skenario 2 (semen kedokteran gigi, zinc phosphate. kelompok 9. kiki))

39
 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Semen Semen kedokteran gigi adalah campuran  powder  dan liquid  yang merupakan reaksi kimia antara asam dan basa.  Powder  yang bersifat basa dan liquid  yang bersifat asam membentuk konsistensi berupa pasta kental yang kemudian akan mengeras menjadi massa yang padat (Annusavice, 2003). 2.2 Fungsi Semen 2.2.1 Lutting   Agent ( Bahan Perekat)  Pada awal abad ke 20, material kedokteran gigi yang digunakan sebagai retensi marginal seal pada protesa    protesa seperti inlays, onlays, crowns dan bridges hanyalah semen oksida eugenol dan semen seng phosphate. Pada abad ke 20, material yang dapat digunakan dalam menempelkan protesa pada gigi hanya semen, oleh karena itu seng oksida eugenols memperbaiki protesa dengan menempelkan protesa pada gigi disebut sementasi. Namun menjelang akhir abad ke 20, mulai bermunculan variasi-variasi material kedokteran gigi yang bersifat adhesif. Dalam perkembangannya, semen kedokteran gigi tidak hanya digunakan dalam menempelkan protesa dengan gigi, oleh karena itu proses menempelkan protesa pada gigi disebut sebagai lutting  bukan lagi sementasi (Craig, 2006). Semen sebagai lutting  agent berfungsi untuk melekatkan restorasi yang dilakukan diluar mulut dimana diharapkan perlekatan tersebut kuat dan bertahan untuk waktu yang lama (Craig, 2006).  Syarat Semen sebagai Lutting   1.  Biocompatibility Semen yang digunakan sebagai lutting  biasanya diperlukan dalam pemasangan mahkota gigi dan inlays,semen yang digunakan akan menutupi dentin pada gigi.bahan lutting   3

Upload: phillip-scott

Post on 09-Oct-2015

666 views

Category:

Documents


70 download

DESCRIPTION

gdfrtb nhdtfgry jshdgetrf

TRANSCRIPT

3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi SemenSemen kedokteran gigi adalah campuran powder dan liquid yang merupakan reaksi kimia antara asam dan basa. Powder yang bersifat basa dan liquid yang bersifat asam membentuk konsistensi berupa pasta kental yang kemudian akan mengeras menjadi massa yang padat (Annusavice, 2003).2.2 Fungsi Semen 2.2.1 Lutting Agent ( Bahan Perekat) Pada awal abad ke 20, material kedokteran gigi yang digunakan sebagai retensi marginal seal pada protesa protesa seperti inlays, onlays, crowns dan bridges hanyalah semen oksida eugenol dan semen seng phosphate. Pada abad ke 20, material yang dapat digunakan dalam menempelkan protesa pada gigi hanya semen, oleh karena itu seng oksida eugenols memperbaiki protesa dengan menempelkan protesa pada gigi disebut sementasi. Namun menjelang akhir abad ke 20, mulai bermunculan variasi-variasi material kedokteran gigi yang bersifat adhesif. Dalam perkembangannya, semen kedokteran gigi tidak hanya digunakan dalam menempelkan protesa dengan gigi, oleh karena itu proses menempelkan protesa pada gigi disebut sebagai lutting bukan lagi sementasi (Craig, 2006). Semen sebagai lutting agent berfungsi untuk melekatkan restorasi yang dilakukan diluar mulut dimana diharapkan perlekatan tersebut kuat dan bertahan untuk waktu yang lama (Craig, 2006). Syarat Semen sebagai Lutting1. Biocompatibility

3Semen yang digunakan sebagai lutting biasanya diperlukan dalam pemasangan mahkota gigi dan inlays,semen yang digunakan akan menutupi dentin pada gigi.bahan lutting tersebut nantinya juga akan menjalankan peran yang sama dengan dentin, yakni melindungi pulpa , Oleh karena itu bahan semen sebagai lutting haruslah material yang biokompatibel dan tidak toksik terhadap pulpa. Bahan lutting yang baik tidak hanya melapisi seluruh perrmukaan dentin dan protesa dengan baik, namun juga perlu material yang bersifat anti bakteri agar pulpa terlindungi dari bakteri merugikan (Mc Cabe, 2008).2. RetensiPeran utama semen sebgai lutting adalah menghasilkan retensi pada restorasi.pada semen dengan bahan dasar air seperti semen seng phosphate, retensinya diatur oleh geometri dari gigi yang telah direparasi, kontrol pada saat insersi, dan kemampuan dalam memberikan mechanical keying pada permukaan yang tidak rata. Kurangnya retensi merupakan kegagalan dalam lutting. Pada proses adhesif bisa ditambahkan untuk meningkatkan retensi secara signifikan dan resin adhesive technologies (Mc Cabe, 2008).

Sifat Semen sebagai Lutting1. Marginal seal2. Ketebalan (Film thickness)3. Mudah digunakan4. Radiopacity5. Estetik baik (Mc Cabe, 2008).

Prosedur penggunaan semen sebagai lutting 1. Pemberian SemenPada tahap ini, adonan semen dituang ke dalam mahkota kurang lebih dari volume mahkota. Pemberian semen pada mahkota lebih baik mahkota agar resiko terjebaknya udara berkurang mengurangi waktu pemasangan, mengurangi tekanan yang berlebih saat pemasangan, dan mengurangi waktu dalam membersihkan sisa semen yang tidak terpakai (Powers J, 2006).2. Pemasangan / InsersiSetelah semen dituangkan ke dalam mahkota, mahkota dipasang pada gigi preparasi. Pada saat pemasangan, perlu tekanan yang cukup kuat dengan jari agar semen yang berlebih dapat keluar. Ada beberapa cara yang dapat mempermudah proses pemasangan atau insersi yakni dengan menurunkan viskositas semen, mengurangi tinggi preparasi mahkota, dan dengan bantuan vibrasi saat pemasangan. Bantuan vibrasi saat pemasangan berfungsi agar semen dapat mengalir dengan baik (Powers J, 2006).3. Pengambilan Kelebihan SemenSemen yang berlebih setelah pemasangan harus diangkat agar tidak mengganggu pasien. Pada semen ionomer kaca, semen zinc phosphate dan resin dapat digunakan petroleum jelly sebagai media separasi karenan pada ketiga semen tersebut, perlekatannya terjadi secara kimiawi dan fisik sehingga dibutuhkan media separasi sebagai media yang membantu dalam pengangkatan kelebihan semen (Powers J, 2006).4. Mekanisme RetensiSetelah semen yang digunakan sebagai lutting setting, protesa dan preparasi gigi akan menempel dengan menimbulkan retensi. Retensi yang terjadi pada lutting bisa terjadi secara mekanis, kimia, maupun kombinasi semen. Pada prinsipnya retensi kimia perlu didukung dengan retensi mekanis, dengan kombinasi kimiamekanis, lapisan semen dapat menahan aksi kekuatan geser sepanjang interfasial. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi retensi protesa, yakni film thickness, kekuatan semen, perubahan dimensi selama setting, dan semen yang digunakan. Retensi protesa yang baik dapat diperoleh dengan memperhatikan film thickness, semen yang digunakan tidak boleh terlalu tebal karena lapisan semen yang tebal memiliki resiko kerusakan bagian dalam yang lebih besar (Powers J, 2006).

2.2.2 Basis Basis adalah lapisan semen yang ditempatkan di bawah restorasi permanen untuk memacu perbaikan dari pulpa yang rusak dan melindunginya dari kerusakan. Kerusakan itu bisa dari thermal shock bila gigi direstorasi dengan bahan logam dan kerusakan karena iritasi kimia. Basis berfungsi sebagai tekanan selama proses kondensasi serta dapat memberi bentuk yang struktural bagi kavitas (Aryono, 2011).Penggunaan basis dengan tujuan sebagai insulator terhadap thermal shock tidak dilakukan pada semua restorasi logam, hal ini tergantung pada kedalaman kavitas yang dalam yaitu ketebalan yang tersisa kurang dari 1 mm merupakan indikasi penggunaan basis, karena dentin yang tersisa tidak dapat bertindak sebagai insulator panas. Kavitas yang sedang ketebalan dentin yang tersisa kurang dari 2 mm tetapi lebih dari 1 mm memerlukan basis sebagai insulator terhadap thermal shock. Kavitas yang dangkal yaitu ketebalan yang tersisa 2 mm atau lebih di antara lantai kavitas dan pulpa, tidak diperlukan bahan basis karena dentin yang tersisa dapat memberikan insulator terhadap thermal shock (Aryono, 2011).2.2.3 Semen sebagai Liner dan Varnish Liner adalah bahan yang ditempatkan sebagai lapisan yang tipis dan berfungsi utamanya adalah untuk memberikan penghalang bagi iritasi kimia. Liner tidak berfungsi sebagaii insulator terhadap thermal shock (Aryono, 2011).Varnish adalah rosin alami atau sintetik yang dilarutkan dalam pelarut seperti eter atau chloroform yang dioleskan disekeliling kavitas. Pelarut menguap meninggalkan selapis tipis yang berfungsi untuk mengurangi mikroleakage yang terjadi di sekeliling restorasi. Varnish yang ditempatkan di bawah restorasi logam tidak efektif sebagai insolator panas meskipun bahan varnish merupakan penghantar panas yang rendah (Aryono, 2011).2.2.4 Pelindung Pulpa Semen berfungsi untuk penempatan restorasi, cavity liner dengan low strength base yang tidak mengiritasi pulpa (Aryono, 2011).2.2.5 Bahan Restorasi Semen berfungsi sebagai bahan restorasi permanen maupun restorasi sementara (Aryono, 2011).

2.3 Syarat Bahan Semen Kedokteran Gigi1. Harus tidak bersifat racun serta tidak mengiritasi pulpa dan jaringan lainnya.2. Tidak larut dalam saliva dan cairan lain yang dimasukkan ke dalam mulut.3. Sifat- sifat mekanis harus memenuhi persyaratan untuk tujuan penggunaan bahan tersebut, misalnya semen untuk cavity lining haruslah menghasilkan kekuatan yang cukup dalam waktu cepat untuk memungkinkan bahan tambal dimasukkan ke dalam kavitas 4. Perlindungan jaringan pulpa terhadap pengaruh bahan restorasi lainnya :a. Penghambat panas, lapisan semen diberi di bawah suatu restorasi besar yang terbuat dari bahan logam (misal amalgam) untuk melindungi pulpa terhadap perubahan suhu.b. Pelindung kimia, suatu semen haruslah dapat mencegah penetrasi zat kimia yang bersifat merusak dari bahan restorasi ke dalam pulpa.c. Penghambat arus listrik antara restorasi logam untuk mengurangi pengaruh galvanis (disebabkan 2 arus yang berbeda pada gigi antagonis/bersebelahan dengan tumpatan 2 macam logam berbeda.5. Sifat-sifat optis , untuk penyemenan suatu restorasi yang translucent (misal mahkota porselen) sifat-sifat optis bahan semen haruslah menyerupai sifat optis jaringan gigi.6. Suatu semen sebaiknya bersifat merekat terhadap enamel dan dentin, dan terhadap alloy emas, porselen, dan akrilik, tetapi tidak terhadap instrument/alat-alat.7. Semen haruslah bersifat bakteriostatis bila dimasukkan ke dalam kaviet yang masih mengandung sisa-sisa karies.8. Semen harus mempunyai pengaruh yang tidak merusak pulpa.

9. Sifat-sifat rheology juga penting: adonan semen haruslah mempunyai viskositas rendah sehingga bisa didapatkan lapisan semen yang tipis dan waktu kerja yang cukup pada suhu mulut untuk memungkinkan pemasangan bahan restorasi (Combe, 1992).

2.4 Sifat dan Karakteristik Semen1. Ketebalan dan Konsistensi Ketebalan semen sangat menentukan adaptasi restorasi dari gigi. Retensi juga dapat dipengaruhi oleh ketebalan semen. Ketebalan maksimum dari semen adalah 25 m. Semakin tebal konsistensi maka semakin besar juga ketebalan semen yang mengakibatkan restorasi kurang sempurna. Ketebalan semen bergantung pada ukuran partikel dari powder, konsentrasi powder dalam liquid, kekentalan liquid dan konsistensi dari semen. Konsistensi merupakan hal yang sangat utama dalam proses sementasi. (Combe, 1992).1. 1. 2. Kekentalan Konsistensi dari semen dapat ditentukan dengan mengukur kekentalan. Peningkatan akan suhu dan waktu telah menunjukkan peningkatan kekentalan atau viskositas dari beberapa jenis semen. Kenaikan viskositas / kekentalan yang terus menerus berbanding dengan waktu mendemonstrasikan perlunya pengerjaan dengan cepat setelah menyelesaikan proses pencampuran untuk mengambil keuntungan dari rendahnya kekentalan semen. Apabila tidak dilakukan dengan cepat maka akan terjadi peningkatan ketebalan semen sehingga menurunkan adaptasi restorasi pada gigi. (Combe, 1992).3. Setting TimeSetting time merupakan factor penting lain selain viskositas atau kekentalan dari semen. Waktu yang cukup harus disediakan setelah proses pencampuran semen dilakukan agar hasil yang dihasilkan sesuai dengan tujuan digunakannya semen tersebut. Setting time merupakan waktu yang dibutuhkan mulai dari pengadukan hingga semen menjadi keras. Sedangkan working time adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsistensi lutting atau perekatan. Standar Setting time menurut ANSI/ADA spesifikasi no 96, konsistensi perekatan / lutting berkisar pada 2,5 menit hingga 8 menit pada suhu tubuh (37 derajat Celcius) dengan 60-90 detik pertama merupakan lama waktu yang dibutuhkan untuk pencampuran semen. (Combe, 1992).4.Kekuatan (Compressive strength) ANSI/ADA spesifikasi no 96 menetapkan bahwa standar konsistensi lutting dari semen kedokteran gigi harus menunjukkan minimum 24 jam compressive strength sebesar 70 Mpa. (Combe, 1992).2. 3. 4. 5. Kelarutan Kelarutan dalam air dan cairan dalam mulut juga merupakan suatu faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam properti semen. Pada umumnya, water based cement memiliki kelarutan dalam air dan cairan dalam mulut lebih tinggi dibandingkan resin atau oil based cements. (Combe, 1992).

2.5 Klasifikasi Semen Kedokteran Gigi 2.5.1 Berdasarkan Bahan Dasar yang Digunakan 1. Bahan dasar air (Water-Based Cements) : a. Zinc Phosphate Cements b. Zinc Polyacrylate/Polycarboxylate Cements c. Glass Ionomer Cements d. Resin-Modified Glass Ionomer Cements2. Bahan dasar resin (Resin-Based Cements) : a. Composites and Adhesive Resin b. Compomers

3. Bahan dasar minyak (Oil-Based Cements) : a. Zinc Oxide-Eugenol b. Noneugenol-Zinc Oxide(Annusavice, 2004).

2.5.2 Berdasarkan Kegunaan A. Semen sebagai cavity lining Zinc Oxide-Eugenol Zinc Phosphate Cements Calcium hydroksida Zinc Polyacrylate/Polycarboxylate Cements

B. Restorasi Sementara Zinc Oxide-Eugenol Semen Silico-phosphate

C. Restorasi Gigi Susu Zinc Phosphate Cements Semen Silico-phosphate Glass Ionomer Cements

D. Bahan Restorasi Untuk Gigi Depan Semen Silikat Semen Glass Ionomer (Combe, 1992).

2.6 Sifat dan Karakteristik, Cara Manipulasi, Komposisi, Reaksi Setting, Setting time Masing-Masing Bahan 2.6.1 Semen seng fosfat Semen seng fosfat merupakan bahan semen tertua yang masih digunakan sampai sekarang. Semen seng fosfat terdiri dari bubuk dan cairan. Semen ini sering digunakan sebagai bahan lutting pada penggunaan material restoratif metal maupun metal-keramik, selain itu juga sering digunakan sebagai basis amalgam untuk melindungi pulpa dari konduksi thermal amalgam yang cukup besar (Baum, 1997).

Komposisi Semen Seng Fosfat:Komposisi terdiri dari powder seng oksida 90% dan Magnesium 10 % danasam phorporic, garam logam dan air sebagai liquid. Penggunaan sebagai basis,konsistensi harus seperti dempul, campuran bubuk dan liquid dengan ratio 6:1 atau sesuai kebutuhan, membentuk adonan yang tidak cair tidak padat, aduk dengan putaran melawan jarum jam, tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis. Waktu pengerasan sekitar 5-9 menit dan kelebihan tumpatan dibuang (Phillips dalam Ricardo, R. 2004).

Sifat Semen Seng Fosfat1. Semen seng fosfat menunjukkan daya larut yang relatif rendah didalam air2.Pengerasan seng fosfat tidak melibatkan reaksi apapun dengan jaringan keras disekitarnya atau bahan restorasi lainnya. Oleh karena itu, ikatan utama adalah berupa kunci mekanis pada pertemuan keuda permukaan dan bukan oleh interaksi kimia3. Sifat biologi dari semen ini memiliki keasaman yang cukup tinggi pada saat protesa ditempatkan pada gigi. Kemudian pH akan naik dengan cepat tetapi masih sekitar 5,5 pada jam ke-24. Jika digunakan adukan yang encer pH akan lebih rendah dan akan tetap rendah pada jangka waktu yang lama4.Sifat semen seng fosfat yang lain diantaranya : meminimalkan kebocoran mikro, memberikan perlindungan terhadap pulpa, memiliki daya anti bakteri, rasio bubuk dan cairan mempengaruhi kecepatan pengerasan (Diputra, 2001) Fungsi Semen Seng Fosfat:1) Sebagai bahan tambalan sementaraSebagai tambalan sementara, semen ini didasari oleh Seng okside yang dicampur dengan cairan asam fosfat 50%. Bila menggunakan Seng phosphate maka kavitas tidak terlalu besar dan kekuatan pengunyahan yang dipusatkan pada daerah gigi tersebut tidak boleh terlalu besar. Untuk menjamin kestabilan dan kekuatan tambalan sementara serta mencegah fraktur dari sisa cups di sekeliling kavitas yang besar, bahan ini di gunakan bersama dengan plat tembaga lembut yang dipotong dan dibentuk yang kemudian disemenkan di sekliling mahkota dan tambalan sementara dengan menggunakan semen yang sama (Smith BGN dalam Ricardo, R. 2004).2) Sebagai Bahan Basis dan PelapikSedangkan sebagai basis, digunakan dalam bentuk dempul dan bentuk lapisan yang relatif tebal untuk menggantikan dentin yang sudah rusak dan untuk melindungi pulpa dari iritasi kimia dan fisik serta menghasilkan penyekat terhadap panas dan menahan tekanan yang diberikan selama penempatan bahan restorative (Kidd EA dalam Ricardo, R. 2004).3) Sebagai Bahan Perekat Inlay, Jembatan dan Pasak IntiSebelum memulai penyemenan, terlebih dahulu dilakukan pembersihan dan pengeringan daerah kerja, semen fosfat dengan slow setting dibuat dengan menambah bubuk dalam jumlah secukupnya dalam cairan sekitar 1-1,5 menit pada glass slab yang dingin, semen yang telah dicampur dioleskan pada bahan restoratif dan dimasukkan kedalam kavitas kemudian ditekan secara intermitten sampai posisinya benar-benar baik. Semen yang telah benar-benar mengeras, sangat penting untuk membersihkan sisa-sisa semen di bagian proksimal dan servikal untuk menghindari iritasi gingiva (Craig dalam Ricardo, R. 2004).

Manipulasi Semen Seng Fosfat1. Siapkan 3-6 tetes cairan dan bubuk ke glass plate dengan perbandingan rasio bubuk banding cairan 3:1. Semakin tinggi rasio semakin baik sifat-sifatnya.2. Campur bubuk dengan cairan. Campur bubuk sedikit demi sedikit. Untuk memperoleh konsistensi yang diinginkan, suatu aturan yang baik untuk diikuti adalah mengaduk selama 15 detik setelah setiap kali menambahkan bubuk. Penyelesaian pengadukan biasanya membutuhkan waktu selama 1,5 menit.Konsistensi sebenarnya bervariasi sesuai dengan tujuan penggunaan semen. Untuk penggunaan sebagai basis harus mencapai konsistensi seperti pasta (Craig dalam Ricardo, R. 2004).

Waktu pengerasanWaktu pengerasan seng fosfat sesuai dengan spesifikasi ADA No.9 adalah antara 5-9 menit

Faktor yang mempengaruhi waktu kerja dan pengerasan Semen Seng Fosfat.1. Rasio bubuk dan cairanWaktu kerja dan pengerasan dapat ditingkatkan dengan mengurangi rasio bubuk: cairan. Tetapi prosedur ini bukan cara yang bisa diterima untuk memperpanjang waktu pengerasan karena tindakan ini mengganggu sifat fisik dan menghasilkan semen dengan pH awal yang rendah.2. Kecepatan pencampuran bubukSejumlah bubuk yang secara bertahap ditambahkan pada saat pencampuran kedalam cairan akan menambah waktu kerja dan pengerasan dengan mengurangi jumlah panas yang ditimbulkan dan memungkinkan lebih banyak bubuk yang bisa digabungkan dalam adukan. Karena itu cara seperti ini merupakan prosedur yang dianjurkan untuk semen seng fosfat.3. Temperatur alas adukPendinginan alas akan memperlambat reaksi kimia antara bubuk dan cairan sehingga pembentukan matriks juga diperlambat. Ini memungkinkan dimasukkannya bubuk dalam jumlah optimal kedalam cairan tanpa adonan menjadi sangat kental (Craig dalam Ricardo, R. 2004).

2.6.2 Zinc Okside EugenolSemen ini biasanya dikemas dalam bentuk bubuk dan cairan atau kadang-kadang sebagai dua jenis pasta. Tersedia berbagai jenis formula OSE untk restorasi sementara dan jangka menengah, pelapik kavitas, basis penahan panas, dan semen perekat sementara serta permanen. Juga berfungsi sebagai penutup saluran akar dan dresing periodontal. pH-nya 7 pada saat dimasukkan ke dalam gigi. Semen OSE adalah salah satu bahan yang paling tidak mengiritasi dari semua bahan gigi dan merupakan penutup yang istimewa terhadap kebocoran (Anusavice, 2003).Berbagai formula dan kegunaan disebutkan dalam spesifikasi ADA No.30 untuk bahan restorasi OSE, yang menyebutkan empat jenis OSE. Semen OSE Tipe I digunakan untuk semen sementara. Tipe II digunakan untuk semen permanen dari restorasi atau alat-alat yang dibuat di luar mulut. Tipe III digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas. Sedangkan Tipe IV digunakan untuk pelapik kavitas. Kegunaan yang terakhir ini menganjurkan penggunaan bahan sebagai lapisan pada dinding pulpa untuk melindunginya terhadap iritasi kimia dari bahan restorasi. Namun ketebalannya tidak menandai untuk memberikan perlindungan panas pada pulpa (Anusavice, 2003).

Komposisi Zinc Oksida EugenolBahan-bahanFungsi

PowderZinc oxide 69,0%White rosin29,3%Zinc stearate 1,0%

Zinc acetate 0,7%Magnesium oxide Bahan utamaUntuk mengurangi kerapuhan pada semenAkselelatorBereaksi dengan eugenol

LiquidEugenol 85,0 %

Olive oil 15,0 %Bereaksi dengan zinc oksidePlasticizer

Sifat Zinc Oksida Eugenol Sifat fisik. Seperti pada semua semen lain, rasio bubuk : cairan dari semen OSE akan mempengaruhi kecepatan pengerasan. Semakin tinggi rasio bubuk : cairan, semakin cepat pengerasannya. Pendinginan alas aduk akan memper lambat waktu pengerasan kecuali temperaturnya di bawah titik pengembunan. Di bawah titik embun ini, kondesat akan bergabung dengan adukan dan reaksi pengerasan akan dipercepat (Anusavice, 2003).Ukuran partikel akan mempengaruhi kekuatan. Pada umumnya, ukuran perikel yang lebih kecil akan meningkatkan kekuatan. Penggantian sebagai eugenol dengan asam orto-etoksibensoat berakibat peningkatan kekuatan, seperti juga panggabungan polimer (Anusavice, 2003).Formula OSE yang dirancang untuk berbagai kegunaan memiliki kekuatan yang berkisar antara 3 sampai 55 Mpa. Kekuatan semen OSE tergantung pada tujuan kegunaanya dan pada formula yang dirancang untuk tujuan tersebut (Anusavice, 2003).

Fungsi Zinc Oksida Eugenola. Sebagai Restorasi SementaraBahan-bahan yang digunakan untuk restorasi sementara diharapkan bertahan selama jangka waktu yang pendek, misalnya beberapa hari atau paling lama beberapa minggu. Restorasi ini dapat berfungsi sebagai perawatan restoratif sementara sambil menunggu pulpa sembuh atau sampai tambalan jangka panjangnya selesai dibuat dan siap untuk dipasang. Semen OSE Tipe I hampir secara universal digunakan untuk perawatan sedatif, penutupan sementara, dan semen yang permanen. Karena tambalan semen ini akhirnya akan dilepas, kekuatan maksimal yang diperbolehkan menurut Spesifikasi ADA No.30 adalah 35 Mpa (Anusavice, 2003).b. Sebagai Restorasi Jangka MenengahKadang-kadang muncul kebutuhan akan restorasi jangka menengah, terutama pada pedodontik. Misalnya, pada pasien karies rampan yang lebih baik membuang semua jaringan yang telah mengalami demineralisasi dari lesi karies dengan sesegera mungkin untuk mengurangi konsentrasi bakteri kariogenik sehingga menghentikan proses karies. Begitu penghilangan awal dari karies selesai dijalankan dan pasien telah dialihkan ke keadaan resiko rendah karies, dokter gigi dapat melanjutkan perawatan dengan restorasi jangka panjang. Jarak waktu antara pembuangan jaringan karies dan penyelesaian pekerjaan restorasi dapat beberapa bulan atau lebih lama lagi. Selama periode menunggu ini, gigi harus dilindungi dengan jenis restorasi yang telah lama (Anusavice, 2003). Manipulasi bahan Zinc Oksida Eugenol Bubuk dalam jumlah secukupnya dan beberapa tetes eugenol diletakkan pada glass plate Bubuk dan larutan eugenol diaduk sampai mencapai tekstur seperti pasta kental Pasta yang tercampur akan dapat dipegang tanpa melekat pada jari Kemudian masukkan adonan kedalam kavitas (Combe, 1992).

Reaksi Setting Zinc Oksida EugenolDalam pencampuran liquid dengan powder , akan terjadi :1. Reaksi Kimia (membentuk senyawa zink eugenolate)2. Absorbsi Eugenol oleh zink oksidaAda faktor faktor lain yang perlu diperhatikan:1. Reaksi setting antara zink oksida murni dengan eugenol murni tidak akan berlangsung tanpa adanya air. Jadi suatu campuran zink oksida dan eugenol tanpa diberi suatu akselerator akan dapat disimpan beberapa hari pada desiciator tanpa terjadi banyak perubahan 2. Bahan yang telah setting mengandung beberapa zink oksida dan eugenol yang tidak bereaksi (Combe, 1992).

Faktor yang mempengaruhi setting Zinc Oksida EugenolAda beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi setting dari semen oksida eugenol diantaranya:a. Ukuran partikel b. Rasio bubuk : cairan c. Pendinginan alas aduk (Combe, 1992). Indikasi dan KontraindikasiIndikasi Semen Seng Oksida Eugenol :1. Meredakan rasa sakit2. Basis insulatif3. Tambalan Sementara, misalnya pada pulp capping tidak langsung4. Sementasi inlay,crown, dan bridge5. Karies dentinKontra-Indikasi : Kasus pulpa gangren atau mati (Combe, 1992).

2.6.3 Semen Silikat Semen Silikat dibuat dengan mencampur powder yang terbuatdari alumino Fluoro-Silikat glass dengan liquid37% asam fosfat. Secara kimia asam melarutkan dan menggabungkan sebagian kaca. Hal ini menciptakan suatu matriks yang sangat keras dan rapuh. Campuran cairan semen ini sama dengan semen seng fosfat , bagaimanapun penggunaan utama dalam kedokteran gigi adalah sebagai material yang sewarna dengan gigi. Karena matriks sangat keras, rapuh dan kurangnya ketahanannya terhadap abrasi membatasi penggunaannya sebagai bahan basis restorative (Martin S. 2011).Sampai munculnya komposit resin, silikat adalah material gigi hanya mengisi warna yang tersedia, dan satu-satunya alternatif untuk amalgam perak sebagai (nonemas) sederhana bahan pengisi permanen. Penggunaannya terbatas pada gigi depan ,atau daerah kerusakan tidak pada permukaan gigi belakang yang mempunyai kekutan tekan besar (Martin S. 2011).

Komposisi Semen SilikatCampuran dari powder Silika (SiO2), Alumina (Al2O3), senyawa fluorida, beberapa garam kalsium dengan liquid phosphoric acid (Craig dalam Kadariani, 2001).

Sifat Semen Silikat Warnanya sesuai dengan warna gigi dan cocok digunakan untuk restorasi gigi anterior Tensil strength kurang baik Daya larut semen di dalam air memang rendah, namun mudah larut terhadap asam yang terdapat dalam plak yang melekat diatasnya Terikat secara kimiawi dengan struktur gigi karena adanya fluoride (Combe, 1992).

Fungsi Semen SilikatRestorasi sementara gigi anterior (Rahmawati, D. 2011)

Keuntungan Semen SilikatSelain warnanya adalah terdapat fluoride dari glass , (komponen dari bahan matriks karena reaksi kimia yang terlibat dalam pencampuran bubuk dengan cairan), fluoride cenderung mencegah karies lebih lanjut disekitar margin, (kenyataannya, merupakan karakteristik dari semua formula semen gunakan Al-Fl-Si glass dan asam kombinasi). Masalah utama dengan semen silikat sebagai bahan restoratif adalah tampilannya. Partikel- partikel kaca rentan terhadap tekanan, mudah berubah warna dan kasar. Kesulitan lain adalah kerapuhan dari matriks estetik karena menyebabkan permukaan krasing dan majinal chipping sebagai usia restorasi dan menciptakan lebih banyak tempat potensial untuk noda untuk memperparah (Martin S. 2011).

Manipulasi Semen SilikatAda dua metode pemanipulasian semen ini yaitu dengan metode pemanipulasian manual dan metode pemanipulasian mekanis (Obrien dalam Hermanto, L.FM. 2007)a. Pemanipulasian manual Rasio bubuk dan cairan adalah 2,2 gr : 1 ml Tempat pencampuran bubuk dengan cairan menggunakan glass slab yang tebal dan dingin, juga menggunakan spatula dari bahan plastik atau cobalt chromium Pengadukan dilakukan dengan teknik memutar selama 1 menit. Bubuk dicampurkan ke dalam cairan sedikit demi sedikit untuk mendapatkan konsistensi yang di inginkan dan baik (Obrien dalam Hermanto, L.FM.2007).b. Pemanipulasian mekanis Dengan menggunakan alat amalgamator. Bahan yang tersedia dalam bentuk kapsul, bubuk dan cairan dalam satu wadah dan terpisah dengan sekat. Sekat ini dapat hancur dengan adanya tekanan dari amalgamator. Waktu pencampuran dapat di sesuaikan dengan keinginan dan juga pada pencampuran dapat terjadi panas yang mengakibatkan waktu kerja berkurang (Obrien dalam Hermanto, L.FM.2007).

2.5. 2.6. 4 Semen Silikofosfat Semen silikofosfat merupakan salah satu semen yang sanggup melepas ion (Ion Leachenable Glass), khususnya fluoride yang mampu mencegah terbentuknya karies sekunder, hal ini yang membuat semen silikofosfat masih di pergunakan di kedoteran gigi. Semen ini merupakan hybrid, kombinasi dari bubuk semen zink fosfat dengan semen silikat dan sering disebut dengan semen silikofosfat (Baum dalam Hermanto, L.FM. 2007).

Komposisi Semen SilikofosfatBubuk semen silikofosfat adalah kombinasi dari bubuk semen silikat dan semen zink fosfat, yang dikemas dalam satu bentuk powder dan liquid yang akan dimanipulasi untuk mendapatkan kekentalan yang tepat (Aldelina, N.L. 2011).1) Komposisi Bubuka. Aluminosilicate glassb. Seng oksidec. Magnesium okside

2) Komposisi Cairana. Asam fosfat (phosphoric acid)b. Airc. Seng dan aluminium salt (Aldelina, N.L. 2011)

Salah satu semen silikofosfat yang paling terkenal terdiri atas 90% bubuk semen silikat dan 10% bubuk semen seng fosfat. Pada umumnya semen silikofosfat berisi 12% - 25% flourida. Reaksi penyatuan bubuk dan cairan dapat di gambarkan sebagai berikut (Combe, 1992) :Seng Oxide/aluminosilicate glass + phosphoric acid

Seng aluminosilicate phosphate gel

Sifat-sifat Semen Silikofosfat1. Sifat mekanisa. Compressive strength tinggi antara 140 170 Mpa atau 20.000 25.000 psi yang akan dicapai setelah 24 jam.b. Tensile strength rendah antara 8 13 Mpa, menyebabkan semen ini punya sifat rapuh.c. Ketebalan lapisan sekitar 30-40 m menyebabkan sifat toughness yang baik dan sifat tahan abrasif yang lebih tinggi daripada golongan fosfat.d. Waktu pengerasan 3,5-4 menit.e. Working time kira-kira 4 menit (Obrien dalam Hermanto, L.FM. 2007).2. Sifat Fisisa. Anti karies berhubungan kandungan flourida. (Combe, 1992).

3. Sifat Kimia dan sifat adhesifa. Kelarutan semen silikofosfat dalam aquades setelah 7 hari kira kira 0,9 1 %. Kelarutan dalam asam dan dalam mulut lebih dari semen fosfat.b. Sifat adhesif silikofosfat secara mekanis karena tidak mempunyai perlekatkan atau ikatan dengan enamel dan dentin tapi merekatkan antara kekasaran permukaan kavitas dengan bahan restorasi (Combe dalam Hermanto, L.FM. 2007).4. Sifat Biologisa. Keasaman pada semen ini ditimbulkan karena adanya kandungan asam fosfat, pH semen ini sangat rendah pada awal pengaplikasian pada kavitas dan setelah 1 jam ph nya 4-5. Oleh karena itu, harus di beri perlindungan pada pulpa agar tidak teriritasi dengan menggunakan calcium hidrokxida (Phillips dalam Hermanto, L.FM. 2007).

Fungsi Semen Silikofosfat Bahan perekat untuk restorasi, bahan tambalan sementara dan tambalan gigi desidui, bahan perekat fixed restoration, bahan band orthodontics. Bahan pembuatan die (Combe dalam Hermanto, L.FM. 2007).

Manipulasi Semen SilikofosfatPemanipulasian semen silikofosfat sama dengan semen silika dan semen seng fosfat, dimana ada dua metode pemanipulasian semen ini yaitu dengan metode pemanipulasian manual dan metode pemanipulasian mekanis (Obrien dalam Hermanto, L.FM. 2007).

a. Pemanipulasian manual1. Rasio bubuk dan cairan adalah 2,2 gr : 1 ml.2. Tempat pencampuran bubuk dengan cairan menggunakan glass slab yang tebal dan dingin, juaga menggunakan spatula dari bahan plastik atau cobalt chromium.3. Pengadukan dilakukan dengan teknik memutar (circular) selama 1 menit. 4. Bubuk di campurkan ke dalam cairan sedikit demi sedikit untuk mendapatkan konsistensi yang di inginkan dan baik. (Combe, 1992).b. Pemanipulasian mekanis1. Dengan menggunakan alat amalgamator.2. Bahan yang tersedia dalam bentuk kapsul, bubuk dan cairan dalam satu wadah dan terpisah dengan sekat.3. Sekat ini dapat hancur denag adanya tekanan dari amalgamator.4. Waktu pencampuran dapat di sesuaikan dengan keinginan dan juga pada seng oksida eugenol pencampuran terjadi panas yang mengakibatkan waktu kerja berkurang (Obrien dalam Hermanto, L.FM. 2007).

Keuntungan dari sistem ini adalah (Combe dalam Hermanto, L.FM. 2007).:1. Bahan tidak di pegang sampai selesai pengadonan sehingga kemungkinan terkontaminasi berkurang.2. Diperoleh perbandingan yang tepat antara bubuk dengan cairan tanpa perlu menimbangdan sekaligus menghemat waktu.3. Hasil pencampuran dapat diperoleh dalam waktu yang lebih cepat, misalnya 10 sampai 15 detik.Waktu setting tidak boleh terlalu panjang karena bila waktu yang panjang akan mengakibatkan pekerjaan terhadap gigi akan lama. Waktu setting yang sesuai pada suhu mulut bagi semen silikofosfat adalah 5-7 menit pada temperatur 37C. Faktor faktor berikut ini bersifat memperpanjang waktu settingSuhu yang lebih rendah dengan menggunakan glass slab yang dingin.1. Mengurangi perbandingan bubuk dan cairan dengan menambah jumlah cairan.2. Waktu pencampuran yang lebih lama dengan mengurangi kecepatan dalam hal mencampur bubuk ke dalam cairan dan tiap-tiap penambahan. Juga penghentian sesaat setelah pencampuran awal sejumlah bubuk ke dalam cairan akan menambah waktu setting dari semen silikofosfat. Semakin lama bubuk di tambahkan ke cairan maka akan memperpanjang Setting time (Messing Hermanto, L.FM. 2007).

2.6.5 Semen Ionomer Kaca (SIK)Semen Ionomer Kaca merupakan salah satu bahan restorasi plastis di bidang kedokteran gigi yang perkembangannya paling menarik, bahan ini ditemukan oleh Wilson dan kenk tahun 1972 sebagai bahan pertama yang paling praktis, sewarna dengan gigi dan beradhesi secara kimiawi walaupun versi awalnya tidak baik dan alaur dalam cairan mulut (Ford dalam Lubis, F.L. 2004).

Klasifikasi Semen Ionomer KacaMenurut kegunaannya, Semen Ionomer Kaca diklasifikasikan menjadi:1. Tipe I: Lutting CementSemen ini berguna untuk merekatkan gigi mahkota atau jembatan, tumpatan tuang dan alat-alat ortodonti cekat. Semen perekat ini mencegah kebocoran tepi restorasi dan lapisan semen harus dibuat setipis-tipisnya agar tidak terlarutkan oleh cairan mulut.2. Tipe II : Restorative CementGuna semen ini sebagai tumpatan estetik sewarna dengan gigi3. Tipe III: Liner and Basis Cement4. Tipe IV: Fissure sealants5. Tipe V: Orthodontic Cements6. Tipe VI: Core build up7. Tipe VII: Fluoride releasing8. Tipe VIII: ART(atraumatic restorative technique)9. Type IX: Deciduous teet. (Philips dalam Lubis, F.L. 2004)

Komposisi Semen Ionomer KacaSemen ini adalah sistem bubuk cairan, yang berbentuk karena reaksi antara kaca alumino-silikat dengan asam poliakrilat yang sering disebut alumino silikat polyacrilic acid (ASPA). (Williams dalam Lubis, F.L. 2004).1). Komposisi BubukBubuk Semen Ionomer Kaca adalah kaca alumina-silikat. Walaupun memiliki karakteristik yang sama dengan silikat tetapi perbandingan alumina-silikat lebih tinggi pada semen silikat (Manappallil dalam Lubis, F.L. 2004).

2). Komposisi CairanCairan yang digunakan Semen Ionomer Kaca adalah larutan dari asam poliakrilat dalam konsentrasi kira-kira 50%. Cairan ini cukup kental cnederung membentuk gel setelah beberapa waktu. Pada sebagian besar semen, cairan asam poliakrilat dalah dalam bentuk kopolimer dengan asam itikonik, maleic atau asam trikarbalik. Asam-asam ini cenderung menambah reaktivitas dari cairan, mengurangi kekentalan dan mengurangi kecenderungan membentuk gel (Wilson dalam Lubis, F.L. 2004).Asam tartaric juga terdapat dalam cairan yang memperbaiki karakteristik manipulasi dan meningkatkan waktu kerja, tetapi memperpendek pengerasan. Terlihat peningkatan yang berkesinambungan secara perlahan pada kekentalan semen yang tidak mengandung asam tartaric. Kekentalan semen yang mengandung asam tartaric tidak menunjukkan kenaikan kekentalan yang tajam (Baum dalam Lubis, F.L. 2004).

Sifat Semen Ionomer Kaca Sifat Semen Ionomer Kaca adhesive yang mengikat enamel dan dentin. Ikatan ini terjadi karean interaksi antara ion-ion golongan karboksil dan semen dan ion-ion kalsium dari gigi, iakatan ke enamel lebih besar daripda iktannya ke dentin. Pengikatan ini baik sebagai bahan penutupan kavitas (Wilson dalam Lubis, F.L. 2004).Hal ini diungkapkan oleh Mal Donado pada tahun 1978, Perbandingan bubuk terhadap asamnya merupakan faktor penting untuk memperoleh campuran semen dengan sifat-sifat fisik yang dinginkan. Beberapa sifat dari Semen Ionomer Kaca yang akan diuraikan sebagai berikut (Wilson dalam Lubis, F.L. 2004):

1. Sifat Fisis Semen Ionomer KacaSifat-sifat fisis dari Semen Ionomer Kaca, antar lain:a. Anti kariesIon fluor yang dilepaskan terus menerus membuat gigi lebih tahan terhadap karies.b. Thermal ekspansi sesuai dengan dentin dan enamelc. Tahan terhadap abrasiASPA tahan terhadap abrasi, ini penting khususnya pada penggunaan dalam restorasi dari groove yang abrasi servikalnya oleh sikat gigi dan kavitas yang erosi. (Combe, 1992).

2. Sifat Mekanis Semen Ionomer KacaSemen Ionomer Kaca juga memiliki sifat mekanis yaitu:a. Compressive strength: 150 MPa, lebih rendah dari silikatb. Tensile strength: 6,6 MPa, lebih tinggi dari silikatc. Hardness: 49 KHN, lebih lunak dari silikatd. Frakture toughness: Beban yang kuat dapat terjadi fraktur (Manappallil dalam Lubis, F.L. 2004).

3. Sifat Kimia Semen Ionomer KacaSemen Ionomer Kaca melekat dengan baik ke enamel dan dentin, perlekatan ini berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan gigi dan ion COOH dari Semen Ionomer Kaca. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar daripada ikatannya dengan dentin. Dengan sifat ini maka kebocoran tepi tambalan dapat dikurangi. Semen Ionomer Kaca tahan terhadap suasana asam, oleh karena adanya ikatan silang diantara rantai-rantai semen ionomer kaca. Ikatan ini terjadi karena anya polyanion dengan berat molekul yang tinggi (Phillips dalam Lubis, F.L. 2004).

4. Sifat Biologi semen Ionomer KacaSemen Ionomer Kaca memiliki sifat biokompabilitas yang cukup baik artinya tidak mengiritasi jaringan pulpa sejauh ketebalan sisa dentin ke arah pulpa tidak kurang dari 0,5 mm. kontaminasi saliva selama penumpatan dan sebelum semen mengeras sempurna akan merugikan tumpatan karena semen akan mudah larut dan daya adhesi akan menurun. Kavitas harus dijaga agar tetap kering dengan mngusahakan isolasi yang efektif serta tumpatan ditutup dengan lapisan resin atau pernis yang kedap air selama beberapa jam setelah penumpatan untuk mencegah desikasi karena hilangnya cairan atau melarut karena menyerap air (Phillips dalam Lubis, F.L. 2004).

Kelebihan dan Kekurangan Semen Ionomer KacaKelebihan semen Ionomer Kaca, diantaranya adalah sebagai berikut:a. Tahan terhadap penyerapan air dan kelarutan dalam airb. Kemampuan berikatan dengan email dan dentinc. Biokompabilitasd. Estetika (penambahan radiopak untuk penyamaan warna dengan gigie. Mempunyai kekuatan kompresi yang tinggif. Bersifat adhesig. Tidak iritatifh. Mengandung fluor sehingga mampu melepaskan bahan fluor untukmencegah karies lebih lanjuti. Mempunyai sifat penyebaran panas yang sedikitj. Daya larut yang rendahk. Bersifat translusent atau tembus cahayal. Perlekatan bahan ini secara fisika dan kimiawi terhadap jaringan dentin dan email.(Combe, 1992).

Kekurangan Semen Ionomer Kaca, diantaranya adalah sebagai berikut:a. Tidak dapat menahan tekanan kunyah yang besarb. Tidak tahan terhadap keausanc. Daya lekat pasta lebih kecil terhadap dentind. Setelah restorasi butuh proteksie. Kekerasan kurang baikf. Rapuh dan sensitive terhadap air pada waktu pengerasang. Dapat larut dalam asam dan air (Combe, 1992).

Indikasi1. Digunakan pada gigi sulung2. Kekuatan kunyah relatif tidak besar3. Pada insidensi karies tinggi4. Gigi yang belum tumbuh sempurna5. Area yang kontaminasi sulit dihindarkan6. Pasien kurang kooperatif (Combe, 1992).

Prosedur Kritis atau Manipulasi Untuk Tambalan Semen Ionomer Kaca1. Preparasi Permukaan :Permukaan yang bersih adalah syarat penting untuk menghasilkan adhesi. Dapat digunakan pencucian dengan pumice untuk menghilangkan lapisan yang terbentuk selama preparasi kavitas, tujuan dari pengolesan dengan pumice adalah menghilangkan lapisan permukaan yang kaya florida yang dapat mengganggu proses kondisioning permukaan (Baum, 1997).Pemberian dentin conditioner (surface pretreatment) adalah menambah daya adhesif dentin. Persiapan ini membantu aksi pembersihan dan pembuangan smear layer, tetapi proses ini akan menyebabkan tubuli dentin tertutup. Smear layer adalah lapisan yang mengandung serpihan kristal mineral halus atau mikroskopik dan matriks organik (Baum, 1997).Lapisan smear layer terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu lapisan luar yang mengikuti bentuk dinding kavitas dan lapisan dalam berbentuk plugs yang terdapat pada ujung tubulus dentin. Sedangkan plugs atau lapisan dalam tetap dipertahankan untuk menutup tubulus dentin dekat jaringan pulpa yang mengandung air (Baum, 1997).Bahan dentin conditioner berperan untuk mengangkat smear layer bagian luar untuk membantu ikatan bahan restorasi adhesif seperti bahan bonding dentin. Hal ini berperan dalam mencegah penetrasi mikroorganisme atau bahan-bahan kedokteran gigi yang dapat mengiritasi jaringan pulpa sehingga dapat menghalangai daya adhesi (Baum, 1997).Permukaan gigi dipersiapkan dengan mengoleskan asam poliakrilik 10%. Waktu standart yang diperlukan untuk satu kali aplikasi adalah 20 detik, tetapi menurut pengalaman untuk mendapatkan perlekatan yang baik pengulasan dentin conditioner pada dinding kavitas dapat dilakukan selama 10-30 detik. Kemudian pembilasan dilakukan selama 30 detik pembilasan merupakan hal penting untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, setelah itu kavitas dikeringkan (Baum, 1997).2. Persiapan Bahan : Rasio bubuk : cairan yang dianjurkan oleh pabrik haruslah ditaati, penurunan rasio akan berakibat buruk pada sifat semen yang sudah mengeras (Baum, 1997).Pada proses pengadukan kedua komponen (bubuk dan cairan) ion hidrogen dari cairan mengadakan penetrasi ke permukaan bubuk glass. Proses pengerasan dan hidrasi berlanjut, semen membentuk ikatan silang dengan ion Ca2+ dan Al3+ sehingga terjadi polimerisasi. Ion Ca2+ berperan pada awal pengerasan dan ion Al3+ berperan pada pengerasan selanjutnya (Baum, 1997).3. Penempatan Bahan :Adukan semen segera ditempatkan dengan alat plastik atau disuntikkan ke dalam kavitas gigi. Setiap penundaan akan menghasilkan permukaan yang kusam, yang berarti bahwa reaksi pengerasan telah berkembang sedemikian sehingga gugus karboksil bebas tidak cukup untuk membentuk adhesi dengan struktur gigi (Baum, 1997).Segera setelah penempatan dipasang sebuah matriks yang sudah dibentuk terlebih dulu degan tujuan, pertama matriks memberikan kontur maksimal sehingga kebutuhan akan penyelesaian akhir menjadi berkurang, selain itu matriks menjamin keutuhan permukaan, kedua matriks melindugi semen yang sedang mengeras dari hilangnya atau bertambahnya air selama pengerasan awal (Baum, 1997).Secara garis besar terdapat tiga tahap dalam reaksi pengerasan semen ionomer kaca, yaitu sebagai berikut :1. Terdekomposisinya 20-30% partikel glass dan lepasnya ion-ion dari partikel glass (kalsium, stronsium, dan alumunium) akibat dari serangan polyacid (terbentuk cement sol) (Baum, 1997).2. Gelation/hardeningIon-ion kalsium, stronsium, dan alumunium terikat pada polianion pada grup polikarboksilat.* 4-10 menit setelah pencampuran terjadi pembentukan rantai kalsium (fragile & highly soluble inwater).* 24 jam setelah pencampuran, maka alumunium akan terikat pada matriks semen dan membetuk rantai alumnium (strong & insoluble) (Baum, 1997).3. HydrationofsaltTerjadi proses hidrasi yang progresive dari garam matriks yang akan meningkatkan sifat fisik dari semen ionomer kaca (Baum, 1997).Retensi semen terhadap email dan dentin pada jaringan gigi berupa ikatan fisiko-kimia tanpa menggunakan teknik etsa asam. Ikatan kimianya berupa ikatan ion kalsium yang berasal dari jaringan gigi dengan gugus COOH (karboksil) multipel dari semen ionomer kaca. (Baum, 1997).Adhesi adalah daya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis pada dua permukaan yang berkontak. Semen ionomer kaca adalah polimer yang mempunyai gugus karboksil (COOH) multipel sehingga membentuk ikatan hidrogen yang kuat. Dalam hal ini memungkinkan pasta semen untuk membasahi, adaptasi, dan melekat pada permukaan email. Ikatan antara semen ionomer kaca dengan email dua kali lebih besar daripada ikatannya dengan dentin karena email berisi unsur anorganik lebih banyak dan lebih homogen dari segi morfologis (Baum, 1997).Secara fisik, ikatan bahan ini dengan jaringan gigi dapat ditambah dengan membersihkan kavitas dari pelikel dan debris. Dengan keadaan kavitas yang bersih dan halus dapat menambah ikatan semen ionomer kaca (Baum, 1997).4. Penyelesaian Permukaan Dari Semen Yang Telah MengerasJika diperlukan, prosedur penyelesaian lanjutan harus ditunda paling sedikit 24 jam. Untuk beberapa semen dengan pengerasan yang lebih cepat, dianjurkan untuk penyelesaian sesudah 10 menit. Bagaimanapun juga semakin lama ditunggu semen akan semakin matang sehingga resiko rusaknya permukaan atau kecenderungan restorasi menjadi agak buram dapat berkurang (Baum, 1997).5. Prosedur Pasca Restorasi Sebelum pasien dipulangkan, tambalan harus dilapisi dengan bahan pelindung, karena tepi semen yang terbuka akibat baru dirapikan masih peka terhadap lingkungan, sampai semen mencapai kematangan penuh jika prosedur perlindungan untuk semen ini tidak diikuti, pada akhirnya akan terjadi permukaan yang mengapur atau kasar (Baum, 1997).2.6.5.1 Teknik Restorasi SandwichTeknik sandwich pada semen ionomer kaca adalah restorasi berlapis yang menggunakan semen ionomer kaca dan resin komposit, di mana semen ionomer kaca akan menggantikan dentin sedangkan resin komposit akan menggantikan enamel (Hewlett and Mount, 2003).Istilah teknik sandwich mengacu kepada tumpatan restorasi yang menggunakan semen ionomer kaca untuk menggantikan dentin dan resin komposit untuk menggantikan enamel. Strategi ini menggabungkan sifat paling baik dari kedua bahan tersebut seperti Daya tahan terhadap karies, Adhesi secara kimia terhadap dentin, Pelepasan fluor dan proses remineralisasi , Pengerutan pada lapisan dalam yang rendah, Pengikatan semen ionomer kaca dengan enamel, Penyelesaian akhir enamel, Durabilitas dan Sifat resin komposit yang estetis (Hewlett and Mount, 2003). Biasanya, Dalam penerapan teknik sandwich biasanya di awali dengan pelapisan SIK tipe II pada dasar kavitas, kemudian di lanjutkan dengan penggunaan resin komposit untuk memberikan ketahanan dan durability.Semen ionomer kaca berfungsi untuk meningkatkan ikatan antara dentin dengan restorasi menggunakan bahan komposit (Manappallil, 2003). Selain itu Keuntungan dari penggunaan semen ionomer kaca yang lain adalah dapat melepaskan ion flour yang memungkinkan untuk mencegah terjadinya karies sekunder. Namun di sisi lain semen ionomer kaca juga memiliki kekurangan yaitu tidak dapat menerima tekanan kunyah yang besar, mudah abrasi, erosi, dan dari segi estetisnya tidak sempurna karena translusensinya lebih rendah dari resin komposit (Mc. Lean, 1985).Semen Ionomer Kaca (SIK) memiliki kelebihan berikatan dengan dentin dan email lebih baik karena melepaskan fluor lebih banyak daripada resin komposit.SIK berikatan dengan dentin melalui adhesi kimia, sedangkan komposit tidak memiliki ikatan kimia terhadap email dan dentin. SIK memiliki biokompabilitas yang lebih baik daripada resin komposit. Resin komposit memiliki kelebihan yaitu memiliki sifat fisik lebih baik daripada SIK. Juga memiliki estetik yang lebih baik daripada SIK. Melihat dari kelebihan dan kekurangan SIK dan resin komposit, 2 bahan ini dapat dipadukan. SIK sebagai base dan resin komposit sebagai tumpatan di atas SIK yang dikenal dengan teknik sandwich. Dengan mengaplikasikan teknik sandwich berarti menggunakan 2 jenis bahan tumpatan didalam sebuah kavitas, hal ini menyebabkan terjadinya 2 janis ikatan. Ikatan yang terjadi adalahIkatan SIK dengan email dan dentin (ionic bond)danIkatan SIK dengan material tumpatan (mechanics bond).Akibat adhesi dengan dentin, bahan cenderung mengurangi terbentuknya ruang pada tepi gingival yang berlokasi di dentin, sementum, atau keduanya akibat penyusutan polimerisasi dari resin. Permukaan semen yang sudah mengeras di etsa untuk menghasilkan permukaan yang lebih kasar sehingga menambah retensi, yang menjamin adhesi dengan bahan restorasi komposit (Manappallil, 2003).Ikatan SIK dengan email dan dentin (ionic bond)terjadi melalui adhesi kimia. Semen ionomer kaca diaplikasikan dalam bentuk cairan dan cairan ini bersifat sangat asam. Garammetallic polyalkenoatemenyatu denganhidroxyapatitedengan menghilangkan ion fosfat. Kelompokcarboxylicdari rantaipolyalkenoatedapat bereaksi dengan kalsium darihidroxyapatiteuntuk mengikat semen ionomer kaca dengan dentin dan enamel (Manappallil, 2003).SIK berikatan dengan email dan dentin secara kimiawi selama proses setting. Perekatan ini terutama melibatkan gugus karboksil dari poliasam dengan kalsium di kristal apatit email dan dentin. Ikatan dengan email lebih kuat daripada ikatan dengan dentin, mungkin karena kandungan anorganik dari email lebih banyak dan homogenitasnya lebih besar dilihat dari sudut pandang morfologi (Anusavice, 2004).Ikatan akan lebih efektif jika permukaan kavitas dibersihkan terlebih dahulu tanpa menghilangkan jumlah ion kalsium secara berlebihan. Jika kavitas terbuka hingga bagian dentin maka harus dilapisi terlebih dahulu dengan kondisioner agar dentin tidak terlalu kering dan terlalu basah, dilanjutkan dengan larutan dilute dari ferroklorida juga dapat meningkatkan bonding atau ikatan. (Craig, 2000).Ikatan SIK dengan material tumpatan (mechanics bond) terjadi ketikalarutanphosporic aciddigunakan untuk mengetsa enamel. Selain itu terkadang operator juga menggunakan larutanphosporic acidini untuk mengetsa lapisan tipis semen ionomer kaca dan dibiarkan selama 15 sampai 20 detik. Ketika larutanphosporic acidini dibersihkan, enamel yang pada awalnya mengkilat, akan terlihat kasar. Apabila diamati dengan mikroskop, permukaan akan terlihat seperti gunung dan lembah. Permukaan yang kasar ini kemudian akan menimbulkan ikatan mekanik. Baik antara semen ionomer kaca dengan dentin maupun antara semen ionomer kaca dengan resin komposit (Manappallil, 2003).

Prosedur Restorasi Teknik SandwichDikenal dua macam restorasi laminasi, yaitu restorasi laminasi terbuka dan restorasi laminasi tertutup, atau sering disebut sebagai restorasiopen-sandwichdanclose-sandwich. Restorasi laminasi terbuka merupakan indikasi pada kavitas kelas II dan kelas V dengan batas dinding gingiva melewaticemento-enamel junction(CEJ). Glass ionomer diaplikasikan pada dasar restorasi bagian proksimal dan resin komposit dilapiskan di atasnya, membentuk restorasi kelas II. Pada restorasi ini, glass-ionomer pada bagian proksimal tidak terlindungi oleh resin komposit dan berhubungan langsung dengan lingkungan rongga mulut (Gambar 1A). Sedangkan pada restorasi laminasi tertutup, glass-ionomer dibuat sebagai basis pengganti dentin pada kavitas yang cukup dalam. Glass-ionomer terlindung oleh resin komposit diatasnya dan oleh dinding-dinding kavitas (Damasurya, 2012).Prosedur penumpatan pada restorasi sandwich sangat sederhana. Teknik preparasi pada semua kavitas sama tergantung lokasi karies. Pada restorasi sandwich ini dipergunakan prinsip preparasi minimal. Prosedur penumpatan pada restorasi sandwich harus dilakukan dalam keadaan kering agar dapat perlekatan resin komposit ke permukaan dentin yang dilapisi semen ionomer kaca (Damasurya, 2012).1. Preparasi dan Lining Kavitas dipreparasi, semua jaringan karies dibuang dengan menggunakan bur diamond. Diamond stone yang rata atau tungsten karbid bertujuan untuk menyelesaikan tepi enamel. Linier kalsium hidroksida digunakan hanya apabila terlihat keadaan dentin yang hamper terbuka dengan perkiraan dentin yang menutupinya hanya sekitar 1 mm atau kurang. Tetapi kalsium hidroksida tidak boleh menutupi daerah yang besar yang dapat mengganggu bonding semen ionomer kaca. Setelah kavitas dipreparasi, kemudian tepi enamel dibevel (Damasurya, 2012)2. Perawatan PermukaanSetelah kavitas dibersihkan, dikeringkan kemudian dioleskan kondisioner pada permukaan kavitas. Ikatan semen ionomer kaca ke gigi dapat diperkuat dengan menggunakan larutan yang mengandung asam poliakrilik, asam tannic atau dodicin (Damasurya, 2012)

3. Pemberian Semen Kavitas dibersihkan dan dikeringkan. Semen ionomer kaca diinjeksikan ke dalam kavitas dan dibiarkan menutupi tepi kavosurface. Sebagai alternatif, pencampuran dengan tangan secara standar dapat digunakan dan semen tersebut diaduk sampai menyerupai plastic yang berkilau sebelum digunakan. Warna semen harus dipilh agar sesuai dengan warna dentin. Pengerasan semen yang dianjurkan adalah dalam waktu 5 menit (Damasurya, 2012)4. Preparasi Semen Tepi Enamel Setelah mengeras selama 5 menit, semen yang berlebihan dilepaskan dari tepi-tepi enamel dan dikamfer ke dinding dentin (Damasurya, 2012)5. Pemberian Resin Bonding Salah satu bonding yang dipakai adalah agen bonding. Resin liquid dioleskan segera ke basis semen dan dinding-dinding kavitas. Harus hati-hati untuk memastikan bahwa lapisan tersebut tipis. Sistem visible light cured dianjurkan karena pengerasan yang cepat dari agen bonding adalah penting untuk menjamin semen dan permukaan enamel tidak terkontaminasi (Damasurya, 2012)6. Pemberian Resin Komposit Tumpatan resin dimasukkan dan dikontur ke posisinya. Bahan tersebut tidak boleh berlebihan, dan adaptasi yang tepat dapat dicapai dengan pemakaian matriks plastik bening (Damasurya, 2012)7. Penyelesaian Setelah disinari, restorasi tersebut diselesaikan dengan bur diamond rata atau bur karbid. Pemolesan restorasi dapat diselesaikan dengan menggunakan cup polishing karet abrasif dan bubuk aluminium oksida yang halus (Damasurya, 2012). Keunggulan dan Kekurangan Pemakaian Semen Ionomer Kaca dalam Teknik SandwichKeunggulan teknik sandwich antara lain:1.Mempunyai kekuatan kompresi yang lebih tinggi daripada hanya menggunakan SIK sebagai restorasi tunggal2.sehingga dapat meningkatkan ketahanan terhadap fraktur.3.Bersifat adhesi karena lapisan resin terikat dengan pelapik semen ionomer kaca.4.Pelepasan fluoride SIK lebih besar daripada komposit atau bahan tumpatan lainnya.5.Dapat menghambat kerusakan tepi (microleakage), karena ikatan kimiawi SIK dengan email dan dentin sangat baik.6.Bersifat radiopak.7.Di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat biokompabilitas, yaitu menunjukkan efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan pulpa. Kelebihan lain dari bahan ini yaitu semen glass ionomer mempunyai sifat anti bakteri, terutama terhadap kolonistreptococcus mutant8.Dari segi biaya (cost) jauh lebih murah dibandingkan jika 100% menggunakan bahan tumpatan dari resin estetik, karena semen ionomer kaca harganya jauh lebih murah dibanding bahan tumpatan yang lain.9.Dilihat dari segi komposisi SIK dan resin komposit yang sama-sama mengandung polikarboksilat sehingga sama-sama hidrofilik sehingga lama-kelamaan warnanya akan terlarut sehingga estetiknya berkurang.10.Teknik sandwich hanya dapat digunakan untuk restorasi tipe 1, 2, 5 (Damasurya, 2012)

2.6.6 Semen Seng Polikarboksilat

Di dalam pencairan bahan semen adhesif yang dapat mengikat kuat dengan struktur gigi, seng polikarboksilat adalah system semen pertama yang memiliki ikatan adhesif dengan struktur gigi. (Damasurya, 2012)

Komposisi dan Kimiawi Semen Seng PolikarboksilatSemen polikarboksilat adalah sistem bubuk-cairan. Cairannya adalah larutan air dari asam poliakrilat atau kopolimer dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak jenuh, misalnya asam itakonik. Berat molekul dari poliasam berkisar antara 30.000 sampai 50.000. Konsentrasi asam dapat bervariasi di antara satu semen dengan semen lainnya tetapi biasanya sekitar 40% (Damasurya, 2012)

Komposisi dan prosedur pembuatan bubuknya mirip semen seng fosfat. Bubuknya mengandung oksida seng dengan sejumlah oksida magnesium. Oksida stanium dapat menggantikan oksida magnesium. Oksida-oksida lain, misalnya bismuth dan aluminium, juga dapat ditambahkan. Bubuk ini juga dapat mengandung sejumlah kecil stannous fluorida, yang mengubah waktu pengerasan dan memperbaiki sifat manipulasi. Unsur ini merupakan bahan penambah yang penting karena juga meningkatkan kekuatan. Namun, fluorida yang dilepaskan semen silikofosfat dan ionomer kaca. (Damasurya, 2012)

Reaksi pengerasan Semen seng Polikarboksilat Semen ini melibatkan pelarutan permukaan partikel oleh asam yang kemudian melepaskan ion-ion seng, magnesium, dan timah, yang menyatu ke rantai polimer melalui gugus karboksil, seperti yang digambarkan pada Gambar 25-12A. Ion-ion ini bereaksi dengan gugus karboksil dari rantai poliasam yang ada di dekatnya sehingga terbentuk garam ikatan silang ketika semen mengeras. Semen yang mengeras terdiri atas matriks gel tanpa bentuk di dalam mana tersebar partikel-partikel yang tidak bereaksi. Gambar struktur mikronya mirip dengan semen seng fosfat. (Damasurya, 2012)Juga ada jenis semen ini yang pengerasannya oleh air, seperti telah dijelaskan pada Bab 24 untuk semen ionomer kaca. Poliasam adalah bubuk yang dikeringkan dengan cara dibekukan kemudian dicampur dengan bubuk semen. Cairannya adalah air atau larutan lemah dari NaH2PO4. Meskipun demikian, reaksi pengerasannya adalah sama terlepas dari apakah poliasam ini dikeringkan dengan dibekukan dan kemudian dicampur dengan air atau digunakan larutan poliasam lemah yang konvensional sebagai cairannya. (Damasurya, 2012)

Ikatan dengan Struktur Gigi Semen Seng Polikarboksilat.Seperti telah dinyatakan sebelumnya, sifat yang menonjol dari semen polikarboksilat adalah bahwa semen ini terikat secara kimiawi dengan struktur gigi. Mekanismenya belum dimengerti sepenuhnya, tetapi mungkin mirip dengan reaksi pengerasan. Seperti ditunjukkan pada Gambar 25-12B, asam poliakrilat bereaksi melalui gugus karboksil dengan kalsium hidroksiapatit. Seperti dibahas dalam Bab 24 yang mengacu pada semen ionomer kaca, komponen anorganik dan homogenitas email lebih besar daripada dentin. Jadi, kekuatan ikatan dengan email akan lebih besar daripada dengan dentin. Ini digambarkan dalam Gambar 25-13, dimana kekuatan ikatan dari semen polikarboksilat dengan email dan dentin dibandingkan. (Damasurya, 2012)Ketebalan Lapisan. Ketika semen karboksilat diaduk pada rasio bubuk: cairan yang benar, adonannya lebih kental daripada adukan semen seng fosfat. Namun, adukan polikarboksilat diklasifikasikan sebagai pseudoplastik, dan mengalami pengenceran jika kecepatan pengolesannya ditingkatkan. Secara klinis, ini berarti bahwa tindakan pengadukan dan penempatan dengan getaran akan mengurangi kekentalan semen, dan prosedur ini menghasilkan lapisan dengan ketebalan 25 m atau kurang. (Damasurya, 2012)

Waktu Kerja dan Pengerasan Semen seng Polikarboksilat.Waktu kerja untuk semen polikarboksilat jauh lebih pendek daripada semen seng fosfat, yaitu sekitar 2,5 menit dibanding 5 menit untuk seng fosfat. Ini digambarkan pada Gambar 25-14 dimana kekentalan semen seng fosfat, polikarboksilat dan ionomer kaca dicatat sebagai fungsi dari waktu. Garis datar pada kurva mewakili waktu kerja. Penurunan temperatur reaksi dapat meningkatkan waktu kerja yang diperlukan untuk sementasi jembatan cekat. Sayangnya, temperatur alas aduk yang dingin dapat menyebabkan asam poliakrilat mengental. Bertambahnya kekentalan membuat prosedur pengadukan menjadi lebih sulit. Dianjurkan bahwa hanya bubuk yang didinginkan di lemari pendingin. (Damasurya, 2012)

Indikasi dan KontraindikasiIndikasi :1. Sementasi2. Basis3. Lapik pelekat

Kontra-Indikasi :1. Perawatan pulpa2. Kasus pulpa gangren atau mati (harty, 1993)

2.6.7 Caviton Caviton adalah salah satu bahan tumpatan yang sering digunakan sebagai restorasi sementara dengan bahan dasar kalsium sulfat yg sebelumnya sudah dicampur. Contoh lainnya adalah cavit, cavidentin, cavit G (Damasurya, 2012)

Deskripsi Caviton- Dalam bentuk pasta.- Lebih lunak dan mudah dilihat.- Untuk kavitas standard dan setelah perawatan endodontik. (Damasurya, 2012)

Perlekatan Restorasi Sementara Caviton Gigi yang telah dipreparasi diberi nomor, masing2 kelompok , saluran akar dikeringkan dan diisi dengan kapas dengan bantuan sonde. Peletakan restorasi sementara dilakukan secara inkremental sebanyak 4-5 lapis. Pada kelompok I caviton diletakkan dan dipadatkan dengan intrumen plastis. Pemadatan dilakukan dengan penekanan dari arah oklusal, proksimal, bukal dan palatal hingga penuh. (Damasurya, 2012)Pada kelompok II terlebih dahulu dipasang matriks band tofflemire sampai di bawah semento enamel junction. Kemudian caviton diletakkan dan dipadatkan dgn intrumen plastis dilakukan penekanan dari arah oklusal, bukal dan palatal. Kemudian restorasi dirapikan sehingga tidak ada bahan yang berlebihan atau keluar dari kavitas gigi. (Damasurya, 2012)Kelompok III caviton diletakkan dgn bantuan instrumen plastis. Setelah itu dilakukan pemadatan dgn penekanan dari oklusal, proksimal, bukal dan palatal hingga kavitas terisi penuh dan kemudian dirapikan. (Damasurya, 2012)

2.6.8 Kalsium HidroksidaKalsium hidroksida merupakan basis semen saluran akar yang diyakini memiliki beberapa keunggulan dalam hal dapat terjadi efek terapi yang dapat merangsang terbentuknya jaringan keras gigi (Gutman,1996). Kalsium hidroksida dapat merangsang penutupan biologis pada daerah apikal sehingga menghasilkan penutupan apeks yang lebih dapat meningkatkan keberhasilan perawatan. Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia denganrumus Ca(OH)2. Kalsium hidroksida dapat berupa kristal tidak berwarna atau bubuk putih. Kalsium hidroksida dapat dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air. (Damasurya, 2012)

Cao + H2O (Ca(OH)2)Kalsium hidroksida adalah suatu bahan yang bersifat basa kuat dengan pH 12-13. (Damasurya, 2012) Komposisi Kalsium Hidroksida1. Base pasta calcium tungstate, tribasic calcium phosphate dan zinc oxide dlm glycol salicylate2. katalis pasta calcium hydroxide, zinc oxide dan zinc stearat dlm ethylene toluen sulfonamide (Damasurya, 2012)

Sifat bahan Kalsium Hidroksida 1. Biokompatibilitas = baik, karena menimbulkan reaksi respon saluran akar yang baik dengan sedikit mengiritasi pulpa. Ini di dasari karena gambaran histologis pulpa, yang menunjukkan penyembuhan awal dari pembentukkan jembatan dentin konsisten yang lengkap. 2. Celah mikro= tujuan perawatan saluran akar, untuk menutup akar dgn rapat agar terhindar dari masuknya bakteri, tidak mengalami pengerutan, kalsium hidroksida sama seperti ZOE, untuk sifat celah mikro. 3. Perubahan pH= memiliki sifat alkalis/ basa, kalsium hodroksida brsifat basa sehingga dapat menghalangi dan menghambat pertubuhan bakteri terutama disekitar pulpa dengan ion hidroksil dan merangsang pertumbuhan dentin reparatif. 4. Merangsang perbaikan apikal= dapat menstimulasi perbaikan jaringan keras gigi dalam banyak keadaan dan dapat berkontak lansgsung dengan jaringan periapikal. 5. Perlekatan/ adesif= ada dua merek kalsium hidroksid, scalapeks memiliki kekuatan perlekatan yang lemah, sedangkan calciobiotik lebih baik (Wenberg,1990).

Manipulasi dan waktu setting Kalsium HidroksidaKalsium hidroksida dimanipulasi dengan cara mencampur pasta base dan katalis diatas paperpad dengan menggunakan metal spatel atau ball-ended instrument ukuran kecil. Base dan katalis dibagi dalam porsiyang sama dan dicampur sekitar 10 detik dengan waktu setting dari 2-7menit. Waktu setting bervariasai antara 2,5-5menit (Manappallil, 2003).

Faktor yang mempengaruhi reaksi setting Kalsium Hidroksidaa. Menambahkan rasio katalist ke dalam pasta base dapat mempercepat waktu setting khusus akselerator pada katalistb. Kelembapan dan panas dapat mempercepat settingc. Setting time diperlambat dengan pengeringan dan perlindungan (Hussain,2004).

Aplikasi Kalsium Hidroksida Dalam Manappallil (2003) kalsium hidroksida dapat diaplikasikan sebagai kaping pulpa langsung dan tidak langsung ,sebagai basis kekuatan rendah dibagian bawahnya restorasi silikat dan komposit untuk perlindungan pulpa, dan untuk prosedur apeksifikasi pada gigi permanen muda yang pembentukan akarnya tidak lengkap. (Damasurya, 2012)Kaping pulpa/pulp capping didefinisikan sebagai aplikasi dari satu atau beberapa lapis bahan pelindung diatas pulpa vital yang terbuka. Pulp capping ada 2 jenis:1. Pulp capping tidak langsung2. Pulp capping langsung (Damasurya, 2012)

Keuntungan Kalsium Hidroksida1. Mempunyai efek bersifat bakterisidal dan desinfektan. Konsentrasi ion hidroksil yang tinggi dapat membunuh mikroorganismedi dalam saluran akaryang tidak terjangkau oleh instrumentasi dan irigasi.2. Merangsang pembentukan jaringan keras3. Mencegah resorpsi tulang4. Tidak menyebabkan perubahan warna gigi,bukan konduktor panas yangbaik , manipulasi mudah dan stabil.5. Mengurangi kepekaan rasa nyeri dentin terhadap rangsangan dari luar dan dari dalam6. Daya iritasi ringan7. Menghambat fagositas mikrofag sehingga dapat menurunkan reaksi inflamasi pada periapikal. (Damasurya, 2012)

Kerugian Kalsium Hidroksida1. Tidak dapat menutup permukaan fraktur pada kasus injury traumatik pada gigi vital.2. Dapat menghambat perlekatan fungsi sel-sel ligamen periodontal serta menghambat proses penyembuhan permukaan akar (Yusmardiana,2002).

Indikasi dan Kontra indikasi Indikasi :1. Pulpa yang tebuka dalam pulp capping dan pulpotomy2. Leakage canal3. Apexification, merangsang pembentukan apex4. Membentuk jaringan keras gigi5. Bahan tambalan sementara untuk infeksi saluran akar (Damasurya, 2012)

Kontra-Indikasi :1. Peradangan pulpa (pulpitis)2. Kasus gangren pulpa, seperti: abses. (Harty, 1993)