skripsi-guru honorer.doc

81
PROBLEMATIKA GURU HONORER DALAM MELAKSANAKAN TUGAS KEPROFESIAN DI MI MIFTAHUL HUDA NGANTANG PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat dalam Ujian Proposal Skripsi Program Studi S-1 Pendidikan Agama Islam Oleh : CHOIRUNIKMAH NIMKO : 2009.411.2000.110.0766 SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH 0

Upload: yonianwar

Post on 21-Jan-2016

564 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: skripsi-GURU HONORER.doc

PROBLEMATIKA GURU HONORER DALAM MELAKSANAKAN TUGAS KEPROFESIAN DI MI

MIFTAHUL HUDA NGANTANG

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat dalam Ujian Proposal Skripsi Program Studi S-1

Pendidikan Agama Islam

Oleh :

CHOIRUNIKMAH

NIMKO : 2009.411.2000.110.0766

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH

AL-URWATUL WUTSQO JOMBANG

2013

0

Page 2: skripsi-GURU HONORER.doc

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi Atas Nama Choirunikmah Ini Telah Disetujui Untuk Diujikan Pada Ujian Proposal Skripsi

Jombang, Januari 2013

Dosen Pembimbing

Surohim, SH.I, M.Pd.I

1

Page 3: skripsi-GURU HONORER.doc

PROBLEMATIKA GURU HONORER DALAM MELAKSANAKAN TUGAS KEPROFESIAN DI MI MIFTAHUL HUDA NGANTANG

A. KONTEKS PENELITIAN

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai butir-butir

tujuan pendidikan tersebut perlu didahului oleh proses pendidikan yang

memadai. Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik, maka semua aspek

yang dapat mempengaruhi belajar siswa hendaknya dapat berpengaruh positif

bagi diri siswa, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

Diundangkannya Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, maka semakin kuatlah alasan pemerintah dalam melibatkan

masyarakat dan pemerintah daerah dalam pengelolaan lembaga pendidikan pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah. Keterlibatan masyarakat dan

pemerintah daerah tersebut mencakup beberapa aspek dari perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan ( UU No. 20 Th.

2003, pasal 8 ), termasuk berkewajiban memberikan dukungan sumber daya

dalam penyelenggaraan pendidikan.

2

Page 4: skripsi-GURU HONORER.doc

Menurut Wakiran, dkk. (2004 ), dalam pasal 2 ayat (3) Undang-undang

Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun

1974 secara tegas dinyatakan , bahwa disamping Pegawai Negeri sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) pejabat yang berwenang dapat mengangkat Pegawai

Tidak Tetap.1

Dalam penjelasan yang dimaksud dengan Pegawai Tidak Tetap adalah

pegawai yang diangkat untuk jangka waktu terrtentu guna melaksanakan tugas

pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis professional dan

administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi dalam

kerangka system kepegawaian, Pegawai Tidak Tetap tidak berkedudukan sebagai

Pegawai Negeri. Dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan selain

Pegawai Negeri Sipil terdapat juga beberapa jenis pegawai yang melaksanakan

tugas sebagaimana dilaksanakan oleh Pegawai Negeri Sipil, akan tetapi

pendekatannya atau sebutan istilahnya di berbagai instansi baik Pusat maupun

Daerah berbeda-beda. Hal ini disebabkan, karena sampai saat ini belum ada

norma, standar, prosedur yang mengatur hal tersebut.

Pegawai tidak Tetap tersebut saat ini diangkat dalam berbagai instansi

Pegawai pemerintah antara lain di lingkungan Departemen Kesehatan (Dokter

PTT dan Bidan PTT), di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional (Guru

Tidak Tetap/Guru Bantu), dilingkungan Departemen Agama (Guru Tidak Tetap,

Penyuluh Agama), dilingkungan Departemen Kimpraswil (Pegawai

1 Wakiran, dkk,Pengkajian Sistem penggajian Pegawai tidak tetap, (Jakarta:2004),hal:30

3

Page 5: skripsi-GURU HONORER.doc

Honorer/Tenaga Kontrak), dan dibeberapa daerah Propinsi/Kabupaten/Kota yang

sudah mengangkat Pegawai Tidak Tetap.

Selama ini guru yang bekerja di berbagai sekolah, baik Negeri maupun

swasta, sering kali masyarakat mengira bahwa para guru tersebut adalah berstatus

Pegawai Negeri Sipil (PNS) . Padahal tidak semua guru yang bekerja di sekolah-

sekolah tersebut berstatus PNS, atau biasa disebut guru Honorer, Guru Tidak

Tetap, atau Guru Kontrak.

Guru Tidak Tetap yang bekerja pada beberapa sekolah Negeri maupun swasta,

sampai saat ini belum memiliki standar gaji yang menitikberatkan pada bobot

jam pelajaran, tingkatan jabatan, dan tanggung jawab masa depan siswanya.

Apalagi untuk guru yang mengajar di tingkat SD/MI. Banyak diantara mereka

yang bekerja melebihi dari imbalan yang mereka terima. Dengan kata lain,

insentif atau gaji yang mereka terima tidak sebanding dengan pekerjaan yang

mereka laksanakan dan tanggung jawab yang mereka terima terhadap masa

depan siswanya, berhasil atau tidaknya menyelesaikan program pendidikan di

sekolah.

Berbeda kondisi dengan para guru yang telah diangkat statusnya menjadi

Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain kenaikan gaji pokok, pemerintah juga

memberikan gaji bulan ke-13 bagi PNS dan pensiunan. Pemerintah juga akan

menaikkan uang makan bagi TNI/Polri dan PNS. Untuk TNI/Polri uang makan

naik dari Rp 35 ribu per hari menjadi Rp 40 ribu per hari. Sedangkan untuk PNS,

uang makan dari Rp 15 ribu menjadi Rp20 ribu. Presiden SBY pun menyatakan,

selama lima tahun terakhir, gaji PNS dan TNI/ Polri telah naik dari Rp. 674 ribu

4

Page 6: skripsi-GURU HONORER.doc

menjadi Rp 1,721 juta (metrotvnews.com, 8 Januari 2010). Bahkan PNS yang

berstatus guru misalnya, selain mendapatkan kenaikan gaji setiap tahunnya,

mereka juga mendapatkan tunjangan perbaikan kesejahteraan bagi mereka yang

sudah lolos sertifikasi.2

Berdasarkan observasi sementara, rendahnya kesejahteraan guru mempunyai

peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan.Dengan pendapatan

rendah, guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan.Ada yang mengajar di

sekolah lain, menjadi petani, dan sebagainya. Dengan keadaan demikian itu,

pencapaian prestasi siswa menjadi tidak memuasakan.

Sesungguhnya permasalahan di atas yang menjadi kendala, maka penelitian

ini terfokus pada Problematika Guru Honorer Dalam Melaksanakan Tugas

Keprofesian Di MI Miftahul Huda Ngantang.

2 Ibid,35

5

Page 7: skripsi-GURU HONORER.doc

B. FOKUS MASALAH

Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka dapat dikemukakan

beberapa focus masalah sebagai berikut :

1. Guru Honorer di MI Miftahul Huda Ngantang.

2. Apa saja problem Guru Honorer dalam melaksanakan tugas keprofesian

di MI Miftahul Huda Ngantang.

3. Problem solving guru honorer dalam melaksanakan tugas profesi di MI

Miftahul Huda Ngantang.

C. MANFAAT DAN TUJUAN PENELITIAN

Manfaat Penelitian :

1. SecaraTeoritis

Memberikan sumbangan referensi bacaan ilmiah di STIT UW Jombang

tentang problematika guru honorer dan khazanah keilmuan pendidikan

Islam.

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian dapat dilaksanakan di lembaga MI Miftahul Huda

Ngantang.

b. Hasil penelitian dapat dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan

Islam lainnya.

6

Page 8: skripsi-GURU HONORER.doc

Berdasarkan pada konteks penelitian di atas, maka terdapat

cakupan bahasan yang perlu difokuskan, yaitu :

a. Mendiskripsikan guru honorer di MI Miftahul Huda Ngantang.

b. Mendiskripsikan problem guru honorer di MI Miftahul Huda

Ngantang.

c. Mendiskripsikan problem solving guru honorer di MI Miftahul

Huda Ngantang.

7

Page 9: skripsi-GURU HONORER.doc

D. BATASAN ISTILAH

Untuk menghindari kekeburan makna, Maka perlu adanya pembatasan

tentang istilah-istilah yang ada dalam judul “ Problematika Guru Honorer

Dalam Melaksanakan Tugas Keprofesian Di MI Miftahul Huda Ngantang”

sebagai berikut :

1. Problematika

Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa inggris “problem”

artinya, soal, masalah, atau teka- teki. Juga berarti problematic, yaitu

ketidaktentuan.3

2. Guru Honorer

Guru Honorer adalah guru yang digaji sebagai guru tetap, tetapi

menerima honorarium berdasarkan jumlah jam pelajaran yang diberikan.4

3. Tugas keprofesian

Profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut

keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap pekerjaan

itu.Profesional menunjuk dua hal, yakni orangnya dan kinerja dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Sedangkan profesionalisme

menunjuk kepada derajat atau tingkat kinerja seseorang sebagai seorang

professional dalam melaksanakan profesi yang mulia itu.5

3 W.J.S.Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka,1992)hal.12994 Tim Penyusun Pusat dan Pengembangan Bahasa,Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka,1989) hal.9705 Tim Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).Edisi Revisi.Malang.UIN-Maliki Press 2012, Hal.21

8

Page 10: skripsi-GURU HONORER.doc

E. SETTING PENELITIAN

Madarasah Ibtidaiyah Miftahul Huda berada di Desa Jombok Kecamatan

Ngantang Kabupaten Malang Jawa Timur.

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Untuk memudahkan dalam mengkaji dan memahami secara keseluruhan

skripsi ini, peneliti akan menguraikan tentang sistematika pembahasan sebagai

berikut :

Bab I. Pendahuluan

Konteks penelitian, fokus masalah, tujuan penelitian dan manfaat

penelitian, batasan istilah, setting penelitian dan sistematika

pembahasan.

Bab II. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka akan diuraikan tentang :

Pengertian problematika, guru honorer, tugas profesi.

Bab III. Metode Penelitian

Dalam metode ini akan diuraikan tentang :

Pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, data dan sumber

data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data.

Bab IV. Paparan Data dan Temuan Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai setting penelitian di MI

Miftahul Huda Ngantang.

Bab V. Pembahasan

9

Page 11: skripsi-GURU HONORER.doc

Pada bab ini peneliti akan membahas tentang problematika guru

honorer dalam melaksanakan tugas keprofesian di MI Miftahul Huda

Ngantang.

Bab VI. Penutup

Pada bagian akhir ini akan memuat kesimpulan, saran-saran dan daftar

pustaka.

G. KAJIAN PUSTAKA

1. Tinjauan tentang Guru Honorer

a. Pengertian Guru Honorer

Pada Pasal 1 butir kesatu (yang saat ini sedang direvisi)

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan

Tenaga Honorer Menjadi CPNS dijelaskan bahwa tenaga honorer

adalah seseorang yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian

atau pejabat lain dalam pemerintahan untuk melaksanakan tugas

tertentu pada instansi pemerintah atau yang penghasilannya menjadi

beban APBN/APBD. Tenaga honorer atau yang sejenis yang

dimaksud, termasuk guru bantu, guru honorer, guru wiyata bhakti,

pegawai honorer, pegawai kontrak, pegawai tidak tetap, dan lain-lain

yang sejenis dengan itu yang bertugas di bawah naungan instansi

pemerintah yang digaji dari APBN/APBD. Peraturan Pemerintah ini

memungkinkan setiap kabupaten maupun kota mengangkat tenaga

10

Page 12: skripsi-GURU HONORER.doc

honorer termasuk guru. Gaji mereka dibebankan pada APBN dan

APBD, dan secara bertahap dapat diangkat menjadi CPNS.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007, yang

berisi Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005

Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS dijelaskan

secara lebih tegas bahwa penghasilan tenaga honorer dari

APBN/APBD adalah penghasilan pokok yang secara tegas tercantum

dalam alokasi belanja pegawai/upah pada APBN/APBD. Dalam hal

penghasilan tenaga honorer tidak secara tegas tercantum dalam alokasi

belanja pegawai/upah pada APBN/APBD, maka tenaga honorer

tersebut tidak termasuk dalam pengertian dibiayai oleh APBN/APBD.

Akan tetapi dibiayai dari anggaran lain misalnya, dana bantuan

operasional sekolah, bantuan atau subsidi untuk kegiatan/pembinaan

yang dikeluarkan dari APBN/APBD, atau yang dibiayai dari retribusi.

Istilah tenaga honorer dibedakan menjadi dua macam yaitu tenaga

honorer yang berasal dari APBN/APBD dan tenaga honorer Non

APBN/APBD. Istilah tenaga honorer APBN/APBD yang ada saat ini

adalah identik dengan tenaga yang berasal dari :

1) Tenaga Guru disebut Guru Bantu Sementara (GBS) di

lingkungan Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen

Agama melalui SK dan ketetapan gaji langsung dari Menteri

terkait melalui dana APBN,

11

Page 13: skripsi-GURU HONORER.doc

2) Tenaga Teknis dan Fungsional di lingkungan Departemen

Kesehatan disebut Pegawai Tidak Tetap (PTT) seperti Tenaga

Dokter, Perawat dan Tenaga Teknis Kesehatan dengan dasar

pelaksanaan tugas langsung melalui SK Menteri ataupun SK

Bupati/Walikota dengan gaji yang didanai oleh APBN/APBD.6

3) Tenaga Fungsional di lingkungan Departemen Pertanian

disebut Pegawai Tidak Tetap (PTT) seperti Penyuluh Pertanian

dengan dasar pelaksanaan tugas langsung melalui SK Menteri

dengan gaji yang didanai oleh APBN.

Sedangkan istilah tenaga honorer Non APBN/APBD

adalah pegawai tidak tetap yang bekerja dan mengabdikan

hidupnya menjadi aparatur pemerintah yang pembiayaan

gajinya tidak di danai oleh APBN/APBD tapi dibayar

berdasarkan keiklasan para pegawai negeri yang dibantunya

ataupun dana operasional instansi tersebut yang besar

pembayarannya tidak menentu dan relatif lebih kecil dari

standar upah minimum baik regional ataupun kabupaten /

kota.7

Guru Indonesia saat ini dibagi menjadi dua kelompok. Pertama

guru PNS, mereka bekerja berdasarkan surat keputusan pemerintah

dan menerima gaji setiap bulannya dari APBN/APBD. Kedua guru

6 Wakiran, dkk,, op.cit.,hal 407 Ibid,42

12

Page 14: skripsi-GURU HONORER.doc

honorer atau guru tidak tetap (GTT), mereka mengabdi atas

kehendak sendiri yang dilegalisasi surat keputusan dari kepala

sekolah atau yayasan. Mereka dibayar atas dasar perjanjian tertulis

dengan pihak sekolah atau yayasan yang bersangkutan yang

besarannya bervariasi, ada yang Rp. 250.000,00, ada yang Rp.

150.000,00, dan bahkan ada yang Rp 75.000,00 perbulan, hal

tersebut tergantung kondisi keuangan sekolah yang bersangkutan.8

Guru honorer adalah guru yang tidak digaji sebagai guru tetap,

tetapi menerima honorarium berdasarkan jumlah jam pelajaran yang

diberikan. Sedangkan guru honor daerah (Honda) adalah guru

bukan PNS yang diangkat Pemerintah Provinsi / Kabupaten / Kota

pada sekolah negeri atau sekolah swasta dengan biaya dari APBD.9

Suciptoardi (2010), mengemukakan pendapatnya mengenai

guru tidak tetap Sekolah Negeri terkait dengan ketidaktahuan atau

kesimpangsiuran, bahkan ketidakjelasan akan arti guru tidak tetap,

yaitu istilah yang lazim disebut oleh pihak sekolah untuk guru yang:

1) diangkat berdasarkan kebutuhan pada satuan pendidikan

(sekolah) dengan persetujuan dari kepala sekolah; dalam hal

baik pengangkatan juga pemberhentian, menandatangani

kontak kerja selama jangka waktu tertentu, setahun atau lebih

8 Wakiran, dkk.op.cit,hal 559 Ibid,hal 60

13

Page 15: skripsi-GURU HONORER.doc

sesuai dengan kebutuhan sekolah merupakan kewenangan

kepala sekolah;

2) penggajian berdasarkan sumbangan dari masyarakat dan

tunjangan fungsional Rp.200.00/bulan, khusus yang

memenuhi kuota 24 jam dengan berbagai pertimbangan, baik

itu jam mengajar dari beberapa sekolah, sebagai wali kelas,

pembina ekstrakulikuler, tim IT sekolah, staff, dan jabatan

lainnya dalam koridor pendidikan;

3) tunjangan fungsional adalah “jasa baik” Pemerintah daerah,

walaupun legal, akan tetapi tidak masuk dalam kategori dari

“pembiayaan APBD”;dengan demikian, guru tidak tetap

adalah guru yang tidak masuk dalam APBN dan APBD.10

4) Pada dasarnya, kebijakan pengangkatan guru honorer

diserahkan pada kebutuhan dari masing-masing instansi,

namun dalam hal proses pelaksanaannya terdapat berbagai

permasalahan yang ternyata tidak sesuai dengan keinginan

dari Pasal 3 ayat (1) yang menyebutkan bahwa pengangkatan

tenaga honorer menjadi CPNS diprioritaskan bagi yang

melaksanakan tugas sebagai :

a. guru;

b. tenaga kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan;

10 http://suciptoardi.wordpress.com(15 juni 2010)

14

Page 16: skripsi-GURU HONORER.doc

c. tenaga penyuluh di bidang pertanian, perikanan,

peternakan; dan

d. tenaga teknis lainnya yang sangat dibutuhkan pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005. Dalam

Implementasinya, pemerintah hanya melihat pada syarat-syarat

formil, yaitu masa kerja dan usia tanpa mempertimbangkan skala

prioritas yang diharapkan oleh pembuat peraturan.11

Pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 3 ayat (1) dalam huruf a,

diprioritaskan bagi yang melaksanakan tugas sebagai guru.

Pengangkatan tenaga honorer dilakukan melalui pemeriksaan

kelengkapan administrasi serta didasarkan pada usia dan masa kerja

sebagai berikut :

1) usia paling tinggi 46 (empat puluh enam) tahun dan paling

rendah 19 (sembilan belas) tahun; dan

2) masa kerja sebagai tenaga honorer paling sedikit 1 (satu) tahun

secara terus menerus.

Pengangkatan tenaga honorer yang memenuhi persyaratan,

diprioritaskan bagi tenaga honorer yang mempunyai masa kerja lebih

lama atau yang usianya menjelang 46 (empat puluh enam) tahun.

Tenaga honorer yang mempunyai masa kerja lebih banyak menjadi

prioritas pertama untuk diangkat menjadi CPNS. Dalam hal terdapat

11 Sri Hartini, dkk, Sistem Pakar dan Pengembangannya Edisi Partama, Yogyakarta:2008.Graha Ilmu

15

Page 17: skripsi-GURU HONORER.doc

beberapa tenaga honorer yang mempunyai masa kerja yang sama,

tetapi jumlah tenaga honorer melebihi lowongan formasi yang tersedia,

maka diprioritaskan untuk mengangkat tenaga honorer yang berusia

lebih tinggi.

2. Tinjauan tentang Tugas Profesi Guru

a. Pengertian Profesionalisme Guru

Beberapa definisi yang telah diberikan oleh beberapa ahli mengenai

pengertian profesi, yaitu:

1) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), profesi adalah

bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian

(keterampilan, kejujuan, dan sebagainya) tertentu. Profesional

adalah (1) bersangkutan dengan profesi, (2) memerlukan

kepandaian khusus untuk menjalankannya dan (3) mengharuskan

adanya pembayaran untuk melakukannya.12

2) Ahmad Tafsir mengatakan profesionalisme adalah paham yang

mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang

yang profesional. Profesional adalah orang yang memiliki profesi,

sedangkan profesi itu harus mengandung keahlian. Artinya, suatu

program itu mesti ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk

profesi itu (Ahmad Tafsir, 2001).13

12 Depdikbud,Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,1989),hal:70213 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2001), hal:107

16

Page 18: skripsi-GURU HONORER.doc

3) Peter Salim mengartikan bahwa profesi merupakan suatu bidang

pekerjaan yang berdasarkan pada pendidikan keahlian tertentu.

Profesi menuntut suatu keahlian yang didasarkan pada latar

belakang pendidikan tertentu. Artinya dia benar-benar

berpendidikan yang mengkhususkan pada suatu keahlian.14

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan

bahwa profesi adalah suatu pekerjaan, jabatan atau keahlian yang

betul-betul dikuasai baik secara teori maupun praktek melalui

pendidikan dan pelatihan khusus. Suatu profesi secara teori tidak bisa

dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau disiapkan

untuk profesi tersebut.

Pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa

bidang ilmu yang sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan

bagi kepentingan umum. Atas dasar ini, ternyata pekerjaan profesional

berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan

kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya.

Selanjutnya untuk mendapatkan pengertian yang jelas tentang

guru, juga penulis kemukakan beberapa pendapat dari para ahli sebagai

berikut:

14 M. Nusdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jakarta:Primashopie,2004), hlm:119

17

Page 19: skripsi-GURU HONORER.doc

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), guru adalah

orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya)

mengajar.15

Menurut Undang-undang Republik Indonesia tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pendidik adalah tenaga kependidikan yang

berkualitas sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,

widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai

dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan

pendidikan.16

Sedangkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

menyatakan bahwa guru adalah seorang yang mempunyai gagasan

yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik, sehingga

menjunjug tinggi mengembangkan danmenerapkan keutamaan yang

menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan.17

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa guru adalah orang yang bertanggung jawab

terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan

perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi efektif, potensi

kognitif, maupun potensi psikomotorik.

Berdasarkan pemahaman tentang pengertian profesional dan

pengertian guru, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa profesional 15 Depdikbud,opcit,hlm:28816 PP No.19 Th.2005,Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta:fokusmedia,2005), hal:9517 Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta:Ciputat Press, 2003), hal:8

18

Page 20: skripsi-GURU HONORER.doc

guru secara utuh yaitu seperangkat fungsi dan tugas dalam lapangan

pendidikan berdasarkan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan

dan latihan khusus di bidang pekerjaannya dan mampu

mengembangkan keahliannya itu secara ilmiah di samping menekuni

bidang profesinya.

b. Syarat-syarat Guru

Profesi merupakan ide yang digunakan untuk menunjuk suatu

pekerjaan yang memenuhi syarat yang menuntut pada pekerjaan-

pekerjaannya untuk dapat menunjukkan kompetensi mereka dalam

menjalankan tugas mereka. Kompetensi inilah yang menjadi landasan

dari profesi, yakni suatu pekerjaan pada umumnya akan dapat

dikerjakan dan diselesaikan dengan baik di tangan orang yang

memiliki kewenangan dan keterampilan serta ahli dalam bidangnya.

Agama Islam telah mengajarkan bahwa suatu masalah haruslah

dijalankan oleh orang-orang yang mempunyai kewenangan dan keahlian

dalam bidangnya. Kalau tidak, maka masalah itu akan hancur. Hal ini

sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 58 yaitu:

:(58. )النساء

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya, dan

19

Page 21: skripsi-GURU HONORER.doc

(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara

manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.

Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-

baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha

mendengar lagi Maha Melihat )QS: An-Nisa’: 58(18

Secara formal sudah menjadi keharusan bahwa suatu pekerjaan

profesi menuntut adanya syarat-syarat yang harus dipenuhi, termasuk

hal ini adalah pekerjaan sebagai guru. Persyaratan tersebut

dimaksudkan untuk menentukan kelayakan seseorang dalam

memangku pekerjaan tersebut. Di samping itu syarat tersebut

dimaksudkan agar seorang guru dalam menjalankan tugas dan

tanggung jawabnya secara profesional serta dapat memberi pelayanan

yang sesuai dengan harapan.

Guru merupakan faktor yang dominan di dalam kegiatan

pembelajaran. Guru sebagai subyek dalam pendidikan dan sebagai

perencana serta pelaksana pembelajaran. Oleh karena itu, guru

merupakan penentu keberhasilan dan suksesnya proses pembelajaran.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan bab VI pasal 28 menyebutkan bahwa:

1) pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi

sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta

18 Depag,Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta, 1971), hal:88

20

Page 22: skripsi-GURU HONORER.doc

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.

2) kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang

pendidik yang dibuktikan denga ijazah dan atau sertifikat keahlian

yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3) kompetensi sebagai agen pembelajaran atau jenjang pendidikan

dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a)

kompetensi pedagogik, b) kompetensi kepribadian, c) kompetensi

professional, d) kompetensi sosial.

4) seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian

khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi

pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.19

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh guru meliputi:

1) syarat professional

2) syarat biologis

3) syarat psikologis

4) syarat pedagogis-didaktis

Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang guru

sebagaimana disebutkan tersebut secara rinci dapat dikemukakan

sebagai berikut:

19 PP No. 19 Th. 2005, Opcit, hal:127

21

Page 23: skripsi-GURU HONORER.doc

1) syarat professional

Pekerjaan guru merupakan profesi dalam masyarakat, karena

itu seorang guru sebelum menunaikan tugas mendidik dan mengajar

dituntut untuk memiliki beberapa macam keterampilan yang

merupakan pelengkap profesinya. Profesional tersebut biasanya

diasosiasikan dengan ijazah yang memberikan kewenangan dan

tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugasnya.

Mengenai syarat ijazah guru serta kewenangan melaksankan

tugasnya tersebut telah dikemukakan pada pasal 4 SK menteri P dan

K, tanggal 8 Juni 1979 No. 0124/U/1997 menetapkan:

“Jenjang mengajar sebagai berikut: A-V untuk mengajar di

lembaga pendidikan tinggi; A-IV untuk guru SLTA; A-III untuk

guru SLTA/SLTP; A-II untuk guru SLTP dan A-I untuk guru

SD/SLTP”

Persyaratan ijazah seperti tersebut, mempunyai orientasi pada

pendidikan yang harus dimiliki guru sebelum terjun ke lapangan.

Melalui pendidikan guru tersebut mereka memperoleh bekal keilmuan

yang berkaiatan dengan tugasnya sebagai pendidik, yaitu pengetahuan

akademis.

Pendidikan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari

lembaga pendidikan guru yang memberi bekal untuk menunaikan

tugas sebagai pendidik formal di sekolah. Jelasnya adalah ijazah guru

yang memberikan hak dan wewenang menjadi pengajar di kelas.

22

Page 24: skripsi-GURU HONORER.doc

Keputusan Mendiknas Nomor 053 / U / 2001, tentang

Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan

Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, menyatakan

bahwa persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk menjadi guru

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama adalah berpendidikan sekurang-

kurangnya D III LPTK dan non LPTK dengan akta mengajar sesuai

dengan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya.20

2) syarat biologis

Profesi guru sebagai pendidik formal di sekolah tidak dapat

dipandang ringan, karena menyangkut berbagai aspek kehidupan serta

menuntut pertanggung jawaban moral yang berat. Salah satu aspek

yang perlu diperhitungkan untuk menjadi seorang guru adalah

persyaratan fisik atau persyaratan jasmani. Hal ini dimaksudkan bahwa

seorang calon guru harus berbadan sehat dan tidak memiliki cacat

tubuh yang dapat mengganggu tugas mengajarnya. Dalam dunia

pendidikan selalu berhadapan dengan muruidnya dan juga guru

sebagai penentu keberhasilan pendidikan dituntut untuk memiliki fisik

yang memenuhi syarat, maksudnya guru dalam proses belajar-

mengajar harus selalu dala keadaan sehat, tidak cacat tubuh serta

memiliki stamina yang kuat untuk melaksanakan tugasnya.

20 Cece Wijaya, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Editor Enggas Suparman, hal:183

23

Page 25: skripsi-GURU HONORER.doc

Mengenai persyaratan fisik yang harus dipenuhi oleh seorang

guru, ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Siti Meichati MA:

“Keadaan jasmani calon pendidik seperti kesehatan dan tidak adanya cacat jasmani yang menyolok adalah syarat penting”.21

Berdasarkan persyaratan tersebut, jelaslah bahwa persyaratan

fisiknya sehat dan tidak adanya cacat merupakan salah satu

persyaratan yang harus dipenuhi guru. Dengan kondisi yang baik,

maka guru akan dapat tampil di depan kelas dengan baik pula,

sehingga interaksi edukatif yang diharapkan dapat mencapai hasil

maksimal.

3) syarat psikologis

Persyaratan psikologis ini pada hakikatnya ada dua unsur yang

sangat kompeten terhadap perkembangan manusia yaitu unsur jasmani

dan unsur rohani. Perpaduan dua unsur dalam setiap manusia itulah

yang menentukan figure guru yang baik.

Persyaratan psikis yang harus dimiliki oleh guru dikemukakan

oleh team didaktik motodik IKIP Surabaya yang mengatakan:

“Persyataran psikis yaitu sehat rohaninya. Maksudnya, tidak mengalami gangguan kelainaan jiwa atau penyakit syaraf, yang tidak memungkinkan dapat menuinaikan tuasnya dengan baik, selain itu juga diharapkan memiliki bakat dan minat keguruan’.22

21 Siti Meichti, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta), hal:5822 Siti Meichati,Opcit. Hal9

24

Page 26: skripsi-GURU HONORER.doc

Persyaratan tersebut, sepintas lebih menekankan pada

kesehatan jiwa guru. Kesehatan yang dimaksud juga berkaitan dengan

kesetabilan emosi guru dalam melaksanakan tugasnya. Karena

perasaan dan emosi guru yang mempunyai kepribadian yang terpadu

tampak stabil optimis dan menyenangkan. Dia dapat memikat hati

anak didiknya, karena setiap anak merasa diterima dan disayangi oleh

guru . Demikian juga emosi yang tidak staabil akan membawa keadaan

emosi yang tidak stabil kepada anak didiknya, khususnya dalam

masalah yang berkaitan dengan kewajiban anak didik tersebut. Dengan

adanya hal di atas, maka seorang guru harus memiliki mental yang

sehat dalam rangka menunjang keberhasilan program pengajaran.

4) syarat pedagogis-didaktis

Seorang guru akan melaksanakan tugasnya dengan baik

ditentukan oleh pengetahuan-pengatahuan yang dimilikinya. Baik

pengetahuan yang bersifat umum maupun pengetahun pendidikan.

Dengan dasar-dasar pengetahun yang dimiliki diharapkan guru dapat

membuka wawasan yang luas dan dapat mengembangkan diri sesuai

dengan perkembangan zaman. Disamping itu, persyaratan

pengetahuan bagi guru ini juga sangat penting sebagai penunjang dan

pembentukan profesi guru. Hal ini dikemukakan oleh Amir Daiem

Indrakusuma, (1973 )dalam bukunya Ilmu Pendidikan Sebuah

Tinjauan Teoritis Filosofis, mengatakan:

25

Page 27: skripsi-GURU HONORER.doc

“Pembentukan profesi guru, maka diperlukan pengetahuan-pengetahuan yang merupakan persiapan atau belak dalam melaksanakan pekerjaan mendidik”.23

Pentinganya persyaratan pedagogis-didaktis, maka setiap orang

yang menjadi guru harus memenuhinya dalam melaksanakan

tugasnya. Berbagai persyaratan yang harus dipenuhi guru tersebut,

harapan menjadi guru yang baik atau guru yang professional dapat

tercapai.

Profil guru menggambarkan kualitas yang harus dimiliki oleh seorang

guru. Profil tersebut yaitu:

1) kepribadian meliputi:

a) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

b) berakhlak yang tinggi,

c) memiliki rasa kebangsaan yang tinggi,

d) jujur dalam berkata dan bertindak,

e) sabar dan arif dalam menjalankan profesi,

f) disiplin dan kerja keras,

g) cinta terhadap profesi,

h) memiliki pandangan positif terhadap peserta didik,

i) inovatif, kreatif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,

j) gemar membaca dan selalu ingin maju,

k) demokratis,

23 Amir Daiem Indrakusuma, Ilmu Pendidikan Sebuah Tinjauan Teoritis Filosofis, (Surabaya:Usaha Nasional, 1973),hal:176-179

26

Page 28: skripsi-GURU HONORER.doc

l) bekerja secara profesional dengan peserta didik, sejawat dan

masyarakat,

m) terbuka terhadap saran dan kritik,

n) cinta damai,

o) memiliki wawasan internasional.

2) pengetahuan dan pemahaman profesi kependidikan tentang:

a) peserta didik,

b) teori belajar dan pembelajaran,

c) kurikulum dan perencanaan pengajaran,

d) budaya dan masyarakat sekitar sekolah,

e) filsafat dan teori pendidikan,

f) evaluasi,

g) teknik dasar dalam mengembangkan proses belajar,

h) teknologi dan pemanfaatannya dalam pendidikan,

i) penelitian,

j) moral, etika dan kaidah profesi.

3) pengetahuan dan pemahaman tentang bidang spesialisasi

meliputi:

a) cara berfikir disiplin ilmu yang menjadi spesialisasinya,

b) teori, konsep dan prosedur utama dalam disiplin ilmu yang

menjadi spesialisasinya,

c) cara mengembangkan disiplin ilmu yang menjadi

spesialisasinya,

27

Page 29: skripsi-GURU HONORER.doc

d) cara mengembangkan materi dan bahan ajar, e) penelitian

dalam disiplin ilmu.

4) kemampuan dan keterampilan profesi dalam: a)

mengembangkan dan merencanakan pembelajaran, b) menggunakan

berbagai metode dan teknik mengajar, c) menerapkan berbagai teori

dan prinsip pendidikan dalam proses pembelajaran, d) menggunakan

bahasa yang dipahami peserta didik, e) mengelola kelas dan

mensciptakan suasana belajar yang kondusif, f) memotivasi dan

mengaktifkan peserta didik untuk belajar, g) mengembangkan dan

menggunakan media, alat bantu dan sumber belajar, h) menilai

kemajuan belajar peserta didik, i) membantu mengatasi kesulitan

belajar peserta didik baik secara kelompok maupun individual, j)

memanfaatkan lingkungan sosial-budaya peserta didik untuk

meningkatkan proses pembelajaran, k) mengembangkan materi dan

bahan ajar, l) berkomunikasi dengan sejawat dan masyarakat secara

professional, m) menggunakan teknologi untuk mencari informasi

dan mengembangkan proses pembelajaran, n) melaksanakan

administrasi sekolah, o) menerapkan etika dan kaidah-kaidah

profesi.24

24 Depdiknas, Pengembangan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Abad Ke-21, (Jakarta:TanpanPenerbit,2002), hal:26-28

28

Page 30: skripsi-GURU HONORER.doc

Guru merupakan jabatan profesional yang memerlukan

beberapa keahlian khusus. Sebagai suatu profesi, maka kriteria

profesional yang harus dipenuhi yaitu:

1) fisik, yaitu sehat jasmani dan rohani,

2) mental atau kepribadian yaitu berkepribadian atau berjiwa

Pancasila, mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi,

mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang

kepada anak didik, berbudi pekerti yang luhur, berjiwa kreatif,

dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara maksimal,

mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa,

mampu mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab yang besar

akan tugasnya, bersifat terbuka, peka dan inovatif, menunjukkan

rasa cinta terhadap profesinya,

3) keilmiahan atau pengetahuan yaitu memahami ilmu yang dapat

melandasi pembentukan pribadi,memahami ilmu pendidikan dan

keguruan dan mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai

pendidik, memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan

yang akan diajarkan, memiliki pengetahuan yang cukup tentang

bidang-bidang yang lain, senang membaca buku-buku ilmiah,

mampu memecahkan persoalan yang berhubungan dengan bidang

studi secara sistematis, memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar-

mengajar.

29

Page 31: skripsi-GURU HONORER.doc

4) Keterampilan, meliputi mampu berperan sebagai organisator proses

belajar mengajar, mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-

teknik mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan, mampu

merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan, memahami dan

mampu melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar sekolah.25

5) Jabatan guru merupakan suatu jabatan profesi. yang

melakukan fungsinya di sekolah. Oleh karena itu, konsep yang

terkandung adalah guru profesional yang bekerja melaksanakan fungsi

dan tujuan sekolah harus memiliki kompetensi-kompetensi yang

dituntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-

baiknya. maka guru yang dinilai memiliki kompetensi profesional

apabila: 1) mengembangkan tanggung jawab dengan sebai-baiknya, 2)

melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil, 3) bekerja dalam

usaha mencapai tujuan pendidikan di sekolah, 4) melaksanakan

peranannya dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas.

Muhibbin Syah mengatakan bahwa dalam menjalankan kewenangan

profesionalnya, guru dituntut memiliki keanekaragaman kecakapan yang

bersifat psikologis, yang meliputi:

1) kompetensi kognitif guru (kecakapan ranah cipta)

Kompetensi ranah cipta merupakan kompetensi utama yang wajib

dimiliki oleh setiap calon guru dan guru profesional. Pengetahuan

25 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi, (Jakarta:Bumi Aksara, 2004), hal:37-38

30

Page 32: skripsi-GURU HONORER.doc

dan keterampilan ranah cipta dapat dikelompokkan ke dalam dua

kategori:

a) ilmu pengetahuan kependidikan

Menurut sifat dan kegunaannya, disiplin ilmu kependidikan ini

terdiri atas dua macam, yaitu pengetahuan kependidikan umum

yang meliputi ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, administrasi

pendidikan dan pengetahuan kependidikan khusus meliputi

metode mengajar, teknik evaluasi, metodik khusus pengajaran

materi tertentu dan sebagainya.

b) ilmu pengetahuan materi bidang studi

Ilmu pengetahuan materi bidang studi meliputi semua bidang

studi yang akan menjadi keahlian atau pelajaran yang akan

diajarkan oleh guru. Dalam hal ini, penguasaan atas pokok-pokok

bahasan materi pelajaran yang terdapat dalam bidang studi yang

menjadi bidang tugas guru adalah mutlak diperlukan.

2) kompetensi afektif guru (kompetensi ranah rasa)

Kompetensi ranah ini meliputi seluruh fenomena perasaan dan

emosi seperti cinta, benci, senang, sedih, dan sikap serta perasaan

diri yang berkaitan dengan profesi keguruan. Sikap dan perasaan itu

meliputi:

a) konsep diri dan harga diri guru

Konsep diri adalah totalitas sikap dan persepsi seorang

guru terhadap diri sendiri. Sedangkan harga diri guru dapat

31

Page 33: skripsi-GURU HONORER.doc

diartikan sebagai tingkat pandangan dan penilaian seorang guru

mengenai dirinya sendiri berdasarkan prestasinya.

Guru yang profesional memerlukan konsep diri yang

tinggi. Guru yang demikian, dalam mengajar akan lebih

cenderung memberi peluang luas kepada para siswa untuk

berkreasi. Oleh karena itu, untuk memiliki konsep diri yang

positif atau tinggi, para guru perlu berusaha mencapai prestasi

akademik setinggi-tingginya dengan cara banyak belajar dan

terus mengikuti perkembangan zaman.

b) efikasi diri dan efikasi kontekstual guru

Efikasi guru adalah keyakinan guru terhadap

keefektifan kemampuannya sendiri dalam membangkitkan

gairah dan kegiatan para siswanya. Kompetensi ranah rasa ini

berhubungan dengan kompetensi ranah rasa lainnya yaitu

kemampuan guru dalan berurusan dengan keterbatasan factor

di luar dirinya ketika ia mengajar. Artinya, keyakinan guru

terhadap kemampuannya sebagai pengajar profesional bukan

hanya dalam hal menyajikan materi pelajaran di depan kelas

saja, melainkan juga dalam hal mendayagunakan keterbatasan

ruang, waktu, dan peralatan yang berhubungan dengan proses

belajar mengajar.

c) kompetensi psikomotor guru

32

Page 34: skripsi-GURU HONORER.doc

Kompetensi psikomotor guru meliputi segala

keterampilan atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang

pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku

pengajar.26

Munir Mursi mengatakan bahwa syarat terpenting bagi

seorang guru dalam Islam adalah syarat keagamaan. Dengan

demikian, syarat guru dalam Islam adalah sebagai berikut:

(a) umur, harus sudah dewasa

(b) kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani

(c) keahlian, harus menguasai bidang yang diajarkannya

dan menguasai ilmu mendidik (termasuk ilmu

mengajar)

(d) harus berkepribadian muslim.27

Pendapat lain mengatakan bahwa syarat-syarat yang harus

dipenuhi seorang guru agama agar usahanya berhasil dengan

baik adalah sebagai berikut:

(a) guru harus mengerti ilmu mendidik sebaik-baiknya,

sehingga segala tindakannya dalam mendidik

disesuaikan dengan jiwa ana didiknya.

(b)guru harus memiliki bahasa yang baik dan

menggunakannya sebaik mungkin, sehingga dengan

26 Muhibbin Syah, Opcit, hal;230-23127 Ahmad Tafsir, Opcit, hal:81

33

Page 35: skripsi-GURU HONORER.doc

bahasa itu anak tertarik kepada pelajarannya. Dan

dengan bahasanya itu dapat menimbulkan perasaan

yang halus pada anak

(c)guru harus mencintai anak didiknya sebab cinta

senantiasa mengandung arti menghilangkan

kepentingan diri sendiri untuk keperluan orang lan.28

Berdasarkan beberapa pendapat di tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa jika seorang guru telah memiliki bekal dan

syarat-syarat serta kepribadian sebagaimana di atas, maka akan

menggambarkan profil guru yang profesional yang

bertanggung jawab dan sebagai pusat keteladanan bagi murid-

muridnya.

c. Kode Etik Guru

Kode etik berfungsi untuk menjadi pedoman dalam

menjalankan tugas profesinya. Menurut Kelly Young, kode etik

merupakan salah satu ciri persyaratan profesi, yang memberikan arti

penting dalam penentuan, pemertahanan, dan peningkatan standar

profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab dan

kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi.29

Secara harfiah, “kode” artinya aturan dan “etik” artinya

kesopanan (tata susila), atau hal-hal yang berhubungan dengan

28 Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsani, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung:Pustaka Setia)’ hal:10229 M. Nurdin, Opcit, hal:127

34

Page 36: skripsi-GURU HONORER.doc

kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Jadi, kode etik profesi

diartikan sebagai tata susila keprofesian.

Kode etik guru yang telah dirumuskan oleh Persatuan Guru

Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

1) guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk

membentuk manusia pembangunan yang berpancasila,

2) guru memiliki kejujuran profesional dalam menetapkan

kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing,

3) guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh

informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala

bentuk penyalahgunaan,

4) guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan

memelihara hubungan dengan orang tua murid dengan sebaik-

baiknya bagi kepentingan anak didik,

5) guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat sekitar

sekolah maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan

pendidikan,

6) guru secara sendiri-sendiri atau bersama-sama

mengembangkan mutu profesi,

7) guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama

guru, baik berdasarkan lingkungan kerja, maupun dalam hubungan

keseluruhan,

35

Page 37: skripsi-GURU HONORER.doc

8) guru secara bersama-sama memelihara, membina dan

meningkatkan organisasi profesi sebagai sarana pengabdian,

9) guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.30

Menurut Imam Ghazali, bahwa kode etik dan tugas-tugas guru

adalah sebagai berikut:

1) kasih sayang kepada peserta didik dan memperlakukannya

sebagaimana anaknya sendiri,

2) meneladani Rasulullah SAW,

3) hendaknya tidak memberi predikat atau martabat kepada peserta

didik sebelum ia pantas dan kompeten untuk menyandangnya dan

jangan memberi ilmu yang samar (al-‘ilm al-khofy) sebelum tuntas

dan jelas (al-‘ilm al-jaly),

4) hendaknya mencegah peserta didik dari akhlak yang jelek (sedapat

mungkin) dengan cara sindiran dan tidak tunjuk hidung,

5) guru menyajikan pelajaran kepada peserta didik sesuai dengan taraf

kemampuan mereka,

6) guru hendaknya mengamalkan ilmunya dan jangan sampai

ucapannya bertentangan dengan perbuatannya.31

Jadi, seseorang yang menjalankan profesinya sebagai guru, ia

harus memegang dan memedomani kode etik guru yang telah

30 Rostiyah NK, Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta:Bina Aksara, 1998), hal:183-18431 Muhaimin, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya:Wicaksana, 1996), hal:15

36

Page 38: skripsi-GURU HONORER.doc

dirumuskan. Kode etik guru yang telah dipedomani diharapkan dapat

menjunjung tinggi profesinya, dapat menjaga dan memelihara

kesejahteraan para anggotanya yang lain, dapat meningkatkan mutu

profesinya dan mutu organisasi profesinya.

Kode etik yang mempedomani setiap tingkah laku guru, Insya

Allah penampilan akan terarah dengan baik. Dan diharapkan guru

selalu mengembangkan profesi keguruannya. Jadi, kode etik tersebut

sebagai barometer dari semua sikap dan perbuatan guru dalam

berbagai segala kehidupan.

d. Undang-undang Guru dan Dosen

Undang-undang guru dan dosen penting untuk mengatur

berbagai hal yang berkaitan dengan guru dan dosen, mereka perlu

mendapat perlindungan hukum agar dapat bekerja secara aman, kreatif

profesional dan menyenangkan.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pengaturan tentang guru dalam bab

XI pasal 39 sampai dengan 44 adalah sebagai berikut:

a. Pasal 391. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,

pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

2. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

b. Pasal 401. Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:

37

Page 39: skripsi-GURU HONORER.doc

a) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai.

b) Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.c) Pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan

kualitas.d) Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas

hasil kekayaan intelektual, dane) Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan

fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

2. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakana,

menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk

meningkatkan mutu pendidikan, danc) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi

dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

c. Pasal 411. Pendidik dan tenaga kependidikan dapat bekerja secara lintas

daerah.2. Pengangkatan, penempatan dan penyebaran pendidikan dan

tenaga kependidikan diatur oleh lembaga yang mengangkatnya berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan formal.

3. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memfasilitasi satuan pendidikan dengan pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu.

4. Ketentuan mengenai pendidik dan tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

d. Pasal 421. Pendidik harus memiliki kualifikasi minimun dan sertifikasi

sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2. Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, usia dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.

3. Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

e. Pasal 431. Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga

kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan,

38

Page 40: skripsi-GURU HONORER.doc

pengalaman, kemampuan dan prestasi kerja dalam bidang pendidikan.

2. Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.

3. Ketentuan mengenai promosi, penghargaan dan sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

f. Pasal 441. Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membina dan

mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah.

2. Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat berkewajiban untuk membina dan mengembangkan tenaga tenaga kependidikan pada satuan pendidikann yang diselenggarakannya.

3. Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memebantu pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan formal yang diselenggarakan oleh masyarakat.32

Selain dalam Undang-undang Sisdiknas, pengaturan tentang guru diatur

lebih lanjut oleh peraturan pemerintah pasal 28 yaitu:

Pasal 281. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan

kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:

a. Kompetensi pedagogikb. Kompetensi kepribadianc. Kompetensi profesionald. Kompetensi sosial

4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki

32 UURI,Opcit, hal:27-30

39

Page 41: skripsi-GURU HONORER.doc

keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.33

Sedangkan dalam undang-undang guru dan dosen disebutkan tentang

kedudukan dosen yaitu:

Pasal 21. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada

jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga professional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.

Pasal 4Kedudukan guru sebagai tenaga professional sebagimana dimaksud dalam pasal (2) ayat (1) berfungsi untuk meningkatan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Pasal 6Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.34

Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut, diharapkan seorang

guru dalam melaksanakan tugas, dapat menjalankannya dengan baik

dan sungguh-sungguh sehingga mutu pendidikan akan terus

meningkat.

33 PP No.19 Th. 2005,Opcit, hal:1934 UURI No. 14 Th. 2005, Undang-undang tentang Guru dan Dosen, (Bandung:Citra Umbara, 2005), hal 5-7

40

Page 42: skripsi-GURU HONORER.doc

3. Tinjauan tentang Problematika Profesi guru Honorer

Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa inggris “problem”

artinya, soal, masalah, atau teka- teki. Juga berarti problematic, yaitu

ketidaktentuan.35

Guru memiliki berbagai problem yang dapat mempengaruhi murid dan

pekerjaannya dalam mengajar. Diantara problema itu adalah:

a. Pendidikan yang dilaluinya pada masa permulaan hidupnya. Mungkin

guru itu telah menyimpan rasa dendam yang terbina sejak masa kecilnya.

Maka ia menemukan murid-murid yang masih kecil itu sebagai lapangan

yang mudah untuk pembalasan, tampak dalam pukulan, pembatasan

gerak, menumpukkan tugas, dan sangat keras dalam ujian dan sebagainya.

b. Terdapat dalam kehidupan guru itu kompleks rasa rendah diri, yang untuk

kompensasinya dilakukan melalui tugas mengajar dan dalam memang

didapat  kesempatan untuk konpensasi itu, yang jarang terdapat dalam

jabatan lain.

c. Suasana yang tidak menyenangkan seperti kurang gaji, tertekan, tekanan

ujian para pengawas dan kepala-kepala sekolah dan sebagainya.

d. Kurangnya tingkat penghargaan pemerintah dan perbandingan dirinya

dengan teman-temannya dalam bidang lain dari segi ekonomi dan sosial.

Meskipun banyak problem yang dialami guru namun juga terdapat

kesalahan yang justru dilakukan oleh guru sendiri, diantaranya:

(a) Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran

35 Depdikbud,Opcit, hal:700

41

Page 43: skripsi-GURU HONORER.doc

(b) Menunggu peserta didik berprilaku negatif

(c) Menggunakan destructive discipline

(d) Diskriminatif terhadap murid

(e) Memaksa peserta didik

Selain hal diatas ada berbagai sumber atau sebab lain guru mempunyai

problem atau masalah pribadi yaitu:

1. Karena faktor kesehatan

2. Karena faktor ekonomi

3. Karena sosial guru dimasyarakat

Untuk mengatasi problematika guru di atas, diperlukan kerjasama dari kita

semua untuk dapat saling membantu agar guru mampu meneliti, mendapatkan

income tambahan dari keprofesionalannya, dan menyulut guru untuk kreatif

dalam mengembangkan sendiri media pembelajarannya. Bila itu semua dapat

terwujud, maka kualitas pendidikan kita pun akan meningkat. Semoga guru

dapat mengatasi sendiri problematika yang dihadapinya dan sebagai guru yang

professional hendaknya kita menyesuaikan apa yang seharusnya kita kerjakan

sesuai dengan bidang kita dengan tidak hanya mencari penghasilan tanpa

diimbangi dengan pengabdian, sekarang pahlawan tanpa tanda jasa sudah

berganti degan pahlawan dengan tanda terima.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih pendekatan dan jenis

penelitian kualitetif yang asil penelitiannya berupa deskriptif kata-kata

42

Page 44: skripsi-GURU HONORER.doc

yang mengambil lokasi di MI Miftahul Huda, oleh karena itu

penelitian ini digolongkan dalam penelitian lapangan dimana yang

menjadi obyeknya adalah problem guru honorer dalam melaksanakan

tugas keprofesian di MI Miftahul Huda.

2. Kehadiran peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai instrument pertama

serta sebagai pengamat penuh, karena peneliti kualitatif adalah tidak

bisa dipisah dari pengamatan dan berperan serta.36

Dalam penelitian ini, peneliti secara langsung mengikuti proses

pembelajaran yang ada dilokasi penelitian, sehingga dapat menilai

secara obyektif bentuk problematika guru honorer dalam

melaksanakan tugas keprofesian di MI Miftahul Huda Ngantang.

3. Data dan sumber data

Data adalah bentuk jamak dari datum.Data merupakan keterangan-

keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau

yang dianggap,Atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka,

symbol, kode dan lain-lain.maksud dari sumber data penelitian adalah

subyek darimana data itu diperoleh.footnote

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah :

a. Data Primer

36 Hasan, H Iqbal.2002.Pokok-pokok Materi Metodhologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta:Ghalik Indonesia, hal:80

43

Page 45: skripsi-GURU HONORER.doc

Data primer adalah data yang diperolehatau dikumpulkan

langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian.Data

primer disebut juga data asli atau data baru. Dalam penelitian

ini,yang menjadi sumber data adalah :

1. Kepala Madrasah MI Miftahul Huda Ngantang.

2. Guru honorer MI Miftahul Huda Ngantang.

3. Siswa MI Miftahul Huda Ngantang

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang yang

telah ada.Data ini biasanya diperoleh dari laporan-laporan peneliti

terdahulu.37

4. Prosedur Pengumpulan data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan

teknik-teknik sebagai berikut :

a) Metode Observasi

Metode observasi dalam pengumpulan data dapat

diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang ada dalam objek yang akan

diteliti (diselidiki)38.Penulis melakukan pengamatan secara

37 Hasan, H Iqbal, Opcit, hal:8238 Sutrisno Hadi, Op.Cit, 136

44

Page 46: skripsi-GURU HONORER.doc

langsung untuk mendapatkan data yang diperlukan,yaitu

mengamati honor guru dan keprofesian.

b) Metode interview/wawancara

Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan dat

dan informasi yang dilakukan dengan cara Tanya jawab

sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan dibandingkan

dengan tujuan penelitian.39

Untuk mendapatkan informasi tentang problematika

guru honorer dalam melaksanakan tugas keprofesian .Dalam

hal ini yang menjadi responden adalah Kepala madrasah,kepala

TU dan guru honorer MI Miftahul Huda Ngantang.

c) Metode Dokumentasi

Metode ini merupakan pengambilan data berdasarkan

dokumentasi yang dalam arti sempit berarti kumpulan data

verbal dalam bentuk tulisan.40

5.Teknik Analisis Data

Adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisaikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

39 Hasan,H Iqbal.Loc.Cit.Hal 19340 Kuntjaningrat,1997.Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta :Gramedia,Pustaka

Utama,hal.129

45

Page 47: skripsi-GURU HONORER.doc

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.41

Setelah data terkumpul,untuk selanjutnya dat tersebut diklasifikasikan

dan dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif analitik, yaitu metode

yang digunakan untuk suatu data yang terkumpul, kemudian disusun,

dijelaskan dan dianalisa, karena data yang dikumpulkan berupa data kualitatif,

maka yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode analisis

deskriptif kualitatif.

Selanjutnya memakai teknik triangulasi yang merupakan

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber yang telah ada.42

Sebagai langkah analisa data ini peneliti juga memperhatikan langkah-

langkah sebagai berikut ;

a) Pengambilan keputusan untuk membatasi lingkup kajian.

b) Pengambilan keputusan mengenai jenis kajian yang diperoleh.

c) Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan analisa.

d) Merencanakan tahap-tahap pengumpulan data dengan

memperhatikan pengamatan sebelumnya.

e) Menulis komentar pengamat mengenai gagasan yang muncul.

f) Menggali sumber kepustakaan yang relevan selama penelitian

berlangsung.

41 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi, Bandung;Rosda Karya,2007, hal. 24842 Kuntjaningrat,Loc.Cit.Hal 98

46

Page 48: skripsi-GURU HONORER.doc

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Rencana Daftar Isi

2. Daftar pustaka

3. Instrumen Wawancara

47

Page 49: skripsi-GURU HONORER.doc

RENCANA DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………………………………

HALAMAN JUDUL …… …………………………………….

NOTA PEMBIMBING …………………………………..

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………

HALAMAN MOTTO …………………………………………….

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………

ABSTRAKSI …………………………………

KATA PENGANTAR …………………………………

DAFTAR ISI ………………………

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………..

BAB I : PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian…………………………………………………

B. Fokus Masalah………………………………… ………………..

C. Manfaat dan Tujuan Penelitian…………………………………….

D. Kegunaan Penelitian……………………………………………….

E. Batasan Istilah dalam Judul……….……………………………….

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian tentang Guru Honorer………………………………

1. Pengertian Guru Honorer….……………………….

B. Kajian tentang Tugas Profesi Guru…………………………

1. Pengertian Profesionalisme Guru………………….

2. Syarat-syarat Profesionalisme Guru…………………

48

Page 50: skripsi-GURU HONORER.doc

3. Kode etik……………………

4. Undang-undang Guru dan Dosen…………………………

C. Kajian tentang Problematika Profesi Guru honorer………

1. Pengartian Problematika……………………………

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian……………

B. Kehadiran Peneliti…………………………..

C. Data Dan Sumber Data……………………..

D. Prosedur Pengumpulan Data……………….

E. Teknik Analisis Data……………………….

BAB IV : PAPARAN DATA DAN TEMUAN DATA

A. Setting MI Miftahul Huda Ngantang……..

1. MI Miftahul Huda dalam Lintas Sejarah……………………………

2. Keadaan Guru dan Lingkungan…..

3. Visi misi MI Miftahul Huda……….

BAB V. PEMBAHASAN

BAB VI. PENUTUP

A. LAMPIRAN-LAMPIRAN

B. DAFTAR PUSTAKA

.

49

Page 51: skripsi-GURU HONORER.doc

Daftar Pustaka

Lexy J..Moleong. 2007Metodhologi Penelitian Kualitatif Edisi

Revisi .Bandung:Rosda Karya,

Tim Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 2012,

Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).Edisi Revisi.Malang.UIN-

Maliki Press

Hasan,H Iqbal. 2002, Pokok-pokok Materi Metodhologi Penelitian dan

Aplikasinya Jakarta:Ghalik Indonesia.

Arikunto Suharsimi, 1991, Prosedur Penelitian Menurut Pendekatan Praktis,

Jakarta :Rineke Cipta,

Kuntjaningrat. 1997, Metode-metode Penelitian Masyarakat.

Jakarta :Gramedia,Pustaka Utama,

Depdikbud. 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Ahmad Tafsir. 2001, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam.Bandung:

Remaja Rosdakarya.

M. Nurdin. 2004, Kiat Menjadi Guru Profesional.Jakarta: Primashopie.

PP No. 19 Th. 2005. Standar Nasional Pendidikan.Jakarta: Fokusmedia. 2005

Nurdin , Syafruddin dan Basyiruddin. 2003, Guru Profesional dan

implementasi Kurikulum.Jakarta: Ciputat Press,

Depag. 1971, Al-Qur’an dan Terjemah.Jakarta.

Cece Wijaya. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.

Editor Enggas

Siti Meichati . Pengantar Ilmu Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta

Amir Daiem Indrakusuma. 1973, Ilmu Pendidikan Sebuah Tinjauan Teoritis

Filosofis. Surabaya: Usaha Nasional.

Depdiknas. 2002, Pengembangan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan

Abad Ke-21. Jakarta: Tanpa Penerbit.

Oemar Hamalik. 2004,Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi. Jakarta:

Bumi Aksara.

50

Page 52: skripsi-GURU HONORER.doc

Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsani. Filsafat Pendidikan Islam.Bandung:

Pustaka Setia

Rostiyah NK. 1998, Masalah Ilmu Keguruan.Jakarta: Bina Aksara.

Muhaimin. 1996, Dkk. Strategi Belajar Mengajar.Surabaya: Wicaksana.

UURI No. 14 Th. 2005. 2005, Undang-Undang tentang Guru dan

Dosen.Bandung: Citra Umbara.

Suhendi, Hevy. 2010. “Lanjutkan Guru Tekor Terus (GTT)??”.http://suciptoardi.wordpress.com, diakses tanggal 15 Juni 2010.

Wakiran, Y., S. Diana, Sudibyanto, dan Suryawan. 2004. Pengkajian SistemPenggajian Pegawai Tidak Tetap. Jakarta: Puslitbang BadanKepegawaian Negara.

W.J.S.Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka,1992)hal.1299

Tim Penyusun Pusat dan Pengembangan Bahasa,Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka,1989) hal.970

Sri Hartati, dkk, 2008, Sistem Pakar dan Pengembangannya Edisi Pertama,

Yogyakarta,Graha Ilmu.

51