skripsi analisis faktor-faktor yang mempengaruhi...

172
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA TANGERANG PADA TAHUN 2004-2008 Oleh ABDUL FIQIH 104082002675 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431/2010

Upload: lamngoc

Post on 07-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI

PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA TANGERANG

PADA TAHUN 2004-2008

Oleh

ABDUL FIQIH104082002675

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431/2010

Page 2: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 3: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 4: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 5: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Abdul FiqihTempat Tanggal Lahir : Brebes, 21 April 1986Agama : IslamAlamat Perum Taman Kedaung JL Melati 1 A1/18

Pamulang-Tangerang SelatanKode Post : 15412No. Tlp/HP : 021-96971386/ 0857-8015-4286

PENDIDIKAN FORMAL

1. MIN Rungkang-Losari-Brebes Lulus Tahun 19982. MTs Salafiyah Syafi’iyah Babakan- Ciwaringin-Cirebon Lulus Tahun 20013. MAN Model Babakan-Ciwaringin-Cirebon Lulus Tahun 20044. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lulus Tahun 2010

PNDIDIKAN NON-FORMAL1. Pondok Pesantren Asrorurrofi’ah Babakan-Ciwaringin-Cirebon 1998-20012. Pondok Pesantren AL-Faqih Babakan-Ciwaringin-Cirebon 2001-2004

PENGALAMAN ORGANISASI1. PMII komisariat Fakultas Ekonomi UIN Jakarta 20052. Wakil Ketua DPM-J Akuntansi 20053. Anggota Tim Sukses Capres BEM-J Akuntansi 20054. Pernah Aktif di KPMDB Jakarta Raya5. Staff Bidang Keilmuan IMMAN Cabang Jakarta 2004-20056. Ketua Bidang Humas & Senora IMMAN Cabang Jakarta 2005-20067. Sekretaris Umum IMMAN Cabang Jakarta 2006-2007

Page 6: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

ii

ABSTRACT

The aim of research is to know the influence of region taxes, retribution, andregion owned company, after legal income to the realization of PAD at Tangerang Cityfrom 2004-2008 and to know what efforts DPKAD of Tangerang City do to improve theincome of PAD in Tangerang City. And method of research that I used is an analysismethod and multiply regression test, while a sample that I used is date time series of pureincome report per year from 2004-2008 by method of purposif sampling.

Final conclusion is independent variable: are taxes, retribution, company andother legal income, simultaneously it can explain and influence significantly therealization of revenue of PAD 0,846% or 84,6% partially taxes and other revenueinfluence legally while two other variables: region retribution and region ownedcompany do not influence significantly to the realization of revenue at PAD.

Keyword: are taxes, retribution, owned company result, other legal revenue andrealization of revenue of PAD

Page 7: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

iii

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pajak daerah, retribusi daerah,hasil perusahaan milik daerah dan pendapatan lain-lain yang sah terhadap realisasi PAD KotaTangerang pada tahun 2004-2008 dan mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan olehaparatur DPKAD Kota Tangerang untuk meningkatkan realisasi penerimaan PAD KotaTangerang. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode analisis dan ujiregresi berganda. Sampel yang digunakan adalah rentetan data laporan penerimaan PendapatanAsli Daerah pertahun dari tahun 2004-2008. dengan menggunakan purposif sampling.

Kesimpulan terakhir adalah bahwa variabel independen yaitu pajak daerah, retribusidaerah, hasil perusahaan milik daerah, dan pendapatan lain-lain yang sah secara simultan mampumenjelaskan dan berpengaruh signifikan terhadap realisasi penerimaan PAD sebesar 0,846 atau84,6%. Sedangkan secara parsial hanya pajak dan pendapatan lain-lain yang sah yangberpengaruh signifikan, sedangkan dua variabel lain yaitu retribusi daerah dan hasil perusahaanmilik daerah secara parsial kurang berpengaruh secara signifikan terhadap relasasi penerimaanPAD Kota Tangerang.

Kata Kunci: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah, Pendapatan Lain-lain Yang Sah dan Realisasi Penerimaan PAD.

Page 8: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

iv

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat dan kasih sayang Allah dengan ridha-Nya serta petunjuk-Nya,

dengan segala kekuasaan Alhamdulillahirabbil’ alamin, segala puji dan syukur

senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam pemilik

hidup yang hakiki, pemilik kekayaan yang sempurna, pemilik ilmu yang maha luas

tiada terkira, raja dari segala manusia jin malaikat dan makhluk lainnya yang lemah,

Maha Suci Allah dari segala sifat yang dimiliki oleh makhluk-Nya. Dengan rahmat -

Nya, serta kemurahan-Nya kepada semua hamba-Nya, penulis hamba yang lemah

serta banyak kekuarangannya ini dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Di

Kota Tangerang Periode 2004-2008”. Shalawat dan salam semoga Allah panjatkan

kepada Rasulllah SAW yang telah mengibarkan panji islam di muka bumi dengan

petunjuk serta inayah-Nya yang tiada terkira, sehingga kita sebagai manusia yang

mempunyai akal dan hati menjadi manusia yang mulia dan sempurna, semoga Allah

SWT dapat mengampuni segala dosa-dosa hamba-Nya yang mengikuti ajaran

Muahmmad Rasulullah SAW,pemilik akhlaqul karimah,manusia agung kekasih Allah

yang sempurna tanpa cela.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi, dengan penuh kesadaran

bahwa skripsi ini tedapat kelemahan-kelemahan dan jauh dari kesempurnaan

(kesempurnaan hanya milik Allah), walaupun begitu, penulis hamba yang dha’if ini

tetap memakai kode etik dan aturan-aturan yang berlaku layaknya sebuah karya

ilmiah yang tanpa diragukan lagi keilmiahannya. Skripsi ini tidak akan selesai

penulisannya begitu saja tanpa bantuan dari semua manusia yang turut berjasa dalam

penggarapan skripsi saya ini, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik

sesuai aturan yang berlaku. Oleh karena itu atas kesadaran dan kerendahan hati hamba

yang dha’if ini mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya tak bisa diukur

dalamnya dengan meter yang tak terhingga kepada:

1. Walidainie Orang Tua (semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosanya dan

menyayanginya) Bapak Ahmad Zaini dan Ibu Siti Aminah yang Alhamdulillah

selalu memberikan semua dukungan dan fasilitas yang saya butuhkan selama saya

study, saya sangat bersyukur kepada Allah mempunyai orang tua sebaik engkau,

Page 9: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

v

tanpa rasa kesal dan pamrih,yang selalu memberikan pelajaran bagaimana

menjalani hidup yang diridhoi Allah, mendidik dari kecil dengan penuh nuansa

religius. Keringat, tangisan air mata dan kesedihanmu sungguh saya tak bisa

membalas jasa-jasamu sampai kapanpun,hanya do’a kepada Allah agar engkau

senantiasa sehat, diberikan umur panjang, dimurahkan rizqinya, dimudahkan

segala urusannya, dihilangkan segala beban dan kesulitannya, dijauhkan dari

segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni segala dosa-dosa

engkau, Ya Allah semoga engkau selalu menyayangi beliau,sebagaimana dia

menyayangiku dari kecil tanpa rasa pamrih Aamiin. Adik-adik saya Ahmad Fauzi,

Irfan Zidny, Wilda Turrahmah semoga kelak engkau menjadi manusia-manusia

yang mulia baik disisi Allah maupun dalam padangan manusia Aamiin.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku dosen pembimbing I yang mudah-

mudahan senantiasa ikhlas ditengah-tengah kesibukannya untuk meluangkan

waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Rini, SE, Ak, M.Si selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar

membimbing dan memberikan solusi atas segala kesulitan yang penulis temukan

sehingga bisa selesai.

4. Bapak Afif Sulfa SE, Ak, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Ibu Yessi Fitri SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.

6. Segenap jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta atas semua

curahan ilmu dan perhatiannya.

7. Bapak Taufiq S.E, M.Si selaku Kasi Pendaftaran dan Pendataan Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang yang telah memberikan

izin untuk riset dan data-data kepada penulis serta bantuan lain yang penulis

butuhkan.

8. Teruntuk yang special dinda Nurul engkau adalah Khadijahku disaat aku dalam

tekanan dan menenangkan segala beban pikiranku, engkau adalah Aisyahku disaat

aku kesulitan dalam menghadapi masalah-masalahku dan memberikan solusi yang

melegakan hatiku, semoga engkau menjadi seperti Siti Khadijah dan Siti Aisyah

dalam hidupku.

Page 10: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

vi

9. Untuk semua teman-teman seperjuangan baik di IMMAN Jakarta, KMSGD,

HIMA-CITA, KPMDB, PPMB, MAKOM ALBAB (Majelis Komunikasi Alumni

Babakan) Khususnya angkatan 2004.

10. Untuk teman-teman akuntansi C 2004 dan juga anak pajak A 2004 semuanya

terima kasih.

11. Untuk teman-teman kosan dulu semoga anda sukses semua.

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas segala

kebaikan dan ketulusannya menjadi amal kebaikan dan dibalas kebaikan dengan

berlipat ganda.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis

dan umumnya bagi pembaca sekalian.

Jakarta, September 2010

Penulis

Abdul Fiqih

Page 11: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ i

ABSTRACT........................................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR........................................................................................... iv

DAFTAR ISI.......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1

B. Perumusan Masalah ………………………………………… 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………… 7

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Sumber Penerimaan Daerah ………………………………… 9

1. Pengertian Pendapatan Asli Daerah ……………………….. 9

2. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah ………………….. 10

a. Pajak Daerah ……………………………………………... 10

b. Retribusi Daerah …………………………………………. 35

c. Hasil Perusahaan Milik Daerah ………………………….. 40

d. Pendapatan Lain-lain Yang Sah …………………………. 40

B. Pajak dan Ruang Lingkupnya ………………………………... 41

1. Definisi Pajak ……………………………………………… 41

Page 12: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

viii

2. Fungsi dan Tujuan Pajak ………………………………...... 43

3. Sistem Pemungutan Pajak …………………………………. 45

4. Syarat-syarat Pemungutan Pajak ………………………….. 47

5. Azas Pemungutan Pajak …………………………………… 49

6. Pengelompokan Pajak ……………………………………... 49

7. Tarif Pajak ……………………………………………….... 51

8. Kewajiban dan Hak-hak Wajib Pajak ……………………... 53

C. Pajak Dalam Pelaporan Keuangan Daerah …………………… 55

D. Penelitian Sebelumnya ……………………………………….. 57

E. Kerangka Pemikiran …………………………………………... 59

F. Hipotesis ……………………………………………………… 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………. 62

B. Metode Penentuan Sampel ……………………………………. 62

C. Metode Pengumpulan Data …………………………………… 63

D. Metode Analisis dan Uji Hipotesis …………………………… 64

E. Operasional Variabel Penelitian ……………………………... 71

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kota Tangerang …………………………… 73

B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi DPKAD......... 82

C. Analisa dan Pembahasan ……………………………………... 104

1. Perbandingan Realisasi Penerimaan PAD …………………. 104

2. Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, HPMD dan

Page 13: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

ix

Pendapatan Lain-lain Yang Sah Tahun 2004-2008 ………… 112

a. Uji Asumsi Klasik ……………………………………….... 112

1. Hasil Uji Normalitas Data ………………………………. 112

2. Hasil Uji Multikolonieritas ……………………………... 113

3. Hasil Uji Heterokedastisitas ……………………………. 114

4. Hasil Uji Autokorelasi ………………………………….. 115

b. Uji Hipotesis ……………………………………………… 116

1. Uji Koefisien Determinasi ……………………………… 116

2. Hasil Uji F ……………………………………………… 118

3. Hasil Uji t ………………………………………………. 119

c. Perbandingan Analisis Penulis dengan Penelitian-penelitian

Sebelumnya ……………………………………………….. 124

3. Upaya-upaya ang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang

Khususnya DPKAD Dalam Meningkatkan Penerimaan PAD

Di Kota Tangerang ………………………………………….. 127

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………… 129

B. Implikasi ………………………………………………………. 133

C. Saran …………………………………………………………... 134

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 136

LAMPIRAN …………………………………………………………………….. 138

Page 14: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

x

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

1.1 Target dan Realisasi PAD ................................................. 4

2.1 Pajak Reklame Permanen ................................................. 25

2.2 Pajak Reklame Insendentil ................................................. 25

4.1 Kapasitas Produksi, Distribusi Dan Air Terjual ………….. 81

4.2 Realisasi Penerimaan PAD ................................................. 104

4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................. 113

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................ 116

4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................ 116

4.6 Hasil Uji F .......................................................................... 118

4.7 Hasil Uji t ........................................................................... 119

Page 15: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran..................................................................... 60

4.1 Grafik Perkembangan Penerimaan PAD...................................... 107

4.2 Hasil Uji Normalitas Data............................................................ 113

4.3 Hasil Uji Heteroskedasitas………………………………............ 115

Page 16: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah, RetribusiDaerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah,Pendapatan Lain-lain yang Sah dan PAD Tahun2004..............................................................................................138

2 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah, RetribusiDaerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah,Pendapatan Lain-lain yang Sah dan PAD Tahun2005..............................................................................................139

3 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah, RetribusiDaerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah,Pendapatan Lain-lain yang Sah dan PAD Tahun2006 .............................................................................................140

4 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah, RetribusiDaerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah,Pendapatan Lain-lain yang Sah dan PAD Tahun2007..............................................................................................141

5 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah, RetribusiDaerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah,Pendapatan Lain-lain yang Sah dan PAD Tahun2008..............................................................................................142

6 Out put Regresi Berganda dalam SPSS V13 ..............................143

7 Out put Regresi Berganda dalam SPSS V13 ..............................144

8 Out put Regresi Berganda dalam SPSS V13 ..............................145

9 Out put Regresi Berganda dalam SPSS V13 ..............................146

10 Out put Regresi Berganda dalam SPSS V13 ..............................147

11 Out put Regresi Berganda dalam SPSS V13 ..............................148

12 Out put Regresi Berganda dalam SPSS V13 ..............................149

13 Struktur Organisasi DPKAD Kota Tangerang.............................150

14 Struktor Organisasi Pemerintah Kota Tangerang ........................151

15 Surat Izin Penelitian/Riset............................................................152

Page 17: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

xiii

16 Surat Rekomendasi Penelitian LINMAS Kota

Tangerang ....................................................................................153

17 Surat Keterangan Hasil Wawancara ............................................155

Page 18: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk republik dimana

didalamnya dikenal adanya daerah-daerah otonom sebagai konsekuensi

dianutnya asas desentralisasi sesuai dengan ketentuan UU No.12 tahun

2008, Maka Ada 2 (dua) tingkatan daerah otonom (yaitu daerah yang

berhak mengurus rumah tangganya sendiri), yang dibagi menjadi daerah

tingkat I (Propinsi) dan daerah tingkat II (Kabupaten dan Kota Madya).

Sejalan dengan UU No.12 tahun 2008 tentang pemerintahan daerah

dan UU No.33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara

pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta UU No.28 tahun 2009

tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Dimana pemerintah daerah baik

pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten maupun kota telah diberikan

wewenang untuk mengatur rumah tangga daerahnya sendiri melalui

otonomi daerah yang mengedepankan kemandirian daerah. Dimana

otonomi daerah mensyaratkan adanya kemandirian dibidang pembiayaan/

keuangan. Keuangan ini penting karena tidak ada satu kegiatan pemerintah

pun yang tidak membutuhkan biaya. Keuangan merupakan salah satu

sumber hidupnya daerah karena otonomi tanpa ditunjang oleh kemampuan

keuangan akan lemah sekali.

Menurut salah seorang pakar bidang keuangan Prof.Dr.Rochmat

Soemitro.S.H. adalah kunci bagi keberhasilan penyelenggaraan urusan-

Page 19: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

2

urusan rumah tangga daerah. Sumber-sumber keuangan daerah dapat

diperoleh dari dana perimbangan, Pendapatan Asli Daerah (PAD), pinjaman

dan bantuan lainnya. Sedangkan berdasarkan ketentuan UU No.33 tahun

2004 sumber-sumber pendapatan daerah antara lain:

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari:

1. Hasil pajak daerah

2. Hasil retribusi daerah

3. Hasil perusahaan daerah

4. Lain-lain hasil usaha daerah yang sah.

b. Pendapatan berasal dari pemberian pemerintah, yang terdiri dari:

1. Sumbangan dari pemerintah

2. Sumbangan-sumbangan lain, yang diatur dengan peraturan

perundang undangan.

3. Lain-lain pendapatan yang sah.

Dalam otonomi daerah sumber-sumber keuangan daerah/Pendapatan

Asli Daerah dalam keuangan daerah merupakan salah satu tolak ukur yang

nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab. Pada umumnya daerah

dikatakan siap untuk melaksanakan otonomi daerah apabila PAD-nya dapat

memberikan sumbangan yang berarti kepada APBD. Sumber utama

pembangunan daerah harus dapat dibiayai dari PAD, sehingga daerah tidak

bergantung dari subsidi pemerintah pusat. Dengan demikian daerah dapat

dengan leluasa melakukan akselerasi pembangunan daerahnya dengan tanpa

beban pengaruh dari pemerintah pusat sesuai dengan makna dari otonomi

Page 20: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

3

daerah yaitu melaksanakan sendiri segala urusan pemerintahan diluar

kelima urusan yang masih ditangani oleh pemerintah pusat (Tjip Ismail,

Januari : 2004).

Sebagai konsekuensi menjalankan otonomi daerah yang dimulai

pada tahun 2001 pemerintah Kota Tangerang berupaya untuk meningkatkan

sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) agar mampu membiayai

penyelenggaraan pemerintah dan lebih meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat. Adapun sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah di Kota

Tangerang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik

daerah dan lain-lain pendapatan yang sah. Dari keempat sumber Pendapatan

Asli Daerah tersebut perlu ditingkatkan upaya intensifikasi dan

ekstensifikasi yang salah satunya adalah dengan meningkatkan efisiensi

sumber daya dan sarana yang terbatas, serta meningkatkan efektifitas

pemungutan yaitu mengoptimalkan potensi yang ada serta terus diupayakan

menggali sumber-sumber pendapatan yang baru yang kemudian potensinya

memungkinkan sebagai kontribusi yang signifikan bagi Pendapatan Asli

Daerah di Kota Tangerang. Kota Tangerang merupakan kota yang

mempunyai kultur dan nuansa perkotaan yang religius dan juga sebagai

hinterlandnya DKI Jakarta semakin banyak orang yang bermukim dan

menetap sehingga potensi wajib-wajib pajak yang baru dapat

meningkatkan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah, selain itu

semakin banyaknya dibangun pusat-pusat bisnis terpadu meliputi

Page 21: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

4

perkantoran, perumahan, pusat perbelanjaan, makanan cepat saji dari luar

negeri menjadikan potensi pajak daerah semakin besar.

Tabel 1.1Daftar Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang

Kota Tangerang Periode 2004-2008

Tahun Target Realisasi Pencapaian2004 97.899.759.826,- 108.978.535.129,- 111.32%2005 107.313.373.998,- 122.149.992.517,- 112.09%2006 122.228.416.207,- 135.853.641.888,- 111.22%2007 133.412.795.107,- 164.053.027.186,- 120.76%2008 145.417.607.708,- 192.475.130.150,- 132.36%

Sumber: DPKAD Kota Tangerang

Sumber Pendapatan Asli Daerah adalah dari hasil pajak daerah,

hasil retribusi daerah, hasil laba dari perusahaan milik daerah dan dari hasil

usaha lain-lain yang sah yang diterima oleh pemerintah daerah Kota

Tangerang. Adapun pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah

Kota Tangerang adalah pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak

reklame, pajak penerangan jalan, pajak bahan galian golongan C, pajak

pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan, pajak sarang burung

walet, PBB Perkotaan dan pedesaan, dan BPHTB. Pajak-pajak daerah

tersebut diharapkan dapat meningkatkan PAD, selain dari hasil retribusi

daerah, hasil perusahaan milik daerah dan usaha-usaha lainnya yang sah,

sehingga bisa digunakan untuk pembiayaan pembangunan. Dengan

demikian hasil pemungutan dari sektor pajak akan dapat lebih berperan

dalam menunjang usaha-usaha pembangunan khususnya pembangunan

yang dilaksanakan di Kota Tangerang.

Page 22: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

5

Kota Tangerang memiliki potensi sumber daya alam dan manusia

yang cukup besar terus memacu perkembangan sebagai upaya untuk

mensejahterakan masyarakat dan mewujudkan Kota Tangerang sebagai

pusat perekonomian berwawasan lingkungan. Pada tabel 1.1

menggambarkan target dan realisasi pendapatan daerah di Kota Tangerang

selama satu periode dari tahun 2004-2008. Dari tabel 1.1 diatas dapat

disimpulkan bahwa realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota

Tangerang selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan selalu

melebihi nilai yang ditargetkan.

Berdasarkan pada penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh

Ahmad Najib (2006), mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Karawang.

Hasilnya menunjukan bahwa terjadi peningkatan secara signifikan, yang

diketahui dari keempat variabel independen yaitu pajak daerah, perusahaan

milik daerah, serta pendapatan lain-lain yang sah yang berpengaruh secara

signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karawang.

Sesuai dengan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas

faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

di Kota Tangerang tahun 2004-2008. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya yaitu objek penelitian dan tahun penelitian. Pada

penelitian ini dilakukan di Kota Tangerang dengan menggunakan metode

convenience sampling yaitu metode pemilihan sampel non probabilitas

(nonprobability sampling method) dimana anggota sampel yang dipilih

Page 23: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

6

atau diambil berdasarkan kemudahan mendapatkan data yang diperlukan,

yaitu dengan mengambil data bulanan dari realisasi Pendapatan Asli

Daerah (PAD). Pada penelitian ini menggunakan metode analisisnya

dengan metode regresi berganda yang dihasilkan dari output SPSS.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka peneliti mencoba untuk

meneliti tentang pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan

milik daerah dan pendapatan lain-lain yang sah terhadap realisasi

penerimaan PAD di Kota Tangerang serta perbandingan realisasi

penerimaan kedua variabel independen dan dependen tersebut. Maka

peneliti mengambil judul ”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tangerang

Pada Tahun 2004-2008”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas dapat penulis

rumuskan beberapa masalah yang akan dibahas. Adapun ruang lingkup

pembahasannya berkisar pada:

1. Apakah pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah,

dan pendapatan lain-lain yang sah berpengaruh terhadap realisasi

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Tangerang baik secara parsial

maupun simultan?

Page 24: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

7

2. Upaya apa saja yang perlu dilakukan oleh pemerintahan Kota Tangerang

untuk meningkatkan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kota

Tangerang?

3. Bagaimanakah perbandingan antara realisasi penerimaan PAD dengan

penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik

daerah dan pendapatan lain-lain yang sah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian:

a. Untuk menganalisis pengaruh pajak daerah, retribusi daerah,

perusahaan milik daerah dan usaha lain-lain yang sah terhadap

realisasi Pendapatan Asli Daerah di Kota Tangerang.

b. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh

pemerintah daerah Kota Tangerang untuk meningkatkan realisasi

Pendapatan Asli Daerah.

c. Untuk mengetahui perbandingan antara realisasi penerimaan PAD

dengan penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan

milik daerah, dan pendapatan lain-lain yang sah.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya penelitian ini

antara lain:

Page 25: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

8

a. Bagi penulis; dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan, dan

pengalaman dibidang ekonomi dan perpajakan, khususnya mengenai

penerimaan Pendapatan Asli daerah.

b. Bagi Akademis; hasil penelitian ini diharapkan akan menambah bahan

referensi atau acuan bagi studi tentang Pajak Daerah, Retribusi

Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Usaha Lain-lain

yang Sah atau penelitian dengan objek yang sejenis.

c. Bagi Masyarakat; diharapkan akan memberikan sumbangan berupa

informasi yang berarti bagi masyarakat luas, yang ada hubungannya

dengan pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah

dan hasil usaha lain-lain yang sah.

d. Bagi Instansi Terkait; dalam hal ini adalah pemerintah Kota

Tangerang, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan

pertimbangan dalam mengevaluasi efektivitas dan efisiensi

penerimaan Pendapatan Asli Daerah sebagai salah satu sumber

pembangunan daerah.

e. Bagi para pembaca; penelitian ini bermanfaat dalam menambah

khazanah keilmuan, intelektualitas dan aktualisasi diri.

Page 26: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

9

BAB II

LANDASAN TEORITIS

5. Sumber Penerimaan Daerah

1. Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Setiap daerah memiliki wewenang dan kewajiban untuk

menggali sumber-sumber keuangannya sendiri dengan melakukan

segala upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),

dengan demikian pemerintah daerah dapat melaksanakan tugas

pemerintahan dan pembangunan yang semakin mantap demi

kesejahteraan masyarakatnya.

Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh

daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut

berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Jadi dapat disimpulkan PAD merupakan suatu

penerimaan daerah yang berasal dari sumber-sumber wilayahnya sendiri

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pendapatan Asli Daerah merupakan bagian dari sumber

pendapatan daerah sebagaimana diatur dalam UU No.33 tahun 2004

sebagai salah satu sumber pendapatan dalam kaitan pelaksanaan

otonomi daerah. Pendapatan Asli Daerah harus betul-betul dominan dan

mampu memikul beban kerja yang diperlukan hingga pelaksanaan

Page 27: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

10

otonomi daerah tidak dibiayai oleh subsidi atau dari sumbangan dari

pihak ketiga atau pinjaman daerah.

Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah tidak dapat dipisahkan

dari pendapatan daerah secara keseluruhan. Menurut Undang-Undang

Nomor 12 tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah (Pemda), Undang-

Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

2. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Adapun Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) antara lain:

a) Pajak Daerah

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang

atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang

yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

Pajak daerah dapat digolongkan kedalam dua kategori menurut

tingkat pemerintahan daerah, yaitu: Pajak Propinsi dan Pajak

Kabupaten/Kotamadya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34

tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah:

1) Jenis Pajak Propinsi terdapat dari:

a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.

Page 28: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

11

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas

Air.

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan

Air Permukaan.

e. Pajak Rokok.

2) Jenis Pajak Kabupaten Kota terdiri dari:

a. Pajak Hotel

Bedasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang No 11 tahun

2008 tentang pajak hotel menerangkan hal-hal sebagai

berikut:

1) Pengertian

Pajak hotel adalah pungutan daerah atas

pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan yang khusus

disediakan bagi orang untuk dapat menginap istirahat,

memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya dengan

dipungut bayaran termasuk bangunan lainnya yang

menyatu di kelola dan dimiliki oleh pihak yang sama

kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.

2) Objek Pajak Hotel

Objek pajak hotel adalah pelayanan yang

disediakan dengan pembayaran di hotel, sesuai peraturan

daerah No. 11 tahun 2008 meliputi hal-hal sebagai berikut:

Page 29: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

12

a) Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka

pendek, antara lain:

Gubug pariwisata (cottage), motel, wisma, pariwisata,

pesanggarahan (hostel), losmen dan rumah penginapan

termasuk rumah kos dengan jumlah kamar 15 atau

lebih yang menyediakan fasilitas seperti rumah

penginapan.

b) Pelayanan penunjang sabagai kelengkapan fasilitas

penginapan dan memberikan kemudahan dan

kenyamanan, antara lain telepon, faximail, telex,

fotocopy, pelayanan cuci, setrika, taksi, dan

pengangkutan lainnya yang disediakan atau yang

dikelola oleh hotel.

c) Fasilitas olah raga dan hiburan, antaa lain pusat

kebugaran (fitness center), kolam renang, tenis, golf,

karaoke, pub, diskotek, yang disediakan oleh hotel.

d) Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau

pertemuan di hotel.

Pada pajak hotel, tidak semua pelayanan yang

diberikan oleh penginapan dikenakan pajak. Ada

beberapa pengecualian yang tidak termasuk objek

pajak, yaitu:

Page 30: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

13

a) Penyewaan rumah atau kamar, apartemen dan atau

fasilitas tempat tinggal lainnya yang tidak menyatu

dengan hotel.

b) Pelayanan tinggal di asrama dan pondok pesantren.

c) Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan di

hotel yang dipergunakan oleh bukan tamu hotel

dengan pembayaran.

d) Pertokoan, perkantoran, perbankan, salon, yang

dipergunakan oleh umum di hotel.

e) Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan

oleh hotel dan dapat dimanfaatkan oleh umum.

3) Subjek Pajak Hotel

Pada pajak hotel, yang menjadi subjek pajak

adalah orang pribadi atau badan yang melakukan

pembayaran kepada hotel atas pelayanan hotel.

4) Tarif Pajak

Tarif pajak hotel ditetapkan paling tinggi sebesar

10% yang ditetapkan dengan peraturan daaerah kabupaten

kota hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan

pada pemerintah daerah kabupaten/kota untuk menetapkan

tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-

masing daerah kabupaten / kota.

Page 31: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

14

5) Perhitungan Pajak Hotel

Pajak Hotel Terutang = Penghasilan Buto dalam 1 bulan x Tarif Pajak

Contoh:

PT. Hotel Dedy Jaya terletak di kota Tangerang, memiliki data

jenis kamar, jumlah kamar, dan tarif sebagai berikut:

a) Standar Doble 10 kamar dengan tarif perhari Rp 65.000.

b) Standar triple 10 kamar dengan tarif perhari Rp 85.000;

c) Standar doble 10 kamar dengan tarif perhari Rp 85.000.

d) Standar triple 8 kamar dengan tarif perhari Rp 120.000.

e) Superior 6 kamar dengan tarif perhari Rp 175.000.

Bulan November 2009 memperoleh penghasilan dari

penggunaan kamar:

a) Kamar Standar double sebanyak 20 hari

b) Kamar Standar triple sebanyak 20 hari

c) Kamar Deluxe double sebanyak 15 hari

d) Kamar Deluxe triple sebanyak 10 hari

e) Kamar Superior triple sebanyak 12 hari

Hitunglah berapa pajak hotel yang harus dibayar oleh PT.

Hotel Dedy Jaya untuk bulan November 2009.

Jawab:

= ( 20 x Rp 65.000; ) + ( 20 x Rp 85.000; ) + ( 15 x Rp

120.000; )

Page 32: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

15

= ( 10 x Rp 150.000; ) + ( 12 x Rp 175.000; )

= Rp 1.300.000; + Rp 1.700.000; + Rp 1.800.000; + Rp

2.100.000;

= Rp 6.900.000;

b. Pajak Restoran

Restoran adalah usaha penyediaan dan penjualan

makanan bertempat disebagian atau seluruh bangunan

termasuk penyediaan / penjualan makanan dan minuman yang

diantar atau dibawa pulang.

Pajak restoran adalah pajak yang dikenakan atas

pelayanan yang disediakan restoran dengan pembayaran oleh

orang pribadi atau badan.

1) Dasar Hukum Pemungutan Pajak Restoran

Dasar pengenaan pajak restoran adalah Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009 tentang

perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 33 tahun 2004 tentang pajak daerah dan retribusi

daerah. Lebih khusus pasal 2 ayat point (d) point tentang

pajak Kabupaten/Kotamadya.

Di samping itu, yang menjadi landasan hukum

atas pengenaan pajak restoran adalah sebagai berikut:

a) Perda Provinsi Banten No.38 Tahun 2009

b) Perda No. 2 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran

Page 33: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

16

c) Perda No. 16 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran

d) Perda Kota Tangerang No.9 Tahun 2009

2) Objek, Subjek, dan Wajib Pajak Restoran

Objek pajak restoran adalah pelayanan yang

disediakan restoran dengan pembayaran. Seperti Rumah

Makan, Bar, Cafe, Warung Nasi.

Pengecualian Objek Pajak Restoran:

1. Usaha Jasa Boga atau catering yang merupakan objek

pajak pemerintah pusat berdasarkan peraturan No. 65

Tahun 2001.

2. Pelayanan restoran atau rumah makan yang memilki

omset atau peraturan usaha di bawah 30 juta rupiah

pertahun (tidak mengikat dan dapat berubah sewaktu-

waktu menyesuaikan dengan kondisi ekonomi melalui

gubernur.

3. Restoran atau rumah makan yang satu manajemen

dengan hotel.

Subjek pajak restoran adalah perorangan pribadi

atau badan hukum yang melakukan pembayaran kepada

restoran. Dengan demikian setiap konsumen, selain

membayar tarif restoran, wajib pula membayar restoran

sebesar 10% dan tarif restoran kepada pengusaha restoran.

Page 34: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

17

Wajib Pajak restoran adalah pengusaha restoran

yang harus menyetorkan pajak restoran yang dibayar oleh

konsumen kepada Dinas Pendapatan selaku Kas Daerah.

3) Saat Terutang Pajak, Dasar Pengenaan Pajak Restoran,

Tarif, dan Cara Perhitungan.

a) Saat Terutang Pajak Restoran

Yaitu disaat terjadinya pembayaran ke pengusaha

restoran atas pelayanan restoran termasuk yang dibayar

di muka/ down payment.

b) Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak

Dasar pengenaan pajak adalah jumlah pembayaran

yang diberikan konsumen kepada restoran. Masa pajak

adalah jangka waktu lamanya 1 (tahun) bulan takwim.

c) Cara Perhitungan

Pajak Restoran = Tarif Pajak (10%) x Dasar Pengenaan

Contoh Perhitungan Pajak Restoran:

Sebuah restoran menyediakan makanan dan minuman di

tempat, sekaligus melayani pesanan. Berdasarkan laporan

perusahaan, selama 1 bulan restoran tersebut memperoleh

pendapatan dari konsumen yang makan di restorannya sebesar

Rp. 15.000.000,00. Berapakah pajak restoran yang harus

dibayar oleh restoran tersebut.

Cara perhitungan pajak:

Page 35: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

18

Tarif Pajak = 10%

Dasar Pengenaan Pajak = Omzet

= Rp 64.000.000,00 + Rp 15.000.000,00

= Rp 79.000.000,00

Maka Pajak yang harus dibayarkan adalah:

10% x Rp 79.000.000,00 = 7.900.000,00

4) Sistem Pajak Restoran

Adalah Self Assesment atau wajib pajak menghitung,

melaporkan dan membayar pajak yang terutang sendiri.

5) Bukti Transaksi Pembayaran Pajak Restoran

1. Setiap bentuk transaksi restoran atau rumah makan

diharuskan menggunakan bon atau bill atau sesuai dengan

keputusan Gubernur.

2. Setiap bon /bill harus memliki tanda perporasi atau

legalisasi pajak dengan mengajukan secara tertulis ke

kepala dinas pendapatan daerah.

3. Sanksi yang diberikan untuk wajib pajak yang tidak pakai

perporasi /legalisasi adalah sebesar 2% perbulan dari dasar

pengenaan pajak.

4. Bagi wajib pajak yang tidak menggunakan bon atau bill

dikenakan sanksi sebesar 2% perbulan dari dasar

pengenaan pajak.

Page 36: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

19

c. Pajak Hiburan

Berdasarkan Peraturan Daerah kota Tangerang No.10

Tahun 2008 tentang pajak hiburan, menarangkan hal-hal

sebagai berikut:

1) Pengertian

Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.

Hiburan adalah semua jenis pertunjukkan, permainan, dan/

atau keramain, dengan nama dan bentuk apapun yang

ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut

bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas berolahraga.

2) Objek Pajak Hiburan

Objek pajak hiburan dalah penyelenggaraan hiburan

dengan dipungut bayaran. Berdasarkan peraturan daerah

(perda) kota Tangerang No.10 Tahun 2008 objek pajak

hiburan meliputi:

a) Pertunjukkan film

b) Pertunjukkan kesenian daaan sejenisnya

c) Pagelaran musik dan tari

d) Diskotik

e) Karaoke

f) Klub Malam

g) Permainan Billiar

h) Permaianan Ketangkasan

Page 37: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

20

i) Panti Pijat

j) Mandi Uap

k) Pertandingan Olahraga

l) Tempat Rekreasi

m) Kolam Renang

n) Persewaan Video Kaset, VCD,/DVD, LD

o) Pasar Malam dan hiburan umum komersial lainnya.

Pada pajak hiburan, tidak semua penyelenggaraan

hiburan dikenakan pajak. Ada beberapa pengecualian yang

tidak termasuk obek pajak, yaitu penyelenggaraan hiburan

yang tidak dipungut bayaran seperti hiburan yang

diselenggarakan dalam rangka pernikahan, upacara adat,

atau kegiatan keagamaan.

3) Subjek Pajak Hiburan

Pada pajak hiburan, subjek pajak adalah orang

pribadi atau badan yang menonton dan atau menikmati

hiburan. Secara sederhana subjek pajak adalah konsumen

yang menikmati hiburan.

4) Tarif Pajak Hiburan

Tarif pajak hiburan ditetapkan paling tinggi

sebesar 35% yang ditetapkan dalam peraturan daerah

kabupaten / kota.

Page 38: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

21

5) Perhitungan Pajak Hiburan

Pajak Hiburan Terutang = Jumlah Pembayaran UntukMenonton x Tarif

Contoh:

PT. Dedy Jaya Tangerang menyelenggarakan pagelaran musik

Dewa 19 di stadion Benteng Tangerang. Satu tiket yang terjual

untuk VVIP dengan harga Rp 600.000,- sebanyak 150 lembar,

VIP dengan harga Rp 350.000,- sebanyak 250 lembar, Kelas I

dengan harga Rp 150.000,- sebanyak 15.000,- lembar, Kelas II

dengan harga Rp 60.000,- sebanyak 15.000,- lembar. Hitung

berapa pajak hiburan yang harus dibayar oleh PT. Dedy Jaya,

jika tarif pajak hiburan untuk pagelaran musik di Kota

Tangerang ditetapkan 10%.

Jawab:

Penghasilan PT. Dedy Jaya

= (150 x Rp 600.000,-) + (250 x Rp 350.000,-) + (15.000 x

Rp 150.000,-) + (15.000,-) + (15.000 x Rp 60.000)

= Rp 90.000.000 + 87.500.000,- + 2.250.000.000,- + Rp

9.000.000.000,-)

= 11.427.500.000

Pajak Hiburan yang terutang PT. Dedy Jaya Tangerang

= 10% x Rp. 11.427.500.000,-

= 1.142.750.000,-

Page 39: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

22

d. Pajak Reklame

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang tingkat II No. 4

tahun 2009 tentang pajak reklame, menerangkan hal-hal sebagai

berikut:

1) Pengertian Pajak Reklame

Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.

Reklame adalah benda, alat, atau media yang menurut

bentuk susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial,

dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau

memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk

menarik pehatian umum atas suatu barang, jasa atau orang

yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, dan/atau

didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang

dilakukan oleh pemerintah.

2) Objek Pajak Reklame

Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan

reklame. Penyelenggaraan reklame dapat dilakukan oleh

penyelenggara reklame atau perusahaan jasa periklanan yang

terdaftar pada dinas pendapatan daerah kabupaten/kota.

Penyelenggara reklame yang ditetapkan menjadi objek pajak

reklame yang ditetapkan menjadi objek pajak reklame adalah

sebagaimana yang disebut dibawah ini:

a) Reklame Papan/Billboard/Megatron.

Page 40: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

23

b) Reklame kain/Baliho.

c) Reklame melekat stiker.

d) Reklame selebaran.

e) Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan.

f) Reklame udara; reklame menggunakan balon udara.

g) Reklame suara; reklame melalui kendaraan yang

menggunakan pengeras suara.

h) Reklame film dan slide; reklame yang menggunakan atau

memperlihatkan gambar yang berubah-ubah

mempergunakan layar monitor.

i) Reklame peragaan, antara lain reklame melalui peragaan

produk langsung kepada konsumen.

Tidak semua penyelenggara reklame dikenakan pajak

ada beberapa pengecualian yang tidak termasuk objek

pajak reklame, yaitu:

a. Penyelenggara reklame melalui internet, televisi,

radio, warta harian, warta mingguan, warta bulanan,

dan jenisnya.

b. Penyelenggara reklame lainnya yang ditetapkan

dengan peraturan daerah.

Page 41: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

24

3) Subjek Pajak Reklame

Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25%

yang ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten/kota

yang bersangkutan.

4) Perhitungan Pajak Reklame

Pajak Reklame terutang = Nilai sewa x Tarif

Contoh:

Tahun 2009 PT Dedy Jaya Kota Tangerang membuatreklame papan nama tiang sebanyak empat buah dengan luasmasing-masing 40m yang diletakan ditempat yangberkategori 1 tahun. Hitung berapa pajak reklame.

Jawab:

- Tarif pajak reklame 25%, jumlah luas reklame = 4 x 40m= 160m

- Nilai strategis papan nama tiang 1 tahun untuk kategoriutama = 120.000/m²

- NJOP/m² untuk papan nama tiang = Rp 180.000/m²- Nilai sewa dihitung dengan penjumlahan nilai strategis

dan nilai jual objek pajak- Pajak Reklame = Nilai Sewa x Tarif Pajak

= 160 m² x (Rp 120.000,-/m² + Rp 180.000,-/m²) x 25%= Rp 48.000.000,- x 25%= Rp 12.000.000,-

Page 42: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

25

Tabel 2.1Pajak Reklame Permanen

NoJenis

ReklameMasaPajak

NilaiStrategis/M²

Utama A B C D E NJOP/M²

1Papan namatiang 1 tahun 120.000 110.000 100.000 60.000 80.000 70.000 180.000

2

Papan namabersinar/neonbox 1 tahun 130.000 120.000 110.000 100.000 90.000 80.000 220.000

3Papan namatiang toko 1 tahun 80.000 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 120.000

Tabel 2.2Pajak Reklame Insendentil

No Jenis ReklameMasaPajak

Nilai Strategis(Rp) NJOP (Rp)

1 Baliho 1 Bulan 24.000/m 40.000/m2 Spanduk 1 Bulan 75.000/m 90.000/m3 Umbul-umbul 1 Bulan 7.500/m 80.000/m

4Layar cover (30-40m) 1 Bulan 400.000/m 750.000/buah

5Layar cover (20-30m) 1 Bulan 300.000/m 500.000/buah

6 Tanda Toko 1 Bulan 7.500/m 50.000/buah7 Bendera Plastik 1 Bulan 20.000/m 2.000/lembar8 Timplate 1 Bulan 100.000/m 12.500/lembar9 Kendaraan 1 Bulan - 150.000/m10 Selebaran 1 Bulan - 200/lembar11 Poster 1 Bulan - 200/lembar12 Stiker 1 Bulan - 75.000/lembar13 Balon Udara 1 Bulan - 500.000/buah14 Slide/Film 1 Bulan - 20.000/detik

Page 43: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

26

e. Pajak Penerangan Jalan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang No.8 Tahun

1999 tentang pajak penerangan jalan, menerangkan hal-hal

sebagai berikut:

1) Pengertian

Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga

listrik, dengan ketentuan bahwa diwilayah daerah tersebut

tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh

pemerintah daerah. Penerangan jalan adalah penggunaan

tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang

rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.

2) Objek Pajak Penerangan Jalan

Objek Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga

listrik, diwilayah daerah yang tersedia penerangan jalan yang

rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah

Kabupaten/Kota

Tidak semua penggunaan listrik dikenakan pajak. Ada

beberapa pengecualian yang tidak temasuk objek pajak

penerangan jalan yaitu:

a) Penggunaan tenaga listrik oleh instansi pemerintah pusat

dan pemerintah daerah.

b) Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang

digunakan oleh kedutaan, konsulat, perwakilan asing,

Page 44: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

27

dan lembaga-lembaga internasional dengan asas timbal

balik.

c) Penggunaan tenaga listrik yang bukan berasal dari

Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan kapasitas

tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi terkait.

d) Penggunaan tenaga listrik lainnya yang diatur dengan

peraturan daerah: misalnya penggunaan tenaga listrik

yang khusus digunakan untuk tempat ibadah serta panti

asuhan yatim piatu dan sejenisnya.

3) Subjek Pajak Penerangan Jalan

Pada Pajak Penerangan Jalan, subjek pajak adalah orang

pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik. Secara

sederhana subjek adalah konsumen yang menikmati dan

membayar pelayanan yang diberikan oleh pengusaha

penerangan jalan.

4) Tarif Pajak Penerangan Jalan

Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan palng tinggi sebesar

10% dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten/kota

yang bersangkutan.

5) Perhitungan Pajak Penerangan Jalan (PPJ)

PPJ terutang = Nilai Jual Tenaga Listrik x Tarif Pajak

Page 45: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

28

f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

Berdasarkan Peraturan Daerah Pemerintah Kota Tangerang No.

7 tahun 1999 tentang Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan

C, menerangkan hal-hal sebagai berikut:

1) Pengertian

Pajak pengambilan bahan galian golongan C adalah pajak atas

pengambilan bahan galian golongan C sesuai dengan peraturan

perundang-udangan yang berlaku.

2) Objek Pajak

Objek pajak pengambilan bahan galian golongan C adalah

kegiatan pengambilan bahan golongan C, pengertian kegiatan

pengambilan bahan golongan C adalah pengambilan bahan

galian golongan C dari sumber alam didalam dan atau

permukaan bumi yang dimanfaatkan.

Bahan galian golongan C meliputi:

- Asbes - Grafit - Opsidien- Batu tulis - Granit - Oker- Gips - Perlit - Phospat- Batu kapur - Kalsit - Pasir Kuarsa- Batu apung - Kaolin - Leusit- Batu permata - Magnesit - Talk- Bentonit - Mika - Tawas- Dolomite - Tras - Nitrat- Feldspar - Marmer - Tanah- Garam batu (halite) - Tanah Liat - Pasir&Kerikil- Batu setengah permata - Tanah Serap

Page 46: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

29

Pada pajak pengambilan bahan galian golongan C, tidak

semua pengambilan bahan galian golongan C dikenakan pajak,

Objek pajak dikecualikan terhadap kegiatan:

a) Kegiatan pengambilan bahan galian golongan C yang

nyata-nyata tidak dimaksudkan untuk mengambil bahan

galian golongan C tersebut dan tidak dimanfaatkan secara

ekonomis. Contoh kegiatan pengambilan tanah untuk

keperluan rumah tangga, kegiatan pertambangan golongan

A, golongan B, dan penanaman kabel listrik/telepon.

b) Pengambilan bahan galian lainnya yang ditetapkan dalam

peraturan daerah.

3) Subjek Pajak

Subjek pajak pengambilan bahan galian golongan C adalah

orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan

pengambilan bahan galian golongan C.

4) Tarif Pajak

Tarif pajak pengambilan bahan galian golongan C ditetapkan

paling tinggi sebesar 20% yang ditetapkan dengan peraturan

daerah.

5) Perhitungan

Pajak Terutang = Nilai jual hasil pengambilan bahan galian

Golongan C x Tarif Pajak

Page 47: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

30

Di Indonesia ada yang membedakan jenis penambang yang

melakukan pengambilan dan pengolahan bahan galian

golongan C, yakni pengusaha tambang rakyat tradisional.

Perbedaan itu terkait dengan tarif pajak yang ditetapkan, yakni

untuk penambang pengusaha dikenakan 20%, jika penambang

tradisional biasanya dikenakan tarif 20%, sedangkan

pemungutan yang dilakukan dipungut dengan official

assessment yakni dibayar sendiri oleh wajib pajak dengan

memberitahukan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD).

g. Pajak Parkir

1) Pengertian

Pajak Parkir adalah pajak yang dikenakan atas

penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan oleh orang

pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan

pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,

termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor

dan garansi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.

2) Objek Pajak Parkir

Objek Pajak Parkir yakni penyelenggaraan pajak parkir diluar

badan jalan oleh orang pribadi atau badan, baik yang

disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang

disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat

Page 48: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

31

penitipan kendaraan bemotor dan garasi yang memungut

bayaran.

Pajak Parkir dikecualikan terhadap beberapa objek sebagai

berikut:

a) Penyelenggara tempat parkir oleh pemerintah pusat dan

pemerintah daerah.

b) Penyelenggara parkir oleh kedutaan, konsulat, perwakilan

asing, dan lembaga-lembaga internasional dengan asas

timbal balik.

c) Penyelenggara tempat parkir lainnya yang diatur dalam

peraturan daerah.

d) Subjek Pajak Parkir yakni orang pribadi atau badan yang

melakukan pembayaran atas tempat parkir.

e) Tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 20%

yang ditetapkan dalam peraturan daerah.

h. Pajak Sarang Burung Walet

1) Pengertian

Pajak sarang burung walet adalah pajak yang dikenakan atas

pengambilan atau pengusahaan sarang burung walet.

2) Objek Pajak sarang burung walet

Adalah pengambilan dan atau pengusahaan sarang burung

walet.

Page 49: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

32

3) Subjek Pajak sarang burung walet

Subjek Pajak Sarang Burung Walet adalah orang pribadi

atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau

mengusahakan Sarang Burung Walet.

4) Tarif Pajak Sarang Burung Walet

Tarif Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan paling tinggi

10% yang ditetapkan dengan peraturan daerah.

i. Pajak PBB Pedesaan dan Perkotaan

1) Pengertian

Pungutan yang di pungut atas bumi dan bangunan yang

mempunyai yang dikenakan bumi dan bangunan dan

pengertian bumi disini adalah tanah dan perairan yang

berada dipermukaan bumi, sedangkan yang dimaksud

bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau

diletakan secara tetap pada tanah dan atau perairan, termasuk

dalam pengertian bangunan adalah hotel, pabrik, jalan tol,

kolam renang, pagar mewah, tempat olah raga, tanah

mewah, galangan kapal, dermaga, dan fasilitas lain yang

memberikan manfaat.

2) Objek PBB Pedesaan dan Perkotaan

Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

adalah Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai,

dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan,

Page 50: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

33

kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha

perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

3) Subjek PBB Pedesaan dan Perkotaan

Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan adalah orang pribadi atau Badan yang secara

nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau

memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki,

menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan.

4) Tarif PBB Pedesaan dan Perkotaan

Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3% (nol koma tiga

persen). Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

j. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

1) Pengertian

Pungutan yang dikenakan atas perolehan Hak atas Tanah

dan/atau Bangunan.

2) Objek BPHTB

Objek Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

adalah Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.

Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan meliputi:

a. pemindahan hak karena:

1) jual beli

Page 51: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

34

2) tukar menukar

3) hibah

4) hibah wasiat

5) waris

6) pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lain

7) pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan;

8) penunjukan pembeli dalam lelang

9) pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai

kekuatan hukum tetap

10) penggabungan usaha

11) peleburan usaha

12) pemekaran usaha atau

13) hadiah.

b. pemberian hak baru karena:

1) kelanjutan pelepasan hak; atau

2) di luar pelepasan hak.

3) Subjek Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh Hak atas

Tanah dan/atau Bangunan.

4) Tarif BPHTB

Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

ditetapkan paling tinggi sebesar 5% (lima persen).

Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Page 52: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

35

ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

b) Retribusi Daerah

Pemungutan retribusi daerah didasarkan pada undang-

undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai perubahan Undang-Undang

Nomor 34 Tahun 2000.

a) Pengertian Retribusi Daerah

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa pemberian izin tertentu yang khusus

disediakan dan atau diberikan pemerintah daerah untuk kepentingan

orang pribadi atau badan.

b) Objek dan Golongan Retribusi Daerah

1. Objek Retribusi Daerah

Undang-undang No. 28 Tahun 2009 pasal 18 ayat 1

menentukan bahwa objek retribusi daerah adalah berbagai jenis

pungutan yang disediakan oleh pemerintah daerah. Tidak semua

jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat dipungut

retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis jasa tertentu yang menurut

pertimbangan sosial ekonomi layak dijadikan sebagai objek

retribusi. Jasa tertentu dikelompokan kedalam tiga golongan,

yaitu jasa umum, jasa usaha, dan perizinan tertentu.

Page 53: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

36

2. Golongan Retribusi Daerah

Penggolongan retribusi dimaksudkan guna

menetapkan kebijakan umum tentang prinsip dan sasaran dalam

penetapan tarif retribusi. Sesuai dengan Undang-undang No. 28

Tahun 2009 pasal 18 ayat 2 retribusi daerah dibagi atas tiga

golongan:

a. Retribusi Jasa Umum, yaitu retribusi atas jasa yang

disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk

tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat

dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Sesuai dengan Undang-undang No. 28 Tahun 2009 pasal 18 ayat

3 huruf a, retribusi jasa umum ditentukan berdasarkan kriteria

sebagai berikut:

1) Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bukan

retribusi jasa usaha atau retribusi perizinan terentu.

2) Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah

dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi.

3) Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang pribadi

atau badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping

untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum.

4) Jasa tersebut layak dikenakan retribusi.

5) Retribusi tersebut tidak bertentangan dengan kebijakan

nasional mengenai penyelenggaraannya.

Page 54: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

37

6) Retribusi tersebut dapat dipungut secara efektif dan efisien

serta merupakan sumber pendapatan daerah yang potensial.

7) Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa

tersebut dengan tingkat dan atau kualitas layanan yang lebih

baik.

Jenis-jenis retribusi jasa umum diatur dalam peraturan

pemerintah No.66 Tahun 2001 pasal 2 ayat 2, sebagaimana

dibawah ini:

1) Retribusi pelayanan kesehatan.

2) Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan.

3) Retribusi biaya cetak pelayanan kartu tanda penduduk dan

akta catatan sipil .

4) Retribusi pelayanan pemakaman dan penguburan mayat.

5) Retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum.

6) Retribusi pelayanan pasar.

7) Retribusi pengujian kendaraan bermotor.

8) Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran.

9) Retribusi biaya penggantian cetak peta.

10) Retribusi pengujian kapal perikanan.

b. Retribusi Jasa Usaha, yaitu retribusi atas jasa yang

disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut

prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula

disediakan oleh sektor swasta, sesuai dengan Undang-

Page 55: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

38

undang No. 28 Tahun 2009 pasal 18 ayat 3 huruf b. retribusi

udaha dapat ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut

1) Retribusi jasa bersifat bukan pajak dan bersifat bukan

retribusi jasa umum atau retribusi perizinan tertentu.

2) Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat

komersial yang seyogyanya disediakan oleh sektor

swasta. Tetapi belum memadai atau terdapat harta yang

dimiliki/dikuasai daerah yang belum dimanfaatkan

secara penuh oleh pemerintah daerah.

Jenis-jenis retribusi jasa usaha diatur dalam

peraturan pemerintah no. 66 tahun 2001 pasal 3 ayat 2,

sebagaimana dibawah ini:

1) Retribusi pemakaian kekayaan daerah.

2) Retribusi pasar grosir dan atau pertokoan.

3) Retibusi tempat pelelangan.

4) Retribusi terminal.

5) Retribusi tempat khusus parkir.

6) Retribusi penyedotan kakus/WC.

7) Retribusi rumah potong hewan.

8) Retribusi pelayanan pelabuhan kapal.

9) Retribusi tempat rekreasi dan olah raga.

10) Retribusi penyebrangan diatas air.

11) Retribusi pengolahan limbah cair.

Page 56: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

39

12) Retribusi penjualan produksi usaha daerah.

c. Retribusi Perizinan Tertentu, yaitu retribusi atas kegiatan

tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin

kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan

untuk pembinaan, pengaturan, pengendaliandan

pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang,

penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,

sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi

kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Sesuai dengan Undang-undang No. 28 Tahun

2009 pasal 18 ayat 3 huruf C, retribusi perizinan tertentu

ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut ini:

1) Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintah

yang diserahkan kepada daerah dalam rangka asas

desentralisasi.

2) Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna

melindungi kepentingan umum.

3) Biaya yang menjadi beban dan biaya untuk

menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin

tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai oleh

retribusi perizinan.

Page 57: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

40

Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu diatur dalam peraturan

pemerintah nomor 66 tahun 2001 pasal 4 ayat 2, adalah

sebagaimana dibawah ini:

1. Retribusi izin mendirikan bangunan.

2. Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol.

3. Retribusi izin gangguan.

4. Retribusi izin trayek.

c) Hasil Perusahaan Milik Daerah

Adalah penerimaan yang berasal dari hasil perusahaan milik

daerah dan pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan,

penerimaan ini antara lain berasal dari perusahaan daerah, penyertaan

modal daerah ke pihak ketiga. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil

pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan (antara lain:

bagian laba, deviden dan penjualan saham milik daerah )

d) Pendapatan Lain-lain yang Sah

Adalah hasil daerah yang diperoleh dari hasil usaha diluar

kegiatan dan pelaksanaan tugas daerah, misalnya penerimaan dan

sumbangan pihak ketiga, hasil penjualan milik daerah (Penjualan

drum bekas aspal), penerimaan jasa giro.

Page 58: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

41

B. Pajak dan Ruang Lingkupnya

1. Definisi Pajak

Batasan atas definisi pajak sangat beraneka ragam, dalam hal ini

penulis tidaklah akan menyelidiki batasan manakah diatara beraneka

ragam definisi itu yang lebih tepat daripada lainnya. Banyak para ahli

dibidang perpajakan yang memberikan pengertian atau definisi yang

berbeda mengenai pajak, namun demikian berbagai definisi mempunyai

inti dan tujuan yang sama.

Sebagai bahan pertimbangan, berikut ini penulis sajikan

beberapa definisi dari para ahli dan dalam Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 28 tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan yang dimuat secara kronologis sebagai berikut:

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutangoleh orang pibadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkanundang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dandigunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuranrakyat”.

Definisi dari Soeparman Soemahamidjaja dalam disertasinya

yang berjudul ”Pajak berdasarkan Asas Gotong Royong” Universitas

Padjadjaran, Bandung, 1964.

“Pajak adalah iuran wajib pajak, berupa uang atau barangdagang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum,guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektifdalam menacapai kesejahteraan umum”. (Erly Suandy, 2005 : 10)

Definisi pajak yang dikemukakan oleh Mr.Dr.N.J.Fiedmann:

“Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh danterutang oleh pihak penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkansecara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata

Page 59: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

42

digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum”.(SitiResmi, 2003 : 1).

Definisi yang diberikan oleh Prof.Dr Rochmat Soemitro.SH.

dalam bukunya “Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan”

menyatakan sebagai berikut:

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kuasa negara berdasarkanundang-undang (yang dapat dipaksakan ) dengn tiada mendapat jasatimbale (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dandigunakan untuk membayar pengeluaran umum”,(H.S.Munawir, 2003 : 3).

Dari definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak

memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

a. Pajak merupakan iuran wajib dari rakyat yang diserahkan kepada

negara, sehingga yang berhak memungut pajak hanyalah Negara,

Negara dalam hal ini adalah Pemerintah Pusat maupun Pemerintah

Daerah.

b. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang yang berlaku serta

aturan pelaksanaanya.

c. Tanpa ada jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara yang

secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak

dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual atau pemerintah

(tidak ada hubungan antara jumlah pembayaran objek dengan

kotraprestasi secara individual).

d. Pajak digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni

pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang bermanfaat bagi

Page 60: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

43

masyarakat luas dan bila dari pemasukannya masih terdapat surplus,

dipergunakan untuk membiayai public investment.

e. Negara (pemerintah) sebagai pihak pemungut pajak berkewajiban

berusaha untuk mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

2. Fungsi dan Tujuan Pajak

a. Fungsi Pajak

Telah diketahui bahwa ada dua fungsi pemungutan pajak, yaitu:

1) Fungsi Budgeteir (Sumber Keuangan Negara)

Pajak mempunyai fungsi budgeteir artinya pajak merupakan

salah satu sumber penerimaan terbesar pemerintah untuk membiayai

pengeluaran baik pengeluaran rutin maupun pembangunan. Sebagai

sumber keuangan, melalui cara ekstensifikasi maupun intensifikasi

pemungutan pajak.

2) Fungsi Regulerend ( Fungsi Mengatur)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi dan tujuan-

tujuan tertentu di bidang keuangan. Melalui pajak pemerintah juga

dapat mengatur kebijakan ekonomi.

Dengan kebijakan fiskal, pemerintah dapat mengambil

kebijakan dalam melindungi industri dalam negeri agar mampu

bersaing dengan cara menetapkan pajak yang tinggi bagi hasil

Page 61: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

44

produksi barang-barang dari luar negeri yang diimpor ke Indonesia.

Penetapan tarif pajak tinggi juga dapat mencegah dan mengatasi

inflasi.

Kebijakan pemerintah yang melakukan kebijakan pajak yang

rendah atau bahkan memberikan kebebasan pajak atau tax holding

untuk masa tertentu dapat diambil pemerintah ketika perekonomian

yang cenderung mengalami kelesuan (penurunan). Sehingga

diharapkan pengusaha akan termotivasi untuk meningkatkan

investasinya dan membuka lapangan pekerjaan sehingga pada

akhirnya pertumbuhan ekonomi akan meningkat.

b. Tujuan Pajak

Dalam bukunya yang bejudul Fiscal Policy, Foreign Exchange

control and Ekonomic Develovment (ditulis pada tahun 1954) Prof. Dr.

Soemitro Djojohadikoesoemoe mengatakan bahwa fiscal policy sebagai

alat suatu pembangunan harus mempunyai satu tujuan yang simultan,

yaitu secara langsung menemukan dana-dana yang akan digunakan untuk

menyalurkan private saving ke sektor-sektor yang produktif sekaligus

digunakan untuk mencegah pengeluaran-pengeluaran yang menghambat

pembangunan atau yang “mubadzir” dalam berbagai bentuknya. (Santoso

Brotodihardjo, 1998:205).

Secara sederhana dapat penulis katakan bahwa tujuan dari

pemungutan pajak adalah sebagai sumber pandapatan atau penerimaan

suatu negara yang kemudian akan dialokasikan untuk membiayai

Page 62: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

45

pengeluaran-pengeluaran, baik pengeluaran rutin maupun pembangunan

guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam pengalokasiannya

negara dalam hal ini pemerintah harus menetapkan skala priorotas untuk

bidang-bidang tertentu.

3. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak dapat dibedakan atas 3 macam, antara

lain:

a. Official Assesment System

Adalah sutau sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada aparatur perpajakan (Fiskus) untuk menentukan

jumlah pajak yang terutang sesuai Undang-undang.

Ciri-ciri sistem ini adalah sebagai berikut:

1) Wewenang untuk menetukan besarnya pajak terutang berada pada

pada fiskus (aparatur pajak).

2) Wajib pajak bersifat pasif; menunggu dan menerima hasil dari

perhitungan yang dilakukan oleh fiskus.

3) Utang pajak timbul/dapat diketahui setelah dikeluarkannya Surat

Ketetapan Pajak oleh fiskus.

4) Fiskus dalam menjalankan tugasnya harus berdasarkan pada

Undang-undang.

Page 63: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

46

b. Self Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk

menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri

besarnya (jumlah) pajak yang harus dibayar.

Ciri-ciri sistem ini adalah:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

wajib pajak sendiri.

2) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang.

3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya bertugas mengawasi.

4) Wajib pajak dipandang memahami tata cara perhitunga pajak.

5) Wajib pajak dituntut untuk bersikap jujur; memberikan laporan

yang sebenarnya.

c. Whitholding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberiwewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau

memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Ciri-ciri system ini adalah sebagai berikut:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

pihak ketiga (konsultan pajak).

2) Wajib pajak dan fiskus bersikap pasif.

3) Utang pajak dapat diketahui dari laporan pihak ketiga.

Page 64: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

47

4) Pihak ketiga dituntut untuk bersikap jujur; memberikan laporan

yang sebenarnya berdasarkan pada Undang-undang.

4. Syarat-syarat Pemungutan Pajak

Agar didalam pemungutan pajak tidak menimbulkan berbagai

hambatan atau berlawanan, maka harus memenuhi beberapa syarat antara

lain sebagai berikut:

a. Syarat keadilan

Tujuan dari setiap hukum adalah menegakan keadilan,

begitupun dalam bidang pajak. Adil dalam perundang-undangan pajak

maupun dalam hal pelaksanaan pemungutannya. Adil dalam perundang-

undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata,

tanpa adanya diskriminasi serta disesuaikan dengan kemampuan

masing-masing. Sedang adil dalam pelaksanaannya yakni dengan

memberikan hak Wajib Pajak untuk mengajukan kebertan, penundaaan

dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis

Pertimbangan Pajak

b. Syarat Yuridis

Hukum pajak harus dapat memberikan jaminan hukum yang

perlu untuk menyatakan keadilan yang tegas dan baik untuk Negara

maupun warganya. Bagi Negara-nagara hokum, maka segala sesuatu

harus diatur atau ditetapkan dalam undang-undang termasuk

Page 65: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

48

pemungutan pajak. Pemungutan pajak harus memperoleh persertujuan

dari rakyatnya melalui DPR.

Di Indonesia, pajak diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945

pasal 23 ayat 2 yang menyatakan bahwa: “Pengenaan dan pemungutan

pajak (termasuk bea dan cukai untuk keperluan Negara) hanya boleh

terjadi berdasarkan undang-undang”.

c. Syarat Ekonomis (tidak mengganggu peekonomian)

Keseimbangan dalam kehidupan ekonomi tidak boleh terganggu

karena adanya pemungutan pajak. Oleh karena itu kebijakan

pemungutan pajak harus diusahakan supaya tidak menghambat

lancarnya perekonomian, baik dalam bidang produksi maupun

perdagangan sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian

masyarakat. Disamping itu, pemungutan pajak jangan sampai

merugikan kepentingan umum apalagi menghalang-halangi usaha

rakyatnya dalam mencapai kebahagiaan/kesejahteraan.

d. Syarat Finansial (pemungutan pajak harus efisien)

Hasil pemungutan pajak sedapat mungkin cukup untuk menutup

sebagian dari pengeluaran-pengeluaran negara sesuai dengan fungsi

budgeteir. Oleh karena itu pelaksanaan pemungutan pajak hendaknya

tidak memakan biaya pemungutan yang besar dan pemungutan itu

hendaknya dapat mencegah inflasi.

Page 66: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

49

e. Sistem Pemungutan Pajak harus Sederhana.

Untuk mencapai efisiensi, memudahkan dan memotivasi

masyarakat dalam memenuhi kewajiban pajaknya maka harus

diterapkan sistem pajak yang sederhana dan mudah dilaksanakan

sehingga masyarakat tidak terganggu dengan permasalahan yang sulit.

5. Azas Pemungutan Pajak

Terdapat tiga asas yang digunakan untuk memungut Pajak:

. a. Asas Tempat Tinggal

Negara mempunyai hak untuk memungut atas seluruh penghasilan

wajib pajak berdasarkan tempat tinggal wajib pajak.

b. Asas Kebangsaan

Pengenaan pajaknya dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara.

c. Asas Sumber

Negara mempunyai hak untuk memungut pajak atas penghasilan yang

bersumber dari suatu Negara yang memungut pajak (waluyo dan

wirawan, 2000:10)

6. Pengelompokan Pajak

a. Menurut Golongannya

1) Pajak langsung.

Yaitu pajak yang harus dipikul jugs harus dipikul atau di

tanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau

Page 67: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

50

dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh: Pajak Penghasilan

2) Pajak Tidak Langsung

Yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau

dilimpahkan kepada orang lain atau piahk ketiga

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai

b. Menurut Sifatnya

1) Pajak Subyektif

Yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subyeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.

Contoh: Pajak penghasilan

2) Pajak Obyektif

Yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

Contoh: PPh dan PPnBM

c. Menurut Lembaga Pemungutannya

1) Pajak Pusat

Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.

Contoh: PPh, PPN, PPnBM, PBB, Bea Materai.

Page 68: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

51

2) Pajak Daerah

Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. (Yusdianto

Prabowo,2002:7).

Pajak Daerah terdiri atas:

a) Pajak daerah tingkat I (Pripinsi): Pajak Kendaraan Bermotor

(PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Bea

Balik Nama Tanah, Pajak Izin Penangkapan Ikan di

Wilayahnya.

b) Pajak Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kotamadya): Pajak Hotel,

Pajak Restoran, Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak

Penerangan Jalan, Pajak bahan Galian C dan Pajak pemanfaatan

ABT/AP.

7. Tarif Pajak

Untuk mencapai kondisi adanya keadilan atau tekanan yang sama

bagi para wajib pajak, maka salah satu alatnya adalah tarif. Tarif yang

berlaku harus dapat mencerminkan adanya keadilan pajak adalah sebagai

berikut:

a. Tarif Pajak Proporsional

Tarif pajak proporsional yaitu taraf berupa persentase tetap

terhadap jumlah berapapun yang menjadi dasar pengenaan pajak.

Page 69: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

52

b. Tarif Pajak Meningkat (Progresif)

Tarif pajak progresif adalah tarif pajak yang persentasenya

menjadi lebih besar apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaanya

semakin besar.

Memperhatikan kenaikan persentase tarifnya, tarif pajak

progresif dapat dibagi menjadi:

Tarif Progresif Progresif

Dalam hal ini kenaikan persentasenya semakin besar.

Tarif Progresif Tetap

Kenaikan persentasenya tetap

Tarif Progresif Degresif

Kenaikan persentasenya semakin kecil

c. Tarif Pajak Degresif

Tarif pajak degresif adalah persentase tarif pajak yang semakin

menurun apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak menjadi

semakin besar.

d. Tarif Pajak Tetap

Dalam tarif pajak ini adalah tarif berupa jumlah yang tetap

(sama besarnya) terhadap berapapun jumlah yang menjadi dasar

pengenaan pajak, oleh karena itu besarnya pajak yang terutang

tetap.(Waluyo dan Wirawan. 2002 : 1)

Page 70: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

53

8. Kewajiban dan Hak-hak Wajib Pajak

Dari ketentuan yang dimuat dalam undang-undang pajak nasional

(UU Perpajakan tahun 2007) terdapat kewajiban dari wajib pajak dan hak-

haknya sebagai berikut:

a. Kewajiban Wajib Pajak

1) Wajib Pajak Melaksanakan pendaftaran diri untuk memperoleh

Nomor Pokok Wajib (NPWP) sebagai identitas diri Wajib Pajak.

Dengan diperolehnya NPWP, berarti Wajib Pajak telah terdaftar di

Direktorat Jenderal Pajak. Fungsi NPWP tersebut selain

dipergunakan untuk mengetahui identitas Wajib Pajak yang

sebenarnya, juga berguna menjaga ketertiban dalam membayar

pajak dan dalam hal pengawasan administrasi perpajakan. Terdapat

WP yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP akan

dikenakan sanksi pidana.

2) Mengambil sendiri blangko surat pemberitahuan (SPT) ditempat-

tempat yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak. Fungsi Surat

Pemberitahuan adalah sebagai sarana Wajib Pajak untuk melapokan

dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang

sebenarnya terutang dan laporan tentang pemenuhan pambayaran

pajak yang telah dilaksanakan sendiri dalam satu tahun pejak serta

laporan tentang pembayaran pajak yang telah dipotong oleh pihak

ketiga.

Page 71: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

54

3) Wajib Pajak (WP) wajib untuk mengisi dengan benar dan lengkap

dan menandatangani sendiri Surat Pemberitahuan Pajak kemudian

mengembalikan surat pemberitahuan itu kepada kantor inspeksi

pajak.

4) Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan-pencatatan. Pada

dasarnya setiap orang dan badan usaha yang melakukan kegiatan

usaha atau pekerjaan diharuskan mengadakan pembukuan.

b. Hak-hak Wajib Pajak

Wajib Pajak mempunyai hak untuk menerima tanda bukti

pemasukan Surat pemberitahuan. Pengirim surat Pemberitahuan melalui

kantor pos dan giro harus dilakukan secara tercatat, dan tanggal

pengiriman dianggap sebagai tanggal penerimaan.

1) Wajib Pajak mempunyai hak mengajukan permohonan penundaan

penyampaian Surat Pemberitahuan. Penundaan pengajuan SPT dari

wajib pajak disebabkan wajib pajak mengalami kesulitan dalam

menyelasaikan pembukuannya.

2) Wajib Pajak mempunyai hak untuk melakukan pembetulan sendiri

Surat Pembeitahuan (SPT) yang telah dimasukan pembetulan atas

surat pemberitahuan dapat dilakukan oleh wajib pajak apabila

terdapat kekeliruan dalam pengisian SPT yang dibuat oleh wajib

Pajak.

3) Wajib Pajak berhak mengajukan permohonan dan penundaan

pengangsuran pembayaran pajak sesuai dengan kemampuannya.

Page 72: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

55

4) Wajib Pajak berhak melakukan pengambilan kelebihan pembayaran

pajak serta memperoleh kepastian terbitnya Surat Keputusan

Kelebihan Pembayaran Pajak (SKKPP).

5) Wajib Pajak berhak melakukan permohonan pembetulan salah tulis

atau salah hitung atau kekeliruan yang terdapat dalam SKP dalm

penerapan peratuan perundang-undangan perpajakan.

6) Wajib Pajak berhak mengajukan keberatan dan berhak atas kepastian

terbitnya surat keputusan atas surat permohonan keberatannya.

7) Wajib Pajak behak mengajukan permohonan banding atas surat

keberatannya yang telah diputuskan oleh Direktur Jenderal Pajak.

8) Wajib Pajak berhak mengajukan permohonan penghapusan atau

pengurangan pengenaan sanksi perpajakan serta pembetulan

ketetapan pajak yang salah atau keliru.

9) Wajib Pajak behak memberi kuasa khusus kepada orang lain untuk

melaksanakan kewajiban perpajakan.

C. Pajak dalam Pelaporan Keuangan Daerah

Perbedaan antara akuntansi pemerintahan dengan akuntasi pada

perusahaan komersial menyebabkan perbedaan dalam pelaksanaan kegiatan

akuntansi termasuk penggunaan kelompok-kelompok akun yang digunakan.

Peningkatan kebutuhan akuntansi bagi sektor pemerintahan disebabkan

karena semakin meningkatnya keterlibatan pemerintah dalam

pengembangan dan pembangunan Negara untuk meningkatkan

Page 73: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

56

kesejahteraan rakyat, serta makin besarnya volume anggaran Negara dan

makin kompleksnya transaksi keuangan pemerintah.

Dalam tatanan Negara demokrasi, pemerintah sebagai wakil rakyat

dituntut untuk bersikap transparan kepada masyarakatnya. Transapransi

tersebut berupa pelaporan keuangan yang menggambarkan pengelolaan atas

sumber-sumber daya yang signifikan; penggunaan sumber-sumber tersebut

untuk peningkatan kesejahteraan rakyat; dan yang ketiga adanya pemisahan

antara manajemen dengan pemilikan sumber-sumber daya.

Dalam pelaporan keuangan yang disusun oleh pemerintah adalah

untuk kepentingan para pemakai yang potensial dan sangat beragam.

Informasi dalam pelaporan keuangan sektor pemerintahan tidak ditujukan

kepada kelompk-kelompok pengguna tertentu, melainkan kepada semua

pengguna tanpa membedakan kepentingan masing-masing (Common

Needs).

Adapun dalam pelaporan keuangan pemerintah pusat khususnya

pada sektor pajak meliputi asersi piutang pajak, asersi sumber-sumber

penerimaan pajak, dan sersi belanja pajak.

b. Asersi Piutang Pajak – Aset Keuangan

Aset keuangan yang dimaksud mencakup Kas, Pinjaman dan

Uang Muka, Piutang, Piutang Pajak, Investasi, dan Pembayaran dimuka.

c. Asersi sumber-sumber penerimaan pajak

Pendapatan pemerintah dari sektor pajak bukan merupakan

elemen dari pengukuran kinerja seperti halnya pendapatan disektor bisnis.

Page 74: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

57

Penerimaan pajak dapat dipandang sebagai sumber pembelanjaan dalam

pengertian bahwa sumber tersebut merupakan penerimaan dari penyedia

sumber eksternal yang digunakan untuk membelanjai aktifitas dan bukan

dari penjualan barang dan jasa. Oleh karena itu, penerimaan pajak

merupakan sarana untuk membelanjai operasi itu.

d. Belanja Pajak

Pemerintah menggunakan sistem pajak untuk memenuhi tujuan

sosial dan ekonomi melalui dua cara; yaitu sebagai wahana utama untuk

menghimpun pajak, dan sebagai cara untuk memberikan insentif khusus

atau meningkatkan perilaku khusus diatara wajib pajak.

Di beberapa Negara, misalnya memberikan pembebasan pajak

untuk kepentingan investasi dibidang-bidang tertentu. Selain pembebasan

pajak juga diberikan keringanan pajak, penurunan tarif pajak, dan kredit

pajak. Tindakan tersebut dikatakan sebagai belanja pajak (tax expenditure).

Karena tindakan tersebut mengurangi tagihan pajak dari mereka yang

menerimanya dan karena itu merupakan subsidi yang meyebabkan langsung

belanja.

D. Penelitian Sebelumnya

1. Oleh Miftahul Huda (Skripsi, UIN: 2006), yang meneliti tentang Analisa

Pengaruh Pajak Sektor Parwisata Terhadap Pendapatan Asli

Daerah(PAD) Kota Depok Periode 2001-2005.

Page 75: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

58

Tujuan dari penelitiannya adalah untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh pajak sektor pariwisata (pajak hotel, pajak restoran,

pajak hiburan) terhadap perubahan Pendatan Asli Daerah (PAD).

Berdasarkan hasil penelitiannya diketahui bahwa pajak sektor

pariwisata mempunyai hubungan (korelasi) positif dan memiliki

kontribusi yang signifikan terhadap perubahan PAD.

2. Oleh Mochamad Adam Hamdani (2002) yang meneliti tentang

Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota Depok.

Berdasarkan hasil penelitiannya potensi target dan realisasi

penerimaan pajak restoran sudah cukup optimal dikerenakan

berkembangnya jasa usaha restoran dikota depok dan dipengrauhi oleh

pembangunan dan faktor geografis strategis berbatasan dengan ibu kota

DKI Jakarta.

3. Oleh Nurul Hadi (Skripsi UIN:2008), tentang Optimalisasi Penerimaan

Retribusi Daerah dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Asli

Daerah(PAD) Di Kota Depok Periode Th 2002-2006.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

optimalisasi penerimaan retribusi daerah dan mengetahui sejauh mana

pengaruh peneriman retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD) Di Kota Depok.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa

penerimaan retribusi daerah di Kota Depok Tahun 2002-2005 sudah

mencapai optimal, sedangkan di tahun 2006 penerimaan retribusi daerah

Page 76: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

59

tidak mencapai optimal. Disamping itu, dapat disimpulkan bahwa

retribusi daerah mempunyai hubungan (korelasi) positif dengan

perubahan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

4. Oleh Ahmad Najib (Skripsi UIN: 2006), tentang Analisis Faktor-faktor

yang mempengaruhi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di

Kabupaten Karawang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajak

daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, serta pendapatan

lain-lain yang sah terhadap penerimaan PAD pada Kabupaten

Karawang. Data yang digunakan adalah laporan bulanan Pendapatan

Asli Daerah selama satu periode yaitu tahun 2001-2005. Penelitian ini

menggunakan metode regresi linier berganda yang kemudian dilakukan

uji F dan t yang telah dinyatakan bebas dari uji asumsi klasik.

Berdasarkan hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa

keempat variabel independen (pajak daerah, retribusi daerah,

perusahaan milik daerah, serta pendapatan lain yang sah) berpengaruh

secara signifikan terhadap penerimaan PAD Kabupaten Karawang.

E. Kerangka Pemikiran

Pajak daerah adalah pajak yang dipungut pemerintah daerah guna

mendukung menjalankan roda pemerintahan daerah. Pajak daerah meliputi

semua pajak yang dipungut oleh Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah

Kota/kabupaten dalam hal ini tepatnya di Kota Tangerang.

Page 77: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

60

Sesuai dengan Undang-Undang No.28 Tahun 2009 tentang

pajak daerah dan retribusi daerah dan Undang-Undang No.33 Tahun 2004

tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah bab V pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah

(PAD) bersumber pada pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan

miik daerah dan pendapatan lain-lain yang sah.

Optimalisasi pemungutan pajak daerah, retribusi daerah, hasil

perusahaan milik daerah dan pendapatan lain-lain yang sah sangat

menentukan terhadap realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD),

dikarenakan keempat variabel tersebut dapat berpengaruh terhadap naik dan

turunnya realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah sesuai dengan yang

ditargetkan pemerintah daerah setempat dalam hal ini objek penelitiannya

berlokasi di Kota Tangerang.

Untuk membantu mempermudah dalam pembacaan dan

pembahasan skripsi ini, maka pemulis cantumkan kerangka pemikiran

sebagai berikut:

Gambar 2.1Kerangka Pemikiran

PAJAK DAERAH ( X1 )

RETRIBUSI DAERAH(X2 )

HPMD ( X3 )

PENDAPATAN LAIN-LAIN YANG SAH(X4)

REALISASIPENERIMAAN PADKOTA TANGERANG

(Y)

Page 78: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

61

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Secara

teknis hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi

yang akan di uji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel

penelitian. Dengan melihat sumber-sumber penerimaan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) pada Kota Tangerang.

Ha : Pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan

pendapatan lain-lain yang sah secara simultan berpengaruh terhadap

PAD.

Ho : Pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan

pendapatan lain-lain yang sah secara parsial bepengaruh terhadap

PAD.

Page 79: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

62

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti memilih tempat penelitian di Pemerintahan Kota

Tangerang sebagai objeknya. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

penelitian arsip (archival research) pada Kantor Pemerintah Kota

Tangerang, khususnya pada Dinas Pengelolaan Keuangan Aset dan Daerah

(DPKAD). Hal ini penulis lakukan untuk memperoleh data yang berkaitan

dengan permasalahan yang diteliti.

Adapun data yang dibutuhkan oleh penulis adalah data sekunder

eksternal, yakni suatu data yang dikumpulkan dan diterbitkan oleh Dinas

Pengelolaan Keuangan Aset dan Daerah (DPKAD) Kota Tangerang dalam

bentuk hasil akhir dari penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, hasil

perusahaan milik daerah, dan pendapatan lain-lain yang sah pertahunan,

dalam lima tahun terakhir mulai dari tahun 2004-2008.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel yang penulis pergunakan adalah

metode purposive sampling yaitu Convenience Sampling. Bentuk sampling

ini termasuk ke dalam metode pemilihan sampel nonprobablitas (Non

Probability Sampling Method) dimana anggota sampel yang dipilih atau

diambil berdasarkan kemudahan mendapatkan data yang diperlukan atau

Page 80: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

63

unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan atau mudah

untuk mengukurnya dan bersifat kooperatif (Abdul Hamid, 2007 : 24)

C. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan

data yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara mendasar dan

benar. Metode skripsi yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan

Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data

sekunder (Nu Indriantoro), Bambang Soepomo, 2002 : 150 ) untuk

mencari data sekunder eksternal yang diperlukan peneliti dapat

menggunakan daftar referensi yng berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Dalam hal ini secara langsung penulis memperoleh informasi

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti berasal dari buku-buku,

majalah-majalah, jurnal dan perangkat lainnya yang berkaitan dengan

tema skripsi.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Selain menggunakan tinjauan pustaka, penulis juga secara

langsung meneliti sumber-sumber yang dapat dijadikan sebagai data.

Penelitian yang penulis lakukan dengan menggunakan study time series

dimana data yang dikumpulkan penulis berupa data rentetan waktu yaitu

selama periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. (Nur Indriantora,

Bambang Soepomo, 2002 : 96).

Page 81: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

64

Data yang penulis maksud dapat diperoleh dari Dinas Pengelolaan

Keuangan Aset dan Daerah (DPKAD) Kota Tangerang. Data yang

berasal adalah hasil akhir berupa penerimaan pajak daerah, retribusi

daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan hasil-hasil usaha lainnya

yang sah pertahunan, dalam lima tahunan terakhir mulai tahun 2004-

2008.

D. Metode Analisis dan Uji Hipotesis

1. Analisis Asumsi Klasik

Adapun pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah sebuah model

regresi, variabel indevenden, variabel dependen, atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik-titik)

pada sumbu diagonal atau grafik. Dasar pengambilan keputusannya

jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas. (Ghozali, 2005 : 112).

Page 82: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

65

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Jika terjadi maka dinamakan terdapat problem multikolonieritas

(Multikon). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem

multikon ini salah satunya dilakukan dengan melihat nilai Tolerance

(TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi

daikatakan terbebas dari multikolonieritas jika mempunyai nilai VIF

tidak lebih dari 10 dan mempunyai nilai Tolerance tidak kurang dari

0,1 (Bhuono Agung, 2005 :58)

c. Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidak samaan varians dan residual dan

suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual

dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedasitas. Model regresi yang baik tidak terjadi

heteroskedasitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedasitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar

scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar scatterplot yang

meyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat

heteroskedasitas jika:

Page 83: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

66

1) Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka

0.

2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.

3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar

kembali.

4) Penyebaran titik-titik data sebaliknya tidak berpola. (bhuono

Agung 2005 : 63)

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya korelasi anara variabel pengganggu (e)

pada periode tertentu dengan variabel periode sebelumnya.

Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series

dengan n-sampel adalah periode waktu. Sedangkan untuk sampel

data crossction dengan n-sampel item seperti perusaahaan, orang,

wilayah, dan lain sebagainya. Jarang terjadi Karena variabel

pengganggu item sampel yang satu berbeda dengan yang lain.

Cara mudah mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan

dengan uji Durbin Watson. Model regresi linier berganda terbebas

dari autokorelasi jika nilai durbin Watson hitung terletak di daerah

No Autocarelasi. Penentuan letak tersebut dibantu dengan tabel dl

dan du, dibantu dengan nilai k (jumlah variabel independen) (Bhuono

Agung, 2005 : 59)

Page 84: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

67

Deteksi adanya autokorelasi dengan menggunakan durbin

Watson, dimana:

1) Angka D-W dibawah 2 berarti ada autokorelasi positif

2) Angka D-W dinatara -2 sampai +2 tidak ada autokorelasi

3) Angka D-W diatas +2 berati ada autokorelasi negatif

2. Uji Hipotesis

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis

adalah metode regresi berganda, yaitu metode yang apabila dalam

persamaan garis regresi berganda, yaitu metode yang apabila dalam

persamaan garis regresi tercakup dua variabel (termasuk variabel tak

bebas Y), maka regresi ini disebut dengan regresi linier berganda

(multiple linier regression ). Dalam regresi linier ini variabel tak bebas

Y bergantung kepada dua variabel atau lebih variabel. Analisa regresi

berganda linier sedemikian itu didasarkan pada 3 asumsi:

1) Distribusi probabilitas bersyarat variabel dependen bagi serangkaian

variabel independen mengikuti pola atau kurang lebih normal.

2) Distribusi bersyarat variabel dependen bagi tiap kombinasi variabel

independen memiliki varians yang sama.

3) Nilai-nilai variabel dependen harus independen satu dengan yang

lainnya.

Regresi berganda bertujuan untuk mengetahui kelinieran

pengaruh variabel jumlah pajak daerah, retribusi daerah, hasil

perusahaan miik daerah dan pendapatan lain-lain yang sah terhadap

Page 85: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

68

realisasi Pendapatan Asli Derah, untuk pengujian hipotesis model

regresi berganda adalah sebagai berikut:

Rumus:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Keterangan:

Y : Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (Variabel dependen)

X1 : Penerimaan Pajak daerah

X2 : Penerimaan Retribusi Daerah

X3 : Penerimaan Hasil Perusahaan Milik Daerah (BUMD)

X4 : Penerimaan Hasil-hasil Usaha yang Sah

a : Konstanta

b : Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka

peningkatan atau penurunan variabel dependen yang

didasarkan pada variabel independen

Hipotesis

Berkaitan dengan pengujian yang akan dilakukan dalam uji

regresi yang dilakukan secara simultan dengan uji F dan secara individu

dengan uji t, maka hipotesis alternatif (Ha) yang diusulkan dalam uji

regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Ho: koefisien regresi tidak signifikan

Ha: koefisien regresi signifikan

Page 86: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

69

Kriteria Pengujian:

Jika PAD < 0,05 maka Ho ditolak

Jika PAD > 0,05 maka Ho diterima

Dalam pengujian hipotesis, analisis dilakukan melalui :

a. Uji R (Koefisien Determinasi)

Uji koefisien determinasi (R) bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan

variabel dependen dalam output SPSS, koesien determinasi terletak

pada table Model Summary dan tertulis R Square. Namun untuk

regresi linier berganda sebaiknya menggunakan R Square yang sudah

disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan

dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam

penelitian. Karena nilai Adjusted R dapat naik atau turun apabila satu

variabel independen ditambahkan ke dalam model. Jika Adjusted R

Square adalah sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen

seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada

faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Nilai R

Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar

antara 0 sampai 1 artinya semakin kuat kemampuan kuat kemampuan

variabel independen dapat menjelaskan varaiabel dependen.

Sebaliknya jika niali Adjusted R Square semakin mendekati angka 0

berarti semakin lemah kemampuan variabel independent dapat

menjelaskan fluktuasi variabel dependen. Pada umumnya sampel

Page 87: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

70

dengan data deret waktu (time series) memiliki R Square maupun

Adjusted R Square cukup tinggi (di atas 0,5), sedangkan sampel

dengan data item tertentu yang disebut data silang (Crossection) pada

umumnya memiliki R Square maupun Adjusted R Square agak

rendah (di bawah 0,5), namun tidak menutup kemungkinan data jenis

crossection memiliki nilai R Square maupun Adjusted R Square

cukup tinggi. (Ghozali, 2005 : 83).

b. Uji Statistik F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui hubungan

variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan)

terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel

independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen,

maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. jika nilai

probability F lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat

digunakan untuk memproduksi variabel dependen atau dengan kata

lain variabel independent secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probability F lebih kecil dari

0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi

variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

c. Uji t - Statistik

Uji t-statistik digunakan untuk mengetahui hubungan

masing-masing variabel independent secara individual (parsial)

Page 88: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

71

terhadap variabel dependen. Cara untuk melakukan uji t-ada 2 yaitu

dengan melihat tingkat signifikansi dan dengan membandingkan

antara nilai t hitung dengan nilai t-tabel. Untuk mengetahui ada dan

tidaknya pengaruh masing-masing variabel-variabel independent

secara individual terhadap variabel dependen digunakan tingkat

signifikansi 0,05. sedangkan untuk membandingkan nilai statistik t

dengan titik kritis menurut tabel digunakan ketentuan bahwa apabila

nilai statistic t hitung lebih tinggi dibandingkan nilai tabel maka

menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

(Ghozali, 2005 : 85)

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi

nilai yang ditetapkan dalam suatu penelitian. Variabel operasional yang akan

diteliti adalah sebagai berikut:

a) Pajak daerah ialah iuran wajib yang dilakukan oleh orang atau badan

kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan

daerah dan pembangunan daerah.

Page 89: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

72

b) Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan

pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

c) Hasil perusahaan milik daerah adalah penerimaan yang berasal dari

hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan keuangan daerah yang

dipisahkan, penerimaan ini antara lain berasal dari perusahaan daerah,

penyertaan modal daerah ke pihak ketiga. Hasil perusahaan milik

daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan

(antara lain : bagian laba, deviden dan penjualan saham milik daerah)

d) Hasil-hasil usaha lainnya yang sah adalah hasil daerah yang diperoleh

dari hasil usaha diluar kegiatan dan pelaksanaan tugas daerah, misalnya

penerimaan dan sumbangan pihak ketiga, hasil penjualan milik daerah

(penjualan drum bekas aspal), penerimaan jasa giro.

e) Pendapatan Asli Daerah adalah suatu daftar target realisasi penerimaan

yang diperoleh daerah dari sumber-sumber keuangan yang berasal dari

pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan daerah (BUMD), dan

pendapatan lain-lain yang sah dipungut berdasarkan peraturan daerah

yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku No. 16

Tahun 2001 Kota Tangerang.

Page 90: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

73

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kota Tangerang

1. Sejarah singkat kota Tangerang

Untuk mengungkapkan asal-usul Kota Tangerang sebagai kota

“benteng” diperlukan catatan-catatan yang menyangkut perjuangan.

Menurut sari tulisan F. de Haan yang diambil dari VOC resolusi tanggal 1

juni 1660 dilaporkan bahwa Sultan Banten telah membuat negeri besar

yang terletak sebelah barat sungai untung jawa, dan untuk mengisi negeri

baru tersebut Sultan Banten memindahkan 5 sampai 6000 penduduk.

Kemudian dalam dag register tertanggal 20 desember 1668

diberitakan bahwa Sultan Banten telah mengangkat Raden Sina Patij

dan Kyai Demang sebagai penguasa di daerah baru tersebut, karena

dicurigai akan merebut kerajaan, Raden Sina Patij dan Kyai Demang di

pecat Sultan. Sebagai gantinya diangkat pengeran adipati lainnya. Atas

pemecatan tersebut Ki Demang sakit hati kemudian tindakan

selanjutnya ia mengadu domba antara banten dan VOC tetapi ia

terbunuh di kademangan.

Dalam arsip VOC selanjutnya, yaitu dalam dag register

tertanggal 4 maret 1980 menjelaskan bahwa penguasa Tangerang pada

waktu itu adalah Keaij Dipati Soera Dielaga. Kyai Soeradilaga dan

putranya Subaraja minta perlindungan kepada kompeni dengan diikuti

143 pengiring dan tentaranya (keterangan ini terdapat dalam dag

Page 91: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

74

register tanggal 2 juli 1982). Ia dan pengiringnya ketika itu diberi

tempat sebelah timur sungai berbatasan dengan pagar kompeni. Ketika

bertempur dengan Banten, atas jasa keunggulannya itu ia diberi gelar

Kyai Dipati Soetadilaga. Selanjutnya Raden Arya Soetadilaga diangkat

menjadi Bupati Tangerang I dengan wilayah meliputi antara sungai

angke dan cisadane. Gelar yang digunakannya adalah Aria Soetidiliga I.

kemudian dengan perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 17 April

1684, Tangerang menjadi kekuasaan kompeni, Banten tidak mempunyai

hak untuk campur tangan dalam mangatur tata pemerintahan kota

Tangerang. Salah satu dalam pasal perjanjian tersebut berbunyi “dan

harus diketahui dengan pasti sejauh mana batas-batas daerah kekuasaan

yang sejak masa lalu telah dimaklumi maka akan tetap ditentukan yaitu

daerah yang dibatasi oleh sungai untung jawa atau Tangerang dari

pantai laut jawa hingga pegunungan-pegunungan sejauh aliran sungai

tersebut dengan kelokan-kelokannya dan kemudian menurut garis lurus

dari daerah selatan hingga utara sampai laut selatan. Bahwa disepanjang

untung jawa atau Tangerang akan menjadi milik atau ditempati

kompeni”.

Dengan adanya perjanjian tersebut daerah kekuasaan bupati

bertambah luas sampai sebelah barat sungai Tangerang. Untuk

mengawasi Tangerang maka dipandang perlu menambah pos-pos

penjagaan di sepanjang perbatasan sungai Tangerang, karena orang-

orang Banten selalu menekan penyerangan secara tiba-tiba. Menurut

Page 92: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

75

peta yang dibuat pada tahun 1962, pos yang paling tua terletak di muara

sungai mookervart, tepatnya disebelah utara kampung baru. Namun

kemudian ketika didirikan pos yang baru, bergeserlah letaknya ke

sebelah selatan atau tepatnya di muara sungai Tangerang. Menurut arsip

gewone resolutie van hat casteel Batavia tanggal 3 April 1705 ada

rencana merobohkan bangunan-bangunan dalam pos karena hanya

berdinding bamboo kemudian bangunannya diusulkan diganti dengan

tembok. Gubernur Jenderal Zwaardeczon sangat menyetujui usulan

tersebut, bahkan diinstruksikan untuk membuat pagar tembok

mengelilingi bangunan-bangunan dalam pos penjagaan. Hal ini

dimaksudkan agar orang Banten tidak dapat melakukan penyerangan.

Banteng baru yang akan dibangun untuk ditempati direncanakan punya

ketebalan dinding 20 kaki atau lebih. Disana akan ditempatkan 30 orang

eropa dibawah pimpinan seorang vandrig (peltu) dan 28 orang makasar

yang akan tinggal diluar benteng. Bahan dasar benteng adalah batu bata

yang diperoleh dari bupati Tangerang Aria Soetadilaga I.

Setelah benteng selesai dibangun personilnya menjadi 60 orang

eropa dan 30 orang hitam. Yang dikatakan orang hitam adalah orang-

orang Makasar yang direkrut sebagai serdadu kompeni. Benteng ini

kemudian menjadi basis kompeni dalam menghadapi pemberontakan

dari Banten. Kemudian pada tahun 1801, diputuskan untuk

memperbaiki dan memperkuat pos atau garnisun itu, dengan letak

bangunan baru 60 roeden agak ke tenggara, tepatnya terletak disebelah

Page 93: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

76

timur jalan besar pal 17. Orang-orang pribumi pada waktu itu lebih

mengenal bangunan ini dengan sebutan “benteng”. Sejak itu, Tangerang

terkenal dengan nama sebutan benteng. Benteng ini sejak tahun 1812

sudah tidak terawatt lagi, bahkan menurut “Superintendant of public

building and Work “ tanggal 6 Maret 1816 menyatakan : “benteng dan

barak di Tangerang sekarang tidak terurus, tak seorangpun melihatnya

lagi. Pintu dan jendela banyak yang rusak bahkan diambil orang untuk

kepentingannya”.

2. Kondisi Geografis Kota Tangerang

Sebagai wilayah yang langsung berbatasan dengan ibu kota DKI

Jakarta, Kota Tangerang memiliki keuntungan dan kerugian.

Keuntungannya kota tersebut bisa nebeng nama besar ibu kota Negara.

Para warganya bisa memanfaatkan fasilitas publik sebuah metropolitan,

baik itu berupa jalan-jalan yang mulus, tempat-tempat rekreasi dan

pusat komersial yang modern, atau berbagai kemudahan komunikasi

canggih. Namun kerugian berdekatan dengan sebuah ibu kota, yag

secara khusus sangat dirasakan oleh pemda. Banyak warga kota

Tangerang yang tinggal didaerah perbatasan dengan Jakarta, enggan

mengakui berdomisili di kota Tangerang. Hal ini dibuktikan dengan

banyaknya papan nama yang mencantumkan nama “ Jakarta Selatan

atau Jakarta Barat” padahal sebenarnya berada diwilayah Tangerang.

Page 94: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

77

Nama besar dan sedikit gengsi dilengkapi segala kelengkapan fasilitas

Jakarta sebagai sebab warga kuang begitu mengakui domisili sendiri.

LUAS WILAYAH KOTA TANGERANG

No Kecammatan Luas (Km2)

1 Ciledug 8,76

2 Larangan 9,393

Karang Tengah 10,474

Cipondoh 17,915

Pinang 21,596

Tangerang 15,787

Karawaci 13,478

Cibodas 9,619

Jatiuwung 14,410

Priuk 9,5411

Neglasari 16,0712

Batuceper 11,5813

Benda 25,61Jumlah 184,23

Orientasi geografis kota Tangerang wilayah kota Tangerang berada

antara 6˚ 6 LS- 6˚ 13 LS dan 106˚ 36 - 106˚ - 42˚ BT dengan luas

wilayah 184,23 Km2 dengan batas-batas sebagai berikut:

□ Batas Utara : Kabupaten Tangerang

□ Batas Selatan : Kabupaten Tangerang

□ Batas Timur : DKI Jakarta

□ Batas Barat : Kabupaten Tangerang

Page 95: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

78

3. Jumlah Penduduk Kota Tangerang

Jumlah penduduk kota Tangerang pada tahu menurut sensus

penduduk tahun 2000 adalah 1.311.746 jiwa yang terdiri dari laki-laki

sebanyak 653.566 jiwa dan perempuan sebanyak 658.180 jiwa. Setiap

tahun jumlah penduduk kota Tangerang selalu mengalami peningkatan

dengan laju petumbuhan rata-rata sebesar 3.5% pertahun. Jumlah

penduduk pada tahun 1997 adalah sebanyak 1.180.930 jiwa dan pada

tahun 2001 menjadi 1.354.226 jiwa.

Masyarakat Kota Tangerang bersifat heterogen dengan jenis

mata pencaharian yang bervariasi. Sebagian besar penduduk

mempunyai mata pencaharian di sektor industri (30,50%), perdagangan

(25,62%) dan jasa (20,06).

4. Kondisi Perekonomian Kota Tangerang

Sumber utama perekonomian kota Tangerang adalah berasal dari

sektor industri pengolahan sebesar 58,45%, menyusul perdagangan,

hotel dan restoran, kedua sector ini menguasai hampir 85% kegiatan

ekonomi dan dapat dipastikan bahwa sektor tersebut memberikan

kontribusi utama pada Pendapatan Asli Daerah. Pada bagian tenaga

kerja diatas juga disebutkan bahwa sekitar 75% angkatan kerja yang ada

di kota tangerang bergerak disektor industri, perdagangan dan jasa. Hal

tersebut selaras dengan kondisi perekonomian daerah yang

mengandalkan sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja.

Page 96: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

79

Keuangan daerah pada APBD 2002 Kota Tangerang masih

mendominasi peerolehan dana yang merupakan dana perimbangan

keuangan pusat dan daerah, yaitu sebesar 70% dari total APBD,

sedangkan Pendapatan Asli Daerah hanya memberikan kontribusi

sebesar 19%. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan

perekonomian yang didominasi oleh sektor industri dan perdagangan

masih belum memberikan kontribusi yang cukup besar pada APBD kota

Tangerang.

5. Fasilitas Umum dan Sosial Kota Tangerang

1. Fasilitas Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di kota Tangerang

antara lain TK, SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.

JUMLAH FASILITAS PENDIDIKAN

No Kecamatan Pendidikan

TK SD SMP SMA PT

1 Ciledug 18 34 16 10 -

2 Larangan 23 31 9 - -

3 K.Tengah 20 31 11 7 -

4 Cipondoh 17 39 11 6 -

5 Pinang 15 44 11 5 -

6 Tangerang 37 67 29 15 5

7 Karawaci 19 65 14 15 -

8 Cibodas 9 45 21 - -

9 Jatiuwung 8 23 5 2 -

10 Priuk 19 29 6 4 -

11 Neglasari 6 31 5 4 -

12 Batuceper 13 29 1 2 -

13 Benda 13 18 1 2 -

Jumlah

Sumber kota Tangerang 2008

Page 97: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

80

2. Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya meningkatkan masalah kesehatan kota

Tangerang terus meningkatkan pelayanannya dengan upaya

pengadaan berbagai sarana dan prasaran kesehatan. Fasilitas

kesehatan yang ada di kota Tangerang adalah rumah sakit,

puskesmas, balai pengobatan, posyandu, dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan.

Daftar Jumlah Rumah Sakit di Kota Tangerang

No Kecamatan JenisRumah Sakit Puskesmas RS Bersalin Poliklink

1 Ciledug 1 2 7 9

2 Larangan - 2 1 -

3 K. Tengah - 2 3 2

4 Cipondoh 1 2 1 13

5 Pinang - 1 2 4

6 Tangerang 3 2 1 19

7 Karawaci 1 4 2 12

8 Cibodas 1 4 2 5

9 Jatiuwung - 2 6 22

10 Priuk - 2 - 5

11 Neglasari 1 1 2 5

12 Batuceper - 1 4 7

13 Benda - 2 1 7

Jumlah 8 27 32 105Sumber : kota Tangerang 2008

6. Sarana dan Prasarana Pemukiman

a. Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih kota Tangerang terdiri dari:

Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer

sendiri.

Page 98: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

81

1. Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM kota

Tangerang.

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13

kecamatan yang dikelola 3 institusi yaitu :

1. Cabang babakan, dengan IPA babakan kapasitas 80 I/det dan

IPA cikokol kapasitasnya 500 I/det dan 100 I/det.

2. Cabang perumnas I dengan IPA perumnas kapasitas 40 dan 20

I/det, serta IPA cikokol kapasitas 500 I/det dan 100/det.

3. Cabang perumnas II, dengan IPA cikokol dengan kapasitas

500/det.

Total kapasitas terpasang saat ini adalah 740 I/det, sumber air baku

yang dipakai adalah sungai cisadane dengan kapasitas produksi sekitar

647 I/det dan distribusi system pemompaan. Penduduk yang terlayani

dari system air bersih tersebut sekitar 34,03% penduduk kota

Tangerang. Kapasitas produksi, distribusi, air terjual dan persentase

kebocoran air PDAM kota tangerang tahun 1997-2003 dirinci sebagai

berikut:

Tabel 4.1Kapasitas Produksi, Distribusi, Air Tejual dan Persentase Kebocoran

PDAM Kota Tangerang 1999-2003

Tahun KapasitasPanjang PipaTerpasang

PersentaseKebocoran

Produksi Distribusi Air Terjual

1999 1.169.484 1.081.525 730.673 128.651 32

2000 2.446.655 2.225.569 1.652.558 211.296 28

2001 4.241.022 4.091.376 3.373.632 294.318 21

2002 5.912.128 5.612.678 4.366.332 294.318 21

2003 6.962.821 5.747.280 5.162.424 309.014 18

Page 99: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

82

Sumber : PDAM Kota Tangerang

Dari tabel 4.1 diatas terlihat bahwa kapasitas produksi,

distribusi, jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang, dari tahun

1999 sampai dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat

kebocoran. Ini menunjukan bahwa kinerja PDAM kota Tangerang

mengalami peningkatan.

Jumlah sambungan rumah juga mengalami peningkatan yang

signifikan jika di lihat dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003,

jumlah sambungan mengalami peningkatan rata-rata 29,5% setiap

tahunnya.

B) Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Organisasi Dinas Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah

1) Kedudukan

Sesuai dengan ketentuan pasal 3 peraturan Walikota Tangerang

No. 37 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Pengelolaan

dan Aset Daerah Kota Tangerang (DPKD) Kota Tangerang,

menetapkan bahwa Dinas pengelolaan dan Keuangan Aset Daerah Kota

Tangerang berkedudukan sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota

Tangerang dibidang pemungutan.

Dalam pelaksanaan tugas pokok Dinas Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah (DPKD) Kota Tangerang dipimpin oleh kepala dinas

Page 100: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

83

DPKD Kota Tangerang yang berada dibawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Walikota Tangerang.

2) Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas

pokok dan fungsi melaksanakan sebagian fungsi urusan rumah tangga

daerah dalam bidang pemungutan daerah dan mengadakan koordinasi

dengan instalasi lain dalam perencanaan, pelaksanaan serta

pengendalian pemungutan daerah.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi diatas maka dibuat

pemisahan masing-masing:

a) Kepala Dinas

1. Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur,

mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan

penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas Pengelolaan Keungan

dan Aset Daerah dalam penyelenggaraan urusan daerah yang

berkenaan dengan pendapatan serta pengelolaan keuangan dan

aset.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada

ayat (1) pasal ini, Kepala Dinas mempunyai fungsi:

- Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan tugas dan

fungsi dinas.

- Penyelenggaraan penyusunan usulan program, rencana kerja,

kinerja, dan anggaran dinas.

Page 101: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

84

- Penjabaran kebijakan strategis serta perumusan dan

pelaksanaan kebijakan teknis dibidang pendapatan serta

pengelolaan keuangan dan aset.

- Pengkoordinasian pelayanan teknis administrasi bagi semua

perangkat daerah dan masyarakat dalam lingkup urusan

pendapatan serta pengelolaan keuangan dan aset.

- Perumusan kebijakan pembangunan, pengadaan, serta

rehabilitasi prasarana, dan sarana fisik dalam lingkungan

dinas.

- Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan kemampuan

berprestasi para pegawai dilingkungan dinas.

- Pelaporan.

b) Sekretariat

1. Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang mempunyai

tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam pengkoordinasian

pelaksanaan kebijakan penyelenggaraa tugas dan fungsi dinas

serta menyelenggarakan kegiatan dibidang administrasi umum,

keuangan, kepegawaian, dan perencanaan.

2. Untuk menjalankan tugas pokok sebagaimana dimaksud ayat (1)

pasal ini, sekretaris mempunyai fungsi:

- Penyelenggaraan penyusunan usulan rencana kerja, kinerja,

dan anggaran tahunan sekretariat.

Page 102: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

85

- Penyelenggaraan administrasi umum, administrasi

kepegawain dan administrasi keuangan.

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para kepala sub.

Bagian yang dibawahkannya.

- Pelaporan.

c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian umum dan Kepegawaian dipimpin oleh

seorang Kepala Sub Bagian Umum yang mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas dan fungsi sekretariat dibidang

administrasi umum dan kepegawaian.

Untuk menjalankan tugas pokok sebagaimana diatur dalam

ayat (1) pasal ini, Kepala Sub Bagian mempunyai fungsi:

- Penyusunan ususlan rencana kerja, kinerja, dan anggaran

tahunan sub bagian umum dan kepegawaian.

- Pelaksanaan urusan-urusan ketatausahaan, kearsipan,

kepegawaian, kerumahtanggaan serta perlengkapan perkantoran.

- Pelaksanaan pelayanan administrasi umum kepada seluruh unit

kerja di lingkungan dinas.

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya.

- Pelaporan.

Page 103: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

86

d) Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

sekretariat dibidang keuangan. Untuk melaksanakan tugas pokok

sebagaimana tesebut pada ayat (1) pasal ini, Kepala Sub Bagian

Keuangan mempunyai fungsi:

- Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan

Sub Bagian Keuangan.

- Penyusunan usulan anggaran tahunan dinas beserta perubahan

dan perhitungannya.

- Pelaksanaan kegiatan dibidang administrasi keuangan dinas.

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya.

- Pelaporan.

e) Sub Bagian Peencanaan

Sub Bagian Perencanaan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian

Perencanaan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas dan fungsi sekretariat dibidang perencanaan. Untuk

melakasanakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1)

pasal ini, Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai fungsi:

- Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan

sub bagian perencanaan.

Page 104: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

87

- Penyusunan usulan program, rencana kerja, dan rencana kinerja

tahunan dinas.

- Pelaksanaan kegiatan dibidang administrasi perencanaan.

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya.

- Pelaporan.

f) Bidang Pendapatan

Bidang pendapatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang

yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur,

dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas dinas

dalam lingkup pendataan objek pajak daerah dan Pendapatan Asli

Daerah lainnya, pendaftaran wajib pajak daerah, penetapan besaran

pajak daerah, serta penagihan pajak daerah dan lain-lain Pendapatan

Asli Daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut

pada ayat (1) pasal ini, Kepala Bidang Pendapatan mempunyai

fungsi:

- Penyelenggaraan penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan

anggaran tahunan bidang pendapatan.

- Penyelengaraan pendataan objek pajak daerah dan pendapatan

asli daerah lainnya.

- Penyelenggaraan pendaftara wajib pajak daerah.

- Penyelenggaraan penghitungan serta penetapan besaran pajak

daerah.

Page 105: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

88

- Pelaksanaan penagihan pajak daerah dan lain-lain pendapatan

asli daerah.

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para kepala seksi yang

dibawahkannya.

- Pelaporan.

g) Seksi Pendaftaran dan Pendataan

Seksi Pendaftaran dan Pendataan dipimpin oleh kepala

seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur

pelaksanaan sebagian tugas pokok memimpin dan mengatur

pelaksanaan sebagian tugas bidang pendaptan yang berkenaan

dengan pendataan objek pajak daerah dan Pendapatan Asli Daerah

lainnya, pendaftaran wajib pajak daerah, serta penyusunan rencana

perolehan pendapatan daerah yang bersumber dari dana

perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) pasala ini, kepala seksi pendaftaran dan pendataan mempunyai

fungsi:

- Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan

seksi pendaftaran dan pendataan.

- Pelaksanaan pendataan objek pajak daerah dan Pendapatan Asli

Daerah lainnya.

- Pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak Daerah.

Page 106: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

89

- Pelaksanaan penyusunan rencana perolehan pendapatan daerah

yang bersumber dari dana perimbangan dan lain-lain pendapatan

daerah yang sah.

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya.

- Pelaporan.

h) Seksi Penetapan

Seksi Penetapan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang

mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan

sebagian tugas bidang pendapatan yang berkenaan dengan

penghitungan serta penetapan besaran pajak daerah, pemeriksaan

sederhana terhadap pembukuan wajib pajak daeah serta pengelolaan

barang kuasai. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) pasal ini, kepala seksi penetapan

mempunyai fungsi:

- Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan

seksi penetapan.

- Pelaksanaan penghitungan serta penetapan besaran pajak daerah.

- Pelaksanaan pemeriksaan sederhana terhadap pembukuan wajib

pajak daerah.

- Pelaksanaan pengelolaan barang kuasai.

- Pengawasan dan pembinaan terhadapa para pegawai yang

membantunya,

Page 107: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

90

- Pelaporan.

i) Seksi Penagihan

Seksi Penagihan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang

mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan

sebagian tugas bidang pendapatan yang berkenaan dengan

penagihan pajak daerah dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah,

pengurusan pendapatan daerah di luar Pendapatan Asli daerah, serta

pembukuan dan pelaporan realisasi pendapatan daerah. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) pasal ini, kepala seksi penagihan mempunyai fungsi:

- Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan

seksi penagihan.

- Pelaksanaan penagihan pajak daerah dan lain-lain Pendapatan

Asli Daerah.

- Pelaksanaan pengurusan pendapatan daerah diluar Pendapatan

Asli Daerah.

- Pelaksanaan pengurusan pendapatan daerah diluar Pendapatan

Asli Daerah.

- Pelaksanaan pembukuan dan laporan realisasi pendapatan

daerah.

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya.

- Pelaporan.

Page 108: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

91

j) Bidang Anggaran

Bidang Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang

yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur,

dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas dinas

dalam lingkup penyusunan rancangan peraturan daerah mengenai

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta penyiapan Anggaran

Kas daerah. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana

tersebut pada ayat (1) pasal ini, Kepala Bidang Anggaran mempunyai

fungsi:

- Penyelenggaraan penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan

anggaran tahunan bidang anggaran.

- Penyelenggaraan penyusunan rancangan peraturan daerah

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

- Penyelenggaraan penyusunan rancangan peraturan daerah

tentang rancangan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah.

- Penyelenggaraan penyiapan anggaran Kas Daerah.

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para kepala seksi yang

dibawahkannya.

- Pelaporan.

k) Seksi Penyusunan Anggaran

Seksi Penyusunan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur

Page 109: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

92

pelaksanaan sebagian tugas Bidang Anggaran yang berkenaan

dengan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah serta Rancangan Peraturan Daerah

tentang perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Untuk

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini,

Kepala Seksi Penyusunan Anggaran mempunyai fungsi:

- Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan

Seksi Penyusunan Anggaran.

- Pelaksanaan penghimpunan serta pengolahan data informasi

yang berkenaan degan penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah serta perubahan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah.

- Pelaksanaan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

- Pelaksanaan penyusunan Rancangan Peatuan Daerah tentang

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya.

- Pelaporan.

l) Seksi Pengendalian Anggaran

Seksi Pengendalian Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur

pelaksanaan tugas Bidang Anggaran yang berkenaan dengan

Page 110: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

93

penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD). Untuk menyelenggarakan

tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala

Seksi Pengendalian Anggaran mempunyai fungsi:

- Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan

Seksi Pengendalian Anggaran.

- Pelaksanaan penyiapan Anggaran Kas Daerah.

- Pelaksanaan penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD).

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya.

- Pelaporan.

m) Seksi Kas Daerah

Seksi Kas Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan

sebagian tugas Bidang Anggaran yang berkenaan dengan

pengelolaan kas daerah. Untuk menyelenggarakan tugas pokok

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala Seksi Kas

Daerah mempunyai fungsi:

- Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan

Seksi Kas Daerah.

- Pelaksanaan pemantauan terhadap penerimaan dan pengeluaran

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

- Pelaksanaan pengelolaan Buku Kas Daerah.

Page 111: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

94

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya.

- Pelaporan.

n) Bidang Penatausahaan dan Akuntansi

Bidang Penatausahaan dan Akuntansi dipimpin oleh seorang

kepala bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin,

meencanakan, dan mengatur dan mengendalikan kegiatan

penyelenggaraan sebagian tugas dinas dalam lingkup penelitian

terhadap permintaan pembayaran atas beban Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah, akuntansi pada tingkat Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah (SKPKD) dan Bendahara Umum Daerah (BUD),

serta evaluasi terhadap laporan keuangan dan laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut

pada ayat (1) pasal ini, Kepala Bidang Penatausahaan dan Akuntansi

mempunyai fungsi:

- Penyelenggaraan penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan

anggaran tahunan Bidang Penatausahaan dan Akuntansi.

- Penyelenggaraan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D).

- Penyelenggaraan akuntansi pada tingkat Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah (SKPKD) dan Bendahara Umum Daerah

(BUD).

Page 112: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

95

- Penyelenggaraan evaluasi terhadap laporan keuangan dan

laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah.

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para Kepala Seksi yang

dibawahkannya.

- Pelaporan.

o) Seksi Penatausahaan Keuangan Daerah

Seksi Penatausahaan Keuangan Daerah dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan

mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Penatausahaan dan

Akuntansiyang berkenaan dengan penelitian terhadap Surat Perintah

Membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). Untuk

menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana diatur dalam ayat (1)

pasal ini, Kepala Seksi Penatausahaan Keuangan Daerah mempunyai

fungsi:

- Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, da anggaran tahunan

Seksi Penatausahaan Keuangan dan Daerah.

- Pelaksanaan penelitian terhadap permintaan pembayaran atas

beban Anggaan Pendapatan dan Belanja Daerah.

- Pelaksanaan penelitian terhadap permintaan pembayaran atas

beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daserah.

- Pelaksanaan penelitian terhadap kelengkapan dan keabsahan

dokumen pelengkap Surat Perintah Membayar (SPM).

Page 113: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

96

- Pelaksanaan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

- Pengawasan dan pembinaan terhadap pegawai yang

membantunya.

- Pelaporan.

p) Seksi Akuntansi

Seksi Akuntansi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan

sebagian tugas bidang penatausahaan dan akuntansi yang berkenaan

dengan pelaksanaan akuntansi pada tingkat Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah (SKPKD) dan Bendahara Umum Daerah (BUD).

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) pasal ini, Kepala Seksi Akuntansi mempunyai fungsi

sebagai berikut:

- Penyusuna usulan rencana kerja, kinerja dan anggaran tahunan

Seksi Akuntansi.

- Pelaksanaan akuntansi pemerintahan daerah pada Satuan Kerja

Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD).

- Pelaksanaan akuntansi pemerintahan daeah pada bendahara

umum.

- Pelaksanaan penyusunan lapoa keuangan dan laporan

pertanggungjawaban tingkat pemerintah daerah dan Bendahara

Umum Daerah (BUD)

Page 114: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

97

- Pengawsan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya.

- Pelaporan.

q) Seksi Evaluasi

Seksi Evaluasi dipimpin oleh Seorang Kepala Seksi yang

mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan

sebagian tugas bidang penatausahaan dan akuntansi yang berkenaan

dengan evaluasi atas laporan keuangan dan laporan

pertanggungjawaban bendahara penerimaan serta penelitian terhadap

kelengkapan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) Bendahara

Pengeluaran. Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala Seksi Evaluasi

mempunyai fungsi:

- Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan

Seksi Evaluasi.

- Pelaksanaan evaluasi atas laporan keuangan dan laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah.

- Pelaksanaan verifikasi, evaluasi, dan analisis, terhadap laporan

pertanggungjawaban bendahara penerimaan.

- Pelaksanaan peneitian terhadap kelengkapan Surat

Pertanggungjawaban (SPJ) Bendahara Pengeluaran.

Page 115: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

98

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya.

- Pelaporan.

r) Bidang Aset

Bidang Aset dipimpin oleh seorang kepala bidang yang

mempunyai tugas pokok, memimpin, merencanakan, mengatur dan

mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas Dinas

dalam lingkup administrasi, mutasi, dan pemberdayaan aset. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1)

pasal ini, Kepala Bidang aset mempunyai fungsi:

- Penyelenggaraan penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan

anggaran tahunan Bidang Aset.

- Penyelenggaraan administrasi aset.

- Penyelenggaraan adminstrasi mutasi aset.

- Penyelenggaraan adminstrasi pemberdayaan aset.

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para Kepala Seksi yang

dibawahkanya.

- Pelaporan.

s) Seksi Administrasi Aset

Seksi Adminstrasi Aset dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan

sebagian tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian

tugas Bidang Aset yang berkenaan dengan pengadminstrsian

Page 116: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

99

pengadaan dan pemeliharaan barang daerah serta aset. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

pasal ini, Kepala Seksi Adminstrasi Aset mempunyai fungsi:

- Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anngaran tahunan

Seksi Administrasi Aset.

- Pelaksanaan pengadministrasian pengadaan barang daerah.

- Pelaksanaan pengadministrasian pemeliharaan barang daerah.

- Pelaksanaan pengadminstrasian aset.

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya.

- Pelaporan.

t) Seksi Mutasi Aset

Seksi Mutasi Aset dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

mempunyai tugas pokok memmpin dan mengatur pelaksanaan

sebagian tugas Bidang Aset yang berekenaan dengan administrasi

mutasi aset serta penghapusan dan pemindahtanganan aset. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

pasal ini, Kepala Seksi Mutasi Aset mempunyai fungsi:

- Penyusunan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan Seksi

Mutasi Aset.

- Pelaksanaan administrasi aset.

- Pelaksanaan penghapusan dan pemindah tanganan aset.

Page 117: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

100

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya.

- Pelaporan.

u) Seksi Pemanfaatan dan Pemberdayaan Aset

Seksi Pemanfaatan dan Pemberdayaan Aset dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan

mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang asetyang berkenaan

dengan pemanfaatan dan pemberdayaan aset. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

pasal ini, Kepala Seksi mempunyai fungsi:

- Penyusunan usulan rencana kerja, kinerja, dan anggaran tahunan

Seksi Pemanfaatan dan Pemberdayaan Aset.

- Pelaksanaan pembinaan pemanfaatan dan pemberdayaan aset.

- Pelaksanaan administrasi pemberdayaan aset.

- Pengawasan dan pembinaan terhadap para pegawai yang

membantunya.

- Pelaporan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) pasal ini, Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pemberdayaan

Aset dibantu oleh:

- Petugas penghimpunan data potensi anak.

- Petugas proses pemberdayaan aset.

- Petugas adminstrasi pemanfaatan dan pemberdayaan aset.

Page 118: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

101

- Operator Komputer.

v) Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional terdiri dari jenis-jenis jabatan

fungsional yang berada pada dinas meliputi:

1. Statistisi

2. Asiparis

3. Pranata Komputer

Pemegang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

pasal ini, dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas.

Dalam hal pemegang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) pasal ini lebih dari seorang, dibentuk kelompok

jabatan fungsional. Dalam hal jabatan funsioanal sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) pasal ini dipimpin oleh pemegang jabatan

fungsional yang paling senior.

Jumlah pegawai negeri sipil yag memangku setiap jenis jabatan

fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, beserta

rincian tugasnya masing-masing, ditetapkan degan keputusan

Walikota.

w) Tata Kerja

Hal-hal yang menjadi tugas dan fungsi dinas serta masing-

masing unit kerja dinas merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak

dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Page 119: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

102

Kegiatan operasioanal dalam rangka penyelenggaraan

tugas dan fungsi dinas dilaksanakan oleh Kepala Dinas besama-sama

dengan Seketariat, Bidang-bidang, Sub Bagian, Seksi-seksi, dan

Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Dinas. Dalam

melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas menyelenggarakan hubungan

fungsional dengan instansi lain yang memiliki kaitan fungsi dengan

dinas.

Kepala Dinas secara taktis operasioanl dan teknis

administratif berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah. Setiap pimpinan unit kerja dinas

wajib memimpin dan memberikan bimbingan serta petunjuk

pelaksanaan tugas kepada unit kerja dinas dibawahnya atau pegawai

yang membantunya.

Setiap pimpinan unit kerja dinas salam melaksanakan

tugasnya berkewajiban menerapkan prinsip-prinsip koordinasi,

sinkronisasi dan simplikasi serta akuntabilitas kerja.

x) Pelaporan

Kepala Dinas wajib memberikan laporan tentang

pelaksanaan tugasnya secara teratur, jelas, dan tepat waktu kepada

Walikota melalui Seketaris Daerah.

Setiap pimpinan unit kerja dinas wajib mengikuti,

mematuhi petunjuk, dan betanggung jawab kepada pimpinan unit

Page 120: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

103

kerja dinas yang membawahkannya serta memberikan laporan secara

tepat waktu.

Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan unit kerja

dinas dari pimpinan unit kerja dibawahnya wajib diolah dan

dipergunakan sebagai bahan petimbagan lebih lanjut untuk

memberikan petunjuk kepada unit kerja yang dibawahkannya

tersebut. Pengaturan mengenai jenis laporan dan tata cara

penyampaiannya berpedoman kepada peaturan perundang-undangan

yang berlaku.

y) Hak Mewakili

Dalam hal berhalangan untuk melaksanakan tugasnya,

Kepala Dinas menunjuk Sekretaris untuk mewakilinya. Apabila

Sekretaris karena sesuatu yang berhalangan, maka Kepala Dinas

dapat menunjuk salah seorang Kepala Bidang yang paling senior.

z) Kepegawaian

Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Walikota

atas usul Sekretaris Daerah setelah berkonsultasi dengan Gubernur

Provinsi Banten.

Pejabat lainnya dilingkungan dinas diangkat dan

diberhentikan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan pelimpahan

kewenangan dari walikota. Pembiayaan atas pelaksanaan tugas Dinas

berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta sumber

pembiayaan lain yang sah.

Page 121: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

104

C. Analisa dan Pembahasan

1. Perbandingan Realisasi Penerimaan PAD dengan Penerimaan

Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah

dan Pendapatan Lain-lain Yang Sah Pada Tahun 2004-2008

Tabel 4.2

Realisasi Penerimaan PAD dengan Penerimaan Pajak Daerah,Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Pendapatan

Lain-lain Yang Sah Pada Tahun 2004-2008

73.883.817.667 79.368.013.720 92.156.784.042 109.439.654.143 121.428.620.428

107,42% 116,11% 118,75% 110,95%

24.438.801.682 24.827.124.613 22.155.110.158 25.885.814.246 32.487.536.469

101,59% 89,24% 116,84% 125,50%

1.560.971.931 3.017.666.389 5.287.566.187 13.727.558.797 10.609.368.977

193,32% 175,22% 259,62% 77,29%

9.094.943.849 14.937.187.795 16.254.181.501 15.000.000.000 27.949.604.276

164,24% 108,82% 92,28% 186,33%

108.978.535.129 122.149.992.517 135.853.641.888 164.053.027.186 192.475.130.150

112,09% 111,22% 120,76% 117,32%Y

2007 2008

X1

X2

Periode

Jenis Penerimaan2004 2005 2006

X3

X4

Realisasi penerimaan PAD, pajak daerah, retribusi daerah, hasil

perusahaan milik daerah, dan pendapatan lain-lain yang sah dapat

dilihat dari tabel 4.1 diatas, dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2004

jumlah penerimaan daerah dari sektor pajak daerah mencapai angka

Rp.73.883.817.667,- kemudian dari sektor retribusi daerah mencapai

angka Rp. 24.438.801.682,- dari sektor penerimaan hasil perusahaan

milik daerah mencapai angka Rp. 1.560.971.831,- dan pendapatan

Page 122: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

105

lain-lain yang sah Rp. 9.094.943.849,- dan Realisasi penerimaan asli

daerah mencapai angka sebesar Rp. 108.978.535.000,-.

Pada tahun 2005 jumlah penerimaan dari sektor pajak daerah

mengalami peningkatan, dengan total penerimaan sebesar Rp.

79.368.013.720,- dengan total persentase kenaikan sebesar 107,42%,

kemudian dari sektor retribusi daerah mencapai angka Rp.

24.827.124.613 dengan total persentase kenaikan sebesar 101,58%,

sedangkan penerimaan yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah

mengalami peningkatan sebesar Rp. 3.017.666.389 dengan persentase

kenaikan sebesar 193,3%, sedangkan penerimaan yang berasal dari

sektor pendapatan lain-lain yang sah mencapai angka sebesar Rp

14.937.187.795 dengan persentase kenaikan sebesar 164,23% dan

penerimaan dari PAD mencapai angka sebesar Rp. 122.149.992.517,-

dengan persentase kenaikan sebesar 112,08%.

Pada tahun 2006 dapat diketahui bahwa penerimaan yang

berasal dari sektor pajak daerah terus mengalami peningkatan sebesar

Rp. 92.156.784.042,- dengan persentase kenaikan sebesar 116,11%,

kemudian penerimaan dari retribusi daerah mengalami penurunan

sebesar Rp 22.155.110.158,- dengan persentase penurunan sebesar

89,23% dari pada tahun sebelumnya. Kemudian penerimaan dari hasil

perusahaan milik daerah mengalami peningkatan sebesar 175,22%.

Pada penerimaan yang berasal dari pendapatan lain-lain yang sah

meningkat sebesar Rp. 16.254.181.501,- dengan persentase kenaikan

Page 123: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

106

sebesar 108,81% dengan tahun 2005. Dan pada penerimaan yang

berasal dari Pendapatan Asli Daerah meningkat sebesar Rp.

135.853.941.888,- dengan persentase kenaikan sebesar 111,21%.

Pada tahun 2007, dapat diketahui pada penerimaan daerah yang

berasal dari pajak daerah mengalami peningkatan pula sebesar Rp.

109.439.654.143,- dengan persentase kenaikan sebesar 108,75% dan

pada penerimaan yang berasal dari retribusi daerah meningkat sebesar

Rp. 25.885.814.246,- dengan persentase kenaikan sebesar 116,83%

kemudian di tahun 2007 ini penerimaan yang berasal dari hasil

perusahaan milik daerah meningkat tajam sebesar Rp. 13.727.558.797

dengan persentase kenaikan sebesar Rp. 259,61% akan tetapi pada

penerimaan yang berasal dari pendapatan lain-lain yang sah mengalami

penurunan sebesar Rp. 14.737.837.000 dengan persentase penurunan

sebesar 90,67%. kemudian penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah

meningkat Rp. 163.790.864.298,- dengan persentase kenaikan sebesar

120,56%.

Pada tahun 2008 dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun

yaitu tahun 2004-2008 penerimaan-penerimaan daerah tersebut diatas

terus mengalami peningkatan yaitu dari penerimaan pajak daerah

mengalami peningkatan sebesar Rp. 121.428.620.428,- dengan

persentase kenaikan sebesar 110,95% , kemudian penerimaan darri

retribusi daerah mengalami peningkatan pula sebesar Rp.

32.487.536.000,- dengan persentase kenaikan sebesar 126,50%, akan

Page 124: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

107

tetapi penerimaan yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah

menurun sebesar Rp. 10.609.368.977,- dengan persentase penurunan

sebesar 77,28%. Dan penerimaan yang berasal dari pendapatan lain-lain

yang sah meningkat tajam sejumlah Rp. 27.949.604.276,- dengan

persentase kenaikan sebesar 189,64%, sedangkan penerimaan yang

berasal dari Pendapatan Asli Daerah meningkat sebesar Rp.

192.475.130.155,- dengan persentase kenaikan sebesar 117,51%.

Gambar 4.1Grafik Perkembangan Penerimaan PAD Kota Tangerang Periode

Tahun 2004-2008

Penerimaan PAD dalam 5 tahun

0

50.000.000.000

100.000.000.000

150.000.000.000

200.000.000.000

250.000.000.000

1 2 3 4 5

Tahun

Jum

lah

Pene

rimaa

n X1X2X3X4Y

Keterangan : Garis Warna Pink X1 (Pajak Daerah)Garis Warna Hijau X2 (Retribusi Daerah)Garis Warna Orange X3 (Hasil Perusahaan Milik Daerah)Garis Warna Biru X4 (Pendapatan Lain-lain Yang Sah)Garis Warna Biru Muda Y (Pendapatan Asli Daerah)

Dari gambar grafik 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa garis

warna pink yang menunjukan variabel X1 yaitu pajak daerah selalu

mengalami kenaikan setiap tahunnya sehingga terlihat garis kurva yang

Page 125: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

108

semakin menanjak itu artinya bahwa dari variabel penerimaan pajak

daerah memberikan kontribusi yang paling besar ke PAD Kota

Tangerang dan sangat dominan dibanding dengan variabel yang lain.

Kemudian pada garis warna hijau yang menunjukan variabel X2 yaitu

retribusi daerah juga mengalami kenaikan pada tahun 2005, 2007, dan

pada tahun 2008 terkecuali pada tahun 2006, variabel tersebut

mengalami penurunan penerimaan sehingga terlihat garis yang sedikit

menurun pada tahun ke-3 atau tahun 2006. Selanjutnya garis warna

orange yang menunjukan variabel X3 yaitu hasil perusahaan milik

daerah tiap tahun juga mengalami kenaikan ini dilihat dari garis yang

semakin menanjak pada tahun 2005, 2006 dan 2007 tetapi pada awal

tahun 2008 garis warna orange tersebut sedikit menurun ini

mengindikasikan bahwa pada tahun ke 5atau tahun 2008 penerimaan

dari hasil perusahaan milik daerah mengalami penurunan. Kemudian

garis warna biru yang menunjukan variabel X4 yaitu pendapatan lain-

lain yang sah pada tahun 2005, 2006 garis kurva warna biru tersebut

semakin menanjak kemudian di tahun ke-4 atau tahun 2007 garis kurva

warna biru semakin menurun pada tahun ke-5 atau tahun 2008 garis

kurva warna biru kembali menanjak, hal ini mengindikasikan bahwa

penerimaan dari pendapatan lain-lain yang sah pada tahun 2007

mengalami penurunan dan pada tahun 2008 kembali meninngkat. Pada

garis warna biru muda adalah variabel dependen (PAD) itu sendiri atau

variabel Y terlihat garis kurva yang semakin menanjak signifikan, hal

Page 126: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

109

X1X2

X3X4

Y X1X2

X3

X4Y X1X2

X3

X4Y X1X2

X3

X4

Y

0,00%

50,00%

100,00%

150,00%

200,00%

250,00%

300,00%

Pros

enta

se

1 2 3 4 5

Tahun

Prosentase Penerimaan PAD dalam 5 tahun

X1X2X3X4Y

ini mengindikasikan bahwa realisasi penerimaan PAD di Kota

Tangerang selama periode tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-5 yang

merupakan tanda dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 terus

mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

Diagram 4.1Diagram prosentase Efektifitas PAD dalam 5 tahun

Periode Tahun 2004-2008

Keterangan : X1 (Pajak Daerah)X2 (Retribusi Daerah)X3 ( Hasil Perusahaan Milik Daerah)

X4 ( Pendapatan Lain-lain Yang Sah) Y (PAD)

Dari gambar diagram 4.1 diatas prosentase penerimaan

variabel X1 atau pajak daerah pada tahun ke-2 atau tahun 2005 sebesar

107,42 % atau naik sekitar 7% dari tahun ke-1 atau tahun 2004.

kemudian prosentase penerimaan variabel X2 atau retribusi daerah pada

tahun ke-2 atau tahun 2005 sebesar 101,59% atau naik sekitar 1% dari

Page 127: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

110

tahun ke-1 atau tahun 2004. selanjutnya prosentase penerimaan variabel

X3 atau hasil perusahaan milik daerah pada tahun ke-2 atau tahun 2005

sebesar 193,32% atau naik sekitar 97% di banding penerimaan tahun

ke-1 atau 2004. dan variabel indepedenden yang terakhir posentase

penerimaan pendapatan lain-lain yang sah X4 pada tahun ke-2 atau

tahun 2005 total penerimaan mencapai 122.149.992.517 naik 100% lebi

dari tahun 2004 yang hanya 108.978.535.129.

Pada tahun ke-3 atau tahun 2006 prosentase kenaikan variabel

X1 atau pajak daerah sebesar 116,11% atau naik sekitar 9% dari tahun

2005 yang hanya 107,42%. Kemudian prosentase variabel X2 atau

retribusi daerah pada tahun 2006 sedikit mengalami penurunan

prosentase sebesar 89,24% atau turun sekitar 11% dari tahun 2005.

Selanjutnya prosentase penerimaan variabel X3 atau hasil perusahaan

milik daerah pada tahun ke-3 atau tahun 2006 sebesar 175,22% atau

turun sekitar 18% atau di banding penerimaan ke-2 atau tahun 2005

yang mencapai 193,32%. Dan variabel independen terakhir prosentase

penerimaan pendapatan lain-lain yang sah X4 pada tahun ke-3 atau

tahun 2006 sebesar 108,82 % atau turun sekitar 55% dari tahun ke-2

atau tahun 2005 yang mencapai 164,24%. Untuk variabel dependen

yaitu realisasi PAD atau Y pada tahun 2006 total penerimaan mencapai

135.853.641.888. naik sekitar 2% dari tahun 2005 yang hanya

122.149.992.517.

Page 128: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

111

Pada tahun ke-4 atau tahun 2007 prosentase kenaikan variable

X1 atau pajak daerah sebesar 118,75% atau naik sekitar 2% dari tahun

2006 yang hanya 116,11%. Kemudian presentase kenaikannya sebesar

116,11%. Kemudian presentase variable X2 atau retribusi daerah pada

tahun 2007 prosentase kenaikannya sebesar 116,84% atau naik sekitar

27% dari tahun 2006. Selanjutnya prosentase penerimaan variable X3

atau hasil perusahaan milik daerah pada tahun ke-4 atau tahun 2007

sebesar 259,62% atau naik tajam sekitar 80% di banding penerimaan

tahun ke-3 atau tahun 2006 yang hanya 175,32%. dan variabel

indepeden terakhir presentase penerimaan pendpatan lain-lain yang sah

X4 pada tahun ke-4 atau tahun 2007 sebesar 92,28% atau turun sekitar

16% dari tahun ke-3 atau tahun 2006 yang hanya 108,82%. Untuk

variabel depeden yaitu realisasi penerimaan PAD atau Y total

penerimaan pada tahun 2007 sebesar 164.053.027.186. naik sekitar 20%

dari total penerimaan tahun 2006 yang hanya 135.853.641.888.

Pada tahun ke-5 atau tahun 2008 prosentase kenaikan variabel

X1 atau pajak daerah sebesar 110,95% atau turun sekitar 8% dai tahun

2007 yang mencapai 118,11%. Kemudian presentase variabel X2 atau

retribusi daerah pada tahun 2008 prosentase kenaikannya sebesar

125,50% atau naik sekitar 10% dari tahun 2007. Selanjutnya presentase

penerimaan variabel X3 atau hasil perusahaan milik daerah pada tahun

ke-5 atau tahun 2008 sebesar 77,29% atau turun drastis sekitar 180%

dibanding penerimaan tahun ke-4 atau tahun 2007 yang mencapai

Page 129: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

112

259,62%. dan variabel indepeden yang terakhir adalah presentase

penerimaan pendapatan lain-lain yang sah X4 pada tahun ke-5 atau

tahun 2008 sebesar 186,33% atau naik sekitar 90% dari tahun ke-4 atau

tahun 2007 yang hnaya 92,28% untuk variabel realisasi penerimaan

PAD total penerimaan pada tahun 2008 mencapai 192.475.130.150 naik

sekitar 20% dari tahun 2007 yang hanya 164.053.027.186.

2. Pengaruh Pajak Daerah, Reribusi Daerah, Hasil Perususahaan

Milik Daerah dan Penerimaan Hasil-hasil Usaha Yang Sah

Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2004-2008

a. Uji Asumsi Klasik

1) Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan

normality probability plot. Dari gambar 4.2 dapat dilihat hasil

pengujian tersebut menunjukkan bahwa titik-titik data berada

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa data dalam

penelitian ini sudah terdistribusi dengan normal atau sudah

memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2002 : 76).

Page 130: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

113

Gambar 4.2Hasil Uji Normalitas Data

2) Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak

memiliki korelasi antar variabel independennya. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dapat dilihat

nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor).

Tabel 4.3Hasil Uji Multikolonieritas

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

(Constant)

Pajak Daerah .290 3.449

Retribusi Daerah .537 1.862

Hasil Perusahaan Milik Daerah .529 1.892

1

Pendapatan lain-lain yang sah .604 1.657

a. Dependent Variable: Pendapatan Asli DaerahSumber : Hasil Pengolahan data SPSS

Page 131: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

114

Pada tabel 4.3 diketahui hasil perhitungan nilai tolerance

untuk penerimaan pajak daerah adalah 0,290, penerimaan retribusi

daerah 0,537, penerimaan hasil perusahaan milik daerah 0,529,

pendapatan lain-lain yang sah 0,604. Hasil perhitungan tersebut

menunjukan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai

tolerance kurang dari 10%. Karena mempunyai nilai tolerance

kurang dari 0,1 maka model regresi dapat dikatakan bebas dari

multikolonieritas (Bhuono Agung, 2005 :58).

Sedangkan hasil dari perhitungan nilai VIF juga

menunjukan hal yang sama yaitu tidak ada variabel bebas yang

memiliki VIF lebih dari 10. Hasil perhitungan nilai VIF

penerimaan pajak daerah adalah 3,449, penerimaan retribusi

daerah 1,862, penerimaan hasil perusahaan milik daerah 1,892,

penerimaan pendapatan hasil usaha lain-lain yang sah 1,657. Dari

penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut

tidak terdapat problem multikolonieritas.

3) Hasil Uji Heterokedastisitas

Gambar 4.3 merupakan grafik hasil uji heteroskedastisitas.

Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa titik-titik data

menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola, baik di

atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y. hal ini berarti tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Sehingga dapat

Page 132: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

115

disimpulkan bahwa model penelitian ini tidak mengalami problem

heteroskedastisitas.

Gambar 4.3Hasil Uji Heteroskedasitas

Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS

4) Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji, apakah dalam

suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi.

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hasil uji

autokorelasi pada model regresi ini menunjukkan angka Durbin

Watson sebesar 1,193. Karena angka Durbin Watson mendekati

angka atau di sekitar angka 2 maka model tersebut terbebas dari

asumsi klasik autokorelasi dan terletak di daerah No

Autocorelation.

Page 133: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

116

Tabel 4.4Hasil Uji Autokorelasi

Model Summary(b)

a. Predictors (Constant), Penerimaan Pajak Daerah, Rertibusi Daerah, HasilPerusahaan Milik Daerah, Penerimaan Hasil Usaha Lain-lain Yang sah

b. Dependent Variable: Realisasi Penerimaan PADSumber : Hasil Pengelolaan data dengan SPSS 12

b. Uji Hipotesis

1) Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.5Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R) digunakan untuk

menentukan seberapa besar kemampuan variabel independen

dapat menjelaskan variabel dependen. Pada penelitian ini R

Square yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan

ModelDurbin-Watson

1 1,193

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .925a .856 .846 1317050933.020

a. Predictors: (Constant), Pendapatan lain-lain yang sah, Hasil Perusahaan MilikDaerah, Retribusi Daerah, Pajak Daerah

b. Dependent Variable: Pendapatan Asli DaerahSumber : hasil Pengolahan data dengan SPSS

Page 134: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

117

atau Adjusted R-Square, karena disesuaikan dengan jumlah

variabel independent yang digunakan dalam penelitian.

Hasil output SPSS pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa

nilai Adjusted R Square sebesar 0,846 atau 84,6 % hal ini berarti

bahwa variabel independen penerimaan pajak daerah, retribusi

daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan penerimaan pendapatan

hasil usaha lain-lain yang sah mampu menjelaskan variabel

dependen realisasi penerimaan PAD sebesar 84,6%, selebihnya

sebanyak 15,4% lagi yang lain sepeti : dana perimbangan dan

pinjaman daerah.

Dari hasil penelitian ini, 84,6% variabel realisasi

penerimaan PAD mampu dijelaskan oleh variabel atau

dipengaruhi oleh pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan

milik daerah, dan pendapatan dari hasil-hasil usaha lain yang sah.

Sedangkan sisanya yaitu 15,4% yang lain, seperti dana

perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-lain pendapatan yang sah.

Atas dasar itu maka realisasi penerimaan PAD yang terjadi

pada tahun 2004-2008 diharapkan mengalami peningkatan setiap

tahunnya sesuai dengan yang diharapkan oleh aparat DPKAD

Kota Tangerang yang diimbangi dengan peningkatan penerimaan

pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan

hasil-hasil usaha lainnya yang sah yang seimbang dengan

penerimaan yang berasal dari sumber perimbangan dana. Selain

Page 135: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

118

itu, faktor tindakan pemungutan oleh aparat pemerintah DPKAD

Kota Tangerang diharapkan seefektif dan seefisien mungkin

dalam melaksanakan pemungutan terhadap masyarakat Kota

Tangerang. Dengan demikian terciptanya pelimpahan wewenang

pengelolaan dan pemungutan yang lebih baik, lebih andal, dan

valid yang mana sangat berpengaruh terhadap realisasi

penerimaan PAD Kota Tangerang.

2) Hasil Uji F

Tabel 4.6Hasil Uji F

Dari Anova(b) pada tabel 4.6 didapat F hitung sebesar

81,996 dengan tingkat signifikasi 0,000 karena tingkat signifikasi

dibawah 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya

penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil perusahan

milik daerah secara bersama-sama berpengaruh terhadap realisasi

penerimaan PAD.

ANOVAb

ModelSum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

Regression

5.689E20 4 1.422E20 81.996 .000a

Residual 9.540E19 55 1.735E18

1

Total 6.643E20 59

a. Predictors: (Constant), Pendapatan lain-lain yang sah, Hasil PerusahaanMilik Daerah, Retribusi Daerah, Pajak Daerah

b. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah

Page 136: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

119

3) Hasil Uji t

Tabel 4.7Hasil Uji t

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 5.768E8 8.004E8 .721 .474

Pajak Daerah .883 .156 .538 5.672 .000

Retribusi Daerah .403 .271 .104 1.488 .143

Hasil Perusahaan

Milik Daerah1.401 .525 .187 2.667 .010

1

Pendapatan lain-

lain yang sah1.726 .462 .246 3.735 .000

a. Dependent Variable: Pendapatan Asli DaerahSumber : Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan hasil tabel 4.7, maka dapat diperoleh suatu

persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 5.768 + 0, 883 X1 + 0, 403 X2 + 1, 401 X3+ 1,726 X4

Nilai konstanta alpha (α) sebesar 5.768 menunjukan bahwa jika

penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, perusahaan milik

daerah dan hasil-hasil usaha yang sah dianggap konstan maka

realisasi penerimaan PAD adalah 5.768.

Dari persamaan regresi hasil tabel 4.7 nilai 0,883 X1

merupakan koefisien regresi yang menunjukan bahwa setiap

adanya penambahan jumlah Pajak Daerah sebesar

Page 137: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

120

1.000.000.000. maka penerimaan Pajak Daerah akan

meningkatkan realisasi penerimaan sebesar 883.000.000,-

sedang nilai 0,403 X2 merupakan koefisien regresi yang

menunjukan bahwa setiap adanya penambahan Retribusi Daerah

sebesar 1.000.000.000. maka juga akan meningkatkan realisasi

penerimaan Retribusi Daerah sebesar 403.000.000,- sedang nilai

1,401 X3 merupakan korfisien regresi yang yang menunjukan

bahwa setiap ada penambahan penerimaan Hasil Perusahaan

Milik Daerah 1.000.000.000. maka akan meningkatkan realisasi

penerimaan sebesar 1.401.000.000. sedangkan nilai 1,726 X4

merupakan koefisien regresi yang menunjukan bahwa setiap

adanya penambahan Hasil-hasil Usaha Yang Sah sebesar

1.000.000.000. maka juga akan meningkatkan realisasi

penerimaan sebesar 1.726.000.000.

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari uji t hitung

untuk penerimaan pajak daerah sebesar 5,672 sedangkan untuk

nilai t-tabel dengan tingkat signifikansi ( α ) = 0,05 dan DK (

Derajat Kebebasan ) = jumlah data ( n)-1 = 60-1 = 59, maka

diperoleh nilai t-tabel sebesar 2,001 hal ini berarti t-hitung lebih

besar dari t-tabel. Jika statistik t-hitung > statistik t-tabel, maka

Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerimaan pajak daerah berpengaruh signifikan terhadap

realisasi penerimaan PAD.

Page 138: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

121

Sedang uji t untuk penerimaan retribusi daerah adalah

sebesar 1,488. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabelnya yaitu

2,001. Jika t hitung < dari statistik t-tabel maka Ha ditolak dan

Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerimaan

dari retribusi daerah tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap realisasi penerimaan PAD.

Pada uji t-hitung untuk penerimaan hasil perusahaan

milik daerah adalah sebesar 2,667 nilai tersebut lebih besar dari

t-tabelnya yaitu 2,001. Jika t-hitung > dari statistik t-tabel, maka

Ha diterima dan Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa penerimaan dari hasil perusahaan milik daerah sedikit

berpengaruh terhadap realisasi penerimaan PAD.

Pada uji t-hitung untuk penerimaan hasil-hasil usaha

yang sah adalah sebesar 3,735 nilai tersebut lebih besar dari t-

tabelnya yaitu 2,001, jika t-htung > dari t-tabel, maka Ha

diterima dan Ho ditolak. sehingga dapat disimpulkan bahwa

penerimaan dari hasil-hasil usaha yang sah berpengaruh secara

signifikan terhadap terhadap realisasi penerimaan PAD.

Dari output SPSS pada tabel coefficients juga

menunjukan bahwa penerimaan pajak daerah menghasilkan

tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang menunjukan

probabiltasnya lebih kecil dari 0,05 dengan demikian Ho ditolak

dan Ha diterima yang berarti penerimaan dari pajak daerah

Page 139: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

122

terhadap realiasi penerimaan PAD secara parsial berpengaruh

secara signifikan.

Pada tabel coeficient penerimaan dari hasil retribusi

daerah menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0,143 yang

menunjukan probabilitas lebih besar dari 0,05 dengan demikian

Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti penerimaan dari

retribusi daerah terhadap realisasi penerimaan PAD tidak

berpengaruh secara signifikan.

Pada penerimaan dari perusahaan milik daerah

menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0,010 yang

probabilitasnya sedikit lebih besar dari 0,05 sehingga Ho

diterima dan Ha di tolak. Maka penerimaan dari hasil

perusahaan milik daerah secara parsial sedikit berpengaruh

secara signifikan.

Sedangkan penerimaan dari pendapatan hasil-hasil usaha

yang sah menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang

probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima. Maka pengaruh penerimaan dari hasil usaha-usaha

yang sah terhadap realisasi penerimaan PAD secara parsial

berpengaruh secara signifikan.

Berdasarkan hasil analisis statistik diatas, diketahui

bahwa penerimaan dari retribusi daerah terdapat pengaruh yang

kurang signifikan terhadap realisasi penerimaan PAD.

Page 140: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

123

Berdasarkan pengamatan, dikarenakan dari tahun ke tahun salah

satu sumber penerimaan PAD tersebut kurang begitu optimal

dalam realisasinya terutama untuk penerimaan retribusi daerah

seperti retibusi pelayanan kebersihan, retribusi pelayanan

pemakaman, retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum,

retribusi pelayanan pasar, dan retribusi pemeriksaan alat

pemadam kebakaran, dimungkinkan kurang maksimal dalam

pemungutannya sehingga penerimaan dari retribusi-retibusi

tersebut tersebut dapat mengurangi kas daerah.

Akan tetapi, ada peneriman yang berasal dari pajak

daerah dan penerimaan dari pendapatan lain-lain yang sah

berpengaruh signifikan terhadap realisasi penerimaan PAD.

Pemungutan yang dilaksanakan oleh aparat DPKD Kota

Tangerang telah maksimal, sehingga sangat memberikan

kontribusi yang menguntungkan bagi APBD Kota Tangerang.

Dalam hal ini Kota Tangerang dapat menjalankan otonomi

daerah yang dimulai sejak tahun 2001 sampai sekarang. Dengan

demikian kota Tangerang dapat mengupayakan untuk terus

meningkatkan sumber-sumber PAD tersebut agar dapat

membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan dapat

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Page 141: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

124

c. Perbandingan Analisis Penulis dengan Penelitian-penelitian

Sebelumnya.

Berdasarkan analisis penelitian diatas, penulis akan

memperbandingkan dengan analsis penelitian-penelitian

sebelumnya yang mendukung terhadap penelitian diatas. Adapun

penelitain-penelitian tersebut antara lain:

1. Oleh Miftahul Huda (Skripsi, UIN: 2006), yang meneliti

tentang Analisa Pengaruh Pajak Sektor Pariwisata Terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Depok periode 2001-

2005.

Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh pajak sektor pariwisata (pajak hotel,

pajak restoran, pajak hiburan) terhadap perubahan PAD.

2. Oleh Mochamad Adam Hamdani (2002) yang meneliti tentang

Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran di Kota

Depok

Berdasarkan penelitiannya potensi target dan realisasi

penerimaan pajak restoran sudah cukup optimal dikarenakan

berkembangnya jasa usaha restoran dikota depok dan

dipengaruhi oleh pembangunan dan faktor geografis strategis

berbatasan dengan ibu kota DKI Jakarta.

3. Oleh Nurul Hadi (Skripsi UIN: 2008), tentang Optimalisasi

penerimaan Retribusi Daerah dan Pengaruhnya terhadap

Page 142: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

125

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Depok periode Tahun

2002-2006.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui

optimalisasi penerimaan retribusi daerah dan mengetahui

sejauh mana pengaruh penerimaan retribusi daerah terhadap

pendapatan asli daerah (PAD) di Kota Depok.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui

bahwa penerimaan retribusi daerah di kota Depok tahun 2002-

2005 sudah mencapai optimal, sedangkan di tahun 2006

penerimaan retribusi daerah tidak mencapai optimal.

Disamping itu, dapat disimpulkan bahwa retribusi daeah

mempunyai hubungan (korelasi) positif dengan perubahan

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dan memiliki kontribusi

signifikan terhadap perubahan PAD dan menunjukan

pengaruh retribusi yang lemah terhadap PAD.

4. Oleh Ahmad Najib (Skripsi UIN: 2006), tentang Analisis

Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Karawang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah,

serta pendapatan lain-lain yang sah terhadap penerimaan PAD

pada Kabupaten Karawang. Data yang digunakan adalah

laporan bulanan Pendapatan Asli Daerah selama satu periode

Page 143: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

126

yaitu tahun 2001-2005. Penelitian ini menggunakan metode

regresi linier berganda yang kemudian dilakukan uji F dan t

yang telah dinyatakan bebas dari uji asumsi klasik.

Berdasarkan hasil penelitiannya dapat diketahui

bahwa keempat variabel independen (pajak daerah,

perusahaan milik daerah, serta pendapatan lain-lain yang sah

berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi penerimaan

PAD di kabupaten Karawang).

Dari beberapa penelitan diatas, dapat disimpulkan

bahwa yang berpengaruh positif dan kuat pengaruhnya

terhadap realisasi penerimaan PAD yaitu penerimaan yang

berasal dari jumlah pajak daerah dan penerimaan dari

pendapatan lain-lain yang sah. Sedangkan penerimaan dari

retribusi daerah dan hasil-hasil usaha yang sah kurang

memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap

realisasi penerimaan PAD. Dan hal ini perlu adanya upaya-

upaya yang harus dilakukan oleh aparatur DPKD dan

masyarakat sekitar kota Tangerang, agar tidak terjadi adanya

penerimaan-penerimaan yang belum terrealisasi di tahun-

tahun yang akan datang yang mengakibatkan penerimaan

PAD menurun, demi tercapainya efektifitas dan efisiensi

pemungutan PAD kota Tangerang.

Page 144: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

127

3. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang

khususnya DPKD dalam meningkatkan realisasi penerimaan PAD di

Kota Tangerang.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai aparatur DPKD ada upaya-

upaya yang perlu dilakukan demi meningkatkan pendapatan daerah

terutama dari sektor PAD. Adapun upaya-upaya yang dilakukan dalam

mengoptimalkan penerimaan PAD antara lain sebagai berikut:

1. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi.

2. Untuk pajak reklame dilakukan penertiban reklame secara rutin

khususnya izin yang temporer atau tidak tetap seperti spanduk, umbul-

umbul, baliho, karena hal ini sangat efektif dengan melakukan

penurunan, dimana setelah media reklame kain tersebut yang tak berizin

diturunkan maka pemasangan reklame tersebut akan segera mengurus

izinnya dan membayar pajak.

3. Untuk hotel, retoran, parkir, dan izin hiburan dilakukan checker selama

satu bulan penuh yang dibagi beberapa shift serta dilakukan selama 24

jam bagi penginapan atau hotel.

4. Melakukan ekstensifikasi secara rutin untuk mencari potensi-potensi

baru untuk pajak daerah, dimana setiap ada pembangunan pusat-pusat

bisnis disitu akan muncul potensi baru seperti potensi parkir, restoran,

hiburan dan lainnya.

5. Melakukan kerja sama dengan Badan Pemeriksa Keuangan dan

Pembangunan dalam melakukan pendataan terhadap potensi pajak

Page 145: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

128

daerah untuk meningkatkan target pendapatan baik untuk hotel,

restoran, hiburan, parkir swasta, dan pajak lainnya dengan mencatat

data potensi untuk dijadikan database.

Page 146: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

129

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui

realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Tangerang

selama kurun waktu dari tahun 2004-2008 kedua, untuk mengetahui

besarnya pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan daerah,

dan pendapatan lain-lain yang sah terhadap pendapatan asli daerah dan

yang ketiga, adalah untuk melihat upaya-upaya apa saja yang dilakukan

aparatur DPKAD Kota Tangerang dalam mengoptimalkan pemungutan

PAD di Kota Tangerang,

Adapun kesimpulannya yaitu:

1. Dapat dilihat dari tahun 2004-2008, realisasi penerimaan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang

cukup signifikan. Hal ini di pengaruhi oleh faktor-faktor yang

mempengaruhinya seperti Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil

Perusahaan Milik Daerah, Hasil Usaha Lain-lain yang Sah dari tahun ke

tahun mengalami kenaikan dari target yang ditetapkan oleh DPKAD

Kota Tangerang dari tahun-tahun sebelumnya.

2. Penerimaan dari dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan

milik daerah dan pendapatan hasil usaha lainnya yang sah yang sudah

terrealisasi sangat berpengaruh terhadap penerimaan PAD. Berdasarkan

hasil pengujian regresi berganda memiliki nilai koefisien determinasi

Page 147: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

130

(R) yang sudah disesuaikan sebesar 0,846 atau 84,6 % variabel

dependen realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan

sisanya 15,4 % dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang

digunakan.

3. Pada uji F dapat dilihat dari tabel ANOVA, bahwa variabel pajak

daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan pendapatan

lain-lain yang sah memiliki nilai F hitung 81.996 dengan tingkat

signifikansi 0,000 karena tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka Ha

diterima dan Ho ditolak. Artinya pajak daerah, retribusi daerah, hasil

perusahaan milik daerah dan pendapatan lain-lain yang sah secara

bersama-sama berpengaruh terhadap realisasi penerimaan PAD.

4. Pada uji t-test dapat dilihat dari tabel coefficient, bahwa variabel pajak

daerah memiliki nilai 0,000 < 0,05 artinya penerimaan dari pajak daerah

secara parsial berpengaruh terhadap realisasi penerimaan PAD atau Ha

diterima dan Ho ditolak. Kemudian variabel retribusi daerah memiliki

nilai 0,143 > 0,05. artinya penerimaan dari retribusi daerah secara

parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi

penerimaan PAD, dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima.

Selanjutnya variabel hasil perusahaan milik daerah memiliki nilai 0,010

> 0,05. artinya penerimaan dari hasil perusahaan milik daerah secara

parsial kurang berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi

penerimaan PAD, dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima. Dan

yang terakhir variabel pendapatan lain-lain yang sah memiliki nilai

Page 148: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

131

0,000 < 0,05 artinya penerimaan dari pendapatan lain-lain yang sah

secara parsial berpengaruh terhadap realisasi penerimaan PAD atau Ha

diterima dan Ho ditolak.

5. Terjadi peningkatan jumlah penerimaan, pada tahun 2005 penerimaan

dari pajak daerah mencapai angka 79.368.013.720,- atau naik sebesar

107,42 % dari tahun 2004, dari retribusi daerah juga mengalami

peningkatan penerimaan sebesar 24.827.124.613,- atau sekitar 101,58 %

dari tahun 2004, diikuti dengan penerimaan dari hasil perusahaan milik

daerah mengalami peningkatan sebesar 3.017.666.389,- dengan

persentase kenaikan sebesar 193,3 % dari tahun 2004, dan selanjutnya

penerimaan dari pendapatan lain-lain yang sah mengalami peningkatan

sebesar 14.937.187.795,- dengan persentase kenaikan sebesar 164,23 %

dari tahun 2004.

Pada tahun 2006 dapat diketahui bahwa penerimaan yang berasal

dari sektor pajak daerah terus mengalami peningkatan sebesar Rp.

92.156.784.042,- dengan persentase kenaikan sebesar 116,11%,

kemudian penerimaan dari retribusi daerah mengalami penurunan

sebesar Rp 22.155.110.158,- dengan persentase penurunan sebesar

89,23% dari pada tahun sebelumnya. Kemudian penerimaan dari hasil

perusahaan milik daerah mengalami peningkatan sebesar 175,22%.

Pada penerimaan yang berasal dari pendapatan lain-lain yang sah

meningkat sebesar Rp. 16.254.181.501,- dengan persentase kenaikan

sebesar 108,81% dengan tahun 2005. Dan pada penerimaan yang

Page 149: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

132

berasal dari Pendapatan Asli Daerah meningkat sebesar Rp.

135.853.941.888,- dengan persentase kenaikan sebesar 111,21%.

Pada tahun 2007, dapat diketahui pada penerimaan daerah yang

berasal dari pajak daerah mengalami peningkatan pula sebesar Rp.

109.439.654.143,- dengan persentase kenaikan sebesar 108,75% dan

pada penerimaan yang berasal dari retribusi daerah meningkat sebesar

Rp. 25.885.814.246,- dengan persentase kenaikan sebesar 116,83%

kemudian di tahun 2007 ini penerimaan yang berasal dari hasil

perusahaan milik daerah meningkat tajam sebesar Rp. 13.727.558.797

dengan persentase kenaikan sebesar Rp. 259,61% akan tetapi pada

penerimaan yang berasal dari pendapatan lain-lain yang sah mengalami

penurunan sebesar Rp. 14.737.837.000 dengan persentase penurunan

sebesar 90,67%. kemudian penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah

meningkat Rp. 163.790.864.298,- dengan persentase kenaikan sebesar

120,56%.

Pada tahun 2008 dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun

yaitu tahun 2004-2008 penerimaan-penerimaan daerah tersebut diatas

terus mengalami peningkatan yaitu dari penerimaan pajak daerah

mengalami peningkatan sebesar Rp. 121.428.620.428,- dengan

persentase kenaikan sebesar 110,95% , kemudian penerimaan darri

retribusi daerah mengalami peningkatan pula sebesar Rp.

32.487.536.000,- dengan persentase kenaikan sebesar 126,50%, akan

tetapi penerimaan yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah

Page 150: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

133

menurun sebesar Rp. 10.609.368.977,- dengan persentase penurunan

sebesar 77,28%. Dan penerimaan yang berasal dari pendapatan lain-lain

yang sah meningkat tajam sejumlah Rp. 27.949.604.276,- dengan

persentase kenaikan sebesar 189,64%, sedangkan penerimaan yang

berasal dari Pendapatan Asli Daerah meningkat sebesar Rp.

192.475.130.155,- dengan persentase kenaikan sebesar 117,51%.

6. Adanya upaya yang dilakukan oleh aparatur DPKAD Kota Tangerang

yaitu dengan melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak untuk

dapat mengoptimalkan penerimaan PAD Kota Tangerang.

B. Implikasi

1. Sesuai dengan Undang-undang No.33 tahun 2004 menyebutkan bahwa

sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah antara lain : pajak daerah,

retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan lain-lain pendapatan

yang sah. Sumber-sumber tersebut merupakan sumber yang sangat

potensial untuk terus di optimalkan penerimaannya untuk daerah yang

telah melakukan otonomi atau yang sedang melakukan transformasi

menuju otonomi daerah sehingga ketergantungan kepada pemerintah

pusat dapat dikurangi dan bagi daerah yang mempunyai sumber

penghasilan yang potensial agar lebih diarahkan kepada fungsi

distributif.

2. Dalam penelitian ini 84,6 % realisasi penerimaan PAD mampu

dijelaskan oleh pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik

Page 151: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

134

daerah dan pendapatan lain-lain yang sah. Yang berarti sektor dari pajak

daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan pendapatan

lain-lain yang sah dapat meningkatkan dan menentukan realisasi

penerimaan PAD. Dengan demikian peningkatan realisasi penerimaan

PAD yang terjadi pada tahun 2004-2008 di kota Tangerang sudah sesuai

yang diharapkan sebagaimana yang telah diupayakan oleh DPKAD

Kota Tangerang untuk mengoptimalkan penerimaan PAD baik secara

ekstensifikasi maupun intensifikasi.

3. Realisasi penerimaan PAD, disesuaikan oleh pajak daerah, retribusi

daerah, hasil perusahaan milik daerah dan lain-lain pendapatan yang

sah. Semakin meningkat penerimaan pajak daerah, retribusi daerah,

hasil perusahaan milik daerah dan lain-lain pendapatan yang sah, maka

akan meningkatkan realisasi penerimaan PAD.

C. Saran

1. Kepada aparatur DPKAD Kota Tangerang agar lebih mengoptimalkan

potensi pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah

dan pendapatan lain-lain yang sah, dengan terus menggenjot

penerimaan apa saja yang mempunyai potensi meningkatkan PAD.

2. Kepada masyarakat, instansi, lembaga bisnis atau pun wajib pajak yang

lainnnya agar mempunyai kesadaran dalam membayar pajak dengan

tepat waktu tanpa melampaui jatuh tempo pembayaran, sehingga dapat

meminimalkan penurunan PAD.

Page 152: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

135

3. Melakukan pembinaan, penelitian dan pengawasan terhadap

pelaksanaan kewajiban dalam membayar pajak berdasarkan ketentuan

dalam undang-undang perpajakan.

Page 153: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

136

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamid MS, “Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Syarif Hidayatullah, Grafikakarya Utama, Jakarta, 2007, Cet. Ke.2.

Adam hamdani, Mochamad, “Optimalisasi Peningkatan Pendapatan Pajak Restoran diKota Depok”, Skripsi IPB, 2002.

Adi Prigo Hari, Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi Belanja Daerah, BelanjaPembangunan dan PAD, symposium nasional akuntansi IX, Padang. 2006.

Arianto, Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Anggaran dan Belanja Daerah(APBD), Jakarta, 2006.

Ayuningtyas, Arniyanti “Analisis Pengaruh Pendapatan Pajak Daerah dan RetribusiDaerah Terhadap Anggaran Belanja Daerah” (Study Kasus Pada SeluruhProvinsi di Jawa Tengah), Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Bohari MS, “Pengantar Hukum Pajak”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, Cet.Ke-3.

Brotodiharjo, R Santoso, “Pengantar Ilmu Hukum Pajak” Edisi Ke-3, PT. RafikaAditama, Bandung, 1998.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan “Kamus Besar Bahasa Indonesia” BalaiPustaka, Jakarta, 1999.

Hadi Nurul, “Optimalisasi Penerimaan Retribusi Daerah dan Pengaruhnya TerhadapPendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Depok Periode Tahun 2002-2006”,Skripsi UIN, Jakarta: 2008.

Huda Miftahul,” Analisa Pengaruh Pajak Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan AsliDaerah (PAD) Kota Depok Periode 2001-2005”, Skripsi, UIN: 2006.

Imam, Ghozali, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS 12,0 forWindows”, Alfabeta, Bandung, 2001.

Indriantoro Nur, Supomo Bambang, “Metodologi Penelitian Bisnis”, BPFE UGM,Yogyakarta, 2002, Cet. Ke-2.

Mardiasmo, “Perpajakan”, Andi Offset, Yogyakarta, 2009.

Munawar HS, “Perpajakan”, Liberty Yogyakarta 1997.

Nugroho, Bhuono Agung, “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian DenganSPSS”, Andi Offset, Yogyakarta, 2005, Ed.1.

Page 154: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

137

Purwanto, Suharyadi, “Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern”. PT. SalembaEmpat Patria, Jakarta, 2004, Ed.Pertama Buku 2.

Resmi Siti, “Perpajakan”, buku 1 edisi 5 Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Republik Indoensia, Undang-Undang No.28 tahun 2009 Tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah.

Republik Indoensia, Undang-Undang No.12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah.

Republik Indoensia, Undang-Undang No.33 Tahun 2004 Tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Santoso Singgih, “SPSS Mengolah Data Statistik Secara Professional” ElekKomputindo, Jakarta, 2002.

Situs Internet, http://www.depok.go.id

Situs Internet, http://www.republika.co.id

Situs Internet, http://www.ipb.ac.id

Situs Internet, http://www.kotatangerang.go.ac.id

Tjahyono Ahmad, dan Husein Fakhri Muhammad, “Perpajakan”, Akademi ManajemenPerusahaan YKPN edisi ketiga cetakan pertama, Yogyakarta, 2005.

Undang-undang Otonomi Daerah, Citra Umbara, Bandung, 2008.

Waluyo, “Perpajakan Indonesia” Salemba 4, Jakarta, 2002, Buku 2.

Page 155: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

138

Page 156: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 157: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 158: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 159: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 160: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 161: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 5.768E8 8.004E8 .721 .474

Pajak Daerah .883 .156 .538 5.672 .000

Retribusi Daerah .403 .271 .104 1.488 .143

Hasil Perusahaan

Milik Daerah1.401 .525 .187 2.667 .010

1

Pendapatan lain-

lain yang sah1.726 .462 .246 3.735 .000

a. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah

Page 162: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

Collinearity Diagnosticsa

Variance Proportions

Model Dimension

Eigenval

ue Condition Index (Constant) Pajak Daerah

Retribusi

Daerah

Hasil

Perusahaan

Milik Daerah

Pendapatan

lain-lain yang

sah

1 4.623 1.000 .00 .00 .00 .01 .00

2 .249 4.306 .03 .00 .01 .63 .01

3 .071 8.058 .08 .00 .74 .03 .10

4 .043 10.360 .40 .00 .00 .05 .75

1

5 .013 18.892 .49 .99 .25 .28 .14

a. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah

Page 163: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 4.43E9 1.95E10 1.21E10 3.105E9 60

Std. Predicted Value -2.455 2.405 .000 1.000 60

Standard Error of Predicted

Value2.260E8 7.360E8 3.629E8 1.143E8 60

Adjusted Predicted Value 4.65E9 2.02E10 1.21E10 3.147E9 60

Residual -2.783E9 4.736E9 .000 1.272E9 60

Std. Residual -2.113 3.596 .000 .966 60

Stud. Residual -2.276 3.726 -.010 1.015 60

Deleted Residual -3.229E9 5.084E9 -2.772E7 1.410E9 60

Stud. Deleted Residual -2.370 4.270 -.001 1.059 60

Mahal. Distance .754 17.443 3.933 3.560 60

Cook's Distance .000 .204 .023 .048 60

Centered Leverage Value .013 .296 .067 .060 60

a. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah

Page 164: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 165: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 166: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 167: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 168: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 169: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 170: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 171: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni
Page 172: SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3624/1/ABDUL... · segala bahaya, diridhoi atas segala pebuatannya dan diampuni