skripsi - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/download file.pdf ·...

96
BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM HADITS (Analisis Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling) SKRIPSI Diajukan Kepada Jurusan Bimbingan Konseling Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Oleh: WAHYU ABDUL ZAHLIL 26.10.1.2.022 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA 2017

Upload: buicong

Post on 14-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM HADITS

(Analisis Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling)

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Jurusan Bimbingan Konseling Islam

Institut Agama Islam Negeri Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Oleh:

WAHYU ABDUL ZAHLIL 26.10.1.2.022

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2017

Page 2: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM HADITS

(Analisis Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling)

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Jurusan Bimbingan Konseling Islam

Institut Agama Islam Negeri Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Oleh:

WAHYU ABDUL ZAHLIL 26.10.1.2.022

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2017

Page 3: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

ii

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM HADITS

(Analisis Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling)

SKRIPSI

Oleh:

WAHYU ABDUL ZAHLIL 26.10.1.2.022

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2017

Page 4: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

iii

Page 5: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

iv

Page 6: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

v

Page 7: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

vi

Page 8: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada:

1. Bu’e Sarmi, yang selalu menasihati saya dengan untaian kata sederhana tapi

sarat motivasi. Semoga Allah senantiasa mengampuni, menyayangi dan

memberi kesehatan selalu.

2. Istri dan putriku tercinta yang menyemangati dan setia menemani. Semoga

Allah beri kita bahagia sampai surga.

3. Guru-guru dan dosen-dosen yang telah memberi pencerahan kepada kami,

menerangi jalan kami.

4. Almamater IAIN Surakarta yang mewarnai kehidupanku.

Page 9: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

viii

HALAMAN MOTTO

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya. Dia mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia

mendapat siksa dari kejahatan yang diperbuatnya. (Mereka berdo’a),” Ya Tuhan

kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan

kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang

berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya

Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan pada kami apa yang tidak sanggup kami

memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah

pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

(QS Al Baqarah : 286)

Page 10: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

ix

ABSTRAK

Wahyu Abdul Zahlil (261012022), Bimbingan dan Konseling Islam dalam Hadits(Analisis Dasa-Dasar Bimbingan dan Konseling).skripsi: Jurusan Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Ushuludin dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Surakarta, Juni 2017.

Kata kunci: Bimbingan dan Konseling, Hadits

Dalam proses bimbingan dan konseling, metode merupakan aspek penting

dalam mencapai tujuan namun sebagian konselor masih belum memahami dan menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. Teori bimbingan konseling yang selama ini lazim digunakan dalam proses konseling belum sepenuhnya sesuai dengan epistemologi Islam dan kondisi sosial budaya umat Islam. Konsep tentang metode bimbingan konseling yang secara eksplisit maupun implisit terdapat dalam teks-teks hadits belum sepenuhnya disadari, dipahami dan diterapkan dengan baik oleh konselor dan praktisi konseling Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode Bimbingan Konseling dalam Hadits yang terdapat dalam Kitab Riyadus Shalihin

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskristif dengan pendekatan studi pustaka. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Sumber dokumentasi yang digunakan ialah kitab Riyadhus Shalihin. karangan Imam An-Nawawi (Terjemahan: Arif Rahman Hakim). Untuk memastikan ontetisitas sumber referensi peneliti upayakan setiap hadits telah dijelaskan derajat keshahihannya. Dalam melakukan hal tersebut peneliti mengambil hadits dari shahih bukhari dan shahih muslim. Metode analisis data pada studi ini menggunakan teknik analisis pragmatik fungsionalis yang mengacu pada dua tahap yaitu interpreasi dan holistik. Penelitian ini tidak akan menafsirkan maksud atau kandungan hadits sebagai teks murni yang tidak terkait dengan hal-hal di luar teks itu sendiri akan tetapi lebih pada pemaknaan hadits sebagai sesuatu yang terkait dengan metode bimbingan konseling Nabi Muhammad SAW.

Penelitian ini menunjukan bahwa Rasulullah menerapkan metode direktif, non-direktif, dan eklektik yang terekam dalam hadits. Rasulullah menitik beratkan pada perbedaan individu. Perbedaan yang dimiliki masing-masing individu menjadi pertimbangan dalam menyesuaikan beban dan menakar kemampuan yang dimiliki klien. Pada metode direktif Rasulullah melakukan proses konseling, Rasulullah sebagai konselor secara langsung memberi jawaban atau nasehat terhadap problem yang dialami klien/sahabat. Pada metode Non-direktif bimbingan Rasulullah kepada klien memperhatikan dinamika yang terjadi dalam melakukan terapi Rasulullah tidak mengulang hal-hal lama yang bersifat monoton. Rasulullah melakukan kegiatan secara dinamik sehingga menghantarkan klien kearah tujuan yang hendak dicapainya. Pada metode eklektik Rasulullah memberi ruang dan kesempatan bagi klien untuk menyadari kebebasan dan tanggungjawab yang diambil oleh klien.

Page 11: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrobbil’alamin

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Tuhan Semesta Alam atas

limpahan rahmat, kasih sayang dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan perjuangan yang mengesankan. Shalawat dan

salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, insan

dengan kepribadian paripurna yang menjadi suri teladan bagi umat di sepanjang

zaman, juga keluarga, sahabat serta para pengikut beliau.

Penyusunan skripsi berjudul Bimbingan dan Konseling dalam Hadits

(Analisis Dasa-Dasar Bimbingan dan Konseling) selesai dengan bimbingan,

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. H Mudhofir S.Ag, M.Pd selaku rektor IAIN Surakarta,

2. Dr. H Imam Mujahid, S.Ag, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Dakwah IAIN Surakarta,

3. Supandi, M.Ag Ketua Jurusan Bimbingan Konseling Islam,

4. Syakirin Al Ghazali PhD selaku Wali Studi yang memberikan motivasi dan

bimbingan dari awal hingga akhir kuliah,

5. Dr. H Lukman Harahap,M.Pd, dan Drs H Ahmad Hudaya M.Ag selaku

pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan, koreksi dan motivasi

kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar,

Page 12: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

xi

6. Dr.H Khalilurrahman M.Psi dan Budi santosa, M.Psi selaku penguji yang

telah memberikan koreksi dan masukan saat seminar proposal dan sidang

munaqosyah demi perbaikan penulisan skripsi.

7. Dosen Jurusan Bimbingan Konseling Islam yang telah mentransfer ilmu dan

nilai (value) yang berguna bagi penulis.

8. Keluarga tercinta yang tiada henti memberi motivasi, inspirasi dan apresiasi.

9. Teman-teman angkatan 2010, baik teman BKI, maupun teman KAMMI-LDK

IAIN Surakarta yang memberikan motivasi dan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini,

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut

membantu penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan dari berbagai

pihak sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan

menambah wawasan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin.

Surakarta, 05 Juni 2017

Penulis

Page 13: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i

HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ..................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ v

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vii

HALAMAN MOTTO ............................................................................ viii

ABSTRAK .............................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................ x

DAFTAR ISI .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 9

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 9

D. Rumusan Masalah ...................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 10

G. Telaah pustaka............................................................................... 11

H. Metode Penelitian.......................................................................... 13

1. Jenis penelitian......................................................................... 13

2. Sumber Data............................................................................. 14

a. Sumber Data Primer............................................................. 14

b. Sumber Data Sekunder........................................................ 14

3. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 15

4. Teknik Analisis Data................................................................ 15

5. Sistematika Penulisan.............................................................. 17

Page 14: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

xiii

BAB II TINJAUAN TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING.... 18

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling ...................................... 18

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling ............................................. 21

C. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling ................................ 22

D. Metode Bimbingan dan Konseling............................................... 25

1. Counselor-centered method (directive approach)...................... 25 2. Client-centered method (Nondirective approach)...................... 28 3. Eclectic method......................................................................... 39

BAB III TINJAUAN HADITS RASULULLAH ................................... 33

A. Pengertian Hadits ....................................................................... 33

B. Kedudukan dan Fungsi Hadits dalam Bimbingan dan Konseling 37

BAB IV ANALISIS METODE BIMBINGAN DAN KONSELING

DALAM

HADITS...................................................................................................... 40

A. Kandungan Metode Konseling dalam Hadits............................. 40 B. Analisis Metode Bimbingan dan Konseling dalam Hadits........ 60

1. Counselor-centered method (directive approach)...................... 60 2. Client-centered method (Nondirective approach)...................... 65

3. Eclectic method......................................................................... 70

BAB V PENUTUP..................................................................................... 74

A. Kesimpulan ........................................................................... 74

B. Keterbatasan

Penelitian............................................................. .................... 75

C. Saran .................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 77

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 15: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01. Riyadhus Shalihin karya Imam An-Nawawi......................

Lampiran 02. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Prayitno dan Erman Amti.

Lampiran 03. Ar-Rasul Nabi Muhammad SAW karya Sa’id Hawwa ........

Page 16: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

ABSTRAK

Wahyu Abdul Zahlil (261012022), Bimbingan dan Konseling Islam dalam Hadits(Analisis Dasa-Dasar Bimbingan dan Konseling).skripsi: Jurusan Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Ushuludin dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Surakarta, Juni 2017.

Kata kunci: Bimbingan dan Konseling, Hadits

Dalam proses bimbingan dan konseling, metode merupakan aspek penting

dalam mencapai tujuan namun sebagian konselor masih belum memahami dan menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. Teori bimbingan konseling yang selama ini lazim digunakan dalam proses konseling belum sepenuhnya sesuai dengan epistemologi Islam dan kondisi sosial budaya umat Islam. Konsep tentang metode bimbingan konseling yang secara eksplisit maupun implisit terdapat dalam teks-teks hadits belum sepenuhnya disadari, dipahami dan diterapkan dengan baik oleh konselor dan praktisi konseling Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode Bimbingan Konseling dalam Hadits yang terdapat dalam Kitab Riyadus Shalihin

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskristif dengan pendekatan studi pustaka. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Sumber dokumentasi yang digunakan ialah kitab Riyadhus Shalihin. karangan Imam An-Nawawi (Terjemahan: Arif Rahman Hakim). Untuk memastikan ontetisitas sumber referensi peneliti upayakan setiap hadits telah dijelaskan derajat keshahihannya. Dalam melakukan hal tersebut peneliti mengambil hadits dari shahih bukhari dan shahih muslim. Metode analisis data pada studi ini menggunakan teknik analisis pragmatik fungsionalis yang mengacu pada dua tahap yaitu interpreasi dan holistik. Penelitian ini tidak akan menafsirkan maksud atau kandungan hadits sebagai teks murni yang tidak terkait dengan hal-hal di luar teks itu sendiri akan tetapi lebih pada pemaknaan hadits sebagai sesuatu yang terkait dengan metode bimbingan konseling Nabi Muhammad SAW.

Penelitian ini menunjukan bahwa Rasulullah menerapkan metode direktif, non-direktif, dan eklektik yang terekam dalam hadits. Rasulullah menitik beratkan pada perbedaan individu. Perbedaan yang dimiliki masing-masing individu menjadi pertimbangan dalam menyesuaikan beban dan menakar kemampuan yang dimiliki klien. Pada metode direktif Rasulullah melakukan proses konseling, Rasulullah sebagai konselor secara langsung memberi jawaban atau nasehat terhadap problem yang dialami klien/sahabat. Pada metode Non-direktif bimbingan Rasulullah kepada klien memperhatikan dinamika yang terjadi dalam melakukan terapi Rasulullah tidak mengulang hal-hal lama yang bersifat monoton. Rasulullah melakukan kegiatan secara dinamik sehingga menghantarkan klien kearah tujuan yang hendak dicapainya. Pada metode eklektik Rasulullah memberi ruang dan kesempatan bagi klien untuk menyadari kebebasan dan tanggungjawab yang diambil oleh klien.

Page 17: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bentuk layanan dan pendekatan dari proses bimbingan pada umumnya,

ternyata tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Hal ini

terlihat dari beberapa isyarat dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW dalam

memberikan nasihat dan bimbingan kepada para sahabat yang mempunyai

permasalahan. Tetapi disebabkan metode dan penasihatan yang dilakukan

Rasullulah tidak dicatat dan tidak dipublikasikan seperti halnya yang dilakukan

oleh konselor profesional (versi Barat), sehingga proses bimbingan yang

dilakukan oleh Rasulullah SAW tidak begitu dikenal oleh masyarakat

dibandingkan dengan konselor pada umumnya (versi Barat).

Di antara aspek dalam Shirah Nabawiyah adalah fakta bahwa Allah

mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi umat. Hal tersebut

diterangkan (misalnya) dalam Quran Surah Al-Ahzab ayat 21, yang mengatakan

bahwa dalam diri Nabi Muhammad SAW terdapat suri tauladan yang baik. Tidak

hanya dalam dimensi agama, keteladanannya meliputi seluruh bidang kehidupan.

Posisi uswatun hasanah (suri tauladan yang baik) sejalan dengan misi kerasulan

Nabi Muhammad SAW menyampaikan risalah Al-Quran atau dengan kata lain

sebagai pembimbing bagi seluruh manusia.

Dalam bimbingan konseling, suri tauladan merupakan cermin kepribadian

yang matang dan salah satu aspek yang harus dimiliki konselor. Sebagai individu

1

Page 18: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

2

yang membimbing, konselor memegang peranan yang amat penting. Nabi

Muhammad SAW memiliki kepiawaian dalam berkomunikasi, baik kepada

individu maupun kelompok sehingga memudahkan tugasnya dalam

menyampaikan risalah dan membimbing umat. Dengan kata lain, dalam pribadi

Nabi Muhammad SAW terdapat banyak hal yang dapat dipelajari oleh para

konselor berkenaan dengan profesi membimbing klien.

Selain itu, semua sisi kehidupan Nabi Muhammad SAW terkandung

pelajaran dan nasihat. Ia pernah melalui berbagai permasalahan hidup yang dapat

dijadikan rujukan penyelesaian masalah klien. Misalnya, saat Nabi Muhammad

SAW kehilangan ayah dan ibu ketika masih kecil, kehilangan istri yang sangat

dicinta, paman, serta anak-anak yang masih kecil. Begitu pula ketika dakwah

Islam dimusuhi dan diperangi dari berbagai penjuru. Kelaparan, dianiaya

kaumnya, ditentang ajakannya, dan bahkan diintimidasi hendak dibunuh.

Lebih dari itu, segala hal yang menimpa Nabi Muhammad SAW

menjadikannya pribadi yang tangguh dengan pemikiran dan pengalaman yang

matang. Hal ini membuat Nabi Muhammad SAW dapat menyesuaikan

pembicaraan dengan komunikan hingga akhirnya menyentuh hati dan otak

sekaligus. Sejalan dengan apa yang disampaikan Jalaluddin Rakhmat (1996: 83)

bahwa kesesuaian tersebut berkaitan pula dengan kondisi field of experience

(pengalaman hidup) dan frame of reference (kerangka pandangan) para

komunikan.

Efektivitas komunikasi Nabi Muhammad SAW juga dipengaruhi oleh

rahmat Allah berupa jawami’ul kalim dan qaulan baligha. Hamka (2008: 142)

Page 19: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

3

menyebutkan bahwa ungkapan qaulan baligha bermakna ucapan yang sampai

pada lubuk hati orang yang diajak bicara, yaitu kata-kata yang fashahat wa

balaghah (fasih dan tepat); kata-kata yang membekas pada hati sanubari.

Sedangkan Jawami’ul kalim adalah kalimat yang ringkas namun mengandung

makna yang banyak, padat dan mendalam (Ibnu Hajar, 2008: XII/304).

Hal di atas sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits berikut.

“Hadis dari Malik bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; Aku

tinggalkan sesuatu bagi kalian semua, yang jika kalian selalu berpegang teguh

kepadanya niscaya selama-lamanya tidak akan pernah salah langkah, sesuatu itu

yakni Kitabullah dan Sunnah Rasul” (H.R. Malik).

Kedua hal tersebut diajarkan oleh Rasulullah Nabi Muhammad SAW

kepada seluruh manusia melintas batas dimensi ruang dan waktu. Tak hanya

melalui kata-kata dari lisan, ajaran-ajarannya diperjelas dengan keteladanan.

Orang-orang pada umumnya beranggapan bahwa Nabi Muhammad adalah figur

agamawan. Hal ini kurang tepat karena beliau juga mahir di bidang militer,

ekonomi, keluarga, pendidikan, konseling dan berbagai aspek lainnya. Sehingga

sangat disayangkan potensi ajaran Nabi Nabi Muhammad SAW (Al-Quran dan

Al-Hadits) belum tergali secara maksimal, dalam hal ini menjadi konsep teori

bimbingan konseling dalam kehidupan saat ini.

Hal tersebut dikarenakan para konselor muslim cenderung mempelajari

kemudian menerapkan teori-teori psikologi dan konseling dari Barat tanpa

pertimbangan nilai-nilai Islam dan perbedaan budaya. Misalnya penggunaan alat

(tes dan non-tes)—yang lazim digunakan dalam bidang bimbingan konseling—

Page 20: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

4

untuk mengetahui potensi seseorang, disusun dengan bingkai budaya Barat.

Sementara dinilai oleh para ahli bahwa hasil dari penggunaan alat tersebut

menjadi bias karena tidak mempertimbangkan aspek religius yang banyak

mewarnai pola pikir dan sikap testee di Indonesia (Anwar Sutoyo, 2009: 5-6).

Dalam hal ini Erich Fromm memandang sebuah perubahan dapat dilihat jika

terjadi perubahan mendasar dalam hati manusia. Dorongan-dorongan religius

dapat memberikan energi yang diperlukan untuk menggerakkan manusia dalam

mengadakan perubahan (Saiful Akhyar, 2007: 134). Al-Ghazali mengemukakan

bahwa hati dapat tumbuh dengan baik jika memiliki ilmu dan hikmah. Ketiadaan

kedua hal itu berarti manusia menjadi sakit dan tidak dapat hidup secara dinamis

(Saiful Akhyar, 2007: 134).

Oleh sebab itu, menurut Saiful Akhyar (2007: 134) dalam proses konseling

islami, konselor diharapkan dapat memberikan perhatian yang besar terhadap

perubahan hati klien, dan berupaya mencintai ilmu dan hikmah, agar ia dapat

mendinamisir dirinya sendiri. Dalam konteks ini, sumber segala ilmu dan hikmah

adalah Al-Quran dan Al-Hadits. Melalui dua hal itulah Islam menawarkan solusi

bagi problema manusia, baik perseorangan, sosial dan antarbangsa (Marcel A.

Boisard, 1980: 41).

Perlu disebutkan bahwa beberapa pendekatan dalam memahami hadits

tersebut tidak bisa diterapkan dalam seluruh hadits Nabi, tetapi dalam melihat

aspek-aspek diluar teks seperti Asbabul Wurud. Kondisi sosial keagamaan yang

berkembang pada saat hadits disabdakan tentu akan dapat diketahui pendekatan

mana yang lebih tepat untuk dipakai dalam memahami hadits tersebut.

Page 21: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

5

Untuk mewujudkan adanya proses bimbingan konseling yang ideal di zaman

sekarang masih diperlukan inovasi dan pengoptimalan dalam berbagai aspek.

Salah satunya adalah aspek personal konselor. Meskipun dalam proses

pendidikannya para konselor telah dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk

mengenali masalah, namun pada umumnya seringkali konselor belum mampu

menangkap akar masalah yang klien hadapi, karena kebanyakan terbatas pada apa

yang terjadi saat ini dan disini. Konselor juga terbatas terkait gambaran masa

depan.

Anwar Sutoyo (2009: 10) melihat sampai saat ini ada dua kecenderungan

fokus bimbingan, yaitu bimbingan yang cenderung membantu pemecahan

masalah klien (aliran klinis) dan bimbingan yang cenderung membantu

mengembangkan potensi yang dimiliki individu (aliran developmental).

Menurutnya, ada dua pertanyaan fundamental bagi pembimbing yang beraliran

klinis maupun developmental. Pertama, kemana individu hendak dibawa dalam

menyelesaikan masalah dan dengan cara apa penyelesaian masalah itu hendak

dilakukan? Kedua, kemana dan dengan cara apa potensi yang dimiliki individu itu

hendak dibantu mengembangkan? Pertanyaan pertama memperlihatkan betapa

tidak mudah konselor menetapkan tujuan akhir yang kokoh bila tidak ada

landasan agama sebagai pegangan. Sedangkan pertanyaan kedua menegaskan

bahwa kegiatan bimbingan tidak bisa sepenuhnya mengandalkan rasio, tetapi juga

harus disandarkan pada “ajaran” dan “idzin” Allah. Sehingga kedua hal tersebut

menunjukkan peran pentingnya agama dalam proses bimbingan untuk mengantar

klien ke arah perubahan yang lebih baik.

Page 22: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

6

Teori bimbingan dan konseling yang dikembangkan selama ini lebih mengacu

pada “filsafat” dan “sains” (Anwar Sutoyo, 2009: 3). Padahal menurut para ahli

kebenaran filsafat sifatnya spekulatif, sedangkan kebenaran sains sifatnya relatif.

Sehingga wajar jika hasilnya menunjukkan kecenderungan ke spekulatif dan

tentatif (belum tentu, sementara waktu, dan masih bisa berubah). Aliran-aliran

psikologi Barat yang menjadi rujukan mahasiswa bimbingan dan konseling dinilai

memiliki keterbatasan karena mengacu pada kedua hal di atas.

Perbedaan Bimbingan dan Konseling umum dengan bimbingan dan Konseling

Islami menurut Thohari Musnamar (1992:9), di antaranya yaitu :

1. Pada umumnya di Barat proses layanan bimbingan dan konseling tidak

dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama. Maka layanan bimbingan dan

konseling dianggap sebagai hal yang semata-mata masalah keduniawian,

sedangkan Islam menganjurkan aktifitas layanan bimbingan dan konseling itu

merupakan suatu ibadah kepada Allah SWT.

2. Pada umumnya konsep layanan bimbingan dan konseling barat hanyalah di

dasarkan atas pikiran manusia. Semua teori bimbingan dan konseling yang ada

hanyalah didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lalu, sedangkan konsep

bimbingan dan konseling Islami didasarkan atas Al-Qur’an dan Sunnah Rasul,

aktivitas akal dan pengalaman manusia.

3. Konsep layanan Bimbingan dan konseling Barat tidak membahas masalah

kehidupan sesudah mati. Sedangkan konsep layanan bimbingan dan konseling

Islami meyakini adanya kehidupan sesudah mati

Page 23: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

7

4. Konsep layanan bimbingan dan konseling Barat tidak membahas dan

mengaitkan diri dengan pahala dan dosa. Sedangkan menurut bimbingan dan

konseling Islami membahas pahala dan dosa yang telah dikerjakan.

Sebagian dari hasil para peneliti muslim dalam teori-teori psikologi dan

konseling tidak jarang hanya sekadar mengonfirmasi teori Barat menggunakan

dalil agama. Padahal menurut Muzamil Qomar (2002: 210) meskipun membawa

kemajuan, upaya adaptasi teori Barat tetap tidak layak untuk dilakukan karena

hanya berorientasi terhadap ukuran-ukuran kuantatif, indrawi dan dapat dinalar.

Sementara pandangan Islam mengenai manusia juga menyinggung hal-hal abstrak

dan transeden.

Melihat hal tersebut, para konselor muslim sewajarnya meninjau ulang

beberapa studi tentang metode bimbingan konseling dan psikologi secara

keseluruhan, dalam rangka mengembalikan karakter bimbingan dan konseling

Islam sekaligus menyempurnakan kajian yang telah Barat lakukan. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan menggali potensi ajaran Nabi Muhammad SAW menjadi

konsep-konsep teoritis yang kemudian menguatkan konstruk epistemologi

konseling atau bahkan psikologi Islam.

Berikut ini salah satu hadits yang menunjukkan kepiawaian Nabi

Muhammad SAW menyampaikan nasihat/bimbingan dengan kata-kata yang

efektif dan menyentuh hati.

وعن عطاء بن أبي رباح قال، قال لي ابن عباس رضي اللھ عنھ: أال أریك امرأة من أھل الجنة؟ ال: ھذه المرأة السوداء، أتت النبي صلى اللھ علیھ وسلم فقالت: إني أصرع وإني أتكشف فادع فقلت: بلى. ق

اللھ تعالى لي. قال: <إن شئت صبرت ولك الجنة، وإن شئت دعوت اللھ تعالى أن یعافیك> فقالت: أصبر، علیھ فقالت: إني أتكشف فادع اللھ أن ال أتكشف، فدعا لھا. متفق .

Atha’ bin abu rabah meriwayatkan, ibnu abbas ra berkata kepadaku, “ maukah kutunjukan seorang wanita yang termasuk ahli surga ? “ aku menjawab”

Page 24: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

8

ya” Ia berkata,” wanita yang berkulit hitam ini, ia pernah datang kepada nabi SAW lalu mengadu,” sesungguhnya saya mempunyai penyakit ayan dan aurat saya terbuka karenanya, oleh karena itu, mohonkanlah pada Allah agar saya diberi kesembuhan,” beliau bersabda,”apabila kamu mau bersabar maka bagimu surga dan apabila kamu mau, sayapun akan berdoa kepada Allah agar engkau diberi kesembuhan,” wanita itu menjawab,” saya akan bersabar,” kemudian wanita itu berkata lagi,” sesungguhnya aurat saya terbuka karenanya, maka mohonkanlah kepada Allah agar aurat saya tidak terbuka,” maka beliaupun berdoa untuknya ( HR. Al-Bukhari: 5652)

Paparan di atas mengisyaratkan bahwa metode Nabi Muhammad SAW

membimbing target dakwahnya (ketika ia menyampaikan hadits) merupakan

kajian yang menarik untuk diteliti. Di samping itu, keterampilan para konselor

dalam membimbing klien perlu disempurnakan dengan bekal pengetahuan yang

bersumber dari ajaran agama (Al-Quran dan Hadits).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Dalam proses bimbingan, metode merupakan aspek penting dalam

mencapai tujuan namun sebagian konselor masih belum memahami dan

menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien.

2. Teori bimbingan yang selama ini lazim digunakan dalam proses konseling

belum sepenuhnya sesuai dengan epistemologi Islam dan kondisi sosial

budaya umat Islam.

3. Konsep tentang metode bimbingan yang secara eksplisit maupun implisit

terdapat dalam teks-teks hadits belum sepenuhnya disadari, dipahami dan

diterapkan dengan baik oleh konselor dan praktisi konseling Islam.

Page 25: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

9

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan masalah dalam penelitian ini tidak melebar, maka

penulis perlu memberikan batasan masalah pada: Metode Bimbingan

Rasulullah Muhammad SAW dalam Hadits Bukhari dan Muslim.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penulis mengemukakan

rumusan masalah berupa: Bagaimana metode Bimbingan Rasulullah

Muhammad SAW dalam Hadits Bukhari dan Muslim?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana metode Bimbingan Rasulullah

Muhammad SAW dalam Hadits Bukhari dan Muslim.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai kajian karya ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan di

IAIN Surakarta dalam bidang Bimbingan dan Konseling Islam.

b. Menumbuhkan kecintaan dan semangat umat muslim untuk

meneladani Rasulullah Muhammad SAW sebagai figur yang

multidimensi.

2. Manfaat Praktis

Page 26: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

10

a. Sebagai panduan bagi konselor dalam menggunakan metode

bimbingan konseling, seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad

SAW.

b. Memberikan pengalaman mengumpulkan, mengolah dan menganalisis

data-data yang berkaitan dengan metode bimbingan konseling

Rasulullah.

c. Menjadi bahan rujukan atau pertimbangan bagi peneliti metode

bimbingan konseling lain.

G. Telaah Pustaka

Agar penelitian ini diketahui keasliannya, perlu dilakukan tinjauan

pustaka. Berikut adalah penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

Pertama penelitian skripsi Purnomo (IAIN Surakarta, 2012) dengan judul

Metode Pengendalian Atensi Peserta Didik dalam Pembelajaran Nabi

Muhammad SAW; Studi Analisis Atas Variasi Teknik Penyampaian Hadits.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengendalian atensi

peserta didik dalam pembelajaran Nabi Muhammad SAW berdasarkan analisis

terhadap variasi teknik penyampaian hadits. Tidak hanya mencapai fokus pada

materi yang disampaikan, para shahabat bahkan dapat memahami dan

menghapalnya seketika. Kepiawaian Nabi Muhammad SAW mengendalikan

atensi didukung oleh sifat fathanah yang melekat padanya, serta kemampuan

qaulan baligha dan jawami’ul kalim. Salah satu hal yang menarik dalam

penelitian ini adalah peneliti menggunakan pendekatan yang islami dengan

fokus pada hadits shahih sehingga membuat temuan baru dalam bidang

Page 27: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

11

pendidikan khususnya yang berkaitan dengan pengendalian atensi peserta

didik.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Wiwin Syamsiyah (IAIN Surakarta, 2013)

yang berjudul Nilai-nilai Konseling dalam Hadits Rasulullah SAW (Studi

Analisis Kualitas Pribadi Konselor dalam Hadits Rasulullah SAW). Peneliti

mencoba mengonfirmasi kepribadian Rasulullah Nabi Muhammad SAW

dengan teori yang mengemukakan kualitas pribadi konselor menurut Cavanagh

(1982) yang dikutip oleh Syamsu Yusuf (2006) dan teori tentang sikap dasar

konselor menurut Shertzer dan Stone (1980), yang dikutip oleh Winkel (2005).

Ketiga, buku yang ditulis oleh Husen Madhal, Abror Sodik, dan Nailul

Falah dengan judul Hadis BKI (edisi revisi 2012). Buku ini membahas hadis-

hadis Nabi yang berkaitan dengan keislaman, dakwah, dan bimbingan

konseling Islam sebagai bahan ajar mahasiswa BKI. Dari kajian tersebut

didapatkan penjelasan terkait metode BK Nabi dengan metode wawancara,

nasihat, dan home visit. Namun pada pengkajian tersebut, penulis hanya

menunjukkan hadis-hadis yang didalamnya terlihat beberapa metode BK Nabi,

tidak mengkajinya secara mendalam.

Terakhir, buku yang ditulis oleh Anwar Sutoyo (2009) yang berjudul

Teknik dan Praktik Bimbingan Konseling Islami. Penulis menggali informasi

dari Al-Quran dan Al-Hadits untuk menyempurnakan pengembangan potensi

manusia melalui proses bimbingan. Berbagai kasus coba dibantu

penyelesaiannya dengan landasan agama. Pada akhirnya penulis memunculkan

teori baru bimbingan konseling Islam yang aplikatif.

Page 28: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

12

Kajian hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa meskipun penelitian

tentang hadits konseling sudah banyak dikaji, baik dalam bentuk buku maupun

skripsi, tetapi sepanjang pengetahuan penulis, penelitian tentang Metode

Bimbingan dan konseling Nabi Muhammad SAW. belum pernah dilakukan.

Sebagian peneliti memang sudah mengisyaratkan mengenai adanya metode

Bimbingan Nabi, namun belum secara intens meneliti hal tersebut dalam satu

penelitian tersendiri.

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini temasuk kategori studi/analisis teks. Menurut Noeng

Muhadjir (1996: 158) studi/analisis teks adalah studi tentang persepsi

manusia, upaya penstrukturan diri dan lingkungan manusia serta tentang

pemberian makna lingkungan, atau telaah ilmu-ilmu kemanusiaan. Dalam

pemaknaan yang luas, studi teks mencakup telaah pustaka ilmu-ilmu

kemanusiaan, seperti psikologi, antropologi sampai studi teks dalam

makna studi linguistik dan sastra. Dengan demikian meski hadits bukan

produk budaya, namun karena ia disampaikan dengan bahasa yang

komunikatif dan terpahami oleh manusia maka hadits dapat ditelaah

sebagai ilmu kemanusiaan, sastra dsb.

Dalam studi ini teks tidak hanya dipandang sebagai objek bebas yang

tidak memiliki ‘sesuatu’ di balik dirinya akan tetapi teks juga dipandang

sebagai representasi dari kelompok/individu atau menggambarkan ciri

situasi yang diteliti (Titscher, 2009: 38). Demikian juga studi ini akan

Page 29: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

13

lebih ditekankan pada pencarian makna di balik teks hadits khususnya

yang berkaitan dengan metode bimbingan.

2. Sumber Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan literatur yang

berkaitan dengan teori, ada dua bentuk sumber data yaitu data primer dan

data sekunder:

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data pokok yang terdiri dari

buku-buku yang membahas masalah yang berkaitan dengan judul

penelitian (Kaelan, 2010: 144). Dalam penelitian ini yang merupakan

sumber data primer adalah :

1) Imam An-Nawawi. 2001. Riyadhus Shalihin. (Terjemahan: Arif

Rahman Hakim). Solo: Insan Kamil.

2) Anwar Sutoyo. 2009. Teori dan Praktik Bimbingan Konseling

Islami. Semarang: Widya Karya

3) Prayitno dan Erman Amti. Tt. Dasar-dasar Bimbingan dan

Konseling. Rineka Cipta

4) Sa’id Hawwa. 199i. Ar-Rasul Nabi Muhammad SAW.

(Terjemahan: Kathur Suhardi). Solo: Pustaka Mantiq. Cet.ke-IV.

b. Sumber data sekunder

Page 30: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

14

Sumber data sekunder adalah sejumlah informasi yang mendukung

sumber data primer atau buku penunjang yang berfungsi untuk

memperluas wawasan yang berkaitan dengan judul penelitian (Kaelan,

2010: 144).

Adapun yang menjadi sumber data sekunder dalam penelitian ini

antara lain adalah:

1) Muhammad Syafi’i Antonio. 2007. Nabi Muhammad SAW: The

Super Leader Super Manager. Jakarta: Tazkia Multimedia.

2) Hamdani Bakran Dz-Dzaky. 2001. Konseling dan Psikoterapi

Islam. Yogyakarta: Al-Manar.

3) Farid Hasyim dan Mulyono. km1m. Bimbingan dan Konseling

Religius. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

4) ‘Aidh bin ‘Abdullah Al-Qarni. kmmu. Visualisasi Kepribadian Nabi

Muhammad SAW. (Terjemahan: Bahrun Abubakar Ihsan Zubaidi).

Bandung: Irsyad Baitus Salam.

3. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah penelitian text analysis sehingga pengumpulan

datanya menggunakan metode dokumentasi, yaitu data yang diperoleh dari

bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian

(Kaelan, 2010: 147). Dengan demikian penelitian ini akan mengambil

berbagai data mengenai bimbingan dan koseling islam baik dari dokumen,

foto-foto, buku-buku, ensiklopedi, karya tulis dsb.

4. Metode Analisis Data

Page 31: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

15

Metode analisis data pada studi ini menggunakan teknik analisis

pragmatik fungsionalis yang mengacu pada beberapa tahapan berikut:

a. Interpretasi, yaitu penyelaman dan penangkapan terhadap pesan dari

suatu teks yang dalam penelitian ini proses tersebut dilakukan untuk

menggali makna di balik teks hadits yang memiliki keterkaitan dengan

pengendalian atensi.

b. Holistik, yaitu subjek yang menjadi objek studi tidak hanya dilihat

secara otomatis (terisolasi dari lingkungannya) tetapi ditinjau dalam

interaksi dengan seluruh kenyataan yang melingkupinya. Dengan

mengidentifikasi pola-pola teks melalui analisis pragmatik

fungsionalis peneliti dapat menganalisis tindakan tutur secara

terperinci sehingga metode penyampaian teks dapat dianalisis lebih

dalam (Titscher, 2009: 290).

Dengan demikian penelitian ini tidak akan menafsirkan maksud atau

kandungan hadits sebagai teks murni yang tidak terkait dengan hal-hal di

luar teks itu sendiri akan tetapi lebih pada pemaknaan hadits sebagai

sesuatu yang terkait dengan metode bimbingan konseling Nabi

Muhammad SAW.

Untuk memastikan ontetisitas sumber referensi peneliti upayakan

setiap hadits telah dijelaskan derajat keshahihannya. Dalam melakukan hal

tersebut peneliti mengambil hadits dari Shahih Bukhari dan Shahih

Muslim.

Page 32: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

16

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian (skripsi) ini ialah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah

penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II berisi tinjauan tentang bimbingan.

Bab III berisi tinjauan tentang hadits Rasulullah. Terdiri dari pengertian

hadits dan kedudukan hadits dalam bimbingan.

Bab IV berisi analisis metode bimbingan dalam hadits yang terdiri dari

kandungan metode bimbingan dalam Hadits dan analisis penulis tentang

metode bimbingan dalam hadits.

Bab V adalah penutup yang terdiri dari simpulan hasil penelitian,

keterbatasan penelitian dan saran-saran.

Page 33: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

17

BAB II

TEORI TENTANG BIMBINGAN

A. Pengertian Bimbingan

Bimbingan (Inggris: guidance) berasal dari kata guide yang berarti to

direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur atau

mengemudikan). Sedangkan menurut WS. Winkel (1981 dalam Farid Hasyim,

2010: 31) mengemukakan bahwa guidance mempunyai hubungan dengan

guiding: showing a way (menunjukkan jalan), leading (memimpin), conducting

(menuntun), giving instructions (memberikan petunjuk), regulating

(mengatur), governing (mengarahkan), dan giving advice (memberi nasihat).

Akan tetapi penggunaan istilah seperti dikemukakan di atas sudah tidak sesuai

dengan arah perkembangan dewasa ini dimana klien dianggap memiliki

peranan penting dan aktif dalam pengambilan keputusan serta

bertanggungjawab sepenuhnya terhadap keputusan yang diambil dan bukan

fokus pada pembimbing.

DR. Rahman Natawidjaja menyatakan:

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya. Dengan demikian, ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus dari

seorang pembimbing, yang dipersiapkan kepada individu yang membutuhka

17

Page 34: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

18

dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal

dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam

suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian sehingga individu

dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya (Hallen

2005:8-9).

Banyak ahli yang mendefinisikan bimbingan. Namun dari berbagai

pendapat dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu bantuan yang

diberikan oleh seorang ahli (guru, ahli jiwa, konselor, psikiater, terapis) kepada

orang lain (klien/konseli) yang memiliki masalah yang bersumber dari

kejiwaan, dengan harapan klien tersebut memecahkan masalahnya sendiri serta

dapat menyesuaikan diri dengan tata kehidupan normal (Farid Hasyim &

Mulyono, 2010: l4).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan

bantuan yang diberikan secara sistematis kepada seseorang atau masyarakat

agar mereka mengembangkan potensi yang dimilikinya sendiri dalam upaya

mengatasi berbagai masalah sehingga mampu menentukan jalan hidupnya

secara mandiri dengan tanggungjawab penuh tanpa bergantung pada orang lain,

bantuan itu dilakukan secara berkesinambungan.

Mengenai kedudukan dan hubungan antara bimbingan dan konseling

terdapat banyak pandangan, salah satunya memandang bahwa konseling

sebagai teknik bimbingan, dengan kata lain konseling berada dalam bimbingan.

Pendapat lain menyatakan bahwa bimbingan merupakan pencegahan

munculnya masalah yang dialami oleh individu dengan kata lain bimbingan

Page 35: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

19

sifat atau fungsinya preventif (pencegahan), sedangkan konseling sifatnya

kuratif dan korektif. Namun bimbingan dan konseling dihadapkan pada objek

yang sama yaitu problem, sedangkan perbedaannya terletak pada perhatian dan

perlakuan dari masalah (Aunur Rahim, 2001:2)

Dalam hal ini Rasulullah bersabda:

وعن أبي ھریرة رضي اللھ عنھ عن النبي صلى اللھ علیھ وسلم قال: <من نفس عن مؤمن كربة من

من یسر على معسر یسر اللھ علیھ في الدنیا كرب الدنیا نفس اللھ عنھ كربة من كرب یوم القیامة، و

واآلخرة، ومن ستر مسلما ستره اللھ في الدنیا واآلخرة، واهللا في عون العبد ما كان العبد في عون

أخیھ، ومن سلك طریقا یلتمس فیھ علما سھل اللھ لھ بھ طریقا إلى الجنة، وما اجتمع قوم في بیت من

كتاب اللھ ویتدارسونھ بینھم إال نزلت علیھم السكینة، وغشیتھم الرحمة، وحفتھم بیوت اللھ تعالى یتلون

.المالئكة، وذكرھم اللھ فیمن عنده؛ ومن بطأ بھ عملھ لم یسرع بھ نسبھ> رواه مسلم

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a, Nabi saw bersabda,’ siapa saja yang menghilangkan satu kesulitan dari beberapa kesulitan yang dialami orang mukmin, maka Allah akan menghilangkan satu kesulitan dari beberapa kesulitanya pada hari kiamat. Siapa saja memudahkan urusan orang lain yang mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan urusannya baik didunia maupun diakhirat. Siapa saja yang menutupi kejelekan seorang muslim, maka Allah akan menutupi kejelekannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa memberi pertolongan kepada hamba-Nya selama ia menolong saudaranya. Siapa saja yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan siapa saja yang berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membacakan kitab-Nya dan mendalami kandungannya, maka akan turunlah kepada mereka suatu ketenangan dan mereka selalu diliputi rahmat dan para malaikat selalu memohonkan ampun untuk mereka. Kemudian Allah senantiasa menyebut mereka kepada siapa saja yang berada disisi-Nya. Dan siapa saja yang lambat beramal, maka nasabnya tidak akan bisa menyusulnya.”(HR. Muslim: 2699)

Anwar Sutoyo (2009: 152) menegaskan bahwa dalam membimbing tidak

sekadar pengetahuan dan keterampilan memberikan layanan bimbingan.

Tetapi lebih dari itu, membimbing adalah ketepatan memilih “rujukan” yang

menjadi pegangan dalam memberikan layanan bimbingan, sehingga layanan

Page 36: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

20

yang diberikan kepada individu dijamin tepat dan akurat untuk berbagai arena,

setting, dan tema konseling. Untuk itu pembimbing memerlukan rujukan yang

kebenarannya mutlak dan universal, yaitu kebenaran yang bersumber dari

wahyu dan penjelasan yang dibawa oleh Rasul-Nya. Hampir semua masalah

(keluarga, ekonomi, penyakit, kehidupan muda-mudi, bahkan sampai

menghadai kematian) ada dalam kumpulan hadits yang telah dibukukan oleh

para Imam hadits, seperti Bukhari dan Muslim. Perlu diketahui, Imam Bukhari

berhasil mengumpulkan 300.000 hadits yang ia sendiri mampu menghafal

200.000 dengan baik.

Unsur agama dalam bimbingan tidak bisa dikesampingkan karena menurut

Dadang Hawari, mengacu pada pengalaman negara maju menyimpulkan

bahwa pengalaman agama seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad

SAW telah memberikan rasa tenang dan terlindung bagi pemeluknya (Anwar

Sutoyo, 2009: 153).

A. Metode Bimbingan

Metode memiliki peran vital dalam proses bimbingan. Metode yang

kurang tepat, meskipun pesan yang disampaikan baik, maka sulit diterima

oleh konseli. Konselor mesti jeli dan bijak dalam memilih metode karena

sangat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan bimbingan.

Pada umumnya para ahli membagi metode konseling menjadi tiga, yaitu:

1. Counselor-centered method (directive approach)

Page 37: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

21

Metode ini disebut juga dengan pendekatan langsung dan dikenal

sebagai pendekatan terpusat pada konselor untuk menunjukkan bahwa

dalam interaksi ini konselor lebih banyak berperan dalam menentukan

sesuatu (Saiful Akhyar, 2007:65). Seorang konseli mungkin belum

memahami motif sebenarnya yang mendasari tingkah lakunya atau belum

memahami bakat dan minat yang sesungguhnya. Oleh karena itu konselor

yang mengerti motif konseli yang sebenarnya akan menjelaskan hal

tersebut, sejak awal konselor harus berusaha menciptakan hubungan baik

dengan konseli yang ditandai atau didasari rasa empati (Samsul Munir

Amin, 2010:78).

Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Edmond G.

Williamson dengan tujuan membantu konseli mengaktualisasikan potensi

baik yang dimiliki, terutama klien yang kurang memperoleh pengalaman

lingkungan untuk memenuhi tujuan dan keinginannya. Konselor dengan

pengetahuan dan pengalamannya memahami keadaan klien dan

membantunya mengatasi masalah dan menyesuaikan diri dengan keadaan

yang tidak menyenangkan. Untuk bisa memberikan bantuan, konselor

harus melakukan analisis, menentukan suatu gejala, memberikan

penerangan dan memperjelas keadaan. Maka dalam metode ini konselor

mengambil peranan yang lebih dominan. Sebaliknya, peran klien/konseli

sangat pasif dan cenderung menerima serta diharapkan menyetujui dan

melaksanakan nasihat, saran, dorongan sesuai dengan petunjuk yang

diberikan konselor (Saiful Akhyar, 2007:65).

Page 38: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

22

Williamson membagi kegiatan konseling dalam metode

Counselor-centered method menjadi enam langkah berikut ini:

a. Analisis

Analisis merupakan langkah mengumpulkan informasi tentang diri

klien beserta latar belakangnya. Data yang dikumpulkan mencakup

segala aspek kepribadian klien, seperti kemampuan, minat, motif,

kesehatan fisik, dan karakteristik lainnya yang dapat mempermudah

atau mempersulit penyesuaian diri pada umumnya.

b. Sintesis

Sintesis adalah usaha merangkum, menggolongkan dan

menghubungkan data yang telah terkumpul pada tahap analisis, yang

disusun sedemikian sehingga dapat menunjukkan keseluruhan

gambaran tentang diri klien. Rumusan diri klien dalam sistesis ini

bersifat ringkas dan padat. Ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam

merangkum data pada tahap sistesis tersebut: cara pertama dibuat oleh

konselor, kedua dilakukan klien, ketiga adalah cara kolaborasi.

c. Diagnosis

Dalam tahap ini konselor menyimpulkan penyebab timbulnya

masalah.

d. Prognosis

Perkiraan konselor mengenai perkembangan klien/ konseli lebih lanjut

dan implikasi dari diagnosis yang telah ditentukan.

Page 39: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

23

e. Konseling

Langkah-langkah yang diambil konselor dan klien/ konseli ke arah

penyesuaian diri atau cara menyesuaikan diri kembali.

f. Kelanjutan

Meliputi semua hal yang telah dilakukan konselor terhadap klien

dalam menghadapi masalah baru atau masalah yang muncul lagi dan

penilaian terhadap efektifitas konseling.

Menurut Demos and Grant (Saiful Akhyar, 2007:67) garis

besar karakteristik metode ini sebagai berikut:

a. Bertumpu pada data yang dikumpulkan konselor

b. Bersangkut paut dengan isi intelek.

c. Lebih banyak berpusat pada hal yang ilmiah.

d. Terutama berhubungan dengan bidang pendidikan dan jabatan atau

jurusan.

e. Menitik beratkan pada masalah-masalah yang dihadapi klien

2. Client-centered method (Nondirective approach)

Metode ini pertama kalinya diperkenalkan oleh Carl R. Rogers,

seorang psikolog klinis yang menekuni bidang konseling dan psikoterapi.

Lahir pada tahun 1902 di Loak Park, Illinois. Metode ini memandang

bahwa dalam proses konseling yang paling berhak memilih,

merencanakan, dan memmutuskan perilaku dan nilai-nilai mana yang

dipandang paling bermakna bagi klien/konseli adalah klien/konseli itu

sendiri.(Saiful Akhyar, 2007:68)

Page 40: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

24

Dengan cara ini konselor memberikan bantuan yang bersifat “tidak

mengarahkan, nondirective” (tidak mengisi pikiran konseli dengan

pertimbangan-pertimbangan baru), tetapi hanya mempermudah refleksi

diri dalam suasana komunikasi yang penuh, saling pengertian dan

kehangatan. Cara bertindak demikian membuat konselor harus aktif dalam

mengikuti jalan pikiran dan perasaan konseli. Penggunaan nondirective

method menuntut dari konselor suatu kemampuan tinggi untuk menangkap

penghayatan perasaan dalam pernyataan konseli dan memantulkan itu

kembali pada konseli dalam bahasa atau tindakan yang sesuai (Samsul

Munir, 2010:77). Konselor hanyalah membantu memberikan kemudahan

berupa kondisi-kondisi kepada konseli untuk mengembangkan perilakunya

itu secara lebih produktif (Saiful Akhyar 2007: 68)

Berdasarkan sejarahnya, teori yang dikembangkan Rogers ini

mengalami beberapa perubahan, mulanya dia mengembangkan pendekatan

konseling yang disebut non-directive counseling (1940). Pendekatan ini

merupakan reaksi terhadap teori-teori konseling yang berkembang saat itu

yang terlalu berorientasi pada konselor atau yang disebut directive method.

Tahun 1951 Rogers mengubah namanya menjadi client-centered

counseling sehubungan dengan perubahan pandangan tentang konseling

yang menekankan pada upaya reflektif terhadap perasaan klien.

Berikutnya pada tahun 1957 Rogers mengubah sekali lagi pendekatanya

menjadi konseling yang berpusat peda person ( person centered), yang

memandang klien sebagai partner dan perlu adanya keserasian

Page 41: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

25

pengalaman baik pada klien maupun konselor dan keduanya perlu

mengemukakan pengalamannya pada saat hubungan konseling

berlangsung. (Latipun, 2001: 77-78).

Berbeda halnya dengan teknik counselor-centered method

(directive approach) garis besar karakteristik teknik client-centered method

(non-directive approach) ini adalah sebagai berikut (Saiful Akhyar,

2007:76-77):

a. Bertumpu pada data yang diungkapkan klien.

b. Bersangkut paut dengan isi kehidupan emosi.

c. Lebih banyak berpusat pada seni hubungan antar manusia.

d. Terutama berhubungan dengan hal perorangan atau kelompok.

e. Menitikberatkan pada proses wawancara.

3. Eclectic method

Eklektisme (eclectism) adalah pandangan yang berusaha menyelidiki

berbagai sistem metode, teori atau doktrin yang dimaksudkan untuk

memahami dan menerapkannya dalam situasi yang tepat. Eklektiksme

berusaha untuk mempelajari teori-teori yang ada dan menerapkannya

dalam situasi yang dipandang tepat (Latipun, 2001:135)

Pendekatan konseling eklektik berarti konseling yang didasarkan pada

berbagai konsep dan tidak berorientasi pada satu teori. Eklektisme

berpandangan bahwa sebuah teori memiliki keterbatasan konsep, prosedur,

teknik. Karena itu eklektisme “dengan sengaja” mempelajari berbagai teori

dan menerapkan sesuai keadaan riil klien.

Page 42: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

26

Konseling eklektik dapat pula disebut dengan pendekatan konseling

integratif. Perkembangan pendekatan ini dimulai sejak tahun 1940-an,

yaitu ketika F.C.Thorne menyumbangkan pemikirannya dengan

mengumpulkan & mengevaluasi semua metode konseling yang ada.

Brammer & Shostrom (1982) sejak 1960 mengembangkan model

konseling yang dinamakan “actualization counseling” & telah membawa

konseling ke dalam kerangka kerja yang luas, yang tidak terbatas pada satu

pendekatan tapi mengupayakan pendekatan yang integratif dari berbagai

pendekatan, dan pada akhir 1960-an hingga 1977, R.Carkhuff juga telah

mengembangkan konseling eklektik, dengan melakukan testing & riset

secara komperhensif, sistematik, & integratif. ahli lain yang turut

membantu perkembangan konseling eklektik di antaranya G.Egan (1975)

dengan istilah systemic helping, Prochaska (1984) dengan nama

integrative eclectic (Latipun, 2001:136).

Kemunculan metode ini didasari oleh beberapa hal berikut:

a. Sebagai reaksi terhadap masa berlangsungnya terapi psikoanalisis yang

kenyataanya bisa berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

b. Banyak bermunculan teori, aliran, pendekatan, metode dan teknik

konseling sehingga mempengaruhi kecenderungan untuk

menerapkanya.

c. Karena lemahnya model tunggal yang kenyataanya tidak mudah untuk

diterapkan kepada semua klien.

Page 43: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

27

Menurut Shertzer & Stone dalam buku Fundamentals of Counseling,

konseling eklektik sebagaimana dikonsepsikan oleh Trone, mengandung:

a. Unsur Positif diantaranya usaha menciptakan suatu sistematika dalam

memberikan layanan konseling.

b. Unsur Negatif diantaranya menjadi mahir dalam penerapan satu

pendekatan konseling tertentu cukup sulit bagi seorang konselor.

Metode ekletik tidak hanya meliputi dua metode yang kerapkali

digunakan dalam layanan konseling (counselor-centered method dan

client-centered method), tetapi lebih luas dari itu, yakni mencakup bidang

psikoterapi seperti psikoanalisis dengan behaviouristik atau terapi kognitif

dengan pendekatan terpusat pada pribadi (Saiful Akhyar, 2007:78-79).

Secara garis besar karakteristik teknik eklektik ini dapat dikemukakan

sebagai berikut.

a. Bertumpu pada data yang dikumpulkan konselor dan dikemukakan

klien.

b. Bersangkut –paut dengan isi intelek dan kehidupan emosi.

c. Melibatkan pendekatan ilmiah atau seni hubungan antar manusia.

d. Meliputi pendidikan, jabatan atau jurusan dan bidang perorangan atau

sosial.

e. Menitikberatkan pada masalah dan proses.

Page 44: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

28

BAB III

TINJAUAN HADITS RASULULLAH

A. Pengertian Hadits

Hadits atau Al-Hadits menurut bahasa adalah al-jadid ‘sesuatu yang baru’

lawan dari al-qadim ‘sesuatu yang lama’. Kata tersebut menunjukkan kepada

suatu waktu yang dekat atau waktu yang singkat seperti dalam kalimat د دیث العھ ح

لام ى أإلس Menurut Zuhri (1997: 3) .(orang yang baru mendapat petunjuk Islam) ف

Al-Hadits juga sering disebut dengan ‘Al-Khabar’, yang berarti berita, yaitu

sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain.

Pendapat bahwa Khabar sama dengan Hadis didukung oleh Ibnu Hajjar (2007: 3)

dalam syarahnya. Akan tetapi penyamaan istilah Al-Hadits dengan Al-Khabar

masih menjadi perselisihan diantara para ulama. Disampaikan Khatabi (2002: 78)

bahwa sebagian ulama Khurasan mendefinisikan Al-Hadits sebagai sesuatu yang

diriwayatkan dari Rasulullah SAW;

ما یروى عن الرسول صلى اهللا علیھ و سلم.Artinya: “Sesuatu yang diriwayatkan dari Rasul SAW”.

Sehingga, menurut pendapat ini, hadits berbeda dengan khabar, karena

khabar datang dari orang lain, sedangkan yang dikatakan sebagai hadits adalah

apa yang datang dari Rasulullah secara langsung.

Al-Hadits juga mengalami perluasan makna sehingga sering disamakan

dengan As-Sunnah. Namun pendapat tersebut juga tidak didukung oleh semua

ulama, terutama ahli ushul fiqh. Taufiq (1989: 90) mengatakan bahwa As-Sunnah

dan Al-Hadits merupakan dua hal yang berbeda. As-Sunnah ialah suatu jalan yang

28

Page 45: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

29

dilakukan atau dipraktikkan oleh Nabi secara kontinyu dan diikuti oleh para

sahabatnya; sedangkan Al-Hadits ialah ucapan-ucapan Nabi yang diriwayatkan

oleh seseorang, dua atau tiga orang perawi, dan tidak ada yang mengetahui

ucapan-ucapan tersebut selain mereka sendiri.

Menurut Purnomo (2008: 50) perbedaan pendapat tentang hadits tersebut

merupakan ikhtilaf sejak zaman ulama’ di awal munculnya ilmu hadits. Hal ini

tidak mungkin dicarikan titik temu yang mewakili semua pendapat. Perbedaan

tentang definisi maupun ruang lingkup hadits tersebut biasanya berasal dari

perbedaan latar belakang keilmuan masing-masing ulama’. Hal ini dikarenakan

setiap keilmuan memposisikan hadits berbeda satu sama lain. Ulama fiqih tentu

lebih berhati-hati dan ketat dalam menentukan definisi hadits karena hadits adalah

sumber pembentuk syari’at. Ulama’ sufi mungkin lebih longgar memandang

hadits kerena mereka menjadikan hadits sebagai panduan berakhlak.

Perbandingan tersebut tentu bukan perbandingan yang benar-benar valid namun

setidaknya memberi gambaran tentag asal perbedaan pendapat mengenai hadits.

Berikut contoh lebih rinci mengenai perbedaan definisi (ta’rif) sesuai

dengan latar belakang disiplin ilmu para ulama:

1. Pengertian Hadits menurut Ahli Hadits

Segala perkataan Nabi, perbuatan, dan hal)اقوال النبي ص م وافعالھ واحوا لھ

ihwalnya). Yang dimaksud dengan hal ihwal ialah segala yang diriwayatkan

dari Nabi SAW, yang berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah

kelahiran, dan kebiasaan-kebiasaan (Ibnu Hajjar, 2001: x). Ada juga yang

memberikan pengertian lain, yakni:

Page 46: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

30

sesuatu yang disandarkan) ماأضیف إلى النبي ص م قوال أو فعال أوتقریرا او صفة

kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat

beliau) (Zuhri, 2011: 1).

Sebagian Muhaditsin berpendapat bahwa pengertian tersebut

merupakan pengertian yang sempit. Menurut mereka, hadits mempunyai

cakupan pengertian yang lebih luas, tidak terbatas pada apa yang disandarkan

kepada Nabi SAW (Hadits Marfu’) saja, melainkan termasuk juga yang

disandarkan kepada para shahabat (Hadits Mauquf) dan tabi’in (Hadits

Maqtu’), sebagaimana disebut oleh Al-Tirmidzi, “bahwasanya hadits itu

bukan hanya untuk sesuatu yang marfu’, yaitu sesuatu yang disandarkan

kepada Nabi SAW, melainkan bisa juga untuk sesuatu yang maukuf, yaitu

yang disandarkan kepada shahabat dan yang maqtu’ yaitu yang disandarkan

kepada tabi’in”

2. Pengertian Hadits menurut Para Ulama Ushul

Para ulama ushul memberikan pengertian hadits sebagai segala

sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW baik ucapan, perbuatan maupun

ketetapan yang berhubungan dengan hukum atau ketentuan-ketentuan Allah

yang disyari’atkan kepada manusia (Ummi Sumbullah, 2010: 7). Selain itu

tidak bisa dikatakan hadits. Ini berarti bahwa ahli ushul membedakan diri

Muhammad sebagai rasul dan sebagai manusia biasa.

Pengertian di atas membatasi makna hadits sebatas segala sesuatu

yang berkaitan dengan misi dan ajaran Allah yang diemban oleh Nabi

Muhammad SAW sebagai Rasulullah SAW. Inipun, menurut mereka harus

Page 47: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

31

berupa ucapan dan perbuatan beliau serta ketetapan-ketetapannya sedangkan

kebiasaan-kebiasaannya, tata cara berpakaian, cara tidur dan sejenisnya

merupakan kebiasaan manusia dan sifat kemanusiaan tidak dapat

dikategorikan sebagai hadits.

Kedua perspektif di atas menurut Purnomo (2008: 52)

membentangkan satu perbedaan mendasar mengenai hadits yakni apakah

hadits hanya terbatas pada diri Nabi Muhammad SAW ataukah juga shahabat

dan tabiin serta apakah hadits itu mencakup segala hal dalam diri Rasulullah

SAW ataukah terbatas pada ucapan, perbuatan dan ketetapan yang terkait

dengan hukum agama saja. Khilafiah ini sangat mendasar dan sensitif dalam

pergulatan ijtihad ahli hukum Islam karena menjadi dasar pengambilan

berbagai hukum semisal penentuan bid’ah atau sunnah.

Perbedaan ini kiranya tidak dibahas lebih jauh di sini karena

penelitian ini sejak awal telah membatasi hadits dalam ‘metode bimbingan

konseling Rasulullah SAW’. Dengan demikian pemakanaan Al-Hadits lebih

mendekati pengertian Al-Hadits menurut ulama ushul yakni segala perkataan

Nabi SAW, perbuatan dan taqrirnya namun tanpa pembatasan hanya yang

berkaitan dengan penetapan hukum syariat.

B. Kedudukan dan Fungsi Hadits dalam Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu bukti kekayaan islam

dalam bidang ilmu pengetahuan, karena dasar-dasar pemikiran manusia dalam

bidang konseling banyak ditemukan dalam Al-Qur’an dan Hadist sebagai sumber

Page 48: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

32

hukum dan ajaran Islam itu sendiri, walaupun kata bimbingan dan konseling tidak

ditemukan secara etimologi dalam Al-Qur’an dan Hadist. Al-Qur’an dan Hadist

menjadi nilai tambah bagi bimbingan konseling dalam Islam dibandingkan

dengan bimbingan konseling barat. Dalam bimbingan dan konseling Islam, teori

dan prakteknya tidak hanya berdasarkan pemikiran manusia semata, namun

berlandaskan kepada nilai agama. Oleh karena itu bahwa mempelajari Al-Qur’an

dan Hadist sebagai sesuatu yang sangat penting dalam bidang bimbingan

konseling. Pembahasan Al-Qur’an dan Hadist tentang bimbingan konseling

memiliki cakupan yang luas.

Kedudukan Al-Hadits terhadap Al-Qur’an adalah sebagai syarah dan

penjelas dari kandungan Al Qur’an. Al-Hadits juga berfungsi untuk menafsirkan

kalimat yang masih mujmal (global), mengkhususkan kalimat yang masih umum,

membatasi pengertian kalimat yang masih mutlak. Selain itu Imam Nawawi

(1994: 20) menambahkan dua fungsi lainnya yakni menjelaskan maksud beberapa

lafadz secara tepat dan benar, dan menghilangkan pemahaman-pemahaman yang

menyimpang dan menjadi fokus ikhtilaf.

Allah berfirman dalam QS Al Hasyr: 7 tentang kedudukan Sunnah sebagai

sumber ajaran Islam.

فانتھوا واتقوا اللھ إن اللھ شدید العقابوما آتاكم الرسول فخذوه وما نھاكم عنھ Artinya: Apa yang diberikan oleh Rasulmu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah (Al Hasyr: 7)

Selain itu disebutkan juga dalam QS. Al Ahzab (33): 36, An Anisa’ (4):

59; 65 dan 80 serta beberapa riwayat hadits di antaranya:

رین لن تضلوا و حدثني عن مالك أنھ بلغھ أن رسول اللھ صلى اللھ علیھ وسلم قال تركت فیكم أم نة نبیھما تمسكتم بھما كتاب اللھ وس

Page 49: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

33

Artinya: Telah aku tinggalkan semua dua perkara. Selama kalian berpegang teguh kepada keduanya, niscaya kalian tidak akan pernah tersesat. (Kedua hal tersebut adalah) Kitab Allah dan sunah Rasulullah.

Allah dan Rasul-Nya seringkali menyebut Al-Quran dan Al-Hadits secara

bersamaan sebagai satu kesatuan atau menggunakan kata hubung ‘dan’ bukan

‘atau’ karena keduanya memang bersifat komplementer, mengikat satu sama lain.

Kedudukan hadits sebagai sumber hukum dan pedoman hidup selain Al-Qur’an

merupakan implikasi dari sifat ma’sum Nabi Muhammad SAW yang mengatakan

sesuatu mengikuti petunjuk Allah. Dalam Surat An-Najm ayat 3-4 ditegaskan

bahwa perkataan Nabi Muhammad SAW bukanlah karena hawa nafsu namun

merupakan bagian dari wahyu Allah baginya.

Berbagai keterangan yang menguatkan posisi hadits sebagai pedoman

muslim menjadi pijakan kuat untuk lebih mendalami penggalian makna dari

berbagai hadits shahih yang ada. Dalam sisi bimbingan dan konseling hadits

bahkan lebih mudah untuk dipahami dan diaplikasikan dengan pertimbangan

hadits muncul sebagai reaksi Nabi Muhammad SAW terhadap fenomena yang ia

temui sehingga hadits juga merupakan satu ekspresi dari seorang manusia

terhadap stimulus—tentu saja respon yang muncul dalam bimbingan Allah.

Karakter hadits yang lebih ‘membumi’ dan ‘manusiawi’ inilah yang

menjadikan hadits memiliki keunikan untuk digali dari pespektif psikologi

berbeda dengan Al-Qur’an yang sepenuhnya murni ekspresi ketuhanan meskipun

sebagiannya (sekitar sepertiga) memiliki asbabun nuzul—sebagian ahli tafsir

bahkan mengartikan asbabun nuzul sebagai latar belakang bukan penyebab

turunnya ayat sehingga ia sama sekali bukan sebuah ekspresi manusiawi.

Page 50: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

34

BAB IV

ANALISIS METODE BIMBINGAN DALAM HADITS

A. Kandungan Metode Bimbingan dalam Hadits

Praktik-praktik Nabi dalam menyelesaikan problem-problem yang

dihadapi oleh para sahabat dapat dicatat sebagai suatu interaksi yang berlangsung

antara konselor dan klien/konseli, baik secara kelompok maupun individual. Pada

periode Makkah, terdapat dua bentuk interaksi edukatif, yaitu Nabi mendatangi

sahabat atau sahabat datang kepada Nabi baik secara pribadi maupun kelompok.

Sedangkan pada periode Madinah, fungsi dan peran Nabi adalah sebagai konselor

ideal pemberi pengarahan serta petunjuk bagi problem yang dihadapi sahabat.

Pada masa ini bimbingan tidak hanya bersifat spiritual, tetapi telah menyangkut

masalah kehidupan material (dunia) (Saiful Akhyar, 2007: 80-82).

Dalam sub-bab ini peneliti akan menampilkan beberapa hadits yang

penyampaiannya mengindikasikan adanya metode bimbingan. Untuk memastikan

ontetisitas sumber referensi peneliti upayakan setiap hadits telah dijelaskan derajat

keshahihannya. Penulis berusaha hanya mengambil hadits-hadits dalam Kitab

Riyadhus Shalihin karya Imam An-Nawawi.

Sesuai metode yang dipakai dalam penelitian dan guna mempermudah

teknik analisis data, maka hadits-hadits yang mengindikasikan adanya metode

bimbingan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu Direktif, Non-Direktif, dan

Eklektik.

34

Page 51: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

35

1. Metode Direktif

a. Hadits pertama diriwayatkan oleh Muslim

الرابع عنھ رضي اللھ عنھ أن ناسا قالوا: یا رسول اللھ ذھب أھل الدثور

باألجور

ول أموالھم. قال: <أولیس قد جعل اللھ یصلون كما نصلي، ویصومون كما نصوم، ویتصدقون بفض

تكبیرة صدقة، وكل تحمیدة صدقة، وكل تھلیلة لكم ما تصدقون بھ: إن بكل تسبیحة صدقة، وكل

صدقة، وأمر بالمعروف صدقة، ونھي عن المنكر صدقة، وفي بضع أحدكم صدقة> قالوا: یا رسول

اللھ أیأتي أحدنا شھوتھ ویكون لھ فیھا أجر؟ قال: <أرأیتم لو وضعھا في حرام أكان علیھ وزر؟ فكذلك

واه مسلمإذا وضعھا في الحالل كان لھ أجر> ر .

Artinya: Dari Abu Dzarr r.a. bahwa orang-orang berkata, "Ya Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Namun, mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Nabi SAW pun bersabda,”Bukankah Rabb telah menjadikan sesuatu bagi kalian untuk sedekah? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih merupakan sedekah, tahmid merupakan sedekah, memerintah kepada kebaikan juga sedekah, melarang berbuat kemungkaran merupakan sedekah, dan bersetubuh (dengan istrinya) adalah sedekah.” Mereka bertanya,”Wahai Rasulullah, apakah salah seorang di antara kami mendapatkan pahala sedangkan ia mengikuti syahwatnya?” Rasulullah bersabda,”Bukankah seseorang yang menyalurkan syahwatnya pada yang haram ia berdosa? Maka demikian pula apabila ia menempatkan syahwatnya itu pada yang halal, ia akan mendapatkan pahala.” (HR. Muslim: 1006)

Orang yang menghadap Nabi s.a.w. ini adalah dari golongan kaum

Muhajirin (orang-orang yang sama berpindah mengikuti Nabi s.a.w. dari

Makkah ke Madinah) yang fakir. Mereka mengadu karena merasa pahalanya

kurang dibanding dengan orang-orang kaya disebabkan tidak dapat

bersedekah karena miskinnya. Kemudian Nabi saw memberikan nasihat yang

menentramkan sekaligus memecahkan problema mereka. Satu hal yang

menarik bahwa kala itu para sahabat, baik yang kaya atau yang miskin

Page 52: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

36

senantiasa berupaya untuk mendahului satu sama lain dalam puasa, jihad, dan

segala bidang kebaikan. Mereka berlomba dalam kebaikan (fastabiq al-

khairat).

b. Hadits kedua diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

وعن أبي محمد عبد اللھ بن عمرو بن العاص رضي اللھ عنھ قال: أخبر النبي صلى اللھ علیھ وسلم

ألقومن اللیل ما عشت. فقال رسول اللھ صلى اللھ علیھ وسلم: <أنت أني أقول: واهللا ألصومن النھار و

الذي تقول ذلك؟> فقلت لھ: قد قلتھ بأبي أنت وأمي یا رسول اللھ. قال: <فإنك ال تستطیع ذلك؛ فصم

ھر> قلت: وأفطر ونم وقم، وصم من الشھر ثالثة أیام فإن الحسنة بعشر أمثالھا وذلك مثل صیام الد

فإني أطیق أفضل من ذلك. قال: <فصم یوما وأفطر یومین> قلت: فإني أطیق أفضل من ذلك. قال:

<فصم یوما وأفطر یوما فذلك صیام داود علیھ السالم وھو أعدل الصیام> وفي روایة: <ھو أفضل

یھ وسلم: <ال أفضل من ذلك> الصیام> فقلت: فإني أطیق أفضل من ذلك. فقال رسول اللھ صلى اللھ عل

.وألن أكون قبلت الثالثة األیام التي قال رسول اللھ صلى اللھ علیھ وسلم أحب إلي من أھلي ومالي

وفي روایة <ألم أخبر أنك تصوم النھار وتقوم اللیل؟> قلت: بلى یا رسول اللھ. قال: <فال تفعل؛ صم

إن لجسدك علیك حقا، وإن لعینیك علیك حقا، وإن لزوجك علیك حقا، وإن لزورك وأفطر ونم وقم؛ ف

علیك حقا، وإن بحسبك أن تصوم من كل شھر ثالثة أیام فإن لك بكل حسنة عشر أمثالھا فإن ذلك صیام

ود وال تزد الدھر> فشددت فشدد علي. قلت: یا رسول اللھ إني أجد قوة. قال: <صم صیام نبي اللھ دا

علیھ> قلت: وما كان صیام داود؟ قال: <نصف الدھر> فكان عبد اللھ یقول بعد ما كبر: یا لیتني قبلت

!رخصة رسول اللھ صلى اللھ علیھ وسلم

لك وفي روایة: <ألم أخبر أنك تصوم الدھر، وتقرأ القرآن كل لیلة> فقلت: بلى یا رسول اللھ ولم أرد بذ

إال الخیر. قال: <فصم صوم نبي اللھ داود فإنھ كان أعبد الناس، واقرأ القرآن في كل شھر> قلت: یا

نبي اللھ إني أطیق أفضل من ذلك؟ قال: <فاقرأه في كل عشرین> قلت: یا نبي اللھ إني أطیق أفضل

ذلك؟ قال: <فاقرأه في كل من ذلك؟ قال: <فاقرأه في كل عشر> قلت: یا نبي اللھ إني أطیق أفضل من

سبع وال تزد على ذلك> فشددت فشدد علي، وقال لي النبي صلى اللھ علیھ وسلم: <إنك ال تدري لعلك

Page 53: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

37

یطول بك عمر> قال: فصرت إلى الذي قال لي النبي صلى اللھ علیھ وسلم، فلما كبرت وددت أني

ھ صلى اللھ علیھ وسلمكنت قبلت رخصة نبي الل .

<وفي روایة: <وإن لولدك علیك حقا

.وفي روایة: <ال صام من صام األبد> ثالثا

وفي روایة: <أحب الصیام إلى اللھ صیام داود، وأحب الصالة إلى اللھ صالة داود: كان ینام نصف

وما، وال یفر إذا القىاللیل ویقوم ثلثھ وینام سدسھ، وكان یصوم یوما ویفطر ی >

وفي روایة قال: أنكحني أبي امرأة ذات حسب، وكان یتعاھد كنتھ: أي امرأة ولده، فیسألھا عن بعلھا

فتقول لھ: نعم الرجل من رجل لم یطأ لنا فراشا، ولم یفتش لنا كنفا منذ أتیناه! فلما طال ذلك علیھ ذكر

فقال: <القني بھ> فلقیتھ بعد فقال: <كیف تصوم؟> قلت: كل یوم. قال: ذلك للنبي صلى اللھ علیھ وسلم

<وكیف تختم؟> قلت: كل لیلة. وذكر نحو ما سبق. وكان یقرأ على بعض أھلھ السبع الذي یقرؤه

یعرضھ من النھار لیكون أخف علیھ باللیل، وإذا أراد أن یتقوى أفطر أیاما وأحصى وصام مثلھن

فارق علیھ النبي صلى اللھ علیھ وسلم. كل ھذه الروایات صحیحة معظمھا في كراھیة أن یترك شیئا

.الصحیحین وقلیل منھا في أحدھما

Artinya: Dari Abu Muhammad Abdullah bin Al-Ash berkata,” Abu Muhammad bin Amr bin Ash meriwayatkan,” Nabi SAW diberitahu tentang ucapanku, yaitu: demi Allah, sungguh saya akan selalu berpuasa pada siang hari dan bangun pada malam untuk mengerjakan shalat selama saya hidup.’ Kemudian Rasullah bertanya,” kamukah yang mengucapkan ucapan sperti itu?’ kemudian saya menjawab,’ benar, saya yang mengatakannya wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda,’ sesungguhnya kamu tidak akan sanggup untuk berbuat demikian. Maka berpuasalah dan berbukalah, tidur dan bangunlah untuk shalat, serta berpuasalah tiga hari dalam setiap bulan karena pahalanya dilipatgandakan sepuluh kali. Jadi, jika kamu setiap bulan berpuasa tiga hari, maka itu seperti berpuasa sepanjang masa.’ Ia berkata,’ saya masih kuat beramal yang lebih dari itu.’ Beliau menjawab,’(kalau begitu) berpuasalah satu hari dan berbukalah dua hari.’ ia berkata,’ saya masih kuat bermalah lebih utama dari itu.’ Beliau bersabda,’ kalau begitu, berpuasalah sehari dan berbukalah sehari juga. Demikian itu adalah puasanya Nabi Dawud AS dan inilah puasa nyang paling sedang.’ Dalam riwayat lain disebutkan,’demikian itu adalah puasa yang paling utama.’ Saya berkata,’ saya masih kuat beramal yang lebih utama dari itu.’ Rasulullah bersabda,’ sungguh tidak ada puasa melebihi keutamaan puasa nabi Dawud AS.’ Sebenarnya seandainya dulu saya menerima anjuran yang

Page 54: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

38

disabdakan oleh Rasulullah SAW utnuk puasa tiga hari setiap bulannya, maka hal iu lebih aku cintai daripada keluargaku dan hartaku.” Dalam riwayat lain dikatakan, Rasulullah SAW bersabda,” saya mendengar bahwa kamu berpuasa sepanjang hari dan bangun sepanjang malam untuk shalat malam?” saya menjawab,” benar wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,” janganlah berbuat demikian. Berpuasalah dan berbukalah, tidur dan bangunlah untuk mengerjakan shalat. Karena, sesungguhnya tubuhmu ada hak atas dirimu, kedua matamupun ada hak akan dirimu, istrimu juga ada hak atas dirimu, dan tamumu pun mempunyai hak atas dirimu. Cukuplah kamu berpuasa tiga hari disetiap bulanya berarti kamu berpuasa sepanjang masa.” Maka saya memperberatnya sehingga aku diperberat. Saya bertanya,” Wahai Rasulullah, saya merasa masih kuat, Nabib menjawab,” berpuasalah seperti puasanya Nabi Dawud. Jangan lebih dari itu.” Saya bertanya,” bagaimana puasanya nabi Dawud?” beliau menjawab,” setengah masa.” Ketika Abdullah sudah tua, ia berkata, ”Ah, Seandainya dahulu saya menerima keringanan yang diberikan rasulullah SAW Dalam riwayat lain disebutkan,” Sesuangguhnya untuk anakmu pun ada hak atas dirimu .” Dalam riwayat lain juga disebutkan, Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak dibenarkan seseorarng yang berpuasa terus sepanjang tahun.” Beliau mengulanginya sampai tiga kali. Selain itu dalam riwayat lain disebutkan, ”Puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Nabi Dawud, shalat yang paling disukai Allah adalah cara shalat Nabi Dawud. Yaitu, beliau tidur sampai tengah malam dan bangun pada sepertiganya kemudian tidur lagi pada seperenam malam terakhir. Beliau berpuasa sehari serta berbuka sehari. Selain itu, beliau tidak pernah lari ketika bertemu musuh.” Ada pula riwayat lain yang menyebutkan bahwa ia berkata,” ayahku menikahkan aku dengan seorang wanita dari keturunan yang baik. Ayahku berniat mengetahui kondisi menantunnya, yakni istri anaknya. Lalu ia bertanya pada wanita itu perihal keadaan suaminya. Istrinya itu berkata,’sebaik-baik lelaki ialah suamiku itu. Ia tidak pernah menginjak hamparan kita dan tidak pernah memeriksa tabir kita-maksudnya tidak pernah berkumpul untuk menyetubuhi istrinya-sejak kita datang padanya.’ Setelah peristiwa itu berjalan lama, maka maka ayahnya memberitahukan hal tersebut pada Nabi SAW lalu beliau bersabda kepada ayahnya.’ Pertemukanlah aku dengan lelaki itu.’ Saya menemui Beliau sesudah diadukan oleh ayahku. Beliau bertanya.’ Bagaimana cara kamu berpuasa?’ Saya menjawab,’saya berpuasa setiap hari.’ beliau bertanya.’bagaimana cara kamu mengkhatamkan Al-Qur’an?’ saya menjawab.’ Setiap malam saya mengkhatamkan sekali.’ Seterusnya orang itu menyebutkan bagaimana cerita yang sebelumnya. Ia membacakan kepada salah satu istrinya sepersepuluh bacaan yang ia baca. Ia memulainya dari siang hari supaya lebih ringan ketika membacanya pada waktu malam. Jikalau ia hendak memperkuat dirinya, ia berbuka selama beberapa hari dan dihitunglah jumlah hari berbukanya itu kemudian ia berpuasa sebanyak hari berbukanya tersebut. Alasan ia melkukan demikian,

Page 55: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

39

karena ia tidak senang kalau meninggalkan sesuatu sejak ia berpisah dengan Nabi SAW.’(Muttafaqun‘alaih. HR Bukhari: 3418 dan Muslim: 1159)

Hadits tersebut menunjukkan Nabi tidak melakukan takalluf (membebani

manusia) terutama dalam hal ibadah. Sahabat diarahkan untuk melakukan

ibadah dengan sederhana agar tidak membebani diri. Dari sisi ini terlihat Nabi

melakukan pendekatan manusiawi yang mendasarkan pada fitrah dalam

menyelesaikan problem kehidupan umat. Unsur ruh manusia hendaknya

diperhatikan hak-haknya tanpa mengabaikan unsur fisik/tubuh.

2. Metode Non-Direktif

a. Hadits ketiga diriwayatkan oleh Bukhari

وعن عطاء بن أبي رباح قال، قال لي ابن عباس رضي اللھ عنھ: أال أریك امرأة من أھل الجنة؟

قلت: بلى. قال: ھذه المرأة السوداء، أتت النبي صلى اللھ علیھ وسلم فقالت: إني أصرع وإني أتكشف ف

فادع اللھ تعالى لي. قال: <إن شئت صبرت ولك الجنة، وإن شئت دعوت اللھ تعالى أن یعافیك>

. متفق علیھفقالت: أصبر، فقالت: إني أتكشف فادع اللھ أن ال أتكشف، فدعا لھا .

Artinya: Dari ‘Atha’ bin Abu Rabah meriwayatkan, “Ibnu ‘Abbas ra berkata kepadaku, “Maukah kutunjukkan seorang wanita yang termasuk ahli surga?” Aku menjawab, “Ya.” Ia berkata, “Wanita yang berkulit hitam ini, ia pernah datang kepada Nabi saw lalu mengadu, ‘Sesungguhnya saya mempunyai penyakit ayan, dan aurat saya terbuka karenanya. Oleh karena itu, mohonkanlah kepada Allah agar saya diberi kesembuhan.’ Beliau bersabda, ‘Apabila kamu mau bersabar maka bagimu surga, dan apabila kamu mau, saya pun akan berdoa kepada Allah agar engkau diberi kesembuhan.’ Wanita itu menjawaab, ‘Saya akan bersabar.’ Kemudian wanita itu berkata lagi, ‘Sesungguhnya aurat saya terbuka karenanya, maka mohonkanlah kepada Allah agar aurat saya tidak terbuka.’ Maka beliau pun berdoa untuknya.” (HR. Bukhari: 5652)

Hadits ini sebagai dalil akan keutamaan sabar. Rasulullah menanggapi

permintaan wanita yang mengidap ayan agar didoakan sembuh dengan

pertanyaan retoris yang mengejutkan. Rasul memberikan pilihan pada wanita

Page 56: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

40

tersebut apakah sanggup bersabar atas sakitnya dengan balasan surga ataukah

didoakan agar diberi kesembuhan oleh Allah. Pertanyaan tersebut memanggil

iman dalam hati wanita tersebut. Rasulullah saw yang menyadari keterbatasan

akal manusia tidak menyuruh umatnya untuk lebih memerhatikan logikanya

namun intuisi/hatinya. Hal ini dikuatkan dengan hadits (yang artinya),

“mintalah fatwa (keterangan hukum) kepada hati dan jiwamu. Kebajikan

ialah apa yang menyebabkan jiwa dan hati tentram kepadanya, sedangkan

dosa ialah apa yang merisaukan jiwa dan menyebabkan ganjalan dalam dada

walaupun orang-orang meminta atau memberi fatwa kepadamu.” (HR.

Muslim) Wanita tersebut akhirnya memilih bersabar dan minta didoakan agar

ketika kambuh auratnya tidak terbuka.

b. Hadits ke-empat diriwayatkan oleh Muslim

وعن أبي ھریرة رضي اللھ عنھ قال لما نزلت على رسول اللھ صلى اللھ علیھ وسلم {هللا ما في

) اشتد 283م أو تخفوه یحسبكم بھ اللھ} اآلیة (البقرة السماوات وما في األرض، وإن تبدوا ما في أنفسك

ذلك على أصحاب رسول اللھ صلى اللھ علیھ وسلم فأتوا رسول اللھ صلى اللھ علیھ وسلم ثم بركوا

على الركب فقالوا: أي رسول اللھ كلفنا من األعمال ما نطیق: الصالة والجھاد

الصیام والصدقة وقد أنزال علیك ھذه اآلیة وال نطیقھا. قال رسول اللھ صلى اللھ علیھ وسلم: و

<أتریدون أن تقولوا كما قال أھل الكتابین من قبلكم : سمعنا وعصینا؟! بل قولوا سمعنا وأطعنا غفرانك

نزل اللھ تعالى في إثرھا {آمن الرسول بما ربنا وإلیك المصیر. فلما اقترأھا القوم وذلت بھا ألسنتھم أ

أنزل إلیھ من ربھ والمؤمنون؛ كل آمن باهللا ومالئكتھ وكتبھ ورسلھ ال نفرق بین أحد من رسلھ، وقالوا:

) فلما فعلوا ذلك نسخھا اللھ تعالى فأنزل اللھ 285سمعنا وأطعنا غفرانك ربنا وإلیك المصیر} (البقرة

لف اللھ نفسا إال وسعھا، لھا ما كسبت وعلیھا ما اكتسبت، ربنا ال تؤاخذنا إن نسینا أو عز وجل {ال یك

أخطأنا} قال نعم {ربنا وال تحمل علینا إصرا كما حملتھ على الذین من قبلنا} قال نعم {ربنا وال تحملنا

Page 57: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

41

ا على القوم الكافرین} ما ال طاقة لنا بھ} قال نعم {واعف عنا واغفر لنا وارحمنا، أنت موالنا فانصرن

) قال نعم. رواه مسلم286(البقرة .

Artinya: Abu Hurairah RA berkata, ”Ketika ayat ini turun pada Rasulullah SAW, ’kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langi dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu,’ (QS. Al Baqarah:284). Para sahabat Rasulullah SAW merasa berat dengan kandungan ayat tersebut. Kemudian mereka menemui Rasulullah sambil berjongkok dan berkata,’Wahai Rasulullah, kami dapat melakukan amal-amal yang dibebankan kepada kami sekuat tenaga, yaitu shalat, jihad, berpuasa dan sedekah. Namun, mengenai kandungan ayat ini, kami merasa tidak mampu untuk melaksanakannya.’ Beliau bersabda, ’apakah kamu akan berkata seperti yang dikatakan oleh para ahli kitab sebelummu. Mereka mengatakan, kami mendengar dan kami melanggarnya. Janganlah seperti mereka, tetapi katakanlah,’ kami mendengar dan kami menaatinya. Ampunilah kami wahai Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kami kembali.’ Ketika ayat tersebut dibaca dan lidah mereka terasa ringan membacanya, kemudian Allah menurunkan ayat selanjutnya,’ Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadannya dari Rabbnya, demikianlah pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitabNya, dan Rasul-Nya. (mereka mengatakan),’kami mendengarkan dan kami menaati.’(mereka berdoa),’ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.’ Selanjutnya setelah mereka telah melaksanakan sebagaimana isi ayat diatas itu, maka Allah SWT, menurunkan ayat lagi, ’Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakanya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” Ya Rabb kami janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah.’ Beliau bersabda,’ Benar.’ “Ya Rabb kami, janganlah engkau bebankan pada kami beban berat, sebagaimana yang telah engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu sebelum kami.’ Beliau bersabda,’ Benar.’ “Ya Rabb kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami sesuatu yang kami tidak sanggup memikulnya.’ Beliau bersabda,’ Benar’ “Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami, Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.’ Beliau bersabda,’ Benar.’(HR.Muslim: 125)

Dalam hadits di atas, peran Rasulullah saw terlihat membantu para

sahabat untuk memahami kondisi dengan lebih baik. Awalnya para sahabat

merasa susah dan berat dalam mengamalkan ayat tersebut. Kemudian Rasul

Page 58: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

42

menanggapi mereka dengan menggambarkan kondisi umat terdahulu agar

para sahabat berpikir dan mengambil pelajaran. Dengan atensi penuh, para

sahabat menerima informasi/nasihat tersebut. Setelah itu rasa susah di hati

para sahabat hilang berganti dengan untaian do’a yang penuh optimis.

3. Metode Eklektik

a. Hadits kelima diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

مسعت : قال عمي حني بنيه من عنه اهللا رضي كعب قائد وكان مالك، بن كعب بن اهللا عبد وعن

غزوة يف وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول عن ختلف حني حبديثه حيدث عنه اهللا رضي مالك بن كعب

غزوة يف إال قط غزاها غزوة يف ، وسلم عليه اهللا صلى اهللا، رسول عن اختلف مل : كعب قال . تبوك

عليه اهللا صلى اهللا رسول خرج إمنا عنه، ختلف أحد يعاتب ومل بدر، غزوة يف ختلفت قد أين غري تبوك،

ولقد . ميعاد غري على عدوهم وبني بينهم تعاىل اهللا مجع حىت قريش عري يريدون واملسلمون وسلم

ا يل أن أحب وما اإلسالم، على تواثقنا حني العقبة ليلة وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول مع شهدت

. منها الناس يف أذكر بدر كانت وإن بدر، مشهد

أقوى قط أكن مل أين تبوك غزوة يف وسلم، عليه اهللا صلى اهللا، رسول عن ختلف حني خربي من وكان

تلك يف مجعتهما حىت قط راحلتني قبلها مجعت ما واهللا الغزوة، تلك يف عنه ختلفت حني مين أيسر وال

الغزوة، تلك كانت حىت بغريها ورى إال غزوة يريد وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول يكن ومل الغزوة،

كثريا، عددا واستقبل ومفازا، بعيدا سفرا واستقبل شديد، حر يف وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول فغزاها

اهللا رسول مع واملسلمون يريد، الذي بوجههم فأخربهم غزوهم أهبة ليتأهبوا أمرهم للمسلمني فجلى

أن ظن إال يتغيب أن يريد رجل فقل : كعب قال " الديوان بذلك يريد " حافظ كتاب جيمعهم وال كثري

حني الغزوة تلك وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول وغزا اهللا، من وحي فيه يرتل مامل به سيخفى ذلك

Page 59: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

43

وطفقت معه، واملسلمون وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول فتجهز أصعر إليها فأنا والظالل الثمار طابت

يزل فلم أردت، إذا ذلك على قادر أنا : نفسي يف وأقول شيئا، أقض ومل فأرجع معه، أجتهز لكي أغدو

ومل معه، واملسلمون دياغا وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول فأصبح اجلد، بالناس استمر حىت يب يتمادى

وتفارط أسرعوا حىت يب يتمادى يزل فلم شيئا، أقض ومل فرجعت غدوت مث شيئا، جهازي من أقض

الناس يف خرجت إذا فطفقت يل، ذلك يقدر مل مث فعلت، فياليتين فأدركهم، أرحتل أن فهممت الغرو،

النفاق، يف عليه مغموصا رجال إال وة،أس يل أرى أين حيزنين وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول خروج بعد

من تعاىل اهللا عذر ممن رجال أو النفاق، يف عليه مغموصا رجال إال أسوة، من تعاىل اهللا عذر ممن رجال أو

: بتبوك القوم يف جالس وهو فقال تبوك، بلغ حىت وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول يذكرين ومل الضعفاء،

علمنا ما اهللا يارسول واهللا ! قلت ما بئس عنه اهللا رضي جبل بن معاذ له فقال ؟ مالك بن كعب فعل ما

به يزول مبيضا رجال رأى ذلك على هو فبينا وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول فسكت ، خريا إال عليه

الذي وهو األنصاري خيثمة أبو فإذا خيثمة، أبا كن : وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول فقال السراب

قد وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول أن بلغين فلما : كعب قال املنافقون، ملزه حني التمر بصاع تصدق

وأستعني غدا سخطه من أخرج مب : وأقول الكذب أتذكر فطفقت بثي، حضرين تبوك من قافال توجه

عين زاح قادما أظل قد وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول إن : قيل فلما أهلي، من رأى ذي بكل ذلك على

وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول وأصبح صدقه، فأمجعت أبدا، بشيء منه أنج مل أين عرفت حىت الباطل

جاءه ذلك فعل فعل فلما للناس، جلس مث ركعتني فيه فركع باملسجد بدأ سفر من قدم إذا وكان قادما،

هلم واستغفر وبايعهم عالنيتهم منهم فقبل رجال ومثانني بضعا وكانوا له، وحيلفون إليه يعتذرون املخلفون

أمشي فجئت تعال، : قال مث املغضب تبسم تبسم سلمت فلما . جئت حىت تعاىل اهللا إىل سرائرهم ووكل

واهللا إين اهللا يارسول : قلت قال ! ظهرك ابتعت قد تكن أمل ؟ خلفك ما : يل فقال يديه، بني جلست حىت

ولكنين جدال، أعطيت لقد بعذر، سخطه من سأخرج أين لرأيت الدنيا أهل من غريك عند جلست لو

Page 60: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

44

حدثتك وإن علي، يسخطك اهللا ليوشكن به ترضي كذب حديث اليوم حدثتك لئن علمت لقد واهللا

كنت ما واهللا عذر، من يل كان ما واهللا وجل، عز اهللا عقىب فيه ألرجو إين فيه علي جتد صدق حديث

فقد هذا أما " وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول فقال : قال . عنك ختلفت حني مين أيسر وال أقوى قط

أذنبت علمناك ما واهللا : يل فقالوا فاتبعوين، سلمة بين من رجال وسار " فيك اهللا يقضي حىت فقم صدق،

إليه ذراعت مبا وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول إىل اعتذرت يكون ال أن يف عجزت لقد هذا، قبل ذنبا

زالوا ما فواهللا : قال . لك وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول استغفار ذنبك كافيك كان فقد املخلفون

لقي هل : هلم قلت مث نفسي، فأكذب وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول إىل أرجع أن أردت حىت يؤنبونين

: قلت قال لك، قيل ما مثل هلما وقيل قلت، ما مثل قاال رجالن معك لقيه نعم : قالوا ؟ أحد من معي هذا

قد صاحلني رجلني يل فذكروا : قال ؟ الواقفي أمية بن وهالل العمري، الربيع بن مرارة : قالوا ؟ مها من

كالمنا عن وسلم عليه اهللا صلى رسول وى . يل ذكرومها حني فمضيت : قال . أسوة فيهما بدرا شهدا

نفس يف يل تنكرت حىت -لنا تغريوا : قال أو -الناس فاجتنبنا : قال عنه، ختلف من بني من الثالثة أيها

يف وقعدا فاستكانا صاحباي فأما . ليلة مخسني ذلك على فلبثنا أعرف، اليت باألرض هي فما األرض،

املسلمني، مع الصالة فأشهد أخرج فكنت وأجلدهم، القوم أشب فكنت أنا وأما يبكيان، بيوما

جملسه يف وهو عليه، فأسلم وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول وآيت أحد، يكلمين وال األسواق يف وأطوف

فإذا النظر، وأسارقه منه قريبا أصلي مث ؟ أم السالم برد شفتيه حرك هل : نفسي يف فأقول الصالة، بعد

املسلمني جفوة من يعل ذلك طال إذا حىت عين، أعرض حنوه التفت وإذا إيل، نظر صاليت على أقبلت

رد ما فواهللا عليه فسلمت إيل، الناس وأحب عمي ابن وهو قتادة أيب حائط جدار تسورت حىت مشيت

؟ وسلم عليه اهللا صلى ورسوله اهللا أحب تعلمين هل باهللا أنشدك قتادة أبا يا : له فقلت السالم، علي

وتوليت عيناي، ففاضت . أعلم ورسوله اهللا : فقال فناشدته فعدت فسكت، فناشدته فعدت فسكت،

ببيعه بالطعام قدم ممن الشام أهل نبط من نبطى إذا املدينة سوق يف أمشى أنا فبينما اجلدار، تسورت حىت

Page 61: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

45

من كتاب إيل فدفع جاءىن حىت إيل له يشريون الناس فطفق ؟ مالك بن كعب على يدل من : يقول باملدينة

اهللا جيعلك ومل جفاك، قد صاحبك أن بلغنا قد فإنه بعد أما : فيه فإذا تهفقرأ . كاتبا وكنت غسان، ملك

التنور ا فتيممت البالء من أيضا وهذه قرأا، حني فقلت نواسك، بنا فاحلق مضيعة، وال هوان بدار

عليه اهللا صلى اهللا رسول رسول إذا الوحى واستلبث اخلمسني من أربعون مضت إذا حىت فسجرا،

ماذا أم أطلقها، : فقلت امرأتك، تعتزل أن يأمرك وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول إن : فقال أتيىن،ي وسلم

بأهلك أحلقي : المرأيت فقلت . ذلك مبثل صاحيب إىل وأرسل تقربنها، فال اعتزهلا بل ال، : قال ؟ أفعل

وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول ةأمي بن هالل امرأة فجاءت األمر، هذا يف اهللا يقضي حىت عندهم فكوين

ال، : قال ؟ أخدمه أن تكره فهل خادم، له ليس ضائع شيخ أمية بن هالل إن اهللا رسول يا : له فقالت

ما أمره من كان منذ يبكي زال ما وواهللا شيء، إىل حركة من به ما واهللا إنه : فقالت . يقربنك ال ولكن

فقد امرأتك، يف وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول استأذنت لو : أهلي ضبع يل فقال . هذا يومه إىل كان

يدريين وما وسلم، عليه اهللا صلى اهللا رسول فيها أستأذن ال : فقلت ؟ ختدمه أن أمية بن هالل المرأة أذن

ال،لي عشر بذلك فلبثت ! شاب رجل وأنا فيها استأذنته إذا وسلم، عليه اهللا صلى اهللا رسول يقول ماذا

ظهر على ليلة مخسني صباح الفجر صالة صليت مث . كالمنا عن ى حني من ليلة مخسون لنا فكمل

علي وضاقت نفسي علي ضافت قد منا، تعاىل اهللا ذكر الىت احلال على جالس أنا فبينما بيوتنا، من بيت

أبشر مالك بن كعب يا : صوته بأعلى يقول سلع على أوىف صارخ صوت مسعت رحبت، مبا األرض

عز اهللا بتوبة الناس وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول فآذن . فرج جاء قد أنه وعرفت ساجدا، فخررت

رجل وركض مبشرون، صاحيب قبل فذهب يبشروننا، الناس فذهب الفجر صالة صلى حني علينا وجل

جاءين فلما رس،الف من أسرع الصوت فكان اجلبل، على وأوىف قبلي أسلم من ساع وسعى فرسا إيل

واستعرت يومئذ، غريمها أملك ما واهللا ببشراه، إياه فكسوما ثويب له نزعت يبشرين صوته مسعت الذى

بالتوبة يهنئوين فوجا فوجا الناس يتلقاىن وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول أتأمم وانطلقت فلبستهما ثوبني

Page 62: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

46

جالس وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول فإذا سجدامل دخلت حىت عليك، اهللا توبة لتهنك : يل ويقولون

من رجل قام ما واهللا وهنأين، صافحين حىت يهرول عنه اهللا رضي اهللا عبيد بن طلحة فقام الناس، حوله

عليه اهللا صلى اهللا رسول على سلمت فلما : كعب قال . لطلحة ينساها ال كعب فكان غريه، املهاجرين

عندك أمن : فقلت أمك، ولدتك مذ عليك مر يوم خبري أبشر : السرور نم وجهه يربق وهو : قال وسلم

وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول وكان وجل، عز اهللا عند من بل ، ال : قال ؟ اهللا عند من أم اهللا رسول يا

اي : قلت يديه بني جلست فلما منه، ذلك نعرف وكنا قمر، قطعة وجهه كأن حىت وجهه استنار سر إذا

عليه اهللا صلى اهللا رسول فقال . رسوله وإىل اهللا إىل صدقة مايل من أخنلع أن توبيت من إن اهللا رسول

رسول يا : وقلت . خبيرب الذى سهمي أمسك إين : فقلت لك، خري فهو مالك بعض عليك أمسك : وسلم

علمت ما اهللا فو ، بقيت ما صدقا الإ أحدث ال أن توبيت من وإن بالصدق، أجناين إمنا تعاىل اهللا إن اهللا

أحسن وسلم عليه اهللا صلى اهللا لرسول ذلك ذكرت منذ احلديث صدق يف اهللا أباله املسلمني من أحدا

يومي إىل وسلم عليه اهللا صلى اهللا لرسول ذلك قلت منذ كذبة تعمدت ما واهللا ، تعاىل اهللا أبالين مما

النيب على اهللا تاب لقد { : تعاىل اهللا فأنزل : قال بقي، فيما تعاىل اهللا حيفظين أن ألرجو وإين هذا،

الثالثة وعلى . رحيم رؤوف م إنه { : بلغ حىت ) العسرة ساعة يف اتبعوه الذين واألنصار واملهاجرين

{ صادقنيال مع وكونوا اهللا اتقوا } : بلغ حىت } رحبت مبا األرض عليهم ضاقت إذا حىت خلفوا الذين

أعظم لإلسالم اهللا هداين إذ بعد قط نعمة من علي اهللا أنعم ما واهللا : كعب قال ) ) 119 ،117 التوبة ( (

الذين هلك كما فأهلك كذبته، أكون ال أن وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول صدقي من نفسي يف

سيحلفون { : تعاىل اهللا فقال ألحد، قال ما شر الوحي أنزل حني كذبوا للذين قال تعاىل اهللا إن كذبوا،

كانوا مبا جزاء جهنم ومأواهم رجس إم عنهم فأعرضوا عنهم لتعرضوا إليهم انقلبتم إذا لكم باهللا

: التوبة ( ( } الفاسقني القوم عن يرضى ال اهللا فإن عنهم ترضوا فإن عنهم لترضوا لكم حيلفون يكسبون

95،96 ( ( .

Page 63: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

47

حني وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول منهم قبل الذين أولئك أمر عن الثالثة أيها خلفنا كنا : كعب قال

فيه تعاىل اهللا قضى حىت أمرنا وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول وأرجأ هلم، واستغفر فبايعهم ، له حلفوا

وإمنا الغزو، عن ختلفنا خلفنا مما رذك الذي وليس { خلفوا الذين الثالثة وعلى } : تعاىل اهللا قال بذلك،

. عليه متفق . منه فقبل إليه واعتذر له حلف عمن أمرنا وإرجاؤه إيانا ختليفه هو

" اخلميس يوم خيرج أن حيب وكان اخلميس، يوم تبوك غزوة يف خرج وسلم عليه اهللا صلى النيب أن " رواية وىف

جلس مث ركعتني فيه فصلى باملسجد بدأ قدم فإذا الضحى، يف ارا إال سفر من يقدم ال وكان " : رواية وىف

. " فيه

Artinya: dari Abdillah bin Ka’ab bin Malik, ia adalah anak Ka’ab yang menuntun Ka’ab ketika buta, ia mengatakan,”aku mendengar Ka’ab bin Malik menceritakan tentang kejadian ketertinggalanya dari Rasulullah ketika perang tabuk. Ka’ab bin Malik menuturkan,” saya belum pernah terlewatkan bersama Rasulullah SAW dalam perang apapun yang beliau lakukan, kecuali dalam perang tabuk. Memang, saya juga tidak bersama beliau dalam perang badar, tetapi tidak seorangpun dicela karena tidak ikut perang badar tersebut, sebab waktu itu Rasulullah SAW bersama kaum muslimin hanyalah keluar dengan tujuan menghadang kafilah dagang Quraisy, lalu Allah SWT mempertemukan mereka dengan musuh tanpa ada rencana. Sesungguhnya saya telah ikut menyaksikan pertemuan bersama Rasulullah pada malam aqabah, ketika kami saling berbai’at untuk membela islam. Saya tidak pernah merasa lebih senang, seandainya keikutsertaan saya (dalam bai’at Aqabah) itu digantikan dengan saya ikut perang Badar, meskipun perang Badar lebih banyak disebut- sebut oleh orang banyak daripada bai’at aqabah. Adapun cerita tentang diri saya tidak ikut bersama Rasulullah SAW dalam perang tabuk, waktu itu saya sama sekali tidak pernah merasakan keadaan lebih kuat dan lebih mudah seperti ketika saya tidak ikut bersama Rasulullah SAW dalam perang tabuk itu. Demi Allah, sebelum perang tabuk, saya tidak dapat mendapatkan dua tunggangan sekaligus, tetapi waktu perang tabuk saya bisa melakukannya. Sudah menjadi kebiasaan Rasulullah SAW kalau hendak melakukan perang, maka beliau menampakkan seolah menuju arah lain. Tapi ketika perang itu, Rasulullah SAW berangkat ke tabuk sewaktu hari sangat panas, menghadapi perjalanan yang sangat jauh dan padang tandus yang sangat panjang, serta akan menghadapi musuh yang berjumlah besar. Maka Rasulullah menampakkan dengan terang kepada kaum muslimin kesulitan- kesulitan yang akan mereka hadapi, agar kaum muslimin membuat persiapan

Page 64: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

48

yang cukup untuk mengahdapi perang itu. Rasulullah SAW pun mengabarkan kepada kaum muslimin tentang arah tujuan mereka. Waktu itu, kaum muslimin yang ikut perang tabuk bersama Rasulullah SAW sangat banyak, sehingga nama-nama mereka tidak tercatat dalam daftar. Ka’ab mengatakan,” sehingga orang-orang yang hendak tidak ikut serta akan mengira dirinya tidak akan ketahuan, selama wahyu Allah tidak turun. Rasulullah SAW berangkat ke tabuk ketika buah-buahan telah matang dan pepohonan lebat. Oleh karena itu, hati saya lebih menyukai musim itu.” Nabi SAW dan kaum muslimin pun bersiap-siap untuk berangkat, maka saya juga mulai bergerak untuk mempersiapkan diri bersama Rasulullah. Namun saya kembali tanpa menyelesaikan apa-apa, padahal hati saya berkata,”Saya mampu menyelesaikannya jika saya mau.” Demikian itu berlangsung terus sampai pasukan benar-benar akan berangkat, pada akhirnya, dipagi hari Rasulullah SAW beserta kaum muslimin berangkat, sementara saya belum menyelesaikan persiapan sama sekali. Lalu saya bergerak tetapi kemudian saya kembali lagi tanpa melakukan apa-apa. Saya terus melakukan yang demikkian itu hingga kaum muslimin semakin bergerak cepat dan sudah tidak nampak. Kemudian saya punya sedikit keinginan untuk segera berangkat menyusul kaum muslimin—hati kecil saya berkata-,”kalau seandainya ketika itu saya melakukannya.” Namun ternyata takdir menentukan lain. Saat itu apabila saya keluar ketengah-tengah manusia sesudah berangkatnya Rasulullah, hati saya merasa sedih karena saya tidak melihat ada orang yang melakukan semisal perbuatan saya selain orang-orang yang tertuduh sebagai munafik atau orang yang diberi keringanan oleh Allah SWT dari kalangan orang-orang yang lemah. Rasulullah tidak pernah menyebut-nyebut saya sampai ke tabuk. Sesampainya di tabuk barulah beliau bertanya, ketika beliau duduk,”Apa yang dikerjakan Ka’ab bin Malik? “ salah seorang dari Bani Salimah menjawab,”Wahai Rasulullah, dia terhalang oleh selendangnya dan sedang memandang kedua pinggangnya.” Tetapi Mu’adz bin Jabal membantahnya,”Betapa buruk perkataanmu!, demi Allah, yang kami ketahui pada Ka’ab bin Malik hanyalah kebaikan,” Rasulullah pun diam. Pada saat itu, Rasulullah melihat seorang laki-laki yang berpakaian putih sedang berjalan dari kejauhan, menampakan seolah ada air. Rasulullah bersabda,”Mudah-mudahan itu adalah Abu Khaitsamah.” Ternyata benar, orang itu adalah Abu Khaitsamah al-Anshari. Dialah yang bersedekah dengan segantang kurma, lalu ditertawakan oleh orang-orang munafik. Ka’ab meneruskan ceritanya,”Tatkala saya mendengar bahwa Rasulullah berada dalam perjalanan pulang dari Tabuk, maka kesedihan yang sangat mulai menyelimuti saya. Saya mulai mereka-reka alasan dusta. Saya berkata, dengan apa saya bisa selamat dari murka beliau esok hari? dan saya meminta bantuan keluarga saya yang cerdas untuk mengatasi problem ini. Tetapi ketika saya mendengar Rasulullah SAW sudah dekat, hilanglah segala macam kebohongan yang saya rencanakan, serta saya yakin bahwa saya tidak akan selamat dari (murka) Rasulullah. Oleh karena itu, saya pun bertekad untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Beliau SAW. Keesokan harinya, Rasulullah tiba. Biasanya kalau beliau pulang dari bepergian maka yang

Page 65: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

49

beliau tuju pertama kali adalah masjid. Beliau mengerjakan shalat dua rakaat, lalu duduk untuk menerima kaum muslimin. Tatkala Beliau telah melakukan kebiasaannya itu, maka orang-orang yang tidak ikut bersama Beliau ke Tabuk datang mengemukakan berbagai alasan kepada Beliau disertai dengan sumpah. Jumlah mereka delapan puluh orang lebih. Maka Rasulullah menerima apa yang mereka tampakkan, lalu Beliau berkenan membai’at mereka dan memohonkan ampun pada mereka, sedangkan batin mereka Beliau serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Tibalah giliran saya menghadap. Ketika saya mengucapkan salam, beliau tersenyum sinis kemudian bersabda,”Kemarilah!” saya berjalan mendekat lalu duduk di hadapan Beliau. Lalu Beliau mulai bertanya,”Apa yang menyebabkan engkau tidak ikut berangkat?” saya menjawab,” wahai Rasulullah, sungguh andaikan saya duduk di hadapan orang selain anda, siapapun dia dari penduduk dunia, saya yakin akan dapat bebas dari kemarahannya dengan mengemukakan alasan yang bisa diterima. Sungguh saya telah dikaruniai kepandaian berbicara. Namun demi Allah, aku benar-benar yakin, kalau seandainya hari ini saya berbohong kepada anda sehingga anda ridha menerima alasan saya, tapi pasti sebentar lagi Allah akan menggerakkan hati anda untuk marah kepada saya. Sebaliknya, jika saat ini saya berkata jujur yang membuat anda marah pada saya, namun sungguh saya benar-benar mengharapkan hari esok yang baik dari Allah SWT. Demi Allah, saya sama sekali tidak mempunyai uzur. Demi Allah, saya belum pernah sekuat dan semudah ketika saya tidak mengikuti anda ke Tabuk.” Rasulullah bersabda,” orang ini telah berkata benar. Berdirilah! Tunggulah keputusan Allah terhadap dirimu.” Lalu beerapa orang dari Bani Salimah menghampiri saya, mereka berkata pada saya,” demi Allah kami tidak pernah melihatmu melakukan dosa sebelum ini. engkau benar-benar tidak mampu mengemukakan alasan kepada Rasulullah SAW seperti yang dilakukan orang-orang lain yang tidak ikut ke tabuk. Mestinya cukuplah bagimu, jika Rasulullah SAW memintakan ampun bagi dosamu itu,” Ka’ab mengatakan,” demi Allah, orang-orang dari Bani Salimah itu terus –menerus menyalahkan saya, sehingga ingin rasanya saya kembali ke Rasulullah untuk meralat perkataan saya. Tetapi kemudian saya bertanya kepada orang-orang Bani Salimah itu,” adakah orang yang lain mengalami seperti yang saya alami?”mereka menjawab,” ya, ada dua orang yang mengatakan seperti apa yang engkau katakan dan mereka mendapat jawaban sama seperti yang engkau terima.” Saya bertanya,” siapakah kedua orang itu?” mereka menjawab,” Murarah bin Ar-Rabi’ al-Amri dan Hilal bin Umayyah al-Waqifi.” Keduanya adalah orang sholeh yang mengikuti perang Badar, pada keduanya ada alasan(bagiku). Sayapun meneruskan langkah untuk pulang ketika mereka menyebutkan keduanya untuk saya. Sejak saat itu, Rasulullah melarang kaum muslimin berbicara dengan kami bertiga diantara orang-orang yang tidak ikut bersama beliau. Manusia pun menjauhi kami (atau Ka’ab mengatakan,” mereka mengubah sikap terhadap kami), sehingga bumi terasa asing bagi saya, seolah-olah bumi yang saya pijak ini bukanlah bumi yang selama ini saya kenal. Keadaan ini berlangsung selama lima puluh hari. Dua orang teman saya menyembunyikan diri dan diam di

Page 66: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

50

rumahnya masing-masing sambil tiada henti-hentinya menangis. Diantara kami bertiga, sayalah yang paling muda dan paling kuat untuk keluar rumah, mengikuti shalat jamaah bersama kaum muslimin dan pergi ke pasar, tetapi tidak seorang pun yang mau berbicara dengan saya. Saya pergi ke tempat Rasulullah dan mengucapkan salam kepada Beliau di tempat duduk beliau sesudah shalat, sembari saya berkata di dalam hati,”Apakah Rasulullah akan menggerakkan bibir beliau untuk menjawab salam atau tidak?” kemudian saya mengerjakan shalat berdekatan dengan beliau. Sesekali saya mencuri pandang kepada beliau. Apabila saya melihat ketempat sujud saya, beliau memandang saya. Kalau saya menengok ke arah beliau, beliau berpaling dari saya. Hingga tatkala saya merasa bahwa kaum muslimin sudah begitu lama bersikap acuh kepada saya, maka saya berjalan lalu melompati pagar pekarang Abu Qhatadah. Dia adalah saudara sepupu saya dan orang yang paling saya cintai. Saya mengucapkan salam kepadanya. Namun demi Allah, ia tidak menjawab salam saya. Kemudian sayapun berkata,”Wahai Abu Qatadah, saya memintamu dengan nama Allah, bukankah engkau tahu bahwa saya ini cinta kepada Allah dan Rasul-Nya?” namun Abu Qatadah hanya terdiam. Saya kembali memintanya dengan nama Allah agar ia mau menjawab, tetapi ia tetap diam. Lalu saya kembali memintanya dengan nama Allah agar ia mau menjawab, maka ia pun menjawab,” Allah dan rasul-Nya yang lebih tau!” seketika itu mengalirlah airmata saya, dan saya pun beranjak pulang meloncati pagar. Pada suatu hari, ketika saya sedang berjalan-jalan di pasar Madinah, tiba-tiba ada seorang petani dari Syam yang datang ke Madinah untuk menjual makanan. Petani itu bertanya( kepada orang-orang yang ada di pasar),” siapakah yang dapat menunjukan ke saya kepada Ka’ab bin Malik?” orang-orang memberikan isyarat ke arah saya, petani itu mendatangi saya dan menyerahkan sepucuk surat kepada saya, dari Raja Ghassan. Saya seorang yang mampu membaca dan menulis, setelah saya baca isinya sebagai berikut,” ‘amma ba’du, sungguh telah sampai pada kami berita bahwa orang yang sedang engkau hadapi( Nabi Muhammad) mendiamkanmu, sedangkan Allah tidaklah menjadikanmu untuk tinggal ditempat yang hina dan menyia-nyiakan. Oleh karena itu, datanglah ke negeri kami. Kami pasti memberikan sikap solidaritas kami untukmu.” Setelah membaca surat itu saya berkata,” ini juga merupakan cobaan.” Kemudian saya menyalakan api tempat pembaklaran roti lalu membakar surat itu. Selang empat puluh hari (dari keseluruhan lima puluh hari) sedangkan wahyu belum turun, tiba-tiba utusan Rasulullah SAW datang pada saya seraya mengtakan,” sesungguhnya Rasulullah SAW memerintahkanmu untuk menjauhi istrimu!” saya bertanya,” apakah saya harus menceraikanya atau apa yang saya perbuat?” utusan itu menjawab,” tidak, tetapi jauhi ia dan jangan sekali-kali mendekatinya!” Rasulullah juga mengirimkan utusan kepada kedua orang yang senasib dengan saya (Murarah dan Hilal) membawa perintah yag sama dengan yang saya terima. Saya berkata pada istri saya, “ pulanglah pada keluargamu! Untuk sementara waktu menetaplah engkau disana, sampai keputusan Allah SWT tentang perkara ini datang!” sedangkan istri Hilal bin Umayyah menghadap Rasulullah SAW, memohon pada beliau, “ wahai Rasulullah,

Page 67: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

51

suamiku Hilal bin Umayyah adalah seorang tua renta dan tidak mempunyai pelayan. Apakah engkau keberatan apabila saya melayaninya?” Rasulullah menjawab,” tidak , tetapi jangan sampai dia dekat-dekat denganmu.” Istri Hilal pun berkata,” demi Allah, ia sudah tidak lagi mempunyai gairah sedikitpun terhadapku. Dan demi Allah, tak henti-hentinya ia menangis sejak kejadian itu sampai hari ini.” sebagian keluarga saya berkata pada saya,” bagaimana kalau seandainya engkau meminta izin kepada Rasulullah tentang urusan istrimu, sebab Rasulullah SAW telah memberi izin bagi istri Hilal bin Umayyah untuk melayani suaminya.” Saya menjawab:” saya tidak akan meminta izin pada Rasulullah tentangnya. Saya tidak tau apa yang akan dikatakan Rasulullah SAW apabila saya meminta izin kepada beliau tentangnya sedangkan saya seorang yang masih muda.” Saya lalui kehidupan tanpa istri itu selama sepuluh malam sehingga genaplah sudah bagi kami lima puluh malam sejak ada larangan berbicara dengan kami. Kemudian saya mengerjakan shalat fajar disubuh hari kelima puluh diatap rumah kami. Pada saat saya sedang duduk dalam keadaan sebagaimana yang Allah sebutkan tentang kami (di dalam Al qur’an), disaat itu jiwa saya sangat sesak, serta bumi yang sedemikian luas terasa sempit bagi saya. Kemudian saya mendengar suara orang berteriak-teriak sambil naik ke atas gunung sal’in, ia katakan dengan suranya yang keras,” hai Ka’ab bin Malik, bergembiralah! “ serta merta saya bersimpuh sujud, dan saya tahu bahwa saya telah mendapatkan solusi. Rasulullah memberitahu kepada kaum muslimin, bahwa Allah telah menerima taubat kami bertiga. Kabar itu disampaikan seusai beliau mengerjakan shalat subuh, maka kaum muslimin segera bangkit untuk mengucapkan selamat pada kami. Para pembawa berita gembira itu datang kepada dua orang yang senasib dengan saya. Sedangkan (ada dua orang yang berlomba menyampaikan kabar gembira itu untuk saya) : satu orang memacu kudanya ke arah saya dan satu oran lagi naik dari kabilah Aslam naik ke gunung (meneriakkan ucapan selamat), maka suaranya lebih cepat sampai daripada larinya kuda. Ketika datang kepada saya orang yang saya dengar teriakan selamatnya, seketika itu saya lepaskan pakaian saya dan saya kenakan kepadanya. Padahal demi Allah waktu itu saya tidak memiliki pakaian selainnya. Setelah itu saya meminjam pakaian dan berangkat untuk menghadap Rasulullah, sementara kaum muslimin menyambut saya secara berbondong-bondong mengucapkan selamat atas diterimanya taubat saya. Mereka berkata pada saya,” selamat atas pengampunan Allah kepadamu.” Sesampainya saya di masjid, ternyata Rasulullah sedang duduk dikelilingi para sahabat. Melihat kedatangan saya, Thalhah bin Ubaidillah segera berdiri dan menyongsong saya, menjabat tangan saya dan memberi selamat. Demi Allah, tak seorangpun sahabat muhajirin berdiri kecuali dia (karena itulah Ka’ab tidak dapat melupakan kebaikan Thalhah). Ka’ab melanjutkan ceritanya,”Tatkala saya mengucapkan salam kepada Rasulullah saw beliau bersabda dengan wajah yang berseri-seri penuh bahagia,”Bergembiralah mendapatkan hari terbaik selama hidupmu, sejak kamu dilahirkan ibumu.” Saya bertanya,”Wahai Rasulullah, apakah ini dari sisi Anda sendiri atau dari sisi Allah swt?” beliau menjawab,”Bahkan dari Allah swt.” Keadaan

Page 68: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

52

Rasulullah jika merasa senang, maka wajah Beliau bersinar terang seolah-olah merupakan potongan rembulan. Demikianlah kami mengetahui bahwa Rasulullah saw sedang senang hatinya apabila terjadi yang demikian. Ketika saya duduk di hadapan beliau saw, saya mengatakan,”Wahai Rasulullah, sebagai bagian dari taubat saya, maka saya hendak menyedekahkan harta benda saya untuk Allah dan rasul-Nya.” Rasulullah saw bersabda,”Simpanlah sebagian harta bendamu, itu lebih baik.” Maka saya menjawab,”Saya masih mempunyai tanah yang menjadi bagian saya (hasil dari rampasan perang) di Khaibar.” Kemudian saya berkata,” Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah telah menyelamatkan saya dengan sebab kejujuran, maka sebagai bagian taubat saya, saya tidak akan berbicara selain kejujuran selama hidup saya.” Demi Allah, saya tidak pernah melihat seorang pun di antara kaum muslimin yang diuji Allah untuk berkata jujur—saya menyebutkan keadaan sebenarnya kepada Rasulullah—lebih baik dari saya sampai hari ini. Demi Allah, sejak saya berjanji pada Rasulullah hingga kini, saya tidak pernah sengaja berbohong. Dan berharap semoga Allah menjaga saya dalam sisa hidup saya. Kemudian Allah swt menurunkan ayat-Nya: “Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin, dan orang-orang Anshar, yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati dari segolongan mereka telah berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka. Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tiada tempat lari dari siksa Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”(QS. At-Taubah : 117-119) Ka’ab mengatakan,”Demi Allah, belum pernah Allah memberi nikmat kepada saya -sesudah Allah memberi hidayah memeluk islam-yang lebih agung menurut saya dibandingkan nikmat saya bisa berkata jujur kepada Rasulullah. Sebab, andaikata saya berbohong pada Beliau, pastilah kebinasaan menimpa saya, sebagaimana menimpa orang-orang munafik yang berdusta kepada Beliau. Sungguh Allah telah berfirman kepada para pendusta di dalam wahyu yang turun berisi ucapan yang sangat memburukan seseorang. Allah berfirman:”Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah, apabila kamu kembali kepada mereka, supaya kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah dari mereka; karena sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka jahannam; sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan. Tetapi jika sekiranya kamu ridha kepada mereka, maka sesungguhnya Allah tidak ridha pada orang-orang yang fasik itu.”(QS. At-Taubah: 95-96) Ka’ab menuturkan,” urusan kami bertiga ditangguhkan, berbeda dengan orang-orang munafik yang telah diterima (uzurnya) oleh Rasulullah ketika mereka bersumpah kepada Rasulullah lalu Beliau membai’at mereka dan memintakan ampunan untuk

Page 69: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

53

mereka kepada Allah. Sedangkan urusan kami ditangguhkan Rasulullah sampai Allah memutuskan untuk menerima taubat kami. Allah berfirman:“Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan(penerimaan taubat) mereka....”( QS.At-Taubah:118) firman Allah tentang penangguhan kami bukan karena kami ketinggalan dari perang Tabuk, namun itu adalah penangguhan Rasulullah tentang persoalan kami bertiga, berbeda dengan orang-orang (munafik) yang bersumpah kepada Rasulullah dan menyampikan bermacam-macam alasan yang kemudian diterima oleh Rasulullah.” Al-Bukhari dan Muslim. Dalam sebuah riwayat disebutkan,” Nabi SAW pada waktu perang Tabuk berangkat pada hari Kamis, dan memang Beliau memilih hari Kamis jika hendak bepergian.” Dan riwayat lain disebutkan,”biasanya Beliau kalau pulang dari bepergian pada waktu pagi, dan biasanya beliau langsung ke masjid dulu, shalat dua rakaat, kemudian duduk dimasjid itu.” Bukhari dan Muslim.

Hadits di atas mengkisahkan tentang ketertinggalan Ka’ab bin Malik

dalam perang Tabuk yang terjadi pada tahun sembilan hijriyah, dimana Nabi

memerangi Romawi yang penduduknya beragama Nasrani.

B. Analisis Metode Bimbingan dalam Hadits

1. Metode Direktif (counselor-centered method)

Metode ini disebut juga pendekatan langsung yang lebih dikenal dengan

pendekatan terpusat pada konselor, yang berasumsi bahwa klien tidak mampu

mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya. Karena itu, klien membutuhkan

bantuan dari orang lain, yaitu konselor. Dalam interaksi ini konselor berperan

aktif mengajarkan sesuatu atau menanamkan pengertian baru kepada

klien/konseli.

Contoh pelaksanaan bimbingan secara direktif sebagaimana termuat dalam

hadits berikut:

a. Hadits pertama yang artinya: “Dari Abu Dzar RA bahwa orang-orang berkata, "Ya Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Namun, mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Nabi SAW pun bersabda,”Bukankah Rabb telah menjadikan sesuatu bagi kalian untuk sedekah?

Page 70: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

54

Sesungguhnya tiap-tiap tasbih merupakan sedekah, tahmid merupakan sedekah, memerintah kepada kebaikan juga sedekah, melarang berbuat kemungkaran merupakan sedekah, dan bersetubuh (dengan istrinya) adalah sedekah.” Mereka bertanya,”Wahai Rasulullah, apakah salah seorang di antara kami mendapatkan pahala sedangkan ia mengikuti syahwatnya?” Rasulullah bersabda,”Bukankah seseorang yang menyalurkan syahwatnya pada yang haram ia berdosa? Maka demikian pula apabila ia menempatkan syahwatnya itu pada yang halal, ia akan mendapatkan pahala.” (HR. Muslim: 1006).

Terjadi komunikasi antara Rasulullah Muhammad SAW sebagai

konselor dan para sahabat sebagai klien/konseli. Para sahabat

mengungkapkan perasaan-perasaannya sehubungan dengan masalahnya.

Mereka tentu berharap untuk mendapat solusi. Dalam hadits ini, yang

menjadi poin permasalahan bagi para sahabat adalah suatu hal yang

mengagumkan. Mereka mengadukan kerisauan hatinya lantaran tidak

bisa beramal sebanyak yang dilakukan oleh sahabat yang dikaruniai harta

melimpah.

Pada masa kerasulan, saling mendahului/berlomba dalam

melakukan kebaikan merupakan kebiasaan para sahabat. Amal

kebaikan/ibadah yang dilakukan membuat kebutuhan eksistensi rohani

seorang manusia terpenuhi. Mereka senantiasa berlomba dalam puasa,

jihad dan sebagainya. Akan tetapi dalam hal sedekah sahabat yang fakir

tidak dapat “menandingi” sahabat yang memiliki kelapangan rizki.

Sebagai makhluk religius/makhluk Allah hal ini menjadi problem

tersendiri. Karena mereka ingin beribadah dengan optimal.

Rasulullah SAW menerima dan mengenali perasaan yang

diungkapkan para sahabat. Sebagai konselor, Rasul berperan membantu

Page 71: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

55

para sahabat mengembangkan fitrah dan atau kembali kepada fitrah.

Fitrah yang dimaksud adalah unsur-unsur dan sistem yang Allah

anugerahkan kepada setiap manusia, mencakup jasmani, rohani, dan

nafs; dimana fitrah berupa iman kepada Allah menjadi intinya. Ini

merupakan tujuan konseling yang substansi, sebab manusia terdiri dari

dimensi material dan spiritual yang menuntut keseimbanganan dalam

pemenuhan kebutuhannya.

Melanjutkan analisa hadits tersebut, Rasul kemudian memberikan

respon berupa kalimat tanya retoris untuk menarik atensi/perhatian para

sahabat,”Bukankah Rabb telah menjadikan sesuatu bagi kalian untuk

sedekah?” Kalimat tersebut membuat siapapun mulai berpikir lalu

semakin fokus menyimak apa yang selanjutnya akan disampaikan. Rasul

melanjutkan jawaban,”...Sesungguhnya tiap-tiap tasbih merupakan

sedekah, tahmid merupakan sedekah, memerintah kepada kebaikan juga

sedekah, melarang berbuat kemungkaran merupakan sedekah, dan

bersetubuh (dengan istrinya) adalah sedekah.”

Rasulullah SAW dengan seperangkat pengetahuan dan pengalaman

memahami kondisi klien yang merupakan para sahabat dari kaum

Muhajirin yang belum mapan dalam finansial. Apa yang disabdakan

Rasul kemudian menjadi pengertian dan pemahaman baru bagi sahabat.

Tak disangka segala sesuatu yang ada pada diri mereka dapat menjadi

sedekah. Setiap dzikir yang keluar dari lisan adalah sedekah. Siapapun

dengan keimanan tentu dapat dengan mudah mengamalkannya. Hingga

Page 72: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

56

pemenuhan kebutuhan biologis manusia pun dihitung sedekah asal

ditempatkan pada yang halal.

Nasihat Rasul mudah dipahami dan diterima serta diamalkan oleh

para sahabat, meski dalam kesempitan rizki. Sebagai klien para sahabat

tampaknya menyetujui dan melaksanakan sesuai petunjuk Rasul sebagai

konselor. Secara jelas kelihatan bahwa dengan teknik ini, konselor secara

langsung memberikan jawaban terhadap problem yang disadari klien

sebagai sumber kecemasannya. Sementara kepercayaan terhadap

konselor lah yang akan mempengaruhi klien/konseli apakah ia akan

mengikuti saran yang diberikan atau tidak.

Dalam kasus di atas, para sahabat akan langsung menerima saran

apapun yang disampaikan Rasul. Hal ini dikarenakan fakor kepribadian,

tindakan, gerak-gerik dan kata-katanya merupakan tauladan bagi umat

Islam. Rasa hormat yang kuat turut membentuk pengabdian dan

kesetiaan kepada Rasulullah SAW dalam kehidupan dan pemikiran para

sahabat. Terlebih apa yang disabdakan Rasul merupakan bimbingan dari

wahyu.

b. Hadits kedua Muttafaqun‘alaih. HR Bukhari: 3418 dan Muslim: 1159

Pada hadits ini Rasul mendatangi sahabat untuk memberikan

nasehat. Sebelumnya Rasul mendengar berita bahwa ada seorang sahabat

yang tampak berlebihan dalam melaksanakan ibadah. Ia puasa setiap hari

dan shalat sepanjang malam. Padahal Nabi tidak melakukan takalluf

Page 73: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

57

(membebani manusia) apalagi dalam hal ibadah. Sahabat diajarkan untuk

melakukan ibadah dengan sederhana agar tidak membebani diri.

Dari sisi ini terlihat Nabi melakukan pendekatan manusiawi yang

mendasarkan pada keseimbangan fitrah manusia yang terdiri dari unsur

jasmani, rohani dan nafs. Unsur rohani manusia hendaknya diperhatikan

hak dan kewajibannya tanpa mengabaikan unsur jasmani dan nafs.

Berlebihan dalam memenuhi salah satu unsur tentu akan mendzalimi

unsur yang lain, bahkan orang di sekelilingnya. Nabi memahami betul

perkara ini.

Rasulullah mengawali konseling dengan bertanya tentang

kebenaran berita yang sampai pada Beliau, apakah benar sahabat tersebut

yang puasa sepanjang hari dan bangun sepanjang malam untuk shalat.

Kemudian Rasul menasehati sahabat karena menyadari apa yang

dilakukannya tidak baik untuk dirinya dan orang di sekitarnya.

Dalam metode direktif, memberikan saran berarti memberikan

arah, jalan untuk melakukan sesuatu berdasarkan pemikiran setelah

melaksanakan analisis mendalam (Saiful Akhyar, 2007: 67). Hal ini

terlihat dari nasehat yang diberikan Rasul,”Janganlah berbuat demikian!

Berpuasalah dan berbukalah, tidur dan bangunlah untuk mengerjakan

shalat. Karena, sesungguhnya tubuhmu ada hak atas dirimu, kedua

matamu pun ada hak akan dirimu, istrimu juga ada hak atas dirimu, dan

tamumu pun mempunyai hak atas dirimu....” Akan tetapi sahabat tersebut

tidak langsung menerima nasehat Rasul.

Page 74: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

58

Dalam komunikasi tersebut, Rasul dan sahabat bersikap terbuka—

salah satu asas dalam konseling. Keterbukaan Rasul terwujud dengan

kesediaannya menanggapi pernyataan klien/sahabat yang mengatakan

bahwa dirinya masih kuat untuk melaksanakan ibadah yang disarankan

Rasul. Sedangkan keterbukaan klien terlihat dari dua hal, yaitu klien

membuka diri tentang masalahnya dan kedua mau membuka diri untuk

menerima saran-saran dan masukan lain. Dalam hal ini, keterbukaan

klien/sahabat membuat konselor memahami semangatnya untuk

beribadah. Pada akhirnya Rasul memberi saran agar sahabat melakukan

ibadah yang telah diperkirakan tidak melampaui batas namun disukai

Allah. Sahabat menerimanya dengan sukarela.

2. Metode Non-Direktif (client-centered mehod)

Metode ini memandang bahwa dalam proses konseling yang paling

berhak memilih, merencanakan, dan memutuskan perilaku dan nilai-nilai

mana yang dipandang paling bermakna bagi klien/konseli adalah

klien/konseli itu sendiri (Saiful Akhyar, 2007:68). Dengan cara ini konselor

memberikan bantuan yang bersifat “tidak mengarahkan, nondirective” (tidak

mengisi pikiran konseli dengan pertimbangan-pertimbangan baru), tetapi

hanya mempermudah refleksi diri dalam suasana komunikasi yang penuh

saling pengertian dan kehangatan.

Contoh pelaksanaan bimbingan dan konseling secara non-direktif

sebagaimana termuat dalam hadits berikut:

a. Hadist pertama yang artinya: Dari ‘Atha’ bin Abu Rabah meriwayatkan, “Ibnu ‘Abbas ra berkata kepadaku, “Maukah kutunjukkan seorang wanita

Page 75: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

59

yang termasuk ahli surga?” Aku menjawab, “Ya.” Ia berkata, “Wanita yang berkulit hitam ini, ia pernah datang kepada Nabi saw lalu mengadu, ‘Sesungguhnya saya mempunyai penyakit ayan, dan aurat saya terbuka karenanya. Oleh karena itu, mohonkanlah kepada Allah agar saya diberi kesembuhan.’ Beliau bersabda, ‘Apabila kamu mau bersabar maka bagimu surga, dan apabila kamu mau, saya pun akan berdoa kepada Allah agar engkau diberi kesembuhan.’ Wanita itu menjawaab, ‘Saya akan bersabar.’ Kemudian wanita itu berkata lagi, ‘Sesungguhnya aurat saya terbuka karenanya, maka mohonkanlah kepada Allah agar aurat saya tidak terbuka.’ Maka beliau pun berdoa untuknya.” (HR. Bukhari: 5652)

Dalam hadits di atas, poin yang menggambarkan metode

bimbingan non-direktif terdapat pada kisah yang disampaikan Rasulullah

SAW tentang wanita berkulit hitam yang menderita penyakit ayan. Tatkala

penyakit tersebut kambuh, wanita tersebut terbuka auratnya tanpa ia

sadari. Kemudian wanita tersebut menemui Rasul agar dido’akan segera

sembuh. Rasulullah menerangkan pada wanita tersebut bahwa hilangnya

sakit tersebut dapat menghalangi nikmatnya surga yang akan ia dapatkan

ketika bersabar. Namun jika ia ingin, Rasul akan mendo’akannya agar

sembuh. Rasulullah memberi pilihan pada wanita tersebut, termasuk

penjelasan berkaitan dengan keputusan pilihan yang diambil klien, baik

mengenai untung rugi, resiko maupun konsekuensinya.

Melalui pilihan tersebut Rasul memberinya waktu untuk mengkaji

dan memadukan pengalaman-pengalamannya agar memahami perasaan,

pikiran, dan perilakunya sendiri. Dengan demikian, ia sendiri yang

menentukan pilihan dan keputusannya serta bertanggungjawab atas pilihan

dan keputusan yang diambil.

Jika diamati lebih lanjut, pilihan yang diberikan Rasul

memperlihatkan sifat empati seorang konselor dalam memahami kondisi

Page 76: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

60

klien. Maka pilihan yang diberikan adalah menerima dengan sabar dan

ikhlas kondisi dirinya yang dapat kambuh sewaktu-waktu, dengan balasan

surga atau dido’akan sembuh. Konselor menciptakan suasana yang optimis

bagi kehidupan klien. Dengan kata lain, Rasul sebagai konselor

menumbuhkembangkan keyakinan klien bahwa dirinya memiliki

kemampuan untuk menetapkan keputusan yang tepat dan terbaik bagi

dirinya pribadi tanpa merugikan orang lain.

Dengan kepercayaan diri yang tengah berkembang dalam dirinya,

disertai keyakinan akan janji surga, wanita berkulit hitam yang sakit ayan

tersebut secara mandiri memutuskan untuk bersabar menghadapi

penyakitnya. Kali ini ia tidak minta dido’akan kesembuhannya, melainkan

ingin Rasul mendo’akan agar auratnya tidak terlihat manakala penyakit

ayannya kambuh. Kemudian Rasul pun mendoakannya. Sejak ini

terbayang oleh klien rangkaian kegiatan yang harus dilakukan berkenaan

dengan keputusan dan pilihannya, kemudian menyadari

tanggungjawabnya. Berkaitan dengan hal ini, Corey mengemukakan

pendekatan client-centered difokuskan pada tanggungjawab dan

kemampuan klien/konseli untuk menemukan cara-cara menghadapi

kenyataan secara lebih utuh.

b. Hadits kedua yang artinya: Abu Hurairah RA berkata, ”Ketika ayat ini

turun pada Rasulullah SAW, ’Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu,’ (QS. Al Baqarah:284). Para sahabat Rasulullah SAW merasa berat dengan kandungan ayat tersebut. Kemudian mereka menemui Rasulullah sambil

Page 77: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

61

berjongkok dan berkata,’Wahai Rasulullah, kami dapat melakukan amal-amal yang dibebankan kepada kami sekuat tenaga, yaitu shalat, jihad, berpuasa dan sedekah. Namun, mengenai kandungan ayat ini, kami merasa tidak mampu untuk melaksanakannya.’ Beliau bersabda, ’apakah kamu akan berkata seperti yang dikatakan oleh para ahli kitab sebelummu. Mereka mengatakan, kami mendengar dan kami melanggarnya. Janganlah seperti mereka, tetapi katakanlah,’ kami mendengar dan kami menaatinya. Ampunilah kami wahai Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kami kembali.’ Ketika ayat tersebut dibaca dan lidah mereka terasa ringan membacanya, kemudian Allah menurunkan ayat selanjutnya,’ Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadannya dari Rabbnya, demikianlah pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitabNya, dan Rasul-Nya. (mereka mengatakan),’kami mendengarkan dan kami menaati.’(mereka berdoa),’ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.’ Selanjutnya setelah mereka telah melaksanakan sebagaimana isi ayat di atas itu, maka Allah SWT, menurunkan ayat lagi, ’Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakanya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” “Ya Rabb kami janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah.’ Beliau bersabda,’ Benar.’ “Ya Rabb kami, janganlah engkau bebankan pada kami beban berat, sebagaimana yang telah engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu sebelum kami.’ Beliau bersabda,’ Benar.’ “Ya Rabb kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami sesuatu yang kami tidak sanggup memikulnya.’ Beliau bersabda,’ Benar’ “Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami, Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.’ Beliau bersabda,’ Benar.’(HR.Muslim: 125)

Para sahabat mendatangi Rasul kemudian berlutut seraya

mengutarakan isi hati dan perasaannya terkait perintah wahyu yang baru saja

turun,” Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan

jika kamu melahirkan apa yang ada dalam hatimu atau kamu

menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu

tentang perbuatanmu itu,” (QS. Al Baqarah:284). Ayat ini membuat para

sahabat sangat bersedih dan tertekan perasaannya. Kali ini mereka merasa

Page 78: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

62

berat untuk melaksanakan, berbeda dengan perintah ibadah seperti shalat,

puasa, sedekah, jihad yang dapat mereka laksanakan dengan segera. Mereka

merasa takut dari muhasabah (perhitungan) Allah Ta’ala terhadap mereka

atas semua perbuatan baik kecil maupun besar. Hal ini karena kedalaman

iman dan keyakinan mereka.

Lantas Rasulullah SAW menjawab,”Apakah kamu akan berkata

seperti yang dikatakan oleh para ahli kitab sebelummu? Mereka mengatakan,

kami mendengar dan kami melanggarnya. Janganlah seperti mereka! tetapi

katakanlah, kami mendengar dan kami menaatinya. Ampunilah kami wahai

Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kami kembali.” Jika diperhatikan,

sabda Rasul tersebut mempunyai efek untuk menyadarkan para sahabat.

Rasul memulainya dengan kalimat tanya untuk menarik atensi kemudian

melanjutkan dengan penjelasan sebagai pandangan baru bagi sahabat.

Kalimat Rasul mengandung keyakinan bahwa para sahabat mampu

mengamalkan ayat tersebut sebagaimana perintah lain.

Setelah dibacakan kepada para sahabat dan lidah mereka pun terbiasa,

turunlah ayat berikutnya (QS. 2: 285). Kemudian mereka melaksanakan ayat

tersebut, lalu turunlah ayat selanjutnya (QS. 2: 286) yang artinya,”Allah tidak

membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia

mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakanya dan ia mendapat siksa

(dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (Mereka berdo’a) “Ya Rabb kami

janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Rabb

kami, janganlah Engkau bebankan pada kami beban berat, sebagaimana

Page 79: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

63

yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu sebelum

kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami sesuatu yang

kami tidak sanggup memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan

rahmatilah kami, Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap

kaum yang kafir.”

Doa yang dipanjatkan sahabat menunjukkan respon positif atas ayat

yang turun. Ini berarti sahabat telah memiliki kekuatan dalam

menumbuhkembangkan keyakinan dan optimisme dalam kehidupannya.

Sahabat/klien telah mengenal sumber kecemasan dalam dirinya dan

mendapatkan solusinya dari arahan Rasulullah SAW.

3. Metode Eklektik

Pendekatan konseling eklektik berarti konseling yang didasarkan pada

berbagai konsep dan tidak berorientasi pada satu teori. Eklektisme

berpandangan bahwa sebuah teori memiliki keterbatasan konsep, prosedur,

teknik. Karena itu eklektisme “dengan sengaja” mempelajari berbagai teori

dan menerapkan sesuai keadaan riil klien. Konseling eklektik dapat pula

disebut dengan pendekatan konseling integratif. Metode ekletik tidak hanya

meliputi dua metode yang kerapkali digunakan dalam layanan konseling

(counselor-centered method dan client-centered method), tetapi lebih luas

dari itu, yakni mencakup bidang psikoterapi seperti psikoanalisis dengan

behaviouristik atau terapi kognitif dengan pendekatan terpusat pada pribadi

(Saiful Akhyar, 2007:78-79).

Page 80: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

64

Contoh pelaksanaan bimbingan dan konseling secara eklektik

sebagaimana termuat dalam hadits tentang cerita Kaab Bin Malik terkait

ketidakikutsertaannya pada perang tabuk. Perasaan yang dialami manusia

pada umumnya apabila manusia tersebut mengalami tekanan berupa dipecat,

denda, dihukum, dan sebagainya, manusia pasti merasa terkejut dan emosi,

sehingga tanpa berfikir panjang meluapkan emosinya tersebut. Namun

berbeda halnya terhadap sahabat Ka’ab bin Malik.

Hadits tersebut memuat beberapa poin terkait dengan metode bimbingan

konseling. Pada awalnya, Ka’ab bin Malik (klien/konseli) menyadari apa

yang menjadi sumber kecemasannya. Ia merasa ragu-ragu antara ikut

berperang atau memanen hasil kebunnya. Sebab Rasul telah menyampaikan

resiko dari perjalanan jihad yang akan memakan waktu lama, melewati

padang tandus yang panjang, dan menghadapi musuh yang banyak. Akan

tetapi perang tidak terjadi dan pasukan pun pulang. Kembalinya Rasul dan

para sahabat membuat Ka’ab bin Malik gelisah tentang alasan apa yang akan

disampaikan kepada Rasul.

Tiba giliran menghadap Rasul, Ka’ab meyakinkan dirinya untuk

terbuka mengatakan yang sejujurnya kepada Rasulullah. Ia menerima

konsekuensi apapun yang akan diberikan oleh Rasul. Dalam hal ini, terbuka

merupakan asas konseling yang harus ada diantara konselor dan konseli.

Berikut percakapan antara Rasul dengan Ka’ab bin Malik: Ketika saya

mengucapkan salam, beliau tersenyum sinis kemudian

bersabda,”Kemarilah!” saya berjalan mendekat lalu duduk di hadapan

Page 81: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

65

Beliau. Lalu Beliau mulai bertanya,”Apa yang menyebabkan engkau tidak

ikut berangkat?” saya menjawab,” wahai Rasulullah, sungguh andaikan

saya duduk di hadapan orang selain anda, siapapun dia dari penduduk

dunia, saya yakin akan dapat bebas dari kemarahannya dengan

mengemukakan alasan yang bisa diterima. Sungguh saya telah dikaruniai

kepandaian berbicara. Namun demi Allah, aku benar-benar yakin, kalau

seandainya hari ini saya berbohong kepada anda sehingga anda ridha

menerima alasan saya, tapi pasti sebentar lagi Allah akan menggerakkan

hati anda untuk marah kepada saya. Sebaliknya, jika saat ini saya berkata

jujur yang membuat anda marah pada saya, namun sungguh saya benar-

benar mengharapkan hari esok yang baik dari Allah SWT. Demi Allah, saya

sama sekali tidak mempunyai uzur. Demi Allah, saya belum pernah sekuat

dan semudah ketika saya tidak mengikuti anda ke Tabuk.” Rasulullah

bersabda,” orang ini telah berkata benar. Berdirilah! Tunggulah keputusan

Allah terhadap dirimu.”

Sementara itu, Rasul mengondisikan masyarakat untuk tidak

berinteraksi dengan Ka’ab bin Malik. Hal ini sebagai bagian pelajaran

sekaligus menunggu turunnya wahyu yang menjawab taubat yang

dilakukannya. Waktunya sekitar 50 hari. setelah itu, turun wahyu yang

mengabarkan bahwa taubat Ka’ab bin Malik diterima. Sahabat pun berlomba-

lomba memberitahukan kabar gembira ini kepadanya. Tidak ada lagi yang

menyimpan kekesalan padanya.

Page 82: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

66

Tujuan terapi yang dilakukan Rasulullah agar klien mempunyai

kesadaran secara utuh sehingga ia sadar akan keberadaan dan potensinya

sehingga terbuka sesuai dengan kemampuannya. Kesadaran yang utuh artinya

sadar akan keadaannya sekarang, memilih dan memikul tanggung jawab

untuk memilih. Penting untuk membangun kesadaran klien agar mampu

memutuskan pilihan (memilih) sehingga ia menjadi bebas dan

bertanggungjawab atas hidupannya.

Kecemasan sebagaimana yang dialami kaab bin malik akibat

kebingungan untuk memilih karena tidak ada jaminan kepastian. Maka ka’ab

harus menyadari pilihannya untuk menghadapi kecemasan dan menerima

kenyataan. Jadi tujuan terapi yang dilakukan oleh Rasulullah adalah untuk

membantu klien kearah kenyataan dan belajar untuk mengakui ketika mereka

menipu diri sendiri. Dikatakan para pakar eksistensial, bahwa tidak ada jalan

keluar dari kebebasan selama manusia menghindar untuk bertanggungjawab.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada hadits tentang cerita ka’ab bin

malik ini, Rasulullah menggunakan pendekatan eksistensial. karena

pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan

klien. Individu yang mengalami krisis perkembangan seperti masalah karier,

kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun masa

transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa. Mereka yang

mempunyai masalah tersebut memungkinkan digali pengalaman-

pengalamannya guna menjawab pertanyaan-pertanyaan hidupnya. Mereka

Page 83: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

67

diberikan media untuk menyadari kebebasan dan tanggungjawab pada pilihan

hidupnya.

Page 84: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis beberapa hadits di atas, peneliti dapat mengambil

kesimpulan bahwa :

Metode Bimbingan yang dilakukan oleh Rasulullah yang termuat dalam

kitab Riyadhus Shalihin, bahwa Rasulullah menitikberatkan pada perbedaan

individu daripada persamaannya. Hal ini dimaksudkan sebagai pemberian layanan

terhadap masing-masing individu berdasarkan masalah yang dihadapinya.

Perbedaan yang dimiliki masing-masing individu menjadi pertimbangan dalam

menyesuaikan beban dan menakar kemampuan yang dimiliki klien. Sebagaimana

didalam al Quran (QS Al-Baqarah: 286) dan hadits yang diriyatkan muslim

’Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia

mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakanya dan ia mendapat siksa

(dari kejahatan) yang dikerjakannya.”. Konseling berangkat dari kondisi objektif

klien, supaya klien dapat memahami, menerima dan melaksanakan arahan yang

diberikan konselor. Pada metode direktif Rasulullah melakukan proses konseling,

Rasulullah sebagai konselor secara langsung memberi jawaban atau nasehat

terhadap problem yang dialami klien/sahabat. Pada metode Non-direktif

bimbingan Rasulullah kepada klien memperhatikan dinamika yang terjadi dalam

melakukan terapi Rasulullah tidak mengulang hal-hal lama yang bersifat

monoton. Rasulullah melakukan kegiatan secara dinamik sehingga

menghantarkan klien kearah tujuan yang hendak dicapainya. Pada Metode

68

Page 85: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

69

eklektik Rasulullah memberi ruang dan kesempatan bagi klien untuk menyadari

kebebasan dan tanggungjawab yang diambil oleh klien.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari akan keterbatasan hasil penelitian yangmasih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu berikut beberapa keterbatasan peneliti, diantaranya :

1. Peneliti tidak mampu memberikan deskripsi yang jelas terkait sebab-

sebab turunya hadits (asbabbulwurud) dan proses konseling yang

mendalam, karena keterbatasan informasi.

2. Peneliti tidak dapat mengungkapkan dan menerangkan tentang hal-hal

diluar batasan penelitian.

3. Peneliti menyadari akan kekurangan rujukan sebagai bahan penelitian

karena keterbatasan waktu.

4. Peneliti menyadari bahwa masih banyak hadits dan metode yang

digunakan oleh Rasulullah, namun pada penelitian ini hanya mampu

mengambil metode secara umum dan beberapa hadits saja.

Dikarenakan keterbatasan waktu dan referensi.

C. Saran

Hasil penelitian ini perlu ditindak lanjuti untuk meningkatkan pemahaman

konselor tentang metode bimbingan Islam. Dalam penerapan bimbingan dan

konseling, metode atau pendekatan merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi keberhasilan konseling. Seorang konselor dituntut mampu

menerapkan metode yang tepat selama konseling berlangsung. Dalam dunia

bimbingan dan konseling islam, metode yang digunakan harus menjaga

Page 86: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

70

karakteristiknya sesuai dengan epistimologi bimbingan dan konseling islam.

Metode bimbingan dan konseling yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad

SAW adalah contoh paling riil dan komprehensif yang compatible dengan

bimbingan dan konseling Islam pada masa kini sehingga para konselor hendaknya

lebih intens meneladani Rasulullah sebgai sebaik-baik konselor.

Page 87: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

71

Daftar Pustaka

‘Aidh bin Abdullah al- Qarni. Visualisasi Kepribadian Muhammad. Bandung: Irsyad Baitus Salam. Cet.10. terj. Bahrun Abubakar Ihsan Zubaidi

Anwar Sutoyo. 2010. Teori dan Praktik Bimbingan dan Konseling Islam. Semarang: Widya Karya.

Elfi Mu’awanah. Tt. Bimbingan konseling Islam: Memahami Fenomena Kenakalan Remaja dan Memilih Upaya Pendekatannya dalam Konseling Islam.Yogyakarta: Teras.

Farid Hasyim dan Mulyono. 2010. Konseling Religius. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Ibnu Hajjar. 2008. Fat-hul Baari: Risalah Idaarah al-Buhuuts al-Ilmiyah wal Ifta’ wad Da’wah wal Irsyaad. Saudi: Beirut.

Hamdani Bakran Adz-Dzaky. 2004. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Al-Manar. Cet.3

Hamka. 2008. Tafsir Al Azhar. Jakarta: Pustaka Panji Mas.

Husen Madhal, Abror Sodik, Nailul Falah. 2012. Hadis BKI Edisi Revisi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Kaelan. 2010. Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta: Paradigma.

Marcel A. Boisard. 1980. Humanisme dalam Islam.

Muhammad Anis Matta.2003. Membentuk Karakter cara Islami. Jakarta: Al-I’tishom.

Muzamil Qomar. 2002. Epistemologi Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.

Noeng Muhadjir. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin

Prayitno dan Erman Amti. Tt. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Rineka Cipta

Saiful Akhyar Lubis. 2007. Konseling Islam: Kyai dan Pesantren. Elsaq Press.

Samsul Munir Amin.2010. Bimbingan dan Konsiling Islam. Jakarta: Amzah.

Page 88: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

72

Titscher, Stefan dkk. 2009. Metode Analisis Teks dan Wacana. Penerjemah: Gazali, dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Umi Sumbulah. 2010. Kajian Kritis Ilmu Hadits. Malang: UIN-MALIKI.

Zuhri. 1997. Hadits Nabi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Thoha Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami,

Yogyakarta : UII Press. 1992,

Latipun (2003) Psikologi Konseling. Malang : UPT Penerbit Universitas

Muhammadiyah Malang.

Malik bin Anas Abu A’badullah at-Ashbaniy, Muwatha’ al-Imam Malik.

(Mesir : Dariyah at-Turats-A’rabhiy

http://id.wikipedia.org/wiki/Viktor_Frankl (jimmy wales)

http://www.jokoyuwono.com/index.php?option=com_content&view=article&i

d=88:pandangan-terapi-eksistensial&catid=39:roctab

http://elyf-smileholic.blogspot.com/2010/02/terapi-eksistensial.html

http://www.scribd.com/doc/27712598/Eksistensialisme

Page 89: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

Daftar Pustaka

‘Aidh bin Abdullah al- Qarni. Visualisasi Kepribadian Muhammad. Bandung: Irsyad Baitus Salam. Cet.10. terj. Bahrun Abubakar Ihsan Zubaidi

Anwar Sutoyo. 2010. Teori dan Praktik Bimbingan dan Konseling Islam. Semarang: Widya Karya.

Elfi Mu’awanah. Tt. Bimbingan konseling Islam: Memahami Fenomena Kenakalan Remaja dan Memilih Upaya Pendekatannya dalam Konseling Islam.Yogyakarta: Teras.

Farid Hasyim dan Mulyono. 2010. Konseling Religius. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Ibnu Hajjar. 2008. Fat-hul Baari: Risalah Idaarah al-Buhuuts al-Ilmiyah wal Ifta’ wad Da’wah wal Irsyaad. Saudi: Beirut.

Hamdani Bakran Adz-Dzaky. 2004. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Al-Manar. Cet.3

Hamka. 2008. Tafsir Al Azhar. Jakarta: Pustaka Panji Mas.

Husen Madhal, Abror Sodik, Nailul Falah. 2012. Hadis BKI Edisi Revisi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Kaelan. 2010. Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta: Paradigma.

Marcel A. Boisard. 1980. Humanisme dalam Islam.

Muhammad Anis Matta.2003. Membentuk Karakter cara Islami. Jakarta: Al-I’tishom.

Muzamil Qomar. 2002. Epistemologi Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.

Noeng Muhadjir. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin

Prayitno dan Erman Amti. Tt. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Rineka Cipta

Saiful Akhyar Lubis. 2007. Konseling Islam: Kyai dan Pesantren. Elsaq Press.

Samsul Munir Amin.2010. Bimbingan dan Konsiling Islam. Jakarta: Amzah.

Page 90: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

Titscher, Stefan dkk. 2009. Metode Analisis Teks dan Wacana. Penerjemah: Gazali, dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Umi Sumbulah. 2010. Kajian Kritis Ilmu Hadits. Malang: UIN-MALIKI.

Zuhri. 1997. Hadits Nabi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Thoha Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami,

Yogyakarta : UII Press. 1992,

Latipun (2003) Psikologi Konseling. Malang : UPT Penerbit Universitas

Muhammadiyah Malang.

Malik bin Anas Abu A’badullah at-Ashbaniy, Muwatha’ al-Imam Malik.

(Mesir : Dariyah at-Turats-A’rabhiy

http://id.wikipedia.org/wiki/Viktor_Frankl (jimmy wales)

http://www.jokoyuwono.com/index.php?option=com_content&view=article&i

d=88:pandangan-terapi-eksistensial&catid=39:roctab

http://elyf-smileholic.blogspot.com/2010/02/terapi-eksistensial.html

http://www.scribd.com/doc/27712598/Eksistensialisme

Page 91: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wahyu Abdul Jalil

Tempat/Tanggal lahir : Wonogiri 18 Januari 1992

Alamat : Pule 04/04, Pule, Jatisrono, Wonogiri

E-mail : [email protected]

No. HP : 085728178656

Riwayat Pendidikan :

1. SD N 2 Pule Jatisrono (1998-2004)

2. MTs Ar-Rahman Slogohimo (2004-2007)

3. SMAIT Al-Hikmah Boyolali (2007-2010)

4. IAIN Surakarta (jurusan BKI) (2010-2017)

Riwayat organisasi :

1. OSIS MTs Ar-Rahman Slogohimo (Ketua Umum)

2. Pramuka MTs Ar-Rahman Slogohimo

3. OSIS SMAIT Al Hikmah (Ketua Umum)

4. Ithiha athulabah Ma’had alhikmah (ITHMAH)

5. Pandu Pelajar SMAIT Al Hikmah

6. Klub Nasyid Shohwatusyabab (S2)

7. Lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN Surakarta ( Ketua Umum)

8. Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMMI) komisariat Al-Aqsha

IAIN Surakarta di Bidang Kajian strategis (Kastrat) [2011-2012] dan

anggota

9. Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) jurusan Bimbingan Konseling

Islam.

10. Program Pendampingan dan Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an

(P3MBTA)

11. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kabinet Arsitek Peradaban IAIN

Surakarta di Kementrian sosial.

12. Forum Mahasiswa Wonogiri (Forsmagiri)

13. FMKI (Forum Mahasiswa Konseling Islam) Sebagai Anggota

Page 92: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu

14. Remaja Masjid Pule (REMMAPUL)

15. Pengurus takmir masjid jami’ al ikhlas dusun pule.

16. Anggota karang taruna dusun pule desa pule

Riwayat pekerjaan:

1. Musyrif di boarding yayasan Nur Hidayah Surakarta (mengampu siswa

SMAIT Nur Hidayah Boarding School)

2. Staf Pengajar di Ponpes Islam Terpadu Al Hikmah

3. Staf Funrising Nusantara Peduli.

Page 93: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu
Page 94: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu
Page 95: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu
Page 96: SKRIPSI - eprints.iain-surakarta.ac.ideprints.iain-surakarta.ac.id/1418/1/Download File.pdf · menerapkan metode yang tepat untuk menangani klien. ... SAW kehilangan ayah dan ibu