skripsi disusun oleh : theo kharismajaya e1a008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/skripsi theo...

142
PENGAWASAN DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS TERHADAP KUALITAS AIR MINUM USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (Tinjauan Yuridis Pasal 10 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010) SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2013

Upload: phungthu

Post on 27-Feb-2018

257 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

i

i

PENGAWASAN DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMAS TERHADAP KUALITAS AIR MINUM USAHA DEPOT AIR

MINUM ISI ULANG (Tinjauan Yuridis Pasal 10 Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010)

SKRIPSI

Disusun

Oleh :

THEO KHARISMAJAYA

E1A008332

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2013

Page 2: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

ii

PENGAWASAN DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMAS TERHADAP KUALITAS AIR MINUM USAHA DEPOT AIR

MINUM ISI ULANG (Tinjauan Yuridis Pasal 10 Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada

Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Disusun

Oleh :

THEO KHARISMAJAYA

E1A008332

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2013

Page 3: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

i

Lembar Pengesahan Skripsi

PENGAWASAN DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMAS TERHADAP KUALITAS AIR MINUM USAHA DEPOT AIR

MINUM ISI ULANG (Tinjauan Yuridis Pasal 10 Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010)

Disusun Oleh :

THEO KHARISMAJAYA

E1A008332

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum

pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Diterima dan disahkan

Pada Tanggal : 22 Februari 2013

Pembimbing I/Penguji I

Tedi Sudrajat, S.H., M.H.

NIP. 19800403 200604 1 003

Pembimbing II/Penguji II

Rochati, S.H., M.Hum.

NIP. 19541009 198403 2

001

Penguji III

Sunarto, S.H.

NIP. 19491111 198003 1

001

Mengetahui

Dekan Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman

Dr. Angkasa, S.H., M.Hum.

NIP. 19640923 198901 1 001

Page 4: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

ii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

PENGAWASAN DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMAS TERHADAP KUALITAS AIR MINUM USAHA DEPOT AIR

MINUM ISI ULANG (Tinjauan Yuridis Pasal 10 Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010)

Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan semua sumber data serta

informasi-informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat

diperiksa kebenarannya.

Dan apabila ternyata terbukti saya melakukan pelanggaran sebagaimana tersebut

diatas, maka saya bersedia dikenakan sanksi apapun dari fakultas.

Purwokerto, 22 Februari 2013

THEO KHARISMAJAYA

NIM E1A008332

Page 5: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

iii

ABSTRAK

Judul : PENGAWASAN DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMAS TERHADAP KUALITAS AIR MINUM USAHA DEPOT

AIR MINUM ISI ULANG (Tinjauan Yuridis Pasal 10 Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010)

Nama : THEO KHARISMAJAYA

NIM : E1A008332

Sumber daya yang penting bagi kehidupan masyarakat, air memerlukan

perhatian yang lebih dalam hal pemanfaatan dan pemeliharaannya. Di Indonesia

sendiri, yang merupakan negara dengan wilayah perairan yang cukup luas kadang

masih kurang perhatian dalam hal pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya air

bagi kehidupan. Banyak diantara kasus yang terjadi adalah pemanfaatan yang

pemeliharaan sumber daya air tersebut menyalahi standar rasional penggunaan

dan merugikan banyak pihak. Salah satu kasus penting yang sekarang ini terjadi

dan perlu mendapat perhatian lebih adalah mengenai penyediaan air minum bagi

masyarakat yang merupakan sumber penting bagi tata kehidupan. Pengaturannya,

kualitas air minum yang dapat didistribusikan ke masyarakat ada di dalam

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air

Minum pengawasan dapat dilakukan dengan Pengawasan intern, adalah

pengawasan yang dilakukan oleh aparat dalam organisasi itu sendiri. Pada

dasarnya pengawasan harus dilakukan oleh pucuk pimpinan sendiri. Setiap

pimpinan unit dalam organisasi pada dasarnya berkewajiban membantu pucuk

pimpinan mengadakan pengawasan secara fungsional sesuai dengan bidang

tugasnya masing-masing. Pengawasan ekstern, adalah pengawasan yang

dilakukan oleh aparat dari luar organisasi sendiri.

Penegakan hukum dan penataan yang efektif dan efisien dapat dilakukan

dengan mempergunakan paling tidak tiga macam penegakan hukum, yaitu

penegakan hukum administrasi, perdata, dan pidana di antara ketiga bentuk

penegakan hukum yang tersedia, penegakan hukum administrasi dianggap sebagai

upaya penegakan hukum terpenting, hal ini karena penegakan hukum administrasi

lebih ditujukan kepada upaya mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan

lingkungan di samping itu, penegakan hukum administrasi juga bertujuan untuk

menghukum pelaku pencemaran dan perusakan lingkungan. Penegakan hukum

perdata merupakan upaya penegakan hukum terpenting kedua setelah hukum

administrasi karena tujuan dari penegakannya hanya terfokus pada upaya

permintaan ganti rugi oleh korban kepada pencemar atau perusak lingkungan.

Penegakan hukum pidana dipandang sebagai ultimum remedium atau upaya

hukum terakhir karena penegakan hukum di sini ditujukan untuk menjatuhkan

pidana penjara atau denda kepada pelaku pencemaran dan/atau perusak

lingkungan hidup.

Kata Kunci : Pengawasan, Kualitas Air Minum, Dinas Kesehatan Kabupaten

Banyumas

Page 6: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

iv

ABSTRACT

As the important resource for the social community, water requires more

attention in the utilization and maintenance. In Indonesia, a country with fairly

broad waters, sometimes are lacking attention in the utilazation and maintenance

of water resources for life. Many of the cases is the utilization where the

maintenance of water resources violate the standard of rational use and

detrimental to many parties. One of the important cases that currently going on

and needs more attention is the provision of drinking water for the community as

an important source for the livelihood. Water in life, actually have explored a

large-scale thus allowing the emergence of a limitation. The vital need to human

beings is the need for water. The need for water includes the need for drinking

water. The clean and healthy water is an indispensable qualification for the

fulfillment of those needs. This is because the use of water as drinking water is

directly related to the human body, so the quality should be maintained in order

not to harm the human body itself. Water is a chemical compound that is essential

for human life on the world. The function of water for life cannot be replaced by

other compounds. The vital and the main use of water in life is as drinking water,

it is for the fulfillment the needs of water in the body. The rule, the quality of

drinking water that can be distributed to the public as exist in the Regulation of

the Minister of Health of the Republic of Indonesia, Number

736/MENKES/PER/VI/2010 about Management of Drinking Water Quality

Monitoring, supervision can be done with internal oversight, is carried out by

officers of the organization itself. Basically, supervision should be carried out by

the chairman of leadership himself. Each unit leader within the organization is

essentially obligated to help the chairman of leadership to conduct the functional

supervision in accordance with their respective duties. External oversight, is the

supervision that is carried out by the officers from outside the organization itself.

Law enforcement and the effective and efficient structuring can be done

by using at least three different law enforcement, among others; administrative

law enforcement, civil, and criminal. Among the three available forms of law

enforcement, the enforcement of administration law considered the most

important law enforcement efforts, this is because the administrative law

enforcement is more directed to the efforts of preventing pollution and

environmental destruction. In addition, administrative law enforcement also aims

to punish the perpetrators of pollution and environmental destruction. Civil law

enforcement is the second most important law enforcement efforts after the

administrative law, because the purpose of their enforcement is focused only on

the efforts of compensation that is requested by the victim to the polluters or

destroyers of the environment. Criminal law enforcement is seen as ultimum

remedium or last legal remedy, because law enforcement here is intended to

impose imprisonment or fines to perpetrators of pollution and / or damaging the

environment.

Keywords :

Page 7: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

v

PRAKATA

Puji syukur dan terimakasih penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul PENGAWASAN DINAS KESEHATAN PEMERINTAH

KABUPATEN BANYUMAS TERHADAP KUALITAS AIR MINUM

USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (Tinjauan Yuridis Pasal 10

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010).

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan, waktu dan terbatasnya

literatur. Oleh karena itu semua saran dan kritik yang sifatnya membangun akan

diterima dengan ketulusan hati.

Dalam proses penulisan ini, penulis banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis akan menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan

yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Angkasa, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman.

2. Bapak Tedi Sudrajat, S.H.,M.H. selaku Dosen Pembimbing I sekaligus Dosen

Penguji I yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh

kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Rochati, S.H., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen

Penguji II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh

kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak H. Sunarto, S.H. selaku Dosen Penguji pada seminar skripsi dan

pendadaran yang telah memberikan koreksi dan saran mengenai perbaikan

skripsi ini.

Page 8: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

vi

5. Ibu Neni selaku pengampu angkatan 2008 serta Bapak Teguh dan semua staf

bagian pendidikan yang telah memberikan bantuan dalam hal administratif

birokrasi selama kuliah maupun dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh dosen pengajar, dan staf administrasi, dan seluruh civitas akademika

Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman yang telah membekali dan

memberikan kesempatan penulis menimba ilmu.

7. Kepada keluarga tercinta, Ayahanda Andreas Prawoto dan Ibunda Soemarmi

yang telah melahirkan, mendidik, menyayangi, membesarkan, mendoakan,

dan memberikan semangat selalu kepada penulis. Kakak tercinta Thomas

Prasetyo Wibowo dan Martinus Wahyu Andrianto.

8. Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922.

9. Keluarga besar di Madiun, Magetan, Surabaya, dan Malang Jawa Timur

terimakasih atas support yang diberikan dan juga Keluarga besar Yoanita.

10. Sahabat-sahabatku dikampus Hukum, Nico Utama Handoko, Reza Febrian

Pratama, Yogi Tri Pamuji, Asep Jaya Permana, dan Deni Yusuf Permana

yang sudah gokil bareng sampe akhir.

11. Sahabat-sahabatku dikampus Hukum Team Kimculers 08 dengan guyonan

yang khasnya dan persahabatan paling erat.

12. Keluarga Besar KKN Posdaya Desa Maduresa Kecamatan Gombong

Kebumen periode Januari-Februari 2012, terimakasih atas motivasi dan

dukungannya selama ini. Jihan, Untung, Silahudin, Bima, Ayu, Fitri, Ratnati,

Page 9: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

vii

Ratnawati dan keluarga induksemang terimakasih udah gokil bareng dan

motivasinya.

13. Keluarga Besar Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman angkatan

2008 (Kita jaga persaudaraan kita, salam 2008), serta semua pihak yang turut

membantu dan tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

14. Teman-teman penulis dimanapun yang selalu memberikan dukungan dan

nasihat yang bermanfaat.

15. Semua pihak dimanapun yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis,

mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis juga memohon maaf

kepada semua pihak apabila terdapat kesalahan dalam ucapan maupun tindakan

selama berinteraksi dan berproses di Fakultas Hukum Universitas Jenderal

Soedirman, semoga skripsi ini dapat bermanfaat. dan menambah pengetahuan.

Purwokerto, 22 Februari 2013

THEO KHARISMAJAYA

E1A008332

Page 10: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………… i

SURAT PERNYATAAN…………………………………………... ii

ABSTRAK.......................................................................................... iii

ABSTRACT………………………………………………………… iv

PRAKATA......................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................ viii

DAFTAR ISI……………………………………………………….. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Perumusan Masalah.................................................................. 13

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.............................................. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hukum Administrasi Negara…..…........................................... 16

1. Pengertian Hukum Administrasi Negara…………………. 16

2. Kedudukan Hukum Administrasi Negara............................ 20

3. Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara...................... 21

4. Asas-asas Hukum Administrasi Negara............................... 25

5. Sumber-sumber Hukum Administrasi Negara……………. 28

B. Definisi Kesehatan..................................................................... 32

C. Pemerintahan Daerah................................................................. 33

1. Definisi Pemerintahan Daerah............................................. 33

2. Asas-asas Pemerintah Daerah.............................................. 34

3. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah…………………. 40

4. Dinas Kesehatan................................................................... 41

D. Pengawasan…………………………………………………... 41

1. Pengertian Pengawasan………………………………….. 41

Page 11: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

ix

2. Maksud dan Tujuan Pengawasan.......................................... 44

3. Macam Teknik Pengawasan................................................... 48

4. Fungsi-fungsi Pengawasan…………………………………. 49

E. Depot air minum isi ulang………………………………………. 50

1. Pengertian Kualitas Air ………………….............................. 51

2. Tujuan Pengawasan Kualitas Air…………………………… 52

3. Persyaratan Bakteriologis Air Minum ……………………... 53

F. Lingkungan Hidup....................................................................... 54

1. Pengertian Lingkungan Hidup …………………………….. 54

2. Ruang lingkup Lingkungan Hidup........................................ 56

3. Tujuan dan Peran Masyarakat Dalam Pengetahuan

Lingkungan Hidup…………………………………………. 59

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian…………………………………………………. 61

B. Metode Pendekatan...................................................................... 61

C. Spesifikasi Penelitian.................................................................... 63

D. Lokasi Penelitian........................................................................... 64

E. Sumber Bahan Hukum.................................................................. 65

F. Metode Pengumpulan Bahan Hukum.......................................... 66

G. Metode Penyajian Bahan Hukum.................................................. 66

H. Metode Analisis Bahan Hukum..................................................... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian............................................................................. 69

1. Bahan Hukum Primer.............................................................. 69

2. Bahan Hukum Sekunder............................................................. 75

B. Pembahasan.................................................................................. 85

Page 12: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

x

1. Pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Terhadap

Kualitas Air Minum Usaha Depot Air Minum Isi

Ulang…………………………………………………..... 85

2. Penyelesaian hukum terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh pihak

usaha Depot Air Minum Isi Ulang Berdasarkan Pasal 10 Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

736/MENKES/PER/VI/2010............................................ 106

BAB V PENUTUP

A. Simpulan................................................................................... 125

B. Saran......................................................................................... 127

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang muncul secara alami

dan dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya.

Dalam Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa: “Bumi,

air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.” Maksud isi dari ayat

pasal diatas bahwa segala sesuatu mengenai sumber daya alam termasuk di

dalamnya air beserta kekayaan alam lainnya milik atau berada dalam wilayah

teritori Negara Kesatuan Republik Indonesia berarti dikuasai, diatur, dikelola, dan

didistribusikan oleh negara atau pemerintah dengan segenap lembaga

pengelolanya dipergunakan untuk memakmurkan atau mensejahterakan rakyat

Indonesia seluruhnya.1 Negara mempunyai aturan tersendiri agar usaha eksplorasi

sumber daya yang dimiliki tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak

bertanggung jawab. Pengaturan tersebut bertindak dalam fungsi pengawasan dan

pemanfaatan yang sebaik-baiknya oleh negara melalui setiap bagian-bagian

pemerintah.

Seiring dengan perkembangan peradaban dan populasi, membawa

manusia pada era eksplorasi sumber daya sehingga persediaannya terus menerus

berkurang secara segnifikan oleh karena itu, pemanfaatannya harus dilakukan

1 Abdurrahman, Pengantar Hukum Lingkungan Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung

1990 halaman 4.

Page 14: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

2

secara hati-hati dan efisien agar terus berkesinambungan serta terhindar dari

tindakan eksploitasi yang berlebihan. Pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya

dapat dilakukan secara rasional dan agar tercapai keadilan maka pelaksanaanya

juga harus melalui pihak yang mempunyai wewenang sehingga usaha pemerataan

penggunaan sumber daya tersebut terwujud. Dalam hal ini, pihak yang

mempunyai wewenang atas pelaksanaan pemerataan dan mengatur secara jelas

tentang pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya adalah negara.

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan

upaya pemantauan lingkungan hidup adalah pengelolaan dan pemantauan

terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap

lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Pembangunan berkelanjutan

(sustainable development) merupakan standar yang tidak hanya ditujukan bagi

perlindungan lingkungan, melainkan juga bagi kebijaksanaan pembangunan,

artinya dalam penyediaan, penggunaan, peningkatan kemampuan sumber daya

alam dan peningkatan taraf ekonomi, perlu menyadari pentingnya pelestarian

fungsi lingkungan hidup, kesamaan derajat antar generasi, kesadaran terhadap hak

dan kewajiban masyarakat, pencegahan terhadap pembangunan yang desktruktif

(merusak) yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan, serta berkewajiban

Page 15: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

3

untuk turut serta dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan pada setiap

lapisan masyarakat.2

Sumber daya yang penting bagi kehidupan masyarakat, air memerlukan

perhatian yang lebih dalam hal pemanfaatan dan pemeliharaannya. Di Indonesia

sendiri, yang merupakan negara dengan wilayah perairan yang cukup luas kadang

masih kurang perhatian dalam hal pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya air

bagi kehidupan. Banyak diantara kasus yang terjadi adalah pemanfaatan yang

pemeliharaan sumber daya air tersebut menyalahi standar rasional penggunaan

dan merugikan banyak pihak. Salah satu kasus penting yang sekarang ini terjadi

dan perlu mendapat perhatian lebih adalah mengenai penyediaan air minum bagi

masyarakat yang merupakan sumber penting bagi tata kehidupan. Air sendiri

dalam kehidupan secara nyata telah tereksplorasi besar-besaran sehingga

memungkinkan timbulnya suatu keterbatasan.

Kebutuhan yang vital bagi makhluk hidup terutama manusia adalah

kebutuhan akan air. Kebutuhan akan air tersebut diantaranya adalah kebutuhan

untuk air minum. Air yang bersih dan sehat merupakan kualifikasi yang sangat

diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Hal ini dikarenakan

pemanfaatan air sebagai air minum secara langsung berkaitan dengan tubuh

manusia, sehingga perlu dijaga kualitasnya agar tidak membahayakan tubuh

manusia itu sendiri. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi

kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat

2 Alvi Syahrin, Pembangunan Berkelanjutan (Perkembangannya, Prinsip-Prinsip dan

Status Hukumnya), Fakultas Hukum USU, Medan, halaman. 27. Perhatikan juga, Koesnadi

Hardjasoemantri,Hukum Tata Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Edisi ke-7, Cetakan ke-

14, Yogyakarta,1999, halaman. 18-19.

Page 16: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

4

digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi

kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan air

dalam tubuh.

Air adalah zat yang sangat dibutuhkan oleh manusia, dengan terpenuhinya

kebutuhan air, maka proses metabolisme dalam tubuh manusia dapat berlangsung

dengan baik, sebaliknya jika kekurangan airproses metabolisme akan terganggu

dan akibatnya dapat menimbulkankematian. Salah satu upaya pengamanan

makanan dan minuman untuk melindungi kesehatan masyarakat adalah

pengawasan terhadap kualitasair minum. Hal tersebut dikarenakan air minum

merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan cukup

besar dalam kehidupan. Air dari sumber air harus melalui proses pengolahan

terlebih dahulu sampai air tersebut memenuhi syarat kesehatan, baik dari segi

kualitas maupun kuantitasnya.

Air dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas

air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat

tersebut, khususnya air untuk minum dan makan. Berkaitan dengan kebutuhan

akan air minum, selama ini berbagai daerah di Indonesia memanfaatkan sumber

air sumur atau air permukaan yang telah diolah oleh Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM), Karena semakin rendahnya kualitas air sumur, sementara

PDAM belum mampu memasok air dengan jumlah dan kualitas yang cukup maka

semakin banyak alternatif pemanfaatan air dari sumber lain yang diantaranya

adalah air minum isi ulang. Fenomena tersebut yang juga menyebabkan

Page 17: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

5

keberadaan bisnis air minum isi ulang yang lebih populer dengan sebutan “depot

air minum isi ulang” semakin meningkat.

Sehubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam, agar lingkungan

tetap lestari, harus diperhatikan tatanan/tata cara lingkungan itu sendiri. Dalam hal

ini manusialah yang paling tepat sebagai pengelolanya karena manusia memiliki

beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain. Manusia mampu

merombak, memperbaiki, dan mengkondisikan lingkungan seperti yang

dikehendakinya, seperti:

1. Manusia mampu berpikir serta meramalkan keadaan yang akan datang;

2. Manusia memiliki ilmu dan teknologi;

3. Manusia memiliki akal dan budi sehingga dapat memilih hal-hal yang baik.

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pencemaran,

pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan

pengembangan lingkungan hidup. Pengelolaan ini mempunyai tujuan sebagai

berikut.

1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai

tujuan membangun manusia seutuhnya.

2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.

3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.

4. Melaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan

untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

Menurut Pasal Undang-undang Dasar 28H ayat (1) merupakan ketentuan

kunci tentang diaturnya norma mengenai lingkungan di dalam konstitusi. Pasal

Page 18: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

6

tersebut berbunyi sebagai berikut: “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan

batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat

serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.

Air bersih yang layak minum, merupakan air yang telah lolos uji

kelayakan sesuai aturan yang berlaku. Penyediannya sendiri dapat bersumber dari

berbagai macam jenis. Mulai dari air yang disediakan oleh dinas air minum, air

minum dalam kemasan, dan yang baru-baru ini muncul dan menjadi alternative

penyedia air minum yang lebih murah adalah air minum isi ulang. Pelaksanaan

distribusi air minum bersih bagi masyarakat pun tak lepas dari pengawasan

Pemerintah melalui Dinas Kesehatan. Sedangkan peranan hukum menurut Ateng

Syafruddin adalah “untuk menstrukturkan seluruh proses (pembangunan)

sehingga kepastian dan ketertiban terjamin”.3 Hukum bertujuan untuk

mewujudkan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi rakyat. Hukum sebagai

kumpulan peraturan atau kaedah mempunyai isi yang bersifat umum dan normatif

karena menentukan apa yang seyogyanya bolehh dilakukan, apa yang tidak boleh

dilakukan atau harus dilakukan serta menentukan bagaimana caranya

melaksanakan kepatuhan pada kaedah-kaedah.4

Dalam pengaturannya, kualitas air minum yang dapat didistribusikan ke

masyarakat ada di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Di dalam

3 Ateng Syafruddin. Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup dalam Kaitannya dengan

Wewenang Pemerintah dalam Hal Perizinan, Makalah, Penataran Hukum Lingkungan, FH

Unair.,1992, halaman. 5.

4 Sudikno Mertokusumo. Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta,

1988, halaman. 38.

Page 19: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

7

keputusan tersebut juga telah dijelaskan bahwa pengawasan telah menjadi

tanggung jawab dinas kesehatan Kabupaten/Kota. Berdasar kasus-kasus yang

terjadi sekarang ini, muncul suatu permasalahan tentang penyediaan air minum isi

ulang yang depot-depotnya juga telah menjamur dikalangan masyarakat. Dalam

prakteknya, depot air minum isi ulang memang menyediakan alternative dalam

pemenuhan kebutuhan air minum dengan harga yang relative lebih murah

dibandingkan alternative lainnya. Namun, disinyalir bahwa menurut penelitian

Badan Pengawas Obat dan Makanan terdapat bakteri yang berbahaya bagi tubuh

manusia dalam air minum isi ulang. Dalam penggunaannya, dapat menimbulkan

gangguan kesehatan seperti diare. Hal ini disebabkan karena usaha depot air

minum masih memiliki banyak permasalahan.

Hukum merupakan instrumen dari “sosial kontrol”, dan “sarana

perubahan sosial atau sarana pembangunan5, maka pengaturan hukum diperlukan

guna mencegah dan menanggulangi dampak negatif dari pembangunan.

Kebutuhan terhadap pengaturan hukum secara komprehensif menjadi alasan bagi

istilah “pengaturan hukum” sebagai bagian dari keseluruhan judul penelitian ini.

Pengaturan hukum menurut Alvi Syahrin “mencerminkan bagaimana suatu

bangsa berupaya menggunakan hukum sebagai instrumen mencegah dan

menanggulangi dampak negatif dari pembangunan”.6

5 Mochtar Kusumaatmadja. Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional Suatu

Uraian tentang Landasan Pikiran Pola dan Mekanisme Pembaharuan Hukum Indonesia, Bina

Cipta, Jakarta, 1976, halaman 12-15. 6 Alvi Syahrin. Pengaturan Hukum dan Kebijakan Pembangunan Perumahan dan

Permukiman Berkelanjutan, Pustaka Bangsa Press, 2003, halaman. 11.

Page 20: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

8

Soedikno Mertokusumo, mengemukakan bahwa :

Hukum sebagai kumpulan peraturan atau kaedah mempunyai isi yang

bersifat umum dan normatif, umum karena berlaku bagi setiap orang dan

normative karena menentukan apa yang seyogyanya boleh dilakukan, apa

yang tidak boleh dilakukan atau harus dilakukan serta menentukan

bagaimana caranya melaksanakan kepatuhan kepada kaedah-kaedah.7

Menimbang dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,

perlu dilaksanakan berbagai upaya kesehatan termasuk pengawasan kualitas air

minum yang dikonsumsi masyarakat. Agar air minum yang dikonsumsi

masyarakat tidak menimbulkan gangguan kesehatan maka perlu ditetapkan

persyaratan kualitas air minum. Untuk itu pemerintah telah mengeluarkan

Keputusan Mentri Kesehatan (Kepmenkes) No 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang

Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Syarat air minum sesuai Permenkes

itu harus bebas dari bahan-bahan anorganik dan organik yakni bebas bakteri, zat

kimia, racun, limbah berbahaya dan lain sebagainya.

Kecenderungan penggunaan air minum isi ulang oleh masyarakat di

perkotaan semakin meningkat. Buruknya kondisi lingkungan membuat mereka

khawatir untuk mengonsumsi air tanah, bahkan air ledeng yang disediakan

pemerintah. Namun sayangnya tidak semua air minum isi ulang (AMIU) dikelola

dengan baik sesuai persyaratan Kepmenkes No 907/Menkes/SK/VII/2002 .

Kaitannya dengan rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,

perlu dilaksanakan berbagai upaya kesehatan termasuk pengawasan kualitas air

minum yang dikonsumsi masyarakat tersebut sepenuhnya merupakan tanggung

jawab Dinas Kesehatan. Hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan kualitas air

7 Sudikno Mertokusumo. Opcit, halaman. 38.

Page 21: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

9

usaha depot air minum isi ulang sebenarnya berbeda-beda antara satu

Kota/Kabupaten dengan Kota/Kabupaten lainnya, tergantung pelaksanaan

Pemerintah Daerahnya. Ada kota/kabupaten yang hanya mewajibkan test

laboratorium dan ijin operasional dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten. Namun

ada juga Kota/Kabupaten yang hanya mewajibkan tes laboratorium saja.

Pengawasan kualitas air bertujuan untuk melindungi masyarakat dari

penyakit atau gangguan kesehatan yang berasal dari air minum atau air bersih

yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan melalui surveilens kualitas air secara

berkesinambungan.8 Dalam rangka memenuhi persyaratan kualitas air minum

sebagaimana menurut keputusan Menkes No : 907/Menkes/SK/VII/2002, maka

perlu dilaksanakan kegiatan pengawasan kualitas air minum yang diselenggarakan

secara terus menerus dan berkesinambungan agar air yang digunakan oleh

penduduk dari penyediaan air minum yang ada, terjamin kualitasnya, sesuai

dengan persyaratan kualitas air minum yang tercantum dalam keputusan ini.

Pengawasan kualitas air minum dalam hal ini meliputi :

1. Air minum yang diproduksi oleh suatu perusahaan, baik pemerintah maupun

swasta yang didistribusikan ke masyarakat dengan sistem perpipaan.

2. Air minum yang diproduksi oleh suatu perusahaan, baik pemerintah maupun

swasta, didistribusikan kepada masyarakat dengan kemasan dan atau isi

ulang.

8 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal 29 Juli

2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum

Page 22: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

10

Suatu air bersih yang layak minum, merupakan air yang telah lolos uji

kelayakan sesuai aturan yang berlaku. Penyedianya sendiri dapat bersumber dari

berbagai macam jenis. Mulai dari air yang disediakan oleh dinas air minum, air

minum dalam kemasan, dan yang baru-baru ini muncul dan menjadi alternatif

penyedia air minum yang lebih murah adalah air minum isi ulang. Pelaksanaan

distribusi air minum bersih bagi masyarakat pun tak lepas dari pengawasan

Pemerintah melalui Dinas Kesehatan. Lingkungan hidup yang baik dan sehat

merupakan hak asasi setiap warga Negara Indonesia sebagaimana diamanatkan

dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.9

Menurut Undang-undang nomor 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 65 pengertian hak atas lingkungan hidup :

(1) Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian

dari hak asasi manusia.

(2) Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses

informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas

lingkungan hidup yang baik dan sehat.

(3) Setiap orang berhak mengajukan usul dan/atau keberatan terhadap rencana

usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak

terhadap lingkungan hidup.

(4) Setiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

9 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28 huruf H

Page 23: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

11

(5) Setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau

perusakan lingkungan hidup.

Semangat otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia telah membawa perubahan hubungan dan

kewenangan antara Pemerintah dan pemerintah daerah, termasuk di bidang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kualitas lingkungan hidup yang

semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan

makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku

kepentingan. Bahwa agar lebih menjamin kepastian hukum dan memberikan

perlindungan terhadap hak setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup

yang baik dan sehat sebagai bagian dari perlindungan terhadap keseluruhan

ekosistem, perlu dilakukan pembaruan terhadap Undang-Undang Nomor 23

Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pembaruan tersebut maka di

buatlah Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.10

Pengawasan kualitas air minum secara eksternal merupakan pengawasan

yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota khusus untuk wilayah

kerja.11

Pengawasan harus dilakukan dengan intensif agar tidak berdampak dan

berisiko pada kesehatan masyarakat yang akan dirasakan dalam jangka panjang

apabila ada pelaku usaha yang hanya bertujuan mencari keuntungan tanpa

10

Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup 11

Pasal 4 ayat (1) Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas

Air Minum.

Page 24: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

12

memperhatikan standar yang telah ditetapkan, pelaku usaha mempunyai

kewajiban untuk berhati-hati dalam memasyarakatkan produk, baik barang

maupun jasa.12

Pengaturannya, kualitas air minum yang dapat didistribusikan ke

masyarakat ada di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air

Minum Pasal 10 pengertian pelaksanaan pengawasan adalah :

(1) Kegiatan pengawasan kualitas air minum meliputi :

a. Inspeksi sanitasi dilakukan dengan cara pengamatan dan penilaian kualitas

fisik air minum dan faktor resikonya;

b. Pengambilan sempel air minum dilakukan berdasarkan hasil inspeksi sanitasi;

c. Pengujian kualitas air minum dilakukan di laboratorium yang terakreditasi;

d. Analisis hasil pengujian laboratorium;

e. Rekomendasi untuk pelaksanaan tindak lanjut; dan

f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut.

(2) Penyelenggaraan air minum dalam melaksanakan pengawasan internal wajib

melaksanakan analisis resiko kesehatan.

Manajemen pengawasan adalah upaya penerapan standar pelaksanaan,

merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan

standar yang ada, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta

12

Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia,Jakarta, Grasindo, 2004, halaman

62.

Page 25: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

13

mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa usaha atau

kegiatan telah dilaksanakan secara baik dalam mencapai tujuan.13

Pengawasan mahal tetapi diharapkan agar hasil pengawasan akan dapat

memperbaiki kedudukan perusahaan karena penjualan dapat didorong karena

kualita barang lebih unggul dari saingan, atau harganya bersaingan, dan lain-lain,

di dalam pengawasan perlu pula diperhatikan motivasi. Apabila motivasi kerja

tidak cukup percuma saja dilakukan pengawasan, karena akibatnya pelaksana

akan berbuat sekehendak hati. Hal ini perlu dihindari agar tidak menimbulkan hal-

hal yang tak diinginkan.

Berdasarkan latar belakang diatas Penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan kualitas air usaha depot air

minum isi ulang dengan judul: “Pengawasan Dinas Kesehatan Pemerintah

Kabupaten Banyumas Terhadap Kualitas Air Minum Usaha Depot Air

Minum Isi Ulang (Tinjauan Yuridis Pasal 10 Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 736/Menkes/Per/VI/2010)”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan yaitu:

1. Bagaimanakah bentuk pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas

terhadap kualitas air minum usaha depot air minum isi ulang ?

13

Hani T. Handoko, Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, Edisi I. Penerbit

BPFE-YOGYAKARTA, 1984.

Page 26: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

14

2. Bagaimanakah penyelesaian hukum terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh

pihak usaha depot air minum isi ulang berdasarkan Pasal 10 Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang

Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bentuk pengawasan Dinas Kesehatan Pemerintah

Kabupaten Banyumas terhadap kualitas air minum usaha depot air minum isi

ulang.

2. Untuk menganalisis penyelesaian masalah yang timbul dalam suatu

pengawasan terhadap kualitas air minum usaha depot air minum isi ulang oleh

Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Banyumas.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian dalam penulisan karya tulis ini adalah:

1. Kegunaan teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan

sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum. Dan sebagai

tambahan wacana referensi acuan penelitian yang sejenis dari

permasalahan yang berbeda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memajukan perkembangan Ilmu Hukum pada umumnya dan khususnya

dibidang Hukum Administrasi Negara.

Page 27: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

15

2. Kegunaan praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan

yang mendalam terhadap pemahaman pengawasan dan masalah yang

timbul dalam suatu pengawasan Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten

Banyumas terhadap kualitas air minum usaha depot air minum isi ulang

dan para pelaku usaha depot air minum isi ulang.

Page 28: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hukum Administrasi Negara

1. Pengertian Hukum Administrasi Negara

Ada beberapa pengertian yang diberikan oleh para sarjana, antara lain :

Menurut R.J.H.M Huisman bahwa Hukum Administrasi Negara merupakan

bagian dari hukum publik, yakni hukum yang mengatur tindakan pemerintah dan

mengatur hubungan pemerintah dengan warga negara atau hubungan antar organ

pemerintah. Hukum Administrasi Negara memuat keseluruhan peraturan yang

berkenaan dengan cara bagaimana organ pemerintahan melaksanakan tugasnya.

Jadi Hukum Administrasi Negara berisi aturan main yang berkenaan dengan

fungsi organ-organ pemerintahan.14

Hukum Administrasi Negara diartikan juga seperangkat peraturan yang

memungkinkan administrasi negara menjalankan fungsinya, yang sekaligus juga

melindungi warga terhadap sikap tindak administrasi negara, dan melindungi

administrasi negara itu sendiri.15

Berdasarkan beberapa definisi di atas, tampak bahwa dalam Hukum

Administrasi Negara terkandung dua aspek, yaitu :

a. aturan-aturan hukum yang mengatur dengan cara bagaimana alat-alat

perlengkapan negara itu melakukan tugasnya;

14

R.J.H.M Huisman, Inleiding Algemeen Bestuurscrecht, Samson H.D Tjeenk Willink,

Alphen aan den Rijn, 1984, halaman 4.

15 Ridwan. HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta, Rajawali Pers, 2006, halaman 34.

Page 29: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

17

b. aturan-aturan yang mengatur hubungan hukum (rechtsbetrekking) antara alat

perlengkapan administrasi negara atau Pemerintah dengan warga negaranya.16

Menurut J.M Baron de Gerando bahwa obyek Hukum Administrasi adalah

peraturan – peraturan yang melihat hubungan timbal balik antara Pemerintah dan

rakyat. Deskripsi tentang obyek Hukum Administrasi dari De Gerando seperti

tersebut di atas kiranya mewarnai Hukum Administrasi dalam perkembangan

selanjutnya.17

J. Oppenheim membedakan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum

Administrasi berdasarkan tinjauan negara menurut keduanya. Hukum Tata Negara

menyoroti negara dalam keadaan diam, sedangkan Hukum Administrasi

menyoroti negara dalam keadaan bergerak. Pendapat tersebut selanjutnya

dijabarkan oleh C. Van vollenhoven dalam definisi Hukum Tata Negara dan

definisi Hukum Administrasi. Hukum Tata Negara adalah keseluruhan peraturan

hukum yang membentuk alat – alat perlengkapan negara dan menentukan

kewenangan alat – alat perlengkapan negara tersebut, sedangkan Hukum

Administrasi adalah keseluruhan ketentuan yang mengikat alat – alat

perlengkapan negara, baik tinggi maupun rendah, setelah alat – alat perlengkapan

negara itu akan menggunakan kewenangan – kewenangan ketatanegaraan.18

Definisi – definisi tersebut kemudian mendapat kritikan dari J.H.A

Logemann, karena tidak cukup memisahkan Hukum Administrasi dari Hukum

Tata Negara. Tidak cukup pembeda tersebut karena dari definisi tersebut, masalah

16

Soehino, Asas-asas Hukum Tata Pemerintahan, Liberty, Yogyakarta, 1984, halaman 2.

17

Philipus M. Hadjon, dkk, Pengantar Hukum Indonesia, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta, 1994, halaman 22. 18

Ibid, halaman 22.

Page 30: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

18

penetapan wewenang masuk bidang Hukum Tata Negara sedangkan penggunaan

wewenang adalah bidang Hukum Administrasi.19

R. Kranenburg dan juga J.H.A Logemann tidak memisahkan Hukum

Administrasi dari Hukum Tata Negara secara tegas. Keduanya memandang

Hukum Administrasi sebagai segi khusus dari Hukum Tata Negara.20

Terhadap penyelenggaraan tugas – tugas Pemerintahan dan kenegaraan

dalam suatu negara hukum terdapat aturan – aturan hukum yang tertulis dalam

konstitusi atau peraturan – peraturan yang terhimpun dalam Hukum Tata Negara.

Untuk menyelenggarakan persoalan – persoalan yang bersifat teknis, Hukum Tata

Negara ini tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan efektif. Dengan kata lain

Hukum Tata Negara membutuhkan hukum lain yang lebih bersifat teknis. Hukum

tersebut adalah Hukum Administrasi Negara.

Menurut Utrecht Hukum Administrasi Negara menguji hubungan hukum

istimewa yang diadakan akan memungkinkan para pejabat administrasi negara

melakukan tugas mereka yang khusus. Selanjutnya E. Utrecht menjelaskan bahwa

Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur sebagian lapangan

pekerjaan administrasi negara. Bagian lain lapangan administrasi negara diatur

oleh Hukum Tata Negara, Hukum Privat dan sebagainya.21

Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya Hukum Administrasi Negara

merumuskan definisi Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang secara

khas mengenai seluk – beluk daripada administrasi Negara dan terdiri atas dua

tingkatan, yaitu :

19

Ibid, halaman 23. 20

Loc.Cit 21

Ibid, halaman 24.

Page 31: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

19

Hukum Administrasi Heteronom, yang bersumber pada Undang – Undang

Dasar, TAP MPR, dan Undang – Undang, adalah hukum yang mengatur seluk –

beluk organisasi dan fungsi administrasi negara. Hukum Administrasi Negara

otonom adalah hukum operasional yang dicipta oleh pemerintah dan administrasi

negara sendiri.22

Menurut Hartono Hadisoeprapto dalam bukunya Pengantar Tata Hukum

Indonesia, Hukum Administrasi Negara diartikan sebagai rangkaian – rangkaian

aturan – aturan hukum yang mengatur cara bagaimana alat – alat perlengkapan

negara menjalankan tugasnya.23

Alat – alat administrasi negara dalam melaksanakan tugasnya, dengan

sendirinya menimbulkan hubungan – hubungan yang disebut hubungan hukum.

Hubungan – hubungan ini dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni :

a) Hubungan hukum antara alat administrasi negara yang satu

dengan alat administrasi negara yang lain;

b) Hubungan hukum antara alat administrasi negara dengan

perseorangan(individual), yakni para warga negara, atau dengan

badan – badan hukum swasta.24

Dalam suatu negara hukum, hubungan – hubungan hukum tersebut

disalurkan dalam kaidah – kaidah tertentu, dan kaidah – kaidah hukum inilah yang

merupakan materi dari Hukum Administrasi Negara.

Kaidah – kaidah hukum tersebut terdiri dari :

22

Ibid, halaman 26. 23

Hartono Hadisoeprapto, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1993,

halaman 61. 24

Ibid, halaman 62.

Page 32: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

20

a) Aturan – aturan hukum yang mengatur dengan cara bagaimana alat

– alat administrasi negara mengadakan kontak satu sama lain.

b) Aturan – aturan hukum yang mengatur hubungan antara alat

administrasi negara (Pemerintah) dengan para warga negaranya.

Dalam ilmu Hukum Administrasi Negara yang penting adalah perbuatan

hukum alat administrasi negara dalam hubungannya dengan warga negara, dimana

hubungan ini akan menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara.25

a. Kedudukan Hukum Administrasi Negara Dalam Lapangan Hukum

Dalam ilmu hukum terdapat pembagian hukum ke dalam dua macam yaitu

Hukum Privat dan Hukum Publik. Penggolongan ke dalam Hukum Privat dan

Hukum Publik itu tidak lepas dari isi dan sifat hubungan yang diatur, hubungan

mana bersumber dari kepentingan- kepentingan yang hendak dilindungi.

Adakalanya kepentingan itu bersifat perorangan (individu/ privat) tetapi ada pula

yang bersifat umum (publik). Hubungan hukum itu memerlukan pembatasan yang

jelas dan tegas yang melingkupi hak – hak dan kewajiban – kewajiban dari dan

terhadap siapa orang itu berhubungan.

Hukum Publik, yaitu hukum yang mengatur tiap – tiap hubungan di antara

negara atau alat – alat negara sebagai pendukung kekuasaan penguasa di satu

pihak dengan warga negara pada umumnya di lain pihak atau setiap hukum yang

mengatur hubungan antara negara dan alat – alat perlengkapannya, begitu pula

hubungan antara alat – alat perlengkapan negara yang satu dengan alat – alat

perlengkapan negara yang lain. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Hukum

25

Loc.Cit

Page 33: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

21

Publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara atau

perlengkapannya dengan perseorangan (warga negara) yang satu dengan

warganya atau hukum yang mengatur kepentingan umum, seperti Hukum Pidana,

Hukum Tata Negara dan lain sebagainya.26

Hukum Privat adalah hukum yang

mengatur hubungan antara orang yang satu dengan yang lain atau mengatur

kepentingan individu, seperi Hukum Perdata, Hukum Dagang dan lain

sebagainya. Hukum Administrasi Negara itu merupakan bagian dari Hukum

Publik karena berisi pengaturan yang berkaitan dengan masalah – masalah

kepentingan umum. Kepentingan umum yang dimaksud adalah kepentingan

nasional (bangsa), masyarakat dan negara.

b. Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara

Pengertian Hukum Administrasi Negara yang sudah diuraikan pada bagian

sebelumnya menunjukan bahwa Hukum Administrasi Negara berkenaan dengan

kekuasaan Pemerintah atau eksekutif. Pengertian eksekutif di sini berbeda dengan

yang dimaksud dalam ajaran Trias Polika yaitu menempatkan kekuasaan eksekutif

sebagai pelaksana Undang-Undang.27

Istilah Hukum Administrasi Negara dalam kepustakaan Belanda dikenal

dengan Istilah bestuursrecht dengan unsur utama bestuur. Menurut Philipus M.

Hadjon istilah bestuur berkenaan dengan sturen dan sturing. Bestuur dirumuskan

sebagai lingkungan kekuasaan negara di luar lingkungan kekuasaan legislatif dan

yudikatif. Dengan demikian kekuasaan pemerintah tidak sekedar melaksanakan

26

R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafik, 1992, halaman 195. 27

Ridwan. HR, opcit, halaman 36.

Page 34: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

22

Undang-Undang saja tetapi merupakan kekuasaan yang aktif. Sifat aktif dalam

konsep hukum administrasi secara instrisik merupakan unsur utama dari sturen.28

Sturen merupakan suatu kegiatan yang kontinyu. Kekuasaan pemerintahan

dalam hal menerbitkan izin mendirikan bangunan misalnya, tidaklah berhenti

dengan diterbitkannya izin mendirikan bangunan. Kekuasaan pemerintahanan

senantiasa mengawasi agar izin tersebut digunakan dan ditaati. Dalam hal

pelaksanaan mendirikan bangunan tidak sesuai dengan izin yang diterbitkan,

pemerintah akan menggunakan kekuasaan penegakan hukum berupa penertiban

yang mungkin berupa tindakan pembongkaran bangunan yang tidak sesuai.

Sturen berkaitan dengan penggunaan kekuasaan. Konsep kekuasaan adalah

konsep hukum publik. Konsep hukum publik, penggunaan kekuasaan harus

dilandasi pada asas-asas negara hukum. Sturen menunjukan lapangan di luar

legislatif dan yudikatif. Lapangan ini lebih luas daripada sekedar lapangan

eksekutif semata.29

Kekuasaan pemerintahan yang menjadi objek kajian Hukum Administrasi

Negara amat luas. Hal ini dikarenakan bahwa selain melakukan tindakan hukum

dalam bidang legislasi seperti pembuatan Undang-Undang dan peraturan

pelaksanaan tetapi juga melakukan aktifitas di luar perundangan, peradilan dan

juga melakukan tindakan hukum di luar bidang legislasi, oleh karena itu tidak

mudah untuk menentukan ruang lingkup Hukum Administrasi Negara. Kesukaran

untuk menentukan ruang lingkup Hukum Administrasi Negara dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain:

28

Loc.Cit, halaman 36-37. 29

Ibid, halaman 37.

Page 35: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

23

1. Hukum Administrasi Negara berkaitan dengan tindakan pemerintahan yang

tidak semuanya dapat ditentukan secara tertulis dalam Peraturan Perudang-

Undangan, seiring dengan perkembangan kemasyarakatan yang memerlukan

pelayanan Pemerintah dan masing-masing masyarakat di suatu daerah atau

negara berbeda tuntutan dan kebutuhan;

2. Pembuatan peraturan-peraturan, keputusan-keputusan, dan instrumen yuridis

bidang administrasi lainnya tidak hanya terletak satu tangan atau lembaga;

3. Hukum Administrasi Negara berkembang sejalan dengan perkembangan tugas-

tugas pemerintahan dan kemasyarakatan, yang menyebabkan pertumbuhan

bidang Hukum Administrasi Negara tertentu berjalan secara sektoral.

Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan Hukum Administrasi Negara

tidak dapat dikodifikasikan.30

E. Utrecht dalam bukunya Ridwan HR, menyebutkan alasan-alasan

Hukum Administrasi Negara sulit dikodifikasi yaitu:

1. Peraturan-peraturan Hukum Administrasi Negara berubah lebih cepat dan

sering secara mendadak, sedangkan peraturan-peraturan hukum privat dan

hukum pidana hanya berubah secara berangsur-angsur saja;

2. Pembuatan peraturan-peraturan Hukum Administrasi Negara tidak dalam satu

tangan. Di dalam pembuatan Undang-Undang pusat hampir semua Departemen

dan Pemerintah Daerah otonom membuat juga peraturan-peraturan Hukum

Administrasi Negara sehingga lapangan Hukum Administrasi Negara itu sangat

beraneka warna dan tidak bersistem. Karena tidak dapat dikodifikasikan, maka

30

Ibid, halaman 38.

Page 36: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

24

sukar didentifikasikan ruang lingkupnya dan yang dapat dilakukan hanyalah

membagi bidang-bidang atau bagian-bagian Hukum Administrasi Negara.31

Prajudi Atmosudirdjo membagi Hukum Administrasi Negara dalam dua

bagian, yaitu:

1. Hukum Administrasi Negara heteronom

Bersumber pada Undang-Undang Dasar 1945, TAP MPR, UU adalah huku

yang mengaur seluk beluk organisasi dan fungsi administrasi negara.

2. Hukum Administrasi Negara otonom

Hukum operasional yang diciptakan pemerintah dan administrasi negara.32

Berdasarkan pendapat beberapa sarjana di atas dapat disebutkan bahwa

Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang berkenaan dengan pemerintahan

yaitu hukum yang secara garis besar mengatur:

a) Perbuatan pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam bidang publik;

b) Kewenangan Pemerintah (dalam melakukan perbuatan di bidang publik

tersebut); didalamnya diatur mengenai dari mana, dengan cara apa, dan

bagaimana pemerintah menggunakan kewenanggannya; penggunaan

kewenangan ini dituangkan dalam bentuk instrumen hukum sehingga diatur

pula tentang pembuatan dan penggunaan instrumen hukum;

c) Akibat-akibat hukum yang lahir dari perbuatan atau penggunaan kewenangan

pemerintah itu;

d) Penegakan hukum dan penerapan saksi-saksi dalam bidang pemerintahan.33

31

Ibid, halaman 39. 32

Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, Jakarta, Ghalia Indonesia, halaman

56. 33

Ridwan. HR, opcit, halaman 44.

Page 37: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

25

c. Asas-asas Hukum Administrasi Negara

Asas dalam istilah asingnya adalah beginsel, asal dari kata begin, artinya

permulaan atau awal, jadi yang dimaksud asas adalah sesuatu yang mengawali

atau yang menjadi permulaan sesuatu, dan yang dimaksud sesuatu disini adalah

kaidah. Kaidah adalah ketentuan-ketentuan tentang bagaimana seharusnya

manusia bertingkah laku dalam pergaulan hidupnya dengan manusia lainnya. Jadi

asas itu sendiri adalah dasar dari suatu kaidah.34

Demikian banyak kaidah-kaidah hukum, baik Hukum Perdata, Hukum

Pidana, Hukum Tata Negara maupun Hukum Administrasi Negara.

Pembentukannya didasarkan kepada suatu asas, dan asas yang menjadi dasar

suatu kaidah disebut asas hukum, maka dalam lapangan Hukum Administrasi

Negara dikenal juga asas-asas Hukum Administrasi Negara, yaitu sebagai berikut:

a. Asas legalitas

Setiap perbuatan administrasi berdasarkan hukum. Maksudnya ialah bahwa

setiap perbuatan administrasi negara dalam membuat peraturan maupun dalam

membuat ketetapan haruslah berdasarkan hukum yang berlaku. Asas legalitas

merupakan salah satu prinsip utama yang dijadikan sebagai dasar dalam setiap

penyelenggaraan pemerintahan dan kenegaraan di setiap negara hukum

terutama bagi negara-negara hukumdalam sistem kontinental.35

b. Asas tidak boleh menyalahgunakan kekuasaan/ asas de tournement de pouvoir

c. Asas tidak boleh menyerobot wewenang badan administrasi negara yang satu

dengan yang lainnya/ asas exes de pouvoir

34

Soehino, Asas-Asas Hukum Tata Pemerintahan, Yogyakarta, Liberty, 1984, halaman 9. 35

Ridwan. HR, opcit, halaman 94.

Page 38: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

26

d. Asas kesamaan hak bagi setiap penduduk negara atau disebut asas non

diskriminasi

Asas kesamaan hak bagi setiap penduduk adalah asas untuk mencegah

timbulnya perbuatan administrasi negara yang diskriminatif terhadap penduduk

Indonesia, karena hal tersebut bertentangan dengan pasal 27 ayat (1) Undang-

Undang Dasar 1945.

e. Asas upaya memaksa atau bersanksi sebagai jaminan agar taat kepada Hukum

Administrasi Negara.

Asas upaya memaksa atau bersanksi adalah asas untuk menjamin ketaatan

penduduk kepada peraturan-peraturan administrasi negara.

f. Asas kebebasan

Asas kebebasan yaitu kepada badan-badan administrasi negara diberikan

kebebasan dalam menyelesaikan masalah menyangkut kepeningan umum,

bangsa dan negara yang disebut asas freies ermessen.36

Pemberian freies ermessen kepada pemerintah atau administrasi negara

merupakan konsekuensi logis dari konsepsi welfare state, tetapi dalam kerangka

negara hukum, freies ermessen ini tidak dapat digunakan tanpa batas. Atas dasar

itu Sjachran Basah mengemukakan unsur-unsur freies ermessen dalam suatu

negara hukum, yaitu sebagai berikut:

1. Ditunjukan untuk menjalankan tugas-tugas servis publik;

2. Merupakan sikap tindak yang aktif dari administrasi negara;

3. Sikap tindak itu dimungkinkan oleh hukum;

36

Sri Hartini, Bahan Hukum Administrasi Negara, Purwokerto, Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman, 2008.

Page 39: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

27

4. Sikap tindak itu diambil atas inisiatif sendiri;

5. Sikap tindak itu dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan

penting yang timbul secara tiba-tiba;

6. Sikap tindak itu dapat dipertanggung jawabkan baik secara moral kepada

Tuhan Yang Maha Esa maupun secara hukum.37

Dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan, freies ermessen dilakukan

oleh aparat pemerintah atau administrasi negara dalam hal-hal sebagai berikut:

a. Belum ada aturan Perundang-Undangan yang mengatur tentang penyelesaian

konkrito terhadap suatu masalah tertentu, padahal masalah tersebut menuntut

penyelesaian yang segera.

b. Peraturan Perundang-Undangan yang menjadi dasar berbuat aparat pemerintah

memberikan kebebasan sepenuhnya.

c. Adanya delegasi Perundang-Undangan, maksudnya aparat pemerintah diberi

kekuasaan untuk mengatur sendiri, yang sebenarnya kekuasaan itu merupakan

kekuasaan aparat yang lebih tinggi tingkatannya.38

Pemerintah meskipun kewenangan bebas atau freies ermessen namun

dalam suatu negara hukum penggunaannya harus dalam batas-batas yang

dimungkinkan oleh hukum yang berlaku. Menurut Muchsan dalam bukunya

Ridwan HR menyebutkan bahwa pembatasan penggunaan freies ermessen yaitu:

a. Penggunaan freies ermessen tidak boleh bertentangan dengan sistem hukum

yang berlaku (kaidah hukum positif).

b. Penggunaan freies ermessen hanya ditunjukan demi kepentingan umum.39

37

Ridwan. HR, opcit, halaman 178. 38

Ibid, halaman 180.

Page 40: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

28

Asas-asas tersebut merupakan dasar dari segala peraturan administrasi negara,

artinya bahwa peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan tersebut sedapat

mungkin dibuat sesuai atau tidak bertentangan dengan asas tersebut.

d. Sumber-sumber Hukum Administrasi Negara

Sumber hukum secara umum dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang

dapat menimbulan aturan hukum serta tempat diketemukannya aturan-aturan

hukum.40

Sumber hukum dalam Hukum Administrasi Negara terdiri dari :

a. Sumber Hukum Materiil

Sumber hukum materiil adalah faktor-faktor yang mempengaruhi materi

isi dari aturan-aturan hukum.41

Sumber hukum materiil terdiri dari tiga jenis yaitu:

1) Sumber Hukum Historis

Sumber hukum historis memiliki dua arti yaitu pertama sebagai sumber

pengenalan hukum pada saat tertentu meliputi Undang-Undang, putusan-

putusan hakim, tulisan-tulisan ahli hukum dan juga tulisan-tulisan yang bersifat

yuridis sepanjang memuat pemberitahuan mengenai lembaga-lembaga hukum.

Kedua sebagai sumber dimana pembuat Undang-Undang mengambil bahan

dalam membentuk Peraturan Perundang-Undangan meliputi sistem-sistem

hukum masa lalu.

39

Ibid, halaman 181. 40

S.F Marbun dan Moh. Mahmud MD, Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara,

Yogyakarta, Liberty, 2001, halaman 21. 41

Loc.Cit, halaman 21.

Page 41: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

29

2) Sumber Hukum Sosiologis

Merupakan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi isi hukum positif meliputi

peraturan hukum tertentu yang mencerminkan kenyataan hidup dalam

masyarakat. Dalam pengertian sumber hukum ini, pembuatan Peraturan

Perundang-Undangan harus pula memperhatikan situasi sosial ekonomi,

hubungan sosial, situasi dan perkembangan politik.

3) Sumber Hukum Filosofis

Sumber hukum Filosofis memiliki dua arti yaitu sebagai sumber untuk isi

hukum yang adil. Kedua sebagai sumber untuk menaati kewajiban terhadap

hukum.

Telah disebutkan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang

berkenaan dengan pemerintah atau administrasi negara. Hukum Administrasi

Negara memuat peraturan – peraturan yang dibuat oleh pembuat Undang-Undang

(wetgever) dan sebagian dibuat oleh administrasi negara sendiri. Dalam

pembuatan Peraturan Perundang-Undangan yang merupakan isi Hukum

Administrasi Negara, pembuat Undang-Undang dan administrasi negara dapat

mengambil bahan-bahan historis dari berbagai sistem hukum yang pernah ada

pada waktu dan tempat tertentu dengan memperhatikan faktor-faktor sosial yang

hidup dan berkembang ditengah masyarakat dan mengisi Peraturan Perundang-

Undangan dengan nilai-nilai positif yang menjadi (rechtsidee) masyarakat.

b. Sumber Hukum Formil

Sumber hukum formil adalah sumber hukum yang berasal dari aturan-aturan

hukum yang sudah mempunyai bentuk sebagai pernyataan berlakunya hukum.

Page 42: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

30

Sumber Hukum Administrasi Negara dari arti formil, terdiri dari:

1) Undang-Undang/ Peraturan Perundang-Undangan

Dalam kepustakaan hukum tidak semua peraturan dapat dikatagorikan sebagai

peraturan hukum. Suatu peraturan adalah peraturan hukum bilamana peraturan

itu mengikat setiap orang dan karena ketaatannya dapat dipaksakan oleh

hakim. Untuk mengetahui peraturan itu sebagai peraturan hukum digunakan

kriteria formil yaitu sumber dari peraturan itu. Peraturan hukum ini dalam

pengertian formil disebut dengan Peraturan Perundang-Undangan. Berdasarkan

penjelasan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara, peraturan perundang-undangan adalah semua

peraturan yang bersifat mengikat secara umum yang dikeluarkan oleh Badan

Perwakilan Rakyat bersama Pemerintah baik ditingkat Pusat maupun di tingkat

Daerah, serta semua Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik

ditingkat Pusat ataupun di tingkat Daerah, yang juga mengikat umum. Pasal ini

mengisyaratkan bahwa Peraturan Perundang-Undangan terdiri dari dua macam

yaitu Undang-Undang/ Peraturan Daerah dan Keputusan Pemerintah/

Permerintahan Daerah. Dari dua jenis peraturan ini, Undang-Undang

merupakan sumber hukum yang paling penting dalam Hukum Administrasi

Negara. Berdasarkan Undang-Undang ini Pemerintah memperoleh wewenang

utama untuk melakukan tindakan hukum tertentu atau wewenang untuk

membuat Peraturan Perundang-Undangan tertentu. Wewenang yang diberikan

Undang-Undang/ Peraturan Daerah, Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah

dapat membentuk Keputusan Pemerintah/ Kepala Daerah (besluit van

Page 43: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

31

algemeen strekking), yang termasuk sebagai Peraturan Perundang-Undangan

(algemeen verbindende voorschriften) dan dapat menjadi dasar bagi

Pemerintah Pusat/ Pemerintah Daerah untuk mengeluarkan ketetapan

(beschkking).42

2) Praktek Administrasi Negara

Konvensi yang menjadi sumber Hukum Administrasi Negara adalah praktek

dan keputusan-keputusan pejabat administrasi negara atau hukum tidak tertulis

tetapi dipraktekkan dalam kenyataan oleh pejabat administrasi negara.

Konvensi penting mengingat Hukum Administrasi Negara senantiasa bergerak

dan sering kali dituntut perubahan oleh situasi.43

Undang-Undang dianggap

sebagai sumber yang paling penting tetapi memiliki kelemahan yaitu

jangkauan yang terbatas, oleh sebab itu administrasi negara dapat mengambil

yang dianggap penting dalam rangka pelayanan pada masyarakat walaupun

belum ada aturannya dalam Undang-Undang. Tindakan-tindakan ini

melahirkan praktek-praktek administrasi negara. 44

3) Yurisprudensi

Keputusan hakim bisa menjadi sumber hukum formil bagi hukum administrasi

negara. Keputusan hakim yang dapat menjadi sumber Hukum Administrasi

Negara adalah keputusan hakim administrasi atau hakim umum yang memutus

perkara administrasi negara.45

42

Ridwan. HR, opcit, halaman 60-63. 43

SF Marbun dan Moh. Mahmud MD, opcit, halaman 35. 44

Ridwan. HR, opcit, halaman 64. 45

SF Marbun dan Moh. Mahmud MD, opcit, halaman 36.

Page 44: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

32

4) Doktrin

SF Marbun dan Moh. Mahfud MD dalam bukunya Ridwan HR berpendapat

bahwa doktrin dapat menjadi sumber hukum formil Hukum Administrasi

Negara sebab pendapat para ahli dapat melahirkanteori-teori dalam lapangan

Hukum Administrasi Negara yang kemudian dapat mendorong timbulnya

kaidah-kaidah Hukum Administrasi.46

B. Kesehatan

Dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28 dan Pasal 34

menyatakan negara menjamin setiap warga negara mendapatkan hidup sejahtera,

tempat tinggal, kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia.

Kesehatan tidak hanya merupakan hak warga tetapi juga merupakan barang

investasi yang menentukan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi negara.

Karena itu negara berkepentingan agar seluruh warganya sehat “Health for All”.

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam

Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 dan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004

tentang Praktrik Kedokteran yang dimaksud dengan:

1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah dan atau

masyarakat.

46

Ridwan. HR, opcit, halaman 69.

Page 45: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

33

3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan

melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan

upaya kesehatan.

5. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna.

C. Pemerintahan Daerah

1. Pengertian Pemerintahan Daerah

Definisi Pemerintahan Daerah berdasarkan Undang-Undanh Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah Pasal 1 ayat (2), adalah sebagai berikut:

“Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh

Pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”

Melihat definisi Pemerintahan daerah seperti yang telah dikemukakan di

atas, maka yang dimaksud Pemerintahan daerah di sini adalah penyelenggaraan

daerah otonom oleh Pemerintah daerah dan DPRD, menurut asas desentralisasi

dan penyelenggara Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan

perangkat daerah.

Pemerintah daerah memperoleh pelimpahan wewenang Pemerintahan

umum dari pusat, yang meliputi wewenang mengambil setiap tindakan untuk

Page 46: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

34

kepentingan rakyat berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Urusan

Pemerintahan umum yang dimaksud sebagian berangsur-angsur diserahkan

kepada Pemerintah daerah sebagai urusan rumah tangga daerahnya, kecuali yang

bersifat nasional untuk menyangkut kepentingan umum yang lebih luas.

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan Pemerintahan daerah

yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-Undang.

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat

serta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan

perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang

diatur dalam Undang-Undang.

2. Asas-Asas Pemerintah Daerah

Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang dasar 1945 secara tegas menggariskan

bahwa asas penyelenggaraan Pemerintahan daerah adalah otonomi dan tugas

pembantuan. Hal ini bertentangan dengan asas Pemerintahan daearah

berdasasrkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang masih

mengklasifikasikan desentralisasi dan dekonsentralisasi sebagai asas di samping

asas tugas pembantuan.47

a) Asas otonomi

Secara etimologi otonomi berasal dari kata oto (auto = sendiri) dan nomoi

(nomos = Undang-Undang atau aturan) yang berarti mengatur sendiri, wilayah

atau bagian negara atau kelompok yang memerintah sendiri. Di dalam tata

Pemerintah otonomi diartikan sebagai mengurus dan mengatur rumah tangga

47

Muhammad Fauzan, Hukum Pemerintahan Daerah, Yogyakarta, UII Press, 2006,

halaman 64.

Page 47: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

35

sendiri. Autonomie diartikan sebagai pengaturan oleh Undang-Undang urusan

rumah tangga persekutuan hukum rendahan secara masing-masing erpisah

dalam rangka hubungan yang lebih besar. Otonomi juga dapat diartikan

sebagai sesuatu yang bermakna kebebasan atau kemandirian (zelfstandigheid)

tetapi bukan kemerdekaan (onafhankelijkheid). Kebebasan yang terbatas atau

kemandirian itu adalah wujud pemberian kesempatan yang harus di

pertanggung jawabkan.48

Dalam kepustakaan terdapat beberapa jenis otonomi, yaitu:

1. Otonomi materiil

Mengandung arti bahwa urusan yang diserahkan menjadi urusan rumah tangga

diperinci secara tegas, pasti dan diberi batas-batas (limitative), zakelijk. Dalam

praktikya penyerahan ini dilakukan dalam Undang-Undang pembentukan

Daerah yang bersangkutan.

2. Otonomi formal

Kebalikan dari otonomi materiil, urusan yang diserahkan tidak dibatasi dan

tidak zakelijk. Daerah mempunyai kebebasan untuk mengatur dan mengurus

segala sesuatu yang menurut pandangannya adalah kepentingan daerah, untuk

kemajuan dan perkembangan daerah. Batasannya ialah bahwa daerah tidak

boleh mengatur urusan yang telah diatur oleh Undang-Undang atau peraturan

yang lebih tinggi tingkatannya. Selain daripada itu, pengaturan tersebut tidak

boleh bertentangan dengan kepentingan umum.

48

Loc.Cit, halaman 64-65.

Page 48: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

36

3. Otonomi riil

Merupakan kombinasi atau campuran otonomi materiil dan otonomi formal.

Undang-Undang pembentukan daerah, Pemerintah Pusat menentukan urusan-

urusan yang menjadi pangkal untuk mengatur dan mengurus rumah tangga

daerah. Penyerahan ini merupakan otonomi materiil. Kemudian setiap waktu

daerah dapat meminta tambahan urusan rumah tangganya sesuai dengan

kesanggupan dan kemampuan daerah. Penambahan urusan pemerintah kepada

daerah dilakukan dengan Undang-Undang penyerahan masing-masing

urusan.49

b) Asas tugas pembantuan

Istilah wedebewind sebagai terjemahan dari tugas pembantuan untuk pertama

kali oleh Van Vollenhoven. Secara etimologis tugas pembantuan merupakan

terjemahan dari bahasa Belanda medebewind yang berasal dari kata

mede=serta, turut dan bewind= berkuasa atau memerintah. Medebewind

merupakan pelaksanaan peraturan yang disusun oleh perlengkapan yang lebih

tinggi, oleh yang lebih rendah.50

Kedudukan Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan tugas pembantuan

adalah membantu (medewerken), menunjukan salah satu sifat bahkan hakikat

hubungan antara pusat dan daerah. Meskipun bersifat membantu dan tidak

dalam hubungan atasan bawahan, daerah tidak mempunyai hak menolak.

Hubungan dalam tugas pembantuan timbul oleh atau berdasarkan ketentuan

hukum atau Peraturan Perundang-Undangan. Pada dasarnya tugas pembantuan

49

Ibid, halaman 68.

50 Ibid, halaman 69.

Page 49: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

37

adalah pembantuan melaksanakan Peraturan Perundang-Undangan yang lebih

tinggi (de uit voering van hogere regelingen). Daerah terikat melaksanakan

Peraturan Perundang-Undangan termasuk yang diperintahkan atau diminta

(vorderen) dalam rangka tugas pembantuan.51

Pengertian tugas pembantuan terdapat dalam Pasal 1 ayat (9) Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyebutkan

bahwa:

“ tugas pembantuan adalah unsur penugasan dari Pemerintah kepada daerah

dan/ atau Desa dari Pemerintah provinsi kepada Kabupaten/ Kota dan/ atau

Desa serta dari Pemerintah Kabupaten/ Kota kepada Desa untuk melaksanakan

tugas tertentu. ”

Berdasarkan pasal tersebut maka yang terpenting dalam tugas

pembantuan adalah unsur pertanggung jawaban yang diemban oleh satuan

pemerintahan yang membantu. Pertanggung jawaban di sini hanya berkaitan

dengan pelaksanaannya saja, sedangkan klasul dengan kewajiban melaporkan dan

mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskan dalam pasal tersebut

mengandung arti bahwa hakikat urusan tersebut tetap merupakan urusan

Pemerintah yang menugaskan.52

Latar belakang perlunya asas tugas pembantuan

dipergunakan dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah, yaitu:

1. Keterbatasan kemampuan Pemerintah Pusat atau Daerah dalam hal

berhubungan dengan perangkat atau sumber daya manusia maupun biaya.

51

Ibid, halaman 70. 52

Ibid, halaman 71.

Page 50: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

38

2. Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang lebih baik dalam

penyelengaraan Pemerintahan.

3. Sifat urusan yang dilaksanakan.53

Desentralisasi, otonomi dan tugas pembantuan satu sama lain saling

berhubungan, otonomi dan tugas pembantuan merupakan bentuk-bentuk dari

desentralisasi dan dalam tugas pembantuan masih terkandung hak otonomi,

seperti dengan cara bagaimana melaksanakan urusan tugas pembantuan tersebut

diserahkan kepada Kepala Daerah. Pemerintah Daerah terdiri atas:

a. Pemerintahan Daerah Provinsi yang terdiri atas Pemerintah Daerah Provinsi

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi;

b. Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota yang terdiri atas Pemerintah Daerah

Kabupaten/ Kota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ Kota.

Pasal 13 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah menyebutkan urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

Provinsi merupakan urusan dalam skala Provinsi yang meliputi:

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan;

b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

d. Penyedian sarana dan prasarana umum;

e. Penanganan bidang kesehatan;

f. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial;

g. Penanggulangan masalah sosial lintas Kabupaten/ Kota;

53

Ibid, halaman 73.

Page 51: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

39

h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas Kabupaten/ Kota;

i. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk lintas

Kabupaten/ Kota;

j. Pengendalian lingkungan hidup;

k. Pelayanan pertanahan termasuk lintas Kabupaten/ Kota;

l. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;

m. Pelayanan administrasi umum pemerintah;

n. Penanaman administrasi penanaman modal termasuk lintas Kabupaten/ Kota;

o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh

Kabupaten/ Kota; dan

p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh Peraturan Perundang-Undangan.

Pasal 14 menyebutkan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah

daerah untuk Kabupaten/ Kota meliputi:

a. Perencanaan dan pengendalian bangunan;

b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

d. Penyedian sarana dan prasarana umum;

e. Penanganan bidang kesehatan;

f. Penyelenggaraan pendidikan;

g. Penanggulangan masalah sosial;

h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan;

i. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah;

j. Pengendalian lingkungan hidup;

Page 52: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

40

k. Pelayanan pertanahan;

l. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;

m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan;

n. Pelayanan administrasi penanaman modal;

o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan

p. Urusan wajib lainnya yang dialamatkan oleh Peraturan Perundang-Undangan.

Pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah Daerah harus berlandaskan

pada Peraturan Perundang-Undangan yaitu Peraturan Daerah. Dalam Pasal 1

angka 10 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

disebutkan bahwa Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Provinsi dan/ atau

Peraturan daerah Kabupaten/ Kota.

3. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintahan daerah menjalankan otonomi

seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah,

dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan

daya saing daerah. Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan

pemerintahan memiliki hubungan dengan Pemerintah dan dengan pemerintahan

daerah lainnya. Pemerintahan daerah kabupaten/kota terdiri atas pemerintah

Page 53: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

41

daerah kabupaten/kota dan DPRD kabupaten/kota. Pemerintah Daerah terdiri atas

Kepala Daerah dan Perangkat Daerah.

4. Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan merupakan lembaga Pemerintah yang berada di daerah

yang mempunyai tugas melaksanakan teknis operasional urusan Pemerintahan

daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Dinas Kesehatan dalam menyelenggarakan tugas, menyelenggarakan

fungsi:

a) perumusan kebijakan teknis lingkup kesehatan;

b) penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan pelayanan umum

lingkup kesehatan;

c) pembinaan dan pelaksanaan tugas lingkup kesehatan;

d) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

D. Pengawasan

1. Pengertian Pengawasan

Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu

organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu

kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan

yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi

organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam suatu organisasi

terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan Pendahuluan

(preliminary control), Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent

Page 54: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

42

control), Pengawasan Feed Back (feed back control).Di dalam proses pengawasan

juga diperlukan tahap-tahap pengawasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu Tahap

Penetapan Standar, tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap

Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan

Standar dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi.

Menurut Sule dan Saefullah mendefinisikan bahwa: ” Pengawasan sebagai proses

dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambialan tindakan yang dapat

mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah

ditetapkan tersebut”.54

Reksohadiprodjo mengemukakan bahwa: ”Pengawasan

merupakan usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu

bertindak sesuai dengan rencana”.55

Sarwoto menyatakan bahwa: ” Pengawasan

adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana

sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki.56

Dari definisi yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa

pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen. Kepentingannya tidak

diragukan lagi seperti halnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, karena

pengawasan dapat menentukan apakah dalam proses pencapaian tujuan telah

sesuai dengan apa yang direncanakan ataukah belum. Manullang mengemukakan

bahwa: ” Pengawasan adalah dilakukan oleh atasan dari petugas yang

54

Sule Erni Trisnawati, dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, edisi pertama,

cetakan pertama, Penerbit : Prenada Media Jakarta, 2005, Halaman 317. 55

Reksohadiprodjo, Sukanto, Dasar-dasar Manajemen, edisi keenam, cetakan kelima,

Penerbit : BPFE, Yogyakarta, 2008, Halaman 63. 56

Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, cetakan keenambelas, Penerbit :

Ghalia Indonesia, Jakarta, 2010, Halaman 94.

Page 55: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

43

bersangkutan. Karena pengawasan semacam ini disebut juga pengawasan vertikal

atau formal karena yang melakukan pengawasan ini adalah orang-orang yang

berwenang. Pengawasan dapat dipusatkan, dapat didesentralisir tergantung pada

karyawannya. Apabila karyawan ahli maka dapat didesentralisir. Kalau banyak

karyawan tak ahli seyogyanya dilakukan pusat. Pengawasan dapat dikelompokkan

misalnya ke dalam :

1. Pengawasan produksi, yaitu agar hasil produksi sesuai dengan

permintaan/pemuasan langganan dalam jumlah, harga, waktu dan servis.

2. Pengawasan persediaan, yaitu menjamin tersedianya bahan dalam jumlah

harga, waktu yang tepat sehingga proses produksi tidak terganggu.

3. Pengawasan kualita, yaitu menjamin agar kualita hasil produksi, bahan dan

bahan proses memenuhi ukuran-ukuran standar yang telah ditentukan.

4. Pengawasan ongkos, yaitu menjamin agar produksi/operasi dijalankan

dengan ongkos minimum sesuai dengan standar.57

Walaupun pengawasan mahal tetapi diharapkan agar hasil pengawasan

akan dapat memperbaiki kedudukan perusahaan karena penjualan dapat didorong

karena kualita barang lebih unggul dari saingan, atau harganya bersaingan, dan

lain-lain. Di dalam pengawasan perlu pula diperhatikan motivasi. Apabila

motivasi kerja tidak cukup percuma saja dilakukan pengawasan, karena akibatnya

pelaksana akan berbuat sekehendak hati. Hal ini perlu dihindari agar tidak

menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan. Berdasarkan pada batasan pengertian

57

Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, edisi revisi, cetakan ketujuh, Penerbit : Ghalia

Indonesia, Jakarta, 2006, Halamn 177.

Page 56: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

44

tersebut di atas dapatlah ditarik suatu simpulan bahwa pengawasan adalah suatu

usaha pimpinan yang menginginkan agar setiap pekerjan dilaksanakan seagimana

mestinya. Dengan kata lain bahwa tujuan pengawasan adalah untuk mengetahui

dan menilai kenyataan yang sebenarnya tentang objek yang diawasi, apakah

sesuai dengan yang semestinya atau tidak.

2. Maksud dan Tujuan Pengawasan

Terwujudnya tujuan yang dikehendaki oleh organisasi sebenarnya tidak

lain merupakan tujuan dari pengawasan. Sebab setiap kegiatan pada dasarnya

selalu mempunyai tujuan tertentu. Pengawasan mutlak diperlukan dalam usaha

pencapaian suatu tujuan. Menurut Situmorang dan Juhir maksud pengawasan

adalah untuk :

1. Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak;

2. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan

mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan

yang sama atau timbulnya kesalahan yang baru;

3. Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam

rencana terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah

direncanakan;

4. Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program (fase tingkat

pelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning atau tidak;

Page 57: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

45

5. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan

dalam planning, yaitu standard.58

Menurut Rachman juga mengemukakan tentang maksud pengawasan, yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan;

2. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu telah berjalan sesuai dengan

instruksi serta prinsip-prinsip yang telah ditetapkan;

3. Untuk mengetahui apakah kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan

dan kegagalan-kegagalannya, sehingga dapat diadakan perubahan-

perubahan untuk memperbaiki serta mencegah pengulangan kegiatan-

kegiatan yang salah;

4. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan apakah dapat

diadakan perbaikan-perbaikan lebih lanjut, sehingga mendapat efisiensi

yang lebih benar.59

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa maksud

pengawasan adalah untuk mengetahui pelaksanaan kerja, hasil kerja, dan segala

sesuatunya apakah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak, serta mengukur

tingkat kesalahan yang terjadi, sehingga mampu diperbaiki ke arah yang lebih

baik. Pendapat Situmorang dan Juhir mengatakan bahwa tujuan pengawasan

adalah :

1. Agar terciptanya aparat yang bersih dan berwibawa yang didukung oleh

suatu sistem manajemen pemerintah yang berdaya guna (dan berhasil guna

58

Victor, M. Situmorang, dan Jusuf Juhir, Aspek Hukum Pengawasan Melekat, Rineka

Cipta, Yogyakarta, 1994, Halaman 22. 59

Loc.Cit, halaman 22.

Page 58: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

46

serta ditunjang oleh partisipasi masyarakat yang konstruksi dan terkendali

dalam wujud pengawasan masyarakat (kontrol sosial) yang obyektif, sehat

dan bertanggung jawab;

2. Agar terselenggaranya tertib administrasi di lingkungan aparat pemerintah,

tumbuhnya disiplin kerja yang sehat;

3. Agar adanya keluasan dalam melaksanakan tugas, fungsi atau kegiatan,

tumbuhnya budaya malu dalam diri masing?masing aparat, rasa bersalah

dan rasa berdosa yang lebih mendalam untuk berbuat hal-hal yang tercela

terhadap masyarakat dan ajaran agama.60

Sementara berkaitan dengan tujuan pengawasan, Menurut Sule dan

Saefullah ada empat tujuan pengawaqsan tersebut adalah adaptasi lingkungan,

meminimumkan kegagalan, meminimumkan biaya, dan mengantisipasi

kompleksitas dari organisasi.

1. Adaptasi lingkungan, adalah agar perusahaan dapat terus menerus

beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan, baik

lingkungan yang bersifat internal maupun lingkungan eksternal;

2. Meminimumkan kegagalan, adalah ketika perusahaan melakukan kegiatan

produksi misalnya perusahaan berharap agar kegagalan seminimal

mungkin;

3. Meminimumkan biaya, adalah ketiga perusahaan mengalami kegagalan;

60

Ibid, Halaman 26

Page 59: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

47

4. Antisipasi komplesitas organisasi, adalah agar perusahaan dapat

mengantisipasi berbagai kegiatan organisasi yang kompleks.61

Menurut Siswandi mengatakan bahwa tujuan pengawasan adalah:

1. Pengukuran kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, peraturan

dan hukum yang berlaku;

2. Menjaga sumber daya yang dimiliki organisasi;

3. Pencapaian tujuan dan sasaran yang yang telah ditetapkan oleh Organisasi;

4. Dipercayainya informasi dan keterpaduan informasi yang ada di dalam

organisasi;

5. Kinerja yang sedang berlangsung dan kemudian membandingkan kinerja

aktual dengan standar serta menetapkan tingkat penyimpangan yang

kemudian mencari solusi yang tepat.62

Sementara untuk mengetahui apakah sesuatu berjalan sesuai dengan

rencana, yang digariskan, mengetahui apakah sesuatu dilaksanakan sesuai dengan

instruksi serta asas yang ditentukan, mengetahui kesulitan-kesulitan dan

kelemahan-kelemahan dalam bekerja, mengetahui apakah sesuatu berjalan efisien

atau tidak, dan mencari jalan keluar jika ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan,

kelemahan-kelemahan, atau kegagalan ke arah perbaikan. Berdasarkan pendapat

para ahli di atas, dapat diketahui bahwa pada pokoknya tujuan pengawasan

adalah:

61

Sule Erni Trisnawati, dan Kurniawan Saefullah, opcit, Halaman 318-319. 62

Siswandi dan Indra Iman, Aplikasi Manajemen Perusahaan, edisi kedua, Penerbit :

Mitra Wicana Media, Jakarta, 2009, Halaman 83-84.

Page 60: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

48

(1) Membandingkan antara pelaksanaan dengan rencana serta instruksi-

instruksi yang telah dibuat;

(2) Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan-kesulitan, kelemahankelemahan

atau kegagalan-kegagalan serta efisiensi dan efektivitas kerja;

(3) Untuk mencari jalan keluar apabila ada kesulitan, kelemahan dan

kegagalan, atau dengan kata lain disebut tindakan korektif.

3. Macam Teknik Pengawasan

Teknik pengawasan, terdapat dua cara untuk memastikan pegawai

merubah tindakan/sikapnya yang telah mereka lakukan dalam bekerja, yaitu

dengan dilakukannya pengawasan langsung (direct control) dan pengawasan tidak

langsung (indirect control). Pengawasan langsung diartikan sebagai teknik

pengawasan yang dirancang bangun untuk mengidentifikasi dan memperbaiki

penyimpangan rencana. Dengan demikian pada pengawasan langsung ini,

pimpinan organisasi mengadakan pengawasan secara langsung terhadap kegiatan

yang sedang dijalankan, yaitu dengan cara mengamati, meneliti, memeriksa dan

mengecek sendiri semua kegiatan yang sedang dijalankan tadi. Tujuannya adalah

agar penyimpangan-penyimpangan terhadap rencana yang terjadi dapat

diidentifikasi dan diperbaiki. Pengawasan langsung sangat mungkin dilakukan

apabila tingkat kualitas para pimpinan dan bawahannya rendah.Sementara

pengawasan tidak langsung diartikan sebagai teknik pengawasan yang dilakukan

dengan menguji dan meneliti laporan-laporan pelaksanaan kerja. Tujuan dari

pengawasan tidak langsung ini adalah untuk melihat dan mengantisipasi serta

dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menghindarkan atau memperbaiki

Page 61: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

49

penyimpangan. Pengawasan tidak langsung sangat mungkin dilakukan apabila

tingkat kualitas para pimpinan dan bawahannya tinggi.

4. Fungsi-fungsi Pengawasan

Menurut Sule dan Saefullah mengemukakan fungsi pengawasan pada

dasarnya meruapakan proses yang dilakukan untuk memastiakan agar apa yang

telah direncanakan berjalan sebagaiamana mestinya. Termasuk kedalam fungsi

pengawasan adalah identifikasi berbagai faktor yang menghambat sebuah

kegiatan, dan juga pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan agar tujuan

organisasi dapat tetap tercapai. Sebagai kesimpulan, fungsi pengawasan

diperlukan untuk memastikan apa yang telah direncanakan dan dikoordinasikan

berjalan sebagaimana mestinya ataukah tidak. Jika tidak berjalan dengan

semestinya maka fungsi pengawasan juga melakukan proses untuk mengoreksi

kegiatan yang sedang berjalan agar dapat tetap mencapai apa yang telah

direncanakan. Fungsi dari pengawasan sandiri adalah :

1) Mempertebal rasa tangung jawab dari pegawai yang diserahi tugas dan

wewenang dalam pelaksanan pekerjan.

2) Mendidik pegawai agar melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan.

3) Mencegah terjadinya kelalaian, kelemahan dan penyimpangan agar tidak

terjadi kerugian yang tidak diinginkan.

4) Memperbaiki kesalahan dan penyelewengan agar dalam pelaksanaan pekerjan

tidak mengalami hambatan dan pemboosan-pemborosan.63

63

Sule Erni Trisnawati, dan Kurniawan Saefullah, opcit, Halaman 317.

Page 62: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

50

E. Depot air minum isi ulang

Sesuai dengan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan

Republik Indonesia Nomor : 651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis

Depot air minum dan perdagangannya, disebutkan bahwa depot air minum adalah

usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum

dan menjual langsung kepada konsumen sementara air baku adalah air yang

belum diproses atau sudah diproses menjadi bersih yang memenuhi persyaratan

mutu sesuai Peraturan Menteri Kesehatan untuk diolah menjadi produk air

minum.

Menurut Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum, bahwa: “air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa

proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum.”

Dalam peraturan perundang-undangan, tidak ada pasal yang memberikan

definisi maupun pengertian mengenai Air Minum Depot isi ulang (AMD isi

ulang). Namun dari beberapa bahan bacaan, diperoleh beberapa definisi mengenai

pengertian usaha AMD isi ulang. Antara lain disebutkan bahwa yang dimaksud

dengan usaha AMD isi ulang adalah usaha industri yang melakukan proses

pengolahan air bersih menjadi air minum dan menjual secara langsung kepada

konsumen di lokasi pengolahan. Sedangkan Suprihatin, ketua tim peneliti

Page 63: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

51

laboratorium teknologi dan manajeman lingkungan, Institut Pertanian Bogor dan

R. Hening Darpito, direktur penyehatan air dan sanitasi, Dirjen PPM-PL

Departemen Kesehatan, memberikan definisi depot air minum adalah penjualan

air minum kepada masyarakat yang dilakukan secara perorangan, dimana

konsumen harus membawa wadah galon sendiri, baru mengisinya di depot

tersebut.64

1. Pengertian Kualitas Air

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, sesuai

dengan keputusan Menteri Kesehatan No.:907/Menkes/SK/VII/2002 tentang

Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Bagi manusia air minum

merupakan kebutuhan utama untuk berbagai keperluan, seperti mandi, cuci, kakus

dan dalam produksi pangan, mengingat bahwa berbagai penyakit dapat ditularkan

melalui air saat manusia memanfaatkannya, maka untuk memutuskan penularan

penyakit tersebut diperlukan sistem penyediaan air bersih maupun air minum yang

baik bagi manusia.

Penyediaan air bersih, selain kuantitasnya, kualitasnya pun harus

memenuhi standar yang berlaku. Untuk itu perusahaan air minum selalu

memeriksa kualitas airnya sebelum didistribusikan pada pelanggan, karena air

baku belum tentu memenuhi standar, maka perlu dilakukan pengolahan agar

memenuhi standar air minum. Air minum yang ideal harus jernih, tidak berwarna,

64

Suprihatin dan Hening Darpito, Air Minum Isi Ulang Layakkah Dikonsumsi, Femina,

Maret 2004, halaman 83. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2011

Page 64: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

52

tidak berasa dan tidak berbau dan tidak mengandung kuman patogen. Air

seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan

distribusinya. Pada hakekatnya persyaratan ini dibuat untuk mencegah terjadinya

serta meluasnya penyakit bawaan air atau water borne diseases.

2. Tujuan Pengawasan Kualitas Air

Pengawasan kualitas air bertujuan untuk melindungi masyarakat dari

penyakit atau gangguan kesehatan yang berasal dari air minum atau air bersih

yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan melalui surveilens kualitas air secara

berkesinambungan.

Dalam rangka memenuhi persyaratan kualitas air minum sebagaimana

menurut keputusan Menkes No : 907/Menkes/SK/VII/2002, maka perlu

dilaksanakan kegiatan pengawasan kualitas air minum yang diselenggarakan

secara terus menerus dan berkesinambungan agar air yang digunakan oleh

penduduk dari penyediaan air minum yang ada, terjamin kualitasnya, sesuai

dengan persyaratan kualitas air minum yang tercantum dalam keputusan ini.

Pengawasan kualitas air minum dalam hal ini meliputi :

1. Air minum yang diproduksi oleh suatu perusahaan, baik pemerintah maupun

swasta yang didistribusikan ke masyarakat dengan sistem perpipaan.

2. Air minum yang diproduksi oleh suatu perusahaan, baik pemerintah maupun

swasta, didistribusikan kepada masyarakat dengan kemasan dan atau isi ulang.

Kegiatan pengawasan ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yang

meliputi :

1. Pengamatan lapangan atau inspeksi sanitasi :

Page 65: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

53

Pada air minum perpipaan maupun air minum kemasan, dilakukan pada

seluruh unit pengolahan air minum, mulai dari sumber air baku, instalasi

pengolahan, proses pengemasan bagi air minum kemasan, dan jaringan

distribusi sampai dengan sambungan rumah bagi air minum perpipaan.

2. Pengambilan sampel :

Jumlah, frekuensi, dan titik sampel air minum harus dilaksanakan sesuai

kebutuhan dengan ketentuan minimal.

3. Persyaratan Bakteriologis Air Minum

Parameter mikrobiologis untuk air minum adalah dengan menggunakan

bakteri coli form dan E coli. Apabila dalam pemeriksaan air minum dan

ditemukan adanya bakteri tersebut, maka dapat dipastikan bahwa air tersebut telah

terkontaminasi oleh tinja manusia dan hewan berdarah panas. Indikator adalah

bakteri yang memenuhi persyaratan berikut :

1. Dapat diterapkan untuk semua jenis perairan;

2. Selalu ditemukan bila di dalam perairan tersebut terdapat bakteri pathogen;

3. Jumlahnya sebanding dengan tingkat pencemaran perairan tersebut;

4. Jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan bakteri pathogen;

5. Tidak mengalami pertumbuhan selama berada di perairan;

6. Daya tahan hidupnya lebih lama daripada bakteri pathogen;

7. Tidak ditemukan di dalam perairan yang tidak mengalami pencemaran;

8. Relatif mudah dideteksi di laboratorium;

9. Mempunyai ciri-ciri yang tetap;

10. Tidak berbahaya atau menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan.

Page 66: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

54

F. Lingkungan Hidup

1. Pengertian Lingkungan Hidup

Makhluk hidup dan lingkungannya adalah dua hal yang tak terpisahkan

dan saling membutuhkan. Hamparan samudera, bukit, pegunungan, sungai, danau,

semuanya merupakan bagian dari lingkungan alam. Lingkungan alam sendiri

merupakan salah satu bagian dari lingkungan hidup. Lingkungan hidup mencakup

seluruh lingkungan alam seperti lingkungan fisik, biologi, dan sosial. Itulah

mengapa pengertian lingkungan hidup lebih luas daripada lingkungan alam.

Berdasarkan pada Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

tentang Perlindunga dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa Lingkungan

Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk

hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lainnya. Pengertian lingkungan hidup diperjelas lagi dengan pasal tentang

pengelolaan, baku mutu lingkungan hidup, pencemaran, dan pengendalian

lingkungan hidup sebagai berikut:

“Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan

terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan

mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang

meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan,

dan penegakan hukum.”

Page 67: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

55

“Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,

zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang

ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur

lingkungan hidup.”

“Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk

hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh

kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah

ditetapkan.”

"Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan

dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pengedalian pecemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup ini terdiri dari 3 hal yaitu :

pencegahan,penanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup dengan

menerapkan berbagai instrument-instrument yaitu : Kajian lingkungan hidup

strategis (KLHS); Tata ruang; Baku mutu lingkungan hidup; Kreteria baku mutu

kerusakan lingkungan hidup; Amdal; perizinan; instrument ekonomi lingkungan

hidup; peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup; anggaran

berbasis lingkungan hidup; Analisis resiko lingkungan hidup; audit lingkungan

hidup, dan instrument lain sesuai dnagan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu

pengetahuan."

Manusia hanyalah salah satu unsur dalam lingkungan hidup tetapi

perilakunya akan mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain. Makhluk hidup yang lain termasuk binatang

tidak merusak atau mencemari lingkungan. hal ini juga dijelaskan didalam

Page 68: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

56

penjelasan Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009 antara lain

sebagai berikut: “ Lingkungan hidup Indonesia sebagai karunia dan rahmat Tuhan

Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang bagi

kehidupan dalam segala aspek dan mantranya sesuai dengan wawasan nusantara”.

2. Ruang lingkup Lingkungan Hidup

Ruang lingkup dari lingkungan itu sendiri terdiri atas komponen biotik, abiotik,

dan kultur:

1) Abiotik adalah Merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi makhluk

hidup dan terdiri atas tanah, atmosfer, air, dan sinar matahari.

2) Biotik adalah Merupakan semua makhluk hidup yang terdiri atas manusia,

hewan, dan manusia. Menurut fungsinya dibedakan atas 3 kelompok yaitu:

kelompok produsen, konsumen, dan pengurai.

3) Kultur sering disebut juga dengan budaya yang merupakan komponen

tambahan yang erat kaitannya dengan perilaku manusia dalam berinteraksi

dengan lingkungan sekitarnya.

Ruang lingkup keadaan sekitar lingkungan kependudukan dalam

lingkungan tidak lepas dari dua komponen biotik dan abiotik. Biotik didalamnya

terdapat mahluk hidup termasuk manusia, abiotik yaitu benda mati batu, tanah,

matahari, anggin, air dan sebagainya. Tetapi yang paling besar peranannya adalah

manusia. Manusia pada dasarnya sebagai mahluk individu yang hidupnya pengen

sendiri serakah, tetapi manusia juga tidak lepas dari orang lain dan lingkungan

sekitar karena itu manusia disebut juga mahkluk sosial. Manusia tidak bisa hidup

Page 69: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

57

sendiri ia membutuhkan interaksi dengan sesamanya dilingkungan hidup ini.

Karena secara naluriah manusia selalu ingin berkumpul dengan orang lain sebab

memiliki akal yang sempurna.

Segala hal yang melibatkan dua orang atau lebih, melibatkan orang lain berarti

sosial.

a. Individu dan Masyarakat Manusia adalah salah satu makhluk yang ada di

dunia, tetapi manusia lebih sempurna dengan makhlik lainnya yang ada di

dunia. Karena adanya akal dan perbuatannya pun diatur oleh akal hanya

sebagian kecil diatur oleh naluri. Dengan akalnya itu manusia mempunyai

pengetahuan dan terus mengembangkan, sehingga tercipta sesuatu hal

yang baru dan lebih bermanfaat. Namun potensial itu hanya mungkin

menjadi kenyataan apabila individu yang berpotensial bersangkutan saling

berinteraksi dan hidup dalam suatu masyarakat saling timbal balik dan

saling melengkapi.

b. Kelompok Sosial Kecenderungan manusia untuk berkumpul/berkelompok

timbul dari kesadaran manusia akan keinginan hidup saling memerlukan.

Pergaulan antar sesama manusia adalah kebutuhan dan dari

pengalamannya itu manusia harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

dan itu semua tidak bisa dilakukan sendiri yakni harus ada timbale balik

dari sesamanya dilingkungan sosial tersebut, maka itu terjadilah interaksi

sosial.

c. Hubungan makhluk dengan lingkungan, lingkungan terdiri komponen

biotik dan abiotik. Biotik terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan.

Page 70: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

58

Abiotik terdiri dari benda-benda tak bernyawa yang ada disekitar kita.

Antara makhluk yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan

saling melengkapi, seperti manusia membutuhkan hewan dan tumbuhan

untuk keperluan pangan, butuh air untuk minum dan lainnya. Hewan dan

tumbuhan membutuhkan air untuk bertahan hidup, butuh matahari dan

sebagainya.

d. Penduduk dan Sumber Daya Alam (SDA), manusia hidup bersama unsur

lingkungan yang lainnya yakni SDA. SDA adalah segala sesuatu yang ada

di alam berupa biotik atau abiotik yang dapat dimanfaatkan manusia untuk

mencukupi kebutuhan hidupnya. Jumlah penduduk makin meningkat

berarti kebutuhannya juga meningkat. Dengan berbagai cara manusia

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memenuhi

kebutuhan tetapi hasil dari pengetahuan dan IPTEK ada yang

menguntungkan ada juga yang tidak. Sebab SDA menurut jenisnya ada

dua yaitu biotik dan abiotik, menurut sifatnya SDA yang dapat

diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui, oleh sebab itu kita

harus waspada atas kelestarian SDA. Agar SDA tetap lestari

keberadaannya dibutuhkan pemeliharaan lingkungan dan tidak mudah

tentunya, maka harus ada kesadaran seluruh warga dalam melestarikan

lingkungan dan di sini diperlukan pendidikan agar tiap individu bisa

melakukannya.

Page 71: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

59

3. Tujuan dan Peran Masyarakat Dalam Pengetahuan Lingkungan Hidup

1) Di bidang pengetahuan: membantu individu, kelompok dan masyarakat

untuk mendapatkan berbagai pengalaman dan mendapat pengetahuan

tentang apa yang di perlukan untuk menciptakan dan menjaga lingkungan

yang berkelanjutan.

2) Di bidang kesadaran: membantu kelompok sosial dan individu untuk

mendapatkan kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan secara

keseluruhan beserta isu-isu yang menyertainya, pertanyaan, dan

permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan dan pembangunan.

3) Di bidang perilaku: membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk

memperoleh serangakaian nilai perasaan peduli terhadap lingkungan dan

motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam perbaikan dan perlindungan

lingkungan.

4) Di bidang ketrampilan: membantu individu, kelompok dan masyarakat

untuk mendapatkan ketrampilan untuk megidentifikasi, mengantisipasi,

mencegah, dan memecahkan permasalahan lingkungan.

5) Di bidang partisipasi: memberikan kesempatan dan motivasi terhadap

individu,kelompok dan masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam

menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Jadi pendidikan lingkungan

hidup diperlukan untuk dapat mengelola secara bijaksana sumber daya

kita dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kepentingan

generasi yang akan datang diperlukan pengetahuan, sikap dan

ketrampilan atau perilaku yang membuat sumber daya kita tetap dapat di

Page 72: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

60

manfaatkan secara lestari atau dapat di manfaatkan secara berkelanjutan

(sutainable used ).

6) Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya

untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup.

7) Peran masyarakat dapat berupa:

a) pengawasan sosial;

b) pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan; dan/atau

c) penyampaian informasi dan/atau laporan.

8) Peran masyarakat dilakukan untuk:

a. meningkatkan kepedulian dalam perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup;

b. meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan;

c. menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat;

d. menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk

melakukan pengawasan sosial; dan

e. mengembangkan dan menjaga budaya dan kearifan lokal dalam

rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Page 73: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

61

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe penelitian

Metode adalah Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui

sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Metode pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normatif, seperti yang

dikutip dari pendapatnya Ronny Hanintijo65

, mengatakan bahwa :

“Metode yuridis normatif, yaitu metode pendekatan yang menggunakan

konsepsi legis positivis. Konsep ini memandang hukum identik dengan

norma-norma tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh lembaga atau

pejabat yang berwenang dan meninjau hukum sebagai suatu sistem

normatif yang mandiri, bersifat tertutup dan terlepas dari kehidupan

masyarakat yang nyata serta menganggap bahwa norma-norma lain bukan

sebagai hukum.”

B. Metode Pendekatan

Pendekatan yang penulis gunakan Pendekatan Undang-Undang (Statute

Approach). Pendekatan Undang-undang (Statute Approach) dilakukan dengan

menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu

hukum yang sedang berkembang saat ini yaitu lahirnya undang-undang yang baru

tentang pengawasan kualitas air minum. Bagi penelitian untuk kegiatan praktis,

pendekatan undang-undang ini akan membuka kesempatan bagi peneliti untuk

mempelajari adakah konsistensi dan kesesuaian antara suatu undang-undang

65

Ronny Hanintijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta, Ghalia Indonesia,

1988. Halaman 13-14.

Page 74: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

62

dengan undang-undang lainnya atau antara undang-undang dengan undang-

undang dasar atau antara regulasi dengan undang-undang. Hasil dari telaah

tersebut merupakan suatu argumen untuk memecahkan isu yang dihadapi. Bagi

penelitian untuk kegiatan akademis, penelitian perlu mencari ratio logis dan dasar

ontologis lahirnya undang-undang tersebut.

Mempelajari ratio logis dan dasar ontologis suatu undang-undang,

peneliti mampu menangkap kandungan filosofi yang ada dibelakang undang-

undang itu, yang akan dapat menyimpulkan mengenai ada dan tidaknya benturan

filosofis antara undang-undang dengan isu yang dihadapi dan skripsi ini

menggunakan penelitian hukum normatif dengan metode pendekatan analisis

(Analytical Approach) yaitu menganalisis bahan hukum untuk mengetahui makna

yang terkandung dalam istilah yang digunakan oleh peraturan perundang-

undangan secara konsepsional, sekaligus mengetahui penerapannya dalam

putusan-putusan hukum. Pendekatan perundang-undangan digunakan karena yang

akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema

sentral dalam penelitian ini.66

Objek penelitian ini adalah tentang kualitas air

minum yang ada pada depot air minum isi ulang, menurut Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata

Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum Dinas Kesehatan diberikan

kewenangan oleh peraturan perundang-undangan untuk melakukan pengawasan

kualitas air minum dalam hal isi kualitas air minum depot air minum isi ulang.

66

Johnny, Ibrahim, Teori Metodologi & Penelitian Hukum Normatif, Malang, Bayumedia

Publishing, 2006, halaman 302.

Page 75: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

63

C. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah spesifikasi

penelitian preskriptif. Ilmu hukum mempunyai sifat sebagai ilmu yang preskriptif,

artinya sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan

hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum.

Sejalan dengan pendapatnya Peter Mahmud Marzuki 67

bahwa:

“Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang bersifat

preskriptif dan terapan. Sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu

hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas

aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum.

Sebagai ilmu terapan ilmu hukum menetapkan standar prosedur,

ketentuan-ketentuan, rambu-rambu dalam melaksanakan aturan

hukum.”

Berdasarkan sifat tersebut, maka jenis spesifikasi yang relevan adalah:

1. Inventarisasi Hukum

Penelitian inventarisasi hukum positif yaitu merupakan kegiatan

mengkritisi yang bersifat mendasar untuk melakukan penelitian hukum dai tipe-

tipe yang lain. Ada 3 (tiga) kegiatan pokok dalam melakukan penelitian

inventrisasi hukum posiif tersebut, yaitu :

a. Penetapan kriteria identifikasi untuk menyeleksi norma-norma yang

dimasukan sebagai norma hukum positif dan norma yang dianggap

norma sosial yang bukan hukum.

b. Mengumpulkan norma-norma yang sudah diidentifikasi sebagai norma

hukum tersebut.

67

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Surabaya, Kencana Perdana Media Group,

2007, halaman 22.

Page 76: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

64

c. Dilakukan pengorganisasian norma-norma yang sudah di identifikasikan

dan di kumpulkan kedalam suatu sistem yang menyeluruh

(kompherensif).

2. Sistimatika Hukum

Penelitian terhadap sistimatika hukum. Penelitian ini dilakukan terhadap

bahan hokum primer dan skunder. Kerangka acuan yang di gunakan adalah

pengertian-pengertian dasar yang terdapat dalam sistem hukum (masyarakat

hukum, subjek hukum, peristiwa hukum, hubungan hukum hak dan kewajiban).

D. Lokasi Penelitian

Peneliti menggunakan lokasi penelitian di wilayah Dinas Kesehatan

Kabupaten Banyumas, dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan telaah dokumen

melalui pengambilan data dan dokumen lain yang relevan ke instansi yang

menjadi lokasi penelitian, dinas kesehatan kaitannya dengan rangka meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanakan berbagai upaya kesehatan

termasuk pengawasan kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat tersebut

sepenuhnya merupakan tanggung jawab Dinas Kesehatan. Hal-hal yang berkaitan

dengan pengawasan kualitas air usaha depot air minum isi ulang sebenarnya

berbeda-beda antara satu Kota/Kabupaten dengan Kota/Kabupaten lainnya,

tergantung pelaksanaan Pemerintah Daerahnya.

Page 77: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

65

E. Sumber Bahan Hukum

Sumber Bahan Hukum diperoleh dari : Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-

bahan hukum yang mengikat.68

Penelitian ini, bahan hukum yang digunakan oleh

peneliti adalah penjelasan terhadap sumber bahan hukum dalam pendekatan

yuridis normative terdapat bahan hukum yang dikaji meliputi:

1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang bersifat mengikat,

terdiri dari:

a. Peraturan dasar, yaitu Undang-Undang Dasar 1945,

b. Peraturan Perundang-undangan, antara lain:

1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

2) Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

4) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan

Kualitas Air Minum.

5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

6) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/Menkes/Sk/VII/2002

Tanggal 29 Juli 2002 tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas

Air Minum.

68

Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta, PT

RajaGrafindo Persada, 2004, halaman 31.

Page 78: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

66

c. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan

penjelasan terhadap bahan hukum primer, terdiri dari:

1) Pustaka di bidang ilmu hukum,

2) Hasil penelitian di bidang hukum,

3) Artikel-artikel ilmiah, baik dari koran maupun internet,

F. Metode Pengumpulan Bahan Hukum

Metode pengumpulan data yaitu dengan menginventarisir peraturan

Perundang-undangan untuk dipelajari sebagai suatu kesatuan yang utuh dan

dengan studi kepustakaan, internet browsing, telah artikel ilmiah, telaah karya

ilmiah sarjana dan studi dokumen, termasuk di dalamnya karya tulis ilmiah

maupun jurnal surat kabar. Metode pengumpulan data menggunakan Studi

Kepustakaan yaitu Teknik mengumpulkan data dengan jalan membaca dan

mempelajari buku-buku kepustakaan yang berkaitan dengan materi penelitian,

kemudian menyususn sebagai sajian data. Metode dokumentasi adalah salah satu

cara pengumpulan data yang digunakan penulis dengan cara menelaah dokumen-

dokumen pemerintah maupun non pemerintah yang berkaitan dengan penelitian

ini. Instrument yang digunakan berupa form dokumentasi, form kepustakaan, dan

alat-alat perpustakaan lainnya.

G. Metode Penyajian Bahan Hukum

Data yang berupa bahan-bahan hukum yang telah diperoleh kemudian

disajikan dalam bentuk teks naratif, uraian-uraian yang disusun secara sistematis,

Page 79: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

67

logis, dan rasional. Dalam arti keseluruhan data yang diperoleh akan dihubungkan

satu dengan yang lainnya disesuaikan dengan pokok permasalahan yang diteliti,

sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.

H. Metode Analisis Bahan Hukum

Data bahan-bahan hukum yang diperoleh akan dianalisis secara normatif-

kualitatif tentang pengawasan Dinas Kesehatan terhadap usaha depot air minum

isi ulang oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Normatif karena penelitian

ini bertitik tolak dari peraturan-peraturan yang ada sebagai norma hukum positif.

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-

penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-

prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian

kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan

masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial,

danlain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah

pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan

dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala

merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan. Penelitian

kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap

kenyataan sosial dari perpektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan

terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan

sosial yang menjadi fokus penelitian. Kualitatif karena data yang diperoleh,

kemudian disusun secara sistematis, untuk selanjutnya dianalisa secara kualitatif,

Page 80: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

68

untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas.69

Metode Penafsiran

Hukum sebagai berikut:

a) Metode interpretasi menurut bahasa (gramatikal) yaitu suatu cara

penafsiran Undang-undang menurut arti kata-kata (istilah) yang terdapat

pada Undang-undang. Hukum wajib menilai arti kata yang lazim dipakai

dalam bahasa sehari-hari yang umum.

b) Metode interpretasi secara sistematis yaitu penafsiran yang

menghubungkan pasal yang satu dengan apasal yang lain dalam suatu per

Undang-undangan yang bersangkutan, atau dengan Undang-undang lain,

serta membaca penjelasan Undang-undang tersebut sehingga kita

memahami maksudnya.

69

Ibid. halaman 98

Page 81: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

69

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Bahan Hukum Primer

a. Peraturan dasar, yaitu Undang-Undang Dasar 1945

1) Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 : “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang

berbentuk Republik”.

2) Pasal 4 ayat (1) : “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan

Pemerintahan menurut Undang-undang Dasar”.

3) Pasal 18 ayat (1) : “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-

daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang

tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah,

yang diatur dengan undang-undang”.

4) Pasal 28 H ayat (1) : “Sedap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batan,

bertempat tinggal, clan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat

serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

b. Peraturan Perundang-undangan, antara lain:

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 perubahan kedua

atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

a) Pasal 1 angka 5 : “Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

Page 82: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

70

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan”.

b) Pasal 1 angka 7 : “Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan

oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c) Pasal 1 angka 8 : “Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan

oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada

instansi vertikal di wilayah tertentu”

d) Pasal 1 angka 9 : “Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah

kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota

dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk

melaksanakan tugas tertentu”.

2) Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

a) Pasal 71 angka 1 : “Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan

kewenangannya wajib melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung

jawab usaha dan/atau kegiatan atas ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan

perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup”.

b) Pasal 71 angka 2 : “Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dapat

mendelegasikan kewenangannya dalam melakukan pengawasan kepada

pejabat/instansi teknis yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup”.

Page 83: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

71

c) Pasal 72 : “Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan

kewenangannya wajib melakukan pengawasan ketaatan penanggung jawab

usaha dan/atau kegiatan terhadap izin lingkungan”.

d) Pasal 73 : “Menteri dapat melakukan pengawasan terhadap ketaatan

penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungannya

diterbitkan oleh pemerintah daerah jika Pemerintah menganggap terjadi

pelanggaran yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup”.

e) Pasal 76 ayat (1) : “Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanksi

administratif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam

pengawasan ditemukan pelanggaran terhadap izin lingkungan”.

f) Pasal 76 ayat (2) : “Sanksi administratif terdiri atas:

a. teguran tertulis;

b. paksaan pemerintah;

c. pembekuan izin lingkungan; atau

d. pencabutan izin lingkungan.

g) Pasal 77 : “Menteri dapat menerapkan sanksi administrative terhadap

penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika Pemerintah menganggap

pemerintah daerah secara sengaja tidak menerapkan sanksi administratif

terhadap pelanggaran yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup”.

Page 84: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

72

h) Pasal 78 : “Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 tidak

membebaskan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari tanggung jawab

pemulihan dan pidana”.

i) Pasal 79 : “Pengenaan sanksi administratif berupa pembekuan atau pencabutan

izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) huruf c dan

huruf d dilakukan apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak

melaksanakan paksaan pemerintah”.

j) Pasal 80 ayat (1) : “Paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76

ayat (2) huruf b berupa:

a) penghentian sementara kegiatan produksi;

b) pemindahan sarana produksi;

c) penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi;

d) pembongkaran;

e) penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan

pelanggaran;

f) penghentian sementara seluruh kegiatan; atau

g) tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakan

memulihkan fungsi lingkungan hidup.

3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

a) Pasal 4 : “Setiap orang berhak atas kesehatan”.

b) Pasal 5 angka 1 : “Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh

akses atas sumber daya di bidang kesehatan”.

Page 85: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

73

c) Pasal 5 angka 2 : “Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan

kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau”.

d) Pasal 14 ayat (1) : “Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur,

menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya

kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat”.

4) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air

Minum.

a) Pasal 10 ayat (1) : “Kegiatan pengawasan kualitas air minum meliputi :

a. Inspeksi sanitasi dilakukan dengan cara pengamatan dan penilaian kualitas

fisik air minum dan faktor resikonya;

b. Pengambilan sempel air minum dilakukan berdasarkan hasil inspeksi sanitasi;

c. Pengujian kualitas air minum dilakukan di laboratorium yang terakreditasi;

d. Analisis hasil pengujian laboratorium;

e. Rekomendasi untuk pelaksanaan tindak lanjut; dan

f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut.

b) Pasal 10 ayat (2) : “Penyelenggaraan air minum dalam melaksanakan

pengawasan internal wajib melaksanakan analisis resiko kesehatan”.

5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

a) Pasal 1 angka 2 : ”Penyelenggaraan air minum adalah badan usaha milik

Negara/badan usaha milik daerah, koperasi, bdan usaha swasta, usaha

Page 86: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

74

perorangan, kelompok masyarakat dan/atau individual yang melakukan

penyelenggaraan penyediaan air minum”.

b) Pasal 2 : “Setiap penyelenggara air minum wajib menjamin air minum yang

diproduksinya aman bagi kesehatan”.

c) Pasal 4 ayat (2) : “Pengawasan kualitas air minum secara eksternal merupakan

pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh

KKP khusus untuk wilayah kerja KKP”.

d) Pasal 4 ayat (3) : “Pengawasan kualitas air minum secara internal merupakan

pengawasan yang dilaksanakan oleh penyelenggara air minum untuk menjamin

kualitas air minum yang diproduksi memenuhi syarat sebagaimana diatur

dalam peraturan ini”.

e) Pasal 7 : “Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangannya

memberikan sanksi administrasi kepada penyelenggara air minum yang tidak

memenuhi persyaratan kualitas air minum sebagaimana diatur dalam peraturan

ini”.

6) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/Menkes/Sk/VII/2002 tentang

Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

Pasal 4 ayat (1) : “Pengawasan kualitas air minum dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota melalui kegiatan:

a. Inspeksi sanitasi dan pengambilan sampel air termasuk air pada sumber air

baku, proses produksi, jaringan distribusi, air minum isi ulang dan air minum

dalam kemasan.

b. Pemeriksaan kualitas air dilakukan di tempat/ di lapangan atau di laboratorium.

Page 87: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

75

c. Analisis hasil pemeriksaan laboratorium dan pengamatan lapangan

d. Member rekomendasi untuk mengatasi masalah yang ditemui dari hasil

kegiatan a,b,c yang ditujukan kepada pengelola penyediaan air minum.

e. Tindak lanjut upaya penanggulangan/perbaikan dilakukan oleh pengelola

penyediaan air minum.

f. Penyuluhan kepada masyarakat.

2. Bahan Hukum Sekunder

a. Perkembangan Usaha Depot Air Minum Isi Ulang

Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan

makanan. Bagi manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, antara lain

dalam kondisi yang layak untuk diminum tanpa mengganggu kesehatan. Air

minum adalah air yang dapat diminum langsung atau air yang harus dimasak

terlebih dahulu sebelum dapat diminum. Air minum dalam tubuh manusia

berguna untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan fisiologi tubuh. Setiap

waktu air perlu dikomsumsi karena setiap saat tubuh bekerja dan berproses. Air

juga digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat dicerna,

jika kekurangan air maka sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi

dengan baik.

Kebutuhan air minum dibanyak negara di dunia tidak sama satu sama

lain. Warga di negara maju lebih banyak memerlukan air minum daripada

dinegara berkembang, di negara maju semua keperluan air dipenuhi dengan air

minum, sedangkan di negara berkembang air minum khusus hanya digunakan

Page 88: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

76

untuk makan dan minum saja, karena untuk keperluan mencuci dan keperluan lain

cukup dipenuhi oleh air bersih biasa.

Beberapa data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa

volume kebutuhan air bersih bagi penduduk rata-rata di dunia berbeda, di negara

maju air yang dibutuhkan adalah kurang lebih 500 liter seorang tiap hari (lt/or/hr),

sedangkan di Indonesia (kota besar) sebanyak 200-400 lt/or/hr dan di daerah

pedesaan hanya 60 lt/or/hr. Kebutuhan akan airpun berubah-ubah, faktor-faktor

penyebab perubahan (meningkat atau menurun) disebabkan oleh :

a. Tersedianya air (faktor kemudahan) dimana volume penggunaan air oleh

penduduk akan menurun kalau air sulit diperoleh;

b. Harga air (faktor ekonomi), dimana penduduk akan menghemat pemakaian air

jika harga air tinggi;

c. Jarak (jauh atau dekat) dari sumber mata air, dimana penduduk akan

menghemat pemakaian air jika tempat pengambilan air jauh dari pemukiman

walaupun sumber airnya berlimpah;

d. Kualitas air, jika kualitas makin baik, maka penggunaan air akan lebih banyak;

dan

e. Budaya dan agama, yang memerlukan air untuk kegiatan-kegiatannya.70

Kebutuhan penduduk terhadap air minum dapat dipenuhi melalui air

yang dilayani oleh sistem perpipaan (PAM),air minum dalam kemasan, maupun

depot air minum isi ulang. Selain itu air tanah tangkal dari sumur-sumur gali atau

pompa serta air hujan yang diolah oleh penduduk menjadi air minum setelah

70

Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, Jakarta,

Kementrian Kesehatan, halaman 1-2.

Page 89: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

77

dimasak terlebih dahulu. Air sebagai sumber kehidupan. Tak hanya dikonsumsi,

air juga dapat dijadikan bisnis sampingan. Salah satu yang paling menarik adalah

bisnis air minum isi ulang.

Air minum isi ulang awalnya hanya ada di Jakarta. Kira-kira sepuluh

tahun lalu, bisnis ini sudah mulai dikenalkan. Saat itu, tak banyak yang meyakini

kualitas air minum isi ulang. Namun, setelah beberapa depot mempunyai sertifikat

dari Dinas Kesehatan, masyarakat mulai percaya, dan tidak sedikit yang menjadi

pelanggan, sekarang bisnis air minum isi ulang menjamur. Banyaknya pelaku

bisnis air minum ini tak lepas dari harga air minum dalam kemasan (terutama

bermerk) yang makin mahal. Air mineral yang dikemas dalam galon ditawarkan

Rp 7.500,00 - Rp 13.000,00 , maka air isi ulang hanya Rp 2.500,00 - Rp 3.000,00

per gallon, untuk mendapatkan air minum isi ulang, konsumen tidak perlu repot

karena cara isi ulangnya sangat praktis. Pembeli tinggal membawa galon kosong

dan akan diisi dengan sistem khusus. Tidak lama, hanya memakan waktu

beberapa menit.71

Sejalan dengan berkembangnya teknologi perkembangan air, maka

Depot Air Minum Isi Ulang berkembang sangat pesat pada saat ini. Usaha ini

tersebar diseluruh wilayah Indonesia, bahkan menjangkau daerah terpencil

khususnya di wilayah padat penduduk yang sulit memperoleh air bersih.

Bisnis Depot Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Banyumas cukup

menjanjikan, setidaknya hal ini dapat ditandai dengan pesatnya pertumbuhan

71

http://airisiulang.com/index.php?option=com_content&task=view&id=14&Itemid=28

di akses pada tanggal 17 September 2012

Page 90: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

78

bisnis depot air minum isi ulang ini dan sangat mudah ditemukan di pinggir

beberapa ruas jalan raya. Kecenderungan penduduk untuk mengkonsumsi air

minum siap pakai demikian besar, sehingga usaha depot pengisian air minum

tumbuh subur dimana-mana, oleh karenanya perizinan, pengawasan, serta

pembinaan sangat diperlukan agar bermanfaat bagi semua pihak-pihak yang

berkepentingan dalam menjaga kualitas air minum baik kalangan pemerintah,

pengusaha, maupun konsumen.

b. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas

Dinas Kesehatan Banyumas merupakan lembaga pemerintahan di

Kabupaten Banyumas di bidang kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten

Banyumas berdiri pada tahun 1968. Visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten

Banyumas adalah:

a) VISI

Banyumas Sehat dan Mandiri

b) MISI

Agar Visi yang telah ditetapkan dapat tercapai maka Dinas Kesehatan

Kabupaten Banyumas menetapkan misi sebagai berikut:

(1) Mendorong dan Menggerakan masyarakat untuk berperilaku Hidup Bersih dan

Sehat serta mampu mengatasi masalah kesehatan di wilayahnya menuju

terwujudnya desa siaga.

(2) Meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan dengan mendekatkan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang merata dan terjangkau.

Page 91: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

79

(3) Membina menciptakan lingkungan sehat serta mengendalikan penyakit

potensial.

(4) Meningkatkan sumber daya , informasi dan sumber daya kesehatan.

(5) Meningkatkan kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektoral.

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 26 Tahun 2009

tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Dinas Dearah Kabupaten Banyumas Pasal

6, Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan teknis operasional urusan

pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan.

Dinas Kesehatan dalam menyelenggarakan fungsi:

(1) perumusan kebijakan teknis lingkup kesehatan;

(2) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum lingkup

kesehatan;

(3) pembinaan dan pelaksanaan tugas lingkup kesehatan;

(4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Mempunyai 43 UPT yang terdiri

dari:

(1) Puskesmas : 39 Unit

(2) Balai Kesehatan Paru (BP Paru) : 1 Unit

(3) Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) : 1 Unit

(4) Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) : 1 Unit

(5) Unit Perbekalan Alat Kesehatan dan Farmasi (UPKF) : 1 Unit

Page 92: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

80

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis

penunjang Dinas Kesehatan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara

paripurna di wilayah kerjanya. Balai Kesehatan Paru (BP Paru) mempunyai tugas

melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Kesehatan dalam

pelayanan pengobatan penyakit paru-paru. Balai Kesehatan Mata Masyarakat

(BKMM) mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional

Dinas Kesehatan dalam pelayanan kesehatan mata. Laboratorium Kesehatan

Masyarakat (Labkesmas) mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan

teknis operasional Dinas Kesehatan dalam penelitian kesehatan masyarakat.

Unit Perbekalan Alat Kesehatan dan Farmasi (UPKF) mempunyai tugas

melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Kesehatan dalam

penyimpanan dan pendistribusian alat kesehatan dan farmasi.72

Pasal 7 Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 26 Tahun 2009

tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Dinas Dearah Kabupaten Banyumas,

menerangkan bahwa Susunan Dinas Kesehatan terdiri dari:

a. Kepala dinas

b. Sekretariat, yang terdiri dari:

1. Subbagian Bina Program;

2. Subbagian Keuangan;

3. Subbagian Umum.

c. Bidang Pembinaan dan pengendalian Pelayanan Kesehatan, terdiri dari:

1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan;

72

http://www.dkk-banyumaskab.net/?page=profile di akses pada tanggal 17 September

2012

Page 93: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

81

2. Seksi Gizi Masyarakat;

3. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak.

d. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, terdiri dari:

1. Seksi Pencegahaan Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar

Biasa;

2. Seksi Pengendalian Penyakit;

3. Seksi Penyehatan Lingkungan.

e. Bidang Pembinaan dan Pengendalaian Kemitraan dan Promosi Kesehatan,

terdiri dari:

1. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan;

2. Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Masyarakat;

3. Seksi Promosi Kesehatan.

f. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Kesehatan, terdiri

dari:

1. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan

Organisasi Profesi;

2. Seksi Farmasi, Makanan, Minuman dan Pembekalan Kesehatan;

3. Seksi Manajemen Informasi dan Pengembangan Kesehatan.

g. UPT.

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 94: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

82

Gambar

I

Sumber: Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 26 Tahun 2009 tentang

Organisasi dan Tata Cara Kerja Dinas Dearah Kabupaten Banyumas.

Kegiatan pengawasan ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota,

yang meliputi : Pengamatan lapangan atau inspeksi sanitasi pada air minum

perpipaan maupun air minum kemasan, dilakukan pada seluruh unit pengolahan

air minum, mulai dari sumber air baku, instalasi pengolahan, proses pengemasan

bagi air minum kemasan, dan jaringan distribusi sampai dengan sambungan

rumah bagi air minum perpipaan.

Page 95: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

83

c. Persyaratan Bakteriologis Air Minum

Parameter mikrobiologis untuk air minum adalah dengan menggunakan

bakteri coli form dan E coli. Apabila dalam pemeriksaan air minum dan

ditemukan adanya bakteri tersebut, maka dapat dipastikan bahwa air tersebut telah

terkontaminasi oleh tinja manusia dan hewan berdarah panas, bahwa bakteri

indikator adalah bakteri yang memenuhi persyaratan berikut :

1. Dapat diterapkan untuk semua jenis perairan

2. Selalu ditemukan bila di dalam perairan tersebut terdapat bakteri patogen

3. Jumlahnya sebanding dengan tingkat pencemaran perairan tersebut

4. Jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan bakteri patogen

5. Tidak mengalami pertumbuhan selama berada di perairan

6. Daya tahan hidupnya lebih lama daripada bakteri patogen

7. Tidak ditemukan di dalam perairan yang tidak mengalami pencemaran

8. Relatif mudah dideteksi di laboratorium

9. Mempunyai ciri-ciri yang tetap

10. Tidak berbahaya atau menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan.

Berdasarkan kriteria tersebut di atas, bakteri yang memenuhi syarat

sebagian besar persyaratan adalah kelompok bakteri koli (Coli form). Kelompok

bakteri koli termasuk famili Enterobacteriaceae. Bakteri Enterobacteriaceae

mempunyai 4 marga yaitu marga Excherichia, Citrobacter,

Enterobacter/Aerobacter dan Klebsiella. Ciri-ciri utama mikroba yang termasuk

dalam kelompok Enterobacteriaceae, yaitu bersifat gram negatif, anaerobik

fakultatif, berbentuk batang, oksidase negatif, tidak membentuk spora, fermentatif

Page 96: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

84

dan biasanya bergerak. Kelompok bakteri ini terdiri dari bakteri yang bersifat

patogen dan non patogen dan merupakan flora normal dalam usus.

Penyebaran kelompok bakteri koli (Coli form) di alam sangat luas,

diantaranya adalah hidup dan berkembang di dalam usus manusia dan binatang

berdarah panas. Bakteri yang terdapat dalam suatu perairan dapat dibedakan

menurut tempat asalnya, yaitu ada yang berasal dari usus manusia dan binatang

(yang keluar bersama tinja) dan yang bukan berasal dari usus manusia.

Perbedaannya terletak pada usus manusia dan binatang (yang keluar bersama

tinja) dan yang bukan berasal dari usus manusia. Perbedaannya terletak pada suhu

inkubasi pada saat analisis sampel air. Bakteri yang berasal dari usus manusia

memerlukan suhu inkubasi 44,50C selama 24-48 jam, sedangkan yang bukan

berasal dari usus manusia suhu inkubasinya 350C selama 24-48 jam. Kelompok

bakteri yang berasal dari usus manusia dan binatang disebut bakteri Fecal coli

atau E. coli. Selain bakteri Fecal coli, didalam usus hewan berdarah panas juga

terdapat Fecal streptococcus yang termasuk dalam famili Streptococcaceae,

namun jumlahnya lebih sedikit dibanding bakteri Fecal coli. Walaupun demikian,

daya tahan hidup bakteri Fecal streptococcus dalam suatu perairan lebih kuat bila

dibandingkan dengan kelompok bakteri coli.

Page 97: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

85

B. Pembahasan

1. Pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Terhadap Kualitas

Air Minum Usaha Depot Air Minum Isi Ulang

Penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah,

yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi

dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta

masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip

demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa perubahan besar dalam setiap

segmen penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana yang diungkapkan

Soekarwo sebagaimana dapat dilihat bukunya dalam Akmal Boedianto73

, dalam

penjelasan umum UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juga

menegaskan bahwa : “Pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi

dan efektifitas penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan

antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan

keanekaragaman daerah. Aspek hubungan wewenang memperhatikan kekhususan

dan keragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Aspek

hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan

73

Akmal Boedianto, Hukum Pemerintahan Daerah (Pembentukan Perda APBD

Partisipatif), Yogyakarta, Laksbang Pressindo, 2010, halaman 1

Page 98: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

86

sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Disamping itu, perlu

diperhatikan pula peluang dan tantangan dalam persaingan global dengan

memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar mampu menjalankan

perannya tersebut, daerah diberi kewenangan yang seluas-luasnya disertai dengan

pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan

sistem penyelenggaraan negara”.

Dinas Kesehatan merupakan Dinas Otonomi Daerah yang secara struktur

sepenuhnya berada dalam kewenangan Pemerintah Daerah, sedangkan hubungan

dengan Dinas Kesehatan Propinsi adalah merupakan hubungan kerja fungsional,

sehingga tugas-tugas bantuan (dekonsentrasi) dibidang kesehatan ditingkat dan

dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dinas Kesehatan mempunyai tugas

pokok dibidang kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Untuk

melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Kesehatan berfungsi merumuskan

kebijaksanaan sistem kesehatan Kabupaten dan melaksanakan kegiatan teknis

operasional di bidang kesehatan, yang di laksanakan oleh Pemerintah, salah satu

tugas dari Dinas Kesehatan yaitu mempunyai kewenagan untuk melaksanakan

pengawasan. Pengawasan yaitu proses meyakinkan bahwa aktifitas aktual sesuai

dengan aktivitas yang direncanakan. Pengawasan membantu pimpinan memonitor

keefektifan perencanaan, pengorganisasian dan kepemimpinan. Bagian penting

dari proses pengawasan adalah melakukan koreksi sesuai dengan yang

dibutuhkan, salah satu pengertian lain dari pengawasan yaitu melakukan penilaian

dan sekaligus koreksi terhadap setiap penampilan karyawan untuk mencapai

tujuan seperti yang telah ditetapkan dalam rencana.

Page 99: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

87

Manajemen pengawasan adalah upaya penerapan standar pelaksanaan,

merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan

standar yang ada, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta

mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa usaha atau

kegiatan telah dilaksanakan secara baik dalam mencapai tujuan.74

Pengawasan kualitas air bertujuan untuk melindungi masyarakat dari

penyakit atau gangguan kesehatan yang berasal dari air minum atau air bersih

yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan melalui surveilens kualitas air secara

berkesinambungan, dalam rangka memenuhi persyaratan kualitas air minum,

maka perlu dilaksanakan kegiatan pengawasan kualitas air minum yang

diselenggarakan secara terus menerus dan berkesinambungan agar air yang

digunakan oleh penduduk dari penyediaan air minum yang ada, terjamin

kualitasnya, sesuai dengan persyaratan kualitas air minum yang tercantum dalam

keputusan ini. Pengawasan kualitas air minum dalam hal ini meliputi:

1. Air minum yang diproduksi oleh suatu perusahaan, baik pemerintah maupun

swasta yang didistribusikan ke masyarakat dengan sistem perpipaan.

2. Air minum yang diproduksi oleh suatu perusahaan, baik pemerintah maupun

swasta, didistribusikan kepada masyarakat dengan kemasan dan atau isi ulang.

Kegiatan pengawasan ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

atau Kota, yang meliputi:

1. Pengamatan lapangan atau inspeksi sanitasi:

74

Hani T. Handoko, opcit, H a l a m a n 4 7 .

Page 100: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

88

Pada air minum perpipaan maupun air minum kemasan, dilakukan pada

seluruh unit pengolahan air minum, mulai dari sumber air baku, instalasi

pengolahan, proses pengemasan bagi air minum kemasan, dan jaringan distribusi

sampai dengan sambungan rumah bagi air minum perpipaan.

2. Pengambilan sampel:

Jumlah, frekuensi, dan titik sampel air minum harus dilaksanakan sesuai

kebutuhan dengan ketentuan minimal sebagai berikut:

a. Untuk penyediaan air minum perpipaan.

1) Pemeriksaan kualitas bakteriologis. Jumlah minimal sampel air minum

perpipaan pada jaringan distribusi adalah:

Tabel 1

Sumber: Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomer736/Menkes/Per/VI/2010

2) Pemeriksaan kualitas kimiawi. Jumlah sampel air minum perpipaan pada

jaringan distribusi minimal 10% dari jumlah sampel untuk pemeriksaan

bakteriologis.

3) Titik pengambilan sampel air arus dipilih sedemikian rupa sehingga

mewakili secara keseluruhan dari sistem penyediaan air minum tersebut,

termasuk sampel air baku.

Penduduk yang dilayani Jumlah minimal sampel per bulan

1. < 5000 jiwa

2. 5000 s/d 10.000 jiwa

3. > 100.000 jiwa

Satu sampel

Satu Sampel sampel per 5000 jiwa

Satu sampel per 10.000 jiwa, ditambah 10 sampel

tambahan

Page 101: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

89

4) Pada saat pengambilan sampel, sisa khlor pada sampel air minimal 0,2 mg/I,

jika bahan khlor digunakan sebagai desinfektan.

b. Untuk penyediaan air minum kemasan dan atau isi ulang. Jumlah dan

frekuensi sampel air minum harus dilaksanakan sesuai kebutuhan dengan

ketentuan minimal sebagai berikut:

1) Pemeriksaan kualitas bakteriologis. Jumlah minimal sampel air minum pada

penyediaan air minum kemasan dan atau isi ulang adalah sebagai berikut:

a) Air baku diperiksa minimal satu sampel tiga bulan sekali

b) Air yang siap dimasukkan ke dalam kemasan/botol isi ulang, minimal satu

sampel sebulan sekali.

c) Air dalam kemasan minimal dua sampel sebulan sekali.

2) Pemeriksaan kualitas kimiawi. Jumlah minimal sampel air minum adalah

sebagai berikut:

a) Air baku diperiksa minimal satu sampel tiga bulan sekali

b) Air yang siap dimasukkan ke dalam kemasan atau botol isi ulang minimal

satu sampel sebulan sekali

c) Air dalam kemasan minimal satu sampel sebulan sekali.

3) Pemeriksaan kualitas air minum, di lakukan di lapangan, dan

di laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, atau laboratorium

lainnya yang ditunjuk.

4) Hasil pemeriksaan laboratorium harus disampaikan kepada pemakai jasa,

selambat-lambatnya 7 hari untuk pemeriksaan mikrobilogik dan 10 hari.

Page 102: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

90

5) Pengambilan dan pemeriksaan sampel air minum dapat dilakukan sewaktu-

waktu bila diperlukan karena adanya dugaan terjadinya pencemaran air

minum yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan atau kejadian

luar biasa pada para konsumen.

6) Parameter kualitas air yang diperiksa, dalam rangka pengawasan kualitas air

minum secara rutin yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,

maka parameter kualitas air minimal yang harus diperiksa di Laboratorium

adalah sebagai berikut: Parameter mikrobiologi yang berhubungan langsung

dengan kesehatan adalah E. Coli dan Total Bakteri Coli form.

7) Parameter kualitas air minum lainnya selain dari parameter yang tersebut,

dapat dilakukan pemeriksaan bila diperlukan, terutama karena adanya

indikasi pencemaran oleh bahan tersebut.

8) Bila parameter tersebut tidak dapat diperiksa di laboratorium

kabupaten/kota, maka pemeriksaannya dapat dirujuk ke laboratorium

propinsi atau laboratorium yang ditunjuk sebagai laboratorium rujukan.

9) Bahan kimia yang diperbolehkan digunakan untuk pengolahan air, termasuk

bahan kimia tambahan lainnya hanya boleh digunakan setelah mendapatkan

rekomendasi dari Dinas Kesehatan setempat.

10) Hasil pengawasan kualitas air wajib dilaporkan secara berkala oleh Kepala

Dinas Kesehatan setempat kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota setempat

secara rutin, terjadinya penurunan kualitas air minum dari penyediaan air

minu tersebut maka pelaporannya wajib langsung dilakukan, dengan

tembusan kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan Direktur Jenderal.

Page 103: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

91

Persyaratan Kualitas Air Minum meliputi persyaratan fisika, kimiawi,

mikrobiologis dan radioaktif sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010. Air

minum sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan ini adalah air yang melalui

proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum. Agar air minum tersebut aman bagi kesehatan

masyarakat yang mengkonsumsinya, maka air minum tersebut harus memenuhi

persyaratan fisika, kimiawi, mikrobiologis dan radio aktif.

Persyaratan kualitas baku air minum, ditetapkan dalam Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, sesuai Permenkes

492/Menkes/Per/IV/2010, tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, yang

mencantumkan parameter sebagai standar penetapan kualitas air minum, meliputi

parameter fisik, bakteriologis, kimia, dan radioaktif. Parameter bakteriologis dan

kimia (anorganik) merupakan parameter yang terkait langsung dengan kesehatan,

sedangkan parameter fisik dan kimia lainnya merupakan parameter yang tidak

berhubungan langsung dengan kesehatan, jika menyangkut persyaratan kualitas

air baku air minum, maka dasar hukum yang dipergunakan adalah Permenkes

tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Di dalam peraturan tersebut

dimuat persyaratan air Minum dapat ditinjau dari beberapa parameter, yaitu :

1. Parameter fisika : Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna

dan jumlah zat padat terlarut.

a. Tidak Berbau : Air yang berbau dapat disebabkan proses penguraian bahan

organik yang terdapat di dalam air.

Page 104: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

92

b. Jernih : Air keruh adalah air mengandung partikel padat, yang dapat

berupa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Disamping itu air yang

keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba patogen dapat terlindung oleh

partikel tersebut.

c. Tidak Berasa : Air yang tidak tawar mengindikasikan adanya zat-zat

tertentu di dalam air tersebut.

d. Suhu : Air yang baik tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang mencolok

dengan udara sekitar (udara ambien). Di Indonesia, suhu air minum

idealnya ± 3º C dari suhu udara di atas atau di bawah suhu udara berarti

mengandung zat-zat tertentu (misalnya fenol yang terlarut) atau sedang

terjadi proses biokimia yang mengeluarkan atau menyerap energi air.

e. TDS : Total Dissolved Solid/TDS, adalah bahan-bahan terlarut (diameter <

10 -6

-10 -3

mm) yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan

lain. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik. Kesadahan

mengakibatkan terjadinya endapan/kerak pada sistem perpipaan.

2. Parameter Kimia : Parameter kimiawi dikelompokkan menjadi kimia organik

dan kimia anorganik. Zat kimia anorganik dapat berupa logam, zat reaktif, zat-

zat berbahaya dan beracun serta derajat keasaman (pH). Zat kimia organik

dapat berupa insektisida dan herbisida, volatile organis chemicals (zat kimia

organik mudak menguap) zat-zat berbahaya dan beracun maupun zat pengikat

oksigen. Sumber logam pada air dapat berasal dari kegiatan industri,

pertambangan ataupun proses pelapukan secara alamiah, atau karena korosi

dari pipa penyalur air. Bahan kimia organik dalam air minum dapat dibedakan

Page 105: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

93

menjadi 3 kategori. Kategori 1 adalah bahan kimia yang mungkin

bersifat carcinogen bagi manusia. Kategori 2 bahan kimia yang tidak

bersifat carcinogen bagi manusia. Kategori 3 adalah bahan kimia yang dapat

menyebabkan penyakit kronis tanpa ada fakta carcinogen.

3. Parameter Mikrobiologis : Indikator organisme yang dipakai sebagai parameter

mikrobiologi digunakan bakteri koliform (indicator organism). Bakteri (jenis

patogen) merupakan bagian dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan

penyakit, seperti penyakit saluran pencernaan. Agent ini dapat hidup di dalam

berbagai media, hewan, dan manusia secara berantai serta menjalani siklus

hidupnya, sehingga merupakan mekanisme untuk mempertahankan hidupnya.

Penyakit yang berhubungan dengan air terbagi menjadi empat kelompok, salah

satunya, penyakit disebabkan bakteri dalam air setelah air diminum seseorang,

kemudian orang tersebut sakit perut atau jatuh sakit. Kontaminasi bahan

organik seperti bakteri, dapat terjadi dalam air bersih atau air minum baik jenis

patogen (di antaranya bertahan lama di air) maupun apatogen. Organisme

indikator memenuhi syarat, antara lain :

a. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air tidak tercemar,

b. Terdapat dalam air bila ada mikroorganisme patogen,

c. Jumlahnya berkorelasi dengan kadar polusi,

d. Mempunyai kemampuan bertahan hidup lebih besar daripada patogen,

e. Mempunyai sifat yang seragam dan mantap,

f. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan,

Page 106: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

94

4. Parameter Radioaktivitas : Zat radioaktivitas dapat menimbulkan efek

kerusakan sel. Kerusakan tersebut dapat berupa kematian dan perubahan

komposisi genetik. Sel yang mati dapat tergantikan asalkan belum seluruh sel

mati, sedangkan perubahan genetis dapat menimbulkan penyakit seperti kanker

atau mutasi sel.

Pengelolaan depot air minum isi ulang yang bermutu, perlu adanya

pembinaan dan pengawasan baik dari sisi manajerial juga aspek kualitas

produksinya. Untuk membina dan mengawasi aspek produksi depot air minum isi

ulang ini dapat dilakukan dengan beberapa informasi publik tentang persyaratan

kualitas air minum :

1. Syarat kelayakan air untuk diminum yang aman bagi kesehatan adalah

apabila memenuhi persyaratan yang tertuang dalam parameter sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

492/MENKES/PERIIV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

2. Mekanisme pengawasan kualitas air minum dan pelaksanaanya mencakup

pengawasan internal oleh penyelenggara air minum dan pengawasan

eksternal oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan pembinaan dari

Dinas Kesehatan Provinsi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 736/MENKES/PERNI/2010 tentang Tata laksana

Pengawasan Kualitas Air Minum.

3. Pengujian kualitas air minum dapat dilakukan di lapangan dengan peralatan

uji lapangan (water test kit) dan laboratorium dengan ketentuan sesuai

dengan tatalaksana pengawasan kualitas air minum.

Page 107: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

95

4. Jenis penyakit yang paling dominan terjangkit di sumber air di sekitar

industri kertas akibat bakteri Serratia marcescens adalah penyakit kulit dan

diare. Jenis-jenis zat pencemar yang terkandung dalam air di sekitar industri

kertas paling banyak mengandung lignin (getah yang menempel pada serat)

dan selulosa (serat) dan senyawa organic terklorinasi (Adsorbable Organic

Halide) yang memiliki karakteristik beracun, biokumulatif, karsinogen,

dan persisten, Adsorbable Organic Halide dapat terbiokumulasi pada

tubuh ikan, sehingga dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia

jika mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi dalam jumlah besar.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

492/MENKES/PERIIV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, untuk

menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat dilakukan pengawasan

kualitas air minum secara eksternal dan secara internal:

a) Pengawasan kualitas air minum secara eksternal merupakan pengawasan

yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

b) Pengawasan kualitas air minum secara internal merupakan pengawasan

yang dilakukan oleh penyelenggara air minum untuk menjamin kualitas air

minum yang diproduksi memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam UU

No.492 Tahun 2010.

c) Kegiatan pengawasan kualitas air yang dimaksud pada bagian atas meliputi:

inspeksi sanitasi, pengambilan sampel air, pengujian kualitas air, analisa

hasil pemerikassaan laboratorium, rekomendasi dan tindak lanjut.

Page 108: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

96

d) Ketentuan lebih lanjut mengenai tatalaksana pengawasan kualitas air minum

ditetapkan oleh menteri.

Pengawasan ditinjau dari ”ruang lingkupnya” terdiri dari ”pengawasan

intern”, dan ”pengawasan ekstern”. Pengawasan ”intern” adalah pengawasan

yang dilakukan oleh aparat dalam organisasi itu sendiri.75

Pengawasan intern lebih

dikenal dengan pengawasan fungsional. Pengawasan fungsional adalah

pengawasan terhadap pemerintah daerah yang dilakukan secara fungsional oleh

lembaga yang dibentuk untuk melaksanakan pengawasan fungsional, yang

kedudukannya merupakan bagian dari lembaga yang diawasi, Inspektorat Jendral,

Inspektorat Propinsi, Kabupaten/Kota.

Pengawasan intern dilakukan oleh pejabat yang mempunyai hubungan

atau kaitan erat dari segi pekerjaan (hirarki) disebut dengan pengawasan dalam

organisasi itu sendiri (control intern). Pengawasan dalam bentuk internal dapat

diimplikasikan secara luas, dimana tidak hanya dilakukan dalam hubungan dinas

secara langsung dari segi organisasi atau suatu instansi, tetapi juga diartikan

sebagai pengawasan umum tingkat eksekutif. Pengawasan internal dapat

dibedakan dalam (a) Pengawasan intern dalam arti sempit; dan (b) Pengawasan

intern dalam arti luas. Pengawasan intern dalam arti sempit diartikan sebagai

pengawasan yang dilakukan oleh pengawas dimana pejabat yang diawasi itu

dengan aparat pengawas sama-sama bernaung dalam pimpinan seorang

Menteri/Ketua Lembaga Negara. Lembaga yang diberi wewenang untuk

melakukan pengawasan intern pada tingkat pusat adalah Inspektorat Jendral

75

Viktor M. Situmorang, SH., Jusuf Juhir, SH., Op.Cit, halaman. 28-29.

Page 109: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

97

Departemen. Menurut Permendagri Nomor 130 Tahun 2003 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri, Inspektorat Jenderal Departemen

Dalam Negeri mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional di

lingkungan Departemen. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Jenderal

menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan fungsional;

b. pelaksanaan pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

c. pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat Jenderal.

Pengawasan ”intern dalam arti luas” pada hakekatnya sama dengan

pengawasan dalam arti sempit. Perbedaannya hanya terletak pada tidak adanya

korelasi langsung antara pengawas dengan pejabat yang diawasi, artinya

pengawas yang melakukan pengawasan tidak bernaungan dalam satu

departemen/lembaga negara, tetapi masih dalam satu kelompok eksekutif.

Sedangkan “pengawasan ekstern”, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh satuan

unit pengawasan yang berada diluar organisasi yang diawasi, dan tidak

mempunyai hubungan kedinasan.76

76

Viktor M. Situmorang, SH., Jusuf Juhir, SH., Op.Cit, halaman. 28-29.

Page 110: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

98

Bagan 1

Bagan Dinas Kesehatan Dalam Pengawasan Kualitas Air

DINAS KESEHATAN

KABUPATEN BANYUMAS

PENGAWASAN LANGSUNG DAN

PENGAWASAN TIDAK LANGSUNG

STAFF AHLI

PENGAMBILAN

SAMPEL

PENGAWASAN

KUALITAS AIR

PENGAMATAN

LAPANGAN ATAU

INSPEKSI SANITASI

BIDANG

PEMBINAAN DAN

PENGENDALIAN

PELAYANAN

KESEHATAN

DINAS

KESEHATAN

PENGAWASAN PREVENTIF DAN

PENGAWASAN REPRESIF

UNIT

PELAKSANAAN

TEKNIS

PENGAWASAN INTERN DAN

PENGAWASAN EKSTERN

Page 111: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

99

Penjelasan dari teknik pengawasan berdasarkan bagan di atas, yaitu :

1. Pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung

a. Pengawasan langsung, adalah pengawasan yang dilakukan secara pribadi

oleh pimpinan atau pengawas dengan mengamati, meneliti, memeriksa,

mengecek sendiri secara “on the spot” di tempat pekerjaan, dan menerima

laporan-laporan secara langsung pula dari pelaksana. Hal ini dilakukan

dengan inspeksi.

b. Pengawasan tidak langsung, diadakan dengan mempelajari laporan-

laporan yang diterima dari pelaksana baik lisan maupun tertulis,

mempelajari pendapat-pendapat masyarakat dan sebagainya tanpa

pengawasan “on the spot”.

2. Pengawasan preventif dan represif

a. Pengawasan preventif, dilakukan melalui pre audit sebelum pekerjaan

dimulai. Misalnya dengan mengadakan pengawasan terhadap persiapan-

persiapan, rencana kerja, rencana anggaran, rencana penggunaan tenaga

dan sumber-sumber lain.

b. Pengawasan represif, dilakukan melalui post-audit, dengan pemeriksaan

terhadap pelaksanaan di tempat (inspeksi), meminta laporan pelaksanaan

dan sebagainya.

3. Pengawasan intern dan pengawasan ekstern

a. Pengawasan intern, adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat dalam

organisasi itu sendiri. Pada dasarnya pengawasan harus dilakukan oleh

pucuk pimpinan sendiri. Setiap pimpinan unit dalam organisasi pada

Page 112: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

100

dasarnya berkewajiban membantu pucuk pimpinan mengadakan

pengawasan secara fungsional sesuai dengan bidang tugasnya masing-

masing.

b. Pengawasan ekstern, adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat dari

luar organisasi sendiri.77

Senada dengan pendapat Situmorang dan Juhir, dalam Siagian mengungkapkan

bahwa proses pengawasan pada dasarnya dilaksanakan oleh administrasi dan

manajemen dengan mempergunakan dua macam teknik, yakni :

a. Pengawasan langsung (direct control) ialah apabila pimpinan organisasi

mengadakan sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan.

Pengawasan langsung ini dapat berbentuk:

a) inspeksi langsung,

b) on the spot observation,

c) on the spot report, yang sekaligus berarti pengambilan keputusan on the

spot pula jika diperlukan. Akan tetapi karena banyaknya dan

kompleksnya tugas-tugas seorang pimpinan terutama dalam instansi,

seorang pimpinan tidak mungkin dapat selalu menjalankan pengawasan

langsung itu. Karena itu sering pula ia harus melakukan pengawasan

yang bersifat tidak langsung.

b. Pengawasan tidak langsung (indirect control) ialah pengawasan jarak jauh.

Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para

bawahan. Laporan itu dapat berbentuk:

77

Victor, M. Situmorang, dan Jusuf Juhir, op.cit, Halaman 27.

Page 113: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

101

a) Tertulis,

b) Lisan.

Kelemahan dari pada pengawasan tidak langsung itu ialah bahwa sering

para bawahan hanya melaporkan hal-hal yang positif saja. Dengan perkataan lain,

para bawahan itu mempunyai kecenderungan hanya melaporkan hal-hal yang

diduganya akan menyenangkan pimpinan.78

Tanggung Jawab Pemerintah tentang Kualitas Air Minum yaitu Menteri,

BPOM, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten, Kota melakukan

pengawasan dan pembinaan terhadap berjalannya peraturan kualitas air minum

sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Menteri, BPOM, Kepala

Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten, Kota dapat memerintahakan kepada para

produsen untuk menarik produk air minum dari peredaran atau melarang

pendistribusian air minum di wilayah tertentu yang tidak memenuhi persyaratan

kualitas air minum yang dianjurkan serta Pemerintah boleh memberi sanksi

kepada pennyelenggara air minum yang tidak memenuhi persyaratan kualitas air

minum yang dianjurkan.

Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum tertuang dalam

Permenkes Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 mencapai kualitas air minum

yang memenuhi persyaratan kesehatan, maka dilakukan pengawasan, baik secara

internal maupun eksternal. Kedua pengawasan ini dilakukan melalui 2 (dua) cara

yaitu pengawasan berkala dan pengawasan atas indikasi adanya pencemaran.

Kegiatan Pengawasan Kualitas Air Minum ini meliputi :

78

Siagian P. Sondang, Pengantar Manajemen, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit :

Bumi Aksara, Jakarta, 2008, Halaman 139-140.

Page 114: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

102

1. Inspeksi Sanitasi (IS) yang dilakukan dengan cara pengamatan dan penilaian

kualitas fisik air minum dan faktor risikonya;

2. Pengambilan sampel air minum berdasarkan hasil inspeksi sanitasi;

3. Pengujian kualitas air minum dilakukan di laboratorium yang terakreditasi;

4. Analisis hasil pengujian laboratorium;

5. Rekomendasi untuk pelaksanaan tindak lanjut; dan

6. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut.

Pelaksanaan inspeksi sanitasi, pengambilan sampel air minum dan

pengujian kualitas air minum dilaksanakan oleh tenaga terlatih seperti sanitarian,

petugas laboratorium, dan tenaga lain yang mempunyai keterampilan untuk

melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.

Kualitas air minum yang dapat di distribusikan ke masyarakat diatur dalam

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air

Minum Pasal 10 pengertian pelaksanaan pengawasan adalah :

1. Kegiatan pengawasan kualitas air minum meliputi :

a) Inspeksi sanitasi dilakukan dengan cara pengamatan dan penilaian kualitas

fisik air minum dan faktor resikonya;

b) Pengambilan sempel air minum dilakukan berdasarkan hasil inspeksi

sanitasi;

c) Pengujian kualitas air minum dilakukan di laboratorium yang terakreditasi;

d) Analisis hasil pengujian laboratorium;

e) Rekomendasi untuk pelaksanaan tindak lanjut; dan

Page 115: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

103

f) Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut.

2. Penyelenggaraan air minum dalam melaksanakan pengawasan internal wajib

melaksanakan analisis resiko kesehatan.

Dasar pelaksanaan penyehatan depot air minum ini adalah Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002

Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Kepmenkes tersebut

dalam kaitan dengan Depot Air Minum ini antara lain mengatur :

Pasal 2 Jenis air minum meliputi (harus memenuhi syarat kesehatan air minum)

a. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah

tangga;

b. Air yang didistribusikan melalui tangki air;

c. Air kemasan;

d. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman

yang disajikan kepada masyarakat;

Pasal 6 Pemeriksaan sampel air minum dilaksanakan di laboratorium

pemeriksaan kualitas air yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pasal 9 Pengelola penyediaan air minum harus:

a. menjamin air minum yang diproduksinya memenuhi syarat

kesehatan dengan melaksanakan pemeriksaan secara berkala

memeriksa kualitas air yang diproduksi mulai dari:

1) pemeriksaan instalasi pengolahan air;

2) pemeriksaan pada jaringan pipa distribusi;

3) pemeriksaan pada pipa sambungan ke konsumen;

4) pemeriksaan pada proses isi ulang dan kemasan;

b. melakukan pengamanan terhadap sumber air baku yang

dikelolanya dari segala bentuk pencemaran berdasarkan peraturan

perundangan yang berlaku.

Peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan untuk pengolahan air

minum harus menggunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan kesehatan

(food grade) seperti pada :

Page 116: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

104

1. Pipa pengisian air baku

2. Tandon air baku

3. Pompa penghisap dan penyedot

4. Filter

5. Mikro Filter

6. Kran pengisian air minum curah

7. Kran pencucian/pembilasan botol

8. Kran penghubung (hose)

9. Peralatan sterilisasi

Pengelolaan Depot Air Minum Isi Ulang yang bermutu, perlu adanya

pembinaan dan pengawasan baik dari sisi managerial juga aspek kualitas

produksinya. Untuk membina dan mengawasi aspek produksi Depot Air Minum

Isi Ulang ini dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, sebagai berikut :

1. Pedekatan ketenagaan, yaitu tenaga pengelola perlu dibina dan diawasi

kemampuan teknis operasionalisasi peralatannya dan kemampuan

berperilaku bersih dan sehatnya baik untuk dirinya maupun lingkungan

termasuk menghandel air minum agar tepat bersih dan sehat. Untuk ini

pemerintah bersama masyarakat profesional perlu menyediakan /

memberikan pelatihan-pelatihan di bidang operasionalisasi teknis peralatan

dan kesehatan khususnya kemampuan berperilaku bersih dan sehat dan

menghandel air minum yang bersih, sehat memenuhi persyaratan kesehatan.

2. Pendekatan peralatan teknis untuk pengelolaan / processing air baku

menjadi air minum yang memenuhi persyaratan teknis (persyaratan minimal

Page 117: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

105

dengan spesifikasi yang jelas dan terukur). Upaya ini diperlukan untuk

menjaga dan memelihara kemampuan dan fungsi peralatan dalam

pengolahannya air baku, sehingga menghasilkan air minum yang sehat. Air

minum yang memenuhi syarat kesehatan yaitu persyaratan fisik, kimiawi

dan bakteriologis. Masyarakat tidak terpesona hanya karena daya tarik

warna-warni sinar dari peralatannya saja.

3. Pendekatan pengaturan. Pemerintah bersama lembaga perwakilan rakyat

sebagai penyusun peraturan perundangan, segera melakukan langkah-

langkah dan kegiatan untuk menyusun peraturan dan melaksanakan

pengawasan terhadap pengetrapannya dan menjalankan kewenangan-

kewenangannya. Termasuk dalam hal ini ketentuan laik operasi peralatan

untuk pengolahan yang dinyatakan dengan sertifikat laik operasi, kalau

perlu dikenakan izin operasi, tingkat cemaran, pedoman-pedoman lainnya

baik pedoman umum maupun teknisnya, mekanisme dan pemantauan

kualitas air bakunya maupun kualitas produksinya. Pemerintah segera

melakukan standarisasi peralatan, pengawasan di lapangan, uji kelayakan

dan peralatan, uji kualitas produksinya secara reguler, memberikan

sertifikasi kelaikan operasional baik yang menyangkut ketenagaannya

maupun peralatanannya tidak hanya untuk meningkatkan kualitas prosesing

dan kemapuan pengelola/pengusaha air minum isi ulang tetapi juga untuk

melindungi konsumen/rakyatnya. Pada pokoknya adanya ketentuan untuk

melindungi konsumen atas akibat produksi yang tidak memenuhi

Page 118: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

106

persyaratan, sehingga dapat berakibat menimbulkan penyakit dan gangguan

kesehatan.

4. Penggerakan masyarakat. Masyarakat selain sebagai konsumen, perlu diikut

sertakan dalam pengawasan termasuk para profesional di bidang

sanitasi/kesehatan lingkungan dan organisasinya. Agar pengawasan

masyarakat dapat berjalan dengan efektif, ditempuh jalan dengan

menampilan beberapa butir atau hal-hal yang penting persyaratan yang

harus dipenuhi, profil Depot Air Minum Isi Ulang, dan hasil pengawasan

yang dilakukan oleh pemerintah secara transparans.

2. Penyelesaian hukum terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh pihak

usaha Depot Air Minum Isi Ulang Berdasarkan Pasal 10 Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

736/MENKES/PER/VI/2010

Usaha depot air minum isi ulang merupakan salah satu bidang usaha

penyedia air minum bagi masyarakat. Pelaku usaha depot air minum isi ulang

dalam menyediakan produk air minum melakukan proses pengolahan air bersih

menjadi air minum dan menjualnya secara langsung kepada konsumen di lokasi

pengolahan. Depot Air Minum Isi Ulang belakangan ini merupakan pilihan yang

paling sering digunakan oleh sebagian masyarakat sebagai alternatif air minum

yang praktis dan efisien. Faktor dominan yang menjadi penyebabnya adalah harga

air minum isi ulang yang cukup ekonomis dan sangat terjangkau. Tetapi dibalik

itu tersembunyi ancaman yang sangat mengerikan karena harga yang terjangkau

Page 119: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

107

tersebut ternyata tidak dibarengi dengan kualitas air minum yang terjamin

khususnya dari segi aspek kesehatan untuk mengkonsumsinya.

Produk air minum yang dijual kepada konsumen tersebut harus layak

untuk dikonsumsi yaitu harus memenuhi persyaratan air minum yang layak untuk

dikonsumsi yaitu harus bersih, sehat, higienis dan juga standar kesehatan yang

telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun demikian, seringkali produk air minum

depot air minum isi ulang tidak sesuai atau tidak memenuhi standar kesehatan

yang telah ditetapkan.

Permasalahan yang seringkali dihadapi oleh konsumen berkaitan dengan

adanya depot air minum isi ulang yaitu mengenai standar kesehatan yang tidak

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri

Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan

kualitas air minum. Pelanggaran mengenai standar kesehatan ini mengakibatkan

produk depot air minum isi ulang yang dihasilkan tidak higienis dan menimbulkan

masalah kesehatan seperti diare dan sakit perut atau bahkan yang lebih ekstrim

berujung pada kematian.

Hasil penelitian kualitas 120 (seratus dua puluh) sampel depot air minum

isi ulang dari 10 (sepuluh) kota besar di Indonesia oleh Departemen Teknologi

Industri Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan bahwa, kualitas air minum

yang diproduksi oleh depot air minum isi ulang bervariasi dari satu depot dengan

depot lainnya. Hasil penelitian itu juga mendapatkan, hampir16% (enam belas

persen) dari sampel tersebut terkontaminasi mikroorganisme, terutama bakteri

Page 120: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

108

coliform yang berlebihan.79

Selain itu ada juga depot yang tidak memenuhi

standar pH, dimana pH air minum yang layak dikonsumsi antara 6,5 (enam koma

lima) sampai 8,5 (delapan koma lima) sedangkan kandungan bakteri

MPN Coliform yang masih aman harus kurang dari 2 (dua) APM per 100 (seratus)

mililiter.80

Masih buruknya kualitas AMD isi ulang banyak terkait dengan

karakteristik air baku, teknologi produksi, dan/atau proses operasi dan

pemeliharaan (sanitasi) dalam proses produksi yang diterapkan di depot air

minum isi ulang.

Fujiro, salah satu pelopor bisnis air minum isi ulang di Indonesia, dalam

artikelnya menyebutkan ada beberapa faktor yang menyebabkan kualitas depot air

minum menjadi buruk, yaitu :

1. Pre Treatment Carbon yang buruk, biasaya digunakan carbon local yang

memang hanya bisa menyerap kotoran di dalam air 3 (tiga) hingga 4 (empat)

bulan lamanya. Padahal karbon ini sangat memegang peranan penting dalam

kualitas air karena karbonlah yang menyaring besi, keruh, kuning hingga bau

dalam air.

2. Carbon yang dimaksud pada angka 1 tidak 100% (seratus persen) melainkan

ada campuran pasir aktif yang bisa didapat dengan harga yg sangat murah

dengan perbandingan 75% (tujuh puluh lima persen) pasir dan 25% (dua puluh

lima persen) karbon.

79

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1962894-fenomena-air-minum-depot-isi/

di akses pada tanggal 17 September 2012

80 http://yogyaonline.net/kesehatan/banyak-depot-air-minum-yang-tidak-memenuhi-

standar-sanitasi.html di akses pada tanggal 17 September 2012

Page 121: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

109

3. Pipa PVC yang digunakan biasanya adalah yang murah dan tidak pernah

dilakukan pembersihan di dalam pipanya. Padahal bagian dalam itu harus

selalu dicek kebersihannya yang kemudian disterilisasi dengan alkohol 70%

(tujuh puluh persen).

4. Pompa yang digunakan adalah pompa biasa yang terbuat dari besi padahal

seharusnya yang terbuat dari pompa stainless steel untuk mendorong hingga

masuk ke galon.

5. Lampu Ultra Violet yang hanya bekerja maksimal membunuh bakteri dan virus

selama 2-3 bulan tidak diganti setelah melebihi waktunya.

6. Awamnya supplier yang tidak tau prosedur air minum yang sesungguhnya dan

memberikan spesifikasi yang sangat minim untuk mendapatkan keuntungan

yang lebih besar.

7. Awamnya pemilik depot dalam hal maintenance atau pemeliharaan, prosedur

cuci galon, pengisian dan cara pengoperasian mesin air yang baik dan benar.

8. Tidak adanya pelatihan dan pendidikan tentang filtrasi dari air baku hingga air

setelah proses filtrasi, serta tidak adanya kesadaran untuk belajar lebih dalam

lagi.81

Pemeriksaan kualitas air secara berkala menjadi kendala sebab kesadaran

pelaku usaha terhadap peraturan masih lemah. Pihak pemerintah yang melakukan

pengawasanpun terkadang mengalami kendala karena masih minimnya kesadaran

pelaku usaha untuk membuat laporan berkala terkait higienitas serta sanitasi

lingkungan depot air minum isi ulang. Padahal sesuai ketentuan, pengecekan

81

http://fujiro.com/kualitas-depot-air-minum-jelek/ di akses pada tanggal 17 September

2012

Page 122: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

110

kualitas air dilakukan secara berkala sesuai ketentuan peraturan yang berlaku

tetapi pengusaha air minum isi ulang biasanya tidak peka atau bahkan tidak

mengetahui tentang peraturan tersebut.

Banyak pelaku usaha depot air minum isi ulang belum taat aturan uji

kelayakan. Seringkali antara jumlah depot yang ada dan yang telah mengurus izin

serta melaporkan tidak sebanding. Hal ini dikarenakan himbauan pemerintah

dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan kurang direspon oleh pelaku

usaha depot air minum isi ulang dengan alasan ketika awal mendirikan usaha

depot air minum isi ulang telah mendapat rekomendasi dari produsen air isi ulang

dimana produsen itu sendiri telah mendapat rekomendasi resmi dari pihak balai

obat dan makanan atau dari lembaga yang serupa.

Daerah Kabupaten Banyumas sebenarnya dapat dikatakan cukup

potensial akan perkembangan dalam bidang ekonomi, maka dalam hal ini meliputi

juga dalam perkembangan bisnis usaha depot air minum isi ulang yang ahir-ahir

ini sangat banyak kita temukan di beberapa sudut di Kabupaten Bayumas, Dinas

Kesehatan yang mempunyai tugas dan wewenang dalam pengawasan kualitas air

minum isi ulang di depot air minum isi ulang sampai pada saat ini belum ada

penyimpangan yang sifatnya berat oleh pelaku usaha depot air minum isi ulang

terhadap kualitas air minum isi ulang, pelaku usaha masih menjalankan sesuai

prosedur dalam penyajian kualitas air minum isi ulang.

Page 123: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

111

a. Bentuk Penyelesaian Hukum :

1) Bentuk Penyelesaian Melalui Instrumen Hukum Administrasi

Sebagai hukum fungsional (functioneel rechtsgebeid), Undang- Undang

Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup menyediakan tiga macam penegakan hukum lingkungan, yaitu penegakan

hukum administrasi, perdata, dan pidana.82

Di antara ketiga bentuk penegakan

hukum yang tersedia, penegakan hukum administrasi dianggap sebagai upaya

penegakan hukum terpenting. Hal ini karena bentuk penyelesaian hukum

administrasi lebih ditujukan kepada upaya mencegah terjadinya pencemaran dan

perusakan lingkungan. Di samping itu, penegakan hukum administrasi juga

bertujuan untuk menghukum pelaku pencemaran dan perusakan lingkungan.

Perancangan persyaratan lingkungan yang baik untuk menghasilkan

penegakan hukum dan penataan yang efektif dan efisien dapat dilakukan dengan

Pendekatan atur dan awasi atau yang dikenal juga command and control (CAC)

Approach menekankan pada upaya pencegahan pencemaran melalui pengaturan

dengan peraturan perundang-undangan, termasuk juga pengaturan melalui izin

yang menetapkan persyaratan-persyaratan lingkungan hidup. Ini disebut dengan

command approach. Pengaturan seperti ini harus diikuti dengan suatu sistem

pengawasan agar penaatan dapat dijamin. Ini dikenal sebagai control approach.

Penggabungan kedua pendekatan tersebut disebut sebagai pendekatan atur dan

awasi (CAC Approach).83

82

Takdir Rahmadi, Hukum Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun, Airlangga

University Press, Surabaya, 2003, halaman 131 83

Ibid, halaman 502

Page 124: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

112

Ada enam instrumen hukum (legal tools) yang dapat dipergunakan untuk

mewujudkan pendekatan atur dan awasi (CAC Approach). Keenam instrumen itu

adalah baku mutu lingkungan, perizinan, amdal, audit lingkungan, pengawasan

penaatan (monitoring compliance), dan penjatuhan sanksi administrasi.

Salah satu instrumen atur dan awasi yang sangat penting adalah

penjatuhan sanksi administrasi. Sanksi administrasi di sini harus dibedakan

dengan putusan pengadilan tata usaha negara (administrative judicial décision).

Sanksi administrasi didefinisikan sebagai suatu tindakan hukum (legal action)

yang diambil pejabat tata usaha negara yang bertanggung jawab atas pengelolaan

lingkungan hidup atas pelanggaran persyaratan lingkungan.

Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup memungkinkan Gubernur atau Bupati dan/atau

Walikota melakukan paksaan pemerintah untuk mengawasi dan memaksakan

penaatan oleh pemilik kegiatan dan/atau usaha atas persyaratan lingkungan, baik

yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan maupun yang ditetapkan

dengan izin. Paksaan pemerintah yang dimaksud dapat berupa perintah kepada

pemilik kegiatan dan/atau usaha untuk mencegah dan mengakhiri terjadi pelang-

garan di samping paksaan pemerintah, sanksi administrasi bisa juga berupa

pencabutan izin khususnya untuk pelanggaran tertentu.

Seperti diketahui bahwa penggunaan hukum administrasi dalam

penegakan hukum lingkungan mempunyai dua fimgsi, yaitu fungsi preventif dan

represif. Misalnya, Pasal 63 Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009

memungkinkan Gubernur untuk mengeluarkan paksaan pemerintah untuk

Page 125: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

113

mencegah dan mengakhiri pelanggaran, untuk menanggulangi akibat dan untuk

melakukan tindakan penyelamatan, penanggulangan, dan pemulihan, dalam

rangka efektivitas tugas negara, UUPLH memungkinkan Paksaan Pemerintah oleh

Gubernur sebagaimana disebutkan di atas dapat diserahkan kepada Bupati atau

walikota, dalam rangka merangsang peran serta masyarakat (public participation),

UUPLH memungkinkan yang berkepentingan mengajukan permohonan kepada

pejabat yang berwenang untuk melakukan paksaan pemerintah, dalam Pasal 63

ayat (2) Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 ini merupakan ketentuan yang

mengakomodir kontrol sosial (social control), oleh karena itu, pejabat yang

berwenang harus secara serius melaksanakan permohonan Pihak II ini untuk

menciptakan iklim penegakan hukum yang efektif, di samping paksaan

pemerintah, upaya preventif lain yang dapat dilakukan Pemerintah terhadap

kegiatan yang mempunyai potensi untuk merusak dan mencemarkan lingkungan

adalah melalui Audit Lingkungan.

Menurut Pasal 48 Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009, pemerintah

harus mendorong penanggung jawab usaha untuk melakukan audit lingkungan,

atau dikenal juga sebagai volunteer environmental audit. Dalam konteks ini,

pemilik kegiatan belum melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang ada.

Seandainya, pemilik kegiatan telah melanggar peraturan atau telah menunjukkan

ketidakpatuhannya pada undang-undang dan peraturan yang ada, maka

pemerintah dapat mewajibkan pemilik kegiatan untuk melakukan audit

lingkungan, yang sering disebut dengan compulsory environmental audit (Pasal

49), apabila penanggung jawab kegiatan tidak melaksanakan perintah tersebut,

Page 126: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

114

Menteri Negara Lingkungan dapat menunjuk Pihak III untuk melaksanakan audit

lingkungan untuk pemilik kegiatan tersebut, tetapi biaya yang dikeluarkan untuk

keperluan itu ditanggung sepenuhnya oleh pemilik kegiatan (Pasal 49 ayat (3)).

Tindakan represif yang dapat dilakukan Pemerintah dalam rangka

penegakan hukum lingkungan ditemukan dalam

Pasal 76

(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanksi administratif

kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam pengawasan

ditemukan pelanggaran terhadap izin lingkungan.

(2) Sanksi administratif terdiri atas:

a. teguran tertulis;

b. paksaan pemerintah;

c. pembekuan izin lingkungan; atau

d. pencabutan izin lingkungan.

Pasal 79

Pengenaan sanksi administratif berupa pembekuan atau pencabutan izin

lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) huruf c dan huruf d

dilakukan apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak melaksanakan

paksaan pemerintah.

Pasal 80

(1) Paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) huruf

b berupa:

a. penghentian sementara kegiatan produksi;

b. pemindahan sarana produksi;

c. penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi;

d. pembongkaran;

e. penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan

pelanggaran;

f. penghentian sementara seluruh kegiatan; atau

g. tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan

tindakan memulihkan fungsi lingkungan hidup.

(2) Pengenaan paksaan pemerintah dapat dijatuhkan tanpa didahului teguran

apabila pelanggaran yang dilakukan menimbulkan:

a. ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup;

b. dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dihentikan

pencemaran dan/atau perusakannya; dan/atau

c. kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup jika tidak segera

dihentikan pencemaran dan/atau perusakannya.

Page 127: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

115

Daerah Kabupaten Banyumas dalam kegiatan pengawasan kualitas air

yang dimaksud meliputi : inspeksi sanitasi, pengambilan sampel air, pengujian

kualitas air, analisa hasil pemerikassaan laboratorium, rekomendasi dan tindak

lanjut. Tindak lanjut adalah dimana ada suatu proses penyelesaian pelanggaran

yang dilakukan oleh pihak pelaku usaha depot air minum isi ulang dengan pihak

inastansi yang terkait dalam melakukan pengawasan dalam hal ini bentuk

penyelesaian hukum administrasi karena bentuk penyelesaian hukum administrasi

lebih ditujukan kepada upaya mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan

lingkungan di samping itu, penegakan hukum administrasi juga bertujuan untuk

menghukum pelaku pencemaran dan perusakan lingkungan.

2) Bentuk Penyelesaian Melalui Instrumen Hukum Perdata

Penegakan hukum perdata merupakan upaya penegakan hukum

terpenting kedua setelah hukum administrasi karena tujuan dari penegakannya

hanya terfokus pada upaya permintaan ganti rugi oleh korban kepada pencemar

atau perusak lingkungan. Namun, upaya penegakan hukum perdata merupakan

upaya hukum yang meringankan tugas negara, artinya negara tidak perlu

mengeluarkan biaya penegakan hukum (law enforcement cosi) karena penegakan

hukum di sini dilakukan oleh rakyat dan otomatis biayanya juga ditanggung oleh

rakyat.

Ada dua macam cara yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan sengketa

lingkungan hidup. Pertama, penyelesaian sengketa melalui mekanisme

penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Kedua, penyelesaian sengketa melalui

Page 128: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

116

pengadilan.Setiap pihak bebas menentukan apakah dia akan memilih penyelesaian

di luar atau melalui pengadilan. Apabila pihak yang bersengketa memilih

penyelesaian sengketa di luar pengadilan, dia tidak dapat menempuh penyelesaian

melalui pengadilan sebelum adanya pernyataan bahwa mekanisme itu tidak

berhasil oleh salah satu pihak yang bersengketa. Penyelesaian sengketa di luar

pengadilan tidak dapat dipergunakan untuk menyelesaikan tindak pidana

lingkungan.

Tujuan penyelesaian sengketa di luar pengadilan adalah untuk mencari

kesepakatan tentang bentuk dan besarnya ganti rugi atau menentukan tindakan

tertentu yang harus dilakukan oleh pencemar untuk menjamin bahwa perbuatan

itu tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Penyelesaian sengketa di luar

pengadilan ini dapat dilakukan dengan menggunakan jasa pihak ketiga, baik yang

memiliki ataupun yang tidak memiliki kewenangan untuk membuat keputusan.

Undang-undang membolehkan masyarakat atau pemerintah membuat lembaga

penyedia jasa lingkungan untuk membantu menyelesaikan sengketa lingkungan.

Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 Penyelesaian Sengketa Lingkungan

Hidup di Luar Pengadilan

Pasal 85

(1) Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dilakukan

untuk mencapai kesepakatan mengenai:

a. bentuk dan besarnya ganti rugi;

b. tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan;

c. tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya pencemaran

dan/atau perusakan; dan/atau

d. tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap

lingkungan hidup.

(2) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak berlaku terhadap tindak

pidana lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.

(3) Dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dapat

digunakan jasa mediator dan/atau arbiter untuk membantu menyelesaikan

sengketa lingkungan hidup.

Page 129: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

117

Pasal 86

(1) Masyarakat dapat membentuk lembaga penyedia jasa penyelesaian

sengketa lingkungan hidup yang bersifat bebas dan tidak berpihak.

(2) Pemerintah dan pemerintah daerah dapat memfasilitasi pembentukan

lembaga penyedia jasa penyelesaian sengketa lingkungan hidup yang

bersifat bebas dan tidak berpihak.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga penyedia jasa penyelesaian

sengketa lingkungan hidup diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Penyelesaian sengketa lingkungan melalui pengadilan adalah suatu

proses atau diwakili oleh orang lain menggugat pencemar untuk meminta ganti

rugi atau meminta pencemar untuk melakukan tindakan tertentu. Penyelesaian

sengketa melalui pengadilan dapat juga digunakan oleh pihak yang memilih

penyelesaian sengketa di luar pengadilan, tetapi dengan satu syarat bahwa

penyelesaian sengketa di luar pengadilan itu dinyatakan tidak berhasil mencapai

kesepakatan.

1. Hak Gugat (Legal Standing) Secara Umum

Yang dimaksud hak gugat secara umum dalam lapangan hukum

lingkungan tetap menggunakan adagium Point D 'interet, Point D 'action atau

Nemo Judex, Sine Ac t ore atau No Interest, No Action, yang artinya secara

keperdataan seseorang hanya memiliki hak untuk menggugat apabila dia memiliki

kepentingan yang dirugikan oleh orang lain. Ketentuan hak gugat lingkungan

sebagaimana dimaksud adagium di atas dapat dilihat secara eksplisit dalam Pasal

34 UUPLH. Menurut Pasal ini, orang yang memiliki hak gugat lingkungan adalah

orang yang menjadi korban pencemaran dan/atau perusakan lingkungan yang

mengalami kerugian.

Page 130: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

118

2. Hak Gugat (Legal Standing) LSM

Hak gugat (legal standing) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam

hukum lingkungan, secara sungguh-sungguh mengusulkan untuk memberikan hak

hukum (legal rights) UUPLH melalui Pasal 37 memberikan fungsi guardian objek

alam dimaksud kepada Lembaga swadaya masyarakat (LSM). Menurut Pasal 37,

LSM memiliki locus standi atau legal standing untuk mengajukan gugatan atas

nama masyarakat. Hanya saja, gugatan LSM tidak untuk meminta ganti rugi,

tetapi hanya untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup.84

3. Gugatan Ganti Rugi Acara Biasa

Berdasarkan UUPLH, korban pencemaran lingkungan dapat meminta

civil remedy berupa ganti rugi (compensatiori). Ada dua macam sistem tanggung

jawab perdata (civil liability) yang diatur dalam UUPLH, yaitu tanggung jawab

berdasarkan kesalahan (liability based on fault) dan tanggung jawab seketika

(strict liability).

Tanggung jawab berdasarkan kesalahan diatur dalam Pasal 34. Pasal ini

berakar pada Pasal 1365 KUH Perdata (B W), yang mengatur tentang tanggung

jawab berdasarkan kesalahan. Artinya, ganti rugi hanya dapat diberikan sepanjang

ratkan bahwa permintaan ganti rugi baru dapat dikabulkan secara hukum apabila

dapat dibuktikan empat hal berikut:

a) pencemaran atau perusakan lingkungan yang dipersoalkan itu merupakan

perbuatan yang melawan hukum;

b) pencemaran itu terjadi disebabkan oleh adanya kesalahan (fault);

84

C.D Stone, Should Trees Have Standing Toward Legal Right For Natural Objects,

Southern California Law Review, 1972, halaman 45

Page 131: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

119

c) pencemaran itu menimbulkan kerugian (injury atau loss); dan

d) adanya hubungan sebab akibat (kausalitas) antara perbuatan dan kerugian,

maka dalam proses acara permintaan ganti rugi tetap memakai hukum acara

perdata. Penggugatan ganti rugi berdasarkan Pasal 34 UUPLH atau Pasal

1365 KUH Perdata harus dikaitkan dengan Pasal 1865 KUH Perdata, yang

mensyaratkan bahwa penggugat memikul beban pembuktian (bewijslast

atau burden ofproof). Artinya, dalam setiap penggugatan ganti rugi,

penggugat harus membuktikan empat elemen sebagaimana diuraikan di atas.

Apabila gagal membuktikan salah satu dari empat elemen tersebut, gugatan

penggugat akan ditolak oleh pengadilan.

Berbeda halnya dengan sistem tanggung jawab berdasarkan kesalahan

(liability based on fault), tanggung jawab seketika (strict liability) tidak

mengharuskan adanya pembuktian kesalahan (fault) untuk memintakan ganti rugi.

Namun, strict liability tidak dapat diterapkan pada semua kasus pencemaran, ia

hanya dapat diterapkan pada kasus-kasus lingkungan tertentu saja.

Konsep strict liability ini berasal dari konsep common law seseorang

dianggap memikul tanggung jawab secara seketika begitu terjadi pencemaran

apabila dia dalam melakukan kegiatannya mempergunakan bahan-bahan yang

sangat berbahaya (super-hazardous substances). Di Indonesia, strict liability juga

hanya diterapkan pada kasus-kasus lingkungan tertentu. Artinya, strict liability

diterapkan secara selektif.

Berdasarkan Pasal 35 ayat (1) UUPLH, Strict liability hanya diterapkan

pada sengketa lingkungan yang pencemaran atau kerusakan lingkungannya

Page 132: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

120

disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting

terhadap lingkungan atau kegiatan-kegiatan yang menggunakan bahan berbahaya

dan beracun (B3).

Apabila seseorang digugat tanggung jawab seketika (strict liability), dia

tidak dapat mengajukan pembelaan seperti pada liability based on fault.

Berdasarkan Pasal 35 ayat (2) UUPLH, seseorang hanya dapat lepas dari

kewajiban mem-bayar ganti rugi apabila dia dapat membuktikan bahwa

pencemaran dan perusakan lingkungan terjadi karena:

a) bencana alam atau peperangan; atau

b) keadaan terpaksa di luar kemampuan manusia; atau

c) tindakan pihak ketiga yang menyebabkan terjadinya pencemaran dan/atau

perusakan lingkungan hidup.

4. Gugatan Perwakilan Kelas (Class Action)

Dalam beberapa kejadian pencemaran atau perusakan lingkungan hidup

tertentu, korban pencemaran atau perusakan lingkungan bisa berjumlah sangat

banyak. Dengan demikian, bila masyarakat korban melakukan gugatan secara

individu atau bila pencemarnya digugat secara satu per satu, prosesnya bisa sangat

lama dan memakan biaya yang besar. Akibatnya tidak terpenuhi asas peradilan

cepat, sederhana, dan biaya ringan (constante justitie) seperti yang dituangkan

dalam Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang tentang Kekuasaan Kehakiman.

Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan produk

hukum pertama di Indonesia, yang memungkinkan masyarakat korban perbuatan

melawan hukum untuk mengajukan gugatan perwakilan (class action), yaitu hak

Page 133: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

121

sekelompok kecil masyarakat untuk bertindak mewakili masyarakat dalam jumlah

besar yang dirugikan akibat pencemaran atau perusakan lingkungan.

Pasal 37 ayat (1) UUPLH memberi kemungkinan kepada masyarakat

untuk mengajukan gugatan perwakilan (class action) dalam kejadian pencemaran

dan/atau perusakan lingkungan hidup. Menurut Pasal ini, masyarakat banyak

sebagai anggota kelas (class members) dapat diwakili oleh sekolompok kecil

orang, yang disebut perwakilan kelas (class representative).

Pasal 37 ayat (2) memungkinkan pemerintah bertindak sebagai class

representative apabila masyarakat sebagai korban mengadukan kejadian

pencemaran atau perusakan lingkungan tersebut kepadanya. Class action

merupakan konsep hukum sistem common law. Maka tidaklah mengherankan

kalau prosedur mengajukan class action ini jauh lebih maju di negara common law

dibandingkan negara civil law seperti Indonesia.

Pasal 37 ayat (1) Penjelasan UUPLH menyebutkan syarat mengajukan

gugatan perwakilan adalah bahwa para anggota perwakilan (class members)

memiliki persamaan permasalahan, fakta hukum, dan tuntutan, apabila

dibandingkan dengan syarat yang diatur dalam UUPLH. Artinya, dalam

pengajuan gugatan perwakilan harus jelas siapa yang menjadi anggota kelasnya.

Hal ini bisa dilakukan dengan jalan mendaftarkan diri kepada class representative.

Artinya, class representative mengumumkan di media cetak atau elektronik

bahwa mereka akan mewakili masyarakat. Jadi, bila masyarakat tidak setuju untuk

diwakili maka dia dapat menarik diri dengan mengirimkan formulir yang sudah

disediakan.

Page 134: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

122

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia

No. 1 Tahun 2002, gugatan perwakilan (class action) dapat digunakan dalam

menggugat ganti rugi atau tindakan tertentu apabila jumlah anggota masyarakat

yang menggugat terlalu banyak. Akan tetapi, sayangnya Peraturan Mahkamah

Agung Republik Indonesia No. 1 Tahun 2002 tidak menyebutkan berapa jumlah

minimum anggota kelompok. Dalam mengajukan gugatan perwakilan (class

action), anggota kelompok harus memiliki kesamaan fakta atau peristiwa dan

kesamaan dasar hukum serta kesamaan jenis tuntutan.

Pemberitahuan kepada anggota kelompok (class members) wajib

dilakukan oleh perwakilan kelompok (class representatives) pada tahap-tahap

sebagai berikut:

1) Segera setelah hakim memutuskan bahwa pengajuan tata cara gugatan

perwakilan dinyatakan sah; dan

2) Pada tahap penyelesaian dan pendistribusian ganti rugi ketika gugatan

dikabulkan.

Daerah Kabupaten Banyumas penegakan hukum perdata merupakan

upaya penegakan hukum terpenting kedua setelah hukum administrasi karena

tujuan dari penegakannya hanya terfokus pada upaya permintaan ganti rugi oleh

korban kepada pencemar atau perusak lingkungan. Namun dalam hasil penelitian

belum ada suatu pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha yang sampai

kepada pengadilan, para pihak lebih mendahulukan penyelesaian sengketa di luar

sidang melalui mediasi dalam penyelesaiannya.

Page 135: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

123

3) Bentuk Penyelesaian Hukum Melalui Instrumen Pidana

Penegakan hukum pidana merupakan ultimum remedium atau upaya

hukum terakhir karena tujuannya adalah untuk menghukum pelaku dengan

hukuman penjara atau denda85

. Penegakan hukum pidana tidak berfungsi untuk

memperbaiki lingkungan yang tercemar.86

akan tetapi, penegakan hukum pidana

ini dapat menimbulkan faktor penjera (déterrant factor) yang sangat efektif oleh

karena itu, dalam praktiknya penegakan hukum pidana selalu diterapkan secara

selektif.87

Penjatuhan sanksi pidana terhadap pencemar dan perusak lingkungan

hidup dari sisi hubungan antara negara dan masyarakat adalah sangat diperlukan

karena tujuannya adalah untuk menyelamatkan masyarakat (social defence) dan

lingkungan hidup dari perbuatan yang dilarang (verboden) dan perbuatan yang

diharuskan atau kewajiban (geboden) yang dilakukan oleh para pelaku

pembangunan.88

Secara khusus penghukuman dimaksud bertujuan untuk :

(1) mencegah terjadinya kejahatan atau perbuatan yang tidak dikehendaki atau

perbuatan yang salah; dan

(2) mengenakan penderitaan atau pembalasan yang layak kepada si pelanggar.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 97 Tindak pidana dalam

undang-undang ini merupakan kejahatan. Pasal 98 Setiap orang yang dengan

sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara

85

Hermien Hadiati Koeswadji, op. cit. halaman 126

86 Sukadana Husein, op.cit, halaman 501-502

87 Ibid, halaman 502.

88 Hermien Hadiati Koeswadji, loc. cit.

Page 136: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

124

ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan

lingkungan hidup. Pasal 99 Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan

dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau

kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

Daerah Kabupaten Banyumas sendiri sampai saat ini belum ada

pelanggaran-pelanggaran yang di lakukan oleh pihak pelaku usaha depot air

minum isi ulang yang sampai ke pengadilan. Dinas Kesehatan yang mempunyai

tugas dan wewenang dalam pengawasan kualitas air minum isi ulang di depot air

minum isi ulang sampai saat ini belum ada penyimpangan yang sifatnya berat oleh

pelaku usaha depot air minum isi ulang terhadap kualitas air minum isi ulang,

pelaku usaha masih menjalankan sesuai prosedur dalam penyajian kualitas air

minum isi ulang.

Page 137: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

125

BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat

menarik simpulan sebagai berikut :

1. Pengawasan intern, adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat dalam

organisasi itu sendiri. Pada dasarnya pengawasan harus dilakukan oleh

pucuk pimpinan sendiri. Setiap pimpinan unit dalam organisasi pada

dasarnya berkewajiban membantu pucuk pimpinan mengadakan

pengawasan secara fungsional sesuai dengan bidang tugasnya masing-

masing. Pengawasan ekstern, adalah pengawasan yang dilakukan oleh

aparat dari luar organisasi sendiri, seperti halnya pengawasan dibidang

keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan sepanjang meliputi seluruh

Aparatur Negara dan Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara

terhadap departemen dan instansi pemerintah lain.

2. Ada tiga macam bentuk penyelesaian hukum yaitu :

Bentuk penyelesaian hukum administrasi dianggap sebagai upaya

penegakan hukum terpenting, hal ini karena bentuk penyelesaian hukum

administrasi lebih ditujukan kepada upaya mencegah terjadinya pencemaran

di samping itu, penegakan hukum administrasi juga bertujuan untuk

menghukum pelaku usaha depot air minum yang melanggar aturan sesuai

bunyi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 76 ayat (1) Menteri,

gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanksi administratif kepada

penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam pengawasan

ditemukan pelanggaran terhadap izin lingkungan. Ayat (2) Sanksi

administratif terdiri atas:

a) teguran tertulis;

b) paksaan pemerintah;

Page 138: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

126

c) pembekuan izin lingkungan; atau

d) pencabutan izin lingkungan.

Bentuk penyelesaian hukum perdata merupakan upaya bentuk penyelesaian

hukum terpenting kedua setelah hukum administrasi karena tujuan dari

penegakannya hanya terfokus pada upaya permintaan ganti rugi oleh korban

kepada pencemar atau perusak lingkungan. Syarat - syarat dan Unsur

Perbuatan Melawan Hukum Perbuatan Melawan Hukum untuk dapat suatu

perbuatan dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum harus terpenuhi

empat hal, yakni;

(1) Harus ada perbuatan, yang dimaksud dengan perbuatan di sini

adalah perbuatan baik bersifat positif maupun negatif (penafsiran

pasal 1365 KUH Perdata secara luas).

(2) Perbuatan itu harus melawan hukum, dapat berupa;

a) Bertentangan (melanggar) hak orang lain,

b) Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku,

c) Bertentangan dengan kesusilaan,

d) Bertentangan dengan kepentingan umum.

(3) Ada kerugian.

(4) Ada hubungan sebab-akibat antara perbutan melawan hukum itu

dengan kerugian yang timbul.

Bentuk penyelesaian hukum pidana dipandang sebagai ultimum remedium

atau upaya hukum terakhir karena bentuk penyelesaian hukum di sini

ditujukan untuk menjatuhkan pidana penjara atau denda kepada pelaku

pencemaran dan/atau perusak lingkungan hidup, jadi bentuk penyelesaian

hukum pidana tidak berfungsi untuk memperbaiki lingkungan yang

tercemar namun demikian, penegakan hukum pidana ini dapat menimbulkan

faktor jera yang sangat efektif oleh karena itu, dalam praktiknya bentuk

penyelesaian hukum pidana selalu diterapkan secara selektif. Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan

Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 97 Tindak pidana dalam undang-

undang ini merupakan kejahatan. Pasal 98 Setiap orang yang dengan

Page 139: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

127

sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu

udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku

kerusakan lingkungan hidup. Pasal 99 Setiap orang yang karena

kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku

mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

B. SARAN

1. Bagi Pengelola Depot Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Banyumas

Pengelola depot air minum isi ulang perlu memperhatikan kebersihan

selang petugas untuk memindahkan air dari truk tangki ke tangki

penampungan air di depot air minum isi ulang dan perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) petugas yang mengerjakannya. Seluruh depot air minum

isi ulang perlu memiliki standard operating procedure (SOP) yang dapat

dipahami komsumen dan petugas / pegawai, dan di tempelkan di tempat

yang mudah di baca. Penilaian terhadap kepatuhan petugas / pegawai

terhadap SOP pengelolaan depot air minum isi ulang, minimal 3 (tiga)

bulan sekali

2. Bagi konsumen

Sebaiknya konsumen tidak mencuci galon dengan deterjen atau sabun

pencuci piring melainkan dengan menggunakan bahan yang tidak

berbahaya. Air Minum Isi Ulang (depot air minum isi ulang) hanya boleh

dikonsumsi 2 X 24 jam

3. Bagi Dinas Kesehatan

Perlu adanya pembinaan dan pengawasan pengelolaan depot air minum isi

ulang dengan melibatkan organisai profesi dan organisasi yang

membawahinya yang dilaksanakan secara teratur dan terkoordinasi.

Melakukan penyuluhan baik bagi pelaku usaha depot air minum isi ulang

maupun bagi konsumen.

Page 140: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

128

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur :

Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta,

PT RajaGrafindo Persada, 2004.

Boedianto, Akmal, Hukum Pemerintahan Daerah (Pembentukan Perda APBD

Partisipatif), Yogyakarta, Laksbang Pressindo, 2010.

C.D Stone, Should Trees Have Standing Toward Legal Right For Natural Objects,

Southern California Law Review, 1972.

Hadisoeprapto, Hartono, Pengantar Tata Hukum Indonesia. Yogyakarta, Liberty,

1993.

Hadjon, Philipus M., dkk, Pengantar Hukum Indonesia, Yogyakarta, Gadjah

Mada University Press, 1994.

Hani T. Handoko, Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi,Edisi I.

Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta, 1984.

Husein, Sukadana, National and International Laws For Heavy Industrial Air

Pollution With Emphasis On The North American and Indonesian

Regimes, Halifax, Canada, 1991.

Ibrahim,Johnny. Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Malang,

Banyumedia, 2008.

Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta, PN

Balai Pustaka.

Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, edisi revisi, cetakan ketujuh, Penerbit :

Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006.

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum Normatif, Surabaya, Kencana

Perdana Media Group, 2007.

Muhammad Fauzan, Hukum Pemerintah Daerah Kajian Tentang Hubungan

Keuangan Pusat dan Daerah, UII press, Yogyakarta, 2006.

P. Sondang, Siagian, Pengantar Manajemen, edisi pertama, cetakan pertama,

Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta, 2008.

Puji, Dian N. Simatupang, Pengawasan dan Peradilan Administras,. Jakarta,

Fakaultas Hukum Universitas Indonesia, 2004.

Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum,

Jakarta, Kementrian Kesehatan, halaman 1-2.

Rahmadi, Takdir, Hukum Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun,

Airlangga University Press, Surabaya, 2003.

Reksohadiprodjo, Sukanto, Dasar-dasar Manajemen, edisi keenam, cetakan

kelima, Penerbit : BPFE, Yogyakarta, 2008.

Page 141: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

129

Ridwan, HR. Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta. UII Press, 2003.

Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, cetakan keenambelas,

Penerbit : Ghalia Indonesia, Jakarta, 2010.

Siswandi dan Indra Iman, Aplikasi Manajemen Perusahaan, edisi kedua, Penerbit

: Mitra Wicana Media, Jakarta, 2009.

Soemitro, Ronny Hanitijo, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta,

Ghalia Indonesia, 1988.

Soeroso, R. , Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafik, 1992.

Sule Erni Trisnawati, dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, edisi

pertama, cetakan pertama, Penerbit : Prenada Media Jakarta, 2005.

Suprihatin dan Hening Darpito, Air Minum Isi Ulang Layakkah Dikonsumsi,

Femina, 2004.

Syahrin, Alvi, Pembangunan Berkelanjutan (Perkembangannya, Prinsip-Prinsip

dan Status Hukumnya), Fakultas Hukum USU, Medan, halaman. 27.

Perhatikan juga, Koesnadi Hardjasoemantri,Hukum Tata Lingkungan,

Gadjah Mada University Press, Edisi ke-7, Cetakan ke-14,

Yogyakarta,1999

Victor, M. Situmorang, dan Jusuf Juhir, Aspek Hukum Pengawasan Melekat,

Rineka Cipta, Yogyakarta, 1994.

B. Peraturan Perundang – Undangan :

Undang-Undang Dasar 1945 setelah amandemen

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1441

Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Peraturan menteri kesehatan republik indonesia no 736/MENKES/PER/VI/2010

tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tanggal 29

juli 2002 Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum

Page 142: SKRIPSI Disusun Oleh : THEO KHARISMAJAYA E1A008332fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/Skripsi Theo Karismajaya... · Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Teratai 1922. 9. Keluarga

130

C. Sumber-Sumber lain

Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan (diakses pada tanggal 24 November 2011)

http://dkk-banyumaskab.net/?page=tupoksi (diakses pada tanggal 14 Oktober

2011)

http://airisiulang.com/index.php?option=com_content&task=view&id=14&Itemid

=28 di akses pada tanggal 17 September 2012

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1962894-fenomena-air-minum-depot-

isi/ di akses pada tanggal 17 September 2012

http://fujiro.com/kualitas-depot-air-minum-jelek/ di akses pada tanggal 17

September 2012

http://yogyaonline.net/kesehatan/banyak-depot-air-minum-yang-tidak-memenuhi-

standar-sanitasi.html di akses pada tanggal 17 September 2012