skripsi ari setyaningsih - digilib.uns.ac.id... · iklan layanan masyarakat sebagai media...

98
Penggunaan media iklan layanan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis persuasi pada siswa kelas x-1 sma negeri 1 mojolaban (penelitian tindakan kelas) SKRIPSI Oleh : Ari Setyaningsih K1205007 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: vanphuc

Post on 09-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Penggunaan media iklan layanan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis

persuasi pada siswa kelas x-1 sma negeri 1 mojolaban

(penelitian tindakan kelas)

SKRIPSI

Oleh :

Ari Setyaningsih

K1205007

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

PENGGUNAAN MEDIA IKLAN LAYANAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN

KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS PERSUASI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI

1 MOJOLABAN

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh :

ARI SETYANINGSIH

NIM K1205007

SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Pendidikan Bahasa dan Seni

Page 3: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan.

Persetujuan Pembimbing

Page 4: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Swandono, M. Hum. Muhammad Rohmadi, S.S., M. Hum.

NIP 130342440 NIP 132302225

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang: Tanda Tangan

Ketua : Drs. Slamet Mulyono, M. Pd. ………………

Sekretaris : Dra. Ani Rakhmawati, M. A. ………………

Anggota I : Drs. Swandono, M. Hum. ………………

Anggota II : Muhammad Rohmadi, S. S., M. Hum. ………………

Page 5: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.

NIP 131658563

ABSTRAK

Ari Setyaningsih. K1205007. PENGGUNAAN MEDIA IKLAN LAYANAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEM- BELAJARAN MENULIS PERSUASI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI I MOJOLABAN. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2009.

The aims of this research are: (1) to improve the quality of teaching process of writing persuasion by using media public service advertisement at the class X-1 of SMA N I Mojolaban, (2) to improve the quality of students’ writing persuasion by using media public ervice advertisement at he class X-1 of SMA N I Mojolaban.

The approach used in this research is a classroom action research. The subject of this research is class X-1 SMA N I Mojolaban which consist of 38 students. This research is conducted from the beginning survey, cycle 1, cycle 2, cycle 3, by the class teacher as the learning facilitator and the researcher as the passive participant. The technique of collecting data is conducted through the observation, writing test, questionnaire, interview, and document analysis. Each cycle cosist of four steps; (1) planning the action, (2) the action, (3) the observation and the interpretation, (4) the analysis and reflection.

Page 6: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Based on the result if the research, it can be concluded that there is improvement of the quality of teaching process of writing persuasion by using media public service advertisement at the class X-1 of SMA N I Mojolaban. The improvement of quality process can be seeen from (1) the students’ activeness during the apperception, from 53 % in cycle I, to 65 % in cycle 2, an finnaly it reaches 77 % in cycle 3, (2) the students’ seriousness in paying attention to the teacher’s explanation, from 66 % in cycle 1, 69 % in cycle 2, and finnaly 83 % in cycle 3, (3) the students’ activeness in keeping a close watch on public service advertisement, from 83 % in cycle 1, 91 % in cycle 2, ad 97 % in cycle 3, (4) the students’ activeness in discussion, from 28 % in cycle 1, 33 % in cycle 2, and 41 % in cycle 3, (5) the students’ activeness in developing paragraph persuasion, from 83 % in cycle 1, 94 % in cycle 2, and 100 % I cycle 3.

The improvement of quality of the result study can be seen from the students’ score which is keep on increasing to each cycle. At the beginning of the survey, the mean score for each cycle is 62.28 in cycle 1, 78.68 in cycle 2, and 79.22 in cycle 3. the perecentage of the completion of the study is also increasing from each cycle to the next cycle, that is, 55 % in cycle 1, 97 % in cycle 2, and 100 % in cycle 3.

MOTO

Yang penting adalah apa yang dapat kau pelajari setelah kau tahu segalanya. (John Wooden)

Page 7: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

PERSEMBAHAN

Page 8: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Skripsi ini ku persembahkan sebagai wujud cinta dan terima kasihku untuk:

1. Kedua orang tuaku, Siswohardjono dan Wurniyati, atas doa yang tak pernah

putus.

2. Pramono, adikku terkasih.

3. Dino Suhadi, seseorang yang suatu saat kelak akan menjadi kawan hidupku.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini

dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia FKIP UNS.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat

bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya

penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

Page 9: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi izin penulisan skripsi.

2. Drs. Suparno, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS yang telah memberi izin

penulisan skripsi.

3. Drs. Slamet Mulyono, M. Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia yang telah memberikan

izin penulisan skripsi.

4. Drs. Swandono M. Hum. dan Muhammad Rohmadi, S. S., M. Hum., selaku pembimbing yang telah memberi

bimbingan serta arahan kepada penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Dra. Ani Rakhmawati, M. A., selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan

studi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, khususnya

Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang dengan tulus memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Drs. Tukiman, M. Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Mojolaban yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

8. Ibu Is Mugiyarti, S. Pd., selaku guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Mojolaban yang bersedia memberikan

waktunya untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

9. Siswa-siswi kelas X-1 SMA Negeri I Mojolaban yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

10. Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Surakarta, Juni 2009

Penulis

Page 10: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................................................... iv

Page 11: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................................................................. v

HALAMAN MOTO .................................................................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ....................................................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian................................................................................................................ 4

F. Manfaat Penelitian .............................................................................................................. 5

BAB II. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ..................................................................... 6

A. Kajian Pustaka ................................................................................................................... 6

1. Hakikat Menulis............................................................ ........................................ 6

a. Pengertian Menulis .............................................................................................. 6

b. Langkah-langkah dalam Menulis .......................................................................... 7

c. Asas-asas Menulis ................................................................................................. 8

d. Ragam Tulisan ...................................................................................................... 9

2. Hakikat Persuasi......................................................................................................... 11

a. Pengertian Persuasi................................................................................................. 11

b. Perbedaan Persuasi dengan Argumentasi................................................................ 12

c. Dasar-dasar Persuasi............................................................................................... 13

d. Teknik-Teknik Penyajian Persuasi.......................................................................... 14

3. Hakikat Media Pembelajaran...................................................................................... 16

Page 12: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

a. Pengertian Media Pembelajaran.............................................................................. 16

b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran............................................................... 17

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran.............................................................................. 19

d. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media................................................................... 21

4. Pembelajaran Menulis Persuasi di SMA ......................................................................... 23

a. Hakikat Belajar dan pembelajaran .......................................................................... 23

b. Pembelajaran Menulis Persuasi di SMA................................................................. 25

c. Penilaian kemampuan Menulis Persuasi ................................................................. 27

5. Penilaian Proses Belajar-mengajar ............................................................................. 30

a. Hakikat Penilaian Proses Belajar-Mengajar ............................................................ 30

b. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar-Mengajar .................................................... 31

6. Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32

B. Penelitian yang Relevan....................................................... 34

C. Kerangka Berpikir. ............................................................................................................. 35

D. Hipotesis Tindakan............................................................................................................. 37

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................................................................ 38

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................................................. 38

B. Subjek dan Objek Penelitian............................................................................................... 39

C. Bentuk Penelitian ............................................................................................................... 39

D. Sumber Data Penelitian........................................................................................................ 41

E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................................. 41

F. Validitas Data ..................................................................................................................... 42

G. Teknik Analisis Data.......................................................................................................... 43

H. Prosedur Penelitian............................................................................................................. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................................................. 49

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pratindakan) ............................................................................... 49

Page 13: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

B. Deskripsi Hasil Penelitian................................................................................................... 51

1. Deskripsi Siklus I ........................................................................................................... 51

2. Deskripsi Siklus II.......................................................................................................... 60

3. Deskripsi Siklus III ........................................................................................................ 68

C. Pembahasan........................................................................................................................ 74

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................................................................... 81

A. Simpulan ............................................................................................................................ 81

B. Implikasi ............................................................................................................................ 82

C. Saran .................................................................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 86

LAMPIRAN............................................................................................. 89

Page 14: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Model Penilaian Tugas menulis Persuasi dengan Skala Interval…… 28

2. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas………………………... 38

3. Rincian Indikator Keberhasilan Penelitian………………………….. 46

4. Persentase Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran

Menulis Persuasi…………………………………………………….. 80

Page 15: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Kerangka Berpikir……………………………………… 37

2. Siklus Kegiatan PTK………………………………………… 40

3. Model Analisis Interaktif ………………………………........ 43

Page 16: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Perangkat Pembelajaran………………………………………………. 89

2. Instrumen Penelitian….………………………………………………. 91

3. Catatan Lapangan Hasil Wawancara………………………................ 97

4. Catatan Lapangan Hasil Observasi Survei Awal…………………….. 102

5. Hasil Pekerjaan siswa pada Saat Survei Awal……………………….. 105

6. Lembar Keaktifan Siswa pada Saat Survei Awal…………………….. 110

Page 17: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

7. Nilai Menulis Persuasi Siswa pada Saat Survei Awal………………. 111

8. Foto-Foto Pembelajaran Menulis Persuasi Pada saat Survei Awal…... 113

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I…………………………. 114

10. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I…………………………. 130

11. Nilai Menulis Persuasi Siswa pada Saat Siklus I……………………. 135

12. Hasil Pekerjaan Siswa pada Saat Siklus I…………………………… 137

13. Lembar Keaktifan siswa pada Saat Siklus I…………………………. 143

14. Foto-Foto Pembelajaran Menulis Persuasi pada Siklus I.…………… 144

15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II………….……………. 145

16. Catatan Lapangan Hasil Observasi pada Saat Siklus II.……………… 151

17. Gambar dari Video Iklan Layanan Masyarakat Siklus II……………. 154

18. Nilai Menulis Persuasi Siswa pada Saat Siklus II…………………… 155

19. Hasil Pekerjaan Siswa pada Saat Siklus II....…….………………….. 157

20. Lembar Keaktifan Siswa pada Saat Siklus II.……………………….. 162

21. Foto-Foto Pembelajaran Menulis Persuasi pada Siklus II…………... 163

22. Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus III…………………….... 164

23. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus III………………………. 170

24. Gambar dari Video Iklan Layanan Masyarakat Siklus III………….. 172

25. Nilai Menulis Persuasi Siswa pada Saat Siklus III……………….… 173

26. Hasil Pekerjaan Siswa pada Saat Siklus III.………………………… 175

27. Lembar Keaktifan siswa pada Saat Siklus III……………………….. 180

28. Foto-Foto Pembelajaran Menulis Persuasi pada Siklus III…………. 181

29. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Pascatindakan……………….. 182

30. Rekapitulasi nilai Menulis Persuasi Siklus I-III……………………. 186

31. Rekapitulasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Persuasi… 187

32. Hasil Angket Keaktifan siswa Pascatindakan………………………… 188

Page 18: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,
Page 19: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kegiatan menulis kita dituntut untuk menuangkan ide, gagasan, pikiran atau pengalaman dalam bentuk

tulisan. Akan tetapi, hal itu tak semudah yang diucapkan. Hal ini terjadi salah satunya disebabkan oleh minimnya kualitas

pembelajaran menulis di sekolah. Menurut Achmad Alfianto (2006) kegiatan belajar-mengajar belum sepenuhnya

menekankan pada kemampuan berbahasa namun lebih pada penguasaan materi. Hal ini terlihat dari porsi materi yang

tercantum dalam buku paket lebih banyak diberikan dan diutamakan oleh para guru Bahasa Indonesia, sedangkan pelatihan

berbahasa yang sifatnya lisan ataupun praktik hanya memiliki porsi yang jauh lebih sedikit.

Hal ini diperkuat oleh Ari Kusmiatun (2005) yang menyatakan bahwa pembelajaran menulis di sekolah ternyata

belum mendapat tempat yang cukup. Pembelajaran menulis di sekolah hanya mendapat porsi waktu yang sedikit

dibandingkan dengan pembelajaran kebahasaan lainnya. Selain itu, guru hanya berorientasi untuk melihat hasil tulisan siswa

tanpa membelajarkan proses menulis pada siswa. Akhirnya, tujuan pembelajaran menulis hanya mengarah pada pencapaian

kemampuan menulis siswa. Dengan kata lain, siswa hanya dituntut untuk cerdas secara intelektual. Hal inilah yang

menjadikan menulis sebagai suatu beban.

Pembelajaran menulis ini tidak lepas dari peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, dilaporkan bahwa guru merupakan faktor

determinan penyebab rendahnya mutu pendidikan di suatu sekolah. Dalam penelitian Achmad Alfianto (2006) disebutkan

bahwa International Association for the Evaluation of Education Achievement menemukan adanya pengaruh yang signifikan

antara tingkat penguasaan guru terhadap bahan yang diajarkan dengan pencapaian prestasi para siswanya. Penguasaan meteri

tersebut sebenarnya dapat ditunjang oleh beberapa faktor sehingga tingkat penguasaan materi meningkat. Salah satu jalan

keluarnya guru dapat menggunakan berbagai media yang ada di dekat siswa sebagai penunjang bahan pembelajaran

sekaligus membuat pembelajaran menjadi menarik.

Page 20: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Masalah tentang pembelajaran menulis terjadi pada SMA Negeri 1 Mojolaban. Guru dan siswa kesulitan dalam

pembelajaran menulis persuasi. Kesulitan yang dihadapi guru adalah penggunaan media dan teknik yang belum tepat serta

alokasi waktu pembelajaran menulis yang sangat kurang. Sementara masalah yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran

menulis, di antaranya; minat menulis siswa yang amat kurang, kesulitan menuangkan gagasan, kesulitan memilih kata, dan

ejaan.

Berdasarkan kenyataan di lapangan, kemampuan menulis persuasi siswa kelas X-1 SMA N 1 Mojolaban dapat

dikatakan rendah. Hasil pengamatan dari lembar observasi yang disusun penulis menunjukkan keaktifan siswa dalam

pembelajaran menulis hanya mencapai 12 % (5 orang, dari 38 siswa yang hadir). Pada saat diajak mendiskusikan materi

tentang tulisan persuasi, siswa lebih banyak diam, mengantuk, dan bosan. Menurut pengamatan peneliti, hal tersebut

disebabkan oleh faktor guru yang monoton dalam menyampaikan materi. Guru lebih menekankan pada teori tentang menulis

dan hanya menggunakan metode ceramah.

Dilihat dari nilai menulis, kemampuan siswa dalam menuangkan gagasan juga dapat dikatakan rendah. Pada saat

mendapat tugas menulis, siswa lebih banyak mengeluh. Masalah yang mendasar pada siswa adalah siswa sulit membedakan

jenis tulisan persuasi dengan jenis tulisan lainnya. Pada saat diminta membuat tulisan persuasi, siswa pada umumnya

membuat tulisan berjenis narasi, eksposisi, dan argumentasi. Nilai ketuntasan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia (65)

yang ditetapkan sekolah hanya dicapai oleh 8 siswa dan nilai rata-rata kelas hanya mencapai 57,18 dari keseluruhan siswa

yang hadir (38). Hal ini memperkuat persepsi bahwa kemampuan mereka dalam hal menulis persuasi amat rendah dan

memerlukan tindakan untuk meningkatkannya.

Kegagalan proses pembelajaran tersebut terjadi karena gagalnya proses komunikasi. Pesan yang ingin disampaikan

guru tidak sepenuhnya diterima oleh siswa. Kegagalan tersebut dapat terjadi karena hambatan yang ditimbulkan oleh situasi

dan kondisi keadaan sekitar. Dengan digunakannya media, kegagalan komunikasi yang sering terjadi pada proses

pembelajaran dapat diminimalkan. Media dapat mencegah terjadinya verbalisme, yaitu mengetahui kata-kata yang

disampaikan guru tetapi tidak memahami arti atau maknanya (Arif S. Sadiman, 2007: 5). Dalam hal ini guru harus saling

bahu-membahu dalam memberi kemudahan belajar bagi siswa. Perhatian dan bimbingan secara individual dapat

dilaksanakan oleh guru dengan baik sementara informasi dapat pula disajikan secara jelas, menarik, dan teliti oleh media

pembelajaran.

Page 21: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Untuk mengatasi masalah pembelajaran menulis, guru dan peneliti bersepakat untuk memanfaatkan media di sekitar

siswa. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis persuasi oleh guru adalah media iklan. Iklan

yang digunakan untuk memancing daya pikir siswa berupa jenis iklan layanan masyarakat atau yang dikenal dengan Public

Service Advertising (Moore, 2007: 255). Iklan ini biasanya dikeluarkan oleh instansi, badan, atau departemen, misalnya iklan

budaya membaca oleh Departemen Pendidikan Nasional dan iklan bahaya merokok oleh Departemen Kesehatan. Bentuk

iklan layanan masyarakat dapat berupa poster, drama, film, musik, maupun kalimat yang mengarahkan pemirsa atau

khalayak kepada sasaran agar berbuat atau bertindak seperti dianjurkan iklan tersebut.

Melalui penggunaan media iklan layanan masyarakat siswa akan menemukan poin-poin penting karena dalam iklan

tersirat permasalahan, upaya penanggulangan, beserta pernyataan yang bersifat mempengaruhi pembaca/pemirsanya. Dari

iklan ini siswa juga dapat menangkap pesan-pesan moral yang bersifat mendidik serta relevan dengan kondisi di sekitar

siswa. Hal ini akan memberi dampak yang baik bagi kepekaan siswa terhadap masalah yang sedang terjadi di sekitar mereka.

Penggunaan media iklan juga telah diterapkan oleh Aris Wahyu Prasetyo (2009) di kelas yang ia ajar dengan

pembelajaran kolaboratif berbentuk kelas iklan. Iklan yang digunakan sebagai media pembelajaran telah berhasil

meningkatkan kemampuan berbicara. Pembelajaran berbicara diterapkan secara kolaboratif dengan mata pelajaran yang lain.

Dalam hal ini, iklan berfungsi untuk belajar tentang kehidupan nyata. Lebih dari itu, iklan dapat menjadi sarana kritis atas

fenomena di masyarakat.

Iklan layanan masyarakat juga cukup menarik karena di dalamnya terdapat visualisasi dan tema yang menarik serta

kalimat-kalimat pilihan (slogan) yang dapat dijadikan kerangka tulisan oleh siswa dan selanjutnya dikembangkan menjadi

paragraf persuasi. Dengan melihat fungsi dari iklan tersebut, penelitian ini dianggap perlu diadakan guna mengetahui

keberhasilan penggunaan iklan layanan masyarakat dalam pembelajaran menulis persuasi di SMA Negeri 1 Mojolaban.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apakah penggunaan iklan layanan masyarakat dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis

persuasi pada siswa kelas X.1 SMA N 1 Mojolaban?

Page 22: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

2. Apakah penggunaan iklan layanan masyarakat dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis persuasi

pada siswa kelas X.1 SMA N 1 Mojolaban?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, penelitian tindakan kelas ini bertujuan sebagai

berikut.

1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis persuasi pada siswa kelas X.1 SMA N 1 Mojolaban dengan

menggunakan media iklan layanan masyarakat.

2. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis persuasi pada siswa kelas kelas X.1 SMA N 1 Mojolaban

dengan menggunakan media iklan layanan masyarakat.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini bermanfaat untuk memperluas pengetahuan mengenai kegunaan media iklan layanan masyarakat

bagi dunia pembelajaran khususnya pembelajaran menulis persuasi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1. Memberikan kemudahan bagi siswa dalam menemukan ide tulisan.

2. Menyajikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

3. Meningkatkan kemampuan menulis persuasi siswa.

b. Bagi Guru

1. Mengatasi kesulitan yang dialami guru dalam membelajarkan keterampilan menulis persuasi.

2. Menjadi acuan bagi guru untuk membuat pembelajaran menulis persuasi yang lebih kreatif dan inovatif.

c. Bagi Peneliti

Page 23: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

1. Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian yang terkait dengan pembelajaran terutama pembelajaran

menulis.

2. Memberikan pengetahuan tentang efektivitas penggunaan iklan layanan masyarakat dalam pembelajaran

menulis persuasi.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Menulis

a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatan menuangkan gagasan, pemikiran, maupun ide dalam bentuk lambang bahasa.

Dalam kegiatan menulis seseorang dituntut untuk berpikir secara logis dan sistematis agar tulisan yang ia buat dapat

dipahami oleh orang lain. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Bobbi De Porter (dalam Didik Komaidi, 2007: 29) bahwa

menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika).

Jadi, tulisan yang baik memanfaatkan kedua belahan otak tersebut. Dorongan untuk menulis sama dengan dorongan untuk

berbicara. Hal ini dimaksudkan agar pikiran dan pengalaman kita dapat dikomunikasikan dan diketahui oleh orang lain.

Selanjutnya, menurut Widyamartaya (1990: 9) menulis adalah kegiatan yang kompleks. Menulis atau mengarang

dapat kita pahami sebagai “keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan

menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh pengarang”.

Page 24: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Senada dengan pendapat tersebut, Nurudin (2007: 4) mengemukakan bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan

seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah

dipahami.

Menurut Hanim (2006) disebutkan bahwa menulis adalah sebuah proses yang dapat dikembangkan kemampuan

dalam berpikir dinamis, kemampuan analitis, dan kemampuan membedakan berbagai hal secara akurat dan valid. Menulis

bukan hanya sebuah cara untuk mendemonstrasikan hal yang telah diketahui, lebih dari itu menulis adalah cara untuk

memahami hal yang telah diketahui tersebut. Selanjutnya, disebutkan pula bahwa menulis merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis memerlukan

keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis dapat diartikan sebagai kegiatan

menuangkan gagasan, ide, atau pikiran ke dalam tulisan. Melalui tulisan tersebut segala pesan ataupun maksud dari penulis

akan dapat dipahami oleh pembaca.

b. Langkah-langkah dalam Menulis

Menulis merupakan aktivitas yang tidak langsung terjadi begitu saja. Menulis merupakan kegiatan yang

membutuhkan proses. Dalam menulis ada tahapan-tahapan yang harus dilalui seseorang agar tulisannya tersebut berkualitas.

Sabarti Akhadiah, dkk. (1994: 3) menyebutkan langkah-langkah menulis menjadi tiga tahapan, yaitu tahapan prapenulisan,

tahap penulisan, dan tahap revisi.

1. Tahap Prapenulisan: merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis. Di dalamnya mencakup beberapa langkah-

langkah kegiatan jika menulis karangan meliputi tahap menentukan topik, membatasi topik, menentukan tujuan

penulisan, menentukan bahan penulisan, dan membuat kerangka karangan.

2. Tahap Penulisan: merupakan tahap membahas setiap butir topik yang ada di dalam kerangka yang disusun.

3. Tahap Revisi: merupakan tahap untuk meneliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan

kata, kalimat, paragraf, daftar pustaka, dan sebagainya.

Senada dengan pendapat tersebut, Arifin (dalam Bambang Dwiloka dan Rati Riana, 2005: 9) menyebutkan

langkah-langkah dalam menyusun sebuah tulisan adalah sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan, meliputi: a) pemilihan topik/masalah, b) penentuan judul, c) pembuatan kerangka karangan.

Page 25: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

2. Tahap Pengumpulan Data, meliputi: a) pencarian keterangan dati bahan bacaa, perti uku, majalah, dan surat kabar, b)

pengumpulan keteranga adari pihak-pihak yang mengetahui maalah yang akan ditulis, c) pengamata langsung ke objek

yang akan diteliti, d) percobaan dan pengujian di lapangan atau laoratorium.

3. Tahap Pengorganisasian dan Pengonsepan, meliputi: a) pengelompokan bahan, yaitu bagian-bagian yang akan

didahulukan dan bagian yang akan diakhirkan, b) pegonsepan.

4. Tahap Pemeriksaan/Penyuntingan, meliputi: pembacaan dan pengecekan kembali hal-hal yang kurang lengkap dan

kurang relevan, serta pengecekan susunan kalimat, kaidah ejaan, pemilihan kata, dan penyusunan paragraf.

5. Tahap Penyajian, yaitu penyusunan hasil penelitian atau studi pustaka.

c. Asas-asas Menulis

Asas merupakan pedoman pelaksanaan suatu kegiatan. Asas dalam kegiatan menulis perlu dipahami dan

dilaksanakan oleh penulis untuk menghasilkan karangan yang baik. Tulisan yang baik harus memeuhi beberapa kriteria agar

dapat dipahami oleh pembacanya. The Liang Gie (2002: 33-37) mengemukakan tiga asas utama menulis (kejelasan,

keringkasan, dan ketepatan) dan tiga asas tambahan (keterpaduan, pertautan, dan penegasan).

1. Kejelasan

Suatu karangan memenuhi asas kejelasan ketika karangan tersebut tidak saja dapat dibaca, dipahami atau

dimengerti oleh masyarakat pembaca tetapi juga tidak menjadikan pembaca salah dalam menafsirkan maksud penulis.

Kejelasan artinya tidak samar, tidak kabur sehingga setiap butir ide yang dikemukaan seolah tampak nyata oleh pembaca.

2. Keringkasan

Ringkas tidak berarti pendek. Suatu karangan yang memenuhi asas keringkasan berarti karangan tersebut tidak

menghambur-hamburkan kata, tidak mengulang butir ide yang dikemukakan, dan tidak berputar-putar dalam menyampaikan

suatu gagasan dengan kalimat yang berkepanjangan. Dengan kata lain, ide atau gagasan sebuah tulisan disampaikan dengan

struktur kalimat yang efektif.

3. Ketepatan

Page 26: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Ketepatan yang dimaksud di sini adalah kecocokan antara tulisan yang dihasilkan dan tujuan penulisan dalam

menyampaikan butir-butir gagasan sebuah tulisan. Supaya karangan memenuhi asas ketepatan, penulis harus menaati

berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan kelaziman pakai bahasa tulis yang ada.

4. Kesatupaduan

Asas kesatupaduan berarti segala hal yang disajikan dalam suatu karangan terkonsentrasi pada satu gagasan

pokok atau tema utama yang telah ditentukan. Setiap alinea hanya memuat satu butir informasi atau gagasan pokok dengan

sejumlah informasi penjelas yang berkaitan dan padu.

5. Pertautan (Koherensi)

Asas ini mengandung pengertian bahwa bagian-bagian suatu karangan perlu melekat secara berurutan satu sama

lain. Ada kaitan antara satu alinea dengan alinea lain. Oleh karena itu, alur berpikir penulis haruslah jelas dan sistematis

supaya pengungkapan gagasan dalam tulisan tersebut tidak menimbulkan kebingungan atau kekacauan bagi pembaca.

6. Penegasan

Asas penegasan dalam mengarang berarti penulis perlu menekankan atau menonjolkan informasi yang penting

supaya memberi kesan yang kuat pada pikiran pembaca. Tidak semua hal dalam karangan memiliki tingkat kepentingan

yang sama sehingga perlu dibedakan antara informasi yang penting dan yang tidak terlalu penting.

d. Ragam Tulisan

Menurut Gorys Keraf (1995: 6-7) berdasarkan tujuannya, tulisan yang utuh dibedakan menjadi jenis berikut.

1. Eksposisi: dari sudut penulis memenuhi keinginan manusia untuk memberi informasi kepada orang lain, atau

dari sudut pembaca berkeinginan untuk memperoleh informasi dari orang lain mengenai suatu hal.

2. Argumentasi: dari sudut penulis keinginan untuk meyakinkan pendengar atau pembaca mengenai suatu

kebenaran dan lebih jauh mempengaruhi sikap dan pendapat dari pihak pembaca dan pendengar. Mereka ingin

mendapat kepastian tentang kebenaran itu.

3. Persuasi: wacana persuasif sebenarnya merupakan sebuah varian dari argumentasi. Wacana ini lebih condong

untuk mempengaruhi manusianya daripada mempertahankan kebenaran suatu objek tertentu.

4. Deskripsi: penulis atau pembicara berkeinginan untuk menggambarkan atau menceritakan bagaimana bentuk

atau wujud suatu barang atau objek atau mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal, atau bunyi.

Page 27: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

5. Narasi: penulis atau pembicara ingin mencerikatakan pada orang lain kejadian-kejadian atau peristiwa yang

terjadi, baik yang dialami sendiri maupun yang didengarnya dari orang lain.

Pendapat senada dikemukakan oleh Nurudin (2007: 59) yang menyebutkan ada lima bentuk tulisan, yaitu

sebagai berikut.

1. Deskripsi: seorang penulis menolong pembaca menggunakan ketajaman perasaan, senyuman, dan rasa untuk

pengalaman yang berasal dari pengalaman penulisnya.

2. Eksposisi: eksposisi berusaha menjelaskan suatu prosedur atau proses, memberikan definisi, menerangkan,

menjelaskan, menafsirkan gagasan, menerangkan bagan atau tabel, atau mengulas sesuatu.

3. Narasi: adalah bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan

manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu tertentu.

4. Argumentasi: bertujuan untuk meyakinkan pembaca, termasuk membuktikan pendapat atau pendirian dirinya,

bisa juga untuk membujuk pembaca agar pendapat penulis diterima. Bentuk argumentasi dikembangkan untuk

memberikan penjelasan dan fakta-fakta yang tepat terhadap apa yang dikemukakan.

5. Persuasi: bertujuan meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Mereka yang

menerima persuasi harus mendapatkan keyakinan bahwa keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang

benar dan bijaksana dan dilakukan tanpa paksa.

Dari beberapa pemaparan di atas dapat ditarik perbedaan antara paragraf narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi,

dan persuasi. Tulisan narasi menekankan pada urutan peristiwa dari waktu ke waktu. Deskripsi memberikan gambaran

tentang objek tulisan dan berusaha menjadikan pengusaha ikut merasakan penggambaran tersebut. Eksposisi menjelaskan

suatu pengetahuan atau informasi. Argumentasi meyakinkan pembaca tentang kebenaran suatu hal secara logis, sedangkan

persuasi mempengaruhi pembaca secara psikologis.

2. Hakikat Persuasi

a. Pengertian Persuasi

Persuasi mempunyai arti mengajak atau mempengaruhi. Ajakan tersebut dilakukan guna mendapat simpati dari

orang lain atau dengan kata lain seseorang yang diajak dapat mengikuti kemauan orang yang memberikan persuasi. Hal ini

Page 28: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

diperkuat oleh pendapat Gorys Keraf (2000: 18) yang mengartikan persuasi sebagai suatu seni verbal yang bertujuan

meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang.

Selanjutnya, disebutkan pula bahwa persuasi berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu

seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena itu, biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan

dan dapat mempengaruhi pembaca. Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emotif yang berusaha

membangkitkan dan merangsang emosi. Persuasif digunakan dalam: (1) propaganda kelompok/golongan, kampanye, (2)

iklan dalam media massa, (2) selebaran, dan lain sebagainya (Gorys Keraf, 2000: 19).

Menurut Budi (2006) disebutkan pula bahwa persuasi digunakan untuk mengajak seseorang untuk melakukan

sesuatu. Persuasi biasanya terdapat di iklan-iklan. Iklan tersebut mengajak konsumen untuk menggunakan, membeli, atau

memanfaatkan produk atau barang yang mereka tawarkan. Persuasi juga memerlukan kalimat-kalimat argumentatif maupun

diskriptif atau naratif untuk memperoleh hati pembaca agar memenuhi atau mematuhi ajakannya.

Nurudin (2007: 82) menyatakan bahwa melalui persuasi, seseorang penulis mencoba mengubah pandangan

pembaca tentang sebuah permasalahan tertentu. Penulis mempersembahkan fakta dan opini yang bisa didapatkan

pembacanya untuk mengerti, menggapai sesuatu itu adalah benar, salah, atau di antara keduanya. Tajuk rencana, iklan

berbentuk advetorial, surat pembaca dalam surat kabar dan majalah, dan naskah pembicaraan politik adalah contoh tulisan

persuasif. Di samping itu, penulis persuasi harus bisa menampilkan fakta-fakta agar sesuatu yang diinginkan, diyakini

pembaca, dan pembaca mau melakukan sesuai maksud penulis. Persuasi biasanya akan memberikan penekanan pada

pemilihan kata yang berpengaruh kuat terhadap emosi atau perasaan orang lain. Bahasa iklan biasanya adalah bentuk

persuasi.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persuasi merupakan sebuah tulisan yang bertujuan untuk

meyakinkan pembaca dengan menggunakan alasan, pembuktian, contoh-contoh yang efektif agar pembaca mengikuti

gagasan atau pendapat si pengarang.

b. Perbedaan Persuasi dengan Argumentasi

Tulisan persuasi memang hampir sama dengan tulisan argumentasi. Terkadang orang kesulitan untuk

membedakan keduanya karena merupakan hasil dari proses berpikir. Akan tetapi, dalam persuasi hasil pemikiran berupa

suatu kesepakatan, sedangkan dalam argumentasi hasil pemikiran berupa suatu kebenaran.

Page 29: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Pendapat tersebut diperkuat oleh Gorys Keraf (2000: 120) bahwa dalam tulisan argumentasi terkandung usaha

membuktikan suatu kebenaran sebagaimana yang digariskan dalam proses penalaran penulis atau suatu proses untuk

mencapai suatu kesimpulan. Akan tetapi, dalam persuasi terkandung usaha untuk mencapai suatu persetujuan atau

kesesuaian kehendak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa persuasi merupakan proses untuk meyakinkan orang lain

supaya orang tersebut menerima dan bahkan melakukan hal yang dipersuasikan.

Menurut Nurudin (2007: 84) perbedaan antara argumentasi dengan persuasi, antara lain; (a) ciri khas argumentasi

adalah usaha membuktikan suatu kebenaran sebagaimana digariskan dalam proses untuk mencapai suatu kesimpulan,

sedangkan persuasi adalah keahlian untuk mencapai suaru persetujuan atau kesesuaian kehendak penulis; (b) sasaran proses

berpikir dalam argumentasi adalah kebenaran mengenai subjek yang diargumentasikan, sementara sasaran proses berpikir

dalam persuasi adalah pembaca, yaitu usaha untuk merebut kesepakatan dari para pembaca tentang suatu hal; (c)

menyangkut jumlah fakta yang digunakan, dalam argumentasi semakin banyak fakta, semakin kuat pula kebenaran yang

dipertahankan, sedangkan dalam persuasi fakta dipergunakan hanya seperlunya.

Berdasarkan batasan dan perbedaan persuasi dengan argumentasi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

tulisan argumentasi, fakta-fakta atau kebenaran tentang suatu hal berdasarkan proses penalaran digunakan untuk mencapai

sebuah kesimpulan sedangkan dalam tulisan persuasi kebenaran atau fakta yang ada digunakan untuk meyakinkan orang

yang dikenai persuasi bahkan menjadikan orang tersebut melakukan hal yang dipersuasikan.

c. Dasar-dasar Persuasi

Dalam melakukan aktivitas persuasi atau mempengaruhi orang lain, seorang persuator harus menggunakan dasar atau

syarat agar hal yang ia persuasikan dapat diterima oleh orang yang mendegarkan atau menyimaknya. Sebagai contoh,

seorang orator politik harus memiliki dasar atau syarat agar orasinya dapat diterima oleh khalayak. Hal ini ditegaskan oleh

Aristoteles (dalam Gorys Keraf, 2000: 121) bahwa ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk mengadakan persuasi, antara

lain sebagai berikut.

1. Watak dan Kredibilitas

Watak dan seluruh kepribadian pembicara atau penulis dapat diketahui dari seluruh pembicaraan atau karangannya.

Gaya yang dipakai, pilihan kata, struktur kalimat, tema, dan sebagainya merupakan keseluruhan atau totalitas pengarang atau

pembicaranya.

Page 30: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

2. Kemampuan Mengendalikan Emosi

Mengendalikan emosi diartikan baik sebagai kesanggupan pembicara untuk merendahkan atau memadamkan emosi

dan sentimen itu bila perlu. Kemampuan ini sekaligus juga merupakan aspek perbedaan yang lain antara agumentasi dan

persuasi.

3. Bukti- bukti

Persuasi yang dilakukan pembicara harus dapat diandalkan kebenarannya dan tidak terlalu abstrak sifatnya bagi para

hadirin. Fakta-fakta merupakan faktor yang dapat menanamkan kepercayaan untuk persuasi.

Dari peryataan tersebut dapat dimabil simpulan bahwa dalam melakukan persuasi seorang persuator harus memiliki

watak dan kredibilitas, yaitu kepribadian yang dapat dilihat dari caranya dalam mengajak orang lain. Selain itu, ia juga harus

mempunyai kemampuan mengendalikan emosi pembaca atau pendengar, dan bukti-bukti agar pembicaraanya dapat

dipercaya oleh orang lain.

d. Teknik-Teknik Penyajian Persuasi

Selain harus mempunyai dasar dalam melakukan persuasi, seorang persuator juga dituntut untuk mempunyai teknik

dan cara dalam melakukan persuasi kepada orang lain. Dengan cara dan teknik tersebut, persuator akan dapat mengendalikan

emosi para pendengar atau pembaca. Menurut Gorys Keraf (2000: 124) dalam menyajikan bentuk persuasi, ada beberapa

teknik yang dapat dipilih. Pemilihan didasarkan pada masalah yang sedang dihadapi. Teknik-teknik tersebut, antara lain

sebagai berikut.

1. Rasionalisme

Rasionalisme merupakan suatu proses penggunaan akal untuk memberikan suatu dasar pembenaran atau alasan

yang bukan merupakan sebab langsung dari masalah itu kepada suatu persoalan. Dalam persuasi, rasionalisasi akan

berlangsung dengan baik bila pembicara atau penulis mengetahui segala hal yang menjadi kebutuhan dan keinginan peserta/

pendengar serta sikap dan keyakinan mereka.

2. Identifikasi

Page 31: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Identifikasi merupakan suatu proses mengidentifikasi tulisan. Agar identifikasi dapat berjalan sebagaimana yang

diharapkan, penulis harus menciptakan dasar umum yang sama. Untuk dapat menemukan dasar umum yang sama dalam

setiap tulisan, penulis perlu mengajukan pertanyaan untuk siapa tulisan itu ditujukan. Dengan berusaha menjawab

pertanyaan itu secara tepat, penulis akan lebih mudah mengidentifikasi dirinya dengan ciri, tingkat pengetahuan, dan

kemampuan peserta/pendengar atau mereka yang membaca tulisannya.

3. Sugesti

Sugesti adalah usaha untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain untuk menerima suatu keyakinan atau

pendirian tertentu tanpa memberi suatu dasar kepercayaan yang logis pada orang yang ingin dipengaruhi. Sugesti biasanya

dilakukan melalui kata-kata atau nada suara. Rangkaian kata yang menarik dan meyakinkan disertai nada suara yang penuh

dan berwibawa dapat memungkinkan seseorang mempengaruhi orang lain.

4. Konformitas

Konformitas adalah suatu keinginan atau tindakan untuk membuat diri serupa dengan sesuatu hal yang lain. Dengan

kata lain, konformitas merupakan suatu mekanisme mental untuk menyesuaikan diri atau mencocokkan diri dengan sesuatu

yang diinginkan itu. Dalam persuasi, orang menggunakan teknik ini untuk menyesuaikan diri degan orang yang dipersuasi.

Konformitas mirip dengan identifikasi. Hal yang membedakan adalah identifikasi menyajikan hal-hal yang

menyangkut dirinya dengan orang yang dipersuasi, sedangkan konformitas memperlihatkan bahwa dirinya

(pembicara/penulis) mampu berbuat dan bertindak sebagai orang yang dipersuasi.

5. Kompensasi

Kompensasi merupakan suatu tindakan atau suatu hasil dari usaha untuk mencari suatu pengganti bagi sesuatu

hal yang tidak dapat diterima atau suatu keadaan yang tidak dapat dipertahankan. Dalam persuasi, pembicara ataupun

penulis dapat mendorong orang lain untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan lain atau tindakan yang diinginkan oleh

pembicara atau penulis dengan menunjukkan secara meyakinkan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk itu.

6. Penggantian

Penggantian adalah proses yang berusaha menggantikan suatu maksud atau hal yang mengalami rintangan dengan

suatu maksud atau hal lain. Dalam persuasi, pembicara atau penulis berusaha meyakinkan orang lain untuk mengalihkan

suatu objek atau tujuan tertentu kepada suatu tujuan lain.

Page 32: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

7. Proyeksi

Proyeksi adalah suatu teknik untuk menjadikan sesuatu yang tadinya subjek menjadi objek, misalnya suatu sifat atau

watak yang dimiliki seseorang dilontarkan sebagai sifat atau watak orang lain dan tidak mau lagi mengakui hal itu sebagai

sifat atau wataknya.

Dari beberapa hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam persuasi diperlukan fakta, pembenaran,

pengaruh, alasan, dan logika. Dengan hal-hal tersebut persuasi akan lebih meyakinkan pembacanya.

3. Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media dapat diartikan sebagai perantara atau sesuatu yang digunakan sebagai pengantar suatu pesan dari satu orang

ke orang yang lain. Dalam proses pembelajaran media merupakan perantara atau penyampai pesan yang digunakan oleh

guru kepada siswa untuk mempermudah dalam menyampaikan materi. Pendapat ini diperkuat oleh Sri Anitah (2008: 11)

yang menyatakan bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang

memungkinkan pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Setiap media merupakan sarana untuk

menuju ke suatu tujuan. Di dalamnya terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain.

Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 152) media pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang

digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga

memudahkan pencapaian tujuan pengajaran tersebut. Jadi, media pembelajaran merupakan bagian yang teramat penting dan

tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran untuk lebih mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan

pendidikan.

Arif S. Sadiman, dkk. (2007: 7) juga memberi batasan mengenai media. Menurutnya, media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan minat, serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Secara umum,

dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu baik benda maupun lingkungan yang dapat digunakan

oleh guru sebagai pengajar untuk menyampaikan pesan berupa bahan ajar atau meteri yang akan disampaikan pada siswa.

b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran

Page 33: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Tujuan utama dari penggunaan media pembelajaran yaitu untuk membantu guru menyampaikan pesan-pesan secara

mudah kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat menguasai pesan-pesan tersebut secara cepat dan akurat. Selain

itu, media pembelajaran juga dimaksudkan agar peserta didik dapat mengetahui kata-kata sekaligus memahami maknanya.

Pendapat ini diperkuat oleh Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 153) yang secara khusus menyatakan bahwa media

pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut.

1. Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan

keterampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik bahan

2. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik

untuk belajar

3. Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik untuk

menggunakan atau mengoperasikan media tertentu.

Curzon (dalam Abdelraheem, A. Y. dan Al-Rabane, A. H., 2005: 2) menjelaskan bahwa media pembelajran di

kelas dapat memperlebar saluran komunikasi antara guru dengan murid. Media menumbuhkan kemampuan tertentu dalam

pembelajaran dan mempertinggi kecakapan intelektual dan kecakapan gerak. Penggunaan media memungkinkan guru untuk

menghadirkan banyak fenomena fisik dan isu-isu dengan mudah, serta menarik siswa untuk fokus dalam memperhatikan

karakter objek yang disajikan.

Menurut Arif S. Sadiman, dkk. (2007: 17) kegunaan media pendidikan secara umum, antara lain sebagai

berikut.

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan

realita, gambar, film bingkai, film, atau model.

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini

media pendidikan berguna untuk;

a. menimbulkan kegairahan belajar;

b. memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;

c. memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

Page 34: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, media

pendidikan dapat memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan

persepsi yang sama.

Menurut Kemp dan Dayto (dalam Suwarna, dkk., 2006: 128) secara umum media pembelajaran mempunyai

manfaat sebagai berikut.

1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan. Guru mungkin mempunyai penafsiran yang

beraneka ragam tentang suatu hal. Melalui media, penafsiran yang beraneka ini dapat direduksi/dikurangi

sehingga materi tersampaikan secara seragam.

2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar

(audio) dan dapat dilihat (visual) sehingga dapat mendeskripsikan prinsip, konsep, proses, maupun prosedur

yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap.

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Jika dipilih dan dirancang dengan benar maka media dapat

membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Tanpa media, guru mungkin akan

cenderung berbicara satu arah kepada siswa.

4. Kualitas pembelajaran siswa dapat ditingkatkan. Penggunaan media tidak hanya membuat proses

pembelajaran lebih efisien tetapi juga membantu siswa menyerap materi ajar secara lebih mendalam dan

utuh.

5. Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. Dengan media proses pembelajaran menjadi

lebih menarik. Hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa pada ilmu pengetahuan dan proses

pencarian ilmu pengetahuan.

Dengan demikian, dapat diambil simpulan bahwa kegunaan dan manfaat media pembelajaran adalah

membantu guru dalam mengajarkan pesan atau materi ajar dengan mudah kepada peserta didik sehingga dapat memahami

dan menguasai pesan-pesan tersebut dengan tepat dan akurat. Selain itu, media juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi

siswa dalam mengikuti penjelasan dari guru.

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Page 35: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Dalam dunia pembealajaran terdapat erbagai macam media. Media tersebut digunakan di dalam kelas sesuai dengan

tujuan instruksional pembelajaran. Berbagai alat, sarana, orang, maupun lingkungan di sekitar siswa juga dapat dijadikan

sumber belajar atau media pembelajaran oleh siswa. Akan tetapi, beberapa pakar menyederhanakan media menjadi beberapa

jenis. Menurut Suwarna, dkk (2006: 134) media pembelajaran dapat dibedakan menjadi jenis berikut.

1. Media Grafis

Media grafis adalah suatu jenis media yang menuangkan pesan dalam bentuk simbol-simbol komunikasi verbal.

Bentuk-bentuk media grafis, antara lain: gambar foto, sktesa, diagram, bagan (chart), grafik, kartu, poster, peta, papan flanel,

dan papan buletin.

2. Media Audio

Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Bentuk-bentuk media audio, antara lain: radio, alat perekam pita

magnetik, dan alat perekam pita kaset.

3. Media Proyeksi

Media proyeksi diam memiliki persamaan dengan media grafis, dalam arti dapat menyajikan rangsangan-

rangsangan visual. Beberapa media proyeksi antara lain: film bingkai, film rangkai, film gelang, film transparansi, televisi,

dan video.

Hampir sama dengan pendapat tersebut, Sri Anitah (2008: 12) secara umum menyebutkan klarifikasi media

pembelajaran berikut ini.

1. Media visual, yang terdiri dari:

a. media visual yang tidak diproyeksikan, antara lain: gambar diam, karikatur, poster, bagan, grafik, peta,

bagan, papan, dan diagram;

b. media visual yang diproyeksikan, antara lain: OHP, film bingkai (slide), filmstrip (film rangkai), dan

opaque projektor.

2. Media audio, antara lain: program wicara, wawancara, diskusi, buletin berita, drama audio, dan lain-lain.

3. Media audio visual, antara lain: televisi, video, film, slide suara.

Iklan layanan masyarakat yang digunakan sebagai media pembelajaran berbentuk poster dan video. Poster

dapat dikategorikan dalam media visual. Menurut Sri Anitah (28: 18), poster merupakan suatu gambar yang

Page 36: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

mengombinasikan unsur-unsur visual, seperti garis, gambar, dan kata-kata yang bermaksud menarik perhatian serta

mengomunikasikan pesan secara singkat. Dalam sebuah media pembelajaran, poster dapat menimbulkan perhatian pebelajar

untuk berbagai situasi belajar.

Bentuk iklan layanan masyarakat yang kedua adalah video. Video dikategorikan dalam media audio visual.

Menurut Sri Anitah (2008:52), melalui media audio visual seseorang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu,

melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan. Kelebihan video adalah dapat menarik perhatian untuk

periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya dan demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam

sebelumnya sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya (Arif S. Sadiman, dkk.,

2007: 74).

Dari beberapa hal diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 jenis media, yaitu: media visual (ditangkap dengan

indera penglihatan), media audio (ditangkap dengan indera pendengar), dan media audio visual (ditangkap dengan indera

pendengar dan penglihat). Media iklan layanan masyarakat yang digunakan dalam pembelajaran yaitu berupa poster dan

video.

d. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media

Dalam mengguakan media pembelajaran, seorang guru harus selektif dalam memakai media di kelas. Hal ini

disebabkan tidak semua media pembelajaran dapat dipakai dalam kelas dengan kondisi yang berbeda. Kondisi sekolah,

sarana dan prasarana, serta faktor siswa juga mempengaruhi keberhasilan media dalam pembelajaran di kelas. Hal ini

ditegaskan oleh Gagne (dalam Sri Anitah, 2008: 59) bahwa dalam memilih media perlu dipertimbangkan beberapa hal

berikut.

1. Variabel Tugas

Dalam pemilihan media, guru harus menentukan jenis kemampuan yang diharapkan dari pembelajaran sebagai hasil

pembelajaran sehingga disarankan untuk menentukan jenis stimulus yang diinginkan sebelum melakukan pemilihan media.

2. Variabel Pebelajar

Karakteristik pebelajar perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, walaupun belum ada kesepakatan

karakteristik hal yang penting, guru menyadari bahwa para pebelajar mempunyai gaya belajar yang berbeda.

3. Lingkungan Belajar

Page 37: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Pertimbangan ini lebih bersifat administratif. Berbagai hal yang termasuk di dalamnya, antara lain: ukuran ruangan

kelas, ketersediaan radio atau perlengkapan lainnya, kemampuan guru dan ketersediaan untuk usaha-usaha mendesain

pembelajaran, ketersediaan bahan-bahan modul untuk pembelajaran individual, sikap pemimpin sekolah maupun guru

terhadap inovasi, dan arsitektural sekolah.

4. Lingkungan Pengembangan

Untuk merencanakan penyajian yang baik diperlukan sumber-sumber pengembangan yang mendukung, misalnya

ketersediaan waktu dan pengembangan personel yang akan mempengaruhi keberhasilan penyajian.

5. Ekonomi dan Budaya

Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan media itu dapat diterima oleh pemakaian dan sesuai dengan

sumber dana serta peralatan yang tersedia. Selain itu, sikap terhadap berbagai media mungkin berbeda antara penduduk kota

dengan desa, antarsubkelompok bangsa, dan sosial ekonomi.

6. Faktor-faktor praktis, misalnya besarnya kelompok yang dapat ditampung dalam suatu ruangan dan jarak antara

penglihatan dan pendengaran untuk penggunaan media.

Senada dengan pendapat tersebut, Thomas Wibowo Agung Sutjiono (2005) menyatakan bahwa secara

operasional ada sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat, antara lain sebagai berikut.

1. Acces, yaitu pertimbangan kemudahan dan ketersediaan media yang diperlukan.

2. Cost, yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan media.

3. Technology, yaitu kemudahan dan ketersediaan teknisi yang mengoperasikannya.

4. Interactivity, yaitu media yang memunculkan komunikasi dua arah/ interaktivitas.

5. Organization, yaitu daya dukung atau sarana dari pihak kantor/institusi yang bersangkutan.

6. Novelty, yaitu kebaruan dari media yang dipilih. Media yang lebih baru akan lebih baik dan menarik bagi murid.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam memilih dan menggunakan media, guru perlu

memperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, kondisi siswa, yang akan

dibelajarkan, serta ketersediaan media tersebut di sekolah.

Page 38: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

4. Pembelajaran Menulis Persuasi di SMA

a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar mempunyai beberapa pengertian. Belajar secara umum dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dapat

menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Perubahan-perubahan itu berbentuk kemampuan-

kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama (konstan) serta perubahan-perubahan tersebut terjadi karena

usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar.

Menurut Gino, dkk. (1998: 15), dalam kegiatan belajar mengajar ada 3 aktivitas khas yang dilakukan manusia

sehingga aktivitas tersebut disebut sebagai kegiatan belajar, yaitu sebagai berikut.

1. Aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pelajar (individu yang belajar/ behavioral

conges) baik aktual maupun potensial.

2. Perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

3. Perubahan itu terjadi karena usaha.

Belajar juga mempunyai tujuan. Menurut Sudirman R. M. (dalam Gino, dkk., 1998: 19) tujuan utama belajar

adalah mencapai instructional effect yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan serta hasil sampingan yang

diperoleh, misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan sikap terbuka (nurturant effect). Jadi pada hakikatnya, belajar

merupakan sebuah proses yang berkesinambungan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Wujud hasilnya adalah adanya

perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pemerolehan pengetahuan dan keterampilannya.

Sebagai sebuah proses, belajar juga mempunyai unsur-unsur dinamis berikut ini.

1. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi sangat penting untuk meningkatkan

kualitas pencapaian hasil belajar. Pendidik, dalam hal ini guru perlu berupaya memunculkan motif-motif belajar siswa,

kemudian memberikan motivasi kepada mereka agar mereka melakukan perbuatan belajar dengan kehendak sendiri sesuai

dengan tujuan belajar yang telah ditetapkan kurikulum. Guru dapat mengupayakan cara-cara untuk memotivasi siswa dalam

belajar, di antaranya dengan pernyataan penghargaan guru secara verbal, menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu

keberhasilan, materi yang sudah dikenal siswa sebagai jauh contoh belajar, menimbulkan rasa ingin tahu, serta simulasi dan

permainan dalam belajar.

Page 39: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

2. Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan materi yang diajarkan kepada siswa. Pemilihan bahan ajar sangat penting guna

menyelaraskan pengalaman belajar siswa dengan tingkat/ jenjang pendidikannya. Bahan belajar juga harus dipilih yang

sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, namun harus relevan dengan tuntutan kebutuhan measyarakat, serta

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Alat Belajar

Alat bantu belajar sering juga disebut alat peraga atau media belajar. Media belajar merupakan alat pendukung

kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya media, pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak monoton. Selain itu,

materi juga labih mudah disampaikan oleh guru dan mudah diterima oleh siswa. Media sangat bermacam-macam dan

didasarkan apada pembuatannya.

4. Suasana Belajar

Suasana belajar merupakan kondisi pada saat proses belajar. Suasana yang hidup menggambarkan keaktifan dan

kegiatan belajar, sedangkan suasana yang mati menggambarkan kelas yang tenang, diam, dan pasif. Menurut Nana Sudjana

(dalam Gino, 1998: 27) suasana belajar yang aktif dikembangkan oleh guru yang demokratis, sedangkan suasana yang mati

dikembangkan oleh guru yang otoriter.

5. Kondisi Subjek Belajar

Subjek belajar adalah siswa. Kondisi siswa juga turut berperan dalam proses belajar. Kondisi siswa yang bervariasi

merupakan faktor yang sangat berpenngaruh dalam keberhasilan belajar. Perbedaan siswa satu dengan siswa yang lain dapat

berupa perilaku belajar siswa, kondisi kepribadian, kondisi intelegensi, bakat, minat, dan motivasi, kondisi fisik, kondisi

kemampuan berbahasa, kondisi sosial ekonomi, latar belakang etnis, dan latar belakang kehidupan rumah tangga orang tua.

Dengan kondisi siswa yang bermacam-macam tersebut pendidik harus lebih variatif dan memahami masing-masing dari

siswanya.

Pembelajaran merupakan situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar dan terjadi interaksi antara

siswa dengan guru (Gino, dkk., 1998: 30). Discroll (dalam Siemens, 2005: 4) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu

perubahan yang permanen dalam potensi tingkah laku yang berasal dari hasil pengalaman pebelajar dan interaksi dengan

dunia. Batasan tersebut memberikan pengertian bahwa pembelajaran tidak terbatas di dalam ruang saja tetapi juga dapat

Page 40: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

diselenggarakan di luar kelas bahkan luar sekolah. Pengertian pembelajaran yang lain didasarkan pada teori-teori belajar

yang telah ada.

b. Pembelajaran Menulis Persuasi SMA

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi

dalam bahasa Indonesia degan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil

karya kesastraan manusia Indonesia. Pada jenjang SMA, Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan

kualifikasi minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif

terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar Kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan

merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global (Badan Standar Nasioanl Pendidikan, 2006: 260).

Adapun tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia jenjang SMA/MA agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut.

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan

sosial

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia

(Badan Standar Nasioanl Pendidikan, 2006: 261).

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kompoen kemmpuan berbahasa dan kemampuan

bersastra yang meliputi aspek-aspek: 1) mendengarkan, 2) berbicara, 3) membaca, 4) menulis. Pada akhir pendidikan di

SMA/MA, peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya 15 buku sastra dan nonsastra.

Pada aspek menulis, kompetensi yang harus diajarkan pada siswa kelas X SMA/MA adalah sebagai berikut.

1. Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.

2. Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif.

Page 41: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

3. Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif.

4. Menulis gagasan untuk ,emdudkung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif.

5. Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk

paragraf persuasif.

6. Menulis hasil wawancara ke dalam beberapa paragraf dengan menggunakan ejaan yang tepat.

7. Menyusun teks pidato (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 262).

Menulis karangan persuasi termasuk salah satu kompetensi yang harus diajarkan pada siswa kelas X SMA. Dalam

Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kompetensi yang harus diajarkan di antaranya adalah

keterampilan menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi dan menulis gagasan

untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif.

Materi yang harus diajarkan dalam pembelajaran menulis persuasi adalah ciri-ciri paragraf persuasi, topik-topik

paragraf persuasi, kerangka paragraf persuasi, penggunaan kata penghubung dalam paragraf persuasi. Guru perlu

memberikan contoh-contoh paragraf persuasi pada siswa untuk memperjelas materi (Is Mugiyarti, 2008: 98). Pada saat

pembelajaran berlangsung, kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah; (1) membaca paragraf persuasi, (2)

mengidentifikasi ciri-ciri paragraf persuasi, (3) menulis paragraf persuasi, dan (4) menyunting karangan persuasi hasil

pekerjaan teman. Oleh karena itu, sebelum memulai memberikan materi ini guru harus mempersiapkan perangkat

pembelajaran, materi, serta media yang tepat agar pembelajaran dapat berhasil.

c. Penilaian Kemampuan Menulis Persuasi

Penilaian terhadap tugas menulis yang telah diberikan kepada siswa harus diberikan penilaian agar dapat diketahui

kemampuan siswa dalam hal tata tulis, ejaan, maupun penuangan gagasan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Burhan

Nurgiantoro (2001: 296) bahwa dalam pembelajaran menulis, tes tugas menulis hendaknya bukan semata-mata tugas untuk

memilih dan menghasilkan bahasa saja, melainkan cara mengungkapkan gagasan dengan mempergunakan sarana bahasa

tulis secara tepat. Dengan kata lain, tugas menulis haruslah yang memungkinkan terlibatnya unsur linguistik dan

ekstralinguistik, memberi kesempatan kepada pelajar untuk tidak saja berpikir mempergunakan bahasa secara tepat,

melainkan juga memikirkan gagasan-gagasan yang akan dikemukakan.

Page 42: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Dalam memberikan penilaian terhadap tugas-tugas menulis tersebut, unsur subjektivitas guru sebagai penilai perlu

diminimalkan. Supaya guru dapat memberikan penilaian secara objektif dan dapat memperoleh informasi yang lebih rinci

tentang kemampuan siswa, sebaiknya penilaian tersebut menggunakan pendekatan analitis. Hal ini berarti guru merinci

karangan ke dalam aspek-aspek atau kategori-kategori tertentu berdasarkan jenis karangan (Burhan Nurgiyantoro, 2001:

297).

Berdasarkan konsep-konsep tentang menulis persuasi yang telah dipaparkan sebelumnya, model penilaian tugas

menulis persuasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Model Penilaian Tugas Menulis Persuasi dengan Skala Interval Aspek Skor Kriteria

I S I

27-30 22-26 17-21 13-16

Sangat baik-sempurna Cukup - baik Sedang - cukup Sangat kurang

Padat informasi * pengembangan ide tuntas* isi iklan dikembangkan dengan baik* substansif *relevan dengan permasalahan dan tuntas Informasi cukup *pengembangan ide terbatas* isi iklan dikembangkan tetapi tidak lengkap* substansi cukup *relevan dengan masalah tetapi tak lengkap Informasi terbatas* pengembangan ide kurang* isi iklan kurang dikembangkan * substansi kurang* permasalahan tak cukup Tak berisi* tak ada substansi* tak ada pengembangan tesis* tak ada permasalahan

O R G A N I S

18-20 14-17

Sangat baik-sempurna Cukup- baik

Ekspresi lancar* gagasan diungkapkan dengan jelas* padat* tertata dengan baik* urutan logis*kohesif dan koheren* Ekspresi kurang lancar* kurang terorganisasi tetapi ide utama terlihat* bahan pendukung terbatas* urutan logis tetapi tidak lengkap Tidak lancar*gagasan kacau terpotong-potong* urutan dan pengembangan tidak logis

Page 43: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

A S I

10-13 7-9

Sedang- cukup Sangat kurang

Tidak komunikatif* tidak terorganisasi dengan baik* tidak layak nilai

K O S A K A T A

18-20 14-17 10-13 7-9

Sangat baik- sempurna Cukup- baik Sedang- cukup Sangat kurang

Pemanfaatan potensi kata maksimal* pilihan dan ungkapan kata tepat* menguasai pembentukan kata Pemanfaatan potensi kata cukup* pilihan dan ungkapan kata kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu Pemanfaatan potensi kata terbatas* sering terjadi kesalahan penggunaan kata dan dapat merusak makna Pemanfaatan potensi kata asal-asalan* pengetahuan tentang kosakata rendah* tak layak nilai

P E N G E M B A N G A N B A H A S A

22- 25 18-21 11-17 5-10

Sempurna-sangat baik Cukup- baik Sedang- cukup Sangat kurang

Konstruksi kompleks tetapi efektif* hanya terdapat sedikit kesalahan penggunaan bentuk bahasa Konstruksi sederhana tetapi efektif* kesalahan secuil pada konstruksi kompleks* terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur Terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat* makna membingungkan atau kabur Tidak menguasai aturan sintaksis* terdapat banyak kesalahan* tidak komunikatif* tidak layak nilai

Page 44: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

M E K A N I K

5 4 3 2

Sangat baik-sempurna Cukup- baik Sedang- kurang Sangat kurang

Menguasai aturan penulisan* hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan* Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna Sering terjadi kesalahan ejaan* makna membingungkan atau kabur Tidak menguasai aturan penulisan* terdapat banyak kesalahan ejaan*tulisan tak terbaca* tak layak nilai

(Sumber: Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307-308 dengan beberapa perubahan)

Dari beberapa pernyataan terebut dapat diambil simpulan bahwa dalam penilaian menulis, seorang guru harus

mempunyai kriteria penilaian agar terhindar dari unsur subjektivitas. Dalam pembelajaran menulis persuasi, skala penilaian

yang digunakan adalah skala interval. Model ini paling lengkap dibandingkan model penilaian lainnya. Dengan model skala

interval, penilai dapat mempertimbangkan beberapa unsur dalam tulisan, antara lain: isi/substasi, organisasi, kosakata,

penggunaan bahasa atau unsur-unsur sintaksis, serta mekanik (kerapian, tanda baca, ejaan).

5. Penilaian Proses Belajar-mengajar

a. Hakikat Penilaian Proses Belajar –mengajar

Proses pembelajaran merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Dari segi proses tersebut dapat diketahui

proses siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Sikap, minat, dan aktivitas siswa dalam mengikuti

penjelasan dari guru merupakan objek yang harus diamati dalam melakukan penilaian dalam proses pembelajaran. Hal ini

sangat penting, karena pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh hasilnya.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar-mengajar yang optimal cenderung menunjukan hasil yang

berciri antara lain; 1) kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa.

Motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri; 2) hasil belajar yang

dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk

mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan

kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreativitasnya; 3) hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh

Page 45: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

atau komprehensif, yaitu mencakup ranah kognitif, pengetahuan, atau wawasan; ranah afektif atau sikap dan apresiasi; serta

ranah psikomotoris, keterampilan atau perilaku. Ranah kognitif terutama hasil yang diperolehnya, sedangkan ranah efektif

dan psikomotoris diperoleh sebagai efek dari proses belajarnya, baik efek instruksional maupun efek samping yang tidak

direncanakan dalam pengajaran (Nana Sudjana, 2008: 56).

b. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar-mengajar

Dalam melakukan penilaian seorang guru tidak semata-mata memberikan penghakiman atas segala hal yang

dilakukan oleh siswa selama pembelajaran. Akan tetapi, guru harus memiliki kriteria atau pedoman dalam memberikan

penilaian dalam proses pembelajaran di kelas.

Menurut Nana Sudjana (2008: 59), kriteria dalam menilai proses belajar-mengajar meliputi beberapa hal.

Pertama, konsistensi kegiatan belajar-mengajar dengan kurikulum. Keberhasilan proses tersebut dapat dilihat terlaksananya

secara nyata dalam bentuk dan aspek, di antaranya; tujuan-tujuan pengajaran, jenis kegiatan yang dilaksanakan, cara

melaksanakan setiap jenis kegiatan, dan penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan.

Kriteria kedua adalah keterlaksanaannya oleh guru dan siswa. Keterlaksanaan ini dapat dilihat dalam hal;

mengondisikan kegiatan belajar siswa, menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar, waktu yang disediakan untuk

kegiatan belajar-mengajar, memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa, dan melakukan penilaian proses dan

hasil belajar siswa. Dalam segi keterlaksanaan oleh siswa, hal yang dinilai adalah siswa; memahami, dan mengikuti

petunjuk yang diberikan guru; semua siswa turut serta melakukan kegiatan belajar; dan menguasai tujuan-tujuan pengajaran

yang telah ditetapkan guru (Nana Sudjana, 2008: 59).

Ketiga, motivasi belajar siswa dan keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam hal ini siswa

menunjukan motivasi belajar pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dalam hal; minat dan

perhatian siswa terhadap pelajaran; semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya; reaksi yang ditunjukkan

siswa terhadap stimulus yang diberikan guruKeaktifan para siswa dalam kegiatan belajar-mengajar; melaksanakan diskusi

kelompok sesuai petunjuk guru (Nana Sudjana, 2008: 60).

Kriteria terakhir adalah kemampuan atau keterampilan guru dalam mengajar dan interaksi antara guru dengan

siswa. Berkenaan dengan komunikasi yang terbangun pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini dilihat dalam; tanya

jawab atau dialog antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa; bantuan guru terhadap siswa yang mengalami

Page 46: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

kesulitan belajar; terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar; dan menguasai kelas sehingga dapat

mengendalikan kegiatan siswa (Nana Sudjana, 2008: 60).

Secara umum dapat disimpulkan bahwa penilaian proses merupakan kesatuan yang integral atau tidak dapat

dipisahkan dalam pembelajaran. Penilaian ini tidak hanya bermanfaat bagi guru, tetapi juga bagi siswa yang pada saatnya

akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapainya. Dari beberapa kriteria tersebut penilai dapat melihat bagian-bagian

yang telah dicapai dan bagian-bagian yang belum dicapai untuk kemudian dilakukan tindakan dan upaya memperbaikinya.

6. Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran

Iklan dapat diartikan sebagai bentuk promosi atau reklame buah produk yag diajikan seorang pengiklan kepada

khalayak. Iklan biasanya muncul di media cetak atau elektronik agar mudah dijhagkau oleh banyak orang. Hal ini dipertegas

oleh Rhenald Kasali (1995: 11) yang menyatakan bahwa iklan adalah bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan

lewat media dan diajukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.

Senada dengan pendapat tersebut, Duriyanto (2008) menyebutkan bahwa iklan merupakan sebuah proses

komunikasi yang bertujuan untuk membujuk orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat

iklan. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, pendapat, pemikiran, dan

citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Tujuan periklanan ini bermuara pada upaya untuk dapat

mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli sebuah produk yang ditawarkan.

Kata Iklan berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah upaya menggiring orang pada gagasan. Adapun

pengertian secara komprehensif atau luas adalah semua bentuk aktifitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide,

barang ataupun jasa secara nonpersonal melalui media yang dibayar oleh sponsor tertentu. Tujuan dari iklan itu sendiri

adalah sebagai alat komunikasi dan koordinasi, memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan, serta sebagai alat

evaluasi (Duriyanto, 2008).

Selanjutnya, Rhenald Kasali (1995: 201) menyatakan bahwa iklan layanan masyarakat (ILM) merupakan iklan yang

tidak semata-mata mencari keuntungan. Dalam iklan tersebut disajikan pesan-pesan sosial yang dimaksudkan untuk

membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa

mengancam keserasian dan kehidupan umum.

Page 47: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Senada dengan pendapat tersebut, menurut Moore (2007: 255) iklan layanan masyarakat merupakan iklan yang

dikeluarkan oleh bidang Humas dari sebuah organisasi atau institusi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan publik

eksternal dan internal. Periklanan semacam ini dapat mempromosikan ketertiban lalu lintas, hubungan antarras yang lebih

baik, kesempatan kerja yang sama, program ekologi, pencegahan kebakaran hutan, kesegaran jasmani, dan tujuan-tujuan lain

untuk kebaikan masyarakat.

Menurut Ad Council (dalam Rhenald Kasali, 1995: 202), suatu Dewan Periklanan di Amerika Serikat yang

mempelopori ILM, kriteria yang dipakai untuk menentukan kampanye pelayanan masyarakat antara lain: nonkomersial,

tidak bersifat keagamaan, nonpolitik, berwawasan nasional, diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat, diajukan oleh

organisasi yang telah diakui atau diterima, dapat diiklankan, dan mempunyai dampak dan kepentingan tinggi sehingga patut

memperolah dukungan media lokal maupun nasional.

Sejumlah masalah yang sangat merisaukan dan dapat disampaikan lewat iklan layanan masyarakat, antara lain:

masalah kebakaran hutan dan penebangan hutan secara liar, kesadaran yang masih rendah di kalangan produsen untuk

memasang peralatan untuk mencegah bahaya polusi, kriminalitas, mutu lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi

serta minat menjadi tenaga pengajar, penyalahgunaan narkotika, korupsi, penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan

benar, pentingnya bahasa Inggris dalam pergaulan internasional, produk-produk yang tidak bermutu dan membahayakan

umum, perkelahian antarpelajar, dan lain sebagainya (Rhenald Kasali, 1995: 206).

Dengan melihat permasalahan yang dapat diiklankan melalui iklan layanan masyarakat, dapat diketahui bahwa iklan

layanan masyarakat berusaha mempengaruhi masyarakat agar mau melihat keadaan sekitarnya, bahwa masih banyak

ketimpangan-ketimpangan sosial yang harus dibenahi demi keteraturan dan keseimbangan lingkungan. Ada tiga hal pokok

yang dapat dilihat dengan munculnya iklan layanan masyarakat, antara lain: (1) menggugah kesadaran pemirsa untuk

berbuat sesuatu, (2) isi pesannya bersifat umum, (3) isi pesannya menggunakan kata imbauan atau anjuran (Duriyanto,

20008).

Berkaitan dengan media pembelajaran, iklan layanan masyarakat dapat digunakan sebagai media pembelajaran

menulis, khususnya menulis persuasi yang bersifat mengajak dan mempengaruhi pembaca atau pemirsa. Hal ini sejalan

dengan sifat iklan yang berusaha mempengaruhi dan membujuk pembaca atau pemirsanya. Oleh karena itu, iklan layanan

masyarakat tepat digunakan sebagai media pembelajaran menulis persuasi.

Page 48: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Apabila dibandingkan dengan iklan jenis lain, iklan layanan masyarakat mempunyai lebih banyak kelebihan. Iklan

layanan masyarakat mempunyai tema-tema yang menarik dan dapat dijadikan kerangka oleh siswa ke dalam sebuah tulisan

persuasi. Tema tersebut kemudian dapat dikaitkan dengan fenomana/masalah yang ada di sekitar siswa. Hal ini akan

membangun kepekaan sosial, membangkitkan gairah menulis siswa, dan selanjutnya akan meningkatkan kualitas

pembelajaran menulis persuasi baik dari segi proses maupun hasilnya.

B. Penelitian yang Relevan

1. “Penggunaan Media Karikatur dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis

Argumentasi: Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007” yang

dilakukan oleh Elen Inderasari, Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS sebagai skripsi tahun

2007.

2. “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis Persuasi dengan Media Poster Iklan Sosial pada Siswa Kelas X. 6 SMA N

2 Surakarta” yang dilakukan oleh Ririn Agustyaningrum, Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP

UNS sebagai skripsi tahun 2008.

3. “Penggunaan Media Animasi Ditinjau dari Motivasi Berpretasi dan Kemampuan Awal dalam Pembelajaran Biologi

Umum (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Semester I Juruan Pendidikan MIPA Universitas Palangkaraya Tahun

2007/2008)” yang dilakukan oleh Sri Puryaningsih, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana

UNS sebagai Tesis tahun 2008.

4. “Keefektifan Penggunaan Media Visual dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Sekolah Dasar (Penelitian

Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Joho 02 Sukoharjo)” yang dilakukan oleh Isriwiji, Mahasiswi

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana UNS sebagai Tesis tahun 2008.

C. Kerangka Berpikir

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,

tidak secara tatap muka dengan orang lain. Sebagai bentuk keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang

bersifat mengungkapkan gagasan, buah pikiran, dan perasaan kepada pihak atau orang lain. Dalam pembelajaran menulis di

Page 49: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

sekolah, pembelajaran menulis amat ditekankan pada siswa. Akan tetapi, pada kenyataannya kemampuan menulis siswa di

sekolah umumnya amat rendah.

Rendahnya kemampuan menulis dan proses pembelajaran menulis terjadi di SMA Negeri I Mojolaban. Dalam

pembelajaran menulis, tujuan pembelajaran menulis belum dicapai secara maksimal oleh siswa. Penyebab tidak tercapainya

tujuan pembelajaran menulis meliputi: (1) sulitnya membedakan bermacam-macam paragraf, (2) kurangnya penguasaan

keterampilan mikrobahasa, seperti penggunaan tanda baca, kaidah-kaidah penulisan, diksi, penyusunan kalimat dengan

struktur yang benar, dan penyusunan paragraf, (3) ketiadaan atau keterbatasan media pembelajaran menulis yang efektif, (4)

ketidaktertarikan siswa pada kegiatan menulis karena pembelajaran yang monoton, (5) alokasi waktu pembelajaran menulis

yang sedikit.

Mengingat pentingnya keterampilan menulis maka pengembangan pembelajaran menulis perlu ditingkatkan.

Peningkatan pembelajaran menulis dapat dilakukan dengan memanfaatkan media belajar berupa iklan layanan masyarakat.

Iklan layanan masyarakat yang berisi tentang ajakan dan imbauan terhadap masalah tertentu akan memancing pikiran siswa

dalam menulis karangan persuasi. Iklan ini mengandung poin-poin berupa kalimat sebagai slogan yang mengarahkan siswa

dalam menyusun kalimat demi kalimat menjadi sebuah paragraf.

Penggunaan iklan ini lebih relevan dengan kondisi siswa SMA karena mengandung banyak hal yang mendidik

siswa dan terkait dengan permasalahan yang relevan, faktual, dan aktual. Dengan adanya media iklan layanan masyarakat,

kemampuan menulis persuasi siswa pun akan meningkat, baik dari segi proses pembelajaran maupun segi hasilnya. Secara

ringkas, kerangka berpikir peneliti dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Page 50: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

.

1. P

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir

Guru mengajar dengan media yang variatif

Suasana pembelajaran aktif dan menyenangkan

Kemampuan menulis persuasi siswa meningkat

Kondisi sesudah tindakan

Kondisi sebelum tindakan

Guru mengajar dengan media yang minim Kemampuan menulis persuasi siswa rendah

Pembelajaran menulis persuasi dengan menggunakan media iklan layanan masyarakat

Suasana belajar membosankan

Page 51: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut

1. Penggunaan media iklan layanan masyarakat dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis

persuasi.

2. Penggunaan media iklan layanan masyarakat dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis

persuasi.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Mojolaban. Sekolah ini beralamat di Jalan Batara Surya No. 10, Wirun,

Mojolaban, Sukoharjo. Sekolah ini dipimpin oleh Drs. Tukiman, M. Pd. Ada beberapa alasan yang mendasari penulis untuk

melakukan penelitian di sekolah ini, di antaranya; (1) peneliti dekat secara personal dengan guru yang mengajar di sekolah

tersebut; (2) sekolah tersebut mengalami permasalahan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya tentang

pembelajaran menulis sehingga perlu mendapat penanganan/tindakan; (3) sekolah tersebut belum pernah digunakan oleh

penelitian yang terkait dengan pembelajaran bahasa Indonesia.

Tahap persiapan sampai pada tahap pelaporan hasil penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, yakni mulai bulan

Desember 2008 sampai dengan April 2009. Adapun jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Page 52: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

No. Kegiatan Des ‘08 Jan ‘09 Feb ‘09 Mar ‘09 Apr ‘09

1. Survei awal sampai penyusunan proposal

--xxx-- --xxx--

2. Seleksi informan dan penyiapan instrumen dan media

--xxx--

3. Pengajuan surat izin ke sekolah --xxx--

4. Pengumpulan data --xxx-- 5. Analisis data --xxx-- 6. Penyusunan laporan --xxx--

B. Subjek dan Objek Penelitian

Pada kelas X terdapat 7 kelas paralel. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-1 SMA N 1 Mojolaban

tahun ajaran 2008/2009. Adapun jumlah siswa di kelas ini adalah 38 siswa dan objek penelitian berupa pembelajaran

menulis persuasi di kelas X-1.

C. Bentuk Penelitian

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK menurut Kemmis (dalam Rochiati

Wiriaatmaja, 2007: 12) adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial

tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan. Selanjutnya, dia menjelaskan bahwa

peningkatan rasionalitas dan keadilan tersebut, meliputi: kegiatan praktik sosial atau pendidikan mereka, pemahaman

mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktik pendidikan ini, dan situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktik

ini.

Selanjutnya, Rochiati Wiriaatmaja menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah bagaimana

sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka

Page 53: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata

dari upaya itu. Jadi, PTK adalah suatu kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja

guru dan kualitas pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khusus yang membedakan dengan jenis penelitian lain. Berkaitan

dengan ciri khusus tersebut, Suharsimi Arikunto, dkk. (2007: 62) menjelaskan ada beberapa karakteristik PTK tersebut,

antara lain: (1) adanya tindakan yang nyata yang dilakukan dalam situasi yang dialami dan ditujukan untuk menyelesaikan

masalah, (2) menambah wawasan keilmiahan dan keilmuan, (3) sumber permasalahan berasal dari masalah yang dialami

guru dalam pembelajaran, (4) permasalahan yang diangkat bersifat sederhana, nyata, jelas dan penting, (5) adanya kolaborasi

antara praktikan dan peneliti, (6) ada tujuan penting dalam pelaksanaan PTK, yaitu meningkatkan profesionalisme guru, ada

keputusan kelompok, bertujuan untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan.

Prinsip utama dalam PTK adalah adanya pemberian tindakan yang diaplikasikan dalam siklus-siklus yang

berkelanjutan. Siklus yang berkelanjutan tersebut digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis. Dalam siklus tersebut

penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planning) (Suharsimi Arikunto, dkk., 2007: 104). Tahap

berikutnya adalah pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Perencanaan Tindakan I Perencanaan Tindakan I

Perencanaan Tindakan II Perencanaan Tindakan II

Refleksi I

Permasalahan

Refleksi II

Siklus II

Siklus I Pengamatan/pe-ngumpulan

data I

Pengamatan/ pengumpulan data II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Apabila permasalahan belum terselesaikan

Permasalahan baru hasil refleksi

Page 54: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Gambar 2. Siklus Kegiatan PTK

(Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi., 2007: 74)

D. Sumber Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan tiga sumber data sebagai berikut.

1. Tempat dan Peristiwa

Sumber data penelitian ini adalah proses pembelajaran menulis paragraf persuasi yang berlangsung di kelas dan

dialami oleh siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Mojolaban.

2. Informan, meliputi siswa kelas X.1 dan guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas tersebut.

3. Dokumen, meliputi: iklan layanan masyarakat, nilai siswa, foto-foto pembelajaran, catatan lapangan hasil

observasi selama proses pembelajaran, hasil belajar siswa berupa tulisan persuasi, dan catatan lapangan hasil

wawancara yang telah ditranskrip.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah dengan teknik sebagai berikut.

1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan proses pembelajaran menulis persuasi untuk melihat

perkembangan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan

guru dalam mengelola kelas serta merangsang keaktifan siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.

Page 55: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Sementara itu, observasi terhadap siswa difokuskan pada keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis

persuasi dengan menggunakan media iklan layanan masyarakat.

2. Wawancara, yaitu dilakukan terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia serta siswa kelas X.1 SMA N 1

Mojolaban. Wawancara ini digunakan untuk menggali informasi guna memperoleh pendapat dan informasi dari

mereka tentang proses pembelajaran menulis persuasi dengan menggunakan media iklan layanan masyarakat,

kesulitan yang dihadapi, serta informasi lain yang dibutuhkan oleh peneliti.

3. Tes, yaitu dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menulis persuasi sebelum dan sesudah tindakan

penggunaan media iklan layanan masyarakat guna mengetahui perbedaan dan perkembangan atau keberhasilan

pelaksanaan tindakan.

4. Angket

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara meminta informan untuk menjawab beberapa

pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian yang digunakan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan

data dari informasi yang jumlahnya banyak dan tidak mungkin untuk diwawancarai saru per satu. Angket dalam

penelitian ini diterapkan pada siswa kelas X-1 yang berjumlah 38 siswa.

5. Analisis Dokumen

Teknik ini digunakan untuk menganalisis dokumen yang telah didapatkan dari hasil observasi.

Dokumen yang dimaksud dapat berupa berbagai catatan lapangan dan foto pembelajaran.

F. Validitas Data

Untuk menguji validitas data maka digunakan teknik triangulasi data berikut.

1. Triangulasi metode, yaitu teknik untuk menguji kebenaran dengan membandingkan data yang diperoleh dari hasil

observasi dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara. Hasil observasi diperoleh pada saat pembelajaran

dan wawancara dilakukan setelah pembelajaran berlangsung.

2. Triangulasi sumber data, yaitu teknik yang digunakan untuk menguji kebenaran dengan mengacu kebenaran data

yang diperoleh dari satu informan dengan informan lain. Informan dalam penelitian ini meliputi guru dan siswa

Page 56: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

serta proses pembelajaran yang dicatat dalam catatan lapangan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan sumber

data dokumen yang berupa foto pembelajaran dan catatan lapangan.

3. Triangulasi teori, yaitu teknik yang digunakan dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam

membahas masalah yang dikaji. Untuk menguji validitas teori, peneliti menganalisis teori-teori yag telah

diperoleh dan disintesiskan sehingga diperoleh sebuah simpulan.

G. Teknik Analisis Data

Setelah diperoleh data-data terkait, langkah selanjutnya adalah analisis data yang ditempuh dengan cara-cara

sebagai berikut.

a. Pengumpulan Data

b. Reduksi Data, yaitu proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi pengelompokan dan

pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi bermakna.

c. Paparan Data, yaitu suatu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam paparan naratif,

grafik, atau bentuk lainnya.

d. Penyimpulan, yaitu pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk pernyataan

atau kalimat yang singkat, padat, dan bermakna.

Gambar 3. Model Analisis Interaktif

(Milles dan Huberman dalam Sutopo, 2002: 96)

Pengumpulan data

Reduksi data Sajian data

Penarikan kesimpulan

Page 57: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

H. Prosedur Penelitian

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya kualitas pembelajaran menulis persuasi pada

siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Mojolaban melalui penggunaan media iklan layanan masyarakat. Dalam pelaksanaan PTK

ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus (3 siklus), yang setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan, yaltu (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi masalah pembelajaran menulis persuasi yang terdapat di kelas X.1 SMA N 1 Mojolaban.

Adapun langkah yang ditempuh, yaitu dengan melakukan wawancara dengan guru dan siswa yang bersangkutan.

b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang relevan.

c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan dengan memanfaatkan

media iklan layanan masyarakat pada siklus pertama, kedua, dan ketiga.

d. Menyusun jadwal penelitian dan rancangan pelaksanaan tindakan.

e. Menyusun lembar observasi dan lembar evaluasi kerja siswa yang berupa rubrik penilaian hasil kerja siswa

berupa tulisan persuasi.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya kualitas proses dan kualitas hasil

pembelajaran menulis persuasi pada siswa kelas X.1 SMA N 1 Mojolaban melalui penggunaan media iklan layanan

masyarakat. Setiap tindakan menunjukan peningkatan indikator tersebut yang dirancang dalam satu siklus. Setiap siklus

terdiri dari empat tahap, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, serta (4) analisis dan

refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus.

a. Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun:

Page 58: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

a. Perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi yang akan dicapai, penyiapan media pembelajaran berupa iklan

layanan masyarakat, dan penyiapan rubrik penilaian menulis.

b. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Guru membuka pelajaran.

2. Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa tentang berbagai macam paragraf yang telah

mereka ketahui.

3. Guru memberikan materi tentang tulisan persuasi.

4. Guru memperlihatkan contoh iklan layanan masyarakat, kerangka paragraf persuasi, dan pengembangannya

berdasarkan iklan tersebut.

5. Guru membagikan lembaran iklan kepada siswa, lalu mendiskusikan isinya.

6. Guru membagikan lembar kerja mengarang dan menugaskan siswa untuk menulis persuasi berdasarkan iklan

layanan masyarakat tersebut.

7. Guru meminta siswa memperbaiki isi tulisan.

8. Guru menugasi siswa untuk menyunting tulisan temannya.

9. Guru menugasi siswa untuk menulis ulang tulisan yang telah diperbaiki.

10. Guru mengevaluasi dan menganalisis hasil tulisan siswa sebagai bahan pertimbangan tingkat keberhasilan

siklus 1.

c. Indikator ketercapaian tujuan

Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian, pada siklus terakhir sekurang-kurangnya sebagai berikut.

1. Siswa menunjukkan keaktifan serta kesungguhan dalam melaksanakan proses pembelajaran (dihitung dari jumlah

siswa yang menampakkan keaktifan dan kesungguhan).

2. Siswa dapat menyusun karangan persuasi dengan kerangka yang dibuat sendiri dari iklan layanan masyarakat

yang disajikan.

3. Siswa dapat mencapai ketuntasan belajar (minimal mendapat nilai 65, dihitung dari jumlah skor yang ditetapkan).

Page 59: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Tabel 3. Rincian Indikator Keberhasilan Penelitian

Aspek yang Diamati Persentase pencapaian Cara mengukur Siklus I

Keaktifan siswa selama pembelajaran dan kemampuan menulis paragraf persuasi

50 %

Diamati saat guru memberikan penjelasan materi dan diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi oleh peneliti dan dihitung dari jumlah siswa yang menunjukkan kesungguhan dalam kegiatan belajar-mengajar

Siklus II Keaktifan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam paragraf persuasi

60 %

Diamati dari kesungguhan siswa dalam manulis dan diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi oleh peneliti dan dihitung dari jumlah siswa yang mampu membuat tulisan dengan baik

Siklus III Ketuntasan hasil belajar (kemampuan siswa dalam menuliskan paragraf persuasi; siswa mendapat nilai sekurang-kurangnya 65)

80 %

Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Nilai tersebut berdasarkan hasil tulisan persuasi siswa

Page 60: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru

dan peneliti. Pada siklus I dilakukan dengan mengadakan pembelajaran menulis persuasi, yang dalam satu siklus ada 2 kali

pertemuan dan masing-masing pertemuan 2 x 45 menit. Sementara itu, pada siklus II dan III hanya ada satu pertemuan.

Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap observasi. Sama halnya dengan kelas X yang lain, pada kelas X-1 alokasi

waktu mata pelajaran bahasa Indonesia berjumlah 4 x 45 menit selama satu minggu dengan 2 kali pertemuan.

3. Tahap Observasi

Tahap ini dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa) dengan penggunaan media

iklan masyarakat maupun hasil pada pembelajaran menulis persuasi yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan data

tentang kelebihan dan kekurangan pelaksanaan tindakan. Pengamatan difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran,

kegiatan yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Dalam kegiatan ini, peneliti bertindak sebagai

partisipan pasif yang melakukan pengamatan dari bangku paling belakang melalui pedoman observasi yang telah dibuat.

Setelah itu, peneliti berdiskusi dengan guru mengenai hasil akhir tindakan serta menyusun rancangan tindakan berikutnya.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan hal-hal yang perlu

diperbaiki atau disempurnakan dan yang telah memenuhi target. Analisis dilakukan dengan meninjau kembali hasil

observasi dan interpretasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Selanjutnya, dilakukan refleksi untuk mengetahui

beberapa kekurangan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan tersebut. Setelah itu, guru dan peneliti berdiskusi untuk

menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi kekurangan yang muncul sekaligus sebagai langkah perbaikan

pada pembelajaran berikutnya.

B. Siklus II dan III Siklus II dan III dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti pada siklus I, yaitu tahap pelaksanaan, observasi, serta

analisis dan refleksi. Akan tetapi, didahului dengan perencanaan ulang hasil-hasil yang diperoleh pada siklus I (refleksi)

sehingga kekurangan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi pada siklus II dan III.

3. Tahap Penyusunan Laporan

Page 61: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Tahap ini dilaksanakan setelah penelitian selesai dilakukan. Peneliti menyusun laporan mengenai keberhasilan

media iklan layanan masyarakat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran menulis persuasi di kelas X.1 SMA N 1

Mojolaban berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan.

Page 62: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan secara rinci hasil survei awal, hasil penelitian, dan pembahasannya sebagai jawaban

atas rumusan masalah yang tertera pada bab I. Hal yang akan diuraikan meliputi: (1) deskripsi survei awal, (2) deskripsi

hasil penelitian setiap siklus, dan (3) pembahasan hasil penelitian.

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pratindakan)

Sebelum melaksanakan penelitian, diadakan kegiatan survei awal untuk mengetahui keadaan yang ada di lapangan.

Kegiatan pratindakan dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Februari 2009 pukul 07.00-08.15 WIB. Pada kegiatan pratindakan

ini disepakati bahwa guru melaksanakan proses belajar-mengajar seperti biasa dan peneliti akan mengamati jalannya

pembelajaran yang terjadi di kelas sebagai partisipan pasif. Setelah menyampaikan materi, guru kemudian melaksanakan

suatu tes untuk mengetahui tingkat keterampilan menulis persuasi siswa.

Hasil tulisan siswa menunjukkan bahwa keterampilan menulis persuasi siswa kelas X.1 SMA N 1 Mojolaban masih

rendah. Hal tersebut diindikasikan oleh: (1) siswa belum mampu mengembangkan ide dalam bentuk paragraf persuasi, (2)

tulisan persuasi siswa belum bersifat meyakinkan dan mengajak pembaca, (3) kemampuan siswa mengembangkan sebuah

gagasan menjadi paragraf yang runtut masih kurang, (4) siswa belum mampu menulis dengan memperhatikan penggunaan

EYD, diksi, dan struktur kalimat dengan benar.

Dari kegiatan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia yang menjadi patner dalam penelitian ini,

serta dari observasi peneliti terhadap kegiatan belajar-mengajar di kelas yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan,

diketahui bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh hal sebagai berikut.

Page 63: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

1. Siswa tidak mengembangkan kebiasaan menulis pada saat pembelajaran bahasa Indonesia.

Dalam kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan siswa dan guru, terungkap bahwa siswa tidak

terbiasa menulis pada saat pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut keterangan dari guru, siswa tidak tertarik dengan pelajaran

menulis karena siswa tidak terbiasa dengan budaya menulis. Menulis merupakan sesuatu yang berat sehingga pada saat

mendapat tugas menulis, siswa cenderung malas dan saling menyalin tulisan teman lain. Hal ini dapat dibuktikan oleh

peneliti saat melakukan pengamatan. Saat mengikuti pelajaran menulis persuasi, siswa tidak bisa memberikan pengertian

tentang tulisan persuasi. Begitu pula saat guru sedang menjelaskan siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, bosan, dan

merebahkan tubuh di atas meja karena mengantuk. Hasil tulisan mereka pun masih banyak yang sama dengan tulisan teman

sebangku (lihat lampiran 4, halaman 102).

2. Guru kesulitan dalam membangkitkan minat siswa

Dalam pembelajaran menulis persuasi yang dilaksanakan, siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan

kurang antusias. Siswa terlihat bosan dan tidak menaruh perhatian sepenuhnya pada pelajaran. Saat disuruh membuat tulisan

persuasi siswa pada umumnya mengeluh terlalu sulit dan malas serta kesulitan menentukan metode persuasi dan

pengembangan gagasannya. Selain itu, guru juga cenderung berdiri di depan dengan metode ceramah serta mengandalkan

LKS sebagai penunjang pembelajaran. Guru jarang melibatkan siswa dalam praktik menulis itu sendiri.

3. Siswa sulit membedakan antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain.

Dalam kegiatan menulis persuasi pada umumnya siswa mengalami kesulitan untuk membedakan paragraf yang satu

dengan paragraf yang lain. Hal ini terbukti dari hasil tulisan mereka yang belum semuanya mengarah pada tulisan persuasi.

Sebagian besar siswa justru membuat tulisan argumentasi dan eksposisi.

4. Guru kesulitan menemukan teknik yang tepat untuk mengajarkan materi menulis persuasi secara lebih baik.

Selama ini, metode yang digunakan guru dalam mengajarkan materi menullis persuasi adalah metode ceramah. Pada

awal kegiatan belajar mengajar, guru menerapkan pengertian menulis persuasi sambil memberi pertanyaan-pertanyaan

sederhana mengenai tulisan persuasi. Selanjutnya, guru mengajarkan kepada siswa tentang langkah-langkah menulis

persuasi. Akan tetapi, siswa justru menjadi dibingungkan oleh teori-teori yang diberikan guru. Setelah itu, siswa diminta

Page 64: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

untuk membuat tulisan persuasi sesuai dengan penjelasan yang telah guru sampaikan. Selain itu, guru juga kesulitan

mendapatkan sumber referensi mengenai tulisan persuasi. Hal ini terbukti dengan sedikitnya materi yang tercantum dalam

LKS maupun buku paket sebagai buku panduan utama pembelajaran bahasa Indonesia.

Berdasarkan survei awal tersebut, peneliti kemudian melakukan diskusi dengan guru untuk menyamakan

persepsi. Dari hasil diskusi tersebut kemudian disepakati untuk pertemuan selanjutnya penelitian dilakukan pada hari Kamis,

5 Maret 2009.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis persuasi sekaligus untuk

meningkatkan kualitas proses dan hasilnya dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi.

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Maret 2009 di SMA N 1 Mojolaban. Pada kesempatan

tersebut peneliti dengan guru membahas langkah-langkah dalam pembelajaran, khususnya menulis paragraf persuasi. Setelah

itu disepakati hal-hal yang akan dilakukan oleh guru dengan menggunakan media iklan layanan masyarakat. Menurut

kesepakatan antara guru dengan peneliti, tindakan pada siklus I akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan

pertama pada hari Sabtu, 7 Maret 2009 di ruang perpustakaan dan pertemuan kedua pada hari Kamis, 12 Maret 2009 di

ruang kelas X-1.

Tahap perencanaan tindakan pada siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut.

1. Peneliti bersama guru mata pelajaran Bahasa Indonesia merancang skenario pembelajaran menulis persuasi dengan

menggunakan media iklan layanan masyarakat. Langkah yang akan ditempuh adalah sebagai berikut.

1. Guru memberikan apersepsi mengenai jenis-jenis paragraf yang ditampilkan di layar proyektor LCD.

2. Guru meminta siswa untuk mengindentifikasi jenis paragraf dari contoh yang telah dibuat.

3. Guru memberi materi yang mendalam tentang paragraf persuasi dan perbedaannya dengan argumentasi.

Page 65: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

4. Guru menampilkan contoh gambar iklan layanan masyarakat dan membagikan hand out yang berisi contoh

kerangka karangan serta pengembangan paragraf dari gambar iklan yang ditampilkan di layar proyektor LCD

5. Guru meminta siswa mendiskusikan isi iklan di layar proyektor LCD.

6. Guru membagikan lembaran gambar iklan layanan masyarakat kepada masing-masing siswa dan mengajak

siswa untuk membuka pikiran tentang tema dalam iklan.

7. Guru meminta siswa untuk membuat kerangka paragraf dan mengembangkannya dalam satu buah paragraf

dengan memperhatikan kriteria paragraf yang baik yang ditentukan oleh guru dan peneliti.

8. Guru meminta siswa untuk menyunting tulisan yang telah dibuat pada pertemuan pertama dengan teman satu

bangkunya.

9. Guru menugasi siswa untuk menulis kembali hasil tulisan yang telah disunting oleh teman sebangku.

10. Guru menyimpulkan materi, memberi penguatan, dan mempersilakan siswa untuk bertanya.

2. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi pembelajaran menulis persuasi.

3. Peneliti memberikan poster iklan layanan masyarakat yang akan dipakai dalam tindakan I. Pada tahap ini guru dan

peneliti menyimulasikan serta mendiskusikannya sebelum digunakan dalam tindakan siklus I.

4. Peneliti bersama guru Bahasa Indonesia menyusun instrumen penelitian. Instrumen tersebut berupa tes menulis, kriteria

penilaian yang digunakan untuk mengetahui kualitas hasil pembelajaran menulis persuasi, dan pedoman observasi.

Guru dan peneliti juga bersepakat untuk mengamati keaktifan siswa selama guru memberikan penjelasan/materi

sehingga akan terlihat siswa yang aktif dan siswa yang tidak aktif.

b. Pelaksanaan Tindakan

Sebagaimana yang telah guru dan peneliti sepakati sebelumnya, tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan. Alokasi waktu masing-masing pertemuan adalah dua jam pelajaran (2 x 45 menit). Pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Maret 2009 di ruang perpustakaan dan pertemuan kedua pada hari Kamis, 13 Maret 2009 di

ruang kelas X-1. Peneliti berada di bangku paling belakang agar tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar dan bertindak

sebagai partisipan pasif untuk mengamati jalannya pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi.

Page 66: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Materi pembelajaran pada siklus I adalah materi tentang menulis. Guru menjelaskan jenis-jenis tulisan dan

memfokuskan perhatian siswa pada materi menulis persuasi. Siswa diajak untuk mengidentifikasikan tulisan yang satu

dengan tulisan yang lain, terutama perbedaan antara tulisan persuasi dan argumentasi yang amat tipis perbedaannya.

Pada siklus I iklan layanan masyarakat berupa poster yang bertema ”Larangan Merokok”. Pemilihan tema tersebut

disesuaikan dengan kondisi siswa yang pada umumnya masih remaja dan dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari. Iklan

tersebut juga banyak beredar, baik di media cetak, elektronik, maupun tempat umum. Dalam iklan tersebut tertera slogan

”Matikan rokok Anda sekarang, sebelum rokok mematikan Anda dan orang di sekitar Anda!. Slogan ini dapat dijadikan

kerangka berpikir bagi siswa dalam mengembangkan tulisan. Gambar tersebut dibagikan kepada masing-masing siswa agar

lebih mudah diamati. Selanjutnya, siswa menyusun kerangka karangan berdasarkan poster iklan layanan masyarakat dan

mengembangkannya dalam bentuk paragraf.

Pertemuan kedua pada siklus I, guru memfokuskan pada kegiatan menyunting tulisan yang telah dibuat siswa.

Setelah mengawali pelajaran dengan penguatan materi menulis persuasi, siswa menyunting hasil tulisan teman sebangkunya.

Guru juga menentukan aspek-aspek penyuntingan yang harus dijadikan menyunting bagi siswa. Aspek-aspek tersebut

meliputi: isi, keterpaduan antarkalimat, struktur kalimat, dan ejaan. Siswa kemudian menilai masing-masing aspek tersebut

dengan skala A s.d. E. Dalam proses penyuntingan ini guru sedikit memberikan bimbingan. Selanjutnya, siswa merevisi

dengan menuliskan kembali tulisan yang telah disunting teman sebangkunya.

Urutan pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut.

1. Guru memberikan apersepsi tentang jenis-jenis serta perbedaan masing-masing paragraf yang ditampilkan di

layar proyektor LCD.

2. Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi jenis paragraf dari contoh paragraf yang ditampilkan di layar

proyektor LCD.

3. Guru menampilkan poster iklan layanan masyarakat “Cinta Produk Dalam Negeri” dan membagikan hand out

yang berisi contoh kerangka paragraf dan pengembangan paragraf yang mengacu pada tema iklan.

4. Guru membagikan gambar iklan layanan masyarakat “Larangan Merokok” kemudian siswa diminta mengamati

dan mendiskusikannya.

Page 67: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

5. Guru sedikit mengulas tentang tema iklan untuk membuka skemata siswa dan meminta siswa untuk membuat

kerangka paragraf dan pengembangannya.

6. Guru meminta siswa untuk menyunting tulisan teman sebangkunya berdasarkan aspek yang ditentukan guru dan

peneliti, yaitu keterpaduan antarkalimat, isi/subtansi, ejaan, dan struktur kalimat.

7. Guru meminta siswa untuk menuliskan kembali tulisan yang telah disunting oleh teman sebangku.

c. Observasi dan Interpretasi

Pada saat observasi, peneliti menjadi partisipan pasif yang duduk di kursi paling belakang untuk mengamati suasana

pembelajaran. Sesekali, peneliti mengambil gambar dari arah belakang untuk keperluan dokumentasi. Kegiatan pengamatan

dilaksanakan pada saat pembelajaran menulis persuasi berlangsung. Pertemuan pertama siklus I berlangsung pada hari

Sabtu, 7 Maret 2009 pukul 11.45-13.30 WIB di ruang perpustakaan. Pada siklus I guru menjelaskan materi tentang menulis.

Adapun tema iklan yang diangkat oleh guru adalah ”Larangan Merokok”.

Pengamatan pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Maret 2009 pukul 07.00-08.15 WIB di ruang

kelas X-1. Pada pertemuan kedua, siswa difokuskan pada kegiatan menyunting dan merevisi tulisan. Dalam kegiatan

menyunting guru memberikan arahan tentang teknik penulisan yang baik dan benar. Selain itu, guru juga menekankan

kembali pada karakteristik tulisan persuasi.

Dari berbagai kegiatan tersebut diperoleh deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran menulis persuasi dengan

media iklan layanan masyarakat sebagai berikut.

1. Sebelum melaksanakan kegiatan belajar-mengajar guru membuat rencana pembelajaran yang akan dijadikan

pedoman dalam mengajar. Rencana pembelajaran tersebut telah disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP).

2. Guru telah memberikan materi menulis persuasi dengan baik. Karena peralatan sudah tersedia, guru

memanfaatkan LCD agar siswa lebih tertarik untuk memperhatikan penjelasan guru. Pada pertemuan pertama (2

x 45 menit), setelah mendapat penjelasan dari guru mengenai jenis tulisan, guru membagikan poster iklan

layanan masyarakat bertema ”Larangan Merokok”. Pada pertemuan kedua (2 x 45 menit) guru mulai

menekankan pada proses penyuntingan dan merevisi tulisan dengan teman sebangku. Hal ini memungkinkan

siswa untuk saling bertukar pikiran dan bekerja sama.

Page 68: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

3. Guru telah memotivasi siswa dalam diskusi tentang materi menulis. Guru memancing siswa dengan teknik

bertanya pada siswa. Pada awalnya, guru membuka pelajaran dengan melontarkan pertanyaan dengan sukarela

namun karena tidak ada yang memberanikan diri, guru menunjuk siswa yang sudah ia hafal. Dari beberapa

jawaban siswa tersebut masih tampak siswa yang jawabannya tidak tepat. Dari hasil pengamatan baru sekitar 28

% (20 siswa) yang merespon penjelasan guru, sedangkan siswa yang lain masih tampak diam.

Berdasarkan pengamatan terhadap proses belajar mengajar menulis persuasi, diperoleh gambaran tentang

aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu sebagai berikut.

1. Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi baru mencapai 53 % (20 siswa), sedangkan yang lain masih tampak

sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Indikator keaktifan ini dapat dilihat dari kesungguhan siswa dan kegairahan

belajar dalam merespon guru dengan positif pada saat pelajaran dimulai.

2. Siswa yang aktif selama pemberian materi mencapai 66 % (23 siswa), sedangkan 31 % lainnya kurang

memerhatikan penjelasan guru. Mereka masih ada yang mengantuk, berbincang dengan teman, dan lain-lain.

3. Siswa yang aktif memerhatikan iklan layanan masyarakat mencapai 83 % (30 siswa), sedangkan yang lain kurang

serius dalam mengamati iklan. Keseriusan itu dapat dilihat dari sikap siswa yang saksama dan mempunyai rasa

ingin tahu akan isi iklan tersebut.

4. Siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi mencapai 28 % (10 siswa), sedangkan 72 % lainnya masih pasif dan

diam ketika ditanya oleh guru.

5. Siswa aktif dalam membuat kerangka karangan persuasi dan mengembangkannya mencapai 83 % (30 siswa),

sedangkan 17 % lainnya masih tampak bermalas-malasan dalam mengerjakan (lihat lampiran 10, halaman 130).

Secara lebih rinci, observasi yang telah dilakukan mendapatkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Siswa yang aktif selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung sebesar 63 %. Hal ini dilihat dari aktifitas siswa

dalam memperhatikan apersepsi dan penjelasan guru, mengamati iklan layanan masyarakat dengan saksama,

aktif dalam diskusi, dan aktif mengembangkan kerangka karangan ke dalam tulisan persuasi. Penghitungan

tersebut berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun terhadap jumlah siswa yang tampak aktif selama

Page 69: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebanyak 22 siswa. Siswa yang kurang aktif umumnya berada di

bagian belakang dan dekat tembok. Mereka tampak kurang memerhatikan dan bercanda dengan teman sebangku.

Hal ini disebabkan guru terlalu sering berada di depan kelas sehingga siswa bagian belakang merasa kurang

diperhatikan (lihat lampiran 10, halaman 130).

2. Siswa yang mampu mengembangkan ide ke dalam tulisan persuasi mencapai 19 % (7 siswa). Hal ini diamati dari

hasil tulisan persuasi siswa. Tulisan yang ide dikembangkan dengan dengan baik dilihat dari segi substansi yang

cukup, sesuai dengan tema yang diiklankan, menarik, dan mempu mempengaruhi pembaca (lihat lampiran 12,

halaman 138).

3. Berdasarkan tugas individu menulis persuasi dapat diidentifikasi bahwa 55 % (20 siswa) mendapat nilai di atas

batas ketuntasan yang ditentukan (65). Berdasarkan hasil observasi, penggunaan media iklan layanan masyarakat

dengan poster kurang menarik karena poster tersebut kurang baik dari segi cetakannya dan beberapa tulisan tidak

tertera dengan jelas. Selain itu, poster tidak dapat bergerak sehingga terkesan monoton untuk dilihat (lihat

lampiran 11, halaman 135).

4. Berdasarkan nilai rata-rata kelas, dibandingkan dengan rata-rata pada saat pretes, terjadi peningkatan sebesar 5,1

poin dari 57, 18 menjadi 62, 28. Hal ini juga terjadi karena pada saat pretes, masih ada beberapa siswa yang

belum mampu menulis persuasi dengan benar. Sebagian besar masih menulis argumentasi dan eksposisi. Pada

siklus I hampir semua siswa sudah mampu menemukan karakteristik tulisan persuasi meskipun ada yang masih

belum tuntas dalam mengolah ide. Adapun nilai tertinggi pada siklus I adalah 86, sedangkan nilai terendah adalah

49.

Berdasarkan hasil observasi ditemukan beberapa kelemahan yang dimiliki oleh guru pada siklus I, antara lain

sebagai berikut.

1. Guru terkesan monoton dan kaku dalam mengelola kelas. Salah satunya dengan belum meratanya perhatian pada

siswa. Siswa juga jarang diajak berkomunikasi. Guru hanya menunjuk siswa yang ia hafal sehingga siswa yang

lain, terutama yang duduk di bangku belakang, merasa kurang diperhatikan dan melakukan aktivitasnya sendiri.

2. Guru belum membangkitkan motivasi siswa salah satunya dengan pemberian reward (penghargaan) atas

keberhasilan atau keberanian siswa dalam pembelajaran. Pancingan guru dengan pertanyaan menjadi kurang

Page 70: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

direspon dan hanya beberapa siswa yang menjawab dengan benar. Guru juga belum membangkitkan antusiasme

siswa dalam mendiskusikan isi iklan. Siswa pada umumnya hanya melihat iklan dan tidak mendiskusikannya

dengan teman sebangku.

3. Guru belum mengalokasikan waktu dengan baik. Pada siklus I belum terlihat adanya refleksi dan penguatan

terhadap materi pembelajaran. Selesai merevisi tulisan, siswa segera mengumpulkan tulisan dan tidak direfleksi

oleh guru.

Dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut.

1. Siswa kurang berkonsentrasi pada penjelasan yang diberikan oleh guru. Beberapa siswa tampak bosan dalam

mengikuti pembelajaran. Hal ini ditandai oleh jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran. Hanya 10 siswa dari

keseluruhan siswa yang hadir (36 orang) yang aktif menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru, sedangkan

siswa yang lain hanya diam dan bercanda dengan teman sebangku (lihat lampiran 13, halaman 143).

2. Siswa yang mendapat nilai di atas batas ketuntasan minimal yang telah ditentukan (65) sebesar 55 % (20 siswa) dari

36 siswa yang hadir saat pembelajaran.

4. Siswa kurang tertarik pada gambar iklan layanan masyarakat. Berdasarkan wawancara tidak berstruktur dengan

siswa seusai pembelajaran, siswa tidak begitu tertarik dengan poster karena terlalu monoton untuk dilihat. Selain

itu, kualitas cetakan poster iklan juga kurang baik. Siswa menjadi kurang antusias dalam mengamati iklan dan

cenderung mengeluh pada guru karena tulisan pada poster tidak terlihat dengan jelas.

5. Tulisan siswa belum sepenuhnya mengarah pada permasalahan yang disajikan dalam iklan. Hal ini dilihat dari isi

tulisan yang masih sangat sederhana dan belum padat berisi. Selain itu dari segi tulisan masih terdapat kesalahan

ejaan, judul yang belum dicantumkan pada karangan, serta penggunaan konjungsi yang masih belum tepat (lihat

lampiran 12, halaman 137).

Adapun respon siswa terhadap pembelajaran menulis persuasi dengan media iklan layanan masyarakat, antara

lain sebagai berikut.

1. Siswa menyukai teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis. Teknik guru dengan mengaktifkan

siswa dalam menulis dianggap cukup rumit karena siswa dituntut untuk menyunting tulisan teman kemudian

Page 71: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

merevisi tulisannya kembali. Akan tetapi, hal ini membuat mereka merasa berkembang dalam latihan menulis

dengan baik dan benar.

2. Siswa menyukai media iklan layanan masyarakat dan tema yang dipilih namun karena pada siklus I berbentuk

poster, siswa menjadi kurang tertarik. Hal ini disebabkan poster tidak dapat bergerak dan monoton untuk dilihat.

Selain itu, kualitas cetakan poster iklan layanan masyarakat juga kurang baik.

3. Siswa lebih aktif mengembangkan kerangka paragraf persuasi dan lebih aktif menyunting tulisan teman. Siswa

menjadi aktif berdiskusi dengan teman sebangku untuk membahas tulisan mereka. Diskusi tersebut seputar tata

tulis dan ejaan yang dijadikan pedoman dalam kegiatan penyuntingan.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada siklus I, peneliti dapat melakukan analisis dan refleksi sebagai

berikut.

1. Guru tidak hanya berada di depan kelas dan memberi ceramah dalam kegiatan belajar-mengajar. Ceramah yang

terlalu lama membuat siswa cenderung bosan dan mengantuk.

2. Guru sebaiknya mengelola kelas dengan baik, antara lain dengan mengondisikan siswa yang belum aktif dalam

pembelajaran, serta mengajak berkomunikasi seluruh siswa dalam kelas, tidak hanya pada siswa yang dihafal.

3. Guru mengalokasikan waktu dengan lebih baik, yaitu dengan melakukan refleksi dan penguatan. Hal ini karena

refleksi dan penguatan amat penting dalam pembelajaran.

4. Guru lebih membangkitkan motivasi menulis siswa dengan memberikan reward (penghargaan) pada siswa yang

memperoleh keberhasilan dalam pembelajaran.

5. Guru memberikan pemahaman kembali mengenai tulisan persuasi namun pada siklus berikutnya tidak

mengulang materi dari awal. Selain itu, siswa juga hanya akan menyunting tulisan tanpa merevisi tulisan karena

waktu pembelajaran kurang dan paragraf yang ditulis siswa cukup panjang.

6. Iklan layanan masyarakat yang digunakan pada siklus berikutnya adalah berbentuk video karena berisi gambar

dan suara. Pada waktu menggunakan poster, siswa merasa jenuh karena poster monoton untuk dilihat. Selain itu,

tema iklan yang digunakan akan dipilih tema yang sesuai dengan kondisi siswa dan akrab dengan kehidupan

siswa sehari-hari.

Page 72: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I, disepakati bahwa siklus II perlu dilakukan tindakan lagi.

Persiapan dan perencanaan tindakan dilakukan pada hari Jumat, 13 Maret 2009 di ruang guru SMA N 1 Mojolaban. Dalam

kesempatan ini, peneliti menyampaikan kelebihan dan kekurangan tindakan pada siklus I berdasarkan hasil observasi dan

hasil tulisan persuasi siswa. Selain itu, disepakati pula bahwa pada siklus II hanya akan dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan, yaitu pada hari Sabtu, 14 Maret 2009 di ruang perpustakaan SMA N 1 Mojolaban dengan peralatan LCD.

Untuk memperbaiki beberapa kekurangan dalam siklus I, disepakati hal-hal yang sebaiknya dilakukan pada siklus

II. Hal-hal yang disepakati, antara lain sebagai berikut.

1. Guru lebih mengajak siswa untuk berinteraksi, di antaranya dengan memberikan pertanyaan pada siswa secara

merata, tidak hanya pada siswa yang dihafal.

2. Guru menampilkan iklan layanan masyarakat dalam bentuk video, bukan dalam bentuk poster. Hal ini

disebabkan pada siklus I, media poster bersifat monoton jika dilihat. Dalam video terdapat gambar dan suara

sehingga siswa tidak bosan mengamatinya. Selain itu, peralatan yang diperlukan berupa proyektor dan LCD juga

sudah tersedia di sekolah.

3. Guru akan memantau kegiatan siswa baik menulis maupun pada saat menyunting. Hal ini disebabkan pada siklus

I guru lebih sering berada di depan kelas dengan memberikan ceramah.

4. Guru akan memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknis tulisan siswa yang masih banyak kesalahan

terutama pada ejaan, tanda baca, struktur kalimat, pencantuman judul, serta panjang-pendek paragraf.

5. Guru akan memberikan reward pada siswa yang mendapat nilai tertinggi pada ketiga siklus. Hal ini dimaksudkan

agar siswa yang lain juga termotivasi untuk mendapat nilai terbaik.

Tahap perencanaan tindakan pada siklus II meliputi kegiatan berikut.

1. Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis persuasi dengan menggunakan media iklan layanan

masyarakat yang berbentuk video. Langkah-langkah yang ditempuh, antara lain sebagai berikut.

a. Guru memberikan apersepsi kepada siswa.

Page 73: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

b. Guru merefleksi kembali hasil pekerjaan siswa pada siklus I dan menjelaskan kesalahan pada tulisan yang

umumnya terdapat dalam tulisan siswa.

c. Guru mengumumkan nilai tertinggi dan terendah yang diperoleh siswa agar siswa termotivasi mendapatkan nilai

terbaik.

d. Guru memberi sedikit pemahaman tentang tulisan persuasi.

e. Guru memutar iklan layanan masyarakat dalam bentuk video dengan tema ’’Helm Standar’’; siswa mengamati

iklan.

f. Guru dan siswa saling bertukar ide dan pengalaman tentang isi iklan yang telah diputar.

g. Guru meminta siswa untuk menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan layanan masyarakat yang telah

ditampilkan dan dikaitkan dengan kehidupan siswa.

h. Siswa membuat kerangka karangan, lalu mengembangkannya dalam bentuk paragraf persuasi.

i. Guru meminta siswa untuk menyunting tulisan teman sebangku.

j. Guru meminta siswa untuk mengembalikan pada pemilik tulisan; pemilik tulisan mengamati hasil suntingan

temannya.

k. Guru memberikan sedikit kesimpulan dan mempersilakan siswa untuk bertanya.

l. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.

2. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi menulis persuasi.

3. Peneliti memberikan video iklan layanan masyarakat bertema ”Helm Standar” yang akan dipakai dalam tindakan II. Pada

tahap ini guru dan peneliti menyimulasikan dan mendiskusikannya sebelum digunakan dalam tindakan siklus II.

4. Peneliti beserta guru menyusun instrumen penelitian berupa soal menulis untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam

menulis persuasi dan lembar observasi guna mengetahui aktivitas siswa dalam kegiatan belajar-mengajar.

b. Pelaksanaan Tindakan

Sesuai rencana yang disepakati guru dan peneliti, tindakan pada siklus II dilaksanakan hanya dalam satu kali

pertemuan. Hal ini disebabkan materi persuasi lebih sedikit. Siswa hanya menulis persuasi sehingga tidak membutuhkan

Page 74: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

waktu yang cukup lama. Dalam kegiatan belajar-mengajar pada siklus ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah disepakati

bersama peneliti untuk mengatasi kekurangan-kekurangan pada siklus I.

Pelaksanaan tindakan yaitu pada hari Sabtu, 14 Maret 2009 di ruang perpustakaan SMA N Mojolaban.

Pembelajaran berlangsung selama 2x 45 menit yaitu pukul 07.00-08.15 WIB. Guru mengawali kegiatan belajar-mengajar

dengan menyegarkan ingatan kembali pada materi menulis persuasi. Guru sedikit mengulang tentang karateristik tulisan

persuasi karena pada siklus I masih ada yang tulisannya belum mengarah pada tulisan jenis persuasi. Selain itu, guru juga

menekankan pada teknik menulis siswa.

Pada siklus I, hasil tulisan siswa menunjukan bahwa siswa masih banyak melakukan kesalahan terutama dalam

hal tanda baca, penggunaan konjungsi antarkalimat, serta pencantuman judul pada paragraf. Setelah itu, guru mengumumkan

hasil tulisan terbaik siswa dan mengumumkan siswa yang memperoleh nilai tertinggi dan terendah.

Kegiatan selanjutnya, guru memutarkan video iklan layanan masyarakat dengan tema ”Helm Standar”. Seusai

memutar video guru membuka forum tanya jawab dengan siswa. Pada siklus ini antusiasme siswa dalam menjawab dan

merespon umpan yang diberikan guru meningkat. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru meningkat sebesar 33 % (12

orang), sedangkan siswa yang lain masih tampak diam dan malu-malu dalam menjawab pertanyaan.

Setelah memberikan informasi tambahan tentang iklan yang telah ditayangkan, guru menugasi siswa untuk

menyusun kerangka karangan dan mengembangkannya ke dalam paragraf persuasi. Pada kesempatan ini, guru

mengingatkan siswa agar lebih memperhatikan aspek ejaan dan struktur kalimat. Selanjutnya, siswa saling menyunting

tulisan dengan teman sebangkunya. Seusai menyunting siswa membaca kembali tulisan yang telah disunting teman

kemudian mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru.

c. Obsevasi dan Interpretasi

Kegiatan observasi ini dimaksudkan agar dapat diketahui keberhasilan siklus II dalam mengatasi kekurangan pada

siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II hanya dilakukan dalam satu kali pertemuan. Hal ini karena materi yang

diberikan lebih sedikit dan siswa hanya memerlukan waktu untuk kegiatan menulis saja. Kegiatan belajar-mengajar

berlangsung selama 2x45 menit.

Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, yaitu pada hari Sabtu, 14 Maret 2009 di ruang

perpustakaan SMA N I Mojolaban pada pukul 11.45-13.15 WIB (jam ke-6 dan 7). Kegiatan pengamatan ini juga difokuskan

Page 75: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

pada situasi pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa dengan mengacu pada pedoman observasi.

Pada siklus II, jumlah siswa yang hadir sebanyak 38 siswa.

Pada saat proses pembelajaran berlangsung, peneliti berada di bangku paling belakang sebagai partisipan pasif dan

mengamati jalannya pembelajaran. Guru mengawali pelajaran dengan mengingatkan materi persuasi pada pertemuan

sebelumnya. Guru kembali menekankan pada teknik penulisan siswa yang masih banyak kesalahan, terutama pada ejaan dan

struktur kalimat. Pada saat pemutaran iklan layanan masyarakat bertema ”Helm Standar” siswa tampak aktif memerhatikan

dengan saksama. Hal ini disebabkan iklan yang diputarkan menarik dari segi visualisasinya dan dekat dengan kehidupan

mereka sehari-hari. Pada iklan tersebut tertulis slogan ”Karena keselamatan adalah segalanya” dan Gunakan helm

standar!”. Slogan tersebut sangat membantu siswa dalam mengembangkan ide tulisan.

Seusai memutarkan iklan tersebut, guru memberikan sedikit ulasan dan memberi umpan balik dengan menggali

pengalaman siswa yang berkaitan dengan helm standar dalam kehidupan sehari-hari. Siswa lebih banyak yang memberikan

respon terhadap umpan yang dilontarkan guru. Untuk menyegarkan suasana, guru kembali memutarkan iklan tersebut dan

meminta siswa mempersuasikan ilustrasi iklan tersebut dalam sebuah paragraf. Karena penggunaan video baru pertama kali

dilakukan, beberapa siswa belum paham dengan instruksi guru. Kemudian, guru mengulang perintahnya agar siswa

membuat paragraf persuasi dari ilustrasi iklan yang telah diputar.

Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis persuasi, keaktifan siswa mencapai 70 % dengan

rincian aktivitas berikut ini.

1. Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi dari guru mencapai 65 % (24 siswa), sedangkan siswa lainnya

masih tampak sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Pada awal pembelajaran guru memberikan reward pada siswa

yang nilainya tertinggi dan memberikan motivasi yang lebih kuat agar siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.

2. Siswa yang aktif selama pemberian materi oleh guru mencapai 69 % (25 siswa), sedangkan siswa lain kurang

memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini karena guru menekankan pada teknik menulis yang benar. Siswa

menjadi lebih tertarik, terutama siswa yang tulisannya masih banyak mengandung kesalahan.

3. Siswa yang aktif memperhatikan video iklan layanan masyarakat mencapai 91 % (34 siswa), sedangkan lainnya

masih tampak bergurau dengan teman sebangku. Siswa lebih tertarik pada iklan disebabkan video yang

ditampilkan menarik perhatian siswa dan akrab dengan kehidupan mereka sehari-hari, yaitu helm standar.

Page 76: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

4. Siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi dan merespon pertanyaan guru mencapai 33 % (12 siswa), sedangkan

siswa lainnya masih tampak pasif, diam, dan malu-malu dalam menjawab pertanyaan guru.

5. Siswa aktif membuat kerangka karangan dan mengembangkannya mencapai 94 %, sedangkan lainnya masih

terlihat bergurau dan bermalas-malasan dalam mengerjakan. Beberapa siswa mulai terlihat mengantuk dan

menyandarkan tubuhnya ke tembok karena lelah.

Secara lebih rinci, observasi yang telah dilakukan mendapatkan beberapa hal berikut ini.

1. Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis persuasi mencapai 70 %. Hal ini diindikasikan oleh hal-hal yang

disebutkan di atas. Penghitungan dilakukan dengan lembar observasi yang telah disusun terhadap jumlah siswa

yang tampak aktif selama pembelajaran berlangsung, yaitu sebanyak 27 siswa (lihat lampiran 20, halaman 162).

2. Kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan persuasi mencapai 94 %. Hal ini diamati dari

hasil pekerjaan siswa berupa tulisan persuasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mampu mengembangkan ide

tulisan dengan baik, yaitu sebanyak 36 siswa.

3. Ketuntasan hasil belajar menulis persuasi mencapai 97 %. Hal ini terlihat dari hasil kerja siswa berupa tulisan

persuasi dan dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas, yaitu sebanyak 35 siswa. Nilai

tertinggi siswa, yaitu 93 dan nilai terendah 64. Dalam siklus ini, peningkatan nilai rata-rata kelas terjadi sebesar

16,4 poin, yaitu dari 62,28 menjadi 78,68 (lihat lampiran 18, halaman 155).

Beberapa kelemahan yang terlihat oleh guru dalam pelaksanaan tindakan siklus II, antara lain guru masih kurang

dapat mengondisikan siswa. Pada saat penayangan video guru tidak menepati waktu yang ditentukan. Saat siswa sudah

berada di kelas, guru masih mempersiapkan LCD. Guru juga belum mengondisikan siswa untuk tertib di tempat duduk

masing-masing. Beberapa siswa masih tampak bergurau dengan teman, makan, dan berjalan-jalan dalam kelas. Selain itu,

guru masih kurang terampil dalam mengoperasikan peralatan LCD sehingga pencahayaan video kurang terlihat dari bangku

paling belakang. Hal ini juga menjadi kelemahan menggunakan ruang perpustakaan karena deret bangkunya terlalu panjang

dan sempit.

Dari sisi siswa, ditemukan bahwa siswa merasa kurang memahami instruksi yang diberikan guru. Mereka mengira

guru menyuruh siswa untuk memparafrasekan cerita dalam iklan layanan masyarakat. Beberapa siswa masih tampak

Page 77: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

bertanya pada guru dengan instruksi yang diberikan. Hal ini diatasi oleh guru dengan menekankan perintah untuk membuat

tulisan persuasi dengan tema seperti yang diangkat dalam iklan.

Dari segi hasil tulisan, siswa sudah mulai mencantumkan judul karangan dan semua tulisan sudah mengacu pada

permasalahan yang diangkat dalam iklan layanan masyarakat. Selain itu, kesalahan penggunaan ejaan dan konjungsi dalam

kalimat sudah mulai berkurang (lihat lampiran 16, halaman 151).

Adapun respon siswa terhadap tindakan pada siklus II adalah siswa menyukai media yang digunakan guru.

Berdasarkan wawancara tidak berstruktur dengan siswa seusai pembelajaran, mereka mengatakan bahwa visualisasi video

menarik karena terdapat gambar dan suara di dalamnya. Tema yang dipilih juga menarik karena dekat dengan kehidupan

mereka sehari-hari. Hal ini membuat mereka menjadi bergairah untuk menulis.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan observasi pada siklus II, peneliti dapat melakukan analisis sebagai berikut.

1. Guru memberikan lebih banyak motivasi untuk menulis dan reward (penghargaan) berupa pujian pada siswa

yang berhasil dalam proses pembelajaran.

2. Guru yang semula hanya berada di depan kelas dengan metode ceramah mulai berkeliling kelas dan

memperhatikan semua siswa.

3. Guru menekankan pada proses menulis siswa. Hal ini dilakukan dengan lebih banyak membimbing siswa dalam

proses penyuntingan. Guru sering berkeliling kelas untuk membantu siswa dalam menyunting tulisan teman

sebangkunya terutama mengingatkan siswa pada teknik penulisan, seperti tanda baca dan pemakaian konjungsi

antarkalimat.

4. Penggunaan media iklan layanan masyarakat yang berbentuk video lebih membangkitkan gairah siswa dalam

menulis. Siswa lebih tertarik dengan video karena mengandung gambar dan suara sehingga siswa lebih antusias

dalam menulis persuasi. Selain itu, materi dalam iklan juga sangat dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari

sehingga lebih mudah dituangkan dalam tulisan persuasi.

Page 78: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Berdasarkan analisis di atas, peneliti dapat menarik beberapa pernyataan sebagai refleksi untuk tindakan

berikutnya. Refleksi tersebut, antara lain sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran menulis persuasi memerlukan media iklan dengan tema yang dekat dengan dunia

siswa. Dengan adanya tema tersebut siswa mudah tergali pengalamannya sehingga hasil tulisan lebih berisi.

2. Guru hendaknya tetap mempertahankan teknik pengelolaan kelasnya, yaitu dengan memberikan seluruh

perhatian pada siswa. Pemberian motivasi dari guru terbukti telah dapat meningkatkan kegairahan siswa dalam

menulis. Hal ini dapat diamati dari lembar obsevasi yang telah disusun.

3. Penekanan materi mengenai penggunaan ejaan dan tata tulis yang diberikan pada siklus II meminimalkan

kesalahan tulisan siswa. Kemampuan siswa dalam menempatkan tanda baca terbukti lebih baik dengan adanya

bimbingan guru selama menulis dan menyuting.

3. Deskripsi Siklus III

a. Perencanaan Tindakan

Tahap ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Maret 2008, seusai pelaksanaan tindakan pada siklus II. Hal ini

disebabkan ingatan peneliti dan guru masih segar dan langsung dapat merasakan kekurangan yang terjadi pada siklus II.

Perencanaan dilakukan di ruang perpustakaan SMA 1 Mojolaban pada pukul 13.30-14.30 WIB. Pelaksanaan tindakan pada

siklus III disepakati hanya dalam satu kali pertemuan, yaitu pada hari Kamis, 19 Maret 2009 di ruang perpustakaan SMA N

1 Mojolaban. Dalam diskusi dengan guru disepakati beberapa hal untuk meminimalkan kekurangan pada siklus

sebelumnya. ’

Tahap perencanaan tindakan siklus III meliputi kegiatan sebagai berikut.

1. Guru bersama peneliti merancang skenario pembelajaran menulis persuasi. Langkah-langkah yang ditempuh, antara lain

sebagai berikut.

a. Guru memberikan apersepsi kepada siswa.

b. Guru membagikan pekerjaan siswa pada siklus II, karena pekerjaan siswa pada siklus II sudah cukup baik dan

dapat dijadikan acuan untuk menulis persuasi berikutnya.

c. Guru menjelaskan kesalahan tulisan siswa yang dilakukan pada siklus II.

Page 79: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

d. Guru menampilkan iklan layanan masyarakat dalam bentuk video dengan tema ’’Membaca’’ di layar proyektor

LCD, lalu mendiskusikan isinya bersama siswa.

e. Guru menugasi siswa untuk mempersuasikan iklan tersebut dalam bentuk paragraf.

f. Guru meminta siswa untuk membaca kembali tulisan yang telah dibuat untuk mengecek ejaan dan tanda bacanya.

g. Guru melakukan refleksi dan mempersilakan siswa untuk bertanya.

2. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi menulis persuasi.

3. Peneliti memberikan video iklan layanan masyarakat bertema ”Membaca” yang akan dipakai dalam tindakan I. Pada

tahap ini guru dan peneliti menyimulasikan dan mendiskusikan isinya sebelum digunakan dalam tindakan siklus III.

4. Peneliti beserta guru menyusun instrumen penelitian berupa soal menulis untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam

menulis persuasi, lembar observasi guna mengetahui aktivitas siswa dalam kegiatan belajar-mengajar, serta angket

pascatindakan guna mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran menulis persuasi yang telah dilaksanakan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Sesuai rencana, tindakan pada siklus III dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Maret 2009 pukul 07.00-08.15 WIB (jam

ke 1 dan 2) di ruang perpustakaan SMA N 1 Mojolaban. Dalam kegiatan ini guru mempertahankan tekniknya dalam

mengajar dan mengaplikasikan solusi yang telah disepakati dengan peneliti untuk meminimalkan kekurangan pada siklus II.

Pada pertemuan ini kegiatan belajar-mengajar diawali dengan pemberian apersepsi berupa penyegaran kembali

kondisi siswa untuk mengembalikan ingatan mereka pada materi menulis persuasi yang telah dilaksanakan pada pertemuan

sebelumnya. Guru menekankan kembali mengenai karateristik tulisan persuasi serta mekanik tulisan siawa yang masih

memiliki beberapa kesalahan, seperti tanda baca dan struktur kalimat yang masih belum tepat. Untuk itu, guru membagikan

hasil pekerjaan siklus II yang telah dinilai agar siswa dapat merefleksi tulisan dan kesalahan yang mereka lakukan. Guru

juga mengumumkan nilai tertinggi dan nilai terendah yang diperoleh siswa sebagai motivator agar siswa dapat memperbaiki

tulisannya dengan lebih baik.

Selanjutnya, guru menampilkan iklan layanan masyarakat dalam bentuk video dengan tema ’’Membaca’’. Tema ini

juga dipilih karena amat dekat dengan dunia siswa. Seusai diputarkan video iklan, guru dan siswa mengulas dan

mendiskusikan iklan yang telah ditampilkan. Guru kemudian memberikan sedikit informasi tambahan mengenai tema yang

Page 80: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

diangkat dalam iklan. Kegiatan berikutnya, yaitu siswa menyusun kerangka karangan dan mengembangkannya dalam

tulisan persuasi.

Pada siklus III guru lebih banyak memberikan motivasi dan semangat pada siswa agar bergairah dalam menulis.

Hasil pekerjaan siswa pada siklus II dijadikan pedoman agar kesalahan tidak terjadi lagi pada paragraf yang dibuat pada

siklus III ini. Karena alokasi waktu pelajaran akan segera habis, guru meminta siswa untuk membaca dan mengecek kembali

tulisan yang telah disusun, terutama dari segi ejaan, judul, tanda baca, dan konjungsi.

Sebelum menutup pelajaran, guru membagikan angket sederhana yang telah dibuat bersama peneliti guna

mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran menulis persuasi. Guru kemudian memberi sedikit penguatan agar siswa

tidak lupa pada materi yang telah disampaikan.

c. Observasi dan Interpretasi

Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran menulis persuasi berlangsung, yaitu pada hari Kamis, 19

Maret 2009 pukul 08.00-09.00 WIB. Hal ini tidak sesuai rencana karena alokasi waktu pelajaran diperpendek untuk

keperluan try out ujian siswa kelas XII. Seperti pengamatan pada siklus sebelumnya, pengamatan difokuskan pada kegiatan

guru di kelas, keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis, serta situasi pembelajaran yang terbangun. Peneliti duduk di

bangku paling belakang untuk mengamati pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun

bersama guru.

Pada saat itu siswa yang tidak hadir berjumlah dua orang sehingga jumlah siswa yang hadir sebanyak 36 siswa.

Pada pertemuan kali ini guru terlihat lebih siap dari segi persiapan peralatan maupun materi. Saat pembelajaran dimulai,

siswa sudah dikondisikan dengan baik. Mereka sudah berada di bangkunya masing-masing dengan tertib. Setelah semua

siswa tertib, guru memulai kegiatan pembelajaran. Kegiatan awal pembelajaran dilakukan dengan menanyakan kembali

kesulitan siswa pada siklus II tentang tulisan persuasi. Guru kemudian membagikan hasil pekerjaan siswa pada siklus II agar

siswa mengetahui kesalahan pada tulisan mareka. Selain itu, guru juga mengumumkan nilai tertinggi siswa agar siswa lebh

termotivasi.

Tema iklan yang digunakan pada siklus III ini lebih menarik daripada siklus sebelumnya. Siswa menjadi lebih

antusias dalam memperhatikan iklan tersebut. Iklan tersebut bertema ”Membaca” dengan suasana komedi yang sedikit

Page 81: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

terbangun oleh pemeran dalam iklan. Iklan tersebut mampu memancing tawa dan siswa saling bertukar pendapat dengan

siswa lain.

Dalam iklan tersebut tertera slogan ”Bodoh karena tidak baca” dan ”Ayo membaca!” yang dapat dijadikan kerangka

berpikir bagi tulisan siswa. Selain itu, suara dan gambar yang jelas dan merata sampai ke deret bangku paling belakang

sangat mendukung pembelajaran yang berlangsung. Guru dalam hal ini telah mampu menyiapkan peralatan yang digunakan

dengan lebih baik dibandingkan pada saat siklus II.

Pada tindakan siklus III, keaktifan siswa dalam merespon pertanyaan yang dilontarkan guru semakin terlihat. Hal

ini disebabkan oleh tema sangat dekat dengan dunia siswa, yaitu membaca. Iklan tersebut juga mampu menambah skemata

guru sehingga guru dapat menambahkan informasi sebagai bahan menulis siswa ke dalam tulisan persuasi. Setelah siswa

diminta menulis persuasi dan membuat kerangkanya, siswa menjadi lebih tertarik. Hal ini terlihat dari siswa yang meminta

guru memutar kembali iklan layanan masyarakat di layar proyektor LCD.

Kegiatan setelah menulis persuasi adalah mengisi angket sederhana yang dirancang peneliti dan guru guna

mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran menulis persuasi yang telah berlangsung. Setelah peneliti amati, sebagian

besar siswa mengungkapkan persetujuan terhadap pembelajaran menulis persuasi kali ini. Hal ini juga diperkuat oleh

wawancara yang dilakukan dengan beberapa siswa seusai tindakan pada siklus III.

Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis persuasi, diperoleh gambaran tentang aktivitas

menulis persuasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung berikut ini.

1. Siswa yang tampak aktif memberikan respon terhadap apersepsi yang diberikan guru sebesar 77 % (27 siswa),

sedangkan 27 % (9 siswa) lainnya masih tampak sibuk dengan aktivitasnya sendiri, seperti mengobrol dengan

teman sebangku dan mengantuk.

2. Siswa yang aktif memperhatikan penjelasan materi oleh guru sebesar 83 % (30 siswa), sedangkan 17 % (6 siswa)

lainnya masih tampak bermalas-malasan dan kurang antusias.

3. Siswa yang aktif memperhatikan iklan layanan masyarakat sebesar 97 % (34 siswa), sedangkan 3 % (2 siswa)

lainnya kurang serius dalam melakukan pengamatan.

4. Siswa yang aktif dalam diskusi dengan guru terhadap iklan layanan masyarakat yang ditampilkan sebesar 41 %

(15 siswa), sedangkan 59 % (21 siswa) lainnya masih diam dan pasif.

Page 82: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

5. Siswa yang aktif membuat kerangka dan mengembangkan paragraf persuasi sebesar 100 %, artinya semua siswa

membuat kerangka dan mengembangkannya dengan serius dan antusias.

Secara lebih rinci, observasi yang dilakukan peneliti menghasilkan beberapa hal berikut ini.

1. Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis persuasi mencapai 80 %. Hal ini ditandai oleh hal-hal yang telah

disebutkan di atas. Penghitungan dilakukan dengan lembar observasi yang telah disusun terhadap jumlah siswa

yang tampak aktif selama pembelajaran berlangsung, yaitu sebanyak 29 siswa. Siswa yang tampak pasif lebih

berkurang dari siklus sebelumnya. Hal ini disebabkan guru telah mampu mengondisikan kelas dan memposisikan

diri dengan baik. Guru lebih fleksibel dan sering berkeliling untuk membimbing siswa dalam proses menulis

(lihat lampiran 27, halaman 180).

2. Kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan persuasi mencapai 97 %. Hal ini diamati dari

hasil kerja siswa berupa tulisan persuasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mampu menulis persuasi dengan

benar, yaitu sebanyak 35 siswa.

3. Ketuntasan hasil belajar menulis persuasi mencapai 100%. Hal ini terlihat dari hasil kerja siswa berupa tulisan

persuasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mencapai nilai 65 ke atas (lihat lampiran 25, halaman 173).

Adapun respon siswa terhadap pembelajaran menulis persuasi dengan menggunakan iklan layanan masyarakat

pada siklus III adalah siswa lebih tertarik dengan model iklan tersebut. Iklan pada siklus III lebih memberikan penyegaran

pada siswa karena mampu mengundang tawa mereka. Siswa juga merasa terbantu dengan adanya bimbingan guru selama

proses menulis, terutama dalam hal pemakaian ejaan. Dengan melihat hasil tulisan pada siklus sebelumnya, siswa tidak

mengulangi kesalahan yang sama sehingga mampu memperbaiki teknis tulisan (lihat lampiran 23, halaman 170).

Berdasarkan angket yang dibagikan setelah tindakan berlangsung, sebagian besar siswa menyukai teknik guru

dalam mengajar dan paham dengan materi yang disampaikan (lihat lampiran 32, halaman 188). Hal ini ditandai dengan

tulisan mereka yang semuanya sudah mengarah pada tulisan persuasi.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada siklus III, dapat dikemukakan beberapa hal, yaitu kualitas pembelajaran

menulis persuasi mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari tercapainya indikator yang telah ditetapkan, baik dari segi

Page 83: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

proses pembelajaran kemampuan siswa dalam menulis persuasi. Beberapa kekurangan yang terjadi pada siklus II juga dapat

teratasi pada siklus III.

Teknik mengajar yang dilakukan guru terbukti dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa dalam

menulis persuasi, yaitu sebesar 80 %. Guru telah berhasil membangkitakan gairah belajar siswa dengan membangun

suasana belajar yang menyenangkan yaitu dengan menayangkan iklan layanan masyarakat dengan tema yang akrab dengan

siswa. Guru juga lebih banyak membimbing siswa dalam proses menulis dan menyunting sehingga siswa dapat

meminimalkan kesalahan yang terdapat dalam tulisan.

Dilihat dari segi tulisan persuasi siswa, tindakan pada siklus III ini dapat dikatakan berhasil. Hal ini terbukti dengan

tuntasnya semua siswa dalam menulis persuasi, meskipun masih ada tulisan siswa belum sempurna. Ketidaksempurnaan

tersebut lebih terletak pada mekanik tulisan, seperti ejaan (tanda titik, koma, dan seru) dan konjungsi dalam kalimat maupun

antarkalimat. Beberapa paragraf masih terlihat pendek tetapi substansinya dirasa sudah cukup untuk sebuah tulisan persuasi.

Dilihat dari segi hasil pembelajaran, semua siswa dapat mencapai batas ketuntasan minimal, hal ini terlihat dari skor

tulisan mereka yang mencapai skor 65 ke atas. Keberhasilan juga dapat dilihat dari tercapainya beberapa indikator yang telah

ditetapkan. Seluruh siswa sudah mampu mencapai batas ketuntasan belajar. Oleh karena itu, penelitian dipandang cukup

untuk dilaksanakan.

C. Pembahasan

Sebelum melaksanakan tindakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi nyata di

lapangan. Dari hasil kegiatan ini, peneliti menemukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis di kelas X-1

masih tergolong rendah. Indikator rendahnya kualitas pembelajaran adalah rendahnya minat menulis siswa dan belum

tercapainya batas ketuntasan minimal oleh seluruh siswa di kelas tersebut. Nilai ini diamati pada saat pretes menulis

persuasi. Selanjutnya, dilakukan kolaborasi dan diskusi dengan guru kelas Bahasa Indonesia X-1 untuk mengatasi masalah

tersebut. Guru dan peneliti bersepakat memanfaatkan media yang ada di sekitar siswa, salah satunya adalah media iklan

layanan masyarakat. Kegiatan berikutnya, guru bersama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

materi pembelajaran menulis persuasi.

Page 84: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Pada tindakan siklus I guru menggunakan media iklan layanan masyarakat berupa poster. Dengan media poster

siswa lebih antusias dalam pembelajaran dan pembelajaran meningkat dibanding pada saat pretes. Akan tetapi, pada siklus I

masih terdapat pula kekurangan, di antaranya pada segi pengelolaan kelas oleh guru dan bentuk iklan yang digunakan.

Kekurangan tersebut kemudian diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II iklan layanan masyarakat yang digunakan berbentuk

video. Video lebih menarik perhatian siswa karena di dalamnya terdapat gambar dan suara sehingga tidak monoton untuk

diamati. Selain itu, siswa lebih menunjukkan ketertarikan pada iklan dan guru dapat memperbaiki pengelolaan kelasnya.

Kekurangan pada siklus II kemudian diminimalkan pada siklus III.

Pada tindakan siklus III, siswa lebih tertarik pada isi dan sajian iklan karena mengandung nuansa komedi. Selain itu,

iklan tersebut juga sangat dengan pengalaman siswa sehari-hari. Dari segi guru, guru telah menerapkan teknik dengan baik

dan mempertahankan pengelolaan kelas seperti pada siklus II. Dari hasil tes menulis yang dilaksanakan pada tiap siklus,

didapatkan hasil bahwa semua siswa telah mencapai batas ketuntasan minimal (65) pada siklus III. Hal ini membuktikan

bahwa penggunaan media iklan layanan masyarakat dapat meningkatkan kualitas hasil dan proses (keaktifan) siswa dalam

menulis persuasi.

Adapun pembahasan mengenai peningkatan kualitas pembelajaran menulis persuasi adalah sebagai berikut.

1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Persuasi

Tindakan berupa penggunaan media iklan layanan masyarakat yang dilakukan tiap siklus dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran menulis persuasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:

153) bahwa media pembelajaran bertujuan: (1) memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami

konsep, prinsip, sikap/ keterampilan dengan menggunakan media yang tepat menurut karakteristik bahan, (2) memberikan

pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar, dan (3)

menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.

Keberhasilan media iklan layanan masyarakat dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis persuasi

ini dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut.

a. Siswa lebih aktif dalam memperhatikan apersepsi yang diberikan guru

Peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti apersepsi guru dari siklus ke siklus mengalami peningkatan. Hal

ini terbukti bahwa dalam siklus I sebesar 53 % (20 siswa dari 36 siswa) mengikuti apersepsi. Pada siklus II sebesar 65

Page 85: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

% (24 siswa dari 38 siswa) mengikuti apersepsi. Keaktifan tersebut terus meningkat pada siklus III yaitu sebesar 77 %

(27 siswa dari 36 siswa) mengikuti apersepsi.

b. Siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan dari guru

Dari hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi diperoleh data bahwa siswa lebih aktif mengikuti

pembelajaran dibanding pada saat survei awal. Hal ini karena penggunaan media merupakan hal baru dalam

pembelajaran menulis. Pada siklus I sebesar 66 % (23 siswa dari 36 siswa,) aktif memperhatikan penjelasan dari guru.

Pada sikus II sebesar 69 % (26 siswa dari 38 siswa) aktif memperhatikan penjelasan dari guru. Peningkatan terbesar,

yaitu pada siklus II yaitu sebesar 83 % (30 siswa dari 36 siswa) aktif memerhatikan penjelasan dari guru.

c. Siswa memperhatikan iklan layanan masyarakat yang digunakan oleh guru

Iklan layanan masyarakat merupakan media yang sering dijumpai dalam kehidupan siswa. Akan tetapi, jarang

sekali dimanfaatkan dalam pembelajaran menulis. Oleh karena itu, ketika digunakan dalam pembelajaran menulis,

siswa lebih antusias dalam mengamatinya. Dari lembar observasi yang dijadikan pedoman dalam mengamati proses

pembelajaran, diperoleh beberapa data mengenai keaktifan siswa dalam mengamati iklan layanan masyarakat. Pada

siklus I sebesar 83 % (30 siswa dari 36 siswa) aktif memerhatikan iklan layanan masyarakat dengan saksama. Pada

siklus II sebesar 91 % (34 siswa dari 38 siswa) aktif memerhatikan iklan layanan masyarakat dengan saksama. Pada

siklus III meningkat lagi sebesar 97 % (34 siswa dari 36 siswa) aktif memperhatikan iklan layanan masyarakat dengan

saksama. Keaktifan tersebut ditandai dengan perhatian siswa pada saat mengamati iklan dan memberikan respon

positif pada penjelasan mengenai iklan dari guru.

d. Siswa aktif dalam kegiatan diskusi

Agar kegiatan belajar-mengajar tidak membosankan maka guru menggunakan teknik bertanya dan umpan balik

pada siswa mengenai materi yang telah ia sampaikan. Pada saat itu pula guru membuka diskusi dengan siswa. Diskusi

dengan siswa pada penelitian ini kurang terbangun. Hal ini terjadi karena siswa masih terkesan malu-malu dalam

menjawab pertanyaan guru. Dari tiga siklus, keaktifan siswa dalam berdiskusi kurang dapat terlihat signifikan namun

mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Pada siklus I sebesar 28 % (10 siswa dari 36 siswa) aktif dalam kegiatan

diskusi. Pada siklus II sebesar 33 % (12 siswa dari 38 siswa) aktif dalam kegiatan diskusi. Pada siklus III sebesar 41 %

(15 siswa dari 36 siswa) aktif dalam kegiatan diskusi.

Page 86: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

e. Siswa aktif membuat kerangka dan mengembangkan paragraf persuasi

Iklan layanan masyarakat mengandung gambar dan slogan yang dapat memantik pikiran siswa guna dijadikan

kerangka bagi paragraf persuasi. Dengan adanya iklan ini, siswa lebih mudah mengaitkan pengalaman sehari-hari

dengan tema yang diiklankan. Hal ini membuat siswa aktif membuat kerangka karangan dan mengembangkannya.

Peningkatan yang signifikan terjadi pada silkus II. Pada siklus I sebesar 83 % (30 siswa dari 36 siswa) aktif membuat

dan mengembangkan paragraf persuasi. Pada siklus II sebesar 94 % (36 siswa dari 38 siswa) aktif membuat dan

mengembangkan paragraf persuasi. Pada siklus III sebesar 100 % (36 siswa) aktif membuat dan mengembangkan

paragraf persuasi.

Penentuan persentase kualitas proses pembelajaran menulis persuasi dihitung dari jumlah siswa yang aktif dalam

pembelajaran berlangung per seratus dikalikan jumlah siswa yang hadir dalam kelas tersebut. Adapun bentuk penilaian sikap

siswa pada saat pembelajaran diamati dari sikap mereka saat mengikuti setiap penjelasan guru, antusiasme, semangat, serta

respon positif kepada guru.

2. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Mengelola Kelas

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran dari siklus I sampai siklus III ditemukan bahwa

guru sudah terampil dalam mengelola kelas. Pada siklus I guru masih belum merata dalam memberikan perhatian pada

siswa. Hal ini kemudian disempurnakan pada siklus II. Pada siklus II yang menggunakan media iklan berbentuk video, guru

masih belum terampil dalam mengoperasikan alat. Pada siklus III kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus

sebelumnya dapat diatasi. Guru sudah mampu mengelola kelas dengan baik, memberi motivasi sehingga siswa bersemangat

untuk menulis, dan memberikan perhatian merata pada siswa saat menulis dan menyunting.

Dengan adanya media iklan layanan masyarakat terbukti guru dapat mengelola kelas dengan baik dibandingkan saat

survei awal. Hal ini sependapat dengan Arif S. Sadiman, dkk. (2007: 17) yang menyatakan bahwa media pembelajaran

mempunyai manfaat; memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan

belaka), mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi

yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, dan memungkinkan anak didik belajar sendiri-

sendiri menurut kemampuan dan minatnya. Selain itu, media juga dapat memberikan perangsang yang sama,

mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Page 87: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

3. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Persuasi

Setelah diadakan tindakan selama 3 siklus, ditemukan bahwa tulisan siswa mengalami meningkatan dari segi

karakteristik tulisan, substansi, struktur kalimat, dan ejaan. Dari segi karakteristik, tulisan siswa sudah mengarah pada jenis

persuasi. Dari segi substansi, tulisan siswa sudah sesuai dengan tema yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat. Dari

segi struktur kalimat, siswa sudah mampu menempatkan konjungsi pada tempatnya. Dari segi ejaan, siswa sudah tidak

banyak melakukan kesalahan dalam hal penempatan tanda baca dan huruf kapital.

Dengan melihat kalimat/slogan maupun visualisasi gambar yang tertera pada iklan, siswa mampu mengumpulkan

data untuk dijadikan bahan tulisan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sabarti Akhadiah, dkk. (1994: 7) bahwa topik yang

menarik akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan tulisan. Dengan pemilihan tema iklan yang menarik dan

dikenal, siswa menjadi bergairah dalam mengembangkannya dalam paragraf persuasi.

Media iklan layanan masyarakat yang berupa poster dan video membantu siswa dalam menyusun alur kerangka

berpikir. Poster mengandung unsur gambar dan kalimat yang mengarahkan siswa pada masalah yang diiklankan. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sri Anitah (2008: 18) bahwa poster berfungsi sebagai penggerak perhatian. Dengan gambar yang

singkat dan tulisan yang sederhana, isi poster sudah dapat dimengerti maksudnya. Selain itu, poster juga menimbulkan daya

tarik jika berwarna, menimbulkan daya tarik dengan maksud menjangkau perhatian, dan mengubungkan pesan-pesannya

dengan cepat.

Sementara itu, iklan dalam bentuk video dapat menghasilkan efek suara dan gambar yang bergerak. Hal ini amat

membantu siswa dalam mengimajinasikan pesan yang terdapat dalam video sekaligus membuktikan pendapat Arif S.

Sadiman, dkk. (2007: 74) bahwa video dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar

lainnya. Selain itu, demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya sehingga pada waktu mengajar guru

bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya.

Peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis persuasi dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa yang mengalami

peningkatan dari siklus ke siklus. Pembelajaran menulis persuasi dengan menggunakan media iklan layanan masyarakat

dapat meningkatkan jumlah siswa yang mendapatkan nilai ketuntasan belajar siswa yang telah ditentukan guru. Pada siklus I

persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 55 % ( 20 siswa dari 36 siswa). Peningkatan tersebut terus meningkat pada

siklus berikutnya. Peningkatan secara signifikan terjadi pada siklus II, yaitu sebesar 97 % (37 siswa dari 38 siswa) mampu

Page 88: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

mencapai batas ketuntasan belajar. Pada siklus III 100 % (semua siswa yang hadir) mampu mencapai ketuntasan belajar

(nilai di atas 65). Pernyataan secara rinci dapat dilihat dari persentase peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran

menulis persuasi berikut ini.

Tabel 4. Persentase Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Menulis Persuasi

Persentase No. Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II Siklus III

1. Keaktifan siswa selama proses pembelajaran

63 % 70 % 80 %

2. Kemampuan siswa dalam mengembangkan ide tulisan persuasi

19 % 94 % 97 %

3. Ketuntasan hasil belajar siswa 55 % 97 % 100 %

Berdasarkan data rekapitulasi di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pada indikator yang

ditetapkan dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I, Siklus II, dan siklus III. Peningkatan yang signifikan terjadi pada

indikator ke dua, yaitu dari segi pengembangan ide ke dalam tulisan persuasi. Peningkatan yang tajam mencapai 75 poin

pada siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut disebabkan siswa sangat akrab dengan tema iklan yang dipilih guru.

Page 89: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dapat dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penggunaan media iklan layanan masyarakat dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis persuasi pada

siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Mojolaban. Hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan proses pembelajaran sebagai

berikut: (a) jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan apersepsi terus mengalami peningkatan dari siklus satu ke siklus

berikutnya, yaitu 53 % pada siklus I, 65 % pada siklus II, dan 77 % pada siklus III (b) jumlah siswa yang aktif

memperhatikan penjelasan materi dari guru mengalami peningkatan, yaitu 66 % pada siklus I, 69 % pada siklus II, dan

83 % pada siklus III; (c) jumlah siswa yang aktif memperhatikan iklan layanan masyarakat mengalami peningkatan,

yaitu 83 % pada siklus I, 91 % pada siklus II, dan 97 % pada siklus III; (d) jumlah siswa yang aktif dalam diskusi

meningkat, yaitu 28 % pada siklus I, 33 % pada siklus II, dan 41 % pada siklus III; (e) jumlah siswa yang aktif

membuat kerangka paragraf dan mengembangkan paragraf persuasi meningkat, yaitu 83 % pada siklus I, 94 % pada

siklus II, dan 100 % pada siklus III.

2. Penggunaan media iklan layanan masyarakat dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis persuasi pada

siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Mojolaban. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata kelas yang semakin meningkat dari

siklus satu ke siklus berikutnya, yaitu pada survei awal nilai rata-rata kelas mencapai 57, 18; siklus I mencapai 62,28;

siklus II mencapai 78, 68; siklus III mencapai 79,22. Keefektifan media iklan layanan masyarakat juga terbukti dengan

fakta bahwa pada siklus ke III semua siswa dapat mencapai nilai ketuntasan hasil belajar (65). Pada siklus I ketuntasan

belajar siswa mencapai 55 %; siklus II sebesar 97 %; dan siklus III sebesar 100 %.

B. Implikasi

Implikasi dari penellitian ini dibedakan atas: 1) implikasi teoretis, 2) implikasi paedagogis, dan 3) implikasi

praktis. Uraian impikasi tersebut adalah sebagai berikut.

Page 90: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

1. Implikasi Teoretis

Penggunaan media iklan layanan masyarakat terbukti dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas

hasil dalam pembelajaran menulis persuasi Hal ini disebabkan iklan layanan masyarakat merupakan sarana

penyampai pesan yang berkaitan dengan fenomena sosial di masyarakat dan temanya menarik untuk dibicarakan.

Di samping itu, sifatnya adalah mengajak dan mempengaruhi khalayak untuk berbuat seperti yang dipersuasikan

oleh si pengiklan. Hal ini sejalan dengan sifat tulisan persuasi sehingga dapat dikembangkan menjadi sebuah

tulisan persuasi.

Dalam penelitian ini, faktor yang menentukan keberhasilan penggunaan media iklan layanan

masyarakat pada pembelajaran menulis persuasi tidak hanya berasal dari guru sebagai fasilitator pembelajaran,

tetapi juga dari pihak siswa yang mempunyai peran penting dalam pembelajaran. Faktor dari siswa, meliputi:

keaktifan, antusiasme, dan minat untuk menulis. Faktor dari guru, meliputi: kemampuan guru dalam mengelola

kelas, menggunakan media, dan menetapkan strategi pembelajaran. Faktor-faktor yang telah disebutkan di atas

saling mendukung dan saling melengkapi demi tercapainya peningkatan proses dan hasil pembelajaran.

2. Implikasi Paedagogis

Pembelajaran menulis yang dilakukan guru selama ini membuat siswa jenuh karena siswa hanya

ditugasi untuk mencatat materi dan mengerjakan soal-soal dari LKS. Guru hanya memberikan teori-teori tentang

menulis persuasi beserta metode-metodenya. Oleh karena itu, media iklan layanan masyarakat mampu membuat

siswa lebih aktif dan bergairah untuk menulis. Dengan tema-tema iklan layanan masyarakat yang dipilihkan oleh

guru, siswa mempunyai kerangka pikiran dan lebih antusias dalam menuangkan gagasan. Di samping itu, pilihan

tema iklan layanan masyarakat dapat membangkitkan kepekaan sosial bagi siswa. Masalah-masalah yang sedang

merebak di masyarakat dapat terekam dan memberikan nilai didik yang bermanfaat bagi perkembangan

psikologis siswa yang menginjak usia remaja.

Penelitian yang dilakukan di kelas X-1 SMA N I Mojolaban tentang pembelajaran menulis persuasi

dengan menggunakan media iklan layanan masyarakat membuktikan bahwa dengan menggunakan media iklan

layanan masyarakat berupa poster dan video, siswa lebih antusias dalam menulis. Pembelajaran tidak hanya

sekadar ceramah dan mencatat teori, namun juga belajar untuk menganalisis masalah, mendiskusikan, serta

Page 91: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

mempraktikan secara langsung melalui kegiatan menulis persuasi. Dengan demikian, pembelajaran menjadi aktif

dan menyenangkan.

Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru,

tetapi pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Guru sebagai fasilitator dam mediator dituntut untuk

selalu medorong dan mengeluarkan ide-ide kreatif, khususnya dengan menggunakan media dalam proses

pembelajaran. Dengan adanya media iklan layanan masyarakat, guru lebih dapat memaksimalkan proses dan

hasil pembelajaran. Guru menjadi lebih mudah menyampaikan materi yang berkaitan dengan pembelajaran

menulis. Penggunaan iklan layanan masyarakat terbukti dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis persuasi.

3. Implikasi Praktis

Melalui penggunaan media iklan layanan masyarakat dalam pembelajaran menulis persuasi maka

guru secara kreatif melakukan inovasi pada pembelajaran. Dengan adanya penciptaan inovasi pembelajaran, guru

maupun siswa akan mengalami pembelajaran yang menarik.

Media iklan layanan masyarakat dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam

memberikan materi menulis persuasi kepada siswa. Dari segi proses dan hasil, penggunaan media iklan layanan

masyarakat dapat meningkatkan minat serta antusiasme siswa dalam menulis serta membantu mengembangkan

ide tulisan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai siswa dari siklus ke siklus. Peningkatan

tersebut juga diiringi dengan pengoptimalan tindakan yang dilakukan oleh peneliti dan guru.

Adapun langkah-langkah efektif yang dilakukan dalam mengoptimalkan media ini, antara lain: (1)

memilihkan tema iklan layanan masyarakat yang menarik perhatian serta dekat dengan dunia siswa, (2) memberi

kesempatan pada siswa untuk mengamati dan membuka skemata pikiran untuk mengembangkannya dalam

tulisan persuasi, (3) memperbaiki keterampilan mengelola kelas yang dilakukan guru, (4) memberi kesempatan

pada siswa untuk saling menyunting tulisan teman sesuai petunjuk dan bimbingan guru.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti mengajukan saran kepada beberapa pihak berikut ini.

Page 92: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

1. Bagi Kepala Sekolah

a. Hendaknya manajemen fasilitas di sekolah disusun dengan rapi dan tertib sehingga fasilitas sekolah

dapat dimanfaatkan oleh semua warga sekolah terutama guru.

b. Hendaknya mendukung segala kegiatan guru dan siswa yang sifatnya inovatif sehingga siswa dan

guru mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

c. Hendaknya memberi kesempatan bagi guru untuk melakukan penelitian dan mengikutsertakan guru

dalam forum-forum ilmiah, seperti seminar pendidikan, diklat, workshop, dan sebagainya.

2. Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

a. Hendaknya dapat menggunakan media iklan layanan masyarakat di kelas dengan lebih terampil dan

inovatif.

b. Hendaknya memilih tema iklan layanan masyarakat yang dekat dengan dunia siswa agar siswa lebih

antusias dalam menulis persuasi.

c. Sebaiknya mengikuti forum-forum ilmiah atau membaca buku yang berkaitan dengan penerapan

metode, teknik, pendekatan, dan pemakaian media yang kreatif dan inovatif lalu menerapkannya

dalam pembelajaran.

3. Bagi Siswa

a. Hendaknya lebih banyak membaca bacaan dan memperluas pengetahuan, baik dari sekolah, rumah,

maupun media massa.

b. Hendaknya aktif dalam belajar menggali ide tulisan melalui berbagai sumber, salah satu di antaranya

adalah iklan layanan masyarakat yang banyak beredar di masyarakat.

c. Hendaknya lebih akif dalam bertanya dan berdiskusi supaya memperoleh informasi penjelas yang

cukup berkaitan dengan isi iklan yang ditampilkan.

4. Bagi Peneliti Lain

Page 93: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

a. Bagi peneliti yang ingin memanfaatkan media iklan layanan masyarakat dalam pembelajaran menulis

persuasi dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan guru yang mengalami permasalahan dalam

pembelajaran tersebut.

b. Dapat memodifikasi media iklan layanan masyarakat dengan metode atau teknik lain untuk mengatasi

masalah pembelajaran yang berbeda dan pada objek yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Abdelraheem, Ahmed Yousif dan Ahmed Hamed Al-Rabane. 2005. “Utilisation and Benefits of Instructional Media in Teaching Social Studies Perceived by Omani Students”. Malaysian Online Journal of Instructional Technology dalam http://pppjj.usm.my/mojit/articles/pdf/april05/08-Ahmed-final.pdf. Diakses pada tanggal 29 Mei 2009 pukul 15. 20WIB.

Achmad Alfianto. 2006. Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah, Metamorfosis Ulat menjadi Kepompong dalam http://re-

earchengines.com/0106achmad. html-17k. Diakses pada tanggal 30 April 2009 pukul 15.43 WIB. . Ari Kusmiatun. 2005. “Harmoni Kecerdasan Intelektual, Emosional, dan Spiritual dalam Pembelajaran Menulis” dalam

Pangesti Wiedarwati (Editor). Menuju Budaya Menulis (Suatu Bunga Rampai). Yogyakarta: Tiara Wacana. Arief S. Sadiman, R. Rahardjito, Anung haryono, dan Rahardjito. 2007. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Aris Wahyu Prasetyo. 2009. Desain Anak: Inovatifnya Pembelajaran dalam

http://wijayalabs.blogdetik.com/2009/03/26/desain-anak. Diakses pada tanggal 15 Mei 2009 pukul 15.30 WIB.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas. Bambang Dwiloka dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, dan

Laporan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Page 94: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Budi. 2006. Jenis Paragraf dalam http://budicrue.multiply.com/journal/item/148- diakses pada tanggal 4 Juni 2008 pukul

07.53 WIB. Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta. BPFE. Didik Komaidi. 2007. Aku Bisa Menulis: Panduan Praktis Menulis Kreatif Lengkap. Yogyakarta: Sabda. Durianto. 2008. Dasar-dasar Periklanan dalam http:// www.jackvisual.blogspot.com. Diakses pada tanggal

23 Desember 2008 pukul 22.30 WIB. Gorys Keraf. 1995. Eksposisi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. __________. 2000. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Gino, H. J., dkk. 1998. Belajar Pembelajaran I. Surakarta: FKIP UNS. Hanim. Communication is the Most Important Skill in Life dalam http://h4nim.Blogsome.com/2006/ 01-600k. Diakses pada

tanggal 28 Mei 2008 pukul 19.15 WIB. Is Mugiyarti. 2008. Silabus dan RPP Kelas X SMA Negeri I Mojolaban Tahun Ajaran 2008/2009. Sukoharjo: SMA N I

Mojolaban (Tidak dipublikasikan). Moore, H. Frazier. 2007. Humas (Membangun Citra dengan Komunikasi). Bandung: Rosda. Mulyani Sumantri dan H. Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Maulana. Nana Sudjana. 2008. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurudin. 2007. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang. Rhenald Kasali. 1995. Manajemen Periklanan (Konsep dan Aplikasinya di Indonesia). Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Rochiati Wiriaatmaja. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsyad, dan Sakura H. Ridwan. 1994. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.

Jakarta: Airlangga.

Page 95: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Siemens, George. 2005. Connectivism: A Learning Theory for the Digital Age. International Journal Of Instructional Technology and Distace Learning dalam http://itdl.org/journal/Ja_05/Jan_05.pdf. Diakses pada tanggal 27 Mei 29 pukul 11.30 WIB.

Sri Anitah. 2008. “Modul Media Pembelajaran”. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 3. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sutopo, H. B. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Suwarna, dkk. 2006. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana. The Liang Gie. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi. Thomas Wibowo Agung Sutjiono. 2005. “Pendayagunaan Media Pembelajaran”. Jurnal Pendidikan Penabur- No.04/

Th.IV/ Juli 2005 tersedia dalam http: //www.bpkpenabur.or.id/. Diakses 26 Mei 2009 pukul 09.30 WIB. Widyamartaya, A. 1990. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius. Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Kelas X, Semester I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan

teks pidato

2.2 Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak

pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk

paragraf persuasi.

Page 96: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Lampiran 2. Instrumen Penelitian

2.1 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Kelas X-1 dalam Pembelajaran Menulis Persuasi

Siklus : I/II/III

Hari, tanggal :

Waktu :

Page 97: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

Persentase No. Aktivitas dalam

Pembelajaran <20% 21% - 40 % 41%-60% 61% - 80 % > 81 %

1. Siswa aktif memberikan

respon terhadap apersepsi

yang diberikan guru

2. Siswa aktif memperhatikan

penjelasan materi oleh guru

3. Siswa aktif memperhatikan

iklan layanan masyarakat

4. Siswa aktif dalam diskusi

5. Siswa aktif membuat

kerangka dan

mengembangkan paragraf

persuasi.

2.2 Lembar Rekapitulasi Keaktifan Siswa Kelas X-1 dalam Pembelajaran Menulis Persuasi

REKAPITULASI KEAKTIFAN SISWA KELAS X-1

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERSUASI

Persentase No. Aktivitas dalam

Pembelajaran Survei Awal Siklus I Siklus II Siklus III

1. Siswa aktif memberikan

respon terhadap apersepsi

Page 98: SKRIPSI ARI SETYANINGSIH - digilib.uns.ac.id... · Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Pembelajaran 32 ... Halaman 1. Model Penilaian Tugas menulis ... oleh para guru Bahasa Indonesia,

yang diberikan guru

2. Siswa aktif memperhatikan

penjelasan materi oleh guru

3. Siswa aktif memperhatikan

iklan layanan masyarakat

4. Siswa aktif dalam diskusi

5. Siswa aktif membuat

kerangka dan

mengembangkan paragraf

persuasi.

Total Keaktifan