skripsi analisis pengaruh faktor fundamental dan resiko pasar terhadap harga saham perusahaan...

93
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RESIKO PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA PADA WAKTU EX-DIVIDEN DAY Skripsi Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Diajukan oleh : NAMA : DIANA DEWI SETIANINGSIH NIM : 2002 – 11 – 053 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA 2006

Upload: odjan21691446

Post on 22-Nov-2015

46 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Skripsi Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan Resiko Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Pada Waktu Exdividen d

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RESIKO PASAR

    TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA

    EFEK JAKARTA PADA WAKTU EX-DIVIDEN DAY

    Skripsi

    Untuk Memenuhi Sebagai

    Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    Diajukan oleh :

    NAMA : DIANA DEWI SETIANINGSIH

    NIM : 2002 11 053

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL

    JAKARTA

    2006

  • Tim Penguji

    Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

    ( M.F Arrozi, SE,Akt, M.Si ) (Dihin Septyanto, SE, ME)

    Anggota Penguji: 1. Drs. Sapto Jumono, ME ( )

    2. Ignatius Rony, SE, M.Si( )

    3. Eka Bertuah SE, MM ( )

    Jakarta, 1 Maret 2006

    Universitas INDONUSA Esa Unggul

    Ketua Jurusan Manajemen

    (Rina Anindita, SE, MM)

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

    rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Dalam skripsi ini penulis memberi judul Analisis Pengaruh Faktor

    Fundamental dan Resiko Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan

    Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Pada Waktu Ex-Dividen Day. Penulisan

    skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna menyelesaikan studi

    program S-1 Manajemen di Universitas Indonusa Esa Unggul.

    Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari

    berbagai pihak, baik secara materiil maupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan

    ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Prof. Dr. Kemala Motik Abdul Gafur, MM selaku Rektor Universitas Indonusa

    Esa Unggul.

    2. Bapak DR. Erman Munzir selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonusa

    Esa Unggul.

    3. Ibu Rina Anindita, SE, MM selaku Ketua Jurusan Program Studi Manajemen

    Fakultas Ekonomi Universitas Indonusa Esa Unggul.

    4. Bapak M.F. Arrozi. SE,Akt, MSi selaku Dosen Pembimbing Materi yang mana

    telah banyak meluangkan waktunya disela-sela kesibukan beliau dalam hal

    iii

  • membantu penulisan dibidang materi juga atas saran, motivasi serta kesabaran

    yang beliau berikan kepada penulis dalam materi penulisan skripsi ini

    5. Bapak Dihin Septyanto, SE, ME selaku Dosen pembimbing Teknis yang telah

    bersedia meluangkan waktu untuk memberikan saran, bimbingan dan kritiknya

    yang memotivasi penulis untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

    6. Yang tercinta dan terkasihi Orang tua yang dengan segala ketulusan dan kerja

    kerasnya membuat penulis mampu menjadikan hidup ini lebih baik dan lebih

    berarti serta yang telah banyak memberi dukungan baik secara materi maupun

    spirit kepada penulis.

    7. Kakak tercinta Dina Sartika yang telah memberikan semangat dan dukungan serta

    doa setulus hati dan yang selalu memberikan motivasi, kasih dan sayangnya

    kepada penulis.

    8. Haryo Jati Prakoso tercinta atas semangat dan dukungan serta doa setulus hati

    dan yang selalu memberikan motivasi, kasih dan sayangnya kepada penulis.

    9. Special thanks for Pachrul (Makasih Bauanyaak ya master), terima kasih juga

    untuk teman-temanku Evi, Sarip, Sigit, Bambang, Rudi, Rizkah, Wahid, Lilis,

    Vindy, Intan dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

    iv

  • Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih banyak kekurangan karena

    terbatasnya pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat bantuan dan kerjasama

    dari berbagai pihak tersebut diatas, akhirnya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan

    waktu yang ditentukan. Atas kekurangan dalam Skripsi ini penulis mengharapkan

    kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kemajuan penulis

    dalam kegiatan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi ini dapat

    bermanfaat bagi kita semua.

    Jakarta, Maret 2006

    Penulis,

    Diana Dewi

    v

  • ABSTRAKSI

    DIANA DEWI SETIANINGSIH, Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Faktor Resiko Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Pada Waktu Ex-Dividen Day, (dibawah bimbingan Bapak MF Arrozi, SE, Akt, M.Si dan Bapak Dihin Septyanto, SE, ME).

    Ex-dividen day merupakan hari hilangnya hak untuk mendapatkan dividen atas saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor fundamental seperti dividen kas, earning per share dan debt to equity ratio serta IHSG dan kurs terhadap Harga Saham pada waktu ex-dividen day.

    Pengumpulan data berdasarkan purposive sampling dengan sampel data sebanyak 70 data dari 14 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Jakarta dan mengeluarkan dividen berturut-turut selama tahun 2001 sampai dengan 2005. beberapa uji statistik yang digunakan adalah uji asumsi klasik, uji kelayakan model dan uji hipotesis.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor fundamental dan faktor resiko secara bersama-sama mempengaruhi Harga Saham pada waktu ex-dividen day. Secara parsial dividen kas mempengaruhi Harga Saham pada waktu ex-dividen day sedangkan Variabel yang lain tidak mempunyai pengaruh. Dalam model analisis terpenuhi uji asumsi klasik yaitu tidak terdapat autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

    vi

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    Halaman Judul

    Lembar Persetujuan ..............................................................................................i

    Lembar Pengesahan .............................................................................................ii

    Kata Pengantar ............................................................................................iii

    Abstraksi ............................................................................................vi

    Daftar Isi ...........................................................................................vii

    Daftar Tabel ..............................................................................................x

    Daftar Gambar ............................................................................................xi

    Daftar Lampiran ...........................................................................................xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang.................................................................................1

    B. Identifikasi Masalah.........................................................................5

    C. Perumusan Masalah.........................................................................7

    D. Tujuan Penelitian.............................................................................8

    E. Manfaat Penelitian ....................................................................10

    F. Sistematika Penulisan ....................................................................10

    i

    vii

  • BAB II LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Dividen.........................................................................12

    B. Harga Saham..................................................................................16

    C. Pengaruh Dividen Kas Terhadap Harga Saham.............................18

    D. Financial Leverage........................................................................19

    E. Pengaruh Financial Leverage Terhadap Harga Saham..................22

    F. Earning Per Share.........................................................................23

    G. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham...................24

    H. Nilai Tukar ................................................................................25

    I. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Harga Saham ..............................26

    J. Penelitian Terdahulu..................................................................27

    K. Kerangka Pemikiran ......................................................28

    L. Rumusan Hipotesis ....................................................................30

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................32

    B. Jenis dan Sumber Data...................................................................32

    C. Populasi dan Sampel......................................................................33

    D. Metode Pengumpulan Data............................................................34

    E. Metode Analisis Data ....................................................................35

    F. Definisi Operasional Variabel........................................................39

    BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PERUSAHAAN............................41

    viii

  • BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Uji Normalitas ....................................................................48

    B. Hasil Uji Asumsi Klasik ...............................................................49

    C. Hasil Uji Regresi Berganda Dengan Logaritma Natural Sebelum

    Ex-Dividen Day ....................................................................51

    D. Hasil Uji Regresi Berganda Dengan Logaritma Natural Sesudah

    Ex-Dividen day ..............................................................................58

    E. Uji Beda.........................................................................................67

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan....................................................................................68

    B. Saran..............................................................................................70

    DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................71

    ix

  • DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    Tabel 5.1 Hasil Uji Autokorelasi.............................................................................49

    Tabel 5.2 Hasil Uji Multikolinearitas .....................................................................50

    Tabel 5.3 Statistic Descriptif Sebelum Ex-Dividen.................................................52

    Tabel 5.4 Hasil Uji F Sebelum Ex-Dividen..............................................................53

    Tabel 5.5 Hasil Uji Adjusted Square Sebelum Ex-Dividen.....................................54

    Tabel 5.6 Hasil Uji Hipotesis Sebelum Ex-Dividen.................................................55

    Tabel 5.7 Statistic Descriptif Sesudah Ex-Dividen..................................................58

    Tabel 5.8 Hasil Uji F Pada Waktu Ex-Dividen........................................................59

    Tabel 5.9 Hasil Uji Adjusted Square Pada Waktu Ex-Dividen................................61

    Tabel 5.10 Hasil Uji Hipotesis Pada Waktu Ex-Dividen............................................62

    x

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    Gambar 1.1 Grafik Faktor Fundamental..................................................................2

    Gambar 1.2 Grafik Kurs..........................................................................................4

    Gambar 2.1 Kerangka Pikir...................................................................................29

    Gambar 5.1Hasil Uji Normalitas...........................................................................48

    Gambar 5.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas.............................................................51

    xi

  • DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN I Daftar nama-nama perusahaan

    LAMPIRAN II Data Debt To Equity Ratio

    LAMPIRAN III Hasil Uji Autokorelasi dan Multikolinearitas

    LAMPIRAN IV Hasil Uji Normalitas dan Heteroskedastisitas

    LAMPIRAN V Hasil Uji Regresi Berganda Sebelum Ex-Dividen

    LAMPIRAN VI Hasil Uji Regresi Berganda Sesudah Ex-Dividen

    xii

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pasar modal adalah salah satu entitas bisnis yang paling kompleks. Pasar

    modal dalam banyak hal sangat menentukan kehidupan perekonomian suatu

    negara. Bahkan tidak jarang keberadaaan pasar modal kerap juga menjadi salah

    satu indikator untuk mengukur maju tidaknya suatu tingkat perekonomian negara.

    Tingkat perekonomian suatu negara berbeda dengan negara lainnya, hal ini

    tergantung dari kondisi negara tersebut. Dikategorikan sebagai negara yang

    sedang berkembang atau negara yang sudah maju. Pasar modal kita mengenal

    berbagai aktivitas baik itu seputar transaksi saham, kinerja perusahaan, harga

    saham, laba maupun kebijakan dividen dan masih banyak lainnya.

    Dalam menentukan pemilihan investasi dipasar modal, nilai harga saham

    menjadi pertimbangan yang penting. Oleh karena itu, para investor harus sudah

    menggunakan pertimbangan yang tidak terlepas dari faktor-faktor yang

    mempengaruhi pasar saham itu sendiri. Faktor-faktor tersebut meliputi : (1)

    lingkungan mikro ekonomi yang meliputi analisis fundamental dan analisis

    teknikal yang cenderung bisa dikontrol, (2) lingkungan makro ekonomi.

    Faktor lingkungan mikro maksudnya adalah semua faktor penentu yang

    berasal dari dalam perusahaan penerbit saham itu sendiri (internal factor) seperti :

    1

  • kinerja dari perusahaan, kondisi keuangan, kebijakan financial yang diambil,

    informasi keuangan dan lain sebagainya. Informasi keuangan yang sangat

    menarik perhatian para pemegang saham dan para calon investor, salah satunya

    adalah laba per lembar saham. Oleh karena itu informasi tentang laba per lembar

    saham itu selalu dicantumkan dalam berbagai laporan keuangan yang diterbitkan

    oleh perusahaan, khususnya untuk laporan-laporan yang ditujukan kepada

    pemegang saham dan masyarakat luas seperti halnya laporan keuangan.

    Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima

    laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba yang diberikan perusahaan

    maka investor akan semakin percaya bahwa perusahaan akan memberikan tingkat

    pengembalian yang cukup baik. Berikut ini adalah grafik faktor fundamental dari

    perusahaan manufaktur pada waktu ex-dividen day.

    Gambar 1.1

    Grafik pergerakan dividen kas, EPS dan DER dari tahun 2001-2005

    Grafik Faktor Fundamental

    -100200300400500600700800900

    1,000 1,100 1,200

    2001 2002 2003 2004 2005

    tahun

    di

    vi

    de

    n

    ka

    s

    da

    n

    ep

    s

    -0.20

    0.40

    0.60

    0.80

    1.00

    1.20

    1.40

    der dividen kas

    eps

    der

  • Gambar 1.1 menunjukkan grafik pergerakan dividen kas, EPS dan DER

    pada perusahaan manufaktur pada waktu ex-dividen day dari tahun 2001 sampai

    dengan 2005. Dalam grafik tersebut dividen kas diambil pada saat pengumuman

    dividen, EPS dan DER diambil dari data tiap kuartal. Besaran nilai dividen kas,

    EPS dan DER dirata-ratakan dari 14 perusahaan yang dijadikan sampel. Maka

    dapat dilihat bahwa dividen kas pada tahun 2002 sampai dengan 2004 mengalami

    kenaikan. Sedangkan untuk EPS kenaikan terjadi pada tahun 2002 dan 2004.

    Sedangkan DER mengalami penurunan pada tahun 2002 dan 2003. Dan tahun

    2004 dan 2005 mengalami kenaikan disaat Dividen kas dan EPS sama-sama

    mengalami penurunan pada tahun 2005.

    Sedangkan faktor lingkungan makro ekonomi adalah faktor-faktor yang

    berasal dari luar perusahaan (external factor) seperti : perubahan kurs (exchange

    rate), laju inflasi (inflation rate), tingkat suku bunga (intersest rate) dan kondisi

    politik yang mungkin mempunyai banyak pengaruh, yang keadaanya di luar

    kendali perusahaan emiten atau bursa itu sendiri.

    Siklus pasar modal tidak lepas dari hukum ekonomi, yaitu permintaan dan

    penawaran, artinya semakin banyak investor yang menanamkan uangnya

    disaham, maka harga pasar secara logis naik. Sebaliknya, jika investor saham

    berkurang maka harga pasar secara logis akan turun. Ada sejumlah faktor yang

    mempengaruhi masyarakat atau investor untuk membeli atau menjual sahamnya,

    yaitu faktor-faktor ekonomi, sosial dan politis. Dua variabel utama dalam faktor

  • ekonomi adalah tingkat suku bunga dan nilai kurs. Berikut ini adalah grafik

    indikator ekonomi makro yaitu kurs.

    Gambar 1.2Grafik pergerakan kurs dari tahun 2001-2005

    Berdasarkan gambar 1.2 diatas menunjukkan bahwa perubahan nilai tukar

    rupiah terhadap dollar AS adalah cukup ber-fluktuasi, terjadi kenaikan nilai tukar

    rupiah terhadap dollar AS pada tahun 2003 sedangkan pada tahun berikutnya

    terjadi penurunan nilai tukar rupiah.

    Ex-dividend day disini merupakan hari hilangnya hak untuk mendapatkan

    dividen atas saham, sehingga bagi para investor yang berorientasi pada dividen

    akan menggunakan kesempatan ini untuk membeli saham guna memperoleh

    dividen. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan

    oleh Pujiono. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

    penelitian Pujiono membandingkan reaksi pasar atas kebijakan dividen di pasar

    modal yang berbeda antara pasar modal Jakarta dan pasar modal Singapura

    Grafik kurs

    7,500

    8,000

    8,500

    9,000

    9,500

    10,000

    2001 2002 2003 2004 2005

    tahun

    kurs

    kurs

  • dengan periode pengambilan sampel perusahaan dari tahun 1992-19961.

    Sementara penelitian ini untuk meneliti pengaruh reaksi pasar atas kebijakan

    dividen dipasar modal Indonesia dengan periode pengambilan sampel tahun

    2001-2005. Penelitian ini menambahkan variabel penelitian yaitu earning per

    share dan resiko pasar. Variabel earning per share sebelumnya pernah diteliti oleh

    Mulyono yang melakukan penelitian tentang earning per share dan tingkat suku

    bunga terhadap harga saham2. Resiko pasar dalam penelitian ini yaitu pasar

    modal yang dicerminkan melalui indeks harga saham gabungan dan nilai tukar

    rupiah yang sebelumnya pernah diteliti oleh Tendi, Stevanus dan Maya yang

    melakukan penelitian tentang pengaruh faktor fundamental dan resiko sistematis

    terhadap tingkat pengembalian saham Bursa Efek Jakarta.3 Berkaitan dengan hal

    tersebut membuat peneliti tertarik mengambil judul Analisis pengaruh faktor

    fundamental dan resiko pasar terhadap harga saham perusahaan manufaktur di

    Bursa Efek Jakarta pada waktu ex-dividend day.

    B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

    1. Identifikasi masalah

    a. Pembagian dividen tunai kepada pemegang saham menyebabkan perilaku

    harga saham cenderung menurun pada waktu ex-dividend day.

    1 Pujiono, Dampak Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Pada Waktu Ex-Dividen Day, Simposium Nasional Akuntansi IV. P.221-237,20002 Sugeng Mulyono, Pengaruh Earning Per Share dan Tingkat Suku Bunga, Jurnal Ekonomi dan Manajemen, 2000, P.101-1153 Tendi, Stevanus dan Maya,Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko Sistematis terhadap Tingkat Pengembalian Saham BEJ, Usahawan No. 11 November 2005, P. 26-37

  • b. Pembagian dividen yang besar kepada pemegang saham menyebabkan

    posisi modal akan menurun. Hal ini terlihat dari munculnya hubungan

    yang berbanding terbalik antara dividen dengan modal sendiri.

    c. Adanya perilaku para investor yang berkeinginan mendapat keuntungan

    dari capital gain, lebih memilih untuk tidak membeli saham pada waktu

    ex-dividend day.

    d. Harga saham perusahaan manufaktur berfluktuasi.

    e. Menurunnya nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan

    masyarakat terhadap mata uang rupiah.

    2. Pembatasan Masalah

    a. Untuk mendapatkan arah pembahasan yang lebih baik maka ruang

    lingkup penelitian hanya dibatasi pada saham-saham perusahaan

    manufaktur yang mengeluarkan dividen sejak tahun 2001-2005 sehingga

    ex-dividend day dapat diketahui.

    b. Penelitian ini hanya menggunakan informasi keuangan berupa dividen

    kas, financial leverage, earning per share indeks harga saham gabungan

    dan nilai tukar sebagai tolak ukur mengetahui pengaruhnya terhadap

    harga saham perusahaan manufaktur pada waktu ex-dividend day.

  • C. Perumusan Masalah

    Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

    1. Apakah secara serempak dividen kas, financial leverage, earning per share,

    indeks harga saham gabungan dan kurs berpengaruh secara signifikan

    terhadap harga saham sebelum ex-dividen day ?

    2. Apakah dividen kas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham

    sebelum ex-dividen day ?

    3. Apakah financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap harga

    saham sebelum ex-dividen day ?

    4. Apakah earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga

    saham sebelum ex-dividen day ?

    5. Apakah indeks harga saham gabungan berpengaruh secara signifikan terhadap

    harga saham sebelum ex-dividen day ?

    6. Apakah nilai tukar berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham

    sebelum ex-dividen day ?

    7. Apakah secara serempak dividen kas, financial leverage, earning per share,

    indeks harga saham gabungan dan kurs berpengaruh secara signifikan

    terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day ?

    8. Apakah dividen kas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada

    waktu ex-dividen day ?

    9. Apakah financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap harga

    saham pada waktu ex-dividen day ?

  • 10. Apakah earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga

    saham pada waktu ex-dividen day ?

    11. Apakah indeks harga saham gabungan berpengaruh secara signifikan terhadap

    harga saham pada waktu ex-dividen day ?

    12. Apakah nilai tukar berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada

    waktu ex-dividen day ?

    13. Apakah ada perbedaan antara dividen kas, financial leverage, earning per

    share, indeks harga saham gabungan dan nilai tukar terhadap harga saham

    sebelum dan setelah ex-dividend ?

    D. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh secara serempak dividen kas,

    financial leverage, earning per share, indeks harga saham gabungan dan nilai

    tukar terhadap harga saham sebelum ex-dividen day.

    b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara dividen

    kas terhadap harga saham sebelum ex-dividen day.

    c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara financial

    leverage terhadap harga saham sebelum ex-dividen day.

    d. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara earning

    per share terhadap harga saham sebelum ex-dividen day.

  • e. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara indeks

    harga saham gabungan terhadap harga saham sebelum ex-dividen day.

    f. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara nilai tukar

    terhadap harga saham sebelum ex-dividen day.

    g. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh secara serempak dividen kas,

    financial leverage, earning per share, indeks harga saham gabungan dan nilai

    tukar terhadap harga saham sebelum ex-dividen day.

    h. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara dividen

    kas terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day

    i. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara financial

    leverage terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day.

    j. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara earning

    per share terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day.

    k. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara indeks

    harga saham gabungan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day.

    l. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan antara nilai tukar

    terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day.

    m. Untuk mengetahui ada perbedaan antara dividen kas, financial leverage,

    earning per share, indeks harga saham gabungan dan nilai tukar terhadap

    harga saham sebelum dan setelah ex-dividend ?

  • E. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

    Adapun manfaat dan kegunaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

    a. Sebagai bahan acuan bagi pihak-pihak yang tertarik untuk meneliti pasar

    modal di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan dividen.

    b. Sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam menanamkan modalnya

    pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

    c. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan

    dividen yang tepat dan bisa diterapkan di masa yang akan datang.

    F. Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan, identifikasi dan

    pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

    dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Dalam bab ini diuraikan pandangan-pandangan secara teoritis yang

    berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Bab ini juga

    menguraikan perumusan hipotesis yang digunakan oleh penulis dan

    kerangka pemikiran.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini membahas tentang tempat dan waktu penelitian, jenis dan

    sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data,

  • metode analisis data yang digunakan dan definisi operasional

    variabel.

    BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    Dalam bab ini diuraikan tentang gambaran umum objek penelitian

    yang digunakan meliputi sejarah perusahaan dan aktivitas

    perusahaan yang menjadi sampel penelitian.

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini akan menjelaskan seluruh proses penelitian dan hasilnya

    akan dijelaskan secara rinci. Hasil pengolahan data dengan

    komputerisasi akan dianalisis untuk mendapatkan hasil yang

    nantinya akan disimpulkan.

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini akan memaparkan kesimpulan dan saran-saran dari hasil

    penelitian yang telah dilakukan.

  • BAB II

    LANDASAN TEORITIS

    A. Pengertian Dividen

    Menurut Siegel dan Shim Dividen adalah pembagian penghasilan yang

    dibayarkan kepada pemegang saham berdasarkan pada banyaknya saham yang

    dimilikinya4. Sedangkan definisi dividen menurut Arifin dan Fakhruddin adalah

    bagian keuntungan perusahaan yang diberikan kepada pemegang saham.5

    Skousen et.al membedakan dividen kedalam 4 jenis dividen yaitu :6

    1. Dividen kas

    Dividen kas yaitu dividen dalam bentuk kas (uang tunai). Dividen jenis ini

    dibayarkan secara berkala yaitu : triwulan, enam bulan, tahunan dan paling

    umum dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Dividen ini harus

    diambil dari laba bersih perusahaan setelah dikurangi pajak. Bagi suatu

    perusahaan, dividen ini menyebabkan penurunan laba yang dibagi dan kas.

    Bagi investor, dividen kas menghasilkan kas dan dibukukan sebagai

    pendapatan dividen.

    4 Siegel dan Shim, Dictionary of Accounting Terms, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 1994. P. 1545 M. Arifin dan Fakhruddin, Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 1999, P.246 Skousen et al, Intermediate Accounting, Edition 14, South-Western Colege Publishing, 2000, P.627-632

    12

  • 2. Dividen Harta

    Pembagian kepada para pemegang saham yang dapat dibayar dengan aktiva

    selain kas biasanya disebut sebagai dividen harta. Sering kali aktiva yang akan

    didistribusikan adalah sekuritas perusahaan sekuritas lain yang dimiliki oleh

    perusahaan. Dengan demikian, perusahaan memindahkan hak pemilikannya

    dalam sekuritas itu kepada para pemegang saham. Dividen harta biasanya

    hanya terjadi dalam perseroan yang bersifat tertutup.

    3. Dividen Saham

    Dividen saham merupakan pembayaran dividen dalam bentuk saham yaitu

    berupa pembelian tambahan saham kepada pemegang saham. Tanpa diminta

    pembayaran dan jumlah sebanding dengan harga-harga yang dimilikinya.

    Pembagian dividen dalam bentuk saham sendiri itu menunjukkan penyusunan

    kembali struktur modal sedangkan proporsi kepemilikan para pemegang

    saham tetap tidak berubah.

    4. Dividen Likuidasi

    Dividen likuidasi adalah pembagian yang merupakan pengembalian sebagian

    modal setoran kepada pemegang saham. Dividen likuidasi merupakan

    pengembalian investasi dan dividen likuidasi dibukukan dengan mengurangi

    modal setoran.

    Prosedur pembayaran aktual cukup penting untuk diketahui dan berikut ini

    adalah urutan pembayaran dividen menurut Bringham :7

    7 Bringham, E. f dan Joel, F. H, Fundamental of Finance Management, 9 th ed, Harcoort College Publishes, USA, 1999, p. 212-213

  • Declaration date Ex-dividen date Holder of record Payment date

    1. Tanggal pengumuman (declaration date)

    Merupakan tanggal resmi pengumuman dividen oleh emiten tentang bentuk

    dan besarnya dividen serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan.

    Contoh : Dalam RUPS (misal tanggal 15 Oktober) direksi mengeluarkan

    pengumuman yang berbunyi pada tanggal 15 Oktober 2000, berdasarkan

    persetujuan para pemegang saham PT ABC memutuskan pembayaran dividen

    sebesar Rp. 150 per lembar saham kepada pemegang saham yang tercatat

    tanggal 15 Desember. Pembayaran akan dilakukan pada tanggal 5 Januari

    2001.

    2. Tanggal pemisahan dividen (ex-dividen date)

    Merupakan tanggal pada saat dividen dipisahkan dari saham, dimana telah

    ditetapkan bahwa hak untuk memperoleh dividen akan tetap melekat pada

    saham 4 hari sebelum tanggal pencatatan pemegang saham.

    Kepemilikan hak atas dividen sering menjadi sumber masalah terutama jka

    terjadi keterlambatan dalam pemberitahuan kepada perusahaan tentang

    transaksi jual beli atas suatu saham. Dividen akan tetap melekat pada saham

    sampai 4 hari sebelum tanggal yang ditetapkan sebagai ex-dividen date atau

    sesudahnya tidak berhak lagi memperoleh dividen yang akan dibagikan pada

    saat payment date nanti. Dari contoh diatas, tanggal pemisahan dividen jatuh

    4 hari sebelum tanggal 15 Desember yaitu tanggal 11 Desember 2000.

    3. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date)

  • Merupakan tanggal dimana seorang investor harus terdaftar sebagai pemegang

    saham perusahaan public atau emiten sehingga mempunyai hak yang

    diperuntukkan bagi pemegang saham.

    Berdasarkan contoh diatas, pada tanggal 15 Desember 2000 merupakan

    tanggal pencatatan pemegang saham yang bertujuan untuk menentukan

    pemegang saham mana saja yang berhak untuk memperoleh dividen.

    Perusahaan menutup buku pencatatan pemindah tanganan saham dan

    membuat daftar pemegang saham per tanggal tersebut. Apabila perusahaan

    ABC diberitahu tentang penjualan dan pemindahan beberapa saham sebelum

    tanggal 16 Desember, pemegang saham yang baru akan menerima dividen.

    Apabila pemberitahuan diterima pada tanggal atau sesudah tanggal 16

    Desember maka pemegang saham lama akan memperoleh dividen.

    4. Tanggal pembayaran (payment date)

    Merupakan tanggal penerimaan dividen sesuai dengan bentuk yang

    diumumkan pada tanggal pengumuman oleh Dewan Direksi dalam Rapat

    Umum. Pemegang Saham yang telah diadakan sebelumnya. Pembayaran ini

    biasanya dilakukan 2 atau 3 minggu setelah pencatatan sebagai pemegang

    saham seperti yang tertera pada holder of record.

    Berdasarkan contoh diatas, jadi pada tanggal 5 Januari 2001 adalah tanggal

    pembayaran. Perusahaan akan melaksanakan pembayaran dividen kepada

    pemegang saham yang tercatat sebagai pemegang saham.

  • B. Harga Saham

    Saham adalah surat tanda bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan atau

    bukti penyertaan modal pada suatu perusahaan. Wujud saham yang berupa

    selembar kertas dan menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik

    perusahaan terbagi atas dua jenis, yaitu :

    1. Saham biasa (common stock)

    Saham biasa merupakan saham yang tidak mencantumkan nama pemilik dan

    kepemilikannya tidak melekat pada pemegang sertifikat tersebut selain itu

    saham tidak mempunyai jatuh tempo, tetapi sebagai pemilik selama

    perusahaan berdiri.

    2. Saham preferen (preferrend stock)

    Saham preferen adalah suatu sekuritas hibrida atau campuran antara

    karakteristik saham biasa dan obligasi. Sama dengan saham biasa karena

    sama-sama tidak memiliki jatuh tempo dan saham preferen sama dengan

    obligasi dalam hal jumlah dividen terbatas.

    Menurut Weston et.al faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga

    saham yaitu :8

    1. Kebijakan dividen (dividend policy)

    Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan

    akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam 8 Weston, Besley dan Brigham, Essentials of Managerial Finance Eleventh Edition, The Dryden Press, 1996. P.26

  • bentuk laba ditahan guna pembiayaan di masa yang akan datang. Laba ditahan

    (retained earning) merupakan salah satu sumber dana yang paling panjang

    untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sementara dividen merupakan

    bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham.

    2. Proyeksi laba

    Apabila suatu perusahaan memiliki laba yang besar maka dividen yang akan

    dibagikan juga semakin besar, maka sebaliknya apabila suatu perusahaan

    memiliki laba yang kecil maka dividen yang akan dibagikan juga semakin

    kecil. Dengan demikian maka investor tidak segan-segan untuk melakukan

    investasi pada perusahaan tersebut dan akhirnya akan meningkatkan harga

    saham perusahaan tersebut.

    3. Penggunaan hutang

    Penggunaan hutang dalam jumlah yang besar akan mengakibatkan resiko

    yang lebih tinggi sehingga kreditur mensyaratkan tingkat suku bunga yang

    lebih tinggi sedangkan bunga itu sendiri beban tetap bagi perusahaan,

    sehingga dengan banyaknya hutang akan mempengaruhi tingkat pendapatan

    dan dapat menyebabkan debt to equity (DER) semakin besar.

    4. Proyeksi pendapatan per lembar

    Investor mengharapkan pendapatan per lembar yang tinggi ketika akan

    berinvestasi, dimana hal ini akan tercapai jika perusahaan yang akan

    diinvestasikan tersebut memperoleh laba yang cukup baik. Hal ini tentu akan

  • mendorong investor untuk berinvestasi pada saham yang memiliki pendapatan

    per lembar yang tinggi.

    5. Jangka waktu aliran pendapatan

    Jangka waktu merupakan salah satu faktor yang turut diperhatikan oleh

    investor dalam mengambil keputusan investasi, dimana aliran pendapatan

    dimasa mendatang merupakan hasil investasi yang harus diterima dalam

    investasi yang juga turut mempengaruhi harga saham.

    C. Pengaruh Dividen Kas Terhadap Harga Saham

    Kebijaksanaan dividen menyangkut apakah laba perusahaan akan

    dibayarkan sebagai dividen atau ditahan untuk reinvestasi perusahaan. Setiap

    perubahan dalam setiap kebijaksanaan dividen akan menimbulkan pengaruh yang

    menguntungkan maupun merugikan atas harga pasar saham. Kebijaksanaan

    dividen yang optimal menyeimbangkan daya-daya yang bertentangan dan

    memaksimalkan harga saham.

    Pujiono melakukan penelitian terhadap kebijaksanaan dividen kas terhadap

    harga saham pada waktu ex-dividen day. Hasilnya menyimpulkan bahwa dividen

    kas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada waktu ex-dividen

    day.9

    Sularso melakukan penelitian tentang pengaruh pengumuman dividen

    terhadap harga saham (return) sebelum dan sesudah ex-dividen date. Hasil

    9 Pujiono, Loc.cit

  • penelitian menyimpulkan bahwa harga saham bereaksi negative terhadap

    informasi pengumuman dividen naik pada saat ex-dividen date dan bereaksi

    positif terhadap informasi pengumuman dividen turun pada saat ex-dividen date.10

    D. Financial Leverage

    Menurut Siegel dan Shim leverage adalah istilah yang biasa dipergunakan

    dalam keuangan dan akuntansi untuk menjelaskan kemampuan biaya tetap untuk

    meningkatkan laba bagi pemilik perusahaan.11 Biaya tetap menunjukkan biaya

    yang besarnya tidak dipengaruhi atau tidak berubah meskipun volume penjualan

    atau produksi mengalami perubahan. Menurut Miswanto dinyatakan bahwa

    leverage dapat dibedakan atas :12

    1. Operating leverage (leverege operasi)

    Sebuah ukuran mengenai risiko operasi yaitu biaya operasi tetap yang

    ditemukan dalam laporan rugi laba perusahaan. Keputusan leverage operasi

    menunjukkan keputusan investasi yang menggunakan biaya tetap oleh

    perusahaan. Leverage operasi dapat digunakan untuk mengukur seberapa

    10 Sularso,Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham (return) Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date di BEJ Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 5, No. 1, Mei 2003. P.1-1711 Siegel dan Shim, Op.cit. p. 26712 Miswanto,Pengaruh Keputusan Leverage Terhadap Laba dan Risiko, Jurnal Kajian Bisnis, No. 25, Jan-April 2002, hal. 79-95

  • besar penggunaan biaya tetap operasi antara lain : gaji pegawai, biaya asuransi

    dan depresiasi gedung dan peralatan.

    2. Financial leverage (leverage pembelanjaan atau pembiayaan)

    Keputusan leverage pembelanjaan menunjukkan keputusan pembelanjaan

    yang mengakibatkan adanya biaya tetap pembelanjaan. Biaya tetap tersebut

    berupa bunga untuk pembelanjaan dengan utang dan dividen untuk

    pembelanjaan dengan saham preferen. Bunga utang dan dividen saham

    preferen merupakan biaya tetap pembelanjaan yang harus dibayar tanpa

    memperdulikan besar-kecilnya tingkat laba perusahaan. Adanya penambahan

    biaya pembelanjaan akan meningkatkan ketidakpastian laba per lembar saham

    biasa (EPS) ketidakpastian tersebut karena adanya keputusan pembelanjaan

    disebut risiko pembelanjaan.

    3. Total leverage

    Leverage total merupakan kombinasi antara leverage operasi dan leverage

    pembelanjaan. Leverage total digunakan untuk melihat kemampuan

    perusahaan dalam penggunaan biaya tetap, baik biaya tetap operasi maupun

    biaya tetap pembelanjaan. Analisis leverage total membantu manajemen

    keuangan atau CFO (chief financial officer) dalam menganalisis persentase

    perubahan EPS yang disebabkan oleh adanya persentase perubahan pada

    volume penjualan.

    Menurut Brigham dan Houston leverage keuangan adalah penggunaan

    hutang dengan beban tetap sebagai sumber pembiayaan perusahaan. Tingkat

  • penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan perusahaan menyiratkan tiga hal

    penting, yaitu :

    1. Dengan menaikkan dana melalui hutang, pemilik dapat mempertahankan

    pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas.

    2. Kreditor mensyaratkan adanya ekuitas atau dana yang disediakan oleh pemilik

    sebagai marjin pengaman.

    4. Jika perusahaan memperoleh tingkat laba yang lebih tinggi atas dana

    pinjamannya daripada tingkat bunga yang dibayarkan atas dana tersebut,

    maka pengembalian atas modal pemilik diperbesar atau diungkit (leverage).

    Penggunaan financial leverage bagi perusahaan diharapkan dapat

    memperoleh keuntungan yang lebih besar, dimana apabila hasil pengembalian

    atas aktiva lebih besar daripada biaya hutang, leverage tersebut menguntungkan

    dan hasil pengembalian atas modal dengan penggunaan leverage ini juga akan

    meningkat, sehingga leverage dapat digunakan untuk meningkatkan hasil atau

    pengembalian pemegang saham, tetapi dengan resiko akan meningkatkan

    kerugian pada masa-masa suram karena penggunaan financial leverage yang

    semakin besar akan meningkatkan makin besarnya tingkat suku bunga hutang

    yang berarti bertambahnya beban tetap perusahaan dan meningkatnya resiko yang

    akan dihadapinya.

    E. Pengaruh Financial Leverage Terhadap Harga Saham

  • Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk

    membiayai investasinya, dimana perusahaan yang tidak mempunyai leverage

    berarti menggunakan modal sendiri 100 %. Penggunaan hutang itu sendiri bagi

    perusahaan mengandung tiga dimensi. Pertama, pemberi kredit akan

    menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan. Kedua,

    dengan menggunakan hutang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan

    yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan mendapatkan

    keuntungan yang meningkat. Ketiga, dengan menggunakan hutang maka pemilik

    memperoleh dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan.

    Penelitian yang meneliti tentang financial leverage terhadap harga saham

    pada waktu ex-dividen day telah dilakukan oleh Pujiono. Hasil penelitian

    menyimpulkan bahwa financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap

    harga saham pada waktu ex-dividen day.13

    Yuniningsih melakukan penelitian tentang interdependensi antara kebijakan

    dividen payout ratio, financial leverage dan investasi pada perusahaan

    manufaktur dengan mengambil sampel 159 perusahaan dari periode 1992-1995.

    hasilnya menyimpulkan bahwa financial leverage mempunyai pengaruh positif

    terhadap investasi dan sebaliknya investasi mempunyai pengaruh positif terhadap

    financial leverage. Dividen mempunyai pengaruh negative terhadap investasi,

    13 Pujiono, loc.cit

  • disisi lain dividen tidak memberikan pengaruh terhadap kebijakan jumlah

    hutang.14

    F. Earning Per Share

    Menurut Smith dan Skousen definisi laba per saham (earning per share)

    adalah sebagai berikut :15

    Laba per saham adalah alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai satuan yang berbeda untuk membandingkan laba satu-satuan dari waktu ke waktu manakala terjadi perubahan dalam struktur modal.

    Menurut Arifin and Fakhrudin, definisi earning per share adalah sebagai

    berikut :16

    Earning per share adalah jumlah keuntungan perusahaan yang secara proporsional dapat didistribusikan untuk setiap saham yang dimiliki oleh pemegang saham perusahaan.

    Earning per share (EPS) atau laba per lembar saham menurut PSAK No. 56

    adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa

    yang beredar selama periode pelaporan. Jumlah saham yang beredar adalah

    jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam suatu periode

    mencerminkan fakta modal saham dapat bervariasi selama periode yang

    bersangkutan, sejalan dengan naik dan turunnya jumlah modal saham beredar.

    14 Yuniningsih,Interdependensi Antara Kebijakan Dividend Payout Ratio, Financial Leverage dan Investasi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol 9 No.2 Sept 2002. P. 164-18215 Skousen et.al, Op.cit. p.2516 Arifin dan Fakhruddin, loc.cit

  • Jumlah modal saham dapat naik dengan adanya penerbitan saham atau dapat

    turun dengan adanya pembelian kembali saham (treasury stock). Selanjutnya

    dengan tujuan untuk perhitungan EPS, jumlah saham yang beredar selama jangka

    waktu tertentu akan dikalikan dengan faktor pembobot waktu. Faktor pembobot

    waktu adalah jumlah beredarnya sekelompok saham dibandingkan dengan jumlah

    hari dalam satu periode.

    G. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham

    Earning per share merupakan salah satu alat bagi manajemen untuk

    mengukur besarnya bagian keuntungan yang didapat oleh pemegang saham dan

    akhirnya dapat dijadikan indikator kinerja perusahaan tahun sebelumnya dan bisa

    digunakan oleh investor dalam pengambilan keputusan.

    Kinerja suatu perusahaan dikatakan kurang bagus atau buruk apabila EPS-

    nya rendah. Sebaliknya jika perusahaan tersebut dikatakan berhasil apabila EPS-

    nya meningkat dan dengan adanya peningkatan EPS tersebut akan mendorong

    investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan. Perubahan pada

    pendapatan per saham akan menimbulkan perubahan juga pada harga saham.

    Penelitian yang mengkaji mengenai pengaruh earning per share terhadap

    harga saham antara lain dilakukan oleh Jati yang meneliti pengaruh perubahan

    laba akuntansi terhadap perubahan harga saham pada 60 perusahaan yang

    terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada periode 1992-1997. Hasil penelitian

    menunjukkan bukti bahwa adanya pengaruh yang signifikan dari perubahan laba

  • akuntansi terhadap perubahan harga saham pada perusahaan-perusahaan yang

    terdaftar di Bursa Efek Jakarta.17

    Mulyono melakukan penelitian tentang pengaruh EPS dan tingkat bunga

    terhadap harga saham pada 15 perusahaan kelompok aneka industri dengan

    periode pengambilan sampel dari tahun 1992-1997. Hasil penelitian ini

    menyimpulkan bahwa EPS dan tingkat bunga berpengaruh secara signifikan

    terhadap harga saham perusahaan kelompok aneka industri yang go public di

    Bursa Efek Jakarta.18

    H. Nilai Tukar

    Kurs (exchange rate) adalah harga satu mata uang (yang diekspresikan)

    terhadap mata uang lainnya.19 Kurs dapat diekpresikan sebagai jumlah mata uang

    lokal yang dibutuhkan untuk membeli mata uang asing (disebut direct quote) atau

    sebaliknya, sejumlah mata uang asing yang dibutuhkan untuk membeli satu unit

    mata uang lokal (disebut indirect quote).

    Kurs rupiah adalah nilai tukar sejumlah rupiah yang diperlukan untuk

    membeli satu US$. Jika nilai tukar rupiah terhadap US$ menguat, ini berarti nilai

    tukar sejumlah rupiah yang diperlukan untuk membeli satu US$ menurun maka

    harga saham di bursa efek diharapkan semakin tinggi. Sebaliknya jika nilai tukar

    rupiah terhadap US$ melemah, ini berarti nilai tukar sejumlah rupiah yang

    17 Jati, Pengaruh Perubahan Laba Akuntansi Terhadap Perubahan Harga Saham Pada BEJ, Wahana, Vol. 1, Agustus 1998, P.33-5018 Sugeng Mulyono, loc.cit19 M.Faizal, Manajemen Keuangan Internasional, BPFE, Yogyakarta, 2001, P. 20

  • diperlukan untuk membeli satu US$ meningkat maka harga saham di bursa efek

    diperkirakan semakin rendah.

    Nilai tukar mata uang merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang

    berbeda atau dikenal dengan sebutan kurs. Nilai tukar didasari dua konsep.

    Pertama, konsep nominal, merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga

    mata uang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan

    guna memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain. Kedua, konsep riil yang

    diperlukan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara dipasaran

    internasional.

    I. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Harga Saham

    Hubungan secara teoritis antara nilai tukar rupiah dengan harga saham

    bersifat negatif yaitu apabila terjadi penurunan nilai tukar mata uang rupiah

    terhadap US$ (rupiah terdepresiasi) maka harga saham akan mengalami

    peningkatan.

    Perubahan dari nilai tukar disebut depresiasi atau apresiasi. Depresiasi

    adalah suatu penurunan harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya.

    Misalnya dari Rp 1 = $1,50 menjadi Rp 1 = $1,25. Hal ini berarti mata uang Rp

    terhadap US$ mengalami depresiasi. Bila semua kondisi lainnya tetap (ceteris

    paribus) maka depresiasi mata uang suatu negara akan membuat harga-harga

    menjadi lebih murah bagi pihak luar negeri.

  • Apresiasi adalah suatu kenaikan harga suatu mata uang terhadap mata uang

    negara lain. Misalnya dari Rp 1 = $ 1,75. hal ini berarti mata uang Rp terhadap

    US$ mengalami apresiasi. Bila semua kondisi lainnya tetap (ceteris paribus)

    maka apresiasi mata uang suatu negara akan membuat harga-harga barangnya

    menjadi lebih mahal bagi pihak luar negeri. Dengan kata lain peningkatan nilai

    mata uang suatu negara tercermin dari penurunan permintaan masyarakat pada

    mata uang asing yang selanjutnya akan meningkatkan harga saham.

    J. Penelitian Terdahulu

    Pujiono melakukan penelitian mengenai dampak kebijakan dividen terhadap

    harga saham pada waktu ex-dividen day di pasar modal Indonesia dan Singapura.

    Variabel penelitian yang digunakan adalah harga saham penutupan pada waktu

    ex-dividen day sebagai variabel dependen. Dividen kas, volume perdagangan

    saham dan leverage keuangan sebagai variabel independen. Hasil dari penelitian

    ini menunjukkan bahwa semua variabel secara statistik adalah signifikan.20

    Yuniningsih melakukan penelitian tentang interdependensi antara kebijakan

    dividen payout ratio, financial leverage dan investasi pada perusahaan

    manufaktur dengan mengambil sampel 159 perusahaan dari periode 1992-1995.

    Hasilnya menyimpulkan bahwa financial leverage mempunyai pengaruh positif

    terhadap investasi dan sebaliknya investasi mempunyai pengaruh positif terhadap

    20 Pujiono. Loc.cit

  • financial leverage. Dividen mempunyai pengaruh negatif terhadap investasi, disisi

    lain dividen tidak memberikan pengaruh terhadap kebijakan jumlah hutang.21

    Mulyono melakukan penelitian tentang earning per share dan tingkat bunga

    terhadap harga saham pada 15 perusahaan kelompok aneka industri dengan

    periode pengambilan sampel dari tahun 1992-1997. Hasil penelitian ini

    menyimpulkan bahwa earning per share dan tingkat bunga berpengaruh secara

    signifikan terhadap harga saham perusahaan kelompok aneka industri yang go

    public di bursa efek Jakarta.22

    Tendi, Stevanus dan Maya melakukan penelitian tentang pengaruh faktor

    fundamental dan resiko sistematis terhadap tingkat pengembalian saham BEJ

    pada saham LQ 45 dengan periode pengambilan sampel dari tahun 2001-2003.

    Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor fundamental, resiko sistematis

    dan nilai tukar mempunyai hubungan yang positif sedangkan tingkat inflasi

    berpengaruh negatif.23

    K. Kerangka Pemikiran

    Berdasarkan kajian teori diatas, penelitian ini mencakup pengamatan

    terhadap perusahaan manufaktur di bursa efek Jakarta, dengan membahas

    bagaimana pengaruh antara laporan keuangan sebagai variable fundamental yaitu

    dividen kas, financial leverage, dan earning per share. Selain itu menganalisis

    21 Yuniningsih, loc.cit22 Sugeng Mulyono, loc.cit23 Tendi, Stevanus dan Maya, loc.cit

  • pengaruh faktor risiko yaitu indeks harga saham gabungan dan nilai tukar.

    Kemudian dilakukan analisis regresi berganda untuk mengetahui seberapa besar

    pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap pada waktu ex-dividend day.

    Secara lebih lengkapnya, penelitian ini dapat dijelaskan melalui gambar

    kerangka pemikiran seperti dibawah ini :

    Gambar 2.1

    Kerangka Pemikiran

    Feed back

    L. RUMUSAN HIPOTESIS

    Bursa Efek Jakarta

    Harga Saham

    Pengaruh

    Analisis regresi berganda

    Dividen kasFinancial leverageEarning per share

    Faktor fundamental

    Laporan keuangan

    - IHSG- Nilai tukar

    Hasil pembahasan

    Perusahaan Manufaktur

    Faktor resiko

  • Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat disusun suatu hipotesis

    penelitian sebagai berikut :

    H1 : Diduga secara serempak dividen kas, financial leverage, earning per

    share, resiko sistematis dan kurs berpengaruh secara signifikan terhadap

    harga saham sebelum ex-dividen day.

    H2 : Diduga dividen kas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham

    sebelum ex-dividen day.

    H3 : Diduga financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap harga

    saham sebelum ex-dividen day.

    H4 : Diduga earning per share berpengaruh secra signifikan terhadap harga

    saham sebelum ex-dividen day.

    H5 : Diduga indeks harga saham gabungan berpengaruh secara signifikan

    terhadap harga saham sebelum ex-dividen day.

    H6 : Diduga nilai tukar berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham

    sebelum ex-dividen day.

    H7 : Diduga secara serempak dividen kas, financial leverage, earning per

    share, resiko sistematis dan kurs berpengaruh secara signifikan terhadap

    harga saham pada waktu ex-dividen day.

    H8 : Diduga dividen kas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham

    pada waktu ex-dividen day.

  • H9 : Diduga financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap harga

    saham pada waktu ex-dividen day

    H10 : Diduga earning per share berpengaruh secra signifikan terhadap harga

    saham pada waktu ex-dividen day.

    H11 : Diduga indeks harga saham gabungan berpengaruh secara signifikan

    terhadap harga saham pada waktu ex-dividen day

    H12 : Diduga nilai tukar berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham

    pada waktu ex-dividen day

    H13 : Diduga ada perbedaan antara dividen kas, financial leverage, earning per

    share, indeks harga saham gabungan dan nilai tukar terhadap harga saham

    sebelum dan setelah ex-dividend.

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

  • A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di Pusat Referensi Pasar Modal (Bursa Efek Jakarta)

    yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 121910.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan pada bulan November - Desember 2005 dengan

    menggunakan data harian yang berawal dari Januari 2001 - September 2005.

    B. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

    yaitu data yang berbentuk angka. Data sekunder yaitu data yang diperoleh

    dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain. Data

    penelitian adalah data sekunder yang berupa nilai perdagangan, dividen kas,

    debt to equity ratio, earning per share, suku bunga, indeks harga saham

    gabungan, harga saham penutupan (closing price), tanggal perusahaan berdiri,

    jumlah saham yang ditawarkan kepublik, tanggal terdaftar di Bursa Efek

    Jakarta dan nilai tukar rupiah.

    2. Sumber Data32

  • Data-data tersebut diambil dari berbagai sumber antara lain : Jakarta Stock

    Exchange Statistic (Monthy), daftar kurs harian Bursa Efek Jakarta, catatan

    laporan keuangan, prospektus, http//www.jsx.co.id dan http//www.bi.go.id

    C. Populasi dan sampel

    Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan

    manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

    populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini diambil dari perusahaan-

    perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yaitu perusahaan manufaktur.

    Pemilihan sampel yang akan diuji dalam penelitian ini menggunakan metode

    purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel dengan beberapa kriteria

    tertentu. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

    1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2001-

    2005 dan mengeluarkan dividen kas, sehingga ex-dividen day dapat diketahui.

    2. Perusahaan mengeluarkan dividen secara berturut-turut selama tahun 2001-

    2005.

    3. Perusahaan tidak mengeluarkan dividen lebih dari satu kali dalam setahun.

    4. Tidak mengeluarkan kebijakan stock dividen dan bonus share selama tahun

    2001-2005.

  • Berdasarkan kriteria di atas maka dalam penelitian ini sampel yang dapat

    diambil sebagai obyek penelitian adalah :

    1. Aqua Golden Mississipi(AQUA) 8. Komatsu Indonesia (KOMI)

    2. Dankos Laboratories (DNKS) 9. Mandom Indonesia (TCID)

    3. Delta Djakarta (DLTA) 10. Pan Brothers (PBRX)

    4. Ekadharma Tape Industry (EKAD) 11. Sepatu Bata (BATA)

    5. Goodyear Indonesia (GDYR) 12.Tembaga MuliaSemanan (TBMS)

    6. Indofood Sukses Makmur (INDF) 13. Tempo Scan Pasific (TSPC)

    7. Kageo Igar Jaya (IGAR) 14. Unilever Indonesia (UNVR)

    D. Metode Pengumpulan Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

    telah dipublikasikan dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Teknik pengumpulan

    data yang digunakan dengan cara yaitu :

    1. Penelitian kepustakaan yaitu dengan membaca literature, jurnal ilmiah

    sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian peneliti serta buku-buku

    pendukung.

    2. Penelitian lapangan yaitu dengan mengunjungi Bursa Efek Jakarta untuk

    mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam melakukan analisis.

  • E. Metode Analisis Data

    1. Uji Normalitas

    Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

    regresi variabel independen, variabel dependen dan keduanya mempunyai

    distribusi normal atau tidak. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal

    dan mengikuti arah garis diagonal, maka model tersebut memenuhi asumsi

    normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti

    arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

    2. Uji Asumsi Klasik

    a. Uji Autokorelasi

    Autokorelasi merupakan suatu keadaan dimana kesalahan pengganggu

    (residual) pada suatu kasus berkorelasi dengan kesalahan pengganggu

    pada kasus yang lain. Autokorelasi muncul karena observasi yang

    berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.

    Regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian

    terhadap gejala autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji statistik

    Durbin-Watson (D-W) dengan batasan sebagai berikut :24

    a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

    b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

    c. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negative.

    b. Uji Multikolinearitas 24 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000, Hal. 216

  • Uji Multikolinearitas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi

    antar variabel independen dalam model regresi. Adanya korelasi yang

    terjadi antar variabel independen berarti dalam model regresi terdapat

    problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak

    terjadi korelasi diantara variabel independen. Suatu model regresi bebas

    dari problem multikolinearitas jika :25

    a. Mempunyai angka tolerance mendekati 1

    b. Mempunyai besaran Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih besar

    dari 5.

    c. Uji heteroskedastisitas

    Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

    regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan

    kepengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

    heteroskedastisitas, hal ini berarti varians dari residual satu pengamatan

    ke pengamatan yang lain mengalami ketidaksamaan. Untuk mendeteksi

    ada atau tidaknya heteroskedastisitas salah satunya adalah dengan melihat

    grafik plot. Jika terjadi pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk

    pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)

    maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada

    pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0

    pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.26

    25 Drs. Yarnest, M.M, Panduan Aplikasi Statistik SPSS 11.00, DIOMA, Malang, 2004. Hal 6126 Ibid 62

  • 3. Uji Hipotesis

    Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode poling data, dimana

    semua data dari semua perusahaan yang menjadi sampel dari tahun 2001-

    2005 digabung menjadi satu dalam suatu persamaan regresi linear berganda.

    Persamaan regresi yang digunakan adalah :27

    Yx = o + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 + 4 X4 + 5 X5 +

    Dimana :

    Yx = harga saham pada waktu ex-dividen

    o = konstanta

    1-5 = koefisien regresi

    X1 = dividen kas

    X2 = Financial leverage

    X3 = Earning per share

    X4 = IHSG

    X5 = nilai tukar

    = error

    Uji hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji adjusted R Square untuk

    mengetahui besarnya variasi dari variabel dependen (nilai perdagangan) yang

    dijelaskan oleh variabel-variabel independen (dividen kas, financial leverage,

    earning per share, indeks harga saham gabungan dan nilai tukar) dan

    koefisien korelasi (R) untuk melihat hubungan antar variabel-variabel 27 J.Supriyanto, Statistik Teori dan Aplikasi, Erlangga, Jakarta, 2001, P. 125

  • independen dengan variabel dependen. Sedangkan untuk menguji pengaruh

    variabel independen terhadap variabel dependen meliputi uji F dan t.

    Untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama

    terhadap variabel dependen dilakukan uji F. Uji t dilakukan untuk menguji

    pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara

    individu.

    Untuk menguji apakah ada perbedaan antara variable independent

    terhadap variable dependen sebelum dan setelah ex-dividen menggunakan uji

    chow test dengan rumus sebagai berikut :

    F = ( SSRr SSRu ) / r

    SSRu / (n k)

    Dimana :

    SSRr = Residual regresi total

    SSRu = Residual sebelum dan residual setelah ex-dividen

    r = Parameter

    k = Parameter sebelum dan parameter setelah ex-dividen

    n = Jumlah observasi

    Jika F tabel > F hitung hal ini berarti ada perbedaan antara sebelum dan

    sesudah ex-dividen.

    F. Definisi Operasional Variabel

    1. Variabel Dependen

  • Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan waktu

    ex-dividen day di Bursa Efek Jakarta.

    2. Variabel Independen

    a. Dividen kas

    Dividen adalah bagian dari laba atau pendapatan perusahaan yang

    ditetapkan oleh Dewan direksi dan bahkan oleh Rapat Umum Pemegang

    Saham untuk dibagikan kepada pemegang saham sebagai pendapatan atas

    modal yang ditanamkan. Nilai dividen didasarkan pada besarnya nilai

    dividen per lembar yang diumumkan perusahaan.

    b. Financial leverage

    Financial leverage diproxikan dengan menggunakan rasio hutang

    terhadap modal (debt to equity ratio).

    c. Earning per share

    Earning per share (EPS) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah total

    laba bersih dibagi jumlah lembar saham yang beredar dari masing-masing

    perusahaan selama periode penelitian yaitu tahun 2001-2005.

    d. Pasar modal

    Pasar modal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Indeks Harga

    Saham Gabungan (IHSG).

    e. Nilai tukar

  • Nilai tukar mata uang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs

    tengah Bank Indonesia, hanya untuk mata uang US$ terhadap rupiah,

    yang merupakan nilai tengah antara kurs jual dan kurs beli yang

    dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas moneter.

    BAB IV

  • GAMBARAN UMUM OBJEK PERUSAHAAN

    Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 14 perusahaan manufaktur

    yang mengeluarkan dividen secara berturut-turut pada periode tahun 2001-2005, yang

    akan digambarkan secara ringkas sebagai berikut :

    1. PT Aqua Golden Missisipi, Tbk

    PT Aqua Golden Mississipi berdiri pada tanggal 23 Februari 1973.

    Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan pembotolan air

    minum dalam kemasan. Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 1 Maret

    1990. Penawaran umum sebesar 1.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai

    nominal Rp. 1.000 setiap saham dengan harga penawaran Rp. 7.500. Para

    pemegang saham perseroan adalah Tirto Utomo, DH 41,67 %, PT Wirabuana

    Intern 41,67 % dan masyarakat 16,66 %.

    2. PT Dankos Laboratories, Tbk

    PT Dankos Laboratories berdiri pada tanggal 25 Maret 1974. Perusahaan ini

    bergerak dalam bidang usaha farmasi. Perseroan ini berlokasi dikawasan industri

    Pulogadung dan mempunyai anak perusahaan yaitu PT Bintang Toedjoe, PT

    Hexparm Jaya Laboratories dan PT Saka Farma Laboratories serta seluruh anak

    perusahaan perseroan ini bergerak dalam bidang farmasi. Produk utama perseroan

    ini adalah obat bebas seperti Mixagrip, Mixadin, Minigrip dan lain-lain

    sedangkan untuk obat resep seeprti Topcillin, Dapyrin, Spiradan dan lain-lain.

    41

    41

  • Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 13 November 1989. Penawaran

    umum dan pencatatan terbatas 525.000 saham biasa atas nama dengan nilai

    nominal Rp. 1.000 setiap saham dan harga penawaran setiap saham Rp. 6.500,

    sedangkan modal saham dasar Rp. 255.000.000.000 terdiri dari 510.000.000

    saham atas nama dengan nilai nominal Rp. 500 per lembar saham. Modal

    ditempatkan dan disetor penuh Rp. 63.787.500.000 terdiri dari 127.575.000

    saham yang beredar. Para pemegang saham perseroan adalah PT Kalbe Farma

    sebesar 71,46 %, dan masyarakat sebesar 28,54 %.

    3. PT Delta Djakarta, Tbk

    PT Delta Djakarta didirikan pada tanggal 1 September 1970. Perusahaan ini

    bergerak dalam bidang usaha sebagai produksi minuman beralkohol yaitu bir.

    Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 27 Februari 1984. Penawaran

    umum 347.400 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap

    saham. Harga penawaran Rp. 2.950 setiap saham. Para pemegang saham terdiri

    dari De Drie Hoefijzers Beheer BV, Breda-Nederland 50 %, Pemerintah DKI

    Jakarta 35 %, dan masyarakat 15 %.

    4. PT Ekadharma Tape Industry, Tbk

    PT Ekadharma Tape Industry didirikan pada tanggal 20 November 1981.

    Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha pita perekat. Pencatatan di Bursa

    Efek Jakarta pada tanggal 14 Agustus 1990. Penawaran umum 1.000.000 saham

    biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap saham, harga penawaran

  • Rp. 6.500 setiap saham. Para pemegang saham Judi W.Leonardi 68,1 %, Rudy

    Kurniawan 5,9 % dan masyarakat 26 %.

    5. PT Goodyear, Tbk

    Perseroan ini didirikan dengan nama N.V THE GOODYEAR TIRE AND

    RUBBER COMPANY LIMITED pada tanggal 26 Januari 1917 dimana disahkan

    oleh Gouverneur General Van Nederlandsch Indie. Pabrik ban perseroan yang

    didirikan pada tahun 1935 di Bogor telah menjadi produsen ban pertama di

    Indonesia. Pada tanggal 25 Juli 1978 nama perseroan diganti menjadi PT

    GOODYEAR INDONESIA. Penawaran umum 6.150.000 saham biasa atas

    nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap saham dengan harga penawaran Rp.

    1.250 setiap saham. Para pemegang saham yaitu The Goodyear Tire dan Rubber

    Company 85 % dan masyarakat 15 %.

    6. PT Indofood Sukses Makmur, Tbk

    PT Indofood Sukses Makmur berdiri pada bulan Januari 1974 yang

    merupakan hasil merger dari 19 produsen mie instant. Produk pada perseroan

    dipasarkan dalam beberapa merk dagang antara lain : Indomie, Sarimie,

    Supermie, Popmie, yang secara keseluruhan menguasai 90 % pasar mie instant di

    Indonesia. Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggsl 14 Juli 1994. Penawaran

    umum 21.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap

    saham dengan harga penawaran Rp. 6.200. Para pemegang saham perseroan

    adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa 51,92 %, Norbax Inc sebesar 6,15 %,

    dan masyarakat sebesar 41,93 %.

  • 7. PT Kageo Igar Jaya, Tbk

    PT Kageo Igar Jaya berdiri pada tanggal 30 Oktober 1975. perusahaan ini

    bergerak dalam bidang usaha industri wadah kemasan gelas dan plastik untuk

    keperluan farmasi, kosmetika, makanan, minuman serta alat suntik sekali pakai.

    Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 5 November 1990. Penawaran

    umum 1.750.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap

    saham dengan harga penawaran Rp. 5.100 setiap saham. Para pemegang saham

    perseroan adalah PT KLBF sebesar 51,13 %, James Rachman Subekti sebesar

    15,15 %, PT Wahanusa Persada Niaga sebesar 13,38 % dan masyarakat 20,34 %.

    8. PT Komatsu Indonesia, Tbk

    PT Komatsu Indonesia didirikan pada tanggal 13 Desember 1982

    merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri alat berat

    konstruksi. Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 31 Oktober 1995.

    Penawaran umum 32.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp.

    500 setiap saham dengan harga penawaran Rp. 2.100 setiap saham. Para

    pemegang saham Komatsu Limited 38,24 %, PT United Tractors 26,76 %,

    Sumitomo Corporation 6,88 %, Marubeni Corporation 4,59 %, masyarakat

    23,53%.

    9. PT Mandom Indonesia, Tbk

    PT Mandom Indonesia didirikan pada tanggal 5 November 1969 bergerak

    dalam bidang industri kosmetika, wangi-wangian dan barang plastik. Pencatatan

  • di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 30 September 1990. Penawaran umum

    4.400.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap saham,

    harga penawaran Rp. 7.350. Para pemegang saham terdiri dari Mandom

    Corporation dari Jepang 40 % dan N.V The City Factory dari Indonesia 60 %

    10. PT Pan Brother TEX, Tbk

    PT Pan Brother TEX berdiri pada tanggal 21 Agustus 1980 dengan nama

    Panca Brother Textile. Pada tanggal 26 Desember 1989 diubah menjadi PT Pan

    Brother TEX. Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha tekstil dan pembuatan

    pakaian jadi. Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 16 Agustus 1990.

    Penawaran umum 3.800.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp.

    1000 setiap saham, harga penawaran setiap saham Rp. 8700. Para pemegang

    saham perseroan adalah Soegiarto Hanafi sebesar 50 %, Jimmy Soemitro sebesar

    20 %, rini Chandra sebesar 10 %, Amin Widdhiarta sebesar 10 %, Goenarto

    Waluyo sebesar 5 % dan Norman sebesar 5%.

    11. PT Sepatu Bata, Tbk

    PT Sepatu Bata didirikan pada tanggal 15 Oktober 1931. Perusahaan yang

    bergerak sebagai produsen sepatu. Pencatatan di Bursa EFek Jakarta pada tanggal

    24 Maret 1982. Penawaran umum 1.200.000 saham biasa atas nama dengan nilai

    nominal Rp. 1.000 setiap saham, harga penawaran Rp.1.275 setiap saham. Para

    pemegang saham terdiri dari BAfin (Nederland) B.V 85 % dan masyarakat 15 %.

    12. PT Tembaga Mulia Semanan, Tbk

  • PT Tembaga Mulia Semanan didirikan pada tanggal 3 Februari 1977

    merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri batangan

    kawat tembaga dan paduannya. Pencatatan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 23

    Mei 1990. Penawaran umum 3.367.000 saham biasa atas nama dengan nilai

    nominal Rp. 1.000 setiap saham harga penawaran Rp. 14.100 setiap saham. Para

    pemegang saham terdiri dari The Furukawa Electric Co.Ltd 35.93 %, PT Supreme

    Cable Mfg. Corp 27.22 %, Toyomenka 13.07 %, PT Nikattsu 1.63 %, PT Jembo

    Cable C.o 1.63 %, PT Indotrijaya Indutries 1.37 %, Tn. Sikojo Sumihardjo 0.83

    % dan masyarakat 18.33%

    13. PT Tempo Scan Pasifik, Tbk

    Perseroan didirikan di Jakarta dengan nama PT Sanchemie pada tahun 1970.

    perseroan didirikan oleh dua pemegang saham pendiri yaitu PT Perusahaan

    Dagang Tempo dan NV Indonesian Pharmaceutical yang kedua-duanya dimiliki

    oleh Almarhum Harijo Hadisantoso. Pada tahun 1991 PT Sanchemie diubah

    namanya menjadi PT Tempo Scan Pasific. Perseroan terbagi dalam 3 bidang

    usaha yaitu bidang industri farmasi, industri perawatan kesehatan dan kosmetika

    serta bidang usaha distribusi. Pada Juni 1994 perseroan mengadakan penawaran

    umum sebanyak 17.500.000 saham biasa atas nama dengan nominal Rp. 1.000

    setiap saham. Harga penawaran Rp. 8.250 setiap saham dan tercatat di Bursa Efek

    Jakarta sejak tanggal 17 Juni 1994.

    14. PT Unilever Industries, Tbk

  • PT Unilever Industries berdiri pada tanggal 5 Desember 1933. Perusahaan

    ini bergerak dalam bidang usaha pembuatan sabun detergen, margarine, minyak

    dan makanan berinti susu, minuman dengan bahan pokok teh, es krim dan

    kosmetik. Perusahaan didirikan dengan nama Levers Zeepfabrieken N.V dan pada

    tahun 1980 diubah namanya menjadai PT Unilever Indonesia. Perseroan adalah

    anak perusahaan dari Unilever N.V Rotterdam, Belanda. Perseroan tercatat

    sahamnya di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 11 Januari 1982. Penawaran umum

    9.200.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 1.000 setiap saham

    dengan harga perdana Rp. 3.175. Para pemegang adalah Mavibel B.V Rotterdam,

    Belanda 85 % dan masyarakat sebesar 15 %.

    BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  • A. Hasil Uji Normalitas

    Tujuan dari dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah

    dalam model regresi, variable terikat dan variable bebas keduanya mempunyai

    distribusi normal atau tidak.

    Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

    mendekati normal. Data yang berdistribusi normal dalam suatu model regresi

    dapat dilihat dari grafik normal P-P plot, dimana bila titik-titik yang menyebar di

    sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, maka

    data tersebut dikatakan normal.

    Gambar 5.1

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    Expected Cum Prob

    Dependent Variable: lnharga

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    pada uji normalitas gambar 5.1, P-P plot menunjukkan bahwa tiitk-titik

    menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat

    disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal.

    48

  • B. Hasil Uji Asumsi Klasik

    1. Hasil Uji Autokorelasi

    Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

    regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

    kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah

    regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian autokorelasi dapat dilihat

    melalui angka Durbin-Watson pada tabel 5.1 berikut ini.

    Tabel 5.1 Hasil Uji Autokorelasi

    Model Summaryb

    .876Model1

    Durbin-Watson

    Dependent Variable: lnhargab.

    Berdasarkan tabel 5.1 diatas, dapat dilihat bahwa angka Durbin-

    Watson sebesar +0.876 atau berada diantara -2 sampai dengan +2. Hal ini

    berarti model regresi tersebut tidak terdapat masalah autokorelasi.

    2. Hasil Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model

    regresi ditemukan adanya korelasi antar independent variabel. Model regresi

    yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara independent variable atau

    tidak terjadi multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada

    tabel 5.2. berikut ini :

  • Tabel 5.2 Hasil Uji Multikolinearitas

    Coefficientsa

    .620 1.612

    .618 1.617

    .987 1.013

    .986 1.014

    .991 1.009

    lndiv.kaslnepslnderlnihsglnkurs

    Model1

    Tolerance VIF

    Collinearity Statistics

    Dependent Variable: lnhargaa.

    Berdasarkan tabel 5.2 diatas, terlihat untuk semua variable

    independent memiliki angka VIF tidak lebih besar dari 5. Demikian juga nilai

    TOLERANCE mendekati 1. Dengan demikian dapat disimpulkan model

    regresi tersebut tidak terjadi multikolinearitas.

    3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

    model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu

    pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu

    pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, disebut heteroskedastisitas.

    Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil

    pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.2

    Dari Gambar 5.2, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak

    membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun

    dibawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini berarti tidak terjadi

    heteroskedastisitas pada model regresi.

  • Gambar 5.2

    -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Predicted Value

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    4

    Regression Studentized Residual

    Dependent Variable: lnharga

    Scatterplot

    C. Hasil Uji Regresi Berganda Dengan Logaritma Natural Sebelum Ex-

    Dividend Day.

    1. Analisis Statistik Deskriptif

    Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel

    yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan deskriptif ini, dapat diketahui

    jumlah sampel yang diteliti, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata

    sampel dan tingkat penyebaran data dari masing-masing variabel. Untuk

    mengetahui gambaran karakteristik sampel yang digunakan dapat dilihat pada

    tabel 5.3.

    Tabel 5.3 Hasil Statistic Deskriptif

    Descriptives

  • Descriptive Statistics

    70 4.50 10.20 7.4250 1.3273870 .69 7.35 4.4823 1.6578570 1.39 9.29 5.8173 1.7274570 -3.42 3.58 -.4301 1.1921070 5.98 7.07 6.4237 .3499370 9.01 9.34 9.1482 .1035270

    lnharga_sblmlndiv.kas_sblmlneps_sblmlnder_sblmlnihsg_sblmlnkurs_sblmValid N (listwise)

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    Berdasarkan tabel 5.3 diatas, nilai minimum pada harga saham

    sebelum ex-dividen day sebesar 4.50, nilai maksimum sebesar 10.20 nilai rata-

    rata 7.4250 dan standar deviasi 1.32738. Variabel dividen kas nilai minimum

    sebesar 0.69, nilai maksimum sebesar 7.35, nilai rata-rata sebesar 4.4823 dan

    standar deviasi 1.65785. Variabel earning per share nilai minimum sebesar

    1.39, nilai maksimum sebesar 9.29, nilai rata-rata sebesar 5.8173 dan standar

    deviasi sebesar 1.72745. Variabel debt to equity ratio nilai minimum sebesar

    -3.42, nilai maksimum sebesar 3.58, nilai rata-rata sebesar -0.4301 dan

    standar deviasi sebesar 1.19210. Variabel IHSG nilai minimum sebesar 5.98,

    nilai maksimum sebesar 7.07, nilai rata-rata sebesar 6.4237 dan standar

    deviasi sebesar 0.34993. dan yang terakhir adalah variabel kurs nilai

    minimum sebesar 9.01, nilai maksimum sebesar 9.34 nilai rata-rata sebesar

    9.1482 dan standar deviasi sebesar 0.10352.

    2. Uji F (Uji Model)

    Dari hasil regresi pada tabel 5.4 dapat diketahui mengenai nilai F

    hitung adalah sebesar 25.863 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Hal

  • ini dapat diartikan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    fit karena signifikansinya < 0,05. Fitnya model ini dapat memberi penjelasan

    bahwa variable independent secara serempak dapat mempengaruhi variable

    dependen (harga saham).

    Tabel 5.4 Hasil Uji F (Uji Model)

    ANOVAb

    81.325 5 16.265 25.863 .000a

    40.249 64 .629121.574 69

    RegressionResidualTotal

    Model1

    Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

    Predictors: (Constant), lnkurs_sblm, lnder_sblm, lnihsg_sblm, lneps_sblm, lndiv.kas_sblm

    a.

    Dependent Variable: lnharga_sblmb.

    Pengujian Hipotesis 1

    Pengujian secara serempak pengaruh variable independent terhadap

    harga saham sebelum ex-dividen dapat dilihat dari uji ANOVA atau F test,

    didapat F hitung sebesar 25.863 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena

    probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dipakai

    untuk memprediksi harga saham atau dapat dikatakan secara serempak

    variable dividen kas, EPS, DER, IHSG dan kurs, mempunyai pengaruh

    terhadap harga saham sebelum ex-dividen.

    3. Adjusted R Square

    Pada tabel 5.5 terlihat bahwa angka R (koefisien korelasi) sebesar

    0.818 menunjukkan bahwa hubungan antara dividen kas, DER, EPS, IHSG

  • dan kurs terhadap harga saham adalah positif dan hubungannya lemah. Angka

    Adjusted R-Square pada tabel 5.5 menunjukkan nilai sebesar 0.643. Hal ini

    berarti bahwa 64.3 % variasi harga saham sebelum ex-dividen dapat

    dijelaskan oleh variasi dari variable Dividen kas, EPS, DER, IHSG dan kurs .

    Sisanya sebesar 35.7 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model

    penelitian ini.

    Tabel 5.5 Model Summary

    Model Summaryb

    .818a .669 .643 .79303 .983Model1

    R R SquareAdjustedR Square

    Std. Error ofthe Estimate

    Durbin-Watson

    Predictors: (Constant), lnkurs_sblm, lnder_sblm, lnihsg_sblm, lneps_sblm, lndiv.kas_sblm

    a.

    Dependent Variable: lnharga_sblmb.

    4. Uji Hipotesis

    Berdasarkan tingkat siginifikansi masing-masing variable, secara

    parsial masing-masing variable mempunyai pengaruh terhadap harga saham

    sebelum ex-dividen, jika mempunyai tingkat signifikansi < 0,05. Hasil Uji

    parsial (uji t) yang ada dalam tabel 5.6, menunjukkan bahwa dari kelima

    variable independent yang dimasukkan dalam regresi dapat disimpulkan

    sebagai berikut :

    Tabel 5.6 Hasil Uji t (Uji parsial)

  • Coefficientsa

    -7.945 8.684 -.915 .364.655 .125 .818 5.232 .000

    -.004 .119 -.005 -.031 .976.066 .084 .059 .784 .436.674 .278 .178 2.426 .018.891 .924 .069 .964 .339

    (Constant)lndiv.kas_sblmlneps_sblmlnder_sblmlnihsg_sblmlnkurs_sblm

    Model1

    B Std. Error

    UnstandardizedCoefficients

    Beta

    StandardizedCoefficients

    t Sig.

    Dependent Variable: lnharga_sblma.

    a. Uji hipotesis 2

    Hasil pengujian variable ini menunjukkan bahwa dividen kas mempunyai

    tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau < 0,05 yang berarti dividen kas

    mempunyai pengaruh terhadap harga saham sebelum ex-dividen. Hasil ini

    konsisten dengan temuan Pujiono.

    b. Uji hipotesis 3

    Hasil pengujian terhadap variable EPS menunjukkan bahwa EPS

    mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,976 > 0,05 yang berarti EPS

    tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham sebelum ex-dividen.

    Hasil ini tidak konsisten dengan temuan Mulyono.

    c. Uji hipotesis 4

    Hasil pengujian variable DER menunjukkan bahwa DER mempunyai

    tingkat signifikansi sebesar 0.436 atau > 0,05 yang berarti DER tidak

    mempunyai pengaruh terhadap harga saham sebelum ex-dividen. Hasil ini

    tidak konsisten dengan temuan Pujiono.

    d. Uji hipotesis 5

  • Hasil pengujian variable ini menunjukkan bahwa IHSG mempunyai

    tingkat signifikansi sebesar 0,018 atau < 0,05 yang berarti mempunyai

    pengaruh terhadap harga saham sebelum ex-dividen.

    e. Uji hipotesis 6

    Hasil pengujian variable ini menunjukkan bahwa kurs mempunyai tingkat

    signifikansi sebesar 0.339 atau > 0,05 yang berarti tidak mempunyai

    pengaruh terhadap harga saham sebelum ex-dividen. Hasil ini tidak

    konsisten dengan temuan Tendi, Stevanus dan Maya Ariyanti.

    5. Hasil Penelitian

    Dari hasil regresi pada tabel 5.6 didapatkan persamaan regresi sebagai

    berikut :

    Ylnx = 0+ 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 + 4 X4 + 5 X5 +

    Ylnx = -7.945 + 0.655 lndiv.kas 0.004 lnEPS + 0.066 lnDER + 0.674

    lnIHSG + 0.891 lnkurs

    Dimana :

    Yx = harga saham

    X1 = dividen kas

    X2 = EPS

    X3 = DER

    X4 = IHSG

    X5 = kurs

    Dari persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

  • a. Konstan (0) = -7.945 artinya tanpa mempertimbangkan variable independent, maka harga saham sebelum ex-dividen yang diperoleh akan

    turun sebesar 7.945 %.

    b. Koefisien regresi dividen kas (1) = 0,655 artinya setiap penambahan dividen kas sebesar 1 % sedangkan variable lainnya dianggap konstan,

    maka akan menaikkan (karena positif) harga saham sebelum ex-dividen

    sebesar 0,655 %.

    c. Koefisien regresi EPS (2) = -0,004 artinya setiap penambahan EPS sebesar 1 % sedangkan variable lainnya dianggap konstan, maka akan

    menurunkan (karena negative) harga saham sebelum ex-dividen sebesar

    0,004 %.

    d. Koefisien regresi DER (3) = 0,066 artinya setiap penambahan DER sebesar 1 % sedangkan variable lainnya dianggap konstan, maka akan

    menaikkan (karena positif) harga saham sebelum ex-dividen sebesar 0,066

    %.

    e. Koefisien regresi IHSG (4) = 0.674 artinya setiap penambahan IHSG sebesar 1 % sedangkan variable lainnya dianggap konstan, maka akan

    menaikkan (karena positif) harga saham sebelum ex-dividen sebesar 0.674

    %.

    f. Koefisien regresi kurs (5) = 0.891 artinya setiap penambahan kurs sebesar 1 % sedangkan variable lainnya dianggap konstan, maka akan

  • menaikkan (karena positive) harga saham sebelum ex-dividen sebesar

    0.891 %.

    D. Hasil Uji Regresi Berganda dengan Logaritma Natural Sesudah Ex-Dividen

    1. Analisis Statistik Deskriptif

    Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel

    yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan deskriptif ini, dapa