skripsi upaya guru pendidikan agama islam (pai) dalam
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM
PENGEMBANGAN MINAT MEMBACA AL-QURAN SISWA
SMPN 2 TUMIJAJAR KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
Disusun Oleh:
APRILIA NUR TRESYA WATI
NPM. 1601010015
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO LAMPUNG
1442 H / 2020 M
ii
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM
PENGEMBANGAN MINAT MEMBACA AL-QURAN SISWA
SMPN 2 TUMIJAJAR KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar S.Pd
Oleh:
Aprilia Nur Tresya Wati
NPM. 1601010015
Pembimbing I : M. Ardi, M.Pd
Pembimbing II : Dr. Sri Andri Astuti, M.Ag
Jurusan: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1442 H/2020 M
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM
PENGEMBANGAN MINAT MEMBACA AL-QURAN SISWA SMPN 2
TUMIJAJAR KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
Oleh
Aprilia Nur Tresya Wati
Guru PAI berperan dalam mengembangkan minat dan kemampuan membaca
Al-Quran siswa, sebagai materi pokok yang harus diajarkan pada siswa muslim di
Sekolah. Upaya guru PAI dalam mengembangkan minat dan kemampuan membaca
Al-Quran dapat diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran di kelas, dan di luar
kelas. Dalam pembelajaran di kelas, guru PAI dapat mengajarkan materi PAI
terutama materi yang terkait dengan ayat-ayat Al-Quran. Sedangkan di luar kelas,
upaya guru PAI dapat diwujudkan dalam bentuk bimbingan membaca dan memberi
tugas menghafal surah-surah pendek di luar jam pelajaran.
Pertanyaan dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana upaya guru PAI dalam
pengembangan minat membaca Al-Quran siswa SMPN 2 Tumijajar Kabupaten
Tulang Bawang Barat Tahun pelajaran 2020/2021? Dan apa faktor pendorong dan
penghambat yang mempengaruhinya?.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
upaya guru PAI dalam pengembangan minat membaca Al-Quran siswa SMPN 2
Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat dan untuk mengetahui apa saja faktor
yang menjadi pendorong dan penghambat guru dalam pengembangan minat
membaca Al-Quran. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
lapangan. Alat pengumpul data menggunakan wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif
berdasarkan teori Miles Huberman yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu data
reduction, data display, dan conclusion/verification.
Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya guru PAI dalam mengembangkan
minat membaca Al-Quran siswa SMPN 2 Tumijajar dilakukan dengan memberi
motivasi dan bimbingan membaca Al-Quran, memberi tugas membaca Al-Quran di
rumah menghafal surah-surah. Dan guru menjelaskan keutamaan dan manfaat
membaca Al-Quran, memberi reward hadiah dan pujian kepada siswa yang rajin dan
lancar membaca Al-Quran. Faktor yang mempengaruhi upaya guru PAI muncul dari
keinginan diri sendiri lingkungan keluarga, teman sebaya dan media sosial. Saran
yang dapat ditindaklanjuti agar kepala sekolah dan guru PAI merumuskan dan
melaksanakan program yang mendukung pengembangan minat siswa dalam
membaca Al-Quran, dengan memasukan pembelajaran membaca Al-Quran dalam
struktur kurikulum SMPN 2 Tumijajar. Saran untuk siswa agar meningkatkan
kemampuan membaca Al-Quran, dengan menambah frekuensi membaca Al-Quran
secara teratur agar tercapai target pencapaian membaca Al-Quran.
vii
viii
MOTTO
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
(Q.S. Al-Alaq : 1-5)
ix
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dengan
kerendahan ini penulis persembahkan hasil studi ini kepada:
1. Teruntuk orang tuaku yang kucinta Ibunda Paijem dan Ayahanda Sumardi
yang telah mendidik sejak kecil, senantiasa berdoa, memberikan motivasi dan
semangat serta sumber kekuatan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Teruntuk si mbah ku yang aku sayangi mbah Ginen, Mbah Wiji dan mbah
Sireng yang senantiasa selalu mendoakan.
3. Adikku Dwi Agnes Nur Safitri yang selalu memberi semangat dan perhatian.
4. Bapak Drs. M. Ardi, M.Pd dan ibu Dr. Sri Andri Astuti, M.Ag selaku dosen
pembimbing yang selalu memberikan bimbingan sehingga terselesaikannya
skripsi ini.
5. Jaka Riyono yang selalu menemani dan memberikan motivasi.
6. Sahabatk-Sahabatku yang selalu memberikan motivasi, semangat dan
menasehati selama penulisan skripsi ini.
7. Kawan-kawan seperjuanganku PAI 2016 terkhusus PAI kelas A.
8. Almamater Institut Agama Islam Negeri Metro (IAIN) Metro Lampung
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. iii
NOTA DINAS .......................................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
HALAMAN ORISINALITASPENGESAHAN ..................................................... vii
HALAMAN MOTTO .............................................................................................. viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
D. Penelitian Relevan ......................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Minat Membaca Al-Quran ............................................................................ 10
1. Pengertian Membaca Al-Quran .............................................................. 10
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca Al-Quran .............. 14
3. Indikator Minat Membaca Al-Quran ...................................................... 16
B. Upaya Guru PAI ........................................................................................... 19
1. Pengertian Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) ........................ 19
2. Macam-macam Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) ................ 24
xii
C. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Pengembangan Minat
Membaca Al-Quran ....................................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian ............................................................................... 31
B. Sumber Data.................................................................................................. 32
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 35
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data ................................................................. 36
E. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................. 40
1. Sejarah Singkat SMPN 2 Tumijajar ............................................... 40
2. Visi, misi, dan tujuan SMPN 2 Tumijajar ...................................... 42
3. Profil SMPN 2 Tumijajar ............................................................... 43
4. Keadaan Siswa SMPN 2 Tumijajar................................................ 44
5. Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 2 Tumijajar ....................... 44
6. Struktur Organisasi SMPN 2 Tumijajar ........................................ 44
B. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Pengembangan
Minat Membaca Al-Quran Siswa SMPN 2 Tumijajar ......................... 47
C. Faktor Pendorong dan Penghambat Guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) dalam mengembangkan minat membaca Al-Quran ................... 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 64
B. Saran ..................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Gambar 1 Struktur Organisasi SMPN 2 Tumijajar
xiv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Keadaan Siswa SMPN 2 Tumijajar tahun pelajaran 2020/2021
2. Tabel 2 Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 2 Tumijajar
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Matrik Hasil Wawancara
2. Izin Pra-Survey
3. Balasan Pra-Survey
4. SK bimbingan
5. Outline
6. Alat Pengumpul Data (APD)
7. Surat izin research
8. Surat Tugas dari IAIN Metro
9. Surat Keterangan Research dari SMPN 2 Tumijajar
10. Bebas Pustaka
11. Bebas Pustaka Jurusan
12. Kartu Konsultasi Bimbingan
13. Dokumentasi Penelitian
14. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Islam adalah usaha yang ditujukan untuk mencapai
keseimbangan jasmani dan rohani sesuai ajaran Islam, untuk mengarahkan dan
mengubah tingkah laku individu untuk membentuk kepribadian yang sesuai
dengan ajaran pendidikan Islam dalam proses pendidikan melalui latihan-
latihan kecerdasan, kejiwaan, keyakinan, kemauan, dan persamaan dalam
seluruh aspek kehidupan manusia. Bimbingan tersebut dilakukan secara sadar
dan terus menerus yang sesuai dengan fitrah dan kemampuan ajarannya baik
secara individu maupun kelompok, sehingga manusia mampu memahami dan
mengamalkan ajaran Pendidikan Agama Islam.
Menurut Miqdad Yaljin seperti yang dikutip oleh Munardji
mendefinisikan pendidikan agama Islam adalah usaha menumbuhkan dan
membentuk manusia muslim yang sempurna dari segala aspek yang
bermacam-macam, yakni meliputi aspek kesehatan, akal, keyakinan,
kejiwaan, akhlak, kemauan serta daya cipta dalam semua tingkat
pertumbuhan yang disinari oleh cahaya yang dibawa oleh Islam dengan
metode-metode pendidikan yang ada.1
Dalam Pendidikan Agama Islam, juga sangat diperlukan adanya
pendidikan dalam baca Al-Quran, agar para siswa memiliki kemampuan untuk
membaca dan memahami firman Allah SWT. Hal ini diperlukan karena Al-
Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,
1Munardji, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), h. 9
2
yang apabila membacanya merupakan ibadah.2 Walaupun tidak memahami
hukum yang terkandung di dalamnya, tetapi juga dapat menjalin hubungan
Ruhani dengan Allah melalui ayat-ayat yang dibaca.
Namun sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
banyak sekali bermunculan barang-barang elektronik yang dapat menyajikan
hiburan bagi masyarakat adanya televisi, handphone, komputer, dan barang-
barang elektronik lainnya menjadi hiburan yang menarik tidak terkecuali
siswa.3 Dengan demikian siswa sekarang lebih banyak bermain teknologi,
membaca sosmed dibandingkan membaca Al-Quran. Padahal Al-Quran
merupakan kitab suci yang menjadi pedoman hidup bagi orang Islam.
Mengingat pentingnya Al-Quran dalam kehidupan maka hal ini menjadi tugas
guru Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk berupaya dalam pengembangan
minat membaca Al-Quran pada siswa.
Berkaitan dengan hal di atas maka peran seorang guru harus mampu
menjadi pendidik yang profesional dalam hal memberi pelajaran serta mampu
memberi pendidikan dalam mengembangkan minat membaca Al-Quran pada
siswa. Yang lebih berperan dalam hal ini adalah guru Pendidikan Agama Islam
(PAI). Minat membaca Al-Quran dikalangan sebagian peserta didik muslim
saat ini mulai berkurang seperti di lembaga pendidikan sekolah formal saat ini
sangatlah rendah terkhusus sekolah yang tidak berbasis keislaman. Seperti di
2Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 172 3Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h.155
3
lingkungan SMPN 2 Tumijajar saat ini mulai menurun bahkan bisa dikatakan
pasif. Kurangnya minat membaca Al-Quran ini biasanya disebabkan oleh
beberapa faktor. Berbagai upaya dilakukan oleh guru untuk kepentingan hal
tersebut berhasil atau tidaknya upaya tersebut sangat bergantung pada berbagai
faktor yang mempengaruhinya.
Pembelajaran membaca Al-Quran merupakan salah satu kelompok
pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah. "Secara umum mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) didasarkan pada ketentuan yang ada pada dua
sumber pokok ajaran Islam, yaitu Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammah
SAW."4 Dalam hal ini guru Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan guru
yang seharusnya paling berperan dalam pembelajaran Al-Quran di sekolah,
mengingat keterkaitan materi Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan Al-Quran.
Upaya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam pengembangan minat
membaca Al-Quran dapat diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran di
kelas, dan di luar kelas. Dalam pembelajaran di kelas, guru PAI dapat
mengajarkan materi PAI dan menghubungkannya dengan membaca Al-Quran,
terutama materi yang terkait dengan ayat-ayat Al-Quran seperti mata pelajaran
BTQ (Baca Tulis Al-Quran). Sedangkan di luar kelas, upaya guru PAI dapat
diwujudkan dalam bentuk bimbingan membaca Al-Quran, dan ekstrakurikuler
keagamaan di sekolah, seperti ekstrakurikuler rohis yang diadakan di sekolah.
4Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Panduan Pengembangan Silabus
PAI, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006), h. 2
4
Berdasarkan pra survei yang peneliti lakukan di SMPN 2 Tumijajar,
diketahui bahwa guru PAI di sekolah tersebut berjumlah tiga orang, dengan
jumlah rombongan belajar siswa sebanyak 21 kelas. Guru PAI selain memberi
materi pelajaran di kelas, juga ditunjuk sebagai pembimbing kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan seperti (rohis), baca tulis Al-Quran, praktik ibadah,
dan pesantren kilat. Dalam kegiatan pesantren kilat dan ekstrakulikuler rohis
tersebut, program yang diutamakan adalah bimbingan membaca Al-Quran,
khususnya bagi siswa yang belum lancar membaca Al-Quran, selain kajian
materi keagamaan lainnya.5
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Nursodik, guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Tumijajar beliau mengajar di kelas VII,
diketahui bahwa pada kenyataannya banyak siswa kelas VII yang kurang lancar
dalam membaca Al-Quran terutama dari aspek makharijul huruf. Masih banyak
siswa yang dalam membaca Al-Quran tidak memperhatikan tanda baca washal
dan fashal. Selain itu masih banyak pula siswa yang membaca Al-Quran
kurang lancar dan terputus-putus.6
Berdasarkan hasil wawancara dengan Reska Sari kelas VII siswa SMPN 2
Tumijajar bahwa dirinya jarang membaca Al-Quran di rumah, kecuali pada
bulan suci Ramadhan, atau ketika ada kegiatan pesantren kilat di sekolah dan
biasanya Reska membaca Al-Quran jika mendapat tugas dari sekolah seperti
5Wawancara di SMPN 2 Tumijajar tanggal 20 september 2019
6Wawancara dengan Bapak NurSodik, Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMAN2Tumijajar tanggal 20 September 2019
5
menghafalkan ayat Al-Quran. Reska juga mengatakan bahwa selepas sholat
maghrib ibu nya selalu mengajaknya untuk tadarus Al-Quran.7 Informasi yang
hampir sama dikatakan oleh Muhammad Reza Prasetya siswa kelas VII SMPN
2 Tumijajar. Menurut Muhammad Reza Prasetya dulu dia belajar membaca Al-
Quran di TPA. Sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar, dan sekarang
sudah banyak lupa tentang membaca Al-Quran sesuai dengan kaidah tajwid,
karena jarang membaca Al-Quran. Biasanya Reza membaca Al-Quran ketika
malam Jumat tetapi untuk saat ini Muhammad Reza Prasetya setiap habis
maghrib ia belajar mengaji di Masjid Al-Ikhlas yang terletak di dekat
rumahnya.8
Berdasarkan informasi di atas, dapat dikemukakanbeberapa permasalahan
yang menjadi dasar penelitian ini, yaitu: kurangnya minat siswa membaca Al-
Quran. Siswa jarang membaca Al-Quran, kecuali pada bulan Ramadhan, atau
ketika mendapat tugas menghafal Surah-surah pendek dari guru. Hal ini
menunjukkan kurangnya minat siswa membaca Al-Quran.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti mengajukan
pertanyaan penelitian yaitu:
7Wawancara dengan Reska Sari, siswi kelas VII SMPN 2 Tumijajar, Tanggal 20 September
2019 8Wawancara dengan Muhammad Reza Prasetya, siswa SMPN 2 Tumijajar, Tanggal 20
September 2019
6
1. Bagaimana Upaya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Pengembangan
Minat Membaca Al-Quran Siswa kelas VII SMPN 2 Tumijajar Kab. Tulang
Bawang Barat Tahun Pelajaran 2020/2021?
2. Apa faktor pendorong dan penghambat yang mempengaruhi Upaya Guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Pengembamgan Minat Membaca Al-
Quran siswa kelas VII SMPN 2 Tumijajar Kab. Tulang Bawang Barat Tahun
Pelajaran 2020/2021?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana upaya guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) dalam pengembangan minat membaca Al-Quran Siswa SMPN 2
Tumijajar Kab. Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2020/2021
b. Untuk mengetahui apa saja faktor yang menjadi pendorong dan
penghambat Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam
Pengembamgan Minat Membaca Al-Quran siswa kelas VII SMPN 2
Tumijajar Kab. Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2020/2021.
7
2. Manfaat Penelitian
a. Sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan
siswa SMPN 2 Tumijajar dalam pengembangan minat membaca Al-
Quran.
b. Sebagai Tambahan informasi bagi pengelola SMPN 2 Tumijajar dalam
menetapkan kebijakan dalam pembelajaran Al-Quran di sekolah.
c. Sumbangan pemikiran bagi penelitian lanjutan dengan dukungan data-
data di lapangan yang berkaitan dengan minat membaca Al-Quran.
D. Penelitian Relevan
Penelitian tentang upaya guru PAI dalam pengembangan minat membaca
Al-Quran telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Dalam
pemaparan ini akan dijelaskan segi segi perbedaan dan persamaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya, sehingga diketahui posisi dan fokus penelitian
ini dari penelitian sebelumnya.
1. Penelitian dengan judul “Upaya Guru PAI Dalam Menumbuhkan Minat
Baca Al-Quran pada Siswa Nahdlatul Ulama (Studi Analisis di kelas VII
Mts NU Tegal Waru Purwakarta), oleh Yulianti UIN Walisongo
Semarang.9
9Yulianti, Upaya Guru PAI dalam Menumbuhkan Minat Baca Al-Quran pada Siswa
Nahdlatul Ulama (Studi Analisis di kelas VII Mts NU Tegal Waru Purwakarta), Dalam
http:/www.scribd.com.Diakses Tanggal 14 September 2019
8
Hasil penelitian di atas menunjukan upaya guru PAI dalam
menumbuhkan minat baca Al-Quran dengan cara memberi reward, dan
hadiah, serta bekerja sama dengan orang tua untuk memantau
perkembangan siswa dalam membaca Al-Quran. Guru memberi lembar
tugas membaca Al-Quran yang ditandatangani orang tua dan di akhir
semester dilakukan evaluasi serta pemberian reward bagi siswa yang
rajin.
Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada
upaya guru PAI dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran. Adapun
yang menjadi pembeda antara penelitian diatas dengan yang penelitian ini
adalah terletak pada bentuk upaya guru PAI dalam penelitian difokuskan
pada membentuk kelompok membaca Al-Quran siswa, menugaskan siswa
sebelum mulai jam pelajaran pertama siswa wajib membaca Al-Quran
terlebih dahulu dengan pengawasan guru.
2. Penelitian dengan judul “Peran Guru TPA dalam Peningkatan Minat
Membaca dan Menulis Al-Quran Santri TPA Darul Ulum Kelurahan
Iringmulyo Kecamatan Metro Timur Kota Metro” oleh Ega Dediansyah
mahasiswa IAIN Metro”.10
Penelitian yang dilakukan oleh Ega Dediansyah di penelitian yang
saudara Ega Dediansyah lakukan lebih mengarahkan penelitiannya pada
10
Ega Dediansyah, Peran Guru Tpa DalamMeningkatkan Minat Membaca dan Menulis Al-
Quran Santri Tpa Darul Ulum Kelurahan Iringmulyo Kecamatan Metro Timur Kota Metro, (IAIN
METRO, 2018)
9
guru TPA dalam peningkatan minat membaca dan menulis Al-Quran
santri TPA Darul Ulum Kelurahan Iringmulyo Kecamatan Metro Timur
Kota Metro. Kemudian dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwasannya
peran guru TPA sangatlah penting dalam proses peningkatan membaca
dan menulis Al-Quran pada santri di TPA tersebut melalui kegiatan
mengaji di TPA.
Penelitian di atas memiliki relevansi dengan penelitian ini dalam
penelitian di atas upaya guru TPA lebih diarahkan pada peningkatan minat
membaca dan menulis Al-Quran, sedangkan dalam penelitian ini upaya
guru PAI lebih difokuskan pada pengembangan minat membaca Al-
Quran.
Jadi Dengan demikian dapat diketahui bahwasannya letak
perbedaan penelitian yang dilakukan oleh saudara Ega Dediansyah dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan adalah dari segi minat membaca dan
materi yang akan diajarkan antara di sekolah dan TPA.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Minat Membaca Al-Quran
1. Pengertian Minat Membaca Al-Quran
Minat merupakan bagian dari struktur kepribadian individu seseorang
yang muncul dengan ditandainya keinginan terhadap objek khusus di dalam
diri seseorang. “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat ini selalu diikuti
dengan perasaan senang yang akhirnya memperoleh kepuasan.”1
Dan minat juga diartikan sebagai Minat merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Sariman
dalam Kompre Mengatakan bahwa minat diartikan sebagai suatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat cirri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhan-kebutuhannya sendiri.2
Dalam KBBI minat merupakan salah satu faktor psikis yang
membantu dan mendorong individu dalam memberi stimulus suatu kegiatan
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Ditinjau dari
segi bahasa minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu,
gairah, dan keinginan.3
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa minat
adalah kecenderungan yang terdapat dalam hati yang diharapkan tinggi
1 Ihsana El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017),h. 35.
2 Kompri, Motivasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2015), h. 268
3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), 957.
11
terhadap sesuatu sehingga menimbulkan gairah atau keinginan terhadap
sesuatu. Sesuatu yang dilakukan dengan minat akan menghasilkan sesuatu
yang baik.
Sedangkan minat menurut istilah yang dikemukakan oleh beberapa
ahli psikologi adalah sebagai berikut:
Menurut H. Djali dalam bukunya yang berjudul psikologi pendidikan
mendefinisikan minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar
diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka akan semakin besar
minatnya.4
Menurut Muhibbin Syah dalam buku psikologi belajar mendefinisikan
minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu.5
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwasanya minat
adalah suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan perasaan individu
terutama perasaan senang (positif) terhadap sesuatu yang dianggapnya
berharga atau sesuai dengan kebutuhan dan member kepuasan kepadanya.
Sesuatu yang dianggap berharga tersebut dapat berupa aktivitas. Dalam
penelitian ini yaitu adanya aktivitas seperti minat untuk membaca Al-Quran.
4 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), 121.
5 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 151.
12
Minat memberi pengaruh besar terhadap aktivitas belajar. Anak didik
yang berminat terhadap mata pelajaran yang ia sukai maka ia akan
mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik tersendiri
baginya. Anak didik lebih mudah menghafal pelajaran yang menarik
minatnya. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai dengan minat.
Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan
kegairahan belajar anak didik dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itu
seorang guru harus membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang
diberikan mudah dipahaminya.
Membaca merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan
seseorang untuk dapat memahami pesan atau makna yang terkandung
didalam suatu teks dan tulisan. “Membaca merupakan proses
menerjemahkan simbol tulis (huruf) dalam kata-kata lisan.”6 Aktivitas
membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di
sekolah. Membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan.
Bagi seorang muslim, tentu memahami dan mengamalkan ajaran
Islam salah satunya dengan cara membaca. bahkan Islam telah menegaskan
akan perintah untuk membaca. seperti yang dijelaskan dalam firman Allah
QS. Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:
6 Farida Rahim, Pengajaran Membaca, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 2.
13
Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal
darah, Bacalah dan Tuhanmu yang maha mulia, Yang mengajar
manusia dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq:1-5)7
Dalam ayat di atas dijelaskan tentang bahwa Allah SWT telah
memerintahkan umat manusia untuk membaca. Iqra’ atau perintah membaca
adalah kata pertama yang diturunkan oleh Nabi Muhammad SAW. Kata iqra’
sedemikian pentingnya sehingga diulang dua kali dalam satu surah. Perintah
membaca merupakan dorongan untuk meningkatkan minat baca. Kata iqra’
tidak hanya ditunjukkan pada Nabi Muhammad SAW semata, tetapi juga
untuk umat manusia sepanjang sejarah karena perintah membaca merupakan
kunci pembuka jalan kehidupan di dunia dan di akhirat.
Demikianlah kata iqra’ merupakan syarat pertama dan utama bagi
keberhasilan manusia menjadi tuntunan pertama yang diberikan Allah SWT
kepada manusia. Untuk bisa membaca maka harus dilakukan proses belajar
mengajar. Membaca Al-Quran sangatlah penting bagi umat islam walaupun
hanya satu ayat saja dalam sehari dan itu sudah dinilai ibadah.
Al-Quran adalah firman Allah yang merupakan mukjizat, yang
diturunkan kepada Nabi terakhir dengan perantara Malaikat Jibril yang
7 QS. Al-Alaq: 1-5
14
tertulis didalam mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir yang
diperintahkan membacanya, yang di mulai dari surah Al-Fatihah dan ditutup
dengan surah An-Nas.
Terkait pengertian membaca Al-Quran di atas, secara lebih lengkap
Abdul Wahhab Khallaf mengemukakan pengertian Al-Quran sebagai berikut:
“Al-Quran adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati
Rasulullah, Muhammad bin Abdullah, melalui malaikat Jibril dengan
menggunakan lafaz bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar Al-
Quran menjadi hujah (dalil) bagi Rasul, bahwa ia benar-benar
Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, member petunjuk
kepada mereka dan menjadi sarana untuk melakukan pendekatan diri
dan ibadah kepada Allah dengan membacanya.”8
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian Al-Quran
ialah wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui
perantara Malaikat Jibril yang diturunkan secara mutawatir untuk dijadikan
sebagai pedoman bagi setiap umat muslim.
Dengan demikian yang dimaksud dengan membaca Al-Quran adalah
keinginan yang timbul dalam diri seseorang yang menimbulkan suatu
aktivitas keinginan membaca Al-Quran.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca Al-Quran
Minat sebagai salah satu pendorong dalam proses belajar yang tidak
muncul dengan sendirinya, melainkan muncul karena adanya faktor yang
menimbulkan minat siswa. Dorongan dari dalam individu atau rasa ingin tahu
8 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet kedua 2014), 172.
15
akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu. Minat
anak terhadap benda-benda tertentu dapat timbul dari berbagai sumber antara
lain perkembangan insting dan hasrat, fungsi-fungsi intelektual, pengaruh
lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan dan lain sebagainya.9
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwasannya minat
dipengaruhi oleh faktor internal yaitu faktor yang berasal dalam diri peserta
didik, seperti hasrat, fungsi-fungsi intelektual dan faktor eksternal yaitu
faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, seperti lingkungan, dan
pendidikan di sekolah. Proses pendidikan baik yang berkaitan dengan
metode, ataupun cara mengajar guru, maupun hubungan antara guru dengan
peserta didik, atau antara sesama peserta didik yang ada di sekolah ikut
mempengaruhi minat belajar. Faktor-faktor tersebut mendorong timbulnya
persepsi peserta didik terhadap proses pembelajaran yang diterimanya, dan
juga dapat berpengaruh terhadap minat belajar pada anak.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya minat secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu yang bersumber dari
dalam diri individu yang bersangkutan (missal: bobot, umur, jenis
kelamin, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian) dan berasal dari
luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat. Disini faktor lingkungan justru mempunyai
pengaruh lebih besar terhadap timbul dan berkembangnya minat
seseorang.10
9 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara cet
kelima, 2011), 133. 10
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar, 263.
16
Berdasarkan kutipan di atas, faktor dari dalam diri peserta didik yang
dapat berpengaruh terhadap minat membaca Al-Quran seperti kondisi
psikologis pembawaan peserta didik yang diperoleh dari keturunan. Adapun
faktor eksternal yang dapat berpengaruh terhadap minat membaca Al-Quran
seperti lingkungan sosial, baik lingkungan keluarga, maupun lingkungan di
masyarakat.
Lingkungan merupakan faktor yang menentukan dalam minat
membaca Al-Quran, sebagai pendukung insting beragama yang telah melekat
pada diri individu. Potensi warisan peserta didik merupakan fitrah yang
dibawanya sejak lahir. Potensi tersebut dapat berkembang melalui
pendidikan, melalui peningkatan pengetahuan, kemampuan berfikir,
penghayatan dan kesadaran. Dalam lembaga Pendidikan pengembangan
minat membaca Al-Quran dapat dilihat dari hasil pengalaman yang diperoleh
melalui interaksi yang terjadi di lingkungan sekolah.
3. Indikator Minat Membaca Al-Quran
Minat berperan penting sebagai pendorong lahirnya perilaku dan
sikap. Dalam konteks belajar minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk
belajar. Siswa yang berminat terhadap sesuatu akan berusaha untuk mencapai
tujuan yang diinginkannya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
“Indikator adalah pemantauan yang dapat memberikan petunjuk dan
17
keterangan”.11
Kaitannya dengan minat siswa adalah alat pemantau yang
memberikan petunjuk kualitas minat.
Siswa yang memiliki minat terhadap objek tertentu cenderung untuk
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut.12
Seorang
siswa yang belajar di sekolah minatnya akan diketahui oleh guru yang
mengajarnya melalui indikator minat diantaranya:
a. Perhatian
Perhatian merupakan gejala psikologis sebagai komponen awal
terbentuknya minat dalam diri individu. Dalam konteks belajar mengajar,
perhatian (konsentrasi) berperan dalam mendorong tumbuhnya minat
siswa dalam belajar. “konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap
perhatian pada suatu situasi belajar. Di dalam konsentrasi ini keterlibatan
mental secara detail sangat diperlukan sehingga tidak perhatian
sekedarnya.”13
“Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu objek atau
sekumpulan objek.”14
Berdasarkan kutipan di atas dapat dikemukakan bahwa adanya
perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa seseorang terhadap
11
Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Depdiknas RI
2008). 12
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengarakan cenuhinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), 180. 13
Sardiman, Interaksi, dan Motivasi dalam Belajar Mengajar, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2011), 40. 14
Ibid., 98.
18
pengamatan, pengertian dan sebagainya dan mengesampingkan yang
lainnya. Orang yang berminat membaca Al-Quran dalam dirinya akan
terdapat kecenderungan. Kecenderungan yang kuat untuk selalu
memberikan perhatian yang besar terhadap objek yang diamatinya. Jadi
siswa pikirannya terfokus untuk selalu menyempatkan membaca Al-
Quran.
b. Motivasi Siswa
Motivasi merupakan keadaan internal organisasi yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat diberikan ke dalam
motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan keadaan
yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya
untuk belajar, misalnya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya
terhadap materi tersebut, motivasi ekstrinsik merupakan keadaan yang
dating dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk
melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib
sekolah, keteladanan orang tua, dan juga guru merupakan contoh-contoh
konkret motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.15
Dengan demikian dapat dipahami bahwa jika siswa yang
mempunyai keinginan tinggi untuk membaca Al-Quran maka siswa
tersebut akan selalu termotivasi untuk selalu membaca Al-Quran
15
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada 2008),133.
19
c. Perasaan Senang
Komponen dari minat adalah adanya perasaan senang terhadap
objek perhatian. “Yang dimaksud dengan perasaan senang adalah
keadaan atau state individu sebagai akibat dari persepsi terhadap stimulus
eksternal maupun internal.”16
Mengacu pada kutipan di atas dapat dipahami bahwa seseorang
yang memiliki perasaan senang atau suka dalam hal tertentu ia akan
cenderung mengetahui antara perasaan senang atau suka dalam hal
tertentu ia cenderung antara perasaan dengan minat. Siswa yang berminat
terhadap membaca Al-Quran ia akan merasa senang ketika membacanya.
Ia akan rajin membaca dan terus menerus mempelajari ilmu yang
berhubungan dengan membaca Al-Quran. Ia akan mengikuti bacaan Al-
Quran dengan antusias tanpa ada beban paksaan dalam dirinya.
B. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
1. Pengertian Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
Upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud,
memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya).17
Upaya
merupakan sesuatu hal yang dilakukan oleh seseorang demi mencapai hasil
yang diinginkan, dari kalimat di atas dapat diketahui bahwa upaya adalah
16
Bimo Walgito, Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), 203. 17
Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Depdiknas RI
2008).
20
cara yang dilakukan guru untuk menyampaikan materi pelajaran dan juga
untuk meningkatkan minat siswa akan materi pelajaran yang disampaikan
guru, khususnya dalam hal ini adalah pengembangan minat minat membaca
Al-Quran.
Adapun pengertian guru adalah “Pendidikan profesional dengan
tugas utama mendidik mengajar, membimbing mengarahkan melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.18
Pengertian guru dalam literatur kependidikan Islam disebut dengan
beberapa sebutan, yaitu ustad, mu'allim, murabbi, mursyid, mudarris, dan
muaddib, yaitu: orang yang komitmen terhadap profesionalitas yang melekat
pada dirinya sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu, proses dan hasil
kerja, serta sikap continuous improvement.19
Berdasarkan pengertian di atas, maka upaya guru diartikan sebagai
usaha dan ikhtiar guru dalam menjalankan tugas utamanya yaitu mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai evaluasi pada anak
di lembaga pendidikan formal seperti pendidikan sekolah menengah pertama
(SMP).
Guru dalam perspektif pendidikan Islam dipandang pulai sebagai
figur yang bertanggung jawab terhadap penyiapan bekal intelektual, dan
18
Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 19
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:Raja Grafindo
Persada, 2012), 44.
21
moral peserta didik, serta bertanggung jawab dalam membangun peradaban
masyarakat. “pendidik (murabbi) orang yang berperan dalam mendidik
subjek didik, atau melakukan tugas pendidikan (tarbiyah), sedangkan guru
adalah orang yang melakukan tugas mengajar (ta’lim).20
Sahilun A Nasir dalam Aat Syafaat, Sohari Sahrani dkk
mengungkapkan bahwasannya Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha
yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang
beragama Islam dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam
itu benar-benar menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya.
Yakni: ajaran Islam itu benar-benar dipahami, diyakini kebenarannya,
diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi pengontrol terhadap
perbuatan, pemikiran dan sikap mental.21
Dari penjelasan di atas dapat diartikan bahwasannya menjadi seorang
guru pendidikan agama Islam, haruslah mampu memberi arahan dan
bimbingan akan pentingnya ajaran agama Islam agar kelak ketika selesai
pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran
agama Islam yang dengan berpedomkan kitab suci Al-Quran. Dengan
demikian akan muncul keinginan peserta didik akan pentingnya mempelajari
serta membaca Al-Quran
20
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,
Keluarga dan Masyarakat, (Yogyakarta: Lkis, 2009), 36. 21
Aat Syafaat, Sohari Sahrani, dkk, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah
Kenakalan Remaja, (Jakarta: Pt Raja Grafindo, 2008), 15.
22
Tugas pendidik menurut Islam adalah mengupayakan pengembangan
seluruh potensi subjek didik. Pendidik tidak saja mentransfer ilmu,
melainkan juga mentransfer pengetahuan sekaligus nilai nilai (transfer of
knowledge and values), dan yang terpenting dalam hal ini adalah nilai-nilai
ajaran Islam yang menjadi tugas pokok dari guru PAI.
Tugas guru PAI merupakan kelanjutan dari pengembang misi pada
Nabi Muhammad SAW, yang memberi petunjuk dan bimbingan kepada
peserta didik agar memiliki pengetahuan, kepribadian dan perilaku yang
tunduk kepada hukum-hukum Allah seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al-
Ahzab; 21 yang artinya “sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu
suritauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah”
(QS. Al-Ahzab; 21).22
Sebagai guru PAI dituntut untuk menanamkan aqidah
tauhid, mendorong peserta didik untuk beramal soleh dan memiliki moral
yang baik. Tugas tersebut sejalan dengan misi Nabi yang menuntun umat
Islam untuk memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Hal ini dapat
diwujudkan dalam bentuk kemauan dalam diri siswa untuk membaca dan
mengamalkan Al-Quran.
22
Q.S. Al-Ahzab ayat 21
23
Hakikatnya menjadi seorang guru PAI ialah suatu profesi yang
berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan
tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan23
.
Profesi sebagai pendidik agama di sekolah, bukan hanya dilihat
sebagai jabatan yang menuntut profesional sesuai tuntutan profesi, tetapi
lebih dari itu, menyangkut pula ibadah dan kewajiban seorang yang berilmu
untuk memberi manfaat kepada orang lain. Hal ini sebagaimana dijelaskan
dalam Q.S Al-Baqarah:159 yang berbunyi:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa
yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan
(yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya
kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah
dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat
melaknati,”(Q.S. Al-Baqarah:159).24
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwasannya ilmu pengetahuan
merupakan kewajiban pendidik muslim dalam rangka menghilangkan
kebodohan, dan kesesatan, sehingga mengabaikan kewajiban tersebut akan
mendapatkan ancaman siksaan dari Allah SWT. Guru harus menyampaikan
kebenaran sebagaimana ia mengetahui kebenaran tersebut sehingga dia dapat
23
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-Normatif,
(Jakarta:Amzah, 2013), 107. 24
Q.S. Al-Baqaraha ayat 159
24
menyelamatkan dirinya sendiri dan orang lain yang terbebas dari kesesatan
aqidah dan perilaku.
2. Macam-macam Upaya Guru Pendidikan Agama Islam
Guru PAI bertugas menanamkan keimanan, keislaman dan
ketaqwaan kepada para siswa, salah satunya dengan memberikan pengajaran
membaca Al-Quran. Harus ada upaya dari guru PAI untuk mengembangkan
minat membaca Al-Quran dengan usaha mengajarkan Al-Quran secara tartil
sehingga siswa menjadi gemar membaca Al-Quran. Guru yang bermutu
memungkinkan siswanya untuk tidak hanya dapat mencapai standar nilai
akademik secara nasional, tetapi juga mendapatkan pengetahuan dan
keahlian yang penting untuk belajar selama hidup mereka.
Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
macam-macam upaya guru pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut:
a) Guru harus mendampingi para siswanya menuju kesuksesan belajar,
sehingga guru dapat memahami taraf perkembangan yang berbeda
antara siswa yang satu dengan siswa yang lain, dalam hal ini khususnya
adalah sebagai langkah pertama upaya guru pendidikan agama Islam
dalam pengembangan minat membaca Al-Quran.
b) Guru harus memahami benar aspek psikologi setiap siswanya yang
menunjukan pada kenyataan bahwa proses belajar itu mengandung
variasi, jadi dalam hal ini adalah sebagai langkah kedua upaya guru
pendidikan agama Islam dalam pengembangan minat membaca Al-
25
Quran. Ada beberapa komponen pembangun suasana pembelajaran yang
menyenangkan:
C. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Pengembangan Minat
Membaca Al-Quran
Dalam upaya untuk mengembangkan minat membaca Al-Quran ada
beberapa bentuk upaya yang dapat dilakukan guru Pendidikan agama Islam.
Minat merupakan pendorong terbentuknya perilaku. Apabila guru telah menilai
sikap dan minat siswa, guru siap menggunakan informasi tersebut untuk
membuat keputusan pembelajaran yang dirancang untuk membantu memotivasi
siswa agar mau membaca terkhusus membaca Al-Quran.
Bentuk upaya yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan minat
membaca Al-Quran adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan pentingnya untuk membaca dan menulis Al-Quran.
2. Mengajarkan membaca dan menulis Al-Quran
3. Memberikan tugas untuk menghafal dan menulis Al-Quran
4. Member motivasi untuk selalu belajar membaca dan menulis Al-Quran
5. Mengajar dengan menggunakan metode yang bervariasi.
6. Memberikan pujian atau hadiah kepada siswa yang bagus atau baik
nilainya.25
25
Yusuf Muhammad al-Hasan, Pendidikan Anak Dalam Islam (Jakarta: Yayasan Al-Shofa,
2007), 41.
26
Berdasarkan pendapat mengenai upaya-upaya yang dilakukan guru dalam
menumbuhkan minat membaca Al-Quran di atas, yaitu guru menjelaskan
pentingnya untuk membaca dan menulis Al-Quran, memberi tugas membaca Al-
Quran kepada siswa baik sebelum pelajaran dimulai ataupun ketika dirumah,
member motivasi untuk selalu belajar membaca dan menulis Al-Quran.
Upaya-upaya di atas dapat dilakukan guru secara terintegrasi dengan
kegiatan seperti jam pembelajaran di kelas dengan cara sebelum pembelajaran
dimulai hendaknya siswa diajak untuk tadarus Al-Quran terlebih dahulu, dan
dapat pula dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler diluar jam pembelajaran
seperti ekstrakurikuler rohis.
Hendaknya pemahaman membaca harus sudah dimulai sejak anak usia
dini. Dan tidak dapat dipungkiri bahwasannya sekolah merupakan tempat yang
tepat untuk memupuk menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca bagi anak-
anak. Salah satu dukungan yang dibutuhkan untuk menumbuhkan minat adalah
peran guru. Guru perlu memberi arahan dan memotivasi peserta didik mengenai
pentingnya membaca, terkhusus membaca ayat suci Al-Quran seperti
diadakannya tadurus di awal sebelum jam pembelajaran dimulai. Dengan begitu
akan muncul keinginan yang timbul dalam diri peserta didik untuk mencintai Al-
Quran. Karena guru lah yang dapat mengembangkan upaya atau peningkatan
minat dan kebiasaan membaca di sekolah.
Menurut Fuhaim Musthafa upaya yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan minat membaca Al-Quran sebagai berikut:
27
1. Mendengarkan bacaan dengan baik dan memahaminya
2. Mengulang ayat-ayat Al-Quran lebih dari satu kali
3. Menerapkan metode pahala dan hukuman kepada anak
4. Memperhatikan kemampuan dan kesiapan anak dalam membaca Al-Quran
5. Mengajarkan kepada anak agar menjadikan bacaannya, bacaan yang penuh
nilai ibadah juga bacaan yang penuh dengan tadabur terhadap makna,
perintah, larangan, ancaman, serta pahalanya.26
Uraian tentang indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Mendengarkan bacaan dengan baik dan memahaminya
Guru mengajak siswa untuk membaca bacaan ayat suci Al-Quran dari
peserta didik serta guru juga harus mendengarkan atau menyimak bacaan Al-
Quran yang telah dibaca peserta didik.
Membaca Al-Quran dalam konsep Islam sangat baik dan dianjurkan
meski tidak memahami artinya. Sebab membaca atau mendengarkan
bacaan Al-Quran dapat menghiburr perasaan sedih, menenangkan
jiwa yang gelisah dan melunakan hati yang keras, serta
mendatangkan petunjuk itulah yang di maksud dengan rahmat Allah
yang diberikan kepada orang yang mendengarkan bacaan Al-Quran
sebagai wahyu Allah.27
Hendaknya sebagai guru PAI menganjurkan kepada peserta didik
untuk rajin membaca Al-Quran walaupun belum memahami maknanya.
Sebagai guru juga harus menjelaskan bahwa membaca Al-Quran
26
Fuhaim Musthafa, Kurikulum Pendidikan Anak Muslim, Terjemahan Wafi Marzuki Ammar,
(Surabaya: Pustaka Elba, 2009), 123. 27
Wawan Susetya, Cermin Hati, Perjalanan Rohani Menuju Ilahi, (Solo: Tiga Serangkai),
100.
28
mengandung banyak keutamaan dan dapat membuat jiwa menjadi tenang,
sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan mental peserta didik.
2. Mengulang ayat-ayat Al-Quran lebih dari satu kali
Dalam hal ini mengulang ayat-ayat Al-Quran diperlukan untuk
melatih kecakapan motorik pada diri peserta didik dan mental yang
dihasilkan dari sebuah latihan dan pembiasaan. Semakin banyak
pengulangan yang dilakukan, maka potensi tercapainya akan semakin tinggi.
Selain itu, latihan berulang-ulang juga akan memberi dampak yang positif
terhadap kecakapan mental. Siswa yang berlatih akan memiliki kepercayaan
diri yang lebih baik ketika membaca ayat suci Al-Quran.
Pengulangan perintah membaca dalam wahyu pertama, bukan
sekedar menunjukan bahwa kecakapan membaca tidak diperoleh
kecuali mengulang-ulangi bacaan, atau membaca hendaknya
dilakukan sampai mencapai batas maksimal kemampuan, tetapi juga
untuk mengisyaratkan bahwa mengulang-ulangi bacaan Bismi
Rabbika(demi karena Allah) akan menghasilkan pengetahuan dan
wawasan baru walaupun yang dibaca itu-itu juga.28
Berdasarkan kutipan di atas, memperbanyak latihan dan mengulangi
bacaan ayat Al-Quran dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran.
Hal ini dikarenakan membaca Al-Quran merupakan bentuk kegiatan yang
ditandai dengan adanya bunyi ketika mengucapkan huruf. Selain itu,
kerumitan cara pengucapan huruf hijaiyah, ketepatan membaca harakat,
28
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat,
Bandung: Mizan, 2013), 6.
29
washal dan fashaldalam membaca Al-Quran ini diperlukan pengulangan dan
pembiasaan.
3. Menetapkan metode pahala dan hukuman terhadap anak
Hukuman di dalam pendidikan merupakan bagian dari upaya
tindakan tegas kepada peserta didik karena kesalahan yang dilakukannya,
dan mencegah menjalarnya pelanggaran kepada peserta didik lainnya. Dalam
perspektif pendidikan Islam hukuman disebut dengan iqab. Abdurrahman
an-Nahlawi dalam Ramayulis menyebutnya dengan tarhib yang berarti
ancaman atau intimidasi melalui hukuman karena melakukan sesuatu yang
dilarang.29
Tujuan pemberian hukuman di lingkungan pendidikan yaitu untuk
memperoleh perbaikan dan pengarahan. Hal ini dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan, dan membentuk perilaku siswa yang sesuai
dengan norma dan etika pendidikan. Pelanggaran maupun kesalahan yang
dilakukan di lingkungan pendidikan tidak dapat dibiarkan, sehingga perlu
adanya tindakan tegas agar pelanggaran tersebut tidak menjadi kebiasaan
dan menjalar di sekolah.
4. Memperhatikan kemampuan dan kesiapan anak dalam membaca
Membaca bukanlah suatu objek melainkan suatu proses, membaca
haruslah dipandang sebagai suatu alat dan bukan dipandang sebagai suatu
tugas. Siswa yang dapat menguasai berbagai tingkatan proses membaca akan
29
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia 2011), 210.
30
merasakan membaca sebagai sumber pertolongan terpenting dalam
menghadapi segala persoalan dalam kehidupan kesehariannya. Oleh karena
itu sebagai guru PAI harus mampu memahami perkembangan peserta didik
ketika membaca Al-Quran.
5. Mengajarkan kepada anak agar menjadikan bacaannya, bacaan yang penuh
nilai ibadah
Sebagai guru PAI hendaknya memberi pemahaman kepada siswa
mengenai Al-Quran. Karena membaca Al-Quran bukanlah sekedar aktivitas
mengeja dan mengucapkan symbol huruf, atau kalimat, tetapi membaca Al-
Quran mengandung sebuah makna yang berhubungan langsung dengan
Allah SWT, yang di dalamnya terdapat nilai ibadah. Membaca Al-Quran
merupakan sebuah ibadah dan mendapatkan pahala. Hal inilah yang menjadi
salah satu karakteristik sekaligus keistimewaan yang dimiliki oleh Al-
Quran.30
30
Amirulloh Syarbini, Sumantri Jamhari, Kedahsyatan Membaca Al-Quran, (Bandung: Ruang
Kata, 2012), h, 49.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif lapangan,
yaitu: “penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak
menggunakan statistic atau cara kuantifikasi lainnya”.1
Dalam penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif, yaitu:
mengadakan deskripsi untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang
suatu keadaan sosial.2
Berdasarkan sifat penelitian di atas, dapat dipahami bahwa
penelitian ini akan mendeskripsikan secara sistematis dan fakta mengenai
upaya guru PAI dalam pengembangan minat membaca Al-Quran, yang
bersumber pada data-data yang terkumpul selama penelitian dan
dituangkan dalam bentuk laporan.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif jenis penelitian
lapangan (field research).Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VII SMPN 2 Tumijajar Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang
Barat tahun pelajaran 2020/2021.
1 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 6
2 Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 24
32
Lokasi penelitian ini adalah di SMPN 2 Tumijajar Kecamatan
Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan adapun yang menjadi
objek dalam penelitian ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan
minat membaca Al-Quran pada siswa di sekolah tersebut.
B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam, yaitu:
sumber primer dan sumber sekunder. Pembagian sumber data tersebut
bermanfaat sebagai acuan untuk memilih data yang seharusnya menjadi
prioritas dalam penelitian.
1. Sumber Primer
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data.”3 Data primer merupakan data yang didapat
dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil
wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh peneliti.4
Penentuan informan sebagai sumber primer, menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu: “teknik pengambilan sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan.”5
3 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 62
4Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali Pers,
2009), h. 42 5 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 55
33
Sumber primer dalam penelitian ini adalah guru PAI SMPN 2
Tumijajar Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat.
2. Sumber Sekunder
“Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen.”6
Sumber sekunder ini peneliti gunakan sebagai bahan referensi
tambahan untuk memperkaya isi penelitian, dan sebagai bahan pelengkap
dalam pembuatan penelitian ini. Adapun sumber pendukung dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII.
C. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
“Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dapat dilakukan pada
natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik
pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant
observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.”7
6 Ibid, h. 62
7 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 63
34
Memahami dari uraian di atas, maka metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan observasi
serta dokumentasi.
1. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu.8
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara mendalam, yaitu: “wawancara yang dilakukan secara
informal.”9 Dalam wawancara mendalam “hubungan pewawancara dengan
yang diwawancarai adalah suasana wajar, sedangkan pertanyaan dan
jawabannya berjalan seperti pembicara biasa dalam kehidupan sehari-
hari.”10
Wawancara dilakukan dalam sumber data primer dan sekunder,
yaitu guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan siswa kelas VII SMPN 2
Tumijajar. Data-data yang diharapkan dari wawancara mendalam yaitu:
data tentang strategi yang disampaikan guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) dalam upaya pengembangan minat membaca Al-Quran, data faktor
8Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif), h.186
9Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis), (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h. 132 10
Ibid, h. 136
35
pendukung dan penghambat siswa dalam membaca Al-Quran, bentuk
kegiatan yang dilakukan guru dalam upaya pengembangan minat siswa
membaca Al-Quran, serta kegiatan siswa membaca Al-Quran di rumah.
2. Metode Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan
atau perilaku objek sasaran.11
Objek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi
menurut spradley dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen
yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas).12
Berdasarkan teori tersebut, maka hal-hal yang akan peneliti amati adalah
sebagai berikut:
a) Tempat atau lokasi subjek penelitian, yaitu SMPN 2 Tumijajar
Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat
b) Pelaku, yaitu guru PAI dan siswa kelas VII SMPN 2 Tumijajar
Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat
c) Aktivitas atau perilaku yaitu upaya guru PAI dalam
pengembanganminat membaca Al-Quran siswa SMPN2 Tumijajar
Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat
11
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Pt
Rineka Cipta, 2011), h. 104 12
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 68
36
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang.13
Metode dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mencari data
tentang profil sekolah SMPN 2 Tumijajar Kecamatan Tumijajar Kabupaten
Tulang Bawang Barat, data guru dan siswa, serta sarana dan prasarana
yang ada di sekolah.
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk
mengetahui kredibilitas data yang dikumpulkan selama penelitian. Teknik
yang digunakan untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini adalah
triangulasi data.
Triangulasi dalam keabsahan data yaitu suatu cara untuk mendapatkan
informasi yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar informasi
itu dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah dalam
mengambil keputusan.14
Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam penelitian ini, penulis
membandingkan data yang diperoleh dari sumber primer, dengan data yang
13
Ibid,h. 82 14
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2009), h.122
37
diperoleh dari sumber sekunder. Dalam hal ini penulis membandingkan data
yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru PAI, dengan data yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan siswa. Sehingga diketahui kesesuaian
data hasil wawancara dengan fakta dilapangan.
Dalam penelitian ini menggunakan jenis triangulasi sumber dan
triangulasiteknik.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain.15
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclution
drawing/verification.16
Berdasarkan pendapat di atas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan
teknik analisis data model Miles dan Huberman. Tahapan teknis analisis tersebut
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2014),
h. 244 16
Ibid, 246.
38
adalah data reduction, data display dan construction atau verification. Beberapa
tahapan sebagai berikut:
1. Data Reduction
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan pola nya dan
membuang yang yang tidak perlu.
Pada tahap ini, peneliti memilih dan menyederhanakan data dari hasil
wawancara di lapangan yang berkaitan dengan upaya guru PAI dalam
menumbuhkan minat membaca Al-Quran. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data serta memaparkan data.
2. Data Display
Data display (penyajian data) dalam penelitian kualitatif penyajian
data bisa digunakan dalam bentuk uraian singkat, tabel, grafik dan sebagainya.
Dalam penelitian ini merupakan pemaparan data hasil penelitian tentang
upaya guru PAI dalam menumbuhkan minat membaca Al-Quran, yang
dihasilkan dari hasil wawancara di lapangan dan yang telah direduksi pada
tahap sebelumnya.
Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan peneliti untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya sesuai dengan
apa yang telah di pahami.
39
3. Conclusion/verification
Verifikasi data (data verification) dalam penelitian ini merupakan
penyusunan secara sistematis data-data yang telah dihasilkan sehingga
memudahkan peneliti untuk mengambil kesimpulan dari hasil penelitian.
Pengambilan kesimpulan pada tahapan ini dilakukan dengan menggunakan
metode deduktif, metode deduktif adalah menarik kesimpulan dari hal-hal
yang khusus menuju kepada hal-hal yang umum. Metode deduktif yang
dihasilkan dapat digunakan untuk menganalisa data-data yang dihasilkan dari
wawancara yang selanjutnyadigeneralisasikan menjadi sebuah kesimpulan
yang bersifat umum
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SMPN 2 Tumijajar
SMPN 2 Tumijajar terletak di Kampung Dayasakti (Ex Wilayah
Transmigrasi Way Abung II) Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang
Bawang Barat Provinsi Lampung, pada ruas jalan provinsi yang
menghubungkan antara Kotabumi Ibu kota Kabupaten Lampung Utara ke
Panaragan Ibu kota Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Menggala Ibu kota
Kabupaten Tulang Bawang.
Jarak ke Kotabumi kira-kira 45 Km, ke Panaragan kira-kira 30 Km
dan ke Menggala kira-kira 50 Km. SMPN 2 Tumijajar didirikan tahun 1999
dengan awalnya menumpang di gedung SMP Swasta Pancasila Dayasakti,
adapun guru-gurunya di rekrut dari guru-guru yang berada disekitar
Dayasakti.
Sekolah ini didirikan atas dasar aspirasi dan begitu besarnya minat
masyarakat untuk mendidik putra putrinya. Sebelumnya untuk sekolah
menjangkau SMP Negeri harus menempuh jarak kira-kira 10 Km.
Dipimpin oleh kepala kampung Dayasakti Hi. Raden Kusuma didukung oleh
para tokoh masyarakat yang peduli pada dunia pendidikan segera menempuh
prosedur-prosedur yang ada. Diatas Lahan hibah dari masyarakat Kampung
41
Dayasakti seluas 15000 m2 maka kemudian Pemerintah membangun Unit
Gedung Baru SMP, lalu menerbitkan Surat keputusan Pendirian Sekolah ini
dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional NO. 217/0/2000
tanggal 17 November 2000 dengan nama SLTP Negeri 4 Tulang Bawang
Udik.
Awalnya kapasitas gedung baru hanya tersedia 6 (enam) ruang,
sehingga tidak dapat menampung pendaftar siswa baru setiap tahunnya.
Dalam perkembangan selama 3 (tiga) tahun berikutnya melalui rapat pengurus
BP.3 dan wali murid terwujud bangunan kelas sebanyak 6 (enam)
ruang.Setelah itu penambahan ruang kelas didapat dari Pemerintah, sehingga
sekarang memiliki ruang kelas yang terisi rombongan belajar sebanyak 21
(dua puluh satu)kelas.Seiring dengan berdirinya SLTP Negeri 4 Tulang
Bawang Udik kala itu maka pemerintah juga secara berangsur-angsur
menambah jumlah guru PNS yang ditugaskan di SLTP Negeri 4 Tulang
Bawang Udik.
Pada tahun 2003 Kecamatan Tulang Bawang Udik dimekarkan
menjadi Kecamatan Tulang Bawang Udik dan Kecamatan Tumijajar,
sehingga SLTP Negeri 4 Tulang Bawang Udik diubah namanya menjadi
SMPN 2 Tumijajar sampai sekarang.1
1Dokumentasi Profil SMP Negeri 2 Tumijajar tahun 2020, Diperoleh Tanggal 18 Agustus
2020
42
Untuk Kepala Sekolah SMPN 2 Tumijajar telah beberapa periode
berganti yaitu sebagai berikut:
1. Pada periode 1999 dijabat rangkap oleh Bpk. Soewarno Kepala SMP
Negeri 1 Tulang Bawang Udik.
2. Periode tahun 2000 dijabat rangkap oleh Bpk.Drs. Suryanto Kepala SMP
Negeri 1 Tulang Bawang Udik.
3. Periode tahun 2001 – 2007 dijabat oleh Bpk. Erwansyah, S.Pd
4. Periode tahun 2007 – 2011 dijabat oleh Bpk. Herdi Priyatno, S.Pd
5. Periode tahun 2011 – 2016 dijabat oleh Bpk. Yudo Utomo, S.Pd, M.Pd
Dan
6. Periode tahun 2016 – sekarang dijabat Ibu Harmiati, S.Pd.
2. Visi, Misi, SMPN 2 Tumijajar
a. Visi
SMPN 2 Tumijajar memiliki visi “Unggul Dalam Prestasi di Landasi
Iman, Taqwa dan Budaya”
b. Misi
Dalam upaya mewujudkan visi di atas, SMPN 2 Tumijajar memiliki
misi sebagai berikut:
1) Menjunjung tinggi rasa kebersamaan warga sekolah, berbudaya dan
berbudi pekerti luhur dengan wawasan iptek dan imtaq
2) Meningkatkan kemampuan profesional guru dan pegawai
43
3) Mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dan bimbingan
4) Meningkatkan fasilitas, sumber belajar yang baik, serta
mengembangkan potensi untuk menciptakan lingkungan belajar yang
disiplin, tertib, aman, bersih, rapi dan teratur
5) Mrengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang potensial
6) Membudayakan tiada hari tanpa kompetisi dan prestasi
3. Profil SMPN 2 Tumijajar
a. Nama Sekolah : SMPN 2 TUMIJAJAR
Alamat : JalanRaya Dayasakti Way Abung II
Desa : Dayasakti
Kecamatan : Tumijajar
Kabupaten : Tulang Bawang Barat
No telp : 085382047626
b. Titik Koordinat : Bujur S : 04 39’ 392” , Lintang : 105 02’
834”
c. Nama Kepala Sekolah : Harmiati, S.Pd
Nomor Telepon/HP : 085382047626
d. Katagori Sekolah : Reguler
e. Tahun Didirikan/ Beroperasi : 1999 / 2000
f. Kepemilikan Tanah/Bangunan :
1) Luas tanah / status : 15.000 m2 / Akte Jual Beli/Hibah
2) Luas Bangunan : 2560 m2
g. Nomor Rekening Rutin Sekolah : ...
...
Atas nama : SMPN 02 TUMIJAJAR
44
4. Keadaan Guru dan Karyawan SMPN 2 Tumijajar
SMPN 2 Tumijajar dalam operasionalnya didukung oleh tenaga
pendidik dan kependidikan yang kompeten di bidangnya, yang berasal dari
berbagai latar belakang pendidikan.
5. Keadaan Siswa SMPN 2 Tumijajar
Siswa merupakan salah satu komponen daya dukung yang dimiliki
oleh SMPN 2 Tumijajardalam mewujudkan visi, dan misi. Perkembangan
jumlah Siswa di SMPN 2 Tumijajar sebagaimana dijelaskan dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 1.
Keadaan Siswa SMPN 2 Tumijajar
Tahun Pelajaran 2020/2021
No Kelas Rombel Jumlah siswa
Laki Laki Perempuan Jumlah
1 VII 7 113 111 224
2 VIII 7 104 115 220
3 IX 7 103 98 200
Jumlah 21 320 324 644
Sumber: Dokumentasi SMPN 2 Tumijajar
6. Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 2 Tumijajar
Keadaan sarana dan prasarana yang dimaksud adalah meliputi sarana
pokok dan sarana penunjang yang diperlukan untuk kelancaran jalannya
kegiatan belajar mengajar di sekolah.secara fisik, SMPN 2 Tumijajar dengan
rincian sebagai berikut.
45
Tabel 2.
Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 2 Tumijajar
No Nama Ruangan Jumlah Kondisi
1 Jumlah kelas/rombongan belajar 21 kelas Baik
2 Ruang belajar 21 kelas Baik
3 Ruang kantor 1 lokal Baik
4 Ruang BP/BK 1 lokal Baik
5 Ruang Osis 1 lokal Baik
6 Ruang Pramuka 1 lokal Baik
7 Ruang UKS 1 lokal Baik
8 Ruang Perpustakaan 1 lokal Baik
9 Ruang Alat-alat 1 lokal Baik
10 Ruang Mushola 1 lokal Baik
11 Laboratorium IPA 1 lokal Baik
12 Laboratorium Komputer 1 lokal Baik
13 Gudang 1 lokal Baik
14 Wc Guru + Kepsek 3 buah Baik
15 Wc Siswa 6 buah Baik
16 Lapangan Voli 1 buah Baik
17 Lapangan Tenis Meja 2 buah Baik
18 Pos Satpam 1 lokal Baik
Sumber: Dokumentasi SMPN 2 Tumijajar
7. Struktur Organisasi SMPN 2 Tumijajar
Struktur organisasi SMPN 2 Tumijajarmenggambarkan tugas dan
kewenangan masing-masing komponen sekolah, dan hubungan di antara
komponen tersebut dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan.
46
Gambar 1
StrukturOrganisasi SMPN 2 Tumijajar
Sumber: Dokumentasi SMPN 2 Tumijajar
Kepala Sekolah
Harmiati, S.Pd KomiteSekolahSunar
yo
WakaKurikulum Suyatno, M.Pd.
Waka Kesiswaan Hj. Mulyani, S.Pd,
Tata Usaha Didik Budi Prasetyo
S.Pd
Pembina Osis Imam Widadi, S.Kom.
Guru BK Dessy Eka Pertiwi,S.Pd.
Petugas Perpus Rika Purwandani, S.Pd.
Siswa
Guru
47
B. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Pengembangan Minat
lA ababeM- NPbSnwsibnlru2rN wmbmbP
Guru PAI sebagai pendidik profesional di sekolah dalam bidang agama
Islam yang berperan dalam pengembangan minat dan kemampuan siswa
membaca Al-Quran. Upaya guru PAI tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk
pembelajaran intrakurikuler di kelas, dan dapat pula melalui kegiatan
ekstrakurikuler. Upaya guru PAI tersebut dapat terintegrasi dengan kebijakan dan
program sekolah yang relevan dengan upaya pengembangan minat siswa
membaca Al-Quran.
Pemaparan tentang upaya guru PAI dalam pengembangan minat membaca
Al-Quran pada siswa SMPN 2 Tumijajar merupakan hasil temuan penelitian
lapangan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan berbagai sumber, yaitu:
guru dan siswa. Hasil temuan tersebut selanjutnya peneliti uraian berdasarkan
pokok-pokok pedoman wawancara sebagai alat pengumpul data sebagai berikut:
1. Memberi Motivasi agar Siswa Membaca Al-Quran
Guru PAI merupakan profesi pendidik agama Islam di sekolah yang
bidang tugasnya terkait erat dengan pembelajaran agama Islam, termasuk di
dalamnya pembelajaran membaca Al-Quran. Guru PAI berperan dalam
memberi petunjuk dan bimbingan kepada siswa agar memiliki pengetahuan,
kepribadian dan perilaku yang tunduk kepada hukum-hukum Allah. Hal ini
dimulai dari pemahaman dasar terhadap sumber utama hukum Islam, yaitu Al-
Quran.
48
Berkaitan dengan program di sekolah yang dapat mengembangkan
minat dan kemampuan siswa membaca Al-Quran, peneliti melakukan
observasi di SMPN 2 Tumijajar dengan mewawancarai Waka Kurikulum
SMPN 2 Tumijajar sebagai berikut :
Ada test membaca Al-Quran sebelum pembelajaran PAI dimulai
seperti membaca ayat kursi ataupun juz amma. Hal ini dengan tujuan
Guru PAI di sini berperan sebagai koordinator utama yang harus
memberi motivasi agar siswa selalu timbul kebiasaan ingin membaca
Al-Quran. Ada pula kegiatan tadarus setiap hari Jumat, dan ada
bimbingan baca tulis Al-Quran pada saat kegiatan Pesantren Kilat.2
Wawancara selanjutnya dilakukan dengan guru PAI kelas VII SMPN 2
Tumijajar dalam kutipan wawancara sebagai berikut:
Ada program pengembangan diri yang disesuaikan dengan minat
siswa, yang dilaksanakan setiap bulan sekali. Siswa dapat memilih
program sesuai dengan minatnya, diantaranya tilawah Al-Quran. Guru
PAI berperan sebagai koordinator, dan terkadang mengundang qori`
dari luar. Siswa yang berminat belajar tilawah dapat mengikuti
kegiatan tersebut.3
Dengan begitu diharapkan siswa termotivasi muncul keinginan untuk
membaca Al-Quran.
Informasi juga diperoleh dari hasil wawancara dengan Renaldo siswa
kelas VII SMPN 2 Tumijajar yang mengatakan pada saat mengajar di kelas
guru PAI sering menganjurkan siswa untuk membaca Al-Quran di rumah, dan
kalau bisa untuk khatam membaca Al-Quran.4
Menurut Resti Handayani kelas VII SMPN 2 Tumijajar, biasanya ketika
menjelaskan materi yang ada bacaan Al-Quran, guru menyuruh siswa
2 Wawancara denganSuyatnoWaka Kurikulum SMPN 2 Tumijajar, Tanggal 18 Agustus 2020
3Wawancara dengan Abdul Kamid Guru PAI SMPN 2 Tumijajar, Tanggal 18 Agustus 2020
4Wawancara dengan Renaldo siswa kelas VII SMPN 2 Tumijajar, Tanggal 18 Agustus 2020
49
bersama-sama membacanya. Terkadang guru menunjuk salah satu siswa
untuk membaca. Guru juga mengingatkan siswa agar tidak lupa membaca Al-
Quran, setidaknya Surah-surah pendek, atau Surah Yasin ketika malam
Jumat.5
Berdasarkan hasil wawancara di atas, diketahui beberapa program
sekolah yang dapat memotivasi minat dan kemampuan siswa membaca
Al-Quran, yaitu kegiatan tadarus Al-Quran setiap hari Jumat pesantren kilat
dan pembacaan beberapa ayat Al-Quran sebelum mulai pelajaran jam
pertama. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bentuk kegiatan
ekstrakurikuler yang materi dan waktu pelaksanaannya tidak tercakup dalam
struktur kurikulum, tetapi bersifat menunjang tujuan pendidikan di sekolah.
Tadarus Al-Quran yang dilaksanakan dalam kegiatan hari jumat dan
pesantren kilat merupakan bagian dari kegiatan ekstrakurikuler keagamaan
untuk mengembangkan minat membaca Al-Quran. Hal ini karena alokasi
waktu yang tersedia untuk kegiatan intrakurikuler yang kurang memadai,
sehingga diperlukan alokasi waktu di luar jam belajar reguler, sehingga tidak
mengganggu proses pembelajaran di kelas.
Guru PAI perlu memikirkan cara-cara yang efektif dan efisien untuk
membantu siswa memiliki minat membaca Al-Quran, dengan menugaskan
siswa untuk membacanya. Kegiatan tersebut dikuatkan dengan pemberian
5Wawancara dengan Resti Handayani siswa kelas VII SMPN 2 Tumijajar, Tanggal 18
Agustus 2020
50
motivasi tentang pentingnya membaca membaca Al-Quran, “Membaca Al-
Quran berarti satu aktivitas pendekatan diri kepada Allah Swt. dengan
memperhatikan apa yang diturunkan yang terhimpun dalam satu kitab suci
melalui Rasul Muhammad Saw, lalu diterapkan dalam kehidupan di
dunia untuk menggapai keridhaan Allah Swt”6
Tugas guru PAI merupakan kelanjutan pengemban misi pada nabi, yang
memberi petunjuk dan bimbingan kepada peserta didik agar memiliki
pengetahuan, kepribadian dan perilaku yang tunduk kepada hukum-hukum
Allah. Dalam hal ini, guru PAI berperan menjelaskan Al-Quran sebagai dasar
hukum Islam dan menumbuhkan minat siswa untuk membacanya. Guru PAI
dituntut untuk menanamkan kecintaan siswa kepada ajaran Al-Quran yang
dimulai dari kegiatan membaca dan dilanjutkan dengan memahami
kandungannya.
2. Memberi tugas membaca Al-Quran di rumah menghafal surah- surah pendek
Memberi tugas membaca Al-Quran merupakan upaya untuk melatih
siswa agar terbiasa membaca Al-Quran di rumah. Mengingat alokasi waktu di
sekolah yang kurang mencukupi untuk membimbing satu persatu siswa
membaca AL-Quran, maka pemberian tugas membaca Al-Quran di rumah
merupakan alternatif yang dapat dilakukan guru dalam pengembangan minat
membaca Al-Quran.
6Yunus Hanis Syam, Mukjizat Membaca al-Qur’an, (Jakarta: Media-Pressindo, 2102 ( h. 44
51
Berkaitan dengan pemberian tugas membaca Al-Quran dan menghafal
Surah-surah pendek pada siswa SMPN 2 Tumijajar, peneliti melakukan
wawancara dengan guru PAI sebagaimana dalam kutipan wawancara di
bawah ini:
Ada pemberian tugas kepada siswa untuk menghafal surah-surah
pendek, terutama yang biasa dibaca pada saat shalat. Tujuannya selain
untuk membiasakan membaca Al-Quran, juga agar siswa dapat
mempraktekkannya pada saat shalat. Kalau tugas membaca Al-Quran
diberikan pada saat bulan Ramadhan, dan ada buku laporan tadarus al-
Quran yang ditanda tangani oleh orangtua siswa.7
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Revita siswa kelas VII
SMPN 2 Tumijajar yang mengatakan Guru memberi tugas menghafal Surah-
surah pendek. Pada pertemuan selanjutnya guru menyuruh siswa menghafal
bersama di kelas. Jika ada siswa yang belum hafal, diberi nasehat oleh guru.8
Menurut Reisya siswa kelas VII SMPN 2 Tumijajar, pada saat bulan
Ramadhan, guru menyuruh siswa membaca Al-Quran, walaupun tidak sampai
khatam. Setiap siswa diberi buku laporan tadarus Al-Quran dan diserahkan
kepada guru.9
Menguatkan hasil wawancara di atas, peneliti melakukan wawancara
dengan Lingga siswa kelas VIII SMPN 2 Tumijajar yang mengatakan pada
mata pelajaran PAI ada tugas membaca Al-Quran, biasanya karena ada materi
7Wawancara dengan Abdul Kamid Guru PAI SMPN 2 Tumijajar Tanggal 18 Agustus 2020
8Wawancara dengan Revita Siswa Kelas VII SMP N 2 Tumijajar, Tanggal 18 Agustus 2020
9Wawancara dengan Reisya Siswa kelas VII SMPN 2 rumijajar, ranggal 01 Agustus 2121
52
tentang Surah atau ayat Al-Quran yang sedang dipelajari. Jika materinya
panjang tugas diberikan per kelompok, seperti Surah Ar-Rahman.10
Informasi juga diperoleh dari hasil wawancara dengan Riska dan Anis
siswa kelas VII yang mengatakan jika ada siswa yang nilainya belum tuntas,
diberi tugas remidi dengan menghafal Surah-surah pendek. 11
Berdasarkan hasil wawancara di atas, upaya yang dilakukan guru PAI
dalam menumbuhkan minat membaca Al-Quran adalah dengan memberi tugas
tambahan kepada siswa membaca Al-Quran, kemudian hasilnya dilaporkan
kepada guru. Guru dapat memberikan buku laporan kemajuan membaca Al-
Quran dan memberi apresiasi terhadap pencapaian yang dilakukan siswa.
Guru juga memberi tugas menghafal Surah-surah pendek yang relevan dengan
materi di kelas sebagai tugas remedial kepada siswa yang belum tuntas nilai
belajarnya. Pemberian tugas tambahan termasuk dalam kegiatan tindak lanjut.
Kegiatan ini berlangsung sesudah pembahasan materi pelajaran selesai
dibicarakan. Apabila dikaitkan dengan pengajaran membaca, sebelum
mengakhiri pelajaran membaca, guru dapat memberikan pekerjaan rumah
yang menuntut siswa membaca untuk mengerjakan tugas tersebut.12
Tugas membaca Al-Quran di rumah merupakan tugas tambahan selain
kegiatan membaca Al-Quran di sekolah. Guru dapat menilai pelaksanaan
10
Wawancara dengan Pingkan Siswa Kelas VII SMPN 2 Tumijajar, Tanggal 19 Agustus 2020 11
Wawancara dengan Riska dan Anis Siswa Kelas VII SMPN 2 Tumijajar, Tanggal 19
Agustus 2020 12
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar., h.136
53
tugas, dari laporan siswa dan evaluasi terhadap kemampuan membaca Al-
Quran. Guru juga dapat memberi tugas membaca Al-Quran di rumah sebagai
pemberian tugas tambahan dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini
berlangsung sesudah pembelajaran membaca Al-Quran di sekolah. Apabila
dikaitkan dengan pengajaran membaca Al-Quran, sebelum mengakhiri
pelajaran membaca, guru dapat memberikan pekerjaan rumah yang menuntut
siswa membaca untuk mengerjakan tugas membaca.
Seorang muslim wajib membaca Al-Qursan sebagai wirid setiap hari
secara konsisten. Dan, wajib mengkhatamkan Al-Quran seluruhnya dalam
waktu tertentu yang diterima oleh akal.13
Pembelajaran membaca al-Quran
merupakan tugas dan tanggung jawab untuk memberi landasan awal bagi
generasi muslim memahami kandungan Al-Quran. Dalam hal ini guru dapat
memberi tugas membaca Al-Quran kepada siswa untuk mengembangkan
minat membaca Al-Quran dan menyiapkan bekal kecintaan terhadap Al-
Quran sebagai kitab suci umat Islam.
Mengulang ayat-ayat Al-Quran diperlukan untuk melatih kecakapan
motorik dan mental yang dihasilkan dari latihan dan pembiasaan. Semakin
banyak pengulangan dilakukan, maka potensi tercapainya akurasi semakin
tinggi. Selain itu, latihan berulang-ulang juga berdampak positif terhadap
13
Muhammad Abdul Qadir Abu Faris, Menyucikan jiwa, Penerjemah, Habiburrahman
Saerozi, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), h. 91-92
54
kecakapan mental. Siswa yang berlatih akan memiliki kepercayaan diri yang
lebih baik ketika membaca ayat Al-Quran.
Pengulangan perintah membaca dalam wahyu pertama, bukan sekadar
menunjukkan bahwa kecakapan membaca tidak diperoleh kecuali mengulang-
ulangi bacaan, atau membaca hendaknya dilakukan sampai mencapai batas
maksimal kemampuan, tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa mengulang-
ulangi bacaan Bismi Rabbika (demi karena Allah) akan menghasilkan
pengetahuan dan wawasan baru walaupun yang dibaca itu-itu juga.14
Dalam belajar verbal dan keterampilan, meningkatkan kemampuan hasil
belajar dapat diperoleh melalui latihan dan praktik. Latihan biasanya
berlangsung dengan cara mengulang-ulang suatu hal sehingga terbentuk
kemampuan yang diharapkan, sedangkan praktek biasanya dilakukan suatu
kegiatan dalam situasi yang sebenarnya, sehingga memberi pengalaman
belajar yang bersifat langsung. 15
Memperbanyak latihan dan mengulangi bacaan ayat dapat
meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran. Hal ini dikarenakan membaca
Al-Quran merupakan bentuk kegiatan verbal yang ditandai dengan adanya
bunyi ketika mengucapkan huruf. Selain itu, kerumitan cara pengucapan huruf
hijaiyyah, ketepatan membaca harakat, washal dan fashal dalam membaca Al-
Quran membutuhkan pengulangan dan pembiasaan.
14
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat,
(Bandung: Mizan, 2013), h. 6 15
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), h. 104
55
3. Menjelaskan Keutamaan dan Manfaat Membaca Al-Quran
Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam yang menjadi pedoman
hidup dalam berperilaku sehari-hari. Oleh karena itu guru perlu melatih dan
membiasakan anak didik membaca Al-Quran dan memberi motivasi membaca
Al-Quran dengan menjelaskan keutamaan dan manfaat membacanya.
Berkaitan dengan upaya guru PAI dalam menjelaskan keutamaan dan
manfaat membaca Al-Quran kepada siswa SMPN Tumijajar, peneliti
melakukan wawancara dengan guru PAI sebagai berikut:
Mengembangkan minat membaca Al-Quran dilakukan dengan
pemberian motivasi dengan menjelaskan keutamaan membaca Al-
Quran. Dalam materi PAI sering dikutip ayat Al-Quran sebagai dasar
hukum pada pokok bahasan yang dipelajari. Pada saat tersebut siswa
dijelaskan kedudukan Al-Quran sebagai pedoman hidup muslim, dan
pentingnya membaca serta memahami kandungan ayat Al-Quran.16
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Siswa Kelas VII SMPN 2
Tumijajar yang mengatakan sebagai berikut:
Guru sering memberi motivasi kepada siswa untuk membaca
Al-Qur’an, biasanya dilakukan pada saat menyampaikan materi
pelajaran yang di dalamnya ada ayat-ayat Al-Quran. Terkadang guru
menyuruh siswa membaca Ayat-ayat Al Quran yang ada di LKS atau
buku paket bersama-sama, dan menjelaskan hubungannya dengan
materi yang sedang dipelajari.17
Informasi yang sama juga dikatakan oleh Reza siswa kelas VII SMPN 2
Tumijajar yang mengatakan bahwa dalam pembelajaran di kelas, guru sering
menyuruh satu siswa untuk membaca Al-Qur’an yang terkait dengan materi
pelajaran. Jika ada salah satu siswa yang tidak dapat membaca Al-Quran atau
16
Wawancara dengan Nur Sodiq Guru PAI SMPN 2 Tumijajar, Tanggal 19 Agustus 2020 17
Wawancara dengan Ronaldo Siswi Kelas VII SMP N 2 Tumijajar Tanggal 19 Agustus 2020
56
kurang lancar membacanya, maka guru, memberi nasihat untuk sering
membaca Al-Quran di rumah. Guru PAI sering menyampaikan materi dan
bimbingan, seperti praktik ibadah dan membaca Al-Quran bergantian.18
Berdasarkan hasil wawancara di atas, diketahui bahwa secara umum
upaya guru PAI dalam pengembagan minat dan kemampuan membaca
Al-Quran dilakukan ketika penyampaian materi dalam pembelajaran di kelas,
dan melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. Namun demikian peranan
guru PAI dalam pembelajaran membaca Al-Quran masih kurang, karena
terbatasnya alokasi waktu yang harus digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran lainnya.
Guru menyarankan siswa dan memberi motivasi untuk membaca Al-
Quran. “Al-Quranul Karim adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin.
Bacaan di kala sedang susah atau gembira, di kala sedang dirundung kesedihan
ataupun di saat mendapatkan anugerah. Dengan membaca Al-Quran akan
mendapatkan satu manfaat , bukan saja sebagai amal kebaikan namun juga bisa
menjadi ebat bagi mereka yang sedang dirundung sakit baik jasmani atau
ruhani. ”19
Guru PAI memberi penjelasan tentang manfaat membaca
Al-Quran, seperti menjelaskan bahwa Al-Quran adalah kitab suci umat Islam
yang mutlak harus dipelajari. Belajar membaca dan mempelajari kandungan Al-
18
Wawancara dengan Reza Siswa kelas VII SMP N 2 Tumijajar, Tanggal 19 Agustus 2020
19
Yunus Hanis Syam, Mukjizat Membaca Al-Quran, (Jakarta: MedPress Digital, 2012), h. 27
57
Quran adalah perintah Tuhan yang harus dijalankan. Untuk menumbuhkan
minat baca Al-Quran, guru hendaknya bekerja sama dengan orang tua siswa
menerapkan pola rutinitas. Kebiasaan yang diterapkan dalam keluarga sangat
berpengaruh kepada kebiasaan siswa. Guru PAI dapat bekerja sama dengan
orang tua untuk untuk menghidupkan tradisi membaca Al-Quran di dalam
keluarga dan memberi evaluasi secara berkala di sekolah.
Umat Islam wajib mempercayai bahwa Al-Qur'anul Karim yang
diturunkan Allah SWT. kepada Rasulullah Muhammad SAW. itu adalah satu
anugerah yang tiada bandingannya. Dengan mempelajari yang ada di dalamnya,
umat Islam akan mengetahui dan mendapatkan petunjuk, pedoman, dan
pelajaran dalam usaha mencapai ridha Allah swt. Al-Quran adalah kitab suci
yang paling sempurna yang diturunkan Allah swt. sebagai Sang Khaliq kepada
hambanya yaitu Nabiullah Muhammad SAW. yang isinya mencakup segala
intisari dari syariat-syatiat yang dibawa oleh nabi dan rasul terdahulu.20
Guru dapat menceritakan kisah tentang kemuliaan orang-orang yang
hafal Al-Quran dan kemuliaan orang yang rajin membacanya. Dengan cerita ini
diharapkan siswa termotivasi untuk tekun belajar membaca Al-Quran dan
menjadi bagian dari motivasi keagamaan dalam dirinya.
20
Yunus Hanis Syam h. 26
58
4. Penggunaan metode Qiroati dan hafalan untuk mengembangkan minat
membaca Al-Quran
Berdasarkan hasil observasi di SMPN 2 Tumijajar kegiatan
pembelajaran membaca Al-Quran ketika pelajaran PAI dan BTQ
menggunakan metode qiroati dan hafalan. Hal ini ditunjukan dengan
wawancara oleh Guru PAI SMPN 2 Tumijajar Bapak Nur Sodik sebagai
berikut:
Berkaitan dengan Pengajaran membaca tidak saja diharapkan untuk
meningkatkan minat dan kegemaran membaca namun pengajaran
membaca Al-Quran pada siswa diharapkan mampu membaca dengan
secara tartil dan paham tajwidnya dan menggunakan metode yang
sesuai.21
Menurut saya metode yang sesuai yaitu metode qiroati dan hafalan
Karen Metode ini memiliki dampak positif dalam meningkatkan
pengembangan minat membaca Al-Quran siswa.
Menguatkan hasil wawancara diatas, dilakukan wawancara dengan Revita
setiap pelajaran PAI guru selalu membagi kedalam kelompok dan secara
individual, guru memberi tugas untuk membaca Al-Quran secara tartil dan
paham hukum bacaan tajwidnya lalu dihafalkan per individu.
5. Pemberian hadiah dan pujian kepada siswa yang rajin dan pandai membaca
Al-Quran
Pemberian hadiah dan pujian merupakan suatu bentuk penguatan positif
terhadap pencapaian yang diperoleh siswa. Model ini memberi apresiasi dalam
21
Wawancara dengan Nur Sodik Guru PAI SMPN 2 Tumijajar, tanggal 19 Agustus 2020
59
bentuk tindakan dan verbal melalui pujian untuk meningkatkan kepercayaan
diri siswa sekaligus stimulus bagi siswa lain. Pemberian pujian dan reward
tidak harus menunggu selesainya evaluasi belajar, tetapi dapat dilakukan secara
spontan dan insidental sesuai dengan kondisi yang dialami guru dan siswa.
Berkaitan dengan pemberian reward dan pujian kepada siswa yang dinilai
rajin dan pandai membaca Al-Quran, peneliti melakukan wawancara dengan
guru PAI sebagai berikut:
Biasanya kalau reward diberikan setelah selesai ulangan atau setelah
diketahui prestasi siswa secara keseluruhan. Tapi kalau sifat penguatan
dalam pembelajaran sering dilakukan ketika menyampaikan materi di
kelas, atau ketika siswa memang menunjukkan kelebihan yang perlu
diapresiasi. Kalau dalam membaca Al-Quran ditujukan untuk memotivasi
siswa lain.22
Menurut Renaldo siswa kelas VII SMPN 2 Sekampung, kalau hadiah
materi atau fisik bagi siswa yang pandai membaca Al-Quran sejauh ini belum
ada, biasanya guru memberi pujian kepada siswa yang ketika disuruh membaca
ayat Al-Quran, bacaannya bagus dan melebihi siswa lain.23
Informasi juga diperoleh dari hasil wawancara dengan Esa siswa kelas
VII SMPN 2 Tumijajar, yang mengatakan jika ada siswa yang membaca al-
Quran baik, guru sering memberi pujian, atau mengingatkan siswa lain agar
dapat membaca sepertinya.24
22
Wawancara dengan Nur Sodiq Guru PAI SMPN 2 Tumijajar, Tanggal 19 Agustus 2020 23
Wawancara dengan Renaldo, Siswa kelas VII SMP N 2 Tumijajar, Tanggal 19 Agustus
2020 24
Wawancara dengan pingkan, Siswi kelas VII SMP N 2 Tumijajar Tanggal 19 Agustus 2020
60
Wawancara juga dilakukan dengan Anggun siswa kelas VIII SMPN 2
Tumijajar, Neli berkata biasanya hadiah yang diberikan seperti buku tulis.
Biasanya kalau waktu tugas menghafal surah-surah pendek memang ada
kritikan dan pujian kepada siswa. Jika ada siswa yang tidak hafal atau
membacanya kurang baik diberi nasehat oleh guru, dan jika siswa yang
bacaannya baik, guru juga memberi pujian dan agar siswa lain mencontohnya.25
Berdasarkan wawancara diatas, upaya untuk meningkatkan minat
membaca Al-Quran di SMPN 2 Tumijajar dilakukan dengan cara memberi
reward dan pujian kepada siswa yang dinilai rajin dan pandai membaca Al-
Quran. Guru memberi pujian kepada siswa yang rajin membaca Al-Quran dan
menjadi acuan bagi siswa lain untuk meniru membaca Al-Quran.
Reward merupakan bentuk penguatan emosional kepada siswa dengan
memberi penghargaan yang menyenangkan perasaan kepada siswa karena telah
berperilaku baik, mendapat hasil atau telah berhasil melaksanakan tugas yang
diberikan guru dengan baik.Reward bertujuan agar siswa senantiasa termotivasi
untuk mengulang pencapaiannya kembali. Diharapkan dari pemberian reward
tersebut muncul keinginan dari di anak untuk lebih semangat belajar yang
tumbuh dari dalam diri siswa sendiri.
Reward dapat diberikan dalam bentuk kejiwaan dan kebendaan. Pujian,
tepuk tangan, dukungan, pemberian motivasi, menunjukkan perhatian dan kasih
25
Wawancara dengan Revita, Siswi kelas VIISMPN 2 Tumijajar, Tanggal 20 Agustus 2020
61
sayang, adalah bentuk reward yang bersifat kejiwaan. Adapun pemberian
hadiah berupa benda adalah reward yang berbentuk kebendaan.26
Prinsip pujian atau imbalan atau the anticipation of reward menegaskan
bahwa manusia secara universal terdorong untuk melakukan sesuatu karena ada
imbalan. Keampuhan reward atau imbalan, baik dalam perilaku binatang
maupun manusia sudah terbukti. Guru seringkali lupa akan hal ini sehingga
mereka kebanyakannya kikir dalam memberi reward dalam bentuk pujian
kepada siswa yang sebenarnya pada konteks-konteks tertentu diperlukan.27
Peranan Reward dalam proses pengajaran cukup penting terutama sebagai
faktor eksternal dalam mempengaruhi dan mengarahkan perilaku siswa. Hal ini
didasarkan atas berbagai pertimbangan logis, diantaranya Reward ini dapat
menimbulkan motivasi belajar siswa dan dapat mempengaruhi perilaku positif
dalam kehidupan siswa.
C. Faktor Pendorong dan Penghambat Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
dalam mengembangkan minat membaca Al-Quran
Dalam proses belajar tentunya guru akan menemui kesulitan atau
hambatan tertentu dalam mencapai suatu tujuan belajar. Penyebab hambatan dari
masing-masing anak berbeda-beda, ada yang disebabkan oleh individu yang
27
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian 3,
(Jakarta: Imtima, 2007), h. 87
62
bersangkutan dan ada pula yang disebabkan karena faktor luar dari individu
tersebut.
Menurut bapak Nur Sodiq guru PAI SMPN 2 Tumijajar mengatakan
bahwa faktor yang dapat menjadi pendorong dalam mengembangkan minat
membaca Al-Quran adalah memberi iming-iming nilai, kuis menghafal, dan
memberi reward hadiah, menurut beliau faktor ini mampu memberi dorongan
siswa untuk berlomba-lomba dalam membaca dan menghafal surah-surah pendek
Al-Quran.
Dan menurut beliau faktor yang menjadi penghambat dalam
mengembangkan minat membaca Al-Quran adalah faktor yang berasal dalam diri
individu siswa semisal timbulnya rasa malas yang selalu muncul disaat akan
membaca Al-Quran, dan juga lingkungan keluarga dan sekitar, era digital, sosial
media, dan kawan sebaya. Menurut bapak Nur Sodiq yang sangat berpengaruh
ialah faktor lingkungan keluarga dan diri individu, jika di dalam lingkungan
sekitar dan keluarga mampu memberi contoh dan panutan yang baik maka
anaknya pun akan mengikutinya.28
Wawancara juga dilakukan dengan bapak Abdul Kamid guru PAI SMPN
2 Tumijajar, beliau mengatakah bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
minat membaca Al-Quran pada siswa itu dapat dilihat dari gejala-gejala
diantaranya Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar, selalu tertinggal dari
kawan-kawannya dalam semua hal, misalnya dalam tugas hafalan ayat-ayat Al-
28
Wawancara dengan Nur Sodiq Guru PAI SMPN 2 Tumijajar, Tanggal 20 Agustus 2020
63
Quran ataupun surah-surah pendek ia selalu Menunjukan sikap yang kurang
wajar seperti acuh tak acuh.
Informasi juga diperoleh dari hasil wawancara dengan Renaldo, Putra,
dan Resti siswa kelas VII SMPN 2 Tumijajar, yang mengatakan bahwa faktor
yang menghambat ia untuk membaca Al-Quran adalah timbulnya rasa malas.
Seperti yang telah diuraikan di atas faktor yang menjadi pendorong dan
penghambat guru bisa menginterpretasi bahwa siswa kemungkinan mengalami
kesulitan belajar. Disini lah guru berperan penting dalam mengupayakan minat
membaca Al-Quran. Perlu adanya peningkatan kinerja dalam pengembangan
minat membaca Al-Quran siswa, baik dengan cara penggunaan metode yang
benar-benar sesuai.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, pada bagian ini akan
disampaikan beberapa kesimpulan:
1. Upaya guru PAI dalam pengembangan minat membaca Al-Quran siswa
SMPN 2 Tumijajar di lakukan dengan memberi motivasi dan bimbingan
siswa untuk membaca Al-Quran, memberi tugas membaca Al-Quran dirumah
dan menghafal surat-surat pendek, menjelaskan keutamaan dan menjalankan
manfaat membaca Al-Quran, mengajarkan siswa membaca AL-Quran dengan
metode Qiroati dan hafalan. Dan guru memberi reward dan pujian kepada
siswa yang dinilai rajin dan pandai membaca Al-Quran. Hal ini dapat
menjadi acuan bagi siswa lain untuk meniru membaca Al-Quran. Program
sekolah di SMPN 2 Tumijajar yang dapat menunjang minat membaca AL-
Quran yaitu kegiatan tadarus Al-Quran setiap hari Jumat, saat adanya
pesanten kilat dan kegiatan membaca ayat Al-Quran sebelum mulai jam
pelajaran pertama. Guru juga memberi tugas tambahan untuk siswa
mengahafal surah-surah pendek dengan memberi buku laporan kemajuan
membaca Al-Quran siswa.
2. Ada beberapa faktor yang menjadi pendorong guru PAI dalam
mengembangkan minat membaca Al-Quran siswa adalah dengan
65
diterapkannya tutor sebaya untuk hafalan, dan guru juga biasanya memberi
iming-iming nilai yang tinggi dan memberi reward atau hadiah. Hal ini cukup
menjadi pendorong guru PAI dalam pengembangan minat membaca Al-
Quran siswa. Kemudian tersedianya fasilitas yang dapat menunjang proses
belajar siswa. Serta adanya kegiatan ekstrakurikuler. Terdapat juga
hambatan-hambatan yang dialami oleh guru PAI dalam mengembangkan
minat membaca Al-Quran yaitu kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya
membaca Al-Quran seperti rasa malas dan keadaan lingkungan keluarga,
teman sebaya, dan sosial media.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan di atas peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut
1. Pengembangan minat dan kemampuan membaca Al-Quran di sekolah
membutuhkan dukungan kebijakan dari sekolah. Oleh karena itu, kepala
sekolah dan guru PAI hendaknya merumuskan dan melaksanakan program
yang mendukung pengembangan minat dan kemampuan siswa membaca Al-
Quran, dengan memasukkan pembelajaran membaca Al-Quran dalam
struktur kurikulum SMPN 2 Tumijajar.
2. Kepada siswa SMPN 2 Tumijajar peneliti memberi sedikit saran agar selalu
semangat yang tinggi dalam meningkatkan minat dan kemampuan membaca
Al-Quran, dengan membangkitkan kesadaran pentingnya membaca Al-
66
Quran dan membangkitkan kecintaan terhadap Al-Quran, memiliki jadwal
membaca Al-Quran secara teratur dan target pencapaian membaca Al-Quran
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2003
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011
Arikunto, Suharsimi. Metodologi Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis)
Jakarta:Bumi Aksara,2010
Dalyono, M. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2012
Daradjat, Zakiah.Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
2011
Fathoni, Abdurrahmat. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta:
Pt Rineka Cipta, 2011
Khuluqo, Ihsana El.Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2017
Kompri, Motivasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015
Kurniawan, Syamsul. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014
Moleong, J Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009
Minarti Sri. Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikatif Normatif.
Jakarta: Amzah,2013
Muhaimin.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.Jakarta:Raja
Grafindo Persada, 2012
Musthafa, Fuhaim.Kurikulum Pendidikan Anak Muslim, Terjemahan Wafi Marzuki
Ammar. Surabaya: Pustaka Elba, 2009 Naim Ngainun , Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009
Nasution. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara, 2014
Rahim, Farida.Pengajaran Membaca. Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia,2011
Roqib, Moh.Ilmu Pendidikan Islam, Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,
Keluarga dan Masyarakat. Yogyakarta: Lkis, 2009
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2009
Sardiman. Interaksi dan Motivasi dalam Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo
Persada,2011
Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta,2010
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta,
2014
Susetya, Wawan.Cermin Hati, Perjalanan Rohani Menuju Ilahi. Solo: Tiga
Serangkai, 2006
Syafaat Aat, Sohari Sahrani, dkk, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam
Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: Pt Raja Grafindo,2008
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada 2008
Syarbini Amirulloh, Sumantri Jamhari. Kedahsyatan Membaca Al-Quran. Bandung:
Ruang Kata, 2012
Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:Rajawali
Pers,2009
Walgito, Bimo. Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset, 2004
KETERANGAN
1. P :Pertanyaan
R1 :Informan 1/ Abdul Kamid, M.Pd.I
2. P :Pertanyaan
R2 :Informan 2/ Nur Sodiq S.Pd
3. P :Pertanyaan
R3 :Informan 3/ Putra Tri Susilo
4. P :Pertanyaan
R4 :Informan 4/ Renaldo
5. P :Pertanyaan
I5 :Informan 5/ Resti Handayani
6. P :Pertanyaan
R6 :Informan 6/ Revita Marshela
7. P :Pertanyaan
R7 :Informan 7/ Reisha Rizki Yuliani
8. P :Pertanyaan
R8 :Informan 8/ Pingkan Novia Sari
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM
MENGEMBANGKAN MINAT MEMBACA AL-QURAN SISWA
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Agustus 2020
Informan : Abdul Kamid M.Pd.I
1 P Bagaimana cara bapak/ibu memberi motivasi agar siswa
senang membaca Al-Quran?
R1 Ada tes membaca Al-Quran pada penerimaan siswa baru yang
beragama Islam. Guru PAI di sini berperan sebagai
koordinator utama. Ada pula kegiatan tadarus setiap hari
jumat.
2 P Apakah bapak/ibu sering memberi tugas seperti membaca Al-
Quran dan menghafal surah-surah pendek?
R1 Iya sering, terutama pada saat jam pelajaran PAI, tugas siswa
untuk menghafal surah-surah pendek, terutama yang biasa
dibaca pada saat shalat. Tujuannya selain untuk membiasakan
membaca Al-Quran juga agar siswa dapat mempraktekkannya
pada saat shalat.
3 P Bagaimana cara bapak/ibu memberi bimbingan kepada siswa
pada saat membaca Al-Quran?
R1 Ada bimbingan baca tulis Al-Quran pada saat kegiatan
pesantren kilat. Selain itu, berjalan satu tahun ini sebelum
pembelajaran jam pertama dimulai, siswa yang beragama
Islam membaca ayat kursi dan asmaul husna.
4 P Apa faktor yang menjadi pendorong dan penghambat dalam
mengembangkn minat siswa membaca Al-Quran?
R1 Faktor pendorongnya yaitu, tentu keinginan dari diri sendiri,
timbulnya rasa ingin bersaing dengan kawan yang lancar
dalam membaca Al-Quran, faktor penghambatnya yaitu
minimnya jam pelajaran PAI saat dikelas, faktor lingkungan
keluarga dan sekitar, kawan sebaya, dan era digital social
media.
5 P Bagaimana upaya bapak dalam mengembangkan minat
membaca Al-Quran?
R1 Salah satu upaya yang saya lakukan adalah memberi
pendekatan seperti memutar murottal dan motivasi kepada
siswa agar sering membaca Al-Quran, lalu jika ada hafalan
system setoran hafalannya dengan tutor sebaya
6 P Bagaimana cara bapak menjelaskan Al-Quran sebagai kitab
suci umat islam?
R1 Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT
kepada nabi Muhammad Saw untuk pedoman umat islam.
7 P Bagaimana cara bapak menjelaskan pahala dan keutamaan
membaca Al-Quran?
R1 Saya menjelaskan bahwa barang siapa yang membaca Al-
Quran dinilai ibadah walaupun tidak memahami arti yang
dibaca. Kitab Al-Quran tidak ada keraguan padanya petunjuk
bagi mereka yang bertakwa.” (QS.Al-Baqarah:2)
8 P Bagaimana cara bapak menjelaskan manfaat membaca Al-
Quran?
R1 Manfaat membaca Al-Quran banyak sekali namun yang saya
sering berikan yaitu membaca satu huruf mendapat satu
pahala.
9 P Apa saja metode yang bapak terapkan untuk mengembangkan
minat membaca Al-Quran?
R1 Saya menggunakan metode qiroati dan menghafal belajar
membaca Al-Quran satu persatu sesuai dengan kemampuan
masing-masing dan difokuskan pada tajwidnya.
10 P Bagaimana cara bapak member reward dan pujian bagi siswa
berprestasi dalam membaca Al-Quran?
R1 Saya biasanya memberi buku agenda lembar tugas membaca
Al-Quran yang diketahui orang tua dan di akhir semester
dilakukan evaluasi serta reward bagi siswa yang rajin.
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Agustus 2020
Informan : Nur Sodik S.Pd
1 P Bagaimana cara bapak/ibu memberi motivasi agar siswa
senang membaca Al-Quran?
R2 Dengan cara mengajarkan secara langsung pembelajaran
membaca Al-Quran ketika menyampaikan pelajaran PAI
2 P Bagaimana cara bapak/ibu memberi bimbingan kepada siswa
pada saat membaca Al-Quran?
R2 Dengan cara tatap muka satu persatu saat ada hafalan
membaca Al-Quran
3 P Apakah bapak/ibu sering memberi tugas seperti membaca Al-
Quran dan menghafal surah-surah pendek?
R2 Iya sering, dengan diberikan pr untuk selalu membaca dan
menghafal ayat Al-Quran yang sesuai materi pelajaran.
4 P Apa faktor yang menjadi pendorong dan penghambat dalam
mengembangkn minat siswa membaca Al-Quran?
R2 Faktor pendorongnya yaitu, tentu keinginan dari diri sendiri,
timbulnya rasa ingin bersaing dengan kawan yang lancar
dalam membaca Al-Quran, faktor penghambatnya yaitu
minimnya jam pelajaran PAI saat dikelas, faktor lingkungan
keluarga dan sekitar, kawan sebaya, dan era digital social
media.
5 P Bagaimana upaya bapak dalam mengembangkan minat
membaca Al-Quran?
R2 Salah satu upaya yang saya lakukan adalah memberi
pendekatan seperti memutar murottal dan motivasi kepada
siswa agar sering membaca Al-Quran, lalu jika ada hafalan
system setoran hafalannya dengan tutor sebaya
6 P Bagaimana cara bapak menjelaskan Al-Quran sebagai kitab
suci umat islam?
R2 Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT
kepada nabi Muhammad Saw untuk pedoman umat islam.
7 P Bagaimana cara bapak menjelaskan pahala dan keutamaan
membaca Al-Quran?
R2 Mengembangkan minat membaca Al-Quran dilakukan dengan
pemberian motivasi dengan menjelaskan keutamaan membaca
Al-Quran. Dalam materi PAI sering dikutip ayat Al-Quran
sebagai dasar hukum pokok bahasan yang dipelajari. Pada saat
tersebut siswa dijelaskan kedudukan Al-Quran sebagai
pedoman hidup umat Islam, dan pentingnya membaca serta
memahami kandungan ayat tersebut.
8 P Bagaimana cara bapak menjelaskan manfaat membaca Al-
Quran?
R2 Dengan cara mengajak siswa untuk selalu meluangkan waktu
agar membaca Al-Quran karena membaca Al-Quran bernilai
ibadah walaupun tidak memahami artinya.
9 P Apa saja metode yang bapak terapkan untuk mengembangkan
minat membaca Al-Quran?
R2 Saya menggunakan metode menghafal membaca Al-Quran
satu persatu sesuai dengan kemampuan masing-masing dan
difokuskan pada tajwidnya.
10 P Bagaimana cara bapak member reward dan pujian bagi siswa
berprestasi dalam membaca Al-Quran?
R2 Jika ada siswa yang tidak hafal atau membacanya kurang baik
saya beri nasehat, dan jika siswa yang bacaannya lancar dan
benar saya biasanya memberi pujian dan hadiah berupa pena
agar siswa lain mencontohnya.
Hari/Tanggal : Rabu, 19 Agustus 2020
Informan : Putra Tri Susilo
1 P Motivasi seperti apa yang diberikan oleh guru untuk
membangkitkan minat adik-adik membaca Al-Quran, dan
Apakah adik-adik senang membaca Al-Quran?
R3 Biasanya guru memberi penjelasan mengenai pahala
seseorang yang senang membaca Al-Quran. Iya, saya senang
membaca Al-Quran, biasanya saya membaca Al-Quran
setelah selesai sholat maghrib
2 P Apakah selain di Sekolah (diluar jam pelajaran/di rumah)
adik-adik selalu membaca Al-Quran?
R3 Iya saya selalu membaca Al-Quran sehabis ashar, sekalian
dengan ngaji sore di pondok
3 P Bagaimana cara guru memberi tugas membaca Al-Quran dan
menghafal surah-surah pendek?
R3 Biasanya guru memberikan materi yang ada ayat Al-Quraan
untuk dibaca lalu dihafalkan dan maju satu persatu
4 P Bagaimana cara guru menjelaskan pahala dan keutamaan
membaca Al-Quran?
R3 Guru memberikan ayat atau hadis yang menjelaskan bahwa
Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam
5 P Bagaimana cara guru menjelaskan manfaat membaca Al-
Quran?
R3 Guru sering memberi motivasi kepada siswa untuk membaca
Al-Quran, biasanya dilakukan pada saat menyampaikan
materi pelajaran yang di dalamnya ada ayat-ayat Al-Quran
terkadang guru menyuruh siswa membaca ayat Al-Quran yang
ada di LKS atau buku paket bersama-sama, dan menjelaskan
hubungannya dengan materi yang sedang dipelajari.
6 P Apa saja metode yang digunakan guru untuk mengembangkan
minat membaca Al-Quran?
R3 Biasanya guru sering menggunakan metode hafalan
7 P Bagaimana cara guru memberi reward dan pujian bagi siswa
berprestasi dalam membaca Al-Quran?
R3 Biasanya kalau reward diberikan setelah selesai ulangan atau
setelah diketahui prestasi siswa secara keseluruhan. Tapi
kalau sifat penguatan dalam pembelajaran sering dilakukan
ketika menyampaikan materi di kelas, atau ketika siswa
memang menunjukan kelebihan yang perlu diapresiasi. Kalau
dalam membaca Al-Quran ditujukan untuk memotivasi siswa
lain.
Hari/Tanggal : Rabu, 19 Agustus 2020
Informan : Renaldo
1 P Motivasi seperti apa yang diberikan oleh guru untuk
membangkitkan minat adik-adik membaca Al-Quran, dan
Apakah adik-adik senang membaca Al-Quran?
R4 Sebelum pelajaran dimulai biasanya guru selalu menyuruh
siswa untuk membaca surah-surah pendek. Iya, saya senang
membaca Al-Quran, tetapi saat ini saya jarang membaca Al-
Quran.
2 P Apakah selain di Sekolah (diluar jam pelajaran/di rumah)
adik-adik selalu membaca Al-Quran?
R4 Iya saya selalu membaca Al-Quran setelah sholat maghrib
3 P Bagaimana cara guru memberi tugas membaca Al-Quran dan
menghafal surah-surah pendek?
R4 Guru memberikan tugas untuk membaca dan menghafal surah
pendek yang disetorkan pertemuan mendatang
4 P Bagaimana cara guru menjelaskan pahala dan keutamaan
membaca Al-Quran?
R4 Guru memberikan memberikan pengertian bahwa membaca
satu huruf Al-Quran mendapatkan satu pahala
5 P Bagaimana cara guru menjelaskan manfaat membaca Al-
Quran?
R4 Guru sering menjelaskan bahwa membaca Al-Quran itu dapat
menyejukan hati dan menentramkan jiwa
6 P Apa saja metode yang digunakan guru untuk mengembangkan
minat membaca Al-Quran?
R4 Biasanya guru sering menggunakan metode hafalan, dengan
setoran hafalan tutor sebaya
7 P Bagaimana cara guru memberi reward dan pujian bagi siswa
berprestasi dalam membaca Al-Quran?
R4 Biasanya guru memberi pujian kepada siswa yang ketika
disuruh membaca ayat Al-Quran bacaannya bagus dan
melebihi siswa lain.
Tanggal : Rabu, 19 Agustus 2020
Informan : Resti Handayani
1 P Motivasi seperti apa yang diberikan oleh guru untuk
membangkitkan minat adik-adik membaca Al-Quran, dan
Apakah adik-adik senang membaca Al-Quran?
R5 Sebelum pelajaran dimulai biasanya guru selalu menyuruh
siswa untuk membaca surah-surah pendek. Iya, saya senang
membaca Al-Quran, biasanya saya membaca Al-Quran
setelah selesai solat subuh dan maghrib
2 P Apakah selain di Sekolah (diluar jam pelajaran/di rumah)
adik-adik selalu membaca Al-Quran?
R5 Iya saya selalu membaca Al-Quran, berhubungan dengan
tugas hafalan dari sekolah
3 P Bagaimana cara guru memberi tugas membaca Al-Quran dan
menghafal surah-surah pendek?
R5 Biasanya guru memberikan materi yang ada ayat Al-Quran
untuk dibaca lalu dihafalkan dan maju satu persatu
4 P Bagaimana cara guru menjelaskan pahala dan keutamaan
membaca Al-Quran?
R5 Guru memberi penjelasan bahwa membaca satu huruf Al-
Quran senilai satu pahala serta menjaga diri dari godaan setan.
5 P Bagaimana cara guru menjelaskan manfaat membaca Al-
Quran?
R5 Guru memberi penjelasan bahwa manfaat membaca Al-Quran
dapat menjadikan manusia yang lebih baik terkontrol
hidupnya dan dinaikkan derajatnya oleh Allah SWT
6 P Apa saja metode yang digunakan guru untuk mengembangkan
minat membaca Al-Quran?
R5 Biasanya guru sering menggunakan metode tartil yaitu
membaca Al-Quran dengan indah.
7 P Bagaimana cara guru memberi reward dan pujian bagi siswa
berprestasi dalam membaca Al-Quran?
R5 Biasanya jika ada siswa yang membaca Al-Quran baik, guru
sering memberi pujian, atau mengingatkan siswa lain agar
dapat membaca sepertinya.
Hari/Tanggal : Kamis, 20 Agustus 2020
Informan : Revita Marshela
1 P Motivasi seperti apa yang dilakukan oleh guru untuk
membangkitkan minat adik-adik membaca Al-Quran, Apakah
adik-adik senang membaca Al-Quran?
R6 Sebelum pelajaran dimulai biasanya guru selalu menyuruh
siswa untuk membaca surah-surah pendek. Iya, saya senang
membaca Al-Quran, biasanya saya membaca Al-Quran
setelah selesai sholat maghrib
2 P Apakah selain di Sekolah (diluar jam pelajaran/di rumah)
adik-adik selalu membaca Al-Quran?
R6 Iya saya selalu membaca Al-Quran di TPA dan setelah solat
subuh
3 P Bagaimana cara guru memberi tugas membaca Al-Quran dan
menghafal surah-surah pendek?
R6 Biasanya guru memberikan materi yang ada ayat Al-Quran
untuk dibaca lalu dihafalkan dan maju satu persatu
4 P Bagaimana cara guru menjelaskan pahala dan keutamaan
membaca Al-Quran?
R6 Guru memberikan ayat atau hadis yang menjelaskan bahwa
pahala dan keutamaan membaca Al-Quran
5 P Bagaimana cara guru menjelaskan manfaat membaca Al-
Quran?
R6 Guru sering memberi penjelasan bahwasannya membaca Al-
Quran itu obat sedih atau galu dapat menentramkan jiwa.
6 P Apa saja metode yang digunakan guru untuk mengembangkan
minat membaca Al-Quran?
R6 Biasanya guru sering menggunakan metode qiroah
7 P Bagaimana cara guru memberi reward dan pujian bagi siswa
berprestasi dalam membaca Al-Quran?
R6 Kalau hadiah seperti buku atau lainnya tidak ada. Biasanya
kalu tugas menghafal ayat-ayat Al-Quran memang ada
kritikan dan pujian untuk siswa.
Hari/Tanggal : kamis, 20 Agustus 2020
Informan : Reisha Rizki Yuliani
1 P Motivasi seperti apa yang dilakukan oleh guru untuk
membangkitkan minat adik-adik membaca Al-Quran, dan
apakah adik-adik senang membaca Al-Quran?
R7 Sebelum pelajaran dimulai biasanya guru selalu menyuruh
siswa untuk membaca surah-surah pendek. Iya, saya senang
membaca Al-Quran, biasanya saya membaca Al-Quran
setelah selesai sholat maghrib
2 P Apakah selain di Sekolah (diluar jam pelajaran/di rumah)
adik-adik selalu membaca Al-Quran?
R7 Iya saya dulu selalu membaca Al-Quran sehabis maghrib,
tetapi sekarang sudah jarang.
3 P Bagaimana cara guru memberi tugas membaca Al-Quran dan
menghafal surah-surah pendek?
R7 Biasanya guru memberikan materi yang ada ayat Al-Quran
untuk dibaca lalu dihafalkan dan maju satu persatu
4 P Bagaimana cara guru menjelaskan pahala dan keutamaan
membaca Al-Quran?
R7 Guru memberikan ayat atau hadis yang menjelaskan bahwa
Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam. “kitab Al-Quran ini
tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang
bertakwa.”(QS.Al-Baqarah:2)
5 P Bagaimana cara guru menjelaskan manfaat membaca Al-
Quran?
R7 Guru sering memberi motivasi kepada siswa untuk membaca
Al-Quran, biasanya dilakukan pada saat menyampaikan
materi pelajaran yang di dalamnya ada ayat-ayat Al-Quran
terkadang guru menyuruh siswa membaca ayat Al-Quran yang
ada di LKS atau buku paket bersama-sama, dan menjelaskan
hubungannya dengan materi yang sedang dipelajari.
6 P Apa saja metode yang digunakan guru untuk mengembangkan
minat membaca Al-Quran?
R7 Biasanya guru sering menggunakan metode hafalan
7 P Bagaimana cara guru memberi reward dan pujian bagi siswa
berprestasi dalam membaca Al-Quran?
R7 Biasanya kalau reward diberikan setelah selesai ulangan atau
setelah diketahui prestasi siswa secara keseluruhan. Tapi
kalau sifat penguatan dalam pembelajaran sering dilakukan
ketika menyampaikan materi di kelas, atau ketika siswa
memang menunjukan kelebihan yang perlu diapresiasi. Kalau
dalam membaca Al-Quran ditujukan untuk memotivasi siswa
lain.
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Agustus 2020
Informan : Pingkan Novia Sari
1 P Motivasi seperti apa yang dilakukan oleh guru untuk
membangkitkan minat adik-adik membaca Al-Quran, dan
Apakah adik-adik senang membaca Al-Quran?
R8 Sebelum pelajaran dimulai biasanya guru selalu menyuruh
siswa untuk membaca surah-surah pendek. Iya, saya senang
membaca Al-Quran, biasanya saya membaca Al-Quran
setelah selesai sholat maghrib
2 P Apakah selain di Sekolah (diluar jam pelajaran/di rumah)
adik-adik selalu membaca Al-Quran?
R8 Iya saya selalu membaca Al-Quran sehabis ashar, sekalian
dengan ngaji sore di pondok
3 P Bagaimana cara guru memberi tugas membaca Al-Quran dan
menghafal surah-surah pendek?
R8 Biasanya guru memberikan materi yang ada ayat Al-Quran
untuk dibaca lalu dihafalkan dan maju satu persatu
4 P Bagaimana cara guru menjelaskan pahala dan keutamaan
membaca Al-Quran?
R8 Guru memberikan ayat atau hadis yang menjelaskan bahwa
Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam
5 P Bagaimana cara guru menjelaskan manfaat membaca Al-
Quran?
R8 Guru sering memberi motivasi kepada siswa untuk membaca
Al-Quran, biasanya dilakukan pada saat menyampaikan
materi pelajaran yang di dalamnya ada ayat-ayat Al-Quran
terkadang guru menyuruh siswa membaca ayat Al-Quran yang
ada di LKS atau buku paket bersama-sama, dan menjelaskan
hubungannya dengan materi yang sedang dipelajari.
6 P Apa saja metode yang digunakan guru untuk mengembangkan
minat membaca Al-Quran?
R8 Biasanya guru sering menggunakan metode hafalan
7 P Bagaimana cara guru memberi reward dan pujian bagi siswa
berprestasi dalam membaca Al-Quran?
R8 Biasanya kalau reward diberikan setelah selesai ulangan atau
setelah diketahui prestasi siswa secara keseluruhan. Tapi
kalau sifat penguatan dalam pembelajaran sering dilakukan
ketika menyampaikan materi di kelas, atau ketika siswa
memang menunjukan kelebihan yang perlu diapresiasi. Kalau
dalam membaca Al-Quran ditujukan untuk memotivasi siswa
lain.
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM
MENGEMBANGKAN MINAT MEMBACA AL-QURAN SISWA SMPN2
TUMIJAJAR KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
OUTLINE
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMANPENGESAHAN
ABSTRAK
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALAMAN KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Penelitian Relevan
BAB II LANDASAN TEORI
A. MinatMembaca Al-Quran
1. Pengertian Minat Membaca Al-Quran
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Membaca Al-Quran
3. Indikator Minat Membaca Al-Quran
B. Upaya Guru PAI
1. Pengertian Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
2. Macam-macam Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
C. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Mengembangan Minat
Membaca Al-Quran
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
B. Sumber Data
C. Metode Pengumpulan Data
D. Teknik Penjamin Keabasahan Data
E. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah berdirinya SMPN2 Tumijajar
2. Visi, Misi SMPN 2 Tumujajar
3. Keadaan Peserta Didik SMPN 2 Tumijajar
4. Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 2 Tumijajar
5. Struktur Organisasi SMPN2 Tumijajar
B. Upaya Guru PAI dalam Pengembangan Minat Membaca Al-Quran Siswa
SMPN 2 Tumijajar
C. Faktor pendorong dan Penghambat Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
dalam pengembangan Minat Membaca A-Quran
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Metro, 11 Desember 2019
Penulis,
Aprilia Nur Tresya Wati
NPM. 1601010015
Mengetahui,
Pembimbing I
Drs. M. Ardi, M.Pd
NIP. 19610210 198803 1 004
Pembimbing II
Dr. Sri Andri Astuti, M.Ag
NIP. 19750301 200501 1 003
DOKUMENTASI
Keadaan Sekolah SMPN 2 Tumijajar
Wawancara dengan Guru PAI SMPN 2 Tumijajar
Wawancara dengan Guru PAI SMPN 2 Tumijajar
Wawancara dengan Siswa SMPN 2 Tumijajar
Wawancara dengan Siswa SMPN 2 Tumijajar
Mengamati Pembelajaran Guru PAI di Kelas SMPN 2 Tumijajar
Mengamati siswa membaca Al-Quran
Menyimak Siswa Membaca Al-Qur’an
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Aprilia Nur Tresya Wati lahir di
Dayasakti pada tanggal 04 April 1998, puteri pertama dari
pasangan Bapak Sumardi dan Ibu Paijem dan mempunyai
satu adik perempuan yang bernama Dwi Agnes Nur Safitri.
Penulis menyelesaikan pendidikan formalnya di
SDN 1 Dayasakti dan selesai pada tahun 2004-2010,
kemudian melanjutkan studi di SMPN 2 Tumijajar pada
tahun 2010-2013.
Dan melanjutkan pendidikan menengah atas di SMAN Tumijajar pada tahun
2013-2016.Penulis tercatat sebagai mahasiswa jurusan S1 Pendidikan Agama Islam
di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro Lampung melalui jalur undangan
SPAN-PTKIN sampai dengan sekarang bagi penulis menjadi seorang mahasiswa
adalah sebuah mimmpi indah yang terwujud. Harapan penulis dapat lulus pada tahun
2020, dan segera mewujudkan cita-cita dan membahagiakan keluarga terkhusus
kedua orang tua tercinta.