sistematika tanaman kakao

4
A. SISTEMATIKA TANAMAN KAKAO Tanaman kakao termasuk marga Theobroma, suku dari Sterculiaceae yang banyak diusahakan oleh para pekebun. Sistematika tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta. Anak Divisi : Angiospermae. Kelas : Dicotyledoneae. Anak Kelas : Dialypetalae. Bangsa : Malvales. Suku : Streculiaceae. Jenis : Theobroma cacao. B. VARIETAS JENIS KAKAO Kakao secara garis besar dibagai menjadi 2 yaitu : a. Criollo Criollo termasuk kakao yang bermutu tinggi atau kakao mulia/edel. Criollo memiliki cirri-ciri sebagai berikut : Pertumbuhan tanaman kurang kuat dan produksi relative rendah Masa berbuah lambat Agak peka terhadap serangan hama dan penyakit Kulit buah tipis dan mudah diiris Tiap buah berisi 30-40 biji, yang bentuknya agak bulat sampai bulat Proses fermentasi lebih cepat dan rasanya tidak begitu pahit Warna buah pada umumnya merah, tetapi jika masak akan berubah warna menjadi orange Contoh-contoh dari tipe criollo adalah DR 1, DR 2, DR 38. b. Forastero Forastero umumnya termasuk kakao bermutu rendah atau disebut kakao curah. Tipe Forastero memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Pertumbuhan tanaman kuat dan produksinya lebih tinggi Masa berbuah lebih awal

Upload: ayu-nur-indah-sari-i

Post on 25-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Tugas Pengantar Ilmu Pertanian perkebunan kakao

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEMATIKA TANAMAN KAKAO

A. SISTEMATIKA TANAMAN KAKAOTanaman kakao termasuk marga Theobroma, suku dari Sterculiaceae yang banyak

diusahakan oleh para pekebun. Sistematika tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo adalah sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta.Anak Divisi : Angiospermae.Kelas : Dicotyledoneae.Anak Kelas : Dialypetalae.Bangsa : Malvales.Suku : Streculiaceae.Jenis : Theobroma cacao.

B. VARIETAS JENIS KAKAOKakao secara garis besar dibagai menjadi 2 yaitu :a. Criollo

Criollo termasuk kakao yang bermutu tinggi atau kakao mulia/edel. Criollo memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

Pertumbuhan tanaman kurang kuat dan produksi relative rendah Masa berbuah lambat Agak peka terhadap serangan hama dan penyakit Kulit buah tipis dan mudah diiris Tiap buah berisi 30-40 biji, yang bentuknya agak bulat sampai bulat Proses fermentasi lebih cepat dan rasanya tidak begitu pahit Warna buah pada umumnya merah, tetapi jika masak akan berubah warna menjadi

orange Contoh-contoh dari tipe criollo adalah DR 1, DR 2, DR 38.

b. Forastero Forastero umumnya termasuk kakao bermutu rendah atau disebut kakao curah. Tipe Forastero memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Pertumbuhan tanaman kuat dan produksinya lebih tinggi Masa berbuah lebih awal Relativ lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit Kulit buah agak keras tetapi permukaannya halus Alur-alur pada kulit buah agak dalam Proses fermentasi lebih lama Kulit buah berwarna hijau terutama yang berasal dari amazona dan merah yang

berasal dari daerah lain Contoh kakao tipe forastero adalah : I CS , Sca, GC.

Page 2: SISTEMATIKA TANAMAN KAKAO

C. KLON KAKAOa. KLON ANJURAN KAKAO MULIA

Skala besar : Klon DR 1, DR 2, DR 38, DRC 16Skala kecil : Klon DRC 13, DRC 15Skala percobaan : Klon ICS 1

Yang dimaksud skala besar adalah varietas dan klon anjuran yang dapat ditanam secara luas

Skala kecil adalah varietas atau klon atau klon kakao anjuran yang adapt ditanam sampai seluas 25 ha setiap kebun

Skala percobaan adalah varietas atau klon kakao anjuran yang dapat ditanam sampai dengan keluasan 5 ha setiap kebun

Keunggulan kakao mulia ini adalah produksi pada tahun kelima dapat mencapai 1,0 – 2,0 ton biji kering/ha/tahun, pada jarak tanam 3 x 3 m atau 4 x 2 dengan opulasi 1100 sampai dengan 1250 tanaman/ha.

Toleran terdahadap penyakit busuk buah ( Phytophthora palmivora ) khususnya DRC 16.

Beradaptasi luas terhadap ketinggian tempat dan dapat dibudidayakan dari 0 – 650 m dari permukaan laut.

b. KLON ANJURAN KAKAO LINDAKSkala besar : varietas hibrida F 1 keturunan dari

ICS 1 x Sca 6/Sca 12 ICS 60 x Sca 6/ Sca 12 GC 7 x Sca 6/Sca 12 DR 1 x Sca 6/Sca 12

Skala kecil : Klon GC 7, ICS 13 dan ICS 60Skala percobaan : Klon TSH 858, TSH 908, Pa 300, NW 6161, SD 6225.Keunggulan :

Produksi pada tahun kelima dapat mencapai 1,5 – 3,0 ton/ha/tahun biji kering , ditanam pada jarak 3 x 3 m atau 4 x 2 m atau populasinya 1100 atau 1250 tanaman/ha.

Toleran terhadap penyakit busuk buah ( Phytophthora palmivora ), penyakit antraknose ( Colletotrichum ), dan VSD ( Oncobasidium theobromae )

Beradaptasi cukup luas terhadap ketinggian tempat dan dapat dibudidayakan dari 0 – 650 m dari permukaan laut.

Sumber :

Susanto. 2009. Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil. Kanisius, Yogyakarta.

Page 3: SISTEMATIKA TANAMAN KAKAO

Diriskes yak !!!!

Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Perkebunan, Ditjenbun sedang menyusun kakao berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Cocoa/ISCocoa) yang akan menjadi panduan pengembangan kakao berkelanjutan di Indonesia. Tujuan Indonesian Sustainable Cocoa antara lain adalah : meningkatkan kepedulian terhadap pentingnya memproduksi kakao berkelanjutan, meningkatkan tingkat kompetisi kakao Indonesia di pasar dunia dan mendukung komitmen Indonesia dalam pelestarian saumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup.

Draft dokumen Standar Perkebunan Kakao Berkelanjutan Indonesia (ISCocoa) Perkebunan rakyat terdiri atas prinsip dan Kriteria ISCocoa yaitu;

legalitas lahan dan pengelolaan kebun kakao yang tergabung dalam kelompok tani Lokasi kebun Sengketa lahan Organisasi Kelambagaan petani/kelompok tani Pembukaan lahan Perlindungan terhadap sumber air Bahan tanam Penanaman dan pemeliharaan pohon perlindungan Penanaman kakao Pemeliharaan Tanaman Pemupukan Pemangkasan pohon Pengendalian Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) Sanitasi kebun Panen pascapanen   Penetapan harga biji kakao kering Pengelolaan dan Pemantauan lingkungan

Masing-masing aspek di atas berisi persyaratan (indikator) dan angka kontrol dan harus memeriksa angkakontrol tersebut. Angka kontrolperlu diperiksa pada tingkat pemegang sertifikat atau produsen.

Prinsip dan kriteria ISCocoa diselaraskan dengan tipe sertifikasi yang disepakati yaitu dilakukan secara bertahap sampai 4 (empat) tahun, menggunakan pendekatan berbasis pengendalian resiko dan perbaikan secara terus menerus. Perubahan-perubahan secara bertahap akan dilakukan oleh pelaku usaha peserta program sertifikasi ISCocoa diharapkan memberikan dampak positif dari praktek kakao berkelanjutan.

Sumber : http://ditjenbun.deptan.go.id/pascapanen/berita-169-menyusun-standar-perkebunan-kakao-berkelanjutan.html diakses tanggal 20 November 2013.

Page 4: SISTEMATIKA TANAMAN KAKAO