skripsi · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang...

63
i SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SHADAQAH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT DI KOTA MAKASSAR (Studi Kasus LAZ Masjid Al-Markaz, LAZ Rumah Zakat, LAZISMU dan BAZNAS) MUHAMAD HAMBALI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 22-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

i

SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SHADAQAH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT

DI KOTA MAKASSAR

(Studi Kasus LAZ Masjid Al-Markaz, LAZ Rumah Zakat, LAZISMU dan BAZNAS)

MUHAMAD HAMBALI

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

ii

SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SHADAQAH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT

DI KOTA MAKASSAR

(Studi Kasus LAZ Masjid Al-Markaz, LAZ Rumah Zakat, LAZISMU dan BAZNAS)

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

MUHAMAD HAMBALI A31110907

kepada

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2017

Page 3: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

iii

SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SHADAQAH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT

DI KOTA MAKASSAR

(Studi Kasus LAZ Masjid Al-Markaz, LAZ Rumah Zakat, LAZISMU dan BAZNAS)

disusun dan diajukan oleh

MUHAMAD HAMBALI A31110907

telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 30 November 2016

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Abdul Hamid Habbe, S.E., M.Si. Drs. Abdul Rahman, M.M., Ak., CA NIP. 196305151992031003 NIP 196601101992031001

Ketua Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP 19650925 19900 2 2001

Page 4: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

iv

SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SHADAQAH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT

DI KOTA MAKASSAR

(Studi Kasus LAZ Masjid Al-Markaz, LAZ Rumah Zakat, LAZISMU dan BAZNAS)

disusun dan diajukan oleh

MUHAMAD HAMBALI

A31110907

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi

pada tanggal 27 April 2017 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui,

Panitia Penguji

No. Nama Penguji Jabatan TandaTangan

1. Dr. Abdul Hamid Habbe, S.E., M.Si. Ketua 1……………….

2. Drs. Abdul Rahman, Ak., M.M. Sekertaris 2……………….

3. Dr. Alimuddin, S.E., Ak., M.M. Anggota 3…………….....

4. Drs. M. Achyar Ibrahim, Ak., M.Si., CA Anggota 4……………….

Ketua Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA

NIP. 196509251990022001

Page 5: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

nama : Muhamad Hambali

NIM : A31110907

Departemen/Program Studi : Akuntansi dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SHADAQAH

PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT DI KOTA MAKASSAR

(Studi Kasus LAZ Masjid Al-Markaz, LAZ Rumah Zakat, LAZISMU dan BAZNAS)

adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makasssar, 27 April 2017 Yang membuat pernyataan, Muhamad Hambali

Page 6: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

vi

PRAKATA

Segala puji bagi Allah S.W.T., atas rahmat dan karunia-Nya sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk

mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Departemen Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu terselesaikannya skripsi ini. Pertama-tama, ucapan terima kasih

peneliti berikan kepada Bapak Dr. Abdul Hamid Habbe, S.E., M.Si., dan Bapak

Drs. Abdul Rahman, Ak., M.M., sebagai dosen pembimbing atas waktu yang

telah diluangkan untuk membimbing, memberi motivasi, dan diskusi-diskusi yang

telah dilakukan dengan peneliti.

Ucapan terima kasih juga peneliti tujukan kepada para pimpinan dan

petugas di LAZ DAPU Masjid Al-Markaz, LAZ Rumah Zakat, BAZNAS dan

LAZISMU Makasssar atas pemberian izin kepada peneliti untuk melakukan

penelitian dan bersedia meluangkan waktunya dalam mendampingi proses

penelitian ini.

Terakhir, ucapan terima kasih kepada ayah, Marzuki dan ibu, Nihayah

peneliti atas bantuan, nasihat, dan motivasi yang diberikan selama penelitian

skripsi ini. Tak lupa pula ucapan terima kasih peneliti sampaikan untuk sahabat

dan teman atas dukungan dan motivasi yang diberikan.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna walaupun telah menerima bantuan

dari berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab peneliti dan bukan para pemberi bantuan.

Kritik dan saran yang membangun akan lebih menyempurnakan skripsi ini.

Makassar, 27 April A2017

Muhamad Hambali

Page 7: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

vii

ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SHADAQAH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT DI KOTA MAKASSAR

(Studi Kasus LAZ Masjid Al-Markaz, LAZ Rumah Zakat, LAZISMU dan BAZNAS)

Analysis of Accounting Application Of Zakat and Infak / Shadaqah

on Amil Zakat Institute In Makassar City

(The object of this study is Masjid Al Markaz, LAZ Rumah

Zakat, LAZISMU dan BAZNAS)

Muhamad Hambali

Abdul Hamid Habbe Abdul Rahman

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis penerapan akuntansi zakat pada lembaga amil zakat di kota Makassar. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak semua lembaga amil zakat di kota makassar sudah menerapkan akuntansi zakat sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 109, ada yang sudah menerapkan yaitu Rumah Zakat tetapi dalam pelaksanaannya ada catatan sedikit kekurangan karena untuk laporan arus kas tidak dibuat, padahal menurut PSAK 109 terkait dengan komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri dari: neraca (laporan posisi keuangan), Laporan perubahan dana, laporan perubahan aset kelolaan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Kata kunci: PSAK No. 109, zakat, infak/shadaqah, laporan keuangan

This research is a qualitative descriptive research that aims to analyze the application of zakat accounting at amil zakat institution in Makassar city. The result of research shows that not all zalcat amil institution in makassar city has applied zakat accounting in accordance with Statement of Financial Accounting Standard (SFAS) 109, there is already applying that Rumah Zakat but in the implementation there is little note of deficiency because to report cash flow not made, According to PSAK 109 related to the components of complete financial statements consisting of: balance sheet (financial position report), Report of change of fund, report of change of asset under management, cash flow statement and notes to financial statement. Keyword: PSAK 109, zakat, infak/shadaqah, financial statement

Page 8: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ........ iv

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... v

PRAKATA ..................................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 4

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

1.4. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 5

1.4.1. Kegunaan Teoritis ....................................................................... 5

1.4.2. Kegunaan Praktis ....................................................................... 5

1.5. Sistematika Penelitian ............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 7

2.1. Konsep Dasar Zakat dan Infak/Shadaqah .............................................. 7

2.1.1. Pengertian Zakat, Infak dan Sedekah ........................................ 7

2.1.2. Syarat Kekayaan yang Wajib Zakat ........................................... 8

2.1.3. Golongan yang Berhak Menerima Zakat .................................. 10

2.1.4. Jenis Zakat .............................................................................. 11

2.2. Organisasi Pengelola Zakat ................................................................. 14

2.2.1. Pengertian Organisasi Pengelola Zakat ................................... 14

2.2.2. Bentuk OPZ ............................................................................. 16

2.2.3. Syarat OPZ .............................................................................. 17

2.2.4. Tugas OPZ .............................................................................. 19

2.3. Konsep Akuntansi Zakat, Infaq dan Sedekah ....................................... 21

2.3.1. Pengertian Akuntansi Zakat ..................................................... 21

2.3.2. Tujuan Akuntansi Zakat ........................................................... 22

Page 9: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

ix

2.4. Akuntansi Zakat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.

109 (PSAK 109) ................................................................................... 23

2.4.1. Pengakuan dan Pengukuran .................................................... 23

2.4.2. Penyajian ................................................................................. 27

2.4.3. Pengungkapan ......................................................................... 27

2.4.4. Laporan Keuangan Amil ........................................................... 29

2.1. Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan ......................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 39

3.1. Lokasi Penelitian .................................................................................. 39

3.2. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 39

3.3. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 40

3.3.1. Jenis Data ................................................................................ 40

3.3.2. Sumber Data............................................................................ 40

3.4. Metode Analisis Data ........................................................................... 41

3.5. Tahapan Penelitian .............................................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 43

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................... 43

4.1.1. Profil dan Sejarah Singkat LAZ Masjid Al-Markaz .................... 43

4.1.2. Visi dan Misi LAZ Masjid Al-Markaz ......................................... 43

4.1.3. Struktur Organisasi LAZ Masjid Al-Markaz ............................... 44

4.1.4. Program-Program LAZ Masjid Al-Markaz ................................. 44

4.1.5. Profil dan Sejarah Singkat Rumah Zakat .................................. 45

4.1.6. Visi dan Misi Rumah Zakat ....................................................... 46

4.1.7. Struktur Organisasi Rumah Zakat Makassar ............................ 47

4.1.8. Program-Program Rumah Zakat .............................................. 47

4.1.9. Profil dan Sejarah Singkat LAZISMU ....................................... 50

4.1.10. Visi dan Misi LAZISMU Makassar ............................................ 51

4.1.11. Struktur Organisasi LAZISMU Makasssar ................................ 52

4.1.12. Program-program LAZISMU .................................................... 52

4.1.13. Profil dan Sejarah Singkat Baznas Kota Makassar .................. 53

4.1.14. Visi dan Misi BAZNAS Makassar ............................................. 53

4.1.15. Struktur Organisasi Baznas Makassar ..................................... 54

4.1.16. Program-program BAZNAS Makassar ..................................... 54

Page 10: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

x

4.2. Sistem Perhimpunan Dana ZISWAF .................................................... 55

4.2.1. Prosedur Perhimpunan Dana LAZ Masjid Al-Markaz ............... 55

4.2.2. Prosedur Pengeluaran Dana LAZ Masjid Al-Markaz ................ 55

4.2.3. Prosedur Perhimpunan dana Rumah Zakat ............................. 56

4.2.4. Prosedur Pengeluaran Dana Rumah Zakat ............................. 57

4.2.5. Prosedur Perhimpunan Dana LAZISMU .................................. 58

4.2.6. Prosedur Pengeluaran Dana LAZISMU ................................... 60

4.2.7. Prosedur perhimpunan Dana BAZNAS Makassar ................... 60

4.2.8. Prosedur Pengeluaran Dana BAZNAS Makassar .................... 61

4.3. Analisis Akuntansi Zakat pada BAZ/LAZ Kota Makassar ..................... 62

4.3.1. Pengakuan ............................................................................. 79

4.3.2. Pengukuran ............................................................................ 80

4.3.3. Pengungkapan dan Penyajian ................................................ 80

4.4. Audit Terhadap Laporan Keuangan ..................................................... 86

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 87

5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 87

5.2. Saran ................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 91

Page 11: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

xi

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1.1 Penelitian tentang Penerapan PSAK 109 di Indonesia ........................... 37

1.2 Penelitian tentang Penerapan PSAK 109 di Makassar ........................... 38

1.3 Rekapitulasi Sumber dan Pendayagunaan Dana LAZ DAPU Al Markaz tahun 2014/1435 yang sudah di modifikasi .......................................... 66

1.4 Pendapatan dan Belanja LAZISMU kota Makassar periode 1 januari 2015 s/d/ 31 desember 2015 ................................................................ 68

1.5 Rekapikulasi Penerimaan dan Pengeluaran Zakat, Infaq dan Shadaqah tahun anggaran 1435 H/1436 - 2015 M .............................. 69

1.6 Rincial Penerimaan Infaq PNS Badan Amil Zakat Kota Makassar Periode Januari S/D 30 November 2015 ............................................... 71

1.7 Pengeluaran Infaq PNS Badan Amil Zakat Kota Makassar Periode 1 Januari s/d 30 November 2015 ......................................................... 71

1.8 Formulir Analisa Penerapan PSAK 109 ................................................. 77

Page 12: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

4.1 Struktur organisasi LAZ masjid Al-Markaz Makassar .................................. 44

4.2 Struktur organisasi Rumah Zakat Makassar................................................ 47

4.3 Struktur organisasi LAZISMU Makassar ..................................................... 52

4.4 Struktur organisasi BAZNAS Makassar ....................................................... 54

4.5 Laporan Keuangan Rumah Zakat tahun 2015 ............................................ 67

4.6 Bukti Setoran Donatur Rumah Zakat .......................................................... 71

4.7 Tampilan Sistem akuntansi COREZAINS untuk transaksi peyetoran ........ 72

4.8 Kwitansi Penyetoran cetakan COREZAINS ............................................... . 72

Page 13: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

4.1 Biodata ........................................................................................................ 88

Page 14: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.

Lebih dari delapan puluh lima persen penduduk Indonesia beragama Islam.

Dengan keunggulan ini maka secara otomatis Indonesia memiliki potensi zakat

yang sangat besar pula, hal ini kemudian mendorong berdirinya organisasi-

organisasi berbasis Islam diantaranya Asosiasi Bank Syariah Indonesia

(ASBISINDO), Asosiasi BMT Indonesia (ABSINDO), Asosiasi Asuransi Syariah

Indonesia (AASI) dan organisasi yang kemudian fokus menangani zakat adalah

Asosiasi Organiasasi Pengelola Zakat Indonesia yakni Badan Amil Zakat (BAZ)

dan lemba Amil Zakat (LAZ).

BAZ dan LAZ dibentuk bertujuan untuk membantu umat muslim di

Indonesia sebagai salah satu sarana ibadah. BAZ dan LAZ adalah suatu

organisasi yang memiliki tugas pokok mengumpulkan, mendistribusikan dan

mendayagunakan dana zakat dan infak/sedekah sesuai dengan ketentuan

Syariat Islam. Dana yang dikelola BAZ dan LAZ berasal dari orang islam yang

berkewajiban membayar zakat atau disebut muzakki. Selain zakat, sumber dana

yang dikelola BAZ dan LAZ adalah dana infak/sedekah.

Zakat dalam Islam adalah suatu rukun dari rukun-rukun agama; suatu

fardhu dari fardhu-fardhu agama yang wajib diselenggarakan. Begitu pentingnya

kedudukan zakat dalam islam, hal ini terlihat dari Allah menyebutkan kata zakat

secara ma’rifah sebanyak 30 kali dalam Al-Quran dan sebanyak 28 kali

diantaranya bergandengan langsung dengan kata sholat. (Ash-Shiddieqy. 2002:

4) Salah satunya dalam QS. Al-Baqarah: 43, yang artinya :

Page 15: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

2

“Dan laksanakanlah Shalat, tunaikanlah zakat,....”

Pemerintah Indonesia mendukung kegiatan pengelolaan dana zakat dan

infak/sedekah dengan membuat Undang-undang No. 23 Tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat. Tujuannya supaya organisasi pengelola zakat dan

infak/sedekah dapat menjalankan fungsinya baik sesuai agama maupun negara.

Undang-undang tersebut dapat dijadikan dasar hukum berdirinya organisasi

pengelola zakat dan infak/sedekah di Indonesia.

Undang-undang zakat mengatur fungsi organisasi pengelola zakat dan

infak/sedekah yang berada dibawah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

BAZNAS adalah lembaga yang bertugas mengelola zakat yang memiliki

kewenangan secara nasional. Organisasi pengelola zakat dan infak/sedekah

wajib melaporkan pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan

pendayagunaan zakat yang sudah diaudit kepada BAZNAS secara berkala.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh IMZ pada tahun 2011 dan telah

dipresentasikan dihadapan BAPPENAS, ditemukan satu fakta menarik terkait

kinerja lembaga zakat pemerintah. Dalam survey yang dilakukan terhadap 356

BAZ daerah di seluruh Indonesia ditemukan fakta bahwa hanya 108 BAZ

(30,34%) saja yang mempunyai kesiapan dan memberikan tanggapan atas

informasi public yang di minta. Selebihnya gagal menunjukan kinerja penyediaan

informasi public yang par excellence, (www.imz.or.id).

Sebagai salah satu organisasi pegabdian masyarakat organisasi

pengelola zakat dan infak/sedekah sudah seharusnya membuat pembukuan

untuk dana yang dikelolanya. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat yang

menggunakan jasanya percaya bahwa dana yang dititipkan dikelola dengan baik

dan benar. Laporan keuangan yang dibuat juga harus sesuai tujuan akuntansi

syariah itu sendiri. Menurut Harahap (1997:120) bahwa Tujuan Akuntansi

Page 16: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

3

Syariah adalah “Mengungkapkan kebenaran, kepastian, keterbukaan, keadilan

dan akuntabilitas dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan”.

Sejak 2008 ED PSAK No. 109 Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah telah

dibuat oleh IAI. Pada tahun 2010 tepatnya tanggal 6 April PSAK 109 Akuntansi

Zakat dan Infak/Sedekah telah disahkan, akan tetapi masih banyak organisasi

pengelola zakat (OPZ) dan infak/sedekah belum menerapkannya. Hal tersebut

disimpulkan dari penelitian-penelitian yang membahas tentang penerapan PSAK

No. 109 Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah.

Beberapa penelitian tentang akuntansi zakat di Indonesia menunjukan

masih banyaknya OPZ yang belum menerapkan PSAK 109, berikut temuan

penulis diantaranya LAZ Baitul Maal Hidayatullah dan Yayasan Dana Sosial Al-

Falah (YDSF) Malang (istutik, 2013), LAZISMU dan BAZDA Kab. Klaten

(Fhatonah, 2013), LAZIS Dana Peduli Umat Samarinda (Indriyani, dkk. 2012)

LAZ DPU Darul Tauhid Semarang (Umah, 2011), LAZISMU dan BAZDA Kab.

Bayuwangi (Mia, 2013), LAZIS Wahdah Islamiyah Makassar Widiyarti, 2014).

Meskipun terdapat beberapa OPZ yang sudah menerapkan PSAK 109 seperti

BAZIS Prov. DKI Jakarta (Yulyani. 2012), Dompet Dhuafa Makassar

(Setiariware, 2013) dan Baitul Maal Hidayatullah Makassar (Umroh, 2012)

Dari hasil penelitian diatas, penulis belum bisa menyimpulkan apakah

organisasi pengelola zakat di kota Makassar sudah seragam atau belum

sepenuhnya menerapkan akuntansi zakat dan infak/sedekah sesuai dengan

PSAK No. 109, sementara itu tuntutan keterbukaan informasi dan

akuntabilitasnya sebuah laporan keuangan lembaga pengelola zakat saat ini

semakin diperlukan oleh masyarakat, sehingga Peneliti sangat tertarik untuk

melakukan penelitian lebih banyak lagi terhadap organisasi-organisasi pengelola

zakat lainya yang ada di kota Makassar.

Page 17: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

4

Dalam penelitian ini Peneliti mencoba mengambil studi kasus pada empat

organiasasi pengelola zakat yang berasal dari latar belakang berbeda-beda di

antaranya dari LAZ Masjid Al-Markaz, LAZ NGO Nasional Rumah Zakat, LAZ

ORMAS Muhamadiyah LAZISMU dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Kota Makassar. Dengan ini penulis akan melalukan penelitian yang berjudul

“Analisis Penerapan Akuntansi Zakat dan Infak/Shadaqah pada Lembaga

Amil Zakat di kota Makassar (Studi Kasus LAZ Masjid Al-Markaz, LAZ

Rumah Zakat, LAZISMU dan BAZNAS)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

Peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu,

1) Bagaimana penerapan akuntansi zakat, infaq, dan sedekah dalam

penyajian laporan keuangan pada Lembaga pengelola zakat di kota

Makassar

2) Apakah perlakuan akuntansi zakat, infaq dan sedekah pada Lembaga

Lembaga Pengelola Zakat di Kota Makassar telah sesuai dengan

PSAK No. 109.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang yang telah diuraikan,

maka tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi zakat, infaq dan

sedekah pada Lembaga Pengelola Zakat yang ada di kota Makassar

2) Untuk mengevaluasi kesesuaian penerapan Akuntansi Zakat dan

Infak/Shadaqah pada pada Lembaga Pengelola Zakat di kota

Makassar telah sesuai dengan PSAK No. 109.

Page 18: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

5

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoritis

a. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam pemgembangan

ilmu terkait penulisan skripsi mengenai akuntansi zakat

b. Penelitian ini dapat menjadi referensi buat peneliti lain yang ingin

mengangkat atau mengembangkan masalah serupa.

1.4.2. Kegunaan Praktis

Bagi institusi terkait, Penelitian ini dapat memberikan masukan sebagai

bahan pertimbangan dalam penerapan akuntansi zakat, infaq dan sedekah

secara benar dan tepat di dalam penyusunan laporan keuangan pada organisasi

pengelolaan zakat.

1.5. Sistematika Penelitian

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika Penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini mengemukakan teori-teori yang mendukung

penelitian, yaitu teori-teori yang berkaitan dengan PSAK 109

tentang Akuntansi Zakat dan Infak/Shadaqah, serta

pengelolaan zakat yang baik. Di samping itu, juga

mengemukakan beberapa hasil penelitian terdahulu yang

relevan dengan penelitian ini.

BAB III : METODE PENELITIAN

Page 19: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

6

Bab ini menjelaskan tentang lokasi penelitian, metode

pengumpulan data, jenis dan sumber data, metode analisis

data, serta tahap-tahap penelitian.

BAB IV : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum semua

Lembaga Pengelola Zakat yang diteliti di kota Makassar,

termasuk di dalamnya sejarah, visi dan misi, struktur

organisasi, pembagian tugas, dan sumber daya manusia

BAB V : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan analisis data yang mencakup analisis

terhadap prosedur penghimpunan dan pencatatan zakat, dan

infak /shadaqah dari muzakki, evaluasi penerapan PSAK 109

tentang akuntansi zakat, dan infak/shadaqah, serta evaluasi

peran PSAK 109 terhadap efektifitas penghimpunan dan

pencatatan zakat dan infak/shadaqah serta kaitannya dengan

peningkatan pelayanan Organiasi Pengelola Zakat di kota

Makassar terhadap masyarakat dalam menunaikan zakat.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran atau rekomendasi

serta keterbatasan atas penelitian yang telah dilakukan.

Page 20: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Zakat dan Infak/Shadaqah

2.1.1. Pengertian Zakat, Infak dan Sedekah

Zakat menurut bahasa berarti berkah, bersih, dan berkembang, disebut

berkah, karena dengan membayar zakat, hartanya akan bertambah, sehingga

akan menjadikan hartanya tumbuh karena karunia dan keberkahan yang

diberikan oleh Allah SWT kepada seorang muzaki. Rasullulah SAW bersabda:

“Harta tidak berkurang karena sedekah (zakat), dan sedekah (zakat) tidak diterima dari pengkhianatan (cara-cara yang tidak dibenarkan menurut syar’i).” (HR Muslim)

Disebut bersih, karena dengan membayar zakat, harta dan dirinya

menjadi bersih dari kotoran dan dosa yang menyertai yang disebabkan oleh

harta yang dimilikinya tersebut, adanya hak-hak orang lain yang menempel

padanya. Makna bersih (thaharah), bisa kita lihat dalam firman Allah SWT:

“Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka…” (Qs. At-Taubah :103)

Disebut berkembang, karena dengan membayar zakat hartanya dapat

mengembang sehingga tidak bertumpuk di satu tempat atau pada seseorang.

Zakat menurut terminologi (syari’i) adalah “sejumlah harta tertentu yang

diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada orang yang berhak menerima

zakat (mustahiq) yang disebutkan dalam Al-Qura’aSn.” (Kurnia dan Hidayat,

2008;3).

Sedangkan makna zakat dalam UU No. 23 tahun 2011 pasal 1 ayat 2

adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha

untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.

Pengertian diatas hampir sama dengan yang terdapat dalam PSAK 109 yang

Page 21: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

8

menyebutkan bahwa zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki

sesuai dengan ketentuan syariat untuk diberikan kepada yang berhak

menerimanya (mustahiq). jika dirumuskan maka “zakat adalah bagian dari harta

yang wajib diberikan oleh setiap orang muslim yang memenuhi syarat kepada

orang-orang tertentu, dengan syarat-syarat tertentu pula. Syarat-syarat tertentu

itu adalah nisab, haul, dan kadar-nya”. (Daud, 2006:39)

Infak adalah mengeluarkan sebagian dari harta, pendapatan, atau

penghasilan, untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran islam (Mu’is,

2011:129). Sedangkan sedekah Sedekah adalah “pemberian harta pada orang-

orang fakir miskin, orang yang membutuhkan, atau pihak-pihak lain yang berhak

untuk menerima shadaqah tanpa disertai imbalan, tanpa paksaan, tanpa batasan

jumlah, kapan saja dan berapapun jumlahnya (Mu’is, 2011: 23).

2.1.2. Syarat Kekayaan yang Wajib Zakat

Membayar zakat hukumnya wajib, artinya orang yang tidak membayar

zakat mendapat dosa dari Allah, sebagaimana firmanNya dalam surat at-Taubah:

103 dengan memenuhi syarat harta yag harus dipenuni sebelum di ambil

zakatnya. Menurut (Kurnia dan Hidayat, 2008:11) syarat-syarat yang harus

dipenuhi antara lain:

c. Milik Sempurna

Yang dimaksud dengan milik sempurna adalah kemampuan pemilik

harta metransaksikan barang miliknya tanpa campur tangan orang lain

pada waktu datangnya kewajiban membayar zakat.

d. Berkembang secara rill atau estimasi

Bahwa hatra tersebut harus dapat berkembang secara rill dan

estimasi. Yang dimaksud dengan harta berkembang secara rrill adalah

harta yang dapat bertambah akibat perkembangbiakan atau

Page 22: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

9

perdangan seperti pertanian, perdagangan, ternak,. Sedangkan yang

dimaksud dengan pertumbuhan estimasi adalah harta yang nilainya

mempunyai kemungkinan bertambah seperti emas, perak dan mata

uang yang semua mempunyai kemungkinan pertambahan nilai dengan

memperjualbelikannya.

e. Cukup Nishab

Nishab adalah sejumlah harta yang telah mencapai jumlah tertentu

secara hokum, yang mana harta tidak wajib dizakati jika kurang dari

ukuran tersebut.

f. Melebihi Kebutuhan Pokok

Harta yang dimaksud adalah kelebihan dari nafakh kebutuhan asasi

bagi kehidupan muzaki dan orang yang berada dibawah

tanggungannya, seperti istri, anak, pembantu, dan asuhannya. Artinya

muzaki harus memenuhi batas kecukupan hidup (had alkifayah).

g. Tidak terjadi zakat ganda

Apabila suatu harta telah dibayar zakatnya, kemudian harta tersebut

berubah bentuk maka harga atas perubhan tersebut tidak perlu

dikeluarkan zakatnya lagi pada akhir haul agar tidak terjadi zakat

ganda pada satu jenis harta. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah

SAW “tidak ada ganda dalam zakat” (HR Bukhari dan Muslim)

h. Cukup Haul

Haul adalah perputaran harta satu nishab dalam 12 bulan Qomariyah

(Hijriyah). Harta yang tunduk kepada zakat tersebut telah dimiliki

selama satu haul secara sempurna.

Page 23: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

10

2.1.3. Golongan yang Berhak Menerima Zakat

Orang yang berhak menerima zakat adalah berdasarkan firman Allah

dalam Al Qur’an surat At Taubah, 9:60 yang artinya:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Menurut Farida et al. dalam bukunya Hukum Islam Zakat dan Wakaf

(2005:77-85), orang-orang yang berhak menerima zakat dapat dikategorikan

sebagai berikut : a) Fakir dan miskin yaitu fakir berarti orang yang tidak berharta,

tidak mempunyai pekerjaan, usaha tetap guna mencukupi kebutuhan hidupny

dantidak ada orang yang menanggungnya, sementara miskin berarti orang-orang

yang tidak adapat mencukupi kebutuhan hidupnya, meskipun ia memiliki

pekerjaan atau usaha tetapi hasil usaha itu belum dapat mecukupi kebutuhan

hidupnya dan tidak ada yang menanggungnya, b) Amil Zakat, yaitu mereka yang

melaksanakan segala kegiatan urusan zakat seperti pengumpulan, bendahara,

penjaga, pencatat, penghitung dan pembagi harta zakat, c) Mualaf yaitu orang

yang masih lemah imannya, karena baru memeluk Islam atau orang yang

mempunyai kemauan kuat untuk masuk agama Islam tetapi masih ragu-ragu

(lemah) kemauannya itu, d) Riqab (memerdekakan budak) yaitu yang telah

dijanjikan oleh tuannya akan merdeka apabila melunasi harga dirinya yang telah

ditetapkan, e) Gharimin yaitu orang yang menanggung hutang yang melebihi

harta yang dimilikinya, f) Fi Sabilillah yaitu orang yang berperang membela

agama Allah (tentara sukarelawan) yang tidak digaji dai pemerintah, meskipun

mereka orang kaya, g) Ibnu sabil yaitu mereka yang kehabisan belanja dalam

perjalanan dan tidak dapat mendatangkan belanjaannya dari kampungnya,

walaupun ia orang yang berharta di kampungnya.

Page 24: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

11

2.1.4. Jenis Zakat

2.1.4.1. Zakat Fitrah

2.1.4.1.1. Pengertian Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang dikeluarkan oleh orang Islam untuk

menyucikan diri sebagai bagian dari pembayaran zakat atas diri dan jiwanya,

artinya yang menjadi objek zakat bukan harta atau pendapat melaikan manusia.

Zakat fitrah wajib atas setiap orang Islam yang bernyawa, besar atau kecil, tua

atau muda, laki atau perempuan, budak atau merdeka. Dari Ibnu Umar r.a beliau

berkata:

“Rasulullah SAW menajibkan zakat ffitrah, segantang (2.5 kg) korma, atau segantang syair (gandum) atas hamba sahaya, orang-orang merdeka, laki-laki, perempuan, anak kecil, orang dewasa, yang beragama Islam”. (H.R Al Bukhari dan Muslim)

Besaran yang harus dikeluarkan adalah 2,5 kg.

2.1.4.1.2. Waktu Pembayaran Zakat Fitrah

1. Wajib membayar zakat fitrah yaitu ditandai dengan

tenggelamnya matahari di akhir bulan Ramadhan

2. Boleh mendahulukan atau mempercepat pembayaran zakat fitrah

dari waktu wajib tersebut.

2.1.4.2. Zakat Maal

2.1.4.2.1. Pengertian Zakat Maal

Kekayaan atau amwal (kata jamak dari maal) menurut bahasa arab

adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk menyimpan dan

memilikinya (Qardawi, 2004). Dari definisi tersebut disimpulkan bahwa setiap

benda berwujud yang diinginkan manusia untuk disimpan dan dimilikinya setelah

memenuhi syarat-syarat wajib zakat, harus dikeluarkan zakatnya. Zakat harta

adalah zakat yang boleh dibayarkan pada waktu tertentu, mencakup hasil

Page 25: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

12

perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas,

dan perak, serta hasil kerja profesi yang masing-masing memiliki perhitungannya

sendiri.

2.1.4.2.2. Macam - Macam Zakat Maal

Ada beberapa jenis harta yang tergolong dalam zakat maal.

Al Faridy dan Amrullah dalam Chairunnisa, 2010, menuliskan mengenai harta

(maal) yang wajid dizakati, Nisab, dan Jumlah Zakatnya antara lain:

a. Binatang ternak

Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau) dan hewan kecil

(kambing, domba, ayam, itik, burung) Nisab: Kambing atau sejenis

mencapai nisab pada saat 40 ekor atau lebih wajib dikeluarkan zakatnya

satu ekor per tahun, kerbau dan sapi atau sejenisnya nisab 30 ekor wajib

dikeluarkan zakatnya satu ekor per tahun.

b. Emas dan Perak

Emas dan perak merupakan logam mulia yang selain merupakan tambang

elok, juga sering dijadikan perhiasan. Emas dan perak juga dijadikan mata

uang yang berlaku dari waktu ke waktu. Islam memandang emas dan

perak sebagai harta yang potensial berkembang. Oleh karena syara’

mewajibkan zakat atas keduanya, baik uang maupun leburan logam,

bejana, souvenir, ukiran, dan lainnya. Termasuk kedalam kategori emas

dan perak adalah uang yang berlaku pada mata uang suatu negara. Oleh

karena itu segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan, deposito,

cek, saham, atau surat berharga lainnya termasuk kedalam kategori emas

dan perak sehingga penentuan nisab dan besarnya zakat disetarakan

dengan emas dan perak Nisab: emas atau logam mulia dan uang

mencapai nisab senilai 94 gram dan telah disimpan selama setahun, wajib

Page 26: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

13

dikeluarkan zakat sebesar 2,5% per tahun. Perak nisabnya 672 gram,

telah disimpan selama setahun. Wajib dikeluarkan zakatnya zebesar 2,5%.

c. Hasil Pertanian

Hasil pertanuan adalah hasil tumbuh-tumbuhan dan tanaman yang bernilai

ekonomis seperti biji-bijian, umbi umbian, sayuran, buah-buahan, tanaman

hias, rumput-rumputan, dedaunan, dan lain lain. Nisab: Hasil pertanian

yang telah mencapai nisab 5 wasaq, wajib dikeluarkan zakatnya sebesar

5% setiap panen yang diolah secara intensif dan 10% setiap panen bila

dikerjakan secara tradisional.

d. Harta Perniagaan

Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual

belikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat,

pakaian, makanan, perhiasan, dll. Perniagaan tersebut diusahakan

perseorangan atau persekutuan seperti VV, PT, Koperasi, dan lainnya.

Nisab: Keuntungan usaha mencapai nisab saat keuntungannya senilai 94

gram emas setahun, dan wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5% per

tahun.

e. Ma-din dan Kekayaan Laut

Ma’din adalah hasil tambang yang terdapat dari perut bumi dan memiliki

nilai ekonomis seperti perak, emas, timah, tembaga, minya bumi, dan lain

lain. Kekayaan laut adalah segala sesuatu yang dieksploitasi dari dalam

laut seperti mutiara, ambar, marjan, dan lain lain. Nisab: senilai 94 gram

dan wajib dikeluarkan 2,5% setiap temuan atau setiap produksi.

f. Rikaz

Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut

dengan harta karun. Termasuk didalamnya adalah barang temuan yang

Page 27: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

14

ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya. Nisa: Rikaz

yang telah mencapai nisab senilai 94 gram emas dikeluarkan zakat

sebesar 20% setiap penemuan.

b. Penghasilan Profesi

Zakat Profesi / zakat penghasilan adalah zakat yang dikeluarkan dari

penghasilan profesi (hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Hasil profesi

(pegawai negeri/swasta, konsultan, dokter, notaris, dll) merupakan sumber

pendapatan (kasab) yang tidak banyak dikenal di masa salaf (generasi

terdahulu), oleh karenanya bentuk kasab ini tidak banyak dibahas di kitab

fiqih zakat terdahulu. Meskipun demikian bukan berarti harta yang

didapatkan dari hasil profesi tersebut bebas dari zakat, sebab zakat pada

hakekatnya adalah pungutan harta yang diambil dari orang-orang kaya

untuk dibagikan kepada orang-orang miskin diantra mereka. Dengan

demikian apabila seseorang dengan hasil profesinya ia menjadi kaya,

maka wajib atas kekayaannya itu zakat, akan tetapi jika hasilnya tidak

mencukupi kebutuhan hidup (dan keluarganya), maka ia menjadi mustahiq

(penerima zakat).

Zakat maal sekarang banyak dikeluarkan oleh muzaki dalam bentuk uang.

Hal ini karena sifat dari uang yang lebih fleksibel dan praktis dalam penyalurannya.

Masyarakat menggunakan harga wajar atau harga pasar dalam menghitung jumlah

zakat maal yang mereka keluarkan dari harta mereka.

2.2. Organisasi Pengelola Zakat

2.2.1. Pengertian Organisasi Pengelola Zakat

OPZ merupakan istilah lain dari amil zakat. Bedanya, jika amil zakat dapat

dibentuk oleh perorangan, OPZ dibentuk oleh sekelompok orang. Amil zakat

adalah salah satu golongan dari tujuh golongan yang berhak menerima zakat.

Page 28: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

15

Menurut Hafidhuddin (2007), amil zakat merupakan seseorang atau kelompok

orang yang bertugas melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan

urusan zakat, mulai dari proses penghimpunan, penjagaan, pemeliharaan,

pendistribusian, serta proses pencatatan keluar masuknya dana zakat. Fatwa

MUI nomor 9 Tahun 2011 mendefinisikan amil zakat adalah:

1. Seseorang atau kelompok orang yang diangkat oleh pemerintah untuk

mengelola pelaksanaan ibadah zakat, atau

2. Seseorang atau kelompok orang yang dibentuk oleh masyarakat dan

disahkan oleh pemerintah untuk mengelola pelaksanaan ibadah

zakat.

Widodo dan Kustiawan (2001) mendefinisikan OPZ sebagai institusi yang

bergerak di bidang pengelolaan dana zakat, infak, dan sedekah. Pengelolaan

zakat yang dimaksud di sini adalah merujuk pada apa yang didefinisikan UU

nomor 23 Tahun 2011, yaitu kegiatan perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat.

Dalam Al-Quran Surat At Taubah:60 tertulis bahwa amil zakat merupakan

golongan penerima zakat ketiga setelah golongan fakir dan miskin. Asy-Syaibani

berpendapat, yang termasuk kedalam kategori amil zakat adalah pencatat,

petugas distribusi, penghimpun, referensi, akuntan, dan bendaharawan serta

para pekerja yang sifat pekerjaannya operasional seperti supir, kurir, dan sekuriti

(Hafidhudin, 2007). Fatwa MUI No 8 tahun 2011 menegaskan bahwa amil zakat

yang tidak dibiayai oleh pemerintah berhak mendapat bagian zakat dengan batas

kewajaran. Hak amil atas dana zakat tersebut digunakan untuk pembiayaan

kegiatan operasional sehari-hari amil zakat dalam mengelola zakat.

Page 29: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

16

2.2.2. Bentuk OPZ

Undang-undang nomor 38 tahun 1999 menjadi dasar bagi organisasi-

organisasi pengelola zakat dalam menjalankan operasinya. Seiring dengan

berkembangnya zakat, maka muncul undang-undang no 23 tahun 2011 yang

menyempurnakan UU no 38 tahun 1999 tersebut. Dalam undang-undang itu

dijelaskan bahwa tugas pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat dan

lembaga pengelola zakat. Berdasarkan undang-undang tersebut, OPZ terbagi

menjadi dua jenis:

a. Badan Amil Zakat Badan Amil Zakat (BAZ) adalah lembaga yang

berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat yang dibentuk oleh

pemerintah. Menurut UU no 23 tahun 2011, pengelolaan zakat

nasional dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh

pemerintah. Badan Amil Zakat dibentuk di tingkat nasional dengan

nama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Selain itu, dibentuk pula

BAZ tingkat provinsi, kabupaten, dan kecamatan.

b. Lembaga Amil Zakat Lembaga Amil Zakat adalah organisasi

kemasyarakatan Islam yang dibentuk atas prakarsa masyarakat dan

oleh masyarakat yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, sosial,

dan kemaslahatan umat Islam. Lembaga Amil Zakat kemudian akan

dikukuhkan dan dibina oleh pemerintah setelah memenuhi syarat

yang disebutkan UU No 23 Tahun 2011 pasal 18, yaitu (1) terdaftar

sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidang

pendidikan, dakwah, dan sosial, (2) berbentuk lembaga berbadan

hukum,(3) mendapat rekomendasi dari BAZNAS,(4) memiliki

pengawas syariat, (5) memiliki kemampuan teknis, administratif, dan

keuangan untuk melaksanakan kegiatannya, (6) bersifat nirlaba, (7)

Page 30: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

17

memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi kesejahteraan

umat, dan (8) bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala.

2.2.3. Syarat OPZ

Qardawi (2004) menjelaskan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh

amil zakat atau OPZ. Persyaratan tersebut diantaranya adalah:

a. Pengelola zakat harus beragama Islam. Keharusan beragama islam

tersebut terutama untuk posisi yang memiliki kepentingan atau

kewenangan yang signifikan pada suatu OPZ. Pengelola zakat boleh

untuk orang yang nonmuslim untuk beberapa pekerjaan yang tidak

berkaitan langsung dengan pengelolaan zakat seperti supir atau

satpam. Namun demikian, Qardawi menambahkan beberapa ulama

seperti Ibnu Qudamah beranggapan untuk suatu OPZ akan sangat

baik apabila seluruh pekerjanya adalah muslim. Hal ini didasari

pemikiran bahwa pengelolaan zakat sangat menuntut kejujuran dan

sangat berkaitan dengan kehidupan umat muslim.

b. Pengelola zakat harus terdiri dari orang orang yang berakal sehat dan

dewasa sesuai dengan ketentuan syariat.

c. Sikap kejujuran pengelola zakat. OPZ akan menangani dana zakat

dan infak dari publik, sehingga kejujuran dalam bekerja harus

diutamakan dalam pengelolaan zakat.

d. Pengelola zakat harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai

zakat, mulai dari peraturan, hukum, sampai ketentuan zakat. Hal ini

diharuskan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam

pengumpulan, pengelolaan, dan pendistribusian zakat oleh pengelola.

e. OPZ harus dapat bekerja secara efisien dan memiliki kinerja yang

baik agar target zakat dapat terpenuhi.

Page 31: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

18

f. Para pengelola zakat tidak boleh dari keturunan Nabi Muhammad

SAW. Hal ini didasarkan pada hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad

dan Muslim yang menceritakan suatu kejadian dimana sepupu Nabi

Muhammad SAW bertanya apakah mereka dapat bekerja

membagikan sedekah dan mendapat bayaran dari pekerjaan tersebut

seperti yang lainnya. Atas pertanyaan itu Rasulullah menjawab

bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan, sebab sedekah

sesungguhnya bukan untuk Rasulullah SAW dan keluarganya.

Persyaratan OPZ di atas harus dipenuhi oleh semua lembaga yang

kegiatannya menghimpun, mengelola, dan menyalurkan zakat. Namun, selain

dari syarat diatas, Fatwa MUI nomor 8 Tahun 2011 tentang Amil Zakat juga telah

mengatur syarat OPZ. Dalam fatwa tersebut disebutkan syarat amil zakat antara

lain:

a. Muslim

b. Mukallah (Berakal dan Baligh)

c. Amanah

d. Memiliki ilmu pengetahuan tentang hukum-hukum zakat dan hal

lain yang berkaitan dengan amil zakat.

Apabila semua syarat tersebut telah dipenuhi maka seseorang atau

kelompok orang, baik yang dibentuk oleh pemerintah ataupun masyarakat dapat

menjadi amil zakat atau mendirikan OPZ. Namun demikian, UU nomor 23 Tahun

2011 tentang pengelolaan zakat di Indonesia menambahkan beberapa

persyaratan tentang pembentukan amil zakat. Untuk badan amil zakat yang

dibentuk oleh pemerintah, pembentukannya harus berdasarkan usulan dari

pimpinan sesuai dengan tingkatan pembentukan, yaitu sebagai berikut:

Page 32: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

19

a. Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional oleh presiden atas usulan

menteri.

b. Pembentukan Badan Amil Zakat Daerah Provinsi oleh gubernur atas

usulan kepala kantor wilayah departemen agama.

c. Pembentukan Badan Amil Zakat Daerah Kota atau Kabupaten oleh

Walikota atau bupati atas usulan kantor departemen agama kota atau

kabupaten.

d. Pembentukan Badan Amil Zakat Daerah Kecamatan oleh camat atas

usulan kepala kantor urusan agama kecamatan.

Sedangkan untuk Lembaga Amil Zakat yang dibentuk oleh masyarakat,

pembentukannya harus memenuhi persyaratan lebih lanjut yang diatur oleh

menteri. Lembaga Amil Zakat bentukan pemerintah ini selanjutnya akan

dikukuhkan, dibina, dan dilindungi oleh pemerintah.

2.2.4. Tugas OPZ

Tugas dari OPZ antara lain adalah mengumpulkan zakat, melakukan

pencatatan, mengumpulkan informasi, dan mendistribusikan zakat (Qardawi,

2004). Secara garis besar tugas tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian

utama, yaitu mengumpulkan zakat dan mendistribusikan zakat. Dalam UU No 23

Tahun 2011, disebutkan bahwa tugas pokok pengelola zakat adalah

mengumpulkan zakat, mendistribusikan zakat, dan mendayagunakan zakat

sesuai dengan ketentuan syariat. Fatwa MUI No. 8 Tahun 2011 juga

menyebutkan bahwa tugas pokok amil zakat adalam mengumpulkan,

memelihara, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat.

a. Mengumpulkan zakat Di dalam UU No 23 Tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat, dijelaskan bahwa dalam upaya mengumpulkan

zakat, amil zakat harus melakukan pemberitahuan terlebih dahulu

Page 33: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

20

kepada para muzakki. Selain itu, muzakki juga harus melakukan

perhitungan sendiri zakat mereka. Muzakki meminta bantuan kepada

amil zakat apabila menemui kesulitan. Selain zakat, OPZ juga dapat

menerima harta seperti infak, sedekah, wakaf, wasiat, waris, dan

kafarat.

b. Memelihara zakat Setelah zakat dari para muzakki terkumpul, tugas

selanjutnya yang harus dilakukan OPZ adalah memelihara zakat

tersebut. Pemeliharaan zakat ini termasuk inventarisasi harta,

pemeliharaan harta zakat, dan pengamanan harta zakat.

c. Mendistribusikan zakat Al Nawawi (n.d.) dalam Qardawi (2004)

menyatakan bahwa dalam upaya pendistribusian zakat, pengelola

zakat harus menentukan siapa saja penerima zakat, apa yang

mereka butuhkan, dan memastikan zakat tersebut segera diterima

oleh para mustahiq. Dalam fatwa MUI no 8 tahun 2011 tentang amil

zakat, pelaporan harta zakat yang telah disalurkan kepada mustahiq

juga menjadi poin penting dalam pendistribusian zakat.

d. Mendayagunakan zakat Sesuai dengan UU no 23 tahun 2003

tentang Pengelolaan Zakat, OPZ bertugas mendayagunakan dana

yang berhasil dihimpun kepada mustahiq sesuai dengan ketentuan

syariat agama. Pendayagunaan dilakukan melalui berbagai program

atau kegiatan yang produktif, berkesinambungan, dan berdasarkan

skala prioritas. Hasil penerimaan infak, sedekah, wasiat, wakaf, dan

waris, juga bisa didayagunakan untuk usaha yang bersifat produktif.

(Sari, 2012)

Dalam menjalankan keempat tugas OPZ di atas, semua OPZ di Indonesia

yang telah diakui dan terdaftar oleh pemerintah, harus mentaati undang-undang

Page 34: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

21

dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Salah satu aturan yang harus ditaati

oleh OPZ yang telah terdaftar di pemerintah adalah bersedia untuk diaudit oleh

auditor independen.

2.3. Konsep Akuntansi Zakat, Infaq dan Sedekah

2.3.1. Pengertian Akuntansi Zakat

Akuntansi syariah dapat dijelaskan melalui akar kata yang dimilikinya

yakni akuntansi dan syariah. Pengertian Akuntansi menurut American Institute of

Certified Public Accountints (AICOA)adalah seini mencatat, mengklasifikasikan,

dan meringkas dalam bentuk yang berarti dan dalam unit uang tentang transaksi-

trsansaksi dan kejadian-kejadian yang, paling tidak, memiliki sifat keuangan, dan

menginterpretaskan hasil-hasilnya. (Triyono, 2006: 33).

Adapun kosa kata syariah dalam bahasa Arab memiliki arti jalan yang

ditempuh atau garis yang seharusnya dilalui. Dari sisi terminologi bermakna

pokok-pokok atauran hukum yang digariskan oleh Allh SWT untuk dipatuhi dan

dilalui oleh seorang muslim dalam menjalani segala aktivitas hidupnya (ibadah) di

dunia (Nurhayati, 2009: 14).

Sementara itu Zaid (2004: 57), menyatakan defenisi akuntansi syariah

sebagai berikut:

“Muhasabah (akuntansi syariah), yaitu suatu aktivitas yang teratur berkaitan dengan pencatatan transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, keputusan-keputusan yang sesuai dengan syariat, dan jumlah-jumlahnya, di dalam catatan-catatan representatif: serta berkaitan dengan pengukuran hasil-hasil keuangan berimplikasi pada transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, dan keputusan keputusan tersebut untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat.”

Secara umum dapat disimpulkan bahwa akuntansi zakat adalah proses

pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi zakat,

infaq/sedekah sesuai dengan kaedah syariat Islam untuk memberikan informasi

pengelolaan zakat, infaq/sedekah oleh Amil kepada pihak-pihak yang

Page 35: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

22

berkepentingan untuk mencapai good govermance yang meliputi transparency,

responsibility, accountability, fairness, dan independency. (Setiariware, 2013)

2.3.2. Tujuan Akuntansi Zakat

Tujuan akuntansi zakat menurut AAS-IFI (Accounting & Auditing Standard

for Islamic Financial Institution) adalah menyajikan informasi mengenai ketaatan

organisasi terhadap ketentuan syari’ah Islam, termasuk informasi mengenai

penerimaan dan pengeluaran yang tidak diperbolehkan oleh syari’ah, bila terjadi,

serta bagaimana penyalurannya. Berdasarkan tujuan tersebut maka

memperlihatkan betapa pentingnya peran Dewan Syari’ah (mengeluarkan opini

syariah) (Ummah, 2012).

Tujuan akuntansi zakat menurut Mahmudi (2008) adalah untuk:

a. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara

tepat, efisien, dan efektif atas zakat, infak, sedaqah, hibah, dan

wakaf yang dipercayakan kepada organisasi atau lembaga

pengelola zakat. Tujuan ini terkait dengan pengendalian

manajemen (management control) untuk kepentingan internal

organisasi.

b. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi lembaga

pengelola zakat (manajemen) untuk melaporkan pelaksanaan

tanggung jawab dalam mengelola secara tepat dan efektif

program dan penggunaan zakat, infak, sodaqoh, hibah, dan wakaf

yang menjadi wewenangnya; dan memungkinkan bagi lembaga

pengelola zakat untuk melaporkan kepada publik (masyarakat)

atas hasil operasi dan penggunaan dana publik (dana ummat).

Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas (accountability).

Page 36: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

23

Akuntansi zakat terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyediaan informasi,

pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi zakat merupakan alat

informasi antara lembaga pengelola zakat sebagai manajemen dengan pihak-

pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Bagi manajemen,

informasi akuntansi zakat digunakan dalam proses pengendalian manajemen

mulai dari perencanaan, pembuatan program, alokasi anggaran, evaluasi kinerja,

dan pelaporan kinerja (Mahmudi, 2008)

2.4. Akuntansi Zakat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 109 (PSAK 109)

2.4.1. Pengakuan dan Pengukuran

2.4.1.1. Zakat

2.4.1.1.1. Pengakuan awal

Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima.

Zakat yang diterima dari muzakki diakui sebagai penambah dana zakat:

a. Jika dalam bentuk kas maka sebesar jumlah yang diterima;

b. Jika dalam bentuk nonkas maka sebesar nilai wajar aset

nonkas tersebut.

Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan

harga pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode

penentuan nilai wajar lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK yang relevan.

Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan

dana zakat untuk bagian nonamil. Penentuan jumlah atau persentase bagian

untuk masing-masing mustahiq ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip

syariah dan kebijakan amil. Jika muzakki menentukan mustahiq yang harus

menerima penyaluran zakat melalui amil maka aset zakat yang diterima

Page 37: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

24

seluruhnya diakui sebagai dana zakat. Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan

ujrah/fee maka diakui sebagai penambah dana amil.

2.4.1.1.2. Pengukuran Setelah pengakuan Awal Zakat

Jika terjadi penurunan nilai aset zakat nonkas, jumlah kerugian yang

ditanggung harus diperlakukan sebagai pengurang dana zakat atau pengurang

dana amil tergantung dari sebab terjadinya kerugian tersebut.

Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai:

a. Pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh

kelalaian amil.

b. Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh

kelalaian amil.

2.4.1.1.3. Penyaluran Zakat

Zakat yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai pengurang

dana zakat sebesar:

a. Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas;

b. Jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset nonkas.

2.4.1.2. Infak/Sedekah

2.4.1.2.1. Pengakuan awal

Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana infak/sedekah

terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi infak/sedekah sebesar:

a. Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas;

b. Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas.

Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan

harga pasar untuk aset nonkas tersebut. Jika harga pasar tidak

Page 38: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

25

tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar

lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK yang relevan.

Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian

amil dan dana infak/sedekah untuk bagian penerima infak/sedekah. Penentuan

jumlah atau persentase bagian untuk para penerima infak/sedekah ditentukan

oleh amil sesuai dengan prinsip syariah dan kebijakan amil.

2.4.1.2.2. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Infak/sedekah yang diterima dapat berupa kas atau aset nonkas.

Aset nonkas dapat berupa aset lancar atau tidak lancar. Aset tidak lancar yang

diterima oleh amil dan diamanahkan untuk dikelola dinilai sebesar nilai wajar saat

penerimaannya dan diakui sebagai aset tidak lancar infak/sedekah. Penyusutan

dari aset tersebut diperlakukan sebagai pengurang dana infak/sedekah terikat

apabila penggunaan atau pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan oleh

pemberi.

Amil dapat pula menerima aset nonkas yang dimaksudkan oleh

pemberi untuk segera disalurkan. Aset seperti ini diakui sebagai aset lancar. Aset

ini dapat berupa bahan habis pakai, seperti bahan makanan; atau aset yang

memiliki umur ekonomi panjang, seperti mobil ambulance.

Aset nonkas lancar dinilai sebesar nilai perolehan sedangkan aset

nonkas tidak lancar dinilai sebesar nilai wajar sesuai dengan PSAK yang relevan.

Penurunan nilai aset infak/sedekah tidak lancar diakui sebagai:

a. pengurang dana infak/sedekah, jika terjadi bukan disebabkan oleh

kelalaian amil;

b. kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian

amil.

Page 39: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

26

Dalam hal amil menerima infak/sedekah dalam bentuk aset (nonkas)

tidak lancar yang dikelola oleh amil, maka aset tersebut harus dinilai sesuai

dengan PSAK yang relevan.

Dana infak/sedekah sebelum disalurkan dapat dikelola dalam jangka

waktu sementara untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hasil dana pengelolaan

diakui sebagai penambah dana infak/sedekah.

2.4.1.2.3. Penyaluran Infak/Sedekah

Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana

infak/sedekah sebesar:

a. jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas;

b. nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk asset

nonkas.

Penyaluran infak/sedekah kepada amil lain merupakan penyaluran

yang mengurangi dana infak/ sedekah sepanjang amil tidak akan menerima

kembali aset infak/sedekah yang disalurkan tersebut.

Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana

bergulir dicatat sebagai piutang infak/sedekah bergulir dan tidak mengurangi

dana infak/ sedekah.

2.4.1.3. Dana Nonhalal

Penerimaan nonhalal adalah semua penerimaan dari kegiatan yang

tidak sesuai dengan prinsip syariah, antara lain penerimaan jasa giro atau bunga

yang berasal dari bank konvensional. Penerimaan nonhalal pada umumnya

terjadi dalam kondisi darurat atau kondisi yang tidak diinginkan oleh entitas

syariah karena secara prinsip dilarang.

Page 40: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

27

Penerimaan nonhalal diakui sebagai dana nonhalal, yang terpisah

dari dana zakat, dana infak/ sedekah dan dana amil. Aset nonhalal disalurkan

sesuai dengan syariah.

2.4.2. Penyajian

Amil menyajikan dana zakat, dana infak/ sedekah, dana amil, dan

dana non halal secara terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan).

2.4.3. Pengungkapan

2.4.3.1. Zakat

Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi

zakat, tetapi tidak terbatas pada:

a. kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas

penyaluran, dan penerima;

b. kebijakan pembagian antara dana amil dan dana non amil atas

penerimaan zakat, seperti persentase pembagian, alasan, dan

konsistensi kebijakan;

c. metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan

zakat berupa aset nonkas;

d. rincian jumlah penyaluran dana zakat yang mencakup jumlah

beban pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung

mustahiq; dan

e. hubungan istimewa antara amil dan mustahiq yang meliputi:

- sifat hubungan istimewa;

- jumlah dan jenis aset yang disalurkan; dan

- presentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total

penyaluran selama periode.

Page 41: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

28

2.4.3.2. Infak/Sedekah

Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi

infak/sedekah, tetapi tidak terbatas pada:

a. metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan

infak/sedekah berupa aset nonkas;

b. kebijakan pembagian antara dana amil dan dana non amil atas

penerimaan infak/sedekah, seperti persentase pembagian, alasan,

dan konsistensi kebijakan;

c. kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan skala

prioritas penyaluran, dan penerima;

d. keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan

tetapi dikelola terlebih dahulu, jika ada, maka harus diungkapkan

jumlah dan persentase dari seluruh penerimaan infak/sedekah

selama periode pelaporan serta alasannya;

e. hasil yang diperoleh dari pengelolaan yang dimaksud di huruf (d)

diungkapkan secara terpisah;

f. penggunaan dana infak/sedekah menjadi aset kelolaan yang

diperuntukkan bagi yang berhak, jika ada, jumlah dan persentase

terhadap seluruh penggunaan dana infak/sedekah serta

alasannya;

g. rincian jumlah penyaluran dana infak/sedekah yang mencakup

jumlah beban pengelolaan dan jumlah dana yang diterima

langsung oleh penerima infak/sedekah;

h. rincian dana infak/sedekah berdasarkan peruntukannya, terikat

dan tidak terikat; dan

Page 42: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

29

i. hubungan istimewa antara amil dengan penerima infak/sedekah

yang meliputi:

- sifat hubungan istimewa;

- jumlah dan jenis aset yang disalurkan; dan

- presentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total

penyaluran selama periode

Selain membuat pengungkapan dikedua paragraf di atas, amil

mengungkapkan hal-hal berikut:

a. Keberadaan dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai

kebijakan atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan, dan

jumlahnya; dan

b. Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan

dana infak/sedekah

2.4.4. Laporan Keuangan Amil

2.4.4.1. Komponen Laporan Keuangan

Komponen laporan keuangan yang lengkap dari amil terdiri dari:

a. Neraca (laporan posisi keuangan);

b. Laporan perubahan dana;

c. Laporan perubahan aset kelolaan;

d. Laporan arus kas; dan

e. Catatan atas laporan keuangan.

2.4.4.2. Neraca (Laporan Posisi Keuangan)

Entitas amil menyajikan pos-pos dalam neraca (laporan posisi

keuangan) dengan memperhatikan ketentuandalam PSAK terkait, yang

mencakup, tetapi tidak terbatas pada:

Page 43: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

30

a. Aset

i. kas dan setara kas

ii. instrumen keuangan

iii. piutang

iv. aset tetap dan akumulasi penyusutan

b. Kewajiban

i. biaya yang masih harus dibayar

ii. kewajiban imbalan kerja

c. Saldo dana

i. dana zakat

ii. dana infak/sedekah

iii. dana amil

iv. dana nonhalal

Ilustrasi 1

Neraca (Laporan Posisi Keuangan) BAZ “XXX”

Per 31 Desember 2XX2

Keterangan Rp Keterangan Rp

Aset

Aset lancar

Kas dan setara kas

Instrumen keuangan

Piutang

Aset tidak lancar

xxx

xxx

xxx

Kewajiban

Kewajiban jangka pendek

Biaya yang masih harus

dibayar

Kewajiban jangka panjang

Imbalan kerja jangka panjang

Jumlah kewajiban

xxx

xxx

xxx

Page 44: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

31

Aset tetap

Akumulasi penyusutan

xxx

(xxx)

Saldo Dana

Dana zakat

Dana infak/sedekah

Dana amil

Dana nonhalal

Jumlah dana

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

Jumlah aset xxx Jumlah Kewajiban dan Saldo

Dana

xxx

2.4.4.3. Laporan Perubahan Dana

Amil menyajikan laporan perubahan dana zakat, dana infak/sedekah,

dana amil, dan dana non halal. Penyajian laporan perubahan dana mencakup, tetapi

tidak terbatas pada pos-pos berikut:

a. Dana zakat

i. Penerimaan dana zakat

- Bagian dana zakat

- Bagian amil

ii. Penyaluran dana zakat

- Entitas amil lain

- Mustahiq lainnya

iii. Saldo awal dana zakat

iv. Saldo akhir dana zakat

b. Dana infak/sedekah

i. Penerimaan dana infak/sedekah

- Infak/sedekah terikat (muqayyadah)

- Infak/sedekah tidak terikat (mutlaqah)

ii. Penyaluran dana infak/sedekah

Page 45: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

32

- Infak/sedekah terikat (muqayyadah)

- Infak/sedekah tidak terikat (mutlaqah)

iii. Saldo awal dana infak/sedekah

iv. Saldo akhir dana infak/sedekah

c. Dana amil

i. Penerimaan dana amil

- Bagian amil dari dana zakat

- Bagian amil dari dana infak/sedekah

- Penerimaan lainnya

ii. Penggunaan dana amil

- Beban umum dan administrasi

iii. Saldo awal dana amil

iv. Saldo akhir dana amil

d. Dana nonhalal

i. Penerimaan dana nonhalal

- Bunga bank

- Jasa giro

- Penerimaan non halal lainnya

ii. Penyaluran dana non halal

iii. Saldo awal dana non halal

iv. Saldo akhir dana non halal

Page 46: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

33

Ilustrasi 2

Laporan Perubahan Dana

BAZ “XXX”

Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2XX2

Keterangan Rp

DANA ZAKAT

Penerimaan

Penerimaan dari muzakki

muzakki entitas

muzakki individual

Hasil penempatan

Jumlah penerimaan dana zakat

Bagian amil atas penerimaan dana zakat

Jumlah penerimaan dana zakat setelah bagian amil

Penyaluran

Fakir-Miskin

Riqab

Gharim

Muallaf

Sabilillah

Ibnu sabil

Jumlah penyaluran dana zakat

Surplus (defisit)

Saldo awal

Saldo akhir

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

(xxx)

(xxx)

(xxx)

(xxx)

(xxx)

(xxx)

(xxx)

xxx

xxx

xxx

DANA INFAK/SEDEKAH

Penerimaan

Infak/sedekah terikat atau muqayyadah

Infak/sedekah tidak terikat atau mutlaqah

Bagian amil atas penerimaan dana infak/sedekah

Hasil pengelolaan

Jumlah penerimaan dana infak/sedekah

xxx

xxx

(xxx)

xxx

xxx

Page 47: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

34

Penyaluran

Infak/sedekah terikat atau muqayyadah

Infak/sedekah tidak terikat atau mutlaqah

Alokasi pemanfaatan aset kelolaan

(misalnya beban penyusutan dan penyisihan)

Jumlah penyaluran dana infak/sedekah

Surplus (defisit)

Saldo awal

Saldo akhir

(xxx)

(xxx)

(xxx)

(xxx)

xxx

xxx

xxx

DANA AMIL

Penerimaan

Bagian amil dari dana zakat

Bagian amil dari dana infak/sedekah

Penerimaan lainnya

Jumlah penerimaan dana amil

Penggunaan

Beban pegawai

Beban penyusutan

Beban umum dan administrasi lainnya

Jumlah penggunaan dana amil

Surplus (defisit)

Saldo awal

Saldo akhir

xxx

xxx

xxx

xxx

(xxx)

(xxx)

(xxx)

(xxx)

(xxx)

xxx

xxx

xxx

DANA NONHALAL

Penerimaan

Bunga bank

Jasa giro

Penerimaan nonhalal lainnya

Jumlah penerimaan dana nonhalal

Penggunaan

xxx

xxx

xxx

xxx

Page 48: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

35

Jumlah penggunaan dana nonhalal

Surplus (defisit)

Saldo awal

Saldo akhir

(xxx)

xxx

xxx

xxx

Jumlah saldo dana zakat, dana infak/sedekah,

dana amil dan dana nonhalal

Xxx

2.4.4.4. Laporan Perubahan Aset Kelolaan

Entitas amil menyajikan laporan perubahan aset kelolaan yang

mencakup tetapi tidak terbatas pada:

a. Aset kelolaan yang termasuk aset lancar

b. Aset kelolaan yang termasuk tidak lancar dan akumulasi

penyusutan

c. Penambahan dan pengurangan

d. Saldo awal

e. Saldo akhir

Ilustrasi 3

Laporan Perubahan Aset Kelolaan

BAZ “XXX”

Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2XX2

Saldo

Awal

Penamb

ahan

Pengur

angan

Penyis

ihan

Akumul

asi

Penyus

utan

Saldo

Akhir

Dana infak/

sedekah - aset

kelolaan lancar

(misal piutang

bergulir)

xxx

Xxx

(xxx)

(xxx)

-

xxx

Page 49: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

36

Dana infak/

sedekah - aset

kelolaan tidak

lancar (misal

rumah sakit

atau sekolah)

xxx

Xxx

(xxx)

-

xxx

xxx

2.4.4.5. Laporan Arus Kas

Entitas amil menyajikan laporan arus kas sesuai dengan PSAK 2:

Laporan Arus Kas dan PSAK yang relevan.

2.4.4.6. Catatan atas Laporan Keuangan

Amil menyajikan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 101:

Penyajian Laporan Keuangan Syariah dan PSAK yang relevan.

2.1. Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Acuan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan merupakan

salah satu data pendukung yang sangat diperlukan dalam penelitian ini. Terkait

dengan itu, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah yang terkait

dengan masalah murabahah dan penentuan marginnya. Oleh karena itu, peneliti

melakukan langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian berupa skripsi

melalui internet.

Dari sekian banyak hasil penelitian di Indonesia yang telah dilakukan oleh

para peneliti sebelumnya, terlihat masih banyak OPZ yang belum menerapkan

PSAK 109, hal ini dapat kita lihat pada tabel 1.1 di bawah ini:

Page 50: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

37

Tabel 1.1 Penelitian tentang Penerapan PSAK 109 di Indonesia

NO PENELITI JUDUL HASIL

1 Istutik (2013)

Analisis Implementasi

Akuntansi Zakat dan

infak/sedekah pada

Lembaga Amil Zakat Kota

Malang

Belum sesuai PSAK No.

109 Akuntansi Zakat dan

Infak/Sedekah

2 Fhatonah (2013)

Analisis Penerapan

Akuntansi Zakat pada

Organisasi pengelola zakat

(Studi Kasus LAZISMU

Kabupaten Klanten dan

BAZDA Kabupaten Klaten

Belum sesuai PSAK No.

109 Akuntansi Zakat dan

Infak/Sedekah

3

Rina Indrayani, Isna

Yuningsih dan Salma

Patitisahusiswa

(2012)

Analisi Perlakuan zakat

Akuntansi Zakat, Infaq dan

Shodaqoh Pada Lazis Dana

Peduli Ummat (LAZ DPU) di

Samarinda

Belum sesuai PSAK No.

109 Akuntansi Zakat dan

Infak/Sedekah

4 Ummi Khoirul Umah

(2011)

Penerapan Akuntansi Zakat

pada LAZIS (Studi pada LAZ

DPU DT Cabang Semarang)

Belum sesuai PSAK No.

109 Akuntansi Zakat dan

Infak/Sedekah

5 Ira Ilama Yulyani

(2012)

Analisis Pencatatan dan

Pelaporan Keuangan BAZIS

Provinsi DKI Jakarta dengan

acuan PSAK 109

Sudah sesuai PSAK No.

109 Akuntansi Zakat dan

Infak/Sedekah

6 Eka Mia W (2013)

Analisi Perlakuan zakat

Akuntansi Zakat, Infaq dan

Shodaqoh Pada Lembaga

Amil Zakat (LAZ) LAZISMU

cabang Bayuwangi dan

Bandan Amil Zakat daerah

(BAZDA) kabupaten

Belum sesuai PSAK No.

109 Akuntansi Zakat dan

Infak/Sedekah

Page 51: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

38

Banyuwangi

Sedangkan di Makassar sendiri berikut penelitian yang pernah dilakukan

oleh beberapa peneliti sebelumnya.

Tabel 1.2 Penelitian tentang Penerapan PSAK 109 di Makassar

NO PENELITI JUDUL HASIL

1 Andi Metari

Setiariware (2013)

Analisis Penerapan

Akuntansi Zakat, Infak Dan

Sedekah Pada Laz

(Lembaga Amil Zakat)

Dompet Dhuafa Cabang

Makassar

Sudah sesuai PSAK No.

109 Akuntansi Zakat dan

Infak/Sedekah

2

Nurhaida Widyarti M.

(2014)

Studi evaluatif atas

penerapan akuntansi zakat

dan infak/shadaqah pada

lazis wahdah islamiyah

makassar berdasarkan

psak 109

Belum sesuai PSAK No.

109 Akuntansi Zakat dan

Infak/Sedekah

3 Umroh (2012)

Studi penerapan Akuntansi

Zakat dan Infak/Sedekah

pada Organisasi Pengelola

Zakat : Studi kasus pada

Lembaga Amil Zakat Baitul

Maal Hidayatullah

Makassar

Sudah sesuai PSAK No.

109 Akuntansi Zakat dan

Infak/Sedekah

Penelitian-penelitian di atas menunjukan masih banyaknya Organisasi

Pengelola Zakat yang belum menerapkan Akuntansi Zakat PSAK 109. Penelitian

ini adalah penlitian lanjutan terhadap Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) lainnya

di kota Makassar yang belum pernah di teliti oleh peneliti sebelumnya.

Page 52: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

39

Dalam penelitian ini, penulis mengambil empat OPZ di kota Makassar

sebagai objek penelitian sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih luas

tentang kondisi penerapan akuantansi zakat di kota Makasssar.

Page 53: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Objek penelitian ini adalah LAZ Masjid Al Markas, LAZ Rumah Zakat,

LAZISMU dan BAZNAS, yang secara khusus memberikan layanan pengelolaan

zakat, infak, sedekah, dan dana kemanusiaan. Penelitian ini dilaksanakan di LAZ

Masjid Al Markas, LAZ Rumah Zakat, LAZISMU dan BAZNAS kota Makassar

yang berlokasi di kota Makassar.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik atau cara-cara yang digunakan melalui:

1. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian dilakukan

langsung ke objek penelitian dengan tujuan menggambarkan semua

fakta yang terjadi pada objek penelitian, agar permasalahan dapat

diselesaikan. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dengan

melaksakan penelitian lapangan adalah sebagai berikut:

a. Wawancara, dilakukan dengan melakukan tanya jawab langsung

terhadap pihak-pihak yang bersangkutan, guna mendapatkan data

dan keterangan yang berlandaskan pada tujuan penelitian.

b. Observasi atau pengamatan langsung pada objek penelitian untuk

merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi/ kondisi).

c. Dokumentasi yaitu mengumpulkan data dan dokumen yang relevan

dengan penelitian ini.

2. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan literatur-

literatur yang relevan dengan permasalahan penelitian yang dapat

Page 54: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

40

berupa buku, majalah, surat kabar, dan tulisna-tulisan ilmiah untuk

mendapat kejelasan konsep.

3. Penelitian dengan internet, yaitu penelitian yang dilakukan dengan

mengakses website dan situs-situs yang menyediakan informasi yang

berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.

3.3. Jenis dan Sumber Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif,

yang merupakan kumpulan data non angka yang bersifat deskriptif, seperti:

1. Gambaran umum perusahaan LAZ Masjid Al Markas, LAZ Rumah

Zakat, LAZISMU dan BAZNAS kota Makassar termasud sejarah dan

perkembangan serta struktur organisasi dan pembagian tugas.

2. Dokumen-dokumen yang relevan dengan masalah pokok penelitian

penelitian, seperti laporan keuangan, pencatatan akuntansi, serta

kebijakan akuntansi zakat dan infak/sedekah perusahaan.

3.3.2. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah

a. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari

tangan pertama), dalam hal ini data yang dianalis yang diperoleh dari

hasil wawancara ataupun observasi langsung pada objek penelitian.

Data-data tersebut seperti hasil wawancara dengan pimpinan atau

pihak manajemen LAZ Masjid Al Markas, LAZ Rumah Zakat,

LAZISMU, ZIS Indosat, BAZNAS kota Makassar dan laporan

keuangan perusahaan.

Page 55: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

41

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang

sudah ada, seperti gambaran umum perusahaan, struktur organisasi,

dan sebagainya. Serta data yang diperoleh dari literatur-literatur yang

berkaitan dengan masalah penelitian seperti buku teks tentang

lembaga amil zakat.

3.4. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deksriptif

komparatif yakni mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan objek

penelitian yang sesungguhnya untuk mengetahui dan menganalisis tentang

penerapan akuntansi zakat objek penelitian kemudian dibandingkan dengan

standar yang ada. Dalam penelitian ini, Peneliti mendeskripsikan penerapan

akuntansi zakat dan infak/shadaqah pada LAZ Masjid Al Markas, LAZ Rumah

Zakat, LAZISMU dan BAZNAS kota Makassar. Data yang dikumpulkan dianalisis

dengan membandingkan akuntansi zakat dan infak /shadaqah yang diterapkan

pada LAZ Masjid Al Markas, LAZ Rumah Zakat, LAZISMU, ZIS Indosat, BAZNAS

kota Makassar dengan PSAK 109.

3.5. Tahapan Penelitian

Dalam penelitian ini, tahap-tahap yang ditempuh sebagai berikut:

a. Tahap sebelum ke lapangan, meliputi kegiatan penentuan fokus

penelitian, penyesuaian paradigma dengan teori serta penjajakan alat

peneliti yang mencakup observasi lapangan dan permohonan izin

kepada subyek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian dan

penyusunan proposal penelitian.

Page 56: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

42

b. Tahap pekerjaan lapangan, meliputi pengumpulan data-data yang

berkaitan dengan objek yang diteliti dengan wawancara, observasi

dan dokumentasi.

c. Tahap analisis data, meliputi analisis data yang diperoleh melalui

wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian dilakukan

penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti.

d. Tahap Penelitian laporan penelitian, meliputi kegiatan penyusunan

hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data

sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi

hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan

perbaikan atau saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang

kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan menulis

skripsi yang sempurna.

Page 57: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

87

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Penerapan akuntansi zakat pada lembaga amil zakat di kota Makassar :

a) LAZ DAPU Masjid AL Markaz, LAZISMU Makassar dan BAZNAS

Makassar menggunakan sistem pencatatan akuntansi tata buku

tunggal atau single entry accounting, yaitu pencatatan yang hanya

dilakukan sekali dan hanya dapat mempengaruhi akun kas tanpa

mempengaruhi akun–akun yang lain. Semenrata rumah zakat sudah

menerapkan sistem double entry dimana pencatatannya tidak hanya

mempengaruhi kas tetapi juga akun lainnya.

b) Dalam hal pengakuan pencatatan LAZ DAPU Masjid AL Markaz,

LAZISMU Makassar, Rumah Zakat Makassar dan BAZNAS Makassar

menerapkan pendekatan Cash Basis, dimana pencatatan dilakukan

ketika terjadi transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas.

c) Dalam penghimpunannya, LAZ DAPU Masjid AL Markaz, Rumah

Zakat Makassar, LAZISMU Makassar dan BAZNAS Makassar telah

sesuai ketentuan syariah seperti menyediakan layanan jemput zakat,

dimana amil mengambil langsung zakat kepada muzakki. Pada

prinsipnya penghimpunan dana zakat menjadi tugas amil seperti

dalam firman Allah QS.At-Taubah : 103 : “Ambillah zakat dari sebagian

harta mereka…” Jadi, dengan menggunakan ayat tersebut yang menjadi

dasar pada praktik penghimpunan dana keempat LAZ diatas tidak

menunggu muzakki membayar zakat dengan mendatangi kanto

Page 58: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

88

Rumah Zakat , melainkan para pengurus secara aktif langsung

mendatangi rumah para muzakki.

d) Penyaluran dana zakat yang dilakukan oleh LAZ DAPU Masjid AL

Markaz, Rumah Zakat Makassar, LAZISMU Makassar dan BAZNAS

Makassar kepada delapan asnaf di atas telah sesuai dengan

penjelasan UU No 38 tahun 1999 pasal 16 ayat 2 yang menjelaskan

bahwa bahwa mustahiq delapan asnaf ialah fakir, miskin, amil,muallaf,

riqab, gharim, sabilillah, dan ibnu sabil, yang dalam implementasinya

dapat meliputi orang-orang yang tidak berdaya secara ekonomi seperti

anak-anak yatim piatu, orang jompo/lansia, penyandang cacat, orang

yang menuntut ilmu, pondok pesantren, anak terlantar, orang yang

terlilit hutang, pengungsi yang terlantar, dan korban bencana alam dll.

2. Evaluasi penerapan akuntansi zakat pada lembaga amil zakat di kota

makassar adalah sebagai berikut:

a) Pertanggungjawaban keuangan atas aktivitas penerimaan dan

penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah telah dilakukan oleh LAZ

DAPU Masjid AL Markaz, LAZISMU Makassar dan BAZNAS Makassar,

namun keempat LAZ ini belum menerapkan standar akuntansi ZIS (PSAK

109) untuk penyusunan laporan keuangannya. Disisi lain

pertanggungjawaban keuangan yang dimaksud masih sebatas laporan

penerimaan dan pengeluaran kas. Sementara itu untuk Rumah Zakat

sendiri pada prinsipnya sudah sesuai dengan PSAK 109 hanya masih

terdapat satu kekurangannya yaitu tidak membuat laporan arus kas,

Rumah Zakat hanya menyajikan laporan posisi keuangan (neraca),

laporan perubahan dana, Laporan Perubahan Aset Kelolaan dan catatan

atas laporan kuangan. padahal pada PSAK 109 terkait dengan komponen

Page 59: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

89

laporan keuangan yang lengkap terdiri dari: neraca (laporan posisi

keuangan), Laporan perubahan dana, laporan perubahan aset kelolaan,

laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Pengungkapan

yang dikemukakan dalam laporan keuangan Rumah Zakat tampak pada

laporan keuangan sehingga memperoleh angka-angka dalam laporan

keuangan tersebut. Dalam penyajian laporan perubahan dana misalnya,

Rumah Zakat terlihat sudah memisahkan dana non halalnya dengan

zakat.

b) Laporan keuangan LAZ DAPU Masjid AL Markaz, LAZISMU Makassar

dan BAZNAS Makassar secara berkala diaudit oleh auditor internal dari

kantor internal dan sampai saat ini laporan keuangan yang disajikan

belum pernah diaudit oleh auditor independen. Sementara laporan

keuangan Rumah Zakat sediri telah di audit oleh auditor independen

dengan opini wajar tanpa pengecualian.

5.2. Saran

1. LAZ DAPU Masjid AL Markaz, LAZISMU Makassar, Rumah Zakat Makassar

dan BAZNAS Makassar sebaiknya menerapkan perlakuan Akuntansi Zakat

yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

Nomor 109 agar pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan

transaksi zakat dan infak/sedekah dapat tersaji dengan tepat.

2. BAZ/LAZ yang berfokus pada aktivitas pengembangan ummat

membutuhkan tenaga akuntansi yang handal dan terampil sebagai media

dalam penilaian profesional dan akuntabilitas lembaga amil, oleh karena itu

sebaiknya diadakan pelatihan bagi para tenaga keuangan atau akuntansi

dalam jajaran kepengurusan pada LAZ DAPU Masjid AL Markaz, LAZISMU

Makassar, Rumah Zakat Makassar dan BAZNAS Makassar secara

Page 60: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

90

berkelanjutan, sehingga para tenaga keuangan dapat mengetahui dan

menerapkan aturan-aturan mengenai akuntansi keuangan khususnya

tentang akuntansi zakat secara tepat.

3. Pengadaan perangkat lunak (software) akuntansi, bisa dijadikan salah satu

pertimbangan dalam melaksanakan tugas-tugas lembaga amil. Software ini

diharapkan dapat memudahkan pekerjaan bagian akuntansi dalam mencatat

setiap transaksi yang terjadi. Dengan adanya bantuan software akuntansi

zakat maka informasi mengenai posisi keuangan lembaga amil dapat

dihasilkan dengan cepat.

Page 61: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

91

DAFTAR PUSTAKA

Arif R. Haryono, 2012. “UU Zakat dan Pengelolaan Kepercayaan Publik”. http://www.imz.or.id/new/article/1500/zakat-law-and-management-of-public-trust/?lang=id di akses pada 20 April 2016

Ash-Shidddieqy, Hasbi. 2002. Pedoman Zakat. Semarang: Pustaka Rizki Putra

Chairunnisa. 2010. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengalokasian Dana Masjid At-Tauhid Arief Rahman Hakim Universitas Indonesia. Depok : FEUI

Daud, Muhamamad Ali. 2006. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Waqah. Jakarta: UI-Press

Fathonah. 2013. Analisis penerapan akuntansi zakat pada organisasi pengelola zakat (studi kasus LAZISMU kabupaten Klaten dan BAZDA kabupaten klaten). Jogdja : UIN Sunan Kalijaga

Fatwa Majelis Ulama Indonesia No. 9 tahun 2003 tentang amil zakat

Hafidhuddin, Didin. 2002. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani.

Hafidhuddin, Didin. 2007. Panduan Praktis tentang Zakat, Infak, dan Sedekah. Jakarta : Gema Insani

Harahap, Sofyan Safri. 1997. Akutansi Islam. Jakarta: Bumi Karsa

Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 109 Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah. Jakarta :IAI

Indriyani, Rina dkk. 2012. Analisis Perlakuan Akuntansi Zakat, Infaq dan Shodaqoh pada Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ DPU) Di Samarinda. Samarinda: Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman.

Istutik.2013 Analisis Implementasi Akuntansizakat dan Infak/Sedekah Pada Lembaga Amilzakat Di Kota Malang. Malang: STIE Malangkucecwara

Kurnia, Hikmat dan Hidayat. 2008. Panduan Pintar Zakat. Jakarta: QuantumMedia

Mahmudi . 2008. pengembangan Sistem Akuntansi Za kat dengan Teknik Fund Accounting, http://idb2.wikispaces.com/file/view/rp2008.pdf diakses 24 April 2016

Mia, Eka W (2013). Analisi Perlakuan zakat Akuntansi Zakat, Infaq dan Shodaqoh Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) LAZISMU cabang Bayuwangi dan Bandan Amil Zakat daerah (BAZDA) kabupaten Banyuwangi. Jember : Universitas Negeri Jember

Page 62: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

92

Mu’is, fahrur.2011. Zakat A-Z Panduan Mudah, Lengkap, dan Praktis tentang Zakat. Solo: Tinta Medina.

Prihatini, Farida dkk. 2005. Hukum Zakat dan Waqaf. Jakarta: Papas Sinar Sinanti

Qardhawi, Yusuf. 1969. Fiqh al-Zakat jilid I, Beirut : Dar al-Irsyad

Qardawi, Yusuf. 2004. Hukum Zakat. Jakarta : Lintera Antar Nusa

Sari, Olfita. (2012). Analisis Perlakuan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dalam Pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah pada Badan Amil Zakat Nasional dan Perbandingannya dengan Ketentuan PSAK 45 (1998) dan PSAK 109 (2011). Depok: FEUI

Setiariware, Andi Metari. 2013. Analisis Penerapan Akuntansi Zakat, Infak dan Sedekah pada LAZ (Lembaga Amil Zakat) Dompet Dhuafa Cabang

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar Umah, Ummi Khirul. 2011. Penerapan Akuntansi Zakat Pada Lembaga Amil

Zakat (Studi pada LAZ DPU DT Cabang Semarang). Skripsi. Semarang: Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Umroh. 2012. Studi penerapan Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah pada Organisasi Pengelola Zakat : Studi kasus pada Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Hidayatullah Makassar

Undang-Undang No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.

Widodo, Hertanto dan Kustiawan, Teten. 2001. Akuntansi dan Manajemen Keuangan Untuk Organisasi Pengelola Zakat. Jakarta: Institut Manajemen Zakat.

Widyarti, Nurhaida M. (2014). Studi evaluatif atas penerapan akuntansi zakat dan infak/shadaqah pada lazis wahdah islamiyah makassar berdasarkan psak 109. Makassar: UNHAS

Yulyani, Ira Ilama. 2012 Analisis penerapan akuntansi zakat pada organisasi pengelola zakat (studi kasus LAZISMU kabupaten Klaten dan BAZDA kabupaten klaten). Klaten: Universitas Gunadarma

Page 63: SKRIPSI · 2017. 10. 14. · tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70). ... Skripsi ini masih

93

Lampiran 1

BIODATA

Identitas Diri

Nama : Muhamad Hambali Tempat, Tanggal Lahir : Lombok Barat, 9 September 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat rumah : BTP Blok AB, No.3, Tamalanrea, Makassar Telepon Rumah dan HP : 087841624385 Alamat Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

Pendidikan Formal 1. SD Impres Balibunga Kec. Woja Kab. Dompu, Prov. NTB 2. SMPN 1 Woja , Kec. Woja, Kab. Dompu Prov. NTB 3. SMKN 1 Kec. Dompu, Kab. Dompu Prov. NTB 4. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

Pengalaman Organisasi

1. Ketua Komunitas Bukalapak Makassar 2016-2017 2. Pengurus International Motivator Acociation Chapter Makassar 2016-2017 3. Ketua Bidang Fundrising Komite Nasional untuk Rakyat Palestina SULSEL

2015-2016 4. Kordinator Program Komunitas Sukses Mulia Makassar 2016-2017 5. Ketua Lembaga Dakwah Mahsiswa Al-Aqsho UNHAS 2014-2015 6. Ketua Forum Kajian Ekonomi Islam (FoSEI) 2011-2012 7. Ketua Sahabat Asrama UNHAS 2011-2012 8. Ketua Ikatan Keluarga Mahasiswa bidikmisi Universitas Hasanuddin 2011-

2012 9. Forum Kajian Islam Akuntansi (FORKASI) 2010-2011 10. Ketua Forum Pelajar Peduli AIDS Dompu 2009-2010 11. Ketua OSIS SMKN 1 Dompu 2008-2009

Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.

Makassar, 20 April 2017 Muhamad Hambali