upaya guru pendidikan agama islam (pai) mengatasi...

193
i UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 6 SALATIGA TAHUN AJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Niktan’ Nissa Mitza Gallish NIM. 23010150015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 11-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

i

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS

VIII DI SMP NEGERI 6 SALATIGA TAHUN AJARAN

2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

Niktan’ Nissa Mitza Gallish

NIM. 23010150015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019

Page 2: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

ii

Page 3: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

iii

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS

VIII DI SMP NEGERI 6 SALATIGA TAHUN AJARAN

2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

Niktan’ Nissa Mitza Gallish

NIM. 23010150015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019

Page 4: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

iv

Page 5: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

v

Page 6: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

vi

Page 7: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

vii

MOTTO

يا أي ها الذين آمنوا اصبروا وصابروا ورابطوا وات قوا الله لعلكم ت ل وو

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu

dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah

supaya kamu beruntung.

(QS. Ali „Imran: 200)

Page 8: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,

skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayah dan ibuku tersayang, Bp. Nasori dan Ibu Yayas Setiya Purwaningsih

yang selalu membimbingku, memberikan nasehat, dan mendoakanku tanpa

henti.

2. Adikku, Lafzhi‟ Haq Manzil Gallish yang selalu menghiburku dan memberi

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Dosen Pembimbing Skripsiku, Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si yang selalu

memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran selama

proses skripsi ini.

4. Sahabat-sahabatku, Alm. Thuthut Riyana S, Sri Ulfatul Ummah, Chusnu

Ainin N, Umi Maghfiroh, kelas A dan teman-teman PAI angkatan 2015 yang

selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi dan doanya dalam

menempuh gelar sarjana ini.

5. Keluarga besar PPL IAIN Salatiga SMP Negeri 2 Tengaran tahun 2018, Ayu

Surya Nensy (Nensay), Kufa Adilah (beb Kuf), Yustita Amalia Eca (mbak

Yus), Mala Ilma Auliyak (Malaikat), Yunita Sari (Bu Yun), Amalia Ullayya

(biduan PPL), Muhamad Hilmi (Pak mancung), M. Agus Bastian (Malika),

A. Khoirurroziq (Si mlipir), kak Sendy Dwy (Bapak PPL), dan kak Sigit

Hermawan (Pak kumis), disaat susah dan senang selalu ditanggung bersama,

hingga terjalin ikatan kluarga Jamaah Rasan-rasan, yang selalu

menyemangati, menghibur dan memberikan doa serta motivasinya dalam

menempuh gelar sarjana ini bisa tercapai.

6. Terimakasih kepada Tim KKN desa Tempak dan Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandi yang telah memberikan pengalaman sangat berharga.

Page 9: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‟alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurah pada junjungan

kita Nabi Muhammad SAW. yang selalu kita nanti syafa‟atnya. Penulis menyadari

keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, sehingga pengarahan dan bantuan telah

banyak penulis peroleh dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku rector IAIN Salatiga

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku pembimbing skripsi yang telah

membimbing dan mengarahkan dari awal hingga akhir dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

5. Dosen Pembimbing Akademik Bapak Guntur Cahyono, M.Pd. yang telah

membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.

6. Seluruh dosen IAIN Salatiga yang telah membekali ilmu pengetahuan, serta

karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang

pendidikan S1.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

berperan dan membantu hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 10: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

x

Penulis menyadari atas keterbatasan yang dimiliki dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini, sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil

penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, serta para

pembaca pada umumnya. Amin.

Salatiga, 11 Juli 2019

Niktan‟ Nissa M.G

NIM: 23010-15-0015

Page 11: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

xi

ABSTRAK

Gallish, Niktan‟ Nissa Mitza. 2019. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)

dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam Kelas VIII di SMP Negeri 6 Salatiga Tahun Ajaran

2018/2019. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Dr. Lilik Sriyanti, M.Si

Kata Kunci: Upaya guru, keulitan belajar, dan pembelajaran PAI

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) untuk

mengetahui penyebab kesulitan belajar pada pembelajaran PAI, (2) bagaimana

upaya guru pendidikan agama Islam mengatasi kesulitan belajar siswa dalam

pembelajaran PAI, (3) serta pendukung dan penghambat guru mengatasi kesulitan

belajar siswa dalam pembelajaran PAI pada siswa di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 6 Salatiga.

Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research), pendekatan

yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini

meliputi sumber primer dan sumber sekunder. Pengumpulan data ini dilakukan

dengan mengadakan wawancara, observasi, dan dokumntasi. Keabsahan data

diperoleh melalui triangulasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara reduksi

data, penyajian data dan menarik kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pertama, penyebab kesulitan belajar

siswa dari interen yaitu pemahaman siswa yang kurang, minat siswa yang kurang,

kurang dapat memanfaatkan waktu untuk belajar, kurang motivasi. Sedang

eksternal mengajar guru yang kurang dapat menggunakan metode yang tepat,

kurang perhatian orang tua, media massa, teman-teman yang kurang mendukung

siswa. Kedua, upaya guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan

belajar siswa yaitu: (1) memanfaatkan teknologi, (2) menjadi fasilitator, (3)

menjadi teladan yang baik, (4) pembelajaran yang menyenangkan, (5)

memberikan motivasi. Ketiga, pendukung dalam mengatasi kesulitan belajar

siswa yaitu sarana dan prasarana yang lengkap, dan suasana yang membuat

nyaman siswa juga menjadi salah satu pendukung dalam proses pembelajaran

selama di sekolah. Sedangkan penghambat untuk mengatasi kesulitan belajar

siswa minat siswa yang lemah, dan Orang tua yang kurang mendukung siswa

terutama dalam hal belajar agama Islam.

Page 12: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ...............................................................................i

LEMBAR BERLOGO IAIN...................................................................................ii

HALAMAN SAMPUL DALAM...........................................................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN..................................vi

MOTO...................................................................................................................vii

PERSEMBAHAN................................................................................................viii

KATA PENGANTAR............................................................................................ix

ABSTRAK.............................................................................................................xi

DAFTAR ISI.........................................................................................................xii

DAFTAR TABEL.................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1

B. Fokus Penelitian ...............................................................................................8

C. Rumusan Masalah.............................................................................................8

D. Tujuan Penelitian..............................................................................................9

E. Manfaat Penelitian............................................................................................9

Page 13: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

xiii

F. Penegasan Istilah.............................................................................................10

G. Sistematika Penulisan.....................................................................................14

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Teori...............................................................................................16

1. Guru PAI.................................................................................................16

a. Pengertian Guru PAI........................................................................16

b. Fungsi dan Tugas Guru PAI.............................................................17

c. Syarat-syarat Umum Seorang Guru PAI..........................................23

d. Kompetensi Guru.............................................................................25

2. Pembelajaran PAI...................................................................................32

3. Kesulitan Belajar....................................................................................38

a. Pengertian Kesulitan Belajar...........................................................38

b. Macam-macam Kesulitan Belajar...................................................38

c. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar.................................................41

d. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar................................................50

B. Kajian Pustaka...............................................................................................54

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian..............................................................................................58

B. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................................59

C. Sumber Data..................................................................................................59

D. Prosedur Pengumpulan Data.........................................................................60

E. Analisis Data.................................................................................................62

Page 14: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

xiv

F. Pengecekan Keabsahan Data.........................................................................64

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data..................................................................................................66

1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 6 Salatiga............................................66

2. Letak Geografis SMP Negeri 6 Salatiga................................................67

3. Visi dan Misi SMP Negeri 6 Salatiga....................................................68

4. Keadaan Bangunan SMP Negeri 6 Salatiga...........................................69

5. Daftar Guru Mata Pelajaran....................................................................71

6. Daftar Informan......................................................................................72

7. Temuan Penelitian..................................................................................72

B. Analisis Data................................................................................................108

1. Penyebab siswa di SMP Negeri 6 Salatiga mengalami kesulitan

Belajar pada pembelajaran PAI.............................................................108

2. Upaya guru PAI di SMP Negeri 6 Salatiga menghadapi kesulitan

belajar siswa didalam kelas selama pembelajaran PAI.....................117

3. Faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam mengatasi

kesulitan belajar siswa pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 6

Salatiga……………………………………………………………….127

BAB V PENUTUP

A. Simpulan......................................................................................................134

B. Saran............................................................................................................136

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Ruangan SMP Negeri 6 Salatiga.......................................................70

Table 4.2 Daftar Guru Mata Pelajaran SMP Negeri 6 Salatiga.......................71

Table 4.3 Daftar Informan SMP Negeri 6 Salatiga...........................................72

Page 16: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 4 Surat Pernyataan Selesai Penelitian

Lampiran 5 Pedoman Wawancara

Lampiran 6 Hasil Wawancara

Lampiran 7 RPP

Lampiran 8 Daftar Nilai Tengah Semester 2 kelas VIII G

Lampiran 9 Dokumntasi

Lampiran 10 Daftar Nilai SKK

Lampiran 11 Riwayat Hidup Penulis

Page 17: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah key term, „istilah kunci‟ yang paling vital dalam setiap

usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada

pendidikan. Belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar

memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat

kehidupan mereka. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan

unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenjang

pendidikan. Hal ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian

tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami

siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau

keluarganya sendiri (Muhibbin, 2017:63).

Bagi umat Islam, tentunya pendidikan agama wajib diikutinya.

Pendidikan agama memelihara anak-anak, supaya mereka tidak menuruti

nafsu yang murka, dan menjaga mereka suapaya tidak jatuh kelembah

kehinaan dan kesesatan. Pendidikan agama menerangi anak-anak supaya

melalui jalan yang lurus, jalan kebaikan, jalan ke surga. Sebab itu, mereka

patuh mengikuti perintah Allah, serta berhubungan baik dengan teman

sejawatnya, dan bangsanya, berdasarkan cinta mencintai, tolong menolong

dan nasehat menasehati (Masduki, 2016: 65).

Dalam hal ini, pendidikan agama Islam mempunyai tujuan kurikuler

yang merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana

Page 18: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

2

yang termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

20 Tahun 2003, yaitu:

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Mengingat betapa pentingnya pendidikan agama Islam dalam

mewujudkan harapan setiap orang tua dan masyarakat, serta untuk

membantu terwujudnya tujuan pendidikan nasional, maka pendidikan

agama Islam harus diberikan dan dilaksanakan di sekolah dengan sebaik-

baiknya (Abdul, 2014: 23).

Aktivitas belajar (akademik) siswa di sekolah diharapkan dapat

belajar dengan baik, artinya tiap peserta didik yang mengikuti atau

mempelajari pelajaran-pelajaran tertentu (yang telah dikurikulumkan)

diharapkan dapat berhasil dalam mengikutinya, minimal para peserta didik

mampu lulus dari standar pembelajaran yang dirumuskan. Keberhasilan

belajar peserta didik di sekolah tidak terlepas dari peran guru mata

pelajaran dalam mengajar. Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh

dua faktor yakni internal (intelegensi, bakat, minat, kepribadian/ emosi)

dan eksternal (sarana dan prasarana sekolah, dukungan dari guru,

dukungan dari keluarga, masyarakat dan lainnya). Guru mata pelajaran

merupakan faktor eksternal yang amat penting dalam mendukung

keberhasilan belajar siswa, karena guru mata pelajaran berperan sebagai

Page 19: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

3

fasilitator langsung dalam mengajar peserta didik di sekolah (Yuni,

2016:12).

Guru memiliki tugas sebagai fasilitator agar siswa dapat belajar atau

mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal,

melalui lembaga pendidikan sekolah (Suparian, 2006: 10). Guru juga

berarti orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan

pada anak didik dalam dalam perkembangan jasmani dan ruhaninya agar

mencapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam

memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah (Muhamad, 2010: 128).

لو عليهم آياته هم ي ت يين رسولا من هو الذي ب عث ف الأم

يهم وي علمهم الكتاب والكمة وإن كانوا من ق بل لفي ضلال وي زك

بين ممArtinya: “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang

Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,

menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah

(As Sunah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam

kesesatan yang nyata” (QS. Al-Jumu‟ah: 2)

Tugas seorang guru sangat berat, yang tidak saja melibatkan

kemampuan kognitif, tetapi juga kemampuan efektif dan psikomotorik.

Pendidik berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,

menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Selain itu, pendidik juga

mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu

pendidikan serta memberi teladan. Tugas guru adalah mendidik yang mana

Page 20: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

4

sebagian dalam bentuk mengajar, memberikan dorongan, memuji,

menghukum, memberi contoh dan lain-lain (Sudarto, 2018: 120).

Kedudukan seorang guru dalam Islam dihargai tinggi bila orang

tersebut mengamalkan ilmunya. Tingginya kedudukan guru dalam Islam

merupakan realisasi dari ajaran Islam itu sendiri. Islam memuliakan ilmu

pengetahuan, dan pengetahuan itu didapat dari belajar dan mengajar. Bagi

yang belajar adalah calon pemimpin masa depan, dan yang mengajar

adalah guru. Tidak terbayangkan terjadinya perkembangan pengetahuan

tanpa adanya orang yang belajar dan mengajar. Tak terbayangkan

seandainya belajar dan mengajar tanpa adanya guru. Karena Islam adalah

agama, maka pandangan tentang guru dan kedudukan guru tidak terlepas

dari nilai-nilai Islam (Muhamad, 2010:157). Khususnya untuk tugas guru

agama, disamping harus dapat memberikan pemahaman yang benar

tentang ajaran agama, juga diharapkan dapat membangun jiwa dan

karakter keberagamaan yang dibangun melalui pembelajaran agama

tersebut (Masduki, 2016:88).

Interaksi yang terjadi di dalam belajar mengajar, seorang guru

sebagai pengajar berusaha secara maksimal dengan menggunakan berbagai

keterampilan dan kemampuannya agar anak dapat mencapai tujuan yang

diharapkan. Oleh karena itu, guru harus dapat menciptakan situasi dimana

agar anak dapat belajar. Pembelajaran dilaksanakan secara sengaja untuk

mengubah dan membimbing siswa dalam mempelajarai sesuatu dari

lingkungan dalam bentuk ilmu pengetahuan untuk mengembangkan

Page 21: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

5

kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik menuju kedewasaan siswa

(Irham dan Novan, 2017:132).

Perkembangan anak tidak selalu berjalan dengan baik seperti yang

diharapkan. Akan tetapi, adakalanya lambat atau mungkin berhenti sama

sekali. Dalam situasi ini, anak-anak yang mengalami perkembangan yang

lambat sangat membutuhkan bantuan atau bimbingan. Kaitannya dalam

upaya membantu anak, untuk mengatasi kesulitan atau hambatan yang

dihadapinya dalam perkembangan, terutama seorang guru perlu

memahami keadaan siswanya, baik itu potensi maupun kelemahannya,

masalah dan kesulitan-kesulitan dengan latar belakangnya. Untuk

mencapai kondisi seperti itu, guru perlu mendekati para siswa dengan

menjalin hubungan yang akrab atau bersahabat. Agar nantinya siswa akan

lebih terbuka dan mau mengemukakan segala persoalan dan hambatan

yang dihadapinya. Dengan begitu, guru dapat membantu para siswa dan

memecahkan persoalan yang dihadapinya.

Apabila masalah tersebut tidak segera ditangani, maka akibatnya

akan lebih serius dan nantinya akan merugikan untuk dirinya maupun

orang disekitarnya. Seperti mengganggu stabilitas sosial maupun

menghambat tujuan pendidikan. Masalah yang sering muncul di sekolah

adalah masalah kesulitan belajar yang sering dialami oleh para peserta

didik. Masalah ini merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan

perhatian serius oleh para pendidik atau guru. Hal ini dikarenakan, apabila

Page 22: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

6

tidak segera ditangani akan berdampak negatif terhadap siswa itu sendiri

maupun terhadap lingkungannya.

Kesulitan belajar ditandai dengan kegagalan siswa dalam mencapai

tujuan belajar tertentu. Seorang siswa dapat diduga mengalami kesulitan

belajar bila yang bersangkutan menunjukan kegagalan tertentu dalam

mencapai tujuan-tujuan belajar (Yuni, 2016: 54). Jika dilihat dari

intelegensi siswa ini diprediksi mampu mencapai prestasi yang

semestinya. Namun, kenyataannya tidak sesuai dengan kemampuannya.

Hal ini, karena potensi yang ada pada siswa tersebut tidak dapat

berkembang secara optimal.

Peran seorang guru sangat penting, bukan hanya menyampaikan

materi pada siswanya saja, akan tetapi juga harus memperhatikan

perkembangan siswanya agar mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu

juga guru memiliki peran sebagai pembimbing siswanya. Dalam upaya

membantu anak yang memiliki kesulitan belajar ini, guru perlu memiliki

pemahaman yang seksama tentang siswanya, baik itu potensi maupun

kelemahan yang dimiliki siswa. Agar tercapai kondisi itu, guru

memerlukan atau memilih metode, pendekatan dan alat yang strategis

sehingga diperoleh pemecahan masalah yang efekif dan efisien (Hergio,

2012: 61). Seperti, membina hubungan yang lebih baik dan lebih akrab

dengan siswa. Sehingga siswa dapat terbuka dengan guru akan

permasalahan yang dihadapi siswa dan dengan begitu guru dapat

Page 23: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

7

membantu memecahkan masalah atau persoalan yang tengah dihadapi oleh

siswanya.

Salah satu pendidkan formal di kota Salatiga, yakni SMP Negeri 6

Salatiga ini telah menerapkan mata pelajaran Pendidikan Agama islam

dalam kurikulum sekolah yang wajib diikuti oleh seluruh siswa yang

beragama Islam. Sesuai dengan informasi awal dari guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam kelas VIII di SMP Negeri 6 Salatiga, bahwa

terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan agama Islam adalah salah satu pelajaran yang diharapkan

dapat memberikan konstribusi kepada siswa untuk mempelajari serta

mempraktekkan ajaran agama Islam yang didalamnya terkandung banyak

nilai-nilai kehidupan. Mata pelajaran pendidikan agama Islam dirasa

sangat perlu, karena di dalam mata pelajaran ini dipelajari tema-tema yang

dapat mengantarkan manusia agar selalu bertaqwa kepada Allah SWT. dan

dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari agar senantiasa

bahagia dunia dan akhirat. Tentunya sangat disayangkan jika

pembelajaran pendidikan agama Islam siswa mengalami kesulitan belajar.

Melihat berbagai masalah yang muncul terkait dengan tuntutan dunia

pendidikan, kesulitan siswa dalam belajar dan cakupan mata pelajaran

pendidikan agama Islam yang luas, maka guru adalah salah satu unsur

yang sangat berperan penting dalam keberhasilan siswa untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan dengan memberikan motivasi,

Page 24: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

8

memberikan solusi, sebagai alternatif untuk mengatasi kesulitan belajar

siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Sehubungan dengan uraian di atas, maka saya berinisiatif untuk

mengkaji lebih dalam permasalahan yang ada pada lembaga tersebut dan

menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul:

“Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Mengatasi Kesulitan

Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di

SMP Negeri 6 Salatiga Tahun Ajaran 2018/2019”

B. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian dalam skripsi ini yaitu:

1. Penelitian ini terfokus pada guru PAI kelas VIII SMP Negeri 6

Salatiga dan dilakukan di kelas VIII G.

2. Penyebab siswa mengalami kesulitan belajar pada pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Salatiga.

3. Upaya guru PAI mengatasi kesulitan belajar siswa dalam

pembelajaran terutama pelajaran PAI di SMP Negeri 6 Salatiga.

4. Faktor pendukung dan hambatan guru dalam mengatasi kesulitan

belajar pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 6 Salatiga.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas tadi,

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa penyebab siswa di SMP Negeri 6 Salatiga mengalami kesulitan

belajar pada pembelajaran PAI?

Page 25: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

9

2. Bagaimana upaya guru PAI di SMP Negeri 6 Salatiga mengatasi

kesulitan belajar siswa didalam kelas selama pembelajaran PAI?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam mengatasi

kesulitan belajar siswa pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 6

Salatiga?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk menjelaskan penyebab siswa di SMP Negeri 6 Salatiga

mengalami kesulitan belajar pada pembelajaran PAI.

2. Untuk menjelaskan upaya guru PAI di SMP Negeri 6 Salatiga

menghadapi kesulitan belajar siswa didalam kelas selama

pembelajaran PAI.

3. Untuk menjelaskan faktor pendukung dan penghambat guru PAI

dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada pembelajaran PAI di

SMP Negeri 6 Salatiga.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari tujuan penelitian diatas, maka diharapkan mampu

memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para

pembaca dan wawasan tentang upaya guru PAI menghadapi kesulitan

belajar siswa dalam pembelajaran terutama pendidikan agama Islam

atau PAI.

Page 26: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

10

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan

pertimbangan atau pemikiran bagi guru dalam upaya mengatasi

kesulitan belajar siswa.

b. Bagi Siswa, untuk memberdayakan siswa dalam aktivitas belajar

agar lebih semangat dalam belajar dan lebih termotivasi untuk

meningkatkan hasil belajar.

c. Bagi lembaga sekolah, dari hasil penelitian ini diharapkan mampu

dijadikan sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk lebih

meningkatkan pemantauan keefektifan pelaksanaan program

bibingan di sekolah.

d. Bagi penuils, penelitan ini digunakan sebagai wahana untuk

berlatih menganalisis permasalahan kesulitan belajar yang terjadi

di lapangan, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman tentang kesulitan belajar yang sering dialami oleh

siswa.

F. Penegasan Istilah

Penegasan istilah berguna untuk memperjelas kata-kata atau istilah

yang digunakan dalam penelitian agar terhindar dari kesalah pahaman

penafsiran terhadap sebuah konsep. Adapun istilah-istilah yang terdapat

dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:

Page 27: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

11

1. Guru

Menurut Ngalim Purwanto menjelaskan bahwa guru adalah orang

yang pernah memberikan ilmu atau kepandaian tertentu kepada

seseorang atau kelompok, sedangkan guru sebagai pendidik adalah

seseorang yang berjasa terhadap masyarakat dan negara.

Zakiyah Derajat, juga berpendapat guru adalah pendidik

professional, karena secara implementasi ia telah merelakan dirinya

menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang

terpikul di pundak orang tua. Para orang tua tatkala menyerhkan

anaknya ke sekolah, berarti telah melimpahkan pendidikan anaknya

kepada guru (Latifah, 2017: 107-108).

Jadi, yang dimaksud dengan guru adalah orang yang memberikan

ilmu atau kepandaian mengenai pengetahuan yang didapat oleh

seorang guru kepada siswa serta menjadi orang tua pengganti dan

pengawas selama siswa berada di sekolah.

2. Pendidikan Agama Islam

Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah suatu

usaha untuk membina dan mengasuh siswa agar senantiasa dapat

memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati

makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta

menjadikan Islam sebagai pandangan hidup (Abdul, 2014:12).

Sedangkan menurut Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama

Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan

Page 28: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

12

pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada

generasi muda agar kelak menjadi manusia muslim, bertakwa kepada

Allah SWT. berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian yang

memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam

kehidupannya (Abdul, 2014:12).

Jadi, dapat disimpulkan pendidikan agama Islam adalah usaha

sadar yang dilakukan seorang guru dalam mempersiapkan siswa untuk

meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam dalam

kehidupannya.

3. Pembelajaran

Pembelajaran menurut Sugiono dan Hariyanto, didefinisikan

sebagai sebuah kegiatan guru mengajar atau membimbing siswa

menuju proses pendewasaan diri. Pengertian tersebut menekankan

pada proses mendewasakan yang artinya mengajar dalam bentuk

penyampaian materi tidak serta-merta menyampaikan materi, tetapi

lebih pada bagaimana menyampaiakan dan mengambil nilai-nilai dari

materi yang diajarkan agar dengan bimbingan pendidik bermanfaat

untuk mendewasakan siswa (Irham dan Novan, 2017:131).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran adalah

kegiatan guru membimbing siswa dalam menyampaikan materi yang

diajarkan oleh guru untuk dapat dipahami siswa dan nantinya dapat

diamalkan siswa.

Page 29: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

13

4. Kesulitan Belajar

Menurut Thursan, kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang

menimbulkan hambatan dalam proses belajar seseorang. Hambatan itu

menyebabkan orang tersebut mengalami kegagalan atau setidak-

tidaknya kurang berhasil dalam mencapai tujuan belajar (Thursan,

2010:22).

Menurut Muhibbin Syah, kesulitan belajar ini bukan hanya terjadi

pada siswa yang berkemampuan rendah, melainkan juga terjadi pada

siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu, kesulitan belajar juga

dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata (normal)

disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya

kinerja akademik yang tidak sesuai dengan harapan (Muhibbin, 2017:

184).

Sedangkan menurut Lilik Sriyanti, hambatan belajar yang dapat

menjadi sumber kesulitan belajar yang bersumber dari dalam diri anak

anatara lain kurang minat belajar, kurang percaya diri, gangguan

panca indara, penyakit tertentu yang menghambat belajar, terlalu

banyak bekerja sehingga lelah dan kecerdasan yang rendah (Lilik,

2011: 128).

Pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa kesulitan

belajar adalah siswa yang mengalami hambatan dalam proses belajar

yang menyebabkan siswa tersebut mengalami tercapainya kinerja

akademik yang tidak sesuai dengan harapan. Kesulitan belajar juga

Page 30: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

14

dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata (normal), pada

siswa yang berkemampuan rendah, terjadi juga pada siswa yang

berkemampuan tinggi, yang bersumber dari dalam diri anak baik itu

faktor internal dan eksternal.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan garis besar penyusunan tugas

skripsi yang bertujuan untuk memudahkan para pembaca, sehingga secara

sepintas akan dapat menggambarkan isi skripsi. Dengan penelitian ini,

penulisan membuat sistematika sebagai berikut:

BAB I, PENDAHULUAN, meliputi latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan skripsi.

BAB II, KAJIAN TEORI, mencakup upaya guru PAI yang

meliputi: pengertian guru, fungsi dan tugas guru, syarat-syarat umum

seorang guru PAI dan kompetensi guru, selanjutnya dipaparkan teori

tentang kesulitan belajar yang meliputi: pengertian kesulitan belajar,

macam-macam kesulitan belajar, dan faktor penyebab kesulitan belajar.

BAB III, METODE PENELITIAN, bagian ini memuat tentang

metode dan langkah-langkah penelitian yang meliputi: pendekatan

penelitian, jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur

pengumpulan data, analisis data, pengecekan kebsahan data dan tahap-

tahap penelitian.

Page 31: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

15

BAB IV, PAPARAN DAN ANALISIS DATA, pada bab ini

membahas tentang gambaran umum SMP Negeri 6 Salatiga yang terdiri

dari sejarah berdiri, visi dan misi, keadaan geografis, keadaan guru, siswa

dan kariyawan, serta keadaan sarana dan prasarana; kemudian dipaparkan

penyebab kesulitan belajar siswa, upaya guru PAI mengatasi kesulitan

belajar siswa, serta faktor pendukung dan penghambat guru PAI mengatasi

kesulitan belajar siswa.

BAB V, PENUTUP, penutupan memuat kesimpulan, dan saran atau

rekomendasi yang diajukan.

Page 32: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Guru PAI

a. Pengertian Guru PAI

Guru adalah tenaga kependidikan yang berasal dari anggota

masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang

penyelenggaraan pendidikan. Dalam ajaran agama Islam guru adalah

orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik

dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif,

potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik. Guru yang berarti

orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan

pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar

mencapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam

memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah. Selain itu guru mampu

sebagai makhluk sosial dan makhluk individual yang mandiri

(Latifah, 2017: 21).

Dalam UU pasal 40 Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dinyatakan tentang hak-hak dan kewajiban

pendidik dan tenaga kependidikan sebagai berikut (Suparlan,

2006:59). Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:

1) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan

memadai

Page 33: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

17

2) Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja

3) Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas

hasil kekayaan intelektual; dan

4) Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas

pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:

1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,

kreatif, dinamis dan diologis;

2) Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan

mutu pendidikan ; dan

3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan

kedudukan sesuai dengan kepercayaan yng diberikan kepadanya.

b. Fungsi dan Tugas Guru PAI

Selain sebagai actor utama kesuksesan pendidikan yang

dicanangkan, ada beberapa fungsi dan tugas lain seorang guru, antara

lain:

1) Educator (Pendidik)

Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai

dengan materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai

seorang pendidik, ilmu adalah syarat utama. Memebaca, menulis,

berdiskusi, mengikuti informasi, dan responsive terhadap masalah

kekinian sangat menunjang peningkatan kualitas guru.

Page 34: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

18

2) Leader (Pemimpin)

Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa

menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju

tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang

pemimpin, guru harus terbuka, demokratis, dan menghindari cara-

cara kekerasan. Sebagai seorang pemimpin, guru juga harus padai

membaca potensi anak didiknya yang beragam dan mampu

menggunakan multi pendekatan dalam mengajar demi

menyesuaikan potensi dan spesifikasi yang beragam dari murid-

muridnya. Senantiasa memberikan teladan yang baik kepada

murid-muridnya.

3) Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk

menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Guru

sebagai fasilitator setidaknya memiliki tujuh sikap sebagai berikut:

a) Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya

atau kurang terbuka.

b) Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang

aspirasi dan perasaannya.

c) Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif, dan

kreatif, bahkan yang sulit sekalipun.

d) Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan

peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran.

Page 35: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

19

e) Dapat menerima komentar balik, baik yang bersifat positif

maupun negatif

4) Motivator

Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu

membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik

bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun

kelam masa lalunya, dan bagaimanapun berat tantangannya (Jamal,

2009:39).

Motivasai dapat muncul dalam diri seseorang apabila ada

stimulasi dari luar walaupun pada dasarnyamotivasi berasal dari

dalam diri, yang dapat dilihat dalam bentuk aktivitas. Di dalam

proses belajar, salah satu peran guru yang terpenting adalah

melakukan usaha-usaha dan menciptakan kondisi yang

mengarahkan anak didik melakuakn kegiatan membaca yang baik.

Guru perlu memperlihatkan sikap yang mampu mendorong anak

didik untuk aktif belajar secara sungguh-sungguh. Proses

pemeblajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi

dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi

belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru

dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga

terbentuk prilaku belajar siswa yang efektif (Kompri, 2015:241-

242). Berikut beberapa petunjuk umum bagi guru dalam rangka

meningkatkan motivasi belajar siswa:

Page 36: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

20

a) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai

Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah

mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa tentang tujuan

pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar

yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar

mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan

semakin kuat motivasi belajar siswa. oleh sebab itu, sebelum

proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan

terlebih dulu tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini, para

siswapun seyogyanya dapat dilibatkan untuk bersama-sama

merumuskan tujuan belajar beserta cara-cara untuk

mencapainya.

b) Membangkitkan minat siswa

Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka

memiliki minat untuk belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan

minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam

mengembangkan motivasi belajar. Beberapa cara dapat

dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa,

diantaranya:

1) Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan

kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh manakala ia

dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk

Page 37: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

21

kehidupannya. Dengan demikian guru perlu menjelaskan

keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa.

2) Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan

kemampuan siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk

dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman

siswa, akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang

terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat

menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal,

dan kegagalan itu dapat menumbunuh minat siswa untuk

belajar. Biasanya minat siswa akan tumbuh kalau ia

mendapatkan kesuksesan dalam belajar.

3) Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara

bervariasi misal diskusi, kerja kelompok, eksperimen,

demonstrasi, dan lain-lain.

c) Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar

Siswa hanya mungkin dapat belajar dengan baik manakala

ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas

dari rasa takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana

hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru

sekali-sekali dapat melakukan hal-hal yang lucu.

d) Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa

Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai.

Memberikan pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang

Page 38: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

22

dapat dilakuakn untuk memberikan penghargaan. Pujian tidak

selamanya harus dengan kata-kata, senyuman dan anggukan

yang wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang

meyakinkan.

e) Berikan penilaian

Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai

bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian

siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh

karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa

secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus

dilakukan secara objektif sesuai dengankemampuan siswa

masing-masing.

f) Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa

Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan

dengan memberikan komentar positif. Setelah siswa selesai

mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar

secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “bagus” atau

“teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang

positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

g) Ciptakan persaingan dan kerja sama

Persaingan yang sehat dapat memberikan pengaruh yang

baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui

persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-

Page 39: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

23

sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh sebab itu,

guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa

untuk bersaing baik antara kelompok maupaun antarindividu.

Namun demikian, diakui persaingan tidak selamanya

menguntungkan, terutama untuk siswa yang memang dirasakan

tidak mampu untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan

cooperative learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan

persaingan antarkelompok (Kompri, 2015:253-255).

c. Syarat-syarat Umum Seorang Guru PAI

Secara umum syarat profesionalisme guru sebagai pendidik

dalam Islam adalah:

1) Sehat Jasmani dan Rohani

Kesehatan jasmani kerap menjadi syarat bagi mereka yang

akan melamar menjadi guru. Jika guru mengidap penyakit menular

umpamanya, maka akan membahayakan kesehatan anak didiknya.

Disamping itu tentu saja guru yang berpenyakitan tidak akan

bergairah dalam mengajar. Dengan demikian, kesehatan badan

setidaknya akan sangat mempengaruhi semangat dalam bekerja

(mengajar).

2) Taqwa Keapada Allah SWT.

Seorang guru sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam,

tidak mungkin mendidik anak didik agar bertaqwa kepada Allah

jika ia sendiri tidak bertaqwa kepada Allah SWT. Taqwa adalah

Page 40: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

24

iman kepada Allah yang menumbuhkan karakter rendah hati dan

optimis. Bertaqwa adalah cinta kepada Allah, sedangkan cinta

akan menumbuhkan motivasi positif dan beraktivitas tinggi.

Sebab guru adalah teladan bagi anak didiknya, sejauhmana

seorang guru mampu memberi teladan yang baik kepada semua

anak didiknya, maka sejauh itu pula ia diperkirakan akan berhasil

mendidik mereka agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik

dan mulia.

3) Berlaku Adil

Adil adalah meletakan sesuatu pada tempatnya. Maksudnya

adalah tidak memihak antara yang satu dengan yang lainnya.

Dengan kata lain, bertindak atasa dasar kebenaran, bukan

mengikuti kehendak hawa nafsu.

4) Berwibawa

Kewibawaan berarti hak memerintah dan kekuasaan untuk

membuat kita patuh dan ditaati. Ada juga orang mengartikan

kewibawaan dengan sikap dan penampilan yang dapat

menimbulkan rasa segan dan rasa hormat. Sehingga dengan

kewibawaan tersebut, anak didik merasa memperoleh

pengayoman dan perlindungan.

Page 41: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

25

5) Ikhlas

Ikhlas artinya bersih, murni dan tidak tercampur dengan yang

lain. Sedangkan menurut istilah ikhlas adalah ketulusan hati

dalam melaksanakan suatu amal yang baik, yang semata-mata

karena Allah.

6) Mampu Merencanakan dan Melaksanakan Evaluasi Pendidikan

Perencanaan adalah sesuatu pekerjaan mental yang

memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat

kedepan. Dengan demikian, seorang guru harus mampu

merencanakan proses belajar mengajar dengan baik. sedangkan

evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai

pendidikan, sehingga dapat diketahui hasil-hasilnya. Program

evaluasi ini diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat

keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran,

menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik yang

berkaitan dengan materi, metode, fasilitas, maupun dengan

berbagai hal lainnya (Latifah, 2017: 25-29).

d. Kompetensi Guru

Menurut Lefrancois, kompetensi merupakan kapasitas untuk

melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar. Kompetensi

diartikan oleh Cowell sebagai keterampilan atau kemahiran yang

bersifat aktif. Maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi

merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi,

Page 42: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

26

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait

dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat

diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja

untuk menjalankan profesi tertentu (Jamal, 2009: 38).

Kompetensi guru akan mengantarkannya menjadi guru

profrsional yang diidampak anak didik. Secra sederhana, guru

professional adalah guru yang mengajar pada mata pelajaran yang

menjadi keahliannya, mempunyai semangat tinggi dalam

mengembangkannya, dan mampu menjadi pioneer perubahan di

tengah masyarakat. Mempunyai semangat tinggi dalam

mengembangkan ilmu akan melahirkan kreativitas dahsyat dalam

bidang yang digelutinnya. Disinilah, kompetensi kreatifitas akan

berkembang pesat. Ia akan menemukan cara baru, pendekatan baru,

dan hal-hal baru yang belum ada sebelumnya (Jamal, 2009: 40).

Kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 8

UU Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005, meliputi kompetensi

pedagogis, kommpetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi

(Jamal, 2009: 42).

1) Kompetensi Pedagogis

Kompetensi utama yang dimiliki guru agar pemeblajaran

yang dilakukan efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogis.

Kompetensi pedagogis dalam standar nasional pendidikan,

Page 43: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

27

penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (a) adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Jamal,

2009: 59).

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) tentang guru,

dikemukakan bahwa kompetensi pedagogis merupakan

kemampuan guru dalam pengelolalaan pembelajaran peserta didik

yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

b) Pemahaman terhadap peserta didik

c) Pengembangan kurikulum atau silabus

d) Perancangan pembelajaran

e) Pelaksanaan pembelajaran

f) Pemanfaatan hasil belajar

g) Evaluasi hasil belajar

h) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya (Jamal, 2009: 60).

Menurut sumber lain, kommpetensi pedagogis adalah

kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran

peserta didik. Selain itu, kemampuan pedagogis juga ditunjukkan

dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik.

Page 44: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

28

Menurut Permendiknas nomor 17 tahun 2007, kompetensi

pedagogis guru mata pelajaran terdiri atas 37 buah kompetensi

yang dirangkum dalam 10 kompetensi inti seperti disajikan

berikut:

a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual.

b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pemebelajaran

yang mendidik.

c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata

pelajaran yang diampu

d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan pembelajaran

f) Menfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan

peserta didik

h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil

belajar

i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran

j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas

pembelajaran (Jamal, 2009: 65).

Page 45: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

29

Guru adalah kunci keberhasilan pendidikan dan pengajaran.

Tanpa pengajaran yang baik, pendidikan tidak akan berhasil. Ada

banyak faktor yang turut menentukan pengajaran yang baik,

yaitu:

a) Silabus atau kurikulum yang baik

b) Sumber pengajaran yang tepat

c) Metode pengajaran baru

d) Alat bantu baru

e) Masa depan guru yang baik (Jamal, 2009: 66).

2) Kompetensi Kepribadian

Seorang guru dinilai tidak hanya dari aspek keilmuan saja,

tapi juga dari aspek kepribadian yang ditampilkannya. Mampukah

menarik anak didik dan memunculkan aura optimis dalam

menghadapi berbagai tantangan hidup, atau kepribadian yang

acuh tak acuh, pesimis, dan tidak mampu memancarkan aura

optimis. Di sinilah, pentingnya kompetensi kepribadian bagi guru

agar pembelajaran berjalan dengan baik. Seorang guru harus

memiliki kepribadian sehat yang akan mendorongnya mencapai

puncak prestasi. Kepribadian yang sehat dapat diartikan

kepribadian yang secara fisik dan psikis terbebas dari penyakit,

tetapi bisa juga diartikan sebagai individu yang secara psikis

selalu berusaha menjadi sehat (Jamal, 2009: 103-104).

Page 46: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

30

Mengacu kepada standar nasional pendidikan, kompetensi

kepribadian guru meliputi:

a) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil, yang

indikatornya bertindak sesuai dengan norma hukum, norma

sosial. Bangga sebagai pendidik, dan memiliki konsistensi

dalam bertindak sesuai dengan norma.

b) Memiliki kepribadian yang dewasa, dengan cirri-ciri,

menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik

yang memiliki etos kerja.

c) Memiliki kepribadian yang arif, yang ditunjukan dengan

tindakan yang bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan

masyarakat serta menunjukan keterbukaan dalam berpikir dan

bertindak.

d) Memiliki kepribadian yang berwibawa, yaitu perilaku yang

berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki

prilaku yang disegani.

e) Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan, dengan

menampilkan tindakan yang sesuai dengan norma religius

(iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki

prilaku yang diteladani peserta didik (Jamal, 2009: 116).

3) Kompetensi Sosial

Guru di mata masyarakat pada umumnya dan para peserta

didik merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri

Page 47: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

31

teladan dalam kehidupannya sehari-hari. Guru merupakan tokoh

dan tipe makhluk yang diberi tugas dan beban membina dan

membimbing masyarakat ke arah norma yang berlaku. Hal ini

menjelaskan, bahwa kompetensi sosial guru merupakan

kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan

tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Kompetensi

sosial, merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari

masyarakat, sekurang-kurangnya meliputi:

a) Berkomunikasi lisan, tulisan, dan isyarat

b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional.

c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

orang tua atau wali dari peserta didik

d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan

mengindahkan norma serta system nilai yang berlaku.

e) Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan dan semangat

kebersamaan (Jamal, 2009: 44).

4) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam mencangkup penguasaan

materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi

keilmuannya secara filosofis. Kompetensi ini juga disebut dengan

Page 48: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

32

penguasaan sumber ajar atau sering disebut dengan bidang studi

keahlian. Kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang

ilmu teknologi dan seni sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:

a) Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan kelompok

mata pelajaran yang diampunya.

b) Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau

seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau

koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran,

dan kelompok mata pelajaran (Jamal, 2009: 45).

2. Pembelajaran PAI

Pembelajaran menurut Sugiono dan Hariyanto, didefinisikan

sebagai sebuah kegiatan guru mengajar atau membimbing siswa

menuju proses pendewasaan diri. Pengertian tersebut menekankan pada

proses mendewasakan yang artinya mengajar dalam bentuk

penyampaian materi tidak serta-merta menyampaikan materi, tetapi

lebih pada bagaimana menyampaiakan dan mengambil nilai-nilai dari

materi yang diajarkan agar dengan bimbingan pendidik bermanfaat

untuk mendewasakan siswa (Irham dan Novan, 2017:131).

Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya yang

dilakukan oleh seorang dewasa kepada anak didik untuk

mempersiapkan kehidupan yang lebih baik. (Sudarto, 2018:41).

Penidikan Islam adalah proses mengarahkan manusia kepada kehidupan

Page 49: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

33

yang baik dan mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan

kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajar atau pengaruh dari luar

(Tohirin, 2008:9).

GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama

Islam adalah usaha sadar untukm menyiapkan siswa dalam meyakini,

memahami dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan

untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat

beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

Usaha pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah diharapkan

mampu membentuk kesalehan pribadi dan sekaligus kesalehan sosial,

sehingga pendidikan agama diharapkan jangan sampai menumbuhkan

semangat fanatisme, menumbuhkan sikap intoleran di kalangan peserta

didik dan masyarakat, menumbuhkan sikap lemah kerukunan hidup

beragama serta persatuan dan kesatuan nasional. Ujung akhirnya, tentu

bagaimana pendidikan agama Islam diharapkan mampu menciptakan

ukhuwah Islamiyah (Masduki, 2016: 62).

Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan

dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan

pengetahuam, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta

didik tentang agama Islam sehingga menjadi menusia muslim yang

terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan

bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

Page 50: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

34

lebih tinggi (Abdul, 2014:16). Pendidikan agama Islam untuk sekolah

berfungsi sebagai berikut:

a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

peserta didik kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam

lingkup keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban

menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang

tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk

menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui

bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan

ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai

dengan tingkat perkembangannya.

b) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

c) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

e) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan

Page 51: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

35

dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia

Indonesia seutuhnya.

f) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum

(alam nyata dan nirnyata), system dan fungsionalnya.

g) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat

berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk

dirinya sendiri dan bagi orang lain (Abdul, 2014:15-16).

Proses pembelajaran berlangsung melalui interaksi antara guru

dan peserta didik dalam situasi pengajaran yang edukatif. Melalui

proses pembelajaran, siswa akan berkembang kearah pembentukan

manusia. Supaya pembelajaran berlangsung efektif, guru harus mampu

mewujudkan proses pembelajaran dalam suasana kondusif. Proses

pemebelajaran yang efektif dapat terwujud melalui kegiatan yang

memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

a) Berpusat pada siswa, dalam keseluruhan kegiatan proses

pembelajaran, siswa merupakan subjek utama. Oleh karena itu,

dalam proses ini, hendaknya siswa menjadi perhatiaan utama dari

para guru. Semua bentuk aktivitas hendaknya diarahkan untuk

membantu perkembangan siswa. keberhasilan proses pembelajaran,

terletak dalam perwujudan diri siswa sebagai pribadi mandiri,

pelajaran efektif, dan pekerja produktif.

Page 52: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

36

b) Interaksi edukatif antara guru dengan siswa, dalam proses

pembelajaran, hendaknya terjalin hubungan yang bersifat edukatif.

Guru tidak hanya sekedar menyampaikan bahan yang harus

dipelajari, tetapi sebagai figure yang dapat merangsang

perkembangan pribadi siswa. interaksi antara guru dengan siswa

hendaknya berdasarkan pada sentuhan-sentuhan psikoogi, yaitu

adanya saling memahami antara guru dengan siswa. rasa percaya diri

dapat ditumbuhkan dalam suasana seperti itu.

c) Suasana demokratis, dalam kelas akan banyak memberikan

kesempatan pada siswa untuk berlatih mewujudkan dan

mengembangkan hak dan kewajibannya. Suasana demokratis dapat

dikembangakana dalam proses pembelajaran melalui hubungan guru

dengan siswa. dalam suasana demokratis, semua pihak memperoleh

penghargaan sesuai dengan potensi dan prestasinya sehingga dapat

memupuk rasa percaya diri, dan pada gilirannya dapat berinovasi

dan berkreasi sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

d) Variasi metode mengajar, dengan metode mengajar yang bervariasi,

berarti guru tidak mengajar dengan satu metode saja, tetapi berganti-

ganti sesuai dengan tujuan, bahan, situasi dan lain-lain. Dengan

metode yang bervariasi akan menimbulkan rasa senang pada siswa,

tidak cepat bosan atau jenuh. Siswa pun akan bersemangat untuk

belajar, sehingga memungkinkan memperoleh hasil pembelajaran

yang lebih baik.

Page 53: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

37

e) Lingkungan yang kondusif, keberhasilan proses pembelajaran,

sangat ditentukan oleh faktor lingkungan. Upaya menciptakan

lingkungan yang kondusif bagi tercapainya pembelajaran dan

pengajaran sangat penting. Lingkungan yang kondusif adalah

lingkungan yang dapat menunjang bagi proses pembelajaran secara

efektif. Situasi dan kondisi sekolah memberikan arti baik kepada

siswa. Situasi dan kondisi sekolah yang tenang dan jauh dari

keramaian akan lebih baik dari pada sekolah yang dekat dengan

keramaian, hiruk pikuk, dan lain sebagainya (Baharuddin,

2016:213).

f) Sarana belajar yang menunjang. Proses pembelajaran berlangsung

secara efektif apabila ditunjang oleh sarana yang baik. sarana belajar

yang secara langsung terkait dengan proses pembelajaran adalah alat

bantu mengajar. Selain itu ada sarana lain, seperti laboratorium, aula,

lapangan olah raga, dan perpustakaan. Mengingat banyaknya alat

bantu mengajar, maka guru harus memilih jenis alat mana yang

benar-benar sesuai dan menunjang kegiatan pengajaran. Untuk

menentukan alat mana yang sesuai dan menunjang kegiatan

pembelajaran, mestilah melihat tujuan, bahan, metode, dan situasi

pengajaran (Tohirin, 2008:177).

Page 54: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

38

3. Kesulitan Belajar

a. Pengertian Kesulitan Belajar

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas

dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Selain itu,

kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya

misbehavior seperti kesukaan sering tidak maasuk sekolah, dan sering

bolos. Oleh karena kesulitan belajar siswa biasanya terkait dengan

banyak faktor, maka alternatif solusinya pun biasanya akan

melibatkan banyak komponen, artinya komponen guru saja belum

memungkinkan untuk memberikan solusi secara tuntas.

Oleh karena itu, sangat bijaksana apabila guru termasuk guru

agama atau guru-guru pendidikan agama Islam, dalam membirakn

solusi terhadap kesulitan belajar siswa selalu berkoordinasi dengan

berbagai pihak terkait. Guru termasuk guru pendidikan agama Islam

terlebih dahulu melihat jenis kesulitan belajar siswa, lalu menentukan

pihak mana yang memungkinkan bisa dilibatkan, baru mengambil

langkah penyelesaiannya. Dengan perkataan lain, dalam

menyelesaikan kesulitan belajar siswa, melalui proses yang tidak

boleh dianggap sederhana (Tohirin, 2008:147).

b. Macam-macam Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas,

diantaranya sebagai berikut:

Page 55: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

39

1) Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana

proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons

yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan

belajar, potensi dasar tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya

terganggu atau terhambat oleh adanya respon-respon yang

bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah

dari potensi yang dimilikinya. Contoh: siswa yang sudah terbiasa

dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya,

mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang

menuntut gerakan lemah-gemulai.

2) Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar

yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun

sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukan adanya sub

normalitas mental, gangguan alat indar, atau gangguan psikologis

lainnya. Contoh: siswa yang memiliki postur tubuh yang tinggi

atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena

tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat

menguasai permainan volley dengan baik.

3) Underachiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya

memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas

normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.

4) Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam

proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama

Page 56: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

40

dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi

intelektual yang sama.

5) Learning Diasbilities atau ketidak mampuan belajar mengacu

pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari

belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya

(Ardhi, 2016 :3-4).

6) Tidak mempunyai motivasi belajar, yaitu anak yang menunjukkan

kurang semangat belajar, mudah putus asa, tidak bergairah

sekolah, tidak mempunyai tujuan studi, serta menunjukan usaha

belajar yang terlalu rendah (Lilik, 2011: 128).

7) Sangat cepat dalam belajar, anak yang berinteligensi tinggi atau

anak cerdas adalah anak yang daya tangkapnya cepat. Anak

berinteligensi cerdas dengan skor IQ antara 120-130 pada

umumnya daya serapnya tinggi. Anak golongan ini bukan bebas

dari masalah, dalam banyak kasus anak yang sangat cerdas justru

menimbulkan kesulitan baik bagi guru maupun orang tua, karena

anak cenderung melampaui kemampuan guru dan orang tuanya.

Dengan yang berdaya serap tinggi pada umumnya dapat

menangkap pelajaran dalam waktu yang singkat, dengan sedikit

penjelasan. Anak sangat cerdas bisa dihantui kebosanan

mengikuti pelajaran yang baginya dianggap kurang menantang

(Lilik, 2011: 128).

Page 57: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

41

8) Penempatan kelas, penempatan kelas yang tidak tepat dapat

menjadi sumber terjadinya kesulitan belajar. Siswa sebaiknya

menempati kelas, sekolah, kelompok belajar yang sesuai dengan

bakat-minatnya, sesuai dengan kelompok umunya. Siswa yang

berbakat di bidang ilmu-ilmu sosial kemudian ditempatkan pada

jurusan IPA bisa mengalami kesulitan karena kesalahan dalam

penempatan kelas. Demikian juga anak yang berminat diaspek

tehnik dan berkeinginan sekolah di SMK (STM) tetapi dipaksa

sekolah di SMA, maka potensinya menjadi tidak optimal (Lilik,

2011: 128).

9) Kebiasaan belajar yang tidak baik, kesulitan belajar bisa timbul

pada anak yang mempunyai kebiasaan belajar yang tidak baik,

seperti menunda belajar. Belajar hanya bila aka nada ujian,

mempunyai kebiasaan menyontek atau meminjam pekerjaan

teman (Lilik, 2011: 129).

c. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan

menjadi dua golongan yaitu sebagai berikut:

1) Faktor Intern

(a) Fisiologi

(1) Karena Sakit

Seseorang yang sakit akan mengalami kelemahan

fisiknya, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah.

Page 58: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

42

Akibatnya rangsanagan yang diterima melalui indranya

tidak dapat diteruskan ke otak. Sehingga ia tidak dapat

masuk sekolah untuk beberapa hari, yang mengakibatkan

ia tertinggal jauh dalam pelajarannya.

(2) Sebab Cacat Tubuh

Bagi orang-orang yang mengalami cacat tubuh seperti

buta, tuli, gangguan psikomotorik, bisu dan lain

sebagainya, apabila tidak mendapatkan placement dan

perhatian guru, pasti akan mengalami kesulitan belajar.

Sebab mereka tidak dapat memproses rangsangan dari

guru atau teman-temannya karena alat indra mereka

kurang berfungsi.

(b) Psikologi

(1) Inteligensi

Mereka yang mempunyai IQ kurang dari 90

tergolong lemah, akan mengalami kesulitan belajar.

Dalam hal ini, mereka dapat dibagi menjadi 3 golongan

yaitu golongan Debil, golongan ini walaupun umurnya

telah memasuki 25 tahun, kecerdasan mereka setingkat

dengan anak normal umur 12 tahun. Golongan Embisil,

golongan ini hanya mampu mencapai tingkat anak

normal umur 7 tahun. Golongan Ediot, golongan ini

kecakapannya menyamai anak normal umur 3 tahun,

Page 59: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

43

anak yang tergolong leemah mental ini sangat terbatas

kecakapannya. Jika mereka dihadapkan dengan

persoalan yang melebihi potensinya jelas ia tak mampu

dan banyak mengalami kesulitan.

Selain itu, lupa dapat terjadi karena materi pelajaran

yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau

dihafalkan siswa. menurut asumsi sebagaian ahli, materi

yang diperlakukan demikian dengan sendirinya akan

masuk kealam bawah sadar atau mungkin juga

bercampur aduk dengan materi pelajaran baru

(Muhibbin, 2017:172).

(2) Bakat

Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang

dibawa sejak lahir. Setiap individu memiliki bakat yang

berbeda-beda. Seseorang yang berbakat music mungkin

dibidang lain ketinggalan. Seseorang yang berbakat di

bidang teknik tetapi dibidang olah raga lemah. Jadi,

seseorang akan mudah mempelajari yang sesuai dengan

bakatnya. Apabila seseorang anak harus mempelajari

bahan yang lain dari bakatnya akan cepat bosan, mudah

putus asa serta tidak senang.

Seseorang akan mudah mempelajari yang sesuai

dengan bakatnya. Apabila seorang anak harus

Page 60: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

44

mempelajarai bahan yang lain dari bakatnya ia akan

cepat bosan, mudah putus asa, dan tidak senang

(Makmun, 2017:259).

(3) Minat

Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu

pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang

tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan

bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai

dengan kecakapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus

anak banyak menimbulkan problem pada dirinya. Karena

itu pelajaran pun tidak pernah terjadi proses dalam otak,

akibatnya timbul kesulitan.

(4) Motivasi

Mereka yang memiliki motivasi lemah, tampak acuh

tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju

pada pelajarannya, sering meninggalkan pelajaran yang

akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.

Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi

menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan

belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam

mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya

akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seseorang

yang besar motivasinya akan gigih tidak mau menyerah,

Page 61: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

45

giat membaca buku-buku untuk meningkatkan

prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya

mereka yang motivasinya lemah, nampak acuh tak acuh,

mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada

pelajaran, akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar

(Makmun, 2017:260-261).

(5) Tipe-tipe Khusus Seorang Pelajar

Seorang yang bertipe visual, akan cepat mempelajari

bahan-bahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik,

dan gambar. Sebaliknya akan sulit apabila dihadapkan

dengan bahan-bahan dalam bentuk suara atau gerak.

Anak yang bertipe auditif, mudah mempelajari bahan

yang disajikan dalam bentuk suara (ceramah), begitu

guru menjelaskan ia akan cepat menangkap bahan, serta

kata dari teman (diskusi) atau suara radio ia akan mudah

untuk menangkapnya. Pembelajaran yang disajikan

dalam bentuk tulisan, perabaan, gerakan-gerakan ia akan

mengalami kesulitan. Individu yang bertipe motorik,

mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan, gerakan-

gerakan dan sulit mempelajari bahan berupa suara dan

penglihatan.

Cara belajar anak didik yang hanya

menggantungkan diri dari hasil pelajaran yang diberikan

Page 62: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

46

oleh guru di sekolah, tentu saja hasilnya kurang

memuaskan. Apaliagi, jika sepulang sekolah, anak tidak

mau belajar, maka hal ini tidak akan mendukung

terhadap keberhasilan pendidikan yang ditempuhnya.

Kebiasaan malas merupakan problem yang perlu diatasi

oleh orang tua terhadap kegiatan belajar anak didik di

rumah serta kegiatan lain yang dapat mendukung

keberhasilan dalam meraih prestasi belajarnya

(Baharuddin, 2016:204). TV, HP, buku-buku komik dan

lain sebagainya, hal ini akan menghambat belajar apabila

anak terlalu banyak waktu yang dipergunakan untuk itu,

hingga lupa akan tugasnya belajar (Ahmadi dan

Supriyono, 2004:78).

2) Faktor Ekstern

(a) Faktor Keluarga

(1) Orang Tua

Orang tua yang tidak atau kurang memperhatikan

pendidikan anak-anakanya, mungkin acuh tak acuh, tidak

memperhatikan kemajuan belajar anak-anaknya, akan

menjadi penyebab kesulitan belajar. Orang tua yang

bersikap kejam atau otoriter, akan menimbulkan mental

yang tidak sehat bagi anak serta akan berakibat anak

tidak dapat merasa tentram atau tidak sengan dirumah.

Page 63: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

47

Begitu juga dengan sebaliknya, jika orang tua lemah,

suka memanjakan anak yang berakibat anak tidak

mempunyai kemampuan dan kemauan atau malas

berusaha maupun malas menyelesaikan tugas-tugas

sekolah, sehingga prestasinya menurun.

Orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-

anaknya. Segala yang diperbuat orang tua tanpa disadari

akan ditiru oleh anak-anaknya. Karena sikap orang tua

yang bermalas-malasan tidak baik, hendaknya dibuang

jauh-jauh. Demikian juga belajar memerlukan bimbingan

dari orang tua agar sikap dewasa dan tanggung jawab

belajar tumbuh pada diri anak. Orang tua yang sibuk

bekerja, sibuk berorganisasi, berarti anak tidak

mendapatkan pengawasan dari orang tua, sehingga

memungkinkan akan banyak mengalami kesulitan belajar

(Makmun, 2017:266).

(2) Suasana Rumah

Suasana keluarga yang ramai atau gaduh, tidak

memungkinkan anak belajar dengan baik. anak akan

terganggu konsetrasinya, sehingga sukar untuk belajar.

Begitu juga dengan suasana rumah yang tegang, selalu

banyak cekcok diantara anggota keluarga selalu ditimpa

kesedihan, yang berakibat anak tidak tahan dirumah dan

Page 64: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

48

lebih suka untuk pergi kesana-kemari, sehingga tidak

mustahil kalau prestasi belajar menurun. Untuk itu,

hendaknya suasana di rumah selalu dibuat

menyenangkan, tentram, damai dan harmonis, agar anak

betah tinggal dirumah, sehingga akan menguntungkan

bagi kemajuan belajar anak.

(3) Keadaan Ekonomi Keluarga

Faktor biaya merupakan faktor yang sangat penting

karena belajar dan kelangsungannya sangat memerlukan

biaya. Misalnya untuk membeli alat-alat untuk sekolah

dan biaya-biaya lainnya. Maka keluarga miskin akan

merasa berat untuk mengeluarkan biaya yang bermacam-

macam untuk menyekolahkan anaknya. Selain itu,

keluarga miskin juga tidak dapat menyediakan tempat

untuk belajar yang memadai, dimana tempat belajar

tersebut merupakan salah satu sarana terlaksananya

belajar secara efisien dan efektif. Namun sebaliknya, jika

keluarga kaya, mereka akan menjadi enggan untuk

belajar karena terlalu banyak untuk bersenang-senang

serta dimanja oleh kedua orang tuanya.

Page 65: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

49

(b) Faktor Sekolah

(1) Guru

Guru dapat menjadi sebab kesulitan belajar anak

apabila guru tidak jelas dalam menerangkan materi

kepada peserta didik, hubungan guru dengan peserta

didik yang kurang baik, seperti kasar, suka marah-marah,

suka mengejek, tidak pernah tersenyum dan masih

banyak lainnya.

Metode mengajar guru yang dapat menimbulkan

kesulitan belajar yaitu, metode belajar yang

menyebabkan murid pasif, sehingga anak tidak ada

aktivitas. Kemudian metode mengajar tidak menarik,

kemungkinan materinya tinggi atau tidak menguasai

bahan. Selain itu, guru hanya menggunakan satu metode

saja dan tidak bervariasi. Hal ini menjunjukan metode

guru yang sempit, tidak mempunyai kecakapan diskusi,

tanya jawab, eksperimen, sehingga menimbulkan

aktivitas murid dan suasana menjadi hidup (Makmun,

2017:270).

(2) Alat-alat Pembelajaran

Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat

penyajian pelajaran yang tidak baik. terutama pelajaran

yang bersifat praktikum, kurangnya alat laboratorium

Page 66: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

50

akan banyak menimbulkan kesulitan dalam belajar.

Tiadanya alat-alat yang mendukung, akan membuat guru

cenderung menggunakan metode ceramah.

(c) Faktor Media dan Lingkungan Sosial

Faktor media meliputi televisi, surat kabar, internet,

buku-buku komik, bioskop, yang ada di sekeliling kita. Hal-

hal itu akan menjadi penghambat belajar apabila anak banyak

waktu yang dipergunakan untuk itu, hingga lupa tugasnya

sekolah. Teman bergaul juga memiliki pengaruh yang besar.

Jika anak bergaul dengan mereka yang tidak sekolah, maka ia

juga akan mengalami malas belajar. Selain itu lingkungan

tetangga juga mempengaruhi anak, misal lingkungannya suka

bermain judi maka anak tidak suka untuk belajar, namun

sebaliknya jika lingkungan tetangganya dari pelajar,

mahasiswa, dosen dan lain sebagainya, maka akan

mendorong semangat belajar anak (Makmun, 2017:273).

d. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar

Apabila dijumpai dalam kegiatan belajar mengajar kesulitan

belajar siswa dalam menerima pelajaran, maka perlu diadakan suatu

program perbaikan demi peningkatan prestasi belajar siswa sehingga

dalam pelajarannya mereka tidak jauh ketinggalan dari pada teman-

temannya (Baharuddin, 2016:215). Langkah-langkah yang perlu

ditempuh dalam rangka mengatasi kesulitan belajar siswa, dapat

Page 67: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

51

dilakukan melalui enam tahap. Berikut penjelasan enam tahap

tersebut:

1) Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuann untuk memahami anak secara

mendalam, kekuatan beserta kelemahannya yang menjadi peluang

pemicu kesulitan belajar. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam hal antara lain sebagai berikut:

(a) Interviu atau wawancara, baik wawancara terhadap anak

sendiri, wawanara terhadap guru, sahabat dekat, orang tua atau

family yang mengetahui banyak tentang anak

(b) Observasi atau pengamatan, dilakukan untuk melihat perilaku

keseharian anak, baik dalam pergaulan ataupun dalam aktivitas

belajar di kelas

(c) Dokumentasi, dilakukan dengan mempelajari dokumen tentang

anak, seperti data diri, hasil tes IQ, hasil kemajuan belajar dari

waktu ke waktu serta data lain

(d) Kunjungan rumah, dilakukan dengan mengunjungi rumah anak

agar menegtahui secara jelas kondisi keluarga serta kebiasaan

anak di rumah. Juga bermanfaat membangun hubungan lebih

dekat dengan orang tua

(e) Case study atau studi kasus, dilakukan dengan menemukan

letak kesulitan belajar melalui serangkaian langkah yang

lengkap dengan berbagai alat pengumpulan data sehingga

Page 68: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

52

pemahaman terhadap kasus anak lebih komperhensip dan

mendalam

(f) Meneliti pekerjaan anak, untuk membandingkan hasil kerjanya

dengan kemampuan anak sebenarnya

(g) Melaksanakan tes, baik tes IQ maupun tes prestasi bertujuan

menemukan potensi anak serta kelemahan yang dimiliki, atau

kekurangan yang dialami

Dalam pelaksanaannya, semua metode itu tidak mesti

digunakan bersama-sama, tetapi tergantung pada masalahnya,

kompleks atau tidak. semakin rumit masalahnya, maka semakin

banyak kemungkinan metode yang dapat digunakan (Lilik, :139).

2) Pengelolaan Data

Data yang telah terkumpul tidak aka nada artinya jika tidak diolah

secara cermat. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar anak didik

jelas tidak dapat diketahui, karena data yang terkumpul itu masih

mentah, belum dianalisis dengan seksama. Langkah-langkah yang

dapat ditempuh dalam rangka pengolahan data adalah sebagai berikut:

(a) Identifikasi kasus

(b) Membandingkan antarkasus

(c) Membandingkan dengan hasil tes

(d) Menarik kesimpulan

Page 69: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

53

3) Diagnosis Data

Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari

pengolahan data. Tentu saja keputusan yang diambil itu setelah

dilakukan analisis terhadap data yang diolah itu. Diagnosis dapat

berupa hal-hal sebagai berikut:

(a) Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak didik yaitu berat

dan ringannya tingkat kesulitan yang dirasakan anak didik

(b) Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber

penyebab kesulitan belajar anak didik

(c) Keputusan mengenai faktor utama yang menjadi sumber

penyebab kesulitan belajar anak didik

Karena diagnosis adalah penentuan jenis penyakit dengan

meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya atau proses pemeriksaan

terhadap hal yang dipandang tidak beres, maka agar akurasi keputusan

yang diambil tidak keliru tentu saja diperlukan kecermatan dan

ketelitian yang tinggi (Lilik, :140).

4) Prognosis

Keputusan yang diambil berdasarkan hasil diagnosis menjadi

dasar pijakan dalam kegiatan prognosis. Dalam prognosis dilakukan

kegiatan penyusunan program dan penetapan mengenai bantuan yang

harus diberikan kepada anak untuk membantunya keluar dari kesulitan

belajar (Lilik, :141).

Page 70: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

54

5) Treatment

Treatment adalah perlakuan. Perlakuan disini dimaksudkan

adalah pemberian bantuan kepada anak didik yang mengalami

kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap

prognosis. Bentuk treatment yang mungkin dapat diberikan adalah:

(a) Melalui bimbingan belajar individual

(b) Melalui bimbingan belajar kelompok

(c) Melalui remedial teaching atau reteaching untuk mata pelajaran

tertentu

(d) Tutor sebaya atau tutor serumah

(e) Pemberian bimbingan mengenai cara belajar yang baik secara

umum

(f) Pemberian bimbingan mengenai cara belajar yang baik sesuai

dengan karakteristik setiap mata pelajaran (Lilik, :141).

6) Evaluasi

Evaluasi di sisni dimaksudkan untuk mengetahui apakah

treatment yang telah diberikan berhasil dengan baik (Lilik, :141).

B. Kajian Pustaka

Penelitian ini juga mengacu kepada skripsi yang sudah ada ataupun

yang sudah terkait dengan judul yang saya gunakan. Dalam penelitian ini

saya mengacu kepada skripsi yang sudah diselesaikan untuk menambah

pengetahuan saya tentang sistematika yang akan disusun dan yang akan

dibahas dalam skripsi saya.

Page 71: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

55

Dalam penelitian yang saya lakukan, menggunakan penelitian

lapangan atau kualitatif berupa gambaran yang ada di lapangan dan

menggunakan penelitian yang relevan untuk data yang authentic serta

menggunakan penelitian yang relevan dengan skripsiyang sudah ada

sebagai acuan pengerjaan.

1. Muhammad Mubin dalam skripsi yang berjudul: “Upaya Guru

Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-

Qur‟an (Studi Kasus di SMK Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran

2015/2016)”. Temuan penelitian menunjukan bahwa upaya yang

dilakukan oleh guru PAI dalam mengatasi kesulitan membaca Al-

Qur‟an siswa di SMK Saraswati ini, yaitu melalui metode Halaqoh

atau membuat lingkaran bersama yang akan membantu siswa untuk

belajar mengingat huruf, mengenali dan menghafalkan huruf Al-

Qur‟an. Selain itu, problematika yang dialami siswa beragam, mulai

dari waktu yang tidak tersedia, suasana hati yang buruk, ajakan teman

untuk bermain serta orang tua siswa yang kurang mementingkan

pendidikan agama siswa. Sehingga, seorang guru terutama guru

pendidikan agama harus memiliki upaya agar siswa mau atau

berminat dengan pendidikan agama terutama dalam membaca Al-

Qur‟an.

2. Nila Intan Nita dalam skripsi yang berjudul: “Problematika

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Saraswati Salatiga

Tahun Pelajaran 2017/2018”. Temuan penelitian menunjukan bahwa

Page 72: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

56

problem yang dihadapi dalam pengajaran bidang studi pendidikan

agama Islam di SMK Saraswati yaitu siswa banyak yang belum bisa

membaca Al-Qur‟an dengan baik sehingga kemampuan siswa dalam

memahami pendidikan agama Islam kurang, waktu pembelajaran

pendidikan agama Islam dirasa kurang karena materi yang

disampaikan banyak, dan guru yang susah dalam mengkondisikan

siswa dalam pembelajaran. Dalam mengatasi hal tersebut, SMK

Saraswati mengadakan kegiatan ekstrakurikuler BTQ, memberi

motivasi kepada siswa agar memiliki minat dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam, serta upaya guru dalam mengkondisikan

kelas dengan memberikan media pembelajaran disetiap pembelajaran

berlangsung.

Dalam penelitian yang relevan ini, saya sebagai peneliti mencari

sumber sebagai acuan untuk skripsi saya agar mempunyai perbandingan

antara skripsi yang sudah ada seperti yang ada di atas, perbedaan dengan

skripsi yang sudah jadi di atas dengan apa yang saya teliti sekarang tentang

objek dan tujuan yang berbeda.

Upaya guru di sini terletak perbedaan yang mencolok, seperti apa

yang saya teliti, tentang upaya guru PAI (Pendidikan Agama Islam), untuk

mengatasi kesulitan belajar siswa pada pembelajaran pendidikan agama

islam di SMP Negeri 6 Salatiga, metode atau cara yang dilakukan juga

berbeda dengan apa yang di teliti di atas.

Page 73: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

57

Dalam penelitian yang relevan ini kita bisa mengacu skripsi yang

sudah dibuat oleh orang lain sebagai acuan kita untuk membuat skripsi,

dalam hal ini banyak perbedaan pokok masalah dalam setiap judul yang

dijadikan penelitian yang relevan, seperti halnya yang di atas dengan judul

yang saya teliti tentu berbeda, dari letak geografis sumber data, tujuan

skripsi dan tujuan masalah yang akan dituju juga berbeda.

Walaupun terdapat perbedaan diantara judul di atas, tetapi masih ada

kemiripan yaitu tentang upaya guru dalam menghadapi masalah atau

kesulitan yang dihadapi oleh siswa di sekolah. Guru dituntut untuk

menyelesaikan atau memberi pemecahan masalah siswa untuk memberi

motivasi terhadap perkembangan mereka kedepannya. Dalam menghadapi

kesulitan-kesulitan siswa diharapkan guru mampu untuk mendorong

siswanya untuk tetap mengikuti saran atau arahan yang diberikan oleh

guru.

Seperti halnya penelitian yang relevan di atas guru memberikan

solusi terhadap siswa untuk mengikuti arahan dari guru apa yang menjadi

kesulitan siswa diurai dan diselesaikan bersama dengan panduan guru

bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan atau kesulitan yang dihadapi

siswa.

Page 74: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

58

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini saya meniti beratkan pada “Upaya Guru

Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa

pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP Negeri 6

Salatiga Tahun Ajaran 2018/2019”, dengan menggunakan jenis

pendekatan kualitatif.Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field

research), yaitu penelitian pengumpulan data yang dilakukan di

lapangan.Menurut Milles dan Michael, penelitian kualitatif akan

mendapatkan data kualitatif yang sangat menarik, memiliki sumber dan

deskripsi yang luas dan berlandasan kokoh, serta memuat penjelasan

tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Penelitian

dapat memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab akibat

dalam lingkup pikiran orang-orang setempat, dan memperoleh penjelasan

yang banyak dan bermanfaat, serta dapat memperoleh penemuan-

penemuan yang tidak terduga sebelumnya untuk membentuk kerangka

teoritis (Maslikhah, 2017: 319).

Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data dan statusnya diketahui

oleh subjek (guru PAI kelas VIII) atau informasi di lokasi penelitian yaitu

SMP Negeri 6 Salatiga. Namun objek (Siswa) yang sedang diteliti tidak

mengetahui maksud penelitian ini sehingga tidak ada kesan rekayasa,

justru akan menghasilkan data yang alami dan apa adanya untuk

Page 75: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

59

mendapatkan hasil yang valid sesuai dengan kondisi yang terjadi di SMP

Negeri 6 Salatiga.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Negeri 6 Salatiga, Jl. Tegalrejo Raya kelurahan Tegalrejo

kecamatan Argomulya kota Salatiga. Membutuhkan waktu kurang lebih 2

bulan.

C. Sumber Data

Data merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari penelitian

kualitatif, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata

dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-

lain (Moleon, 2009;157). Data dalam penelitian ini adalah subjek darimana

diperoleh informasi. Subjek dalam penelitian adalah informasi-informasi

yang diharapkan dapat memberikan informasi yang terkait dengan pokok-

pokok masalah yang akan dicarikan jawabannya. Sumber data yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang bersumber dari orang pertama

atau informan yang mengetahui secara jelas dan rinci tentang

permasalahan yang sedang diteliti. Bentuk data dari penelitian ini

yaitu, kata-kata yang diambil dari para informan atau responden pada

waktu mereka diwawancarai. Adapun yang termasuk data primer

dalam penelitian ini adalah hasil wawancara denganguru PAI kelas

Page 76: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

60

VIII, guru PAI kelas VII, guru BK kelas VIII dan sebagian siswa kelas

VIII G di SMP Negeri 6 Salatiga untuk memberikan keterangan yang

relevan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

peneiliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data yang berbentuk

tulisan diperoleh saat berada di SMP Negeri 6 Salatiga, catatan

tersebut diperoleh dengan cara observasi dan dokumentasi.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu

pengamatan, wawancara, penelaahan dokumen (Moleon, 2009; 9). Agar

sebuah kajian ilmiah dapat disajikan secara sistematis, maka langkah

pertama yang perlu dilakukan adalah penentuan seperangkat metode. Hal

ini dimaksudkan agar sebuh metode penelitian rasional dan terarah maka

peneliti menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang tersebut di

bawah ini:

1. Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku

dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara

langsung. Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara

langsung keadaan di lapangan agar penelitian memperoleh gambaran

yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti (Basrowi dan

Page 77: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

61

Suwardi, 2008:93). Metode ini digunakan sebagai pengumpulan data

untuk mengamati dan mencatat fenomena sosial keagamaan (perilaku,

kejadian-kejadian, keadaan, benda dan symbol-simbol tertentu)

selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang

diobservasi dengan mencatat, merekam, memotret fenomena tersebut

guna mengetahui upaya guru pendidikan agama Islam dalam

mengatasi kesulitan belajar siswa selama pembelajaran PAI

berlangsung di kelas. Observasi saya gunakan untuk mendapatkan

data melalui pengamatan selama pembelajaran PAI berlangsung di

kelas VIII G.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pemberi pertanyaan

dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas

pertanyaan (Basrowi dan Suwardi, 2008:127). Wawancara ini

dilakukan untuk, untuk memperoleh data yang berhubungan dengan

upaya guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan belajar

siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam kelas VIII di SMP

Negeri 6 Salatiga. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan

pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan lengkap

untuk mengumpulkan data yang dicari melalui pertanyaan atau lembar

Page 78: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

62

wawancara yang telah dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan

tujuan penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang merupakan suatu cara

pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehigga akan diperoleh

data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan (Basrowi dan

Suwandi, 2008:158). Dalam penelitian ini yaitu melakukan

pengecekan secara langsung kepada siswa kelas VIII G SMP Negeri 6

Salatiga yang mengalami kesulitan belajar pendidikan agama Islam,

serta pengambilan gambar untuk memperkuat hasil penelitian.

E. Analisis Data

Analisis sata yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data

yang dikembangkan Miler dan Humberman. Teknik analisis data yang

dikemukakan oleh Miler dan Humberman mencakup tiga keguatan yaitu

sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,

dan pentransdormasian data kasar dari lapangan. Proses ini

berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir

penelitian. Fungsinya yaitu untuk menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu sehingga interprestasi bisa

Page 79: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

63

ditarik. Dalam proses reduksi ini peneliti benar-benar mencari data

yang benar-benar valid.

Tahap ini, sayapeneliti mereduksi data dengan membuat

rangkuman, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal

penting serta membuang yang dianggap tidak perlu data yang

dikumpulkan. Sehingga data yang direduksi memberikan gambaran

yang lebih spesifik dan mempermudah saya melakukan pengumpulan

data selanjutnya, serta mencari data tambahan jika diperlukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang memberi

kemungkinan untuk menarikkesimpulan dan pengambilan tindakan.

Bentuk penyajian antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik,

jaringan dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca

dan menarik kesimpulan. Selain itu, dalam proses ini peneliti

mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadi kategori yang ada

sesuai dengan rumusan masalahnya.

Pada tahap ini peneliti akan menyusun data yang relevan sehingga

menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna

tertentu. Prosesnya dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat

hubungan antarperistiwa untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi

dan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.

Page 80: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

64

3. Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari kegiatan dari

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi

selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data

harus selalu diuji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya

terjamin. Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang

terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan

penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-

ulang terhadap data yang ada, pengelompokan data yang telah

terbentuk, dan proposisi yang telah dirumuskan (Basrowi dan

Suwardi, 2008:209-210).

F. Pengecekan Keabsahan Data

Data yang diperoleh di lapangan adalah fakta yang masih mentah

yang artinya masih perlu diolah atau dianalisis lebih lanjut agar menjadi

data yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal penting yang merupakan

bagian dari proses penelitan kualitatif adalah keabsahan data yang akan

erat kaitannya dengan validitas dan relibilitas. Pengecekan keabsahan data

atau validitas data merupakan pembentukan bahwa apa yang telah diamati

oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada di dunia kenyataan

untuk mengetahui keabsahan data. Salah satu teknik untuk memperoleh

data yang valid dalam penelitian kualitatif adalah penggunaan teknik

trianggulasi.

Page 81: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

65

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Dengan trianggulasi, peneliti dapat me-

recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai

sumber, metode atau teori (Moleong, 2009: 332).

Penelitian ini data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru

PAI kelas VIII, guru PAI kelas VII, guru BK kelas VIII dansiswa kelas

VIII G sekolah SMP Negeri 6 Salatiga. Triangulasi ini adalah menggali

informasi yang dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data

dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, untuk memperoleh

kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai

informasi tertentu. Data hasil dari observasi adalah pengamatan yang

dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial kemudia

dilakukan pencatatan. Data hasil dari wawancara adalah adanya pedoman

wawancara.

Page 82: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

66

BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data

1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 6 Salatiga

Awal berdirinya SMP Negeri 6 Salatiga ini sangat mendapat apresiasi

dari pemerintah kota Salatiga waktu itu. Dari data yang saya peroleh

selama observasi di SMP Negeri 6 Salatiga, saya mendapati bahwa SMP

Negeri 6 Salatiga ini disambut baik oleh warga masyarakat sekitar sekolah

ini. Masyarakat juga memiliki harapan pada sekolah agar dapat

membimbing murid yang berkualitas dan berpendidikan. SMP Negeri 6

Salatiga berdiri pada tahun 1982. Pertama kali dibuka terdiri dari 6 lokal

kelas yang mana terdiri dari 3 ruang untuk kelas belajar siswa, satu ruang

guru, dan satu ruang perpustakaan. Kesemua ruang kelas tersebut dan

fasilitasnya masih sederhana. Selang beberapa tahun berjalan, SMP Negeri

6 Salatiga berkembang dan berkembang pesat sampai seperti saat ini.

SMP Negeri 6 Salatiga merupakan lembaga pendidikan formal.

Meskipun merupakan lembaga pendidikan formal yang berbasiskan umum

sekolah ini lebih mengutamakan membentuk karakter anak didiknya untuk

menjadi insan kamil penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas moral

maupun spiritual yang tinggi. Dalam menghadapi persaingan yang ketat,

SMP N 6 telah membuat dan melaksanakan program yang bertujuan

Page 83: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

67

membentuk pribadi yang sesuai dengan ajaran agama. Disamping itu juga

membentuk pribadi yang penuh tanggung jawab dan disiplin.

SMP N 6 Salatiga telah memberlakukannya sebagai salah satu

lembaga pendidikan formal yang mampu menciptakan anak didik yang

berdaya saing unggul, berkualitas serta mandiri dan berwawasan luas

berorientasi ke depan. Tentunya semua itu didukung oleh guru yang

berkualitas dan berkepribadian unggul pula. Para guru pun telah

mengajarkan agar para siswanya untuk mengutamakan ajaran agama,

menjaga dan melestarikan ibadah keagamaan di lingkungan sekolah

maupun di lingkungan masyarakat.

2. Letak Geografis SMP Negeri 6 Salatiga

Sebidang tanah yang bertempat di Jl. Tegalrejo Raya kelurahan

Tegalrejo kecamatan Argomulya kota Salatiga, dibangunlah bangunan

untuk sekolah ditempat itu. SMP Negeri 6 Salatiga mendirikan bangunan

pada tanggal 9 Oktober 1982 yang di sahkan oleh Mentri Pendidikan dan

Kebudayaan Sekretaris Jendral Soetanto Wirjoprasonto. Dihari itu pula

SMP Negeri 6 Salatiga berdiri dan lahir sebagai sekolah yang sesuai

dengan tujuan SMP Negeri 6 Salatiga.

SMP N 6 Salatiga berada di Jl.Tegalrejo Raya Tegalrejo Salatiga,

Tepatnya di kecamatan Tegalrejo Salatiga. Lokasi SMP N 6 Salatiga

berada di daerah Salatiga dengan batas bagian timur adalah perumahan

Tegalrejo Salatiga, bagian utara supermarket Media Mart, bagian barat

Jl.Tegalrejo Raya Salatiga, dan bagian selatan SMA Negeri 2 Salatiga.

Page 84: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

68

Lokasi yang dipilih oleh pihak sekolah sangat nyaman dan sejuk penuh

dengan tumbuhan yang membuat susasana sekolah menjadi sangat cocok

untuk para pelajar yang ingin belajar dengan tenang.

3. Visi dan Misi SMP Negeri 6 Salatiga

Masyarakat sekitar sekolah dan pihak sekolah menginginkaan sekolah

yang ideal. Untuk menjadi sekolah yang ideal SMP Negeri 6 Salatiga

memiliki visi dan misi untuk mewujudkan cita-cita yang di inginkan oleh

SMP Negeri 6 Salatiga dan masyarakat sekitar.

a. Visi

Unggul dalam mutu, berpijak pada iman dan taqwa, berwawasan

lingkungan.

Dengan motto : “ EKSIS BERSAHABAT” ( Edukatif, Kreatif,

Santun, Iman Taqwa, Sukses, Bersih, Sehat, Asri, Harmonis, Aman, dan

Berbudaya Tertib).

b. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas SMP Negeri 6 Salatiga

mempunyai misi sebagai berikut :

1) Meningkatkan kedisiplinan belajar dan mengajar secara

berkesinambungan

2) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik

3) Mewujudkan lingkungan pembelajaran yang kondusif

Page 85: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

69

4) Merealisasikan penghayatan, pengamalan keimanan dan

ketaqwaan melalui kegiatan ibadah di sekolah sesuai agama dan

kepercayaan masing-masing

5) Mewujudkan sekolah adiwiyata

4. Keadaan Bangunan SMP Negeri 6 Salatiga

Berselang jalannya waktu, pada tangga September 2002 SMP Negeri

6 Salatiga mengalami kemajuan yang pesat dengan membangun ruang

kelas baru. Pondasi yang digunakannya adalah batu kali, lantai kramik,

tiang kolom, dinding bata merah, rangka kap kayu Kalimantan, tutup atap

genteng, diatas tanah seluas + 14.100 m2 bersertifikat HP No. 04 An.

Dinas Pendidikan Kota Salatiga. Hal ini telah di tetapkan atau disahkan

oleh walikota Salatiga waktu itu yaitu H. Totok Mintarto.

Bangunan yang dibangun oleh pihak SMP Negeri 6 Salatiga, memiliki

sertifikat hak milik dan memiliki surat ijin mendirikan bangunan. Selain

itu, juga memiliki system keamanan dalam bangunan, seperti bangunan

mampu menahan gempa > 7,5 sekala richter, memiliki system pangkalan

petir, memiliki system proteksi pasif umtuk mencegah kebakaran,

memiliki system proteksi aktif untuk mencegah kebakaran. Bangunan

yang dibangun juga memenuhi persyaratan untuk ruangan sehat seperti,

adanya ventilasi udara dan pencahaan yang cukup, memiliki sanitasi air

bersih, memiliki saluran air kotor atau air limbah, memiliki saluran air

hujan, bahan bangunan yang digunakan aman bagi kesehatan. SMP Negeri

6 Salatiga memiliki ruang laboratorium untuk mendukung proses belajar

Page 86: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

70

anak didik, missal seperti perpustakaan, lab. IPA, keterampilan,

multimedia dan kesenian. Berikut daftar jumlah gedung atau ruang belajar

maupun tidak.

Tabel 4.1

Ruangan SMP Negeri 6 Salatiga

No Jenis Jumlah No Jenis Jumlah

1 Ruang Kelas

Belajar

24 11 Ruang Lab

Fisika

1

2 Ruang Tu 1 12 Ruang Lab

Biologi

1

3 Ruang Kepala

Sekolah

1 13 Ruang Lab

Bahasa

1

4 Ruang Waka

Sekolah

1 14 Ruang Agama 1

5 Ruang Guru 1 15 Dapur 1

6 Perpustakaan 1 16 Ruang BK 1

7 Lab. TIK 1 17 WC 6

8 Aula - 18 Koperasi 1

9 Musholla 1 19 Kantin 4

10 Ruang UKS 1 Jumlah 49

Terdapat juga ruang penunjang, seperti WC guru/siswa, BK, PMR/

gedung pramuka, UKS, OSIS, gudang, ruang ibadah, ruang ganti, koprasi,

hall/lobi, kantin, rumah pompa, bangsa/kendar, rumah penjaga dan pos

jaga. Selain itu juga terdapat ruang oleh raga seperti, sepak bola, lapangan

volly, basket, bulu tangkis, loncat tinggi/jauh, dan lapangan upacara.

Page 87: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

71

5. Daftar Guru Mata Pelajaran

Tabel 4.2

Daftar Guru Mata Pelajaran SMP Negeri 6 Salatiga

No Nama Guru Mata Pelajaran

1 Siti Rochmatin, S.Ag Pendidikan Agama

2 Dra. Umi Hanik Pendidikan Agama

3 Agustina D.W.U, S.Th Pendidikan Agama

4 YosephW.E.T, S.Ag Pendidikan Agama

5 Ahmad Noor M., S.Pd.I Pendidikan Agama

6 Indri Sugiantono, S.Pd PPKn

7 Sri Sujadmi, S.Pd PPKn

8 Budi Widaya N, S.Pd PPKn

9 Tri Eliyawati, S.Pd Bahasa dan Sastra Indonesia

10 Musirin, S.Pd Bahasa dan Sastra Indonesia

11 Anif Rida, S.Pd Bahasa dan Sastra Indonesia

12 Parwati, S.Pd Bahasa dan Sastra Indonesia

13 Devita Rahmawati, S.Pd Bahasa dan Sastra Indonesia

14 Klara Sukma, S.Pd Bahasa dan Sastra Indonesia

15 Kuswati, S.Pd Matematika

16 Murtiningsih, S.Pd Matematika

17 Alpha Mariyani, S.Pd Matematika

18 Siti Robitoh, S.Pd Matematika

19 M.Nurul Huda, S.Pd Matematika

20 Wiwik Indriyanti, S.Pd IPA

21 Dewi Ria R.A.S, S.Pd. Fis IPA

22 Windarti Yohanna, S.Pd IPA

23 Sarwo Sukono, S.Si IPA

24 Drs. Agus Supriyadi IPA

25 Puji Santoso, S.Pd IPS

26 Sri Sukaryati, S.Pd IPS

27 Prawito, S.Pd IPS

28 Inggrit P.D, S.Pd IPS

29 Ediyanto, S.Pd Bahasa Inggris

30 Th. Retno W, S.Pd Bahasa Inggris

31 Lila Kodarriya, S.Pd Bahasa Inggris

32 Elfiana Dewi P, S.Pd Bahasa Inggris

33 Fardi Setyatmojo, S.Pd Penjaskes

34 Panca Punjung S, S.Pd Penjaskes

35 Nur Abdilah Amin, S.Pd Penjaskes

36 Daryono Seni Budaya

37 Dra. Niswati Seni Budaya

38 Hesti Subekti, S.Pd Pakarya

Page 88: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

72

39 Darmayani, S.Pd Pakarya

40 Prihati, S.Pd Bahasa Jawa

41 Maryatul Kiptiyah, S.S Bahasa Jawa

42 Hesti Juniarti, S.Pd BK

43 Erna Yuliani, S.Pd BK

44 Obrin Syahrial, S.Psi BK

6. Daftar Informan

Tabel 4.3

Daftar Informan SMP Negeri 6 Salatiga

No Nama Informan Waktu Wawancara Keterangan

1 Ahmad Noor M.,

S.Pd.I

2 April 2019 pukul 9.00 di sekolah Guru PAI

2 Siti Rochmatin, S.Ag 24 April 2019 pukul 9.00 di masjid

sekolah

Guru PAI

3 Obrin Syahrial, S.Psi 20 Mei 2019 pukul 09.30 di ruang BK Guru BK

4 HS, AZ, AK, dan YA 23 April 2019 pukul 10.00 di sekolah Siswa

7. Temuan Penelitian

Setelah dilakukan observasi dan wawancara terhadap siswa dan guru

SMP Negeri 6 Salatiga, ditemukan penyebab kesulitan belajar siswa pada

pembelajaran PAI, upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa

dalam pembelajaran PAI dan faktor pendukung maupun penghambat

dalam upaya guru mengatasi kesulitan belajar siswa sebagai berikut:

a. Penyebab Kesulitan Belajar Siswa

Kegiatan belajar mengajar tidak selamanya berjalan dengan lancar.

Tidak jarang dijumpai beberapa siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran masih ada yang mengalami kesulitan belajar. Tidak jauh

berbeda dengan mata pelajaran lain, di dalam mata pelajaran

Page 89: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

73

Pendidikan Agama Islam pun siswa ada yang mengalami kesulitan

belajar.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa narasumber, dapat

dikatakan bahwa siswa SMP Negeri 6 Salatiga terutama kelas VIII G

mengalami kesulitan belajar dalam pembelajaran pendidikan agama

Islam, disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal maupun

eksternal diantaranya adalah siswa-siswa yang termasuk kurang

memahami materi, orang tua yang kurang perhatian, tidak mempunyai

motivasi dalam belajar dan sebagainya. Siswa yang mengalami hal ini,

cenderung menunjukkan kurang semangat dalam belajar. Selain itu,

siswa juga memiliki kebiasaan belajar yang tidak baik. Kebiasaan yang

tidak baik ini diantaranya yaitu menunda tugas atau belajar dengan

lebih asyik bermain HP, belajar hanya jika terdapat ujian saja.

Hasil wawancara diatas, dapat dikatakan bahwa siswa mengalami

kesulitan belajar disebabkan dua faktor yaitu faktor intern maupun

ekstern.

1) Penyebab dari intern siswa

Penyebab kesulitan belajar siswa dari intern siswa yaitu

kesulitan yang disebabkan oleh dari dalam diri siswa, yaitu:

a) Pemahaman siswa yang kurang terhadap materi yang diajarkan

Pemahaman siswa yang kurang akan suatu materi pelajaran,

adalah salah satu penghambat dari berjalannya suatu pembelajaran.

Biasanya hal ini diakibatkan kurangnya perhatian siswa di kelas

Page 90: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

74

maupun siswa mengalami lupa akan materi yang diajarkan. Berikut

pernyataan dari bapak Muhib:

“Untuk siswa kelas VIII G mereka rata-rata mengalami

kesulitan belajar dalam hal pemahaman siswa yang kurang

akan materi yang telah disampaikan kepada guru dan juga

jarang aktivnya siswa dalam bertanya juga membuat bahwa

siswa sudah memahami apa yang disampaikan guru”

(Wawancara tgl. 2 April 2019 pukul 9.00 di sekolah).

Tidak aktifnya siswa dalam bertanya dengan guru tentang

materi yang todak dipahami oleh siswa, membuat guru

beranggapan bahwa siswa sudah memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Berikut pernyataan dari siswa:

“Materi yang diberikan oleh guru selama di kelas saya

memahami, tapi juga sering lupa dengan materi yang

disampaikan. Saya juga jarang bertanya karena malu.”

(Wawancara tgl. 23 April 2019 pukul 10.00 di sekolah).

Rasa malu untuk bertanya siswa juga menjadi penghambat

siswa dalam hal pemahaman siswa akan materi. Selain itu juga,

siswa yang sering lupa akan materi yang diajarkan oleh guru, juga

menjadi penghambat siswa untuk memahami materi.

b) Minat siswa yang kurang

Pembelajaran yang membuat siswa kurang berminat pada

suatu pelajaran, kemungkinan pembelajaran yang dihadapi oleh

siswa tidak sesuai dengan kebutuhannya, tidak sesuai dengan

kecakapannya, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak, yang

mana nantinya akan banyak menimbulkan problem pada diri siswa.

Page 91: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

75

“Saya lebih suka pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,

olahraga dan juga bahasa Indonesia, kalau pelajaran PAI

lumanyan suka. Dulu sering ngaji tapi sekarang sudah tidak

jadi kalau ngaji kadang masih ada yang mudah dan ada yang

susah juga kadang juga lupa” (Wawancara tgl. 23 April 2019

pukul 10.00 di sekolah).

Siswa lebih suka pelajaran yang membuat mereka lebih

mudah untuk memahami materi, seperti yang diutarakan oleh siswa

bahwa mereka lebih menyukai pelajaran PKN, bahasa Indonesia

dan olahraga dibandingkan dengan Pendidikan Agama Islam.

Meskipun sebelumnya mereka pernah mengaji, akan tetapi karena

sudah lama tidak lagi mengaji, mereka sering mengalami lupa.

c) Kurang dapat memanfaatkan waktu untuk belajar

Siswa yang kurang memanfaatkan waktu luang mereka untuk

belajar, dapat menghambat atau membuat siswa mengalami

kesulitan belajar yang berakibat kurangnya pemahaman siswa

maupun prestasi siswa yang menurun.

“Kalau tidak ada PR atau ulangan, jarang sekali buka buku.

Paling seringnya mainan HP atau nonton TV kalau nggak

main sama teman-teman” (Wawancara tgl. 23 April 2019

pukul 10.00 di sekolah).

Waktu luang yang dimiliki siswa, tidak digunakan oleh siswa

ini untuk belajar. Akan tetapi siswa lebih suka menggunakannya

untuk menonton TV, lebih sering bermain telphon genggam atau

HP dan juga mereka gunakan untuk bermain dengan teman mereka.

Page 92: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

76

d) Kebiasaan belajar yang salah

Setiap siswa memiliki karakteristik dalam belajar. Karena,

setiap pribadi siswa memiliki caranya sendiri untuk belajar. Baik

itu dari segi waktu, keadaan lingkungan maupun pelajaran yang di

minati siswa untuk dia pelajari. Seperti yang dipaparkan oleh

Bapak Muhib sebagai berikut:

"Setiap anak memiliki caranya sendiri untuk belajar mbak.

Contohnya saya, saya lebih nyaman untuk belajar itu, di

waktu setelah sholat subuh atau pagi hari. Disaat-saat seperti

itu, semua materi yang saya pelajari dapat masuk dan mudah

untuk saya pelajari. Cara yang saya pakai ini, belum tentu

bisa digunakan oleh orang lain. Karen setiap orang memiliki

cara sendiri agar nyaman dalam belajar. Begitu juga dengan

siswa, mereka memiliki caranya sendiri untuk belajar"

(Wawancara tgl. 2 April 2019 pukul 9.00 di sekolah).

Beberapa siswa memiliki caranya sendiri untuk memahami

pelajaran terutama pendidikan agama Islam. Namun, beberapa

siswa juga memiliki kebiasaan belajar yang tidak baik, seperti

pernyataan siswa sebagai berikut:

“Biasanya belajar di rumah kalau hanya ada PR atau ada

ulangan saja, nyontek pernah kalau emang soalnya susah

tanya sama teman” (Wawancara tgl. 23 April 2019 pukul

10.00 di sekolah).

Kebiasaan siswa yang belajar jika hanya ada PR dari sekolah

dan juga akan ada ulangan maupun ujian saja, membuat siswa

harus ekstra dalam memahami pelajaran yang akan dibuat ulangan.

Sehingga siswa mebebani dirinya sendiri dan membuat kapasistas

kemampuan siswa untuk memahami materi pelajaran dalam sehari

sebelum ujian atau ulangan dimulai. Kebiasaan yang sring

Page 93: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

77

dilakukan juga yaitu menyontek baik itu saat terdapat PR maupun

ulangan. Seringnya siswa menyontek ini, akan membuat siswa

tidak dapat memahami materi pelajaran yang digunakan sebagai

tugas oleh guru maupun ulangan harian.

e) Kurang motivasi dalam belajar

Kurangnya motivasi dari diri siswa juga menjadi hambatan

dalam prestasi siswa selama berada di sekolah. Siswa yang tidak

memiliki target tertentu dalam belajar dan juga tidak mengetahui

ilmu yang mereka gunakan untuk apa, akan mnejadi penghabat

siswa dalam hal belajar. Seperti yang diutarakan oleh bapak Obrin

sebagai berikut:

“Kalau di kelas VIII G itu cenderung kurangnya mendapat

motivasi baik dari siswa sendiri maupun dari dukungan orang

tua, misalnya ada orang tuanya yang baik tapi anaknya

seenak mereka sendiri, tidak memiliki taget-target khusus

pada diri siswa gimana saya harus memiliki nilai tuntas”

(Wawancara, 20 Mei 2019 pukul 09.30 di ruang BK).

Keinginan siswa yang tinggi namun siswa kurang mendapati

motivasi dan kebingungan dalam hal apa yang harus diperbuat

merupakan salah satu penyebab siswa mengalami kesulitan belajar,

seperti yasng diutarakan oleh siswa sebagai berikut:

“Inginnya bisa dapat nilai bagus disetiap pelajaran, bisa dapat

pringkat di sekolah, dan bisa mengaji dengan lancar, tapi

masih bingung harus bagaimana caranya” (Wawancara tgl.

23 April 2019 pukul 10.00 di sekolah).

Page 94: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

78

Siswa memiliki keinginan yang tinggi dalam hal belajar,

namun salah satu penghalang yang membuat siswa tidak dapat

mencapai keinginan mereka yaitu masih bingungnya siswa dalam

hal cara agar keinginan siswa tercapai dan juga motivasi diri

sendiri.

2) Penyebab ekstern siswa

Penyebab kesulitan belajar siswa dari ekstern siswa yaitu yang

disebabkan dari luar atau lingkungan siswa, yaitu:

a) Mengajar guru yang kurang dapat menggunakan metode yang tepat

Seorang guru juga dapat menjadi salah satu penyebab siswa

mengalami kesulitan belajar. Hal ini bisa terjadi ketika dalam

pembelajaran antara guru dan siswa kurang berkomunikasi, atau

beberapa strategi pembelajaran yang disiapkan oleh guru kurang

diterima oleh siswa.

“Kalau pembelajarannya tidak menyenangkan cepat membuat

saya bosan dan terkadang membuat saya mengantuk di kelas”

(Wawancara tgl. 23 April 2019 pukul 10.00 di sekolah).

Ketika anak mulai mengikuti pembelajaran sebagaimana

seharusnya. Namun, ketika minat siswa mulai hilang akan sebuah

mata pelajaran, akan mengakibatkan kejenuhan pada siswa. Selain

itu, jika guru mengajar tidak tepat dalam pemilihan metode dalam

pembelajaran, hal itu akan membuat siswa tidak dapat mengikuti

pembelajaran karena kejenuhan. Siswa ini cenderung tampak tidak

memperdulikan pembelajaran yang sedang berlangsung dan tidak

Page 95: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

79

memiliki semangat dalam belajar terutama pada pembelajaran

pendidikan agama Islam. Sehingga, selama pembelajaran

berlangsung siswa sering kali mengalami bosan atau jenuh.

Beberapa siswa, disaat pembelajaran sudah dimulai, mereka

mulai menunjukan gejala- gejala merasa bosan atau jenuh di dalam

kelas. Dimulai dari mengantuk atau bermain dengan alat tulis

mereka maupun mulai mengobrol dengan temannya. Hal ini sesuai

dengan observasi yang dilakukan oleh peneliti. Dimana diantara

mereka ada yang asik bermain dengan alat tulis mereka dan juga

mulai berbicara sendiri dengan temannya. (Observasi tgl. 5 April

2019, pukul 09.30 – 11.30 di sekolah).

b) Kurang perhatian orang tua

Peran orang tua juga sangat penting dalam menjadikan siswa

itu berhasil atau tidaknya dalam belajar. Dukungan dari orang tua

dapat membantu menumbuhkan sikap siswa menjadi lebih baik di

lingkungan keluarga, di masyarakat, maupun selama berada di

sekolah.

“Orang tua saya tidak pernah mengawasi saya belajar

dirumah, orang tua saya langsung istirahat setelah pulang dari

kerjanya” (Wawancara tgl. 23 April 2019 pukul 10.00 di

sekolah).

Pengawasan orang tua terhadap siswa selama belajar di

rumah sangatlah dibutuhkan oleh siswa agar siswa mendapat

perhatian dari orang tua mereka selama belajar. Namun

pengawasan yang kurang dari orang tua juga mengakibatkan siswa

Page 96: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

80

menjadi mengalami kesulitan belajar. Sebab dalam hal ini, siswa

belajar atau tidak, tidak pernah mendapat pengawasan dari orang

tua siswa.

c) Media massa

Zaman yang serba maju akan teknologi, membuat banyak

orang tidak ingin tertinggal akan kemajuannya tersebut. Apalagi

informasi terbaru dan cepat tersaji, membuat banyak orang

ketagihan akan teknologi. Salah satunya yaitu HP, yang mana

siswa lebih sering bermain HP dibandingkan dengan belajar selama

di rumah, berikut pernyataannya:

“Saya lebih seringnya bermain HP di rumah dari pada

belajar” (Wawancara tgl. 23 April 2019 pukul 10.00 di

sekolah).

Terlalu seringnya siswa bermain dengan HP dibandingkan

dengan belajar, akan mengganggu siswa dalam hal baik

pemahaman siswa tentang suatu materi pelajaran maupun siswa

lupa dengan apa yang siswa pelajari.

d) Teman-teman yang kurang mendukung siswa

Teman-teman terdekat juga memiliki pengaruh yang besar

terhadap tingkat keberhasilan siswa maupun kegagalan siswa

dalam belajar. Teman yang mengajak kepada hal yang baik akan

membawa siswa juga ke hal-hal yang baik. Begitu juga sebaliknya,

jika membawa pengaruh buruk maka siswa hanya akan

memperburuk keadaanya. Berikut penrnyataan dari siswa:

Page 97: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

81

“Teman-teman saya tidak pernah mengajak untuk mengaji

bersama justru teman-teman saya kalau di kelas sering ngajak

gojek terutama saat pembelajaran” (Wawancara tgl. 23 April

2019 pukul 10.00 di sekolah)

Teman-teman yang biasa mengajak kepada hal-hal yang

buruk, hanya akan membuat siswa yang awalnya kesulitan belajar

menjadi tambah kesulitannya. Artinya pengaruh dari teman itu

juga penting, sehingga mencari pertemanan yang memang dapat

membawa siswa menjadi lebih baik.

b. Upaya guru mengatasi kesulitan belajar siswa

Menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar, terutama

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, bukanlah hal yang mudah

untuk diselesaikan. Akan tetapi, bagaimana keprofesionalan dan

ketekunan seorang guru dalam mengatasi siswa tersebut. Bebagai

macam cara mulai dari pembimbingan siswa dalam pembelajaran

maupun pendekatan dengan siswa. Kesabaran seorang guru, juga

menjadi tantangan tersendiri saat menghadapi siswa tersebut. Sehingga,

guru harus pandai mencari cara atau metode yang sesuai dalam

mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar agar siswa tersebut

setidaknya dapat sedikit dengan sedikit memahami materi pendidikan

agama Islam.

Hal ini juga dilakukan oleh bapak Muhib mengatasi kesulitan

belajar siswa di kelas VIII G dalam pembelajaran pendidikan agama

Islam. Menurut bapak Muhib, diantara kelas VIII yang memiliki

kesulitan belajar pendidikan agama Islam yang menghasilkan

Page 98: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

82

banyaknya siswa memiliki pemahaman atau nilai pelajaran pendidikan

agama Islam jauh dari kata berhasil adalah kelas VIII G. Selain itu,

bapak Obrin selaku guru BK kelas VIII juga memiliki pendapat yang

sama dengan bapak Muhib. Sehingga di kelas VIII G ini, bapak Muhib

mencari cara atau metode yang cocok digunakan dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam sesuai dengan keadaan siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMP Negeri 6

Salatiga, guru PAI khususnya kelas VIII memiliki jalan keluar atas

permaslahan kesulitan belajar siswa. Pada awalnya saat dihadapkan

oleh siswa khususnya kelas VIII, dimana Bapak Muhib mendapatkan

kelas yang sangat ramai, berikut pernyataan beliau:

"Saat saya dihadapkan dengan murid-murid yang memiliki

kemampuan tinggi maupun sedang dalam masalah kognitif, dan

juga dari segi sikap saat pertama kali mengajar, siswa-siswanya

dalam mengikuti pembelajaran PAI memang agak

ramai"(Wawancara tgl. 2 April 2019 pukul 9.00 di sekolah).

Hal ini lah, yang membuat guru PAI menacari cara agar murid

mampu mengikuti dan memahami materi yang di sampaikan oleh

gurunya, dan nantinya dapat dimanfaatkan ilmu mereka kepada

masyarakat, sekolah maupun rumah. Berikut penejlasan Bapak Muhib

mengenai kesulitan belajar:

"Penanganan untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar ini,

diperlukan beberapa trik diantaranya yaitu pemberian tugas pada

siswa. Misal memberikan tugas untuk mencari artikel. Dengan ini,

siswa dapat mencari, menemukan dan paling tidak menyimpulkan

artikel tersebut. Sedangkan selama disekolah, penting sekali

memberikan motivasi kepada siswa. Sebab ilmu agama ini bukan

saja ilmu akhirat, akan tetapi ilmu dunia juga terdapat dalam ilmu

Page 99: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

83

agama. Jika ingin selamat akhiratnya, maka harus selamat di

dunianya. Masalah kognitif yang sering dialami oleh siswa, Dalam

hal ini tugas guru PAI adalah menyampaikan, mengarahkan

terlepas anak itu paham atau tidak, yang membuat paham anak

adalah sang pencipta yaitu Allah bukan guru yang mana tugasnya

hanya menyampaikan ilmu, mengarahkan dan membimbing.

Sedangkan yang membuat anak itu pintar adalah Allah SWT.

Namun, tugas guru agama terutama agama Islam yang paling

penting adalah mendoakan anak didiknya agar mudah memahami

materi dalam belajar. Kemudian sikap guru, yang mana nantinya

akan menjadi contoh anak didiknya, bukan hanya di kelas saja tapi

di luar kelas juga harus memberi contoh yang baik untuk anak

didik" (Wawancara tgl. 2 April 2019 pukul 9.00 di sekolah).

Penanganan yang dilakukan oleh bapak Muhib selaku guru

pendidikan agama Islam kelas VIII terutama di kelas VIII G ini,

mengungkapkan bahwa menangani siswa yang mengalami kesulitan

belajar adalah dengan bimbingan seorang guru. Mulai dari memberikan

dan mengarahkan tugas, yang mana tugas ini menyangkut materi

pendidikan agama Islam namun juga mengikuti perkembangan zaman

dengan melibatkan media serta teknologi informasi. Penganan yang

paling penting lagi yaitu, pemberian motivasi agar anak memiliki

semangat dan minat untuk mengikuti pembelajaran pendidikan agama

Islam yang mana nantinya siswa akan memiliki rasa ingin tahu serta

siswa tidak mengalami kesulitan belajar pendidikan agama Islam.

Berikut upaya guru PAI kelas VIII dalam menangani kesulitan

belajar siswa di kelas VIII G dalam pelajaran PAI:

1) Pemanfaatan Teknologi

Dalam hal ini, guru dituntut untuk dapat mengikuti zaman yang

nantinya dapat dimanfaatka sebagai media pembelajaran. Pemanfaatan

Page 100: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

84

pencarian artikel di internet adalah salah satu cara agar anak mau

membaca materi yang terdapat dalam artikel. Sebab, anak lebih

cenderung memanfaatkan internet sebagai permainan online saja.

Siswa juga menjadi tidak mengetahui bahwa di internet memiliki

banyak materi yang belum mereka tau. Disini lah, guru PAI kelas VIII

khusus nya, memiliki ide untuk membuat anak agar tidak

memanfaatkan internet hanya untuk bermain saja. Seperti yang di

katakan Bapak Muhib:

"Untuk membuat siswa lebih memahami materi yang saya

sampaikan di sekolah, terkadang saya memberikan tugas di rumah

untuk mencari artikel dari internet sesuai dengan materi yang saya

sampaikan sebelumnya. Dengan ini, siswa dapat mencari artikel

tentang materi tersebut, kemudian siswa dapat menemukan materi

dan yang pastinya siswa membaca artile tersebut dan paling tidak

siswa mampu menyimpulkan artikel tersebut" (Wawancara tgl. 2

April 2019 pukul 9.00 di sekolah).

Salah satu bentuk usaha dari guru PAI khususnya kelas VIII

adalah pemanfaatan internet ini, sangat membantu siswa yang mana

awalnya siswa susah memahami salah satu materi. Namun, dengan

adanya pemberian tugas di rumah untuk mencari artikel di internet

siswa dapat memahami materi yang sebelumnya di sampaikan oleh

bapak Muhib di sekolah.

Selain itu selama pembelajaran berlangsung bapak Muhib juga

memanfaatkan media pembelajaran LCD yang sudah tersedia di

sekolah. Hal ini dikarenakan, siswa lebih mudah untuk memahami

sebuah materi ketika mereka mendapatkan materi dengan cara melihat

Page 101: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

85

sesuatu yang menarik dan itu bisa berbentuk power point maupun

video yang ditampilkan.

Memberikan kermudahan siswa dalam memahami materi, bapak

Muhib memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah disediakan

oleh pihak sekolah SMP Negeri 6 Salatiga. Diantaranya yaitu

menggunakan media pembelajaran proyektor atau LCD, baik itu

penyampaian dengan video maupun menyampaikan dengan power

point. Sehingga siswa menjadi tertarik dan lebih atau mau

memperhatikan materi yangdisampaikan bapak Muhib. Selain itu,

untuk menambah minat siswa akan pembelajaran pendidikan agama

Islam ini, bapak Muhib memanfaatkan masjid sekolah sebagai area

pembelajaran pendidikan agama Islam. Masjid sekolah SMP Negeri 6

Salatiga, juga sudah dilengkapi dengan media pembelajaran yang

mendukung, seperti adanya LCD, papan tulis, maupun meja-meja

siswa untuk menulis. Sarpras yang mendukung proses pembelajaran

ini, memudahkan guru untuk mencari cara agar siswa tidak jenuh

selama pembelajaran berlangsung (Observasi tgl. 5 April 2019, pukul

09.30 – 11.30 di sekolah).

Selain itu, dalam wawancara dengan empat siswa kelas VIII G,

memiliki pendapat menurut keempat siswa yang saya wawancarai,

ketika guru memanfaatkan media pembelajaran menggunakan laptop

dan LCD yang biasanya di tayangkan video tentang materi yang

diajarkan serta penampilan materi yang menarik melalui power point

Page 102: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

86

dapat menjadikan siswa tersebut tidak merasa bosan dan mudah

memahami tentang materi yang diajarkan oleh guru.

Penamfaatan sarana dan prasarana dalam bidang teknologi yaitu

LCD, memudahkan guru dalam mengajarkan suatu materi kepada

siswa. Sehingga siswa, tertarik dengan dengan apa yang dia lihat dan

sedikit demi sedikit siswa memperhatikan pembelajaran dengan

seksama.

2) Menjadi Fasilitator untuk Siswa

Terkadang kesulitan belajar siswa yang sangat terlihat jelas

adalah seringnya siswa lupa akan apa yang pernah disampaikan atau

diajarkan oleh seorng guru. Seperti yang dikatakan oleh empat siswa

dalam wawancara yang saya lakukan dengan keempat siswa, mereka

mengaku bahwa mereka terkadang mengalami lupa akan apa yang

diajarkan oleh guru. Materi yang sudah lama diajarkan atau sudah

berganti bab, dan ketika siswa disuruh mengulang oleh guru mereka,

siswa mulai mengalami lupa akan yang diajarkan guru. Apalagi pada

saat mereka menerima tugas, terkadang siswa juga lupa akan apa yang

ditugaskan oleh guru.

Setiap siswa pernah mengalami yang namanya lupa. Namun jika

hal itu sering dialami oleh siswa akan berakibat buruk bagi siswa. Hal

ini juga terjadi pada saat melakukan observasi setelah jam istirahat.

Para siswa kembali lagi ke masjid sekolah dan memulai pembelajaran

pendidikan agama Islam. Sebelum memulai pembelajaran, bapak

Page 103: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

87

Muhib mengecek kesiapan siswa dalam belajar. Semua siswa sudah

siap memulai pelajaran, akan tetapi terdapat satu siswa yang lupa

membawa buku pendidikan agama Islam sehingga menghambat

pelajaran. Disini bapak Muhib menangani siswa ini dengan cara bicara

atau pendekatan kepada siswa alasan mengapa siswa lupa membawa

buku pendidikan agama Islam. Setelah bertanya-tanya, bapak Muhib

memberi tahukan atau mengingatkan siswa tersebut agar besok jangan

lupa membawa buku pendidikan agama Islam. Penanganan yang

dilakukan bapak Muhib, dilakukan dengan kesabaran dan juga

bijaksana kepada siswa tersebut, agar siswa tidak lagi mengulang

kesalahan yang sama dan juga siswa lainnya yang membawa buku

tidak merasa iri dengan siswa yang tidak membawa buku (Observasi

tgl. 5 April 2019, pukul 09.30 – 11.30 di sekolah).

Kejadian yang terjadi dalam pembelajaran ini, yaitu siswa

mengalami lupa membawa buku pendidikan agama Islam sehingga

menghambat pembelajaran. Bapak Muhib menangani siswa yang lupa

membawa buku ini, tidak dengan hukuman melainkan memberikan

arahan atau pendekatan dengan kepada siswa agar nantinya tidak lupa

lagi membawa buku pendidikan agama Islam.

"Saya tidak begitu memberlakukan hukuman kepada siswa yang

bersalah, karena bukan hak saya untuk memberi hukuman untuk

siswa. Mungkin hanya sebatas menegur atau mengingatkan siswa.

Namun, saya juga suka memberi hadiah bagi siswa yang ketika

ulangan mendapat nilai bagus sebagai bentuk penghargaan

terhadap siswa tersebut" (Wawancara tgl. 2 April 2019 pukul 9.00

di sekolah).

Page 104: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

88

Hal ini juga di lakukan oleh ibu Rohmantin, namun bedanya ibu

Rohmantin memberikan hukuman namun berupa hal-hal yang

mendidik siswa bukan dalam bentuk menyakiti siswa, berikup

pernyataan beliau:

“Saya berlakukan hukuman maupun hadiah, namun hukuman

yang saya berikan disini lebih mengarah kepada pelajaran.

Misalnya, ketika saya melakukan pembelajaran di masjid dan

terdapat siswa yang terlambat, saya suruh untuk sholat Dhuha dan

bersalaman kepada teman-temannya untuk minta maaf bahwa dia

terlambat dan membuat teman-temannya menjadi terhambat

dalam belajar. Sehingga, siswa tersebut tidak mengulang kembali

tindakan yang dia lakukan tadi. Sedangkam hadia, saya berikan

kepada siswa yang mendapatkan nilai bagus, dan hal ini mampu

memberikan dorongan bagi siswa untuk mendapatkan hadia

dengan cara belajar dan mendapatkan nilai bagus. Selain itu

memberi pujian juga termasuk hadiah untuk siswa, siswa akan

merasa senang ketika mereka dipuji atas hasil yang mereka

lakukan” (Wawancara tgl. 24 April 2019 pukul 9.00 di masjid

sekolah).

Pemberian hukuman ini, bertujuan agar siswa tidak mengulangi

kelasahan yang sama. Selain itu, pemberian hadiah juga dilakukan

agar siswa memiliki semangat lagi dalam memperhatikan guru dan

siswa yang lainnya juga memiliki semangat untuk mendapatkan

hadiah ketika mereka mendapatkan nilai bagus.

Permasalahan lupa ini, Bapak Muhib memulai dengan cara

pembiasaan di sekolah. Mulai dari sholat duha beserta bacaan-bacaan

shalat, membaca doa setelah shalat duha, serta pembacaan Asmaul

Khusna, sebelum pembelajaran dimulai, kemudia dilanjut dengan

pembiasaan shalat Jum‟at di masjid sekolah. Hal ini, bertujuan agar

Page 105: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

89

anak terbiasa untuk melakukan amalan-amalan seperti yang

dilakukannya selama di sekolah.

"Penanganan masalah lupa pada siswa ini saya lakukan dengan

cara pembiasaan. Misal pembiasaan sunnah yaitu sholat Duha,

membaca Asmaul Khusnah dan pembiasaan yang wajib yaitu

sholat dzuhur berjamaah di masjid sekolah, kemudian sholat

Jum'at terutama yang laki-laki wajib untuk sholat berjamaah di

masjid" (Wawancara tgl. 2 April 2019 pukul 9.00 di sekolah).

Pembiasaan yang dilakukan oleh para siswa ini, bertujuan agar

siswa dapat memahami dan sedikit demi sedikit siswa mengingat-

ingat apa yang sudah mereka pelajari di sekolah. Kegiatan sholat

duha, ternyata sudah diberlakukan dan dilaksanakan sebelum

pembelajaran dimulai.

Sebelum memulai pembelajaran pendidikan agama Islam, bapak

Muhib membimbing siswa untuk melaksanakan sholat dhuha

berjamaah yang mana di dalam sholat tersebut untuk dua rakaat

pertama para siswa mengeraskan bacaan sholat. Hal ini dilakukan,

untuk memudahkan siswa yang tidak hafal atau lupa akan bacaan

sholat menjadi ingat dan hafal dengan bacaan sholat. Mengeraskan

bacaan sholat di dua rakaat pertama ini, dilakukan secara rutin kepada

kelas VIII G dan kelas lainnya dengan tujuan yang sama yaitu, agar

siswa menjadi hafal dan dapat mempraktekannya di masyarakat.

Kemudian didua rakaan terakhir, siswa membaca bacaan sholat

sendiri-sendiri dan di lanjutkan dengan membaca doa setelah sholat

dhuha. Membaca doa sesudah sholat dhuhapun, siswa lakukan dengan

Page 106: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

90

mengeraskan bacaan hingga mereka sedikit demi sedikit hafal akan

doa tersebut. Sholat dhuha ini dilakukan siswa atau diadakan oleh

guru, sebagai bentuk rasa syukur siswa maupun guru karena telah

diberi kesehatan, keselamatan dan kelancaran dalam proses

pembelajaran pendidikan agama Islam (Observasi tgl. 5 April 2019,

pukul 09.30 – 11.30 di sekolah).

Para guru pendidikan agama Islam melakukan bimbingan dan

pembiasaan sholat duha kepada siswa ini dilakukan dengan tujuan

agar siswa dapat melakukan sholat duha dengan benar dan baik.

Selain itu, siswa juga dapat mengingat bacaan-bacaan sholat serta doa

setelah sholat duha. Hal ini dilakukan, agar siswa melakukan sholat

duha ini mereka praktekan bukan hanya di sekolah saja, melainkan

juga di lingkungan rumah maupun di masyarakat.

3) Menjadi teladan yang baik

Menjadi seorang guru, dituntut untuk dapat menjadi teladan yang

baik bagi siswanya. Apa lagi saat berada di lingkungan masyarakat,

guru memberi contoh yang baik sesuai dengan aturan agama maupun

norma yang berlaku. Karena ini adalah salah satu tugas dari seorang

guru yang harus di lakukan.

"Siswa juga bisa belajar dari apa yang dia lihat dan nantinya akan

dia tiru atau ikuti. Sehingga sikap guru, yang mana nantinya akan

menjadi teladan bagi anak didiknya, harus mampu memberi

contoh yabg baik. Bukan hanya di kelas saja tapi di luar kelas

juga harus memberi contoh yang baik untuk anak didik"

(Wawancara tgl. 2 April 2019 pukul 9.00 di sekolah).

Page 107: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

91

Siswa cenderung melakukan berbagai macam hal sesuai dengan

apa yang dia lihat. Cara siswa mempelajari tingkah laku yang akan

dijadikan sebagai panutannya dan nantinya akan ditiru, dimulai dari

siswa melihat apa yang dia lihat lalu menirunya. Hal inilah mengapa

seorang guru harus menjadi teladan yang baik untuk siswa-siswanya,

mulai dari guru berpakaian, tindakan selama dikelas, cara bicara, dan

lain sebagainya.

Selama pembelajaran, penampilan seorang guru sangat

diperhatikan oleh bapak Muhib. Penampilan yang paling utama adalah

menunjukan kerapian dan kebersihan, mulai dari ujung rambut hingga

ujung kaki semuanya tampak rapi dan bersih. Selain itu tindakan yang

bapak Muhib berikan selama menghadapi siswa dikelas, yaitu dengan

disiplin dan bijaksana, sehingga siswa segan dengan guru dan lebih

menghormati (Observasi tgl. 5 April 2019, pukul 09.30 – 11.30 di

sekolah).

Memberikan contoh yang baik kepada siswa, dimulai dari diri

sendiri bagaimana menjaga kerapian, kebersihan maupun keindahan

baik berpaiakan, memakai sepatu dan lain sebagainya. Tindakan-

tindakan selama di kelas juga harus diperhatikan, mulai bagaimana

cara bicara yang baik, menulis atau menghapus papan tulis, cara

menangani siswa, dan lain sebagainya. Hal ini diharapkan, siswa mau

mencontoh gurunya dari cara berpakaian yang sopa, rapi dan bersih,

Page 108: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

92

tingkah laku atau sopan santun, sehingga nantinya siswa saat berada

dimasyarakat mau mencontoh guru mereka.

4) Pembelajaran yang menyenangkan

Masalah yang sering terjadi di dalam kelas yaitu kejenuhan dalam

pembelajaran yang dirasakan oleh siswa. Kejenuhan ini diakibatkan

oleh pembelajaran yang tidak menyenangkan atau kurang menarik.

Disinilah tugas guru untuk membuat pembelajaran di kelas menjadi

menyenangkan dan membuat siswa memiliki minat yang tinggi akan

pelajaran yang diajarkan oleh guru. Masalah kejenuhan ini, juga

diakui oleh siswa melalui wawancara mengatakan bahwa terkadang

mereka mengalami jenuh atau bosan ketika pembelajaran yang sedang

berlangsung tidak menyenangkan dan terlalu serius. Selain itu juga

siswa mengatakan biasanya mereka merasa mengantuk di kelas. Akan

tetapi mereka juga mengatakan, mereka tidak merasa bosan dan

menagntuk ketika pembelajaran tidak terlalu serius dan

menyenangkan. Sehingga mereka lebih suka pembelajaran yang serius

tapi santai.

Bisa dikatakan, dari pemaparan diatas bahwa siswa mengalami

kejenuhan atau bosan serta merasa mengantuk pada saat pembelajaran

yang mereka lakukan terlalu serius dan tidak menyenangkan untuk

siswa. Sehingga bapak Muhib menggunakan beberapa cara agar siswa

tidak merasa bosan selama pembelajaran berlangsung. Sebelum

pembelajaran dimulai, bapak Muhib mengarahkan para siswanya

Page 109: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

93

menuju ke masjid sekolah untuk melakukan sholat duha dan juga

untuk menjadikan suasana belajar yang berbeda.

Pertemuan kali ini, bapak Muhib mengarahkan siswa-siswanya

menuju ke masjid sekolah. Hal ini dilakukan bapak Muhib, untuk

melakukan pembelajaran yang menyenangkan dengan tidak hanya

berada di dalam kelas saja, namun dengan belajar di dalam masjidpun

juga dapat menyenangkan dan juga siswa mendapat suasana yang

berbeda. Diharapkan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik

selama berada di masjid sekolah. Tujuan lain yaitu untuk

memperkenalkan siswa kepada fungsi masjid yang bukan hanya untuk

sholat saja. Akan tetapi fungsi masjid yang lain adalah sebagai tempat

menimba ilmu, baik itu dalam bentuk ceramah, mengaji maupun tukar

fikiran satu dengan yang lain (Observasi tgl. 5 April 2019, pukul

09.30 – 11.30 di sekolah).

Menghindari rasa bosan akan suasana kelas dalam pembelajaran,

bapak Muhib mengadakan pembelajaran didalam masjid. Suasana

yang membuat siswa nyaman dalam belajar akan memudahkan siswa

lebih memperhatikan guru saat pembelajaran dimulai. Hal ini juga

sesuai dengan yang dikatakan oleh ibu Rochmantin dalam wawancara.

“Untuk menghindari kejenuhan siswa, saya menggunakan masjid

sekolah untuk sebagai tempat pembelajaran PAI. Disini, mereka

lebih santai dan enjoy, paling tidak siswa dapat merasakan

lingkungan yang berbeda dari saat mereka berada dikelas”

(Wawancara tgl. 24 April 2019 pukul 9.00 di masjid sekolah).

Page 110: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

94

Selain itu, untuk menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan

lagi, seorang guru harus tau metode pembelajaran apa yang tepat

digunakan sesuai dengan keadaan siswa di kelas. Metode

pembelajaran yang tepat diberikan kepada siswa akan memudahkan

seorang guru untuk menyampaikan materi dan juga memudahkan

siswa memahami materi yang disampaikan guru.

"Untuk menghadapi siswa terutama di kelas VIII G yang mana

kelas ini beda dari pada kelas yang lain, saya menggunakan

metode ceramah, kemudian metode langsung praktek maksudnya,

setelah siswa mendapatkan materi yang sudah di dapat, mereka

dapat langsung mempraktekannya di kelas" (Wawancara tgl. 2

April 2019 pukul 9.00 di sekolah).

Menghadapi siswa yang merasa jenuh dikelas, bapak Muhib

melakukan metode ceramah yang mana setelah melakukan metode

ceramah langsung menjelaskan dengan praktek. Metode inipun juga

dipakai oleh ibu Rochmantin, berikut penjelasannya:

“Setiap pembelajaran saya menggunakan metode pembelajaran

yang campuran, hal ini dikarenakan setiap kelas atau siswa

memiliki tingkat pemahaman mereka masing-masing. Jadi mana

yang cocok untuk digunakan ketika siswa bisa memahami materi

yang kita sampaikan, maka metode itulah yang saya pakai untuk

pembelajaran di kelas tersebut. Metode pembelajaran dengan

ceramah itu wajib, tidak mungkin jika agama itu tanpa adanya

menggunakan ceramah dan juga saya menggunakan metode

praktek atau demonstrasi. Contohnya saja dalam bab mengenai

sholat, pertama saya menggunakan metode ceramah atau

menjelaskan materi terlebih dahulu mengenai sholat, mulai dari

pengertian, manfaat, bacaannya, tata cara nya dan kemudian baru

praktek di mushola dengan geraknnya dan bacaan-bacaan dalam

sholat. Sehingga siswa dapat memahami dengan baik tentang bab

sholat ini yang nantinya akan mereka gunakan sehari-hari”

(Wawancara tgl. 24 April 2019 pukul 9.00 di masjid sekolah).

Page 111: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

95

Metode ceramah ini, harus ada dalam setiap pembelajaran. Seperti

yang diakatakn oleh ibu Rochmantin bahwa agama tidak mungkin

dijelaskan tanpa adanya metode ceramah. Penjelasan-penjelasan

melalui metode ceramah ini harus ada untuk memberikan atau

memahamkan anak akan materi yang disampaikan oleh guru. Praktek

yang dilakukan oleh guru ini, bertujuan agar siswa lebih mudah lagi

dalam memahami materi yang disampaikan melalui metode ceramah.

Beberapa siswa, disaat pembelajaran sudah dimulai, mereka mulai

menunjukan gejala- gejala merasa bosan atau jenuh di dalam kelas.

Dimulai dari mengantuk atau bermain dengan alat tulis mereka

maupun mulai mengobrol dengan temannya. Hal ini sesuai dengan

observasi yang dilakukan oleh peneliti. Dimana diantara mereka ada

yang asik bermain dengan alat tulis mereka dan juga mulai berbicara

sendiri dengan temannya. Sehingga, guru harus mencari cara agar

materi yang disampaikan dapat di terima siswa dan dipahami siswa.

Maka dari itu, pembelajaran pendidikan agama Islam ini, juga

dilakukan bapak Muhib dengan membuat kelompok belajar siswa.

Disini siswa diberi tugas untuk mencari dan merangkum tugas materi

yang tadi sudah disampaikan oleh bapak Muhib yang mana setiap

kelompoknya terdiri dari empat siswa agar nantinya dapat membuat

siswa menjadi lebih fokus dan memudahkan siswa dalam mengerjakan

tugas. Para siswa mulai antusias mencari jawaban dari tugas yang

diberikan bapak Muhib, meskipun ada beberapa siswa di dalam

Page 112: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

96

kelompok berbicara bukan masalah tugas melainkan maslah yang lain

dengan temannya. Namun bapak Muhib, memberikan batasan waktu

dalam mengerjakan tugas kelompok belajar. Hal ini, membuat siswa

lebih terpacu dan lebih fokus untuk menyelesaikan tugas yang

diberikan agar selesai tepat waktu (Observasi tgl. 5 April 2019, pukul

09.30 – 11.30 di sekolah).

Menjadikan pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas

membuat para siswa menjadi semangat dan tidak merasa bosan selama

pembelajaran. Diawal pembelajaran siswa mengalami jenuh, sehingga

bapak Muhib membuat kelompok-kelompok belajar siswa dengan

tujuan agar siswa tidak mengalami jenuh dan juga sedikit demi sedikit

memahami materi yang disampaikan oleh bapak Muhib sabelumnya.

5) Memberi motivasi

Guru adalah motivator bagi siswanya, berbagai macam cara

diberikan oleh guru agar siswanya tidak lagi memiliki masalah

terutama dalam hal kesulitan belajar. Seperti yang dikatakan oleh

bapak Obrin sebagai berikut:

“Tipe-tipe anak itukan bermacam-macam, ada yang ditegur atau

diajak bicara, siswa tersebut mau mendengarkan ada juga siswa

yang mendapatkan perhatian khusus. Untuk siswa yang

mendapatkan perhatian khusus biasanya kami menyarankan

kepada orang tua, siswa tersebut untuk mengikuti les privat bukan

bimbel, karena jika dasarnya siswa ini belum bagus kalau

mengikuti bimbel maka siswa tersebut akan kesulitan, namun

sebaliknya jika siswa memiliki dasar yang bagus mengikuti

bimbel akan semakin bagus lagi. Kami menyarankan les privat

ini, agar siswa lebih dapat memahami materi dan mau bertanya

apa yang siawa tersebut anggap sulit kepada guru les privatnya.

Page 113: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

97

Apalagi les privat itu guru les akan lebih terfokus pada siswa”

(Wawancara tgl, 20 Mei 2019 pukul 09.30 di ruang BK).

Memberikan motivasi kepada siswa untuk memiliki semangat

dalam belajar, dilakukan seorang guru agar nantinya siswa menjadi

lebih berminat dan juga memiliki rasa ingin tau yang tingggi, dengan

begitu siswa akan mudah menerima materi yang disampaikna guru.

Seperti yang dilakukan oleh bapak Muhib, dalam memberikan

motivasi untuk meningkatkan semagat belajar siswa.

“Motivasi ini berupa, bahwa yang semua di lakukan di dunia

akan dimintai pertanggung jawaban nanti di akhirat, dan

pertanggung jawaban ini bukan berbentuk kelompok tetapi

individu. Memotivasi anak sangat penting dan dilakukan sedini

mungkin. Terutama dalam tanggung jawab kita sebagai manusia

itu lebih berat dan besar dibandingkan dengan makhluk yang lain.

Karena kita membawa misi Khalifatul fil Ard, dan misi ini tidak

bisa dilakukan oleh makhluk-makhluk lainnya” (Wawancara tgl.

2 April 2019 pukul 9.00 di sekolah).

Motivasi yang dilakukan oleh bapak Muhib ini yaitu memberikan

penyadaran kepada siswa akan apa yang nantinya mereka peroleh dari

apa yang mereka tanam. Memberikan pengertian tentang amal atau

perilaku baik maupun buruk yang mereka berikan selama berada di

dunia, mereka akan mendapatkannya nanti diakhirat sesuai dengan

amalan yang mereka lakukan selama di dunia. Sehingga bapak Muhib

ini, menerangkan materi dengan memberikan motivasi sesuai dengan

kehidupan sekitar masyarakat.

Proses pembelajaran pendidikan agama Islam, diawali dengan

membaca doa sebelum belajar dan dilanjutkan dengan absen yang

Page 114: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

98

dilakukan oleh bapak Muhib untuk mengecek kehadiran siswa-

siswanya. Jam pertama pembelajaran, bapak Muhib membahas soal-

soal yang terdapat di lembar kerja siswa atau LKS materi tentang

makanan dan minuman halal. Bapak Muhib dalam membahas soal-

soal yang terdapat dalam LKS ini, selalu memberikan beberapa

motivasi-motivasi yang sesuai materi dengan kehidupan nyata.

Motivasi ini diberikan oleh bapak Muhib, agar siswa dapat

mengetahui apa yang dibolehkan untuk dilakukan menurut agama

Islam dan apa yang tidak boleh untuk dilakukan menurut agama.

Seperti yang dijelaskan bapak Muhib kepada siswanya, bahwa

makanan maupun minuman yang baik dan halal akan membawa pada

jasmani dan rohani yang sehat, sedangkan makanan maupun minuman

yang tidak baik dan haram akan membawa kepada jasmani dan rohani

yang tidak sehat. Diberikannya motivasi-motivasi ini, diharapkan

siswa akan mengetahui ajaran agama Islam dan juga memiliki minat

maupun rasa ingin tahu yang tinggi terhadap pembelajaran pendidikan

agama Islam. (Observasi tgl. 5 April 2019, pukul 09.30 – 11.30 di

sekolah).

Observasi yang saya lakukan ini, memperlihatkan bapak Muhib

memerikan motivasi sesuai dengan apa yang sedang beliau ajarkan

kepada siswa-siswanya dan disangkut pautkan dengan kehidupan

sehari-hari, yang mana nantinya siswa akan mengetahui apa yang

Page 115: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

99

mendatangkan manfaat untuk diri mereka dan apa yang membawa

keburukan untuk mereka.

“Memberi motivasi kepada siswa agar mau atau semangat dalam

belajar PAI, yaitu memberi tahukan akan manfaat-manfaat yang

nantinya akan diterima siswa baik itu di dunia maupun di akhirat

ketika mereka mau mempelajari ilmu-ilmu yang pernah mereka

pelajari. Misal ketika mereka belajar mengaji, maka manfaat yang

akan mereka terima bukan hanya pahala untuk bekal di akhirat

saja, tapi di duniapun juga mendapat manfaat yaitu berupa rizki

baik itu bersifat materi maupun non materi. Jadi, kita beri

motivasi bagaimana siswa agar suka akan materi tersebut dengan

kita hubungkan dengan kehidupan sehari-hari” (Wawancara tgl.

24 April 2019 pukul 9.00 di masjid sekolah).

Berdasarkan paparan ibu Rochmantin, motivasi yang diberikan

selama pembelajaran, yaitu mengaitkan materi yang sedang dibahas

dengan kehidupan sehari-hari. Memberikan motivasi seperti ini, siswa

akan memiliki semangat belajar atau rasa ingin tahu tentang hal-hal

yang berhubungan dengan agama dan kehidupan sehari-hari.

Setidaknya siswa mulai sedikit demi sedikit memahami makna atau

manfaat mempelajari pendidikan agama Islam untuk pedoman hidup

mereka nantinya.

c. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Mengatasi Kesulitan Belajar

Siswa

Mengatasi kesulitan belajar siswa tidaklah mudah, banyak hal yang

harus dilalui oleh seorang guru untuk menyelesaikannya.

Penyelesaiannyapun juga dibutuhkan cara-cara khusus dan tepat pada

sasaran. Jika salah dalam penanganan maka akan berakibat lebih buruk

lagi. Sehingga untuk menyelesaikannya juga dibutuhkan dukungan-

Page 116: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

100

dukungan baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah dan

masyarakat. Setiap permasalahan yang akan diselesaikan pasti terdapat

pendukung dan juga penghambatnya, berikut adalah pemaparan faktor

pendukung dan juga faktor penghambat dalam menangani kesulitan

belajar siswa menurut bapak Muhib dan ibu Rochmantin.

1) Faktor pendukung

a) Sarana dan prasarana yang sudah lengkap

Kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah menjadi salah

satu pendukung sebuah pembelajaran. Selama proses belajar

mengajar berlangsung sarpras ini sangat dibutuhkan oleh seorang

guru. Baik itu berbentuk elektronik maupun non elektronik.

Mengatasi kesulitan belajar siswa juga dibutuh dukungan melalui

sarana dan prasarana di sekolah. Di SMP Negeri 6 Salatiga ini,

sudah di lengkapi dengan sarana dan prasarana yang mendukung

berlangsungnya proses pembelajaran.

Observasi yang saya lakukan di SMP Negeri 6 Salatiga, sarana

dan prasarana yang berada di sekolah ini sudah terpenuhi dan

lengkap. Setiap kelas memiliki LCD dan papan tulis putih dalam

keadaan baik dan memudahkan untuk berjalanannya proses

pembelajaran. Masjid sekolah sebagai tempat beribadah, juga

dilengkapi dengan LCD maupun meja kecil dengan tujuan untuk

pembelajaran di dalam masjid sekolah. Selain itu masjid sekolah

Page 117: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

101

juga luas, sehingga cukup menampung tiga kelas. (Observasi tgl. 5

April 2019, pukul 09.30 – 11.30 di sekolah).

Sarana sekolah yang lengkap, sangat mendukung untuk proses

pembelajaran di kelas. Siswa akan tertarik dengan pembelajaran

yang sudah didukung untuk mereka belajar. Seperti yang dikatakan

oleh ibu Rochmantin sebagai berikut:

“Faktor pendukung dalam menangani siswa, alkhamdulillah

media pembelajaran di sekolah sudah cukup baik. Mulai dari

papan tulis, dan di setiap kelas sudah dilengkapi dengan LCD

untuk mendukung pembelajaran semakin lebih efektif.

Penampilan video maupun gambar dan materi (power point),

menambah wawasan siswa dan mempermudah pemahaman

siswa akan materi yang disampikan. Sarpras sekolah juga

dalam keadaan baik” (Wawancara tgl. 24 April 2019 pukul

9.00 di masjid sekolah).

Menurut bapak Muhib, pendukung untuk menangani kasus

seperti ini, dibutuhkan sarpar yang baik pula, dan sarpras yang ada

di SMP 6 Salatiga sudah lengkap dan juga dalam keadaan baik.

Seperti yang beliau tuturkan sebagai berikut:

“Faktor pendukung semuanya sudah mendukung, dan sarpras

juga mendukung. Mulai dari LCD di setiap kelas, papan tulis,

maupun perpustakaan dan masjid sudah dilengkapi dan

disediakan. Jadi dalam pembelajaranpun juga sudah

dimudahkan dengan adanya sarpras tersebut, untuk mengatasi

siswa yang kesulitan belajar adanya sarpras ini juga membantu

sekali” (Wawancara tgl. 2 April 2019 pukul 9.00 di sekolah).

Sarpras yang mendukung akan memberikan kemudahan

seorang guru dalam menyampaikan setip materi yang akan

disampaikan kepada siswanya. Selain itu, siswa juga terbantu

Page 118: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

102

dalam belajar maupun memperhatikan atau memahami materi yang

disampaikan seorang guru.

b) Suasana sekolah yang nyaman

Suasana di sekolah juga menjadi salah satu faktor pendukung

dari kelancaran proses belajar dan mengajar. Sekolah yang

memiliki lokasi tenang tanpa ada kebisingan kendaraan maupun

kerumunan orang, akan membuat pembelajaran lebih tenang dan

lancar. Berikut menurut bapak Muhib:

“Kondisi sekolah yang nyaman, lingkungan yang mendukung

dan kondusif dimana disini tidak bising dengan keramaian

kendaraan, serta guru-guru yang ramah, baik pada guru yang

lain maupun dengan siswa” (Wawancara tgl. 2 April 2019

pukul 9.00 di sekolah).

Selain itu, seperti yang dikatakan oleh bapak Obrin sebagai

berikut:

“Di SMP Negeri 6 ini pertama kali yang dilakukan adalah

membuat siswa nyaman dan aman terlebih dulu dan bisa

menyerap apa yang dimiliki siswa dan dikembakan”

(Wawancara, 20 Mei 2019 pukul 09.30 di ruang BK).

Kenyamanan yang diberikan sekolah bukan hanya dalam hal

keadaan lingkungan sekolah saja, namun sambutan yang baik dari

guru kepada siswa juga menjadi kenyamanan tersendiri. Sehingga

siswa menjadi lebih nyaman dan aman ketika mereka berada di

sekolah.

Page 119: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

103

2) Faktor penghambat

a) Minat siswa

Minat siswa sangat berperan penting dalam keberlangsungan

sebuh pembelajaran. Sebab, ketika siswa belajar dan tidak memiliki

minat dalam pembelajaran terutama pada pendidikan agama Islam,

akan menimbulkan kesulitan belajar pada siswa. Pembelajaran

yang membuat siswa kurang dalam minatnya, kemungkinan

pembelajrana yang dihadapi oleh siswa tidak sesuai dengan

kebutuhannya, tidak sesuai dengan kecakapannya, tidak sesuai

dengan tipe-tipe khusus anak, yang mana nantinya akan banyak

menimbulkan problem pada diri siswa.

Siswa yang memiliki minat lemah terutama dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam, adalah siswa yang lebih

suka akan pembelajaran yang menyenangkan dengan didukung

suasana yang cocok untuk belajar. Menurut ibu Rochmantin

sebagai berikut:

“Ada siswa yang memiliki minat besar ada juga siswa yang

memiliki minat lemah. Siswa yang memiliki minat belajar PAI

tinggi atau besar rata-rata adalah siswa yang keingin tauan atau

keingin bisaan mereka dalam hal mengaji maupun ibadah dan

mengikuti ekstra keagamaan Islam di sekolah yang tinggi.

Sedangkan siswa yang lemah dalam minat belajar PAI adalah

siswa yang rata-rata tidak dapat mengaji dan biasanya

dirumah, siswa tidak mendapatkan pengarahan dari orang tua

untuk meningkatkan ke Isalaman mereka melalui ibadah,

meskipun di sekolah siswa sudah diajarkan dan dibimbing agar

mau beribadah kepada Allah SWT. Dalam hal ini, minat siswa

dalam pelajaran PAI menjadi kurang. Maka dari itu, guru

agama wajib kerja keras untuk menciptakan siswa berminat

Page 120: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

104

dengan pelajaran PAI” (Wawancara tgl. 24 April 2019 pukul

9.00 di masjid sekolah).

Minat lemah yang dimiliki oleh beberapa siswa ini disebabkan

dengan tidak pernahnya mereka dikenalkan agama Islam oleh

orang tua mereka misal dalam bentuk mengaji. Sehingga beberapa

siswa tersebut tidak memiliki minat atau ketertarikan dengan

pembelajaran pendidikan agama Islam. Selain itu, tergantung pada

guru juga selama pembelajaran berlangsung di dalam kelas yang

monoton, seperti yang diutarakan oleh bapak Muhib sebagai

berikut:

“Minat belajar yang dimiliki pada siswa baik itu tinggi maupun

rendah, itu tergantung pada guru bagaimana mengajarkan

materi kepada siswa. Bagaimana guru menyampaikan materi

selama pembelajaran, menyenangkan atau tidak

menyenangkan. Jika tidak menyenangkan dan cenderung

monoton, siswa tidak akan tertarik atau berminat dengan

pelajaran ang diampu oleh guru tersebut” (Wawancara tgl. 2

April 2019 pukul 9.00 di sekolah).

Minat siswa yang lemah, juga tergantung bagaimana guru

tersebut menyampaikan materi pelajaran kepada siswa selama

pembelajaran berlangsung. Guru yang hanya menyampaikan materi

tidak jelas dan membuat siswa kebingungan dalam pelajaran, serta

tanpa adanya kreativitas maupun metode dalam pembelajaran,

cenderung membuat siswa tidak berminat dengan apa yang

disampaikan oleh guru.

Page 121: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

105

b) Orang tua yang kurang mendukung

Selama berada di sekolah, siswa mendapatkan pengawasan

oleh bapak dan ibu guru. Mulai dari bagaimana siswa belajar di

kelas, sikap selama berada di sekolah, dan pergaulan dengan teman

sebayanya. Pengawasan yang dilakukan oleh bapak maupun ibu

guru, hanya sebatas waktu selama pelajaran di sekolah. Setelah

selesai sekolah, siswa kembali di awasi oleh orang tua. Namun,

tidak semua siswa dapat diawasi orang tua selama siswa tersebut

dirumah. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Muhib:

"Terbatasnya waktu siswa di sekolah untuk bertemu seorang

guru, selama di sekolah semua tingkah laku siswa baik maupun

buruk, guru bisa langsung menangani disaat itu juga selama di

sekolah. Tapi, setelah selesai sekolah pengawasan baik itu

tingkah laku siswa maupun ia belajar, kami kembalikan ke

orang tua untuk mereka awasi. Selama berada di rumah, ada

sebagaian siswa yang tidak di awasi oleh orang tua mereka.

Karena sebagian besar orang tua siswa ini adalah pekerja baik

bapak maupum ibu mereka. Sehingga selama dirumah, siswa

ini kurang mendapat pengawasan kedua orang tuanya"

(Wawancara tgl. 2 April 2019 pukul 9.00 di sekolah).

Diutarakan juga hal yang sama oleh ibu Rochmantin selaku

guru pendidikan agama Islam kelas VII.

“Kesulitan siswa ini, diawali dari lingkungan rumah yang

biasanya tidak mendukung siswa untuk belajar agama terutama

dalam hal ke-Islaman, misalnya dalam hal mengaji dan sholat.

Saya juga sempat bertanya kepada siswa yang belum bisa

mengaji, kalau dirumah sempat mengaji atau tidak? Siswa

menjawab bapak dan ibu saya tidak bisa mengaji dan tidak

pernah mengajarkannya, jadi saya juga tidak bisa mengaji.

Namun sebagai guru, kita harus memberi arahan dan

membimbing siswa agar bagaimana caranya siswa bisa

mengaji. Maka dari itu, untuk siswa yang belum bisa mengaji

saya arahkan untuk berdampingan dengan siswa yang bisa

Page 122: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

106

mengaji agar nantinya siswa ini mau belajar sedikit demi

sedikit dan nantinya siswa ini mampu membaca Al-Qur'an”

(Wawancara tgl. 24 April 2019 pukul 9.00 di masjid sekolah).

Peran orang tua juga sangat penting dalam menjadikan siswa

itu berhasil atau tidaknya dalam belajar. Dukungan dari orang tua

dapat membantu menumbuhkan sikap siswa menjadi lebih baik di

lingkungan keluarga, di masyarakat, maupun selama berada di

sekolah. Seperti yang dikatakan oleh bapak Muhib:

"Setiap anak atau siswa, membutuhkan seorang figur atau

contoh yang nantinya dapat mereka tiru maupun sebagai

motivasinya dalam menggapai cita-cita anak. Karena anak itu,

cenderung belajar melalui apa yang dia lihat, lalu mereka tiru

sesuai dengan figur atau contoh yang mereka lihat. Misalnya,

di sekolah siswa mendapat materi tentang sholat lima waktu.

Namun, karena di rumah siswa ini tidak pernah melihat orang

tuanya sholat, maka dia juga tidak akan melakuka sholat lima

waktu" (Wawancara tgl. 2 April 2019 pukul 9.00 di sekolah).

Inilah mengapa peran orang tua di rumah sangat penting dan

sangat dibutuhkan anak atau siswa yang mana orang tua merupakan

contoh untuk mereka selama di rumah. Tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh siswa baik atau tidaknya, maupun keaktifannya

untuk belajar, bukan hanya guru saja tapi orang tua juga wajib

mengawasi anak mereka terutama selama berada di rumah.

Pembelajaran pertama yang didapatkan oleh seorang siswa

yaitu berada dilingkungan keluarga. Baik atau buruknya situasi

maupun kondisi di lingkungan keluarga menentukan baik atau

buruknya keadaan siswa. Salah satunya yaitu masalah kesulitan

belajar siswa dengan pelajaran pendidikan agama Islam. Apa lagi

Page 123: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

107

jika lingkungan keluaraga tidak mendung siswa untuk belajar

agama Islam.

“Kesulitan siswa ini, diawali dari lingkungan rumah yang

biasanya tidak mendukung siswa untuk belajar agama terutama

dalam hal ke-Islaman, misalnya dalam hal mengaji dan sholat.

Saya juga sempat bertanya kepada siswa yang belum bisa

mengaji, kalau dirumah sempat mengaji atau tidak? Siswa

menjawab bapak dan ibu saya tidak bisa mengaji dan tidak

pernah mengajarkannya, jadi saya juga tidak bisa mengaji”

(Wawancara tgl. 24 April 2019 pukul 9.00 di masjid sekolah).

Hal yang sama juga diutarakan oleh bapak Muhib.

“Untuk faktor pengahambat disini yaitu dari pihak keluarga itu

sendiri. Guru di sekolah sudah mengarahkan ke hal yang baik,

namun dirumah tidak didukung, siswa hanya sebatas

mengetahui dan melakukan di sekolah saja. Misalnya, di

sekolah sudah di ajarkan sholat duha, tapi di rumah belum tetu

di ajarkan. Siswa juga butuh figure atau contoh yang baik

terutama dalam bidang agama seperti sholat maupun mengaji”

(Wawancara tgl. 2 April 2019 pukul 9.00 di sekolah).

Pemaparan diatas, dapat diambil pengertian bahwa sebenarnya

keberhasilan seorang siswa dalam belajar karena adanya dukungan

dari keluarga. Namun, ketika keluarga tidak pernah memberi

arahan maupaun contoh dalam bidang agama Islam, justru akan

membuat siswa menjadi tampak kesusahan ketika mendapati

pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah.

Page 124: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

108

B. Analisis Data

Setelah semua data dipaparkan, pada bagian ini peneliti akan

memberikan analisis dari data yang sudah dipaparakan tersebut. Analisis ini

akan membahas dan menghubungkan antara kajian pustaka dengan

berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMP Negeri 6 Salatiga.

Terkadang apa yang ada di dalam kajian pustaka dengan kenyataan yang ada

di lapangan tidak sama dengan atau sebaliknya. Keadaan inilah yang perlu

dibahas lagi, sehingga perlu penjelasan lebih lanjut antara kajian pustaka yang

ada, dengan dibuktikan dari kenyataan yang ada. Berkaitan dengan judul

skripsi ini, dan untuk menjawab fokus penelitian yang telah tercantum pada

bab awal, maka dalam analisis ini akan membahas satu persatu fokus

penelitian yang ada.

1. Penyebab siswa di SMP Negeri 6 Salatiga mengalami kesulitan belajar

pada pembelajaran PAI

Setiap siswa di sekolah, memiliki karakteristik untuk memahami

sebuah materi atau pelajaran tertentu. Sistem belajar apa yang dimiliki

siswa, agar dapat memahami suatu materi yang diajarkan oleh seorang

guru. Namun, terkadang siswa memiliki kesulitan-kesulitan dalam setiap

menjalani pemahaman materi yang diajarkan oleh guru. Salah satu

kesulitan pada siswa yang sering dijumpai yaitu kesulitan belajar siswa.

Akibat dari kesulitan belajar ini, menimbulkan hasil belajar siswa kurang

maksimal atau di bawah rata-rata.

Page 125: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

109

Kesulitan belajar siswa, adalah kondisi dimana siswa memiliki

gangguan baik itu dari dirinya sendiri maupun lingkungan, yang

mengakibatkan siswa terganggu dalam pengembangan kemampuan.

Gangguan pada lingkungan biasanya diakibatkan dari keluarga atau

orang tua dan guru yang mengajar di sekolah. Sedangkan, dari diri siswa

yaitu minat yang kurang akan suatu pelajaran, tidak adanya motivasi

pada diri siswa dan keadaan siswa yang kurang baik atau sakit. Hal inilah

yang bisa mengganggu perkembangan kemampuan siswa, yang

seharusnya siswa mampu menjadi tidak mampu.

Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa di SMP Negeri 6 Salatiga

ini termasuk kedalam kebiasaan belajar siswa yang salah. Setiap siswa,

memiliki cara sendiri untuk memahami suatu materi pelajaran. Berbagai

macam cara dilakukan sebagaian siswa agar dapat memahami suatu

materi pembelajaran atau hasil belajar yang lebih baik lagi. Namun, juga

terdapat bebrapa siswa yang hanya belajar jika ujian atau ulangan akan

datang. Kebiasaan belajar yang tidak baik, kesulitan belajar bisa timbul

pada anak yang mempunyai kebiasaan belajar yang tidak baik, seperti

menunda belajar. Belajar hanya bila akan ada ujian, mempunyai

kebiasaan menyontek atau meminjam pekerjaan teman (Lilik, 2011:

129).

Cara belajar yang dilakukan oleh siswa yang hanya akan belajar

ketika diadakannya ulangan atau ujian, akan menjadi kebiasaan buruk

untuk siswa. Hal ini, akan membuat siswa menjadi sulit dalam belajar

Page 126: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

110

dan memahami materi. Sehingga, hasil belajar siswa tidak maksimal dan

pemahaman siswa akan meteri yang rendah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dipaparkan

sebelumnya, dapat diketahui bahwa kesulitan belajar yang dialami siswa

kelas VIII G di SMP Negeri 6 Salatiga dalam mengikuti pembelajaran

pendidikan agama Islam disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal

dan eksternal diantaranya yaitu minat siswa, orang tua, guru dan cara

belajar yang salah, berikut penjelasannya:

a. Penyebab dari intern siswa

1) Pemahaman siswa yang kurang terhadap materi yang diajarkan

Pemahaman siswa akan suatu materi memang sangat

mempengaruhi berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dilakukan

oleh guru. Siswa yang mengalami pemahaman yang kurang

terhadap materi, guru harus mempunyai penyelesaian yang dapat

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Apabila

dijumpai dalam kegiatan belajar mengajar kesulitan belajar siswa

dalam menerima pelajaran, maka perlu diadakan suatu program

perbaikan demi peningkatan prestasi belajar siswa sehingga dalam

pelajarannya mereka tidak jauh ketinggalan dari pada teman-

temannya (Baharuddin, 2016:215).

Penyebab dari kurang pahamnya suatu materi yang diteriam

oleh siswa, bisa diakibatkan dari siswa yang salah satunya yaitu

lupa akan materi yang disampaikan oleh guru. Lupa dapat terjadi

Page 127: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

111

karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan

atau dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagaian ahli, materi yang

diperlakukan demikian dengan sendirinya akan masuk kealam

bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi

pelajaran baru (Muhibbin, 2017:172).

2) Minat siswa yang kurang

Kesukaan siswa akan suatu materi pelajaran, membuat siswa

akan lebih mempelajari dari pada materi pelajaran yang tidak

disukai oleh siswa. Keahlian yang dimiliki siswa atau bakat dalam

pelajaran yang disukai akan lebih mudah dipelajari oleh siswa.

Seseorang akan mudah mempelajari yang sesuai dengan bakatnya.

Apabila seorang anak harus mempelajarai bahan yang lain dari

bakatnya ia akan cepat bosan, mudah putus asa, dan tidak senang

(Makmun, 2017:259).

Tidak bisanya suatu materi yang dipelajari oleh siswa,

dikarenakan siswa tidak begitu berbakat dalam materi pelajaran

yang memang bukan keahlian siswa. Sehingga, siswa akan

mengalami cepat bosan di dalam kelas dan menyebabkan siswa

mengalami kesulitan belajar pada materi pelajaran yang memang

bukan yang siswa sukai.

3) Kurang dapat memanfaatkan waktu untuk belajar

Siswa yang kurang memanfaatkan waktu luang mereka untuk

belajar, dapat menghambat atau membuat siswa mengalami

Page 128: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

112

kesulitan belajar yang berakibat kurangnya pemahaman siswa

maupun prestasi siswa yang menurun. Televisi, surat kabar,

internet, buku-buku komik, bioskop, yang ada di sekeliling kita.

Hal-hal itu akan menjadi penghambat belajar apabila anak banyak

waktu yang dipergunakan untuk itu, hingga lupa tugasnya sekolah

(Makmun, 2017:273).

Waktu luang yang dimiliki siswa, tidak digunakan dengan

baik oleh siswa untuk belajar, akan tetapi siswa gunakan untuk

menonton TV atau main dengan teman-temannya serta bermain HP

yang membuat mereka lupa akan waktu belajar. Sehingga siswa

tidak sempat untuk mengulang materi yang di pelajari selama

sekolah.

4) Kebiasaan belajar yang salah

Kebiasaan belajar siswa yang hanya dilakukan disaat akan

adanya ujian maupun hanya ada PR, akan menjadi penyebab siswa

mengalami kesulitan belajar. Apa lagi siswa hanya mengandalkan

belajar dari penyampaian guru selama berada di sekolah. Jika anak

didik hanya menggantungkan diri dari hasil pelajaran yang

diberikan oleh guru di sekolah, tentu saja hasilnya kurang

memuaskan. Apa lagi, jika sepulang sekolah, anak tidak mau

belajar, maka hal ini tidak akan mendukung terhadap keberhasilan

pendidikan yang ditempuhnya. Kebiasaan malas merupakan

problem yang perlu diatasi oleh orang tua terhadap kegiatan belajar

Page 129: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

113

anak didik di rumah serta kegiatan lain yang dapat mendukung

keberhasilan dalam meraih prestasi belajarnya (Baharuddin,

2016:204).

Siswa yang hanya mengandalkan belajar di sekolah dari

pengajaran guru, dan juga tidak dipelajari lagi setelah pulang

sekolah, akan mengakibatkan siswa menjadi berkurang akan

pemahaman materi pelajaran. Kebiasaan siswa yang belajar jika

hanya ada PR dari sekolah dan juga akan ada ulangan maupun

ujian saja, membuat siswa harus ekstra dalam memahami pelajaran

yang akan dibuat ulangan. Sehingga siswa mebebani dirinya sendiri

dan membuat kapasistas kemampuan siswa untuk memahami

materi pelajaran dalam sehari sebelum ujian atau ulangan dimulai.

5) Kurang motivasi dalam belajar

Motivasi belajar yang kurang dimiliki oleh siswa menjadikan

siswa tersebut tidak memperdulikan pelajaran yang dipelajarinya.

Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan,

mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat

menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga

semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan

belajarnya. Seseorang yang besar motivasinya akan gigih tidak mau

menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan

prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka

yang motivasinya lemah, nampak acuh tak acuh, mudah putus asa,

Page 130: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

114

perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, akibatnya banyak

mengalami kesulitan belajar (Makmun, 2017:260-261).

Belum termotivasinya siswa akan pelajaran yang dipelajarinya

dan tidak tahu pelajaran yang siswa pelajari untuk apa, akan

membuat siswa tidak memperhatikan pelajaran yang dihadapinya.

Sehingga, siswa tidak memiliki target tertentu dalam pelajaran

tersebut. Bahkan sebagian memiliki target hanya saja tidak

mengetahui caranya dan membuat siswa menjadi malas dalam

belajar.

b. Penyebab dari ekstern siswa

1) Mengajar guru yang kurang dapat menggunakan metode yang tepat

Cara mengajar guru yang salah di dalam kelas, mejadikan

siswa akan sulit menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Mulai dari rasa bosan di kelas dan akibatnya menjadikan siswa

tidak memperhatikan pelajaran dan bermain sendiri selama berada

dikelas. Metode mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan

belajar yaitu, metode belajar yang menyebabkan murid pasif,

sehingga anak tidak ada aktivitas. Kemudian metode mengajar

tidak menarik, kemungkinan materinya tinggi atau tidak menguasai

bahan. Selain itu, guru hanya menggunakan satu metode saja dan

tidak bervariasi. Hal ini menjunjukan metode guru yang sempit,

tidak mempunyai kecakapan diskusi, tanya jawab, eksperimen,

Page 131: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

115

sehingga menimbulkan aktivitas murid dan suasana menjadi hidup

(Makmun, 2017:270).

Pemberian metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan

keadaan siswa, akan membuat siswa menjadi pasif dan tidak aktif

di dalam kelas. Siswa cenderung hanya akan memperhatikan

namun tidak memahami apa yang disampaikan oleh guru.

Akibatnya siswa akan merasa jenuh dan melakukan kesibukan

sendiri selama berada di kelas.

2) Kurang perhatian orang tua

Selain guru, peran orang tua di dalam keberhasilan belajar

siswa juga sangat penting. Perhatian orang tua yang diberikan

kepada siswa, akan menjadi penyemangat siswa dalam belajar.

Orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-anaknya. Segala

yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-

anaknya. Karena sikap orang tua yang bermalas-malasan tidak

baik, hendaknya dibuang jauh-jauh. Demikian juga belajar

memerlukan bimbingan dari orang tua agar sikap dewasa dan

tanggung jawab belajar tumbuh pada diri anak. Orang tua yang

sibuk bekerja, sibuk berorganisasi, berarti anak tidak mendapatkan

pengawasan dari orang tua, sehingga memungkinkan akan banyak

mengalami kesulitan belajar (Makmun, 2017:266).

Guru adalah pengawas siswa selama berada di sekolah,

sedangkan orang tua menjadi pengawas belajar siswa selama

Page 132: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

116

berada di rumah. Apapun yang dilakukan oleh orang tua selama

berada di rumah juga akan ditiru oleh siswa. Pengawasan orang tua

terhadap siswa selama belajar di rumah sangatlah dibutuhkan oleh

siswa agar siswa mendapat perhatian dari orang tua mereka selama

belajar. Namun pengawasan yang kurang dari orang tua juga

mengakibatkan siswa menjadi mengalami kesulitan belajar. Sebab

dalam hal ini, siswa belajar atau tidak, tidak pernah mendapat

pengawasan dari orang tua siswa.

3) Media Massa

Zaman yang serba maju akan teknologi, membuat banyak

orang tidak ingin tertinggal akan kemajuannya tersebut. Apalagi

informasi terbaru dan cepat tersaji, membuat banyak orang

ketagihan akan teknologi. Salah satunya yaitu HP, yang mana

siswa lebih sering bermain HP dibandingkan dengan belajar selama

di rumah. Faktor media meliputi TV, HP, buku-buku komik dan

lain sebagainya, hal ini akan menghambat belajar apabila anak

terlalu banyak waktu yang dipergunakan untuk itu, hingga lupa

akan tugasnya belajar (Ahmadi dan Supriyono, 2004:78).

Penggunaan media massa seperti HP, dapat memiliki dampak

buruk terutama kepada siswa. Hal ini bisa terjadi jika siswa

menggunakannya terlalu sering sehingga lalai dengan apa yang

seharusnya dilakukan siswa yaitu belajar dan akibatnya membuat

siswa mengalami kesulitan belajar.

Page 133: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

117

4) Teman-teman yang kurang mendukung siswa

Teman sepermainan juga memiliki pengaruh yang besar dalam

baik atau buruknya siswa di dalam kelas. Teman bergaul yang

pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat masuk dalam jiwa anak.

Apabila anak suka bergaul dengan mereka yang tidak sekolah,

maka ia akan malas belajar, sebab cara anak yang bersekolah

berlainan dengan anak yang tidak sekolah. Kewajiban orang tua

adalah mengawasi mereka serta mencegah agar mengurangi

pergaulan dengan mereka (Makmun, 2017:273).

Pengaruh dari teman-teman sekitar akan cepat di terima oleh

siswa, karena keseharian saling bersama dan disaat bermainpun

juga bersama. Sehingga, ketika teman yang mengajak kepada hal

yang baik akan membawa siswa juga ke hal-hal yang baik. Begitu

juga sebaliknya, jika membawa pengaruh buruk maka siswa hanya

akan memperburuk keadaanya.

2. Upaya guru PAI di SMP Negeri 6 Salatiga menghadapi kesulitan belajar

siswa didalam kelas selama pembelajaran PAI

Mengatasi kesulitan belajar yang ada pada siswa, adalah tantang

tersendiri untuk seorang guru, semua yang akan dipelajari bersama

dengan siswa juga harus tersusun secara sistematis, sehingga

menghasilkan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa. Setiap

Page 134: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

118

kelas, memiliki kemampuan yang berbeda-beda, terutama dalam hal

memahami sebuah materi. Cara memahami siswa akan materi yang

berbeda-beda inilah yang menjadikan seorang guru harus mengupayakan

agar siswa memahami materi yang ia sampaikan. Terutama kepada siswa

yang mengalami kesulitan belajar dalam memahami suatu materi. Guru

harus mencari cara agar siswa sedikit demi sedikit memahami materi

yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMP Negeri 6

Salatiga ditemukan upaya guru pendidikan agama Islam kelas VIII

mengatasi kesulitan belajar PAI di kelas VIII G sebagai berikut:

a. Pemanfaatan Teknologi

Pesatnya kemajuan teknologi, memudahkan orang untuk

mendapatkan atau mencari informasi yang dibutuhkan dari berbagai

sumber. Teknologi informasi memiliki pengaruh besar dalam bidang

pendidikan yang mana dengan teknologi ini, memudahkan siswa

maupun guru untuk mencari bahan atau materi yang sedang

dipelajari. Selain itu, kemajuan teknologi ini, membantu

memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan juga

menambah informasi yang dibutuhkan oleh guru untuk disampaikan

kepada siswa. Sehingga, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan

melalui buku saja, akan tetapi mereka juga mendapatkan wawasan

yang lebih luas dari guru mereka.

Page 135: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

119

Teknologi informasi ini, dimanfaatkan seorang guru untuk

memenuhi kebutuhan baik itu dalam mengajar maupun menambah

wawasan atau bahan materi. Guru harus memiliki kompetensi

professional, yaitu merupakan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam mencangkup penguasaan materi

kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuannya

secara filosofis. Kompetensi ini juga disebut dengan penguasaan

sumber ajar atau sering disebut dengan bidang studi keahlian (Jamal,

2009: 45).

Pemanfaat teknologi informasi ini, juga dilakukan oleh guru

pendidikan agama Islam kelas VIII dalam memberikan tugas siswa

sesuai dengan materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini,

dilakuakan oleh guru agar siswa dapat lebih memahami materi yang

disampaikan oleh guru.

b. Menjadi fasilitator untuk siswa

Mengatasi siswa dalam masalah kesulitan belajar pada suatu

pembelajaran, salah satu cara adalah guru sebagai fasilitator siswa.

Membantu atau membimbing setiap kesulitan siswa dalam

pembelajaran, akan membantu siswa sedikit demi sedikit mengatasi

kesulitan belajarnya. Guru bertugas memfasilitasi murid untuk

menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat, sebagai

fasilitator setidaknya memiliki tujuh sikap yaitu tidak berlebihan

mempertahankan pendapat dan keyakinannya atau kurang terbuka,

Page 136: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

120

dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi

dan perasaannya, mau dan mampu menerima ide peserta didik yang

inovatif, dan kreatif, bahkan yang sulit sekalipun. lebih

meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta

didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran, serta dapat

menerima komentar balik, baik yang bersifat positif maupun

negative (Jamal, 2009:39).

Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan

pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan pembeljaran.

Usaha guru dalam memfasilitasi pembelajaran, secara tidak

langsung guru telah mengajak dan membawa siswa yang ada di

kelasnya untuk berpartisipasi. Sehingga pembelajaran dapat

berjalan dengan efektif dari peran aktif siswa. Aktifnya siswa di

dalam kelas, menumbuhkan rasa ingin tau pada diri siswa akan

suatu materi pembelajaran dan secara tidak langsung siswa mulai

memiliki semangat untuk belajar serta siswa akan mulai memahami

materi yang mereka terima dari guru.

Pembimbingan atau pendampingan guru pendidikan agama

Islam di SMP Negeri 6 Salatiga kepada siswa selama pembelajaran,

terutama saat menjalankan sholat fardhu baik itu sholat Dzhuhur

maupun sholat Jum‟at serta sholat sunnah Duha yang dilakukan

sebelum pembelajaran pendidikan agama Islam dimulai,

merupakan cara agar siswa dapat melaksanakan dan juga

Page 137: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

121

menghafal bacaan sholat yang nantinya dapat mereka praktekan di

lingkungan rumah maupun masyarakat. Pembimbimbingan ini,

merupakan salah satu cara agar siswa dapat memahami dan mudah

dalam menghafalkan bacaan sholat.

c. Menjadi teladan yang baik

Guru merupakan salah satu panutan bagi siswa selama berada

di sekolah. Sehingga, guru dituntut untuk memiliki sikap, perilaku,

moral, dan sopan santun yang baik. Hal ini harsu miliki guru karena,

siswa cenderung akan mengikuti maupun meniru hal apa saja yang

mereka lihat. Oleh sebab itu, memiliki sikap, maupun perilaku yang

baik bukan hanya ditunjukan kepada siswa di sekolah saja, akan

tetapi di luar sekolah atau masyarakat juga harus diterapkan.

Selama pembelajaran berlangsung, perilaku atau sikap guru

harus diperhatikan sedemikian rupa yang mana nantinya akan

membuat siswa lebih menghormati guru serta siswa akan merasa

bahwa mereka benar-benar diperhatikan oleh gurunya. Guru

memiliki kewibawaan yang mana kewibawaan berarti hak

memerintah dan kekuasaan untuk membuat kita patuh dan ditaati.

Ada juga orang mengartikan kewibawaan dengan sikap dan

penampilan yang dapat menimbulkan rasa segan dan rasa hormat.

Sehingga dengan kewibawaan tersebut, anak didik merasa

memperoleh pengayoman dan perlindungan (Latifah, 2017: 25-29).

Page 138: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

122

Mengacu kepada standar nasional pendidikan, kompetensi

kepribadian guru meliputi Memiliki kepribadian yang mantrap dan

stabil, yang indikatornya bertindak sesuai dengan norma hukum,

norma sosial. Bangga sebagai pendidik, dan memiliki konsistensi

dalam bertindak sesuai dengan norma. Memiliki kepribadian yang

dewasa, dengan cirri-ciri, menampilkan kemandirian dalam

bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos kerja, memiliki

kepribadian yang arif, yang ditunjukan dengan tindakan yang

bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat serta

menunjukan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak, memiliki

kepribadian yang berwibawa, yaitu perilaku yang berpengaruh

positif terhadap peserta didik dan memiliki prilaku yang disegani

memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan, dengan menampilkan

tindakan yang sesuai dengan norma religius (iman dan takwa, jujur,

ikhlas, suka menolong), dan memiliki prilaku yang diteladani

peserta didik (Jamal, 2009: 116).

Salah satu komptensi yang harus ada dan dimiliki oleh guru

yaitu kompetensi kepribadian yang mana dalam kompetensi ini

guru dituntut untuk memiliki sifat atau prilaku yang baik dan

nantinya akan menjadi teladan bagi siswa-siswanya.

Selama pembelajaran berlangsung, guru pendidikan agama

Islam SMP Negeri 6 Salatiga memberikan kesan pertama kepada

siswa dengan sopan santun mulai dari berbicara hingga cara guru

Page 139: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

123

berpakaian rapi dan bersih. Menyampaikan materi kepada siswa

dengan bijaksana dan wibawanya, sehingga membuat siswa

menghormati guru. Tindakan-tindakan kecil yang dilakukan oleh

guru pendidikan agama Islam terutama kelas VIII ini, akan dapat

membuat siswa menjadikan gurunya sebagai contoh atau dapat

ditiru oleh siswa.

d. Pembelajaran yang menyenangkan

Sebagi seorang guru, harus pandai dalam mengelola kelas,

menjadikan suatu pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan

bagi siswa. Sebab, pembelajaran yang menyenangkan akan

mengurangi rasa bosan atau jenuh pada diri siswa selama

pembelajaran berlangsung, Dalam mempersiapkan pembelajaran

dibutuhkan yang namanya perencanaane yaitu, sesuatu pekerjaan

mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan

melihat kedepan. Dengan demikian, seorang guru harus mampu

merencanakan proses belajar mengajar dengan baik. sedangkan

evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai

pendidikan, sehingga dapat diketahui hasil-hasilnya. Program

evaluasi ini diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat

keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran,

menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik yang

berkaitan dengan materi, metode, fasilitas, maupun dengan berbagai

hal lainnya (Latifah, 2017: 25-29).

Page 140: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

124

Perencanaan yang dilakukan oleh guru, agar selama

pembeljaran berlangsung dapat berjalan dengan lancar dan siswa

mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru. Namun,

dalam perencanaan ini dibutuhkan kreatifitas seorang guru dalam

mengajar. Kompetensi pedagogis yaitu kemampuan seorang guru

dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu,

kemampuan pedagogis juga ditunjukkan dalam membantu,

membimbing dan memimpin peserta didik. Menurut Permendiknas

nomor 17 tahun 2007, kompetensi pedagogis guru mata pelajaran

terdiri atas 37 buah kompetensi yang dirangkum dalam 10

kompetensi inti yaitu menguasai karakteristik peserta didik dari

aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan

intelektual, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pemebelajaran yang mendidik. Mengembangkan kurikulum yang

terkait dengan mata pelajaran yang diampu, menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, menfasilitasi

pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki, berkomunikasi secara efektif,

empatik, dan santun dengan peserta didik, menyelenggarakan

penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil

penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, melakukan

Page 141: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

125

tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran (Jamal,

2009: 65).

Hal ini dilakukan, agar siswa mampu mengikuti

pembelajaran serta aktif di dalamnya, sehingga siswa dapat

memahami materi salah satu pembelajaran yang dihadapinya.

Pembelajaran yang menyenangkan, dapat juga memicu guru untuk

lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang

dapat menarik perhatian siswa dalam menyampaikan materi

pelajaran. Memberikan siswa pembelajaran yang menyenangkan,

diharapkan selain siswa memahami materi, juga akan tercapai

pembelajaran yang bermakna dan terkesan bagi siswa.

Memberikan pembelajaran yang menyenangkan di SMP

Negeri 6 Salatiga, memulai dengan membuat siswa nyaman dengan

situasi sekolah, setelah itu barulah bagaimana guru mengajar agar

siswa menjadi nyaman selama pembelajaran berlangsung bersama

dengan guru mereka. Guru pendidikan agama Islam kelas VIII,

membuat pembelajaran pendidikan agama Islam yang

menyenangkan dengan memberikan metode-metode pembelajaran

yang sesuai dengan karakter setiap kelas, serta memberikan

bimbingan prakterk langsung ketika materi ini membutuhkan

praktikum.

Page 142: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

126

e. Memberi motivasi

Setiap proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu

aspek yang sangat penting untuk menumbuhkan semangat siswa

dalam belajar. Terkadang prestasi siswa yang menurun bukan

hanya disebabkan oleh kemampuanya yang rendah, namun bisa

jadi menurunnya prestasi siswa dikarenakan kurangnya motivasi

belajar pada diri siswa. Proses pembelajaran akan berhasil ketika

siswa memiliki motivasi belajar. Oleh sebab itu, guru perlu

menumbuhkan motivasi belajar pada diri siswa. Guru sebagai

motivator, harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur

kelemahan anak didik bagaimanapun latar belakang hidup

keluarganya, bagaimanapun kelam masa lalunya, dan

bagaimanapun berat tatangannya (Jamal, 2009:39).

Memberi motivasi belajar pada siswa, akan menumbuhkan

semangat belajar pada siswa. Hal ini ditujukan agar siswa memiliki

rasa tertarik atau minat yang tinggi terhadap suatu pembelajaran,

sehingga kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sedikit demi

sedikit akan teratasi dan akan tercapai hasil belajar yang baik.

Pemberian motivasi kepada siswa agar nantinya mereka

bersemangat dalam belajar terutama pendidikan agama Islam,

dilakuakn oleh guru pendidikan agama Islam SMP Negeri 6

Salatiga dengan memberikan motivasi ini sesuai dengan materi

yang disampaikan guru. Secara langsung, siswa memiliki semangat

Page 143: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

127

untuk rasa ingin tahu yang lebih, terhadap materi yang disampaikan

oleh guru. Sehingga, siswa dapat memahami materi pendidikan

agama Islam dan juga mau mempraktekannya.

3. Faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam mengatasi kesulitan

belajar siswa pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 6 Salatiga

Mengatasi kesulitan belajar siswa tidaklah mudah. Selain upaya-

upaya yang dilakukan seorang guru, dukungan dari berbagai pihak juga

sangat dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Namun,

terkadang juga terdapat hambatan dalam mengatasi kesulitan belajar

siswa. Hambatan inilah yang membuat lambatnya siswa teratasi oleh

upaya-upaya yang dilakukan guru.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMP Negeri 6

Salatiga ditemukan faktor pendukung dan penghambat guru pendidikan

agama Islam kelas VIII mengatasi kesulitan belajar PAI di kelas VIII G

sebagai berikut:

a. Faktor pendukung

1) Sarana dan prasarana

Sarana maupun prasarana lengkap yang disediakan oleh

sekolah, merupakan salah satu hal terpenting dalam mendukung

proses pembelajaran yang lebih. Selain itu, kelengkapan sarana

dan prasarana juga dapat membatu seorang guru dalam mengatasi

kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Jika sarana dan

prasarana tidak lengkap, hal ini bisa menjadi salah satu hambatan

Page 144: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

128

dalam pembelajaran. Alat pelajaran yang kurang lengkap

membuat penyajian pelajaran yang tidak baik. Terutama pelajaran

yang bersifat praktikum, kurangnya alat laboratorium akan

banyak menimbulkan kesulitan dalam belajar. Tiadanya alat-alat

yang mendukung, akan membuat guru cenderung menggunakan

metode ceramah (Ahmadi dan Supriyono, 2004:78).

Sarana dan prasarana yang berada di SMP Negeri 6 Salatiga,

sudah sangat lengkap, sehingga mendukung para guru untuk

memudahkan proses pembelajaran. Setiap kelas dilengkapi

dengan papan tulis dan juga LCD untuk memudahkan guru dalam

menyampaikan materi serta siswa juga tertarik akan pembelajaran

yang disampaikan oleh guru. Masjid yang terdapat di dalam

komplek sekolah, juga menjadi salah satu pendukung

pembelajaran yang dimiliki oleh guru agama Islam. Apa lagi di

masjid ini, semua yang berhubungan dengan proses pembelajaran

juga tersedia, baik itu papan tulis, LCD, maupun meja-meja kecil

untuk memudahkan siswa menulis.

Seperti yang dikatakan oleh guru pendidikan agama Islam

terutama kelas VIII, bahwa sarana dan prasarana yang disediakan

oleh sekolah sudah melengkapi dan menjadi pendukung

kelancaran proses pembelajaran. Hal inilah, yang memudahkan

guru dalam mencari cara untuk mengatasi kesulitan belajar siswa

Page 145: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

129

kelas VIII G terutama dalam pembelajaran pendidikan agama

Islam.

2) Suasana sekolah yang nyaman

Suasana sekolah yang membuat siswa nyaman, akan menjadi

siswa merasa lebih tenang dan aman selama berada di sekolah.

Jauh dari keramaian kendaraan yang lewat maupun keramaian

orang, yang mana nantinya akan mengganggu proses

pembelajaran di sekolah. Situasi dan kondisi sekolah memberikan

arti baik kepada siswa. Situasi dan kondisi sekolah yang tenang

dan jauh dari keramaian akan lebih baik dari pada sekolah yang

dekat dengan keramaian, hiruk pikuk, dan lain sebagainya

(Baharuddin, 2016:213).

Selain itu, keberadaan seorang guru juga mempengaruhi

kenyamanan siswa selama berada di sekolah. Kepribadian

seorang guru yang baik, akan membuat siswa merasa senang dan

nyaman. Sifat-sifat atau karakteristik guru yang disenangi oleh

siswa adalah guru-guru yang demokratis, suka bekerja sama, baik

hati, sabar, adil, konsisten, bersifat terbuka, suka menolong, dan

ramah tamah (Oemar, 2014:39). Siswa yang nyaman dengan guru

di sekolah, mereka akan merasa aman dan merasa dilindungi

selama berada di sekolah.

Page 146: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

130

b. Faktor penghambat

1) Minat siswa

Setiap siswa memiliki ketertarikan yang berbeda-beda akan

suatu mata pelajaran. Ketertarikan siswa akan pelajaran

menentukan minat atau tidaknya siswa akan pelajaran di sekolah.

Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan

timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya

mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan

kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan

tipe-tipe khusus anak banyak menimbulkan problem pada dirinya.

Karena itu pelajaran pun tidak pernah terjadi proses dalam otak,

akibatnya timbul kesulitan (Ahmadi dan Supriyono, 2004:78).

Minat merupakan suatu hal yang penting dimiliki oleh siswa

dalam belajar agar menumbuhkan rasa keingin tahuan siswa

terhadap materi yang disampaikan oleh guru dan siswa dapat

sepenuhnya fokus pada materi, sehingga menghasilkan hasil

belajar yang memuaskan. Namun pada kenyataannya, minat yang

dimiliki siswa ini, tergantung pada kemampuan siswa terhadap

pelajaran yang mereka terima. Kemampuan siswa yang kurang

pada salah satu pelajaran yang terdapat di sekolah, membuat

siswa tidak memiliki minat pada pelajaran tersebut.

Minat siswa di SMP Negeri 6 Salatiga terutama kelas VIII G

terhadap pembelajaran pendidikan agama Islam masih kurang.

Page 147: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

131

Hal ini disebabkan, siswa yang masih belum lancar dengan

membaca Al-Qur‟an. Ketidak lancaran siswa dalam membaca Al-

Qur‟an, berpengaruh kepada materi yang disampaikan oleh guru,

siswa kurang memahami apa materi yang disampaikan oleh guru.

2) Orang tua yang kurang mendukung

Peran orang tua sangat penting dalam pencapaian

keberhasilan belajar siswa di sekolah. Orang tua yang tidak atau

kurang memperhatikan pendidikan anak-anakanya, mungkin acuh

tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar anak-anaknya,

akan menjadi penyebab kesulitan belajar. Orang tua yang

bersikap kejam atau otoriter, akan menimbulkan mental yang

tidak sehat bagi anak serta akan berakibat anak tidak dapat merasa

tentram atau tidak senang dirumah. Begitu juga dengan

sebaliknya, jika orang tua lemah, suka memanjakan anak yang

berakibat anak tidak mempunyai kemampuan dan kemauan atau

malas berusaha maupun malas menyelesaikan tugas-tugas

sekolah, sehingga prestasinya menurun.

Orang tua memiliki peranan penting dalam membentuk siswa

menjadi orang yang berhasil atau tidak dalam belajar. Perhatian

yang kurang diberikan oleh orang tua kepada siswa, akan

menimbulkan hal yang buruk kepada diri siswa sendiri, begitu

juga sebaliknya. Namun, kebanyakan orang tua hanya

menganggap siswa sekolah, dan tidak memperdulikan bagaimana

Page 148: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

132

siswa ini belajar. Orang tua hanya melakukan pekerjaan dan

menerima hasil dari belajar siswa. Jika hasil yang didapat siswa

buruk, terkadang orang tua bukannya memberi motivasi tapijustru

memberi siswa amarah. Sehingga membuat siswa merasa tidak

nyaman berada dirumah sendiri.

Orang tua siswa di SMP Negeri 6 Salatiga ini, kedua-duanya

rata-rata adalah pekerja. Kedua orang tua yang bekerja, terkadang

kurang memberikan perhatian kepada belajar siswa. Selain itu,

orang tua yang kurang mendukung mendukung dalam

keberagamaan Islam, juga menjadi faktor siswa mengalami

kesulitan belajar terutama pada pendidikan agama Islam.

Keluarga adalah pendidikan pertama yang diterima oleh

sisiwa. Bukan hanya seorang guru saja yang bertanggung jawab

atas belajar siswa selama di sekolah, tetapi orang tua juga harus

ikut bertanggung jawab memperhatikan belajar siswa selama

berada di rumah. Namun, terkadang banyak orang tua yang tidak

memperhatikan siswa belajar atau percaya sepenuhnya bahwa

guru dapat membuat pintar anak mereka. Guru menyampaikan

atau menularkan ilmu-ilmunya untuk siswa-siswanya, akan tetapi

tergantung bagaimana siswa ini dapat menerima dan mengolah

materi yang disampaikan oleh guru atau tidak.

Guru pendidikan agama Islam kelas VIII menerangkan

bahwa, guru memberikan atau menyampaikan materi kepada

Page 149: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

133

siswa selama berada di sekolah, siswa juga diajarkan untuk

melakukan ibadah seperti sholat berjamaah baik itu sholat fardhu

maupun sholat sunnah, sehingga siswa mendapat pengawasan

penuh dari guru selama berada di sekolah. Akan tetapi selama

berada dirumah, terutama untuk siswa yang orang tuanya pekerja,

siswa kurang mendapat perhatian dari orang tua mereka. Di SMP

Negeri 6 Salatiga rata-rata orang tua dari siswa semuanya pekerja,

sehigga siswa kurang mendapat pengawasan dari orang tua.

Faktor biaya merupakan faktor yang sangat penting karena

belajar dan kelangsungannya sangat memerlukan biaya. Misalnya

untuk membeli alat-alat untuk sekolah dan biaya-biaya lainnya.

Maka keluarga miskin akan merasa berat untuk mengeluarkan

biaya yang bermacam-macam untuk menyekolahkan anaknya.

Selain itu, keluarga miskin juga tidak dapat menyediakan tempat

untuk belajar yang memadai, dimana tempat belajar tersebut

merupakan salah satu sarana terlaksananya belajar secara efisien

dan efektif. Namun sebaliknya, jika keluarga kaya, mereka akan

menjadi enggan untuk belajar karena terlalu banyak untuk

bersenang-senang serta dimanja oleh kedua orang tuanya

(Ahmadi dan Supriyono, 2004:78).

Page 150: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

134

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian penelitian tersebut di atas, dapat diketahui bahwa,

upaya guru pendidikan agama Islam kelas VIII mengatasi kesulitan belajar

sisiwa dalam pembelajaran PAI kelas VIII di SMP Negeri 6 Salatiga tahun

ajaran 2018/2019, dapat di simpulkan beberpa hal sebagai berikut:

1. Penyebab siswa mengalami kesulitan belajar terutama siswa kelas VIII G

terdapat dua faktor penyebab yaitu intern dan ekstern. Penyebab dari

intern yaitu pada pemahaman siswa yang kurang terhadap materi yang

diajarkan yang mana hal ini disebabkan oleh tidak pernahnya siswa

bertanya kepada guru dan seringnya lupa akan materi, minat siswa yang

kurang akan pembelajaran PAI yang mana siswa lebih berminat dengan

materi yang mereka suka, kurang dapat memanfaatkan waktu terutama

untuk belajar mereka lebih memilih untuk bermain HP, kebiasaan belajar

yang salah dimana siswa hanya akan belajar ketika terdapat ulangan saja,

dan kurang motivasi dalam belajar yang mana siswa memiliki keinginan

namun tidak ada yang mendukung siswa sehingga siswa tidak tahu harus

bagamaina untuk dapat menggapai apa yang ingin dicapai siswa.

Sedangkan penyebab dari ekstern, yaitu mengajar guru yang kurang

dapat menggunakan metode yang tepat sehingga menyebabkan siswa

cepat mengalami bosan, kurang perhatian orang tua yang mana siswa

tidak pernah mendapat pengawasan dari orang tua selama siswa belajar,

Page 151: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

135

media massa dimana siswa lebih sering bermain dengan HP

dibandingkan belajar, dan teman-teman yang kurang mendukung siswa

terutama pada pembelajaran PAI yang mana teman-teman siswa jarang

mengajak siswa untuk hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam.

2. Upaya guru pendidikan agama Islam kelas VIII dalam mengatasi

kesulitan belajar siswa terutama kelas VIII G dalam pembelajaran PAI

yaitu dengan cara memanfaatkan fasilitas terutama dalam hal media

teknologi informasi dan komunikasi, dengan menghubungakan materi

yang sedang dibahas oleh guru dan memadukannya dengan pencarian

artikel melalui internet serta memanfaatkannya dengan memadukan

metode pembelajaran yang siswa akan tertarik dan memiliki minat akan

mengikuti pembelajaran. Guru sebagai fasilitator, guru membimbing

siswa dengan memberikan arahan kepada siswa untuk melakukan hal

yang baik maupun melalui pembiasaan kepada siswa agar mudah dalam

menghafalkan suatu materi, bahkan pendekatan dengan siswa agar siswa

merasa nyaman dan aman selama pembelajaran berlangsung. Guru

menjadi teladan yang baik untuk siswanya mulai dari cara berpakaian

maupun sikap selama berada di sekolah maupun di luar sekolah sebab

siswa lebih cenderung suka mempraktekan apa yang mereka lihat.

Memberikan pembelajaran yang menyenangkan untuk siswa melalui

berbagai macam metode sesuai dengan karakter kelas masing-masing

agar siswa memiliki semangat dalam belajar terutama pendidikan agama

Islam. Memberikan motivasi kepada siswa tentang manfaat yang

Page 152: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

136

terkandung dalam setiap materi pendidikan agama Islam, dengan maksud

agar siswa memiliki semangat dan berminat dalam mempelajari

pendidikan agama Islam.

3. Faktor pendukung dalam mengatasi kesulitan belajar siswa yaitu srana

dan prasarana yang dimiliki sekolah yang tersedia, sarana dan prasarana

yang lengkap memudahkan guru untuk memanfaatkannya selama berada

di sekolah dalam pembelajaran. Selain itu, suasana yang membuat

nyaman siswa juga menjadi salah satu pendukung dalam proses

pembelajaran selama di sekolah. Sedangkan untuk faktor penghambat

adalah minat siswa yang lemah terutama pada pembelajaran PAI yang

mana bagi siswa yang belum bisa mengaji akan memiliki minat yang

lemah terhadap pembelajaran PAI. Orang tua yang kurang mendukung

siswa terutama dalam hal belajar agama Islam juga menjadi salah satu

penghambat dalam mengatasi kesulitan belajar siswa, orang tua yang

sibuk bekerja dan tidak sempat memperkenalkan dengan agama Islam

atau membuat suasana yang ke-Islaman, menjadi salah satu hambatan

dalam proses belajar siswa terhadap pembelajaran pendidikan agama

Islam.

B. Saran

Berdasarkan temuan dan kesimpulan penelitian di atas, maka saran

ditujukan kepada:

Page 153: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

137

1. Pembaca

Penelitian ini diharapkan menumbuhkan kesadaran para pembaca,

sehingga para pembaca yang budiman akan mengetahui bagaimana siswa

mengalami kesulitan belajar dan bagaimana mengatasi siswa yang

mengalami kesulitan belajar terutama pada materi pendidikan agama

Islam, sehingga pembaca akan menyadari pentingnya memberikan

bimbingan kepada siswa tentang agama Islam agar siswa dapat

berprilaku atau mempraktekan materi pendidikan agama Islam baik itu di

sekolah maupun di lingkungan rumah.

2. Guru Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Negeri 6 Salatiga

Semua upaya yang telah dilakukan guru pendidikan agama Islam di

SMP Negeri 6 Salatiga secara optimal kami harapkan akan dapat terus

berlanjut. Meneruskan program-program yang sudah berjalan secara

opotimal dan semakin meminimalisir kesulitan belajar yang dialami

siswa dan hambatan-hambatan yang ditemui, baik itu dari segi siswanya

maupun pihak gurunya.

3. Siswa Kelas VIII G

Setiap pembelajaran, diusahakan siswa mau memperhatikan materi

yang disampaikan oleh guru dengan sungguh-sungguh terutama pada

pembelajaran pendidikan agama Islam yang mana pendidikan ini akan

membawa manfaat baik itu di dunia maupun di akhirat. Mengikuti

ekstrakurikuler yang berbasis agama Islam, baik itu yang berhubungan

dengan baca tulis Al-Qur‟an atau BTQ serta yang berhubungan dengan

Page 154: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

138

seni ke-Islaman baik itu kaligrafi atau rebana. Selain itu, jangan menyia-

nyiakan waktu dengan hal-hal yang tidak berguna, manfaatkan waktu

sebaik mungkin untuk belajar baik itu pendidikan agama Islam maupun

pendidikan umum serta meningkatkan bakat yang dimiliki siswa.

4. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian yang telah dilakukan ini, diharapkan dapat

digunakan oleh peneliti selanjutnya sebagai salah satu referensi dalam

melakukan penelitian. Sebab penelitian yang dilakukan masih jauh dari

kata sempurna, diharapkan akan ada banyak penelitian untuk tema-tema

seperti ini dan dapat dikaji lebih dalam lagi. Hal ini dilakuakn, agar

kesulitan belajar siswa terutama pada pembelajaran pendidikan agama

Islam dapat diatasi.

Page 155: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

139

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT

Rineka Cipta

Asmani, Jamal. 2009. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif.

Yogyakarta: Diva Press

Baharuddin. 2016. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media

Basrowi, dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT

Rineka Cipta

Duriyat, Masduki. 2016. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung : Alfabeta

Hakim, Thursan. 2010. Belajar Secara Efektif. Yogyakarta: Niaga Swadaya

Husien, Latifah. 2017. Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta:

PT. Pustaka Baru Press

Irham, Muhammad dan Novan Ardy. 2017. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media

Khairani, Makmun. 2017. Psikologi Belajar.Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Majid, Abdul. 2014. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Makmur, Jamal. 2009. Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional.

Jogjakarta: Power Books (Ihdina)

Maslikhah. 2017. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa.

Yogyakarta: Trust Media Publishing

Moleon. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Banun; PT Remaja Rosdakarya

Page 156: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

140

Muhammad Mubin. 2016. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur‟an (Studi Kasus di SMK Saraswati

Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016). Skripsi. IAIN Salatiga

Nila Intan Nita. 2018. Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMK Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. IAIN

Salatiga

Novitasari, Yuni. 2016. Bimbingan dan Konseling Belajar (Akademik). Bandung:

CV Alfabeta

Nurdin, Muhammad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media

Printing, Sudarto. 2018. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: CV Budi Utama

Santoso, Hargio. 2012. Cara Memahami dan Mendidik Anak Berkebutuhan

Khusus. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press

Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing

Suprian. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing

Syah, Muhibbin. 2017. Psikologi Belajar. Depok: PT Rajagrafindo Persada

Tohirin. 2008. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Page 157: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Lampiran 1

Page 158: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Lampiran 2

Page 159: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan
Page 160: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Lampiran 3

Page 161: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Lampiran 4

Page 162: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA

PENELITIAN UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 6 SALATIGA,

TAHUN AJARAN 2018/2019

A. Guru PAI kelas VIII

Narasumber : Guru PAI kelas VIII

Nama : Bapak Ahmad Noor Muhib Hidayatulloh, S.Pd.I

1. Sejak kapan bapak mulai mengajar di SMP 6 Salatiga?

2. Bagaimana kesan pertama bapak terhadap SMP 6 Salatiga ini, khususnya

terhadap siswanya?

3. Bagaimana tentang minat belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama

Islamnya?

4. Dalam kegiatan pembelajaran, apa saja yang Bapak/Ibu persiapkan sebelum

melaksanakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam?

5. Media dan metode apa yang bapak gunakan dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam?

6. Menurut bapak kesulitan belajar itu apa?

7. Bagaimana upaya guru mengatasi siswa saat berada di dalam kelas atau

pembelajaran PAI dimulai?

8. Bagaimana cara bapak menangani siswa yang sering mengalami kejenuhan

dan lupa selama pembelajaran?

9. Bagaimana cara Bapak untuk memotivasi siswa agar peserta didik mampu

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari?

Page 163: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

10. Adakah tindakan seperti hukuman atau hadiah bagi siswa selama

pembelajaran PAI berlangsung?

11. Bagaimana cara bapak memberikan penanaman nilai-nilai Islam pada siswa?

12. Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam menghadapi siswa yang

mengalami kesulitan belajar?

13. Apa tarjet bapak kedepannya untuk para siswa sendiri, terutama dalam

bidang agama Islam?

B. Guru PAI kelas VII

Narasumber : Guru PAI kelas VII

Nama : Ibu Siti Rochmatin, S.Ag

1. Bagaimana tentang minat belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama

Islamnya?

2. Dalam kegiatan pembelajaran, apa saja yang Bapak/Ibu persiapkan sebelum

melaksanakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam?

3. Media dan metode apa yang bapak gunakan dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam?

4. Menurut ibu kesulitan belajar yang terjadi pada siswa itu apa?

5. Bagaimana sikap guru saat menghadapi siswa yang mengalami kesulitan

belajar selama pembelajaran?

6. Bagaimana cara ibu menangani siswa yang sering mengalami kejenuhan dan

lupa selama pembelajaran?

7. Bagaimana cara ibu untuk memotivasi siswa agar peserta didik mampu

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari?

8. Adakah tindakan seperti hukuman atau hadiah bagi siswa selama

pembelajaran PAI berlangsung?

9. Bagaimana cara ibu memberikan penanaman nilai-nilai Islam pada siswa?

Page 164: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

10. Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam menghadapi siswa yang

mengalami kesulitan belajar?

11. Apa tarjet ibu kedepannya untuk para siswa sendiri, terutama dalam bidang

agama Islam?

C. Guru BK kelas VIII

Narasumber : Guru BK kelas VIII

Nama : Bapak Obrin Syahrial, S.Psi

1. Bagaimana menurut bapak tentang kesulitan belajar siswa?

2. Apa penyebab siswa mengalami kesulitan belajar?

3. Bagaimana tentang kesulitan belajar siswa kelas VIII terutama di kelas VIII

G?

4. Menurut bapak adakah kesulitan belajar yang dialami siswa disebabkan oleh

guru?

5. Bagaimana cara BK menangani atau mengatasi siswa yang mengalami

kesulitan belajar?

6. Bagaimana cara dari BK memberikan motivasi kepada siswa yang mengalami

kesulitan belajar?

D. Siswa kelas VIII G

Narasumber : Siswa kelas VIII G

Nama : HS, AZ, AK, dan YA

1. Pelajaran apa yang kamu sukai?

2. Apakah kamu menyukai pelajaran PAI?

3. Apakah kamu pernah mengaji?

4. Bagaimana pendapat kamu selama pembelajaran PAI dimulai?

5. Adakah kesulitan selama pembelajaran PAI?

6. Apakah kamu sering jenuh selama pembelajaran PAI?

7. Apakah teman-teman kamu sering mengajak untuk mengaji, atau mungkin

belajar agama bersama?

Page 165: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

8. Selama di rumah, lebih sering main HP atau belajar ??

9. Selama di rumah, apakah kalian pernah belajar PAI?

10. Apa yang diinginkan kamu selama pembelajaran PAI agar mampu mengikuti

pembelajaran dengan baik?

11. Apakah orang tua kamu sering mengawasi kamu belajar dirumah

12. Apa yang kamu inginkan di sekolah terutama pada pelajaran PAI

Page 166: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Lampiran 6

HASIL WAWANCARA

PENELITIAN UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 6 SALATIGA,

TAHUN AJARAN 2018/2019

A. Guru PAI kelas VIII

Narasumber : Guru PAI kelas VIII

Nama : Ahmad Noor M., S.Pd.I

Waktu wawancara : 2 April 2019 pukul 9.00 di sekolah

Peneliti: Sejak kapan bapak mulai mengajar di SMP 6 Salatiga?

Informan: Saya mulai mengajar PAI di SMP N 6 Salatiga sejak tahun 2017,

kurang lebih 2 tahun lebih 3 bulan

Peneliti: Bagaimana kesan pertama bapak terhadap SMP 6 Salatiga ini,

khususnya terhadap siswanya?

Informan: Kesan pertama di SMP N 6 Salatiga, saya sangat senang dengan

kondisi sekolah yang nyaman, lingkungan yang mendukung dan kondusif dimana

disini tidak bising dengan keramaian kendaraan, serta guru-guru yang ramah

baik pada guru yang lain maupun dengan siswa. Sedangkan untuk kesan

pertama untuk siswa, saya dihadapkan dengan siswa-siswa yang memiliki

kemampuan tinggi maupun sedang dalam masalah kognitif, sedang dari segi

sikap saat pertama kali mengajar, siswa-siswanya dalam mengikuti

pembelajaran PAI memang agak ramai. Namun dengan berjalannya waktu,

alkhamdulillah sudah tidak begitu ramai seperti saat pertama kali saya

mengajar. Akan tetapi, semua itu kembali pada profesional seorang guru dalam

menghadapi siswa, terutama di dalam kelas agar pembelajaran menjadi lebih

kondusif.

Peneliti: Bagaimana tentang minat belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan

Agama Islamnya?

Informan: Awal sebelum pembelajaran PAI selama satu tahun dimulai, saya

memulai pertemuan pertama dengan mengadakan kontrak belajar dengan siswa.

Kontrak belajar ini saya adakan agar nantinya pembelajaran PAI selama satu

tahun tidak ada masalah baik itu persiapan untuk memulai pembelajaran,

bagaimana pembelajaran nantinya, lalu apa saja yang diperbolehkan dan tidak

diperbolehkan selama pembelajaran dimulai, hal ini diatur dalam kontrak

belajar di awal smester satu. Untuk menumbuhkan minat belajar pada siswa, itu

tergantung pada guru bagaimana mengajarkan materi kepada siswa agar

pembelajaran menyenangkan dan tidak monoton

Page 167: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Peneliti: Dalam kegiatan pembelajaran, apa saja yang Bapak/Ibu persiapkan

sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam?

Informan: Sebelum saya mengajar di kelas, pertama yang saya lakukan adalah

persiapan pembelajaran dengan RPP. Sebab seorang guru pokok pertama yang

harus disiapkan adalah RPP. Karena RPP ini menyesuaikan dengan keadaan

siswa di dalam kelas. Setiap kelas, memiliki karakter siswa yang berbeda-beda,

hal ini lah mengapa RPP digunakan untuk proses pembelajaran di dalam kelas

baik itu dari segi metode, media dan penanganan selama berada di dalam kelas.

Kemudian yang harus di persiapkan adalah media pembelajaran, sebab siswa

itu cenderung suka melihat, mengamati, kemudian meniru atau

mempraktekannya

Peneliti: Media dan metode apa yang bapak gunakan dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam?

Informan: Untuk menghadapi siswa terutama di kelas VIII G yang mana kelas

ini beda dari pada kelas yang lain, saya menggunakan metode ceramah,

kemudian metode langsung praktek maksudnya, setelah siswa mendapatkan

materi yang sudah di dapat, mereka dapat langsung mempraktekannya di kelas

Peneliti: Menurut bapak kesulitan belajar itu apa?

Informan: Menurut saya, kesulitan belajar itu, tergantung pada diri sendiri atau

anak. Jadi masing-masing anak memiliki ciri khas sendiri untuk belajar. Baik itu

suasana, waktu maupun keadaan, yang menurut anak ini lebih nyaman untuk

belajar. Contohnya saya, saya lebih nyaman untuk belajar itu, di waktu setelah

sholat subuh atau pagi hari. Disaat-saat seperti itu, semua materi yang saya

pelajari dapat masuk dan mudah untuk saya pelajari. Cara yang saya pakai ini,

belum tentu bisa digunakan oleh orang lain. Karen setiap orang memiliki cara

sendiri agar nyaman dalam belajar. Begitu juga dengan siswa, mereka memiliki

caranya sendiri untuk belajar. Selain itu, kesulitan belajar yang terjadi pada

siswa ini, karena terbatasnya waktu di sekolah untuk bertemu seorang guru

kemudian selama berada di rumah, siswa ini tidak ada yang mengawasi. Karena

sebagian besar orang tua siswa ini adalah pekerja baik bapak maupum ibu

mereka. Sehingga selama dirumah, siswa ini kurang mendapat pengawasan

kedua orang tuanya. Apa lagi setiap anak atau siswa, membutuhkan seorang

figur atau contoh yang nantinya dapat mereka tiru maupun sebagai motivasinya

dalam menggapai cita-cita anak. Karena anak itu, cenderung belajar melalui

apa yang dia lihat, lalu mereka tiru sesuai dengan figur atau contoh yang

mereka lihat. Misalnya, di sekolah siswa mendapat materi tentang sholat lima

waktu. Namun, karena di rumah siswa ini tidak pernah melihat orang tuanya

sholat, maka dia juga tidak akan melakuka sholat lima waktu. Untuk siswa kelas

VIII G mereka rata-rata mengalami kesulitan belajar dalam hal pemahaman

siswa yang kurang akan materi yang telah disampaikan kepada guru dan juga

jarang aktivnya siswa dalam bertanya juga membuat bahwa siswa sudah

memahami apa yang disampaikan guru

Page 168: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Peneliti: Bagaimana upaya guru mengatasi siswa saat berada di dalam kelas atau

pembelajaran PAI dimulai?

Informan: Penanganan untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar ini, di

perlukan beberapa trik diantaranya yaitu pemberian tugas pada siswa. Misal

memberikan tugas untuk mencari artikel, untuk membuat siswa lebih memahami

materi yang saya sampaikan di sekolah, terkadang saya memberikan tugas di

rumah untuk mencari artikel sesuai dengan materi yang saya sampaikan

sebelumnya. Dengan ini, siswa dapat mencari artikel tentang materi tersebut,

kemudian siswa dapat menemukan materi dan yang pastinya siswa membaca

artile tersebut dan paling tidak siswa mampu menyimpulkan artikel

tersebutDengan ini, siswa dapat mencari, menemukan dan paling tidak

menyimpulkan artikel tersebut. Sedangkan selama disekolah, penting sekali

memberikan motivasi kepada siswa. Sebab ilmu agama ini bukan saja ilmu

akhirat, akan tetapi ilmu dunia juga terdapat dalam ilmu agama. Jika ingin

selamat akhiratnya, maka harus selamat di dunianya. Masalah kognitif yang

sering dialami oleh siswa, dalam hal ini tugas guru PAI adalah menyampaikan,

mengarahkan terlepas anak itu paham atau tidak, yang membuat paham anak

adalah sang pencipta yaitu Allah bukan guru yang mana tugasnya hanya

menyampaikan ilmu, mengarahkan dan membimbing. Sedangkan yang membuat

anak itu pintar adalah Allah SWT. Namun, tugas guru agama terutama agama

Islam yang paling penting adalah mendoakan anak didiknya agar mudah

memahami materi dalam belajar. Kemudian sikap guru, yang mana nantinya

akan menjadi contoh anak didiknya, bukan hanya di kelas saja tapi di luar kelas

juga harus memberi contoh yang baik untuk anak didik

Peneliti: Bagaimana cara bapak menangani siswa yang sering mengalami

kejenuhan dan lupa selama pembelajaran?

Informan: Selama proses pembelajaran, agar siswa tidak mengalami kejenuhan

semua itu tergantung pada guru bagaimana mengajarkan materi kepada siswa

agar pembelajaran menyenangkan dan tidak monoton. Jika guru hanya

melakukan pengajaran yang monoton atau dari hari ke hari seperti itu saja

tanpa ada sedikit kreativitas, akan menambah siswa menjadi lebih jenuh.

Masalah lupa yang sering dialami oleh siswa, Penanganan masalah lupa pada

siswa ini saya lakukan dengan cara pembiasaan. Misal pembiasaan sunnah yaitu

sholat Duha, membaca Asmaul Khusnah dan pembiasaan yang wajib yaitu

sholat dzuhur berjamaah di masjid sekolah, kemusian sholat Jum'at terutama

yang laki-laki wajib untuk sholat berjamaah di masjid

Peneliti: Bagaimana cara Bapak untuk memotivasi siswa agar peserta didik

mampu meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

dan juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari?

Informan: Motivasi ini berupa, bahwa yang semua di lakukan di dunia akan

dimintai pertanggung jawaban nanti di akhirat, dan pertanggung jawaban ini

bukan berbentuk kelompok tetapi individu. Memotivasi anak sangat penting dan

dilakukan sedini mungkin. Terutama dalam tanggung jawab kita sebagai

Page 169: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

manusia itu lebih berat dan besar dibandingkan dengan makhluk yang lain.

Karena kita membawa misi Khalifatul fil Ard, dan misi ini tidak bisa dilakukan

oleh makhluk-makhluk lainnya

Peneliti: Adakah tindakan seperti hukuman atau hadiah bagi siswa selama

pembelajaran PAI berlangsung?

Informan: Saya tidak begitu memberlakukan hukuman kepada siswa yang

bersalah, karena bukan hak saya untuk memberi hukuman untuk siswa. Mungkin

hanya sebatas menegur atau mengingatkan siswa. Namun, saya juga suka

memberi hadiah bagi siswa yang ketika ulangan mendapat nilai bagus sebagai

bentuk penghargaan terhadap siswa tersebut

Peneliti: Bagaimana cara bapak memberikan penanaman nilai-nilai Islam pada

siswa?

Informan: Penanaman nilai-nilai Islan terutama dalam Islam Rahmatan

Lilalamin, menekankan bahwa Islam agama yang berbeda dari agama yang lain.

Islam itu tidak mengajarkan kekerasan, Islam itu tidak mengajarkan tentang

permusuhan, Islam juga tidak mengajarkan prilaku sombong dan congkak,

sehingga setiap akan memulai pembelajaran saya memberi siswa penanaman

nilai-nilai Islam tersebut

Peneliti: Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam menghadapi siswa

yang mengalami kesulitan belajar?

Informan: Maslah faktor pendukung semuanya sudah mendukung, artinya

bapak dan ibu guru sudah mendukung, sekolah mendukung dan sarpras juga

mendukung. Mulai dari LCD di setiap kelas, papan tulis, maupun perpustakaan

dan masjid sudah dilengkapi dan disediakan. Jadi dalam pembelajaranpun juga

sudah dimudahkan dengan adanya sarpras tersebut, untuk mengatasi siswa yang

kesulitan belajar adanya sarpras ini juga membantu sekali. Namun Untuk faktor

pengahambat disini yaitu dari pihak keluarga itu sendiri. Guru di sekolah sudah

mengarahkan ke hal yang baik, namun dirumah tidak didukung, siswa hanya

sebatas mengetahui dan melakukan di sekolah saja. Misalnya, di sekolah sudah

di ajarkan sholat duha, tapi di rumah belum tetu di ajarkan. Siswa juga butuh

figure atau contoh yang baik terutama dalam bidang agama seperti sholat

maupun mengaji

Peneliti: Apa tarjet bapak kedepannya untuk para siswa sendiri, terutama dalam

bidang agama Islam?

Informan: Saya menginginkan, setelah lulus dari SMP ini para siswa sudah

lulus dalam Iqro'. Sebab banyak siswa SMP yang masih Iqro'. Ada juga yang

tidak bisa membaca maupun menulis Al-Qur'an sama sekali. Paling utama

adalah tentang akhlak dan budi pekerti siswa setelah lepas dari SMP N 6

Salatiga, baik dengan sesama temannya, baik dengan adik tingkatnya, maupun

dengan yang lebih tua, disitulah hal yang paling penting. Mau siswa itu pintar

atau kurang pintar akan tetapi budi pekerti yang siswa miliki baik, itu menjadi

niali plus bagi saya. Disinalah terdapat tugas penting guru PAI yaitu dalam hal

membentuk sikap anak menjadi pribadi yang lebih baik

Page 170: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

B. Guru PAI kelas VII

Narasumber : Guru PAI kelas VII

Nama : Siti Rochmatin, S.Ag

Waktu wawancara : 24 April 2019 pukul 9.00 di masjid sekolah

Peneliti: Bagaimana tentang minat belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan

Agama Islamnya?

Informan: Ada yg besar ada yg lemah, siswa yang memiliki minat belajar PAI

tinggi rata-rata adalah siswa yang keingin tauan atau keingin bisa mereka

dalam hal mengaji maupun ibadah dan mengikuti ekstra keagamaan Islam di

sekolah yang tinggi. Sedangkan siswa yang lemah dalam minat belajar PAI

adalah siswa yang rata-rata tidak dapat mengaji dan biasanya dirumah, siswa

tidak mendapatkan pengarahan dari orang tua untuk meningkatkan ke Isalaman

mereka melalui ibadah, meskipun di sekolah siswa sudah diajarkan dan

dibimbing agar mau beribadah kepada Allah SWT. Minat siswa dalam pelajaran

PAI kurang, disebabkan tidak masuknya pelajaran PAI dalam UN. Apa lagi

orang tua selalu mengarahkan anak-anak mereka untuk belajar apa yang

nantinya digunakan untuk UN, yang mana UN ini dipergunakan untuk masuk

kejenjang sekolah selanjutnya. Maka dari itu, guru agama wajib kerja keras

untuk menciptakan siswa berminat dengan pelajaran PAI

Peneliti: Dalam kegiatan pembelajaran, apa saja yang Bapak/Ibu persiapkan

sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam?

Informan: RPP itu wajib, sebelum pembelajaran di mulai, saya selalu

menekankan siswa untuk sholat Dhuha berjamaah di mushola terlebih dahulu.

Kemudian setelah selesai sholat, saya ajak siswa-siswa ini mengaji, dengan

membentuk kelompok agar nantinya yang tidak dapat mengaji bisa belajar

dengan temannya yang bisa mengaji

Peneliti: Media dan metode apa yang bapak gunakan dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam?

Informan: Setiap pembelajaran saya menggunakan metode pembelajaran yang

campuran, hal ini dikarenakan setiap kelas atau siswa memiliki tingkat

pemahaman mereka masing-masing. Jadi mana yang cocok untuk digunakan

ketika siswa bisa memahami materi yang kita sampaikan, maka metode itulah

yang saya pakai untuk pembelajaran di kelas tersebut. Metode pembelajaran

dengan ceramah itu wajib, tidak mungkin jika agama itu tanpa adanya

menggunakan ceramah dan juga saya menggunakan metode praktek atau

demonstrasi. Contohnya saja dalam bab mengenai sholat, pertama saya

menggunakan metode ceramah atau menjelaskan materi terlebih dahulu

mengenai sholat, mulai dari pengertian, manfaat, bacaannya, tata cara nya dan

kemudian baru praktek di mushola dengan geraknnya dan bacaan-bacaan dalam

sholat. Sehingga siswa dapat memahami dengan baik tentang bab sholat ini yang

nantinya akan mereka gunakan sehari-hari

Page 171: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Peneliti: Menurut ibu kesulitan belajar yang terjadi pada siswa itu apa?

Informan: Kesulitan belajar siswa disini itu lebih kepada pemahaman akan

materi yang belum pernah mereka pelajari. Contohnya itu pada siswa yang

belum bisa mengaji, karena dirumah tidak pernah mengaji atau siswa yang

memang dulu pernah mengaji tapi lama tidak pernah mereka gunakan dan

menjadi lupa, sehingga saat mereka dihadapkan pada materi tajwid, siswa ini

akan kesulitan dalam memahami dan praktek membacanya atau masih tertatih-

tatih dalam membaca

Peneliti: Bagaimana sikap guru saat menghadapi siswa yang mengalami

kesulitan belajar selama pembelajaran?

Informan: Guru harus sabar menghadapi siswa yang mengalami kesulitan

belajar, guru juga harus membimbing siswanya agar mau belajar sedikit demi

sedikit. Seperti memberi semangat kepada siswa agar mau belajar mengaji

dirumah, mengarahkan atau menganjurkan siswa untuk mengikuti

ekstrakurikuler keagamaan Islam misal mengikuti ekstra BTQ, dan memberi

motivasi kepada siswa tentang banyaknya manfaat membaca Al-Qur'an baik

manfaat di dunia maupun di akhirat, Al-Qur'an itu adalah obat dari segala

macam penyakit bagi orang yng beriman, dengan membaca Al-Qur'an akan

mendapat kasih sayang dari Allah dimana setiap membaca satu ayat akan

mendapat sepuluh pahala, agar siswa ini memiliki semangat untuk belajar

membaca Al-Qur'an yang awalnya tidak bisa menjadi bisa dan lancar

Peneliti: Bagaimana cara ibu menangani siswa yang sering mengalami

kejenuhan dan lupa selama pembelajaran?

Informan: Dalam hal ini, guru harus menciptakan agar suasana kelas atau

pembelajaran tidak menjadi jenuh untuk siswa-siswanya. Untuk menghindari

kejenuhan siswa, saya menggunakan masjid sekolah untuk sebagai tempat

pembelajaran PAI. Disini, mereka lebih santai dan enjoy, paling tidak siswa

dapat merasakan lingkungan yang berbeda dari saat mereka berada dikelas.

Kemudian untuk menghilangkan kejenuhan siswa yaitu dengan menampilkan

atau menayangkan vidio pada siswa. Misal menayangkan vidio tentang Umar

bin Khattab, bagaimana kepemimpinannya, sikap Khalifah ini, sehingga siswa

dapat belajar, mengetahui dan mengambil inti sari dari tayangan vidio Umar bin

Khattab. Kebanyakan siswa pernah mengalami lupa materi yang kemarin pernah

diajarkan, hal ini sudah biasa dikarenakan mereka jarang sekali

mempelajarinya kembali di rumah. Untuk mengatasi hal ini, sebelum materi

dimulai, saya mberi pancingan atau mengulang kembali materi yang pernah

saya ajarkan kepada siswa. Dengan memberi pancingan-pancingan ini, secara

otomatis siswa ada yang teringat akan materi yang pernah dipelajari

sebelumnya

Peneliti: Bagaimana cara ibu untuk memotivasi siswa agar peserta didik mampu

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari?

Page 172: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Informan: Dengan memberi tahukan akan manfaat-manfaat yang nantinya akan

diterima siswa baik itu di dunia maupun di akhirat ketika mereka mau

mempelajari ilmu-ilmu yang pernah mereka pelajari. Misal ketika mereka

belajar mengaji, maka manfaat yang akan mereka terima bukan hanya pahala

untuk bekal di akhirat saja, tapi di duniapun juga mendapat manfaat yaitu

berupa rizki baik itu bersifat materi maupun non materi. Jadi, kita beri motivasi

bagaimana siswa agar suka akan materi tersebut dengan kita hubungkan dengan

kehidupan sehari-hari

Peneliti: Adakah tindakan seperti hukuman atau hadiah bagi siswa selama

pembelajaran PAI berlangsung?

Informan: Saya berlakukan hukuman maupun hadiah, namun hukuman yang

saya berikan disini lebih mengarah kepada pelajaran. Misalnya, ketika saya

melakukan pembelajaran dimasjid dan terdapat siswa yang terlambat, saya

suruh untuk sholat Dhuha dan bersalaman kepada teman-temannya untuk minta

maaf bahwa dia terlambat dan membuat teman-temannya menjadi terhambat

dalam belajar. Sehingga, siswa tersebut tidak mengulang kembali tindakan yang

dia lakukan tadi. Sedangkam hadia, saya berikan kepada siswa yang

mendapatkan nilai bagus, dan hal ini mampu memberikan dorongan bagi siswa

untuk mendapatkan hadia dengan cara belajar dan mendapatkan nilai bagus.

Selain itu memberi pujian juga termasuk hadiah untuk siswa, siswa akan merasa

senang ketika mereka dipuji atas hasil yang mereka lakukan

Peneliti: Bagaimana cara ibu memberikan penanaman nilai-nilai Islam pada

siswa?

Informan: Penanaman akidah itu wajib kepada siswa. Misal ketika membaca

Al-Qur'an satu samapai tiga ayat, saya jelaskan terlebih dahulu, artinya apa,

kandungan isi suratnya apa, agar siswa tau agama Islam itu mengajarkan

seperti apa, Al-Qur'an itu isinya apa. Disinilah kita tanamkan kecintaan akan Al-

Qur'an sehingga siswa mampu atau dapat memantapkan akidah mereka dalam

agama Islam

Peneliti: Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam menghadapi siswa

yang mengalami kesulitan belajar?

Informan: Faktor pendukung dalam menangani siswa, alkhamdulillah media

pembelajaran di sekolah sudah cukup baik. Mulai dari papan tulis, dan di setiap

kelas sudah dilengkapi dengan LCD untuk mendukung pembelajaran semakin

lebih efektif. Penampilan video maupun gambar dan materi (power point),

menambah wawasan siswa dan mempermudah pemahaman siswa akan materi

yang disampikan. Sarpras sekolah juga dalam keadaan baik. Sedangkan faktor

penghambat ini diawali dari lingkungan rumah yang biasanya tidak mendukung

siswa untuk belajar agama terutama dalam hal agama misal dalam hal mengaji.

Saya juga sempat bertanya kepada siswa yang belum bisa mengaji, kalau

dirumah sempat mengaji atau tidak? Siswa menjawab bapak dan ibu saya tidak

bisa mengaji dan tidak pernah mengajarkannya, jadi saya juga tidak bisa

mengaji. Namun sebagai guru, kita harus memberi arahan dan membimbing

Page 173: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

siswa agar bagaimana caranya siswa bisa mengaji. Maka dari itu, untuk siswa

yang belum bisa mengaji saya arahkan untuk berdampingan dengan siswa yang

bisa mengaji agar nantinya siswa ini mau belajar sedikit demi sedikit dan

nantinya siswa ini mampu membaca Al-Qur'an

Peneliti: Apa tarjet ibu kedepannya untuk para siswa sendiri, terutama dalam

bidang agama Islam?

Informan: Tetap Iman dan Islam. Siswa mampu mengajak kebaikan di

lingkungan rumah mereka. Kemudian menjadi anak yang soleh dan solehah.

Kemudian siswa yang sukses, karena orang-orang yang sukses adalah orang

yang mampu mendekatkan diri kepada Allah

C. Guru BK kelas VIII

Narasumber : Guru BK kelas VIII

Nama : Obrin Syahrial, S.Psi

Waktu wawancara : 20 Mei 2019 pukul 09.30 di ruang BK

Peneliti: Bagaimana menurut bapak tentang kesulitan belajar siswa?

Informan: Kesulitan belajar siswa adalah suatu kondisi peserta didik yang

nengalami kesulitan yang disebabkan oleh gangguan baik itu internal maupun

eksternal. Gangguan tersebut, dapat mengganggu dalam mengembangkan

kemampuan siswa sehingga menjadi terbatas

Peneliti: Apa penyebab siswa mengalami kesulitan belajar?

Informan: Kalau disini kesulitan belajar yang dialami siswa hampir semua,

dalam artian kesulitan dalam hal tertentu baik itu dari dalam maupun dari luar.

Misalnya dari dalam, siswa ini belajar akan tetapi secara psiologinya terganggu

atau sakit. Dulu pernah ada siswa yang terkena sakit diabetes, setiap kali siswa

ini merasa kelelahan, dia mengalami penurunan baik itu secara fisik atau

kemampuan dalam berfikir, padahal siswa tersebut pandai, akan tetapi karena

sakit siswa tersebut menjadi terganggu dalam belajar dan hasil belajarnya

menjadi menurun. Sedangkan secara fisiologisnya, siswa tersebut cenderung

merasa tidak nyaman di lingkungan sekitar dan lambat dalam menyesuaikan

diri, sehingga di SMP Negeri 6 ini pertama kali yang dilakukan adalah membuat

siswa nyaman dan aman terlebih dulu dan bisa menyerap apa yang dimiliki

siswa dan dikembakan. Secara eksternal rata-rata siswa disini kurang

mendapatkan perhatian dari orang tua, bagi orang tua menyediakan uang untuk

siswa sekolah itu sudah cukup akan tetapi terkadang orang tua lupa akan

mendampingi siswa, disisi lain orang tua kurang memberi motivasi kepada

siswa, misal siswa mendapat nilai jelek bukannya diberi semangat justru diberi

amarah, sehingga secara psikisnya terganggu dab secara eksternalnya pun juga

terganggu, sehingga hal ini membuat siswa mengalami kesulitan belajar

Peneliti: Bagaimana tentang kesulitan belajar siswa kelas VIII terutama di kelas

VIII G?

Page 174: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Informan: Kalau di kelas VIII G itu cenderung kurangnya mendapat motivasi

baik dari siswa sendiri maupun dari dukungan orang tua, misalnya ada orang

tuanya yang baik tapi anaknya seenak mereka sendiri, tidak memiliki taget-target

khusus pada diri siswa gimana saya harus memiliki nilai tuntas

Peneliti: Menurut bapak adakah kesulitan belajar yang dialami siswa disebabkan

oleh guru?

Informan: Beberapa siswa memiliki pandangan atau stetmen tersendiri, misal

pada pelajaran matematika menurut siswa matematika itu sulit, karena siswa

menganggap matematika sulit siswa tersebut dibisa dalam pelajaran

matematika, misal lagi yaitu agama dalam hafalan menurut siswa itu sulit, jadi

setiap anak bermacam-macam memili kesulitan belajar dan kesulitan ini setiap

mata pelajaran berbeda-beda. Belum lagi dengan gurunya, kami tidak menutup

kemungkinan setiap guru itu memiliki cara atau trik sendiri, terkadang siswa

tidak dapat mengikuti pola belajar yang diterapkan oleh guru, padahal di SMP

itu memiliki banyak guru dan setiap mata pelajaran berbeda guru, sehingga

siswa harus dapat beradaptasi dengan gurunya dan pembelajarannya. Tapi

terkadang ada guru yang sudah menannyakan kepada siswa akan kejelasan

materi, tetapi siawa tersebut hanya diam dan takut untuk bertanya, sehingga

membuat guru berfikir bahwa siswa sudah memahami akan materi yang

diajarkan

Peneliti: Bagaimana cara BK menangani atau mengatasi siswa yang mengalami

kesulitan belajar?

Informan: Di tempat kami ini jika terdapat masalah atau permasalahan pada

siswa, kami mengundang siswa tersebut terlebih dulu, kemudian melakukan

bimbingan kelompok dan konseling, kemudian kita lihat progresnya bagaimana,

usaha siswa untuk maju itu bagaimana kita ikuti, jika belum kami akan

membicarakan hal ini kepada orang tua siswa. Kemudian setiap menjelang akhir

semester, dari beberapa siswa yang memiliki masalah kita tanya kepada orang

tua kenapa anak seperti ini. Jadi sebisa kami, kami upayakan untuk membantu

menyelesaikan masalah anak

Peneliti: Bagaimana cara dari BK memberikan motivasi kepada siswa yang

mengalami kesulitan belajar?

Informan: Tipe-tipe anak itukan bermacam-macam, ada yang ditegur atau

diajak bicara siswa tersebut mau mendengarkan ada juga siswa yang

mendapatkan perhatian khusus. Untuk siswa yang mendapatkan perhatian

khusus biasanya kami menyarankan kepada orang tua, siswa tersebut untuk

mengikuti les privat bukan bimbel, karena jika dasarnya siswa ini belum bagus

kalau mengikuti bimbel maka siswa tersebut akan kesulitan, namun sebaliknya

jika siswa memiliki dasar yang bagus mengikuti bimbel akan semakin bagus lagi.

Kami menyarankan les privat ini, agar siswa lebih dapat memahami materi dan

mau bertanya apa yang siawa tersebut anggap sulit kepada guru les privatnya.

Apalagi les privat itu guru les akan lebih terfokus pada siswa

Page 175: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

D. Siswa kelas VIII G

Narasumber : Siswa kelas VIII G

Nama : HS, AZ, AK, dan YA

Waktu wawancara :23 April 2019 pukul 10.00 di sekolah

Peneliti: Pelajaran apa yang kamu sukai?

Informan: Saya lebih suka pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, olahraga

dan juga bahasa Indonesia

Peneliti: Apakah kamu menyukai pelajaran PAI?

Informan: Kalau pelajaran PAI lumanyan suka

Peneliti: Apakah kamu pernah mengaji?

Informan: Dulu sering ngaji tapi sekarang sudah tidak jadi kalau ngaji kadang

masih ada yang mudah dan ada yang susah juga kadang juga lupa

Peneliti: Bagaimana pendapat kamu selama pembelajaran PAI dimulai?

Informan: Bapaknya baik, kalau ngajar jelas, kadang kalau ngajar ada

humornya, kadang juga pakai laptop atau LCD

Peneliti: Adakah kesulitan selama pembelajaran PAI?

Informan: Materi yang diberikan oleh guru selama di kelas saya memahami,

tapi juga sering lupa dengan materi yang disampaikan. Saya juga jarang

bertanya karena malu.

Peneliti: Apakah kamu sering jenuh selama pembelajaran PAI?

Informan: Kalau pembelajarannya tidak menyenangkan cepat membuat saya

bosan dan terkadang membuat saya mengantuk di kelas

Peneliti: Apakah teman-teman kamu sering mengajak untuk mengaji, atau

mungkin belajar agama bersama?

Informan: Teman-teman saya tidak pernah mengajak untuk mengaji bersama

justru teman-teman saya kalau di kelas sering ngajak gojek terutama saat

pembelajaran

Peneliti: Selama di rumah, lebih sering main HP atau belajar ?

Informan: Saya lebih seringnya bermain HP di rumah dari pada belajar

Peneliti: Selama di rumah, apakah kalian pernah belajar PAI?

Informan: Kalau tidak ada PR atau ulangan, jarang sekali buka buku. Paling

seringnya mainan HP atau nonton TV kalau nggak main sama teman-teman

Peneliti: Apakah orang tua kamu sering mengawasi kamu belajar dirumah?

Informan: Orang tua saya tidak pernah mengawasi saya belajar dirumah,

orang tua saya langsung istirahat setelah pulang dari kerjanya

Peneliti: Apa yang diinginkan kamu selama pembelajaran PAI agar mampu

mengikuti pembelajaran dengan baik?

Informan: Pakai LCD atau laptop pembelajarannya tidak mudah bosan dan

memahami materi juga mudah

Peneliti: Apa yang kamu inginkan di sekolah terutama pada pelajaran PAI?

Page 176: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Informan: Inginnya bisa dapat nilai bagus disetiap pelajaran, bisa dapat

pringkat di sekolah, dan bisa mengaji dengan lancar, tapi masih bingung harus

bagaimana caranya

Page 177: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Lampiran 7

Page 178: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan
Page 179: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan
Page 180: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan
Page 181: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan
Page 182: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan
Page 183: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan
Page 184: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Lampiran 8

Page 185: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Lampiran 9

FOTO OBSERVASI DAN WAWANCARA

1. Wawancara dengan bapak Muhib

2. Wawancara dengan ibu Rochmantin

Page 186: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

3. Wawancara dengan bapak Obrin

4. Wawancara dengan siswa kelas VIII G

5. Observasi

a. Sholat Duha Berjama‟ah

b. Proses Pembelajaran PAI

Page 187: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan
Page 188: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

c. Sholat Jum‟at Berjama‟ah

Page 189: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Lampiran 10

SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK)

Nama : Niktan‟ Nissa Mitza G Jurusan :Pendidikan Agama Islam (PAI)

NIM : 23010-15-0015 Dosen P.A : Guntur Cahyono, M.Pd.

No Jenis Kegiatan Waktu

Kegiatan Keterangan Skor

1

SEMINAR NASIONAL

“Jendral Sudirman Inspirasi Anak

Bangsa”

11 November

2015 Peserta 8

2

SEMINAR NASIONAL

“Pendidikan Agama Islam Menjadi

Pelopor Kebangkitan Nasional di Era

Modern”

21 Mei 2016 Peserta 8

3

SEMINAR NASIONAL

“Reaktualisasi Cantik Dhohir dan Batin

dalam Kacamata Islam”

18 November

2017 Peserta 8

4

UPTPB

Intensive English Language Program

(SIBI)

22 Februari-

10 Juni 2016 Peserta 6

5

UPTPB

Intensive Arabic Language Program

(SIBA)

22 Februari-

10 Juni 2016 Peserta 6

6

KEPUTUSAN REKTOR IAIN

SALATIGA

“Tentang Penyelenggaraan, Pemateri

dan Moderator Orientasi Pengenalan

Akademik dan Kemahasiswaan IAIN

Salatiga Tahun 2017”

27 Juli 2017 Anggota 6

7

KEPUTUSAN KOMANDAN

BRIGSUS RACANA KUSUMA

DILAGA-WORO SRIKANDI

21 November

2017 Anggota 6

Page 190: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

“Tentang Penetapan Nomor Regristrasi

Brigsus”

8

PENDIDIKAN TAMU RACA

(DIKTARA) TAHUN 2017

“Gerbang Awal Generasi Pramuka

Perguruan Tinggi yang Berdedikasi dan

Profesional”

21-25

September

2017

Reka Kerja 5

9

AMALAN RAMADHAN RACANA

(ARR) IAIN SALATIGA

Dsn. Brangkongan Lor Rt. 01/Rw. 06,

Desa Ujung-ujung, Kec. Pabelan, Kab.

Semarang

1-4 Juni 2017 Reka Kerja 5

10

KEGIATAN GLADI WIRA BRIGSUS

(GWB) KE-23

Kampus 1 IAIN Salatiga dan Lapangan

Dsn. Krajan Pabelan Kab. Semarang

oleh Brigade Khusus Racana Kusuma

Dilaga Woro Srikandhi IAIN Salatiga

28-31

Oktober 2016 Peserta 5

11

PENDIDIKAN DAN LATIHAN

CALON PRAMUKA PANDEGA

(PLCPP) XXVI

Buper Puskepram Candra Birawa Kota

Semarang

30

September-

02 Oktober

2016

Fasilitator 4

12

AMALAN RAMADHAN RACANA

(ARR) IAIN SALATIGA

“Bersama Masyarakat Kita Baktikan

Diri Menuju Pramuka Pandega yang

Religius”

23-26 Juni

2016 Peserta 4

13

LATIHAN GABUNGAN

PERGURUAN TINGGI KE XI

(LATGAB PERTI XI) SE-JAWA DAN

MADURA

Oleh Brigade Khusus (BRIGSUS)

Naga Sandhi Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi IAIN Salatiga Bersama

Brigade Khusus Nogo Sosro-Sabuk

16-18

September

2016

Peserta 4

Page 191: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Inten Racana Sunan Kudus-Robi'ah Al

Adawiyyah STAIN Kudus

14

PENDIDIKAN DAN LATIHAN

CALON PRAMUKA PANDEGA

(PLCPP) XXV

“Racana sebagai Garda Terdepan

Pelaku Perubahan”

25-27

September

2015

Peserta 4

15

PELATIHAN KEPRAMUKAAN

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga

19-21 Juli

2018 Peserta 4

16

ORIENTASI PENGENALAN

AKADEMIK DAN

KEMAHASISWAAN (OPAK) IAIN

SALATIGA

“Penguatan Nilai-nilai Islam Indonesia

Menuju Negara yang Aman dan

Damai”

14 Agustus

2015 Peserta 3

17

ORIENTASI PENGENALAN

AKADEMIK DAN

KEMAHASISWAAN (OPAK) FTIK

“Integritas Pendidikan Karakter

Mahasiswa Melalui Kampus Edukatif

Humanis dan Religius”

13 Agustus

2015 Peserta 3

18

UPT PERPUSTAKAAN IAIN

SALATIGA

Library User Education ( Pendidikan

Pemustaka)

21 Agustus

2015 Peserta 3

Page 192: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan
Page 193: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MENGATASI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5943/1/UPAYA... · Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Pernyataan

Lampiran 11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Niktan‟ Nissa Mitza Gallish

Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 23 Juli 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Warga Negara : Indonesia

Alamat : RT 4/ RW 1 Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang

No. HP : 081325123093

Riwayat Pendidikan:

1. SD Negeri Tegalrejo 1, Salatiga Lulus Tahun 2009

2. MTs Miftahul Ulum, Mranggen, Demak Lulus Tahun 2012

3. SMA Negeri 2 Salatiga Lulus Tahun 2015

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 11 Juli 2019

Niktan‟ Nissa M.G

NIM: 23010-15-0015