skripsi · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu...

98

Upload: others

Post on 05-Mar-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik
Page 2: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

SKRIPSI

TINJAUAN ANALISIS NERACA AIR DI DAS PAREMANG

KABUPATEN LUWU

Oleh :

MUNAWIR ANWAR ADI SYURYA 105 81 2509 15 105 81 2461 15

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGAIRAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik
Page 4: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik
Page 5: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik
Page 6: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

 

ii  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat

dan hidayah yang diberikan selama ini kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan satu tugas akhir dalam rangka penyelesaian studi di Universitas

Muhammadiyah Makassar dengan judul “ Tinjauan Analisis Neraca Air di DAS

Paremang Kabupaten Luwu”.

Sebagai manusia biasa, penulis sangat menyadari bahwa Tugas Akhir yang

sederhana ini masih banyak terdapat kekeliruan dan masih memerlukan perbaikan

secara menyeluruh, hal ini tidak lain disebabkan keterbatasan ilmu dan

kemampuan yang dimiliki oleh penulis dalam menyelesaikan tugas yang bagi

penulis dirasakan cukup berat, karenanya berbagai masukan dan saran yang

sifatnya membangun sangatlah diharapkan demi sempurnanya Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses awal hingga selesainya Tugas

Akhir ini, banyak sekali pihak yang telah terlibat dan berperan serta untuk

mewujudkan selesainya Tugas Akhir ini. Oleh karena itu dengan penuh kesadaran

dan kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih secara khusus

kepada kedua orang tua yang penulis hormati dan cintai Ayahanda dan Ibunda

yang telah membesarkan penulis dengan penuh kesabaran hingga penulis dapat

berhasil menyelesaikan studi pada jenjang yang lebih tinggi juga kepada seluruh

saudara penulis yang dengan semangat memberi dorongannya selama ini.

Page 7: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

  

iii  

 

Dengan segala hormat, pada kesempatan ini perkenankanlah peneliti

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Hamzah Al Imran., ST.,MT.,IPM selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Andi Makbul Syamsuri.,ST.,MT.,IPM selaku Ketua Program Studi

Teknik Pengairan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muh. Amir Zainuddin.,ST.,MT.,IPM selaku Sekretaris Program Studi

Teknik Pengairan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Ir. H.Muhammad Idrus Ompo., Sp.,PSDA selaku Dosen

Pembimbing I.

5. Ibu Dr. Ma’rufah.,SP.,MP selaku Dosen Pembimbing II.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Administrasi pada Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar..

Serta rekan-rekan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu

pada kesempatan ini, harapan penulis semoga apa yang telah dibantukan selama

ini secara moril maupun materil mendapatkan imbalan amal dari Allah SWT dan

semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamu Alaikum Wr.Wb

Makassar, Agustus 2020

Penulis

Page 8: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

 

iv  

TINJAUAN ANALISIS NERACA AIR DI DAS PAREMANG

KABUPATEN LUWU

Munawir Anwar1) dan Adi Syurya2)

1) Program Studi Teknik Pengairan Universitas Muhammadiyah Makassar, [email protected]

2) Program Studi Teknik Pengairan Universitas Muhammadiyah Makassar, [email protected]

Abstrak

Data ketersediaan dan kebutuhan air merupakan dasar perhitungan potensi sumberdaya air. Satuan analisis penelitian ini menggunakan bentuk lahan karena berpengaruhh terhadap sumberdaya air dapat digunakan untuk mengetahui kondisi sumberdaya air yang ada disuatu tempat, khususnya DAS Paremang yang meliputi ketersediaan meteorologis, ketersediaan airtanah dan air permukaan serta kebutuhan air (Irigasi dan PDAM). Hasil perhitungan tidak mengalami defisit akan tetapi semua mengalami surplus. Kebutuhan air PDAM Balutan pada DAS Paremang rata-rata sebesar 0.0263 lt/dt/ha sedangkan ketersediaan air pada Intake PDAM Balutan rata-rata sebesar 0.1379 lt/dt/ha. Kebutuhan air Irigasi Padangsappa pada DAS Paremang rata-rata sebesar 3.7514 lt/dt/ha sedangkan ketersediaan air pada Daerah Irigasi Padangsappa rata-rata sebesar 9.9078 lt/dt/ha. Ketersediaan air yang cukup banyak pada DAS Paremang memungkinkan untuk membuat bangunan-bangunan air untuk pemanfaatan sumberdaya air yang berada di DAS Paremang. kata kunci: neraca air, ketersediaan air, kebutuhan air, DAS Paremang, Sumberdaya air

Abstract

Data on water availability and demand is the basis for calculating the potential of water resources. The analysis unit of this study uses landforms because it affects water resources can be used to determine the condition of existing water resources, especially the Paremang watershed, which includes meteorological availability, groundwater and surface water availability and water needs (Irrigation and PDAM). The results of the calculation did not experience a deficit but all experienced a surplus. Water needs of the Balutan PDAM in the Paremang watershed are on average 0.0263 lt / sec / ha while the availability of water in the Balutan PDAM intake is an average of 0.1379 lt / sec / ha. Padangsappa Irrigation water needs in the Paremang watershed averaged 3.7514 lt / sec / ha while water availability in the Padangsappa Irrigation Area averaged 9.9078 lt / sec / ha. The availability of enough water in the Paremang watershed makes it possible to make water structures for the utilization of water resources that are in the Paremang watershed. keywords: water balance, water availability, water needs, Paremang watershed, water resources

Page 9: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

 

v  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR RUMUS .............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

E. Batasan Masalah ......................................................................................... 7

F. Sistematika Tulisan ..................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9

A. Tinjauan Tentang neraca air ...................................................................... 9

1. Pengertian Neraca Air ..................................................................... 9

2. Manfaat Neraca Air ....................................................................... 10

3. Model Neraca Air .......................................................................... 10

4. Rumus Menghitung Neraca Air ..................................................... 11

Page 10: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

  

vi  

 

B. Tinjauan Kebutuhan Air ......................................................................... 12

1. Kebutuhan Air Irigasi .................................................................... 13

2. Kebutuhan Air Domestik ............................................................... 14

3. Kebutuhan Air Industri .................................................................. 14

4. Kebutuhan Air Rumah Tangga dan Perkotaan .............................. 14

5. Kebutuhan Air Peternakan ............................................................ 15

6. Kebutuhan Air Perikanan .............................................................. 15

C. Tinjauan Tentang Daerah Aliran Sungai (DAS) ..................................... 16

1. Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS) ...................................... 16

2. Daerah aliran sungai (DAS) Berdasarkan Fungsi ......................... 18

3. Daerah Aliran Sungai (DAS) Pareman .......................................... 20

a. Letak DAS Pareman ................................................................ 20

b. Kondisi Topografi DAS Pareman ........................................... 20

D. Tinjauan Tentang Hujan ......................................................................... 21

E. Tinjauan Metode Analisa Debit Andalan (Q.80) .................................... 24

F. Metode Analisa Frekuansi Distribusi Normal ........................................ 25

G. Tingkat Keandalan .................................................................................. 26

1. Kebutuhan Air ............................................................................... 27

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besaran Kebutuhan Air ....... 27

H. Metode Analisa Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi ............................... 28

1. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan ........................................... 29

2. Kebutuhan air perlokasi ................................................................. 30

3. Kebutuhan air untuk penggantian lapisan ..................................... 30

Page 11: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

  

vii  

 

4. Kebutuhan air konsumtif ............................................................... 31

5. Evapotranspirasi Eto ...................................................................... 31

6. Hujan efektif .................................................................................. 32

a. Total kebutuhan air di tingkat areal sawah .................................... 33

b. Kebutuhan air irigasi dtingkat pintu utama pengambilan .............. 34

c. Besaran kebutuhan air dipintu pengambilan per periode waktu ... 35

I. Metode Analisa Perhitungan Kebutuhan Air PDAM ............................. 36

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 38

A. Lokasi dan waktu penelitian ..................................................................... 38

B. Jenis Penelitian dan Sumber Data ......................................................................................................... 39

C. Alat yang Diginakan ............................................................................... 39

D. Data Yang Digunakan ............................................................................... 40

E. Tahapan Penelitian .................................................................................... 40

F. Bagan Alur Penelitian ............................................................................... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 46

A. Pemilihan Data .......................................................................................... 46

B. Pengolahan Data ........................................................................................................................................................ 46

1. Pembuatan Skematik Sungai ................................................... 46

2. Perhitungan Luas Catchment DAS dan Sub DAS .................... 48

C. Analisa Perhitungan Debit Andalan ........................................................ 49

1. Ketersediaan Data ..................................................................... 49

Page 12: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

  

viii  

 

2. Pengisian Data Kosong ............................................................. 50

3. Data Input dan Metode Analisa Debit Andalan ........................ 55

4. Metode Analisis Frekuensi Distribusi Normal ......................... 55

5. Tingkat Keandalan .................................................................... 58

6. Ketersediaan Air Pada Titik pengambilan ................................ 60

D. Analisa Perhitungan Kebutuhan Air Disetiap Bangunan Pengambilan .... 61

1. Jenis/kelompok dan Besaran Penggunaan Air Dalam DAS

Paremang ................................................................................. 61

2. Kebutuhan Air Irigasi ............................................................... 61

a) Kebutuhan Air Konsumtif .......................................... 61

b) Evapotranspirasi Eto ................................................... 62

c) Curah Hujan Efektif ................................................... 63

3. Perhitungan ............................................................................... 67

a) Perhitungan Kebutuhan Air Persiapan Lahan ............ 67

b) Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi ............................. 68

c) Perhitungan Kebutuhan Air PDAM ........................... 72

d) Kebutuhan Air Untuk Pemeliharaan Sungai .............. 75

E. Penyusunan Neraca Air ............................................................................. 75

1. Metode Analisa Perhitungan ....................................................... 76

2. Pembuatan Grafik Neraca Air ..................................................... 77

Page 13: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

  

ix  

 

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 78

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 78

5.2 Saran ................................................................................................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 80

Page 14: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

 

x  

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Peta Wilayah Sungai Walanae-Cenranae .............................................. 21

2. Siklus Hidrologi ..................................................................................... 22

3. Peta Topografi DAS Paremang ............................................................. 37

4. Bagan Alur penelitian ............................................................................ 44

5. Skema Sungai DAS Paremang ............................................................... 46

6. Luas Catchment area pada DAS Paremang ........................................... 47

7. Hasil Perhitungan ETo Menggunakan Aplikasi Cropwat ...................... 62

8. Grafik Neraca Air PAda Intake PDAM Balutan .................................... 77

9. Grafik Neraca Air Pada Bendung Padang Sappa ................................... 77

Page 15: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

 

xi  

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Tabel Koefisien Tanaman “Kc” ................................................................ 32

2. Tabel Pola Tanam ................................................................................... ...35

3. Tabel Matriks Penelitian ......................................................................... ...37

4. Tabel Pengelompokan Data Penggunaan Air Pada DAS Paremang .......... 45

5. Tabel Luas Catchment Area DAS dan Sub Das dalam Das Paremang ...... 48

6. Tabel ketersediaan Data Hidroklimatologi pada DAS Paremang .............. 48

7. Tabel Daftar Data Debit yang Kosong ....................................................... 49

8. Tabel Data Curah Hujan Rata-rata Setengah Bulanan Sta.Noling ............. 50

9. Tabel Data Debit Rata-rata Setengah Bulanan Sta.Noling ........................ 51

10. Tabel Perhitungan Koefisien Limpasan ..................................................... 52

11. Tabel Hasil Analisa Regresi ....................................................................... 53

12. Tabel data Input dan Metode Analisa Perhitungan Debit Andalan ............ 54

13. Tabel Data Debit Setengah Bulanan Rat-rata Sungai Noling .................... 55

14. Tabel Data Debit Setengah Bulanan Rata-rata Sungai Noling (Periode

Tanam) ...................................................................................................... 56

15. Tabel Analisa Perhitungan Debit Andalan Sungai Noling Pada Titik

Tinjau PDA Noling (Q80) .......................................................................... 57

16. Tabel Analisa Perhitungan Debit Andalan Sungai Noling Pada Titik

Tinjau PDA Noling (Q90) .......................................................................... 58

17. Tabel ketersediaan Air Pada DAS Paremang ........................................... 59

Page 16: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

  

xii

 

18. Tabel Daftar Penggunaan Air DAS Paremang ......................................... 60

19. Tabel Kondisi Iklim DAS Paremang ......................................................... 61

20. Tabel Data Curah Hujan Setengah Bulanan Sta.Noling ............................ 63

21. Tabel Curah Hujan Setelah di Urutkan dari Kecil ke Besar ...................... 64

22. Tabel Curah Hujan Efektif (mm) .............................................................. 65

23. Tabel Pola Tanam Yang Digunakan Pada DI Padangsappa ...................... 69

24. Tabel Jadwal Tanam Yang Digunakan pada DI Padangsappa ................... 69

25. Table Perhitungan Kebutuhan Air Sesuai Jadwal Tanam .......................... 70

26. Table Kebutuhan Air Rumah Tangga ........................................................ 71

27. Table Kebutuhan Air Rumah Tangga dan Industru (l/org/hr) .................. 72

28. Table Data Pengambilan dan Kebutuhan Air Pada DAS Paremang .......... 73

29. Rencana Neraca Air Pada DAS Paremang ................................................. 75

Page 17: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

 

xiii  

DAFTAR RUMUS

No. Judul Halaman

1. Neraca = Qketersediaan – Qkebutuhan .................................................. 11

2. P(X≥x) = m

100% ................................................................................ 25

3. NFR = LP + P + WLR + ETc – Ref ..................................................... 29

4. ETc = kc x ETo ...................................................................................... 31

5. R(eff) = 0,70 x R80% ............................................................................ 33

6. Total kebutuhan air irigasi = NFR x A .................................................. 33

7. DR = NFR x eff ..................................................................................... 35

8. Qmd = Pn x q x fmd ............................................................................... 36

9. Qt = Qmd x 100/80 (faktor kehilangan air 20%) ................................... 36

Page 18: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

 

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air adalah salah satu dari sekian banyak sumber daya alam yang sangat

di butuhkan bagi kehidupan mahluk hidup. Air membantu aktivitas kehidupan

bagi semua mahluk hidup terutama manusia. Tidak hanya manusia saja yang

membutuhkan air tetapi dari unsur tumbuhan, hewan maupun tanah itu sangat

membutuhkan air dalam kehidupannya. Misalnya tumbuhan memerlukan air

untuk tetap tumbuh, hewan pun memerlukan air untuk tetap tumbuh sedangkan

tanah memerlukan air agar bisa menjaga kesuburan dan kegemburannya.

Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Air

merupakan sumber kehidupan bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Kita tidak

bisa terpisahkan dari air dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa air segala mahluk

hidup di dunia ini tidak akan hidup karena air dibutuhkan semua makhluk

untuk bertahan hidup. Air merupakan salah satu unsur di bumi yang memiliki

banyak manfaat bagi kehidupan. Karena pentingnya manfaat air bagi

kehidupan banyak ayat Al-Qur’an yang menerangkan air sebagai sumber

kehidupan. Misalnya dalam Surat Al-Anbiya ayat 30:

ھما وج ت وٱلأرض كانتا رتقا ففتقن و أفلا یؤمنونأو لم یر ٱلذین كفروا أن ٱلسم علنا من ٱلماء كل شيء حي

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan

bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan

Page 19: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

2  

 

antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka

mengapakah mereka tiada juga beriman.”

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa air sebagai sumber kehidupan

bagi semua makhluk hidup. Bahkan dalam surat Al Anbiyaa’ ini jelas terlihat

bahwa Allah mencipakan semua makhluknya dari air. Air merupakan

komponen utama sel, jaringan, dan organ manusia. Makhluk hidup mampu

bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air makhluk

hidup hanya bisa bertahan hidup beberapa hari saja. (AhmadThoifur, 2014).

Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan

kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan

air merupakan sumber utama. Manfaat air bagi kehidupan manusia antara lain

untuk kebutuhan rumah tangga yaitu sebagai air minum dan MCK, kebutuhan

industri, air irigasi untuk pertanian sampai sumber untuk pembangkit listrik

tenaga air. Air di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyar km³ dengan

97,5% berupa air laut dan 1,75% berbentuk es serta 0,73% berada di daratan

sebagai air sungai, air danau, air tanah, dan sebagainya. Air merupakan sumber

daya alam yang diperbaharui melalui daur hidrologi. Namun keberadaan air

sangat bervariasi bergantung pada lokasi dan musim. Ketersediaan air di

daerah tropis sangat besar dibandingkan dengan daerah lain (misalkan daerah

gurun atau padang pasir).(Sudjarwadi, 1987).

Dalam suatu lingkungan ekosistem, ketersedian air sangat berperan.

Konsep siklus hidrologi lingkungan menyatakan bahwa jumlah air di suatu

Page 20: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

3  

 

luasan tertentu di permukaan bumi dipengaruhi oleh besarnya air yang

mparemangk/menyerap (input) dan keluar (output) pada jangka waktu tertentu.

Neraca mparemangkan dan keluaran air di suatu tempat dikenal sebagai neraca

air (water balance). Karena air bersifat dinamis maka nilai neraca air selalu

berubah dari waktu ke waktu sehingga di suatu tempat kemungkinan bisa

terjadi kelebihan air (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Apabila kelebihan

dan kekurangan air ini dalam keadaan ekstrim tentu dapat menimbulkan

bencana, seperti banjir ataupun kekeringan. Bencana tersebut dapat dicegah

atau ditanggulangi bila dilakukan pengelolaan yang baik terhadap lahan dan

lingkungannya. Selain itu neraca air juga dapat dimanfaatkan dalam bidang

pertanian, pengetahuan tentang neraca air pada suatu daerah dapat

meningkatkan produksi. Pada skala sinoptik, adanya badai tropis di dekat

wilayah Indonesia juga akan berpengaruh terhadap hujan yang terjadi di

Indonesia (Wirjohamidjojo, 1995).

Ketersediaan air erat kaitannya dengan faktor biofisik dan iklim di suatu

DAS, sedangkan kebutuhan air berhubungan langsung dengan penggunaan air

oleh aktifitas di dalam DAS tersebut. Pertambahan jumlah penduduk dan

peningkatan aktifitas ekonomi menyebabkan terjadinya tekanan terhadap lahan

dan penurunan kapasitas infiltrasi serta meningkatnya aliran permukaan. DAS

(Daerah Aliran Sungai) memiliki peranan yang penting, diantaranya sebagai

penyangga kesinambungan fungsi suatu danau, sebagai pelabuhan laut, dan

sebagai sumber penghasilan masyarakat di sekitarnya, serta kehidupan

ekosistem perairan, oleh karena itu untuk mewujudkan fungsi kesinambungan

Page 21: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

4  

 

tersebut, salah satunya diperlukan sistem pengelolaan yang terpadu dan sinerjik

(Sugiyanto,2009).

Pengelolaan sumber daya air bertujuan untuk menjaga ketersediaan

sumber daya air yang cukup sepanjang tahun. Pengelolaan DAS dan penerapan

tata guna lahan yang tidak dilakukan secara terpadu dan dengan perencanaan

yang kurang baik akan menimbulkan dampak negatif terutama bagi

keseimbangan dan kualitas sumberdaya air. Untuk itu perlu diketahui potensi

sumberdaya air yang tersedia di suatu wilayah. Fenomena banjir, erosi,

sedimentasi, kekeringan, pencemaran maupun pendangkalan yang dapat

menimbulkan kerugian yang sangat besar. Salah satu DAS yang mungkin dapat

mencerminkan fenomena tersebut adalah DAS Paremangg

Daerah Aliran Sungai Paremangg secara geografis terletak pada

3*12’07”-3*18’16” LS dan 120*02’40”-120*24’10” BT dan berbatasan

dengan Sebelah Utara Daerah Aliran Sungai Tobbia, Sebelah Selatan Daerah

Aliran Sungai Bajo, Sebelah Barat Daerah Aliran Sungai Saddang Sebelah

Timur Teluk Bone. Secara administrativ DAS Paremangg terletak dalam Kab.

Toraja Utara dan Kab. Luwu meliputi Kec. Ponrang, Kec. Ponrang Selatan,

Kec. Bupon, dan Kec. Kamanre ,Bentuk DAS Paremang menyerupai bulu

burung. Panjang sungai induk 63 km, lebar rata-rata 40 m, dengan luas DAS

845,44 km2 termparemangk anak sungai utama atau Orde-2. Sungai

Paremangg mengalir dari arah barat ke-timur melewati Kec. Ponrang, Kec.

Bupon, dan Kec. kamanre dan bermuara di Teluk Bone (BBWS-PJ, 2018)

Page 22: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

5  

 

Dalam Kabupaten Luwu terdapat 11 sungai yang melintas diwilayah

tersebut. Sungai Paremangg adalah sungai dengan luas daerah tangkapan

terbesar, 845,44 km². Sungai Paremangg juga adalah sungai terpanjang, 73 km,

dan melewati Kecamatan Bupon, Ponrang, Ponrang selatan, dan Kecamatan

Kamanre (BBWS-PJ, 2018)

Dengan luas DAS Paremangg saat ini yang sangat besar maka

seharusnya pemanfaatan sumber air lebih besar pula tetapi pada kenyataannya

yang ada, bahwa pengguna air pada DAS Paremangg hanya daerah irigasi

Padangsappa dengan luas 4.881 ha (Fungsional), 9.687 ha (Potensial) dan

PDAM Balutan dengan pengguna 77.309 jiwa, sehingga perlu mengetahui

potensi air yang ada pada DAS Paremangg apakah ada potensi air yang belum

termanfaatkan yang nantinya menjadi masukan buat pemerintah untuk

membuat bangunan-bangunan pemanfaatan air atau dengan memperluas daerah

irigasi di DAS Paremang tersebut.

Oleh karena untuk mewujudkan pemanfaatan air pada DAS Paremang

untuk lebih terarah, perlu dilaksanakan suatu studi untuk mengetahui

ketersediaan air dan jumlah kebutuhan air yang ada pada DAS Paremang,

Sehingga hal inilah yang mendasari peneliti ingin melakukan penelitian

mengenai analisis Surplus dan Defisit pada DAS Paremangg Kabupaten Luwu.

(BBWS-PJ, 2018)

Page 23: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

6  

 

B. Rumusan Masalah

Daerah aliran sungai Paremangg merupakan salah satu daerah aliran

sungai yang sangat luas di wilayah sungai Walanae-Cenranae dengan luas

845,44 km2, namun pemanfaatan air pada daerah aliran sungai Paremang

hanya untuk daerah irigasi Padang sappa dengan luas 4.881 ha (Fungsional),

9.687 ha (Potensial) dan PDAM Balutan dengan pengguna 77.309 jiwa,

sehingga perlu adanya kajian tentang ketersediaan air di daerah aliran sungai

Paremangg apakah ketersediaan air di DAS Paremangg memungkinkan untuk

penambahan bangunan-bangunan air agar pemanfaatan sumber air dapat

dikelola dengan baik dan lebih terarah.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui Defisit yang terjadi pada DAS Paremang

b. Untuk mengetahui Debit tertinggi yang terjadi pada DAS Paremang

c. Sebagai bahan masukan terhadap pemerintah.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai

berikut:

a. Sebagai bahan masukan pada pemerintah setempat untuk mempertahankan

debit yang tersedia dan lebih memanfaatkan secara maksimal potensi air

yang berada di DAS Paremangg.

Page 24: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

7  

 

b. Sebagai bahan bacaan dan informasi untuk pengembangan penelitian lebih

lanjut mengenai ketersediaan air ataupun potensi air pada DAS

Paremangg.

E. Batasan Masalah

Agar pembahasan materi dalam tugas akhir lebih terarah, peneliti menetapkan

ruang lingkup yang akan dibahas antara lain:

a. Daerah penelitian adalah DAS Paremang.

b. Data hujan periode pengamatan panjang(>10 thn).

c. Data debit sungai dengan periode pengamatan panjang (>10 thn) pada

bangunan ukur maupun bangunan duga air.

d. perhitungan Debit andalan (Q.80) dengan metode weibull.

F. Sistematika Penulisan

Bab I PENDAHULUAN yang berisi latar belakang penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika

penulisan.

Bab II KAJIAN PUSTAKA yang berisi tentang teori-teori yang berhubungan

dengan permasalahan yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini, meliputi

teori tentang air, daerah aliran sungai, sungai, neraca air, hidrolika, klimatologi

pemanfaatan air dan pemb`agian air

Bab III METODE PENELITIAN yang berisi tentang metode penelitian yang

terdiri atas lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian dan sumber data, alat yang

digunakan, variabel penelitian, tahapan penelitian, dan bagan alur penelitian

Page 25: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

8  

 

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN yang berisi tentang hasil penelitian yang

menguraikan tentang analisis neraca air di DAS Paremang Kabupaten Luwu

Bab V PENUTUP yang berisi tentang kesimpulan dan dari hasil penelitian ini,

serta saran-saran dari penulis.

Page 26: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

  

9  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Neraca Air

1. Pengertian Neraca Air

Neraca air merupakan perimbangan antara mparemangkan (input)

dan keluaran (output) air di suatu tempat pada suatu saat/ periode tertentu.

Penyusunan neraca air pada suatu tempat dimaksudkan untuk mengetahui

jumlah netto dari air yang diperoleh sehingga dapat diupayakan

pemanfaatannya sebaik mungkin (Purbawa et all, 2009).Perhitungan

Neraca air merupakan penjelasan tentang hubungan antara aliran ke dalam

( inflow) dan aliran ke luar (outflow) di suatu periode tertentu dari proses

sirkulasi air (Sosrodarsono dan Takeda,1978).

Menurut Mather (1978), Neraca air merupakan perimbangan antara

mparemangkan (input) dan keluaran (output) air di suatu tempat pada

suatu saat/ periode tertentu. Dalam perhitungan digunakan satuan tinggi air

(mm, atau cm). satuan waktu yang digunakan dapat dipilih satuan harian,

mingguan, dekad (10 harian), bulanan ataupun tahunan sesuai dengan

keperluan.

Nasir (1999) menyatakan bahwa curah hujan bersama

evapotranspirasi yang didukung oleh sifat fisik tanah akan dapat

memberikan keterangan penting tentang jumlah air yang dapat diperoleh

untuk menentukan periode surplus atau defisit air lahan, air yang tidak

Page 27: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

10  

 

dapat tertampung dan kapan saat terjadinya yang semuanya hanya dapat

dianalisis melalui perhitungan neraca air.

2. Manfaat Neraca Air

Menurut metode Thorthwaite Mather, manfaat secara umum yang

dapat diperoleh dari analisis neraca air antara lain :

1) Digunakan sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpanan dan

pembagi air serta saluran- salurannya. Hal ini terjadi jika hasil analisis

neraca air didapat banyak bulan-bulan yang defisit air.

2) Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian

banjir. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-

bulan yang surplus air.

3) Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian

seperti sawah, perkebunan, dan perikanan.

3. Model Neraca Air

Ada berbagai macam model neraca air, namun yang biasa dikenal

terdiri atas tiga model antara lain:

1) Model Neraca Air Umum

Model ini menggunakan data klimatologis dan bermanfaat untuk

mengetahui berlangsungnya bulan-bulan basah (jumlah curah hujan

melebihi kehilangan air untuk penguapan dari permukaan tanah atau

evaporasi maupun penguapan dari sistem tanaman atau transpirasi,

penggabungan keduanya dekenal sebagai evapotranspirasi).

2) Model Neraca Air Lahan

Page 28: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

11  

 

Model ini merupakan penggabungan data klimatologis dengan

data tanah terutama data kadar air pada Kapasitas Lapang (KL), kadar

air tanah pada Titik Layu Permanen (TLP), dan Air Tersedia (WHC =

Water Holding Capacity).

a. Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang

menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah

terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan tanah tersebut

akan terus-menerus diserap akar tanaman atau menguap sehingga

tanah makin lama makin kering,

b. Titik layu permanen adalah kondisi air tanah dimana akar-akar

tanaman tidak mampu lagi menyerap air tanah, sehingga tanaman

layu,

c. Air tersedia adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman yaitu

selisih antara kapasitas lapang dan titik layu permaneng.

3) Model Neraca Air Tanaman

Model ini merupakan penggabungan data klimatologis, data

tanah dan data tanaman. Neraca air ini dibuat untuk tujuan khusus pada

jenis tanaman tertentu. Data tanaman yang digunakan adalah data

tanaman pada komponen keluaran dari neraca air. Dalam penelitian ini

neraca air yang digunakan adalah Model Neraca Air Umum.

4. Rumus Menghitung Neraca Air

Neraca = Qketersediaan – Qkebutuhan............................................... (2.1)

Dengan :

Page 29: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

12  

 

Neraca : Neraca air, surplus jika hasil persamaan adalah

positif dan defisit jika hasil persamaan adalah

negatif.

Q ketersediaan : Debit ketersediaan air.

Q kebutuhan : Debit kebutuhan air.

B. Tinjauan Tentang Kebutuhan Air

Air merupakan sumber daya alam esensial, yang sangat dibutuhkan

oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan air, maka bumi menjadi

planet dalam tata surya yang memiliki kehidupan (Kodoatie,2010). Air

adalah salah satu sumber alam, yang sangat penting dan mutlak untuk

sumber kehidupan. Air merupakan sumber alam yang dapat diperbaharui

(renewable) oleh alam dan karena itu maka air dianggap pula sebagai milik

umum (common property).

Ketersediaan air pada dasarnya terdiri atas tiga bentuk, yaitu air

hujan, air permukaan, dan air tanah. Sumber air utama dalam pengelolaan

alokasi air adalah sumber air permukaan dalam bentuk air di sungai, saluran,

danau, dan tampungan lainnya. Penggunaan air tanah kenyataannya sangat

membantu pemenuhan kebutuhan air baku dan air irigasi pada daerah yang

sulit mendapatkan air permukaan, akan tetapi keberlanjutannya perlu dijaga

dengan pengambilan yang terkendali di bawah debit aman (safe yield).

Dalam pengelolaan alokasi air, air hujan berkontribusi untuk mengurangi

Page 30: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

13  

 

kebutuhan air irigasi yaitu dalam bentuk hujan efektif. Pada beberapa daerah

dengan kualitas air permukaan yang tidak memadai, dilakukan pemanenan

hujan, yaitu air hujan ditampung menjadi sumber air untuk keperluan rumah

tangga.

Ketersediaan air permukaan dapat didefinisikan dalam berbagai cara.

Lokasi ketersediaan air dapat berlaku pada suatu titik, misalnya pada suatu

lokasi pos duga air, bendung tempat pengambilan6 air irigasi, dan

sebagainya dimana satuan yang kerap digunakan adalah berupa nilai debit

aliran dalam meter kubik/s atau liter/s. Banyaknya air yang tersedia dapat

pula dinyatakan untuk suatu areal tertentu, misalnya pada suatu wilayah

sungai (WS), daerah aliran sungai (DAS), daerah irigasi (DI), dan

sebagainya, dimana satuan yang digunakan adalah berupa banyaknya air

yang tersedia pada satu satuan waktu, misalnya juta meter kubik/tahun atau

milimeter/ hari.

Pengembangan wilayah yang ditandai dengan semakin

berkembanganya sektor-sektor kehidupan yang terkait dengan ketersediaan

air misalnya: irigasi (kebutuhan air untuk sawah dan tambak), domestik

(kebutuhan air untuk domestik), industri (kebutuhan air untuk industri),

municiple (kebutuhan air untuk perkotaan), kenutuhan air peternakan,

kebutuhan air perikanan.

1. Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan air irigasi sebagian besar dicukupi dari air permukaan.

Kebutuhan air irigasi dipengaruhi berbagai faktor seperti klimatologi,

Page 31: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

14  

 

kondisi tanah, koefisien tanaman, pola tanam, pasokan air yang diberikan,

luas daerah irigasi, efisiensi irigasi, penggunaan kembali air drainase untuk

irigasi, sistem penggolongan, jadwal tanam dan lain-lain.

2. Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air penduduk dihitung berdasarkan jumlah penduduk

yang ada di daerah tersebut Faktor utama menentukan kebutuhan air

penduduk adalah dengan mengetahui jumlah dan pertumbuhan penduduk.

Untuk hal tersebut perlu dilakukan analisis untuk memperkirakan jumlah

penduduk pada beberapa tahun mendatang

3. Kebutuhan Air Industri

Untuk wilayah yang tidak diperoleh data penggunaan lahan

industri, kebutuhan air industri dihitung dengan menggunakan persamaan

linear. Standar yang digunakan adalah dari Direktorat Teknik Penyehatan,

Dirjen Cipta Karya DPU yaitu kebutuhan air untuk industri diambil sekitar

10% dari konsumsi air domestic

4. Kebutuhan Air Rumah Tangga Dan Perkotaan

Kebutuhan air rumah tangga dan perkotaan (domestic and

municipal) kerap-kali disebut juga dengan nama air baku jika air tersebut

belum diolah, dan air bersih atau air minum jika air telah diolah dengan

menggunakan Instalasi Pengolah Air. Kebutuhan ini sangat penting untuk

selalu dipenuhi, sebab kegagalan pemenuhan kebutuhan air rumah tangga

dan perkotaan dapat menimbulkan wabah penyakit dan keresahan

masyarakat. Besarnya kebutuhan air ini bergantung pada jumlah

Page 32: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

15  

 

penduduk, pola konsumsi yang sejalan dengan naiknya tingkat

kesejahteraan, serta ukuran besarnya kota, atau desa yang dapat

diparemangmsikan bergantung pada jumlah penduduk

5. Kebutuhan Air Peternakan

Kebutuhan air peternakan dihitung berdasarkan jumlah dan jenis

ternak yang ada di daerah tersebut dengan tingkat kebutuhan air masing-

masing jenis ternak. Faktor utama menentukan kebutuhan air peternakan

adalah dengan mengetahui jumlah dan laju pertumbuhan ternak. Untuk hal

tersebut perlu dilakukan analisis untuk memperkirakan jumlah ternak pada

beberapa tahun mendatang.

6. Kebutuhan Air Perikanan

Kebutuhan air perikanaan dihitung berdasarkan luas kolam/tambak

yang ada di daerah tersebut dengan standar kebutuhan air perikanan.

Faktor utama menentukan kebutuhan air perikanan adalah dengan

mengetahui laju pertumbuhan luas kolam/tambak.

Adanya perkembangan sektor-sektor ini akan menyebabkan

meningkatnya kebutuhan air, namun pada musim kemarau akan terjadi

penurunan debit air. Dengan demikian perlu memperhitungkan

ketersediaan air agar dapat menunjang pertumbuhan sektor-sektor yang

membutuhkan air dan mengetahui potensi air yang ada. Diharapkan

dengan mengetahui potensi air yang ada dapat menjadi indikator dalam

jumlah pemenuhan kebutuhan air, sehingga dapat dimanfaatkan secara

berkelanjutan dan sumber daya air dapat terpelihara dengan baik.

Page 33: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

16  

 

Salah satu upaya pengembangan sumber daya air tanah adalah

untuk keperluan irigasi.penggunaan air dalam sistem pertanaman di lahan

tadah hujan perlu memperhatikan pola tanam yang efisien,

menguntungkan dan menjaga kesetimbangan sumberdaya air dan

lingkungan. Kebutuhan air irigasi di sawah adalah besarnya satuan

kebutuhan air yang harus disediakan untuk tanaman agar dapat tumbuh

dan berkembang dengan baik. Besarnya satuan kebutuhan air di sawah

biasanya dihitung dengan satuan kebutuhan air setiap satuan luas.

Kebutuhan air meliputi masalah persediaan air, baik air permukaan

maupun air bawah tanah, begitu pula masalah manajemen dan ekonomi

proyek irigasi. Kebutuhan air telah menjadi faktor yang sangat penting

dalam memilih keputusan tentang perbedaan pendapat dalam sistem sungai

utama dimana kesejahteraan masyarakat dari lembah, negara, dan bangsa

tercakup. Sebelum sumber air dari suatu daerah aliran di daerah kering dan

setengah kering dapat ditentukan secara memuaskan, pertimbangan yang

hati-hati harus dicurahkan kepada kebutuhan air (consumptive use) pada

berbagai sub aliran.

C. Tinjauan Tentang Daerah Aliran Sungai (DAS)

1. Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai

suatu hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi

(punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan

Page 34: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

17  

 

unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada

sungai utama ke laut atau danau.

Daerah aliran sungai (DAS) adalah wilayah tangkapan air hujan

yang akan mengalir ke sungai yang bersangkutan. Perubahan fisik yang

terjadi di SUB DAS akan berpengaruh langsung terhadap kemampuan

SUB DAS terhadap banjir. Adanya tekanan penduduk terhadap kebutuhan

lahan baik untuk kegiatan pertanian, perumahan, industri, rekreasi,

maupun kegiatan lain yang akan menyebabkan perubahan penggunaan

lahan. Perubahan penggunaan lahan yang paling besar pengaruhnya

terhadap kelestarian sumber daya air adalah perubahan dari kawasan hutan

ke penggunaan lain nya seperti pertanian, perumahan ataupun industri.

Kerapatan bangunan yang tinggi misalnya akan mengurangi area

peresapan air hujan kedalam tanah. Kerapatan bangunan (perumahan) ini

dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah penduduk.

Menurut Asdak (1995) Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah

yang dibatasi punggung-punggung gunung di mana air hujan yang jatuh

pada daerah tersebut akan ditampung oleh punggung gunung dan dialirkan

melalui sungaisungai kecil ke sungai utama. Sedangkan menurut Lubis

dkk. (1993) Daerah Aliran Sungai merupakan sebuah kawasan yang

dibatasi oleh pemisah tofografi (punggung bukit) yang mempunyai curah

hujan yang jatuh di atasnya ke sungai utama yang bermuara ke danau atau

laut.

Page 35: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

18  

 

Pendapat Triatmodjo (2009) Daerah Aliran Sungai (DAS)

menerima input berupa curah hujan kemudian memprosesnya sesuai

dengan karakteristiknya menjadi aliran. Hujan yang jatuh dalam suatu

DAS sebagian akan jatuh pada permukaan vegetasi, permukaan tanah atau

badan air.

Dari definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa DAS merupakan

ekosistem, dimana unsur organisme dan lingkungan biofisik serta unsur

kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat keseimbangan

inflow dan outflow dari material dan energi. Selain itu pengelolaan DAS

dapat disebutkan merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah yang

menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan sumber daya alam

(SDA) yang secara umum untuk mencapai tujuan peningkatan produksi

pertanian dan kehutanan yang optimum dan berkelanjutan (lestari) dengan

upaya menekan kerusakan seminimum mungkin agar distribusi aliran air

sungai yang berasal dari DAS dapat merata sepanjang tahun.

2. Daerah aliran Sungai (DAS) Berdasarkan Fungsi

Dalam rangka memberikan gambaran keterkaitan secara

menyeluruh dalam pengelolaan DAS, terlebih dahulu diperlukan batasan-

batasan mengenai DAS berdasarkan fungsi, antara lain:

a. DAS bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola

untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak

terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan

Page 36: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

19  

 

vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit),

dan curah hujan.

b. DAS bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai

yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial

dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air,

kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air

tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai,

waduk, dan danau.

c. DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang

dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan

ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air,

kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk

kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah.

Keberadaan sektor kehutanan di daerah hulu yang terkelola dengan baik

dan terjaga keberlanjutannya dengan didukung oleh prasarana dan

sarana di bagian tengah akan dapat mempengaruhi fungsi dan manfaat

DAS tersebut di bagian hilir, baik untuk pertanian, kehutanan maupun

untuk kebutuhan air bersih bagi masyarakat secara keseluruhan.

Dengan adanya rentang panjang DAS yang begitu luas, baik secara

administrasi maupun tata ruang, dalam pengelolaan DAS diperlukan

adanya koordinasi berbagai pihak terkait baik lintas sektoral maupun lintas

daerah secara baik.

Page 37: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

20  

 

3. Daerah Aliran Sungai ( DAS) Paremangg

a. Letak DAS Paremangg

Daerah Aliran Sungai (DAS) Paremangg merupakan salah satu

daerah aliran sungai yang berada dalam Wilayah Sungai (WS)

Walanae Cenranae. DAS. Paremangg mempunyai luas 845,44 km2.

Secara geografis DAS.Paremangg terletak pada koordinat 3°12’07”LS

- 3°18’16” LS dan 120°02’40” - 120°24’10”BT . Secara hidrologis

DAS Paremangg berbatasan dengan :

Sebelah utara : Daerah Aliran Sungai Tobbi

Sebelah Selatan : Daerah Aliran Sungai Bajo

Sebelah Barat : Daerah aliran Sungai Saddang

Sebelah tiur : Teluk Bone

Secara administrative DAS Paremangg terletak dalam

Kabupaten Toraja Utara dan Kabupaten Luwu yang meliputi

Kecamatan Ponrang, Kecamatan Ponrang Selatan, Kecamatan Bupon

dan Kecamatan Kamanre.

b. Kondisi Topografi DAS Paremangg

Kondisi topografi DAS.Paremangg sangat bervariasi mulai dari

wilayah datar sampai bergunung-gunung. Dalam DAS.Paremangg

terdapat daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-25 m merupakan

daerah diominan dengan prosentase 51,40% dari total luas DAS.

Daerah dengan ketinggian 25-100 m dpl mencapai 16,40%, 100-500 m

dpl mencapai 20,05%, dan wilayah ketinggian 500-1000 mdpl sebesar

Page 38: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

21  

 

12,15% dari total luas DAS.Paremangg. Peta Wilayah sungai Walana-

Cenranae di tunjukkan pada gambar 2.1

Gambar 2.1 : Peta Wilayah sungai Walana-Cenranae

D. Tinjauan Tentang Hujan

Hujan adalah suatu fenomena alam yang kejadiannya begitu acak baik

waktu, lokasi, dan besarannya, sehingga sulit diperkirakan. Hujan yang

diperhatikan dalam analisis adalah hujan yang tercatat pada stasiun pencatat

hujan yang berada dalam DAS yang ditinjau. Umumnya data hujan yang

diperlukan adalah 5-20 tahun pencatatan untuk data hujan harian, dan 2-5

tahun pencatatan untuk data hujan jam-jaman. Data yang akan digunakan

dipilih atas dasar ketersediaan data yang menerus dan agihan letak stasiunnya.

Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan yang jatuh ke tanah

dalam rangkaian proses siklus hidrologi. Jumlah presipitasi selalu dinyatakan

Page 39: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

22  

 

dengan (mm) (Mori 2006) , berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju,

batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar

dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan

bumi. Di bumi hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi

butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua

proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin

jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke

udara.

Hujan merupakan komponen mparemangkan yang paling dalam proses

hidrologi. Karena jumlah kedalaman hujan ini yang dialihragamkan menjadi

aliran disungai, baik melalui limpasan permukaan maupun aliran dasar. Jadi

besar kecilnya jumlah kedalaman hujan akan berpengaruh terhadap besar

kecilnya aliran sungai. Siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke udara, yang

kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi

lain, dan akhirnya mengalir ke laut kembali. Siklus hidrologi dapat

ditunjukkan seperti pada gambar berikut.

Gambar 2.2 Siklus Hidrologi

Page 40: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

23  

 

Penguapan merupakan proses alami berubahnya molekul cairan

menjadi molekul gas/ uap. Penguapan yang berasal dari benda-benda mati

seperti tanah, danau, dan sungai disebut evaporasi (evaporation), sedangkan

penguapan yang berasal dari hasil pernafasan benda hidup seperti tumbuhan,

hewan, dan manusia disebut tranpirasi (transpiration), dan jika penguapan itu

berasal dari benda-benda mati dan tanaman maka disebut evapotranspirasi.

Akibat penguapan ini terkumpul massa uap air, yang dalam kondisi atmosfer

tertentu dapat membentuk awan.

Air hujan yang jatuh di permukaan terbagi menjadi dua bagian,

pertama sebagai aliran limpasan (overland flow) dan kedua bagian air yang

terinfiltrasi. Jumlah yang mengalir sebagai aliran limpasan dan yang

terinfiltrasi tergantung dari banyak faktor. Makin besar bagian air hujan yang

mengalir sebagai aliran limpasan maka bagian air yang terinfiltrasi akan

menjadi semakin kecil, demikian juga sebaliknya.

Aliran limpasan selanjutnya mengisi tampungan-cekungan (depression

strorage). Apabila tampungan ini telah terpenuhi, air akan menjadi limpasan

permukaan (surface runoff) yang selanjutnya ke sungai atau laut. Air yang

terinfiltrasi, bila keadaan formasi geologi memungkinkan, sebagian besar

dapat mengalir lateral di lapisan tidak kenyang air (unsaturated zone) sebagai

aliran antara (subsurface flow/ interflow), sebagian yang lain akan mengalir

vertikal (perkolasi/percolation) yang akan mencapai lapisan kenyang air

(saturated zone/aquifer). Air dalam aquifer ini akan mengalir sebagai aliran

Page 41: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

24  

 

air tanah (groundwater flow/baseflow), sungai atau tampungan dalam (deep

storage).

Sebagian besar air yang ada di permukaan bumi akan menguap

kembali ke atmosfer. Atas kejadiannya, jenis hujan dibedakan :

a. Hujan konvektif

Hujan yang disebabkan karena naiknya udara ke masa yang lebih rapat dan

dingin. Hujan ini sangat berubah-ubah dan intensitasnya sangat bervariasi

b. Hujan orografik

Hujan yang disebabkan oleh pengangkatan mekanis diatas rintangan

pegunungan. Didaerah pegunungan, pengaruh orografik sangat menonjol

sehingga pola hujan badai cenderung menyerupai pola hujan tahunan

rerata.

E. Tinjauan Metode Analisa Debit Andalan (Q.80)

Penyediaan sumber daya air untuk berbagai kebutuhan harus

memenuhi persyaratan perencanaan tertentu dimana ketersediaannya harus

memenuhi probabilitas tertentu yang disebut dengan debit andalan. Debit

andalan adalah minimum sungai dengan kemungkinan debit terpenuhi dalam

prosentase tertentu, misalnya 90%, 80% atau nilai prosentase lainnya,

sehingga dapat dipakai untuk berbagai kebutuhan. Debit andalan pada

umumnya dianalisis sebagai debit ratarata untuk periode 10 hari, setengah

bulanan atau bulanan. Kemungkinan tak terpenuhi dapat ditetapkan 20%,

Page 42: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

25  

 

30% atau nilai lainnya untuk menilai tersedianya air berkenaan dengan

kebutuhan pengambilan (diversion requirement).(Balai Pompengan, 2010).

Soemarto (1987) menyatakan bahwa debit andalan adalah besarnya

debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air dengan resiko kegagalan

yang telah diperhitungkan. Dalam perencanaan proyek-proyek penyediaan air

terlebih dahulu harus dicari debit andalan (dependable discharge), yang

tujuannya adalah untuk menentukan debit perencanaan yang diharapkan

selalu tersedia di sungai.

Debit tersebut digunakan sebagai patokan ketersediaan debit yang

mparemangk ke waduk pada saat pengoperasiannya. Untuk menghitung debit

andalan tersebut, dihitung peluang 80% dari debit inflow sumber air pada

pencatatan debit pada periode tertentu.

F. Metode Analisis Frekuensi Distribusi Normal.

Analisis ini dilakukan dengan cara / tahapan sebagai berikut:

1. Susun / tabelkan seluruh data debit rata-rata setengah bulanan dari besar

ke kecil sesuai interval waktu yang diinginkan (dalam studi ini dipilih

interval waktu setengah bulanan).

2. Berikan nomor urut data sesuai nilai besaran masing-masing data

3. Hitung probabilitas data untuk masing-masing data dengan persamaan

“Weibul

P(Xx) = 100…………………………………………(2.2)

Dimana :

P(Xx) : Probabilitas terjadinya variable X (debit) yang sama

Page 43: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

26  

 

dengan atau lebih besar

m : Peringkat data

n : Jumlah data

X : Seri data debit

X : debit andalan jika probabilitas sesuai dengan

peruntukannya, missalnya P(X≥Q80%) = 0.8.

4. Besaran debit andalan adalah besaran debit yang mempunyai nilai

probabilitas sebesar “P” yang diinginkan.

Bila probabilitas yang ada tidak sesuai dengan yang diinginkan

maka dapat dilakukan interpolasi.

Dalam hal pada bangunan pengambilan khususnya pada node

pertama (bangunan pengambilan pertama) tidak tersedia data debit maka

debit andalan dititik tersebut dihitung dengan metode analisa regional

(perbandingan luas) terhadap titik (node) yang mempunyai data debit dan

data luas catchment area.

G. Tingkat Keandalan

Sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya bahwa penggunaan air

dalam DAS baik dalam DAS.Siwa maupun DAS.Paremangg mayoritas

adalah untuk irigasi. Mengacu pada Kriteria Perencanaan Irigasi (KP-01)

Direktorat Jenderal SDA -2013 untuk irigasi ketersediaan airnya harus

didasarkan pada debit andalan 80%. Untuk itu maka dalam studi ini analisa

perhitungan debit andalan dilakukan untuk debit dengan tingkat keandalan

80%. Namun demikian mengingat neraca air ini nantinya akan digunakan

Page 44: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

27  

 

sebagai acuan penyusunan rencana alokasi air yang biasanya rencana

pemberian airnya dilakukan dengan bermacam-macam skenario maka dalam

studi ini selain debit andalan dengan tingkat kenadalan 80% dihitung pula

besaran debit andalan dengan debit tingkat keandalan 50% dan 95%.

1. Kebutuhan Air

Sebagaimana telah diuraikan didepan bahwa salah satu komponen

yang perlu diketahui dalam penyusunan neraca air adalah komponen

“kebutuhan air”. Untuk mengetahui besaran kebutuhan air bagi seluruh

pengguna dalam DAS perlu dilakukan analisa perhitungn. Analisa dan

perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui besaran kebutuhan air

bagi semua pengguna air yang ada pada setiap titik pengambilan dalam

DAS pada periode waktu tertentu.

Sedang tujuannya adalah untuk mendapatkan nilai besaran

kebutuhan air bagi semua pengguna yag ada pada titik pengambilan dalam

DAS pada periode waktu tertentu yang selanjutnya akan digunakan untuk

penyusunan neraca air.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besaran Kebutuhan Air

Besaran nilai kebutuhan air pada setiap titik pengambilan

dipengaruhi faktor-faktor berikut :

a. Jenis /kelompok pengguna (irigasi atau non irigasi)

b. Besaran pengguna

c. Standar kebutuhan air untuk masing-masing jenis pengguna.

Page 45: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

28  

 

H. Metode Analisa Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi

Agar nilai besaran kebutuhan air khususnya kebutuhan air irigasi

lebih akurat dalam arti sesuai atau paling tidak mendekati dengan nilai

besaran kebutuhan air yang benar-benar akan terjadi dilapangan maka nilai

kebutuhan air irigasi dalam studi ini dihitung sebagai berikut :

Dalam hal kebutuhan air riel lapangan untuk irigasi telah

ditetapkan / disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan (P3A,

Komisi Irigasi dan instansi lain terkait) maka kebutuhan air irigasi

akan dihitung berdasarkan kebutuhan / pengambilan yang telah

disepakati / ditetapkan tersebut.

Yang dimaksud dengan kebutuhan air riel lapangan tersebut adalah

rencana pemberian air irigasi yang akan dilakukan dilapangan yang

telah disepakati oleh pihak2 terkait yang biasanya dituangkan

dalam ketetapan rencana pola tanam.

Apabila kebutuhan air riel sebagaimana dimaksud diatas belum ada

maka kebutuhan air irigasi diperhitungan dengan metode seperti

diuraikan pada butir dibawah ini.

Dalam hal data kebutuhan air riel lapangan untuk kebutuhan air

irigasi tidak tersedia maka kebutuhan air irigasi akan dihitung

dengan metode sebagaimana diuraikan dibawah ini.

Page 46: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

29  

 

Kebutuhan air untuk irigasi (sawah) dihitung dengan persamaan

sebagai berikut :

NFR = LP + P + WLR + ETc – Ref……………………………. (2.3)

Dimana :

NFR : kebutuhan air bersih disawah (Net Field

Requirement), mm/hari;

LP : air kebutuhan penyiapan lahan, mm/hari;

P : air kehilangan perkolasi (percolation), mm/hari;

WLR : penggantian lapisan air (water layer replacement),

mm;

ETc : air konsumtif (consumptive use), mm/hari;

Ref : curah hujan efaktif, mm/hari

1) Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (LP).

Kebutuhan air untuk penyiapan lahan meliputi kebutuhan untuk

penjenuhan dan penggenangan. Dalam perencanaan alokasi air ini besaran

kebutuhan air untuk penyiapan lahan dihitung sesuai dengan rekomendasi

pada “Kriteria Perencanaan Irigasi KP-01 yang diterbitkan oleh Direktorat

Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, yaitu sebagai berikut:

Page 47: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

30  

 

a. 200 mm mm selama 30 hari atau 6,66 mm/hr, untuk sawah tanpa bero;

b. 250 mm selama 30 hari atau 8,33 mm/hr, untuk sawah bero lebih 2,5

bulan.

c. 4,65 mm / hr untuk pertanian palawija.

2) Kebutuhan air perkolasi (P).

Kebutuhan air untuk perkolasi (P) adalah kebutuhan air untuk

mengganti air yang hilang pada areal tanaman akibat proses perkolasi

melalui lobang-lobang pada tanah yang ditempati oleh akar tanaman.

Dalam studi ini besaran perkolasi dihitung mengacu pada standar

perencanaan irigasi KP.01 yaitu sebesar 2mm/hari.

3) Kebutuhan air untuk penggantian lapisan (WLR).

Dalam proses pertumbuhannya tanaman padi memerlukan

penggantian lapisan air yang ada. Penggantian lapisan air ini biasanya

dilakukan setelah dilakukan pemupukan yaitu 1 bulan dan 2 bulan setelah

waktu penanaman.

Pemberian air untuk penggantian lapisan air dalam studi ini

diambil sesuai standar kriteria perencanaan irigasi – KP.01 sebagai berikut

yaitu :

a. Penggantian lapisan air ke 1 diberikan selama setengah bulan

setelah 1 bulan waktu penanaman, sebesar 3,33 mm/hari;

Page 48: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

31  

 

b. Penggantian lapisan air ke 2 diberikan selama setengah bulan

setelah 2 bulan waktu penanaman, sebesar 3,33 mm/hari; masing-

masing selama ½ bulan.

4) Kebutuhan air konsumtif (Etc).

Kebutuhan air konsumtif (Consumtive use) dihitung dengan

persamaan sebagai berikut:

ETc = kc x ETo ........................................................................ (2.4)

Dimana :

ETc : evapotranspirasi tanaman, (mm/hari);

Kc : koefisen tanaman;

Eto : evapotranspirasi potensial /acuan, (mm/hari);

5) Evapotranspirasi Eto.

Dalam studi ini nilai evapotrasnpirasi Eto diambil sama dengan

0,70 dari nilai evapotranspirasi pan kelas A.

Koefisien tanaman:

Nilai koefisien tanaman, kc tergantung dari jenis tanaman serta

varietas dari tanaman. Tabel nilai koefisen tanaman menurut Nedeco

/ Prosida dan FAO adalah seperti tabel berikut

Page 49: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

32  

 

Table 1 : nilai koefisien tanaman “kc”

Periode

bulan ke

Nedeco/prosida FAO

Palawija Varietas

biasa

Varietas

unggul

Varietas

biasa

Varietas

unggul

0,5 1,20 1,20 1,10 1,10 0,50

1 1,20 1,27 1,10 1,10 0,75

1,50 1,32 1,33 1,10 1,05 1,00

2 1,40 1,30 1,10 1,05 0,82

2,50 1,35 1,30 1,10 0,95 0,45

3 1,24 0 1,05 0

3,50 1,12 0,95

4 0 0

6) Hujan efektif (Re).

Dalam studi ini hujan efektif diartikan sebagai curah hujan yang

jatuh diatas daerah irigasi yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk

memenuhi kebutuhannya.

Page 50: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

33  

 

Metode yang dipakai untuk menghitung besaran nilai hujan efektif

dalam studi ini mengacu pada “Standar Perencanaan Perencanaan Irigasi

KP-01” dimana hujan efektif dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

R(eff) = 0,70 x R80%.....................................................(2.5)

Dimana :

R(eff) : curah hujan effektif setengah bulanan,

mm/(1/2bulan);

R80 : curah hujan minimum 5 tahunan atau

curah hujan dengan probabilitas 80%

a. Total kebutuhan air ditingkat areal sawah.

Setelah nilai NFR diketahui maka secara total kebutuhan air irigasi

ditingkat areal sawah ditentukan oleh besaran luas sawah, dan dapat

dihitung dengan persamaan sebagai berikut

Total kebutuhan air irigasi = NFR x A ....................................... (2.6)

Dimana :

NFR : kebutuhan air ditingkat sawah (Net Field Requirement),

mm/det/ha;

A : luas areal sawah, ha.

Page 51: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

34  

 

b. Kebutuhan air irigasi ditingkat pintu utama pengambilan.

Kebutuhan air irigasi ditingkat pintu utama pengambilan

adalah jumlah dari kebutuhan air irigasi ditingkat areal sawah

ditambah dengan kebutuhan air pengganti kehilangan air disaluran

dan bangunan pembawa.

Kehilangan air di saluran dan bangunan pembawa di

diformulasikan dalam “efisiensi irigasi” yaitu perbandingan antara

jumlah air (ltr/det) yang dipakai ditingkat sawah dengan jumlah air

yang dialirkan dipintu pengambilan (ltr/det) dalam %.

Dalam studi ini efisiensi irigasi di perhitungkan mengikuti

kriteria perencanaan irigasi KP-01 sebagai berikut :

Kehilangan air di tingkat primer 10 efisiensi 90

Kehilangan air di tingkat sekunder 10 efisiensi 90

Kehilangan air di tingkat tersier 20 efisiensi 80

Sehinggga nilai “efisiensi irigasi” = 65

Dengan demikian kenutuhan air irigasi ditingkat areal

sawah dan nilai efisiensi irigasi maka kebutuhan air irigasi

ditingkat pintu utama pengambilan dapat dihitung sebagai berikut:

DR = NFR x eff .................................................................... (2.7)

Page 52: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

35  

 

Dimana:

DR : Diversion requirement (Kebutuhan air di bangunan

utama /intake, bendung);

NFR : Net Field Requirement (kebutuhan air di sawah);

Eff : effisiensi irigasi.

c. Besaran kebutuhan air di pintu pengambilan per periode

waktu

Distribusi kebutuhan air irigasi pada setiap periode waktu yang

ditentukan sangat tergantung pola tata tanam. Pola tata tanam yang

dipakai sebagai dasar perhitungan kebutuhan air irigasi dalam studi

penyusunan neraca air ini adalah:

Tabel 2.2 Pola tanam Das Paremangg

Ketersediaan Air Untuk

Irigasi

Pola Tanam Dalam Satu

Tahun

Tersediaan air cukup banyak Padi - Padi – Palawija

Tersedia air dalam jumlah

cukup

Padi - Padi-Bera / Padi - Padi

– Palawija

Daerah yang cenderung kurang

air

Padi - Palawija – bera

Page 53: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

36  

 

I. Metode Analisa Perhitungan Kebutuhan Air PDAM

Agar nilai besaran kebutuhan air khususnya kebutuhan air PDAM lebih

akurat dalam arti sesuai atau paling tidak mendekati dengan nilai besaran

kebutuhan air yang benar-benar akan terjadi dilapangan maka nilai kebutuhan air

PDAM dalam studi ini dihitung dengan rumus, sebagai berikut :

Kebutuhan air bersih (Qmd) :

Qmd = Pn x q x fmd…………………………………(2.8)

Kebutuhan total air bersih (Qt) :

Qt = Qmd x 100/80 (faktor kehilangan air 20%)……(2.9)

Dimana :

Qmd : kebutuhan air bersih

Pn : jumlah penduduk tahun n

Q : kebutuhan air per orang/hari

fmd : faktor hari maksimum (1,05 – 1,15)

Qt : kebutuhan air total, mm³/hr

Page 54: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

  

9  

Matriks Penelitian

Tabel 4. Matriks Penelitian

No

Nama

Judul

Tujuan penelitian

Variabel yang

diteliti

Variabel yang belum

dileti

Metode

Penelitian

1

Munawir Anwar dan Adi Syurya

Tinjauan Analisis Neraca Air Di DAS Paremang Kabupaten Luwu

Untuk mengetahui ketersediaan air pada DAS Paremangg Kabupaten Luwu.

Kebutuhan air yang telah termanfaatkan dan berapa debit air yang belum dimanfaatkan di DAS Paremangg Kabupaten Luwu.

Ketersediaan Air Intake PDAM dan Bendungan Padangsappa

Kebutuhan Air PDAM untuk Penduduk DAS Paremang dan Kebutuhan Air Irigasi Padangsappa

Perhitungan Evapotranspirasi menggunakan bantuan Software (Cropwat versi 8.0)

Perlu adanya pengamatan Lanjutan

Penambahan bangunan-bangunan air penunjang DAS Paremang

Perlu Penambahan stasiun pencatatan hujan Pada wilayah DAS Paremang agar penelitian selanjutnya dapat menggunakan data yang lebih baru

37

Page 55: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

  

38  

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Daerah Aliran Sungai Paremang secara geografis terletak pada

3*12’07”-3*18’16” LS dan 120*02’40”-120*24’10” BT. Secara

administrative DAS Paremang terletak dalam Kab. Toraja Utara dan Kab.

Luwu meliputi Kec. Ponrang, Kec. Ponrang Selatan, Kec. Bupon, dan Kec.

Kamanre, Sungai Paremang mengalir dari arah barat ke-timur melewati Kec.

Ponrang, Kec. Bupon, dan Kec. kamanre dan bermuara di Teluk Bone. DAS

Paremang, penelitian dilakukan dalam waktu Januari 2020 – Februari 2020

ditunjukkan pada gambar sbb:

Gambar-3.1 Peta DAS Paremangg, WS. Walanae-Cenranae

Page 56: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

39  

 

B. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2016:8) metode penelitian kualitatif adalah Metode

penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pada penelitian ini akan

menggunakan data sekunder yaitu:

1) Data debit wilayah DAS Paremang

2) Data klimatologi wilayah DAS Paremang

3) Data keadaan umum wilayah penelitian, kondisi sosial ekonomi dan

lain-lain yang diperoleh dari buku, artikel, laporan-laporan penelitian,

jurnal dari instansi/badan lain yang relevan.

C. Alat Yang Digunakan

Secara umum, alat dan bahan yang digunakan dalam penunjang

penelitian ini terdiri dari perangkat lunak :

1) Program Microsoft Exel atau terapan untuk pengolahan data debit serta

untuk menghitung dalam Metode weibull

2) Program Q Gis untuk pengolahan peta DAS.

Page 57: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

40  

 

D. Data Yang Digunakan

Adapun Data yang digunakan dalam penelitian adalah :

a. Data Primer adalah data yang mempengaruhi data lain diantaranya adalah

probabilitas (tingkat keandalan) dari debit (P), Debit andalan (Q80)

b. Data Sekunder adalah data yang dipengaruhi data lain seperti Curah

Hujan (CH), Kebutuhan air bersih di sawah (NFR)

E. Tahapan Penelitian

a. Tahap Persiapan

Tahap ini dimaksudkan untuk mempermudah jalannya penelitian, seperti

pengumpulan data, analisis, dan penyusunan laporan untuk itu tahapan

persiapan meliputi:

1) Studi Pustaka

Studi Pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan arahan dan wawasan

sehingga mempermudah dalam pengumpulan data, analisis data maupun

dalam penyusunan hasil penelitian.

2) Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam tugas akhir ini adalah data sekunder, data

sekunder diperoleh melalui beberapa instansi terkait seperti balai besar

BBWS Pompengan jeneberang Stasiun curah hujan Padangsappa, data

klimatologi yang meliputi curah hujan, debit serta data kebutuhan air

yang berada di DAS Paremang dan pengumpulan data-data pendukung

lain.

Page 58: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

41  

 

b. Tahap Pengolahan Data

Setelah mendapatkan data yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah

pengolahan data tersebut. Pada tahap pengolahan atau menganalisis

data dilakukan dengan menghitung data yang ada dengan rumus yang

akan digunakan pada penelitian ini.

1) Perhitungan ketersediaan air dengan perhitungan debit andalan

(Q80) dengan metode kurva durasi debit dengan menggunakan

rumus perhitungan probabilitas Weibull :

P(Xx) = 100

Dimana :

P(X≥x) : Probabilitas terjadinya variabel X (debit) yang

sama dengan atau lebih besar

m : Peringkat data

n : Jumlah data

X : Seri data debit

x : debit andalan jika probabilitas sesuai dengan

peruntukannya, missalnya P(X≥Q80%) = 0.8.

2) Setelah kita mendapatkan data-data yang diperlukan maka langkah

pertama jika tidak tersedianya data kebutuhan air irigasi adalah

menghitung kebutuhan air irigasi dengan rumus :

NFR = LP + P + WLR + ETc – Ref

Page 59: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

42  

 

Dimana:

NFR : kebutuhan air bersih disawah (Net Field

Requirement), mm/hari;

LP : air kebutuhan penyiapan lahan, (mm/hr)

P : air kehilangan perkolasi (percolation), mm/hr

WLR : penggantian lapisan air (water layer replacement),

mm

ETc : air konsumtif (consumtive use), mm/hari;

Reff : curah hujan effektif, (mm/hari);

3) Setelah nilai NFR diketahui maka secara total kebutuhan air irigasi

ditingkat areal sawah ditentukan oleh besaran luas sawah, dan

dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Total kebutuhan air irigasi = NFR x A

Dimana :

NFR : kebutuhan air ditingkat sawah (Net Field

Requirement), mm/det/ha

A : luas areal sawah, ha.

Page 60: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

43  

 

4) Dengan diketahuinya kebutuhan air irigasi ditingkat areal sawah

dan nilai efisiensi irigasi maka kebutuhan air irigasi ditingkat pintu

utama pengambilan dapat dihitung sebagai berikut:

DR = NFR x eff

Dimana:

DR : Diversion requirement (Kebutuhan air di

bangunan utama/intake, bendung);

NFR : Net Field Requirement (kebutuhan air di sawah);

Eff : effisiensi irigasi.

5) Setelah mendapatkan kebutuhan air irigasi maka selanjutnya

menghitung kebutuhan air PDAM, dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Kebutuhan air bersih (Qmd) :

Qmd = Pn x q x fmd

Kebutuhan total air bersih (Qt) :

Qt = Qmd x 100/80 (faktor kehilangan air 20%)

Dimana :

Qmd : kebutuhan air bersih

Pn : jumlah penduduk tahun n

Q : kebutuhan air per orang/hari

fmd : faktor hari maksimum (1,05 – 1,15)

Page 61: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

44  

 

Qt : kebutuhan air total, mm³/hr

6) Selanjutnya Menghitung Neraca Air

Neraca = Qketersediaan – Qkebutuhan

Dengan:

Neraca : Neraca air, surplus jika hasil persamaan adalah

positif dan defisit jika hasil persamaan negative.

Q ketersediaan : Debit ketersediaan air

Q kebutuhan : Debit kebutuhan air.

7) Setelah Neraca air dihitung maka langkat terakhir adalah membuat

grafik neraca air.

Setelah mengetahui ketersediaan air dan kebutuhan air maka

dapat kita ketahui hasil akhir tentang analisis neraca air di DAS

Paremang.

Page 62: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

45  

 

F. Bagan Alur Penelitian

Gambar 3.2. Bagan Alur Penelitian

MULAI

LANDASAN TEORI 

DATA PRIMER 

PENGUMPULAN DATA 

DATA SEKUNDER 

DATA PENDUDUK 

OBSERVASI LAPANGAN 

(KONDISI SUNGAI) 

DATA CURAH HUJAN DAN 

KLIMATOLOGI 

KEBUTUHAN AIR 

ANALISA DAN 

PEMBAHASAN 

KESIMPULAN DAN SARAN 

ANALISIS NERACA AIR 

KETERSEDIAAN AIR 

SELESAI

Page 63: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

  

45  

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pemilihan Data

Dari hasil pengumpulan data dan identifikasi pemanfaatan air selanjutnya

dilakukan pemilahan data. Pemilahan data ini dimaksudkan untuk

mengelompokan jenis penggunaan air yang ada dimasing-masing DAS kedalam 2

jenis penggunaan air yaitu “irigasi” dan “non irigasi”.

Hasil dari pada pemilahan data untuk masing-masing DAS adalah seperti tabel

berikut:

Tabel 3. Pengelompokan data penggunaan air pada DAS.Paremang

No Kelompok dan Nama Pengguna Luas pemanfaatan

Banyaknya Pengguna

1 Irigasi 1). D.I.Padang Sappa 4881 ha 2 Non Irigasi 1). PDAM.Balutan 77.309 KK

B. Pengolahan Data

1. Pembuatan Skematik Sungai

Dari hasil pengumpulan data dan identifikasi pemanfaatan air pada

masing-masing DAS selanjutnya dibuat skematik sungai. Skematik sungai ini

dilengkapi dengan koordinat dari masing-masing bangunan pengambilan. Dalam

studi ini skematik sungai ini menggambarkan nama sungai, arah aliran sungai,

nama dan letak serta koordinat bangunan pengambilan seperti gambar dibawah

ini.

Page 64: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

46  

 

Skema Titik Pengambilan Air Sungai DAS Paremang

Gambar 4. Skema Titik Pengambilan Air Sungai Das Paremang

Page 65: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

47  

 

2. Perhitungan Luas Catchment DAS dan Sub DAS

Untuk melakukan analisa perhitungan debit andalan pada titik-titik dimana

data debit tidak tersedia diperlukan data luas. Dalam studi ini luas catchment area

(CA), DAS atau sub.DAS dihitung berdasarkan peta topografi.

Dalam hal luasan cathment area, DAS dan Sub DAS telah ditetapkan baik

itu berdasarkan peraturan pemerintah maka luasan catchment area, DAS atau Sub

DAS diambil sesuai luasan yang tertera dalam peraturan pemerintah serta untuk

memastikan kembali luasan catchment area adalah melalui peta dengan

menggunakan aplikasi QGis. Hasil perhitungan luas –luas tersebut adalah seperti

tabel dibawah ini

 

 

Gambar 5. Luas Catchment area Pada DAS. Paremang

Page 66: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

48  

 

Tabel 4. Luas Catchment area, DAS dan Sub.DAS dalam DAS.Paremang

No

Nama WS, DAS dan Sub.DAS Luas

(Km2)

1 WS. Walanae-Cenranae 11.923,64

2 DAS. Paremang 845,44

3 CA. Bendung Padang Sappa 691,92

4 Intake PDAM.Balutan 9,63

C. Analisa Perhitungan Debit Andalan

1. Ketersediaan Data

Dari hasil pengumpulan dan validasi data maka ketersediaan data hidrologi

pada DAS Paremang adalah seperti tabel berikut.

Tabel 5. Ketersediaan data hidroklimatologi pada DAS Paremang

No

Nama DAS

Jenis data

Sta

Tahun data

Series data

terpanjang

(tahun)

1 DAS. Paremang Data debit PDA. Noling 1999 - 2004

2006 - 2007

2009 - 2011

2013 - 2018

6

Data Curah

Hujan

Noling 1999 - 2018 19

Page 67: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

49  

 

2. Pengisian Data Kosong

Untuk dapat digunakan sebagai data dasar (data input) analisa

perhitungan debit andalan maka data debit yang kosong sperti pada tabel 6. perlu

diisi / dilengkapi.

Tabel 6. Daftar data debit yang kosong

No DAS Jenis data Sta Tahun data

1 DAS. Paremang Data debit PDA. Noling 2005, 2008, 2012

Dalam studi ini pengisian data kosong dilakukan dengan cara

pembangkitan data dengan metode regresi.

Pembangkitan data debit yang hilang dengan metode regresi ini

dilakukan dengan mencari korelasi antara besaran curah hujan rata2 dengan

besaran debit rata2 yang terjadi pada periode yang sama. Korelasi ini dinyatakan

dengan angka koefisien limpasan. Dengan nilai koefisien limpasan yang didapat

selanjutnya digunakan untuk mengestimasi besaran debit berdasarkan besaran

curah hujan yang ada.

Analisa perhitungan pengisian data kosong (pembangkitan) secara detail

beserta hasil analisa perhitungannya yaitu :

Page 68: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

  

50  

Untuk curah hujan rata-rata diambil sesuai jumlah tahun terlama untuk data debit yang tersedia sebanyak 6 tahun 

Tabel 7. Data Curah Hujan Rata-rata Setengah Bulanan Sta. Noling (mm)

Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Oktober November Desember

Jan-01

Jan-02

Feb-01

Feb-02

Mar-01

Mar-02

Apr-01

Apr-02

May-01

May-02

Jun-01

Jun-02

Jul-01

Jul- 02

Ags-01

Ags 02

Sep-01

Sep-02

Oct-01

Oct-02

Nov-01

Nov-02

Dec-01

Dec-02

1999 6.75 8.11 0.00 0.00 5.09 28.40 1.60 2.33 1.40 1.50 1.33 1.88 14.73 10.00 1.00 1.00 0.00 0.50 4.17 2.33 0.67 1.75 1.86 2.86

2000 1.20 1.57 4.17 2.63 1.60 1.80 1.60 2.33 1.43 2.67 5.33 4.64 2.67 2.17 4.67 0.00 0.00 3.50 1.09 1.00 1.00 1.18 1.88 2.25

2001 0.00 0.00 1.33 1.00 1.78 1.40 0.00 0.00 0.00 0.00 1.18 1.43 1.00 1.22 1.18 1.43 1.00 1.00 0.00 0.00 2.00 2.17 4.00 33.20

2002 24.33 55.85 10.00 8.00 8.33 6.40 25.83 37.00 13.60 17.50 52.50 43.33 50.00 100.00 29.00 0.00 0.00 27.00 0.00 0.00 80.00 77.50 83.00 74.00

2003 0.00 0.00 57.50 60.00 79.00 74.20 38.33 65.00 52.33 34.00 15.00 54.67 15.00 41.67 0.00 100.00 0.00 0.00 61.00 0.00 12.50 70.00 18.20 19.00

2004 9.83 10.90 4.25 10.67 13.60 3.00 6.00 9.56 15.67 15.00 0.00 0.00 11.20 4.14 0.00 0.00 10.50 0.00 2.00 0.00 0.00 27.00 22.67 11.78

Max 24.33 55.85 57.50 60.00 79.00 74.20 38.33 65.00 52.33 34.00 52.50 54.67 50.00 100.00 29.00 100.00 10.50 27.00 61.00 2.33 80.00 77.50 83.00 74.00

Rerata 7.02 12.74 12.88 13.72 18.23 19.20 12.23 19.37 14.07 11.78 12.56 17.66 15.77 26.53 5.97 17.07 1.92 5.33 11.38 0.56 16.03 29.93 21.93 23.85

Min 0.00 0.00 0.00 0.00 1.60 1.40 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 1.22 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.18 1.86 2.25

Page 69: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

51  

 

Untuk data debit dengan interval waktu yang terpanjang sebanyak 6 tahun 

Tabel 8. Data Debit Rata-rata Setengah Bulanan Sta. Noling (mm)

Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Oktober November Desember

Jan-01

Jan-02

Feb-01

Feb-02

Mar-01

Mar-02

Apr-01

Apr-02

May-01

May-02

Jun-01

Jun-02

Jul-01

Jul-02

Ags-01

Ags-02

Sep-01

Sep-02

Oct-01

Oct-02

Nov-01

Nov-02

Dec-01

Dec-02

1999 17.39 22.81 11.43 14.75 19.70 22.97 25.62 16.96 16.79 13.16 12.66 20.79 17.67 12.57 11.73 9.94 7.11 5.09 13.18 13.32 13.10 20.67 16.25 17.79

2000 20.85 19.26 18.67 25.36 22.12 20.86 18.90 22.49 20.42 18.67 19.50 23.10 42.20 28.44 36.30 20.59 10.80 8.52 16.55 30.94 24.31 20.63 12.00 17.61

2001 28.53 31.46 27.46 14.56 20.59 25.95 49.97 37.01 26.46 18.85 12.41 19.69 14.50 16.69 9.97 8.67 8.14 9.16 9.78 15.77 15.98 7.57 6.63 12.94

2002 4.79 7.94 13.81 10.79 23.01 34.22 35.64 34.33 34.88 26.02 0.00 0.00 0.00 6.92 5.36 4.67 4.36 3.88 3.85 3.91 4.12 9.41 21.51 11.61

2003 9.48 13.50 25.26 17.14 17.42 38.03 25.92 25.92 19.29 17.76 13.08 11.48 9.21 9.44 12.19 12.23 11.20 10.92 18.58 11.39 11.79 28.84 13.08 0.00

2004 29.72 80.60 37.56 29.44 40.53 51.98 18.06 13.73 8.57 13.19 14.25 12.53 10.77 12.33 11.79 0.00 15.50 17.07 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Max 29.72 80.60 37.56 29.44 40.53 51.98 49.97 37.01 34.88 26.02 19.50 23.10 42.20 28.44 36.30 20.59 15.50 17.07 18.58 30.94 24.31 28.84 21.51 17.79

Rerata 18.46 29.26 22.37 18.67 23.89 32.33 29.02 25.07 21.07 17.94 11.98 14.60 15.72 14.40 14.56 9.35 9.52 9.11 10.32 12.56 11.55 14.52 11.58 9.99

Min 4.79 7.94 11.43 10.79 17.42 20.86 18.06 13.73 8.57 13.16 0.00 0.00 0.00 6.92 5.36 0.00 4.36 3.88 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Page 70: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

52  

 

Untuk pembangkitan data debit yang hilang selanjutnya perhitungan koefisien limpasan untuk bulan januari yaitu :

Koefisien Limpasan = Data Debit Setengah Bulanan(Januari) / Data Curah Hujan Setengah Bulanan(Januari)

Koefisien Limpasan = 17.39 / 6.75

= 2.58

Tabel 9. Perhitungan Koefisien Limpasan

Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Oktober November Desember

Jan-01

Jan-02

Feb-01

Feb-02

Mar-01

Mar-02

Apr-01

Apr-02

May-01

May-02

Jun-01

Jun-02

Jul-01

Jul-02

Ags-01

Ags-02

Sep-01

Sep-02

Oct-01

Oct-02

Nov-01

Nov-02

Dec-01

Dec-02

1999 2.58 2.81 0.00 0.00 3.87 0.81 16.01 7.27 12.00 8.78 9.50 11.09 1.20 1.26 11.73 9.94 0.00 10.19 3.16 5.71 19.65 11.81 8.75 6.23

2000 17.37 12.25 4.48 9.66 13.83 11.59 11.81 9.64 14.30 7.00 3.66 4.98 15.83 13.13 7.78 0.00 0.00 2.43 15.17 30.94 24.31 17.45 6.40 7.83

2001 0.00 0.00 20.60 14.56 11.58 18.53 0.00 0.00 0.00 0.00 10.50 13.78 14.50 13.65 8.44 6.07 8.14 9.16 0.00 0.00 7.99 3.50 1.66 0.39

2002 0.20 0.14 1.38 1.35 2.76 5.35 1.38 0.93 2.56 1.49 0.00 0.00 0.00 0.07 0.18 0.00 0.00 0.14 0.00 0.00 0.05 0.12 0.26 0.16

2003 0.00 0.00 0.44 0.29 0.22 0.51 0.68 0.40 0.37 0.52 0.87 0.21 0.61 0.23 0.00 0.12 0.00 0.00 0.30 0.00 0.94 0.41 0.72 0.00

2004 3.02 7.39 8.84 2.76 2.98 17.33 3.01 1.44 0.55 0.88 0.00 0.00 0.96 2.98 0.00 0.00 1.48 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Max 17.37 12.25 20.60 14.56 13.83 18.53 16.01 9.64 14.30 8.78 10.50 13.78 15.83 13.65 11.73 9.94 8.14 10.19 15.17 30.94 24.31 17.45 8.75 7.83

Rerata 3.86 3.77 5.96 4.77 5.87 9.02 5.48 3.28 4.96 3.11 4.09 5.01 5.52 5.22 4.69 2.69 1.60 3.65 3.11 6.11 8.82 5.55 2.96 2.43

Min 0.00 0.00 0.00 0.00 0.22 0.51 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.07 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Sumber: Hasil Perhitungan Koefisien Limpasan

Page 71: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

53  

 

Contok perhitungan pembangkitan data debit yang hilang dengan metode Regresi pada bulan Januari

Debit 2005 (hilang) = Data CH(2005) x Koefisien Limpasan rata-rata

Debit 2005 = 18.40 x 3.86

= 71.05 m3/dtk

Tabel 10. Hasil Analisa Regresi

Tahun Uraian Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Oktober November Desember

Jan-01

Jan-02

Feb-01

Feb-02

Mar-01

Mar-02

Apr-01

Apr-02

May-01

May-02 Jun-01

Jun-02 Jul-01 Jul-02 Ags1 Ags2

Sep-01

Sep-02

Oct-01

Oct-02

Nov-01

Nov-02

Dec-01

Dec-02

2005

CH 18.40 7.09 8.33 10.78 5.63 11.27 12.67 1.33 10.00 4.80 27.00 14.00 5.50 0.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 16.00 13.00

Koefisien 3.86 3.77 5.96 4.77 5.87 9.02 5.48 3.28 4.96 3.11 4.09 5.01 5.52 5.22 4.69 2.69 1.60 3.65 3.11 6.11 8.82 5.55 2.96 2.43

Debit 71.05 26.71 49.63 51.41 33.04 101.7 69.44 4.37 49.62 14.93 110.35 70.14 30.34 2.61 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 47.43 31.63

2008

CH 6.00 12.00 8.00 6.00 9.18 11.00 25.44 10.22 23.00 4.00 14.00 0.00 18.50 23.33 15.75 33.67 23.25 0.00 9.75 30.67 29.75 31.50 29.71 12.00

Koefisien 3.86 3.77 5.96 4.77 5.87 9.02 5.48 3.28 4.96 3.11 4.09 5.01 5.52 5.22 4.69 2.69 1.60 3.65 3.11 6.11 8.82 5.55 2.96 2.43

Debit 23.17 45.21 47.65 28.62 53.93 99.21 139.5 33.51 114.1 12.44 57.22 0.00 102.1 121.8 73.85 90.48 37.25 0.00 30.29 187.3 262.5 174.8 88.09 29.20

2012

CH 8.67 5.88 10.63 26.57 10.88 6.67 7.25 16.31 6.00 5.64 12.86 6.33 9.78 2.33 3.75 6.17 6.00 5.00 12.33 7.20 11.00 9.20 14.25 9.56

Koefisien 3.86 3.77 5.96 4.77 5.87 9.02 5.48 3.28 4.96 3.11 4.09 5.01 5.52 5.22 4.69 2.69 1.60 3.65 3.11 6.11 8.82 5.55 2.96 2.43

Debit 33.47 22.13 63.28 126.7 63.87 60.13 39.75 53.46 29.77 17.53 52.55 31.73 53.95 12.18 17.58 16.57 9.61 18.27 38.31 43.97 97.06 51.05 42.25 23.25

Sumber: Hasil Perhitungan Analisa Regresi

Page 72: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

54  

 

3. Data Input dan Metode analisa debit andalan

Dengan telah dilakukan pengisian data kosong maka data input serta

metode yang dipilih untuk analisa perhitungan debit andalan untuk untuk DAS

Paremang adalah seperti tabel dibawah ini.

Tabel 11. Data input dan metode analisa perhitungan debit andalan

No. DAS Data input Panjang

series data

Metode

1 DAS. Paremang Data debit

PDA. Noling

1999-2018

(20 tahun)

Analisis frekuensi

distribusi normal

Page 73: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

55  

 

Hasil analisa perhitungan debit andalan pada titik tinjau PDA Noling pada DAS Pareman adalah seperti tabel berikut:

Tabel 12. Data Debit Setengah Bulanan Rata-rata Sungai Noling

No. Tahun Jan1 Jan2 Feb1 Feb2 Mar1 Mar2 Apr1 Apr2 Mei1 Mei2 Jun1 Jun2 Jul1 Jul2 Agt1 Agt2 Sep1 Sep2 Okt1 Okt2 Nov1 Nov2 Des1 Des2Rata-2

1 1999 17.39 22.81 11.43 14.75 19.70 22.97 25.62 16.96 16.79 13.16 12.66 20.79 17.67 12.57 11.73 9.94 7.11 5.09 13.18 13.32 13.10 20.67 16.25 17.79 15.56

2 2000 20.85 19.26 18.67 25.36 22.12 20.86 18.90 22.49 20.42 18.67 19.50 23.10 42.20 28.44 36.30 20.59 10.80 8.52 16.55 30.94 24.31 20.63 12.00 17.61 21.63

3 2001 28.53 31.46 27.46 14.56 20.59 25.95 49.97 37.01 26.46 18.85 12.41 19.69 14.50 16.69 9.97 8.67 8.14 9.16 9.78 15.77 15.98 7.57 6.63 12.94 18.70

4 2002 4.79 7.94 13.81 10.79 23.01 34.22 35.64 34.33 34.88 26.02 5.14 8.16 6.01 6.92 5.36 4.67 4.36 3.88 3.85 3.91 4.12 9.41 21.51 11.61 13.51

5 2003 9.48 13.50 25.26 17.14 17.42 38.03 25.92 25.92 19.29 17.76 13.08 11.48 9.21 9.44 12.19 12.23 11.20 10.92 18.58 11.39 11.79 28.84 13.08 7.06 16.26

6 2004 29.72 80.60 37.56 29.44 40.53 51.98 18.06 13.73 8.57 13.19 14.25 12.53 10.77 12.33 11.79 16.93 15.50 17.07 29.05 17.81 18.43 45.10 20.45 11.04 24.02

7 2005 71.05 26.71 49.63 51.41 33.04 101.7 69.44 4.37 49.62 14.93 110.4 70.14 30.34 2.61 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 47.43 31.63 31.85

8 2006 16.84 11.64 11.33 14.33 10.17 16.87 16.00 12.09 15.97 13.17 13.59 13.84 12.74 8.76 8.29 8.18 6.75 6.68 6.00 5.64 6.97 7.49 7.86 11.12 10.93

9 2007 11.91 11.73 17.27 22.68 21.67 35.96 34.10 25.77 30.09 24.82 13.34 21.50 20.20 17.51 8.85 7.88 11.59 6.58 6.47 12.45 16.46 11.50 9.81 16.94 17.38

10 2008 23.17 45.21 47.65 28.62 53.93 99.21 139.5 33.51 114.1 12.44 57.22 0.00 102.1 121.8 73.85 90.48 37.25 0.00 30.29 187.3 262.5 174.8 88.09 29.20 77.17

11 2009 6.61 5.68 4.94 4.97 7.72 7.44 7.95 7.31 7.45 8.28 7.54 6.72 6.20 7.15 6.44 6.80 7.62 8.88 10.87 11.27 11.27 11.35 12.41 17.99 8.37

12 2010 12.78 10.99 9.55 9.62 14.93 14.39 15.37 14.98 14.50 10.77 10.29 10.76 11.27 13.52 14.28 14.41 14.77 14.84 13.83 13.79 14.33 13.77 14.02 13.20 13.12

13 2011 12.17 10.86 10.66 10.37 10.24 9.91 9.58 13.33 11.19 10.52 9.06 7.95 7.76 7.52 7.14 6.85 6.00 4.92 5.38 6.16 10.06 13.33 16.05 17.92 9.79

14 2012 33.47 22.13 63.28 126.7 63.87 60.13 39.75 53.46 29.77 17.53 52.55 31.73 53.95 12.18 17.58 16.57 9.61 18.27 38.31 43.97 97.06 51.05 42.25 23.25 42.44

15 2013 21.89 21.56 22.16 21.99 22.56 23.41 24.66 28.89 26.38 22.28 22.90 23.78 24.32 31.22 21.22 21.32 21.10 19.98 18.65 18.31 20.29 22.33 23.64 25.34 22.92

16 2014 30.12 93.34 18.57 25.60 19.35 29.91 34.43 37.18 35.14 35.99 25.52 27.92 35.43 32.15 25.40 27.44 20.13 15.16 10.91 9.07 10.80 18.74 25.13 29.31 28.03

17 2015 31.29 30.36 33.46 33.38 31.14 31.16 32.05 33.62 32.83 29.61 26.62 27.82 23.21 21.70 19.38 18.15 17.06 16.33 9.56 4.08 4.62 5.14 6.65 7.50 21.94

18 2016 23.24 24.10 30.30 29.32 37.10 32.24 51.27 111.1 73.46 41.83 38.30 43.75 39.95 38.14 35.15 34.29 35.05 41.36 40.91 48.84 44.56 45.88 41.81 42.32 42.68

19 2017 21.61 44.22 20.50 40.74 55.54 64.38 96.78 94.34 99.51 94.19 91.32 82.72 74.67 56.71 39.91 28.13 17.48 13.72 12.83 13.85 12.16 13.65 12.40 12.61 46.42

20 2018 7.16 8.16 6.70 17.40 46.36 43.27 42.05 45.95 32.36 38.96 29.57 28.87 19.01 14.16 10.92 9.60 8.41 8.05 11.65 5.87 8.11 8.05 10.75 10.40 19.66

Rata2 21.70 27.11 24.01 27.46 28.55 38.20 39.35 33.32 34.94 24.15 29.26 24.66 28.07 23.57 18.79 18.16 13.50 11.47 15.33 23.69 30.35 26.46 22.41 18.34 25.62

Page 74: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

56  

 

Data debit yang ada selanjutnya diurutkan sesuai dengan Periode tanam yaitu periode Oktober - Maret serta April – September seperti pada tabel 13.

Tabel 13. Data Debit Setengah Bulanan Rata-rata Sungai Noling (Periode Tanam)

No. Tahun Okt1 Okt2 Nov1 Nov2 Des1 Des2 Jan1 Jan2 Feb1 Feb2 Mar1 Mar2 Apr1 Apr2 Mei1 Mei2 Jun1 Jun2 Jul1 Jul2 Agt1 Agt2 Sep1 Sep2Rata-2

1 1999 - 2000 13.18 13.32 13.10 20.67 16.25 17.79 20.85 19.26 18.67 25.36 22.12 20.86 18.90 22.49 20.42 18.67 19.50 23.10 42.20 28.44 36.30 20.59 10.80 8.52 20.47

2 2000 - 2001 16.55 30.94 24.31 20.63 12.00 17.61 28.53 31.46 27.46 14.56 20.59 25.95 49.97 37.01 26.46 18.85 12.41 19.69 14.50 16.69 9.97 8.67 8.14 9.16 20.92

3 2001 - 2002 9.78 15.77 15.98 7.57 6.63 12.94 4.79 7.94 13.81 10.79 23.01 34.22 35.64 34.33 34.88 26.02 5.14 8.16 6.01 6.92 5.36 4.67 4.36 3.88 14.11

4 2002 - 2000 3.85 3.91 4.12 9.41 21.51 11.61 9.48 13.50 25.26 17.14 17.42 38.03 25.92 25.92 19.29 17.76 13.08 11.48 9.21 9.44 12.19 12.23 11.20 10.92 14.74

5 2003 - 2004 18.58 11.39 11.79 28.84 13.08 7.06 29.72 80.60 37.56 29.44 40.53 51.98 18.06 13.73 8.57 13.19 14.25 12.53 10.77 12.33 11.79 16.93 15.50 17.07 21.89

6 2004 - 2005 29.05 17.81 18.43 45.10 20.45 11.04 71.05 26.71 49.63 51.41 33.04 101.7 69.44 4.37 49.62 14.93 110.3 70.14 30.34 2.61 0.00 0.00 0.00 0.00 34.47

7 2005 - 2006 0.00 0.00 0.00 0.00 47.43 31.63 16.84 11.64 11.33 14.33 10.17 16.87 16.00 12.09 15.97 13.17 13.59 13.84 12.74 8.76 8.29 8.18 6.75 6.68 12.34

8 2006 - 2007 6.00 5.64 6.97 7.49 7.86 11.12 11.91 11.73 17.27 22.68 21.67 35.96 34.10 25.77 30.09 24.82 13.34 21.50 20.20 17.51 8.85 7.88 11.59 6.58 16.19

9 2007 - 2008 6.47 12.45 16.46 11.50 9.81 16.94 23.17 45.21 47.65 28.62 53.93 99.21 139.5 33.51 114.1 12.44 57.22 0.00 102.1 121.8 73.85 90.48 37.25 0.00 48.07

10 2008 - 2009 30.29 187.3 262.5 174.8 88.09 29.20 6.61 5.68 4.94 4.97 7.72 7.44 7.95 7.31 7.45 8.28 7.54 6.72 6.20 7.15 6.44 6.80 7.62 8.88 37.41

11 2009 - 2010 10.87 11.27 11.27 11.35 12.41 17.99 12.78 10.99 9.55 9.62 14.93 14.39 15.37 14.98 14.50 10.77 10.29 10.76 11.27 13.52 14.28 14.41 14.77 14.84 12.80

12 2010 - 2011 13.83 13.79 14.33 13.77 14.02 13.20 12.17 10.86 10.66 10.37 10.24 9.91 9.58 13.33 11.19 10.52 9.06 7.95 7.76 7.52 7.14 6.85 6.00 4.92 10.37

13 2011 - 2012 5.38 6.16 10.06 13.33 16.05 17.92 33.47 22.13 63.28 126.7 63.87 60.13 39.75 53.46 29.77 17.53 52.55 31.73 53.95 12.18 17.58 16.57 9.61 18.27 32.98

14 2012 - 2013 38.31 43.97 97.06 51.05 42.25 23.25 21.89 21.56 22.16 21.99 22.56 23.41 24.66 28.89 26.38 22.28 22.90 23.78 24.32 31.22 21.22 21.32 21.10 19.98 29.90

15 2013 - 2014 18.65 18.31 20.29 22.33 23.64 25.34 30.12 93.34 18.57 25.60 19.35 29.91 34.43 37.18 35.14 35.99 25.52 27.92 35.43 32.15 25.40 27.44 20.13 15.16 29.06

16 2014 - 2015 10.91 9.07 10.80 18.74 25.13 29.31 31.29 30.36 33.46 33.38 31.14 31.16 32.05 33.62 32.83 29.61 26.62 27.82 23.21 21.70 19.38 18.15 17.06 16.33 24.71

17 2015 - 2016 9.56 4.08 4.62 5.14 6.65 7.50 23.24 24.10 30.30 29.32 37.10 32.24 51.27 111.1 73.46 41.83 38.30 43.75 39.95 38.14 35.15 34.29 35.05 41.36 33.23

18 2016 - 2017 40.91 48.84 44.56 45.88 41.81 42.32 21.61 44.22 20.50 40.74 55.54 64.38 96.78 94.34 99.51 94.19 91.32 82.72 74.67 56.71 39.91 28.13 17.48 13.72 54.20

19 2017 - 2018 12.83 13.85 12.16 13.65 12.40 12.61 7.16 8.16 6.70 17.40 46.36 43.27 42.05 45.95 32.36 38.96 29.57 28.87 19.01 14.16 10.92 9.60 8.41 8.05 20.60

Rata-2 15.52 24.62 31.52 27.43 23.02 18.76 21.93 27.34 24.67 28.13 29.01 39.00 40.07 34.18 35.90 24.73 30.13 24.87 28.62 24.15 19.16 18.59 13.83 11.81

Page 75: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

57  

 

Debit andalan Q80

P (%) = 16 / (19+1) x 100

P(%) = 80

Tabel 14. Analisa Perhitungan Debit Andalan Sungai Noling Pada Titik Tinjau PDA Noling (Q80)

Ranking P

(%) Okt1 Okt2 Nov1 Nov2 Des1 Des2 Jan1 Jan2 Feb1 Feb2 Mar1 Mar2 Apr1 Apr2 Mei1 Mei2 Jun1 Jun2 Jul1 Jul2 Agt1 Agt2 Sep1 Sep2

1 5.00 40.91 187.29 262.5 174.80 88.09 42.32 71.05 93.34 63.28 126.74 63.87 101.7 139.5 111.11 114.12 94.19 110.35 82.72 102.07 121.75 73.85 90.48 37.25 41.36

2 10.00 38.31 48.84 97.06 51.05 47.43 31.63 33.47 80.60 49.63 51.41 55.54 99.21 96.78 94.34 99.51 41.83 91.32 70.14 74.67 56.71 39.91 34.29 35.05 19.98

3 15.00 30.29 43.97 44.56 45.88 42.25 29.31 31.29 45.21 47.65 40.74 53.93 64.38 69.44 53.46 73.46 38.96 57.22 43.75 53.95 38.14 36.30 28.13 21.10 18.27

4 20.00 29.05 30.94 24.31 45.10 41.81 29.20 30.12 44.22 37.56 33.38 46.36 60.13 51.27 45.95 49.62 35.99 52.55 31.73 42.20 32.15 35.15 27.44 20.13 17.07

5 25.00 18.65 18.31 20.29 28.84 25.13 25.34 29.72 31.46 33.46 29.44 40.53 51.98 49.97 37.18 35.14 29.61 38.30 28.87 39.95 31.22 25.40 21.32 17.48 16.33

6 30.00 18.58 17.81 18.43 22.33 23.64 23.25 28.53 30.36 30.30 29.32 37.10 43.27 42.05 37.01 34.88 26.02 29.57 27.92 35.43 28.44 21.22 20.59 17.06 15.16

7 35.00 16.55 15.77 16.46 20.67 21.51 17.99 23.24 26.71 27.46 28.62 33.04 38.03 39.75 34.33 32.83 24.82 26.62 27.82 30.34 21.70 19.38 18.15 15.50 14.84

8 40.00 13.83 13.85 15.98 20.63 20.45 17.92 23.17 24.10 25.26 25.60 31.14 35.96 35.64 33.62 32.36 22.28 25.52 23.78 24.32 17.51 17.58 16.93 14.77 13.72

9 45.00 13.18 13.79 14.33 18.74 16.25 17.79 21.89 22.13 22.16 25.36 23.01 34.22 34.43 33.51 30.09 18.85 22.90 23.10 23.21 16.69 14.28 16.57 11.59 10.92

10 50.00 12.83 13.32 13.10 13.77 16.05 17.61 21.61 21.56 20.50 22.68 22.56 32.24 34.10 28.89 29.77 18.67 19.50 21.50 20.20 14.16 12.19 14.41 11.20 9.16

11 55.00 10.91 12.45 12.16 13.65 14.02 16.94 20.85 19.26 18.67 21.99 22.12 31.16 32.05 25.92 26.46 17.76 14.25 19.69 19.01 13.52 11.79 12.23 10.80 8.88

12 60.00 10.87 11.39 11.79 13.33 13.08 13.20 16.84 13.50 18.57 17.40 21.67 29.91 25.92 25.77 26.38 17.53 13.59 13.84 14.50 12.33 10.92 9.60 9.61 8.52

13 65.00 9.78 11.27 11.27 11.50 12.41 12.94 12.78 11.73 17.27 17.14 20.59 25.95 24.66 22.49 20.42 14.93 13.34 12.53 12.74 12.18 9.97 8.67 8.41 8.05

14 70.00 9.56 9.07 10.80 11.35 12.40 12.61 12.17 11.64 13.81 14.56 19.35 23.41 18.90 14.98 19.29 13.19 13.08 11.48 11.27 9.44 8.85 8.18 8.14 6.68

15 75.00 6.47 6.16 10.06 9.41 12.00 11.61 11.91 10.99 11.33 14.33 17.42 20.86 18.06 13.73 15.97 13.17 12.41 10.76 10.77 8.76 8.29 7.88 7.62 6.58

16 80.00 6.00 5.64 6.97 7.57 9.81 11.12 9.48 10.86 10.66 10.79 14.93 16.87 16.00 13.33 14.50 12.44 10.29 8.16 9.21 7.52 7.14 6.85 6.75 4.92

17 85.00 5.38 4.08 4.62 7.49 7.86 11.04 7.16 8.16 9.55 10.37 10.24 14.39 15.37 12.09 11.19 10.77 9.06 7.95 7.76 7.15 6.44 6.80 6.00 3.88

18 90.00 3.85 3.91 4.12 5.14 6.65 7.50 6.61 7.94 6.70 9.62 10.17 9.91 9.58 7.31 8.57 10.52 7.54 6.72 6.20 6.92 5.36 4.67 4.36 0.00

19 95.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6.63 7.06 4.79 5.68 4.94 4.97 7.72 7.44 7.95 4.37 7.45 8.28 5.14 0.00 6.01 2.61 0.00 0.00 0.00 0.00 Q 80 6.00 5.64 6.97 7.57 9.80 11.12 9.48 10.86 10.66 10.79 14.93 16.87 16.00 13.33 14.50 12.44 10.29 8.16 9.21 7.52 7.14 6.85 6.75 4.92

Page 76: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

58  

 

Debit andalan Q90

P (%) = 18 / (19+1) x 100

P (%) = 90

Tabel 15. Analisa Perhitungan Debit Andalan Sungai Noling Pada Titik Tinjau PDA Noling (Q90)

Ranking P

(%) Okt1 Okt2 Nov1 Nov2 Des1 Des2 Jan1 Jan2 Feb1 Feb2 Mar1 Mar2 Apr1 Apr2 Mei1 Mei2 Jun1 Jun2 Jul1 Jul2 Agt1 Agt2 Sep1 Sep2

1 5.00 40.91 187.29 262.5 174.80 88.09 42.32 71.05 93.34 63.28 126.74 63.87 101.7 139.5 111.11 114.12 94.19 110.35 82.72 102.07 121.75 73.85 90.48 37.25 41.36

2 10.00 38.31 48.84 97.06 51.05 47.43 31.63 33.47 80.60 49.63 51.41 55.54 99.21 96.78 94.34 99.51 41.83 91.32 70.14 74.67 56.71 39.91 34.29 35.05 19.98

3 15.00 30.29 43.97 44.56 45.88 42.25 29.31 31.29 45.21 47.65 40.74 53.93 64.38 69.44 53.46 73.46 38.96 57.22 43.75 53.95 38.14 36.30 28.13 21.10 18.27

4 20.00 29.05 30.94 24.31 45.10 41.81 29.20 30.12 44.22 37.56 33.38 46.36 60.13 51.27 45.95 49.62 35.99 52.55 31.73 42.20 32.15 35.15 27.44 20.13 17.07

5 25.00 18.65 18.31 20.29 28.84 25.13 25.34 29.72 31.46 33.46 29.44 40.53 51.98 49.97 37.18 35.14 29.61 38.30 28.87 39.95 31.22 25.40 21.32 17.48 16.33

6 30.00 18.58 17.81 18.43 22.33 23.64 23.25 28.53 30.36 30.30 29.32 37.10 43.27 42.05 37.01 34.88 26.02 29.57 27.92 35.43 28.44 21.22 20.59 17.06 15.16

7 35.00 16.55 15.77 16.46 20.67 21.51 17.99 23.24 26.71 27.46 28.62 33.04 38.03 39.75 34.33 32.83 24.82 26.62 27.82 30.34 21.70 19.38 18.15 15.50 14.84

8 40.00 13.83 13.85 15.98 20.63 20.45 17.92 23.17 24.10 25.26 25.60 31.14 35.96 35.64 33.62 32.36 22.28 25.52 23.78 24.32 17.51 17.58 16.93 14.77 13.72

9 45.00 13.18 13.79 14.33 18.74 16.25 17.79 21.89 22.13 22.16 25.36 23.01 34.22 34.43 33.51 30.09 18.85 22.90 23.10 23.21 16.69 14.28 16.57 11.59 10.92

10 50.00 12.83 13.32 13.10 13.77 16.05 17.61 21.61 21.56 20.50 22.68 22.56 32.24 34.10 28.89 29.77 18.67 19.50 21.50 20.20 14.16 12.19 14.41 11.20 9.16

11 55.00 10.91 12.45 12.16 13.65 14.02 16.94 20.85 19.26 18.67 21.99 22.12 31.16 32.05 25.92 26.46 17.76 14.25 19.69 19.01 13.52 11.79 12.23 10.80 8.88

12 60.00 10.87 11.39 11.79 13.33 13.08 13.20 16.84 13.50 18.57 17.40 21.67 29.91 25.92 25.77 26.38 17.53 13.59 13.84 14.50 12.33 10.92 9.60 9.61 8.52

13 65.00 9.78 11.27 11.27 11.50 12.41 12.94 12.78 11.73 17.27 17.14 20.59 25.95 24.66 22.49 20.42 14.93 13.34 12.53 12.74 12.18 9.97 8.67 8.41 8.05

14 70.00 9.56 9.07 10.80 11.35 12.40 12.61 12.17 11.64 13.81 14.56 19.35 23.41 18.90 14.98 19.29 13.19 13.08 11.48 11.27 9.44 8.85 8.18 8.14 6.68

15 75.00 6.47 6.16 10.06 9.41 12.00 11.61 11.91 10.99 11.33 14.33 17.42 20.86 18.06 13.73 15.97 13.17 12.41 10.76 10.77 8.76 8.29 7.88 7.62 6.58

16 80.00 6.00 5.64 6.97 7.57 9.81 11.12 9.48 10.86 10.66 10.79 14.93 16.87 16.00 13.33 14.50 12.44 10.29 8.16 9.21 7.52 7.14 6.85 6.75 4.92

17 85.00 5.38 4.08 4.62 7.49 7.86 11.04 7.16 8.16 9.55 10.37 10.24 14.39 15.37 12.09 11.19 10.77 9.06 7.95 7.76 7.15 6.44 6.80 6.00 3.88

18 90.00 3.85 3.91 4.12 5.14 6.65 7.50 6.61 7.94 6.70 9.62 10.17 9.91 9.58 7.31 8.57 10.52 7.54 6.72 6.20 6.92 5.36 4.67 4.36 0.00

19 95.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6.63 7.06 4.79 5.68 4.94 4.97 7.72 7.44 7.95 4.37 7.45 8.28 5.14 0.00 6.01 2.61 0.00 0.00 0.00 0.00 Q 90 3.85 3.91 4.12 5.14 6.65 7.50 6.61 7.94 6.70 9.62 10.17 9.91 9.58 7.31 8.57 10.52 7.54 6.72 6.20 6.92 5.36 4.67 4.36 0.00

Page 77: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

59  

 

Untuk Ketersediaan air bulan oktober pada Intake PDAM Balutan dihitung rumus perbandingan yaitu :

Ketersediaan air intake PDAM = C.A. intake PDAM Balutan / C.A. Bendungan Padangsappa x Debit andalan (Q90)

Ketersediaan air intake PDAM = 9.63 / 691.92 x 6.00

= 0.05 m3/dtk

Tabel 16. Ketersediaan Air Pada DAS Paremang

Uraian C.A

2019 2020

BULAN BULAN

Okt1 Okt2 Nop1 Nop2 Des1 Des2 Jan1 Jan2 Feb1 Feb2 Mar1 Mar2 Apr1 Apr2 Mei1 Mei2 Jun1 Jun2 Jul1 Jul2 Agu1 Agu2 Sep1 Sep2

Q 80 Noling 691.92 6.00 5.64 6.97 7.57 9.80 11.12 9.48 10.86 10.66 10.79 14.93 16.87 16.00 13.33 14.50 12.44 10.29 8.16 9.21 7.52 7.14 6.85 6.75 4.92 Q 90 Noling 691.92 3.85 3.91 4.12 5.14 6.65 7.50 6.61 7.94 6.70 9.62 10.17 9.91 9.58 7.31 8.57 10.52 7.54 6.72 6.20 6.92 5.36 4.67 4.36 0.00

Q 80 Tiap Bendung                                                                              

D.I. Padang Sappa 691.92  6.00 5.64 6.97 7.57 9.80 11.12 9.48 10.86 10.66 10.79 14.93 16.87 16.00 13.33 14.50 12.44 10.29 8.16 9.21 7.52 7.14 6.85 6.75 4.92 Intake PDAM Balutan    9.63  0.05 0.05 0.06 0.07 0.09 0.10 0.09 0.11 0.09 0.13 0.14 0.14 0.13 0.10 0.12 0.15 0.10 0.09 0.09 0.10 0.07 0.06 0.06 0.00

Page 78: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

60  

 

D. Analisa Perhitungan Kebutuhan Air Disetiap Bangunan Pengambilan

1. Jenis/kelompok dan Besaran Pengguna Air Dalam DAS Paremang

Dari hasil pengumpulan data, identifikasi pemanfaatan serta pemilahan

data berikut ini adalah Jenis/kelompok penggunaan air pada DAS Paremang saat

ini:

Tabel 17. Daftar Penggunaan Air DAS Pareman

No. Jenis-

Kelompok

Pengguna air

Nama pengguna

Besaran

pengguna

Sumber

air

Titik

Pengambilan

1. DAS.Pareman

A. Irigasi

B. Non Irigasi

DI. Padang Sappa 4881 ha S. Noling Bdg. Padang Sappa

PDAM Balutan 77.306 Org S. Balutan Intake PDAM

Balutan

2. Kebutuhan air irigasi.

Dalam studi ini kebutuhan air untuk irigasi dihitung sebagai berikut:

a.) Kebutuhan air konsumtif (Etc).

Kebutuhan air konsumtif (Consumtive use) dihitung dengan persamaan

sebagai berikut:

ETc = kc x ETo

Dimana :

ETc : evapotranspirasi tanaman, (mm/hari);

Kc : koefisen tanaman;

Page 79: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

61  

 

Eto : evapotranspirasi potensial /acuan, (mm/hari);

b.) Evapotranspirasi Eto.

Dalam studi ini nilai evapotrasnpirasi Eto dapat di hitung dengan

menggunakan Software Cropwat dengan metode penman.

Tabel 18. Kondisi Iklim DAS Paremang

Sumber: Stasiun Klimatologi Masamba (2019)

Untuk Mendapatkan Nilai ETo dapat digunakan dengan Software CROPWAT

Seperti Contoh Berikut :

Tahap analisis pemakaian Software CROPWAT version 8.0 yaitu :

1. Jalankan software Cropwat version 8.0

2. Klik icon climate/ETo

3. Input data Klimatologi berupa :

Input data country, Negara dimana data klimatologi berasal

Input data station, stasiu klimatologi pencatat

Input data latitude, tinggi tempat stasiun pencatat

Kelembaban Kecepatan Lama

Nisbi Angin Penyinaran

(° C) (%) (Km/Jam) (jam/hr)

1 Januari 26.75 83.94 1.63 6.25

2 Februari 26.85 83.88 1.75 6.01

3 Maret 26.85 83.94 1.88 6.49

4 April 26.88 85.19 1.69 6.43

5 Mei 26.87 84.94 1.50 6.20

6 Juni 26.36 85.44 1.63 5.41

7 Juli 25.86 85.06 1.75 5.26

8 Agustus 25.83 83.38 1.81 5.68

9 September 26.70 79.81 1.81 7.21

10 Oktober 27.36 79.13 1.75 7.63

11 November 27.33 81.06 1.81 7.24

12 Desember 27.10 83.06 1.69 6.08

26.73 83.23 1.72 6.32

No BulanSuhu Udara

Rata-2

Page 80: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

62  

 

Input data longitude, letak lintang (Utara/Selatan)

Input data temperature maksimum dan minimum

Input data kelembapan relative (%, mm/Hg. Kpa,mbar)

Input data kecepatan angin (km/hari, km/jam, m/dt, mile/hari, mile/jam)

Input data lama penyinaran matahari (jam atau %)

Otomatis ETo terkalkulasi dan hasil langsung tampil.

 

Gambar 6. Hasil Perhitungan ETo Menggunakan Aplikasi Cropwat Version 8.0

c.) Curah Hujan Efektif

Contoh perhitungan Curah hujan efektif

R(eff) = 0,70 x R80%

Dimana :

Reff : curah hujan effektif setengah bulanan, mm/(1/2bulan);

R80% : curah hujan minimum 5 tahunan atau curah hujan dengan

probabilitas 80%

Page 81: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

63  

 

Menghitung R80% dengan rumus (Harza)

R80 : (n/5) + 1

Dimana n : banyaknya data (Tahun)

Sehingga,

R80 : (6/5) + 1

: 2,2 > Pembulatan ke atas (Baris Ke 3 dari data yang terkecil)

Tabel 19. Data Curah Hujan Setengah Bulanan Sta. Noling(mm)

Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Oktober November Desember

Jan-01

Jan-02

Feb-01

Feb-02

Mar-01

Mar-02

Apr-01

Apr-02

May-01

May-02

Jun-01

Jun-02

Jul-01

Jul- 02

Ags-01

Ags 02

Sep-01

Sep-02

Oct-01

Oct-02

Nov-01

Nov-02

Dec-01

Dec-02

1999 6.75 8.11 0.00 0.00 5.09 28.40 1.60 2.33 1.40 1.50 1.33 1.88 14.73 10.00 1.00 1.00 0.00 0.50 4.17 2.33 0.67 1.75 1.86 2.86

2000 1.20 1.57 4.17 2.63 1.60 1.80 1.60 2.33 1.43 2.67 5.33 4.64 2.67 2.17 4.67 0.00 0.00 3.50 1.09 1.00 1.00 1.18 1.88 2.25

2001 0.00 0.00 1.33 1.00 1.78 1.40 0.00 0.00 0.00 0.00 1.18 1.43 1.00 1.22 1.18 1.43 1.00 1.00 0.00 0.00 2.00 2.17 4.00 33.20

2002 24.33 55.85 10.00 8.00 8.33 6.40 25.83 37.00 13.60 17.50 52.50 43.33 50.00 100.00 29.00 0.00 0.00 27.00 0.00 0.00 80.00 77.50 83.00 74.00

2003 0.00 0.00 57.50 60.00 79.00 74.20 38.33 65.00 52.33 34.00 15.00 54.67 15.00 41.67 0.00 100.00 0.00 0.00 61.00 0.00 12.50 70.00 18.20 19.00

2004 9.83 10.90 4.25 10.67 13.60 3.00 6.00 9.56 15.67 15.00 0.00 0.00 11.20 4.14 0.00 0.00 10.50 0.00 2.00 0.00 0.00 27.00 22.67 11.78

Page 82: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

64  

 

Curah Hujan R80 (80% kemungkinan terjadinya)

Data curah hujan R80 (Data hujan nomor urut 2 dari data yang diurutkan dari yang besar ke yang kecil

Tabel 20. Data Curah Setelah di Urutkan dari kecil ke besar

Urutan  Januari  Februari  Maret  April  Mei  Juni  Juli  Agustus  Sept  Oktober  November  Desember 

  Jan‐01 

Jan‐02 

Feb‐01 

Feb‐02 

Mar‐01 

Mar‐02 

Apr‐01 

Apr‐02 

May‐01 

May‐02 

Jun‐01 

Jun‐02 

Jul‐ 01 

Jul‐ 02 

Ags‐01 

Ags‐ 02 

Sep‐01 

Sep‐02 

Oct‐01 

Oct‐02 

Nov‐01 

Nov‐02 

Dec‐01 

Dec‐02 

0.00 0.00 0.00 0.00 1.60 1.40 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 1.22 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.18 1.86 2.25

0.00 0.00 1.33 1.00 1.78 1.80 1.60 2.33 1.40 1.50 1.18 1.43 2.67 2.17 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.67 1.75 1.88 2.86

1.20 1.57 4.17 2.63 5.09 3.00 1.60 2.33 1.43 2.67 1.33 1.88 11.20 4.14 1.00 0.00 0.00 0.50 1.09 0.00 1.00 2.17 4.00 11.78

6.75 8.11 4.25 8.00 8.33 6.40 6.00 9.56 13.60 15.00 5.33 4.64 14.73 10.00 1.18 1.00 0.00 1.00 2.00 0.00 2.00 27.00 18.20 19.00

9.83 10.90 10.00 10.67 13.60 28.40 25.83 37.00 15.67 17.50 15.00 43.33 15.00 41.67 4.67 1.43 1.00 3.50 4.17 1.00 12.50 70.00 22.67 33.20

24.33 55.85 57.50 60.00 79.00 74.20 38.33 65.00 52.33 34.00 52.50 54.67 50.00 100.0 29.00 100.0 10.50 27.00 61.00 2.33 80.00 77.50 83.00 74.00

Page 83: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

65  

 

Contoh perhitungan Curah hujan efektif bulan Februari-01

R(eff) = 0,70 x R80%

= 0,70 x 1,33

= 0,931 mm/setengah bulan

Tabel 21. Curah Hujan Efektif (mm)

Re Curah Hujan Efektif (Setengah Bulanan)

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Oktober November Desember

Jan-01

Jan-02

Feb-01

Feb-02

Mar-01

Mar-02

Apr-01

Apr-02

May-01

May-02

Jun-01

Jun-02

Jul-01

Jul-02

Ags- 01

Ags- 02

Sep-01

Sep-02

Oct-01

Oct-02

Nov-01

Nov-02

Dec-01

Dec-02

1.20 1.57 4.17 2.63 5.09 3.00 1.60 2.33 1.43 2.67 1.33 1.88 11.20 4.14 1.00 0.00 0.00 0.50 1.09 0.00 1.00 2.17 4.00 11.78

Re Curah Hujan Efektif (Harian)

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Oktober November Desember

Jan-01

Jan-02

Feb-01

Feb-02

Mar-01

Mar-02

Apr-01

Apr-02

May-01

May-02

Jun-01

Jun-02

Jul-01

Jul-02 Ags1 Ags2

Sep-01

Sep-02

Oct-01

Oct-02

Nov-01

Nov-02

Dec-01

Dec-02

0.08 0.10 0.28 0.18 0.34 0.20 0.11 0.16 0.10 0.18 0.09 0.13 0.75 0.28 0.07 0.00 0.00 0.03 0.07 0.00 0.07 0.14 0.27 0.79

Sumber: Hasil Perhitungan Curah Hujan Efektif (Harian)

Page 84: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

66  

 

3. Perhitungan

a.) Perhitungan Kebutuhan Air Persiapan Lahan

Contoh perhitungan kebutuhan air pengolahan lahan pada bulan Oktober :

1. Mencari harga evaporasi terbuka yang diambil 1,1 ETo selama penyiapan

lahan (Eo) Eo = ETo x 1,1 = 4,27 x 1,1 = 5,17 mm/hr

2. Perkolasi

P = 2 mm/hr

3. Mencari harga kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi

dan perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan (M)

M = Eo + P = 5,17 + 2 = 7,17 mm/hr

4. Jangka waktu penyiapan lahan

T = 45 hari

5. Air yang dibutuhkan untuk penjenuhan ditambah dengan 50 mm

S = 250 + 50 = 300 mm

6. Konstanta

K = M.T/S

= 7,17 . 45 / 300 = 1,08

7. Kebutuhan air irigasi untuk penyiapan lahan

IR = Me /(e -1)

= 7,17 . e . / e . 1 = 4,12 mm/hr

Page 85: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

67  

 

b.) Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan Air Irigasi yang diambil untuk Daerah Irigasi Sungai Noling

adalah periode harian tengah bulanan.

Untuk tata guna lahan di daerah ini seluruhnya ditanami padi dengan pola

tanam masyarakatnya adalah padi – padi dengan musim tanam 2 kali dalam

setahun dengan jenis padi varietas biasa

Contoh perhitungan kebutuhan air irigasi padi dimulai awal tanam pada

Bulan Oktober periode 1 :

1. ETc = IR Pengolahan Lahan = 4,12 mm/hr

2. P = 2 mm/hr

3. WLR = 0

4. Re padi = 4,07 mm/hr

5. NFR = 4,12 + 2 + 0 – 4,07 = 2.05 mm/hr

6. IR = .

.

= 3,15 mm/hr

7. Kebutuhan Pengambilan Air Pada Sumbernya

DR = .

.

= 0.36 l/dt/ha

*)1/8.64 = Angka konversi satuan dari mm/hari ke l/dt/ha

Page 86: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

68  

 

Contoh perhitungan kebutuhan air irigasi padi untuk bulan yang lain yaitu

Bulan Desember periode 2 :

1. ETc = Kc. ETo = 1,1 x 3,74 = 4,11 mm/hr

2. P = 2 mm/hr

3. WLR = 0

4. Re padi = 0.79 mm/hr

5. NFR = 4,11 + 2 + 2,2 – 0,79 = 7,53 mm/hr

6. IR = .

.

= 11,58 mm/hr

7. Kebutuhan Pengambilan Air Pada Sumbernya

DR = .

.

= 1,34 l/dt/ha

*)1/8.64 = Angka konversi satuan dari mm/hari ke l/dt/ha

Page 87: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

69  

 

Tabel 22. Pola Tanam yang digunakan Pada Daerah Irigasi Padangsappa DAS Paremang

Ketersediaan Air Untuk Irigasi Pola Tanam Dalam Satu Tahun

1. Tersedia air cukup banyak Padi – Padi

2. Tersedia air dalam jumlah cukup Padi – Padi

3. Daerah yang cenderung kekurangan air Padi – Padi

Sumber: Daerah Irigasi Padangsappa (2020)

Tabel 23. Jadwal Tanam yang digunakan Pada Daerah Irigasi Padangsappa DAS Paremang

Sumber: Daerah Irigasi Padangsappa (2020)

I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIPL = Pengolahan

PN = Panen

1 D.I Padang Sappa T = Tanam

No Nama D.I

Bulan

Ket.Okt Nop Des Jan Ags SepJuni JuliFeb Mar Apr Mei

TPL PL TPN PN

Page 88: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

70  

 

Tabel 24. Perhitungan Kebutuhan Air Sesuai Jadwal Tata Tanam 2019 – 2020 Daerah Irigasi Pada Das Paremang

Musim Tanam 

Bulan  Periode  Hari Eto  P  WLR  Re 

Padi

Koefisien Tanaman 

Etc  NFR  IR  DR 

mm/hr  mm/hr  mm/hr  mm/hr  C  mm/hr  mm/hr  mm/hr  (lt/dt/ha)  (m3/dt) 

OKT 1  15  4.27  2.00     0.07  LP  4.12  6.05  9.30  1.08  1.48 

2  15 4.27 2.00 0.00 LP 4.12 6.12 9.42 1.09 1.49

NOV 1  15  4.13  2.00     0.07  LP  4.12  6.05  9.31  1.08  1.48 

2  15  4.13  2.00  1.1  0.14  1.1  4.54  7.50  11.54  1.34  1.83 

DES 1  15 3.74 2.00 1.1 0.27 1.1 4.11 6.95 10.69 1.24 1.69

2  15  3.74  2.00  2.2  0.79  1.1  4.11  7.53  11.58  1.34  1.84 

JAN 1  15  3.79  2.00  1.1  0.08  1.1  4.17  7.19  11.06  1.28  1.75 

2  15 3.79 2.00 1.1 0.10 1.1 4.17 7.16 11.02 1.28 1.75

FEB 1  15  3.8  2.00  1.1  0.28  1.1  3.99  6.81  10.48  1.21  1.66 

2  15  3.8  2.00     0.18  0.95  3.61  5.44  8.36  0.97  1.33 

MAR 1  15 3.99 2.00 0.34 0.00 0.00 1.66 2.55 0.30 0.41

2  15  3.99  2.00     0.20  0.00  0.00  1.80  2.77  0.32  0.44 

II 

APR 1  15  3.68  2.00     0.11  LP  4.12  6.01  9.25  1.07  1.47 

2  15 3.68 2.00 0.16 LP 4.12 5.96 9.18 1.06 1.46

MEI 1  15  3.36  2.00     0.10  LP  4.12  6.02  9.27  1.07  1.47 

2  15  3.36  2.00  1.1  0.18  1.10  4.54  7.47  11.48  1.33  1.82 

JUN 1  15 2.96 2.00 1.1 0.09 1.10 4.11 7.13 10.96 1.27 1.74

2  15  2.96  2.00  2.2  0.13  1.10  4.11  8.19  12.60  1.46  2.00 

JUL 1  15  3.04  2.00  1.1  0.75  1.10  4.17  6.52  10.03  1.16  1.59 

2  15 3.04 2.00 1.1 0.28 1.10 4.17 6.99 10.76 1.25 1.71

AG 1  15  3.36  2.00  1.1  0.07  1.05  3.99  7.02  10.81  1.25  1.71 

2  15  3.36  2.00     0.00  0.95  3.61  5.61  8.63  1.00  1.37 

SEP 1  15 4.03 2.00 0.00 0.00 0.00 2.00 3.08 0.36 0.49

2  15  4.03  2.00     0.03  0.00  0.00  1.97  3.03  0.35  0.48 

Sumber: Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi

Page 89: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

71  

 

c.) Kebutuhan Air Rumah Tangga dan Industri (RKI).

Kebutuhan air baku untuk rumah tangga, perkotaan dan industri yang

diperhitungan dalam studi ini hanyalah kebutuhan air baku rumah tangga,

perkotaan dan industri yang mengambil / dilayani melalui PDAM. Sedang

kebutuhan air baku yang pemenuhannya diambil dari sumur-sumur penduduk

tidak diperhitungkan dalam studi ini.

Tabel 25. Kebutuhan Air Rumah Tangga dan Industri (RKI)

No Uraian Kriteria Keterangan

1 Penduduk yang dilayani 80 % - 90 % dari jumlah penduduk

Disesuaikan dengan perkembangan penduduk

2 Sambungan rumah (SR) 70 % - 90 % dari jumlah penduduk yang dilayani

3 Kran umum (KU) 10 % - 30 % dari jumlah SR, 30 l/orang/hari.

4 Kebutuhan air non domestik 20 % dari kebutuhan domestik

5 Jumlah jiwa tiap SR 5 – 7 jiwa Disesuaikan dengan perkembangan daerah rencana.

6 Kran umum (KU) 50 – 100 jiwa, 190 l/orang/hari

7 Penduduk : Kota metropolis ( > 106 ) Kota besar ( 5.105 – 106 ) Kota sedang (1.105 – 5.105 ) Kota kecil (2.104 – 1.105 )

170 l/orang/hari 150 l/orang/hari 130 l/orang/hari 110 l/orang/hari

8 Pedesaan 100 l/orang/hari 9

Industri : Berat Sedang Kecil

0,50 – 1,00 l/s/ha 0,25 – 0,50 l/s/ha 0,15 – 0,25 l/s/ha

10 Kebutuhan harian maksimum 115 % dari kebutuhan

rerata. 11 Lingkungan / penggelontoran 0,5 l/orang/hari

Sumber: Ditjen Pengairan (2004)

Page 90: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

72  

 

Sedangkan untuk memperkirakan kebutuhan air rumah-tangga, perkotaan

dan industri, Nippon Koei (1993) menggunakan dasar perhitungan sebagaimana

pada Tabel 26. di bawah ini.

Tabel 26. Kebutuhan Air Rumah Tangga dan Industri (Liter/Orang/Hari)

Ukuran Kota 2000 - 2015 2015 - 2020

Perkotaan dengan penduduk diatas 1 juta jiwa 270 280

Perkotaan dengan penduduk sampai dengan 1 juta

jiwa

170 180

Pedesaan 38 40

Sumber: Nippon Koei (1993)

Kebutuhan air bersih (Qmd)

Qmd = Pn x q x fmd

Qmd = 77.309 x 40 x 1,15

= 3556214

Kebutuhan total air bersih (Qt)

Qt = Qmd x 100/80 (faktor kehilangan 20%)

= 3556214 x 1.25

= 4445267.5 / 86400 (dtk/hr)

= 51.45 lt/dt

Page 91: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

73  

 

Dengan data input, metode analisa perhitungan sebagaimana diuraikan diatas maka hasil analisa dan perhitungan kebutuhan air irigasi untuk

daerah irigasi pada DAS Paremang adalah seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 27. Data Pengambilan dan Kebutuhan Air Pada DAS Paremang

            Besaran Oct‐01 

Oct‐02 

Nov‐01 

Nov‐02 

Dec‐01 

Dec‐02 

Jan‐01 

Jan‐02 

Feb‐01 

Feb‐02 

Mar‐01 

Mar‐02 

Apr‐01 

Apr‐02 

May‐01 

May‐02 

Jun‐01 

Jun‐02 

Jul‐01 

Jul‐02 Aug‐01 

Aug‐02 

Sep‐01 

Sep‐02 

No      

Nama / Kelompok Pengguna  Pengguna 

                                                                

I KEBUTUHAN IRIGASI DAS PAREMANG                                                                              

   PADA PINTU TERSIER                                                                              

   A. 

DAERAH IRIGASI KEWENANGAN PUSAT                                                                              

      1. DI.PADANG SAPPA 

4881 ha  1.077  1.090  1.078  1.335  1.237  1.341  1.280  1.276  1.213  0.968  0.296  0.321  1.071  1.062  1.073  1.329  1.269  1.458  1.161  1.245  1.251  0.999  0.356  0.350 

   B.  RKI                                                                                 

      1. PDAM BALUTAN  77309  Org  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051 

                                                                                         

2 KEBUTUHAN IRIGASI DAS PAREMANG                                                                              

                                                       

  PADA PINTU BANGUNAN UTAMA (BENDUNG)                                                                              

   A. 

DAERAH IRIGASI KEWENANGAN PROVINSI                                                                              

      1. DI.PADANG SAPPA 

4881 ha  5.256  5.319  5.261  6.517  6.038  6.543  6.248  6.227  5.921  4.724  1.443  1.564  5.226  5.184  5.236  6.488  6.193  7.117  5.669  6.078  6.104  4.876  1.738  1.709 

   B.  RKI                                                                                 

      1. PDAM BALUTAN  77309  Org  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051  0.051 

                                                                                         

Sumber: Perhitungan Kebutuhan Air pada DAS Paremang

Page 92: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

74  

 

d.) Kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai.

Untuk menjaga kelestarian sungai serta aneka hayati yang ada didalamnya

maka perlu adanya debit pemeliharaan sungai. Debit pemeliharaan sungai ini

diartikan sebagai debit minimal yang dibutuhkan mengalir secara terus menerus

pada sungai mulai dari hulu sanpai muara sungai. Dalam penyusunan neraca air

debit pemeliharaan sungai diambil sebesar 5% dari debit yang tersedia di sungai

terkait.

E. Penyusunan Neraca Air

Dalam studi ini analisa perhitungan penyusunan neraca air dibuaberbasis

pada selisih antara ketersediaan dengan kebutuhan air pada setiap titik

pengambilan air dengan : interval 2 mingguan, debit andalan 80% serta dengan

tingkat pemenuhan kebutuhan air bagi setiap pengguna air (“k”) 100%.

Dalam hal besaran ketersediaan air lebih kecil dari pada kebutuhan air

maka status neraca air dikatagorikan “D” (defisit), sedang apabila ketersediaan air

lebih besar atau sama dengan kebutuhan air maka status neraca air dikatagorikan

“S” (surplus).

Selain dalam bentuk tabel, neraca air ini disajikan pula dalam bentuk

grafik neraca air.

Page 93: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

75  

 

1. Metode Analisa Perhitungan

Hasil analisa perhitungan penyusunan neraca air secara keseluruhan ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 28. Rencana Neraca Air Pada Das Paremang

DAS/Sub.DAS Kondisi Periode Rata-2

Oct-01 Oct-

02 Nov-

01Nov-

02Dec-

01Dec-

02Jan-

01Jan-

02Feb-

01Feb-

02Mar-

01Mar-

02Apr-

01 Apr-

02May-

01May-

02Jun-

01Jun-

02Jul-01

Jul-02

Aug-01

Aug-02

Sep-01

Sep-02 Tahunan

Intake PDAM.Balutan a Ketersediaan air

- Debit S.balutan 0.05 0.054 0.06 0.07 0.09 0.10 0.09 0.11 0.09 0.13 0.14 0.14 0.13 0.10 0.12 0.15 0.10 0.09 0.09 0.10 0.07 0.06 0.06 0.00 0.0927

b. Kebutuhan air

1. Kebutuhan air RKI

-PDAM.Balutan 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051 0.051

2. Irigasi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

3. Pemeliharaan sungai 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.01 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Jumlah kebutuhan air 0.054 0.054 0.054 0.055 0.056 0.057 0.056 0.057 0.056 0.058 0.059 0.058 0.058 0.057 0.057 0.059 0.057 0.056 0.056 0.056 0.055 0.055 0.054 0.051 0.0561

c. Neraca air (NA) -0.00 0.000 0.003 0.017 0.036 0.048 0.036 0.054 0.037 0.076 0.083 0.08 0.075 0.045 0.062 0.088 0.048 0.037 0.03 0.04 0.019 0.01 0.006 -0.05

d. Status NA D S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S D

Bendung Padang Sappa a. Ketersediaan air

- Bendung Padang Sappa 6.00 5.64

6.97 7.57 9.80 11.12 9.479 10.86 10.66 10.79 14.93 16.87 16.00 13.33 14.50 12.44 10.29 8.16 9.21 7.52 7.14 6.85 6.75 4.92 9.9078

b. Kebutuhan air

1. Kebutuhan air RKI 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2. Irigasi

-DI.Padang Sappa (4881 ha) 5.256 5.319 5.261 6.517 6.038 6.543 6.248 6.227 5.921 4.724 1.443 1.564 5.226 5.184 5.236 6.488 6.193 7.117 5.669 6.078 6.104 4.876 1.738 1.709

3. Pemeliharaan sungai 0.30 0.28 0.35 0.38 0.49 0.56 0.47 0.54 0.53 0.54 0.75 0.84 0.80 0.67 0.73 0.62 0.51 0.41 0.46 0.38 0.36 0.34 0.34 0.25

Jumlah kebutuhan air 5.56 5.60 5.61 6.90 6.53 7.10 6.722 6.77 6.45 5.26 2.19 2.41 6.03 5.85 5.96 7.11 6.71 7.53 6.13 6.45 6.46 5.22 2.08 1.96 5.6070

c. Neraca air (NA) 0.44 0.04 1.36 0.68 3.28 4.02 2.76 4.09 4.20 5.52 12.74 14.46 9.97 7.48 8.54 5.33 3.59 0.64 3.08 1.07 0.68 1.63 4.67 2.96

d. Status NA S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S

Page 94: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

 

76  

Berikut ini adalah hasil analisa dan perhitungan neraca air pada titik tinjau di DAS

Paremang:

DAS. Paremang

a. Node : P.1

Nama bangunan : Intake PDAM Balutan

Rata-rata ketersediaan air : 0,0927m3/det

Rata-rata kebutuhan air : 0,0561 m3/det

Periode defisit : Bulan Oktober 01 dan bulan

September 02

b. Node : P.2

Nama bangunan : Bendung Padang Sappa

Rata-rata ketersediaan air : 9,9078 m3/det

Rata-rata kebutuhan air : 5,6070 m3/det

Periode defisit : -

2. Pembuatan Grafik Neraca Air

Dalam studi ini kondisi perimbangan air (Neraca air) pada setiap titik

pengambilan air selain disajikan menggunakan tabel, neraca air disajikan pula

dalam bentuk grafis. Ketersediaan air dalam grafik neraca ini dibuat berbasis pada

debit andalan Q80% untuk daerah Irigas dan debit andalan Q90% untuk

Page 95: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

  

77 

 

 

kebutuhan air bersih dengan interval waktu setengah bulanan, sedang kebutuhan

air didasarkan pada tingkat pemenuhan pengguna “k” = 100%.

Hasil pembuatan grafik neraca untuk beberapa titik tinjau pada DAS

Paremang adalah sebagai berikut :

Gambar 7. Grafik Neraca Air Pada Intake PDAM Balutan

Gambar 8. Grafik Neraca Air Pada Bendung Padang Sappa

Okt1

Okt2

Nop1

Nop2

Des1

Des2

Jan1

Jan2

Feb1

Feb2

Mar1

Mar2

Apr1

Apr2

Mei1

Mei2

Jun1

Jun2

Jul1

Jul2

Agu1

Agu2

Sep1

Sep2

Jumlah kebutuhan air 5.5 5.6 5.6 6.9 6.5 7.1 6.7 6.7 6.4 5.2 2.1 2.4 6.0 5.8 5.9 7.1 6.7 7.5 6.1 6.4 6.4 5.2 2.0 1.9

Pemeliharaan sungai 0.3 0.2 0.3 0.3 0.4 0.5 0.4 0.5 0.5 0.5 0.7 0.8 0.8 0.6 0.7 0.6 0.5 0.4 0.4 0.3 0.3 0.3 0.3 0.2

Ketersediaan air 6.0 5.6 6.9 7.5 9.8 11. 9.4 10. 10. 10. 14. 16. 16. 13. 14. 12. 10. 8.1 9.2 7.5 7.1 6.8 6.7 4.9

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

11.00

12.00

13.00

14.00

15.00

16.00

17.00

18.00

Okt1

Okt2

Nop1

Nop2

Des1

Des2

Jan1

Jan2

Feb1

Feb2

Mar1

Mar2

Apr1

Apr2

Mei1

Mei2

Jun1

Jun2

Jul1

Jul2

Agu1

Agu2

Sep1

Sep2

Jumlah kebutuhan air 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Pemeliharaan sungai 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Ketersediaan air 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.0 0.1 0.0 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20 Neraca Air pada Intake PDAM Balutan

Page 96: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

  

78 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ketersediaan air dengan model neraca air pada DAS Pareman

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil anlisis ketersediaan air dan perhitungan kebutuhan air yang tersedia di

DAS Pareman pada titik tinjau Bendung Padangsappa tidak terjadi defisit

namun pada titik tinjauan PDAM Balutan terjadi defisit pada bulan Oktober

01 dan September 02,

2. Dalam perhitungan debit andalan Q.80 dengan perhitungan rumus didapat

debit paling tinggi adalah pada bulan Maret yaitu sebesar 16.87 m3/detik.

Melihat dari hasil analisis ketersediaan dan kebutuhan air dengan metode

Weibull yang terjadi, sehingga diperlukan bendungan untuk mencukupi debit

andalan.

3. Ketersediaan air yang begitu besar pada DAS Pareman sehingga perlu

pemanfaatan yang lebih pada Daerah irigasi Padangsappa.

B. Saran

Dalam analisis ketersediaan air dengan model neraca air yang ada pada

Tugas Akhir ini terbatas pada beberapa lingkup bahasan, oleh karena itu adanya

Page 97: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

  

79 

 

 

tinjauan lebih lanjut bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan teknologi,

maka dari itu saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis sebagai berikut :

1. Dalam analisis ketersediaan air memerlukan data stasiun hujan setempat,

maka perlu diperhatikan data curah hujan yang rusak atau kosong

2. Masukan buat pemerintah untuk membangun bangunan pemanfaatan air

karena dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sumber air pada DAS

Paremang masih bisa dimanfaatkan dengan membuat bangunan-bangunan air

untuk menampung ketersediaan air sehingga dapat digunakan sebaik mungkin.

Page 98: SKRIPSI · 2021. 2. 23. · skripsi tinjauan analisis neraca air di das paremang kabupaten luwu oleh : munawir anwar adi syurya 105 81 2509 15 105 81 2461 15 program studi teknik

 

80  

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan DAS, Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta.

Badan Pusat Statitik Kabupaten Luwu. 2018. Jumlah Penduduk Kab. Luwu 2015(online) https://bps.go.id, diakses tanggal 30 November 2019.

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2016. Keadaan Ketenagakerjaan Agustus2016. (online). https://www.bps.go.iddiakses tanggal 30 Maret 2017.

Badan Standardisasi Nasional. 2002. Penyusunan neraca sumber daya Bagian 1: Sumber daya air spasial .Standar Nasional Indonesia, SNI 19-6728.1-

Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang. 2018.

Direktorat Jenderal Pengairan, 1986. Standar Perencanaan Irigasi (KP. 01-05).

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Provinsi Sulawesi Selatan, 2018.

Glend Randy Kansil Jeffry S.F. Sumarauw, Lambertus Tanudjaja. (2015). Analisis Neraca Air Sungai Akembuala Di Kota Tahuna Kabupaten Sangihe. Jurnal Sipil Statik. 3 (7):503-514

Sumiharni, (2016). Studi Kasus Penggunaan Sumber Daya Air Di Daerah Aliran Sungai (Das). Jurnal Rekayasa 2(2):102-108.

Yulia Mahdalena Hidayat. (2014). Analisis Penggunaan Air Irigasi Dengan TeknikAnalytical Hierarchy Process Di Wanir Kabupaten Bandung. Jurnal Sumber Daya Air. 10(1):1-12

Zulkipli Zulkipli, Widandi Soetopo, Hari Prasetijo.(2012). Analisa Neraca Air Permukaan Das Renggung Untuk Memenuhi Kebutuhan Air Irigasi Dan Domestik Penduduk Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Teknik Pengairan, 3(2):87–96.

[Online]. https://www.google.com/maps/search/das+pareman+kabupaten+luwu

[Online]. https://www.youtube.com/watch?v=kNo0yKza5Ec