atribusi dalam pengembangan hubungan dan efektivitas...

123
Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Guru dengan Siswa Anak Berkebutuhan Khusus di Pendidikan Anak Usia Dini Cempaka Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Oleh Mohamad Febrianto NIM 11140510000170 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440H / TAHUN 2019  

Upload: others

Post on 04-Jan-2020

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Guru dengan

Siswa Anak Berkebutuhan Khusus di Pendidikan

Anak Usia Dini Cempaka

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos.)

Oleh

Mohamad Febrianto

NIM 11140510000170

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440H / TAHUN 2019

 

Page 2: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

 

Page 3: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Guru dengan

Siswa Anak Berkebutuhan Khusus di Pendidikan

Anak Usia Dini Cempaka

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos.)

Oleh

Mohamad Febrianto

NIM 11140510000170

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440H / TAHUN 2019

 

Page 4: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

 

Page 5: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

i

 

Page 6: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

ii

 

Page 7: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

iii

 

Page 8: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

iv

 

Page 9: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

v

 

Page 10: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

vi

 

Page 11: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

vii

ABSTRAK

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya

pembinaan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun

melalui rangsangan pendidikan. Di lembaga PAUD, guru

berperan mengidentifikasi perilaku siswa untuk menentukan

rangsangan yang tepat. Untuk itu, kualitas berkomunikasi guru

dengan siswa menjadi penting, terlebih apabila menghadapi Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK). PAUD Cempaka yang terletak di

Gunung Sindur merupakan salah satunya dimana tercatat ada tiga

orang siswa ABK.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

Atribusi yang menjelaskan tentang bagaimana membuat

kesimpulan mengenai seseorang dilihat melalui perilakunya.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua permasalahan, yaitu:

(1) Bagaimana atribusi dalam pengembangan hubungan

komunikasi antarpribadi guru dengan siswa ABK di PAUD

Cempaka? dan (2) Bagaimana atribusi dalam efektivitas

komunikasi antarpribadi guru dengan siswa ABK di PAUD

Cempaka?

Penelitian ini mengggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, studi

dokumentasi, dan wawancara. Subjek penelitian mencakup

kepala sekolah dan dua orang guru. Observasi dilakukan terhadap

proses komunikasi antarpribadi guru dengan tiga siswa ABK.

Sedangkan, studi dokumentasi dilakukan untuk mengetahui data

medis dan laporan perkembangan siswa.

Berdasarkan penelitian diketahui atribusi mendukung

pengembangan hubungan dalam komunikasi antarpribadi guru

dengan siswa ABK. Atribusi tersebut mencakup penyebab

situasional, pengaruh personal, usaha, memiliki keinginan,

perasaan, rasa memiliki, dan kewajiban melakukan sesuatu.

Atribusi guru terhadap siswa ABK selanjutnya akan menentukan

rangsangan yang tepat untuk proses perkembangannya. Dengan

demikian, atribusi juga mendukung komunikasi yang efektif.

Atribusi membantu guru memilih pesan yang tepat untuk siswa;

mendukung komunikator (guru) menjadi efektif, serta membantu

komunikator (guru) memahami kondisi komunikan (siswa ABK)

saat komunikasi berlangsung.

Kata kunci : Atribusi, Komunikasi Antarpribadi, Pengembangan

Hubungan, Komunikasi efektif, Guru, dan Siswa ABK

 

Page 12: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

viii

 

Page 13: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Alhamdulillahwassyukru lillaah segala puji dan syukur

selalu tersampaikan kepada Allah SWT atas berkah rahmat dan

karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat wal’afiat

dalam proses penyelesaian skripsi yang berjudul “Atribusi

dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas

Komunikasi Antarpribadi Guru dengan siswa Anak

Berkebutuhan Khusus di Pendidikan Anak Usia Dini

Cempaka”. Shalawat serta salam disampaikan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya ilmu

pengetahuan kepada kita semua.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada banyak pihak

yang telah membantu proses penyelesaian skripsi, diantaranya:

1. Suparto, M. Ed, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih

kepada Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag sebagai Wakil Dekan II

Bidang Administrasi Umum, serta Dr. H. Suhaimi, M.Si

sebagai Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Terima kasih kepada keluarga terkhusus kedua orang tua

Bapak Imam Basuki, ibu Tusini dan Adek saya M. Aziz atas

dukungan semangat setiap hari.

3. Drs. Masran, MA sebagai Ketua Prodi Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam sekaligus Dosen Pembimbing Akademik,

serta Fita Fathurokhmah, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

 

Page 14: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

x

4. Artiarini Puspita Arwan, M.Psi. sebagai dosen pembimbing

yang telah memberikan bimbingan dan referensi untuk hasil

yang maksimal.

5. Terima kasih kepada seluruh pendidik di PAUD Cempaka

Bogor yang telah kooperatif pada proses penyelesaian

penelitian skripsi ini. Terkhusus Bu Ratna, Bu Waty, Bu Dewi

dan Bu Yuni atas informasi tentang siswa ABK.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat selama menempuh

pendidikan.

7. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan

administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini

berlangsung.

8. Teman-Teman KPI angkatan 2014, terkhusus teman-teman

KPI D dan Nendy Astuti Prasetyaningrum, terima kasih atas

dukungan motivasi kalian.

Penulisan skripsi ini tentu belum dapat predikat sempurna.

Akhir kata, terima kasih atas segala bentuk dukungan dari kalian,

semoga dapat balasan dari Allah SWT, dan semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi orang banyak.

Jakarta, 24 April 2019

Mohamad Febrianto

 

Page 15: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..... Error! Bookmark not

defined.

LEMBAR PENGESAHAN .................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................. v

ABSTRAK .......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................... ix

DAFTAR ISI........................................................................................ xi

BAB 1 .................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 7

C. Batasan Masalah ....................................................................... 8

D. Rumusan Masalah ..................................................................... 8

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian .............................................. 9

F. Metodologi Penelitian ............................................................... 9

G. Sistematika Penulisan.............................................................. 16

BAB II ................................................................................................. 19

KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 19

A. Landasan Teori ........................................................................ 19

1. Komunikasi Antar Pribadi ............................................... 19

a. Definisi dan Karakteristik Komunikasi Antarpribadi ...... 19

b. Pengembangan Hubungan dalam Komunikasi

Antarpribadi ..................................................................... 22

c. Komunikasi Efektif ......................................................... 25

2. Atribusi ............................................................................ 30

a. Definisi Atribusi .............................................................. 30

 

Page 16: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

xii

b. Teori Atribusi .................................................................. 31

c. Aplikasi Teori Atribusi dalam Komunikasi Antarpribadi 33

3. Pendidikan Anak Usia Dini ............................................. 35

4. Anak Berkebutuhan Khusus ............................................ 36

B. Kajian Pustaka ......................................................................... 41

C. Kerangka Berfikir .................................................................... 44

BAB III ................................................................................................ 45

GAMBARAN UMUM PAUD CEMPAKA DI GUNUNG SINDUR

BOGOR ............................................................................................... 45

A. Profil Lembaga Paud Cempaka ............................................... 45

1. Latar Belakang ................................................................. 45

2. Visi................................................................................... 47

3. Misi : ................................................................................ 47

4. Tujuan : ............................................................................ 47

5. Sasaran ............................................................................. 48

6. Sarana Prasarana .............................................................. 48

7. Kegiatan Belajar .............................................................. 49

8. Kurikulum Pembelajaran ................................................. 49

BAB IV ................................................................................................ 51

HASIL TEMUAN ............................................................................... 51

A. Atribusi .................................................................................... 51

B. Komunikasi Efektif ................................................................. 56

C. Komunikasi Antarpribadi ........................................................ 66

D. Hubungan ................................................................................ 72

BAB V .................................................................................................. 79

PEMBAHASAN ................................................................................. 79

A. Atribusi dilakukan dalam mendukung komunikasi antarpribadi

guru dengan siswa ABK di PAUD Cempaka .......................... 81

 

Page 17: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

xiii

B. Atribusi dalam Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Guru dan

Siswa ABK di PAUD Cempaka .............................................. 87

BAB VI ................................................................................................ 91

PENUTUP ........................................................................................... 91

A. Kesimpulan ............................................................................. 91

B. Implikasi .................................................................................. 93

C. Saran........................................................................................ 94

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 97

LAMPIRAN............................................. Error! Bookmark not defined.

 

Page 18: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

xiv

 

Page 19: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial, manusia selalu

membutuhkan orang lain dalam kehidupannya sehari-hari.

Salah satu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia adalah melakukan komunikasi. Komunikasi yang

dilakukan oleh manusia memiliki dua cara, pertama verbal

dan non-verbal. Komunikasi ialah hubungan kontak langsung

maupun tidak langsung antar manusia, baik itu individu

maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari

atau tidak, komunikasi adalah bagian dari kehidupan itu

sendiri, karena manusia melakukan dalam pergaulan dan

kehidupannya.1

Komunikasi dapat terjadi dimana saja. Komunikasi

merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan

manusia. Bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena

bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang

terintegrasi oleh informasi, dimana masing-masing individu

dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi untuk

mencapai tujuan bersama.2

Secara sederhana berkomunikasi adalah cara seorang

manusia untuk menyamakan tujuannya dengan orang lain.

1 H.A.W. Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta : PT Rineka

Cipta, 2000,) set. Ke-2, hal. 26. 2 Syaiful Rohim, Teori Komunikasi Perseprktif, Ragam, dan Aplikasi, (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2009), h. 8.

 

Page 20: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

2

Sebagian besar kegiatan komunikasi berlangung dalam

situasi komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi

mempunyai berbagai macam manfaat. Melalui komunikasi

antarpribadi kita dapat mengenal diri kita sendiri dan orang

lain, kita dapat mengetahui dunia luar, bisa menjalin

hubungan yang lebih bermakna, bisa memperoleh hiburan

dan menghibur orang lain dan sebagainya.3

Sebetulnya banyak sekali tujuan yang dapat dicapai

dengan mengandalkan kemampuan kita berkomunikasi.

Misalnya untuk tujuan bisnis, menjalin persahabatan,

menyelesaikan pertikaian, dan memberikan hiburan dalam

suatu pesta supaya suasana menjadi meriah dan menarik. Hal

ini dapat dimanfaatkan terutama untuk mereka yang

berprofesi sebagai guru, penyanyi atau pelawak, sehingga

dapat diciptakan suasana yang tidak monoton dan

membosankan.4

Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

di dunia pendidikan adalah yang terjadi di sebuah lembaga

non-formal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) antara guru

dengan siswa. PAUD adalah jenjang pendidikan sebelum

jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya

pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

3 Marhaeni fajar, Ilmu Komunikasi : Teori & Praktik, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2009), h. 77. 4 Budyatna , M. Dr. M.A, Nina Mutmainah Dra., Komunikasi Antarpribadi,

(Jakarta : Universitas Terbuka, 1994), h. 78.

 

Page 21: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

3

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang

diselenggarakan pada jalur formal, non-formal, dan informal.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada

peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 6 (enam)

perkembangan: agama dan moral, fisik motorik, kognitif,

bahasa, sosial-emosional, dan seni, sesuai dengan keunikan

dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang

dilalui oleh anak usia dini seperti yang tercantum dalam

Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional

PAUD (menggantikan Permendiknas 58 tahun 2009).5

Keahlian seorang guru mengendalikan setiap siswa

PAUD ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi.

Dengan komunikasi yang efektif diharapkan pesan dapat

dipahami oleh siswa. Namun demikian, tantangan yang

dihadapi guru tidaklah mudah. Guru kerap berhadapan

dengan siswa PAUD yang memiliki kebutuhan khusus

selama di sekolah. Meskipun jumlah siswa berkebutuhan

khusus di PAUD biasanya tidak banyak, keberadaannya

perlu diperhatikan karena mereka membutuhkan perlakuan

yang khusus dan berbeda dari siswa lainnya.

Salah satu PAUD yang menerima siswa berkebutuhan

khusus adalah PAUD Cempaka yang terletak di Gunung

Sindur, padahal tidak semua guru memiliki latar belakang

5 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

137 Tahun 2014.

 

Page 22: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

4

pendidikan guru atau pendidikan ABK. Terdapat tiga anak

berkebutuhan khusus di PAUD Cempaka. Komunikasi yang

dilakukan oleh seorang guru terhadap mereka berbeda-beda.

Karena pada dasarnya satu anak berkebutuhan khusus

mendapat satu pendamping. Tetapi, justru yang terjadi tiga

anak berkebutuhan khusus mendapat satu pendamping.

Situasi ini jelas menjadi tantangan bagi seorang pendamping.

Oleh karena itu, komunikasi yang dilakukan dengan

Rafka, Raymond, dan Rayhan berbeda-beda. Pertama, ketika

berhadapan dengan Rafka bu Ratna akan selalu menyiapkan

kertas, pensil, dan buku bergambar saat akan memulai proses

komunikasi. Karena berdasarkan pengamatan ketika masa

observasi Rafka senang sekali mencorat-coret kertas,

mewarnai, dan menulis. Sehingga pesan yang akan

disampaikan efektif diterima oleh Rafka dengan komunikasi

person to person.

Bertolak belakang dengan Rafka, ketika berhadapan

dengan Raymond bu Ratna akan lebih tegas seperti

memeluk, berupaya untuk selalu kontak mata dan

menyibukkan dengan menghafal do’a – do’a. Langkah ini

dilakukan karena sulitnya Raymond untuk fokus

berkomunikasi terhadap lawan bicara dan durasi maksimal

duduk hanya 10-20 detik.

Ketiga, komunikasi terhadap Rayhan yang dilakukan

adalah selalu disandingkan dengan Rafka guna memotivasi

untuk diikuti, terkadang menjanjikan untuk segera makan

dan bercerita menggunakan boneka tangan. Sebab, Rayhan

 

Page 23: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

5

sering kali belum sarapan ketika sampai disekolah.

Kemudian senang sekali dengan permainan boneka tangan.

Komunikasi terhadap ketiganya harus dilakukan

dalam satu rentang waktu 3 jam setiap harinya. Kualitas

berkomunikasi seorang guru sangat berperan. Untuk itu

proses pengamatan karakter dan menciptakan kedekatan

yang intim dengan mereka penting saat awal perkenalan.

Kemudian, proses berkomunikasi sesuai dengan rencana.

Sehingga, komunikasi akan berjalan efektif.

Penelitian ini menggunakan kerangka teori

komunikasi antarpribadi yang dilengkapi teori tentang

hubungan, komunikasi efektif dan atribusi. Teori Atribusi

yang ditulis oleh Jalaludin Rakhmat dengan mengatakan

bahwa proses menyimpulkan motif, maksud, dan

karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya

yang tampak. Teori yang pertama dikenalkan oleh Fritz

Heider untuk menyimpulkan perilaku yang ditampakkan oleh

orang lain dan diri sendiri. Heider seperti dikutip Rakhmat

dalam bukunya Psikologi Komunikasi.

Atribusi erat kaitannya dengan Komunikasi Antar

Pribadi, karena dalam mencari satu kesimpulan kita

memanfaatkan situasi dimana harus melakukan komunikasi

yang memiliki skala kecil. Adapun salah satunya adalah

komunikasi antara guru dan siswa di kelas. Tujuannya agar

tercipta keakraban, dapat lebih leluasa bercerita. Terlebih lagi

siswa ABK yang butuh perhatian lebih. Komunikasi yang

 

Page 24: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

6

dilakukan tidak melulu pada kata-kata, dapat dengan gerak

tubuh, mimik wajah, dan intonasi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa atribusi

guru terhadap siswa sangat penting dalam mendukung

pembelajaran. Salah satunya adalah Kulinna (2008) yang

menyatakan bahwa untuk memahami perilaku siswa dan

reaksi guru terhadapnya, maka perlu diketahui atribusi guru

atau kepercayaan guru mengenai penyebab perilaku

siswanya. Sebagai contoh Kulinna menjelaskan dalam

jurnalnya :

“a teacher who believes that a student’s misbehavior

is caused by problems at home may feel no ‘ownership’ of

the problem and therefore be less likely to explore teacher-

focused intervention strategies, like the use of different

teaching styles or a critical examination of their class

environment. Or the teacher may take some ownership of the

problem and decide to involve parents in the intervention,

since the teacher believes that the behavior is influenced

primarily by home factors.”6

Pernyataan Kulinna ini menegaskan bahwa faktor

eksternal dan internal menjadi cara seorang guru

memberikan penilaian tehadap perilaku siswa. Memberikan

atribusi terhadap siswa merupakan langkah efektif untuk

merubah perilaku siswa. Pernyataan ini didukung oleh

Sharma dan Tripathi (1988) dalam penelitiannya tentang

Teacher Expectation and Student Performance. Penelitian

ini menyimpulkan bahwa bahwa :

6 https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ829002.pdf diunduh pada tanggal 7

Februari 2019 pada pukul 07.41 WIB

 

Page 25: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

7

“attributions by teachers for students’ performance

are very effective in changing students’ behavior”.7

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di setting PAUD. Mengingat belum

banyaknya penelitian mengenai komunikasi antarpribadi

guru dengan siswa ABK di PAUD, peneliti akan secara

khusus menyoroti tentang atribusi guru terhadap siswa ABK,

pengembangan hubungan guru terhadap siswa ABK serta

bagaimana atribusi mendukung efektivitas komunikasi

antarpribadi di sana. Penelitian ini berjudul “Atribusi dalam

Pengembangan Hubungan dan Efektivitas Komunikasi

Antarpribadi Guru dengan Siswa Anak Berkebutuhan

Khusus di Pendidikan Anak Usia Dini Cempaka”.

B. Identifikasi Masalah

Proses komunikasi bukan hanya sekedar

mengirimkan pesan yang mampu terdengar saja, melainkan

juga mencakup pesan-pesan nonverbal. Dan kemudian

mencari tahu faktor-faktor yang memengaruhinya. Untuk itu

identifikasi masalah penelitian, sebagai berikut:

1. PAUD Cempaka bukan Sekolah Luar Biasa sehingga latar

belakang pendidikan guru-guru pun tidak semua berasal

dari lulusan PGTK/PGSD.

7 www.csun.edu/~vcsoc00i/.../Ella%20Final%20Project[1].doc diunduh pada

tanggal 7 Februari 2019 pada pukul 07.41 WIB

 

Page 26: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

8

2. Di PAUD Cempaka terdapat tiga siswa ABK dengan

karakter berbeda-beda, sehingga komunikasi yang

dilakukan pun menyesuaikan dengan mereka.

3. Terdapat perbandingan satu pendamping harus menangani

tiga siswa abk.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah batasan sesuai

dengan judul skripsi dan masalah, diantaranya:

1. Pembahasan terkait dengan proses pengenalan karakter

siswa ABK, proses berkomunikasi, dan effect yang

ditunjukkannya.

2. Aktifitas pengamatan dan proses berkomunikasi hanya

saat siswa abk bersama Bu Ratna sebagai pendamping dan

Bu Yuni dan Bu Waty saat proses pijakan awal sebelum

masuk kelas.

D. Rumusan Masalah

Penelitian ini akan menjawab permasalahan “Atribusi

dalam pengembangan hubungan dan efektivitas komunikasi

antarpribadi guru dengan siswa ABK di PAUD Cempaka ?”.

Adapun, permasalahan turunannya adalah :

1. Bagaimana atribusi dilakukan dalam mendukung

komunikasi antarpribadi guru dengan siswa ABK di

PAUD Cempaka?

 

Page 27: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

9

2. Bagaimana atribusi dalam mendukung komunikasi

antarpribadi yang efektif guru dengan siswa ABK di

PAUD Cempaka?

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok masalah di atas, maka ada dua tujuan

yang hendak dicapai dari penelitian ini, yaitu :

a. Untuk mendeskripsikan bagaimana atribusi dilakukan

dalam mendukung komunikasi antarpribadi guru dengan

siswa ABK di PAUD Cempaka.

b. Untuk mengetahui bagaimana atribusi dalam komunikasi

antarpribadi yang efektif guru dengan siswa ABK di

PAUD Cempaka.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

a. Kegunaan akademis, yaitu untuk menambah referensi

tentang studi ilmu komunikasi di bidang Pendidikan

terkhusus Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

b. Kegunaan praktis, yaitu memberikan manfaat bagi para

pengajar di PAUD Cempaka khususnya dan Gunung

Sindur umumnya dalam melaksanakan komunikasi

antarpribadi terhadap siswa ABK.

F. Metodologi Penelitian

Metode adalah ilmu tentang kerangka kerja untuk

melaksanakan penelitian yang bersistem; sekumpulan

peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh pelaku

 

Page 28: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

10

suatu disiplin ilmu; studi atau analisis teoretis mengenai

suatu cara atau metode; atau cabang ilmu logika yang

berkaitan dengan prinsip umum pembentukan pengetahuan

atau ilmu yang membicarakan cara, jalan, atau petunjuk

praktis dalam penelitian atau membahan konsep teoritis

berbagai metode atau dapat dikatakan sebagai cara untuk

membahas tentang dasar-dasar filsafat ilmu dari metode

penelitian.8

1. Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan perspektif penelitian yang

digunakan peneliti, yang berisi bagaimana peneliti melihat

realita, bagaimana mempelajari fenomena, cara-cara yang

digunakan dalam penelitian, dan cara-cara yang digunakan

dalam menginterpretasikan temuan.9 Dalam penelitian ini

penulis menggunakan paradigma konstruktifis. Paradigma

konstruktivis meneguhkan asumsi bahwa indidu-individu

selalu berusaha memahami dunia dimana mereka hidup dan

bekerja. Mereka mengembangkan makna-makna subjektif

atas pengalaman-pengalaman mereka makna-makna yang

diarahkan pada objek-objek atau benda-benda tertentu.

Makna-makna ini pun cukup banyak dan beragam sehingga

peneliti dituntut untuk lebih mencari kompleksitas

pandangan-pandangan ketimbang mempersempit makna-

makna menjadi sejumlah kategori dan gagasan. Peneliti

8 Juliansyah Noor, Metodologi penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), h. 23. 9 Imam Gunawan, Metode Penelitian kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta : PT

Bumi Aksara, 2013), h.25.

 

Page 29: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

11

berusaha mengandalkan sebanyak mungkin pandangan

partisipan tentang situasi yang tengah diteliti.10

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang

bersifat deskriptif. Pendektan kualitatif bertujuan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis,

menyeluruh, dan faktual sesuai dengan data-data yang

ditemukan. Penelitian bersifat deskriptif bermaksud bahwa

hasilnya nanti akan di paparkan dalam bentuk data tulisan

dan gambar. Data tulisan dan gambar tersebut sifatnya

induktif yaitu peneliti akan mendapatkan kesimpulan tentang

masalah penelitian dari data-data yang telah diperoleh di

lapangan dan sesuai dengan masalah penelitian.

Maka dari itu untuk memperoleh data-data yang

dibutuhkan penulis melakukan pengamatan. Tentunya

berhubungan dengan komunikasi antarpribadi dalam

membangun relasi antara guru dan anak berkebutuhan

khusus di PAUD Cempaka dengan melaksanakan observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data yang diperoleh

akan dikaitkan dengan teori yang relevan demi mendapatkan

hasil objektif.

10

John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar) 2010. Hlm. 11

 

Page 30: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

12

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah orang-

orang yang dapat memberikan informasi, yaitu guru-guru

yang berada di sekolah dan juga orang tua kemudian

beberapa siswa yang memiliki gangguan perilaku.

Sedangkan Objek penelitian adalah atribusi dalam

pengembangan hubungan dan efektivitas komunikasi

antarpribadi guru dengan siswa ABK di PAUD Cempaka.

a. Teknik Pemilihan Subjek

Penentuan subjek penelitian menjadi bagian penting

untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam hal ini

penulis menggunakan teknik penentuan subjek dengan Non-

Probability Sampling. Teknik Non-Probability Sampling

yang setiap individu atau unit dari populasi tidak memiliki

kemungkinan yang sama untuk terpilih. Ada pertimbangan-

pertimbangan tertentu yan mendasari pemilihan sampel.

Terdapat tiga jenis teknik dalam Non-Probability

Sampling. Salah satu yang biasa digunakan dalam penelitian

kualitatif adalah Purposeful Sampling yang berdasarkan

kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih karena

ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan

dilakukan. Dan dilengkapi oleh teknik dengan sampling

variasi maksimal merupakan suatu teknik Purposeful

sampling ketika mencari sampel kasus atau individu yang

memiliki perbedaan dalam hal karakteristik atau sifat-sifat

yang dimiliki oleh kasus atau individu tersebut.

 

Page 31: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

13

Dari perbedaan tersebut akan diperoleh beragam

perspektif yang akan memperkaya hasil dari fenomena yang

diteliti.11

b. Karakteristik Subjek

Nama Inisial UC RS SW

Tempat,

Tanggal

Lahir

Makassar, 04

November

1969

Ciamis, 11

Juni 1978

Sragen 23

Agustus 1970

Jenis

Kelamin

Perempuan Perempuan Perempuan

Agama Islam Islam Islam

Pendidikan

Terakhir

S1 ( Sastra) SMA S1 (PG-

PAUD)

Jabatan

Kepala

Sekolah

Guru Kelas Guru Bidang

Kurikulum

Lama

Mengajar

7 (Tujuh)

Tahun

8 (Delapan)

Tahun

8 (Delapan)

Tahun

Pelatihan

Pendidikan

Dasar

Pendidik

PAUD dan

Pendidikan

Lanjut

Pendidik

PAUD

Pendidikan

Dasar

Pendidik

PAUD

Pendidikan

Dasar

Pendidik

PAUD

11

Herdiansyah, Haris, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial,

(Jakarta : Salemba Humanika) 2012, hlm. 106-109.

 

Page 32: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

14

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data-data penelitian memiliki peranan

yang sangat penting. Tujuannya adalah untuk memperlancar

proses hasil akhir dari penelitian ini. Oleh karena itu, tempat

penelitian adalah salah satu sekolah kabupaten Bogor. Lebih

tepatnya berada di PAUD Cempaka Desa Curug Kecamatan

Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Kemudian Penelitian

dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan atau satu tema

pokok pembelajaran.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam proses penelitian Komunikasi

Antarpribadi terdapat tiga tahap. Ketiga tahapan ini memiliki

perannya masing-masing untuk menghadirkan data-data guna

keperluan analisis data. Tahapan-tahapan yang dilakukan,

diantaranya:

a. Observasi

Observasi adalah melakukan pengamatan dengan

memanfaatkan panca indera sebagai senjata utamanya.

Dalam pengumpulan ini memanfaatkan observasi partisipan

yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

penginderaan dimana peneliti benar-benar terlibat dalam

keseharian objek penelitian.

Dengan begitu ikut terlibat dengan mengamati

bagaimana guru-guru berkomunikasi terhadap beberapa anak

 

Page 33: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

15

berkebutuhan khusus. Kemudian, melihat bagaimana

perilaku dan perannya terhadap guru dan teman-teman yang

lain. Terakhir, mengamati bagaimana proses

perkembangannya setiap hari.12

b. Wawancara

Wawancara yaitu proses melakukan komunikasi tanya

jawab terhadap subjek penelitian. Dalam hal ini dilakukan

kepada guru-guru di sekolah. Wawancara dilakukan dengan

Ibu UC selaku kepala PAUD Cempaka, Ibu SW selaku

penanggung jawab tentang kurikulum yang diterapkan, ibu

RS selaku guru pendamping selama anak-anak berada di

sekolah.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk

menelusuri data historis. Dengan demikian, bahan

dokumenter memegang peranan yang amat penting dalam

penelitian sejarah. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan

data seperti sertifikat-sertifikat, catatan harian penilaian,

lembar pengembangan anak, dan raport. Untuk memenuhi

kebutuhan studi dokumentasi peneliti akan memerlukan data

berupa ijazah, akta kelahiran, fortofolio, foto-foto, dan hasil

perkembangan sosial emosional si anak.

12

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Prenada Media Group)

2009. Hlm. 117

 

Page 34: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

16

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan adalah

dengan metode interaktif yang memiliki tiga komponen

diantaranya reduksi data, penarikan kesimpulan dan

penyajian data.13

Dan juga akan dipadukan dengan metode

deskriptif kualitatif “yaitu menganalisis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan dari lapangan dan buku-buku

dengan cara menggambarkan dan menjelaskan ke dalam

bentuk kalimat yang disertai kutipan-kutipan data.”14

Maka

dalam penelitian kali ini peneliti akan mengolah data melalui

catatan-catatan yang diperoleh melalui proses observasi,

wawancara, dan studi dokumentasi. Kemudian akan ditarik

sebuah kesimpulan berdasarkan data-data dan pendapat para

ahli mengenai peristiwa-peristiwa yang nampak dari hasil

penelitian. Dan terakhir adalah penyajian data.

G. Sistematika Penulisan

Teknik dari penulisan skripsi ini dilakukan dengan

menggunakan pedoman yang sesuai dengan KEPUTUSAN

REKTOR UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

NOMOR: 507 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN

PENULISAN KARYA ILMIAH (SKRIPSI, TESIS, DAN

DISERTASI) UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.

13

Hamid Patilima, Metode penelitian kualitatif, (Bandung : Alfabeta) 2005.

Hal. 100. 14

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya) 2004. Cet ke-18 Hlm. 6

 

Page 35: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

17

Agar pembahasan akan lebih mudah dan teratur maka penulis

membagi penelitian ini menjadi lima bab, diantaranya :

BAB I : Pendahuluan, dalam Bab ini penulis

memberikan penjelasan tentang latar

belakang penelitian, identifikasi masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penelitian, dan

sistematika penelitian.

BAB II : Kajian Teori, Dalam Bab ini akan berisi

penjelasan tentang teori Atribusi,

komunikasi efektif, komunikasi

antarpribadi, pengembangan hubungan,

definisi PAUD dan anak berkebutuhan

khusus. Selain itu terdapat kajian pustaka

dan kerangka berfikir.

BAB III : Gambaran umum paud cempaka di gunung

sindur bogor, berisi penjelasan tentang

profil umum tentang PAUD Cempaka,

seperti latar belakang berdirinya, visi misi,

kegiatan pembelajaran yang diterapkan,

struktur organisasi, dan profil guru-guru.

BAB IV : Hasil Temuan, dalam Bab ini penulis

memberikan penjelasan tentang temuan

 

Page 36: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

18

dari data-data lapangan dan hasil

wawancara dengan beberapa guru di PAUD

Cempaka Gunung Sindur Bogor Jawa

Barat.

BAB V : Pembahasan, berisi penjelasan tentang

kaitan antara latar belakang masalah

dengan teori yang digunakan dan data-data

saat penelitian

BAB VI : Simpulan, Implikasi Dan Saran, dalam Bab

ini akan berisi simpulan, implikasi dan

saran atas penelitian yang telah dibahas

dalam skripsi ini.

 

Page 37: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Komunikasi Antar Pribadi

a. Definisi dan Karakteristik Komunikasi

Antarpribadi

Komunikasi berasal dari bahasa latin communicate

yang berarti berbicara, menyampaikan pesan, informasi,

pikiran, gagasan dan pendapat yang dilakukan oleh seseorang

kepada orang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan

atau arus balik (feedback).15

Menurut Onong Uchjana,

“Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan

oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan

atau merubah sikap, pendapat dan perilaku, baik langsung

secara lisan maupun tak langsung melalui media.”16

Dan

menurut Harrold Lasswell, untuk menjawab arti komunikasi

adalah melalui kutipannya “Who Says What In Which

Channel to Whom With What Effect”,17

maksudnya adalah

dalam proses komunikasi pihak komunikator membentuk

pesan (encode) dan menyampaikannya melalui suatu saluran

tertentu kepada pihak penerima yang akan menimbulkan efek

tertentu.

15

A. Muis, Komunikasi Islam, (Bandung : PT Remaja rosdakarya, 2001), hal.

35 16

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1992), cet. Ke-2, hal. 6 17

Onong Uchjana Effendy,Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek , (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 10

 

Page 38: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

20

Kemudian komunikasi antarpribadi sebagai: “proses

pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang

atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan

beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika”.18

Komunikasi antarpribadi menurut Malcolm R. Parks adalah

bentuk komunikasi yang terutama diatur oleh norma

relasional atau relational norm. Komunikasi antarpribadi

biasanya terjadi dalam kelompok yang sangat kecil. Ini tidak

berarti bahwa bentuk komunikasi tersebut tidak dapat terjadi

dalam kelompok yang lebih besar. Namun, demikian norma-

norma hubungan dikembangkan dan dipelihara hanya pada

hubungan yang dekat dan akrab. Begitu ukuran kelompok

menjadi bertambah besar, maka komunikasi menjadi lebih

formal dan kurang bersifat pribadi.19

Sedangkan menurut

Kathlen S. Verderber et al. (2007) komunikasi antarpribadi

merupakan proses melalui mana orang menciptakan dan

mengelola hubungan mereka, melaksanakan tanggung jawab

secara timbal balik dalam menciptakan makna.20

Berbeda

dengan kedua ahli komunikasi antarpribadi tersebut, Richard

L. Weaver II (1993) justru memberikan karakteristik -

karakteristik komunikasi antarpribadi. Menurutnya terdapat

delapan karakteristik dalam komunikasi antarpriadi, yaitu

18

Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi : Teori & Praktik, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2009), h. 78. 19

Muhammad Budyatna, prof. Dr. MA, Leila Mona Ganiem Dr. M.Si, Teori

Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) h.

14. 20

Muhammad budyatna, prof. Dr. MA, Leila Mona Ganiem Dr. M.Si, Teori

Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) h.

14.

 

Page 39: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

21

a. Melibatkan paling sedikit dua orang

b. Adanya umpan balik atau feedback

c. Tidak harus tatap muka

d. Tidak harus bertujuan

e. Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect

f. Tidak harus melibatkan atau menggunakan kata-kata

g. Dipengauhi oleh konteks

h. Dipengaruhi oleh kegaduhan atau noise.21

Dari beberapa pengertian di atas maka arti dari

Komunikasi Antarpribadi bahwa struktur atau cara

komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan

melalui saluran tertentu dengan tujuan mendapat feedback.

Dalam artian mengubah sikap, perilaku atau menyamakan

persepsi komunikan. Dan komunikasi antarpribadi akan

berjalan efektif apabila dalam prakteknya melakukan

karakteristik-karakteristik efektivitas komunikasi antar

pribadi yang menurut Yoseph A. Devito dilihat dari 2

perspektif, diantaranya:

a. Humanistis,

Akan meliputi sifat-sifat keterbukaan, perilaku suportif,

perilaku positif, empatis, kesamaan,

b. Pragmatis,

Meliputi sifat bersikap yakin, kebersamaan, manajemen

interaksi, perilaku ekpresif, orientasi pada orang lain.22

21

Muhammad budyatna, prof. Dr. MA, Leila Mona Ganiem Dr. M.Si, Teori

Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) h.

20.

 

Page 40: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

22

b. Pengembangan Hubungan dalam Komunikasi

Antarpribadi

Hubungan partisipasi dalam hubungan dengan teman,

anggota keluarga, teman karib, teman sekamar, saudara,

karyawan, dan rekan-rekan adalah dasar bagi kehidupan.

Komunikasi adalah unsur dasar kehidupan sosial, dan sebuah

pengertian tentangnya akan menjadi alat yang amat

berdayaguna untuk memupuk hubungan yang bersifat

produktif dan positif dalam seluruh bidang.

Konsep komunikasi dan konsep hubungan saling

terkait dalam beberapa cara yang mendasar. Pertama,

sebagaimana telah kita lihat, salah satu hasil paling penting

dari komunikasi manusia adalah pengembangan kelompok

atau unit sosial dan tidak ada lagi unit sosial yang lebih

sentral dalam kegiupan kita daripada hubungan. Kedua,

hubungan kita dengan orang tua, saudara, teman, karib, dan

rekan sangat penting untuk pembelajran, pertumbuhan, dan

pengembangan. Ketiga, sebagian besar kegiatan komunikasi

dengan tujuan tertentu terjadi dan berlangsung dalam

hubungan. Hubungan digunakan secara lebih umum merujuk

kepada satu unit sosial denan satu unit laiinnya, seperti guru

dan siswa, orang tua dan anak, majikan dan karyawan, atau

dokter dan pasien. Dari sudut pandang komunikasi,

bagaimanappun yang demikian juga memang dapat dianggap

sebagai hubungan dan upaya menganalisis unit ini

22

Marhaeni fajar, Ilmu Komunikasi : Teori & Praktik, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2009), h. 84.

 

Page 41: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

23

memberikan wawasan berharaga secara lebih mendalam

tentang hubungan manusia yang lebih kompleks. Dalam arti

yang paling dasar, sebuah hubungan terbentuk ketika terjadi

proses pengiriman dan penerimaan pesan secara timbal balik,

yaitu ketika dua atau lebih individu saling

mempertimbangkan dan sling menyesuaikan perilaku berbal

dan nonverbal mereka satu sama lain.

1) Pengembangan Hubungan

Apakah hubungan diadik atau triadik, orientasi tugas

atau orientasi sosial, jangka pendek atau jangka panjang,

biasa atau intimkah, prosesnya adalah mirip yaitu dimulai,

berkembang, atau secepatnya rusak atau berakhir, dan

semuanya memakai komunikasi.

Tahap pertama dalam hubungan adalah Inisiasi, yaitu

pada tahap ini dua atau beberapa orang memerhatikan dan

menyesuaikan perilaku satu sama lain. Sering kali pesan-

pesan awal yang dipakai seorang individu untuk penyesuaian

adalah non-verbal-senyum, pandangan sekilas, jabat tangan,

gerakan, atau penampilan.

Tahap kedua adalah Eksplorasi yaitu tahap

mengumpulkan informasi tentang gaya, motif, minat, dan

nilai dari orang lain. Pengetahuan ini berfungsi sebagai dasar

untuk menilai manfaat melanjutkan hubungan. Tahap ini

dicirikan oleh pembicaraan kecil-tapi arti penting

pembicaraan ini tidak kecil. Karena selain mengamati seperti

apa seseorang yang tampak dari luar, kita perlu tahu seperti

apa orang itu dari sisi “dalam” agar ada peluang untuk

 

Page 42: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

24

berbicara secara nyaman tentang suatu topik dengan lebih

mendalam, dari sekedar topik cuaca atau skor pertandingan

sepak bola terakhir.

Tahap ketiga adalah Intensifikasi yaitu tahap orang

sering menganggap diri mereka “teman dekat”. Orang pada

tahap ini lebih cenderung untuk berbagi rahasia lebih dalam

(seperti takut gagal,atau masalah penggunaan narkoba

dimasa lalu), menggunakan istilah atau nama panggilan yang

lebih pribadi untuk masing-masing dan mengembangkan

simbol-simbol yang mempunyai makna pribadi.

Tahap keempat adalah Formalisasi yaitu masing

masing pihak berpartisipasi dalam membangun aturan

hubungan, termasuk pengembangan simbol kebersamaan dan

karakteristik pola percakapan yang disukai. Makna dari

perilaku verbal dan non-verbal menjadi standar bagi para

peserta hubungan.

Tahap kelima adalah Redefinisi yaitu tahap untuk

mendifinisi ulang beberapa aturan bersama dalam hubungan

sering muncul. Kebutuhan akan redefinisi bersifat alamiah,

bertahap, dan sebagai bagian dari perkembangan hubungan

yang mudah untuk dikelola.

Tahap keenam adalah Deteriorasi yaitu pemisahan

fisik dan pemutusan sisa kewajiban hukum atau kontrak

adalah langkah terakhir dalam proses yang sering kali

menyakitkan dalam mengakhiri hubungan. Hubungan tidak

harus mengikuti semua tahapan tersebut secara teratur.

Seseorang mungkin gagal dalam tahap pertama, kembali

 

Page 43: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

25

bangkit dan maju lagi, atau berhenti pada satu titik untuk

suatu jangka waktu.23

c. Komunikasi Efektif

Seperti dinyatakan Ashley Montagu bahwa “kita

belajar menjadi manusia melalui komunikasi”. Setelah ia

berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya, terbentuklah

perlahan-lahan apa yang disebut kepribadian. Bagaimana ia

menafsirkan pesan yang disampaikan orang lain dan

bagaimana ia menyampaikan pesannya kepada orang lain,

menentukan kepribadiannya. Manusia bukan dibentuk oleh

lingkungan, tetapi oleh caranya menerjemahkan pesan-pesan

lingkungan yang diterimanya.

Komunikasi dijalankan dalam rangka membentuk

kepribadian manusia dan kepribadian terbentuk sepanjang

hidup kita. Agar komunikasi mencapai hasil yang diinginkan,

maka harus dilakukan secara efektif.

Kaitannya dengan prinsip komunikasi yang efektif

disini adalah, bila terjadi komunikasi dengan orang lain,

maka komunikasinya dapat membuat orang lain terkesan dan

dapat diterima serta dimengerti. Agar komunikasi berjalan

efektif, maka haruslah dapat melihat dari unsur-unsur

komunikasi tersebut, paling tidak dari tiga unsur, yakni :

unsur komunikator, unsur pesan dan unsur komunikan. Salah

satu dari tiga unsur tersebut tidak dapat berfungsi dengan

23

Brant D. Ruben, Lea P. Stewart, Komunikasi dan Perilaku Manusia, (Jakarta

: Rajawai Pers, 2013), h. 267-285.

 

Page 44: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

26

baik, maka komunikasi pun tidak dapat berjalan dengan baik

dan tidak efektif, serta tidak mendapatkan hasil yang tepat

guna.

Menurut Cultip dan Center, komunikasi yang efektif

itu harus melalui empat tahapan, yakni:

a. Fact finding

Mencari/mengumpulkan fakta-fakta/data-data sebelum

seseorang melakukan suatu kegiatan atau tindakan.

Seperti, apa yang diperlukan, siapa yang akan di ajak

berkomunikasi, bagaimana keadaan komunikan dan lain-

lain.

b. Planning

Setelah mendapat data, maka dibuatlah rencana tentang

apa yang harus dilakukan dalam menghadapi problema-

problema itu. Planning ini sangat penting dalam mencapai

keberhasilan tujuan.

c. Tahap Komunikasi

Bagaimana mengkomunikasikan dan apa yang akan

dikomunikasikan yang sebenarnya tidak terlepas dari

tujuan yang diharapkan dapat dihasilkan dari suatu

kegiatan berkomunikasi.

d. Tahap evaluasi

Yaitu setelah komunikasi (sesuai rencana) dilaksanakan,

maka untuk mengetahui akibat dan pengaruh-

pengaruhnya terhadap publik, dilaksanakan melalui

evaluasi.

 

Page 45: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

27

Pada dasarnya komunikasi yang efektif itu, dapat

terjadi, jika tiga unsur komunikasi yang penting, yakni

komunikator, pesan dan komunikan, benar-benar

diperhatikan dan masing-masing memperhatikan

karakteristiknya, sebagaimana yang akan dibahas di bawah.

Namun yang paling dominan menentukan keberhasilan

komunikasi itu adalah komunikator, karena dialah orang

yang akan menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan.

1) Karakteristik Sumber (Komunikator)

Adapaun karakteristik komunikator untuk

melaksanakan komunikasi efektif adalah sebagai berikut :

a) Kepercayaan kepada komunikator (source

credibility).

Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh

keahliannya dan dapat tidaknya ia dipercaya. Atau

kepercayaan masyarakat dapat tercipta manakala si

komunikator dinilai punya pengetahuan, keahlian, atau

pengalaman yang relevan dengan topic pesan yang

disampaikannya itu bersifat obyektif. Kepercayaan kepada

komunikator mencerminkan bahwa pesan yang diterima

komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan

empiris.

b) Daya tarik komunikator (Source Attractiveness)

Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan

untuk melakukan perubahan sikap melalui mekanisme

daya tarik, jika komunikan merasa bahwa komunikator

ikut serta dengan mereka dalam hubungannya dengan

 

Page 46: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

28

opini secara memuaskan. Selanjutnya seorang

komunikator akan sukses dalam komunikasinya, kalau ia

menyesuaikan komunikasi-nya dengan image dari

komunikan, yaitu memahami kepentingannya,

kebutuhannya, kecakapannya, pengalamannya,

kemampuan berfikirnya, kesulitannya, dan sebagainya.

c) Kekuatan/kekuasaan sumber (Source Power)

Kekuatan atau kekuasaan sumber terhadap pihak

penerima, secara umum dapat terjadi melalui empat cara,

yakni :

a. Kharisma, yaitu faktor bawaan yang melekat pada diri

seseorang.

b. Wibawa otoritas, yaitu yang berkaitan dengan

kedudukan atau otoritas formal.

c. Kompetensi/ keahlian, yaitu sesuatu yang dapat

diperoleh seseorang melalui proses belajar.

d. Compliance/ pemenuhan, yaitu sumber dinilai punya

kekuatan atau kekuasaan apabila ia mampu

memberikan imbalan dan hukuman kepada

penerimanya.

2) Bentuk dan Penyajian Pesan

Penyajian pesan juga dapat menentukan berhasil atau

tidaknya upaya komunikasi yang dilancarkan seseorang

kepada seseorang atau kepada sekelompok orang atau

suaru organisasi. Wilbur Schramm menampilkan apa yang

ia sebut “The Condition of Success in Communication”

 

Page 47: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

29

yakni kondisi yang harus dipenuhi jika menginginkan agar

suatu pesan membangkitkan tanggapan yang dikehendaki,

yang antara lain:

a. Pesan harus dirancang dan disampaikan menarik

perhatian komunikan

b. Pesan menggunakan lambang-lambang tertuju kepada

pengalaman yang sama antara komunikator dan

komunikan, sehingga sama-sama mengerti

c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi

komunikasn dan menyarankan beberapa cara untuk

memperoleh kebutuhan tersebut

d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk

memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi

kelompok di mana komunikan berada pada saat ia

digerakkan untuk memberikan tanggapan yang

dikehendaki.

3) Karakteristik Khalayak (Komunikan)

Pengertian khalayak adalah sekompulan orang yang

terorganisir dalam tempat dan waktu tetentu, dimana

masing-masing secara sukarela datang ke suatu tempat

karena memiliki perhatian yang sama, serta tujuan yang

kurang lebih sama pula yakni ingin memperoleh hiburan.

Komunikasi juga akan berhasil, jika khalayak/komunikan

mendukung dalam perjalanan komunikasi. Dengan kata

lain bahwa komunikan dapat mengikuti, mendengarkan,

memahami, bahkan menghayati secara seksama apa yang

disampaikan oleh komunikator. Karena jika

 

Page 48: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

30

komunikannya tidak memperhatikan berarti komunikasi

tidak akan efektif.

Jadi komunikasi akan berjalan efektif apabila dari tiga

unsur komunikasi dapat diperhatikan dari karakteristiknya

masing-masing. Terutama komunikan dituntut untuk

mampu memahami komunikasi yang berlangsung, karena

pesan komunikasi tidak mempunyai arti, dan

komunikanlah yang memberikan arti Words don’t mean,

people mean.24

2. Atribusi

a. Definisi Atribusi

Atribusi adalah upaya kita untuk memahami penyebab

di balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa kasus juga

penyebab di balik perilaku kita sendiri. Dengan kata lain kita

tidak hanya sekedar ingin tahu bagaimana seseorang berbuat,

lebih jauh kita ingin tahu mengapa mereka berbuat

demikian.25

Atribusi adalah proses yang menggambarkan cara

individu menjelaskan, menginterpretasi, dan mengambil

kesimpulan terhadap peristiwa-peristiwa yang berhubungan

dengan dirinya maupun peristiwa-peristiwa yang

berhubungan dengan orang lain. Secara spesifik, atribusi

sosial adalah cara seseorang dalam melakukan proses

24

Roudhonah Hj., Ilmu Komunikasi, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2007), hal.

57-67 25

Robert A. Baron & Donn Bryne, Psikologi Sosial, (Jakarta : PT Glora

Aksara Pratama), 2003, hl. 49.

 

Page 49: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

31

persepsi dan interpretasi terhadap sebab-sebab perilaku yang

dilakukan oleh orang lain. Atribusi diterapkan dalam tiga

wilayah penting. Pertama, persepsi seseorang tentang apa

dan siapa yang menyebabkan timbulnya suatu peristiwa

khusus. Kedua, penilaian seseorang terhadap tanggung

jawab, atas terjadinya suatu peristiwa atau perilaku tertentu.

Ketiga, penilaian terhadap kualitas kepribadian individu-

individu yang terlibat dalam peristiwa atau perilaku tertentu.

Proses terbentuknya atribusi sosial bermula dari

persepsi individu terhadap peristiwa atau perilaku. Pada

kesempatan berikutnya, ia menilai objek atribusi itu berdasar

pada persepsi yang dapat dibagi menjadi tiga jenis rambu

informasi. Tiga rambu informasi itu adalah keruntutan

(consistency), keterpilahan (distinctiveness), dan kesepakatan

(consensus).

Keruntutan berarti suatu tingkat kestabilan perilaku

seseorang pada suatu rentang waktu tertentu. Keterpilahan

mengacu pada perilaku seseorang dengan cara yang sama

pada saat menghadapi bervariasinya situasi atau tugas.

Kesepakatan pada cara-cara orang lain berperilaku pada

situasi yang sama sebagai perbandingan.26

b. Teori Atribusi

Teori ini memberikan perhatian pada bagaimana

seseorang sesungguhnya bertingkah laku. Kemudian Morrisan

26

Fattah Hanurawan Dr., Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 43-45

 

Page 50: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

32

menambahkan bahwa teori Atribusi menjelaskan bagaimana

orang menyimpulkan penyebab tingkah laku yang dilakukan diri

sendiri atau orang lain. Dan Fritz Heider sebagai pendiri Teori

Atribusi memberikan beberapa penyebab seseorang memiliki

tingkah laku tertentu, yaitu :

a. Penyebab situasional (orang dipengaruhi oleh lingkungan)

b. Adanya pengaruh personal (ingin memengaruhi sesuatu

secara pribadi)

c. Memiliki kemampuan (mampu melakukan sesuatu)

d. Adanya usaha (mencoba melakukan sesuatu)

e. Memiliki keinginan (ingin melakukan sesuatu)

f. Adanya perasaan (perasaan menyukai sesuatu)

g. Rasa memiliki (ingin memiliki sesuatu)

h. Kewajiban (perasaan harus melakukan sesuatu )

i. Diperkenankan (diperbolehkan melakukan seauatu)27

Lanjutnya, Heider mengemukakan, jika anda melihat

perilaku orang lain, maka anda juga harus melihat sebab tindakan

seseorang. Dengan demikian anda sebagai pihak yang memulai

komunikasi harus mempunyai kemampuan untuk memprediksi

perilaku seperti yang tampak di depan anda. Heider seperti

dikutip Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi

mengungkapkan bahwa secara garis besar ada dua macam

atribusi, yaitu atribusi kausalitas dan atribusi kejujuran.28

27

Morrisan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, (Jakarta : Prenada

Media Group) 2014, hlm. 75 28

Alo Liliweri DR. M.S, Komunikasi Antarpribadi, (Bandung : PT. Citra

Aditya Bakti, 1997), h. 52-53.

 

Page 51: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

33

Teori ini menjelaskan bagaimana komunikator

memprediksi atau mencari tahu perilaku seseorang yang

menunjukkan perilaku-perilaku diluar kebiasaan pada umumnya.

Allen Dittman telah mengemukakan suatu teori penting mengenai

“komunikasi emosi”. Dia membagi paradigma ini kedalam tiga

jenis perilaku: (1) informasi perasaan; (2) tanda/isyarat perasaan;

dan (3) saluran untuk menyatakan perasaan.29

Terdapat sejumlah definisi tentang teori Atribusi, tetapi

Muhammad Budyatna dalam bukunya Teori-Teori Mengeni

Komunikasi Antarpribadi sebagai proses yang bersifat lazim

untuk mendefinisikan atribusi ialah sebagai proses yang bersifat

internal (berfikir) dan eksternal (berbicara) dalam

menginterpretasikan dan memahami apa yang ada di balik

perilaku-perilaku kita dan orang lain.30

c. Aplikasi Teori Atribusi dalam Komunikasi

Antarpribadi

Sebagai komunikator tentu akan selalu bertanya-tanya

tentang perilaku yang kita lihat dari orang lain. Perilaku yang

nampak dari dalam diri kita pun dengan sendirinya disimpulkan

saat sedang bersama orang lain. Teori Atribusi yang dikenalkan

oleh Fritz Heider memberikan suatu pemahaman untuk dapat

melakukannya dengan merujuk pada beberapa faktor, diantaranya

faktor situasional dan faktor personal.

29

Alo Liliweri DR. M.S, Komunikasi Antarpribadi, (Bandung : PT. Citra

Aditya Bakti, 1997), h. 85. 30

Muhammad budyatna, prof. Dr. MA, Teori-Teori Mengenai Komunikasi

Antarpribadi, (Jakarta: Prenada Media Group) 2015, hlm. 43.

 

Page 52: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

34

Heider percaya bahwa setiap tindakan seseorang memiliki

alasan dan ada tiga jenis atribusi — atribusi situasional, atribusi

pribadi, dan atribusi internal. Harapan guru pada siswa dapat

dijelaskan dengan atribusi; itu menjelaskan perilaku pencapaian

dalam hal penyebab yang dirasakan untuk hasil (McLeod, 1995:

372). Ini menyiratkan bahwa siswa sendiri biasanya

mengembangkan seperangkat keyakinan tentang alasan

keberhasilan atau kegagalan mereka. Sebagai contoh Pertama,

orang biasanya menilai satu orang berdasarkan pengalaman

mereka sebelumnya tentang orang itu; para guru melakukan hal

yang sama — mereka memperkirakan seorang siswa akan

melakukan baik atau buruk menurut nilai masa lalunya. Oleh

karena itu, jika seorang siswa yang berprestasi baik pada ujian

matematika tetapi tidak melakukannya dengan baik pada ujian

matematika lalu, guru mungkin menganggap penampilannya

sebagai keberuntungan atau kecurangan. Kedua, karakteristik

siswa juga mempengaruhi atribusi guru. Berger dan Peterson

menunjukkan bahwa guru cenderung menghubungkan kegagalan

siswa dari kelompok sosial ekonomi rendah dengan faktor luar,

seperti nasib buruk, sedangkan menghubungkan kegagalan jika

siswa kelas menengah dengan faktor internal, seperti kurangnya

kemampuan (McLeod, 1995: 372).31

31

www.csun.edu/~vcsoc00i/.../Ella%20Final%20Project[1].doc tentang

Teacher Expectation and Student Performance ditulis oleh Dr. Jerald

Schutte diunduh tanggal 6 Februari 2019 pukul 15.00 WIB.

 

Page 53: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

35

3. Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) meruakan pendidikan

paling fundamental karena perkembangan anak di masa

selanjutnya akan sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi

bermakna yang diberikan sejak usia dini. Awal kehidupan anak

merupakan masa yang tepat dalam memberikan dorongan atau

upaya pengembangan agar anak dapat berkembang secara

optimal.

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa

PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada

anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan

melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Undang-undang ini mengamanatkan bahwa pendidikan harus

dipersiapkan secara terencana dan bersifat holistic sebagai dasar

anak memasuki pendidikan lebih lanjut. masa usia dini adalah

masa emas perkembangan anak dimana semua aspek

perkembangan dapat dengan mudah distimulasi. Periode emas ini

hanya berlangsung satu kali sepanjang rentang kehidupan

manusia. Oleh karena itu, pada masa usia dini perlu dilakukan

upaya pengembangan menyeluruh yang melibatkan aspek

pengasuhan, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka

pengembangan potensi tersebut adalah dengan program

 

Page 54: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

36

pendidikan yang terstruktur. Salah satu komponen untuk

pendidikan yang terstruktur adalah kurikulum.32

4. Anak Berkebutuhan Khusus

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang

dalam proses pertumbuhan atau perkembangan mengalami

kelainan atau penyimpangan fisik, mental-intelektual, sosial dan

atau emosional dibanding dengan anak-anak lain seusianya,

sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus

(Miftakhul Jannah & Ira Darmawanti, 2006). Morrisson

(Patmonodewo, 2003) mengemukakan bahwa anak yang

berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan

fisik dan mental seperti sulit mendengar, tuli, kelainan bicara,

kelainan dalam penglihatan, gangguan emosi yang serius dan

kesulitan belajar.

Adapun Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) secara

singkat didefinisikan anak berkebutuhan khusus sebagai “anak

yang dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya

mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, mental-intelektual,

sosial, emosional), sehingga memerlukan pelayanan pendidikan

khusus.” Penyimpangan yang dimaksud dalam definisi tersebut

termasuk tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, lamban

32

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2017. Hlm. 8-9.

 

Page 55: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

37

belajar, berbakat, tunalaras, gangguan komunikasi, ADHD, dan

autism (Mangunsong, 2009).33

a. Anak dengan Permasalahan Kemampuan Berbicara

dan Berbahasa

Kemampuan berbicara, lebih dahulu sangat memerlukan

sempurnanya fungsi organ pendengaran, yakni telinga. Anak-

anak yang memiliki kehilangan salah satu bagian dari sistem

organ pendengaran akan mengalami kesulitan dalam mengolah

informasi atau pesan sehingga biasanya memperlihatkan kesulitan

atau keterlambatan dalam perkembangan berbicara dan

berbahasa.

Pada semua tahap perkembangan berbahasa, pemahaman

melalui pendengaran adalah tahap yang paling awal dan diikuti

dengan mengekspresikannya dan berbicara. Anak menyimak

dengan baik pada tahun-tahun awal. Mereka merekam berbagai

macam bahasa melalui pendengaran kemudian meniru suara-

suara yang didengarnya dan selanjutnya memahami maknanya.

Hal itu tidak berlaku atau tidak akan terjadi pada anak

yang memiliki hambatan atau kesulitan atau keterlambatan dalam

kemampuan mendengar. Oleh karena itu, berbahasa dan

mendidik mereka harus dilakukan secara perlahan dengan

berbagai macam cara yang khusus.

Pendidik memerlukan metode khusus dalam mendidik

anak dengan kesulitan pendengaran, misalnya memperkuat

33

Modul belajar dari Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan

PAUD dan DIKMAS 2016, BAB. III.

 

Page 56: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

38

keterampilan penglihatannya dan mempertajam kepekaannya

serta memahami bacaan. Hal ini tentu merupakan sesuatu yang

krusial, untuk secara total melibatkan anak dengan kesulitan

pendengaran dalam kelas inklusif.

Anak usia dini pada umumnya mengalami perkembangan

berbahasa yang sangat pesat di usia 0-5 tahun. Oleh karena itu,

stimulasi kemampuan berbahasa pada usia dini sangatlah penting.

Pada tahap ini, rata-rata kemampuan belajar anak usia dini sangat

tinggi. Jadi, semua anak, khususnya anak dengan kesulitan

pendengaran harus diajarkan bagaimana mengekspresikan diri

dan berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar dalam

lingkungan yang baik.

Ketidakmampuan berkomunikasi akan berakibat pada

terhambatnya perkembangan kemampuan bersosialisasi,

tumbuhnya sikap skeptik dan frustasi, rendahnya rasa percaya

diri. Dan masalah-masalah perilaku lainnya. Oleh karena itu,

penting bagi pendidik anak usia dini untuk memperhatikan benar

stimulasi yang berkaitan dengan pendengaran, berbicara, dan

berbahasa pada anak usia dini agar ia dapat belajar hal yang lebih

banyak lagi untuk kehidupannya.

Berikut ini merupakan beberapa contoh cara yang mampu

membantu meningkatkan kemampuan berbicara, berbahasa dan

berkomunikasi anak berkebutuhan khusus:

1. Tingkatkan kontak mata

2. Meningkatkan durasi kontak mata

3. Meningkatkan volume suara:

 

Page 57: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

39

Anak-anak dengan masalah berbicara dan berbahasa,

biasanya sangat sulit mengikuti kegiatan atau permainan dan

mainan yang menuntut keterampilan berbicara. Tetapi kegiatan

bermain peran yang membuat anak tanpa disadari membangun

kemampuan berbicara dan kognisinya, adalah bermain peran,

misalnya mencoba berbagai macam pakaian, bermain masak-

masakan di sudut dapur-dapuran, atau bermain mobil-mobilan

atau mainan kendaraan lain yang membuat anak mengeluarkan

berbagai macam suara dari mulutnya. Begitu juga dengan mainan

berbagai macam bentuk binatang.34

b. Gangguan ADD/ADHD

ADD/ADHD merupakan akronim dari Attention Deficit

Disorder/ Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Istilah ini

berasal dari DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorder) yang dikeluarkan oleh American Psychiatric

Association (APA). Istilah ADD/ADHD ini dipakai secara

international untuk menyebut gangguan pemusatan perhatian

(attention problems) dan perilaku motorik yang berlebihan

(hyperactivity). Di Indonesia sendiri, istilah ADD diterjemahkan

sebagai Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP). Sementara istila

ADHD diterjemahkan sebagai Gangguan Pemusatan Perhatian

dan Hiperaktivitas (GPPH). hiperaktivitas dan impulsifitas yang

tidak sesuai dengan usianya serta menimbulkan hendaya dalam

kehidupannya (Mash and Wolfe, 2005).35

34

Modul belajar dari Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan

PAUD dan DIKMAS 2016, BAB. III. 35

Hindayani Rini dkk, Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus :

PAUD4208/Modul 5, (Universitas Terbuka,) hlm. 5.2-5.3.

 

Page 58: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

40

- Kerangka Teori

Tabel 1. Proses Berkomunikasi Guru dengan Siswa ABK

Masalah

•Muhamad Rafka

•Muhammad Rayhan

•Raymond Waranggana Ketiga siswa tersebut adalah Anak Berkebutuhan Khusus yang menjadi penghambat proses berkomunikasi

Atribusi

•Bagaimana orang menyimpulkan penyebab tingkah laku yang dilakukan diri sendiri atau orang lain

Proses Komunikasi

•Komunikasi Antarpribadi

•Kommunikasi Efektif

•Pengembangan Hubungan

Perbedaan berkomunikasi

• Rafka : Seorang Guru selalu menyediakan kertas, pensil, dan buku cerita ketika berkomunikasi

• Rayhan : Saat berkomunikasi selalu disandingkan dengan Rafka untuk diikuti dan memberikan motivasi terus menerussambil bermain boneka tangan

• Raymond : Melakukan kontak mata, memeluk, memberikan hafalan hafalan tentang salam, doa-doa, minta maaf dan terima kasih

 

Page 59: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

41

B. Kajian Pustaka

Dalam penyusunan Proposal penelitian kualitatif ini, saya

telah melakukan tinjauan pustaka di Repository.uinjkt.ac.id. Saya

menemukan beberapa mahasiswa yang melakukan penelitian

dengan menggunakan Komunikasi Anarpribadi dengan judul

yang berbeda. Tujuannya adalah agar menghindari terjadinya

plagiat terhadap penelitian. Maka, saya menggunakan penelitian

terdahulu tersebut sebagai referensi penelitian, diantaranya:

1. KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN

SANTRI TUNANETRA DALAM MEMOTIVASI

MENGHAFAL AL-QUR’AN DI YAYASAN

RAUDLATUL MAKFUFIN SERPONG TANGERANG

SELATAN yang ditulis oleh Fathiyatur Rizkiyah dengan

NIM 1111051000099 mahasiswi Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2015. Persamaan dari skripsi ini terletak pada

topik yang dibahas yaitu tentang komunikasi antarpribadi.

Dan perbedaannya adalah teori yang digunakan memakai

teori Motivasi dan subjeknya santri tunanetra.

2. KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM

MEMBANGUN RELASI ANTARA PENGASUH

DENGAN ANAK YATIM DAN DHUAFA (STUDI

KASUS ASRAMA GRIYA YATIM DAN DHUAFA

CABANG BINTARO TANGERANG SELATAN yang

ditulis oleh Olivia Nabila Yurizal dengan NIM

 

Page 60: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

42

1111051000074 mahasiswi Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2016. Persamaan dari skripsi ini adalah masih

terletak pada topiknya yaitu komunikasi antarpribadi.

Sedangkan perbedaannya adalah teori yang digunakan yaitu

memakai teori relasi dan subjeknya pengasuh anak yatim dan

dhuafa.

3. ATRIBUSI SISWA SMA NEGERI 8 MAKASSAR

DALAM MEDIA SOSIAL INSTAGRAM yang ditulis oleh

Muh. Ridwan S. Indra dengan NIM 50700112099

Mahasiswa JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR tahun 2016.

Persamaan dari skripsi ini adalah pada teori yang digunakan

yaitu Atribusi. Sedangkan perbedaannya adalah subjeknya

adalah siswa-siswa SMA 8 Makassar.

4. Teachers’ Attributions and Strategies for Student

Misbehavior Jurnal penelitian yang ditulis oleh Pamela

Hodges Kulinna (2008). Dalam penelitian ini menjelaskan

tentang Atribusi dan strategi guru menghadapi tingkah laku

siswa yang ditampakkan dengan beberapa faktor

penyebabnya.

5. Teacher Expectation and Student Performance jurnal yang

ditulis oleh Dr. Jerald Schutte Ai-Ju Ella Wu (2008). Dalam

 

Page 61: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

43

penelitian ini menjelaskan tentang proses Atribusi dan

harapan yang dilakukan oleh guru terhadap perilaku

siswanya.

Dari tinjauan pustaka di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

penelitian yang akan menjadi Penelitian Skripsi ini tidak ada hasil

dari penjiplakan atau penulisan ulang Skripsi terdahulu.

Penelitian ini benar-benar dibuat sesuai dengan kriteria yang

berlaku, yaitu dengan mengajukan judul untuk melakukan

penelitian yang sebelumnya belum pernah dilakukan, sehingga

jauh dari plagiarisme.

 

Page 62: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

44

C. Kerangka Berfikir

Tabel 2. Kerangka Berfikir

Masalah

1. Bagaimana Atribusi Guru terhadap siswa ABK di PAUD Cempaka

memengaruhi pengembangan Hubungan dalam Komunikasi

Antarpribadi?

2. Bagaimana Atribusi Guru terhadap Siswa ABK di PAUD

Cempaka mendukung Komunikasi Antarpribadi yang efektif?

Tujuan Penelitian

a. Untuk mendeskripsikan Bagaimana Atribusi

Guru terhadap siswa ABK di PAUD Cempaka

memengaruhi pengembangan Hubungan dalam

Komunikasi Antarpribadi.

b. Untuk mengetahui Bagaimana Atribusi Guru

terhadap Siswa ABK di PAUD Cempaka

mendukung Komunikasi Antarpribadi yang

efektif.

Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia Dini adalah lembaga pendidikan pra-sekolah yang berorientasi pada proses pembelajaran sosial emosional terhadap lingkungan selain

pengetahuan umum yang menjadi fokus utama dan semuanya dilakukan dengan berkomunikasi antara guru dan siswa. Namun, pada salah satu PAUD terdapat

beberapa Anak Bekebutuhan Khusus (ABK) yang mendaftar di PAUD Cempaka. Dan ini menambah lagi jumlah Anak Berkebutuhan Khusus di PAUD

Cempaka, yang belum dimiliki oleh PAUD-PAUD lain di Kecamatan Gunung Sindur.

Teori

Atribusi adalah upaya kita untuk memahami penyebab

di balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa kasus

juga penyebab di balik perilaku kita sendiri. Dengan

kata lain kita tidak hanya sekedar ingin tahu bagaimana

seseorang berbuat, lebih jauh kita ingin tahu mengapa

mereka berbuat demikian. Teori atribusi memberikan

cara untuk bagaimana kita memahami seseorang

dengan tujuan memperoleh kesimpulan dari perilaku

yang ditampakkannya.

Metodologi

Metode penelitian yang digunakan

adalah kualitatif dengan paradigm

konstruktivis. Data-data yang

diperoleh menggunakan teknik

wawancara, observasi, dan melalui

dokumentasi melalui subjek yang

dipilih secara non-probability.

 

Page 63: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

45

BAB III

GAMBARAN UMUM PAUD CEMPAKA DI GUNUNG

SINDUR BOGOR

A. Profil Lembaga Paud Cempaka

1. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini adalah “suatu lembaga

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya”.

Pada usia dini perkembangan kecerdasan anak

mengalami peningkatan 50% menjadi 80%. Pada usia ini

merupakan masa peka bagi anak, anak mulai sensitif untuk

membina berbagai upaya pengembangan seluruh potensi

anak. Masa ini merupakan masa terjadinya kematangan

fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon berbagai

stimulasi rangsangan pendidikan yang diberikan oleh

lingkungan.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, maka

pendidikan anak usia dini (PAUD) Cempaka bertekad

menyelenggarakan pelayanan pendidikan untuk mewujudkan

berbagai upaya yang mengarah pada tercapainya tujuan

pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia seutuhnya (Direk.Dik.AUD,

2002) dengan memberikan rangsangan pendidikan,

 

Page 64: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

46

bimbingan, pengarahan, dan pemberian kegiatan

pembelajaran yang menghasilkan kemampuan dan

keterampilan dari berbagai aspek perkembangan.

Pada pelaksanaan penyelenggaraan PAUD Cempaka

mengutamakan layanan pendidikan anak usia dini bagi

masyarakat sekitar dan warga perumahan yang sama-sama

memiliki kebutuhan pendidikan bagi putra-putrinya. Untuk

hal tersebut, PAUD Cempaka berupaya memberikan

alternative pendidikan tanpa biaya tinggi, agar anak

memperoleh kesempatan belajar dan pemerataan pendidikan

secara optimal.

Dengan digagas secara bersama antara pihak lembaga

dan peyelenggara dalam hal ini pihak ke-RW-an, maka

lembaga PAUD Cempaka ini berdiri sejak tahun 2008.

Penyelenggaraan diawali dengan menumpang tempat di TPA

An-Nahl, kemudian berpindah menumpang di Sekolah Dasar

Curug selama beberapa bulan, selanjutnya berpindah lagi ke

serambi Masjid Al-Barkah dan kembali menumpang di TPA

An-Nahl. Maka seiring dengan kebutuhan tempat yang

semakin mendesak, lembaga PAUD Cempaka berupaya

untuk belajar mandiri dengan menyewa tempat sebuah rumah

yang dijadikan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar.

Seiring dengan kebutuhan dan minat belajar masyarakat yang

tinggi, lembaga PAUD Cempaka terus melayani dan

membina serta melaksanakan kegiatan belajar mengajar

anak-anak usia dini dengan melanjutkan dan

mengembangkan program yang telah berjalan dengan

 

Page 65: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

47

peningkatan kualitas belajar, agar tujuan perkembangan

anak-anak usia dini dapat tercapai secara optimal.

2. Visi

Menjadi lembaga pendidikan yang dapat membentuk

anak yang cerdas, berakhlak berdasarkan ilmu pengetahuan,

nilai keislaman serta dapat menjadi kepercayaan masyarakat.

3. Misi :

a. Mengembangkan sistem pendidikan sesuai dengan tahap

perkembangan dan kebutuhan anak dengan memadukan

pedoman pendidikan nasional dan nilai-nilai dasar islam

b. Menanamkan dasar-dasar aqidah dan membina generasi

muslim yang cerdas

c. Mengembangkan kreatifitas anak melalui pendekatan

berbagai aspek kemampuan

4. Tujuan :

a. Menyiapkan anak dengan pengetahuan yang dimilikinya

ke jenjang pendidikan yang lebih lanjut

b. Menanamkan nilai-nilai islam dan keimanan serta

ketaqwaan sesuai dengan tahap perkembangannya

c. Membangun perkembangan kecerdasan dan sosial

emosinya secara optimal searah dengan perkembangannya

d. Membekali anak didik dengan nilai-nilai Al-Quran dalam

kehidupan sehari-hari agar terbentuk kepribadian yang

islami

 

Page 66: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

48

5. Sasaran

Warga masyarakat usia pra-sekolah dan yang belum

duduk dibangku seklah dasar yang berada di wilayah seputar

wilayah desa Curug yaitu, Rawa Kalong, Poncol Longkit,

Padurenan, Alas Tua serta warga perumahan Tamansari Bukit

Damai.

6. Sarana Prasarana

Paud cempaka memiliki gedung sekolah untuk menunjang

proses belajar mengajar yaitu terdiri dari 3 lokal kelas, 1 ruang

kantor, 2 ruang kamar mandi, 1 ruang pantry dan halaman

bermain yang terdapat ayunan, jungkat jungkit, perosotan dan

bola dunia. Bangunan tersebut didirikan diatas lahan fasilitas

umum (fasum) di Perumahan Tamansari Bukit Damai Blok

C3.

Tenaga pendidik dan kependidikan PAUD Cempaka

diberdayakan dari masyarakat setempat yang peduli dan

menaruh perhatian besar terhadap pendidikan anak usia dini,

yang berjumlah 5 orang terdiri dari satu orang pengelola, tiga

orang sebagai tenaga pendidik, dan satu orang sebagai petugas

kebersihan.

Peserta didik : peserta didik yang dibina oleh PAUD

Cempaka untuk tahun ajaran 2018-2019 berjumlah 32 peserta

didik, yang berdomisili masyarakat sekitar dan perumahan

tamansari bukit damai.

 

Page 67: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

49

7. Kegiatan Belajar

Waktu pelaksanaan kegiatan belajar PAUD Cempaka

berlangsung selama hari senin-jumat yang dimulai pada pukul

08.00 sampai dengan pukul 11.00 WIB dengan menggunakan

metode pembelajaran sentra.

8. Kurikulum Pembelajaran

a. Program Kegiatan Belajar

Program kegiatan belajar adalah seperangkat kegiatan

belajar yang direncanakan untuk dilakukan dalam rangka

menyiapkan dan meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan

diri anak didik lebih lanjut. Program yang digunakan

berdasarkan pada kerangka pengembangan kurikulum

Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan formal dan

informal yang dipadukan dengan program penerapan nilai-

nilai islam.

b. Fungsi

Program kegiatan belajar berfungsi untuk :

1. Meletakkan dasar akhlak dan perilaku anak sejak dini

yang dapatdiwujudkan kedalam kehidupan sehari-

hari

2. Mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak

sesuai dengan perkembangannya

c. Tujuan

1. Meningkatkan keyakinan beragama

2. Mengembangkan budi pekerti dalam kehidupan anak

3. Mengembangkan sosialisasi dan kepekaan emosional

 

Page 68: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

50

4. Meningkatkan disiplin melalui kebiasaan hidup yang

teratur

5. Mengembangkan komunikasi dalam mengembangkan

kemampuan berbahasa

6. Meningkatkan pengetahuan atau pengalaman melalui

kemampuan daya pikir

7. Mengembangkan koordinasi motoric halus dan

kreatifitas dalam keterampilan dan seni

8. Meningkatkan kemampuan motoric kasar dalam

rangka keseatan jasmani

d. Ruang Lingkup

Ruang lingkup program kegiata belajar mengintegrasikan

berbagai aspek perkembagan atau kemampuan melalui:

1. Program kegiatan belajar dalam rangka pembentukan

perilaku melalui pembiasaan yang terwujud dalam

kehidupan sehari-hari yang meliputi pendidikan

moral, agama, sosial emosional, dan kemandirian.

2. Program belajar dalam rangka pengembangan

kemampuan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan

oleh guru meliputi aspek pengembangan berbahasa,

kognitif, fisik motoric, keterampilan, dan seni

3. Pembentukan perilaku dan pengembangan

kemampuan dasar tersebut dicapai melalui tema-tema

belajar yang dikembangkan oleh pendidik sendiri.

 

Page 69: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

51

BAB IV

HASIL TEMUAN

A. Atribusi

Proses interaksi yang dilakukan oleh guru di PAUD

Cempaka harus mampu memberikan kesimpulan tentang tingkah

laku siswanya terutama bagi anak berkebutuhan khusus, sesuai

dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Penyebab situasional (orang dipengaruhi oleh

lingkungan)

Faktor situasional di sini mengartikan bahwa lingkungan

memiliki peran besar untuk memberikan pengaruh kepada anak-

anak usia dini. Dalam hal ini adalah siswa yang berkebutuhan

khusus akan lebih sensitif apabila merasa tidak nyaman dengan

lingkungannya. Maka guru sebagai peran utama memberikan

kesimpulan pada mereka, sudah seharusnya mengetahui hal ini.

Mengetahui saat-saat mereka akan merasa nyaman dan tidak

nyaman dengan lingkungannya. Ini seperti yang tertuang pada

hasil wawancara dengan guru kelasnya, Bu RS:

“kalau RW itu belum bisa dikondisikan saat di luar tetapi

kalau udah di dalem belajar sama temen-temennya dia

bisa fokus. Maksudnya bahasa anak-anak tuh belum bisa

diatur, kalau main belum sopan dan masih mau memukul

& mainnya tidak terarah, itu RW. Kalau R, sekarang kita

observasi udah hampir 3 bulan udah bagus udah ada

kemajuan, Cuma bicaranya aja, karena kan memang dari

awal dia terkendala di bicaranya, sekarang udah mulai

ada suaranya sedikit-sedikit, udah mau mengikuti udah

mau ikut aturan. Kalau si MR kemaren kan udah sempat

 

Page 70: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

52

setahun di sini sekarang udah mau 2 tahun disini tetapi

malah turun, nah kalau menurut observasi saya

sepertinya MR merasa bahwa “ada kok yang seperti

saya” maksudnya yang kurang berkembang dari rayhan

itu ada, itu yang dilihat dari MR.”36

Perilaku siswa dipengaruhi faktor situasional, dimana

situasi di sekolah akan berbeda dengan di rumah. Apabila

dirumah anak bebas melakukan apa saja tanpa aturan, sedangkan

di sekolah siswa akan bergelut dengan aturan yang terus-menerus

ditekankan pada mereka. Oleh karena itu, guru dalam proses

penyambutan memastikan apa saja yang sudah dan belum

terpenuhi saat di rumah. Seperti hasil wawancara penulis dengan

salah satu guru bernama Bu SW, sebagai berikut:

“Alhamdulillah mereka udah nurut, kecuali MR yang

bergantung pada moment dari rumahnya apabila dari

rumah enjoy, semua keinginannya terkabulkan maka

sampai di sekolah tidak ada masalah, tapi kalau rayhan

dan R Alhamdulillah mereka itu aman, karena tidak

seaktif RW, jadi menurut pengamatan kami mereka sudah

dekat dengan kami dan kami pun dekat dengan mereka,

karena kami ingin mereka berkembang sesuai dengan

usianya” 37

Selain itu, berdasarkan pada pengamatan langsung penulis

selama di sana, memang lingkungan menjadi salah satu yang

memengaruhi perilaku anak-anak berkebutuhan khusus di

sekolah. Seperti yang sering terjadi pada salah satu siswa

bernama RW, pada satu kesempatan di awal dia dapat mengikuti

36

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018. 37

Wawancara dengan Bu SW pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 71: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

53

aturan dengan memberikan salam kepada bu RS. Dan dilanjutkan

dengan membuka sepatu dan tasnya untuk diletakkan di kelasnya.

Namun, pada satu hari yang lain dia akan dengan semaunya

melepas tas dan sepatu di sembarang tempat lalu dilanjutkan

dengan bermain. Dan saat ditanyakan kepada ibunya, yang ikut

masuk ke dalam mengambil sepatu dan tasnya, mengatakan

bahwa ada yang belum dituruti permintaannya.

2. Adanya pengaruh personal (ingin memengaruhi

sesuatu secara pribadi), memiliki keinginan (ingin

melakukan sesuatu) dan rasa memiliki (ingin memiliki

sesuatu)

Kebanggaan atas dirinya sendiri itu mustahil tidak

dimiliki oleh seseorang, sehingga ingin menunjukkannya pada

orang lain. Begitupun pada anak-anak dimana mereka berusaha

untuk mempengaruhi lingkungan dengan berbagai cara. Perilaku

yang ditunjukkan meliputi perilaku mengganggu, mengajak

teman-temannya bermain atau melakukan berbagai perilaku yang

memecah konsentrasi temannya. Ini seperti yang dilakukan oleh

RW saat di sekolah berdasarkan hasil wawancara dengan Bu RS.

“..... RW menunjukkan sikap yang berbeda lebih bagus,

semua pembelajaran bisa diikuti dengan baik, Cuma saat

di luar aja dia mulai kembali dengan perilakunya, jadi

main semaunya....”.38

38

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 72: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

54

Ini dilakukannya karena rasa ingin memiliki teman main,

sebab di rumahnya hanya dihabiskan di dalam saja selama satu

hari penuh. Sesuai dengan wawancaara bersama bu SW :

“RW itu termasuk yang hiperaktif dia tidak punya tujuan

dan pada saat dia ingin mencari teman dia akan

mengganggu konsentrasi teman-temannya untuk ikut

bermain dengannya ...”39

Lalu, bagaimana dengan MR dan R? Berdasarkan hasil

wawancara dengan Bu RS yang menjelaskan tentang MR bahwa:

“oke, kalau tentang MR seperti yang saya tanyakan ke

orang tuanya “rayhan seperti apa sih kalau dirumah”

ternyata sama sesuka hati dia jadi ngga mau diajarin

ngga mau diatur, dan itu sama seperti di sekolah....”40

3. Adanya usaha (mencoba melakukan sesuatu)

Anak-anak mencoba melakukan sesuatu adalah hal yang

sering kali dilakukan. Termasuk apabila tindakannya bernilai

positif dan negatif. Seperti yang penulis temui saat melakukan

observasi pada bulan September 2018 bahwa ketiga siswa ABK

kerap kali menunjukkannya. Seperti RW, dengan segala

keaktifannya mencoba untuk mengangkat ember untuk mencuci

tangan kemudian ditumpahkan di alat permainan meluncur, lalu

dia naik untuk meluncur, dan akhirnya baju basah. Kemudian

pada kesempatan lain dia berusaha meraih mic yang sedang

39

Wawancara dengan Bu SW pada tanggal 24 Oktober 2018. 40

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 73: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

55

digunakan oleh ibu guru, lalu dia bernyanyi dan mengikuti

ucapan dari guru itu.

Lalu R dan MR, lebih sering menunjukkan usahanya

untuk seperti teman-temannya yang lain, seperti berusaha untuk

menari, bernyanyi, berhitung, dan terkadang yang berbeda

dengan anak-anak lain adalah membuka pagar sekolah untuk

bermain di luar sekolah. Ini pun didukung oleh hasil wawancara

penulis dengan bu RS :

“....Kalau R bingung menilai faktornya apa karena

memang apa yang dilakukan di rumah dan di sekolah

sama, Cuma kalau dirumah terkadang suka kabur,

sedangkan kalau di sekolah Alhamdulillah tidak pernah

kabur, R kalau dilihat ya normal seperti biasanya cuma

ya itu terkendala sama bicaranya, karena memang dari

awal terkendala bicaranya.” 41

Dan didukung juga dengan guru lainnya, yaitu bu SW :

“...R kalau masuk termasuk anak yang pendiam, tidak

mau bergerak, untuk pengamatannya setelah satu bulan

setelah dipisahkan dari kelompok yang banyak, ternyata R

mengalami kemajuan sudah mulai percaya diri, berani,

ingin mengungkapkan perasaannya dia bisa walaupun

dengan cara yang lain contohnya dengan berhitung,

berhitung itu R bisa hanya dengan gerakan tangan atau

isyarat tanpa ucapan yang jelas jadi dia terkendala

dengan ucapan...”42

41

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018. 42

Wawancara dengan Bu SW pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 74: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

56

4. Kewajiban (perasaan harus melakukan sesuatu)

Kewajiban atau perasaan harus melakukan sesuatu adalah

hal mutlak bagi setiap orang. Seperti yang penulis lihat selama di

PAUD Cempaka hampir setiap hari siswa-siswa bertingkah laku

yang sama. Sebagai contoh RW di sekolah selalu mengganggu

temanya yang bernama KR. Dimanapun KR berada RW akan

terus mencari untuk diajak bermain. Meskipun pada akhirnya

mereka saling menangis karena salah satu dari mereka

menunjukkan sikap yang menyakiti temannya. Akhirnya bertanya

dan menghasilkan temuan yang dikemukakan oleh bu SW :

“karena kurangnya perhatian akhirnya dia lampiaskan di

sekolah, karena saat di rumah dia kurang bersosialisasi

dengan masyarakat akhirnya pada saat di sekolah seolah

dia terbebas dan dengan mengganggu temannya dia ingin

berinteraksi yang lebih, tidak seperti di rumah....”.43

Kurangnya bersosialisasi menjadi salah satu faktor

sehingga pada akhirnya RW selalu melakukan sesuatu saat di

sekolah termasuk kepada KR.

B. Komunikasi Efektif

Apabila kita sedang berbicara dengan orang lain tentu

akan menjadi berkualitas kalau berjalan efektif. Oleh karena itu,

terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan saat berkomunikasi

agar menjadi efektif, diantaranya Komunikator, Pesan, dan

Komunikan. Ketiga faktor ini menjadi penggerak utama

43

Wawancara dengan Bu SW pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 75: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

57

berjalannya proses komunikasi. Seperti yang berlangsung di

PAUD Cempaka antara guru dengan siswa ABK, bahwa:

1. Komunikator

Komunikator dalam hal ini adalah aktor utama, ia akan

membawa kemana arah pembicaraan, perubahan, dan feedback

dari lawan bicaranya. Maka tedapat beberapa karakeristik

mengenai komunikator, diantaranya karakteristik komunikator

untuk melaksanakan komunikasi efektif adalah sebagai berikut :

a. Kepercayaan kepada komunikator (source Credibility).

Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh

keahliannya dan dapat tidaknya ia dipercaya. Kepercayaan

kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang diterima

komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris.

Sesuai dengan pengamatan penulis, guru kelas yang menjadi

komunikator dalam proses komunikasi guru dan siswa ini

memiliki pengalaman, pengetahuan, dan kesabaran yang

menjadikannya dapat dipercaya. Ini juga didukung oleh hasil

wawancara dengan bu UC, selaku Kepala PAUD Cempaka yang

memiliki wewenang :

“kenapa saya tempatkan bu RS karena dari sebelum-

sebelumnya kan dia menangani kelas playgroup, selain itu

dia juga orangnya ngemong telaten sabar dan

pengalamannya menangani anak-anak dibawah usia 3

tahun”44

44

Wawancara dengan Bu UC pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 76: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

58

b. Daya tarik komunikator (Source Attractiveness)

Seorang komunikator akan sukses dalam komunikasinya,

kalau ia menyesuaikan komunikasinya dengan image dari

komunikan, yaitu memahami kepentingannya, kebutuhannya,

kecakapannya, pengalamannya, kemampuan berfikirnya,

kesulitannya, dan sebagainya. Ini ditemui bahwa bu RS sebagai

guru kelas selalu melakukan konsultasi dan berdasarkan

pengalaman serta kesabaran untuk membuat catatan-catatan yang

dituangkan sebuah rencana persiapan dengan segala kondisi yang

ditunjukkan oleh anak-anak. Kemudian pada akhirnya dapat

mengontrol proses komunikasi, seperti wawancara penulis

dengan bu SW :

“pasti kita siapkan karena kan kita sudah mengobservasi

jadi kita harus punya catatan-catatan untuk kapan hari

dan tanggalnya untuk nanti kita tentukan pada saat

mereka konsentrasi atau tidak. Biasanya dalam bentuk

tulisan di kertas kecil dan harus setiap hari, dan caranya

berbeda kan karena kita sudah mengamati satu persatu si

a maunya apa, si b maunya apa, jadi pada waktu datang

kita menyambutnya...”45

Dan didukung oleh pernyataan Kepala PAUD Cempaka

bu UC yang kerap memberikan nasehat kepada bu RS,

diantaranya :

“iya selalu, saya juga memberikan masukan dan nasehat

bahwa “kalau dengan anak seperti itu bu RS memang

harus tegas dan disiplin aturan-aturan sekolah” karana

45

Wawancara dengan Bu SW pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 77: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

59

apa,mereka juga harus tahu aturan jam sekian harus apa,

dan setiap melakukan itu harus gimana dan dilakukan

secara terus menerus secara berulang-ulang setiap hari,

tidak boleh bosan”.46

Kemudian diakui oleh bu RS sendiri, yaitu :

“iya, biasanya setiap setelah masuk kelas saya dan guru

lain selalu bercerita tentang kegiatan hari ini, temen-

temen dan kepala sekolah selalu kasih masukkan support,

pendapat-pendapat dan itu yang saya gunakan untuk

gimana sih caranya mengatasi anak ini. ya Alhamdulillah

semua kasih support semua kasih solusi.”47

Dan kemudian dilanjutkan dengan pernyataan :

“kalau melihat kondisi anaknya yang seperti itu sih ya

harus mengambil kemungkinan itu yang lebih aman,

karena melihat kondisi anaknya yang bukannya ngga

normal tapi berkebutuhan khusus punya kelebihan dari

yang lainnya, makanya kita harus punya kemungkinan

itu”48

Sebagai seorang komunikator memahami karakter

masing-masing juga sangat penting dilakukan. Beberapa faktor

yang harus dilakukan, diantaranya :

a. Fact finding

Proses mencari tahu tentang karakter dan kebiasaan

mereka tentu dilakukan Bu Ratna sejak masa observasi. Untuk

itu, selama masa observasi bu Ratna mengamati kebiasaan

46

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018. 47

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018. 48

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 78: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

60

mereka dan melengkapi data dengan bertanya kepada orang

tuanya. Seperti yang dijelaskan oleh bu Ratna :

“oke, kalau tentang rayhan seperti yang saya tanyakan ke

orang tuanya “rayhan seperti apa sih kalau dirumah”

ternyata sama sesuka hati dia jadi ngga mau diajarin

ngga mau diatur, dan itu sama seperti di sekolah. Kalau

Raymond menurut orang tuanya bahwa dia bagus

dirumah, baik, tetapi berbanding terbalik dengan apa

yang ditunjukkan selama disekolah, berarti kan bisa

karena faktor lingkungan disekolah, tetapi faktor dirumah

juga bisa mempengaruhi. Namun, saat lagi memulai

pembelajaran di kelas Raymond menunjukkan sikap yang

berbeda lebih bagus, semua pembelajaran bisa diikuti

dengan baik, Cuma saat diluar aja dia mulai kembali

dengan perilakunya, jadi main semanunya. Kalau rafka

bingung menilai faktornya apa karena memang apa yang

dilakukan dirumah dan disekolah sama, Cuma kaalau

dirumah terkadang suka kabur, sedangkan kalau

disekolah Alhamdulillah tidak pernah kabur, rafka kalau

dilihat ya normal seperti biasanya cuma ya itu terkendala

sama bicaranya, karena memang dari awal terkendala

bicaranya”49

b. Planning

Pemahaman tentang mereka sangat penting pada masa

awal observasi. Sebab, akan menjadi acuan untuk membuat

rencana berkomunikasi dengan mereka. Rencana tidak hanya satu

tetapi banyak. Oleh karena itu, di kelas Bu Ratna selalu tersedia

banyak alat peraga edukasi dan buku cerita untuk bermain peran.

Dan bu Ratna mengatakan :

49

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018

 

Page 79: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

61

“engga, karena apa. Karena sesuai dengan kondisi saat

ini kan, kadang saya udah membuat rencana mau begini

tetapi kondisi mereka berbeda jadi spontan aja. Yang

penting merujuk ke apa yang akan dipelajari hari ini,

kalau udah kita persiapkan ternyata anak-anak ngga

fokus, jadi ngga bisa kita niat hari ini mau kayak gini

karena akan berbeda, jadi spontan aja yang penting kita

masuk ke tema hari itu”50

c. Tahap Komunikasi

Proses komunikasi yang dijalankan oleh bu Ratna sesuai

dengan karakter mereka. Bu Ratna menjelaskan :

“Karena sesuai dengan kondisi saat ini kan, kadang saya

udah membuat rencana mau begini tetapi kondisi mereka

berbeda jadi spontan aja. Yang penting merujuk ke apa

yang akan dipelajari hari ini, kalau udah kita persiapkan

ternyata anak-anak ngga fokus, itu ngga bisa jadi ngga

bisa kita niat hari ini mau kayak gini karena akan

berbeda, jadi spontan aja yang penting kita masuk ke

tema hari itu”51

d. Tahap evaluasi

Setiap hari bu Ratna membuat laporan tentang rencana

berkomunikasi ke Anak Berkebutuhan Khusus. Untuk itu beliau

juga berdiskusi dengan guru-guru lain guna mendapatkan

masukan untuk persiapan esok harinya. Seperti wawancara saya

dengan beliau :

“iya, biasanya setiap setelah masuk kelas saya dan guru

lain selalu bercerita tentang kegiatan hari ini, temen-

50

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018 51

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 80: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

62

temen dan kepala sekolah selalu kasih masukkan support,

pendapat-pendapat dan itu yang saya gunakan untuk

gimana sih caranya mengatasi anak ini. ya Alhamdulillah

semua kasih support semua kasih solusi”52

2. Pesan

Pesan menjadi salah satu vital efektifnya berkomunikasi.

Pesan yang ingin disampaikan harus mampu memberikan

perhatian lebih bagi lawan bicara dan memberikan efek

perubahan. Maka penyajian pesan dengan memilih kata-kata

yang sesuai dengan pemahaman anak-anak begitu vital. Persiapan

tentang pesan yang dilakukan oleh guru-guru disana antara lain

dengan melihat kondisi yang harus dipenuhi jika menginginkan

tanggapan yang dikehendaki, sebagai berikut:

1. Pesan harus dirancang dan disampaikan menarik perhatian

komunikan.

Bedasarkan pengamatan setiap pagi semua guru sudah

berada di depan pagar untuk bersiap menyambut siswa, terutama

anak yang berkebutuhan khusus. Proses ini dilakukan guna

menarik perhatian mereka sedari awal masuk hingga di kelas dan

pulang sekolah nanti. Seperti yang dikatakan oleh Bu SW :

“...nah menyambutnya kita beda bedakan kalau R saat

posisi dia melihat kita baru kita sampaikan “hai, R selamat

datang,...”53

52

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018. 53

Wawancara dengan Bu SW pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 81: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

63

Hai R selamat datang, ini pesan yang selalu dikatakan

kepada R dengan intonasi ceria. Sebab, R setiap pagi selalu

menujukkan raut wajah yang murung sehingga perlu untuk

membangkitkan perhatiannya.

2. Pesan menggunakan lambang-lambang tertuju kepada

pengalaman yang sama antara komunikator dan

komunikan.

Pernyataan Bu UC mengenai pesan berupa yang tidak

harus berkata-berkata, sebagai berikut :

“diawali dengan cara pendekatan membujuk, dengan

kalimat “yuk, kita kumpul dengan teman-teman” saat mau

masuk kelas, ...”54

Ini adalah potret yang terus dilakukan kepada siswa

dengan berkebutuhan khusus. Guru selalu mendatangi mereka

satu persatu saat sedang asik dengan dunianya, ikut bermain

dengannya kemudian membujuknya.

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi

komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk

memperoleh kebutuhan tersebut.

Guru dalam hal ini memberikan pemahaman tentang

kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka. Sebagai contoh pada

pengamatan adalah kebutuhan tentang memahami wortel. Guru

yang diwakili oleh Bu RS, memberikan penjelasan mengenai

54

Wawancara dengan Bu UC pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 82: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

64

nama wortel, mengucapkannya, dan memakannya, dengan tujuan

mereka akan mengenal dan dapat mengucapkan kata “wortel”

kepada guru dan orang tuanya apabila ingin memakannya.

Sebagai berikut :

“saat ini mereka sih ingin mengerti aja tentang benda

benda yang kita tunjukkan, karena untuk menjelaskan

lebih luas seperti misalnya manfaat wortel bagaimana

menanamnya itu mereka belum paham, yang penting saat

ini mereka tahu oh ini wortel bisa dimakan dan sehat

kalau untuk manfaat ini kan jauh belum dapat gitu.”55

4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh

kebutuhan yang layak.

Bagi situasi kelompok di mana komunikan berada pada

saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang

dikehendaki. Jadi, seorang guru harus mampu memberikan pesan

kepada siswa berupa pemahaman tentang sesuatu yang baru saja

dilakukan untuk kebaikannya kedepan. Seperti pernyataan dari bu

SW,

“...karena RW lebih aktif jadi harus benar benar

dipegang dan saling memandang mata supaya lebih tahu

dan si anak melihat kita. Sambil berkata “RW kamu harus

mengikuti kegiatan dan janji untuk tidak bermain kesana”

dan saat RW berjanji itu hanya bertahan 7-10 detik

setelah itu lupa dan bermain lagi. “56

55

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018. 56

Wawancara dengan Bu SW pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 83: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

65

3. Komunikan

Komunikasi juga akan berhasil, jika khalayak/komunikan

mendukung dalam perjalanan komunikasi. Dengan kata lain

bahwa komunikan dapat mengikuti, mendengarkan, memahami,

bahkan menghayati secara seksama apa yang disampaikan oleh

komunikator. Karena jika komunikannya tidak memperhatikan

berarti komunikasi tidak akan efektif.

Oleh karena itu, seorang guru berdasarkan pengamatan

penulis melakukan usaha untuk menghabiskan tenaga, atau

dengan memberikan beberapa alat permainan edukatif sesuai

yang mereka sukai. Tujuannya, agar guru dapat memberikan

pesan yang akan disampaikan. Seperti wawancara dengan bu SW,

yaitu :

“jadi saat lagi bermain dengan anak-anak kita bisa

sambil bertanya, kalau yang hiperaktif kita bisa mengikuti

gerakan-gerakannya, dan pada saat tenaga mereka telah

terkuras kita bisa mengajak ngobrol satu persatu dari

mereka.”57

Dan dilanjutkan dengan pernyataannya,

“kalau RW dengan sendirinya akan menghampiri guru-

gurunya, nah kalau rayhan sebenarnya sudah mulai

memahami, sudah mulai mengerti bahwa kalau guru

terlihat itu langsung mendekati jadi kita sudah bisa

mengatasi anak-anak ini, hanya perkembangannya saja

sesuai dengan kemampuan mereka”58

57

Wawancara dengan Bu SW pada tanggal 24 Oktober 2018. 58

Wawancara dengan Bu SW pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 84: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

66

Bentuk penghabisan tenaga biasanya dilakukan pada hari

selasa karena, itu saat pelaksanaan olahraga. Proses penyampaian

pesan juga diberikan sebelum mereka melakukan gerakan-

gerakan olahraga dan aturan permainan. Khusus kepada mereka,

para guru terkadang memegangi wajahnya untuk mendapat

perhatian. Dan kemudian proses bermain dengan alat permainan

edukatif dilakukan setiap hari senin, rabu, dan kamis. Pada saat

bermain itulah guru memberikan pesan-pesannya.

C. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi merupakan proses ber-

komunikasi yang dilakukan untuk menyampaikan pesan-pesan

dan melalui saluran tertentu dengan tujuan memperoleh feedback

antara satu individu dengan individu lain secara intim dan akrab.

Proses komunikasi antarpribadi biasanya terjadi dalam

kelompok yang sangat kecil. Sebab, berkomunikasi dengan

mereka akan lebih baik dilakukan secara person to person dalam

kondisi yang akrab dan intim, sekalipun itu berada didalam satu

kelompok. Yaitu dengan dituangkan dalam temuan di PAUD

Cempaka, diantaranya :

a. Melibatkan paling sedikit dua orang

Komunikasi yang dijalankan harusnya terdapat seorang

yang menjadi komunikator dan komunikan, baik itu secara

kelompok ataupun person to person. Dalam pengamatannya

menemui komunikasi yang berjalan lebih dominan pada person to

person, meskipun pada awalnya untuk beberapa kegiatan

 

Page 85: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

67

dilakukan secara bersama-sama. Seperti yang dijelaskan oleh bu

RS, bahwa :

“...Terus yang kedua harus diajak berbicara satu persatu

karena biar fokus ya...”59

dan dilanjutkan dengan :

“kayak saat berdoa ngga bisa mereka sama sama, karena

kita harus fokus satu anak satu...”60

begitu juga dengan yang disampaikan bu SW,

“iya melakukan komunikasi secara bersama-sama dan

masing-masing, Cuma kan cara penerimaan dari mereka

tidak sama, jadi kita melakukan observasi setelah itu kita

pisahkan untuk ditanyakan satu persatu.”61

Dan biasanya tidak secara tiba-tiba mengajaknya

berbicara, tetapi harus didahului oleh adanya panggilan baik

dalam kata-kata ataupun tindakan. Seperti yang dijelaskan oleh

bu SW, bahwa :

“untuk MR dan R tidak ada masalah karena kita dengan

menepuk bahu mereka kalau mau berbicara jadi kadang

juga mengelus kepala mereka kalau ingin berbicara”62

59

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018. 60

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018. 61

Wawancara dengan Bu UC pada tanggal 24 Oktober 2018. 62

Wawancara dengan Bu SW pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 86: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

68

b. Adanya umpan balik atau feedback

Komunikator akan dengan mudah melanjutkan proses

berbicara ke tahap yang lebih akrab apabila mendapatkan umpan

balik dari lawan bicaranya. Seperti penjelasan bu UC :

“tetapi namanya anak-anak adakalanya dia ikut

adakalanya dia tidak mau”63

dan dilanjutkan,

“rata-rata dari mereka sih mendengar, RW mendengar

bahkan sampai memeluk dalam berinteraksi dan harus

ditegaskan aturan aturan disiplin, begitu juga rafka tetapi

kalau MR saat ini tidak lagi mau mendengar, seperti

memberontak sih, tetapi bukan tidak mau ikut aturan tetapi

merasa bahwa ada teman lainnya yang seperti itu” 64

kemudian guru lain juga memberikan timbal balik dari

mereka, yaitu bu SW :

“iya kalau RW cukup aktif dan merespon dengan

mengulang pertanyaan dari kita dan selalu menjawab

pertanyaan kita dengan baik, kalau R dengan memberikan

senyuman andaikata dia itu menerima pertanyaan dari kita

dan memahami seperti “hai, R mau pulang

assalamu”alaikum warahmatullah wabarakatuh” terus

memberikan senyuman berarti dia sudah memahaminya

(dengan mimiknya) kalau R sudah bisa Alhamdulillah “65

63

Wawancara dengan Bu UC pada tanggal 24 Oktober 2018. 64

Wawancara dengan Bu UC pada tanggal 24 Oktober 2018. 65

Wawancara dengan Bu SW pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 87: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

69

c. Tidak harus tatap muka

Proses berkomunikasi tidak harus melulu pada tatap muka

untuk dapat menyampaikan pesannya. Sebab, proses

penyampaian pesan juga dapat tersampaikan hanya dengan

melalui gerakan-gerakan, bermain, dan memberikan contoh.

Sesuai pengamatan, untuk beberapa kesempatan proses

menyampaikan pesan kepada siswa yang berkebutuhan khusus

lebih dominan dengan cara bermain. Ini juga didukung oleh

pernyataan bu SW, bahwa :

“dengan bermain bersama-sama, bermain balok,

bernyanyi, setelah itu kita tanyakan selagi bermain jadi

anak-anak tidak akan menyadari kalau sedang diamati oleh

gurunya,”66

d. Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect

Komunikasi Antarpribadi dengan tujuan mendapat feedback

dalam artian merubah sikap, perilaku atau menyamakan persepsi

komunikan. Salah satu faktor dalam proses komunikasi adalah

terjadi perubahan yang dialami oleh komunikan. Perubahan yang

terlihat untuk siswa PAUD Cempaka diantaranya sikap,

kebiasaan, dan disiplin kepada aturan-aturan sekolah. Seperti

pada saat sampai di sekolah RW, R, dan MR sudah terbiasa

mengucapkan salam meskipun dengan cara yang berbeda-beda.

Kemudian, saat melaksanakan praktek sholat berjamaah dua dari

tiga anak berkebutuhan khusus dapat mengikuti gerakannya,

66

Wawancara dengan Bu SW pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 88: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

70

meskipun hanya satu rakaat saja. Bu RS sebagai guru kelasnya

pun mengatakan, bahwa

“...Alhamdulillah sih sampe sekarang udah mau nurut mau

dibilangin, bahasanya sudah bisa dikontrol dan

dikondisika... dan sekarang mereka sudah bisa berbagi.”67

Kemudian Bu SW menambahkan, bahwa :

“... jadi yang saya lihat selama ini, andaikata kebetulan

kami datangnya terlambat justru mereka yang akan

menghampiri kami untuk bersalaman, berarti anak-anak ini

sudah memahami bahwa setiap bertemu di awal kita selalu

bersalaman.”68

e. Tidak harus melibatkan atau menggunakan kata-kata

Melakukan jabat tangan pada saat menyambut siswa PAUD

adalah salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi yang dilakukan

dengan perbuatan. Temuan ini didapatkan setiap pagi. Atau

dengan cara memegangi tangan untuk menggambar. Seperti yang

dilakukan oleh bu RS :

“biasanya dengan memakai gambar, bercerita dan lebih

banyak main peran.”69

Bu UC, juga melakukan hal yang sama

“iya pasti, dan saya membawa sesuai kesukaan mereka

kayak seperti tadi R lebih suka menggambar dan

menggunting, sedangkan MR lebih suka dengan bermain

balok maka sewaktu di kelas menggunakan media balok,

67

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018. 68

Wawancara dengan Bu SW pada tanggal 24 Oktober 2018. 69

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 89: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

71

jadi melihat kesukaannya dia dulu sebelum memulai

berkomunikasi.”70

“untuk saat ini belum, karena di paud ini baru memberikan

contoh untuk saling memberi salam dan bersalaman

kepada ibu guru...”71

bu SW menambahkan.

f. Dipengauhi oleh konteks

Sesuai pengamatan, guru-guru setiap hari memberikan satu

tema yang akan disampaikan kepada siswa. Terutama kepada

siswa berkebutuhan khusus, tentu akan mendapat tema yang

sama, namun dengan tujuan seminimal mungkin mengenal tema.

Jadi, mereka dapat mengenal tema sesuai pesan yang

disampaikan guru. Seperti yang dilakukan oleh bu RS dalam sesi

wawancara, bahwa

“...kalau lagi kumpul bareng terus saya berbicara akhirnya

mereka ngga fokus kan yang pandangan mereka kemana

mana . makanya kan saya satu persatu, kayak hari ini

masalah belajar tentang wortel pasti satu-satu menjelaskan

tentang wortel.”72

Dan pengamatan itu dilakukan saat mereka sedang bermain

di kelas sesuai dengan kondisi yang terjadi saat itu.

“Karena sesuai dengan kondisi saat ini kan, kadang saya

udah membuat rencana mau begini tetapi kondisi mereka

berbeda jadi spontan aja. Yang penting merujuk ke apa

yang akan dipelajari hari ini, kalau udah kita persiapkan

ternyata anak-anak ngga fokus, itu ngga bisa jadi ngga

bisa kita niat hari ini mau kayak gini karena akan berbeda,

70

Wawancara dengan Bu UC pada tanggal 24 Oktober 2018. 71

Wawancara dengan Bu SW pada tanggal 24 Oktober 2018. 72

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 90: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

72

jadi spontan aja yang penting kita masuk ke tema hari

itu.”73

D. Hubungan

Komunikasi adalah unsur dasar kehidupan sosial, dan

sebuah pengertian tentangnya akan menjadi berdaya guna untuk

memupuk hubungan yang bersifat produktif dan positif dalam

seluruh bidang. Hasil pengamatan tentang pengembangan

hubungan antar guru dan siswa terutama anak berkebutuhan

khusus dengan beberapa point diantaranya:

a. Inisiasi

Inisiasi adalah tahap pertama dalam pengembangan

hubungan yang berarti dua atau beberapa orang memerhatikan

dan menyesuaikan perilaku satu sama lain. Pada tahap ini

berdasar pengamatan bahwa seorang guru dan siswa dalam

pertemuan awal masih proses penyesuaian diri. Keduanya hanya

masih saling berusaha mengenal, dengan gerakan mata, dengan

bermain, bergerak dan bersuara. Seperti yang dilakukan oleh bu

RS sebagai guru kelasnya,

“ngga membedakan sih ya kalau R datang selalu salim

dan salam, saya selalu berkata “hai, assalam’alaikum”

dan respon dia ke saya dengan cara tersenyum, kalau RW

biasanya dia yang langsung memanggil nama dan

meminta dipeluk. Kalau MR cuek tetapi nanti kalau udah

lama kelamaan baru salam”74

73

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018. 74

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 91: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

73

b. Eksplorasi

Kemudian pada proses yang kedua adalah tahap

eksplorasi yaitu untuk mengumpulkan informasi tentang gaya,

motif, minat, dan nilai dari orang lain. Ini yang dilakukan bu RS

selama proses eksplorasi, seperti tertuang pada kutipan

wawancaranya sebagai berikut :

“kalau RW itu belum bisa dikondisikan saat di luar tetapi

kalau udah di dalam belajar sama teman-temannya dia

bisa fokus. Maksudnya bahasa anak-anak tuh belum bisa

diatur, kalau main belum sopan dan masih mau memukul &

mainnya tidak terarah, itu RW. Kalau R, sekarang kita

observasi udah hampir 3 bulan udah bagus udah ada

kemajuan, cuma bicaranya aja, karena kan memang dari

awal dia terkendala di bicaranya, sekarang udah mulai ada

suaranya sedikit-sedikit, udah mau mengikuti udah mau

ikut aturan. Kalau si MR kemarin kan udah sempat setahun

disini sekarang udah mau 2 tahun disini tetapi meurun, nah

kalau menurut observasi saya sepertinya MR merasa

bahwa “ada kok yang seperti saya” maksudnya yang

kurang berkembang dari MR itu ada, itu yang dilihat dari

MR.”75

Tak cukup dengan melakukan pengamatan, bu RS pun

mencari tahu dengan berbicara dengan orang tuanya,

“oke, kalau tentang MR seperti yang saya tanyakan ke

orang tuanya ‘rayhan seperti apa sih kalau dirumah’

ternyata sama sesuka hati dia jadi ngga mau diajarin ngga

mau diatur, dan itu sama seperti di sekolah. Kalau RW

menurut orang tuanya bahwa dia bagus dirumah, baik,

tetapi berbanding terbalik dengan apa yang ditunjukkan

selama di sekolah, berarti kan bisa karena faktor

lingkungan di sekolah, tetapi faktor di rumah juga bisa

75

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 92: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

74

mempengaruhi. Namun, saat lagi memulai pembelajaran di

kelas RW menunjukkan sikap yang berbeda lebih bagus,

semua pembelajaran bisa diikuti dengan baik, Cuma saat di

luar aja dia mulai kembali dengan perilakunya, jadi main

semaunya. Kalau R bingung menilai faktornya apa karena

memang apa yang dilakukan dirumah dan disekolah sama,

Cuma kalau dirumah terkadang suka kabur, sedangkan

kalau di sekolah Alhamdulillah tidak pernah kabur, R kalau

dilihat ya normal seperti biasanya cuma ya itu terkendala

sama bicaranya, karena memang dari awal terkendala

bicaranya.”76

Dan terakhir dibarengi dengan diskusi bersama guru-guru

lainnya, sebagai berikut:

“iya, biasanya setiap setelah masuk kelas saya dan guru

lain selalu bercerita tentang kegiatan hari ini, teman-teman

dan kepala sekolah selalu kasih masukkan support,

pendapat-pendapat dan itu yang saya gunakan untuk

gimana sih caranya mengatasi anak ini. ya Alhamdulillah

semua kasih support semua kasih solusi.”77

c. Intensifikasi

Perolehan fakta-fakta tentang mereka akan membantu

guru memasuki wilayah akrab masing-masing. Itulah yang terjadi

pada tahap ini yaitu orang sering menganggap diri mereka “teman

dekat”. Sejalan dengan ini beberapa guru memberikan

pendapatnya, seperti bu SW yang menyatakan tentang kebiasaan

mereka karena sudah mengenal

“andaikata kebetulan kami datangnya terlambat justru

mereka yang akan menghampiri kami untuk bersalaman,

76

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018. 77

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 93: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

75

berarti anak-anak ini sudah memahami bahwa setiap

bertemu di awal kita selalu bersalaman”78

Kemudian, disampaikan juga oleh bu UC sebagai kepala

PAUD Cempaka, sebagai berikut :

“untuk 2 itu si R dan MR sudah kemajuan yah sampai pada

hubungan yang erat, untuk RW ini yang sulit yah, kalau R

sama MR kalau sudah sama bu ratna memang sudah nurut,

ibaratnya sudah tahu bahwa bu RS adalah guruku, dan

mereka kerap kali untuk bermanja manja dengan bu RS dan

udah tidak malu lagi termasuk untuk menunjukkan

keinginannya pasti mencari bu RS, RW juga seperti itu

cuma memang RW sifat memberontaknya masih ada

terus”79

Dan terakhir adalah bu RS sebagai guru kelasnya yang

memiliki hubungan lebih erat dengan mereka,

“sekarang sih kalau rayhan karena udah setahun sama

saya jadi udah ngga canggung, udah terbiasa. R nih baru

yang dekat banget dan udah merasa nyaman mungkin udah

selama 2 bulan ini. Dia tuh udah merasa nyaman, kalau

mau sesuatu selalu bilang meskipun kalau R kan dengan

bahasa isyarat, seperti mencolek untuk menunjukkan

keinginannya, dan sejauh ini dia tuh udah dekat banget

karena setiap ingin sesuatu selalu bilang ke saya. Kalau

RW, sejak dari awal juga dia mah sama siapa aja deket

yah, apalagi sekarang RW tuh, anaknya emang berani ngga

ada malu ngga ada apapun, dan saya merasanya emang

dekat aja sama RW, dalam pertemanan udah seperti

sahabat lah.”80

78

Wawancara dengan Bu SW pada tanggal 24 Oktober 2018. 79

Wawancara dengan Bu UC pada tanggal 24 Oktober 2018. 80

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 94: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

76

d. Formalisasi

Tahap keempat adalah formalisasi yaitu masing masing

pihak berpartisipasi dalam membangun aturan hubungan,

termasuk pengembangan simbol kebersamaan dan karakteristik

pola percakapan yang disukai. Seperti dijelaskan bu RS :

“positifnya RW itu dia memahami apa yang saya

bicarakan, Cuma negatifnya setiap menunjukkan

ketidaksukaan selalu merusak barang barang, berteriak,

dan marah. Dia melempar-lempar hanya ke barang-

barang seperti balok dan puzzle. Kalau R baiknya saat

makan diem bagus bermain juga rapih Cuma yang masih

belum dapat saya pahami adalah keinginan dia untuk

pipis dan buang air besar sih itu aja,. Kalau MR sekarang

menurun, baiknya disaat makan dia bisa disiplin tapi

sekarang juga ikut-ikutan ngga mau berbaris ngga mau

berdoa yang tertib padahal tahun lalu dia udah bagus itu

aja sekarang negatifnya.”81

e. Redefine

Dalam menjalin suatu hubungan ada masanya mengalami

situasi dimana kedua belah pihak tidak sependapat. Tahap ini

dalam pergembangan hubungan disebut redefine yaitu tahap

untuk mengatur ulang beberapa aturan bersama dalam hubungan

sering muncul. Bu RS mengatakan pada kutipan wawancaranya:

“caranya saya pegang, saya tatap matanya dengan

berkata ‘RW itu tidak boleh, itu punya teman’ sebentar di

langsung marah tetapi akhirnya dia akan mengerti,

dengan kalimat “itu punya teman, itu punya ibu guru,

81

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 95: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

77

tidak boleh dirusak” itu aja. R, untuk buang air kecil dan

air besar yang masih belum dapat saya pahami,”82

Kemudian, bu UC yang kerap kali menangani mereka saat

melakukan pemberontakan, sebagai berikut :

“RW mendengar bahkan sampai memeluk dalam

berinteraksi dan harus ditegaskan aturan disiplin, begitu

juga R tetapi kalau MR saat ini tidak lagi mau

mendengar, seperti memberontak sih, tetapi bukan tidak

mau ikut aturan tetapi merasa bahwa ada teman lainnya

yang seperti itu”83

dan dilanjutkan dengan pernyataannya yang lain,

“tetapi namanya anak-anak adakalanya dia ikut

adakalanya dia tidak mau nah disisi itu kita mulai agak

tegas menerapkan disiplin,dan itu memang yang dia ikuti

loh, karena kalau tidak diterapkan disiplin mereka acuh

dengan santai-santai saja di luar kelas”84

82

Wawancara dengan Bu RS pada tanggal 24 Oktober 2018. 83

Wawancara dengan Bu UC pada tanggal 24 Oktober 2018. 84

Wawancara dengan Bu UC pada tanggal 24 Oktober 2018.

 

Page 96: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

78

 

Page 97: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

79

BAB V

PEMBAHASAN

Berangkat dari temuan yang telah dipaparkan pada bab

IV, di bab V ini akan berisi pembahasan tentang Atribusi dalam

Pengembangan Hubungan dan Efektivitas Komunikasi

Antarpribadi Guru dengan Siswa ABK di PAUD Cempaka.

Atribusi menjadi titik awal untuk melangkah ke pembahasan

selanjutnya. Untuk itu, penulis memberikan pengantar tentang

atribusi guru dengan siswa ABK. Ini memberikan ruang kepada

guru-guru di PAUD Cempaka terutama adalah guru kelasnya

memberikan kesimpulan terhadap ketiga siswa. Mereka adalah

RW, R, dan MR.

Proses menyimpulkan ketiga siswa berkebutuhan khusus

dituangkan dalam beberapa faktor diantaranya :

1. Penyebab situasional (orang dipenga ruhi oleh lingkungan),

Faktor situasional lebih dipengaruhi oleh lingkungan. Baik

lingkungan di rumah yang dibawa ke sekolah atau berasal dari

lingkungan sekolah itu sendiri. Sesuai dengan pengamatan

penulis bahwa faktor lingkungan ini dapat dikenali saat mereka

datang ke sekolah. Salah satunya akan ditunjukkan dengan

dengan cara menangis di gerbang sekolah dengan memanggil

orang tuanya secara terus menerus.

2. Adanya pengaruh personal (ingin memengaruhi sesuatu

secara pribadi),

 

Page 98: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

80

Pada tahap ini penulis mewakilkan dengan perilaku siswa

ABK yang menganggu. Mengganggu teman di kelas dan saat sesi

pijakan awal. Siswa yang bernama RW selalu mengganggu

temannya bahkan sampai membuatnya menangis.

3. Adanya usaha (mencoba melakukan sesuatu),

Berdasarkan penjelasan bu RS yang juga dibenarkan oleh

orang tuanya bahwa R sering kali kabur dari rumah menujukkan

bukti bahwa ia ingin mencoba sesuatu yang belum tahu baik atau

buruk. Lalu itu berimbas saat disekolah pada beberapa

kesempatan, R mencoba juga untuk kabur apabila pagar tidak

sengaja dibuka oleh guru. Namun, pada beberapa kesempatan lain

bu SW juga mengatakan bahwa R berusaha untuk mengerjakan

tugas dan juga percaya diri untuk bernyanyi di depan meskipun

suara yang dikeluarkan seperti mendengung.

4. Memiliki keinginan (ingin melakukan sesuatu) dan Rasa

memiliki (ingin memiliki sesuatu),

Bukan hanya itu, bahkan apa yang sedang dilakukan

temannya pun ia ingin melakukannya. Sebagai contoh saat KR

sedang memegang mic untuk bernyanyi, secara tiba-tiba RW

yang sedang berada di salah satu permainan berlari kemudian

berdiri disamping KR. RW tidak menunggu giliran, justru

mengambil mic yang dipegang untuk bernyanyi.

5. Kewajiban (perasaan harus melakukan sesuatu).

 

Page 99: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

81

Pada tahap ini guru memahami kebiasaan mereka yang

dimulai sejak tiba di sekolah. Berdasarkan temuan bahwa RW

yang selalu mengganggu temannya, bermain sepuasnya, dan

mengucapkan salam sambil memeluk setiap kali bertemu guru.

Selanjutnya adalah, R yang selalu menyendiri dibawah pohon

saat tiba di sekolah dan perilaku lainnya adalah selalu melakukan

pesan yang disampaikan guru. Kemudian terakhir adalah MR

yang sering menangis apabila ingin memakan bekal yang ada di

tasnya dengan memanggil orang tuanya.

Dan dilengkapi dengan proses Fact Finding yaitu proses

mencari tahu karakter dan kebiasaan tentang mereka. Proses ini

melalui apa yang dilihat selama observasi dan bertanya kepada

orang tua mereka.

Dengan pengantar tentang atribusi guru dengan siswa

akan diuraikan kedalam dua pembahasan , diantaranya:

A. Atribusi dilakukan dalam mendukung komunikasi

antarpribadi guru dengan siswa ABK di PAUD

Cempaka

Proses atribusi yang berusaha menyimpulkan perilaku

siswa saat di sekolah akan dapat membantu guru dalam

pengembangan hubungannya. Sebab dengan mencari karakter

dan perilakunya dapat mengetahui tentang fakta mereka.

Kesimpulan itu guna mendukung pengembangan hubungan

yang dimulai pada tahap Inisiasi. Proses perkenalan dengan

hanya bertatap muka, saling berpandangan, mengucapkan salam,

dan menunjukkan ekspresi bahagia.

Kemudian, pada kesimpulan tentang RW, R, dan MR

proses dimana guru mencari tahu tentang fakta-fakta yang

 

Page 100: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

82

dilihatnya selama di sekolah. Biasa disebut dengan tahap

eksplorasi. Tentunya dilakukan juga dengan bertanya kepada

orang tuanya. Seperti yang dilakukan oleh kepala sekolah sejak

awal pendaftaran mendapat penjelasan langsug dari orang tua

tentang mereka.

Tetapi, pada beberapa kesempatan bu RS juga sering

menanyakan secara berkala setiap kali mengantar ke sekolah

tentang perkembangannya apakah masih sama atau mulai ada

perubahan dari sebelumnya. Kemudian, dalam tahap eksplorasi

ini juga dilakukan dengan diskusi bersama guru-guru lainnya

setiap pulang sekolah. Dengan begitu, bu RS akan mendapatkan

masukan untuk lebih mendekatkan diri dengan mereka.

Intensifikasi adalah tahap selanjutnya dalam proses

pengembangan hubungan. Tahap dimana guru dan siswa mulai

pada hubungan yang semakin dekat. Dengan mengetahui fakta-

fakta tentang mereka, guru tentunya akan melakukan proses

komunikasi yang berbeda. Memberikan perhatian yang juga

berbeda. Karena mereka menunjukkan bahwa memang belum

memahami mana perbuatan baik dan buruk tetapi memiliki usaha

untuk melakukan sesuatu. Hanya bagaimana guru memberikan

pengertian tentang hal yang dilakukannya.

Hubungan yang dekat memberi kesempatan kepada guru

menjadi orang tuanya saat di sekolah. Sebab memang guru adalah

orang tua kedua bagi mereka. Menciptakan kedekatan antara guru

dan siswa memberi keleluasaan bagi bu RS menyampaikan

pesan-pesannya. Seperti yang dilakukan oleh MR, ia selalu

meminta bantuan kepada bu RS dan mencarinya setiap memiliki

keinginan. Karena memang MR sudah tahun kedua berada di

PAUD Cempaka. Sehingga hubungan yang terjalin sudah sejak

lama dan sudah saling memahami.

 

Page 101: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

83

Sedangkan, R memang baru bergabung di PAUD

Cempaka sejak tahun ajaran 2018/2019. Tetapi bukan berarti

proses kedekatannya dengan bu RS berlangsung lama. Meskipun

hanya dengan bahasa isyarat, seperti mencolek, mendekati dan

kemudian tersenyum. Saat R menunjukkan tanda seperti itu, bu

RS sudah memahami dan meminta untuk ditunjukkan

keinginannya. Sebagai contoh saat sesi makan bersama, R

mengalami kesulitan membelah telur. Untuk itu, ia meminta

bantuan kepada bu RS dengan memanggilnya melalui berdehem

sambil menujukkan sendoknya ke arah telur. Kemudian Bu RS

sudah memahami bahwa R meminta bantuan membelah telurnya.

Satu kesamaan yang melekat pada R dan MR adalah setiap kali

bu RS dan guru lain datang, langsung mendekati dan bersalaman,

meskipun saat itu mereka sedang asik bermain.

Di sisi lain, berbeda dengan kedua temannya yang

membutuhkan waktu untuk sampai pada tahap intensifikasi, RW

justru sejak awal pertemuan sudah menunjukkannya. Bahkan,

tidak hanya kepada bu RS melainkan kepada beberapa guru

lainnya. Seperti selalu melakukan pelukan. Berlari memanggil

siapapun guru yang ia temui dengan membawa tas. Dan penulis

pernah mengikuti secara langsung proses mengenal kebun

singkong yang memiliki jarak cukup jauh untuk ditempuh anak-

anak dengan berjalan kaki. Saat berangkat tidak ada masalah,

tetapi ketika kembali ke sekolah di tengah perjalanan justru ia

mendekati penulis dan meminta untuk digendong. Ini

menandakan bahwa memang RW mudah untuk menunjukkan

keinginannya tanpa rasa malu terhadap siapapun yang dilihatnya

di sekolah.

Kemudian, formalisasi yaitu masing-masing pihak

berpartisipasi dalam membangun aturan hubungan. Partisipasi

 

Page 102: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

84

antara guru, RW, R, dan MR berupa aturan-aturan yang harus

dijalankan di dalam hubungan mereka. Keaktifan dari masing-

masing pihak akan menjadi kebiasaan yang tertanam, baik bu RS,

RW, R, dan MR. Seperti aturan untuk saat bermain puzzle,

bermain balok, dan bermain di luar kelas.

MR, yang sudah sejak tahun lalu bersama bu RS akan

lebih senang berinteraksi dengan bu RS apabila sudah saatnya

bermain balok dan makan. Meskipun saat ini menunjukkan

kemunduran, setiap kali pada sesi bermain balok dan makan

langsung menunjukkan interaksinya.

Hal yang sangat disukai R adalah menggambar,

mewarnai, dan bernyanyi. Sehingga, perlakuan bu RS terhadap R

adalah dengan menyediakan buku gambar dan krayon ketika

proses penyampaian pesan dilangsungkan. Sebab, pada saat itulah

R akan mudah untuk diajak berbicara meskipun hanya

menunjukkan ekspresi wajah senyum, tertawa, mengangguk, atau

menggeleng, bahkan berusaha mengulang apa yang disampaikan

bu RS dalam bahasa yang belum jelas.

Terkahir adalah RW, partisipasi yang dilakukan adalah

bagaimana cara meminta maaf, bergiliran untuk bermain dengan

temannya, membiasakan untuk tidak merebut mainan temannya

dan dapat mengikuti gerakan sholat. Meskipun, sesaat setelah

meminta maaf dia akan mengganggu kembali. Biasanya hanya

bertahan berdiri tidak sampai 10 detik dalam gerakan sholat.

Pernah dalam satu ketika RW merebut mainan temannya secara

paksa dan membuatnya menangis. Bu RS mendatanginya

kemudian memeluk dilanjutkan menyampaikan bahwa “ini

mainan teman, bukan punya RW,” lalu meminta RW mengulang

kalimat itu dan meminta maaf. Pembiasaan ini terus menerus

ditekankan kepada RW.

 

Page 103: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

85

Tahap selanjutnya adalah redefine yaitu tahap untuk

mengatur ulang beberapa aturan bersama dalam hubungan.

Redefine akan dilakukan saat RW, R, dan MR menunjukkan

perubahan dari aturan-aturan yang telah disepakati pada tahap

formalisasi. Sebab, seiring berjalannya waktu pada beberapa

kesempatan menampilkan ketidaksukaannya terhadap sesuatu.

Seperti MR, pada beberapa hari menunjukkan ketidaksukaan

terhadap sesuatu akan dilampiaskan dengan cara menangis.

Perubahan itu seperti menangis untuk meminta makanan kepada

orang tuanya saat belum waktunya makan. Kemudian bu RS

mengajaknya bermain balok. Disinilah peran bu RS, untuk

mengingatkan kembali aturan-aturan yang telah disepakati

bersama. Dan diselipkan dengan berbagai macam permainan di

dalam kelas. Untuk mengalihkan keinginannya makan.

Secara keseluruhan R memberikan perilaku yang positif

dengan mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan bersama.

Namun, yang harus dikelola ulang dan pemahaman kembali

adalah pengenalan toilet dan meminta bantuan untuk membuang

air kecil dan besar. Sebab, ini yang masih sering dilakukan R,

yaitu buang air kecil dan besar tanpa memberi tanda.

Kemudian RW, salah satu anak yang sering kali mendapat

perulangan tentang aturan hubungan yang telah disepakati.

Sebab, setelah berjanji tidak sampai 10 detik akan lupa dan

akhirnya mengganggu temannya lagi. Maka perulangan sebagai

bentuk perhatian kepada RW yang dilakukan terus menerus

penting agar menjadi kebiasaan.

Tujuan dari adanya perulangan sebagai bentuk perhatian

kepada RW, R, dan MR adalah tetap menjaga keutuhan hubungan

yang baik antara guru dan siswa. Diharapkan tidak terjadi

 

Page 104: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

86

perpecahan hubungan. Sehingga proses penyampaian pesan untuk

menjadi kebiasaan tetap mendapat perhatian dari mereka.

Proses atribusi dan pengembangan hubungan yang

dijalankan oleh guru terhadap siswa dilakukan dengan melibatkan

komunikasi dalam kelompok kecil dan sifatnya intim. Dengan

begitu, pelakunya lebih dari dua orang yang berlaku sesuai

dengan keinginan dari masing-masing siswa. Sehingga akan

timbul keakraban. Meskipun pada awalnya dilakukan secara

bersama-sama seperti membaca doa. Namun, setelah itu bu RS

memberi permainan dan diselipkan dengan melakukan

pendekatan terhadap mereka secara personal. Untuk mengajaknya

berbicara, menunjukkan perhatiannya, ikut bermain dengan

mereka.

Sebab, apabila dilakukan secara personal mereka akan

memberikan feedback terhadap pesan yang disampaikan oleh bu

RS. Baik itu hanya dengan senyum-senyum seperti yang

dilakukan oleh R. Hanya berkata “iya” kepada bu RS seperti yang

dilakukan MR. Dan RW yang mengulang kembali pesan dari bu

RS.

Berkomunikasi dengan mereka tidak melulu dengan

menatap wajahnya. Sebab, pada beberapa kesempatan, bu RS

justru ikut bermain dengan mereka. Memberi contoh gerakan

menari, bermain balok, membetulkan gerakan saat sholat

berjamaah menjadi proses komunikasi.

Selain itu, komunikasi dengan menggunakan kata-kata

juga dilakukan. Seperti yang penulis temui di lapangan bahwa

proses komunikasi yang berbasis pembiasaan tidak dilakukan

dengan kata-kata. Tetapi, dengan gerakan bersalaman kepada

guru saat tiba di sekolah dan pulang sekolah. Pembiasaan lainnya

yaitu memasukkan uang ke dalam kotak infaq setiap hari jum’at.

 

Page 105: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

87

Kemudian mengangkat kedua tangan ketika hendak berdoa. Pada

kesempatan lain, mencontohkan mencuci tangan ketika hendak

makan. Sehingga akan muncul perubahan secara bertahap dengan

apa yang ia dengar dengan praktek langsung. Dengan begitu

mereka akan menjadi terbiasa dengan aturan-aturan yang

diterapkan di sekolah.

Terlihat bahwa saat bel berbunyi dan salah satu guru

berkata saatnya makan, mereka segera menuju tempat cuci

tangan. Mereka mencuci tangan dan kemudian berlari ke dalam

kelas mengambil bekal masing-masing. Proses penyampaian

pesan melalui berdoa dijalankan. Mereka ada yang melafalkan

kata-kata dengan jelas. Siswa lainnya hanya mengetahui nada

tanpa lafal yang jelas. Tetapi, kesamaan dari pembiasaan mereka

adalah mengangkat kedua tangan saat berdoa dan tidak membuka

bekal sebelum selesai berdoa. Ini menunjukkan bahwa pesan

tentang disiplin mematuhi aturan, etika berdoa sudah menjadi

kebiasaan mereka.

B. Atribusi dalam Efektivitas Komunikasi Antarpribadi

Guru dan Siswa ABK di PAUD Cempaka

Atribusi Guru terhadap Siswa ABK di PAUD Cempaka

mendukung Komunikasi yang efektif memiliki tiga unsur utama,

diantaranya komunikator, pesan, dan komunikan. Proses

komunikasi yang efektif adalah suatu keberhasilan. Maka, untuk

mencapai itu seorang komunikator haruslah dapat dipercaya dan

memiliki daya tarik. Sesuai dengan pengamatan, guru kelas yang

menjadi komunikator dalam proses komunikasi guru dan siswa

ini memiliki pengalaman, pengetahuan, dan kesabaran yang

menjadikannya dapat dipercaya. Dalam hal ini guru lebih

 

Page 106: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

88

memilki kemampuan untuk melakukan perubahan kepada anak-

anak dengan segala persiapan-persiapannya. Dan ditemui bahwa

bu RS sebagai guru kelas selalu melakukan konsultasi dan

berdasarkan pengalaman serta kesabaran untuk membuat catatan-

catatan yang dituangkan sebuah rencana persiapan dengan segala

kondisi yang ditunjukkan oleh anak-anak. Proses Atribusi yang

dilakukan oleh bu RS kepada ketiga siswa berkebutuhan khusus

akan dikombinasikan berdasarkan pengalamannya.

Oleh karena itu, pada setiap awal ajaran baru selalu

diadakan observasi terhadap siswa-siswa. Observasi disini

mengamati karakter, kebiasaan, perilaku dan cara bicara mereka.

Nantinya hasil observasi tersebut akan di buat kesimpulan tentang

masing-masing anak. Kemudian dikombinasikan dengan

pengakuan orang tua tentang anaknya pada awal pendaftaran.

Tetapi, untuk mendukung kepercayaannya, bu R sebagai

komunikator juga mempersiapkan diri dengan berbagai rencana-

rencana yang dibuat atas masukan-masukan dari guru lain.

Persiapan yang merujuk pada kesimpulan tentang RW, R, dan

MR sangat penting adanya. Sebab, bu RS sendiri mengakui

bahwa situasi dan kondisi mereka setiap harinya tidak akan sama.

Maka, bu RS sebagai komunikator mempersiapkan beberapa

rencana cadangan apabila stimulus pada rencana utama sulit

untuk dilaksanakan. Dan terakhir, bu RS mengatakan bahwa

kesabaran adalah kunci utama menghadapi mereka. Itu juga

dikuatkan oleh bu UC sebagai kepala PAUD Cempaka mengenai

penunjukkan bu RS, karena memang pengalaman, perasaan yang

 

Page 107: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

89

halus, dan kesabaran menjadikan beliau layak menjadi guru kelas

dari RW, R, dan MR.

Selain persiapan pada sisi komunikator, juga pesan yang

hendak disampaikan haruslah dapat memperoleh perhatian

mereka. Pesan yang ingin disampaikan harus mampu

memberikan perhatian lebih bagi lawan bicara dan memberikan

efek perubahan. Maka penyajian pesan dengan memilih kata-

kata yang sesuai dengan pemahaman anak-anak. Pesan harus

dirancang dan disampaikan menarik perhatian komunikan. Pesan

menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang

sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama

mengerti. Pesan membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan

dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan

tersebut. Guru dalam hal ini memberikan pemahaman tentang

kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka. Pesan menyarankan suatu

jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi

kelompok di mana komunikan berada pada saat ia digerakkan

untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. Jadi, seorang

guru harus mampu memberikan pesan kepada siswa berupa

pemahaman tentang sesuatu yang baru saja dilakukan untuk

kebaikannya kedepan.

Kemudian, terkahir adalah komunikannya sendiri. RW, R,

dan MR adalah komunikan. Perhatian, mau mendengarkan,

menanggapi pesan komunikator adalah keberhasilan komunikasi

yang efektif. Namun, pada kenyataannya mereka berdasar pada

atribusinya sulit memberikan perhatian saat guru menyampaikan

pesannya di kelas. Mereka akan memiliki kesibukan masing-

 

Page 108: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

90

masing. Kolaborasi antara atribusi tentang mereka dan

pengalaman komunikator mempersiapkan pesan untuk

disampaikan haruslah melihat kondisi yang sedang ditampakkan

oleh mereka saat itu. Dengan kata lain komunikator menciptakan

kondisi sesuai atribusi tentang mereka agar komunikan dapat

mengikuti, mendengarkan, memahami, bahkan menghayati secara

seksama apa yang disampaikan oleh komunikator. Karena jika

komunikannya tidak memperhatikan berarti komunikasi tidak

akan efektif.

Oleh karena itu, guru bekerja keras untuk mendapatkan

perhatian dari mereka. Sebab, proses komunikasi dengan mereka

dilakukan satu persatu. Berdasarkan pengamatan penulis

melakukan usaha untuk menghabiskan tenaga, atau dengan

memberikan beberapa alat permainan edukatif sesuai yang

mereka sukai kerap dilakukan oleh bu RS sebelum memulai

penyampaian pesan berlangsung. Tujuannya, agar guru

memperoleh perhatian dari mereka dan pesan tersampaikan

secara efektif.

Dengan harapan yang tertuang dalam komunikasi

antarpribadi adalah mampu memberikan efek perubahan dari si

komunikan. Proses berkomunikasi dengan atribusi terhadap

mereka berkesinambungan untuk mempersiapkan rencana-

rencana penyampaian pesan sesuai dengan kondisi yang

ditampakkan saat itu agar menjadi efektif.

 

Page 109: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

91

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedasarkan temuan dan pembahasan yang tertuang pada

bab IV dan V, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa :

1. Atribusi Guru terhadap siswa ABK di PAUD Cempaka

memengaruhi pengembangan Hubungan dalam Komunikasi

Antarpribadi. Hal ini dibuktikan dengan melihat beberapa faktor,

diantaranya :

a. Dengan mengadakan komunikasi yang dilakukan paling

sedikit dua orang agar memperoleh umpan balik atau

feedback.

b. karena Penyebab situasional (orang dipengaruhi oleh

lingkungan), dimana ini menjadi awal seorang guru

membuat kesimpulan. Tujuannya mudah mengenali ketika

sampai disekolah melalui ekspresi wajah dan perilaku yang

ditampakkan.

c. Kemudian, proses dilakukan saat siswa mempengaruhi

temannya dengan kelebihan yang dimiliki. Yaitu sesuai

dengan yang dijelaskan oleh Heider adalah adanya

pengaruh personal (ingin memengaruhi sesuatu secara

pribadi).

d. Gangguan yang dilakukan oleh siswa terhadap temannya

karena adanya rasa Memiliki keinginan (ingin melakukan

sesuatu), dan Rasa memiliki (ingin memiliki sesuatu) yang

tidak dilakukannya saat berada dirumah.

 

Page 110: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

92

e. Kemudian Adanya usaha (mencoba melakukan sesuatu).

Yaitu usaha untuk mencoba hal-hal baru yang belum

pernah dilakukan, terlepas dari baik atau buruk hasilnya.

f. Dan terakhir Kewajiban (perasaan harus melakukan

sesuatu ) seperti saat disekolah harus terus melakukan

sesuatu tentang disiplin.

g. Kemudian akan mempengaruhi pengembangan hubungan

yang dilakukan oleh guru terhadap siswa. Dengan Inisiasi

yaitu guru melakukan proses perkenalan dengan siswa saat

pertama kali bertemu.

h. Kemudian guru mengeksplorasi tentang siswa dengan

banyak mengamati yang dihasilkan melalui atribusi,

dikuatkan oleh jawaban orang tua dan hasil diskusi dengan

guru lainnya.

i. Sehingga akan muncul Intensifikasi atau kedekatan antara

guru dan siswa. Agar mereka dapat berpartisipasi satu

sama lain (formalisasi). Dan apabila terjadi perubahan

sikap dalam hubungan akan dilakukan redefine, yaitu

perulangan kembali aturan-aturan yang telah disepakati.

2. Atribusi Guru terhadap Siswa ABK di PAUD Cempaka

mendukung Komunikasi Antarpribadi yang efektif.

Peryataan ini dapat dijelaskan melalui, sebagai berikut :

a. Guru memanfaatkan data kesimpulan yang telah

ditemukan saat tahap Observasi, Inisiasi, eksplorasi

dan Fact Finding

 

Page 111: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

93

b. Adanya peran penting dari komunikator yang

memiliki persiapan berkomunikasi, cara

berkomunikasi yang sesuai dengan karakter mereka

dan selalu melakukan evaluasi. Kualitas pesan yang

mudah diterima oleh mereka juga ikut memiliki peran

penting. Dan peran komunikan saat itu juga

menentukan karena guru akan berkomunikasi sesuai

suasana hati mereka.

c. Komunikator harus mampu menciptakan kondisi

sesuai atribusi dan hasil dari Fact Finding tentang

mereka agar saat proses berkomunikasi komunikan

dapat mengikuti, mendengarkan, memahami, bahkan

menghayati secara seksama apa yang disampaikan

oleh komunikator.

d. Dan proses komunikasi sesuai dengan rencana-

rencana penyampaian pesan berdasarkan karakter dan

kebiasaan mereka.

B. Implikasi

Perilaku yang ditampakkan oleh anak berkebutuhan

khusus memang beragam setiap harinya. Seperti yang telah

terjadi di PAUD Cempaka. Seorang guru memiliki peran

mengendalikan perilaku tersebut ke arah yang telah disiapkan

untuk memperoleh tujuan membentuk karakter dan

perkembangan secara sosial emosional.

Langkah pertama yang dilakukan oleh seorang guru

adalah membuat kesimpulan dari mereka. Membuat kesimpulan

 

Page 112: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

94

dengan dengan atribusi, inisiasi, intensifikasi, dan Fact Finding

dilakukan secara bersamaan. Langkah ini penting dilakukan

untuk membantu guru memiliki beberapa perencanaan sebekum

memulai komunikasi dengan siswa ABK. Rencana pun tidak

hanya satu dua saja. Melainkan, memiliki beberapa kemungkinan

yang akan muncul dari seorang anak berkebutuhan khusus.

Sehingga guru akan mendapatkan perhatian lebih saat melakukan

proses komunikasi antarpribadi. Inilah langkah berikutnya yaitu

seorang guru sebagai komunikator memiliki data dan fakta

tentang anak-anak selain hasil kesimpulannya sendiri.

Langkah akhir yang akan diperoleh adalah terciptanya

hubungan yang erat dan komunikasi antarpribadi yang efektif.

Terciptanya hubungan yang erat akan menguntungkan seorang

guru mengontrol setiap kali melakukan proses komunikasi

dengan mereka. Dan pesan yang disampaikan guru akan

mendapat perhartian mereka, sehingga menjadi lebih efektif

sesuai dengan sasaran.

C. Saran

1. Pemenuhan akan kualifikasi seorang guru untuk

pengetahuannya tentang proses berkomunikasi dengan

siswa pada umumnya, dan siswa berkebutuhan khusus

sangat penting. Sebab, dalam berkomunikasi selain pesan

dan komunikan yang memberikan perhatian kepada

komunikator dengan mendengarkan, memahami, dan

mengikuti akan begantung dari komunikator mengatur

alur komunikasinya. Oleh karena itu, meskipun sudah

 

Page 113: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

95

memiliki guru yang berharga yaitu pengalaman

menghadapi siswa bertahun-tahun dan kesabaran yang

sudah teruji, akan lebih baik lagi apabila dilengkapi

dengan kualifikasinya. Sehingga akan lebih efektif lagi

mempersiapkan proses penyampaian pesannya dengan

melihat dari tingkah laku yang ditampakkan siswa. Dan

mampu mendekatkan emosional siswa melalui

komunikasi yang sifatnya menjurus pada keintiman atau

keakraban.

2. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan

sebuah referensi bagi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

Cempaka pada khususnya yang menjadi tempat penelitian

berlangsung. Dan secara umum kepada lembaga PAUD

se-kecamatan Gunung Sindur untuk menangangi siswa-

siswa yang memiliki kebutuhan khusus.

 

Page 114: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

96

 

Page 115: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

97

DAFTAR PUSTAKA

Budyatna, Muhammad M. D. Prof. Dr. (1994). Komunikasi

Antarpribadi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Budyatna, Muhammad M. D. Prof. Dr. (2011). Teori Komunikasi

Antarpribadi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Effendy, O. U. (1992). Dinamika Komunikasi . Bandung : Pt

Remaja Rosdakarya.

Effendy, O. U. (2001). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya .

Fajar, M. (2009). Ilmu Komunikasi: Teori & Praktek .

Yogyakarta: Graha Ilmu .

H.A.W, W. (2000). Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta:

PT Rhineka Cipta.

Hindayani Rini dkk, Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus :

PAUD4208/Modul 5, (Universitas Terbuka,) hlm. 5.2-5.3.

Lexy, J. M. (2004). Meetode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Liliweri, DR. Alo M. (1997). Komunikasi Antarpribadi.

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Modul belajar dari Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga

Kependidikan PAUD dan DIKMAS 2016, BAB. III.

Muis, A. (2001). Komunikasi Islam . Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republic

Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum

2013 Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan

 

Page 116: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

98

Dan Kebudayaan Tahun 2017. Hlm. 8-9.

Patilima, H. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Rohim, S. (2009). Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, dan

Aplikasi . Jakarta: PT Rineka Cipta .

Widjaya, H. (2000). Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta :

PT Rineka Cipta.

Jurnal Penelitian :

Pamela Hodges Kulinna, Teachers’ Attributions and Strategies

for Student Misbehavior, Jurnal Interaksi Kelas , ISSN

0749-4025. © 2007-2008, Vol 42.2, halaman 21-30

Dr. Jerald Schutte Ai-Ju Ella Wu Fall, Teacher Expectation and

Student Performance Soc 545 Social Psychology, 2005

 

Page 117: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

99

LAMPIRAN

 

Page 118: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

100

Lampiran Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara Atribusi dalam Pengembangan

Hubungan dan Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Guru dengan

Siswa ABK di PAUD Cempaka, kepada :

1. Bu Usmawaty Chadijah

2. Bu Sri Wahyuni

3. Bu Ratna Sari

Didalam pedoman ini, penulis membaginya kedalam

beberapa kelompok pertanyaan, diantaranya:

A. Pertanyaan Umum

1. Penelitian ini seputar atribusi guru terhadap siswa abk

untuk pengembangan hubungan dalam komunikasi

antarpribadi. Untuk siswa abk sendiri disini ada berapa

bu?

2. Kenapa kok ibu menerima siswa abk? Apakah di tahun-

tahun sebelumnya biasa menerima abk atau memang

membuka kelas abk?

3. Kalau bisa dijelaskan mereka termasuk dalam kategori

yang mana didalam penyebutan abk?

4. Lalu mereka disini ditempatkan pada kelas khusus atau

bareng dengan teman-temannya yang lain?

5. Lalu, dengan dimasukan pada satu tempat yang sama

apakah mempeng aruhi perkembangannya?

6. Biasanya ada untuk siswa abk terdapat pendamping

apakah mereka memiliki pendamping? Kenapa? Siapa?

7. Mereka menganggu tidak bu terhadap teman-teman yang

lain?

 

Page 119: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

101

B. Pertanyaan untuk Atribusi

8. Kalau abk itu adakah sikap atau perilaku spesial yang

ditunjukkan? Apa saja bu bisa dijelaskan?

9. Sebenarnya dari perilaku spesial tadi adakah faktor

penyebab dari sikap yang mereka tunjukkan di sekolah

dengan teman dan gurunya? Seperti apa contohnya bu

bisa dijelaskan?

10. Lalu bagaimana ibu menyikapi sikap dan perilaku yang

ditunjukkan oleh mereka?

11. Nah kemudian, bagaimanakah perkembangan mereka saat

menjalankan tugas sejak awal bertemu hingga sekarang?

Sudah tanggung jawab kah atau masih berubah-ubah?

C. Pertanyaan untuk Komunikasi Antarpribadi yang

Efektif

12. Apakah ibu melakukan komunikasi dengan mereka?

Secara bersama-sama atau satu persatu?

13. Bagaimana komunikasi itu berlangsung? Seperti pesan

yang disampaikan, media yang digunakan, tujuannya,

jumlah pelaku komunikasi,

14. Masuk kepada tahap memulai komunikasi, ibu memiliki

peran vital disini, apakah sajakah persiapan-persiapan

sebelum memulai komunikasi?

15. Lalu apakah saat memberikan stimulasi melalui

komunikasi ibu melihat kondisi mereka atau memaksakan

dengan segala kondisi?

16. Ibu melakukan komunikasi ke mereka pastinya setiap hari

ya, lalu apakah dengan cara yang sama atau berbeda?

 

Page 120: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

102

17. Kemudian, respon yang ditunjukkan oleh mereka seperti

apa bu? Sama atau berbeda?

18. Kalau setiap harinya untuk setiap guru apakah dibekali

dengan bagaimana untuk berkomunikasi terhadap abk?

19. Lalu kalau dengan merujuk pada persiapan melakukan

komunikasi, sudah efektifkah komunikasi yang dilakukan

oleh ibu terhadap abk? Contohnya bagaimana bu tolong

dijelaskan.

D. Pertanyaan tentang Hubungan

20. Komunikasi berlangsung di PAUD, bagaimana hubungan

antara guru dan abk selama di sekolah sejak awal bertemu

hingga saat ini?

20a. seperti halnya pertemuan pertama kali sikap yang

mereka tunjukkan saat pertama bertemu gimana bu?

20b. karena ini anak PAUD terkhusus ABK bagaimana

ibu menanggapi tentang mereka? Ya seperti karakternya,

20c. kemudian adakah satu hal yang menjadi ciri khas dari

ibu dan mereka?

20d. pernah ngga bu saat sedang berlangsung komunikasi

atau pemberian stimulus mereka berontak seperti

menunjukkan ketidaksukaan?

20e. lalu saat menunjukan hal seperti itu, bagaimana ibu

menanggapi guna tetap menjaga hubungan yang baik

dengan mereka?

 

Page 121: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

103

Surat Bimbingan Skripsi

 

Page 122: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

104

Lampiran Dokumentasi

a. Bu Ratna sedang menemani Raymond bermain

b. Rafka sedang berinteraksi dengan temannya

 

Page 123: Atribusi dalam Pengembangan Hubungan dan Efektivitas …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47074/1/MOHAMAD... · Salah satu contoh penerapan komunikasi antarpribadi

105