bab i pendahuluan a. latar belakang...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan jaman, dalam pemromosian suatu produk
maupun event sudah sangat mudah dan cepat. Dimanapun berada kita sering
menjumpai iklan khususnya di jalan raya, iklan yang berada di jalan terdiri dari
berbagai bentuk cetakan, isi pesan, maupun dari makna persuasifnya. Iklan
sangatlah erat hubunganya dengan media, karena media merupakan sebuah alat
komunikasi dalam penyampaian suatu pesan maupun informasi secara langsung
kepada publik.
Ada beberapa jenis media massa yaitu media cetak dan media elektronik.
Media cetak yaitu sebuah penyampaian informasi yang menggunakan bahan dasar
kertas atau kain untuk menyampaikan pesan-pesannya. Seperti, surat kabar
majalah tabloit, billboard, sticker, maupun pamflet. Media elektronik yaitu sebuah
penyampaian informasi melalui elektronik yang dapat dilihat dan didengar secara
langsung. Seperti, televisi, radio, internet maupun hp.
Dalam sebuah pengenalan suatu produk baru maupun event melalui media
dapat disebut juga sebagai iklan. Dimana iklan merupakan bentuk komunikasi
yang bertujuan mempersuasi para pendengar, pemirsa dan pembaca agar mereka
dapat memutuskan yang disampaikan melalui media (Liliweri, 2011:234). Dalam
sebuah iklan terdapat beberapa jenis iklan, yaitu mulai dari iklan pendidikan,
politik, kesehatan, lowongan pekerjaan dan lain-lain. Dengan adanya jenis-jenis
iklan tersebut sehingga dapat terkonsep secara baik.
2
Dalam penelitian ini lebih membahas tentang suatu pesan iklan politik,
dimana iklan politik ini lebih memberitahukan tentang calon-calon kandidat
walikota dan wakil walikota Malang 2013-2018 yang akan memimpin kota
Malang, khususnya pada iklan outdoor. Dimana iklan outdoor ini merupakan
sebuah iklan yang berada di luar ruangan dan biasanya diletakkan di tempat
keramaian/umum, seperti di jalan raya, di papan reklame maupun angkutan kota
yang berada di daerah tersebut. Untuk pengertian dari pesan iklan outdoor sendiri
yaitu merupakan sebuah penyampaian informasi yang langsung menuju kepada
konsumenya.
Pesan iklan outdoor calon walikota dan wakil walikota Malang 2013-2018
ini dapat dikatakan sebagai marketing politik. Karena dalam sebuah marketing
politik sendiri, merupakan sebuah metode dan peralatan politik untuk melakukan
pendekatan pada publik, agar masyarakat dapat mengenal calon walikota dan
wakil walikota Malang yang akan memimpin daerahnya.
Sistematisasi pendekatan yang dilakukan oleh kandidat perlu dilakukan
mengingat selalu terdapat keterbatasan sumber daya yang dimiliki setiap kandidat.
Semakin canggih teknik marketing politik diterapkan dalam kehidupan politik.
Maka semakin mudah jangkauan informasi tentang calon kandidat terhadap
publik. Sehingga untuk anggota tim sukses berusaha „menjual‟ jago mereka
dengan berbagai cara yang seringkali kita rasakan tak ada bedanya dengan
mengiklankan produk di media, mempromosikan melalui outdoor (iklan yang
berada di luar ruangan) maupun indoor (iklan yang berada dalam suatu ruangan).
Segala taktik mereka lakukan agar rating jagoan mereka tinggi dan rakyat
3
memilihnya di bilik-bilik suara. Selain itu, marketing politik dapat memeperbaiki
kualitas hubungan antara kontestan dengan pemilih. Pemilih adalah pihak yang
harus dimengerti, dipahami dan dicarikan jalan pemecahan dari setiap
permasalahan yang dihadapi. Marketing politik meletakkan bahwa pemilih adalah
subjek, bukan objek manipulasi (untuk mendapatkan hasil yang baik) dan
eksploitasi (paksaan) (Firmanzah, 2007:311).
Dalam marketing politik dilihat sebagai suatu proses yang dapat
meningkatkan daya kritis masyarakat dalam berpolitik. Agar rakyat tidak selalu
menjadi korban dan objek manipulasi para elit politik, masyarakat perlu
diberdayakan dan perlu ada kondisi yang memungkinkan proses pembelajaran
politik. Tapi pada akhirnya marketing politik berusaha menyakinkan pemilih
bahwa suatu kandidat layak untuk dipilih. Pemberian informasi tentang semua hal
yang terkait dengan atribut kandidat seperti latar belakang kandidat, visi politik,
program kerja dan reputasi di masa lalu perlu sekali dilakukan. Sehingga pemilih
dapat merasa yakin bahwa kandidat yang akan dipilih benar-benar berkualitas.
Kompetisi terbuka di antara kandidat membuat masing-masing kandidat berusaha
semaksimal mungkin memberikan informasi agar pemilih berpihak kepadanya.
Memasarkan ide dan gagasan politik akan sulit dilakukan tanpa adanya proses
marketing (Firmanzah, 2007:315).
Pada awal kemunculan iklan adalah, penyampaianya hanya dari mulut ke
mulut. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi iklan mulai
diperkenalkan melalui berbagai media suratkabar, majalah, radio, televisi dan juga
menggunakan media lainya. Sehingga perusahaan pada saat itu lebih banyak
4
memperkenalkan iklanya melalui media televisi, radio, majalah dan suratkabar.
Semakin banyaknya persaiangan pengiklanan di media, perusahaan mulai
menerapkan pengiklanan melalui media cetak (banner, spanduk, baliho, pamflet,
stiker dan masih banyak yang lainya). Dimana pengiklanan melalui media cetak
ini lebih praktis dan lebih cepat tersampaikan kepada khalayak luas dari berbagai
kalangan. Sehingga dalam hal ini, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh
tentang pengaruh pesan iklan outdoor terhadap tingkat kepercayaan mahasiswa
pada calon walikota dan wakil walikota Malang 2013-2018.
Dengan merujuk judul peneliti buat, peneliti lebih cenderung memilih
mahasiswa guna dijadikan responden dalam skripsi yang peneliti susun. Hal ini,
dikarenakan mahasiswa merupakan kaum intelektual muda yang sangat berperan
aktif dalam mendorong perubahan disegala bidang, termasuk perananya dalam
pemilihan calon walikota dan wakil walikota Malang 2013-2018. Agar dapat
memberikan perubahan yang positif di lingkungan atau daerahnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, yang menjadi permasalahan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh terpaan pesan iklan outdoor terhadap tingkat
kepercayaan mahasiswa pada calon walikota dan wakil walikota Malang?
2. Seberapa besar pengaruh terpaan pesan iklan outdoor terhadap
kepercayaan mahasiswa?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui adanya pengaruh terpaan pesan iklan outdoor terhadap
5
tingkat kepercayaan mahasiswa pada calon walikota dan wakil walikota
malang.
- Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pesan iklan outdoor kepada
tingkat kepercayaan mahasiswa terhadap calonwalikota malang 2013-2018.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademisi
Dari hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangsih pemikiran
pada kajian ilmu komunikasi tentang pentingnya suatu pesan iklan outdoor,
khususnya tentang pengenalan produk, jasa maupun politik.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi
dalam perbaikan sebuah pesan iklan outdoor dalam pemromosian calon
kandidat agar ditingkatkan menjadi lebih baik.
6
E. TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pesan Iklan
1.1.1 Pengertian Pesan Iklan
Menurut Bovee pesan iklan adalah ide atau berita yang
dikomunikasikan atau yang disampaikan kepada audien melalui media iklan.
Adapun yang harus diperhatikan dalam penyusunan pesan iklan adalah:
(1) Isi pesan: Komunikator harus memperhitungkan apa yang harus
disampaikan kepada khalayak sasaran supaya mendapat tanggapan yang
diinginkan.
Dalam menentukan isi pesan yang baik, perlu adanya daya tarik yang
unik, yaitu:
(a) Daya tarik rasional yaitu untuk membangkitkan kepentingan diri
audiens yang menunjukkan bahwa produk tersebut akan menghasilkan
manfaat yang dikatakan.
(b) Daya tarik emosional yaitu untuk membangkitkan emosi positif atau
negatif yang akan memotivasi audiens. Daya tarik emosional yang
positif seperti humor, cinta, dan kebahagiaan. Daya tarik emosional
negatif seperti rasa takut, rasa bersalah, dan malu.
(c) Daya tarik moral lebih diarahkan pada perasaan audiens tentang apa
yang benar dan apa yang baik. Daya tarik moral sering dipakai untuk
mendukung masalah-masalah sosial.
7
(2) Struktur pesan: Keefektifan suatu pesan tergantung pada struktur dan
isinya. Struktur iklan yang baik adalah dapat memberi pernyataan dan
membiarkan pembaca dan pemirsa menarik kesimpulan sendiri.
(3) Format pesan: Format pesan yang dibuat komunikator harus menyolok.
Bila, disiarkan melalui televisi maka semua elemen tersebut ditambah
dengan bahasa tubuh (isyarat non verbal) yang direncanakan.
(4) Sumber pesan: Dampak pesan yang dirasakan oleh khalayak juga
dipengaruhi oleh penerimaan khalayak terhadap pengirim pesan. Pesan-
pesan yang berasal dari sumber terpercaya, lebih persuasif sifatnya.
Adapun tiga faktor yang mempengaruhi kredibilitas sumber pesan, yaitu:
(a) Keahlihan: merupakan suatu pengetahuan khusus yang nampak
dimiliki oleh komunikator yang mendukung pesan yang disampaikan.
(b) Sifat terpercaya, dihubungkan khalayak dengan seberapa objektif
dan jujurnya sumber tersebut menurut khalayak.
(c) Sifat disukai merupakan daya tarik sumber pesan dimata khalayak
(Rendra, 2007: 5-6)
1.2 Iklan
1.2.1 Pengertian iklan menurut para ahli
Menurut Klepper iklan berasal dari bahasa latin, ad-venre yang berarti
mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Tampaknya pengertian
semacam ini sama halnya dengan pengertian komunikasi. Dalam ilmu
komunikasi iklan merupakan investasi untuk menjaga hubungan yang
berkesinambungan antara perusahaan dengan konsumenya. Bahkan menurut
8
Bedjo Riyanto, iklan sama pentingnya dengan investasi di bidang
pengemasan (packing), distribusi maupun penelitian pasar (market research)
yang sasaran akhirnya mencapai perolehan laba penjualan secara maksimal
(Rendra, 2007 : 15).
Menurut Dunn dan Barban menuliskan bahwa iklan merupakan bentuk
kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan
membayar ruang yang dipakainya menyampaikan pesan bersifat membujuk
(persuasif) kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non
komersial,maupun pribadi yang berkepentingan. (Rendra, 2007 : 15).
Menurut Rendra Widyatama (2007 : 17-24) dari pengertian iklan
tersebut terdapat beberapa prespektif yang berbeda-beda, namun sebagian
besar definisi mempunyai kesamaan. Kesamaan tersebut dapat dirangkum
dalam bentuk prinsip pengertian iklan, dimana dalam iklan mengandung
enam prinsip dasar, yaitu sebagai berikut:
a. Adanya pesan tertentu
Tanpa pesan, iklan tidak akan berwujud. Pesan yang disampaikan oleh
sebuah iklan, dapat berbentuk perpaduan antara pesan verbal dan pesan non
verbal. Pesan verbal adalah pesan yang disampaikan baik secara lisan
maupun tulisan. Dalam pesan verbal ia merupakan rangkaian kata-kata yang
tersusun dari huruf vokal dan konsonan yang membentuk makna tertentu.
Bentuk pesan verbal lisan dapat disampaikan melalui media audio maupun
9
media audio visual. Sementara pesan verbal tulisan dapat disampaikan
melalui media cetak dan audiovisual.
b. Dilakukan oleh komunikator
Pesan iklan ada karena dibuat oleh komunikator. Sebaliknya, bila tidak
ada komunikator, maka tidak akan ada pesan iklan. Dengan demikian, ciri
sebuah iklan, adalah bahwa pesan tersebut dibuat dan disampaikan oleh
komunikator atau sponsor tertentu secara jelas. Komunikator dalam iklan
dapat datang dari perseorangan, kelompok masyarakat, lembaga atau
organisasi, bahkan negara.
c. Dilakukan dengan cara non personal
Non personal artinya tidak dalam bentuk tatap muka. Penyampaian
pesan dapat disebut iklan bila dilakukan melalui media (yang kemudian
disebut dengan media periklanan).
Media yang digunakan dalam kegiatan periklanan secara umum dapat
dikelompokkan dalam dua jenis, media lini atas (above the line) dan media
lini bawah (bellow the line). Media lini atas terdiri dari media surat kabar,
majalah, radio, televisi dan film. Media lini atas memiliki beberapa karakter
yang khas, antara lain; informasi yang disebarkan bersifat serempak.
Artinya, dalam waktu yang sama, informasi yang sama dapat disebar
luaskan secara sama pula. Khalayak penerima pesan cenderung anonym
(tidak dikenali secara personal oleh komunikator) dan mampu menjangkau
khalayak secara luas.
10
Sementara yang termasuk kategori media lini bawah, misalnya poster,
spanduk, banner, baliho, balon udara, pamflet dan sebagainya. Media lini
bawah juga memiliki karakter yang khas, yaitu komunikasi yang dijangkau
terbatas, baik dalam jumlah maupun luas wilayah sasaran dan mampu
menjangkau khalayak yang tidak dijangkau lini atas, cenderung tidak
serempak.
Dalam perkembanganya, media lini atas sekarang ini tidak banyak
mengalami perubahan. Dari dahulu, media lini atas, yaitu media surat kabar,
tabloid, majalah, radio, film, dan televisi. Perkembangan terakhir adalah
dengan diciptakan suatu media internet, sebuah media komunikasi yang
dapat digunakan sebagai media periklanan yang bersifat unik, karena
cenderung personal namun memassa. Setelah ditemukanya internet, media
lini atas cenderung tidak terdapat lagi media yang baru.
Lain halnya dengan lini bawah. Media jenis ini cenderung bertambah,
karena di tengah masyarakat peiklanan menemukan media-media baru yang
bisa digunakan sebagai tempat di mana pesan disampaikan. Perkembangan
media lini bawah tersebut terjadi karena pengiklan dituntut untuk
menciptakan media alternatif yang berbeda sebagai tempat menyampaikan
pesan iklan, agar pesan tersebut selalu menarik perhatian khalayak.
Penciptaan media baru tersebut misalnya melalui handphone, dinding lift,
lantai swalayan atau toko dan sebagainya.
d. Disampaikan untuk khalayak tertentu
11
Iklan diciptakan oleh komunikator karena ingin ditunjukan kepada
khalayak tertentu. Dalam dunia periklanan, khalayak sasaran cenderung
bersifat khusus. Pesan yang disampaikan tidak dimaksudkan untuk diberikan
kepada semua orang, melainkan kelompok target audien tertentu. Sasaran
khalayak yang dipilih tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa pada
dasarnya setiap kelompok khususnya audien memiliki kesukaan, kebutuhan,
keinginan, karakteristik, dan keyakinan yang khusus. Dengan demikian,
pesan yang diberikan harus dirancang khusus yang sesuai dengan target
khalayak.
e. Dalam penyampaian pesan tersebut, dilakukan dengan cara membayar
Dalam kegiatan periklanan, istilah membayar sekarang ini harus
dimaknai secara luas. Sebab, kata membayar tidak saja dilakukan dengan
alat tukar uang, melainkan dengan cara barter berupa ruang, waktu, dan
kesempatan. Misalnya, kita akan mengadakan kegiatan even,even tersebut
akan di iklankan melalui media massa radio agar mendapatkan peserta yang
lebih banyak. Kita dapat memasang iklan di media radio sekalipun tidak
mempunyai uang. Caranya, kita membayar dengan memberikan kesempatan
bagi pengelola radio untuk memasang logonya di backdrop (layar belakang
tempat digunakan tulisan judul even dan inti tema yang diangkat dalam
event tersebut).
f. Penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu
Dalam sebuah visualisasi iklan, seluruh pesan dalam iklan semestinya
merupakan pesan yang efektif. Artinya, pesan yang mampu menggerakan
12
khalayak agar mereka mengikuti pesan iklan. Semua iklan dibuat oleh
pengiklan dapat dipastikan memiliki tujuan tertentu, yaitu berupa dampak
tertentu di tengah khalayak. Dampak tertentu yang diharapkan oleh
pengiklan dapat berupa pengaruh ekonomis dampak sosial. Dampak sosial
adalah keuntungan non ekonomi, yaitu terbangunya citra baik berupa
penerimaan sosial oleh masyarakat.
Sebuah iklan disebut efektif bila pesan tersebut mampu menggambarkan
apa yang dikehendaki oleh komunikator secara tepat dan apa yang
dituangkan dalam pesan iklan tersebut mampu dipersepsi secara sama oleh
khalayak dengan apa yang dikehendaki oleh komunikator. Melalui pesan
yang efektif ini diharapkan pesan akan mampu memberikan dampak tertentu
pada khalayak yang sesuai dengan yang dikehendaki oleh komunikator.
1.3 Sejarah Iklan
1.3.1 Perjalanan Awal Iklan
Menurut Jack Angel (1980), bentuk iklan yang paling awal adalah
disampaikan melalui komunikasi lisan. Yaitu penyampaian pesan dari
komunikator pada komunikannya dalam bentuk personal yang dilakukan
secara tatap muka melalui mulut ke mulut (word of mounth).
Pada saat itu, manusia saling menukar barang yang mereka miliki dengan
saling berkomunikasi melalui komunikasi lisan. Anda jangan membayangkan
bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan tersebut seperti bahasa
13
yang kita gunakan sekarang. Pada saat itu, bahasa yang disampaikan sangat
sederhana dan cenderung sangat tidak terstruktur dengan baik dan efektif.
Bahkan, karena belum banyak terjadi kesepakatan dalam melambangkan
sebuah konsep dan ide dalam sebentuk kata-kata, pesan akhirnya banyak
disampaikan dengan bantuan bentuk komunikasi non verbal visual melalui
gerak tubuh (gestural).
Dalam waktu yang relatif cepat, antara iklan dan surat kabar bergabung
saling bersinergi. Pada tahun 1622 di Inggris, muncul suratkabar pertama.
Suratkabar yang dinamai Weekly News tersebut terbit secara teratur seminggu
sekali. The Weekly News didirikan oleh Nicholas Bourne dan Thomas Archer.
Tiga tahun kemudian, Weekly News mulai terbit secara harian.
Pada tahun 1650 The Weekly News, mulai menyertakan iklan. Awalnya
iklan yang dipasang masih bersifat terselubung, karena masih belum dikenal
cara-cara yang lebih professional dalam penanganannya. Barang-barang yang
ditawarkan umunya tentang barang kebutuhan pribadi dan keluarga, semacam
makanan ringan, obat-obatan, dan perumahan. (Rendra, 2007 : 25)
1.3.2 Menuju Era Modern
Dalam menyusun pesan iklan, pada tahun 1930-an, teknik penggunaan
unsur salesman mulai digunakan. Dalam teknik tersebut, iklan menjadi lebih
mempunyai daya jual. Iklan tidak lagi berkesan kaku, namun seperti seorang
salesman yang menghadapi calon konsumen. Selain itu, iklan juga melibatkan
14
bintang film terkenal, sehingga membangun citra ditengah masyarakat bahwa
para bintang itu juga menggunakan produk sebgaimana diiklankan. Rupanya,
teknik identifikasi dalam dunia periklanan sudah mulai diterapkan.
Pada tahun 1960-an, iklan mengalami pergeseran penekanan dari
keistimewaan produk menjadi citra tau personalitas merek. Aneka produk
yang dihasilkan tersebut ditempeli dengan sejumlah citra-citra yang kemudian
menjadi symbol kesuksesan dan kemewahan. Era ini merupakan era dimana
iklan mengaitkan produk dengan citra-citra tertentu, sehingga pada tahun-
tahun ini iklan disebut dengan “The image era of advertising” atau citra era
periklanan.
Pada masa kini, perikalanan semakin pesat perkembanganya. Iklan
banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Kini, iklan telah menjadi
bisnis besar. Kreativitas mulai beraneka ragam, sehingga periklanan menjadi
lebih bervariasi. Media yang digunakan tidak lagi hanya bertumpu pada
suratkabar, majalah, radio dan televisi semata, namun juga menggunkan
beragam media lain.
Munculnya beragam media akhirnya juga mempengaruhi dunia
periklanan. Berbagai media yang muncul menyebabkan iklan mulai bergeser
paradigma dalam pemasanganya, yaitu penggunaan media yang paling banyak
/ luas dijangkaunnya menjadi media yang paling spesifik yang mampu
menjangkau sasaran khalayaknnya. Sehingga kini perusahaan kecil pun dapat
menggunakan media televisi untuk menyampaikan pesannya.
15
Dalam perkembanagnya, sekarang ini iklan lebih banyak disusun
dengan cara yang lebih rasional ketimbang dirancang dengan sedemikian rupa
dengan mendasarkan diri pada pertimbangan rasional. Teknik-teknik baru
dalam iklan banyak ditemukan, yang semuanya banyak mendasarkan diri pada
pertimbangan-pertimbangan rasional. (Rendra, 2007 : 27)
1.4 Jenis-Jenis Iklan
Menurut Rendra (2007 : 28-40) jenis-jenis iklan terbagi menjadi 2 pembagian
iklan secara umum dan pembagian iklan secara khusus.
1.4.1 Pembagian secara umum
a. Iklan Tanggung Jawab Sosial
Iklan yang bertujuan untuk menyebarkan pesan yang bersifat
informatif, penerangan, pendidikan agar membentuk sikap warga sehingga
mereka bertanggung jawab terhadap masalah sosial dan kemasyarakatan
tertentu. Dalam arti lain, kategori iklan seperti ini dapat pula disebut sebagai
layanan masyarakat. Misalnya: tentang kelangkaan energi akibat pemakaian
energi yang boros, lingkungan tercemar akibat seringnya membuang sampah
sembarangan dan sebagainya.
b. Iklan Bantahan
Iklan yang digunakan untuk membantah atau melawan atas sesuatu
isu yang merugikan dan memperbaiki citra seseorang, perusahaan atau
merek yang tersebar akibat informasi yang tidak benar. Iklan ini biasanya
16
digunakan oleh pihak-pihak yang merasa tercemar nama baiknya oleh pihak-
pihak tertentu (baik yang jelas maupun yang tidak jelas sumbernya).
Ada beberapa tujuan yang ingin diraih iklan bantahan, antara lain;
menegeliminasi (meniadakan) isu yang tidak benar dan tidak
menguntungkan, sekaligus meluruskan (membelokkan) isu tersebut pada
porsi yang benar, sesuai dengan yang dimaksud perusahaan; mendapatkan
perhatian publik terhadap isu yang dihadapi oleh perusahaan; membangun
simpati khalayak terhadap perusahaan; serta membangun opini publik
bahwa berada pada posisi yang benar.
c. Iklan Pembelaan
Iklan ini sebenarnya hampir sama dengan iklan bantahan. Bila
iklan bantahan si pengiklan berada pada posisi membantah, maka dalam
iklan pembelaan, komunikator justru berada dalam posisi membela
komunikator. Tujuan iklan ini adalah memperoleh simpati dari khalayak
bahwa perusahaan berada dalam posisi yang benar.
d. Iklan Perbaikan
Iklan yang digunakan untuk memperbaiki pesan-pesan tentang
sesuatu hal yang terlanjur salah dan disebarluaskan melalui media. Dalam
istilah lain, iklan ini dapat disebut pula dengan iklan ralat atau iklan
pembetulan. Iklan ini biasa dilakukan oleh media untuk meralat kesalahn
tulis serta dilakukan oleh panitia atau organisasi penyelenggara kegiatan
yang terlanjur mengumumkan berbagai hal tentang acara tersebut, namun
17
diralat dengan informasi lain sebagai perbaikan. Iklan ini jelas meralat
informasi yang salah, sehingga publik mendapatkan informasi yang benar.
e. Iklan Keluarga
Iklan yang memberitahukan tentang terjadinya suatu peristiwa
kekeluargaan kepada keluarga/ khalayak lainnya. Misalnya iklan kematian,
pernikahan, perceraian, kelahiran bayi, putus hubungan, wisuda, dan
sebagainya. Iklan ini biasanya lebih banyak berbentuk iklan kolom dan
display, dan umumnya pula tidak berisi ilustrasi gambar, namun hanya
mengandalkan pada bentuk pesan tertulis. Kalaupun menggunakan ilustrasi,
kebayankan berupa foto (untuk iklan kematian). Misalnya, iklan duka cita
untuk menyatakan perasan duka yang mendalam dari keluarga atas kematian
salah seorang anggota keluarga.
1.4.2 Pembagian Iklan Secara Khusus
a. Berdasar Media yang Digunakan
Iklan Cetak
Iklan yang dipasang dengan menggunakan cetak, baik dengan
teknologi sederhana maupun teknologi tinggi. Media yang digunakan
dalam teknik cetak sangat beragam mulai dari kertas, pelat metal, kulit,
plastik, kaca, kain dan sebagainya. Beberapa bentuk iklan cetak yaitu;
ikaln cetak suratkabar, ikaln cetak banner, ikaln cetak baliho, iklan
billboard, iklan cetak spanduk, iklan cetak poster dan berbagai iklan
cetak lainnya.
Iklan elektronik
18
Iklan yang digunakan melalui media perangkat yang berbasis
elektronik. Iklan ini tebagi menjadi 4 jenis, yaitu iklan radio, iklan
televisi, iklan film, serta iklan yang dipasang dalam media jaringan /
internet. Dalam iklan radio yaitu hanya dapat didengarkan melalui audio
(suara) saja. Sedangkan untuk iklan televisi mengadung unsur gambar,
suara dan gerak. Untuk iklan film hampir sama dengan iklan televisi,
tapi pada iklan film lebih melihatkan cuplikan tentang film yang akan
ditayangkan. Iklan di internet mengandung unsur gambar, gerak, tulisan
persuasif, dan gerak.
b. Berdasar Tujuan
Iklan Komersial
Iklan ini dapat disebut dengan iklan bisnis. Iklan komersial atau
bisnis bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi, utamanya peningkat
penjualan. Produk yang ditawarkan dalam iklan ini sangat beragam, baik
barang, jasa, ide, keanggotaan organisasi, dan lain-lain. Ada 3 jenis iklan
komersial yaitu iklan konsumen yaitu bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan bisnis dimana pesan iklan ditujukan kepada konsumen akhir
atau pengguna produk yang dipakai sendiri sampai terakhir. Iklan bisnis
yaitu iklan yang bisa mendapatkan keuntungan ekonomi dimana sasaran
pesan yang dituju adalah untuk seseorang atau lembaga yang mengolah
atau menjual produk yang diiklankan kepada konsumen akhir.
Sedangkan iklan professional merupakan iklan yang bertujuan
19
mendapatkan keuntungan bisnis dimana khalayak segmen khusus orang
yang profesioanl (dokter, pilot, manager, guru dan sebagainya).
Iklan Layanan Masyarakat
Iklan ini digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersuasi
atau membidik khalayak dimana tujuan akhir untuk mendapatkan
keuntungan ekonomi, melainkan keuntunga sosial. Keuntungan sosial
yang dimaksud adlah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran
sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang
diiklankan, serta mendapatka citra baik di mata masyarakat.
c. Berdasarkan Bidang Isi Pesan
Iklan Politik
Iklan yang berisi tentang hal yang bersangkutan dengan kehidupan
politik, misalnya tentang partai politik, pemilihan jabatan pemerintahan,
pemilihan anggota legislatif dan sebagainya. Jenis iklan ini sering kita
jumpai khusunya menejelang pemilihan umum, baik pemilihan
presiden, anggota dewan, hingga pemilihan pejabat dalam pemerintah.
Iklan Pendidikan
Iklan ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan dunia
pendidikan. Misalnya iklan penerimaan mahasiswa baru, pemebrian
beasiswa, kursus, wisuda, dan sebagainya.
Iklan Kesehatan
20
Iklan ini berisi tentang hal yang berkaitan dengan kesehatan.
Misalnya tentang pengobatan alternatif, rumah sakit dan segala
fasilitasnya, dan sebagainya.
Iklan Kecantikan dan Perawatan Tubuh
Iklan ini berisi tentang hal-hal berkaitan dengan masalah
kecantikan dan perawatan tubuh, misalnya iklan kosmetik, pemutih
kulit, shampoo, sabun mandi, semir rambut dan sebagainya.
Iklan Pariwisata
Iklan yang berisikan tentang informasi yang berkaitan dengan hal-
hal tentang tempat-tempat pariwisata, misalnya ekspos tentang
keindahan wilayah tertentu, tawaran perjalanan wisata dan sebagainya.
Iklan Hiburan
Iklan yang berkaitan dengan dunia hiburan dan bertujuan untuk
menghibur, misalnya iklan pertunjukan sirkus, konser, program siaran
hiburan melalui televisi, pertunjukan teater dan sebagainya.
Iklan Olah Raga
Iklan yang berisi tentang even olahraga baik yang bersifat massal
maupun perorangan, misalnya, sepakbola, golf, catur, panahan dan
sebagainya.
Iklan Hukum
Iklan yang berisi tentang hal-hal berkait dengan masalah hukum
dan dibuat untuk tujuan yang berkaitan dengan hukum. Misalnya iklan
peringatan tentang hak cipta.
21
Iklan Lowongan Pekerjaan
Iklan ini lebih mementingkan isi pesan daripada wujud atau bentuk
iklan. Misalnya, perekruitment menjadi tentara.
Iklan Dukacita
Iklan yang berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan musibah/
dukacita. Iklan ini dgunakan untuk menunjukan dukacita yang
mendalam atas kematian seseorang.
Iklan perkawinan
Iklan ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pesta
perkawinan, misalnya tawaran paket pernikahan.
Iklan makanan dan minuman
Iklan yang berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan makanan
dan minuman. Misalnya roti, mie instan, teh, kopi, dan sebagainya.
Iklan otomotif
Iklan yang berisi tentang hal-hal yang berkait dengan masalah-
maslah otomotif. Misal, iklan mobil, sepeda motor, salon mobil, dan
sebagainya.
Iklan lingkungan hidup
Iklan yang berisi tentang hal-hal yang berkait dengan lingkungan
alam. Misal, pencegahan pencemaran lingkungan, pemakaian air tanah
dan sebagainya.
d. Berdasakan Komunikatornya
Iklan personal
22
Iklan yang komunikatornya berasal dari orang per orang sebagai
pribadi. Iklan personal banyak dilakukan dalam bentuk iklan baris, misal,
peryataan duka cita.
Iklan Keluarga
Iklan yang berisikan tentang ucapan selamat pernikahan, wisuda duka
cita, maupun ucapan terimakasih.
Iklan institusi
Iklan yang disampaikan oleh komunikator yang berbentuk lembaga,
badan, perusahaan atau organisasi yang berorientasi komersial maupun non
komersial. Komersial adalah merupakan keuntungan ekonomi. Non
komersial merupakan keuntungan sosial, yaitu berupa baik di mata
masyarakat.
e. Berdasarkan Wujud Produk yang Diiklankan
Iklan Barang
Iklan ini merupakan suatu iklan yang menawarkan produk berupa barang
(terlihat/ berwujud). Misal mobil, sepeda, lemari es, pakaian, peralatan
dapur dan sebagainya.
Iklan Jasa
Iklan yang berisikan tentang informasi dan tawaran tentang layanan jasa
tertentu. Misalnya jasa pendidikan, wisata, perbankan, hiburan, konsultasi
bisnis dan sebagainya.
Iklan Barang Jasa
23
Iklan yang menawarkan barang maupun jasa sekaligus. Misal, penawaran
komputer sekaligus pelatihan bagi pembeli.
f. Berdasarkan Khalayak Sasaran Iklan
Iklan untuk Pengguna Akhir
Iklan yang ditujukan pada konsumen terakhir. Konsumen terakhir yaitu
orang yang membeli barang untuk dikonsumsi dirinya sendiri.
Iklan untuk Dristibutor / Pengecer
Iklan yang ditujukan kepada para pedagang atau toko pengecer, yang
bertujuan untuk dijual kembali sehingga bisa mendapatkan keuntungan.
Iklan untuk Pabrik
Iklan yang ditujukan langsung kepadaa lembaga, badan, pabrik atau
organisasi, dimana produk yang ditawarkan sebagai barang modal untuk
diproduksi kembali menjadi wujud barang lain. Misalnya, pabrik baja,
mesin-mesin industri, diesel, pembangkit kistrik, dan sebagainya.
g. Berdasarkan cakupan/ wilayah sasarannya
Iklan Lokal
Iklan yang mencakup khalayak yang berada di wilayah lokal, misalnya
pedesaan atau perkotaan, atau satu kabupaten saja. Iklan kategori lokal
yaitu, tokok kecil, sekolah dasar, salon, taman kanak-kanak dan sebagainya.
Iklan Regional
Iklan yang cakupanya lebih luas disbanding iklan lokal. Misalnya,
Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, dsb.
Contoh iklan regional, perguruan tinggi, swalayan, dsb.
24
Iklan Nasional
Iklan yang mencakup seluruh wilayah suatu Negara. Misal, perusahaan –
perusahaan yang memproduksi barang maupun jasa dengan target
pemasaran skala internasional. Contoh iklan nasional, sampo sunsilk, sabun
lux, mie instan indomi, sarimi, mie sedap, dan berbagai produk nasional
lainya.
h. Berdasarkan Fungsinya
a) Iklan informasi
Iklan yang isinya menitikberatkan pada sebuah informasi untuk
khalayaknya. Contoh iklan informasi, iklan tertulis dalam kemasan obat,
petunjuk aturan pakai, cara merakit televisi, informasi tentang pendaftaran
mahasiswa baru dan sebagainya.
b) Iklan Persuasi
Iklan yang menitikberatkan pada khalayak untuk melakukan sesuatu,
sebgaimana dikehendaki oleh komunikator
c) Iklan Mendidik
Iklan yang isi pesanya menitik beratkan pada tujuan mendidik
khalayak, agar mempunyai pengetahuan tertentu dan mampu melakukan
sesuatu.
d) Iklan Parodi/ Hiburan
Iklan yang dibuat guna menghibur, biasanya digunakan untuk
memeriahkan festival periklanan.
25
Dalam penjelasan dari berbagai macam iklan di atas iklan outdoor termasuk
dalam point-point, yaitu;
- Berdasarkan pembagian secara khusus berdasarkan media yang
digunakan maka iklan outdoor ini merupakan sebuah iklan cetak
- Berdasarkan isi pesanya, merupakan iklan politik karena dalam iklan
ini menjelaskan tentang calonwalikota dan wakil walikota Malang
2013-2018.
- Berdasarkan cakupan wilayahnya, iklan ini termasuk iklan lokal
karena hanya mencakup kota Malang saja.
- Berdasarkan tujuanya, iklan outdoor termasuk iklan masyarakat
umum, dimana iklan ini dapat memberikan penambahan
pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat
umum terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapatkan citra
baik di mata publik.
1.5 Fungsi Iklan
Menurut Rotzoill (1986) secara mendasar iklan mempunyai fungsi, yaitu;
a) Fungsi Precipitation (mempercepat)
Fungsi mempercepat berubahnya kondisi dari keadaan yang semula
tidak biasa mengambil keputusan terhadap produk menjadi dapat
mengambil keputusan. Fungsi ini misalnya meningkatkan permintaan atas
suatu produk dan menciptakan kesadaran serta pengetahuan tentang merek
suatu produk.
b) Fungsi persuasion (persuasi/bujukan)
26
Fungsi yang dapat membangkitkan keinginan dari khalayak sesuai pesan
yang diiklankan. Hal ini meliputi persuasi atas daya tarik emosi,
menyebarkan informasi tentang ciri-ciri suatu produk dan membujuk
konsumen untuk tetap membeli/ memilih.
c) Fungsi reinforcement (meneguhkan sikap)
Fungsi ini mampu meneguhkan keputusan yang telah diambil oleh
khalayak. Peneguhan ini meliputi mengabsahkan daya beli konsumen yang
sudah ada terhadap suatu produk dan mengabsahkan keputusan
sebelumnya dalam mengkonsumsi produk.
d) Fungsi reminder (mengingatkan)
Fungsi iklan yang mampu mengingatkan dan semakin meneguhkan
terhadap produk yang di iklankan.
1.6 Iklan Outdoor
1.6.1 Pengertian Iklan Outdoor
Iklan outdoor merupakan suatu iklan alternatif untuk beriklan, karena iklan
ini memiliki berbagai ukuran, papan-papan yang bercat, entah itu terbuat dari
besi, kayu, atau bambu, serta dihias dan dipajang di jalan-jalan. Dengan
penempatan yang strategis maka dapat dilihat sebanyak mungkin orang yang
melewati iklan outdoor tersebut (Frank, 1995 : 127).
1.6.2 Jenis-jenis iklan outdoor
Setelah kedatangan teknologi digital, billboard yang di catat dengan tangan
di ganti dengan teknologi komputer. Selanjutnya, periklanan outdoor pun
berkembang. Selain billboard, bentuknya dapat berupa poster, periklanan
27
transit, mobile panel, premiere panel, display di tempat pembelanjaan,
periklanan kios, tulisan di udara, balon_balon raksasa, T-Shirt yang di penuhi
logo-logo dan sebagainya. Satu hal yang sama dari iklan-iklan tersebut, yaitu
dapat di lihat oleh konsumen di luar rumah mereka itulah sebabnya di sebut
iklan luar rumah (Outdoor /Out of Home Advertising).menurut outdoor
Advertising Association of america (OAAA), iklan outdoor di kelompokkan
menjadi empat kategori, yaitu billboard, street furniture, transit dan alternatif
media.
1. Billboard
Billboard merupakan periklanan outdoor yang paling utama. Billboard di
rancang dengan tujuan memperkenalkan nama merek. Billboard biasanya
terpampang di jalan raya yang lalu lintasnya ramai. Iklan yang menempel pada
billboard sekarang ini lebih banyak di buat menggunakan teknologi komputer
atau teknologi digital. Bahan yang di gunakan untuk mencetak iklan dengan
teknologi digital ini biasanya tahan air dan juga panas yang biasa di sebut vinil.
2. Street Furniture (furnitur jalan)
Iklan street furniture meliputi bus shelter(halte bus), kios convenience
store (toko-toko kecil) dan shopping mall(pusat perbelanjaan), stasiun bis,
stasiun kereta api maupun di bandara udara.
3. Transit
Transit iklan transit dapat berupa iklan di bus, mobil, taxi, kereta api, truk,
bandara dan di lilitkan pada kendaraan.
4. Alternative Media
28
Periklanan outdoor dapat pula berupa alternatif media, misalnya tulisan di
udara, arena dan stadion, kapal laut, kampus, tempat hiburan, interior place-
based (interior berbasis tempat), exterior place-based (eksterior tempat-
berbasis), digital media dan gedung bioskop (M.Suyanto 2006 : 2-16).
1.7 Marketing Politik
1.7.1 Pengertian Marketing Politik
Pada dasarnya marketing politik adalah strategi kampanye politik untuk
membentuk serangkaian makna politis tertentu dalam pikiran para pemilih.
Serangkain makna politis yang terbentuk dalam pikiran para pemilih menjadi
oreantasi perilaku yang akan mengarahkan pemilih untuk memilih kontestan
tertentu. Makna politis inilah yang menjadi output penting marketing politik
yang menentukan pihak mana yang akan dicoblos oleh para pemilih.
(Firmanzah, 2007:141).
Menurut Lees Marshmant (2001) marketing politik merupakan;
Marketing politik yang lebih daripada sekedar komunikasi politik
Marketing politik yang diaplikasikan dalam seluruh proses organisasi
partai politik tidak hanya tentang kampanye politik tetapi juga sampai tahap
bagaimana menginformasikan produk politik melalui pembangunan simbol,
image platform (platform gambar), dan program yang ditawarkan.
Marketing politik menggunakan konsep secara luas, tidak hanya pada
teknik marketing, namun juga sampai strategi marketing, dari teknik
publikasi, menawarkan ide dan program, serta desain produk sampai ke
market intelligent dan pemrosesan informasi.
29
Marketing politik melibatkan banyak disiplin ilmu dalam pembahasanya,
seperti sosiologi dan psikologi. Misalnya produk politik merupakan fungsi
dari pemahaman sosiologis mengenai symbol dan identitas, sedangkan untuk
factor psikologinya adalah lebih kepada karakter seorang pemimpin, sampai
asek rasionalitas platform partai.
Konsep marketing politik bisa diterapkan dalam berbagai situasi politik
mulai dari pemilihan umum sampai ke proses lobi di parlemen.
1.7.2 Tujuan Marketing Politik
Menjadikan pemilih sebagai subyek dan bukan sebagai obyek politik.
Menjadikan permasalahan yang dihadapi pemilih adalah langkah awal
dalam menyusun program kerja yang ditawarkan dalam kerangka
masingmasing ideologi partai (Dermody & Scullion, 2001)
Marketing politik tidak menjamin sebuah kemenangan, tapi menyediakan
tools (alat) bagaimana menjaga hubungan dengan pemilih untuk
membangun kepercayaan dan selanjutnya memperoleh dukungan suara
(O‟Shaughnessy, 2001)
1.7.3 Konsep Marketing Politik
Adapun konsep Marketing politik dalam domain politik yaitu terdiri dari;
a) Oreantasi Pasar
Dalam iklim persaingan, entitas yang melakukan persaingan harus
mengahadapi kenyataan bahwa mereka bersaing untuk memperebutkan
konsumen, untuk memenangkan persaingan dalam politik, partai harus
memuaskan kebutuhan masyarakat luas, kebutuhan yang dimaksud tentu
30
kebutuhan politik, masyarakat membutuhkan produk politik seperti program
kerja, idiologi, harapan dan figur pemimpin yang dapat memberikan rasa
pasti untuk menghadapi masa depan, tidak hanya itu, politik juga harus
mampu menyakinkan, masyarakat bahwa inilah cara yang dapat
menyelesaikan masalah pada masa kini.
b) Orentasi Persaingan
Kondisi multi partai semakin meningkatkan kesadaran akan persaingan
yang sehat, bebas kolusi (rahasia) dan intervensi (campur tangan)
pemerintah terbukti telah membuat partai-partai politik mengahadapi
kenyataan bahwa mereka harus bersaing langsung dengan para lawan atau
pesaing.
Persaingan sangat dibutuhkan oleh partai politik karena beberapa hal.
Pertama melalui persangan partai dapat mengevaluasi secara objektif
apakah yang mereka lakukan sudah benar atau tidak, benar atau tidaknya
dilihat melalui perolehan suara sendiri jika dibandingkan dengan pesaing
utama mereka, apabila perolehan suara mereka lebih tinggi dibandingkan
dengan pesaing, apabila perolehan suara lebih tinggi di bandingkan dengan
pesaing utama, berarti pemilih partai tersebut memiliki nilai dibandingan
dengan yang lain, persaingan dibutuhkan untuk terus memotivasi partai
politik agar berusaha lebih bagus dan tidak mudah puas dengan apa yang
telah di raih.
c) Oreantasi Konsumen
31
Hal penting yang harus dimiliki oleh partai adalah kemampuan alam
menilai dan mengevaluasi siapa konsumen mereka . Pemilih menurut
popkin (1994) akan memilih partai atau kandidat yang memiliki kedekatan
idiologi dan kebijakan. Partai atau kandidat harus memiliki hubungan erat
terkait aktivitas dengan masyarakat, konsumen dalam hal ini masyarakat
harus ditampung aspirasinya dan diterjemahkan dalam bentuk program
kerja, masyarakat adalah inspirasi dan ide untuk mengetahui apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Kemenangan partai politik dalam setiap pemilu dan terpilihnya kepala
daerah dan menang dalam pemilukada tidak terlepas dari marketing politik
(Firmanzah, 2009: 120). Inilah kemudian yang menyebabkan mereka
berhasil membentuk citra yang baik dibanding para kompetitornya atau para
kontestan yang lain.
Hubungan antara marketing politik dengan iklan outdoor yaitu sangatlah
erat, dimana dalam sebuah marketing politik sangat membutuhkan
keterlibatan media, dalam bentuk apapun, untuk menghubungkan kepada
masyarakat secara langsung melaluli media cetak khususnya iklan outdoor.
Sehingga masyarakat dapat mendapatkan informasi secara cepat dan dapat
mengetahui dengan cepat calon kandidat yang memimpin daerahnya.
Penjelasan secara singkat mengenai marketing dan politik yaitu :
Marketing merupakan ilmu yang dikembangkan dalam dunia bisnis dan
ditujukan untuk mengejar keuntungan. Yang menjadi pusat perhatian
32
marketing adalah upaya membuat konsumen membeeli produk dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan. (Firmanzah: 2007: 162)
Sedangkan untuk politik merupakan sebuah masalah setiap warganegara dan
karenanya maslah bersama dan apa yang menjadi masalah bersama sudah
seyogyanya diputuskan bersama pula. (F. Isjwara: 1996: 1)
Dalam marketing dan politik memiliki pengertian berbeda, masing-
masing struktur memiliki aturan sendiri-sendiri. Tujuan dari marketing
dalam politik adalah membantu partai politik menjadi lebih baik dalam
mengenal masyarakat yang diwakili atau yang mejadi target, kemudian
mengembangkan progam kerja atau isu politik yang sesuai dengan aspirasi
mereka, dan mampu berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat.
1.8 Mahasiswa
Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena
hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon
intelektual.
Banyak pengertian dari tokoh - tokoh, diantaranya :
- Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar
untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30
tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang
memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa
juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan
masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
33
- Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan
insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan
tinggi, dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual.
(http://fanuel040409.blogspot.com/2012/01/pengertian-mahasiswa.html,
diakses pada tanggal 8 Januari 2012, 23:48)
1.8.1 Fungsi atau Peran Mahasiswa
Sebagai generasi penerus masa depan “Iron Stock”
Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi
manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang
nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa
itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan.
Sebagai penyampai kebenaran (agent of social control)
Mahasiswa sebagai penyampaian kebenaran berarti mahasiswa berperan
sebagai penyampaian kebenarana di masyarakat. Mahasiswa sebagai insan
akademis yang selalu berpikir ilmiah dalam mencari kebenaran. Kita harus
memulainya dari hal tersebut karena bila kita renungkan kembali sifat nilai yang
harus dijaga tersebut haruslah mutlak kebenarannya sehingga mahasiswa
diwajibkan menjaganya.
Sebagai agen perubahan “Agent of Change”
34
Mahasiswa sebagai Agent of Change adalah mahasiswa sebagai agen dari suatu
perubahan. Sekarang ini banyak sekali penyakit-penyakit masyarakat yang
menghinggapi hati bangsa ini, mulai dari pejabat-pejabat atas hingga bawah, dan
tentunya tertular pula kepada banyak rakyatnya.
(http://muhamadumarul.blogspot.com/2012/06/fungsi-dan-tanggung-jawab-
mahasiswa.html, diakses pada tanggal 12 Juni 2012, 3:26 AM)
1.9 Tinjauan Teori
Teori komunikasi
Pengaruh pesan iklan outdoor calon walikota dan wakil walikota
Malang yang di publikasikan melalui media cetak dan berada di luar ruangan.
Bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh adanya media iklan outdoor,
dapat kita sebut sebagai channel (saluran) dalam proses komunikasi. Apabila
dimasukkan dalam disiplin ilmu komunikasi maka terdapat teori-teori
komunikasi yang mendukung pengaruh pesan iklan outdoor terhadap
kepercayaan mahasiswa pada calon walikota dan wakil walikota Malang.
Teori-teori komunikasi yang mempunyai korelasi dengan pengaruh
pesan iklan outdoor terhadap kepercayaan mahasiswa pada calon walikota dan
wakil walikota Malang:
a. Teori Efek media massa
35
Wacana teoritik tentang dampak (efek) pesan media massa terhadap
kognisi (kepercayaan seseorang pada suatu hal), afeksi (kemauan yang
dipengaruhi faktor eksternal) dan perilaku atau tindakan komunikanya,
diwarnai oleh sejumlah asumsi yang berbeda bahkan bertentangan.
Teori efek media terhadap publiknya sangat kuat, tidak terbatas
(unlimited effect, 1930-1950) sedangkan selang beberapa tahun kemudian
menyatakan bahwa efek pesan media massa terbatas (limited effect, 1956-
1970) sesudah massa itu (1970) sampai sekarang hasil survey efek pesan
media massa terhadap publiknya dikatakan not so limited effect. Dampak
media massa dikatakan lebih dari sekedar terbatas, dampaknya moderat
(moderate-effect model) (Hamidi, 2010 : 84).
1. Unlimited effects atau efek-efek tidak terbatas
Teori ini menyatakan bahwa pesan media sebagai pandangan awal tahun
1930 sampai 1950 tercermin dalam asumsi-asumsi magic bullet theory dan
hypodermic needle theory. Kedua teori tersebut menyatakan bahwa:
1. Ada hubungan langsung antara isi pesan dan efek
2. Komunikator dianggap sangat kuat dalam mempersuasi
3. Komunikan dianggap tidak memiliki daya, baik secara sosial maupun
psikologis untuk menolak kekuatan persuasife komunikator (Stamm,
1990:114)
Dalam teori efek tidak terbatas terbagi menjadi dua:
Pengulangan (Redundancy)
36
Ada kalanya sebuah pesan yang disiarkan tidak menimbulkan efek
seperti yang diharapkan oleh komunikator. Hal ini disebabkan proses
penerimaan pesan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Agar pesan yang disiarkan bisa mengubah perilaku komunikan, perlu
diadakan pengulangan ( redundancy). Pengulangan dilakukan agar terjadi
efek yang nyata pada diri komunikan. Hal itu pulalah mengapa media
massa mempunyai efek kuat pada diri komunikannya, sebab media massa
melakukan pengulangan-pengulangan pada program acara atau iklan yang
disiarkan. Pengulangan di satu sisi menjadi bukti nyata bahwa komunikan
tidak memiliki kekuatan untuk menolak pesan media massa, sementara di
sisi lain media massa memiliki kekuatan yang luar biasa. Jadi, jika
dipertanyakan mengapa efek tidak terbatas bisa terjadi, jawabannya adalah
karena terjadi pengulangan dalam pesan-pesan yang disebarkannya.
Mengidentifikasi dan Menfokuskan pada Audience Tertentu yang
Ditargetkan
Cara lain yang bisa dijadikan alasan munculnya efek tidak terbatas
adalah jika suatu media ditujukan pada sasaran tertentu. Pihak yang
dijadikan sasaran akan merasa bahwa program yang disiarkan itu
mewakili dirinya sehingga perlu ditiru. Program atau pesan yang
ditujukan pada sasaran tertentu akan mempunyai efek yang lebih besar
jika dibandingkan dengan yang tidak ditujukan pada sasaran tertentu
atau bersifat umum. Target khusus tersebut akan mempunyai pengaruh
yang sangat kuat.
37
2. Teori efek terbatas
Teori ini dipelopori oleh joseph klapper berdasarkan penelitiannya untuk
disertasinya (1960, dalam Stamm,1990:118) menyatakan bahwa:
“ when media offer content in support of both sides of given issues, the
dominant effect is stasis, or reinforcement, and the least likely effect is change
or conversion”
Jadi jika media menyajikan isi pesan untuk memperkuat kedua sisi issu
tertentu (keuntungan jika menerima dan kerugian jika mendukung), maka efek
dominan yang muncul adalah bahwa komunikan tetap pada pendiriannya atau
mengukuhkannya, dan sangat kecil kemungkinannya pesan tersebut berefek
terjadinya perubahan atau konversi.
Dalam teori efek terbatas yaitu lebih pada penjelasan tentang penguatan
media yang disampaikan kepada publik. Karena bila media yang di tampilkan
kepada publik sangat kuat (dari sisi persuasif, kejelasan kriteria produk/event
yang di promosikan, dan isi pesan iklan/slogan) maka secara langsung media
tersebut dapat diterima oleh publik. (Nurudin, 2007:214-222)
1.10 Definisi Konsep dan Opersional Variabel
1.10.1 Definisi Konsep
38
Definisi konseptual digunakan untuk menghindari penafsiran yang
berbeda-beda tentang variabel penelitian. Maka dalam penelitian ini
definisi konseptualnya adalah sebagai berikut:
Pesan Iklan
Menurut Bovee (1996 : 141) pesan iklan adalah ide atau berita yang
dikomunikasikan atau yang disampaikan kepada audien melalui media iklan.
Iklan Outdoor
Suatu media iklan yang berada di luar ruangan, dimana iklan ini sering
kita temui di jalan raya. Dengan desain, warna dan gambar yang unik
membuat kita tertarik untuk melihatnya.
1.10.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variable merupakan petunjuk bagaimana sebuah
variable diukur melalui penetapan variabel (konsep) apa yang diukur,
membuat definisi konseptual (pengertian) variabel, menetapkan jumlah
indikator variable, dan membuat kuesioner.
a. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiono, 2011:4).
Dalam penelitian ini variabel bebas yaitu terpaan iklan outdoor yang
meliputi ; 1. Bilboard, 2. Pamflet, 3.Banner, 4. Sticker. Adapun indikator-
indikator dalam variabel bebas (X) tersebut adalah:
39
1. Frekuensi terpaan iklan outdoor
2. Tingkat perhatian terhadap pesan tersebut (mengingatnya maupun
menghafal)
b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2011:4). Antara variabel
independen dan dependen, masing-masing tidak berdiri sendiri tetapi selalu
berpasangan. Adapun yang menjadi variable terikat yaitu tingkat kepercayaan
mahasiswa melalui pesan iklan outdoor. Sedangkan indikator yang dapat
dijadikan sebagai tolok ukur variabel terikat adalah:
1. Kepercayaan mahasiswa melalui slogan atau isi pesan iklan outdoor
2. Tingkat kepercayaan mahasiswa melalui terminologi indikator tiap calon
kandidat.
1.11 Hipotesis
Bungin (2009:75) menjelaskan secara etimologis hipotesis dibentuk dari
dua kata yaitu kata hypo dan kata thesis. Hypo berarti kurang dan thesis
adalah pendapat. Kedua kata itu kemudian digunakan secara bersama menjadi
hypothesis dan penyubatan dialek Indonesia menjadi hipotesa kemudian
berubah menjadi hipotesis yang maksudnya adalah suatu kesimpulan yang
masih kurang atau kesimpulan belum sempurna. Pengertian ini kemudian
diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum
sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran
40
hipotesis itu melalui penelitian. Pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan
menguji hipotesis dengan data lapangan.
Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis asosiatif yaitu jawaban
sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yaitu menanyakan hubungan
antara dua variabel atau lebih (Sugiono 2005:77). Dari pengertian hipotesis
tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah:
Ho: Tidak ada pengaruh terpaan pesan iklan outdoor dengan kepercayaan
mahasiswa terhadap calon walikota dan wakil walikota Malang.
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara iklan outdoor dengan kepercayaan
mahasiswa terhadap calon walikota dan wakil walikota Malang.
F. METODE PENELITIAN
1.1 PENDEKATAN PENELITIAN
Penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan pengumpulan data yang berupa
angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk
mendapatkan suatu informasi ilmiah di balik angka-angka tersebut (Martono,
2010:19)
Dalam penelitian ini peneliti langsung membagikan angket berupa
pertanyaan dan jawaban yang sudah disediakan dan lansung diberikan kepada
mahasiswa.Tujuan dari penelitian kuantitatif ini lebih pada teori yanag sudah
dan penentuan tentang pengujian hipotesa. Dimana hasil pengujian hipotesa
tersebut dapat diketahu dari hasil pembagian angket kepada mahasiswa dan
41
setelah pembagain angket tersebut maka langsung di hitung. Setelah terhitung
semua maka baru tau hasil dari hipotesa.
1.2 TIPE DAN DASAR PENELITIAN
Tipe penelitian ini adalah menggunakan assosiatif dimana penelitian yang
dilakukan dengan maksud mencari hubungan pengaruh antara 2 variabel atau
lebih mencari hubungan antara variabel. Variable adalah obyek penelitian yang
menjadi titik pusat perhatian suatu variabel (Arikunto, 2006:115). Dasar dari
penelitian ini yaitu penelitian survey dimana penelitian yang dilakukan
terhadap populasi namun data yang dipelajari diambil dari sampel dalam
rangka membuat generalisasi (kesimpulan yang berlaku umum).
1.3 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
a. Tempat
Penelitian akan dilakukan di Kampus UMM. Dalam pemilihan lokasi
penelitian ini agar data yang di dapatkan atau yang dibutuhkan peneliti bisa
relevan dan sesuai. Karena informasi yang dibutuhkan peniliti yaitu sumber
datanya berada di kampus.
b. Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal bulan Juni 2013, karena pada
awal bulan juni mahasiswa masih mengingat tentang pemasangan iklan
outdoor calon kandidat yang berada di jalan.
42
1.4 POPULASI DAN SAMPEL
POPULASI
(Hamidi, 2007, 126) Populasi adalah keseluruhan satuan analisis (unit
of analysis) yang hendak diteliti, dalam hal ini adalah individu-individu
responden. Unit analisis suatu penelitian dalam kajian komunikasi bisa
berupa individu, kelompok individu, teks media massa. Penelitian ini akan
mengambil populasi yaitu mahasiswa UMM jurusan Ilmu Komunikasi
angkatan 2010, yang sudah mengetahui iklan outdoor calon walikota dan
wakil walikota Malang. Dimana jumlah mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Malang jurusan dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 yaitu
berjumlah 321 mahasiswa(Sumber data, dari Jurusan Ilmu Komunikasi dan
BAA). Khususnya mahasiswa yang berasal dari Malang. Untuk jumlah
mahasiswa Ilmu Komunikasi yang berasal dari Kota Malang yaitu
berjumlah 67 mahasiswa.
Kriteria-kriteria yang dapat dijadikan populasi yaitu :
- Mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2010 yang pernah mengetahui
iklan outdoor calon walikota dan wakil walikota Malang 2013-2018
- Mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2010 yang mengetahui isi pesan
iklan outdoor calon walikota dan wakil walikota Malang
SAMPEL
Menurut (Sugiyono, 2009: 117) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
43
Setelah peneliti mencari populasinya maka kemudian harus dicari
sampelnya. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006:131). Untuk mengetahui jumlah sample penelitian ini,
maka peneliti menggunakan rumus perhitungan besaran sampel Taro
Yamame sebagai berikut:
12
dN
Nn
Keterangant:
n = Jumlah sampel yang dicari
N = Jumlah Populasi
d = Nilai presisi (tingkat kesalahan) peneliti menggunakan nilai presisi
5% (0,05)
1 = angka konstan (hamidi, 2007:131)
67
n =
67 (0,05)² + 1
67
=
0,1675 + 1
67
44
=
1,1675
= 57,38 = 57
Dari judul populasi yang ada maka sampel yang diperoleh adalah 57
responden.
Tekhnik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah tekhnik penarikan sampel dengan tekhnik simple random
sampling yaitu dengan cara menarik anggota sampel dari populasi secara
acak(Random). Mengacak untuk mengambil sampel dari populasi tersebut
dilakukan dengan cara menggunakan undian yang langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a. Membuat kerangka populasi, yakni daftar nama-nama anggota
populasi dan nomer urutnya.
b. Membuat potongan-potongan kertas sebanyak ukuran populasi,
Kemudian masukkan semuanya ke suatu tempat (kotak, kaleng)
c. Setelah itu mengambil potongan-potongan kertas tersebut sejumlah
ukuran sampel
d. Berdasarkan potongan-potongan kertas bernomer yang terambil
tersebut, lalu membuat kerangka sampel.
Tekhnik random sampling ini prinsipnya adalah memberi peluang
(kesempatan) yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
45
menjadi anggota sampel karena menggunakan cara undian.(Hamidi,
2007:134 )
1.5 METODE PENGUMPULAN DATA
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket. Metode angket
merupakan serangkaian pertanyaan yang disusun secara sistematis(teratur),
kemudian diberikan kepada responden untuk diisi oleh responden. Dalam metode
angket lebih terfokuskan pada angket tertutup dimana dalam angket tersebut
terdapat serangkaian pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian diisi
oleh responden dan dimana jawaban yang harus dijawab responden telah tertera
dalam angket tersebut (Bungin 2009:123).
1.6 TEKNIK ANALISIS DATA
Uji Serentak
Uji serentak, yaitu uji statistik bagi koefisien regresi yang serentak atau
bersama-sama mempengaruhi Y. Uji ini menggunakan uji F, yaitu
)/(1
)1/(2
2
knR
kRF
Keterangan :
F = Nilai F hitung
R2 = koefisien determinasi
k = banyaknya variabel
n = banyaknya observasi
46
Pembuktian dilakukan dengan membandingkan Fhitung pada = 0,05.
Apabila nilai Fhitung > FTabel, maka Ho ditolak artinya secara simultan pesan
iklan outdoor calon kandidat (X), dan kepercayaan mahasiwa pada calon
kandidat (Y).
Sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X (pesan iklan
outdoor) terhadap variabel Y (kepercayaan mahasiswa terhadap calon
walikota dan wakil walikota 2013-2018) maka menggunakan rumus
determinasi yaitu :
KD = r2
x 100 %
Keterangan :
KD = Nilai koefisien determinan
r = Nilai koefisien korelasi product moment
Untuk mengetahui besarnya pengaruh pesan iklan outdoor (X) terhadap
kepercayaan mahasiswa pada calon kandidat (Y), digunkana analisis regresi
linier sederhana, yaitu:
Ŷ = a + bX
Keterangan:
Ŷ= subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
47
X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu
a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = angka arah koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan
variabel idependen. Bila (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
Secara teknis harga b merupakan tangen dari (perbandingan) panjang garis
variabel dependen, setelah persamaan regresi ditemukan.
Harga b = rS𝑦
S𝑥
Harga a = Y − bX
Dimana:
r = koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan variabel Y
Sy = simpangan baku variabel Y
Sx = simpangan baku variabel X
Jadi harga b merupakan fungsi dari koefisien korelasi. Bila koefisien
kolerasi tinggi, maka harga b juga besar, sebaliknya bila koefisien kolerasi
rendah maka maka harga b juga rendah (kecil). Selain itu bila koefisien negatif
maka harga b juga negatif, dan sebaliknya koefisien kolerasi positif maka
harga b juga positif.
48
Selain itu harga a dan b dapat dicari dengan rumus berikut :
𝑎 = ƩYᵢ ƩXᵢ² − ƩXᵢ ƩXᵢYᵢ
nƩXᵢ² − ƩXᵢ)2
𝑏 =nƩXᵢYᵢ − ƩYᵢ ƩYᵢ
nƩXᵢ² − (ƩXᵢ)²
1.7 UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS
Validitas
Pengujian validitas menurut Arikunto (2010:211) menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Dalam
penelitian ini yang digunakan untuk mengukur validitas konstruksi dengan
analisis faktor yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item dengan skor
total dengan rumus pearson product moment adalah:
2222 yynxxn
yxxynrxy
Keterangan:
rxy = Korelasi antara variable X terhadap variable Y
n = Jumlah sampel
X = Jumlah skor item
49
ƩY = Jumlah skor total
Realibilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji keajegan hasil pengukuran
suatu instrument. Suatu instrument dikatakan reliable jika instrument
tersebut digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan
menghasilkan hasil yang sama. Reliabilitas didefinisikan sebagai
kehandalan suatu alat ukur untuk mengukur suatu variabel tanpa suatu
kesalahan (bias). Reliabilitas umumnya diuji stabilitas dan konsistensi
alat ukur dalam mengukur konsep (Zulganef 2008 : 114). Uji reabilitas
dalam penelitian ini menggunakan formula Alpha Cornbach dengan
rumus sebagai berikut :
2
2
1
t
b
nk
kr
Keterangan :
rn = koefisien reliabilitas
k = jumlah butir pertanyaan
Ʃ 2
b = varian butir pertanyaan
2
t = varian skor tes
50
Suatu alat ukur dapat dikatan reliable apabila nilai koefisiensi Alpha Cornbach
yang diperoleh lebih besar dari 0,60.(Freddy Rangkuty, 2002: 77)
Skala Pengukuran Variabel
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, untuk
mendapatkan nilai variabelnya dengan rincian sebagai berikut :
1. Sangat Sering :3
2. Jarang : 2
3. Tidak pernah : 1