skripsi final

Download Skripsi final

If you can't read please download the document

Upload: sutikno-seneng-raharjo

Post on 28-Jun-2015

754 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PENERAPAN PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TABEL KOMPARASI PADA MATERI PROTISTA TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DEMAK

skripsi Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh Dewi Eka Ariani 4401405072

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Biologi sebagai bagian dari IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) mempunyai karakteristik tersendiri, karena objek biologi nyata dan ada disekitar kita, bahkan pada diri kita sendiri. Oleh sebab itu pembelajaran IPA khususnya biologi membutuhkan adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya, karena pembelajaran biologi bukan hanya sekedar kumpulan fakta dan konsep melainkan terdapat berbagai proses dan nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang kreatif. Kreativitas tersebut salah satunya adalah kreatif dalam memilih model pembelajaran yang tepat sesuai materi yang disajikan dalam pembelajaran. KTSP juga menuntut pembelajaran yang tidak hanya berorientasi hasil pembelajaran dari siswa saja, tetapi juga proses yang terjadi dalam pembelajaran, yang merupakan proses ilmiah dari siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan perubahan pelaksanaan pembelajaran dari orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (Teacher Centered Learning), beralih berpusat pada siswa (Student Centered Learning) (Retnowati 2008:2). Dalam pembelajaran ini siswa dituntut aktif dan senantiasa ambil bagian dalam aktivitas belajar. Guru hanya sebagai fasilitator terhadap permasalahan yang harus dihadapi siswa. Pembelajaran Biologi yang tidak lagi menekankan peranan guru dalam pembelajaran, diharapkan dapat menjauhkan kesan bahwa belajar biologi adalah belajar hafalan. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti bersama guru mata pelajaran Biologi kelas X SMAN 1 Demak, diperoleh hasil bahwa pembelajaran perlu mengoptimalkan peran serta siswa. Siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran Biologi, siswa hanya duduk, mendengar, dan mencatat penjelasan dari guru. Selain itu, interaksi serta kerjasama antar siswa juga kurang,

3 karena kegiatan belajar lebih bersifat klasikal, jarang dilakukan diskusi kelompok dan kegiatan praktikum. Hal ini berakibat terhadap terbentuknya sifat individual pada diri siswa. Usaha guru biologi untuk meningkatkan aktivitas dan partisipasi siswa telah dilakukan dengan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, seperti melakukan tanya jawab, menggunakan media pembelajaran yang bervariasi untuk menarik perhatian siswa, serta memberikan tugas kepada siswa setiap akhir pembelajaran, akan tetapi siswa telah terbiasa menerima pelajaran dari apa yang disampaikan oleh guru saja dan tidak berusaha mencari tahu sendiri tambahan pengetahuan lain yang mereka butuhkan. Kondisi tersebut menjadikan pemahaman siswa mengenai konsep yang diajarkan guru masih dangkal. Hal tersebut tentu saja berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar Biologi materi Protista kelas X pada tahun sebelumnya, rata- rata hanya 65,96 % siswa yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh SMAN 1 Demak yaitu 70. Pembelajaran kelompok yang dapat mengarahkan siswa aktif mencari tahu pengetahuan yang dibutuhkan adalah pembelajaran kooperatif dengan model Investigasi Kelompok (Group Investigation). Investigasi kelompok merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang terdiri atas tim-tim belajar yang terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen, dimana tiap-tiap kelompok menyelidiki suatu konsep yang diberikan guru. Penyelidikan dilakukan dengan merencanakan bersama tugas yang akan dipelajari, kemudian melakukan pengamatan mendalam atas topik yang dipilih, selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporan kepada seluruh kelas (Slavin 2008:214). Dengan penerapan model pembelajaran investigasi kelompok diharapkan tidak hanya hasil belajar siswa saja yang meningkat, namun efek lain dari penerapan model pembelajaran ini juga dapat dirasakan oleh siswa, seperti sikap demokratis dalam diri siswa akan muncul karena siswa bekerja dalam kelompok sehingga menuntut siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain dan semua keputusan yang tercipta di dalam kelompok adalah keputusan bersama. Materi Protista merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran Biologi SMA kelas X semester gasal. Dalam konsep ini banyak digunakan istilah-istilah ilmiah yang masih asing bagi siswa. Selain itu, cakupan materi dalam bab ini juga luas. Dalam materi Protista ini akan dibahas tentang ciri-ciri umum protista,

pengelompokan organisme protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip hewan serta peranan protista bagi kehidupan. Oleh karena obyek bahasan dalam materi protista banyak, seringkali siswa menganggap materi ini sulit. Selain itu, siswa tidak mengetahui bahwa sebenarnya protista banyak terdapat disekitar mereka, namun pengamatan terhadap protista masih jarang dilakukan sehingga pengetahuan siswa tentang protista masih kurang. Penerapan belajar dalam kelompok melalui model pembelajaran Investigasi Kelompok dengan menggunakan tabel komparasi diharapkan dapat membantu siswa memahami konsep Biologi khususnya pada materi Protista. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa melakukan pengamatan dan penyelidikan terhadap macam-macam organisme Protista mirip hewan (Protozoa), Protista mirip tumbuhan (Algae), serta Protista mirip jamur serta menyajikan hasil penyelidikannya dalam bentuk tabel. Setelah siswa melakukan penyelidikan, siswa diminta untuk menyusun atau melengkapi tabel yang berisi perbandingan ciri antara filum-filum pada masing-masing kelompok protista. Penggunaan tabel komparasi diharapkan dapat membantu siswa untuk membedakan ciri-ciri dari anggota kingdom protista. Dengan menggunakan tabel ini siswa memperoleh gambaran ringkas perbedaan antara masing-masing filum sehingga lebih mudah untuk mempelajarinya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah pokok yaitu : Apakah penerapan pembelajaran Investigasi Kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Demak ? C. Penegasan Istilah Dalam penelitian ini dapat dijelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul penelitian, untuk memberi batasan dan menghindari salah penafsiran. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah : 1. Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Model pembelajaran Investigasi Kelompok merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang terdiri atas tim-tim belajar yang terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen, dimana tiap-tiap kelompok menyelidiki suatu konsep yang diberikan guru. Penyelidikan dilakukan dengan merencanakan bersama tugas yang

5 akan dipelajari, kemudian melakukan pengamatan mendalam atas topik yang dipilih, selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporan kepada seluruh kelas (Slavin 2008:214).Dalam penelitian ini, penyelidikan dilakukan terhadap berbagai macam jenis protista yang ada di lingkungan sekitar. Dalam kegiatan belajar menggunakan model pembelajaran ini, siswa melakukan serangkaian kegiatan seperti perencanaan penyelidikan, penyelidikan, analisis, serta presentasi hasil penyelidikan. 2. Tabel Komparasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tabel didefinisikan sebagai daftar berisi ikhtisar sejumlah (besar) fakta informasi yang biasanya hanya berupa nama dan bilangan yang tersusun secara bersistem urut kebawah dalam lajur tertentu dengan garis pembatas, sehingga dapat dengan mudah disimak. Sedangkan komparasi adalah perbandingan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tabel komparasi merupakan daftar yang memuat keterangan atau informasi tentang suatu hal yang dibandingkan. Dalam penelitian ini, tabel komparasi berisi tentang perbandingan ciri antara filum-filum dalam kingdom Protista. 3. Konsep Protista Konsep Protista diajarkan pada siswa kelas X semester gasal. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Standar Kompetensi konsep Protista adalah : Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup. Kompetensi Dasarnya adalah : Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom protista, dan peranannya bagi kehidupan, yang mengkaji tentang ciri-ciri umum protista, pengelompokan organisme protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan dan protista mirip hewan, serta peranan protista bagi kehidupan. 4. Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas Belajar Siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar (Ngabekti et al. 2005). Dalam penelitian ini tolok ukur aktivitas yang dimaksud yaitu meningkatnya kegiatan siswa kelas X SMA Negeri 1 Demak dalam proses pembelajaran yang meliputi ketrampilan bekerja sama, berdiskusi, menjawab pertanyaan, bertanya, mengemukakan pendapat, menggali informasi dari gambar, objek asli, dan awetan, menyampaikan hasil diskusi dan membuat kesimpulan. 5. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar

setelah mengalami aktivitas belajar (Anni 2004:4). Dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Demak. Hasil belajar yang dimaksud diukur dengan berbagai cara yaitu nilai laporan, hasil jawaban lembar kerja siswa (LKS), dan nilai atau hasil tes pada akhir pembelajaran. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Investigasi Kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi Protista terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Demak. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Memperoleh informasi baru berupa penggunaan tabel komparasi untuk membantu siswa agar mudah mempelajari materi biologi yang kompleks. 2. Bagi Guru a. Mendapatkan informasi mengenai penerapan model pembelajaran Investigasi Kelompok dalam pembelajaran. b. Membantu guru dalam pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga lebih menarik minat siswa. 3. Bagi Sekolah Memberikan kontribusi kepada sekolah dalam rangka memaksimalkan potensi siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran Biologi.

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Biologi a. Karakteristik Biologi Biologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsepkonsep, atau prinsip prinsip saja tetapi biologi juga merupakan suatu proses penemuan. Ilmu biologi sangat dekat dengan kehidupan seharihari dan obyek biologi dapat ditemukan di sekitar kita. Biologi mempelajari tentang struktur fisik dan fungsi alat-alat tubuh manusia dengan segala keingintahuan. Segenap alat-alat tubuh manusia bekerja masing-masing, tetapi satu sama lain saling membantu (Rustaman et al. 2003:14). Biologi memiliki kekhasan dalam berpikirnya. Dalam fisiologi atau biologi fungsi, orang yang mempelajarinya diminta mengembangkan berpikir sibernetik, sementara dalam sistematika biologi atau taksonomi dikembangkan keterampilan berpikir logis melalui klasifikasi atau klasifikasi logis. Dalam genetika diperlukan berpikir peluang atau probabilitas (khususnya untuk genetika populasi) dan kombinatorial. Dalam studi Biologi sering dan banyak digunakan istilah-istilah yang pada umumnya berupa istilah latin atau kata yang dilatinkan. Sebenarnya istilah tersebut bukan sekedar istilah namun konsep yang sudah disepakati di antara para biologiwan, dan istilah-istilah tersebut dapat dikembangkan atau dikombinasikan dengan membentuk pengertian yang lebih kompleks atau lebih spesifik. Penggunaan istilah latin dapat mempersingkat suatu pernyataan, mirip dengan notasi atau simbol dalam matematika, fisika atau kimia. Jadi penggunaan istilah latin untuk mewakili konsep dalam biologi memenuhi prinsip hemat (parsimoni) yang perlu dipenuhi oleh suatu ilmu atau teori (Rustaman et al. 2003:14).

6

b. Proses Pembelajaran Biologi Pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Oleh karena itu pembelajaran mempunyai tujuan. Adapun tujuan pembelajaran menurut Sugandi (2004:11), adalah membantu agar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran menguasai sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai dengan isi proses pembelajaran tersebut. Biologi adalah ilmu mengenai makhuk hidup yang merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta tanggung jawab sebagai individu yang bertanggung jawab kepada lingkungan dan masyarakat. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Belajar biologi merupakan suatu proses atau cara untuk menemukan informasi dengan mencari tahu dan memahami suatu fenomena di alam yang melibatkan langkah-langkah secara sistematis dan objektif. Pembelajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung, karena itu siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan- gagasan atau memecahkan masalah. Pembelajaran biologi berupaya untuk membekali siswa dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan cara mengerjakan yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar

9 secara mendalam (Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas 2001) Hakikat biologi dalam pembelajaran adalah biologi sebagai kumpulan pengetahuan, biologi sebagai suatu proses investigasi, biologi sebagai kumpulan nilai, dan biologi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Sedangkan hakikat pembelajaran biologi adalah adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya, merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan. Kegiatan pembelajaran biologi dalam KTSP sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah. Siswa dituntut kreatif dan inovatif menciptakan suasana kompetitif dalam belajar, menghargai dan menghormati setiap warga sekolah, mengikuti perubahan dan perkembangan IPTEK (Santyasa 2007). Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sains (Biologi) sudah semestinya mendudukkan siswa sebagai pusat perhatian utama. Pengalaman pembelajaran yang diperoleh melalui serangkaian kegiatan dengan mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif. Ada 5 pendekatan yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran menurut Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2001) dikelas, yaitu: 1) Empat Pilar Pendidikan Learning to do, learning to know, learning to be, learning to live together yang dicanangkan oleh UNESCO merupakan salah satu pendekatan yang perlu digunakan di dalam pembelajaran sains di kelas. Siswa harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisik dan sosialnya, sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia di sekitarnya (learning to know). Diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan diri dan sekaligus membangun jati diri (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup (learning to live together)

(Budimansyah 2003:4). 2) Inkuiri Sains Pendidikan inkuiri sains adalah sesuatu yang sangat menantang dan melahirkan interaksi antara yang diyakini anak sebelumnya terhadap sesuatu bukti baru untuk mencapai pemahaman yang lebih baik, melalui proses dan metode eksplorasi menurunkan, dan mengetes gagasangagasan baru. Sikap-sikap untuk mencari penjelasan dan menghargai gagasan orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, berpikir kritis, jujur, kreatif, dan berfikir lateral akan dimiliki siswa (Budimansyah 2003:4). 3) Konstruktivisme Salah satu sasaran belajar sains adalah membangun gagasan ilmiah setelah peserta didik berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dari sekitarnya. Kondisi belajar yang sesuai dengan filosofi konstruksionisme antara lain : diskusi yang menyediakan kesempatan agar semua peserta didik mau mengungkapkan gagasan, pengujian dan hasil penelitian sederhana, demonstrasi dan peragaan prosedur ilmiah, dan kegiatan praktis lain yang memberikan peluang peserta didik untuk mempertajam gagasannya (Budimansyah 2003:5). 4) Sains, Teknologi, dan Masyarakat (STM) Science Technology and Society merupakan suatu pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan isu teknologi yang ada di masyarakat. Dengan pendekatan ini, peserta didik dikondisikan agar mau dan mampu menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang diikuti dengan pemikiran untuk mengatasi dampak negatif yang mungkin timbul dari munculnya produk teknologi (Budimansyah 2003:5). 5) Pemecahan Masalah Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan manusia didalam kehidupan sehari-hari merupakan kegiatan pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhannya. Atas dasar hal tersebut sejak dicanangkan sudah mulai dilatih untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya agar memiliki kemampuan yang bermanfaat bagi kehidupan dewasanya. Pembelajaran sains (Biologi) harus memberikan sumbangan terhadap terbentuknya kemampuan-kemampuan tersebut. Kemampuan-

11 kemampuan tersebut antara lain meliputi : a) mengidentifikasi penyelidikan. b) memilih teknik, alat, dan bahan. c) mengorganisasi d) menginterpretasikan dan dan melaksanakan mengevaluasi penyelidikan secara sistematik. pengamatan dan hasil penyelidikan. e) mengevaluasi metode dan menyarankan perbaikan. Berdasarkan tuntutan sejumlah pendekatan sains tadi, maka perlu adanya model pembelajaran Biologi yang inovatif. Salah satunya model pembelajaran biologi yang inovatif tersebut adalah model pembelajaran Investigasi Kelompok. Dalam model pembelajaran ini akan dikembangkan sejumlah keterampilan proses yang digunakan dalam sains, yaitu : mengamati, pertanyaan, merencanakan mengajukan percobaan, mengelompokkan, menjawab serta pertanyaan, menyimpulkan dan merencanakan

mengkomunikasikan hasil pengamatan melalui berbagai cara seperti lisan dan tertulis, dan mengembangkan sejumlah sikap agar mampu bekerja secara ilmiah, yaitu sikap rasa ingin tahu, mau bekerja sama, keterbukaan pikiran, tekun, dan tidak mudah menyerah. Selain itu dengan menggunakan model ini siswa dilatih untuk membangun gagasan ilmiah dalam dirinya setelah ia berinteraksi dengan lingkungan dan masalah yang diberikan kepadanya serta berusaha untuk memecahkan masalah tersebut melalui serangkaian proses sains. 2. Aktivitas belajar Sardiman (2007:95) menyatakan, di dalam belajar perlu adanya aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, learning by doing. Didalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru, sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa. Paul B Diendrich dalam Sardiman (2007:101) menyatakan, aktivitas

belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain: visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional activities. Dalam penerapan model pembelajaran Investigasi Kelompok dikembangkan beberapa aktivitas belajar, seperti : a. merencanakan percobaan b. mengamati atau melakukan penyelidikan c. mengelompokkan d. berdiskusi e. menyusun laporan hasil pengamatan f. menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan g. menyimpulkan serta mengkomunikasikan hasil pengamatan melalui berbagai cara seperti lisan dan tertulis. 3. Hasil belajar Menurut teori kognitif, belajar merupakan proses pemfungsian unsurunsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar pada diri siswa ditekankan pada proses internal dalam berpikir, yakni pengolahan informasi. Kegiatan pengolahan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan menentukan perubahan perilaku seseorang (Anni 2004:40). Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar menurut teori kognitif adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah pemfungsian unsur-unsur kognisi. Bloom dalam Anni (2004:15), membagi tingkat kemampuan atau hasil belajar menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. a. Ranah kognitif Dalam penerapan model pembelajaran Investigasi Kelompok, hasil belajar ranah kognitif yang dinilai dari kegiatan siswa berupa: kemampuan siswa memahami, menyimpulkan konsep pembelajaran, mengidentifikasi, mengelompokkan, dan mengerjakan tes yang diberikan serta dapat menyusun laporan dengan benar. akan

13 b. Ranah afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Dalam penerapan model pembelajaran Investigasi Kelompok hasil belajar ranah afektif dinilai dari sikap dan perilaku siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran.

c. Ranah Psikomotorik Dalam penerapan model pembelajaran Investigasi Kelompok, hasil belajar ranah psikomotorik yang dinilai dari kegiatan siswa berupa kemampuan siswa merencanakan percobaan atau penelitian, mengerjakan percobaan dengan benar, memperoleh hasil amatan yang benar, berdiskusi, serta kemampuan siswa menyampaikan kembali hasil diskusi kepada teman lainnya. 4. Model pembelajaran Investigasi Kelompok Salah satu metode pembelajaran yang berkembang saat ini adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga siswa saling bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran (Handayani 2006). Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yaitu siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Jadi dalam setiap kelompok terdapat peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dalam menyelesaikan tugas, anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman belum menguasai bahan pembelajaran. Karakteristik pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pembelajaran secara tim Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga diharapkan setiap anggota dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok. b. Didasarkan pada manajemen kooperatif Pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses menurut Sanjaya (2006:242)

pembelajaran berjalan secara efektif. c. Kemauan untuk bekerja sama Setiap anggota kelompok harus diatur tugas dan tanggung jawab masingmasing, serta ditanamkan perlunya saling membantu. d. Keterampilan bekerja sama Aktivitas dan kegiatan siswa digambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok. Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran kooperatif Model investigasi kelompok (Group investigation). Group Investigation atau Investigasi kelompok merupakan perencanaan pengaturan kelas yang umum dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif. Dalam metode ini, para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota. Kelompok ini kemudian memilih topik-topik dari unit yang telah dipelajari oleh seluruh kelas, membagi topik-topik ini menjadi tugas-tugas pribadi, dan melakukan kegiatan yang diperlukan untuk mempersiapkan laporan kelompok. Tiap kelompok lalu mempresentasikan atau menampilkan penemuan mereka dihadapan seluruh kelas (Slavin 2008:24). Model investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks, karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Model investigasi kelompok dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasan dan guru akan mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang salah sehingga guru dapat memperbaiki kesalahannya (Tan et.al 2007). Dalam pembelajaran model investigasi kelompok, interaksi sosial menjadi salah satu faktor penting bagi perkembangan skema mental yang baru. Dalam pembelajaran inilah kooperatif memainkan peranannya dalam memberi

15 kebebasan kepada pembelajar untuk berfikir secara analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif. Pola pengajaran ini akan menciptakan pembelajaran yang diinginkan, karena siswa sebagai obyek pembelajar ikut terlibat dalam penentuan pembelajaran (Syaban 2006). Sharan dalam Tsoi (2004) menyatakan, model investigasi kelompok merupakan integrasi dari 4 elemen penting yaitu : penyelidikan (investigation), interaksi (interaction), interpretasi (interpretation), dan motivasi intrinsik (intrinsic motivation). Investigasi diartikan bahwa kelompok fokus pada proses penemuan terhadap topik yang dipilih. Interaksi merupakan ciri dari semua metode kooperatif learning, yang mengharuskan siswa untuk menggali ide dan saling membantu dalam belajar. Interpretasi terjadi saat kelompok mengumpulkan dan merinci penemuan tiap anggota kelompok dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman dan memperjelas ide. Sedangkan motivasi intrinsik berarti keinginan dalam diri siswa untuk bertanggung jawab dalam proses investigasi. Sistem sosial yang berlaku dan berlangsung dalam model investigasi kelompok bersifat demokratis yang ditandai oleh keputusan yang dikembangkan atau diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang menjadi titik sentral kegiatan belajar mengajar. Kegiatan kelompok yang terjadi sedapat mungkin bertolak dari pengalaman minimal dari guru. Guru dan murid memiliki status yang sama dihadapan masalah yang akan dipecahkan, akan tetapi dengan peranan yang berbeda. Prinsip pengelolaan di kelas yang menerapkan model investigasi kelompok, guru lebih berperan sebagai konselor, konsultan, dan pemberi kritik yang bersahabat (Joyce dan Weil 1996:88). Pembelajaran investigasi kelompok mengarahkan aktivitas kelas berpusat pada siswa, menyediakan peluang kepada guru menggunakan lebih banyak waktunya untuk melakukan diagnose dan koreksi terhadap masalah-masalah yang dialami oleh para siswa. Guru dapat melayani siswa melakukan konsultasi secara individual dan menyediakan kesempatan berlangsungnya pengajaran one-on-one dan dalam kelompok kecil (Santyasa 2008). Sharan et al. dalam Tsoi et al. (2004) telah menetapkan enam tahap investigasi kelompok sebagai berikut: a. Pemilihan topik

Peserta didik memilih subtopik di dalam suatu daerah secara umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya, pembentukan kelompok dengan 2-6 anggota yang ditentukan secara heterogen dalam akademis maupun etnis. b. Perencanaan investigasi Peserta didik dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih. c. Implementasi Peserta didik menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan. d. Analisis dan sintesis Peserta didik menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan presentasi. e. Presentasi hasil final Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar peserta didik yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik yang dipilih. f. Evaluasi Kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama, peserta didik dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Berdasarkan tahap-tahap investigasi kelompok di atas, dapat dideskripsikan aktivitas-aktivitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Sintaks Pembelajaran Investigasi Kelompok dengan menggunakan tabel komparasiTahap 1. Orientasi pada situasi yang problematik Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Guru menyajikan situasi yang Siswa mengamati situasi yang problematik kepada siswa problematik. dengan memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi Siswa berkelompok dalam kelompok heterogen.

17protista. Guru membimbing siswa dalam membentuk kelompok. 2. Perencanaa n investigasi Guru membantu siswa Siswa membagi tugas dalam merencanakan prosedur, kelompok pembagian tugas, membagikan LKS

Tahap 3. Implementa si (Investigasi)

Aktivitas Guru Guru mengikuti proses investigasi yang dilakukan siswa, memberikan bantuan bila dibutuhkan.

Aktivitas Siswa Siswa melakukan pengamatan protista pada medium amatan yang dibawa sesuai LKS yang telah dibagikan.

4. Analisis dan Sintesis

Guru membimbing siswa Siswa menyajikan hasil menyajikan hasil investigasi ke investigasi ke dalam bentuk dalam tabel komparasi. tabel komparasi. Guru memantau siswa Siswa berdiskusi melakukan kegiatan belajar. mengumpulkan informasi yang Cek kemajuan kelompok. diperoleh, menganalisis data, menyiapkan presentasi.

5. Presentasi hasil final

Guru memfasilitasi kegiatan Siswa menyajikan hasil presentasi. pengamatannya dengan cara Membimbing melakukan presentasi. siswa yang menarik.

6. Evaluasi

Guru melakukan evaluasi Siswa melakukan evaluasi terhadap hasil investigasi dan terhadap hasil investigasi dan hasil presentasi. hasil presentasi.

Untuk mencapai tujuan dan sintaks model investigasi kelompok tersebut, dalam pembelajarannya akan melakukan serangkaian kegiatan seperti mengamati contoh protista, menyelidiki ciri-ciri protista yang ditemukan, mengidentifikasi dan mengklasifikasikan protista ke dalam filum yang berbeda sesuai dengan ciri yang dimiliki, serta mengkomunikasikan hasil penyelidikan dan pengamatan. Proses dan hasil pembelajaran ditunjukkan adanya laporan hasil pengamatan yang dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar atau foto, kemudian dipresentasikan pada seluruh siswa di kelas. Dalam presentasi ini, siswa dari kelompok lain menanggapi baik berupa pertanyaan, pendapat,

atau masukan sehingga informasi yang diperoleh lebih lengkap. Guru berperan mengkoordinir presentasi serta memperjelas konsep berdasarkan hasil diskusi,yang merupakan langkah konseptualisasi (Ngabekti 2005). Investigasi Kelompok memiliki dampak instruksional dan pengiring terhadap pembelajaran. Dampak instruksional dan pengiring dari model pembelajaran Investigasi Kelompok dapat dilukiskan dalam gambar dibawah :

Gambar 1 Dampak instruksional dan pengiring model pembelajaran Investigasi Kelompok (Joyce & Weil 2009) 5. Tabel Komparasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tabel didefinisikan sebagai daftar berisi ikhtisar sejumlah (besar) fakta informasi yang biasanya hanya berupa nama dan bilangan yang tersusun secara bersistem urut kebawah dalam lajur tertentu dengan garis pembatas, sehingga dapat dengan mudah

19 disimak. Sedangkan komparasi adalah perbandingan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tabel komparasi merupakan daftar yang berisi keterangan atau informasi tentang suatu hal yang dibandingkan. Dalam penelitian ini, tabel komparasi akan digunakan kingdom Protista. Pada penelitian ini akan dilakukan pemaduan antara model pembelajaran investigasi kelompok dengan penggunaan tabel komparasi. Dengan investigasi kelompok, siswa yang belajar dalam kelompok akan diajak untuk melakukan penyelidikan dan pengamatan terhadap macammacam organisme protista yang meliputi protista mirip hewan (Protozoa), protista mirip tumbuhan (Algae), dan protista mirip jamur. Hasil dari penyelidikan tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel yang dibuat oleh siswa. Penggunaan tabel komparasi diharapkan dapat membantu siswa untuk membedakan ciri- ciri dari anggota kingdom protista. Dengan menggunakan tabel ini siswa memperoleh gambaran ringkas perbedaan antara masingmasing filum sehingga lebih mudah untuk mempelajarinya. 6. Konsep Protista Konsep Protista diajarkan pada siswa kelas X semester gasal. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Standar Kompetensi konsep Protista adalah : Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup. Kompetensi Dasarnya adalah : Menyajikan ciri- ciri umum filum dalam kingdom protista, dan peranannya bagi kehidupan, yang mengkaji tentang ciri- ciri umum protista, pengelompokan organisme protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan dan protista mirip hewan, serta peranan protista bagi kehidupan. Indikator ketercapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tersebut antara lain adalah: mendeskripsikan ciri- ciri umum protista, membedakan organisme protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan dan protista mirip hewan berdasarkan pengamatan dan memberi contoh peranan protista bagi kehidupan. Penerapan model pembelajaran Investigasi Kelompok menggunakan tabel komparasi sesuai untuk mencapai indikator tersebut, karena melalui proses investigasi secara berkelompok akan menggali pengetahuan berdasarkan pengarahan guru sehingga kegiatan proses pencarian pengetahuan sesuai dengan sintak model pembelajaran Investigasi Kelompok yaitu pemilihan untuk membandingkan ciri antara filum- filum dalam

topik, perencanaan kerjasama, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi hasil final, dan evaluasi. Penggunaan tabel komparasi yang berisi keterangan ringkas tentang ciri- ciri umum protista, perbandingan ciri antara protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan dan protista mirip hewan akan membantu siswa lebih memahami konsep. Protista adalah makhluk hidup eukariotik sederhana yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai hewan, tumbuhan ataupun jamur. Jika dibandingkan monera, maka struktur tubuh protista sudah lebih kompleks. Ciri- ciri umum protista antara lain : a. organisme eukariot uniseluler dan multiseluler. b. hidup soliter atau berkoloni. c. hidup secara fotoautrotof dan ada pula yang heterotrof. d. reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner, fragmentasi, pembentukan zoospora. e. reproduksi seksual dengan konjugasi dan peleburan sel kelamin jantan dan betina. Pada umumnya Protista dapat dibedakan atas 3 kategori yaitu : 1. Protista mirip jamur. 2. Protista mirip tumbuhan (Algae) 3. Protista mirip hewan (Protozoa). B. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Penerapan pembelajaran Investigasi Kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi Protista berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMAN 1 Demak.

Hasil belajar danpembelajaran tinggi Model aktivitas siswa Investigasi kelompok : i: ndisi kelas: Solidaritas siswa tinggi swa kurang aktif Pembelajaran materi Protista :kurang ecara ringkas Aktivitas dan hasil belajar siswa 21 Partisipasi siswa tinggi ndingan ciri antar filum protista banyak lengkap rang interaksi antar siswa (individual) dan sulit Materi dengan jelas & Tumbuh rasa kebersamaan dalam menyelesaikan masalah otivasi belajar siswa rendah. h dipahami Tingkat pemahaman dan penguasaan konsep rendah pada materi protista. materi secara kontekstual rtisipasi siswa kurang Penyampaian secara langsung jarang dilakukan. Pengamatan Protista Siswa menemukan konsep sendiri melalui penyelidikan riasi model pembelajaran kurang Aktivitas &kreativitas siswa tergali

KERANGKA BERPIKIR Kerangka berpikir dari penelitian yang dilakukan : Proses Belajar Mengajar

Gambar 2 Kerangka Berpikir

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Demak pada semester gasal tahun ajaran 2009/2010, observasi awal dilaksanakan pada bulan Maret 2009; dan pengambilan data (pembelajaran) pada bulan Agustus 2009. B. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 1 Demak yang terdiri dari tujuh kelas. Sampel yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yaitu kelas X6 dan kelas X7. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) yang dilakukan dengan cara undian oleh guru yang bersangkutan. C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada 2 variabel pokok yang akan dipelajari hubungannya yaitu: 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista. 2. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. D. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pre-experimental design dengan metode one shot case study, yang dirancang dengan 2 tahapan yaitu tahap persiapan, dan tahap pelaksanaan. Adapun pola rancangannya :

21 Kelompok (Kelas) Eksperimen 1 Eksperimen 2 Variabel bebas (treatment/ perlakuan) X X Variabel terikat (hasil pengukuran) T0 T0

23

Keterangan: X = treatment atau perlakuan yang diberikan berupa penerapan model pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista.

T

O

= hasil pengukuran sesudah treatment berupa aktivitas dan hasil belajar siswa. E. Prosedur Penelitian 1. Persiapan penelitian a) Melakukan observasi awal di SMA Negeri 1 Demak pada bulan Maret 2009. b) Menyusun instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan alat evaluasi hasil belajar atau tes. c) Membuat lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran, pedoman wawancara guru untuk mengetahui pendapat guru setelah menerapkan model pembelajaran Investigasi Kelompok, angket tentang tanggapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. d) Melaksanakan uji coba soal yang akan digunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa pada bulan Juli dan diberikan kepada siswa kelas XI. e) Melakukan analisis hasil uji coba soal. Instrumen yang berbentuk soal pilihan ganda selanjutnya dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1) Uji validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu kevalidan atau kesahihan suatu instrument.Suatu instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2002a:72). Untuk menghitung validitas tiap butir soal digunakan rumus korelasi product moment.

25 rxy = NXY ( X )( Y )2

{NX

( X )

2

}{NY

2

( Y )

2

}

Keterangan:

rxy N

= skor item dengan skor total = jumlah peserta

27 X = jumlah skor item

Y

=jumlah skor total

29 XY = jumlah perkalian skor item dengan skor total

X 2 = jumlah kuadrat skor item

31 Y 2 = jumlah kuadrat skor total

Setelah diperoleh harga

selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai

33 r tabel. Apabila 0100090000033e05000000008403000000008403000026060f00fe06574d4643010 000000000010009030000000001000000dc06000000000000dc060000010000006 c0000000000000000000000160000001600000000000000000000002a0300002b0 3000020454d4600000100dc0600000c00000001000000000000000000000000000 0000004000000030000690100000f0100000000000000000000000000001c83050 055220400460000002c00000020000000454d462b014001001c000000100000000 210c0db01000000600000006000000046000000380200002c020000454d462b224 004000c000000000000001e4009000c00000000000000244001000c00000000000 0003040020010000000040000000000803f214007000c000000000000000840000 584010000780100000210c0db01000000000000000000000000000000000000000 100000089504e470d0a1a0a0000000d49484452000000170000001708020000006 f4843f7000000017352474200aece1ce9000000097048597300000ec400000ec401 952b0e1b000000ff49444154384fed543b0e83300c353d09124b070e12d46374ea1e ced225b9012b124b150ec1d0a52237496db78240281fa12e553d590e7a7e1f8bc839 07bbebb01b8100fe28d3367ec517abb3082baf71679d539b69bb1ca3cf05212e7075 464253e659549ea84d93781905f0ea86d52a0120541b3ccc0c021402d988e15ce0ae bd572b55f842473cd10990668b1afa76c4c53e1a10c7de4fce8963e2cecb8edb6e3ab bd618e3d02821a5408246a1e7ad523c7b336e95c46198d1546881dd044d3132f084 bb9e67b5d6966ea880aab861a75904579ca4d5ddd679999c59fe6745fde190e5a3f8 f9b18b6185a2e19e9706c4f593dc8ac21c8263887eeebffb048f7f294d803b301b000 0000049454e44ae42608200000840010824000000180000000210c0db010000000 30000000000000000000000000000001b400000400000003400000001000000020 00000000000bf000000bf0000b8410000b84103000000000000b3000000b3ffffb74 1000000b3000000b3ffffb7412100000008000000620000000c0000000100000015 0000000c00000004000000150000000c0000000400000051000000400300000000 000000000000160000001600000000000000000000000000000000000000170000 001700000050000000c80000001801000028020000000000002000cc0017000000

170000002800000017000000170000000100080000000000000000000000000000 000000280000000000000000000000ffffff00dfffff0000489c00ffbf7400bfffff0000 00740048000000ffdf9c0048489c000074bf007474480074004800bfffbf007400740 0ffffbf009c480000ffffdf009cdfff004800480074bfff0074000000bf740000df9c480 0ffbfbf00489cdf00bf7448009cbfff009c9cdf00dfffbf00749cdf009c484800df9c9c0 09c9cbf009cdfdf0048484800dfdf9c00bf9c9c007474bf0000004800010101010101 010101010101010101010101010101010100010101010101010101010101010101 01010101010101014c010101010101010101010101010101010101010101010100 010101010101010101010101010101020300040101010104010101010101010101 0101010101010121110a04010101440101010101010101020310110a0708010101 1227040101450101010101010101012122231324250101011416260f0145010101 0101010101010101121f1101010101191705200145010101010101010101051819 0b1a1b081c1d0304011e0844010101010203170101010a07081400040506150f05 06160001010101010a160101010101010101010101010101010100010101010114 150f01010101010101010101010101010104010101010112130801010101010101 010101010101010100010101010102031011010101010101010101010101010100 0101010209080a0b0c0d0e0f01010101010101010101014c010101010203000405 060708010101010101010101010100010101010101010101010101010101010101 010101010104010101010101010101010101010101010101010101010145010101 010101010101010101010101010101010101010100010101010101010101010101 010101010101010101010100010101010101010101010101010101010101010101 010100010101010101010101010101010101010101010101010100010101010101 0101010101010101010101010101010101004c0000006400000000000000000000 001600000016000000000000000000000017000000170000002900aa0000000000 000000000000803f00000000000000000000803f00000000000000000000000000 00000000000000000000000000000000000000220000000c000000ffffffff460000 001c00000010000000454d462b024000000c000000000000000e00000014000000 0000000010000000140000000400000003010800050000000b0200000000050000

35 000c0217001700030000001e000400000007010400040000000701040085010000 410b2000cc00170017000000000017001700000000002800000017000000170000 000100080000000000000000000000000000000000280000000000000000000000 ffffff00dfffff0000489c00ffbf7400bfffff000000740048000000ffdf9c0048489c000 074bf007474480074004800bfffbf0074007400ffffbf009c480000ffffdf009cdfff004 800480074bfff0074000000bf740000df9c4800ffbfbf00489cdf00bf7448009cbfff00 9c9cdf00dfffbf00749cdf009c484800df9c9c009c9cbf009cdfdf0048484800dfdf9c0 0bf9c9c007474bf0000004800010101010101010101010101010101010101010101 01010001010101010101010101010101010101010101010101014c010101010101 010101010101010101010101010101010100010101010101010101010101010101 0203000401010101040101010101010101010101010101010121110a0401010144 0101010101010101020310110a0708010101122704010145010101010101010101 2122231324250101011416260f01450101010101010101010101121f1101010101 1917052001450101010101010101010518190b1a1b081c1d0304011e0844010101 010203170101010a07081400040506150f0506160001010101010a160101010101 010101010101010101010100010101010114150f01010101010101010101010101 010104010101010112130801010101010101010101010101010100010101010102 0310110101010101010101010101010101000101010209080a0b0c0d0e0f010101 01010101010101014c010101010203000405060708010101010101010101010100 010101010101010101010101010101010101010101010104010101010101010101 010101010101010101010101010145010101010101010101010101010101010101 010101010100010101010101010101010101010101010101010101010100010101 010101010101010101010101010101010101010100010101010101010101010101 010101010101010101010100010101010101010101010101010101010101010101 0101000c00000040092900aa000000000000001700170000000000040000002701 ffff030000000000 maka soal dikatakan valid.

Tabel 2 Hasil analisis validitas butir soal uji coba Kriteria Nomor Soal Jumlah

1, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 12, 13, 15, 18, 20, 22, Valid 24, 25,26, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47, 49, 50 2, 6, 8, 11, 14, 16, 17, 19, 21, 23, 27, 28, 29, 45, 48 2) Uji reliabilitas Suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut bisa memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2002a:103). Dalam penelitian ini pengukuran reliabilitas dilakukan dengan rumus : 35 15

Tidak Valid

Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 12 (hal 85)

37 k = k 1 m( k m) 1 kVt

r 11

Keterangan:

r11 K Vt M

= realibilitas instrumen = banyaknya butir soal = varians total = means skor total

39 Kriteria hasil uji yang digunakan adalah apabila r11 > rtabel, maka instrumen tersebut reliabel. Dari hasil perhitungan diperoleh rhitung= 0,863 dengan taraf signifikan 5% dan n=28 didapat rtabel = 0,378, karena rhitung > rtabel maka tes tersebut reliabel (data selengkapnya disajikan pada Lampiran 12 (hal 91) ). 3) Taraf kesukaran Soal baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar (Arikunto 2002a:208) Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah:

P=

B JS

Keterangan : P : indeks kesukaran soal B : banyaknya siswa yang menjawab benar JS : jumlah siswa Kriteria taraf kesukaran soal adalah sebagai berikut: P = 0,0-0,30 = soal sukar P = 0,31-0,70 P = 0,71-1,00 dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil analisis taraf kesukaran soal Kriteria Mudah Sedang Nomor Soal 6, 35, 45, 47 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 24, 26, 30,31, 32, 33, 34, 36, 37, 40, 41, 43, 44, 46, 49, Sukar 50 3, 16, 17, 23, 25, 27, 28, 29, 38, 39, 42 4) Analisis pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai (Arikunto 2002a:213). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda indeks diskriminasi (D). Indeks diskriminasi berkisar antara 0,00-1,00. daya = soal sedang = soal mudah

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal dari soal uji coba dapat

Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 12 (hal 93)

41 D= BA BB JA JB

Keterangan: D = daya pembeda soal JA = banyaknya siswa kelompok atas JB = banyaknya siswa kelompok bawah BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab betul BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab salah Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: 0,00 sampai dengan 0,20 = jelek 0,21 sampai dengan 0,40 = cukup 0,41 sampai dengan 0,70 = baik 0,71 sampai dengan 1,00 = baik sekali Hasil analisis daya pembeda butir soal dari soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil analisis daya pembeda soal Kriteria Jelek Cukup Baik Baik sekali Nomor Soal 5, 16, 17, 21, 23, 25, 27, 28, 29 1, 3, 6, 7, 8, 11, 14, 18, 19, 36, 39, 40, 45, 48 2, 4,12, 13,15, 20, 22, 26, 30, 31, 32, 33,34, 35, 37, 38, 41, 42, 44, 46, 49, 50 9, 10, 24, 43, 47

Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 12 (hal 92)

Berdasarkan hasil analisis uji coba soal, jumlah soal yang dipakai adalah 35 soal, dan soal yang dibuang sebanyak 15 soal. 2. Pelaksanaan penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Demak pada siswa kelas X-6 dan X-7 pada semester gasal tahun ajaran 2009/2010, yaitu pada bulan Agustus 2009. Tahap pelaksanaan penelitian ini terdiri atas beberapa tahap, diantaranya:a) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pengamatan

protista.b) Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista sesuai dengan RPP yang telah disiapkan. Tahapan proses pembelajaran :Pertemuan I

1) Pembelajaran dengan materi ciri umum protista 2) Pembagian kelompok, pembagian tugas masing-masing kelompok. 3) Diskusi & presentasi materi protista mirip jamur Pertemuan II 1) Pembelajaran dengan materi protista mirip tumbuhan 2) Investigasi protista mirip tumbuhan dari air kolam dan air sungai, preparat awetan alga 3) Diskusi & presentasi protista mirip tumbuhan Pertemuan III 1) Pembelajaran dengan materi protista mirip hewan 2) Investigasi protista mirip hewan dari air sungai dan air rendaman jerami 3) Diskusi & presentasi protista mirip hewan

c) Mengamati jalannya proses pembelajaran yang dilakukan oleh 3 orang observer, kemudian mencatat hasilnya dalam lembar observasi. d) Guru memberikan evaluasi akhir yaitu dengan pemberian tes kepada siswa. e) Guru memberikan angket tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi kepada siswa. f) Memberikan pembelajaran. g) Mengevaluasi hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas siswa dan kinerja guru, hasil angket yang diperoleh siswa, serta mengevaluasi hasil wawancara guru. h) Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh. F. Data dan Cara Pengumpulan Data 1. Sumber data Sumber data dari penelitian ini adalah siswa dan guru. 2. Jenis data Jenis data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif yaitu: a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran b. Hasil belajar siswa yang berupa nilai hasil jawaban LKS, nilai laporan, dan nilai tes angket tanggapan guru terhadap pelaksanaan

43 diakhir pembelajaran. c. Kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran d. Tanggapan pembelajaran e. Tanggapan guru mengenai penerapan model komparasi. 3. Cara pengambilan data a. Data tentang aktivitas siswa diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. b. Data tentang hasil belajar dari nilai laporan, hasil jawaban LKS, nilai tes diakhir pembelajaran. c. Data tentang tanggapan siswa selama proses pembelajaran diambil dengan angket tanggapan siswa mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Investigasi pembelajaran Investigasi Kelompok dengan menggunakan tabel Investigasi siswa Kelompok proses dengan menggunakan tabel komparasi selama

Kelompok dengan menggunakan tabel komparasi. d. Data tentang kinerja guru dalam pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. e. Data tentang tanggapan guru mengenai pelaksanaan model pembelajaran Investigasi Kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada proses pembelajaran diambil dengan wawancara guru. G. Metode Analisis Data Data hasil penelitian dianalisis secara kuantitatif dan deskriptif prosentase. 1. Lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru Lembar observasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas

siswa dan kinerja guru pada saat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Investigasi Kelompok dengan menggunakan tabel komparasi. Data diambil sekali dalam setiap pertemuan sehingga diperoleh gambaran mengenai perubahan siswa dan guru. Data aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran, akan dianalisis menggunakan deskriptif persentase dengan rumus (Ali 1993:186) :

7000000feffffff190000001a000000feffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff

00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 45%= n x100% N

Keterangan: % = persentase n = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimal Kriteria persentase aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran: 85,0% - 100% = sangat tinggi 70,0% - 84,9% 60,0% - 69,9% 50,1% - 59,9% 50% = tinggi = sedang = kurang = sangat kurang 2. Analisis data hasil belajar siswa a. Ketuntasan belajar individual Nilai hasil belajar siswa terdiri atas nilai laporan, nilai jawaban LKS, dan nilai tes diakhir pembelajaran yang terdiri dari 35 soal pilihan ganda. Ketuntasan belajar individual diambil dari rata-rata ketiga aspek sumber penilaian, menggunakan rumus:

Keterangan : NA A B C = nilai total hasil belajar siswa = rata-rata nilai jawaban LKS = rata-rata nilai laporan = nilai tes diakhir pembelajaran b. Ratarata kelas

Ratarata kelas digunakan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang baru diajarkan. Semakin tinggi ratarata kelasnya, berarti daya serap siswa terhadap materi pelajaran juga semakin baik. Menurut Arikunto (2002a:264) untuk menentukan nilai rata-rata kelas digunakan rumus sebagai berikut :

X X= N Keterangan

47 = nilai rata- rata

010009000003d604000000004603000000004603000026060f008206574d464301 0000000000010098f1000000000100000060060000000000006006000001000000 6c0000000000000000000000150000001500000000000000000000000703000007 03000020454d4600000100600600000c0000000100000000000000000000000000 00000004000000030000690100000f0100000000000000000000000000001c8305 0055220400460000002c00000020000000454d462b014001001c00000010000000 0210c0db010000006000000060000000460000001002000004020000454d462b22 4004000c000000000000001e4009000c00000000000000244001000c0000000000 00003040020010000000040000000000803f214007000c00000000000000084000 055c010000500100000210c0db0100000000000000000000000000000000000000 0100000089504e470d0a1a0a0000000d4948445200000016000000160802000000 4bd6fb6c000000017352474200aece1ce9000000097048597300000ec400000ec40 1952b0e1b000000d849444154384fad94d911c3200c4421d539fd906eec5a48274e 278a2eee633c03fa435e3d16216301c0acc56bad9caa77207ed7db8ee3f37de012e03 e0fd41de78d6dc9c23bcc3aaf195e5170464ab4ca90a40fa16c448828edc325f29511 119b559496824605055d112811ab3388faa8dc0517bca7409aa6d4fda9b7492e126 4e8a46fb4458c00588f068952293244d9f2b29de9fcad2a223af8481103ba6c188a28 44a11493ce8799caae338d182b0951df52362ad341d1ad8c5ee5e057788408d3de65 cc662476cad261d662c77bb1e660d7abb5eee20f8e51922c35582e5600000000494 54e44ae426082000840010824000000180000000210c0db0100000003000000000 0000000000000000000001b4000004000000034000000010000000200000000000 0bf000000bf0000b0410000b04103000000000000b3000000b3ffffaf41000000b30 00000b3ffffaf412100000008000000620000000c00000001000000150000000c000 00004000000150000000c0000000400000051000000ec020000000000000000000 015000000150000000000000000000000000000000000000016000000160000005 00000008c000000dc00000010020000000000002000cc001600000016000000280 000001600000016000000010008000000000000000000000000000000000019000 0000000000000000000ffffff00489cdf00ffbf7400dfffff0000489c0048000000ffdf9 c0074bfff000074bf009cdfff00000048009c480000ffffdf00df9c4800bf7400004800 4800dfdf9c00bfffff000000740074000000ffffbf0048007400bfdf9c00bfbf7400010

49 101010101010101010101010101010101010101010100010101010101010101010 101010101010101010101010100010101010101010101010101010101010101010 101010100010101010101010101010101010101010101010101010100010101010 101010101010101010101010101010101010100050000000000000000060701010 101010101010101010104080000000000000000000301010101010101010101010 10001020f01010101010a0b03010101010101010101010101000101090e0101010 101091813000f01040500141501010700010112130301010101010101090e01010 a10070101011a000101010a100701010101010104050301020c0d0101010100010 1010108141501010101010112161713030101010101000101010108000f0101010 101010112131415010101010100010101121306070101010101010101090003010 101010c0001010109000301010101010101010a101105030101010100010102000 f010101010101010101020f0104050301010100010a0b0c0d010101040503010104 050e01010a0b030101000405060701010101080003010109000003040500060701 000200000000000000000003010101010101010101010101000101010101010101 010101010101010101010101010101000101010101010101010101010101010101 010101010101000101010101010101010101010101010101010101010101004c00 000064000000000000000000000015000000150000000000000000000000160000 00160000002900aa0000000000000000000000803f00000000000000000000803f0 000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000220 000000c000000ffffffff460000001c00000010000000454d462b024000000c000000 000000000e00000014000000000000001000000014000000040000000301080005 0000000b0200000000050000000c0216001600030000001e000400000007010400 04000000070104005b010000410b2000cc00160016000000000016001600000000 002800000016000000160000000100080000000000000000000000000000000000 190000000000000000000000ffffff00489cdf00ffbf7400dfffff0000489c004800000 0ffdf9c0074bfff000074bf009cdfff00000048009c480000ffffdf00df9c4800bf74000 048004800dfdf9c00bfffff000000740074000000ffffbf0048007400bfdf9c00bfbf74 000101010101010101010101010101010101010101010101000101010101010101 010101010101010101010101010101000101010101010101010101010101010101 010101010101000101010101010101010101010101010101010101010101000101

010101010101010101010101010101010101010101000500000000000000000607 010101010101010101010101040800000000000000000003010101010101010101 0101010001020f01010101010a0b03010101010101010101010101000101090e01 01010101091813000f01040500141501010700010112130301010101010101090e 01010a10070101011a000101010a100701010101010104050301020c0d01010101 000101010108141501010101010112161713030101010101000101010108000f01 010101010101121314150101010101000101011213060701010101010101010900 03010101010c0001010109000301010101010101010a1011050301010101000101 02000f010101010101010101020f0104050301010100010a0b0c0d0101010405030 10104050e01010a0b0301010004050607010101010800030101090000030405000 607010002000000000000000000030101010101010101010101010001010101010 101010101010101010101010101010101010001010101010101010101010101010 101010101010101010001010101010101010101010101010101010101010101010 00c00000040092900aa000000000000001600160000000000040000002701ffff03 = jumlah nilai siswa 0000000000 N = jumlah siswa

c. Ketuntasan belajar secara klasikal Menurut Arikunto (2002a), untuk menentukan ketuntasan belajar siswa secara klasikal menggunakan rumus :

Keterangan : P = ketuntasan belajar siswa secara klasikal

51 010009000003a40500000000b60300000000b603000026060f006207574 d4643010000000000010049830000000001000000400700000000000040 070000010000006c00000000000000000000001c0000001500000000000 00000000000fd0300000703000020454d4600000100400700000c000000 010000000000000000000000000000000004000000030000690100000f0 100000000000000000000000000001c83050055220400460000002c0000 0020000000454d462b014001001c000000100000000210c0db010000006 000000060000000460000003402000028020000454d462b224004000c00 0000000000001e4009000c00000000000000244001000c0000000000000 03040020010000000040000000000803f214007000c0000000000000008 40000580010000740100000210c0db01000000000000000000000000000 000000000000100000089504e470d0a1a0a0000000d494844520000001d 000000160802000000b336009b000000017352474200aece1ce90000000 97048597300000ec400000ec401952b0e1b000000fb49444154484bed94d d15c32008851327e938e91c5dc1ced2173b4bba49ba89050195f893939ce 35b793307be0b57ccecbd9f068419c044a4f9beef733b9e9f8bbae6f678b90 58a17b7812559acf62292ca90b455c9f8d5ae5aece084bd5049e00af92c66 af829df0dccc850c9afb6483cdfe1357c885d1a996fc226db63f66d3391e73 6ebf67806215d42fced900cfe666a5386ec9ed3b412d734eba26bea2549b7 1b57add3995a317260c127735729576f33af2ac1e56f64c8b31163eee4c51 e25c0378c81291d552d3d86ffd01042735b7bca7b402bc1f5230c9c2d41fe de5759e68251bd1d9e583173da3170362d8ff7740afe1bffee706077e8206 551d5d7d37f80000000049454e44ae42608200000840010824000000180 000000210c0db01000000030000000000000000000000000000001b4000 0040000000340000000100000002000000000000bf000000bf0000e8410 000b04103000000000000b3000000b3ffffe741000000b3000000b3ffffaf4 12100000008000000620000000c00000001000000150000000c00000004 000000150000000c0000000400000051000000a80300000000000000000 0001c00000015000000000000000000000000000000000000001d000000 160000005000000098000000e8000000c0020000000000002000cc001d0 0000016000000280000001d000000160000000100080000000000000000 0000000000000000001c0000000000000000000000ffffff00489cdf00ffbf 7400dfffff0000489c0048000000ffdf9c0074bfff009cdfff00000048009c48 0000ffffdf00bfffff0000007400bf740000480048000074bf00df9c4800484 89c009c9c480074007400ffffbf007400000074004800dfffdf0074489c00d

fffbf0001010101010101010101010101010101010101010101010101010 101011ef32e010101010101010101010101010101010101010101010101 01010101010058400101010101010101010101010101010101010101010 10101010101010100000001010101010101010101010101010101010101 01010101010101010101000000010101010101010101010101010101010 10101010101010101010101010000000101010101010101010101010101 01010101010101010101010101010100000005000000000000000006070 10101010101010101010101010101010101000000080000000000000000 000301010101010101010101010101010101010100000001020f0101010 101090a030101010405120101080006070111000f010100000001011112 0101010101110301010101110f0101080b191a1b0503081201000000010 10d0e030101010101010101010108171601091816010111120101010000 00010101091007010101010101010101091007010405030101080b0c010 10000000101010108171601010101010101010405171601110f01010918 1601010000000101010108000f01010101010104130711141516020b0c0 10d0e0301010000000101010d0e060701010101010101040500030d0e00 12010111001201010000000101011100030101010101010101010101010 101010101010101010101000000010102000f0101010101010101010101 0101010101010101010910070100000001090a0b0c01010104050301010 101010101010101010101010d0e030105d9290405060701010101080003 010101010101010101010101010101010101c882ae02000000000000000 00003010101010101010101010101010101010101c3e0d6010101010101 010101010101010101010101010101010101010101010192e69f0101010 101010101010101010101010101010101010101010101010101be0f004c 0000006400000000000000000000001c000000150000000000000000000 0001d000000160000002900aa0000000000000000000000803f00000000 000000000000803f0000000000000000000000000000000000000000000 000000000000000000000220000000c000000ffffffff460000001c000000 10000000454d462b024000000c000000000000000e00000014000000000 0000010000000140000000400000003010800050000000b020000000005 0000000c0216001d00030000001e0004000000070104000400000007010 400b9010000410b2000cc0016001d000000000016001d00000000002800 00001d00000016000000010008000000000000000000000000000000000 01c0000000000000000000000ffffff00489cdf00ffbf7400dfffff0000489c0 048000000ffdf9c0074bfff009cdfff00000048009c480000ffffdf00bfffff00

53 00007400bf740000480048000074bf00df9c480048489c009c9c48007400 7400ffffbf007400000074004800dfffdf0074489c00dfffbf0001010101010 101010101010101010101010101010101010101010101011ef32e010101 01010101010101010101010101010101010101010101010101010058400 10101010101010101010101010101010101010101010101010101010100 00000101010101010101010101010101010101010101010101010101010 10100000001010101010101010101010101010101010101010101010101 01010101000000010101010101010101010101010101010101010101010 10101010101010000000500000000000000000607010101010101010101 01010101010101010100000008000000000000000000030101010101010 1010101010101010101010100000001020f0101010101090a0301010104 05120101080006070111000f01010000000101111201010101011103010 10101110f0101080b191a1b050308120100000001010d0e030101010101 01010101010817160109181601011112010101000000010101091007010 101010101010101091007010405030101080b0c01010000000101010108 171601010101010101010405171601110f0101091816010100000001010 10108000f01010101010104130711141516020b0c010d0e030101000000 0101010d0e060701010101010101040500030d0e0012010111001201010 00000010101110003010101010101010101010101010101010101010101 0101000000010102000f010101010101010101010101010101010101010 10910070100000001090a0b0c0101010405030101010101010101010101 0101010d0e030105d929040506070101010108000301010101010101010 1010101010101010101c882ae0200000000000000000003010101010101 010101010101010101010101c3e0d601010101010101010101010101010 1010101010101010101010101010192e69f010101010101010101010101 0101010101010101010101010101010101be0f000c00000040092900aa0 000000000000016001d0000000000040000002701ffff030000000000 = jumlah siswa tuntas belajar individu

010009000003de04000000004a03000000004a03000026060f008a06574 d4643010000000000010016e10000000001000000680600000000000068 060000010000006c0000000000000000000000160000001500000000000 000000000002a0300000703000020454d4600000100680600000c000000 010000000000000000000000000000000004000000030000690100000f0 100000000000000000000000000001c83050055220400460000002c0000 0020000000454d462b014001001c000000100000000210c0db010000006 000000060000000460000001002000004020000454d462b224004000c00 0000000000001e4009000c00000000000000244001000c0000000000000 03040020010000000040000000000803f214007000c0000000000000008 4000055c010000500100000210c0db01000000000000000000000000000 000000000000100000089504e470d0a1a0a0000000d4948445200000017 000000160802000000a4149052000000017352474200aece1ce90000000 97048597300000ec400000ec401952b0e1b000000d949444154384fcd94c 911c3200c45814a520ea9232d905a7221b5389dd89d1009b1896dc83807 eb8499afa7d548e79c386dea340101ea78dfe5d89e9fa528eaf678590d526 d7728aeb0cd2c0148847e7b9783b766e3e8c197a744ceaa53c30a14b8a70 a1683579c4c899ca641d9832aa748a16da42e29f37c00812ee0adad351e85 548f6929f39a289da0c17cfcb1a024f2642c4c93879828893b1d6da92a362 1507cb5d5da610baaf258a8e003308394fe7af90e700aafb998928823ebaff be2fa085a81814d7687b54f5ee97df9e1f71f4bfff4d65d28972fd55ba3686f c4d3370000000049454e44ae4260820840010824000000180000000210c 0db01000000030000000000000000000000000000001b40000040000000 340000000100000002000000000000bf000000bf0000b8410000b041030 00000000080b3000080b3ffffb741000080b3000080b3ffffaf41210000000 8000000620000000c00000001000000150000000c000000040000001500 00000c0000000400000051000000f402000000000000000000001600000 01500000000000000000000000000000000000000170000001600000050 00000094000000e400000010020000000000002000cc001700000016000 00028000000170000001600000001000800000000000000000000000000 000000001b0000000000000000000000ffffff00489cdf00ffbf7400dfffff00 00489c0048000000ffdf9c0074bfff009cdfff00000048009c480000ffffdf00 bf7400000074bf00bfffff0000007400df9c480048489c009c9c4800740074 00ffffbf00740000004800480074004800dfffdf0074489c00010101010101 01010101010101010101010101010101010001010101010101010101010

55 10101010101010101010101000101010101010101010101010101010101 01010101010100010101010101010101010101010101010101010101010 10001010101010101010101010101010101010101010101010001010101 01010101010101010101010101010101010101040500000000000000000 60701010101010101010101010100080000000000000000000301010101 01010101010101010001020d0101010101090a030101010405110101080 006070001010e1101010101010e03010101010e0d0101080b191a000101 0f100301010101010101010101081615010918150100010101091707010 10101010101010109170701040503010001010101081615010101010101 010104051615010e0d01000101010108000d0101010101010412070e131 415020b0c000101010f10060701010101010101040500030f1000110100 0101010e0003010101010101010101010101010101010100010102000d0 101010101010101010101010101010101010001090a0b0c010101040503 01010101010101010101010100040506070101010108000301010101010 10101010101010002000000000000000000030101010101010101010101 01000101010101010101010101010101010101010101010101000101010 101010101010101010101010101010101010101004c0000006400000000 00000000000000160000001500000000000000000000001700000016000 0002900aa0000000000000000000000803f00000000000000000000803f 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 00000220000000c000000ffffffff460000001c00000010000000454d462b 024000000c000000000000000e000000140000000000000010000000140 000000400000003010800050000000b0200000000050000000c02160017 00030000001e00040000000701040004000000070104005f010000410b2 000cc001600170000000000160017000000000028000000170000001600 000001000800000000000000000000000000000000001b0000000000000 000000000ffffff00489cdf00ffbf7400dfffff0000489c0048000000ffdf9c00 74bfff009cdfff00000048009c480000ffffdf00bf7400000074bf00bfffff000 0007400df9c480048489c009c9c480074007400ffffbf0074000000480048 0074004800dfffdf0074489c000101010101010101010101010101010101 01010101010100010101010101010101010101010101010101010101010 10001010101010101010101010101010101010101010101010001010101 01010101010101010101010101010101010101000101010101010101010 10101010101010101010101010100010101010101010101010101010101 01010101010101010405000000000000000006070101010101010101010

10101000800000000000000000003010101010101010101010101000102 0d0101010101090a030101010405110101080006070001010e110101010 1010e03010101010e0d0101080b191a0001010f10030101010101010101 01010816150109181501000101010917070101010101010101010917070 1040503010001010101081615010101010101010104051615010e0d0100 0101010108000d0101010101010412070e131415020b0c000101010f100 60701010101010101040500030f10001101000101010e00030101010101 01010101010101010101010100010102000d01010101010101010101010 10101010101010001090a0b0c0101010405030101010101010101010101 01000405060701010101080003010101010101010101010101000200000 00000000000000301010101010101010101010100010101010101010101 01010101010101010101010101010001010101010101010101010101010 10101010101010101000c00000040092900aa0000000000000016001700 = jumlah siswa 00000000040000002701ffff030000000000 Penilaian kualitas hasil belajar dilakukan dengan mengkonfirmasikan persentase kelulusan klasikal : 20% = jelek

20,1% - 50,9% = kurang 51,0% - 70,9% = cukup 71,0% - 90,9% = baik 91,0% - 100% = sangat baik 3. Lembar angket tanggapan siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran Data tanggapan siswa dianalisis dengan menentukan prosentase pertanyaan untuk mengetahui ketertarikan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Investigasi Kelompok dengan menggunakan tabel komparasi. Menurut Sudjana (1999) dianalisis dengan rumus :

57 P= F X 100% N

Keterangan: P = persentase F = banyaknya responden yang memilih jawaban N= banyaknya responden yang menjawab kuisioner. Angka persentase (P) selanjutnya dikonfirmasikan pada kriteria sebagai berikut 85,0% - 100% = sangat baik 70,1% - 84,9% 60,1% - 69,9% 50,1% - 59,9% 50% H. Indikator Kinerja Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sekurang-kurangnya 75% siswa memperoleh keaktifan kategori cukup sampai dengan sangat tinggi. 2. Secara klasikal sekurang-kurangnya 75% siswa memperoleh nilai 70 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) IPA Biologi di SMAN 1 Demak. = baik = cukup = kurang = jelek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada kelas X-6 dan

30 X-7 SMA Negeri 1 Demak pada bulan Agustus 2009, diperoleh data berupa aktivitas siswa, hasil belajar siswa, kinerja guru, tanggapan siswa serta tanggapan guru terhadap pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista. 1. Aktivitas Siswa Hasil observasi aktivitas belajar pada 2 kelas yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Rekapitulasi aktivitas siswa pada pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protistaAspek yang diamati Persentase keaktifan Siswa (%) X-6 1. Memperhatikan penjelasan guru 2. Melakukan perencanaan kerja kelompok 3. Melakukan pengamatan dan penyelidikan 4. Menyelesaikan tugas pada LKS 5. Menyusun tabel komparasi dalam menyajikan hasil penyelidikan 6. Melakukan diskusi kelompok 7. Mempresentasikan hasil penyelidikan 8. Mengajukan pertanyaan 9. Menjawab pertanyaan 10. Membuat kesimpulanKeterangan : Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16 (hal 102)

X-7 68,7 68,7 59,4 75,6 69,4 79,4 62,5 60,6 63,1 73

79,4 69,4 64,4 81,9 71,2 77,5 65,6 66,2 69,4 75

Kriteria persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran: 85,0% - 100% = sangat tinggi 70,0% - 84,9% = tinggi 60,0% - 69,9% = sedang 50,1% - 59,9% = kurang 50% = sangat kurang

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui aktivitas siswa yang tinggi adalah memperhatikan penjelasan guru, melakukan perencanaan kerja kelompok, menyelesaikan tugas pada LKS, melakukan diskusi kelompok, menyusun tabel komparasi, membuat kesimpulan dengan persentase antara 68,7 % sampai 81,9%. Sedangkan aktivitas yang masih kurang dilakukan oleh siswa adalah melakukan pengamatan dan penyelidikan, mempresentasikan hasil penyelidikan, dan

59 mengajukan pertanyaan, dengan persentase antara 59% sampai 66%. Tabel 6 Kriteria keaktifan siswa pada pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protistaKriteria Sangat kurang Kurang Cukup Tinggi Sangat tinggi Jumlah siswa yang termasuk kategori cukup, tinggi, dan sangat tinggi Jumlah siswa Persentase Jumlah siswa Kelas X-6 Kelas X-7 0 0 3 4 8 10 28 26 1 0 36 37 40 92,5 % 40 90 %

Keterangan : Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16 (hal 103)

Aktivitas belajar siswa saat pembelajaran materi protista dengan penerapan model pembelajaran investigasi kelompok memperlihatkan hasil yang baik. Dari Tabel 6, persentase aktivitas siswa pada 2 kelas yang diteliti telah memenuhi indikator kinerja yang ditentukan. 2. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada materi protista melalui pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi diperoleh dari nilai evaluasi, nilai laporan individu, dan rata-rata nilai LKS. Setelah dilakukan analisis data terhadap tiga sumber penilaian tersebut, diperoleh hasil yang disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7 Rekapitulasi hasil belajar siswa pada pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista No 1 2 3 4 5 6 Data Hasil belajar Rata-rata kelas ( X ) Nilai Tertinggi Nilai Terendah Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas Ketuntasan klasikal X-6 74 84 70 40 0 100% (hal 94) Kelas X-7 72 82 62 37 3 92,5%

Keterangan : Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa penerapan model pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista telah menunjukkan hasil yang cukup bagus, baik dilihat dari nilai rata-rata kelas maupun persentase ketuntasan belajar secara klasikal. Rata-rata nilai siswa dikelas X-6 adalah 74, dan dikelas X-7 adalah 72. Ketuntasan klasikal dikelas X-6 adalah

100%, dan dikelas X-7 adalah 92,5 %. Hal ini menunjukkan ketuntasan klasikal kedua kelas tersebut termasuk kategori sangat baik. 3. Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Data hasil observasi kinerja guru ini digunakan untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung, apakah sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru selama kegiatan pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista, didapatkan hasil yang disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8 Rekapitulasi kinerja guru dalam proses pembelajaran konsep protista melalui pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasiAspek yang diamati 1. Memberikan pendahuluan 2. Membentuk kelompok 3. Membimbing siswa melakukan perencanaan penyelidikan 4. Membimbing siswa melakukan penyelidikan dan pengamatan 5. Menjelaskan penyusunan tabel komparasi 6. Membimbing presentasi kelas 7. Memberi kesempatan siswa bertanya 8. Menjawab pertanyaan siswa 9. Memberikan penegasan konsepkonsep penting 10. Membimbing siswa menarik kesimpulan 11. Penguasaan pembelajaran Jumlah Skor Persentase (%) Skor pertemuan ke1 2 33 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 39 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 37 4 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 38

Jml Skor11 11 9 10 11 10 12 12 10 9 11 116

(%)91.6 91.6 75 83 91.6 83 100 100 83 75 91.6 965. 4

KriteriaSangat tinggi Sangat tinggi Tinggi Tinggi Sangat tinggi Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Tinggi Tinggi Sangat tinggi

88, 86, 84 6 4 Keterangan : Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 19 (hal 110)

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa kinerja guru selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista, menunjukkan hasil yang sangat baik. 4. Tanggapan Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran Setelah dilakukan analisis data, perolehan hasil tanggapan siswa terhadap

61 proses pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista pada kedua kelas yang diteliti disajikan pada tabel dibawah ini : Tabel 9 Tanggapan siswa terhadap pembelajaran konsep protista melalui pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasiNo. Pernyataan Persentase Tidak Setuju Setuju (%) (%) 96 4 84 16 90 10 98 82 81 86 88 83 80 2 18 19 14 12 17 20

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Suka dengan model pembelajaran yang baru dilakukan Menemukan konsep dengan mencari tahu pengetahuan Senang belajar biologi dengan melakukan pengamatan dan penyelidikan Dengan pengamatan dan penyelidikan lebih memahami konsep biologi Proses penyelidikan membuat berfikir kritis Pertanyaan dalam LKS mendorong lebih termotivasi dalam pelajaran biologi Senang belajar biologi secara berkelompok Belajar bekelompok bisa saling memberi dan menerima gagasan teman lain Tidak kesulitan dalam melakukan pengamatan dan penyelidikan Dengan pembelajaran ini mudah dalam membuat kesimpulan

Keterangan : Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21 (hal 114)

Berdasarkan tabel di atas, siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran Investigasi Kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista, karena lebih dari 80% sampai dengan 100% siswa memberikan tanggapan positif terhadap 10 pernyataan yang diberikan. 5. Tanggapan Guru Terhadap Kegiatan Pembelajaran Tanggapan guru terhadap kegiatan pembelajaran diperoleh berdasarkan hasil angket tanggapan guru terhadap pembelajaran. Dari hasil angket tersebut dapat diketahui bahwa tanggapan guru sangat baik terhadap pembelajaran pada materi protista dengan penerapan pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi yang telah dilaksanakan. Tanggapan guru terhadap kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 10 Tabel 10 Tanggapan guru terhadap pembelajaran konsep protista melalui pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasiN Pertanyaan o 1 Kesan terhadap pembelajaran Jawaban Cukup bagus.

N o 2 . 3 . 4 . 5 .

Pertanyaan Aktivitas peserta didik Kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar Penerapan pada pembelajaran materi biologi yang lain Peningkatan kualitas pembelajaran

Jawaban Aktivitas peserta didik lebih hidup. Pemahaman materi masih kurang, siswa masih kesulitan menemukan protista. Tertarik untuk menerapkan model pembelajaran pada materi lain. Ada, kegiatan pembelajaran lebih terencana, siswa lebih aktif.

Keterangan : Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 22 (hal 115)

6. Keterlaksanaan Penerapan Pembelajaran Investigasi Kelompok dengan Menggunakan Tabel Komparasi pada Materi Protista Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada saat pembelajaran diperoleh hasil bahwa penerapan model pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista sudah terlaksana dengan baik, terlihat dari aktivitas dan hasil belajar siswa yang meningkat bila dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya. Hal ini juga sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti beserta guru mata pelajaran bahwa dengan penerapan model pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista terdapat beberapa kelebihan dan juga beberapa kekurangan dan kendala. Kelebihan dari penerapan model pembelajaran ini antara lain siswa mencari dan memperoleh pengetahuan langsung dari alam, dapat meningkatkan aktivitas siswa serta partisipasi siswa selama kegiatan belajar berlangsung, terlihat dari hasil aktivitas siswa yang cukup tinggi, selain itu penerapan pembelajaran ini juga membuat siswa menjadi lebih berani untuk mengungkapkan pendapatnya baik di depan kelas maupun dengan teman sekelompoknya. Kendala yang dihadapi dalam penerapan pembelajaran ini antara lain jumlah siswa yang cukup banyak dalam satu kelompok menyebabkan kegiatan pengamatan tidak dapat optimal, kurangnya sarana dan prasarana serta waktu belajar yang sedikit menyebabkan siswa agak kesulitan untuk memahami materi pelajaran, sifat serta kebiasaan siswa yang belum pernah menerapkan pembelajaran ini sebelumnya juga cukup menghambat diawal kegiatan

63 pembelajaran. B. Pembahasan Berdasarkan analisis data yang telah diperoleh dari hasil penelitian ini, dapat disampaikan beberapa bahasan sebagai berikut : 1. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista diperoleh melalui observasi aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh observer menggunakan lembar observasi aktivitas siswa yang telah dipersiapkan. Setiap observer melakukan observasi terhadap 2 kelompok. Berdasarkan hasil analisis data aktivitas siswa, diketahui bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok memperlihatkan hasil yang baik, dilihat dari skor per aspek aktivitas yang diamati maupun dari kriteria keaktifan siswa, seperti yang terlihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Dari Tabel 6, aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran menunjukkan hasil yang sangat baik, dengan persentase siswa aktif pada kelas X6 sebesar 92,5 %, dan pada kelas X-7 sebesar 90%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista sudah mencapai indikator yang telah di tetapkan yaitu sekurang-kurangnya 75% siswa memperoleh nilai keaktifan kategori cukup sampai dengan sangat tinggi. Hasil ini juga didukung oleh pendapat guru mata pelajaran yang menyatakan bahwa dengan pembelajaran investigasi kelompok menggunakan tabel komparasi pada materi protista ini aktivitas siswa lebih hidup, kegiatan pengamatan lebih maksimal, karena setiap anggota kelompok dapat bekerja dengan baik. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Syaban (2006) yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran investigasi kelompok dapat meningkatkan aktivitas, minat, dan motivasi siswa. Hal ini juga dikuatkan oleh hasil penelitian Retnowati (2008) yang menyatakan bahwa penerapan pembelajaran investigasi kelompok dapat meningkatkan aktivitas siswa, karena dalam pembelajaran ini siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, pemberian pengalaman langsung kepada siswa akan meningkatkan motivasi siswa untuk melakukan penyelidikan secara langsung.

Berdasarkan data pada Tabel 5 aktivitas yang tinggi dari siswa adalah menyelesaikan tugas pada LKS, memperhatikan penjelasan guru, dan melakukan diskusi kelompok, menyususn tabel komparasi, dan membuat kesimpulan dengan persentase persentase antara 68,7 % sampai 81,9%. Pada awal pembelajaran, antusiasme siswa untuk mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru sangat baik, karena apersepsi yang diberikan oleh guru dapat menarik perhatian siswa, selain itu perhatian siswa terhadap penjelasan guru sangat diperlukan untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya. Aktivitas siswa saat berdiskusi dan mengerjakan LKS juga sangat baik, siswa merasa lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal yang terdapat di LKS karena mereka bekerja dalam kelompok, sehingga dapat saling memberi dan menerima gagasan dari anggota kelompok. Hasil ini sesuai dengan tanggapan siswa terhadap pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista, siswa lebih senang belajar secara berkelompok karena dapat saling membantu. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Subratha (2007) menunjukkan bahwa melalui kinerja kelompok siswa secara kolaboratif dengan temannya saling membantu melengkapi kekurangannya yang ada pada diri masing-masing. Kemampuan siswa dalam menyusun tabel komparasi sudah baik. Penyusunan tabel komparasi yang dibuat sendiri oleh siswa sangat membantu siswa untuk mengingat dan memudahkan siswa dalam mempelajari materi protista. Dari hasil jawaban LKS siswa, diketahui bahwa siswa dapat menyusun tabel komparasi dengan benar. Aktivitas siswa yang kurang dan perlu mendapat perhatian pada 2 kelas yang diteliti hampir sama yaitu melakukan pengamatan dan penyelidikan yaitu, mempresentasikan hasil penyelidikan, mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan. Aktivitas siswa yang masih kurang dalam penyelidikan disebabkan karena kemampuan siswa dalam melakukan pengamatan mikroskopis masih kurang, hal ini karena sebelumnya siswa jarang melakukan pengamatan mikroskopis. Aspek lain yang menyebabkan kegiatan penyelidikan kurang optimal adalah kurangnya sarana dan prasarana pengamatan seperti mikroskop, medium amatan yang dibawa siswa hanya mengandung sedikit protista, serta ada beberapa kelompok yang kesulitan menemukan objek amatan protista. Hal ini

65 sesuai dengan hasil angket tanggapan siswa yaitu, masih ada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan dalam melakukan pengamatan dan penyelidikan. Hasil ini juga dikuatkan dengan tanggapan guru yang menyatakan bahwa kelemahan mendasar siswa adalah menemukan protista. Keterampilan mengkomunikasikan hasil penyelidikan, mengajukan pertanyaan saat diskusi maupun presentasi juga masih rendah. Hal tersebut terlihat dari siswa yang masih belum berani dan malu untuk menyampaikan pendapat, baik dengan teman satu kelompok maupun dengan kelompok lain dalam diskusi kelas. Selain itu, kurangnya aspek penampilan saat presentasi disebabkan kurangnya persiapan dan penguasaan siswa terhadap bahan yang akan dipresentasikan, kurangnya kerjasama saat presentasi juga terlihat karena hanya beberapa anggota kelompok yang terlibat aktif saat menjawab pertanyaan. Untuk meningkatkan aktivitas siswa yang masih kurang tentunya diperlukan bimbingan dari guru dalam memberikan motivasi kepada siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran, karena dalam penerapan pembelajaran investigasi kelompok, guru beperan sebagai konselor, konsultan dan pemberi kritik yang bersahabat (Joyce dan Weil 1996). Hal lain yang perlu dilakukan adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang serupa secara berkesinambungan, sehingga siswa lebih terbiasa dan dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran investigasi kelompok mengarahkan aktivitas kelas berpusat pada siswa, menyediakan peluang kepada guru menggunakan lebih banyak waktunya untuk melakukan diagnose dan koreksi terhadap masalah-masalah yang dialami oleh para siswa (Santyasa 2008). Pembelajaran investigasi kelompok akan mengaktifkan siswa dan membentuk karakter siswa. Melalui pembelajaran investigasi kelompok siswa dilatih untuk bekerjasama di dalam kelompok, menghargai pendapat orang lain, bertanggung jawab, berpikir kritis, analitis dan menghilangkan sifat individualisme dalam diri siswa, yang tentunya aspek-aspek tersebut sangat diperlukan dalam kehidupan siswa dimasa mendatang.

2. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada pembelajaran investigasi kelompok dengan

menggunakan tabel komparasi pada materi protista, diukur dari tiga aspek sumber penilaian yaitu nilai rata-rata jawaban LKS yang diberi bobot nilai 1, nilai laporan individu yang berbobot 2, serta nilai tes tertulis (evaluasi) dengan bobot 3. Berdasarkan analisis data dari ketiga aspek sumber penilaian tersebut, diketahui bahwa penerapan model pembelajaran investigasi kelompok dengan menggunakan tabel komparasi pada materi protista menunjukkan hasil yang baik, baik dilihat dari nilai rata-rata kelas maupun ketuntasan klasikalnya. Nilai ratarata kelas juga telah mampu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMA Negeri 1 Demak, yaitu 70. Menurut Mulyasa (2006), seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika mampu menguasai konsep setidak-tidaknya 65% dari seluruh tujuan pembelajaran, sedangkan keberhasilan klasikal dicapai jika sekurang-kurangnya 85% dari seluruh peserta didik tuntas belajar. Dari analisis data, diketahui rata-rata nilai siswa dikelas X-6 adalah 74, dan dikelas X-7 adalah 72. Selain itu, ketuntasan klasikal dikelas X-6 adalah 100 %, dan dikelas X-7 adalah 92,5 %. Hasil ini telah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini, yaitu secara klasikal sekurangkurangnya 75 % siswa memperoleh nilai 70, yaitu Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh SMAN 1 Demak. Sehingga berdasarkan pendapat Mulyasa, kedua kelas tersebut termasuk ke dalam kategori tuntas belajar. Ketuntasan klasikal yang sangat tinggi dari siswa menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan investigasi kelompok memberi dampak yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional guru dalam hal pencapaian ketunt