langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada

pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengambilan data dengan

observasi memiliki beberapa keuntungan:

a. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat

hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut

berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data

Page 35: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

34

yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera

dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang.

b. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak

dapat berkomunikasi secara verbal dan yang tidak mau berkomunikasi secara

verbal.

2. Pengambilan Data dengan Interview

Selain dari pengambilan data dengan cara pengamatan, maka penulis

juga memperoleh data dengan interview. Dalam tugas akhir ini informasi atau

keterangan diperoleh langsung dari pimpinan dan karyawan dengan cara bertatap

muka dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan

wawancara). Pengambilan data dengan interview memiliki beberapa keuntungan:

a. Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden.

b. Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah

pertanyaan baru dan memperoleh data yang banyak.

3. Pengambilan Data dengan Penggunaan Dokumen

Penulis dalam tugas akhir ini juga menggunakan data dokumen

perusahaan. Pengambilan data dengan penggunaan dokumen memiliki beberapa

keuntungan sebagai berikut:

a. Dapat memberikan gambaran berbagai informasi tentang perusahaan pada

waktu yang sudah lampau (yang direkam atau didokumentasikan).

b. Dapat merekam berbagai jenis data tentang keuntungan dan kerugian

perusahaan.

Page 36: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

38

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Keadaan Geografis

Gampong Langkak merupakan Gampong yang terletak di Kecamatan

Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya. Adapun batas wilayah Gampong Langkak

adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatas dengan Padang Rubek/Lueng Tuha,

2. Selatan berbatas dengan Gampong Kuala Tuha dengan Kubang Gajah,

3. Sebelah Timur berbatas dengan Gampong Lueng Teuku Ben

4. sebelah Barat berbatas dengan Sungai/Krueng Nagan

Luas wilayah Gampong Langkak menurut data statistik tahun 2014 adalah

355 Km2/Ha Sebagian besar wilayah Gampong Langkak adalah lahan perkebunan

dan sebagian lainnya merupakan lahan petanian. Jarak Gampong Langkak dengan

Ibu Kota Kecamatan sekitar 3 km yang dapat ditempuh selama 5 menit dengan

menggunakan kenderaan mesin roda dua. Sistem pemerintahan Gampong

Langkak Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya di kepalai oleh seorang

Keuchik yang di jabat oleh Bapak H.Burhan. Dalam menjalankan tugasnya

dibantu oleh seorang Sekretaris Desa Bapak Hamdan dan Kepala Urusan

Pemerintahan Gampong. Wialayah Gampong Langkak terbagi menjadi 4 dusun

yaitu Dusun Laksamana, Dusun Syiah Kuala, Dusun Putro Phang, Potemereuhom

yang masing-masing dusun dipimpin oleh kepala dusun.

Page 37: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

39

39

4.1.2. Keadaan Demografi

Menurut data, Gampong Langkak terdapat 1451 jiwa. Jumlah Penduduk

Gampong Langkak dapat dilihat pada tabel di bawah ini,

Tabel. 4.1 Jumlah Penduduk Gampong Langkak

No Dusun Jumlah

Laki-laki

Jumlah

Perempuan Total Keterangan

1 Laksamana 329 327 656

2 Syiah Kuala 95 112 207

3 Putro Phang 143 146 289

4 Potemereuhom 156 143 299

Jumlah 723 728 1451

Sumber: Data Statistik Gampong Langkak Tahun 2013

4.1.3. Keadaan Ekonomi

Masyarakat Gampong Langkak memiliki pekerjaan yang beragam.

Mayoritas penduduknya memiliki pekerjaan sebagai pekebun, hal ini dapat dilihat

dari luasnya lahan perkebunan yang terdapat di Gampong Langkak, selain

pekebun masyarakat Gampong Langkak bekerja sebagai pedagang, nelayan,buruh

bangunan, pegawai negeri sipil, TNI/POLRI/, dan lain-lain.Untuk lebih jelasnya

dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel: 4.2 Mata Pencaharian Masyarakat Gampong Langkak

No Mata Pencaharian Jumlah

1 Pekebun/petani 150

2 Nelayan 80

3 Buruh Bangunan 15

4 Pegawai Negeri Sipil 30

5 TNI/POLRI 10

6 Pedagang 28

7 Lain-Lain 1138

Jumlah 1451

Sumber : Data statistik Gampong Langkak 2013

Page 38: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

40

40

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, maka jumlah penduduk Gampong Langkak

berdasarkan mata pencaharian yang paling banyak adalah sebagai petani/pekebun

dengan jumlah 150 orang. Sedangkan paling sedikit adalah sebagai TNI/POLRI

dengan jumlah 10 orang.

4.1.4. Keadaan Pendidikan

Dilihat dari tingkat pendidikannya masyarakat gampong Langkak sebagian

besar tergolong berpendidikan menengah. Walaupun sekedar tamat tingkat

pendidikan pertama atau SMA. Hal ini dapat dibuktikan dari data statistik

Gampong Langkak pada tahun 2013 yang menempatkan jumlah warganya paling

banyak hanya tamat SMP.

Untuk mengetahui tingkat pendidikan masyarakat gampong Langkak dapat

dilihat pada table di bawah ini:

Tabel 4.3. Tingkat Pendidikan Masyarakat Gampong Langkak

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Tamatan Sarjana/Master/ Doktor 118

2 Tamatan SMU/sederajat 449

3 Tamatan SMP/Sederajat 426

4 Tamat SD/ Sederajat 221

5 Tidak tamat SD 134

6 Tidak Pernah Sekolah 103

Jumlah 1451

Sumber : Data Statistik Gampong Langkak Tahun 2013

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa tingkat pendidikan

yang paling banyak adalah tamatan SMA sederajat dengan jumlah 449 orang.

Sedangkan yang paling sedikit adalah tidak pernah sekolah dengan jumlah 103

orang.

Page 39: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

41

41

4.1.5. Keadaan Sosial Budaya

Masyarakat Gampong Langkak memiliki budaya adat istiadat yang

bercampur antara adat Aceh dan adat Jawa hal disebabkan masyarakat gampong

Langkah ditempati oleh suku Aceh dan suku Jawa. Biarpun berbeda suku, namun

dalam hal penerapan adat khususnya adat gampong tetap dihargai oleh semua

lapisan masyarakat.

Kegiatan yang rutin dilaksanakan di Gampong Langkak adalah kegiatan

keagamaan yang dilakukan adalah organisasi gotong-royong yang dilakukan

setiap hari jumat. Dilakukan Kegiatan ini dilakukan bersama-sama, baik oleh

masyarakat, kepala lingkungan dan bagian lain dari pada organisasi yang ada.

Tujuan dari dilakukannya kegiatan ini adalah untuk mencegah terjadinya banjir,

demam berdarah, maupun dalam rangka melakukan sialturahmi terhadap

masyarakat yang ada.

Kegiatan yang lainnya seperti Posyandu dan Kegiatan PKK bagi ibu-ibu

juga rutin dilakukan. Posyandu merupakan suatu pelayanan yang diberikan

kepada anak balita melalui imunisasi, menimbang berat BAB anak, serta

memberikan makanan dan tabahan vitamin guna menunjang kesehatan anak.

Kegiatan PKK dilakukan biasanya guna membantu para ibu-ibu rumah tangga

dengan memberikan suatu kegiatan yang sangat membantu yaitu memberikan

beberapa keahlian seperti membuat suatu makanan kecil yang dapat menghasilkan

pendapatan.

Page 40: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

42

42

4.1.6. Jumlah Pemilih Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014

Jumlah masyarakat gampong Langkak yang terdaftar dalam Daftar Pemilih

Tetap (DPT) pada pemilihan umum legislatif Tahun 2014 berjumlah 1034.

Berikut ini akan dijelaskan menurut tabel tentang jumlah pemilih pada pemilu

legislatif 2014 di Gampong Langkak.

Tabel 4.4 Jumlah Pemilih

No Nama TPS Jumlah Pemilih

Laki-Laki

Jumlah Pemilih

Perempuan Total

1 Langkak 1 179 161 340

2 Langkak 2 185 170 355

3 Langkak 3 169 170 339

4.1.7. Sarana dan Prasarana

Untuk mengetahui saran dan prasarana Gampong Gampong Langkak maka

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel: 4.5

Jumlah sarana dan prasarana Gampong Langkak

No Jenis Fasilitas Jumlah Penggunaan Fasilitas

1

Fasilitas Agama

Mesjid

Musalla

TPA

1 Unit

2 Unit

2 Unit

Tempat beribadah dan

kegiatan agama

2 Fasilitas pendidikan

SD

1 Unit

Tempat berlasungnya

belajar mengajar

3 Fasilitas Pemerintahan

Kantor Desa

1 Unit

Pusat kegiatan

pemerintahan

4 Fasilitas Pelayanan Umum

Pukesmas

1 Unit

Untuk pelayanan

kesehatan masyarakat Sumber: Profil Gampong Langkak Tahun 2013

Page 41: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

43

43

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Komunikasi Interpersonal Masyarakat Gampong Langkak

Kecamatan Kuala Pesisir Pasca Pemilu Legislatif 2014

Komunikasi interpersonal pada dasarnya merupakan jalinan hubungan

interaktif antara seorang individu dengan individu lain. Komunikasi interpersonal

pada umumnya dipahami lebih bersifat pribadi dan berlangsung secara tatap muka

misalnya apabila seseorang datang untuk meminta saran dan pendapat kepada

orang lain atau meminta bantu kepada orang lain. Salah satu tujuan komunikasi

interpersonal adalah menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang

lain. Hal ini membantu mengurangi ketegangan dan menciptakan perasaan

positif terhadap diri sendiri.

Dalam kaitannya dengan pemilu legislatif, komunikasi interpersonal dalam

masalah politik bagi pihak pemilih juga dapat dijadikan komunikasi interpersonal

sebagai sarana untuk dapat memperoleh informasi mengenai citra kandidat, isu-

isu/program, citra diri kandidat dan mengenai hubungan sesama masyarakat. Ini

semua tentunya bisa dilakukan karena tersedia informasi yang cukup dan

disampaikan secara langsung melalui komunikasi interpersonal.

Lebih dari itu komunikasi interpersonal juga diwarnai oleh budaya atau

adat-istiadat dimana proses komunikasi itu berlangsung. Budaya dan adat istiadat

dimanfaatkan untuk menyampaikan kepentingan-kepentingan yang berhubungan

dengan pemilu. Misalnya menghadiri undangan pada saat salah satu anggota

kelompoknya mempunyai hajat, atau mendatangi salah seorang yang menjadi

Page 42: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

44

44

korban banjir dan sebagainya. Kedekatan jarak ini akan memiliki makna tersendiri

dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya dalam proses komunikasi.

Berdasarkan wawancara penulis dengan masyarakat Gampong Langkak,

mengenai komunikasi yang selama ini terjalin setelah Pemilu 2014.

Dari hasil wawancara dengan H.Burhan selaku Keuchik Langkak

mengatakan bahwa:

“Saya melihat masyarakat yang memiliki perbedaan terhadap

dukungannya pada Pemilu Legislatif sudah nampak bahwa

komunikasi yang terjalin sudah mulai berkurang. Komunikasi

antara pribadi tersebut bahkan tidak lagi terjalin interaksi setalah

pemilihan legislatif berlangsung. Misalnya dengan sama-sama

tetangga saja sudah tidak saling tegur-menegur lagi”. (wawancara,

13 Agustus 2014)

Tgk. Zulkarnaini selaku Tuha Peut Gampong Langkak beliau mangatakan

bahwa:

“Komunikasi sesama masyarakat di Gampong Langkak setelah

pemilihan calon anggota legislatif tergolong kurang akur. Hal ini

tercermin dari basa-basi dan tegur sapa yang mulai kurang, bahkah

ada sebagian masyarakat yang tidak lagi mau berbicara karena

permasalahan pada pemilihan legislatif bulan lalu”. (Wawancara,

13 Agustus 2014)

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat dipahami bahwa komunikasi

interpersonal masyarakat Gampong Langkak Kecamatan Kuala Pesisir Pasca

Pemilu Legislatif 2014 berjalan kurang efektif. Hal terlihat bahwa komunikasi

yang terjalin antara sesama individu sudah jarang sekali. Ini disebabkan oleh

konflik secara pribadi pada masyarakat Gampong Langkak yang disebabkan oleh

perbedaan persepsi.

Page 43: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

45

45

Suasana politik pemilu calon anggota legislatif yang dilaksanakan pada

tanggal 9 April 2014 dirasakan penuh dengan eforia, sebuah panggung nasional

yang memilih calon-calon wakil rakyat yang akan menduduki kursi legislatif dari

tingkat Kabupaten, Provinsi maupun di tingkat Pusat yang pelakunya bukan

pengurus partai politik maupun kandidat calon anggota legislatif, tetapi juga

seluruh tim sukses, simpatisan-simpatisan yang fanatik, para pengamat, dan para

tukang survei yang semuanya memiliki kepentingan tersendiri.

Sebagaimana telah diuraikan pada awal bab ini, penulis akan menyajikan

data Analisis Komunikasi Interpersonal Masyarakat Gampong Langkak

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Pasca Pemilihan Legislatif

Tahun 2014 serta yang berkaitan dengan perubahan paradigma komunikasi

interpersonal Pasca Pemilihan Legislatif 2014 di Gampong Langkak.

Sebagaimana daerah di seluruh Indonesia, Masyarakat Gampong Langkak

juga menyelenggaraan pemilihan umum calon anggota legislatif untuk mencari

wakil rakyat di berbagai tingkat. Pemilihan Umum calon anggota legislatif yang

berlangsung pada bulan April 2014 itu adalah pesta demokrasi untuk memilih

calon wakil rakyat yang akan memperjuangkan aspirasi rakyat baik di tingkat

Kabupaten, Provinsi, Pusat dan Wakil Daerah. Pemilu legislatif 2014 memberi

warna yang berbeda bagi perkembangan demokrasi lokal khususnya di Gampong

Langkak Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya. Pasalnya, keadaan

hubungan komunikasi masyarakat khususnya dalam hal komunikasi interpersonal

sesama masyarakat setelah pemilu legislatif dibandingkan sebelum pemilu

legislatif 2014 jauh berbeda, hal tersebut itu menunjukan adanya sikap politik

Page 44: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

46

46

masyarakat yang terlalu mementingkan pribadi dan kelompok dan faktor

ketidakmampanan masyarakat dalam berpolitik secara sehat.

Menurut Hasballah sebagai salah satu tuha peut, beliau mengatakah

bahwa:

“Setelah pemilu memang sangat berbeda, kalau kita lihat yang

dulunya sering berbicara dan tegur sapa. Sekarang sudah jarang

bahkan tidak ada lagi”. (Wawancara, 13 Agustus 2014).

Hal senada juga diungkapkan oleh Rahmat selaku masyarakat mengatakan

bahwa:

“Memang benar sudah berbeda keadaan sebelum dan sesudah

pemilu. Karena keadaanlah seperti misalnya gara-gara beda pilihan

menyebabkan komunikasi terhenti”. (Wawancara, 13 Agustus

2014).

Menurut Rizal, juga merupakan masyarakat Gampong Langkak

mengatakan bahwa:

“Memang memiliki perbedaan yang jauh sebelum pemilu. Padahal

orang lain yang mencalonkan diri sebagai pemimpin. Kenapa mesti

kita pula yang bertengkar dan tidak berbicara lagi”. (Wawancara,

13 Agustus 2014).

Lebih lanjut menurut penuturan Razali selaku masyarakat beliau

mengatakan bahwa:

“Saya juga mengalami hal tersebut. Sampai-sampai ada tetangga

tidak lagi mau berbicara dengan saya sampai sekarang. Pada itu

Page 45: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

47

47

Cuma urusan sepele yaitu gara-gara beda dukungan”. (Wawancara,

13 Agustus 2014).

Pasca Pemilu Legislatif bulan April 2014 yang lalu, berbagai analisis

tentang konflik pasca pemilihan caleg menyeruak ke permukaan, konflik muncul

dikarenakan faktor ketidakpuasan Caleg yang tidak mendapat kursi dewan,

adanya indikasi kecurangan dan pelanggaran pemilu, bahkan konflik pasca pemilu

juga terjadi pada sesama masyarakat yang berbeda pandangan politiknya.

Kesenjangan dalam berkomunikasi interpersonal sesama dirasakan oleh

masyarakat Gampong Langkak Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya

Pasca Pemilu Legislatif 2014. Hal ini berdasarkan wawancara dengan beberapa

masyarakat gampong Langkak tentang komunikasi interpersonal sesama

masyarakat pasca pemilu legislatif tahun 2014, pada umumnya mereka menjawab

terjadinya kesenjangan komunikasi sesama pribadi dan kesenjangan sosial antar

sesama masyarakat diakibatkan berbeda pilihan calon dan berbeda pandangan

politik saat pemilu legislatif berlangsung beberapa bulan yang lalu.

Hasil wawancara penulis dengan Hasballah selaku Tuha Peut gampong

Langkak beliau mengatakan bahwa:

“Masyarakat gampong Langkak yang dulunya tenang dan harmonis

malah sekarang pasca pemilu legislatif penuh dengan masalah dan

banyak ketegangan diantara sesama masyarakat terutama dalam hal

komunikasi, kalau dulu ketika bertemu di jalan saling senyum atau

sapa tetapi sekarang ada sebagian masyarakat yang memalingkan

mukanya ketika bertemu dengan orang yang beda dukungannya

saat pemilu legislatif yang lalu” (wawancara 14 Agustus 2014).

Hal senada juga disampaikan oleh Nurhayati selaku Tuha Peut Gampong

Langkak mengatakan bahwa:

Page 46: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

48

48

“Setiap hari masayarakat yang hidup selalu berdekatan pastinya

akan berjumpa dan bertatap muka, tetapi terkadang masyarakat

sudah merasakan ketidak harmonisan hubungan komunikasi

sesamanya diakibatkan berbeda pandangan politik saat pemilu

legislatif yang lalu” (wawancara 14 Agustus 2014).

Menurut H. Burhan selaku Keuchik Gampong Langkak juga

membenarkan bahwa:

“Komunikasi secara pribadi selama pasca pemilu legislatif yang

lalu sering terputus, terkadang sudah adanya kelompok kelompok

kecil masyarakat yang kurang harmonis, bahkan adanya

pertengkaran-pertengkaran mulut antara kelompok tertentu yang

terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari, masalah

pekerjaan dan sebagainya” (wawancara 14 Agustus 2014).

Hasil wawancara dengan Iwan selaku masyarakat Gampong Langkak

mengatakan bahwa:

“ Pasca pemilu legislatif yang lalu banyak masyarakat Gampong

Langkak yang salah paham diakibatkan sifat iri, yang terkadang

menimbulkan fitnah sesama yang berakibat terputusnya

komunikasi sesama warga masyarakat, biasanya konflik

masyarakat dikarenakan faktor material” (wawancara 15 Agustus

2014).

Berdasarkan beberapa hasil wawancara di atas, maka dapat dipahami

bahwa komunikasi yang berlangsung pada masyarakat Gampong Langkak

Page 47: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

49

49

berjalan tidak efektif. Hal ini terlihat bahwa sudah jarangnya komunikasi yang

dilakukan oleh sesama masyarakat pasca pemilu dengan sebab-sebab yang muncul

ketika pemilu.

Menurut Halimatul Sa’diah selaku masyarakat Gampong Langkak

mengatakan bahwa:

“Dalam berpolitik komunikasi tidak hanya bertujuan untuk

menyampaikan informasi kampanye agar orang lain mengerti dan

mengetahui atau agar orang lain bersedia menerima suatu paham

dan keyakinan, tetapi komunkasi juga harus mampu mendeteksi

kemungkinan-kemungkinan konflik komunikasi dan bagaimana

cara mencari solusinya.Contohnya di gampong Langkak ini, banyak

sekali masyarakat yang komunikasi antar pribadi rusak akibat

pemilu legislatif yang lalu. Sekarang saatnya harus ada pihak-pihak

yang memperbaiki komunikasi tersebut supaya hubungan sesama

masyarakat kembali normal” (Wawancara 15 Agustus 2014). Dari penjelasan yang disampaikan oleh informan kepada peneliti maka

dapat dilihat komunikasi antar pribadi pada masyarakat mengenai nilai negatif

yang dirasakan masyarakat pasca pemilu legislatif 2014 di Gampong Langkak

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya. Dari hasil wawancara tersebut

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat mengakui bahwa adanya

hubungan komunikasi yang tidak harmonis sesama masyarakat pasca pemilu

legislatif 2014 yang lalu, hal ini disebabkan perbedaan pandangan politik dan

beda pilihan saat pemilu legislatif berlangsung.

Berdasarkan pengamatan penulis atas data wawancara dengan masyarakat

Gampong Langkak anggapan masyarakat terhadap nilai negatif yang ditimbulkan

pasca pemilu legislatif 2014 tersebut adalah benar, dimana masyarakat

menganggap pemilu sebagai momen utama untuk berpolitik dalam membangun

Page 48: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

50

50

kapasitas masing-masing baik untuk mengembangkan karir pribadi, kepentingan

keluarga, maupun kepentingan kelompok. Kapasitas masing-masing pribadi

maupun kelompok, karena dalam orientasi politik memiliki kepentingan dan sikap

politik yang berbeda sesuai dengan tujuan politik dan strata sosial dari masyarakat

itu, baik secara individu maupun kolektif.

4.2.2. Efektivitas Komunikasi Interpersonal Masyarakat Gampong

Langkak Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Pasca

Pemilihan Legislatif Tahun 2014.

Dalam proses pemberian pengertian kepada manusia dibutuhkan

komunikasi yang baik dan mudah dipahami oleh mereka. Melalui proses

komunikasi manusia akan mengamati, memperhatikan dan mencatat semua

tanggapan yang diberikan oleh pemberi pesan. Dengan komunikasi seseorang

pemberi pesan (komunikator) akan menyampaikan informasi, ide, ataupun

pemikiran, pengetahuan, konsep dan lain-lain kepada orang lain (komunikan)

dengan mengharapkan persamaan persepsi. Sehingga melalui komunikasi

manusia akan mendapatkan pengertian tentang yang baik dan yang tidak

baik bagi dirinya.

Untuk bisa berkomunikasi dengan efektif, kita tidak bisa menerapkan

cara yang sama untuk tiap orang. Kita harus memahami benar siapa lawan

bicara kita. Apa yang kita sampaikan harus benar-benar dimengerti oleh

lawan bicara kita, sehingga masalah komunikasi yang efektif antar sesama

Page 49: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

51

51

manusia memberikan peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-

hari dan merupakan aset yang penting.

Pasca Pemilu Legislatif 2014 lalu, banyak masyarakat yang enggan

berkomunikasi dengan orang yang berbeda persepsi dan perbedaan pendapat. Ini

salah satu dampak dari kedaan politik. Komunikasi yang terjalin pada masyarakat

Gampong Langkak tidak lagi efektif. Hal ini dipengaruhi oleh tidak saling

memahami satu sama lain.

Menurut H.Burhan selaku keuchik mengatakan bahwa:

“Komunikasi masyarakat Gampong Langkak Pasca Pemilu

legislatif tidak lagi efektif. Hal ini karena sebab masyarakat

berbeda pandangan dan berbeda pendapat. Oleh sebab itu

masyarakat sering tidak berkomunikasi”. (Wawancara 16 Agustus

2014).

Hal senada juga dikatakan oleh Rahmat, selaku masyarakat mengatakan

bahwa:

”Memang benar bahwa ada sebagian masyarakat tidak mau

berbicara lagi dengan sesama masyarakat lain. Padahal itu cuma

masalah Caleg waktu pemilu. (Wawancara 16 Agustus 2014).

Hasil wawancara dengan Razali salah satu masyarakat gampong langkak

mengatakan bahwa:

“Kalau bicara atau tidak masyarakat tergantung masyarakat.

Karena tidak semua begitu, sebab memang pemilu menimbulkan

Page 50: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

52

52

dampak negatif terhadap komunikasi masyarakat. (Wawancara 16

Agustus 2014).

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat dipahami bahwa

komunikasi interpersonal masyarakat Gampong Langkak Pasca Pemilu tidak lagi

efektif. Hal ini ditunjukan oleh kurangnya berkomunikasi antara satu masyarakat

dengan masyarakat lain yang disebabkan oleh perbedaan pandangan dan

dukungan terhadap Caleg.

Disadari atau tidak kehidupan manusia tidak lepas dari orang lain. Setiap

individu pasti dan selalu membutuhkan orang lain. Karena itulah seorang individu

melakukan interaksi dengan individu lain untuk menyampaikan tujuan yang

diinginkan. Bentuk interaksi tersebut dapat dilakukan dengan penyampaian ide

melalui bahasa (verbal dan non verbal) kepada orang lain yang dikenal dengan

istilah komunikasi. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan

interpersonal yang baik. Ketika seseorang berkomunikasi, hal itu bukan sekedar

menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan

interpersonalnya. Sama halnya dengan masyarakat Langkak, yang melakukan

hubungan komunikasi yang baik ditandai oleh antar pribadi. Namun sebaliknya

bahwa hubungan pribadi masyarakat Langkak terjalin tidak baik sehingga

komunikasi yang terjalin kurang efektif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Hasballah, selaku tuha peut

mengatakan bahwa:

“Memang ada beberapa orang masyarakat yang hubungan pribadi

tidak lagi harmonis. Hal ini disebabkan oleh pemilu beberapa bulan

Page 51: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

53

53

yang lalu, sehingga menyebabkan mereka jarang berbicara.”

(Wawancara 16 Agustus 2014).

Hal senada juga dikatakan oleh Tgk. Zulkarnaini selaku Tuha Peut,

mengatakan bahwa:

“Iya memang ada masyarakat yang tidak lagi berkomunikasi

sesama mereka, hanya gara-gara beda calon yang didukung.

Namun tidak semua masyarakat Langkak seperti itu. Hanya

sebagian saja yang merasa tidak lagi berkomunikasi. (Wawancara

16 Agustus 2014).

Menurut penuturan Halimatul Sa’diah selaku masyarakat, dalam

wawancara dengan penulis mengatakan bahwa:

“Selama belakangan ini setelah pemilu usai, hanya rasa kesal yang

nampak, misalnya yang dulu saling tegur dan berbicara sekarang

sudah tidak ada lagi. Hal ini tentu membuat komunikasi tidak akan

lancar”. (Wawancara 16 Agustus 2014).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa

komunikasi interpersonal masyarakat Langkak, setelah pemilu berjalan tidak

efektif dari temuan di lapangan penyebab tidak efektifnya komunikasi

interpersonal tersebut disebabkan oleh alasan-alasan perbedaan pendapat pada

Pemilu beberapa bulan lalu.

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang mempunyai efek

besar dalam hal mempengaruhi orang lain terutama perindividu. Hal ini

disebabkan, biasanya pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi bertemu secara

Page 52: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

54

54

langsung, tidak menggunakan media dalam penyampaian pesannya sehingga tidak

ada jarak yang memisahkan antara komunikator dengan komunikan. Oleh karena

saling berhadapan muka, maka masing-masing pihak dapat langsung mengetahui

respon yang diberikan, serta mengurangi tingkat ketidak jujuran ketika sedang

terjadi komunikasi.

Meskipun komunikasi interpersonal ini merupakan aktivitas yang rutin

kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari, namun kenyataan menunjukkan

bahwa proses komunikasi interpersonal tidak selamanya mudah. Pada saat

tertentu, kita menyadari bahwa perbedaan latar belakang sosial budaya antar

individu serta perbedaan persepsi dan perbedaan pendapat telah menjadi faktor

potensial menghambat keberhasilan komunikasi.

Komunikasi interpersonal ini merupakan aktivitas yang rutin kita

laksanakan dalam kehidupan masyarakat Langkak pada umumnya. Namun

kenyataan menunjukkan bahwa perbedaan latar belakang sosial menyebabkan

individu-invidu tersebut telah jarang berkomunikasi maupun bertatap muka.

Hal ini sesuai dengan penuturan Syukram, selaku masyarakat Langkak

beliau mengatakan bahwa:

“Dalam hidup bermasyarakat tentu kita tidak terlepas dari

komunikasi. Hal ini ditujukkan oleh sikap kita sehari-hari yang

saling berkumpul dan bermusyawarah. Namun ada sebagian

masyarakat Langkak sudah jarang melakukan komunikasi dengan

tentangganya yang dulu ada perbedaan sosial dan latar belakang

politik setelah pemilu. Padahal ini hanya sekedar perbedaan pilihan

sehingga menyebabkan komunikasi antar pribadi terputus.

(Wawancara 16 Agustus 2014).

Page 53: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

55

55

Hasil wawancara dengan Ramdani salah satu masyarakat langkak

mengatakan bahwa:

“Saya sebagai masyarakat tidak mempermasalahkan hal ini.

Masalah tidak mau lagi bicara sama saya iya terserah orang

tersebut, cuma gara-gara pemilu beberapa bulan lalu menyebabkan

putusnya komunikasi”. (Wawancara 16 Agustus 2014).

Menurut Syukur salah seorang masyarakat, dalam wawancara mengatakan

bahwa:

“Berbicara atau tidaknya mereka yang dulu pernah ada masalah

dalam pemilu memicu masalah baru yaitu timbulnya hal-hal yang

menyebabkan putusnya komunikasi”. (Wawancara 16 Agustus

2014).

Hasil wawancara Heri selaku masyarakat gampong langkak hal senada

diucapkan bahwa:

“Semua orang tahu ada dampak yang menyebabkan komunikasi

masyarakat yang ada masalah pada pemilu menyebabkan

terputusnya komunikasi. Hal tersebut bukanlah hal yang baru,

sudah biasa terjadi seperti ini. Contohnya saja kita bisa lihat sampai

sekarang ada sebagian masyarakat Langkak tidak bicara-bicara lagi

sesamanya padahal sosok pemimpin siapa saja yang terpilih adalah

tetap milik kita bersama bukan milik siapa yang menang”.

(Wawancara 16 Agustus 2014).

Dari beberapa pendapat dalam wawancara di atas, maka dapat dipahami

bahwa komunikasi interpersonal setelah Pemilu Legislatif tahun 2014 yang telah

dilaksanakan bulan april lalu di Kabupaten Nagan Raya dari sebagian masyarakat

Langkak tidak lagi efektif. Lebih dari itu melalui komunikasi interpersonal

Page 54: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

56

56

masyarakat Langkak yang tidak saling memberikan saran dan pendapat masing-

masing. Dari hal inilah yang banyak mendorong sebagian masyarakat untuk

jarang berkomunikasi.

Gambaran komunikasi interpersonal yang efektif pada masyarakat

Langkak dan faktor-faktor yang menyebabkan kurang efektifitasnya komunikasi

interpersonal pada masyarakat adalah dipengaruhi oleh faktor diri individu itu

sendiri dalam melakukan komunikasi. Komunikasi interpersonal akan efektif bila

dalam diri seseorang ada perilaku saling menghargai satu sama lain. Artinya,

seseorang dalam menghadapi suatu masalah tidak bersikap bertahan.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Komunikasi Interpersonal Masyarakat Gampong Langkak

Kecamatan Kuala Pesisir Pasca Pemilu Legislatif 2014

Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses yang sangat unik.

Artinya, kegiatan yang terjadi dalam komunikasi interpersonal tidak seperti

kegiatan lainnya, seperti misalnya menyelesaikan tugas pekerjaan rumah,

mengikuti perlombaan cerdas cermat, menulis artikel. Komunikasi interpersonal

melibatkan paling sedikit dua orang yang mempunyai sifat, nilai-nilai, pendapat,

sikap, pikiran dan perilaku yang khas dan berbeda-beda. Selain itu, komunikasi

interpersonal juga menuntut adanya tindakan saling memberi dan menerima di

antara pelaku yang terlibat dalam komunikasi.

Komunikasi interpersonal ini terus menerus terjadi selama proses

kehidupan manusia. Komunikasi interpersonal dapat diibaratkan sebagai urat nadi

Page 55: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

57

57

kehidupan manusia. Tidak dapat dibayangkan bagaimana bentuk dan corak

kehidupan manusia di dunia ini seandainya tidak ada komunikasi interpersonal

antara satu orang atau sekelompok orang.

Pasca pemilu Legislatif komunikasi politik masyarakat di Gampong

Langkak tidak lagi berjalan seperti biasanya. Hal ini dipengaruhi oleh pandangan

masing-masing individu. Kaitannya dengan komunikasi interpersonal dan Pemilu

legislatif adalah penggunaan komunikasi interpersonal ketika menyampaikan

informasi-informasi seputar calon legislatif. Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan dalam berkomunikasi antar individu

yang dirasakan oleh masyarakat Gampong Langkak pasca pemilu legislatif 2014.

Banyak masyarakat sudah jarang berkomunikasi karena sebab-sebab yang terjadi

pada saat pemilu legislatif.

Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu adanya komunikasi yang tepat

agar mampu memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku para pemilih.

Hal ini sesuai dengan pendapat Onong Uchjana (2003: h. 189) bahwa

“komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang

lain untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan

maupun tak langsung melalui media”.

Burhan Bungin dalam bukunya sosiologi komunikasi (2009: h. 266)

mengatakan didalam kehidupan masyarakat sehari-hari, hubungan antarpriadi

memainkan peran penting dalam membentuk kehidupan masyarakat, terutama

ketika hubungan pribadi itu mampu memberi dorongan kepada orang tertentu

yang berhubungan dengan perasaan, pemahaman informasi, dukungan, dan

Page 56: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

58

58

berbagai bentuk komunikasi yang memengaruhi citra diri orang serta membantu

orang untuk memahami harapan-harapan orang lain.

Komunikasi antar pribadi dalam keluarga dan tempat kerja yang penuh

ketegangan, bisa jadi meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terserang

stroke, hipertensi, dan berbagai penyakit lainnya. Sebaliknya pasangan suami istri

yang saling mencintai dan mereka yang memiliki jaringan teman yang

menyenangkan cenderung terhindar dari hipertensi.

Uraian ini menunjukkan, bahwa manusia tidak dapat menghindar dari

jalinan hubungan dengan sesamanya. Kita memiliki kadar yang berbeda dalam

membutuhkan orang lain, demikian pula mengenai nilai penting kuantitas dan

kualitas hubungan antar pribadi. Meskipun demikian, secara pasti dapat dikatakan

bahwa kita memerlukan hubungan antar pribadi.

4.3.2. Efektifitas Komunikasi Interpersonal Masyarakat Gampong Langkak

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Pasca Pemilihan

Legislatif Tahun 2014.

Efektifitas dalam komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya

hubungan yang positif terhadap rekan dan keluarga. Hal ini disebabkan pihak-

pihak yang saling berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari

komunikasi itu, sehingga merasa perlu untuk memelihara hubungan antar pribadi.

Banyak orang menjadi sukses karena memiliki hubungan yang sangat baik dengan

orang lain. Mereka menanamkan identitas yang positif kepada orang lain sehingga

mereka memiliki image yang baik di mata masyarakat.

Page 57: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

59

59

Komunikasi interpersonal dianggap efektif,jika orang lain memahami

pesan yang disampaikan dengan benar,dan memberikan respon sesuai yang

diharapkan. Komunikasi interpersonal yang efektif berfungsi membantu

membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu, menyampaikan

pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku, pemecahan masalah hubungan antar

pribadi dan citra diri menjadi lebih baik. Komunikasi interpersonal pada

masyarakat Gampong Langkak Pasca pemilu legislatif tidak lagi efektif seperti

sebelum pemilu. Hal ini ditunjukkan dari perilaku komunikasi masyarakat yang

selama ini jarang berkomunikasi.

Komunikasi interpersonal yang efektif akan membantu tercapainya tujuan

tertentu. Seseorang harus menyadari, bahwa komunikasi interpersonal merupakan

jalan menuju sukses. Adapun kedudukan dan keterampilan berkomunikasi secara

efektif merupakan modal penting bagi sebuah keberhasilan.

Komunikasi interpersonal yang efektif menjadi keinginan semua

masyarakat Langkak. Dengan komunikasi efektif tersebut, pihak-pihak yang

terlibat di dalamnya memperoleh manfaat sesuai yang diinginkan. Komunikasi

efektif meliputi respect, empathy, audible, clarity dan humble. Sedangkan untuk

sikap positif yang mendukung komunikasi interpersonal adalah keterbukaan,

empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Faktor keefektifan

komunikasi interpersonal dapat dipandang dari sudut komunikator, komunikan,

dan pesan.

Komunikasi interpersonal mempunyai peranan cukup besar untuk

mengubah sikap. Hal itu karena komunikasi ini merupakan proses penggunaan

Page 58: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

60

60

informasi secara bersama. Komunikasi berlangsung efektif apabila kerangka

pengalaman peserta komunikasi tumpang tindih, yang terjadi saat individu

mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang

diterimanya dari lingkungannya.

Di masa lalu pendekatan komunikasi interpersonal ditekankan pada situasi

dua orang atau kelompok kecil. Dengan adanya perubahan perspekstif tentang

bagaimana komunikasi berlangsung, pendekatan komunikasi antarpribadi berubah

menjadi bersifat hubungan yang terjalin di antara individu. Seperti hal komunikasi

interpersonal masyarakat Langkak di masa lalu sebelum Pemilu legislatif,

komunikasi interpersonal berlangsung secara baik melalui komunikasi

antarpribadi yang menyebabkan terjadi perubahan di saat ini yaitu komunikasi

yang terjalin tidak efektif lagi terutama hubungan individu.

Keefektifan hubungan antar pribadi adalah taraf seberapa jauh akibat-

akibat dari tingkah laku kita sesuai dengan yang kita harapkan. Bila kita

berinteraksi dengan orang lain, biasanya kita ingin menciptakan dampak tertentu,

merangsang munculnya gagasan tertentu, menciptakan kesan tertentu, atau

menimbulkan reaksi-reaksi perasaan tertentu dalam diri orang lain. Terkadang

orang memberikan reaksi terhadap tingkah laku dengan cara yang sangat berbeda

dari yang kita harapkan. Keefektifan dalam hubungan antarpribadi ditentukan oleh

kemampuan kita untuk mengkomunikasikan secara jelas tentang apa yang ingin

kita sampaikan, menciptakan kesan yang kita inginkan, atau mempengaruhi orang

lain sesuai kehendak kita.

Page 59: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

48

44

BAB V

ANALISIS HASIL DAN EVALUASI

5.1 Analisis Hasil Pengolahan Model DEA-CCR Primal

Hasil pengolahan program linier DEA-CCR Primal yang merupakan nilai

efisiensi relatif suatu kantor unit Bank terhadap kantor unit Bank lain dapat dilihat

pada tabel 5.1 dibawah ini:

Tabel 5.1 Hasil Perhitungan DEA-CCR Primal untuk ketiga kantor unit tahun

2011 dan 2012.

DMU Kantor Unit Bank Efisiensi Relatif

Tahun 2011 Tahun 2012

1 Cut Nyak Dhien 1 1

2 Johan Pahlawan 1 0.81

3 Teuku Umar 1 1

Dalam tabel 5.1 menunjukan bahwa pada tahun 2011 kantor unit Cut Nyak

Dhien (DMU1), kantor unit Johan Pahlawan (DMU2) dan kantor unit Teuku

Umar (DMU3) memperoleh nilai efisensi relatif = 1,00, dengan efisiensi yang

relatif stabil. Sedangkan pada tahun 2012 untuk kantor unit Cut Nyak Dhien

(DMU1) dan kantor unit Teuku Umar (DMU3) memperoleh nilai efisiensi relatif

= 1,00 dengan efisiensi yang relatif stabil. Sedangkan untuk unit Johan Pahlawan

(DMU2) memperoleh nilai efisiensi relatif = 0,81 yang berarti kurang efisien (in

efficient).

Page 60: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

45

5.2 Analisis dan Evaluasi

Berdasarkan analisis kinerja kantor unit Bank BRI cabang Meulaboh

tersebut dengan menggunakan metode DEA, untuk tahun 2011 ketiga kantor unit

efficient (nilai efisiensi relatif=1). Sedangkan tahun 2012 dua kantor unit

memperoleh efficient (nilai efisiensi relatif=1) dan hanya satu kantor unit yang in

efficient (nilai efisiensi relatif <1) yaitu DMU2.

5.2.1 Perbandingan Variabel Input dan Output

Prinsip kerja DEA adalah dengan membandingkan data input dan

data output dari suatu organisasi data, atau yang disebut dengan Decission Making

Unit (DMU), dengan data input dan output lainnya pada DMU yang sejenis.

Perbandingan ini dilakukan untuk mendapatkan suatu nilai efisiensi. Efisiensi

yang ditentukan dengan metode DEA adalah suatu nilai yang relatif, sehingga

bukan merupakan suatu nilai mutlak yang dapat dicapai oleh suatu unit.

Seperti uraian diatas sebelumya DMU2 merupakan DMU yang kurang

efisien, untuk itu perlu dilakukan perbaikan terhadap DMU tersebut. Sebelum

melakukan perbaikan, terlebih dahulu menentukan peers group DMU2 sebagai

tolak ukur dalam penentuan efisensi relatif terhadap DMU lainnya. Oleh karena

itu DMU mana saja yang menjadi satu kesatuan kelompok dalam peers group

terhadap DMU2, secara virsualisasi penentuan kelompok peers group dalam satu

DMU bisa dilihat dari penggunaan karakteristik variabel input dan output dari

DMU yang dikaji dan ditelaah.

Page 61: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

46

Walaupun analisa ini tidak muklak menjadi satu kesatuan dalam

penentuan menurut analisis DEA akan tetapi bisa menjadi salah satu tolak ukur

perbandingan dalam menganalisa kenapa satu DMU dengan DMU lainnya

menjadi satu kesatuan atau peers group dalam menentukan efisiensi relatif

masing-masing DMU yang telah dikaji. Peers group ini merupakan DMU yang

efficient (nilai efisiensi relatif=1) dan menjadi perbandingan terhadap DMU yang

kurang efisien yaitu DMU2.

Berdasarkan karakteristik penggunaan variabel input dan output yang

dimiliki oleh DMU2 relatif mirip dengan karakteristik penggunaan variabel input

dan output yang dimiliki oleh DMU1. Itu terlihat dari penggunaan input dan

output kedua DMU seperti penggunaan jumlah pegawai, BOP dan income DMU2

hampir sebanding dengan DMU1. Dibandingkan dengan DMU3 yang hanya

memiliki dua kemiripan penggunaan input dan output yaitu jumlah simpanan dan

jumlah nasabah, sedangkan untuk penggunaan jumlah pegawai, BOP dan income

DMU3 realtif lebih kecil dibandingkan dengan DMU2. Oleh karena itu, yang

menjadi peers group untuk DMU2 adalah DMU1. Untuk lebih jelasnya

perbandingan penggunaan variabel input dan output pada DMU1 dan DMU2 dan

DMU3 dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.2 Perbandingan penggunaan variabel input dan output DMU1 dan DMU2

DMU Variabel Input dan Output

Income Jumlah pegawai BOP

DMU1 5,369,221,824 17 2,348,756,474

DMU2 2,211,054,274 12 2,018,839,434

Page 62: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

47

Sehingga dari penjelasan yang telah dijabarkan bagian diatas sebelumnya,

maka bisa menjadi alasan kenapa DMU2 itu mengelompok terhadap DMU1

dalam hal penentuan efisiensi relatif. Sehingga DMU1 menjadi perbandingan

penentuan efisiensi relatif DMU2, dikarenakan pada perhitungan sebelumnya

DMU1 lebih efisien dibandingkan dengan DMU2 dan DMU1 memiliki

karakteristik variabel input dan output setara atau sebanding dengan DMU2.

Permasalahan selanjutnya adalah kita harus menentukan besaran nilai in

efficiency DMU2 ketika dihadapkan pada persoalan variabel input dan output

pada masing-masing DMU. Untuk menentukan itu kita perlu menentukan berapa

besaran persentasi variabel input dan output yang harus kita naikan sehingga

DMU2 mempunyai tingkat efisiensi relatif setara dengan DMU1.

Dalam penentuan besaran persentasi ini kita menggunakan analisis

composite unit. Dimana composite unit adalah bobot komposit yang menyatakan

bobot yang tidak efisien terhadap unit yang lain. Untuk memperbaiki kinerjanya

dalam upaya peningkatan efisiensi kantor unit atau DMU2, maka metode Data

Envelopment Analysis (DEA) memberikan suatu target yang harus dicapai oleh

kantor unit tersebut sehingga dapat memiliki efisiensi yang lebih baik.

Dikarenakan analisis DEA yang dipakai pada penelitian ini berbasis input dimana

input=1, maka target yang dimaksud untuk DMU2 dalam mencapai nilai efisiensi

relatif =1 adalah peningkatan variabel output yang dikeluarkan oleh DMU2 untuk

mencapai kesetaraan efisiensi yang sama. Itu dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah

ini:

Page 63: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

48

44

Tabel 5.3 Composite Unit

DMU 2012

Output Input Composite

Income (Rp)

Kredit yang diberikan (Rp)

Jumlah pegawai (Orang)

Jumlah Simpanan (Rp)

Jumlah Nasabah (Orang)

BOP (Rp) Value

1 5.369.221.824 23.857.322.383 17 23.400.920.563 6.198 2.348.756.474 41.18%

2 2.211.054.274 6.648.903.339 12 11.958.187.457 3.614 2.018.839.434 0.00%

3 417.000.000 12.300.000.000 6 12.200.000.000 3.394 541.000.000 0.00%

Composite

2.211.054.274 9.824.484.134 7 9.636.537.123 2.552 967.221.734 Value

Page 64: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

48

44

Dalam tabel 5.3 menjelaskan bahwa untuk mencapai tingkat kesetaraan

efisiensi relatif=1, maka DMU2 harus melakukan penambahan atau peningkatan

jumlah variabel output yang dihasilkan sebesar 41,18%. Dimana nilai 41,18%

yang harus ditingkatkan oleh setiap output DMU2 itu dapat dilihat pada tabel

sensitivity untuk unit DMU2 yang terlampir pada lampiran.

Seperti uraian sebelumnya DMU1 merupakan peers group DMU2 dalam

hal mencapai tingkat efisiensi relatif=1. Maka peningkatan jumlah variabel output

DMU2 sebesar 41.18% itu dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini:

Tabel 5.4 Peningkatan Jumlah Variabel Output DMU2

Variabel Output Jumlah (Rp) Composite Jumlah Peningkatan

(Rp) DMU2 Value

Kredit yang

diberikan 2.211.054.274 41.18% 910.515.743

Income 6.648.903.339 41.18% 2.738.029.201

Pada tabel 5.4 diatas menunjukan bahwa peningkatan variabel output

DMU2 untuk jumlah kredit yang diberikan adalah sebesar Rp. 910,515,743 dan

untuk income atau pendapatan sebesar Rp. 2,738,029,201.

49

Page 65: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

50

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Penelitian ini memberikan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Hasil identifikasi terhadap parameter input dan output menggunakan

variabel sebagai berikut:

a. Variabel input: Jumlah pegawai, jumlah simpanan, jumlah nasabah

dan jumlah biaya operasional (BOP).

b. Variabel output : Kredit yang diberikan dan income (pendapatan).

2. Hasil perhitungan efisiensi relatif kantor unit Bank BRI Cabang Meulaboh

pada tahun 2011 ketiga kantor unit tersebut efisien yaitu memperoleh nilai

efisiensi = 1. Sedangkan pada Tahun 2012 hanya 2 (dua) kantor unit yang

meperoleh nilai efisiensi = 1 yaitu kantor unit Cut Nyak Dhien dan Teuku

Umar, serta untuk kantor unit Johan Pahlawan memperoleh nilai efisiensi

0,81 yang berarti kurang efisien (in efficient).

3. Jumlah in efficient DMU2 adalah sebesar Rp. 910,515,743 variabel kredit

yang diberikan dan sebesar Rp. 2,738,029,201 untuk variabel income

dengan persentasi sebesar 41,18%.

5.2. Saran

1. Kantor unit Johan Pahlawan perlu melakukan perbaikan kinerja agar

mencapai kesetaraan dengan unit lain melalui perbaikan output yang

dihasilkan sehingga penilaian kinerja tidak menjadi subjektif.

Page 66: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

51

2. Kantor unit Johan Pahlawan Bank BRI Cabang Meulaboh sebaiknya

menggunakan ukuran efisiensi relatif untuk menilai kinerja dari masing-

masing kantor unit bank melalui tahapan perbandingan secara

proporsional.

3. Untuk kesesuaian metode yang lebih akurat, sebaiknya perlu dilakukan

kajian lanjutan terhadap kantor unit Bank BRI Cabang Meulaboh dengan

jumlah kantor Unit dan variabel yang lebih besar.

Page 67: SKRIPSI - repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/291/1/I-V.pdf · kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umarketika dibandingkan satu sama lain. Proses penilaian kinerja

DAFTAR PUSTAKA

Berger, A. N, & Humphrey, d. b (1997). Efficiency of financial institutions:

International survey and directions for future research. Journal of Operational

Research

Charnes A, Cooper, W. W,. & Rhodes, E (1978). Measuring the efficiency of

decision making unit, European Journal of Operasional Research, 2, 429-444

Farell, M. J. (1957). The meansurement of Productive Efficiency. Journal of the

Royal Statical Society, Vol. 120, No. 3,253-290.

Huri, M. D. dan Indah Susilowati. 2004. “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten

Perbankan dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus:

Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002).” Jurnal Dinamika

Pembangunan. Vol. 1, No. 2, Desember 2004, Hal. 95-107.

Muliaman D. H., Wimboh S., Dhaniel I. dan Eugenia M. 2003. “Analisis Efisiensi

Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Non-Parametrik Data

Envelopment Analysis (DEA).” Bank Indonesia Research Paper, Jakarta: Bank

Indonesia

Muharam, H dan Rizki Pusvitasari. 2007. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank

Syariah dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode tahun 2005)”.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.2 No.3.

Poernomo, Eddy, 2006, Pengaruh Kreativitas dan Kerjasama Tim Terhadap

Kinerja Manajer Pada PT. Jesslynk Cakes Indonesia Cabang Surabaya, Adm.

Bisnis UPN Veteran Jawa Timur. Jurnal Ilmu-Ilmu Ekonomi Vol. 6 No. 2

Syakir, A. K. 2004. “Mengukur Efisiensi Intermediasi Sebelas Bank Terbesar

Indonesia Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA).” Jurnal

Bisnis Strategi. Vol.13. Hal. 126-139, Semarang.

Saleh, Samsubar. 2000. Metode Data Envelopment Analysis.Yogyakarta: PAU-FE

UGM.

Sutawijaya, A. dan Lestari, E. P. 2009. “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia

Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA.” Jurnal

Ekonomi Pembangunan. Vol. 10. No. 1. Hal 49-67.

Sumanth, D.J 1985, Productivity Engineering and Management. USA: McGraw-

Hill. Inc., USA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan

atas undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan