skripsi fisika ernawati 11017a0053
DESCRIPTION
Skripsi FisikaTRANSCRIPT
-
i
SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TONGKAT BERBICARA
(TALKING STICK) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPA FISIKASISWA KELAS VII A SMPN 15 MATARAM
TAHUN PELAJARAN2014/2015
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk penulisan persyaratan dalam
memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi
Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Mataram
Oleh:
ERNAWATI
NIM. 11017A0053
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2015
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
MOTTO
Jangan pernah terpuruk karena suatu masalah, bersabar dan
berdoa. Percayalah, Allah tidak akan memberikan masalah yang
diluar batas kemampuan umatNya.
Jangan pernah melupakan Allah dalam setiap langkahmu, karena
Allah tidak akan pernah mengabaikanmu meski mungkin kamu
sering melupakanNya.
Keinginan adalah kunci dari motivasi, tapi ketetapan hati dan
komitmen yang akan membawa Anda mencapai sukses.
Kejujuran sesungguhnya bukan terletak di mulut tetapi di
hatimu. Cukup rasakan dan ikuti, maka kebahagiaan disana akan
menanti.
Jangan berhenti mengejar impianmu, meskipun itu sulit. Selama
direncanakan dengan baik, percaya impianmu akan menjadi
kenyataan.
-
vii
PERSEMABHAN
Dengan hati yang tulus kudedikasikan karyaQ ini kepada:
1. Terima kasih dan syukur allhamdulillah kepada Allah SWT, atas
limpahan dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi ini..
2. Mama dan bapakQ tercinta (Rukmini dan M.Said) yang
diperantauan, terima kasih telah memberikan bantuan baik moril
maupun material dan segala pengorbanan semoga Allah SWT,
selalu melimpahkan rahmatnya Amin.
3. Kakek dan nenekQ tersayang terimaksih sudah selalu
memberika dorongan dan doa tanpa kalian hidupQ terasa sepi.
4. Terima kasih yang sebesar-besaranya kepada bapak dan ibu
dosen pembimbingkQ atas kritik, saran dan arahnya selam saya
menyusun skripsi ini.
5. Buat paman, bibi (Imran, Firman dan Reni) adikQ (Erniwati dan
Ferdiansyah) panaanQ (Irfan, Risky, Mina, Aini, Agustina)
terima kasih dukungan dan motivasi yang sudah mengisi hari-
hariQ dengan canda dan tawa selama ini.
6. Buat sahabat-sahabat terbaikQ (nina jaelani, arafah,
merrycanhe, venia-jangke nafa-ana ama aji yati-bojo hangga,
jef-abu usu, mie- dung, dewi-usi, amana- jagoo) terima kasih
sudah selalu memotivasi dan menemaniQ selama ini, semoga
persahabatan kita terus terjalin sampai akhir hayat Amin
-
viii
7. Buat rekan-rekan seperjuangan skripsiQ (nur bule, nurul,
nurjanah, ani, ribnun, ririn, ela, herfan, kasmir, hardinata, nurul)
terima kasih atas kerja samanya selam ini.
8. AlmamaterQ
-
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta yang telah memberikan semangat dan
pencerahan kepada kita para insan pendidik untuk terus berupaya meningkatkan
mutu pendidikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Penerapan Model Pembelajaran tongkat berbicara Talking Stick Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VII SMPN 15 Mataram
Tahun Ajaran 2014/2015 yang dimana skripsi ini merupakan salah satu sayarat
untuk penulisan Skripsi Sarjana Strata Satu (SI) pada program studi pendidikan
fisika fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Mataram.
Banyak pihak yang telah ikut adil dalam membantu penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini baik berupa tenaga, pikiran maupun materi, oleh karena
itu melalui kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Mustamin H. Idris, M.S. sebagai rektor Universitas Muhammdiyah
Mataram.
2. Bapak Syafril S.Pd., M.Pd sebagai dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram.
3. Bapak M. Firman Ramadhan M.Pd.Si selaku dosen pembimbing I, yang telah
sabar dan ikhlas memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
-
x
4. Ibu Linda Sekar Utami S.Pd., M.Pdfis sebagai pembimbing II, yang dengan
penuh kesabaran membimbing dan memberi masukkan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Para Dosen dan segenap staf dan karyawan yang tidak dapat penulis sebutkan
namanya satu persatu.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan ataupun kelemahannya, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhirnya, penulis
berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pengembangan dunia
pendidikan.
Mataram, September 2014
Peneliti
-
xi
Ernawati. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Tongkat Berbicara (Talking
Stick) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA fisika Pokok Bahasan Besaran dan
Satuan Siswa Kelas VII A SMPN 15 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015.
Skripsi. Mataram: Universitas Muhammadiyah Mataram.
Pembimbing I : M. Firman Ramadhan, SPd.,M.Pd.Si
Pembimbing II : Linda Sekar Utami S.Pd., M.Pfis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA fisika melalui
model pembelajaran tongkat berbicara (talking stikc) pada pokok bahasan besaran
dan satuan Satuan Siswa Kelas VII SMPN 15 Mataram. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian
adalah siswa kelas VII A SMPN 15 Mataram. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah penggunaan observasi dan tes tertulis digunakan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar IPA fisika siswa. Hasil belajar siswa pada
siklus I mencapai 48,79 diperoleh nilai rata-rata siswa 63,53 sehingga belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yaitu 75. Sedangkan pada siklus
II diperoleh 90,24. Sehingga pada siklus II ini mencapai kriteria ketuntasan
individu dan ketuntasan klasikal, diperoleh nilai rata-rata siswa 80,04 dengan
presentase ketuntasan 90,24. Hal ini menunjukkan bahwa melalui penerapan
model pembelajaran tongkat berbicara (talking stikc) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VII SMPN 15 Matarm Tahun Pelajaran 2014/2015.
Kata Kunci: Model Pembelajaran tongkat berbicara (talking stikc), Hasil Belajar.
-
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................... ............. i
HALAMAN LOGO...................................................................... .................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................... .................. iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................... .................. iv
HALAMAN PERNYATAAN................................................... ..................... v
MOTTO.............................................................................................. ............ vi
PERSEMBAHAN............................................................... ............................ vii
KATA PENGANTAR......................................................... ........................... viii
ABSRTAK............................................................ .......................................... x
DAFTAR ISI............................................................................. ...................... xi
DAFTAR TABEL................................................................... ....................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Identifikasi masalah ................................................................................ 4
1.3 Batasan Masalah... .................................................................................. 4
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.5 Cara Pemecahan Masalah ....................................................................... 5
1.6 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
1.7 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
1.8 Definisi Operasional ............................................................................... 7
-
xiii
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Mengajar ............................................................................. 8
2.2 Pembelajaran Tongkat Berbicara (Talking Stick)............................. .... 9
2.2.1 Pengertian Tongkat Berbicara (Talking Satick) ........................ 9
2.2.2 Langkah-Langkah Tongkat Berbicara (Talking Satick) ........... 10
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangna (Talking Satick)......................... ... 10
2.3 Hasil Belajar................................................................................ ............ 11
2.3.1 Pengertian Hasil Belajar ............................. ............................. 11
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................... 12
2.3.3 Ciri-Ciri Belajar dan Mengajar ......... ....................................... 12
2.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ............................ 14
2.4 Kerangka Berpikir .......................................................................... ....... 15
2.5 Penelitian Relevan ......................................................................... ....... 16
2.6 Hipotesis Tindakan .............................................................................. 17
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penilitian ........................................................................................ 18
3.2 Pendekatan Penelitian ............................................................................ 18
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 19
3.4 Rancangan Penelitian .............................................................................. 19
3.4.1 Siklus I ...................................................................................... . 20
3.4.2 Siklus II ....................................................................................... 21
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 21
3.6 Instrumen Penelitian................................................................................ 22
-
xiv
3.7 Uji Coba Instrumen....................................................................... .......... 23
3.7.1 Penskoran Tanpa Korelasi ........................... .............................. 24
3.7.2 Validitas Soal Tes........................................................... ............. 24
3.7.3 Relibilitas Alat Tes ................................................ .................... 25
3.8 Analisa Data............................................................................. ............... 26
3.8.1 Data Hasil Observasi ............................................... .................... 26
3.8.2 Data Hasil Tes................................................................. .............. 27
3.8.2.1 Nilai Rata-Rata............................................................ ..... 27
3.8.2.2 Ketuntasan Individu..................................................... .... 27
3.8.2.3 Ketuntasan Klasikal..................................................... .... 27
3.8.2.4 Taraf Kesukaran Soal....................................................... 27
3.8.2.5 Daya Beda.................................................................... .... 29
3.8.2.6 Analisis Pengecoh........................................................ .... 29
3.8.3 Indikator Kerja....................................................................... ....... 30
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Uji Coba Instrumen .................................................... .................. 31
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian................................................................ .. 31
4.1.2 Deskripsi Instrumen dan Hasil Penelitia..................................... ... 31
4.1.2.1 Analisis Validitas........................................................... ... 31
4.1.2.2 Analisis Reliabilitas............................................................ 32
4.1.2.3 Analisis Taraf Kesukaran................................................... 33
4.1.2.4 Analisis Daya Beda....................................................... .... 33
4.1.3 Silus I.......................................................................................... ... 34
-
xv
4.1.3.1 Perencanaan (Planning)................................................ ...... 34
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan..................................................... ... 35
4.1.3.3 Observasi......................................................................... ... 36
4.1.3.4 Evaluasi........................................................................... ... 37
4.1.3.5 Refleksi............................................................................ .. 39
4.1.4 Siklus II...................................................................................... .... 39
4.1.4.1 Perencanaan.................................................................... .. 39
4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan........................................................ 40
4.1.4.3 Observasi........................................................................ ... 40
4.1.4.4 Evaluasi.......................................................................... ... 41
4.1.4.5 Refleksi......................................................................... .... 42
4.2 Pembahasan........................................................................... ................... 43
4.2.1 Siklus I............................................................................................ 43
4.2.2 Siklus II.......................................................................................... 43
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.................................................................................. .............. 47
5.2 Saran............................................................................................... ............ 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 : Data hasil belajar IPA Fisika siswa kelas VII SMPN
15 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 ............................... 2
Tabel 3.1 : Kriteria Taraf Keberhasilan Tindakan Dalam Proses
Pembelajaran .......................................................................... 26
Tabel 3.2 : Kriteria Indeks Kesukaran .................................................... 28
Tabel 3.3 : Kriteria Nilai Daya Beda....................................................... 29
Tabel 4.1 : Validitas Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II ...................... 32
Tabel 4.2 : Hasil Analisis Reliabilitas Soal ............................................. 32
Tabel 4.3 : Taraf Kesukaran Siklus I dan Siklus II ................................. 33
Tabel 4.4 : Daya Beda Siklus I dan Siklus II .......................................... 34
Tabel 4.5 : Hasil Observasi Kegiatan Siswa dan Guru I ......................... 36
Tabel 4.6 : Ringkasan Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I ................. 38
Tabel 4.7 : Hasil Observasi Kegiatan Siswa dan Guru II........................ 41
Tabel 4.8 : Ringkasan Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ................ 42
Tabel 4.9 : Analisis Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II ...................... 44
-
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 : Grafik Ketuntasan Belajar Siswa 46
-
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 : Silabus Pembelajaran ............................................................ 49
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .............. 55
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............ 66
Lampiran 4 : Materi Pelajaran (Besaran dan Satuan) ................................ 77
Lampiran 5 : Soal Uji Coba Instrumen Siklus I .......................................... 82
Lampiran 6 : Soal Evaluasi Siklus I ............................................................. 90
Lampiran 7 : Rangkuman Uji Validitas Siklus I ......................................... 97
Lampiran 8 : Analisis Validitas .................................................................. 98
Lampiran 9 : Hasil Perhitungan Uji Realibilitas Siklus I............................ 101
Lampiran 10 : Analisis Realibilitas ............................................................... 102
Lampiran 11 : Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I ........................... 104
Lampiran 12 : Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal .................................... 105
Lampiran 13 : Hasil Uji Daya Beda Soal Siklus I ........................................ 108
Lampiran 14 : Analisis Daya Beda Soal ....................................................... 109
Lampiran 15 : Mencari Daya Beda Siklus I .................................................. 111
Lampiran 16 : Hasil Ketuntasan Belajar Fisika Siswa Siklus I .................... 115
Lampiran 17 : Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Tes ........................................ 116
Lampiran 18 : Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Siklus I ................................................................................... 138
Lampiran 19 : Soal Uji Coba Instrumen Siklus I ........................................... 144
-
xix
Lampiran 20 : Soal Evaluasi Sklus II........................................................... 152
Lampiran 21 : Rangkuman Uji Validitas Siklus II ....................................... 159
Lampiran 22 : Analisis Validitas Siklus II .................................................... 160
Lampiran 23 : Hasil Perhitungan Realibilitas Siklus II ................................ 163
Lampiran 24 : Analisis Realibilitas ............................................................... 164
Lampiran 25 : Mencaria Indeks Kesukaran Soal Siklus II ........................... 166
Lampiran 26 : Analisis Indeks Kesukaran Soal ............................................ 167
Lampiran 27 : Uji Daya Beda Soal Siklus II ................................................ 170
Lampiran 28 : Analisis Daya Beda Soal ....................................................... 171
Lampiran 29 : Hasil Ketuntasan Belajar Fisika Siswa Siklus II ................... 173
Lampiran 30 : Persiapan Mencari Daya Beda Soal Siklus II ........................ 175
Lampiran 31 : Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................... 179
Lampiran 32 : Daftar Nama Kelompok ........................................................ 184
Lampiran 33 : Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Siklus II .................................................................................. 185
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.
Pendidikan dapat ditingkatkan melalui pembaharuan kurikulum, peningkatan
kualitas pembelajaran serta efektivitas metode pembelajaran. Peningkatan
kurikulum dapat dilakukan oleh pemerintah dan guru, kurikulum disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat saat ini dan kemajuan IPTEK. Pemerintah
meningkatkan kurikulum melalui diklat dan guru melalui penelitian tindakan
kelas (PTK).
Rendahnya kualitas pendidikan dapat disebabkan oleh kurang
efektifnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan berlangsung
dengan baik bila terjadi interaksi antarsiswa, karena bidang ilmu pada
dasarnya akan menghasilkan suatu produk sikap dan menghendaki adanya
perubahan tingkah laku setelah mempelajarinya, begitu pula dengan Fisika
yang menghendaki adanya tingkah laku.
Adapun permasalahan yang timbul saat ini adalah proses pelaksanaan
kegiatan pembelajaran khususnya pelajaran Fisika yang berlangsung di kelas
masih diselenggarakan dengan menggunakan metode ceramah, dimana guru
aktif menjelaskan meteri, memberikan contoh dan latihan, sementara siswa
bertindak seperti mesin, mereka mendengarkan.Menurut (Depdiknas,2007:
72)menyatakan bahwa metode ceramah atau kuliah mimbar adalah suatu cara
penyajian bahan keilmuan atau pengetahuan secara lisan (verbal). Alatnya
-
2
berupa suara dan gaya penceramah,menulis danmelaksanakan tugas yang
diberikan oleh guru.
Dari hasil obaservasi danwawancara dengan guru bidang studi Fisika
kelas VII SMPN 15 Mataram, diperoleh informasi bahwa faktor yang menjadi
penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya pemahaman siswa
terhadap konsep materi yang diajarkan oleh guru karena selama proses belajar
mengajar berlangsung banyak dijumpai anak yang malas, tidur dan tidak
senang belajar Fisika.
Selain itu, diperoleh informasi bahwa hasil belajar fisika siswa kelas
VII SMPN 15 Mataram tahun pelajaran 2014/2015.
Tabel 1.1Data Hasil Belajar IPA Fisika untuk Kelas VIISMPN 15
MataramTahun Pelajaran 2014/2015.
Kelas Jumlah siswa Nilai Rata-rata Siswa Tuntas Keterangan
(KKM)
VII A 35 58,3 19 Tidak tuntas
Sumber: Guru Fisika SMPN 15 Mataram
Berdasarkan data diatas bahwa nilai rata-rata siswa kelas VIISMPN
15 Mataram masih dibawah KKM.Salah satu alternatif untukmengatasi
masalah diatas, maka peneliti bekerja sama dengan guru bidang studi
pendidikan fisika SMPN 15 Mataram, untuk mengantisipasi dan menyiasati
pemahaman yang terbatas,kurangnya keterampilan dan kreativitas siswa
terhadap fenomena alam sekitar untuk menggalang sekitar dan meningkatkan
hasil belajar siswa agar terus meningkat, serta perlu adanya inovasi
dalampembelajaran. Dalamhal inovasi yang dapat membantu
meningkatkanpemahaman dan penalaran siswa, serta dapat menghubungkan
-
3
pengetahuan awalsiswa dengan materi yang sedang diajarinya adalah dengan
menerapkan model pembelajarantongkat berbicara (talking stick).
Kesadaran perlunya penerapan tongkat berbicara (talking stick)
dalampembelajaran didasarkan adanya kenyataan bahawa sebagian besaran
siswa tidak mampu mengubungkan antara yang dipelajari dengan bagaimana
pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Halini disebabkan karena
pemahaman konsep akademik yang diperolehhanyalah merupakan sesuatu
yang abstrak, baik dilingkungan kerja maupun dimasyarakat. Pembelajaran
yang selama ini siswa terima hanyalah penonjolan tingkat hafalan dari
bebrapa topik ataupokok bahasan, tetapi tidak diikuti dengan
pemahamanpengertian yang mendalam yang bisa diterapkan ketika
berhadapan dengan situasi baru dalamkehidupannya.
Adapun penerapan yang dimaksud peneliti adalah pembelajaran
tongkat berbicara (talking stick)merupakan modelpembelajaran
kooperatifyang menyenangkan dengan menerapkan cara belajar sambil
bermain, Sehinggadapat memotivasi siswa untuk berperan aktif dalamproses
pembelajaranserta diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar
IPAdenganmemperhatikankarakteristiksiswa tanpa menghilangkan dunia
bermain anak.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti ingin
memperbaiki proses pembelajaran fisika dengan melakukan penelitian yang
berjudul Penerapan Model Pembelajaran Talking StickUntuk
-
4
MeningkatkanHasil Belajar Fisika Pada Pokok Bahasan Besaran dan
SatuanSiswa Kelas VIIA SMPN 15 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015.
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas identifikasimasalahyaitu
sebagaiberikut:
1. Siswa didalam kelas kurang aktif dan kadang-kadang
2. Sistem pengajaran yang masih monoton dan cenderung menggunakan
metode ceramah dan lebih menekankan pada hafalan-hafalan.
3. Interaksi siswa dengan guru cenderung pasif
4. Sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara yang dipelajari
dengan bagaiman pemanfaatannya dalamkehidupan nyata.
5. Nilai rata-rata IPA fisika kelas VII masih rendah padahal KKM yang
ditentukan olehsekolah adalah 75.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti mengenai peningkatan
hasil belajar IPA fisika pada materi besaran dan satuan dengan menerapkan
model pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) pada kelas VII A SMPN
15 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015.
1.4 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalahpenelitian ini yaituBagaimana MeningkatkanHasil Belajar Fisika
pada Pokok Bahasan Besarandan Satuan Siswa Kelas VIIASMPN
-
5
15Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan menerapkan model
pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) ?
1.5 Cara PemecahanMasalah
Cara pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan cara
meningkatkanhasil belajar fisikaVIIA SMPN 15 Matarammelalui penerapan
menerapkan model pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) pada
pembelajaran IPA fisika.
1.6 TujuanPenelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkanhasil belajar Fisika pada pokokbahasan besarandan satuan
siswa kelas VII A SMPN 15 Mataram tahun pelajaran 2014/2015 dengan
menerapkan model pembelajaran tongkat berbicara(talking stick).
1.7 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1.7.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang
penerapan model pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) untuk
meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas VIIA SMPN 15
Mataram.
-
6
1.7.2 Manfaat Praktis
1.7.2.1 Manfaat Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu acuan untuk
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan,mengembangkan strategi
pembelajaran dan dapat menjadikan alternatif dalam mengatasi
masalah pembelajaran terutama pembelajaran fisika di kelas VIIA
SMPN 15 Mataram.
1.7.2.2 Manfaat Bagi Guru
Sebagai salah satu pedoman bagi guru dalam bidang studifisika
untuk mengembangkan model mengajar dalam upaya peningkatan
hasil belajar dan aktivitas siswa sehingga proses belajar tidak monoton
pada metode ceramahsaja.
1.7.2.3 Manfaat Bagi Siswa
Dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar fisika dan lebih
memiliki kemungkinan tingkat berpikir yang tinggi dalam
memecahkan masalah sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang
lebih baik.
1.7.2.4 Manfaat Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan
pembelajaran, selain itu memberikan bekal supaya mahasiswa sebagai
calon guru matapelajaran fisika siap melaksanakan tugas sesuai
perkembangan zaman dan yang diharapkan.
-
7
1.8 Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya kesalapahaman terhadap makna judul
dalam penelitian ini, perlu dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut:
1. Penerapan adalah secara sederhana bisa diartikanpelaksanaan atau
penerapan.implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan.
2. Pembelajaran tongkat berbicara(talkingstick) adalah model yang
digunakan untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan
pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Model inidigunakan
sebagai metode pembelajaran ruang kelas. Sebagaimananya, tongkat
berbicara (talking stick) merupakan metode pembelajaran kelompok
dengan bantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih
dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari
materi pokoknya. Kegiatan ini diulang terus-menerus sampai semua
kelompok mendapatkan giliran untuk menjawabpertanyaan dari guru.
3. Hasil belajar adalah perubahan-perubahan perilaku yang diperoleh dari
proses belajar, yaitu aktivitas mental yang langsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan dan menghsilkan perubahan-perubahan yang relatif
konstan dan berbekas.
-
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1Belajar dan Mengajar
Menurut Purwanto (2005:2), belajar dan mengajar merupakan proses
yang komplek yang melibatkan berbagai faktor baik yang bersifat intern
maupun ekstern yang semuanya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.
Pengajaran yang baik dituntut berbagai kemampuan dasar, yang harus
ditampilkan secara terintegrasi dalam proses pembelajaran. Kemampuan
tersebut misalnya, penguasaan materi, kemampuan dalam metode mengajar,
motivasi belajar, membina siswa dan berbagai kemampuan yang lain.
Sedangkan menurut (Djamarah2010:1)Belajar dan Mengajar adalah suatu
kegiatan yang bernilai edukatif.Nilai edukatif mewarnai interaksi yang antara
guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu
yang telah ditentukan yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Jadi proses belajar mengajar yang dikemukakan oleh Komalasari,
(2013:4) merupakan proses belajar mengajar (learning teaching prosess)
dengan harapan berubah menjadi keluaran (output) dengan kompetensi
tertentu.
Dalam pelaksanaan atau kegiatan belajar mengajar, tercermin dalam
perubahan perilaku, baik secara material-subtansial, struktural-fungsional,
maupaun secara behavior. Yang dipersoalkan adalah kepastian bahwa tingkat
-
9
prestasi yang dicapai siswa itu apakah benar hasil kegiatan belajar mengajar
bersangkutan.
2.2 Pembelajaran Tongkat Berbicara(Talking Stick)
2.2.1 Pengertian Pembelajaran Tongkat Berbicara (Talking Stick)
Tongkat berbicara(Talking Stick) adalah metode yang pada mulanya
digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang
berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan
antarsuku), sebagaimana dikemukakan Locust berikut ini. Tongkat berbicara
telah digunakan selama berabad-abad oleh suku-suku Indian sebagai alat
menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering
digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak
berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas
masalah, ia harus memegang tongkat berbicara.Tongkat akan pindahke
oranglain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara
initongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang
tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua mendapatkan
giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke pimpinan rapat. Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai
tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara
bergiliran/bergantian.
2.2.2 Langkah-langkahTongkat Berbicara (Talking Stick)
Menurut Suyanto, (2009:124), dalam Kondang (2013), menyatakan
bahwa ada beberapa langkah-langkah atau sintaks dari langkah model
pembelajaran tongkat berbicara (talking stick), yaitu sebagai berikut:
-
10
1. Guru menyiapkan sebuah tongkat berukuran 20cm.
2. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada
pegang/paketnya
3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, guru
mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya.
4. Guru memberikan tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu
guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang memegang tongkat
tersebut harus menjawabnya. Demikian pula seterusnya sampai sebagian
besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari
guru.
5. Guru memberikan kesimpulan
6. Evaluasi.
7. Penutup.
Pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) merupakan salah satu
dari model pembelajaran kooperatif yang menggunakan sebuah tongkat
sebagai alat penunjuk giliran dengan memberikan siswa kesempatan untuk
bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain sehingga
mengoptimalisasikan partisipasi siswa.
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Tongkat Berbicara (Talking Stick)
Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan model pembelajaran
tongkat berbicara (talking stick) yang dikemukakan oleh Kiranawati (2007),
dalam Ihwanaridanu mengemukakan bahwa kelebihannya meliputi:
1. Menguji kesiapan siswa
-
11
2. Melatih membaca dan memahami dengan cepat dan
3. Agar lebih giat belajar (belajar dahulu).
4. Sedangkan untuk kekuranganya ialah membuat siswa senam jantung.
2.3 Hasil Belajar
2.3.1 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa
keterampilan dan perilaku baru sebgai akibat latihan atau pengalaman.
Dalam hal iniSoedijarto dalam Bahtiar (2012:24), mendefinisikan hasil
belajar sebagai tingkat penguasan suatu pengetahuan yang dicapai oleh
siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pendidikan yang ditetapkan.
Sementara menurut Gegne dalam Purwanto (2009:42), hasil belajar
adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus
yang ada dilingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk
mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan didalam
dan diantara kategori-kategori. Hasil belajar merupakansuatu puncak proses
belajar.
Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil
belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua
dampak tersebut bermanfaat bagi siswa dan guru Demyati danMudjiono
(2009:20).
-
12
Menurut Winkel (1991:42), dalam Watminah(2010:82), hasil
belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai dimana setiap
kegiatan belajar mengajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwahasil
belajar adalah merupakan perubahan-perubahan perilaku yang diperoleh
dari proses belajar, yaitu aktifitas mental yang berlangsung dalaminteraksi
aktif dengan lingkungan.Peran guru dalam pembelajaran adalah merancang
guru dalam pembelajaran agar siswa dapat berinterkasi aktif dalam proses
pembelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Lestari (2013)
yaitu:
1. Faktor lingkungan, yangberkaitan dengan keadaan tempat tinggal,
tempat belajar, dan kehidupan sosial.
2. Faktor instrumental, berkaitan dengan kurikulum, program pendidikan
disekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki disekolah, dan guru.
3. Fisiologi, berkaitan dengan kondisi kejiwaan siswa seperti kesehatan
jasmani dan rohani.
4. Psikologi, berkaitan dalam minat belajar, kecerdasan, bakat, dan
motivasi belajar, dan kemampuan kognitif siswa.
2.3.3 Ciri-ciri Belajar dan Mengajar
Menurut Suardi dalam Djamarad (2010: 39-41), ciri-ciri belajar dan
mengajar adalah:
-
13
1. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik
dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang disebut dengan tujuan
belajarmengajar itu sadar akan tanggungjawab tujuan, dengan
menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian.
2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi
yang khusus. Dalamhal ini materi harus didesain sedemikian rupa,
sehingga cocok untuk mencapai tujuan.
4. Ditandai dengan aktivitas anak didik. Sebagai konsekuensi, bahwa anak
didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar.
5. Dalam kegiatan belajar mengajar,guru berperan sebagai pembimbing.
Dalamperanan sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan
dan memberikan motifasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif.
6. Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin dalam
kegiatan belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku
yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh
pihak guru maupun anak didik dengan sadar.
7. Ada batas waktu.Untuk mencapai tujuan mempelajari tertentu dalam
sistem berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu
ciri yang tidak bisa ditinggalkan.
-
14
8. Evaluasi. Dari seluruh kegiatan diatas, masalah evaluasi bagian penting
yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
2.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
1. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini
berkaitan dengan fungsinya otak, susunan saraf atau bagian-bagian
tubuh lainnya.
2. Faktor Sosial
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua
dan masyarakat berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan kecerdasan
siswa sebagaimana ada yang menyatakan bahwa sekolah adalah cermin
masyarakat anak adalah gambaran orang tua.
3. Faktor Kejiwaan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini
berkaitan dengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) siswa
untuk belajar secara sungguh-sungguh.
4. Faktor Intelektual
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini
berkaitan dengan kurang normalnya atau kurang sempurnanya tingkat
kecerdasan siswa.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini
berkaitan dengan belum mantapnya lembaga pendidkan secara umum.
-
15
2.4 Kerangka Berpikir
Dalam proses belajar mengajar fisika tidak terlepas dari metode
pembelajaran, penggunaan metode dan strategi belajar yang salah akan
mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode pembelajaran yang sering
digunakan oleh guru adalah metode ceramah, hasil yang diperoleh dengan
menggunakan metode ceramah belum mencapai ketuntasan belajar seperti
yang diharapkan. Untuk itu guru dituntut memiliki kemampuan dalam
menentukan suatu metode pembelajaran yang akan digunakan agar siswa
berperan aktif dalam proses belajar mengajar.
Salah satu alternatif yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar adalah dengan
menggunakan model pembelajaran tongkat berbicara (talking stick).
Pembelajaran dengan model tongkat berbicara (talking stick) mengajak siswa
untuk menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan barunya dalam berbicara,
dan menciptakan pengalaman serta suasana yang menyenagkan dan membuat
siswa aktif.
Hal lain dari pentingnya pembelajaran ini, bahwa dalam proses belajar
mengajar siswa diarahkan untuk belajar, berfikir, serta dituntut untuk aktif
meminta bimbingan baik dari guru maupun orang lain guna menemukan
pengetahuannya (materi pelajaran) dalam kontes situasi dengan dunia nyata.
Berdasarkan uraian diatas, maka pembelajaran tongkat berbicara
(talking stick) dianggap perlu agar pembelajaran menjadi lebih bermakna,
membantu siswa mengembangkan sikap ilmiah dan memahami konsep atau isi
-
16
pelajaran serta menekankan perlunya hubungan antara manusia sebagai tujuan
dan hasil belajar, sehingga peningkatan belajar siswa dapat tercapai.
2.5 Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari, Suparti, Aminah, Asngad
(2011), Meneliti tentang Evektivitas Pembelajaran Model Tongkat Berbicara
Talking Stick Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Materi
Ekosistem Kelas VII D SMP N 3 Kartasura Sukoharjo. Penelitian ini
merupakan merupakan jenis penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif
antara peneliti yaitu sebagai pelaku yang memberikan tindakan kelas dengan
guru mata pelajaran biologi sebagai subjek yang membantu dalam
perencanaan dan pengumpulan data. Subjek penalitian tindakan kelas yaitu
siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura, Sukoharjo yan berjumlah 35
siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dam refleksi. Penumpulan
data dilaksanakan dengan teknik dokumentasi, observasi dan post tes. Analisis
data yang digunakan dengan teknik deskriptif kulitatif yang terdiri atas tahap
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalampembelajaran
biologi. Dari peningkatan banyaknya siswa yang tuntas KKM (>69) yaitu
sebelum adanya tindakan terdapat 7 siswa (20%), pada siklus I meningkat
menjadi (65,8%), dan setelah pelaksanaan siklus II menjadi 31 siswa (88,6%)
tuntas. Peningkatan ketuntasan KKM siswa menjadikan rata-rata kelas turut
meningkat yaitu dari sebelumnya 55,77 menjadi 73,06 dan meningkat lagi
-
17
menjadi 74,77. Peningkatan pada aspek efektif dilihat dari hasil penskoran tiap
indikator yang menunjukkan peningkatan minat belaja biologi. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan presentase ketuntasan siswa, yaitu pada silkus I
sebanyak 25,7% menjadi 65,7% pada siklus II. Dari hasil penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model talking stick terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok materi ekosistem kelas VII D
SMP Negeri 3 Kartasura, Sukoharjo.
2.6 Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan
pembelajaran tongkat berbicara(talking stick) untuk meningkatkan hasil
belajar fisika pada pokok bahasan besaran dan satuan siswa kelas VII A
SMPN 15 Mataram tahun pelajaran 2014/2015.
-
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yakni
penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti lainnya
(atau dilakukansendiri oleh guru yang bertindak sebagaipeneliti) dikelas atau
di sekoleh tempat dia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau
meningkatkan proses dan praktispembelajaran (Suhardjono,2006) dalam
(Komalasari, 2010:271).
3.2 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan ada 2 yaitu:
1. Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif adalah suatu proses yang menggunakan
angka dalam penyajian data dan anlisis yang menggunakan uji statistika
Beni (2008: 128). Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian Sugiyono (2011: 8). Data kuantitatif ini diperoleh
dengan cara memberikan tes evaluasi pada tiap akhir siklus.
2. Kualitatif
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah manusia (Juliansyah, 2012) dalam Denzil
dan Licoln (2009: 33-34). Data kuallitatif diperoleh dengan cara
-
19
mengamati deskriptor-deskriptor yang tampak dari setiap aktivitas
siswa melalui lembar observasi pada pertemuan.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitianini bertempat di SMPN 15 Mataram Tahun Pelajaran2014/2015.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan agustus sampai september Tahun
Pelajaran 2014/2015.
3.4 Rancangan Penelitian
Dalam rencana penelitian tindakan kelas iniakan dilaksanakan dalam
dua siklus seperti yang telihatpada skema/alur berikut:
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Refleksi
PerbaikanRencana
Perencanaan
Evaluasi PerbaikanRencana
Tindakan/observas
i
Refleksi
Tindakan/observasi
Evaluasi
-
20
Secara rinci prosedur tindakan tiap-tiap siklus dijabarka sebagai
berikut:
3.4.1 Siklus I
a. Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai
berikut:
1. Mensosialisasikan model pembelajaran tongkat berbicara (talking
stick).
2. Mempersiapkan observer (pengamat), peneliti dan mengatur siswa.
3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
4. Membuat lembar obaservasi untuk melihat pelaksanaan pembeljaran
dikelas.
5. Membuat alat evaluasi berupa tes tertulisuntuk mengetahui
kemampuan siswa padamateri yang diajarkan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
melaksanakankegiatan belajar mengajar dikelas sesuai dengan
rencanapelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan.
c. Observasi
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap observasi adalah
melakukanobservasikepada siswa dan peneliti yang bertindak sebagai
guru secara kontinu setiap kali pembelajaran berlangsung dalam
-
21
pelaksanaan tindakan dengan mengamati kegiatan dan aktivitas siswa
serta aktivitas (pengajar).
d. Refleksi
Yaitu kegiatan mengkaji kekurangan dan hambatan yang muncul
pada saat berlangsungnya kegiatan atau proses belajar mengajar,
sehingga diperoleh alternatif ataucara pemecahan masalah tersebut dan
dapat melakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus selanjutnya.
Jika pada siklus I memperoleh hasil aktivitas dan prestasi belajar
yang tidak optimal, maka pada siklus II perlu dilakukan revisi atau
penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan tindakan, sebaliknya jika
pada siklus I sudah memperoleh hasil optimal, maka siklus II ditiadakan.
3.4.2 Siklus II
Tahapan dalamsiklus II ini sama dengan tahapan pada siklusI, dan
merupakan penyempurnaan proses pembelajaran dari siklus tersebut, jika
pada siklus I memperoleh hasil yang optimal dan ketuntasan belajar juga
belum mencapai, maka pada siklus II perlu dilakukan penyempurnaan
perencanaan dan pelaksanaan tindakanpada siklus ini.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan observasi (pengamatan), observasi adalah melakukan pengamatan
langsung keobjek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
Observasi merupakan satu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
-
22
dari berbagai biologis dan psikologis. Dua hal terpenting adalah proses
pengamatan dan ingatan (Riduwan 2010:104).
1. Data Observasi
Data observasi ini memuat kegiatan pembelajaran untuk setiap
konsep yang dikaji,yang berisi lembar RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dan lembar aktivitas siswa. Dalam lembar RPP memuat
tentang rencana pembelajaran yang disusun oleh guru sebelum
melaksanakan proses belajar mengajar, sedangkan aktivitas siswa yaitu
tentang kegiatan-kegiatan siswa dalam melaksanakan proses belajar
mengajar.
2. Data Hasil Belajar
Data hasil belajar siswa diperoleh dengan cara memberikan tes Hasil
Belajar (THB) yang disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan
pembelajaran yang diberikan pada akhir materi dan dilakukan pada setiap
akhir siklus, tujuannya yaitu untuk mengetahui peningkatanhasil belajar
siswa dan mengukur seberapa kecapaian tujuan belajar yang telah
dirumuskan.
3.6 Instrumen Penelitian
Arikunto (2006: 160) menerangkan bahwa penelitian adalah
alat/fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematik sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
-
23
1. Lembar Observasi (Keterlaksanaan RPP)
Keterlaksanaan RPP, dimana lembar observasi ini memuat kegiatan
pembelajaran untuk setiap konsep yang dikaji berisi silabus dan lembar
RPP.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS).
LKS berisi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran secara
singkat, dan tugas-tugas yang harus diisi oleh siswa baik secara kelompok
maupaun secara individual. Isian-isian yang ada dalam LKS ada yang bisa
diisi setelah membaca materi dalam LKS atau setelah membaca buku dan
dapat diisi setelah melakukan percobaan, pengukuran, atau observasi yang
lain. LKS ini berguna untuk membantu siswa di dalam mengarahkan
percobaan, observasi, atau hasil pembelajaran akhir.
3. Lembar Tes
Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan instrumen berupa
tes. Jenis tes yang digunakan adalah pilihan ganda yang terdiri dari 50
soal. Soal yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari soal yang telah
terstandar (beberapa buku paket). Instrumen ini disusun oleh peneliti yang
disetujui guru dengan pedoman pada kurikulum dan buku paket.
3.7 Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen tersebut digunakan, dalampenelitian terlebih
dahuludiuji coba mengetahuikelayakan instrumen dalam penelitian adapun
instrumen yang diuji cobakan adalah kognitif siswa.
-
24
3.7.1 Penskoran Tanpa Koreksi
Yaitu penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar
mendapat nilai satu (bergantung pada bobot butir soal). Untuk mengetahui
skor yang diperoleh maka digunakan penskoran tanpa koreksi rumus
sebagai berikut:
100N
BS (3.1)
Keterangan:
S = Skor
B = Jumlah jawaban yang benar
N = Jumlah soal
Skor butir soal diperolehdengan cara menghitung banyaknya butir
soal yang dijawab benar
Tujuan dari ujicoba instrumen untuk mengetahui kualitas tes yang
meliputi validitas dan reliabilitas.
3.7.2 Validitas Soal Tes
Butir soal dikatakan valid jika dapat mengukur secara tepat apa yang
hendak diukur. Untuk mengethui validitas butir soak digunakan teknik
korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
})(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
(3.2)
Keterangan:
xyr = koefisien korelasi product moment
X = jumlah skor butir soal
-
25
Y = jumlah skor total
N = jumlah responden
2X = jumlah kuadrat skor butir soal
2Y = jumlah kuadrat skor total soal
XY =jumlah hasil kali skor butir soal
Harga rrx yang diperoleh dikonsultasikan seharga kritik rtabel product
moment pada taraf signifikan 5%. Jika harga rrx kritik product moment maka
tes tersebut valid. (Arikunto, 2006: 120).
3.7.3 Reliabilitas Alat Tes
Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus KR 20
menggunakan varians butir selanjutnya dianalisis menggunakan varians
total. Adapun rumusnya yaitu sebagai berikut:
2
2
111( S
pqS
k
kr
(3.3)
Dengan
N
N
XX
S
)( 2121
2
Keterangan:
r11 =Koefisien reliabilitas internal seluruh item
n =Banyaknya butirsoal
pq =Jumlah hasil perkalian p dan q
P =Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q =Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
(3.4)
-
26
S2
=Realibilitas tes secara keselururhan.
Harga rhitung (nilai varians butir/varians total) yang diperoleh
dikonsultasikan ke tabel harga kritik rProduct Moment. Pada taraf
signifikan 5 %. Jika harga rhitung>rtabelharga kritik Product Moment,
maka harga rhitung(nilai varians butir/varians total) tersebut reliabel
(Arikunto, 2006: 120-121).
3.8 Analisis Data
3.8.1 Data Hasil Observasi
Data lembar observasi ini menggunakan dua alternatif yaitu ya dan
tidak nilai satu untuk jawaban ya dan nilai nol untuk jawaban tidak
(Suharsimin, Arikunto 2002: 215). Untuk mengetahui keberhasilan
pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) menggunakan rumus:
N = 100xDiamatiyangAspekJumlah
hanSkorPeroleJumlah% (3.5)
Tabel 3.1 Kriteria taraf keberhasilan tindakan dalam proses pembelajaran
dapatditentukan sebagai berikut:
Pencapaian
tujuan
pembelajaran
Skor/nilai Kualifikasi
Tingkat
keberhasilan
pembelajaran
85-100%
65-84%
55-64%
0-54%
3
2
1
0
Sangat baik (SB)
Baik (B)
Kurang (K)
Sangat kurang (SK)
Berhasil
Berhasil
Tidak berhasil
Tidak berhasil
(Zainal A, 2008:160)
Dari hasil tersebut, peneliti dapat melihat apakah ada peningkatan
selama proses pembelajaran atau tidak.
-
27
3.8.2 Data Hasil Tes
Untuk mengetahui hasil belajar siswa, hasil tes belajar dianalisis secara
deskriptif, yaitu menemukan skor rata-rata tes. Analisis untuk mengetahui
hasil belajar, dirumuskan sebagai berikut:
3.8.2.1 Nilai Rata-Rata Kelas
NR (3.6)
Keterangan:
R = Nilairata-rata
x = Jumlah nilai siswa yang diperoleh
N = Banyaknya siswa
Hasil belajar dikatakan meningkat apabila terdapat peningkatan rata-
rata skor dari rata-rata skor sebelumnya.
3.8.2.2 Ketuntasan Individu
Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dinyatakan tuntas
secara individu apabila siswa mampu memperoleh nilai 75 sebagai
standar ketuntasan belajar minimal (KKM) mata pelajaran IPA fisika.
3.8.2.3 Ketuntasan Klasikal
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah ketuntasan belajar
dengan rumus sebagai berikut:
%100N
PKK (3.7)
Keterangan:
KK = Ketuntasan belajar
-
28
P = Banyaknya siswa yang memperoleh nilai 75
N = Banyaknya siswa
Ketuntasan belajar tercapai jika KK 85% siswa yang mencapai
nilai 75.
3.8.2.4 Taraf Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
mudah. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi siswa untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu
sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. (Daryanto,
2012:180-181). Adapun cara untuk menentukan taraf kesukaran soal kita
dapat mencari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
JS
BP (3.8)
Keterangan :
P = Indekskesukaran soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.2 Kriteria indeks kesukaran soal
No Nilai Kualifikasi
1 1,00 - 0,30 Sukar
2 0,31 0,70 Sedang
3 0,71 1,00 Mudah
(Daryanto, 2012)
-
29
3.8.2.5 Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang kurang pandai (berkemampaun rendah). Rumus yang
digunakan adalah
BA
J
B
S
A PPJ
B
J
BD
Keterangan :
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyak peserta kelompok atas
JB = Banyak peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawabbenar
Tabel 3.3 Kriteria Nilai Daya Pembeda
No Nilai Kualifikasi
1 0,00 0,20 Jelek
2 0,20 0,40 Cukup
3 0,40 0,70 Baik
4 0,70 1,00 Baik sekali
(Daryanto, 2012)
3.8.2.6AnalisisPengecoh
Pada soal pilihan ganda ada alternatife jawaban (opsi) yang
merupakan pengecoh. Butir soalnya yang baik, pengecohnya akan dipilih
(3.9)
-
30
secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya
butirsoal yang kurang baik, pengecohnya akan dipilih secara tidak
merata.
Pengecoh dianggap baik bila jumlah peserta didik yang memilih
pengecoh itu sama atau mendekati jumlah ideal. Indeks pengecoh dapat
dihitung dengan rumus:
%100)1/()( nBN
PIP
(3.10)
Keterangan:
IP = Indeks pengecoh
P = Jumlah peserta didik yang memilih pengecoh
N = Jumlah peserta didik yang ikut tes
B = Jumlah peserta didik yang menjawab dengan benar pada setiap soal
N = Jumlah alternatif jawaban (opsi)
1 = Bilangan tetap
Jika semua peserta didik menjawab benar pada butir soal tertentu
(sesuai kunci jawaban), maka IP = 0 yang berarti soal tersebut jelek.
Dengan demikian, pengecoh tidak berfungsi (Zainal Arifin, 279).
3.8.3 Indikator Kerja
Keberhasilan penelitian dilihat dari penigkatan hasil belajaran IPA
fisika siswa kelas VII SMPN 15 Mataram. Hasil belajar dikatakan
meningkat apabila nilai rata-rata dari siklus ke siklus mengalami
peningkatan atau minimal 75 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 85
proses.
-
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Uji Coba Instrumen
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas VII di SMPN 15
Mataram. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dimulai pada
tanggal19 Agustus sampai 19 September 2014.
4.1.2 Deskripsi Instrumen dan Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar Fisika siswa kelas VII di SMPN 15 Mataram
tahun pelajaran 2014/2015 dengan menerapkan model pembelajaran
tongkat berbicara (talking stick). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus, dengan hasilpenelitian yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Secara kualitatif berupa data tentang proses pembelajaran tiap siklus.
Sedangkan secara kuntitatif diperolehdari hasil evaluasi setiap siklus yang
dianalisis dengan ketuntasan belajar secara klasikal.
Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes essay pada siswa. Soal-
soal yang diberikan merupakan soal yang telah dianalisis berdasarkan
validitas, realibilitas, indeks kesukaran dan daya beda.
4.1.2.1 Analisis Validitas
Validitas butir soal diamaksudkan untuk memilih soal yang valid
untuk dijadikan soal dalam evaluasi. Berikut gambaran validitas soal untuk
silkus I dan II ditunjukkan pada tabel 4.1
-
32
Tabel 4.1 Validitas soal evaluasi siklus I dan siklus II
NO
Validitas
Nomor Soal
Siklus I Siklus II
1 Valid 1, 2, 4, 5, 6, 8,9, 10,
11, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 20, 21, 22,
23, 24
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 20, 21,
23, 24
2 TidakValid 3, 7, 12, 19, 25 12, 19, 22, 25
3 Jumlah Soal 25 25
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui untuk soal valid siklus I berjumlah
20 soal dan 21 soal yang valid untuk silkus II.
Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 dan 19.
4.1.2.2 Analisis Reliabilitas
Analisis reliabilitas dilakukan dengan mengolah datadistribusi
skors dengan menggunakan rumus K-R 20 maka diperoleh data reliabilitas
tes yang dapat dilihat pada tabel4.2
Tabel 4.2 Hasil Analisis Reliabilitas Soal
NO
Nilai
Nilai Reliabilitas
Siklus I Siklus II
1 rhitung 0,669 0,685
2 rtabel 0,334 0,334
3 Kesimpulan Reliabilitas Relibilitas
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa instrumen
berupa tes essay reliabel karena rhitung > rtabel dimana nilai rtabel
dikonsultasikan pada nilai product moment dengan N = 35. Selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 10 dan 24.
-
33
4.1.2.3 Analisis Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu terlalu sulit/sukar. Kriteria taraf kesukaran soal tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Taraf kesukaran siklus I dan siklus II
NO
Kriteria
Nomor Soal
Siklus I Siklus II
1 Sukar 3,5,21,24, 21, 24
2 Sedang 1,2,4,6,7,9,13,14
15,16,17,18,19, 22
23, 25
1,2,3,4,5,6,7,9,13
14, 15,16,17,18,
19,22, 23,25
3 Mudah 8,10,11,12,20 8,10,11,12,20
4. Jumlah soal 25 25
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh kriteria taraf kesukaran soal pada
siklus I yang sukar sebanyak 4 soal, yang sedang 16 soal sedangkan yang
mudah sebanyak 5 soal. Sedangkan siklus II soal yang sukar 2 soal yang
sedang 18 soal sedangkan yang mudah sebanyak 5 soal. Selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 11 dan 25.
4.1.2.4 Analisis Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah dinamakan kelompok atas dan kelompok bawah.
Kriteria daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 4.4
-
34
Tabel 4.4 Daya beda siklus I dan siklus II
NO
Kriteria
Nomor Soal
Siklus I Siklus II
1 Jelek 1,7,8,10,15,19,2124,2
5
1,7,8,19,25 2, 5
2 Cukup 2,5,6,9,12,13,14
16,17,18,20, 22,23
2, 5,6,9,10,12,13
14,16,17,18,21,22,
24
3 Baik 3,4,11 3,4,11,15,23
4. Baik sekali
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh daya beda soal pada siklus I
dengankriteria jelek sebanyak 9 soal, cukup 13 soal, yang baik sebanyak 3
soal sedangkan baik sekali tidakada. Pada siklus II kriteria jelek 5 soal,
cukup 14 soal, soal yang baik 5 soal sedangkan baik sekali tidak
ada.Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15 dan 30.
Adapun hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut:
4.1.3 Siklus I
Pelaksanaan penelitian pada siklus I diadakan selama tiga kali
pertemuan. Proses belajara mengajar pada siklus I berlangsung selama tiga
kali pertemuan, masing-masing pertemuan dilaksanakan 2 x 40 menit.
Sedangkan evaluasi siklus I dilaksanakan pada pertemuan ketiga selama 50
menit, dengan soal berbentuk objektif sebanyak 25 soal.
4.1.3.1 Perencanaan (Planning)
Kegiatanyang dilakukan antaralain:
1. Membuat Rencana Pembelajaran (RPP) SilkusI (Lampiran 2)
2. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (Lampiran
18)
-
35
3. Menyusun soalevaluasi belajar siswa siklus I (Lampiran 6)
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah perkenalan
dengan seluruh siswa, kemudian peneliti melakukan kegiatan sosialisasi
pembelajaran dengan mentode pembelajaran tongkat berbicara (talking
stick) siklus I kepada siswa. Kegiatan ini dilakukan agar siswa dapat
memahami langkah-langkah proses pembelajaran sehingga diharapkan
siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar di kelas.
Pada tahap pendahuluan guru mengawali pelajaran dengan
mengucapkan salam, guru menuliskan sub pokok bahasan. Pada tahap
kegiatan inti guru melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru
menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan diajarkan.
Selanjutnya guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi,
serta guru menerapkan pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) atau
menanggapi hasil diskusi siswa sesuai dengan jawaban yang dianggap
benar. Selanjutnya guru dan siswa bertanyajawab tentang hal-hal yang
belum diketahui oleh siswa serta guru dan siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan-kesalahan dan memberikan penguatan atau
kesimpulan.
Dalam kegiatan penutup akhir dengan guru memberikan tugas
kepada siswa untuk memantapkan pengetahuan siswa. Diakhiri dengan
mengucapkan salam.
-
36
4.1.3.3 Observasi
Observasi dilakukan setiap kali berlangsungnya pelaksanaan
tindakan dengan mengamati kegiatan gurudan siswa dalam proses belajar
mengajar apakah kegiatan pembelajaran telah dilaksanakan sesuai (RPP)
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Hasil observasi
kegiatan guru pada siklus I berdasarkan lembar observasi kegiatan guru
dan siswa dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil observasi kegiatan guru dan siswa
NO
Indikator
Pertemuan
I II
1 Pendahuluan 4 4
2 Kegiatan inti
Mengamati Menanyakan Eksperimen Asosiasi Komunikasi
1
1
3
1
3
1
1
3
1
3
3 Penutup 5 5
Total skorpertemuan 18 18
Total skor siklus I 11 13
Presentase 61,11% 72,22 %
Kategori Kurang Kurang
(Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran18)
Berdasarkan tabel tampak bahwa ketercapaian indikator kegiatan
guru dan siswa pada siklus 1 pertemuan I sebesar61,11% sedangkan
pertemuan II sebesar 72,22%. ini berarti bahwa pembelajaran belum
berkategori optimal, karena dalam pelaksanaanya masih terdapat beberapa
kekurangan-kekurangan yaitu:
1. Guru tidak menanyakan keadaansiswa dalam proses belajar mengajar.
2. Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.
-
37
3. Guru tidak menggunakan beragam pendekatan pembelajaran atau
sumber belajar lainnya.
4. Guru tidak membimbing siswa mendiskusikan dengan kelompoknya.
5. Guru tidak menyuruh perwakilan dari tiap kelompok
mempresentasekan hasil diskusi.
6. Guru dan siswa tidak bertanya jawab meluruskan kesalahan atau
kesimpulan.
7. Guru tidak memberikan penghargaan kepada kelompok yang memilki
kinerja dan kerja sama yang baik.
8. Guru tidak membimbing siswa dalam membuat rangkuman.
9. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
4.1.3.4 Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada akhir siklus, yaitu pada pertemuan ketiga.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami
dengan baik materi yang diajarkan. Untuk mengetahui hasil belajar siswa
digunakan tes dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal (lampiran 6)
dengan alokasi waktu 40 menit.
Dari hasil analisis siklus I (Lampiran 16) diperoleh rata-rata nilai
siswa dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 25. Hasil yang diperoleh
pada siklus tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan. Presentase
ketuntasan belajarpun masih sangat rendah karena ketuntasan
belajarnyapun belum mencapai 85%. Adapun ringkasan data hasil evaluasi
belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.6
-
38
Tabel 4.6 Ringkasan hasil evaluasi belajar siswa siklus I
Kategori Skor
Nilai tertinggi 95
Nilai terendah 25
Banyaknya siswa yang mengikuti evaluasi 41
Jumlah siswa yang tuntas 20
Jumlah siswa yang tidak tuntas 21
Rata-ratakelas 68,53
Presentase ketuntasan klasikal 48,79%
(Hasil selanjutnya dapat dilihat dilihat pada lampiran 16)
Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata
kelas 68,53 jumlah siswa yang tuntas (mendapat nilai 70) sebanyak 25
siswa dari 41 siswa dan yang tidak tuntas 21 siswa, dengan presentase
klasikal sebesar 48,790/0. (Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
16).
Ketuntasan belajar ini belum mencapai kriteria ketuntasan belajar
klasikal yaitu minimal 85%. Masih rendahnya ketuntasan belajar diatas
disebabkan karena:
1. Pengaturan waktu dengan materi yang dikuasai siswa selama proses
pembelajaranyang masih belum optimal.
2. Interaksi siswa dengan siswa, interksi siswa dengan guru masih belum
maksimal dalam proses pembelajaran.
Presentase ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 48,790/0 dan
nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 68,53. Ketuntasan yang
diperoleh kurang dari standar ketuntasan yaitu minimal 85 0/0 .Oleh sebab
itu perlu dilakukan tindakan-tindakan perbaikan pada siklus berikutnya
dengan cara memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.
-
39
4.1.3.5Refleksi
Pada tahap ini guru dan observasi mengkaji pelaksanaan dan hasil
yang diperoleh pada siklus I. Refleksi pada siklus I berpedoman pada hasil
pengamatan melalui lembar observasi dan hasil evaluasi. Berdasarkan
hasil observasi dan hasil diskusi dengan observer terdapat kekurangan-
kekurangan yang perlu dibenahi demi perbaikan dan kemajuan hasil
belajar pada siklus II. Perbaikan tindakan yang akan dilakukan pada siklus
II:
1. Guru menanyakan keadaan siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Guru menuliskan sub pokok bahasan yang akan dibahas dipapan tulis
3. Guru berusaha menampung jawaban tidak hanya satu atau dua orang
4. Guru berusaha memperlakukan siswa selaku individu
5. Guru berusaha merangsang pikiran dan pemahaman siswa
6. Guru menyesuaikan latihan-latihan yang diberikan dengan kemampuan
siswa.
4.1.4 Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan siklus
I, tetapi pada siklus II dilakukan perbaikan dari beberapa kekurangan pada
siklus I, dimana perbaikannya sesuai dengan hasil siklus I. Pembelajaran
pada siklusII berlangsung dalam 2 kali pertemuan.
4.1.4.1 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini hampir sama dengan
siklus I antara lain:
-
40
1. Membuat RPP siklus II (Lampiran 3)
2. Menyiapkan LKS (lampiran 31)
3. Menyusun soal evaluasi belajar siswa siklus II (Lampiran 20)
4. Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa (Lampiran 33)
4.1.4.2 Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan
kegiatan pembelajaran dikelas sesuai dengan (RPP) rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah direncakan pada siklus II, dilaksanakan dengan
memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus II berdasarkan hasil
refleksi siklus I.
Ini menunjukkan bahwa dalam model pembelajaran tongkat
berbicara (talking stick) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya guru memberikan motivasi
kepada siswa untuk saling membantu antar sesamanya. Guru juga selalu
berusaha merangsang pikiran dan pemahaman siswa. Selain itu guru
berusaha menampung jawaban, menyesuaikan latihan-latihan yang
diberikan sesuai dengan kemampuan siswa. Diakhiri pelajaran guru
memberikan tugas kepada siswa untuk memantapkan pengetahuan siswa
serta mengucapkan salam penutup.
4.1.4.3 Observasi
Hasil observasi kegiatan guru pada siklus II berdasarkan lembar
observasi kegiatan guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 4.7
-
41
Tabel 4.7 Hasil observasi guru dan siswa pada siklus II
NO
Indikator
Pertemuan
I II
1 Pendahuluan 4 4
2 Kegiatan inti
Mengamati Menanyakan Eksperimen Asosiasi Komunikasi
1
1
3
1
3
1
1
1
1
6
3 Penutup 5 5
Total skor pertemuan 18 19
Total skor siklus II 15 18
Presentase 83,33% 94,73%
Kategori Baik Sangat baik
(Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 33)
Berdasarkan tabel diatas, tercapai indikator kegiatan guru pada
siklus kedua pertemuan I sebesar 83,33% dan pertemuan kedua 94,73%.
Hal ini berarti kegiatan guru berarti telah berkategori optimal. Tetapi
pelaksanaan pembelajaran siklus II masih terdapat kekurangan, yaitu: tidak
menyakan keadaan siswa atau kondisi siswa pada saat proses belajar
mengajar.
4.1.4.4 Evaluasi
Evaluasi belajar siswa dilaksanakan pada pertemuan 2. Evaluasi
dilakukan dengan memberikan soal sebanyak 21 soal dalam bentuk pilihan
ganda (Lampiran 20). Data hasil evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel
4.8
-
42
Tabel 4.8 Ringkasan hasil evaluasi belajar siswa siklus II
Kategori Skor
Nilai tertinggi 95
Nilai terendah 61
Banyaknya siswa yang mengikuti evaluasi 41
Jumlah siswa yang tuntas 37
Jumlah siswa yang tidak tuntas 4
Rata-ratakelas 80,04
Presentase ketuntasan 90,240/0
(hasil selanjutnya dapat dilihatpada lampiran 29)
Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II, diperoleh rata-rata
kelas 80,04. Jumlah siswa yang tuntas (mendapat nilai 70) sebanyak 37
siswa dari 40 siswa yang tidak tuntas 4 siswa, dengan presentase
ketuntasan klasikal sebesar 90,240/0 (data selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 29).
Dari hasil belajar tersebut terlihat bahwa sebanyak 41 siswa yang
mengikuti tes hasil belajar terdapat 37 siswa yang tuntas dan 4 orang siswa
yang tidak tuntas, sehingga ketuntasan siswa pada siklus II telah
memenuhi indikator yang telah ditentukan dan nilai rata-rata skor siswa
mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Dengan demikian
penelitian ini di cukupkan sampai pada siklus II.
4.1.4.5 Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan observer,
kekurangan-kekurangan pada siklus I sudah dibenahi hanya saja guru
belum bisa menampung jawaban tidak hanya satu dua orang dan guru
belum mampu memperlakukan siswanya secara individu. Dalam hal ini
guru menyampaikan tujuan pembelajaran untuk mengingatkan kembali
tentang materi yang akan disampaikan.
-
43
4.2 Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus II dengan
menggunakan model pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) pada
materi besaran dan satuan. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan tahapan-
tahapan dalampenelitian tindakan kelas (PTK) yang dimulai dari tahapan
perencanaan, tahapan pelaksanaan tindakan, observasi, dan tahap refleksi.
4.2.1 Siklus I
Dalam kegiatan evakuasi siklus I terdapat beberapa kekurangan-
kekurangan sehingga siswa mendapat nilai dibawah KKM (kriteria
ketuntasan maksimal). Dimana siswa masih banyak yang belum mengerti
dengan materi yangtelah dibahas sebelumnya, karena siswa kebanyakan
kurang aktif dan kadang-kadang tidak memperhatikan penjelasan dari guru
serta siswa masih kurang mengeluarkan ide-ide ataupun pendapat mereka
tentang pengalaman mereka ketika mendapatkan materi tersebut. Dari 41
orang siswa yang mengikuti tes evaluasi siklus I hanya 20 orang siswa yang
tuntas sedangkan 21 orang siswa tidak tuntas. Jadi akan berdampak pada
nilai evaluasi siswa karena banyak yang tidak tuntas. Ini menunjukkan
bahwa harus ada perbaikan tindakan pada siklus II.
4.2.2 Siklus II
Dalam kegiatan evaluasi siklus II ternyata nilai rata-rata dan
presentasi ketuntasan siswa mengalami peningkatan. Ini menunjukkan
bahwa perlakuan siswa dari kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat
diatasi karena kebanyakan siswa sudah mencapai nilai KKM (Kriteria
-
44
Ketuntasan Minimal). Ketika melakukan evaluasi siklus II. Pada siklus II
antusias siswa atau semangat siswa untuk belajar lebih meningkat lagi,
dimana siswa yang sebelumnya kurang mampu dalam menyelesaikan soal
atau tugas yang diberikan, menjadi mampu atau dapat bersaing dengan
teman-temannya yang lain. Hal ini disebabkan dengan adanya penilaian
terhadap apa yang mereka kerjakan serta mengetahui jawaban yang
sebenarnaya. Dari 41 orang siswa yang mengikuti tes evaluasi siklus II
hanya 4 orang siswa yang tidak tuntas sedangkan 37 orang siswa yang
tuntas. Ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar pada siklus II.
Berdasarkan hasil analisis, nilai evaluasi dari siklus I ke siklus II
cenderung meningkat. Artinya hasil belajar siswa mengalami penigkatan
hasil belajar yang dianalisis secara klasikal terlihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Analisis hasil evaluasi siklus I dan siklus II
Kategori Siklus I
(Skor)
Siklus II
(Skor)
Nilai tertinggi 95 95
Nilai terendah 25 61
Banyaknya siswa yang mengikuti evaluasi 41 41
Jumlah siswa yang tuntas 20 37
Jumlah siswa yang tidak tuntas 21 4
Rata-ratakelas 68,53 80,04
Presentase ketuntasan klasikal 48,79% 90,24%
Pada siklus I terlihat bahwa rata-rata nilai siswa sebesar 68,53
dengan presentase ketuntasan yang hanya mencapai 48,790/0. Hasil tersebut
menunjukkan nilai rata-rata, presentase ketuntasan dan daya serap siswa
yang masih rendah. Rendahnya hasil belajar pada siklus I karena beberapa
faktor. Diantaranya siswa masih banyak yang belum mengerti dengan materi
-
45
yang telah dibahas sebelumnya, karena siswa didalam kelas kurang aktif dan
kadang-kadang tidak memperhatikan penjelasan dari gurunya, serta siswa
masih kurang mengeluarkan ide-ide ataupun pendapat mereka tentang
pengalaman mereka ketika medapat materi tersebut. Untuk mengatasi
masalah tersebut maka diadakanlah perbaikan pada siklus II.
Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan seperti pada siklus
I, tetapi guru melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan kekurangan-
kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Berdasrkan hasil evaluasi siklus
II tabel (4.9) rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan dari siklus
sebelumnya yaitu dari 68,53 menjadi 80,04. Ini berarti rata-rata nilai siswa
pada siklus II mengalami peningkatan dari rata-rata nilai siklus I.
Presentase ketuntasan mengalami peningkatan dari 48,790/0 menjadi
90,240/0.
Peningkatan rata-rata dan presentase ketuntasan belajar siswa pada
siklus II dilaksanakan refleksi untuk perbaikan kegiatan penerapan
pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) yang sangat tepat dari
sebelumnya yang pada prinsipnya adalah mengaktifkandan memotivasi
siswa untuk belajar, dalam hal ini peneliti lebih banyak memberikan contoh
soal dan latihan-latihan soal, serta tugas-tugas baik yang dikerjakan dipapan
oleh siswa maupun dikumpulkan yang diperiksa dan diberi nilai. Selain ini
guru berusaha menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan bagi
siswa dan mengendalikan kondisi yang dapat mengganggu proses
-
46
pembelajaran seperti mendatangi siswa yang ribut dan menanyakan sejauh
mana pemahaman mereka tentang materi yang diajarkan.
Jadi hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran tongkat berbicara (talking stick) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Dengan demikian secara keseluruhan tindakan dari siklus I
dan siklus II menunjukkan perbaikan dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Gambar 4.1 Grafik ketuntasan belajar siswa.
Berdasarkan bentuk grafik batang diatas yaitu perbandingan antara
nilai rata-rata siswa dengan ketuntasan belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus sebelumnya. Ini berarti nilai rata-rata pada siklus II
mengalami peningkatan dari rata-rata nilai siklus I. presentase ketuntasan
mengalami peningkatan dari 48,79% menjadi 90,29 %
68,53
80,04
48,79
90,29
rata-rata
ketuntasan
-
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa dengan melalui model pembelajaran tongkat berbicara
(talking stick) dapat meningkatkan hasil belajar IPA fisika siswa kelas VIIA
SMPN 15 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015. Dilihat dari ketuntasan
individu dan ketuntasan klasikalnya, pada siklus ke II dengan nilai rata-rata
siswa 80,04 dengan presentase ketuntasan 90,24%.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil
penelitian sebagai berikut:
1. Bagi siswa, diharapkan model pembelajaran tongkat berbicara (talking
stick) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengeluarkan ide-ide
atau pendapatnya dan menyimpulkan apa yang dilakukan serta dapat
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi guru, khususnya guru Fisika diharapkan dapat menerapkan model
pembelajaran tongkat berbicara (talking stick).
3. Bagi sekolah, dengan adanya model pembelajaran tongkat berbicara ini
senantiasa dapat memberikan nuansa belajar yang menarik dalam rangka
meningkatkan proses belajar mengajar dikelas.
4. Bagi peneliti lain, hasil peneliti ini dapat dijadikan referensi untuk
melakukan penelitian model pembelajara tongkat berbicara (talking stick)
berikutnya.
-
48
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Beni. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimin. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.
Darmawati, Ni Pt. A, dkk. 2012. Pengaruh Model Pembelajara Children
Learning In Science Berbantuan Metode Talking Stick Terhadap
Sikap Ilmiah Dan Penguasaan Konsep Ipa Kelas V. Diakses pada
tanggal 12 Januari 2013 dari:http://www.e-
jurnal.com/2014/02/pengaruh-metode-inkuiri-terbimbing-dan.html.
Daryanto. 2012. Evaluasi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati dan midjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, Bahri Syaiful. 2010. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: rineka Cipta.
Huda, Miftahil. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Kondang, Andry.2013. 40 Macam-Macam Pembelajaran efektif. Diakses pada
tanggal 12 Januari 2013 dari: http://jurnalbidandiah..com/2012/04/41-
macam-model-metode-pembelajaran.html.
-
49
Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual. Bandung : PT Refika
Aditama.
Lestari, Puji. 2013. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Role Pleying
Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI Ips Sma Negeri Muora
Jambi 2013. Diakses pada tanggal 12 Januari 2013 dari: (http://
sharingkali kuliahku. wordpress.com/2011/11/21/kelebihan-darimetode-
pembelajaran-role-playing-dalam-kegiatan-pembelajaran/).
Noor, Juliansyah. 2012. Metode Penelitian Skripsi ,Tesis, Disertasi dan Karya
Ilmiah. Kencana Prenada Media Group.
Putri, ramadhana nana dkk. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Bermain
Peran (roleplaying). Diakses pada tanggal 15 Januari 2013 dari: http: //
jurnal. untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/2194/2132
Puspit, Suci Happy,dkk. 2011. Efektivitas Pembelajaran Model Talking Stick
Untuk Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Materi Ekosistem
Kelas VII D Smp Negeri 3 Kartasura Sukoharjo Tahun Pelajaran
2011/2012. Diakses pada tanggal 12 Januari 2013 dari: http: //download.
portalgaruda.org/pre_download.php.va/4058&article/50806&title.
Sadiq, fadjar.1975.Faktr-faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar. Diakses
pada tanggal 12 Januari 2013 dari: http: //fadjarp3g.files. wordpress.com
/2007/09/aa-litansiswa_wartaguru_.pdf
Sugiyono. 2011.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
-
50
Suyoto, Danang. 2012. Analisis Validitas dan Asumsi Klasik.Yogyakarta. Gava
Media.
Watminah. 2010. Upaya peningkatan Hasil Belajar Pokok Bahasan Sifat-sifat
Zat Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsow Pada Siswa
Kelas 7C UPTD Smp 7 Tegal Semester 2 Tahun Pelajaran
2010/2011. Diakses pada ta