skabies

25
PRESENTASI KASUS SKABIES Disusun Oleh : M. N. Aprian G1A212061 Pembimbing : dr. Ismiralda Oke, Sp.KK FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Upload: egieaprian

Post on 15-May-2017

218 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skabies

PRESENTASI KASUS

SKABIES

Disusun Oleh :

M. N. Aprian

G1A212061

Pembimbing :

dr. Ismiralda Oke, Sp.KK

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMINRSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

PURWOKERTO

2013

Page 2: Skabies

HALAMAN PENGESAHAN

SKABIES

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas MengikutiKepaniteraan Klinik Ilmu

Kesehatan Kulit Dan Kelamin di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Disusun oleh :

M. N. Aprian

G1A212061

Telah dipresentasikan

Pada Tanggal : November 2013

Menyetujui

dr. Ismiralda Oke, Sp.KK

2

Page 3: Skabies

BAB I

PRESENTASI KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. Hasan M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 26 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan Terakhir : SMP

Status Pernikahan : Belum menikah

Alamat : Padamara 2/3

Agama : Islam

No CM : 27-55-52

Tanggal pemeriksaan : 30 September 2013

II. ANAMNESIS

Diambil langsung dari Autoanamnesis dan Alloanamnesis orang tua pasien

pada tanggal 30 September 2013 pukul 11.00 WIB.

Keluhan Utama:

Gatal-gatal di sela jari dan telapak tangan kanan dan kiri, sela jari

kedua kaki dan perut sejak sekitar 1 bulan yang lalu.

Keluhan Tambahan:

Terdapat benjolan dan kemerahan pada telapak tangan kanan dan kiri

serta perut.

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin diantar oleh kedua orang

tua dan kakak perempuannya dengan keluhan gatal-gatal pada sela jari dan

telapak tangan kanan dan kiri, sela jari kedua kaki dan perut.Keluhan awalnya

berupa gatal yang kemudian timbul benjolan-benjolan kecil kemerahan yang

3

Page 4: Skabies

dirasakan sejak kurang lebih 1bulan sebelum berobat ke poliklinik. Awalnya

gatal dirasakan di sela jari tangan kiri, kemudian menyebar ke bagian tubuh

yang lain, telapak tangan kiri, sela-sela jari tangan,sela jari kedua kaki dan

perut. Keluhan gatal dirasakan semakin memberat terutama pada malam hari

sehingga menyebabkan pasien sudah tidur dan menangis hampir setiap

malam.Pasien mengaku sebelumnya pernah berobat di puskesmas dan dokter

di dekat tempat tinggal pasien namun masih belum sembuh.

Pasien tinggal bersama orangtuanya serta seorang kakak

perempuannya. Ibu pasien mengaku jika rumah pasien memiliki sirkulasi

udara yang baik. Keluarga pasien biasa tidur dengan menggunakan kasur

yang terbuat dari busa.

Riwayat Penyakit Dahulu : riwayat keluhan yang sama dan riwayat

alergi disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga : kakak perempuan pasien memiliki

keluhan yang sama dengan pasien.

III.PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS

Keadaaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Keadaan gizi : normal

BB:60 kg, TB:165cm IMT: 17,12 kg/m2

Vital Sign : Nadi : 84 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,5 oC

Kepala : normochepal, rambut hitam, distribusi

merata

Mata : konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Hidung : simetris, deviasi septum (-), sekret (-)

Telinga : bentuk daun telinga normal, sekret (-)

Mulut : mukosa bibir dan mulut basah, sianosis(-)

Tenggorokan : tidak dilakukan

4

Page 5: Skabies

Thorax : Jantung : tidak dilakukan

Paru : tidak dilakukan

Abdomen : tidak dilakukan

Kelenjar Getah Bening : tidak teraba pembesaran.

Ekstremitas : akral hangat, edema ( )

STATUS DERMATOLOGIK

Lokasi : Sela jari dan telapak tangan kanan dan kiri, sela jari kedua

kaki dan perut.

Regio : palmar dextra et sinistra, interdigiti dextra et sinistra,

abdominalis anterior.

Effloresensi : papul eritema multipel, bentuk bulat berbatas tegas,

penyebaran diskrit, skuama halus dengan ekskoriasi eritema

dengan batas tegas dan penyebaran diskrit.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

V. RESUME

Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin diantar oleh kedua orang

tua dan kakak perempuannya dengan keluhan gatal-gatal pada sela jari dan

telapak tangan kanan dan kiri, sela jari kedua kaki dan perut. Keluhan

awalnya berupa gatal yang kemudian timbul benjolan-benjolan kecil

kemerahan yang dirasakan sejak kurang lebih 1bulan sebelum berobat ke

poliklinik. Awalnya gatal dirasakan di sela jari tangan kiri, kemudian

menyebar ke bagian tubuh yang lain, telapak tangan kiri, sela-sela jari tangan,

sela jari kedua kaki dan perut. Keluhan gatal dirasakan semakin memberat

terutama pada malam hari sehingga menyebabkan pasien sudah tidur dan

menangis hampir setiap malam.Pasien mengaku sebelumnya pernah berobat

di puskesmas dan dokter di dekat tempat tinggal pasien namun masih belum

sembuh.

5

Page 6: Skabies

Pasien tinggal bersama orang tuanya serta seorang kakak

perempuannya. Ibu pasien mengaku jika rumah pasien memiliki sirkulasi

udara yang baik. Keluarga pasien biasa tidur dengan menggunakan kasur

yang terbuat dari busa.

Riwayat keluhan yang sama dan riwayat alergi disangkal. Kakak

perempuan pasien juga mengaku memiliki keluhan yang sama.

STATUS DERMATOLOGIK

Lokasi : telapak tangan kanan kiri dan sela-sela jari tangan kanan kiri,

sela jari kaki kanan, dada, dan perut.

Regio : palmar dextra et sinistra, interdigiti manus dextra et sinistra,

interdigiti plantar dekstra, abdominalis anterior, thorakalis

anterior.

Effloresensi : papul eritema multipel, bentuk bulat berbatas tegas,

penyebaran diskrit, skuama halus dengan ekskoriasi eritema

dengan batas tegas dan penyebaran diskrit.

6

Page 7: Skabies

VI. DIAGNOSIS KERJA

Skabies

VII.DIAGNOSIS BANDING

- Dermatitis Kontak Iritan

- Prurigo

VIII. PENATALAKSANAAN

1. Non farmakologis

- Handuk, sprei dan pakaian penderita harus direndam dengan air

panas terlebih dahuluminimal selama 15 menit sebelum dicuci.

- Pakaian dan barang-barang yang berbahan kain sebaiknya disetrika

sebelum digunakan.

- Pakaian hendaknya digunakan sendiri-sendiri, jangan menggunakan

pakaian bersama-sama

- Benda-benda yang tidak dapat dicuci dengan air seperti bantal,

guling, dan kasur dijemur di bawah sinar matahari.

- Menghindari kontak langsung dengan penderita lain seperti berjabat

tangan dan tidur bersama.

- Membiasakan hidup bersih sehat

- Semua anggota keluarga yang tinggal di dalam satu rumah juga

diobati dengan obat yang sama dengan pasien.

2. Farmakologis

- Permetrin (Scabimite) cream 5%

Obat dioleskan pada sore hari setelah mandi di seluruh tubuh kecuali

wajah, diamkan selama sekitar 8-10 jam.Apabila terkena air dapat

dioleskan kembali. Bila sudah 8-10 jam bisa langsung dibilas saat

mandi. Obat dapat diulangi satu minggu kemudian.

- Loratadine 2x1 setelah makan

- Inerson cream dioles 2 x sehari

7

Page 8: Skabies

IX. PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : bonam

Quo ad sanationam : bonam

8

Page 9: Skabies

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan

sensitisasi terhadap Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya

(Handoko, 2007).

2. Epidemiologi

Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies.

Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain: sosial

ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya

promiskuitas, kesalahan diagnosis dan perkembangan demografik serta

ekologik (Handoko, 2007).

Penularan biasanya oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau

kadang-kadang oleh bentuk larva. Dikenal pula Sarcoptes scabiei var.

animalis yang kadang-kadang dapat menulari manusia terutama pada merkea

yang banyak memelihara binatang peliharaan misalnya anjing (Handoko,

2007).

3. Etiologi

Sarcoptes scabieitermasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo

Ackarima, super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarccoptes Scabiei

var. hominis. Selain itu terdapat S. scabiei yang misalnya pada kambing dan

babi. Seluruh siklus hidup tungau betina mulai dari telur sampai bentuk

dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari (Handoko, 2007).

Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval,

punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen,

berwarna putih kotor dan tidak bermata. Ukurannya, yang betina berkisar

antara 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil,

yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4

9

Page 10: Skabies

pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang

kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan

pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan

alat perekat yang dapat dilihat pada gambar berikut (Handoko, 2007).

Gambar 1. Tungau Skabies Betina

Yang menjadi penyebab utama gejala – gejala pada skabies ini ialah

Sarcoptes scabiei betina. Bila tungau betina telah mengandung (hamil), ia

membuat terowongan pada lapisan tanduk kulit untuk meletakkan telurnya

(Harahap, 2000).

Untuk lebih memahaminya, berikut siklus hidup tungau ini. Setelah

kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati,

kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang

digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi, menggali

terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari

dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah

40 atau 50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya.

Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari dan menjadi larva yang

mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan tetapi

dapat juga ke luar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang

mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina dengan 4 pasang kaki(Harahap,

2000).

Berikut ini gambaran mengenai siklus hidup tungau skabies:

10

Page 11: Skabies

Gambar 2. Siklus Hidup Tungau Skabies

4. Patogenesis

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies,

tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau

bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan kulit

timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh

sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-

kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai

dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan

garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder

(Handoko, 2007)

5. Gejala Klinis

Ketika seseorang terinfeksi scabies untuk pertama kalinya, gejala

biasanya tidak nampak hingga 2 bulan (2-6 minggu) setelah terinfestasi.

Namun demikian, seseorang yang terinfestasi masih bisa menyebarkan

scabies sebelumnya, gejala akan muncul dengan segera (1-4 hari) setelah

terekspos. Seseorang yang terinfestasi scabies juga dapat menularkan

penyakitnya, walaupun mereka tidak memiliki gejala lagi. Hal ini berlaku

sampai scabies pada penderitatersebut diberantas beserta tungau dan telur-

telurnya (Amirudin, 2003).

11

Page 12: Skabies

Ada 4 tanda kardinal (Handoko, 2007):

1. Pruritus nokturnal, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena

aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

2. Penyakit ini menyerang secara kelompok, misalnya dalam sebuah

keluarga biasanya seluruh angota keluarga terkena infeksi. Begitu pula

dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar

tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut.Dikenal

keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggotakeluarganya terkena,

walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala.

Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier) (Handoko, 2007).

3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang

berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,

rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau

vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf

(pustul, ekskoriasi, dan lain-lain). Berikut dipaparkan gambaran kelainan

kulit pada skabies(Handoko, 2007).

4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat

ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini(Handoko, 2007).

Berikut dipaparkan gambaran tempat predileksi skabies:

Gambar 7. Tempat Predileksi Skabies

6. Pembantu Diagnosis

Cara menemukan tungau (Handoko, 2007):

12

Page 13: Skabies

a. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul

atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah kaca

obyek, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop

cahaya.

b. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas

putih dan dilihat dengan kaca pembesar.

c. Dengan membuat biopsi irisan. Caranya: lesi dijepit dengan dua jari

kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop

cahaya.

d. Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E.

7. Diagnosis Banding

Ada beberapa pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini

merupakan the great imitator karena dapat menyerupai banuak penuakit kulit

dengan keluhan gatal. Sebagai diagnosis banding adalah prurigo, pedikulosis

korporis, dermatitis dan lain-lain (Handoko, 2007)

8. Terapi

Syarat obat ideal adalah (Handoko, 2007):

a. Harus efektif terhadap semua stadium tungau

b. Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik

c. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian

d. Mudah diperoleh dan harganya murah

Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita

yang hiposensitisasi).

Jenis obat topikal (Handoko, 2007):

a. Belerang endap (sulfur presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk

salap atau krim. Preparat ini tidak efektif terhadap stadium telur, maka

penggunaannya tidak boleh lebih dari 3 hari. Kekurangan yang lain

adalahberbau dan mengotori pakaian dan kadang menimbulkan iritasi. Dapat

dipakai pada bayi berumur kurang dari 2 tahun.

13

Page 14: Skabies

b. Emulsi benzil benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium, diberikan

setiap malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi

dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.

c. Gama benzen heksa klorida (gameksan) kadarnya 1% dalam krim atau lotion

termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah

digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada anak

dibawah 6 tahun dan wanita hamil, karena toksik terhadap susunan saraf

pusat. Pemberiannya cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala diulangi

seminggu kemudian.

d. Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan,

mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari

mata, mulut, dan uretra.

e. Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksis dibandingkan

gameksan, efektivitasnya sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus selama 10

jam. Bila belum sembuh diulangi setelah seminggu. Tidak dianjurkan pada

bayi dibawah umur 2 bulan.

9. Pencegahan

Pencegahan skabies pada manusia dapat dilakukan dengan cara

menghindari kontak langsung dengan penderita dan mencegah penggunaan

barang-barang penderita secara bersama-sama. Pakaian, handuk dan barang-

barang lainnya yang pernah digunakan oleh penderita harus diisolasi dan

dicuci dengan air panas . Pakaian dan barang-barang asal kain dianjurkan

untuk disetrika sebelum digunakan . Sprai penderita harus sering diganti

dengan yang baru maksimal tiga hari sekali . Benda-benda yang tidak dapat

dicuci dengan air (bantal, guling, selimut) disarankan dimasukkan ke dalam

kantung plastik selama tujuh hari, selanjutnya dicuci kering atau dijemur di

bawah sinar matahari sambil dibolak batik minimal dua puluh menit sekali

(Harahap, 2000).

Kebersihan tubuh dan lingkungan termasuk sanitasi serta pola hidup

yang sehat akan mempercepat kesembuhan dan memutus siklus hidup S.

scabiei. Umumnya, penderita masih merasakan gatal selama dua minggu

pasca pengobatan. Kondisi ini diduga karena masih adanya reaksi

hipersensitivitas yang berjalan relatif lambat. Apabila lebih dari dua minggu

14

Page 15: Skabies

masih menunjukkan gejala yang sama, maka dianjurkan untuk kembali

berobat karena kemungkinan telah terjadi resistensi atau berkurangnya

khasiat obat tersebut (Harahap, 2000).

10. Prognosis

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta

syarat pengobatan dan menghilangkan faktor prediposisi (antara lain higiene),

maka penyakit ini dapat diberantas dan memberikan prognosis yang baik

(Handoko, 2007).

15

Page 16: Skabies

BAB III

KESIMPULAN

Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin diantar oleh kedua orang

tua dan kakak perempuannya dengan keluhan gatal-gatal pada sela jari dan

telapak tangan kanan dan kiri, sela jari kedua kaki dan perut. Keluhan

awalnya berupa gatal yang kemudian timbul benjolan-benjolan kecil

kemerahan yang dirasakan sejak kurang lebih 1bulan sebelum berobat ke

poliklinik. Awalnya gatal dirasakan di sela jari tangan kiri, kemudian

menyebar ke bagian tubuh yang lain, telapak tangan kiri, sela-sela jari tangan,

sela jari kedua kaki dan perut. Keluhan gatal dirasakan semakin memberat

terutama pada malam hari sehingga menyebabkan pasien sudah tidur dan

menangis hampir setiap malam.Pasien mengaku sebelumnya pernah berobat

di puskesmas dan dokter di dekat tempat tinggal pasien namun masih belum

sembuh.

Pasien tinggal bersama orangtuanya serta seorang kakak

perempuannya. Ibu pasien mengaku jika rumah pasien memiliki sirkulasi

udara yang baik. Keluarga pasien biasa tidur dengan menggunakan kasur

yang terbuat dari busa.

Riwayat keluhan yang sama dan riwayat alergi disangkal. Kakak

perempuan pasien juga mengaku memiliki keluhan yang sama.

Pada status dermatologik di regio palmar dextra et sinistra, interdigiti

manus dextra et sinistra, interdigiti plantar dekstra, abdominalis anterior,

thorakalis anteriordidapatkan efloresensi berupa papul eritema multipel,

bentuk bulat berbatas tegas, penyebaran diskrit, skuama halus dengan

ekskoriasi eritema dengan batas tegas dan penyebaran diskrit.

Pada pasien ini penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan

memberikan obat secara topikal dan sistemik. Obat topikal yang diberikan

adalah Permetrin (Scabimite) cream 5% yang dioleskan setelah mandi sore

ke seluruh permukaan kulit tubuh dari leher sampai kaki kecuali wajah sekali

dalam seminggu. Pada teori yang telah dikemukakan bahwa obat topikal yang

paling baik diberikan pada anak-anak berupa permetrin 5% mengingat obat

16

Page 17: Skabies

ini efektif pada semua stadium skabies dan toksisitasnya yang rendah. Selain

itu diberikan inerson cream dioles 2 kali sehari sebagai antipruritik. Obat

sistemik yang diberikan adalah Loratadine yang diminum sehari 2 kali setelah

makan sebagai antihistamin untuk mengurangi rasa gatal.

Tata laksana non farmakologi lebih ditekankan pada pola hidup sehat

dan bersih pada pasien. Memberikan edukasi pada pasien tentang pentingnya

mencegah penularan penyakit ini kepada anggota keluarga yang lain. Hal ini

dapat dilakukan dengan menjemur kasur yang digunakan di bawah sinar

matahari, merendam pakaian dan sprei serta handuk yang digunakan pasien

dalam air hangat selama 15 menit sebelum dicuci, serta mensetrika baju atau

sprei yang akan digunakan.

Prognosis dari skabies yang diderita pasien pada umumnya baik bila

diobati dengan benar. Selain itu perlu juga dilakukan pengobatan kepada

keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama. Bila dalam

perjalanannya skabies tidak diobati dengan baik dan adekuat maka Sarcoptes

scabiei akan tetap hidup dalam tubuh manusia karena manusia merupakan

host definitive dari Sarcoptes scabiei.

17

Page 18: Skabies

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin MD. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 1. Makassar: Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanudin:2003.5-10

Handoko, Ronny P. Skabies. Prof. Dr. dr. Adhi Juanda. Ilmu Penyakit Kulit

dan Kelamin. Jakarta: FK UI. 2008. Hal 122-125.

Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Ed 1. Jakarta:Hipokrates;2000.109-13

18