skripsi hubungan pengetahuan tentang makanan …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/skripsi cd.pdf ·...

84
iii SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA ANAK SD MA’ARIF PONOROGO TAHUN 2016 Diajukan untuk memenuhi Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM) Oleh : GALUH PUTRI CANDRARINI NIM : 201203015 PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

Upload: others

Post on 20-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

iii

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN SEHAT

DENGAN PERILAKU JAJAN PADA ANAK SD MA’ARIF PONOROGO

TAHUN 2016

Diajukan untuk memenuhi Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Oleh :

GALUH PUTRI CANDRARINI

NIM : 201203015

PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2017

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

iv

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

v

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

vi

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU

JAJAN PADA ANAK SD MA’ARIF 1 PONOROGO TAHUN 2016.

(STUDI KASUS DI SD MA’ARIF PONOROGO)

GALUH PUTRI CANDRARINI

Makanan Sehat adalah makanan yang higienis dan bergizi mengandung protein, vitamin,

dan mineral. Anak usia sekolah rentan mengkonsumsi makanan tidak sehat padahal mereka

membutuhkan makanan sehat. Hal ini dipengaruhi dari tingkat pengetahuan karena tingkat

pengetahuan anak dapat mempengaruhi pilihan makanan yang akan dikonsumsi yang akan

berdampak pada perilaku jajan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

pengetahuan makanan sehat dengan perilaku jajan pada anak SD Ma’arif Ponorogo.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi

penelitian sebanyak 150 dari pengetahuan baik siswa dengan sampel 60 responden. Sampel

ditentukan menggunakan tehnik purposive samping. Data diolah menggunakan metode

univariat dan bivariat dengan uji chi-square.

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan tentang makanan sehat di SD Ma’arif Ponorogo

yang pengetahuan baik sebesar 56,7% responden, dan perilaku jajan responden sebesar

51,7% . Hasil uji statistik yang dilakukan menggunakan uji Chi-Square di peroleh P Value

sebesar 0,627 > 0,05 dengan demikian maka hasil uji yang dilakukan antara pengetahuan

makanan sehat dengan perilaku jajan pada anak dikatakan tidak ada hubungan, Tetapi terlihat

kecenderungan bahwa anak yang pengetahuannya kurang lebih sering jajan di bandingkan

dengan anak yang pengetahuannya baik..

Saran yang dapat diberikan pihak sekolah dan peran orang tua lebih menyadari pentingnya

asupan nutrisi untuk anak usia sekolah yang tingkat aktivitasnya tinggi dengan meningkatkan

pengetahuan anak tentang makanan sehat dan perilaku makan yang sehat.

Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku, Anak

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

vii

ABSTRACT

HEALTHY FOOD KNOWLEDGE CONNECTION WITH BEHAVIOR IN

CHILDREN SD MA'ARIF PONOROGO 2016.

(CASE STUDY IN SD MA'ARIF PONOROGO)

GALUH PUTRI CANDRARINI

Healthy foods are hygenic and nutritious food that contain proteins. vitamins and minerals.

School age children are prone to eating unhealthy foods when they need healthy food.

This is influenced by the level of knowledge because the level of child knowledge can

influence the food choices to be consumed which will impact on Childteens behavior. This

study aims to know the relationship of healthy food knowledge with the behavior of snacks in

elementary school children in Ma'arif Ponorogo.

This type of research is quantitative with Cross Sectional approach.Research sample is 150

from the good knowledge of students with sample 60 respondents. Sample determined by

using purposive samping technique. Data is processed using univariate and bivariate method

with chi-square test. Based on research result about heathy food in SD Ma'arif Ponorogo with

good knowledge of 56.7% of respondents,and respondents' snack behavior as much as 51.7%.

This statistical test results performed by Chi-Square test obtained P value of 0.627 > 0.05 so

that the results of tests conducted between knowledge healthy food with kids behavior is said

to be non-existent, but it appears that the tendency of children to know less often is to

compare with children with good knowledge. The school can give and the role of parents is

more aware of the importance of nutrition intake for school age children. The activity level A

high by increasing the child's knowledge of healthy food and eating habits.

Keywords: Knowledge, Behavior, Child

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

viii

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Galuh Putri Candrarini

NIM : 201203015

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan di dalamnya

tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar (Sarjana) di suatu

perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil

penerbitan baik yang sudah maupun belum/tidak di publikasikan, sumbernya dijelaskan

dalam tulisan dan daftar pustaka.

Madiun, Agustus 2017

Galuh Putri Candrarini

201203015

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

ix

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Galuh Putri Candrarini

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Ponorogo, 30 – Agustus - 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Soedono Soekirdjo C 28 Perumda – Keniten- Ponorogo

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : Lulus TK Bustanul Athfal Ponorogo Tahun 2000.

Lulus SDN Keniten 1 Ponorogo Tahun 2006.

Lulus SMP Negeri 3 Ponorogo Tahun 2009.

Lulus SMA Bakti Ponorogo Tahun 2012.

Riwayat Pekerjaan : Mahasiswa

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat yang dilimpahkan-

Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN

PADA ANAK SD MA’ARIF PONOROGO”. Penulis membuat skripsi ini untuk memenuhi

sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin akan terwujud apabila

tidak ada bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan

ucapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Zainal Abidin, S.KM.,M.Kes.,(Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.

2. Ibu Avicena Sakufa Marsinta, S.KM., M.Kes., selaku Ketua Program Studi S1

Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

3. Bapak H.Edy Bachrun, S.KM.,M.Kes selaku sebagai dewan penguji skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan masukan yang bermanfaat dalam skripsi ini.

4. Ibu Riska Ratnawati S.K.M.,M.Kes selaku pembimbing 1 skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Heni Eka Puji Lestari, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing 2 skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Prodi S1 Kesehatan Masyarakat yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, terima kasih aats segala ilmu dan pengarahan yang telah diberikan

kepada saya.

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

xi

7. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahku Adnan bin Ahmad dan mamaku Eko Ani

Marsudi Nastuti yang telah memberikan kasih sayang, support dan selalu mendoakan.

8. Akung dan Almh.Uti yang telah mendidik dan memberikan dukungan, doa dan

nasihat kepada saya.

9. Semua pihak yang telah mendukung skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Semoga Tuhan yang Maha Esa melimpahkan rahmat-Nya dan membalas

semua amal kebaikan mereka. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, karena terbatasnya kemampuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu,

segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

yang berkepentingan.

Madiun, Agustus 2017

( Galuh Putri Candrarini )

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

xii

DAFTAR ISI

Sampul Depan. .................................................................................................................... i

Sampul Dalam. ................................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan. .......................................................................................................... iii

Lembar Pengesahan. .......................................................................................................... iv

Abstrak. .............................................................................................................................. v

Abstrack. ............................................................................................................................ vi

Halaman Pernyataan. ........................................................................................................ vii

Daftar Riwayat Hidup. ...................................................................................................... viii

Kata Pengantar. .................................................................................................................. ix

Daftar Isi. ........................................................................................................................... xi

Daftar Tabel. ..................................................................................................................... xiii

Daftar Lampiran. ............................................................................................................... xiv

Daftar Istilah. .................................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang.................................................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah. ............................................................................................. 4

1.3.Tujuan Penelitian. ............................................................................................... 5

1.4.Manfaat Penelitian. ............................................................................................. 5

1.5.Keaslian. ............................................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Makanan Sehat ................................................................................................... 7

2.2.Syarat Makanan Jajanan Sehat. .......................................................................... 8

2.3.Perilaku Jajan Anak. .......................................................................................... 10

2.4.Anak Usia Sekolah. ........................................................................................... 16

2.5.Kebutuhan Gizi Anak Sekolah. ......................................................................... 18

2.6.Faktor yang Mempengaruhi pilihan anak terhadap Makanan. .......................... 20

2.7.Makanan Jajanan. .............................................................................................. 20

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

xiii

2.8.Dampak Makanan jajanan pada anak. .............................................................. 23

2.9.Masalah Gizi Anak Usia Sekolah. ..................................................................... 24

2.10.Pola dan Menu Makan untuk anak usia sekolah. ............................................ 25

BAB III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual. ........................................................................................

3.2. Hipotesa Penelitian. .........................................................................................

BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1. Rencana Penelitian. ......................................................................................... 29

4.2. Populasi dan Sampel. ...................................................................................... 29

4.3. Teknik Sampling. ............................................................................................ 31

4.4. Lokasi Penelitian. ............................................................................................ 31

4.5. Kerangka kerja Penelitian. .............................................................................. 32

4.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. ................................................ 34

4.7. Instrumen Penelitian. ....................................................................................... 35

4.8. Lokasi dan Waktu Penelitian. .......................................................................... 36

4.9. Prosedur Pengumpulan Data. .......................................................................... 36

4.10.Teknik Analisa..................................................................................................38

4.11. Etika Penelitian................................................................................................40

BAB V . HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.Gambaran Umum Sekolah. ............................................................................... 43

5.1.1. Visi dan Misi SD Ma’arif Ponorogo. ...................................................... 45

5.1.2. Distribusi frekuensi Karakterisktik Siswa. ............................................. 46

5.1.3. Hasil analisa bivariat. .............................................................................. 48

5.2.Hasil Pembahasan. ............................................................................................. 50

5.2.1. Pengetahuan Makanan Sehat pada siswa SD Ma’arif Ponorogo. ........... 50

5.2.2. Perilaku jajan siswa SD Ma’arif 1 Ponorogo. ......................................... 52

5.2.3. Hubungan Pengetahuan Makanan Sehat dengan Perilaku jajan pada siswa

SD Ma’arif Ponorogo. ............................................................................. 53

BAB VI . KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 56

6.2.Saran. ................................................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Keaslian. ........................................................................................................... 6

Tabel 4.1. Definisi Operasional. ....................................................................................... 35

Tabel 5.1. Jumlah Guru dan Karyawan SD Ma’arif Ponorogo......................................... 45

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin. ............................. 46

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia..............................................46

Tabel 5.5. Distribusi karakteristik siswa berdasarkan kebiasaan membawa bekal pada siswa

SD Ma’arif Ponorogo. .................................................................................... 47

Tabel 5.6. Distribusi karakteristik siswa berdasarkan pengetahuan tentang makanan Sehat

siswa SD Ma’arif Ponorogo. .......................................................................... 48

Tabel 5.7. Distribusi karakteristik siswa berdasarkan perilaku jajan siswa SD Ma’arif

Ponorogo. ....................................................................................................... 48

Tabel 5.8. Tabulasi silang Hubungan Pengetahuan Makanan Sehat dengan Perilaku jajan

siswa-siswi SD Ma’arif Ponorogo ................................................................. 49

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 : Surat Selesai Penelitian

Lampiran 3 : Kuesioner Data Responden

Lampiran 4 : Data Pengetahuan Responden

Lampiran 5 : Data Perilaku Responden

Lampiran 6 : Hasil Rekapitulasi Data Responden

Lampiran 7 : Hasil Pengolahan Data SPSS

Lampiran 8 : Dokumentasi

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

xvi

DAFTAR ISTILAH

PJAS : Pangan Jajanan Anak Sekolah

Insiden : Kejadian

Perio Prevalen : Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang

ditemukan pada suatu kelompok

Prevalensi : Seberapa sering suatu penyakit terjadi

IMT : Indeks Masa Tubuh

Hygienis : Kebersihan yang terjaga

Spesifik : Bersifat khusus

Respons : Reaksi yang timbul karena suatu rangsangan

Stimulus : Rangsangan dari luar

Unobservable Behavior : Perilaku yang tidak teramati

Covert behavior : Perilaku tertutup

Overt behavior : Perilaku terbuka

Afektif : Mempengaruhi keadaan

Pra natal : Sebelum dilahirkan

Post-natal : Sesudah di lahirkan

FAO : Food Association Organization

Kognisi : Kegiatan / proses memperoleh pengetahuan

Bias : Simpangan

Mengklasifikasikan : Menggolongkan menurut jenis

Releven : Saling Berkaitan

Data base : Data dasar

Coding : Mengklasifikasikan data dengan memberikan kode menurut

jenisnya.

Scoring : Memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu diberi

penilaian

Tabulating : Membuat tabel jawaban – jawaban yang telah diberi kode

kemudian dimasukkan kedalam tabel

Editing : Melakukan pengecekan ulang terhadap isian formulir

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

xvii

NU : Nahdlatul Ulama

APE : Alat Permainan Edukatif

MIPA : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

PKN : Pendidikan Kewarganegaraan

IPS :Ilmu Pengetahuan Sosial

Sains :Pengetahuan

UKS :Usaha Kesehatan Sekolah

OR (Odd Ratio) : Ukuran faktor risiko dengan kejadian

Distribusi : Pembagian

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Makanan sehat adalah makanan yang higienis dan bergizi mengandung

protein, vitamin, dan mineral. Agar makanan sehat bagi konsumen diperlukan syarat

khusus antara lain pengolahan yang memenuhi syarat, dan cara penyimpanan yang

benar. Makanan sehat selain di tentukan oleh kondisi sanitasi juga di tentukan oleh

macam makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan mineral (Irianto,

2007)

Makanan yang termasuk dalam makanan sehat yaitu dalam kategori buah, yaitu

pepaya, stroberi, jeruk, kiwi, semangka, kesemek, mangga, dan jambu, Kategori

sayuran termasuk didalam nya selada, brokoli, seledri, terong, wortel, sawi hijau dan

sawi putih. Kategori daging antara lain angsa dan ayam, kategori kacang-kacangan

antara lain kacang polong, kacang tanah, kedelai (Rusilanti, 2014).

Makanan yang termasuk tidak sehat yaitu semua gorengan karena

mengandung lemak jenuh,makanan dalam kaleng, dan makanan instan karena

mengandung sedikit gizi dan sdikit vitamin, makanan yang diasinkan karena

tingginya kadar garam dan makanan beku termasuk didalamnya es krim (Rusilanti,

2014)

Berdasarkan data pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang

dilakukan oleh BPOM RI Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan berasama 26

Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia pada tahun 2007, sebesar 45%

Panganan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) tidak memenuhi syarat karena mengandung

bahan kimia berbahaya seperti formalin, boraks, rhodamin, Bahan Tambahan Pangan

(BTP) seperti siklamat dan benzoat yang melebihi batas aman, serta cemaran

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

2

mikrobiologi (BPOM RI, 2009). Pada tahun 2008-2010 dinyatakan bahwa sebesar

40-44 & Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) juga tidak memenuhi syarat (BPOM

RI, 2011).

Berdasarkan Survei Pendahuluan yang dilakukan melalui observasi pada SD

Ma’arif 1 Ponorogo bahwa di jumpai banyak penjual jajanan di depan sekolah

tersebut di antaranya seperti penthol bakso, es cincau, dan gorengan. Para siswa SD

juga sering di jumpai membeli makanan jajanan tersebut selitar 75% siswa suka

membeli jajan tersebut selain murah jajanan tersebut juga bervariasi sehingga para

siswa bisa memilih jajanan apa yang akan dibeli.

Perilaku mengkonsumsi makanan tidak sehat di karenakan semakin banyaknya

makanan-makanan seperti makanan cepat saji yang mudah di dapatkan sehingga

masyarakat banyak memilih makanan cepat saji dan kurang memperhatikan

kebutuhan gizi yang terdapat pada makanan tersebut (Putra, 2009). Perilaku

konsumsi makanan instan paling sering di jumpai pada anak usia sekolah. Pada anak

sekolah membutuhkan makanan yang cukup secara kuantitas dan kualitas agar

memiliki keadaan atau status gizi yang baik. Anak sekolah merupakan konsumen

makanan yang telah aktif dan mandiri dalam menentukan makanan yang

dikehendakinya, baik makanan jajanan di sekolah maupun di tempat penjualan

lainnya. Anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan sepertiga waktunya di

sekolah (Suci, 2009)

Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian

masyarakat, khususnya orang tua, pendidik, dan pengelola sekolah. Makanan jajanan

adalah makanan yang banyak ditemukan di pingggir jalan yang di jajakan dalam

berbagia bentuk , warna , rasa serta ukuran sehingga menarik minat dan perhatian

orang utuk membelinya (Irianto,K 2007). Selama ini masih banyak jajanan sekolah

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

3

yang kurang terjamin kesehatannya dan berpotensi menyebabkan keracunan. Dengan

banyaknya makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya di pasaran, kantin -

kantin sekolah, dan penjaja makanan di sekitar sekolah merupakan agen penting yang

bisa membuat siswa mengkonsumsi makanan tidak sehat. Sebuah survei di 220

Kabupaten dan kota di Indonesia menemukan hanya 16% sekolah yang memenuhi

syarat pengelolaan kantin sehat (Suci, 2009).

Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan diantaranya

faktor lingkungan , perilaku , pelayanan kesehatan , dan keturunan (Notoatmodjo,

2007).

Perilaku jajan yang terlalu sering dan menjadi kebiasaan akan berakibat

negatif, diantaranya nafsu makan anak yang menurun, makanan yang tidak hygienis

akan menimbulkan berbagai penyakit salah satunya terjadinya diare pada anak,

kandungan gizi yg kurang juga dapat mengakibatkan gizi kurang pada anak karena

kandungan gizinya belum tentu terjamin (Irianto, 2007)

Untuk mengurangi paparan anak sekolah terhadap makanan jajanan yang tidak

sehat dan tidak aman, perlu dilakukan usaha promosi keamanan pangan baik kepada

pihak sekolah, guru, orang tua, murid, serta pedagang. Sekolah dan pemerintah perlu

menggiatkan kembali UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). Materi komunikasi tentang

keamanan pangan yang sudah pernah dilakukan oleh Badan POM dan Departemen

Kesehatan dapat di tingkatkan penggunaannya sebagai alat bantu penyuluhan

keamanan pangan di sekolah-sekolah (Judarwanto, 2011).

Perlu diupayakan pemberian makanan ringan atau makan siang yang

dilakukan di lingkungan sekolah atau orang tua membawakan bekal ke sekolah. Hal

ini dilakukan untuk mencegah agar anak tidak sembarang jajan. Koordinasi oleh

pihak sekolah, orang tua murid dibawah konsultasi dokter sekolah atau Pusat

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

4

Kesehatan Masyarakat setempat untuk dapat menyajikan makanan ringan pada waktu

keluar istirahat yang bisa diatur porsi dan nilai gizinya. Upaya ini tentunya akan lebih

murah dibanding anak jajan diluar disekolah yang tidak ada jaminan gizi dan

kebersihannya (Judarwanto, 2011)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dirumuskan masalah : ”Apakah ada hubungan

antara pengetahuan tentang makanan sehat dengan perilaku jajan pada anak SD

Ma’arif 1 Ponorogo?”

1.3. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang makanan sehat

dengan perilaku jajan pada anak SD Ma’arif 1 Ponorogo

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang makanan sehat pada anak SD

Ma’arif 1 Ponorogo

b. Mengidentifikasi perilaku jajan pada anak SD Ma’arif 1 Ponorogo

c. Menganalisis Hubungan antara pengetahuan tentang makanan sehat dengan

perilaku jajan pada anak SD Ma’arif 1 Ponorogo

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pengelola

makanan jajanan dari pihak sekolah dalam melakukan intervensi dan

pemantauan terhadap penjual makanan jajanan di lingkungan sekolah.

2. Bagi Responden

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

5

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada responden

akan pentingnya pengetahuan dan sikap untuk memperbaiki perilaku dalam

memilih makanan jajanan anak sekolah dasar.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan sebagai

pengalaman dalam merealisasikan teori yang telah didapat, khususnya

mengenai mengenai hubungan tingkat pengetahuan tentang makanan sehat

dengan perilaku anak memilih jenis makanan di sekolah dasar.

1.5. Keaslian

Tabel 1.1. Keaslian

No Nama Tahun Judul Metode Penelitian Analisa

Data

Responden

1 PURTIANTI 2010 Hubungan

Pengetahuan dan

Sikap Mengenai

jajanan dengan

perilaku anak

memilih makanan

di SDIT

Muhammadiyah AL

Kautsar Gumpang

Kertasura

Jenis penelitian

obvservasional

dengan

pendekatan

crossectional

Uji Korelasi

Rank

Spearman

Sampel

dalam

penelitian ini

adalah siswa

kelas IV dan

V

2 CH.HILDA

WIHIDA

2013 Hubungan

Pengetahuan

Memilih jajan

dengan status gizi

siswa sekolah dasar

di SDN

Karangasem 3

Surakarta

Jenis Penelitian

obvservasional

denga metode

pendekatan cross

sectional

Uji Korelasi

Rank

Spearman

Responden

dalam

penelitian ini

adalah siswa

dan siswi

kelas III dan

IV

3 GALUH PUTRI

CANDRARINI

2017 Hubungan

Pengetahuan

Makanan Sehat

dengan Perilaku

Jajan pada Anak SD

Ma;arif Ponorogo

tahun 2016

Jenis Penelitian

deskriptif analitik

dengan metode

pendekatan cross

sectional

Uji Chi

Square

Responden

dalam

penelitian ini

adalah siswa

kelas VI, V,

dan VI

Berdasarkan tabel diatas perbedaan penelitian sebelumnya adalah pada tahun

penelitian yang dilakukan penelitian ini di lakukan pada tahun 2016 di SD Ma’arif Ponorogo

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

6

dengan variabel pengetahuan, dan perilaku yang diteliti. Jenis penelitian deskriptif analitik

dengan metode pendekatan cross sectional yang menggunakan uji chi square dengan

responden yang diteliti kelas IV, V, dan VI.

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Makanan Sehat

Makanan sehat adalah makanan yang higienis dan bergizi mengandung

protein, vitamin, dan mineral. Agar makanan sehat bagi konsumen diperlukan syarat

khusus antara lain pengolahan yang memenuhi syarat, dan cara penyimpanan yang

benar. Makanan sehat selain di tentukan oleh kondisi sanitasi juga di tentukan oleh

macam makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan mineral

(Mukono, 2006)

Zat-zat yang terkandung dalam makanan sehat yaitu :

a. Protein

b. Protein adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atas

atom-atom C, H, O dan N. Protein berfungsi untuk membangun sel tubuh,

mengganti sel tubuh, membuat protein darah, menjaga keseimbangan asam

basa cairan tubuh, memberi kalori (Irianto, 2007).

c. Mineral

Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil

untuk membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya untuk memelihara

keteraturan metabolisme (Irianto, 2007)

c. Vitamin

Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah

sangat sedikit untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik, seperti

pertumbuhan normal, memelihara kesehatan dan reproduksi. dan pada

umumnya tidak didapat, dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu harus diperoleh

dari makanan (Irianto, 2007)

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

8

2.2. Perilaku jajan Anak

Sehubungan dengan masalah Gizi, perilaku terhadap makanan (Nutrition behaviour)

adalah respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan.

Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan

serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (Zat gizi), pengelolaan makanan dan

sebagainya sehubungan dengan kebutuhan kita. Menurut Lawrence Green, praktek

tersebut di pengaruhi 3 faktor utama, antara lain :

1) Faktor predisposisi (Predisposing factors)

Fakor-faktor yang mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain

pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi dan sebagainya

yang berkaitan dengan kesehatan. Faktor ini mempermudah terwujudnya

perilaku, maka sering disebut sebagai faktor pemudah.

2) Faktor pemungkin (enabling factors)

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas terjadinya

perilaku kesehatan. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau

memungkinkan terjadinya perilaku kesehatan, maka faktor ini disebut sebagai

faktor pendukung atau faktor pemungkin.

3) Faktor pendorong atau penguat (Reinforcing factors)

Faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku yang

meliputi faktor sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan,

tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toma) (Notoatmodjo, 2010)

2.2.1. Perilaku.

a. Pengertian

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

9

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,

maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2010).

Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar) Skiner, 1938 ; Notoatmodjo, 2010)

1. Bentuk respons

Perilaku manusia terjadi melalu proses : Stimulus → Organisme →

Respons, sehingga teori oleh Skiner ini disebut teori “S-O-R” (stimulus –

organisme – respons). Selanjutnya teori ini menjelaskan adanya dua jenis

respons, yaitu :

a. Respondent respons atau reflexive

Respon yang ditimbulkan oleh rangsangan – rangsangan (stimulus) tertentu

yang disebut eliciting stimulus, karena menimbulkan respons – respons yang

relatif tetap.

b. Operant respons atau instrumental respons

Respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau

forcing stimulus atau reinforcer, karena berfungsi untuk memperkuat respons.

2. Macam – macam perilaku

Pengelompokkan perilaku manusia berdasarkan teori “S-O-R” menjadi

dua, yaitu :

a. Perlaku tertutup (covert behavior)

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

10

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum

dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih

terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap

terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk “unobservable behavior” atau

“covert behavior” yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.

b. Perilaku terbuka (overt behavor)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah

berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau

“observable behavior”

c. Domain perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membedakan

adanya 3 area, wilayah, ranah, atau domain perilaku ini, yakni kognitif

(cognitive), afektif (affektive) dan psikomotor (psychomotor). Kemudian oleh

ahli pendidikan di Indonesia, ketiga domain ini, diterjemahkan ke dalam cipta

(kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotor).

3. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan

seseorag diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra

penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan seseorang terhadap

objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis

besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu :

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

11

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan apaibila orang yag telah memahami objek yang dimaksud

dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut

pada situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komonen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa

pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila

orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokan,

membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang

telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

12

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian

terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku

dimasyarakat.

2.3. Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah yaitu anak yang berusia 5-12 tahun. Pada golongan umur ini, gigi

geligi susu tanggal secara berangsur diganti dengan gigi permanen. Anak sudah lebih

aktif memilih makanan yang disukai. Kebutuhan energi lebih besar karena mereka

lebih banyak melakukan aktifitas fisik, misalnya olahraga, bermain, atau membantu

orang tua. Kebutuhan gizi pada kelompok ini terutama untuk pertumbuhan dan

aktifitas yang besar ( Rusilanti, 2014)

2.3.1. Karakteristik Anak Usia Sekolah

Tumbuh kembang anak merupakan hasil dari interaksi antara faktor genetik dan

faktor lingkungan, baik lingkungan sebelum anak dilahirkan maupun setelah anak

dilahirkan. Gizi merupakan salah satu faktor lingkungan fisik yang berpengaruh

terhadap proses tumbuhkembang fisik, sistem saraf dan otak serta tingkat kecerdasan

yang bersangkutan (Rusilanti, 2014)

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi tumbuh kembang anak beberapa diantaranya

adalah :

1) Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasr dalam pencapaian hasil akhir proses

tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung didalam sel

telur yang dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.

Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

13

jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan

tulang.

2) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya

potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya

potensi bawaan. Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi dua bagian,

yaitu pranatal dan post-natal (Rusilanti, 2014).

a. Faktor lingkungan pranatal

Faktor lingkungan pranatal adalah gizi ibu pada waktu hamil, mekanis,

toksin/ zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas, anoksi embrio.

b. Faktor lingkungan post-natal

Lingkungan post-natal secara umum dibagi menjadi beberapa bagian :

1) Lingkungan biologis ; terdiri ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi,

perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis,

fungsi metabolisme, dan hormon-hormon seks.

2) Faktor Fisik ; seperti cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah,

sanitasi, keadaan rumah, struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan

kepadatan hunian.

3) Faktor psikologis ; yaitu stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang

wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas

interaksi antara anak dan orang tua.

4) Faktor keluarga dan adat istiadat ; meliputi pekerjaan, pendapatan

keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dan

keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ ibu, adat istiadat,

norma-norma, agama, kehidupan politik masyarakat (Rusilanti, 2014)

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

14

2.4. Kebutuhan Gizi anak Sekolah

Kebutuhan energi golongan umur 10-12 tahun relatif lebih besar daripada golongan

7-9 tahun, pertumbuhan lebih cepat, terutama penambahan tinggi badan. Mulai umur

10-12 tahun, kebutuhan gizi anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan. Anak

laki-laki lebih banyak melakukan aktifitas fisik sehingga membutuhkan energi lebih

banyak (Rusilanti, 2014)

Bertambahnya berbagai ukuran tubuh pada proses tumbuh, salah satunya dipengaruhi

oleh faktor gizi. Masukan gizi yang tepat, baik dalam jumlah maupun jenisnya

berpengaruh terhadap proses tubuh. Gizi yang dibutuhkan diantaranya :

1) Protein

Protein dibutuhkan untuk membangun dan memelihara otot, darah, kulit, tulang

dan jaringan serta organ-organ tubuh lain. Protein juga digunakan untuk

menyediakan energi. Protein terbuat dari asam amino dan diantaranya ada asam

amino yang tidak dapat dibuat dalam tubuh, oleh karenanya harus diperoleh dari

makanan sehari-hari. Asam amino demikian disebut dengan asam amino

esensial. Pada anak, fungsi terpenting protein adalah untuk pertumbuhan. Bila

kekurangan protein berakibat pertumbuhan yang lambat dan tidak dapat

mencapai kesehatan dan pertumbuhan yang normal. Kecukupan protein juga

esensial untuk membangun antibodi sebagai pelindung dari penyakit infeksi.

Untuk pertumbuhan yang optimal diperlukan masukan protein dalam jumlah

cukup. Konsumsi protein melebihi kebutuhan protein yang dianjurkan juga

berdampak kurang baik, karena akan menyebabkan dehidrasi dan suhu badan

sering naik (Rusilanti, 2014).

2) Lemak

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

15

Lemak merupakan zat besi esensial yang berfungsi untuk sumber energi,

penyerapan beberapa vitamin dan memberikan rasa enak dan kepuasan terhadap

makanan. Selain fungsi tersebut, lemak juga sangat esensial untuk pertumbuhan,

terutama untuk komponen membran sel dan komponen sel otak. Lemak yang

esensial untuk pertumbuhan anak disebut asam lemak linoleat dan asam lemak

alpha linoleat (Rusilanti, 2014)

3) Karbohidrat

Karbohidrat terdiri dari gula atau karbohidrat sederhana/ monosakarida (glukosa,

fruktosa, dan galaktosa) atau disakarida (glukosa, laktosa dan maltosa), tepung

dan serat makanan merupakan sumber energi makanan. Tepung, glokogen dan

serat makanan (selulosa, pektin) sebagai karbohidrat kompleks, tidak bisa

dicerna sehingga tidak memberikan energi, tetapi masih sangat penting dalam

mencegah penggunaan protein menjadi energi.

Kelebihan konsumsi karbohidrat akan disimpan di dalam tubuh glikogen atau

lemak tubuh sehingga akan mengakibatkan kegemukan bahkan obesitas. Dengan

demikian kebutuhan karbohidrat secara tidak langsung berperan dalam proses

pertumbuhan (Rusilanti, 2014).

4) Vitamin dan mineral

Vitamin dan mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang jauh lebih kecil

daripada protein, lemak dan karbohidrat, tetapi sangat esensial untuk tubuh.

Keduanya mengatur keseimbangan kerja tubuh dan kesehatan secara

keseluruhan. Beberapa mineral juga merupakan bagian dari beberapa jaringan

tubuh yaitu Zat besi, Vitamin C, Asam folat, Vitamin A, Kalsium dan fosfor,

Vitamin D dan Iodine (Rusilanti, 2014)

2.5. Faktor yang Mempengaruhi pilihan Anak terhadap Makanan

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

16

Kecukupan asupan makanan tidak hanya tergantung pada ketersediaan makanan,

tetapi juga pada faktor-faktor lain, seperti budaya, lingkungan, dan interaksi sosial.

Perilaku makan anak memiliki hubungan dengan kebiasaan makan orang tua secara

sadar maupun tidak sadar telah menuntun kesukaan makan anak dan membentuk

gaya makan anak sama seperti orang tua mereka.

Pemilihan makan anak juga dipengaruhi oleh idola atau tokoh populer yang menarik

bagi anak, kebiasaan makan teman sebaya, serta lingkungan tempat tinggal

(Rusilanti, 2014)

2.6. Makanan Jajanan

Makanan jajanan menurut FAO didefisinikan sebagai makanan dan minuman

yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-

tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa

pengolahan atau persiapan lebih lanjut (Judarwanto, 2008). Menurut Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 942/MENKES/SK/VII/2003, makanan

jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat

penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum

selain yang disajikan jasa boga, rumah makan atau restoran, dan hotel

(PERMENKES, 2003)

Pangan jajanan termasuk dalam kategori pangan siap saji yaitu makanan dan

minuman yang dijual untuk langsung dikonsumsi tanpa proses pengolahan lebih

lanjut. Ragam pangan jajanan antara lain: bakso, mie goreng, nasi goreng, ayam

goreng, burger, cakue, cireng, cilok, cimol, tahu, gulali, es lilin dan ragam pangan

jajanan lainnya (Direktorat Perlindungan Konsumen, 2006).

2.6.1. Jenis Makanan Jajanan

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

17

Jenis makanan jajanan menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi dalam

Mariana (2006) dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:

1. Makanan jajanan yang berbentuk panganan, seperti kue kecil-kecil, pisang

goreng dan sebagainya.

2. Makanan jajanan yang diporsikan (menu utama), seperti pecel, mie bakso,

nasi goreng dan sebagainya.

3. Makanan jajanan yang berbentuk minuman, seperti es krim, es campur,

jus buah dan sebagainya.

2.6.2. Peran Makanan Jajanan Peranan makanan jajanan antara lain:

1. Merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas fisik

di sekolah yang tinggi (apalagi bagi anak yang tidak sarapan pagi).

2. Pengenalan berbagai jenis makanan jajanan akan menumbuhkan

penganekaragaman pangan sejak kecil.

3. Meningkatkan perasaan gengsi anak pada teman-temannya di sekolah.

Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan

Republik Indonesia menyebutkan beberapa aspek positif makanan jajanan

yaitu:

1) Lebih murah daripada masak sendiri

Diperkirakan setiap keluarga di daerah perkotaan membelanjakan uangnya

untuk makanan jajanan bervariasi dari 15% sampai 20% dari seluruh

anggaran rumah tangga yang disisihkan untuk makanan. Makanan jajanan ini

dapat dijual dengan relatif murah dibandingkan dengan masak sendiri karena

bahan-bahan dan bumbu dibeli dengan harga murah di pasar dan dalam

jumlah yang banyak. Kadang-kadang untuk mempertahankan harga yang

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

18

murah para pedagang makanan terpaksa harus membeli bahan makanan yang

rendah mutunya.

2) Manfaat makanan jajanan bagi anak sekolah dan pekerja

Makanan yang dikonsumsi di pagi hari akan mengganti zat tenaga dan zat-zat

lainnya yang telah digunakan semalaman oleh tubuh. Disamping sebagai

cadangan makanan yang disimpan dalam tubuh selama jam sekolah

kandungan zat gizi yang diperoleh dari makanan pagi tersebut akan menurun.

Untuk mengatasi hal tersebut dapat diperoleh dengan mengkonsumsi

makanan jajanan. Bagi kedua kelompok ini makanan memegang peranan

penting dalam memenuhi kecukupan gizi, terutama energi.

3) Peranan makanan jajanan dalam pemenuhan kecukupan gizi

Hasil penelitian Sujana dan kawan-kawan terhadap 52 macam jajanan yang

sering dikonsumsi oleh orang dewasa maupun anak sekolah yang harganya

relatif murah, kandungan zat gizi dari makanan jajanan sumber energi

menempati urutan pertama, kemudian diikuti campuran sumber energi dan

protein seperti mie bakso.

2.7. Dampak Makanan jajanan pada anak

Perilaku jajan anak yang terlalu sering dan menjadi kebiasaan akan berakibat negatif,

antara lain :

1) Nafsu makan anak menurun

2) Makanan yang tidak hygienies akan menimbulkan berbagai penyakit

3) Salah satu penyebab terjadinya obesitas pada anak

4) Kurang gizi sebab kandungan gizi pada jajanan belum tentu terjamin

5) Pemborosan

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

19

6) Permen yang menjadi kesukaan anak-anak bukanlah sumber energi yang baik

sebab hanya mengandung gula, terlalu sering makan permen dapat menyebabkan

gangguan pada kesehatan gigi (Irianto, 2007)

2.8. Masalah Gizi Anak Usia Sekolah

Anemia Defisiensi Besi (ADB) di masyarakat atau di kenal dengan kurang darah,

merupakan salah satu masalah gizi utama di indonesia yang dapat di derita oleh

semua kelompok, umur ; mulai dari bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa,

dan lanjut usia (Rusilanti, 2014).

Anemia adalah penyakit yang ditandai oelh rendahnya kadar hemoglobin dalam

darah. Akibatnya, fungsi dari hemoglobin untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh

tidak berjalan dengan baik.

Menurut kriteria Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seseorang mengalami anemia

bila kadar Hb < 11 gr/dl pada usia kurang dari 6 tahun dan kadar Hb < 12 gr/dl pada

usia lebih dari 6 tahun. Dengan gejala lesu, lemah, letih, luglai, dan lemas.

Pada anak-anak,umunya kasus anemia disebabkan oleh kekurangan (defisiensi) zat

besi. Di dalam tubuh zat besi berfungsi mengangkut oksigen dan zat-zat makanan ke

seluruh tubuh serta membantu proses metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi.

Jika asupan zat besi ke dalam tubuh kurang, dengan sendirinya sel darah merah juga

akan berkurang.

Jika anemia gizi besi terjadi pada anak-anak usia sekolah, maka anak tersebut

akan mengalami kemunduran dalam kemampuan belajar. Anemia ini bisa

mempengaruhi kognisi melalui dua cara, yaitu :

1) Secara langsung, dapat mengarah pada rendahnya unsur besi di dalam

otak yang terdapat sel-sel saraf dan fungsinya, perubahan-perubahan ini

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

20

membuat maturasi sistem saraf terlambat. Akibatnya, pola-pola perilaku

dan isolasi fungsional berubah.

2) Secara tidak langsung, dapat merusak kognisi dengan mengurangi

kemampuan anak untuk memusatkan perhatian dan merespons

lingkungannya (Rusilanti, 2014).

2.9. Pola dan Menu Makan untuk Anak Usia Sekolah

Makanan anak sekolah perlu mendapatkan perhatian, karena masih dalam masa

pertumbuhan, maka keseimbangan gizinya harus dipertahankan supaya tetap sehat.

Kebutuhan kalori ditentukan berat badan, usia dan aktifitas anak. Anak laki-laki pada

usia 10-12 tahun membutuhkan energi sekitar 2000 kkal, sedangkan anak perempuan

membutuhkan sekitar 1900 kkal. Kebutuhan energi untuk anak usia 7-9 tahun adalah

sekitar 1800 kkal, dan usia taman kanak-kanak (4-6 tahun) membutuhkan sekitar

1600 kkal (Rusilanti, 2014)

Pola makan anak usia SD (usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun) adalah :

1) Pada usia 7-9 tahun anak pandai menentukan makanan yang disukai karena sudah

kenal lingkungannya;

2) Banyak anak menyukai makanan jajanan yang hanya mengandung karbohidrat

dan garam yang hanya akan membuat cepat kenyang dan bisa mengganggu nafsu

makan anak

3) Perlu pengawasan supaya tidak salah memlilih makanan karena pengaruh

lingkungan

4) Pada usia 10-12 tahun, kebutuhan sudah harus dibagi dalam jenis kelaminnya.

Anak laki-laki lebih banyak aktivitas fisik sehingga memerlukan energi yang lebih

banyak dibandingkan anak perempuan. Anak perempuan sudah mengalami masa

haid sehingga memerlukan lebih banyak protein, zat besi dari usia sebelumnya.

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

21

Perlu diperhatikan pula pentingnya sarapan pagi supaya konsentrasi belajar tidak

terganggu (Rusilanti, 2014)

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

22

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL & HIPOTESA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo,

2010). Kerangka konsep disusun berdasarkan kerangka teori, tetapi karena adanya

keterbatasan pada penulis maka tidak semua variabel yang terdapat pada kerangka

teori dimasukkan pada kerangka konsep. Variabel independent (variabel bebas) yang

akan diteliti pada faktor predisposisi yaitu Pengetahuan siswa tentang makanan

sehat, Sedangkan variabel dependent (variabel terikat) yang akan diteliti yaitu

perilaku jajan anak.

Ket :

Ket :

Faktor predisposisi

Pengetahuan anak terhadap jajanan

sehat

Sikap anak terhadap jajanan sehat

Persepsi anak terhadap jajanan

sehat

Faktor Pendukung

Penjual jajanan Perilaku jajan anak

Uang saku anak

Jenis jajanan

Faktor Pendorong

Guru

Teman

sebaya

Keluarga

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

23

: di teliti

: tidak di teliti

Bagan 3.1. Kerangka Konseptual

Menurut Teori Lawrence Green 1990 dalam Notoatmodjo, 2010

1.1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan awal tentang kemungkinan hasil penelitian

mengenai hubungan antar variabel yang diteliti (Dharma, 2011). Hipotesis pada

penelitian ini adalah :

H1 : Ada hubungan antara pengetahuan anak tentang makanan sehat dengan

perilaku jajan pada anak SD Ma’arif 1 Ponorogo.

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

24

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Rencana Penelitian

Metode penelitian merupakan bentuk rancangan yang akan digunakan dalam

melakukan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dalam

penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan rancangan deskriptif analitik

dengan pendekatan croos-sectional. Dimana pengertian dari deskriptif analitik adalah

metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menghubungkan objek sesuai

dengan apa adanya (Notoatmodjo,2007)

Karena data yang dikumpulkan pada waktu yang bersamaan dan variabel yang

diteliti diukur hanya satu sekali. Keuntungan menggunakan pendekatan cross-

sectional adalah dapat menekan biaya penelitian, waktu yang dibutuhkan relatif

singkat dan efisiensi kerja, sedangkan kelemahan yang sering di temui adalah

kelemahan dalam mempertahankan validitas.

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SD Ma’arif 1 Ponorogo, Total

seluruh siswa dari kelas IV, V dan VI yaitu 150 siswa.

4.2.2. Sampel

Sampel yang diamati yaitu siswa-siswi kelas 4, 5 dan 6. Alasan pemilihan

sampel kelas 4, 5 dan 6 karena pada kelompok tersebut umumnya sudah

mempunyai kemampuan dalam hal membaca, menulis dengan baik, memiliki

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

25

kebiasaan jajan juga relatif tinggi serta mampu mengingat dan menjawab

kuesioner yang di berikan dengan baik sehingga mudah untuk diajak

bekerjasama dalam pengumpulan data. Metode pengambilan sampel dengan

sistem purposive sampling. Kelas 1, 2, dan 3 tidak diamati karena untuk

mengurangi bias pada penelitian . Pada anak-anak tersebut biasanya kurang

memperhatikan makanan yang dikonsumsi dan biasanya masih tergantung pada

orang tua dalam memilih makanan. Dengan kriteria inklusi dan ekslusi sebagai

berikut :

a. Kriteria inklusi

1) Seluruh siswa kelas IV, V dan kelas VI yang berusia 9 - 12 tahun.

2) Bersedia menjadi responden.

3) Sehat jasmani dan rohani.

4) Siswa dapat berkomunikasi dengan baik.

b. Kriteria eksklusi

1) Sampel tidak digunakan dalam penelitian jika sedang sakit.

Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan populasi terbatas

dengan menggunakan rumus solvin dalam teori Notoatmodjo (2010), sebagai

berikut :

rumus : n =

maka jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :

n =

n =

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

26

n =

n = 60 siswa

Dengan keterangan :

N : Besar Populasi

n : Besarnya sampel

e : presisi 0,1 (10%)

4.3. Teknik Sampling

Sampling adalah proses seleksi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik

sampling merupakan cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel agar diperoleh

sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian. (Rina,2011)

Teknik Sampel menggunakan teknik Purposive sampling. peneliti menggunakan

teknik purposive sampling tersebut karena teknik tersebut merupakan teknik

pengambilan sampel berdasarkan atas pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat

populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmodjo, 2010)

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di SD Ma’arif 1 Ponorogo. Alasan pemilihan lokasi di SD Ma’arif

1 Ponorogo karena letak sekolah yang strategis lokasi mudah di jangkau sehingga

lebih efisien waktu, tenaga, dan biaya. Banyak penjual jajanan yang bervariasi yang

di jual di luar sekolah, serta belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya tentang

hubungan pengetahuan tentang makanan sehat dengan perilaku jajan anak di sekolah

ini.

4.4. Kerangka Kerja Penelitian

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

27

Kerangka kerja adalah langkah-langkah dalam aktifitas ilmiah, mulai dari penetapan

populasi, sampel, dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak awal penelitian (Rina, 2011)

maka kerangka kerja dalam penelitian adalah ;

Populasi = 150 siswa

Teknik Sampling :

Penelitian ini menggunakan purposive sampling

Pengumpulan data :

Kuesioner

Desain Penelitian :

Cross Sectional

Variabel Independent :

Perilaku Jajan pada anak

Penyajian hasil

Pengolahan data

Sampel = 60 siswa

Variabel Dependent :

Pengetahuan anak tetang makanan sehat

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

28

4.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009)

1. Variabel Bebas,Variabel bebas adalah variabel yang berpengaruh atau yang

menyebabkan berubahnya nilai dari variabel terikat, variabel bebas dalam

penelitian ini adalah Pengetahuan anak tentang makanan sehat.

2. Variabel Terikat, Variabel terikat adalah variabel yang diduga nilainya akan

berubah karena pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam hal ini

adalah perilaku jajan pada anak.

3. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena. Definisi operasional dari variabel-variabel yang diteliti dapat dilihat

pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Definisi Operasional

No Variabel

Independen

Definisi

Operasional

Parameter Alat Ukur Skala Skor Kategori

Kesimpulan

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

29

1 Pengetahuan

Anak Tentang

Makanan

Sehat

Hasil Tahu

terhadap

definisi

makanan

sehat yang

benar.

Memenuhi

kandungan

gizi yang baik

Terhindar dari

debu dan

kotoran

Cara

penyimpanan

yang benar

Kuesioner Nominal Dengan

total

jawaban

responden

yang baik

dan kurang

dengan

penilaian

Benar skor

1

Salah skor

0

Dengan

kriteria :

1. Baik :

51 % -

100%

2. Kurang :

0 % -

50%

2 Variabel

Dependen

Definisi

Operasional

Parameter Alat Ukur Skala Skor Kategori

Perilaku jajan

pada anak

Perilaku anak

dalam

memilih

makanan

jajanan yang

dikonsumsi

di sekolah

sehari-hari

Frekuensi

jajan anak

membeli

makanan di

luar

Kuesioner Nominal Respoden

dengan

jawaban

sering dan

tidak

sering jajan

dengan

penilaian:

Sering skor

1

Jarang skor

2

Dengan

kriteria :

1.Sering :

51 %-

100 %

2. Jarang :

0 % - 50%

4.6. Instrumen Penelitian

Kuesioner

Kuesioner adalah alat pengumpulan data yang di lakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tulisan kepada responden untuk di jawab.

(Sugiyono,2014)

4.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi : SD Ma’arif 1 Ponorogo

Jl.Sultan Agung No.13,Cokromenggalan,

Kec.Ponorogo, Kab.Ponorogo

Waktu Penelitian : Penelitian di laksanakan pada Agustus 2016-

Oktober 2016

4.8. Prosedur Pengumpulan data

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

30

a) Proses Perijinan

Proses perijinan pertama kali yang dilakukan adalah mengurus surat ijin

peneitian dari STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun ke SD Ma’arif Ponorogo

b) Penyusunan Instrumen

Penyusunan instrumen meliputi pembuatan kuesioner responden tentang

pengetahuan, dan perilaku anak jajan di sekolah

c) Koordinasi dengan masing-masing wali kelas

Mengkoordinasi tentang jadwal untuk di lakukan penelitian, waktu dan kelas

untuk pengumpulan data. Waktu pengumpulan data dilaksanakan sesuai

kesepakatan dengan wali kelas masing-masing, kedua pengumpulan data

sekunder berupa profil sekolah.

Sumber Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang dimbil secara langusung dengan cara pengisian

kuesioner oleh responden. Data meliputi karakteristik siswa (jenis kelamin, usia,

perilaku kebiasaan jajan) dan pengetahuan siswa tentang makanan sehat.

2. Data sekunder yaitu data yang diambil secara tidak langsung dengan melihat

data base sekolah, seperti profil dan gambaran umum sekolah.

3.9.1. Pengolahan Data

1. Coding

Merupakan upaya untuk mengklasifikasikan data dengan memberikan kode

menurut jenisnya. Data ini berasal dari jawaban responden yang didapat dari

pengisian kuesioner. Tujuan pemberian kode ini untuk memudahkan pengolahan

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

31

data. Setiap variabel dikategorikan sesuai dengan jumlah skor/nilai untuk masing-

masing variabel dapat di lihat pada tabel 4.2.

a. Coding pada variabel pengetahuan makanan sehat adalah :

Baik : 1

Kurang : 2

b. Coding pada variabel perilaku jajan siswa adalah :

Sering : 1

Tidak sering : 2

2. Scoring

Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu diberi

penilaian atau skor (Suryono, 2011). Mengetahui jumlah pada tingkat pengetahuan

pada anak dan perilaku jajan pada anak.

3. Tabulating

Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel jawaban – jawaban yang telah diberi

kode kemudian dimasukkan kedalam tabel. Langkah terakhir penelitian ini adalah

melakukan analisa data. Selanjutnya data dimasukkan ke computer dan di analisis

secara statistik (Suryono, 2011).

4. Editing

Tujuan editing yaitu melakukan pengecekan ulang terhadap isian formulir apakah

jawabannya sudah lengkap, jelas, releven, dan konsisten. Proses editing dilakukan

setelah jawaban diberi kode, setelah itu dilakukan pemeriksaan ulang terhadap

jawaban responden. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melihat kembali hasil

pengumpulan data, baik isi maupun wujud alat pengumpulan data yaitu :

1) Mengecek jumlah lembar pertanyaan

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

32

2) Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden

3) Mengecek macam isian data

4.9. Analisis Data

1. Univariat

Analisis Univariat digunakan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi

variabel independent (Jenis kelamin, usia, perilaku jajan siswa dan pengetahuan

makanan sehat).

Selain itu untuk melihat nilai mean, median, modus, SD, nilai minimal dan

maksimal.

2. Bivariat

Analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel independent dengan

variabel dependent, dan antara variabel independent. Selain itu, analisis ini

berguna untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara dua

variabel pada kelompok sampel.

Uji statistik yang digunakan adalah Chi square dengan menggunakan program

komputer.

Rumus uji Chi square :

Keterangan :

X = Chi Square

0 = Nilai yang diobservasi

E = Frekuensi yang dihasilkan

B = Jumlah baris

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

33

Syarat penggunaan uji korelasi chi square :

1. Jumlah sampel antara 20-30

2. Semua nilai frekensi tidak lebih kecil dari 5

3. Pada tabel silang 2 x 2 diperbolehkan nilai frekuensi harapan kurang dari 5.

Harapan dapat dilakukan penggabungan antara kategori yang berdekatan akan

memperbesar frekuensi harapan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square Test. Analisis data

dilakukan dengan menggunakan proses SPSS.

Interpretasi :

Bila P < 0.05 Ho ditolak berarti ada hubugan pengetahuan makanan sehat dengan

perilaku jajan anak.

Bila P > 0,05 Ho diterima berarti tidak ada hubungan pengetahuan makanan sehat

dengan perilaku jajan anak.

Bila P = 0.05 Ho diterima berarti tidak ada hubungan pengetahuan makanan sehat

dengan perilaku jajan anak.

4.10. Etika Penelitian

Peneliti dalam melakukan penelitian hendaknya Memegang teguh sikap ilmiah

(scientific attitude) serta berpegang teguh pada etika penelitian, diantaranya yaitu :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human digity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian (responden) untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian. Disamping

itu, peneliti memberikan kebebasan kepada subjek untuk memberikan informasi

atau tidak memberikan informasi. Sebagai ungkapan, peneliti menghormati harkat

dan martabat subjek penelitian, peneliti seyogyanya mempersiapkan formulir

persetujuan subjek (inform consent) yang mencakup :

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

34

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Penjelasan kemungkinan resiko dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan

c. Penjelasan manfaat yang didapatkan

d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subjek

penelitian berkaitan dengan prosedur penelitian

e. Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri sebagai objek penelitian kapan saja.

f. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan informasi yang di

berikan oleh responden

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and

confidentiality)

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan

individu dalam memberikan informasi. Peneliti tidak boleh Menampilkan inormasi

mengenai identitas dan kerahasian identitas subjek. Peneliti cukup menggunakan

sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan inklusivitas / keterbukaan (respect for justice and inclusiveness).

Prinsip keterbukaan dan adil perlu di jaga oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian. Prinsip keadilan menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh

perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan gender, agama, etnis, dan

sebagainya.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and

benefit)

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

35

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin bagi

masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada khususnya (Notoatmodjo,

2012)

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

36

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Sekolah

SD Ma’arif Ponorogo didirikan pada tahun 1939 M, terletak ± 1 KM sebelah timur Ibu Kota

Kabupaten Ponorogo, tepatnya di Jl. Sultan Agung No. 83 A. Pada tahun ajaran 2016/2017

ini SD Ma’arif memiliki siswa sejumlah 450 anak yang terbagi dalam 6 kelas. untuk

meningkatkan kualitas sehingga menjadi salah satu lembaga pendidikan yang mampu

bersaing untuk terus eksis dalam mencetak generasi yang “berprestasi, terampil,

berkepribadian berlandaskan Imtaq (iman dan taqwa)”, dan sekaligus menjawab tantangan

dan tuntutan zaman yang terus berkembang. Untuk itu sampai sekarang SD Ma’arif terus

berbenah diri agar dapat shālih luklli zamān wa makān.

SD Ma’arif merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Dasar swasta di Ponorogo yang

memadukan kurikulum pendidikan umum dan agama. Kedua kurikulum ini diaplikasikan

secara bersama-sama, sehingga dengan demikian siswa diharapkan mampu memperoleh

pengetahuan umum dan agama secara seimbang. Pendidikan umum mengikuti kurikulum

serta materi pelajaran yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan seperti Sains, Matematika,

PKn, IPS, Bhs. Inggris, Bhs. Indonesia, Bhs. Jawa, Penjaskes dll. sedangkan pendidikan

agama mengikuti kurikulum dari Lembaga Pendidikan Ma’arif sebagai lembaga pengelola

serta pengembangan pendidikan di kalangan Nahdlatul Ulama. Adapun materi pelajaran

agama yang disampaikan adalah Fiqh, Aqidah Akhlak, Qur’an Hadits, Sejarah Kebudayaan

Islam, Bahasa Arab serta Aswaja (Ahlussunnah wal jamā’ah), yang menjadi salah satu ciri

khas lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan NU.

Adapun untuk mengembangakan keilmuan serta meningkatkan kreatifitas siswa di bidang

science maka disediakan sarana dan prasarana seperti APE baik out door maupun in door,

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

37

laboratorium MIPA, Lab. Komputer. Untuk memperdalam serta memperkaya pengetahuan

siswa maka diadakan les yang dikelola oleh sekolah. Selain itu juga diadakan kegiatan ekstra

yang mewadahi bakat serta minat siswa. Di antaranya kepramukaan dan olah raga. Di bidang

seni dan budaya SD Ma’arif memiliki Drumband, group hadroh Ansyadana. Di bidang

keagamaan kegiatan yang dilakukan adalah pelaksanaan Shalat Dluhur secara berjama’ah,

Shalat Dluha, bimbingan tartīlul qur’ān serta qirōatul qur’ān. Dari kesemuanya itu

menunjukkan komitment SD Ma’arif untuk mencetak “intelek yang agamis dan agamawan

yang intelek.”.

Tabel 5.1.

Jumlah Guru dan Karyawan SD Ma’arif 1 Ponorogo

Sumber

Data

Primer

2016

5.1.1. V

isi dan

Misi SD Ma’arif 1 Ponorogo

A. Visi

Berprestrasi, terampil, berkepribadian berlandaskan Iman dan Taqwa

B. Misi

Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, produktif, inovatif dan

menyenangkan

No GURU Jumlah

1 Guru Negeri 4 orang

2 Guru Bantu -

3 Guru Yayasan 32 orang

Total 36 orang

No Karyawan Jumlah

1 Tenaga Administrasi 3 orang

2 Tenaga Keuangan 1 orang

3 Penjaga Koperasi 1 orang

4 Penjaga UKS 1 orang

5 Penjaga Sekolah 2 orang

Total 8 orang

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

38

Mencetak generasi yang berprestasi dalam bidang akademik maupun non-

akademik yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.

Mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki kepribadian yang tinggi

dan keimanan serta ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

5.1.2. Distribusi Gambaran Karakteristik Siswa

Karakteristik siswa yang diteliti meliputi : jenis kelmain, usia, kebiasaan sarapan,

kebiasaan membawa bekal, pengetahuan makanan sehat dan perilaku jajan siswa.

5.1.2.1. Karakteristik Jenis Kelamin

Tabel 5.2. Distribusi gambaran responden berdasarkan jenis kelamin SD Ma’arif 1

Ponorogo.

No Variabel Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 33 55,0%

2 Perempuan 27 45,0%

Total 60 100%

Sumber Data Primer 2016

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa proporsi jumlah laki-laki lebih besar dari pada

proporsi jumlah perempuan.

5.1.2.2. Usia Responden

Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan usia siswa-siswi SD Ma’arif 1 Ponorogo

No Kelas Usia

Responden

Frekuensi Persentase

1 4 8 - 9 tahun 22 36,7%

2 5 10-11 tahun 24 40,0%

3 6 11-12 tahun 14 23,4%

Total 60 100%

Sumber Data Primer 2016

Berdasarkan dari tabel diatas sebagian besar responden berusia 10-11 tahun sejumlah 24

orang (40%).

5.1.2.3. Kebiasaan Sarapan

Tabel 5.4 . Distribusi karakteristik siswa berdasarkan Kebiasaan Sarapan

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

39

No Kebiasaan sarapan responden Frekuensi Persentase

1 Ya 37 61,7%

2 Tidak 23 38,3%

Total 60 100%

Sumber Data Primer 2016

Dari data yang dikumpulkan diketahui sebagian besar siswa memiliki memiliki

kebiasaan sarapan sebelum berangkat ke sekolah sebanyak 37 orang (61,7%). Hal ini cukup

baik karena membiasakan sarapan pada anak-anak sedari kecil akan menunjang aktivitas

mereka di sekolah. Sarapan tersebut ada yang membeli sarapan di warung dengan alasan

orang tua yang bekerja tidak memiliki cukup waktu untuk membuat sarapan. Responden yang

tidak sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah sebanyak 23 siswa dengan

persentase 38,3% memiliki beberapa alasan yaitu, tidak memiliki waktu untuk sarapan, dan

tidak nafsu makan pada pagi hari.

5.1.2.4. Kebiasaan Membawa Bekal

Tabel 5.5. Distribusi karakteristik siswa berdasarkan kebiasaan membawa bekal siswa SD

Ma’arif 1 Ponorogo.

No Kebiasaan Membawa bekal Frekuensi Persentase

1 Ya 25 41,7%

2 Tidak 35 58,3%

Total 60 100%

Sumber Data Primer 2016

Dari data yang dikumpulkan diketahui bahwa sebagian besar responden berjumlah 35

siswa menyatakan tidak membawa bekal dengan persentase 58,3%, dan responden yang

membawa bekal ke sekolah berjumlah 25 siswa dengan persentase 41,7% . Jenis makanan

yang mereka bawa untuk bekal berupa nasi bungkus, nasi dengan lauk dan roti. Bagi siswa

yang tidak membawa bekal ke sekolah, ada beberapa alasan yang menyebabkan siswa tidak

membawa bekal yaitu : karena sudah di beri uang saku oleh orang tua mereka, dan tidak di

sediakan bekal oleh orang tua mereka.

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

40

5.1.2.5. Pengetahuan Tentang Makanan Sehat

Tabel 5.6. Distribusi karakteristik siswa berdasarkan pengetahuan tentang makanan Sehat

siswa SD Ma’arif 1 Ponorogo

No Pengetahuan makanan sehat Frekuensi Persentase

1 Baik 34 56,7%

2 Kurang 26 43,3%

Total 60 100%

Sumber Data Primer 2016

Berdasarkan tabel diatas diperoleh pengetahuan makananan sehat pada anak,

diketahui sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan makanan sehat yang baik

sebesar (56,7%).

Berdasarkan analisis pertanyaan mengenai pengetahuan makanan sehat bahwa

separuh lebih siswa dapat menjawab pertanyaan dengan baik pertanyaan mengenai seputar

makanan sehat (pertanyaan nomor 7). akan tetapi mereka masih kurang mengenai jenis

makanan yang mengandung karbohidrat, protein, serat, mineral dan lemak (pertanyaan nomor

2, 3, 4,5, dan 6 ).

5.1.2.6. Perilaku Jajan Siswa

Tabel 5.7. Distribusi karakteristik siswa berdasarkan perilaku jajan siswa SD Ma’arif 1

Ponorogo.

No Perilaku Jajan anak Frekuensi Persentase

1 Sering 31 51,7%

2 Tidak sering 29 48,3%

Total 60 100%

Sumber Data Primer 2016

Berdasarkan tabel diatas diketahui sebagian besar responden memiliki frekuensi jajan

sering sebanyak 31 responden (51,7%).

Hasil Analisa Bivariat

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

41

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui apakah ada Hubungan pngetahuan makanan

sehat dengan perilaku jajan pada anak di SD Ma’arif 1 Ponorogo Tahun 2016. Adapun hasil

yang didapat berdasarkan analisis yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.8. Tabulasi silang Hubungan Pengetahuan Makanan Sehat dengan Perilaku jajan

siswa-siswi SD Ma’arif 1 Ponorogo.

Pengetahuan

siswa

Perilaku Jajan

Total

P Value

Jarang

Sering

F % F % F %

0,627

Baik

15

25

19

31,7

34

56,7

Kurang

14

23,3

12

20

26

43,3

Total 29 48,3 31 51,7 60 100

Sumber Data Primer 2016

Tabel 5.8 di atas yang dianalisa diketahui bahwa pengetahuan siswa baik yang

perilaku jajannya sering sebanyak 19 siswa dengan persentase sebesar (31,7%) dan

pengetahuan siswa baik yang tidak sering jajan sebanyak 15 siswa dengan persentase (25 %).

Sedangkan pengetahuan siswa kurang yang sering jajan sebanyak 12 siswa dengan

persentase (20 %) dan untuk pengetahuan siswa kurang yang tidak sering jajan sebanyak 14

siswa dengan persentase (23,3 %).

Berdasarkan analisis yang diperoleh bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan

tentang makanan sehat dengan perilaku jajan pada anak dengan menggunakan uji Chi

Square, maka diperoleh hasil ρ value 0,627 >α =0,05 dan OR = 0,67. Tetapi berdasarkan

tabel crosstab diatas terlihat kecenderungan bahwa anak yang pengetahuannya kurang lebih

sering jajan di bandingkan dengan anak yang pengetahuannya baik.

5.2. Hasil Pembahasan

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

42

Berdasarkan hasil data yang telah di kumpulkan melalui kuesioner dan telah diolah

sesuai Variabel yang diteliti dari Hubungan Pengetahuan Makanan Sehat dengan Peilaku

jajan pada anak SD Ma’arif 1 Ponorogo Tahun 2016, maka berikut disajikan hasil

pembahasan mengenai variabel-variabel tersebut.

5.2.1. Pengetahuan tentang Makanan Sehat pada Siswa SD Ma’arif 1 Ponorogo

Berdasarkan pada tabel 5.6 diketahui bahwa dari 60 responden di SD Ma’arif 1

Ponorogo didapat hasil distribusi frekuensi tingkat pengetahuan baik frekuensinya 34 dengan

persentase (56,7%) dan yang kurang frekuensinya 26 dengan persentase (43,3%). Data yang

diperoleh frekuensi pengetahuan baik lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan kurang.

Siswa dengan pengetahuan kurang dikarenakan masih kurangnya pemahaman tentang

membedakan makanan sehat dengan kurang sehat, serta masih kurangnya pengetahuan yang

diberikan oleh orang tua siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih (2012)

sebesar 54,5% anak berpersepsi baik tentang gizi seimbang, di tunjukkan dengan mayoritas

anak sudah mampu mengklasifikasikan makanan yang termasuk ke dalam gizi seimbang.

Dari 60 responden yang pengetahuan baik berjumlah 34 dengan persentase (56,7%) di

karenakan pemahaman tentang pengetahuan makanan sehat sudah cukup baik serta

pengetahuan tentang makanan sehat yang di berikan dari pendidikan disekolah juga sudah

baik. Diantaranya melalui pendidikan bahasa indonesia. Berdasarkan wawancara dengan

salah satu staf pengajar, diketahui bahwa belum ada mata pelajaran khusus mengenai

pendidikan gizi. Pada kurikulum yang ada pada saat ini materi pendidikan kesehatan di

berikan pada beberapa mata pelajaran lain. Beberapa materi yang sudah ada berupa kebiasaan

mencuci tangan, memelihara kebersihan tubuh dan kebersihan lingkungan sekitar. Beberapa

materi pengetahuan gizi dan makanan sehat yang sebaiknya ditambahkan yaitu pola makan

anak yang sehat, resiko bahaya jajan di sembarangan tempat, dan makanan sehat yang

meliputi aspek hygienis, komposisi gizi, dan ,membedakan batas kadaluwarsa makanan.

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

43

Dari hasil penelitian Fitriani dkk 2015, faktor pendidikan orang tua siswa yang

memiliki pendidikan tinggi maka akan berpengaruh terhadap sikap anak yang positif

meskipun anak tersebut memiliki pengetahuan yang kurang. Selain itu, siswa/i juga dapat

bersikap positif dikarenakan mendapat informasi tentang makanan jajanan dari guru yang

mengajar di kelas.

Dari hasil data yang diperoleh di asumsikan bahwa tingkat pengetahuan siswa tentang

makanan sehat sudah cukup baik, tetapi belum seluruh siswa berpengetahuan baik tentang

makanan sehat hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan

bahwa persentase pengetahuan baik frekuensinya 34 persentasenya (56,7%). Oleh karena itu

untuk meningkatkan persentase pengetahuan baik tentang makanan sehat pada siswa

diperlukan koordinasi antara pihak sekolah dengan orang tua murid untuk lebih

memperhatikan makanan jajanan pada anak dengan membuatkan bekal anak ke sekolah agar

makanan jajanan anak lebih terjamin kebersihannya dan tercukupi kebutuhan gizinya.

5.2.2. Perilaku Jajan pada Siswa SD Ma’arif 1 Ponorogo.

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa dari 60 responden di SD Ma’arif 1

Ponorogo didapatkan hasil distribusi frekuensi perilaku jajan anak sering frekuensinya 31

dengan persentase (51,7%) dan yang tidak sering jajan frekuensiya 29 dengan persentase

(48,3%). Dari hasil penelitian juga diperoleh frekuensi sering jajan lebih tinggi dibandingkan

dengan frekuensi tidak sering jajan dikarenakan masih banyak responden yang tidak

membawa bekal ke sekolah dan banyaknya jenis makanan jajanan yang dijual diluar sekolah

sehingga keinginan anak untuk mencoba jajanan tersebut masih tinggi, serta ajakan teman

untuk mencoba jajanan yang di jual di luar sekolah. Menurut Widjayanti (2010), dikatakan

sering jika lebih dari 1x sehari atau 4-6 kali perminggu, biasa jika jajan 3-4x seminggu dan

jarang jika jajan < 1 x seminggu atau 3-4 kali perbulan.

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

44

Hal ini didukung dengan teori Rusilanti (2014). Yaitu pemilihan makan anak juga

dipengaruhi oleh idola atau tokoh populer yang menarik bagi anak, kebiasaan makan teman

sebaya, serta lingkungan tempat tinggal. Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemilihan

makanan jajanan adalah faktor ketersediaan. Ketersediaan makanan jajanan dapat diartikan

apakah jajanan tersedia di lingkungan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari, termasuk

dijual di pertokoan dekat rumah, lingkungan sekolah, terdapat di rumah, dan dibeli oleh anak-

anak (Bondika,2014).

Menurut Setiawan (2010), diperlukan adanya koordinasi antara pihak sekolah,

persatuan orang tua murid di bawah konsultasi dokter sekolah atau Pusat Kesehatan

Masyarakat setempat sehingga dapat menyajikan makanan ringan pada waktu istirahat

sekolah yang bisa di atur porsi dan nilai gizinya. Upaya ini akan lebih murah dibanding anak

jajan di luar sekolah yang tidak ada jaminan gizi dan kebersihannya.

Berdasarkan hasil uraian diatas lingkungan sekitar mempengaruhi perilaku jajan pada

siswa, untuk mengurangi perilaku jajan anak yang sering yaitu peran orang tua dan guru

memberikan pemahaman kepada siswa tentang jenis-jenis makanan yang kurang mencukupi

kebutuhan gizinya, pengetahuan tentang keamanan serta kebersihan makanan jajanan yang di

jual di luar sekolah, dan pemahaman tentang mengelola uang saku siswa untuk lebih baik di

tabung daripada di habiskan untuk jajan di sekolah. Sehingga anak akan lebih memperhatikan

makanan jajanan yang mereka pilih dan mengurangi frekuensi jajan di sekolah.

Di dalam penelitian ini dihasilkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan

makanan sehat dengan perilaku jajan pada siswa SD Ma’arif 1 Ponorogo. Pemberian

pengetahuan tentang makanan sehat oleh pihak sekolah serta pemahaman siswa sudah baik,

hanya saja perilaku jajan siswa masih belum sepenuhnya baik dikarenakan masih banyak

responden yang tidak membawa bekal ke sekolah dan frekuensi sering jajan lebih tinggi

dibandingkan dengan frekuensi tidak sering jajan, banyaknya jenis makanan jajanan yang

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

45

dijual diluar sekolah sehingga keinginan anak untuk mencoba jajanan tersebut masih tinggi,

serta ajakan teman untuk mencoba jajanan yang di jual di luar sekolah.

Pada zaman sekarang banyak orang tua yang tidak ingin repot menyediakan bekal untuk

anak dengan berbagai alasan, sehingga mereka lebih suka memberikan uang jajan pada anak

mereka, padahal bekal sangat bermanfaat menyumbangkan energi tambahan pada siswa,

terutama bagi siswa yang beraktivitas tinggi di sekolah.

5.2.3. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Jajan pada Siswa SD Ma’arif Ponorogo

Berdasarakan data pada tabel 5.8 yang dianalisa diketahui bahwa pengetahuan siswa

baik yang diperilaku jajannya sering sebanyak 12 siswa dengan persentase sebesar

(20%) dan pengetahuan siswa baik yang tidak sering jajan sebanyak 14 siswa dengan

persentase (23,3%). Sedangkan pengetahuan siswa kurang yang sering jajan sebanyak

19 siswa dengan persentase (31,7%) dan untuk pengetahuan siswa kurang yang sering

jajan sebanyak 15 siswa dengan persentase (25%). Menurut Aprilia (2011). Anak

cenderung lebih memilih dan membeli jajanan yang tersedia paling dekat dengan

keberadaannya, Anak-anak belum memiliki kontrol yang baik dalam membedakan

jajanan yang sehat dan tidak sehat sehingga membutuhkan pendampingan dan

pengawasan yang baik dari orang tua dalam memilih jajanan.

Di dalam penelitian ini dihasilkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan

makanan sehat dengan perilaku jajan pada siswa SD Ma’arif Ponorogo. Pemberian

pengetahuan tentang makanan sehat oleh pihak sekolah serta pemahaman siswa sudah

baik, hanya saja perilaku jajan siswa masih belum sepenuhnya baik dikarenakan masih

banyak responden yang tidak membawa bekal ke sekolah dan frekuensi seing jajan

lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi tidak sering jajan, banyaknya jenis

makanan jajanan yang di jual diluar sekolah sehingga keinginan anak untuk mencoba

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

46

jajanan tersebut masih tinggi, serta ajakan teman untuk mencoba jajanan yang dijual di

luar sekolah.

Berdasarkan analisis yang diperoleh bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan

tentang makanan sehat dengan perilaku jajan pada anak dengan menggunakan uji Chi

Square, maka di peroleh hasil ρ value 0,627 > α = 0,05 dan OR = 0,49. Tetapi

berdasarkan tabel crosstab terlihat kecnderungan bahwa anak yang pengetahuannya

kurang lebih serring jajan dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya baik.

Di karenakan lingkungan sekolah terdapat banyak penjual makanan jajanan yang

berjualan tepat di depan sekolah dan berbagai jenis makanan jajanan ada di depan

sekolah tersebut. Menurut Lawrence Green salah satu faktor orang yang mempengaruhi

perilaku seseorang adalah faktor enabling (faktor pemungkin) faktor pemungkin

mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas terjadinya perilaku

kesehatan. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terjadinya

perilaku kesehatan, maka faktor ini disebut sebagai faktor pendukung atau faktor

pemungkin.

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

47

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan, peneliti membuat beberapa kesimpulan, yaitu :

a. Siswa SD Ma’arif 1 Ponorogo distribusi frekuensi tingkat pengetahuan baik

frekuensinya 34 dengan persentase (56,7%).

b. Perilaku jajan siswa SD Ma’arif 1 Ponorogo diketahui dari 60 responden didapat

hasil distribusi frekuensi perilaku jajan anak sering frekuensinya 31 dengan

persentase (51,7%).

c. Berdasarkan analisis yang diperoleh tidak ada hubungan antara pengetahuan

tentang makanan sehat dengan perilaku jajan pada anak dengan menggunakan

uji Chi Square, diperoleh hasil ρ Value 0,627 >α =0,05 dan OR = 0,67.

6.2. Saran

Saran peneliti ditujukan masyarakat (pihak sekolah dan orang tua), pelayanan

kesehatan, dan penelitian selanjutnya. Saran yang dapat peneliti berikan dari

penelitian ini yaitu:

a. Masyarakat (pihak sekolah dan orang tua)

Sebaiknya masyarakat tertama pihak sekolah dan orang tua lebih menyadari

pentingnya asupan nutrisi untuk anak usia sekolah yang tingkat aktivitasnya

tinggi dengan meningkatkan pengetahuan anak tentang makanan sehat dan

perilaku makan sehat. Mereka juga perlu memantau jajanan di lingkungan

terutama lingkungan sekolah karena banyak diketahui bahwa persepsi anak

tentang keamanan makanan tidak dipengaruhi keterpaparan informasi yang baik

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

48

tentang makanan sehat. Selain itu, orang tua sebaiknya lebih kreatif dalam

membuatkan makanan untuk bekal anak agar anak tidak jajan sembarangan.

Untuk pihak sekolah sebaiknya kantin sekolah menyediakan makanan jajanan

yang bervariasi dan kandungan gizi anak dapat tercukupi.

b. Pelayanan kesehatan

Sebaiknya lebih di tingkatkan kembali pengawasan kepada para penjual jajanan-

jajanan anak sekolah terutama yang berada di lingkungan sekolah, supaya anak

sekolah terhindar dari jenis-jenis jajanan yang mengandung bahan berbahaya dan

dapat terjamin kebersihannya.

c. Peneliti selanjutnya

Jika akan dilakukan penelitian serupa, sebaiknya dilakukan di lebih dari satu

sekolah agar informasi tentang pengetahuan makanan sehat pada anak usia

sekolah dapat lebih luas, peneliti selanjutnya dapat meneliti terhadap konsumsi

makanan sehat pada anak. Peneliti selanjutnya juga sebaiknya memiliki literatur

yang lebih bervariasi lagi terkait makanan sehat untuk menambah wawasan dan

pengetahuan.

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

49

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia., B. (2011). Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Makanan Jajanan pada

Anak Sekolah Dasar. Skripsi. Diambil kembali dari http://eprint.undip.ac.id

Asfawi., S., & Ainurahman, S. (2014). Analisis Perilaku Siswa Terhadap Kebiasaan Jajan di

Sekitar Sekolah. Semarang: Jurnal Visikes - Vol.11.

Bondika., A. (2014). Faktor yang Berhubungan Dasar Pemilihan Makanan Jajanan pada

Anak Sekolah. Jurnal Penelitian . Diambil kembali dari

http.//ejournal.almata.ac.id/index.php/iJND

Daniel., R. (2014). Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Kebiasaan Jajan Anak

Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian, edisi 06.

Hidayah, J. (2006). Pengetahuan Keamanan Pangan Penjual Makanan Jajanan di

Lingkungan Sekolah Kelurahan Wonodri Kecamatan Semarang Selatan Kota

Semarang. Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang, 1.

Irianto. (2007). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: Andi

Offset.

Judarwanto. (2011). Perilaku Makan Anak Sekolah. Artikel Kesehatan.

Kristianto, Y. (2013). Faktor Determinan Pemilihan Makanan Jajanan Pada Siswa Sekolah

Dasar. Jurnal Penelitian.

Kurnia, N., Affifah, E., & Astiti,D. (2016). Kebiasaan Jajan dan pola makan serta

hubungannya dengan status gizi anak usia sekolah. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia

- Vol.4. Diambil kembali dari http.//ejournal.almata.ac.id/index.php/Ijnd.:

http.//ejournal.almata.ac.id/index.php/Ijnd

Notoaatmodjo., S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo., S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.

Puspitasari. (2013). Kualitas Jajanan Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Al-Azhar Indonesia

Seri Sains dan Teknologi.

Putra. (2009). Gambaran Kebiasaan Jajan siswa di Sekolah. Semarang: Skripsi.

Setyawan., T. (2014). Satu Persepsi Pengawasan Jajanan Makanan Sehat di Sekolah.

Diambil kembali dari http://www.kpai.go.id/artikel/satu-persepsi-pengawasan-

jajanan-makanan-sehat-di-sekolah/.

Suci. (2009). Gambaran Perilaku Jajan Murid Sekolah Dasar di Jakarta. Dipetik 05 16,

2016, dari http://www.google.co.id/url?=http://psikobuana.com/doc/29-

38%2520jajan.

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

50

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

51

Lampiran 2 : Surat Selesai Penelitian

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

52

Lampiran 3 : Lembar Bimbingan Skripsi

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

53

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

54

Lampiran 4 : KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN SISWA

1. Nama Lengkap Siswa :

2. Tempat, Tanggal Lahir :

3. Usia :

4. Jenis Kelamin :

5. Kelas :

Petunjuk Pengisian silang (X) salah satu jawaban yang di anggap paling benar

PERTANYAAN PENELITIAN

I. Pengetahuan Makanan Sehat pada Anak

1. Apakah manfaat dari makan bagi tubuh kita?

1) Untuk sumber tenaga

2) Supaya badan sehat

3) Supaya senang

4) Supaya kenyang

2. jenis makanan sumber karbohidrat?

1) Nasi, Mie, Roti

2) Ayam, Ikan, Telur

3) Minyak, Margarin, Mentega

4) Tidak tahu

3. Jenis makanan sumber Protein ?

1) Nasi, Mie, Roti

2) Minyak, Margarin, Mentega

3) Ayam, ikan, Telur

4) Tidak tahu

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

55

4. Jenis makanan sumber lemak ?

1) Nasi, Mie, Roti

2) Ayam, Ikan, Telur

3) Margarin, Mentega, Minyak

4) Tidak tahu

5. Jenis makanan sumber vittamin dan mineral ?

1) Nasi, Mie, Roti

2) Pisang, pepaya, bayam

3) Ayam, ikan, Telur

4) Tidak tahu

6. Jenis makanan sumber serat ?

1) Nasi, Mie, Roti

2) Bayam, wortel, Tomat

3) Minyak, Mentega, Margarin

4) Tidak tahu

7. Makanan sehat adalah?

1) Makanan yang bersih dan bergizi

2) Makanan yang bersih

3) Murah harganya

4) Warnanya yang menarik

8. Penyakit yang sering timbul akibat mengkonsumsi makanan jajanan yang kurang

bersih ?

1) Kegemukan

2) Muntah & Diare (buang-buang air)

3) Gatal-gatal

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

56

4) Tidak tahu

II. Pertanyaan Tentang Perilaku Jajan pada Anak

1. Apakah adik suka jajan ?

1) Ya

2) Tidak

2. Jika jawaban adik “ya”, alasan apakah yang menyebabkan adik jajan?

1) Untuk mengisi perut, karena suka lapar pada waktu istirahat/bermain

2) Karena tidak sempat sarapan pada pagi hari

3) Rasa jajannya enak

4) Mengikuti teman

(bagi yang sudah menjawab nomor 2, langsung pindah pada pertanyaan nomor 4)

3. Jika jawaban adik “tidak”, alasan apakah yang menyebabkan adik tidak jajan?

1) Sudah membawa bekal makanan dari rumah

2) Sudah sarapan pada pagi hari

3) Rasa jajannya tidak enak

4) Harganya mahal

4. Apakah sebelum berangkat sekolah adik membisakan untuk sarapan Pagi lebih

dahulu ?

1) Tidak

2) Ya

5. Berapa kali adik jajan dalam sehari di sekolah ?

1) 1 kali

2) 2 kali

3) 3 kali

4) 4 kali atau lebih

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

57

6. Apakah adik suka membawa bekal ke sekolah?

1) Ya

2) Tidak

7. Jenis makanan jajanan apa yang paling sering Adik beli di sekolah?

1) Nasi bungkus, mie

2) Batagor, penthol , gorengan, cilok

3) Biskuit/ wafer, permen/ coklat, chiki (makanan ringan dalam kemasan)

8. Jenis minuman jajanan apa yang paling sering adik beli di sekolah?

1) Susu kotak/ es susu

2) Es cincau, jus buah/ es jeruk

3) Es sirup/ es teh/ es krim/ pop ice

4) Minuman kemasan

9. Kapan adik diberi uang saku / uang jajan?

1) Setiap hari

2) 1-2 kali dalam seminggu

3) 3-4 kali dalam seminggu

4) Tidak pernah

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

58

Lampiran 5 :

DATA PENGETAHUAN RESPONDEN

No NOMOR PERTANYAAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 1 1 3 3 3 2 2 2

2 1 3 4 3 2 1 2 2

3 1 1 2 3 2 2 1 2

4 2 3 3 3 2 2 1 2

5 1 1 2 2 2 1 1 2

6 1 1 3 2 2 1 1 2

7 2 2 3 3 2 2 2 2

8 1 1 3 3 2 2 1 2

9 1 1 3 3 2 2 1 2

10 2 3 1 2 1 3 2 2

11 1 1 3 3 2 2 1 2

12 1 1 3 3 2 2 1 2

13 1 1 3 3 2 2 1 2

14 2 1 3 2 2 3 2 2

15 1 1 3 3 2 2 1 2

16 1 1 3 3 2 2 1 2

17 2 1 2 3 3 2 2 2

18 2 2 2 3 1 3 1 2

19 1 1 2 3 1 3 1 2

20 1 2 2 3 1 2 1 2

21 1 3 2 2 2 1 1 2

22 2 2 1 2 1 3 1 2

23 1 2 3 3 2 3 1 2

24 2 1 2 3 2 2 1 2

25 1 3 3 2 1 3 2 2

26 1 2 3 3 3 1 1 2

27 2 1 3 3 2 3 1 2

28 1 3 2 2 2 2 2 2

29 1 1 3 3 2 2 1 2

30 1 1 3 3 2 2 1 2

31 2 3 2 3 2 3 2 2

32 1 1 3 3 2 2 1 2

33 1 1 3 3 2 2 1 2

34 2 3 3 2 3 3 2 2

35 1 1 3 3 2 2 1 2

36 1 1 3 3 2 2 1 2

37 1 1 3 3 2 2 2 2

38 2 3 1 2 3 2 1 2

39 1 1 3 3 2 2 2 2

40 2 3 3 3 1 2 2 2

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

59

41 1 3 3 3 2 2 2 2

42 1 1 3 3 2 2 2 2

43 2 1 3 2 2 2 1 2

44 2 1 3 1 2 2 1 2

45 1 1 3 3 2 2 2 2

46 2 3 3 2 2 2 1 2

47 1 1 3 3 2 2 2 2

48 2 2 3 3 3 2 1 2

49 1 1 3 3 3 2 2 2

50 2 2 3 3 3 1 2 2

51 1 2 3 3 2 3 2 2

52 1 1 3 3 2 2 2 2

53 1 2 2 3 3 2 1 2

54 2 3 3 2 3 2 2 2

55 1 3 3 2 2 3 2 2

56 1 1 3 3 2 2 2 2

57 2 2 3 3 3 2 1 2

58 1 3 2 3 2 2 2 2

59 1 1 3 3 2 2 1 2

60 2 3 2 3 2 3 1 2

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

60

Lampiran 6 :

DATA PERILAKU RESPONDEN

No NOMOR PERTANYAAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 1 1 1 1 1 1 1

2 1 2 2 3 2 2 1 1

3 1 1 2 3 2 1 1 1

4 1 1 2 2 2 2 1 1

5 1 1 2 3 2 3 2 1

6 2 2 1 1 2 3 2 1

7 1 1 2 3 2 2 4 1

8 1 1 2 2 2 3 4 1

9 2 1 1 1 1 3 1 1

10 1 3 2 3 2 2 1 1

11 2 2 1 1 1 2 1 1

12 2 2 1 1 1 2 1 1

13 1 3 2 3 2 2 1 1

14 1 3 1 2 2 2 2 1

15 2 2 1 1 1 1 2 1

16 1 1 2 3 2 1 2 1

17 1 1 2 3 2 2 1 1

18 2 1 1 1 1 1 1 1

19 2 1 1 1 1 2 1 1

20 1 1 2 3 2 1 4 1

21 1 3 2 2 2 2 4 1

22 1 2 1 3 2 2 4 1

23 1 1 2 2 2 2 2 1

24 2 2 1 1 2 2 4 1

25 2 2 1 1 1 2 1 1

26 2 2 1 1 1 2 1 1

27 2 2 1 1 1 1 2 1

28 1 2 2 3 2 2 2 1

29 1 1 1 3 2 1 2 1

30 2 1 1 1 1 3 1 1

31 1 2 2 3 2 2 1 1

32 2 2 1 1 2 3 1 1

33 1 3 2 2 2 2 1 1

34 1 3 2 3 2 3 2 1

35 2 1 1 1 1 3 1 1

36 1 1 2 3 2 3 1 1

37 1 2 1 2 2 3 1 1

38 1 1 1 3 2 2 3 1

39 1 1 1 2 2 2 2 1

40 2 2 1 1 1 3 3 1

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

61

41 2 1 1 1 1 2 2 1

42 1 2 2 2 2 2 3 1

43 2 2 1 1 1 3 3 1

44 2 2 1 1 1 2 2 1

45 1 1 2 2 2 1 2 1

46 2 2 1 1 1 3 2 1

47 2 2 1 1 2 2 2 1

48 2 1 1 1 1 3 2 1

49 1 1 2 2 2 2 2 1

50 1 1 1 2 2 1 2 1

51 2 2 1 1 1 1 2 1

52 2 1 1 1 1 1 2 1

53 2 1 1 1 1 1 2 1

54 2 2 1 1 1 2 1 1

55 2 2 1 1 1 2 3 1

56 1 3 2 2 2 2 1 1

57 1 3 1 2 2 3 1 1

58 2 2 1 1 1 3 3 1

59 1 1 2 2 2 3 2 1

60 2 1 1 1 1 2 3 1

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

62

Lampiran 7 :

HASIL REKAPITULASI DATA UMUM

No Nama Responden Jenis Kelamin Kode Usia Kode Kelas

1 NMP Perempuan 2 8 Th 1 4

2 RM Laki-laki 1 10 Th 3 5

3 TNM Perempuan 2 8 Th 1 4

4 DS Perempuan 2 8 Th 1 4

5 SA Perempuan 2 8 Th 1 4

6 MR Laki-laki 1 10 Th 3 5

7 TA Perempuan 2 10 Th 3 5

8 DA Laki-laki 1 11 Th 4 5

9 MAR Laki-laki 1 10 Th 3 5

10 MRP Laki-laki 1 10 Th 3 5

11 AGZ Laki-laki 1 8 Th 1 4

12 LUTFI Laki-laki 1 8 Th 1 5

13 YG Perempuan 2 10 Th 3 4

14 DA Perempuan 2 10 Th 3 5

15 IG Laki-laki 1 8 Th 1 4

16 AL Perempuan 2 10 Th 3 5

17 MHA Laki-laki 1 11 Th 4 5

18 AE Laki-laki 1 8 Th 1 4

19 DL Perempuan 2 12 Th 5 6

20 KA Perempuan 2 10 Th 3 5

21 AN Perempuan 2 12 Th 5 6

22 RTZ Perempuan 2 10 Th 3 5

23 DH Perempuan 2 12 Th 5 6

24 EA Perempuan 2 8 Th 1 4

25 IBJ Laki-laki 1 10 Th 3 5

26 FIRDIAN Laki-laki 1 10 Th 3 5

27 AL Laki-laki 1 11 Th 4 5

28 HA Laki-laki 1 11 Th 4 5

29 MRA Laki-laki 1 11 Th 4 6

30 MA Perempuan 2 12 Th 5 6

31 AB Perempuan 2 11 Th 4 5

32 LPR Perempuan 2 8 Th 1 4

33 AG Perempuan 2 8 Th 1 4

34 MIH Laki-laki 1 10 Th 3 5

35 MF Perempuan 2 10 Th 3 5

36 FMB Perempuan 2 9 Th 2 4

37 AR Perempuan 2 10 Th 3 5

38 NF Laki-laki 1 9Th 2 4

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

63

39 KH Laki-laki 1 9Th 2 4

40 AR Perempuan 2 9 Th 2 4

41 DA Laki-laki 1 9 Th 2 4

42 TH Laki-laki 1 9 Th 2 4

43 SYAWAL Laki-laki 1 12 Th 5 6

44 MY Laki-laki 1 12 Th 5 6

45 SP Laki-laki 1 12 Th 5 6

46 NDL Perempuan 2 9 Th 2 5

47 GP Laki-laki 1 11 Th 4 5

48 MH Laki-laki 1 12 Th 5 6

49 RR Laki-laki 1 11 Th 4 5

50 DDM Laki-laki 1 12 Th 5 6

51 MN Laki-laki 1 9 Th 2 4

52 NA Perempuan 2 9 Th 2 4

53 AY Laki-laki 1 11 Th 4 5

54 KHOIRUL Laki-laki 1 9 Th 2 6

55 YSS Perempuan 2 12 Th 5 6

56 AP Laki-laki 1 12 Th 5 6

57 SM Perempuan 2 12 Th 5 5

58 RS Laki-laki 1 9 Th 2 4

59 LP Perempuan 2 12 Th 5 6

60 AK Laki-laki 1 12 Th 5 6

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

64

Lampiran 8 :

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

65

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

66

Karakteristik responden :

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

67

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

68

Lampiran 9 :

DOKUMENTASI

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/390/1/SKRIPSI CD.pdf · 2019. 1. 27. · vi HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT DENGAN PERILAKU JAJAN PADA

69