skripsi hubungan keaktifan mengikuti senam …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/skripsi...

99
SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM LANSIA DENGAN KESEIMBANGAN TUBUH PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) YOYOK ARI WIBOWO 14.321.0099 PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2018

Upload: phamthuan

Post on 04-Aug-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

i

SKRIPSI

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM LANSIA DENGAN

KESEIMBANGAN TUBUH PADA LANSIA

(Studi di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang)

YOYOK ARI WIBOWO

14.321.0099

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

ii

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM LANSIA DENGAN

KESEIMBANGAN TUBUH PADA LANSIA

(Studi di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program

Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Kesehatan

Insan Cendikia Medika Jombang

YOYOK ARI WIBOWO

14.321.0099

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

iii

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

iv

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

v

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

vi

PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM LANSIA

DENGAN KESEIMBANGAN TUBUH PADA LANSIA (di Posyandu

Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)

Nama : Yoyok Ari Wibowo

NIM : 14.321.0099

TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING

PADA TANGGAL………….

Pembimbing utama Pembimbing anggota

Endang Y,S.Kep.,Ns.,M.Kes. Nining Mustika .N,SST.,M.Kes NIK 04.08.119 NIK 02.08.127

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Inayatur Rosyidah.S.Kep,M.Kep

NIK 04.05.053

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

vii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diajukan oleh :

Nama : Yoyok Ari Wibowo

NIM : 14.321.0099

Judul : HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM LANSIA

DENGAN KESEIMBANGAN TUBUH PADA LANSIA (di

Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten

Jombang)

Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program S1 Ilmu

Keperawatan

Komisi Dewan Penguji

Ketua Dewan Penguji : Hindyah Ike Suhariati, S.Kep.,Ns.,M.Kep ( )

NIK 04.06.059

Penguji I : Endang Yuswatiningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kes ( )

NIK 04.08.119

Penguji II : Nining Mustika Ningrum, SST.,M.Kes ( )

NIK 02.08.127

Ditetapkan di : JOMBANG

Pada tanggal :

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di madiun 27 juni 1996, penulis merupakan anak ke

tiga dari 4 bersaudara dari pasangan bapak Paiman dan Ibu Nyamiati .

Tahun 2008 penulis lulus dari SDN 06 Sugihwaras Saradan Madiun, tahun

2011 penulis lulus SMPN 1 Saradan Madiun, Tahun 2014 Penulis lulus SMAN 1

Saradan Madiun, dan pada tahun 2014 penulis lulus seleksi masuk STIKes Insan

Cendikia Medika JombangmMelalui Jalur PMDK gelombang 1. Penulis memilih

program studi s1 keperawatan dari lima pilihan program studi yang ada si STIKes

ICME Jombang

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya

Jombang juni 2018

Yoyok Ari Wibowo

143210099

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

ix

MOTTO

Ingat Target Jangan Santai

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

x

PERSEMBAHAN

Seiring dengan do’a dan puji syukur peneliti persembahkan skripsi ini untuk :

1. Allah SWT, yang selalu member kemudahan disetiap langkah, member

petunjuk, membuka pintu kesabaran, dan selalu membimbing ke jalan yang

Engkau ridhoi. Tidak lupa sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada

kehadirat Rasullah Muhammad S.A.W.

2. Ibu Nyamiati dan Bapak Paiman tercinta. Tak ada kata yang pantas ananda

ucapakan selain beribu – ribu “Terima Kasih” Karena telah mendo’akan

penulis dalam pengharapan – pengharapan yang pasti. Kesabaran dalam

do’amu menjadi suksesnya penulis dikemudian hari. Tidak ada do’a yang

terkabulkan selain do’a dari orang tua yang tulus dan ikhlas. Terima kasih

kepada kedua orang tua tercinta yang telah berusaha susah payah banting

tulang untuk merawat dan membesarkan penulis sampai saat ini dengan penuh

cinta dan kasih sayang walaupun penulis sebagai anaknya sering melakukan

hal – hal yang bisa membuat hatinya terluka.

3. Kakak tercinta Teguh S,S,B dan Adek Priyo Noris sofiyan, R, Terima kasih

atas do’a dan semangatnya selama ini. Terima kasih atas canda tawa kita

selama ini. Hanya karya kecil ini yang dapat adik persembahkan. Maaf adik

belum bisa menjadi adik yang terbaik, tapi adik akan selalu berusaha menjadi

yang terbaik, agar bisa menjadi sosok berbakti, sholehah bermanfaat dan dapat

menjadi kebanggan bagi kedua orang tua.

4. Keluarga Besar, kupersembahkan untuk kalian karya kecil yang sederhana ini.

Terima kasih selalu menghujaniku dengan cinta dan kasih sayang dan cerita –

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

xi

cerita penuh inspirasi. Dari kalian saya bisa belajar. Terima kasih selalu

mendo’akanku.

5. Dosen – dosen S1 Keperawatan STIKES ICME Jombang dan Almamater saya

yang selalu member bimbingannya. Khusunya kepada Ibu Endang

Yuswatiningsih, S.Kep.,Ns.,M. Kepdan Ibu Nining Mustika Ningrum,

S.Kep.,Ns.,M.Kes yang telah sabar memberikan bimbingan kepada penulis.

6. Terima kasih buat perpustakaan STIKES ICME yang telah meminjamkan

buku koleksinya untuk bahan refereni saya dalam mengerjakan skripsi ini.

7. Teman – teman seperjuangan Angkatan 2014 Prodi S1 Keperawatan kelas 8B

dan 8A, Terima kasih untuk kekompakkan dan kerjasama serta selalu

mendukung, menemani, menghibur dan memberikan banyak kebahagiaan.

8. Kekasihku Lailatul Fitrika terima kasih sudah menemaniku selama ini, terima

kasih atas semangat dan supportmu dan terima kasih atas semua kebaikanmu

untukku, kupersembahkan karya kecilku ini untukmu dan semoga kamu selalu

menemaniku disampingku selamanya.

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

xii

ABSTRAK

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM LANSIA DENGAN

KESEIMBANGGAN TUBUH PADA LANSIA

( Stdi di posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang )

Yoyok Ari Wibowo* Endang Yuswatiningsih* *Nining Mustika Ningrum***

Pendahuluan :Penurunan fungsi dan kekuatan otot akan mengakibatkan

penurunan kemampuan mempertahankan keseimbangan postural atau keseimbangan

tubuh lansia maka akan meningkatkan resiko jatuh pada lansia Tujuan : penelitian ini

adalah menganalisis hubungan keatifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan

tubuh pada lansia.

Metode : Desain penelitian ini menggunakan cross sectional populasi tersebut

semua lansia yang ada di posyandu lansia dengan jumlah sampel 30 responden. Teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling,

pengumpulan data untuk keaktifan menggunakan lembar observasi dan keseimbangan

tubuh menggunakan lembar observasi berg belance scale, pengolahan data dengan cara

editing, coding, scoring,tabulating,dan analisis data mengunakan uji rank spearman.

Hasil : penelitian menunjukan keaktifan keaktifan mengikuti senam lansia

sebagaian besar sangat aktif sebanyak 19 orang (63,3%), keseimbangan tubuh pada lansia

setengahnya memiliki keseimbangan tubuh dengan resiko jatuh rendah sebanyak 15

orang (50,0%), hasil uji rank spearman di dapatkan nilai 0,015 <α = 0,05 maka H1

diterima. Kesimpulan : dalam penelitian ini ada hubungan keaktifan mengikuti senam lansia

dengan keseimbangan tubuh pada lansia.

Kata kunci : Keaktifan, Senam, Keseimbangan Tubuh, Lansia

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

xiii

RELATION OF ACTIVITY FOLLOWING GYMNASTICS WITH

BODY BALANCE ON ELDERLY

(Studies at Elderly Posyandu Denanyar Village Jombang District)

Yoyok Ari Wibowo* Endang Yuswatiningsih* *Nining Mustika Ningrum***

Premilinary : Decreased function and muscle strength will lead to decreased

ability to maintain postural balance or balance of the elderly body will increase the risk

of falling in the elderly. Purpose : of this study is to analyze the relationship of activity

following elderly gymnastics with body balance in elderly.

Method : The design of this study used a cross sectional population of all elderly

people in posyandu with a sample of 30 respondents. The sampling technique used in this

research is simple random sampling, data collection for activity using observation sheet

and body balance using observation sheet berg belance scale, data processing by editing,

coding, scoring, tabulating, and data analysis using spearman rank test.

Result : of this study showed that activity following gymnastics mostly very

active as many as 19 people (63,3%), body balance in another elderly have body balance

with low risk as low as 15 people (50,0%), rank spearman test result get value 0,015< α

= 0,05 then H1 is accepted.

Conclusio : in this research there is relation of activeness follow gymnastics

elderly with body balance on elderly.

Keywords: liveliness, gymnastics, body balance, elderly

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

xiv

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, serta shalawat salam

selalu tercurahkan kepada Rasullah SWA atas segala petunjuk dan karunianya

sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Hubungan Keaktifan

Mengikuti Senam Lansia Dengan Keseimbangan Tubuh Pada Lansia Di Posyandu

Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang” Skripsi ini

disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi S1

Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika

Jombang.

Peneliti menyadari sepenuhnya, tanpa bantuan berbagai pihak skripsi ini

tidak akan terwujud. Untuk itu dengan rasa bangga perkenankan peneliti

menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Allah SWT dan

junjungan Nabi Muhammad SAW, karena atas ridhonya saya dapat

menyelesaikan pendidikan ini. Dalam penyusunan Skripsi ini peneliti telah

banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Inayatur

Rosyidah.S.Kep.NS.M.Kep selaku ketua prodi S1 Keperawatan STIKES ICME

Jombang, Endang Y,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing 1 dan Nining Mustika

N.SST.,M.Kes selaku pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan dan

petunjuk kepada peneliti serta telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga

hingga terselesaikannya Skripsi ini. Kedua orang tua dan sahabat yang selalu

memberi dukungan dan semangat baik materi maupun spiritual selama menempuh

pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

xv

terselaikannya Skripsi ini. Serta semua pihak yang tidak bisa penelti sebutkan satu

persatu, yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam penyusunan

skripsi ini.

Peneliti menyadari masih banyak ketidaksempurnaan dalam menyusun

Skripsi ini. Oleh karena itu diharapkan kritik maupun saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini mendapat ridho

dari Allah SWT dan dapat bermanfaat bagi semua.

Jombang, mei 2018

Peneliti

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

xvi

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR ........................................................................................... i

SAMPUL DALAM ........................................................................................ ii

SURAT KEASLIHAN .................................................................................. iii

SURAT BEBAS PLAGIAT .......................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .............................................. v

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... vi

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... viii

MOTTO ....................................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... x

ABSTRAK ..................................................................................................... xii

ABSTRACT ................................................................................................... xiii

KATA PENGANTAR .................................................................................... xiv

DAFTAR ISI .................................................................................................. xvi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xx

DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH .............................. xxi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 4

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

xvii

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Lansia ..................................................................... 5

2.2. Senam Lansia ................................................................................ 14

2.3. Konsep Dasar Lansia ..................................................................... 17

2.4. Keaktifan ....................................................................................... 24

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual ..................................................................... 27

3.2 Hipotesis ......................................................................................... 28

BAB 4 METOE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 29

4.2 Rancangan Penelitian ..................................................................... 29

4.3 Waktu Dan Tempat Penelitian ....................................................... 30

4.4 Populasi, Sampel, Sampling ........................................................... 30

4.5 Kerangka Kerja .............................................................................. 32

4.6 Identifikasi Variabel ....................................................................... 33

4.7 Definisi Operasional ....................................................................... 33

4.8 Pengumpulan Dan Analisa Data ................................................... 35

4.9 Etika Penelitian .............................................................................. 41

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian... ........................................................................... 43

5.2 Pembahasan .................................................................................... 47

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan. ................................................................................... 55

6.2 Saran ............................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Alat Ukur Keseimbangan menggunakan BBS ............................ 10

Tabel 4.1 Definisi Operasional ................................................................... 34

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden bedasarkan umur di Posyandu

Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten

Jombang pada bulan April 2018 ................................................ 43

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden bedasarkan jenis kelamin di

Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang pada bulan April 2018 .............................. 44

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden bedasarkan tingkat pendidikan

di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang pada bulan April 2018. ............................ 44

Table 5.4 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan responden di

Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang pada bulan April 2018. ............................. 45

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan keaktifan

mengikuti senam lansia di Posyandu lansia Desa Denanyar

Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang bulan April 2018. ... 45

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden bedasarkan keseimbangan

tubuh pada lansia di Posyandu lansia Desa Denanyar

Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang bulan April 2018. .. 46

Tabel 5.8 Tabulasi silang Hubungan keaktifan mengukuti senam lansia

dengan keseimbangan tubuh pada lansia di posyandu lansia

Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang bulan

April 2018. ........................................................................................... 46

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 27

Gambar 4.4 Kerangka kerja ............................................................................ 32

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden .................................. 59

Lampiran 2 Informed Consent ....................................................................... 60

Lampiran 3 Lembar Kueisioner Penelitian .................................................... 61

Lampiran 4 Alat Ukur Tes Keseimbangan Tubuh Mengunakan (BBS) ........ 62

Lampiran 5 Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan ..................................... 66

Lampiran 6 Surat ijin penelitian Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang ....... 67

Lampiran 7 Surat ijin penelitian Puskesmas Pulo Lor ................................... 68

Lampiran 8 Surat ijin pemberian penelitian Desa Denanyar ........................ 69

Lampiran 9 Tabulasi data penelitian ............................................................. 70

Lampiran 10 Output SPSS ............................................................................... 72

Lampiran 11 Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi ......................................... 75

Lampiran 12 Lembar Konsultasi ...................................................................... 76

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

xxi

DAFTAR LAMBANG

1. H1/Ha : hipotesis alternatif

2. % : prosentase

3. : alfa (tingkat signifikansi)

4. X : perlakuan

5. 01 : Pretes (tes awal)

6. 02 : post test (tes akhir)

7. N : jumlah populasi

8. n : jumlah sampel

9. d2 : Tingkat signifikan/tingkat kesalahan yang dipilih

10. > : lebih besar

11. < : lebih kecil

DAFTAR SINGKATAN

STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

ICMe : Insan Cendekia Medika

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses penuaan pasti akan di alami setiap manusia, proses penuaan

tentunya akan berdampak pada beberapa faktor dalam kehidupan sosial,

ekonomi dan kesehatan, karena dengan bertambahnya usia tubuh juga akan

mengalami kelemahan baik melalui faktor alamiah maupun penyakit yang

akan di derita oleh manusia tersebut, tubuh mulai mengalami ganguan

keseimbangan yang di sebabkan oleh kelemahan otot, dikarenakan oleh faktor

alamia yang mengakibatkan penurunan kekuatan dan kontraksi otot, elastisitas

dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu reaksi. Penurunan fungsi dan

kekuatan otot akan mengakibatkan penurunan kemampuan mempertahankan

keseimbangan postural atau keseimbangan tubuh lansia maka akan

meningkatkan resiko jatuh pada lansia.(Utami,2017).

Menurut penelitian yang di lakukan oleh (centers for disease control

prevention, cdc, 2014 di Amerika serikat) adalah sebesar 30% lansia umur 65

tahun jatuh setiap tahunya. Separuh dari angka tersebut mengalami jatuh

berulang dan 1800 kejadian pertahun menyebapkan kematian. Di Indonesia,

prevalensi cedera pada penduduk usia lebih dari 55 tahun mencapai 22%,

dimana 65% diantaranya dikarenakan jatuh (Riskesdas, 2013). Tercatat di

Indonesia penghuni panti sebanyak 30 lansia atau sekitar 43,47 % mengalami

jatuh (Utami, 2017)

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

2

Perubahan bentuk tubuh sangatlah penting dalam menjaga kesetabilan

dan keseimbangan tubuh pada lansia, dengan bertambahnya umur dan

perubahan bentuk tubuh mengakibatkan ganguan fungsional otot yaitu

terjadinya perubahan kekuatan otot elastisitas dan fleksibilitas otot, serta

kecepatan dalam melakukaan kegiatan sehari – hari Gangguan keseimbangan

tubuh disebabkan karena penurunan kekuatan otot, kontraksi otot, elastisitas

dan fleksibilitas otot dan ganguan visual pendengaran maka tubuh tidak dapat

mengontrol keseimbangan dan kesetabilan tubuh, sehingga sering mengalami

kelemahan otot yang mengakibatkan lansia mudah jatuh maka masalah yang

dihadapi pada lansia adalah mudah terjatuh yang di sebabkan oleh

keterbatasan fisik, kesulitan melakukan aktifitas sehari hari, luka memar,

lecet, terkilr, ganguan pernafasan, patah tulang, perawatan di rumah sakit dan

kematian (Pruboseno, 2008).

Solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ganguan

keseimbangan tubuh dengan cara melakukan senam lansia, sehingga dapat

meregangkan otot – otot persendian dan memperlancar sirkulasi darah dan

menjaga kesehatan mental maupun fisiknya, diharapkan dengan aktifitas

tersebut dapat berguna bagi hidupnya, sehingga lansia dapat meningatkan

daya kontrol keseimbangan tubuh. dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari,

untuk dapat melakukan semua aktifitas tersebut lansia memerlukan dukungan

keluarga maupun orang yang ada di sekitarnya dan dukungan sosial (Kuntjoro

2012).

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

3

Berdasarkan latar belakang di atas senam lansia sangatlah penting

dilakukan karena untuk menjaga keseimbangan tubuh pada lansia menjaga

kekuatan otot maupun gerak sendi yang terbatas pada lansia maka peneliti

tertarik untuk mengambil judul pengaruh mengikuti senam lansia terhadap

keseimbangan tubuh pada lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar

Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan keaktifan mengikuti senam lansia dengan

keseimbangan tubuh pada lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar

Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalis hubungan keaktifan mengikuti senam lansia dengan

keseimbangan tubuh pada lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar

Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi keatifan mengikuti senam lansia di Posyandu

Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

b. Mengidentifikasi keseimbangan tubuh lansia di Posyandu Lansia

Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

4

c. Menganalisis hubungan keatifan mengikuti senam lansia dengan

keseimbangan tubuh di posyandu lansia di Posyandu Lansia Desa

Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Meningkatkan ilmu pengetahuan dan Menjadi wacana baru untuk

memperkaya teori dan ilmu pengetahuan khususnya pengaruh pada

senam lansia terhadap keseimbangan tubuh pada lansia untuk

mengurangi resiko jatuh pada lansia dan menambah pengetahuan pada

bidang keperawatan khususnya keperawatan gerontik dan keperawatan

keluarga.

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat secara

umum khususnya bagi klien, keluarga, dan bagi perawat untuk

dijadikan informasi sebagai salah satu pengetahuan tentang hubungan

keaktifan mengikuti senam lansia yang berdampak pada keseimbangan

tubuh.

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

5

BAB 2

TINJAUAN PUATAKA

2.1 Konsep Keseimbangan Tubuh

2.1.1 Pengertian Keseimbangan Tubuh

Keseimbangan (balance) adalah kemampuan untuk mempertahankan

sistem saraf otot tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi

kita bergerak (Prasetyo dan Indardi,2015).

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan

keseimbangan tubuh ketikaditempatkan di berbagai posisi. Definisi

menurut (O’Sullivan dalam Hakim 2013).

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat

gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Menurut

(Hakim, dkk. 2013) keseimbangan tubuh kemampuan tubuh dalam

mempertahankan saraf otot untuk mempertahankan posisi atau sikap yang

efisien pada saat melakukan aktifitas sehari hari. Keseimbangan

merupakan penyebab utama yang sering mengakibatkan seorang lanjut

usia mudah jatuh terutama saat aktivitas berjalan (Widodo dan

Kusumawati, 2014).

2.1.2 Macam Macam Keseimbangan.

Menurut (Suhartono ,2005), keseimbangan diklasifikasikan

manjadi dua kelompok, yaitu :

a. Keseimbangan Statik

Keseimbangan statik adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat

memelihara keseimbangan tubuhnya pada suatu posisi tertentu selama

jangka waktu tertentu.

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

6

b. Keseimbangan Dinamik

Keseimbangan dinamik merupakan keseimbangan pada saat

tubuh melakukan gerakan atau saat berdiri di atas landasan yang

bergerak (dynamic standing) yang akan menempatkannya dalam

kondisi yang tidak stabil, dan pada keadaan ini kebutuhan akan control

keseimbangan postural semakin meningkat.

Misal : Kesimbangan saat berjalan, naik di atas perahu, ataupun

berlari diatas treadmill.

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan.

Menurut (Binhasyim, 2008), faktor-faktor yang mempengaruhi

keseimbangan tubuh diantaranya adalah :

1. Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)

Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda. Pusat

gravitasi terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah

titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara

merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam

keadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai

dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketika

berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara depan dan

belakang vertebra sakrum ke dua.

2. Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)

Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertical

melalui pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

7

gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan

derajat stabilitas tubuh.

3. Bidang tumpu (Base of Support-BOS)

Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yangberhubungan

dengan permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di

bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik

terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang

tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki

akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat

bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin

tinggi.

4. Usia

Usia seseorang semakin tua akan mengalami kemunduran fisik,

yang terjadinya tidak dapat dihindari oleh siapapun, tetapi lambat

cepatnya proses tersebut bergantung pada masing masing individu

yang bersangkutan. Kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit

mengendur, rambut memutih, pendengaran kurang jelas, penglihatan

semakin memburuk, gerakan lambat. Semakin tua usia seseorang,

maka keseimbangan tubuh mereka berkurang ditandai dengan

kemunduran fisik (Nugroho, 2008).

5. Postur (posisi atau sikap tubuh)

Tubuh dapat membentuk banyak postur yang memungkinkan

tubuh dalam posisi yang nyaman selama mungkin. Pada saat berdiri

tegak, hanya terdapat gerakan kecil yang muncul dari tubuh, yang

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

8

biasa di sebut dengan ayunan tubuh. Luas dan arah ayunan diukur dari

permukaan tumpuan dengan menghitung gerakan yang menekan di

bawah telapak kaki, yang di sebut pusat tekanan (center of pressure24

COP). Jumlah ayunan tubuh ketika berdiri tegak di pengaruhi oleh

faktor posisi kaki dan lebar dari bidang tumpu.

6. Pengalaman terdahulu

Pengalaman atau riwayat terdahulu pada lansia pernah mengalami

kecelakaan (jatuh) yang mengakibatkan tulang patah, sehingga

mempengaruhi keseimbangan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

2.1.4 Fisiologi Keseimbangan Tubuh

Fisiologi tubuh paling penting dalam menjaga keseimbangan adalah

proprioception. Proprioception merupakan kemampuan untuk merasakan

posisi bagian sendi atau tubuh dalam gerak. Bagian yang bertanggung

jawab untuk proprioception umumnya terletak di sendi, tendon, ligamen,

dan kapsul sendi sementara tekanan reseptor sensitif terletak di fasia dan

kulit (Fitriyansah, dkk., 2014).

Kemampuan tubuh untuk mempertahankan koordinasi pada posisi

berdiri dan mencegah terjadinya resiko jatuh, bergantung pada koordinasi

sistem muskuloskeletal, neurologi dan system penglihatan.

Perubahan-perubahan Keseimbangan Tubuh pada Lansia

1. Perubahan pada sistem muskuloskeletal

Perubahan yang terjadi pada sistem musculoskeletal adalah

berkurangnya massa dan kekuatan otot, berkurangnya massa dan

kekuatan tulang (Mauk, 2010). Lansia mengalami penurunan kekuatan

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

9

dan kelenturan otot seperti kekuatan genggaman tangan, kekuatan kaki

berkurang pada pria, genggaman tangan dan kekuatan kaki pada

wanita.

2. Perubahan dalam gaya berjalan

Sejalan dengan proses menua, pergerakan motorik kasar yang

dibutuhkan untuk mempertahankan postur dan gaya berjalan

mengalami perubahan. Gaya berjalan pada lansia ditandai dengan

penurunan kecepatan, langkah kaki diseret, langkah pendek, langkah

ragu, penurunan lambaian langan, dan postur membungkuk. Perubahan

ini umum lerjadi pada lansia yang berusia di atas 80 tahun. Perubahan

kecepatan pergerakan dan kemampuan untuk mempertahankan postur

tubuh tegak dapat mempengaruhi keseimbangan lansia dan

meningkatkan resiko jatuh pada lansia (Dewi, 2014).

2.1.5 Alat Ukur Keseimbangan

Alat ukur yang dapat yang dapat digunakan untuk memperkirakan

risiko jatuh dan mengukur keseimbangan pada lansia adalah dengan Skala

Keseimbangan Berg (Berg Balance Scale (BBS)). BBS terdiri dari 14 item

fungsional yang diberi skala 0-4. Skor 0 diberikan jika lansia tidak dapat

melaksanakan tugas dan skor 4 diberikan jika lansia dapat menyelesaikan

tugas. Skor total adalah 56. Item tugas meliputi mobilitas seperti

berpindah, berdiri tanpa bantuan, duduk ke berdiri, berdiri tandem,

berputar 360˚, dan berdiri satu kaki. Pelaksanaan tugas tersebut

membutuhkan waktu kira-kira 15 menit dan membutuhkan dua kursi,

stopwatch. penggaris 40cm dan ruangan. BBS merupakan instrumen yang

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

10

memiliki sensitifitas dan spesifisitas serta merupakan tes keseimbangan

fungsional yang valid dan reliabel (Achmanagara,2012).

Tes Up and Go dapat dilakukan untuk mengkaji mobilitas dan fungsi

keseluruhan lansia. Minta lansia untuk bangkit dari kursinya, berjalan

lurus sejauh 10 kaki, kemudian berbalik arah dan berjalan dan selanjutnya

duduk kembali di kursi. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan tugas ini adalah 10 detik. Jika lansia membutuhkan waktu yang

lebih banyak, hal ini mengindikasikan lansia beresiko mengalami

gangguan dalam fungsi ambulasi (Dewi, 2014).

2.1.6 Alat ukur BBS (Berg Balance Scale )

Berg balance scale (BBS) merupakan skala untuk mengukur

keseimbangan static dan dinamik secara objektif, yang terdiri dari 14 item

tugas keseimbangan (balance task) yang umum dalam kehidupan sehari-

hari. (Umphred et al, 2013 dalam dinda eorbathriek, 2017)

No Item

keseimbangan Skor (0-4)

1. Duduk ke berdiri 4 = dapat berdiri tanpa menggunakan tangan

dan menstabilkan independen.

3 = mampu berdiri secara independen

menggunakan tangan.

2 = mampu berdiri menggunakan tangan

setelah mencoba.

1 = perlu bantuan minimal untuk berdiri atau

menstabilkan

0 = perlu asisten sedang atau maksimal untuk

berdiri.

2. Berdiri tanpa

penunjang

4 = dapat berdiri dengan aman selama 2

menit.

3 = mampu berdiri 2 menit dengan

pengawasan.

2 = dapat berdiri 30 detik yang tidak

dibantu/ditunjang.

1 = membutuhkan beberapa waktu untuk

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

11

No Item

keseimbangan Skor (0-4)

mencoba berdiri 30 detik yang tidak

dibantu.

0 = tidak dapat berdiri secara mandiri selama

30 detik

3

.

Duduk tanpa

penunjang

4 = bisa duduk dengan aman dan aman

selama 2 menit

3 = bisa duduk 2 menit dengan pengawasan

2 = mampu duduk selama 30 detik

1 = bisa duduk 10 detik

0 = tidak dapat duduk tanpa penunjang

4. Berdiri ke duduk 4 = duduk dengan aman dengan

menggunakan minimal tangan

3 = mengontrol posisi turun dengan

menggunakan tangan

2 = menggunakan punggung kaki terhadap

kursi untuk mengontrol posisi turun

1 = duduk secara independen tetapi memiliki

keturunan yang tidak terkendali

0 = kebutuhan membantu untuk duduk.

5. Transfer 4 = dapat mentransfer aman dengan

penggunaan ringan tangan

3 = dapat mentransfer kebutuhan yang pasti

aman dari tangan

2 = dapat mentransfer dengan pengawasan

1 = membutuhkan satu orang untuk

membantu

0 = membutuhkan dua orang untuk

membantu atau mengawasi

6. Berdiri dengan

mata tertutup

4 = dapat berdiri 10 detik dengan aman

3 = dapat berdiri 10 detik dengan

pengawasan

2 = mampu berdiri 3 detik

1 = tidak dapat menjaga mata tertutup 3 detik

tapi tetap aman

0 = membutuhkan bantuan agar tidak jatuh

7. Berdiri dengan

kaki rapat

4 = mampu menempatkan kaki bersama-sama

secara independen dan berdiri 1 menit

aman

3 = mampu menempatkan kaki bersama-sama

secara independen dan berdiri 1 menit

dengan pengawasan

2 = mampu menempatkan kaki bersama-sama

secara mandiri tetapi tidak dapat tahan

selama 30 detik

1 = memerlukan bantuan untuk mencapai

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

12

No Item

keseimbangan Skor (0-4)

posisi tapi mampu berdiri 15 kaki

bersama-sama detik

0 = memerlukan bantuan untuk mencapai

posisi dan tidak dapat tahan selama 15

detik

8. Menjangkau ke

depan dengan

tangan

4 = dapat mencapai ke depan dengan percaya

diri 25 cm (10 inci)

3 = dapat mencapai ke depan 12 cm (5 inci)

2 = dapat mencapai ke depan 5 cm (2 inci)

1 = mencapai ke depan tetapi membutuhkan

pengawasan

0 = kehilangan keseimbangan ketika

mencoba / memerlukan dukungan

eksternal

9. Mengambil barang

dari lantai

4 = dapat mengambil sandal aman dan mudah

3 = dapat mengambil sandal tetapi

membutuhkan pengawasan

2 = tidak dapat mengambil tetapi mencapai 2-

5 cm (1-2 inci) dari sandal dan menjaga

keseimbangan secara bebas

1 = tidak dapat mengambil dan memerlukan

pengawasan ketika mencoba

0 = tidak dapat mencoba / membantu

kebutuhan untuk menjaga dari kehilangan

keseimbangan atau jatuh

10. Menoleh ke

belakang

4 = tampak belakang dari kedua sisi dan berat

bergeser baik

3 = tampak belakang satu sisi saja sisi lain

menunjukkan pergeseran berat badan

kurang

2 = hanya menyamping tetapi tetap

mempertahankan keseimbangan

1 = perlu pengawasan saat memutar

0 = butuh bantuan untuk menjaga dari

kehilangan keseimbangan atau jatuh

11. Berputar 360

derajat

4 = mampu berputar 360 derajat dengan

aman dalam 4 detik atau kurang

3 = mampu berputar 360 derajat dengan

aman satu sisi hanya 4 detik atau kurang

2 = mampu berputar 360 derajat dengan

aman tetapi perlahan-lahan

1 = membutuhkan pengawasan yang ketat

atau dengan lisan

0 = membutuhkan bantuan saat memutar

12. Menempatkan kaki 4 = mampu berdiri secara independen dengan

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

13

No Item

keseimbangan Skor (0-4)

bergantian di

bangku

aman dan menyelesaikan 8 langkah

dalam 20 detik

3 = mampu berdiri secara mandiri dan

menyelesaikan 8 langkah dalam> 20

detik

2 = dapat menyelesaikan 4 langkah tanpa

bantuan dengan pengawasan

1 = dapat menyelesaikan> 2 langkah perlu

assist minimal

0 = membutuhkan bantuan agar tidak jatuh /

tidak mampu untuk mencoba

13. Berdiri dengan

satu kaki didepan

4 = mampu menempatkan tandem kaki secara

independen dan tahan 30 detik

3 = mampu menempatkan kaki depan

independen dan tahan 30 detik

2 = dapat mengambil langkah kecil secara

mandiri dan tahan 30 detik

1 = kebutuhan membantu untuk melangkah

tapi dapat menyimpan 15 detik

0 = kehilangan keseimbangan saat melangkah

atau berdiri

14. Berdiri dengan

satu kaki

4 = mampu mengangkat kaki secara

independen dan tahan> 10 detik

3 = mampu mengangkat kaki secara

independen dan tahan 5-10 detik

2 = mampu mengangkat kaki secara

independen dan tahan ≥ 3 detik

1 = mencoba untuk angkat kaki tidak bisa

tahan 3 detik tetapi tetap berdiri secara

independen.

0 = tidak dapat mencoba kebutuhan

membantu untuk mencegah jatuhnya.

Scoring: Skala lima poin, mulai dari 0-4. "0" menunjukkan tingkat terendah fungsi

dan "4" tingkat fungsi tertinggi. Skor Total = 56

Interpretasi: 41-56 = risiko jatuh rendah

21-40 = risiko jatuh menengah

0 -20 = risiko jatuh tinggi

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

14

2.2. Senam Lansia

2.2.1. Pengertian Senam Lansia

Senam lansia adalah olahraga ringan yang mudah dilakukan, tidak

memberatkan dan dapat diterapkan pada lansia. Aktivitas olah raga akan

membantu tubuh lansia agar tetap bugar (anggriya, 2010).

2.2.2. Tujuan Senam Lansia

Menurut (Debra 2015) tujuan dari senam lansia, antara lain:

1. Membantu memperkuat otot.

2. Mengurangi rasa nyeri atau sakit pada sendi.

3. Memperbaiki keseimbangan.

4. Menstimulasi produksi cairan pelumas pada sendi.

2.2.3. Gerakan Senam Lansia

1. Bahu

a. Jangkauan lengan ke depan, angkat satu atau kedua lengan ke depan

(jaga agar kedua lengan tetap tenggelam pada tahap ini), kemudian

angkat ke atas setinggi mungkin. Jika satu lengan tangan lemah, lengan

yang satunya dapat membantu.

b. Jangkauan lengan ke samping, perlahan angkat kedua lengan

kesamping. Telapak tangan tetap menghadap ke bawah dan lengan

tenggelam seperti di dalam air, turunkan lengan.

c. Lingkaran lengan, angkat kedua lengan ke depan sampai berada di

bebebapa inci ke bawah permukaan air, Jaga agar kedua siku tetap

lurus. Buat lingkaran kecil dengan lengan.Secara bertahap benarkan

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

15

ukuran lingkaran. Kemudian kurangi ukuran lingkaran, buat lingkaran

ke dalam dan ke luar,

2. Siku

a. Menekuk siku, tekuk kedua siku dan sentuhkan ibu jari ke bahu.

Rilekskan siku dan lengan diluruskan.

b. siku ditekuk, lengan dibalikkan. Tahan lengan lurus ke depan. tangan

ke atas, dan telapak tangan menghadap ke depan Menekuk siku

sampai ujung jari tangan menyentuh bahu. Rileks dan luruskan siku.

3. Pergelangan tangan dan jari-jari

a. Lengan terbalik, tahan kedua lengan lurus di depan. Telapak tangan

menghadap kelangit-langit. Kemudian balikkan kedua telapak tangan

menghadap kelantai.

b. Menekuk pergelangan tangan, tahan kedua tangan lurus ke depan dan

tekuk pergelangan tangan ke bawah dan ke atas.

c. Berdiri dengan tegak tangan diluruskan dan mengatap ke langit

gerakanJari menggenggam dan membuka

d. Telapak tangan membuka ke atas, sontuhkan ujung ibu jari ke jari-jari

lainnya secara bergantian.

4. Pinggul dan lutut

a. Berdiri dengan tegak kemudian angkat lutut kaki kanan terlebih

dahulu ke depan. Kembalikan kaki kanan dengan posisi lurus lakukan

secara bergantihan pada kaki kiri.

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

16

b. Berdiri dengan tegak kemudian angkat kaki kanan terlebih dahulu ke

belakang. kembalikan kaki kanan dengan posisi lunas lakukan secara

bergantihan pada kaki kiri.

c. Berdiri dengan tegak ayunkan kaki kanan ke samping, rilekskan lutut

untuk menjaga keseimbangan dan kembalikan kaki kanan dengan

posisi semula. Lakukan secara bergantian di kaki kiri.

d. Peregangan betis, berdiri tegak dengan kedua kaki agar torbuka dan

kakikiri ke depan. Jaga tubuh tetap lurus, condongkan badan ke depan,

perlahan biarkan lutut sebelah kiri menekuk Jaga lutut sebelah kanan

tetap lurus dan tumit lurus. Tahan selama lima detik, kembali ke posisi

awal. Lakukan bergantian dengan kaki sebelah kiri.

e. Letakkan kedua tangan ke pinggul dan tanpa menggerakkan kaki,

tekuk perlahan kearah kanan, kemudian kembali ke posisi awal dan

tekuk ke kiri. Jangan memutar atau menarik batang tubuh ke samping.

5. pengelangan dan jari jari kaki

a. Berdiri tegak angkat kaki ke depan, tekuk pergelangan kaki dan tunjukkan

jari kaki ke depan. Lakukan secara bergantian pada kaki karuan dan kiri.

b. Jari kaki mengeriting, lingkarkan jari kaki ke bawah. Lakukan secara

bergantian pada kaki kanan dan kiri.

2.2.3. Manfaat Senam

Senam lansia bermanfaat dalam mengurangi kejadian kegemukan,

Meregangkan otot-otot sendi dan tulang, serta memperbaiki keadaan mental

lansia dan manfaat senam lansia dapat memperlancar proses degenerasi

karena perubahan usia, mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

17

jasmani dalam kehidupan (adaptasi), Jenis olahraga yang biasa dilakukan

pada lanjut usia antara lain adalah senam lansia. Aktivitas olahraga ini akan

membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat,

mendorong jantung bekerja optimal. Kesegaran jasmani yang baik bila

jantung dan peredaran darah baik sehingga tubuh seluruhnya dapat

menjalankan fungsinya dalam waktu cukup lama. Senam lansia disamping

memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga

berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah

latihan teratur. Lansia yang awalnya memiliki kondisi rentan lalu sering

mengikuti senam atau olahraga, biasanya akan mengalami perbaikan

mobilitas, gaya berjalan, keseimbangan, serta berkurangnya kesulitan saat

bangkit dari kursi atau menaiki tangga (Potter and Perry, 2009).

2.3. konsep Dasar Lansia

2.3.1. Pengertian Lansia

Lansia merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan

manusia, memasuki proses lansia berarti mengalami kemunduran misalnya

kemunduran fisik yang di tandai kulit kendur rambut mulai memutih gigi

mulai ompong pendengaran mulai kurang jelas pengelihatan kabur gerakan

lambat dan figur tubuh mulai tidak proposional (Nasrullah,2016)

Menurut (Bandiyah, 2009) usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti

akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya

tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk

menghambat kejadiannya.

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

18

Menurut pendapat (Nugroho, 2006). Lansia merupakan lanjutan dari

usia dewasa yang terdiri dari fase presenium yaitu lansia yang berusia 55-65

tahun, dan fase senium yang kurang lebih ber umur 65 tahun. Lansia adalah

seorang laki laki dan perempuan yang menginjak umur 60 tahun atau lebih,

baik secara fisik berkemampuan (potensial) maupun dalam suatu hal

sehingga menyebapkan lansia tidak berperan aktif dalam pembangunan

(tidak potensial)(Depkes RI,2003).

2.3.2. Batasan Batasan Lansia

WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi:

1. Usia pertengahan (Midle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun

2. Lanjut usia (Elderly) ialah antara 60 dan 74 tahun

3. Lanjut usia tua(Old) ialah antara 75 dan 90 tahun

4. Usia sangat tua (Very old) ialah usia diatas 90 tahun (Padilla, 2013).

Menurut Prof Dr. Koesoemanto setyonegoro, membagi periodisasi

biologis perkembangan manusia sebagai berikut (Padila, 2013)

1. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun.

2. Usia dewasa penuh (midlle years) atau mituritas usia 25-60/65 tahun

3. Lanjut usia (geriatric age) usia >65/70 tahun, terbahi atas

A. Young old (usia 70-75 tahun)

B. Old (usia 75-80 tahun)

C. Very old (usia > 80 tahun)

Menurut (Departemen Kesehatan RI, 2006) mengelompokkan lansia

menjadi tiga, yaitu :

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

19

a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang

menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)

b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa

usia lanjut dini (usia 60-64 tahun)

c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif

(usia 65-74 tahun)

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998

tentang Kesejahteraan Lanjut yang tertulis Dalam pasal 1 ayat 2 Undang-

undang No. 13 Tahun 1998 tersebut dinyatakan bahwa yang dimaksud

dengan lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun keatas baik pria

maupun wanita.

2.3.3. Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan

Menurut (Bandiyah ,2009) faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan

adalah :

1. Keturunan

2. Nutrisi

3. Status kesehatan

4. Pengalaman hidup

5. Lingkungan

6. StressT

2.3.4. Perubahan yang terjadi pada lansia perubahan fisik

1. Sel

a. Lebih sedikit jumlahnya.

b. Lebih besar ukurannya.

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

20

c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan

intraseluler.

d. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal dan darah dan hati.

e. Jumlah sel otak menurun.

f. Terganggunya mekanisme perbaikan sel.

g. Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%.

2. Sistem pernafasan

a. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya

dalam setiap harinya).

b. Cepat menurunnya hubungan persyarafan.

c. Lembar dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan

stress.

d. Mengecilnya saraf panca indra.

e. Mengurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya

syaraf pencium dan perasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu

dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

f. Kurang sensitive terhadap sentuhan.

3. Sistem pendengaran

a. Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam

terutama terhadap bunyi atau suara-suara nada-nada tinggi, suara yang

tidak jelas, sulit mengeri kata-kata 50% terjadi pada usia di atas umur

65 tahun.

b. Membrane timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

21

c. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami

ketegangan jiwa/stres.

4. Sistem penglihatan

a. Stringter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.

Kornea lebih berbentuk sferis (bola).

b. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas

menyebabkan gangguan penglihatan.

c. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap

kegelapan lebih lambat, dan sudah melihat dalam cahaya gelap.

d. Hilangnya daya akomodasi.

e. Menurunnya lapangan pandang, berkurang luas pandanganya.

f. Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

(Bandiyah, 2009).

2.3.5. Ciri – Ciri Lansia

Menurut (Hurlock, 2010) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia,

yaitu:

1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran

Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan

faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia.

Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia.

Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang

rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran

itu akan lama terjadi.

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

22

2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas

Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat

dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia

dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia.

Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang

mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang

lain.

3. Menua membutuhkan perubahan peran

Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami

kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya

dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari

lingkungan.

4. Penyesuaian yang buruk pada lansia

Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia

cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih

memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang

buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.

2.3.6 Proses Menua

1. Definisi

Menua adalah proses suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan

manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak

hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan

kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang

telah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu neonatus, toddler, pra

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

23

school, school, remaja, dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini di mulai baik

secara biologis maupun psikologis (Padila, 2013).

2. Aspek Fisiologik dan Patologik Akibat Proses Menua

Perubahan akibat proses menua dan usia biologis, dengan makin

lanjutnya usia seseorang maka kemungkinan terjadinya penurunan

anatomik dan fungsional atas organ-organnya makin besar. Peneliti Andres

dan Tobin (seperti di kutip oleh Kane) mengintroduksi Hukum 1% yang

menyatakan bahwa fungsi organ-organ akan menurun sebanyak satu

persen setiap tahunnya setelah usia 30 tahun walaupun penelitian oleh

Svanborg menyatakan bahwa penurunan tersebut tidak sedramatis seperti

di atas, tetapi memang terdapat penurunan yang fungsional dan nyata

setelah usia 70 tahun. Sebenarnya lebih tepat bila dikatakan bahwa

penurunan anatomik dan fungsi organ tersebut tidak dikaitkan dengan

umur kronologik melainkan dengan umur biologiknya. Dapat disimpulkan,

mungkin seseorang dengan usia kronologik baru 55 tahun sudah

menunjukkan berbagai penurunan anatomik dan fungsional yang nyata

akibat umur biologiknya yang sudah lanjut sebagai akibat tidak baiknya

faktor nutrisi, pemeliharaan kesehatan, dan kurangnya aktivitas. Penurunan

anatomik dan fungsional dari organ-organ tersebut akan menyebabkan

lebih mudah timbulnya penyakit pada organ tersebut. Batas antara

penurunan fungsional dan penyakit seringkali para ahli lebih suka

menyebutnya sebagai suatu perburukan gradual yang manifestasinya pada

organ tergantung pada ambang batas tertentu dari organ tersebut dan pada

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

24

dasarnya tergantung atas: derajat kecepatan terjadinya perburukan atau

deteriorisasi, tingkat tampilan organ yang dibutuhkan

Pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa pada seorang lanjut usia,

perbedaan penting dengan perkataan lain: pertanda penuaan adalah bukan

pada tampilan organ atau organisme saat istrahat, akan tetapi bagaimana

organ atau organisme tersebut dapat beradaptasi terhadap stres dari luar

(Kane, 2010).

2.4. Keaktifan

2.4.1 Pengertian Aktif

Pada umumnya usia lanjut menganggap penyakit sebagai hal biasa,

sehingga jarang memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan seperti

posyandu lansia. Kurang aktifnya lansia dalam memanfaatkan pelayanan

kesehatan di posyandu lansia ini dapat menyebabkan kondisi kesehatan

mereka tidak dapat terpantau dengan baik, sehingga disaat mengalami

suatu resiko penyakit akibat penurunan kondisi tubuh, dikhawatirkan dapat

berakibat fatal dan mengancam jiwa mereka.

Keaktifan mengikuti senam lansia adalah dimana lansia mengikuti

kegiatan senam lansia secara teratur, terukur serta terencana dan tujuannya

untuk meningkatkan kemampuaan fungsional olah raga

Menurut (Rahayu, 2009 dalam Anggraini dkk, 2013) menyatakan

bahwa frekuensi ideal kunjungan ke posyandu lansia dalam setahun adalah

12 kali kunjungan, karena posyandu lansia diselenggarakan setiap satu

bulan sekali. Apabila lansia memiliki frekuensi kunjungan yang tinggi

maka dapat terpantau dengan baik status kesehatanya. Keaktifan lansia

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

25

dalam mengikuti kegiatan di posyandu lansia dikatakan aktif jika

mengikuti kegiatan posyandu ≥ 6 kali dalam satu tahun, tidak aktif jika

mengikuti kegiatan posyandu < 6 kali dalam satu tahun.

2.4.2. Faktor pengaruh lansia mengikuti senam

Faktor–faktor yang mempengaruhi lansia dalam mengikuti kegiatan

posyandu lansia (senam lansia) adalah :

1. Pengetahuan lansia

Pengetahuan lansia akan manfaat senam lansia ini dapat diperoleh

dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehariharinya. Lansia yang

menghadiri kegiatan posyandu, akan mendapatkan penyuluhan tentang

bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah

kesehatan yang melekat pada mereka. Pengalaman serta pengetahuan

lansia menjadi pendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu

mengikuti kegiatan posyandu lansia/senam lansia (Purnama, 2010

dalam dian mahara suseno, 2012)

2. motivasi lansia

Motivasi adalah apa yang membuat sesorang bertindak, motivasi

merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang

dihadapinya (Nursalam, 2008dalam dian suseno, 2012)

3. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau

kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan senam lansia. Keluarga bisa

menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri

untuk mendampingi atau mengantar lansia, mengingatkan lansia jika

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

26

lupa jadwal senam lansia, dan berusaha membantu mengatasi segala

permasalahan bersama lansia. (Erfandi,2008 dalam dian mahara suseno,

2012)

4. Kondisi fisik lansia

Mengingat kondisi fisik yang lemah sehingga mereka tidak bisa

mengunakan sarana dan prasarana, maka pemanfaatan pelayanan

kesehatan adalah menyediakan sarana dan fasilitas yang khusus bagi

lansia.

2.4.3 Kriteria keaktifan

Pedoman penelitian yang telah di modifikasi oleh LPPL adalah

sebagai berikut

a. Sangat aktif : 85-100%

b. Aktif :70-84%

c. Cukup aktif : 55-69%

d. Kurang aktif : 40-45 %

e. Sangat kurang aktif :0-39%

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

27

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka Konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan

atau kaitan antara konsep – konsep atau variable – variable yang akan di amati

atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmojo, 2012). Adapun

kerangka konsep adalah sebagai berikut :

Keterangan :

: Variabel yang tidak diteliti

: Variabel yang diteliti

Gambar 3.1 : Kerangka konseptual Hubungan keaktifan mengikuti senam Lansia

dengan keseimbangan tubuh lansia di Posyandu Lansia Desa

Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

Keaktifan mengikuti Senam lansia

1. Pengetahuan tentang manfaat

posyandu

2. Dukungan keluarga

3. Motivasi lansia

4. Kondisi fisik lansia

Keseimbangan tubuh lansia

Berg belance scale

(BBS)

Risiko jatuh rendah

Factor yang mempengaruhi

keseimbangan tubuh pada lansia :

1. Pusat gravitasi

2. Garis gravitasi

3. Bidang tumpu

4. Usia

5. Postur atau sikap tubuh

6. Pengalaman terdahulu

Resiko jatuh menengah

Risiko jatuh tinggi

Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

28

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2010).

Dari kajian di atas tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Ada hubungan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh

Pada Lansia Usia 60 – 95 Tahun di Posyandu Lansia Desa Denanyar

Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

29

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Analitik Korelasional.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

variabel mandiri, baik satu variabel lebih (independen) tanpa membuat

perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono,

2012). Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012).

4.2.Desain penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan analitik

korelasional dengan desain penelitain cross sectional. Penelitian cross

sectional merupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara

faktor resiko (independen) dengan faktor efek (dependen), dimana melakukan

observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang

sama (Rianto, 2011).

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

30

4.3.Waktu dan tempat penelitian

4.3.1. Waktu

Waktu penelitian ini dilakukan pada Februari 2018 sampai Juni dan

pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2018

4.3.2. Tempat

Lokasi dalam penelitian ini adalah Posyandu Lansia Desa Denanyar

Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

4.4.Populasi, sampel dan sampling

4.4.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan

kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2011). Dalam penelitian ini

populasi yang digunakan adalah semua lansia yang mengikuti senam

lansia sebanyak 32 orang.

4.4.2. Sampel

Sampel tertidiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subyek penelitian (Nursalam, 2013).

Menurut (Nursalam, 2011) mencari sampel menggunakan rumus :

n = N

1 + N (d2)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d2 = Tingkat signifikan/ tingkat kesalahan yang dipilih (d2 = 0,05)

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

31

n = N

1 + N(d2)

= 32

1 + 32(0,052)

= 32

1+ 32.0,0025

= 32

1,08

= 30

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian lansia di

Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten

Jombang berjumlah 30 lansia

4.4.3. Sampling

Sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam

penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili

keseluruhaan populasi yang ada (Hidayat,2010). Dalam penelitian ini

menggunakan probability sampling dengan metode random sampling

yaitu pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam anggota populasi (Hidayat,2014).Cara pengambilan

sampel dengan melakukan undian semua populasi seperti arisan dan yang

keluar dari undian tersebut yang akan dijadikan sampel.

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

32

4.5. Kerangka kerja

Kerangka kerja adalah tahapan dalam suatu penelitian pada

kerangka kerja disajikan alur penelitian terutama variabel yang akan

digunakan dalam penelitian (Notoatmodjo,2010).

Gambar 4.4 : Kerangka kerja hubungan keaktifan mengikuti senam lansia dengan

keseimbangan tubuh.

Penyusunan proposal

Sampling

Simple random sampling

Sampel

Sebagian lansia yang berada di posyandu lansia sebanyak 30 orang

Desain penelitian

Mengunakan analitik korelasional dengan metode cross sectional

Pengumpulan data

Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan observasi

Pengolahan data

Pengolahaan data dengan editing, coding, scoring dan tabulating.

Penyajian hasil penelitian

Populasi

Semua lansia yang berada di posyandu lansia sebanyak 32 orang

Analisa Data Korelasi spearman

Variabel independent

Keaktivan mengikuti senam lansia

Variabel dependent

Keseimbangan tubuh lansia

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

33

4.6. Identifikasi variabel

4.6.1. Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu.

a. Variabel Independent

Variabel independen adalah stimulus aktivitas yang dimanipulasi oleh

penelitian untuk menciptakan suatu dampak (Nursalam,2013).

Variabel independent dalam penelitian ini adalah keaktifan mengikuti

senam lansia.

b. Variabel Dependent

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

bebas (Nursalam,2013). Variabel dependentdalam penelitian ini adalah

keseimbangan tubuh pada lansia.

4.7. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat

diamati artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau

pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena yang

kemungkinan dapat diulangi oleh orang lain (Nursalam,2013).

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

34

Tabel 4.6 Definisi operasional hubungan keatifan mengikuti senam lansia

dengan keseimbangan tubuh lansia

Variabel Definisi

Operasional

Parameter Alat Ukur Skala Kategori/ skor

Variabel

independent :

keaktifan

mengikuti

senam lansia

lansia mengikuti

kegiatan senam

lansia secara

teratur, terukur

serta terencana

dan tujuannya

untuk

meningkatkan

kemampuaan

fungsional olah

raga

Frekuensi

kehadiran

mrngikuti senam

lansia.

Absensi Ordinal Skor

1. 85-100%

2. 70-87%

3. 55-69%

4. 40-45%

5. 0-39%

Kategori

1. Sangat aktif

2. Aktif

3. Cukup aktif

4. Kurang aktif

5. Sangat

kurang aktif

Anggraini,(2013)

Variabel

dependent :

Keseimbangan

tubuh pada

lansia

Kemampuan

untuk

mempertahankan

system saraf otot

dalan posisi atau

sikap yang efisien

selagi bergerak

(Prasetyo dan

Indriardi,2015)

1. Duduk ke berdiri

2. Berdiri tanpa

penunjang

3. Duduk tanpa

penunjang

4. Berdiri ke duduk

5. Transfer

6. Berdiri dengan

mata tertutup

7. Berdiri dengan

kaki rapat

8. Menjangkau ke

depan dengan

tangan

9. Mengambil

baramg dari lantai

10. Menoleh ke

belakang

11. Berputar 360

derajat

12. Menempatkan

kaki bergantian di

bangku

13. Berdiri dengan

kaki satu kedepan

14. Berdiri dengan

satu kaki

Berg balance

scale (BBS)

Ordinal Skor

1. 41-56

2. 21-40

3. 0-20

Kategori

1. dengan

resiko jatuh

Rendah

2. dengan

resiko jatuh

Menengah

3. dengan

resiko jatuh

Tinggi

Achmanagara,

(2012)

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

35

4.8. Pengumpulan dan analisa data

4.8.1. Instrumen

Instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasinya lebih

baik (cermat, lengkap, sistematis) sehingga mudah diolah (Saryono,

2010).Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi.

Pengumpulan data keseimbangan tubuh mengunakan Berg balance scale

(BBS). Pada instrumen ini terdiri dari 14 test keseimbangan tubuh dengan

mengidentifikasi Duduk ke berdiri, Berdiri tanpa penunjang , Duduk tanpa

penunjang , Berdiri ke duduk, Transfer, Berdiri dengan mata tertutup,

Berdiri dengan kaki rapat , Menjangkau ke depan dengan tangan,

Mengambil baramg dari lantai, Menoleh ke belakang, Berputar 360

derajat, Menempatkan kaki bergantian di bangku, Berdiri dengan kaki satu

kedepan, Berdiri dengan satu kaki.

4.8.2. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian dilakukan dengan pengumpulan data,

pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2008). Dalam melakukan penelitian ini, peneliti

melakukan pengumpulan data dengan cara :

1. Peneliti mengurus perizinan surat pengantar penelitian kepada institusi

STIKES ICME Jombang.

2. Menyerahkan surat perizinan penelitian dari STIKES ICME Jombang

kepada dinas kesehatan kabupaten Jombang.

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

36

3. Mengadakan pendekatan kepada responden untuk mendapatkan

persetujuan menjadi responden.

4. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bersedia

menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani informed

consent.

5. Peneliti memberikan pengarahan test keseimbangan tubuh

6. Peneliti mengkoreksi apakah semua pengarahan sudah di mengerti

7. Peneliti melihat daftar absensi mulai bulan februari sampai bulan april

dan melakukan test keseimbangan tubuh 10-15 menit dan peneliti

menilai responden untuk mengetahui keseimbangan tubuhnya

8. Setelah data terkumpul maka peneliti melakukan editing, coding,

scoring, tabulating, dan di uji mengunakan uji korelasi spearment

9. Penyajian hasil penelitian.

10. Penyusunan laporan penelitian.

4.8.3 Pengolahan dan Analisa Data

Menurut Hidayat (2009) setelah angket dari responden terkumpul,

selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau

setelah data terkumpul.

b. Coding

Coding adalah kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Pembagian kode ini sangat

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

37

penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya

dalam satu buku untuk memudahkan kembali melihat dan arti suatu

kode dari suatu variabel.

1. Responden

R1 = Responden 1

R2 = Responden 2

R3 = Responden 3

2. Jenis kelamin

JK1 = Laki-laki

JK2 = Perempuan

3. Umur

U1 = 60 - 65 tahun

U2 = 66-70 tahun

U3 = 70-74 ahun

4. Kategori tingkat seimbang

Kode 1 = risiko jatuh rendah

Kode 2 = risiko jatuh menengah

Kode 3 = risiko jatuh tinggi

5. Kategori keaktifan

Kode A = Sangat aktif

Kode B = aktif

Kode C = Cukup aktif

Kode D = Kurang aktif

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

38

Kode E= Sangat kurang aktif

6) Pekerjaan

Ibu rumah tangga = Pk1

Swasta = Pk2

PNS = Pk3

TNI/Polisi = Pk4

Tani/Nelayan = Pk5

Lainnya = Pk6

7) Pendidikan

Tidak Sekolah = Pd1

SD = Pd2

SMP = Pd3

SMA = Pd4

D3/S1 = Pd5

c. Scoring

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau

hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil

observasi dapat diberikan skor (Suryanto, 2011).

Kategori keseimbangan

Skor 41-56 = resiko jatuh rendah

Skor 21-40 = resiko jatuh menengah

Skor 0 -20 = resikojatuh tinggi

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

39

Kategori keaktifan

Skor 85-100% = Sangat aktif

Skor 70-84% = aktif

Skor 55-69%= Cukup aktif

Skor 40-45% = = Kurang aktif

Skor 0-39% = Sangat kurang aktif

d. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel tertentu

menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa data telah

diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola format yang telah

dirancang.

Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterpretasikan

menggunakan skala kumulatif :

100 % = seluruhnya

76% - 99% = hampir seluruhnya

51% - 75% = sebagian besar dari responden

50% = setengah responden

26 %- 49% = hampir dari setengahnya

1 % - 25 % = sebagian kecil dari responden

0 % = tidak ada satupun dari responden

(Arikunto, 2010).

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

40

4.8.4 Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisis univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.

Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010) yaitu keaktifan mengikuti

senam lansia dan keseimbangan tubuh pada Lansia.

Untuk mengukur keaktifan mengunakan persentase lansia . Pada

penilaian keaktifan disediakan lima kriteria keaktifan.

f. Sangat aktif : 85-100%

g. Aktif :70-84%

h. Cukup aktif : 55-69%

i. Kurang aktif : 40-45 %

j. Sangat kurang aktif :0-39%

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keseimbangan tubuh

seseorang apakah tinggi,menengah, rendah, menggunakan alat ukur

(Berg balance scale) dengan 14 pengukuran dan 3 kategori skor:

a. Resiko jatuh tinggi : 41-56

b. Resiko jatuh menengah : 21-40

c. Resiko jatuh rendah : 0-20

2.Analisa Bivariat

Analisa data untuk mengetahui hubungan keaktifan mengikuti

senam lansia dengan keseimbangan tubuh lansia di Posyandu Lansia

Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Skala

variabel keaktifan adalah ordinal dan skala variabel keseimbangan

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

41

ordinal adalah ordinal, pada uji statistik penerimaan hipotesis

menggunakan uji korelasi spearman rank. Diperoleh nilai p kemudian

dibandingkan dengan α 0,05 p value > α (0,05) maka H0 diterima atau

H1 ditolak, yang berarti tidak ada hubungan keaktifan mengikuti

senam lansia dengan keseimbngan tubuh. P value < α (0,05) maka H0

ditolak atau H1 diterima, yang berarti ada ada hubungan keaktifan

mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh.

4.9. Etika penelitian

Sebelum penelitian dilakukan peneliti mengajukan permohonan

kepada STIKES ICME JOMBANG untuk mendapatkan rekomendasi dan

surat permohonan ijin kepada kepala dinas kesehatan di Jombang , setelah

mendapatkan persetujuan barulah melaksanakan penelitian dengan

menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Lembar persetujuan menjadi responden ( Informed consent )

Lembar ini diberikan kepada responden, peneliti menjelaskan maksud

dan tujuan penelitian dilakukan serta dampak yang terjadi sebelum

dan sesudah penelitian. Jika responden bersedia diteliti maka

responden harus menandatangani lembar persetujuan, jika tidak

bersedia diteliti maka peneliti tidak akan memaksa.

2. Anonimity ( tanpa nama )

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, maka peneliti tidak

akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data

yang diisi, lembaran tersebut hanya akan diberi nomor kode tertentu.

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

42

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh

peneliti dan tidak akan mempengaruhi harga diri / status remaja putri

dimasyarakat.

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

43

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Gambaran lokasi penelitian

1. Letak Geografis Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

terletak pada dataran rendah, sebagian besar wilayah desa merupakan

dataran. Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang sebagian

besar adalah tanah pertanian dan pemukiman.

Jarak desa dengan pusat pemerintahan kabupaten : ± 1 km

Jarak desa dengan ibu kota propinsi Jawa Timur : ± 79 km

2. Batas wilayah

Sebelah utara : Desa Banjardowo dan Kecamatan Tembelang

Selebah selatan : Kecamatan Diwek dan Jogoroto

Sebelah Barat : Kecamatan Perak

Sebelah Timur : Kecamatan Peterongan

5.1.2. Data umum

1. Karakteristik responden bedasarkan umur

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden bedasarkan umur di Posyandu

Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten

Jombang pada bulan April 2018

No Umur Frekuensi Presentase (%)

1

2

3

60-65 tahun

66-70 tahun

70-74 tahun

5

11

14

16,7

36,7

46,7

Total 30 100

Sumber : Data Primer, 2018.

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

44

Bedasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa hampir

setengahnya responden berumur 70-74 tahun sebanyak 14 orang

(46,7%).

2. Karakteristik responden bedasarkan jenis kelamin

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden bedasarkan jenis kelamin di

Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang pada bulan April 2018 .

No Jenis kelamin Frekuensi Presentase (%)

1

2

Perempuan

Laki-laki

30

0

100

0

30 100

Sumber : Data Primer, 2018.

Bedasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa seluruh

responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 30 orang (100%).

3. Karakteristik responden bedasarkan pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden bedasarkan tingkat pendidikan

di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang pada bulan April 2018.

No Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

1

2

3

4

Tidak sekolah

SD

SMP

SMA

6

18

2

4

20,0

60,0

6,7

13,3

Total 30 100

Sumber : Data Primer, 2018.

Bedasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagaian besar

berpendidikan SD sebanyak 18 responden (60,0%).

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

45

4. Karakteristik responden bedasarkan pekerjaan

Table 5.4 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan responden di

Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang pada bulan April 2018.

No Pekerjaan Frekuensi Persentase %

1

2

3

4

5

Ibu rumah tangga

Swasta

Pns

TNI/ Polri

Tani/ nelayan

20

1

3

1

5

66,7

3,3

10,0

3,3

16,7

Total 30 100

Sumber : Data Primer, 2018.

Bedasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagaian besar

responden bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 20 responden

(66,7%).

5.1.3. Data khusus

1. Keaktifan mengikuti senam lansia

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan keaktifan

mengikuti senam lansia di Posyandu lansia Desa

Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang bulan April

2018.

No Keaktifan mengikuti senam lansia Frekuensi Presentase (%)

1

2

3

4

5

Sangat aktif

Aktif

Cukup aktif

Kurang aktif

Sangat kurang aktif

19

8

3

0

0

63,3

26,7

10,0

0

0

Total 30 100

Sumber: Data skunder, 2018

Bedasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagaian besar

responden di Posyandu lansia denanyar memiliki keaktifan sangat

aktif sebanyak 19 orang (63,3%).

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

46

2. Keseimbangan tubuh pada lansia

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden bedasarkan keseimbangan

tubuh pada lansia di Posyandu lansia Desa Denanyar

Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang bulan April 2018.

No Keseimbangan tubuh Frekuensi Presentase (%)

1

2

3

Resiko Jatuh Rendah

Resiko Jatuh Menengah

Resiko Jatuh Tinggi

15

11

4

50,0

36,7

13,3

Total 30 100

Sumber: Data Primer, 2018

Bedasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa setengahnya

responden di Posyandu lansia denanyar memiliki keseimbangan

tubuh dengan resiko jatuh rendah sebanyak 15 orang (50,0%).

3. Hubungan keaktifan mengukuti senam lansia dengan keseimbangan

tubuh pada lansia di posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan

Jombang Kabupaten Jombang.

Tabel 5.8 Tabulasi silang Hubungan keaktifan mengukuti senam lansia

dengan keseimbangan tubuh pada lansia di posyandu lansia

Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang bulan

April 2018.

Keaktifan mengikuti

senam lansia

Keseimbangan tubuh (resiko jatuh)

Rendah Menengah Tinggi Total

F % F % F % F %

Sangat aktif

Aktif

Cukup

12

3

0

63,3

37,5

0,0

6

4

1

31,6

50,0

33,3

1

1

2

5,3

12,5

66,7

19

8

3

100

100

100

Jumlah 15 50,0 11 36,7 4 13,3 30 100

Uji rank spearman p value 0.015

Sumber: Data primer, 2018

Bedasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden sangat aktif mengikuti senam sebanyak 19 orang (63,3%)

dan memiliki keseimbangan dengan resiko jatuh yang rendah

sebanyak 15 orang (50,0%).

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

47

Analisa data mengunakan rank spearman dengan SPSS pada

taraf kesalahan 5%. Berdasarkan uji rank spearman antara variabel

akses keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh

lansia di Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

Diperoleh nilai p = 0.015 hasil tersebut lebih kecil dari taraf

signifikan yang di gunakan α 0,05, dengan kata lain ada hubungan

antara keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh

pada lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang. Untuk menilai tingkat hubungan didapatkan

hasil nilai p = 0,015 dimana nilai tingkat hubungan berada pada

kisaran 0,00-0,019. Yang berarti pada penelitian ini memiliki

hubungan rendah (Sugiyo, 2012).

5.2. Pembahasan.

5.2.1. Keaktifan lansia mengikuti senam lansia

Bedasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

yang aktif mengikuti senam lansia di Posyandu lansia denanyar sangat aktif

sebanyak 19 orang (63,3%). Dan sebagaian kecil responden aktif mengikuti

senam lansai sebanyak 8 orang (26,7%) dan yang sebagaian kecil respinden

cukup mengikuti senam lansia sebanyak 3 orang (10,0%)

Menurut peneliti responden yang sangat aktif mengikuti senam lansia

ditunjukan dari nilai distribusi frekuensi didapatkan nilai yang paling tinggi

yaitu dengan tingkat sangat aktif yang menyatakan bahwa jika mereka aktif

mengikuti kegiatan senam lansia 2 kali dalam 1 Minggu mereka akan dapat

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

48

menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh mereka, selain itu senam lansia

juga dapat berfungsi mencegah terjadinya kekakuan sendi dan kekakuan

otot

Menurut teori Anggiya, (2010) Senam lansia adalah olahraga ringan

yang mudah dilakukan, tidak memberatkan dan dapat diterapkan pada

lansia. Aktivitas olah raga akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan

senam lansia bertujuan untuk memperkuat otot, mengurangi rasa nyeri atau

sakit pada sendi, memperbaiki keseimbangan dan menstimulus produksi

cairan pelumas pada sendi agar lansia tidak mudah mengalami kekakuat

pada sendi dan otot Debra (2015). Sedangkan teori Rahayu, (2009) dalam

Anggraini dkk, (2013) menyatakan bahwa frekuensi ideal kunjungan ke

posyandu lansia dalam setahun adalah 12 kali kunjungan, karena posyandu

lansia diselenggarakan setiap satu bulan sekali. Apabila lansia memiliki

frekuensi kunjungan yang tinggi maka dapat terpantau dengan baik status

kesehatanya.

Faktor – faktor yang mempengaruhi keaktifan dalam mengikuti

senam lansia meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.

Berdasarkan table 5.1 di dapatkan hasil bahwa setengahnya berumur 70-74

tahun sejumlah 14 responden 46,6%. Menurut peneliti bertambahnya usia

lansia akan menyebabkan kemunduran faktor fisik dan sering mengalami

sakit sakitan sehingga dalam menjaga kesehatanya lansia memanfaatkan

pelayanan kesehatan untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuhnya di

posyandu atau di Puskesmas terdekat.

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

49

Menurut terori dari (Nasrullah, 2016) Lansia merupakan suatu

keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia, memasuki proses lansia

berarti mengalami kemunduran misalnya kemunduran fisik yang di tandai

kulit kendur rambut mulai memutih gigi mulai ompong pendengaran mulai

kurang jelas pengelihatan kabur gerakan lambat dan figur tubuh mulai tidak

proposional, dan menurut (Ekasari ,2008) bahwa seiring peningkatan usia,

terjadi peningkatan kebutuhan pelayanan khusus yang berbasis masyarakat.

Berdasarkan tabel 5.2 di dapatkan bahwa seluruh responden

berjenis kelamin perempuan sebanyak 30 responden 100%. Menurut peneliti

perempuan lebih dominan mengikuti kegiatan masyarakat dibandingkan laki

laki karena perempuan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan

perempuan juga suka dengan kegiatan kumpul kumpul dengan teman

semama jenis dan seusianya untuk sekedar berbincang bincan maupun

arisan dan perempuan lebih banyak di bandingkan laki laki di lihat dari

(BPS,2014) yang menyatakan bahwa di indonesia lansia perempuan lebih

tinggi 1,11 % dibanding laki-laki.

Berdasarkan tabel 5.3 di dapatkan bahwa sebagaian besar

responden berpendidikan SD sebanyak 18 responden 60,0 % menurut

peneliti pendidikan berpengaruh besar terhadap pengetahuan kesehatanya

dan kesadaran lansia dalam menjaga kesehatan termasuk mengikuti kegiatan

di posyandu lansia

Menurut teori dari (Irawan, 2010) Tingkat pendidikan akan

mempengaruhi tingkat pengetahuan, semakin tinggi tingkat pendidikan

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

50

maka tingkat pengetahuan terkait kesadaran dalam mengikuti kegiatan dan

menjaga kesehatan juga akan tinggi.

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 20 responden

(66,7%). Menurut peneliti lansia yang bekerja sebagai ibu rumah tangga

lebih memanfaatkan pelayanan kesehatan karena ibu rumah tangga lebih

banyak waktu di bandingkan dengan pekerjaan lainya, hal ini sejalan dengan

teori dari penelitian (Rosyid, 2009) bahwa pekerjaan merupakan faktor yang

mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu dimana pemanfatan posyandu

yang baik lebih banyak dilakukan oleh lansia yang tidak bekerja. Menurut

(Hastono, 2009) bahwa lansia yang bekerja akan lebih sibuk sehingga tidak

ada waktu untuk berkunjung ke posyandu dibanding dengan lansia yang

tidak bekerja.

5.2.2. Keseimbangan tubuh pada lansia

Bedasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden di

Posyandu lansia denanyar memiliki keseimbangan tubuh dengan resiko

jatuh rendah sebanyak 15 orang (50,0%).sebagaian kecil memiliki

keseimbangan tubuh dengan resiko jatuh menengah sebanyak 11 orang

(36.7%) dan sebagaian kecilnya lagi memiliki keseimbangan tubuh dengan

resiko jatuh sebesar 4 orang (13,3%) yang di ukur mengunakan test

keseimbangan tubuh dengan berg belance scale.

Menurut peneliti lansia yang aktif mengikuti senam lansia akan

memiliki tingkat resiko jatuh yang rendah dikarenakan dengan lansia yang

aktif mengikuti senam maka lansia tidak mengalami ganguan keseimbangan

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

51

tubuh seperti perubahan system muskoloskletal seperti penurunan kekuatan

dan keleturan otot dan perubahan gaya berjalan jika lansia mengalami

kekurangan cairan pelumas pada sendi dan pengalaman terdahulu yang di

alamai oleh lansia.

Hal ini sejalan dengan teori Menurut (Hakim, dkk, 2013)

keseimbangan tubuh kemampuan tubuh dalam mempertahankan saraf otot

untuk mempertahankan posisi atau sikap yang efisien pada saat melakukan

aktifitas sehari hari. Menurut (Widodo dan Kusumawati, 2014).

Keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering mengakibatkan

seorang lanjut usia mudah jatuh terutama saat aktivitas berjalan dan

melakukan aktivitas sehari – hari.

Faktor – faktor yang mempengaruhi keseimbangan tubuh lansia

meliputi umur, dan pekerjaan. Berdasarkan table 5.1 di dapatkan hasil

bahwa setengahnya berumur 70-74 tahun sejumlah 14 responden 46,6%.

Menurut peneliti bertambahnya usia lansia akan menyebabkan menurunya

kerja orga tubuh sehingga tubuh tidak dapat bekerja secara optimal dan

dapat mengakibatan ganguan keseimbangan tubuh. Menurut terori dari

(Nasrullah, 2016) Lansia merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam

kehidupan manusia, memasuki proses lansia berarti mengalami kemunduran

misalnya kemunduran fisik yang di tandai kulit kendur rambut mulai

memutih gigi mulai ompong pendengaran mulai kurang jelas pengelihatan

kabur gerakan lambat dan figur tubuh mulai tidak proposional,

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 20 responden

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

52

(66,7%). Menurut peneliti lansia yang bekerja sebagai ibu rumah tangga

sangat rawan sekali terjadinya ganguan keseimbangan tubuh karena lansia

tersebut sangatlah kurang melakukan aktifitas dan beresiko tinggi terjadi

ganguan keseimbangan tubuh seperti perubahan pada system

musculoskeletal dan perubahan gaya berjalan. Menurut teori dari (Mauk,

2010) yaitu Perubahan yang terjadi pada sistem musculoskeletal adalah

berkurangnya massa dan kekuatan otot, berkurangnya massa dan kekuatan

tulang (Dewi, 2014). Perubahan kecepatan pergerakan dan kemampuan

untuk mempertahankan postur tubuh tegak dapat mempengaruhi

keseimbangan lansia dan meningkatkan resiko jatuh pada lansia (Dewi,

2014).

5.2.3. Hubungan keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbagan tubuh

pada lansia

Bedasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden yang aktif mengikuti senam lansia di Posyandu lansia denanyar

sangat aktif sebanyak 19 orang (63,3%). Dan Bedasarkan tabel 5.6

menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Posyandu lansia denanyar

memiliki keseimbangan tubuh yang rendah sebanyak 15 orang (50,0%).

Berdasarkan dari hasil analisa kedua variable yang di uji menggunakan

spearman rank dengan SPSS pada taraf kesalahan 5%. Berdasarkan uji

rank spearman antara variable akses keaktifan mengikuti senam lansia

dengan keseimbangan tubuh lansia di Desa Denanyar Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang. Diperoleh nilai p = 0.015 < α = 0,05 maka H1

diterima.

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

53

Menurut peneliti senam lansia sangat penting sekali di lakukan oleh

lansia agar terhindar dari resiko jatuh karena senam lansia ditujukan untuk

penguatan daya tahan dan kelenturan tulang dan sendi, sehingga

muskoloskletal yang menurun dapat di perbaiki, Penerapan latihan fisik

melalui aktifitas olahraga berupa Senam Sehat bagi lansia akan membantu

menjaga serta membiasakan otot dan sendi agar tetap bergerak, karena

dengan bergerak secara tidak langsung akan menjaga otot dan sendi agar

tidak mengalami penurunan fungsi yang akan berdampak pada penurunan

kemampuannya dalam menunjang mobilitas lansia. Berbagai macam variasi

gerakan Senam Sehat dapat dengan mudah diaplikasikan kepada lansia

karena telah disesuaikan dengan kondisi fisik lansia. Senam lansia terdiri

dari berbagai macam gerakan, tidak hanya terfokus pada satu gerakan saja,

hal ini membuat seluruh fungsi tubuh lansia menjadi terlatih dan secara

tidak langsung akan menjaga fungsi tubuhnya agar dapat bekerja secara

maksimal.

Menurut teori (Ismiadi, 2014) dalam (ariu dewi, 2016) Aktifitas senam

lansia akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap segar, karena

senam lansia mampu melatih tulang tetap kuat dean menjaga kelenturan

tulang dan sendi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh

(Feby Ayunda Putri, Yani Dewi Suryani dan Susanti Dharmika, 2015) yang

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

54

berjudul keseimbangan dengan metode Timed Up And Go Test (TUGT)

pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti senam lansia yang

menyatakan bahwa ganguan keseimbangan merupakan salah satu masalah

penting pada lansia dan merupakan penyebab utama lansia mudah jatuh,

beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan adalah instrnsik dan

extrinsik. Senam merupakan salah satu aktifitas fisik yang apabila dilakukan

secara teratur dapat meningkatkan keseimbangan. Hasil survey yang di

lakukan oleh ( Riskesdas ,2013) adalah sebesar 30% lansia umur 65 tahun

jatuh setiap tahunya. Separuh dari angka tersebut mengalami jatuh berulang

dan 1800 kejadian pertahun menyebapkan kematian. Di Indonesia,

prevalensi cedera pada penduduk usia lebih dari 55 tahun mencapai 22%,

dimana 65% diantaranya dikarenakan jatuh.

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

55

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di posyandu lansia Desa

Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada bulan april 2018

dengan 30 orang dapat disimpulkan bahwa :

1. Keaktifan mengikuti senam lansia di Posyandu lansia Desa Denanyar

Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang sebagaian besar sangat aktif .

2. Keseimbangan tubuh lansia di Posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan

Jombang Kabupaten Jombang setengahnya memiliki keseimbangan tubuh

yang memiliki resiko jatuh rendah.

3. Ada hubungan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh pada

lansia di Posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten

Jombang.

6.2 Saran

1. Bagi Responden

Responden diharapkan untuk menjaga kesehatanya dengan

memperiksakan secara rutin dan selalu menerapkan gaya hidup sehat agar

tidak terjadi masalah kesehatan seperti ganguan keseimbangan tubuh yang

dapat beresiko jatuh pada tubuh lansia.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk lebih aktif dalam menggugah

semangat lansia dalam mengikuti senam lansia di posyandu lansia Desa

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

56

Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang dengan cara

memberikan motivasi dan memberikan senam yang bervarian dalam

setiap kegiata posyandu supaya lansia tidak merasa bosan datang ke

posyandu.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Pada penelitian ini belum dapat menjelaskan lebih luas mengenai

responden yang mengalami gangguan keseimbangan , sehingga untuk

penelitian selanjutnya diharapkan melakukan penelitian dengan

pendekatan studi kualitatif dan menambahkan kelompok kontrol sehingga

mendapatkan hasil penelitian yang lebih jelas serta pada perilaku yang

lebih nyata.

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

57

DAFTAR PUSTAKA

Annaflsah, Z, Dkk. 2012. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Keseimbangan Tubuh

yang Diukur Menggunakan Romberg Tesr pada Lansia Sehat Studi di Desa

Plamongsari Kecamatan Pedurungan Semarang. Vol. 4. No. 2.

Ashar, Permata, H. 2016. Gambaran Persepsi Faktor Resiko Jatuh pada Panti Werdah

Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan. Program Studi Keperawatan Fakultas

Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

Eorobatriek, D. 2017. Pengaruh Latihan CAWTHORNE-COOKSEY terhadap Penurunan

Resiko Jatuh pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdah Budi Mulia 3 Margaguna

Jakarta Selatan.

Istiqomah. 2017. Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Lansia Dengan Demensi Dirumah

Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Ganding Semarang. Departemen Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Kusnanto, dkk. 2007. Peningkatan Stabilitas Postural pada Lansia Melalui Balance

Exercise. Vol.1. No. 2. PSIK FK UNAIR.

Noorhidayah, D. 2016. Hubungan Postur Tubuh dengan Jatuh pada Lanjut Usia.

Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah

Surakarta.

Notoatmojo, S. 2010. Metode penelitian kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Nugroho, W. 2000. Mekanisme Keseimbangan Postural Pada Lansia. 10 Mei 2010

Nursalam. 2013. Konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Padila.2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta. Nuha Medika.

Putri, F, A, Dkk. 2015. Keseimbangan dengan Metode Time Up and Go Test pada

Lansia yang Mengikuti dan TIdak MEngikuti Senam Lansia. Program Pendidikan

Sarjana Kedokteran Universitas Islam Bandung.

Rahmadani, Carolina P. K. 2016. Pengaruh Latihan Jalan (Tanden Stance) terhadap

Penigkatan Keseimbangan untuk Mengurangi Resiko Jatuh pada Lansia. Program

Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Raharjo, D, R, Dkk. 2015.Pengaruh Senam Lansia terhadap Kebugaran Lansia di Panti

Werdah Majapahit Mojokerto. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Surabaya.

Takarini, N. dkk. 2012. Alat Ukur Sederhana untuk Kongnitif Keseimbangan dan

Aktifitas Fungsional Lansia. Jilid 1. Jurusan Fisioterapi Kementrian kesehatan

Politeknik Kesehatan Surakarta.

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

58

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan : Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Suseno, Dian, M. 2012. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia dalam

Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Desa Kauman Kecamatan Polanharjo

Kabupaten Klaten. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Mohammadyah

Surakarta.

Utami, Nita. 2017. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Resiko Jatuh pada Lansia di

Desa Krasakan Lumbungrejo Tempel Sleman Yogyakarta.

Eorobatriek, D. 2017. Pengaruh Latihan CAWTHORNE-COOKSEY terhadap Penurunan

Resiko Jatuh pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdah Budi Mulia 3 Margaguna

Jakarta Selatan.

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

59

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :

Yth. Calon Responden Penelitian

Dengan Hormat,

Saya mahasiswa S1 Keperawatan program studi ilmu keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang, bermaksud melaksanakan

penelitian mengenai “hubungan keaktifan mengikuti senam lansia terhadap

keseimbangan tubuh lansia”

Saya mengharap kesediaan saudara-saudara sekalian untuk menjadi responden

dalam penelitian saya ini. Informasi yang didapatkan, saya jamin kerahasiaan dan

hanya dipergunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan saya

gunakan untuk maksud-maksud lainnya.Apabila saudara bersedia menjadi

responden, saya mohon untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi rsponden

terlampir.

Atas perhatiaan dan kesediaannya saya ucapkan terima kasih.

Jombang, April 2018

Yang membuat pernyataan

YOYOK ARI WBOWO

14.321.0099

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

60

Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Yang betanda tangan dibawah ini

Nama ( inisial ) :

Alamat ( inisial ) :

Setelah mendapat keterangan secukupnya serta mengetahui manfaat dan resko

dari penelitian yang berjudul “hubungan keaktifan mengikuti senam lansia terhadap

keseimbangan tubuh lansia” . Menyatakan bersedia atau tidak bersedia ikut terlibat

sebagai responden. Saya percaya data yang dihasilkan akan dijaga kerahasiaannya.

Jombang, April 2018

Responden

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

61

Lampiran 3

LEMBAR KUEISIONER PENELITIAN

PetunjukPengisian :

1. Untuk data umum, isilah sesuai dengan kondisi anda.

2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat anda.

3. Berilah tanda (√) pada kotak yang telah disediakan yang anda anggap benar.

A. KARATERISTIK RESPONDEN :

1. Jenis Kelamin :

: Laki – Laki

: Perempuan

2. Umur

: 60 - 66 tahun

: 66 - 70 tahun

: 70 - 74 tahun

3. Pendidikan

: Tdk sekolah

: SD

: SMP

: SMA

: Perguruan Tinggi

4. Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

: Swasta

: PNS

: TNI/Polisi

:Tani/Nelayan

: Lainnya

5. Agama

: Islam

: Lainnya

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

62

Lampiran 4

Alat ukur BBS (Berg Balance Scale )

Berg balance scale (BBS) merupakan skala untuk mengukur keseimbangan static

dan dinamik secara objektif, yang terdiri dari 14 item tugas keseimbangan (balance

task) yang umum dalam kehidupan sehari-hari.

No Item

keseimbangan Skor (0-4)

1. Duduk ke berdiri 4 = dapat berdiri tanpa menggunakan tangan dan

menstabilkan independen.

3 = mampu berdiri secara independen menggunakan

tangan.

2 = mampu berdiri menggunakan tangan setelah

mencoba.

1 = perlu bantuan minimal untuk berdiri atau

menstabilkan

0 = perlu asisten sedang atau maksimal untuk berdiri.

2. Berdiri tanpa

penunjang

4 = dapat berdiri dengan aman selama 2 menit.

3 = mampu berdiri 2 menit dengan pengawasan.

2 = dapat berdiri 30 detik yang tidak dibantu/ditunjang.

1 = membutuhkan beberapa waktu untuk mencoba

berdiri 30 detik yang tidak dibantu.

0 = tidak dapat berdiri secara mandiri selama 30 detik

3

.

Duduk tanpa

penunjang

4 = bisa duduk dengan aman dan aman selama 2 menit

3 = bisa duduk 2 menit dengan pengawasan

2 = mampu duduk selama 30 detik

1 = bisa duduk 10 detik

0 = tidak dapat duduk tanpa penunjang

4. Berdiri ke duduk 4 = duduk dengan aman dengan menggunakan minimal

tangan

3 = mengontrol posisi turun dengan menggunakan

tangan

2 = menggunakan punggung kaki terhadap kursi untuk

mengontrol posisi turun

1 = duduk secara independen tetapi memiliki keturunan

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

63

yang tidak terkendali

0 = kebutuhan membantu untuk duduk.

5. Transfer 4 = dapat mentransfer aman dengan penggunaan ringan

tangan

3 = dapat mentransfer kebutuhan yang pasti aman dari

tangan

2 = dapat mentransfer dengan pengawasan

1 = membutuhkan satu orang untuk membantu

0 = membutuhkan dua orang untuk membantu atau

mengawasi

6. Berdiri dengan

mata tertutup

4 = dapat berdiri 10 detik dengan aman

3 = dapat berdiri 10 detik dengan pengawasan

2 = mampu berdiri 3 detik

1 = tidak dapat menjaga mata tertutup 3 detik tapi tetap

aman

0 = membutuhkan bantuan agar tidak jatuh

7. Berdiri dengan

kaki rapat

4 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara

independen dan berdiri 1 menit aman

3 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara

independen dan berdiri 1 menit dengan

pengawasan

2 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara

mandiri tetapi tidak dapat tahan selama 30 detik

1 = memerlukan bantuan untuk mencapai posisi

tapi mampu berdiri 15 kaki bersama-sama detik

0 = memerlukan bantuan untuk mencapai posisi dan

tidak dapat tahan selama 15 detik

8. Menjangkau ke

depan dengan

tangan

4 = dapat mencapai ke depan dengan percaya diri 25

cm (10 inci)

3 = dapat mencapai ke depan 12 cm (5 inci)

2 = dapat mencapai ke depan 5 cm (2 inci)

1 = mencapai ke depan tetapi membutuhkan

pengawasan

0 = kehilangan keseimbangan ketika mencoba /

memerlukan dukungan eksternal

9. Mengambil barang 4 = dapat mengambil sandal aman dan mudah

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

64

dari lantai 3 = dapat mengambil sandal tetapi membutuhkan

pengawasan

2 = tidak dapat mengambil tetapi mencapai 2-5 cm (1-2

inci) dari sandal dan menjaga keseimbangan secara

bebas

1 = tidak dapat mengambil dan memerlukan

pengawasan ketika mencoba

0 = tidak dapat mencoba / membantu kebutuhan untuk

menjaga dari kehilangan keseimbangan atau jatuh

10. Menoleh ke

belakang

4 = tampak belakang dari kedua sisi dan berat bergeser

baik

3 = tampak belakang satu sisi saja sisi lain

menunjukkan pergeseran berat badan kurang

2 = hanya menyamping tetapi tetap mempertahankan

keseimbangan

1 = perlu pengawasan saat memutar

0 = butuh bantuan untuk menjaga dari kehilangan

keseimbangan atau jatuh

11. Berputar 360

derajat

4 = mampu berputar 360 derajat dengan aman dalam 4

detik atau kurang

3 = mampu berputar 360 derajat dengan aman satu sisi

hanya 4 detik atau kurang

2 = mampu berputar 360 derajat dengan aman tetapi

perlahan-lahan

1 = membutuhkan pengawasan yang ketat

atau dengan lisan

0 = membutuhkan bantuan saat memutar

12. Menempatkan kaki

bergantian di

bangku

4 = mampu berdiri secara independen dengan aman

dan menyelesaikan 8 langkah dalam 20 detik

3 = mampu berdiri secara mandiri dan menyelesaikan 8

langkah dalam> 20 detik

2 = dapat menyelesaikan 4 langkah tanpa bantuan

dengan pengawasan

1 = dapat menyelesaikan> 2 langkah perlu assist

minimal

0 = membutuhkan bantuan agar tidak jatuh / tidak

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

65

mampu untuk mencoba

13. Berdiri dengan

satu kaki didepan

4 = mampu menempatkan tandem kaki secara

independen dan tahan 30 detik

3 = mampu menempatkan kaki depan independen dan

tahan 30 detik

2 = dapat mengambil langkah kecil secara mandiri dan

tahan 30 detik

1 = kebutuhan membantu untuk melangkah tapi dapat

menyimpan 15 detik

0 = kehilangan keseimbangan saat melangkah atau

berdiri

14. Berdiri dengan

satu kaki

4 = mampu mengangkat kaki secara independen dan

tahan> 10 detik

3 = mampu mengangkat kaki secara independen dan

tahan 5-10 detik

2 = mampu mengangkat kaki secara independen dan

tahan ≥ 3 detik

1 = mencoba untuk angkat kaki tidak bisa tahan 3 detik

tetapi tetap berdiri secara independen.

0 = tidak dapat mencoba kebutuhan membantu untuk

mencegah jatuhnya.

Scoring: Skala lima poin, mulai dari 0-4. "0" menunjukkan tingkat terendah fungsi dan

"4" tingkat fungsi tertinggi. Skor Total = 56

Interpretasi: 41-56 = risiko jatuh rendah

21-40 = risiko jatuh menengah

0 -20 = risiko jatuh tinggi

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

66

Lampiran 5

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

67

Lampiran 6

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

68

Lampiran 7

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

69

Lampiran 8

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

70

Lampiran 9

1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 Sgt aktif 1

2 2 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 11 68,75 Cukup 3

3 2 1 3 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 13 81,25 Aktif 2

4 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 Sgt aktif 1

5 2 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 13 81,25 Aktif 2

6 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 Sgt aktif 1

7 2 2 2 5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 87,5 Sgt aktif 1

8 2 2 1 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 93,75 Sgt aktif 1

9 2 2 2 5 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 10 62,5 Cukup 3

10 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 14 87,5 Sgt aktif 1

11 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 13 81,25 Aktif 2

12 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 Sgt aktif 1

13 2 2 2 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 93,75 Sgt aktif 1

14 2 2 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 87,5 Sgt aktif 1

15 2 2 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 75 Aktif 2

16 2 2 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 Sgt aktif 1

17 2 3 2 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 11 68,75 Cukup 3

18 2 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 87,5 Sgt aktif 1

19 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 Sgt aktif 1

20 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 81,25 Aktif 2

21 2 3 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 87,5 Sgt aktif 1

22 2 3 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 75 Aktif 2

23 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 Sgt aktif 1

24 2 3 4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 81,25 Aktif 2

25 2 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 87,5 Sgt aktif 1

26 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 Sgt aktif 1

27 2 3 4 4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 81,25 Aktif 2

28 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 100 Sgt aktif 1

29 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 87,5 Sgt aktif 1

30 2 3 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 93,75 Sgt aktif 1

Skor

No.

Resp

.

DATA UMUM

Jenis

KelaminUmur

Pendi

dikan

Peker

jaanAgama

%

TABULASI DATADATA KHUSUS

KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM LANSIA

BULAN MARET BULAN APRILKategori Kode

1 2 3 4 1 2 3 4

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

71

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 4 4 41 Rendah 1

2 2 2 2 1 1 0 2 1 1 2 1 0 1 1 17 Tinggi 3

3 2 3 2 1 2 2 2 2 0 2 1 2 1 1 23 Menengah 2

4 3 4 3 4 3 3 2 2 4 2 3 2 3 3 41 Rendah 1

5 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 19 Tinggi 3

6 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 33 Menengah 2

7 2 3 2 3 2 3 2 1 1 2 2 1 1 1 26 Menengah 2

8 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 21 Menengah 2

9 2 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 1 39 Menengah 2

10 2 1 1 2 1 0 1 0 0 1 0 1 2 1 13 Tinggi 3

11 3 2 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 3 35 Menengah 2

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 54 Rendah 1

13 4 4 4 1 2 3 3 2 2 2 2 1 2 4 36 Menengah 2

14 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 51 Rendah 1

15 4 4 3 3 4 2 3 4 3 2 2 1 2 2 39 Menengah 2

16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 54 Rendah 1

17 1 2 2 1 2 1 1 2 1 0 2 0 1 2 18 Tinggi 3

18 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 55 Rendah 1

19 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 55 Rendah 1

20 2 2 3 2 4 2 3 3 4 3 3 4 2 3 40 Menengah 2

21 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 1 3 2 4 35 Menengah 2

22 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 3 50 Rendah 1

23 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 32 Menengah 2

24 2 3 2 4 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 45 Rendah 1

25 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 52 Rendah 1

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 54 Rendah 1

27 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 2 45 Rendah 1

28 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 53 Rendah 1

29 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 53 Rendah 1

30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 Rendah 1

Kategori Kode

TABULASI DATA KHUSUS

No.

Resp

.

KESEIMBANGAN TUBUH LANSIA

BERG BALANCE SCALESkor

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

72

Lampiran 10

Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 30 100,0 100,0 100,0

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 5 16,7 16,7 16,7

2 11 36,7 36,7 53,3

3 14 46,7 46,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 6 20,0 20,0 20,0

2 18 60,0 60,0 80,0

3 2 6,7 6,7 86,7

4 4 13,3 13,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 20 66,7 66,7 66,7

2 1 3,3 3,3 70,0

3 3 10,0 10,0 80,0

4 1 3,3 3,3 83,3

5 5 16,7 16,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Agama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 30 100,0 100,0 100,0

Keaktifan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sgt aktif 19 63,3 63,3 63,3

Aktif 8 26,7 26,7 90,0

Cukup 3 10,0 10,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

73

BBS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Rendah 15 50,0 50,0 50,0

Menangah 11 36,7 36,7 86,7

Tinggi 4 13,3 13,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

74

Crosstabs

Keaktifan * BBS Crosstabulation

BBS Total

Rendah Menangah Tinggi

Keaktifan

Sgt aktif

Count 12 6 1 19

% within Keaktifan 63,2% 31,6% 5,3% 100,0%

% of Total 40,0% 20,0% 3,3% 63,3%

Aktif

Count 3 4 1 8

% within Keaktifan 37,5% 50,0% 12,5% 100,0%

% of Total 10,0% 13,3% 3,3% 26,7%

Cukup

Count 0 1 2 3

% within Keaktifan 0,0% 33,3% 66,7% 100,0%

% of Total 0,0% 3,3% 6,7% 10,0%

Total

Count 15 11 4 30

% within Keaktifan 50,0% 36,7% 13,3% 100,0%

% of Total 50,0% 36,7% 13,3% 100,0%

Nonparametric Correlations

Correlations

Keaktifan BBS

Spearman's rho

Keaktifan

Correlation Coefficient 1,000 ,441*

Sig. (2-tailed) . ,015

N 30 30

BBS

Correlation Coefficient ,441* 1,000

Sig. (2-tailed) ,015 .

N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

75

Lampiran 11

JADWAL KEGIATAN PENYUSUNAN SKRIPSI

No. Jadwal Penelitian Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Konsultasi Judul

2. Menyusun dan

Konsultasi Bab 1

3. Studi Pendahuluan

4. Menyusun dan

Konsultasi Bab 2

5. Menyusun dan

Konsultasi Bab 3

6. Menyusun dan

Konsultasi Bab 4

7. Konsultasi lembar

observasi, lampiran

depan dan belakang

8. ACC proposal

penelitian

9. Sidang Proposal

10. Revisi proposal

11. Pengambilan data

12. Pengolahan data

13. Menyusun dan

konsultasi Bab 5

dan Bab 6

14. Konsultasi Lembar

awal dan akhir

kelengkapan skripsi

15. Sidang Skripsi

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

76

Lampiran 12

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

77

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM …repo.stikesicme-jbg.ac.id/968/2/SKRIPSI LENGKAP.pdf · pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang hingga . xv terselaikannya

78