skizofrenia paranoid

13
STATUS UJIAN Nama mahasiswa : Andik Sunaryanto (0402005114) I. Identitas Pasien Nama : KM Jenis Kelamin : laki-laki Umur : 40 tahun Pendidikan : Tamat SMA Pekerjaan : Swasta Agama : Hindu Status : Sudah menikah Suku : Bali, Indonesia Alamat : Denpasar Pemeriksaan : 29/5/2010 II. Anamnesis Keluhan Utama: Autoanamnesis: Curiga dengan tetangga Heteroanamnesis: Marah-marah Autoanamnesis Pasien adalah pasien kontrol poliklinik jiwa RSUP Sanglah. Pasien diwawancara dalam posisi duduk memakai kaos warna biru tua dengan celana panjang hitam. Rambut pasien juga terlihat disisir rapi. Perawakan tubuh pasien sedang, tidak terlalu gemuk, dan tidak terlalu kurus. Selama wawancara, pasien mau menjawab setiap 1

Upload: pitaloka-yuniartiningtyas

Post on 19-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hoi

TRANSCRIPT

Page 1: Skizofrenia Paranoid

STATUS UJIAN

Nama mahasiswa : Andik Sunaryanto (0402005114)

I. Identitas Pasien

Nama : KM

Jenis Kelamin : laki-laki

Umur : 40 tahun

Pendidikan : Tamat SMA

Pekerjaan : Swasta

Agama : Hindu

Status : Sudah menikah

Suku : Bali, Indonesia

Alamat : Denpasar

Pemeriksaan : 29/5/2010

II. Anamnesis

Keluhan Utama: Autoanamnesis: Curiga dengan tetangga

Heteroanamnesis: Marah-marah

Autoanamnesis

Pasien adalah pasien kontrol poliklinik jiwa RSUP Sanglah. Pasien diwawancara dalam

posisi duduk memakai kaos warna biru tua dengan celana panjang hitam. Rambut pasien juga

terlihat disisir rapi. Perawakan tubuh pasien sedang, tidak terlalu gemuk, dan tidak terlalu kurus.

Selama wawancara, pasien mau menjawab setiap pertanyaan pemeriksa. Pasien mau menatap

pemeriksa, namun sesekali menjawab sambil melirik ke istrinya. Pasien dapat menjawab

pertanyaan pemeriksa dengan jelas dan bisa dimengerti.

Pasien mampu menyebutkan nama, dimana saat ini berada dengan benar. Pasien mampu

menghitung mundur dari angka 10 kemudian pemeriksa memberikan soal pengurangan 100-7

dan 10-2, dan pasien dapat menjawab dengan benar. Pasien juga mampu melanjutkan peribahasa,

1

Page 2: Skizofrenia Paranoid

berakit-rakit kehulu, dan dijawab ‘berenang-renang ke tepian’, yang menurut pasien artinya

“susah dulu baru senang” . Pasien juga dapat menyebutkan perbedaan buah jeruk dan bola tenis,

dengan mengatakan “jeruk bisa dimakan, bola tenis untuk main saja.”

Pasien mengatakan perasaannya dalam dua minggu ini, baik-baik saja dan sudah lebih

enakan. Pasien kemudian bercerita “sejak kurang lebih seminggu yang lalu, ia masih curiga

tetangga kos sebelah mau mengambil minyak di kamar.” Sampai-sampai pasien harus

mengawasi minyak di kamarnya itu. Ia mengatakan bahwa minyak itu adalah minyak obat yang

diberikan oleh dukun kepadanya, dan diminum kadang-kadang terutama bila mau pulang ke

Karangasem. Ketika ditanya apakah pernah melihat tetangganya mengambil minyaknya untuk

digunakan oleh tetangganya, pasien mengakui bahwa dirinya memang tidak pernah melihat

sendiri tetangga kosnya mengambil minyak itu, namun dia tetap curiga karena tempat kosnya

tidak ada plaflonnya, sehingga saling berhubungan dengan kamarnya. Sehingga ia takut apabila

tetangganya mengambil minyak itu lewat tangga. “saya tidak lihat, tapi saya curiga dia memang

mau ambil minyak punya saya.” Pasien juga mengakui bahwa tetangganya tidak pernah mencari

masalah dengan dirinya. Kemudian ketika ditanya, apakah pernah kehilangan minyak karena

dicuri tetangganya, ia menjawab,”tidak pernah”, Sampai-sampai istrinya berulang kali

menasihati pasien, “dia dibilang istri saya sudah seperti saudara, tapi barang saya diincar terus.”

Akhirnya pasien mengaku ngomel-ngomel kepada istri dan tetangganya, tetapi pasien mengaku

tidak ada merusak barang atau melukai orang.

Pasien mengatakan bahwa hal ini bukan pertama kalinya dia curiga pada orang. “Dulu

pernah juga sama tetangga ini, pernah juga sama kakak, rasanya ada yang mau mindah-mindah

barang saya terus.” Pasien mengatakan pertama kali timbul kecurigaan ini sekitar 6 tahun yang

lalu. Menurut pasien selalu ada yang mau mengutak-atik barang-barangnya. Pasien mencurigai

kakak kandungnya dan saat pulang ke kampung (di Karangasem) pasien pernah mengamuk-

ngamuk. Pasien ingat dirinya menendang-nendang barang dan setelah itu dibawa ke RSJ Bangli

untuk dirawat inap tahun 2004. Pasien juga mengatakan dirinya dulu sebelum dirawat di Bangli,

juga pernah sering susah tidur karena dulu sering mendengar teman-temannya berbicara. Ketika

ditanya siapa yang dimaksud temannya itu, pasien menjawab,”dengar suaranya saja. Orangnya

ada banyak, tapi kenal suaranya, suara teman-teman. Suaranya suka ngajak bicara, kadang saya

dibilang ini-itu. Suara itu juga kadang mengatakan ada orang di luar sana dan menyuruh saya

untuk melihatnya.” Setelah dilihat ternyata tidak ada orang, sehingga membuat pasien menjadi

2

Page 3: Skizofrenia Paranoid

marah. Pasien mengaku mengenal suara tersebut sebagai teman kerjanya meskipun tidak pernah

ada wujudnya. Tetapi, semenjak keluar dari RSU Bangli bulan Agustus 2009, suara itu jarang

terdengar dan pasien sekarang sudah tidak mendengar suara-suara itu lagi.

Pasien mengaku sudah 4 kali diopname di RSJ Bangli sejak 6 tahun yang lalu (2004).

Pasien mengaku lupa apa saja penyebab dirinya masuk rumah sakit, namun dia mengatakan dia

tidak pernah sampai mukul orang jika marah. Pasien pada waktu itu (2004) mengatakan dirawat

sekitar satu bulan kemudian diperbolehkan pulang. Namun setelah diperbolehkan pulang, pasien

mengaku tidak rutin kontrol minum obat. Kemudian tahun 2005, pasien dibawa lagi keluarganya

ke RSJ Bangli dengan keluhan yang sama; karena marah-marah, dan mendengar suara-suara,

dirawat sekitar satu bulan. Ia mengatakan setelah keluar dari RSJ, “tidak minum obat lagi karena

sudah sembuh”, kemudian sekitar tahun 2007 dirawat selama 1 bulan dengan keluhan yang

sama, marah-marah dengan tetangganya. Pasien terakhir masuk RSJ Bangli tahun 2009, dirawat

lagi di RSJ Bangli selama 1 bulan, dengan keluhan marah-marah, dan mendengar suara-suara.

Semenjak keluar bulan Agustus 2009, pasien sudah jarang mendengar suara-suara tersebut tadi.

Pasien mengaku hanya ingat obat yang diberikan saat pulang dari RSJ Bangli berupa pil merah

besar diminum satu kali sehari malam hari, warna biru dua kali sehari dan warna putih dua kali

sehari. Obat itu dipegang sendiri dan hanya diminum bila pasien tidak bisa tidur. Pasien

mengatakan setiap diperbolehkan pulang, pasien mengaku tidak rutin minum obat. Setelah keluar

dari Bangli Agustus 2009, pasien mengaku kontrol ke RSUP Sanglah, Pasien mengaku sudah

ada 4 kali ini kontrol ke poli jiwa walaupun tidak rutin setiap bulan. Ketika ditanya kenapa tidak

teratur minum obat, pasien hanya menjawab, “karena sudah baikan ya obatnya tidak diminum.”

Ia sudah tidak lagi mendengar suara-suara temannya yang dulu pernah didengarnya. Pasien

mengatakan sejak satu hari yang lalu susah untuk tidur malam, baru bisa tidur jam 11 malam dan

bangun jam 5 pagi, dan tidak disertai mimpi buruk. Nafsu makan dikatakan baik, 3x/hari, dan

mandi seperti biasa, 2x/hari.

Pasien dulunya adalah seorang pegawai jasa pengiriman barang di Denpasar sejak 1996

namun semenjak dirawat diBangli, pasien tidak bekerja. Setelah keluar dari RSJ Bangli 2009,

pasien bekerja sebagai buruh bangunan di proyek bangunan. Pasien mengaku tidak ada masalah

ditempat kerja. Pasien juga mengatakan sudah menikah, memiliki anak laki-laki, masih kelas 4

SD yang tinggal bersama keponakannya di Karangasem.

3

Page 4: Skizofrenia Paranoid

Pasien adalah anak ke-4 dari 4 saudara, pasien hanya mau cerita sedikit mengenai

keluarganya. Pasien mengatakan hidupnya susah sejak kecil di desa bersama orangtuanya. Ia

mengatakan tidak suka menceritakan masalahnya kepada keluarga-keluarganya apabila ada

masalah lebih suka berdiam diri dirumah. Hubungan dengan keluarga besarnya dikatakan tidak

ada masalah. Pasien mengaku tidak pernah merokok, tidak pernah menggunakan obat-obatan

terlarang dan minum arak, hanya sedikit, itupun jika ada upacara besar. Pasien juga menyangkal

ada sakit darah tinggi, kencing manis, kejang, atau riwayat benturan di kepala.

Heteroanamnese: Istri pasien (WS)

Pasien dikeluhkan marah-marah sejak satu hari yang lalu kepada istri dan tetangganya

karena curiga tetangga kosnya mau mengambil minyak yang disimpan dikamar pasien, padahal

menurut istri pasien, tetangganya tidak pernah meminta apalagi mengambil minyak tersebut.

Pasien dikatakan curiga kira-kira seminggu yang lalu, dimana awalnya pasien menceritakan

kecurigaannya kepada istrinya lalu jadi sering mengawasi minyak obatnya yang disimpan diatas

lemari. Semakin hari kecurigannya dikatakan bertambah, bahkan pasien mulai berjalan mondar-

mandir ke kamar tetangganya. Akhirnya suatu hari istri pasien berusaha mengingatkan pasien

bahwa tetangga mereka tidak mungkin bertindak seperti itu karena sudah seperti saudara. Pasien

tidak terima dan malah marah-marah kepada istrinya. Pasien juga mendatangi tetangganya

tersebut dan marah-marah, namun tetangganya maklum dan tidak mengacuhkan pasien. Pasien

akhirnya kembali ke kamarnya dan ngomel terus, dan tidak mau tidur. Istri pasien menjadi kesal

dan berkata, “ kalau tidak mau berhenti, ya sudah. Anak-anak sudah besar, saya capek ngurusin

kamu terus.”

Pasien dikatakan memang sering curiga pada tetangganya, bahkan pernah pada kakak

kandungnya, tapi tidak pernah curiga dengan istrinya sendiri. Keluhan ini awalnya muncul

pertama kali 6 tahun yang lalu. Saat itu pasien dikatakan curiga pada kakaknya bahwa sering

mengutak atik barang pasien, padahal hal itu tidak terjadi. Kemudian pasien menjadi sering

susah tidur, sering terlihat berbicara sendiri, dan berjalan-jalan di halaman dengan membawa

balok kayu. Pasien dibawa ke balian dua kali, namun dikatakan tidak apa-apa. Akhirnya pasien

dibawa pulang, namun dikatakan pasien menuduh kakaknya memindah barang miliknya dan

mengamuk menendang barang-barang. Pasien kemudian dibawa ke RSJ Bangli dan diopname

4

Page 5: Skizofrenia Paranoid

satu bulan. Setahun kemudian, pasien masuk RSJ lagi dengan keluhan yang sama yaitu

mengamuk setelah sebelumnya menuduh kakaknya. Pada tahun 2007, pasien kembali masuk RSJ

dengan keluhan yang sama, namun kali ini tetangganya yang dicurigai. Terakhir pasien keluar

bulan Agustus 2009. Istri pasien mengaku bahwa pasien tidak rutin kontrol dan minum obat

sebab menurut istri pasien pasien biasa saja, bisa bekerja normal, jika tidak kumat. Pasien hanya

minum obat jika susah tidur. Istri pasien juga membiarkan pasien sendiri yang memegang

obatnya karena istri pasien percaya dengan pasien. Pasien dikatakan sekarang bekerja sebagai

buruh bangunan di Kuta.

Istri pasien mengaku pasien dulunya seorang pendiam. Meskipun hubungan dengan

keluarganya baik, pasien dikatakan tidak suka menceritakan masalahnya pada siapa pun sehingga

istri pasien tidak apa yang yang mungkin menyebabkan keluhan suaminya. Jika ditanya, pasien

dikatakan tidak mau menjawab. Istrinya menduga pencetus keluhan 6 tahun yang lalu adalah

masalah ekonomi. Hubungan pasien dengan anak-anaknya cukup dekat. Pasien sebenarnya akrab

dengan tetangga kosnya, bahkan sudah dianggap saudara yang sudah bertetangga lama. Jika

tidak sedang kumat pasien dikatakan ngobrol seperti biasa, tetangga pasien juga maklum dengan

kondisi pasien. Pasien dikatakan tidak ada riwayat darah tinggi, kencing manis, kejang, atau

benturan dikepala. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama tidak ada.

III. PEMERIKSAAN FISIK

STATUS INTERNA

Status present :

Keadaan umum : baik

Tekanan darah : 110/70

Nadi : 82 x/menit

Respirasi : 18x/menit

Suhu : 36,6 C

Status General :

Mata : anemia -/-, ikterus -/-, reflek pupil +/+ isokor

5

Page 6: Skizofrenia Paranoid

THT : secret hidung (-), deviasi septum(-), nyeri tekan R. maksila (-); hiperemis faring (-),

disfoni (-); Telinga kesan tenang

Leher : jejas (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), PKGB (-)

Thoraks : simetris

Cor : S1S2 Tunggal, regular, murmur (-)

Pulmo : veikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen : bising usus (+) normal, distensi (-), nyeri tekan epigastrial (+)

Ekstremitas : akral hangat

Status Neurologis :

GCS : E4V5M6

Defisit neurologis : (-)

Tenaga: 555/555 Tonus: N/N

555/555 N/N

Reflex fisiologis: +/+

+/+

Reflek patologis: -/-

Tremor tidak ada

Status Psikiatri :

1. Kesan Umum : Penampilan tidak wajar, roman muka sesuai umur , , kontak verbal dan visual

cukup

2. Kognisi dan sensorium

Kesadaran : Jernih

Orientasi: baik (tempat, waktu, orang)

Daya ingat: Baik

Intelegensi: sesuai tingkat pendidikan

Berpikir abstrak: baik

3. Mood/Afek : Eutimik appropriate

4. Proses pikir :

6

Page 7: Skizofrenia Paranoid

BP : nonlogis nonrealis

AP : koheren

IP : Waham curiga ada

5. Pencerapan : halusinasi auditorik ada riwayat, ilusi tidak ada

6. Dorongan Insting : early onset insomnia, hipobulia tidak ada, raptus ada riwayat

7. Psikomotor : tenang saat pemeriksaan

IV. RESUME

- Pasien laki-laki, 40 tahun, Hindu, bali, menikah, pendidikan tamat SMA, swasta, alamat

di Banjar Maniksaga gang Badik 32X Panjer, dikeluhkan curiga pada tetangganya.

Pasien curiga sejak lebih dari 1 minggu yang lalu karena tetangga kosnya hendak

mencuri minyak obat milik pasien. Pasien juga susah memulai tidur sejak satu hari yang

lalu. Makan dan mandi dikatakan biasa.

- Pasien mengaku pernah curiga pula pada kakaknya sejak 6 tahun yang lalu. Pasien curiga

ada yang suka mengutak atik barangnya. Pasien pernah mengamuk dan menendangi

barang karena kecurigaannya itu.

- Sejak 6 tahun lalu, pasien sulit untuk tidur karena diajak bicara suara-suara yang dikenali

pasien sebagai temannya, namun pasien tidak melihat wujud temannya itu.

- Pasien pernah dirawat sudah 4 kali di RSJ Bangli sejak 2004, 2005, 2007, dan 2009. Hal

ini karena pasien putus obat, pasien jarang minum obat karena merasa sudah sembuh.

Pasien mengaku hanya minum obat jika susah tidur.

- Selama wawancara pasien tenang, sesekali menjawab sambil melirik ke istrinya.

- Ciri kepribadian tertutup

- Dari status interna dan neurologis dalam batas normal

- Dari status psikiatri didapatkan penampilan tidak wajar, roman muka agak tegang, kontak

visual dan verbal cukup, kesadaran jernih, mood/afek eutimik appropriate, bentuk pikir

non logis non realis, arus pikir koheren, isi pikir waham curiga ada, terdapat riwayat

halusinasi auditorik, terdapat insomnia tipe early, dan riwayat raptus, psikomotor tenang

saat pemeriksaan.

V. DIAGNOSIS BANDING

1. Skizofrenia Paranoid (F.20.0)

7

Page 8: Skizofrenia Paranoid

2. Gangguan waham menetap (F.22.0)

VI. DIAGNOSIS MULTIAXIAL

Axis I : Skizofrenia Paranoid (F.20.0)

Axis II : Ciri kepribadian tertutup

Axis III: Tidak ada diagnosis

Axis IV: Stessor tidak jelas

Axis V : GAF 60-51

VII. TERAPI

- Medikamentosa: Stelazine 2 x 5 mg

- Psikoterapi suportif

Usulan pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah lengkap, kimia darah

IX. PROGNOSIS

a. Diagnosa : Skizofrenia paranoid (buruk)

b. Onset Umur : Tua (baik)

c. Perjalanan Penyakit : kronis (buruk)

d. Faktor Genetik : Tidak ada (buruk)

e. Pendidikan : Tamat SD (buruk)

f. Support Keluarga : Baik (baik)

g. Faktor Sosial Ekonomi : Kurang (buruk)

h. Faktor Pencetus : Tidak jelas (buruk)

i. Status : Menikah (baik)

j. Penyakit Organik Yang Mendasari: Tidak Ada (baik)

k. Kepatuhan minum obat : Kurang (buruk)

Kesimpulan : prognosis pasien adalah dubius ad malam (mengarah ke buruk)

8

Page 9: Skizofrenia Paranoid

Gambar perjalanan penyakit pasien

9