skenario kdk

17
Suatu hari Yeris sedang membersihkan ruang kelas, tiba-tiba ada papan yang jatuh dan debunya berterbangan. Yeris langsung batuk-batuk dan sesak nafas, pada saat itu juga Anan tiba dan langsung membawa Yeris ke RS terdekat. Perawat I : (membawa pasien ke ruang pemeriksaan). Perawat II : “tolong anda tunggu di luar !!!” ( mencegah Anan untuk masuk ke ruang pemeriksaan). Anan : “ tapi sus, saya temennya…!!” (panik dan mencoba untuk menerobos masuk). Perawat II : “ iya saya mrngerti tapi anda tetap harus menunggu di luar…!! (menenangkan). Sekarang mari ikut saya,,, anda harus formulir data diri pasien untuk pemeriksaan selanjutnya. Anan mengikuti perawat ke ruang receptionis, sementara itu perawat lain sedang melakukan pengkajian pada Yeris. Perawat I : “ selamat siang, mas…bagaimana kondisinya sekarang ? sudah lebih baik ? Yeris : (menganggukkan kepala). Perawat I :”baik kalau begitu, bisakan anda memberitahu saya siapa nama anda dan juga umur anda ?” Yeris : (dengan nada pelan) “Yeris,,,,,,,,19 tahun”.

Upload: bernadixta-winda-dwi-cahyani

Post on 21-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

j

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario Kdk

Suatu hari Yeris sedang membersihkan ruang kelas, tiba-tiba ada papan yang jatuh dan

debunya berterbangan. Yeris langsung batuk-batuk dan sesak nafas, pada saat itu juga Anan tiba

dan langsung membawa Yeris ke RS terdekat.

Perawat I : (membawa pasien ke ruang pemeriksaan).

Perawat II : “tolong anda tunggu di luar !!!” ( mencegah Anan untuk masuk ke ruang

pemeriksaan).

Anan : “ tapi sus, saya temennya…!!” (panik dan mencoba untuk menerobos masuk).

Perawat II : “ iya saya mrngerti tapi anda tetap harus menunggu di luar…!!

(menenangkan). Sekarang mari ikut saya,,, anda harus formulir data diri pasien

untuk pemeriksaan selanjutnya.

Anan mengikuti perawat ke ruang receptionis, sementara itu perawat lain sedang melakukan

pengkajian pada Yeris.

Perawat I : “ selamat siang, mas…bagaimana kondisinya sekarang ? sudah lebih baik ?

Yeris : (menganggukkan kepala).

Perawat I :”baik kalau begitu, bisakan anda memberitahu saya siapa nama anda dan juga

umur anda ?”

Yeris : (dengan nada pelan) “Yeris,,,,,,,,19 tahun”.

Perawat I : “baik mas Yeris,,, sekarang coba anda ceritakan pelan-pelan penyebab sesak

nafas yang anda alami tadi ?!” ( mengambil buku catatan ).

Yeris : (nada pelan) “ tadi saat saya sedang mengerjakan tugas, tiba-tiba ada papan

yang jatuh tepat disamping saya dan debu pada papan itu berterbangan”.

Perawat : ”jadi sesak nafas anda karena debu dari papan tadi ? atau adakah penyebab

lainnya yg juga dapat menyebabkan asma anda kambuh lagi?” ( mencatat ).

Yeris : iya sus, selain debu,, asma saya kambuh jika kelelahan, dan udara dingin sus..

( mengangguk sambil memegangu mulutnya)

Page 2: Skenario Kdk

Perawat I : “kenapa?? Apakah anda ingin muntah??”

Yeris : “i..ya. sus. Saya merasa mual. “( terbata-bata ).

Perawat I : (mengambil pispot) sekarang coba anda muntahkan Selain itu apakah anda

sering makan telur, ikan asin?.(pasein muntah di pispot)

Yeris : Iya sus..

Di ruang lain, Anan sedang mengisi formulir pendaftaran dan identitas diri dari Yeris sebagai

salah satu syarat seorang pasien.

Perawat II : “tolong anda isi identitas teman anda disini ( menyerahkan selembar kertas)

dan tolong isi identitas anda di sini sebagai penanggung jawab (menyerahkan

selembar kertas lagi)”.

Anan : “ tapi saya bukan keluarganya sus, bagaiamana bisa saya yang bertanggung

jawab nanti kalau sampai terjadi apa-apa dengan teman saya bagaimana nasib

saya, sus ?” (menolak untuk mengisi formulir pihak penanggung jawab).

Perawat II : “jika anda menolak untuk mengisi formulir ini, kami tidak bisa melanjutkan

pemeriksaannya”.

Anan : “tapi sus....(menjawab agak lama), baiklah.”

Setelah mengisi formulir tersebut, Anan langsung menelpon orang tua Yeris. Sementara itu, di

ruang lain Yeris masih menjalani pemeriksaan.

Perawat I : “sekarang apakah anda masih merasa nyeri ?”

Yeris : “sedikit.”

Perawat I : “ini ada skala nyeri, coba anda tunjukkan seberapa berat rasa nyeri yang anda

rasakan tadi. 0 tidak nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-9 sangat nyeri,

10 nyeri sekali”.

Yeris : (menunjuk angka 8)

Page 3: Skenario Kdk

Perawat I : “apakah nyeri yang anda rasakan akibat sesak nafas tadi ?”

Yeris : ( menganggukkan kepala )

Perawat I : “saat nyeri tadi apa yang anda rasakan pada dada anda ?”

Yeris : “seperti ditusuk-tusuk jarum.”

Perawat I : “dibagian mana saja nyeri yang anda rasakan tadi ?”

Yeris : ( memegang dada sebelah kanan )

Perawat I : “hanya dada sebelah kanan ?”

Yeris : ( mengaggukkan kepala )

Perawat I : “baik kalau begitu, sekarang saya akan memeriksa tekanan darah, denyut nadi,

pernapasan dan juga suhu anda. Apa anda bersedia untuk dilakukan pemeriksaan

tersebut ?”

Yeris : “ya, suster”. (nada pelan)

Perawat I : ( menyiapkan peralatan kemudian mulai melakukan pemeriksaan ) sekarang

saya akan mulai memeriksa tekanan darah anda ?...........sekarang saya akan

memeriksa saya akan memeriksa suhu tubuh anda ?.........sekarang saya akan

memeriksa denyut nadi anda ? ( setelah memeriksa denyut nadi, lakukan

pemeriksaan pernapasan tanpa sepengetahuan pasien ).

Perawat melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada Yeris. Di luar ruangan Anan sedang

duduk-duduk di kursi tunggu. Selang beberapa saat kedua orang tua Yeris tiba dan langsung

bertanya bagaimana kondisi anaknya.

Ibu Yeris : ( panik )“nak Anan,,, bagaimana kondisi Yeris sekarang ?! dimana dia ?!”

Anan : “Yeris ada di dalam, tante…..”

Ibu Yeris : “pa, ayo kita masuk sekarang……kita harus melihat kondisi Yeris biar mama

bisa tenang, pa !!”…….ayoooo !!! (sambil menarik tangan ayah Yeris).

Page 4: Skenario Kdk

Ayah Yeris : “mama gak bisa masuk ke dalam dengan kondisi seperti ini, ini akan

memperburuk keadaan….mama harus tenang dulu”( menenengkan ibu Yeris ).

Beberapa saat kemudian, perawat yang memeriksa Yeris keluar.

Ibu Yeris : “bagaimana kondisi anak saya, sus ?” (panik).

Perawat I : “apa anda orang tua dari saudara Yeris ?”

Ibu Yeris : “iya suster, saya ibunya !!!”

Perawat I : “ bisa anda ikut saya ke ruangan saya sekarang, ada yang harus saya tanyakan

tentang putra ibu dan bapak”.

Kedua orang tua Yeris mengikuti perawat ke ruangannya. Kemudian perawat menanyakan

beberapa hal tentang Yeris. Perawat I bertanya dan perawat II menulis.

Perawat I : “ibu, bapak sudah berapa lama putra ibu menderita asma ?”

Ibu Yeris : “kira-kira 7 tahun yang lalu”.

Perawat I :”dalam 1 bulan ini, sudah berapa kali asmanya kambuh ?”

Ibu Yeris : “satu kali kira-kira 2 minggu yang yang lalu”.

Perawat I : “apakah Ibu atau bapak juga menderita penyakit asma?”

Ibu Yeris : “iya sus, suami saya juga menderita asma”.

Perawat I : “apakah putra ibu mempunyai alergi terhadap makanan-makanan tertentu ?”

Ibu Yeris : “iya, sus. Dia alergi pada ikan teri dan telur ayam”.

Setelah selesai, orang tua Yeris kembali ke ruangan tempat dimana Yeris di rawat.

Yeris : “ma, pa…Yeris minta maaf karena sudah membuat mama dan papa khawatir...”

Ayah Yeris : “sekarang kamu mendingan istirahat, jangan mengkahawatirkan mama dan

papa”.

Page 5: Skenario Kdk

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

Tanggal Masuk : 30 November 2011 Jam : 08.15 WIB

Tanggal Pengkajian : 30 November 2011 Jam : 09.30 WIB

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Destria Yeris A.

Umur : 19 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl.Let. Jend Sutoyo Mojosongo Surakarta

Suku bangsa : Jawa

Pekerjaan : -

Pendidikan : Mahasiswa

Status Perkawinan : Belum Kawin

II. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama : Anan Lamus Ilhamdani

Umur : 19 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : -

Pendidikan : Mahasiswa

Page 6: Skenario Kdk

Hubungan dengan klien : Teman

Alamat : Jl. Mawar 13 Kepunton Surakarta

Data Subyektif

Hasil wawancara dengan pasien yang bernama Destriya Yeris A., didapatkan data

sebagai berikut :

Pasien berkata bahwa sesak nafas yang dialaminya dikarenakan debu, pasien juga merasakan

nyeri dengan skala 8 ( sangat nyeri ). Nyeri yang di rasakan pasien seperti ditusuk-tusuk benda

tumpul dan rasa nyerinya tidak menjalar kemana-mana hanya dada sebelah kanan.

Data Obyektif

Hasil wawancara dengan keluarga dan hasil pemeriksaan pada pasien didapat data

sebagai berikut :

Pasien sudah mengalami sesak nafas sejak 7 tahun yang lalu, ibu dari pasien juga

menderita asma bronchitis sejak masih SD, namun tidak ditemukan penyakit lain yang menular.

Frekuensi makan pada pasien tidak teratur karena nafsu makan yang kurang, pasien juga alergi

terhadap ikan teri dan juga telur ayam. Dalam satu bulan ini, pasien sudah mengalami sesak

nafas satu kali kira-kira 2 minggu yang lalu. Ayah pasien juga menderita penyakit asma.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapat data sebagai berikut :

Tekanan Darah : 140/80 mmHg

Denyut Nadi : 100x/menit

Respirasi : 28x/menit

Terdengar suara nafas tambahan (wheezing)

Page 7: Skenario Kdk

Analisis Data

a. Identitas klien

1) Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat keturunan, alergi debu, udara dingin

2) riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak napas, keringat dingin.

3) Status mental : lemas, takut, gelisah

4) Pernapasan : perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan.

5) Gastro intestinal : adanya mual, muntah.

6) Pola aktivitas : kelemahan tubuh, cepat lelah

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa 1 :

Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.

Tujuan :

Jalan nafas kembali efektif.

Kriteria hasil :

Sesak berkurang, batuk berkurang, klien dapat mengeluarkan sputum, wheezing

berkurang/hilang, vital dalam batas normal keadaan umum baik.

Intervensi :

a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya : wheezing, ronkhi.

Rasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. Bunyi nafas

redup dengan ekspirasi mengi (empysema), tak ada fungsi nafas (asma berat).

Page 8: Skenario Kdk

b. Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio inspirasi dan ekspirasi.

Rasional : Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan

selama strest/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi

memanjang dibanding inspirasi.

c. Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada sandaran.

Rasional : Peninggian kepala tidak mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan

gravitasi.

d. Observasi karakteristik batuk, menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk

keefektipan memperbaiki upaya batuk.

Rasional : batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada klien lansia, sakit

akut/kelemahan.

e. Berikan air hangat.

Rasional : penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.

f. Kolaborasi obat sesuai indikasi.

Bronkodilator spiriva 1×1 (inhalasi).

Rasional : Membebaskan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.

Diagnosa 2 :

Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

Tujuan :

Pola nafas kembali efektif.

Page 9: Skenario Kdk

Kriteria hasil :

Pola nafas efektif, bunyi nafas normal atau bersih,

Intervensi :

1. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk

penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.

Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat

gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau nyeri dada

2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti krekels, wheezing.

Rasional : ronki dan wheezing menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan pernafasan.

3. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.

Rasional : duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.

4. Observasi pola batuk dan karakter sekret.

Rasional : Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi.

5. Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.

Rasional : dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah

ketidak nyaman upaya bernafas.

6. Kolaborasi

- Berikan oksigen tambahan

- Berikan humidifikasi tambahan misalnya : nebulizer

Page 10: Skenario Kdk

Rasional : memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan kelembaban pada

membran mukosa dan membantu pengenceran sekret.

Diagnosa 3 :

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

Tujuan :

Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.

Kriteria hasil :

Keadaan umum baik, mukosa bibir lembab, nafsu makan baik, tekstur kulit baik, klien

menghabiskan porsi makan yang disediakan, bising usus 6-12 kali/menit, berat badan dalam

batas normal.

Intervensi :

1. Kaji status nutrisi klien (tekstur kulit, rambut, konjungtiva).

Rasional : menentukan dan membantu dalam intervensi selanjutnya.

2. Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.

Rasional : peningkatan pengetahuan klien dapat menaikan partisipasi bagi klien dalam asuhan

keperawatan.

3. Timbang berat badan dan tinggi badan.

Rasional : Penurunan berat badan yang signifikan merupakan indikator kurangnya nutrisi.

4. Anjurkan klien minum air hangat saat makan.

Page 11: Skenario Kdk

Rasional : air hangat dapat mengurangi mual.

5. Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering

Rasional : memenuhi kebutuhan nutrisi klien.

6. Kolaborasi

- Konsul dengan tim gizi/tim mendukung nutrisi.

Rasional : menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan.

- Berikan obat sesuai indikasi.

- Vitamin B squrb 2×1.

Rasional : defisiensi vitamin dapat terjadi bila protein dibatasi.

- Antiemetik rantis 2×1

Rasional : untuk menghilangkan mual / muntah.

Diagnosa 4 :

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

Tujuan :

Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

Kriteria hasil :

KU klien baik, badan tidak lemas, klien dapat beraktivitas secara mandiri, kekuatan otot terasa

pada skala sedang

Page 12: Skenario Kdk

Intervensi :

1. Evaluasi respons pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dyspnea peningkatan

kelemahan/kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas.

Rasional : menetapkan kebutuhan/kemampuan pasien dan memudahkan pilihan intervensi.

2. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas

dan istirahat.

Rasional : Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik,

menghemat energi untuk penyembuhan.

3. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan atau tidur.

Rasional : pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi atau menunduk kedepan meja atau

bantal.

4. Bantu aktivitas keperawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas

selama fase penyembuhan.

Rasional :meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

5. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi.

Rasional : menurunkan stress dan rangsangan berlebihan meningkatkan istirahat.