laporan komite good governance - … 2017... · pada kesempatan tersebut, unit kerja yang menjadi...

42
LAPORAN KOMITE GOOD GOVERNANCE BPJS KETENAGAKERJAAN TRIWULAN IV 2016

Upload: vuongkiet

Post on 22-Aug-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KOMITE GOOD GOVERNANCE

BPJS KETENAGAKERJAAN

TRIWULAN IV 2016

EXECUTIVE SUMMARY

1. Penyelesaian Program Kerja Komite Good Governance Triwulan IV Tahun 2016

Penyelesaian Program Kerja Komite Good Governance sampai dengan Triwulan IV Tahun 2016

adalah sebagai berikut:

No Keterangan Bobot Realisasi

(%)

Nilai

1 Pelaksanaan Assessment GG 7,5 100% 7.5

2 Penyusunan Gap Analysis, Monitoring dan evaluasi

sesuai Road Map GG

7,5 100% 7.5

3 Penyempurnan Infrastruktur GG serta peraturan

internal

10 80% 8

4 Penyusunan materi sosialisasi GG 7,5 100% 7.5

5 Sosialisasi GG 10 100% 10

6 Workshop/Pelatihan GG 10 100% 10

7 Penyusunan Parameter Internal Governance Award 7,5 100% 7.5

8 Pelaksanaan Internal Governance Award 10 100% 10

9 Penyusunan Laporan Triwulanan Komite GG 5 100% 5

10 Penyusunan Subsidiaries Governance 5 0% 0

11 Self Assessment 85 butir ISSA Guideline 7,5 62% 4.65

12 Update content website 5 100% 5

13 Expo Festival Anti Korupsi (KPK) 7,5 100% 7.5

Penyelesaian Program Kerja 90,15

2. Final Internal Governance Award 2016

Sesuai dengan surat Direktur Umum dan SDM tanggal 11 November 2016 tentang Babak Final

Internal Governance Award (IGA) 2016, pelaksanaan final IGA dilaksanakan pada hari Selasa

tanggal 22 November 2016 di Hotel Patra Jasa, Jl. Ir. H. Juanda Kuta Selatan, Tuban Bali.

Pada kesempatan tersebut, unit kerja yang menjadi kandidat pemenang pada masing-masing

kategori (Kantor Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang) melakukan presentasi di

hadapan Dewan Juri atas penerapan good governance sesuai dengan parameter babak final

yaitu manajemen risiko, pengendalian gratifikasi, employee volunteering,

reputasi/penghargaan, materi dan paparan serta inisiatif good governance lembaga/unit kerja

tahun 2017.

Dewan juri dalam penilaian final Internal Governance Award 2016 adalah Ketua Komite Good

Governance, Kepala Divisi Kepatuhan dan Hukum dan expert good governance (KNKG)

sebagai juri dari pihak eksternal.

3. Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI)

Sebagai bagian dari transparansi dan akuntabilitas, BPJS Ketenagakerjaan selalu berperan

serta dalam pelaksanaan Integrity Expo pada Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) yang

diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Khusus untuk tahun 2016, Hari Anti

Korupsi Internasional dilaksanakan di Kota Pekanbaru (Riau) pada tanggal 08 sd 10

Desember 2016.

Dengan mengangkat tema “Ayo! Bergerak! BPJS Ketenagakerjaan Sejahterakan Pekerja

Untuk Indonesia Tangguh”, BPJS Ketenagakerjaan menampilkan konten Good Governance,

implementasi Fraud Control System serta Pengendalian Gratifikasi sebagai materi pendukung

dalam even ini.

Dari keseluruhan rangkaian acara, BPJS Ketenagakerjaan berhasil meraih penghargaan

sebagai “Booth Terbaik 2” dari 144 peserta integrity expo 2016.

LAPORAN

KOMITE GOOD GOVERNANCE BPJS KETENAGAKERJAAN

TRIWULAN IV TAHUN 2016

1. DASAR PELAKSANAAN

Pelaksanaan Good Governance di BPJS Ketenagakerjaan berdasarkan atas:

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih

dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

b. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

c. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi

d. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

e. Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

f. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

g. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

h. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksananaan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

i. Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2013 tentang Modal Awal untuk Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

j. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2013 tentang Perubahan Kesembilan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial

Tenaga Kerja

k. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2013 tentang Tata Cara Hubungan Antar

Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

l. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi

Administratif kepada Pemberi Kerja selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang,

Selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran dalam Penyelenggaraan

Jaminan Sosial

m. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi

Adminstratif bagi Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Direksi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial

n. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan

o. Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk dan Isi Laporan Pengelolaan

Program Jaminan Sosial

p. Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2013 tentang Gaji atau Upah dan Manfaat

Tambahan Lainnya serta Insentif bagi Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Direksi

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

q. Keputusan Presiden Nomor 25/P Tahun 2016 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas

dan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Masa Jabatan 2016 – 2021

r. Surat Perintah Direksi Nomor: SPRIN/27/012016 tentang Pembentukan Komite Good

Governance BPJS Ketenagakerjaan.

s. Surat Perintah Direksi Nomor: SPRIN/173/032016 tentang Pembentukan Komite Good

Governance BPJS Ketenagakerjaan.

t. Surat Perintah Direksi Nomor: SPRIN/437/082016 tentang Penunjukan Wakil Ketua

Komite Good Governance BPJS Ketenagakerjaan.

2. KOMITE GOOD GOVERNANCE BPJS KETENAGAKERJAAN

Berdasarkan Surat Perintah Direksi BPJS Ketenagakerjaan Nomor: SPRIN/437/082016 tentang

Pembentukan Komite Good Governance BPJS Ketenagakerjaan, maka susunan anggota

Komite GG BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

NO NAMA JABATAN UNIT KERJA JABATAN DALAM

KOMITE

1 Dedy Pramiadi Kepala Divisi Sekretaris Badan Ketua

2 Rizani Usman Kepala Divisi Manajemen Risiko Wakil Ketua

3 I Made Gede

Yagustana

Kaur Tata Kelola dan

Audit Khusus

Satuan Pengawas

Internal

Koordinator Bidang

Pengendalian

Internal, Kepatuhan

dan Manajemen

Risiko

4 Indrajid

Nurmukti

Pjs. Kaur

Komunikasi Internal

Divisi Komunikasi Koordinator Bidang

Komunikasi dan

TJSL

5 Dian Agung

Senoaji

Pjs. Kaur Tata Kelola Divisi Sekretaris

Badan

Koordinator Bidang

Edukasi dan

Pengembangan

6 Ariani Arinamse Kaur Analisa Pasar

Utang & Reksadana

Divisi Analisa

Portofolio

Koordinator Bidang

Investasi, TI dan

SDM

7 Andri Bayumi Kaur Kebijakan dan

Laporan Manajemen

Risiko

Divisi Manajemen

Risiko

Anggota

8 Harri Kuswanda Kaur Hubungan

Industrial

Divisi Human

Capital

Anggota

9 Suirwan Pjs. Kaur Kepatuhan Divisi Kepatuhan

dan Hukum

Anggota

10 Yusuf Kaur TJSL Divisi Komunikasi Anggota

11 Dadang

Komarudin

Kaur User Services Divisi Operasional

TI

Anggota

12 Edi Bawono

Maedi

Penata Utama Tata

Kelola

Divisi Sekretaris

Badan

Anggota

13 Andrey

Marzukin

Penata Madya Tata

Kelola

Divisi Sekretaris

Badan

Anggota

14 Ridho Marcell Penata Madya Tata

Kelola

Divisi Sekretaris

Badan

Anggota

15 Delvi Gusvianti Penata Senior

Kebijakan

Manajemen Risiko

Divisi Manajemen

Risiko

Anggota

16 Tania Rastasari Auditor 3 Satuan Pengawas

Internal

Anggota

17 Anindya Naomi Penata Utama

Kepatuhan Internal

Divisi Kepatuhan

dan Hukum

Anggota

18 Fajar Akhmadi Penata Utama TJSL Divisi Komunikasi Anggota

19 Eral Veda

Azhari

Penata Madya

Helpdesk

Divisi Operasional

TI

Anggota

20 Amrizal Penata Utama

Analisa Pasar Utang

dan Reksadana

Divisi Analisa

Portofolio

Anggota

21 Ariyanto Penata Muda

Dokumentasi

Divisi Komunikasi Anggota

22 Aditya Nugroho Auditor 1 Satuan Pengawas

Internal

Anggota

23 Legi Handoko

MT Pasaribu

Penata Utama

Kemitraan Strategis

Jaminan Sosial

Divisi Perencanaan

Srategis

Anggota

24 Den Iman Dwi P Penata Utama TJSL Divisi Komunikasi Anggota

25 Honggy

Dwinanda

Hariawan

Auditor 1 Satuan Pengawas

Internal

Anggota

26 Rico Octoliano Penata Madya

Pembinaan

Karyawan

Divisi Human

Capital

Anggota

STRUKTUR KOMITE GOOD GOVERNANCE

BPJS KETENAGAKERAAN TAHUN 2016

Anggota

1. Yusuf 2. Fajar Akhmadi 3. Den Iman Dwi P 4. Ariyanto 5. Rico Octoliano

1. Suirwan 2. Andri Bayumi 3. Tania Rastasari 4. Anindya Naomi 5. Delvi Gusfianti 6. Honggy D.H

1. Edi Bawono M 2. Andrey Marzukin 3. Ridho Marcell 4. Legi MT Pasaribu

Anggota

1. Harri Kuswanda 2. Dadang Komarudin 3. Eral Veda Azhari 4. Aditya Nugroho 5. Amrizal

Indrajid Nurmukti I Made Gede Y

Yagustana

Koordinator Bidang TI, Investasi dan SDM

Ariani Arinamse

Koordinator Bidang Edukasi dan

Pengembangan

Dian Agung Senoaji

Ketua

Dedy Pramiadi

Naufal Mahfudz

Wakil Ketua

Rizani Usman

Direktur Umum dan SDM Selaku Penanggungjawab GG

Koordinator Bidang Komunikasi dan TJSL

Koordinator Bidang Pengendalian Internal,

Kepatuhan dan Manajemen Risiko

Anggota Anggota

3. PROGRAM KERJA KOMITE GOOD GOVERNANCE

a. Program Kerja Komite Good Governance BPJS Ketenagakerjaan tahun 2016, adalah sebagai berikut:

No Program Kerja DIC Action Plan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pelaksanaan Assessment GG SPI

2 Penyusunan Gap Analysis, Monitoring dan evaluasi sesuai Road

Map GG SBD

3 Penyempurnaan Infrastruktur GG serta peraturan internal Komite GG

4 Penyusunan materi sosialisasi GG Komite GG

5 Sosialisasi GG SBD

6 Workshop/pelatihan GG SBD

7 Penyusunan Parameter Internal Governance Award SBD

8 Pelaksanaan Internal Governance Award Komite GG

9 Penyusunan Laporan Triwulan Komite GG SBD

10 Penyusunan Subsidiaries Governance SBD

11 Self Assessment 85 butir ISSA Guideline SBD

12 Update content website SBD

13 Expo Festival Anti Korupsi Komite GG

b. Program Kerja Urusan GG BPJS Ketenagakerjaan Triwulan IV tahun 2016, adalah

sebagai berikut:

No Program Kerja Oktober November Desember

1 Penyempurnaan Infrastruktur GG serta peraturan internal

1.1 Penyesuaian dan review

PERDIR/01/042014

Okt 2016

1.2 Review Board Manual BPJS

Ketenagakerjaan

Okt 2016

2 Sosialisasi dan Edukasi Good Governance

1.1 Sosialisasi Good Governance dan

Internal Governance Award 2016 di

Kanwil Banten

22 Des

2016

3 Internal Governance Award 2016

3.1 Penilaian Internal Governance Award

2016 (Babak Penyisihan)

1 – 5 Nov

2016

3.2 Penilaian Internal Governance Award

2016 (Babak Final)

22 Nov 2016

3.3 Pengumuman Pemenang Internal

Governance Award 2016

5 Des 2016

c. Pelaksanaan Program Kerja Komite GG BPJS Ketenagakerjaan:

NO PROGRAM KERJA PIC PROGRESS %

1. Pelaksanaan Assessment

GG

Satuan

Pengawas

Internal

Telah dilaksanakan

Assessment GG di bulan

Februari 2016

100%

2. Penyusunan Gap Analysis,

Monitoring dan evaluasi

sesuai Road Map GG

Divisi Sekretaris

Badan

Telah disusun Gap

Analysis, monitoring

dan evaluasi sesuai

Road Map GG

100%

3. Penyempurnaan

Infrastruktur GG serta

peraturan internal

Komite GG

Telah dilakukan

harmonisasi

PERDIR/01/042014

dengan UU BPJS dan

produk hukum turunan

80%

4. Penyusunan materi

sosialisasi GG

Komite GG

Telah disusun materi

sosialisasi gabungan

pilar GG BPJS

Ketenagakerjaan

100%

5. Sosialisasi GG

NO PROGRAM KERJA PIC PROGRESS %

a. Sosialisasi dan

Edukasi GG di Kantor

Wilayah Sulama dan

Kantor Cabang

Makassar

b. Sosialisasi dan

Edukasi GG di

Rakorda Sulama

c. Sosialisasi dan

Edukasi GG di Kantor

Wilayah Jawa Timur

dan Kantor Cabang

Malang

d. Sosialisasi dan

Edukasi GG di Kantor

Wilayah Sumbagut

dan Kantor Cabang

Banda Aceh

e. Sosialisasi dan

Edukasi GG di Kantor

Wilayah Banuspa dan

Kantor Cabang Bali

Gianyar

f. Sosialisasi dan

Edukasi GG di Kantor

Wilayah Jateng DIY

dan Kacab Ungaran

g. Sosialisasi dan

Edukasi GG di Kantor

Wilayah Kalimantan

dan Kantor Cabang

Pontianak

Dedy Pramiadi

(Divisi Sekretaris

Badan)

Dedy Pramiadi,

Dian Agung

Senoaji dan

Andrey Marzukin

(SBD)

Dian Agung

Senoaji, Ridho

Marcell (Divisi

Sekretaris

Badan)

Edi Bawono M

(Divisi Sekretaris

Badan)

Moonika Desianti

(Divisi Sekretaris

Badan)

Dian AS, Ridho

Marcell (Divisi

Sekretaris

Badan)

Andrey Marzukin

(Divisi Sekretaris

Badan)

Tanggal 29 & 30

Januari 2016

Tanggal 19 Februari

2016

Tanggal 3 & 4 Februari

2016

Tanggal 4 & 5 Februari

2016

Tanggal 4 & 5 Februari

2016

Tanggal 9 & 10 Februari

2016

Tanggal 10 & 11

Februari 2016

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

NO PROGRAM KERJA PIC PROGRESS %

h. Sosialisasi GG dan

Internal Governance

Award di Rakorda

Sumbarriau

i. Sosialisasi Good

Governance dan

Internal Governance

Award 2016 di Divisi

Sekretaris Badan

j. Sosialisasi GG dan

Internal Governance

Award di Rakorda

Jawa Barat

k. Sosialisasi Good

Governance dan

Internal Governance

Award 2016 di Divisi

Perencanaan

Strategis

l. Sosialisasi GG dan

Internal Governance

Award di Rakorda

Jateng & DIY

m. Sosialiasai GG dan

Internal Governance

Award di kantor

Cabang Padang

n. Sosialisasi GG dan

Internal Governance

Award di Sumbagsel

Dedy Pramiadi,

Dian Agung

Senoaji, Ridho

Marcell (Divisi

Sekretaris

Badan)

Andrey M,

Moonika Desianti

Dedy Pramiadi,

Dian AS, Andrey

M (Divisi SBD)

Edi Bawono M

(Divisi Sekretaris

Badan)

Dedy Pramiadi,

Dian AS, Andrey

M, Ridho M

(Divisi SBD)

Dedy Pramiadi,

Dian AS, Andrey

M, Edi Bawono

Maedi (Divisi

SBD)

Edi Bawono M

Ridho Marcell

(Divisi SBD)

Tanggal 27 -29 April

2016

Tanggal 10 Mei 2016

Tanggal 19 & 20 Mei 201

Tanggal 27 Mei 2016

Tanggal 26 & 27 Mei

2016

Tanggal 15 Agustus

2016

23-24 September 2016

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

NO PROGRAM KERJA PIC PROGRESS %

o. Sosialisasi GG dan

Internal Governance

Award di Banuspa

p. Sosialisasi GG di

Banten

Dedy Pramiadi,

Dian AS, Andrey

M (Divisi SBD)

Edi Bawono M

dan Ridho

Marcell (Divisi

Sekretaris

Badan)

29 – 30 September

2016

22 Desember 2016

100%

100%

Average (5) Sosialisasi 11 Kanwil 100%

6 Workshop/Pelatihan GG

a. Board Update

b. GG in Action Lesson to

Learn from Public

Sector and

Corporation

c. Bimbingan Teknis

Pengendalian

Gratifikasi (KPK)

d. Bimbingan Teknis

Tunas Integritas

Divisi SBD dan

MRI

Dian Agung

Senoaji dan

Andrey Marzukin

(Divisi SBD)

Andrey Marzukin

(Divisi Sekretaris

Badan)

Ridho Marcell

(Divisi Sekretaris

Badan)

Workshop dilakukan

dalam rangka orientasi

Direksi dan Dewan

Pengawas baru

mengenai materi good

governance dan risk

management

Workshop dilakukan

dengan mengirim

perwakilan dari urusan

GG ke Seminar GG in

action (KNKG)

Bimbingan teknis

Pengendalian

Gratifikasi dilakukan

oleh KPK dan

dilaksanakan selama 2

hari pada tanggal 13 –

14 Okt 2016 di Hotel

Harris, Jakarta

Bimbingan teknis

dilakukan oleh Divisi

KHK dengan

melibatkan Divisi SBD,

MRI, SPI, HCP serta

100%

100%

100%

100%

NO PROGRAM KERJA PIC PROGRESS %

pihak eksternal antara

lain KPK, BPKP, ASAHI

pada tanggal 19 – 22

Okt 2016 di Hotel Ibis,

Jakarta

Average (5) Workshop/Pelatihan GG 100%

7. Penyusunan Parameter

Internal Governance

Award 2016

Komite GG 9 Parameter IGA 2016

telah ditetapkan dan

disampaikan kepada

unit kerja per 28 April

2016

100%

8. Pelaksanaan Internal

Governance Award (IGA)

Tahun 2016

Divisi Sekretaris

Badan

Asistensi dilakukan

kepada 11 kanwil

100%

9. Penyusunan Laporan

Triwulanan Komite GG

Komite GG Telah dilaksanakan

pembuatan laporan

Komite GG Triwulan IV

100%

10. Penyusunan Subsidiaries

Governance

Divisi Sekretaris

Badan

- 0%

11. Self Assessment 85 butir

ISSA Guideline

Divisi Sekretaris

Badan

Harmonisasi ISSA

Guideline dengan UU

BPJS serta produk

hukum turunan

confirm hingga

guideline 51 dari 82.

62%

12. Update content website Divisi Sekretaris

Badan

Update content

website dilakukan

secara berkala

100%

13. Expo Festival Anti

Korupsi

Komite GG Booth Terbaik II 100%

Total Average 87,84%

4. LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)

Berdasarkan Surat Edaran Direktur Umum dan SDM Nomor: SE/03/022014 tanggal 26 Februari

2014 tentang Kewajiban Melaporkan LHKPN bagi Penyelenggara Negara di Lingkungan BPJS

Ketenagakerjaan, maka mulai tahun 2014 penyampaian laporan LHKPN diterapkan untuk

Pejabat di BPJS Ketenagakerjaan dari Pejabat Level I sampai dengan Pejabat Level III dan

Direktur PT. Bijak. Posisi update LHKPN yang masuk ke Divisi HCP sampai dengan Tanggal 31

Desember 2016 adalah sebagai berikut:

JML % JML %

1 Level 1 & 2 269 245 91,08% 24 8,92%

2 Level 3 702 658 93,73% 44 6,27%

TOTAL 971 903 93,00% 68 7,00%

NOPEJABAT WAJIB

LAPORJML

LHKPN s.d Desember 2016

SUDAH BELUM

LHKPN Dewan Pengawas dan Direksi telah disampaikan langsung ke Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) pada tanggal 30 Maret 2016.

5. INTERNAL GOVERNANCE AWARD 2016

Pelaksanaan Internal Governance Award (IGA), telah 3x diselenggarakan sejak Institusi

bertransformasi dari PT. Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

Penyelenggaraan IGA pertama di era BPJS Ketenagakerjaan dilakukan pada tahun 2014. Di

tahun 2014, even yang diikuti oleh seluruh unit kerja kantor cabang, kantor wilayah dan

kantor pusat ini diadakan dengan mengangkat tema “Inisiatif dan Penerapan Kode Etik”.

Tahun 2015 IGA kembali diselenggarakan dengan mengangkat tema “Kesadaran Membangun

Good Governance dan Reputasi”.

Sesuai dengan perkembangan institusi yang mendukung penerapan prinsip tata kelola yang

baik dalam proses bisnis yang tercermin pada Visi lembaga serta dalam upaya mendukung

roadmap GG lembaga, penyelenggaraan Internal Governance Award tahun 2016 mengambil

tema “Memperkokoh Kelembagaan Melalui Tata Kelola Yang Baik, Manajemen Risiko dan

Pengendalian Internal”.

Dalam meningkatkan kualitas penilaian, beberapa parameter penilaian menggunakan aplikasi

yang dibuat dalam mendukung kepatuhan dan pengendalian internal seperti Sipatuh, SIMRK

dan HCIS. Adapun parameter penilaian IGA tahun 2016 antara lain:

No Kantor Wilayah/Kantor Cabang Kantor Pusat

1 Sosialisasi GG

a. Sosialisasi GG

b. Uji Pemahaman GG

Sosialisasi GG

a. Sosialisasi GG

b. Uji Pemahaman GG

2 Pengendalian Gratifikasi

a. Inisiatif

b. Laporan Penolakan/ penerimaan

atau pernyataan tidak pernah

menerima gratifikasi

Pengendalian Gratifikasi

a. Inisiatif

b. Laporan Penolakan/ penerimaan

atau pernyataan tidak pernah

menerima gratifikasi

3 Pemenuhan self compliance test Pemenuhan self compliance test

4 Kepatuhan

a. Pakta Integritas Unit Kerja

b. Pakta Integritas Mitra Kerja

c. LHKPN

Kepatuhan

a. Pakta Integritas Unit Kerja

b. Pakta Integritas Mitra Kerja

c. LHKPN

5 Employee Volunteering Employee Volunteering

6 Manajemen Risiko

a. Risk control Self Assessment (RCSA)

b. Indikator Tingkat Kesadaran Risiko

(ITKR)

Manajemen Risiko

a. Risk control Self Assessment (RCSA)

b. Indikator Tingkat Kesadaran Risiko

(ITKR)

7 Reputasi Artikel

8 Babak Final Babak Final

Dalam melakukan assessment Internal Governance Award 2016 terbagi dalam 2 tahap yaitu :

babak penyisihan dan babak final. Pada babak penyisihan, 3 (tiga) unit kerja dengan nilai

tertinggi pada masing-masing kategori (kantor cabang, kantor wilayah dan kantor pusat)

melakukan presentasi pada babak final di hadapan dewan juri yang terdiri dari Ketua Komite

Good Governance, Kepala Divisi Kepatuhan dan hukum serta expert good governance (KNKG)

sebagai penilai dari pihak external.

Final Internal Governance Award tahun 2016 diadakan di Patra Jasa Hotel Tuban, Bali. Acara

yang diadakan pada tanggal 22 November 2016 di Patra Jasa Hotel Tuban, Bali ini bersamaan

dengan Bimbingan Teknis Tunas Integritas yang diikuti oleh insan-insan BPJS

Ketenagakerjaan Kanwil Banuspa, Sulama, Jateng & DIY dan Jawa Timur.

Sebelum melakukan paparan di hadapan dewan juri, kandidat pemenang IGA 2016

menandatangani champion commitment sebagai pernyataan/komitmen para kandidat juara

IGA 2016.

Ketua Komite Good Governance BPJS Ketenagakerjaan dalam pembukaan babak Final

Internal Governance Award 2016 (Patra Jasa Hotel, Tuban Bali)

Penandatanganan Champion Commitment

Penandatanganan Champion Commitment

Penyematan Tanda Peserta Final

Internal Governance Award 2016

Dewan Juri Internal Governance Award 2016

Paparan Peserta Final Internal Governance Award

Berdasarkan hasil penilaian babak penyisihan yang dilakukan tanggal 1 – 5 November 2016

yang diakumulasikan dengan nilai babak final yang dilakukan tanggal 22 November 2016,

Direktur Umum dan SDM selaku penanggung jawab Good Governance menetapkan 3

pemenang pada masing-masing kategori yang antara lain:

NO KANTOR CABANG SKOR

1 PALOPO 98,295

2 JEMBER 98,238

3 SAMARINDA 98,223

NO KANTOR WILAYAH SKOR

1 JAWA TIMUR 95,522

2 JATENG & DIY 95,032

3 BANUSPA 93,099

NO KANTOR PUSAT SKOR

1 DIVISI PENGADAAN 95,522

2 DIVISI INVESTASI LANGSUNG 95,032

3 DIVISI PENGELOLAAN KEPESERTAAN 93,099

Dengan mengedepankan prinsip transparency, accountability serta keadilan dan kesetaraan

(fairness), khusus untuk pilar good governance yaitu Divisi Sekretaris Badan, Divisi Manajemen

Risiko, Divisi Kepatuhan dan Hukum serta Satuan Pengawas Internal akan tetap dinilai.

Penilaian atas 4 (empat) pilar good governance dimasukkan dalam kategori tersendiri

(Honorable Mention). Dari hasil assessment terhadap 4 pilar good governance diperoleh skor:

NO HONORABLE MENTION SKOR

1 DIVISI SEKRETARIS BADAN 93,115

2 DIVISI KEPATUHAN DAN HUKUM 88,365

3 DIVISI MANAJEMEN RISIKO 87,973

Divisi Sekretaris Badan

Divisi Kepatuhan & Hukum

Divisi Manajemen Risiko

6. KOMITMEN PENCEGAHAN KORUPSI TERINTEGRASI

Komitmen bersama pencegahan korupsi terintegrasi yang telah ditandatangani antara Direktur

Utama, Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan bersama Ketua Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK), berisi tentang:

a. Komitmen BPJS Ketenagakerjaan sebagai mitra strategis KPK dalam membangun Sistem

Integritas Nasional dengan pendekatan Budaya Kerja dan Spirit Memakmurkan Negeri

meIalui:

1) Penguatan peran Komite Good Governance yang ditujukan untuk menyelaraskan

komite-komite dan berbagai upaya pencegahan korupsi yang sudah ada Iebih

terintegrasi dalam pencapaian tujuan, mengevaluasi, mengarahkan dan memantau

Sistem Integritas BPJS Ketenagakerjaan.

2) Penguatan kebijakan, peraturan dan rencana program untuk memastikan

tersedianya sumber daya secara berkelanjutan yang dibutuhkan untuk penguatan

Komite Good Governance, pembangunan Sistem Integritas BPJS Ketenagakerjaan

dan partisipasi BPJS Ketenagakerjaan dalam pembangunan Sistem Integritas

Nasional.

3) Pembuatan panduan umum pencegahan terintegrasi dan partisipasi aktif dalam

pembangunan Sistem Integritas Nasional yang sesuai dengan karakteristik dan

kondisi BPJS Ketenagakerjaan.

4) Penyelarasan upaya BPJS Ketenagakerjaan terkait Change Leader, Change Champion

dan Change Agent dengan pembentukan Tunas Integritas yang terdiri dari: (a)

Penggerak Integritas, pegawai yang akan meIaksanakan pembangunan Sistem

Integritas BPJS Ketenagakerjaan: (b) Agen Penggerak Integritas, pegawai yang

mewakili organisasi berkontribusi dalam pembangunan Sistem Integritas Nasional.

5) Penguatan Sistem Integritas BPJS Ketenagakerjaan melalui Wistleblowing System,

Unit Pengendalian Gratifikasi, Unit Pengendalian Fraud, Unit Pelayanan Pengaduan,

Pelaporan Benturan Kepentingan, Pelaporan LHKPN, Kode Etik dan Nilai Budaya

untuk memastikan tidak ada kesempatan korupsi di internal ataupun dengan pihak

ekstemal.

b. Komitmen BPJS Ketenagakerjaan untuk menerapkan pengendalian gratifikasi guna

mendukung upaya pemberantasan tindak pidana korupsi di lingkungan BPJS

Ketenagakerjaan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Prinsip Dasar:

a) BPJS Ketenagakerjaan tidak akan menawarkan atau memberikan suap,

gratifkasi atau uang pelicin dalam bentuk apapun kepada Iembaga pemerintah,

perseorangan atau kelembagaan, perusahaan domestik atau asing untuk

mendapatkan berbagai bentuk manfaat/ kemudahan sebagaimana dilarang

oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b) BPJS Ketenagakerjaan tidak akan meminta atau menerima suap, gratifikasi dan

uang pelicin dalam bentuk apapun baik secara langsung ataupun tidak

langsung, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, baik dengan

menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik dari

perseorangan atau Iembaga terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi

sebagaimana dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

c) BPJS Ketenagakerjaan bertanggung jawab untuk mencegah dan

mengupayakan pencegahan korupsi di lingkungannya dengan meningkatkan

integritas, pengawasan, dan perbaikan sistem sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

2) BPJS Ketenagakerjaan menerapkan dan meIaksanakan fungsi pengendalian

gratifikasi di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan melalui Unit Pengendalian

Gratifikasi.

3) BPJS Ketenagakerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dalam

penerapan pengendalian gratifikasi di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan yang

meliputi antara lain kegiatan harmonisasi peraturan, sosialisasi/diseminasi,

pemprosesan pelaporan penerimaan hadiah/ fasilitas serta monitoring dan evaluasi.

4) BPJS Ketenagakerjaan akan menjaga kerahasiaan data pelapor penerima hadiah/

fasilitas kepada pihak manapun, kecuali diminta berdasarkan katentuan perundang-

undangan yang berlaku.

c. Komitmen KPK untuk mendukung BPJS Ketenagakerjaan dalam membangun Sistem

Integritas Nasional serta penerapan pengendalian gratifikasi guna pemberantasan

korupsi di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan.

Tindak lanjut dari ditandatanganinya Komitmen Pencegahan Korupsi Terintegrasi adalah

terbitnya Surat Edaran nomor: SE/15/092016 perihal Tindak Lanjut Komitmen Pencegahan

Korupsi Terintegrasi, yang memerintahkan seluruh Insan BPJS Ketenagakerjaan:

a. Melakukan pengendalian gratifikasi baik yang melibatkan pihak ekternal (instansi

terkait, perusahaan peserta, pengawas eksternal, serikat buruh/ pekerja, mitra kerja,

peserta, dll) maupun pihak internal (Karyawan, Direksi dan Dewan Pengawas)

b. Memerintahkan seluruh kepala kantor cabang untuk memasangan spanduk "Anti

Korupsi dan Gratifikasi" yang ditempatkan di kantor cabang dan di tempat yang mudah

terlihat, sesuai Surat Divisi Komunikasi Internal nomor: B/9826/092016.

c. Memerintahkan seluruh kepala kantor cabang untuk memutaran video motion graphic

terkait antikorupsi BPJS Ketenagakerjaan di ruang pelayanan pada kantor cabang.

d. Memerintahkan seluruh Insan BPJS Ketenagakerjaan melakukan updating

penandatanganan pakta integritas karyawan dan mitra kerja sesuai peraturan direksi

Nomor: PERDIR/103/092015 tentang Kode Etik BPJS Ketenagakerjaan.

e. Memerintahkan pejabat wajib lapor untuk melaporkan LHKPN, sesuai peraturan direksi

Nomor: PERDIR/123/092015 tentang Pedoman Pengelolaan Laporan Harta Kekayaan

Penyelenggara Negara.

f. Mengoptimalkan dan mendukung fungsi Change Agent - Tunas Integritas di unit kerja

masing-masing sebagai agent yang dapat memberikan informasi dan mengkoordinir

pelaksanaan anti korupsi di masing-masing unit kerjanya.

g. Memerintahkan seluruh Insan BPJS Ketenagakerjaan dan menghimbau pihak lainnya

wajib melaporkan benturan kepentingan atau pelanggaran penerimaan gratifikasi oleh

Insan BPJS Ketenagakerjaan lain melalui menu Pelaporan Indikasi Fraud SiPatuh atau

Whistleblowing System/WBS (https://wbs.bpjsketenagakerjaan.go.id),

h. Pelanggaran terhadap komitmen tersebut akan diberikan punishment sesuai dengan

ketentuan Manajemen Kepegawaian dan penghargaan bagi Pelapor yang terbukti benar

akan diberikan reward sesuai ketentuan tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran.

i. Sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas, pada tanggal 29 November 2016, BPJS

Ketenagakerjaan mengeluarkan surat pemberitahuan larangan pemberian gratifikasi

dan sapu bersih pungli yang di terbitkan dalam harian Kompas.

7. BIMBINGAN TEKNIS TUNAS INTEGRITAS

Menindaklanjuti penandatanganan Komitmen Pencegahan Korupsi Terintegrasi antara Ketua

KPK, Direktur Utama dan Ketua Dewan Pengawas, dilakukan sosialisasi dan edukasi terhadap

240 Change Agent - Tunas Integritas BPJS Ketenagakerjaan, yang terdiri dari Penggerak

Integritas, serta Agen Penggerak Integritas dari Divisi/Kanwil/Kacab di seluruh Indonesia.

Sosialisasi dan edukasi terbagi menjadi:

a. Bimbingan Teknis Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) bagi Penggerak Integritas oleh

Tim Direktorat Gratifikasi KPK di Hotel Harris Jakarta pada tanggal 29 – 30 September

2016 yang diikuti 16 personil UPG.

b. Bimbingan Teknis Anti Korupsi Agen Penggerak yang diikuti 240 Change Agent - Tunas

Integritas BPJS Ketenagakerjaan yang dilaksanakan dalam dua tahap:

1) Tahap I, tanggal 5 s/d 8 Oktober 2016 di Hotel Ibis Jakarta dengan peserta peserta

yang terdiri dari unit kerja:

1) Kantor Pusat

2) Kanwil Sumbagut dan Kacab jajarannya

3) Kanwil Sumbagsel dan Kacab jajarannya

4) Kanwil Sumbarriau dan Kacab jajarannya

5) Kanwil Kalimantan dan Kacab jajarannya

6) Kanwil Jawa Barat dan Kacab jajarannya

7) Kanwil DKI dan Kacab jajarannya

8) Kanwil Banten dan Kacab jajarannya

2) Tahap II tanggal 22 s/d 25 November 2016 di Hotel Patra Jasa, Denpasar dengan

peserta peserta yang terdiri dari unit kerja:

1) Kanwil Jateng & DIY

2) Kanwil Jatim

3) Kanwil Sumala

4) Kanwil Banuspa

Dalam pelaksanaan workshop Anti Korupsi selain peserta mendapatkan internalisasi

penanganan fraud, gratifikasi dan perlindungan pelapor dari instansi terkait (KPK, BPKP dan

LPSK) serta updating regulasi dari Divisi terkait, peserta juga akan mendapatkan

pengetahuan basic legal for non legal staff dan sertifikasi dari ASAHI (Asosiasi Auditor Hukum

Indonesia).

8. HARI ANTI KORUPSI INTERNASIONAL (HAKI)

Expo Hari Anti Korupsi Internasional adalah kegiatan rutin tahunan yang diikuti oleh BPJS

Ketenagakerjaan yang merupakan wujud dari komitmen dan kampanye lembaga dalam

melakukan tindakan pencegahan korupsi.

Sesuai dengan surat dari Pemerintah Provinsi Riau Nomor: 005/IP/89.25 tanggal 25 November

2016, BPJS Ketenagakerjaan melalui Komite Good Governance yang bekerjasama dengan

Kanwil Sumbarriau, Kacab Pekanbaru Kota, Kacab Pekanbaru Panam serta PIC komunikasi

dan Tunas Integritas ikut berpartisipasi bersama dengan 144 peserta dari berbagai instansi

pada acara yang diadakan pada pada tanggal 8 – 10 Desember 2016 di Pekanbaru (Riau).

Dengan mengangkat tema “Ayo! Bergerak! BPJS Ketenagakerjaan Sejahterakan Pekerja

Untuk Indonesia Tangguh”, BPJS Ketenagakerjaan menampilkan konten Good Governance,

implementasi Fraud Control System serta Pengendalian Gratifikasi sebagai materi pendukung

dalam even ini.

Tampilan booth yang inovatif dalam memberikan sosialisasi kepada pengunjung, penyajian

materi Good Governance, Gratifikasi dan Whistleblowing System menjadi bagian dari edukasi

kepada para pengunjung, yang dipadukan kuis interaktif sebagai bagian dari rangkaian acara

booth BPJS Ketenagakerjaan.

Dari keseluruhan rangkaian acara, BPJS Ketenagakerjaan berhasil meraih penghargaan

sebagai “Booth Terbaik 2” dari 144 peserta integrity expo 2016 dimana penghargaan

langsung diberikan oleh Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman yang juga di dampingi oleh

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang kepada Dedy Pramiadi selaku Ketua Komite Good

Governance BPJS Ketenagakerjaan.

Pemberian Piagam Penghargaan sebagai Booth Terbaik II Integrity Expo (HAKI) 2016

9. PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Berdasarkan Peraturan Direksi Nomor: PERDIR/13/082015 tentang Pedoman Pengendalian

Gratifikasi BPJS Ketenagakerjaan, sesuai dengan tugas dan fungsinya, Unit Pengendali

Gratifikasi (UPG) telah:

a. Mengirimkan surat laporan gratifikasi dilingkungan BPJS Ketenagakerjaan ke KPK atas

penerimaan dan penolakan gratifikasi di unit kerja. Laporan penerimaan dan penolakan

gratifikasi periode 1 Januari s/d 30 Desember 2016 berjumlah:

1) 87 laporan penerimaan dan penolakan gratifikasi;

2) Total nominal penerimaan dan penolakan gratifikasi sebesar Rp. 307.941.200 dan

USD 868;

3) Atas Laporan tersebut, seluruh uang/barang gratifikasi telah dilaporkan, mendapat

penetapan, dan diserahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi;

4) Untuk barang gratifikasi berupa makanan/minuman yang cepat kadaluarsa telah

disalurkan kepada pihak yang membutuhkan dan juga dilaporkan kepada Komisi

Pemberantasan Korupsi.

b. Atas laporan penerimaan dan penolakan gratifikasi, telah diberikan ucapan terima kasih

dan apresiasi berupa pemberian souvenir kepada pelapor di seluruh unit kerja.

Diharapkan souvenir tersebut dapat menjadi reminder dan dapat memotivasi rekan-

rekan di lingkungan kerja untuk senantiasa menerapkan prinsip-prinsip Good Governance

melalui kesadaran pelaporan gratifikasi.

Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) juga secara aktif melakukan internalisasi terkait

pengendalian gratifikasi pada berbagai kesempatan, antara lain:

a. Internalisasi FCS dan Gratifikasi pada 11 unit kerja baik Kanwil, kacab maupun KCP

dibawahnya (Kanwil DKI; Kantor Cabang Jakarta Menara Jamsostek; Kantor Cabang

Tangerang BSD, KCP Mandiri Ciputat dan KCP Mandiri Bintaro; Kanwil Sumbariau; Kantor

Cabang Padang; KCP Pariaman, Kantor Cabang Tanjung Morawa, KCP Serdang Bedagai

dan Kantor Cabang Ambon; Kantor Cabang Tasikmalaya, KCP Garut, Kantor Cabang

Tasikmalaya, KCP Garut Kerkof, Kantor Cabang Jambi, KCP Tanjung Jabung Barat,

Kantor Cabang Kudus, KCP Jepara) dan Kantor Cabang Malang. Kegiatan sampling uji

kepatuhan ke 11 unit kerja di 11 Wilayah se-Indonesia.

b. Internalisasi pelaporan gratifikasi melalui whistleblowing system kepada security, office

boy/office girl dan cleaning service. Bahwa untuk menciptakan lingkungan yang bersih

dari korupsi maka diperlukan pengawasan dari berbagai pihak, baik dari atasan, teman

kerjanya ataupun dari pihak ekstenal, dalam hal ini pihak terdekat dilingkungan BPJS

Ketenagakerjaan ialah security, office boy/office girl dan cleaning service.

10. PENGENDALIAN FRAUD

Sesuai dengan Peraturan Direksi nomor: PERDIR/31/092015 tentang Pedoman Pengendalian

Kecurangan (Fraud Control System), Unit Pengendali Fraud melalui penanggungjawab atribut

Fraud Control System (FCS) bertanggungjawab dalam pelaksanaan implementasi FCS di

lingkungan BPJS Ketenagakerjaan.

Penanggungjawab masing-masing atribut FCS adalah:

No Unit Kerja Penanggung Jawab Pelaksanaan Atribut

1 Divisi Kepatuhan dan Hukum Unit Pengendali Fraud

2 Divisi Manajemen Risiko Fraud Risk Assessment

3 Divisi Human Capital Kepedulian Karyawan

4 Divisi Pelayanan dan Pengaduan Kepedulian Peserta dan Masyarakat

5 Satuan Pengawas Internal Sistem Pelaporan Kejadian Fraud

6 Divisi Kepatuhan dan Hukum Perlindungan kepada Pelapor

7 Satuan Pengawas Internal & Divisi

Human Capital

Prosedur Investigasi

8 Divisi Human Capital & Divisi

Kepatuhan dan Hukum

Penindakan dan Pengungkapan kepada

Pihak Eksternal

9 Divisi Human Capital Standar Perilaku dan Disiplin Karyawan.

Atas implementasi yang telah dilaksanakan, penerapan FCS memerlukan monitoring

dan evaluasi secara terus menerus. Evaluasi Fraud Control System (FCS) dilakukan oleh Unit

Pengendali Fraud BPJS Ketenagakerjaan bersama BPKP. Sesuai Surat Tugas Tim BPKP

dengan Nomor: S-208/D6/02/2016, pelaksanaan evaluasi Fraud Control System (FCS) di BPJS

Ketenagakerjaan dilakukan selama 45 (empat puluh lima) hari kerja.

Evaluasi diawali dengan melaksanakan diagnostic assessment yaitu pemetaan atas

kondisi organisasi yang berpotensi atau rentan terhadap penyimpangan serta memerlukan

langkah-langkah dukungan perbaikan. Pada tanggal 11 – 14 September 2016 di Hotel Sultan,

telah dilakukan pembahasan antara Tim Counterpart BPJS Ketenagakerjaan dan Tim BPKP

mengenai Hasil evaluasi atas implementasi Fraud Control System pada BPJS Ketenagakerjaan

Tahun 2015. Disimpulkan bahwa risiko terjadinya fraud pada BPJS Ketenagakerjaan berada

pada tingkat Risiko Fraud Sedang, karena program evaluasi dikategorikan Cukup Memadai

dan Fraud Risk Assessment dikategorikan Cukup Berisiko dengan rincian sebagai berikut :

a. Penilaian Program Evaluasi dalam hal eksistensi (keberadaan) dan implementasi dari 10

atribut FCS secara keseluruhan dikategorikan Cukup Memadai, terdiri dari :

1) Sebanyak 4 (empat) atribut disimpulkan Memadai, yaitu; Kebijakan anti Fraud,

Kepedulian Pegawai, Prosedur Investigasi dan Standar Perilaku dan Disiplin.

2) Sebanyak 6 (enam) atribut disimpulkan Cukup Memadai, yaitu: Struktur

Pertanggungjawaban, Perlindungan Pelapor, Penilaian Risiko Fraud, Kepedulian

Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Kejadian Fraud, dan Pengungkapan

kepada Pihak Eksternal.

Hasil penilaian menggunakan program evaluasi atas 10 atribut FCS tersebut mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan hasil Diagnostic Assessment (DA) dimana atribut

Prosedur Investigasi disimpulkan memadai yang pada hasil DA disimpulkan cukup

memadai.

b. Hasil Fraud Risk Assessment (FRA)/Penilaian Risiko Fraud dapat disimpulkan bahwa

sistem pengendalian pada BPJS Ketenagakerjaan dikategorikan Cukup Berisiko dengan

nilai 0,97. Nilai tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan hasil Diagnostic

Assessment dengan nilai 0,95.

11. SOSIALISASI GOOD GOVERNANCE

Sebagai bagian dari program kerja Komite Good Governance, sosialisasi dan edukasi kepada

unit kerja menjadi bagian penting dalam internalisasi prinsip-prinsip good governance. Sampai

dengan Desember 2016, Komite GG telah menuntaskan pemberian sosialisasi di 11 Kantor

wilayah dan juga kantor cabang jajarannya melalui momen Rakorda dan Rakornis.

Rangkaian program kerja ini dituntaskan dengan pemberian sosialisasi dan edukasi terkait

materi good governance dan evaluasi Internal Governance Award 2016 di Kanwil Banten yang

dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2016.

12. ASSESSMENT GOOD GOVERNANCE BPJS KETENAGAKERJAAN

Sesuai dengan Peraturan Direksi nomor PERDIR/39/092015 tantang Indikator/Prameter

Penilaian (Assessment) dan Pengukuran atas Penerapan Tata Kelola Yang Baik (Good

Governance) BPJS Ketenagakerjaan, assessment good governance dilakukan setiap tahun

dimana hasil atas pelaksanaan dalam bentuk skor dan rekomendasi penilaian dan

rekomendasi perbaikan atas penerapan good governance.

NO ASPEK PENGUJIAN INDIKATOR/PARAMETER BOBOT NILAI

I Komitmen Penerapan GG 10,00 97,00%

II Dewan Pengawas 25,00 97,56%

III Direksi 25,00 100,00%

IV Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal 15,00 98,30%

V Pengungkapan Informasi dan Transparansi 15,00 88,00%

VI Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan 10,00 84,00%

Total 100,00 95,49

Hasil assessment penerapan good governance tahun 2015 yang dilakukan di bulan Januari -

Februari 2016, menyimpulkan bahwa BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan beberapa

rekomendasi yang harus ditindaklanjuti dalam implementasi good governance.

a. Rekomendasi

Berdasarkan hasil assessment dan kesenjangan penerapan terhadap ketentuan

regulasi dan praktik-praktik terbaik, diperoleh rekomendasi dalam rangka peningkatan

kualitas dan kinerja penerapan Good Governance yang antara lain:

1) Aspek - Komitmen

Lembaga memiliki komitmen yang kuat dalam upaya penerapan dan penegakan

Good Governance. Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan Good

Governance yang sejalan dengan proses transformasi lembaga, diperoleh

rekomendasi perbaikan komitmen, antara lain:

a) Meningkatkan monitoring dan pengenaan sanksi atas ketidakpatuhan dalam

penyampaian LHKPN.

b) Mempertahankan kegiatan sosialisasi GG secara terencana, sistemik dan

berkesinambungan, baik di kantor pusat, kantor wilayah dan cabang, agar

terus terjadi peningkatan awareness dan involvement.

c) Meningkatkan keterlibatan dan inisiatif insan/unit kerja dalam upaya

menjadikan GG sebagai kultur lembaga, seperti melalui media Internal

Governance Award, Knowledge Management dan media lain.

d) Menyusun Board Manual dalam rangka meningkatkan akuntabilitas Dewan

Pengawas dan Direksi.

e) Meningkatkan keterlibatan stakeholder secara berkesinambungan dalam

implementasi GG dan membudayakan GG kepada mitra kerja yang terkait

operasional lembaga.

f) Melakukan perbaikan/penyesuaian parameter pengukuran GG sejalan dengan

perkembangan penerapan dan regulasi GG (Lokal dan Internasional).

2) Aspek - Dewan Pengawas

Dewan Pengawas memiliki komitmen kuat untuk mendorong penerapan Good

Goverance secara berkesinambungan. Dalam rangka meningkatkan peran dan

fungsi Dewan Pengawas serta kepemimpinan dalam penerapan Good

Governance, diperoleh rekomendasi:

a) Menghindari rangkap jabatan sesuai pasal 52 (d) Undang-Undang No. 24

Tahun 2011, agar Dewan Pengawas dapat berfungsi dan berperan tanpa adanya

benturan kepentingan.

b) Meningkatkan kehadiran anggota Dewan Pengawas dalam rapat Dewan

Pengawas.

c) Menyusun kriteria dan melakukan penilaian kinerja anggota Komite secara

periodik oleh Dewan Pengawas.

3) Aspek – Direksi

Direksi memiliki komitmen kuat dan keteladanan untuk mendorong penerapan

Good Goverance secara sistemik dan berkesinambungan. Dalam rangka

meningkatkan peran dan fungsi Direksi serta kepemimpinan dalam penerapan

Good Governance, diperoleh rekomendasi:

a) Menyempurnakan mekanisme penetapan target-target RKAT sehingga

target mencerminkan kondisi riil dan dialokasikan secara fair serta kinerja

dapat dicapai sesuai yang direncanakan.

b) Mempertahankan semangat penerapan Good Governance yang mampu

mendorong pembentukan kultur yang relevan seperti: kultur keterbukaan

dan akuntabilitas (governance culture), kultur mengedepankan prestasi

(performance culture), serta kultur menerapkan pengendalian dan mitigasi

risiko dalam setiap proses kerja (risk & control culture).

c) Menyempurnakan mekanisme atau proses mutasi SDM baik di pusat dan

daerah yang mempertimbangkan risiko pencapaian kinerja di unit kerja yang

bersangkutan.

d) Menyempurnakan mekanisme pembukaan kantor cabang atau KCP baru

dengan mempertimbangan aspek risiko (risk based), dan pencapaian

kinerja lembaga secara keseluruhan.

e) Memperbaiki saluran komunikasi dari daerah ke pusat, dengan

mengoptimalkan media komunikasi yang dimiliki seperti “iKnow” untuk

memastikan kecepatan dan ketepatan respon Kantor Pusat yang dibutuhkan

daerah.

f) Meningkatkan kecepatan respon dan menyempurnakan mekanisme

pendampingan untuk kebutuhan daerah dalam penggunaan infrastruktur

dan sistem teknologi informasi yang baru.

4) Aspek - Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal

Pada dasarnya, lembaga telah memiliki sistem, struktur dan kelengkapan

infrastruktur penerapan manajemen risiko dan pengendalian internal yang

memadai sebagai dasar transformasi organisasi modern. Ke depan, lembaga

menghadapi tantangan yang lebih berat, sehingga rekomendasi yang diberikan

oleh asesor adalah:

a) Seluruh keputusan strategis yang berdampak signifikan bagi lembaga

didukung dengan adanya kajian risiko dan rencana mitigasi yang sesuai.

b) Meningkatkan kompetensi karyawan melalui pelatihan serta sertifikasi

keahlian di bidang manajemen risiko maupun pengendalian internal.

c) Mengembangkan proses assurance yang terintegrasi (Combined Assurance)

dari proses perencanaan, pelaksanaan program kerja, pelaporan, dan

monitoring, yang melibatkan fungsi perencanaan strategis, manajemen risiko,

kepatuhan dan pengendalian internal.

d) Meningkatkan orientasi penerapan manajemen risiko secara

berkesinambungan menuju terbentuknya kesadaran pentingnya penerapan

dan mitigasi manajemen risiko di seluruh proses kerja (risk awareness & risk

culture).

5) Aspek - Pengungkapan Informasi dan Transparansi

Dalam rangka meningkatkan komitmen, struktur, dan infrastruktur pengungkapan

dan keterbukaan informasi rekomendasi yang diperoleh adalah:

a) Menyediakan fasilitas 2 (dua) bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Inggris

atas seluruh informasi dalam situs web BPJS Ketenagakerjaan.

b) Proaktif mengikuti berbagai lomba atau award di bidang Keterbukaan

Informasi Publik seperti KIP, untuk meningkatkan awareness dan eksposur

lembaga kepada otoritas dan pemangku kepentingan.

c) Mempertahankan komitmen dalam mengkomunikasikan informasi lembaga

kepada seluruh pemangku kepentingan baik berupa laporan, peraturan,

produk dan informasi lain melalui berbagai media.

6) Aspek - Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Dalam rangka meningkatkan komitmen, struktur, dan infrastruktur tanggung

jawab sosial dan lingkungan, rekomendasi yang diperoleh adalah:

a) Mensinkronisasi kebijakan dan program TJSL BPJS Ketenagakerjaan ke

dalam 4 (empat) aspek yaitu: (1) Lingkungan Hidup, (2) Praktik

Ketenagakerjaan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja, (3) Pengembangan

Sosial dan Kemasyarakatan, dan (4) Tanggung Jawab Produk dan/atau

Layanan.

b) Meningkatkan keahlian karyawan melalui sertifikasi terkait Tanggung Jawab

Sosial dan Lingkungan atau CSR, seperti: AA1000, GRI Reporting, Social

Accountability 8000.

c) Proaktif mengikuti berbagai lomba atau award di bidang CSR, ISRA, dan

berbagai award sejenis.

d) Menjalankan Blueprint TJSL secara sinergis antar/lintas divisi sesuai tahapan

yang tertera dalam roadmap sustainability.

e) Meningkatkan keterlibatan stakeholder dan inisiatif sukarela dari karyawan

BPJS Ketenagakerjaan (employee volunteering) untuk mempercepat

pencapaian Good Citizens bagi lembaga.

f) Mengikuti keanggotaan dan aktif berpartisipasi dalam kelembagaan serta

event CSR/sustainable development tingkat internasional.

b. Tindak lanjut Rekomendasi Assessment Good Governance 2015

No Rekomendasi Tidak Lanjut dan PIC Keterangan

Aspek - Komitmen

1. Meningkatkan monitoring dan

pengenaan sanksi atas

ketidakpatuhan dalam penyampaian

LHKPN.

1. Bahwa untuk meningkatkan kesadaran dalam hal monitoring LHKPN bagi karyawan, Divisi Human Capital telah membuat surat edaran Direktur Utama Nomor: SE/2/032016 tanggal 23 Maret 2016 tentang Kewajiban Melaporkan LHKPN Bagi Penyelenggara Negara di Lingkungan BPJS Ketenagakerjaan.

2. Bahwa Divisi Human Capital telah melakukan kontrol terhadap pelaporan LHKPN melalui Human Capital Information System dan dilaporkan secara rutin setiap bulannya.

3. Memperhatikan point 1 diatas, Divisi Human Capital sampai saat ini belum memberikan sanksi secara tertulis terkait ketidakpatuhan karyawan dalam menyampaikan pelaporan LHKPN.

Tuntas

2. Mempertahankan kegiatan sosialisasi

GG secara terencana, sistemik dan

berkesinambungan, baik dikantor

pusat, kantor wilayah dan cabang,

agar terus terjadi peningkatan

awareness dan involvement.

1. Telah disusun materi sosialisasi bersama, antara KHK, SPI, SBD, MRI, KSI dan HCP (Komite GG).

2. Pelaksanaan Sosialisasi sesuai rencana kerja (SBD). 3. Buku laporan komite GG triwulan (SBD)

Tuntas

3. Meningkatkan keterlibatan dan

inisatif insan/unit kerja dalam upaya

menjadikan GG sebagai kultur

lembaga, seperti melalui media

Internal Governance Award,

Knowledge Management dan media

lain.

Memasukan employee volunteering (menilai inisiatif pegawai secara

kolektif untuk melakukan kegiatan kepedulian sosial kepada

masyarakat/lingkungan sosial dalam rangka meningkatkan citra dan

reputasi lembaga di mata masyarakat sekitar) dalam parameter

penilaian IGA dengan bobot 5%.

Tuntas

4. Menyusun Board Manual dalam

rangka meningkatkan akuntabilitas

Dewan Pengawas dan Direksi.

Draft Board Manual telah disusun dan akan dilakukan konfirmasi atas

review dari divisi terkait sebelum dimasukan dalam pembahasan pada

Radir dan Ragab.

Proses

5. Meningkatkan keterlibatan

stakeholder secara

berkesinambungan dalam

implementasi GG dan membudayakan

GG kepada mitra kerja yang terkait

operasional lembaga.

1. Melakukan sosialiasi GG kepada mitra strategis (mitra investasi dan pengadaan) (SBD).

2. Telah dilakukan sosialisasi dan edukasi GG kepada PT Bijak pada tanggal 16 Maret 2016 dan 20 September 2016 (SBD).

3. Bersama KPK melakukan penandatanganan deklarasi anti korupsi pada tanggal 14 September 2016, yang disaksikan oleh 200 mitra kerja.

Tuntas

6. Melakukan perbaikan/penyesuaian

parameter pengukuran GG sejalan

dengan perkembangan penerapan

dan regulasi GG (lokal dan

internasional.

1. Melakukan review terhadap parameter pengukuran Badan, disesuaikan dengan ISSA guidelines (Komite GG).

2. Melakukan harmonisasi ISSA guidelines dengan UU dan peraturan pendukung infrastruktur sebagai dasar penetapan parameter pengukuran.

3. Telah di review 51 Guidelines on governance ISSA dari total 85 guidelines.

Proses

Aspek - Dewan Pengawas

1. Menghindari rangkap jabatan sesuai

pasal 52 (d) Undang - Undang No.24

Tahun 2011, agar Dewan Pengawas

dapat berfungsi dan berperan tanpa

adanya Benturan Kepentingan.

Surat ke Dewan Pengawas Nomor B/2684/032016 perihal rangkap

jabatan Dewan Pengawas (KHK).

Tuntas

2. Meningkatkan kehadiran anggota

Dewan Pengawas dalam rapat Dewan

Pengawas.

Membuat jadwal rapat Dewan Pengawas secara bulanan (SBD). Tuntas

3. Menyusun kriteria kinerja dan Membuat kriteria dan penilaian anggota komite (SBD). Proses

melakukan penilaian kinerja anggota

Komite secara periodik dan formal

oleh Dewan Pengawas.

Aspek – Direksi

1. Menyempurnakan mekanisme

penetapan target-target RKAT

sehingga target mencerminkan

kondisi riil dan dialokasikan secara fair

serta kinerja dapat dicapai sesuai

yang direncanakan.

1. Bahwa penentuan target RKAT, terutama target kepesertaan, dilakukan oleh Divisi Perluasan Kepesertaan (LST). Divisi LST menentukan target untuk setiap kanwil. Target kepesertaan kantor cabang di break down oleh kanwil berdasarkan target kanwil yang telah ditetapkan oleh divisi LST (REN),

2. Untuk mendukung divisi LST dalam menyusun target kepesertaan, Divisi Renstra melakukan kerjasama dengan Universitas Indonesia untuk membuat “modeling kepesertaan” yang prosesnya sedang berjalan (REN). Diharapkan dengan adanya “modeling kepesertaan” ini, Divisi LST

dapat lebih mudah melakukan penyusunan target kepesertaan di

masa yang akan datang (REN).

Proses

2. Mempertahankan semangat

penerapan Good Governance yang

mampu mendorong pembentukan

kultur yang relevan seperti: kultur

keterbukaan dan akuntabilitas

(governance culture), kultur

mengedepankan prestasi

(performance culture), serta kultur

menerapkan pengendalian dan

mitigasi risiko dalam setiap proses

kerja (risk&control culture).

1. Deklarasi Revolusi Mental tanggal 23 Maret 2016 (HCP). 2. Deklarasi Anti Korupsi 3. Adanya change agent, tunas integritas dan risk agent (HCP dan MRI)

Untuk Risk Agent dikeluarkan SPRIN:

SPRIN/458/082016 danSPRIN/541/102016

Untuk tunas integritas dikeluarkan SPRIN: SPRIN/476/092016

Tuntas

3. Menyempurnakan mekanisme atau

proses mutasi HCP baik dipusat

maupun daerah yang

mempertimbangkan risiko

pencapaian kinerja di unit kerja yang

bersangkutan.

Man power planning dan data implementasinya (HCP).

Tuntas

4. Menyempurnakan mekanisme

pembukaan kantor cabang atau KCP

baru dengan mempertimbangkan

aspek risiko (risk based), dan

pencapaian kinerja lembaga secara

keseluruhan.

1. Telah disusun PERDIR/48/122016 tentang Pedoman Pembukaan dan Evaluasi Kantor Cabang Perintis BPJS Ketenagakerjaan

2. 2. Penyusunan PERDIR pengelolaan distribution channel dimulai pada bulan Januari 2017

3. Telah dilakukan evaluasi terhadap 203 Kantor cabang Perintis dan telah diterima usulan dari masing-masing Kantor Wilayah.

4. Rencana pembukaan 208 KCP harus berdasarkan pada hasil evaluasi KCP yang sudah ada dan pedoman pembukaan KCP (LDU).

Proses

5. Memperbaiki saluran komunikasi dari

daerah ke pusat, dengan

mengoptimalkan media komunikasi

yang dimiliki seperti “iKnow” untuk

memastikan kecepatan dan

ketepatan respon Kantor Pusat yang

dibutuhkan daerah.

1. Membentuk unit respond center dan kebijakan (SLA) di urusan komunikasi internal (KSI).

2. Optimalisasi kanal internal iKnow (REN dan KSI). 3. Pada saat ini sedang dilaksanakan proses improvement i Know yang

dilakukan bersama dengan Divisi PTI dan OTI bekerjasama dengan konsultan dari Eikon Technology (REN).

4. Proses improvement tersebut akan mengintegrasikan iKnow dengan aplikasi “Google for Work” yang sudah ada dalam framework e-mail korporat BPJS Ketenagakerjaan dengan menambahkan fitur aplikasi sosial media khusus internal BPJS Ketenagakerjaan untuk meningkatkan engagement karyawan (REN).

5. Fitur-fitur tersebut diatas akan disatukan access point-nya ke dalam satu aplikasi dashboard yang dapat diakses melalui PC serta media mobile yang lain (smartphone dan tablet). Diharapkan dengan kemudahan serta tambahan media akses

tersebut, saluran komunikasi elektronik yang ada di BPJS

Ketenagakerjaan semakin tinggi tingkat utilasi dan pemanfaatan

Proses

knowledge-nya.

Kedua inisiatif tersebut dapat tuntas dan diimplementasikan penuh

pada triwulan II tahun 2017 (REN).

6. Meningkatkan kecepatan respon dan

menyempurnakan mekanisme

pendampingan untuk kebutuhan

daerah dalam penggunaan

infrastruktur dan sistem teknologi

informasi yang baru.

Penyelesaian laporan permasalahan dari kantor cabang/kanwil ke

helpdesk menunjukan peningkatan yang lebih baik (OTI). Divisi

Operasional TI telah melakukan upaya-upaya perbaikan dalam

penanganan permasalahan TI antara lain:

1. Melakukan grouping/kategorisasi permasalahan TI yang masuk untuk memudahkan penyelesaian masalah.

2. Melibatkan unit kerja/divisi terkait dalam menyelesaikan permasalahan TI yang dalam penanganannya memerlukan kebijakan unit bisnis (aspek finansial/perubahan data).

3. Melaksanakan insiden dan problem manajemen dalam penanganan masalah TI sesuai tata kelola TI.

4. Meningkatkan pengetahuan seluruh penata TI di kantor cabang dan kantor wilayah (diklat teknis penanganan masalah) untuk membantu meminimalisir permasalahah yang muncul di sisi pengguna dan sebagai tindak awal dalam penyelesaian masalah TI di unit kerja masing-masing.

Tuntas

Aspek - Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal

1. Seluruh keputusan strategis yang

berdampak signifikan bagi lembaga

didukung dengan adanya kajian risiko

dan rencana mitigasi yang sesuai.

Dibuat kebijakan terkait mekanisme pengambilan keputusan yang

strategis (MRI).

1. Kajian risiko strategis dan rencana mitigasi sudah dilakukan dalam setiap pelaporan profil risiko badan triwulan.

2. Proses Revisi Kebijakan Manajemen Risiko sedang dalam proses. Selesai bulan Desember 2016.

Proses

2. Meningkatkan kompetensi karyawan

melalui pelatihan serta sertifikasi

keahlian di bidang manajemen risiko

maupun pengendalian internal.

Sertifikasi kompetensi di MRI dan SPI. Sertifikasi tersebut adalah

sertififikasi CRMO, CRMP & CRGP dengan jumlah 26 orang (MRI).

Tuntas

3. Mengembangkan proses assurance

yang terintegrasi (Combined

Assurance) dari proses perencanaan,

pelaksanaan program kerja,

pelaporan, dan monitoring yang

melibatkan fungsi perencanaan

strategis, manajemen risiko,

kepatuhan dan pengendalian internal.

Pengembangan combined assurance sedang dalam proses.

Program Kerja Combined Assurance diambil alih Divisi Renstra.

Proses

4. Meningkatkan orientasi penerapan

Manajemen Risiko secara

berkesinambungan menuju

terbentuknya kesadaran pentingnya

penerapan dan mitigasi manajeman

risiko di seluruh proses kerja (risk

awareness & risk culture).

Meningkatkan ITKR (Indikator Tingkat Kesadaran Risiko) (MRI).

Pengisian ITKR telah selesai pada tanggal 31 Oktober 2016.

Tuntas

Aspek - Pengungkapan Informasi dan Transparansi

1. Menyediakan fasilitas 2 (dua) bahasa,

yaitu bahasa Indonesia dan Inggris

atas seluruh informasi dalam situs

web BPJS Ketenagakerjaan.

1. Melengkapi seluruh content website dengan menyediakan dua bahasa (KSI).

2. Akan dibuatkan pedoman terkait website (KSI).

1. Tuntas 2. Proses

2. Proaktif mengikuti berbagai lomba

atau award di bidang Keterbukaan

Informasi Publik seperti KIP, untuk

meningkatkan awareness dan

eksposur lembaga kepada otoritas

dan pemangku kepentingan.

Telah diikuti award terkait keterbukaan informasi publik yang

diselenggarakan oleh Komisi Informasi Pusat (KSI).

Tuntas

3. Mempertahankan komitmen dalam

mengkomunikasikan informasi

lembaga kepada seluruh pemangku

kepentingan baik berupa laporan,

peraturan, produk dan informasi lain

melalui berbagai media.

Update informasi secara berkala melalui berbagai media (KSI).

(www.bpjsketenagakerjaan.go.id)

Tuntas

Aspek – Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan

1. Mensinkronisasi kebijakan dan

program TJSL BPJS Ketenagakerjaan

ke dalam 4 (empat) aspek, yaitu: (1)

Lingkungan Hidup, (2) Praktik

Ketenagakerjaan, Kesehatan, dan

Keselamatan Kerja, (3)

Pengembangan Sosial dan

Kemasyarakatan, dan (4) Tanggung

Jawab Produk dan/atau Layanan.

Pada tahun 2016, telah ditetapkan program kerja yang terasosiasi

secara langsung dengan 4 (empat) aspek tersebut, antara lain dalam

bentuk Stimulus Iuran, Community Development, Gerakan Peduli

Lingkungan, Bantuan Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3),

Financial Literacy Bantuan Beasiswa Pendidikan, Bantuan kepada

Komunitas Penyandang Dissabilitas, dan program-program lain yang

bersifat philantrophis, ataupun mendukung aktivitas utama organisasi

dalam rangka perluasan kepesertaan.

Program Stimulus Iuran ditunda pelaksanaanya berdasarkan kebijakan

Direktur Utama terkait GN Lingkaran.

Program TJSL sampai dengan tanggal 15 November 2016 telah

menyalurkan sebesar Rp. 5,56 milyar untuk 36.655 penerima

manfaat/unit bantuan. (KSI).

Tuntas

2. Meningkatkan keahlian karyawan

melalui sertifikasi terkait Tanggung

Jawab Sosial dan CSR, seperti:

AA1000, GRI Reporting Social

Accountability 8000

Akan mengikuti pelatihan sertifikasi GRI.

Pelatihan sertifikasi GRI belum dilakukan karena National Center for

Sustainable Reporting (NCSR) selaku pihak pelaksana belum memiliki

jadwal pelatihan terkait kepesertaan (minimum 10 orang dan

maksimum 20 orang peserta).

Proses

3. Proaktif mengikuti berbagai lomba

atau award di bidang CSR, ISRA, dan

berbagai award sejenis.

1. Selama tahun 2016, program CSR BPJS Ketenagakerjaan telah mendapat 2 (dua) penghargaan Indonesia Insurance Award dari majalah Economic Review pada tanggal 16 Juni 2016 dan dari Menteri Ketenagakerjaan untuk program Mudik Gratis pada tanggal 2 Juli 2016.

2. Mengikuti Sustainability Reporting Award (SRA) 2016 yang diselenggarakan oleh National Center for Sustainability (NCSR) untuk kategori Financial Services (E) dan First Time Report – Penyusunan konsep sustainability report tahun 2015 diarahkan pada integrated report yang merupakan gabungan antara Annual Report dan Sustainability Report. Target Penyelesaian Integrated Report Tanggal 19 Desember 2016.

3. Mengikuti CECT CSR Award untuk kategori CSR Social Performance of All Sectors Silver

4. Berkomitmen dalam kegiatan di bidang lingkungan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah agar mendapatkan Social Recognition – Sampai dengan tanggal 31 Des 2016 telah dilaksanakan program TJSL sebesar Rp.419.738.000,- untuk 6 kegiatan pelestarian lingkungan.

1. Tuntas

2. Tuntas

3. Proses

4. Tuntas

4. Menjalankan Blueprint TJSL secara

sinergis antar/lintas divisi sesuai

tahapan yang tertera dalam roadmap

sustainability

Blueprint TJSL dalam tahap penyelesaian akhir. Blueprint TJSL akan

menjadi acuan atas program sustainibility BPJS Ketenagakerjaan yang

pelaksanaannya di koordinasikan melalui Komite GG dan Divisi

Komunikasi. Dokumen Blueprint Program TJSL sedang menunggu

Proses

proses finalisasi melalui audensi dengan Direktur Utama (KSI).

5. Meningkatkan keterlibatan

stakeholder dan inisiatif sukarela dari

karyawan BPJS Ketenagakerjaan

(employee volunteering) untuk

mempercepat pencapaian Good

Citizens bagi lembaga.

1. Telah dilakukan kegiatan donor darah yang diikuti oleh seluruh

karyawan BPJS Ketenagakerjaan dan anak perusahaan di Kantor

Pusat pada tanggal 16 Mei 2016 bekerjasama dengan Mitra

Investasi yang diikuti oleh 150 pendonor.

2. Telah diadakan kegiatan donor darah dalam memperingati HUT

BPJS Ketenagakerjaan 5 Desember 2016 yang diikuti oleh

karyawan BPJS Ketenagakerjaan, peserta dan masyarakat.

3. Kegiatan penanaman pohon di taman nasional gunung merapi

purwobinangun, Yogyakarta (minggu I Des 2016) dan penanaman

bakau di Balikpapan (Minggu II Des 2016)

Tuntas

6. Mengikuti keanggotaan dan aktif

berpartisipasi dalam kelembagaan

serta event CSR/sustainable

development tingkat internasional.

1. Peningkatan kualitas partisipasi dalam organisasi/forum CSR

tingkat internasional.

2. Telah ditetapkan pola sinergi dan partisipasi TJSL yang berbeda

sesuai dengan visi dan misi BPJS Ketenagakerjaan yang baru

Tuntas

13. PENGHARGAAN

Dengan struktur tata kelola yang menjalankan sistem dan proses bisnis berdasar kepada

prinsip-prinsip good governance, Sebagai Badan Hukum Publik, BPJS Ketenagakerjaan

menerima penghargaan pada acara Indonesia Good Corporate Governance Award II tahun

2016 pada kategori GCG Terbaik dengan predikat SANGAT BAIK (A) yang di berikan oleh

majalah Economic Review.

14. RAPAT KOMITE

Tingkat kehadiran rapat Komite GG BPJS Ketenagakerjaan sampai dengan Desember 2016

adalah sebagai berikut:

NO NAMA UNDANGAN RAPAT

KEHADIRAN %

1 Dedy Pramiadi 6 6 100,00

2 Rizani Usman 0 0 -

3 I Made Yagustana 3 3 100,00

4 Indrajid N 3 3 100,00

5 Dian Agung Senoaji 7 7 100,00

6 Ariani Arinamse 3 2 66,67

7 Andri Bayumi 3 2 66,67

8 Harri Kuswanda 3 2 66,67

9 Suirwan 5 3 60,00

10 Yusuf 3 2 66,67

11 Dadang Komarudin 3 1 33,33

12 Edi Bawono M 7 7 100,00

13 Andrey Marzukin 7 7 100,00

14 Ridho Marcell 7 7 100,00

15 Delvi Gusvianti 3 1 33,33

16 Tania Rastasari 3 2 66,67

17 Anindya Naomi 3 2 66,67

18 Fajar Akhmadi 3 2 66,67

19 Eral Veda Azhari 3 3 100,00

20 Amrizal 3 2 66,67

21 Ariyanto 3 2 66,67

22 Aditya Nugroho 3 3 100,00

23 Legi Handoko MT Pasaribu 4 4 100,00

24 Den Iman Dwi 3 0 -

25 Honggy D Hariawan 3 3 100,00

26 Rico Octoliano 0 0 -

15. MONITORING DAN EVALUASI SESUAI ROAD MAP 2016 (TRUSTED)

Sesuai dengan road map GG tahun 2016, dimana lembaga memperoleh kepercayaan publik

atas infrastruktur tata kelola khususnya aspek Transparansi, Akuntabilitas, dan independensi,

Lembaga melakukan beberapa aktivitas yang mendukung pencapaian sebagai most trusted

institution antara lain adalah:

1. Review kelengkapan content GG website;

2. Assessment GG oleh lembaga Independen;

3. Membuat Master Plan CSR (citizenship);

4. Review kematangan Risk Management;

5. Sosialisasi GG;

6. Internal Governance Award;

7. Mengikuti lomba Laporan Tahunan (ARA);

8. Mengikuti lomba Sustainability Reporting.

NO MAIN INDIKATOR AKTIVITAS HASIL

1 Governance

Infrastructure

Melakukan

Harmonisasi

PERDIR/01/042014

tentang Tata Cara

Pelaksanaan Fungsi,

Tugas dan Wewenang

Direksi Badan

Penyelenggara

Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan

Draft PERDIR/KEPDIR telah

direview oleh Divisi

Kepatuhan dan Hukum dan

saat ini sedang dalam

proses review dan paraf

Direksi

2 Governance

Assessment

Telah dilakukannya

Governance

Assessment BPJS

Ketenagakerjaan oleh

Berdasarkan hasil

assessment penerapan Good

Governance tahun 2015,

BPJS Ketenagakerjaan

Assessor eksternal

memperoleh skor sebesar

95,49 (SANGAT BAIK)

3

Master Plan CSR

Kegiatan dijalankan

berdasarkan program

kerja sebagaimana

RKAT 2016 dan

pedoman program

TJSL

Masih dilakukan review oleh

Direksi

4 Review

Kematangan Risk

Management

Assessment Tingkat

Kematangan

Manajemen Risiko

Sedang dilaksanakan

assessment oleh Lembaga

Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas

Indonesia mulai 11 Oktober

2016 sd 8 Februari 2017

5 Internal Governance

Award & Initiative

Asistensi ke seluruh

unit kerja terkait

parameter IGA 2016

Penjurian IGA 2016

Penetapan dan

pengumuman

pemenang IGA 2016

Pembuatan dan

pendistribusian Buku

IGA 2016

Telah dilakukan kunjungan

dan asistensi di 11 Kanwil

terkait parameter penilaian

IGA 2016.

Komunikasi via telepon,

email dan grup WA masing-

masing Kanwil terkait

parameter IGA 2016.

Telah dilakukan penilaian

pada babak penyisihan atas

3 kategori peserta IGA.

Pelaksanaan final IGA 2016

di Patra Jasa Hotel, Tuban

Bali yang diikuti oleh 3

kandidat masing-masing

kategori.

Telah dilakukan

pengumuman pemenang

pada tanggal 5 Desember

2016.

Buku IGA yang berisi

rekapitulasi dan

dokumentasi IGA

didistribusikan ke seluruh

unit kerja pada Januari

2016.

6 Transparency &

Disclosure

Pengungkapan

informasi dan update

good governance

Update info GG pada

website

7 Internal Stakeholder

Engagement

Membangun

awareness karyawan

dengan presentasi

dalam rangka

pengambangan

individu

Telah dilakukannya sosialisasi dan edukasi di 2 Divisi, 11 Kantor Wilayah dan 7 Kantor Cabang

Telah dilakukannya sosialisasi dan edukasi di Entitas/perusahaan afiliasi PT. Bijak

Workshop seminar

Implementasi Good

Governance di Otoritas Jasa

Keuangan dan Industri Jasa

Keuangan

8 Annual Report dan

Sustainability

Report

Telah disusun Integrity

Report yang

merupakan gabungan

dari Annual Report dan

Sustainability Report

Dalam penyusunan Integrity report, Divisi Komunikasi sebagai PIC melibatkan Trisakti Sustainability Center

Keikutsertaan dalam award belum dapat dilakukan karena belum adanya kategori untuk Badan Hukum Publik.

Jakarta, 16 Januari 2016

Hidayatullah Putra

Kepala Divisi Sekretaris Badan

selaku Ketua Komite Good Governance