skripsi analisis prinsip keadilan dalam menetapkan … · 2020. 1. 13. · dalam kehidupan sekarang...

105
SKRIPSI ANALISIS PRINSIP KEADILAN DALAM MENETAPKAN HARGA DAGING AYAM PADA PASAR TEJO AGUNG 24 METRO PRESPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM Oleh SITI NUROHMAH 13104414 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO 1439 H/ 2018

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • SKRIPSI

    ANALISIS PRINSIP KEADILAN DALAM

    MENETAPKAN HARGA DAGING AYAM PADA

    PASAR TEJO AGUNG 24 METRO PRESPEKTIF

    ETIKA BISNIS ISLAM

    Oleh

    SITI NUROHMAH

    13104414

    JURUSAN EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    METRO

    1439 H/ 2018

  • ANALISIS PRINSIP KEADILAN DALAM MENETAPKAN

    HARGA DAGING AYAM PADA PASAR TEJO AGUNG 24

    METRO PRESPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagai Syarat

    Memperoleh Gelar Serjana Ekonomi (S.E)

    Oleh

    SITI NUROHMAH

    13104414

    Pembimbing I : Drs. Musnad Rozim, MH

    Pembimbing II : Suci Hayati, M.S.I

    Jurusan Ekonomi Syariah

    Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    (IAIN) METRO LAMPUNG

    1439 H/ 2018 M

  • ANALISIS PRINSIP KEADILAN DALAM MENETAPKAN

    HARGA DAGING AYAM PADA PASAR TEJO AGUNG 24

    METRO PRESPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM.

    ABSTRAK

    Oleh:

    SITI NUROHMAH

    Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,

    perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

    (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya). Etika bisnis Islam

    ialah aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan

    tidak boleh bertindak sesuai dengan syariat Islam, Prinsip keadilan

    merupakan kebenaran yang jadi pokok dasar orang berfikir dan bertindak

    dalam perbuatan atau perlakuan. keadilan dalam harga apabila nilai (uang)

    yang diberikan sesuai dengan barang yang didapat. Kemudian harga

    merupakan salah satu elemen yang tidak dapat lepas dari suatu transaksi

    yang mana harga merupakan adanya harga yang sesuai dengan barang

    yang didapatkan sesuai dengan kwalitas dan uang yang dibayarkan.

    Penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi, dan

    dokumentasi. Metode analisis wawancara digunakan kepada pedagang

    daging ayam yang dijadikan sample. Observasi yang peneliti gunakan

    observasi partisipan yang digunakan pada pedagang daging ayam. Untuk

    analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis

    kualitatif dan cara berfikir induktif yaitu dengan mengamati permasalahan-

    permasalahan kecil (khusus) yang terjadi dipasar Tejo Agung 24 Metro

    terkait dengan prinsip keadilan dalam menetapkan harga dan dilanjutkan

    dengan mengambil kesimpulan yang bersifat umum tentang hal tersebut..

    Dan digunakan juga pendekatan fenomologis untuk berusaha memahami

    arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-

    situasi tertentu.

    Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan maka dapat

    diketahui bahwa prinisp keadilan dalam menetapkan harga daging ayam

    pada pasar Tejo Agung 24 Metro sesuai dengan prinsip keadilan yaitu ada

    perbedaan harga antara harga barang yang berkwalitas baik dan barang

    yang berkwalitas buruk. Namun tidak semua pedagang membedakan

    harga antara yang kwalitas baik dengan yang kwalitas buruk sebab mereka

    tidak mau rugi.

  • MOTTO

    َها يَُّأ ِينَ َيَٰٓ ِ ٱَّلذ َٰلَُكم بَۡيَنُكم ب ۡمَو

    َْ أ ُكلُٓوا

    ْۡ ََل تَأ ن تَُكوَن ٱلَۡبَِٰطلِ َءاَمُنوا

    َٓ أ إَِلذ

    نُفَسُكۡمۚۡ إِنذ َِنُكۡمۚۡ َوََل َتۡقُتلُٓواْ أ َ تَِجََٰرةً َعن تََراٖض م ٢٩ََكَن بُِكۡم رَِحيٗما ٱّللذ

    (An Nisa 29)

    “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

    sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

    Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu

    membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

    kepadamu.”

  • PERSEMBAHAN

    Puji syukur atas Rahmat dan Anugrah Allah SWT. Sehingga tanggung jawab

    atas satu tugas telah terlaksanakan yaitu sebuah karya dengan perjuangan dan

    pengorbanan demi terselesaikannya Skripsi ini. Ku persembahkan karya ini

    kepada:

    1. Prof.Dr.Hj. Enizar, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

    (IAIN) Metro,

    2. Drs. Musnad Rozin,MH selaku pembimbing I (satu), Suci Hayati, M.S.I

    selaku pembimbing II (dua) yang telah memberi bimbingan dengan sangat

    baik dalam mengarahkan dan memberi motivasi dalam penyusunan Skripsi

    ini.

    3. Ayah dan Ibu tercinta Atas segala cinta kasih, dukungan, serta do’a yang

    selalu mengiringi langkahku Terimakasih karena Engkau adalah orang tua

    yang luar biasa.

    4. Kakak dan Adik tersayang Yang selalu menjadi penyemangat.

    5. Sahabat-sahabat terbaikku terimakasih atas semangat serta keceriaan yang

    diberikan ditengah-tengah kesulitanku dalam mengerjakan Skripsi ini.

    6. Teman-teman seperjuangan Ekonomi Syariah angkatan 2013 yang luar

    biasa.

    7. Sahabat-sahabat surveyor Bank Indonesia Institut Agama Islam Negeri

    (IAIN) Metro priode II.

    8. Almamaterku tercinta Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

    9. Almamaterku tercinta Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam Negeri (IAIN) Metro.

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur peneliti haturkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat,

    dan taufik, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

    Skripsi yang berjudul “Analisis Prinsip Keadilan Dalam Menetapkan Harga

    Daging Ayam Pada Pasar Tejo Agung 24 Metro Prespektif Etika Bisnis Islam“

    Penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan

    untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Ekonomi Syari’ah, Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro guna

    memperoleh gelar sarjana Strata 1.

    Dalam penyelesaian Skripsi ini, peneliti telah menerima banyak bantuan

    dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima

    kasih kepada:

    1. Ibu Prof.Dr.Hj. Enizar, M.Ag selaku Rektor IAIN Metro

    2. Ibu Dr. Widhiya Ninsiana, M.Hum selaku Dekan Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis Islam

    3. Bapak Drs.M.Saleh.M.A selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam

    4. Bapak Drs. Dri Santoso,MH selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis Islam

    5. Ibu Rina El Maza, S.H.I,M.S.I selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah

    6. Bapak Drs. Musnad Rozin,MH selaku pembimbing I dan Ibu Suci

    Hayati, M.S.I selaku pembimbing II yang telah memberi bimbingan

  • dengan sangat baik dalam mengarahkan dan memberi motivasi dalam

    penyusunan Skripsi ini.

    7. Para Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, yang telah

    memberikan ilmu dalam perkuliahan.

    8. Rekan-rekan mahasiswa Ekonomi Syariah angkatan 2013 yang telah

    memberikan motivasi dalam menyelesaikan Skripsi ini.

    Kritik dan saran demi perbaikan Skripsi ini sangat diharapkan dan akan

    diterima dengan kelapangan dada. Semoga peneliti yang telah dilakukan kiranya

    dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan Ekonomi Islam.

    Metro, 01 Juni 2018

    Peneliti

    Siti Nurohmah

    13104414

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i

    HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

    HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iii

    HALAMAN NOTA DINAS ...................................................................... iv

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v

    ABSTRAK ................................................................................................. vi

    HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ........................................ vii

    HALAMAN MOTTO ............................................................................... viii

    HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ix

    HALAMAN KATA PENGANTAR ......................................................... x

    DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

    B. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 6

    C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian................................................ 7

    D. Penelitian Relevan .................................................................... 7

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Analisis ...................................................................................... 9

    B. Prinsip Keadilan ........................................................................ 10

    1. Pengertian Prinsip Keadilan ............................................... 10

    2. Konsep Keadilan Dalam Harga Menurut Para Ulama ....... 15

    3. Macam-macam Keadilan ................................................... 16

    4. Prinsip Keadilan Menurut Adam Smith ............................. 18

    C. Harga ......................................................................................... 20

    1. Pengertian Harga ................................................................ 20

    2. Penetapan Harga ................................................................ 23

    D. Etika Bisnis Islam ..................................................................... 28

    1. Pengertian Etika Bisnis Islam ............................................. 28

    2. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam ....................................... 29

    E. Metode Penetapan Harga .......................................................... 34

    1. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan ................. 34

    2. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya .......................... 35

    3. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba ........................... 36

  • BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Sifat Penelitian .......................................................... 37

    1. Jenis penelitian ................................................................... 37

    2. Sifat Penelitian ................................................................... 37

    B. Sumber Data .............................................................................. 38

    C. Teknik Pengumpul Data ............................................................ 39

    D. Teknik Analisis Data ................................................................. 40

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Pasar Tejo Agung 24 Metro ........................ 43

    B. Profil Pasar Tejo Agung 24 Metro ............................................ 46

    1. Sejarah Berdirinya Pasar Tejo Agung 24 Metro ................ 46

    2. Letak Geografis Pasar Tejo Agung 24 Metro .................... 49

    3. Jumlah Pedagang Berdasarkan Daerahnya ........................ 49

    C. Analisis Prinsip Keadilan Dalam Menetapkan Harga

    Daging Ayam Pada Pasar Tejo Agung 24 Metro ...................... 51

    1. Hasil Wawancara Kepada Para Pedagang Daging

    Ayam Pada Pasar Tejo Agung 24 Metro ........................... 52

    2. Wawancara Kepada Pembeli Daging Ayam Pasar

    Tejo Agung 24 Metro ......................................................... 56

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................... 63

    B. Saran .......................................................................................... 63

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    RIWAYAT HIDUP

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pada zaman globalisasi saat ini, masyarakat dihadapkan dengan

    berbagai masalah dalam kegiatan ekonomi terutama pada bidang perdagangan

    barang yang habis dipakai (konsumtif) yaitu kebutuhan pokok. Masyarakat

    membutuhkan kebutuhan pokok untuk memenuhi kelangsungan hidupnya.

    Dimana masyarakat harus bekerja dan berusaha dalam memenuhi kebutuhan

    hidupnya tersebut. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tentunya

    masyarakat akan melakukan jual beli dengan cara yang baik serta diridhai

    Allah SWT, maka hasil yang diperoleh itu penuh dengan kebaikan dan

    keberkahan, serta kan menguntungkan diri sendiri, keluarga, dan orang lain.

    Dalam kehidupan sekarang ini banyak ditemukan jual beli dengan

    menghalalkan segala cara demi mendapatkan keuntungan yang melimpah.

    Tanpa memandang pihak lain tersebut merasa kecewa ataupun menyesal

    dikemudian hari seperti salah satunya adalah dengan menyetarakan harga

    namun dengan kwalitas barang yang berbeda.

    Harga merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam transaksi jual

    beli yaitu adanya harga yang sesuai dengan barang yang didapatkan sesuai

    dengan kwalitas dan uang yang dibayarkan. Harga mempunyai pengaruh yang

    besar terhadap pendapatan, harga suatu barang berarti jumlah uang yang harus

    diberikan untuk mendapatkan barang tersebut. Sesuai dengan apa yang telah

    dikemukakan oleh Wien’s Anoraga dalam buku Kamus Istilah Ekonomi,

  • bahwa harga adalah jumlah uang tertentu untuk ditukarkan dengan suatu unit

    barang atau jasa.1 Dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis, harga diistilahkan dengan

    tsaman yang berarti harga (price). Tsaman diartikan dengan harga tawar-

    menawar. Teori harga Islam, harga yang wajar bukanlah suatu konsensi, tetapi

    hak fundamental yang dikuatkan oleh hukum negara.2

    Islam juga menjelaskan mengenai keadilan dalam menetapkan harga,

    pada hakikatnya konsep harga yang adil sudah digunakan sejak awal

    kehadiran Islam. Al-Qur’anpun sangat menekankan keadilan dalam setiap

    aspek kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, keadilan juga diwujudkan

    dalam aktivitas pasar, khususnya yang berkaitan dengan harga. Fenomena

    yang sering terjadi dalam pasar terkait dengan harga adalah seringkali terjadi

    kesenjangan antara harga dengan barang yang diperoleh konsumen. Barang

    yang tidak terlalu baik dibandrol dengan harga yang standar dipasaran

    sehingga dapat merugikan konsumen, harga tersebut ditetapkan oleh penjual

    dengan dalil bahwa jika harga tersebut tidak distandarkan maka akan

    mematikan pasaran yang ada. Permasalahan harga sering kali menjadi dilema

    di semua kalangan masyarakat Indonesia

    Hampir setiap tahun masyarakat Indonesia diguncang dengan masalah

    kenaikan harga bahan pokok yang melambug tinggi, keadilan dalam hargapun

    sering kali dikesampingkan, realitanya dalam pasar jika sudah terjadi kenaikan

    menyeluruh yang disebabkan dari alam dan juga dari tengkulak (pelaku

    usaha). Peran ekonomi Islam dalam menetapkan harga pasar yang adil sangat

    1 Wien’s Anoraga, Kamus Istilah Ekonomi,(Bandung:M2s,1993),h.321 2 Amin Suma,Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi Dan Keuangan Islam,(Ciputat:

    Kholam Publishing,2008),h.183

  • dibutuhkan dengan realita sekarang yang terjadi carut-marut kondisi harga

    yang ada diIndonesia ini relatif tidak stabil. Dalam kehidupan sehari-hari,

    harga sangat berperan aktif dalam lalulintas perekonomian meliputi

    perekonomian suatu negara ataupun dalam perekonomian rumah tangga.

    Ekonomi berkaitan dengan berbagai macam kebutuhan, yaitu kebutuhan

    pangan, sandang dan papan, serta kebutuhan yang lainnya.

    Praktik harga seharusnya ditampilkan nilai-nilai yang sesuai dengan

    norma dan nilai yang dibenarkan dalam suatu perdagangan sesuai dengan

    peraturan perdagangan yang ada.Mengenai nilai tukar barang atau harga,

    Islam sesungguhnya tidak memberikan batasan yang pasti berapa keuntungan

    yang boleh diambil oleh pelaku usaha, asal dari mencari keuntungan itu

    disyariatkan, kecuali apabila dilakukan dengan cara-cara yang bertentangan

    dengan syara. Berkaitan dengan keuntungan dalam usaha bisnis ini tidak ada

    standarisasinya, baik bersifat minimal maupun maksimal. Penetapan harga

    pada dasarnya diserahkan kepada mekanisme pasar, kecuali jika terdapat

    distorsi atau penyimpangan yang mempengaruhi harga pasar.

    Perubahan harga terjadi disebabkan karena jumlah penawaran dan

    permintaan, jika permintaan melimpah sedangkan barang langka maka harga

    yang akan diperoleh masyarakat akan menjadi melambung tinggi, namun

    keadilan dalam harga juga berperan dalam penetapan harga, harga yang adil

    akan meningkatkan perekonomian suatu daerah tersebut, dengan adanya harga

    yang adil antara penjual dan pembeli tidak akan ada yang dirugikan dalam

    Islam mengutamakan prinsip keadilan Qs An-Nahl ayat 90, Allah berfirman:

  • َ ۞إِنذ ِ ٱّللذ ُمُر بُۡقۡرَبَٰ آيِٕ ذِي ِإَويتَ ٱۡۡلِۡحَسَٰنِ وَ ٱلَۡعۡدلِ يَأ

    َوَيۡنََهَٰ َعِن ٱلۡي وَ ٱلُۡمنَكرِ وَ ٱلَۡفۡحَشآءِ ُروَن ٱۡۡلَۡغِ

    ٩٠يَعُِظُكۡم لََعلذُكۡم تََذكذ“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat

    kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan

    keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar

    kamu dapat mengambil pelajaran.”(Qs An-Nahl (16):90)3

    Harga sangat bergantung dengan adanya penawaran dan permintaan,

    dilematika tersebut dapat dipahami dari permintaan terhadap barang yang

    sering kali berubah. Perubahan tersebut tergantung pada jumlah penawaran,

    jumlah orang yang menginginkannya, kuat lemahnya dan besar kecilnya

    kebutuhan terhadap barang tersebut. Hal tersebut menyebabkan ketidak adilan

    dalam harga, sebab harga yang adil adalah harga yang dibayar untuk objek

    yang serupa.4

    Penentuan harga yang adil dalam Islam adalah harga harus

    memberikan manfaat bagi pembeli dan penjual secara adil yaitu penjual

    memperoleh keuntngan yang normal dan pembeli memperoleh manfaat yang

    sesuai dengan harga yang dibayarkan.Dalam ekonomi Islam penetapan harga

    dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan

    kekuatan penawaran seperti yang telah peneliti sebutkan diawal pembicaraan

    terkait dengan harga. Dalam konsep Islam pertemuan permintaan dan

    3 Departemen Agama Republik Indonesia,Al-Quran Terjemah,(Jakarta:Gema Risalah

    Press,1967),h.415 4 Adiwarman A.Karim,Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,(Jakarta: Raja Grafindo

    Persada,2010),h.354

  • kekuatan penawaran tersebut haruslah terjadi rela sama rela, tidak ada yang

    merasa terpaksa untuk transaksi pada tingkat harga tersebut.

    Harga adalah sejumlah uang untuk ditukarkan dengan satu unit barang

    atau jasa, dan nilai produk yang diukur dengan mata uang. Dimana

    berdasarkan nilai tersebut, penjual bersedia melepaskan barang atau jasa yang

    dimiliki kepada pemilik lain dengan memperoleh keuntungan tertentu. Dengan

    demikian harga selalu menjadi ukuran apakah seseorang akan melakukan

    pembelian atau tidak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

    Berdasarkan pra survey yang peneliti lakukan di Pasar Tejo Agung 24

    Metro Lampung, sebagian pedagang yang berada dipasar tersebut menjual

    barang dagangannya dengan harga yang sama namun kwalitas berbeda.5

    Misalkan saja pada penjual daging ayam ras ditempat Ibu Ismiyati seharga 30

    ribu per kg dengan kwalitas campuran antara danging ayam segar(kwalitas

    bagus) dengan daging yang kurang bagus, namun beliau menjual dengan

    harga yang sama, dan ditempat ibu Masrifah harga daging ayam ras yang

    dijual juga sama seharga 30 ribu per kg, namun barang yang dijual beliau

    kwalitasnya bagus semua.6

    Adapun ciri-ciri daging ayam layak konsumsi mempunyai ciri-ciri di

    antaranya adalah kulitnya berwarna putih bersih tanpa ada bekas. Selain itu,

    tidak berbau anyir, tanpa lendir, dan bersih dari sisa bulu maupun

    jeroan.7Sedangkan untuk ciri-ciri daging ayam yang tidak layak konsumsi

    5Pra Survey dengan Mbak Devi pada tanggal 8 Mei 2017

    6 Pra Survey dengan Mbak Devi pada tanggal 8 Mei 2017 7 Syahrul Munir,”Cara Membedakan Daging Tidak Layak Konsumsi” dalam Kompas.com,

    29 Juni 2016

  • adalah seperti ada bercak merah kebiruan pada kulit, karkas bagian dalam

    berwarna kemerahan, berbau anyir, otot dada, dan paha lembek. Jika ayam

    yang diawetkan menggunakan formalin, biasanya tidak dihinggapi lalat, dan

    dijual tanpa menggunakan pendingin.

    Dari data tersebut terdapat indikasi bahwa keadilan dalam harga tidak

    diperankan secara maksimal yang akan berdampak pada pembeli.

    Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti bermaksud mengangkat judul

    penelitian mengenai “ANALISIS PRINSIP KEADILAN DALAM

    MENETAPKAN HARGA DAGING AYAM PADA PASAR TEJO AGUNG

    24 METRO PRESPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM”

    B. Pertanyaan Penelitian

    Berdasarkan latar belakang peneliti yang diterangkan di atas, maka

    terdapat pertanyaan penelitian sebagai gambaran dari permasalahan yang

    peneliti akan menganalisis, sebagai tersebut: Bagaimana prinsip keadilan

    dalam menetapkan harga daging ayam pada Pasar tejo agung 24 Metro

    Prespektif Etika Bisnis Islam ?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan penelitian

    Sebagaimana dikemukakan oleh Sutrisno Hadi “suatu research pada

    umumnya bertujuan menemukan, mengembangkan dan menguji suatu

    pengetahuan”.8 Sesuai dengan pengertian diatas maka tujuan penelitian ini

    8 Husaini Usman, Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi

    Aksara, 2003), h. 23.

  • adalah Mengetahui bagaimana prinsip keadilan dalam harga prespektif

    ekonomi Islam yang terjadi di Pasar Tejo Agung 24 Metro Prespektif Etika

    Bisnis Islam.

    2. Manfaat penelitian

    a. Secara Teoritis

    Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan berguna untuk

    menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang keadilan dalam

    harga, sehingga dapat memberikan wawasan kepada para akademisi.

    b. Secara praktis

    Menjadikan bahan acuan bagi masyarakat dan pedagang tentang

    keadilan dalam harga .

    D. Penelitian Relevan

    Bagian ini memuat secara sistematis mengenai hasil penelitian

    terdahulu (prior Reseach) tentang persoalan yang dikaji dalam skripsi.

    Penelitian mengemukakan bahwa masalah yang akan dibahas belum pernah

    diteliti sebelumnya. Tinjauan kritis terhadap kajian terdahulu perlu dilakukan

    untuk menentukan posisi penelitin yang akan dilakukan berbeda.9

    Dalam penelusuran ini Penulis menemukan skripsi yang terkait

    dengan permasalahan yang akan diteliti. Hal ini dilakukan agar penulis

    mengetahui akan dari sisi mana peneliti membuat karya ilmiah. Selanjutnya

    akan diketahui perbedaan tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh masing-

    masing pihak.

    9Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Edisi Revisi, STAIN Jurai Siwo Metro, 2010, h.

    27

  • Adapun penelitian-penelitian judul skripsi yang telah dilakukan ialah

    sebagai berikut:

    1. Nurbaiti Janati (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri,2013) dengan

    judul skripsi “Konsep Harga Adil dalam Prespektif Ekonomi Islam”10

    fokus penelitian lebih ditekankan pada perbedaan harga karena terjadi

    kelangkaan sembako sehingga harga menjadi bervariasi di pasar

    Banarjoyo Batanghari.

    2. Budi Arianto (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, 2015) dengan

    judul skripsi “Penetapan Harga Beli Lada dari Tengkulak Kepada

    Petani” fokus penelitian lebih ditekankan pada ketidak stabilan harga

    yang disebabkan karena tengkulak di desa Gerem Pawiki Marga Tiga

    Lampung Timur.11

    Menurut kedua penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa

    penelitian ini memiliki perbedaan dari penelitian sebelumnya, yaitu pada

    lokasi penelitian dan obyek penelitian yang terdahulu walaupun memiliki

    fokus kajian yang sama pada tema-tema tertentu yaitu pada harga adil,

    akan tetapi dalam penelitian yang dikaji oleh peneliti ini lebih ditekankan

    pada keadilan dalam harga prespektif ekonomi Islam. Dengan melihat

    harga yang dibayarkan harus sesuai dengan kwalitas barang yang didapat.

    10 Nurbaiti Janati, Konsep Harga Adil dalam Prespektif Ekonomi Islam,(Metro:Jurusan

    syariah dan Ekonomi Islam,2013) 11 Budi Arianto, Penetapan Harga Beli Lada dari Tengkulak Kepada Petani,(Metro:Jurusan

    syariah dan Ekonomi Islam,2015

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Analisis

    Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) analisis adalah

    penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan

    sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab,

    duduk perkaranya, dan sebagainya).12

    Menurut Kartini Kartono dalam kamus lengkap psikologi analisis

    adalah proses mengurangi kekompleksan suatu gejala rumit sampai pada

    pembahasan bagian-bagian paling elementer atau bagian-bagian paling

    sederhana.13Sedangkan menurut Sujana Ismaya dalam kamus akuntansi

    Analisis adalah suatu analisis yang dilakukan oleh pihak bank terhadap

    setiap permohonan kredit yang diajukan oleh nasabah agar memperoleh

    pengertian atu pemehaman yang tepat.14

    Berdasarkan pengertian diatas, peneliti meyimpulkan bahwa

    analisis merupakan sebuah kegiatan berfikir untuk mengurai informasi dan

    mencari kaitan dan informasi tersebut untuk memperoleh pengertian dan

    pemahaman keseluruhan dari sebuah konteks.

    B. Prinsip Keadilan

    Prinsip Islam mengenai keadilan berlaku di semua wilayah

    kegiatan manusia, baik dibidang hukum, sosial, politik maupun ekonomi.

    12Kbbi.Web.id di unduh pada 09 Februari 2018 13KartiniKartono, KamusLengkapPsikologi,(Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2004),h.25 14Sujana Ismaya, KamusAkuntansi,(Bandung:CVPustakaGrafika, 2014),h.27

  • Sebenarnya sistem ekonomi Islam didasarkan pada prinsip keadilan ini,

    yang meliputi seluruh aspek dasar perekonomian seperti produksi,

    distribusi, konsumsi, dan pertukaran.

    Diwiliyah produksi, prinsip Islam tentang keadilan menjamin

    bahwa tak seorangpun akan dieksploitasi oleh orang lain dan bahwa tak

    seorangpun dapat memperoleh kekayaan secara tidak jujur, tidak adil,

    ilegal, dan curang. Para pemeluk Islam hanya diizinkan untuk

    mendapatkan kekayaan melalui cara adil dan jujur. Islam mengakui hak

    individu untuk mendapatkan sarana kehidupan atau nafkah., memperoleh

    harta, memiliki sesuatu serta menikmati hidup layak. Sebaliknya, Islam

    tidak membolehkan orang menumpuk harta melaui suap, korupsi,

    penggelapan, pencurian, perampokan, judi, berdagang narkotika,

    eksploitasi, bunga, penipuan, pasar gelap, pelacuran, malpraktek bisnis,

    profesi amoral serta cara-cara tidak jujur lainnya.15

    Dibidang distribusi, prinsip Islam tentang keadilan memainkan

    peran yang paling penting. Salah satu sumbangan terbesar Islam bagi

    manusia adalah bahwa Islam menjamin langsungnya distribusi kekayaan

    yang adil diantara manusia. Keadilan dalam distribusi, yang disebut

    dengan berbagai sebutan seperti keadilan ekonomi atau keadilan sosial

    atau keadilan distributif, menuntut bahwa sumber-sumber ekonomi dan

    kekayaan haruslah terdistribusikan di antara anggota masyarakat, bahwa

    jurang antra si kaya dan si miskin haruslah terjembatani dan, di lain pihak,

    15Muhammad Sharif Chaundhry,Sistem Ekonomi Islam,(Jakarta: Kencana Prenada Media

    Group,2012),h.45

  • setiap orang harus dicukupi kebutuhan dasarnya. Islam melarang kekayaan

    terkosentrasi ditangan sedikit orang dan menjamin sirkulasinya di dalam

    masyarakat, tidak hanya melalui pendidikan dan pelatihan moral saja

    melainkan juga melalui aturan hukum yang efektif. Sistem sedekah, zakat,

    derma sukarela, bersama dengan hukum pewarisan, menopang

    terdistribusikannya kekayaan di antara semua bagian masyarakat.

    1. Pengertian Prinsip Keadilan

    Dalam kamus umum bahasa Indonesia (KUBI) prinsip adalah

    kebenaran yang jadi pokok dasar orang berfikir, bertindak dan

    sebagainya.16 Sedangan dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)

    keadilan adalah perbuatan atau perlakukan.17 Menurut kamus hukum

    keadilan adalah keseimbangan antara yang patut diperoleh pihak-pihak,

    baik berupa keuntungan maupun kerugian, merupakan salah satu sifat

    hukum di samping kemanfaatan. Hakim dilarang menilai adil tidaknya

    satu hukum. Suatu putusan hakim di Indonesia harus berlandaskan“ demi

    keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.18Maka ditarik

    kesimpulan dari penggabungan dua kata tersebut perinsip keadilan adalah

    kebenaran yang jadi pokok dasar orang berfikir dan bertindak dalam

    perbuatan atau perlakuan. Berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata, maka

    kesepakatan mengenai harga dapat diartikan sebuah perjanjian yang harus

    disepakati antara pelaku usaha dan konsumen. Maka harga yang dimaksud

    16W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

    Pustaka,2007),h.910 17KBBI,(Jakarta: Balai Pustaka,2002),h.8 18Andi Hamzah,KamusHukum,(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986),h.317

  • dalam pasal 4 huruf c UU nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan

    konsumen adalah harga yang disepakati oleh kedua belah pihak. Pasal

    1338 KUH Perdata menyiratkan bahwa kesepakatan ini haruslah

    berdasarkan atas itikad baik, sehingga menentukan harga yang terlalu

    tinggi dapat dikatakan tidak beritikad baik atau tidak sesuai dengan pasal

    1338 KUH Perdata. Harga yang telah disepakati ini adalah sah jikatidak

    adanya penyesatan, penipuan dan pemaksaan.19

    Keadilan dalam ekonomi dapat diterapkan secara menyeluruh,

    antara lain dalam penentuan harga, kwalitas produk, perlakuan terhadap

    para pekerja, dan dampak dari kebijakan ekonomi yang dikeluarkan.20

    Penegakan keadilan dan usaha mengeliminasi segala bentuk diskriminasi

    menjadi prioritas utama Al Qur’an sebagaimana yang difirmankan oleh

    Allah SWT dalam surat Al Maidah (5) ayat 8:

    ِ ُشهََدآَٰءَ ِميَن ّلِِلَّ أَيُّهَاٱلَِّذيَن َءاَمنُوْا ُكونُوْا قَوَََّّٰٰٓ َٰٓ لََلَّ بِٱۡلقِۡسِطِۖ َوََل يَۡجِرَمنَُّكۡم َشنَ يََّٰ اُ قَۡو ع َلى ََّٰٓ

    َ َخبِيُرُۢ بَِما تَۡعَمىُوَ َْۚ إِ َّ ٱّلِلَّ َوٱتَّقُوْاٱّلِلَِّۖ ٱۡلِدلُوْا هَُو لَۡقَرُب لِىتَّۡقَوىَّٰ

    ْۚ ٨تَۡعِدلُوْا

    “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang

    selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil,

    dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong

    kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat

    kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha

    mengetahui apa yang kamu kerjakan”21

    19Iffaty Nasyi’ah, prinsip Keadilan dan Keseimbangan Dalam Penentuan Nilai Tukar

    Barang (Harga) Perespektif Islam dan Hukum Perlindungan Konsumen,( Fakultas Syariah UIN

    Maulana Malik Ibrahim Malang ), Volume 6 Nomor 2, Desember 2014, h.117-127 20Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah: dalam Prespektif Kewenangan Peradilan

    Agama,(Jakarta: Kencana,2012),jilid 1, h.11 21Departemen Agama Republik Indonesia,h.108

  • Keadilan dalam pemikiran barat adalah kwalitas suatu perilaku

    seseorang terhadap orang lain dan tindakannya dapat dianggap tidak ada

    hanya jika tindakan tersebut berhubungan dengan orang lain.22

    Keadilan adalah ruh dari penerapan nilai-nilai kemanusiaan,

    keharmonisan, dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia. Jadi, keadilan

    dalam Islam bermakna tidak berbuat zalim kepada sesama manusia, dan

    bukan berarti sama rata sama rasa.23 Dengan demikian, keadilan

    merupakan komponen penting dalam mengembangan sendi-sendi

    ekonomi yang sesuai dengan syariat Islam. Keadilan merupakan

    pembahasan mengenai ekonomi ditujukan berhubungan mengenai

    kesejahteraan bersifat materiil, ditujukan kebanyakan para ahli ekonomi.

    Terdapat empat eleman dari keadilan, anatara lain:24

    a. Keadilan dan Kebutuhan (equality and need)

    Berbagaielemen yang diungkapkan oleh teori bahwa

    keberadaan perusahaan ditujukan untuk menghasilkan

    tingkat keejahteraan dari para anggota masyarakat

    mencangkup prinsip egalitarian, beberapa teori kontrak

    social dan paham marxisme.

    b. Paham Utilitarianisme dan Kesejahteraan Ekonomi

    (utilitarianism and welfare economics)

    22Zamir Abbas, Pengantar Teori Islam dan Praktek,(Jakarta:Kencana,2008),h.13 23Abdul Manan,h.11

    24VaithzalRivai, Andi Buchari, Islamic Economics EkonomiSyariah,(Jakarta:PT Bumi

    Aksara, 2009),h.400

  • Elemen ini digunakan sebagai perbandingan paham

    utilitiarianisme, dengan berdasarkan prinsip bagan-bagan

    pareto dan kurangnya pembentukan konsep yang telah

    diungkapkan sebagai etika, atau tradisi pada filosofi dan

    ekonomi yang mengungkapkan konsekuensi dan

    pernyataan. Dengan berhubungan pada prinsi pefisiensi,

    yang menghasilkan surplus yang maksimal.

    c. Keadilandan Keinginan (equity and desert)

    Elemen ini mencangkup teori keadilan, teori keinginan dan

    teori yang diungkapkan oleh Robert Nozick. Telah

    diungkapkan mengenai prinsip keadilan, yang berdasarkan

    pada penilian tanggungjawab individual.

    d. Berhubungan dengan konteks keluarga (the context family)

    Membandingkan suatu kelompok yang mengungkapkan

    bahwa berhubungan dengan evaluasi keadilan sebagai

    konteks, seperti pemilihan dari orang dan berbagai variabl,

    pembentukan pengaruh, dan masalah mengenai proses.

    Seperti pengeungkapan tidak dihasilkan berdasarkan pada

    prinsip distributive tetapi pembahasan mengenai

    pengungkapan dari para penulis.25

    Apabila harga suatu produk dipasaran sangat tinggi, hal ini

    menandakan bahwa kwalitas produk tersebut cukup baik dan merek

    25Ibid;h.401

  • produk dibenak konsumen cukup bagus dan meyakinkan. Sebaliknya jika

    harga dipasaran adalah rendah, maka ini menandakan bahwa kwalitas

    produk tersebut adalah kurang baik dan merek produk tersebut kurang

    bagus serta kurang meyakinkan dibenak konsumen.

    Harga yang adil dalam sistem ekonomi Islam dirumuskan secara

    fleksibel yaitu membenarkan penetapan harga berdasarkan kebebasan

    harga pasar, dibenarkan pula sistem penetapan harga oleh pemerintah dan

    juga tidak salah jika penetapan harga berdasarkan kesepakatan penjual dan

    pembeli, meskipun harga itu melebihi harga yang secara umum beredar

    dipasar.

    2. Konsep Keadilan Dalam Harga Menurut Para Ulama

    Konsep harga yang adil sudahlah ada sejak zaman dahulu, harga

    bisa disebut adil apabila masing-masing pihak tidak ada yang merasa

    dirugikan. Selain itu juga agar harga tercermin dalam keadilan, para

    pemikir Islam juga mempunyai sudut pandangnya sendiri mengenai hal

    ini, seperti dalam pendapatnya Abu Yusuf sebagaimana dikutip oleh

    Adiwarman Azwar Karim, yang tidak mempermasalahkan murah atau

    mahalnya suatu makanan karena itu merupakan ketentuan Allah.26 Jadi

    semua yang terjadi dipasaran itu karena Allah, bukan berarti makanan

    yang jumlahnya sedikit bisa menjadi mahal. Sedangkan dalam pemikiran

    al-Ghazali lebih membahas tentang keuntungan si pedagang, al- Ghazali

    sebagaimana dikutip oleh Adiwarman Azwar Karim mengisarkan

    26Adiwarman Azwar Karim,h.252

  • keuntungan antara 5 sampai dengan 10 persen dari harga barang.27 Karena

    keuntungan adalah kompensasi dari kepayahan perjalanan, resiko bisnis,

    dan ancaman dari keselamatan si pedagang. Selain itu juga keuntungan itu

    untuk imbalan si pedagang atas ketidakpastian karena sedikitnya atau

    bahkan tidak adanya pembeli. Al-Ghazali menyatakan, jika seseorang

    pembeli menawarkan harga lebih tinggi dari harga yang berlaku maka

    penjual harus menolaknya, karena keuntungan akan berlebihan walaupun

    itu bukan sebab kezaliman karena tidak ada penipuan didalamnya. Tetapi

    al-Ghazali juga menjelaskan bahwa keuntungan yang paling hakiki adalah

    di akhirat, bukan diduniawi. Sedangkan pemikiran Ibnu Timiyah

    sebagaimana dikutip oleh Nur Chamid harga yang adil adalah nilai harga

    dimana orang-orang menjual barangnya dapat diterima secara umum

    sebagai hal yang sepadan dengan barang yang dijual ataupun barang-

    barang yang sejenis lainnya di tempat dan waktu tertentu. Keadilan yang

    dikehendaki oleh Ibnu Taimiyah berhubungan dengan prinsip la dharar

    yakni tidak melukai dan tidak merugikan orang lain. Maka dengan berbuat

    adil akan mencegah terjadinya tindak kezaliman.28 Pendapat Ibnu Khaldun

    sebagaimana dikutip oleh Muhammad lebih tegas menjelaskan tentang

    kenaikan biaya produksi disebabkan oleh adanya pajak dan pungutan-

    pungutan lainnya.29

    27Ibid;h.356

    28Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,(Yogyakarta:Pustaka

    Belajar,2010),h.233 29Muhammad,h.361

  • 3. Macam-Macam Keadilan:

    a. Keadilan komutatif

    Keadilan komutatif adalah keadilan yang memberikan kepada

    orang masing-masing apa yang menjadi bagiannya. Yang diutamakan

    adalah objek tertentu yang merupakan hak dari seseorang. Pada keadilan

    ini ditekankan agar prestasi sama nilainya dengan kontraprestasi. Contoh:

    tanpa memandang kedudukannya orang yang telah melakukan

    pelanggaran harus dihukum sesuai dengan pelanggaran yang dibuatnya.

    Adalah adil jika Budi membayar sejumlah uang kepada Tono sesuai

    dengan jumlah yang disepakati, karena Budi telah menerima buku yang

    telah ia pesan kepada Tono.

    b. Keadilan distributif

    Keadilan distributif adalah keadilan yang memberikan kepada

    orang masing-masing apa yang menjadi haknya. Yang menjadi subjek hak

    adalah individu dan yang menjadi subjek kewajiban adalah masyarakat.

    Pada keadilan ini yang ditekankan adalah asas proporsionalitas

    berdasarkan kecakapan, jasa, atau kebutuhan. Contoh: karyawan di suatu

    perusahaan memperoleh gaji yang berbeda-beda berdasarkan masa kerja,

    golongan kepangkatan, jenjang pendidikan, atau tingkat kesulitan kerja.

    c. Keadilan legal

    Keadilan legal adalah keadilan berdasarkan undang-undang. Objek

    dari keadilah legal adalah tata masyarakat yang dilindungi oleh undang-

    undang. Tujuannya adalah untuk terwujudnya kebaikan bersama.

  • Contohnya: Hal yang adil jika setiap pengendara menaati rambu-rambu

    lalu lintas.

    d. Keadilan vindikatif

    Keadilan vindikatif adalah keadilan yang memberikan kepada

    orang masing-masing hukuman atau denda sebanding dengan pelanggaran

    atau kejahatan yang dilakukannya. Contoh: adalah adil apabila A dihukum

    penjara atas kejahatan yang dilakukannya.

    e. Keadilan kreatif

    Keadilan kreatif adalah keadilan yang memberikan kepada orang

    masing-masing bagiannya berupa kebebasan untuk mencipta sesuai

    dengan kreativitas yang dimilikinya. Keadilan ini memberi kebebasan

    kepada tiap orang untuk mengungkapkan kreativitasnya di berbagai bidang

    kehidupan. Contoh: Tidak adil jika seorang penyanyi dijebloskan ke

    penjara karena syairnya mengandung kritikan kepada pemerintah.

    f. Keadilan protektif.

    Keadilan protektif adalah keadilan yang memberikan perlindungan

    kepada pribadi-pribadi. Menurut Montesquieu diperlukan tiga hal untuk

    mewujudkan keadilan protektif, yaitu tujuan sosial yang harus diwujudkan

    bersama, jaminan terhadap hak asasi manusia, dan konsistensi negara

    untuk mewujudkan kesejahteraan umum.30

    30Liasetianingsih, “etika bisnis keadilan dalam bisnis”, dalam

    https://listianingsih.Wordpress.com/2011/11//23/etika-bisnis-vii-keadilan-dalam-bisnis, di unduh

    pada tanggal 09 Febuari 2018.

    https://listianingsih.wordpress.com/

  • 4. Prinsip-Prinsip Keadilan Menurut Adam Smith

    a. Prinsip keadilan No Harm

    Yaitu prinsip tidak merugikan orang lain, khususnya tidak

    merugikan hak dan kepentingan orang lain. Prinsip ini menuntut agar

    dalam interaksi sosial apapun setiap orang harus menahan dirinya untuk

    tidak sampai merugikan hak dan kepentingan orang lain, sebagaimana ia

    sendiri tidak mau agar hak dan kepentingannya dirugikan oleh siapapun.

    Dalam bisnis, tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan

    kepentingannya, entah sebagai konsumen, pemasok, penyalur, karyawan,

    investor, maupun masyarakat luas.

    b. Prinsip Keadilan Non-Intervention

    Yaitu prinsip tidak ikut campur tangan. Prinsip ini menuntut agar

    demi jaminan dan penghargaan atas hak dan kepentingan setiap orang,

    tidak seorangpun diperkenankan untuk ikut campur tangan dalam

    kehidupan dan kegiatan orang lain Campur tangan dalam bentuk apapun

    akan merupakan pelanggaran terhadap hak orang tersebut yang merupakan

    suatu harm (kerugian) dan itu berarti telah terjadi ketidakadilan. Dalam

    hubungan antara pemerintah dan rakyat, pemerintah tidak diperkenankan

    ikut campur tangan dalam kehidupan pribadi setiap warga negara tanpa

    alasan yang dapat diterima, dan campur tangan pemerintah akan dianggap

    sebagai pelanggaran keadilan. Dalam bidang ekonomi, campur tangan

    pemerintah dalam urusan bisnis setiap warga negara tanpa alasan yang sah

  • akan dianggap sebagai tindakan tidak adil dan merupakan pelanggran atas

    hak individu tersebut, khususnya hak atas kebebasan.

    c. Prinsip Keadilan Tukar

    Atau prinsip pertukaran dagang yang fair, terutama terwujud dan

    terungkap dalam mekanisme harga pasar. Merupakan penerapan lebih

    lanjut dari no harm secara khusus dalam pertukaran dagang antara satu

    pihak dengan pihak lain dalam pasar.

    Adam Smith membedakan antara harga alamiah dan harga pasar

    atau harga aktual. Harga alamiah adalah harga yang mencerminkan biaya

    produksi yang telah dikeluarkan oleh produsen, yang terdiri dari tiga

    komponen yaitu biaya buruh, keuntungan pemilik modal, dan sewa. Harga

    pasar atau harga aktual adalah harga yang aktual ditawarkan dan dibayar

    dalam transaksi dagang di dalam pasar. Kalau suatu barang dijual dan

    dibeli pada tingkat harga alamiah, itu berarti barang tersebut dijual dan

    dibeli pada tingkat harga yang adil. Pada tingkat harga itu baik produsen

    maupun konsumen sama-sama untung. Harga alamiah mengungkapkan

    kedudukan yang setara dan seimbang antara produsen dan konsumen

    karena apa yang dikeluarkan masing-masing dapat kembali (produsen:

    dalam bentuk harga yang diterimanya, konsumen dalam bentuk barang

    yang diperolehnya), maka keadilan nilai tukar benar-benar terjadi. Dalam

    jangka panjang, melalui mekanisme pasar yang kompetitif, harga pasar

    akan berfluktuasi sedemikian rupa di sekitar harga alamiah sehingga akan

    melahirkan sebuah titik ekuilibrium yang menggambarkan kesetaraan

  • posisi produsen dan konsumen. Dalam pasar bebas yang kompetitif,

    semakin langka barang dan jasa yang ditawarkan dan sebaliknya semakin

    banyak permintaan, harga akan semakin naik. Pada titik ini produsen akan

    lebih diuntungkan sementara konsumen lebih dirugikan. Namun karena

    harga naik, semakin banyak produsen yang tertarik untuk masuk ke bidang

    industri tersebut, yang menyebabkan penawaran berlimpah dengan akibat

    harga menurun. Maka konsumen menjadi diuntungkan sementara

    produsen dirugikan.31

    C. Harga

    1. Pengertian Harga

    Macam-macam istilah yang digunakan dalam mendevinisikan

    terkait dengan harga, teori harga merupakan salah satu bagian terpenting

    dalam ilmu ekonomi. Harga merupakan salah satu unsur yang terdapat

    dalam transaksi jual beli yaitu adanya harga yang sesuai dengan barang

    yang didapatkan sesuai dengan kwalitas dan uang yang dibayarkan. Harga

    mempunyai pengaruh yang besar terhadap pendapatan, harga suatu barang

    berarti jumlah uang yang harus diberikan untuk mendapatkan barang

    tersebut. Sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh Wien’s Anoraga

    dalam buku Kamus Istilah Ekonomi, bahwa harga adalah jumlah uang

    tertentu untuk ditukarkan dengan suatu unit barang atau jasa.32

    Harga adalah sesuatu yang harus dibayarkan oleh pembeli sebagai

    pengimbang dari barang yang dibelinya. Jika konsumen bersedia

    31Ibid.

    32Wien’s Anoraga, Kamus Istilah Ekonomi,(Bandung:M2s,1993),h.321

  • membayar harga tersebut, maka jelas bahwa mereka harus memperoleh

    sesuatu yang setidak-tidaknya harus setara dengan nilai yang mereka

    keluarkan.

    Philip Kotler mengungkapkan bahwa harga adalah salah satu

    unsur pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur-unsur lainnya

    menghasilkan biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling

    mudah disesuaikan; ciri-ciri produk, saluran, bahkan promosi

    membutuhkan lebih banyak waktu.33 Harga juga mengkomunikasikan

    posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang produk

    mereknya.

    Harga suatu barang (dan/atau jasa) tertentu adalah suatu tingkat

    penilaian yang pada tingkat itu barang yang bersangkutan dapat ditukar

    dengan sesuatu yang lain, apapun bentuknya.34

    Harga, niali, dan faedah/manfaat (utility) merupakan konsep-

    konsep yang berkaitan. Utility adalah atribut suatu produk yang dapat

    memuaskan kebutuhan. Sedangkan nilai adalah ungkapan secara

    kuantitatif tentang kekuatan barang untuk dapat menarik barang lain dalam

    pertukaran.35 Perekonomian sekarang ini untuk mengadakan pertukaran

    atau mengukur nialia suatu produk menggunakan uang, bukan sistem

    barter. Jumlah uang yang digunakkan dalam pertukaran tersebut

    mencerminkan tingkat harga dari suatu barang tersebut. Jadi, harga adalah

    33Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Marketing management, Alih Bahasa Benyamin

    Molan, Manajemen Pemasaran Edisi Keduabelas, (Jakarta:Gramedia,2006), jilid 2, h.77 34Suherman Rosyid, Pengantar Teori Ekonomi, (Jakarta: Grafindo,2003),h.237

    35Ibid;h.77

  • sejumlah uang yang diutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi

    dari produk dan pelayanan.

    Harga bisa menjadi tolak ukur bagi konsumen mengenai kualitas

    dan merek dari suatu produk, asumsi yang dipakai disini adalah bahwa

    suatu usaha atau badan usaha baik usaha dagang, usaha manufaktur, usaha

    agraris, usaha jasa dan usaha lainnya menetapkan harga produk dengan

    memasukkan dan mempertimbangkan unsur modal yang dikeluarkan

    untuk produk tersebut.

    Pengertian diatas menjelaskan bahwa harga merupakan sesuatu

    kesepakatan mengenai transaksi jual beli barang atau jasa dimana

    kesepakatan tersebut diridhoi oleh kedua belah pihak. Harga tersebut harus

    direlakan oleh kedua belah pihak dalam akad, baik lebih sedikit, lebih

    banyak, lebih besar, atau setara (sama) dengan nialia barang atau jasa yang

    ditawarkan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli.

    2. Penetapan Harga

    Adiwarman Akarim mengemukakan bahwa konsep Islam dalam

    penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar yaitu kekuatan permintaan

    dan penawaran yang terjadi secara rela sama rela, tidak ada pihak yang

    merasa terpaksa untuk melalukan transaksi tersebut.36

    Suka sama suka disini bermakna kedua belah pihak sama-sama

    merelakan keadaan masing-masing diketahui oleh orang lain, dimana

    berarti penjual dan pembeli mengetahui secara langsung kelebihan dan

    36Adiwarman Karim,Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: The International Institute Of

    Islamic Thought Indonesia (IIIT),2002),h.132

  • kekurangan dari barang yang ada dipasar, sehingga semua piahk mendapat

    kepuasan.

    Pihak pembeli dapat secara langsung mengetahui kekurangan dan

    kelebihan dari barang yang hendak dibeli. Apakah barang tersebut ada

    kecacatan atau tidak. Disini pihak pembeli dapat melakukan khiyar antara

    mengendalikan barang dan mengambil kembali pembayaran yang telah

    dilakukan pada penjual, atau si pembeli minta ganti rugi sesuai dengan

    adanya cacat sehingga harga barang tersebut dapat lebih rendah dari harga

    sebelum diketahui harga kecacatnnya. Karena dalam hal ini pembeli

    merasa dirugikan apabila harga barang tersebut mahal.

    Islam menjamin kehidupan tiap individu serta menjamin jamaah

    untuk memperoleh kekayaan negara karena pada hakekatnya kekayaan itu

    adalah milik Allah dan negara diberi tanggung jawab untuk menjaga

    keseimbangan antara individu rakyat dalam mengupayakan distribusi baru

    yang bisa merata dalam memenuhi kebutuhannya. Dan dalam harta orang

    kaya terdapat hak orang kafir miskin sehingga tidak ada kesenjangan

    antara orang kaya dan orang miskin. Kesejahteraan umat itu yang utama.

    Sistem kapitalis memperoleh segala cara untuk mendapatkan

    keuntungan dalam jual beli. Sedangkan dalam Islam ada ketentuan-

    ketentuan atau aturan-aturannya, seperti pihak penjual dilarang menutup-

    nutupi dari barang yang dijualnya dan dilarang melakukan penipuan

    dengan menukarkan ayat-ayat Allah untuk melakukan tindakan-tindakan

  • yang menimbulkan kerugian yaitu dengan tujuan agar harga barang

    tersebut menjadi tinggi.

    Berbisnis juga diperbolehkan dalam ekonomi Islam. Namun,

    tidak boleh melakukan khiyar, yaitu mengambil keuntungan diatas

    keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit barang untuk harga yang

    lebih tinggi. Islam menghargai hak penjual dan pembeli untuk menentukan

    harga sekaligus melindungi hak keduanya. Islam membolehkan, bahkan

    mewajibkan, pemerintah untuk melakukan intervensi harga, bila kenaikan

    harga disebabkan adanya distorsi terhadap permintaan dan penawaran.

    Kebolehan intervensi harga antara lain karena:37

    a. Intervensi harga menyangkut kepentingan masyarakat yaitu

    melindungi penjual dalam hal tambahan keuntungan (profit

    margin) sekaligus melindungi pembeli dalam hal purchasing

    power.

    b. Bila tidak dilakukan intervensi harga maka penjual dapat menaikan

    harga dengan cara ikhtisar atau ghaban faa hisy. Dalam hal ini

    penjual mendzolimi si pembeli.

    c. Pembeli biasanya mewakili masyarakat yang lebih luas, sedangkan

    penjual mewakili kelompok masyarakat yang lebih kecil, sehingga

    intervensi harga berarti pula melindungi kepentingan masyarakat

    yang lebih luas.

    37Heri Sudarso, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar,(Yogyakarta:Ekonisia,2002),

    h.204

  • Disalah satu bagian dalam bukunya fatawa, Ibnu Timiyah

    sebagai dikutip dalam bukunya A.A Islahi mencatat beberapa faktor yang

    berpengaruh terhadap permintaan dan konsekuensinya terhadap harga.38

    a. Keinginan produk (al-raghbah) atas jenis barang berbeda-beda dan

    berubah-ubah. Keadaan ini sesuai dengan kelebihan atau

    kelangkaan barang yang diminta (al matlub) penduduk.

    b. Perubahanya juga tergantung pada jumlah para peminta (tullab).

    Jika jumlah dari orang-orang yang meminta dari satu jenis barang

    dagangan banyak, harga akan naik dan terjadi sebaliknya jika

    jumlah permintaan kecil.

    c. Permintaan akan berpengaruh atas menguat atau melemahnya

    tingkat kebutuhan atas barang karena meluasnya jumlah dan ukuran

    dari kebutuhan, bagaimanapun besar atau kecilnya. Jika kebutuhan

    tinggi dan kuat, harga akan naik lebih tinggi ketimbang jika

    peningkatan kebutuhan itu kecil atau lemah.

    d. Harga juga berubah-ubah, sesuai dengan (kualitas pelanggan) siapa

    saja pertukaran barang itu dilakukan (al-mu’awid). Jika kaya dan

    dijamin membayar utang, harga yang rendah bisa diterima darinya,

    ketimbang yang diterima dari orang lain yang diketahui sedang

    bangkrut, suka mengulur-ulur pembayaran atau diragukan

    kemampuan membayarnya.

    38A.A. Islahi, Konsep Ekonomi Ibnu Taimiyah, alih bahasa: Ashari Thayib (Surabaya:

    Bima Ilmu, 1997), h.107

  • e. Harga itu dipengaruhi juga oleh bentuk alat pembayaran (uang)

    yang digunakan dalam jual beli. Jika yang digunakan umum

    dipakai (naqd ra’ji). Harga akan lebih rendah ketimbang jika

    membayar dengan uang yang jarang ada di peredaran.

    f. Disebabkan oleh tujuan dari kontrak adanya (timbal balik)

    pemilikan oleh kedua pihak (yang melakukan transaksi).

    g. Aplikasi yang sama berlaku bagi seseorang yang meminjam atau

    menyewa.

    Menurut Ibnu Timiyah sebagaimana dikutip dalam bukunya

    Heri Sudarsono, harga naik karena kekuatan-kekuatan pasar dan bukan

    karena ketidaksempurnaan dari pasar itu. Dalam kasus terjadinya

    kekurangan. Misalnya menurunya suplai berkaitan dengan menurunya

    produksi, bukan karena kasus penual menimbun atau menyembunyikan

    suplai.39

    Harga merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam jual

    beli, yaitu adanya harga yang jelas dari benda yang diperjual belikan.

    Bagi penjual, mereka meninginkan harga yang tinggi dengan

    keuntungan yang besar, hal tersebut bertentangan dengan keinginan

    pembeli yang menginginkan harga yang murah dengan kualitas yang

    baik. Disinilah terjadinya tawar menawar antara penjual dan pembali

    yang mengakibatkan terbentuknya harga yang telah disepakati

    bersama.

    39Heri Sudarso,h.210

  • Menurut Ibnu Taimiyah sebagaimana dikutip dari dalam

    bukunya A.A Isahi harga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan

    penawaran. Bahwa naik dan turunya harga tidak selalu disebabkan

    oleh tindakan tidak adil dari sebagian orang yang terlibat transaksi.

    Bisa jadi penyebabnya adalah penawaran yang menurun akibat

    interfensi produksi, penurunan jumlah impor barang-barang yang

    diminta atau juga tekanan pasar. Karena itu, jika permintaan

    meningkat dan sedang penawaran menurun, harga barang tersebut

    akan naik. Begitu pula sebaliknya. Kelangkaan atas melimpahnya

    barang mungkin disebabkan oelh tindakan yang adil atau mungkin

    juga tindakan tidak adil.40

    Sedangkan penetapan harga menurut M. Yacob Ibrahim dapat

    ditentukan dengan cara:

    a. Menetapkan Keuntungan

    Menetapkan harga jual dari hasil produksi pada hakikatnya

    dihitung dengan cara menjumlahkan biaya produksi atau harga

    produk pembelian barang unit serta beban biaya tetap perunit dan

    menentkan besarnya jumlah keuntungan yang dinginkan.41

    Adapun yang dipertimbangkan untuk menetapkan harga antara

    lain:

    1. Bagi pedagang menengah yaitu biaya harga beli dan

    pemasaran yang terdiri dari: transportasi, penyimpanan,

    40A.A. Islahi, h.144 41M. Yacob Ibrahi, Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta: 2003), h. 112

  • penguatan, resiko, biaya lain dan keuntungan yang

    diinginkan.

    2. Bagi pedagang pengecer yaitu harga beli dan penawaran

    yang terdiri dari: pungutan, pendinginan, resiko dan biaya

    lain.42

    b. Anggaran Biaya Produksi

    Penetapan harga melalui perhitungan komponen biaya dihitung

    melalui seluruh biaya (totap cost) yang dibebankan untuk produk

    biaya tersebut. Untuk menentukan biaya per unit dari produk yang

    dihasilkan dapat dihitung dari 3 jenis biaya, yaitu:

    1. Biaya bahan baku

    2. Biaya tenaga kerja langsung

    3. Biaya overhead pabrik.43

    D. ETIKA BISNIS ISLAM

    1. Pengertian Etika Bisnis Islam

    Etika adalah semua norma atau aturan umum yang harus

    diperhatikan dalam berbisnis yang merupakan sumber dari nilai-nilai

    yang luhur dan perbuatan yang baik. Etika tidak memiliki sanksi yang

    jelas, selain barangkali sanksi moral, ataupun sanksi dari Yang Maha

    Kuasa.44 Jika bersandar dengan definisi hukum, maka melanggar etika

    belum tentu melanggar hukum dan peraturan yang ada. Jika melanggar

    hukum, sanksinya jelas berupa pidana atau perdata, sedangkan

    42Ibid;h.110 43Ibid;h.113

    44 Agus Arijanto, Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, (Jakarta: Rajawali Press, 2012) h. 11

  • melanggar etika sanksinya tidak jelas, atau hanya sanski moral

    semata.45

    Etika berasal dari kata Yunani “Ethos” yang dalam bentuk

    jamaknya (ta etha) berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”.

    Perpanjangan dari adat membangun suatu aturan kuat di masyarakat,

    yaitu dimana setiap tindak dan tanduk mengikuti aturan-aturan untuk

    memebentuk moral.46

    Etika bisnis adalah aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis

    boleh bertindak dan tidak boleh bertindak. Jika suatu bisnis melanggar

    aturan-aturan tersebut maka sangsi akan diterima. Dimana sangsi

    tersebut dapat berbentuk langsung maupun tidak langsung.47 Jadi dalam

    melakukan sebuah kegiatan terutama dalam usaha tentunya ada etika

    yang mengatur sehingga dalam kegiatan tersebut dapat menimbulkan

    keharmonisan antar sesama.

    2. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam

    Pada umumnya, prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang

    baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sehari-sehari,

    dan prinsip-prinsip ini sangat berhubungan erat terkait dengan sistem nilai-

    nilai yang dianut dikehidupan masyarakat.

    Prinsip etika bisnis Islam menurut Muhammad Amir Suma yaitu:

    a. Iktikad baik

    45Ibid. 46 Irham Fahmi, Etika Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 2 47Ibid, h. 3

  • Iktikad artinya kepercayaan, keyakinan yang kuat, juga bisa

    diartikan sebagai kemauan dan maksud. Iktikad baik yang

    dimaksudkan ialah kamauan yang baik dengan perbuatan kata

    hati yang ada dalam ajaran Islam, iktikad baik salah satu hal

    yang dianggap penting dalam menentukan baik, buruk, atau

    ada tidaknya sesuatu dalam konteks bisni. Iktikad buruk dalam

    bisnis harus diwaspadai sebab dapat menghambat keberhasilan

    dalam lajunya jalan siklus bisnis.

    b. Kejujuran

    Jujur adalah lurus hati tidak berbohong, kenapa dalam prinsip

    etika bisnis jujur ikut serta masuk jajaran prinsip tersebut,

    karena dalam etika bisnis tidak di perbolehkan berbisnis

    dengan berbohong atau tidak jujur.

    c. Kesetiaan/kepatuhan

    Kesetiaan dan kepatuhan ini menjadi sangat penting dalam

    dunia bisnis, kesetiaan mencangkup hubungan antara

    perusahaan dengan para pelanggannya, karyawan, maupun

    prusahaan lainnya.

    d. Tanggung jawab

    Dari prinsip etika bisnis mulai dari iktikad baik sampai dengan

    kesetiaan dapat ditarik kesimpulan, bahwa semua itu tidak

    dapat terealisasikan secara baik tanpa adanya rasa tanggung

    jawab dari pelaku bisnis. Tanggung jawab itu dapat diperoleh

  • jika seorang pembisnis menyadari pentingnya rasa tanggung

    jawab dengan mengedepankan etika bisnis secara rasional

    dengan jalan yang sehat.48

    Sedangkan menurut Sonny Keraf prinsip-pinsip etika bisnis adalah

    sebagai berikut:

    a. Prinsip Otonomi, adalah sikap dan kemampuan manusia untuk

    mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadrannya

    tentang apa yang dianggap baik untuk dilakukan.

    b. Prinsip kejujuran, terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa

    ditunjukan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama

    dan berhasil kalau tidak didasarkan atas dasar kejujuran. Pertama,

    jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.

    Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa denga mutu

    dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam kerja intern dalam

    suatu perusahaan.

    c. Prinsip keadilan, menuntut agar setiap orang agar diperlakukan

    secara sama sesuai denga aturan yang adil dan sesuai kriteria yang

    rasional objektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.

    d. Prinsip saling menguntungkan, menuntut agar bisnis dijilankan

    sedemikian rupa, sehingga menguntungkan semua pihak. Prinsip

    integritas moral, terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam

    48 Muhammad Amir Suma,Ekonomi dan Keuangan Islam, (Tanggerang: Kholam,

    2008),h. 309-316.

  • perilaku bisnis aatau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis

    dengan tetap terjaga nama baik pimpinan maupun perusahaan.49

    3. Unsur-unsur Etika Bisnis Islam

    Ajaran etika dalam Islam pada prinsipnya manusia dituntut untuk

    berbuat baik pada dirinya sendiri. Kepada manusia dan lingkungan alam

    sekitarnya, dan kepada Tuhan selaku pencipta-Nya. Oleh karena itu, untuk

    dapat berbuat baik pada semuanya itu. Manusia disamping diberi

    kebebasan, hendaknya memperhatikan keesaan Tuhan (Tauhid), prinsip

    keseimbangan (balance), dan keadilan (qist). Disamping tanggung jawab

    (responsibility) yang akan diberikan dihadapan Tuhan.50 Lima konsep

    inilah yang disebut dengan aksioma yang terdiri atas prinsip-prinsip umum

    yang terhimpun menjadi satu kesatuan yang terdiri atas konsep-konsep

    keesaan (tauhid), keseimbangan (equalibirium), kehendak bebas (free

    will), tanggung jawab (responsibility), dan kebijakan (ihsan).

    Perangkat aksioma menguatkan prinsip dasar etika Islam yang

    sasarannya menghasilkan suatu tatanan sosio-ekonomi yang padu.

    Seimbang, dan realistis. Pandangan ini diikhtisarkan dengan tepat oleh

    kelima aksioma sebagai berikut:

    a. Keesaan (tauhid)

    Keesaan, seperti dicerminkan dalam konsep tauhid, merupakan dimensi

    vertikal Islam. Konsep keesaan menggabungkan kedalam sifat

    homogen semua aspek yang berbeda-beda dalam kehidupan seorang

    49 Agus Arijanto, Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, (Jakarta: Rajawali Press, 2012) h. 17-18 50 Muhammad Djakfar, Etika Dalam Prespektif Islam, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf,1997),h.211

  • muslim : ekonomi, politik, agama, dan masyarakat, serta menekankan

    gagasan mengenai konsistensi dan keteraturan. Konsep keesaan

    memiliki pengaruh yang paling mendalam terhadap diri seorang

    muslim.51

    b. Keseimbangan (equalibirium)

    Keseimbangan (equalibirium) atau keadilan menggambarkan dimensi

    horizintal ajaran Islam yang berhubungan dengan keseluruhan harmoni

    pada alam semesta hukum dan tatanan yang kita lihat pada alam

    semesta mencerminkan keseimbangan yang harmonis tatanan ini pula

    yang dinamakan sunnatullah.

    c. Kehendak bebas (free will)

    Pada tingkat tertentu, manusia diberikan kehendak bebas untuk

    mengendalikan kehidupannya sendiri manakala Allah SWT

    menurunkan kebumi.

    d. Tanggung jawab (responsibility)

    Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh

    manusia karena tidak menuntut adanya pertanggung jawaban untuk

    memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu

    mempertanggung jawabkan tindakannya secara logis prinsip ini

    berhubungan erat dengan prinsip kehendak bebas. Ia menetapkan

    51Rafik Issa Beekum, Etika Bisnis Islam,(Yogyakarta: Pustaka Belajar,2004),h.33

  • batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan

    bertanggung jawab atas semua yang dilakukan.52

    e. Kebajikan (ihsan)

    Kebajikan (ihsan) atau kebaikan terhadap orang lain didefinisikan

    sebagai tindakan yang menguntungkan orang lain lebih dibanding orang

    yang melakukan tindakan tersebut dan dilakukan tanpa kewajiban

    apapun.

    Adapun prinsip-prinsip Islam yang dijadikan sebagai dasar

    inspirasi untuk membangun teori-teori ekonomi Islam sebagai berikut:

    a. Tauhid (keesaan Tuhan)

    b. Kebenaran dan kejujuran

    c. Ammanah (tanggung jawab)

    d. ‘adl (keadilan)53

    E. Metode Penetapan Harga

    Didalam menetapkan harga terdapat beberapa macam metode

    Penetapan harga biasanya dilakukan dengan menambah persentase di atas

    nilai atau besarnya biaya produksi bagi usaha manufaktur, dan di atas

    modal atas barang dagangan bagi usaha dagang. Sedangkan dalam usaha

    jasa, penetapan harga biasanya dilakukan dengan memperhitungkan biaya

    yang dikeluarkan dan pengorbanan tenaga dan waktu dalam memberikan

    52 Ibid;h.38 53 Mustad Ahmad, Etika Bisnis Dalam Islam,(Jakarta: Al-Kautsar, 2005), h.109

  • layanan kepada pengguna jasa. Menurut Fandy Tjiptono, metode

    penetapan harga dikelompokkan menjadi empat macam berdasarkan

    basisnya, yaitu berbasis permintaan, biaya, laba, dan persaingan.54

    1. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan

    Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan

    preferensi pelanggan daripada faktor-faktor biaya, laba dan persaingan.

    Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, di

    antaranya yaitu; kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli),

    kemauan pelanggan untuk membeli, posisi suatu produk dalam gaya hidup

    pelanggan, manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan,

    harga produk-produk substitusi, pasar potensial bagi produk tersebut, sifat

    persaingan non-harga, perilaku konsumen secara umum, segmen-segmen

    dalam pasar. Adapun metode penetapan harga berbasis permintaan terdiri

    dari; skimming pricing, penetration pricing, prestige pricing, price lining

    pricing, odd-even pricing, demand backward pricing, dan bundle pricing.

    2. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya

    Dalam metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek

    penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan

    berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah

    tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead,

    dan laba. Termasuk dalam metode ini adalah : standard markup pricing,

    54Muhammad Birusman Nuryadin,”Harga Dalam Presfektif Islam”, Vol. IV, No. 1, Juni 2007

  • cost plus percentage of cost pricing, cost plus fixed fee pricing dan

    experience curve pricing.55

    3. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba

    Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam

    penetapan harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target volume

    laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan

    atau investasi. Termasuk dalam metode ini: target profit pricing, target

    return on sales pricing dan target return on investment pricing.

    4. Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan

    Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba, harga

    juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan

    pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan terdiri atas empat

    macam, yaitu customary pricing, above, at, or below market pricing, loss

    leader pricing, dan sealed bid pricing.

    55Ibid.

  • BAB III

    METODELOGI PENELITIAN

    A. Jenis dan Sifat Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field

    research). Penelitian lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan

    secara intensif, terperinci, dan mendalam terhadap suatu objek

    tertentudengan mempelajarinya sebagai suatu kasus.56 Objek

    penelitian ini adalah keadilan dalam menetapkan harga daging ayam

    yang berada pada pasar Tejo Agung 24 Metro.

    2. Sifat Penelitian

    Sesuai dengan judul dan fokus permasalahan yang diambil maka

    sifat penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Secara harfiah,

    penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud membuat

    pecandraan (deskriptif) mengenai situasi-situasi atau kejadian-

    kejadian.57 Sedangkan penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur

    penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

    atau lisan dari orang dan prilaku yang diamati.58 Penelitian ini akan

    mendeskripsikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan

    prinsip keadilan dalam menetapkan harga pada pasar Tejo Agung 24

    56 Suraya Murcitaningrum, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Lampung: Ta’lim

    Pers, 2012), h.71 57Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian,(Jakarta: Raja Grafindo,2011),h.76 58Moh.Kasiran,Metodologi Penelitian Kualitatif Kuantitatif,( Malang: UIN Maliki

    Press,2010),h.175

  • Metro dengan terjun langsung guna mendapatkan informasi-informasi

    yang akurat.

    B. Sumber Data

    Sumber data adalah subjek darimana data diperoleh. Dikarenakan

    sumber data merupakan salah satu hal yang sangat menentukan

    keberhasilan suatu penelitian. Sumber data dalam penelitian dibagi

    menjadi dua, yaitu:

    1. Sumber Data Primer

    Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh dan

    digali langsung oleh sumber pertama atau subjek penelitian.59 Dalam

    penelitian ini sumber data primer diambil dengan menggunakan

    metode purposive sampling. Yaitu cara pengambilan sample yang

    dilakukan dengan cara mengambil subjek yang dianggap cukup

    mewakili dari beberapa objek, bukan didasarkan atas strata, random,

    atau daerah tapi didasarkan atas tujuan tertentu.60Sumber data primer

    dalam penelitian ini berasal dari pedagang pasar Tejo Agung 24 dan 5

    orang pembeli secara acak dengan menggunakan purposive sampling

    untuk mendapatkan informasi yang akurat.

    59Muhammad, metodologi Penelitian,(Jakarta: Rajawali Press,2008),h.103 60Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian,(Jakarta: PT Raja Grafindo

    Persada,2008),h.185

  • 2. Sumber Data Sekunder

    Sumber data sekunder adalah jenis sumber data yang diperoleh

    dan digali dari sumber data kedua/sekunder atau bahan-bahan

    pelengkap.61 Sumber data sekunder dimaksudkan untuk menguatkan

    sumber data primer dalam mengurai permasalahan-permasalahan yang

    ada. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data sekunder

    yaitu melalui buku-buku yang relevan dengan pembahasan yang akan

    diteliti dan buku-buku yang ada diperpustakaan seperti: Muhammad

    (Ekonomi Mikro Dalam Prespektif Islam),Nur Chamid, (Jejak

    Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam),M.B. Hendri Anto

    (Pengantar Ekonomi Islam), Sadono Sukirno(Mikro Ekonomi Teori

    Pengantar), Veithzal Rivai, Andi Buchari (Ekonomi Syariah Bukan

    Opsi Tetapi Solusi) dan Mustad Ahmad( Etika Bisnis Dalam Islam) .

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yaitu cara memperoleh data dalam

    melalukan kegiatan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan

    yaitu wawancara (interview), observasi dan dokumentasi.

    1. Wawancara

    Metode wawancara juga bisa disebut dengan metode interview.

    Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk

    tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

    61Ibid.,h.27

  • antara pewawancara dengan responden atau orang yang

    diwawancarai.62

    Adapun jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah

    wawancara semi tersetruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk

    kedalam katagori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih

    bebas bila dibandingkan dengan wawancara tersetrukturHal ini

    dikarenakan sebagai pewawancara menanyakan pertanyaan yang

    mengarah kejawaban dalam pertanyaanyang dikemukakan namun

    pertanyaan dapat dijawab secara bebas oleh responden tanpa terkait pada

    hal-hal tertentu. Wawancara pada penelitian ini akan dilakukan kepada ibu

    Masrifah dan ibu Ismiyati selaku pedagang dipasar Tejo Agung 24. Dan 5

    orang lainnya yang merupakan konsumen ayam di pasar Tejo Agung 24

    yaitu mbak Devi,Teteh, ibu Zizi, ibu Retno, ibu Sri.

    2. Observasi

    Observasi adalah pengamatan dengan pencatatan sistematik

    fenomena yang di selediki.63

    Observasi diartikan sebagai “pengamatan dan pencatatan secara

    sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian”.64 dapat

    ditarik kesimpulan bahwa Pengertian Observasi adalah proses mengamati

    proses dalam menetapkan harga daging ayam di pasar Tejo Agung 24

    Metro. Situasi yang dimaksud dapat berupa situasi sebenarnya atau

    alamiah, dan juga situasi yang sengaja diciptakan atau eksperimen.

    62Ibid.,h.51 63Sutrisno , Metodologi Research, (Yogyakarta: Bumi Aksara,2003),h, 73. 64Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h, 158.

  • Sedangkan metode observasi yang peneliti gunakan adalah

    observasi partisipan, yaitu peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan,

    aktivitas, apa yang dikerjakan oleh subyek penelitian. Metode observasi ini

    digunakan untuk mengamati penetapan harga daging ayam dan melihat

    secara langsung kegiatan jual beli di pasar Tejo Agung 24 Metro.

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk

    mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang mengandung

    keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang

    masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.65Dokumen yang

    peneliti gunakan yaitu dokumentasi berupa dokumen-dokumen atau

    arsip-arsip tentang profil pasar Tejo Agung 24 Metro, data jumlah

    pedagang pasar Tejo Agung 24 Metro.

    D. Teknik Analisis Data

    Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

    dengan data, menemukan pola, memilih-milihnya menjadi satuan yang

    dapat dikelola, menemukan yang penting dan apa yang dipelajari dan

    memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain.66 Metode analisis data

    yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif

    lapangan, karena data yang diperoleh merupakan keterangan-keterangan

    dalam bentuk uraian. Kualitatif adalah prosedur penelitian yang

    65Muhammad, Metode Penelitian., h.152

    66Lexy J Melong,Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

    2009),h.248

  • menghasilkan data deskiptif yaitu sumber dari tertulis atau ungkapan

    tingkah laku yang diobservasi dari manusia.67

    Pada umumnya analisis data kualitatif menganalisis menurut

    isinya, oleh karena itu analisis seperti ini disebut analisis isi (content

    analisis ). Sedangkan teknik analisa yang digunakan bisa dengan metode

    dedukasi, induksi, atau gabungan dari keduanya, yang dikenal dengan

    analisis reflektif.68

    Metode berfikir yang peneliti gunakan dalam merumuskan

    kesimpulan akhir dari skripsi ini adalah dengan teknik analisis induktif.

    Teknik analisis induktif adalah suatu cara yang dipakai untuk

    mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah yang bertolak dari pengamatan atas

    hal-hal atau masalah yang bersifat khusus. Kemudian menarik kesimpulan

    yang bersifat umum.69 Cara ini dimulai dengan mengamati permasalahan-

    permasalahan kecil (khusus) yang terjadi dipasar Tejo Agung 24 Metro

    terkait dengan prinsip keadilan dalam menetapkan harga dan dilanjutkan

    dengan mengambil kesimpulan yang bersifat umum tentang hal tersebut.

    67Burhan Ashaf, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta,2004),h.16 68Moh Kasiram, Metodologi Penelitian., h.397 69Sutrisno Hadi,Metodologi Research, Jilid 1, ( Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas

    Psikologi UGM,1984),cet ke-XVI,h.42

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Pasar Tejo Agung 24 Metro

    Secara umum pedagang yang terdapat pada pasar Tejo Agung 24

    Metro Timur merupakan pedagang yang menjual kebutuhan pokok dimana

    barang-barang tersebut mayoritas adalah bahan pangan. Umumnya bahan

    pangan tersebut diambil atau dipasok dari daerah-daerah tertentu yang

    menghasilkan komoditas sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Babe

    Musaji Hambali penjual sembako pada pasar Tejo Agung 24 Metro

    Timur.70

    Pedagang tradisional juga dihadapkan pada pendapatan yang

    cenderung menurun dikarenakan pedagang harus datang dini hari, yaitu

    sekitar pukul 02.00 (dua) hingga pukul 08.00 (delapan) pagi, sedangkan

    ramainya pembeli sekitar pukul pukul 06.00 (enam) hingga pukul

    09.00(sembilan) pagi WIB. Selain itu pedagang juga dihadapkan dengan

    cuaca dan selera kebutuhan pembeli.

    Karakteristik lain dari pedagang tradisional yang dimaksud adalah

    mengunakan instrumen atau alat-alat yang digunakan oleh pedagang

    dalam melakukan aktivitas perdagangan. Mereka umumnya mengunakan

    alat yang dapat dipindah-pindah;lincak atau meja, merebahkan karung

    beras atau alat-alat yang digunakan untuk menaruh barang dagangannya.

    Pedagang menempati tanah yang mengandung perjanjian atara pedagang,

    70 Wawancara, Musaji Hambali, Pedagang Sembako, Metro 28 April 2018

  • seperti; pergantian tempat antara pedagang pagi dengan pedagang siang.

    Dengan karakteristik tersebut, pedagang tradisional yang dimaksud oleh

    peneliti dapat dikategorikan sebagai pedagang kaki lima (PKL).

    Sedangkan pedagang bukan kaki lima juga berdagang secara

    bersamaan pada waktu tersebut. Yang dimaksud dengan pedangang bukan

    kaki lima, merupakan pedagang yang memiliki kios yang juga menjual

    barang pokok namun tempatnya didalam pasar, aktivitas mereka pada

    umumnya dimulai pada pukul 07.30 pagi, pada sore hari mereka tutup.71

    Adapun apabila ditinjau dari bagaimana mereka berdagang, juga

    memiliki karakter yang berbeda, dari hasil obsevasi pedagang yang berada

    didalam pasar dibedakan menjadi dua; 1) pedagang yang berjualan dengan

    sistem bergerak atau berkeliling, dan 2) pedagang yang menetap ditempat

    tertentu. Dengan demikian, sasaran konsumen dari masing-masing

    pedagang-pedagang tersebut juga berbeda-beda pula, meskipun sebetulnya

    tidak menutup kemungkinan konsumen antara keduanya sama. Pedagang

    yang ada didalam pasar pada umumnya adalah pedagang yang memasok

    kebutuhan pedagang yang menetap. Mereka berjualan berkeliling pasar

    dan menawarkan barang dagangannya ke lincak-lincak. Sebagai contoh

    barang dagangan dari moving traders (pedagang keliling) ini adalah

    plastik, kertas-kertas sisa, kain lab, pulpen dan lain sebagainya.

    Berbeda dengan pedagang lincak, konsumen mereka pada

    umumnya adalah mlijo (pedagang sayur keliling) dan konsumen akhir

    71 Observasi, Pasar Tradisional Modern Tejo Agung 24 Metro Timur, 20 April 2018

  • (rumah tangga) mereka memiliki sebidang tanah yang tertentu “paten” dan

    tidak dapat diganggu gugat oleh pedagang lain. Mereka menetap disuatu

    tempat, hal tersebut memudahkan para pembeli dan konsumen untuk

    mendatangi mereka kembali. Namun pedagang lincak yang univerasal

    adalah pedagang yang menjual makanan jadi, seperti gorengan, warung

    nasi, dan sebagainya. Pedagang tersebut memiliki konsumen baik rumah

    tangga, maupun mlijo, dan pedagang-pedagang pasar lainnya.

    Apabila dilihat dalam lingkungan yang lebih besar, pedagang yang

    lebih jelas antara pedagang kios dengan pedagang lincak dapat dilihat

    perbedaanya dari yang dijual atau yang didagangkan. Pedagang lincak

    yang dikategorikan pedagang kaki lima umumnya berjualan barang

    dagangan yang bersifat kebutuhan primer dan skala kebutuhan kecil.

    Sedangakan pedagang kios umumnya ialah pedagang yang skala besar

    seperti perancangan, toko emas, pakaian, perhiasan remaja, dan

    sebagainya.72

    Keberadaan pasar modern Tejo Agung 24 Metro Timur

    menimbulkan dampak positif maupun negatif pada masyarakat sekitar.

    Berdasarkan wawancara dengan masyarakat sekitar maka peneliti dapat

    mengambil kesimpulan ada dampak negatif yang dominan disamping

    dampak positif yang ditimbulkan yaitu semrawutnya lalu lintas dan bau

    yang tidak sedap dikarenakan limbah pasar ikan dan pasar buah yang telah

    membusuk dan tidak langsung ditangani atau dibuang oleh petugas

    72Wawancara, Musaji Hambali, Pedagang Sembako, Metro 27 April 2018

  • kebersihan pasar.73 Menurut hasil pengamatan dan wawancara singkat

    bahwa pasar Tejo Agung 24 Metro Timur berpengaruh bagi kehidupan

    ekonomi kota Metro terutama bagi masayarakat disekitar pasar tradisional

    modern Tejo Agung 24 Metro Timur.

    B. Profil Pasar Tejo Agung 24 Metro

    1. Sejarah Berdirinya Pasar Tejo Agung 24

    Pasar tradisional Tejo Agung 24 Metro dahulunya adalah

    suatu bentuk pasar sederhana yaitu pasar yang menjual hewan ternak

    seperti kambing adan ayam, maka sering disebut pasar ayam. Dimulai

    pasar tersebut sudah sejak zaman Jepang. Selanjutnya pada tahun 80-

    an pasar tersebut tidak hanya menjual hewan ternak, sebagian warga

    kota Metro menjadikan pasar tersebut sebagai pasar loak yang

    menjual barang-barang bekas seperti ala-alat kendaraan sepeda

    motor.74

    Seiring dengan perkembangan penduduk dan kemajuan

    perdagangan di kota Metro, yang mengakibatkan pusat perbelanjaan

    di kota Metro tidak mampu lagi menampung seluruh pedagang yang

    ada dipasar kota. Sehingga pemerintah kota Metro mengambil suatu

    kebijakan untuk menjadikan pasar ayam/loak menjadi pasar

    tradisional moderen. Sesuai dengan keputusan wali kota Metro Nomor

    73 Wawancara, Nanrjito, Masyarakat Sekitar Pasar Tejo Agung, Metro 28 April 2018 74 Wawancara, Diana, Kasi Penataan Pedagang, Metro 26 April 2018

  • 380/KTSP/D-11/2012 yang disahkan pada 4 Desember 2012. Yang

    diresmikan oleh Muspida pada tanggal 1 Januari 2013.75

    Kebijakan tersebut dilakukan mengingat hamparan pedagang

    kaki lima dipasar kota Metro di Jl.Agus Salim dan Jl.Cut Nyak Dien

    kecamatan Metro pusat sebagai berikut:

    a. Kondisi tempat para pedagang sudah tidak layak karena

    menggunakan fasilitas tempat parkir dan badan jalan.

    b. Lokasi tempat bongkar muat barang pedagang grosiran dengan

    menggunakan kendaraan roda 6 (truk) sudah tidak layak.

    c. Kondisi lokasi tempat berdagang sangat tidak tertata sehingga

    mengakibatkan terganggunya ketertiban keamanan kenyamanan

    baik pedagang maupun pembeli.

    d. Pasar yang berada dipusat kota Metro dalam keadaan sangat

    kumuh tidak sesuai dengan tingkat kebersihan dalam

    mempertahankan Adipura.

    Visi misi dari pembangunan pasar Tradisional Moderen

    Kecamatan Tejo Agung Kelurahan Metro Timur adalah sebagai

    berikut:

    a. Visi

    1) Penataan dan pembinaan pedagang kaki lima dikota Metro

    75 Ibid.

  • 2) Terwujudnya ketertiban umum, kebersihan dan keindahan

    kota Metro

    3) Terwujudnya lapangan kerja yang baru bagi masyarakat kota

    Metro

    4) Melayani masyarakat yang keadaan ekonominya menengah

    kebawah

    5) Mensejahterakan masyarakat kota Metro

    6) Mendorong kualitas iklim usaha perdagangan dan Investasi.76

    b. Misi

    1) Meningkatkan dan mengembangkan fasilitas dan

    infrastruktur pasar tradisional dan pasar sehat

    2) Meningkatkan kualitas keamanan dan ketertiban pasar

    disertai dengan pembinaan, penataan, dan pengelolaan

    pedagang

    3) Meningkatkan PAD (Pendapatan Anggaran Daerah) serta

    kualitas pelayaan publik dan pengelolaan umum perkantoran

    4) Meningkatkan sarana dan prasarana kebersihan pasar

    5) Meningkatkan kwalitas pelayanan dan pengawasan

    peredaraan barang dan jasa serta mendorong iklim usaha

    yang berdaya saing guna menumbuhkan