sk dprd no. 4 2010 rekomendasi lkpj filebatas wilayah kotamadya daerah tingkat ii mojokerto...

25
KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR : 4 TAHUN 2010 TENTANG REKOMENDASI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MOJOKERTO ATAS LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA MOJOKERTO AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009 Menimbang : bahwa setelah dilakukan pembahasan dan telaah atas meteri Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Mojokerto Akhir Tahun Anggaran 2009, perlu ditetapkan rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mojokerto yang dituangkan dalam Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mojokerto. Mengingat : 1. Undang - undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Kecil Dalam Lingkungan Jawa Timur/Jawa tengah/Jawa Barat; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Dewan Perwakilan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5043); DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MOJOKERTO

Upload: duongdien

Post on 08-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

KEPUTUSAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MOJOKERTO

NOMOR : 4 TAHUN 2010

TENTANG

REKOMENDASI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KOTA MOJOKERTO ATAS LAPORAN KETERANGAN

PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA MOJOKERTO

AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009

Menimbang : bahwa setelah dilakukan pembahasan dan telaah atas meteri

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Mojokerto

Akhir Tahun Anggaran 2009, perlu ditetapkan rekomendasi Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mojokerto yang dituangkan dalam

Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mojokerto.

Mengingat : 1. Undang - undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah Kota Kecil Dalam Lingkungan Jawa

Timur/Jawa tengah/Jawa Barat;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009

Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Dewan

Perwakilan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5043);

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KOTA MOJOKERTO

Page 2: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

2

4. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1982 tentang Perubahan

Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto

(Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3242);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemrintah,

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi

Penyelenggaraan Pemerintahaan Daerah Kepada Masyarakat

(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4693);

6. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 171.417/85/011/2009

tentang Peresmian Pemberhentian dan Peresmian Pengangkatan

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mojokerto

Tahun 2009;

7. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 171.417/129/011/2009

tentang Peresmian Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kota Mojokerto Tahun 2009-2014.

Memperhatikan : 1. Laporan Panitia Khusus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota

Mojokerto yang disampaikan dalam Rapat Paripurna V Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mojokerto pada tanggal 22

April 2010

2. Musyawarah mufakat yang diputuskan dalam Rapat Paripurna V

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mojokerto pada tanggal

22 April 2010.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERTAMA : Dengan keputusan ini Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota

Mojokerto memberikan rekomendasi kepada Walikota Mojokerto

untuk perbaikan penyelengaraan pemerintahan daerah ke depan.

KEDUA : Rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mojokerto

sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA, terlampir

dalam keputusan ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

keputusan ini.

Page 3: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

3

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Mojokerto

pada tanggal 22 April 2010

Page 4: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

4

LAMPIRAN KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KOTA MOJOKERTO

NOMOR : 4 TAHUN 2010

TANGGAL : 22 APRIL

2010

RERKOMENDASI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MOJOKERTO

ATAS LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA

MOJOKERTO AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009

BAB I

PENDAHULUAN

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, bahwa hubungan

Kepala Daerah dengan DPRD merupakan kesetaraan dan kemitraan yang

dilandasi dengan hubungan “checks and balances” yang lebih seimbang. Disamping

itu, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan rakyat Daerah

dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada

Masyarakat bahwa kepala daerah berkewajiban untuk memberikan informasi

berupa laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah (LPPD) yang telah

dilaksanakan kepada masyarakat sebagai perwujudan transparansi dan

akuntabilitas.

A. Gambaran Umum Daerah

1. Kondisi Geografis Daerah

Sesuai dengan apa yang disampaikan dalam pengantar LKPJ Walikota

Mojokerto Akhir Tahun Anggaran 2009, bahwa kota Mojokerto dengan luas

wilayah 16,46 km² perlu upaya perencanaan penataan kota yang komprehensif

berdasarkan prosentase kebutuhan dan alokasi fungsi kegunaan lahan. Maka,

diperlukan peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RT RW)

yang sempat tertunda pada tahun 2009 sebelum pembahasan RPJMD. Hal ini

Page 5: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

5

berarti bahwa pemerintah kota Mojokerto dalam penataan kota tidak

memakai perencanaan yang baik.

2. Kondisi Demografis Daerah

Jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan luas wilayah sehingga

menimbulkan kepadatan penduduk, yaitu sekitar 7.018 penduduk per km²

pada tahun 2009, maka ini mempunyai dampak beban kesejahteraan

masyarakat tidak seimbang dengan kemampuan anggaran. Untuk itu,

diperlukan peningkatan Sumber Daya Manusia supaya dampak sosial bisa

teratasi.

3. Kondisi Ekonomi

a. Potensi Unggulan Daerah

Potensi unggulan kota Mojokerto yang berupa Industri Batik Tulis, Industri

Miniatur Perahu Layar Tradisional, Industri Kerajinan Gips, Industri Onde-

onde dan Keciput, Industri Sepatu, Industri Cetakan Kue, dan beberapa

usaha mikro kecil dan menengah merupakan potensi daerah yang harus

dikembangkan, akan tetapi kenyataannya:

1. Intervensi pemerintah kota Mojokerto hanya bersifat pemenuhan

kewajiban, yang terpenting kegiatan berjalan dan tidak ada upaya

keseriusan untuk menata dan mengembangkannya untuk menjadi

potensi Pendapatan Asli Daerah kota Mojokerto. Hal ini terbukti bahwa

Pendapatan Asli Daerah hanya bisa menyumbang sebesar 8 % saja dari

total pendapatan kota Mojokerto.

2. Belum adanya mapping dan validasi data terkait dengan potensi

unggulan kota Mojokerto.

3. Kurangnya inovasi dan keberanian pemerintah kota Mojokerto untuk

mendatangkan investor industri besar/sedang di kota Mojokerto,

sehingga peluang lapangan pekerjaan menjadi sempit dan peningkatan

perekonomian hanya berjalan di tempat.

b. Struktur Ekonomi

Berdasarkan hasil data LKPJ yang ada, struktur ekonomi kota Mojokerto

bersifat terbalik, hal ini dipengaruhi oleh kondisi kewilayahan dan jumlah

penduduk. Sektor terpenting dalam membentuk PDRB kota Mojokerto

Page 6: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

6

adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan memberikan

kontribusi terbesar terhadap perekonomian di kota Mojokerto sebesar lebih

dari 30 %. Atas dasar ini DPRD menilai belum adanya upaya untuk

menggarap serius sektor yang menjadi lokomotif penunjang perekonomian

di kota Mojokerto.

c. Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu tingkat keberhasilan pertumbuhan ekonomi kota Mojokerto

adalah pertumbuhan PDRB sektoral. Dilihat dari tabel pertumbuhan

ekonomi kota Mojokerto tahun 2004-2008, maka PDRB kota Mojokerto

mengalami fase naik turun dan kecenderungan menurun dari tahun 2004

yaitu 105,82, tahun 2005 - 105.48, tahun 2006 – 105, 51, tahun 2007 –

105,98, tahun 2008 – 105, 27. Kalau di rata-rata, perkembangan PDRB kota

Mojokerto dari tahun 2004 sampai tahun 2008 hanya berkisar antara 0,11 %

pertahun.

d. Pendapatan Regional Per Kapita

Melihat pertumbuhan ekonomi kota Mojokerto sebesar 5,27% (harga

konstan tahun 2000), pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan tahun

2007 sebesar 5,9 % dan didukung adanya inflasi dari PDRB Kota Mojokerto

sebesar 9,76 % menandakan bahwa pertumbuhan ini menjadi problematik

atas pendapatan regional perkapita penduduk dengan besarnya inflasi yang

melebihi pertumbuhan ekonomi kota Mojokerto. Atas dasar ini DPRD

melihat bahwa inflasi yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi berarti

impact daya beli masyarakat masih rendah dan belum bisa mengikuti

perkembangan dari harga-harga kebutuhan pokok. Untuk itu, pemerintah

kota harus serius untuk menyeimbangkan antara tingkat pertumbuhan

ekonomi dengan tingkat inflasi.

e. Prospek Ekonomi Kota Mojokerto Tahun 2009

Mengacu potensi dan keterbatasan kota Mojokerto selama ini, maka

pemerintah kota Mojokerto harus lebih serius untuk menggarap kelompok

sektor tersier yg menjadi tumpuan dan lokomotif penunjung dari

Pendapatan Asli Daerah. Disamping itu kelompok sektor skunder dan primer

Page 7: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

7

tetap menjadi garapan untuk ditingkatkan sebagai penunjang dari kelompok

sektor tersier. Untuk itu dibutuhkan tujuan, arah kebijakan, dan grand

strategi perencanaan pembangunan kota yang disesuaikan dengan

Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 3 Tahun 2009 tentang RPJMD.

BAB II

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KOTA MOJOKERTO TAHUN 2009-2014

A. Visi dan Misi

1. Visi Kota Mojokerto 2009-2014

Parameter-parameter yang ada pada Visi kota Mojokerto yaitu “Terwujudnya

Kota Mojokerto yang Sehat, Cerdas dan Bermoral” dengan membangun

kekuatan pada 4 (empat) elemen kehidupan di kota Mojokerto sampai saat ini

tidak berjalan sama sekali. Untuk itu, pemerintah kota harus melakukan

evaluasi atas parameter-parameter tersebut.

2. Misi Pembangunan Kota Mojokerto 2009-2014

Untuk mengemban visi tersebut di atas dibutuhkan pengorganisasian

pemerintah kota Mojokerto melalui misi yang terjabarkan dalam 11 item,

maka hasil telaah DPRD bahwa pemerintah kota Mojokerto belum berfungsi

sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen

penyelenggara pemerintah kota Mojokerto.

B. Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan dan Program Daerah

Masih normatifnya tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan dan Program Daerah,

maka berdampak pada tumpang tindihnya program yang dijalankan, ego sektoral,

kurangnya kreatifitas dan inovasi di masing-masing SKPD dan tingkat keberhasilan

program yang belum maksimal, sehingga berdampak pada masyarakat sebagai

pelengkap penderita.

C. Prioritas Daerah

Arah penentuan prioritas program pembangunan daerah yang terdiri atas 7 item,

terjadi pergeseran prioritas pembangunan atas penggunaan anggaran belanja. Hal

Page 8: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

8

ini terbukti bahwa prioritas pembangunan pada penggunaan anggaran pada item

1 adalah percepatan penyelesaian prasarana kesehatan yaitu pembangunan RSUD

Surodinawan yang dilakukan secara multi years. Sedangkan skala prioritas

pembangunan daerah yang sebenarnya pada item 1 yaitu peningkatan kualitas

birokrasi dan pelayanan publik. Hal ini, menunjukkan bahwa pemerintah kota

Mojokerto tidak komitmen dan tidak konsisten terkait pembangunan di kota

Mojokerto.

BAB III

KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Sesuai dengan pasal 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

bahwa “Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah pemegang

kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam

kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan”, maka hendaknya harus benar-

benar berorientasi pada tuntutan dan kebutuhan publik antara lain:

1. Mendorong pengembangan ekonomi lokal dengan prioritas pada UMKM,

koperasi, lapangan pekerjaan dan mengurangi angka kemiskinan dan

pengangguran;

2. Kemampuan sumber penerimaan direncanakan terciptanya stabilitas

anggaran dan pemantapan keuangan daerah;

3. Prinsip kemandirian yang mengandalkan pada kemampuan Pendapatan Asli

Daerah;

4. Meningkatkan peran swasta dan masyarakat guna mendongkrak keuangan

daerah dan menciptakan iklim investasi yang kondusif;

5. Pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana harus menitikberatkan

kepada pembangunan yang mengarah pada perkembangan usaha

perdagangan dan jasa;

6. Meningkatkan pengawasan fungsional dan melekat agar anggaran yang

dialokasikan benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat;

7. Alokasi anggaran belanja langsung harus lebih besar dari pada belanja tidak

langsung dengan prosentase masing-masing 70 % : 30 %. Kenyataan di

lapangan adalah 46 % : 54 %.

Page 9: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

9

A. Pengelolaan Pendapatan Daerah

1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah

Belum optimalnya intensifikasi dan ekstensifikasi terkait dengan peningkatan

Pendapatan Asli Daerah dengan segala keterbatasan pemerintah kota

Mojokerto, maka bagaimana pelaksanaan pendataan objek pajak dan

peremajaan retribusi pajak serta perbaikan sarana dan prasarana yang belum

memadai diarahkan pada upaya mempertahankan dan menggali sumber-

sumber potensi daerah tanpa harus menimbulkan ekonomi biaya tinggi.

2. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Dengan realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2009 yang hanya

menyumbang Rp. 28.782.824.817,45 atau hanya sekitar 8% dari total

keseluruhan pendapatan kota Mojokerto Tahun 2009, maka pemerintah

kota hendaknya memperbaiki kebocoran-kebocoran yang terjadi dan

berani mengambil inovasi untuk mengembangkan potensi dan sumber-

sumber daerah yang selama ini belum terkelola secara maksimal

(mangkrak).

b. Pendapatan Dana Perimbangan

Masih mengandalkannya pendapatan dana perimbangan sebesar Rp.

291.496.817.179,00 atau sekitar 81 % dari total keseluruhan APBD T.A.

2009 maka berdampak pada posisi tawar kota Mojokerto pada pemerintah

pusat dan pemerintah propinsi serta daerah-daerah lainnya.

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Tidak tercapainya target pendapatan daerah yang sah terutama pada

pendapatan hibah yang hanya tercapai 89,6 %, sangat dimungkinkan salah

perencanaan dan implementasi serta kurangnya komunikmasi kerjasama

pemerintah kota dengan pemerintah pusat dan juga pemerintah kota dengan

pemerintah propinsi.

Page 10: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

10

Dari paparan di atas terkait dengan pendapatan daerah, pemerintah kota

Mojokerto harus mampu untuk melakukan:

a. optimalisasi pendataan dan pemeliharaan data objek pajak, retribusi dan

upaya penarikan pajak dan retribusi;

b. optimalisasi pemanfaatan dan fungsi aset-aset daerah. Karena yang terjadi

selama ini aset-aset daerah banyak yang tidak bertuan, salah penanganan

dan salah pemanfaatannya.

c. optimalisasi pembinaan kesadaran masyarakat terhadap kewajiban

membayar pajak dan retribusi.

B. Pengelolaan Belanja Daerah

1. Kebijakan Umum Belanja Keuangan Daerah

Implementasi kebijakan belanja keuangan daerah kota Mojokerto merupakan

salah satu alat yang harus berorientasi pada anggaran berbasis kinerja, hal ini

menandakan bahwa pemerintah kota Mojokerto kurang mampu:

a. menentukan pilihan aktivitas yang memerlukan biaya yang relative kecil

dengan hasil yang optimal;

b. pengurangan aktivitas yang tidak jelas tanpa mengurangi nilai tambah bagi

kesejahteraan masyarakat;

c. penghilangan aktivitas yang tidak bisa memberikan nilai tambah bagi

kesejahteraan masyarakat dan membebani masyarakat;

d. belanja daerah yang berorientasi pada kinerja, kepentingan publik dan

jangka panjang;

e. Mengeliminasi sumber pemborosan daerah dan peningkatan kapasitas

aparatur daerah;

2. Target dan Realisasi Belanja

Ketidakmampuan pemerintah kota untuk menekan sisa lebih anggaran pada

tahun 2009 sebesar kurang lebih Rp. 77 M menandakan bahwa target dan

realisasi belanja tidak seimbang dengan perencanaan program dan

pelaksanaan yang berjalan;

Page 11: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

11

BAB IV

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERITAHAN DAERAH

A. Kinerja Makro Sosial dan Ekonomi

- Kinerja makro sosial dan ekonomi kota Mojokerto tidak hanya didasarkan atas

output perencanaan dan perangkaan semata, tetapi kinerja kelompok

indikator makro sosial dan ekonomi, baik itu indikator visi, arah

pembangunan, tujuan strategis diwajibkan mampu menjawab rencana kerja

pembangunan pemerintah daerah (RKPD), pembangunan jangka menengah

dan jangka panjang yang komprehensif sesuai dengan visi dan misi Walikota.

- Di sisi lain penguatan kinerja makro sosial dan ekonomi didasarkan atas

implementasi program dan kegiatan serta evaluasi secara menyeluruh dan

berkelanjutan. Upaya ini dilakukan agar empat pilar yaitu:

1. Pemerintah

a. Pemerintah yang sehat adalah yang bercirikan clean and good

governance, tetapi kenyataannya terjadi disharmonis antara pejabat

publik dengan pejabat penyelenggara pemerintah sehingga sangat

mempengaruhi kinerja pemerintahan.

b. Pemerintah yang cerdas adalah pemerintah yang professional, efektif,

efisien, produktif dan SDM aparaturnya berkualitas, namun

kenyataannya masih banyak aparatur yang belum paham tentang tugas

pokok dan fungsinya.

c. Pemerintah yang sejahtera adalah pemerintah yang memperhatikan

pemenuhan hak-hak dasar para pegawainya, namun kenyataannya dua

kali mutasi yang terjadi pada tahun 2009 belum bisa menempatkan

personel yang sesuai dengan proporsional dan profesionalnya. (lebih

pada kedekatan, asal Bapak senang…………!!!!)

d. Pemerintah yang bermoral adalah pemerintah yang adil, amanah dan

tidak korup. Untuk itu sangat diperlukan adanya pembinaan mental

aparatur pemerintah.

Page 12: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

12

2. Masyarakat

a. Masyarakat yang sehat adalah yang mempunyai tingkat derajat

kesehatan masyarakat dan kesadaran berperilaku hidup sehat,

kenyataannya masih terdapat masyarakat yang berperilaku hidup yang

kurang sehat, serta masih tingginya jumlah pasien yang di rawat inap di

RSUD dan Puskesmas.

b. Masyarakat yang cerdas adalah masyarakat yang mempunyai

kemampuan SDM yang baik, mandiri, berpendidikan dan

berketerampilan hidup. Kenyataannya masih tingginya angka putus

sekolah/mengulang, dan masih banyaknya guru yang belum

berijazahkan S1.

c. Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang ditandai dengan

terpenuhinya kebutuhan hidup, rendahnya angka kemiskinan dan

pengangguran. Kenyataan dilapangan, angka kemiskinan dan

pengangguran masih belum dapat dikurangi secara signifikan.

d. Masyarakat yang bermoral ditandai dengan rendahnya angka

kriminalitas dan memiliki kualitas keimanan, ketaqwaan dan kesalehan

sosial. Kenyataannya angka kriminalitas di kota Mojokerto masih tinggi.

3. Swasta

a. swasta yang sehat di tandai oleh iklim usaha yang sehat dan mandiri,

namun kenyataannya peluang usaha dan permodalan masih sangat

kurang dikarenakan adanya intervensi pemerintah kota terkait dengan

penyediaan anggaran perekonomian kerakyatan dan permodalan.

b. Swasta yang cerdas ditandai dengan swasta yang professional, mampu

memanfaatkan peluang pasar dan berdaya saing tinggi, namun

kenyataannya peluang pasar hanya dimiliki oleh SEGELINTIR orang saja.

c. Swasta yang sejahtera ditandai dengan meningkatnya pendapatan dan

kebijakan pemerintah kondusif bagi pengembangan usaha ekonomi.

Kenyataannya kebijakan pemerintah sangat berpihak hanya kepada

orang-orang BERDUIT.

d. Swasta yang bermoral ditandai dengan dunia usaha yang tidak korup,

menjauhi budaya suap, bersaing secara sehat dan memiliki kepedulian

terhadap sesama. Kenyataannya pemerintah kota dalam memilih

Page 13: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

13

investor lebih didasarkan pada kedekatan personel yang bersifat

KOLUTIF.

4. Lingkungan

a. Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih, bebas polusi,

terpenuhinya air yang bersih infrastruktur dan aspek konservasi serta

tata ruang yang mampu mendukung peningkatan derajat kesehatan

masyarakat dan pola hidup yang sehat. Kenyataannya di beberapa

tempat di wilayah kota masih banyak dijumpai kekumuhan yang jauh

dari nilai-nilai kesehatan.

b. Lingkungan yang cerdas ditandai dengan efisiensi tata ruang yang bagus

baik pengawasan pengendalian dan pengelolaannya. Kenyataannya tata

ruang yang ada, peruntukannya hanya didasarkan pada keinginan

walikota seorang.

c. Lingkungan yang sejahtera ditandai dengan tata ruang yang mampu

mendukung ekonomi rakyat, kelestarian dan keragaman hayati.

Kenyatannya lingkungan yang sejahtera terkesan hanya untuk

mensejahterakan SEGELINTIR orang yang dekat dengan kekuasaan.

d. Lingkungan yang bermoral adalah ditandai dengan peningkatan kualitas

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

pengendalian perilaku menyimpang.

B. Kinerja Pelaksanaan Program Pembangunan Tahun 2009

1. Urusan Wajib

a. Pendidikan

- Perlunya pembinaan dan pengawasan yang lebih intensif terhadap

transparansi penggunaan anggaran DAK dan BOS yang langsung

meluncur kepada instansi pengguna tanpa melalui kantor kas daerah,

agar tepat sasaran dan tidak terjadi kebocoran.

- Bantuan uang transport untuk GTT dan PTT dirasa masih sangat minim

dan juga belum adanya aturan tentang batasan usia guru bantu yang

tidak mendapatkan uang transport.

- Penarikan dana partisipasi oleh sekolah kepada wali murid tidak sesuai

dengan aturan yang berlaku, dimana ada beberapa sekolah dalam hal

Page 14: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

14

penarikan dana partisipasi masih belum melibatkan wali murid dan

komite dan tanpa sepengetahuan Dinas P & K sehingga penggunaannya

menjadi tidak jelas dan patut dipertanyakan. Oleh karena itu,

dibutuhkan sosialisasi tentang keseragaman penarikan kepada wali

murid tersebut agar tidak menimbulkan biaya yang tinggi pada

pendidikan.

- Terkait dengan Penerimaan Siswa Baru, hendaknya dilakukan evaluasi

terhadap perwali, sehingga terjadi keseimbangan, keharmonisan dan

keselarsan antara sekolah negeri dan swasta, wilayah kota dan luar

wilayah kota.

- Perlunya penetapan lay out pendidikan (rombongan belajar) sekolah.

- Sekolah SBI masih belum melaksanakan aturan main yang ada (masih

menerima kelas regular), sehingga terkesan adanya diskriminasi antara

kelas SBI dan regular.

- Selain itu sekolah RSBI dan SBI dalam pertanggungjawaban dana block

grand tidak masuk pada pembahasan APBD, dan ini disinyalir banyak

diminati oleh pihak-pihak tertentu.

- Disamping itu pengajar RSBI/SBI lebih giat mengajar di siang hari karena

mendapatkan honor yang besar dan cenderung mengajar dengan santai

dengan banyak memberikan tugas pada siswa di pagi hari.

- Sertifikasi guru merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan

mutu pendidik sekaligus peningkatan pendapatan, namun kenyataannya

guru yang bersertifikasi dengan nonsertifikasi bedanya hanya di

pendapatannya, guru bersertifikasi belum mampu merubah kualitas

pendidikan secra siginifikan.

- Periodesasi kepala sekolah hendaknya berdasarkan perda pendidikan.

Karena masih ada kepala sekolah yang tidak sesuai dengan Peraturan

daerah Nomor 6 Tahun 2007. Contoh, masih adanya kepala sekolah yang

menjabat selama belasan tahun.

- Implementasi wajar dikmen 12 tahun belum maksimal

- Penumpukan guru guru bidang studi di sekolah, sehingga berdampak

kepada tidak terpenuhinya mengajar 24 jam/minggu.

- Tidak sinkronnya visi misi bidang pendidikan dengan alokasi anggaran

yang lebih banyak bertumpu pada infrastruktur.

Page 15: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

15

- Masih adanya program pendidikan yang dalam pelaksanaanya tidak

sesuai dengan perencanaannya.

- Belum terealisasinya IT Center di Dinas P & K Kota Mojokerto walaupun

perangkat pendukung yang berada di sekolah-sekolah telah terpasang

sejak tahun 2007 sesuai dengan instruksi dari dinas Pendidikan Kota

Mojokerto.

- Realisasi subsidi dana investasi dan SPP untuk anak Kota Mojokerto

belum sesuai dengan data dari sekolah-sekolah.

b. Kesehatan

- Mutu pelayanan yang ada di RSUD terjadi diskriminasi antara

masyarakat mampu dan masyarakat miskin, terutama pada pasien

dengan pelayanan jamkesmas.

- Adanya regulasi jamkesmas diganti dengan jamkesda ternyata

memberatkan masyarakat dan perlu adanya sosialisasi.

- Program PSN yang di canangkan oleh pemerintah daerah belum

maksimal dalam pelaksanaannya, ini terbukti masih adanya masyarakat

kota yang terserang penyakit yang di sebabkan oleh nyamuk, disamping

itu laporan data tentang penderita Demam Berdarah dari Dinas

Kesehatan belum masuk dan jangan hanya lisan saja.

- Tidak muncul lagi kegiatan pengobatan gratis yang di danai oleh APBD

pada tahun 2009, padahal pada tahun 2008 kegiatan ini gencar di gelar

pada seluruh kelurahan.

- Perlu menitikberatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar di puskesmas

induk dan puskesmas pembantu, bukan hanya sekedar perbaikan sarana

fisik/tampilan gedung pelayanan saja tetapi juga pelayanan pasien serta

kelengkapan peralatannya.

- Perlu adanya optimalisasi dan pemerataan posyandu terutama untuk

pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah serta peningkatan gizi

keluarga dan pemberian dukungan dana stimulant dari APBD.

- Perlu adanya pemantauan kepada toko obat dan apotek secara intensif

terkait masalah peredaran obat yang melibatkan instansi terkait.

- Dibutuhkan kesungguhan kerja dari SKPD terkait dengan lebih

mengedepankan tindakan – tindakan prefentif, membangun

Page 16: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

16

kebersamaan yang nyata dan rutin dengan masyarakat, serta

mengutamakan pelayanan yang ramah dan cepat di dalam upaya

meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat kota Mojokerto.

- Kesehatan itu juga tidak lepas dari lingkungan yang bersih dan sehat,

kenyataannya kondisi infrastruktur kota Mojokerto masih kumuh.

- Kurangnya tindakan yang cepat dari Dinas Kesehatan, menyikapi laporan

dari masyarakat terkait dengan daerah yang terserang Demam

Berdarah.

c. Pekerjaan Umum

- Pembangunan sarana sanitasi (MCK) yang dibangun di 6 kelurahan

dengan total biaya sebesar 2,6 Milyard kondisinya sangat

memprihatinkan meliputi kondisi kualitas bangunan yang sangat jelek

dan tidak tepat sasaran sehingga berdampak pada belum dapat

difungsikan karena sudah banyak yang rusak.

- Program pengendalian banjir di kota Mojokerto pada tahun 2009 yang

menelan biaya sebesar 6,7 Milyard tidak bisa optimal sehingga bahaya

banjir selalu menghantui masyarakat kota Mojokerto.

- Proyek sanitasi APBD Kota Mojokerto yang dibiayai senilai lebih dari Rp.

400 Juta/unit, kualitasnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan

proyek sanimas (BORDA) yang menelan anggaran tak lebih dari Rp. 250

juta/unit. Disamping itu proyek tersebut banyak melibatkan peran serta

masyarakat.

- Pembangunan pasar ikan di kecamatan Prajurit Kulon dan pembangunan

sentral industri kecil (SIK) di bypass hingga saat ini belum bisa

dimanfaatkan oleh masyarakat (MUSPROH).

- Pembangunan saluran drainase atau gorong-gorong dan plengsengan

kualitasnya sangat memprihatinkan sehingga banyak yang baru

dibangun sudah rusak dan ambrol (alias BUGREK……).

d. Perumahan

Banyaknya pengaduan masyarakat terhadap hasil pelaksanaan program

bedah rumah terkait dengan kualitas dan sasarannya.

Page 17: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

17

e. Penataan Ruang

- Belum adanya peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

kota sehingga sangat mempengaruhi penentuan lokasi dan kebutuhan

peruntukan pembangunan secara menyeluruh.

- Masih terdapatnya pengalihan fungsi ruko di kota Mojokerto yang

dimanfaatkan menjadi gudang.

f. Perencanaan Pembangunan

- Perencanaan pembangunan yang kurang terukur mengakibatkan

ketidakselarasan antara tujuan dan hasil pelaksanaan.

- Lemahnya monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan sehingga

berakibat pada lemahnya pengendalian pembangunan yang berdampak

pada seluruh aspek yang ada di kota Mojokerto.

- Kurangnya kevalidan data yang diperoleh masing-masing dinas dan BPS

karena terjadi indikator dan variable yang tidak sama.

- Pemerintah hendaknya mempunyai tenaga fungsional peneliti yang

kompeten dan kredibel.

- Kurang tumbuhnya pelaku investasi di Kota Mojokerto, disebabkan

karena pemerintah kota hanya memakai investor yang “itu-itu” saja.

g. Perhubungan

- Peningkatan pelayanan angkutan masih jalan di tempat.

- Pembinaan, pengawasan dan penertiban terhadap 100 orang pengemudi

dan 142 juru parkir masih sebatas wacana padahal dengan anggaran

hampir 200 juta, seharusnya pelayanan masyarakat utamanya di bidang

perparkiran lebih meningkat.

- Penempatan rambu-rambu yang terkadang tidak tepat sasaran.

h. Lingkungan Hidup

- Program peningkatan pengendalian polusi yang ditimbulkan aktifitas

industri, seperti halnya aktifitas perusahaan-perusahaan dan sejenisnya

hingga kini tidak ada penyelesaiannya, limbah bau busuk masih menjadi

santapan rutin masyarakat.

Page 18: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

18

- Kurang maksimalnya pengerukan wallet di wilayah kota mengakibatkan

banyaknya genangan-genangan air ketika hujan.

- Kurangnya kesiapan terhadap penanganan banjir, baik itu dari air hujan

maupun dari luapan air sungai yang mengakibatkan daerah-daerah

tertentu tergenang air.

- Lebih dimaksimalkan tim tanggap bencana alam terkait dengan kejadian-

kejadian yang bersifat force major.

i. Pertanahan

- Belum terselenggaranya manajemen administrasi aset yang bagus dan

kurangnya transparansi berapa jumlah aset pemerintah yang

sebenarnya. Jangan sampai aset pemerintah menjadi aset pribadi.

- Masih banyak sekolah, kantor dan lembaga di bawah naungan

pemerintah yang belum bersertifikat atau bermasalah sehingga

berpengaruh terhadap proses pelaksanaannya.

- Tidak adanya pemaksimalan potensi ekonomi terkait dengan aset

pemerintah kota yang bisa dikembangkan untuk mendongkrak

Pendapatan Asli Daerah. Hal ini terkait banyaknya kepentingan pribadi

yang mengalahkan kepentingan masyarakat. Contohnya, GOR

Majapahit.

- Kurangnya transparansi berapa aset pemerintah yang sebenarnya,

kejelasan status aset.

- Pemerintah kota Mojokerto dalam hal penanganan aset terkesan

melakukan kejar tayang dengan tujuan untuk penyerapan anggaran

semata.

- Kurang maksimalnya penggunaan fungsi lapangan Olah Raga Gelora A.

Yani yang terbuka luas untuk masyarakat berdampak menurunya

prestasi di bidang keolahragaan di kota Mojokerto dikarenakan:

1. Adanya pergesaran fungsi olah raga menjadi fungsi yang lain

2. Perawatan terkait fasilitas lapangan yang tidak maksimal.

j. Kependudukan dan Catatan Sipil

- Masih terdapatnya pelayanan yang kurang prima (lambat).

Page 19: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

19

- Belum berjalannya Sistem on line pada Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil.

- Belum maksimalnya akurasi data kependudukan dan pemutakhiran data

keluarga dengan mewujudkan sistem koneksi NIK (Nomor Induk

Kependudukan).

k. Pemberdayaan Perempuan

- Dalam implementasinya, sasaran kegiatan pemberdayaan perempuan

kurang menyentuh kaum perempuan di lapisan masyarakat kota

Mojokerto paling bawah, sehingga terkesan program yang dijalankan

hanya mengakomodir dan menguntungkan orang orang tertentu saja.

Diharapkan ke depan pemberdayaan perempuan lebih pro aktif dalam

menjalankan program kegiatan serta menggunakan azas pemerataan

terhadap sasaran kegiatan yang dilaksanakan.

- Belum optimalnya peran lembaga dalam penanganan masalah kekerasan

dalam rumah tangga.

l. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

- Kurang maksimalnya sosialisai terkait reproduksi bagi masyarakat usia

subur.

- Kurang optimalnya kegiatan kelompok bina keluarga remaja dan bina

keluarga lansia.

m. Sosial

- Dalam hal penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial

(PMKS) diharap tidak terjadi lagi polemik seperti halnya penyaluran

bantuan untuk lansia terlantar tahun 2009 yang direalisasi pada tahun

ini.

- Amburadulnya sistem updating data terkait masalah bantuan terhadap

lansia sehingga menimbulkan polemik di masyarakat yang tidak

mendapatkan bantuan tersebut. Seharusnya sebelum disalurkannya

bantuan lansia, pihak dinas terkait melakukan validasi data yang akurat

sehingga anggaran yang dikeluarkan tidak sia-sia.

Page 20: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

20

- Kurang optimalnya pemerintah dalam menangani gepeng dan anak

jalanan terutama pada segi pembinaan, sehingga masih banyaknya

gepeng dan anak jalanan di kota yang mengganggu ketertiban lalu lintas.

- Lemahnya pengawasan kualitas raskin sehingga berakibat kualitas beras

yang diterima oleh masyarakat sangat buruk.

n. Tenaga Kerja

- Pemerintah kota Mojokerto hendaknya konsisten terkait dengan

perluasan lapangan pekerjaan, sehingga pengangguran dapat diatasi

secara berkelanjutan.

- Belum adanya penyaluran tenaga kerja dari peserta pelatihan yang

diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja. Jangan hanya dilatih saja, tapi

pikirkan juga penyalurannya.

o. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Pemerintah kota harus melakukan validasi lembaga koperasi dan ukm yang

masih aktif sehingga tidak muncul koperasi yang keberadaannya tidak jelas

namun tetap menyerap pinjaman lunak.

p. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Terkait dengan kerukunan umat beragama dan stabilitas daerah, maka

perlu adanya peningkatan kewaspadaan dan deteksi dini terhadap:

- kerawanan sosial dalam aspek kehidupan beragama. Tebukti munculnya

aliran yang mendustakan salah satu agama.

- Tempat-tempat yang dipakai untuk kegiatan beragama yang tidak sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

q. Pemerintahan Umum

- Penerapan produk hukum daerah terkesan kurang pada segi penegakan

aturan, sehingga implementasinya sangat mandul. Contoh, penertiban

PKL di wilayah kota.

- Adanya tempat hiburan yang berijinkan rumah makan, padahal

kenyataannya digunakan sebagai tempat karaoke dengan layanan plus

Page 21: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

21

yang lolos tanpa adanya evaluasi lebih lanjut, sehingga muncul wacana

kota Mojokerto menuju kota hiburan malam.

- Belum adanya tindakan bagi tempat-tempat hiburan yang tidak berijin

- Masih banyaknya pungutan liar pada proses perijinan, sehingga sangat

membebani masyarakat yang akan mendirikan usaha.

- Mekanisme perijinan usaha perlu disederhanakan, sehingga tidak

menimbulkan peluang-peluang pemanfaatan oleh aparatur yang tidak

bertanggungjawab.

- Perlu ditinjau kembali proses perijinan tentang ijin keramaian agar tidak

merugikan lingkungan sekitarn (warga).

r. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah

Sangat kurangnya respon dari walikota terhadap keberpihakan pada

kepentingan masyarakat.

s. Kepegawaian

- Terkait dengan mutasi yang masih didasarkan atas kepentingan sesaat

yang cenderung pada pola pendekatan personal. Banyak pegawai yang

berpengalaman, golongannyapun juga sudah memenuhi syarat, tetapi

kenapa kok yang diangkat menjadi pejabat adalah anak baru kemarin

sore.

- Belum diterapkannya prinsip the right man on the right place or the right

man on the right job. Prinsip professional dan proporsional. Hal ini

akibat lemahnya kontrol analisis jabatan dan kepangkatan sesuai dengan

Daftar Urut Kepangkatan. Contoh, Sarjana Pendidikan ditempatkan pada

pekerjaan yang seharusnya ditangani oleh seorang sarjana teknik.

- Tidak adanya transparansi pada rekruitmen kepala sekolah sehingga

cenderung terkesan pesanan individu tertentu.

- Tidak adanya langkah konkrit dan pemberian prioritas terhadap

pengangkatan GTT/PTT untuk menjadi PNS. Hal ini terbukti dengan

masih banyaknya GTT/PTT yang masa kerjanya sudah lama dan usianya

sudah tua tetapi belum diangkat menjadi PNS.

Page 22: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

22

- Lemahnya upaya optimalisasi organisasi terkait dengan pengaturan PNS

dan manajemen personel. Pegawai tambah banyak, kinerja menurun.

t. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

- Masih kurangnya sosialisasi atas pemahaman tugas dan fungsi lembaga

kemasyarakatan kelurahan, sehingga sering terjadi tumpang tindih

kebijakan dan program yang hendak dijalankan.

- Banyaknya lembaga kemasyarakatan kelurahan yang muncul dari

masing-masing SKPD, membuat kurang efektifnya peran dan fungsi yang

dijalankan. Disamping itu, pelaku lembaga tersebut adalah orang yang

sama di masing-masing kelurahan, sedangkan beban operasional terlalu

tinggi untuk dikeluarkan.

u. Statistik

- Masih rendahnya pemahaman SKPD tentang pentingnya kegiatan

penelitian sebagai upaya evaluasi perbaikan program dan kegiatan ke

depan.

- Masih minimnya hasil penelitian yang diakomodir dalam kebijakan

pemerintah daerah, sehingga mempengaruhi dalam pengambilan

kebijakan.

v. Kearsipan

- Kurangnya kesiapan sumber daya manusia (PNS) terkait dengan sistem

kearsipan dengan menggunakan kartu kendali, sehingga petugas arsip

dan lapangan banyak mengalami kesulitan.

- Belum adanya standarisasi yang baku terkait dengan sistem kearsipan

dengan memakai kartu kendali.

w. Komunikasi dan Informatika

- Belum maksimalnya pengembangan TIK (Teknologi Informasi dan

Komunikasi) secara merata dikarenakan kemampuan dan kapasitas SDM

yang kurang dalam penguasaan teknologi.

Page 23: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

23

- Kurangnya sosialisasi dan bimbingan terhadap pemahaman sarana dan

prasarana serta fungsi tugas pokok SKPD yang dapat dikonversikan ke

teknologi informasi guna menghadapi kompetisi global dan regional.

x. Olah raga dan seni

- Pengalokasian anggaran belum menyentuh ke seluruh cabang olah raga

dan seni budaya. Perlu pemberian penghargaan sebagai wujud

kepedulian pemerintah kota kepada atlet dan seniman berprestasi dan

mengharumkan nama kota Mojokerto.

- belum adanya fasilitasi dan pembinaan kesenian daerah atau tradisional

secara professional serta belum adanya komunikasi dan pembinaan

secara intensif dari pemerintah kota kepada para pelaku seni.

2. Urusan Pilihan

a. Pertanian

- Perencanaan yang kurang strategis terhadap pola pemanfaatan lahan

yang ada di wilayah kota untuk mengarah pada lahan pertanian yang

bersifat agrobisnis.

- Kurangnya inovasi dan kreatifitas pemanfaatan hasil-hasil pertanian

yang menjadi produk potensi unggulan daerah. Mislanya saja,

Kabupaten Lamongan bukan merupakan penghasil beras, namun

mempunyai pasar induk hasil pertanian berupa beras.

- Belum terbentuknya badan/kantor ketahanan pangan sesuai dengan PP

No. 41 Tahun 2007 .

b. Kehutanan

- Belum maksimalnya peruntukan RTH (Ruang Terbuka Hijau) sesuai

dengan RPJMD Kota Mojokerto.

- Sesuai perundang-undangan yang baru bahwa luas RTH minimal 30 %

dari luas wilayah daerah, kenyataannya di kota Mojokerto luas wilayah

RTH masih jauh dari 30 %, disamping itu, program yang dicanangkan

hanya pada penanaman sejuta pohon.

Page 24: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

24

c. Pariwisata

- Terbatasnya sumber daya alam, belum terciptanya ikon khusus

membuat pariwisata kota Mojokerto belum mendapat daya tarik dari

wisatawan.

- Kurang maksimalnya pemanfaatan lahan wisata yang ada dan

memberikan pilihan-pilihan pengembangan wisata (kuliner).

d. Kelautan dan Perikanan

Program pengembangan budidaya perikanan hanya merupakan

pelaksanaan program semata, tanpa ada hasil yang nyata.

e. Perdagangan

- Belum terealisasinya tempat pemasaran produk kota Mojokerto.

- Kecenderungan konsumen untuk mencari produk illegal karena harga

yang murah.

f. Perindustrian

- Kurang strategisnya lokasi SIK dan belum memadainya prasarana

penunjang yang ada di SIK, maka para pengusaha industri kecil dan

menengah kurang berminat untuk menempatinya.

- Belum ada kerjasama industri kecil menengah dengan industri besar.

BAB VI

PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga

1. Pihak BPD Jatim

Perilaku birokrasi lebih cenderung tertarik pada penyertaan modal daripada

melakukan pengembangan potensi daerah.

2. PDAM

- Dibutuhkan restrukturisasi manajemen dan sumber daya manusia yang

lebih professional.

Page 25: SK DPRD No. 4 2010 Rekomendasi LKPJ fileBatas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 74, ... Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

25

- Peningkatan pelayanan terhadap kepuasan konsumen agar keberadaan

PDAM dapat dipercaya oleh masyarakat dan bisa menjadi perusahaan

yang profit oriented.

- Produktifitas dan kualitas air perlu ditingkatkan sehingga menjadi air

minum yang menyehatkan.

- Tingkat kesejahteraan pegawai PDAM perlu ditingkatkan.

SELAIN BEBERAPA REKOMENDASI DI ATAS, TERDAPAT JUGA

BEBERAPA CATATAN SEBAGAI BERIKUT:

1. KEMITRAAN ANTARA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF JANGAN

HANYA ADA DI MULUT SAJA, DAN JUGA JANGAN ADA DUSTA DI

ANTARA KITA.

2. PEMERINTAH HENDAKNYA KONSISTEN TERHADAP KOMITMEN

YANG TELAH DISEPAKATI.

3. ATAS DASAR RAPAT BADAN MUSYAWARAH PADA TANGGAL 6

APRIL 2010 DAN WALIKOTA TIDAK MENGHADIRI PARIPURNA

DPRD DALAM RANGKA PENYAMPAIAN SUMMARY LKPJ

WALIKOTA MOJOKERTO AKHIR TAHUN ANGGARAN PADA

TANGGAL 12 APRIL 2010 DENGAN ALASAN IJIN MELAKSANAKAN

IBADAH UMROH, ADA YANG MENGATAKAN BAHWA SAUDARA

WALIKOTA SEBENARNYA TIDAK MELAKSANAKAN UMROH. DAN

SEANDAINYA HAL ITU BENAR, MAKA HAL INI TERMASUK

KEBOHONGAN PUBLIK.