skripsi - core · 2.1.3 teori atribusi 12 2.1.4 locus of control 13 2.1.5 tekanan anggaran waktu 16...

87
SKRIPSI PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR (Survey pada Auditor BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan) MAXYANUS TARUK LOBO’ DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 28-Feb-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

SKRIPSI

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP

PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR

(Survey pada Auditor BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan)

MAXYANUS TARUK LOBO’

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

ii

SKRIPSI

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP

PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR

(Survey pada Auditor BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan)

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

MAXYANUS TARUK LOBO’

A311 12 296

kepada

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

iii

SKRIPSI

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP

PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR

(Survey pada Auditor BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan)

disusun dan diajukan oleh

MAXYANUS TARUK LOBO’

A311 12 296

telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 31 Januari 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Muhammad Ashari, Ak., M. SA., CA Drs. Agus Bandang, Ak., M.Si., CA

NIP 19650219 199403 1 002 NIP 19620817 199002 1 001

Ketua Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak. CA

NIP. 19650925 199002 2 001

Page 4: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

iv

SKRIPSI

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP

PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR

(Survey pada Auditor BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan)

disusun dan diajukan oleh

MAXYANUS TARUK LOBO’

A311 12 296

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi pada tanggal 23 Februari 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui,

Panitia Penguji

No. Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

1. Drs. Muhammad Ashari, Ak., M. SA., CA Ketua 1. ……………

2. Drs. Agus Bandang, Ak., M.Si., CA Sekertaris 2. ……………

3. Dr. Arifuddin, S.E., Ak., M.Si., CA Anggota 3. ……………

4. Drs. Kastumuni Harto, Ak., M.Si, CPA., CA Anggota 4. ……………

5. Drs. Syahrir, Ak., M.Si., CA Anggota 5. ……………

Ketua Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA

NIP. 19650925 199002 2 001

Page 5: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

nama : Maxyanus Taruk Lobo’

NIM : A311 12 296

departemen/program studi : Akuntansi/Strata Satu (S1)

dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

Pengaruh Locus of Control, Tekanan Anggaran Waktu, dan Komitmen Profesional terhadap Perilaku Disfungsional Auditor

(Survey pada Auditor BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan)

Adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makassar, 25 Februari 2017 Yang membuat pernyataan,

Maxyanus Taruk Lobo’

Page 6: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

vi

PRAKATA

In the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Spirit. Amen.

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

kepadaku” Filipi 4:13

Segala puji dan syukur peneliti persembahkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Locus of Control, Tekanan Anggaran Waktu, dan

Komitmen Profesional terhadap Perilaku Disfungsional Auditor (Survey pada

auditor di BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan)”. Adapun tujuan dari

penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Departemen Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin.

Secara khusus skripsi ini peneliti persembahkan kepada orang tua

peneliti yang senantiasa memberikan doa, arahan, motivasi, bimbingan serta

kasih sayangnya kepada peneliti. Kepada Bapak Thomas Taruk Allo, Almh. Ibu

Marthina Roge Siampa’, dan Ibu Yulita Tangdiombo, yang telah menjadi mentor

yang luar biasa dalam perjalanan hidup peneliti. Kepada kedua saudara/i peneliti,

Leonardus Taruk Allo dan Asriani Kamase yang juga telah memberikan dorongan

serta motivasi kepada peneliti dalam penyelesaian tugas ini. Dalam penyusunan

skripsi ini, peneliti juga telah banyak menerima bimbingan, dorongan, bantuan,

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Roh Kudus, sumber pengetahuan utama, inspirasi, kekuatan, dan sukacita,

kepada Yesus Kristus, dan Bapa di surga, the only wise God yang membuat

segala sesuatu terjadi.

2. Bapak Drs. Muhammad Ashari, Ak., M.SA., CA selaku Pembimbing I dan

Bapak Drs. Agus Bandang, Ak., M.Si., CA selaku Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran untuk membimbing, memberikan

nasehat, dan memotivasi dalam menyelesaikan penelitian ini.

3. Bapak Drs. Kastumuni Harto, Ak., M.Si., CPA., CA, selaku Penasihat

Akademik Peneliti yang telah membimbing peneliti selama berkuliah di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Page 7: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

vii

4. Tim penguji, Bapak Dr. Arifuddin, S.E., Ak., M.Si., CA, Bapak Drs. Kastumuni

Harto, Ak., M.Si., CPA., CA, dan Bapak Drs. Syahrir, Ak., M.Si., CA yang

telah memberikan saran-saran demi penyempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Prof. Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA, Bapak Dr. Yohanis Rura, S.E.,

M.SA., Ak., CA, Bapak Ical, Bapak Aso, Ibu Susi, Bapak Safar, segenap

dosen, staf akademik, dan pegawai fakultas, khususnya Departemen

Akuntansi yang telah membantu selama proses perkuliahan hingga

pengurusan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Grace T. Pontoh, S.E., Ak., M.Si., CA, atas saran serta motivasi

kepada peneliti dalam penyelesaian tugas akhir ini. Terima kasih atas

kesempatan dan pengalaman yang luar biasa yang telah diberikan kepada

peneliti untuk menjadi asisten ibu di kelas Pengantar Akuntansi.

7. Pimpinan BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan yang telah memberikan

izin penelitian, pegawai Sub-Bagian Sumber Daya Manusia BPK Perwakilan

Provinsi Sulawesi Selatan (terkhusus untuk Mbak Ajeng) serta para auditor

yang tanpa lelah membantu peneliti dalam proses pengumpulan data.

8. Mega, Resty, Bapak Senong Balili, Ibu Agnes Roge, Hendra, Gerson, Dewi,

Gelong, serta segenap keluarga yang telah memberikan kasih sayang,

motivasi, serta senantiasa mendoakan peneliti sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

9. Sahabat-sahabatku, Indri, Diah, Rijal, Chia, Eko, Aldun, Wildha, Eva, Izma,

Cece, Riana, dan Oci yang mau menerima apa adanya, selalu ada saat

dibutuhkan, dan menjadi tempat konsultasi dalam segala hal. Terima kasih

untuk candaan kalian, yang senantiasa menghibur peneliti disaat kepenatan

datang.

10. Sahabat-sahabatku di Empty Production (Hendra, Gise, Eko, Edwin, Jerry,

Clara dan Claudia). Terima kasih atas segala canda tawa yang kalian berikan

yang membuat peneliti bisa sejenak melupakan kepenatan dalam

menyelesaikan tugas akhir. Terima kasih juga untuk kedua orang tua Clara,

yang senantiasa menerima kami dan rela rumahnya dibuat gaduh oleh

kedatangan kami.

Page 8: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

viii

11. Teman-teman di KMK FEB-UH yang senantiasa memberikan semangat, dan

cerita-cerita konyolnya yang senantiasa membuat peneliti tertawa lepas.

Sungguh hal yang luar biasa bisa mengenal dan menjadi bagian dari teman-

teman.

12. The MissionEry, demisioner pengurus PMKO FE-UH periode 2015-2016

(Eva, Chia, Lidya, Juju, Arnal, Michael, Randy, Rizma, Yusni, Aldi, Yuni, Icha,

Wildha, Maya, Appang, dan Pinky). Terima kasih untuk setiap doa, motivasi,

dan bantuannya selama ini, Col 3:23.

13. Teman-teman PMKO FE-UH khususnya angkatan 2012, PE12ENNIAL , dan

Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Akuntansi (IMA) FEB-UH .Terima kasih

telah memberikan ilmu yang sangat berharga, menjadi keluarga, serta

membantu peneliti untuk berproses dan berkembang selama menjadi

mahasiswa akuntansi Unhas. I am nothing without you all.

14. Teman-teman Posko 16 KKN Gelombang 90, Desa Polewali (Arif, Fikar, Ida,

Nome, Ratih) dan keluarga di Bulukumba atas segala canda-tawa, dan

pengalaman yang luar biasa selama peneliti melaksanakan KKN di

Bulukumba.

15. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu, terima kasih

untuk doa dan dukungannya.

Akhir kata, peneliti mendoakan semoga Tuhan Yang Maha Esa

membalas semua bantuan yang telah diberikan dengan berlipat ganda, dan

semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak. Amen, to God be

the glory. God bless you richly.

Makassar, 25 Februari 2017

Peneliti

Page 9: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

ix

ABSTRAK

Pengaruh Locus of Control, Tekanan Anggaran Waktu, dan Komitmen Profesional terhadap Perilaku Disfungsional Auditor

(Survey pada Auditor BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan)

The Effect of Locus of Control, Time Budget Pressure, and Professional Commitment on Dysfunctional Audit Behaviour

(Survey on the Representative Supreme Audit Board in South Sulawesi Province)

Maxyanus Taruk Lobo’ Muhammad Ashari

Agus Bandang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh locus of control, tekanan anggaran waktu dan komitmen profesional terhadap perilaku disfungsional auditor. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada auditor BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda dengan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 22. Analisis ini didasarkan pada data dari 55 responden yang telah melengkapi seluruh pernyataan dalam kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) locus of control eksternal dan tekanan anggaran waktu berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional auditor dan (2) komitmen profesional berpengaruh negatif terhadap perilaku disfungsional auditor. Kata Kunci: perilaku disfungsional auditor, locus of control eksternal, tekanan

anggaran waktu, komitmen profesional. This study aims to determine the effect of locus of control, time budget pressure, and professional commitment on dysfunctional audit behaviour. The data used in this research is the primary data. Data was collected by using a survey method by distributing questionnaires to the auditors of Representative Supreme Audit Board in South Sulawesi Province. The method of analysis that was used to test the hypothesis is multiple linear regression with software Statistical Package for Social Science (SPSS) version 22. The analysis is based on data from 55 respondents who have completed all the statements and questionnaires. The results of this study show that (1) external locus of control and time budget pressure has a positive effect on dysfunctional audit behaviour and (2) professional commitment has a negative effect on dysfunctional audit behaviour. Keywords: dysfunctional audit behaviour, external locus of control, time budget

pressure, professional commitment.

Page 10: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

x

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL i HALAMAN JUDUL ii LEMBAR PERSETUJUAN iii

LEMBAR PENGESAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN v

PRAKATA vi

ABSTRAK ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 6

1.3 Tujuan Penelitian 7

1.4 Kegunaan Penelitian 7

1.4.1 Kegunaan Teoretis 7

1.4.2 Kegunaan Praktis 7

1.5 Sistematika Penulisan 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Teori 9

2.1.1 Teori Perubahan Sikap 9

2.1.2 Teori Motivasi X & Y 9

2.1.3 Teori Atribusi 12

2.1.4 Locus of Control 13

2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16

2.1.6 Komitmen Profesional 18

2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20

2.2 Penelitian Terdahulu 24

2.3 Kerangka Pemikiran 24

2.4 Pengembangan Hipotesis 25

2.4.1 Locus of Control Eksternal dan Perilaku Disfungsional Auditor 25

2.4.2 Tekanan Anggaran Waktu dan Perilaku Disfungsional Auditor 26

2.4.3 Komitmen Profesional dan Perilaku Disfungsional Auditor 27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian 29

3.2 Desain Penelitian 29

3.3 Tempat Penelitian 29

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 30

3.4.1 Populasi Penelitian 30

Page 11: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

xi

Halaman

3.4.2 Sampel Penelitian 30

3.5 Jenis dan Sumber Data 30

3.6 Teknik Pengumpulan Data 31

3.7 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 31

3.7.1 Variabel Penelitian 31

3.7.2 Definisi Operasional 32

3.8 Instrumen Penelitian 34

3.9 Analisis Data 35

3.9.1 Statistik Deskriptif 35

3.9.2 Uji Kualitas Data 36

3.9.2.1 Uji Validitas 36

3.9.2.2 Uji Reliabilitas 36

3.9.3 Uji Asumsi Klasik 37

3.9.3.1 Uji Normalitas 37

3.9.3.2 Uji Multikolinieritas 37

3.9.3.3 Uji Heteroskedastisitas 38

3.9.4 Uji Hipotesis 38

3.9.4.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) 39

3.9.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 40

3.9.4.3 Uji Koefisien Determinasi 40

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Sampel Penelitian ............................................................. 42

4.2 Karakteristik Responden ................................................................... 43

4.3 Analisis Statistik Deskriptif ................................................................ 44

4.4 Hasil Uji Kualitas Data ...................................................................... 45

4.4.1 Uji Validitas Data ..................................................................... 45

4.4.2 Uji Reliabitas Data ................................................................... 47

4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 47

4.5.1 Uji Normalitas .......................................................................... 48

4.5.2 Uji Multikolinieritas ................................................................... 49

4.5.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 50

4.6 Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................. 51

4.6.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)............................... 53

4.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ................................................ 54

4.6.3 Uji Determinasi (R2) ................................................................. 55

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 56

4.7.1 Pengaruh Locus of Control Eksternal (X1) terhadap Perilaku

Disfungsional Auditor (Y) 56

4.7.2 Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu (X2) terhadap Perilaku

Disfungsional Auditor (Y) 57

4.7.3 Pengaruh Komitmen Profesional (X3) terhadap Perilaku

Disfungsional Auditor (Y) 58

Page 12: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

xii

Halaman

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 60

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 60

5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 61

5.3 Saran ................................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA 63

LAMPIRAN 67

Page 13: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Teori X dan Y 10

Tabel 4.1 Pengumpulan Data Primer Penelitian 42

Tabel 4.2 Ikhtisar Kategorial Responden 43

Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif 44

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas 45

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Data 47

Tabel 4.6 Hasil Uji Besaran Tolerance (α) dan VIF 49

Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda 51

Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t 53

Tabel 4.9 Hasil Uji F 55

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi 55

Page 14: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 25

Gambar 4.1 Hasil Uji Normal Probability Plot 48

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas 50

Page 15: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Biodata .......................................................................................... 67

Lampiran 2: Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................... 69

Lampiran 3: Kuesioner Penelitian ..................................................................... 74

Lampiran 3: Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ............................................ 83

Lampiran 4: Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................. 87

Lampiran 5: Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 89

Lampiran 6: Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan .... 90

Page 16: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan menurut Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 merupakan

suatu proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara

independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk

menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Satu-satunya lembaga yang

bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara

adalah Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) sebagaimana

dimaksud dalam UUD 1945 pasal 23E.

Sebagai auditor eksternal pemerintah, auditor BPK harus melakukan

pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN),

sebagaimana tercantum dalam pasal 1 ayat 1 UU No. 15 tahun 2004 agar hasil

pemeriksaan BPK dapat lebih berkualitas. Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara ini ditetapkan dengan peraturan BPK Nomor 01 Tahun 2007

sebagaimana amanat Undang-undang yang ada yaitu Pasal 5 Undang-undang

Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara dan Pasal 9 ayat (1) huruf e Undang-undang Nomor 15 Tahun

2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara memuat persyaratan profesional pemeriksa, mutu pelaksanaan

pemeriksaan dan persyaratan laporan pemeriksaan yang profesional bagi para

pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas

Page 17: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

2

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (Badan Pemeriksa

Keuangan, 2007).

Dalam melaksanakan tugasnya, auditor BPK selalu menjunjung tinggi

nilai-nilai dasar (independensi, integritas dan profesionalisme) yang telah

tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) BPK 2016-2020. Tiga nilai dasar

ini kemudian dituangkan dalam misi BPK untuk tahun 2016-2020 (Renstra BPK,

2016) yaitu (1) memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

secara bebas dan mandiri dan (2) melaksanakan tata kelola organisasi yang

berintegritas, independen, dan profesional. Dengan demikian, diharapkan

laporan hasil audit BPK bisa dipercaya dan terbebas dari kepentingan pihak

tertentu.

Dalam kenyataannya di lapangan, auditor BPK sering melakukan

penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai dasar BPK tersebut, yang

tentunya menyebabkan kualitas laporan pemeriksaan menjadi kurang dipercaya

oleh publik. Perilaku ini diperkirakan sebagai akibat dari karakteristik personal

yang kurang bagus yang dimiliki seorang auditor. Terungkapnya beberapa kasus

korupsi yang telah menyeret beberapa auditor BPK merupakan bukti yang

menunjukkan auditor BPK dalam melaksanakan tugasnya sangat rentan

terhadap perilaku disfungsional.

Berdasarkan berita dari Tempo.co edisi 21 November 2005, diketahui

terdapat empat nama auditor BPK yang ditetapkan sebagai tersangka kasus

korupsi dana abadi umat di Kementrian Agama. Mereka adalah Khairiansyah

Salman; Hariyanto; Tohari Sawanto; dan Mukrom A’sad. Pada tahun 2010,

Tempo.co edisi 20 September 2010 juga memberitakan mengenai Suharto dan

Enang Hernawan (keduanya merupakan pemeriksa BPK RI Perwakilan Jawa

Barat) yang didakwa menerima suap sejumlah 400 juta rupiah dari pegawai

Page 18: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

3

Pemerintah Kota Bekasi untuk memberikan penilaian wajar tanpa pengecualian

(WTP) terhadap laporan keuangan Bekasi 2009. Selain itu, dalam Tempo.co

edisi 14 Juni 2016 diberitakan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi

menyatakan belum ada bukti yang menunjukkan bahwa pembelian Yayasan

Sumber Waras mengarah pada tindakan korupsi. Hal ini bertolak belakang

dengan hasil audit yang telah dilakukan oleh BPK terhadap transaksi tersebut

yang menyatakan bahwa Pemerintah DKI Jakarta telah merugikan negara

sebesar 191,3 miliar rupiah. Ketua Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat,

Bambang Soesatyo dalam Tempo.co edisi 15 Juni 2016 dengan tegas

mempertanyakan independensi BPK dalam melakukan audit investigasi Sumber

Waras, sehingga ia menyarankan agar dilakukan penggantian terhadap Ketua

BPK. Dari beberapa kasus ini, dapat disimpulkan adanya sikap tidak profesional

dan independen dari beberapa auditor BPK sehingga menyebabkan rendahnya

mutu kualitas pemeriksaan. Irawati et al (2015) menyebutkan bahwa segala

bentuk manipulasi atau ketidakjujuran dalam audit, pada akhirnya akan

menimbulkan penyimpangan perilaku.

Perilaku disfungsional auditor merupakan perilaku menyimpang yang

dilakukan oleh seorang auditor dalam bentuk manipulasi, kecurangan ataupun

penyimpangan terhadap standar audit (Sampetoding, 2014). Perilaku

disfungsional yang akan dibahas dalam penelitian ini terdiri atas 2 hal, yaitu

perilaku reduksi kualitas audit yang merupakan perilaku disfungsional yang

dianggap mengurangi kualitas audit secara langsung, dan underreporting of time

yaitu perilaku disfungsional yang dianggap mengurangi kualitas audit secara

tidak langsung.

Penelitian ini berfokus pada perilaku disfungsional auditor (perilaku

reduksi kualitas audit dan underreporting of time) yang dipengaruhi oleh

Page 19: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

4

dispositional attributions (faktor internal) dan situational attributions (faktor

eksternal). Penyebab internal cenderung mengacu pada aspek perilaku

individual, yaitu sesuatu yang telah ada dalam diri seseorang seperti sifat pribadi,

persepsi diri, kemampuan, dan motivasi. Sedangkan penyebab eksternal lebih

mengacu pada lingkungan yang mempengaruhi perilaku seseorang, seperti

kondisi sosial, nilai sosial, dan pandangan masyarakat. Faktor internal yang

mempengaruhi perilaku disfungsional auditor adalah locus of control dan

komitmen profesional (Silaban, 2009; Alkautsar, 2014). Sedangkan faktor

eksternal yang mempengaruhi perilaku disfungsional auditor adalah tekanan

anggaran waktu (Hardyan, 2013; Silaban, 2009; Sososutikno, 2003).

Konsep awal locus of control atau pusat kendali diperkenalkan oleh Rotter

yang menguraikan bahwa setiap individu memiliki kendali atas berbagai faktor

yang terjadi dalam kehidupannya. Locus of control ini dapat berupa internal dan

eksternal. Kepribadian yang bersifat locus of control internal adalah kepribadian

di mana seseorang percaya bahwa ia mengendalikan apa yang terjadi padanya.

Individu yang mempunyai locus of control internal memiliki etos kerja yang tinggi,

tabah menghadapi segala macam kesulitan baik dalam kehidupannya maupun

dalam perkerjaannya (Damanik, 2015:57). Sebaliknya, locus of control eksternal

adalah keyakinan seseorang bahwa apa yang terjadi padanya dikendalikan oleh

kekuatan dari luar seperti, keberuntungan dan nasib. Apabila individu dengan

locus of contol eksternal mengalami kegagalan, maka mereka cenderung

menyalahkan lingkungan sekitar yang menjadi penyebabnya (Damanik, 2015:

59). Beberapa penelitian sebelumnya memprediksi bahwa locus of control

eksternal berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional auditor

(Sampetoding, 2014; Alkautsar, 2014; Silaban, 2009; Donnelly, 2003).

Page 20: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

5

Tekanan anggaran waktu merupakan suatu kendala bagi auditor dalam

pelaksanaan tugasnya, dimana sumber daya berupa waktu yang dialokasikan

untuk pelaksanaan tugas seorang auditor terbatas (Marfuah, 2011). Ketika

auditor mengahadapi tekanan anggaran waktu, maka ia akan berusaha dengan

cara apapun untuk mencapai anggaran waktu yang telah ditentukan, salah satu

cara adalah melakukan perilaku disfungsional. Penelitian sebelumnya

memprediksi tekanan anggaran waktu memiliki hubungan positif terhadap

perilaku disfungsional auditor (Sari et al, 2016; Silaban, 2009; Sososutikno:

2003).

Komitmen profesional merupakan suatu karakteristik personal dimana

terdapat loyalitas dari individu terhadap suatu profesi sehingga ia menerima dan

menjunjung tinggi nilai dan tujuan-tujuan profesi tersebut (Silaban, 2009).

Komitmen profesional kini sudah berkembang menjadi komitmen profesional

yang multidimensi, dimana terdiri atas komitmen profesional afektif, komitmen

profesional kontinu, dan komitmen profesional normatif. Penelitian sebelumnya

memprediksi bahwa komitmen akan berpengaruh negatif terhadap perilaku

disfungsional auditor (Sampetoding, 2014; Wijayanti, 2007; Donnelly, 2003).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Silaban (2009) dan

Sampetoding (2014) mengenai perilaku disfungsional auditor yang mana

perbedaannya terletak pada variabel bebas yang digunakan serta objek

penelitian. Sampetoding (2014) dalam penelitiannya menggunakan variabel

unidimensi komitmen organisasi, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan

multidimensi komitmen profesional (afektif, kontinu, dan normatif). Perbedaan

lain terletak pada objek penelitian yang digunakan, yang mana penelitian

terdahulu menggunakan Kantor Akuntan Publik (Silaban, 2009) dan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (Sampetoding, 2014), sedangkan

Page 21: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

6

objek dalam penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan. Alasan yang

membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang populasinya berfokus

pada auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan karena auditor di

Badan Pemeriksa Keuangan memiliki peran yang penting dalam memeriksa

pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara, dan dalam

pelaksanaan tugas tersebut Badan Pemeriksa Keuangan dituntut untuk

menjunjung tiga nilai dasar yaitu independensi, integritas, dan profesionalisme.

Selain alasan tersebut, terungkapnya beberapa kasus yang menyeret beberapa

auditor Badan Pemeriksa Keuangan menunjukkan bahwa auditor Badan

Pemeriksa Keuangan sangat rentan terhadap perilaku disfungsional dan hal ini

bertentangan dengan tiga nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh para auditor

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Oleh karenanya, peneliti akan

mencoba mengkaji mengenai “Pengaruh Locus of Control, Tekanan

Anggaran Waktu, dan Komitmen Profesional terhadap Perilaku

Disfungsional Auditor (Survey pada Auditor BPK Perwakilan Provinsi

Sulawesi Selatan)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah sebagai batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah locus of control eksternal berpengaruh terhadap perilaku

disfungsional auditor?

2. Apakah tekanan anggaran waktu berpengaruh terhadap perilaku

disfungional auditor?

3. Apakah komitmen profesional berpengaruh terhadap perilaku disfungsional

auditor?

Page 22: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

7

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang serta rumusan masalah di atas, maka

penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

1 Untuk mengetahui apakah locus of control eksternal berpengaruh terhadap

perilaku disfungsional auditor.

2 Untuk mengetahui apakah tekanan anggaran waktu berpengaruh terhadap

perilaku disfungional auditor.

3 Untuk mengetahui apakah komitmen profesional berpengaruh terhadap

perilaku disfungsional auditor.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoretis

Hasil penelitian ini berguna dalam penguatan dan pengembangan teori

dan menambah wawasan di bidang akuntansi khususnya di bidang auditing.

1.4.2. Kegunaan Praktis

1. Bagi Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan

Penelitian ini mampu memberikan masukan kepada BPK Perwakilan

Provinsi Sulawesi Selatan dalam upaya meminimalisir tingkat perilaku

disfungsional auditor.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu media untuk memperdalam

dan meningkatkan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku disfungsional seorang auditor.

Page 23: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

8

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat menghasilkan referensi yang berguna bagi institusi

pendidikan tempat peneliti menuntut ilmu dan beberapa tenaga pendidik lainnya.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas lima

bab, sebagai berikut.

Bab I: Pendahuluan, terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II: Tinjauan Pustaka, bab ini berisi telaah teori, penelitian terdahulu,

kerangka pemikiran, dan pengembangan hipotesis.

Bab III: Metode Penelitian, berisi rancangan penelitian, desain penelitian,

tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber

data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi

operasional, instrumen penelitian, dan analisis data.

Bab IV: Hasil Penelitian, bab ini berisikan tentang deskripsi sampel penelitian,

karakteristik responden, analisis statistik deskriptif, hasil uji kualitas

data, hasil uji asumsi klasik, hasil pengujian hipotesis, serta

pembahasan hasil penelitian.

Bab V: Penutup, bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari

pelaksanaan penelitian, keterbatasan penelitian dan saran yang

nantinya dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian

selanjutnya

Page 24: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Telaah Teori

2.1.1. Teori Perubahan Sikap

Teori perubahan sikap ini diperkenalkan oleh Carl Hovland pada awal

tahun 1950-an. Teori ini memberikan penjelasan bagaimana sikap seseorang

terbentuk dan bagaimana sikap itu dapat berubah melalui proses komunikasi

serta bagaimana sikap itu dapat mempengaruhi tindakan atau tingkah laku

seseorang. Teori perubahan sikap ini antara lain menyatakan bahwa seseorang

akan mengalami ketidaknyamanan di dalam dirinya bila ia dihadapkan pada

informasi baru atau informasi yang bertentangan dengan keyakinannya (Kamil,

2013).

Berdasarkan teori ini, maka auditor akan mengalami ketidaknyamanan

dalam dirinya ketika memiliki ketidaksesuaian tuntutan terhadap suatu tekanan

atau keadaan yang bertentangan (tuntutan terhadap penyelesaian pekerjaan

padahal sumber daya yang dimilikinya sangat terbatas). Dalam keadaan seperti

ini, auditor tersebut akan berupaya mengeliminasi ketidaksesuaian tersebut

mungkin dengan membuat prioritas dan menghilangkan sesuatu yang dianggap

tidak begitu penting (Fatimah, 2012).

2.1.2. Teori Motivasi X dan Y

Motivasi berbicara mengenai arah perilaku, tingkat mengenai seberapa

besar usaha yang dilakukan individu setelah sebuah tindakan tertentu. Selain itu,

motivasi juga berbicara mengenai kelangsungan dari perilaku seseorang atau

seberapa lama ia berperilaku menurut cara tertentu (Hehanusa, 2013). Teori X

Page 25: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

10

dan Y ini merupakan teori yang dikembangkan oleh McGregor, dimana ia

mengklasifikasikan manusia menjadi dua tipe yaitu manusia yang cenderung

berperilaku negatif yang disebut manusia bertipe X, dan manusia yang

cenderung berperilaku positif yang disebut manusia bertipe Y (Siagian, 2004).

Berikut adalah tabel perbedaan teori X dan Y pada tipe karyawan.

Tabel 2.1 Perbedaan Teori X dan Y pada Tipe Karyawan

NO TEORI X TEORI Y

1 Karyawan dalam bekerja lebih sering

mengikuti perintah dan melaporkan

setiap masalah kepada pimpinan

walaupun masalah itu sebenarnya bisa

ia selesaikan sendiri. Atau dengan

kata lain ketergantungan pada

pimpinan sangat tinggi, termasuk pada

hal-hal kecil.

Karyawan dalam bekerja mampu

melaksanakan setiap tugas dengan

maksimal, dan membereskan setiap

masalah sejauh itu mampu ia

selesaikan. Kecuali masalah tersebut

diluar dari kewenangan yang dimilikinya.

2 Karyawan dalam bekerja

menginginkan pekerjaan yang ringan

dan santai namun memiliki

penghasilan tinggi.

Karyawan dalam bekerja

mengedepankan keseriusan dan

ketelitian. Termasuk menyukai

pekerjaan yang berbeda dengan yang

dikerjakan pada hari sebelumnya.

Artinya ia menyukai tantangan.

3 Jika menghadapi masalah cepat

merasa gusar, gugup, pusing, dan

sejenisnya. Karena mentalitasnya

bukan mentalitas siap menghadapi

risiko.

Memiliki pembawaan sifat yang tenang

dan stabil dalam menghadapi setiap

masalah. Dan cenderung dalam

mengambil keputusan tidak gegabah,

namun berfikir dengan matang.

4 Sudah berfikir bahwa memerintah dan

berkuasa harus dengan cara menakuti

orang lain agar mereka patuh.

Mengedepankan konsep pendekatan

dan kata “tolong” dalam menyuruh

orang lain mengerjakan tugas yang

diperintahkan olehnya

5 Orang perlu pengawasan ketat untuk

bekerja baik dan menjauhi kesalahan.

Orang perlu pengakuan bahwa mereka

dihargai sebab tahu tanggung jawab

dan bisa mengoreksi diri sendiri.

Page 26: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

11

Sambungan tabel 2.1 6 Orang perlu diilhami, didorong atau

ditarik untuk maju.

Orang perlu diberi kebebasan, diberi

semangat, diajak, dan dibantu untuk

maju.

7 Ketika diajak dalam suatu tim project,

sering menanyakan berapa

penghasilan yang akan diterima, dan

menghitung-hitung jika jumlah itu

adalah kecil. Artinya banyak pekerjaan

yang dilihat dari segi uang dan status.

Status artinya ia akan menceritakan

pada banyak orang bahwa saat ini

sedang mengerjakan suatu proyek

penting.

Dalam bekerja yang bersifat project

lebih mengutamakan pekerjaannya

dibandingkan berapa uang yang akan

diterima. Artinya uang juga penting,

namun ilmu yang diperoleh dari project

tersebut bisa membuat ia suatu saat

mampu menjadi ketua tim dalam project

yang sama. Dan dalam bekerja dalam

project mengutamakan mengerti setiap

detil secara maksimal.

8 Dalam membangun perencanaan

hidup bersifat jangka pendek.

Dalam membangun perencanaan hidup

bersifat jangka panjang dan sistematis.

9 Dalam berkomunikasi dan diskusi

memiliki mentalitas yang mudah

tersinggung, dan setiap pemikiran

yang dimilikinya tidak suka didebat

atau dibantah.

Menyukai komunikasi dan diskusi yang

bersifat terbuka. Setiap pendapat yang

berbeda dengan yang dia miliki baginya

adalah hal biasa. Dan menyukai

masukan dari orang lain atau

menerapkan konsep “second opinion”.

10 Memiliki sifat yang tidak suka

menerima pendapat orang lain dan

sulit mau mengakui kesalahan yang ia

perbuat. Karena jika dilakukan maka

artinya ia telah merendahkan dirinya

sendiri. Walaupun ia memang benar-

benar salah.

Memiliki karakteristik yang tidak mudah

tersinggung, serta mau mengakui

kesalahan yang ia perbuat jika ia adalah

benar. Dan tanpa segan-segan mudah

meminta maaf serta memaafkan

kesalahan orang lain, jika dianggap itu

perlu dilakukan.

Sumber: Fahmi (2011)

Dalam teori motivasi X dan Y yang ditemukan oleh Mc Gregor, individu

yang bertipe X merupakan individu yang memiliki locus of control eksternal.

indvidu seperti ini tidak menyukai tanggung jawab dan harus dipaksa agar

berprestasi, serta harus dimotivasi oleh lingkungannya, sedangkan individu yang

bertipe Y adalah individu yang memiliki locus of control internal. Individu seperti

Page 27: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

12

ini menyukai kerja, kreatif, berusaha bertanggung jawab, dan dapat

mengarahkan diri sendiri dengan target tertentu. Peneliti menggunakan teori ini

karena seorang auditor akan menerima lalu melakukan perilaku disfungsional

auditor, terutama disebabkan oleh faktor internal seperti karakteristik personal (X

atau Y).

2.1.3. Teori Atribusi (Teori Hubungan)

Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang

mengintrepretasikan suatu peristiwa, alasan, atau sebab perilakunya. Teori ini

dikembangkan oleh Fritz Heider, dia menyatakan bahwa perilaku seseorang

ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal (internal force), yaitu faktor-

faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau usaha,

dan kekuatan eksternal (external force), yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar,

seperti kesulitan dalam pekerjaan dan keberuntungan (Lubis, 2010).

Penyebab perilaku dalam persepsi sosial dikenal sebagai dispositional

attribution dan situational attribution atau penyebab internal dan eksternal

(Robbins, 2014). Disposition attribution atau penyebab internal mengacu perilaku

yang diyakini dipengaruhi oleh kendali pribadi seorang individu. Situational

attribution atau penyebab eksternal mengacu perilaku akibat dari sebab-sebab

dari luar, yaitu individu tersebut dianggap telah dipaksa berperilaku demikian

oleh situasi.

Teori atribusi dapat menjelaskan hubungan antara variabel locus of

control, tekanan anggaran waktu dan komitmen profesional terhadap perilaku

seorang auditor. Atribusi adalah proses kognitif dimana orang menarik

kesimpulan mengenai faktor yang mempengaruhi atau masuk akal terhadap

perilaku orang lain. Dalam mengamati perilaku seseorang, dilihat dari apakah itu

Page 28: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

13

ditimbulkan secara internal atau eksternal. Perilaku yang disebabkan secara

internal adalah perilaku yang diyakini berada dibawah kendali pribadi dari diri

individu yang bersangkutan. Perilaku secara eksternal dilihat sebagai hasil dari

sebab-sebab luar yaitu terpaksa berperilaku karena situasi (Robbins, 2014).

Penjelasan ini sama dengan penjelasan mengenai locus of control. Selain locus

of control, teori atribusi ini juga mampu menjelaskan mengenai komitmen

profesional dalam hubungannya terhadap perilaku. Tiga dimensi komitmen

profesional menjelaskan perilaku seseorang dalam suatu organisasi karena

faktor komitmen afektif (ingin melakukannya), komitmen kontinu (menyadari

bahwa dia akan rugi ketika tidak melakukannya), dan komitmen normatif (merasa

harus melakukannya).

Selain dua variabel di atas, teori atribusi ini juga mampu menjelaskan

bagaimana perilaku mereka disebabkan oleh adanya tekanan terhadap anggaran

waktu. Anggaran waktu audit menjadi tolak ukur dalam evaluasi terhadap staf

auditor. Ketika auditor menghadapi tekanan anggaran waktu, maka ia akan

berusaha dengan cara apapun untuk mencapai anggaran waktu yang telah

ditentukan, salah satu cara adalah melakukan perilaku disfungsional

(Sososutikno, 2003).

2.1.4. Locus of Control

Salah satu karakteristik personal yang membedakan individu yang satu

dengan individu yang lain adalah pusat kendali yang biasa disebut locus of

control. Locus of control adalah konsep yang dikembangkan oleh Julian B. Rotter

dimana diungkapkan bahwa setiap individu membangun ekspektasi tentang

kesuksesan mereka yang bergantung atas tingkah laku atau pada hal yang di

luar diri mereka (Alkautsar, 2014: 35-36). Gitosudarmo (2008: 21)

Page 29: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

14

mengemukakan bahwa locus of control berkaitan dengan sejauh mana

seseorang memiliki keyakinan bahwa apa yang mereka lakukan akan

mempengaruhi imbalan yang akan diterimanya.

Damanik (2015:56) menjelaskan bahwa terdapat empat konsep dasar

Julian B. Rotter mengenai locus of control sebagai berikut.

1. Potensi perilaku yaitu setiap kemungkinan yang relatif muncul pada situasi

tertentu berkaitan dengan hasil yang diinginkan dalam kehidupan seseorang

2. Harapan merupakan suatu kemungkinan dari berbagai kejadian yang muncul

dan dialami oleh seseorang

3. Nilai unsur penguat, yakni pilihan terhadap berbagai kemungkinan penguatan

atas hasil dari beberapa penguat lainnya yang muncul pada situasi serupa

4. Suasana psikologis, yakni bentuk rangsangan baik secara internal maupun

eksternal yang meningkatkan atau menurunkan harapan terhadap munculnya

hasil yang sangat diharapkan.

Pusat kendali (locus of control) dibedakan menjadi dua yaitu pusat

kendali yang bersifat pengendalian internal (locus of control internal) dan

eksternal (locus of control external).

1. Locus of control internal

Rotter (1990:489) mendefinisikan locus of control internal sebagai “ degree

to which persons expect that a reinforcement or an outcome of their behavior is

contingent on their own behavior or personal characteristics”. Kepribadian yang

bersifat pengendalian internal adalah kepribadian di mana seseorang percaya

bahwa ia mengendalikan apa yang terjadi padanya. Locus of control internal

mencerminkan tingkat keyakinan bahwa peristiwa baik dan buruk yang terjadi

diakibatkan oleh tindakannya sendiri. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki

locus of control internal dapat mengendalikan atau mengontrol suatu peristiwa.

Page 30: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

15

Individu yang mempunyai locus of control internal memiliki etos kerja yang tinggi,

tabah menghadapi segala macam kesulitan baik dalam kehidupannya maupun

dalam perkerjaannya (Damanik, 2015:57). Apabila individu dengan locus of

control internal mengalami kegagalan, maka mereka akan menyalahkan dirinya

sendiri karena kurangnya usaha yang dilakukan. Begitu pula dengan

keberhasilan, mereka akan merasa bangga atas hasil usahanya (Damanik,

2015:59).

2. Locus of control eksternal

Rotter (1990:489) mendefinisikan locus of control eksternal sebagai “ the

degree to which persons expect that the reinforcement or outcome is a function

of chance, luck, or fate, is under the control of powerful others, or is simply

unpredictable”. Kepribadian pengendalian eksternal adalah keyakinan seseorang

bahwa apa yang terjadi padanya dikendalikan oleh kekuatan dari luar seperti,

keberuntungan dan nasib. Apabila individu dengan locus of contol eksternal

mengalami kegagalan, maka mereka cenderung menyalahkan lingkungan sekitar

yang menjadi penyebabnya. Mereka merasa tidak mampu dan kurang beruntung

sehingga mereka tidak mempunyai harapan untuk memperbaiki kegagalan

tersebut (Damanik, 2015: 59).

Locus of control baik internal maupun eksternal bukanlah merupakan suatu

konsep tipologi, melainkan merupakan pengaruh atau sumbangan berbagai

faktor lingkungan. Artinya locus of control bukan berasal sejak lahir melainkan

timbul dalam proses pembentukannya yang berhubungan dengan faktor-faktor

lingkungan, sehingga tidak ada orang yang hanya memiliki kontrol internal saja

ataupun kontrol eksternal saja (Sarita: 2009).

Page 31: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

16

2.1.5. Tekanan Anggaran Waktu

Tekanan anggaran waktu adalah suatu keadaan yang menunjukkan

auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah

disusun atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat dan

kaku (Sososutikno: 2003). “Time budget pressure is a condition in which the

auditor is required to perform efficiency on time budget that has been prepared

and there are restrictions on time in a very tight budget. Audit time budget

pressure is actually a normal situation existing in the auditor's work environment”

(Sari et al, 2016: 8). Margheim, et al (2005; 24) memberikan penjelasan bahwa

Budget related time pressure can only occur when the budgeted amount of time is less than total available time and the auditor has the ability to respond to the pressure by completing the work on their personal time and underreporting the amount of time spent on the audit task.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tekanan anggaran

waktu merupakan suatu kondisi dimana auditor dituntut untuk dapat melakukan

efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam

penyelesaian penugasan ini, auditor dituntut untuk dapat menyelesaikan

pekerjaan mereka tepat waktu karena adanya pembatasan yang ketat mengenai

waktu audit.

Anggaran waktu audit menjadi salah satu faktor utama yang menentukan

keberhasilan auditor dalam melaksanakan penugasan audit. Hardyan (2013:19)

menjelaskan bahwa “anggaran waktu audit juga menjadi sebuah tolak ukur

dalam evaluasi terhadap staf auditor, setiap auditor mempunyai target anggaran

waktu yang harus dipenuhi dan apabila terjadi budget overtime maka hasil

evaluasi terhadap auditor tersebut adalah negatif”.

Saat menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor akan memberikan

respon dengan dua cara yaitu, respon yang bersifat fungsional dan respon yang

Page 32: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

17

bersifat disfungsional. Tipe fungsional adalah perilaku auditor untuk bekerja lebih

baik dan menggunakan waktu sebaik-baiknya. Sedangkan, tipe disfungsional

adalah perilaku auditor yang membuat penurunan kualitas audit (Setyorini,

2011:15).

Tekanan anggaran waktu yang secara konsisten berhubungan dengan

perilaku disfungsional merupakan ancaman langsung dan serius terhadap

kualitas audit. Time pressure merupakan keadaan dimana auditor dituntut untuk

mempertimbangkan faktor ekonomi (waktu dan biaya) di dalam menentukan

jumlah dan kometensi bukti audit yang dikumpulkan. Sehingga, auditor merasa

mendapat tekanan dalam menyelesaikan proses audit yang dilakukannya

dikarenakan tidak seimbangnya antara tugas, waktu, dan biaya yang diterima.

Hal tersebut mengakibatkan auditor cenderung memilih melakukan perilaku

disfungsional dalam menyelesaikan proses audit supaya dapat menyelesaikan

tugas tersebut tepat waktu (Hartati, 2012).

Penyelesaian audit secara tepat waktu selain untuk memenuhi permintaan

klien juga merupakan salah satu kunci keberhasilan karir auditor yang

bersangkutan di masa depan. Oleh karena itu, selalu ada tekanan bagi auditor

untuk menyelesaikan audit dalam waktu yang telah dianggarkan. Auditor yang

menyelesaikan tugas melebihi waktu normal yang telah dianggarkan cenderung

dinilai memiliki kinerja yang buruk oleh atasannya atau sulit mendapatkan

promosi. Kriteria untuk memperoleh peringkat yang baik adalah pencapaian

anggaran waktu (Lestari, 2010: 17). Agar menepati anggaran waktu yang telah

ditetapkan, ada kemungkinan bagi auditor untuk melakukan tindakan yang

menyimpang seperti pengabaian terhadap prosedur audit bahkan pemberhentian

prosedur audit. Semakin besar tekanan anggaran waktu yang dirasakan, maka

akan semakin besar pula penyimpangan yang dilakukan.

Page 33: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

18

2.1.6. Komitmen Profesional

Komitmen auditor terhadap profesinya merupakan salah satu faktor

penentu atau memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilakunya dalam

melaksanakan audit. Komitmen profesional merupakan suatu pengembangan

dari konsep yang lebih mapan yaitu komitmen organisasi. Komitmen Profesional

didasarkan atas premis bahwa individu membentuk suatu kesetiaan terhadap

profesi selama proses sosialisasi ketika profesi menanamkan nilai-nilai dan

norma-norma profesi (Silaban, 2009). Alkautsar (2014) menyatakan bahwa

“commitment to the profession auditor is an individual auditor characteristics

associated with loyalty and fidelity of individual auditors on the purpose and

values of the profession”. Aranya et al (1981:271) menyatakan bahwa:

Profesional commitment is the relative strenght of their identification with, and involvement in, their profession. Commitment may indicate (1) the belief in, and acceptance of, the goals and values of the profession, (2) a willingness to exert considerable effort on behalf of the profession, and (3) a definite desire to maintain membership in the profession.

Dari kalimat di atas dapat disimpulkan bahwa komitmen profesional

merupakan kekuatan relatif dari identifikasi serta keterlibatan seseorang dalam

profesi. Komitmen dikarakteristikkan oleh tiga hal yaitu: (1) kepercayaan dan

penerimaan akan tujuan-tujuan dan nilai-nilai profesi, (2) kemauan untuk

melakukan usaha sekuat tenaga untuk kepentingan profesi, (3) keinginan yang

kuat untuk tetap mempertahankan keanggotaan dari suatu profesi.

Komitmen telah menjadi salah satu unsur penting dalam dunia kerja.

Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi keberhasilan dan kinerja seseorang

dalam pekerjaan adalah komitmen. Alasan yang mendasari diperlukannya

komitmen yang tinggi pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan

publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi terlepas dari yang dilakukan

Page 34: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

19

secara perorangan. Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa profesional

akan meningkat, jika profesi mewujudkan standar kerja dan perilaku yang tinggi

dan memenuhi semua kebutuhan. Pemahaman komitmen profesional ini

sangatlah penting agar tercipta kondisi kerja yang kondusif sehingga perusahaan

dapat berjalan secara efisien dan efektif (Damanik, 2015: 66-67).

Komitmen profesional pada awalnya hanya dipandang sebagai konsep

yang bersifat unidimensi atau memiliki dimensi tunggal. Namun, sejalan dengan

perkembangan hasil-hasil penelitian, maka konsep komitmen profesional ini juga

mengalami perkembangan menjadi konsep yang multidimensi. Terdapat tiga

model komponen konseptual mengenai komitmen yang diperkenalkan oleh

Meyer dan Allen (Luthans, 2011:148; Meyer, et al: 1991) yang terdiri dari

komitmen profesional afektif (Affective professional commitment), komitmen

profesional kontinu (Continuance professional commitment), dan komitmen

profesional normatif (normative professional commitment).

Komitmen profesional afektif (KPA) berhubungan dengan sejauh mana

individu “ingin berada pada suatu profesi” (Meyer et al, 1991; Silaban, 2009).

“Affective professional commitment (APC) refers to identification with,

involvement in, and emotional attachment to the profession” (Bagraim, 2003).

Komitmen profesional afektif merupakan keterikatan emosional individu terhadap

profesinya yang didasarkan pada identifikasi pada nilai-nilai dan tujuan-tujuan

profesi dan suatu keinginan untuk membantu profesi mencapai tujuan-tujuan

tersebut (Meyer et al, 1991; Silaban 2009). Sebagai contoh mereka yang

memiliki komitmen profesional afektif yang kuat akan mengikuti perkembangan

dalam profesi mereka, berlangganan jurnal, menghadiri pertemuan profesional,

dan berpartisipasi dalam asosiasi profesional mereka (Bagraim, 2003).

Page 35: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

20

Komitmen profesional kontinu (KPK) berhubungan pada sejauh mana

individu “tetap berada” pada suatu profesi (Meyer et al, 1991). Komitmen

profesional kontinu merupakan bentuk komitmen seseorang terhadap profesinya

yang didasarkan pada pertimbangan biaya-biaya yang dikeluarkan jika

seseorang meninggalkan profesinya (Bagraim, 2003; Silaban, 2009). Karyawan

dengan komitmen kontinu yang kuat berusaha untuk tetap berada pada profesi

mereka karena mereka menyadari bahwa mereka akan memiliki kerugian besar

ketika mereka keluar dari profesi tersebut (Bagraim, 2003).

Komitmen profesional normatif (KPN) berhubungan pada keterkaitan

individu dengan suatu profesi karena merasakan suatu kewajiban atau

tanggungjawab untuk tetap berada pada suatu profesi. Karyawan dengan

komitmen profesional normatif yang kuat akan tetap mempertahankan

keanggotaannya dalam profesinya karena merasa bahwa hal tersebut harus

dilakukannya. Komitmen profesional normatif mungkin berkembang karena

sosialisasi dalam profesinya yang efektif atau karena pengorbanannya untuk

terlibat dalam profesi (Bagraim, 2003).

2.1.7. Perilaku Disfungsional Auditor

Perilaku disfungsional merupakan suatu tindakan yang tidak etis karena

akan menurunkan kualitas audit secara langsung ataupun tidak langsung.

Donnelly (2003:4) mengatakan bahwa “In an auditing context, manipulation or

deception will manifest itself in the form of dysfunctioal audit behavioral. These

behaviors are means for the auditor to manipulate the audit process in order to

achieve the individual‟s performance objective”. Sementara menurut Sari et al

(2016: 8) “Audit dysfunctional behavior is the behavior of auditors in the audit

process that is not in accordance with the audit program that has been

Page 36: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

21

established or deviate from established standards”. Implikasi dari perilaku

disfungsional ini adalah auditor cenderung menghasilkan audit yang kurang

berkualitas dan dapat menyesatkan para pengguna laporan tersebut

(Sitanggang, 2007). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku

disfungsional auditor merupakan suatu tindakan menyimpang yang dilakukan

oleh auditor dengan cara memanipulasi atau melakukan kecurangan pada

proses audit untuk mencapai tujuan pribadinya.

Secara garis besar, perilaku disfungsional auditor dibedakan menjadi 2

yaitu, perilaku reduksi kualitas audit dan underreporting of time. Kedua perilaku

ini dikategorikan sebagai perilkau yang tidak etis karena auditor memanipulasi

laporan kinerja yang dibebankan kepadanya yaitu dengan mengurangi pekerjaan

yang seharusnya dilaksanakan dan melaporkan waktu audit yang lebih singkat

dari waktu aktual yang digunakan (Silaban, 2009). Berikut adalah pembahasan

lebih lanjut mengenai kedua bentuk perilaku disfungsional ini.

a. Perilaku Reduksi Kualitas Audit

Kegagalan auditor untuk melakukan langkah audit yang layak mengacu

pada audit quality reduction behavior (perilaku reduksi kualitas audit). Perilaku

reduksi kualitas audit didefinisikan sebagai tindakan yang diambil auditor untuk

mengurangi efektivitas pengumpulan bukti selama perjanjian. Efektivitas audit ini

terpengaruh karena auditor memilih untuk tidak melakukan langkah program

audit sama sekali dan atau melakukan langkah program audit dengan lengkap

(Sososutikno, 2003). Silaban (2009) menguraikan beberapa tindakan yang

berpotensi untuk mereduksi kualitas audit.

1. Review yang dangkal terhadap dokumen klien. Dalam hal ini auditor tidak

memberikan perhatian yang memadai atas keakuratan dan validitas

dokumen klien.

Page 37: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

22

2. Pengujian terhadap sebagian item sampel. Dalam hal ini auditor tidak

melaksankan prosedur audit pada seluruh item yang didesain dalam

program audit.

3. Tidak menginvestigasi lebih lanjut item yang diragukan. Suatu tindakan yang

dilakukan auditor dengan tidak memperluas scope pengujian apabila

terdeteksi bahwa suatu transaksi atau pos yang mencurigakan.

4. Penerimaan atas penjelasan klien yang lemah. Suatu tindakan yang

dilakukan oleh auditor dengan menerima penjelasan klien sebagai pengganti

bukti audit yang tidak diperolehnya selama pelaksanaan audit.

5. Tidak meneliti prinsip akuntansi yang diterapkan klien. Suatu tindakan yang

dilakukan auditor dengan tidak meneliti lebih lanjut kesesuaian perlakuan

akuntansi yang diterapkan oleh klien dengan prinsip akuntansi.

6. Pengurangan pekerjaan audit pada level yang lebih rendah dari yang

disyaratkan dalam program audit. Suatu tindakan yang dilakukan oleh

auditor dengan cara mengurangi pekerjaan audit dari yang seharusnya

dilaksanakan sesuai dengan program audit.

7. Penggantian prosedur audit yang ditetapkan dalam program audit. Suatu

tindakan yang dilakukan oleh auditor dengan tidak mengikuti prosedur yang

ditetapkan dalam program audit.

8. Pengandalan berlebihan terhadap hasil pekerjaan klien. Suatu tindakan yang

dilakukan auditor yang tidak mengandalkan bukti audit atas hasil pekerjaan

yang dilakukan klien.

9. Pendokumentasian bukti audit yang tidak sesuai dengan kebijakan dalam

prosedur audit. Suatu tindakan yang dilakukan oleh auditor dengan tidak

mendokumentasikan bukti audit atas pelaksanaan suatu prosedur audit yang

disyaratkan sesuai dengan program audit yang ditetapkan sebelumnya.

Page 38: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

23

10. Premature sign off atau penghentian prematur prosedur audit. Suatu

tindakan yang dilakukan auditor dengn menyelesaikan langkah-langkah audit

yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur.

b. Perilaku Underreporting of Time

Selain tindakan-tindakan yang mengurangi atau mereduksi kualitas audit

secara langsung, terdapat perilaku disfungsional lainnya yang terjadi dalam

praktik audit yaitu underreporting of time. Underreporting of time ini merupakan

tindakan menyimpang dari auditor dengan cara tidak melaporkan seluruh waktu

audit yang digunakan untuk melaksanakan tugas audit (Hardyan, 2013: 17). Ia

menambahkan bahwa tindakan ini merupakan suatu tindakan yang secara tidak

langsung akan mempengaruhi kualitas audit. Meskipun auditor telah

melaksanakan semua tahapan program audit, perilaku underreporting of time

dapat mengakibatkan manajamen mengambil sebuah keputusan yang keliru dan

tidak relevan berkaitan dengan penetapan waktu pemeriksaan penugasan audit

untuk tahun berikutnya. Silaban (2009) meyimpulkan bahwa perilaku

underreporting of time dapat dilakukan melalui tindakan seperti: mengerjakan

pekerjaan audit dengan menggunakan waktu personal (misalnya bekerja pada

jam istirahat), mengalihkan waktu audit yang digunakan untuk pelaksanaan tugas

audit tertentu pada tugas lain yang pengerjaannya dilakukan pada waktu yang

bersamaan, dan tidak melaporkan waktu lembur yang digunakan dalam

mengerjakan prosedur atau tugas audit tertentu.

Realisasi anggaran waktu audit tahun sebelumnya akan menjadi

pertimbangan atau faktor penentu dalam penyusunan anggaran. Ketika auditor

melakukan tindakan underreporting of time, maka anggaran waktu audit untuk

tahun berikutnya menjadi tidak realistis atau tidak relevan. Anggaran waktu yang

Page 39: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

24

tidak realistis ini mengakibatkan auditor menghadapi kendala anggaran waktu

dalam menyelesaikan tugas audit pada penugasan berikutnya, dan sebagai

akibatnya dapat berdampak pada keberlanjutan dari underreporting of time,

selain itu juga akan berdampak pada tindakan reduksi kualitas audit untuk tahun

berikutnya (Marfuah: 2011).

2.2. Penelitian Terdahulu

Dasar rujukan yang berupa temuan-temuan sebagai hasil dari penelitian

sebelumnya merupakan salah satu hal yang penting dan dapat dijadikan sebagai

data pendukung dalam penelitian ini. Fokus penelitian yang dijadikan sebagai

rujukan ialah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang

dibahas dalam penelitian ini, yaitu penelitian terkait perilaku disfungsional auditor

yang dipengaruhi oleh variabel locus of control eksternal, tekanan anggaran

waktu, dan komitmen profesional. Informasi terkait penelitian terdahulu dapat

dilihat pada tabel yang disajikan pada lampiran dua.

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan beberapa teori dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

terdahulu, yaitu adanya hubungan antara locus of control, tekanan anggaran

waktu, dan komitmen profesional terhadap perilaku disfungsional, maka dapat

digambarkan suatu kerangka berpikir yang berfungsi sebagai penuntun, alur

pikir, dan sekaligus sebagai dasar dalam penelitian yang secara diagram

sebagai berikut.

Page 40: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

25

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.4. Pengembangan Hipotesis

2.4.1. Locus of Control Eksternal dan Perilaku Disfungsional Auditor

Locus of control adalah suatu karakteristik personal dimana setiap individu

akan membangun ekspektasi mengenai seberapa yakin ia mampu

mengendalikan apa yang akan menimpanya (Tanjung, 2013). Individu yang

memiliki locus of control eksternal akan memandang keberhasilan atau

kegagalan dari sisi keberuntungan dan nasib. Dalam teori X dan Y dijelaskan

bahwa individu yang memiliki locus of control eksternal (tipe X) akan memiliki

usaha yang kurang untuk mencari informasi dalam pemecahan masalah karena

memandang bahwa faktor luarlah yang menjadi penyebab utama keberhasilan

atau kegagalannya, sehingga ketika ia mengalami tekanan/stres kerja maka

akan memperkuat kemungkinan terjadinya ia melakukan perilaku disfungsional.

Locus of Control

Eksternal

Tekanan Anggaran

Waktu

Komitmen Profesional (Afektif,

Kontinu, dan Normatif)

Perilaku

Disfungsional

Auditor

H +

H +

H -

Page 41: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

26

Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa locus of control eksternal

akan berpengaruh secara positif terhadap perilaku disfungsional auditor

(Donnelly, 2003). Penelitian lain yang dilakukan oleh Silaban (2009)

menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan dari locus of control

eksternal terhadap perilaku audit disfungsional (reduksi kualitas audit dan

underreporting of time). Selain itu penelitian Alkautsar (2014) berhasil

membuktikan adanya hubungan yang positif dari locus of control terhadap

dysfunctional audit behavior. Penelitian yang dilakukan oleh Sampetoding (2014)

juga membuktikan adanya pengaruh positif dari locus of control eksternal

terhadap perilaku disfungsional auditor.

Berdasarkan deskripsi di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Locus of control eksternal berpengaruh positif terhadap perilaku

disfungsional auditor.

2.4.2. Tekanan Anggaran Waktu dan Perilaku Disfungsional Auditor

Anggaran waktu audit menjadi tolak ukur dalam evaluasi terhadap staf

auditor. Apabila mereka dapat bekerja sesuai dengan anggaran waktu yang telah

ditentukan, maka akan memberikan dampak positif terhadap prospek karir

mereka kedepannya. Anggaran waktu yang ketat akan menyebabkan auditor

mendapat tekanan dalam pelaksanaan audit mereka. Menurut teori perubahan

sikap, auditor akan mengalami ketidaknyamanan karena dituntut untuk

menyelesaikan pekerjaan, sementara sumber daya yang ada yaitu waktu sangat

terbatas. Keadaan seperti ini akan memaksa auditor untuk melakukan tindakan

menyimpang (disfungsional) agar dapat mencapai anggaran waktu yang telah

ditetapkan (Hardyan, 2013). Hal ini sesuai dengan penjelasan dari situasional

atribution yang menyebutkan bahwa auditor dianggap telah berperilaku

Page 42: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

27

disfungsional yang disebabkan oleh situasi yaitu adanya tuntutan terhadap

pencapaian anggaran waktu.

Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa tekanan anggaran waktu

memiliki hubungan positif terhadap perilaku disfungsional auditor (Sososutikno:

2003). Penelitian yang dilakukan oleh Sari et al (2016) juga berhasil

membuktikan bahwa time budget pressure berpengaruh positif dan signifikan

terhadap dysfunctional audit behavior. Selain itu, menurut penelitian Silaban

(2009) terbukti adanya pengaruh positif dan signifikan dari tekanan anggaran

waktu yang dirasakan terhadap perilaku audit disfungsional (reduksi kualitas

audit dan underreporting of time).

Berdasarkan deskripsi di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Tekanan anggaran waktu berpengaruh positif terhadap perilaku

disfungsional auditor.

2.4.3. Komitmen Profesional dan Perilaku Disfungsional Auditor

Komitmen profesional merupakan suatu pengembangan dari konsep yang

lebih mapan yaitu komitmen organisasi. Komitmen profesional dapat diartikan

sebagai suatu karakteristik individu terkait kesetiaannya pada tujuan dan nilai-

nilai profesinya (Alkautsar, 2014). Dalam teori atribusi, komitmen profesional

dapat digolongkan sebagai disposition attribution yaitu penyebab internal yang

menyebabkan perilaku seseorang. Komitmen profesional yang tinggi akan

mengarahkan auditor terhadap perilaku dengan tujuan untuk kepentingan umum

serta jauh dari perilaku yang berpotensi merusak profesi. Sedangkan, auditor

dengan komitmen profesional yang lebih rendah akan cenderung untuk

berperilaku disfungsional (Lord dan Dezoort, 2001:220).

Page 43: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

28

Penelitian terdahulu membuktikan bahwa adanya hubungan negatif

antara komitmen terhadap perilaku disfungsional (Donnelly, 2003). Penelitian

yang dilakukan oleh Sampetoding (2014) menunjukkan bahwa komitmen

berhubungan negatif terhadap perilaku disfungsional audit. Selain itu, penelitian

yang dilakukan oleh Wijayanti (2007) menunjukkan adanya pengaruh negatif dari

komitmen terhadap perilaku disfungsional auditor.

Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Komitmen profesional berpengaruh negatif terhadap perilaku

disfungsional auditor.

Page 44: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey atas persepsi responden

dengan mengumpulkan data primer yang diperoleh secara langsung dari

sumbernya. Penelitian ini adalah riset pengujian hipotesis (hypothesis testing).

Dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan hubungan antara variabel dengan

pengujian hipotesis. Pada penelitian ini terfokus pada pengaruh locus of control

eksternal, tekanan anggaran waktu dan komitmen profesional sebagai variabel

independen terhadap perilaku disfungsional auditor sebagai variabel

dependennya. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data tertulis

dengan membagikan kuesioner ke auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa

Keuangan Perwakilan Sulawesi Selatan.

3.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dengan menggunakan metode

survey melalui teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Kuesioner

diantarkan langsung kepada responden yaitu auditor Badan Pemeriksa

Keuangan Perwakilan Sulawesi Selatan. Kuesioner yang ada berisi pertanyaan-

pertanyaan tertutup yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti.

3.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kantor Badan Pemeriksaan Keuangan

Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan yang berkedudukan di Jalan Andi

Pangeran Pettarani, Makassar, 90222. Dengan pertimbangan bahwa data dan

informasi yang dibutuhkan mudah diperoleh serta sangat relevan dengan pokok

Page 45: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

30

permasalahan yang menjadi objek penelitian. Rencana penelitian ini dilakukan

selama kurang lebih dua bulan.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi penelitian

Adapun populasi dalam penelitian ini audtior BPK Perwakilan Provinsi

Sulawesi Selatan. Pemeriksa dibagi berdasarkan wilayah kerja entitas, terdiri dari

Sub-Auditorat Sulsel I sebanyak 34 orang, Sub-Auditorat Sulsel II sebanyak 29

orang dan Sub Auditorat Sulsel III sebanyak 30 orang. Dengan demikian, jumlah

agregat auditor Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sulawesi

Selatan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 93 orang.

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel menurut Sugiyono (2012:81) adalah bagian dari jumlah maupun

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Metode sampel terdiri dari beberapa

anggota yang dipilih dari suatu populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling. Sampel

dalam penelitian ini diwakili oleh 60 responden dari para auditor yang bekerja di

Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Sulawesi Selatan.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif yang berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan oleh

responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari jawaban

para responden yang terdapat dalam kuisioner yang nantinya akan

menghasilkan skor tertentu pada setiap jawaban tersebut.

Page 46: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

31

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk

memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

lapangan (field research) yang merupakan cara untuk memperoleh data primer

yang secara langsung melibatkan pihak responden yang dijadikan sampel dalam

penelitian. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden adalah dengan memberikan kuesioner.

Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yaitu kuesioner

yang sudah disediakan jawabannya. Kuesioner tersebut terdiri dari dua bagian.

Bagian pertama berisikan sejumlah pertanyaan yang bersifat umum. Bagian

kedua berisikan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan variabel

penelitian yaitu locus of control eksternal, tekanan anggaran waktu, komitmen

profesional, dan perilaku disfungsional auditor.

3.7 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.7.1 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel yakni variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 39). Adapun variabel bebas dalam

penelitian ini adalah locus of control eksternal, tekanan anggaran waktu, dan

komitmen profesional sedangkan variabel terikatnya adalah perilaku

disfungsional auditor BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 47: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

32

3.7.2 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah penarikan batasan untuk menjelaskan

ciri-ciri spesifik yang lebih substantif dari suatu konsep. Definisi operasional

dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut.

1. Perilaku Disfungsional Auditor (Y)

Disfungsional auditor dapat diartikan sebagai suatu tindakan menyimpang

yang dilakukan oleh auditor dimana pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh

secara langsung ataupun pengaruh secara tidak langsung terhadap kualitas

audit. Variabel ini menggunakan pertanyaan yang dimodifikasi dari Donnely et

al. (2003) yang juga digunakan oleh Silaban (2009). Perilaku disfungsional

auditor diukur dengan instrumen yang terdiri dari tiga belas (13) item pertanyaan

dengan indikator sebagai berikut: (1) perilaku reduksi kualitas audit terdiri atas 10

item pertanyaan dan (2) underreporting of time yang terdiri atas 3 item

pertanyaaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima poin

yaitu 1 = tidak pernah, 2 = jarang, 3 = kadang-kadang, 4 = sering, dan 5 =

selalu.

2. Locus of Control Eksternal (X1)

Locus of control eksternal merupakan suatu karakteristik psikologi sebagai

keyakinan dari individu tentang kemampuannya untuk mempengaruhi segala

yang berkaitan dengan dirinya/pekerjaannya. Variabel ini diukur dengan

menggunakan indikator yang diadaptasi dari Septirini (2014). Locus of control

eksternal diukur dengan instrumen yang terdiri dari enam belas (16) item

pertanyaan dengan indikator sebagai berikut: (1) keyakinan individu bahwa

kekuasaan orang lain, takdir, dan kesempatan merupakan faktor utama yang

mempengaruhi apa yang dialami, dan indikator ini dijabarkan ke dalam 4 item

Page 48: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

33

pertanyaan; (2) memiliki kendali yang kurang baik terhadap perilakunya sendiri

yang dijabarkan ke dalam 3 item pertanyaan; (3) cenderung dipengaruhi orang

lain yang dijabarkan ke dalam 3 item pertanyaan; (4) seringkali tidak yakin bahwa

usaha yang dilakukannya dapat berhasil yang dijabarkan ke dalam 3 item

pertanyaan; dan (5) kurang aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait

situasi yang dihadapi yang terdiri atas 3 item pertanyaan. Skala pengukuran

yang digunakan adalah skala Likert lima poin yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 =

tidak setuju, 3 = tidak ada pendapat, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.

3. Tekanan Anggaran Waktu (X2)

Tekanan anggaran waktu dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi

dimana individu mendapatkan tekanan di tempat kerja untuk menyelesaikan

pekerjaan pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Variabel ini diukur

dengan menggunakan indikator yang diadaptasi dan dikembangkan dari

Sampetoding (2014). Tekanan anggaran waktu diukur dengan instrumen yang

terdiri dari enam (6) item pertanyaan, dengan indikator sebagai berikut: (1)

keketatan anggaran waktu yang dijabarkan ke dalam 2 item pertanyaan dan (2)

ketercapaian anggaran waktu yang dijabarkan ke dalam 4 item pertanyaan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima poin yaitu 1 = sangat

tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = tidak ada pendapat, 4 = setuju, dan 5 = sangat

setuju.

4. Komitmen Profesional (X3)

Komitmen profesional merupakan suatu pengembangan dari konsep yang

lebih mapan yaitu komitmen organisasi. Komitmen profesional dapat diartikan

sebagai suatu kesetiaan/loyalitas dari seorang individu terhadap profesinya.

Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang diadaptasi dari Damanik

Page 49: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

34

(2015). Komitmen profesional diukur dengan instrumen yang terdiri dari delapan

belas (18) item pertanyaan dengan indikator sebagai berikut: (1) komitmen

profesional afektif yang dijabarkan ke dalam 6 item pertanyaan; (2) komitmen

profesional kontinu yang dijabarkan ke dalam 6 item pertanyaan; dan (3)

komitmen profesional normatif yang dijabarkan ke dalam 6 item pertanyaan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima poin yaitu 1 = sangat

tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = tidak ada pendapat, 4= setuju, dan 5 = sangat

setuju.

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh

data dalam suatu penelitian. Instrumen penelitian yang lazim digunakan dalam

penelitian adalah beberapa daftar pertanyaan serta kuesioner yang disampaikan

dan diberikan kepada masing-masing responden yang menjadi sampel dalam

penelitian. Instrumen yang berbentuk kuesioner ini digunakan untuk mengukur

pengaruh antara locus of control eksternal, tekanan anggaran waktu dan

komitmen profesional terhadap perilaku disfungsional auditor. Locus of control

eksternal yang merupakan Variabel X1, diukur dengan instrumen yang terdiri dari

enam belas (16) item pertanyaan yang diadaptasi dari Septirini (2014). Tekanan

anggaran waktu yang merupakan variabel X2, diukur dengan instrumen yang

terdiri dari enam (6) item pertanyaan yang diadaptasi dari Sampetoding (2014).

Komitmen profesional yang merupakan variabel X3, diukur dengan instrumen

yang terdiri dari delapan belas (18) item pertanyaan yang diadaptsi dari Damanik

(2015). Perilaku disfungsional auditor yang merupakan variabel Y, diukur dengan

instrumen yang terdiri dari tiga belas (13) item pertanyaan, dimana perilaku

reduksi kualitas audit terdiri atas 10 item pertanyaan dan underreporting of time

Page 50: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

35

yang terdiri atas 3 item pertanyaaan. Kuesioner akan diisi atau dijawab oleh

auditor BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis pernyataan adalah

tertutup, responden hanya memberi tanda/tickmark berupa silang (X) atau check

list (√) pada pilihan jawaban yang tersedia. Penelitian ini diukur dengan

menggunakan skala Likert 1 sampai 5 untuk semua variabel.

3.9 Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis statistik dengan menggunakan program aplikasi SPSS (Statistical

Package for Social Sciences). Metode analisis data yang digunakan pada

penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (multiple regression

analysis). Analisis ini dimaksudkan untuk mengungkapkan pengaruh antara

beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat.

3.9.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa

bermaksud untuk menarik kesimpulan yang berlaku secara generalisasi. Dalam

statistik deskriptif, hasil jawaban responden akan dideskripsikan menurut masing-

masing variabel penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan

yang lebih luas (Sugiyono, 2012:147). Dalam Ghozali (2016) dijelaskan bahwa

“statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat

dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,

range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)”.

Page 51: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

36

3.9.2 Uji Kualitas Data

3.9.2.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu

kuesioner sebagai suatu instrumen penelitian. Kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016: 52). Pengujian dilakukan dengan

menggunakan metode korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor

konstruk atau variabel. Nilai r tabel diperoleh dari degree of freedom = n-2, di

mana n adalah jumlah responden (Ghozali, 2016: 53). Apabila nilai korelasinya

lebih besar dari r tabel, maka pernyataan tersebut dianggap valid. Jika nilai

korelasinya lebih kecil dari nilai r tabel, maka pernyataan dianggap tidak valid

dan harus dikeluarkan dari pengujian.

3.9.2.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel yang diteliti. Pertanyaan dalam kuesioner

dikatakan handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten

(Ghozali, 2016: 47). Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan cronbach alpha dengan bantuan software SPSS. Koefisien

cronbach`s alpha yang lebih dari nilai r tabel disebut reliabel. Ada juga yang

berpendapat reliabel jika cronbach alpha>0,60 (Sunyoto, 2013: 81) . Nilai

cronbachs alpha yang semakin mendekati 1 menunjukkan semakin tinggi

konsistensi internal reliabilitasnya.

Page 52: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

37

3.9.3 Uji Asumsi Klasik

3.9.3.1 Uji Normalitas

Uji asumsi ini akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel

terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal

atau berdistribusi tidak normal (Sunyoto, 2013: 92). Uji normalitas data pada

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis grafik. Pengambilan

keputusan dengan analisis grafik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji

normal probability plot. Uji normal probability plot dikatakan berdistribusi normal

jika garis data rill mengikuti garis diagonal (Sunyoto, 2013: 96). Cara ini dianggap

lebih handal daripada grafik histogram karena cara ini membandingkan data rill

dengan data distribusi normal.

3.9.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji asumsi klasik ini digunakan untuk analisis regresi berganda yang

terdiri dari minimal dua variabel bebas, di mana akan diukur tingkat asosiasi

(keeratan) hubungan atau pengaruh antarvariabel bebas tersebut melalui

besaran koefisien korelasi (r). Dalam menentukan terjadinya multikolinieritas

dapat digunakan cara sebagai berikut.

a. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara

statistik.

b. Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku

kuadrat.

Salah satu cara untuk menguji multikolinieritas adalah dengan melihat

nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Dalam Ghozali (2016: 103-104)

dikatakan bahwa nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF >10.

Page 53: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

38

3.9.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat sama atau tidak varians

dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika

residualnya mempunyai varians yang sama, disebut terjadi homoskedastisitas

dan jika variansnya tidak sama maka terjadi heteroskedastisitas. Persamaan

regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Ghozali, (2016: 134) menyatakan bahwa salah satu cara

untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik

plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan nilai residualnya dan dasar untuk

menganalisanya adalah sebagai berikut.

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.9.4 Uji Hipotesis

Hipotesis pada dasarnya adalah suatu proporsi atau tanggapan yang

sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau solusi atas

persoalan. Sebelum diuji, maka suatu data terlebih dahulu harus dikuantitatifkan.

Pengujian hipotesis statistik adalah prosedur yang memungkinkan keputusan

dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis dari data

yang sedang diuji (Sunyoto, 2011:93). Dalam penelitian ini analisis yang akan

digunakan yaitu analisis dengan regresi linear berganda. Adapun persamaannya

sebagai berikut.

Page 54: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

39

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + έ

Keterangan: Y = perilaku disfungsional auditor

α = konstanta

X1 = locus of control eksternal

X2 = tekanan anggaran waktu

X3 = komitmen profesional

β 1, β 2, β3 = koefisien regresi yang akan dihitung

ε = faktor penganggu atau error term

Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan uji statistik mengenai

pengaruh locus of control, tekanan anggaran waktu dan komitmen profesional

terhadap perilaku disfungsional auditor BPK Perwakilan Sulawesi Selatan

digunakan dua bentuk pengujian hipotesis yakni secara parsial dengan uji t

(untuk melihat pengaruh masing-masing variabel secara parsial terhadap

perilaku disfungsional auditor BPK Perwakilan Sulawesi Selatan) dan secara

simultan dengan uji F (untuk melihat pengaruh locus of control eksternal, tekanan

anggaran waktu, dan komitmen profesional secara keseluruhan terhadap

perilaku disfungsional auditor BPK Perwakilan Sulawesi Selatan).

3.9.4.1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter

sama dengan nol, atau:

Page 55: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

40

Ho : β1β2β3 = 0

Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha)

parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau

Ha : β1β2β3 ≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen.

3.9.4.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Pengujian ini melibatkan ketiga variabel bebas (locus of control eksternal,

tekanan anggaran waktu, dan komitmen profesional) terhadap variabel terikat

(perilaku disfungsional auditor) dalam menguji ada tidaknya pengaruh secara

bersama-sama. Pengujian secara simultan menggunakan distribusi F, yaitu

membandingkan antara F hitung dengan F tabel.

1. Ho: β1β2β3=0, artinya locus of control eksternal, tekanan anggaran waktu

dan komitmen profesional tidak signifikan atau tidak berpengaruh secara

simultan terhadap perilaku disfungsional auditor BPK Perwakilan Sulawesi

Selatan

2. Ha: β1β2β3 ≠ 0, artinya locus of control eksternal, tekanan anggaran waktu

dan komitmen profesional berpengaruh secara simultan terhadap perilaku

disfungsional auditor BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan.

3.9.4.3. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dinyatakan dengan R2, pada intinya digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel independen. Nilai koefisien determinasi berada antara nol dan satu.

Page 56: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

41

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai R2 yang mendekati

1 memberi arti bahwa variabel-variabel independen memberikan hampir seluruh

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2016:

95).

Page 57: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

60

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan, maka dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil mendukung semua hipotesis yang

diajukan, penjelasan rincinya sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis pertama, bahwa variabel locus of

control eksternal berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional

auditor. Hal ini menunjukkan bahwa auditor yang memiliki locus of control

eksternal akan memandang keberhasilan atau kegagalan dari sisi

keberuntungan dan nasib. Dalam teori X dan Y yang dikembangkan oleh

McGroger djelaskan bahwa individu yang bertipe X (individu dengan locus

of control eksternal) tidak menyukai tanggung jawab (tantangan) sehingga

mentalitasnya bukan mentalitas yang siap menghadapi risiko. Oleh

karenanya, auditor yang memiliki locus of control eksternal akan memiliki

usaha yang kurang dalam mencari informasi dalam pemecahan masalah

sehingga ketika ia mengalami tekanan/stres kerja maka akan memperkuat

kemungkinan terjadinya perilaku disfungsional.

2. Hasil penelitian ini juga mendukung hipotesis kedua. Pada penelitian ini

variabel tekanan anggaran waktu berpengaruh positif terhadap perilaku

disfungsional auditor. Dalam teori perubahan sikap yang dikembangkan

oleh Carl Hovland dijelaskan bahwa auditor yang mengalami tekanan

terhadap anggaran waktu akan mengalami ketidaknyamanan dalam dirinya

karena ia dituntut untuk mencapai anggaran waktu yang telah ditetapkan.

Page 58: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

61

Keadaan seperti ini akan memaksa auditor untuk melakukan perilaku

disfungsional agar mencapai anggaran waktu yang telah ditetapkan.

3. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis ketiga, bahwa variabel komitmen

profesional berpengaruh negatif terhadap perilaku disfungsional auditor.

Dalam teori atribusi, komitmen profesional dapat digolongkan sebagai

disposition attribution atau faktor internal yang menentukan perilaku

seseorang. Ketika auditor memiliki komitmen profesional yang tinggi maka

akan mengarahkan auditor tersebut terhadap perilaku dengan tujuan untuk

kepentingan umum serta jauh dari perilaku menyimpang yang berpotensi

merusak profesi.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Peneliti mengakui bahwa dalam penelitian ini terdapat banyak

keterbatasan yang memungkinkan dapat memberikan gangguan hasil

penelitian. Penelitian ini hanya menggunakan instrumen kuesioner sehingga

belum bisa menggambarkan secara keseluruhan kondisi yang terjadi pada

objek penelitian. Keterbatasan selanjutnya adalah jumlah responden yang

kurang banyak. Kurang banyaknya jumlah responden yang

diperoleh tentu mengurangi derajat keterwakilan bagi auditor yang lain yang

tidak menjadi responden.

Selanjutnya, penelitian ini belum mewakili persepsi auditor BPK

Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan secara merata di setiap wilayah entitas,

namun hanya mewakili persepsi auditor secara generalisasi sebagai suatu

kesatuan kerja. Keterbatasan selanjutnya adalah cakupan penelitian yang

hanya berfokus pada auditor BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan,

sehingga belum bisa digenaralisasi ke seluruh auditor BPK di Indonesia.

Page 59: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

62

5.3 Saran Penelitian

Pada penelitian ini masih membutuhkan beberapa item perbaikan untuk

dilakukan pada penelitian-penelitian selanjutnya yang masih memiliki keterkaitan

dengan objek penelitian yang sejenis, sehingga dapat menjadikan penelitian ini

lebih paripurna. Adapun beberapa saran untuk penelitian selanjutnya yakni,

sampel responden sebaiknya lebih diperluas untuk mendapatkan keterwakilan

yang lebih besar atas populasi penelitian yang diteliti. Perluasan ini dapat berupa

penambahan ruang lingkup geografis responden maupun penambahan jumlah

responden. Penelitian selanjutnya juga sebaiknya mencoba instrumen lain selain

kuesioner agar data yang diperoleh lebih bisa menggambarkan objek penelitian

secara keseluruhan. Penambahan beberapa variabel lain yang digunakan dalam

mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku disfungsional auditor juga

disarankan.

Page 60: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

63

DAFTAR PUSTAKA

Alkautsar, Muslim. 2014. Locus of Control, Commitment Professional, and Dysfunctional Audit Behaviour. International Journal of Humanities and Management Sciences (IJHMS) Volume 2.

Aranya, N., Pollock, J., And Amernic, J. 1981. “An Aximination of Professional

Commitment in Public Accounting”. Accounting, Organizations and Society, Vol. 6 No. 4. Pp. 271-280.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2007. Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara. (Online) (http://www.bpk.go.id/assets/files/storage/2013/12/file_storage_1386233856.pdf, diakses pada tanggal 22 Juni 2016)

_______. 2016. Rencana Stategis 2016-2020. (Online)

(http://www.bpk.go.id/page/rencana-strategis, diakses pada tanggal 22 Juni 2016).

_______. Tanpa tahun. Dasar Hukum. (Online) (http://www.bpk.go.id/page/dasar-

hukum, diakses pada tanggal 22 Juni 2016). Bagraim, Jeffrey, J. 2003. The Dimensionality of Professional Commitment. SA

Journal of Industrial Psychology, 29 (2), page 6-9. Damanik, Dessy. 2015. Pengaruh Emotional Spiritual Quotient (Esq), Locus of

Control (Loc), Time Budget Pressure, Moralitas Auditor, Dan Komitmen Profesional Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Inspektorat Kabupaten Dairi. Skripsi. Medan: Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Donnelly, David, P., Quirin, Jeffrey, J., O’Bryan, David. 2003. Attitudes Toward

Dysfunctional Audit Behavior: The Effects of Locus of Control, Organizational Commitment, and Position. The Journal of Applied Business Research Volume 19 Number 1.

Fahmi, Irham. 2011. Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Penerbit

Alfabeta. Fatimah, Annisa. 2012. Karakteristik Personal Auditor Sebagai Anteseden

Perilaku Disfungsional Auditor dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Hasil Audit. Jurnal Manajemen dan Akuntansi Volume 1 Nomor 1.

Gitosudarmo, Indriyo dan I Nyoman Sudita. 2008. Perilaku Keorganisasian.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS

23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Page 61: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

64

Gustati. 2012. Persepsi Auditor Tentang Pengaruh Locus of Control Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Survey pada Auditor BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Barat). Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol. 7 No. 2.

Hardyan, Bagas Catur. 2013. Perilaku Audit Disfungsional: Efek Dari Tekanan

Anggaran Waktu, Gaya Kepemimpinan, dan Komitmen Organisasi. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Hartati, Nian, Lucky. 2012. Pengaruh Karakteristik Internal dan Eksternal Auditor

Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Atas Prosedur Audit. Accounting Analysis Journal 1 (2) (2012).

Hehanusa, Maria. 2013. “Pengaruh Locus of Control Terhadap Penerimaan

Perilaku Disfungsional Audit dengan Kinerja Auditor Sebagai Variabel Mediasi”. Cita Ekonomika Jurnal Ekonomi Vol. VII No.2.

Irawati, Yuke., Petronila, Thio, Anastasia., dan Mukhlasin. 2005. “Hubungan

Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit”. Simposium Nasional Akuntansi VIII halaman 929-940.

Jatnika, Ika. 2015. Pengaruh Auditor Burnout, Komitmen Organisasional, Niat

Pindah dan Kinerja Pegawai Terhadap Toleransi Perilaku Disfungsional Auditor BPK RI. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Kamil, Efira, Novita. 2013. Pemberitaan Kekerasan Terhadap Wartawan

Indonesia Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan Kekerasan Terhadap Wartawan Indonesia Di Metro TV Terhadap Sikap Mahasiswa Stik-P). Skripsi. Medan: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Lestari, Ayu, Puji. 2010. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Auditor

Dalam Penghentian Prematur Prosedur Audit. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Lord, Alan, T., Dezoort, F, Todd. 2001. The Impact of Commitment and Moral

Reasoning on Auditor’s Respons to Social Influence Pressure. Accounting Organizations and Society 26 (2001) 215-235.

Lubis, Arfan, Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan (Edisi 2). Jakarta: Salemba

Empat. Luthans, Fred. 2011. Organizational Behavior: An Evidence-Based Approach,

Twelfth Edition. New York: McGraw-Hill Company. Marfuah, Siti. 2011. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Perilaku

Disfungsional Auditor dalam Perspektif Teori Stress Kerja. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Page 62: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

65

Margheim, Loren., Kelly, Tim., Pattison, Diane. 2005. An Empirical Analysis of The Effects of Auditor Time Budget Pressure And Time Deadline Pressure. The Journal Of Applied Business ResFearch Volume 21 No 1.

Meyer, John, P., Allen, Natalie, J. 1991. A Three-Component Conceptualization

Of Organizational Commitment. Human Resource Management Review Volume 1, Number 1, Pages 61-89

Robbins, Stephen, P., Judge, Timothy, A. 2014. Perilaku Organisasi Edisi 12

Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Rotter, Julian, B. 1990. Internal Versus External Control of Reinforcement. The

American Psychological Association Vol 45 No 4. Sampetoding , Pricilia, Resky. 2014. Hubungan antara Time Budget Pressure,

Locus of Control dan Komitmen Organisasi terhadap Perilaku Disfungsional Audit dan Pengaruhnya pada Kualitas Audit (Survey pada Auditor Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan). Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Sari, Ratna., Tenriwaru., Mokodongan, Agung, Pribadi. 2016. Effect of Time

Budget Pressure and Locus of Control of Auditor Dysfunctional Behaviors. Journal of Education and Vocational Research volume 7 No 1.

Sarita, Jena., Agustia, Dian. 2009. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional,

Motivasi Kerja, Locus Of Control terhadap Kepuasan Kerja Dan Prestasi Kerja Auditor”. Simposium Nasional Akuntansi XII.

Septirini, Atik, Tyas. 2014. “Pengaruh Locus of Control, Efikasi Diri, dan Prestasi

Belajar terhadap Kematangan Karir Siswa XII Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Setyorini, Andini, Ika. 2011. Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan Anggaran

Waktu, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Variabel Moderating Pemahaman Terhadap Sistem Informasi (Studi Empiris Pada Auditor KAP di Semarang). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Siagian, Sondang, P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka

Cipta. Silaban, Adanan. 2009. Perilaku Disfungsional Auditor Dalam Pelaksanaan

Program Audit. Disertasi. Semarang: Progam Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro.

Sitanggang, Abdonsius. 2007. Penerimaan Auditor Terhadap Perilaku Audit

Disfungsional: Suatu Model Penjelasan Menggunakan Karakteristik Personal Auditor. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Page 63: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

66

Sososutikno, Christina. 2003. “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu Dengan Perilaku Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit”. Simposium Nasional Akuntansi VI halaman 1116-1128.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta. Sunyoto, Danang. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: Refika

Aditama. Suprianto, Edy. 2009. Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Perilaku

Disfungsional Auditor. JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 57-65. Tanjung, Roni. 2013. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor dan Time Butged

Pressure Terhadap Perilaku Disfungsional Auditor. Skripsi. Padang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Tempo.co. 2005. Khairiansyah Tersangka Penerima Dana Abadi Umat.

(online)(http://www.tempo.co/read/news/2005/11/21/05569507/Khairiansyah-Tersangka-Penerima-Dana-Abadi-Umat, diakses tanggal 21 Juni 2016).

_______. 2010. Dua Auditor BPK Didakwa Terima Suap.

(online)(http://www.tempo.co/read/news/2010/09/20/063279194/Dua-Auditor-BPK-Didakwa-Terima-Suap, diakses tanggal 21 Juni 2016).

______. 2016. KPK: Tidak Ada Korupsi di Pembelian RS Sumber Waras. (online)

(https://m.tempo.co/read/news/2016/06/14/063779724/kpk-tidak-ada-korupsi-di-pembelian-rs-sumber-waras, diakses pada tanggal 26 Juli 2016)

_______. 2016. Sumber Waras Bebas Korupsi, Bambang Soesatyo: BPK yang Brengsek. (online)(https://m.tempo.co/read/news/2016/06/15/063780034/sumber-waras-bebas-korupsi-bambang-soesatyo-bpk-yang-brengsek, diakses pada tanggal 26 juli 2016) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. 2004. Jakarta: Deputi Kabinet Bidang Hukum dan Perundang-undangan.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 23 tentang

Badan Pemeriksa Keuangan. 2002. Jakarta: Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.

Wijayanti, Provita. 2007. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap

Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Page 64: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

66

LAMPIRAN 1

BIODATA

Identitas Diri

Nama : Maxyanus Taruk Lobo’

Tempat, Tanggal Lahir : Makale, 17 Maret 1994

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Katolik

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : RT 001/ RW 001, Kelurahan Tampo, Kecamatan

Makale, Kabupaten Tana Toraja.

No Telp : 082194328636

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. TK Pertiwi Makale, Tana Toraja (1999-2000)

b. SD Inpres Tampo Makale, Tana Toraja (2000-2006)

c. SMP Katolik Makale, Tana Toraja (2006-2009)

d. SMA Negeri 1 Makale, Tana Toraja (2009-2012)

e. S1 Akuntansi Universitas Hasanuddin (2012-2017)

2. Pendidikan Non Formal/Training/Seminar

a. Pelatihan Basic Character Study Skill Universitas Hasanuddin (2012)

b. Latihan Kepemimpinan Tingkat Pertama (LK1) IMA FEUH (2013)

c. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) KMKE UH (2014)

d. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) PMKO FEUH (2014)

e. Magang di PT. Cikal Mas Semesta Selama 2 Bulan (2015)

f. Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Gereja Sesuai PSAK

45 (2016)

g. Pelatihan Persiapan Dini Menghadapi Dunia Kerja Angkatan ke XXI (2016)

Page 65: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

67

Riwayat Organisasi

a. Anggota Divisi Kerohanian Keluarga Mahasiswa Katolik Ekonomi

Universitas Hasanuddin Periode 2013-2014.

b. Anggota Departemen Pengembangan Keilmuan Ikatan Mahasiswa

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Periode 2014-2015

c. Organizing Commitee 8th Hasanuddin Accounting Days IMA FEUH (2014)

d. Asisten Dosen pada Mata Kuliah Pengantar Akuntansi di Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (2014)

e. Koordinator Divisi Kerohanian Keluarga Mahasiswa Katolik Ekonomi

Universitas Hasanuddin Periode 2014-2015

f. Bendahara Umum Persekutuan Mahasiswa Kristen Oikumene FE-UH

Periode 2015-2016

g. Panitia Khusus Kajian Draft Laporan Keuangan Persekutuan Mahasiswa

Kristen Oikumene Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Periode

2015-2016

h. Asisten Dosen pada Mata Kuliah Pengantar Akuntansi di Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (2016)

Demikian biodata ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Makassar, 25 Februari 2017

Maxyanus Taruk Lobo’

Page 66: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

68

LAMPIRAN 2 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian

Sampel dan

Analisis Data

Hasil Penelitian

1 Sari et al

(2016)

Effect of Time

Budget

Pressure and

Locus of Control

of Auditor

Dysfunctional

Behaviors

Sampel: 34

auditor yang

bekerja di BPKP

Perwakilan

Provinsi

Gorontalo.

Analisis data:

regresi berganda.

Time budget pressure

dan locus of control

berpengaruh secara

positif terhadap perilaku

disfungsional.

2 Sampetoding

(2014)

Hubungan

antara Time

Budget

Pressure, Locus

of Control, dan

Komitmen

Organisasi

terhadap

Perilaku

Disfungsional

Audit dan

Pengaruhnya

Pada Kualitas

Audit

Sampel: 60

auditor yang

bekerja di BPKP

Perwakilan

Provinsi Sulawesi

Selatan.

Analisis data:

path analysis.

Time budget pressure

dan locus of control

eksternal mempunyai

hubungan yang positif

terhadap perilaku

disfungsional audit.

Sedangkan komitmen

organisasi berhubungan

negatif terhadap

perilaku disfungsional

audit sehingga

peningkatan dari time

budget pressure dan

locus of control

eksternal meningkatkan

perilaku disfungsional.

3 Alkautsar

(2014)

Locus of Control,

Commitment

Professional, and

Dysfunctional

Behaviour.

Sampel: 113

auditor yang

bekerja pada KAP

di Jakarta,

Bandung,

Semarang, dan

Surabaya.

Analisis data:

regresi berganda.

Locus of control

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

dysfunctional audit

behaviour. Komitmen

profesional berpengaruh

secara signifikan

terhadap dysfunctional

audit behaviour.

Page 67: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

69

4 Hardyan

(2013)

Perilaku Audit

Disfungsional:

Efek dari

Tekanan

Anggaran Waktu,

Gaya

Kepemimpinan,

dan Komitmen

Organisasi.

Sampel: 70

auditor yang

bekerja pada 10

KAP di

Semarang.

Analisis data:

structural

equation

modelling (SEM)

berbasis

varian/partial least

square (PLS).

Terdapat hubungan

yang signifikan dari

tekanan anggaran waktu

dan komitmen

organisasi terhadap

perilaku disfungsional.

5 Tanjung

(2013)

Pengaruh

Karakteristik

Personal dan

Time Budget

Pressure

Terhadap

Perilaku

Disfungsional

Auditor.

Sampel: seluruh

auditor yang

bekerja pada KAP

di Kota Padang

dan Pekanbaru.

Analisis data:

regresi berganda.

Terdapat hubungan

positif dan signifikan dari

karakteristik personal

dan time budget

pressure terhadap

perilaku disfungsional.

6 Hehanusa

(2013)

Pengaruh Locus

of Control

Terhadap

Penerimaan

Perilaku

Disfungsional

Audit dengan

Kinerja Auditor

Sebagai Variabel

Mediasi.

Sampel: 43

auditor yang

bekerja di BPKP

dan BPK RI

Perwakilan.

Provinsi Maluku

Analisis data:

regresi berganda.

Locus of control

eksternal berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap penerimaan

perilaku disfungsional

auditor.

7 Gustati

(2012)

Persepsi Auditor

Tentang

Pengaruh Locus

of Control

Terhadap

Penerimaan

Sampel: 43

auditor yang

bekerja pada

BPKP Perwakilan

Provinsi

Sumatera Barat.

Locus of control

eksternal berpengaruh

positif terhadap

penerimaan perilaku

disfungsional auditor.

Page 68: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

70

Perilaku

Disfungsional

Audit.

Analisis data:

simple regresion

model (SRM) dan

multiple regresion

model (MRM).

8 Hartati

(2012)

Pengaruh

Karakteristik

Internal dan

Eksternal Auditor

Terhadap

Penerimaan

Perilaku

Disfungsional

Atas Prosedur

Audit.

Sampel: 68

auditor yang

bekerja pada KAP

di Provinsi Jawa

Tengah.

Analisis data:

regresi berganda.

Terdapat pengaruh

positif dari locus of

control eksternal dan

time pressure terhadap

perilaku disfungsional

auditor.

9 Marfuah

(2011)

Pengaruh

Tekanan

Anggaran Waktu

Terhadap

Perilaku

Disfungsional

Auditor dalam

Perspektif Teori

Stres Kerja.

Sampel: auditor

yang bekerja

pada KAP big 4 di

Jakarta dan KAP

non-big 4 di Kota

Semarang.

Analisis data:

regresi linear

berganda.

Tingkat pencapaian

anggaran waktu secara

signifikan berpengaruh

negatif terhadap

perilaku disfungsional

auditor.

10 Silaban

(2009)

Perilaku

Disfungsional

Auditor dalam

Pelaksanaan

Program Audit.

Sampel: 348

auditor yang

bekerja pada KAP

afilasi dan non-

afilasi di Jakarta,

Surabaya, dan

Medan.

Analisis data:

model persamaan

struktural.

Locus of control

eksternal berpengaruh

positif terhadap perilaku

disfungsional (reduksi

kualitas audit/ RKA dan

underreporting of

time/URT); komitmen

profesional afektif

berhubungan negatif

terhadap RKA, tetapi

hubungannya dengan

URT tidak signifikan;

komitmen profesional

Page 69: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

71

kontinu tidak signifikan

terhadap RKA dan URT;

komitmen profesional

normatif berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap RKA dan URT;

tekanan anggaran waktu

berpengaruh positif

terhadap RKA dan URT.

11 Suprianto

(2009)

Pengaruh Time

Budget Pressure

Terhadap

Perilaku

Disfungsional

Auditor.

Sampel: 18

auditor yang

bekerja pada KAP

di Jawa Tengah

Analisis data:

regresi sederhana

Time budget pressure

berpengaruh positif

terhadap perilaku

disfungsional auditor.

12 Wijayanti

(2007)

Pengaruh

Karakteristik

Personal Auditor

Terhadap

Penerimaan

Perilaku

Disfungsional

Audit.

Sampel: 140

auditor yang

bekerja pada

BPKP Perwakilan

Provinsi Jawa

Tengah dan DIY.

Analisis data:

structural

equation model

Locus of control

berpengaruh positif

terhadap penerimaan

perilaku disfungsional,

sedangkan komitmen

organisasi berpengaruh

negatif terhadap

penerimaan perilaku

disfungsional auditor.

13 Sososutikno

(2003)

Hubungan

Tekanan

Anggaran

Waktu Dengan

Perilaku

Disfungsional

serta

Pengaruhnya

Terhadap

Kualitas Audit.

Sampel: 130

auditor ahli yang

bekerja pada BPK

Perwakilan III

Yogyakarta,

BPKP Daerah

Istimewa

Yogyakarta,

BPKP Jawa

Tengah, dan

BPKP DKI

Jakarta.

Analisis data:

Tekanan anggaran

waktu berpengaruh

secara signifikan

terhadap perilaku

disfungsional auditor.

Page 70: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

72

structural

equation

modeling (SEM)

14 Donelly et al

(2003)

Attitudes

Toward

Dysfunctional

Behavior: The

Effects of Locus

of Control,

Organizational

Commitment,

and Position.

Sampel: 113

auditor yang

bekerja pada

KAP.

Analisis data:

path analysis

Locus of control

berpengaruh positif

terhadap perilaku

disfungsional,

sedangkan komitmen

organisasi berpengaruh

negatif terhadap

perilaku disfungsional.

Sumber: dikembangkan untuk penelitian

Page 71: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

73

LAMPIRAN 3 KUESIONER

PENGANTAR

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Sdr/I Responden

Di Tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program

Strata Satu (S1) Universitas Hasanuddin Makassar, saya:

Nama : Maxyanus Taruk Lobo’

NIM : A311 12 296

Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi

Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul

“PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN

KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL

AUDITOR” (Survey pada Auditor BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi

Selatan)

Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk menjadi

responden dengan mengisi lembar kuisioner ini secara lengkap dan sebelumnya

saya mohon maaf telah mengganggu waktu kerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang

diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian sehingga

kerahasiannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.

Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab

semua pertanyaan dalam kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Makassar, Oktober 2016

Peneliti

Maxyanus Taruk Lobo’

Page 72: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

74

A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama : ……………………………………………………… (boleh tidak diisi)

Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan

Usia : 1. ≤ 30 tahun 3. 41 s/d 50 tahun

2. 31 s/d 40 tahun 4. ≥ 51 tahun

Pendidikan : 1. S1

2. S2

3. S3

Masa kerja : 1. Dibawah 5 tahun

2. 5 s/d 10 tahun

3. Lebih dari 10 tahun

B. PERTANYAAN PENELITIAN

1. Perilaku Disfungsional Auditor

Pertanyaan dalam bagian ini bertujuan untuk memperoleh informasi

berkaitan dengan tindakan-tindakan tertentu yang Bapak/Ibu lakukan pada

pelaksanakan prosedur audit atas audit umum laporan keuangan. Kami mohon

beri tanda silang (X) atau tanda check list (√) pada pilihan jawaban yang sesuai

dengan pengalaman Bapak/Ibu pada tempat yang disediakan.

1 = Tidak Pernah (TP)

2 = Jarang (J)

3 = Kadang-kadang (KD)

4 = Sering (SR)

5 = Selalu (SL)

Page 73: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

75

NO Pertanyaan TP J KD SR SL

Reduksi kualitas audit

1 Seberapa sering Bapak/Ibu tidak

melaksanakan atau mengabaikan satu

atau beberapa prosedur audit yang

ditentukan dalam program audit?

2 Seberapa sering Bapak/Ibu kurang

memberi perhatian terhadap validitas dan

keakuratan dokumen klien?

3 Seberapa sering Bapak/Ibu melakukan

pengujian hanya pada sebagian item

sampel dari item sampel yang ditentukan

pada program audit?

4 Seberapa sering Bapak/Ibu tidak

memperluas scope pengujian ketika

terdeteksi suatu pos atau akun yang

meragukan?

5 Seberapa sering Bapak/Ibu menggunakan

penjelasan klien sebagai pengganti bukti

yang tidak dapat diperoleh selama

pelaksanaan audit?

6 Seberapa sering Bapak/Ibu tidak

melakukan investigasi lebih lanjut atas

kesesuaian perlakuan akuntansi yang

diterapkan klien dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum?

7 Seberapa sering Bapak/Ibu mengurangi

pekerjaan audit dari yang seharusnya

dilaksanakan sebagaimana ditetapkan

pada program audit?

8 Seberapa sering Bapak/Ibu merubah atau

mengganti prosedur audit dari ketentuan

yang ditetapkan pada program audit?

Page 74: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

76

9 Seberapa sering Bapak/Ibu

mengandalkan hasil pekerjaan klien

sebagai pengganti prosedur audit yang

ditetapkan pada program audit?

10 Seberapa sering Bapak/Ibu tidak

melakukan dokumentasi bukti audit atas

pelaksanaan suatu prosedur audit yang

disyaratkan sesuai program audit?

Underreporting of time

11 Seberapa sering Bapak/Ibu melaporkan

waktu audit yang lebih singkat dari waktu

aktual yang digunakan atas pelaksanaan

tugas audit?

12 Seberapa sering Bapak/Ibu

melaksanakan tugas audit di luar jam

kerja (waktu personal) serta tidak

melaporkan waktu audit yang digunakan

tersebut?

13 Seberapa sering Bapak/ibu mengalihkan

waktu audit yang digunakan atas

pelaksanaan tugas audit pada klien

tertentu kepada klien yang lain?

Sumber: Silaban (2009)

2. Locus of Control

Pertanyaan dalam bagian ini bertujuan untuk memperoleh informasi

tentang bagaimana Bapak/Ibu mempertautkan antara keberhasilan atau

kegagalan dalam suatu lingkungan pekerjaan dengan faktor-faktor yang

berhubungan dengan hal tersebut. Kami mohon beri tanda silang (X) atau tanda

check list (√) pada pilihan jawaban yang paling sesuai dengan pendapat

Bapak/Ibu pada tempat yang tersedia.

Page 75: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

77

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Tidak Ada Pendapat (TP)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

NO Pertanyaan STS TS TP S SS

Sangat meyakini bahwa kekuasaan orang lain, takdir, dan kesempatan merupakan

faktor utama yang mempengaruhi apa yang dialami.

1 Apa yang telah kita lakukan pada akhirnya

akan ditentukan oleh keberuntungan.

2 Kebaikan seseorang tidak dapat diukur

dari banyaknya jumlah teman yang

dimilikinya

3 Kesuksesan seseorang tidak mungkin

terjadi tanpa nasib baik

4 Meski saya sudah berusaha keras untuk

mencapai apa yang saya inginkan, namun

jika nasib “berkata lain”, maka saya tidak

akan berhasil

Memiliki kendali yang kurang baik terhadap perilakunya sendiri.

5 Hambatan dalam mencapai tujuan adalah

pertanda bahwa takdir kita hanya sampai

di situ

6 Saya sering melempar koin/menghitung

kancing untuk memutuskan apa yang

sebaiknya saya lakukan.

7 Seringkali saya merasa bahwa saya

memiliki sedikit pengaruh atas apa yang

terjadi pada diri saya sendiri

Cenderung dipengaruhi orang lain

8 Saya lebih suka berteman dengan orang

yang tidak banyak memberi pengaruh

kepada saya, karena saya juga demikian.

9 Saya sering mengikuti saran yang teman

Page 76: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

78

berikan kepada saya

10 Saya tidak berharap orang lain dapat

mengikuti apa yang saya

Seringkali tidak yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil

11 Keberuntungan lebih menjamin

tercapainya suatu keinginan dibandingkan

keyakinan.

12 Sekeras apapun usaha yang kita lakukan,

jika keberuntungan sedang tidak berada di

pihak kita, maka semuanya tidak akan

terjadi.

13 Tidak bijak rasanya, jika kita memaksakan

semua rencana yang kita buat harus

terlaksana, sebab bagaimanapun

keberuntungan dan nasib memberi peran

penting.

Kurang aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang

dihadapi

14 Informasi mengenai suatu masalah akan

dibutuhkan, setelah kita dapat

menyelesaikan masalah tersebut.

15 Mencapai informasi tentang suatu

masalah yangs edang dihadapi, hanya

akan membuang-buang waktu.

16 Suatu masalah harus segera diselesaikan,

tanpa harus mencari informasi tentang

masalah tersebut.

Sumber: Septrini (2014)

3. Tekanan Anggaran Waktu

Pertanyaan dalam bagian ini bertujuan untuk memperoleh informasi

berkaitan dengan pengalaman Bapak/Ibu atas anggaran waktu pada

pelaksanaan audit. Mohon beri tanda silang (X) atau tanda check list (√) pada

kolom yang paling sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu.

Page 77: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

79

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Tidak Ada Pendapat (TP)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

NO Pertanyaan STS TS TP S SS

Keketatan Anggaran waktu

1 Auditor sering dihadapkan pada

pengalokasian waktu pemeriksaan yang

sangat ketat dan kaku.

2 Auditor dituntut untuk dapat

menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu,

sesuai dengan waktu yang telah

disepakati dengan klien.

Ketercapaian Anggaran Waktu

3 Auditor sering menghadapi tekanan dari

pengalokasian waktu yang sangat ketat

oleh klien, akibatnya dapat memicu

terjadinya perilaku disfungsional.

4 Adanya tekanan anggaran waktu dapat

mengakibatkan penghentian audit secara

dini (premature sign off).

5 Tekanan anggaran waktu menyebabkan

menurunnya efektivitas serta efisiensi

kegiatan pengauditan.

6 Perilaku disfungsional akan mungkin

terjadi bila alokasi waktu yang

dianggarkan tidak realistis dengan

kompleksitas audit yang diterimanya.

Sumber: Sampetoding (2014)

Page 78: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

80

4. Komitmen Profesional

Pertanyaan dalam bagian ini bertujuan untuk memperoleh informasi

mengenai pendapat Bapak/Ibu terhadap profesi auditor yang sedang Bapak/ibu

jalani saat ini. Mohon beri tanda silang (X) atau check list (√) pada pilihan

jawaban yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu pada tempat yang tersedia.

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Tidak Ada Pendapat (TP)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

NO Pertanyaan STS TS TP S SS

Komitmen Profesional Afektif

1 Saya merasa bahagia jika dapat

menghabiskan karir sebagai auditor.

2 Saya sangat antusias (bersemangat)

menceritakan profesi auditor kepada

pihak lain di luar profesi auditor.

3 Saya merasakan masalah yang terjadi

pada profesi auditor sama seperti

masalah pribadi saya sendiri.

4 Saya memiliki ketertarikan emosional

dengan profesi auditor.

5 Saya merasa bangga menjadi bagian dari

profesi auditor.

6 Profesi sebagai auditor memiliki arti atau

makna yang sangat penting bagi saya.

Komitmen Profesional Kontinu

7 Saya merasa rugi jika saya beralih dari

profesi auditor pada profesi lain.

8 Beralih dari profesi auditor pada profesi

lain mengakibatkan pengorbanan

personal.

Page 79: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

81

9 Bekerja sebagai auditor BPK RI

merupakan suatu kebutuhan dan

keinginan saya.

10 Banyak yang terganggu dalam kehidupan

kami, jika saya beralih dari profesi auditor

pada profesi lain.

11 Beralih dari profesi auditor pada profesi

lain merupakan suatu hal yang sulit untuk

saya lakukan pada saat ini.

12 Banyak hal yang sudah saya lakukan

pada profesi auditor, dan hal tersebut

menjadi pertimbangan saya untuk tidak

beralih profesi.

Komitmen Profesional Normatif

13 Saya menyakini bekerja sebagai auditor

merupakan suatu kewajiban.

14 Saya memiliki loyalitas pada profesi, dan

oleh karena itu saya tetap menekuni

profesi auditor.

15 Saya memiliki tanggung jawab moral

untuk tetap berada pada profesi auditor.

16 Saya merasa bersalah jika meninggalkan

atau keluar dari pekerjaan saya sebagai

auditor.

17 Meskipun terdapat kesempatan atau

peluang yang menguntungkan saya,

kesempatan tersebut bukan merupakan

alasan untuk meninggalkan profesi

auditor.

18 Saya meyakini seseorang yang telah

dididik dalam profesi auditor memiliki

suatu tanggung jawab untuk tidak beralih

pada profesi lain selama periode atau

kurun waktu tertentu.

Sumber: Damanik (2015)

Page 80: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

82

LAMPIRAN 4 HASIL UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS

1. Perilaku Disfungsional Auditor

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PDA1 20,0364 23,517 ,599 ,619 ,848

PDA2 19,9818 24,129 ,526 ,338 ,852

PDA3 19,8000 24,978 ,389 ,536 ,860

PDA4 19,8909 22,840 ,795 ,878 ,837

PDA5 19,8364 23,991 ,602 ,625 ,848

PDA6 19,6000 24,393 ,402 ,374 ,861

PDA7 19,8000 23,681 ,545 ,439 ,851

PDA8 19,8364 23,510 ,618 ,774 ,847

PDA9 19,8909 24,469 ,453 ,425 ,857

PDA10 19,7636 24,702 ,443 ,535 ,857

PDA11 19,8000 25,274 ,387 ,256 ,860

PDA12 19,6909 23,625 ,594 ,445 ,848

PDA13 19,9636 24,554 ,549 ,603 ,852

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

,862 ,864 13

Page 81: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

83

2. Locus of Control Eksternal

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

LOC1 25,8000 49,126 ,788 ,950 ,892

LOC2 25,7455 52,786 ,335 ,531 ,908

LOC3 26,1091 50,766 ,646 ,912 ,897

LOC4 26,0545 52,978 ,432 ,345 ,903

LOC5 25,7636 49,406 ,745 ,918 ,893

LOC6 25,9091 51,195 ,522 ,821 ,901

LOC7 25,7636 48,480 ,811 ,977 ,891

LOC8 26,0727 51,439 ,548 ,870 ,900

LOC9 25,8727 52,706 ,419 ,448 ,904

LOC10 25,7091 50,025 ,654 ,818 ,896

LOC11 25,6727 50,521 ,622 ,698 ,897

LOC12 25,8727 51,965 ,494 ,493 ,901

LOC13 25,7091 50,766 ,559 ,624 ,899

LOC14 25,6909 53,847 ,304 ,308 ,908

LOC15 25,9818 50,389 ,635 ,850 ,897

LOC16 25,7273 48,535 ,795 ,963 ,891

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

,904 ,905 16

Page 82: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

84

3. Tekanan Anggaran Waktu

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

TAW1 8,4182 4,692 ,362 ,183 ,723

TAW2 8,3091 4,440 ,418 ,252 ,708

TAW3 8,1818 4,559 ,413 ,301 ,708

TAW4 8,2545 4,638 ,417 ,240 ,707

TAW5 8,1455 4,090 ,600 ,415 ,651

TAW6 8,4182 4,322 ,605 ,370 ,656

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

,731 ,734 6

Page 83: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

85

4. Komitmen Profesional

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

KP1 74,8909 41,692 ,340 ,550 ,873

KP2 75,1455 40,201 ,463 ,663 ,869

KP3 75,3273 40,187 ,426 ,512 ,870

KP4 75,2364 39,184 ,613 ,773 ,863

KP5 75,2182 39,544 ,504 ,633 ,867

KP6 75,1636 41,547 ,292 ,438 ,875

KP7 75,0727 39,809 ,544 ,713 ,866

KP8 75,3636 40,717 ,445 ,731 ,870

KP9 75,1818 39,485 ,483 ,533 ,868

KP10 75,1636 38,065 ,681 ,787 ,860

KP11 75,3273 41,224 ,319 ,560 ,874

KP12 75,2364 37,962 ,599 ,795 ,863

KP13 75,2182 40,137 ,510 ,517 ,867

KP14 75,0545 38,015 ,799 ,903 ,857

KP15 75,1636 38,991 ,497 ,652 ,868

KP16 75,1636 40,065 ,414 ,411 ,871

KP17 75,0364 40,628 ,498 ,561 ,868

KP18 75,2364 39,369 ,483 ,616 ,868

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

,874 ,875 18

Page 84: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

86

LAMPIRAN 5 HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1. UJI NORMALITAS

2. UJI MULTIKOLONIERITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8,998 4,108 2,190 ,033

Locus of Control

Eksternal ,322 ,042 ,462 7,596 ,000 ,685 1,460

Tekanan Anggaran

Waktu 1,147 ,137 ,535 8,349 ,000 ,618 1,619

Komitmen Profesional -,098 ,043 -,123 -2,250 ,029 ,847 1,181

a. Dependent Variable: Perilaku Disfungsional Auditor

Page 85: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

87

3. UJI HETEROSKEDASTISITAS

Page 86: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

88

LAMPIRAN 6 HASIL UJI HIPOTESIS

1. UJI T

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8,998 4,108 2,190 ,033

Locus of Control

Eksternal ,322 ,042 ,462 7,596 ,000 ,685 1,460

Tekanan Anggaran

Waktu 1,147 ,137 ,535 8,349 ,000 ,618 1,619

Komitmen Profesional -,098 ,043 -,123 -2,250 ,029 ,847 1,181

a. Dependent Variable: Perilaku Disfungsional Auditor

2. UJI F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1316,317 3 438,772 114,504 ,000b

Residual 195,429 51 3,832

Total 1511,745 54

a. Dependent Variable: Perilaku Disfungsional Auditor

b. Predictors: (Constant), Komitmen Profesional, Locus of Control Eksternal, Tekanan Anggaran

Waktu

3. UJI KOEFISIEN DETERMINASI

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,933a ,871 ,863 1,95753

a. Predictors: (Constant), Komitmen Profesional, Locus of Control

Eksternal, Tekanan Anggaran Waktu

b. Dependent Variable: Perilaku Disfungsional Auditor

Page 87: SKRIPSI - CORE · 2.1.3 Teori Atribusi 12 2.1.4 Locus of Control 13 2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu 16 2.1.6 Komitmen Profesional 18 2.1.7 Perilaku Disfungsional Auditor 20 2.2 Penelitian

89

LAMPIRAN 7 STRUKTUR ORGANISASI BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Sumber: Sub-Bagian Humas & T.U BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan

KEPALA BPK PERWAKILAN

PROVINSI SULAWESI

SELATAN

SUB-AUDITORIAT

SULSEL I

SUB-AUDITORIAT

SULSEL II SUB-AUDITORIAT

SULSEL III

KEPALA

SEKRETARIAT

PERWAKILAN

KELOMPOK

PEJABAT DAN

PEGAWAI

FUNGSIONAL

PEMERIKSA

SUB-BAG.

SDM

SUB-BAG

UMUM &TI

SUB-BAG.

KEUANGAN

SUB-BAG.

HUMAS DAN TU

SUB-BAG.

HUKUM