skripsi - connecting repositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = f 0,05;2;60) with significant level 5 %....

86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATERI STATISTIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Oleh: Nanang Khosim K1306026 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN

PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATERI STATISTIKA

DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI

SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 7 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Skripsi

Oleh:

Nanang Khosim

K1306026

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN

PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATERI STATISTIKA

DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI

SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 7 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

NANANG KHOSIM

K1306026

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi untuk

dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Prof. Dr. Budiyono, M.Sc

NIP 19530915 197903 1 003

Pembimbing II

Yemi Kuswardi, S.Si, M.Pd

NIP 19721024 199802 2 001

Page 4: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Rabu

Tanggal : 2 Februari 2011

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Sutopo, S.Pd, M.Pd ( )

Sekretaris : Henny Ekana C, S.Si, M.Pd ( )

Anggota I : Prof. Dr. Budiyono, M.Sc ( )

Anggota II : Yemi Kuswardi, S.Si, M.Pd ( )

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP 19600727 198702 1 001

Page 5: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Nanang Khosim. EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN

PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATERI STATISTIKA

DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI

SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui apakah model kooperatif

tipe STAD dengan pendekatan quantum learning menghasilkan prestasi belajar

matematika yang lebih baik dibandingkan dengan model konvensional pada

materi statistika (2) mengetahui apakah prestasi belajar siswa dengan minat

belajar tinggi lebih baik dibandingkan siswa dengan minat belajar sedang maupun

rendah dan prestasi belajar siswa dengan minat belajar sedang lebih baik

dibandingkan siswa dengan minat belajar rendah pada materi statistika (3)

mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan minat

belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi statistika.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta tahun ajaran

2010/2011 yang terdiri dari sembilan kelas. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen sebanyak 32

siswa dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol sebanyak 34 siswa. Jumlah siswa

pada kelas eksperimen sebanyak 32 siswa sedangkan pada kelas kontrol sebanyak

34 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah (1) metode dokumentasi untuk data

kondisi awal siswa sebelum penelitian dan sebagai salah satu pertimbangan

penelitian (2) metode angket untuk data minat belajar matematika siswa (3)

metode tes untuk data prestasi belajar matematika siswa materi statistika. Uji coba

instrumen dilakukan di SMA Negeri 5 Surakarta. Sebagai persyaratan penelitian

dilakukan uji keseimbangan dengan uji-t. Teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan uji persyaratan analisis data

Page 6: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

adalah uji normalitas dengan metode Liliefors dan uji homogenitas dengan

metode Bartlett.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) pembelajaran

matematika pada materi statistika dengan model kooperatif tipe STAD dengan

pendekatan quantum learning menghasilkan prestasi belajar matematika yang

lebih baik, dapat dilihat pada rataan marginal yaitu rataan prestasi belajar siswa

yang mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dengan

pendekatan quantum learning yaitu 84,6781 lebih besar dari rataan prestasi siswa

yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional yaitu 78,2971. Ada

pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar (Fobs = 4,4787 > 4,000 =

F0,05;1;60) dengan tingkat signifikansi 5% (2) ada pengaruh tingkat minat belajar

terhadap prestasi belajar siswa pada materi statistika (Fobs = 3,4391 > 3,150 =

F0,05;2;60) dengan tingkat signifikansi 5%. Prestasi belajar siswa dengan minat

belajar tinggi lebih baik dibandingkan siswa dengan minat belajar sedang maupun

rendah, tetapi tidak ada perbedaaan prestasi belajar antara siswa dengan minat

sedang dengan minat belajar rendah (3) tidak ada interaksi antara model

pembelajaran dan minat belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar pada

materi statistika (Fobs = 0,3615 > 3,150 = F0,05;2;60) dengan tingkat signifikansi 5%.

Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

pendekatan quantum learning menghasilkan prestasi belajar matematika yang

lebih baik daripada model konvensional jika ditinjau dari masing-masing minat

belajar siswa. Siswa dengan minat belajar tinggi mempunyai prestasi belajar

matematika lebih baik dibandingkan siswa dengan minat belajar sedang maupun

rendah dan siswa dengan minat belajar sedang mempunyai prestasi belajar sama

baiknya dengan siswa dengan minat belajar rendah jika ditinjau dari masing-

masing model pembelajaran.

Page 7: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Nanang Khosim. EXPERIMENTATION OF MATHEMATICS LEARNING

USING COOPERATIVE MODEL STAD TYPE WITH QUANTUM

LEARNING APPROACH IN STATISTICAL MATERIAL VIEWED FROM

MATHEMATICS LEARNING INTEREST OF ODD SEMESTER GRADE XI

STUDENTS OF SMA NEGERI 7 SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF

2010/2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty Sebelas

Maret University Surakarta, January 2011.

The purpose of this research are (1) to know whether cooperative model

STAD type with quantum learning approach produces the learning mathematic

achievement better than conventional model in Statistical material (2) to know

whether learning achievement of student with high learning interest better than

student with middle and low learning interest and the learning achievement of

student with middle learning interest better than student with low learning

interest in Statistical material (3) to know whether there is any interaction

between learning model and student's mathematics learning interest on the

mathematic learning achievement in Statistical material.

This research uses quasi experimental method. The population of this

research is all students of grade XI of SMA Negeri 7 Surakarta in the school year

of 2010/2011 which consists of nine classes. The sample of this research are

students of grade XI of XI IPA 3 class as an experiment class with 32 students

and XI IPA 2 class as a control class with 34 students. The sample of this research

was taken by cluster random sampling technique. The technique of collecting data

uses (1) documentation method for the beginning condition data of students

before researching and as research consideration (2) questionnary method for data

of student's mathematics learning interest (3) test method for data of mathematics

learning achievement of students in statistical material. The try out of instrument

is done at SMA Negeri 5 Surakarta. As research requirement is done balance test

with t-test. The technique of data analysis used is variance analysis of two ways

cell is not the same with requirement test of analysis data is normality test with

Liliefors method and homogeneity test with Bartlett method.

Page 8: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

From the result of research can be concluded that: (1) mathematics

learning in Statistical material with cooperative model STAD type with quantum

learning approach can produce better mathematics learning achievement, can be

seen at marginal average, average of learning achievement of students joining

learning process uses cooperative model STAD type with quantum learning

approach is 84,6781 more than average of student's achievement joining learning

process with conventional model is 78,2971. There is an influence of learning

model against learning achievement (Fobs= 4,4787 > 4,000 = F0.05;1;60) with

significant level 5 % (2) there is an influence of learning interest of students

against learning achievement of students in Statistical material (Fobs = 3.4391 >

3.150 = F0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students

with high learning interest better than students with middle and low learning

interest, but there is not difference of learning achievement of students betwen

students with middle learning interest and low learning interest in Statistical

material (3) there is no interaction between learning model and students’ interest

of mathematics learning on the learning achievement in Statistical material (Fobs =

0,3615 < 3,150 = F0,05;2;60) with significant level 5%. The learning with

cooperative model STAD type with quantum learning approach produced

mathematics learning achievement better than conventional model if viewed from

learning interests of students. The students with high learning interest had learning

achievement better than students with middle and low learning interest, and the

students with middle learning interest had learning achievement as good learning

achievement of student with low learning interest if viewed from learning models.

Page 9: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

“Bahwa sesungguhnya sholatku ibadahku hidupku dan matiku hanya untuk Allah

Tuhan Semesta Alam”.

(Doa Iftitah)

“….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

(QS. Al Mujaadilah: 11)

“Apabila kamu tidak dapat memberikan kebaikan kepada orang lain dengan

kekayaanmu, berilah mereka kebaikan dari wajahmu yang berseri-seri, disertai

akhlak yang baik”.

(Nabi Muhammad SAW)

“Exercise make perfect”

Page 10: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Tulisan ini secara khusus saya persembahkan untuk :

Kedua orang tuaku Bapak Parimin dan Ibu Dalinem orang yang paling

aku hormati yang telah berjuang keras dengan segala upaya, menantang

panas matahari, menerobos hujan. Perhatian yang penuh ketulusan,

semangat yang tak pernah padam demi sebuah cita-cita yang sangat

mulia. Semua diperjuangkan hanya untuk kami anaknya. Dengan segala

kerendahan hati dan mengharap ridhoMu kupersembahkan karya ini

untuk engkau wahai Bapak dan Ibuku.

Kakakku Agus Susanto dan adikku Ida yang selalu bisa membuatku

tertawa dan sebagai penyemangatku. Mari kita bersama-sama untuk

melakukan bakti kita kepada Bapak dan Ibu tercinta untuk membuat

mereka bahagia. Bakti kita tidak akan bisa menandingi jutaan

pengorbanan yang telah mereka lakukan. Tidak ada yang membuat

mereka bahagia kecuali kesuksesan kita sebagai anaknya. Kita pasti bisa.

Page 11: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hendaknya selalu kita persembahkan kepada

Yang Maha Pengasih, Sumber dari suara-suara hati yang bersifat mulia, Sumber

ilmu pengetahuan, Sumber segala kebenaran, Sang Maha Cahaya, rahmat-Nya

yang sangat diharapkan oleh manusia, rahmat-Nya yang tak terhingga kepada

mahluk-Nya dan rahmat-Nya yang telah memberikan pertolongan kepada penulis.

Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW, yang telah

memberikan serta menyampaikan kepada kita semua ajaran Rukun Iman dan

Rukun Islam yang telah terbukti kebenarannya serta makin terus terbukti

kebenarannya.

Dibalik terselesaikannya skripsi ini ada banyak pihak yang telah

memudahkannya sehingga kesulitan bisa teratasi. Pihak tersebut adalah :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin

untuk menulis skripsi ini.

2. Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menulis skripsi ini.

3. Triyanto, S.Si, M.Si Ketua Program Pendidikan Matematika Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

ijin untuk menulis skripsi ini.

4. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc sebagai dosen pembimbing I yang telah

memberikan masukan, dorongan moral dan pengarahan yang sangat berharga

hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Yemi Kuswardi, S.Si, M.Pd sebagai dosen pembimbing II yang telah

memberikan masukan untuk penulisan skripsi, arahan untuk ketelitian dalam

penulisannya dan segala bimbingannya.

6. Semua Dosen di Pendidikan Matematika yang telah memberikan bimbingan

pada berbagai hal.

Page 12: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

7. Dra. Endang Sri Kusumaningsih, M.Pd, Kepala SMA Negeri 7 Surakarta yang

telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah

tersebut.

8. Dra. Hermawanti, guru matematika kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta atas

bimbingan dan segala bentuk kemudahan dan perhatian yang beliau berikan

sekaligus sebagai salah satu validator instrumen.

9. Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd, Kepala SMA Negeri 5 Surakarta yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan try out instrumen di sekolah

tersebut.

10. Drs. Ponco Sujatmiko, M.Si dan Dwi Maryana, M.Kom sebagai validator

instrumen.

11. Bapak dan Ibu yang telah mendoakanku di setiap sholatnya serta semangat

dan dorongannya.

12. Liendsy, yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan demi

terselesaikannya skripsi ini.

13. Teman-temanku angkatan 2006 terima kasih atas kebersamaan dan

semangatnya.

14. Beberapa pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah

membantu terselesaikannya skripsi ini.

Ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah disebutkan di atas.

Terima kasih atas segala macam bantuan, semoga keselamatan, rahmat dan

barokah Allah senantiasa tercurah kepada beliau semua.

Demikian kata pengantar dari penulis. Mohon maaf atas segala

kekurangan karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Semoga

tulisan ini membawa manfaat dan semoga Allah SWT selalu membimbing kita

bersama dalam menyelami ilmu-ilmu-Nya. Amiin.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 13: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv

DAFTAR ABSTRAK .............................................................................. v

HALAMAN MOTTO .............................................................................. ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... x

KATA PENGANTAR ............................................................................. xi

DAFTAR ISI ........................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6

C. Pemilihan Masalah................................................................. 7

D. Pembatasan Masalah.............................................................. 7

E. Perumusan Masalah ............................................................... 7

F. Tujuan Penelitian ................................................................... 9

G. Manfaat Penelitian ................................................................. 10

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 11

A. Tinjauan Pustaka ................................................................... 11

1. Pengertian Belajar Mengajar .............................................. 11

2. Prestasi Belajar Matematika ............................................... 13

3. Pendekatan Pembelajaran ................................................... 14

4. Model Pembelajaran .......................................................... 18

5. Minat Belajar Matematika .................................................. 26

6. Tinjauan Materi Pokok Bahasan Statistika ......................... 28

B. Kerangka Pemikiran .............................................................. 30

C. Perumusan Hipotesis.............................................................. 34

Page 14: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN................................................. 36

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 36

1. Tempat Penelitian .............................................................. 36

2. Waktu Penelitian ................................................................ 36

B. Jenis Penelitian ...................................................................... 36

C. Populasi dan Sampel .............................................................. 38

1. Populasi ............................................................................. 38

2. Sampel ............................................................................... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 38

1. Variabel Penelitian ............................................................. 38

2. Metode Pengumpulan Data ................................................ 40

E. Teknik Analisis Data .............................................................. 46

1. Uji Keseimbangan ............................................................. 46

2. Uji Prasyarat Analisis Variansi .......................................... 47

3. Pengujian Hipotesis ........................................................... 49

4. Uji Komparasi Ganda ........................................................ 53

BAB IV. HASIL PENELITIAN ............................................................... 55

A. Deskripsi Data ....................................................................... 55

1. Data Hasil Uji Coba Instrumen .......................................... 55

2. Data Skor Prestasi Belajar Matematika .............................. 57

3. Data Skor Minat Belajar Matematika Siswa ....................... 58

B. Pengujian Prasyarat Analisis .................................................. 59

1. Uji Keseimbangan.............................................................. 59

2. Uji Normalitas ................................................................... 59

2. Uji Homogenitas ................................................................ 60

C. Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................... 61

1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ............. 61

2. Uji Komparasi Ganda ........................................................ 62

D. Pembahasan Hasil Analis Data .............................................. 63

1. Hipotesis Pertama .............................................................. 63

2. Hipotesis Kedua ................................................................. 64

Page 15: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

3. Hipotesis Ketiga ................................................................ 65

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................. 66

A. Kesimpulan ........................................................................... 66

B. Implikasi ................................................................................ 67

1. Implikasi Teoritis ............................................................... 67

2. Implikasi Praktis ................................................................ 68

C. Saran ..................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 69

LAMPIRAN

Page 16: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skor Perkembangan Individu ................................................. 22

Tabel 2.2 Penghargaan Kelompok ......................................................... 22

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ........................................................... 37

Tabel 3.2 Contoh Distribusi Jawaban Pada Fungsi Pengecoh ................. 45

Tabel 3.3 Rataan dan Jumlah Rataan .................................................... 50

Tabel 3.4 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama ......... 53

Tabel 4.1 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Matematika Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol............................................... 58

Tabel 4.2 Deskripsi Data Skor Minat Belajar Matematika

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...................... 58

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal ............................... 59

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Skor Prestasi Belajar ............................. 60

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas ........................................................... 60

Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama 61

Tabel 4.7 Rataan dan Rataan Marginal .................................................. 62

Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom .......... 62

Page 17: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................. 72

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa .......................................................... 113

Lampiran 3 Kisi-kisi Tes Uji Coba ....................................................... 125

Lampiran 4 Soal Tes Uji Coba ............................................................. 127

Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Uji Coba ............................................ 135

Lampiran 6 Pembahasan Soal Tes Uji Coba ......................................... 136

Lampiran 7 Kisi-kisi Angket Uji Coba ................................................. 146

Lampiran 8 Soal Angket Uji Coba ....................................................... 148

Lampiran 9 Sebaran Skor Angket Uji Coba .......................................... 155

Lampiran 10 Kisi-kisi Soal Tes Penelitian .............................................. 156

Lampiran 11 Soal Tes Penelitian ............................................................ 158

Lampiran 12 Kunci Jawaban Tes Penelitian ........................................... 166

Lampiran 13 Pembahasan Soal Tes Penelitian ........................................ 167

Lampiran 14 Kisi-kisi Angket Penelitian ................................................ 176

Lampiran 15 Angket Penelitian .............................................................. 178

Lampiran 16 Sebaran Skor Angket Penelitian ........................................ 184

Lampiran 17 Penghargaan Kelompok .................................................... 185

Lampiran 18 Lembar Validasi Instrumen Tes ......................................... 192

Lampiran 19 Daya Pembeda .................................................................. 198

Lampiran 20 Tingkat Kesukaran ............................................................ 200

Lampiran 21 Fungsi Pengecoh ............................................................... 202

Lampiran 22 Uji Reliabilitas Instrumen Tes ........................................... 203

Lampiran 23 Lembar Validasi Angket.................................................... 205

Lampiran 24 Uji Konsistensi Internal Angket......................................... 214

Lampiran 25 Uji Reliabilitas Angket ...................................................... 216

Lampiran 26 Data Induk Penelitian ........................................................ 218

Lampiran 27 Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Sebelum Penelitian) .... 220

Lampiran 28 Uji Normalitas Kelas Kontrol (Sebelum Penelitian) ........... 222

Lampiran 29 Uji Keseimbangan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 224

Page 18: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Lampiran 30 Uji Normalitas Kelas Eksperimen...................................... 226

Lampiran 31 Uji Normalitas Kelas Kontrol ............................................ 228

Lampiran 32 Uji Normalitas Kelompok Siswa Minat Tinggi .................. 230

Lampiran 33 Uji Normalitas Kelompok Siswa Minat Sedang ................. 232

Lampiran 34 Uji Normalitas Kelompok Siswa Minat Rendah ................ 235

Lampiran 35 Uji Homogenitas (Model Pembelajaran) ............................ 237

Lampiran 36 Uji Homogenitas (Minat Belajar) ...................................... 240

Lampiran 37 Uji Hipotesis (Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak

Sama) ................................................................................ 244

Lampiran 38 Komparasi Ganda Antar Kolom (Analisis Variansi Dua

Jalan Dengan Sel Tak Sama) ........................................... 251

Lampiran 39 Tabel Distribusi Normal Baku ......................................... 254

Lampiran 40 Tabel Nilai Kritik Uji Lilliefors ....................................... 255

Lampiran 41 Tabel Nilai 𝜒2α;r ............................................................... 256

Lampiran 42 Tabel Nilai F0.05;v1,v2 ........................................................ 257

Lampiran 43 Surat Perijinan................................................................... 258

Page 19: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia sampai saat ini

terus dilakukan pemerintah dalam rangka menghadapi perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Salah satunya yaitu dalam

bidang pendidikan.

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini

ditunjukkan dengan semakin merendahnya peringkat pendidikan Indonesia di

mata internasional. Laporan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk

bidang pendidikan, Educationals, Scientific and Cultural Organization

(UNESCO) 2007 menunjukkan, peringkat Indonesia dalam hal pendidikan

turun dari 58 menjadi 62 dari 130 negara di dunia.

(http://groups.yahoo.com/group/puskur/message/1741 diakses tanggal 20 Mei

2010 pukul 13.30 WIB)

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC),

kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di

Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The

World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang

rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di

dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya

berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53

negara di dunia. (http://meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-

masalah-pendidikan-di-indonesia/ diakses tanggal 1 Maret 2010 pukul 15.00

WIB).

Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data

Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan

sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary

Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya

delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle

1

Page 20: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja

yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).

(http://meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-

pendidikan-di-indonesia/ diakses tanggal 1 Maret 2010 pukul 15.00 WIB).

Sedangkan kualitas pendidikan di dalam negeri sendiri belakangan

inipun juga cukup mengecewakan. Sebagaimana yang disampaikan Menteri

Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh saat memberikan

keterangan pers di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Jakarta,

Jumat (23/4/2010). Nuh menyampaikan bahwa tingkat kelulusan UN SMA/

MA 2010 mencapai 89,88%,turun 4% dibanding tahun sebelumnya,93,74%.

Dari total 1.522.162 peserta UN tingkat SMA/MA, sebanyak 1.362.696 siswa

dinyatakan lulus, sedangkan 154.079 (10,12%) tidak lulus.

(http://ujiannasional.org/hasil-ujian-nasional-2010.htm diakses tanggal 20 Mei

2010 pukul 13.30 WIB)

Banyak faktor yang mungkin menyebabkan rendahnya kualitas

pendidikan di Indonesia. Beberapa diantaranya yaitu kekurangseriusan

pemerintah menangani hal yang berkaitan dengan pendidikan, masih

minimnya tenaga pengajar yang benar-benar mempunyai kualitas dalam

mengajar, masih rendahnya anggaran untuk pendidikan, kurangnya sarana dan

prasarana dalam pendidikan, maupun faktor-faktor yang berasal dari dalam

diri siswa itu sendiri, semisal kurangnya motivasi, aktivitas, dan minat untuk

belajar.

Setiap negara di seluruh dunia begitu menekankan pentingnya

kualitas pendidikan. Salah satu langkah konkret untuk meningkatkan kualitas

pendidikan adalah dengan menetapkan anggaran pendidikan yang lebih besar

dibandingkan anggaran lainnya. China dan Korea Selatan menjadi dua negara

yang begitu menekankan pentingnya pendidikan bagi rakyatnya. Anggaran

pendidikan di China mencapai 13,1% dari anggaran negara, sedangkan di

Korea Selatan anggaran pendidikan negara mencapai 18,9%. Bandingkan

dengan Indonesia yang memang menganggarkan anggaran pendidikan sebesar

20%, namun pada prakteknya masih jauh dari kenyataan.

Page 21: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

(http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/18/peningkatan-kualitas-pendidikan-

di-indonesia/ diakses tanggal 1 Maret 2010 pukul 15.00 WIB).

Selain itu proporsi waktu untuk belajar bagi kebanyakan masyarakat

di Indonesia masih sangat kurang. Sebagaimana yang disampaikan oleh

Gamawan Fauzi yang kala itu menjabat sebagai gubernur Sumatera Barat saat

meresmikan pencanangan Program Wajib Belajar Gratis 12 Tahun untuk

Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) di GOR Zaini Zein (Juni 2009)

mengatakan, di Indonesia, secara umum masyarakat menghabiskan waktu

mengisi ilmu (pendidikan) sekitar tujuh tahun, sedang di luar negeri mencapai

18,5 tahun. (http://samanui.wordpress.com/2009/06/19/mutu-pendidikan-di-

indonesia-masih-rendah/ diakses tanggal 1 Maret 2010 pukul 15.00 WIB).

Pendidikan matematika memegang peran penting dalam

perkembangan pendidikan. Dengan belajar matematika, siswa akan diajarkan

banyak hal, diantaranya tentang cara berhitung, menggunakan rumus-rumus

hitung, menerapkan suatu teorema untuk membuktikan teorema yang lain, dan

lain-lain. Selain itu siswa juga diajarkan cara berpikir yang logis, sistematis

dan rasional dalam menyelesaikan suatu masalah. Sehingga perkembangan

pendidikan matematika adalah salah satu hal yang memegang peran penting

dalam perkembangan pendidikan.

Kebanyakan siswa dalam belajar matematika hanya mendengarkan

dan mengikuti apa yang disampaikan oleh guru. Padahal kebanyakan guru

hanya memakai model konvensional dalam mengajar yaitu hanya

menyampaikan materi pelajaran dengan ekspositori ataupun berceramah.

Sehingga berkesan monoton dan kurang menarik bagi siswa. Selain itu,

kebanyakan guru hanya mengajar saja tanpa memperhatikan suasana

pembelajaran, apakah pembelajaran yang telah dilakukan telah dapat diterima

oleh siswa dengan baik atau belum. Tak dapat dipungkiri, hal ini akan

menyebabkan ketidaknyamanan para siswa dalam belajar dan akhirnya pikiran

siswa menjadi tegang dan tertekan dalam mengikuti pembelajaran yang

dilakukan oleh guru. Sehingga dimungkinkan hal ini merupakan salah satu

yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar para siswa tersebut.

Page 22: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Statistika merupakan salah satu pokok bahasan dalam pelajaran

matematika. Pokok bahasan statistika sangat berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari. Statistika mempunyai peranan penting dalam banyak hal.

Misalnya dalam menghitung jumlah penduduk suatu negara, peningkatan

jumlah penduduk tersebut, penelitian-penelitian ilmiah dan sebagainya.

Semuanya tidak terlepas dari peran statistika. Misalnya saja akan dilakukan

penelitian mengenai usia wanita ketika menikah di seluruh propinsi di

Indonesia. Adalah tidak mungkin pemerintah akan melibatkan semua wanita

di Indonesia yang telah menikah. Selain biaya yang terlalu besar, waktu yang

dibutuhkan untuk penelitian pun semakin lama. Untuk menghindari hal

tersebut, digunakan statistika. Namun, kebanyakan siswa masih mengalami

kesulitan dalam mempelajari statistika. Hal ini mungkin disebabkan karena

statistika memakai perhitungan yang banyak dan rumit sehingga siswa merasa

malas. Selain itu statistika sangat membutuhkan ketelitian yang tinggi.

(Sartono, 2007: 2).

Sedangkan dalam usaha meningkatkan mutu dari pendidikan ataupun

kualitas hasil belajar, banyak faktor yang mempengaruhi. Diantaranya terdapat

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi minat, bakat,

kecerdasan dan lain-lain yang berkenaan dengan kondisi jasmani dan rohani

siswa. Sedang faktor eksternal yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa,

diantaranya metode pembelajaran, sarana dan prasarana maupun fasilitas

belajar.

Model pembelajaran merupakan salah satu hal yang sangat

berpengaruh dalam suatu pembelajaran. Dengan menerapkan model yang

lebih bervariasi dan tepat, seorang guru akan mampu meningkatkan kualitas

hasil belajar siswa. Dan sebaliknya, apabila model yang digunakan kurang

baik maka kualitas hasil belajar yang diperoleh siswapun kurang maksimal.

Pada saat ini kebanyakan guru menggunakan model konvensional yaitu

menggunakan model pembelajaran dengan metode ceramah. Sehingga apabila

menerapkan model konvensional ini, keaktifan siswa sangat kurang dan

terbatas. Selain itu, penggunaan model konvensional ini terkesan umum dan

Page 23: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

biasa sehingga kurang menarik bagi siswa. Padahal pemilihan model

pembelajaran yang menarik dan bervariasi diharapkan dapat menarik minat

belajar siswa sehingga siswa terdorong untuk berperan lebih aktif dalam

proses belajar. Sehingga dibutuhkan suatu model pembelajran baru yang

menuntut siswa agar lebih aktif. Model pembelajaran kooperatif dengan tipe

STAD (Student Teams Achievement Divisions) merupakan salah satu metode

pembelajaran yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran di

dalam kelompok-kelompok tertentu. Selanjutnya diharapkan siswa lebih giat

lagi belajar dan berlatih mengerjakan soal-soal untuk memperdalam konsep

yang dimiliki dalam kelompok-kelompok tersebut.

Selain itu, lingkungan belajar terutama suasana pembelajaran di

dalam kelas sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar. Siswa yang belajar

dalam suasana yang gaduh dan tertekan tentunya akan mempunyai prestasi

belajar yang berbeda dengan siswa yang belajar dalam suasana yang nyaman

dan menyenangkan. Dalam hal ini, suasana yang nyaman dan menyenangkan

akan membuat pikiran siswa cenderung rileks dan tidak jenuh sehingga dapat

dengan mudah menangkap apa yang sedang dipelajarinya. Terlebih lagi,

matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit dan

menakutkan bagi banyak siswa. Sehingga tak jarang pikiran siswapun akan

tertekan dalam pembelajaran matematika ini. Pendekatan quantum learning

merupakan salah satu pendekatan yang dalam proses pembelajarannya

memperhatikan suasana belajar dalam kelas. Pendekatan ini senantiasa

berusaha menciptakan suasana yang menyenangkan dan senyaman mungkin

bagi para siswa. Salah satu langkah dalam pendekatan quantum learning

adalah dengan mengiringi pembelajaran dengan musik yang dapat membuat

pikiran siswa rileks dan nyaman. Dengan menciptakan suasana yang nyaman

dan menyenangkan ini hasil dari pembelajaranpun akan meningkat.

Selain model pembelajaran, minat merupakan salah satu faktor yang

mungkin mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Minat

merupakan rasa ingin dalam diri seseorang terhadap sesuatu. Minat untuk

belajar akan timbul pada diri siswa apabila pada dirinya terdapat sikap

Page 24: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

menaruh perhatian lebih terhadap pelajaran tertentu tanpa ada unsur paksaan.

Adanya minat belajar yang optimal kemungkinan dapat mempengaruhi

kualitas pencapaian hasil belajar yang optimal pula pada diri siswa.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut maka dapat diidentifikasi permaslahan

sebagai berikut :

1. Dalam belajar matematika banyak faktor yang mempengaruhi kualitas

hasil belajar. Diantaranya faktor intern meliputi minat, bakat, kecerdasan,

dan lain-lain serta faktor eksternal meliputi kondisi lingkungan di sekitar

siswa diantaranya metode, sarana maupun fasilitas pembelajaran. Karena

kurangnya kualitas dari masing-masing faktor inilah yang mungkin

menyebabkan rendahnya prestasi belajar matenatika siswa.

2. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dengan metode-metode

yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran akan membuat siswa

lebih mudah menerima materi yang diajarkan. Tetapi masih banyak guru

yang menggunakan model konvensional yang memakai metode

konvensional di semua materi yang diajarkan, padahal tidak semua materi

cocok disampaikan dengan metode konvensional. Banyak siswa yang

kurang memahami materi pada pokok bahasan statistika yang diajarkan

oleh guru dimungkinkan karena pemilihan model yang kurang tepat dalam

pembelajaran tersebut.

3. Dalam pembelajaran matematika, guru umumnya kurang memperhatikan

suasana pembelajaran, apakah para siswa dapat merasa nyaman mengikuti

pembelajaran tersebut atau tidak. Karena pembelajaran yang tanpa

diperhatikan suasana pembelajarannya dimungkinkan menyebabkan

ketidaknyamanan bagi para siswa dalam belajar dan akhirnya pikiran

siswa menjadi tegang dan tertekan. Dimungkinkan hal ini yang

menyebabkan rendahnya prestasi belajar para siswa tersebut.

4. Minat belajar sangat diperlukan oleh siswa dalam suatu pembelajaran

matematika. Tetapi kebanyakan siswa beranggapan bahwa matematika itu

Page 25: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

pelajaran yang sulit dan menakutkan. Minat yang kurang terhadap

matematika inilah yang mungkin mempengaruhi rendahnya prestasi

belajar matematika siswa.

C. Pemilihan Masalah

Adalah tidak mungkin untuk melakukan penelitian dengan banyak

pertanyaan dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, dalam penelitian

ini hanya akan dicoba menyelesaikan masalah penelitian yang kedua, ketiga

dan keempat dari keempat masalah yang telah diidentifikasi di atas.

D. Pembatasan Masalah

Mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka

penelitian ini hanya akan dibatasi dalam :

1. Model yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning

untuk kelas eksperimen dan model konvensional untuk kelas kontrol.

2. Minat belajar siswa merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan

siswa untuk belajar. Minat belajar siswa dalam penelitian ini dibatasi pada

minat belajar matematika siswa dengan minat belajar tinggi, sedang, dan

siswa dengan minat belajar rendah untuk kelas eksperimen maupun kelas

kontrol.

3. Prestasi belajar siswa dibatasi pada prestasi belajar matematika pada

materi statistika, yaitu pada pokok bahasan tabel distribusi frekuensi dan

menentukan ukuran pemusatan data berupa menentukan rataan, median,

dan modus. Prestasi belajar ini adalah dari tes prestasi belajar yang

dilakukan pada akhir penelitian terhadap siswa kelas XI semester ganjil

tahun pelajaran 2010/2011 SMA Negeri 7 Surakarta.

E. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut

maka dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut :

Page 26: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1. Apakah siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning

menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa

yang diberi pembelajaran dengan model konvensional?

2. Apakah siswa yang mempunyai minat belajar tinggi mempunyai prestasi

belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai

minat belajar sedang, apakah siswa yang mempunyai minat belajar sedang

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa

yang mempunyai minat belajar rendah, dan apakah siswa yang mempunyai

minat belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang mempunyai minat belajar rendah?

3. Pada siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning,

apakah prestasi siswa yang mempunyai minat belajar tinggi lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang mempunyai minat belajar sedang

maupun rendah dan apakah prestasi siswa yang mempunyai minat belajar

sedang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai minat

belajar rendah?

4. Pada siswa yang diberi pembelajaran dengan model konvensional, apakah

prestasi siswa yang mempunyai minat belajar tinggi lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang mempunyai minat belajar sedang

maupun rendah dan apakah prestasi siswa yang mempunyai minat belajar

sedang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai minat

belajar rendah?

5. Pada siswa yang mempunyai minat belajar tinggi, apakah prestasi siswa

yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan model

konvensional?

6. Pada siswa yang mempunyai minat belajar sedang, apakah prestasi siswa

yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model konvensional lebih

Page 27: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

baik dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

pendekatan quantum learning?

7. Pada siswa yang mempunyai minat belajar rendah, apakah prestasi siswa

yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan model

konvensional?

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai

dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui apakah siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum

learning menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik

daripada siswa yang diberi pembelajaran dengan model konvensional.

2. Mengetahui apakah siswa yang mempunyai minat belajar tinggi

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa

yang mempunyai minat belajar sedang, apakah siswa yang mempunyai

minat belajar sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang mempunyai minat belajar rendah, dan

apakah siswa yang mempunyai minat belajar tinggi mempunyai prestasi

belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai

minat belajar rendah.

3. Mengetahui apakah pada siswa yang diberi pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

pendekatan quantum learning, prestasi siswa yang mempunyai minat

belajar tinggi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai

minat belajar sedang maupun rendah dan prestasi siswa yang mempunyai

minat belajar sedang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

mempunyai minat belajar rendah.

Page 28: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

4. Mengetahui apakah pada siswa yang diberi pembelajaran dengan model

konvensional, prestasi siswa yang mempunyai minat belajar tinggi lebih

baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai minat belajar sedang

maupun rendah dan prestasi siswa yang mempunyai minat belajar sedang

lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai minat belajar

rendah.

5. Mengetahui apakah pada siswa yang mempunyai minat belajar tinggi,

prestasi siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning

lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan

model konvensional.

6. Mengetahui apakah pada siswa yang mempunyai minat belajar sedang,

prestasi siswa yang diberi pembelajaran dengan model konvensional lebih

baik dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

pendekatan quantum learning.

7. Mengetahui apakah pada siswa yang mempunyai minat belajar rendah,

prestasi siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning

lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan

model konvensional.

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Memberi masukan kepada tenaga pengajar atau guru tentang penggunaan

metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

2. Memberi masukan kepada tenaga pengajar agar mampu menyampaikan

pembelajaran dengan menarik sehingga siswa lebih tertarik dalam belajar.

3. Sebagai bahan pertimbangan, referensi dan bahan masukan pada materi

pelajaran yang lain atau pada studi kasus yang sejenis.

Page 29: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Belajar Mengajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Tim Penyusun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1999:14), “Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.

Sehingga belajar tidak bisa lepas dari usaha atau proses pembelajaran itu

sendiri. Proses ini merupakan suatu proses dari yang tidak tahu sampai

seseorang memperoleh pengetahuan tertentu.

Selain itu belajar bukan hanya sekedar menghafal dan mengingat.

Menurut Nana Sudjana (2000:28), “Belajar adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri seseorang”. Perubahan sebagai hasil

proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah

pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,

keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya

penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.

Sedangkan menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto (1995:84),

“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,

kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.

Menurut Chaplin dalam Muhibbin Syah (2004:90), belajar dibatasi

dalam dua rumusan yaitu, “Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku

yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman”. Sedangkan

rumusan yang kedua yakni, “Belajar ialah proses memperoleh respons-respons

sebagai akibat adanya latihan khusus”.

Sedang menurut Reber dalam Muhibbin Syah (2004:91), ia membatasi

definisi belajar dalam dua macam yakni, “Belajar adalah proses memperoleh

pengetahuan”, dan “Belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang

relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat”.

11

Page 30: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Sehingga dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan yang ditandai

dengan perubahan yang terjadi dalam diri seseorang dari hal yang tidak tahu

menjadi tahu yang mana perubahan tersebut bersifat menetap yang diperoleh

dari akibat latihan dan pengalaman.

b. Pengertian Mengajar

Persoalan yang sering muncul adalah bagaimana cara guru

mengembangkan dan menciptakan serta mengatur situasi yang memungkinkan

siswa melakukan proses belajar sehingga bisa berubah tingkah lakunya dalam

proses belajar. Persoalan ini menyangkut masalah mengajar, yakni kegiatan

dan pekerjaan yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran.

Sehingga mengajar bukan hanya menyampaikan sesuatu hal,

melainkan melibatkan kognitif siswa atau peserta didik. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Mulyani Sumantri dan H. Johar Permana (2001:54),

mereka menerangkan bahwa, “Mengajar adalah penciptaan lingkungan

dimana struktur kognitif siswa dapat terbentuk dan berubah”. Tujuan mengajar

adalah menyediakan pernyataan belajar yang memungkinkan siswa untuk

mempraktekkan operasi tertentu. Dalam pengalaman belajar ini siswa harus

berperan aktif menemukan sendiri secara induktif. Kepada anak harus

diberikan kesempatan yang ekspensif untuk memanipulasikan lingkungan.

Sedangkan menurut Nana Sudjana (2000:28), “Mengajar pada

hakikatnya adalah suatu proses, yakni suatu proses mengatur, mengorganisasi

lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan

mendorong siswa melakukan proses belajar”.

Selanjutnya Oemar Hamalik (1992:58) juga menyatakan bahwa,

“Mengajar adalah menyampaikan proses menyampaikan pengetahuan dan

kecakapan kepada siswa”.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa mengajar

merupakan suatu proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada

siswa dengan cara mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitarn

Page 31: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses

belajar.

2. Prestasi Belajar Matematika

a. Pengertian Prestasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:787) kata prestasi

mempunyai pengertian, “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang

telah dilakukan/dikerjakan dan sebagainya)”.

Sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi merupakan hasil yang telah

dicapai dari apa yang telah dilakukan sebaik-baiknya dalam suatu hal tertentu.

b. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:787) dikatakan bahwa,

“Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes

atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.

Berdasarkan dari uraian di atas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai

hasil usaha yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar, yaitu

adanya suatu perubahan pada diri siswa berupa perkembangan pengetahuan

baru yang ditunjukkan dengan hasil berupa nilai.

c. Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu bidang dalam ilmu pengetahuan.

Matematika timbul dari pemikiran manusia yang berhubungan dengan

penalaran seseorang. Menurut Tim Penyusun dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1999:637) menyatakan bahwa, “Matematika adalah ilmu tentang

bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang

digunakan dalam penyelesaiaan masalah mengenai bilangan”.

Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran

suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran

sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika

bersifat konsisten.

Page 32: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Namun demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali

secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses

induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika.

Dari penegertian di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika

merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dan memakai penalaran

dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

d. Pengertian Prestasi Belajar Matematika

Berdasarkan pengertian prestasi belajar dan matematika yang telah

diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar matematika adalah

hasil yang telah dicapai siswa dalam mengikuti pelajaran matematika yang

mengakibatkan perubahan pada diri seseorang berupa penguasaan dan

kecakapan baru yang ditunjukkan dengan hasil berupa nilai dari suatu tes.

3. Pendekatan Pembelajaran

a. Pendekatan Quantum Learning

Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar

yang mengkombinasikan penumbuhan rasa percaya diri, ketrampilan belajar,

dan kemampuan berkomunikasi dalam suatu lingkungan yang menyenangkan

(DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike, 1999: 15).

Quantum learning menemukan bentuknya di SuperCamp yang

dikembangkan DePorter bersama kawan-kawannya sejak awal tahun 1980-an.

Dalam SuperCamp tersebut, kurikulum dikembangkan secara harmonis dan

berisi kombinasi dari tiga unsur yaitu keterampilan akademis, prestasi atau

tantangan fisik, dan keterampilan dalam hidup. Pembelajaran berdasarkan

pada landasan konteks yang menyenangkan dan situasi penuh kegembiraan.

Pencetus quantum learning adalah seorang pendidik berkebangsaan

Bulgaria Georgi Lozanov, yang melakukan uji coba tentang sugesti dan

pengaruhnya terhadap hasil belajar, teorinya yang terkenal disebut

suggestology. Prinsipnya bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar dan

setiap detail apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif (Udin

Saefudin, 2008: 125).

Page 33: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Menurut Lozanov dalam DePorter (1999:14) menyatakan bahwa

beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif dalam

belajar diantaranya yaitu mendudukan siswa secara nyaman, memasang musik

latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-

poster umtuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi,

menyediakan guru-guru terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif.

Istilah lain yang hampir dapat dipertukaran dengan suggestology

adalah pemercepatan belajar (accelerated learning). Pemercepatan belajar

didefinisikan sebagai memugkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan

yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan.

Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak

mempunyai persamaan: hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif,

kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja

sama untuk mengasilkan pengalaman belajar yang efektif.

1) Lingkungan Belajar yang Tepat

Belajar di lingkungan yang ditata dengan baik akan lebih mudah

untuk mengembangkan dan mempertahankan sikap juara. Sedang sikap

juara akan menghasilkan pelajar yang lebih berhasil dalam hal ini adalah

prestasi belajar.

Selain itu dengan penataan lingkungan yang baik maka akan

menjadi sarana yang bernilai dalam membangun dan mempertahankan

sikap positif yang merupakan aset berharga dalam belajar.

Salah satu alasan keberhasilan program yang dilakukan DePorter

adalah penciptaan lingkungan yang optimal, baik secara fisik maupun

mental.

Dalam usaha menciptakan lingkungan yang optimal, DePorter

melakukan hal-hal yang membuat suasana menyenangkan dan nyaman.

Sebelum suatu program dimulai, staf masuk ke dalam masing-

masing kelas dan mengubahnya menjadi suatu tempat dimana

siswa-siswi akan merasa nyaman, terdorong, dan mendapat

dukungan. Kami memasukkan tanaman dan music, dan jika

diperlukan, kami menyesuaikan temperature dan memperbaiki

pencahayaan. Kursi-kursi bantalan (jok) supaya lebih nyaman,

Page 34: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

jendela-jendela dilap dan dinding-dinding dihiasi dengan poster-

poster indah dan tulisan-tulisan yang bermakna positif (DePorter,

1999: 66).

Dengan berada pada lingkungan yang nyaman, maka akan

membuat para siswa membuka diri untuk memperluas wilayah

kenyamanan mereka dan mencoba hal-hal baru. Dan itulah keadaan

pikiran yang ideal untuk belajar secara optimal.

2) Iringan Musik

Iringan musik merupakan kunci menuju quantum learning.

DePorter (1999: 72) mengatakan bahwa alasan mengapa musik sangat

penting untuk lingkungan quantum learning adalah musik sebenarnya

berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis seseorang. Selama

melakukan pekerjaan mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung

akan cenderung meningkat. Gelombang-gelombang otak meningkat, dan

otot-otot menjadi tegang. Selama relaksasi dan meditasi, denyut jantung

dan tekanan darah menurun, dan otot-otot mengendur.

Georgi Lonazov, yang teknik-teknik pemercepatan belajarnya

menjadi fondasi bagi SuperCamp, mencari cara untuk mengombinasikan

pekerjaan mental yang menekan dengan fisiologi relaks agar melahhirkan

pelajar-pelajar yang istimewa. Setelsh percobaan intensif dengan para

siswa, ia mendapatkan bahwa musik adalah kuncinya. Relaksasi yang

diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mampu

berkonsentrasi (DePorter, 1999: 72).

Menurut Lonazov dalam DePorter (1999: 72) menyatakan bahwa

musik yang paling membantu adalah musik barok seperti Bach, Handel,

Pachelbel, dan Vivaldi. Para komposer ini menggunakan ketukan yang

sangat khas dan pola-pola yang secara otomatis menyinkronkan tubuh dan

pikiran seseorang.

Pengaruh musik barok tidak terbatas pada manusia. Dalam

eksperimen, tanaman mempunyai daun-daun yang subur dan akar yang

besar jika musik barok ini dimainkan untuk tanaman-tanaman tersebut,

Page 35: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dan tanaman ini bahkan cenderung mengarah ke musik, seolah-olah

mengarah ke matahari. Akan tetapi, ketika diperdengarkana musik rock

yang kacau, tanaman yang sama ini akan layu dan mati.

Selanjutnya, DePorter (1999: 74) juga menyebutkan bahwa dalam

situasi otak kiri sedang bekerja, seperti mempelajari materi baru, musik

akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga

masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses. Otak kanan

cenderung terganggu selama rapat, kuliah dan semacamnya, yang

merupakan penyebab seseorang melamun saat berniat berkonsentrasi.

Dengan memasang musik maka akan menyibukkan otak kanan ketika

sedang berkonsentrasi pada aktivitas-aktivitas otak kiri.

3) Ikuti Tanda-Tanda Positif

DePorter (1999: 76) menyatakan bahwa, “Bila saya mengatakan

tanda-tanda positif, saya sedang berbicara mengenai rangsangan visual

yang mengingatkan Anda bahwa Anda mampu untuk menjadi orang yang

istimewa”. Selanjutnya ia menyarankan beberapa hal yang dapat

dimanfaatkan dalam tempat kerja, antara lain pemacu semangat, seperti

slogan atau kata-kata mutiara, sertifikat dan penghargaan-penghargaan

yang telah diterima, bentuk-bentuk dukungan berupa foto-foto saat

seseorang berada di puncak prestasi, serta catatan, hadiah, atau kartu

penghargaan dari teman-teman dan kolega.

Hal-hal di atas dapat memacu kerja dan memberi semangat kepada

seseorang bahwa dia dapat melakukan hal-hal yang membanggakan dalam

hidup.

4) Konsilidasi

Konsilidasi merupakan waktu untuk berhenti. DePorter (1999: 84)

mengatakan, “Di SuperCamp, jeda merupakan persyaratan untuk setiap

jenis sesi belajar”. Jadi di dalam suau pembelajaran ini akan selalu

terdapat jeda ataupun waktu berhenti untuk beristirahat sejenak.

Page 36: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Selanjutnya DePorter (1999: 84) menjelaskan bahwa jeda

merupakan sesuatu yang sangat penting hingga kadang-kadang

membiarkan para siswa menentukan sendiri kapan waktu jeda tersebut.

Selanjutnya DePorter menjelaskan alasan mengapa jeda ini sangat

penting.

Ada beberapa alasan untuk ini; saya akan menyebutkan beberapa.

Pertama, dalam setiap masa belajar, yang paling Anda ingat dengan

baik adalah informasi yang Anda pelajari pada saat pertama dan

terakhir. Karena itu, jika Anda sering meminta jeda, Anda akan

mengingat lebih banyak dari seluruh informasi. Banyaknya jeda

pendek ini berarti akan memperbanyak pertama dan terakhir.

Kedua, ketika pikiran Anda menjadi letih, perubahan keadaan

mental yang terjadi selama jeda akan menyegarkan kembali sel-sel

otak Anda untuk langkah berikutnya (DePorter, 1999: 86).

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa quantum leaning

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dalam pembelajarannya berupaya

menciptakan suasana yang nyaman, santai, dan menyenangkan dengan cara

menjadikan lingkungan belajar menjadi lingkungan belajar yang optimal,

melaksanakan pembelajaran dengan iringan musik, memperhatikan tanda-

tanda positif serta mempergunakan jeda dalam pembelajarannya.

4. Model Pembelajaran

a. Model Pembelajaran

Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model

pengajaran yang luas dan menyeluruh. Model pembelajaran mempunyai empat

ciri khusus yaitu: rasional teoritik, tujuan pembelajaran, tingkah laku

pembelajaran, dan lingkungan yang diperlukan. Model pembelajaran adalah

bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan

secara khas oleh guru di kelas (http://smacepiring.wordpress.com).

Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah bentuk

pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara

khas oleh guru di kelas.

Page 37: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Model Pembelajaran Konvensional

Menurut Tim penyusun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:

523), “Konvensional adalah tradisional”, sedangkan “ Tradisional diartikan

sebagai sikap dan cara berfikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh

pada norma dan adat kebiasaa yang ada secara turun menurun”.

Dalam pembelajarannya, model konvensional menggunakan metode

konvensional. Sedangkan metode konvensional yang biasa dipakai oleh guru

dalam mengajar adalah metode ceramah ataupun metode ekspositori.

Langkah-langkah dalam model konvensional:

1) Pembukaan

Kegiatan pembukaan dalam proses pembelajaran dengan model

konvensional adalah guru memberi salam dan menerangkan tentang materi

yang akan dipelajari.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti pembelajaran dalam model konvensional adalah

berupa penjelasan materi yang terkait dari guru. Penyampaian materi ini

dilakukan guru dengan berceramah atupun ekspositori. Umumnya pertama

guru menuliskan materi di papan tulis dan selanjutnya menjelaskan materi

tersebut dengan cara berceramah. Dapat pula selanjutnya guru memberi

latihan soal-soal sekadarnya.

3) Penutup

Guru menutup pembelajaran di dalam kelas tersebut.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa dipakai

guru pada umumnya yaitu melalui metode ceramah atupun ekspositori.

c. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan pembalajaran yang menekankan

kegiatan belajar siswa secara bersama dalam suatu kelompok sehingga terjadi

interaksi dalam kelompoknya dalam menyelesaikan masalah belajar.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Robert E. Slavin

(2008:4), bahwa “Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam

Page 38: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi

pelajaran”.

Sedangkan dalam pelaksanaan pembelajarannya, pembelajaran

kooperatif dibedakan dalam beberapa tipe diantaranya yaitu tipe Pembelajaran

Tim Siswa (PTS), tipe Student Team-Achievement Divisions (STAD), tipe

Teams Games-Tournament (TGT), tipe Jigsaw II, dan tipe Team Accelerated

Instruction (TAI).

Selanjutnya Slavin (2008:26) menjelaskan bahwa terdapat enam

karakteristik prinsipil dalam pembelajaran kooperatif, antara lain :

1) Tujuan Kelompok.

Kebanyakan pembelajaran kooperatif menggunakan beberapa

bentuk tujuan kelompok. Dalam tipe PTS, ini bisa berupa sertifikat atau

rekognisi lainnya yang diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria yang

telah ditentukan sebelumnya.

2) Tanggung jawab individual

Ini dilaksanakan dalam dua cara. Yang pertama adalah dengan

menjumlah skor kelompok atau nilai rata-rata kuis individual atau

penilaian lainnya, seperti dalam model Pembelajaran Siswa. Yang kedua

adalah spesialisasi tugas, di mana tiap siswa diberikan tanggung jawab

khusus untuk sebagian tugas kelompok.

3) Kesempatan Sukses yang Sama

Karakteristik unik dari tipe PTS adalah penggunaan metode skor

yang memastikan semua siswa mendapat kesempatan yang sama untuk

berkontribusi dalam timnya. Metode tersebut terdiri atas poin kemajuan

(STAD), kompetisi dengan yang setara (TGT), atau adaptasi tugas

terhadap tingkat kinerja individual (TAI dan CIRC ).

4) Kompetisi Tim

Studi tahap awal dari STAD dan TGT adalah menggunakan

kompetensi antar tim sebagai sarana untuk memotivasi siswa untuk

bekerja sama dengan anggota lainnya.

Page 39: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

5) Spesialisasi Tugas

Unsur utama dari Jigsaw, GI, dan spesialis tugas yang lainnya

adalah tugas untuk melaksanakan subtugas terhadap masing-masing

anggota kelompok.

6) Adaptasi terhadap Kebutuhan Pokok

Kebanyakan tipe pembelajaran kooperatif menggunakan

pengajaran yang mempercepat langkah kelompok, tetapi ada dua –TAI dan

CIRC- mengadaptasi pengajaran terhadap kebutuhan individual.

d. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement

Divisions)

Tipe pembelajaran STAD merupakan salah satu jenis dari berbagai tipe

dalam pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran ini, siswa

dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat atau

lima siswa per kelompok. Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai

fasilisator belajar dan bertugas menciptakan situasi belajar yang kondusif,

sedangkan siswa bekerja sama dalam kelompoknya dalam memecahkan

masalah-masalah belajar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru.

1) Komponen-Komponen Model Pembelajaran tipe STAD

Robert Slavin (2008:4) menjelaskan bahwa STAD terdiri dari lima

komponen utama yaitu : presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan

individual, rekognisi tim.

a) Presentasi Kelas

Materi STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di

dalam kelas. Presentasi kelas ini seperti dalam presentasi-presentasi

biasa tetapi yang membedakan, presentasi kelas ini haruslah benar-

benar fokus pada unit STAD.

b) Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh

bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan

etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua

Page 40: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah

untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis

dengan baik.

c) Kuis

Setelah satu atau dua periode setelah guru memberikan

presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa

akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak dibolehkan saling

membantu dalam mengerjakan kuis sehingga siswa bertanggung jawab

secara individual memahami materinya.

d) Skor Kemajuan Individual

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk

memberikan kepada setiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat

dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang

lebih baik daripada sebelumnya.

Tabel 2.1 Skor Perkembangan Individu

Skor Kuis Skor Perkembangan

Individu

Turun lebih dari 10 0

Turun sampai dengan 10 10

Naik sampai dengan 10 20

Naik lebih dari 10 30

Tetap berada di puncak 30

e) Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan

yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai criteria tertentu. Skor

tim siswa juga dapat digunakan untuk menentukan dua puluh persen

dari peringkat mereka.

Page 41: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Tabel 2.2 Penghargaan Kelompok

Kriteria Rata-rata Kelompok Penghargaan

X ≤ 20

20 < X ≤ 25

X > 25

TIM BAIK

TIM HEBAT

TIM SUPER

2) Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Kooperatif tipe STAD

a) Tahap Pengajaran

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran di

dalam kelas. Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan,

pengembangan, dan pengarahan-praktis tiap komponen dari keseluruhan

pelajaran.

Menurut Slavin (2008:153) yang diadaptasi dari Good, Grouws,

dan Ebmeir (1983), menyatakan bahwa penekanan yang dilakukan dalam

pembelajaran diantaranya :

i. Pembukaan

Dalam pembukaan guru menekankan pada apa yang akan dipelajari

siswa dan mengapa itu penting. Hal ini dilaksanakan untuk memotivasi

siswa dalam mempelajari konsep yang diajarkan.

ii. Pengembangan

Hal-hal yang harus dilakukan guru dalam tahap pengembangan yaitu :

(a) Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

(b) Pembelajaran kooperatif menekankan bahwa belajar adalah

memahami makna dan bukan hafalan.

(c) Mengontrol pemahaman peserta didik seseringmungkin.

(d) Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar

atau salah.

(e) Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah menguasai pokok

masalahnya.

iii. Pedoman Pelaksanaan

Page 42: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Sedangkan yang dilakukan guru dalam pedoman pelaksanaan yaitu :

(a) Menyuruh siswa mengerjakan soal atau menjawab pertanyaan yang

diberikan.

(b) Memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan.

b) Tahap Belajar Tim

Selama masa belajar tim, tugas para anggota tim adalah

menguasai materi yang guru sampaikan di dalam kelas dan membantu

teman sekelasnya untuk menguasai materi tersebut. Guru memberikan

tugas atau lembar kegiatan beserta kunci jawabannya untuk

didiskusikan oleh siswa. Apabila ada siswa mempunyai suatu

permaslahan atau pertanyaan, sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu

pada anggota kelompoknya untuk didiskusikan bersama. Dalam

berdiskusi untuk memecahkan masalah tersebut jika siswa masih

mengalami kesulitan dapat ditanyakan kepada guru.

d. Model Kooperatif Tipe STAD dengan Pendekatan Quantum Learning

Model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning

merupakan suatu model pembelajaran baru yang memakai model

kooperatif tipe STAD dan pendekatan quantum learning sekaligus dalam

pembelajarannya. Dalam model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan

quantum learning ini, pembelajaran diatur sedemikian rupa sehingga siswa

dapat melakukan diskusi dalam kelompok-kelompok yang heterogen

tentang materi tertentu dalam suasana belajar yang nyaman dan

menyenangkan.

1) Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Model Kooperatif Tipe STAD

dengan Pendekatan Quantum Learning

Proses pembelajaran model kooperatif tipe STAD dengan

pendekatan quantum learning antara lain meliputi tahap:

a) Persiapan Pembelajaran

i. Mempersiapkan bahan ajar dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

yang akan dipakai dalam pembelajaran.

Page 43: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

ii. Mempersiapkan ruang atau tempat yang akan dipakai dalam

pembelajaran. Ruangan dipersiapkan sedemikian rupa sehingga

siswa merasa nyaman di dalamnya dan tidak merasa jenuh

dengan kondisi ruangan yang akan dipakai dalam

pembelajaran.

iii. Mempersiapkan perangkat audio yang akan digunakan untuk

mengiringi selama proses pembelajaran berlangsung.

b) Pelaksanaan Pembelajaran

1) Pembukaan

Kegiatan pembukaan dalam proses pembelajaran

dengan model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan

quantum learning dimulai dengan pengakraban antara guru

dengan siswa dalam suasana yang santai dan rileks, pemberian

motivasi dan semangat belajar pada siswa. Selanjutnya guru

juga menjelaskan tentang jalannya pembelajaran yang akan

dilakukan pada pembelajaran tersebut.

2) Kegiatan Inti

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam kegiatan ini antara lain:

i. Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang

secara heterogen.

ii. Guru menyajikan pelajaran atau presentasi kelas.

iii. Guru memberikan tugas berupa LKS kepada kelompok

untuk dikerjakan oleh anggota kelompoknya.

iv. Semua anggota dalam kelompok berdiskusi untuk

mengerjakan tugas dari guru. Selama berdiskusi ini,

pembelajaran diiringi musik instrumen agar suasana

terkesan lebih nyaman, santai dan menyenangkan yang

dapat mendorong siswa untuk berkonsentrasi dan

mengurangi ketegangan sehingga kinerja otak dapat

optimal. Anggota dalam kelompok yang sudah mengerti

Page 44: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua

anggota dalam kelompok itu mengerti.

v. Melakukan jeda bila diperlukan. Dalam jeda ini, guru dapat

memberi penyegaran baru berupa siswa disuruh berdiri dan

melakukan relaksasi sertamemberi motivasi baru ataupun

beberapa pengarahan tentang jalannya pembelajaran.

vi. Menyerahkan atau mempresentasikan hasil kerja kelompok.

vii. Guru memberikan kuis individual. Pada saat menjawab

tidak boleh saling membantu. Dan selama menjawab soal-

soal masih diiringi musik instrumen.

viii. Memberikan penghargaan kelompok

3) Penutup

Guru menutup pembelajaran dengan menyimpulkan

materi dengan menekankan pada hal-hal yang penting.

5. Minat Belajar Siswa

Minat merupakan suatu landasan yang paling meyakinkan demi

keberhasilan suatu proses belajar. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin

belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Sebaliknya belajar

akan menjadi siksaan dan tidak memberi manfaat jika tidak disertai sifat

terbuka bagi bahan-bahan pelajaran.

Minat dapat dimiliki dan dikembangkan dalam diri seseorang. Hal ini

sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kurt Singer (1987:78) bahwa “Minat

bukanlah sesuatu yang begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari”.

Ada atau tidaknya minat dalam diri seseorang dapat berasal dari

pengalaman-pengalaman yang diperoleh sebelumnya. Pengalaman-

pengalaman ini sangat menentukan bagi proses belajarnya kelak. Sebagai

contoh, psikoanalisis menunjukkan bahwa penolakan minat seksual dapat

menghambat kegiatan berpikir dan melakukan penelitian, seorang anak yang

tidak diperbolehkan bertanya dan melihat secara bebas dan wajar akan

Page 45: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

mengalami kesukaran dalam mengembangkan minat belajarnya karena rasa

ingin tahu yang tak dapat tumbuh itu pasti akan menghambat proses belajar.

Minat merupakan salah satu unsur pribadi yang sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan belajar individu. Tanpa adanya minat terhadap materi

belajar maka individu tidak akan dapat belajar dengan sungguh-sungguh,

akibatnya hasil belajar tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Menurut Winkel (1987: 105), “Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek

yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan

tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu”. Apabila seseorang anak

masih juga ingin melanjutkan suatu aktivitas setelah ia menghabiskan banyak

waktu untuk aktivitas itu, hal ini menandakan adanya minat. Dalam hal ini,

siswa yang mempunyai minat yang tinggi terhadap matematika akan merasa

senang mempelajari matematika dan akan menghabiskan banyak waktu dalam

belajar matematika dibandingkan dengan siswa yang tidak begitu mempunyai

minat terhadap matematika. Dengan adanya rasa senang terhadap matematika,

siswa juga tidak mudah merasa bosan dalam belajar dan tertarik

menyelesaikan permasalahan-permasalahan maupun soal-soal yang

berhubungan dengan matematika.

Muhibbin Syah (2004: 67) berpendapat bahwa minat (interest) berarti

kecenderungan dan kegairahan yang besar terhadap sesuatu. Suatu minat dapat

diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih

menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui

partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek

tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap

subjek tersebut. Sedangkan menurut Slameto (1995: 180) bahwa minat adalah

suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa

ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau

dekat hubungan tersebut, semakin besar minat

Sedangkan Sadirman (1990:93) menjelaskan bahwa minat dapat

dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut :

Page 46: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau

c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik

d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

Minat merupakan salah satu unsur pribadi yang berpengaruh terhadap

keberhasilan belajar individu. Tanpa adanya minat terhadap materi belajar,

individu tidak akan dapat belajar sungguh-sungguh, dan dampaknya hasil

belajar tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Jika seseorang anak

mempunyai minat belajar tinggi maka aktivitas belajar yang dilakukan dalam

hal ini aktivitas belajar matematika akan tinggi pula dan lebih bermutu, baik

kuantitas maupun kualitasnya sehingga akan mempengaruhi prestasi

belajarnya. Sebaliknya, belajar yang tidak dilandasi oleh adanya minat maka

anak akan merasa terpaksa dan belajar dengan keterpaksaan tidak akan

memperoleh hasil yang baik

Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat

belajar matematika siswa adalah suatu rasa senang dan ketertarikan untuk

mempelajari matematika tanpa paksaan yang mana siswa akan berkonsentrasi

dan memberikan perhatian yang lebih terhadap matematika.

6. Tinjauan Materi Pokok Bahasan Statistika

a) Tabel Distribusi Frekuensi

b) Ukuran Pemusatan Data

Rataan, median, dan modus memberikan gambaran pemusatan

nilai-nilai dari suatu kumpulan data yang telah diamati. Oleh karena itu,

rataan, median, dan modus disebut sebagai ukuran pemusatan data atau

ukuran tendensi sentral.

1) Menentukan Rataan

Data Tunggal

Page 47: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Rataan (mean) dari suatu data adalah perbandingan jumlah

semua nilai datum dengan banyak datum.

diamati yang datumbanyak

diamati yang datum nilai semuajumlah R

n

i

ixn

x1

1

dengan x : rataan dari suatu data

n : banyak datum yang diamati, disebut ukuran data

xi : nilai datum ke-i

Data Berkelompok

Rataan data berkelompok dapat ditentukan dengan rumus:

r

i

i

r

i

ii

f

xf

x

1

1

.

dengan fi menyatakan frekuensi untuk nilai datum xi

r

i

if1

= n menyatakan ukuran data

2) Menentukan Median

Median adalah sebuah nilai datum yang berbeda di tengah-

tengah, dengan catatan data telah diurutkan dari nilai yang terkecil

sampai dengan yang terbesar.

Jika ukuan data n ganjil, maka mediannya adalah nilai datum

yang di tengah atau nilai datum yang ke- (n + 1)/2

Median = x(n+1)/2

Page 48: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Jika ukuan data n genap, maka mediannya adalah rataan dari

dua nilai datum yang di tengah atau rataan dari nilai datum

yang ke- n/2 dan nilai datum ke- (n/2 + 1)

Median = ½ (xn/2 + xn/2 + 1)

3) Menentukan Modus

a) Data Tunggal

Modus dari suatu data yang disajikan dalam bentuk statistik

jajaran : x1, x2, x3, . . . , xn-1, xn, ditentukan sebagai nilai datum

yang paling sering muncul.

b) Data Berkelompok

Modus = cL

21

1

dengan

L = tepi bawah frekuensi kelas modus

1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

c = panjang kelas modus.

B. Kerangka Berpikir

Keberhasilan dalam pencapaian prestasi belajar banyak dipengaruhi

beberapa hal, diantaranya adalah model mengajar dan minat belajar siswa.

Untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu diperlukan model tertentu pula.

Dengan demikian, guru dituntut untuk menguasai berbagai model

pembelajaran serta menggunakan metode mengajar yang terdapat dalam

model tersebut yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

Page 49: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Model pembelajaran yang baik adalah model yang mampu

menciptakan suatu lingkungan yang kondusif untuk belajar siswa serta mampu

menumbuhkan minat siswa untuk belajar serta tidak monoton. Minat belajar

akan timbul pada diri siswa apabila pada dirinya terdapat suatu rasa menaruh

perhatian lebih terhadap pelajaran tertentu tanpa ada unsur paksaan. Dengan

minat belajar yang optimal kemungkinan akan mempengaruhi pencapaian

prestasi belajar yang optimal pula.

Statistika merupakan salah satu materi pada pelajaran matematika yang

dianggap sulit bagi para siswa. Banyak siswa yang sering keliru atau salah

dalam mengerjakan soal-soal mengenai statistika. Karena selain membutuhkan

perhitungan yang banyak dan rumit, statistika juga menuntut tingkat ketelitian

yang cukup tinggi. Karena harus melakukan perhitungan yang rumit dan perlu

ketelitian inilah, kinerja otak akan menurun karena tertekan dan dalam

keadaan tegang. Jika tetap dipaksakan untuk berpikir dalam keadaan tegang,

maka hasilnya juga tidak akan baik. Sehingga perlu diciptakan suasana yang

nyaman dan menyenangkan agar pikiran kembali segar dan berkurang

ketegangannya. Sehingga hasil yang diperolehpun akan lebih baik.

Tak dipungkiri saat ini masih banyak guru yang menggunakan model

konvensional dalam mengajar, termasuk dalam mengajarkan matematika.

Dalam pembelajaran, model konvensional menggunakan metode ceramah

dalam menyampaikan pelajaran, sehingga pelajaran banyak terpusat pada

guru. Akibatnya siswa cenderung bersifat pasif dalam kegiatan belajar. Selain

itu, dalam mengajar umumnya guru hanya menyampaikan pelajaran tanpa

memperhatikan suasana maupun keadaan siswa yang menerima pelajaran.

Kebanyakan siswa akan merasa tertekan pikirannya ketika menghadapi

kesulitan-kesulitan saat pembelajaran yang dilakukan guru dengan model

konvensional tersebut.

Berangkat dari kurangnya pemahaman dan ketelitian siswa yang

belajar dalam pembelajaran yang suasana belajarnya kurang kondusif dan

nyaman, serta rendahnya prestasi belajar siswa pada materi statistika tersebut,

maka perlu dikembangkan model pembelajaran baru yang selain menuntut

Page 50: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

siswa untuk lebih aktif dalam belajar juga mampu menciptakan suasana

pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan sehingga siswapun akan lebih

mudah menerima pembelajaran tersebut.

Sehubungan dengan hal di atas, dalam penelitian ini dicoba diterapkan

model baru yaitu berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan pendekatan quantum learning dalam pengajaran matematika

pada materi statistika pada siswa SMA Negeri 7 Surakarta. Dalam model ini,

siswa diberi kesempatan ataupun dituntut untuk bekerja dalam kelompok-

kelompok tertentu yang akan lebih menuntut mereka untuk lebih aktif dan

bekerja sama dengan kelompoknya serta saling membantu dalam

menyelesaikan masalah yang ada yang disampaikan oleh guru. Selain itu akan

diupayakan penciptaan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi

siswa yang diharapkan akan meningkatkan hasil belajar. Diduga dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan

quantum learning, pengajaran matematika pada materi statistika dapat lebih

bermakna dan optimal, sehingga pretasi belajar matematika siswa pada materi

statistika dapat ditingkatkan.

Selain dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan,

keberhasilan belajar siswa juga kemungkinan dipengaruhi oleh minat belajar

siswa. Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk

merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa

senang mempelajari materi itu. Perbedaan minat belajar siswa kemungkinan

dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka. Siswa yang memiliki minat

belajar tinggi akan lebih giat untuk belajar mandiri, memiliki banyak ide untuk

memecahkan suatu masalah berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki,

serta berani menyampaikannya dengan lancar tanpa harus menunggu adanya

perintah dari guru, sehingga pada akhirnya mereka dapat memperoleh prestasi

yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang minat belajarnya sedang

atau rendah. Begitu pula dengan siswa yang mempunyai minat sedang, sangat

dimungkinkan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan

dengan siswa yang memiliki minat belajar matematika yang rendah.

Page 51: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Selain itu, terkait dengan proses menyelesaikan soal-soal dalam

materi statistika, siswa dituntut untuk memiliki minat agar ia dapat

menyelesaikan permasalahan yang terkait. Karena tak dipungkiri, statistika

sangat erat hubungannya dengan angka-angka yang mungkin siswa menjadi

malas mengerjakannya. Dalam proses ini, minat belajar siswa mungkin

menjadi faktor yang sangat berpengaruh selain pemahaman siswa terhadap

materi tersebut.

Penggunaan model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum

learning dalam pembelajaran matematika menitikberatkan pada minat belajar

siswa. Jadi, penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dan tepat serta

didukung oleh adanya minat belajar yang optimal pada diri siswa

kemungkinan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa pada

materi statistika.

Sedangkan bagi siswa yang minat belajarnya sedang, model ini

kurang begitu tepat untuk mereka. Karena dengan minat yang sedang atau

biasa-biasa saja, ia lebih mampu menerima pelajaran langsung dari guru

seperti biasanya dibandingkan dengan dari hasil diskusi bersama teman-

temannya dalam suatu kelompok tertentu yang terkesan rumit dan

membingungkan bagi mereka. Atau mungkin, dengan pembelajaran dalam

kelompok-kelompok yang suasananya santai, ia justru tidak bisa fokus

terhadap pelajaran yang sedang berlangsung dengan bekal minat terhadap

pelajaran yang sedang-sedang saja. Namun bagi siswa yang memiliki minat

belajar rendah, model ini akan membantu mereka untuk dapat berdiskusi

dengan kelompoknya untuk pemecahan permasalahan dalam soal karena

mereka dapat berdiskusi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Ditambah

dengan suasana yang nyaman dan menyenangkan maka iapun akan merasa

lebih betah dalam pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga tingkat

pemahaman merekapun dapat meningkat. Namun hal ini mungkin membuat

siswa dengan minat belajar sedang ataupun rendah menjadi tergantung dengan

siswa lain sehingga pada saat evaluasi, prestasi yang diperoleh menjadi kurang

optimal. Atau dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa terdapat interaksi

Page 52: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

antara penggunaan model pembelajaran dan minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika, khususnya dalam kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan materi statistika.

Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pemikiran

Keterangan :

1. Model pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar matematika

2. Minat belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar matematika.

3. Pengaruh bersama (interaksi) antara model pembelajaran dan minat belajar siswa

terhadap prestasi belajar siswa.

C. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning

menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa

yang diberi pembelajaran dengan model konvensional.

2. Siswa yang mempunyai minat belajar tinggi mempunyai prestasi belajar

yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai minat

belajar sedang, siswa yang mempunyai minat belajar sedang mempunyai

Model Pembelajaran

Prestasi Belajar

Matematika

Minat Belajar Siswa 2

3

1

Page 53: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

mempunyai minat belajar rendah, dan siswa yang mempunyai minat

belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan

dengan siswa yang mempunyai minat belajar rendah.

3. Pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dengan pendekatan quantum learning, siswa yang mempunyai

minat belajar tinggi mempunyai prestasi lebih baik dibandingkan dengan

siswa yang mempunyai minat belajar sedang maupun rendah dan siswa

yang mempunyai minat belajar sedang mempunyai prestasi lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang mempunyai minat belajar rendah .

4. Pada pembelajaran dengan model konvensional, siswa yang mempunyai

minat belajar tinggi mempunyai prestasi lebih baik dibandingkan dengan

siswa yang mempunyai minat belajar sedang maupun rendah dan siswa

yang mempunyai minat belajar sedang mempunyai prestasi lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang mempunyai minat belajar rendah.

5. Pada minat belajar tinggi, siswa yang diberi pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

pendekatan quantum learning mempunyai prestasi lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan model

konvensional.

6. Pada minat belajar sedang, siswa yang diberi pembelajaran dengan model

konvensional mempunyai prestasi lebih baik dibandingkan dengan siswa

yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning.

7. Pada minat belajar rendah, siswa yang diberi pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

pendekatan quantum learning mempunyai prestasi lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan model

konvensional.

Page 54: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 7 Surakarta kelas XI semester

ganjil tahun pelajaran 2010/2011. Sedangkan uji coba instrumen dilaksanakan di

SMA Negeri 5 Surakarta kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan 3 bulan yaitu pada bulan Agustus sampai Oktober

2010. Sedangkan uji coba instrumen dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2010.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Dikatakan

penelitian eksperimental semu karena peneliti tidak memungkinkan untuk

memanipulasi dan atau mengendalikan semua variabel yang relevan. Sebagaimana

yang dikemukakan Budiyono (2003:82), “Tujuan penelitian eksperimental semu

adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang

tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variable

yang relevan”. Langkah dalam penelitian ini adalah dengan melakukan

pengaturan variabel-variabel ataupun selanjutnya variabel-variabel tersebut

dikontrol untuk diperhatikan pengaruhnya terhadap prestasi belajar matematika

sebagai varibel terikat. Dalam hal ini variabel bebas yang dimaksud adalah model

pembelajaran dan minat belajar para siswa. Sebelum dilakukan perlakuan

terhadap kelas yang akan digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu

dilaksanakan uji keseimbangan dengan menggunakan uji t. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan

seimbang atau tidak. Data yang digunakan dalam uji keseimbangan ini adalah

nilai ujian semester dua kelas X.

36

Page 55: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Selanjutnya pada akhir eksperimen, dilakukan pengukuran terhadap kedua

kelas mengenai prestasi atau hasil dari belajar siswa dengan alat ukur yang sama

berupa soal-soal tes prestasi belajar matematika materi yang berkaitan.

Setelah itu, hasil dari pengukuran dianalisis dan dibandingkan dengan

tabel uji statistik yang digunakan dalam penelitian tersebut.

1. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan

faktorial 2×3. Rancangan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

B

A

b1

b2 b3

a1

a2

a1b1

a2b1

a1b2

a2b2

a1b3

a2b3

keterangan :

A = model pembelajaran

B = minat siswa

a1 = pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan pendekatan quantum learning

a2 = pengajaran dengan menggunakan model konvensional

b1 = minat siswa kategori tinggi

b2 = minat siswa kategori sedang

b3 = minat siswa kategori rendah

2. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.

Urutan-urutan kegiatan yang telah dilakukan adalah :

a. Melakukan Observasi

b. Memilih kelas mana yang digunakan untuk penelitian dan kelas untuk uji coba

instrumen.

c. Mengambil nilai kemampuan awal untuk uji keseimbangan.

Page 56: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

d. Memberikan perlakuan berupa pengajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning dan

model konvensional pada masing-masing kelas yang telah dipilih.

e. Memberikan tes prestasi belajar untuk mengukur hasil belajar siswa.

f. Mengumpulkan, mengolah selanjutnya menganalisis data penelitian.

g. Menguji hipotesis dan menarik kesimpulan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130), “Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI

SMA Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 312 siswa dan

terbagi menjadi 9 kelas.

2. Sampel

Suharsimi Arikunto (2006:131) mengemukakan bahwa, “Sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Dalam penelitian tidak selalu

perlu untuk meneliti semua populasi, karena selain memerlukan biaya yang besar

juga memerlukan waktu yang lama. Untuk itu diharapkan dengan hanya

mengambil sebagian dari populasi tetapi dapat mewakili dari keseluruhan

populasi.

Sedangkan pengambilan sampel dilakukan dilakukan dengan cara

sampling random kluster (cluster random sampling) yang dikenakan berturut-turut

terhadap unit-unit atau sub-sub populasi. Dari 9 kelas yang ada, dipilih 2 kelas

sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

Variabel-variabel tersebut adalah :

a. Variabel Bebas

1) Model Pembelajaran

Page 57: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

a) Definisi Operasional : model pembelajaran adalah bentuk

pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan

secara khas oleh guru di kelas. Model pembelajaran pada penelitian ini

meliputi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

pendekatan quantum learning pada kelas eksperimen dan model

konvensional pada kelas kontrol.

b) Indikator : model pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum

learning pada kelas eksperimen dan model konvensional pada kelas

kontrol.

c) Skala pengukuran : nominal dengan dua kategori model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning dan model

konvensional.

2) Minat Siswa

a) Definisi Operasional

Minat belajar adalah suatu keinginan yang timbul karena adanya

kebutuhan untuk belajar dan pengalaman belajar yang telah lampau

yang ditunjukkan dengan rasa ketertarikan dan perhatian lebih

terhadap kegiatan belajar, yang ditunjukkan dengan angket minat

belajar matematika.

b) Indikator : nilai angket minat belajar matematika siswa.

c) Skala pengukuran : skala interval yang diubah dalam skala ordinal

dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Skala interval

yang diubah ke skala ordinal yang terdiri dari tiga kategori yaitu

kelompok tinggi dengan skor > sX , kelompok sedang dengan

sX ≤ skor ≤ sX , sedangkan kelompok rendah dengan skor

< sX

b. Variabel Terikat

1) Prestasi Belajar Siswa

a) Definisi Operasional

Page 58: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat dari

aktivitas selama mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika.

b) Indikator : nilai tes prestasi belajar matematika.

c) Skala Pengukuran : interval.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan atau

pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Metode Dokumentasi

Menurut Budiyono (2003:54), “Metode dokumentasi adalah cara

pengumpulan data dengan melihatnyadalam dokumen-dokumen yang telah

ada. Dokumen-dokumen tersebut biasanya merupakan dokumen-dokumen

resmi yang telah terjamin keakuratannya”.

Fungsi dari metode dokumentasi pada penelitian ini adalah untuk

mendapatkan nilai Ujian Akhir Semester kelas X semester genap tahun

pelajaran 2009/2010 mata pelajaran matematika yang digunakan untuk uji

keseimbangan.

b. Metode Angket

Metode angket merupakan cara pengumpulan data yang dilaksanakan

dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek

penelitian, responden, atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara

tertulis.

Metode angket digunakan untuk memperoleh data ilmiah yaitu berupa

skor hasil pengisian angket dari respon yang bersangkutan. Namun sebelum

digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut terlebih

dahulu harus diuji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui kualitas item

angket. Sedangkan untuk menguji butir instrument digunakan uji konsistensi

internal.

1) Analisis Instrumen

1. Reliabilitas

Budiyono (2003: 65) menyatakan bahwa “Kata reliabel sering

disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg,

Page 59: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

stabil, konsisten, dan lain sebagainya”. Menurutnya, suatu instrumen

dikatakan reliabel jika hasil pengukuran dari suatu instrumen tersebut

adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang

yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan

(tetapi dalam kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada

waktu yang berlainan.

Untuk menguji reliabilitas angket minat belajar matematika,

digunakan teknik Alpha sebagai berikut:

2

2

11 11

t

i

s

s

n

nr

Dengan:

= indeks reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir instrumen

si2 = variansi belahan ke-i, i = 1, 2, …, k (k n)

atau variansi butir ke-i, i = 1, 2, 3, 4, ...,n

st2 = variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba

Dalam penelitian ini, suatu instrumen dikatakan reliabel jika r11

≥ 0,70.

(Budiyono, 2003: 70)

2. Uji Validitas Isi

Berdasarkan pada tujuan diadakannya tes hasil belajar yaitu

untuk mengetahui apakah prestasi belajar yang ditampakkan secara

individual dapat pula ditampakkan pada keseluruhan (universe) situasi,

maka uji validitas yang dilakukan pada metode tes ini adalah uji

validitas isi, pada tingkat minimum, langkah-langkah dalam

melakukan validasi isi seperti yang dikemukakan Crocker dan Algina

dalam Budiyono (2003:60) adalah sebagai berikut :

a. Mendefinisikan domain kinerja yang akan diukur (pada tes prestasi

dapat berupa serangkaian tujuan pembelajaran atau pokok-pokok

bahasan yang diwujudkan dalam kisi-kisi),

b. Membentuk sebuah panel yang ahli (qualified) dalam domain-

domain tersebut,

Page 60: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

c. Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butir-

butir soal dengan domain performans yang terkait, dan

d. Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang

diperoleh dari proses pencocokan pada langkah (c).

Dalam penelitian ini data dikatakan valid jika pada kerangka

terstruktur (lembar validasi) tanda (√) lebih dari 3.

2) Analisis Butir soal

1. Konsistensi Internal

Untuk mengetahui korelasi butir soal angket digunakan rumus

korelasi momen produk Karl Pearson

))()()((

))((

2222

YYnXXn

YXXYnrxy

dengan :

xyr = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i

n = banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen)

X = skor untuk butir ke-i (dari subjek uji coba)

Y = total skor (dari subjek uji coba)

(Budiyono, 2003:65)

Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3

maka butir tersebut harus dibuang.

c. Metode Tes

Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan

sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek

penelitian.

Tes yang digunakan berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda.

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrument tersebut

diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui

kualitas item angket. Sedangkan untuk mengujji butir instrument digunakan

uji daya pembeda, tingkat kesukaran, dan fungsi pengecoh.

Page 61: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

a) Analisis Instrumen

1. Uji Validitas Isi

Berdasarkan pada tujuan diadakannya tes hasil belajar yaitu

untuk mengetahui apakah prestasi belajar yang ditampakkan secara

individual dapat pula ditampakkan pada keseluruhan (universe) situasi,

maka uji validitas yang dilakukan pada metode tes ini adalah uji

validitas isi, pada tingkat minimum, langkah-langkah dalam

melakukan validasi isi seperti yang dikemukakan Crocker dan Algina

dalam Budiyono (2003:60) adalah sebagai berikut :

a. Mendefinisikan domain kinerja yang akan diukur (pada tes prestasi

dapat berupa serangkaian tujuan pembelajaran atau pokok-pokok

bahasan yang diwujudkan dalam kisi-kisi),

b. Membentuk sebuah panel yang ahli (qualified) dalam domain-

domain tersebut,

c. Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butir-

butir soal dengan domain performans yang terkait, dan

d. Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang

diperoleh dari proses pencocokan pada langkah (c).

Dalam penelitian ini data dikatakan valid jika pada kerangka

terstruktur (lembar validasi) tanda (√) lebih dari 3.

(Budiyono, 2003:69)

2. Reliabilitas

Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus yang

dikemukakan oleh Kuder dan Richardsonyang diberi nama KR-20

sebagai berikut :

2

2

111

t

iit

s

qps

n

nr

dengan :

11r : indeks reliabilitas instrumen

n : cacah butir instrumen

ip : proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke-i

Page 62: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

iq : 1- ip

2

is : variansi total

Dalam penelitian ini disebut reliabel apabila indeks reliabilitas

yang diperoleh telah melebihi 0,70 ( 11r > 0,70)

(Budiyono, 2003:69)

b) Analisis Butir Soal

1. Daya Pembeda

Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda yang baik

jika kelompok siswa yang pandai menjawab benar lebih dari kelompok

siswa yang kurang pandai.

Untuk mengetahui daya beda suatu butir soal digunakan rumus

korelasi momen produk Karl Pearson sebagai berikut :

))()()((

))((

2222

YYnXXn

YXXYnrxy

dengan :

xyr = indeks daya beda untuk butir ke-i

n = banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen)

X = skor untuk butir ke-I (dari subjek uji coba)

Y = total skor (dari subjek uji coba)

Jika indeks daya beda untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka

butir tersebut harus dibuang.

(Budiyono, 2003:65)

2. Tingkat Kesukaran

Yang dimaksud tingkat kesukaran butir soal ialah proporsi

peserta tes menjawab benar terhadap butir soal tersebut. Tingkat

kesukaran soal biasanya dilambangkan dengan p. Tingkat kesukaran

berkisar antara 0.0 sampai dengan 1.0. Soal yang baik adalah soal yang

Page 63: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya soal tersebut

tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat

kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus :

keterangan ;

P = indeks kesukaran

B = banyak peserta tes yang menjawab soal dengan benar

Js = jumlah seluruh peserta tes

(Asmawi Zainul dan Noehi Nasoetion, 1995:157-158).

Dalam penelitian ini soal dianggap baik jika 0,30 ≤ P ≤ 0,70.

3. Fungsi Pengecoh

Untuk menentukan berfungsi atau tidaknya pengecoh, diadakan

analisis butir soal. Untuk keperluan analisis ini lembar jawaban peserta

ujian yang termasuk kelompok atas dan kelompok kelompok bawah

yang dijadikan sumber informasi. Distribusi jawaban kedua kelompok

ini untuk setiap butir dimasukkan dalam suatu tabel seperti contoh

butir soal di bawah ini.

Tabel 3.2 Contoh Distribusi Jawaban Pada Fungsi Pengecoh

Pilihan A B* C D

Atas 0 5 0 0

Bawah 1 2 1 1

Jumlah 1 7 1 1

Jawaban yang benar adalah B (diberi tanda bintang),

kebanyakan peserta (pada kedua kelompok ini) memilih B. pengecoh

A,C, dan D ada yang memilih terutama mereka yang masuk kelompok

bawah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengecoh

berfungsi sebagai jawaban yang salah. Jadi butir soal di atas semua

pilihan sudah berfungsi.

sJ

BP

Page 64: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Pengecoh dikatakan berfungsi jika dipilih oleh 5% dari jumlah

peserta dan siswa kelompok atas lebih sedikit yang memilih daripada

siswa kelompok bawah.

(Asmawi Zainul dan Noehi Nasoetion, 1995:165).

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya diuji statistik dengan

menggunakan uji t, tetapi sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat

analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan kepada dua kelompok pada saat sebelum

dikenai perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

tersebut seimbang ataupun kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan mean

yang berarti atau tidak.

Langkah-langkahnya :

a. Hipotesis

21: oH (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama)

21: oH (kedua kelompok memiliki kemampuan awal tidak yang sama)

b. Taraf signifikan (α)

c. Statistik uji yang digunakan

21

21

11

nns

XXt

p

~ )2( 21 nnt

keterangan :

t = t hitung

1X = mean dari sampel kelompok eksperimen

2X = mean dari sampel kelompok kontrol

1n = ukuran sampel kelompok eksperimen

2n = ukuran sampel kelompok kontrol

Page 65: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

s 2

= variansi (2

)1()1(

21

2

22

2

112

nn

snsns p

)

d. Daerah kritik

DK = {t| t < - 2t ; n1+n2-2 atau t > 2t ; n1+n2-2}

e. Keputusan uji

H0 ditolak jika t DK

f. Kesimpulan

1) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal sama jika H0 diterima

2) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal berbeda jika H0 ditolak.

(Budiyono, 2004:151)

2. Uji Prasyarat Anava

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel dari

penelitian termasuk sampel dari populasi berdistribusi normal atau tidak.

Salah satu metode yang bisa digunakan untuk menguji normalitas populasi ini

adalah metode Lilliefors.

Langkah-langkah uji normalitas dengan metode Lilliefors yaitu :

1) H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Tingkat signifikan (α)

3) Statistik uji yang digunakan

L = Maks |F(zi) - S(zi)|

dengan F(zi) = P(Z ≤ zi); Z ~ N(0,1)

S(zi) = proporsi cacah Z ≤ zi

zi = skor standar ; zi =

s

XX i )( ; Xi : skor item

s = variansi

4) Daerah kritik

DK = {L | L > Lα;n}

5) Keputusan uji

H0 ditolak jika Lobs terletak di daerah kritik

Page 66: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

6) Kesimpulan

a) Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal jika H0 diterima

b) Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal jika H0 ditolak.

(Budiyono, 2004:170-171)

b) Uji homogenitas Variansi

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari

sejumlah populasi sama atau tidak. Salah satu uji homogenitas variansi adalah

uji Bartlett dengan prosedur sebagai berikut :

1. H0 : σ12 = σ2

2 = σ3

2 = … = σk

2 (variansi populasi homogen)

H1 : tidak semua variansi sama (variansi populasi tidak homogen)

2. Tingkat signifikan (α)

3. Statistik uji

)loglog(303,2 22 jj sfRKGfc

dengan :

)1(~ 22 k

k = banyaknya populasi = banyaknya sampel ;

k = 2 (model pembelajaran); k = 3 (minat belajar)

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)

nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

fj = nj - 1 = derajat kebebasan untuk sj2, j = 1, 2, …, k;

f = N – k =

k

j

jf1

= derajat kebebasan untuk RKG

c = 1 + ;11

)1(3

1

ffk j

RKG = rataan kuadrat galat = ;

j

j

f

SS

SSj = 2

2

2)1(

)(jj

j

j

j snn

XX

4. Komputasi

Page 67: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

5. Daerah kritik

DK : { 2 | 2 > 2 α;k-1}

6. Keputusan Uji

H0 ditolak jika 2 obs terletak di daerah kritik

7. Kesimpulan

a. Variansi dari populasi-populasi homogen jika H0 diterima

b. Variansi dari populasi-populasi tidak homogen jika H0 ditolak.

(Budiyono, 2004: 175-178)

3. Pengujian Hipotesis

Untuk melakukan hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan dengan

sel tak sama, dengan model sebagai berikut :

ijkijjiijkX )(

dengan :

Xijk = data ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j

µ = rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean)

α1 = efek baris ke-i pada variabel terikat

βj = efek kolom ke-j pada variabel terikat

(αβ)ij = kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat

εijk = deviasi data Xijk terhadap rataan populasinya (µij) yang berdistribusi

normal dengan rataan nol

i = 1, 2 ; 1 = model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan

quantum learning; 2 = model pengajaran konvensional

j = 1, 2, 3 ; 1 = minat tinggi, 2 = minat sedang, dan 3 = minat rendah.

k = 1, 2, 3, ...,nij ; nij = banyaknya data amatan pada setiap sel.

(Budiyono, 2004:227)

Page 68: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Prosedur pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua jalan

dengan sel tak sama antara lain :

a. Hipotesis

H0A : αi = 0 untuk setiap i = 1, 2 (tidak ada perbedaan efek antara baris

terhadap variabel terikat)

H1A : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol (ada perbedaan efek antara

baris terhadap variabel terikat)

H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3 (tidak ada perbedaan efek antara baris

terhadap variabel terikat)

H1B : paling sedikit ada satu βj yang tidak nol (ada perbedaan efek antara

kolom terhadap variabel terikat)

H0AB : (αβ)ij = 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3 (tidak ada interaksi

baris dan kolom terhadap variabel terikat)

H1AB : paling sedikit ada satu (αβ)ij yang tidak nol (ada interaksi baris dan

kolom terhadap variabel terikat)

(Budiyono, 2004:228)

b. Komputasi

Tabel 3.3 Rataan dan Jumlah Rataan

B

A

b1 b2 b3 Total

a1 11AB 12AB

13AB A1

a2 21AB 22AB

23AB A2

Total B1 B2 B3 G

1. Pada analisis variansi dua jalan sel tak sama ini didefinisikan notasi-notasi

sebagai berikut :

nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

= banyaknya data amatan pada sel ij

= frekuensi sel ij

hn = rataan harmonik frekuensi seluruh sel =

ji ijn

pq

,

1

Page 69: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

N = ji

ijn,

= banyaknya seluruh data amatan

SSij = ijk

k

ijk

k

ijkn

X

X

2

2

= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

ijAB = rataan pada sel ij

Ai = j

ijAB = jumlah rataan pada baris ke-i

Bi = i

ijAB = jumlah rataan pada baris ke-j

G = ji

ijAB,

= jumlah rataan semua sel

Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran

(1), (2), (3), (4), dan (5) sebagai berikut :

(1) = pq

G 2

(2) = ji

ijSS,

(3) = i

i

q

A2

(4) = = j

j

p

B 2

(5) = ji

AB,

2

2. Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima jumlah

kuadrat, yaitu :

JKA = hn {(3) – (1)}

JKB = hn {(4) – (1)}

JKAB = hn {(1) + (5) – (3) – (4)}

JKG = (2)

JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG

3. Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah :

dkA = p – 1 dkB = q - 1

dkAB = (p - 1)(q - 1) dkG = N – pq

Page 70: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dkT = N - 1

4. Rataan kuadrat

dkA

JKARKA

dkB

JKBRKB

dkAB

JKABRKAB

dkG

JKGRKG

5. Statistik Uji

Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama adalah :

a. Untuk H0A adalah Fa = RKG

RKA yang merupakan nilai dari variabel

random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p–1 dan N-pq

b. Untuk H0B adalah Fb = RKG

RKB yang merupakan nilai dari variabel

random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q–1 dan N-pq

c. Untuk H0AB adalah Fab = RKG

RKAB yang merupakan nilai dari variabel

random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p–1)(q-1) dan

N-pq.

6. Tingkat signifikan (α = 0,05)

7. Daerah kritik

a. Daerah kritik untuk Fa adalah DK = {F | F > Fα;p-1;N-pq}

b. Daerah kritik untuk Fb adalah DK = {F | F > Fα;q-1;N-pq}

c. Daerah kritik untuk Fa adalah DK = {F | F > Fα;(p-1)(q-1);N-pq}

8. Keputusan Uji

H0 ditolak jika Fobs terletak di daerah kritik.

Page 71: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

9. Rangkuman Anava

Tabel 3.4 Rangkuman Analisis

Sumber JK dk RK Fobs Ftabel

Baris (A) JKA p - 1 RKA Fa Ftabel

Kolom (B) JKB q - 1 RKB Fb Ftabel

Interaksi (AB) JKAB (p1)(q-1) RKAB Fab Ftabel

Galat (G) JKG N – pq RKG - -

Total JKT N - 1 - - -

(Budiyono, 2004 : 228-233)

4. Uji Komparasi Ganda

Komparasi ganda adalah tidak lanjut dari analisis variansi apabila

hasil analisis variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak.

Untuk uji lanjutan setelah analisis variansi, digunakan metode Scheffe karena

metode tersebut akan menghasilkan beda rerata dengan tingkat signifikansi

yang kecil.

(Budiyono, 2004: 201)

Langkah-langkah menggunakan metode Scheffe antara lain :

1) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi ganda.

2) Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut

3) Menentukan tingkat signifikan (α) = 0,05

4) Mencari harga statistik uji F dengan rumus sebagai berikut :

a) Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama

Uji Scheffe’ untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama

adalah sebagai berikut :

kjij

kjij

kjij

nnRKG

XXF

11

)( 2

dengan:

Page 72: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

kjijF = nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan

pada sel kj

ijX = rataan pada sel ij

kjX = rataan pada sel kj

RKG =rataan kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan

analisis variansi

ijn = ukuran sel ij

kjn = ukuran sel kj

Daerah kritik untuk uji ini adalah DK = {F | F > (pq-1)Fα;pq-1;N-pq}

b) Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama

Uji Scheffe’ untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang sama

adalah sebagai berikut :

ikij

ikij

ikij

nnRKG

XXF

11

)( 2

Daerah kritik untuk uji ini adalah DK = {F | F > (pq-1)Fα;pq-1;N-pq}

5) Menentukan keputusan uji untuk masing-masing komparasi ganda

6) Menentukan kesimpulan dari keputusan dari keputusan uji yang sudah ada.

(Budiyono, 2004: 213-214)

Page 73: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini meliputi data hasil uji coba instrumen, data

prestasi belajar matematika pada materi statistika pokok bahasan tabel distribusi

frekuensi dan ukuran pemusatan data, dan data minat belajar matematika. Berikut

ini diberikan uraian tentang data-data tersebut:

1. Data Hasil Uji Coba Instrumen

a. Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar

1) Validitas Isi Uji Coba Tes Prestasi Belajar.

Berdasarkan uji validitas isi yang telah dilakukan oleh validator

diperoleh hasil bahwa ke 25 soal valid sehingga dapat digunakan semua.

2) Daya Pembeda Uji Coba Tes Prestasi Belajar

Tes prestasi belajar yang diuji cobakan sebanyak 25 soal. Dengan

rumus korelasi momen produk pada taraf signifikan 5% diperoleh 22 soal

yang mempunyai daya pembeda yang baik yaitu yang memenuhi rxy >

0.3. Sedangkan 3 soal yaitu nomor 1, 2, dan 19 tidak dapat membedakan

antara kelompok siswa atas dan kelompok bawah. Soal nomor 1

mempunyai rxy = -0,0006, soal nomor 2 mempunyai rxy = -0,04, dan soal

nomor 19 mempunyai rxy = -0,183. Diperoleh 23 soal yang dapat

digunakan dalam penelitian dan 3 soal yang tidak digunakan yaitu 1, 2

dan 19. (Perhitungan daya pembeda uji coba tes prestasi belajar siswa

selengkapnya disajikan pada Lampiran 19).

3) Tingkat Kesukaran Uji Coba Tes Prestasi Belajar

Dari jumlah soal yang diuji cobakan sebanyak 25 soal terdapat 2

buah soal yang tingkat kesukarannya tidak baik, yaitu soal nomor 1 dan

2. Soal nomor 1 mempunyai nilai P = 0,8857 > 0,70, sedang nomor 2

mempunyai P = 0,8571 > 0,70. (Perhitungan tingkat kesukaran uji coba

tes prestasi belajar siswa selengkapnya disajikan pada Lampiran 20).

55

Page 74: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

4) Berfungsinya Pengecoh Uji Coba Tes Prestasi Belajar

Dari jumlah soal yang diuji cobakan sebanyak 25 soal terdapat 4

buah soal yang pengecohnya tidak berfungsi dengan baik, yaitu soal

nomor 1, 2, 4 dan 19. Pada soal nomor 1 jawaban yang benar adalah E,

pilihan jawaban A dan C tidak dipilih seorangpun siswa baik dari

kelompok atas maupun bawah sehingga berarti pengecohnya tidak berjalan

dengan baik. Begitupun juga pada soal nomor 2 jawaban yang benar

adalah C, pilihan jawaban B dan E tidak dipilih seorangpun siswa baik

dari kelompok atas maupun bawah sedangkan pilihan jawaban A dipilih 1

siswa dari kelompok bawah dan 2 siswa dari kelompok atas yang justru

kelompok atas memilih jawaban yang salah sehingga berarti pengecohnya

tidak berjalan dengan baik. Sedangkan soal nomor 4 jawaban yang benar

adalah D, pilihan jawaban A dan E masing-masing dipilih oleh seorang

siswa < 5% (minimal 2 siswa) sehingga berarti pengecohnya tidak berjalan

dengan baik. Soal nomor 19 jawaban yang benar adalah C, pilihan

jawaban A tidak dipilih seorangpun siswa baik dari kelompok atas maupun

bawah sehingga berarti pengecohnya tidak berjalan dengan baik

(Perhitungan berfungsinya pengecoh uji coba tes prestasi belajar siswa

selengkapnya disajikan pada Lampiran 21).

Jadi dapat disimpulkan dari uji daya pembeda, tingkat kesukaran

dan berfungsinya pengecoh dari 25 soal yang diuji cobakan hanya terdapat

21 yang dapat digunakan. Sedangkan 4 soal yaitu soal nomor 1, 2, 4, dan

19 dibuang.

5) Reliabilitas Uji Coba Tes Prestasi Belajar.

Dengan menggunakan rumus KR-20 diperoleh hasil perhitungan

reliabilitas tes prestasi belajar sebesar r11 = 0.8159 > 0.70 sehingga

reliabilitas tes termasuk baik. (Perhitungan reliabilitas uji coba tes

prestasi belajar siswa selengkapnya disajikan pada Lampiran 22).

b. Hasil Uji Coba Angket

1) Validitas Isi Uji Coba Angket Minat Belajar.

Page 75: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Berdasarkan uji validitas isi yang telah dilakukan oleh validator

diperoleh hasil bahwa ke 34 butir angket valid sehingga dapat digunakan

semua.

2) Konsistensi Internal Uji Coba Angket Minat Belajar.

Angket minat belajar matematika siswa yang berjumlah 34 item

pernyataan. Dari butir-butir angket yang diuji cobakan, dengan rumus

korelasi momen produk dari Karl Pearson pada taraf signifikan 5%

diperoleh 27 butir angket yang konsisten, sebab rxy > 0.3. Sedangkan 7

butir angket yaitu 1, 3, 7, 8, 9, 25 dan 34 tidak konsisten, sebab rhit butir 1

adalah 0.2333 < 0.3, rxy butir 3 adalah 0.0842 < 0.3, rxy butir 7 adalah -

0.066 < 0.3, rxy butir 8 adalah 0.146 < 0.3, rxy butir 9 adalah 0.0943 <

0.3, rxy butir 25 adalah 0.2058 < 0.3, dan rxy butir 34 adalah 0.2757 < 0.3.

Sehingga diperoleh 27 butir angket yang dapat digunakan dalam

penelitian dan 7 butir yang tidak digunakan yaitu 1, 3, 7, 8, 9, 25 dan 34.

(Perhitungan konsistensi internal uji coba angket minat belajar siswa

selengkapnya disajikan pada Lampiran 24).

3) Reliabilitas Uji Coba Angket Minat Belajar.

Dengan menggunakan rumus Alpha diperoleh hasil perhitungan

reliabilitas butir angket sebesar 0.9258 > 0.7 sehingga reliabilitas butir

angket termasuk baik. (Perhitungan reliabilitas uji coba soal angket minat

belajar siswa selengkapnya disajikan pada Lampiran 25).

2. Data Skor Prestasi Belajar Siswa pada Materi Statistika Pokok Bahasan

Tabel Distribusi Frekuensi dan Ukuran Pemusatan Data

Setelah data dari setiap variabel terkumpul yaitu data tentang minat

belajar siswa dan data tes prestasi belajar siswa pada materi statistika pokok

bahasan tabel distribusi frekuensi dan ukuran pemusatan data, selanjutnya akan

digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Berikut ini akan diberikan uraian

tentang data-data yang diperoleh.

Dari data prestasi belajar siswa pada pada pokok bahasan tabel distribusi

frekuensi dan ukuran pemusatan data, dicari ukuran tendensi sentralnya yang

meliputi rata-rata (𝑋 ), median (Me), modus (Mo) dan ukuran penyebaran dispersi

Page 76: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

yang meliputi jangkauan (R), dan standart deviasi (s) yang dapat dirangkum

dalam tabel sebagai berikut. (Perhitungan skor prestasi belajar siswa selengkapnya

disajikan pada Lampiran 26).

Tabel 4.1 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Matematika Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol.

Kelas Ukuran

Tendensi sentral

Ukuran Dispersi

𝑋 Mo Me Skor

min

Skor

maks

R S

Kontrol 78,2970 81 78,6 57,1 100 42,9 11,8519

Eksperimen 84,6781 81; 95,2 85,7 61,9 100 38,1 11,0580

3. Data Skor Angket Minat Belajar Matematika Siswa

Data tentang minat belajar matematika siswa diperoleh dari skor angket.

Penggolongan minat belajar matematika siswa didasarkan pada rerata dan

simpangan rataan. Dari hasil perhitungan diperoleh rerata dari kedua kelompok

adalah 77,8637 dan simpangannya adalah 8,3388

Tabel 4.2 Deskripsi Data Skor Minat Belajar Matematika Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol

Kategori Minat

Belajar Siswa

Aturan Penggolongan

Minat Belajar

Kelompok

Eksperimen

Kelompok Kontrol

Minat tinggi

Minat sedang

Minat rendah

X > 86,2024

69,5249 ≤ X ≤ 86,2024

X < 69,5249

9

20

3

6

24

4

Berdasarkan data pada tabel di atas, dalam kelompok eksperimen

terdapat 9 siswa dengan minat tinggi, 20 siswa dengan minat sedang dan 3 siswa

dengan minat rendah. Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 6 siswa dengan

minat tinggi, 24 siswa dengan minat sedang dan 4 siswa dengan minat rendah.

Page 77: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

mempunyai kemampuan awal sama. Sebelum diuji keseimbangan, masing-masing

sampel terlebih dahulu diuji apakah berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji

normalitas kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan

dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal

Uji Normalitas Lobs L0,05;n Keputusan Kesimpulan

Kemampuan Awal

Kelas Eksperimen

0.1443 L0,05;32 = 0.1566 H0 tidak

ditolak

Normal

Kemampuan Awal

Kelas Kontrol

0.1476 L0,05;34 = 0.1520 H0 tidak

ditolak

Normal

Berdasarkan tabel di atas, untuk masing-masing sampel ternyata Lobs <

Ltabel, sehingga H0 tidak ditolak. Ini berarti masing-masing sampel berasal dari

distribusi normal. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 27 dan

Lampiran 28).

Hasil uji keseimbangan dengan menggunakan uji t diperoleh thit = -

0,1405 dengan t0,025;64 = 1,960, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol tidak memiliki perbedaan mean yang berarti atau

kedua kelas tersebut kemampuan awalnya dalam keadaan seimbang dengan taraf

signifikansi 5%. (Perhitungan uji keseimbangan selengkapnya disajikan pada

Lampiran 29).

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Lilliefors dengan taraf signifikansi 5%. Dalam penelitian ini

uji normalitas yang dilakukan yaitu uji normalitas prestasi belajar siswa kelas

kontrol, uji normalitas prestasi belajar siswa kelas eksperimen, uji normalitas

prestasi belajar siswa kelompok minat belajar tinggi, uji normalitas prestasi

belajar siswa kelompok minat belajar sedang, dan uji normalitas prestasi belajar

Page 78: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

siswa kelompok minat belajar rendah. Hasil uji normalitas skor prestasi belajar

matematika siswa dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Skor Prestasi Belajar

Uji Normalitas Lobs L0,05;n Keputusan Kesimpulan

Kelompok Eksperimen 0,0829 L0,05;32 = 0,1566 H0 diterima Normal

Kelompok Kontrol 0,1020 L0,05;34 = 0,1520 H0 diterima Normal

Minat Belajar Tinggi 0,1476 L0,05:15 = 0,2200 H0 diterima Normal

Minat Belajar Sedang 0,1065 L0,05;44 = 0,1336 H0 diterima Normal

Minat Belajar Rendah 0,1378 L0,05:7 = 0,3000 H0 diterima Normal

Berdasarkan tabel di atas untuk masing-masing sampel ternyata Lobs <

Ltab, sehingga H0 diterima. Ini berarti masing-masing sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. (Perhitungan uji normalitas selengkapnya disajikan

pada Lampiran 30-34)

3. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal

dari populasi yang homogen. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah uji Bartlet dengan statistik uji Chi Kuadrat. Dalam penelitian ini ada

dua kali uji homogenitas yaitu antar baris (uji homogenitas prestasi belajar siswa

ditinjau dari model mengajar), antar kolom (uji homogenitas prestasi belajar siswa

ditinjau dari minat belajar siswa). Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut.

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas

Sample K 2χ obs 2χ 0.05;n Keputusan Kesimpulan

Model Mengajar 2 15,10 3,8410 H0 diterima Homogen

Minat Belajar 3 9,450 5,9910 H0 diterima Homogen

Berdasarkan tabel di atas, ternyata harga 2χ obs dari kelas yang diberi

perlakuan model mengajar dan minat belajar siswa kurang dari 2χ 0.05;n, sehingga

H0 diterima. Ini berarti variansi-variansi populasi yang dikenai perlakuan model

Page 79: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

mengajar dan variansi-variansi minat belajar siswa berasal dari populasi homogen.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 35 dan Lampiran 36).

C. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama di

sajikan dalam tabel sebagai berikut: (Perhitungan uji hipotesis selengkapnya

disajikan pada Lampiran 37).

Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama

Analisis Variansi Dua Jalan

JK dK RK Fobs Ftabel Keputusan

Model Mengajar (A) 548,2668 1 548,2668 4,4787 4 H0A ditolak

Minat Belajar (B) 842,0030 2 421,0015 3,4391 3,150

H0B ditolak

Interaksi (AB) 88,5120 2 44,2560 0,3615 3,150

H0AB tidak ditolak

Galat 7344,9431 60 122,4157

Total 8823,7249 65

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 37).

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat, atau dengan kata

lain kedua model pembelajaran memberikan pengaruh yang tidak sama

terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi statistika pokok

bahasan tabel distribusi frekuensi dan ukuran pemusatan data.

b. Ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat, atau dengan kata

lain ketiga kategori minat belajar matematika siswa memberikan pengaruh

yang tidak sama terhadap prestasi belajar matematika pada materi statistika

pokok bahasan tabel distribusi frekuensi dan ukuran pemusatan data.

c. Tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat yaitu antara

penggunaan model pembelajaran dan minat belajar matematika siswa

terhadap prestasi belajar matematika pada materi statistika pokok bahasan

tabel distribusi frekuensi dan ukuran pemusatan data.

Page 80: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

2. Uji Komparasi Ganda

Uji komparasi ganda dilakukan dengan menggunakan metode Scheffe.

Berdasarkan perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama telah diperoleh

keputusan uji bahwa H0A dan H0B ditolak sedangkan H0AB tidak ditolak, maka

perlu dilakukan uji komparasi rataan antar kolom (minat belajar siswa).

Uji komparasi ganda antar baris tidak perlu dilakukan karena variabel

model pembelajaran hanya ada dua nilai (model kooperatif tipe STAD dengan

pendekatan Quantum Learning dan model konvensional). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan

model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan Quantum Learning memiliki

prestasi yang berbeda daripada siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan

model konvensional. Hal ini dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:

Tabel 4.7 Rataan dan Rataan Marginal

Minat Belajar

Model Mengajar

Tinggi Sedang Rendah Rataan Marginal

Kooperatif Tipe

STAD 92,5889 81,6750 80,9667 84,6781

Model Konvensional 82,5500 78,3750 71,4500 78,2971

Rataan Marginal 88,5733 79,8750 75,5286

Hasil perhitungan uji komparasi rataan antar kolom disajikan dalam tabel

sebagai berikut.

Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom

Komparasi 𝑥 .𝑖 − 𝑥 .𝑗 2 RKG F Kritik Keputusan

µ.1 vs µ.2 75,6610 0,0894 122,4157 6,9140 6,3 Ho ditolak

µ.1 vs µ.3 170,1658 0,2095 122,4157 6,6344 6,3 Ho ditolak

µ.2 vs µ.3 18,8914 0,1656 122,4157 0,9320 6,3 Ho Tidak ditolak

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 38).

Keterangan:

µ.1 = rataan siswa yang mempunyai minat belajar tinggi

ji nn

11

Page 81: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

µ.2 = rataan siswa yang mempunyai minat belajar sedang

µ.3 = rataan siswa yang mempunyai minat belajar rendah

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar matematika pada

kelompok siswa dengan minat belajar matematika tinggi dan prestasi belajar

matematika pada kelompok siswa dengan minat belajar sedang.

b. Ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar matematika pada

kelompok siswa dengan minat belajar matematika tinggi dan prestasi belajar

matematika pada kelompok siswa dengan minat belajar rendah.

c. Tidak ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar

matematika pada kelompok siswa dengan minat belajar matematika sedang

dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan minat belajar

rendah.

D. Pembahasan Hasil Analisis

1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan uji anava dua jalan sel tak sama yang dilakukan diperoleh

Fobs= 4,4787 > 4.00 = Ftab, sehingga Fobs merupakan anggota Daerah Kritik.

Karena Fobs merupakan anggota Daerah Kritik maka H0A ditolak, ini berarti bahwa

terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi perlakuan

pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan Quantum

Learning dan model konvensional. Berdasarkan rataan marginal (model

kooperatif tipe STAD dengan pendekatan Quantum Learning adalah 84,6781

sedangkan pada siswa-siswa yang diberi model konvensional adalah 78,2971)

sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa-siswa yang diberi

pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan Quantum

Learning memiliki prestasi yang lebih baik daripada siswa-siswa yang diberi

model konvensional. Hal ini disebabkan karena model kooperatif tipe STAD

dengan pendekatan Quantum Learning memiliki beberapa kelebihan, diantaranya

adanya interaksi antara siswa melalui diskusi untuk menyelesaikan masalah yang

akan meningkatkan keterampilan siswa dan juga baik siswa yang pandai maupun

Page 82: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

siswa yang kurang pandai sama-sama memperoleh manfaat melalui pembelajaran

tersebut. Selain itu, model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan Quantum

Learning dalam pembelajarannya menggunakan suasana kelas yang nyaman dan

menyenangkan, diantaranya dengan mengiringi musik dalam proses pembelajaran

sehingga pikiran siswa akan rileks atau tidak tertekan sehingga hasil dari

belajarpun akan maksimal.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan Quantum Learning

menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik daripada model konvensional

pada materi statistika pokok bahasan tabel distribusi frekuensi dan ukuran

pemusatan data.

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan uji anava dua jalan sel tak sama diperoleh Fobs = 3,4391 >

3,150 = Ftab, sehingga Fobs anggota Daerah Kritik. Karena Fobs merupakan anggota

Daerah Kritik maka H0B ditolak, ini berarti terdapat perbedaan pengaruh minat

belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.

Selanjutnya dari uji lanjut pasca anava diperoleh DK= {F│F > 6.3} dan

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. F.1- .2 = 6,9140 DK

Hal ini berarti, ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar

matematika pada kelompok siswa dengan minat belajar matematika tinggi

(rataan marginal = 88,5733) dan prestasi belajar matematika pada kelompok

siswa dengan minat belajar sedang (rataan marginal = 79,8750). Dengan

melihat rataan marginalnya maka disimpulkan bahwa siswa dengan minat

belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik

dibanding siswa dengan minat belajar sedang pada materi statistika pokok

bahasan tabel distribusi frekuensi dan ukuran pemusatan data.

b. F.1- .3 = 6,6344 DK

Hal ini berarti, ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar

matematika pada kelompok siswa dengan minat belajar matematika tinggi

(rataan marginal = 88,5733) dan prestasi belajar matematika pada kelompok

Page 83: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

siswa dengan minat belajar rendah (rataan marginal = 75,5286). Dengan

melihat rataan marginalnya maka disimpulkan bahwa siswa dengan minat

belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik

dibanding siswa dengan minat belajar rendah pada materi statistika pokok

bahasan tabel distribusi frekuensi dan ukuran pemusatan data.

c. F.2- .3 = 0.9320 DK

Hal ini berarti tidak ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi

belajar matematika pada kelompok siswa dengan minat belajar matematika

sedang dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan minat

belajar rendah. Dengan demikian disimpulkan bahwa siswa dengan minat

belajar matematika sedang mempunyai prestasi belajar matematika sama

baiknya dibanding siswa dengan minat belajar rendah pada materi statistika

pokok bahasan tabel distribusi frekuensi dan ukuran pemusatan data.

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan uji anava dua jalan sel tak sama yang dilakukan

diperoleh Fobs = 0,3615 < 3,150 = Ftab, sehingga Fobs bukan merupakan anggota

Daerah Kritik. Karena Fobs bukan merupakan anggota Daerah Kritik maka H0AB

tidak ditolak, ini berarti tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan minat

belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi statistika

pokok bahasan tabel distribusi frekuensi dan ukuran pemusatan data. Hal ini

berarti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan

Quantum Learning menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik

daripada model konvensional pada pokok bahasan tabel distribusi frekuensi dan

ukuran pemusatan data baik secara umum maupun jika ditinjau dari masing-

masing minat belajar siswa. Sedangkan prestasi belajar matematika siswa dengan

minat belajar tinggi lebih baik dibandingkan minat belajar sedang maupun rendah,

minat belajar sedang sama baiknya jika dibandingkan dengan minat belajar rendah

baik secara umum maupun kalau ditinjau dari masing-masing model

pembelajaran.

Page 84: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan hasil analisis serta mengacu pada

perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti

pembelajaran melalui model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan

quantum learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan

model konvensional. Pembelajaran model kooperatif tipe STAD dengan

pendekatan quantum learning menghasilkan prestasi belajar matematika yang

lebih baik jika dibandingkan dengan model konvensional pada materi

statistika siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

2. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan minat belajar

matematika tinggi, sedang, dan rendah pada materi statistika siswa kelas XI

SMA Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Siswa yang memiliki minat

belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan

dengan siswa yang mempunyai minat belajar sedang maupun rendah. Siswa

yang memiliki minat belajar sedang mempunyai prestasi belajar yang sama

baiknya dibandingkan dengan siswa yang mempunyai minat belajar rendah.

3. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan minat belajar

matematika siswa pada materi statistika siswa kelas XI SMA Negeri 7

Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Hal ini berarti bahwa pembelajaran dengan

model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning

menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model

konvensional pada materi statistika baik untuk siswa yang mempunyai minat

belajar matematika tinggi, sedang, maupun rendah. Siswa dengan minat

belajar tinggi mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik

dibandingkan siswa dengan minat belajar sedang maupun rendah dan siswa

dengan minat belajar sedang mempunyai prestasi belajar sama baiknya

66

Page 85: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dengan siswa dengan minat belajar rendah jika ditinjau dari masing-masing

model pembelajaran.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian, ternyata pembelajaran matematika dengan

model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning lebih baik

daripada pembelajaran matematika dengan model konvensional pada materi

statistika. Hal tersebut berkenaan dengan beberapa hal yaitu:

a. Model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning memiliki

kelebihan yaitu adanya interaksi antara siswa melalui diskusi kelompok untuk

menyelesaikan masalah yang akan meningkatkan keterampilan siswa

sehingga siswa yang pandai maupun siswa yang kurang pandai sama-sama

memperoleh manfaat malalui aktivitas belajar tersebut. Disamping itu,

dengan pendekatan quantum learning siswa akan mengalami pembelajaran

dalam suasana yang nyaman sehingga hasil yang diperolehpun lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan model

konvensional.

b. Berdasarkan hasil penelitian juga, diperoleh hasil bahwa siswa yang memiliki

minat belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik

daripada siswa dengan minat belajar sedang maupun rendah. Hal ini

disebabkan karena siswa yang memiliki minat belajar tinggi memiliki

ketertarikan dan kemauan yang tinggi untuk mempelajari matematika.

Sedangkan siswa dengan minat belajar sedang maupun rendah kurang tertarik

untuk belajar matematika sehingga berkesan kurang semangat belajar

matematika.

c. Selain kedua hal di atas, berdasarkan penelitian juga diperoleh hasil bahwa

model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning

menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model

konvensional pada materi statistika baik untuk siswa yang mempunyai minat

belajar tinggi, sedang, maupun rendah.

Page 86: Skripsi - COnnecting REpositoriesobs = 3.4391 > 3.150 = F 0,05;2;60) with significant level 5 %. The learning achievement of students with high learning interest better than students

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pendidik

dalam upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar dan prestasi belajar

yang dicapai siswa pada materi statistika. Pembelajran dengan model kooperatif

tipe STAD dengan pendekatan quantum learning dapat dijadikan suatu

pertimbangan bagi guru sebagai alternatif untuk menyampaikan materi pelajaran

kepada siswa khususnya pada materi statistika. Selain itu, guru juga harus

memperhatikan minat belajar matematika siswa dalam rangka meningkatkan

prestasi belajar matematika karena minat belajar matematika merupakan faktor

yang berpengaruh terhadap prstasi belajar matematika siswa.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, beberapa saran yang

peneliti dapat sampaikan yaitu:

1. Kepada guru matematika penulis menyarankan agar pada materi statistika,

pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan

quantum learning dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Seorang guru hendaknya memperhatikan dan dapat membangkitkan minat

belajar matematika pada siswa sehingga prestasi belajarpun dapat

ditingkatkan. Hal ini karena dengan minat belajar yang tinggi maka siswa

akan lebih merasa tertarik dan senang dalam belajar serta memberikan

perhatian yang lebih terhadap pelajaran tersebut sehingga dengan begitu

prestasi belajar siswapun dapat meningkat.

3. Dalam penelitian ini model pembelajaran ditinjau dari minat belajar

matematika siswa. Bagi para calon peneliti yang lain mungkin dapat

melakukan tinjauan yang lain, misalnya motivasi, gaya belajar, karakteristik

cara berpikir, kreativitas, aktivitas, dan lain-lain.

4. Hasil penelitian ini hanya terbatas pada materi statistika di SMA, sehingga

mungkin bisa dicoba diterapkan pada materi yang lain dengan

mempertimbangkan kesesuaiannya.