sk 2

Upload: dewi-nareswari

Post on 03-Mar-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fkuns

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKAAnatomi dan Fisiologi Kelenjar LimfeSistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Sebagian cairan yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe, yang merembes dalam ruang-ruang jaringan. (Price:2005)Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik yang mengalirkan secara langsung kelebihan cairan dari ruang interstisial. Kelenjar limfe merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh. Tubuh manusia memiliki kurang lebih 600 kelenjar limfe yang tersebar di seluruh jaringan tubuh. Namun, hanya pada daerah tertentu seperti pada submandibular, axilla, dan inguinalis yang teraba normal atau tidak ditemukan pembesaran pada orang sehat. (Cambridge:2000)Kelenjar limfe hampir mirip dengan plasma, akan tetapi, kadar protein di limfe lebih tinggi. Kelenjar limfe menambahkan limfosit,sehingga jumlah limfosit di kelenjar limfe sangat besar. Saluran limfe digerakkan oleh kontraksi otot di sekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup. (Ferrer:1998)Fungsi kelenjar limfe antara lain; mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke sistem sirkulasi darah, mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah, untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran yang melaksanakan fungsi ini adalah saluran lakteal. Kelenjar limfe juga menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organisme itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat antibodi untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi. (Eroschenko:2010)Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe tampak seperti rangkaian petasan. Pembuluh limfe terkecil atau kapiler limfelebih besar daripada kapiler darah dan hanya terdiri dari selapis endothelium. Pembuluh limfe bermula dari jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut hilus dijumpai di dalam villi usus kecil. (Datta:2004)Limfonodi berbentuk kecil lonjong seperti kacang dan terdapat di sepanjang pembuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai di tempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat pada leher, axial, thorax, abdomen, dan inguinal. Sebuah kelenjar limfe memiliki pinggiran yang cembung dan cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrosa, jaringan otot dan jaringan kelenjar. Di sebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsula fibrosa. Limfonodus dikelilingi oleh jaringan lemak perikapsularis yang mengandung banyak pembuluh darah, ada arteriol dan venula. Kapsula jaringan ikat padat yang membungkus limfonodus. (Eroschenko:2010)

Skema kelenjar limfeSecara anatomi aliran getah bening aferen masuk ke dalam KGB melalui simpai (kapsul) dan membawa cairan getah bening dari jaringan sekitarnya dan aliran getah bening eferen keluar dari KGB melalui hilus. Cairan getah bening masuk kedalam kelenjar melalui lobang-lobang di simpai. Di dalam kelenjar, cairan getah bening mengalir dibawah simpai di dalam ruangan yang disebut sinus perifer yang dilapisi oleh sel endotel. Jaringan ikat trabekula terentang melalui sinus-sinus yang menghubungkan simpai dengan kerangka retikuler dari bagian dalam kelenjar dan merupakan alur untuk pembuluh darah dan syaraf. (FKUSU:2011)Terdapat tiga daerah pada KGB yang berbeda: korteks, medula, parakorteks, ketiganya berlokasinya antara kapsul dan hilus. Korteks dan medula merupakan daerah yang mengandung sel B, sedangkan daerah parakorteks mengandung sel T. Dalam korteks banyak mengandung nodul limfatik (folikel), pada masa postnatal, biasanya berisi germinal center. Akibatnya terjadi stimulasi antigen, sel B didalam germinal centers berubah menjadi sel yang besar, inti bulat dan anak inti menonjol. Yang sebelumnya dikenal sebagai sel retikulum, sel-selnya besar sebagai sel noncleaved besar, dansel noncleaved kecil. Sel noncleaved yang besar berperan pada limphopoiesis atau berubah menjadi immunoblas, diluar germinal center, dan berkembang didalam sel plasma. (FKUSU:2011)

Manifestasi KlinikPada pasien di skenario, dijumpai lima tanda-tanda vital terjadinya inflamasi, antara lain;-Dolor (pain): nyeri tekan pada daerah sekitar inguinal yang terkena parang disebabkan oleh adanya pembengkakan daerah inflamasi yang menyebabkan tegangan dan tekanan lokal yang menjepit syaraf. Serta adanya faktor mediator inflamasi (seperti prostaglandin) yang menstimulus ujung saraf pada daerah radang yang ditanggapi Sistem Saraf Pusat sebagai nyeri.-Kalor (heat): arteri bervasodilatasi menuju daerah yang mengalami peradangan. Terjadi peningkatan aliran darah dan meningkatnya metabolisme seluler. Darah lebih banyak dialirkan ke bagian tubuh yang mengalami peradangan dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain. Sehingga, bagian tubuh tersebut menjadi lebih hangat.-Rubor (redness): kemerahan yang timbul di luka pada pasien di skenario merupakan akibat dari terjadinya pelebaran pembuluh darah atau vasodilatasi yang mekanismenya sama dengan kalor. Serta, peningkatan aliran darah yang mengandung pigmentasi Hemoglobin lebih banyak ke bagian tubuh yang mengalami peradangan, sehingga warna yang ditimbulkan menjadi merah (pigmen Hb berwarna merah).-Tumor (swelling): pembengkakan yang terjadi pada daerah inguinal disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah atau vasodilatasi, sehingga cairannya keluar, kemudian terjadi kemotaksis dan juga peningkatan metabolisme seluler. Aliran pembuluh darah meningkat, kemudian granulosit dan menginvasi dan masuk ke dalam jaringan, sehingga terjadi pembesaran organ.-Functio laesa (injured function): gangguan fungsi organ yang ditandai dengan keadaan pasien yang sulit berjalan, lebih disebabkan karena adanya inflamasi. Hilangnya fungsi disebabkan karena penumpukan cairan pada tempat cedera jaringan dan karena rasa nyeri yang mengurangi mobilitas pada daerah yang terjadi peradangan. (Hayes:1996)

Daftar Pustaka: Kee, Joyce L. Hayes, Evelyn R. 1996. Farmakologi: pendekatan proses keperawatan. Jakarta:EGCPrice, Sylvia A. 2005. Patofisiologi. Jakarta:EGCEroschenko, Victor P. 2010. Histologi di Fiore Edisi ke 11. Jakarta:EGCFerrer, R. 1998. Lymphadenopathy; differential diagnosis and evaluation. AAFP (58);6.1998. Diakses di http://www.aafp.org/afpp/981015ap/ferrer.htmlDatta. 2004. Textbook of Pathology. Hindi:Jaypee Brothers PublishersCambridge Communication Limited. 2002. Anatomi Fisiologi Modul 4 Edisi ke 2. Jakarta:EGCFKUSU. 2011. Limfadenitis . Diakses di http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16862/4/Chapter%2011.pdf