materi dr. ari

32
Ari Yunanto Sub Bagian/Divisi Neonatologi Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unlam/RSUD Ulin Banjarmasin 1 HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014

Upload: dedefemale060589178

Post on 09-Jul-2016

37 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hukum payung ASI eksklusif

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Dr. Ari

Ari Yunanto

Sub Bagian/Divisi Neonatologi

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran Unlam/RSUD Ulin

Banjarmasin

1 HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014

Page 2: Materi Dr. Ari

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 2

Page 3: Materi Dr. Ari

Manfaat pemberian asi untuk bayi

• ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam tahap percepatan tumbuh kembang, terutama pada 2 tahun pertama kehidupan

• ASI memberikan seperangkat zat perlindungan terhadap berbagai penyakit akut dan kronis

• ASI adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, sehingga penggunaannya perlu dilindungi dan ditingkatkan

• Masalah ASI adalah masalah Hak Azasi, yang menjadi perhatian dunia

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 3

Page 4: Materi Dr. Ari

Masalah • Tingginya AKB di Indonesia, masih dibawah target MDGs

• Data Survei Demografi & Kesehatan di Indonesia Tahun 1997 – 2007 menunjukkan adanya penurunan prevalensi ASI eksklusif, dari 40,2 % tahun 1997 menjadi 39,5 % dan 32 % pada tahun 2003 dan 2007 (SDKI 2002-2003 & SDKI 2006 – 2007). Dari data terakhir ada peningkatan, menjadi 42 % (SDKI 2012).

• Persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan adalah 15,3 persen. Inisiasi dini menyusu kurang dari satu jam setelah bayi lahir adalah 29,3 persen, tertinggi di Nusa Tenggara Timur 56,2 persen dan terendah di Maluku 13,0 persen (Riskesdas, 2010)

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 4

• Masih banyaknya sumbangan susu kaleng gratis untuk bayi baru lahir yang

dibagikan oleh Rumah Sakit/Rumah Bersalin. Adanya kontrak antara Rumah

Sakit/Rumah Bersalin untuk pemakaian susu kaleng tertentu pada bayi baru

lahir

• Masih banyaknya promosi tentang susu kaleng/makanan bayi yang

menyesatkan

• Faktor sosial-budaya

Page 5: Materi Dr. Ari

KEPRIHATINAN DUNIA • Awal abad ke 20, para pakar kesehatan anak menyadari

bahwa meningginya kematian anak usia balita khususnya di negara berkembang, karena penyakit-penyakit infeksi, malnutrisi, diare dan sebagainya, terutama diakibatkan menurunnya kebiasan ibu-ibu menyusui bayinya.

• Cara pemasaran susu formula/makanan pengganti ASI yang agresif dan tidak tepat berperan penting dalam menciptakan keadaan ini.

• Terdapat hubungan antara promosi susu formula dengan penurunan jumlah ibu menyusui, peningkatan malnutrisi, angka kesakitan dan angka kematian bayi.

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 5

Page 6: Materi Dr. Ari

Why does this matter?

“Some 1.5 million children still die every year

because they are inappropriately fed”

WHO 2001

"Marketing practices that undermine

breastfeeding are potentially hazardous

wherever they are pursued: in the developing

world, WHO estimates that some 1.5 million

children die each year because they are not

adequately breastfed. These facts are not in

dispute."

UNICEF

6 HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014

Page 7: Materi Dr. Ari

7

METODA PEMASARAN SUSU FORMULA

1. Menekankan kualitas

formula sama atau bahkan lebih dari ASI

2. Menurunkan kepercayaan diri pada ibu menyusui

3. Menunjukan bahwa bayi yang minum susu formula lebih sehat

4. Target : ibu-ibu hamil, melahirkan, menyusui

5. Mempergunakan tenaga dan fasilitas kesehatan Utami Rusli, 2009

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014

Page 8: Materi Dr. Ari

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER

2014 8

“…promosi yang menyesatkan tentang pemberian makanan bagi bayi, hendaknya dihukum sebagai bentuk kejahatan yang paling kejam, dan kematian disebabkan pemakaian makanan bayi yang tak tepat, hendaknya dipandang sebagai

pembunuhan”

Dr. Cicely Williams Pidato di Rotary Club, Singapura

1939 –

Dr. Derrick Jelliffe (1968) menulis tentang “COMMERCIOGENIC MALNUTRITION “yang mengaitkan promosi produk dengan mencret, malnutrisi dan kematian bayi

Page 9: Materi Dr. Ari

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 9

Kode adalah standar internasional yang mengatur pemasaran susu formula, agar ibu dan bayi terlindungi Dari anggota PBB : 32 negara melakukan implementasi Kode, menyeluruh. 44 negara mengintegrasikan Kode dalam legislasi, 18 membuat UU mengacu pada Kode, 25 membuat UU sementara, 22 baru RUU.

INTERNATIONAL CODE OF MARKETING BREAST-MILK SUBSTITUTES KODE INTERNASIONAL TENTANG PEMASARAN PENGGANTI ASI

WHO 1981

Tujuan KODE: menunjang pemberian makanan bayi yang aman dan bergizi; dan melindungi ibu-ibu menyusui dari pengaruh pemasaran minuman/makanan bayi yang berlebihan

Solusi WHA mengenai makanan bayi: ASI eksklusif sampai 6 bulan. Setelah itu ASI dilanjutkan dengan dilengkapi makanan pendamping yang sesuai ASI sampai umur 2 tahun atau lebih.

Page 10: Materi Dr. Ari

Ringkasan Kode/Resolusi Tujuan Utama : menunjang pemberian makanan bayi yang aman dan adekuat

serta melindungi ibu-ibu menyusui dari pengaruh pemasaran minuman/makanan bayi yang berlebihan

Memuat :

- Tehnik pemasaran semua produk makanan pengganti ASI termasuk formula bayi, susu formula lanjutan, makanan/minuman sebagai pengganti ASI sampai usia 24 bulan

- Label produk harus jelas, tidak mencantumkan gambar bayi atau mengidealkan produk

- Larangan memberi hadiah kepada ibu atau petugas kesehatan

- Larangan memberikan sample dan supply

- Marketing personels/”SPG” dilarang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan ibu hamil atau menyusui

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 10

Page 11: Materi Dr. Ari

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 11

- Tidak mengiklankan produk makanan bayi apapun untuk bayi dibawah usia 6 bulan

- Tidak mengiklankan susu formula apapun untuk bayi berusia sampai 24 bulan

- Informasi produk yang diberikan kepada tenaga kesehatan terbatas pada hal ilmiah dan faktual,bebas dari pengaruh komersial, dan tidak membuat kesan bahwa susu formula sama atau lebih baik dari ASI

- Larangan menggunakan fasilitas kesehatan sebagai tempat promosi formula bayi atau produk yang tercantum dalam Kode/Resolusi

- Mendorong SPK Pemerintah/Swasta menjadi Sayang Bayi dan menerapkan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui

- Memastikan bahwa monitoring penerapan Kode dan Resolusi terkait dilaksanakan secara transparan dan bebas dan tanpa pengaruh dari perusahaan/produsen/distributor PASI

Page 12: Materi Dr. Ari

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 12

Konvensi atau Resolusi lain yang mendukung 1) Convention on the rights of the child (CRC)

2) International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights

(ICESR)

3) Convention on the elimination of all forms of discrimination against

women (CEDAW)

4) Innocenti Declaration on the Promotion and Support of

Breastfeeding

5) Excerpts from the ‘Global Strategy for Infant and Young Children

Feeding’

6) Covention on Matermity Protection,International Labour

Organization

7) Innocenti Declaration on Infant and Young Child Feeding

8) Dll

Page 13: Materi Dr. Ari

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 13

Page 14: Materi Dr. Ari

Arti Hukum dan Tujuan Hukum

• Hukum merupakan keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, dan juga mencakupi lembaga-lembaga (institutions) dan proses-proses (processes) yang mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah itu dalam kenyataan (Mochtar Kusumaatmadja)

• Tujuan Hukum : Keselamatan, Kebahagiaan, dan Ketertiban Masyarakat (Wiryono Kusumo)

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 14

Page 15: Materi Dr. Ari

Peraturan Perundang-undangan

Pasal 1 nomor 2 Undang-undang RI No. 11 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan :

Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 15

Page 16: Materi Dr. Ari

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER

2014 16

Tindak Lanjut Kode Internasional di Indonesia

1. Peraturan menteri Kesehatan No. 240/MENKES/PER/V/1985 tentang pengganti ASI

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 237/Menkes/SK / IV/1997 tentang pemasaran pengganti ASI

3. Peraturan pemerintah N0. 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan

4. Kepmenkes RI No. 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi di Indonesia

5. Undang Undang RI no. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

6. Peraturan Bersama 3 Menteri Tentang Peningkatan Pemberian ASI Selama Waktu Kerja Di Tempat Kerja

7. Undang Undang RI no. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan

8. Peraturan Pemerintah Republik No. 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian ASI eksklusif

9. Permenkes No. 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui Dan/Atau Memerah ASI

10. Permenkes No. 39 Tahun 2013 Tentang Susu Formula Bayi Dan Produk Bayi Lainnya

11. Dll.

Page 17: Materi Dr. Ari

Pemberian ASI Eksklusif diatur dalam Pasal 128 UU No.36 Tentang Kesehatan

(1) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak

dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.

(2) Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.

(3) Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum.

17 HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014

Page 18: Materi Dr. Ari

Sanksi Pidana tidak melakukan pemberian ASI Eksklusif

Pasal 200 dan Pasal 2001 UU no 36 Tahun 2009

Pasal 200 :

Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)

18 HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014

Page 19: Materi Dr. Ari

Pasal 201 :

Apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda yang disebutkan dalam Pasal 200 (Pasal 1).

Dalam Pasal 201 ayat (2) disebutkan pula bahwa selain pidana denda, korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan :

a. Pencabutan izin usaha; dan/atau

b. Pencabutan status badan hukum

19 HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014

Page 20: Materi Dr. Ari

Pemasaran susu formula

Pasal 110 UU No.36 Tentang Kesehatan

Tidak secara spesifik disebutkan tentang pengaturan promosi susu formula, namun promosi susu formula haruslah memenuhi ketentuan dalam Pasal ini : “Setiap orang dan/atau badan hukum yang memproduksi dan mempromosikan produk makanan dan minuman dan/atau yang diperlakukan sebagai makanan dan minuman hasil olahan teknologi dilarang menggunakan kata-kata yang mengecoh dan/atau yang disertai klaim yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya”

20 HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014

Page 21: Materi Dr. Ari

PP No.66 Th. 1999 tentang Label dan Iklan Pangan dalam BAB III Pasal 47 ayat (4)

Mengatur mengenai pelarangan iklan pangan

bagi bayi kurang dari satu tahun di media masa kecuali media cetak khusus kesehatan setelah mendapat persetujuan Menkes. Iklan tersebut juga mewajibkan pencantuman peringatan bahwa makanan tersebut bukanlah pengganti ASI.

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 21

Page 22: Materi Dr. Ari

Permenkes No.39 Tahun 2013 Tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi lainnya

Penggunaan susu formula dalam keadaan khusus, seperti adanya indikasi medis, ibu tidak ada, ibu terpisah dari bayi (Pasal 6 – 13)

Pengaturan Iklan susu formula bayi dan Promosi susu formula bayi (Pasal 20 – 21)

Larangan tehadap Petugas Kesehatan & Fasilitas Yankes melakukan promosi susu formula bayi (Pasal 22)

Aturan Label untuk susu formula bayi (Pasal 23 – 24)

Sponsorship kegiatan dan persyaratan dan keharusan yang harus dipenuhi (Pasal 25)

Sanksi administratif untuk Produsen (ayat 1) dan Tenaga Kesehatan (ayat 2), apabila tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan sebelumnya (Pasal 30)

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 22

Page 23: Materi Dr. Ari

Tujuan Peraturan Bersama ini adalah :

Memberi kesempatan kepada pekerja/buruh perempuan untuk memberikan atau memerah ASI selama waktu kerja dan menyimpan ASI perah untuk diberikan kepada anaknya;

Memenuhi hak pekerja/buruh perempuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anaknya;

Memenuhi hak anak untuk mendapatkan ASI guna meningkatkan gizi dan kekebalan anak; dan

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini.

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 23

Peraturan Bersama 3 Menteri Tentang Peningkatan Pemberian ASI di Tempat Kerja

Page 24: Materi Dr. Ari

Tentang Tatacara Penyediaan Fasilitas Khusus

Menyusui Dan/Atau Memerah ASI Permenkes RI No 15 Tahun 2013

Keharusan Tempat Kerja Dan Penyelenggara Tempat Sarana Umum, untuk mendukung Program ASI Eksklusif serta keharusan untuk membuat kebijakan yang berpedoman pada 10 LMKM (Pasal 3 – 4)

Dukungan tersebut dengan :

• Membuat peraturan internal yang mendukung keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif (Pasal 3 ayat 2)

• Menyediakan fasilitas khusus untuk ibu menyusui bayinya dan/atau memerah ASI (Pasal 6)

• Memberikan kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja di Tempat Kerja (Pasal 9-12)

• Menyediakan Tenaga Terlatih Pemberian ASI untuk memberikan konseling menyusui (Pasal 13-16)

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 24

Page 25: Materi Dr. Ari

Pemberian ASI Eksklusif Pasal 2 PP no 33 Tahun 2012

Pengaturan pemberian ASI Eksklusif bertujuan untuk:

a. Menjamin pemenuhan hak Bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 (enam) bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya;

b. Memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya; dan

c. Meningkatkan peran dan dukungan Keluarga, masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberian ASI Eksklusif.

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 25

Page 26: Materi Dr. Ari

Kewajiban melakukan IMD Peraturan Pemerintah RI No. 33 Tahun 2012

Pasal 9 (1).Tenaga Kesehatan dan penyelenggara Fasilitas

Pelayanan Kesehatan wajib melakukan inisiasi menyusu dini terhadap Bayi yang baru lahir kepada ibunya paling singkat selama 1 (satu) jam.

(2).Inisiasi menyusu dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara meletakkan Bayi secara tengkurap di dada atau perut ibu sehingga kulit Bayi melekat pada kulit ibu.

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 26

Page 27: Materi Dr. Ari

10 Langkah Menuju Keberhasilan Munyusui Pasal 5 Permennapemper & perla 03/2010

1. Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas;

2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut;

3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 (dua) tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui;

4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi caesar, bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar;

5. Memembantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis;

6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir;

7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari;

8. Membantu ibu menyusui semau bayi, tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui;

9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI;

10. Mengupayakan terbentuknya KP-ASI dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari rumah sakit bersalin/sarana pelayanan kesehatan.

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 27

Page 28: Materi Dr. Ari

10 Langkah Menuju Keberhasilan Munyusui Pasal 33 PP No.33 Tahun 2012

1. Membuat kebijakan tertulis tentang menyusui dan dikomunikasikan kepada semua staf pelayanan kesehatan;

2. Melatih semua staf pelayanan dalam keterampilan menerapkan kebijakan menyusui tersebut;

3. Menginformasikan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan manajemen menyusui;

4. Membantu ibu menyusui dini dalam waktu 60 (enam puluh) menit pertama persalinan;

5. Membantu ibu cara menyusui dan mempertahankan menyusui meskipun ibu dipisah dari bayinya;

6. Memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis; 7. Menerapkan rawat gabung ibu dengan bayinya sepanjang waktu 24 (dua

puluh empat) jam; 8. Menganjurkan menyusui sesuai permintaan Bayi; 9. Tidak memberi dot kepada Bayi; dan 10. Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk

ibu kepada kelompok tersebut setelah keluar dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan

28 HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014

Page 29: Materi Dr. Ari

10 Langkah Menuju Keberhasilan Munyusui Untuk Masyarakat Penjelasan Pasal 37 PP No.33 Tahun 2012

1. Meminta hak untuk mendapatkan pelayanan inisiasi menyusu dini ketika persalinan;

2. Meminta hak untuk tidak memberikan asupan apapun selain ASI kepada Bayi baru lahir;

3. Meminta hak untuk Bayi tidak ditempatkan terpisah dari ibunya;

4. Melaporkan pelanggaran-pelanggaran kode etik pemasaran pengganti ASI;

5. Mendukung ibu menyusui dengan membuat Tempat Kerja yang memiliki fasilitas ruang menyusui;

6. Menciptakan kesempatan agar ibu dapat memerah ASI dan/atau menyusui Bayinya di Tempat Kerja;

7. Mendukung ibu untuk memberikan ASI kapanpun dan dimanapun;

8. Menghormati ibu menyusui di tempat umum;

9. Memantau pemberian ASI di lingkungan sekitarnya;

10. Memilih Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kesehatan yang menjalankan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui.

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 29

Page 30: Materi Dr. Ari

Sanksi tidak melakukan IMD Pasal 14 PP RI no 33 Tahun 2012

(1). Setiap Tenaga Kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), Pasal 10 ayat (1), atau Pasal 13 ayat (1) dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang berupa:

a. teguran lisan;

b. teguran tertulis; dan/atau

c. pencabutan izin.

(2). Setiap penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), Pasal 10 ayat (1), atau Pasal 13 ayat (1) dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang berupa:

a. teguran lisan; dan/atau

b. teguran tertulis.

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 30

Page 31: Materi Dr. Ari

KESIMPULAN • Proses menyusu dan menyusui adalah proses alami yang merupakan hak

asasi, dan sesungguhnya menyusu adalah hak bayi dan menyusui adalah kewajiban ibu.

• ASI sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi yang optimal. Penyimpangan, gangguan dan kelainan yang terjadi pada proses tumbuh kembang akan sangat merugikannya, dan kelak akan menurunkan kualitas sumber daya manusia.

• Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak menjadi tanggung jawab dan kewajiban bersama bagi orang tua, keluarga, lingkungan masyarakat, dan pemerintah.

• Pemerintah telah mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemberian ASI pada semua bayi di Indonesia.

• Sebagaimana peraturan perundang-undangan lainnya, sangat diperlakukan kepatuhan dan sanksi dalam pelaksanaannya.

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 31

Page 32: Materi Dr. Ari

HOTEL RODITA, 21 SEPTEMBER 2014 32