skizofrenia paranoid

Download skizofrenia paranoid

If you can't read please download the document

Upload: ismo-yuwono

Post on 08-Aug-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

F.20.0

TRANSCRIPT

BAB I LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Usia Alamat Status Pendidikan Pekerjaan Agama Masuk ke RSJ NRM Kasus polisi : Bp. NH : laki-laki : 28 tahun : Desa II Bojong RT 2 RW 4 Panjatan : menikah : STM : tidak bekerja : Islam : 24 Oktober 2012 : 050625 : tidak

Dirawat di Ghrasia ke : II

B. ANAMNESIS a. ALLOANAMNESIS Dilakukan diperoleh pasien. Identitas Nama Alamat Sumber 1 Bp. M Bojong dusun I Sumber Anamnesis Sumber 2 Bp S Bojong dusun I Sumber 3 Bp Y Bojong tanggal dari 31 Oktober dan 2012,

orangtua

tetangga

1

dusun II Pendidikan Pekerjaan Umur Hubungan Lama kenal Sifat Kenal SD Petani 54 Ayah Kandung Sejak kecil Akrab SMA Petani 40 Tetangga Sejak kecil Akrab SMA PNS 55 Tetangga Sejak kecil Tidak begitu akrab

1. Keluhan Utama : marah-marah sambil merusak barang di rumah, 2. Riwayat penyakit sekarang : Kronologis : tiga hari sulit tidur, mengamuk, memecah kaca rumahnya sendiri, peningkatan gejala sejak satu bulan. Pasien tidak mau minum obat. Pasien kemungkinan menjadi marah karena istrinya yang masih berada di Malaysia tidak bisa dihubungi dan tidak bisa bertemu dengan anaknya. Anaknya tinggal dengan mertuanya. Dulu pasien diperbolehkan bertemu dengan anaknya tapi karena sering marah-marah maka mertuanya tidak memperbolehkan pasien untuk bertemu anaknya karena takut akan dicelakai. Padahal saat bertemu dengan anaknya keadaan pasien manjadi lebih baik (pasien membelikan jajan untuk anaknya). Karena tidak diperbolehkan bertemu dengan anaknya maka pasien pun menganggap anaknya sudah meninggal lalu pergi ke kuburan yang dianggap kuburan anaknya sambil membawa bunga. Peningkatan gejala terjadi secara perlahan-lahan. 3. Faktor yang mendahului Stressor psikososial : tidak bisa bertemu dengan anaknya Faktor organik : tidak ditemukan.

4. Riwayat penyakit dahulu : Sekitar 4 tahun yang lalu istri pasien pergi ke Malaysia untuk bekerja, tidak lama kemudian pasien pun menyusul ke Malaysia untuk bekerja di pabrik otomotif. Disana pasien mendapat berita bahwa istrinya selingkuh, maka pasien pun kembali ke Indonesia. Sejak pasien pulang, istri pasien menjadi semakin sulit untuk dihubungi. Pasien pun perilakunya berubah menjadi pendiam dan kadang marah-marah. Pasien sempat dibawa ke kebumen untuk dibawa ke pondok, tapi pasien kabur. Akhirnya pasien pun rawat jalan di RSJ Soeroyo dan kondisinya membaik. Tetapi ternyata pasien lama-lama tidak rutin minum obat sehingga membuat gejalanya semakin meningkat yaitu menjadi sering marah-marah, tidak berpakaian ketika tidur, dan sering menggoda perempuan bahkan istri orang di daerahnya. Oleh sebab itu, pasien dibawa ke RSJ Grhasia untuk mondok selama sekitar sebulan. Setelah itu kondisi pasien kembali membaik. Tapi kemudian pasien kembali jarang minum obat sehingga terjadi peningkatan gejala lagi. Riwayat penyakit keluarga

b. AUTOANAMNESIS Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengaku sudah 3 hari mondok di Rumah Sakit Jiwa Ghrasia. Diantar oleh ayahnya dan 3 orang tetangganya. Pasien mengaku ayahnya tidak mengatakan bahwa akan membawa pasien ke RSJG. Pasien juga tidak tahu alasan

3

kenapa dibawa ke RS. Pasien mengaku mengamuk sampai memecahkan kaca rumah dengan batu karena masalah pribadi, yaitu pasien merasa berkuasa di Indonesia dan presiden SBY telah menjanjikan uang 2 Milyar dan sebuah mobil avanza kepada pasien tapi tidak juga menepati janjinya. Pasien tahu jika presiden SBY menjanjikan hadiah tersebut dari kelebihannya yang bisa meramal masa depan. Pasien pun mengaku dapat melakukan kontak batin dengan siapa saja. Pasien mengaku sebelumnya pernah dirawat di Ghrasia sekitar 5 bulan yang lalu dengan alasan karena pasien akan diwafatkan atau dijadikan tumbal oleh presiden SBY sehingga pasien mengamuk. Pasien merasa dirinya adalah penegak kebenaran, merasa dirinya kiyai, merasa dirinya adalah pemimpin hanafi seluruh Indonesia. Pasien mengaku memiliki kitab Lauh Mahfudz. Pasien tidak pernah mendengar suara-suara bisikan. Tapi pasien mempunyai kelebihan dapat melihat setan dan jin sejak diriya akan dijadikan tumbal oleh presiden SBY. Pasien dapat melihat setan sejak dirumah maupun dibangsal sadewa. Bahkan jin maupun setan kadang memegang-megang pasien dibagian rambut, tangan , kaki dan lain lain. Pasien tidak takut dengan yang dilihatnya. Pasien jika memiliki masalah lebih suka memendamnya, dan tidak memiliki teman dekat. Pasien lebih senang dirumah untuk memperdalam ajaran Islam. Pasien mengaku tinggal sendirian, jika makan tetangga yang akan memeberikannya makanan. Pasien sudah menikah dan memiliki seorang anak usia 5 tahun. Pasien saying dengan anaknya dan merasa bertanggung jawab mengurusnya. Pasien mengaku sudah bercerai dengan istrinya 2 tahun yang lalu, dengan alasan istrinya selingkuh. Pasien tahu istrinya selingkuh dari ramalanya. Swkarang anak pasien diasuh oleh mertuanya. Pasien sebelumnya bekerja sebagai petani. Pasien merasa cukup dengan penghasilannya. Pasien tidak bekerja sejak presiden SBY menjanjikan hadiah uang 2 Milyar dan mobil avanza. Pasien mengaku rutin minum obat dan mengatakan ayahnya berbohong jika dia tidak teratur minum obat. C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA 1. Psikiatri Pasien mengalami gangguan jiwa sejak 2008 sampai sekarang. 2. Medis Umum Riwayat trauma kepala/jatuh (-) Riwayat kejang (-) Riwayat demam tinggi (-)

Penyakit-penyakit metabolic (-) 3. Penyalahgunaan NAPZA Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak minum minuman keras ataupun obat-obatan lain, suka merokok. D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Kelahiran Riwayat kehamilan dan persalinan pasien tidak ada kelainan. Riwayat kehamilan dikehendaki. Riwayat persalinan normal, cukup bulan (9 bulan) dengan berat 3200 gram dan ditolong oleh bidan. 2. Latar Belakang Perkembangan Mental Pasien tidak memiliki hambatan dalam perkembangan mentalnya, dan mudah bergaul dengan tetangga dan teman-temannya. Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. 3. Perkembangan Awal Pertumbuhan dan perkembangan pasien termasuk baik dan tidak mengalami ketertinggalan dalam pertumbuhan dan perkembangan dari teman-temannya. 4. Riwayat Pendidikan Mulai masuk Tk sejak usia 4 tahun. Pendidikan terakhir pasien adalah STM. Tidak ada hambatan dalam belajar. Tdak pernah tinggal kelas. 5. Riwayat Keagamaan 5. Hubungan Sosial Pasien aktif mengikuti kegiatan di masyarakat. 6. Kebiasaan Pasien sering pergi ke rumah tetangga dan pergi bersama teman-temannya. 7. Status Sosial Ekonomi Pasien dibesarkan dengan kondisi ekonomi yang dirasa cukup oleh ayah pasien. Ayah pasien bekerja sebagai petani dan serabutan bangunan, sedangkan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. 8. Situasi Kehidupan Sekarang Pasien adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Pasien tinggal sendirian, tapi rumah Pasien rajin sholat lima waktu dan mengaji sebelum sakit.

5

yang pasien tinggali bersebelahan dengan rumah orang tuanya. Sudah sejak 4 tahun yang lalu pasien mempunyai gangguan jiwa. Pasien telah menikah dan memiliki anak usia 5 tahun. Saat ini pasien tidak bekerja, tapi sebelumnya pasien pernah bekerja di bengkel, lalu bekerja di Malaysia (pabrik otomotif), kemudian beralih profesi menjadi petani. 9. Pola Asuh Keluarga Saat kecil pasien tinggal dirumah bersama ayah, ibu, kakak, dan adiknya. Pasien merupakan anak yang baik, riang dan penurut. Orang tua tidak pilih kasih terhadap anak-anaknya, tidak memanjakan, tidak kasar dalam mendidik anak, dan mengajarkan ilmu keagamaan yang cukup. 10. Tingkat Kepercayaan Alloanamnesis Alloanamnesis secara umum dapat dipercaya karena diperoleh dari ayah kandung pasien, tetangga sebelah rumah pasien, dan tetangga yang telah kenal dekat dengan ayah pasien sejak SMA dulu. E. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Frekuensi nadi Frekuensi napas Suhu Kepala Mata THT Leher Mulut Jantung Paru : baik : compos mentis : 110/70 mmHg : 88x/ menit : 20x/ menit : afebris : deformitas (-), rambut hitam, tidak mudah dicabut : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, refleks pupil baik : deformitas (-), serumen (-/-) : pembesaran kelenjar getah bening (-) : oral higiene cukup : dbn : dbn

Abdomen Ekstremitas

: dbn : simetris, akral hangat, edema -/-, perfusi perifer cukup.

F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Hasil laboratorium dalam batas normal. Hb 13,8 AL 8,0 AT 339 AE 4,42 Ht 41,3 G. PEMERIKSAAN PSIKIATRI Kesan Umum : laki-laki, tahun, sesuai umur, rawat diri baik, tampak sakit jiwa Kesadaran Orientasi Sikap/tingkah laku Roman muka Afek Proses pikir Bentuk pikir : non-realistik Isi pikir : waham kebesaran (+) waham magic mistik (+) waham religious (+), waham curiga (+)7

: compos mentis : OTS baik, disorientasi waktu : normoaktif dan kooperatif : normomimik : distimik

Progres pikir : koheren, relevan, cukup bicara Persepsi Halusinasi Ilusi Hubungan jiwa Perhatian Insight : halusinasi visual (+) halusinasi taktil (+) : (-) : mudah : mudah ditarik mudah dicantum : jelek

H. SINDROM YANG DIDAPAT i.Sindroma skizofrenia Wahan magic mistik : dapat melakukan kontak batin Waham kebesaran : merasa pemimpin hanafi, bertemu presiden SBY, merasa ustad, penegak kebenaran, merasa berkuasa di indonesia Waham curiga : curiga istri berselingkuh Waham religi : meraswa pemimpin hanafi Halusinasi visual merasa dapat melihat jin dan setan Halusinasi taktil merasa dipegang oleh jin dan setan

ii.Sindrom paranoid Waham kebesaran : merasa pemimpin hanafi, bertemu presiden SBY, merasa ustad, penegak kebenaran, merasa berkuasa di Indonesia

-

Waham curiga : curiga istri berselingkuh

I. DIAGNOSIS KERJA Skizofrenia tak terinci (F.20.3)

J. PEMBAHASAN Criteria Skizofrenia mayor Harus ada sedikitnya satu gejala berikut yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejalagejala kurang jelas) a. - tought echo - thought insertion or withdrawal - thought broadcasting b. - delusion of control - delusion of influence - delusion of passivity - delusion perception c. halusinasi auditorik d. waham menetap jenis lainnya Gejala pada pasien Kesimpulan

Waham magic mistik bisa kontak batin ke siapa saja Waham kebesaran os merasa berkuasa di Indonesia. Kenal dengan presiden SBY, merasa dirinya ustad, pemimpin hanafi seluruh Indonesia, seorang penegak kebenaran

Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Memenuhi

9

Criteria skizofrenia minor Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas : e. halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja

Gejala pada pasien Halusinasi visual dapat melihat setan dan jin Halusinasi taktil merasa setan dan jin dapat memegang nya -

kesimpulan Memenuhi

Tidak memenuhi

f. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme g. Perilaku katatonik h. Gejala-gejala negative Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri dan penarikan diri secara sosial

+ Terdapat perubahan bermakna pada pasien,

Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Memenuhi

dari data diatas pasien dapat didiagnosis skizofrenia (F.20)

Criteria skizofrenia paranoid

Gejala pada pasien

Kesimpulan

Memenuhi criteria umum diagnosis skizofrenia Sebagai tambahan, halusinasi dan/waham harus menonjol : a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau bersifat seksual c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan ( delusion of control ) dipengaruhi ( delusion of influence ) atau passivity dan keyakinan dikejar paling khas -Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol

+

Memenuhi

. -

Tidak Memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak Memenuhi

-

11

No 1 2

Kriteria diagnosis skizofrenia hebefrenik Memenuhi criteria umum untuk diagnosis skizofrenia Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun) Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis. Untuk mendiagnosis hebrefenia yang meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atu 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut memang benar bertahan : Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, serta manerisme; cenderung untuk selalu menyendiri(solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan. Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inapropiate), sering dsertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self satisfied), senyum sendiri (self absorbed smilling), atau oleh sikap tinggi hati (lofty maner),tertawa menyeringi (grimaces), mannerism, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondriakal, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases); Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta inkoheren) Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary delusions and hallucination). Dorongan kehendak (drive) dan yang betujuan (determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perlaku penderita memperlihatkan cirri khas yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of puspose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat, dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang lain memahami jalan pikira pasien.

Gejala pada pasien + -

Pasien Terpenuhi Tidak Terpenuhi Tidak Terpenuhi Tidak Terpenuhi

3

-

4

5

-

Tidak terpenuhi

Kriteria diagnosis skizofrenia katatonik Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia. Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya : (a) stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara): (b) Gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal) (c) Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh); (d) Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakkan kearah yang berlawanan); (e) Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya); (f) Fleksibilitas cerea / waxy flexibility (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar); dan (g) Gejala-gejala lain seperti command automatism (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat. Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik, dx skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala-gejala lain. penting utk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik bukan petunjuk dx untuk skizofrenia. Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolic, atau alcohol dan obatobatan serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif.

Gejala Kesimpulan pada pasien + Memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi

13

Skizofrenia tidak terinci -Memenuhi _riteria umum diagnosis skizofrenia -Tidak memenuhi _kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik. -Tidak memenuhi _kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia.

Gejala pada pasien + + +

Kseimpulan Memenuhi Memenuhi Meemnuhi

Depresi pasca skizofrenia Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau : (a) Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria diagnosis umum skizzofrenia) selama 12 bulan terakhir ini; (b) Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya); dan (c) Gejala-gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu. Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode depresif (F.32-). Bila gejala skizofrenia masih jelas dan menonjol, dx hrs tetap salah satu dari subtype skizofrenia yg sesuai (F.20.0-F.20.3)

Gejala pada pasien -

kesimpulan Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi

-

Tidak memenuhi

Skizofrenia residual Gejala pada pasien Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua : (a) Gejala negative dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik, aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi

kesimpulan Tidak memenuhi

pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk; (b) Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofenia; (c) Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom negative dari skizofrenia; (d) Tidak terdapat dementia atau penyakit / gangguan otak organik lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut.

-

Tidak memenuhi Tidak memenuhi

+

memenuhi

Skizofrenia simpleks Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari : - gejala negative yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik, dan - disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial. Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan subtipe skizofrenia lainnya.

Gejala pada pasien -

Kesimpulan Tidak memenuhi

-

Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi

Pada pasien ini tidak memenuhi criteria diagnosis untuk skizofrenia paranoid (F20.0), skizofrenia hebefrenik (F20.1), skizofrenia katatonik (F20.2), depresi pasca skizofrenia (F20.4), skizofrenia residual (F.20.5), dan skizofrenia simpleks (F20.6), tapi memenuhi criteria skizofrenia tak terinci (F20.3), sehingga didiagnosis sebagai skizofrenia tak terinci (F20.3).

15

K. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Axis I : F20. 3 Axis II : tidak ada kelainan (terbuka) Axis III: tidak ditemukan kelainan Axis IV: perpecahan keluarga Axis V : GAF 41-50

L. PERMASALAHAN PASIEN insight pasien yang jelek tidak mau minum obat tidak bisa bertemu dengan anaknya istri yang susah untuk dihubungi kurangnya pengetahuan keluarga bagaimana mensupport penderita dengan gangguan jiwa sehingga pasien ini tinggal sendirian kurang mendapat perhatian keluarga dalam pengawasan minum obat

M. PENATALAKSANAAN Farmakoterapi Awal masuk tanggal 24/10/12 Haloperidol 5 mg -0-

Trihexyphenidyl 2 mg1 - 0 - 1 Chlorpromazin 100 mg - 0 - Follow up Tanggal 25/10/12 Haloperidol 5 mg -0-

Trihexyphenidyl 2 mg1 - 0 - 1 Chlorpromazin 100 mg - 0 -

Tanggal 31/10/12 Haloperidol 5 mg Haloperidol 1,5 mg -0- 0-0-1

Trihexyphenidyl 2 mg1 - 0 - 1 Chlorpromazin 100 mg 1/4 - 0 -

Terapi psikofarmaka pada pasien ini diberikan antipsikotik tipikal berupa haloperidol dan clorpromazin, serta diberikan antiparkinson yaitu triheksipenidil. Haloperidol diberikan untuk mengatasi gejala-gejala psikotik pada pasien, clorpromazin diberikan untuk mengambil efek sedasi dari obat tersebut, sedangkan triheksipenidil untuk mencegah efek samping dari obat antipsikotik yaitu berupa gejala ekstrapiramidal. Pada tanggal 31/10/12 dosis haloperidol dinaikkan karena dengan dosis awal haloperidol 5 mg - 0 - gejala psikotik yang dialami pasien belum berkurang sehingga dosis dinaikkan dengan ditambah Haloperidol 1,5 mg 0 - 0 1. Sedangkan chlorpromazine dosisnya dikurangi kemungkinan karena pasien dirasa sudah cukup tenang. Haloperidol dan chlorpromazin merupakan obat antipsikosis tipikal yang17

bekerja dengan memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal ( dopamine D2 receptor antagonist), sehingga efektif untuk gejala positif. Haloperidol memiliki efek sedative lemah. Terdapat sediaan 0,5-1,5 mg, 2 mg, 5 mg, dengan dosis 2-20 mg/hr. Gunakan dosis terbagi 2-3x/hr. Chlorpromazine merupakan obat antipsikotik turunan phenotiazine yang memiliki efek sedasi yang kuat.. Terdapat sediaan 25 mg,100 mg. dengan dosis 200-800 mg/hr. Gunakan dosis terbagi 2-3x/ hr. Trihexyphenidyl diguanakan untuk mengurangi efek samping obat atipikal maupun tipikal anti psikotik. Triheksifenidil adalah antikolinergik yang mempunyai efek sentral lebih kuat daripada perifer, sehingga banyak digunakan untuk terapi penyakit parkinson. Senyawa ini bekerja dengan menghambat pelepasan asetilkolin endogen dan eksogen. Untuk semua bentuk parkinsonisme, dan untuk menghilangkan reaksi ekstrapiramidal akibat obat. Sehari 1 15 mg dibagi dalam 2 4 dosis. Psikoterapi

Membimbing pasien untuk memunculkan insight edukasi pasien agar teratur minum obat sehingga tidak mengamuk, jika sudah tenang maka kemungkinan diperbolehkan mertua untuk bertemu dengan anaknya.

Mengedukasi keluarga pasien bagaimana cara mensupport penderita dengan gangguan jiwa dan agar mengawasi pasien dalam minum obat

L. PROGNOSIS prognosis Pada pasien kesimpulan

Tingkat pendidikan Onset Frekuensi kekambuhan F. premorbid sebelum sakit perannya sebagai kepala keluarga

STM Usia muda 2 kali dalam 1 tahun Tidak berkerja Membaik dengan pengobatan

baik jelek Jelek jelek baik

Terapi sebelumnya (riwayat tx saat mondok sebelumnya)

Factor stressor Riwayat pernikahan

Jelas Menikah (tapi tidak tinggal serumah dan istri sudah dihubungi) Keluarga mendukung dalam kesembuhan pasien Positif

baik jelek

Sistem pendukung Gejala positif/negative Factor organic Factor genetik

baik baik baik

Tidak ada Buyut ada riwayat gangguan jiwa jelek

Kesimpulan prognosis dubia et bonam

19