skripsirepository.unmuhpnk.ac.id/763/1/skripsi isriana lengkap.pdf · 2019. 2. 25. · pengaruh...

128
Pengaruh Faktor- Faktor Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) SKRIPSI OLEH: ISRIANA NIM. 121310042 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2016

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Pengaruh Faktor- Faktor Fundamental terhadap Harga Saham

    Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang

    Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

    SKRIPSI

    OLEH:

    ISRIANA

    NIM. 121310042

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

    2016

  • i

    Pengaruh Faktor - faktor Fundamental Terhadap Harga Saham yang

    Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

    Isriana

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Faktor – factor

    Fundametal yang menggunakan rasio Return On Equity (ROE), Return On Assets

    (ROA), Debt to Equity Ratios (DER), dan Debt to Assets Ratios (DAR) terhadap

    Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di

    BEI. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    metode Sampling jenuh. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang telah

    ditentukan diperoleh jumlah sampel sebanyak 37 perusahaan. Teknik analisis

    yang digunakan adalah regresi linier berganda, koefisien korelasi berganda (r),

    koefisien determinasi (R2), pengujian hipotesis secara simultan dengan

    menggunakan uji F dan secara parsial dengan menggunakan uji t.

    Untuk hasil pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F

    menunjukkan bahwa keempat variable bebas yaitu ROE, ROA, DER, dan DAR

    secara bersama – sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat

    (Harga Saham) terbukti dari nilai F hitung sebesar 2,883 serta memiliki nilai sig.

    sebesar 0,083 yang lebih besar dari 0,05, sedangkan untuk pengujian secara

    parsial dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa keempat variabel bebas

    yaitu ROE, ROA, DER, dan DAR tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

    terikat (HargaSaham) terbukti dari nilai t hitung ROE sebesar -1,327 dan memiliki

    nilai sig. sebesar 0,194 yang lebih besar dari 0,05, nilai t hitung ROA sebesar

    2,119 dan memiliki nilai sig. sebesar 0,052 yang lebih besar dari 0,05, nilai t

    hitung DER sebesar 0,961 dan memiliki nilai sig. sebesar 0,334 yang lebih besar

    dari 0,05 dan nilai t hitung DAR sebesar 0,288 dan memiliki nilai sig. sebesar

    0,776 yang lebih besar dari 0,05. Untuk hasil uji determinasi (R2) diperoleh hasil

    keempat variabel bebas yaitu ROE, ROA, DER, dan DAR sebesar 0,265. Hal ini

    berarti bahwa pengaruh ROE, ROA, DER, dan DAR hanya sebesar 26,5%

    terhadap Harga Saham, selebihnya sebesar 73,5% Harga Saham dipengaruhi oleh

    variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

    Kata Kunci: Faktor – Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim,

    Alhamdulillah puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT sang Maha Pencipta

    yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dengan izin-Nya

    Skripsi dengan judul “Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Harga

    Saham yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” dapat diselesaikan.

    Tidak lupa shalawat dan salam dihaturkan kepada junjungan kita Nabi

    Muhammad SAW yang menjadi panutan umat manusia dalam menempuh dan

    meraih kebahagian dunia dan akhirat. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk

    memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar strata satu (S-1) pada Jurusan

    Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Pontianak.

    Selama penelitian dan penyusunan skripsi peneliti mendapatkan bantuan

    serta bimbingan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini peneliti ingin

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. H. Helman Fachri, SE., MM., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

    Pontianak.

    2. Devi Yasmin, SE., MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

    Muhmmadiyah Pontianak.

    3. Dr. Muiszudin, SE.,M.Si., selaku pembimbing utama, yang telah memberikan

    bimbingan, petunjuk dan nasehat yang sangat berharga dalam penulisan

    skripsi ini dari awal sampai akhir.

  • iii

    4. Dedi Hariyanto, SE., MM., selaku pembimbing kedua yang telah memberikan

    bimbingan, petunjuk dan motivasi kepada peneliti sampai penelitian ini

    selesai.

    5. Seluruh Dosen dan Civitas Akademika Fakultas Ekonomi, yang telah

    membantu dan membimbing peneliti sampai pada akhirnya dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    6. Terima kasih kepada Ibu Santy Mayda Batubara, SE.,M.Si., selaku Dosen

    Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Pontianak yang

    telah membimbing peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

    7. Terima kasih yang tidak terhingga secara khusus peneliti sampaikan kepada

    Ibunda tercinta Normadiah yang selalu senantiasa mendo’akan, memberikan

    semangat dan bantuan moril dan materil kepada peneliti dan kepada

    Ayahanda tercinta Aswandi Djafar yang telah memberikan nasehat dan do’a

    hingga peneliti menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa juga kepada Suami

    tercinta dan terbaik Riyandi yang selalu menjadi penyemangat dan ada saat

    suka maupun duka, serta kepada Adik tercinta Muhammad Farhan yang

    selalu mengingatkan dan mendoakan dan Anak pertamaku Al Buharri yang

    pintar mengerti keadaan tidak cengeng sehingga membantu melancarkan

    segala urusan mama.

    8. Sahabat – sahabat seperjuangan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

    Universitas Muhammadiyah Pontianak Angkatan 2012, Kepada abang dan

    kakak senior yang selalu membantu dalam penyelesaian skripsi ini, kepada

    sahabatku khususnya Juliati, Muhammad Dairul Ma’arif, Yulianto,

  • iv

    Abdurahman serta sabahat-sabahatku yang tidak bisa disebutkan satu-satu,

    semoga amal baik dari semuanya mendapatkan balasan yang lebih baik dari

    Allah SWT.

    Dalam penulisan Skrispi ini, peneliti menyadari betul bahwa masih jauh dari

    kata sempurna, dengan kerendahan hati, kritik dan saran yang sifatnya

    membangun serta memotivasi peneliti lebih baik lagi sangat diharapkan untuk

    kesempurnaannya. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

    umumnya dan khususnya yang tertarik berinvestasi di bidang saham.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

    Pontianak, 23 Agustus 2016

    Peneliti

    ISRIANA

    NIM. 121310042

  • v

    RIWAYAT HIDUP

    Nama : ISRIANA

    Tempat/tanggallahir : Jungkat, 21 Januari 1993

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Status : Kawin

    Agama : Islam

    Alamat : Jl Parit Bilal desa Jungkat Kec, Siantan Kab, Mempawah

    Kota Pontianak

    Contact Person : 0896-3272-5763

    E-mail : [email protected]

    Pendidikan Formal

    2012 – 2016 Program Studi Manajemen – Fakultas Ekonomi Universitas

    Muhammadiyah Pontianak

    2007 – 2010 Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 01 Pontianak

    2004 – 2007 Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 01 Siantan

    1998 – 2004 Sekolah Dasar Negeri 06 Jungkat

    Pontianak, 23 Agustus 2016

    ISRIANA

    NIM. 121310042

  • vi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    LEMBAR PENGESAHAN

    ABSTRAK ............................................................................................. i

    KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................ v

    DAFTAR ISI ......................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ................................................................................. viii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................ ix

    DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... x

    BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1

    A. Latar Belakang ...................................................................... 1

    B. Permasalahan......................................................................... 13

    C. Pembatasan Masalah ............................................................. 14

    D. Tujuan Penelitian .................................................................. 14

    E. Manfaat Penelitian ................................................................ 14

    F. Kerangka Pemikiran .............................................................. 15

    G. Metode Penelitian.................................................................. 18

    1. Jenis Penelitian ................................................................ 18

    2. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 18

    3. Populasi dan Sampel ....................................................... 19

    4. Alat Analisis Data .......................................................... 20

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 28

    A. Investasi....................................................................................... 28

    B. Pasar Modal ................................................................................. 29

    C. Bursa Efek ................................................................................... 30

    D. Sakuritas ...................................................................................... 30

    E. Harga Saham ............................................................................... 31

    F. Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham............ 33

  • vii

    BAB III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................. 40

    A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia..................................... 40

    B. Sektor Industri Barang Konsumsi ............................................... 44

    C. Profil Perusahaan ........................................................................ 44

    BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................... 79

    A. Jumlah Return On Equity (ROE) ................................................ 79

    B. Jumlah Return On Assets (ROA) ................................................ 81

    C. Jumlah Debt to Equity Ratios (DER) .......................................... 82

    D. Jumlah Debt to Assets Ratios (DAR) .......................................... 83

    E. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 85

    1. Uji Normalitas ....................................................................... 85

    2. Uji Autokorelasi .................................................................... 86

    3. Uji Multikolinieritas .............................................................. 87

    4. Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 88

    F. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................... 89

    G. Koefisien Korelasi Berganda ...................................................... 91

    H. Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 92

    I. Uji Pengaruh Simultan (Uji F) ................................................... 93

    J. Uji Pengaruh Parsial (Uji T) ...................................................... 94

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 96

    A. Kesimpulan ................................................................................. 96

    B. Saran ........................................................................................... 19

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 101

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Daftar Emiten per Sub Sektor ................................................ 3

    Tabel 1.2 Laba Bersih Setelah Pajak ...................................................... 6

    Tabel 1.3 Total Liabilitas ........................................................................ 7

    Tabel 1.4 Total equitas ............................................................................ 8

    Tabel 1.5 Total Aset ................................................................................ 11

    Tabel 1.6 Harga Saham .......................................................................... 12

    Tabel 3.1 Daftar Sektor dan Jumlah Emiten .......................................... 43

    Tabel 4.1 Hasil Perhitungan ROE ........................................................... 79

    Tabel 4.2 Hasil Perhitungan ROA .......................................................... 81

    Tabel 4.3 Hasil Perhitungan DER .......................................................... 82

    Tabel 4.4 Hasil Perhitungan DAR ......................................................... 84

    Tabel 4.4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ....................................... 85

    Tabel 4.4.6 Hasil Perhitungan Uji Autokorelasi .................................... 86

    Tabel 4.4.7 Hasil Perhitungan Uji Multikolinieritas ............................... 87

    Tabel 4.4.8 Hasil Perhitungan Uji Regresi Berganda dan Uji T ............. 90

    Tabel 4.4.9 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Determinasi (R2) 92

    Tabel 4.4.10 Hasil Perhitungan Uji F ..................................................... 93

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ............................................................ 17

    Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................. 88

  • x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1.Nilai Harga Saham .............................................................. 105

    Lampiran 2. Hasil Perhitungan ROE ..................................................... 107

    Lampiran 3. Hasil Perhitungan ROA ..................................................... 109

    Lampiran 4. Hasil Perhitungan DAR ..................................................... 111

    Lampiran 5. Hasil Perhitungan DER ..................................................... 113

    Lampiran 6. Hasil Perhitungan SPSS 19 ................................................ 115

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pasar modal sebagai salah satu sarana penghimpun dana dari

    masyarakat sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian, di mana

    dana yang terhimpun digunakan sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan

    sehingga terjadi alokasi dana yang efisien sekaligus mempertinggi terciptanya

    kesempatan kerja. Perekonomian berkaitan erat dengan pasar modal karena

    pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan.

    Husnan (2009:4) “Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar

    modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke

    borrower”. Dengan menginventasikan kelebihan dana, lenders mengharapkan

    akan memperoleh imbalan dari penyerahan tersebut. Sedangkan dari sisi

    borrowers,dana yang tersedia dari pihak luar akan digunakan untuk

    melakukan invetasi tanpa harus menggunakan dana dari hasil operasi

    perusahaan.

    Analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian

    saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi

    makro ekonomi dan industri suatu perusahaan temasuk berbagai indikator

    keuangan dan manajemen perusahaan. Menurut Husnan (2009:307) “Analisis

    Fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan

  • 2

    datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang

    mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan menetapkan

    hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga

    saham”.

    Perubahan harga saham yang diperdagangkan dan kapitalisasi yang

    terus bertambah dari tahun-tahun sebelumnya juga menjadi indikator

    berkembangnya suatu bursa efek. Perubahan harga saham dapat memberi

    petunjuk tentang kegairahan dan kelesuan aktivitas pemodal dalam melakukan

    transaksi jual beli saham di pasar modal.Pasar modal mempunyai peranan

    yang sangat penting did alam kegiatan perekonomian sehingga dipandang

    sebagai salah satu barometer kondisi perekonomian suatu negara.

    Analisis fundamental merupakan pendekatan utama dalam

    menganalisis pergerakan pasar modal. Analisis fundamental merupakan

    metode yang berusaha untuk memperkirakan nilai riil suatu investasi. Analisis

    ini didasarkan pada teori bahwa harga pasar suatu aset cenderung untuk

    bergerak mendekati nilai riilnya. Total kapitalisasi pasar saham Indonesia di

    Bursa Efek Indonesia (BEI) per 30 Desember 2015 sebesar Rp 4.872,70

    triliun atau naik sebesar Rp 155,01 triliun dibandingkan bulan sebelumnya,

    sedangkan Indeks Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sebesar

    146,55 poin (+3,30%) ke level 4.593,01. Untuk diketahui, selama Bulan

    Desember 2015 investor asing tercatat melakukan jual bersih (net sell) sebesar

  • 3

    Rp1,42 triliun, yakni net sell di Pasar Reguler sebesar Rp2,67 triliun (beli

    Rp24,56 triliun dan jual Rp27,23 triliun) dan di Pasar Nego tercatat net buy

    (beli bersih) sebesar Rp1,25 triliun (beli Rp18,10 triliun dan jual Rp16,85

    triliun).

    Penulis memilih sektor industri barang konsumsi sebagai objek

    penelitian karena industri ini adalah industri yang memiliki kemungkinan

    terbesar untuk berkembang, sebagaimana fakta bahwa Indonesia memiliki

    banyak sumber daya alam yang menarik minat para investor untuk

    menanamkan dananya.Selain itu, industri ini dapat lebih bertahan

    dibandingkan dengan industri lainnya, hal ini terbukti saat terjadi krisis

    keuangan yang sempat melanda Indonesia, namun industri ini tidak terlalu

    parah terkena imbasnya.

    Tabel 1.1

    Bursa Efek Indonesia (BEI)

    Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Pontianak

    Daftar Emiten Sektor Industri Barang Konsumsi per Sub-sektor

    per 31 Desember 2015

    No Sub-sektor Jumlah Emiten

    1. Makanan dan minuman 14

    2. Rokok 4

    3. Farmasi 10

    4. Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga 6

    5. Peralatan Rumah Tangga 3

    Total 37

    Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2016

  • 4

    Tabel 1.1 menunjukkan daftar emiten Sektor Industri Barang

    Konsumsi per Sub-sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per 31

    Desember 2015. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 37 (tiga puluh

    tujuh) emiten Sektor Industri Barang Konsumsi yang terbagi ke dalam 5

    (lima) sub-sektor. Sub-sektor dengan emiten terbanyak adalah Sub-sektor

    Makanan dan Minuman dan yang paling sedikit adalah Sub-sektor Peralatan

    Rumah Tangga.

    Tujuan utama dari investor dalam berinvestasi adalah untuk

    memperoleh imbalan (return) atas investasinya, berupa deviden dan capital

    gain, yaitu selisih antara harga pasar saham dengan harga nominalnya.

    Selanjutnya tujuan perusahaan menerima investasi tersebut adalah untuk

    memperoleh hasil yang diharapkan (expected return), walaupun ada

    kemungkinan dihadapinya risiko. Dengan demikian dalam menghimpun dana

    dari masyarakat atau dana dari para pemegang saham, perusahaan

    berkewajiban untuk menjaga dan memelihara kondisi keuangan perusahaan

    dengan baik serta memperhatikan dan menjaga likuiditas, laverage, prospek

    perusahaan, profitabilitas dan kinerja (performance) perusahaan.

    Untuk berinvestasi di pasar modal, investor membutuhkan informasi

    yang berguna yang menjadi acuan dalam memilih perusahaan yang menjadi

    tujuan berinvestasi. Informasi yang digunakan oleh para investor

    dikelompokkan dalam dua hal yaitu informasi fundamental dan informasi

  • 5

    yang bersifat teknikal. Informasi fundamental sering digunakan untuk

    memprediksi harga saham. Informasi fundamental adalah informasi yang

    berhubungan dengan kondisi perusahaan yang umumnya ditunjukkan dalam

    laporan keuangan.

    Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi

    investor dalam mengambil sebuah keputusan investasi.Manfaat laporan

    keuangan tersebut menjadi optimal bagi investor apabila investor dapat

    menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan. Salah satu rasio

    keuangan yang sering digunakan adalah profitabilitas dan solvabilitas yang

    merupakan penilaian atas kinerja internal sebuah perusahaan. Rasio

    profitabilitas yang digunakan adalah Return on Assets (ROA) dan Return on

    Equity (ROE). Sedangkan rasio solvabilitasnya yaitu Debt to Equity Ratios

    (DER) dan Debt to Assets Ratios (DAR).

    Untuk membantu investor mengetahui seberapa besar tingkat

    profitabilitas dan solvabilitas Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang

    Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka diperlukan laporan

    keuangan dari masing-masing perusahaan total liabilitas, total equitas, laba

    bersih setelah pajak dan harga saham. Berikut akan disajikan data-data

    tersebut :

  • 6

    Tabel 1.2

    Bursa Efek Indonesia (BEI)

    Total Laba Bersih Setelah Pajak Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

    per 31 Desember 2015

    (Dalam Rupiah)

    No Kode

    Emiten Nama Emiten

    Laba bersih setelah

    pajak

    1 AISA Tiga Pilar Sejahtera food Tbk 379.032.000.000

    2 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk (124.185.583.944)

    3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 102.342.342.230

    4 DLTA Delta Djakarta Tbk 191.304.463

    5 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 3.025.095.000.000

    6 INDF Indofood sukses Makmur Tbk 4.867.347.000.000

    7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 503.624.000.000

    8 MYOR Mayora Indah Tbk 16.286.190.040

    9 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk (43.116.341.800)

    10 ROTI Nippon Indosari corporindo Tbk 263.710.727.440

    11 SKBM Sekar Bumi Tbk 210.179.489

    12 SKLT Sekar Laut Tbk (1.864.186.311)

    13 STTP Siantar Top Tbk 183.516.218.337

    14 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading

    Company Tbk 524.199.537.504

    15 GGRM Gudang Garam Tbk 6.458.516.000.000

    16 HMSP Handjaya Mandala Sempoerna Tbk 10.355.007.000.000

    17 RMBA Bentoel Internatonal Investama Tbk 8.820.000.000

    18 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 125.706.275.922

    19 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 104.177.380

    No Kode

    Emiten Nama Emiten

    Laba bersih setelah

    pajak

    20 INAF Indofarma (persero) Tbk (1.588.843.059)

    21 KAEF Kimia Farma Tbk 187.943.098.802

    22 KLBF Kalbe Farma Tbk 2.083.409.901.121

    23 MERK Merck Indonesia Tbk 148.818.963.000.000

    24 PYFA Pyridam Farma Tbk 4.125.447.091

    25 SCPI Merk sharp Dohme Pharma Tbk 26.593.165

    26 SIDO Industry jamu dan Farmasi Sido Tbk 437.898.000.000

    27 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 581.461.169.669

    28 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk (1.546.641)

    29 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 36.224.000.000

    30 KINO Kino Indonesia Tbk 317.826.292.023

    31 MBTO Martina Berto Tbk 5.378.066.940

    32 MRAT Mustika Ratu Tbk 1.045.990.331

    33 TCID Mandom Indonesia 541.116.516.960

    34 UNVR Unilever Indonesia Tbk 5.864.386.000.000

    35 CINT Chitose International Tbk 36.575.417.058

    36 KICI Kedaung Indah Can Tbk 25.420.359.845

    37 LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk 5.557.417.058

    Sumber : Bursa Efek Indonesia,2016

    Tabel 1.2 menunjukkan total laba bersih setelah pajak Perusahaan

    Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa PT. Merek IndonesiaTbk

    memiliki total laba bersih setelah pajak terbesar Rp.148.818.963.000.000,00

    dan PT. Tri Banyan Tirta Tbk memiliki total laba bersih setelah pajak rugi

    sebesar Rp.(124.185.583.944,00). Laba bersih setelah pajak rata-rata

  • 7

    Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia adalah Rp 5.105.954.289.760,00.

    Tabel 1.3

    Bursa Efek Indonesia (BEI)

    Total Liabilitas Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

    per31 Desember 2015

    (Dalam Rupiah)

    No Kode

    Emiten Nama Emiten Total Liabilitas

    1 AISA Tiga Pilar Sejahtera food Tbk 5.094.072.000.000

    2 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 680.453.405.569

    3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 845.932.695.663

    4 DLTA Delta Djakarta Tbk 188.700.435

    5 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 10.173.713.000.000

    6 INDF Indofood sukses Makmur Tbk 48.709.933.000.000

    7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 1.334.373.000.000

    8 MYOR Mayora Indah Tbk 6.148.255.759.034

    9 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 296.079.753.266

    10 ROTI Nippon Indosari corporindo Tbk 1.517.788.685.162

    11 SKBM Sekar Bumi Tbk 420.396.809.051

    12 SKLT Sekar Laut Tbk 225.066.080.248

    13 STTP Siantar Top Tbk 910.758.598.913

    14 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading

    Company Tbk 742.490.216.326

    15 GGRM Gudang Garam Tbk 25.497.504.000.000

    16 HMSP Handjaya Mandala Sempoerna Tbk 5.994.664.000.000

    17 RMBA Bentoel Internatonal Investama Tbk 15.816.071.000.000

    18 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 398.991.064.485

    19 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 402.760.903

    No Kode

    Emiten Nama Emiten Total Liabilitas

    20 INAF Indofarma (persero) Tbk 940.999.667.498

    21 KAEF Kimia Farma Tbk 1.374.127.253.841

    22 KLBF Kalbe Farma Tbk 2.758.131.396.170

    23 MERK Merck Indonesia Tbk 168.103.536.000.000

    24 PYFA Pyridam Farma Tbk 58.729.478.032

    25 SCPI Merk sharp Dohme Pharma Tbk 1.840.348.393

    26 SIDO Industry jamu dan Farmasi Sido Tbk 197.797.000.000

    27 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 1.947.588.124.083

    28 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 109.974.035

    29 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 324.855.000.000

    30 KINO Kino Indonesia Tbk 1.434.605.406.270

    31 KAEF Martina Berto Tbk 214.685.781.274

    32 KLBF Mustika Ratu Tbk 120.064.018.299

    33 MERK Mandom Indonesia 367.225.370.770

    34 PYFA Unilever Indonesia Tbk 10.902.585.000.000

    35 SCPI Chitose International Tbk 67.734.182.851

    36 SIDO Kedaung Indah Can Tbk 40.460.281.468

    37 TSPC Langgeng Makmur Industry Tbk 391.881.675.091

    Sumber : Bursa Efek Indonesia,2016

    Tabel 1.3 menunjukkan total liabilitas Perusahaan Manufaktur

    Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari

    tabel di atas, dapat dilihat bahwa PT. Merck Indonesia Tbk memiliki total

  • 8

    liabilitas terbesar Rp.168.103.536.000.000,00 dan PT. Taisho Pharmaceutical

    Indonesia Tbk memiliki total liabilitas terkecil Rp.109.974.035,00. Total

    liabilitas rata-rata Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah Rp 8.487.948.391.544,00.

  • 9

    Tabel 1.4

    Bursa Efek Indonesia (BEI)

    Total Equitas Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

    per31 Desember 2015

    (Dalam Rupiah)

    No Kode

    Emiten Nama Emiten Total Equitas

    1 AISA Tiga Pilar Sejahtera food Tbk 3.966.907.000.000

    2 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 506.177.522.297

    3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 639.8..93.514.352

    4 DLTA Delta Djakarta Tbk 849.621.418

    5 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 16.386.911.000.000

    6 INDF Indofood sukses Makmur Tbk 43.121.593.000.000

    7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 766.480.000.000

    8 MYOR Mayora Indah Tbk 5.194.459.927.187

    9 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 324.319.100.916

    10 ROTI Nippon Indosari corporindo Tbk 1.188.534.951.872

    11 SKBM Sekar Bumi Tbk 344.087.439.659

    12 SKLT Sekar Laut Tbk 152.044.668.111

    13 STTP Siantar Top Tbk 1.008.809.438.257

    14 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading

    Company Tbk 2.797.505.693.922

    15 GGRM Gudang Garam Tbk 38.007.909.000.000

    16 HMSP Handjaya Mandala Sempoerna Tbk 32.016.060.000.000

    17 RMBA Bentoel Internatonal Investama Tbk (3.148.757.000.000)

    18 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 943.708.980.906

    19 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 973.517.334

    No Kode

    Emiten Nama Emiten Total Equitas

    20 INAF Indofarma (persero) Tbk 592.708.896.744

    21 KAEF Kimia Farma Tbk 1.862.096.822.470

    22 KLBF Kalbe Farma Tbk 10.938.285.985.269

    23 MERK Merck Indonesia Tbk 473.543.282.000.000

    24 PYFA Pyridam Farma Tbk 101.222.59.197

    25 SCPI Merk sharp Dohme Pharma Tbk (17.263.607)

    26 SIDO Industry jamu dan Farmasi Sido Tbk 2.598.314.000.000

    27 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 4.337.140.975.120

    28 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 354.053.487

    29 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 328.369.000.000

    30 KINO Kino Indonesia Tbk 1.776.629.252.300

    31 MBTO Martina Berto Tbk 434.213.595.966

    32 MRAT Mustika Ratu Tbk 377.026.019.809

    33 TCID Mandom Indonesia 1.714.817.478.033

    34 UNVR Unilever Indonesia Tbk 4.827.360.000.000

    35 CINT Chitose International Tbk 315.073.311.914

    36 KICI Kedaung Indah Can Tbk 93.371.607.348

    37 LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk 401.211.837.509

    Sumber : Bursa Efek Indonesia,2016

    Tabel 1.4 menunjukkan total equitas Perusahaan Manufaktur Sektor

    Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari tabel

    di atas, dapat dilihat bahwa PT. Ades Waters Indonesia Tbk memiliki total

    equitas rugi sebesar Rp.(3.148.757.000.000,00) dan PT. Merck Indonesia Tbk

    memiliki total equitas terbesar Rp.473.543.282.000.000,00. Total equitas rata-

  • 10

    rata Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar

    di Bursa Efek Indonesia adalah Rp 17.525.943.973.148,00

    Tabel 1.5

    Bursa Efek Indonesia (BEI)

    Total Aset Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

    per31 Desember 2015

    (Dalam Rupiah)

    No Kode

    Emiten Nama Emiten Total Aset

    1 AISA Tiga Pilar Sejahtera food Tbk 9.060.979.000.000

    2 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 1.188.818.786.769

    3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 1.485.826.210.015

    4 DLTA Delta Djakarta Tbk 1.038.321.916

    5 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 26.560.624.000.000

    6 INDF Indofood sukses Makmur Tbk 91.831.526.000.000

    7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 2.100.853.000.000

    8 MYOR Mayora Indah Tbk 11.342.715.686.221

    9 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 620.398.854.182

    10 ROTI Nippon Indosari corporindo Tbk 2.706.323.637.034

    11 SKBM Sekar Bumi Tbk 764.484.248.710

    12 SKLT Sekar Laut Tbk 377.110.748.359

    13 STTP Siantar Top Tbk 1.919.568.037.170

    14 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading

    Company Tbk 3.539.995.910.248

    15 GGRM Gudang Garam Tbk 63.505.413.000.000

    16 HMSP Handjaya Mandala Sempoerna Tbk 38.010.724.000.000

    17 RMBA Bentoel Internatonal Investama Tbk 12.667.314.000.000

    18 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 1.342.700.045.391

    19 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 1.376.278.237

    No Kode

    Emiten Nama Emiten Total Aset

    20 INAF Indofarma (persero) Tbk 1.533.708.564.241

    21 KAEF Kimia Farma Tbk 3.236.224.076.311

    22 KLBF Kalbe Farma Tbk 13.696.417.381.439

    23 MERK Merck Indonesia Tbk 641.646.818.000.000

    24 PYFA Pyridam Farma Tbk 159.951.537.229

    25 SCPI Merk sharp Dohme Pharma Tbk 1.823.084.690

    26 SIDO Industry jamu dan Farmasi Sido Tbk 2.796.111.000.000

    27 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 6.284.729.099.203

    28 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 464.027.522

    29 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 653.224.000.000

    30 KINO Kino Indonesia Tbk 3.211.234.658.570

    31 MBTO Martina Berto Tbk 648.899.377.240

    32 MRAT Mustika Ratu Tbk 497.090.038.108

    33 TCID Mandom Indonesia 2.082.096.848.703

    34 UNVR Unilever Indonesia Tbk 15.729.945.000.000

    35 CINT Chitose International Tbk 382.807.494.765

    36 KICI Kedaung Indah Can Tbk 133.831.808.816

    37 LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk 793.093.512.600

    Sumber : Bursa Efek Indonesia,2016

    Tabel 1.5 menunjukkan total aset Perusahaan Manufaktur Sektor

    Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari tabel

    di atas, dapat dilihat bahwa PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

    memiliki total equitas terkecil Rp.464.027.522,00 dan PT. Merck

  • 11

    IndonesiaTbk memiliki total Aset terbesar Rp.641.646.818.000.000,00. Total

    Aset rata-rata Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah Rp 26.013.952.953.343,00

    Tabel 1.6

    Bursa Efek Indonesia (BEI)

    Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

    Per 30 Januari - Desember 2015

    (Dalam Rupiah)

    No Kode

    Emiten Nama Emiten Harga Saham

    1 AISA Tiga Pilar Sejahtera food Tbk 1495

    2 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 339.5 3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 1055 4 DLTA Delta Djakarta Tbk 182500 5 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 13400 6 INDF Indofood sukses Makmur Tbk 5335 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 8900 8 MYOR Mayora Indah Tbk 27375

    9 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 119

    10 ROTI Nippon Indosari corporindo Tbk 1262.5

    11 SKBM Sekar Bumi Tbk 905

    12 SKLT Sekar Laut Tbk 355 13 STTP Siantar Top Tbk 3,060 14 ULTJ

    Ultrajaya Milk Industry and Trading

    Company Tbk 3917.5

    15 GGRM Gudang Garam Tbk 49900 16 HMSP Handjaya Mandala Sempoerna Tbk 83550 17 RMBA Bentoel Internatonal Investama Tbk 510

    18 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 461

    19 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 1555

    No Kode

    Emiten Nama Emiten Harga Saham

    20 INAF Indofarma (persero) Tbk 228 21 KAEF Kimia Farma Tbk 1035 22 KLBF Kalbe Farma Tbk 1026 23 MERK Merck Indonesia Tbk 77003.39 24 PYFA Pyridam Farma Tbk 123.5 25 SCPI Merk sharp Dohme Pharma Tbk 29,000 26 SIDO Industry jamu dan Farmasi Sido Tbk 536.5 27 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 2090 28 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 10,500

    29 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 1072.5 30 KINO Kino Indonesia Tbk 3,840 31 MBTO Martina Berto Tbk 169.5

    32 MRAT Mustika Ratu Tbk 254

    33 TCID Mandom Indonesia 18200 34 UNVR Unilever Indonesia Tbk 39562.5 35 CINT Chitose International Tbk 334.5

    36 KICI Kedaung Indah Can Tbk 264.5 37 LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk 152

    Sumber : Bursa Efek Indonesia,2016

  • 12

    Tabel 1.6 menunjukkan total harga saham Perusahaan Manufaktur

    Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per

    30Januari - Desember 2015. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa PT. Delta

    Djakarta Tbk memiliki harga saham termahal. Sedangkakan PT. Prashida

    Aneka Niaga Tbk, memiliki harga saham termurah.

    Pergerakan harga penutupan saham(closing price) Januari - Desember

    2015 cukup mencolok ini patut menjadi fokus utama bagi investor dalam

    menginvestasikan dananya di pasar modal.Hal ini karena harga saham

    menjadi patokan utama investor dalam mengambil keputusan untuk membeli

    saham pada harga rendah dan kemudian menjual saham pada saat harga

    saham berada di puncak tertinggi dalam rangka memaksimalkan laba dari

    aktivitas investasinya di pasar modal. Jadi, investor dapat melakukan investasi

    di pasar modal dengan melakukan analisis fundamental yaitu dengan cara

    mempelajari tentang keuangan mendasar dan fakta ekonomi dari perusahaan

    sebagai langkah penilaian harga saham perusahaan.

    Berdasarkan latar belakang di atas membuat peneliti tertarik untuk

    melakukan penelitian tentang pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap

    harga saham dengan judul “Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap

    Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang

    Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 31 Desember 2015”.

  • 13

    B. Permasalahan

    Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas maka masalah

    penelitian ini adalah apakah ada pengaruh faktor – faktor fundamental

    terhadap harga saham Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang

    Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    C. Pembatasan Masalah

    Agar penelitian ini dapat memberikan pemahaman sesuai dengan yang

    diharapkan, maka dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa batasan

    yang ditetapkan dalam menguji return on assets(ROA), return on equity

    (ROE), debt to assets ratios (DAR), debt to equity ratios (DER) terhadap

    harga saham, yaitu :

    1. Objek penelitian yang dipilih adalah seluruh Perusahaan Manufaktur

    Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    (BEI).

    2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data per 31 Desember

    2015 untuk semua variabel terikat dan variable bebas.

    D. Tujuan Penelitian

    Sebagaimana telah dinyatakan dalam permasalahan di atas maka

    tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui,Pengaruh Faktor-Faktor

  • 14

    Fundamental terhadap harga saham pada Perusahaan Manufaktur Sektor

    Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

    E. Manfaat penelitian

    Adapun penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai

    kalangan, antara lain :

    1. Bagi Penulis

    Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya

    mengenai pengaruh faktor –faktor fundamental terhadap harga saham.

    2. Bagi Almamater

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan melengkapi

    referensi dan pengembangan penelitian yang dapat dijadikan sebagai

    sumber informasi bagi penelitian selanjutnya.

    3. Bagi Investor

    Analisis fundamental dapat dijadikan sebagai salah satu

    informasi dalam mengambil keputusan investasi sehubungan dengan

    harapan para pemegang saham untuk mendapat profit atas apa yang

    diinvestasikan.

    F. Kerangka pemikiran

    Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap perubahan harga

    saham dapat diketahui dengan melakukan analisis fundamental. Analisis

    fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan faktor fundamental

  • 15

    perusahaan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan. Atas dasar

    laporan keuangan para investor dapat melakukan penilaian kinerja keuangan

    perusahaan terutama keputusan dalam hal melakukan investasi.

    Return on Asset (ROA) Menurut Sudana (2011:22) adalah

    “Menunjukkan kemampuan dengan menggunakan seluruh aktiva yang

    dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak”.

    Return On Equity (ROE) Menurut Sudana (2011:22) “Merupakan

    kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak

    dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan”.

    Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Sudana (2011:20) adalah

    “Mengukur proporsi dana yang bersumber dari hutang untuk membiayai

    ekuitas perusahaan”

    Debt to Assets ratio (DAR) “merupakan rasio utang yang digunakan

    untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva”.

    Harga saham Menurut Jogiyanto (2008:167) adalah : “harga suatu

    saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh

    pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang

    bersangkutan di pasar modal”.

    Kerangka pikiran dalam penulisan ini dapat digambarkan secara

    sistematis sebagai berikut :

  • 16

    Gambar 1.1

    Kerangka Pemikiran

    Pengaruh Faktor-faktor Fundamental TerhadapHarga Saham

    pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang konsumsi

    yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

    per 30 Desember 2015

    keterangan :

    X1 : Return on Assets (ROA)

    X2 : Return on Equity (ROE)

    X3 : Debt to Equity Ratio (DER)

    X4 : Debt to Assets Ratio (DAR)

    Y : Harga Saham

    X1

    Y

    X2

    X3

    X4

  • 17

    G. Metode penelitian

    1. Jenis penelitian

    Penelitian ini merupakan sebuah penelitian asosiatif yang

    bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua

    variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi

    dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan penelitian

    ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,

    meramalkan dan mengontrol suatu gejala.Jenis penelitian ini adalah

    deskriptif kuantitatif. Menurut Kuncoro (2009:12) :“Penelitian deskriptif

    kuantitatif terdiri dari data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian

    dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian

    diinterprestasikan.”. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan uraian

    atau gambaran tentang sifat-sifat dari suatu keadaan atau objek penelitian

    yang dilakukan melalui pengumpulan dan analisis kuantitatif serta

    pengujian statistik.

    2. Teknik pengumpulan data

    Menurut Sugiyono (2010:308) : “Teknik pengumpulan data

    merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan

    utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik

    pegumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

    memenuhi standar data yang ditetapkan”.

  • 18

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

    yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah

    yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara:

    1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil

    cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara

    lain berupa jurnal, buku, skripsi dan thesis

    2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format

    elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini antara lain

    berupa laporan keuangan per 31 Desember 2015 yang diperoleh dari

    Indonesian Capital Market Directory (ICMD), www.sahamOk.com

    dan daftar emiten sektor barang konsumsi.

    3. Populasi dan sampel

    a. Populasi

    Menurut Sugiyono (2013:148) : “Populasi adalah wilayah

    generalisasi yang terdiri dari: obyek/subyek, yang mempunyai

    kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

    untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi

    yang digunakan sebagai penelitian ini adalah seluruh Perusahaan

    yang tergabung di sektor barang konsumsi yang sudah terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia.

    http://www.sahamok.com/

  • 19

    b. Sampel

    Menurut Sugiyono (2008:116) “Sampel adalah sebagian

    dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

    Menurut Sugiyono (2001:61) : “Dalam penelitian ini mengunakan

    pengambilan sampel dengan teknik nonprobability sampling yaitu

    dengan cara sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila

    semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Istilah lain

    sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi

    dijadikan sampel. Sampel yang digunakan pada penelitian ini

    adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    (BEI)yang berjumlah 37 (tiga puluh tujuh) perusahaan.

    4. Alat Analisis

    Dalam perhitungan akan dilakukan analisis terhadap beberapa

    indikator yang akan dijadikan parameter dalam penilaian.

    a. Uji Asumsi Klasik

    1) Uji Normalitas

    Menurut Priyatno (2010:54) : “Uji normalitas

    digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan

    normal atau tidak karena analisi parametik seperti regresi

    linier mensyaratkan bahwa data harus terdistribusi normal.

  • 20

    Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model

    penelitian tersebut adalah data yang memiliki distribusi

    normal. Uji normalitas juga bertujuan untuk menguji apakah

    dalam model regresi, variabel penganggu atau residual

    memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan

    F mengangsumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

    normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi

    tidak valid untuk jumlah sampel kecil”.

    Maka hipotesis yang akan diuji :

    Ho : b1 = 0, Data tidak berdistribusi normal.

    Ha : b1≠ 0, Data berdistribusi normal.

    Jika nilai sig. > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

    Jika nilai sig. < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.

    2) Uji Autokorelasi

    Menurut Priyatno, (2010 : 75) : “Autokorelasi adalah

    keadaan di mana terjadinya korelasi dari residual untuk

    pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun

    menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan

    tidak adanya masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada

    tidaknya autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-

    Watson atau DW test”

  • 21

    3) Uji Multikolinieritas.

    Menurut Priyatno, (2010 : 62) : “Multikolinearitas

    adalah keadaan di mana antara dua independent variable atau

    lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang

    sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik

    mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas. Untuk

    mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, antara lain dengan

    cara membandingkannilai r2 dengan R2 hasil regresi atau

    dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Faktor

    atau VIF”.

    4) Uji Heteroskedatisitas

    Menurut Priyatno, (2010 : 67) : “Heteroskedatisitas

    adalah keadaan di mana terjadinya ketidaksamaan varian dari

    residual pada model regresi. Model regresi yang baik

    mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas”.

    Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas

    dalam model regresi dapat dilihat pada Grafik Scatterplot.

    Jika titik-titik dalam grafik menyebar tidak membentuk pola

    tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

  • 22

    b. Analisis Regresi Berganda

    Analisis regresi digunakan untuk menghitung besarnya

    pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian

    (variabel X) terhadap kejadian lainnya (variabel Y). Adapun

    persamaan regresi berganda dalam penelitian ini dituliskan

    sebagai berikut:

    Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4

    Keterangan:

    Y = HargaSaham

    a = Konstanta

    b1-b3 = Koefisien Regresi

    X1 = ROA

    X2 = ROE

    X3 = DER

    X4 = DAR

    c. Koefisisen Korelasi Berganda

    Analisis korelasi dilakukan dalam rangka menguji hipotesis

    asosiatif, yaitu dugaan hubungan antar variabel dalam populasi

    melalui data hubungan variabel dalam sampel. Rumus untuk

    menghitung koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

    𝑅𝑦.𝑥1.𝑥2.𝑥3.𝑥4 = √𝑟²ᵧᵪ + 𝑟2ᵧᵪ + 𝑟2ᵧᵪ + 𝑟2ᵧᵪ − 4𝑟2ᵧᵪ 𝑟ᵧᵪ 𝑟ᵧᵪ 𝑟ᵧᵪ 𝑟ᵪ ᵪ 𝑟ᵪ ᵪ 𝑟ᵪ ᵪ 𝑟ᵪ ᵪ

    1 − 𝑟2 ᵪ ᵪ

  • 23

    Keterangan :

    Ry.x1.x2.x3.x4 : Korelasi berganda antara variabel X1, X2, X3dan

    X4secara bersama-sama dengan variabel Y

    ryx1 : Korelasi product moment antara X1 dengan Y

    ryx2 : Korelasi product moment antara X2 dengan Y

    ryx3 : Korelasi product moment antara X3 dengan Y

    ryx4 : Korelasi product moment antara X4 dengan Y

    rx1x2 : Korelasi product moment antara X1 dengan X2

    rx1x3 : Korelasi product moment antara X1 dengan X3

    rx2x3 ` : Korelasi product moment antara X2 dengan X3

    rx3x4 ` : Korelasi product moment antara X3 dengan X4

    (Suharyadi dan Purwanto, 2011:217)

    d. Koefisien Determinasi

    Dari nilai r yang telah diperoleh selanjutnya mencari nilai

    koefisien determinasi, yakni untuk mengetahui seberapa besar

    kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Rumus untuk

    menghitung koefesien determinasi sebagai berikut :

  • 24

    𝐾𝐷 = 𝑟2 × 100%

    Keterangan :

    KD : Koefisien Determinasi

    r2 : Korelasi Kuadrat

    (Suharyadi dan Purwanto, 2011:217)

    e. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

    Langkah-langkah untuk melakukan uji F sebagai berikut:

    Maka hipotesis yang diuji :

    Ho : b1 = 0, ROA, ROE, DER, DAR tidak mempunyai pengaruh

    signifikan terhadap harga saham.

    Ha : b1 ≠ 0, ROA, ROE, DER, DAR mempunyai pengaruh

    signifikan terhadap hargasaham.

    Jika nilai sig. > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

    Jika nilai sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

    Mencari nilai F hitung dengan menggunakan rumus Uji

    statistik F ditunjukkan untuk menunjukkan apakah semua

    variabel dependen yang dimasukkan dalam model mempunyai

    pengaruh secara simultan terhadap variabel independen. Rumus

    untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut :

    𝐹 =𝑅2/(𝑘 − 1)

    (1 − 𝑅)/(𝑛 − 𝑘)

    (Suharyadi dan Purwanto, 2011:227)

  • 25

    f. Uji Pengaruh Parsial (Uji t)

    Langkah-langkah untuk melakukan uji t sebagai berikut :

    Menentukan Hipotesis :

    1) Ho : b1 = 0, ROA secara individual tidak mempunyai

    pengaruh terhadap harga saham.

    Ha : b1 ≠ 0, ROA secara individual mempunyai pengaruh

    terhadap harga saham.

    2) Ho : b1 = 0, ROE secara individual tidak mempunyai

    pengaruh terhadap harga saham.

    Ha : b1 ≠ 0, ROE secara individual mempunyai pengaruh

    terhadap harga saham.

    3) Ho : b1 = 0, DER secara individual tidak mempunyai

    pengaruh terhadap harga saham.

    Ha : b1 ≠ 0, DER secara individual mempunyai pengaruh

    terhadap harga saham.

    4) Ho : b1 = 0, DAR secara individual tidak mempunyai

    pengaruh terhadap harga saham.

    Ha : b1 ≠ 0, DAR secara individual mempunyai pengaruh

    terhadap harga saham.

  • 26

    Jika nilai signifikan ≥ 0,05 maka hipotesis ditolak.

    (koefisien regresi tidak signifikan). Artinya secara parsial

    ROA, ROE, DER, DAR tidak mempunyai pengaruh secara

    signifikan terhadap harga saham.

    Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima

    (koefisien regresi signifikan). Artinya secara parsial ROA,

    ROE, DER, DAR tidak mempunyai pengaruh secara

    signifikan terhadap harga saham.

    Mencari nilai t hitung dengan menggunakan

    rumus Uji statistik t ditunjukkan untuk menunjukkan

    apakah masing-masing variabel terikat yang dimasukkan

    dalam model mempunyai pengaruh secara parsial terhadap

    variabel bebas. Rumus untuk mencari nilai t hitung adalah

    sebagai berikut :

    𝑡 − ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑏−𝐵

    𝑆𝑏

    (Suharyadi dan Purwanto, 2011:229)

  • 27

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Investasi

    1. Pengertian Investasi

    Menurut Tandelilin (2010:2), : “Investasi adalah komitmen atas

    sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini,

    dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang”.

    Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan

    memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah

    dividen yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang

    terkait dengan investasi tersebut. Dalam dunia yang sebenarnya hampir

    semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko.

    2. Tujuan Investasi

    Menurut Fahmi, (2012:3) : “Tujuan orang melakukan investasi

    adalah untuk mencapai suatu efektivitas dan efisiensi dalam keputusan

    maka diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan”. Investor yang

    mengurangi konsumsinya saat ini akan mempunyai kemungkinan

    kelebihan dana untuk ditabung. Dana yang berasal dari tabungan tersebut

    jika diinvestasikan akan memberikan harapan peningkatan kemampuan

    konsumsi investor di masa datang yang diperoleh dari peningkatan

    kesejahteraan investor tersebut.

  • 28

    B. Pasar Modal

    Menurut Husnan, (2008:3) “Secara formal pasar modal dapat

    didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan ( atau

    sekuritas ) jangka panjang yang biasa diperjual belikan, baik dalam bentuk

    hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public

    authorities, maupun perusahaan swasta”.

    Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit

    dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market,

    diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka

    pendek maupun jangka panjang, baik negotiable ataupun tidak.

    Menurut Tandelilin (2010:26) : “Pasar Modal adalah pertemuan antara pihak

    yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan

    cara memperjualbelikan sekuritas, atau pasar untuk memperjualbelikan

    sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham

    dan obligasi”.

    Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara

    (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting dasar modal dalam

    menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak

    yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di

    samping itu pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang

    efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana

  • 29

    (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang

    paling optimal.

    C. Bursa Efek

    Setelah sekuritas terjual di pasar perdana, sekuritas tersebut kemudian

    didaftarkan di bursa efek, agar nantinya dapat diperjualbelikan di bursa. Saat

    pertama kali sekuritas tersebut diperdagangkan di bursa biasanya memerlukan

    waktu sekitar 4-6 minggu dari saat IPO (Initial Public Offering). Pada waktu

    sekuritas tersebut mulai diperdagangkan di bursa, dikatakan sekuritas tersebut

    diperdagangkan di pasar sekunder. Di Indonesia terdapat dua bursa, yaitu

    PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT. Bursa Efek Surabaya (BES). Menurut

    Husnan, (2008:30) :”Bursa Efek adalah perusahaan yang jasa utamanya

    adalah menyelenggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder”.

    Menurut pasal 1 UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal : “Bursa

    efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan

    sarana untuk mempertemukan penawaran penjual dan beli efek pihak-pihak

    lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka”.

    D. Sekuritas

    Instrumen pasar modal dalam konteks praktis lebih banyak dikenal

    dengan sebutan sekuritas. Menurut Tandelilin, (2010:30) : “ Sekuritas atau

    efek atau surat berharga, merupakan aset finansial yang menyatakan kalim

    keuangan. Sekuritas diperdagangkan di pasar finansial, yang terdiri dari pasar

  • 30

    uang dan pasar modal”.Pasar uang (money market) pada dasarnya merupakan

    pasar untuk sekuritas jangka pendek baik yang dikeluarkan oleh bank dan

    perusahaan umum maupun pemerintah. Di pasar uang, sekuritas yang

    diperjualbelikan antara lain adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat

    Berharga Pasar Uang, Commercial Paper, Promisorry Notes, Call Money,

    Repurchase Agreement, Banker’s Acceptance dan Surat Perbendaharaan

    Negara.

    Pasar modal (capital market) pada prinsipnya meupakan pasar untuk

    sekuritas jangka panjang baik berbentuk hutang maupun ekuitas (modal

    sendiri) serta berbagai produk turunannya. Berbagai sekuritas jangka panjang

    yang saat ini diperdagangkan di pasar modal Indonesia antara lain adalah

    saham biasa dan saham preferen, obligasi perusahaan dan obligasi konversi,

    obligasi Negara, bukti right, waran, kontrak opsi, kontrak berjangka dan

    reksadana. Sekuritas di pasar modal mempunyai karakteristik berjatuh tempo

    lebih dari satu tahun secara mudahnya dibedakan dengan sekuritas di pasar

    uang yang berjatuh tempo kurang dari satu tahun.

    E. Harga Saham

    1. Penilaian Harga Saham

    Upaya untuk merumuskan bagaimana menentukan harga saham

    yang seharusnya, telah dilakukan oleh setiap analisis keuangan dengan

    tujuan untuk biasa memperoleh tingkat keuntungan yang menarik.

  • 31

    Meskipun demikian, dari hipotesa pasar modal yang efisien kita tahu

    bahwa sulit bagi pemodal untuk terus menerus bias “mengalahkan” pasar,

    dan memperoleh tingkat keuntungan di atas normal (artinya lebih tinggi

    yang seharusnya sesuai dengan risiko yang ditanggung).

    Menurut Fahmi (2012:81) : “ Saham adalah : (1) Tanda bukti

    penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan. (2) Kertas

    yang tercantum dengan jelas nominal, nama perusahaan dan diikuti

    dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.

    (3) Persediaan yang siap untuk dijual”.

    Menurut Jogiyanto (2008:167) : “Harga saham adalah harga suatu

    saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh

    pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang

    bersangkutan di pasar modal”

    Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan

    perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan

    memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang

    cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan

    citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi

    manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.

    2. Jenis-Jenis Harga Saham

  • 32

    Dalam praktik perdagangan saham, harga saham dibedakan menurut

    cara pengalihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham.

    Menurut Jogiyanto (2010:122), harga saham terbagi atas tiga jenis yaitu:

    1. Par Value (Nilai Nominal) adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi. Nilai

    nominal suatu saham harus ada dan dicantumkan pada surat berharga

    saham dalam mata uang rupiah, bukan dalam bentuk mata uang

    asing.

    2. Base Price (Harga Dasar) suatu saham erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Pada prinsip harga dasar saham ditentukan dari

    harga perdana saat saham tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan

    berubah sejalan dengan dilakukannya berbagai tindakan emiten yang

    berhubungan dengan saham, antara lain: Right issue, Stock split,

    waran, dan lain-lain. Harga dasar dipergunakan di dalam

    perhitungan indeks harga saham.

    3. Market Price (Harga Pasar) merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada

    pasar yang sedang berlangsung. Apabila pasar suatu efek sudah

    tutup maka harga pasar saham adalah harga penutupannya (closing

    price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik-turunnya suatu

    saham.

    F. Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham

    Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap perubahan harga saham

    dapat diketahui dengan melakukan analisis fundamental.Analisis fundamental

    merupakan analisis yang berhubungan dengan faktor fundamental perusahaan

    yang ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan.Atas dasar laporan

    keuangan para investor dapat melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan

    terutama keputusan dalam hal melakukan investasi.

    Dalam penelitian ini faktor fundamental yang digunakan adalah Return on

    Assets (ROA), Return on Equity (ROE), yang merupakan rasio profitabilitas dan

  • 33

    Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Assets Ratio (DAR) yang merupakan rasio

    solvabilitas.

    1. Return On Assets (ROA)

    a. Pengertian Return On Assets (ROA)

    Menurut Syamsudin (2011:63) : “Return On Assets adalah

    pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam

    menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang

    tersedia di dalam perusahaan”.

    ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di

    dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva

    yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan

    semakin efektif, karena tingkat kembalian akan semakin besar.

    Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA

    menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam

    keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba.

    b. Perhitungan Return On Assets (ROA)

    Return On Assets dihitung sebagai berikut :

    𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

    𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑥100%

  • 34

    Keterangan :

    1) Laba bersih setelah pajak (Net Income After Tax)

    adalah laba bersih setelah pajak yang dihasilkan oleh

    perusahaan, di mana data yang digunakan adalah data

    yang tercantum di dalam laporan keuangan yang

    dipublikasikan oleh perusahaan.

    2) Total Assets adalah total aktiva yang dimiliki oleh

    perusahaan dan yang tercantum di dalam laporan

    keuangan yang dipublikasikan.

    2. Return on Equity (ROE)

    a. Pengertian Return On Equity (ROE)

    Menurut Sudana (2011:22) : “Return On Equity (ROE)

    merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

    bersih setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang

    dimiliki oleh perusahaan”. Rasio ini penting bagi pihak pemegang

    saham untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan

    modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.

    Oleh karena itu, semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien

    penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen

    perusahaan.

  • 35

    b. Perhitungan Return On Equity (ROE)

    Return On Equity dihitung sebagai berikut :

    𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

    𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠𝑥100%

    Keterangan:

    a. Laba bersih setelah pajak (Net Income After Tax)

    adalah laba bersih setelah pajak yang dihasilkan oleh

    perusahaan, di mana data yang digunakan adalah data

    yang tercantum di dalam laporan keuangan yang

    dipublikasikan oleh perusahaan.

    b. Total Equity adalah total Equitas yang dimiliki oleh

    perusahaan dan yang tercantum di dalam laporan

    keuangan yang dipublikasikan.

    3. Debt to Equity Ratios (DER)

    a. Pengertian Debt to Equity Ratios (DER)

    Menurut Sudana (2011:20) : “DER ini mengukur proporsi dana

    yang bersumber dari hutang untuk membiayai ekuitas perusahaan”.

    Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar porsi

    penggunaan hutang dalam membiayai investasi pada ekuitas, yang

    berarti pula risiko keuangan perusahaan meningkat dan sebaliknya.

    DER yang baik < 2.

  • 36

    DER merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk

    mengetahui berapa bagian dari setiap modal sendiri yang dijadikan

    jaminan untuk keseluruhan hutang (modal asing) perusahaan atau

    untuk menilai banyaknya hutang yang digunakan perusahaan.

    Semakin besar hutang, semakin besar risiko yang ditanggung

    perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan yang tetap mengambil

    hutang sangat tergantung pada biaya relatif. Biaya hutang lebih

    kecil dari pada dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang ke

    dalam neracanya, perusahaan secara umum dapat meningkatkan

    profitabilitasnya, yang kemudian menaikkan harga sahamnya,

    sehingga meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan

    membangun potensi pertumbuhan yang lebih besar. Sebaliknya

    biaya hutang lebih besar dari pada dana ekuitas. Dengan

    menambahkan hutang ke dalam neracanya, justru akan

    menurunkan profitabilitas perusahaan. Selama ekonomi sulit atau

    suku bunga tinggi, perusahaan dengan Debt to Equity Ratio (DER)

    yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, namun

    sebaliknya selama ekonomi baik atau suku bunga rendah

    meningkatkan keuntungan, yaitu dengan membiayai pertumbuhan

    dengan harga yang rendah.

  • 37

    b. Perhitungan Debt to Equity Ratios (DER)

    Debt to Equity Ratios (DER) dihitung sebagai berikut :

    𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠

    𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 x 100%

    Keterangan:

    a. Total Liabilitas adalah seluruh total hutang perusahaan

    baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang

    dalam satu periode akuntansi, di mana data yang digunakan

    adalah data yang tercantum di dalam laporan keuangan

    yang dipublikasikan oleh perusahaan.

    b. Ekuitas adalah total aktiva dikurangi total kewajiban yang

    tercantum di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan.

    Dalam sebuah perusahaan komponen ekuitas terdiri dari

    saham, laba ditahan, dan agio saham yang semuanya

    merupakan milik perusahaan itu sendiri.

    4. Debt to Assets Ratios (DAR)

    a. Pengertian Debt to Assets Ratios (DAR)

    Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk

    mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.

    Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh

    hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh

    terhadap pengelolaan aktiva.

  • 38

    b. Perhitungan Debt to Assets Ratios (DAR)

    Debt to Assets Ratios (DAR)dihitung sebagai berikut :

    𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠

    𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑥100%

    Keterangan:

    a. Total Liabilitas adalah seluruh total hutang perusahaan

    baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka

    panjang dalam satu periode akuntansi, di mana data

    yang digunakan adalah data yang tercantum di dalam

    laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan.

    b. Total Assets adalah total aktiva yang dimiliki oleh

    perusahaan dan yang tercantum di dalam laporan

    keuangan yang dipublikasikan.

  • 39

    BAB III

    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

    Bursa Efek Jakarta pertama kali dibuka pada Tanggal 14

    Desember 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, didirikan

    di Batavia, pusat pemerintahan kolonial Belanda yang kita kenal sekarang

    dengan Jakarta. Bursa Efek Jakarta dulu disebut Call-Efek. Sistem

    perdagangannya seperti lelang, di mana tiap efek berturut-turut diserukan

    pemimpin “Call”, kemudian para pialang masing-masing mengajukan

    permintaan beli atau penawaran jual sampai ditemukan kecocokan harga,

    maka transaksi terjadi. Pada saat itu terdiri dari 13 perantara pedagang

    efek (makelar).

    Bursa Efek Jakarta sempat tutup selam periode perang dunia

    pertama, kemudian di buka lagi pada Tahun 1925. Aktivitas di bursa ini

    terhenti dari Tahun 1940 sampai 1951 disebabkan Perang Dunia II yang

    kemudian disusul dengan perang kemerdekaan. Baru pada Tahun 1952

    dibuka kembali, dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang

    diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda dinasionalisasikan pada

    Tahun 1958. Meskipun pasar yang terdahulu belum mati karena sampai

    Tahun 1975 masih ditemukan kurs resmi bursa efek yang dikelola Bank

    Indonesia.

  • 40

    Bursa Efek Jakarta kembali dibuka pada Tanggal 10 Agustus 1977

    dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), institusi

    baru di bawah Departemen Keuangan. Pada Tahun 1991, bursa saham

    diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta dan menjadi salah satu

    bursa saham yang dinamis di Asia. Swastanisasi bursa saham ini menjadi

    PT. Bursa Efek Jakarta mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM

    menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.

    Pada Tahun 1977 hingga 1978 masyarakat umum tidak atau belum

    merasakan kebutuhan akan bursa efek. Perusahaan tidak antusias untuk

    menjual sahamnya kepada masyarakat. Tidak satupun perusahaan yang

    memasyarakatkan sahamnya pada periode ini. Baru pada Tahun 1979

    hingga 1984 dua puluh tiga perusahaan lain menyusul menawarkan

    sahamnya di Bursa Efek Jakarta. Namun sampai Tahun 1988 tidak satu

    pun perusahaan baru menjual sahamnya melalui Bursa Efek Jakarta.

    Tahun 1955 adalah tahun Bursa Efek Jakarta memasuki babak

    baru, karena pada Tanggal 22 Mei 1995 Bursa Efek Jakarta meluncurkan

    Jakarta Automated Trading System (JATS). JATS merupakan suatu sistim

    perdagangan manual. Sistim baru ini dapat memfasilitasi perdagangan

    saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan

    pasar yang fair dan transparan dibanding sistim perdagangan manual.

  • 41

    Pada Bulan Juli 2000, Bursa Efek Jakarta merupakan perdagangan

    tanpa warkat (ckripess trading) dengan tujuan untuk meningkatkan

    likuiditas pasar dan menghindari peristiwa saham hilang dan pemalsuan

    saham, serta untuk mempercepat proses penyelesaian transaksi.

    Tahun 2001 Bursa Efek Jakarta mulai menerapkan perdagangan

    jarak jauh (Remote Trading), sebagai upaya meningkatkan akses pasar,

    efisiensi pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan.

    Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan

    Pasar Modal Indonesia. Dengan persetujuan para pemegang saham kedua

    bursa, BES digabungkan ke dalam BEJ yang kemudian menjadi Bursa

    Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan meningkatkan peran pasar modal

    dalam perekonomian Indonesia. Pada Tahun 2008, Pasar Modal Indonesia

    terkena imbas krisis keuangan dunia menyebabkan Tanggal 8-10 Oktober

    2008 terjadi penghentian sementara perdagangan di Bursa Efek

    Indonesia.. IHSG, yang sempat menyentuh titik tertinggi 2.830,26 pada

    Tanggal 9 Januari 2008, terperosok jatuh hingga 1.111,39 pada Tanggal

    28 Oktober 2008 sebelum ditutup pada level 1.355,41 pada akhir Tahun

    2008. Kemerosotan tersebut dipulihkan kembali dengan pertumbuhan

    86,98% pada Tahun 2009 dan 46,13% pada Tahun 2010.

    Pada Tanggal 2 Maret 2009 Bursa Efek Indonesia meluncurkan

    sistim perdagangan baru yakni Jakarta Automated Trading System Next

  • 42

    Generation (JATS Next-G), yang merupakan pengganti sistim JATS yang

    beroperasi sejak Mei 1995.

    Jumlah perusahaan di Bursa Efek Indonesia yang memperoleh

    pernyataan efektif untuk menawarkan saham dan obligasi kepada

    masyarakat umum dari 1912 sampai dengan 31 Desember 2015 sebanyak

    521 emiten dan diklasifikasikan ke dalam 9 sektor yang didasarkan pada

    klasifikasi industri yang ditetapkan oleh NEJ yang disebut JASICA

    (Jakarta Stock Exchange Industrial Classification). Adapun sektor dan

    jumlah emiten dapat dilihat pada Tabel 3.1:

    Tabel 3.1

    Bursa Efek Indonesia (BEI)

    Sektor dan Jumlah Emiten

    per 30 Desember 2015

    SEKTOR JUMLAH

    EMITEN

    Pertanian 23

    Pertambangan 41

    Industri Dasar Dan Kimia 64

    Aneka Industri 45

    Industri Barang Konsumsi 37

    Properti Dan Real Estate 55

    Infrastruktur Utilitas Dan Transportasi 54

  • 43

    Keuangan 80

    Perdagangan Jasa Dan Investasi 119

    TOTAL 521

    Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2016

    B. Sektor Industri Barang Konsumsi

    Sektor industri barang konsumsi memiliki 5 sub-sektor yang

    terdaftar, di antaranya sub-sektor makanan dan minuman berjumlah 14

    perusahaan, sub-sektor rokok berjumlah 4 perusahaan, sub-sektor Farmasi

    berjumlah 10 perusahaan, sub-sektor kosmetik dan keperluan rumah

    tangga berjumlah 6 perusahaan, sedangkan sub-sektor peralatan rumah

    tangga 3 perusahaan terdaftar.

    C. Profil Perusahaan

    1. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

    Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk didirikan pada Tanggal 26

    Januari 1990 dengan nama PT Asia Intiselera dan mulai beroperasi

    secara komersial pada Tahun 1990. Kantor pusat AISA berada di

    Gedung Plaza Mutiara, LT. 16, Jl. DR. Ide Agung Gede Agung,

    Kav.E.1.2 No 1 & 2 (Jl. Lingkar Mega Kuningan), Jakarta Selatan

    12950. Lokasi pabrik mie kering, biskuit dan permen terletak di

    Sragen, Jawa Tengah. Usaha perkebunan kelapa sawit terletak di

  • 44

    beberapa lokasi di Sumatera dan Kalimantan. Usaha pengolahan dan

    distribusi beras terletak di Cikarang, Jawa Barat dan Sragen, Jawa

    Tengah.

    Pada Tanggal 14 mei 1977, AISA memperoleh pernyataan

    efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham

    AISA 45.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500,00- per saham

    dan Harga Penawaran Rp950,00- kepada masyarakat. Pada Tanggal 11

    Juni 1997 saham tersebut telah efektif dicatatkan pada Bursa Efek

    Indonesia (BEI).

    2. PT. Tri Banyan Tirta Tbk

    Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO) didirikan Tanggal 03 Juni 1997.

    Kantor pusat ALTO terletak di Kp. Pasir Dalem RT.02 RW.09 Desa

    Babakan pari, Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

    43158 – Indonesia. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih

    saham Tri Banyan Tirta Tbk, antara lain: PT Fikasa Bintang

    Cemerlang (pengendali) (52,41%) dan PT Tirtamas Anggada

    (pengendali) (27,61%).

    Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan Ruang Lingkup

    Kegiatan ALTO adalah bergerak dalam bidang industri air mineral

    dalam kemasan plastik, makanan, minuman dan pengalengan atau

    pembotolan serta industri bahan kemasan. Produksi Air minum dalam

    http://www.britama.com/index.php/tag/alto/

  • 45

    kemasan secara komersian dimulai pada Tanggal 3 juni 1997. Pada

    Tanggal 28 juni 2012, ALTO memperoleh pernyataan efektif dari

    Bappepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

    ALTO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 300.000.000 dengan nilai

    nominal Rp 100,00- per saham dengan harga penawaran Rp 210,00-

    per saham disertai dengan Waran Seri 1 yang diberikan secara cuma-

    cuma sebagai insentif sebanyak 150.000.000 dengan pelaksaaan

    sebesar Rp 260,00- per saham. Setiap pemegang saham Waran berhak

    membeli satu saham perusahaan selama masa pelaksaan yaitu mulai

    Tanggal 11 juli 2012 sampai dengan 07 Juli 2017. Saham-saham

    tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10

    Juli 2012.

    3. PT. Cahaya Kalbar Tbk

    Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sebelumnya Cahaya Kalbar

    Tbk (CEKA) didirikan 03 Februari 1968 dengan nama CV Tjahaja

    Kalbar dan mulai beroperasi secara komersial pada Tahun 1971.

    Kantor pusat CEKA terletak di Kawasan Industri Jababeka II, Jl.

    Industri Selatan 3 Blok GG No.1, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa

    Barat, sedangkan lokasi pabrik terletak di Kawasan Industri Jababeka,

    Cikarang, Jawa Barat dan Pontianak, Kalimantan Barat.

    http://www.britama.com/index.php/tag/ceka/

  • 46

    Pada 10 Juni 1996, CEKA memperoleh pernyataan efektif dari

    Menteri Keuangan untuk melakukan penawaran Umum Perdana

    Saham CEKA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 34.000.000 dengan

    nilai nominal Rp500,00- per saham dengan harga penawaran

    Rp1.100,00- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa

    Efek Indonesia (BEI) pada Tanggal 09 Juli 1996.

    4. PT. Delta Djakarta Tbk

    Delta Djakarta Tbk (DLTA) didirikan Tanggal 15 Juni 1970

    dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada Tahun 1933. Kantor

    pusat DLTA dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat,

    Bekasi Timur – Jawa Barat. Pabrik “Anker Bir” didirikan pada Tahun

    1932 dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam perkembangannya,

    kepemilikan dari pabrik ini telah mengalami beberapa kali perubahan

    hingga berbentuk PT Delta Djakarta pada Tahun 1970.

    Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan ruang lingkup

    kegiatan DLTA yaitu terutama untuk memproduksi dan menjual bir

    pilsaner dan bir hitam dengan merek “Anker”, “Carlberg”, “san

    Miguel” , “San Mig Light” dan “ Kuda Putih”. DLTA juga

    memproduksi dan menjual produk minuman non alcohol dengan

    merek “Sodaku”. Pada Tahun1984, DLTA memperoleh pernyataan

    efektif dan Bapepam LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

    http://www.britama.com/index.php/tag/dlta/

  • 47

    Saham DLTA kepada masyarakat sebanyak 347.4 dengan nilai

    nominal Rp1.000,00- per saham dengan harga penawaran Rp2.950,00-

    per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

    Indonesia (BEI) pada Tanggal 27 Februari 1984.

    5. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

    Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan 02

    September 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada Tahun 1

    Oktober 2009. ICBP merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha

    Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk

    (INDF), pemegang saham pengendali. Kantor pusat Indofood CBP

    berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend.

    Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta 12910, Indonesia, sedangkan pabrik

    perusahaan dan anak usaha berlokasi di Pulau Jawa, Sumatera,

    Kalimatan, Sulawesi dan Malaysia. Induk usaha dari Indofood CBP

    Sukses Makmur Tbk adalah INDF, dimana INDF memiliki 80,53%

    saham yang ditempatkan dan disetor penuh ICBP, sedangkan induk

    usaha terakhir dari ICBP adalah First Pacific Company Limited (FP),

    Hong Kong.

    Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan ruang lingkup

    kegiatan ICBP terdiri dari antara lain : produksi mie dan bumbu

    http://www.britama.com/index.php/tag/icbp/http://www.britama.com/index.php/tag/icbp/http://www.britama.com/index.php/tag/icbp/

  • 48

    penyedap, produk makanan kuliner, biskuit, kemasan, perdagangan,

    transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen serta

    penelitian dan Pengembangan. Pada Tanggal 24 September 2010,

    ICBP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam LK untuk

    melakukan penawaran Umum Perdana Saham ICBP kepada

    masyarakat sebanyak 1.166.191.000 dengan nilai nominal Rp100,00-

    per saham dengan harga penawaran Rp5.395,00- per saham. Saham-

    saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

    Tanggal 07 Oktober 2010.

    6. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

    Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) didirikan Tanggal 14

    Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai

    kegiatan usaha komersialnya pada Tahun 1990. Kantor pusat INDF

    berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 21, Jl. Jend.

    Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta 12910 – Indonesia. Sedangkan pabrik

    dan perkebunan INDF dan anak usaha berlokasi di berbagai tempat di

    Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia. Induk

    usaha dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah CAB Holding

    Limited (miliki 50,07% saham INDF), Seychelles, sedangkan induk

    http://www.britama.com/index.php/tag/indf/

  • 49

    usaha terakhir dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah First Pacific

    Company Limited (FP), Hong Kong.

    Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan ruang lingkup

    kegiatan INDF terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri

    makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan, kemasan minyak

    goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu.

    Pada Tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari

    Bapepam-LK untuk melakukan penawaran Umum Perdana Saham

    INDF kepada masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan nilai nominal

    Rp1.000,00 per saham dengan harga penawaran Rp6.200,00- per

    saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

    (BEI) pada 14 Juli 1994.

    7. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk

    Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) didirikan 03 juni 1929

    dengan nama N.V Nederlandch Indische Bierbrouwerijen dan mulai

    beroperasi secara komersial pada Tahun 1929. Kantor pusat MLBI

    berlokasi di Talavera Office Park lantai 20, Jl. Let. Jend. TB.

    Simatupang Kav. 22-26, Jakarta 12430, sedangkan pabrik berlokasi di

    Jln. Daan Mogot Km.19, Tangerang 15122 dan Jl. Raya Mojosari –

    Pacet KM. 50, Sampang Agung, Jawa Timur.

  • 50

    Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

    kegiatan MLBI beroperasi dalam Industry Birdan minuman lainnya.

    Saat ini, kegiatan utama MLBI adalah memproduksi dan memasarkan

    bir (Bintang dan Heineken), bir bebas alcohol (Zero) dan minuman

    ringan berkarbonasi (Green Sands). Pada Tahun 1981, MLBI

    memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan

    Penawaran Umum Perdana Saham MLBI (IPO) kepada masyarakat

    sebanyak 3.520.012 dengan nilai nominal Rp 1.000,00- per saham

    dengan harga penawaran Rp 1.570,00- per saham. Saham-saham

    tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15

    Desember 1981.

    8. PT. Mayora Indah Tbk

    Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan 17 Februari 1977 dan

    mulai beroperasi secara komersian pada Bulan Mei 1978. Kantor pusat

    Mayora berlokasi do Gedung Mayora, Jl. Tomang Raya No. 21-23,

    Jakarta 11440- Indonesia, dan pabrik terletak di Tangerang dan

    Bekasi. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Mayora

    Indah Tbk adalah PT Unita Branindo, yakni dengan persentase

    kepemilikan sebesar 32,93%.

  • 51

    Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

    kegiatan Mayora adalah menjalankan usaha dalam bidang industri,

    perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini, Mayora menjalankan

    bidang usaha industri biskuit (Roma, danisa, Royal Choice, Better,

    Muuch Better, Slai O lai, Sari Gandum, Sari gandum Sandwich,

    Coffejoy, Chess’kress), kembang gula (Kopiko,KIS, Tamarin, dan

    Juizy Milk), Wafer (beng-beng, Astor, Roma), Cokelat (Choki-choki),

    Kopi (Torabika dan Kopiko) dan makanan kesehatan (Energen) serta

    menjual Produknya di pasar lokal dan luar negeri. Pada Tanggal 25

    Mei 1990, MYOR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

    untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MYOR (IPO)

    kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal

    Rp 1.000,00- per saham dengan harga penawaran Rp 9.300,00- per

    saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

    (BEI) pada 4 Juli 1990.

    9. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk

    Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) didirikan tanggal 16 April

    1974 dengan nama PT Aneka Bumi Asih dan memulai kegiatan usaha

    komersialnya pada Tahun 1974. Kantor pusat PSDN terletak di

  • 52

    Gedung Plaza Sentral. Lt. 20. Jl Jend Sudirman No 47, Jakarta 12930

    dan pabriknya berlokasi Jl. Ki Kemas Rindho Kertapati, Palembang.

    Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

    kegiatan PSDN adalah bergerak dalam bidang pengolahan dan

    perdagangan hasil bumi ( karet remah, kopi bubuk dan instan serta

    kopi biji). Pada tub 1994, PSDN memperoleh pernyataan efektif dari

    Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

    PSDN (IPO) kepada masyarakat sebanyak 30.000.000 dengan nilai

    nominal Rp 1.000,00- per saham dengan harga penawaran

    Rp 3.000,00- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa

    Efek Indonesia (BEI) pada 18 Oktober 1994.

    10. PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk

    Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI) didirikan 08 Maret

    1995 dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan mulai

    beroperasi komersial pada Tahun 1996. Kantor pusat dan salah satu

    pabrik Roti berkedudukan di Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar

    blok A9, Desa Mekarwangi,Cikarang Barat, Bekasi 17530-Jawa Barat,

    pabrik lainnya berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang blok

    U dan W – Bekasi, Pasuruan, Semarang, Makasar Purwakarta,

    Cikande dan Medan.

  • 53

    Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha

    utama ROTI bergerak di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti

    (roti tawar, roti manis, roti berlapis, cake dan bread crumb) dengan

    merek “Sari Roti”. Pendapatan utama ROTI berasal dari penjualan

    roti tawar dan roti manis.

    Pada Tanggal 18 Juni 2010, ROTI memperoleh pernyataan

    Efektif Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

    saham ROTI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 151.854.000 dengan

    nilai nominal Rp100,00- per saham dengan harga penawaran Rp

    125,00- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

    Indonesia (BEI) pada 28 Juni 2010.

    11. PT. Sekar Bumi Tbk

    Sekar Bumi Tbk (SKBM) didirikan 12 April 1973 dan mulai

    beroperasi secara komersial Tahun 1974. Kantor pusat SKBM

    berlokasi di plaza Asia, Lantai 2, Jl Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta

    12190 dan pabrik berlokasi di Jalan Jenggolo 2 No. 17 Waru, Sidoarjo

    serta tambak di Bone dan Mare, Sulawesi.

    Berdasarkan Anggara Dasar Perusahaan, ruang lingkup

    kegiatan SKBM adalah dalam bidang usaha pengolahan hasil

    perikanan laut dan darat, hasil bumi dan peternakan. Sekar Bumi

  • 54

    ikan,cumi-cumi, dan banyak lainnya) dan makanan olahan beku ( dim

    sum, udang berlapis tepung roti, bakso seafood, sosis, dan banyak

    lainnya). Selain itu, melalui anak usahanya, Sekar Bumi memproduksi

    pakan ikan, pakan udang, mete dan produk kacang lainnya, produk-

    produk Sekar Bumi dipasarkan dengan berbagai merek di antaranya

    SKB, Bumifood dan Mitraku. Tanggal 18 September 1995, SKBM

    memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan

    Penawaran Umum Perdana Saham SKBM (IPO) kepada masyarakat.

    Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

    pada Tanggal 05 Januari 1993. Kemudian sejak Tanggal 15 September

    1999 saham PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) dihapus dari daftar

    PT Bursa Efek Indonesia. Pada Tanggal 24 September 2102, SKBM

    memperoleh pencatatan kembali (relisting) efeknya oleh PT Bursa