skripsi - institutional repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 ·...

84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR JARING-JARING BANGUN RUANG DENGAN METODE PENEMUAN (DISCOVERY) PADA KELAS V SD (PTK Kelas V SD Kliwonan 2 Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2010/2011) SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun Oleh : LINA HARYANTI X7107039 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 29-Jul-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR

JARING-JARING BANGUN RUANG DENGAN

METODE PENEMUAN (DISCOVERY)

PADA KELAS V SD

(PTK Kelas V SD Kliwonan 2 Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2010/2011)

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan

Gelar Sarjana Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

LINA HARYANTI

X7107039

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Lina Haryanti. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR JARING-

JARING BANGUN RUANG DENGAN METODE PENEMUAN

(DISCOVERY) PADA KELAS V SD (PTK Kelas V SD Kliwonan 2 Kabupaten

Sragen Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk meningkatkan kemampuan belajar

menggambar jaring-jaring bangun ruang matematika pada kelas V SD Kliwonan 2

kabupaten Sragen dengan menggunakan metode penemuan (discovery). (2)

Mendeskripsikan penerapan metode penemuan (Discovery) untuk meningkatkan

kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang pada kelas V SD Kliwonan

2 kabupaten Sragen.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang berisi alur

penelitian meliputi empat tahapan, dimulai dari perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Empat tahapan tersebut membentuk

siklus. Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah observasi, dokumentasi dan tes hasil belajar. Teknis analisis

data yang digunakan adalah model analisis interaktif, yaitu keterkaitan antara tiga

komponen antara lain : pengumpulan data / reduksi data, sajian data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi.

Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan : Penerapan metode

penemuan (discovery) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar

jaring-jaring bangun ruang kelas V SD Negeri Kliwonan 2 kabupaten Sragen. Hal

ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa

56,35 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 50%, siklus I nilai rata-rata

kelas 68,27 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 65,38% dan siklus II

nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 80,58 dengan presentase ketuntasan

klasikal sebesar 88,46%. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi

bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan

(discovery) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar jaring-

jaring bangun pada kelas V SD Negeri Kliwonan 2 kabupaten Sragen tahun ajaran

2010/2011.

Page 5: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Lina Haryanti. IMPROVING STUDENTS DRAWING SPACE STRUCTURE

SKILLS USING DISCOVERY METHOD IN THE FIFTH CLASS ( A

Classroom Research at the fifth grade student in SD Kliwonan 2 Sragen In

2010/2011 Academic Year). Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education

Faculty Sebelas Maret University 2011.

The purpose of the research is: (1) to improve the student’s learning in

drawing space structure skills at the fifth class in SD Negeri Kliwonan 2 Sragen

using discovery method. (2) to describe discovery method to improve the

student’s learning drawing space structure at fifth grade SD Negeri Kliwonan 2

Sragen.

This research is classroom action research and the procedure of the

recearch consists of planning, action, observation and reflection. That four steps

be a cycle. This research was conducted in two cycles and use documentation and

the result of the study to technique of collecting data. The technique of data

analisys the researcher used interactive analisys model, that is the relation of three

component : collecting the data/data reduction, presenting the data and

conclusion/verifikasi.

The result of this research, discovery method can improve students

drawing space structure at fifth grade SD Negeri Kliwonan 2 Sragen. It is proven

on the condition before the action where the averaged grade was 56,35 with the

percentage of classical completeness is 50%, cycle I indicated the averaged grade of

class is 68,27 with the classical completeness percentage of 65,38% and cycle II it

increased become 80,58 with clasisal completeness percentage of 88,46%. Therefore,

a recommendation can be addressed that mathematic learning by using discovery

method can improve the students drawing space structure at fifth grade students SD

Negeri Kliwonan 2 Sragen 2010/2011 academic year.

Page 6: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Mulailah segala sesuatu dengan mengingat allah

(R. Sudiyatmana)

Mengembangkan kreatifitas anak merupakan pangkal utama untuk

mempersiapkan kehidupan

(Suratno)

Siapapun yang berhenti belajar akan menjadi tua, siapapun yang terus belajar akan

tetap muda, karena yang penting adalah mempertahankan pikiran agar tetap muda

(Henry Ford)

Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah,

dengan agama kehidupan menjadi lebih terarah

(Al Hadits)

Page 7: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT

kupersembahkan karya sederhana ini

kepada:

Alm. Bapakku

Yang selalu memberi motivasi dan dukungan serta menjadi teladanku.

Ibunda Tercinta

Terima kasih atas semua doa yang tulus, restu, dukungan dan kasih sayang yang

diberikan selama ini.

Adikku dan Keluarga Besarku

Terima kasih untuk semua dukungan yang diberikan kepadaku selama ini.

Seseorang yang jauh disana

Terima kasih atas doa, dukungan dan motivasi yang diberikan selama ini.

Semua Sahabat dan Keluarga Besar S1BO7

Terima kasih atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini dan semoga

silaturahmi kita tetap terjaga.

Almamaterku PGSD FKIP UNS Surakarta

Tempatku menimba ilmu pengetahuan dan pengalaman

Page 8: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul Peningkatan Kemampuan Menggambar Jaring-jaring

Bangun Ruang Dengan Metode Penemuan (Discovery) Pada Kelas V SD (PTK

Kelas V SD Kliwonan 2 Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2010/2011) ini diajukan

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari

berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan

yang baik ini diucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Prof.Dr.HM. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra. Siti Istiyati, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Rukayah, M.Hum selaku Pembimbing II yang telah memberikan

dorongan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Tumin, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri Kliwonan 2 yang telah

memberikan ijin penelitian.

7. Supadi, S.Pd selaku guru matematika kelas V yang telah merelakan

waktunya untuk membantu penelitian ini.

8. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk

menyelesaikan penelitian ini.

Page 9: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

9. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi

bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

Page 10: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

HALAMAN ABSTRAK . ...................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii

KATA PENGANTAR .......................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................... ..... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................. 5

D. Perumusan Masalah ............................................................. .. 5

E. Tujuan Penelitian .................................................................. . 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 7

A. Kajian Teori .......................................................................... 7

1. Hakikat Kemampuan Menggambar Jaring-jaring

Bangun Ruang ............................................................... 7

2. Hakikat Metode Penemuan (Discovery) ........................ 16

B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................. 26

C. Kerangka Berpikir ................................................................ 27

D. Hipotesis ................................................................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 29

B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................. 29

Page 11: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................. 29

D. Sumber Data ......................................................................... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 31

F. Validitas Data ....................................................................... 31

G. Teknik Analisis Data ............................................................. 32

H. Indikator Ketercapaian ......................................................... 33

I. Prosedur Penelitian ............................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 40

A. Hasil Penelitian ..................................................................... 40

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................ 40

2. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................. 40

B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 64

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................ 67

A. Kesimpulan ............................................................................ 67

B. Implikasi ............................................................................... 67

C. Saran ..................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 71

LAMPIRAN ........................................................................................... 73

Page 12: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perolehan Hasil Belajar Siswa Menggambar Jaring-jaring

Bangun Ruang Pra Siklus .......................................................... 41

Tabel 2. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ..................................... 47

Tabel 3. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ................................ 48

Tabel 4. Perolehan Hasil Belajar Siswa Menggambar Jaring-jaring Bangun

Ruang Menggunakan Metode Penemuan (Discovery) Siklus I 50

Tabel 5. Perkembangan Hasil Tes Pra Siklus dan Siklus I .................... 51

Tabel 6. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ................................... 58

Tabel 7. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ............................... 60

Tabel 8. Perolehan Hasil Belajar Siswa Menggambar Jaring-jaring Bangun

Ruang Menggunakan Metode Penemuan (Discovery) Siklus II 61

Tabel 9. Perkembangan Hasil Tes Siklus I dan Siklus II ...................... 62

Tabel 10. Perkembangan Hasil Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ......... 64

Page 13: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir .................................................... 28

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan kelas (PTK) ............................. 30

Gambar 3. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman ................... 33

Gambar 4. Grafik Perolehan Hasil Belajar Siswa Menggambar

Jaring-jaring Bangun Ruang Pra Siklus ................................. 42

Gambar 5. Grafik Hasil Observasi Kinerja Siklus I .............................. 48

Gambar 6. Grafik Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ................. 49

Gambar 7. Grafik Perolehan Hasil Belajar Siswa Menggambar

Jaring-jaring Bangun Ruang Menggunakan Metode

Penemuan (Discovery) Siklus I ............................................... 50

Gambar 8. Grafik Perkembangan Hasil Tes Pra Siklus dan Siklus I ..... 52

Gambar 9. Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II .................... 59

Gambar 10. Grafik Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II .............. 60

Gambar 11. Grafik Perolehan Hasil Belajar Siswa Menggambar

Jaring-jaring Bangun Ruang Menggunakan Metode

Penemuan (Discovery) Siklus II ............................................ 61

Gambar 12. Grafik Perkembangan Hasil Tes Siklus I dan Siklus II ...... 63

Gambar 13. Grafik Perkembangan Hasil Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 65

Page 14: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................ 73

Lampiran 2. Silabus Kelas V ................................................................ 74

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..................... 76

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................. 93

Lampiran 5. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 ..... 110

Lampiran 6. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan 1 113

Lampiran 7. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 .... 118

Lampiran 8. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan 2 . 121

Lampiran 9. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1 ... 126

Lampiran 10. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan 1 129

Lampiran 11. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2 .. 134

Lampiran 12. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan 2 137

Lampiran 13. Tes Pra Siklus ................................................................. 142

Lampiran 14. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1 ...................... 143

Lampiran 15. Soal Individu Siklus I Pertemuan 1 ................................ 144

Lampiran 16. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2 ...................... 145

Lampiran 17. Soal Individu Siklus I Pertemuan 2 ................................. 146

Lampiran 18. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1 .................... 147

Lampiran 19. Soal Individu Siklus II Pertemuan 1 ............................... 151

Lampiran 20. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2 .................... 153

Lampiran 21. Soal Individu Siklus II Pertemuan 2 . .............................. 156

Lampiran 22. Perolehan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ...................... 157

Lampiran 23. Perolehan Hasil Belajar Siswa Siklus I .......................... 158

Lampiran 24. Perolehan Hasil Belajar Siswa Siklus II ......................... 159

Lampiran 25. Kisi-kisi Soal .................................................................. 160

Lampiran 26. Foto Kegiatan Pembelajaran ............................................ 161

Page 15: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat menciptakan generasi muda

sebagai penerus bangsa yang cerdas, kreatif dan berkompeten. Sehingga berbagai

upaya dilakukan untuk mewujudkan pendidikan yang mempunyai kualitas baik

dan menghasilkan generasi penerus bangsa yang baik pula sangat diperlukan di

Indonesia. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah akan berjalan

dengan baik apabila ada timbal balik antara siswa dengan guru. Maka dari itu

harus diciptakan komunikasi yang baik antara siswa dan guru. Guru diharapkan

mampu membimbing siswa dengan baik sehingga tercapai tujuan pembelajaran

yang akan dicapai dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang

pendidikan formal yang memegang peran penting dalam peningkatan kualitas

pendidikan. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh

peserta didik untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh

pendidikan yang lebih tinggi. Matematika bagi pendidikan dasar, pada umumnya

tidak disukai dan ditakuti karena dianggap sukar oleh siswa. Sehingga, hal ini

dapat mempengaruhi perkembangan belajar matematika dan menurunnya hasil

belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

Menurut pendapat R.Soedjadi (2000:41) bahwa objek matematika adalah

abstrak. Hal itu merupakan salah satu penyebab sulitnya seorang guru

mengajarkan matematika. Seorang guru yang mengajarkan matematika harus

berusaha agar matematika di sekolah dasar terlihat konkret untuk memudahkan

siswa menangkap pelajaran matematika. Siswa merasa kesulitan untuk memahami

pelajaran matematika. Kemampuan dan hasil belajar matematika kurang dan

belum sesuai dengan harapan baik harapan guru, orang tua maupun siswa sendiri.

Sehingga dalam proses pembelajaran matematika, guru harus mempunyai strategi

agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang

Page 16: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

diharapkan. Salah satunya menggunakan metode pembelajaran yang berpusat

pada siswa agar siswa aktif dalam pelaksanaan pembelajaran matematika.

Sekarang ini masih banyak ditemui siswa yang memiliki kemampuan

rendah dalam belajar matematika, terutama di sekolah. Dalam hal ini, guru kurang

memperhatikan strategi yang tepat untuk pembelajaran matematika, sehingga

aktivitas belajar siswa di sekolah masih sangat monoton. Keadaan yang demikian

menyebabkan turunnya kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SD Kliwonan 2 yang dilihat

melalui daftar nilai mata pelajaran matematika, rendahnya kemampuan tersebut

ditunjukkan oleh rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar matematika siswa SD

Kliwonan 2 rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Menurut

Aunurrahman (2009:178) faktor internal belajar antara lain: (1) Ciri

khas/karakteristik siswa, (2) Sikap terhadap belajar, (3) Motivasi belajar, (4)

Konsentrasi belajar, (5) Mengolah bahan belajar, (6) Menggali hasil belajar, (7)

Rasa percaya diri, (8) Kebiasaan belajar. Sedangkan faktor eksternal yang

mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain: (1) Faktor guru, (2) Lingkungan

sosial (termasuk teman sebaya), (3) Kurikulum sekolah, (4) Sarana dan prasarana.

Berdasarkan observasi yang telah di lakukan, masalah internal dan eksternal

belajar tersebut juga terjadi di SD Kiwonan 2. Dan masalah tersebut

mempengaruhi hasil belajar matematika.

Berdasarkan fakta di lapangan masih banyak siswa yang mempunyai nilai

rendah dalam mata pelajaran matematika. Ini teridentifikasi melalui nilai hasil tes

yang dilakukan guru. Begitu pula di SD Kliwonan 2 yang dapat dilihat dari daftar

nilai matematika, ternyata masih ada 50% siswa yang belum tuntas. Tepatnya 13

siswa dari 26 siswa yang ada di kelas V SD Kliwonan 2 sedangkan yang tuntas

50% dari jumlah siswa dengan nilai yang tidak tinggi.

Fakta di atas menunjukkan bahwa kualitas dan proses pembelajaran yang

dilaksanakan kurang optimal dan belum sesuai harapan. Berdasarkan hasil

observasi yang telah dilakukan di SD Kliwonan 2, hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor antara lain : (1) Kurangnya motivasi dan antusias belajar siswa

Page 17: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dalam pembelajaran matematika, (2) Siswa tidak mempersiapkan diri sebelum

pembelajaran dimulai walaupun materi yang akan diajarkan sudah diketahui, (3)

Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan

materi yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.

Untuk itu perlu diterapkan suatu keadaan agar siswa termotivasi dan

antusias untuk mengikuti pembelajaran matematika. Terutama untuk

meningkatkan kemampuan belajar menggambar berbagai bentuk jaring-jaring

bangun ruang. Karena apabila ada kesulitan pada siswa dan tidak langsung di

atasi, maka pada jenjang pendidikan berikutnya siswa juga mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan berbagai bentuk jaring-

jaring bangun ruang. Siswa juga akan selalu beranggapan bahwa mata pelajaran

matematika itu sulit dan tidak menyenangkan sehingga motivasi untuk belajar

matematika menjadi berkurang. Maka dari itu dari berbagai macam model dan

metode pembelajaran yang ada, harus dimanfaatkan seefektif mungkin oleh guru

untuk menunjang pembelajaran.

Dari masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu dicari strategi baru

dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Di sinilah guru dituntut

untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan

kompetensi siswa, baik dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana yang

menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa

dalam mata pelajaran matematika khususnya pada materi bangun ruang. Dalam

hal ini penulis memilih metode pembelajaran penemuan (discovery) untuk

meningkatkan kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang pada

pembelajaran matematika. Metode ini dipilih karena untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan yang berpusat pada siswa, belajar untuk

berpikir sendiri dan belajar untuk menemukan bentuk jaring-jaring bangun ruang.

Metode penemuan adalah prosedur pembelajaran yang mementingkan

pembelajaran perseorangan, manipulasi objek dan percobaan sebelum sampai

kepada generalisasi. Metode ini merupakan metode pembelajaran yang berpusat

pada siswa. Metode penemuan mengutamakan pada keaktifan siswa, berorientasi

Page 18: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Guru lebih sering

memfungsikan diri sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa dapat

belajar untuk berpikir dan berhasil menemukan sesuatu. Pembelajaran harus

dibuat dalam suasana yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi

dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Menurut Sugiyanto (2009:1) sebagai seorang pendidik, diketahui bahwa

profesionalisme seorang guru bukanlah pada kemampuannya mengembangkan

ilmu pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya untuk melaksanakan

pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Untuk menciptakan

pembelajaran yang menarik bagi siswa, maka dalam hal ini metode penemuan

(discovery) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru di sekolah

untuk meningkatkan kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang pada

pembelajaran matematika.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti mengambil judul

penelitian “ Peningkatan Kemampuan Menggambar Jaring-jaring Bangun Ruang

dengan Metode Penemuan (Discovery) Pada Kelas V SD Kliwonan 2 Kabupaten

Sragen.”

B. Identifikasi Masalah

Dilihat dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka identifikasi

permasalahannya sebagai berikut:

1. Banyak ditemui siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam belajar

matematika.

2. Banyak ditemui siswa yang mendapat nilai rendah dalam pembelajaran

matematika.

3. Siswa merasa kesulitan untuk memahami pelajaran matematika.

4. Guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional.

5. Guru kurang memperhatikan strategi yang tepat untuk pembelajaran

matematika.

Page 19: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu yang tersedia maka penelitian ini memerlukan

pembatasan. Penelitian ini hanya dibatasi pada masalah :

1. Kemampuan siswa dalam menggambar jaring-jaring bangun ruang pada

kelas V SD Kliwonan 2.

2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode penemuan

(discovery).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut,

1. Apakah penggunaan metode penemuan (discovery) dapat meningkatkan

kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang pada kelas V SD

Kliwonan 2 kabupaten Sragen?

2. Bagaimana penerapan metode penemuan (discovery) untuk meningkatkan

kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang pada kelas V SD

Kliwonan 2 kabupaten Sragen?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, tujuan penelitian yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kemampuan belajar menggambar jaring-jaring

bangun ruang matematika pada kelas V SD Kliwonan 2 kabupaten Sragen

dengan menggunakan metode penemuan (discovery).

2. Mendeskripsikan penerapan metode penemuan (Discovery) untuk

meningkatkan kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang pada

kelas V SD Kliwonan 2 kabupaten Sragen.

Page 20: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

F. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dan masukan bagi penelitian sejenis yang akan datang.

2. Praktis

a. Bagi Siswa

Meningkatnya kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang dalam

pembelajaran matematika terutama pada materi pembelajaran menggambar

jaring-jaring bangun ruang.

b. Bagi Guru

1) Bermanfaat untuk menemukan solusi demi meningkatnya kualitas

pembelajaran matematika kelas V pada materi menggambar jaring-jaring

bangun ruang.

2) Sebagai bahan masukan untuk melibatkan siswa secara aktif sehingga

berdampak pada meningkatnya kualitas pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

1) Memberikan masukan kepada Kepala Sekolah tentang metode penemuan

(discovery), sehingga dapat mengarahkan pada guru supaya

mempraktekannya.

2) Meningkatnya kualitas pendidikan melalui penerapan metode penemuan

(discovery).

Page 21: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Kemampuan Menggambar Jaring-jaring Bangun Ruang

a. Pengertian Matematika

1) Pengertian tentang Matematika

Hakikat matematika menunjuk kepada segi-segi penting dan mendasar

dalam matematika. Menurut R.Soedjadi (2000:11) pengertian matematika

beraneka ragam tidak hanya satu pengertian saja. Beberapa pengertian

tersebut antara lain:

a) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan teroganisir

secara sistematik.

b) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

c) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan

berhubungan dengan bilangan.

d) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan

masalah tentang ruang dan bentuk.

e) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang

logik.

f) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Definisi matematika beraneka ragam sesuai dengan atau berdasar pada

sudut pandang para ahli matematika yang mendefinisikannya. Di dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002:723) pengertian

matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan

prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah

mengenai bilangan.

Berdasarkan dari beberapa definisi matematika tersebut dapat

disimpulkan pengertian matematika adalah salah satu ilmu dasar dalam

kehidupan sehari-hari yang memudahkan manusia untuk memecahkan

permasalahannya dalam kehidupan sehari-hari.

7

Page 22: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Shafer, K. G. (2008) dalam Learning to teach with technology through

an apprenticeship model berpendapat Advances in mathematics education

technology have supported the shift from teacher-centered instruction to

student-centered instruction, in which the teacher serves as a facilitator for

learning. (http://www.citejournal.org/vol8/iss1/mathematics/article1.cfm

diakses 28 Mei 2011). Kemajuan teknologi pendidikan matematika telah

mendukung pergeseran dari guru-instruksi terpusat untuk instruksi yang

berpusat pada siswa, di mana guru berfungsi sebagai fasilitator untuk

belajar.

Kersaint, G. (2007) dalam Toward technology integration in

mathematics education: A technology-integration course planning

assignment menyatakan mathematics teacher educators should take a

greater role in helping teachers of mathematics to incorporate technology

as part of their mathematics instruction.

(http://www.citejournal.org/vol7/iss4/mathematics/article1.cfm diakses 28

Mei 2011). Matematika pendidik guru harus mengambil peran lebih besar

dalam membantu guru matematika untuk menggabungkan teknologi sebagai

bagian dari pembelajaran matematika mereka.

Dalam proses pembelajaran matematika guru harus memperhatikan

adanya perbedaan individu, karakteristik siswa dan mendukung mereka

untuk belajar dengan baik. Karena setiap peserta didik mempunyai

kemampuan yang berbeda dalam menyerap materi yang disampaikan guru.

2) Karakteristik Matematika

Matematika mempunyai ciri khusus atau karakteristik tersendiri.

Beberapa karakteristik yang dimiliki itu mempunyai peran sendiri-sendiri.

Menurut R.Soedjadi (2000:13) beberapa ciri khusus atau karakteristik

matematika adalah: a) Memiliki objek kajian abstrak, b) Bertumpu pada

kesepakatan, c) Berpola pikir deduktif, d) Memiliki simbol yang kosong

dari arti, e) Memperhatikan semesta pembicaraan, (f) Konsisten dalam

sistemnya.Walaupun tidak terdapat definisi tunggal matematika, dengan

Page 23: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

melihat ciri-ciri khusus atau karakteristiknya dapat dirangkum pengertian

matematika secara umum.

3) Pengertian Matematika Sekolah

Matematika diajarkan dijenjang persekolahan yaitu sekolah dasar,

sekolah lanjutan pertama, sekolah menengah atas disebut matematika

sekolah. Menurut R.Soedjadi (2000:37) matematika sekolah adalah unsur-

unsur atau bagian-bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan atau

berorientasi kepada kepentingan kependidikan dan perkembangan IPTEK.

Dalam matematika sekolah buku sekolah tidak selalu diawali dengan

teori ataupun definisi. Penyajian matematika yang akan disampaikan

disesuaikan dengan perkembangan intelektual peserta didik atau siswa.

Penyajiannya dikaitkan dengan realita di sekitar siswa.

4) Tujuan Pendidikan Matematika

Menurut R.Soedjadi (2000:43) tujuan pendidikan matematika

dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum pelajaran matematika dan tujuan

institusional.

Tujuan umum diberikannya matematika di jenjang Pendidikan Dasar

dan pendidikan umum adalah:

a) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di

dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan

bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur,

efektif dan efisien.

b) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola

pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari

berbagai ilmu pengetahuan.

Sedangkan tujuan khusus matematika di Sekolah Dasar adalah:

a) Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung

(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.

b) Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui

kegiatan matematika.

Page 24: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c) Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar

lebih lanjut di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

d) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.

Tujuan matematika yang tercantum dalam KTSP pada SD/MI adalah

sebagai berikut:

a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh

d) Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

(http://syarifartikel.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-matematika-

sekolah-1.html akses tgl 17 maret 2011).

b. Hakikat Kemampuan Menggambar Jaring-jaring Bangun Ruang

1) Pengertian Kemampuan Menggambar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002:707)

pengertian kemampuan adalah (a) kesanggupan;kecakapan;kekuatan, (b)

kekayaan. Menurut Chaplin ability kemampuan, kecakapan, ketangkasan,

bakat, kesanggupan merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan

suatu perbuatan (http://www.digilib.petra.ac.id). Sedangkan menurut

Robbins kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir,

atau merupakan hasil latihan atau praktek (http://www.digilib.petra.ac.id).

Page 25: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002:329)

pengertian menggambar adalah membuat gambar; melukis. Menggambar

(Inggris: drawing) adalah kegiatan membentuk imajinasi, dengan

menggunakan banyak pilihan teknik dan alat. Bisa pula berarti membuat

tanda-tanda tertentu di atas permukaan dengan mengolah goresan dari alat

gambar. (http://id.wikipedia.org/wiki/Menggambar)

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan

pengertian kemampuan menggambar adalah kesanggupan seseorang untuk

berusaha membuat gambar dengan berbagai teknik sesuai dengan

pengalaman yang dimilikinya.

2) Pengertian Jaring-jaring Bangun Ruang

Dunia kita terbuat dari benda-benda yang berbentuk bangun ruang.

Diantaranya bumi yang menjadi tempat tinggal kita ini berbentuk bola dan

banyak peralatan sehari-hari di lingkungan kita berbentuk bangun ruang.

bangun ruang akan membantu anak memahami, menggambarkan atau

mendeskripsikan benda-benda di sekitar anak dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut ST.Negoro dan B.Harahap dalam ensiklopedia matematika

(2003:20) mengungkapkan jika suatu bangun tidak seluruhnya terletak

dalam bidang, maka bangun itu disebut bangun ruang. Agus Suharjana

(2008:5) berpendapat Bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh

himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut.

Yang termasuk bangun ruang antara lain kubus, balok, tabung, limas,

prisma dan kerucut. Menurut Y.D.Sumanto, Heny Kusumawati dan Nur

Aksin (2008:149) bagian-bagian bangun ruang terdiri dari : (1) Sisi yaitu

bagian bangun ruang yang membatasi bagian dalam dan bagian luar bangun

ruang tersebut. (2) Rusuk yaitu garis pertemuan antara dua sisi pada bangun

ruang tersebut. (3) Titik sudut yaitu pojok bangun ruang tersebut.

R.J Soenarjo (2007:262) berpendapat, jaring-jaring bangun ruang

adalah bidang datar yang terdiri dari seluruh sisi-sisi bangun ruang dalam

satu rangkaian. Jaring-jaring dapat dibuat dari berbagai bangun ruang.

Misalnya sebuah kotak mempunyai rusuk. Rusuk-rusuk itu juga merupakan

Page 26: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

jaring-jaring, maka jika sebuah kotak kita lepas perekatnya, maka akan

terbentuk jaring-jaring bangun ruang.

Jadi jaring-jaring bangun ruang terbentuk atau terdiri dari beberapa

bangun datar yang dirangkai. Jika bangun-bangun tersebut dirangkaikan dan

sisi-sisinya tidak berhimpitan maka akan terbentuk sebuah bangun ruang

yang sesuai dengan jaring-jaring yang telah dibuat.

c. Tinjauan Materi Pokok Menggambar Jaring-jaring Bangun Ruang

Jaring-jaring bangun ruang dapat digunakan untuk membuat sebuah

bangun ruang misalnya ingin membuat sebuah bangun ruang dari kertas karton.

Jaring-jaring bangun ruang terdiri dari beberapa bangun datar yang dirangkai.

Jaring-jaring dapat dibuat dari berbagai bangun ruang yaitu kubus, balok,

tabung, kerucut, prisma dan limas. Jika sebuah bangun ruang dibuka

perekatnya, maka akan terbentuk jaring-jaringnya.

Untuk menunjukkan cara memperoleh jaring-jaring dari sebuah bangun

ruang, guru dapat meminta kepada siswa untuk membelah bangun ruang

mereka, misalnya bangun kubus dengan menggunakan cutter atau gunting

menurut beberapa rusuk tertentu dan menyisakan satu rusuk yang

merangkaikan antara dua persegi, serta ajukanlah pertanyaan kepada para siswa

ada berapa macam bentuk jaring-jaring dari sebuah kubus setelah mereka

memulai pengguntingan dengan cara yang berbeda-beda, tentunya mereka akan

menjawab dengan bermacam-macam jawaban. Dapat dimungkinkan bahwa ada

beberapa siswa yang cara mengguntingnya membuahkan hasil yang sama.

Hasil guntingan siswa akan membentuk jaring-jaring dari bangun yang telah

mereka gunting.

Untuk membuat sebuah bangun ruang dari kertas karton misalnya

membuat kubus, maka terlebih dahulu kita membuat jaring-jaring kubus. Yaitu

rangkaian enam daerah persegi yang dapat dibentuk menjadi sebuah kubus.

Salah satu contoh rangkaian dari enam persegi sebagai berikut.

Page 27: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Untuk mengetahui apakah rangkaian dari enam persegi seperti pada

gambar di atas merupakan suatu jaring-jaring kubus atau bukan adalah dengan

menentukan salah satu sisinya sebagai bidang alas (AL). Setelah itu dapat

ditentukan bidang lainnya yaitu bidang atas (AT), kanan (KA), kiri (KI), depan

(D) dan belakang (B). Jika tidak ada bidang-bidang sisi yang berimpit maka

rangkaian tersebut merupakan suatu jaring-jaring kubus. Dari rangkaian enam

persegi di atas akan dapat membentuk sebuah bangun setelah dirangkaikan.

Yaitu tidak ada dua bidang sisi yang berhimpit sehingga dapat disimpulkan

bahwa rangkaian tersebut merupakan jaring-jaring kubus.

Kertas karton yang telah digambar kemudian dipotong ditentukan

sisinya sehingga tidak berhimpit dan dirangkaikan akan menjadi sebuah

bangun kubus seperti pada gambar di bawah ini.

Di bawah ini adalah macam-macam jaring-jaring dari berbagai bangun

ruang :

AT KI AL KA

B

D

Page 28: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1) Jaring-jaring Kubus

2) Jaring-jaring Balok

3) Jaring-jaring Prisma Segitiga

Page 29: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

4) Jaring-jaring Limas Segiempat

5) Jaring-jaring Limas Segitiga

Page 30: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

6) Jaring-jaring Tabung

7) Jaring-jaring Kerucut

2. Hakikat Metode Penemuan (Discovery)

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat mendorong

tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan

meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas-tugas, memberikan

kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan

siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002:740) metode

mengandung arti cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai

maksud (dalam ilmu pengetahuan), cara kerja konsisten untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

T.Raka Joni dalam Soly Abimanyu (2009:2-5) mengartikan metode

sebagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai

tujuan tertentu. Lebih lanjut Soly Abimanyu menyatakan bahwa metode dapat

Page 31: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

diartikan sebagai cara/jalan menyajikan/melaksanakan kegiatan untuk

mencapai tujuan.

Knirk & Gustafson (2005) menjelaskan bahwa pembelajaran

merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu

seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu

proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi

dalam konteks kegiatan belajar mengajar. (http://definisi-

pengertian.blogspot.com/2010/12/pengertian-pembelajaran.html.)

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan

bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu

dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap

dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah

proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

(Wikipedia.com)

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk

kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. (definisi-

pengertian.blogspot.com/2010/03/definisi-metode-pembelajaran.html.)

Sedangkan menurut Soly Abimanyu (2009:2-6) metode pembelajaran adalah

cara/jalan dalam menyajikan/melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah cara untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk

membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

b. Macam-macam Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan guru ada bermacam-macam.

Guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai agar mencapai

tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran ada yang berpusat pada guru tetapi

ada juga yang berpusat pada siswa. Macam-macam metode pembelajaran yang

Page 32: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

berpusat pada guru maupun yang berpusat pada siswa menurut Soli Abimanyu

(2009) antara lain :

1. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara

memberikan penjelasan secara lisan kepada siswa.

2. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyampaian suatu pelajaran melalui

interaksi dua arah dari guru kepada siswa atau dari siswa kepada guru agar

diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau siswa.

3. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses,

situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk

sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau

sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus

didemonstrasikan.

4. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara memecahkan masalah yang dipelajari

melalui urun pendapat dalam diskusi kelompok.

5. Metode Simulasi

Metode Simulasi adalah pembelajaran untuk menguasai konsep atau

keterampilan melalui kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan.

6. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah metode pembelajaran untuk

menguasai materi pelajaran melalui pemberian tugas-tugas yang harus

diselesaikan siswa baik secara individual maupun secara kelompok.

7. Metode Kerja Kelompok

Metode pembelajaran yang dipilih guru untuk menguasai materi

pelajaran yang harus diselesaikan siswa secara kelompok.

Page 33: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

8. Metode Karya Wisata

Metode Karya Wisata adalah metode pembelajaran yang dilakukan

untuk mempelajari materi pelajaran dengan cara mengunjungi secara

langsung tempat dimana materi pelajaran itu berada.

9. Metode Penemuan

a. Discovery adalah prosedur pembelajaran yang mementingkan

pembelajaran perorangan, manipulasi objek dan percobaan sebelum

sampai kepada generalisasi.

b. Inquiri adalah penyelidikan, artinya perluasan proses penemuan yang

digunakan lebih mendalam.

10. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah prosedur pembelajaran yang

memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri

sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.

11. Metode Pembelajaran Unit

Metode pembelajaran unit adalah prosedur pembelajaran dimana

siswa dan guru mengarahkan segala kegiatannya pada pemecahan suatu

masalah yang dipelajarinya melalui berbagai segi yang berhubungan

sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.

12. Metode Pembelajaran dengan Modul

Metode pembelajaran dengan modul adalah prosedur pembelajaran

yang dilakukan dengan menyiapkan suatu paket belajar yang berisi satu

satuan konsep tunggal bahan pembelajaran untuk dipelajari sendiri oleh

siswa dan jika ia telah menguasainya baru boleh pindah ke satuan paket

belajar berikutnya.

Dari berbagai metode pembelajaran di atas, yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode penemuan (discovery).

c. Hakikat Metode Penemuan (Discovery)

1) Pengertian Metode Penemuan (Discovery)

Dalam proses pembelajaran, anak-anak harus sesering mungkin diajak

untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa dibimbing untuk

Page 34: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menemukan sendiri, menyelidiki sendiri dan memecahkan sendiri masalah

yang dipelajari. Jika anak dibiasakan memecahkan masalah, maka berarti

guru atau orang tua telah membangun pengalaman yang kelak dapat mereka

gunakan untuk memecahkan masalah-masalah berikutnya.

Menurut Herdian (http://herdy07.wordpress.com) metode

pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang

mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh

pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui

pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam

pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang

dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-

konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri.

Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang

mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai

pada generalisasi. Discovery ialah proses mental siswa mampu

mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud

antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan,

membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan

sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau

mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan

intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran

yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar

pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar

anak dapat belajar sendiri.

Sund dalam Soly Abimanyu (2009:7-9) berpendapat bahwa penemuan

adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau

prinsip. Misalnya : merumuskan masalah, merancang eksperimen,

mengunpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

sebagainya.

Menurut Soly Abimanyu (2009:7-10) penemuan diartikan sebagai

prosedur pembelajaran perseorangan, manipulasi objek, melakukan

Page 35: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

percobaan, sebelum sampai pada generalisasi. Metode penemuan

mengutamakan cara belajar siswa aktif, berorientasi pada proses,

mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif.

Menurut Gilstrap dalam moedjiono dan Moh. Dimyati (1992:86)

berpendapat bahwa istilah metode penemuan (discovery method)

didefinisikan sebagai suatu prosedur yang menekankan belajar secara

individual, manipulasi objek atau pengaturan/pengondisian objek, dan

eksperimentasi lain oleh siswa sebelum generalisasiatau penarikan

kesimpulan dibuat. Metode ini membutuhkan penundaan penjelasan tentang

temuan-temuan penting sampai siswa menyadari sebuah konsep.

Selanjutnya Moedjiono dan Moh.Dimyati (1992:87) menyatakan

metode penemuan merupakan format interaksi belajar mengajar yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan

atau tanpa bantuan atau bimbingan guru. Batasan ini mengandung

pengertian metode penemuan sebagai metode yang berorientasi pada siswa

dan menekankan pada proses dan hasil secara bersamaan.

Jadi metode penemuan (Discovery) merupakan metode pembelajaran

yang membantu guru untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Siswa

diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri, menyelidiki sendiri dan

memecahkan sendiri masalah yang dipelajari. Penggunaan metode ini juga

memungkinkan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar yang

realistik atau nyata.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa metode discovery

sengaja dirancang untuk meningkatkan keaktifan siswa yang lebih besar,

berorientasi pada proses, untuk menemukan sendiri informasi yang

diperlukan dan dapat memecahkan masalah yang dipelajari untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Dengan demikian metode discovery berorientasi pada

proses dan hasil secara bersama-sama.

Tujuan penggunaan metode penemuan menurut Soli Abimanyu

(2009:7-10) antara lain : (a) untuk memperoleh metode pembelajaran yang

sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, (b)

Page 36: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

untuk mengaktifkan siswa belajar sesuai dengan materi dan tujuan

pembelajaran, (c) untuk memvariasikan metode pembelajaran yang

digunakan agar siswa tidak bosan, (d) agar siswa dapat menemukan sendiri,

menyelidiki sendiri dan memecahkan sendiri masalah yang dipelajari,

sehingga hasilnya akan setia dan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah

dilupakan.

Untuk menggunakan metode pembelajaran guru mempunyai alasan

memilih sebuah metode yang ingin digunakan dalam pembelajaran. Dalam

menggunakan metode penemuan juga terdapat beberapa alasan untuk

memilih metode ini. Alasan tersebut antara lain : (a) memungkinkan untuk

mengembangkan cara belajar siswa aktif, (b) pengetahuan yang ditemukan

sendiri melalui metode penemuan akan betul-betul dikuasai dan mudah

digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, (c) siswa dapat menguasai

salah satu metode ilmiah yang sangat berguna dalam kehidupannya, (d)

siswa dibiasakan berpikir analitis dan mencoba memecahkan masalah yang

akan ditransfer dalam kehidupan masyarakat.

2) Kelebihan dan Kelemahan Metode Penemuan (Discovery)

Setiap model atau metode pembelajaran pasti ada kelebihan dan

kelemahannya. Menurut Soli Abimanyu (2009:7-10) metode penemuan

(Discovery) juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya antara

lain :

a) Siswa belajar melalui proses penemuan.

b) Pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan sangat kokoh.

c) Metode penemuan membangkitkan gairah siswa dalam belajar.

d) Metode penemuan memungkinkan siswa bergerak untuk maju sesuai

dengan kemampuannya sendiri.

e) Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya

sehingga ia merasa lebih terlibat dan termotivasi sendiri untuk

belajar.

f) Metode ini berpusat pada anak dan guru sebagai teman belajar atau

fasilitator.

Page 37: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Sedangkan kelemahan dari metode penemuan (Discovery) antara lain :

a) Metode ini memprasyaratkan kesiapan mental, dalam arti siswa yang

pandai akan memonopoli penemuan dan siswa yang bodoh akan

frustasi.

b) Metode ini kurang berhasil untuk kelas besar karena habis waktu

guru untuk membantu siswa dalam kegiatan penemuannya.

c) Dalam pelajaran tertentu fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba

ide-ide mungkin terbatas.

d) Metode ini terlalu mementingkan untuk memperoleh pengertian,

sebaliknya kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan

keterampilan.

e) Metode ini kurang memberi kesempatan untuk berpikir kreatif kalau

pengertian-pengertian yang ditemukan telah diseleksi oleh guru,

begitu pula proses-prosesnya dibawah pembinaannya.

Dari beberapa kelemahan yang telah disebutkan, ada beberapa cara

untuk mengatasi kelemahan tersebut. Cara mengatasi kelemahan tersebut

antara lain :

a) Membentuk kelompok-kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari

siswa pandai dan siswa kurang pandai, agar siswa pandai dapat

membimbing siswa yang kurang pandai. Dengan cara ini pula

kelemahan dalam kelas besar dapat diatasi.

b) Metode penemuan dapat pula dilakukan di luar kelas sehingga tidak

memerlukan fasilitas atau bahan yang umumnya mahal.

c) Memulai dengan penemuan terbimbing, kemudian jika siswa sudah

terbiasa dengan metode ini maka menggunakan metode penemuan

bebas, agar siswa benar-benar dapat berkembang berpikir kreatifnya.

3) Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Penemuan (Discovery)

Menurut Soly Abimanyu (2009:7-12) langkah-langkah pelaksanaan

metode penemuan adalah kegiatan persiapan dan kegiatan pelaksanaan

penemuan.

a) Kegiatan Persiapan

Page 38: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

(1)Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa.

(2)Merumuskan tujuan pembelajaran.

(3)Menyiapkan problem (materi pelajaran) yang akan dipecahkan.

Problem itu dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan.

Problem tentang konsep atau prinsip yang akan ditemukan itu perlu

ditulis dengan jelas.

(4)Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

b) Kegiatan Pelaksanaan Penemuan

(1)Kegiatan Pembukaan

(a)Melakukan apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan mengenai

materi pelajaran yang telah diajarkan.

(b)Memotivasi siswa dengan cerita pendek yang ada kaitannya dengan

materi yang diajarkan.

(c)Mengemukakan tujuan pembelajaran dan kegiatan atau tugas yang

dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu.

(2)Kegiatan Inti

(a)Mengemukakan problema yang akan dicari jawabannya melalui

kegiatan penemuan.

(b)Diskusi pengarahan tentang cara pelaksanaan penemuan atau

pemecahan problema yang telah ditetapkan.

(c)Pelaksanaan penemuan berupa kegiatan penyelidikan atau

percobaan untuk menemukan konsep atau prinsip yang telah

ditetapkan.

(d)Membantu siswa dengan informasi atau data, jika diperlukan siswa.

(e)Membantu siswa melakukan analisis data hasil temuan, jika

diperlukan.

(f)Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa.

(g)Memuji siswa yang giat dalam melaksanakan penemuan.

(h)Memberi kesempatan siswa melaporkan hasil penemuannya.

(3)Kegiatan penutup

(a)Meminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya.

Page 39: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

(b)Melakukan evaluasi hasil dan proses penemuan.

(c)Melakukan tindak lanjut, yaitu meminta siswa melakukan

penemuan ulang jika ia belum menguasai materi dan meminta

siswa mengerjakan tugas pengayaan bagi siswa yang telah

melakukan penemuan dengan baik.

Sedangkan langkah-langkah metode penemuan (Discovery) menurut

Herdian (http://herdy07.wordpress.com. Diakses 3 Maret 2011) adalah

sebagai berikut:

a) Identifikasi kebutuhan siswa.

b) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan

generalisasi pengetahuan.

c) Seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.

d) Membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta

peranan masing-masing siswa.

e) Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan.

f) Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan.

g) Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.

h) Membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa.

i) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang

mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.

j) Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.

k) Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil

penemuannya.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan langkah-langkah

pembelajaran menggunakan metode penemuan (discovery) sebagai berikut :

a) Kegiatan awal

(1)Membuka pelajaran dan mengabsen siswa.

(2)Melakukan apersepsi dan mengemukakan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan inti

(1)Menentukan problema yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan

penemuan.

Page 40: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

(2)Berdiskusi cara pelaksanaan penemuan yang berupa kegiatan

penyelidikan atau percobaan.

(3)Membantu siswa dengan informasi atau data jika diperlukan.

(4)Merangsang terjadinya interaksi siswa dengan siswa.

(5)Memberikan penghargaan bagi siswa yang giat dalam pelaksanaan

penemuan.

(6)Memberi kesempatan siswa untuk melaporkan hasil penemuannya.

c) Kegiatan akhir

(1)Membuat rangkuman hasil penemuannya.

(2)Melakukan evaluasi.

(3)Menutup pelajaran.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dikemukakan oleh peneliti sekarang ini mengacu pada

penelitian yang telah ada sebelumnya, antara lain :

Rika Nanda Puspitasari (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya

Peningkatan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas III Melalui Penerapan Metode

Guided Inquiry – Discovery” menyimpulkan bahwa penerapan metode guided

inquiry - discovery dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD

Negeri Karangbangun. Hal ini dilihat dari prosentase kenaikan nilai IPA siswa

kelas III dari siklus I sampai Siklus III. Dari siklus I kemudian dilaksanakan siklus

II prestasi siswa mengalami prosentase kenaikan 5,26%; dari siklus II kemudian

dilaksanakan siklus III mengalami prosentase kenaikan 36,84%.

Dwi Rahayuningsih (2010) dalam penelitiannya yang berjudul

“Peningkatan Prestasi Belajar Siswa tentang Konsep Gaya pada Mata Pelajaran

IPA dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing Di Kelas V SD Negeri

Somongari Purworejo Tahun Pelajaran 2009 / 2010” menyimpulkan bahwa proses

pembelajaran IPA dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Somongari

Kec.Kaligesing, Kab. Purworejo. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I

siswa yang memperoleh nilai ≥65 atau di atas KKM 65 ada 8 siswa dari 14 siswa

atau 57,1 %. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai ≤65 atau kurang dari KKM

Page 41: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

65 sebanyak 6 siswa 14 siswa atau 42,9% pada tindakan sebelumnya. Kemudian

setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II siswa yang memperoleh nilai ≥65

atau di atas dari KKM 65 10 siswa dari 14 siswa atau 71,42 % . Sedangkan siswa

yang memperoleh nilai ≤65 atau di bawah KKM 65 sebanyak 4 siswa dari 14

siswa atau 35,7%.

Sri Sawiningsih (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan

Metode Penemuan untuk Meningkatakan Ketuntasan Belajar Siswa Mata

Pelajaran Matematika pada Konsep Penjumlahan Kelas II Semester I SDN Bedoro

2 Sambungmacan Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010” menyimpulkan bahwa

berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mulai dari Sebelum Siklus I sampai

dengan Siklus II dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode

penemuan dapat meningkatkan kemampuan menjumlahkan bilangan cacah pada

mata pelajaran Matematika. Pada akhir Siklus II terjadi peningkatan rata-rata hasil

belajar siswa yaitu sebesar 3,3% (dari 86,1 menjadi 88,9). Jumlah siswa yang

sudah tuntas ada 19 anak (100%), dan yang belum tuntas tidak ada (0%).

C. Kerangka Berpikir

Pada awalnya dalam pembelajaran matematika guru belum menggunakan

metode penemuan (Discovery) dan masih menggunakan metode yang

konvensional, siswa kurang aktif dan pembelajaran kurang menyenangkan.

Sehingga kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang rendah.

Berdasarkan kondisi awal tersebut, salah satu cara untuk mengatasi

masalah tersebut adalah dengan menggunakan metode pembelajaran penemuan

(Discovery). Model pembelajaran ini dapat menciptakan suasana pembelajaran

yang menyenangkan yang tidak hanya berpusat pada guru. Siswa dibentuk

menjadi beberapa kelompok kemudian dihadapkan pada sebuah permasalahan dan

kelompok tersebut harus mampu menemukan sendiri, menyelidiki sendiri dan

memecahkan sendiri masalah yang dipelajari. Sehingga hasilnya akan tahan lama

dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan. Dan mereka akan mendiskusikan

hasilnya dengan semua kelompok dan guru.Pada tahap ini terdapat beberapa

kegiatan meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Page 42: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Pada kondisi akhir dapat dipastikan bahwa melalui metode penemuan

(Discovery) dapat meningkatkan kemampuan menggambar jaring-jaring bangun

ruang. Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada bagan di bawah

ini:

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, dapat

dirumuskan sebuah hipotesis tindakan kelas bahwa penggunaan metode penemuan

(Discovery) dapat meningkatkan kemampuan menggambar jaring-jaring bangun

ruang pada siswa kelas V SD Kliwonan 2 Kabupaten Sragen.

Kondisi

Awal

Guru masih

menggunakan metode

pembelajaran yang

konvensional

1. Perencanaan

2. Tindakan

3. Pengamatan

4. Refleksi

Kondisi

Akhir

Dalam pembelajaran guru

menggunakan metode

penemuan (Discovery)

Kemampuan menggambar

jaring-jaring bangun ruang

meningkat

Tindakan

Kemampuan

menggambar

jaring-jaring

bangun ruang

di kelas V

rendah

Siklus I

1. Perencanaan

2. Tindakan

3. Pengamatan

4. Refleksi

Siklus II

Page 43: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kliwonan 2 kabupaten Sragen.

Alasan yang mendasari penelitian di SD Kliwonan 2, antara lain :

1. Pembelajaran dengan metode penemuan (Discovery) belum pernah diteliti

di SD Negeri Kliwonan 2.

2. Kemampuan dan hasil belajar matematika di kelas V masih rendah.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011

yaitu mulai bulan Januari hingga Juni 2011 atau selama 5 bulan. Bulan Januari

hingga Maret dilaksanakan observasi dan penyusunan proposal. Siklus I

dilaksanakan pada tanggal 18 april dan 21 april 2011. Siklus II dilaksanakan pada

tanggal 25 april dan 28 april 2011. Sedangkan untuk penyusunan laporan

dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kliwonan sebanyak 26

siswa, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki, 13 siswa perempuan dan tidak ada

siswa yang berkebutuhan khusus. Objek penelitiannya adalah kemampuan siswa

menggambar jaring-jaring bangun ruang.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Data yang

akan diperoleh berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan di lapangan, maka

bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif

kualitatif. Dalam penelitian ini digunakan strategi penelitian model siklus.

Menurut Suhardjono (2009:74) PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang

dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap

29

Page 44: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

siklus yaitu : (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi, seperti

pada gambar di bawah ini :

Siklus I

Siklus II

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan kelas (PTK)

(Suharsimi, Suhardjono dan Supardi 2009:74)

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini antara lain :

1. Sumber data primer, yaitu :

a. Siswa sebagai subjek penelitian.

b. Guru sebagai sumber informasi tentang keadaan siswa, terutama guru

matematika kelas V.

2. Sumber data sekunder, yaitu :

a. Dokumentasi

Pengumpulan data yaitu hasil pekerjaan siswa secara tertulis dalam

menyelesaikan soal menggambar jaring-jaring bangun ruang.

Permasalahan

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Apabila

permasalahan

belum

terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Refleksi II

Perencanaan

tindakan II

Refleksi I

Perencanaan

tindakan I

Pelaksanaan

tindakan I

Pengamatan/

pengumpulan data I

Pelaksanaan

tindakan II

Pengamatan/

pengumpulan data II

Page 45: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan dalam mengamati proses pelakasanaan

pembelajaran menggunakan metode penemuan (discovery).

c. Hasil nilai siswa

Siswa diuji kemampuannya setelah selesai pelaksanaan pembelajaran untuk

mendapatkan nilai siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan sumber data yang

dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Tes

Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes ini diberikan pada

siswa setelah pembelajaran selesai untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

pokok bahasan menggambar jaring-jaring bangun ruang.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar nama siswa dan daftar nilai siswa

kelas V SD Kliwonan 2 kabupaten Sragen sebelum penelitian dilaksanakan.

3. Observasi

Observasi yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini adalah

obsevasi langsung. Observasi langsung adalah observasi yang dilakukan tanpa

perantara (langsung) terhadap objek yang diamati. Dalam penelitian ini

observasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan perkembangan siswa

dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

F. Validitas Data

Data yang sudah diperoleh, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan

penelitian, harus dimantapkan kebenarannya. Oleh karena itu penulis harus

Page 46: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas

data yang telah diperolehnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

Triangulasi metode yaitu seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis

dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti

menggunakan metode pengumpulan data yang berupa observasi dan hasilnya diuji

dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik dokumentasi pada

siswa kelas V SD Negeri Kliwonan 2 kabupaten Sragen serta tes untuk

mengetahui kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang pada siswa

kelas V SD Negeri Kliwonan 2 kabupaten Sragen. Dari data yang diperoleh dari

beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan

dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Iskandar (2009:75) analisis data penelitian tindakan kelas (PTK)

merupakan proses memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta

menyusun ke dalam kategorisasi, mengklarifikasi data untuk menjawab

pertanyaan, tema apa yang ditentukan pada data, seberapa jauh data dapat

mendukung tema atau tujuan penelitian tindakan kelas (PTK). Teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif Miles

dan Huberman. Model analisis interaktif ini mempunyai tiga komponen pokok

yaitu, reduksi data, sajian data dan menarik kesimpulan atau verifikasi.

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang

tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga

kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

Page 47: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

tindakan. Penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang

utama bagi analisis kualitatif yang valid. Penampilan data secara sederhana

dalam bentuk paparan naratif, tabel dan grafik.

3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data harus diuji

kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yakni yang merupakan

validitasnya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 3. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman

H. Indikator Ketercapaian

Penelitian dikatakan berhasil dan ada peningkatan apabila 80% dari

jumlah siswa tuntas (kurang lebih 21 siswa) dari 26 siswa dengan mendapat nilai

≥ 65.

Pengumpulan

data

Penyajian data

Reduksi

data

Kesimpulan-

kesimpulan :

Penarikan/Verifikasi

Page 48: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

I. Prosedur Penelitian

Prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Melakukan survei terhadap pembelajaran matematika.

2. Mengidentifikasi berbagai masalah dari hasil observasi untuk segera

dipecahkan.

3. Merumuskan secara rinci dan jelas masalah-masalah yang telah teridentifikasi.

4. Melakukan pengkajian teoritis tentang metode penemuan (discovery) dalam

pembelajaran matematika pada materi menggambar bangun ruang.

5. Menyusun atau merumuskan metodologi penelitian tindakan kelas.

6. Implementasi tindakan melalui langkah-langkah yang telah disusun.

7. Melihat hasil tindakan secara menyeluruh yang didahului oleh evaluasi yang

juga secara menyeluruh.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan

melalui empat kegiatan. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu :

(1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Pelaksanaan PTK

dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah

diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada

siklus pertama, guru menentukan rancangan untuk siklus yang kedua. Penjelasan

secara garis besar mengenai masing-masing langkah tersebut diuraikan sebagai

berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang

perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat

sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama

tindakan berlangsung. Pada tahap perencanaan tindakan terdiri dari kegiatan

berikut :

1) Berdasarkan hasil pengidentifikasian dan penetapan masalah, peneliti

kemudian mengajukan suatu solusi yang berupa penerapan metode

Page 49: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

penemuan (Discovery) yang digunakan sebagai metode pembelajaran

dalam mata pelajaran matematika.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran

matematika dengan kompetensi dasar (KD) menentukan jaring-jaring

berbagai bangun ruang sederhana. Indikator (1) Menggambar berbagai

bentuk jaring-jaring kubus dan balok. (2) Menggambar jaring-jaring

tabung, kerucut dan limas.

3) Mendesain alat evaluasi untuk evaluasi kelompok dan evaluasi individu.

4) Menyiapkan media pembelajaran berupa berbagai bangun ruang yang

dibuat dari kertas karton.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan

pembelajaran akan diterapkan. Rancangan tindakan tersebut diterapkan di

dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari tindakan harus

dilaksanakan dengan baik. Rinciannya meliputi :

1) Kegiatan Awal

a) Guru membuka pelajaran.

b) Berdoa dan mengabsen siswa

c) Guru melakukan apersepsi dengan mengingat kembali pelajaran yang

telah lalu tentang bangun ruang.

d) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

a) Guru menunjukkan pada siswa bangun ruang yang telah disediakan.

b) Siswa diminta untuk menyebutkan nama bangun ruang yang dibawa

guru.

c) Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok kemudian setiap kelompok diberi

media bangun ruang yang telah disediakan guru dan diminta untuk

menemukan jaring-jaringnya sesuai dengan keinginan mereka.

d) Siswa secara aktif dan berkelompok berdiskusi tentang cara

menemukan jaring-jaring bangun ruang sesuai dengan keinginan

mereka kemudian menggambar jaring-jaring yang telah ditemukan.

Page 50: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

e) Dalam pelaksanaan penemuan siswa saling bekerja sama untuk

menemukan jaring-jaring bangun ruang sehingga terjadi interaksi

yang baik antar siswa.

f) Setelah kegiatan penemuan selesai, perwakilan kelompok diminta ke

depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.

g) Memberikan pujian atau penghargaan pada kelompok yang paling

aktif dalam diskusi kegiatan penemuan.

3) Kegiatan Akhir

a) Siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya.

b) Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan guru secara individu.

c) Guru menutup pelajaran.

c. Pengamatan/Observasi

Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang

diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format

observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara

cermat pelaksanaan skenario tindakan serta dampaknya terhadap proses dan

hasil belajar siswa. Yang dilakukan peneliti antara lain :

1) Melakukan observasi kegiatan pembelajaran matematika dengan metode

penemuan (Discovery) pada pokok bahasan menggambar jaring-jaring

bangun ruang meliputi aktivitas guru dan siswa. Pada siklus I

kemampuan guru dalam mengelola waktu pelajaran masih

kurang,perhatian guru terhadap siswa juga masih kurang. Sedangkan

untuk siswa, yang berusaha mengungkapkan pendapat, yang ingin

terlibat aktif dalam pembelajaran, yang rasa ingin tahunya meningkat

masih kurang dan kerjasama dalam kelompok juga masih kurang.

2) Mengadakan tes terhadap kemampuan siswa dalam menggambar jaring-

jaring bangun ruang. Dilihat dari nilai, kemampuan siswa sudah

meningkat dibandingkan dengan nilai tes pra siklus.

Page 51: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

d. Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan

yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian

dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Yang

dievaluasi antara lain : aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung serta hasil pekerjaan siswa.

Pada siklus I, dalam kegiatan penemuan siswa saling bekerja sama

untuk menemukan jaring-jaring bangun ruang. Perwakilan kelompok ke

depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi. Setelah selesai

pembelajaran dilaksanakan evaluasi individu. Siswa yang tuntas sebanyak

17 siswa dari 26 siswa atau 65,38 %. Ini sudah mengalami peningkatan dari

tes pra siklus yang dilaksanakan yaitu hanya 13 siswa yang tuntas atau 50%.

Berdasarkan siklus I yang telah selesai dilaksanakan kemudian

dianalisis untuk mengetahui kekurangannya. Kekurangannya pada siklus I

antara lain : guru belum bisa menguasai kelas dengan baik, siswa yang

pandai lebih aktif, dalam kegiatan kelompok kerja sama siswa masih

kurang, serta dalam mengerjakan soal yang ukuran bangun ruangnya

ditentukan siswa masih mengalami kesulitan. Setelah diketahui kekurangan

pada siklus 1, maka dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap rencana

selanjutnya pada siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah. Permasalahan yang muncul pada siklus I antara lain :

a) Guru belum bisa menguasai kelas dengan baik. Untuk perbaikan pada

siklus II guru berusaha untuk memantau setiap kelompok dalam

kegiatan penemuan.

b) Siswa yang lebih pandai lebih aktif. Pada siklus II guru berusaha

untuk meningkatkan kerja sama kelompok agar semua siswa terlibat

aktif dalam kegiatan penemuan dengan memberikan penghargaan

berupa pujian dan bintang.

Page 52: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

c) Kerja sama siswa dalam kegiatan kelompok masih kurang. Pada siklus

II guru meningkatkan kerja sama kelompok dengan cara memberikan

penghargaan bagi kelompok yang aktif dalam kegiatan penemuan.

d) Dalam mengerjakan soal yang ukuran bangun ruangnya ditentukan

siswa masih mengalami kesulitan sehingga pada siklus II pada lembar

evaluasi kelompok maupun individu, guru menyediakan lembar jawab

berpetak untuk memudahkan siswa.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode

penemuan (Discovery).

3) Menyiapkan sumber belajar dan menyusun serta mengembangkan format

evaluasi pembelajaran.

4) Menyiapkan media pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini perencanaan tindakan diterapkan di dalam kelas sesuai

dengan skenarionya berdasarkan refleksi pada siklus I. Rinciannya meliputi:

1) Kegiatan Awal

a) Guru membuka pelajaran, berdoa dan mengabsen siswa

b) Guru melakukan apersepsi dengan mengingat kembali pelajaran yang

telah lalu tentang bangun ruang.

c) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

a) Guru menunjukkan pada siswa bangun ruang yang telah disediakan.

b) Siswa diminta untuk menyebutkan nama bangun ruang yang dibawa

guru.

c) Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok kemudian setiap kelompok diberi

berbagai jaring-jaring bangun ruang yang telah disiapkan sehingga

mereka menemukan jaring-jaring bangun ruang yang benar dan

menggambarnya.

d) Siswa secara aktif dan berkelompok berdiskusi menemukan jaring-

jaring bangun ruang kemudian menggambar jaring-jaring yang telah

ditemukan dan membentuknya menjadi bangun ruang.

Page 53: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

e) Siswa saling bekerja sama untuk menemukan jaring-jaring bangun

ruang, menggambarnya dan membentuk menjadi bangun ruang

sehingga terjadi kerja sama yang baik antar siswa.

f) Guru berkeliling memantau kegiatan siswa.

g) Setelah kegiatan penemuan selesai, perwakilan kelompok diminta ke

depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.

h) Memberikan pujian atau penghargaan pada siswa yang paling aktif

dalam diskusi kegiatan penemuan baik individu maupun kelompok.

3) Kegiatan Akhir

a) Siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya.

b) Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan guru secara individu.

c) Guru menutup pelajaran.

c. Pengamatan/Observasi

1) Melakukan observasi kegiatan pembelajaran matematika dengan metode

penemuan (Discovery) pada materi menggambar jaring-jaring bangun

ruang, meliputi aktivitas guru dan siswa. Pada siklus II ini kemampuan

guru dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Siswa sudah bekerja

sama dengan baik dalam kegiatan diskusi kelompok.

2) Mengadakan tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

menggambar jaring-jaring bangun ruang. Dilihat dari hasil nilai individu

dari tes siklus I dan siklus II sudah mengalami peningkatan.

d. Refleksi

Setelah selesai dilaksanakan siklus II dapat dilihat bahwa antara siklus

I dan siklus II, kemampuan siswa dalam menggambar jaring-jaring bangun

ruang meningkat. Pada siklus II siswa yang tuntas meningkat menjadi 23

siswa atau 88,46 %. Hasil analisis data dari siklus II ini digunakan sebagai

acuan untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru

dalam meningkatkan kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang

dengan menggunakan metode penemuan (Discovery).

Page 54: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

SD Negeri Kliwonan 2 merupakan salah satu SD yang ada di kecamatan

Masaran kabupaten Sragen. SD ini memiliki halaman yang luas yang digunakan

untuk kegiatan upacara bendera dan kegiatan pembelajaran penjaskes. Bangunan

yang ada diantaranya 5 ruang kelas, 1 ruang guru beserta ruang kepala sekolah, 1

ruang komputer yang jadi satu dengan ruang UKS, dan terdapat 1 ruang untuk

gudang.

Pada tahun 2010/2011 jumlah siswa SD Negeri Kliwonan 2 sebanyak 131

siswa yang terdiri dari 74 siswa laki-laki dan 57 siswa perempuan. Kelas I terdiri

dari 19 siswa, kelas II terdiri dari 22 siswa, kelas III terdiri dari 18 siswa, kelas IV

terdiri dari 24 siswa, kelas V terdiri dari 26 siswa dan kelas VI terdiri dari 24

siswa. Dan terdapat 10 guru dan satu penjaga sekolah.

2. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Deskripsi Pra-Siklus

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti

melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan

nyata yang ada di lapangan. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SD

Negeri Kliwonan 2 ternyata masih banyak siswa yang mendapatkan nilai

matematika rendah. Kenyataan tersebut dilihat dari daftar nilai matematika

yang diperoleh dari guru matematika kelas V. Setelah melakukan tes awal juga

dapat dilihat nilai matematika siswa kelas V masih rendah. Hasil tes awal siswa

dapat dilihat pada lampiran 22. Untuk lebih jelasnya, perolehan hasil tes awal

siswa dapat dilihat pada Tabel 1.

40

Page 55: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel 1. Perolehan Hasil Belajar Siswa Menggambar Jaring-jaring Bangun Ruang

Pra Siklus

No. Interval Nilai

Tengah (x)

Frekuensi

(f) fx Prosentase

1 1 – 9 5 1 5

3,85 %

2 10 – 18 14

2 28 7,69 %

3 19 – 27 23

1 23 3,85 %

4 28 – 36 32

2 64 7,69 %

5 37 – 45 41

3 123 11,54 %

6 46 – 54 50

2 100 7,69 %

7 55 – 63 59

2 118 7,69 %

8 64 – 72 68

4 272 15,38 %

9 73 – 81 77

6 462 23,08 %

10 82 – 90 86

3 258 11,54 %

Jumlah 455 26 1.453 100 %

Rata-rata Nilai 57

Dari Tabel 1 di atas hasil perolehan hasil belajar pra siklus siswa kelas

V SD Negeri Kliwonan 2 dapat disajikan dalam bentuk grafik :

Page 56: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

0

1

2

3

4

5

6

7

1 – 9 10 – 18 19 – 27 28 – 36 37 – 45 46 – 54 55 – 63 64 – 72 73-81 82-90

F

R

E

K

U

E

N

S

I

INTERVAL NILAI

Gambar 4. Grafik Perolehan Hasil Belajar Menggambar Jaring-jaring Bangun

Ruang Siswa Pra Siklus

Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa diperoleh nilai rata-rata

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal menggambar jaring-jaring

bangun ruang adalah 57. Hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang

diinginkan yaitu 65. Jumlah siswa yang tuntas ada 13 siswa atau 50 %. Dari

hasil analisis tes awal tersebut, maka perlu dilakukan tindakan lanjutan untuk

meningkatkan hasil belajar matematika pada materi menggambar jaring-jaring

bangun ruang.

b. Deskripsi Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 18 April dan 21 April

2011. Adapun tahapan yang dilakukan meliputi :

1) Tahap Perencanaan

Langkah-langkah peneliti pada tahap ini antara lain :

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) matematika pada

pokok bahasan menggambar jaring-jaring bangun ruang menggunakan

Page 57: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

metode penemuan (discovery) yang disusun 2x pertemuan masing

masing dengan alokasi waktu 3 x 35 menit atau 3 jam pelajaran, dengan :

Standar Kompetensi :

Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan

antar bangun.

Kompetensi Dasar :

Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana.

Indikator :

Kognitif :

1) Menentukan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok.

2) Menentukan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas

Afektif :

1) Menunjukkan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok.

2) Menunjukkan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas.

Psikomotorik :

1) Menggambar berbagai bentuk jaring/jaring kubus dan balok.

2) Menggambar jaring-jaring tabung, kerucut dan limas.

b) Mendesain alat evaluasi untuk evaluasi kelompok dan evaluasi individu.

c) Menyiapkan media pembelajaran yang mendukung yaitu membuat

macam-macam bangun ruang dari kertas karton.

d) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini guru menerapkan metode penemuan (discovery)

sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun yaitu

2x pertemuan. adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I ini adalah sebagai

berikut:

a) Pertemuan Pertama

Pembelajaran pertemuan pertama pada siklus I ini dilaksanakan

pada tanggal 18 April 2011. Pada pertemuan pertama materi yang

diajarkan adalah menggambar jaring-jaring kubus dan balok dengan 3

indikator yaitu menentukan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan

Page 58: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

balok, menunjukkan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok, dan

menggambar berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok.. Kegiatan

diawali dengan berdo’a bersama-sama kemudian dilanjutkan presensi

kehadiran siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi

dengan mengingat materi pelajaran yang lalu tentang bangun ruang. Guru

kemudian menyampaikan tujuan pembalajaran pada siswa.

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan metode pembelajaran

yang akan digunakan yaitu menggunakan metode penemuan (discovery).

Guru menunjukkan pada siswa bangun kubus dan balok. Guru

mengajukan pertanyaan pada siswa manakah yang termasuk kubus dan

manakah yang termasuk balok. Siswa secara antusias menjawab

pertanyaan guru dengan benar. Guru kemudian meminta siswa untuk

menemukan jaring-jaring kubus dan balok menggunakan metode

penemuan. Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok dan duduk sesuai dengan

kelompoknya. Masing-masing kelompok diberi bangun kubus dan balok

yang telah disiapkan oleh guru dan lembar kerja untuk kelompok. Siswa

disuruh menemukan sendiri jaring-jaring kubus dan balok sesuai dengan

keinginan mereka. Siswa bersama kelompoknya masing-masing

berdiskusi tentang cara menemukan jaring-jaring kubus dan balok. Siswa

berdiskusi dan bekerja sama sehingga ditemukan jaring-jaring kubus dan

balok kemudian menggambarnya. Guru berkeliling memantau

perkembangan siswa dalam kegiatan penemuan dan membantu jika ada

yang mengalami kesulitan. Setelah kegiatan penemuan selesai,

perwakilan kelompok ke depan kelas untuk menggambarkan jaring-jaring

kubus dan balok yang telah mereka temukan. Siswa bersama guru

kemudian berdiskusi menentukan jaring-jaring kubus dan balok yang

benar. Kelompok yang paling aktif diberi penghargaan.

Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat kesimpulan

tentang pokok bahasan yang telah dipelajari yaitu tentang jaring-jaring

kubus dan balok. guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

menanyakan yang belum dipahami. Pada kegiatan akhir ini guru

Page 59: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

memberikan soal individu pada masing-masing siswa untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam penguasaan materi yang telah dipelajarinya.

Guru memberikan penguatan dan meminta pekerjaan siswa kemudian

menutup pelajaran.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 21

April 2011. Pada pertemuan ini materi yang diajarkan adalah

menggambar jaring-jaring tabung, kerucut dan limas. Indikatornya yaitu

menentukan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas, menunjukkan

jaring-jaring tabung, kerucut dan limas, dan menggambar jaring-jaring

tabung, kerucut dan limas. Kegiatan diawali dengan berdo’a bersama

kemudian dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Untuk menuju materi

pelajaran yang akan dipelajari, siswa diajak untuk mengingat kembali

materi pelajaran yang lalu yaitu tentang jaring-jaring kubus dan balok.

guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru menyampaikan metode pembelajaran

yang akan dilaksanakan yaitu menggunakan metode penemuan

(discovery). Guru menunjukkan pada siswa bangun ruang yang telah

disiapkan yaitu tabung, kerucut dan limas kemudian menanyakan pada

siswa bangun apa yang dibawanya. Guru menanyakan benda-benda apa

saja yang bentuknya seperti tabung, kerucut dan limas. Siswa secara

antusias menjawab pertanyaan dari guru dengan benar. Siswa diminta

untuk menemukan sendiri jaring-jaring tabung, kerucut dan limas. Siswa

dibentuk menjadi 5 kelompok dan duduk berdasarkan kelompoknya.

Setiap kelompok diberikan bangun tabung, kerucut dan limas serta

lembar kerja untuk kegiatan kelompok. Masing-masing kelompok

disuruh untuk membuka tabung, kerucut dan limas sesuai dengan

keinginan mereka. Siswa bersama kelompoknya kemudian berdiskusi

tentang cara menemukan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas sesuai

dengan keinginan mereka. Setelah melaksanakan kegiatan penemuan dan

jaring-jaring tabung, kerucut, limas sudah ditemukan setiap siswa

Page 60: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

kemudian menggambarnya. Guru berkeliling memantau siswa dalam

kegiatan penemuan dan memebantu siswa yang keulitan. Perwakilan

kelompok ke depan kelas menyampaikan hasil diskusi. Siswa bersama

guru membahas hasil diskusi kelompok dan menetukan jaring-jaring

tabung, kerucut dan limas yang benar. Guru memberikan penghargaan

pada kelompok yang aktif.

Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan

tentang jaring-jaring tabung, kerucut dan limas. Siswa diberi kesempatan

untuk bertanya tentang materi yang telah dipelajari. Kemudian guru

memberikan soal individu pada masing-masing siswa untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam penguasaan materi yang telah dipelajarinya.

Guru memberikan penguatan dan meminta pekerjaan siswa kemudian

menutup pelajaran.

3) Tahap Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Guru terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran sampai akhir

pembelajaran. Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan

(discovery), yaitu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Dan dilaksanakan dengan menggunakan alat

bantu berupa lembar observasi kinerja guru, lembar observasi kegiatan

siswa serta dokumentasi dengan foto dan video. Observasi ini dilakukan

untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran menggunakan metode

penemuan (discovery) menghasilkan perubahan pada kemampuan siswa

dalam menggambar jaring-jaring bangun ruang.

a) Hasil Observasi Terhadap Guru

Dari data observasi kinerja guru dalam siklus I selama 2 kali

pertemuan (lampiran 5 dan lampiran 7) diperoleh hasil observasi

terhadap guru sebagai berikut: persiapan guru dalam memulai kegiatan

pembelajaran sudah cukup baik, media dan sumber belajar yang

disiapkan sudah sesuai dengan materi yang diajarkan, kemampuan guru

Page 61: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dalam mengelola kelas masih kurang, kemampuan guru dalam mengelola

waktu pelajaran juga masih kurang, kemampuan dalam memantau

kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran sudah cukup baik,

guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran dengan

baik, guru menunjukkan respon yang baik terhadap siswa, perhatian guru

terhadap siswa masih kurang, kemampuan guru dalam mengadakan

penilaian akhir sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan

kemampuan guru dalam menutup pelajaran sudah baik.

Hasil observasi guru pada siklus I selama 2 kali pertemuan

(lampiran 5 dan lampiran 7) dapat dilihat pada Tabel 2 :

Tabel 2. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I

No. Siklus I Skor

1 Pertemuan 1 31

2 Pertemuan 2 34

Rata-rata 32,5

Pada pertemuan pertama skor hasil observasi guru sebesar 31 dan

pada pertemuan kedua sebesar 34. Rata-rata skor hasil observasi guru

dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebesar 32,5. Yang berarti

berdasarkan kriteria penilaian pada lembar observasi kinerja guru,

kegiatan guru dalam pembelajaran matematika dengan metode penemuan

(discovery) pada siklus I sudah baik. Sehingga dengan aktifitas guru yang

sudah baik akan mempengaruhi aktifitas siswa dalam proses

pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam menggambar jaring-jaring

bangun ruang meningkat.

Berdasarkan Tabel 2 dapat disajikan dalam bentuk grafik :

Page 62: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar 5. Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I

b) Hasil Observasi Terhadap Siswa

Dari data observasi dalam siklus I selama 2 kali pertemuan

(lampiran 6 dan lampiran 8) diperoleh hasil observasi terhadap siswa

sebagai berikut: pada pertemuan I dan 2 lebih dari 50 % siswa antusias

saat pembelajaran berlangsung, siswa juga memperhatikan penjelasan

guru mengenai materi pembelajaran dengan baik, keberanian siswa

dalam mengungkapkan pendapat masih kurang, banyak siswa yang ingin

terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, kurang lebih 50 % siswa

menjawab pertanyaan guru dengan benar, penggunaan metode penemuan

(discovery) dalam pembelajaran menggambar jaring-jaring bangun ruang

sudah sangat efektif, kerja sama antar siswa dan kesungguhan dalam

mengerjakan tugas kelompok masih kurang, serta kesungguhan siswa

dalam mengerjakan evaluasi individu sudah baik.

Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I selama 2 kali

pertemuan (lampiran 6 dan 8) dapat dilihat pada Tabel 3 :

Tabel 3. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

No. Siklus I Skor

1 Pertemuan 1 27

2 Pertemuan 2 28

Rata-rata Skor 27,5

40

30

20

10

0

S

K

O

R

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Page 63: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Pada pertemuan pertama skor hasil observasi kegiatan siswa

sebesar 27 dan pada pertemuan kedua sebesar 28. Rata-rata hasil

observasi kegiatan siswa pada siklus I sebesar 27,5 yang berarti

berdasarkan kriteria penilaian pada lembar observasi, kegiatan siswa

dalam pembelajaran matematika dengan metode penemuan (discovery)

pada siklus pertama masih kurang. Tetapi nilai siswa menggambar

jaring-jaring bangun ruang pada siklus I sudah meningkat dibandingkan

dengan nilai pra siklus.

Berdasarkan Tabel 3 dapat disajikan dalam bentuk grafik :

Gambar 6. Grafik Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

c) Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menggambar

Jaring-jaring Bangun Ruang.

Selama dua kali pertemuan pembelajaran yang dilakukan pada

siklus I diperoleh data nilai hasil belajar siswa (lampiran 23) kemudian

dianalisis, sehingga peneliti memperoleh data yang dapat dilihat pada

Tabel 4 :

S

K

O

R

40 30 20 10 0

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Page 64: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 4. Perolehan Hasil Belajar Siswa Menggambar Jaring-jaring

Bangun Ruang Menggunakan Metode Penemuan (Discovery) Siklus I

No. Interval Nilai

Tengah (x) Frekuensi Fx Prosentase

1 35 – 45 40 2 80 7,69 %

2 46 – 56 51 5 255 19,23 %

3 57 – 67 62 3 186 11,54 %

4 68 – 78 73 9 657 34,62 %

5 79 – 89 84 4 336 15,38 %

6 90 – 100 95 3 285 11,54 %

Jumlah 405 26 1799 100 %

Rata-rata Nilai 68,27

Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik :

Gambar 7. Grafik Perolehan Hasil Belajar Siswa Menggambar Jaring-

jaring Bangun Ruang Menggunakan Metode Penemuan (Discovery)

Siklus I

Dari hasil analisis data pada siklus I, dapat dilihat nilai terendah

siswa yaitu 35 dan nilai tertinggi siswa yaitu 95. Pada siklus 1 ini

F

R

E

K

U

E

N

S

I

35-45 46-56 57-67 68-78 79-89 90-100

INTERVAL NILAI

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

Page 65: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

terdapat 9 siswa yang belum tuntas atau 34,62 % dan yang tuntas

sebanyak 17 siswa atau 65,38 % dengan batas tuntas 65.

4) Refleksi

Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan kemudian

dianalisis. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan

kekurangan dalam proses pembelajaran siklus I. Tahapan ini dimaksudkan

untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan,

berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna

menyempurnakan tindakan berikutnya. Yang dievaluasi antara lain :

aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung

serta hasil pekerjaan siswa.

Pada siklus I pembelajaran berjalan dengan lancar sesuai dengan

perencanaan guru. Dalam kegiatan kelompok siswa saling bekerja sama

dengan baik untuk menemukan jaring-jaring bangun ruang. Perwakilan

kelompok ke depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi. Setelah selesai

pembelajaran dilaksanakan evaluasi individu. Siswa yang tuntas sebanyak

17 siswa dari 26 siswa atau 65,38 %. Ini sudah mengalami peningkatan dari

tes pra siklus yang dilaksanakan yaitu hanya 13 siswa yang tuntas atau 50%.

Data hasil perkembangan nilai siswa pada tes pra siklus dan siklus I

dapat dilihat pada Tabel 5 :

Tabel 5. Perkembangan Hasil Tes Pra Siklus dan Tes Siklus I.

Keterangan Pra Siklus Siklus I

Nilai Terendah 5 35

Nilai Tertinggi 90 95

Rata-rata Nilai Klasikal 57 68,27

Ketuntasan Klasikal 50 % 65,38 %

Dari hasil perkembangan tes pra siklus dan evaluasi siklus I pada

Tabel 5 di atas dapat disajikan dalam grafik :

Page 66: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Gambar 8. Grafik Perkembangan Hasil Tes Pra Siklus dan Siklus I

Dari hasil analisa data perkembangan evaluasi siswa pada tes pra

siklus dengan tes siklus I pada Tabel 5 di atas dapat disimpulkan bahwa

persentasi hasil tes siswa yang tuntas naik 15,38 % dengan nilai batas tuntas

65 ke atas, siswa yang tuntas belajar di siklus I sebesar 65,38 %, yang

semula pada tes pra siklus hanya terdapat 50 % siswa mencapai batas tuntas.

Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat tes awal sebesar 5

dan pada siklus I menjadi 35. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan dari 90

naik menjadi 95 dan nilai rata-rata kelas yang pada tes awal sebesar 57 naik

pada tes siklus I menjadi 68,27. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang. tetapi

masih ada 9 siswa yang belum tuntas.

Berdasarkan siklus I yang telah selesai dilaksanakan kemudian

dianalisis untuk mengetahui kekurangannya. Kekurangannya pada siklus I

antara lain : siswa yang pandai lebih aktif, dalam kegiatan kelompok kerja

sama siswa masih kurang, serta dalam mengerjakan soal yang ukuran

bangun ruangnya ditentukan siswa masih mengalami kesulitan. Setelah

diketahui kekurangan pada siklus 1, maka dilakukan perbaikan-perbaikan

terhadap rencana selanjutnya pada siklus II.

Page 67: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

c. Deskripsi Siklus II

Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 April dan 28 April

2011. Adapun tahapan yang dilakukan meliputi :

1) Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus I

dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menggambar jaring-jaring

bangun ruang menggunakan metode penemuan (discovery) sudah

mengalami peningkatan. Tetapi masih ada 9 siswa yang belum tuntas. Oleh

karena itu, untuk meningkatkan lagi jumlah siswa yang tuntas peneliti

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kembali menggunakan

metode penemuan (discovery) dengan indikator yang sama pada siklus I.

Hal-hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran matematika

menggunakan metode penemuan (discovery) sebagai upaya perbaikan

mengatasi kekurangan pada siklus I antara lain :

a) Guru berusaha untuk meningkatkan kerja sama kelompok agar semua

siswa terlibat aktif dalam kegiatan penemuan.

b) Meningkatkan kerja sama kelompok dengan cara memberikan

penghargaan dan pujian baik secara individu maupun kelompok.

c) Pada siklus I dalam mengerjakan soal yang ukuran bangun ruangnya

ditentukan siswa masih mengalami kesulitan sehingga pada siklus II pada

lembar evaluasi kelompok maupun individu, guru menyediakan lembar

jawab berpetak untuk memudahkan siswa.

Dilihat dari analisis siklus I, sebagian besar kemampuan siswa dalam

menggambar jaring-jaring bangun ruang sudah cukup bagus. Meskipun

demikian pembelajaran matematika pada siklus I belum dikatakan berhasil,

karena belum mencapai target yang diinginkan. Langkah-langkah untuk

meningkatkan kemampuan siswa menggambar jaring-jaring bangun ruang

pada siklus II adalah sebagai berikut :

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) matematika pada

pokok bahasan menggambar jaring-jaring bangun ruang menggunakan

Page 68: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

metode penemuan (discovery) yang disusun 2x pertemuan masing

masing dengan alokasi waktu 3 x 35 menit atau 3 jam pelajaran, dengan :

Standar Kompetensi :

Memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan

antar bangun.

Kompetensi Dasar :

Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana.

Indikator :

Kognitif :

1) Menentukan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok.

2) Menentukan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas

Afektif :

1) Menunjukkan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok.

2) Menunjukkan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas.

Psikomotorik :

1) Menggambar berbagai bentuk jaring/jaring kubus dan balok.

2) Menggambar jaring-jaring tabung, kerucut dan limas.

b) Menyusun serta mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

c) Menyiapkan media pembelajaran yaitu berbagai bentuk jaring-jaring

bangun ruang.

d) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini guru menerapkan metode penemuan (discovery)

sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun yaitu

2x pertemuan. adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I ini adalah sebagai

berikut:

a) Pertemuan Pertama

Pembelajaran pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan

pada tanggal 25 April 2011. Pada pertemuan pertama materi yang

diajarkan adalah menggambar jaring-jaring kubus dan balok dengan 3

indikator yaitu menentukan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan

Page 69: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

balok, menunjukkan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok, dan

menggambar berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok. Kegiatan

diawali dengan berdo’a bersama-sama kemudian dilanjutkan presensi

kehadiran siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi

dengan mengingat materi pelajaran yang lalu tentang bangun ruang. Guru

kemudian menyampaikan tujuan pembalajaran pada siswa.

Pada kegiatan inti, guru menanyakan pada siswa masih ingatkah

nama bangun ruang yang dibawa oleh guru. Siswa antusias menjawab

pertanyaan guru dengan benar. Guru menyampaikan pada siswa metode

pembelajaran yang akan digunakan yaitu menggunakan metode

penemuan (discovery), kemudian guru bersama siswa berdiskusi tentang

cara menemukan jaring-jaring kubus dan balok yang balok yang benar.

Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok dan duduk sesuai dengan kelompok

masing-masing. Guru menyediakan berbagai jaring-jaring kubus dan

balok dan dari berbagai jaring-jaring tersebut hanya ada beberapa jaring-

jaring yang benar. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja kelompok

dan berbagai jaring-jaring kubus dan balok yang telah dipersiapkan oleh

guru serta satu lembar kertas karton. Siswa diminta membaca perintah

yang ada di lembar kerja dengan cermat. Setiap kelompok harus bekerja

sama dengan baik untuk menemukan jaring-jaring kubus dan balok yang

benar. Jaring-jaring kubus dan balok yang telah ditemukan digambar

pada pada kertas karton yang telah disiapkan kemudian dibentuk menjadi

bangun kubus dan balok. Guru berkeliling memantau perkembangan

siswa dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan. Dalam

kegiatan ini siswa sangat antusias dan mengerjakan tugas masing-masing

dengan baik, sehingga kerja sama antar siswa dalam kelompok

meningkat. Setelah kegiatan penemuan selesai, guru bersama siswa

membahas hasil diskusi kelompok. Guru memberikan pujian dan

penghargaan bagi siswa yang aktif baik secara individu maupun

kelompok.

Page 70: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat kesimpulan

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa diberikan kesempatan

untuk menanyakan yang belum dipahami. Guru memberikan soal

individu pada tiap siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

penguasaan materi menggambar jaring-jaring kubus dan balok. Guru

memberikan penguatan pada siswa dan meminta pekerjaan siswa

kemudian menutup pelajaran.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 28

April 2011. Pada pertemuan ini materi yang diajarkan adalah

menggambar jaring-jaring tabung, kerucut dan limas. Indikatornya yaitu

menentukan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas, menunjukkan

jaring-jaring tabung, kerucut dan limas, dan menggambar jaring-jaring

tabung, kerucut dan limas. Kegiatan diawali dengan berdo’a bersama

kemudian dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Untuk menuju materi

pelajaran yang akan dipelajari, siswa diajak untuk mengingat kembali

materi pelajaran yang lalu yaitu tentang jaring-jaring kubus dan balok.

guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru menanyakan pada siswa masih ingatkah

nama bangun ruang yang dibawa oleh guru. Siswa antusias menjawab

pertanyaan guru dengan benar. Guru menyampaikan pada siswa metode

pembelajaran yang akan digunakan yaitu menggunakan metode

penemuan (discovery), kemudian guru bersama siswa berdiskusi tentang

cara menemukan jaring-jaring tabung, kerucut dan limas yang benar.

Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok dan duduk sesuai dengan kelompok

masing-masing. Guru menyediakan berbagai jaring-jaring tabung,

kerucut dan limas. Dari berbagai jaring-jaring tersebut hanya ada

beberapa jaring-jaring yang benar. Setiap kelompok dibagikan lembar

kerja kelompok dan berbagai jaring-jaring tabung, kerucut dan limas

yang telah dipersiapkan oleh guru serta satu lembar kertas karton. Siswa

diminta membaca perintah yang ada di lembar kerja dengan cermat.

Page 71: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Setiap kelompok harus bekerja sama dengan baik untuk menemukan

jaring-jaring tabung, kerucut dan limas yang benar. Jaring-jaring tabung,

kerucut dan limas yang telah ditemukan digambar pada pada kertas

karton yang telah disiapkan kemudian dari jaring-jaring tersebut dibentuk

menjadi bangun tabung, kerucut dan limas. Guru berkeliling untuk

memantau perkembangan siswa dan membantu siswa yang mengalami

kesulitan. Dalam kegiatan ini siswa sangat antusias dan kerja sama

kelompok meningkat. Setelah kegiatan penemuan selesai, guru bersama

siswa membahas hasil diskusi kelompok. Guru memberikan penghargaan

dan pujian bagi siswa yang aktif baik secara individu maupun kelompok.

Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan

tentang jaring-jaring tabung, kerucut dan limas. Guru memberikan

kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang telah

dipelajari. Kemudian guru memberikan soal individu pada masing-

masing siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan

materi yang telah dipelajarinya. Guru memberikan penguatan dan

meminta pekerjaan siswa kemudian menutup pelajaran.

3) Tahap Observasi

Sama dengan pelaksanaan observasi pada siklus I, pelaksanaan

observasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam

tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan metode penemuan (discovery), yaitu kegiatan yang

dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

a) Hasil Observasi Terhadap Guru

Dari data observasi kinerja guru dalam siklus II selama 2 kali

pertemuan (lampiran 9 dan lampiran 11) diperoleh hasil observasi

terhadap guru sebagai berikut: persiapan guru dalam memulai kegiatan

pembelajaran sudah baik, media dan sumber belajar yang disiapkan

sudah sesuai dengan materi yang diajarkan, kemampuan guru dalam

mengelola kelas cukup baik, kemampuan guru dalam mengelola waktu

pelajaran sudah meningkat dibandingkan dengan siklus I, kemampuan

Page 72: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dalam memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran

cukup baik, guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

pembelajaran dengan baik, guru menunjukan respon yang baik terhadap

siswa, perhatian guru terhadap siswa sudah cukup baik, kemampuan guru

dalam mengadakan penilaian akhir sudah sesuai dengan tujuan

pembelajaran, dan kemampuan guru dalam menutup pelajaran sudah

baik.

Hasil observasi guru pada siklus II selama 2 kali pertemuan

(lampiran 9 dan lampiran 11) dapat dilihat pada Tabel 6 :

Tabel 6. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II

No. Siklus II Skor

1 Pertemuan 1 33

2 Pertemuan 2 35

Rata-rata 34

Pada pertemuan pertama skor hasil observasi kinerja guru sebesar

33 dan pertemuan kedua sebesar 35. Rata-rata skor hasil observasi

kinerja guru dari kedua pertemuan sebesar 34 yang berarti berdasarkan

kriteria penilaian pada lembar observasi kinerja guru, kegiatan guru pada

siklus II baik. Dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus

I. Sehingga mempengaruhi aktifitas dan nilai siswa menggambar jaring-

jaring bangun ruang dengan metode penemuan (discovery) mengalami

peningkatan.

Berdasarkan Tabel 6 dapat disajikan dalam grafik :

Page 73: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Gambar 9. Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II

b) Hasil Observasi Terhadap Siswa

Dari data observasi dalam siklus II selama 2 kali pertemuan

(lampiran 10 dan lampiran 12) diperoleh hasil observasi terhadap siswa

sebagai berikut: hampir semua siswa antusias saat pembelajaran

berlangsung, siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai materi

pembelajaran dengan baik, keberanian siswa dalam mengungkapkan

pendapat cukup baik, siswa yang ingin terlibat aktif dalam kegiatan

pembelajaran cukup banyak, lebih dari 50 % siswa menjawab pertanyaan

guru dengan benar, penggunaan metode penemuan (discovery) dalam

pembelajaran menggambar jaring-jaring bangun ruang sudah sangat

efektif, kerja sama antar siswa dan kesungguhan dalam mengerjakan

tugas kelompok cukup baik, serta kesungguhan siswa dalam mengerjakan

evaluasi individu sudah baik.

Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus II selama 2 kali

pertemuan (lampiran 10 dan lampiran 12) dapat dilihat pada Tabel 7 :

Tabel 7. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II

No. Siklus II Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2

40

30

20

10

0

S

K

O

R

Page 74: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

1 Pertemuan 1 33

2 Pertemuan 2 35

Rata-rata Skor 34

Pada pertemuan pertama skor hasil observasi kegiatan siswa

sebesar 33 dan pada pertemuan kedua sebesar 35. Rata-rata skor hasil

observasi kegiatan siswa siklus II sebesar 34 yang berarti berdasarkan

kriteria penilaian lembar observasi siswa baik dan mengalami

peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Sehingga mempengaruhi hasil

belajar siswa dalam menggambar jaring-jaring bangun ruang yang

mengalami peningkatan.

Berdasarkan Tabel 7 dapat disajikan dalam grafik :

Gambar 10. Grafik Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II

c) Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Menggambar Jaring-jaring

Bangun ruang

Page 75: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Selama dua kali pertemuan pembelajaran yang dilakukan pada

siklus II diperoleh data nilai hasil belajar siswa (lampiran 24) kemudian

dianalisis, sehingga peneliti memperoleh data yang dapat dilihat pada

Tabel 8 :

Tabel 8. Perolehan Hasil Belajar Siswa Menggambar Jaring-jaring

Bangun Ruang Menggunakan Metode Penemuan (Discovery) Siklus II

No. Interval Nilai

Tengah(x) Frekuensi fx Prosentase

1 40 – 50 45 1 45 3,85 %

2 51 – 61 56 0 0 0 %

3 62 – 72 67 4 268 15,38 %

4 73 – 83 78 12 936 46,15 %

5 84 – 94 89 4 356 15,38 %

6 95 – 105 100 5 500 19,23 %

Jumlah 435 26 2105 100 %

Rata-rata Nilai 80,58

Dari Tabel 8 perolehan hasil belajar siswa menggunakan metode

penemuan (discovery) pada siklus II di atas, dapat disajikan dalam bentuk

grafik :

Gambar 11. Grafik Perolehan Hasil Belajar Siswa Menggambar Jaring-

jaring Bangun Ruang Menggunakan Metode Penemuan (discovery)

Siklus II

Dari hasil analisis data pada siklus II, dapat dilihat nilai terendah

siswa yaitu 42,5 dan nilai tertinggi siswa yaitu 100. Pada siklus II ini

Page 76: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

terdapat 3 siswa yang belum tuntas atau 11,54 % dan yang tuntas

sebanyak 23 siswa atau 88,46 % dengan batas tuntas 65.

4) Refleksi

Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan kemudian

dianalisis. Setelah menganalisis hasil observasi, pembelajaran matematika

menggunakan metode penemuan, secara umum menunjukkan peningkatan.

Kekurangan-kekurangan pada siklus I telah diperbaiki pada siklus II.

Perbaikan-perbaikan tersebut antara lain :

a) Guru berusaha untuk meningkatkan kerja sama kelompok agar semua

siswa terlibat aktif dalam kegiatan penemuan.

b) Meningkatkan kerja sama kelompok dengan cara memberikan

penghargaan bagi kelompok yang paling cepat mengerjakan tugas

dengan baik dan benar sehingga siswa akan bekerja sama dengan baik.

c) Pada siklus I dalam mengerjakan soal yang ukuran bangun ruangnya

ditentukan siswa masih mengalami kesulitan sehingga pada siklus II pada

lembar evaluasi kelompok maupun individu, guru menyediakan lembar

jawab berpetak untuk memudahkan siswa.

d) Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus II, terdapat 23 siswa atau 88,46 %

dan siswa yang belum sebanyak 3 siswa atau 11,54 % dengan batas

ketuntasan 65. Dan rata-rata klasikalnya adalah 80,58.

Data hasil perkembangan nilai siswa pada tes siklus I dan tes siklus

II dapat dilihat pada Tabel 9 :

Tabel 9. Grafik Perkembangan Hasil Tes Siklus I dan Siklus II

Keterangan Siklus I Siklus II

Nilai Terendah 35 42,5

Nilai Tertinggi 95 100

Rata-rata Nilai Klasikal 68,27 80,58

Ketuntasan Klasikal 65,38 % 88,46 %

Dari hasil perkembangan tes evaluasi siklus I dan siklus II

pada Tabel 9 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik :

Page 77: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

0

20

40

60

80

100

120

Siklus I Siklus II

F

R

E

K

U

E

N

S

I

N

I

L

A

INilai Terendah

Nilai Tertinggi

Nilai Rata-Rata

Ketuntasan

Gambar 12. Grafik Perkembangan Hasil Tes Siklus I dan Siklus II

Dari hasil analisis data perkembangan hasil tes siklus I dan siklus II

pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa ada peningkatan dari siklus I ke siklus II.

Jumlah yang tuntas pada siklus I sejumlah 17 siswa atau 65,38 %, pada

siklus II meningkat menjadi 23 siswa atau 88,46 %. Nilai terendah dari 35

meningkat menjadi 42,5. Nilai tertinggi dari 95 menjadi 100 dan nilai rata-

rata kelas pada siklus I 68,27 pada siklus II meningkat menjadi 80,58.

Tetapi pada siklus II ini masih ada 5 siswa yang belum tuntas.

Berdasarkan refleksi pada siklus II dan dilihat dari hasil evaluasi,

maka pembelajaran matematika pokok bahasan menggambar jaring-jaring

bangun ruang menggunakan metode penemuan (discovery) pada siklus II

sudah berhasil dan sudah mencapai target yang diinginkan. Sehingga tidak

perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa

pembelajaran menggunakan metode penemuan (discovery) dapat

meningkatkan kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang pada

kelas V SD Kliwonan 2.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Page 78: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Berdasarkan pelaksanaan tindakan dan hasil analisis data pada siklus I dan

siklus II, dapat dilihat adanya peningkatan kemampuan menggambar jaring-jaring

bangun ruang dengan menggunakan metode penemuan (discovery). Peningkatan

terlihat dari sebelum tindakan dan setelah tindakan yaitu siklus I dan siklus II. Hal

tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 :

Tabel 10. Perkembangan Hasil Pra Siklus, Tes Siklus I dan Tes Siklus II

Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai Terendah 5 35 42,5

Nilai Tertinggi 90 95 100

Rata-rata Nilai Klasikal 57 68,27 80,58

Ketuntasan Klasikal 50 % 65,38 % 88,46 %

1. Nilai terendah pada tes pra siklus adalah 5, pada siklus I nilai terendah

meningkat menjadi 35 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 42,5.

2. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes pra siklus adalah 90, pada siklus I

meningkat menjadi 95 dan pada siklus II nilai tertinggi meningkat lagi menjadi

100.

3. Nilai rata-rata klasikal juga terjadi peningkatan yaitu pada tes pra siklus nilai

rata-ratanya 57, pada siklus I meningkat menjadi 68,38 dan kembali meningkat

pada siklus II menjadi 80,58.

4. Untuk siswa yang tuntas dengan nilai ketuntasan 65, pada pra siklus terdapat

13 siswa yang tuntas atau 50 % . Pada siklus I meningkat menjadi 17 siswa

atau 65,38 % dan terdapat 9 siswa yang belum tuntas. Pada siklus II siswa yang

tuntas meningkat menjadi 23 siswa atau 88,46 % dan terdapat 3 siswa yang

belum tuntas.

Berdasarkan data perkembangan nilai siswa pada Tabel 10, jumlah siswa

yang tuntas dari tes pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hal

ini menunjukkan bahwa penbelajaran matematika pada pokok bahasan

menggambar jaring-jaring bangun ruang menggunakan metode penemuan

Page 79: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

(discovery) guru dinyatakan berhasil. Karena secara klasikal menunjukkan adanya

peningkatan nilai yang berarti ada peningkatan kemampuan menggambar jaring-

jaring bangun ruang dengan menggunakan metode penemuan (discovery) pada

siswa kelas V SD Negeri Kliwonan 2.

Perkembangan nilai siswa pada Tabel 10 di atas dapat disajikan dalam

bentuk grafik :

Gambar 13. Grafik Perkembangan Hasil Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Dalam proses pembelajarannya masih terdapat beberapa kekurangan.

Antara lain kerja sama guru kurang menguasai kelas dan dapat diatasi dengan cara

guru berusaha memantau setiap kelompok dalam kegiatan penemuan. Siswa yang

pandai lebih aktif dapat diperbaiki dengan cara dalam pembentukan kelompok

harus heterogen dan memberikan pujian atau penghargaan secara individi agar

semua siswa akif dalam kegiatan penemuan. Kerja sama siswa dalam kelompok

masih kurang dapat diatasi dengan guru berusaha untuk meningkatkan kerja sama

kelompok agar semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan penemuan dengan

memberikan penghargaan atau pujian pada kelompok yang aktif.

Dari penelitian yang telah dilaksanakan selama 2 siklus dapat disimpulkan

bahwa ada peningkatan kemampuan siswa dalam menggambar jaring-jaring

bangun ruang pada kelas V SD Negeri Kliwonan 2 dengan metode penemuan

Page 80: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

(discovery). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dan grafik di atas. Hal ini terjadi

karena metode penemuan (discovery) melibatkan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran matematika melalui pengalaman nyata dan diberikan kesempatan

untuk menemukan sendiri. Sehingga pengetahuan yang diperoleh sangat kokoh.

Page 81: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam

2 siklus dengan menerapkan penggunaan metode penemuan (discovery) pada

siswa kelas V SD Negeri Kliwonan 2 kabupaten Sragen tahun pelajaran

2010/2011 dalam kegiatan pembelajaran matematika pokok bahasan menggambar

jaring-jaring bangun ruang, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Melalui metode penemuan (discovery) terbukti dapat meningkatkan

kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang siswa kelas V SD Negeri

Kliwonan 2 kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat telihat

dengan adanya peningkatan rata-rata kelas yang pada tes awal atau pra siklus

sebesar 56,53, siklus I meningkat menjadi 68,27 dan pada siklus II meningkat

menjadi 80,58. Sedangkan untuk ketuntasan siswa menurut standar KKM yaitu

65, pada tes awal atau pra siklus dari 26 siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa atau

50%. Pada siklus I menunjukkan peningkatan siswa yang tuntas menjadi 17 siswa

atau 65,38% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 23 siswa atau 88,46%.

Pembelajaran dengan metode penemuan (discovery) melibatkan siswa

secara aktif dalam proses pembelajaran matematika melalui pengalaman nyata dan

diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri. Sehingga pengetahuan yang

diperoleh sangat kokoh. Dalam pelaksanaannya siswa saling bekerja sama untuk

menemukan permasalahan yang sudah disiapkan sehingga rasa ingin tahu, kerja

sama dan keaktifan siswa meningkat.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

pada pembelajaran dengan menerapkan metode penemuan (discovery) dalam

pelaksanaan pembelajaran Matematika pokok bahasan menggambar jaring-jaring

bangun ruang. Model yang dipakai dalam penelitian ini adalah model siklus.

Prosedur penelitiannya terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari Senin

67

Page 82: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

tanggal 18 April 2011 dan Kamis 21 April 2011. Siklus II dilaksanakan pada hari

Senin 25 April 2011 dan Kamis 28 April 2011. Berdasarkan hasil penelitian ini

dapat dikemukakan implikasi teoritis dan ilmpikasi praktis hasil penelitian sebagai

berikut :

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa peningkatan

kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang pada pembelajaran

Matematika dengan metode penemuan (discovery) dapat dipertimbangkan

untuk menambah metode pembelajaran bagi guru dalam memberikan materi

pelajaran siswa.

Metode penemuan (discovery) sengaja dirancang untuk meningkatkan

keaktifan siswa yang lebih besar, berorientasi pada proses, untuk menemukan

sendiri informasi yang diperlukan dan dapat memecahkan masalah yang

dipelajari untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa dapat menemukan

sendiri, menyelidiki sendiri dan memecahkan sendiri masalah yang dipelajari,

sehingga hasilnya akan setia dan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah

dilupakan.

2. Implikasi Praktis

Penelitian telah membuktikan hahwa pembelajaran Matematika dengan

metode penemuan (discovery) dapat meningkatkan kemampuan menggambar

jaring-jaring bangun ruang.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan

calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan

meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehubungan dengan kemampuan

dan hasil belajar siswa yang akan dicapai. Kemampuan dan hasil belajar siswa

dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode pembelajaran dan media yang

tepat bagi siswa.

Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti

yang diuraikan pada Bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti

untuk membantu dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Pembelajaran

dengan menggunakan model metode penemuan (discovery) pada hakikatnya

Page 83: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan

yang sejenis, terutama untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menggambar jaring-jaring bangun ruang. Adapun kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu

kreatifitas dan keaktifan guru sangat diperlukan untuk meningkatkan

kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan metode penemuan

(discovery) pada kelas V SD Negeri Kliwonan 2 kabupaten Sragen tahun ajaran

2010/2011, maka saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk

meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi

peserta didik SD Negeri Kliwonan 2 kabupaten Sragen pada khususnya sebagai

berikut :

1. Bagi Sekolah

a. Hendaknya sekolah menginspirasi guru-guru secara umum melaksanakan

penelitian tindakan kelas untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang

dihadapi dalam pembelajaran di kelas. Karena penelitian tindakan kelas

membantu dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

b. Kepala sekolah hendaknya selalu aktif mendorong guru-guru untuk

melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif salah satunya

menggunakan metode penemuan (discovery).

2. Bagi Guru

a. Diharapkan guru mengunakan metode penemuan (discovery) sebagai

alternatif metode pembelajaran dalam proses pembelajaran matematika.

b. Guru hendaknya melakukan persiapan yang lebih baik dalam menggunakan

metode penemuan (discovery), terutama dalam penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi,

sehingga mudah dipahami oleh siswa.

Page 84: SKRIPSI - Institutional Repositoryeprints.uns.ac.id/4270/1/193021411201107061.pdf · 2013-07-14 · 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

3. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau

pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

b. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya yaitu menggambar atau

membuat jaring-jaring bangun ruang ke dalam kehidupan sehari-hari.