skripsi diajukan kepada fakultas dakwah dan ilmu...

103
STRATEGI RUMAH GEMILANG INDONESIA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAUM DHUAFA MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh : Adiatma 1110054000035 PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: phamduong

Post on 07-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

STRATEGI RUMAH GEMILANG INDONESIA DALAMPEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAUM DHUAFA MELALUI

PELATIHAN KETERAMPILAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai Syarat untuk Meraih GelarSarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh :

Adiatma

1110054000035

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2017

Page 2: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah
Page 3: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah
Page 4: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah
Page 5: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

ABSTRAK

Strategi Rumah Gemilang Indonesia dalam Pemberdayaan Masyarakat Kaum Dhuafamelalui Pelatihan Keterampilan di Sawangan Depok.

Kaum dhuafa sebagai bagian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)yang senantiasa untuk ditangani bersama dan harus dicari jalan keluarnya. Programpemerintah dirancangkan dengan mendirikan lembaga-lembaga, seperti rumah singgahdan lain-lain. Kesejahteraan sosial menjadi faktor utama, oleh sebab itu pembangunanharus bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas pemenuhan sandang, pangandan papas. Dengan demikian kehadiran lembaga sosial seperti Rumah Gemilang Indonesiasangat penting sebagai penengah antara pemerintah dan masyarakat (kaum dhuafa).

Permasalahan yang diangkat dalam skripsi adalah (1) Bagaimana Strategi RumahGemilang Indonesia dalam pemberdayaan masyarakat kaum dhuafa melalui pelatihanketerampilan (2) Dan mengetahui Output program Rumah Gemilang Indonesia dalampemberdayakan masyarakat kaum dhuafa melalui pelatihan keterampilan. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui strategi Rumah Gemilang Indonesia dalam pemberdayaanmasyarakat kaum dhuafa melalui pelatihan keterampilan. Penelitian ini menggunakanpendekatan penelitian kualitatif, dan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Subyek dalampenelitian adalah Manager RGI, Instruktur Pelatihan, peserta RGI dan alumi RGI. Adapunpengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi

Temuan di lapangan menunjukan bwahwa strategi yang digunakan oleh RGI adalahstrategi yang berbasis aras mezzo. Strategi aras mezzo adalah salah satu strategipemberdayaan yang dilakukan oleh sekelompok klien. Strategi tersebut dilakukan melaluipelatihan keterampilan seperti Design Grafis, Teknik Komputer dan Jaringan, Otomotif,Aplikasi Perkantoran, tatabusana dan photografi dan videografi. teknik pengajarannyaSebelum masuk kedalam teori dan praktek pelatihan yang sudah mereka pilih, mereka diajarkan ilmu-ilmu agama terlebih dahulu. Kemudian setelah itu teori dan praktek diberikan. Adapun output program yang sudah di lakukan oleh Rumah Gemilang Indonesiamereka dapat mempunyai skill yang baik dalam bidangnya masing-masing dan dapatmembanggakan keahlian tersebut dengan membuka usaha sendiri dan bekerrja di suatuperusahaan-perusahaan ternama.

Page 6: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

iii

KATA PENGANTAR

بسماللھالرحمنالرحیم

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang

telah memberi petunjuk kepada umatnya menuju kehidupan yang bahagia fiddun

yaa wal aakhirat.

Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulisan skripsi ini tidak

akan terselesaikan bila tanpa bantuan serta dan dukungan dari berbagai pihak,

baik secara moril maupun materil. Sudah sepatutunya penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungannya, sehingga

penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas IlmuDakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu wati nilam sari, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Konomunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak M. Hudri MA. Selaku Sekertaris Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam (PMI)

4. BapakDr.TantanHermansah M.Si, selaku pembimbing skripsi yang bersedia

meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing, memberi motivasi,

Page 7: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

iv

5. semangat, arahan serta kritikan dan saran bagi penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis

dibangku kuliah.

7. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah memberikan pinjaman buku kepada penulis, sehingga dapat

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

8. Bapak Ruslan selaku manager di lembaga Rumah Gemilang Indonesia yang

sudah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian skripsi.

9. Orang tua penulis Ayah Ade Suparman yang sudah sabar dan banting tulang

membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah Nining

Saniah yang selalu sabar menasehati dan mendoakan saya, kaka-kaka dan

adik-adik saya.

10. Sahabat dekat Penulis sekaligus teman seperjuanganangkatan 2010-2011

yaitu, Anfal, AhmadSeptiawan Badawi,Muhammad Iqbal Abdul Gofur,

Ujang Kosasih, Ade Ramdhan M., Viqih Akbar, Ahmad Suheri, Irfan Jaya,

Ahmad Taufik Ramadhan,LilisYunengsih, AnnisaFatonah, Sri Rahmayani,

NurHandayani, BadzliahRusdyinaFramutami, serta teman-temanlainnya

yang selalu memberikan semangat,do’a,keceriaan,dan bantuan dalam

penyelesaian skripsi penulis.

Page 8: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

v

11. Havidzoh Al-hifni M.E Orang yang selalu mendorong dan menasehati saya

sehingga saya dapat menyelesaikan studi ini Havidzoh Al-hifni

12. Dan kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan

kepada penulis baik secara moril maupun materil, penulis ucapkan terima

kasih yang sebesar besarnya, semoga kebaikan kalian semua menjadi jalan

menuju kebaikan fiddun yaa wal aakhirat.

Jakarta, 10 September 2017

Adiatma

Page 9: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ ... i

ABSTRAK................................................................................................... ... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................ ... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ... vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... ... viii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… ix

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................ ... 1

B. Pembatas dan Rumusan Masalah .......................................... ... 9

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................ ... 9

D. Metodologi Penelitian .......................................................... ... 10

E. Tinjauan Pustaka .................................................................. ... 18

F. Sistematika Penulisan .......................................................... ... 19

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pemberdayaan ........................................................................ … 22

1. Pengertian Pemberdayaan ............................................… 22

2. Tahap-tahap Pemberdayaan .........................................… 28

3. Tujuan dan Proses Pemberdayaan ............................... … 31

4. Strategi Pemberdayaan ................................................ … 32

5. Jenis-Jenis Metode Pemberdayaan .............................. … 33

B. Dhuafa, Fakir dan Miskin ....................................................... … 35

1. Pengertian Dhuafa ........................................................ … 35

2. Pengertian Fakir & Miskin ........................................... … 38

C. Pelatihan ..................................................................................... 43

1. Pengertian Pelatihan ........................................................ 43

2. Tujuan pelatihan .............................................................. 45

3. Manfaat pelatihan ............................................................ 47

Page 10: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

D. Keterampilan ...........................................................................… 48

1. Pengertian Keterampilan .................................................. 48

2. Jenis-jenis Keterampilan .................................................. 50

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Profil Rumah Gemilang Indonesia .............................................. 52

1. Sejarah Rumah Gemilang Indonesia .................................. 52

2. Visi dan Misi Rumah Gemilang Indonesia ......................... 54

3. Letak Geografis Rumah Gemilang Indonesia ..................... 54

4. Struktur Rumah Gemilang Indonesia .................................. 55

5. Unit Pendidikan dan Pelatihan RGI .................................... 56

BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN

A. Strstegi Pemberdayaan Masyarakat Kaum Dhuafa Melalui

Pelatihan Keterampilan Di Rumah Gemilang Indonesia

................................................................................................ 66

B. Hasil Output Program Pelatihan Keterampilan Rumah Gemilang

Indonesia……………………………………………………….. 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 75

B. Saran ............................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... .... 78

LAMPIRAN

Page 11: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Kegiatan RG ......................................................................... . 57

Tabel 2 Jumlah Fasilitas RGI .......................................................................... 62

Page 12: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Kepengurusan...................................................................... 55

Page 13: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan di Indonesia merupakan amanat sebagaimana ditetapkan

dalam UUD 1945, di mana tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, menunjukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia. Pembangunan sebagaimana digariskan dalam GBHN,

merupakan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Pembangunan mencakup

upaya pembangunan aspek fisik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan

keamanan dan dapat pula pembangunan ideology.

Proses pembangunan yang terjadi di Indonesia di pengaruhi oleh dua

dimensi yaitu: yang pertama dimensi makro yang menggambarkan bagaimana

institusi negara melalui kebijakan dan peraturan yang dibuatnya mempengaruhi

proses perubahan suatu masyarakat. Sedangkan dimensi yang kedua adalah

dimensi mikro yaitu individu dan kelompok masyarakat mempengaruhi proses

pembangunan itu sendiri1.

Krisis moneter telah memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat,

utamanya dalam aspek ekonomi. Hal tersebut tentu mengakibatkan semakin

meningkatnya jumlah pengangguran dan akhirnya menjadi faktor bagi tenaga

1 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), (Jakarta: Lembaga penerbit FEUI, 2003), Cet 1, h. 1.

Page 14: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

2

kerja untuk mengerjakan apapun guna mendapatkan uang wlaupun

bertentangan dengan hukum, moral, dan etika misalnya mencuri dan lain lain2.

Menurut Syaiful Arif, kemiskinan dapat digolongkan menjadi dua kategori

yaitu kemiskinan cultural dan kemiskinan structural. Kemiskinan cultural

dipahami sebagai akibat structural bisa terjadi karena adanya struktur dan

kebijakan pemerintah yang tidak seimbang, sebagai akibat dari terjadinya

ketidak adilan dalam kehidupan masyarakat3.

Definisi lainnya yang senada diberikan F. Magnis Suseno. S.J. yaitu

kemiskinan dalam arti, bahwa orang tidak menguasai sarana-sarana fisik

secukupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, untuk mencapai

tingkat minimum kehidupan yang masih dapat dinilai manusiawi4.

Tahun 2011 data dari biro pusat statistik menyebutkan jumlah penduduk

miskin turun sebanyak satu juta orang. Berdasarkan data tersebut jumlah

penduduk Indonesia yang tergolong miskin per Maret 2011 mencapai 30,02

juta orang atau 12,49% dibandingkan dengan penduduk miskin ini menunjukan

bahwa program-program penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada

pendekatan pemberdayaan masyarakat justru memberikan hasil yang lebih

efektif dan tingkat keberlanjutannya jauh lebih baik. Pendekatan pemberdayaan

2 Kartono, kartini.Patologi Sosial Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2007.h.208 3 Syaiful Arif,Menolak Pembangunanisme, (Yogyakarta: Pusaka Pelajar, 2000), Cet.1,

h.289. 4 Magnis Suseno. S.J.Keadilan dan Analisa Sosial : Segi-Segi Etis, Dalam J.B. Bana

Wiratman, S.J. (ed), kemiskinan dan Pembebasan, Kannisiius, (Yogyakarta: Kannisiius, 1987), Cet.1, h. 37.

Page 15: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

3

masyarakat bertujuan agar penduduk miskin dapat keluar dari kemiskinan

dengan menggunakan potensi dan sumber daya yang dimilikinya.5

Penyebab kemiskinan tidak hanya akibat dari aspek-aspek yang bersifat

materialistik semata. Tetapi kemiskinan juga banyak disebabkan oleh

kerentanan dan minimnya akses untuk memperbaiki kualitas hidup

masyarakat.6

Jika diidentifikasi, penyebab kemiskinan sangat kompleks dan saling

terkait, yaitu :

(1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia, baik motivasi maupun

penguaan manajemen dan teknologi,

(2) Kelembagaan yang belum mampu menjalankan dan mengawal

pelaksanaan pembangunan,

(3) prasarana dan sarana yang belum merata dan sesuai dengan kebutuhan

pembangunan,

(4) minimnya modal, dan

(5) berbelitnya prosedur dan peraturan yang ada. Kelemahan-kelemahan

ini menyebabkan penduduk miskin tidak mampu memanfaatkan

peluang yang ada, sehingga potensi dan peluang ekonomi yang ada

diserap dan dimanfaatkan sepenuhnya oleh kelompok, wilayah, dan

sektor yang kaya dan mampu. Akibatnya penduduk miskin relatif

menjadi lebih baik lagi. Saling kait antara faktor yang tidak berujung

5 PROGRES Media Komunikasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

(TNP2K), Keberhasilan Mengurangi Angka Kemiskinan, Edisi Desember, h. 1 6 Ibid.,Memberdayakan Masyarakat Melalui PNPM, Edisi Maret, h. 6

Page 16: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

4

ini telah disinyalir nurkse, yang digambarkannya sebagai lingkaran

setan kemiskinan.7

Salah satu tren di era global adalah kemandirian. Bangsa yang mandiri

adalah bangsa yang mampu memenangkan persaingan. Bangsa yang mandiri

terbentuk oleh masyarakat mandiri. Tentu dalam mewujudkan kemandirian itu

dibutuhkan proses yang panjang. Sebuah proses yang menunjuk pada

serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan secara kronologis

sistematis yang mencerminkan pentahapan upaya mengubah masyarakat yang

kurang atau belum berdaya menuju keberdayaan yang memandirikan. Dengan

memandirikan masyarakat dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya dan

dapat menuju ke kehidupan yang lebih baik.

Selain dari pada itu dapat kita lihat dari tingkat kualitas manusia, ada dua

hal yang harus dibedakan satu dengan lainnya. Dua komponen kualitas

manusia ini adalah tingkat keterampilan atau keahlian dan etika kerja atau

budaya kerja. Yang pertama lebih berhubungan dengan pendidikan

(keterampilan), training dan usaha kerja, sedangkan yang kedua lebih

merupakan prinsip moral kemasyarakatan dan merupakan warisan budata yang

dari generasi ke generasi.8

Komponen yang kedualah yang paling ditekankan karena masalahnya

lebih mendasar, sedangkan yang pertama dapat dibangun kemudian setelah ada

landasannya. Dan faktor yang lebih banyak menerangkan pertumbuhan cepat

7 Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Sosial Kajian Ringkas Tentang Pembangunan

Manusia Indonesia, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara), h. 8 8 Didik J. Rachbini, Pembangunan Ekonomi Dan Sumber daya Manusia. (PT Grasindo,

Anggota Ikapi, Jakarta, 2001), h. 114.

Page 17: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

5

dari ekonomi Jepang pasca Perang Dunia Kedua adalah faktor manusia

(manpower factor).9

Pemberdayaan melalui pendidikan (keterampilan) menekankan pentingnya

suatu proses edukatif dalam melengkapi masyarakat untuk meningkatkan

keberdayaan mereka. Pendidikan adalah permasalahan besar yang menyangkut

nasib dan masa depan bangsa dan negara. Karena itu, tuntutan reformasi

politik, ekonomi, sosial, hak asasi manusi, sistem pemerintahan dan agraria

tidak akan membuahkan hasil yang baik tanpa reformasi sistem pendidikan.

Krisis multidimensi yang melanda negara dan bangsa Indonesia ini, tidak

hanya disebabkan oleh krisis ekonomi, sosialdan politik, melainkan juga oleh

krisis pada sistem pendidikan.

Melalui pendidikan, masyarakat dibekali pengetahuan, sikap dan

keterampilan yang diperlukan, sehingga masyarakat menjadi tahu, mengerti,

dapat melakukan dan mau melakukan sesuatu untuk peningkatan kualitas

hidup. Perubahan prilaku ini apabila dipandukan dengan sumber daya alam

yang tersedia, akan melahirkan perilaku yang baru yang disebut partisipasi.

Partisipasi ini akan merangsang masyarakat untuk lebih efektif dan kreatif

melaksanakan pembangunan yang terarah dan berencana terutama dalam

meningkatkan pendapatan income generating, serta membuka lapangan kerja

baru employment generating untuk perbaikan kualitas hidup masyarakat.10

9 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan..., h. 53. 10 Mangatas Tampubolon, Perguruan Tinggi Bermutu, Paradigma Baru Manajemen

Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad ke-21. (Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2001), h.28.

Page 18: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

6

Memberdayakan masyarakat berarti melakukan investasi pada masyarakat,

khususnya masyarakat misikin. Maka pemberdaya menunjukan pada keadaan

atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat

yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik,

ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam

kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan.11

Pemberdayaan dan partisipasi merupakan hal yang menjadi pusat

perhatian dalam proses pembangunan belakangan ini di berbagai negara.

Kemiskinan yang terus melanda dan menggerus kehidupan umat manusia

akibat resesi internasional yang terus bergulir dan proses restrukturisasi, agen-

agen nasional-internasional, serta negara-negara setempat menuKemiskinan

yang terus melanda dan menggerus kehidupan umat manusia akibat resesi

internasional yang terus bergulir dan proses restrukturisasi, agen-agen

nasional-internasional, serta negara-negara setempat menunjukan perhatian

yang sangat besar terhadap strategi partisipasi masyarakat sebagai sarana

percepat proses pembangunan. Karena itu, perlu ditekankan pendekatan

pembangunan yang diawali oleh proses pemberdayaan masyarakat lokal. 12

Masyarakat miskin atau yang disebut juga dengan kaum dhuafa yang ada di

Indonesia, merupakan bagian dari komponen masyarakat yang mempunyai hak

11 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian strategis

pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. (PT Refika Aditama, 2005), h. 59. 12 Harry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama

Press, 2004), h. 1-7

Page 19: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

7

dan kewajiban yang sama dengan komponen masyarakat yang lainnya yang

tidak boleh di marjinalkan.

Sebagai seorang muslim, sudah saatnya kita menelaah kembali ajaran

islam dibidang sosial-ekonomi islam adalah agama pemberdayaan yang

menjungjung tinggi etos kerja dan kemandirian usaha. Salah satunya tercermin

dalam Qs. Al Jumuah ayat 10.

م تفلحون فاذا قضیت الصلواة فآنتشروآفى آلارض وبتغوآ من فضل آللھ وآذ كروآآللھ كثیرا لعلك

Artinya : “...lantas apabila telah selesai menunaikan shalat, maka bertebarlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah sebanyak-banyaknya...”

Ayat tersebut menjelaskan kepada kita bahwa situasi ekonomi sekarang ini

bukanlah sesuatu yang harus diratapi, melainkan sesuatu yang harus dicarikan

jalan keluarnya. Setiap pribadi muslim ditantang untuk giat bekerja, kreatif dan

inovatif dalam menghadapi tantang dan persaingan hidup tanpa melupakan

ibadah kepada Allah SWT. Salah satu alternatif adalah kemandirian usaha.

Karena itu pemberdayaan masyarakat melalui keterampilan perlu untuk

dibudayakan di negeri yang mayoritas penduduknya muslim ini.

Dengan fitrahnya manusia sebagai mahkluk yang dituntut untuk senantiasa

bekerja dan berusaha agar dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya, maka

secara tidak langsung manusia dituntut untuk dapat mandiri. Kemandirian

manusia dapat membuat kehidupannya menjadi lebih baik.

Berdasarkan paparan diatas bahwa sangat di perlukannya suatu usaha

untuk menyadarkan dari segolongan masyarakat yang peduli akan

kesejahteraan mereka (kaum dhuafa) dengan membentuk suatu organisasi atau

Page 20: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

8

yayasan. Yayasan dapat mengadakan kegiatan atau suatu program yang

didalamnya terdapat berbagai macam bimbingan, termasuk di dalamnya

bimbingan Training Center (pusat pelatihan) keterampilan. Hal ini sangat dapat

di perlukan, sehingga mereka bisa tetap mendapatkan suatu yang memang

dibutuhkan dalam mencapai kesejahteraan dikemudian harinya.

Rumah Gemilang Indonesia adalah sebuah kelembagaan social yang

menjembatani kepedulian para dermawan kepada kaum dhuafa untuk

meningkatkan kesejahteraan mereka melalui bimbingan pelatihan

keterampilan. Rumah Gemilang Indonesia juga sebagai bagian dari program

pemberdayaan Al-Azhar Peduli Umat, Rumah Gemilang Indonesia

mengadopsi Platform Pesantren tapi fokus pada penyelenggaraan pendidikan

non formal dalam kemasan Short course (kursus singkat). Perpaduan ini

bertujuan agar para masyarakat yang mengikuti program pelatihan di Rumah

Gemilang Indonesia tidak hanya menyerap pengetahuan dan keterampilan

unggul yang menjadi pondasi masa depan mereka, tetapi juga memiliki

pengetahuan dan dasar akidah iman yang baik. Sasaran yang di tuju pada

lembaga tersebut adalah kaum dhuafa, anak yatim dan remaja usia produktif

yang putus sekolah maupun yang tak mampu untuk melanjutkan ke jenjang

yang lebih tinggi. Selain dari pada itu untuk mengembangkan atau

membekalkan kepada mereka membuat suatu usaha kecil.

Rumah Gemilang Indonesia adalah lembaga sosial yang mengedepankan

suatu perwujudan masa depan kaum dhuafa. Sebagai lembaga sosial Rumah

Gemilang Indonesia juga memiliki berbagai maca program di antaranya

Page 21: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

9

program pelatihan design grafis, tekhnik computer, fotografi, menjahit, aplikasi

perkantoran dan otomotif.

Untuk lebih mengetahui seberapa jauh Peran Rumah Gemilang Indonesia

dalam meningkatkan pemberdayaan kaum dhuafa, maka penulis mengambil

bahasan pada satu fokus dalam sebuah skripsinya yang berjudul. STRATEGI

RUMAH GEMILANG INDONESIA DALAM PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT KAUM DHUAFA MELALUI PELATIHAN

KETERAMPILAN yang berlokasi di jl. Raya Pengasinan.Sawangan Depok.

B. Batasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis membatasi masalah

pada Pelatihan Keterampilan yang di lakukan oleh Yayasan Rumah Gemilang

Indonesia dalam pemberdayaan kaum dhuafa tersebut.

Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana Strategi Rumah Gemilang Indonesia dalam pemberdayaan

kaum dhuafa melalui pelatihan keterampilan?

2. Apakah output program Rumah Gemilang Indonesia dalam pemberdayaan

kaum dhuafa melalui pelatihan keterampilan telah sesuai?

C. Tujuan dan Manfaat Peneliti

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut maka tujuan peneliti ini adalah:

a. Untuk mengetahui Strategi Rumah Gemilang Indonesia dalam

memberdayakan kaum dhuafa melalui pelatihan keterampilan.

Page 22: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

10

b. Dan mengetahui output program Rumah Gemilang Indonesia dalam

memberdayakan kaum dhuafa melalui pelatihan keterampilan.

2. Manfaat Peneliti

Terkait dengan tujuan di atas, maka peneliti ini memilik manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Akademis

1. Penelitian ini sebagai persyaratan tugas akhir dan memperoleh kesarjanaan

(S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Menambah khazanah keilmuan, khususnya memperkaya tipe-tipe

pengembangan masyarakat

b. Manfaat Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan akan mampu membangun sebuah

paradigm baru tentang disiplin pengembangan masyarakat.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara kerja untuk memahami objek

penelitian dalam rangka menemukan, menguji terhadap suatu kebenaran atau

pengetahuan. Dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian

kualitatif. Menurut Tailor sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J Moleong

adalah prosedur sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan prilaku yang dapat diamati.13

13 Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif: edisi revisi, (Bandung, PT. Remaja

Rosda Karya, 2012) Cet. Ke-30. H. 4.

Page 23: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

11

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dilakukan oleh penulis termasuk dalam

pendekatan penelitian kualitatif, pendekatan kualitatif ini digunakan karena

dari beberapa pertimbangan, yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak

lazim mendefinisikan suatu konsep serta member kemungkinan bagi

perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar,

menarik dan unik bermakna dilapangan.14

Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian karena

berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif, didapatkan hasil

penelitian yang menyajikan data yang akurat dan digambarkan secara jelas

dari kondisi sebenarnya.

2. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah Deskriptif. Pada

jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar

dan bukan angka. Dengan demikian laporan hasil penelitian berisi kutipan-

kutipan data untuk member gambaran penyajian laporan tersebut. Data

tersebut berasal dari naska wawancara catatan lapangan, catatan atau memo

dan dokumen resmi lainnya.15

14 Burhan Bungin. Analisa Data Penelitian Kualitatif. (Jakarta:PT. Raja Grafindo

Persada, 2003). Cet. Ke-2. H. 39. 15 Ibid h. 39.

Page 24: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

12

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah menunjuk pada orang/individu atau

kelompok yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti.16 Adapun

yang dijadikan sumber informasi dalam penelitian ini adalah masyarakat dan

pengelola Rumah Gemilang Indonesia.

Sedangkan objeknya adalah tentang dari Rumah Gemilang Indonesia

dalam pemberdayaan kaum dhuafa melalui pelatihan keterampilan menjahit.

Artinya Peran Rumah Gemilang Indonesia sangat menentukan bagi kaum

dhuafa untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

4. Sumber Data

Sumber data penelitain dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Sumber data primer, merupakan data yang diperoleh dari Rumah

Gemilang Indonesia yang berkaitan dengan pemberdayaan kaum

dhuafa.

b. Sumber data sekunder, merupakan data-data yang diperoleh dari buku,

majalah, dokumen-dokumen maupun dari benda-benda tertulis yang

berhubungan dengan penelitian ini.

5. Teknik Penentuan Subyek Peneliti

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik penentuan subyek

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling

yaitu pengambilan sampel dari populasi yang didasarkan atas tujuan atau

16 Sanapiah Faisal. Format-Format Penelitian Sosial. (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada

2005). H. 109.

Page 25: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

13

pertimbangan-pertimbangan tertentu dari penelitian dalam sampling ini

peneliti berusaha menguji pertimbangan-pertimbangannya untuk dapat

memasukan unsure yang dianggap khusus dari suatu populasi dimana peneliti

mencari sebuah informasi.17

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran

yang dipandang ilmiah dalam melakukan sebuah penelitian.

Ada beberapa hal yang peneliti harus lakukan dalam pencarian data, yaitu:

a. Observasi. Adalah merupakan teknik menambah kecermatan

pengamatan atas beberapa fenomena yang terjadi terhadap subjek

penelitian dilapangan. Menurut E.C Wragg menjelaskan bahwa

observasi yaitu pengamatan secara sistematis dan analisa yang

memegang peran penting untuk meramalkan tingkah laku sosial,

sehingga hubungan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya

menjadi jelas.18 Dalam halnini peneliti menggunakan metode observasi

untuk mengamati semua hal yang berhubungan dengan subjek

penelitian dilapangan. Yaitu masyarakat serta Rumah Gemilang

Indonesia.

b. Wawancara. Adalah merupakan suatu alat pengumpulan informasi

langsung tentang beberapa jenis data. Selain itu wawancara juga

17 Jusuf Soewadji, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Jurusan Sosiologi. 2003).

Cet.Ke-1. h. 100. 18 Nurul Hidayat S. Ag, Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan Kualitatif,

(Jakarta: Lembaga Penelitian dan UIN Jakarta Press, 2006) Cet. Ke-1, h.8.

Page 26: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

14

sebagai salah satu bagian terpenting dalam setiap survei. 19 Dalam

penelitian ini penulis akan mewawancarai Pembina yayasan. Pengurus

dan beberapa peserta program pelatihan keterampilan guna

memperoleh informasi dan data tentang Rumah Gemilang Indonesia

terhadap masalah yang diteliti. Peneliti mengadakan tanya jawab yang

berkenaan dengan peran dan pelaksanaan pemberdayaan kaum dhuafa

melalui pelatihan keterampilan di Rumah Gemilang Indonesia dengan

pihak-pihak yang terkait.

c. Dokumentasi yaitu peneliti mengumpulkan, membaca dan

mempelajari berbagai macam bentuk data tertulis yang ada di lapangan

serta data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa

untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk

memperoleh data yang telah didokumentasikan dalam buku dan

majalah. Agenda kegiatan Lembaga, Rancangan Program (jangka

panjang dan jangka pendek) Rumah Gemilang Indonesia, foto, Akta

Notaris, dan lain lain.

d. Tape Recorder yaitu terdiri dari dua kata, tape yang berarti media

penyimpanan dalam bentuk pita kaset dan recorder yang berarti

perekam. Jadi pengertian tape recorder adalah merupakan suatu alat

penyimpanan audio dan perangkat yang memutar kembali rekaman

19 Masri Singarimbun, Metodologi Penelitian Survai, (Jakarta: LP3S, 2012), h. 207.

Page 27: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

15

suara menggunakan pita rekaman.20 Wawancara yang peneliti lakukan,

semua terekam dalam tape recorder.

e. Kamera. Sekarang ini sudahmulai banyak dipakai sebagai alat untuk

keperluan peneliti kualitatif karena dapat dipakai dalam berbagai

keperluan. Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan

sering digunakan untuk menelaah segi-segi subyektif dan hasinya

sering dianalisis secara induktif. Menurut Bogdan dan Biklen ada dua

kategori foto yang dapat di manfaatkan dalam penelitian kualitatif,

yaitu foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri.21

Foto tentang orang dan latar penelitian, jika dicari, biasanya banyak

tersedia. Album foto keluarga, album foto instansi, dan sekolah biasanya

tersedia. Latar penelitian dalam foto dapat diamati dengan teliti, demikian

pula foto dapat memberikan gambaran tentang perjalanan, sejauh orang-

orang yang ada di dalamnya. Selain itu foto itu memberikan gambaran

yang bertentangan dengan apa yang dipersoalkan dalam masalah

penelitian. Sedangkan foto yang dihasilkan sendiri, oleh peneliti biasanya

bermanfaat sebagaimana sudah diutarakan pada foto hasil orang lain.

Selain itu, foto banyak digunakan bersama-sama dengan pengamatan

berperan serta. Saat-saat suatu peristiwa yang bernilai sejarah, sosial, ritual

dan cultural akan sangat bermanfaat apabila dipelajari secara rinci dalam

foto dari pada hanya mengalami peristiwa dalam foto. Penggunaan sumber

20 http://www.wikipedia.org/wiki/tape_recorder,diambil jam 11:30 hari senin 2 November 2015

21 Lexy.J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 2009),h. 160.

Page 28: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

16

foto dalam penelitian sangat besar sekali manfaatnya. Hanya perlu diberi

catatan khusus tentang keadaan didalam foto.22

7. Analisis Data

Analisis data adalah menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai

sumber dengan hasil yang diperoleh pengamatan peneliti secara langsung di

lapangan. Analisis data adalah proses penyusun data agar bisa ditafsirkan dan

memberikan makna. Model analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah

teknik analisis deskriptif. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa sasaran

peneliti ini adalah kegiatan analisis data meliputi kegiatan reduksi data,

reduksi yaitu menganalisia sesuatu secara keseluruhan kepada bagian-

bagiannya atau menjelaskan tahap terakhir dari proses perkembangan

sebelumnya yang sederhana.23

8. Teknik Keabsahan Data

Teknik Keabsahan Data, Data yang telah digali, dikumpulkan dan

dicatat dalam kegiatan peneliti. Untuk menjaga keabsahan data dalam peneliti

ini diperlukan teknik pemeriksaan. Adapun teknik yang digunakan untuk

menjaga keabsahan adalah sebagai berikut:

22 Lexy.J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:PT Remaja Rosda Karya,

2009),h. 161. 23 A. Piuss dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (surabaya: Arkola, 1994),

Cet. Ke-1.

Page 29: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

17

a. Kriterium kredibelitas/kepercayaan

Fungsi kriterium kredibelitas ini adalah untuk melaksanakan inkuiri

sedemkian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat di

capai, kemudian mempertunjukan derajat kepercayaan hasil-hasil

penemuan dengan jalan pembuktian oleh penulis pada kenyataan ganda

yang sedang diteliti.

Kriterruim kredibelitas ini menggunakan dua teknik pemeriksaan.

1. Ketekunan pengamatan

Dimaksudkan untuk menemukan ciri-ciri dan usnsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu

dalam penelitian ini dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal

tersebut secara rinci.

Dengan kata lain, peneliti mengadakan pengamatan kepada

subyek penelitian yaitu, pembina yayasan, pengurus yayasan dan

beberapa peserta program pemberdayaan. Sehingga dua yang

didapat benar-benar valid, objektif dan saling mendukung untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu

(tringulasi).

2. Tringulasi

Tringulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Page 30: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

18

Salah satu teknik tringulasi dengan sumber., tringulasi dengan

sumber akan digunakan untuk membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda. Hal ini akan dilakukan dengan

jalan:

a). Membandingkan data hasil wawancaara dengan

pengamatan di lapangan, misalnya peneliti

membandingkan hasil wawancara subyek penelitian

dengan hasil temuan pengamatan di lapangan tentang

program Rumah Gemilang Indonesia.

b). Membandingkan keadaan dan perspektif seorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan orang lain, misalnya

peneliti membandingkan jawaban yang diberikan oleh

pembina, pengurus dan dengan jawaban wawancara dari

peserta program pemberdayaan.

c). membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang

berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.

Wawancara tersebut untuk keperluan pengecekkan atau

sebagai pembanding terhadap data tersebut.24

E. Tinjauan Pustaka

Untuk mendukung penelaahan yang lebih mendetail, penulis berusaha

melakukan kajian terhadap beberapa pustaka ataupun karya ilmiah yang

24 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN Press), h. 74.

Page 31: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

19

relevan dengan topik penulisan karya ilmiah ini. Dalam penulisan karya

ilmiah ini :

1. Penulis membandingkan isi skripsi nya dengan skripsi milik

Amelia yang isinya hampir menyerupai. Adapun tinjauan pustaka

dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan skripsi yang

berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan

Keterampilan Teknisi Handphone Di Institut Kemandirian Dompet

Dhuafa”.

2. “Peran Yayasan Griya Yatim Piatu Dan Dhuafa Dalam

Pemberdayaan Kaum Dhuafa Melalui Pendidikan Keterampilan di

Bekasi” yang di susun oleh Fikri Dzulkarnain. Skripsi ini

membahas tentang peran yayasan terhadap kaum dhuafa yang ingin

memberikan suatu pembekalan keterampilan agar bisa membuat

suatu usaha kecil.

3. Kemudian perbandingan skripsi yang ke tiga milik zulfahmi yang

isinya hampir menyerupai. Yang berjudul “Pelatihan Keterampilan

Bagi Remaja Putus Sekolah Di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR)

“Taruna Jaya” Sebagai Upaya Meningkatkan Sumber Daya

Manusia”.

F. Sistematika Penulisan

Guna memudahkan pembahasan dan penulisan hasil penelitian ini,

maka penulis berusaha membuat sistematika khusus dengann jalan

mengelompokkan berdasarkan kesamaan dan hubungan masalah yang ada.

Page 32: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

20

Sistematika skripsi ini dalam penulisannya akan di bagi menjadi 5 (lima)

bab, yaitu:

BAB I Pendahulaun yang mencakup latar belakang masala,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

peneliti, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan

sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan teoritis tentang peranan, dhuafa, pemberdayaan dan

keterampilan terdiri dari beberapa sub-sub, pengertian

peranan, pengertian dhuafa, pengertian keterampilan.

BAB III Gambaran Umum tentang Yayasan Rumah Gemilang

Indonesia dengan uraian latar belakang berdirinya Yayasan,

struktur organisasi, tujuan berdirinya yayasan dan program

Rumah Gemilang Indonesia. sub berikutnya bentuk

pemberdayaan kaum dhuafa yang di lakukan di yayasan

Rumah Gemilang Indonesia serta tahap-tahap dan hambatan-

hambatannya dalam pelaksanaan pemberdayaan.

BAB IV Peranan Yayasan Rumah Gemilang Indonesia Dalam

pemberdayaan Kaum Dhuafa yang terdiri dari beberapa sub.

Apa saja yang di lakukan oleh yayasan Rumah Gemilang

Indonesia, hambatan apa saja yang di hadapi yayasan Rumah

Gemilang Indonesia dan sampai sejauh mana Yayasan

Page 33: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

21

Rumah Gemilang Indonesia memberikan manfaat kepada

masyarakat.

BAB V Penutup yang berisikan suatu kesimpulan dan saran pada

masalah yang sudah di teliti.

Page 34: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber-

menjadi kata”berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya

artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Kata “berdaya”

apabila diberi awalan pe- dengan mendapat sisipan-m- dan akhiran –an

menjadi “pemberdayaan” artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau

mempunyai kekuatan.25

Kata “pemberdayaan” adalah terjemahan dari bahasa inggris

“Empowerment” adalah terjemahan dari kata dasar “power” yang berarti

kemampuan berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan, awalan

”em” pemberdayaan dapat berarti kekuatan dalam diri manusia, suatu

sumber kreativitas.26

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan

(empowerment), berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan).27

25 Roesmidi dan Riza Risyanti. Pemberdayaan Masyarakat, (Sumedang: Alqaprint

Jatinangor, 2006), h. 1 26 Lili Baridi, Muhammad Zein, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED (Center

for Enterprenership Development, 2005), cet. Ke-1, hal. 53 27 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 57

Page 35: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

23

Pemberdayaan adalah upaya peningkatan kemampuan dalam mencapai

penguatan diri guna meraih keinginan yang dicapai. Pemberdayaan akan

melahirkan kemandirian, baik kemandirian berfikir, sikap, dantindakan

yang bermuara pada pencapaian harapan hidup yang lebih baik.28

Dalam Buku Edi Suharto Pemberdayaan menunjuk pada pada

kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga

mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam :

a. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan

(freedom), dalam artian bukan saja bebas mengemukakan pendapat,

melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari

kesakitan;

b. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka

dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan

jasa-jasa yang mereka perlukan;

c. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang

mempengaruhi mereka.29

Menurut Agus Syaf’i, pemberdayaan atau empowerment dapat

diartikan sebagai penguatan, dan secara teknis istilah pemberdayaan

28Rofik A. Dkk, Pemberdayaan Pesantren : Menuju Kemandirian dan Profesionalisme

Santri dengan Metode Daurah Kebudayaan, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), h. 33 29 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 58

Page 36: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

24

dapat disamakan dengan istilah pengembangan. 30 Berkenaan dengan

istilah diatas, dalam pengamalan tentang pemberdayaan Dhu’afa,

“Community Empowerment” (CE) atau pemberdayaan masyarakat pada

intinya adalah “membantu klien” (pihak yang diberdayakan), untuk

memperoleh daya guna mengambil keputusan dan menentukan tindakan

yang akan ia lakukan tentang diri mereka, termasuk mengurangi efek

hambatan pribadi dan sosial melalui peningkatan kemampuan dan rasa

percaya diri untuk menggunakan daya yang dimilikinya antara lain

melalui transfer daya dari lingkungan.31

Masih pengamalan Al-Qur’an, dalam buku Asep Usman Ismail

dikatakan bahwa pemberdayaan adalah penyediaan sumber daya,

kesempatan, pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat untuk

meningkatkan kapasitas mereka sehingga mereka bisa menemukan masa

depan mereka lebih baik.32 Sedangkan pemberdayaan menurut Gunawan

Sumohadiningrat adalah “upaya untuk membangun daya yang dimiliki

dhu’afa dengan mendorong, memberikan motivasi dan meningkatkan

kesadaran tentang potensi yang dimiliki mereka, serta berupaya untuk

mengembangkannya.33

30 Agus Ahmad Syafi’i, Manajemen Masyarakat Islam, (Bandung: Gerbang Masyarakat

Baru, 2001), h.70 31 Asep Usman Ismail, Pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa,

(Jakarta: Dakhwah Press, 2008), Cet Ke1, h. 9. 32 Asep Usman Ismail, Pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa,

(Jakarta: Dakhwah Press, 2008), Cet Ke1, h. 9 33 Gunawan Sumohadiningrat, pembangunan Daerah dan Pengembangan Masyarakat,

(Jakarta: Bina Rena Pariwara, 1997), h.165.

Page 37: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

25

Menurut Edi Suharto dalam bukunya mengemukakan definisi

pemberdayaan dilihat dari tujuan, proses, dan cara-cara pemberdayaan.

Masih dalam buku tersebut, Parson mengatakan bahwa pemberdayaan

adalah sebuah proses dimana orang menjadi cukup kuat untuk

berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan dan mempengaruhi terhadap

kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempenngaruhi

kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang yang

memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kehidupan orang lain yang

menjadi perhatiannya. Sedangkan menurut Swift dan Levin dalam

Membangun Masyarakat Memberdayakan rakyat, pemberdayaan

menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui

pengubahan struktur sosial.34

Menurut Payne (dalam Adi Isbandi Rukminto) dinyatakan bahwa

pemberdayaan (empowerment) adalah membantu klien memperoleh daya

untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia

lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek

hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini

dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk

menggunakan daya yang ia miliki antara lain melalui transfer daya dari

lingkungan.35

35 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam pembangunan kesejahteraan sosial, (Jakarta: LP FEUI, 2002), h. 162.

Page 38: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

26

Berdasarkan beragam definisi pemberdayaan diatas, Isbandi

Rukminto dalam bukunya menyimpulkan bahwa pemberdayaan adalah

serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan

kelompok rentan dan lemah dalam masyarakat, termasuk individu-

individu yang mengalami masalah kemiskinan, sehingga mereka

memiliki keberdayaan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang

bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti: memiliki kepercayaan diri,

mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan

tugas-tugas kehidupannya. 36 Adapun cara yang ditempuh dalam

melakukan pemberdayaan yaitu dengan memberikan motivasi atau

dukungan berupa penyediaan sumber daya, kesempataan, pengetahuan

dan keterampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka,

meningkatkan kesadaran tentang potensi yang dimilikinya, kemudian

berupaya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki mereka tersebut.

Menurut Nanih Mechendrawaty dan Agus A. Syafe’i dalam

bukunya istilah masyarakat dalam konteks pemberdayaan masyarakat

diartikan sekelompok orang yang bertempat tinggal disuatu wilayah

geografis tertentu dan satu sama lain saling berinteraksi untuk mencapai

tujuan hidupnya.37

36 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam pembangunan kesejahteraan

sosial, (Jakarta: LP FEUI, 2002), h. 60 37 Nanih Mechendrawaty dan Agus A. Syafe’i, Pengembangan Masyarakat Islam : Dari

Ideologi, Strategi sampai tradisi, (Bandung: Rosda Karya, 2001), cet. Ke-1, h. 44

Page 39: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

27

Menurut Soerjono Soekanto pengertian masyarakat adalah

kelompok manusia yang saling teerkait oleh sistem, adat istiadat, ritus-

ritus serta hukum-hukum khas yang hidup bersama, masyarakat adalah

yang terdiri dari individu-individu yang hidup secara berkelompok.38

Dari definisi pemberdayaan masyarakat di atas maka secara

sederhana penulis mendefinisikan pemberdayaan masyarakat adalah

bagaimana mengembangkan keadaan atau situasi dari yang tidak berdaya

menjadi berdaya kearah yang lebih baik kepada individu-individu yang

hidup bersama.

Menurut Syamsir Alam dalam bukunya Pemberdayaan masyarakat

yang terjadi pada masyarakat bukanlah suatu proses yang berhenti pada

suatu titik tertentu, tetapi merupakan suatu upaya berkesinambungan

yang dilakukan secara terus menerus untuk meningkatkan daya yang ada

menuju ke arah yang lebih baik.

Dengan melihat definisi dari pemberdayaan dan masyarakat di atas

penulis dapat menyimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah

suatu proses peningkatan taraf hidup masyarakat dari keterbelakangan

menjadi masyarakat yang kreatif dan berwawasan luas.

Dengan demikian dalam buku sosiologi pedesaan yang ditulis oleh

Syamsir Salam, bahwa pemberdayaan sebagai strategi pembangunan

adalah upaya untuk membangun daya dengan mendorong, memotivasi

38 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali press, 1987), Cet. Ke-2, h. 75.

Page 40: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

28

dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta

berupaya untuk mengembangkannya. Memberdayakan masyarakat

adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan

masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan

diri dari perangkat kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain,

memberdayakan adalah memampukan dan mendirikan masyarakat.39

2. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Adi Isbandi Rukminto Ada beberapa tahapan dalam

proses pemberdayaan masyarakat diantaranya adalah:

a. Tahap Persiapan. Tahap ini meliputi persiapan petugas (Community

Worker) dengan tujuan supaya ada kesamaan persepsi antara anggota

agen perubahan (agent of change) mengenai pendekatan apa yang dipilih

dalam melakukan pengembangan masyarakat.

b. Tahap pengkajian. Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap masalah

dan daya yang dimiliki klien/masyarakat, assesment ini juga dilakukan

dengan menggunakan penilaian SWOT, strength/kekuatan,

weaknes/kelemahan, opportunity/kesempatan dan threat/tantangan.

c. Tahapan Perencanaan Program. Pada tahap ini agen perubahan mencoba

melibatkan masyarakat untuk memahami masalah yang mereka hadapi

dan berusaha mencari solusi terhadap masalah tersebut.

39 Syamsir Salam, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah, 2008), h. 234.

Page 41: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

29

d. Tahap Formulasi Rencana Aksi. Dalam tahap ini agen perubahan

membantu kelompok masyarakat untuk menentukan program dan

kegiatan yang akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang

ada. Formulasi rencana aksi dirumuskan oleh petugas dengan

masyarakat.

e. Tahap Pelaksana Program/kegiatan. Pada tahap ini agen perubahan

membantu kelompok masyarakat dalam melaksanakan program yang

telah direncanakan.

f. Tahap Evaluasi. Pada tahap ini agen perubahan besama peserta dari

kelompok masyarakat melakukan pengawasan terhadap program-

program yang sudah dilaksanakan dan mengawasinya.

g. Tahap Terminasi. Pada tahap ini dilakukan pemutusan hubungan kerja

secara resmi antara pekerja sosial dengan masyarakat. Tahap terminasi

pada program pemberdayaan dilakukan diakhir kegiatan berupa focus

group discussion sebagai program evaluasi terhadap seluruh kegiatan.40

Selaras dengan tahapan pemberdayaan diatas suhartini membagi

tahapan pemberdayaan kedalam enam tahapan yaitu:

a. Membantu masyarakat menemukan masalah.

b. Melakukan analisis/kegiatan terhadap permasalahan tersebut secara

mandiri/partisipatif. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan cara curah

40 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam pembangunan kesejahteraan

sosial, (Jakarta: LP FEUI, 2002), h. 244

Page 42: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

30

pendapat, membentuk kelompok-kelompok diskusi, dan mengadakan

pertemuan warga secara periodik/terus menerus.

c. Melakukan skala prioritas, dalam arti memilih dan memilih tiap masalah

yang paling mendesak untuk diselesaikan.

d. Mencari cara penyesalan maslah yang sedang dihadapi antara lain dengan

pendekatan sosio-kultural yang ada dalam masyarakat.

e. Melaksanakan tindakan nyata untuk menyelsaikan masalah yang sedang

dihadapi

f. Mengevaluasi seluruh rangkaian dan proses pemberdayaan itu untuk

dinilai sejauh mana keberhasilan dan kegagalannya.41

Lebih spesifik kepada pemberdayaan kaum dhu’afa menurut Asep

Usman Ismail (dalam Adi Isbandi Rukminto) menggambarkan 5 tahapan

utama; pertama, menghadirkan kembali pengalaman yang

memberdayakan dan pengalaman yang tidak memberdayakan. Kedua,

mendiskusikaan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan

pentidakberdayaan. Ketiga, mengidentifikasi suatu masalah atau projek

pemberdayaan. Keempat, mengidentifikasi basis daya yang bermakna

bagi pemberdayaan. Kelima, mengembangkan rencana-rencana aksi

pemberdayaan dan mengimplementasikannya.42

41 Rr. Suhartini, Model-model pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: PT. Lkis Pelangi

Aksara, 2005), Cet. Ke-1, h. 135. 42 Asep Usman Ismail, Pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa,

(Jakarta: Dakhwah Press, 2008), Cet Ke1, h. 10

Page 43: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

31

3. Tujuan dan Proses Pemberdayaan

Tujuan pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat

khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidak berdayaan, baik

karena kondisi internal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak

adil). Ada beberapa kelompok yang dapat dikategaorikan sebagai

kelompok lemah atau tidak berdaya meliputi:

a. Kelompok lemah secara struktural, baik lemah secara kelas, gender,

maupun etnis.

b. Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak dan remaja,

penyandang cacat, gay dan lesbian, masyarakat terasing.

c. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami

masalah pribadi dan keluarga.43

Proses pemberdayaan masyarakat mengandung dua

kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada

proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan,

atau kemampuan kepada masyarakat agar individu yang bersangkutan

menjadi lebih berdaya (survival of the fittes). Proses ini dapat dilengkapi

dengan upaya membangun asset material guna mendukung pembangunan

kemandirian mereka melalui organisasi. Kecenderungan primer dari

makna pemberdayaan. Kedua, atau kecenderungan skunder, menekankan

43 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 60

Page 44: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

32

pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi agar individu

mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang

menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog. Diantara kedua proses

tersebut saling terkait. Agar kecenderungan primer dapat terwujud,

seringkali harus melalui kecenderungan sekunder terlebih dahulu.44

4. Strategi Pemberdayaan

Edi Suharto menyatakan bahwa dalam pemberdayaan memiliki

tiga pemberdayaan:

a. Aras Mikro

Pemberdayaan sistem ini disebut juga sebagai strategi sistem kecil,

yang memiliki cakup keluarga dengan titik tekannya individu, salah

satunya melalui bimbingan.

Strategi mikro ini dilakukan sebagai kekecewaan tak kunjung

berfungsinya institusi publik di negeri ini dalam memperjuangkan

aspirasi masyarakat. Itulah sebabnya, masyarakat lebih bergerak

sendiri-sendiri, atau jika harus bersama-sama, mereka melibatkan diri

dalam jaringan lembaga-lembaga swadaya masyarakat atau lembaga-

lembaga nonpemerintah. Pilihan inipun pada kenyataannya tidak

selamanya menguntungkan perjuangan mereka, karena tidak sedikit

dari mereka yang hanya dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga tadi

demi kepentingan bargaining pemerintah lokal ataupun yang lainnya.

44 Harry Hikmat, strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama Press, 2010), Cet. Ke-5 h. 43.

Page 45: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

33

b. Aras Mizzo

Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai

media intervensinya. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok,

biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran,

pengetahuan, keterampilan, dan sikap agar masyarakat memiliki

kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

c. Aras Makro

Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar (large-

system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem

lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencana sosial,

kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,

manajemen konflik. Adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini.45

Ketiga model ini juga digunakan dalam usaha pelayanan sosial

bagi anak, sistem pelayanan bagi anak tersebut dapat berbentuk

pelayanan kelembagaan dimana anak yang akan mendapatkan

pelayanan ditempatkan di lembaga.46

5. Jenis-jenis Metode Pemberdayaan

Pemberdayaan sebagai suatu proses merupakan suatu yang

berkesinambungan dimana komunitas atau kelompok masih ingin

45 Edi Suharto, membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat, h. 66 46 Edi Suharto, membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat, h. 66

Page 46: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

34

melakukan perubahan serta perbaikan dan tidak hanya terpaku pada suatu

program saja.47

Menurut Edi Suharto. Ph. D. (Membangun Masyarakat

Memberdayakan Rakyat. Bandung : PT Refika Adiatma. 2005), h.60

Pemberdayaan adalah terdapat 5 dimensi:

a. Pemungkinan (enebling), yaitu menciptakan suasana atau iklim

yang memungkinkan potensi klien berkembang secara optimal.

Pemberdayaan haruss mampu membebaskan klien dari sekat-

sekat kultural dan struktural yang menghambat.

b. Penguatan (empowering), yaitu memperkuat pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki klien dalam memecahkan masalah

dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus

mampu menumbuh-mengembangkan segenap kemampuan dan

kepercayaan diri klien yang menunjang kemandirian.

c. Perlindungan (protecting), yaitu melindungi masyarakat

terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh

kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak

seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan yang

lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan

segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak

menguntungkan rakyat kecil. Pemberdayaan harus melindungi

47 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam kesejahteraan sosial (Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi UI 2002), seri II, h. 173

Page 47: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

35

rakyat lemah (dilemahkan?), serta masyarakat terasing (atau

diasingkan?)

d. Penyokongan (supporting), yaitu memberikan bimbingan dan

dukungan agar klien mampu menjalankan peranan dan tugas-

tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong

klien agar tidak terjatuh kedalam keadaan dan posisi yang

semakin lemah dan terpinggirkan.

e. Pemeliharaan (fortering), yaitu memelihara kondisi yang

kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan

antara kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus

menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan

setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.48

B. Pengertian Dhuafa, Fakir dan Miskin

1. Pengertian Dhuafa

Perkataan dhu’afa dalam kosa kata Al-Qur’an merupakan bentuk

jamak dari kata dha’if. Kata ini berasal dari kata dhu’afa, yadh’ufu,

dhu’fan atau dha’fan yang secara umum mengandung dua pengertian,

lemah dan berlipat ganda. Tentu saja yang dimaksud dalam konteks

pembahasan ini dhu’afa secara liberal berarti orang-orang yang lemah.

Menurut Al-Ashafani perkataan dhu’fu’ merupakan lawan dari quwwah

48 Syamsir Salam, Amir Fadilah. Sosiologi Pedesaan: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 240

Page 48: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

36

yang berarti kuat. Kemudian menurut imam khalil, pakar ilmu nahwu,

istilah dhu’fu’ biasanya dimaksudkan untuk menunjukan lemah fisik,

sedangkan dha’fu biasanya digunakan untuk menunjukan lemah akal.

Sejalan dengan penjelasan diatas, Al-Raghib Al-Ashfahani didalam

kitab mufradat Alfadah Al-Qur’an ketika menjelaskan makna dan

maksud istilah dhi’af-an pada surat annisa ayat 9 sebagai berikut:

ا الله وليقولوا قولا سديداوليخش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقو

“Dan khendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka berakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.

Dari ayat diatas bahwa istilah dhi’af-an memiliki beberapa

pengertian:

Pertama dha’if yakni lemah secara fisik. Maksudnya, bahwa

orang-orang beriman tidak boleh membiarkan anak-anak mereka

memiliki fisik, tubuh atau badan yang lemah. Bagi orang islam, makanan

yang bergizi itu selain memenuhi gizi yang seimbang sebagaimana

dirumuskan dalam prinsip empat sehat lima sempurna, tetapi juga harus

memperhatikan syarat halalan thayibba, yakni halal secara ilmu fiqih dan

berkualitas bagi kesehatan tubuh. 49 Sejalan dengan ini Sajogyo

menjelaskan seseorang belum dikatakan sejahtera jika belum mencukupi

standar protein dan kalori tertentu, sedang menurut BPS kebutuhan

49 Asep Usman Ismail, dkk, pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa,

(Jakarta; Dakwah Press, 2008), Cet. Ke-1, h. 19.

Page 49: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

37

minimum untuk hidup di ukur dengan pengeluaran untuk makanan setara

2.100 kalori perkapita perhari.50

Kedua, dha’if fi al-aqly yakni lemah secara intelektual. Sebenarnya

setiap anak memiliki potensi kecerdasan yang hampir sama. Misalnya

kelemahan intelektual anak-anak pada umumnya tidak terletak pada

potensi anak itu sendiri, tetapi terletak pada kemampuan orang tua, guru,

dan orang dewasa disekitar kehidupan anak-anak dalam mengembangkan

potensi kecerdasan mereka.

Ketiga, dha’if al-hali lemah karena keadaan sosial ekonomi yang

dihadapinya. Adapun yang dimaksud dengan kelemahan yang ketiga ini

adalah sebagai berikut: (1) kelemahan itu tidak berkenaan dengan fisik,

keterampilan hidup dan kecerdasan, tetapi berkenaan dengan kemampuan

untuk mendapat informasi dan peluang pengembangan diri, (2)

kelemahaan itu berkenaan dengan kemiskinan dan masalah-masalah

sosial. Anak-anak yatim dari lingkungan masyarakat fakir miskin yang

cerdas dan memiliki keinginan untuk maju termasuk salah satu contoh

kelemahan bentuk ketiga. Seorang muslim selain diperintahkan agar

senantiasa meningkatkan ketakwaannya kepada Allah, juga sangat

tekankan agar tidak membiarkan generasi yang lemah dilingkungan

terdekatnya, terutama kaum dhu’afa seperti anak yatim, fakir miskin,

50 Gunawan Sumodiningrat, Kemiskinan: Teori, Fakta dan Kebijakan, (Jakarta; IMPAC,

1999), h. 10

Page 50: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

38

anak jalanan dan anak-anak terlantar, serta orang-orang dari keluarga

yang termasuk penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Dapat disimpulkan menurut Al-Ashfahani, pengertian dhu’afa

yang berakar dari kata dhu’afa membentuk kata dhu’afa dengan segala

perubahannya di dalam Al-Qur’an mengandung pengertian lemah:

lemah secara fisik, lemah kedudukan, lemah ekonomi, lemah akal dan

ilmu/kurang pendidikan, lemah iman/keyakinan, dan lemah jiwa.

Istilah dhu’afa ini antara lain ditemukan pada Al-Qur’an surat At-

Taubah ayat 91, yang mengandung pengertian lemah fisik, baik karena

belum cukup umur, lanjut usia maupun karena faktor kualitas

kesehatan.51

ن لا يجدون ما ينفقون حرج إذا نصحوا لله ورسوله ليس على الضعفاء ولا على المرضى ولا على الذييمحر غفور اللهبيل وس نم سننيحلى الما عم

“Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

2. Pengertian Fakir dan Miskin

Berkenaaan dengan fenomena kemiskinan, Al-Qur’an menyebut

istilah miskin dalam bentuk tunggal sebanyak 11 kali dan menyebutnya

dalam bentuk jamak, masakin sebanyak 12 kali, jadi secara keseluruhan

51 Asep Usman Ismail, dkk, pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa,

(Jakarta; Dakwah Press, 2008), Cet. Ke-1, h. 18-19.

Page 51: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

39

Al-Qur’an menyebut istilah miskin sebanyak 23 kali, dilihat dari segi

kebahasaannya istilah miskin berasal dari kata kerja sakana, yang akar

hurufnya terdiri atas s-k-n. Perkataan sakana mengandung arti diam,

tetap, jamud dan statis. Al-ashfahani mendefinisikan miskin adalah

seorang yang tidak memiliki apapun.

Istilah miskin menggambarkan akibat dari keadaan diri seseorang

atau sekelompok orang lemah yang lemah. Ketika seseorang itu tidak

berhasil mengembangkan potensi dirinya secara optimal, yakni potensi

kecerdasan, mental dan keterampilan, maka keadaan itu akan berakibat

langsung pada kemiskinan yakni ketidak mampuan mendapatkan,

memiliki dan mengakses sumber-sumber rizki sehingga ia tidak memiliki

sesuatu apapun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Orang miskin

memiliki tenaga untuk bekerja, tetapi ia tidak melatih dan membiasakan

dirinya untuk menjadi pekerja yang terampil. Orang miskin juga

memiliki potensi untuk mengembangkan dirinya tetapi tidak berhasil

menjadi pekerja yang ulet. Mereka memilih pola hidup sakana yang

berarti diam, jumud dan statis tidak mengembangkan skill atau

keterambpilan dan keahlian dalam hidupnnya karena malas. Akibatnya

miskin.52

Namun menurut Gunawan Sumodiningrat dalam bukunya kemiskinan

teori, fakta dan kebijakan, penyebab kemiskinan tidak hanya disebabkan

karena seorang diam, apatis malas dan tidak mengembangkan skilnya

52 Asep Usman Ismail, dkk, pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa,

(Jakarta; Dakwah Press, 2008), Cet. Ke-1, h. 20

Page 52: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

40

yang diistilahkan dengan kemiskinan cultural/culture of powerty, akan

tetapi juga seseorang menjadi miskin karena lebih bersifat hambatan

kelembagaan atau strukturnya memang bisa menghambat seseorang

untuk meraih kesempatan-kesempatannya sehingga masyarakat tidak

dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya

tersedia bagi mereka.53

a. Sangat Miskin

Penduduk yang masuk dalam kelompok ini adalah mereka yang

mempunyai penghasilan di bawah setara dengan 240kg beras ekuivalen

setiap orang dalam setahun untuk penduduk yang hidup di pedesaan, dan

mereka yang berpenghasilan setara dengan 360kg beras untuk penduduk

yang tinggal di perkotaan.

b. Miskin

Penduduk yang termasuk dalam kelompok ini adalah merka yang

mempunyai penghasilan setara dengan 240kg beras sampai 320kg beras

pertahun untuk penduduk yang tinggal di desa, dan mereka yang

mempunyai penghasilan setara 360kg beras sampai 480kg beras pertahun

untuk penduduk yang tinggal di kota.

c. Hampir Cukup

Penduduk yang termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang

mempunyai penghasilan setara 320 kg beras sampai 480 kg beras

53 Gunawan Sumodiningrat, Kemiskinan: Teori, Fakta dan Kebijakan, (Jakarta; IMPAC, 1999), h. 16

Page 53: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

41

pertahun untuk penduduk yang tinggal di desa, dan mereka yang

mempunyai penghasilan setara 480kg beras sampai 720kg beras pertahun

untuk penduduk yang tinggal di kota.

d. Cukup.

Penduduk yang termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang

mempunyai penghasil setara dengan lebih dari 480kg beras setiap orang

selama setahun di daerah pedesaan, dan mereka yang mempunyai

penghasilan setara 720kg beras setiap orang selama setahun untuk daerah

perkotaan.54

Sementara itu, istilah di dalam bahasa Indonesia berasal dari kosa kata

bahasa arab faqir dalam bentuk tunggal dan fuqara’ dalam bentuk jamak

yang secara keabsahan, menurut Al-Raghib Al-Ashfahani memiliki empat

pengertian. Pertama, fakir berarti orang yang membutuhkan Allah.

Kebutuhan ini merupakan eksistensial yang berkenaan dengan eksistensi

manusia, yakni bahwa setiap manusia secara universal membutuhkan

Allah sebagaimana dinyatakan di dalam Al-Qur’an surat Fathir ayat 15

sebagai berikut :

یأیھا ٱلناس أنتم ٱلفقراء إلى ٱللھ وٱللھ ھو ٱلغنى ٱلحمید

“Hai manusia kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Kaha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji”.

54 Mustofa, Pemberdayaan Kaum Dhuafa Melalui Program Laboratorium Skill (Lab

Skill) Di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok, (Skripsi S1 Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), h. 30.

Page 54: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

42

Kedua, perkataan faqir berarti membutuhkan. Dalam pengertian ini

bahwa setiap orang membutuhkan makanan dan minuman serta kebutuhan

fisik biologis lainnya untuk menjaga keberlangsungan hidupnya. Ketiga,

pengertian faqir berarti tidak memiliki, tidak mengakses, dan tidak

mendapatkan sembilan bahan pokok (sembako) untuk memenuhi

kebutuhan hidup setiap hari sehingga ia menjadi faqir, yakni

membutuhkan pertolongan dan bantuan dari yang memiliki kemampuan.

Keempat, perkataan faqir berarti faqir al-nafs, yakni jiwa yang tidak

memiliki, tidak mengakses, dan tidak mendapatkan siraman rohani untuk

pengayaan batin.55

Para ulama fiqih seperti Imam Hanafi berpendapat bahwa fakir

adalah orang yang tidak memiliki penghasilan tetap dan tidak ada yang

memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Sementara itu Imam Syafi’i

berpendapat bahwa fakir adalah orang yang tidak dapat dapat mencukupi

kebutuhan dasar. Sementara itu, orang yang memiliki pekerjaan tetap

tetapi penghasilannya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari.56

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa istilah faqir dan

miskin pada dasarnya yakni sama-sama tidak dapat memenuhi kebutuhan

dasar hidupnya karena dari keterbatasan mereka. Namun antara fakir dan

55 Asep Usman Ismail, dkk, pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa,

(Jakarta; Dakwah Press, 2008), Cet. Ke-1, h. 20-21 56Hasan Sadili, (ed), Fakir Dalam Ensiklopedia Indonesia Edisi Khusus, jilid 7, (Jakarta:

PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001), h. 3977.

Page 55: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

43

miskin dari segi derajatnya berbeda, fakir lebih rendah derajatnya dari

pada miskin.

C. Pengertian Pelatihan

Pelatihan merupakan wahana untuk membangun sumber daya

manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Karena itu,

kegiatan pelatihan tidak dapat di abaikan begitu saja terutama dalam

memasuki era persaingan yang semakin ketat, tajam, berat pada abad ini.

Berkaitan dengan hal tersebut merupakan salah satu cara untuk

memberdayakan masyarakat.

Pelatihan akan berhasil jika identifikasi kebutuhan pelatihan

dilakukan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah

untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan

atau sikap masing-masing kadar kemampuannya. Secara umum pelatihan

adalah proses untuk mengubah sikap dan tingkah laku, untuk memenuhi

tujuan organisasi. Proses berlangsung secara terus menerus baik resmi

maupun tidak resmi. Proses pelatihan resmi adalah program pelatihan yang

dikoordinasikan secara khusus dan terarah, baik dikelas maupun di tempat

kerja, sedangkan yang tidak resmi adalah proses perubahan sikap dan

tingkah laku yang dilakukan sambil bekerja dengan pengarahan dan

contoh dari atasannya atau ahlinya.57

57 Ir H. Tandjung Mursanto, Sistem Manejemen Semesta (Jakarta: Dunia Bulan Bintang,

1995), h.132-133.

Page 56: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

44

Penggunaan istilah pelatihan (training) berdasarkan pendapat

Andrew F. Sikula adalah bahwa pelatih (training) adalah suatu proses

pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan

terorganisir dimana para peserta mempelajari pengetahuan dan

keterampilan teknis dalam tujuan terbatas.58

Menurut Dr. Oemar Hamalik melihat dari segi oprasional,

pelatihan diartikan sebagai suatu proses yang meliputi serangkaian

tindakan (upaya) yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk

kepribadian kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional

kepelatihannya dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna

meningkatkan efektifitas dan produktifitas dalam suatu organisasi.59

Begitu juga menurut Veithzal Rivai, bahwa pelatihan adalah

sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk

memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar system pendidikan

yang berlaku dalam waktu yang relative singkat dengan metode yang lebih

mengutamakan praktik dari pada teori.

Pelatihan, secara singkat didefinisikan sebagai suatu kegiatan

untuk meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja dimasa mendatang. Hal-

58 Dr.A.A.Amwar Prabu Mangkunegara, Des. M.Si.Psi. Manejemen Sumber Daya

Manusia Perusahaan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2001), Cet. Ke 3. H. 44. 59Oemar Hamalik, Pembangunan Sumber Daya Manusia Manejemen Pelatihan

Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), h. 10.

Page 57: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

45

hal berikut ini penting untuk mengetahui konsep pelatihan lebih lanjut,

yaitu :

1. Pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah tingkah

laku peserta untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan

berkaitan dengan keahlian dan kemampuan peserta untuk

melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi

saat ini dan membantu peserta untuk mencapai keahlian dan

kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan

pekerjaannya.

2. Program pelatihan formal adalah usaha pemberi kerja untuk

memberikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk

memperoleh pekerjaan atau bidang tugas yang sesuai dengan

kemampuan, sikap, dan pengetahuan.60

1. Tujuan Pelatihan

Dalam hal ini tujuan pelatihan secara umun adalah pengembangan

kualitas sumber daya manusia yang bersumber dari kualitas manusia

seperti yang diharapkan antara lain dari aspek-aspek sebagai berikut :

a. Peningkatan semangat kerja

b. Pembinaan budi pekerti

c. Peningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa

d. Meningkatkan taraf hidup

60 Veithzal Rivai, Manejemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Praktek (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 226.

Page 58: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

46

e. Meningkatkan kecerdasan

f. Meningkatkan keterampilan

g. Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan

h. Menciptakan lapangan kerja

i. Memeratakan pembangunan dan pendapatan.

Sedangkan program pelatihan (training) secara khusus bertujuan

untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik

pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang. Adapun tujuan dan

pelatihan secara khusus adalah sebagai berikut :

a. Mendidik, melatih sertaa membina tenaga kerja yang memiliki

keterampilan yang produktif dalam rangka pelaksanaan

program organisasi lapangan.

b. Mendidik, melatih serta membina unsur-unsur ketenaga kerjaan

yang memiliki kemampuan dan hasrat terus meningkatkan

dirinya sebagai tenaga yang tangguh, mandiri, profesional,

beretos kerja yang tinggi dan produktif.

c. Mendidik, melatih serta membina tenaga kerja sesuai dengan

bakat, minat, nilai dan pengalamannya masing-masing

(Individu).

Page 59: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

47

d. Mendidik dan melatih tenaga kerja yang memiliki derajat

relevansi yang tinggi dengan kebutuhan pembangunan.61

2. Manfaat Pelatihan

Banyak manfaat yang bisa didapat dalam melakukan pelatihan baik

untuk peserta pelatihan, maupun penyelenggara pelatihan. Setidaknya

ada tujuh manfaat yang dapat di ambil melalui penyelenggara program

pelatihan, diantaranya adalah :

a. Peningkatan produktivitas organisasi sebagai keseluruhan

antara lain karena tidak terjadinya pemborosan, karena

kecermatan melaksanakan tugas, tumbuh suburnya kerjasama

antara berbagai satuan kerja yang melaksanakan kegiatan yang

berbeda-beda dan bahkan spesialistik, meningkatnya tekad

mencapai sasaran yang telah ditetapkan serta lancarnya

koordinasi sehingga organisasi bergerak sebagai suatu kesatuan

yang bulat dan utuh.

b. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan

antara lain karena adanya pendelegasian wewenang, interaksi

yang didasarkan pada sikap dewasa baik secara teknikal

maupun intelektual, saling menghargai dan adanya kesempatan

bagi bawahan untuk berpikir dan bertindak secara inovatif.

c. Terjadinya proses pengambilan yang lebih cepat dan tepat

karena melibatkan para pegawai yang bertanggung jawab

61 Amelia,”Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa”(Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009)h.34-35

Page 60: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

48

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan oprasional dan tidak

sekedar diperintahkan oleh manajer.

d. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam

organisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi.

e. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan

gaya manajerial yang partisipatif.

f. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang pada

gilirannya memperlancar proses perumusan kebijaksanaan

organisasi dan oprasionalisasinya.

g. Penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya adalah

tumbu suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan di

kalangan para anggota organisasi.

B. Keterampilan

1. Pengertian Keterampilan

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, Keterampilan berasal dari

kata terampil yang berarti kecakapan dalam menyelesaikan tugas.62

Menurut W. Gulo keterampilan tidak mungkin berkembang kalau tidak

didukung oleh sikap, kemauan dan pengetahuan. Manusia merupakan

pribadi yang unik, dimana aspek rohaniah, mental intelektual dan fisik

merupakan satuan kesatuan yang utuh.63 Dari pendapat Gulo dapat

diketahui bahwa suatu keterampilan tidak akan terwujud tanpa adanya

kemauan, sikap dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Sehingga

62 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pustaka, 2007), Cet, Ke-4 Ed. Ke-3 h. 1180.

63 W. Gulo, strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grafindo, 2002), h, 51.

Page 61: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

49

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebenarnya adalah satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari diri seseorang.

Keterampilan sangat erat kaitannya dengan sumber daya manusia.

The Liang Gie mengemukakan pengertian keterampilan sebagai

berikut: keterampilan adalah kegiatan menguasai sesuatu keterampilan

dengan tambahan bahwa mempelajari keterampilan harus dibarengi

dengan kegiatan praktik, berlatih dan mengulang-ulang suatu kerja.

Seseorang yang memahami semua asas, metode pengetahuan dan teori

dan mampu melaksanakan praktis adalah orang yang memiliki

keterampilan.64

Dengan memerhatikan konsep keterampilan Menurut The Liang

Gie di atas dapat dikemukakan bahwa keterampilan merupakan suatu

pemahaman seseorang akan suatu metode, cara dan teknik, serta

pengetahuan dan teori dan seseorang tersebut dapat mempraktikannya

dalam kehidupan sehari-hari dalam organisasi atau lembaga tertentu

yang dapat menunjukan kalau seseorang itu mempunyai keterampilan.

Menurut Littre di dalam buku Maurice Duvenger, bahwa

pengertian keterampilan adalah sebagai proses kolektif dari suatu

kemahiran atau manufaktur khusus.65 Maksudnya keterampilan dengan

berbagai penemuan yang direncanakan manusia dengan menggunakan

64 Drs Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektivitas Organisasi:

Kajian Penyelenggaraan Pemerintah Desa (Jakarta:PT Raja Grafindo,2008), h. 70.

65 Maurice Duvanger, Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakidae (Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 2007), h. 79.

Page 62: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

50

alat-alat, mesin dan sebagainya yang memberikan peserta penguasaan

terhadap materi yang diberikan.

Menurut Syamsuar Mochtar, keterampilan adalah cara memandang

siswa serta kegiatannya sebagai manusia seutuhnya, yang

diterjemahkan dalam kegiatan belajar-mengajar yang memerhatikan

perkembangan pengetahuan, nilai hidup serta sikap, perasaan dan

keterampilan sebagai satu kesatuan baik berupa tujuan maupun

sekaligus bentuk pelatihannya, yang akhirnya semua kegiatan belajar

dan hasilnya tersebut tampak dalam bentuk kreativitas.66

Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa hakekat pendidikan

keterampilan atau life skill merupakan upaya untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan kemampuan yang memungkinkan peserta

dapat belajar hidup mandiri dalam melaksanakan keterampilan.

2. Jenis-Jenis Keterampilan

Mengenai keterampilan menurut Sardiman A.M dalam Ari

Kurniawan ada dua jenis keterampilan umumnya :

a. Keterampilan Jasmani, yaitu keterampilan yang dapat dilihat dan

diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak

atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.

b. Keterampilan Rohani, yaitu keterampilan yang menyangkut

persoalan-persoalan penghayatan, keterampilan berfikir serta

66 Drs A. Samana, Mpd, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem

Instruksional (PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992), h. 111.

Page 63: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

51

kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan masalah atau

konsep.67

Pekerja sosial dan praktisi perubahan sosial memahami bahwa

keteraampilan (skill) adalah sebuah kemampuan untuk melakukan

sesuatu dengan baik. Karena itu keterampilan dan keahlian

berkembang secara terus-menerus dan mengalami pengulangan.

Skill adalah kemampuan tentang bagaimana dan apa saja yang

dikerjakan. Skill memerlukan perhatian yang sangat serius dari

peserta didi, akan tetapi mengalami (melihat) sendiri secara

langsung merupakan hal yang lebih penting. Guru terbaik adalah

pengalaman sepanjang hidup, dan kesalahan yang segera diperbaiki

merupakan perbaikan diri yang luar biasa.68

67 Ari Kurniawan, Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan Koja Jakarta Utara, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 53.

68 Herry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama Press, 2010), Cet. Ke-5 h. 29-30.

Page 64: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

52

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Profil Singkat Rumah Gemilang Indonesia

1. Sejarah Rumah Gemilang Indonesia

Rumah Gemilang Indonesia (RGI), Berdiri di lahan wakaf seorang

donatur seluas 1.600 meter persegi di kampung kebon kopi, Kelurahan

pengasinan, Kecamatan Sawanagan, Kota Depok. RGI, adalah sebuah unit

program pemberdayaan dan pusat pelatihan (empowering dan training

center) di bawah direktorat Program Al-Azhar Peduli Umat. Secara resmi,

RGI mulai beroprasi sejak 1 juni 2009 dengan melakukan sosialisasi

kepada masyarakat di wilayah Kecamatan Sawangan Kota Depok.

Sebagai bagian dari program pemberdayaan Al-Azhar Peduli Umat,

RGI mengadopsi Platform pesantren, tetapi fokus pada penyelenggaraan

pendidikan non formal dalam kemasan shortcourse (kursus singkat .

perpaduan ini bertujuan agar para peserta pelatihan RGI tidak hanya

menyerap pengetahuan dan keterampilan unggul yang menjadi pondasi

masa depan mereka, tapi juga memiliki pengetahuan dan dasar akidah

iman yang baik.

Bukan perkara yang mudah mewujudkan gambar rencana menjadi

bangunan fungsional. Estimasi biaya pembangunan mencapai angka Rp 3

miliyar. Belum termasuk biaya fasilitas dan oprasional . Al-Azhar Peduli

Page 65: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

53

Ummat pun mengundang donatur yang peduli terhadap pendidikan bagi

yatim dan dhuafa untuk berpartisipasi dalam pembangunan RGI. Caranya

delapan ruang kelas di lantai dua dan empat kelas di lantai satu, dilelang

dalam akad wakaf tunai masing-masing seharga Rp 100 juta. Selain

mendapatkan sertifikat, pemenang lelang berhak memberikan nama ruang,

sesuai yang dikehendaki. Aula dan perpustakaan di lantai 1, juga dilelang

dengan nilai masing-masing Rp 200 juta.

Kini, bangunan megah dengan fasilitas pelatihan yang menuju

sempurna itu, sudah di manfaatkan sebagai training center untuk remaja

usia produktif yang putus sekolah maupun yang tak mampu melanjutkan

ke jenjang tinggi. Komunitas masyarakat dan pesantren juga memetik

manfaat dari keberadaan RGI ini. Mereka secara gratis dapat belajar

pengetahuan dan keterampilan yang selama ini hanya dapat dinikmati

kalangan ekonomi mampu.

Dalam peran empowering. RGI disiapkan sebagai pusat pemberdayaan

dan enterpreneur. Seluruh produk yang dihasilkan RGI, disiapkan sebagai

produk bisnis yang akan menopang oprasional RGI dan menjadikan

wahana bagi peserta RGI memasarkan hasil karyanya. Tujuannya

meningkatkan taraf ekonomi alumni RGI untuk mendapatkan kehidupan

yang lebih baik, mandiri, berjiwa sosial, dan memiliki nilai-nilai agama

dengan baik.

Page 66: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

54

2. Visi dan Misi Rumah Gemilang Indonesia

a. Visi :

“Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan keterampilan serta

pengembangan masyarakat yang mampu menciptakan generasi kreatif,

produktif, mandiri dan berakhlak mulia”.

b. Misi :

1) Menjadikan RGI pusat pengetahuan dan keterampilan bagi

generasi produktif’

2) Membentuk sumber daya insani yang kreatif, produktif,

mandiri dan berakhlak mulia;

3) Melahirkan enterpreneur yang mandiri dan menjadi agent of

change masyarakat;

4) Menjadikan RGI business center bagi produk asli masyarakat;

3. Letak geografis

Rumah Gemilang Indonesia berlokasi di Jln. Pengasinan RT. 01/06

Kp. Kebon Kopi Kec. Sawangan Kota Depok Jawa Barat 16518 Tlp.

(0251) 8614288. Website : www.rumahgemilangindonesia.com //

www.alazharpeduli.com. Secara geografis letak lembaga RGI ini

sangat strategis karena sangat terlihat sekali dari jalan raya

Page 67: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

55

4. Struktur Kepengurusan

Gambar 1.

MANAGER

ADM & KEUANGAN

UNIT USAHA DAN KEMANDIRIAN

UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

UNIT BUIDING MANAJEMEN

PARA INSTRUKTUR

1. KREATIF HANDICRAFT

2. MINI GARMENT

3. MINI BUTIK

1. KESEKRETARIATAN

2. SECURITY SERVICE

3. CLENING SERVICE

4. PERAWATAN DAN PENGEMBANGAN ASET

PROGRAM REGULER

PROGRAM STUDI 1. TEKNIK

KOMPUTER DAN JARINGAN

2. FOTOGRAFI DAN VIDEOGRAFI

3. DESIGN GRAFIS

4. MENJAHIT DAN TATABUSANA

PROGRAM NON REGULER

PROGRAM KHUSUS :

1. IBU KREATIF 2. DA’I MELEK

TEKNOLOGI 3. SANTRI

MELEK TEKNOLOGI

4. MOBILE TRAINING

Page 68: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

56

Tujuan :

Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat untuk mendapatkan

kehidupan yang lebih baik, mandiri, berjiwa sosial dan memiliki nilai-

nilai agama.

5. Unit Pendidikan Dan Latihan

a. Program Regular

Program rgular adalah pelatihan keterampilan untuk generasi usia

produktif (17-30) dari keluarga yang kurang mampu. Masa diklat

selama 5 bulan setiap satu angkatan, terdiri dari:

1. 3 bulan pelatihan teori dan praktek

2. 1 bulan workshop terpadu

3. 1 bulan pemagangan

Jam pelatihan fullday setiap hari senin sampai jum’at mulai pukul

07.30 sampai 16.00 WIB. Sistem diklat shortcourse dan full beasiswa

bagi peserta yang lulus seleksi.

Page 69: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

57

Tabel 1.

Tabel Kegiatan RGI

Waktu Kegiatan PIC

07.30-08.00 Shalat dhuha, pembacaan surat Al-Waqiah, dan do’a pagi

Instruktur pendamping spiritual care community

08.00-09.00 Pendampingan spiritual care communitya & capacity building

Instruktur pendamping spiritual care community

09.00-12.00 Materi keterampilan masing-masing program studi, teori dan praktek

Instruktur keterampilan program studi

12.00-12.30 Shalat dzuhur berjama’ah dan kultum dzhuhur

Seluruh peserta diklat

12.30-13.30 Makan siang bersama dan bersih kingkungan RGI

Seluruh peserta diklat

13.30-15.00 Materi keterampilan masing-masing program studi, teori dan praktek

Instruktur keterampilan program studi

15.00-15.30 Shalat ashar, kultum ashar

Seluruh peserta diklat (kultum oleh peserta secara bergantian

15.30-16.00 Lanjut materi program studi

Instruktur keterampilan program studi

16.00-21.00

Jam tambahan belajar. RGI

memberikan kesempatan bagi peserta diklat untuk keperluan tugas dari instruktur dan pendalaman materi. (prosedur dan ketentuan berlaku).

Peserta diklat

Page 70: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

58

b. Materi Diklat

1) Teori dan praktek keterampilan

2) Sepiritual Care Community dan Chatacter Building.

3) Factory Tour

4) Menulis kreatif dan Pengenalan Internet

5) Leadership dan Kewirausahaan

6) Workshop Terpadu

7) Pemegangan

c. Program Pelatihan:

1. Program Study Menjahit dan Tata Busana.

2. Program Study Design Grafis.

3. Program Study Fotografi dan Videografi.

4. Program Study Teknik Komputer dan Web Design.

5. Aplikasi perkantoran.

6. Otomotif.

d. Program Non Reguler

Program non reguler merupakan pengembangan program

reguler dengan mengoptimalkan sarana dan peralatan pelatihan

keterampilan. Waktu pelatihan setiap hari sabtu dan minggu mulai

dapa pukul 08.00 WIB program non reguler terdiri dara:

1) Ibu Kreatif

Page 71: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

59

Program khusus bagi ibu-ibu rumah tangga dengan

pelatihan keterampilan handiccraft. Masa pelatihan 3

bulan teori dan praktek ditambah 1 bulan workshop.

Setelah diklat, peserta didampingi dalam kewirausahaan

dengan stimulus usaha kelompok. Jumlah peserta setiap

angkatan 20 orang.

2) Santri Melek Teknologi (SMT)’

Ikhtiar memberikan bekal keterampilan ilmu

komputer bagi santri pondok pesantren tradisional. Melek

teknologi melalui ilmu komputer menjadi target para

santri setelah mengikuti program ini.

3) Da’i Melek Teknologi (DMT)

Program khusus bagi da’i-da’i dengan memberikan

keterampilan teknik komputer, pengenalan teknologi

komunikasi dan internet serta teknik dakwah melalui

dunia maya. Pelatihan selama 1 bulan ini, Peserta

ditargetkan mengenal dan menguasai teknologi komputer

dan internet yang akan dimanfaatkan untuk kepentingan

dakwahnya.

4) Mobile Training

Mobile Training merupakan ikhtiar agar masyarakat

luas mampu menjangkau nilai manfaat RGI. Bentuk

kegiatannya, RGI secara aktif mendatangi kelompok-

Page 72: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

60

kelompok masyarakat yang relatif jauh dari RGI untuk

memberikan pelatihan keterampilan. Varian keterampilan

berdasarkan kebetulan masyarakat lokal tertentu, seperti

keterampilan handirafts yang unsur input sudah disiapkan

RGI. Program ini juga merupakan titik awal

pengembangan ekonomi dan spiritual masyarakat.

e. Peserta Program

Peserta menerima manfaat program regular adalah:

1) Generasi muda produktif

2) Generasi putus sekolah

3) Generasi yang bermasalah pada ekonomi

4) Genersai yang tak mampu menempuh pendidikan non

formal

5) Komunitas pesantren tradisional

f. Kriteria Peserta

1) Berasal dari keluarga yang kurang mampu

2) Laki-laki dan wanita.

3) Batas usia 17-30 tahun.

4) Jenjang pendidikan tidak diutamakan.

5) Bisa membaca menulis dan berhitung.

6) Sehat jasmani dan rohani

7) Tidak sedang aktif sekolah maupun kuliah

Page 73: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

61

8) Tidak sedang terikat kontrak kerja dengan pihak tertentu.

9) Siap dan komitment mengikuti seluruh rangkaian diklat.

10) Mematuhi semua peraturan yang telah dibuat dan disepakati.

g. Sarana dan Fasilitas

1) Beasiswa full pendidikan dan pelatihan bagi yang lulus seleksi.

Diklat RGI baik program reguler maupun non reguler

semuanya full beasiswa (gratsi). Peserta adalah mereka yang

lulus seleksi yang prosesnya sebagaimana yang telah

dijabarkan. Seluruh peserta diklat adalah mereka yang

termasuk ashnaf penerima zakat yang berhak menerima zakat,

infaq dan shadaqah.

2) Ruang Program Study pelatihan representative

Ruang kelas disiapkan senyaman dan sekondusif mungkin

untuk kegiatan belajar mengajar. Di lantai bawah (satu)

terdapat 4 ruangan kelas yang terdiri dari :

- 1 ruang kelas program studi teknik komputer dan

jaringan

- 1 ruang kelas praktek program studi menjahit dan

tatabusana

- 1 ruang kelas program studi menjahit dan tatabusana

untuk teori, pembuatan pola dan pemotongan bahan

jahitan.

- 1 ruang kelas umum

Page 74: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

62

Sedangkan di lantai atas (dua) terdiri dari :

- 1 ruang kelas program studi design grafis

- 1 ruang kelas program studi fotografi dan videografi

- 1 ruang perpustakaan umum RGI

- 1 ruang produksi “kreatif handicrafts”

- 1 ruang produksi “mini batik”

- 1 ruang produksi “mini garment”

Tabel 2.

Jumlah fasilitas yang ada di RGI

No Peralatan Unit Peruntukan

1 Mesin Jahit Biasa 20 Praktek Menjahit & Tata Busana

2 Mesin Jahit Hightspeed 5 Praktek Menjahit & Tata Busana

3 Mesin Obras 12 Praktek Menjahit & Tata Busana

4 Komputer Spec. 1 20 Praktek Komputer & Jaringan

5 Komputer Spec. 2 20 Praktek Design Grafis

6 Komputer Spec. 3 4 Praktek Editing Foto dan Video

7 Softbox 1 Praktek Lighting/Studio Foto

8 Kamera Foto SLR 6 Praktek Fotografi

9 Kamera Video 2 Praktek Videografi

10 Infokus/LCD Projector 2 Teori Materi Semua Kelas

Page 75: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

63

3) Peralatan keterampilan, praktikum dan workshop.

Peralatan tersebut adalah peralatan utama dan wajib ada

untuk mendukung berjalannya proses pelatihan. Selain

peralatan tersebut, terdapat peralatan dan perlengkapan lain

yang mendukung kegiatan pelatihan.

4) Perpustakaan umum.

Perpustakaan disiapkan untuk menunjang referensi dan

bahan bacaan peserta diklat. Perpustakaan juga terbuka untuk

umum, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan beberapa

ketentuan. Jenis bukunya tentang buku keterampilan khusus,

buku-buku motifasi dan pengembangan diri, buku pengetahuan

umum dan islam, tafsir, novel, cerpen, ensiklopedi, dll.

(prosedur pemakaian dan peminjaman buku terlampir)

5) Musolah dan aula serbaguna.

Area musolah berukuran 15 x 4 m, terletak didepan. Tata

letak ini didesign agar tercipta kondisi spirit islami. Musolah

yang mudah diakses dan luas dengan kapasitas skitar 100

orang. Selain untuk sarana ibadah solat sehari-hari, juga

difungsikan untuk taklim/pengajian, training motivasi dan

bimbel, serta kegiatan lain.

6) Aula serbaguna.

Aula terletak di belakang. Fungsinya sebagai ruang kelas

umum, yaitu untuk materi SCC, leadership dan kewirausahaan,

Page 76: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

64

makan siang bersama dan kegiatan umum lainnya. Area ini

juga dapat disewakan untuk seminar atau training terbatas.

7) Lapangan olahraga.

Halaman depan RGI dimanfaatkan untuk lapangan

bulutangkis, sarana olahraga standar bagi peserta diklat

8) Function Hall.

Ruangan ini difungsikan sebagai kelas stadium general,

rapat manajemen, training dan workshop. Ruangan ini juga

dapat disewakan untuk masyarakat umum

9) Makan siang.

RGI memberikan fasilitas makan siang bersama selama

masa diklat berlangsung. Makan siang bersama dilaksanakan.

h. Output Program

1. Berpengetahuan (Knowledge)

Peserta mampu menjadi pribadi yang cerdas secara

intelektual dengan muatan materi-materi keislaman,

kemansiaan, kepedulian dan pengetahuan umum.

2. Berkeahlian (skill)

Peserta memiliki keahlian atau keterampilan khusus sesuai

dengan pilihan Program study keterampilannya sehingga

mampu membuka kesempatan kerja dan berwirausaha.

3. Berakhlaqul karimah (Value)

Page 77: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

65

Peserta mampu menjadi pribadi yang cerdas dalam spiritual

dan emosionalnya. Hal ini menjadi kekuatan bagi peserta baik

dalam keluarga, masyarakat dan dunia kerja.

i. Unit Usaha dan Kemandirian

Selain pendidikan dan pelatihan, RGI juga disiapkan menjadi

business center bagi produk-produk karya peserta diklat dan

produk lokal masyarakat. Unit ini digerakan sebagai ikhtiar

manjalankan usaha menuju kemandirian RGI.

1) Rumah Gemilang Fashion dan Handicrafts

2) Rumah Gemilang Design dan Production

j. Sinergi dan Kemitraan

Kemitraan menjadi strategi dan kekuatan penting. Dalam

mengoptimalkan proses dan output program RGI menjalin

kemitraan dengan berbagai pihak:

1) Sinergi dengan donatur, CSR atau lembaga pendonor dalam

pembiayaan oprasional dan pengadaan peralatan pelatihan

2) Kemitraan dengan perusahaan atau unit usaha dalam

pemagangan, factory tour dan penyaluran tenaga kerja

3) Kemitraan dengan LAZ dan lembaga daerah dalam perekrutan

diklat di wilayah Indonesia.

Page 78: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

66

BAB IV

ANALISI PENGEAMATAN DAN TEMUAN LAPANGAN

Sebagai lembaga pendidikan di luar sekolah yaitu Rumah Gemilang

Indonesia (RGI) yang memainkan peran dalam membantu melengkapi kebutuhan

pendidikan di luar sekolah, memiliki strategi-strategi dalam pemberdayaan guna

mengatasi permasalahan anak dalam ruang lingkup pendidikan. Strategi

pemberdayaan dapat di artikan sebagai tujuan maupun proses. Sebagai tujuan,

maka strategi pemberdayaan adalah suatu keadaan yang ingin dicapai, yakni klien

yang memiliki kekuasaan atau keberdayaan. Sedangkan sebagai proses

pemberdayaan pada umumnya dilakukan secara kolektif, dalam arti mengaitkan

dengan sumber atau sistem lain dari luar dirinya. Strategi itu sendiri adalah

keseluruhan langkah dengan perhitungan yang pasti guna mencapai suatu tujuan

atau untuk mengatasi suatu persoalan.69

A. STRSTEGI RUMAH GEMILANG INDONESIA DALAM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAUM DHUAFA MELALUI

PELATIHAN KETERAMPILAN DI RUMAH GEMILANG

INDONESIA

Sebelum mengarah pada pembahasan yang lebih lanjut, penulis ingin

memaparkan salah satu kacamata teori yang digunakan untuk melihat

pemahaman tentang pemberdayaan masyarakat, seperti yang juga telah

69 Bintaro Tjokroamidjojo dan Mustapadidjaja, Teori dan Strategi Pembangunan

Nasional,(Jakarta: Mas Agung,1998), h. 13).

Page 79: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

67

dipaparkan di bab sebelumnya bahwa pemberdayaan masyarakat sebagaimana

yang dinyatakan oleh Jim Ife, yakni sarana yang digunakan untuk memberikan

kepada masyarakat sumber-sumber, kesempatan, pengetahuan dan

keterampilan guna meningkatkan kapasitas masyarakat.

1. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Kaum dhuafa di Rumah

Gemilang Indonesia

Pada bab sebelumnya penulis menggunakan tinjauan teori yang salah

satunya tentang strategi pemberdayaan masyarakat dimana hal ini

dijelaskan bahwa dalam konteks pekerja sosial, pemberdayaan masyarakat

dapat dilakukan dengan tiga strategi yakni mikro, mezo dan makro.

Pada dasarnya pemberdayaan masyarakat tentu saja bertujuan pada

ranah yang luas yakni berdampak terhadap masyarakat khalayak namun

dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara

individual, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau sistem lain

diluar dirinya.

Adapaun strategi pemberdayaan yang dilakukan oleh Rumah

Gemilang Indonesia ini menurut penulis termasuk dalam strategi level

mezo, karena sebagaimana juga telah dijelaskan sebelumnya strategi mezo

merupakan pemberdayaan yang dilakukan terhadap sekelompok klien,

sebagaimana Rumah Gemilang Indonesia yang memang menggunakan

kelompok dengan pengumpulan dan pengorganisasian masyarakat umum

Page 80: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

68

melalui proses yang telah ditetapkan dan kemudian digunakan sebagai

media intervensi.

Pendidikan dan pelatihan dinamika kelompok, biasanya digunakan

sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan,

keterampilan dan sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan

permasalahan yang dimilikinya.

Demikian halnya Rumah Gemilang Indonesia yang melaksanakan

program pelatihan keterampilan dimana tidak hanya aspek terampil saja

tetapi juga banyak nilai dan prinsip dalam hidup yang diberikan lalu

pendidikan dan pengetahuan yang merunjuk pada prinsip islam serta

kemandirian.

“Program kegiatan yang dilakukan oleh RGI tidak hanya sebatas pelatihan keterampilan saja, akan tetapi RGI lebih mengutamakan pembinaan akhlak karena sangat penting untuk bekal nantinya. Kalau hanya mempunyai skill hebat tetapi tidak mempunyai attitudenya kurang baik itu percuma. Makanya mengapa RGI memberikan pembinaan rohani terlebih dahulu kepada para peserta agar mereka terbiasa dan nantinya akan seimbang antara akhlak dengan skill yang dia punya”.70

Strategi ini juga menjadi pengaruh pada ranah yang lebih luas dalam

pandangan penulis, karena dengan memberikan keterampilan terhadap

masyarakat serta memberikan kesempatan kepada mereka dalam

membangun usaha maka secara tidak langsung juga akan menciptakan

lapangan pekerjaan pada masyarakat lainnya yang kemudian kembali pada

70 Wawancara pribadi dengan Manager Rumah Gemilang Indonesia. Sabtu, 25 Maret

2017

Page 81: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

69

tujuan dasarnya yakni pengentasan dan mengurangi tingkat pengangguran

dan kemiskinan.

Pendidikan dan keterampilan bukanlah hal yang bersifat praktis dalam

upaya pemberdayaan masyarakat. Berbagai macam proses tentunya dibutuhkan

untuk mencapai tujuan. Sama halnya seperti konsep pemberdayaan masyarakat

yang diterangkan oleh Suharto bahwa pemberdayaan merupakan sebuah proses

dan tujuan.

Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk

memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,

termasuk individu-individu yang mengalami maslah kemiskinan.

Rumah Gemilang Indonesia sebagai lembaga yang turut berupaya

menumbuhkembangkan potensi masyarakat melalui pelatihan keterampilan juga

memiliki berbagai macam proses sebagaimana di terangkan oleh Ruslan :

“Jadi di awali dari kita sosialisasi dari media online dan non online lalu di bukalah sesi pendaftaran, Setelah proses pendaftaran dilakukan dan melewati proses seleksi, barulah mereka yang telah resmi diterima kemudian di interview selanjutnya setelah minat dan bakatnya kelihatan barulah masuk tahap penjurusan. Setelah itu masuk pada fase diklat, nanti ada kegiatan belajar mengajar lalu dua hari terakhir ada juga job training atau praktek kerja lapangan. Seperti mengadakan bazar atau event-event tertentu semacam vermak busana gratis bagi peserta yang pelatihan menjahit dan tata busana. Ada yang service motor gratis bagi peserta yang pelatihan otomotif dan lain sebagainya. Dalam diklat itu ada juga kelas pembentukan karakter seperti ngaji Al-Quran, ceramah Agama, dan lain-lain yang mencakup pada sepiritual dilakukan setiap hari sebelum mulainya kegiatan materi pelatihan. Jadi yang tadinya tidak bisa mengaji, solat dan akhlaknya yang kurang baik kita harapkan disini para peserta akan dibimbing sebaik mungkin baik dari segi pengetahuan maupun mental. Jadi memang yang namanya lembaga zakat itu ya lembaga dakwah, artinya ada sharing nilai yang harus diberikan. Kemudian setelah

Page 82: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

70

evaluasi, ketika dia lulus maka dia lanjut pada tahap selanjutnya dan mendapat sertifikat. Setelah lulus dan mendapat sertifikat lalu kita berikan kesempatan magang selama satu bulan dengan bermodalkan surat dan jurnal magang, mereka bisa mencari tempat sendiri atau rekomendasi dari kita. Nah fase magang inilah yang sebenarnya menjadi fase krusial dimana kompetensi yang sudah mereka miliki itu bisa di aplikasikan atau tidak. Setelah magang masih pada fase pendampingan lebih lanjut, apakah mereka memilih untuk berkarir dengan arahan kami atau mereka mencari sendiri”.71

Dan lebih dari itu, adapun sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk

pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu

masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunnyai pengetahuan dan

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik,

ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam

kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

Seperti yang diungkapkan oleh Ruslan :

“Tujuannya yaa seperti tadi saya bilang, tujuan paling utama adalah untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. Untuk kedepan nanti RGI akan membuka cabang-cabang di seluruh daerah. Agar seluruh masyarakat indonesia yang kurang mampu dari segi ekonomi bisa merubah nasibnya dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan keterampilan secara geratis. Dan kita juga ingin seluruh siswa yang masuk RGI bisa mandiri, dan berwirausaha maupun berkarir.”.72

Tiap rangkaian kegiatan merupakan proses yang tergambar dalam konsep

pemberdayaan masyarakat. Selain itu juga merupakan hal yang paling penting

agar program yang telah direncanakan dapat sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Melalui berbagai proses dan tujuan inilah kemudian program pelatihan

71 Wawancara pribadi dengan Manager Rumah Gemilang Indonesia. Sabtu 25 Maret 2017 72 Wawancara pribadi dengan Manager Rumah Gemilang Indonesia. Sabtu, 25 Maret

2017

Page 83: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

71

keterampilan seperti yang dilakukan oleh Rumah Gemilang Indonesia dapat di

anggap sebagai suatu keberadaan esensial dalam pemberdayan masyarakat.

B. HASIL OUTPUT PROGRAM PELATIHAN KETERAMPILAN

RUMAH GEMILANG INDONESIA

Hasil output program pelatihan keterampilan merupakan tahap selanjutnya

dalam pencapaian proses pemberdayaan masyarakat. Bukan hanya sebatas pada

keberhasilan program pihak lembaga saja tetapi juga manfaat yang dirasakan oleh

peserta pelatihan. Bagaimana dampak yang diberikan terhadap masyarakat

melalui pelatihan keterampilan di Rumah Gemilang Indonesia. hal ini tentunya di

lihat dari hasil-hasil yang telah di capai oleh para alumni yang memang telah

mandiri secara ekonomi maupun aspek lainnya.

Untuk itu berikut pembahasan yang setidaknya ada lima hal mengenai apa saja

hasil yang didapatkan serta manfaat yang dirasakan oleh masyarakat khususnya

bagi mereka yang telah lulus dan menjadi alumni mandiri di Rumah Gemilang

Indonesia :

1. Bertambahnya pengetahuan dan pengalaman

Dalam proses pendidikan dan pelatihan tentu saja memiliki dinamika

tersendiri khususnya dalam hal ini di Rumah Gemilang Indonesia. Beberapa

peserta dan alumni mengakui bahwa manfaat yang mereka terima tidak hanya

sebatas terampil saja, disamping itu pengetahuan dan pengalaman juga

demikian. Sebagaimana jelas Ridwan alumni pelatihan otomotif :

Page 84: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

72

“orang-orang disana pada baik-baik dan ramah-ramah, terus selain saya dilatih nyervis motor saya juga bisa belajar agama kaya ngaji Al-Quran, Tausiah dan praktek ibadah, udah kaya pesantren aja gitu cuma bedanya ada pelatihan keterampilan”.73

2. Menjadi terampil dan percaya diri

Hal ini tentu saja menjadi salah satu tujuan dari masyarakat yang ingin

mengikuti pelatihan keterampilan, yakni menjadi terampil dan mahir dalam

suatu bidang agar dapat diaplikasikan dan membawa manfaat secara materil.

Demikian juga rasa percaya diri dan berakhlakul karimah sebagai penunjang.

Seperti yang di katakan oleh wahyu peserta Design Grafis :

“Yaa alhamdulillah bang semenjak saya ikut pelatihan disini saya lebih percaya diri gitu, dulu kan saya orangnya minderan kalo gabung sama orang-orang yang pinter gitu. saya di bina dengan baik juga dengan guru-guru disini, trus ga Cuma pelatihan aja si bang saya disini kaya santri aja gitu ngaji, trus solat tahajud, dengerin tausyiah, trus belajar fiqih juga bang. Pokonya banyak deh bang”.74

3. Mendapatkan jaringan dan pekerjaan

Sebagai dari alumni Rumah Gemilang Indonesia yang telah menyelesaikan

pelatihan keterampilan memang bekerja atas rekomendasi setelah proses

magang dilakukan. Hal ini justru sangat bermanfaat bagi mereka, artinya

pihak RGI sebagai pemberdaya masyarakat tidak melepas masyarakat begitu

saja mereka yang telah selesai mengikuti pelatihan, tetapi juga memberikan

kesempatan dan peluang untuk bekerja. Seperti yang dikatakan oleh alumni

73 Wawancara pribadi dengan peserta pelatihan di RGI. Sabtu, 25 Maret 2017 74 Wawancara pribadi dengan peserta pelatihan RGI. Sabtu, 25 Maret 2017

Page 85: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

73

Rumah Gemilang Indonesia Nurhayati alumni pelatihan menjahit dan

tatabusana :

“iya mas dulu emang ditawarin, jadi kita juga dibantu nyalurin ketempat kerja juga, saya ambil aja, kerjanya di PT pembuatan celan gitu di daerah lebak wangi. Waktu itu sih saya Cuma bantu ibu jualan aja mas di sekolahan , nah pas ada yang ngasih tau kalo ada pelatihan keterampilan gitu saya coba ikut tes aja, walaupun udah agak tua saya nya, tapi alhamdulillah saya keterima, terus kerja di PT dah. Saya ngga lama kerja di situ, saya coba-coba pinjem modal buka usaha sendiri dan alhamdulillah sekarang bisa buka usaha sendiri.”75

4. Dapat bekerja dan berpenghasilan layak

Seperti yang dikatakan oleh Nurhayati :

“wah mas namanya juga usaha ya, suka ga tentu juga sih, tapi biasanya kalo ditotal-totalin sih sebulan itu pemasukan bisa sampai 5 juta lebih . Itu dari pembuatan baju bola dengan jaket motor”76

Hal tersebut menunjukan bahwa pekerjaan dan penghasilan yang didapatkan oleh

Arifudin sebagai alumni Rumah Gemilang Indonesia dapat dikatakan layak

serta memberikan hasil yang sangat bermanfaat.

5. Membuka peluang kerja masyarakat luas

Dengan membuka dan membangun usaha mandiri, para alumni sudah

tentu membutuhkan karyawan sebagai penunjang usaha yang mereka jalankan

dengan demikian dapat membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat luas.

Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Nurhayati pelatihan menjahit :

75 Wawancara pribadi dengan alumni RGI. Minggu 26 Maret 2017 76 Wawancara pribadi dengan alumni RGI. 26 Maret 2017

Page 86: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

74

“Alhamdulillah sekarang saya udah bisa buka tempat pembuatan kaos bola, jaket motor, sweter dan lain-lain. Ya lumayan lah mas untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menyekolahi anak-anak. Bersyukur banget saya ikut pelatihan di RGI itu banyak sekali manfaatnya”.77

Dengan usaha yang dirintis oleh Nurhayati artinya ia dapat memberikan

lapangan pekerjaan terhadapa masyarakat. Setidaknya akan jauh lebih

bermanfaat dan memberdayakan masyarakat lebih luas lagi. Terlebih lagi jika

usaha yang dibangun jauh lebih besar.

77 Wawancara pribadi dengan alumni RGI. Minggu 26 Maret 2017

Page 87: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Strategi yang dilakukan oleh Rumah Gemilang Indonesia

dalam hal memberdayakan kaum dhuafa dengan melatih bakat dan

keterampilan kaum dhuafa, meningkatkan kesadaran sosial dan

agama sudah dilaksanakan dengan baik. Strategi yang di lakukan

oleh Rumah Gemilang Indonesia menggunakan pendekatan

pemberdayaan yang dikatakan oleh Adi Isbandi Rukminto dalam

bukunya. Dari tahapan sosialisasi/identifikasi sampai kepada

tahapan terminasi. Tidak hanya program pelatihan keterampilan

saja yang diberikan, akan tetapi sebuelum melaksanakan kegiatan

pelatihan, para peserta diberikan Spiritual Care Community (SCC)

adalah pendampingan khusus spiritual kepada seluruh peserta oleh

instruktur pendamping. Materi ini menjadi salah satu menu utama

yang khusus diikuti oleh semua peserta diklat sebagai ikhtiar

penguatan mental dan spiritual dan pembinaan akhlak. Rutin setiap

pagi sebelum memasuki kelas pelatihan semua peserta

mengawalinya dengan shalat dhuha, pembacaan surat Al-Waqi’ah

bersama, kajian Al-Qur’an dan Hadits, motivasi dan capacity

bulding. Pendamping SCC juga membuka diri dan mengalokasikan

waktu khusus bagi peserta diklat yang ingin konsultasi dan mencari

pemecahan masalah yang dihadapi. Baik masalah pribadi, maupun

masalah keluarga bahkan sampai masalah sosial.

Page 88: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

76

Penulis menyimpulkan, bahwa pada prakteknya strategi

yang dijalankan oleh Rumah Gemilang Indonesia Sawangan

Depok sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Edi

Soeharto dalam bukunya, yang menyatakan bahwa strategi

pemberdayaan itu dapat didekatimelalui aras mikro, aras mezzo,

dan aras makro. Dalam hal ini, penulis melihat bahwa strategi

pemberdayaan yang dilakukan oleh Rumah Gemilang Indonesia

Sawangan Depok telah mencapai pada strategi aras mikro dan aras

mezzo. Sedangkan untuk aras makro belum kelihatan.

Strategi aras mikro memiliki titik tekan pada individu, salah

satunya melalui bimbingan atau konseling. Strategi pemberdayaan

yang dijalankan dengan maksud dan tujuan akhir untuk membantu

para peserta keluar dari kemiskinan, kebodohan, dan masalah-

masalah sosial yang lain dengan harapan, melalui program yang

dijalankan, para peserta dapat mandiri dan membantu orang tua

mereka kelak.

B. Saran Dengan adanya hal yang terjadi saat ini yaitu jumlah anak dhuafa

yang putus sekolah, tidak mempunyai pekerjaan (pengangguran), dan

miskin, akibat tidak meratanya kesejahteraan ekonomi, mahalnya biaya

pendidikan yang menyebabkan mereka tak berdaya di tengah-tengah

kemajuan ekonomi dan teknologi.

Adanya hal tersebut menjadi sebuah dorongan kepada Rumah

Gemilang Indonesia agar bisa memberikan fasilitas ruangan untuk para

Page 89: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

77

peserta yang setiap tahunnya meningkat karena dari baerbagai daerah

datang untuk mendaftarkan dirinya.

Dengan demikian minat para peserta semakin banyak dari berbagai

daerah berdatangan ke Rumah Gemilang Indonesia, alangkah baiknya

Rumah Gemilang Indonesia mendirikan sebuah cabang lembaga pelatihan

keterampilan di daerah-daerah.

Page 90: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

78

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis),

(Jakarta: Lembaga penerbit FEUI, 2003), Cet 1, h. 1.

Kartono, kartini.Patologi Sosial Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.2007.h.208

Syaiful Arif,Menolak Pembangunanisme, (Yogyakarta: Pusaka Pelajar, 2000),

Cet.1, h.289.

Magnis Suseno. S.J.Keadilan dan Analisa Sosial : Segi-Segi Etis, Dalam J.B.

Bana Wiratman, S.J. (ed), kemiskinan dan Pembebasan, Kannisiius,

(Yogyakarta: Kannisiius, 1987), Cet.1, h. 37.

PROGRES Media Komunikasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan (TNP2K), Keberhasilan Mengurangi Angka Kemiskinan, Edisi

Desember, h. 1

Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Sosial Kajian Ringkas Tentang

Pembangunan Manusia Indonesia, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara),

h. 8

Didik J. Rachbini, Pembangunan Ekonomi Dan Sumber daya Manusia. (PT

Grasindo, Anggota Ikapi, Jakarta, 2001), h. 114.

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan..., h. 53.

Page 91: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

79

Mangatas Tampubolon, Perguruan Tinggi Bermutu, Paradigma Baru Manajemen

Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad ke-21. (Jakarta: Penerbit

Gramedia Pustaka Utama, 2001), h.28.

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian strategis

pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. (PT Refika

Aditama, 2005), h. 59.

Harry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama

Press, 2004), h. 1-7

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif: edisi revisi, (Bandung, PT.

Remaja Rosda Karya, 2012) Cet. Ke-30. H. 4.

Burhan Bungin. Analisa Data Penelitian Kualitatif. (Jakarta:PT. Raja Grafindo

Persada, 2003). Cet. Ke-2. H. 39.

Sanapiah Faisal. Format-Format Penelitian Sosial. (Jakarta, PT. Raja Grafindo

Persada 2005). H. 109.

Jusuf Soewadji, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Jurusan Sosiologi. 2003).

Cet.Ke-1. h. 100.

Nurul Hidayat S. Ag, Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan

Kualitatif, (Jakarta: Lembaga Penelitian dan UIN Jakarta Press, 2006) Cet.

Ke-1, h.8.

Masri Singarimbun, Metodologi Penelitian Survai, (Jakarta: LP3S, 2012), h. 207.

Piuss dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (surabaya: Arkola, 1994),

Cet. Ke-1.

Page 92: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

80

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN Press),

h. 74.

B. Wawancara

Wawancara pribadi dengan Manager Rumah Gemilang Indonesia. Sabtu, 25 Maret 2017

Wawancara pribadi dengan Manager Rumah Gemilang Indonesia. Sabtu 25 Maret 2017

Wawancara pribadi dengan Manager Rumah Gemilang Indonesia. Sabtu, 25 Maret 2017

Wawancara pribadi dengan peserta pelatihan di RGI. Sabtu, 25 Maret 2017

Wawancara pribadi dengan peserta pelatihan RGI. Sabtu, 25 Maret 2017

Wawancara pribadi dengan alumni RGI. Minggu 26 Maret 2017

Wawancara pribadi dengan alumni RGI. 26 Maret 2017

Wawancara pribadi dengan alumni RGI. Minggu 26 Maret 2017

C. Internet

http://www.wikipedia.org/wiki/tape_recorder,diambil jam 11:30 hari senin

2 November 2016

Page 93: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

LAMPIRAN-LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA

( Wawancara Pemimpin Lembaga )

1. Apa sebenarnya Rumah Gemilang Indonesia itu? 2. Bagaimana sejarah dan latar belakang berdirinya RGI? 3. Apa tujuan utama di bentuknya Rumah Gemilang Indonesia? 4. Bagaimana proses dari awal hingga akhir dalam program pelatihan

keterampilan? 5. Siapa saja dan seperti apa persyaratan untuk bisa menjadi peserta RGI? 6. Apa saja hasil yang dicapai serta perubahan yang anda lihat? 7. Apakah ada penyaluran kerja bagi yang telah selesai?

( Wawancara Instruktur kegiatan )

1. Sudah berapa lama anda bekerja di Rumah Gemilang Indonesia? 2. Materi apa saja yang anda berikan dalam pelatihan? 3. Bagaimana metode pelatihan yang anda terapkan? 4. Bagaimana menurut anda adanya pelatihan seperti ini? 5. Apakah memberikan kontribusi kepada masyarakat luas? 6. Apa hambatan yang anda alami ketika memberikan pelatihan? 7. Apa harapan anda kedepan dengan adanya lembaga seperti ini? 8. Seberapa efektifkah menurut anda pemberdayaan dalam bentuk pelatihan

keterampilan di RGI?

( Wawancara peserta pelatihan )

1. Dari mana tau kamu informasi RGI ini? 2. Apa pekerjaan/kegiatan kamu sebelum masuk ke RGI? 3. Bagaimana persyaratan ketika kamu menjadi peserta RGI? 4. Apa saja yang anda dapakatan dari RGI? 5. Apa kendala kamu dalam mengikuti pelatihan di RGI? 6. Apa harapan kamu setelah mengikuti pelatihan ini dan setelah lulus?

( Wawancara Alumni RGI )

1 Dari mana tau kamu informasi RGI ini? 2 Apa pekerjaan/kegiatan kamu sebelum masuk ke RGI? 3 Bagaimana persyaratan ketika kamu menjadi peserta RGI? 4 Apa saja yang anda dapakatan dari RGI? 5 Apa kendala kamu dalam mengikuti pelatihan di RGI? 6 Apa harapan kamu setelah mengikuti pelatihan ini dan setelah lulus?

Page 94: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

TRANSKIP WAWANCARA

Nama : Ruslan

Hari/Tanggal : Sabtu, 26 Agustus 2017

Jabatan : Manager

Tempat : Rumah Gemilang Indonesia

1. Apa sebenarnya Rumah Gemilang Indonesia itu?

Rumah Gemilang Indonesia merupakan salah satu lembaga, Badan Semi Otonom atau jejaringan bahasa kita menyebutnya dimana lembaga ini menangani pengentasan kemiskinan dan pengangguran melalui pelatihan-pelatihan keterampilan yang aplikatif dan pelatihan kewirausahawan.

2. Bagaimana sejarah dan latar belakang berdirinya RGI?

Berdiri dulu di lahan wakaf seorang donatur seluas 1.600 meter persegi di kampung kebon kopi Sawanagan, Kota Depok. RGI, adalah sebuah unit program pemberdayaan dan pusat pelatihan (empowering dan training center) di bawah direktorat Program Al-Azhar Peduli Umat. Secara resmi, RGI mulai beroprasi sejak 1 juni 2009 dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah Kecamatan Sawangan Kota Depok.pokonya di buku panduan RGI lengkap kamu baca aja

3. Apa tujuan utama di bentuknya Rumah Gemilang Indonesia?

Yaa seperti saya bilang tadi, tujuan RGI adalah sebagain upaya dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. Jadi pada dasarnya kita itu pengennya ya menjadi role model atau lembaga rujukan untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Itulah tujuan yang kita inginkan. Dan juga kita ingin seluruh siswa RGI itu bisa mandiri. Ada sebagian yang berwirausaha dan adapula yang berkarir.

4. Bagaimana proses dari awal hingga akhir dalam program pelatihan keterampilan

Jadi di awali dari kita sosialisasi dari media online dan non online lalu di bukalah sesi pendaftaran, Setelah proses pendaftaran dilakukan dan melewati proses seleksi, barulah mereka yang telah resmi diterima kemudian di interview selanjutnya setelah minat dan bakatnya kelihatan barulah masuk tahap penjurusan. Setelah itu masuk pada fase diklat, nanti ada kegiatan belajar mengajar lalu dua hari terakhir ada juga job training atau praktek kerja lapangan. Seperti mengadakan bazar atau event-event tertentu semacam vermak busana gratis bagi peserta yang pelatihan menjahit dan tata busana. Ada yang service motor gratis bagi peserta yang pelatihan otomotif dan lain sebagainya. Dalam diklat itu ada juga kelas

Page 95: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

pembentukan karakter seperti ngaji Al-Quran, ceramah Agama, dan lain-lain yang mencakup pada sepiritual dilakukan setiap hari sebelum mulainya kegiatan materi pelatihan. Jadi yang tadinya tidak bisa mengaji, solat dan akhlaknya yang kurang baik kita harapkan disini para peserta akan dibimbing sebaik mungkin baik dari segi pengetahuan maupun mental. Jadi memang yang namanya lembaga zakat itu ya lembaga dakwah, artinya ada sharing nilai yang harus diberikan. Kemudian setelah evaluasi, ketika dia lulus maka dia lanjut pada tahap selanjutnya dan mendapat sertifikat. Setelah lulus dan mendapat sertifikat lalu kita berikan kesempatan magang selama satu bulan dengan bermodalkan surat dan jurnal magang, mereka bisa mencari tempat sendiri atau rekomendasi dari kita. Nah fase magang inilah yang sebenarnya menjadi fase krusial dimana kompetensi yang sudah mereka miliki itu bisa di aplikasikan atau tidak. Setelah magang masih pada fase pendampingan lebih lanjut, apakah mereka memilih untuk berkarir dengan arahan kami atau mereka mencari sendiri.

5. Siapa saja dan seperti apa persyaratan untuk bisa menjadi peserta RGI?

Selain melalui pendaftaran secara online, ada pada yang sifatnya menjemput bola, yakni kemitraan program, maksudnya ada lembaga-lembaga atau yayasan-yayasan di provinsi atau kota lain yang bisa menjadi mitra kita, yang bisa menggarap potensi mustahik di lingkungan sekitar. Jadi mereka mencari mustahik dan mengirim ke kita lalu kita berdayakan. Atau ada juga yang bersifatnya exhouse yaitu RGI mengadakan pelatihan di daerah tertentu.inilah yang disebut kemitraan program.adapun pendanaannya tidak hanya dari dana zakat, tetapi juga melalui dana CSR atau filantropi yakni mereka para pengusaha professional yang mau menshare ilmunya.

6. Program apa saja yang di berikan oleh RGI?

Program kegiatan yang dilakukan oleh RGI tidak hanya sebatas pelatihan keterampilan saja, akan tetapi RGI lebih mengutamakan pembinaan akhlak karena sangat penting untuk bekal nantinya. Kalau hanya mempunyai skill hebat tetapi tidak mempunyai attitudenya kurang baik itu percuma. Makanya mengapa RGI memberikan pembinaan rohani terlebih dahulu kepada para peserta agar mereka terbiasa dan nantinya akan seimbang antara akhlak dengan skill yang dia punya.

7. Apa saja hasil yang dicapai serta perubahan yang anda lihat?

Alhamdulillah, banyak sekali yang kita rasakan manfaatnya baik itu kami sendiri dan khususnya bagi mereka yang telah menjadi alumni pelatihan di RGI.misalnya saja ada banyak info dari alumni mengenai keadaan atau manfaat yang mereka rusakan. Tidak jarang mereka yang berjunjung silaturahmi kesini. Ada diantara mereka yang bahkan memiliki usaha sendiri cukup besar lalu mencari pegawai kesini.atau juga mereka yang

Page 96: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

menjadi pekerja di perusahaan-perusahaan tertentu. Karena kami meyakini apa yang ditanamkan bagi mereka baik dari segi kemampuan, keahllian dan yang terpenting nilai-nilai dalam kehidupan yang mandiri serta nilai islami. Memang tidak ada beberapa yang juga diantara mereka tidak berhasil, entah tidak lulus atau masih belum memiliki pekerjaan secara layak. Seperti yang saya katakana sebelumnya, pada dasarnya memang tidak semua orang miskin yang dapat kita berdayakan apalagi factor minimnya kemauan dan motivasi yang dapat menghambat tujuan dari suksesnya pelatihan ini.

8. Apakah ada penyaluran kerja bagi yang telah selesai?

Jelas ada, pada tahap akhir setela para peserta lulus di wisudha kami tidak melepaskan para peserta begitu saja, akan tetapi kita menanyakan pada peserta tentang minat untuk ke depannya apakah ingin berwirausaha atau ingin bekerja di sebuah perusahaan. Jika peserta tersebut ingin bekerja di sebuah perusahaan maka kita mencarikan perusahaan yang butuh tenaga kerja. Jika peserta ingin membuka usaha maka kita akan memberikannya modal walaupun tidak sampai seratus persen.

Page 97: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

Nama : Suhelmi

Hari/Tanggal : Sabtu, 26 Agustus 2017

Jabatan : Instruktur pelatihan

Tempat : Rumah gemilang indonesia

1. Sudah berapa lama anda bekerja di Rumah Gemilang Indonesia?

Sudah lumayan lama mas saya disini sekitar 3 tahun lebih lah.

2. Materi apa saja yang anda berikan dalam pelatihan?

Ya materi pelatihan yang meliputi tata busana mas, seperti bagaimana cara menjahit dasar lalu bagaimana membuat pola ketika kita ingin membuat suatu busana lalu bagaimana agar si jahitan ini mengunci dengan kuat banyak lah mas kemudian cara mengobras. Dan lain-lain

3. Bagaimana metode pelatihan yang anda terapkan?

Cara penyampaian sama aja kaya pelatihan yang lain, peserta diminta untuk mempelajari secara teori terlebih dahulu. Di berikan modal-modal seputar perbaikan busana. Kadang saya menyampaikan lewat presentasi dari slide tetapi juga biasanya langsung pada prakteknya. Mereka saya perlihatkan bagaimana teknik membuat pola, bagaimana teknik memotong bagaimana teknik menjahit dan lain-lain. Selebihnya mereka yang melakukan sendiri dengan pengawasan dari saya dan temen yang biasa bantu saya mengajar juga.

4. Bagaimana menurut anda adanya pelatihan seperti ini?

Ya jelas bagus mas, banyak sekali memberikan manfaat kepada para peserta. Apalagi mereka yang memang pada awalnya udah punya basic, terus minat dan bakatnya juga kelihatan. Otomatis untuk mengasuh keterampilan seperti ini pun juga lebih mudah menyerap. Mudah-mudahan sih model pelatihan seperti ini bisa banyak ditiru oleh lembaga-lembaga yang ada ya, terus di sini bisa menjadi lebih luas lagi untuk bangunan kelasnya agar penerima peserta baru bisa lebih meningkat.

5. Apa hambatan yang anda alami ketika memberikan pelatihan?

Kalo untuk melatih tatabusana dan menjahit pasti ada aja kendalanya. Proses menjahit kebanyakan para peserta agak sulit kecuali peserta yang memang pada dasarnya sudah punya bakat menjahit.

6. Apa harapan anda kedepan dengan adanya lembaga seperti ini?

Harapan saya ya itu tadi semoga dengan pelatihan seperti ini berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran di Negara kita dan perbanyak

Page 98: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

lembaga-lembaga seperti RGI ini kalo bisa di daerah plosok-plosok ada gitu.

7. Seberapa efektifkah menurut anda pemberdayaan dalam bentuk pelatihan keterampilan di RGI?

Kalo di bilang efektif ya tergantung sih kalo peserta bisa memanfaatkan kesempatan pelatihan yang gratis ini sebaik mungkin terus bisa membawa rejeki buat dia ya tentunya efektif banget. Apalagi sekarang kan orang nyari kerja yang dibutukan skill.

Page 99: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

Nama : Ekyawan

Hari/Tanggal : Sabtu, 26 Agustus 2017

Jabatan : peserta pelatihan

Tempat : Rumah gemilang indonesia

1. Dari mana tau kamu informasi RGI ini?

Taunya sih waktu itu ada temen yang ngabarin, trus dia kasih link websitenya RGI. Trus pas saya coba buka saya tertarik skali bisa mengembangkan bakat saya dan kebetulan pelatihannya gratis. Langsung aja saya daftar dan ikut sleksi Alhamdulillah keterima

2. Apa pekerjaan/kegiatan kamu sebelum masuk ke RGI?

Bantuin emak dagang makanan di SD deket rumah bang. Mau lanjut ke jenjang SMA ga ada biaya bang.

3. Bagaimana persyaratan ketika kamu menjadi peserta RGI?

Syaratnya waktu itu ijazah terakhir sama ngisi formulir bang dan SKTM

4. Apa saja yang anda dapakatan dari RGI?

Yang saya dapatkan yang ilmu bang trus punya temen banyak dan di RGI juga saya jadi bisa membaca Al-Qur’an dengan benar.

5. Apa kendala kamu dalam mengikuti pelatihan di RGI?

Mmhh ga ada sih alhamdulillah lancer-lancar aja, paling suka kepikiran sama orang tua, biasanya saya suka bantu-bantu. Soalnya disini tinggal diasrama.

6. Apa harapan kamu setelah mengikuti pelatihan ini dan setelah lulus?

Bisa dapetin modal trus saya buka usaha sendiri sih pengennya, kalo ngga ya krja dulu sambil cari tambah-tambahan untuk buka usaha.

Page 100: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

Nama : Ridwan

Hari/Tanggal : Minggu, 27 Agustus 2017

Jabatan : Alumni

Tempat : Rumah alumni

1. Apa pekerjaan/ kegiatan kamu sekarang?

Ya alhamdulillah mas saya punya bengkel sendri walaupun kecil-kecilan

2. Berapa penghasilan yang anda dapatkan dari usaha ini?

Ga nentu mas tergantung yang servis motor tapi keseringan sih perhari saya bisa pegang uang 200-300 ribu di luar servis besar yaa mas kalo servis besar ongkosnya lumayan mahal mas. Kisaran 200 permotor

3. Bagaimana perubahan yang anda rasakan setelah menjadi alumni RGI?

Perubahan yang saya rasakan sangat bermanfaat sekali mas jadi tambah mateng ilmu saya yang tadinya saya cma bisa bongkar aja yaa sekarang masang juga bisa.

4. Apakah RGI membantu anda dalam mencari pekerjaan?

Dulu saya di tawarin kerja di bengkel gede mas Cuma disitu saya ngga sampe 1 tahun setelah itu saya berhenti dan buka usaha sendiri

5. Apa kesan kamu selama ikut pelatihan di RGI?

orang-orang disana pada baik-baik dan ramah-ramah, terus selain saya dilatih nyervis motor saya juga bisa belajar agama kaya ngaji Al-Quran, Tausiah dan praktek ibadah, udah kaya pesantren aja gitu cuma bedanya ada pelatihan keterampilan.

6. Apa harapan anda kedepan terhadap RGI?

Harapannya semoga terus berkembang untuk RGI karena ini sangat bermanfaat sekali untuk mengurangi kemiskinan mas.

Page 101: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

Nama : Nurhayati

Hari/Tanggal : Minggu, 27 Agustus 2017

Jabatan : Alumni

Tempat : Rumah alumni

1. Apa pekerjaan/ kegiatan kamu sekarang?

Ya alhamdulillah mas beginilah hasilnya, udah punya usaha pembuatan baju bola dan jaket sendiri.

2. Berapa penghasilan yang anda dapatkan dari usaha ini

Yaa namanya juga usaha ya mas ada naik surutnya kalo lagi rame ya rame pesanan kadang kalo lagi sepi yaa sepi. Tapi kalo di hitung secara keseluruhan sih alhamdulillah mpemasukan ga kurang dari 5jt lah. Itu dari pembuatan baju bola dan jaket

3. Bagaimana perubahan yang anda rasakan setelah menjadi alumni RGI?

Bermanfaat sekali mas, lebih ngerasa ada keahlian saja. Memang dulu sebelumnya saya juga suka benerin baju celana keluarga saya walaupun manual tidak pakai mesin mas. Nah saya fikir harus ikut kursus nih biar tambah mateng tekniknya. Dimana-mana saya liat tempat kursus gitu pada mahal-mahal biayanya, pas saya liat-liat internet lagi ada pelatihan yang gratis di sawangan depok, saya coba daftar aja dan ikut sleksi dan alhamdulillah diterima

4. Apakah RGI membantu anda dalam mencari pekerjaan?

Kebetulan dulu saya pas lulus itu ditawarin kerja ditempat saya magang mas. Awalnya kerja disana, gak lama sih terus saya langsung nyari pinjaman untuk biaya tambahan buka usaha. Ya alhamdulillah sekarang bisa seperti ini mas

5. Apa kesan kamu selama ikut pelatihan di RGI?

Orang-orang disana baik-baik mas dan ramah ramah, terus selain itu juga saya dilatih untuk menjahit kita juga busa belajar mengaji dan mendengarkan tausyiah, udah kaya pesantren aja gitu. Pkonya yaa banyak mas kesannya.

6. Apa harapan anda kedepan terhadap RGI?

Harapan saya mudah-mudahan RGI jadi tambah besar biar banyak lagi yang ikut pelatihan terus bisa membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

Page 102: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

Nama : Wahyu

Hari/Tanggal : Sabtu, 26 Agustus 2017

Jabatan : peserta pelatihan

Tempat : Rumah gemilang indonesia

1. Dari mana tau kamu informasi RGI ini?

Taunya dari ibu bang , dulu tiba-tiba ibu nyuruh saya daftar ke sini yaa saya coba aja alhamdulillah saya keterima disini.

2. Apa pekerjaan/kegiatan kamu sebelum masuk ke RGI?

Yaa kegiatan apa yaa bang, yaa ga ngapa-ngapain kadang bantu ibu jualan gitu aja bang.

3. Bagaimana persyaratan ketika kamu menjadi peserta RGI?

Syaratnya waktu itu ijazah terakhir sama ngisi formulir bang dan SKTM

4. Apa saja yang anda dapakatan dari RGI?

Yaa alhamdulillah bang semenjak saya ikut pelatihan disini saya lebih percaya diri gitu, dulu kan saya orangnya minderan kalo gabung sama orang-orang yang pinter gitu. saya di bina dengan baik juga dengan guru-guru disini, trus ga Cuma pelatihan aja si bang saya disini kaya santri aja gitu ngaji, trus solat tahajud, dengerin tausyiah, trus belajar fiqih juga bang. Pokonya banyak deh bang.

5. Apa kendala kamu dalam mengikuti pelatihan di RGI?

Kendalanya apa ya, kayanya hampir ga ada kendala sih bang

6. Apa harapan kamu setelah mengikuti pelatihan ini dan setelah lulus?

Harapan saya sih saya pengen kerja di kantor gitu bang, pengen menjadi karyawan tetap dan bisa memnuhi kebutuhan keluarga nantinya bang

Page 103: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36929/1/ADIATMA... · membiayai saya untuk menyelesaikan pendidikan S1, Mamah

GAMBAR-GAMBAR

a. Kegiatan Olahraga Sore Kelas Otomotif b. Kegiatan pembuatan polaTata Busana

c. Wawancara dengan Manager RGI d. Kegiatan membuat Karya Ilmiah

a. Kegiatan Kelas Design Grafis