skenario 3 kedkel

33
Vivi Vionita 1102012303 Sasaran Belajar 1. Memahami dan Menjelaskan Manajemen Klinik Dokter Keluarga 1.1 Memahami dan Menjelaskan Fasilitas 1.2 Memahami dan Menjelaskan Kriteria 1.3 Memahami dan Menjelaskan Pelayanan 2. Memahami dan Menjelaskan Konsultasi dan Rujukan 2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi 2.2 Memahami dan Menjelaskan Karakteristik 2.3 Memahami dan Menjelaskan Manfaat 2.4 Memahami dan Menjelaskan Tatacara 3. Memahami dan Menjelaskan BPJS 3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi BPJS 3.2 Memahami dan Menjelaskan Jenis Pelayanan BPJS 3.3 Memahami dan Menjelaskan Sistem BPJS 3.4 Memahami dan Menjelaskan Tujuan BPJS 3.5 Memahami dan Menjelaskan Manfaat BPJS 3.6 Memahami dan Menjelaskan Prinsip BPJS 4. Memahami dan Menjelaskan Pembiayaan Kesehatan 5. Memahami dan Menjelaskan Standar Pemeriksaan Dokter Keluarga 6. Memahami dan Menjelaskan Peran Dokter Keluarga Dengan Mitra Kerjanya 7. Memahami dan Menjelaskan Adab Dokter Dalam Pemeriksaan Menurut Islam 1

Upload: vivi-vionita

Post on 28-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kedkel

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario 3 Kedkel

Vivi Vionita

1102012303

Sasaran Belajar

1. Memahami dan Menjelaskan Manajemen Klinik Dokter Keluarga1.1 Memahami dan Menjelaskan Fasilitas1.2 Memahami dan Menjelaskan Kriteria1.3 Memahami dan Menjelaskan Pelayanan

2. Memahami dan Menjelaskan Konsultasi dan Rujukan2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi2.2 Memahami dan Menjelaskan Karakteristik2.3 Memahami dan Menjelaskan Manfaat2.4 Memahami dan Menjelaskan Tatacara

3. Memahami dan Menjelaskan BPJS3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi BPJS3.2 Memahami dan Menjelaskan Jenis Pelayanan BPJS3.3 Memahami dan Menjelaskan Sistem BPJS3.4 Memahami dan Menjelaskan Tujuan BPJS3.5 Memahami dan Menjelaskan Manfaat BPJS3.6 Memahami dan Menjelaskan Prinsip BPJS

4. Memahami dan Menjelaskan Pembiayaan Kesehatan5. Memahami dan Menjelaskan Standar Pemeriksaan Dokter Keluarga6. Memahami dan Menjelaskan Peran Dokter Keluarga Dengan Mitra Kerjanya7. Memahami dan Menjelaskan Adab Dokter Dalam Pemeriksaan Menurut Islam

1

Page 2: Skenario 3 Kedkel

1. Memahami dan Menjelaskan Manajemen Klinik Dokter Keluarga1.1 Memahami dan Menjelaskan Fasilitas

Jenis Klinik DKKlinik DK• Kelas A (Ideal)

– 24 jam– Kedaruratan dan kejadian luar biasa– Pelayanan rawat jalan– Pelayanan rawat inap sehari– Bedah minor– Konseling– Preventif dan promotif– Kunjungan ke- dan perawatan di rumah pasien– Pemeriksaan penunjang– Penyediaan obat– Pendidikan, riset, dan pengembangan

Kelas B (Optimum)– 24 jam– Kedaruratan dan kejadian luar biasa– Pelayanan rawat jalan– Pelayanan rawat inap sehari– Bedah minor– Konseling– Preventif dan promotif– Kunjungan ke- dan perawatan di rumah pasien– Pemeriksaan penunjang– Penyediaan obat– Pendidikan, riset, dan pengembangan

Kelas C (minimum)– 24 jam– Kedaruratan dan kejadian luar biasa– Pelayanan rawat jalan– Pelayanan rawat inap sehari– Bedah minor– Konseling– Preventif dan promotif– Kunjungan ke- dan perawatan di rumah pasien– Pemeriksaan penunjang– Penyediaan obat– Pendidikan, riset, dan pengembangan

1.2 Memahami dan Menjelaskan Kriteria

2

Page 3: Skenario 3 Kedkel

Manajemen klinik Peningkatan Kemampuan & Pengembangan Staf

o Bentuk: Kursus, pelatihan, pendidikan formal,dllo Bentuk Lain: Selia Bestari (peer review) di antara sesama staf (medis dan non-

medis) Pengaturan: Bisa dibuat perjanjian tersendirio Proses: berdasarkan permintaan karyawan atau kebutuhan KDK

Untuk tenaga mediso PKB (pendidikan kedokteran berkelanjutan) Seminar, Simposium, Lokakarya.o Peer Review: Pembahasan kasus secara EBMo Kursus singkat untuk satu ketrampilan tertentu (ATLS, ACLS, EKG,

Kepemimpinan, dll)o Pendidikan formal (S2 Aktuaria, S2 Kesehatan Kerja, dll)

Untuk paramediso Kursus keperawatano Peer Review: Diskusi kelompoko membahas satu masalah (rutin)o Kursus Manajemen pengelolaano keperawatan di klinik (asuhan keperawatan,dll)o Pendidikan formal seperti Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan, dll

Untuk tenaga non-mediso Kursus penggunaan alat tertentuo Kursus Manajemen laboratorium,o Pemeriksaan Kesehatan Berkalao Pendidikan Formal seperti Akademi Penata Rontgen, AKK, Kursus perpajakan

1.3 Memahami dan Menjelaskan Pelayanan

Standard pelayananSyarat SDM dalam klinik dokter keluarga:

Dokter: 2 Bidan: 1 Asisten analis: 1 (honor) Asisten apoteker: 1 Staf administrasi dan keuangan: 1 OB: 1

1. Ruang tunggu : Bersih Terang Ventilasi baik Lantai tidak licin Tidak berbau Tidak bising Suhu nyaman Terpisah dari pasien infeksius

3

Page 4: Skenario 3 Kedkel

1. Kerahasiaan dan privasi Ruang konsultai terpisah dari ruang tunggu Sistem yang menjamin kerahasiaan medik Menjamin kerahasiaan pasien setelah pelayanan

2. Bangunan dan interior Merupakan bangunan permanen atau semi permanen yang dirancang sesuai pelayanan

medis strata pertama yang aman dan terjangkau Memiliki ruang :

o Ruang administrasio Ruang tungguo Ruang pemeriksaano Kamar kecilo Dapat melindungi dari panas dan hujano Relatif mudah diberishkano Mempunyai ventilasi cukup atau ber aco Mempunyai sinar yang cukup

3. Alat komunikasiMemiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat sekitar

4. Papan nama Poisis papan nama mudah dibaca Tidak ada hiasan maupun lampu warna Ukuran minimal 40x60cm maksimal 60x90cm Warna dasar putih dengan huruf balok warna hitam Memuat nama dokter,sip,alamat praktek ,dan jadwal praktek.

5. Peralatan klinik Memiliki alat alat pemeriksaan fisik sebagai berikut :

o Alat tes sensasi kulito Auriskopo Lampu senter dan kepalao Palu reflekso Peak flow metero Ophtalmoscopo Penekan lidaho Pengukur tinggi badano Snellen charto Spekulum vaginao Stetoskopo Tensimetero Termometero Timbangan badano Memiliki alat laboratorium

4

Page 5: Skenario 3 Kedkel

o Alat monitoring gula daraho Alat pengukur kadar hemoglobino Alat pemulas sediaan gramo Alat pemulas sediaan basaho Gelas obyek dan penutupo Mikroskop

Memiliki alat tidanakan sebagai berikuto Bak instrumen mentalo Benang otot dan sutrao Forsep hemostatiko Gunting perbano Jarum kulito Jarum suntiko Kapas,perban,plestero Minor seto Peralatan resusitasi

Tas dokter untuk perawatan rumaho Alat penekan lidah forsep hemostato Jarum suntiko Kapas dan alkoholo Lampu sentero Obat2ano Pali reflekso Spuito Stetoskopo Tensimetero Termometero Peralatan lukao Kasao Antiseptiko Larutan irigasio Perangkat intravenao Kateter

Persediaan obato Adrenalino Kortokosteroido Antihistamino Analgetiko Anti asmao Anti konvulsan

5

Page 6: Skenario 3 Kedkel

o Cairan infuso Parasetamolo Nsaido Obat lukao Anti konvulsano Spasmolitiko Anestesi lokalo Metode kontrasepsi

2. Memahami dan Menjelaskan Konsultasi dan Rujukan2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi

Sistem rujukan ialah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya). Hal yang dirujuk bukan hanya pasien saja tapi juga masalah-masalah kesehatan lain, teknologi, sarana, bahan-bahan laboratorium, dan sebagainya.

Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional penanganan suatu kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lainnya yang lebih ahli.

Secara garis besar rujukan dibedakan menjadi 2, yakni :

Rujukan medikRujukan ini berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

pasien. Disamping itu juga mencakup rujukan pengetahuan (konsultasi medis) dan bahan-bahan pemeriksaan. Tujuan: untuk menyembuhkan penyakit dan atau memulihkan status kesehatan pasien

1. Rujukan pasien (transfer of patient)Penatalaksanaan pasien dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih sempurna atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut2. Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge)Pengiriman dokter/ tenaga kesehatan yang lebih ahli dari strata pel. kes. Yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk bimbingan dan diskusi atau sebaliknya, untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan3. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium (transfer of specimens)Pengiriman bahanbahan pemeriksaan bahan laboratorium dari strata pelayanan kesehatan yangkurang mampu ke strata yang lebih mampu atau sebaliknya, untuk tindak lanjut.

Rujukan kesehatan masyarakatRujukan ini berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan

kesehatan (promosi). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional. Tujuan: untuk meningkatkan derajat kesehatan dan ataupun mencegah penyakit yang ada di masyarakat.1. Rujukan tenaga,

6

Page 7: Skenario 3 Kedkel

Pengiriman dokter/tenaga kesehatan dari strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada di masyarakat atau sebaliknya, untuk pendidikan dan latihan.

2. Rujukan saranaPengiriman berbagai peralatan medis/ non medis dari strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan di masyarakat, atau sebaliknya untuk tindak lanjut.

3. Rujukan operasionalPelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanggulangan masalah kesehatan masyarakat dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut.

Rujukan kesehatan: Lingkup: Masalah kesehatan masyarakat Tujuan: Pemeliharaan den pencegahan Jalur: Dinas Kesehatan secara bertingkat

2.2 Memahami dan Menjelaskan Karakteristika. Ruang lingkup kegiatan

Konsultasi memintakan bantuan profesional dari pihak ketiga. Rujukan, melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan kasus penyakit yang sedang dihadapi kepada pihak ketiga

b. Kemampuan dokterKonsultasi ditujukan kepada dokter yang lebih ahli dan atau yang lebih pengalaman. Pada rujukan hal ini tidak mutlak.

c. Wewenang dan tanggung jawabKonsultasi wewenang dan tanggung jawab tetap pada dokter yang meminta konsultasi. Pada rujukan sebaliknya.

2.3 Memahami dan Menjelaskan Manfaata) Dari sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan

Membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai macam alat kedokteran pada setiap sarana kesehatan.

Memperjelas system pelayanan kesehatan, kemudian terdapat hubungan antara kerja berbagai sarana kesehatan yang tersedia.

Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaanb) Dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan

Meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang

Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang setiap sarana pelayanan kesehatan

c) Dari sudut tenaga kesehatan

7

Page 8: Skenario 3 Kedkel

Memperjelas jenjang karir tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif, semangat kerja, ketekunan dan dedikasi.

Membantu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan melalui jalinan kerjasama Memudahkan/ meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan

mempunyai tugas dan kewajiban tertentu

2.4 Memahami dan Menjelaskan Tatacara

Dasar: Kepatuhan terhadap kode etik profesi yg telah disepakati bersama, dan sistem kesehatan terutama sub sistem pembiayaan kesehatan yang berlaku

Tata cara konsultasi (McWhinney, 1981):a. Penjelasan lengkap kepada pasien alasan untuk konsultasib. Berkomunikasi secara langsung dengan dokter konsultan (surat, form khusus, catatan di rekam medis, formal/ informal lewat telfonc. Keterangan lengkap tentang pasiend. Konsultan bersedia memberikan konsultasi

Tata cara rujukan• Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja• Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan• Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab masing-masing pihak

Pembagian wewenang & tanggungjawab1. Interval referral, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter tsb tidak ikut menanganinya2. Collateral referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja3. Cross referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya4. Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.dr. Rina Amelia, Departemen IKM/ IKP/ IKK, Fakultas Kedokteran USU

8

Page 9: Skenario 3 Kedkel

3. Memahami dan Menjelaskan BPJS3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi BPJS

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hokum public yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

9

Page 10: Skenario 3 Kedkel

3.2 Memahami dan Menjelaskan Jenis Pelayanan BPJS

10

Page 11: Skenario 3 Kedkel

3.3 Memahami dan Menjelaskan Sistem BPJS

11

Page 12: Skenario 3 Kedkel

tatacara pelayanan sistem rujukan BPJS kesehatansetiap peserta BPJS kesehatan yang sakit tidak bisa serta merta menuju ke rumah sakit yang di inginkan, jika sakit kita langsung menuju ke faskes tk 1 yang kita tunjuk sesuai yang tertera di kartu BPJS kita baik itu puskesmas, klinik kesehatan atau dokter pribadi.

Sistem rujukan BPJS Kesehatan

didalam BPJS kesehatan dikenal 3 penggolongan fasilitas kesehatan diantaranya

Faskes TK I (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama):  puskesmas, klinik atau dokter umum. Disebut juga Faskes Primer.

Faskes TK II (Fasilitas Kesehatan Tingkat Kedua): pelayanan kesehatan spesialistik oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis.

Faskes RTL (Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan):  1. Klinik utama atau yang setara, 2. Rumah Sakit Umum, 3. Rumah Sakit Khusus.

Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatanhal ini bisa dilakukan jika perujuk (fasilitas kesehatan) tidak bisa memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien karena faktor keterbatasan fasilitas, peralatan, dan atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.Sedangkan rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi, atau sebaliknya.

Bisakah Pasien Dirujuk ke Faskes Lebih Rendah?Bisa dirujuk dari fasilitas kesehatan yang lebih rendah jika:

1. tingkat sakit masih dapat ditangani oleh fasilitas kesehatan pada tingkatan dibawahnya berdasarkan kompetensi dan wewenangnya

2. Faskes dibawahnya memiliki kemampuan lebih baik dalam menangani penyakit yang dialami pasien,

3. Anda memerlukan pelayanan lebih lanjut yang dapat ditangani oleh fasilitas kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan kemudahan akses, efisiensi, dan pelayanan jangka panjang,

4. Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan Anda karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan, dan atau ketenagaan.

Jika Peserta BPJS kesehatan berada diluar kota dan harus dirawat apakah bisa ?

12

Page 13: Skenario 3 Kedkel

bisa tentunya ada prosedur yang harus di ikuti tentunya harus mendapatkan surat pengantar dari BPJS kesehatan terdekat sehingga pihak BPJS kesehatan akan menentukan rumah sakit tempat pasien dirawat.

Kondisi darurat diluar prosedur sistem rujukan BPJSpeserta BPJS kesehatan diperkenankan berobat tanpa mengikuti sistem rujukan apabila dalam kondisi yang benar-benar darurat guna menghindari kematian,keparahan dan kecacatan.

3.4 Memahami dan Menjelaskan Tujuan BPJS

Tujuan BPJS dan Program Jaminan Sosial Tujuan sebuah negara adalah menciptakan kesejahteraan kepada seluruh rakyatynya. Dalam hal ini, maka Indonesia membentuk penyelenggaraan jaminan social yaitu BPJS (Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial). Yang dimana tujuan dari Institut ini memberikan jaminan terpunuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya.

Sebelum BPJS tertentu, beberapa program jaminan social telah tebentuk, seperti Jaminan social Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) yang mencakup tentang jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan pemeliharaan kesehatan,jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan kematian bagi tenaga kerja. Selanjutnya Jaminan untuk pegawi Negeri yaitu TASPEN ( Tabungan dan Asuransi Pegawai Negri) dan ASKES ( Asuransi Keseshatan dan untuk Prajurut Tentara Nasional Indinesia ( TNI ), anggota Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dan PNS Kementian Pertahanan /TNI / Polri beserta keluarganya telah dilaksanakan Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Indonesia (ASABRI).

Namun Sebagian besar masyarakat belum memperoleh perlindungan yang memadai dengan program-program diatas. Perlu adanya sasaran yang lebih luas lagi dan manfaat yang lebih besar pada setiap peserta.Oleh karena itu, di bentuklah BPJS yang diharapkan menjadi penyempurna dari program – program jaminan social tadi. Yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

Dengan adanya BPJS Kesehatan ini pelayanan medis bisa lebih jeli dan teliti mengidentifikasi masalah pasien dan melakukan tindakan/pemeriksaan sesuai dengan indikasinya, karena BPJS membiayai sesuai dengan diagnosa penyakit dan telah dihitung pemeriksaan yang dilakukan sesuai indikasi. Namun, dampak dari BPJS ini adalah ke dokter juga, yaitu penetapan biaya yang sesuai belum ditentukan.

3.5 Memahami dan Menjelaskan Manfaat BPJS

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan meliputi :

a.         Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan non spesialistik mencakup:

1.      Administrasi pelayanan2.      Pelayanan promotif dan preventif3.      Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis

13

Page 14: Skenario 3 Kedkel

4.      Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif5.      Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai6.      Transfusi darah sesuai kebutuhan medis7.      Pemeriksaan penunjang diagnosis laboratorium tingkat pertama8.      Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi

b.        Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatan mencakup:

1.    Rawat jalan, meliputi:

a)    Administrasi pelayananb)   Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter  spesialis dan sub spesialisc)    Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medisd)    Pelayanan obat dan bahan medis habis pakaie)    Pelayanan alat kesehatan implantf)     Pelayanan penunjang diagnostic lanjutan sesuai dengan indikasi  medisg)    Rehabilitasi medish)    Pelayanan darahi)      Peayanan kedokteran forensikj)      Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan

2.    Rawat Inap yang meliputi: 

a)    Perawatan inap non intensifb)    Perawatan inap di ruang intensifc)    Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri

3.6 Memahami dan Menjelaskan Prinsip BPJSBPJS memiliki empat prinsip dasar yang menjadi acuan dalam pelaksanaannya. Prinsip yang pertama adalah gotong royong, maksudnya adalah yang tidak sakit menolong yang sakit, yang tua menolong yang tua. Prinsip kedua adalah Portability artinya adalah semua anggota BPJS bisa melakukan pengobatan di semua wilayah. 

Prinsip selanjutnya prinsip ekuitas atau kesamaan layanan ini dimaksudkan bahwa standar layanan yang diberikan sama di semua wilayah. Prinsip yang terakhir adalah prinsip akuntabilitas, karena BPJS sebagai badan akan diaudit oleh BPK dan intansi lain yang terkait.

4. Memahami dan Menjelaskan Pembiayaan Kesehatan1. Sumber-sumber dana pada klinik kedokteran keluarga

Sumber dana biaya kesehatan berbeda pada beberapa negara, namun secara garis besar berasal dari :a) Bersumber dari anggaran pemerintah. Pada sistem ini, biaya dan

penyelenggaraan pelayanan kesehatan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Untuk negara yang kondisi keuangannya belum baik, sistem ini sulit dilaksanakan karena memerlukan dana yang sangat besar.

14

Page 15: Skenario 3 Kedkel

b) Bersumber dari anggaran masyarakat. Dapat berasla dari individu ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan agar masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak adanya pelayanan-pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak swasta, dengan fasilitas dan penggunaan alat-alat berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya pemanfaatan atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa layanan kesehatan tersebut. 

c) Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri. Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan penyakit-penyakit tertentu sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain, misalnya dari organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. misalnya untuk penanganan HIV dan virus H5N1. 

d) Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat. Sistem ini banyak diambil oleh negara-negara di dunia karena dapar mengakomodasi kelemahan-kelemahan yang timbul pada sumber pembiayaan kesehatan sebelumnya. Tingginya biaya kesehatan yang dibutuhkan ditanggung sebagian oleh pemerintah dengan menyediakan layanan kesehatan bersubsidi. Sistem ini juga menuntut peran serta masyarakat dalam memenuhi biaya kesehatan yang dibutuhkan dengan mengeluarkan biaya tambahan.

2. Mekanisme PembayaranPenyelenggaraan Subsistem Pembiayaan Kesehatan mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Jumlah dana untuk kesehatan harus cukup tersedia dan dikelola secara berdaya-

guna, adil dan berkelanjutan yang didukung oleh transparansi dan akuntabilitas 2. Dana pemerintah diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin3. Dana masyarakat diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan perorangan yang

terorganisir, adil, berhasil-guna dan berdaya-guna melalui jaminan pemeliharaan kesehatan baik berdasarkan prinsip solidaritas sosial yang wajib maupun sukarela, yang dilaksanakan secara bertahap

4. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melalui penghimpunan secara aktif dana sosial untuk kesehatan (misal: dana sehat) atau memanfaatkan dana masyarakat yang telah terhimpun (misal: dana sosial keagamaan) untuk kepentingan kesehatan

5. Pada dasarnya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan pembiayaan kesehatan di daerah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Namun untuk pemerataan pelayanan kesehatan, Pemerintah menyediakan dana perimbangan (maching grant) bagi daerah yang kurang mampu

3. Jenis sistem pembiayaanJenis pelayanan kesehatan dan pembiayaan kesehatan antara lain :1. Penataan Terpadu (managed care)

Merupakan pengurusan pembiayaan kesehatan sekaligus dengan pelayanan kesehatan. Pada saat ini penataan terpadu telah banyak dilakukan di masyarakat dengan program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat atau JPKM. Managed care membuat biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan bisa lebih efisien.

15

Page 16: Skenario 3 Kedkel

Persyaratan agar pelayanan managed care di perusahaan dapat berhasil baik, antara lain:a. Para pekerja dan keluarganya yang ditanggung perusahaan harus sadar bahwa

kesehatannya merupakan tanggung jawab masing-masing atau tanggung jawab individu. Perusahaan akan membantu upaya untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

b. Para pekerja harus menyadari bahwa managed care menganut sistem rujukan.c. Para pekerja harus menyadari bahwa ada pembatasan fasilitas berobat,

misalnya obat yang digunakan adalah obat generik kecuali bila keadaan tertentu memerlukan life saving.

d. Prinsip kapitasi dan optimalisasi harus dilakukan

2. Sistem reimbursementPerusahaan membayar biaya pengobatan berdasarkan fee for services. Sistem ini memungkinkan terjadinya over utilization. Penyelewengan biaya kesehatan yang dikeluarkan pun dapat terjadi akibat pemalsuan identitas dan jenis layanan oleh karyawan maupun provider layanan kesehatan.

3. AsuransiPerusahaan bisa menggunakan modal asuransi kesehatan dalam upaya melaksanakan pelayanan kesehatan bagi pekerjanya. Dianjurkan agar asuransi yang diambil adalah asuransi kesehatan yang mencakup seluruh jenis pelayanan kesehatan (comprehensive), yaitu kuratif dan preventif. Asuransi tersebut menanggung seluruh biaya kesehatan, atau group health insurance (namun kepada pekerja dianjurkan agar tidak berobat secara berlebihan).

4. Pemberian Tunjangan KesehatanPerusahaan yang enggan dengan kesukaran biasanya memberikan tunjangan kesehatan atau memberikan biaya kesehatan kepada pegawainya dalam bentuk uang. Sakit maupun tidak sakit tunjangannya sama. Sebaiknya tunjangan ini digunakan untuk mengikuti asuransi kesehatan (family health insurance). Tujuannya adalah menghindari pembelanjaan biaya kesehatan untuk kepentingan lain, misalnya untuk membeli rokok, minuman beralkohol, dan hal – hal lain yang malah merugikan kesehatannya.

5. Rumah Sakit PerusahaanPerusahaan yang mempunyai pegawai berjumlah besar akan lebih diuntungkan apabila mengusahakan suatu rumah sakit untuk keperluan pegawainya dan keluarga pegawai yang ditanggungnya. Menyangkut kesehatan pegawainya, rumah sakit perusahaan harus menyiapkan rekam medis khusus, yang lebih lengkap, dan perlu dievaluasi secara periodik. Perlu diingatkan bahwa pelayanan kesehatan yang didapat dari rumah sakit perusahaan diupayakan bisa lebih baik bila dibandingkan jika dilayani oleh rumah sakit lain. Dengan demikian, pegawai perusahaan yang dirawat akan merasa puas dan bangga terhadap fasilitas yang disediakan. Rasa senang menerima fasilitas kesehatan ini akan membuahkan semangat bekerja untuk membalas jasa perusahaan yang dinikmatinya.

16

Page 17: Skenario 3 Kedkel

Secara universal, beberapa jenis asuransi kesehatan yang berkembang di Indonesia :

Asuransi Kesehatan Sosial (Social Health Insurance)Asuransi ini memegang teguh prinsipnya bahwa kesehatan adalah sebuah pelayanan sosial, pelayanan kesehatan tidak boleh semata-mata diberikan berdasarkan status sosial mayarakat sehingga semua lapisan berhak untuk memperoleh jaminan pelayanan kesehatan.

Asuransi Kesehatan Sosial dilaksanakan menggunakan prinsip :b) Keikutsertaan bersifat wajibc) Menyertakan tenaga kerja dan keluarganyad) Iuran/premi berdasarkan gaji/pendapatane) Untuk Askes menetapkan 2% dari gaji pokok PNSf) Premi untuk tenaga kerja ditanggung bersama (50%) oleh pemberi

kerja dan tenaga kerjag) Premi tidak ditentukan oleh resiko perorangan tetapi didasarkan

pada resiko kelompokh) Tidak diperlukan pemeriksaan kesehatan awali) Jaminan pemeliharaan kesehatan bersifat menyeluruhj) Peran pemerintah sangat besar untuk mendorong berkembangnya

asuransi kesehatan sosial di Indonesia

Semua PNS diwajibkan untuk mengikuti asuransi kesehatan. Di Indonesia, asuransi kesehatan bagi PNS dan penerima pensiun dikelola oleh PT. Askes

Asuransi Kehatan Komersial Perorangan (Private Voluntary Health Insurance)Model asuransi kesehatan ini juga berkembang di Indonesia, dapat dibeli preminya baik oleh individu maupun segmen masyarakat kelas menengah ke atas.Asuransi kesehatan komersial perorangan mempunyai prinsip kerja sebagai berikut :a) Kepesertaannya bersifat perorangan dan sukarelab) Iuran/premi berdasarkan angka absolut, ditetapkan berdasar jenis

tanggungan yang dipilihc) Premi didasarkan atas resiko perorangan dan ditentukan oleh faktor

usia, jenis kelamin, dan jenis pekerjaand) Dilakukan pemeriksaan kesehatan awale) Santunan diberikan sesuai kontrakf) Peranan pemerintah relatif kecil

Di Indonesia, produk asuransi kesehatan komersial dikelola oleh Lipo Life, BNI Life, Tugu mandiri dan sebagainya

Asuransi Kesehatan Komersial Kelompok (Regulated Voluntary Health Insurance)

17

Page 18: Skenario 3 Kedkel

Prinsip-prinsip dasar sebagai berikut :a) Keikutsertaannya bersifat sukarela tetapi berkelompokb) Iuran / preminya dibayar berdasarkan atas angka absolutc) Perhitungan premi bersifat community rating yang berlaku untuk kelompok masyarakatd) Santunan diberikan sesuai kontrake) Tidak diperlukan pemeriksaan awalf) Peranan pemerintah cukup besar dengan membuat undang-undang

Di Indonesia, asuransi kesehatan sukarela juga dikelola oleh PT. Askes

4. Tujuan pembiayaan kesehatanTujuan pembiayaan kesehatan adalah tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Pokok utama dalam pembiayaan kesehatan adalah:

a) Mengupayakan kucukupan dan kesinambungan pembiayaan kesehatan pafa tingkat pusat dan daerah

b) Mengupayakan pengurangan pembiayaan OOP dan meniadakan hambatan pembiayaan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terutama kelompok miskin dan rentan melalui pengembangan jaminan

c) Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiayaan kesehatan

5. Memahami dan Menjelaskan Standar Pemeriksaan Dokter Keluarga

1) Anamnesis Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis

2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang Dalam rangka memperoleh tanda - tanda kelainan yang menunjang diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan efisien demi kepentingan pasien semata.

3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistik.

4) Prognosis Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based).

18

Page 19: Skenario 3 Kedkel

5) Konseling Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepedulian terhadap perasaan dan persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan di saat itu.

6) Konsultasi Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.

7) Rujukan Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.

8) Tindak lanjut Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di tempat pasien.

9) Tindakan Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan demi kepentingan pasien.

10) Pengobatan rasional Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien.

11) Pembinaan keluarga Pada saat - saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk konseling keluarga.

6. Memahami dan Menjelaskan Peran Dokter Keluarga Dengan Mitra Kerjanya

Peran dokter keluarga

Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan

Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan,

pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi Menangani penyakit akut dan kronik

19

Page 20: Skenario 3 Kedkel

Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu

kedokteran keluarga secara khusus

Hubungan kerjasama antara dokter keluarga dengan mitra kerjanya

Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha penggambungkan pemikiran. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukanan oleh Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses berfikir dimana pihak yang terlibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan pandangan mereka terhadap apa yang dapat dilakukan. American Medical Assosiation (AMA), 1994, Kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat.

Partnership kolaborasi merupakan usaha yang baik sebab mereka menghasilkan outcome yang lebih baik bagi pasien dalam mencapai upaya penyembuhan dan memperbaiki kualitas hidup. Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Bekerja bersama dalam kesetaraan adalah esensi dasar dari kolaborasi yang kita gunakan untuk menggambarkan hubungan perawat dan dokter.

Anggota Tim interdisiplinTim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekolompok profesional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan meliputi : pasien, perawat, dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manajer, dan apoteker. Dimana fungsinya adalah :

Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif.

Perawat sebagai anggota membawa persfektif yang unik dalam interdisiplin tim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain.

Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan

Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan.

Oleh karena itu tim kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota

20

Page 21: Skenario 3 Kedkel

tim lainnya sebagaimana membuat referal pemberian pengobatan. Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan kompak dalam mencapai tujuan. Elemen penting untuk mencapai kolaborasi yang efektif meliputi kerjasama, asertifitas, tanggung jawab, komunikasi, otonomi dan kordinasi.

Sistem pelayanan dokter keluarga pelayanan diselenggarakan oleh “tim” kesehatan yang bekerja sama mewujudkan pelayanan yang berumutu. Setiap komponen sistem mempunyai tugas masing-masng dan harus dikerjakan sungguh-sungguh sesuai dengan tatanan yang berlaku.

Bidan dan perawat membantu dokter di klinik misalnya, memberikan obat kepada pasien d ibawah tanggung-jawab dokter. Jadi bidan dan perawat tidak memberikan obat tanpa persetujuan dokter. Sebaliknya dokter harus memberikan perintah tertulis di dalam rekam medis untuk setiap pemberian obat. Bidan dan perawat dibenarkan mengingatkan dokter jika perintah pemberian obat itu tidak jelas atau belum dicantumkan

Dokter keluiarga yang sebenarnya dokter praktik umum dibenarkan mengingatkan dan diharuskan bertanya langsung kepada dokter spesialis yang dikonsuli atau dirujuki jika ada hal yang kurang jelas atau berbeda pendapat

Komponen system yang lain termasuk masyarakat pasien dibenarkan dan bahkan diharuskan saling kontrol saling mengingatkan agat tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

Komunikasi dokter – Profesi lain :

Kolaborasi dokter –perawat

Komunikasi dokter-Apoteker

Kolaborasi Prinsip : Perencanaan

Pengambilan keputusan bersama

Berbagi saran / ide

Kebersamaan

Tanggung gugat

Pendekatan Praktik Hirarkis

Dokter Registerd nurse Pemberi pelayanan lain Pasien

Menekankan komunikasi satu arah Kontak Dokter dengan pasien terbatas Dokter merupakan tokoh yang dominan Cocok untuk diterapkan di keadaan tertentu, sepert IGD

Pendekatan ini sekarang masih dominan dalam praktik dokter di Indonesia

Model kolaboratif tipe II :

21

Page 22: Skenario 3 Kedkel

Lebih berpusat pada pasien Semua pemberi pelayanan harus bekerjasama Ada kerja sama dengan pasien Tidak ada pemberi pelayanan yang mendominasi secara terus-menerus

Hubungan dokter-Apoteker

McDonough dan Doucette (2001) mengusulkan satu model untuk Hubungan Kerja Kolaboratif antara Dokter dan Apoteker (Pharmacist-Phycisian Collaborative Working Relationship. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan ini antara lain disebutkan:

a. Karakteristik partisipan. Yang termasuk karakteristik partisipan adalah faktor demografi seperti pendidikan dan usia. Contohnya, dokter muda yang sejak awal dididik untuk dapat bekerja sama dalam tim interdisipliner mungkin akan lebih mudah menerima konsep hubungan dokter-Apoteker.

b. Karakteristik konteks. Yang dimaksud adalah kondisi pasien, tipe praktek (apakah tunggal atau bersama), kedekatan jarak praktek, banyaknya interaksi, akan menentukan seberapa intensif hubungan yang akan terjalin.

c. Karakteristik pertukaran. Yang termasuk di sini antara lain adalah: ketertarikan secara profesional, komunikasi yang terbuka dan dua arah, kerjasama yang seimbang, penilaian terhadap performance, konflik dan resolusinya. Semakin seimbang pertukaran antara kedua belah pihak, akan memungkinkan hubungan kolaboratif yang lebih baik.

Termasuk mitra kerja dokter

Mitra kerja dokter ialah Sesama dokter, perawat, bidan, petugas rumah sakit atau pun puskesmas serta klinik, pasien dan petugas lainnya

22

PASIE

Page 23: Skenario 3 Kedkel

7. Memahami dan Menjelaskan Adab Dokter Dalam Pemeriksaan Menurut Islam

Konsep Dokter Muslim

Seorang dokter muslim adalah seorang muslim itu sendiri, sehingga teladan yang paling utama adalah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam,  apapun profesi dan jabatan seorang muslim. Akhlak seorang dokter muslim ialah akhlak seorang muslim yang menjunjung tinggi adab Rasulullah shalallahu Alaihi Wasallam tersebut sebagai teladan yang sempurna dan akhlak Beliau disarikan dari Al-Qur’an itu sendiri sebagai pedoman hidup seorang muslim.

Sebagai hamba Allah, seorang dokter muslim harus mempunyai tujuan hidup: “Hasanah fid-dunya dan hasanah fil-akhirah”. Ia semata-mata mengabdi kepada Allah (QS. Al-An’am: 112) dengan menjauhi segala larangan (QS. Al Imran: 110) dan mematuhi semua perintah Allah, rasul-Nya dan Ulil Amri. Seorang dokter muslim juga harus mampu mengobati penyakit jasmani, rohani, sosial serta gangguan pada iman dan Islam pasiennya.

Etika/adab yang harus dimiliki oleh dokter muslim menurut Zuhair Ahmad al-Sibai dan Muhmmad Ali al-Bar dalam karyanya Al- Thabib , Adabuhu wa Fiqhuh (Dokter, Etika dan Fikih  Kedokteran), antara lain dikemukakan bahwa dokter muslim harus  berkeyakinan atas kehormatan profesi, menjernihkan nafsu, lebih mendalami ilmu yang dikuasainya, menggunakan metode ilmiah dalam berfikir, kasih sayang, benar  dan jujur, rendah hati, bersahaja, dan mawas diri.

Seorang dokter muslim harus mampu mengadakan pendekatan kepada masyarakat. Pasien yang sakit adalah mahluk sosial yang merupakan bagian dari suatu komunitas yang sakit. Oleh karenanya, seorang dokter muslim tidak boleh hanya melihat seseorang penderita secara mikro (individual), melainkan juga harus melihatnya dalam skala makro (ingat konsep biopsikososiokultural dan relegius).

Seorang dokter muslim harus menyadari dan menginsyafi bahwa mengobati orang sakit karena Allah, adalah suatu amal yang amat tinggi nilainya. Dengan demikian, ia telah melaksanakan dakwah Islam, bahwa Allah-lah yang menurunkan penyakit dan Dia pula yang menurunkan obatnya. Dokter hanya dapat mengenali jenis penyakit dan menuliskan resep, namun hanya Allah jualah yang menyembuhkan. Seorang dokter muslim menghilangkan anggapan bahwa dialah yang men yembuhkan pasiennya.

Dengan demikian, seorang dokter muslim harus menyadari bahwa ia adalah khalifah Allah dalam pengobatan yang senantiasa berlaku sopan kepada semua pasiennya dan selalu mendoakan agar Allah memberikan kesembuhan kepada pasien yang ditanganinya.

Meskipun sudah banyak penulis, alim maupun pakar kedokteran muslim menyampaikan karakteristik atau ciri dokter muslim, namun sampai saat ini belum ada kesepakatan mengenai rumusan tertulis dokter muslim  yang disetujui oleh segenap persatuan dokter muslim baik ditingkat nasional, regional maupun internasional. Menurut Majid Ramadhan (2004) dalam

23

Page 24: Skenario 3 Kedkel

bukunya “Karakteristik Dokter Muslim”, ciri dokter yang diharapkan dapat menanggung amanat juga kekahalifahan adalah :

1. Aqidahnya benar2. Ikhlas dan tekun dalam kerjanya3. Maksimal dalam spesialisasi profesinya4. Jujur dalam perkataan dan perbuatan5. Punya komitment untuk selalu dapat bermanfaat bagi manusia6. Pemalu, jujur dan menjaga rahasia7. Peka dan penyanyang8. Ikut merasakan rasa sakit pasien (empati) dan membangun optimisme pada pasien9. Rendah hati, tidak sombong dan ramah10. Tidak melebih-lebihkan ongkos dan meringankan yang kesulitan11. Berpenampilan indah12. Menasehati pasiennya, dengan menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Sifat-sifat atau karakter dokter muslim seperti tersebut di atas juga banyak ditulis oleh ahli lain, antara lain  seperti yang dinyatakan oleh Zuhair Ahmad Assi Ba’i dalam buku “Dokter-dokter, Bagaimana Ahlakmu” (Gema Insani Press) atau juga oleh Sahid Athar dalama buku “Islam dan Etika Kedokteran” (PSKI UMY).

Kepentingan Adab dalam Menjalankan Profesi Dokter

Adab amat penting dalam kehidupan manusia. Islam amat menuntut umatnya agar sentiasa mempunyai adab-adab yang baik. Islam sebagai agama yang lengkap menggariskan berbagai adab dalam pelbagai kegiatan harian. Dalam perkembangan berkaitan, Dr. Haji Abdullah Siddik (1980) telah mengaitkan adab sebagai satu dasar ‘Ahkam al-Syari’ati’ yaitu salah satu garis panduan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Menurut beliau ‘Ahkam al-Syari’ati’ ialah “tata tertib yang mesti dilakukan oleh umat manusia selama hidup di dunia, satu undang-undang Allah untuk umat manusia, yang sempurna, yang praktis, yang dapat dipakai untuk segala zaman dan yang dapat dilakukan oleh manusia sesuai dengan kemampuan dan keperluannya dalam masalah hidup”.

Pada dasarnya, manusia yang dilahirkan ke dunia ini adalah ibarat kain putih yang belum dipolakan. Adab-adab yang telah digariskan dengan dengan terperinci oleh Islam akan menjadi panduan kepada ibu bapa, guru, pemimpin, masyarakat dan individu itu sendiri, termasuk seorang dokter dalam mempolakan warna hidup seseorang insan. Adab memainkan peranan penting dalam menilai buruk dan baik budi seseorang. Sebagai seorang muslim, kita dituntut supaya menuruti adab-adab yang mulia yang telah dianjurkan oleh ajaran Islam. Semua ini adalah bertujuan agar kita menjadi insan yang akan mendapat ganjaran baik di dunia dan di akhirat.

Adab-adab yang digariskan oleh Islam termasuklah yang meliputi kehidupan harian, seperti adab berpakaian, adab ke masjid, adab ketika makan, dan sebagainya, maupun adab dalam menjalankan pekerjaan/profesinya, misal adab dokter terhadap pasien dan lingkungannya.

24

Page 25: Skenario 3 Kedkel

Pendek kata adab-adab yang digariskan adalah lengkap dan meliputi keseluruhan aktivitis dan kegiatan harian seseorang individu muslim. Dalam hal ini, dari segi konsepnya termasuklah adab-adab yang bersangkutan dengan kegiatan profesi seorang dokter (dan) muslim. Dokter muslim yang diinginkan Islam adalah dokter yang mampu memberikan keteladanan, unik dan berbeda dari yang lain, tercermin di dalamnya moral, akhlak maupun adab yang Islami. Dokter yang mampu mencapai pada tingkatan tinggi dari ahlak yang mulia dan mampu menterjemahkan ke dalam kehidupan riil dalam bentuk adab dokter adalah merupakan prestasi peradaban yang terbesar.

25