sk 4 stoma 1 step 3 7

7
Penyebab Muntah 1. Kelainan sistemik Kesehatan umum pasien sering berkaitan dengan kesehatan gigi dan berpengaruh terhadap refleks muntah. Beberapa penyakit kronis dapat menimbulkan reaksi muntah misalnya gangguan saluran pernafasan, deviasi septum, polip hidung dan luka lambung dapat meningkatkan refleks muntah. 2. Faktor psikologik Reflek muntah yang aktif secara abnormal dapat tejadi karena pengalaman sebelumnya yang memicu episode muntah. Secara psikologik.ketakutan adalah faktor di bawah sadar yang selalu mempengaruhi orang untuk muntah misalnya pasien pada waktu pencetakan ketakutan untuk menelan benda asing, pemakaian alat-alat yang dimasukan dalam mulut pasien (2). 3. Faktor Fisiologik Faktor fisiologik yang dapat menyebabkan muntah dibagi 2 yaitu sebagai berikut. (a). Faktor ekstra oral Berupa rangsangan yang datang dari luar rongga mulut dapat berupa rangsangan penglihatan, pendengaran dan penciuman. Rangsangan penglihatan, pasien dengan melihat alat yang akan digunakan untuk perawatan sudah dapat menimbulkan rangsangan muntah misalnya kaca mulut, sendok cetak, bahan cetak. Dapat pula terjadi reaksi muntah karena melihat pasien lain muntah (6). Rangsangan pendengaran, dengan mendengar pasien lain muntah sudah terangsang timbul reaksi muntah. Rangsangan penciuman, bau dapat menimbulkan rangsangan untuk muntah misalnya bau bahan cetak, obat-obatan dan bau rokok dari dokternya (7). (b). Faktor intra oral

Upload: bestarika

Post on 16-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kg

TRANSCRIPT

Penyebab Muntah

1. Kelainan sistemikKesehatan umum pasien sering berkaitan dengan kesehatan gigi dan berpengaruh terhadap refleks muntah. Beberapa penyakit kronis dapat menimbulkan reaksi muntah misalnya gangguan saluran pernafasan, deviasi septum, polip hidung dan luka lambung dapat meningkatkan refleks muntah.2. Faktor psikologikReflek muntah yang aktif secara abnormal dapat tejadi karena pengalaman sebelumnya yang memicu episode muntah. Secara psikologik.ketakutan adalah faktor di bawah sadar yang selalu mempengaruhi orang untuk muntah misalnya pasien pada waktu pencetakan ketakutan untuk menelan benda asing, pemakaian alat-alat yang dimasukan dalam mulut pasien (2).3. Faktor FisiologikFaktor fisiologik yang dapat menyebabkan muntah dibagi 2 yaitu sebagai berikut.(a). Faktor ekstra oralBerupa rangsangan yang datang dari luar rongga mulut dapat berupa rangsangan penglihatan, pendengaran dan penciuman. Rangsangan penglihatan, pasien dengan melihat alat yang akan digunakan untuk perawatan sudah dapat menimbulkan rangsangan muntah misalnya kaca mulut, sendok cetak, bahan cetak. Dapat pula terjadi reaksi muntah karena melihat pasien lain muntah (6). Rangsangan pendengaran, dengan mendengar pasien lain muntah sudah terangsang timbul reaksi muntah. Rangsangan penciuman, bau dapat menimbulkan rangsangan untuk muntah misalnya bau bahan cetak, obat-obatan dan bau rokok dari dokternya (7).(b). Faktor intra oralDaerah pada sekitar mulut yang mempunyai respon rangsangan taktil yang berbeda. Ada yang hiposensitif dan ada yang hipersensitif, daerah anterior palatum kurang sensitif dari sebelah posterior. Pada pencetakan, bahan cetak jangan sampai berlebihan sehingga pada palatum di bagian postenor dapat merangsang muntah.4. Faktor latrogenikFaktor luar yang tidak ada keterkaitan dengan pasien misalnya perlakuan yang kurang baik tidak hati-hati dan pemakaian alat dengan temperatur yang ektrim dapat merangsang timbulnya muntah (2).5. Faktor lainMuntah dapat terjadi pada berbagai keadaan misalnya kehamilan, mabuk perjalanan (8). Dapat pula karena efek samping pemakaian obat, operasi dan terapi radiasi (9).

Step 7Usus BesarUsus besar/intestinum krasum merupakan saluran terakhir dari saluan pencernaan. Sesuai dengan namanya, usus ini memiliki ukuran diameter 6,5 cm (bandingkan dengan ukuran diameter usus halus, yaitu 2,5 cm), sedangkan ukuran panjangnya hanya 1 meter. Pada pertemuan antara usus halus dan usus besar terdapat suatu kantong yang disebut sekum (lebih dikenal sebagai usus buntu) dan apendiks (umbai cacing). Pada manusia, umbai cacing berfungsi untuk melawan infeksi. Peradangan pada umbai cacing disebut apendiksistis. Pada sekum terdapat sebuah klep yang disebut klep ileosekum, yaitu semacam otot sfingter yang berfungsi untuk mencegah bakteri tidak kembali ke usus halus.

Usus besar atau disebut juga kolon dibedakan atas 3 bagian, yaitu usus besar naik ataukolon ascenden, usus besar melintang ataukolon transversum, dan usus besar turun ataukolon descenden.

Didalam usus besar hidup berbagai bakteri, terutama Escherichia coli, jenis bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen. Bakteri ini berfungsi dalam pembusukan sisa makanan dan pembentukan vitamin K dan B kompleks yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu, didalam usus besar terjadi juga proses pengaturan kadar air dalam pembentukan feses. Selanjutnya, melalui gerakan peristaltik feses yang terbentuk didorong masuk kedalam rektum. Rektum merupakan bagian terakhir dari usus besar yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sebelum dikeluarkan melalui sfingter terakhir, yaitu anus. Proses pengeluaran feses melalui anus disebut dengan dengan defekasi.

Secara makroskopis usus besar dapat dibagi menjadi 6 bagian, yaitu sekum, kolon ascenden, kolon transversus, kolon desenden, sigmoid, dan rektum. Keenam bagian ini sulit dibedakan secara histologis.

a.SekumSekum adalah kantong tertutup yang menggantung dibawah area katup ileosekal. Sekum atau caecum adalah bagian dari usus besar yang menghubungkan ileum (usus halus) dancolon ascenden (usus besar). Berfungsi menyerap air dan garam.

b.KolonKolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon memiliki 3 divisi.1.Kolon asendenmerentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati di sebelah kanan dan membalik secara horizontal pada fleksura hepatika.2.Kolon transversamerentang menyilang abdomen dibawah hati dan lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah pada fleksura splenik.3.Kolon desendenmerentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi kolon sogmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.

c.RektumRektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12-13 cm. Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus. Bagian terakhir dari usus besar disebut rektum. Di sinilah bahan limbah dalam bentuk feses disimpan sampai diekskresikan keluar dari anus. Ini terdiri dari lapisan mukosa tebal dan disertakan dengan banyak pembuluh darah.1.Mukosa saluran anal tersusun dari kolumna rektal(anal), yaitu lipatan-lipatan vertikal yang masing-masing berisi arteri dan vena.2.Sfingter dan internal otot polos (involunter) dan sfingter anal eksternal otot rangka (volunter) mengitari anus.

Proses Pencernaanpada Usus Besar

Usus besar tidak ikut serta dalam proses absorpsi makanan. Bila usus halus mencapai sekum, semua zat makanan telah diadsorpsi dan isinya cair. Selama perjalanan didalam kolon isinya menjadi semakin padat karena air di absorpsi dan ketika rektum dicapai maka feses bersifat padat-lunak.

Sistem Kerja Usus BesarUsus besar atau kolon memiliki panjang 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens.Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong kebagian belakang dengan gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garammineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu membentuk vitamin K dan B12.

Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus.Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfingter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.

Fungsi Usus Besar

a.Absorbsi air, garam dan glukosaUsus besar mengabsorbsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat.

b.SekresiSekresi Mukus. Mukosa usus besar, seperti mukosa usus halus,dilapisi oleh kripta Lieberkuhn, tetapi sel-sel epitel hampir tidak mengandung enzim. Sebagai gantinya, mereka hampir seluruhnya diliputi oleh sel goblet. Pada permukaan epitel usus besar juga terdapat banyak sel goblet yang tersebar di antara sel sel epitel lainnya.Oleh karena itu, satu satunya ekskresi yang bermakna dalam usus besar adalah mucus. Mukus dalam usus besar berfungsi melindungi dinding terhadap eksokoriasi, selain itu, berperan sebagai media pelekat agar bahan feses saling bersatu. Selanjutnya, ia melindungi dinding usus dari aktivitas bakteri yang besar, yang berlangsung di dalam feses dan mucus, ditambah sekresi yang bersifat alkali, juga memberikan penawar terhadap asam yang dibentuk dalam feses, yang mencegah penyerangan dinding ususSekresi air dan elektrolit sebagai respon terhadap iritasi. Bila suatu segmen usus besar mengalami iritasi hebat, seperti yang terjadi bila infeksi bakteri menghebat selamaenteritis bakterialis, mukosa kemudian mensekresi air dan elektrolit dalam jumlah besar selain larutan mucus normal yangkental.Zat ini bekerja mengencerkan faktor pengiritasi dan menyebabkan pergerakan feses yang cepat menuju ke anus. Hasilnya biasanya berupa diare disertai kehilangan banyak air dan elektrolit tetapi juga penyembuhan dari penyakit yang lebih awal dibandingkan bila hal ini tidak terjadi.

c.Penyiapan selulosaSejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga memproduksi vitamin dan berbagai gas. Penyiapan selulosa yang berupa hidrat karbon di dalam tumbuh-tumbuhan, buh-buahan dan sayuran hijau, dan penyiapan sisa protein yang belum dicernakan oleh kerja bakteri untuk ekskresi.

d.DefekasiProses defekasi (buang air besar) adalah proses yang sangat penting dalam proses pencernaan, juga sangat erat kaitannya dengan tingkat kesehatan tubuh. Usus besar mengekskresi zat sisa dalam bentuk feses.Air mencapai 75% sampai 80% feses. Sepertiga materi padatnya adalah bakteri dan sisanya yang 2% sampai 3% dalah nitrogen, zat sisa organik dan anorganik dari sekresi pencernaan, serta mukus dan lemak.Feses juga mengandung sejumlah materi kasar, atau serat dan selulosa yang tidak tercerna. Warna coklat berasal dari pigmen empedu dan bau berasal dari kerja bakteri.Jika proses defekasi terhambat maka akan terjadi penumpukan sisa-sisa makanan yang telah membusuk. Pembusukan tesebut menghasilkan toksin yang dapat mengikis membran mukosa usus besar sehingga terjadi infeksi. Selain itu tumpukan kotoran yang tidak terbuang akan membentuk plak di dinding usus. Plak ini dapat menjadi tempat bersarangnya bakteri dan virus patogen yang dapat menginfeksi membran usus dan masuk ke sirkulasi tubuh dan menyerang seluruh organ tubuh. Kondisi inilah yang disebut proses autointoksinasi. Sisa-sisa makanan akan mengalami masa transit di usus besar kurang lebih 14 jam. Kemudian pembuangan bila lambung terisi makanan dan merangsang peristaltik didalam usus besar.

Histologi Usus Besar