skenario d public health education am
TRANSCRIPT
Skenario D Public Health Education (PHE)
Ibu Marni bekerja sebagai buru harian di Pabrik Teh, memiliki 4 orang anak. Suaminya 7
bulan yang lalu meninggal karena kecelakaan. Kecuali anak pertama yang telah duduk di
kelas 1 SD, anak bu Marni masih balita bahkan yang bungsu baru berusia 5 bulan. Penduduk
di desa Melitir tempat bu Marni tinggal, sebagian besar memiliki mata pencaharian dengan
bersawah dan berkebun jagung. Selama ini, setiap bulan bu Marni membawa ke empat
anaknya ke Posyandu dan menurut petugas Posyandu di desa Melitir tempat mereka tinggal
keempat anak bu Marni memiliki berat badan di bawah garis merah pada KMSnya, namun bu
Marni merasa anaknya sehat-sehat saja dan tidak pernah sakit hanya sesekali saja anak
bungsunya kejang dan itupun bisa sembuh tanpa obat. Bu Marni juga mengatakan pada
petugas Posyandu bahwa keempat anaknya itu sering mencret tapi diyakininya sebagai tanda
“alih bulan atau mau bertambah kepintaran”.
Tiga jari yang lalu tiba-tiba anak sulung bu Marni demam tinggi dan timbul bercak merah
disekitar lengan kanan dan kirinya. Ibu Marni memberi obat demam pada anaknya yang
dibeli di toko obat depan rumahnya, tapi demam anaknya tidak turun dan sekarang anaknya
muntah-muntah dan berak darah. Dengan ketakutan saat itu juga bu Marni membawa
anaknya ke dokter yang bertugas di Puskesmas Melitir Besar. Dengan nada yang menyesali
keadaan dan bu Marni menceritakan semua yang dialami dan apa yang telah dia lakukan
sehari-hari dalam membesarkan anak-anaknya. Dia merasa sudah melakukan semua untuk
anak-anaknya tapi mengapa tetap masih sakit.
Ibu Marni sangat sedih setelah mendengar anak sulungnya diduga menderita Demam
Berdarah Dengue yang cukup parah dan harus dirawat di Rumah Sakit dan semakin bingung
karena ternyata kedua anaknya yang lain pun saat ini demam yang mirip seperti yang dialami
oleh anak sulungnya.
Sebagai dokter yang bertugas di Puskesmas Melitir Besar tersebut, yang memagani konsep
promosi kesehatan dan kedokteran pencegahan, apa yang anda lakukan terhadap keluarga Ibu
Marni secara comprehensive dan holistic ?
I. Klarifikasi Istilah
1. Garis merah pada KMS : status kesehatan anak di bawah normal.
2. Mencret : defekasi encer lebih dari tiga kali dalam satu hari.
3. Kejang : kontraksi hebat otot-otot secara involunter.
4. Alih bulan : pertambahan usia
5. Muntah – muntah: Pengeluaran (ekspulsi) seluruh atau sebagian isi lambung.
6. Berak Darah : keluarnya feses yang disertai darah segar (biasnya berasal dari
saluran pencernaan bawah)
7. Demam berdarah dengue: demam yang disebabkan oleh masuknya virus
dengue melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes
8. Promosi kesehatan : pendidikan kesehatan yag disertai unsur pemaksaan
(ancaman).
9. Demam tinggi : keadaan suhu tubuh meningkat diatas 39,5oC.
10. Comprehensive : luas dan lengkap tentang ruang lingkup tertentu
11. Holistic: menyeluruh
II. Identifikasi Masalah
1. Ibu Marni bekerja sebagai buruh harian di pabrik Tea, memiliki 4 orang anak.
Suaminya 7 bulan yang lalu meninggal karena kecelakaan. Anak pertama yang
telah duduk di kelas 1 SD, anak bu Marni masih balita bahkan yang bungsu
baru berusia 5 bulan.
2. Penduduk didesa Melitir tempat bu Marni tinggal, sebagian besar memiliki
mata pencaharian dengan bersawah dan berkebun jagung.
3. Ibu Marni rutin membawa anaknya ke posyandu setiap bulan, namun berat
badan ke empat anaknya masih dibawah garis merah pada KMS
4. Anak ibu Marni sesekali mengalami kejang dan sering mencret tetapi ibu
marni menganggap anaknya sehat-sehat saja dan hal tersebut diyakini sebagai
tanda alih bulan.
5. Tiga hari yang lalu, anak sulung bu Marni mengalami demam tinggi dan
timbul bercak merah disekitar lengan kanan dan kirinya, namun setelah diberi
obat yang dibeli di toko obat demam anaknya tidak turun. Sekarang anaknya
muntah-muntah dan berak darah.
6. Anak bu Marni dibawa ke puskesmas dan diduga anaknya menderita demam
berdarah dengue yang cukup parah dan harus dirawat di rumah sakit. Kedua
anak bu marni juga mengalami demam yang mirip dengan yang dialami oleh
anak sulungnya.
III. Analisis Masalah
1. Ibu Marni bekerja sebagai buruh harian di pabrik Tea, memiliki 4 orang anak.
Suaminya 7 bulan yang lalu meninggal karena kecelakaan. Anak pertama yang
telah duduk di kelas 1 SD, anak bu Marni masih balita bahkan yang bungsu
baru berusia 5 bulan.
a. Apa pengaruh status ekonomi (penghasilan buruh harian) dengan
pemenuhan gizi anak ibu Marni? (8,6,4)
Jawab :
Pengaruh : kurangnya kemampuan ekonomi atau daya beli
kebutuhan logistik sehari-hari dalam pemenuhan gizi anak-anak ibu
marni seperti membelikan makanan yang cukup dan bergizi setiap
harinya sehingga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak ibu marni yang kurang.
b. Bagaimana peran puskesmas dan posyandu dalam mensosialisasikan
program KB? (7,5,3)
Jawab :
c. Apa dampak meninggalnya suami ibu Marni 7 bulan yang lalu
terhadap status ekonomi keluarga, psikologis dan kesehatan anak-
anaknya? (6,4,2)
Jawab :
Status ekonomi keluarga : Kurangnya kemampuan ekonomi
keluarga dalam pemenuhan kebutuhan keluarga seperti logistik,
sarana dan prasarana rumah tangga (listrik dan air bersih)
sehingga ini menjadi beban bagi ibu untuk bekerja keras dalam
pemenuhan kebutuhan keluarga sedangkan ibu hanya bekerja
sebagai buruh harian di pabrik Tea.
Psikologis bagi ibu : karena tanggung jawab yang dimiliki ibu
semakin besar (berperan sebagai ayah dan ibu) dapat
menyebabkan kecenderungan ibu untuk mengalami depresi dan
gangguan mental. Hal ini dapat dikarenakan ibu merasa tidak
dapat membagi beban yang di alaminya kepada orang lain
sehingga harus menjalani tanggung jawab terhadap keluarganya
sendiri.
Psikologi bagi anak : Anak akan merasakan kurangnya perhatian
dari seorang ayah dan seorang ibu, karena dalam kasus ini ibu
Marni juga bekerja sebagai buruh harian di pabrik Tea yang
mengakibatkan dirinya berada pada posisi kurang memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Kondisi seperti ini
lama-kelamaan dapat menyebabkan anak-anak ibu Marni
mengalami kondisi depresi dan gangguan mental karena merasa
sendirian (tidak ada yang memberikan perhatian kepada mereka
secara baik).
Kesehatan anak-anak ibu Marni : karena kurangnya status
ekonomi keluarga yang di alami oleh ibu Marni dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi sehari-hari bagi anak-anak ibu Marni dan
kurangnya perhatian yang diberikan oleh ibu Marni kepada anak-
anaknya mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak-
anak ibu Marni menjadi kurang baik.
2. Penduduk didesa Melitir tempat bu Marni tinggal, sebagian besar memiliki
mata pencaharian dengan bersawah dan berkebun jagung.
a. Apa resiko kesehatan yang dapat muncul dari mata pencaharian bersawah
dan berkebun jagung? (5,3,1)
b. Apa edukasi yang bisa kita berikan kepada masyarakat yang bermata
pencaharian bersawah dan berkebun jagung? (4,2,10)
3. Ibu Marni rutin membawa anaknya ke posyandu setiap bulan, namun berat
badan ke empat anaknya masih dibawah garis merah pada KMS. (3,1,9)
a. Apa makna berat badan dibawah garis merah pada KMS? (2,8,10)
b. Apa peran posyandu dalam meningkatkan berat badan anak? (1,9,7)
c. Mengapa berat badan ke empat anak ibu Marni di bawah garis merah KMS
padahal ibu marni rutin membawa ke empat anaknya ke posyandu? (1,9,7)
d. Apa dampak dari berat badan dibawah garis merah pada KMS?
(10,8,6)
Jawab : berat badan dibawah garis merah pada KMS menunjukkan
adanya gangguan pertumbuhan pada anak dan anak mengalami
kekurangan gizi.
e. Bagaimana pencegahan gizi buruk pada anak? (5,7,9)
Jawab :
Beri ASI eksklusif pada bayi umur 0 – 6 bulan
Beri makanan bergizi berbahan pangan lokal yang murah, terjangkau
dan mudah didapat, berupa makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan buah.
Berikan dalam porsi kecil tapi sering karena kapasitas lambung bayi
terbatas
Balita GAKIN (keluarga miskin) umur 6 – 23 bulan mendapat MP-ASI
berupa bubur instan/ biskuit.
Galakkan seluruh bayi dan balita dapat ditimbang secara rutin di
posyandu untuk deteksi dini gizi buruk.
Kader posyandu merujuk balita yang tidak naik berat badannya dalam
2 bulan berturut-turut ke poskesdes/pustu/puskesmas
Beri imunisasi lengkap sebelum umur 12 bulan dan vitamin A setahun
2 kali. Imunisasi dan vitamin A dapat diperoleh di posyandu.
(Sumber : Surat Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 347/Menkes/IV/2008
perihal Penanggulangan Gizi Buruk, tanggal 10 April 2009).
4. Anak ibu Marni sesekali mengalami kejang dan sering mencret tetapi ibu
Marni menganggap anaknya sehat-sehat saja dan hal tersebut diyakini sebagai
tanda alih bulan.
a. Apa penyebab dari pola pikir ibu Marni yang menganggap bahwa
anaknya yang sesekali kejang dan sering mencret adalah tanda dari
alih bulan? (4,6,8)
Jawab :
Penyebab pasti mengenai pola pikir ibu Marni belum diketahui
Pola pikir ibu Marni yang menganggap bahwa anaknya yang sesekali
kejang dan sering mencret adalah tanda dari alih bulan bentuk
kepercayaan terhadap mitos-mitos yang berkembang dimasyarakat
dimana sudah ada secara turun-temurun, sehingga ibu Marni sudah
sangat mempercayai anggapan seperti itu.
b. Apa dampak dari pola pikir ibu Marni yang menganggap bahwa anaknya
yang sesekali kejang dan sering mencret adalah tanda dari alih bulan?
(3,5,7)
Jawab : Dampak yang dapat ditimbulkan :
- Diare atau mencret yang dibiarkan akan berdampak pada kondisi
dehidrasi berat dan dapat menyebabkan kematian pada anak
- Kejang :
c. Bagaimana cara mengedukasi ibu Marni untuk mengubah pola pikir
tersebut? (2,4,6)
Jawab :
- berika penjelaskan kepada ibu apa dampak dan resiko yang akan di
alami anak jika kondisi mencret dan kejang tersebut tidak diobati.
(seperti Mencret anak akan mengalami dehidrasi berat dan bisa
menyebabkan kemaatia. Kejang fungsi otak anak yang akan
rusak).
- tunjukkan kepada ibu data mengenai banyaknya kasus mencret-
mencret pada anak.
- ajari ibu bagaimana cara menanganani kondisi-kondisi mencret-
mencret (diare) yang di alami anaknya. Seperti memberikan Oralit
kepada anak.
d. Apa saja tanda – tanda alih bulan yang diketahui oleh masyarakat? (1,3,5)
e. Bagaimana cara pencegahan mencret? (2,4,10)
Jawab :
Mencret-mencret (diare bisa disebabkan karena adanya infeksi bakteri,
virus, parasit), maka perlu dilakukan pencegahan :
1. Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2
tahun
2. Memberikan makanan pendamping ASI sesuai umur
3. Memberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air
bersih yang cukup
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah
buang air besar
5. Buang air besar di jamban
6. Membuang tinja bayi dengan benar
7. Memberikan imunisasi campak
(Sumber : Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare (lima langkah tuntas diare) departemen
kesehatan RI Direktorat jenderal pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan 2011).
f. Bagaimana penanganan awal dari kejang dan mencret? (1,3,9)
5. Tiga hari yang lalu, anak sulung bu Marni mengalami demam tinggi dan
timbul bercak merah disekitar lengan kanan dan kirinya, namun setelah diberi
obat yang dibeli di toko obat demam anaknya tidak turun. Sekarang anaknya
muntah-muntah dan berak darah.
a. Apa penyebab dari demam tinggi yang tidak turun dan bercak merah
disekitar lengan kanan dan kiri anak sulung ibu Marni? (2,8,10)
b. Apa hubungan demam tinggi dan timbul bercak merah dengan muntah –
muntah dan berak darah? (1,7,9)
c. Apa edukasi yang bisa kita berikan pada masyarakat jika
menghadapi anak yang mengalami demam tinggi, bercak merah,
muntah – muntah dan berak darah? (6,8,10)
Jawab :
d. Apa edukasi yang dapat diberikan pada masyarakat dalam memperoleh
pengobatan? (5,7,9)
6. Anak bu Marni dibawa ke puskesmas dan diduga anaknya menderita demam
berdarah dengue yang cukup parah dan harus dirawat di rumah sakit. Kedua
anak bu marni juga mengalami demam yang mirip dengan yang dialami oleh
anak sulungnya.
a. Apa kriteria tempat – tempat bersarang nyamuk penyebab demam
berdarah dengue? (4,6,8)
Jawab :
di penampungan air dengan kondisi air yang tenang seperti
penampungan air di rumah tangga (bak mandi), ember, kaleng-
kaleng bekas atau plastik.
b. Bagaimana cara penularan penyakit demam berdarah dengue? (3,5,7)
Jawab :
DBD di tularkan melalui gigitan nyamuk yang memperoleh virus
dengue pada waktu menghisap darah Penderita DBD atau orang
yang belum terkena gejala sakit namun telah membawa virus dengue
dalam darahnya (viremia). Virus dengue berkembangbiak dengan cara
memperbanyak diri dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termaksud
kelenjar liurnya yang berakibat virus dengue dapat berpindah bersama air
liur nyamuk jika nyamuk tersebut menggigit manusia
c. Bagaimana tanda dan gejala dari demam berdarah dengue (cukup
parah dan harus dirawat di rumah sakit? (2,4,6)
Jawab :
Penderita infeksi Dengue yang harus dirawat inap adalah bila ditemukan tanda
bahaya, keluhan dan tanda hipotensi, perdarahan, gangguan organ (ginjal, hepar, jantung
dan nerologik), kenaikan hematokrit pada pemeriksaan ulang, efusi pleura, asites,
komorbiditas (kehamilan, diabetes mellitus, hipertensi, tukak petik dll), kondisi social
tertentu (tinggal sendiri, jauh dari fasilitas kesehatan, transportasi sulit).
Kriteria dengue tanpa/dengan tanda bahaya :
Dengue probable :
Bertempat tinggal di /bepergian ke daerah endemik dengue
Demam disertai 2 dari hal berikut :
- Mual, muntah
- Ruam
Sakit dan nyeri
Uji torniket positif
Lekopenia
Tanda bahaya adalah :
Nyeri perut
Muntah berkepanjangan
Terdapat akumulasi cairan
Perdarahan mukosa
Letargi, lemah
Pembesaran hati > 2 cm
Kenaikan hematokrit seiring dengan penurunan jumlah trombosit yang cepat
Dengue dengan konfirmasi laboratorium (penting bila bukti kebocoran plasma tidak jelas)
Kriteria dengue berat :
Kebocoran plasma berat, yang dapat menyebabkan syok (DSS), akumulasi cairan
dengan distress pernafasan.
Perdarahan hebat, sesuai pertimbangan klinisi
Gangguan organ berat, hepar (AST atau ALT ≥ 1000, gangguan kesadaran, gangguan
jantung dan organ lain).
Untuk mengetahui adanya kecenderungan perdarahan dapat dilakukan uji tourniquet,
walaupun banyak faktor yang mempengaruhi uji ini tetapi sangat membantu diagnosis,
sensitivitas uji ini sebesar 30 % sedangkan spesifisitasnya mencapai 82 %.
d. Bagaimana cara pencegahan demam berdarah dengue? (1,3,5)
Cara pencegahan demam berdarah dengan melakukan kontrol vektor
nyamuk aedes aegypti (vektor penyebab demam berdarah dengue).
e. Bagaimana penanganan awal demam berdarah dengue dirumah? (2,4,10)
f. Bagaimana kontrol vektor penyebab demam berdarah dengue? (1,3,9)
Jawab :
Pengendalian Vektor Nyamuk Aedes Aegypti dalam program pengendalian DBD di
tingkat pusat dan daerah :
1. Manajemen lingkungan upaya pengelolaan lingkungan untuk mengurangi bahkan
menghilangkan habitat perkembangbiakan nyamuk vektor. Manajemen lingkungan ini dapat
melibatkan partisipasi masyarakat. Program pengendalian DBD yang melibatkan masyarakat
adalah mengajak masyarakat untuk mau dam mampu melakukan PSN (pemberantasan sarang
nyamuk) dengan kegiatan 3M. Kegiatan 3M yang dapat dilakukan dapat berupa :
a. Menguras tempat-tempat penampungan air secara teratur sekurang-kurangnya seminggu
sekali dan menaburkan bubuk abate kedalam penampungan air.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air
c. Mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung genangan air
seperti kaleng bekas, plastik, dan lain-lain.
2. Pengendalian Biologis upaya pemanfaatan agent biologi untuk pengendalian vektor
DBD seperti bakteri dan predator (ikan pemakan jentik dan cyclop (copepoda)).
a. Predator (ikan pemakan jentik) yang biasa digunakan di Indonesia adalah ikan kepala
timah dan ikan cetul, sedangkan di Palembang ikan pemakan jentik yang terbukti efektif dan
telah digunakan untuk pengendalian jentik nyamuk adalah ikan cupang.
Jenis predator lainnya yang dalam penelitian terbukti mampu mengendalikan larva DBD
adalah dari kelompok Copepoda atau cyclops, jenis ini sebenarnya jenis Crustacea dengan
ukuran mikro. Namun jenis ini mampu makan larva vektor DBD. Beberapa spesies sudah
diuji coba dan efektif, antara lain Mesocyclops aspericornis diuji coba di Vietnam, Tahiti dan
juga di Balai Besar Penelitian Vektor dan Reservoir, Salatiga. Peran Copepoda dalam
pengendalian larva DD/DBD masih harus diuji coba lebih rinci di tingkat operasional.
b. Bakteri
Agen biologis yang sudah dibuat secara komersial dan digunakan untuk larvasidasi dan
efektif untuk pengendalian larva vektor adalah kelompok bakteri. Dua spesies bakteri yang
sporanya mengandung endotoksin dan mampu membunuh larva adalah Bacillus thuringiensis
serotype H-14 (Bt. H-14) dan B. spaericus (BS). Endotoksin merupakan racun perut bagi
larva, sehingga spora harus masuk ke dalam saluran pencernaan larva. Keunggulan agent
biologis ini tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap lingkungan dan organisme bukan
sasaran. Kelemahan cara ini harus dilakukan secara berulang dan sampai sekarang masih
harus disediakan oleh pemerintah melalui sektor kesehatan. Karena endotoksin berada di
dalam spora bakteri, bilamana spora telah berkecambah maka agent tersebut tidak efektif lagi.
3. Pengendalian Kimiawi dapat dilakukan dengan penggunaan insektisida dalam
pengendalian vektort DBD. Penggunaan insektisida ini dapat dilakukan dengan cara
penyemprotan (fogging) lokasi-lokasi yang berpotensi sebagai tempat perkembang biakan
jentik-jentik nyamuk. Seperti penyemprotan dirumah, di lingkungan, dan di selokan (saluran
pembuangan air limbah).
4. Perlindungan Individu Untuk melindungi pribadi dari risiko penularan virus DBD
dapat dilakukan secara individu dengan menggunakan repellent, menggunakan pakaian yang
mengurangi gigitan nyamuk. Baju lengan panjang dan celana panjang bisa mengurangi
kontak dengan nyamuk meskipun sementara. Untuk mengurangi kontak dengan nyamuk di
dalam keluarga bisa memasang kelambu pada waktu tidur.
Insektisida rumah tangga seperti semprotan aerosol dan repellent: obat nyamuk bakar,
vaporize mats (VP), dan repellent oles anti nyamuk bisa digunakan oleh individu. Pada 10
tahun terakhir dikembangkan kelambu berinsektisida atau dikenal sebagai insecticide treated
nets (ITNs) dan tirai berinsektisida yang mampu melindungi gigitan nyamuk.
(Sumber: Buletin Jendela Epidemiologi dengan Topik Utama Demam Berdarah Dengue Vol.
2, Agustus 2010. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementerian Kesehatan RI)
g. Bagaimana peran serta puskesmas dalam pemberantasan jentik berkala
(PJB)? (2,8,10)
(1). PJB wajib dilakukan oleh:
a. Jumantik, yang bertugas setiap minggu dengan target pemeriksaan di semua
rumah sesuai hasil kesepakatan yang berada di wilayah kerjanya;
b. Petugas Kesehatan/Petugas Puskesmas, yang bertugas setiap 3 (tiga) bulan sekali
dengan target pemeriksaan 100 (seratus) rumah di setiap desa/kelurahan yang
dipilih secara sampling
(2) Dalam hal pemeriksaan dan pemantauan oleh Jumantik perlu dilakukan kegiatan
sebagai berikut:
a. memeriksa setiap tempat, media, atau wadah yang dapat menjadi tempat
perkembangbiakan nyamuk dan mencatatnyam di kartu jentik.
b. memberikan penyuluhan dan memotivasi masyarakat; dan
c. melaporkan hasil pemeriksaan dan pemantauan kepada Kepala Desa /Lurah dan
Camat.
(3) Kegiatan PJB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan berpedoman
pada Buku Petunjuk Teknis Pembinaan dan Penggerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk
DBD oleh Masyarakat.
(Sumber : Peraturan Bupati Malang No. 2 Tahun 2011 tentang Pengendalian Penyakit
Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Malang)
Note :
Juru Pemantau Jentik yang disebut Jumantik adalah warga masyarakat yang direkrut dan
dilatih untuk melakukan proses edukasi dan memantau pelaksanaan PSN 3 M Plus oleh
masyarakat dengan menggunakan kartu jentik.
Kartu jentik adalah kartu untuk mencatat hasil pemeriksaan jentik yang dilakukan oleh
Jumantik atau petugas kesehatan dan biasanya dipasang di rumah-rumah penduduk.
h. Bagaimana cara pendidikan kesehatan yang dapat diberikan pada
penduduk desa Melitir? (1,9,7)
IV. Hipotesis
Ibu Marni memiliki 4 orang anak yang berat badannya dibawah garis merah KMS
dan tiga di antaranya mengalami demam berdarah dengue karena kurangya
promosi dan pendidikan kesehatan di lingkungan kerja puskesmas Melitir Besar.
V. Kerangka Konsep
VI. Sintesis
1. Demam Berdarah Dengue (pencegahan, penanganan awal, edukasi, dan
lain-lain). (azka, lastri, baity)
2. Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan (Ima, Aulia, stevani)
3. Kedokteran pencegahan (yuli, Winda)
4. Gizi kurang (BB dibawah garis merah) pada KMS. (adrian, devia)
1. azka
2. winda
3. stevani
4. ima
5. devia
6. baity
7. adrian
8. aulia
9. yuli
10. lastri
Teman2 mohn dkirim jawaban AM dan SINTESIS dalam bentuk rapi di word (times new
roman, 12 spasi 1.5, Justify) dikirim k [email protected] paling lambat tgl 25
september 2013 pukul 16.00 WIB.
Terima Kasih Banyak.