skripsi diajukan kepada faultas ilmu dakwah dan ilmu...

160
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JEMAAH HAJI PADA MUSIM HAJI 2016 DI EMBARKASI JAKARTA PONDOK GEDE Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.) Oleh: Akhmad Al Habash NIM: 1112053100041 KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

Upload: buinhu

Post on 17-Feb-2018

258 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JEMAAH HAJI

PADA MUSIM HAJI 2016 DI EMBARKASI

JAKARTA PONDOK GEDE

Skripsi

Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S. Sos.)

Oleh:

Akhmad Al Habash

NIM: 1112053100041

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JEMAAH HAJI

PADA MUSIM HAJI 2016 DI EMBARKASI

JAKARTA PONDOK GEDE

Skripsi

Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S. Sos.)

Oleh :

Akhmad Al Habash

NIM: 1112053100041

Di Bawah Bimbingan :

Drs. H. Ahmad Kartono, M. Si

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 3: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini berjudul: “Manajemen Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji

Pada Musim Haji 2016 di Embarkasi Jakarta Pondok Gede” telah diujikan

dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada hari Jumat tanggal 30 September 2016. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos.) pada

jurusan Manajemen Dakwah.

Jakarta, 10 Oktober 2016

Sidang Munaqasah

Ketua Merangkap Anggota,

Drs. Cecep Castrawijaya.MANIP. 19670818 199803 1 002

Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Sugiharto, MANIP. 19660806 199603 1 001

Anggota,Penguji I,

Dra. Hj. Jundah Sulaeman, MANIP. 19620303 199203 2 001

Penguji II,

Amirudin, M. SiNIP. 19820608 201101 1 003

Pembimbing,

Drs. H. Ahmad Kartono, M. Si

Page 4: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos.) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari saya terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 September 2016

Akhmad Al Habash

Page 5: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

i

ABSTRAK

Akhmad Al Habash, 1112053100041, Manajemen Pelayanan KesehatanJemaah Haji Pada Musim Haji 2016 di Embarkasi Jakarta Pondok Gede, dibawah bimbingan Drs. H. Ahmad Kartono, M. Si.

Haji merupakan ibadah yang sangat masyhur bagi umat muslim di seluruhdunia yang mana merupakan salah satu rukun islam yang ke-lima. Dari tahun ketahun minat jemaah untuk melaksanakan ibadah haji begitu meningkat, itu terbuktidengan lamanya Waiting List menunggu jadwal pemberangkatan. Pada musim hajitahun 2016 ini pemerintah mengeluarkan peraturan baru mengenai Istithaahkesehatan jemaah haji yang terdaftar untuk berangkat haji. Kesanggupan (Istithaah)secara fisik menjadi syarat boleh dan tidaknya jemaah untuk berangkat. Sebelumberangkat jemaah harus melaksanakan pemeriksaan kesehatan hingga 3 kali.Pemeriksaan kesehatan akhir dilaksanakan di Asrama Haji Embarkasi JakartaPondok Gede sebagai penentu bisa atau tidaknya jemaah tersebut berangkat.

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahuimanajemen pelayanan kesehatan yang ada di Embarkasi Jakarta Pondok Gede. 2)Apa saja bentuk pelayanan yang diberikan. 3) Mengetahui ketentuan jemaah yangdapat diberangkatkan setelah pemeriksaan akhir. 4) Mengetahui faktor pendukungdan penghambat selama kegiatan ini berlangsung.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yaitu dimulaidengan mengumpulkan informasi-informasi selama musim haji berlangsung baikdengan melakukan pengamatan, wawancara ataupun dokumentasi untukdirumuskan menjadi suatu generalisasi yang dapat diterima oleh orang banyak.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwamanajemen pelayanan kesehatan yang diberikan di Asrama Haji sangat besardampaknya bagi jemaah, dengan adanya manajemen yang baik maka akanmelancarkan dan memudahkan proses pemeriksaan kesehatan. Apakah jemaahsudah menjalani suntik meningitis, kemudian jemaah haji risti (resiko tinggi) akandisematkan gelang untuk mengetahui kondisi kesehatan jemaah tersebut, jikajemaah sakit atau belum periksa kesehatan baik hasil pemeriksaan yang tidaklengkap atau BKJH (Buku Kesehatan Jemaah Haji) tidak ada maka akan diarahkanke poliklinik, serta rujukan ke laboratorium dan apabila perlu perawatan maka akandirujuk ke RS Haji Jakarta Pondok Gede.

Tidak semua jemaah yang sudah mendapatkan SPMA (Surat PanggilanMasuk Asrama) bisa diberangkatkan, berdasarkan peraturan baru jemaah yangtidak bisa diberangkatkan adalah jemaah yang menjalani cuci darah, jemaah yanghamil dan belum melakukan suntik meningitis, jemaah yang masih ada bakteriTBC, jemaah yang HB nya dibawah 8,5 juga ditunda sampai HB nya naik karenaini akan mempengaruhi kesehatannya ketika di pesawat. Salah satu faktorpenghambat untuk pelayanan ini adalah jemaah yang datang tidak sesuai waktuundangan di SPMA, dan kegiatan ini berjalan dengan baik karena SDM yangmemadai.

Kata Kunci: Manajemen Pelayanan Kesehatan, Jemaah Haji dan EmbarkasiJakarta Pondok gede.

Page 6: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamduliilahirabbil’alamiin penulis panjatkan kehadirat Allah

Swt, berkat rahmat, pertolongan, kekuatan dan kasih sayang serta Cinta Beliaulah

penulis mampu menyelesaikan sebuah skripsi untuk memenuhi persyaratan

menyelesaikan perkuliahan di jurusan Manajemen Dakwah konsentrasi Manajemen

Haji dan Umrah. Sholawat dan salam Allahumma sholli’ala Muhammad wa ‘ala ali

Muhammad penulis lantunkan buat baginda Rosullah SAW, beliaulah suri teladan

kita umat Islam, beliaulah Uswatun Hasanah yang harus kita ikuti jejak-jejak amal

sholeh beliau dalam menjalani kehidupan ini.

Alhamdulillah dalam waktu kurang lebih 2 bulan, akhirnya penulis mampu

juga menyelesaikan proses penulisan karya ilmiah ini yang berjudul “Manajemen

Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji Pada Musim Haji 2016 di Embarkasi Jakarta

Pondok Gede” guna untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos.)

Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari banyaknya kekurangan

dan kelemahan dalam penulisan ini. Namun, dengan keterbatasan dan kekurangan

akhirnya penulisan karya ilmiah ini bisa diselesaikan. Hal ini tidak akan selesai

dengan sendirinya, melainkan karena dukungan dan bantuan banyak pihak, baik

moril maupun materil.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua penulis, Hj. Asih Sinarsih dan H. Abdul Fatah Sarman yang

selalu mendoakan dan mengajari penulis makna dari perjalanan hidup. Tanpa

Mamah dan Papah, gelar sarjana yang penulis raih tak semudah didapatkan

seperti membalikkan tangan. Namun dengan kerja keras dari kedua tangan

Page 7: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

iii

mereka lah, hasil nya dapat penulis rasakan. Semoga Allah muliakan derajat

mereka. Aamiin ya Rabbal’alamiin. Serta

2. Kakak, adek, keponakan dan semua keluarga besar penulis yang tak hentinya

memberikan dukungan sehingga skripsi ini mampu diselesaikan.

3. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, MA, beserta jajarannya.

4. Drs. Cecep Castrawijaya, MM. selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah.

5. Drs. Sugiharto, MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah.

6. Drs. H. Ahmad Kartono, M. Si. selaku dosen pembimbing skripsi. Beliau yang

telah mengajarkan banyak mata kuliah tentang haji dan umrah sejak dari bangku

kuliah dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.

Semoga Allah balas jasa beliau yang telah banyak memberikan pengetahuan

kepada penulis dan teman-teman MHU (Manajemen Haji & Umrah) angakatan

2012. Mudah-mudahan ilmu yang diberikan bermanfaat hingga akhir hayat.

7. Dra. Hj. Jundah Sulaeman, MA. selaku dosen penguji 1 dan Amirudin, M. Si.

selaku dosen penguji 2 dalam sidang munaqasah untuk memberikan masukan

yang sangat membantu penulis dalam menyempurnakan revisi skripsi untuk

kesempurnaan penulisan skripsi.

8. Drs. H. Hasanudin. MA, selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan kepada penulis.

9. Lili Bariadi, MM. M. Si. selaku dosen Manajemen Koperasi yang telah

memberikan suntikan semangat kepada penulis serta tempat dan waktu dalam

mendiskusikan penelitan skripsi sehingga mampu diselesaikan dengan baik.

Page 8: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

iv

10. Para Dosen pengajar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya

Jurusan Manajemen Haji dan Umrah yang telah membekali penulis sehingga

bisa mencapai gelar sarjana.

11. Pimpinan dan Staf Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah serta perpustakaan

Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah mengizinkan penulis untuk

menyelesaikan skripsi di ruangan perpustakaan, serta melayani dalam

peminjaman buku.

12. Rahmat Ohello M. Kes, Dr. Theresia Hermin S.W, Dra. Atik Yuliharti M. Kes,

Yuliandri SKM, M. Kes, Pak Arif dan semua tim kesehatan Embarkasi Jakarta

Pondok Gede yang telah membantu penulis dalam memberikan data, sehingga

skripsi ini bisa diselesaikan sesuai dengan harapan.

13. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi Haji Jakarata Pondok Gede dan

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta yang telah mengizinkan

penulis melakukan penelitian di Embarkasi Jakarta Pondok Gede.

14. Saudari Revi Rahadian sekaligus partner yang sangat membantu penulis selama

proses menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah balas jasa beliau dan

menjadikan beliau wanita sukses dunia maupun akhirat.

15. Teman-teman Asrama Putera, kost dan geng Ukhuy (Budi, Deden, Didin, Faiq,

Iik, Muslim, Rizky, Shandy S.). Telah membantu penulis dalam banyak hal.

Semoga Allah mudahkan mereka dalam menyelesaikan apa yang dicita-citakan.

16. Teman-teman MHU (Manajemen Haji dan Umrah) angkatan 2012 dan teman-

teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) Serabi 2015 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semoga bagi yang belum menyusun skripsi segera menyusul dan dimudahkan

dalam penulisan skripsinya.

Page 9: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

v

Serta kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu,

penulis mengucapkan banyak terimaksih dan semoga Allah SWT memudahkan dan

meridhoi semua aktifitas kita. Aamiin.

Sebagai kata terakhir penulis hanya dapat berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis, bagi pembaca semua dan bagi pihak yang

menyelenggarakan biro perjalanan travel khususnya Haji dan Umrah. Sekali lagi

penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu

melancarkan penulisan ini. Semoga urusan kita semua Allah mudahkan dan Allah

ridhoi. Aamiin.

Jakarta, 25 September 2016

Akhmad Al Habash

Page 10: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ..................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...........................................................6

1. Pembatasan Masalah ..............................................................................6

2. Perumusan masalah................................................................................6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................7

1. Tujuan Penelitian ...................................................................................7

2. Manfaat Penelitian .................................................................................7

D. Metodologi Penelitian ..................................................................................8

1. Metode Penelitian...................................................................................8

2. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................................9

3. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................9

4. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................9

a. Wawancara.......................................................................................9

b. Observasi........................................................................................10

c. Dokumentasi ..................................................................................10

d. Sumber Data...................................................................................11

Page 11: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

vii

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................................11

F. Sistematika Penulisan ................................................................................12

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG MENAJEMEN PELAYANAN

KESEHATAN DAN JEMAAH HAJI ................................................................14

A. Manajemen Pelayanan Kesehatan..............................................................14

1. Pengertian Manajemen Pelayanan Kesehatan......................................14

2. Fungsi Manajemen Pelayanan Kesehatan............................................19

3. Unsur Manajemen Pelayanan Kesehatan .............................................23

4. Ruang Lingkup Manajemen Pelayanan Kesehatan..............................25

5. Ciri-ciri Pelayanan Kesehatan yang Baik ............................................28

B. Jemaah Haji................................................................................................31

1. Pengertian Jemaah Haji........................................................................31

2. Klasifikasi Jemaah Haji........................................................................33

3. Makna Istithaah Pada Aspek Kesehatan Jemaah Haji .........................34

4. Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji.......................................................38

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PANITIA PENYELENGGARA

IBADAH HAJI (PPIH) BIDANG KESEHATAN EMBARKASI JAKARTA

PONDOK GEDE..................................................................................................41

A. Sejarah Berdirinya PPIH Bidang Kesehatan Embarkasi Jakarta Pondok

Gede ...........................................................................................................41

B. Struktur Organisasi PPIH Bidang Kesehatan Embarkasi Jakarta Pondok

Gede ...........................................................................................................58

C. Visi dan Misi PPIH Bidang Kesehatan Embarkasi Jakarta Pondok Gede .61

Page 12: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

viii

D. Tugas Pokok dan Fungsi PPIH Bidang Kesehatan Embarkasi Jakarta

Pondok Gede ..............................................................................................62

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JEMAAH

HAJI PADA MUSIM HAJI 2016 DI EMBARKASI JAKARTA PONDOK

GEDE ....................................................................................................................66

A. Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan, Pengawasan dan Evaluasi

Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji Pada Musim Haji 2016 di Embarkasi

Jakarta Pondok Gede..................................................................................66

1. Perencanaan (Planning) .......................................................................66

2. Pengorganisasian (Organizing)............................................................77

3. Penggerakkan (Actuating)....................................................................83

4. Pengawasan (Controling).....................................................................83

5. Evaluasi (Evaluating)...........................................................................87

B. Bentuk Pelayanan Kesehatan Terhadap Jemaah Haji Pada Musim Haji

2016 di Embarkasi Jakarta Pondok Gede...................................................90

C. Ketentuan Jemaah Haji yang dapat Diberangkatkan Setelah Melalui Proses

Pemeriksaan Kesehatan Akhir Pada Musim Haji 2016 di Embarkasi

Jakarta Pondok Gede..................................................................................93

D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Memberikan Pelayanan

Kesehatan Jemaah Haji Pada Musim Haji 2016 di Embarkasi Jakarta

Pondok Gede ..............................................................................................96

1. Faktor Pendukung Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji ........................96

2. Faktor Penghambat Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji.......................98

BAB V PENUTUP..............................................................................................102

Page 13: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

ix

A. Kesimpulan ..............................................................................................102

B. Saran.........................................................................................................105

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................106

LAMPIRAN

Page 14: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1

Gambar 3.2

Struktur Organisasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)

Embarkasi Jakarta Pondok Gede ......................................................59

Struktur Organisasi Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Jakarta

Pondok Gede ....................................................................................60

Page 15: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pengawasan Kesehatan di Asrama Haji Jakarta Pondok Gede ........86

Page 16: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Haji merupakan ibadah yang sangat masyhur bagi umat muslim di

seluruh dunia yang mana merupakan salah satu rukun islam yang ke-lima.

Banyak sejarah serta jejak-jejak peninggalan para Nabi dan Rasul yang akan

kita ketahui ketika kita melaksanakan ibadah haji. Setiap tahun yang

menunaikan ibadah haji sangat banyak dari berbagai negara, ras dan jenis

kelamin yang berbeda. Salah satunya yang hadir dari berbagai negara islam

dunia yaitu negeri kita Indonesia.

Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia,

masyarakatnya memiliki antusiasme yang sangat besar untuk pergi berhaji.

Pemerintah Arab Saudi menentukan kuota bagi jemaah haji Indonesia

sebesar 211.000 orang setiap tahunnya. Namun sejak 2013 kuota tersebut

berkurang hingga 20 persen. Jumlah jemaah haji Indonesia dibatasi menjadi

168.000 orang saja. Pengurangan tersebut terjadi akibat proyek perluasan

Masjidil Haram.1

1 INDOPOS, Sejarah Penentuan Kuota Haji, Mengacu KTT OKI pada 1987,http://indopos.co.id/sejarah-penentuan-kuota-haji-mengacu-ktt-oki-pada-1987/, diakses 20September 2016, jam 10.30 WIB.

Page 17: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

2

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan kuota haji

untuk tahun 2016, untuk Indonesia dan seluruh negara sama seperti tahun

lalu. Kuota jemaah Indonesia sendiri sebanyak 168.800 jemaah haji dari

berbagai provinsi.2 Untuk provinsi DKI Jakarta jumlah jemaah haji yang

mendapatkan kuota pemberangkatan sebanyak 5.628 orang.3

Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama RI,

Abdul Jamil meminta calon haji tahun 2016 mengantisipasi musim panas di

Arab Saudi.4 Musim haji tahun 2016 ini akan dibarengi datangnya suhu

panas ekstrem di Arab Saudi. Kota Mekkah diprediksi panas membara di

siang hari, sehingga para jemaah calon haji diimbau untuk melakukan

langkah-langkah antisipasi agar aman dari serangan stroke akibat paparan

sinar matahari (sunstroke). Sebuah hasil studi dari lembaga riset iklim

internasional dibawah kendali Institut Penjaga Dua Masjid Suci menyatakan

baru-baru ini seperti dikutip laman portal berita terkemuka di Arab Saudi,

musim haji 2016 akan jatuh pada bulan-bulan dengan kondisi cuaca panas

sangat ekstrem, yakni Juni-Juli-Agustus-September. “Cuaca panas pada

musim haji tahun ini adalah yang terpanas dalam 10 tahun kedepan,” ujar

hasil studi itu.5

2 Agung Sasongko, Menag: Kuota Haji 2016 Tetap 168.800,http://republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-haji/16/03/16/o447id313-menag-kuota-haji-2016-tetap-168800, diakses 20 September 2016, jam 10.34 WIB.

3 Erna Martiyanti, 5.628 Jemaah Haji DKI Diberangkatkan Dalam 15 Kloter,http://www.beritajakarta.com/read/34022/5628_Jemaah_Haji_DKI_Diberangkatkan_Dalam_15_Kloter#.V_j0LeV97Mw, diakses 20 September 2016, jam 10.35 WIB.

4 Debby Hariyanti Mano, Kemenag Imbau Calon Haji Antisipasi Musim Panas,http://gorontalo.antaranews.com/berita/25109/kemenag-imbau-calon-haji-antisipasi-musim-panas?utm_source=fly&utm_medium=related&utm_campaign=news, diakses 20 September 2016,jam 10.36 WIB.

5 Go Muslim, Terpanas Dalam 10 Tahun: Suhu Terpanas Iringi Musim Haji 2016,http://www.gomuslim.co.id/read/news/2016/03/18/85/suhu-terpanas-iringi-musim-haji-2016.html,diakses 20 September 2016, jam 10.40 WIB.

Page 18: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

3

Mengingat besarnya medan perjalanan ibadah haji sebagaimana

Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an, sebagai berikut:

د و م إ ۥءا و ن ءا س ٱ ٱ ع نٱ و إ ٱ

ٱArtinya : “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya)

maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu)

menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban

manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup

mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari

(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak

memerlukan sesuatu) dari semesta” (QS. Ali Imran : 97)

Kesanggupan atau kemampuan (Istithaah) merupakan syarat yang

telah ditetapkan bagi mereka yang ingin menunaikan rukun islam ke-lima,

yaitu ibadah haji. Secara singkat, syarat kesanggupan atau kemampuan itu

dapat diuraikan dalam bentuk kemampuan finansial dan kesehatan jasmani,

sehingga seorang dapat menanggung beban berat perjalanan ibadah haji

yang sering dianalogikan sebagai jihad kecil.6

“Mampu” atau “Istithaah” bidang kesehatan adalah mampu

menunaikan ibadah haji ditinjau dari jasmani yang sehat dan kuat agar dapat

melaksanakan perjalanan dan mudah melakukan proses ibadah haji, berakal

6 Departemen Agama R.I. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta,TA’LIMATUL HAJI : Peraturan Pemerintah Arab Saudi Tentang Penyelenggaraan haji (Jakarta:Direktorat Jenderal Penerangan, Humas dan Penyuluhan Arab Saudi, 2002), h. 4-5

Page 19: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

4

sehat dan memiliki kesiapan mental untuk menunaikan ibadah haji, aman

dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi, serta aman

bagi keluarga yang ditinggalkannya.7

Sebagaimana amanat Undang Undang nomor 13 tahun 2008, pasal

3 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji bahwa Penyelenggaraan Ibadah

Haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan

yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji sehingga jemaah haji dapat

menunaikan ibadahnya sesuai ketentuan ajaran agama Islam. Sesuai dengan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

442/MENKES/SK/VI/2009 tentang Pedoman Penyelenggaran Kesehatan

Haji, tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Haji adalah meningkatkan kondisi

kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan, menjaga agar jemaah haji

dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah, sampai tiba kembali di

Tanah Air dan mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang

mungkin terbawa keluar / masuk oleh jemaah haji.

Pelayanan Kesehatan dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan,

perawatan, dan pemeliharaan kesehatan jemaah haji yang diikuti dengan

bimbingan dan penyuluhan kesehatan, yang diselenggarakan di Puskesmas,

Rumah Sakit dan dalam perjalanan di kelompok terbang dan selama di Arab

Saudi melalui pelayanan kesehatan di BPHI Daker dan BPHI sektor.8

Pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan terdiri dari pelayanan

kesehatan di daerah (pemeriksaan kesehatan sebelum keberangkatan/pra

7 Pedoman Teknis Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji (Jakarta: Kementrian Kesehatan RI,2014), h. 1

8Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji (Pusat Kesehatan Haji KementrianKesehatan RI: 2010), h.iii

Page 20: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

5

haji dan pada saat kepulangan/pasca haji), pelayanan kesehatan di

embarkasi dan debarkasi, pelayanan kesehatan selama di penerbangan,

pelayanan kesehatan selama di Arab Saudi, dan pelayanan kesehatan di

kelompok terbang. Pelayanan kesehatan tersebut satu dengan lain

merupakan proses pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan

komprehensif. 9

Dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan di embarkasi yang

merupakan salah satu bentuk pemeriksaan tahap ketiga. Pemeriksaan tahap

tiga merupakan pemeriksaan final untuk menentukan apakah calon jemaah

haji laik berangkat atau tidak.

Untuk melakukan upaya persiapan yang tepat kepada calon jemaah

haji, diperlukannya sistem manajemen pelayanan kesehatan jamaah haji.

Persiapan di embarkasi menjelang ke berangakatan dilakukan secara

selektif, mencakup pemeriksaan kelengkapan dokumen, pelayanan

kesehatan dan pemeliharaan kekuatan fisik dan mental agar jemaah haji

dapat melaksanakan ibadah dalam keadaan prima dan mantap. Karena

keadaan lingkungan dan cuaca di Arab Saudi sangat berbeda dengan

keadaan di Indonesia. Maka sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

yang baru nomor 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji,

penetapan status jemaah haji yang tidak memenuhi syarat istithaah maka

tidak laik terbang sebagaimana yang telah disepakati oleh PPIH (Panitia

Penyelenggara Ibadah Haji) Embarkasi Bidang Kesehehatan.

9 Sumber paper, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 422 SK VI tahun2009, tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia (Jakarta: Menteri KesehatanRI, 2009), h. 13

Page 21: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

6

Oleh karena itu, penulis mengadakan penelitian terhadap masalah

ini dengan judul “Manajemen Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji Pada

Musim Haji 2016 di Embarkasi Jakarta Pondok Gede”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan dalam

permasalahan yang akan penulis angkat, dengan tujuan untuk

menghindari perluasan materi yang akan dibahas. Adapun batasan

masalah yang akan penulis angkat adalah tentang Manajemen Pelayanan

Kesehatan Jemaah Haji Pada Musim Haji 2016 di Embarkasi Jakarta

Pondok Gede.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan dari masalah di atas, maka masalah-

masalah pokok yang akan penulis bahas dalam skripsi ini adalah:

a. Bagaimana manajemen pelayanan kesehatan terhadap jemaah haji

pada musim haji 2016 di Embarkasi Jakarta Pondok Gede?

b. Apa saja bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan terhadap

jemaah haji pada musim haji 2016 di Embarkasi Jakarta Pondok

Gede?

c. Bagaimana ketentuan jemaah haji yang dapat diberangkatkan?

d. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam memberikan

pelayanan kesehatan jemaah haji pada musim haji 2016 di

Embarkasi Jakarta Pondok Gede?

Page 22: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada di atas, maka ada

beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini, diantaranya:

a. Untuk mengetahui sistem manajemen pelayanan kesehatan yang ada

di Embarkasi Jakarta Pondok Gede

b. Untuk mengetahui bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan

terhadap jemaah haji.

c. Untuk mengetahui ketentuan jemaah haji yang dapat diberangkatkan

ke Arab Saudi.

d. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat

pelayanan kesehatan di Embarkasi Jakarta Pondok Gede.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin penulis capai dalam penelitian ini

adalah:

a. Manfaat Akademik

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa membantu

referensi keilmuan di bidang Manajemen Haji dan Umrah serta

menjadi acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah lainnya.

b. Manfaat Praktis.

1. Penelitian dapat digunakan oleh Kementrian Agama dan

perusahaan biro perjalanan haji dan umrah (PIHK:

Penyelenggara Ibadah Haji Khusus) serta KBIH (Kelompok

Page 23: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

8

Bimbingan Ibadah Haji) dalam membantu calon jemaahnya

untuk menjaga kesehatan sebelum dan selama musim haji.

2. Menjadi pedoman untuk para calon jemaah haji dalam

mempersiapkan kesehatan sebelum berangkat dan selama di

tanah suci.

3. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji khususnya bidang pelayanan

kesehatan Embarkasi Jakarta Pondok Gede dapat memberikan

pelayanan terbaik kepada jemaah haji.

4. Bagi penulis, seluruh tahapan penelitian serta hasil penelitian

yang diperoleh mengenai manajemen pelayanan kesehatan yang

ada di Embarkasi Jakarta Pondok Gede dapat memperluas

wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empiris

penulis.

D. Metodologi penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, pendekatan kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati.10

Sedangkan menurut Nawawi, pendekatan kualitatif dapat

diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi

10 Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2010) h. 4

Page 24: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

9

dari kondisi sewajarnya dalam kehidupan suatu objek dan dihubungkan

dengan pemecahan suatu masalah, baik dari sudut pandang teoritis

maupun praktis. Penelitian kualitatif dimulai dengan mengumpulkan

informasi-informasi dalam situasi sewajarnya untuk dirumuskan

menjadi suatu generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat

manusia.11

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji

(PPIH) bidang kesehatan Embarkasi Jakarta Pondok Gede 2016.

Sedangkan yang dijadikan objek penelitian ini adalah Manajemen

Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji Pada Musim Haji 2016 di Embarkasi

Jakarta Pondok Gede.

3. Tempat dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini mengambil lokasi di Asrama Haji Jakarta Pondok

Gede yang beralamat di Jalan Raya Pondok Gede Jakarta Timur Telepon

021 8009421. Waktu penelitian ini, dilakukan sejak bulan Agustus

sampai dengan bulan September 2016.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan

diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan

11 Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press, 1992), h. 209

Page 25: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

10

terlebih dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain.12 Penulis

menggunakan teknik interview bebas terpimpin, yaitu penulis

menggunakan beberapa pertanyaan kepada responden yang

telah penulis siapkan, lalu dijawab oleh responden dengan bebas

dan terbuka.

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung yakni dimana

penyelidik mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala

dan obyek yang diteliti.13 Penulis melakukan penelitian dengan

cara mengamati dan mencatat secara sistematis bahan dan data

terkait dengan pelayanan yang dilakukan oleh Panitia

Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang kesehatan Embarkasi

Jakarta Pondok Gede.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh

melalui dokumen-dokumen.14 Penulis menggunakan data dan

sumber yang ada di lapangan dengan masalah yang akan dibahas

sebagai usaha dalam memamaparkan sebuah objek studi yang

ditulis dan memahami dengan seksama subjek penelitian. Serta

12 Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis. Disertasi, dan Karya Ilmiah (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 138

13 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1980), h. 10214 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:PT

Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-4, h. 73

Page 26: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

11

memberikan interpretasi yang sesuai dengan gambaran yang

dipikirkan.

d. Sumber Data

1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber

pertama, dari individu seperti hasil wawancara atau hasil

pengisian kuesioner yang dilakukan peneliti, yakni peneliti

melakukan sendiri observasi dilapangan maupun di

laboratorium.15 Pelaksanaannya dapat berupa survey dengan

mewawancarai.

2) Data Sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk

dokumen-dokumen, dalam penelitian ini yang menjadi sumber

data adalah buku-buku, jurnal, makalah, website dan sumber

informasi lainnya.

E. Tinjauan Pustaka

Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang

harus diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun setelah

penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, akhirnya penulis

menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang ibadah haji, judul-

judul skripsi tersebut adalah :

Isnaini S, “Manajemen Pelayanan Kesehatan Jemaah Haj Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Pada Musim Haji Tahun 2010.” Skripsi

mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah Tahun 2011 ini, membahas

15 Dergibson Siagian dan Sugiarto, Metode Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), h. 16

Page 27: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

12

tentang bagaimana sistem manajemen pelayanan kesehatan yang diterapkan

oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang kepada jemaah haji sesuai dengan

fungsi manajemen serta aspek kesehatan yang dilayani.

Putri Debby Iswar, “Evaluasi Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji

Pada Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI Tahun 2014.”

Skripsi mahasiswi Jurusan Manajemen Dakwah Tahun 2015, berisi

pembahasan tentang bagaimana hasil evaluasi pelayanan dalam standar

pelaksanaan kesehatan jemaah haji di Pusat Kesehatan Haji Kementrian

Kesehatan RI serta presentase dari segi kesehatan dan wafat jemaah haji

baik di dalam maupun di luar sarana pelayanan kesehatan Kementrian RI.

Arief Ridwan Budiman, “Respon Jemaah Haji Terhadap Pelayanan

Kesehatan Pada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2013.”

Skripsi mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah Tahun 2014 ini

memaparkan bahasan tentang bagaimana mengetahui respon jemaah haji

terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Bekasi dan

mengetahui perbedaan kualitas pelayanan kesehatan jemaah haji dengan

variabel tingkat pendidikan dan usia jemaah haji.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini terdiri dari lima bab,

adapun pembahasannya secara rinci adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Page 28: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

13

BAB II : Membahas tentang manajemen pelayanan kesehatan

meliputi pengertian, fungsi, ruang lingkup, dan ciri-ciri pelayanan

kesehatan yang baik dan membahas tentang jemaah haji meliputi

pengertian, klasifikasi, makna istithaah kesehatan, dan pelayanan kesehatan

jemaah haji.

BAB III : Tinjauan umum tentang Panitia Penyelenggara Ibadah

Haji (PPIH) bidang kesehatan Embarkasi Jakarta Pondok Gede, sejarah

berdirinya, struktur organisasi, visi dan misi, serta tugas pokok dan fungsi

panitia pelayanan kesehatan.

BAB IV : Analisis Manajemen Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji

Pada Musim Haji 2016 di Embarkasi Jakarta Pondok Gede meliputi

manajemen secara umum tentang pelayanan kesehatan jemaah haji di

Embarkasi Jakarta Pondok Gede, bentuk pelayanan kesehatan, ketentuan

Jemaah haji yang dapat diberangkatkan serta faktor pendukung dan faktor

penghambat pelayanan kesehatan.

BAB V : Penutup memuat tentang kesimpulan dan saran sebagai

sumbangan penulis untuk melengkapi kekurangan serta harapan penulis

terhadap penelitian.

Page 29: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

14

BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG

MENAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN DAN JEMAAH HAJI

A. Manajemen Pelayanan Kesehatan

1. Pengertian Manajemen Pelayanan Kesehatan

Pada setiap penyelenggaraan pelayanan kesehatan telah terdapat

kesepakatan perlunya menerapkan ilmu manajemen. Ilmu manajemen

diperlukan oleh hampir semua jenis profesi, baik yang bekerja di swasta,

pemerintah, yayasan, maupun lembaga swadaya masyrakat (LSM). Ilmu

manajemen diperlukan dalam pengelolaan setiap organisasi, baik

organisasi bisnis, organisasi sekolah, organisasi profesi, organisasi

politik maupun organisasi sosial kemasyarakatan.1

Demikian juga kegiatan dan atau pelayanan kesehatan

masyarakat memerlukan pengaturan yang baik, agar tujuan tiap kegiatan

atau program itu tercapai dengan baik. Prosess pengaturan kegiatan

ilmiah ini disebut manajemen, sedangkan proses untuk mengatur

kegiatan-kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat disebut

“Manajemen Pelayanan Kesehatan Masyarakat”.2

1 Dian wijayanto, SPi, MM, MSE, Pengantar Manajemen (Jakarta:PT Gramedia PustakaUtama, 2012), h. 1

2 Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni (Jakarta:RinekaCipta, 2007), h. 82

Page 30: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

15

Pentingnya ilmu manajemen dalam menerapkan pelayanan

kesehatan, menyebabkan keharusan bagi setiap petugas terutama bagi

pengelola pelayanan kesehatan untuk memahami apa yang

dimaksudkan dengan manejemen yang berhubungan dengan pelayanan

kesehatan. Beberapa ahli mencoba menjelaskan arti kata manajemen.

Sama seperti bidang studi lainnya, definisi manajemen telah

berkembang sedemikian rupa sehingga akan dijumpai variasi definisi

manajemen.

Ada beberapa definisi manajemen sebagai berikut: dalam kamus

manajemen, arti dari istilah manajemen adalah: kepengurusan,

kepemimpinan, ketatalaksanaan, dan kepengurusan, pengelolaan dan

sebagainya.3

Secara bahasa, manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu “to

manage” yang berarti mengatur.4 Demikian pula halnya, dalam

mendefinisikan istilah manajemen secara etimologi mempunyai arti

pimpinan, direksi dalam mengurus dan memerintah, memimpin atau

dapat diartikan juga sebagai pengurusan.5

Sedangkan secara terminologi, menurut Miftah Thoha

manajemen merupakan pengelolaan suatu organisasi yang dibatasi

dengan tertib. Dengan kata lain, manajemen harus menjalankan prinsip-

3 Moekijat, Kamus Manajemen (Bandung: CV. Mandar Maju, 1990), Cet. Ke-4, h. 290-2914 Malayu SP Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah (Jakarta: Gunung

Agung, 1986), h. 25 Abdul Sanie, Manajemen Organisasi (Jakarta: Bina Aksara, 1992), h. 1.

Page 31: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

16

prinsip perencanaan, pengaturan, motivasi, dan pengendalian dalam

menjalankan roda organisasi.6

Beberapa definisi manajemen yang dikutip dari beberapa ahli

diantaranya: manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner J.A., R.E.

Freeman dan D.R. Gilbert Jr., 1995). Manajemen adalah seni dalam

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (Mary Parker Follet dalam

Stoner J.A., R.E. Freeman dan D.R. Gilbert Jr., 1995).7 Drs. H. Malayu

S.P Hasibuan memberikan definisi, manajemen adalah ilmu dan seni

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-

sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.8

Dari variasi definisi tersebut dapat disimpulkan secara umum

bahwa, manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain

guna mencapai tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Pada dasarnya

manajemen memang dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa

ilmu manejemen semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai suatu

tujuan akan sia-sia belaka.

6 Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1993), h. 10

7 Dian wijayanto, SPi, MM, MSE, Pengantar Manajemen (Jakarta:PT Gramedia PustakaUtama, 2012), h. 1

8 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah (Jakarta: BumiAksara, 2011), edisi revisi, h. 2

Page 32: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

17

Kemudian untuk pengertian “pelayanan”, yang berarti “usaha

melayani kebutuhan orang lain” atau dari pengertian “melayani” yang

berarti “membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan

seseorang”.9

Sedangkan pengertian kesehatan menurut Undang-undang

nomor 23 tahun 1992, pasal 1 ayat 1 adalah keadaan sejahtera dari

badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif

secara sosial ekonomi. Jadi pengertian kesehatan cakupannya sangat

luas, mencakup sehat fisik maupun non fisik (jiwa, sosial ekonomi).10

Adapun pengertian pelayanan kesehatan menurut Levey dan

Loomba yang dikutip Azwar adalah setiap upaya yang diselenggarakan

secara individu atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk

memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan

penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok

dan masyarakat.11 Menurut Ascobat Gani bahwa pelayanan kesehatan

dalam memenuhi kebutuhan masyarakat berupa tindakan penyembuhan,

pengobatan, dan pemulihan fungsi organ tubuh seperti sedia kala.12

Dari berbagai pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa

pelayanan kesehatan merupakan kegiatan yang melalui upaya individu

maupun institusi dalam rangka untuk memelihara kesehatan yang ada di

9 Marcia Stahhope dan Jeanette Lancaster, Perawatan Kesehatan Masyarakat (Bandung:UPAD, 1990), h. 28-29

10 Subekti, Kitab Undang-Undang (Jakarta, PT Pradnya Paramita, 1990), Cet Ke-23, h.35111 Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Cet

Ke-1, h. 3512 Ascobat Gani, Aspek-aspek Pelayanan Kesehatan (Jakarta: Rajawali Press, 1995), Cet

Ke- 1, h. 67

Page 33: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

18

masyarakat baik dalam bidang preventif (pencegahan), promotive

(peningkatan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan) agar

setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya baik jasmani, rohani maupun sosialnya serta

diharapkan berumur panjang.

Berdasarakan semua rumusan pengertian dan definisi diatas,

dapat di pahami bahwa manajemen pelayanan kesehatan adalah suatu

proses rangkaian kegiatan yang bersifat kontinum (berkesinambungan)

dan komprehensif (menyeluruh) dalam mengatur sumber daya manusia

baik dari petugas kesehatan maupun non-petugas kesehatan dalam

merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengawasi serta

mengevaluasi semua kegiatan pelayanan kesehatan melalui program

kesehatan agar tercapainya tujuan umum maupun tujuan khusus dalam

meningkatkan derajat kesehatan seluruh masyarakat. Oleh karena itu,

Manajemen pelayanan kesehatan merupakan kunci utama untuk

meningkatkan kualitas pola hidup sehat dalam bermasyarakat baik

lingkungan ataupun sosial agar tercapainya kesejahteraan individu,

kelompok, maupun seluruh lapisan masyarakat supaya memiliki

semangat dalam bekerja dan beraktifitas tanpa terhalang oleh sebuah

penyakit dan memberikan rasa aman kepada warga negara demi

terciptanya negara yang sehat, maju, sejahtera, berdayang saing, dan

berkarakter.

Mencermati peningkatan penyelenggaraan haji tahun 1437 H /

2016 M. Bidang kesehatan bertujuan memberikan pelayanan kesehatan

Page 34: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

19

seoptimal mungkin agar calon jemaah haji dapat berangkat menunaikan

ibadah haji, khususnya untuk memenuhi kriteria istithaah sebelum

melakukan perjalanan haji, selama di Arab Saudi bahkan sampai

kembali ke Tanah Air. Pemeliharaan kesehatan juga merupakan upaya

dalam menciptakan kemandirian dalam melaksanakan ibadah haji,

upaya kesehatan ini bisa diwujudkan dengan persiapan obat-obatan serta

melakukan konsultasi kesehatan selama perjalanan, asupan makanan

dan gizi, himbauan untuk selalu minum air putih untuk mencegah

dehidrasi dan penyediaan kantong peepis sebagai solusi untuk tidak

menunggu antrian di toilet.

Pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan terdiri dari pelayanan

kesehatan di daerah (pemeriksaan kesehatan sebelum keberangkatan/pra

haji dan pada saat kepulangan/pasca haji), pelayanan kesehatan di

embarkasi dan debarkasi, pelayanan kesehatan selama di penerbangan,

pelayanan kesehatan selama di Arab Saudi, dan pelayanan kesehatan di

kelompok terbang. Pelayanan kesehatan tersebut satu dengan lain

merupakan proses pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan

komprehensif. 13

2. Fungsi Manajemen Pelayanan Kesehatan

Keberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan tergantung dari

manajemen yang baik dan teratur. Manajemen itu sendiri merupakan

suatu perangkat dengan melakukan proses tertentu dalam fungsi yang

13 Sumber paper, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 422 SK VI tahun2009, tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia (Jakarta: Menteri KesehatanRI, 2009), h. 13

Page 35: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

20

terkait. Maksudnya adalah serangkaian tahap kegiatan mulai awal

melakukan kegiatan atau pekerjaan sampai akhir tercapainya tujuan

kegiatan atau pekerjaan. Proses adalah metode atau cara sistematis

dalam melakukan atau menangani suatu kegiatan.

Proses manajemen dapat dibagi menjadi 3 tahap: perencanaan,

implementasi, dan evaluasi.14 Menurut Juliansyah Noor (2013:38)

Fungsi manajemen yaitu elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan

melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh

manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.15

Fungsi-fungsi manajemen pelayanan kesehatan sama dengan

fungsi-fungsi manajemen pada umumnya yang diterapkan disetiap

perusahaan, organisasi, lembaga dan instansi.

George R Terry dalam bukunya Principles of Management

sebagaimana dikutip oleh Winardi, mengemukakan bahwa fungsi-

fungsi manajemen terdiri dari Planning, Organizing, Actuating,

Controlling.16

Uraian fungsi manajemen diatas sebagai berikut:

a. Planning (Perencanaan)

Perencanaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses

pemikiran dan penentuan secara matang terhadap sesuatu yang

14 Dian wijayanto, SPi, MM, MSE, Pengantar Manajemen (Jakarta:PT Gramedia PustakaUtama, 2012), h. 10

15 Dr. Juliansyah noor, S.E., M.M, Penelitian Ilmu Manajemen: Tinjauan Filosofis danPraktis (Jakarta: Fajar Indrapratama Mandiri, 2013), h.38

16 Winardi, Asas-Asas Manajemen (Bandung: Bandar Maju, 2010), h.113.

Page 36: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

21

akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditentukan.17

Dalam buku pengantar ilmu manajemen, bahwa perencanaan

mempunyai empat tujuan penting, yaitu:

1) Mengurangi dan mengimbangi ketidak pastian dan

perubahan perubahan diwaktu yang akan datang.

2) Memusatkan perhatian kepada sasaran.

3) Mendapatkan atau menjamin proses pencapaian tujuan.

4) Memudahkan pengawasan.18

b. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan

orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan

tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu

organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang

utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditentukan simbolnya.19

Fungsi manajemen pengorganisasian memiliki peran yang

sangat penting dalam sebuah proses kegiatan suatu organisasi.

Karena dalam pendistribusian kerja telah ditetapkan perindividu

dalam setiap ketetapan kerja yang diberikan tanpa menimbulkan

17 Maringan Masry Simbolon, Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta: GhaliaIndonesia, 2004), h. 38

18 AM. Kadarman dan Yusuf Udaya, Pengantar lmu Manajemen: Buku PanduanMahasiswa (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994), h.47

19 Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), CetKe-1, h. 60

Page 37: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

22

kumulasi pekerjaan dan tentu akan sangat mempermudah dalam

merealisasikan tujuan sebuah organisasi.

c. Actuating (Penggerakan)

Menurut Ahmad Fadli HS, penggerakan adalah keseluruhan

proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan

sedemikian rupa sehingga mau bekerja dengan ikhlas demi

tercapainya tujuan organisasi.

Didalam Actuating atau penggerakkan mengandung kegiatan

memberi motivasi, mempengaruhi, koordinasi, bimbingan dan

mengarahkan para pelaksana atau anggota organisasi untuk

segera melaksanakan rencana atau planning.

d. Controlling (Pengawasan)

Menurut Mc. Farland yang dikutip dalam buku Maringan Masry

Simbolon mendefinisikan pengawasan sebagai barikut,

“Pengawasan ialah suatu proses dimana pimpinan ingin

mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan

oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan,

kebijkan yang telah ditentukan” 20

Kegiatan dalam fungsi pengawasan dan pengendalian, yaitu:

1) Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan

target sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.

2) Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas

penyimpangan yang mungkin ditemukan.

20 Maringan Masry Simbolon, Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta: GhaliaIndonesia, 2004), h. 61

Page 38: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

23

3) Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah

yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target.

3. Unsur Manajemen Pelayanan Kesehatan

Menurut Harrington Emerson dalam Phiffner John F. dan

Presthus Robert V. (1960) manajemen mempunyai lima unsur (5),

yaitu:21

a. Manusia (Men)

b. Uang (Money)

c. Bahan baku (Materials)

d. Mesin (Machines)

e. Metode (Methods)

Dalam penerapannya, unsur manajemen saling berkaitan erat

satu sama lainnya. Masing-masing dari unsur tersebut tidak dapat

dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Tanpa adanya salah satu

unsur manajemen tersebut maka penerapan fungsi manajemen tidak

akan bisa berjalan dengan baik dan semestinya.

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, unsur tersebut juga

terdapat pada manajemen pelayanan kesehatan. Masing-masing elemen

sangat penting dalam rangka penerapan fungsi manajemen untuk

mencapai hasil yang maksimal dan efisiensi dalam aktifitas pelayanan

kesehatan, diantaranya: 22

21 Yayat M Herujito, Dasar-dasar manajemen (Jakarta: Grasindo, 2001), h.622 Ainul Yannasari, Manajemen Kesehatan, http://www.academia.edu/8755465/MANAJE

MEN_KESEHATAN, diakses 21 September 2016, jam 05.32 WIB.

Page 39: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

24

a. Manusia (Men)

Pembangunan organisasi kesehatan seperti rumah sakit, sumber

daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan

terlaksanananya manajemen.

b. Uang (Money)

Uang atau anggaran sangat diperlukan sebagai biaya yang harus

dimiliki organisasi untuk melakukan pelayanan kesehatan, mulai

dari perizinan, pembangunan rumah sakit, peralatan, pembayaran

tenaga kerja dan lain sebagainya.

c. Bahan baku (Materials)

Meterial adalah obat-obatan yang digunakan organisasi kesehatan

untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan secara efisien.

d. Mesin (Machines)

Mesin adalah peralatan yang digunakan dalam pelayanan kesehatan

seperti peralatan untuk perawatan gigi, peralatan untuk persalinan,

peralatan radiologi dan sebagainya.

e. Metode (Methods)

Metode adalah cara yang ditempuh untuk melaksanakan sesuatu

yang telah dirancang dengan baik sehingga tujuan akan dapat

dicapai dengan tepat sesuai dengan perencanaan semula. Metode

yang digunakan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dengan

berperdoman pada SOP (Standar Operasional Prosedur).

Page 40: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

25

4. Ruang Lingkup Manajemen Pelayanan Kesehatan

Seperti halnya manajemen perusahaan, di bidang kesehatan juga

dikenal berbagai jenis manajemen sesuai dengan ruang lingkup kegiatan

dan sumber daya yang dikelolanya. Ruang lingkup manajemen kesehatan

secara garis besar mengerjakan kegiatan yang berkaitan dengan:23

a. Manajemen sumber daya manusia (personalia)

b. Manajemen keuangan (mengurusi cashflow keuangan)

c. Manajemen logistik (mengurusi logistik-obat dan peralatan)

d. Manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen

(melayani pelayanan kesehatan masyarakat)

Untuk masing-masing bidang tersebut dikembangkan manajemen

yang lebih spesifik sesuai dengan ruang lingkup dan tugas pokok institusi

kesehatan. Penerapan manajemen pada unit pelaksana teknis

seperti puskesmas dan RS merupakan upaya untuk memanfaatkan dan

mengatur sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing unit pelayanan

kesehatan tersebut, dan diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi (unit

kerja dan sebagainya) secara efektif, efisien, produktif, dan bermutu.24

Berkaitan dengan ruang lingkup pelayanan kesehatan haji,

Menteri Kesehatan berkewajiban melakukan pembinaan dan pelayanan

kesehatan ibadah haji, baik pada saat persiapan maupun pelaksanaan

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan kewaspadaan terhadap penularan

23 Susatyo Herlambang, S.E, M.M, Arita Murwani, S, Kep, M.kes, Cara Mudah MemahamiManajemen Kesehatan dan Rumah sakit (Yogyakarta: Gosyen publishing, 2012), h. 26

24 A. A. Gde Muninjaya, Manajemen Kesehatan (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,2004), Cet Ke-1, h. 49

Page 41: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

26

penyakit yang terbawa oleh jemaah haji, yang dalam pelaksanaannya

berkoordinasi dengan sektor terkait dan pemerintah daerah.

Pembinaan dan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji

dilaksanakan secara menyeluruh yang meliputi upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif, dan dalam pelaksanaannya perlu kerjasama

berbagai pihak terkait, sektor dan pemerintah daerah, serta perlu adanya

pedoman yang dapat menjadi acuan penyelenggaraan kesehatan haji di

tanah air, di embarkasi dan debarkasi serta selama perjalanan di Arab

Saudi. Pedoman dimaksud telah disusun dan ditetapkan dengan

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1394/Menkes/SK/2002 tentang

Penyelenggaraan Kesehatan Haji, yang dengan terbitnya Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, perlu

dilakukan penyempurnaan dan penyesuaian.25

Bimbingan, penyuluhan dan pelayanan kesehatan jemaah haji

merupakan rangkaian kegiatan terstruktur dalam upaya meningkatkan

status kesehatan dan kemandirian jemaah haji. Kegiatan bimbingan,

penyuluhan dan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertahap atau

berkesinambungan sejak dari puskesmas, pemeriksaan, bimbingan dan

penyuluhan kesehatan di unit pelayanan di kabupaten/kota, bimbingan,

penyuluhan dan pelayanan kesehatan jemaah haji selama perjalanan dari

daerah asal, di asrama haji embarkasi, selama perjalanan Indonesia - Arab

25 Sumber paper, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 422 SK VI tahun2009, tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia (Jakarta: Menteri KesehatanRI, 2009), h. 4

Page 42: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

27

Saudi, selama di Arab Saudi, di asrama haji debarkasi dan sampai dengan

14 hari pertama sekembalinya ke tanah air.26

Bimbingan dan penyuluhan kesehatan jemaah haji merupakan

upaya meningkatkan status kesehatan jemaah dengan cara-cara promotif

dengan menekankan pendekatan manajemen risiko serta kemandirian

jemaah haji. Ruang lingkup kegiatan meliputi peningkatan pemahaman

perjalanan ibadah haji sebagai kondisi matra yang berpengaruh terhadap

kesehatan, manajemen berhaji sehat dan mandiri, persiapan kesehatan

(fisik dan psikis), logistik dan keperluan lain untuk melaksanakan

perjalanan ibadah haji. Bimbingan dan penyuluhan kesehatan juga berarti

memberikan bimbingan kesehatan pada jemaah haji yang mendapatkan

pelayanan kesehatan.

Kegiatan bimbingan dan penyuluhan kesehatan jemaah haji dapat

dilakukan melalui penyuluhan dan bimbingan perorangan, penyuluhan

dan bimbingan berkelompok, kemitraan dalam rangka bimbingan dan

penyuluhan kesehatan jemaah haji serta promosi kesehatan haji.

Bimbingan dan penyuluhan kesehatan dilakukan terus menerus dan

berkesinambungan secara komprehensif sejak jauh hari sebelum

keberangkatan, selama perjalanan ibadah haji dan sekembalinya ke tanah

air.27

26 Ibid, h.1327 Ibid, h.17

Page 43: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

28

5. Ciri-Ciri Pelayanan Kesehatan yang Baik

Pengertian pelayanan yang baik adalah kemampuan sebuah

organisasi, lembaga, instansi maupun perusahaan dalam memberikan

kepuasan kepada pelanggan atau jemaah haji khususnya dalam bidang

pelayanan ibadah haji dengan standar yang sudah ditetapkan.

Kemampuan tersebut ditunjukan oleh sumber daya manusia dan sarana

serta prasarana yang dimiliki. Banyak biro perjalanan haji dan umrah

yang ingin dianggap selalu yang terbaik dimata jemaah. Karena jemaah

akan menjadi setia terhadap produk yang ditawarkan. Disamping itu,

biro perjalanan haji dan umrah juga berharap pelayanan yang diberikan

kepada jemaah dapat ditularkan kepada calon jemaah lainnya. Hal ini

merupakan promosi tersendiri bagi biro perjalanan haji dan umrah yang

berjalan terus secara berantai dari mulut kemulut. Dengan kata lain,

pelayanan yang baik akan meningkatkan image biro perjalanan haji dan

umrah tersebut dimata jemaahnya. Image ini harus selalu dibangun agar

citra biro perjalanan haji dan umrah dapat selalu meningkat.

Dalam prakteknya, pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri

tersendiri dan hampir semua organisasi, lembaga, instansi maupun

perusahaan menggunakan kriteria yang sama untuk membentuk ciri-ciri

pelayanan yang baik. Terdapat beberapa faktor pendukung yang

mempengaruhi pelayanan yang baik, antara lain:

a. Faktor manusia yang memberikan pelayanan tersebut. Manusia

(karyawan ataupun petugas) yang melayani pelanggan atau jemaah

haji harus berkemampuan dalam melayani secara cepat dan tepat.

Page 44: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

29

Disamping itu juga harus berkemampuan dalam berkomunikasi,

sopan santun, ramah dan bertanggung jawab penuh terhadap

pelanggan ataupun jemaahnya.

b. Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung kecepatan dan

ketepatan dan keakuratan pekerjaan. Sarana dan prasarana yang

dimiliki harus dilengkapi oleh kemajuan teknologi terkini dan juga

harus dioperasikan oleh manusia yang berkualitas. Jadi dapat

dikatakan kedua faktor tersebut saling menunjang satu sama

lainnya.28

Berikut ini beberapa ciri pelayanan yang baik yang harus dikuti

oleh karyawan yang bertugas melayani pelanggan atau jemaah haji

antara lain:

1) Tersedianya karyawan atau petugas yang baik

2) Tersedianya sarana dan prasarana yang baik

3) Bertanggung jawab kepada jemaah sejak awal hingga selesai

4) Mampu melayani cepat dan tepat

5) Mampu berkomunikasi

6) Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi

7) Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang baik

8) Berusaha memahami kebutuhan jemaah

9) Mampu memberikan kepercayaan kepada jemaah 29

28 Kasmir, Etika Customer Service (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), h. 3229 Ibid, h. 33

Page 45: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

30

Sebagai bentuk pelayanan kesehatan, baik dari jenis pelayanan

kesehatan kedokteran maupun dari jenis pelayanan kesehatan

masyarakat harus memiliki berbagai syarat pokok. Syarat pokok yang

dimaksud adalah:

a. Tersedianya dan berkesinambungan, yakni syarat yang pertama

pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan

tersebut harus tersedia di masyarakat serta bersifat

berkesinambungan.

b. Dapat diterima dan wajar, syarat pokok kedua pelayanan

kesehatan yang baik adalah dapat diterima oleh masyarakat serta

bersifat wajar artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak

bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.

c. Mudah dicapai, syarat pokok yang ketiga pelayanan kesehatan

yang baik adalah mudah dicapai oleh masyarakat (di sudut

lokasi).

d. Mudah dijangkau, syarat pokok ke empat pelayanan kesehatan

yang baik adalah modal di jangkau oleh masyarakat. Pengertian

keterjangkauan yang dimaksud disini termasuk dari sudut biaya.

Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat

diupayakan pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan

kemampuan ekonomi masyarakat.

e. Bermutu, syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah

mutu. Pengertian yang dimaksud disini adalah menunjuk pada

tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang

Page 46: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

31

diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para

pemakai jasa pelayanan, dan di pihak lain tata cara

penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang

telah ditetapkan.30

B. Jemaah Haji

1. Pengertian Jemaah Haji

Secara bahasa (Etimologi), Jemaah diambil dari kata جمع

jama’a, artinya mengumpulkan sesuatu dengan mendekatkan sesuatu

dengan mendekatkan sebagian dengan sebagian lain. Seperti kalimat

جمعتھ jama’tuhu (saya telah mengumpulkannya); فاجتمع fajtama’a (maka

berkumpullah). Kata tersebut juga berasal dari kata اإلجتماع ijtima’

(perkumpulan). Ia lawan kata dari ق التفر “tafarruq” (perceraian) dan

juga lawan kata dari الفرقة “furqah” (perpecahan). Jemaah adalah

sekolompok orang banyak; dikatakan juga sekolompok manusia yang

berkumpul berdasarkan satu tujuan. Jemaah juga berarti kaum yang

bersepakat dalam suatu masalah.31

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jemaah atau

jemaah yang mana dalam penulisan yang benar atau sesuai Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD) adalah jemaah (je·ma·ah) yaitu adalah

kumpulan atau rombongan orang beribadah, orang banyak atau publik.32

30 Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan, h. 38-3931 Abdullah bin Abdil Hamid Al-Atsari, Intisari aqidah ahlus sunnah wal jemaah, terj.

Farid bin Muhammad Bathathy (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2006), h. 54.32 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jemaah, http://kbbi.web.id/jemaah, diakses 21

September 2016, jam 15.25 WIB.

Page 47: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

32

Demikian pula pengertian jemaah secara istilah (Terminologi),

jemaah mempunyai arti yang berbeda-beda sesuai dengan konteks

kalimat dan kaitannya. Pertama, dikaitkan dengan kata “ahlu sunnah”

sehingga menjadi ahlu sunnah wal jemaah, yang berarti golongan yang

mengikuti sunah dan tradisi Nabi Muhammad SAW serta berada dalam

kumpulan kaum muslim. Kedua, istilah jemaah dikaitkan dengan ijma’

sebagai sumber hukum. Ijma’ merupakan hasil kesepakatan jemaah

dalam suatu masalah yang di dalamnya terdapat silang pendapat. Ketiga,

istilah jemaah dengan imam atau pemimpin, yang berarti komunitas

kaum muslimin (jemaah) yang dipimpin seorang imam.

Istilah jemaah juga berkaitan dengan masalah shalat, terutama

dalam pelaksanaan shalat jum’at yang harus mencukupi jumlah 40

orang. Sehingga jika jumlah ini tidak terpenuhi, maka shalatnya tidak

sah. Mazhab-mazhab lain berpendapat bahwa jika pengertian jemaah

telah terpenuhi – ditinjau dari segi jumlahnya, tiga orang atau lebih,

termasuk imam – maka sholat jum’at sah. Hal ini disebutkan arti dari

istilah jemaah itu sendiri, yaitu jamak, banyak, atau lebih dari tiga

orang.33

Sebagai salah satu dari rukun Islam yang kelima, pengertian haji

diambil dari etimologi bahasa Arab dimana kata haji mempunyai arti

qashad, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara’

33 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam; Jemaah (Jakarta: Ichtiar Baru VanHoeve, 1997), Jilid Ke-2, h. 310-311

Page 48: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

33

haji ialah sengaja mengunjungi Ka’bah untuk melaksakan serangkaian

amal ibadah sesuai dengan syarat dan rukun tertentu.34

Sedangkan pengertian jemaah haji adalah Warga Negara

Indonesia beragama Islam yang telah mendaftarkan diri dan melunasi

biaya BPIH pada kantor Kemeng/Kabupaten/Kota berdasarkan kuota

yang tersedia untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan

yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia.35

2. Klasifikasi Jemaah Haji

Sebagaimana pengertian jemaah haji yang telah disebutkan.

Klasifikasi jemaah haji Indonesia menurut tingkat kondisi kesehatannya

adalah sebagai berikut:

a. Jemaah haji mandiri adalah jemaah haji yang memiliki kemampuan

mengikuti perjalanan ibadah haji tanpa tergantung kepada bantuan

alat/obat dan orang lain.

b. Jemaah haji observasi adalah jemaah haji yang memiliki

kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat

atau obat.

c. Jemaah haji pengawasan adalah jemaah haji yang memiliki

kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat

atau obat dan orang lain.

34 Kementerian Agama RI Ditjen PHU, Dinamika dan Perspektif Haji Indonesia (Jakarta:Ditjen PHU Kemenag RI CV. Duta Peraga, 2010), h. 87

35 Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji (Pusat Kesehatan HajiKementrian Kesehatan RI: 2010), h.3

Page 49: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

34

d. Jemaah haji tunda adalah jemaah haji yang kondisi kesehatannya

tidak memenuhi syarat untuk mengikuti perjalanan haji.

e. Jemaah haji resiko tinggi adalah jemaah haji dengan kondisi

kesehatan yang secara epidemiologi beresiko sakit dan atau mati

selama perjalanan ibadah haji, meliputi :

1) Jemaah haji lanjut usia.

2) Jemaah haji penderita penyakit menular tertentu yang tidak

boleh terbawa keluar dari Indonesia berdasarkan peraturan

kesehatan yang berlaku.

3) Jemaah haji wanita hamil.

4) Jemaah haji dengan ketidakmampuan tertentu terkait

penyakit kronis dan atau penyakit tertentu lainnya.36

3. Makna Istithaah Pada Aspek Kesehatan Jemaah Haji

Istithaah adalah kemampuan atau kesanggupan fisisk/badan,

biaya dan keamanan untuk melakukan perjalanan sampai ke Makkah

dalam rangka ibadah haji.37

Menurut etimologi, istithaah berarti kemampuan dan

kesanggupan melakukan sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia istithaah berasal dari akar kata ta’a, yaitu tau’an, berarti taat

patuh dan tunduk. Istithaah berarti keadaan seseorang untuk melakukan

sesuatu yang diperintahkan syara’ sesuai kondisinya. Semakin besar

36 Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji, (Pusat Kesehatan HajiKementrian Kesehatan RI: 2010), h.3-4

37 Drs. H. Ahmad Kartono, M. Si, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan IbadahHaji: Menurut Empat Mazhab (Jakarta:2016), h.13

Page 50: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

35

kemampuan seseorang maka semakin besar tuntutan untuk melakukan

suatu perbuatan. Bahasan Istithaah hampir ada disemua furu’ (cabang)

ibadah, misalnya dalam sholat, puasa, kifarat, dan lainnya. Namun lebih

dalamnya kajian istithaah ini di dalam ibadah haji, karena dalam ibadah

haji menghimpun dua kemampuan sekaligus, kemampuan fisik dan

kemampuan materi.38

Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 97 yang artinya:

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu

bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah”. Dari

ayat di atas para ulama berbeda pendapat dalam mengartikan mampu

(istithaah) dalam berhaji.

Istithaah menurut madzhab Hanafi terbagi dalam 3 kategori

yaitu (1) istithaah amaliyah (biaya), (2) istithaah badaniyyah

(kesehatan) dan, istithaah amniyah (kemampuan keamaan selama

perjalanan dan sampai ke tanah air). Wajib bagi seseorang yang

memenuhi kategori ini untuk melaksanakan ibadah haji. Kemampuan

pertama kemampuan amaliyah yang mencakup kemampuan dalam

menyiapkan biaya selama melakukan perjalanan, biaya dalam

memenuhi persyaratan sebelum berangkat, biaya selama berada di tanah

suci dan biaya untuk orang yang ditinggalkan (keluarga). Kemampuan

kedua adalah kemampuan badaniyyah yaitu kesehatan badan. Mampu

secara jasmani dan rohani untuk melakukan perjalanan haji, terbebas

dari segala penyakit yang membahayakan bahkan penyakit yang

38 Prof. Dr. Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam (Jakarta: Ichtiar Baru VanHoeve, 2001), Cet. Ke-7, h.259

Page 51: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

36

membuat orang lain terbebani, orang yang sakit, buta, lumpuh, cacat dan

yang berusia lanjut yang tidak mungkin mampu berjalan sendiri tanpa

bantuan orang lain tidak wajib melaksanakan ibadah haji. Kemampuan

ketiga adalah amaniyyah yaitu kemampuan yang menjamin keselamatan

dan keamanan selama dalam perjalanan dan menunaikan ibadah haji

bahkan keamanan bagi keluarga yang ditinggalkan di tanah air,

kemampuan yang ketiga ini termasuk di dalamnya dengan adanya

seorang mahram bagi perempuan, mahram yang baligh, berakal, tidak

fasik untuk menemani perempuan selama melakukan perjalanan dan

ibadah haji.

Istithaah menurut mazhab Maliki adalah kemampuan untuk

pergi dan sampai di Mekkah baik berjalan kaki atau dengan menaiki

kendaraan. Tidak termasuk di dalamnya kemampuan untuk kembali lagi

ke Tanah Air kecuali apabila jika ia tinggal di Makkah atau daerah

sekitar Makkah. Menurut Mazhab ini Istithaah terbagi dalam 3 bentuk,

yaitu (1) kesehatan jasmani, (2) kemampuan biaya, (3) kemampuan

fasilitas kendaraan dan jalan untuk sampai ke Makkah.

Sedangkan Mazhab Syafi’i membagi istithaah ke dalam 7

bentu, yaitu: (1) kemampuan kesehatan jasmani yang dapat diukur

dengan kemampuan untuk duduk di atas kendaraan tanpa menimbulkan

kesulitan, (2) kemampuan biaya untuk pergi dan pulang, (3) adanya

kendaraan, (4) adanya bekal selama pelaksanaan haji, (5) adanya

keamaan, baik dalam perjalanan atau di tanah suci, (6) harus ada

mahram bagi perempuan, (7) kemampuan untuk sampai tujuan pada

Page 52: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

37

batas waktu yang ditentukan, sejak bulan syawal sampai dengan tanggal

10 Dzulhijjah.

Mazhab Hambali mensyaratkan 2 kemampuan yaitu

kemampuan menyiapkan bekal dan (ongkos) kendaraan. Hal ini

berdasarkan hadis riwayat Daru Gufni dari Jabir, Ibnu Umar, Ibnu Amir,

Anas bin Malik dan Aisyah yang menyatakan bahwa pernah seorang

laki-laki datang kepada Rasullah Saw untuk bertanya tentang sesuatu

yang mewajibkan haji itu ialah bekal dan kendaraan.39

“Mampu” atau “Istithaah” bidang kesehatan adalah mampu

menunaikan ibadah haji ditinjau dari jasmani yang sehat dan kuat agar

dapat melaksanakan perjalanan dan mudah melakukan proses ibadah

haji, berakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk menunaikan

ibadah haji, aman dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji di arab

Saudi, serta aman bagi keluarga yang ditinggalkan.40

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 15 Tahun 2016 Pasal 1 menjelaskan bahwa Istithaah kesehatan

jemaah haji adalah kemampuan jemaah haji dari aspek kesehatan yang

meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat

dipertanggung jawabkan sehingga jemaah haji dapat menjalankan

ibadahnya sesuai tuntutan agama Islam.41

39 Ibid, h. 259-26040 Pedoman Teknis Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji (Jakarta: Kementrian Kesehatan

RI, 2014), h. 141 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2016. Tentang

Istithaah kesehatan Jemaah Haji (Jakarta: Pusat Kesehatan Haji Kementrian Kesehatan RI, 2016)

Page 53: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

38

4. Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji

Penyelenggaraan kesehatan haji adalah rangkaian kegiatan

pelayanan kesehatan haji meliputi pemeriksaan kesehatan, bimbingan

dan penyuluhan kesehatan haji. Pelayanan kesehatan, imunisasi,

surveilans, dan respon KLB (Kejadian Luar Biasa), penanggulangan

KLB, dan musibah massal, kesehatan lingkungan dan manajemen

penyelenggaraan kesehatan haji.42

Penyelenggaraan kesehatan haji bertujuan untuk memberikan

pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi

jemaah haji pada bidang kesehatan, sehingga jemaah haji dapat

menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.

Tujuan tersebut dicapai melalui upaya-upaya peningkatan kondisi

kesehatan sebelum keberangkatan, menjaga kondisi sehat selama

menunaikan ibadah sampai tiba kembali ke Indonesia, serta mencegah

transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar/masuk oleh

jemaah haji.43

Kesehatan adalah modal perjalanan ibadah haji, tanpa kondisi

kesehatan yang memadai, niscaya prosesi ritual peribadatan menjadi

tidak maksimal. Oleh karena itu setiap jemaah haji perlu menyiapkan

diri agar memliki status kesehatan optimal dan mempertahankannya.

42 Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji (Departemen Kesehatan RI: 2009), h.543 Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji (Pusat Kesehatan Haji

Kementrian Kesehatan RI: 2010), h.7

Page 54: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

39

Untuk itu, upaya pertama yang perlu ditempuh adalah pemeriksaaan

kesehatan.

Pemeriksaan kesehatan merupakan upaya identifikasi status

kesehatan sebagai landasan karakteristik, prediksi dan pennetuan cara

eliminasi faktor resiko kesehatan. Dengan demikian, prosedur dan jenis-

jenis pemeriksaan mesti ditatalaksana secara holistic.44

Pemeriksaan kesehatan jemaah haji adalah penilaian status

kesehatan bagi jemaah haji yang telah memiliki nomor porsi sebagai

upaya penyiapan kesanggupan ber-haji melalui mekanisme baku pada

sarana pelayanan kesehatan terstandar yang diselenggarakan secara

kontinum (berkesinambungan) dan komprehensif (menyeluruh). Yang

dimaksud kontinum dan komprehensif yaitu: bahwa proses dan hasil

pemeriksaan selaras dan bermanfaat bagi pelayanan kesehatan dalam

rangka perawatan dan pemeliharaan, serta upaya-upaya pembinaan dan

perlindungan jemaah haji.45

Untuk memberikan pelayanan bagi jemaah haji yang

mempunyai kategori resiko tinggi yaitu kondisi/penyakit tertentu yang

terdapat pada jemaah haji yang dapat memperburuk kesehatannya

selama menjalankan ibadah haji maka mulai tahun 1999 dibentuk kloter

khusus bagi jemaah haji resiko tinggi. Kloter risti ini adalah kloter

jemaah haji biasa yang dipersiapkan bagi jemaah haji resiko tinggi

dengan pelayanan khusus di bidang pelayanan umum, ibadah dan

44 Ibid, h.745 Ibid, h.8

Page 55: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

40

kesehatan serta fasilitas lainnya untuk menghindarkan lebih beresiko

tinggi dengan mengarah kepada terwujudnya ibadah yang sah, lancar

dan selamat.46

46 Ahmad Nizam dan Alatif Hasan, Manajemen Haji (Jakarta: Zikru Hakim, 2000), h. 2

Page 56: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

41

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG

PANITIA PENYELENGGARA IBADAH HAJI (PPIH)

BIDANG KESEHATAN EMBARKASI JAKARTA PONDOK GEDE

A. Sejarah Berdirinya PPIH Bidang Kesehatan Embarkasi Jakarta

Pondok Gede

Menengok kembali sejarah berdirinya PPIH bidang kesehatan

Embarkasi Jakarta Pondok Gede, tak lepas dari sejarah karantina jemaah

haji dan sejarah Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pondok Gede serta sejarah

pemerintah Indonesia itu sendiri dalam mengatasi permasalahan

pengelolaan ibadah haji yang tidak kunjung selesai.

Pada saat itu Indonesia masih hidup dalam zaman kolonial Belanda.

Bahwasanya perjalanan dari Indonesia yang dahulu disebut Hindia-Belanda

ke Mekkah memerlukan waktu berbulan – bulan dengan kapal. Perjalanan

yang sebelumnya memerlukan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-

tahun dengan kapal layar, kini dapat ditempuh dalam sebulan lebih. Bahkan,

sampai 1970-an mayoritas jemaah menunaikan ibadah haji dengan kapal

laut. Kala itu, masih jarang orang pergi haji dengan pesawat terbang.1

Manakala kondisi kapal yang masih sederhana, tidak terjaga

kebersihannya, serta banyaknya jemaah memudahkan penularan penyakit

infeksi.

1 Alwi Shahab, Haji dan Perlawanan Terhadap Penjajah,http://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/haji-tempo-doeloe/15/08/20/nte2u2257-haji-dan-perlawanan-terhadap-penjajah, diakses 22 September 2016, jam 11.30 WIB.

Page 57: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

42

Di awal tahun 1900 dari 18.535 jemaah haji, sebanyak 2.634 orang

meninggal karena penyakit infeksi (disentri, kolera, dan pneumonia). Pada

tahun 1911, penyakit pes masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak

Surabaya. Pemerintah Hindia-Belanda membuat kebijakan Quarantine

Ordonanti atau Ordonansi Karantina (Staatsblad Nomor 277 tahun 1911)

untuk mencegah penularan penyakit. Untuk penanganan kesehatan di

pelabuhan di laksanakan oleh Haven Arts (Dokter Pelabuhan) dibawah

Haven Master (Syahbandar). Adapun isi kebijakan tersebut adalah:2

1. Perbaikan dalam seluruh fasilitas selama pelayaran haji.

2. Tersedianya fasilitas kesehatan di kapal.

3. Tersedianya dokter di kapal.

4. Pembatasan penumpang di setiap kapal.

5. Setiap jemaah haji harus diperiksa kesehatannya dan diberikan suntikan

serum.

6. Setiap kapal harus singgah di pulau karantina terlebih dahulu.

Saat itu di Indonesia hanya ada 2 Haven Arts yaitu di Pulau Rubiah

di Sabang (Aceh) & Pulau Onrust di Teluk (Jakarta).3 Sejak tahun 1911

itulah, dua pulau tersebut ditetapkan sebagai karantina pemeriksaan

kesehatan jemaah haji.

Pada perkembangannya pulau karantina berfungsi sebagai

embarkasi dan debarkasi bagi jemaah haji. Sebagai embarasi, dua pulau

2 Sumber Paper, Power Point KKP Kelas 1 Soekarno-Hatta, Tentang Karantina KesehatanJemaah Haji (Jakarta: KKP Soekarno-Hatta, 2016), h 4-6.

3 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Soekarno-Hatta, Sejarah,http://www.kkpsoetta.com/web/profil, diakses 22 September 2016, jam 12.30 WIB.

Page 58: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

43

karantina ini dibangun barak untuk tempat tinggal jemaah haji dan beberapa

fasilitas pendukung, seperti barak kesehatan, kantor petugas karantina,

sarana pelabuhan dan gudang makanan. Jemaah haji juga diperiksa

kesehatannya di pulau ini dan harus tinggal selama 5 – 25 hari sebelum

melanjutkan perjalanan ke Mekkah serta pemeriksaan sanitasi kapal yang

singgah harus diperiksa kebersihan dan kesehatannya. Sebagai debarkasi,

jemaah haji yang datang dari Mekkah harus menetap di pulau karantina

selama 5 – 10 hari. Selain itu, pakaian dan barang harus dicuci bersih dan

disemprotkan cairan disinfeksi. Serta petugas karantina juga harus

membersihkan kapal dengan cairan disinfeksi. Dan pada akhirnya pulau

karantina hanya berfungsi hingga 1939.4

Pada era awal kemerdekaan dan Demokrasi terpimpin ini, sekitar

tahun 1949/1950 Pemerintah RI membentuk 5 Pelabuhan Karantina, yaitu

Pelabuhan Karantina Kelas I Tanjung Priok dan Sabang, Pelabuhan

Karantina Kelas II Surabaya dan Semarang serta Pelabuhan Karantina Kelas

III Cilacap.5 Inilah periode peran resmi Pemerintah RI dalam kesehatan

pelabuhan dimulai. Pada tahun 1952, perekonomian negara mulai membaik

sehingga pemerintah menyediakan pilihan bagi jemaah haji untuk berangkat

ke Tanah Suci menggunakan armada pesawat terbang.6

4 Sumber Paper, Power Point KKP Kelas 1 Soekarno-Hatta, Tentang Karantina KesehatanJemaah Haji (Jakarta: KKP Soekarno-Hatta, 2016), h 7

5 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Soekarno-Hatta, Sejarah,http://www.kkpsoetta.com/web/profil/page/1, diakses 22 September 2016, jam 12.35 WIB.

6 Sumber Paper, Power Point KKP Kelas 1 Soekarno-Hatta, Tentang Karantina KesehatanJemaah Haji (Jakarta: KKP Soekarno-Hatta, 2016), h 15

Page 59: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

44

Era Demokrasi Tepimpin di Indonesia ditandai dengan

dikeluarkannya Dekrit Presiden, 5 juli 1959. Dengan adanya dekrit tersebut,

maka pada 10 Juli 1959, Kabinet Kerja Pertama dibentuk, dengan Kolonel

Prof. Dr. Satrio sebagai Menteri Muda Kesehetan.7 Beserta itu juga,

Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun

1959 tentang Penyakit Karantina, selanjutnya terlahirlah UU No 1 Tahun

1962 tentang Karantina Laut dan UU nomor 2 tahun 1962 tentang Karantina

Udara.8

Pada tahun 1965, organisasi Departemen Kesehatan mengalami

perubahan mendasar, yaitu dengan dibentuknya beberapa Direktorat Jendral

(Ditjen) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang sebelumnya tidak ada

dalam struktur organisasi Departemen Kesehatan. Untuk itu, Departemen

Kesehatan membentuk Direktorat Jenderal Krida Nirmala, yang artinya

“upaya atau kerja menghilangkan penyakit”, sebagai UPT bidang penyakit

menular. Seiring dengan waktu, Menteri Kesehatan kemudian mengangkat

Dr. R.E.M. Suling menjadi Direktur Jenderal Krida Nirmala, menggantikan

Dr. Marsaid, walau hanya dalam jangka waktu singkat. Setelah itu, Prof. Dr.

J. Sulianti Saroso diangkat untuk menduduki jabatan tersebut. Bersamaan

dengan itu, Direktorat Jenderal Krida Nirmala berganti nama menjadi

7 Direktorat Jenderal PP & PL, Sejarah Pemberantasan Penyakit di Indonesia,http://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/16037838, diakses 22 September 2016, jam13.15 WIB (Jakarta: Departemen Kesehatan, 2007), h.15

8 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Soekarno-Hatta, Sejarah,http://www.kkpsoetta.com/web/profil/page/1, diakses 22 September 2016, jam 13.15 WIB.

Page 60: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

45

Direktorat Jenderal Pencegahan, Pembasmian dan Pemberantasan Penyakit

Menular (Ditjen P3M).9

Pada 1970 Pemerintah ikut serta bertanggungjawab secara penuh

dalam penyelenggaraan haji, baik dari penentuan biayanya sampai kepada

pelaksanaan serta hubungan antar dua negara. Selain itu juga dalam

pelaksanaan kesehatan haji, terbit SK Menkes No.1025/DD /Menkes,

tentang pembentukan Dinas Kesehatan Pelabuhan Laut (DKPL) sebanyak

60 DKPL & Dinas Kesehatan Pelabuhan Udara (DKPU) sebanyak 12

DKPU. Baik DKPL maupun DKPU non eselon. Kegiatan DKPL dan DKPU

baik teknis maupun administratif meski satu kota, terpisah.10

Dan pada tahun 1979, pemberangkatan jemaah haji menggunakan

kapal laut diberhentikan melalui Keputusan Menhub Nomor: SK-

72/OT.001/Phb79 karena pihak yang ditunjuk pemerintah untuk

menyelenggarakan pengangkutan jemaah haji dengan kapal laut (PT Arafat)

dinyatakan pailit.11

Sejak diselengggarakan pelayanan ibadah haji saat transportasi

masih menggunakan kapal laut, sarana pelayanan jemaah berupa asrama

haji telah diadakan, kita kenal dengan Asrama Haji Jakarta/Persatuan Haji

Indonesia Kwitang, Jalan Kemakmuran, Asrama Haji Semarang, Surabaya,

9 Direktorat Jenderal PP & PL, Sejarah Pemberantasan Penyakit di Indonesia,http://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/16037838, diakses 22 September 2016, jam13.15 WIB (Jakarta: Departemen Kesehatan, 2007), h.17

10 Dr. H. Masrip Sarumpaet, M.Kes, Karantina Dari Masa Ke Masa: Sejarah KarantinaKesehatan, http://sejarahkkp.blogspot.co.id/2007/08/karantina-dari-masa-ke-masa.html, diakses 22September 2016, jam 13.36 WIB.

11 Sumber Paper, Power Point Soekarno-Hatta, Tentang Karantina Kesehatan Jemaah Haji(Jakarta: KKP Soekarno-Hatta, 2016), h.15

Page 61: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

46

Balikpapan dan lainnya. Seiring dengan perkembangan transportasi haji

dengan kapal udara, maka sejak tahun 1970 sesuai ketentuan World Health

Organization (WHO), ketika Indonesia pada waktu itu dinyatakan termasuk

daerah terjangkit penyakit kolera, maka pemerintah Arab Saudi mengambil

tindakan preventif dengan menentukan bahwa seluruh jemaah haji harus

menjalani karantina selama 5 x 24 jam (5 hari) sebelum keberangkatan ke

Arab Saudi dan setibanya kembali ke tanah air.12 Kewajiban karantina

selama lima hari ini berlaku hingga tahun 1972. Pada tahun 1973 masa di

asrama haji menjadi tiga hari sebelum berangkat dan tiga hari setelah tiba di

tanah air.13

Ketika itu, karena pemerintah belum mempunyai asrama haji

sendiri, maka untuk keperluan karantina/asrama haji, dilakukan dengan

sistem sewa pada wisma swasta. Seperti Wisma Pabrik Sepatu Ciliwung,

Asrama ABRI Cilodong, Asrama KKO AL Jalan Kwini, Asrama PHI

Cempaka Putih dan lain-lainnya.

Biaya penyewaan tersebut sangat besar, selain itu wisma yang

disewa memang tidak dipersiapkan untuk jemaah haji. Tidak heran, kalau

tidak dilengkapi sarana yang dibutuhkan untuk jemaah haji.

Pada tahun 1974, Direktur Jenderal Urusan Haji Prof. K.H Farid

Maruf mulai merencanakan pembangunan asrama haji. Rencana itu, baru

12 Kemenag RI Dirjen PHU, Realita Haji Indonesia (Jakarta: Kementrian RI Dirjen PHU,2008), h 46

13 Editor Kompas, Sejarah Asrama Haji, Berawal dari Wabah Kolera,http://nasional.kompas.com/read/2008/11/10/12282647/sejarah.asrama.haji.berawal.dari.wabah.kolera., diakses 22 September 2016, jam 14.05 WIB.

Page 62: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

47

bisa direalisasikan pada masa Departemen Agama dijabat Menteri Agama

Alamsyah Ratu Perwiranegara dan Dirjen Urusan Haji dijabat Burhani

Tjokrohandoko, yang memerintahan pembangunan Asrama Haji Pondok

Gede Jakarta, yang lokasinya dekat dengan Bandara Halim Perdanakusuma,

yang pada waktu itu merupakan bandara Internasional penerbangan dari dan

ke Indonesia.14

Mempertimbangkan hal tersebut, Direktur Jenderal Urusan Haji

Prof. K.H. Farid Ma’ruf memandang perlu adanya suatu asrama karantina

haji Indonesia, dan mengeluarkan Surat Perintah Nomor: SP – 08/1974

tanggal 24 April 1974 tentang pembentukan Tim Perencanaan

Pembangunan Asrama Karantina Haji yang beranggotakan 3 orang pejabat

yaitu:15

1. H. M. Dahlan Effendhy (Pjs (Pejabat Sementara) Direktur

Penyelenggaraan Haji) sebagai Ketua;

2. H. Ibrahim, S.H. (Kepala Bagian Perencanaan dan Pengawasan)

sebagai Sekretaris;

3. H. Satijo Poerbosoesatijo, S.H. (Kepala Administrasi) sebagai Anggota,

dengan tugas supaya merencanakan pembangunan gedung asrama haji

dalam bentuk DUK (Daftar Usulan Kegiatan) berikut rencana biaya

yang terinci dengan syarat:

14 Editor Kompas, Sejarah Asrama Haji, Berawal dari Wabah Kolera,http://nasional.kompas.com/read/2008/11/10/12282647/sejarah.asrama.haji.berawal.dari.wabah.kolera., diakses 22 September 2016, jam 14.07 WIB.

15 Blog Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Latar Belakang Pendiriran Asrama,http://asramahajipondokgedejakarta.blogspot.co.id/2011/06/latar-belakang-pendirian-asrama.html,diakses 22 September 2016, jam 14.15 WIB.

Page 63: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

48

letak di pinggir jalan besar;

air cukup;

ada listrik;

memuat kurang lebih 1.500 orang dan berkamar – kamar;

ada mushalla, aula dan ruang makan.

Pada masa H. Alamsjah Ratu Perwiranegara (Letjen Purn. TNI AD)

menjabat Menteri Agama R.I. dan H. A. Burhani Tjokrohandoko (Mayjen

Purn. TNI AD) menjabat Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

dan Urusan Haji, SP 08/1974 tersebut ditindak lanjuti dengan pencarian

tanah untuk asrama haji Jakarta. Sebanyak 103 lokasi tanah masuk dalam

daftar yang harus diteliti, sehingga tinggal 2 pilihan yaitu tanah yang

berlokasi di kawasan Cengkareng dan tanah yang berlokasi di pinggir Jalan

Raya Pondok Gede.

Akhirnya dengan pertimbangan kedekatannya dengan bandara

Halim Perdanakusuma, ditetapkan pembangunan asrama haji dilaksanakan

di atas tanah pinggir Jalan Raya Pondok Gede Kelurahan Pinangranti

Kecamatan Makasar, dengan luas tanah 10 Hektar yang kemudian menjadi

152.844 M2 (15 hektar) dengan sertifikatnya termasuk yang dipakai Rumah

Sakit Haji Jakarta.16

Memasuki periode tahun 1971-1977, pengkarantinaan dihapuskan

namun demikian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

16 Blog Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Latar Belakang Pendiriran Asrama,http://asramahajipondokgedejakarta.blogspot.co.id/2011/06/latar-belakang-pendirian-asrama.html,diakses 22 September 2016, jam 14.15 WIB.

Page 64: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

49

berlaku selama jemaah di tampung di asrama tetap dilakukan pengamanan

kesehatan. Upaya pengamanan kesehatan ini meliputi pengawasan sanitasi

asrama, sanitasi makanan, pemeriksaan akhir, pengamatan penyakit,

penyuluhan kesehatan dan pengobatan jemaah yang sakit selama dalam

penampungan/asrama. Untuk menampung kegiatan kekarantinaan maka di

dalam rangka reorganisasi departemen kesehatan, pada tahun 1975 di

Direktorat Jenderal Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular

(Dirjen P3M) dibentuk subdit karantina haji dan pengamanan kesehatan

perpindahan penduduk. Tahun 1977 pengkarantinaan dihapuskan, tahun

1978 dikeluarkan Peraturan Menkes No.321/Menkes/PER/IX/1978 tentang

pengamanan kesehatan jemaah haji. Peraturan ini berisi pernyataan

kesehatan bagi jemaah yang akan berangkat, sekembalinya dari tanah suci

dan persyaratan asrama serta penyediaan makanan bagi jemaah haji selama

di asrama.17

Tahun 1975 diadakan lokakarya peningkatan pelayanan haji. Hasil-

hasil keputusan lokakarya yaitu bahwa pemeriksaan kesehatan terhadap

calon jemaah dilakukan 2 kali. Pemeriksaan I dilakukan sebelum setor ONH

(Ongkos Naik Haji) dan pemeriksaan II dilakukan 1 bulan sebelum jemaah

berangkat ke pelabuhan embarkasi. Istilah rombongan kesehatan haji

Indonesia dirubah menjadi Tim Kesehatan Haji Indonesia. Tiap 1500

jemaah diikuti oleh 1 dokter dan 1 paramedis. Pelayanan kesehatan selama

di Arab Saudi dilaksanakan secara terpusat dengan mendirikan balai-balai

17 Prima Almazini, Jejak Roda Sejarah Pelayanan Kesehatan Haji Indonesia,https://myhealing.wordpress.com/2010/06/01/jejak-roda-sejarah-pelayanan-kesehatan-haji-indonesia/, diakses 22 September 2016, jam 14.40 WIB.

Page 65: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

50

pengobatan di tiap daerah kerja (Jeddah, Mekkah, Madinah) sedangkan

untuk tempat rujukan didirikan rumah sakit. Pada periode ini, pelayanan

kesehatan jemaah haji Indonesia di Arab Saudi mulai diperluas yaitu dengan

melaksanakan upaya pengamatan penyakit (surveilans) dan pengawasan

lingkungan pemukiman jemaah.18

Pada tahun 1979, SK Menkes Nomor 147/Menkes/IV/78 periode

DKPL (Dinas Kesehatan Pelabuhan Laut) dan DKPU (Dinas Kesehatan

Pelabuhan Udara yang masih bertugas dalam pelayanan kesehatan jemaah

terkait pengkarantinaan dilebur menjadi KKP (Kantor Kesehatan

Pelabuhan) dan pembinaan teknisnya berada dibawah Bidang Desenban

Kantor Wilayah Depkes dimana pimpinan KKP adalah eselon III B. SK

Menkes 630/Menkes/SK/XII/85, menggantikan SK Menkes No.147

(Eselon KKP sama III B).

Pada periode 1981–1990, pemberangkatan jemaah haji diperluas

yaitu dengan membuka pelabuhan Ujung Pandang sebagai pelabuhan

embarkasi/debarkasi haji. Dengan demikian pengamanan kesehatan haji

dilaksanakan di 4 pelabuhan embarkasi/debarkasi. Pelayanan kesehatan

jemaah haji di Arab Saudi mulai diadakan perubahan yaitu dengan

menempatkan tenaga-tenaga kesehatan di kafilah. Tiap kafilah terdiri dari

1500 jemaah dan pelayanan kesehatan ditangani oleh seorang dokter

ditambah 4 paramedis.

18 Prima Almazini, Jejak Roda Sejarah Pelayanan Kesehatan Haji Indonesia,https://myhealing.wordpress.com/2010/06/01/jejak-roda-sejarah-pelayanan-kesehatan-haji-indonesia/, diakses 22 September 2016, jam 14.40 WIB.

Page 66: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

51

Tahun 1982 sistem tersebut di atas disempurnakan lagi yaitu dengan

jalan menempatkan seorang tenaga kesehatan di kloter. Sistem ini berlaku

sampai tahun 1983. Bulan Mei 1983 diadakan seminar penanggulangan

sengatan panas. Pada tahun 1984 pelayanan kesehatan di Arab Saudi

diadakan penyempurnaan lagi yaitu kelompok terbang diikuti oleh satu

dokter dan seorang paramedis.

Selain daripada itu mulai tahun 1983 Pemda telah dilibatkan dalam

penyediaan tenaga untuk pelayanan kesehatan di Arab Saudi yaitu dengan

mengirim TKHD. Tahun 1984 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan

No.558/Menkes/SK/1984 tanggal 30 November 1984 di Direktorat Jenderal

Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman

(Dirjen PPM dan PLP) dibentuk subdit kesehatan haji.

Tahun 1989 dilakukan rapat evaluasi pengamanan kesehatan haji

Indonesia yang antara lain terbit Surat Keputusan Menkes

No.252/Menkes/SK/V/1990 tentang pengamanan kesehatan haji dimana

pemeriksaan kesehatan calon haji dilaksanakan 2 tahap. Tahap 1 di

puskesmas. Tahap 2 di embarkasi. Tahun 1992 keluar SK Menkes

No.1117/SK/VII/1992 tentang pemeriksaan kesehatan calon haji

dilaksanakan menjadi 3 tahap, pemeriksaan di puskesmas, pemeriksaan II

di daerah tingkat II, dan pemeriksaan III di pelabuhan embarkasi.19

19 Prima Almazini, Jejak Roda Sejarah Pelayanan Kesehatan Haji Indonesia,https://myhealing.wordpress.com/2010/06/01/jejak-roda-sejarah-pelayanan-kesehatan-haji-indonesia/, diakses 22 September 2016, jam 14.50 WIB.

Page 67: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

52

Setelah 54 tahun penyelenggaraan ibadah haji, baru pada tahun 1999

pertama kali diterbitkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagai pijakan yang kuat dalam

penyelenggaraan haji Indonesia. Sejak keluarnya UU No. 17 tersebut,

penyelenggaraan haji Indonesia bersandar pada ketentuan perundang-

undangan ini. Sedangkan pelaksanaan haji di Arab Saudi disesuaikan

dengan ketentuan yang berlaku di negara tersebut sebagaimana tercantum

dalam ‘Taklimatul Hajj’ yang mengatur berbagai aspek pelaksanaan haji,

seperti pemondokan, transportasi, dan ketentuan teknis pelaksanaan ibadah

seperti jadwal waktu pelemparan jumrah dan transportasi jemaah haji untuk

ArafahMuzdalifah-Mina dengan sistem taraddudi.20

Sejak tanggal 1 Januari 2001, sebagaimana di atur dalam Undang

Undang No.22/1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang Undang

No.25/1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah. Pemantauan pelaksanaan otonomi daerah yang lahir dari sebuah

pemikiran lembaga independen Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi

Daerah terus menerus mencermati keberhasilan demi terwujudnya keadilan

dan kemakmuran rakyat di semua bagian negara berdasarkan potensi dan

keanekaragamannya tanpa meninggalkan prinsip kesatuan Republik

Indonesia.

Berdasarkan kondisi tersebut, kini penyelenggaraan haji tidak hanya

menjadi tanggung jawab Menteri Agama yang dalam pelaksanaan sehari-

20 Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia, Laporan Akhir,http://www.kppu.go.id/docs/Positioning_Paper/haji.pdf, diakses 22 September 2016, jam 14.57WIB.

Page 68: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

53

harinya secara struktural dan teknis fungsional dilaksanakan dua pekerjaan

sekaligus, yaitu sebagai regulator sekaligus bertindak sebagai operator.

Karena hal tersebut bisa berdampak negatif, yang mana pelaksanaan ibadah

haji bisa tumpang tindih.

Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

dan Urusan Haji (Ditjen BIUH) dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri

Agama Nomor 6 Tahun 1979 (merupakan penggabungan dari Ditjen

Bimbingan Masyarakat Islam dan Ditjen Urusan Haji), yang memiliki dua

unit teknis yaitu Direktorat Penyelenggaraan Urusan Haji dan Direktorat

Pembinaan Urusan Haji. Ditjen BIUH merupakan pelaksana teknis

penyelenggaraan haji untuk tingkat Pusat, yang mempunyai tugas dan

fungsi menjalankan sebagian tugas pokok Departemen Agama di bidang

bimbingan masyarakat Islam dan urusan haji serta menyelenggarakan

fungsi perumusan, pelaksanaan dan pengendalian kebijaksanaan teknis

bimbingan masyarakat, penerangan dan urusan haji. Dengan kata lain, unit

teknis yang mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab (leading sector)

dalam penyelenggaraan haji dan telah mendapat delegasi wewenang dalam

hal fungsi perumusan, pelaksanaan dan pengendalian kebijaksanaan teknis

penyelenggaraan haji diberikan kepada satuan unit kerja Ditgara Haji dan

Ditbina Haji.21

Untuk pelaksanaan koordinasi di daerah dan di Arab Saudi maka

masing-masing daerah tersebut ditetapkan struktur penyelenggaraan haji

21 Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia, Laporan Akhir,http://www.kppu.go.id/docs/Positioning_Paper/haji.pdf, diakses 22 September 2016, jam 14.57WIB.

Page 69: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

54

sebagai berikut: Pertama, koordinator penyelenggaraan ibadah haji Provinsi

adalah gubernur dan pelaksanaan sehari-hari oleh Kepala Kantor Wilayah

(Kakanwil) Depag selaku Kastaf; Kedua, koordinator penyelenggaraan

ibadah haji di kabupaten/kota, adalah bupati/walikota dan pelaksanaan

sehari-hari dijalankan oleh Kakandepag Kabupaten/kota; Ketiga,

koordinator penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi adalah Kepala

Perwakilan RI dibantu oleh Konsul Jenderal RI Jeddah sebagai koordinator

harian. Sedangkan pelaksanaan sehari-hari dijalankan oleh Kepala Bidang

Urusan Haji pada Konsulat Jenderal RI di Jeddah.

Organisasi terkecil dalam penyelenggaraan ibadah haji adalah

kelompok terbang (kloter), yaitu sekelompok jemaah haji yang jumlahnya

sesuai dengan jenis dan kapasitas pesawat yang digunakan. Dalam setiap

kloter ditunjuk petugas operasional yang menyertai jemaah haji sejak di

asrama haji, di Arab Saudi sampai kembali ke tanah air yang terdiri dari

unsur pemandu haji (TPIHI) yang juga berfungsi sebagai ketua kelompok

terbang, pembimbing ibadah (TPIH), kesehatan (TKHI), ketua rombongan

yang membawahi empat regu dan ketua regu yang membawahi sepuluh

orang jemaah haji.

Pada masa operasional haji, meliputi masa pemberangkatan jemaah

haji dari asrama embarkasi ke Arab Saudi sampai dengan pemulangan haji

dari Jeddah dan kedatangannya di embarkasi asal, dibentuk Panitia

Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang berfungsi sebagai pelaksana

operasional yang melibatkan instansi terkait terdiri dari PPIH Pusat, PPIH

embarkasi dan PPIH Arab Saudi. Pengendalian penyelenggaraan haji di

Page 70: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

55

tanah air dan di Arab Saudi dilakukan oleh Menteri Agama sedangkan

teknis pengendalian operasional haji dilakukan oleh PPIH di tingkat Pusat,

sedangkan pelaksanaan operasional di daerah disesuaikan dengan ruang

lingkup daerah tugasnya.22

Sehubungan dengan masa operasional haji tersebut, PPIH

Embarkasi merupakan unsur yang terlibat dalam pelaksanaan ibadah haji.

Selain memiliki tanggung jawab dalam mengamban tugas negara yang

mulia, juga menjadi petugas dan organisasi yang professional dan

berkomitmen demi terwujudnya kerjasama dan koordinasi yang kuat

terhadap Pemerintah Indonesia dalam kebijakan, pelaksanaan, dan

pengawasan ibadah haji.

Sesuai dengan professionalisme dan komitmen pelayanan petugas

haji, memiliki payung dasar hukum sebagai berikut 23:

1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Ibadah Haji;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan

UU Nomor 13 Tahun 2008;

3. Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler;

22 Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia, Laporan Akhir,http://www.kppu.go.id/docs/Positioning_Paper/haji.pdf, diakses 22 September 2016, jam 14.57WIB.

23 Pembekalan Petugas Haji yang Menyertai Jemaah Tahun 2016, Profesionalisme danKomitmen Pelayanan Petugas Haji,https://jatim.kemenag.go.id/files/jatim/file/file/Haji2016/fpkx1464521568.pdf, diakses 22September 2016, jam 15.00 WIB.

Page 71: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

56

4. Peraturan Menteri Agama Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perubahan

Kedua PMA Nomor 14 Tahun 2012;

5. Keputusan Dirjen PHU Nomor D/125/2016 Tentang Pedoman

Rekrutmen Petugas Haji

Oleh karena itu Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi

(Kemenag Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Pemda) yang merupakan Ad Hoc

(tim yang bersifat sementara) dalam sistem pemerintahan juga berfungsi

dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan operasional, menyiapkan

seluruh kebutuhan yang berhubungan dengan persiapan jemaah sebelum

meninggalkan tanah air mulai dari jadwal, surat panggilan masuk asrama,

dokumen jemaah, living cost, pelepasan dan seterusnya.

Maka dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

2407/Per/ XII/ 2011 tentang Pelayanan Kesehatan Haji, PPIH Embarkasi

khususnya dibidang kesehatan menjadi pertimbangan pemerintah dalam

menetapkan pelayanan kesehatan haji terkait di Asrama Haji dari sebelum

keberangkatan dan pasca keberangkatan haji. Sebagaimana Keputusan

Menteri Kesehatan dalam menetapkan masing-masing daftar

Embarkasi/Debarkasi dan Rumah Sakit sebagai Rujukan Haji. Serta KKP

atau Kantor Kesehatan Pelabuhan menjadi bidang dalam pelayanan

kesehatan terkait karantina haji24 dan hanya KKP yang disebut sebagai

PPIH bidang kesehatan.

24 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2407/Menkes/Per/XII/2011,Tentang Pelayanan Kesehatan Haji (Jakarta: Menteri Kesehatan RI, 2011), h.16

Page 72: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

57

Dari hal tersebut bahwasanya, asrama haji embarkasi merupakan

tempat pelaksanaan kesehatan ibadah haji yang memiliki fungsi sebagai

tempat processing QIC (Quarantine, Immigration, Customs) yang diantara

urutan fungsi nya adalah pemeriksaaan karantina (jika lolos)

pemeriksaan imigrasi (jika lolos) pemeriksaan Bea Cukai (jika

lolos) diijinkan masuk dan berangkat.25

KKP Soekarno Hatta yang merupakan bagian dari QIC itu sendiri

memiliki wilayah kerja dalam memberikan pelayana kesehatan yaitu :26

1. Pintu gerbang/pintu masuk negara

a. Bandara

b. Pelabuhan

c. Pos lintas batas darat

2. Pintu masuk daerah

a. Penyebaran penyakit tidak mengenal batas

b. Indonesia negara kepulauan

3. Asrama haji

Dengan demikian, itulah rentetan sejarah berdirinya PPIH bidang

kesehatan Embarkasi Jakarta Pondok Gede mulai dari sejarah

pengkarantinaan jemaah haji, pendirian asrama haji sebagai embarkasi

hingga pembentukkan panitia penyelenggara ibadah haji itu sendiri dalam

membantu pelaksanaan ibadah haji Indonesia.

25 Sumber Paper, Power Point Soekarno-Hatta, Tentang Karantina Kesehatan Jemaah Haji(Jakarta: KKP Soekarno-Hatta, 2016), h.21

26 Sumber Paper, Power Point KKP Kelas 1 Soekarno-Hatta, Tentang Karantina KesehatanJemaah Haji (Jakarta: KKP Soekarno-Hatta, 2016), h.21

Page 73: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

58

B. Struktur Organisasi PPIH Bidang Kesehatan Embarkasi Jakarta

Pondok Gede

Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya pembagian kerja dan

bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan.

Dan selain itu struktur organisasi juga menunjukkan mengenai spesialisasi-

spesialisasi dari pekerjaan, saluran perintah maupun penyampaian

laporan.27

Dalam rangka pelaksanaan operasional penyelenggaraan ibadah haji

di Embarkasi Jakarta Pondok Gede tahun 1437 H / 2016 M, banyak unit

atau bidang yang membantu dalam proses pelaksanaan operasional

penyelenggaraan ibadah haji. Bidang kesehatan merupakan salah satu unit

yang membantu dalam pelaksanaanya. Oleh karena itu, diperlukan

koordinasi pelaksanaan operasional penyelenggaran ibadah haji dengan

membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

Sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah nomor D 215 tahun 2016 tentang Pembentukan Panitia

Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi/Debarkasi Jakarta Pondok

Gede, menetapkan struktur organisasi PPIH sebagai berikut:

27 Sora N, Pengertian Struktur Organisasi Dan Fungsinya Secara Jelas,http://www.pengertianku.net/2015/06/pengertian-struktur-organisasi-dan-fungsinya.html, diakses22 September 2016, jam 15.20 WIB.

Page 74: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

59

Gambar 3.1Struktur Organisasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)

Embarkasi Jakarta Pondok Gede

Page 75: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

60

Serta pembentukkan Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Embarkasi Jakarta

Pondok Gede yang ditunjuk langsung oleh Pusat Kesehatan Haji kepada KKP Kelas

I Soekarno-Hatta sebagai pelaksana utama PPIH Bidang Kesehatan. Strukturnya

sebagai berikut :

Gambar 3.2Struktur Organisasi Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Jakarta

Pondok Gede 2016

Page 76: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

61

C. Visi dan Misi PPIH Bidang Kesehatan Embarkasi Jakarta Pondok

Gede

1. Visi

Mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui Kantor

Kesehatan Pelabuhan terbaik dalam pelayanan publik dan tangguh dalam

cegah cegah tangkal penyakit menular.

2. Misi

a. Membantu mewujudkan misi Kementerian Kesehatan melalui

pelayanan kesehatan bagi masyarakat sekitar bandara.

b. Mewujudkan lingkungan area bandara yang bebas dari penyebaran

penyakit.

c. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat di

wilayah kerja bandara.

d. Memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan bandara agar

bandara tidak menjadi tempat penyebaran penyakit menular.

e. Mewujudkan pegawai yang mampu meningkatkan profesionalisme

disiplin dan etos kerja

3. Nilai-nilai Organisasi

T : Transparan

A : Amanah

R : Responsif dan Ramah

I : Ikhlas

Page 77: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

62

F : Fair28

D. Tugas Pokok dan Fungsi PPIH Bidang Kesehatan Embarkasi Jakarta

Pondok Gede

1. Tugas Pokok PPIH Bidang Kesehatan Embarkasi Jakarta Pondok Gede

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Soekarno-Hatta yang

ditunjuk sebagai PPIH bidang kesehatan Embarkasi Jakarta Pondok

Gede. Merupakan pelaksana utama dalam unsur Tim Kesehatan

Embarkasi Haji Jakarta Pondok Gede, yang memiliki tugas pokok dalam

rangka kekarantinaan kesehatan, pengemban amanat UU Karantina

No.1 & 2 Tahun 1962, dan pengemban amanat IHR (Internatioanal

Health Regulation) 2005. Serta memiliki tanggung jawab dalam Detect,

Prevent & Response terhadap pemeriksaaan kesehatan akhir jemaah haji

sebelum keberangkatan. Adapun tugas pokok PPIH bidang kesehatan

Embarkasi Jakarta Pondok Gede adalah sebagai berikut:

a. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan

keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilance

epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan

lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA (Obat,

Makanan, Kosmetika, Alat Kesehatan dan Bahan Adiktif) serta

pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul

28 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Soekarno-Hatta, Sejarah,http://www.kkpsoetta.com/web/profil/page/2, diakses 22 September 2016, jam 15.25 WIB.

Page 78: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

63

kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi

di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

b. Amanat UU No.1 & 2 Tahun 1962

Sesuai dengan UU No.1 & 2 Tahun 1962 tentang Karantina Laut dan

Karantina Udara dalam hal ini memiliki maksud dan tujuan dari UU

No. 6 Tahun 1962 tentang Wabah yaitu bahwasanya PPIH bidang

kesehatan Embarkasi Jakarta Pondok Gede atau KKP Soekarno-

Hatta juga bertugas untuk mencegah, mengawasi dan mengatasi

meluasnya serta memberantas wabah.29

c. Amanat International Health Regulation (IHR)

Tujuan dari IHR yaitu melaksanakan manajemen “Public Health

"Emergencies of International Concern (PHEIC)”. Dengan

Mencegah, Melindungi, Mengawasi dan memberikan respons

terhadap kejadian yang menyebabkan penyebaran penyakit secara

internasional yang mengancam keselamatan kesehatan masyarakat

internasional serta mengganggu lalu lintas internasional (orang,

barang dan alat angkut).

2. Fungsi PPIH Bidang Kesehatan Embarkasi Jakarta Pondok Gede

KKP menyelenggarakan 16 fungsi yaitu30:

a. Pelaksanaan kekarantinaan

b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan

29 Sumber Paper, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1962, TentangWabah (Jakarta: Presiden Republik Indonesia, 1962), h.1

30 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Soekarno-Hatta, Sejarah,http://www.kkpsoetta.com/web/profil/page/2, diakses 22 September 2016, jam 15.30 WIB.

Page 79: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

64

c. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan,

dan lintas batas darat negara

d. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah,

penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali

e. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi,

dan kimia

f. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai

penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan

internasional

g. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan

penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang

kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan

kesehatan haji dan perpindahan penduduk

h. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara

i. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan,

kosmetika dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA)

ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA

impor

j. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya

k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara

l. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara

Page 80: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

65

m. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara

n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan,

dan surveilans kesehatan pelabuhan

o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan,

dan lintas batas darat negara

p. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP

Page 81: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

66

BAB IV

ANALISIS MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JEMAAH HAJI

PADA MUSIM HAJI 2016 DI EMBARKASI JAKARTA PONDOK GEDE

A. Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan, Pengawasan dan

Evaluasi Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji Pada Musim Haji 2016 di

Embarkasi Jakarta Pondok Gede

Manajemen adalah ilmu dan seni, yang terdiri atas perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap kinerja organisasi

dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan

dan sasaran organisasi.1 Kegiatan tersebut berfungsi dalam melakukan

pelayanan kesehatan jemaah haji di Embarkasi Jakarta Pondok Gede pada

musim haji Tahun 2016 untuk mengetahui bagaimana proses

pelaksanaannya, sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Penyelenggara kesehatan haji adalah kegiatan peningkatan

kesehatan sebelum berangkat, menjaga agar kondisi jemaah tetap sehat

selama menunaikan ibadah dan sampai tiba kembali di Tanah Air,

serta bimbingan manasik kesehatan haji yang diikuti dengan

bimbingan dan penyuluhan kesehatan yang bersifat berkelanjutan dan

menyeluruh dengan melaksanakan proses pemeriksaan kesehatan,

pengobatan, pemeliharaan kesehatan jemaah haji sesuai standar agar

jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik dan

meningkatkan kemandirian jemaah haji.

1 Dian Wijayanto, Pengantar Manajemen, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2012),h.2

Page 82: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

67

Amanat UU no 13 tahun 2008, pasal 3 tentang

penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan,

pelayanan dan perlindungan sebaik-baiknya bagi jemaah sehingga

jemaah mampu melaksanakan sesuai ketentuan ajaran Islam. Maka

untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut maka pemerintah

berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan

yang sebaik-baiknya mulai dari segi penyediaan layanan administrasi,

bimbingan manasik haji, akomodasi, transportasi, pelayanan

kesehatan, keamaan dan hal-hal yang mendukung ibadah jemaah haji.2

Pembinaan kesehatan jemaah haji meliputi kegiatan

penyuluhan, bimbingan manasik kesehatan haji, penyebar luasan

informasi kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat yang

diselenggarakan sejak jemaah mendaftar sampai 14 hari setelah

kepulangan dari Arab Saudi, yang diselanggarakan oleh petugas

kesehatan Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, bersama KUA

dan KBIH secara terpadu dan menyeluruh (paripurna). Pembinaan

kesehatan diselenggarakan di daerah asal, embarkasi/debarkasi haji,

selama perjalanan dan di Arab Saudi. Kegiatan pelayanan kesehatan

jemaah haji pada Dinas Kesehatan ditangani oleh bidang Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) khusus haji yang

kegiatannya meliputi bimbingan, penyuluhan dan pelayanan kesehatan.

Untuk melakukan semua itu, (P2PL) khusus haji melakukan langkah-

langkah kegiatan.

2 Kemenkes RI Tahun 2014, Pedoman Teknis Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji,Kementrian Kesehatan RI, Jakarta, 2014, h. 1

Page 83: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

68

Adapun fungsi perencanaan yang diterapkan dalam pelayanan

kesehatan jemaah Haji di Embarkasi Jakarta (Pondok Gede) melalui

beberapa tahapan, yaitu:

a. Perkiraan dan perhitungan masa selanjutnya

Kemampuan untuk memperkirakan dan memperhitungkan

situasi atau kebolehan kuota untuk musim haji berikutnya sangat

dipertimbangkan dan mutlak diperlukan bagi penyusunan

perencanaan suatu kegiatan yang efektif, karena keputusan dimasa

yang akan datang dipengaruhi oleh keadaan dan ketaatan masa

sekarang.3

Aturan kesehatan haji yang baru akhirnya keluar. Regulasi

itu sudah lama dinantikan, yang kemudian dikenal Peraturan

Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 15 Tahun 2016 tentang

Istithaah Kesehatan Jemaah Haji. Permenkes tersebut keluar pada

23 Maret 2016 yang ditandatangani Menteri Kesehatan Nila Farid

Moeloek, dan diundangkan di Jakarta pada 11 April 2016. Aturan

UU yang baru ini sangat menekankan KeIstitho’ah jaamh sebelum

berangkat dengan beberapa kali pemeriksan yaitu pembinaan

istithaah kesehatan haji sebagai serangkaian kegiatan terpadu,

terencana, terstruktur dan terukur, diawali dengan pemeriksaan

kesehatan pada saat mendaftar menjadi jemaah haji sampai masa

keberangkatan ke Arab Saudi.4

3 Wawancara dengan Bpk. Arif, Selaku UPT Poliklinik Ambulan, tanggal 01-09-20164 Edy Supriatna Sjafei, “Istithaah” kesehatan, aturan berhaji apa lagi?,

http://www.antaranews.com/berita/574541/istithaah-kesehatan-aturan-berhaji-apa-lagi, diakses 22September 2016, jam 20.30 WIB.

Page 84: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

69

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi adalah

panitia yang dibentuk oleh Menteri Agama untuk melakukan

pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jemaah haji pada saat

pelaksanaan operasional Ibadah Haji di Embarkasi.

b. Penetapan dan perumusan sasaran untuk mencapai tujuan

Dalam perencanaan, pusat kesehatan haji Kemenkes RI

dalam memberikan pelayanan untuk kesehatan jemaah haji, telah

merumuskan tujuan utama dari kegiatan tersebut yaitu untuk

meningkatkan kondisi kesehatan jemaah sebelum berangkat ke

tanah suci, tercapainya identifikasi status kesehatan jemaah yang

berkualitas, kemampuan jemaah secara rohani dan jasmani,

kemampuan jemaah haji dari aspek kesehatan yang meliputi fisik

dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat

dipertanggung jawabkan sehingga jemaah haji dapat menjalankan

ibadah sesuai tuntutan Agama Islam.

Selanjutnya upaya perawatan, pemeliharaan, pembinaan

serta perlindungan jemaah haji, terwujudnya pencatatan data status

kesehatan jemaah baik yang tidak beresiko tinggi dan beresiko

tinggi yang ditandai dengan usia lebih dari 60 tahun atau memiliki

faktor risiko kesehatan dan gangguan kesehatan yang potensial

menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan ibadah haji,

pencatatan istithaah kesehatan haji dan istithaah dengan

pendamping kemudian pencatatan jemaah haji yang memiliki

gangguan jiwa berat.

Page 85: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

70

Adapun sasaran dari Embarkasi Jakarta adalah seluruh

calon jemaah haji yang terhitung masuk kloter DKI Jakarta dan

Banten. Adapun jemaah haji sehat yang siap berangkat haji adalah

yang telah mendapatkan ICV (Sertifikat Vaksinisasi Internasional),

telah bebas penyakit menular, dan hamil terkelola.

c. Penetapan Kebijakan

Dalam hal kebijakan, Embarkasi Jakarta Pondok Gede

menetapkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia, yaitu memilih KKP Kelas 1

Soekarno Hatta sebagai Tim Penyelenggara Kesehatan Haji selama

jemaah haji berada di Embarkasi.

d. Penetapan Metode

Adapun metode yang digunakan dalam pelayanan

kesehatan jemaah haji di Embarkasi Jakarta, yaitu serangkaian

kegiatan yang diawali pengecekan kelengkapan dokumen

kesehatan, legalisasi / vaksinisasi, dan pemeriksaan kesehatan

kepada jemaah haji. Semua rangkaian kegiatan itu dilakukan

ketika jemaah haji sudah memasuki ruangan Gedung SG 2 sebelum

penyerahan surat masuk asrama.

e. Penetapan dan Prosedur Kerja

Dalam melakukan tugasnya sebagai tim kesehatan maka

tim kesehatan Embarkasi memiliki prosedur kerja sebagai berikut:

1) Jemaah Haji tiba di Embarkasi sesuai dengan kloter yang telah

ditetapkan oleh Kementrian Agama.

Page 86: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

71

2) PPIH Embarkasi mengarahkan semua jemaah haji untuk

berkumpul di aula dan menempati kursi yang telah disediakan

guna mendapatkan pengarahan.

3) Setelah pengarahan selesai, PPIH Embarkasi bidang kesehatan

meminta jemaah haji untuk menyiapkan Buku Kesehatan

Jemaah Haji (BKJH) masing-masing.

4) PPIH Embarkasi bidang kesehatan melakukan pemanggilan

terhadap jemaah haji untuk dilakukan pemeriksaan dokumen

dan kesehatan.

5) Jemaah haji menyerahkan Buku Kesehatan Jemaah Haji

(BKJH) masing-masing dan tidak boleh diwakilkan.

6) PPIH Embarkasi bidang kesehatan menverifikasi identitas

jemaah haji yang tertera dalam pra-manifest.

7) PPIH embarkasi bidang kesehatan melakukan pemeriksaan

terhadap data dan informasi kesehatan jemaah haji yang tertera

dalam Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH).

8) PPIH embarkasi bidang kesehatan melakukan pemeriksaan

terhadap data dan informasi surat keterangan vaksinisasi pada

Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) yang meliputi:

a) Identitas jemaah

b) Vaksin atau profilaksis dan dosis

c) Tanggal pemberian

d) Tanda tangan dan nama dokter penanggung jawab

e) Pabrikan dan nomor batch vaksin

Page 87: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

72

f) Masa berlaku

g) Stempel legalisasi

9) PPIH embarkasi bidang kesehatan mengisi lembar ICV di

BKJH berdasarkan data dan informasi dari surat keterangan

vaksinisasi dengan memberikan stempel legalisasi government

dan ditanda tangani oleh dokter pelabuhan sebagai pemeriksa.

Bila didapati:

a) Tanggal pemberian, jenis dan register vaksin dan tanda

tangan di lembar Surat Keterangan vaksinisasi tidak diisi

maka PPIH embarkasi meminta data pendukung dari

jemaah haji dan Dinas Kesehatan asal jemaah untuk

diisikan dalam International Certificate of Vaccination

(ICV).

b) Pada lembar ICV sudah ditanda tangani oleh dokter dari

Puskesmas/Dinas Kesehatan asal jemaah maka PPIH

embarkasi bidang kesehatan akan mengganti lembar ICV

dan mengisinya berdasarkan data dan informasi dari surat

keterangan vaksinisasi dengan memberikan stempel

legalisasi dan ditanda tangani oleh dokter pelabuhan

sebagai pemeriksa.

c) Apabila dari tanggal vaksinasi diperkirakan kekebalan

belum terbentuk (kurang dari 10 hari), maka jemaah

tersebut ditunda keberangkatannya sampai timbul masa

kekebalannya

Page 88: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

73

d) Apabila jemaah haji belum vaksinasi maka PPIH embarkasi

bidang kesehatan mengarahkan jemaah haji ke klinik untuk

dilakukan vaksinasi dan membuat rekomendasi kepada

Ketua PPIH penundaan keberangkatan sesuai dengan masa

kekebalannya.

e) Apabila jemaah belum disuntik vaksinasi karena kontra

indikasi terhadap vaksin maka PPIH bidang kesehatan

memberikan profilaksis kemudian jemaah diberangkatkan.

10) Bila jemaah membawa ICV maka PPIH embarkasi bidang

kesehatan melakukan pemeriksaan meliputi:

a) Tanggal vaksinasi

b) Jenis dan nomor batch vaksin

c) Masa kekebalan vaksin

d) Tanda tangan pejabat berwenanng dan stempel legalisasi.

11) Jika dari hasil pemeriksaan terhadap ICV ternyata ditemukan

palsu maka dilakukan sebagai berikut:

a) Bila jemaah haji sudah disuntik vaksinasi meningitis maka

jemaah diberikan buku baru dan diberangkatkan dengan

catatan sekembali dari tanah suci diproses sesuai hokum

yang berlaku.

b) Bila belum divaksinasi maka PPIH mengarahkan jemaah

Haji ke klinik untuk dilakukan vaksinasi dan membuat.

Page 89: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

74

c) Rekomendasi kepada ketua PPIH penundaan keberangkatan

sesuai dengan masa kekebalannya, kemudian sekembali

dari tanah suci diproses sesuai hokum yang berlaku.

12) Jika pada saat pemeriksaan ditemukan kondisi sebagai berikut:

a) Wanita Usia Subur (WUS) yang dicurigai hamil maka

dilakukan pemeriksaan oleh bidan atas dasar anamnesa

dokter. Jika ada tanda-tanda kehamilan maka dirujuk ke

laboratorium untuk ditangani sesuai SOP Operasional

Laboratorium dan/atau ke dokter spesialis obsgin (spesialis

kandungan) di rumah sakit.

b) Jika terindikasi sakit atau hasil pemeriksaan tidak lengkap

atau belum dilakukan pemeriksaan kesehatan atau BKJH

tidak ada maka jemaah haji diarahkan ke poliklinik untuk

dilakukan pemeriksaan ulang dan lakukan penanganan

sesuai SOP Operasional Poliklinik.

13) Terkait obat-obatan pribadi, PPIH embarkasi bidang kesehatan

Melegalisasi dan menandatangani lembar obat oleh dokter

pelabuhan dan menyampaikan bahwa jemaah haji harus

mencatat obat-obat yang akan dibawa ke tanah suci dalam

BKJH dengan bantuan petugas kesehatan kloter.

14) PPIH embarkasi bidang kesehatan memberikan tanda tertentu

(gelang) untuk jemaah haji risti.

Page 90: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

75

15) Jika jemaah dinyatakan layak untuk berangkat maka dokter

pelanuhan akan menandatangani lembar pemeriksaan

kesehatan terakhir pada BKJH.

16) Bila ada paket perbekalan kesehatan, maka PPIH Embarkasi

bidang kesehatan menyerahkan pembagian paket perbekalan

kesehatan jemaah.

17) Haji melalui ketua regu jemaah haji atau langsung ke masing-

masing jemaah haji.

18) Jemaah haji dipersilahkan istirahat sesuai dengan pembagian

kamar yang telah ditetapkan.

19) PPIH Embarkasi bidang kesehatan mencatat

kekeliruan/kesalahan dan kelengkapan buku BKJH serta

validitas ICV dari masing-masing kabupaten/kota pada

formulir record pemakaian lembar pengganti ICV,

vaksinasi/ICV palsu/BKJH.

20) PPIH embarkasi bidang kesehatan membuat laporan verifikasi

stempel.

21) PPIH embarkasi bidang kesehatan membuat laporan hasil

pemeriksaan akhir berupa data jumlah jemaah haji sesuai pra

manifest, data risti, dan kelengkapan dokumen serta

menyerahkan kepada unit Surveilans Epidemiologi untuk

ditindaklanjuti.

f. Penentuan lokasi (tempat)

Page 91: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

76

Dalam penentuan lokasi, sudah ditentukan tempat yang

paling sesuai dan layak dengan mempertimbangkan faktor kegiatan

yang akan dilaksanakan, sumber tenaga dan fasilitas atau alat

perlengkapan yang diperlukan. Tempat yang digunakan untuk

seluruh rangkaian kegiatan kesehatan selama di Embarkasi adalah:

1) Gedung Serbaguna (SG) 2 di Embarkasi Jakarta Pondok Gede

Meja dengan membuka 5 meja pelayanan bagi perempuan dan

5 untuk laki-laki.

2) Poliklinik di pintu masuk SG 2

3) Rumah Sakit Haji untuk jemaah yang di rujuk.

4) RSPI Suliyanti Saroso Sunter Permai Jakarta Utara untuk

jemaah yang terkena penyakit menular.

g. Penetapan biaya, fasilitas dan faktor lain yang diperlukan.

Adapun sumber dana untuk pembiayaan kesehatan jemaah

haji di Embarkasi Jakarta Pondok Gede berasal dari Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (APBN). Sedangkan fasilitas ambulan

berasal dari ambulance poliklinik UPT Asrama Haji Pondok Gede

dan ambulance dari KKP Kelas 1 Soekarno Hatta. Untuk obat

berasal dari Kementrian Kesehatan yang di drop langsung oleh

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Ditjen

Binfar dan Alkes). Dan alat-alat medis yang digunakan ketika

pemeriksaan menggunakan alat kesehatan yang tersedia di

Embarkasi Jakarta Pondok Gede. Sedangkan obat khusus bagi

jemaah yang memerlukan telah disediakan oleh tim kesehatan dari

Page 92: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

77

KKP Kelas 1 Soekarno Hatta yang menggunakan biaya APBN

yang ada di KKP Kelas 1 Soekarno Hatta.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian pelayanan kesehatan jemaah haji dapat

dirumuskan sebagai rangkaian menyusun suatu kerangka yang menjadi

wadah bagi segenap kegiatan pelayanan kesehatan dengan cara

membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan serta

menempatkan dan menyusun hubungan kerja diantara para petugas.

Menurut Schermerhorn, pengorganisasian meliputi pembagian

pekerjaan, penugasan, pengalokasian sumber daya dan koordinasi

pekerjaan. Pengorganisasian mempunyai arti sangat penting dalam

proses kegiatan manajeman karena adanya pengorganisasian rencana

kegiatan menjadi mudah terlaksana.

Proses pengorganisasian pelayanan kesehatan jemaah haji di

Embarkasi Jakarta Pondok Gede yaitu dengan membentuk susunan

organisasi yang dilengkapi dengan pembagian tugas yaitu menentukan

orang yang bertugas serta pemberian wewenang dan tanggung jawab

kepada masing-masing yang bertugas. Adanya pembentukan

organisasi dari pihak Kesehatan yang bertugas di Embarkasi Jakarta

Pondok Gede yang secara langsung bekerja sama dengan PPIH

Embarkasi Jakarta Pondok Gede untuk melaksanakan pelayanan

kesehatan bagi jemaah haji khususnya dalam pemeriksaan kesehatan

Page 93: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

78

jemaah haji. Tim pemeriksa kesehatan di Embarkasi yang ditunjuk

oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.5

Langkah yang diterapkan oleh KKP Kelas 1 Soekarno Hatta

yang bertugas di Embarkasi Jakarta Pondok Gede dalam

pengorganisasian meliputi adanya: perumusan tujuan, adanya garis

kewenangan, memberikan wewenang kepada masing-masing

pelaksana dan adanya pembagian tugas.6

a. Adanya perumusan tujuan yang telah ditetapkan dalam pelayanan

kesehatan jemaah haji karena dengan adanya perumusan tujuan

tersebut maka dapat dijadikan dasar dalam pengorganisasian

sebagai wujud untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

b. Adanya garis kewenangan dari pimpinan kepada bawahan, dengan

adanya struktur organisasi dan pembagian tugas, maka garis

pelimpahan wewenang dan tanggung jawab organisasi dapat

berjalan dengan baik. Adapun untuk memberikan pelayanan

kesehatan jemaah haji selama di Embarkasi, KKP Kelas 1

Soekarno Hatta membentuk susunan organisasi yang terdiri dari:

Susunan Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Embarkasi Jakarta

Pondok Gede Tahun 2016 M/1437 H adalah sebagai berikut:7

1) Penanggung Jawab

5 Wawancara dengan Bpk. Yuliandri, SKM, M. Kes, selaku Ketua Administrasi danKeuangan. Tanggal 01-01-2016

6 Wawancara dengan Bpk. Yuliandri, SKM, M. Kes, selaku Ketua Administrasi danKeuangan. Tanggal 01-09-2016

7 Wawancara dengan Bpk. Yuliandri, SKM, M. Kes, selaku Ketua Administrasi danKeuangan. Tanggal 01-09-2016

Page 94: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

79

Adapun tugasnya adalah: a) memberikan saran, kritik serta ide-

ide kepada tim kesehatan. b) memberikan bantuan baik moril

ataupun materi. c) mencari solusi dan menyelesaikan setiap

permaslahan yang terjadi serta d) bertanggung jawab penuh

atas kegiatan yang dilakukan selama di asrama haji.

2) Ketua

Tugas utama seorang ketua adalah a) sebagai pemimpin yang

merencanaka, mengkoordinasi, mengontrol dan mengevaluasi

setiap pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan. b) melakukan

negosiasi untuk kemudahan program yang direncanakan. c)

bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilaksanakan. d)

memimpin dan menyetujui segala keputusan rapat. e)

memberikan teguran kepada tim jika tidak bekerja sesuai

keputusan yang telah disepakati. f) memberikan laporan kepada

atasan. g) memberikan surat perintah kepada bawahan serta h)

memberikan pembagian job atau membagi tugas para bawahan.

3) Wakil Ketua

Tugas dan fungsi wakil ketua adalah sebagai berikut: a)

membantu atau mewakili ketua dalam mengambil keputusan

atau memimpin rapat jika ketua berhalangan hadir atas izin dari

ketua. b) wakil ketua memiliki wewenang atas izin ketua

sebelumnya namun memiliki wewenang jika dalam keadaaan

darurat. c) memberi saran, kritik dan masukan baik lisan

Page 95: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

80

maupun tulisan. d) menggantikan ketua jika ketua keluar

daerah berdasarkan mandat dari ketua.

4) Tata Usaha

Adapun tugas dari Tata Usaha adalah melaksanakan

administrasi inventarisasi dan kelengkapan kebutuhan yang

diperlukan selama kegiatan berlangsung. Dalam kepanitian

Kesehatan Embarkasi tata usaha dibagi dalm 2 unit, 1) Unit

Administrasi dan keuangan yang bertugas melakukan

pencatatan dan pengeluaran kebutuhan selama kegiatan

berlangsung dan yang ke 2) unit Siskohat yang bertugas untuk

mendata dan melaporkan jumlah jemaah yang berangkat per

kloter dan mendata jemaah yang tidak jadi berangkat dengan

alasan penundaan, meninggal atau batal karena hal lain dengan

memberikan keterangannya serinci mungkin.8

5) Pelayanan Kesehatan

Bagian pelayanan kesehatan yang terdiri dari:

a) Unit pemeriksaan akhir yang bertugas 1) memeriksa

kesehatan jemaah dan memeriksa Buku Kesehatan Jemaah

Haji dan keterangan telah melakukan suntik vaksinisasi. 2)

memberikan gelang kepada jemaah sesuai dengan kriteria

penyakit mereka. 3) memberikan paket obatan dan masker

sebagai persiapan jemaah selama di Arab Saudi.

8 Wawancara dengan Bpk. Yuliandri, SKM, M. Kes, selaku Ketua Administrasi danKeuangan. Tanggal 01-09-2016

Page 96: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

81

b) Unit Polikklinik yang bertugas untuk memberikan

pemeriksaan lanjutan kepada jemaah yang sakit atau yang

tidak memenuhi kriteria sehat ketika di pemeriksaan akhir.

Pemeriksaan dasar ini dilakukan di ruangan poliklinik di

ruangan SG 2 di asrama haji dan apabila penyakit jemaah

parah maka dirujuk ke RS Haji Pondok Gede

6) Karantina dan Survelians Epidermiologi9

Uraian tugasnya adalah:

a) Pelaksanaan kekarantinaan. b) Pelaksanaan pelayanan

kesehatan. c) Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; d)

Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah,

penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali; e)

Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion,

biologi dan kimia; f) Pelaksanaan jejaring sentra / simpul

jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan

dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional; g)

Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesiapsiagaan dan

penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana

bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk

penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk; h)

Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di

lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; i)

9 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 2 Balikpapan, 11 Tugas Pokok dan Fungsi,http://www.kkpbalikpapan.or.id/index.php/profil/tugas-pokok-dan-fungsi/11-tugas-pokok-dan-fungsi, diakses 22 September 2016, jam 20.50 WIB.

Page 97: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

82

Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan,

kosmetika dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA)

ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan

OMKABA impor; j) Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat

angkut dan muatannya; k) Pelaksanaan pemberian pelayanan

kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas

darat negara; l) Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi

bidang kesehatan bandara, pelabuhan; m) Pelaksanaan kajian

kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans

kesehatan pelabuhan;

n) Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara,

pelabuhan, dan lintas batas darat negara; o) Pelaksanaan

ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.

7) Pengendalian Risiko Lingkungan10

a) Melaksanakan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi. b)

penyusunan laporan di bidang pengendalian vektor dan dan

binatang penular penyakit, c) pembinaan sanitasi

lingkungan, jejaring kerja, kemitraan, kajian dan

pengembangan teknologi, serta pendidikan dan pelatihan

bidang pengendalian risiko lingkungan di wilayah kerja

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

10 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Tanjung Priok, Tugas dan Fungsi BidangPengandalian Risiko Lingkungan, https://kkp1tanjungpriok.wordpress.com/2010/06/04/bidang-prl/, diakses 22 September 2016, jam 21.46 WIB.

Page 98: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

83

3. Penggerakan (Actuating)

Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Embarkasi Jakarta Pondok

Gede dan para pengurus dalam menggerakkan kegiatan-kegiatan

pelayanan kesehatan jemaah haji yang sesuai dengan surat keputusan

Menteri Kesehatan yang mengacu kepada buku pedoman

penyelenggara kesehatan haji, dijalankan berdasarkan kewajiban yang

telah diamanatkan. Pedoman penyelenggara kesehatan haji yang

dilaksankan oleh tim panitia kesehatan haji di Embarkasi Jakarta

Pondok Gede tidak lepas dari pembinaan, pelayanan dan perlindungan

jemaah haji pada saat pelaksanaan operasional ibadah haji di

Embarkasi.

4. Pengawasan (Controling)

Pengawasan yang dilakukan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji

bidang Kesehatan di Embarkasi Jakarta Pondok Gede dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan yakni dalam memberikan pelayanan

kesehatan kepada jemaah haji baik dari sisi bimbingan, penyuluhan

dan pelayanan kesehatan. Dengan adanya pengawasan maka akan

mengurangi kesalahan atau kekurangan sehingga kesalahan dan

kekurangannya dapat langsung diperbaiki.

Sebagai penunjang kesehatan jemaah haji, PPIH Bidang

Kesehatan Haji melakukan fungsi pengawasan dalam manajemen

sebagai berikut:

Page 99: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

84

Pertama, menentukan standar sebagai ukuran pengawasan.

Yaitu standar yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan sebuah

kegiatan adalah ketika kegiatan itu berjalan dengan baik, sesuai dengan

tujuan, sasaran, dan target yang diinginkan tercapai. Sebagai

contohnya dalam hal pelaksanaan pengawasan ketika petugas

kesehatan kloter menghadap panitia pelaksana ibadah haji Embarkasi

bagian pelaporan untuk melaporkan dan menerima arahan serta

mengambil buku yang harus diisi selama melakukan perjalanan untuk

mendata semua keadaan jemaah baik selama di perjalanan, maupun di

tanah suci. Yang bertujuan untuk memberikan arahan agar setiap

petugas selalu mencatat pelaporan keadaan jemaah haji yang tergabung

di dalam kloternya disetiap rangkaian acara dan akan dilaporkan ketika

sudah sampai lagi di tanah air.

Kedua, menentukan pengukuran pelaksanaan secara tepat, agar

kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan terukur. Contonya

ketika jemaah haji sudah sampai maka diberikan pemeriksaan akhir,

setiap jemaah akan berbeda hasilnya. Setiap jemaah diberi bekal obat,

masker dan semprotan untuk menyemprot wajah dengan air zam-zam.

Jemaah yang memenuhi standar pemeriksaan kesehatan non-risti maka

tidak akan diberi gelang tambahan, untuk jemaah yang sakit maka

akan diberikan gelang sebagai alat deteksi dalam rangka penerapan

pengendalian faktor resiko bagi jemaah Haji. Untuk gelang berwarna

Merah, disematkan pada jemaah dengan usia diatas 60 tahun dan

memiliki penyakit tertentu yang membutuhkan pengawasan. Kuning

Page 100: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

85

diberikan kepada jemaah yang berusia kurang dari 60 tahun yang

memiliki penyakit tertentu dan membutuhkan pengawasan. Hijau

disematkan untuk jemaah berusia lebih dari 60 tahun, tanpa penyakit

tertentu dan membutuhkan pengawasan.

Ketiga, himbauan kepada seluruh jemaah untuk selalu menjaga

kesehatan dan menjaga makanan, arahan dan himbauan ini

dilaksanakan di masjid ketika jemaah selesai melaksanakan sholat

berjemaah, disini jemaah diberi gambaran untuk banyak minum karena

keadaan suhu di Arab Saudi yang sangat panas, dan solusi bagaimana

cara mengatasi toilet antri dengan menggunakan Kantong Urine

sebagai pengganti toilet darurat ketika antrian panjang.

Empat membandingkan pelaksanaan dengan standar yang telah

ditetapkan, hal ini dapat dilihat dari hal penunjang kesehatan jemaah

haji, sarana penunjang ini bisa berupa alat medis yang lengkap

sehingga apapun penyakit jemaah bisa segera diobati dan ditangani

dengan alat yang telah tersedia. Kursi roda untuk membantu jemaah

yang sudah tidak bisa berjalan atau yang memang kesehariannya

menggunakan kursi roda, dengan adanya penyediaan yang banyak

memudahkan jemaah untuk tetap ke masjid walaupun dengan kursi

roda karena jika kursi roda banyak maka tidak harus bergantian

menggunakannya. Poliklinik yang tersedia apakah mampu melayani

jemaahnya, serta sarana mobil untuk mengangkut jemaah ke

penginapan dan ambulance untuk mengantarkan jemaah yang sepuh

serta yang perlu dirujuk ke rumah sakit, apakah alat yang tersedia

Page 101: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

86

sudah memenuhi kriteria atau standar kesehatan yang telah ditetapkan

dan mencapai apa yang diinginkan.

Lima, melakukan tindakan koreksi jika ada penyimpangan

dalam proses kegiatan, jika ada kekeliruan maka harus segera

diperbaiki.

Tabel. 4.1Pengawasan Kesehatan di Asrama Haji Jakarta Pondok Gede

NOPENGAWASAN KESEHATAN

DI ASRAMA HAJI JAKARTA PONDOK GEDE

1. Jumlah kloter Embarkasi

Jakarta Pondok Gede ada

46 Kloter.

- DKI: 14 kloter.

- LPG: 13 kloter.

- Banten: 17.

- 1 Kloter gabungan antara Jemaah Haji

DKI & Banten: Kloter 45, total Jemaah

Haji 392 orang.

- 1 Kloter gabungan antara Jemaah Haji

DKI + Banten + Lombok + Ujung

pandangan dan Aceh: Kloter 46, total

Jemaah Haji 344 orang.

2. Jumlah Jemaah Haji yang

melalui P3 di Asrama

Haji Jakarta Pondok Gede

ada 12.535 orang.

- Banten: 6736 orang.

- DKI: 5799 orang.

3. Jemaah Haji yang dirujuk

ada 85 orang.

- 82 dirujuk ke RS haji.

- 3 dirujuk ke RSPI.

4. Jemaah Haji yang ditunda

ada 13 orang.

- 4 orang karena baru vaksin Meningitis

Meningkokus

- 9 orang karena sakit

5. Jemaah Haji yang batal

berangkat ada 23 orang.

- CKD on HD stadium V (Lima): 15

orang.

- Psikosis: 1 orang.

Page 102: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

87

- TB BTA (+): 1 orang.

- Dementia: 2 orang.

- Anemia: 2 orang.

- 2 orang pendamping Jemaah Haji CKD

on HD.

6. Pemeriksaan sanitasi

pesawat, asrama haji dan

jasa boga.

- Hasil rata-rata baik.

7. Kejadian Luar Biasa di

Asrama Haji Pondok

Gede.

- Tidak ada.

5. Evaluasi (Evaluating)

Evaluasi dalam suatu organisasi sangat penting, dengan adanya

evaluasi kita dapat mengetahui hasil pekerjaan yang telah kita lakukan.

Apakah yang dilakukan sudah berjalan maksimal sudah sesuai harapan

atau belum? Apakah tujuan dan sasaran sudah tercapai atau belum?

Atau apakah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan surat perintah

yang ada atau tidak?

Untuk mengetahui itu semua, maka Panitia bagian kesehatan di

Embarkasi Jakarta Pondok Gede melakukan pertemuan evaluasi

pemeriksaan kesehatan jemaah haji, dilaksanakan setelah rangkaian

seluruh pemberangkatan dari Embarkasi dan Pemulangan dari

Debarkasi selesai. Evaluasi dilaksanakan sehari penuh dengan

melibatkan Kemenag, Kemenkes, dan Dinas yang membahas tentang

kendala-kendala yang dihadapi. Sebagai contoh adanya jemaah yang di

lapangan tidak membawa obat, karena tim kesehatan tidak mungkin

Page 103: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

88

menyiapkan semua jenis obat atau obat khusus yang mereka

gunakan.11

Menurut analisis penulis berdasarkan pengamatan yang dilakukan

di Asrama Haji Jakarta Pondok Gede, perencanaan, pengorganisasian,

pengawasan serta evaluasi yang dilakukan tim petugas kesehatan sudah

sangat baik dengan adanya koordinasi dan komunikasi tugas yang jelas

antara tim yang bertugas, baik kesehatan, kanwil, UPT Asrama Haji,

bagian Imigrasi yang mengurus paspor jemaah hingga bank yang bertugas

memberikan uang living cost, semuanya saling mendukung satu sama lain

dalam memberikan pelayanan selama di asrama. Pelayanan administrasi

one stop service yang sangat membantu semua pihak, kemudian adanya

bimbingan manasik untuk terakhir sebelum pemberangkatan sebagai

gambaran keadaaan di Arab Saudi, manasik di Asrama Haji dilakukan di

depan masjid yang ada Ka’bah, Sa’i hingga pelemparan jumroh juga ada

sehingga jemaah sudah ada bayangan, akomodasi yang disiapkan selama

di asrama haji adalah 2 bus dari Kemenag yang akan mengantarkan

jemaah ke gedung penginapan setelah selesai di SG2, 1 ambulance untuk

mengantarkan jemaah rujukan ke RS dan mengantarkan jemaah lansia ke

gedung, 1 mobil ambulance dari KKP Kelas 1 Soekarno Hatta yang

mengiringi jemaah ke bandara Halim Perdana Kusuma yang diantarkan

oleh Damri serta adanya mobil wara-wiri untuk memenuhi kebutuhan

jemaah yang ingin ke masjid.

11 Wawancara dengan dr. Theresia Hermini SW, selaku Kasi Kesehatan Matra dan LintasWilayah KKP Soekarno Hatta. Tanggal 30-08-2016

Page 104: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

89

Setelah masuk asrama maka jemaah akan aman baik dari tamu

yang datang maupun dari hal-hal penipuan yang tidak diinginkan, seperti

tahun-tahun kemaren di Asrama haji Lampung banyak jemaah yang ditipu

dalam penukaran living cost dan banyak barang jemaah yang hilang karena

banyaknya orang yang tidak dikenal masuk Asrama Haji maka dari itu

untuk tahun ini penjagaan di pintu Asrama Haji sangat ketat, karena ketika

jemaah masuk atau berangkat maka Asrama Haji menjadi tempat yang

sangat steril untuk dikunjungi, yang boleh masuk hanya petugas dan

panitia serta pedagang yang memiliki kartu pengenal dari Asrama Haji

sendiri, bahkan ketika Magrib sampai sebelum Isya tidak ada satu

orangpun yang boleh masuk dan keluar Asrama Haji ssekalipun itu

petugas.

Untuk makanan jemaah tidak boleh makan dan belanja makanan di

luar Asrama ketika sudah melakukan pemeriksaan sampai berangkat,

jemaah sudah diberikan makan 3x sehari dari katering yang menunya

berbeda-beda tapi sudah mendapatkan izin dari tim kesehatan. Jemaah

juga diberikan makanan pendukung seperti roti, jus, buah-buhan, minuman

kopi dan teh yang disediakan oleh bagian katering yang disetiap ruang

makan gedung sudah ada. Jadi jemaah tidak ada lagi yang harus dibeli di

luar, ini merupakan cara tim panitia mengawasi keadaan jemaah biar tidak

terserang penyakit.

Page 105: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

90

B. Bentuk Pelayanan Kesehatan Terhadap Jemaah Haji Pada Musim

Haji 2016 di Embarkasi Jakarta Pondok Gede.

Rangkaian pemeriksaan kesehatan pada saat kedatangan di

embarkasi haji adalah sebagai berikut:12

1. Pemeriksaan kesehatan semua jemaah haji saat tiba di embarkasi

terdiri dari:

a. Pemeriksaan dokumen kesehatan (Buku Kesehatan Jemaah Haji,

dan Surat Keterangan Imunisasi Meningitis/ICV).

b. Pemeriksaan kesehatan jemaah haji

c. Rujukan jemaah haji sakit ke Rumah Sakit rujukan embarkasi

d. Rujukan jemaah haji juga ke Rumah Sakit rujukan embarkasi juga

diberlakukan pada jemaah usia lanjut (60 tahun lebih) atau jemaah

hamil yang belum memeriksakan kesehatannya pada Pemeriksaan

Kesehatan Kedua di Rumah Sakit serta jemaah yang belum

mendapat imunisasi meningitis.

2. Poliklinik Embarkasi dan Debarkasi bagi jemaah haji sakit atau

konsultasi kesehatan pada saat tiba di embarkasi/debarkasi

3. Rujukan dan Perawatan di Rumah Sakit bagi jemaah haji sakit yang

dirujuk oleh PPIH Bidang Kesehatan Embarkasi/Debarkasi

4. Rujukan ke daerah tempat tinggal bagi jemaah haji sakit yang dirujuk

oleh PPIH bidang Kesehatan Embarkasi/Debarkasi.

5. Pemeriksaan kesehatan jemaah haji saat kepulangan (debarkasi).

12 Sumber paper, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 422 SK VI tahun2009, tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia (Jakarta: Menteri KesehatanRI, 2009), h. 16

Page 106: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

91

6. Pemberian alert card K3JH (Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah

Haji) kepada setiap jemaah haji.

Berdasarkan analisis penulis, dapat disimpulkan bahwa bentuk

pelayanan kesehatan yang diberikan kepada jemaah haji pada musim haji

2016 di Embarkasi Jakarta Pondok Gede sudah sangat bagus dan efisien

terhadap waktu. Dengan adanya pelayanan pelayanan satu atap atau One

Stop Service memudahkan semua pihak dalam melakukan administrasi,

baik petugas maupun jemaah haji. Ketika jemaah baru datang maka akan

dipersilahkan masuk ruangan steril (Gedung SG2) untuk mendapatkan

beberapa macam pelayanan baik dari bidang kesehatan maupun bidang

lainnya, disini semua keperluan dan administrasi jemaah serta kebutuhan

jemaah selama di Arab Saudi diberikan.

Pertama jemaah akan disambut oleh panitia bagian penerangan luar

untuk menginformasikan tempat duduk dan antrian jemaah, bagi yang

lansia dan yang sakit (menggunakan kursi roda) maka akan diberikan

tempat duduk antrian pertama dan paling depan oleh panitia supaya lebih

cepat menyelesaikan urusan pemeriksaannya, jamah udzur (lansia) dan

yang menggunakan kursi roda akan dibantu membimbing dan

mendorongnya sampai ke penginapan oleh tim petugas atau mahasiswa

UIN Jakarta yang melakukan Praktikum. Ketika semuanya sudah duduk

maka petugas dari Kanwil (Sesuai asal kloter) akan memberikan arahan

dan himbauan kepada jemaah serta menggambarkan cuaca di Arab dan

menjelaskan apa saja yang harus diselesaikan di ruangan SG2. Setelah itu

jemaah akan menjalani pemeriksaan kesehatan, di meja kesehatan yang

Page 107: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

92

terdiri dari 5 meja laki-laki dan 5 meja perempuan akan memeriksa buku

keterangan Imunisasi Meningitis jemaah, jika ada yang belum maka

keberangkatannya akan ditunda, penundaan ini bisa sampai 10 hari

lamanya setelah diberikan suntik di Embarkasi.

Kemudian kesehatan jemaah diperiksa dan diberikan gelang

sebagai tanda pengingat, gelang merah untuk jemaah jemaah lansia di atas

60 tahun dan berpenyakit, gelang kuning untuk jemaah di bawah 60 tahun

dan berpenyakit, sedangkan gelang warna hijau untuk jemaah yang

berumur di atas 60 tahun tetapi masih sehat. Setelah diberikan ggelang,

jemaah yang kondisi kesehatannya maka akan dilanjutkan bagian

berikutnya diantaranya penyerahan SPMA, pengambilan kartu gedung dan

makan, pengambilan gelang besi sebagai pengganti identitas disana,

pngeambilan paspor dan dapih serta pengambilan uang living cost sebesar

1500 riyal. Sedangkan bagi jemaah yang sakit atau belum memenuhi

kriteria istithaah berdasarkan peraturan kesehatan akan dirujuk ke

poliklinik yang berada di depan pintu masuk ruangan SG2, jemaah akan

didampingi oleh petugas kesehatan. Ketika di poliklinik tidak sanggup dan

harus dirujuk ke RS Haji maka petugas ambulance akan mengantarkannya

sampai jemaah itu mendapatkan kamar, setelah sehat maka akan diurus

lagi seat yang kosong untuk memasukkan jemaah yang dirawat yang

sebelumnya diundur pemberangkatannya.

Semua rangkaian ini sangat baik dan mendukung kesehatan jemaah

dan memberikan kemudahan kepada jemaah, hanya saja ada beberapa

faktor yang masih harus diperbaiki. Seperti kurangnya perhatian tim

Page 108: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

93

kesehatan KKP Kelas 1 Soekarno Hatta ketika merujuk jemaah ke RS

Asrama Haji Pondok Gede, harusnya petugas ambulance ditemani dalam

menangani jemaah yang dirawat disana, karena banyaknya pertanyaan

jemaah tentang penaykit dan obat yang akan dibawanya membuat petugas

ambulance tidak bisa menjawab karena memang bukan bidang

keilmuwannya, jadi mereka akan menjawab apa adanya sehingga jemaah

kurang puas. Kemudian kurangnya armada ambulance juga mengharuskan

jemaah menunggu lama, karena hanya ada 1 ambulance yang

mengantarkan jemaah rujukan, mengantarkan jemaah ke asrama bagi

jemaah udzur dan sakit, jemaah harus menunggu lama ambulance untuk

mengantarkannya dan petugas ambulance jadi sibuk setiap saat.

C. Ketentuan Jemaah Haji yang dapat Diberangkatkan Setelah Melalui

Proses Pemeriksaan Kesehatan Akhir Pada Musim Haji 2016 di

Embarkasi Jakarta Pondok Gede

Jemaah yang dapat diberangkatkan adalah jemaah yang istithaah

dari segala aspek, walaupun jemaah sudah melakukan pemeriksaan

kesehatan beberapa kali atau bahkan sudah mendapatkan Surat Panggilan

Masuk Asrama (SPMA), namun belum tentu mereka dapat

diberangkatkan. Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 15 Tahun 2016 yang merupakan Undang-Undang baru tentang

kesehatan haji, jemaah yang dapat diberangkatkan adalah:13

13 Wawancara dengan dr. Theresia Hermini SW, selaku Kasi Kesehatan Matra dan LintasWilayah KKP Soekarno Hatta. Tanggal 30-08-2016

Page 109: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

94

1. Jemaah haji yang sudah mendapatkan suntik meningitis. Contoh,

Jemaah perempuan yang hamil tidak boleh melakukan suntik

meningitis, otomatis mereka tidak boleh diberangkatkan.

2. Jemaah yang tidak dalam proses cuci darah.

3. Jemaah yang terbebas dari virus TBC.

4. Jemaah yang terbebas dari HB rendah yaitu di bawah 8,5 karena jika

HB rendah maka akan bermasalah di regulasi penerbangan karena di

pesawat tekanan udaranya tinggi bisa mengakibatkan pingsan.

5. Jemaah yang sudah bebas dari HB 7 karena terpaksa harus di transfuse

dulu sampai HBnya naik, rata-rata 9-10 baru boleh diberangkatkan.

6. Jemaah yang terbebas dari gagal ginjal, karena gagal ginjal tidak boleh

lagi untuk tahun ini. Sebagai contoh, 2 bulan yang lalu jemaah haji

tahun lalu yang terkena hitsruk baru bisa dipulangkan, jemaah ini

berasal dari Padang.

Berdasarkan analisis penulis, Peraturan Mentri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 2016 yang merupakan Undang-Undang baru

tentang kesehatan haji sangat membantu tim petugas yang bertugas

melayani jemaah, baik yang di Tanah suci maupun di tanah Air. Dengan

adanya peraturan kesehatan yang baru, berbeda dari tahun sebelumnya,

ketika jemaah yang cuci darah masih boleh berangkat, tahun ini

pemerintah Arab benar-benar menegaskan lagi agar tidak terlalu

membebani mereka para petugas disana. Ketika jemaah yang sakit, cuci

darah atau jemaah yang tidak tergolong istithaah tetap dipaksa untuk bias

berangkat, yang ada sampai disana mereka bukan beribadah tapi malah

Page 110: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

95

masuk rumah sakit, hal ini tentu membuat panitia bahkan pemerintah Arab

sendiri terbebani. Seperti kasus jemaah tahun lalu yang baru dipulangkan 2

bulan belakangan karena sakit, semua biaya pemulangannya di tanggung

Arab Saudi.

Peraturan ini sangat membantu semua pihak, walaupun secara

kasat mata merugikan jemaah yang sudah terpanggil tapi tidak bisa

berangkat gara-gara penyakit yang dideritanya. Semua orang atau jemaah

sebagian besar berkeinginan untuk meninggal disana, makanya

memaksakan diri untuk tetap bisa berangkat. Tapi disisi lain, ketika orang

yang sakit atau yang tidak memenuhi kriteria istithaah tetap

diberangkatkan mereka bukannya meninggal disana akan tetapi malah

merepotkan orang banyak.

Peraturan baru ini kurang sosialisasi kepada jemaah maka mereka

jamah masih belum mengerti. Sebagai contoh, ada seorang jemaah yang

harusnya berangkat dari Embarkasi Jakarta Bekasi, karena beliau hamil

dan belum melakukan suntik meningitis, pihak kesehatan Embarkasi

menolak pemberangkatannya namun karena belum paham dengan aturan

undang-undang dan juga dampak bagi kesehatannya dan orang banyak,

jemaah ini tetap memaksakan untuk berangkat tanpa suntik dan

mengurusnya ke Embarkasi Jakarta Pondok Gede, tapi tetap ditolak karena

semua aturan kesehatan sama.

Dengan adanya kriteria sehat jemaah yang diperbolehkan

berangkat akan sangat mendukung tim petugas, karena di dalam 1 kloter

hanya ada 5-7 orang petugas dan hanya 3 orang petugas yang menangani

Page 111: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

96

bidang kesehatan. 3 orang inilah yang akan menangani jemaah walaupun

nanti ada juga petugas Daker dan tim kesehatan yang membantu.

D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Memberikan

Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji Pada Musim Haji 2016 di

Embarkasi Jakarta Pondok Gede

Faktor pendukung dan penghambat penulis muat dalam sebuah

analsis SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang

digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan

(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu

proyek atau suatu spekulasi bisnis.14

Faktor pendukung memuat kekuatan (strengths) dan peluang

(opportunities), diantaranya:

1. Faktor Pendukung Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji 15

a. Yang menjadi kekuatan (strengths) dari kegiatan ini adalah:

1) Adanya dukungan penuh dari pemerintah seperti anggaran dana

pembiayaan dan SOP tertulis sehingga tugas yang diberikan

serta kegiatan yang dijalankan jelas dan lancar.

2) Termasuk ke dalam kegiatan yang langsung dibawah

kementrian.

3) SDM yang cukup dan terpenuhi kebutuhan selama kegiatan ini

berlangsung.

14 Wikipedia, Analisis SWOT, https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT, diakses 22September 2016, jam 22.00 WIB.

15 Wawancara dengan dr. Theresia Hermini SW, selaku Kasi Kesehatan Matra dan LintasWilayah KKP Soekarno Hatta. Tanggal 30-08-2016

Page 112: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

97

4) Koordinasi yang baik antara lembaga yang terlibat seperti

kemenag, kemenkes dan UPT asrama Haji.

5) Metode yang dijalankan sudah baik dan mendukung

kemudahan kegiatan. Contohnya dengan membuka 5 meja

untuk menerima jemaah haji dan melakukan pemeriksaan

kesehatan sebelum masuk penginapan sehingga lebih cepat

dalam proses administrasinya.

b. Karena jumlah jemaah dan keinginan umat Islam semakin

meningkat untuk melaksanakan ibadah haji, maka banyak Peluang

(opportunities) yang didapatkan, diantaranya:

1) Haji merupakan keinginan semua umat Islam, hal ini

menjadikan peluang baru bagi pihak yang terlibat untuk

membuka usaha penyediaaan kebutuhan terutama kebutuhan

kesehatan dan sanitasi haji yaitu adanya penyediaan kantong

peepis sebagai bentuk mewujudkan dan mengambil peluang

usaha.

2) Dengan meningkatnya jumlah jemaah maka meningkat pula

pembimbing dan petugas kesehatan yang harus berangkat,

sehingga para petugas yang sesuai kebutuhan (misalnya

petugas kesehatan) tidak harus menunggu lama untuk berhaji,

karena banyak kesempatan untuk menjadi petugas.

Sedangkan faktor penghambat memuat kelemahan (weaknesses)

dan ancaman (threats), diantaranya:

Page 113: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

98

2. Faktor Penghambat Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji

a. Kelemahan (weaknesses) dari kegiatan ini yaitu:

1) Kurangnya tenaga medis dari PPIH embarkasi yang

mendampingi jemaah ketika jemaah sakit dan dirujuk ke rumah

sakit sehingga jemaah tidak bisa berkonsultasi banyak tentang

penyakitnya dalam ketentuan laik terbang.

2) Kurangnya fasilitas ambulance untuk mengantarkan dan

memenuhi kebutuhan jemaah sehingga jemaah harus

menunggu ketika harus masuk dan diantarkan ke gedung

penginapan, atau rumah sakit.

3) Belum ada permenkes karantina kesehatan jemaah haji sebagai

payung hukum, permenkes 15 tahun 2016 belum memuat peran

KKP di embarkasi.

b. Adapun ancaman (threats) selama kegiatan ini berlangsung adalah:

1) Banyaknya jemaah haji yang tidak memenuhi aturan sehat dan

memaksakan diri untuk berangkat, sehingga menambah beban

petugas dan mengurangi kepercayaan Arab Saudi terhadap

jemaah Indonesia, karena pemerintah masih meloloskan

padahal dari pemerintah sendiri sudah melarang tapi jemaah

kurang memahami.

2) Kurang patuhnya jemaah terhadap aturan pemerintah, contoh

ketika sudah dilarang makan diluar ketika sudah masuk asrama,

dikhawatirkan akan memicu kesehatan jemaah, tapi mereka

masih melakukan dan tidak menghiraukan ancaman tersebut.

Page 114: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

99

3) Ada jemaah yang sakit dadakan contohnya ada yang asmanya

kambuh sehingga harus dirujuk kembali.

4) Seringnya keterlambatan ketika datang dan masuk ke asrama

haji sehingga telat juga melakukan pemeriksaan kesehatannya.

Keterlambatan bisa mempengaruhi kloter berikutnya yang

sudah terjadwal, sehingga sering terjadi penumpukan jemaah.

Sebagai contoh, jemaah yang terhitung dalam kloter DKI

sering datang berkelompok dan terlambat sehingga

menyulitkan tim panitia untuk melayani. Kloter Banten datang

lebih cepat dari waktu yang ditentukan, ada beberapa kloter

yang tabrakan karena kloter DKI yang harusnya masuk jam 3

sore baru datang sebelum magrib, dan kloter Banten yang

harusnya masuk jam 9 malam sudah datang sebelum magrib,

sehingga terjadi penumpukan jemaah dan kloter Banten yang

datang terlalu cepat harus diamankan dulu ke masjid.16

5) Jemaah yang datangnya sedikit-sedikit untuk kloter DKI (tidak

sesuai jadwal), sehingga mempersulit petugas untuk melakukan

pemeriksaan, pelaporan dan istirahat.17

Berdasarkan pengamatan penulis selama penelitian, faktor

pendukung dan faktor penghambat dalam sebuah kegiatan sudah pasti ada.

16 Wawancara dengan Bpk. Yuliandri, SKM, M. Kes, selaku Ketua Administrasi danKeuangan. Tanggal 30-08-2016

17 Wawancara dengan dr. Theresia Hermini SW, selaku Kasi Kesehatan Matra dan LintasWilayah KKP Soekarno Hatta. Tanggal 30-08-2016

Page 115: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

100

Apalagi kegiatan yang melibatkan orang banyak, kegiatan melayani tamu

Allah agar mempermudah mereka sampai ke Tanah Haram.

Dalam kegiatan ini banyak faktor yang mendukungnya, karena haji

merupakan program dan kegiatan yang berada di bawah pemerintah dan

haji Indonesia merupakan jemaah terbanyak, serta jadwal menunggu

keberangkatan yang lama. Sehingga banyak pihak yang ikut serta dalam

mensukseskan kegiatan ini. Walaupun banyak pihak yang terlibat, tidak

membuat kegiatan di Asrama Haji ini tergangggu, bahkan sangat

membantu karena semua pihak yang ikut serta dalam kepanitian

melakukan koordinasi yang baik antara yang satu dan yang lainnya.

Pembagian tugas sesuai dengan bidangnya menambah kemudahan

kepada panitia dalam menyelesaikan pelayanannya. SDM yang cukup

menjadi faktor pendukung jalannya kepanitian, dengan adanya SDM maka

kebutuhan jemaah dan kebutuhan tim pelaksana seperti makan dan uang

sakunya terpenuhi. Ketika semua kebutuhan telah terpenuhi maka

semangat kerja akan meningkat.

Metode pembukaan meja yang banyak juga menjadi faktor

pendukung tim kesehatan sehingga pemeriksaannya cepat dan mudah

diselesaikan. Namun, walaupun dari pihak panitia pelaksana dan

pemerintah sudah menyiapkan semaksimal mungkin namun kendalan di

lapangan tetap ada sebagai faktor penghambat jalannya kegiatan dengan

baik. Salah satu faktor yang menghambatnya adalah jemaah yang

datangnya sering terlambat, sedikit-sedikit dan tidak menyeluruh. Ketika

jemaah datang tidak sesuai dengan jadwal, dan sedikit-sedikit maka akan

Page 116: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

101

mempersulit tim panitia untuk melakukan pemeriksaan hingga sampai ke

penginapan, karena semua panitia harus bekerja 2 kali. Misalnya, untuk

memberikan arahan sebelum administrasi dilaksanakan, PPIH Embarkasi

Jakart Pondok Gede akan memberikan arahan sebelum dimulai, kalau

jemaah dari Banten yang datang maka yang bertugas Kanwil Banten

begitu juga sebaliknya, ketika jemaah datang sedikit maka presentasi

dilakukan berkali-kali setiap ada rombongan yang datang. Begitu juga

denagn petugas kesehatan yang seharusnya sudah istirahat masih dalam

proses melayani.

Page 117: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

102

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan uraian dan pengertian mengenai “Manajemen Pelayanan

Kesehatan Jemaah Haji Pada Musim Haji 2016 di Embarkasi Jakarta Pondok Gede”

yang telah diuraikan sebelumnya dalam beberapa bab yang dikumpulkan melalui

proses penelitian dengan melakukan studi kepustakaan, pengamatan, dan

wawancara. Maka dalam bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan

dari penelitian yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan beberapa kesimpulan

dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Manajemen Pelayanan Kesehatan Terhadap Jemaah Haji di Embarkasi

Jakarta Pondok Gede 2016 sudah sangat bagus dan menjalankan tugas

berdasarkan fungsi manajemen yang terdiri dari perencaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan sebagai proses

berjalannya kegiatan. Dengan adanya perencanaan yang tersusun,

pengorganisasian yang terstruktur, penggerakan yang berjalan sesuai

rencana serta evaluasi memudahkan kinerja dalam memberikan

pelayanan kepada jemaah dalam meningkatkan status kesehatan dan

kemandirian jemaah dalam melaksanakan ibadah haji.

Page 118: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

103

2. Adapun bentuk pelayanan yang diberikan kepada jemaah selama di

Embarkasi adalah sebagai berikut: Pemeriksaan kesehatan semua

jemaah haji saat tiba di embarkasi terdiri dari : a) Pemeriksaan dokumen

kesehatan (Buku Kesehatan Jemaah Haji, dan Surat Keterangan

Imunisasi Meningitis/ICV). b) Pemeriksaan kesehatan jemaah haji. c)

Rujukan jemaah haji sakit ke Rumah Sakit rujukan embarkasi. d)

Rujukan jemaah haji juga ke Rumah Sakit rujukan embarkasi juga

diberlakukan pada jemaah usia lanjut (60 tahun lebih) atau jemaah hamil

yang belum memeriksakan kesehatannya pada Pemeriksaan Kesehatan

Kedua di Rumah Sakit serta jemaah yang belum mendapat imunisasi

meningitis. e) Poliklinik Embarkasi dan Debarkasi bagi jemaah haji

sakit atau konsultasi kesehatan pada saat tiba di embarkasi/debarkasi. f)

Rujukan dan Perawatan di Rumah Sakit bagi jemaah haji sakit yang

dirujuk oleh PPIH Bidang Kesehatan Embarkasi/Debarkasi. g) Rujukan

ke daerah tempat tinggal bagi jemaah haji sakit yang dirujuk oleh PPIH

bidang Kesehatan Embarkasi/Debarkasi. h) Pemeriksaan kesehatan

jemaah haji saat kepulangan (debarkasi). i) Pemberian alert card K3JH

kepada setiap jemaah haji.

3. Tidak semua jemaah yang telah mendapatkan Surat Panggilan Masuk

Asrama (SPMA) dapat berangkat ke tanah suci, karena di Embarkasi

diberikan test kesehatan terakhir untuk mendapatkan izin layak pergi

atau tidak. Di Embarkasi jemaah diberi beberpa gelang yang berbeda

warnanya sebagai penanda kesehatan jemaah. Adapun jemaah yang bisa

diberangkatkan adalah sebagai berikut: a) Jemaah haji yang sudah

Page 119: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

104

mendapatkan suntik meningitis. Contoh, jemaah perempuan yang hamil

tidak boleh melakukan suntik meningitis, otomatis mereka tidak boleh

diberangkatkan. b) Jemaah yang tidak dalam proses cuci darah. c)

Jemaah yang terbebas dari virus TBC. d) Jemaah yang terbebas dari HB

rendah yaitu di bawah 8,5 karena jika HB rendah maka akan bermasalah

di regulasi penerbangan karena di pesawat tekanan udaranya tinggi bisa

mengakibatkan pingsan. e) amaah yang sudah bebas dari HB 7 karena

terpaksa harus di transfuse dulu sampai HBnya naik, rata-rata 9-10 baru

boleh diberangkatkan. f) Jemaah yang terbebas dari gagal ginjal, karena

gagal ginjal tidak boleh lagi untuk tahun ini. Sebagai contoh, 2 bulan

yang lalu jemaah haji tahun lalu yang terkena hitsruk baru bisa

dipulangkan, jemaah ini berasal dari Padang.

4. Setiap kegiatan yang dilakukan tidak lepas dari hambatan dan

dukungan. Adapun faktor penghambat tim kesehatan adalah sebagai

berikut: a) sering terjadi keterlambatan jemaah untuk memenuhi

panggilan masuk asrama. b) jemaah yang datang sedikit-sedikit

sehingga mengharuskan panitia memberikan pelayanan berkali-kali. c)

adanya jemaah yang dadakan sakit ketika sudah saatnya berangkat. Dan

faktor pendukung dalam memberikan pelayanan ini adalah: a)

koordinasi yang baik antara pihak yang terlibat. b) SDM yang cukup

baik dari tenaga maupun peralatan medis. c) anggaran yang digunakan

langsung dari pemerintah. d) metode yang dijalankan sangat baik

dengan membuka 5 meja pelayanan sekaligus (5 perempuan dan 5 untuk

laki-laki)

Page 120: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

105

B. Saran

1. Diharapkan lebih mempertegaskan peraturan dan undangan bagi jemaah

khusus panggilan masuk asrama agar tidak ada lagi penumpukan jemaah

yang datang.

2. Sosialisasi bagi pengurus provinsi atau petugas kloter agar jemaah yang

datang dan masuk asrama datang secara bersamaan dan menyeluruh,

untuk memudahkan petugas dalam memberikan pemeriksaan dan

pelayanan hingga jemaah bisa cepat sampai ke gedung asrama untuk

beristirahat.

3. Menyediakan sarana pelayanan kesehatan yang sesuai dan berkualitas

baik, untuk menunjang pelayanan dan kemudahan jemaah selama

berada di asrama haji. Sebagai contoh: Memperbanyak kursi roda

sehingga jemaah bisa memakai kursi roda untuk ke masjid bagi yang

membutuhkan.

4. Perlunya pendamping dari KKP Kelas 1 Soekarno Hatta untuk mewakili

rujukan ke rumah sakit sehingga mengetahui secara langsung kondisi

kesehatan jemaah yang bisa diberangkatkan antara petugas KKP Kelas

1 Soekarno Hatta dengan dokter rumah sakit yang dirujuk agar dapat

mengkonfirmasikan kepastian berangkat jemaah haji secara jelas.

Page 121: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

106

DAFTAR PUSTAKA

Ambary, Hasan Muarif., dkk. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,

2001.

Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara,

1996.

Departemen Agama R.I. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Jakarta. TA’LIMATUL HAJI: Peraturan Pemerintah Arab Saudi Tentang

Penyelenggaraan haji. Jakarta: Direktorat Jenderal Penerangan, Humas dan

Penyuluhan Arab Saudi, 2002.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam; Jemaah. Jakarta: Ichtiar

Baru Van Hoeve, 1997.

Ditjen PHU, Kementerian Agama RI. Dinamika dan Perspektif Haji Indonesia.

Jakarta: Ditjen PHU Kemenag RI CV. Duta Peraga, 2010.

Gani, Ascobat. Aspek-aspek Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Rajawali Press, 1995.

Hadari, Nawawi. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1992.

Hasibuan, Malayu SP. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta:

Gunung Agung, 1986.

Herlambang, Susatyo dan Arita Murwani. Cara Mudah Memahami Manajemen

Kesehatan dan Rumah Sakit. Yogyakarta: Gosyen publishing, 2012.

Herujito, Yayat M. Dasar-dasar manajemen. Jakarta: Grasindo, 2001.

Kadarman, AM. dan Yusuf Udaya. Pengantar lmu Manajemen: Buku Panduan

Mahasiswa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994.

Page 122: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

107

Kartono, Ahmad. Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan Ibadah Haji:

Menurut Empat Mazhab. Jakarta:2016.

Kasmir. Etika Customer Service. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005.

Kemenag RI Dirjen PHU. Realita Haji Indonesia. Jakarta: Kementrian RI Dirjen

PHU, 2008.

Kemenkes RI Tahun 2014. Pedoman Teknis Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji.

Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2014.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 422 SK VI tahun 2009.

tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia. Jakarta:

Menteri Kesehatan RI, 2009.

Madjid, Nurcholish. Perjalanan Religius Umrah dan Haji. Jakarta: Paramadina,

1997.

Moekijat. Kamus Manajemen. Bandung: CV. Mandar Maju, 1990.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2010.

Mughniyah, Muhammad Jawab. Fiqh Lima Mazhab. Jakarta: Lentera, 2011.

Muninjaya, A. A. Gde. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC, 2004.

Nizam, Ahmad dan Alatif Hasan. Manajemen Haji. Jakarta: Zikru Hakim, 2000.

Noor, Juliansyah. Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Imiah.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

---------------------. Penelitian Ilmu Manajemen: Tinjauan Filosofis dan Praktis.

Jakarta: Fajar Indrapratama Mandiri, 2013.

Page 123: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

108

Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka

Cipta, 2007.

Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji. Departemen Kesehatan RI: 2009.

Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji. Pusat Kesehatan Haji

Kementrian Kesehatan RI: 2010.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.2407/menkes/per/XII/2011.

Tentang Pelayanan Kesehatan Haji. Pusat Kesehatan Haji Kementrian

Kesehatan RI: 2011.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2016. Tentang

Istithaah kesehatan Jemaah Haji. Jakarta: Pusat Kesehatan Haji

Kementrian Kesehatan RI, 2016.

Power Point KKP Kelas 1 Soekarno-Hatta. Tentang Karantina Kesehatan Jemaah

Haji 2016. Jakarta: KKP Kelas I Soekarno-Hatta, 2016.

Sanie, Abdul. Manajemen Organisasi. Jakarta: Bina Aksara, 1992.

Siagian, Dergibson dan Sugiarto. Metode Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Siagian, Sondang P. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005.

Simbolon, Maringan Masry. Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen. Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2004.

Stahhope, Marcia dan Jeanette Lancaster. Perawatan Kesehatan Masyarakat.

Bandung: UPAD, 1990.

Subekti. Kitab Undang-Undang. Jakarta, PT Pradnya Paramita, 1990.

Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito, 1980.

Syarifuddin, Amir. Garis-garis Besar Fiqh. Jakarta: Kencana, 2010.

Page 124: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

109

Thoha, Miftah. Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku.

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.

Undang Undang Repunlik Indonesia Nomor 6 Tahun 1962. Tentang Wabah.

Jakarta: Presiden Republik Indonesia, 1962.

Usman, Husain dan Setiady Akbar, Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003.

Wijayanto, Dian. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2012.

Winardi. Asas-Asas Manajemen. Bandung: Bandar Maju, 2010.

Internet

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 20 September 2016 dari

http://indopos.co.id/sejarah-penentuan-kuota-haji-mengacu-ktt-oki-pada-

1987/

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 20 September 2016 dari

http://republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-

haji/16/03/16/o447id313-menag-kuota-haji-2016-tetap-168800

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 20 September 2016 dari

http://www.beritajakarta.com/read/34022/5628_Jemaah_Haji_DKI_Dibera

ngkatkan_Dalam_15_Kloter#.V_j0LeV97Mw

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 20 September 2016 dari

http://gorontalo.antaranews.com/berita/25109/kemenag-imbau-calon-haji-

antisipasi-musim-

panas?utm_source=fly&utm_medium=related&utm_campaign=news

Page 125: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

110

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 20 September 2016 dari

http://www.gomuslim.co.id/read/news/2016/03/18/85/suhu-terpanas-

iringi-musim-haji-2016.html

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 21 September 2016 dari

http://www.academia.edu/8755465/MANAJEMEN_KESEHATAN

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 21 September 2016 dari

http://kbbi.web.id/jemaah

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 22 September 2016 dari

http://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/haji-tempo-

doeloe/15/08/20/nte2u2257-haji-dan-perlawanan-terhadap-penjajah

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 22 September 2016 dari

http://www.kkpsoetta.com/web/profil

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 22 September 2016 dari

http://www.kkpsoetta.com/web/profil/page/1

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 22 September 2016 dari

http://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/16037838

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 22 September 2016 dari

http://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/16037838

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 22 September 2016 dari

http://sejarahkkp.blogspot.co.id/2007/08/karantina-dari-masa-ke-

masa.html

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 22 September 2016 dari

http://nasional.kompas.com/read/2008/11/10/12282647/sejarah.asrama.haj

i.berawal.dari.wabah.kolera.

Page 126: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

111

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 22 September 2016 dari

http://asramahajipondokgedejakarta.blogspot.co.id/2011/06/latar-

belakang-pendirian-asrama.html

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 22 September 2016 dari

https://myhealing.wordpress.com/2010/06/01/jejak-roda-sejarah-

pelayanan-kesehatan-haji-indonesia/

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 22 September 2016 dari

http://www.kppu.go.id/docs/Positioning_Paper/haji.pdf

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 22 September 2016 dari

https://jatim.kemenag.go.id/files/jatim/file/file/Haji2016/fpkx1464521568.

pdf

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 22 September 2016 dari

http://www.kkpsoetta.com/web/profil/page/2

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 22 September 2016 dari

http://www.kkpbalikpapan.or.id/index.php/profil/tugas-pokok-dan-

fungsi/11-tugas-pokok-dan-fungsi

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 22 September 2016 dari

https://kkp1tanjungpriok.wordpress.com/2010/06/04/bidang-prl/

Artikel diakses pada hari selasa tanggal 22 September 2016 dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT

Page 127: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

LAMPIRAN

Page 128: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

Lampiran 1. Foto Dokumentasi

PELAYANAN KLINIK

EDUKASI PAKET OBAT HAJI

PEMAKAIAN GELANG RISTI

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI

ANAMNESA CALON JEMAAH HAJI

PEMERIKSAAN CALON JEMAAH HAJICALON JEMAAH HAJI

Page 129: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

PROSES PEMERIKSAAN KESEHATAN AKHIR ONE STOP SERVICE

SISKOHAT KESEHATAN SURVEI KEPUASAN PELANGGAN

Lanjutan Lampiran 1. Foto Dokumentasi

Page 130: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

LIMA (5) MEJA UNTUK PEMERIKSAANKESEHATAN JEMAAH HAJI

PAKET OBAT HAJI

AMBULANCEUNTUK

RUJUKANKE RUMAH SAKIT HAJI

AMBULANCE DARI KKP SOEKARNO HATTA AMBULANCE DARI UPT ASRAMA HAJI

RUMAH SAKIT HAJI

POLIKLINIK SEKRETARIAT KESEHATAN

WAWANCARA DENGAN IBUDr. Theresia Hermin, S.W

SELAKU KASIE KESEHATANMATRA DAN LINTAS WILAYAHKKP KELAS I SOEKARNO-HATTA

PELAYANAN KESEHATANDI LAKSANAKAN

DI GEDUNG SERBAGUNA 2

Lanjutan Lampiran 1. Foto Dokumentasi

Page 131: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

Lampiran 2. Grafik Jemaah HajiEmbarkasi Jakarta Pondok Gede

Page 132: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

Lanjutan Lampiran 2. Grafik Jemaah HajiEmbarkasi Jakarta Pondok Gede

Page 133: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 134: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 135: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 136: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

HASIL WAWANCARA

Nama : Rachmat Ohello

Jabatan : Pelaksana Operasional Teknis KKP Soekarno Hatta

Tempat : Gedung D I As Shafa, Asrama Haji Jakarta Pondok Gede

Hari/Tanggal : Selasa, 30 Agustus 2016

Waktu : 08.59 WIB

1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Kesehatan Haji Embarkasi?

Tanya dibagian Puskes Haji atau minta buku tentang kesehatan ke

Kementrian Kesehatan yang berada di Kuningan.

2. Untuk Visi, Misi Tim Kesehatan di Embarkasi sendiri bagaimana?

Untuk visi dan misinya mengacu kepada visi misi pusat yaitu KKP

Soekarno Hatta dan semua visi misi kesehatan di seluruh Indonesia sama.

3. Apakah tim kesehatan di Embarkasi semuanya orang KKP Soekarno

Hatta?

Iya, tim kesehatan yang bertugas adalah tim dari KKP Soekarno Hatta dan

KKP Halim Perdana Kusuma sebagai Wilayah Kerja dari Pelabuhan

Soekarno Hatta.

4. Bagaimana susunan pelayanan yang diberikan selama di Gedung

Serba Guna 2 (one stop service)?

Ketika jemaah baru datang dan memasuki Gedung Serba Guna 2 maka

diberi arahan, kemudian diperiksa kesehatannya oleh tim kesehatan yang

Page 137: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

menyediakan 5 meja pelayanan untuk perempuan dan 5 untuk laki-laki. Jika

jemaah sakit atau tidak memenuhi kriteria sehat maka diperiksa di

poliklinik, hasil tes pemeriksaannya dibawa ke laboratorium, ketika

sakitnya parah atau tidak bisa ditangani di poliklinik maka dirujuk ke rumah

sakit Haji menggunakan Ambulance yang sudah disediakan oleh kesehatan

Unit Pelaksana Teknis Pondok Gede. Jemaah yang memenuhi kriteria sehat

tanpa harus diperiksa ulang maka diantarkan ke gedung untuk istirahat

menggunakan bus yang telah disediakan.

5. Bagaimana bentuk struktur organisasi Kesehatan haji di Embarkasi?

Bentuk organisasinya berada dibawah PPIH Embarkasi, untuk susunannya

sendiri bisa diminta ke panitia bagian kesehatan.

6. Susunan struktur ini dipilih oleh Kemenag atau Kemenkes?

Susunan dan struktur dari kesehatan sendiri dipilih oleh PusKes haji yang

meminta personil data untuk panitia Embarkasi dan Debarkasi. nanti minta

informasinya di PusKes Haji

7. Ada berapa orang jumlah jemaah dari DKI dan Banten?

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dibagian manifest. Atau setiap selesai

penerimaan kloterbisa ditanyakan ke meja pemeriksaan kesehatan.

8. Bagaimana susunan jadwalnya?

Bisa dilihat di manifest, misalnya jemaah kloter 33 datang tanggal 30

Agustus jam 08.00 berangkatnya besoknya tanggal 31 Agustus.

9. Pembiayaan dan Fasilitasnya bagaimana?

Tanya kepada Pak Yuliandri sebagai ketua bagian Administrasi dan

Keuangan karena ini termasuk proyek, sebenarnya di buku sudah ada.

Page 138: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

10. Apa kendala dalam pemeriksaan jemaah pak?

Kendalanya jemaah sering datang terlambat tidak sesuai sama jam yang

telah tercantum di Rencana Jadual Pemberangkatan dan Pemulangan

Jemaah Haji Embarkasi Jakarta (GA) Tahun 1437 H / 2016 M dan kadang

jemaah datangnya tidak sekaligus jadi membuat panitia duduk lama

menunggu.

11. Jumlah jemaah per kloter berapa pak?

Untuk tahun ini menggunakan boeing penerbangan yang kecil, jemaahnya

hanya 388 ditambah petugas jadi totalnya 393. Berbeda dari tahun kemaren

yang mampu mengangkut 450 an jemaah.

12. Faktor pendukung sehingga KKP mampu melaksankan sesuai mandat

dan tugas yang diberikan?

Salah satunya adalah dengan membuka meja yang banyak, yaitu 5 untuk

laki-laki dan 5 untuk perempuan sehingga jemaah tidak terlalu lama

menunggu dan cepat terlayani sehingga bisa cepat istirahat. Untuk faktor

selanjutnya, anda bisa lihat sendiri selama anda melakukan penelitian disini.

TTD

Rachmat Ohello

Page 139: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

HASIL WAWANCARA

Nama : Dr. Theresia Hermin SW

Jabatan : Kasi Kesehatan Matra dan Lintas Wilayah KKP Kelas 1 Soekarno

Hatta

Tempat : Gedung SG 1 Poliklinik, Asrama Haji Jakarta-Pondok Gede

Hari/Tanggal : Selasa, 30 Agustus 2016

Waktu : 09.44 WIB

1. Bagaimana proses kesehatan di asrama haji dan aspek-aspek

pelayanan yang diberikan selama di asrama haji?

Jawab: sudah tau tentang PerMenKes 15-16 tahun 2016, PerMenKes yang

terbaru. Mari kita ke Poli saja untuk mengetahuinya.

Aspek yang diperiksa:

a. Mereka (jemaah) akan mendapatkan panggilan sekitar 4-6 bulan untuk

melakukan pemeriksaan pertama di Puskesmas.

b. Jika hasil yang pertama sudah keluar akan digolongkan lagi menjadi 4,

yaitu: Isthito’ah (contohnya jemaah yang sehat, bugar tanpa kendala

dibagian kesehatannya), isthito’ah sementara, tidak isthito’ah sama

sekali (misalnya yang terdapat di PerMenKes ini jemaah itu sakit ginjal

greatnya 4, cuci darah, apalagi komplikasi. Tahun ini sudah tidak

diizinkan untuk berangkat karena perkiraan cuaca disana 47-50 derajat,

tanpa cuci darahpun banyak yang kena Histruk, tahun lalu saja banyak

Page 140: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

yang meninggal, isthito’ah dengan pendamping misalnya lansia-lansia

yang butuh pendamping.

c. Setelah pemeriksaan pertama mereka dapat panggilan lagi dari

puskesmas untuk pemeriksaan kedua sekalian suntik meningitis, ini

dilakukan di Puskesmas. Kemudian setelah dilakukan suntik meningitis

dilihat lagi keisthito’ahan mereka. Ini akan mendapatkan rekomendasi

dari puskesmas, jika rekomendasinya sehat maka mereka akan

mengambil surat ke KanWil maka setelah itu akan terbit SPMA (Surat

Panggilan Masuk Asrama). Setelah pemeriksaan kedua jaraknya bisa 1

bulan lebih untuk masuk asrama. Selama 1 bulan ini kesehatan mereka

bisa berubah, seperti kemaren ada yang jatu dan ketabrak, maka hasilnya

akan berubah.

d. Baru yang ketiga di asrama, disini dilakukan lagi pemeriksaan layak

terbang dan menyisir kalau dipemiksaan 1 dan 2 yang lolos

dipemeriksaan padahal mereka tidak isthito’ah. Ada yang kelewat

karena saking banyaknya yang diperiksa, misalnya gagal ginjal. Untuk

tahun lalu gagal ginjal diperbolehkan berangkat tapi untuk tahun ini

sudah tidak diperbolehkan lagi karena pemerintah Arab sudah

memberikan peringatan agar kita tidak terlalu membebani mereka

dengan memberangkatkan jemaah yang tidak isthito’ah.

Memang semua orang berniat untuk meninggal disana tapi kan

kenyataannya tidak bisa begitu. Tahun lalu sekitar 20 orang yang

dievakuasi bahkan 2 bulan yang lalu jemaah asal Padang baru

dipulangkan karena kena Histruk dan untuk semua dana pemulangannya

Page 141: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

ditanggung oleh Arab Saudi. Yang jadi titik focus sekarang adalah

jemaah yang TBC dan kumannya masih ada maka tidak akan

diberangkatkan dan untuk yang tidak melakukan suntik maka untuk

sementara akan ditunda. Contoh ada kloter pertama yang belum disuntik

kemudian dilakukan suntik ketika sudah masuk asrama haji maka

keberangkatannya ditunda 10 hari.

Selanjutnya yang tidak bisa diberangkatkan lagi adalah yang HB nya

rendah, dibawah 8,5 karena ini untuk regulasi penerbangan karena di

pesawat suhunya tinggi, jemaah bisa pingsan di atasnya, maka kalau

pingsan pesawat harus force Landing dan jemaah yang pingsan

ditinggalkan. Kalau tidak force landing maka ketika pesawat landing

harus dibawa langsung ke rumah sakit.

2. Kenapa orang hamil tidak boleh berangkat, bu?

Jawab: karena mereka belum di vaksin kecuali yang usia kandungannya 14-

26 Minggu dan sudah di vaksin.

3. Apa saja yang di dapat di meja depan tempat pemeriksaan, bu?

Jawab: Pertama cek kesehatan dan diberi gelang. Gelang hijau untuk lansia

di atas umur 60 tahun dan sehat, gelang merah untuk lansia dan berpenyakit,

gelang kuning untuk jemaah di bawah 60 tahun dan berpenyakit, misalnya

Hipetensi. Kemudian mereka dapat obat-obatan, masker dan sprei (botol)

untuk semprotan air zam-zam.

4. Untuk pembiayannya sendiri di fasilitsi dari mana, bu?

Jawab: kita mendapatkan dari APBN dan untuk obat-obatan di drop oleh

BinFar. Obat-obtanya tidak hanya untuk haji regular tapi haji khusus juga.

Page 142: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

Nanti ONH Plus akan mengambilnya kesini. Dari KKP Soekarno Hatta juga

menyediakan obat-obat yang tidak di drop oleh BinFar misalnya obat

khusus yang biasanya dibutuhkan jemaah haji berdasarkan tahun

sebelumnya.

5. Apa kendala untuk pemeriksaan kesehatan ini, bu?

Jawab: Jemaahnya datang terlambat dan kalau DKI jemaahnya datang

sedikit-sedikit.

6. Siapa saja yang memegang organisasi bidang kesehatan di Embarkasi

Jakarta Pondok Gede, bu?

Jawab: disini PPIH asrama Haji, kanwilnya dari kemenag sini, kita hanya

petugas kesehatan dari KKP Soekarno Hatta. Biasanya kalau jemaah dari

Banten maka KKP dan DinKes Banten juga akan mendampingi sampai

masuk asrama haji.

7. Bagaimana sistem perencanaanya, bu?

Jawab: untuk perencaan ini biasanya 1 tahun sebelumnya, untuk perencaan

tahun depan sudah diaudit tahun ini bersama Irjen, Biro perencanaan baru

disahkan jadi RKAKL (Rencana Kerja dan Anggaran-Kementrian

Lembaga) per Januari 2017 akan terbit daftar isian anggaran (DIPA) sebagai

acuan untuk kergiatan 2017 dan disana ada uangnya termasuk uang

transport untuk petugas.

8. Apa faktor pendukung kegiatan ini bu?

Jawab: Koordinasi antara semua pihak yang terlibat seperti Kanwil,

Kemenkes dll. SDM, metode yang dijalankan contoh dibuka 5 meja untuk

melayani, anggaran.

Page 143: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

9. Bagaimana pengawasan yang dilakukan oleh tim kesehatan

Embarkasi, bu?

Jawab: Berdasarkan Buku Kesehatan yang ada. Kalau untuk yang

mengawasi tim kesehatan ada Irjen, Komisi VIII, dan ada ISO 2015.

10. Apakah ada bimbingan untuk petugas sebelum masuk asrama haji dan

menjalankan tugasnya, bu?

Jawab: Sebelum masuk Embarkasi ada pelatihan PPIH 2 kali, semua

petugas dilatihdan terintegrasi oleh KanWil, KeMeNag, KeMenKes dan

Dinkes. Semuanya dilatih di Embarkasi. Petugas PPIH juga dilatih.

11. Bagaimana dengan evaluasinya, bu?

Jawab: Biasanya diadakan evaluasi dan pertemuan setelah Embar-Debar

(setelah musim haji selesai).

12. Bagaimana dengan pemeriksaan kesehatan mereka setelah pulang, bu?

Jawab: Kita tim kesehatan diberi waktu 2 jam untuk memeriksa mereka

keseluran (1 kloter), setelah itu baru diberikan paspor mereka.

TTD

Dr. Theresia Hermin SW

Page 144: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

HASIL WAWANCARA

Nama : Yuliandri, SKM, M.Kes

Jabatan : Ketua Unit Administrasi dan Keuangan

Tempat : Gedung SG 1 Sekretarian KesehatanAsrama Haji Jakarta-Pondok

Gede

Hari/Tanggal : Kamis, 01 September 2016

Waktu : 11.32 WIB

1. Kapan mulai terbentuknya panitia kesehatan haji pak?

Jawab: Berdasarkan permintaan dari Puskes haji yang meminta data panitia

untuk Embarkasi dan Debarkasi. mereka mengeluarkan surat perintah untuk

membentuk personil untuk seluruh Indonesia. Untuk mengetahui awal

terbentuknya tanya di Puskes Haji.

2. Bagaimana dengan struktur PPIH bidang kesehatan Embarkasi

Jakarta Podok Gede nya pak?

Jawab: Untuk strukturnya, sama seperti Embarkasi di seluruh Indonesia.

3. Bagaimana dengan perencananya pak?

Jawab: Sebelum jamah masuk asrama maka semua personil sudah

menyiapkan semua kebutuhannya, bahkan sampai ke ATK sudah disiapkan

seluruhnya. Sebelum hari H diundang semua pihak yang terlibat untuk

menjelaskan kinerjanya.

TTD

Yuliandri, SKM, M.Kes

Page 145: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

HASIL WAWANCARA

Nama : Arif

Jabatan : Bagian Kesehatan Ambulance dan UPT Asrama Haji

Tempat : Rumah Sakit Haji Jakarta-Pondok Gede.

Hari/Tanggal : Kamis, 01 September 2016

Waktu : 15.48 WIB

1. Sekarang langsung ngejemput jemaah pak?

Tidak, ini mau mengantarkan jemaah yang sakit dan yang mau dirujuk.

2. Apa hubungan KKP dengan petugas ambulance Pondok Gede pak?

Kita (bagian ambulance AsHaj) membantu KKP untuk merujuk jemaah

yang harus dibawa ke rumah sakit, kemudian setelah selesai di rawat maka

kita antarkan lagi kebagian KKP dan kita uruskan keberangkatannya. Jika

ditunda maka dicarikan seat yang kososng di kloter berikutnya. Selain itu

kita yang dibagian ambulance juga bertugas mengantarkan mereka yang

sakit ke penginapannya setelah diperiksa di ruangan steril (GSG2). Jika

tidak sesuai kondisi jemaah dengan kamarnya maka kita uruskan lagi

perpindahan kamarnya kebagian petugas gedung. Misalnya ada jemaah

yang memakai kursi roda dan ditempatkan di lantai 3 sedangkan tidak ada

lift kecualai gedung D3, maka kita usahakan untuk dipindahkan ke bawah.

3. Apa kendala bapak dalam menangani jemaah?

Page 146: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah

Dengan adanya peraturan baru tapi masih kurang sosialisasinya, maka

jemaah yang tidak layak terbang memaksakan diri untuk tetap berangkat,

bahkan sudah dirujuk tapi mereka tetap tidak percaya dengan aturan baru

yang kalau penyakit yang mereka derita tidakboleh berangkat tidak seperti

tahun sebelumnya. Dan diharapkan tahun berikutnya ada dari pihak KKP

yang menemani jemaah ketika dirujuk karena kalau dari kita orang KanWil

tidak nyambung dengan keilmuwan kita. Sebaiknya orang kesehatan

langsung biar tau keadaan pasien dan obat-obtanya. Ketika jemaah yang

sakitbertanya kita tidak bisa menjawab makanya diharapkan pihak KKp

juga ikut menemani. Kemudian kekurangan ambulance dan tidak ada

oksigen yang tersedia di dalam ambulance.

4. Berapa ambulance yang tersedia pak?

Untuk yang dirujuk hanya 1 ambulance, jadi kita harus bolak balik dan

jemaah agak lama menunggu. Ambulance yang dari KKP ada, tapi

digunakan untuk merujuk ke RSPI Suryanti Saroso dan untuk mengiringi

jemaah ke bandara Halim Perdanakusuma.

TTD

Arif

Page 147: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 148: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 149: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 150: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 151: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 152: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 153: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 154: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 155: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 156: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 157: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 158: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 159: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah
Page 160: Skripsi Diajukan Kepada Faultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34050/1/AKHMAD... · lengkap atau BKJH (Buku Kesehatan ... Alhamdulillah