skripsi analisis prinsip keadilan dalam menetapkan … · 2020. 1. 13. · dalam kehidupan sekarang...
TRANSCRIPT
-
SKRIPSI
ANALISIS PRINSIP KEADILAN DALAM
MENETAPKAN HARGA DAGING AYAM PADA
PASAR TEJO AGUNG 24 METRO PRESPEKTIF
ETIKA BISNIS ISLAM
Oleh
SITI NUROHMAH
13104414
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
METRO
1439 H/ 2018
-
ANALISIS PRINSIP KEADILAN DALAM MENETAPKAN
HARGA DAGING AYAM PADA PASAR TEJO AGUNG 24
METRO PRESPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Serjana Ekonomi (S.E)
Oleh
SITI NUROHMAH
13104414
Pembimbing I : Drs. Musnad Rozim, MH
Pembimbing II : Suci Hayati, M.S.I
Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) METRO LAMPUNG
1439 H/ 2018 M
-
ANALISIS PRINSIP KEADILAN DALAM MENETAPKAN
HARGA DAGING AYAM PADA PASAR TEJO AGUNG 24
METRO PRESPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM.
ABSTRAK
Oleh:
SITI NUROHMAH
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
(sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya). Etika bisnis Islam
ialah aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan
tidak boleh bertindak sesuai dengan syariat Islam, Prinsip keadilan
merupakan kebenaran yang jadi pokok dasar orang berfikir dan bertindak
dalam perbuatan atau perlakuan. keadilan dalam harga apabila nilai (uang)
yang diberikan sesuai dengan barang yang didapat. Kemudian harga
merupakan salah satu elemen yang tidak dapat lepas dari suatu transaksi
yang mana harga merupakan adanya harga yang sesuai dengan barang
yang didapatkan sesuai dengan kwalitas dan uang yang dibayarkan.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Metode analisis wawancara digunakan kepada pedagang
daging ayam yang dijadikan sample. Observasi yang peneliti gunakan
observasi partisipan yang digunakan pada pedagang daging ayam. Untuk
analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kualitatif dan cara berfikir induktif yaitu dengan mengamati permasalahan-
permasalahan kecil (khusus) yang terjadi dipasar Tejo Agung 24 Metro
terkait dengan prinsip keadilan dalam menetapkan harga dan dilanjutkan
dengan mengambil kesimpulan yang bersifat umum tentang hal tersebut..
Dan digunakan juga pendekatan fenomologis untuk berusaha memahami
arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-
situasi tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan maka dapat
diketahui bahwa prinisp keadilan dalam menetapkan harga daging ayam
pada pasar Tejo Agung 24 Metro sesuai dengan prinsip keadilan yaitu ada
perbedaan harga antara harga barang yang berkwalitas baik dan barang
yang berkwalitas buruk. Namun tidak semua pedagang membedakan
harga antara yang kwalitas baik dengan yang kwalitas buruk sebab mereka
tidak mau rugi.
-
MOTTO
َها يَُّأ ِينَ َيَٰٓ ِ ٱَّلذ َٰلَُكم بَۡيَنُكم ب ۡمَو
َْ أ ُكلُٓوا
ْۡ ََل تَأ ن تَُكوَن ٱلَۡبَِٰطلِ َءاَمُنوا
َٓ أ إَِلذ
نُفَسُكۡمۚۡ إِنذ َِنُكۡمۚۡ َوََل َتۡقُتلُٓواْ أ َ تَِجََٰرةً َعن تََراٖض م ٢٩ََكَن بُِكۡم رَِحيٗما ٱّللذ
(An Nisa 29)
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.”
-
PERSEMBAHAN
Puji syukur atas Rahmat dan Anugrah Allah SWT. Sehingga tanggung jawab
atas satu tugas telah terlaksanakan yaitu sebuah karya dengan perjuangan dan
pengorbanan demi terselesaikannya Skripsi ini. Ku persembahkan karya ini
kepada:
1. Prof.Dr.Hj. Enizar, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Metro,
2. Drs. Musnad Rozin,MH selaku pembimbing I (satu), Suci Hayati, M.S.I
selaku pembimbing II (dua) yang telah memberi bimbingan dengan sangat
baik dalam mengarahkan dan memberi motivasi dalam penyusunan Skripsi
ini.
3. Ayah dan Ibu tercinta Atas segala cinta kasih, dukungan, serta do’a yang
selalu mengiringi langkahku Terimakasih karena Engkau adalah orang tua
yang luar biasa.
4. Kakak dan Adik tersayang Yang selalu menjadi penyemangat.
5. Sahabat-sahabat terbaikku terimakasih atas semangat serta keceriaan yang
diberikan ditengah-tengah kesulitanku dalam mengerjakan Skripsi ini.
6. Teman-teman seperjuangan Ekonomi Syariah angkatan 2013 yang luar
biasa.
7. Sahabat-sahabat surveyor Bank Indonesia Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Metro priode II.
8. Almamaterku tercinta Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
9. Almamaterku tercinta Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Negeri (IAIN) Metro.
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti haturkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat,
dan taufik, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi yang berjudul “Analisis Prinsip Keadilan Dalam Menetapkan Harga
Daging Ayam Pada Pasar Tejo Agung 24 Metro Prespektif Etika Bisnis Islam“
Penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan
untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Ekonomi Syari’ah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro guna
memperoleh gelar sarjana Strata 1.
Dalam penyelesaian Skripsi ini, peneliti telah menerima banyak bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Prof.Dr.Hj. Enizar, M.Ag selaku Rektor IAIN Metro
2. Ibu Dr. Widhiya Ninsiana, M.Hum selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam
3. Bapak Drs.M.Saleh.M.A selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam
4. Bapak Drs. Dri Santoso,MH selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam
5. Ibu Rina El Maza, S.H.I,M.S.I selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
6. Bapak Drs. Musnad Rozin,MH selaku pembimbing I dan Ibu Suci
Hayati, M.S.I selaku pembimbing II yang telah memberi bimbingan
-
dengan sangat baik dalam mengarahkan dan memberi motivasi dalam
penyusunan Skripsi ini.
7. Para Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, yang telah
memberikan ilmu dalam perkuliahan.
8. Rekan-rekan mahasiswa Ekonomi Syariah angkatan 2013 yang telah
memberikan motivasi dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Kritik dan saran demi perbaikan Skripsi ini sangat diharapkan dan akan
diterima dengan kelapangan dada. Semoga peneliti yang telah dilakukan kiranya
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan Ekonomi Islam.
Metro, 01 Juni 2018
Peneliti
Siti Nurohmah
13104414
-
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iii
HALAMAN NOTA DINAS ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ........................................ vii
HALAMAN MOTTO ............................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ix
HALAMAN KATA PENGANTAR ......................................................... x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 6
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian................................................ 7
D. Penelitian Relevan .................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Analisis ...................................................................................... 9
B. Prinsip Keadilan ........................................................................ 10
1. Pengertian Prinsip Keadilan ............................................... 10
2. Konsep Keadilan Dalam Harga Menurut Para Ulama ....... 15
3. Macam-macam Keadilan ................................................... 16
4. Prinsip Keadilan Menurut Adam Smith ............................. 18
C. Harga ......................................................................................... 20
1. Pengertian Harga ................................................................ 20
2. Penetapan Harga ................................................................ 23
D. Etika Bisnis Islam ..................................................................... 28
1. Pengertian Etika Bisnis Islam ............................................. 28
2. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam ....................................... 29
E. Metode Penetapan Harga .......................................................... 34
1. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan ................. 34
2. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya .......................... 35
3. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba ........................... 36
-
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian .......................................................... 37
1. Jenis penelitian ................................................................... 37
2. Sifat Penelitian ................................................................... 37
B. Sumber Data .............................................................................. 38
C. Teknik Pengumpul Data ............................................................ 39
D. Teknik Analisis Data ................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pasar Tejo Agung 24 Metro ........................ 43
B. Profil Pasar Tejo Agung 24 Metro ............................................ 46
1. Sejarah Berdirinya Pasar Tejo Agung 24 Metro ................ 46
2. Letak Geografis Pasar Tejo Agung 24 Metro .................... 49
3. Jumlah Pedagang Berdasarkan Daerahnya ........................ 49
C. Analisis Prinsip Keadilan Dalam Menetapkan Harga
Daging Ayam Pada Pasar Tejo Agung 24 Metro ...................... 51
1. Hasil Wawancara Kepada Para Pedagang Daging
Ayam Pada Pasar Tejo Agung 24 Metro ........................... 52
2. Wawancara Kepada Pembeli Daging Ayam Pasar
Tejo Agung 24 Metro ......................................................... 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 63
B. Saran .......................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman globalisasi saat ini, masyarakat dihadapkan dengan
berbagai masalah dalam kegiatan ekonomi terutama pada bidang perdagangan
barang yang habis dipakai (konsumtif) yaitu kebutuhan pokok. Masyarakat
membutuhkan kebutuhan pokok untuk memenuhi kelangsungan hidupnya.
Dimana masyarakat harus bekerja dan berusaha dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya tersebut. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tentunya
masyarakat akan melakukan jual beli dengan cara yang baik serta diridhai
Allah SWT, maka hasil yang diperoleh itu penuh dengan kebaikan dan
keberkahan, serta kan menguntungkan diri sendiri, keluarga, dan orang lain.
Dalam kehidupan sekarang ini banyak ditemukan jual beli dengan
menghalalkan segala cara demi mendapatkan keuntungan yang melimpah.
Tanpa memandang pihak lain tersebut merasa kecewa ataupun menyesal
dikemudian hari seperti salah satunya adalah dengan menyetarakan harga
namun dengan kwalitas barang yang berbeda.
Harga merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam transaksi jual
beli yaitu adanya harga yang sesuai dengan barang yang didapatkan sesuai
dengan kwalitas dan uang yang dibayarkan. Harga mempunyai pengaruh yang
besar terhadap pendapatan, harga suatu barang berarti jumlah uang yang harus
diberikan untuk mendapatkan barang tersebut. Sesuai dengan apa yang telah
dikemukakan oleh Wien’s Anoraga dalam buku Kamus Istilah Ekonomi,
-
bahwa harga adalah jumlah uang tertentu untuk ditukarkan dengan suatu unit
barang atau jasa.1 Dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis, harga diistilahkan dengan
tsaman yang berarti harga (price). Tsaman diartikan dengan harga tawar-
menawar. Teori harga Islam, harga yang wajar bukanlah suatu konsensi, tetapi
hak fundamental yang dikuatkan oleh hukum negara.2
Islam juga menjelaskan mengenai keadilan dalam menetapkan harga,
pada hakikatnya konsep harga yang adil sudah digunakan sejak awal
kehadiran Islam. Al-Qur’anpun sangat menekankan keadilan dalam setiap
aspek kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, keadilan juga diwujudkan
dalam aktivitas pasar, khususnya yang berkaitan dengan harga. Fenomena
yang sering terjadi dalam pasar terkait dengan harga adalah seringkali terjadi
kesenjangan antara harga dengan barang yang diperoleh konsumen. Barang
yang tidak terlalu baik dibandrol dengan harga yang standar dipasaran
sehingga dapat merugikan konsumen, harga tersebut ditetapkan oleh penjual
dengan dalil bahwa jika harga tersebut tidak distandarkan maka akan
mematikan pasaran yang ada. Permasalahan harga sering kali menjadi dilema
di semua kalangan masyarakat Indonesia
Hampir setiap tahun masyarakat Indonesia diguncang dengan masalah
kenaikan harga bahan pokok yang melambug tinggi, keadilan dalam hargapun
sering kali dikesampingkan, realitanya dalam pasar jika sudah terjadi kenaikan
menyeluruh yang disebabkan dari alam dan juga dari tengkulak (pelaku
usaha). Peran ekonomi Islam dalam menetapkan harga pasar yang adil sangat
1 Wien’s Anoraga, Kamus Istilah Ekonomi,(Bandung:M2s,1993),h.321 2 Amin Suma,Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi Dan Keuangan Islam,(Ciputat:
Kholam Publishing,2008),h.183
-
dibutuhkan dengan realita sekarang yang terjadi carut-marut kondisi harga
yang ada diIndonesia ini relatif tidak stabil. Dalam kehidupan sehari-hari,
harga sangat berperan aktif dalam lalulintas perekonomian meliputi
perekonomian suatu negara ataupun dalam perekonomian rumah tangga.
Ekonomi berkaitan dengan berbagai macam kebutuhan, yaitu kebutuhan
pangan, sandang dan papan, serta kebutuhan yang lainnya.
Praktik harga seharusnya ditampilkan nilai-nilai yang sesuai dengan
norma dan nilai yang dibenarkan dalam suatu perdagangan sesuai dengan
peraturan perdagangan yang ada.Mengenai nilai tukar barang atau harga,
Islam sesungguhnya tidak memberikan batasan yang pasti berapa keuntungan
yang boleh diambil oleh pelaku usaha, asal dari mencari keuntungan itu
disyariatkan, kecuali apabila dilakukan dengan cara-cara yang bertentangan
dengan syara. Berkaitan dengan keuntungan dalam usaha bisnis ini tidak ada
standarisasinya, baik bersifat minimal maupun maksimal. Penetapan harga
pada dasarnya diserahkan kepada mekanisme pasar, kecuali jika terdapat
distorsi atau penyimpangan yang mempengaruhi harga pasar.
Perubahan harga terjadi disebabkan karena jumlah penawaran dan
permintaan, jika permintaan melimpah sedangkan barang langka maka harga
yang akan diperoleh masyarakat akan menjadi melambung tinggi, namun
keadilan dalam harga juga berperan dalam penetapan harga, harga yang adil
akan meningkatkan perekonomian suatu daerah tersebut, dengan adanya harga
yang adil antara penjual dan pembeli tidak akan ada yang dirugikan dalam
Islam mengutamakan prinsip keadilan Qs An-Nahl ayat 90, Allah berfirman:
-
َ ۞إِنذ ِ ٱّللذ ُمُر بُۡقۡرَبَٰ آيِٕ ذِي ِإَويتَ ٱۡۡلِۡحَسَٰنِ وَ ٱلَۡعۡدلِ يَأ
َوَيۡنََهَٰ َعِن ٱلۡي وَ ٱلُۡمنَكرِ وَ ٱلَۡفۡحَشآءِ ُروَن ٱۡۡلَۡغِ
٩٠يَعُِظُكۡم لََعلذُكۡم تََذكذ“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan
keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran.”(Qs An-Nahl (16):90)3
Harga sangat bergantung dengan adanya penawaran dan permintaan,
dilematika tersebut dapat dipahami dari permintaan terhadap barang yang
sering kali berubah. Perubahan tersebut tergantung pada jumlah penawaran,
jumlah orang yang menginginkannya, kuat lemahnya dan besar kecilnya
kebutuhan terhadap barang tersebut. Hal tersebut menyebabkan ketidak adilan
dalam harga, sebab harga yang adil adalah harga yang dibayar untuk objek
yang serupa.4
Penentuan harga yang adil dalam Islam adalah harga harus
memberikan manfaat bagi pembeli dan penjual secara adil yaitu penjual
memperoleh keuntngan yang normal dan pembeli memperoleh manfaat yang
sesuai dengan harga yang dibayarkan.Dalam ekonomi Islam penetapan harga
dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan
kekuatan penawaran seperti yang telah peneliti sebutkan diawal pembicaraan
terkait dengan harga. Dalam konsep Islam pertemuan permintaan dan
3 Departemen Agama Republik Indonesia,Al-Quran Terjemah,(Jakarta:Gema Risalah
Press,1967),h.415 4 Adiwarman A.Karim,Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,(Jakarta: Raja Grafindo
Persada,2010),h.354
-
kekuatan penawaran tersebut haruslah terjadi rela sama rela, tidak ada yang
merasa terpaksa untuk transaksi pada tingkat harga tersebut.
Harga adalah sejumlah uang untuk ditukarkan dengan satu unit barang
atau jasa, dan nilai produk yang diukur dengan mata uang. Dimana
berdasarkan nilai tersebut, penjual bersedia melepaskan barang atau jasa yang
dimiliki kepada pemilik lain dengan memperoleh keuntungan tertentu. Dengan
demikian harga selalu menjadi ukuran apakah seseorang akan melakukan
pembelian atau tidak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Berdasarkan pra survey yang peneliti lakukan di Pasar Tejo Agung 24
Metro Lampung, sebagian pedagang yang berada dipasar tersebut menjual
barang dagangannya dengan harga yang sama namun kwalitas berbeda.5
Misalkan saja pada penjual daging ayam ras ditempat Ibu Ismiyati seharga 30
ribu per kg dengan kwalitas campuran antara danging ayam segar(kwalitas
bagus) dengan daging yang kurang bagus, namun beliau menjual dengan
harga yang sama, dan ditempat ibu Masrifah harga daging ayam ras yang
dijual juga sama seharga 30 ribu per kg, namun barang yang dijual beliau
kwalitasnya bagus semua.6
Adapun ciri-ciri daging ayam layak konsumsi mempunyai ciri-ciri di
antaranya adalah kulitnya berwarna putih bersih tanpa ada bekas. Selain itu,
tidak berbau anyir, tanpa lendir, dan bersih dari sisa bulu maupun
jeroan.7Sedangkan untuk ciri-ciri daging ayam yang tidak layak konsumsi
5Pra Survey dengan Mbak Devi pada tanggal 8 Mei 2017
6 Pra Survey dengan Mbak Devi pada tanggal 8 Mei 2017 7 Syahrul Munir,”Cara Membedakan Daging Tidak Layak Konsumsi” dalam Kompas.com,
29 Juni 2016
-
adalah seperti ada bercak merah kebiruan pada kulit, karkas bagian dalam
berwarna kemerahan, berbau anyir, otot dada, dan paha lembek. Jika ayam
yang diawetkan menggunakan formalin, biasanya tidak dihinggapi lalat, dan
dijual tanpa menggunakan pendingin.
Dari data tersebut terdapat indikasi bahwa keadilan dalam harga tidak
diperankan secara maksimal yang akan berdampak pada pembeli.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti bermaksud mengangkat judul
penelitian mengenai “ANALISIS PRINSIP KEADILAN DALAM
MENETAPKAN HARGA DAGING AYAM PADA PASAR TEJO AGUNG
24 METRO PRESPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM”
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang peneliti yang diterangkan di atas, maka
terdapat pertanyaan penelitian sebagai gambaran dari permasalahan yang
peneliti akan menganalisis, sebagai tersebut: Bagaimana prinsip keadilan
dalam menetapkan harga daging ayam pada Pasar tejo agung 24 Metro
Prespektif Etika Bisnis Islam ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Sebagaimana dikemukakan oleh Sutrisno Hadi “suatu research pada
umumnya bertujuan menemukan, mengembangkan dan menguji suatu
pengetahuan”.8 Sesuai dengan pengertian diatas maka tujuan penelitian ini
8 Husaini Usman, Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003), h. 23.
-
adalah Mengetahui bagaimana prinsip keadilan dalam harga prespektif
ekonomi Islam yang terjadi di Pasar Tejo Agung 24 Metro Prespektif Etika
Bisnis Islam.
2. Manfaat penelitian
a. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan berguna untuk
menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang keadilan dalam
harga, sehingga dapat memberikan wawasan kepada para akademisi.
b. Secara praktis
Menjadikan bahan acuan bagi masyarakat dan pedagang tentang
keadilan dalam harga .
D. Penelitian Relevan
Bagian ini memuat secara sistematis mengenai hasil penelitian
terdahulu (prior Reseach) tentang persoalan yang dikaji dalam skripsi.
Penelitian mengemukakan bahwa masalah yang akan dibahas belum pernah
diteliti sebelumnya. Tinjauan kritis terhadap kajian terdahulu perlu dilakukan
untuk menentukan posisi penelitin yang akan dilakukan berbeda.9
Dalam penelusuran ini Penulis menemukan skripsi yang terkait
dengan permasalahan yang akan diteliti. Hal ini dilakukan agar penulis
mengetahui akan dari sisi mana peneliti membuat karya ilmiah. Selanjutnya
akan diketahui perbedaan tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh masing-
masing pihak.
9Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Edisi Revisi, STAIN Jurai Siwo Metro, 2010, h.
27
-
Adapun penelitian-penelitian judul skripsi yang telah dilakukan ialah
sebagai berikut:
1. Nurbaiti Janati (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri,2013) dengan
judul skripsi “Konsep Harga Adil dalam Prespektif Ekonomi Islam”10
fokus penelitian lebih ditekankan pada perbedaan harga karena terjadi
kelangkaan sembako sehingga harga menjadi bervariasi di pasar
Banarjoyo Batanghari.
2. Budi Arianto (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, 2015) dengan
judul skripsi “Penetapan Harga Beli Lada dari Tengkulak Kepada
Petani” fokus penelitian lebih ditekankan pada ketidak stabilan harga
yang disebabkan karena tengkulak di desa Gerem Pawiki Marga Tiga
Lampung Timur.11
Menurut kedua penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa
penelitian ini memiliki perbedaan dari penelitian sebelumnya, yaitu pada
lokasi penelitian dan obyek penelitian yang terdahulu walaupun memiliki
fokus kajian yang sama pada tema-tema tertentu yaitu pada harga adil,
akan tetapi dalam penelitian yang dikaji oleh peneliti ini lebih ditekankan
pada keadilan dalam harga prespektif ekonomi Islam. Dengan melihat
harga yang dibayarkan harus sesuai dengan kwalitas barang yang didapat.
10 Nurbaiti Janati, Konsep Harga Adil dalam Prespektif Ekonomi Islam,(Metro:Jurusan
syariah dan Ekonomi Islam,2013) 11 Budi Arianto, Penetapan Harga Beli Lada dari Tengkulak Kepada Petani,(Metro:Jurusan
syariah dan Ekonomi Islam,2015
-
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Analisis
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) analisis adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab,
duduk perkaranya, dan sebagainya).12
Menurut Kartini Kartono dalam kamus lengkap psikologi analisis
adalah proses mengurangi kekompleksan suatu gejala rumit sampai pada
pembahasan bagian-bagian paling elementer atau bagian-bagian paling
sederhana.13Sedangkan menurut Sujana Ismaya dalam kamus akuntansi
Analisis adalah suatu analisis yang dilakukan oleh pihak bank terhadap
setiap permohonan kredit yang diajukan oleh nasabah agar memperoleh
pengertian atu pemehaman yang tepat.14
Berdasarkan pengertian diatas, peneliti meyimpulkan bahwa
analisis merupakan sebuah kegiatan berfikir untuk mengurai informasi dan
mencari kaitan dan informasi tersebut untuk memperoleh pengertian dan
pemahaman keseluruhan dari sebuah konteks.
B. Prinsip Keadilan
Prinsip Islam mengenai keadilan berlaku di semua wilayah
kegiatan manusia, baik dibidang hukum, sosial, politik maupun ekonomi.
12Kbbi.Web.id di unduh pada 09 Februari 2018 13KartiniKartono, KamusLengkapPsikologi,(Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2004),h.25 14Sujana Ismaya, KamusAkuntansi,(Bandung:CVPustakaGrafika, 2014),h.27
-
Sebenarnya sistem ekonomi Islam didasarkan pada prinsip keadilan ini,
yang meliputi seluruh aspek dasar perekonomian seperti produksi,
distribusi, konsumsi, dan pertukaran.
Diwiliyah produksi, prinsip Islam tentang keadilan menjamin
bahwa tak seorangpun akan dieksploitasi oleh orang lain dan bahwa tak
seorangpun dapat memperoleh kekayaan secara tidak jujur, tidak adil,
ilegal, dan curang. Para pemeluk Islam hanya diizinkan untuk
mendapatkan kekayaan melalui cara adil dan jujur. Islam mengakui hak
individu untuk mendapatkan sarana kehidupan atau nafkah., memperoleh
harta, memiliki sesuatu serta menikmati hidup layak. Sebaliknya, Islam
tidak membolehkan orang menumpuk harta melaui suap, korupsi,
penggelapan, pencurian, perampokan, judi, berdagang narkotika,
eksploitasi, bunga, penipuan, pasar gelap, pelacuran, malpraktek bisnis,
profesi amoral serta cara-cara tidak jujur lainnya.15
Dibidang distribusi, prinsip Islam tentang keadilan memainkan
peran yang paling penting. Salah satu sumbangan terbesar Islam bagi
manusia adalah bahwa Islam menjamin langsungnya distribusi kekayaan
yang adil diantara manusia. Keadilan dalam distribusi, yang disebut
dengan berbagai sebutan seperti keadilan ekonomi atau keadilan sosial
atau keadilan distributif, menuntut bahwa sumber-sumber ekonomi dan
kekayaan haruslah terdistribusikan di antara anggota masyarakat, bahwa
jurang antra si kaya dan si miskin haruslah terjembatani dan, di lain pihak,
15Muhammad Sharif Chaundhry,Sistem Ekonomi Islam,(Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2012),h.45
-
setiap orang harus dicukupi kebutuhan dasarnya. Islam melarang kekayaan
terkosentrasi ditangan sedikit orang dan menjamin sirkulasinya di dalam
masyarakat, tidak hanya melalui pendidikan dan pelatihan moral saja
melainkan juga melalui aturan hukum yang efektif. Sistem sedekah, zakat,
derma sukarela, bersama dengan hukum pewarisan, menopang
terdistribusikannya kekayaan di antara semua bagian masyarakat.
1. Pengertian Prinsip Keadilan
Dalam kamus umum bahasa Indonesia (KUBI) prinsip adalah
kebenaran yang jadi pokok dasar orang berfikir, bertindak dan
sebagainya.16 Sedangan dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
keadilan adalah perbuatan atau perlakukan.17 Menurut kamus hukum
keadilan adalah keseimbangan antara yang patut diperoleh pihak-pihak,
baik berupa keuntungan maupun kerugian, merupakan salah satu sifat
hukum di samping kemanfaatan. Hakim dilarang menilai adil tidaknya
satu hukum. Suatu putusan hakim di Indonesia harus berlandaskan“ demi
keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.18Maka ditarik
kesimpulan dari penggabungan dua kata tersebut perinsip keadilan adalah
kebenaran yang jadi pokok dasar orang berfikir dan bertindak dalam
perbuatan atau perlakuan. Berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata, maka
kesepakatan mengenai harga dapat diartikan sebuah perjanjian yang harus
disepakati antara pelaku usaha dan konsumen. Maka harga yang dimaksud
16W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka,2007),h.910 17KBBI,(Jakarta: Balai Pustaka,2002),h.8 18Andi Hamzah,KamusHukum,(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986),h.317
-
dalam pasal 4 huruf c UU nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen adalah harga yang disepakati oleh kedua belah pihak. Pasal
1338 KUH Perdata menyiratkan bahwa kesepakatan ini haruslah
berdasarkan atas itikad baik, sehingga menentukan harga yang terlalu
tinggi dapat dikatakan tidak beritikad baik atau tidak sesuai dengan pasal
1338 KUH Perdata. Harga yang telah disepakati ini adalah sah jikatidak
adanya penyesatan, penipuan dan pemaksaan.19
Keadilan dalam ekonomi dapat diterapkan secara menyeluruh,
antara lain dalam penentuan harga, kwalitas produk, perlakuan terhadap
para pekerja, dan dampak dari kebijakan ekonomi yang dikeluarkan.20
Penegakan keadilan dan usaha mengeliminasi segala bentuk diskriminasi
menjadi prioritas utama Al Qur’an sebagaimana yang difirmankan oleh
Allah SWT dalam surat Al Maidah (5) ayat 8:
ِ ُشهََدآَٰءَ ِميَن ّلِِلَّ أَيُّهَاٱلَِّذيَن َءاَمنُوْا ُكونُوْا قَوَََّّٰٰٓ َٰٓ لََلَّ بِٱۡلقِۡسِطِۖ َوََل يَۡجِرَمنَُّكۡم َشنَ يََّٰ اُ قَۡو ع َلى ََّٰٓ
َ َخبِيُرُۢ بَِما تَۡعَمىُوَ َْۚ إِ َّ ٱّلِلَّ َوٱتَّقُوْاٱّلِلَِّۖ ٱۡلِدلُوْا هَُو لَۡقَرُب لِىتَّۡقَوىَّٰ
ْۚ ٨تَۡعِدلُوْا
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil,
dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”21
19Iffaty Nasyi’ah, prinsip Keadilan dan Keseimbangan Dalam Penentuan Nilai Tukar
Barang (Harga) Perespektif Islam dan Hukum Perlindungan Konsumen,( Fakultas Syariah UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang ), Volume 6 Nomor 2, Desember 2014, h.117-127 20Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah: dalam Prespektif Kewenangan Peradilan
Agama,(Jakarta: Kencana,2012),jilid 1, h.11 21Departemen Agama Republik Indonesia,h.108
-
Keadilan dalam pemikiran barat adalah kwalitas suatu perilaku
seseorang terhadap orang lain dan tindakannya dapat dianggap tidak ada
hanya jika tindakan tersebut berhubungan dengan orang lain.22
Keadilan adalah ruh dari penerapan nilai-nilai kemanusiaan,
keharmonisan, dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia. Jadi, keadilan
dalam Islam bermakna tidak berbuat zalim kepada sesama manusia, dan
bukan berarti sama rata sama rasa.23 Dengan demikian, keadilan
merupakan komponen penting dalam mengembangan sendi-sendi
ekonomi yang sesuai dengan syariat Islam. Keadilan merupakan
pembahasan mengenai ekonomi ditujukan berhubungan mengenai
kesejahteraan bersifat materiil, ditujukan kebanyakan para ahli ekonomi.
Terdapat empat eleman dari keadilan, anatara lain:24
a. Keadilan dan Kebutuhan (equality and need)
Berbagaielemen yang diungkapkan oleh teori bahwa
keberadaan perusahaan ditujukan untuk menghasilkan
tingkat keejahteraan dari para anggota masyarakat
mencangkup prinsip egalitarian, beberapa teori kontrak
social dan paham marxisme.
b. Paham Utilitarianisme dan Kesejahteraan Ekonomi
(utilitarianism and welfare economics)
22Zamir Abbas, Pengantar Teori Islam dan Praktek,(Jakarta:Kencana,2008),h.13 23Abdul Manan,h.11
24VaithzalRivai, Andi Buchari, Islamic Economics EkonomiSyariah,(Jakarta:PT Bumi
Aksara, 2009),h.400
-
Elemen ini digunakan sebagai perbandingan paham
utilitiarianisme, dengan berdasarkan prinsip bagan-bagan
pareto dan kurangnya pembentukan konsep yang telah
diungkapkan sebagai etika, atau tradisi pada filosofi dan
ekonomi yang mengungkapkan konsekuensi dan
pernyataan. Dengan berhubungan pada prinsi pefisiensi,
yang menghasilkan surplus yang maksimal.
c. Keadilandan Keinginan (equity and desert)
Elemen ini mencangkup teori keadilan, teori keinginan dan
teori yang diungkapkan oleh Robert Nozick. Telah
diungkapkan mengenai prinsip keadilan, yang berdasarkan
pada penilian tanggungjawab individual.
d. Berhubungan dengan konteks keluarga (the context family)
Membandingkan suatu kelompok yang mengungkapkan
bahwa berhubungan dengan evaluasi keadilan sebagai
konteks, seperti pemilihan dari orang dan berbagai variabl,
pembentukan pengaruh, dan masalah mengenai proses.
Seperti pengeungkapan tidak dihasilkan berdasarkan pada
prinsip distributive tetapi pembahasan mengenai
pengungkapan dari para penulis.25
Apabila harga suatu produk dipasaran sangat tinggi, hal ini
menandakan bahwa kwalitas produk tersebut cukup baik dan merek
25Ibid;h.401
-
produk dibenak konsumen cukup bagus dan meyakinkan. Sebaliknya jika
harga dipasaran adalah rendah, maka ini menandakan bahwa kwalitas
produk tersebut adalah kurang baik dan merek produk tersebut kurang
bagus serta kurang meyakinkan dibenak konsumen.
Harga yang adil dalam sistem ekonomi Islam dirumuskan secara
fleksibel yaitu membenarkan penetapan harga berdasarkan kebebasan
harga pasar, dibenarkan pula sistem penetapan harga oleh pemerintah dan
juga tidak salah jika penetapan harga berdasarkan kesepakatan penjual dan
pembeli, meskipun harga itu melebihi harga yang secara umum beredar
dipasar.
2. Konsep Keadilan Dalam Harga Menurut Para Ulama
Konsep harga yang adil sudahlah ada sejak zaman dahulu, harga
bisa disebut adil apabila masing-masing pihak tidak ada yang merasa
dirugikan. Selain itu juga agar harga tercermin dalam keadilan, para
pemikir Islam juga mempunyai sudut pandangnya sendiri mengenai hal
ini, seperti dalam pendapatnya Abu Yusuf sebagaimana dikutip oleh
Adiwarman Azwar Karim, yang tidak mempermasalahkan murah atau
mahalnya suatu makanan karena itu merupakan ketentuan Allah.26 Jadi
semua yang terjadi dipasaran itu karena Allah, bukan berarti makanan
yang jumlahnya sedikit bisa menjadi mahal. Sedangkan dalam pemikiran
al-Ghazali lebih membahas tentang keuntungan si pedagang, al- Ghazali
sebagaimana dikutip oleh Adiwarman Azwar Karim mengisarkan
26Adiwarman Azwar Karim,h.252
-
keuntungan antara 5 sampai dengan 10 persen dari harga barang.27 Karena
keuntungan adalah kompensasi dari kepayahan perjalanan, resiko bisnis,
dan ancaman dari keselamatan si pedagang. Selain itu juga keuntungan itu
untuk imbalan si pedagang atas ketidakpastian karena sedikitnya atau
bahkan tidak adanya pembeli. Al-Ghazali menyatakan, jika seseorang
pembeli menawarkan harga lebih tinggi dari harga yang berlaku maka
penjual harus menolaknya, karena keuntungan akan berlebihan walaupun
itu bukan sebab kezaliman karena tidak ada penipuan didalamnya. Tetapi
al-Ghazali juga menjelaskan bahwa keuntungan yang paling hakiki adalah
di akhirat, bukan diduniawi. Sedangkan pemikiran Ibnu Timiyah
sebagaimana dikutip oleh Nur Chamid harga yang adil adalah nilai harga
dimana orang-orang menjual barangnya dapat diterima secara umum
sebagai hal yang sepadan dengan barang yang dijual ataupun barang-
barang yang sejenis lainnya di tempat dan waktu tertentu. Keadilan yang
dikehendaki oleh Ibnu Taimiyah berhubungan dengan prinsip la dharar
yakni tidak melukai dan tidak merugikan orang lain. Maka dengan berbuat
adil akan mencegah terjadinya tindak kezaliman.28 Pendapat Ibnu Khaldun
sebagaimana dikutip oleh Muhammad lebih tegas menjelaskan tentang
kenaikan biaya produksi disebabkan oleh adanya pajak dan pungutan-
pungutan lainnya.29
27Ibid;h.356
28Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,(Yogyakarta:Pustaka
Belajar,2010),h.233 29Muhammad,h.361
-
3. Macam-Macam Keadilan:
a. Keadilan komutatif
Keadilan komutatif adalah keadilan yang memberikan kepada
orang masing-masing apa yang menjadi bagiannya. Yang diutamakan
adalah objek tertentu yang merupakan hak dari seseorang. Pada keadilan
ini ditekankan agar prestasi sama nilainya dengan kontraprestasi. Contoh:
tanpa memandang kedudukannya orang yang telah melakukan
pelanggaran harus dihukum sesuai dengan pelanggaran yang dibuatnya.
Adalah adil jika Budi membayar sejumlah uang kepada Tono sesuai
dengan jumlah yang disepakati, karena Budi telah menerima buku yang
telah ia pesan kepada Tono.
b. Keadilan distributif
Keadilan distributif adalah keadilan yang memberikan kepada
orang masing-masing apa yang menjadi haknya. Yang menjadi subjek hak
adalah individu dan yang menjadi subjek kewajiban adalah masyarakat.
Pada keadilan ini yang ditekankan adalah asas proporsionalitas
berdasarkan kecakapan, jasa, atau kebutuhan. Contoh: karyawan di suatu
perusahaan memperoleh gaji yang berbeda-beda berdasarkan masa kerja,
golongan kepangkatan, jenjang pendidikan, atau tingkat kesulitan kerja.
c. Keadilan legal
Keadilan legal adalah keadilan berdasarkan undang-undang. Objek
dari keadilah legal adalah tata masyarakat yang dilindungi oleh undang-
undang. Tujuannya adalah untuk terwujudnya kebaikan bersama.
-
Contohnya: Hal yang adil jika setiap pengendara menaati rambu-rambu
lalu lintas.
d. Keadilan vindikatif
Keadilan vindikatif adalah keadilan yang memberikan kepada
orang masing-masing hukuman atau denda sebanding dengan pelanggaran
atau kejahatan yang dilakukannya. Contoh: adalah adil apabila A dihukum
penjara atas kejahatan yang dilakukannya.
e. Keadilan kreatif
Keadilan kreatif adalah keadilan yang memberikan kepada orang
masing-masing bagiannya berupa kebebasan untuk mencipta sesuai
dengan kreativitas yang dimilikinya. Keadilan ini memberi kebebasan
kepada tiap orang untuk mengungkapkan kreativitasnya di berbagai bidang
kehidupan. Contoh: Tidak adil jika seorang penyanyi dijebloskan ke
penjara karena syairnya mengandung kritikan kepada pemerintah.
f. Keadilan protektif.
Keadilan protektif adalah keadilan yang memberikan perlindungan
kepada pribadi-pribadi. Menurut Montesquieu diperlukan tiga hal untuk
mewujudkan keadilan protektif, yaitu tujuan sosial yang harus diwujudkan
bersama, jaminan terhadap hak asasi manusia, dan konsistensi negara
untuk mewujudkan kesejahteraan umum.30
30Liasetianingsih, “etika bisnis keadilan dalam bisnis”, dalam
https://listianingsih.Wordpress.com/2011/11//23/etika-bisnis-vii-keadilan-dalam-bisnis, di unduh
pada tanggal 09 Febuari 2018.
https://listianingsih.wordpress.com/
-
4. Prinsip-Prinsip Keadilan Menurut Adam Smith
a. Prinsip keadilan No Harm
Yaitu prinsip tidak merugikan orang lain, khususnya tidak
merugikan hak dan kepentingan orang lain. Prinsip ini menuntut agar
dalam interaksi sosial apapun setiap orang harus menahan dirinya untuk
tidak sampai merugikan hak dan kepentingan orang lain, sebagaimana ia
sendiri tidak mau agar hak dan kepentingannya dirugikan oleh siapapun.
Dalam bisnis, tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan
kepentingannya, entah sebagai konsumen, pemasok, penyalur, karyawan,
investor, maupun masyarakat luas.
b. Prinsip Keadilan Non-Intervention
Yaitu prinsip tidak ikut campur tangan. Prinsip ini menuntut agar
demi jaminan dan penghargaan atas hak dan kepentingan setiap orang,
tidak seorangpun diperkenankan untuk ikut campur tangan dalam
kehidupan dan kegiatan orang lain Campur tangan dalam bentuk apapun
akan merupakan pelanggaran terhadap hak orang tersebut yang merupakan
suatu harm (kerugian) dan itu berarti telah terjadi ketidakadilan. Dalam
hubungan antara pemerintah dan rakyat, pemerintah tidak diperkenankan
ikut campur tangan dalam kehidupan pribadi setiap warga negara tanpa
alasan yang dapat diterima, dan campur tangan pemerintah akan dianggap
sebagai pelanggaran keadilan. Dalam bidang ekonomi, campur tangan
pemerintah dalam urusan bisnis setiap warga negara tanpa alasan yang sah
-
akan dianggap sebagai tindakan tidak adil dan merupakan pelanggran atas
hak individu tersebut, khususnya hak atas kebebasan.
c. Prinsip Keadilan Tukar
Atau prinsip pertukaran dagang yang fair, terutama terwujud dan
terungkap dalam mekanisme harga pasar. Merupakan penerapan lebih
lanjut dari no harm secara khusus dalam pertukaran dagang antara satu
pihak dengan pihak lain dalam pasar.
Adam Smith membedakan antara harga alamiah dan harga pasar
atau harga aktual. Harga alamiah adalah harga yang mencerminkan biaya
produksi yang telah dikeluarkan oleh produsen, yang terdiri dari tiga
komponen yaitu biaya buruh, keuntungan pemilik modal, dan sewa. Harga
pasar atau harga aktual adalah harga yang aktual ditawarkan dan dibayar
dalam transaksi dagang di dalam pasar. Kalau suatu barang dijual dan
dibeli pada tingkat harga alamiah, itu berarti barang tersebut dijual dan
dibeli pada tingkat harga yang adil. Pada tingkat harga itu baik produsen
maupun konsumen sama-sama untung. Harga alamiah mengungkapkan
kedudukan yang setara dan seimbang antara produsen dan konsumen
karena apa yang dikeluarkan masing-masing dapat kembali (produsen:
dalam bentuk harga yang diterimanya, konsumen dalam bentuk barang
yang diperolehnya), maka keadilan nilai tukar benar-benar terjadi. Dalam
jangka panjang, melalui mekanisme pasar yang kompetitif, harga pasar
akan berfluktuasi sedemikian rupa di sekitar harga alamiah sehingga akan
melahirkan sebuah titik ekuilibrium yang menggambarkan kesetaraan
-
posisi produsen dan konsumen. Dalam pasar bebas yang kompetitif,
semakin langka barang dan jasa yang ditawarkan dan sebaliknya semakin
banyak permintaan, harga akan semakin naik. Pada titik ini produsen akan
lebih diuntungkan sementara konsumen lebih dirugikan. Namun karena
harga naik, semakin banyak produsen yang tertarik untuk masuk ke bidang
industri tersebut, yang menyebabkan penawaran berlimpah dengan akibat
harga menurun. Maka konsumen menjadi diuntungkan sementara
produsen dirugikan.31
C. Harga
1. Pengertian Harga
Macam-macam istilah yang digunakan dalam mendevinisikan
terkait dengan harga, teori harga merupakan salah satu bagian terpenting
dalam ilmu ekonomi. Harga merupakan salah satu unsur yang terdapat
dalam transaksi jual beli yaitu adanya harga yang sesuai dengan barang
yang didapatkan sesuai dengan kwalitas dan uang yang dibayarkan. Harga
mempunyai pengaruh yang besar terhadap pendapatan, harga suatu barang
berarti jumlah uang yang harus diberikan untuk mendapatkan barang
tersebut. Sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh Wien’s Anoraga
dalam buku Kamus Istilah Ekonomi, bahwa harga adalah jumlah uang
tertentu untuk ditukarkan dengan suatu unit barang atau jasa.32
Harga adalah sesuatu yang harus dibayarkan oleh pembeli sebagai
pengimbang dari barang yang dibelinya. Jika konsumen bersedia
31Ibid.
32Wien’s Anoraga, Kamus Istilah Ekonomi,(Bandung:M2s,1993),h.321
-
membayar harga tersebut, maka jelas bahwa mereka harus memperoleh
sesuatu yang setidak-tidaknya harus setara dengan nilai yang mereka
keluarkan.
Philip Kotler mengungkapkan bahwa harga adalah salah satu
unsur pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur-unsur lainnya
menghasilkan biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling
mudah disesuaikan; ciri-ciri produk, saluran, bahkan promosi
membutuhkan lebih banyak waktu.33 Harga juga mengkomunikasikan
posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang produk
mereknya.
Harga suatu barang (dan/atau jasa) tertentu adalah suatu tingkat
penilaian yang pada tingkat itu barang yang bersangkutan dapat ditukar
dengan sesuatu yang lain, apapun bentuknya.34
Harga, niali, dan faedah/manfaat (utility) merupakan konsep-
konsep yang berkaitan. Utility adalah atribut suatu produk yang dapat
memuaskan kebutuhan. Sedangkan nilai adalah ungkapan secara
kuantitatif tentang kekuatan barang untuk dapat menarik barang lain dalam
pertukaran.35 Perekonomian sekarang ini untuk mengadakan pertukaran
atau mengukur nialia suatu produk menggunakan uang, bukan sistem
barter. Jumlah uang yang digunakkan dalam pertukaran tersebut
mencerminkan tingkat harga dari suatu barang tersebut. Jadi, harga adalah
33Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Marketing management, Alih Bahasa Benyamin
Molan, Manajemen Pemasaran Edisi Keduabelas, (Jakarta:Gramedia,2006), jilid 2, h.77 34Suherman Rosyid, Pengantar Teori Ekonomi, (Jakarta: Grafindo,2003),h.237
35Ibid;h.77
-
sejumlah uang yang diutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
dari produk dan pelayanan.
Harga bisa menjadi tolak ukur bagi konsumen mengenai kualitas
dan merek dari suatu produk, asumsi yang dipakai disini adalah bahwa
suatu usaha atau badan usaha baik usaha dagang, usaha manufaktur, usaha
agraris, usaha jasa dan usaha lainnya menetapkan harga produk dengan
memasukkan dan mempertimbangkan unsur modal yang dikeluarkan
untuk produk tersebut.
Pengertian diatas menjelaskan bahwa harga merupakan sesuatu
kesepakatan mengenai transaksi jual beli barang atau jasa dimana
kesepakatan tersebut diridhoi oleh kedua belah pihak. Harga tersebut harus
direlakan oleh kedua belah pihak dalam akad, baik lebih sedikit, lebih
banyak, lebih besar, atau setara (sama) dengan nialia barang atau jasa yang
ditawarkan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli.
2. Penetapan Harga
Adiwarman Akarim mengemukakan bahwa konsep Islam dalam
penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar yaitu kekuatan permintaan
dan penawaran yang terjadi secara rela sama rela, tidak ada pihak yang
merasa terpaksa untuk melalukan transaksi tersebut.36
Suka sama suka disini bermakna kedua belah pihak sama-sama
merelakan keadaan masing-masing diketahui oleh orang lain, dimana
berarti penjual dan pembeli mengetahui secara langsung kelebihan dan
36Adiwarman Karim,Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: The International Institute Of
Islamic Thought Indonesia (IIIT),2002),h.132
-
kekurangan dari barang yang ada dipasar, sehingga semua piahk mendapat
kepuasan.
Pihak pembeli dapat secara langsung mengetahui kekurangan dan
kelebihan dari barang yang hendak dibeli. Apakah barang tersebut ada
kecacatan atau tidak. Disini pihak pembeli dapat melakukan khiyar antara
mengendalikan barang dan mengambil kembali pembayaran yang telah
dilakukan pada penjual, atau si pembeli minta ganti rugi sesuai dengan
adanya cacat sehingga harga barang tersebut dapat lebih rendah dari harga
sebelum diketahui harga kecacatnnya. Karena dalam hal ini pembeli
merasa dirugikan apabila harga barang tersebut mahal.
Islam menjamin kehidupan tiap individu serta menjamin jamaah
untuk memperoleh kekayaan negara karena pada hakekatnya kekayaan itu
adalah milik Allah dan negara diberi tanggung jawab untuk menjaga
keseimbangan antara individu rakyat dalam mengupayakan distribusi baru
yang bisa merata dalam memenuhi kebutuhannya. Dan dalam harta orang
kaya terdapat hak orang kafir miskin sehingga tidak ada kesenjangan
antara orang kaya dan orang miskin. Kesejahteraan umat itu yang utama.
Sistem kapitalis memperoleh segala cara untuk mendapatkan
keuntungan dalam jual beli. Sedangkan dalam Islam ada ketentuan-
ketentuan atau aturan-aturannya, seperti pihak penjual dilarang menutup-
nutupi dari barang yang dijualnya dan dilarang melakukan penipuan
dengan menukarkan ayat-ayat Allah untuk melakukan tindakan-tindakan
-
yang menimbulkan kerugian yaitu dengan tujuan agar harga barang
tersebut menjadi tinggi.
Berbisnis juga diperbolehkan dalam ekonomi Islam. Namun,
tidak boleh melakukan khiyar, yaitu mengambil keuntungan diatas
keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit barang untuk harga yang
lebih tinggi. Islam menghargai hak penjual dan pembeli untuk menentukan
harga sekaligus melindungi hak keduanya. Islam membolehkan, bahkan
mewajibkan, pemerintah untuk melakukan intervensi harga, bila kenaikan
harga disebabkan adanya distorsi terhadap permintaan dan penawaran.
Kebolehan intervensi harga antara lain karena:37
a. Intervensi harga menyangkut kepentingan masyarakat yaitu
melindungi penjual dalam hal tambahan keuntungan (profit
margin) sekaligus melindungi pembeli dalam hal purchasing
power.
b. Bila tidak dilakukan intervensi harga maka penjual dapat menaikan
harga dengan cara ikhtisar atau ghaban faa hisy. Dalam hal ini
penjual mendzolimi si pembeli.
c. Pembeli biasanya mewakili masyarakat yang lebih luas, sedangkan
penjual mewakili kelompok masyarakat yang lebih kecil, sehingga
intervensi harga berarti pula melindungi kepentingan masyarakat
yang lebih luas.
37Heri Sudarso, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar,(Yogyakarta:Ekonisia,2002),
h.204
-
Disalah satu bagian dalam bukunya fatawa, Ibnu Timiyah
sebagai dikutip dalam bukunya A.A Islahi mencatat beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap permintaan dan konsekuensinya terhadap harga.38
a. Keinginan produk (al-raghbah) atas jenis barang berbeda-beda dan
berubah-ubah. Keadaan ini sesuai dengan kelebihan atau
kelangkaan barang yang diminta (al matlub) penduduk.
b. Perubahanya juga tergantung pada jumlah para peminta (tullab).
Jika jumlah dari orang-orang yang meminta dari satu jenis barang
dagangan banyak, harga akan naik dan terjadi sebaliknya jika
jumlah permintaan kecil.
c. Permintaan akan berpengaruh atas menguat atau melemahnya
tingkat kebutuhan atas barang karena meluasnya jumlah dan ukuran
dari kebutuhan, bagaimanapun besar atau kecilnya. Jika kebutuhan
tinggi dan kuat, harga akan naik lebih tinggi ketimbang jika
peningkatan kebutuhan itu kecil atau lemah.
d. Harga juga berubah-ubah, sesuai dengan (kualitas pelanggan) siapa
saja pertukaran barang itu dilakukan (al-mu’awid). Jika kaya dan
dijamin membayar utang, harga yang rendah bisa diterima darinya,
ketimbang yang diterima dari orang lain yang diketahui sedang
bangkrut, suka mengulur-ulur pembayaran atau diragukan
kemampuan membayarnya.
38A.A. Islahi, Konsep Ekonomi Ibnu Taimiyah, alih bahasa: Ashari Thayib (Surabaya:
Bima Ilmu, 1997), h.107
-
e. Harga itu dipengaruhi juga oleh bentuk alat pembayaran (uang)
yang digunakan dalam jual beli. Jika yang digunakan umum
dipakai (naqd ra’ji). Harga akan lebih rendah ketimbang jika
membayar dengan uang yang jarang ada di peredaran.
f. Disebabkan oleh tujuan dari kontrak adanya (timbal balik)
pemilikan oleh kedua pihak (yang melakukan transaksi).
g. Aplikasi yang sama berlaku bagi seseorang yang meminjam atau
menyewa.
Menurut Ibnu Timiyah sebagaimana dikutip dalam bukunya
Heri Sudarsono, harga naik karena kekuatan-kekuatan pasar dan bukan
karena ketidaksempurnaan dari pasar itu. Dalam kasus terjadinya
kekurangan. Misalnya menurunya suplai berkaitan dengan menurunya
produksi, bukan karena kasus penual menimbun atau menyembunyikan
suplai.39
Harga merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam jual
beli, yaitu adanya harga yang jelas dari benda yang diperjual belikan.
Bagi penjual, mereka meninginkan harga yang tinggi dengan
keuntungan yang besar, hal tersebut bertentangan dengan keinginan
pembeli yang menginginkan harga yang murah dengan kualitas yang
baik. Disinilah terjadinya tawar menawar antara penjual dan pembali
yang mengakibatkan terbentuknya harga yang telah disepakati
bersama.
39Heri Sudarso,h.210
-
Menurut Ibnu Taimiyah sebagaimana dikutip dari dalam
bukunya A.A Isahi harga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
penawaran. Bahwa naik dan turunya harga tidak selalu disebabkan
oleh tindakan tidak adil dari sebagian orang yang terlibat transaksi.
Bisa jadi penyebabnya adalah penawaran yang menurun akibat
interfensi produksi, penurunan jumlah impor barang-barang yang
diminta atau juga tekanan pasar. Karena itu, jika permintaan
meningkat dan sedang penawaran menurun, harga barang tersebut
akan naik. Begitu pula sebaliknya. Kelangkaan atas melimpahnya
barang mungkin disebabkan oelh tindakan yang adil atau mungkin
juga tindakan tidak adil.40
Sedangkan penetapan harga menurut M. Yacob Ibrahim dapat
ditentukan dengan cara:
a. Menetapkan Keuntungan
Menetapkan harga jual dari hasil produksi pada hakikatnya
dihitung dengan cara menjumlahkan biaya produksi atau harga
produk pembelian barang unit serta beban biaya tetap perunit dan
menentkan besarnya jumlah keuntungan yang dinginkan.41
Adapun yang dipertimbangkan untuk menetapkan harga antara
lain:
1. Bagi pedagang menengah yaitu biaya harga beli dan
pemasaran yang terdiri dari: transportasi, penyimpanan,
40A.A. Islahi, h.144 41M. Yacob Ibrahi, Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta: 2003), h. 112
-
penguatan, resiko, biaya lain dan keuntungan yang
diinginkan.
2. Bagi pedagang pengecer yaitu harga beli dan penawaran
yang terdiri dari: pungutan, pendinginan, resiko dan biaya
lain.42
b. Anggaran Biaya Produksi
Penetapan harga melalui perhitungan komponen biaya dihitung
melalui seluruh biaya (totap cost) yang dibebankan untuk produk
biaya tersebut. Untuk menentukan biaya per unit dari produk yang
dihasilkan dapat dihitung dari 3 jenis biaya, yaitu:
1. Biaya bahan baku
2. Biaya tenaga kerja langsung
3. Biaya overhead pabrik.43
D. ETIKA BISNIS ISLAM
1. Pengertian Etika Bisnis Islam
Etika adalah semua norma atau aturan umum yang harus
diperhatikan dalam berbisnis yang merupakan sumber dari nilai-nilai
yang luhur dan perbuatan yang baik. Etika tidak memiliki sanksi yang
jelas, selain barangkali sanksi moral, ataupun sanksi dari Yang Maha
Kuasa.44 Jika bersandar dengan definisi hukum, maka melanggar etika
belum tentu melanggar hukum dan peraturan yang ada. Jika melanggar
hukum, sanksinya jelas berupa pidana atau perdata, sedangkan
42Ibid;h.110 43Ibid;h.113
44 Agus Arijanto, Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, (Jakarta: Rajawali Press, 2012) h. 11
-
melanggar etika sanksinya tidak jelas, atau hanya sanski moral
semata.45
Etika berasal dari kata Yunani “Ethos” yang dalam bentuk
jamaknya (ta etha) berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”.
Perpanjangan dari adat membangun suatu aturan kuat di masyarakat,
yaitu dimana setiap tindak dan tanduk mengikuti aturan-aturan untuk
memebentuk moral.46
Etika bisnis adalah aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis
boleh bertindak dan tidak boleh bertindak. Jika suatu bisnis melanggar
aturan-aturan tersebut maka sangsi akan diterima. Dimana sangsi
tersebut dapat berbentuk langsung maupun tidak langsung.47 Jadi dalam
melakukan sebuah kegiatan terutama dalam usaha tentunya ada etika
yang mengatur sehingga dalam kegiatan tersebut dapat menimbulkan
keharmonisan antar sesama.
2. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam
Pada umumnya, prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang
baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sehari-sehari,
dan prinsip-prinsip ini sangat berhubungan erat terkait dengan sistem nilai-
nilai yang dianut dikehidupan masyarakat.
Prinsip etika bisnis Islam menurut Muhammad Amir Suma yaitu:
a. Iktikad baik
45Ibid. 46 Irham Fahmi, Etika Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 2 47Ibid, h. 3
-
Iktikad artinya kepercayaan, keyakinan yang kuat, juga bisa
diartikan sebagai kemauan dan maksud. Iktikad baik yang
dimaksudkan ialah kamauan yang baik dengan perbuatan kata
hati yang ada dalam ajaran Islam, iktikad baik salah satu hal
yang dianggap penting dalam menentukan baik, buruk, atau
ada tidaknya sesuatu dalam konteks bisni. Iktikad buruk dalam
bisnis harus diwaspadai sebab dapat menghambat keberhasilan
dalam lajunya jalan siklus bisnis.
b. Kejujuran
Jujur adalah lurus hati tidak berbohong, kenapa dalam prinsip
etika bisnis jujur ikut serta masuk jajaran prinsip tersebut,
karena dalam etika bisnis tidak di perbolehkan berbisnis
dengan berbohong atau tidak jujur.
c. Kesetiaan/kepatuhan
Kesetiaan dan kepatuhan ini menjadi sangat penting dalam
dunia bisnis, kesetiaan mencangkup hubungan antara
perusahaan dengan para pelanggannya, karyawan, maupun
prusahaan lainnya.
d. Tanggung jawab
Dari prinsip etika bisnis mulai dari iktikad baik sampai dengan
kesetiaan dapat ditarik kesimpulan, bahwa semua itu tidak
dapat terealisasikan secara baik tanpa adanya rasa tanggung
jawab dari pelaku bisnis. Tanggung jawab itu dapat diperoleh
-
jika seorang pembisnis menyadari pentingnya rasa tanggung
jawab dengan mengedepankan etika bisnis secara rasional
dengan jalan yang sehat.48
Sedangkan menurut Sonny Keraf prinsip-pinsip etika bisnis adalah
sebagai berikut:
a. Prinsip Otonomi, adalah sikap dan kemampuan manusia untuk
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadrannya
tentang apa yang dianggap baik untuk dilakukan.
b. Prinsip kejujuran, terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa
ditunjukan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama
dan berhasil kalau tidak didasarkan atas dasar kejujuran. Pertama,
jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa denga mutu
dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam kerja intern dalam
suatu perusahaan.
c. Prinsip keadilan, menuntut agar setiap orang agar diperlakukan
secara sama sesuai denga aturan yang adil dan sesuai kriteria yang
rasional objektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
d. Prinsip saling menguntungkan, menuntut agar bisnis dijilankan
sedemikian rupa, sehingga menguntungkan semua pihak. Prinsip
integritas moral, terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam
48 Muhammad Amir Suma,Ekonomi dan Keuangan Islam, (Tanggerang: Kholam,
2008),h. 309-316.
-
perilaku bisnis aatau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis
dengan tetap terjaga nama baik pimpinan maupun perusahaan.49
3. Unsur-unsur Etika Bisnis Islam
Ajaran etika dalam Islam pada prinsipnya manusia dituntut untuk
berbuat baik pada dirinya sendiri. Kepada manusia dan lingkungan alam
sekitarnya, dan kepada Tuhan selaku pencipta-Nya. Oleh karena itu, untuk
dapat berbuat baik pada semuanya itu. Manusia disamping diberi
kebebasan, hendaknya memperhatikan keesaan Tuhan (Tauhid), prinsip
keseimbangan (balance), dan keadilan (qist). Disamping tanggung jawab
(responsibility) yang akan diberikan dihadapan Tuhan.50 Lima konsep
inilah yang disebut dengan aksioma yang terdiri atas prinsip-prinsip umum
yang terhimpun menjadi satu kesatuan yang terdiri atas konsep-konsep
keesaan (tauhid), keseimbangan (equalibirium), kehendak bebas (free
will), tanggung jawab (responsibility), dan kebijakan (ihsan).
Perangkat aksioma menguatkan prinsip dasar etika Islam yang
sasarannya menghasilkan suatu tatanan sosio-ekonomi yang padu.
Seimbang, dan realistis. Pandangan ini diikhtisarkan dengan tepat oleh
kelima aksioma sebagai berikut:
a. Keesaan (tauhid)
Keesaan, seperti dicerminkan dalam konsep tauhid, merupakan dimensi
vertikal Islam. Konsep keesaan menggabungkan kedalam sifat
homogen semua aspek yang berbeda-beda dalam kehidupan seorang
49 Agus Arijanto, Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, (Jakarta: Rajawali Press, 2012) h. 17-18 50 Muhammad Djakfar, Etika Dalam Prespektif Islam, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf,1997),h.211
-
muslim : ekonomi, politik, agama, dan masyarakat, serta menekankan
gagasan mengenai konsistensi dan keteraturan. Konsep keesaan
memiliki pengaruh yang paling mendalam terhadap diri seorang
muslim.51
b. Keseimbangan (equalibirium)
Keseimbangan (equalibirium) atau keadilan menggambarkan dimensi
horizintal ajaran Islam yang berhubungan dengan keseluruhan harmoni
pada alam semesta hukum dan tatanan yang kita lihat pada alam
semesta mencerminkan keseimbangan yang harmonis tatanan ini pula
yang dinamakan sunnatullah.
c. Kehendak bebas (free will)
Pada tingkat tertentu, manusia diberikan kehendak bebas untuk
mengendalikan kehidupannya sendiri manakala Allah SWT
menurunkan kebumi.
d. Tanggung jawab (responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh
manusia karena tidak menuntut adanya pertanggung jawaban untuk
memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu
mempertanggung jawabkan tindakannya secara logis prinsip ini
berhubungan erat dengan prinsip kehendak bebas. Ia menetapkan
51Rafik Issa Beekum, Etika Bisnis Islam,(Yogyakarta: Pustaka Belajar,2004),h.33
-
batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan
bertanggung jawab atas semua yang dilakukan.52
e. Kebajikan (ihsan)
Kebajikan (ihsan) atau kebaikan terhadap orang lain didefinisikan
sebagai tindakan yang menguntungkan orang lain lebih dibanding orang
yang melakukan tindakan tersebut dan dilakukan tanpa kewajiban
apapun.
Adapun prinsip-prinsip Islam yang dijadikan sebagai dasar
inspirasi untuk membangun teori-teori ekonomi Islam sebagai berikut:
a. Tauhid (keesaan Tuhan)
b. Kebenaran dan kejujuran
c. Ammanah (tanggung jawab)
d. ‘adl (keadilan)53
E. Metode Penetapan Harga
Didalam menetapkan harga terdapat beberapa macam metode
Penetapan harga biasanya dilakukan dengan menambah persentase di atas
nilai atau besarnya biaya produksi bagi usaha manufaktur, dan di atas
modal atas barang dagangan bagi usaha dagang. Sedangkan dalam usaha
jasa, penetapan harga biasanya dilakukan dengan memperhitungkan biaya
yang dikeluarkan dan pengorbanan tenaga dan waktu dalam memberikan
52 Ibid;h.38 53 Mustad Ahmad, Etika Bisnis Dalam Islam,(Jakarta: Al-Kautsar, 2005), h.109
-
layanan kepada pengguna jasa. Menurut Fandy Tjiptono, metode
penetapan harga dikelompokkan menjadi empat macam berdasarkan
basisnya, yaitu berbasis permintaan, biaya, laba, dan persaingan.54
1. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan
Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan
preferensi pelanggan daripada faktor-faktor biaya, laba dan persaingan.
Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, di
antaranya yaitu; kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli),
kemauan pelanggan untuk membeli, posisi suatu produk dalam gaya hidup
pelanggan, manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan,
harga produk-produk substitusi, pasar potensial bagi produk tersebut, sifat
persaingan non-harga, perilaku konsumen secara umum, segmen-segmen
dalam pasar. Adapun metode penetapan harga berbasis permintaan terdiri
dari; skimming pricing, penetration pricing, prestige pricing, price lining
pricing, odd-even pricing, demand backward pricing, dan bundle pricing.
2. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
Dalam metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek
penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan
berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah
tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead,
dan laba. Termasuk dalam metode ini adalah : standard markup pricing,
54Muhammad Birusman Nuryadin,”Harga Dalam Presfektif Islam”, Vol. IV, No. 1, Juni 2007
-
cost plus percentage of cost pricing, cost plus fixed fee pricing dan
experience curve pricing.55
3. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba
Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam
penetapan harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target volume
laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan
atau investasi. Termasuk dalam metode ini: target profit pricing, target
return on sales pricing dan target return on investment pricing.
4. Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan
Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba, harga
juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan
pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan terdiri atas empat
macam, yaitu customary pricing, above, at, or below market pricing, loss
leader pricing, dan sealed bid pricing.
55Ibid.
-
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field
research). Penelitian lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan
secara intensif, terperinci, dan mendalam terhadap suatu objek
tertentudengan mempelajarinya sebagai suatu kasus.56 Objek
penelitian ini adalah keadilan dalam menetapkan harga daging ayam
yang berada pada pasar Tejo Agung 24 Metro.
2. Sifat Penelitian
Sesuai dengan judul dan fokus permasalahan yang diambil maka
sifat penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Secara harfiah,
penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud membuat
pecandraan (deskriptif) mengenai situasi-situasi atau kejadian-
kejadian.57 Sedangkan penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang dan prilaku yang diamati.58 Penelitian ini akan
mendeskripsikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan
prinsip keadilan dalam menetapkan harga pada pasar Tejo Agung 24
56 Suraya Murcitaningrum, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Lampung: Ta’lim
Pers, 2012), h.71 57Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian,(Jakarta: Raja Grafindo,2011),h.76 58Moh.Kasiran,Metodologi Penelitian Kualitatif Kuantitatif,( Malang: UIN Maliki
Press,2010),h.175
-
Metro dengan terjun langsung guna mendapatkan informasi-informasi
yang akurat.
B. Sumber Data
Sumber data adalah subjek darimana data diperoleh. Dikarenakan
sumber data merupakan salah satu hal yang sangat menentukan
keberhasilan suatu penelitian. Sumber data dalam penelitian dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh dan
digali langsung oleh sumber pertama atau subjek penelitian.59 Dalam
penelitian ini sumber data primer diambil dengan menggunakan
metode purposive sampling. Yaitu cara pengambilan sample yang
dilakukan dengan cara mengambil subjek yang dianggap cukup
mewakili dari beberapa objek, bukan didasarkan atas strata, random,
atau daerah tapi didasarkan atas tujuan tertentu.60Sumber data primer
dalam penelitian ini berasal dari pedagang pasar Tejo Agung 24 dan 5
orang pembeli secara acak dengan menggunakan purposive sampling
untuk mendapatkan informasi yang akurat.
59Muhammad, metodologi Penelitian,(Jakarta: Rajawali Press,2008),h.103 60Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian,(Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2008),h.185
-
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah jenis sumber data yang diperoleh
dan digali dari sumber data kedua/sekunder atau bahan-bahan
pelengkap.61 Sumber data sekunder dimaksudkan untuk menguatkan
sumber data primer dalam mengurai permasalahan-permasalahan yang
ada. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data sekunder
yaitu melalui buku-buku yang relevan dengan pembahasan yang akan
diteliti dan buku-buku yang ada diperpustakaan seperti: Muhammad
(Ekonomi Mikro Dalam Prespektif Islam),Nur Chamid, (Jejak
Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam),M.B. Hendri Anto
(Pengantar Ekonomi Islam), Sadono Sukirno(Mikro Ekonomi Teori
Pengantar), Veithzal Rivai, Andi Buchari (Ekonomi Syariah Bukan
Opsi Tetapi Solusi) dan Mustad Ahmad( Etika Bisnis Dalam Islam) .
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu cara memperoleh data dalam
melalukan kegiatan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu wawancara (interview), observasi dan dokumentasi.
1. Wawancara
Metode wawancara juga bisa disebut dengan metode interview.
Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
61Ibid.,h.27
-
antara pewawancara dengan responden atau orang yang
diwawancarai.62
Adapun jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah
wawancara semi tersetruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk
kedalam katagori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih
bebas bila dibandingkan dengan wawancara tersetrukturHal ini
dikarenakan sebagai pewawancara menanyakan pertanyaan yang
mengarah kejawaban dalam pertanyaanyang dikemukakan namun
pertanyaan dapat dijawab secara bebas oleh responden tanpa terkait pada
hal-hal tertentu. Wawancara pada penelitian ini akan dilakukan kepada ibu
Masrifah dan ibu Ismiyati selaku pedagang dipasar Tejo Agung 24. Dan 5
orang lainnya yang merupakan konsumen ayam di pasar Tejo Agung 24
yaitu mbak Devi,Teteh, ibu Zizi, ibu Retno, ibu Sri.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan dengan pencatatan sistematik
fenomena yang di selediki.63
Observasi diartikan sebagai “pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian”.64 dapat
ditarik kesimpulan bahwa Pengertian Observasi adalah proses mengamati
proses dalam menetapkan harga daging ayam di pasar Tejo Agung 24
Metro. Situasi yang dimaksud dapat berupa situasi sebenarnya atau
alamiah, dan juga situasi yang sengaja diciptakan atau eksperimen.
62Ibid.,h.51 63Sutrisno , Metodologi Research, (Yogyakarta: Bumi Aksara,2003),h, 73. 64Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h, 158.
-
Sedangkan metode observasi yang peneliti gunakan adalah
observasi partisipan, yaitu peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan,
aktivitas, apa yang dikerjakan oleh subyek penelitian. Metode observasi ini
digunakan untuk mengamati penetapan harga daging ayam dan melihat
secara langsung kegiatan jual beli di pasar Tejo Agung 24 Metro.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang mengandung
keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang
masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.65Dokumen yang
peneliti gunakan yaitu dokumentasi berupa dokumen-dokumen atau
arsip-arsip tentang profil pasar Tejo Agung 24 Metro, data jumlah
pedagang pasar Tejo Agung 24 Metro.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, menemukan pola, memilih-milihnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, menemukan yang penting dan apa yang dipelajari dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain.66 Metode analisis data
yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif
lapangan, karena data yang diperoleh merupakan keterangan-keterangan
dalam bentuk uraian. Kualitatif adalah prosedur penelitian yang
65Muhammad, Metode Penelitian., h.152
66Lexy J Melong,Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009),h.248
-
menghasilkan data deskiptif yaitu sumber dari tertulis atau ungkapan
tingkah laku yang diobservasi dari manusia.67
Pada umumnya analisis data kualitatif menganalisis menurut
isinya, oleh karena itu analisis seperti ini disebut analisis isi (content
analisis ). Sedangkan teknik analisa yang digunakan bisa dengan metode
dedukasi, induksi, atau gabungan dari keduanya, yang dikenal dengan
analisis reflektif.68
Metode berfikir yang peneliti gunakan dalam merumuskan
kesimpulan akhir dari skripsi ini adalah dengan teknik analisis induktif.
Teknik analisis induktif adalah suatu cara yang dipakai untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah yang bertolak dari pengamatan atas
hal-hal atau masalah yang bersifat khusus. Kemudian menarik kesimpulan
yang bersifat umum.69 Cara ini dimulai dengan mengamati permasalahan-
permasalahan kecil (khusus) yang terjadi dipasar Tejo Agung 24 Metro
terkait dengan prinsip keadilan dalam menetapkan harga dan dilanjutkan
dengan mengambil kesimpulan yang bersifat umum tentang hal tersebut.
67Burhan Ashaf, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta,2004),h.16 68Moh Kasiram, Metodologi Penelitian., h.397 69Sutrisno Hadi,Metodologi Research, Jilid 1, ( Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM,1984),cet ke-XVI,h.42
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pasar Tejo Agung 24 Metro
Secara umum pedagang yang terdapat pada pasar Tejo Agung 24
Metro Timur merupakan pedagang yang menjual kebutuhan pokok dimana
barang-barang tersebut mayoritas adalah bahan pangan. Umumnya bahan
pangan tersebut diambil atau dipasok dari daerah-daerah tertentu yang
menghasilkan komoditas sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Babe
Musaji Hambali penjual sembako pada pasar Tejo Agung 24 Metro
Timur.70
Pedagang tradisional juga dihadapkan pada pendapatan yang
cenderung menurun dikarenakan pedagang harus datang dini hari, yaitu
sekitar pukul 02.00 (dua) hingga pukul 08.00 (delapan) pagi, sedangkan
ramainya pembeli sekitar pukul pukul 06.00 (enam) hingga pukul
09.00(sembilan) pagi WIB. Selain itu pedagang juga dihadapkan dengan
cuaca dan selera kebutuhan pembeli.
Karakteristik lain dari pedagang tradisional yang dimaksud adalah
mengunakan instrumen atau alat-alat yang digunakan oleh pedagang
dalam melakukan aktivitas perdagangan. Mereka umumnya mengunakan
alat yang dapat dipindah-pindah;lincak atau meja, merebahkan karung
beras atau alat-alat yang digunakan untuk menaruh barang dagangannya.
Pedagang menempati tanah yang mengandung perjanjian atara pedagang,
70 Wawancara, Musaji Hambali, Pedagang Sembako, Metro 28 April 2018
-
seperti; pergantian tempat antara pedagang pagi dengan pedagang siang.
Dengan karakteristik tersebut, pedagang tradisional yang dimaksud oleh
peneliti dapat dikategorikan sebagai pedagang kaki lima (PKL).
Sedangkan pedagang bukan kaki lima juga berdagang secara
bersamaan pada waktu tersebut. Yang dimaksud dengan pedangang bukan
kaki lima, merupakan pedagang yang memiliki kios yang juga menjual
barang pokok namun tempatnya didalam pasar, aktivitas mereka pada
umumnya dimulai pada pukul 07.30 pagi, pada sore hari mereka tutup.71
Adapun apabila ditinjau dari bagaimana mereka berdagang, juga
memiliki karakter yang berbeda, dari hasil obsevasi pedagang yang berada
didalam pasar dibedakan menjadi dua; 1) pedagang yang berjualan dengan
sistem bergerak atau berkeliling, dan 2) pedagang yang menetap ditempat
tertentu. Dengan demikian, sasaran konsumen dari masing-masing
pedagang-pedagang tersebut juga berbeda-beda pula, meskipun sebetulnya
tidak menutup kemungkinan konsumen antara keduanya sama. Pedagang
yang ada didalam pasar pada umumnya adalah pedagang yang memasok
kebutuhan pedagang yang menetap. Mereka berjualan berkeliling pasar
dan menawarkan barang dagangannya ke lincak-lincak. Sebagai contoh
barang dagangan dari moving traders (pedagang keliling) ini adalah
plastik, kertas-kertas sisa, kain lab, pulpen dan lain sebagainya.
Berbeda dengan pedagang lincak, konsumen mereka pada
umumnya adalah mlijo (pedagang sayur keliling) dan konsumen akhir
71 Observasi, Pasar Tradisional Modern Tejo Agung 24 Metro Timur, 20 April 2018
-
(rumah tangga) mereka memiliki sebidang tanah yang tertentu “paten” dan
tidak dapat diganggu gugat oleh pedagang lain. Mereka menetap disuatu
tempat, hal tersebut memudahkan para pembeli dan konsumen untuk
mendatangi mereka kembali. Namun pedagang lincak yang univerasal
adalah pedagang yang menjual makanan jadi, seperti gorengan, warung
nasi, dan sebagainya. Pedagang tersebut memiliki konsumen baik rumah
tangga, maupun mlijo, dan pedagang-pedagang pasar lainnya.
Apabila dilihat dalam lingkungan yang lebih besar, pedagang yang
lebih jelas antara pedagang kios dengan pedagang lincak dapat dilihat
perbedaanya dari yang dijual atau yang didagangkan. Pedagang lincak
yang dikategorikan pedagang kaki lima umumnya berjualan barang
dagangan yang bersifat kebutuhan primer dan skala kebutuhan kecil.
Sedangakan pedagang kios umumnya ialah pedagang yang skala besar
seperti perancangan, toko emas, pakaian, perhiasan remaja, dan
sebagainya.72
Keberadaan pasar modern Tejo Agung 24 Metro Timur
menimbulkan dampak positif maupun negatif pada masyarakat sekitar.
Berdasarkan wawancara dengan masyarakat sekitar maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan ada dampak negatif yang dominan disamping
dampak positif yang ditimbulkan yaitu semrawutnya lalu lintas dan bau
yang tidak sedap dikarenakan limbah pasar ikan dan pasar buah yang telah
membusuk dan tidak langsung ditangani atau dibuang oleh petugas
72Wawancara, Musaji Hambali, Pedagang Sembako, Metro 27 April 2018
-
kebersihan pasar.73 Menurut hasil pengamatan dan wawancara singkat
bahwa pasar Tejo Agung 24 Metro Timur berpengaruh bagi kehidupan
ekonomi kota Metro terutama bagi masayarakat disekitar pasar tradisional
modern Tejo Agung 24 Metro Timur.
B. Profil Pasar Tejo Agung 24 Metro
1. Sejarah Berdirinya Pasar Tejo Agung 24
Pasar tradisional Tejo Agung 24 Metro dahulunya adalah
suatu bentuk pasar sederhana yaitu pasar yang menjual hewan ternak
seperti kambing adan ayam, maka sering disebut pasar ayam. Dimulai
pasar tersebut sudah sejak zaman Jepang. Selanjutnya pada tahun 80-
an pasar tersebut tidak hanya menjual hewan ternak, sebagian warga
kota Metro menjadikan pasar tersebut sebagai pasar loak yang
menjual barang-barang bekas seperti ala-alat kendaraan sepeda
motor.74
Seiring dengan perkembangan penduduk dan kemajuan
perdagangan di kota Metro, yang mengakibatkan pusat perbelanjaan
di kota Metro tidak mampu lagi menampung seluruh pedagang yang
ada dipasar kota. Sehingga pemerintah kota Metro mengambil suatu
kebijakan untuk menjadikan pasar ayam/loak menjadi pasar
tradisional moderen. Sesuai dengan keputusan wali kota Metro Nomor
73 Wawancara, Nanrjito, Masyarakat Sekitar Pasar Tejo Agung, Metro 28 April 2018 74 Wawancara, Diana, Kasi Penataan Pedagang, Metro 26 April 2018
-
380/KTSP/D-11/2012 yang disahkan pada 4 Desember 2012. Yang
diresmikan oleh Muspida pada tanggal 1 Januari 2013.75
Kebijakan tersebut dilakukan mengingat hamparan pedagang
kaki lima dipasar kota Metro di Jl.Agus Salim dan Jl.Cut Nyak Dien
kecamatan Metro pusat sebagai berikut:
a. Kondisi tempat para pedagang sudah tidak layak karena
menggunakan fasilitas tempat parkir dan badan jalan.
b. Lokasi tempat bongkar muat barang pedagang grosiran dengan
menggunakan kendaraan roda 6 (truk) sudah tidak layak.
c. Kondisi lokasi tempat berdagang sangat tidak tertata sehingga
mengakibatkan terganggunya ketertiban keamanan kenyamanan
baik pedagang maupun pembeli.
d. Pasar yang berada dipusat kota Metro dalam keadaan sangat
kumuh tidak sesuai dengan tingkat kebersihan dalam
mempertahankan Adipura.
Visi misi dari pembangunan pasar Tradisional Moderen
Kecamatan Tejo Agung Kelurahan Metro Timur adalah sebagai
berikut:
a. Visi
1) Penataan dan pembinaan pedagang kaki lima dikota Metro
75 Ibid.
-
2) Terwujudnya ketertiban umum, kebersihan dan keindahan
kota Metro
3) Terwujudnya lapangan kerja yang baru bagi masyarakat kota
Metro
4) Melayani masyarakat yang keadaan ekonominya menengah
kebawah
5) Mensejahterakan masyarakat kota Metro
6) Mendorong kualitas iklim usaha perdagangan dan Investasi.76
b. Misi
1) Meningkatkan dan mengembangkan fasilitas dan
infrastruktur pasar tradisional dan pasar sehat
2) Meningkatkan kualitas keamanan dan ketertiban pasar
disertai dengan pembinaan, penataan, dan pengelolaan
pedagang
3) Meningkatkan PAD (Pendapatan Anggaran Daerah) serta
kualitas pelayaan publik dan pengelolaan umum perkantoran
4) Meningkatkan sarana dan prasarana kebersihan pasar
5) Meningkatkan kwalitas pelayanan dan pengawasan
peredaraan barang dan jasa serta mendorong iklim usaha
yang berdaya saing guna menumbuhkan