hama dan penyakit pada tanaman kakao

29
LAPORAN PRAKTIKUM KLINIK TANAMAN “Hama dan Penyakit pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Oleh: Monita Puspitasari (0810211020) Aswin Fajri (0810212108) PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 1

Upload: aswin-fajri

Post on 01-Jul-2015

5.222 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

LAPORAN PRAKTIKUM KLINIK TANAMAN“Hama dan Penyakit pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.)

Oleh:Monita Puspitasari (0810211020)

Aswin Fajri (0810212108)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS ANDALAS

PADANG2011

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 1

Page 2: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

Laporan Hasil Pengamatan Lapangan

Praktikum lapangan ini diadakan pada tanggal 2 April pada pukul 10.00 WIB Di

daerah Jorong Bukit Tamasu, Kanagarian Balimbiang, Kecamatan Rambatan, Kabupaten

Tanah Datar, Propinsi Sumatera Barat.

Berikut ini adalah hama dan penyakit yang ditemui di tempat daerah tersebut :

A. Hama yang menyerang tanaman kakao

1. Penggerek Buah Kakao (PBK atau Pod Borer)

Gambar 1 (larva dan imago):

Ordo : Lepidoptera

Famili : Gracillariidae

Genus : Conopomorpha

Spesies : Conopomorpha cramerella Snell  

Bioekologi :

Serangga dewasa hama PBK berupa ngengat (moth) yang berukuran kecil

(panjangnya saat beristirahat sekitar 7 mm). Ngengat memiliki warna dasar cokelat dengan

warna putih berpola zig-zag di sepanjang sayap depan, serta berakhir pada spot berwarna

kuning oranye berpola batik di ujung sayap. Ukuran antena lebih panjang daripada  sayap da

tubuh ngengat, serta mengarah kebelakang. Ngengat aktif terbang, kawin dan meletakkan

telur pada malam hari,yaitu sejak pukul 18.00 – 07.00 keesokan harinya. Pada siang hari,

ngengat bersembunyi di tempat yang terlindung dari sinar matahari, yaitu di bagian bawah

cabang horisontal dengan diameter 0-5 cm dan lebih dari 20 cm.

Ngengat PBK tidak mampu terbang jauh dengan arah terbang yang tidak menentu.

Seekor serangga jantan hanya mampu terbang 153 m dilapangan terbuka, tetapi jika

dilakukan penangkapan menggunakan feromonsek, ngengat jantan mampu terbang 800 m.

Ngengat betina meletakkan telur hanya dipermukaan kakao. Buah adalah yang memiliki alur

dalam pada permukaannya dan panjang buah lebih dari 8 cm. Lama hidup ngengat betina 5 –

8 hari dan mampu menghasilkan telur sebanyak 100-200 butir.

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 2

Page 3: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

Telur berbentuk oval dengan panjang 0,45-0,50 mm dan lebar 0,25-0,30 mm pipih da

berwarna oranye saat baru panjangnya lebih dari 10 cm. Lama stadium telur 2- 7 hari.

Larva yang baru menetas dari telur berwarna putih transparan dengan panjang sekitar

1 mm. Larva langsung menggerek ke dalam buah dan makan permukaan dalam kulit buah,

daging buah, dan saluran makanan ke biji (plasenta). Pada pertumbuhan penuh panjangnya 12

mm dan berwarna (pupa), larva membuat lubang keluar dari kulit buah dengan diameter

1mm. Segera setelah berada di luar buah, larva tersebut akan merayap di permukaan buah

atau menjatuhkan diri dengan pertolongan benang sutera untuk mencari temapat

berkepompong. Sebelum menjadi kepompong larva terlebih dahulu memintal benang sutera

untuk membuat rumah kepompong (kokon).

Selain melekat di permukaan buah, kepompong juga terdapat di daun hijau, dau

kering, batang, cabang, ranting, gulam karung, keranjang, kotak tempat bauah segar, bahakan

dikendaraan yang digunakan untuk mengankut hasil panen atau bahan apa saja yang dapat

digunakan oleh ulat tersebut. Kokon berbentuk ioval, berwarna kuning kotor, serta panjang

13-18 mm  dan lebar 6 – 7 mm. Kepompong berwarna cokelat dengan panjang 6-7 mm dan

lebar 1,0 – 1,5 mm. Lama stadium kepompong 5-8 hari. Perkembangan dari telur sampai

menjadi dewasa memerlukan waktu 27 – 34 hari.

Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :

Penggerek buah kakao (PBK) umumnya menyerang buah kakao yang masih muda

dengan panjang sekitar 8 cm. Stadium yang menimbulkan kerusakan adalah stadium larva.

Larva PBK memakan daging buah dan saluran makanan yang menuju biji, tetapi tidak

menyerang biji. Gejala serangan baru tampak dari luar saat buah ,masak berupa kulit buah

berwarna pudar dan timbul belang berwarna kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat

lubang gerekan bekas keluar larva serta jika dikocok tidak berbunyi , jika dibelah, daging

buahnya akan tampak berwarna hitam, biji-biji melekat satu sama lain dengan wana hitam,

keriput, dan ringan. Akibat serangan hama ini kerugian yang ditimbulkannya bisa mencapai

80% biji kakao kering.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1.   Daerah Bebas PBK

Daerah yang masih bebas dari serangan PBK disarankan melakukan pencegahan

dengan melaksanakan karantina dan monitoring PBK. Sebagai strategi penanggulangan hama

PBK secara nasional, pelaksanaan karantina sebaiknya memenuhi standar peraturan domestik

dan internasional.  Tindakan karantina tersebut antara lain tidak memasukkan bahan tanaman

kakao dari daerah terserang, membatasi lalu lintas manusia dan kendaraan dari dan daerah

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 3

Page 4: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

terserang PBK, tidak mengizinkan masuknya kendaraan atau bahan-bahan yang dapat

dihinggapi oeh PBK dari daerah terserang PBk, serta memeriksa ada tidaknya PBK di

kendaraan atau manusia yang memasuki kebun.

Sementara itu, dalam penerapan konsep pengendalian hama terpadu dengan

monitoring, terdapat tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan yaitu pengamatan,

pengambilan keputusan, dan pelaksanaan pengendalian. Kegiatan tersebut merupakan satu

kesatuan yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan.

Teknik pengamatan PBK dilakukan saat panen di tempat pengumpulan hasil (TPH).

Setiap TPH diambil 100 buah contoh untuk diamati serangan PBK-nya, pengamatan

dilakukan dengan cara membelah buah kakao dan menghitung jumlah buah yang

menunjukkan gejala serangan PBK. Terdapat tiga katagri serangan yaitu : serangan rigan

(jika kurang dari 10% biji tidak dapat dikeluarkan dari kulit buah), serangan sedang (jika 10-

50 % biji tidak dapat dikeluarkan dari kulit buah), dan serangan berat (jika lebih dar 50% biji

tidak dapat dikeluarkan dari kulit buah).

Di samping itu, perlu juga dilakukan pngaturan sanitasi disekitar TPH dengan cara

membuat lubang sanitasi di dekat TP, memesukkan kulit buah, plasenta buah bususk, dan

semua sisa panen ke dalam lubang pada hari itu, lalu menutupnya dengan tanah setebal 20

cm. Tiga bulan kemudian, kompos dapat diangkat untuk digunakan sebagai pupuk dan

lubangnya digunakan lagi.

2.    Daerah Serangan PBK

-       Pemangkasan Bentuk

Pemangkasan bentuk bertujuan membatasi tajuk tanaman kakao tidak lebih dari 4 m.

Hal ini  benrtujuan untuk memudahkan pemanenan dan penyemprotan insektisida.

Seharusnya penagturan tinggi tajuk ini dilakukan sejak awal pertumbuhan kakao.

Pembatasan dilakukan dengan memotong semua cabang yang arahnya ke atas di luar

batas 3-4 m. Pada tanaman dewasa yang sebelumnya jenis pangkasan ini tidak dilaksanakan,

dengan terpaksa cabang-cabang yang diameternya besar harus dipotong. Alat potong adalah

gergaji yang tajam dan luka potongan ditutup dengan ter (asal cair) atau obat penutup luka

lain. Perlu diperhatikan, jorket menghindari lapuk dan pecahnya bagian ini. Karenanya,

cabang-cabang kecil yang menutup jorket tersebut perlu dipertahankan. Pemangkaasan berat

ini dilakukan setahun dua kali, yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.

Pemangkasan pemeliharaan dilakukan lebih sering misanya dua bulan sekali.

-       Metode Panen Sering

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 4

Page 5: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

Panen sering saat buah masak awal yang diikuti sanitasi dapat menekan populasi

PBK. Rotasi panen dianjurkan satu minggu dan diajurkan agar buah segera dipecah pada hari

itu juga untuk mencegah keluarnya ulat dari buah untuk berkepompong. Kulit buah, buah

busuk, plasenta dan sisa-sisa panen segera ditanam dan ditimbun dengan tanah setebal 20 cm

untuk membunuh ulat yang terdapat didalam kulit buah dan plasenta.

-       Pegendalian Hayati

Pengendalian hayati pBK dapat dilakukan dengan memanfaatkan jamur

entomopatogen ( Beauveria basiana dan Phaecilomyces fumosoroseus) dan semut hitam

(Dolichodeus thoracicus). Pemanfaatan semut hitam ini sudah banyak dilakukan untuk

pengendalian Helopeltis spp. Populasi semut hitam yang berlimpah di perkebunan kakao

dapat menurunkan persentase serangan PBK di malaysia dan Indonesia. Peningkatan populasi

semut hitam dapat dilakukan dengan cara menyediakan sarang yang terbuat dari lipatan daun

kelapa atau daun kakao.

Penyemprotan jamur Beauveria bassiana isolat Bby 725 padabuah kakao muda dan

cabang horiontal mampu melindungibuah tersebut dari serangan PBK hingga 54-60,5 %

(juniantoda Sulityowati, 2000). Dosis yang digunakan 50-100 gram spora/ha menggunakan

knapsack sprayer dengan volume semprot 250 ml/ph atau 250 l/ha.

-       Sanitasi

Sanitasi bisa dilakukan seperti yang dilakukan di daerah bebas PBK.

-       Penyemprotan Insektisida

Jenis insektisida yang dianjurkan adalah dari golongan sintetik piretroid, sperti

deltametrin (Decis 2,5 EC, Decis Tablet), Fipronil (Regent EC), sihalotrin (Matador 25 EC)

dan Esfenvalerat (Sumialpha 25 EC) d3engan konsentrasi formulasi 0,06-0,12 % atau sesuai

dengan anjuran. Alat semprot yang digunakan adalah knapsack sprayer dengan volume

semprot 250 ml/pohon atau 250 l per hektar. Jika pohon sudah terlalu tinggi, tangkai

penyemprot dimodifikasi dengan PVC yang panjangnya 2 m.

-       Penyarungan Buah

Selain telah diuraikan, masih ada cara penangggulangan yang bertujuan untuk

menyelamatkan sebagian buah dari serangan PBK. Cara tersebut adalah penyarungan buah

dengan kantong plastik dengan metode sebagai berikut :

a.    Panjang buah yang disarungi 8-10 cm.

b.    Kantong plastik yang digunakan berukuran 30 x 15 cm dengan ketebalan 0,02 mm dan

kedua ujungnya terbuka.

c.    Cara menyarungi adalah dengan mengikat bagian atas plastik ke tangkai buah.

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 5

Page 6: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

d.    Buah dibiarkan terselubung hingga saat panen.

2. Kepik Penghisap Buah

Gambar 2 (imago):

Ordo : Hemiptera

Famili : Miridae

Genus : Helopeltis

Spesies : Helopeltis sp.

Bioekologi :

Tiga faktor kehidupan yang menentukan serangan Helopeltis sp. yaitu cahaya

matahari, kelembaban, dan arus angin di bawah tajuk. Helopeltis sp menyenangi lingkungan

lembab, tetapi hama ini tidak tahan angin yang kuat. Cahaya matahari langsung selalu

dihindarinya dan serangan hama ini menyenangi tempat-tempat terlindung pada areal kakao.

Pada fase nimfa ukurannya 8 mm, berwarna kuning. Bila telah dewasa berwarna

kuning kecoklatan. Panjang telur 1,2 mm dan lebar 0,7 mm, berwarna putih dan berbentuk

lonjong seperti pisang. Telur diletakkan pada tangkai daun, ranting, amupun pangkal buah.

Lama hidup sejak telur sam pai dewasa adalah 3-5 minggu. Fase larva berlangsung selama

11-22 hari, pada ketinggian tempat 250 mm dpl. Helopeltis sp mampu bertelur pada

temperature 24-27,5oC dengan kelembaban 75% sebanyak 40-250 butir di bulan-bulan kering

dan 50-300 butir di bulan-bulan basah.

Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 6

Page 7: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

Serangga muda (nimfa) dan imago Helopeltis dapat menimbulkan kerusakan terhadap

tanaman kakao dengan cara menusukkan alat mulutnya (stylet) kedalam jaringan tanaman

untuk mengisap cairan sel-sel di dalamnya. Bersamaan dengan tusukan stylet itu, Helopeltis

akan mengeluarkan cairan yang bersifat racun dari dalam mulutnya yang dapat mematikan

disekitar tusukan. Akibatnya, timbul bercak-bercak cekung berwana cokelat kehitaman

dengan ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) dan letaknya cenderung di ujung buah.

Serangan pada buah muda dapat menyebabkan buah kering dan mati. Bercak pada

buah yang terserang berat akan menyatuk, sehingga jika buah dapat berkembang terus,

permukaan kulit buah menjadi retak dan terjadi perubahan bentuk (malformasi) yang dapat

menghambat perkembangan biji di dalam buah.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Pemanfaatan musuh alami berupa semut hitam.

b. Pemanfaatan ekstrak limbah tembakau.

c. Dengan memanfaatkan musuh alami dari kepik penghisap buah kakao ini.

3. Penggerek Batang atau Cabang (Red Branch Borer)

Gambar 3 (larva) dan 4 (imago):

Ordo : Lepidoptera

Famili : Cossidae

Genus : Zeuzera

Spesies : Zeuzera coffeae

Bioekologi :

Kupu-kupu berukuran panjang 4 cm dan lebar 2,5 cm dengan warna dominan merah.

Telur diletakkan pada celah kulit kayu. Telur berwarna kuning ungu dan bila hendak menetas

berubah warna menjadi kuning kehitaman. Penyebarannya dibantu oleh parasut yang dibuat

sendiri. Siklus hidupnya 4-5 minggu.

Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :

Serangannya terutama pada cabang-cabang muda yang lembek, misalnya di sudut

tangkai daun. Ulat hama ini akan melubangi kulit kayu kemudian ulat masuk ke dalamnya

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 7

Page 8: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

dan merusak xylem dan floem. Ulat di dalam kayu mampu menggerek sampai sepanjang 9-30

cm dan mengeluarkan sisa gerekan berupa serbuk kayu bercampur lender. Cabang yang

diserang mengalami kekeringan dan lentiselnya akan membesar sehingga akhirnya kulit

kayunya retak dan pecah.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Memotong cabang terserang sepanjang 30 cm dari lubang tempat masuknya. Cabang

dikumpul lalu dibakar.

b. Dengan mengintroduksi musuh alami dari hama ini, misalnya dengan menggunakan

cendawan Beauveria bassiana, atau agen hayati lain.

4. Ulat Api

Gambar 5 (larva) :

Ordo : Lepidoptera

Famili : Limacodidae

Genus : Darna

Spesies : Darna trima

Bioekologi :

Pada waktu menetas, larva berwarna abu-abu dengan dua bercak berwarna

jingga di kepala yang kemudian akan berubah warna menjadi kuning dengan garis berwarna

coklat. Telur diletakkan di permukaan bawah daun, berwarna transparan, jumlahnya

mencapai 40-90 butir. Bila telur telah menetas maka ulat akan tetap tinggal di daun sampai

daun rontok. Pada fase kepompong ulat turun ke tanah dan tinggal di bawah serasah, pada

tempat-tempat lembab. Kupu-kupunya berukuran kecil dan dapat terbang dengan gesit. Sejak

telur sampai dewasa waktunya mencapai 58-67 hari.

Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :

Serangannya mengakibatkan rontoknya daun kakao. Pada awal serangan daging daun

dimakan sehingga warna daun menjadi kuning. Sambil memakan daun, ulat api

mengeluarkan cairan. Serangannya tidak hanya pada beberapa helai daun, tetapi juga meliputi

seluruh daun kakao.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Meningkatkan sanitasi di bawah pohon kakao.

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 8

Page 9: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

b. Pengendalian dengan cara hayati merupakan cara yang amat penting, dan akan berjalan

sendiri jika musuh alami tersedia dan dilestarikan. Jika menggunakan lamtoro sebagai

tanaman pelindung, lakukan pemangkasan ranting-ranting lamtoro pada waktu ulat masih

kecil, kemudian dimusnahkan.

5. Ulat Jengkal/Ulat Kilan

Gambar 6 (larva) dan 7 (imago) :

Ordo : Lepidoptera

Famili : Geomitridae

Genus : Hyposidra

Spesies : Hyposidra talaca

Bioekologi :

Daur hidup ualt kilan sangat bergantung pada makanan dan iklim setempat. Daur

hidupnya 2,5-3,5 bulan. Betinanya dapat meletakkan telur sampai 320 butir dan meletakkan

telur berkelompok pada daun, lekukan buah kakao yang mongering. Lama Stadium telur 5-6

hari. Menjelang menetas telur mengalami perubahan warna dari hijau kebiruan menjadi

kehitaman. Ulat-ulat kecil yang telah menetas dari telur akan bergerombol dan angin akan

membantu penyebarannya. Lama stadium larva 12-18 hari. lalu membentuk pupa yang

berwarna coklat mengkilat dan berada di dalam tanah sedalam 2-5 cm, lama stadium pupa 1-

8 hari. Perkembangan telur sampai menjadi dewasa memerlukan waktu sekitar 24- 32 hari.

Larva mempunyai dua atau tiga pasang proleg pada ujung posterior tubuh. Panjang larva 35 -

40 mm dengan diameter 3-4 mm. Larva berjalan dengan meletakkan ujung posterior tubuh

dekat tungkai-tungkai toraks dan kemudian menggerakkan ujung anterior tubuh, melangkah

maju dalam satu cara seperti menukik. Larva ini bisa turun ke daun kakao dengan bantuan

benang-benang halus pada waktu siang hari. Apabila diganggu, larva berdiri hampir tegak di

atas tungkai-tungkai posterior dan tetap tidak bergerak, menyerupai cabang-cabang yang

kecil.

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 9

Page 10: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :

Larva mulai menyerang sejak mulai menetas, terutama pada daun yang muda. Daun-

daun nampak berlubang-lubang dan pada serangan yang berat tanaman menjadi gundul. Hal

ini dapat mengganggu proses fotosintesa sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Bila

daun-daun muda telah habis maka hama ini akan meningkatkan serangannya ke daun-daun

tua. Dengan demikian bila hama ini menyerang tanaman bibit maka tanaman tersebut akan

menjadi gundul (tak berdaun) sama sekali.

Pengendalian hama

Pengendalian dilakukan dengan sanitasi kebun, mekanis (ulat dan kepompong

dimusnahkan), dan menggunakan pestisida nabati (jika memang diperlukan). Pengendalian

dengan cara hayati merupakan cara yang amat penting, dan akan berjalan sendiri jika musuh

alami tersedia dan dilestarikan (lihat halaman 30-57). Jika menggunakan lamtoro sebagai

tanaman pelindung, lakukan pemangkasan ranting ranting lamtoro pada waktu ulat masih

kecil, kemudian dimusnahkan.

6. Apogonia sp.

Gambar 8 (imago) :

Ordo : Coleoptera

Famili : Scarabaeidae

Genus : Apogonia

Spesies : Apogonia sp.

Bioekologi :

Telur Apogonia sp. berbentuk lonjong dengan ukuran 1-1,3 mm menjelang menetas.

Betina Apogonia sp. mampu menghasilkan telur sebanyak 40 butir, yang diletakkan di bawah

serasah atau permukaan tanah sedalam 2,5-5 cm. Pupa Apogonia sp. panjangnya 15 mm.

Periode larva 67-77 hari. Serangga dewasa menyerang tanaman kakao muda dengan naik ke

bagian daun pada malam hari. Larvanya dapat merusak akar.

Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 10

Page 11: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

Serangannya berlangsung pada malam hari. Apogonia sp. merusak daun kakao muda

sehingga kelangsungan fotosintesis terhambat. Apogonia sp. menggerek mulai dari bagian

pinggir daun. Tingkat serangan Apogonia sp. tampaknya berhubungan dengan kerapatan

pohon pelindung. Pada areal yang penanaman pohon pelindungnya sangat intensif, tingkat

serangan Apogonia sp. tinggi. Tingkat serangan juga dipengaruhi oleh keadaan gulma di areal

pertanaman kakao.

Pengendalian dilakukan dengan cara mekanis dan sanitasi kebun.

7. Tikus (Rat)

Gambar 9 :

Ordo : Rodintia

Famili : Muridae

Genus : Rattus

Spesies : Rattus argentiventer Rob. & Kloss

Bioekologi :

Tikus berumur 1,5 bulan dapat berkembang biak dan menghasilkan anak 8-12 ekor

dengan masa kehamilan 21 hari. Setelah 3 minggu, anak tikus memisahkan diri dari

induknya dan mencari makanan sendiri.Seekor tikus dapat melahirkan 4 kali setahun.

Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :

Buah kakao yang terserang akan berlubang dan akan rusak atau busuk karena

kemasukan air hujan dan serangan bakteri atau jamur.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu untuk mengurangi jumlah hama ini.

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 11

Page 12: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

Penyakit yang menyerang tanaman kakao

1. Penyakit Busuk Buah (Phytophthora palmivora)

Gambar 11 :

Ordo : Pythiales

Famili : Pythiaceae

Genus : Phytophthora

Spesies : Phytophthora palmivora  

Bioekologi :

Jamur ini mengadakan infeksi pada buah dapat bersumber dari tanah, batang yang

sakit kanker batang, buah yang sakit, dan tumbuhan inang lainnya. P. palmivora terutama

dapat bertahan dalam tanah. Dari sini jamur dapat terbawa oleh percikan-percikan air hujan

ke buah-buah yang dekat tanah. Setelah mengadakan infeksi, dalam beberapa hari jamur pada

buah bisa sudah dapat menghasilkan banyak sporangium. Sporangium ini dapat terbawa oleh

percikan air, atau oleh angin, dan mencapai buah-buah yang lebih tinggi. Jamur yang berada

dalam tanah dapat juga terangkut oleh serangga-serangga, seperti semut, sehingga mencapai

buah-buah yang tinggi. Dari buah yang tinggi sporangium dapat terbawa oleh air ke buah-

buah di bawahnya. Dari buah yang sakit jamur dapat berkembang melalui tangkai dan

menyerang bantalan buah dan dapat berkembang terus sehingga menyebabkan terjadinya

penyakit kanker batang. Dari sini kelak jamur dapat kembali menyerang buah. Berat

ringannya penyakit busuk buah ditentukan oleh banyak faktor, antara lain kelembapan udara,

curah hujan, cara bercocok tanam, banyaknya buah pada pohon, dan jenis tanaman.

Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :

Buah kakao yang terserang berbercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari ujung

atau pangkal buah dengan cepat menyebar ke seluruh buah. Buah menjadi busuk dalam

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 12

Page 13: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

waktu 14-22 hari. Pada permukaan buah yang sakit tadi timbul lapisan yang berwarna putih

bertepung. Jamur juga masuk ke dalam buah dan menyebabkan busuknya biji-biji. Tetapi

kalau penyakit timbul pada buah yang hampir masak, biji-biji masih bisa dipungut dan

dimanfaatkan.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Mengurangi kelembapan kebun, misalnya dengan memperbaiki drainase, memangkas

tanaman kakao dan pohon pelindung dengan teratur, dan mengendalikan gulma.

b. Mempertahankan serasah sebagai mulsa di sekitar pangkal batang.

c. Memanen buah yang masak secara teratur sambil membersihkan buah-buah yang sakit.

Buah yang sakit beserta dengan kulit buah (cangkang) dipendam cukup dalam sehingga

paling sedikit tertutup tanah setebal 10 cm.

d. Buah diselubungi dengan plastic untuk mengendalikan busuk buah dan penggerek buah

kakao.

e. Selama musim penghujan buah-buah disemprot dengan fungisida.

2. Kanker Batang

Gambar :

Ordo : Pythiales

Famili : Pythiaceae

Genus : Phytophthora

Spesies : Phytophthora palmivora  

Bioekologi :

Jamur ini mengadakan infeksi pada buah dapat bersumber dari tanah, batang yang

sakit kanker batang, buah yang sakit, dan tumbuhan inang lainnya. P. palmivora terutama

dapat bertahan dalam tanah. Dari sini jamur dapat terbawa oleh percikan-percikan air hujan

ke buah-buah yang dekat tanah. Setelah mengadakan infeksi, dalam beberapa hari jamur pada

buah bisa sudah dapat menghasilkan banyak sporangium. Sporangium ini dapat terbawa oleh

percikan air, atau oleh angin, dan mencapai buah-buah yang lebih tinggi. Jamur yang berada

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 13

Page 14: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

dalam tanah dapat juga terangkut oleh serangga-serangga, seperti semut, sehingga mencapai

buah-buah yang tinggi. Dari buah yang tinggi sporangium dapat terbawa oleh air ke buah-

buah di bawahnya. Dari buah yang sakit jamur dapat berkembang melalui tangkai dan

menyerang bantalan buah dan dapat berkembang terus sehingga menyebabkan terjadinya

penyakit kanker batang. Jika buah yang terserang P. palmivora tidak segera dipetik, jamur

akan berkembang melalui tangkai buah dan menginfeksi kulit batang atau cabang. Dari sini

kelak jamur dapat kembali menyerang buah. Jamur tidak dapat menginfeksi batang yang

sehat, kecuali kalau terdapat luka-luka, misalnya luka karena serangga.

Faktor-faktor yang membantu pada busuk buah akan membantu kanker batang.

Namun kalau usaha pemetikan buah sakit dilakukan dengan teliti, kanker batang hanya akan

sedikit menimbulkan kerugian. Pada pohon yang sehat biasanya hanya terjadi kanker-kanker

kecil. Gangguan yang berat biasanya menunjukkan adanya faktor lingkungan yang kurang

baik atau tindakan agronomi yang kurang tepat.

Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :

Yang dimaksud dengan kanker dalam ilmu penyakit tumbuhan adalah luka yang

berbatas jelas pada kulit, dikelilingi oleh jaringan kalus, yang seringkali terbuka sehingga

kayu tampak dari luar.

Pada penyakit kanker batang kakao pada batang atau cabang yang besar terdapat

tempat yang warnanya lebih gelap dan agak mengendap. Pada tanaman yang sangat rentan

tempat ini sering mengeluarkan cairan kemerahan, yang setelah mongering tampak seperti

lapisan karat pada permukaan kulit. Gejala ini sukar terlihat karena tertutup oleh lapisan luar

kulit, lebih-lebih kalau permukaan batang tertutup oleh lumut atau lumut kerak. Kalau lapisan

kulit luar dikorek, tampak bahwa lapisan kulit bagian dalam berwarna merah kecoklatan.

Bercak ini dapat meluas dengan cepat sehingga banyak kulit produktif yang rusak.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Buah-buah yang bergejala busuk buah harus segera dipetik dan dipendam karena busuk

buah berkaitan dengan timbulnya kanker batang.

b. Perlu diusahakan agar infeksi pada kulit dapat segera diketahui. Pada bagian yang sakit

kulit luar (kerak) dikorek, sehingga kulit dalam terlihat.

c. Pemeliharaan kebun yang dilakukan sebaik-baiknya akan meningkatkan ketahanan

pohon-pohon. Lebih-lebih kalau usaha ini disertai dengan pembersihan buah-buah sakit

dengan daur yang pendek, misalnya seminggu sekali.

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 14

Page 15: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

3. Vascular Streak Dieback (VSD)

Gambar :

Ordo : Uredinales

Kelas : Basidiomycetes

Genus : Oncobasidium

Spesies : Oncobasidium theobromae

Bioekologi :

O. theobromae adalah jamur yang sangat unik, merupakan satu-satunya jenis

Basidiomycotina yang menginfeksi xylem, dipencarkan oleh angin, menginfeksi daun.

Sifatnya mendekati sifat jamur yang biotrofik. O. theobromae membentuk Basidiospora yang

hanya pada waktu malam, dan disebarkan oleh angin. Dengan cara ini jamur tidak dapat

tersebar jauh, karena kelembapan tinggi pada umumnya hanya terjadi bila udara tenang.

Untuk pembentukan Basidiospora tubuh buah jamur harus basah diwaktu malam. Adanya

hujan malam yang diikuti dengan embun akan membantu penyebaran penyakit.

Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :

Satu atau dua daun pada flush kedua atau ketiga di belakang titik tumbuh menguning

secara khas. Pada daun ini terjadi bercak-bercak hijau kecil yang berbatas tegas, yang

tersebar pada latar belakang kuning. Daun yang sakit akan gugur beberapa hari setelah

menguning. Pada ranting yang bersangkutan terjadi gejala ompong, satu atau dua daun gugur,

sedangkan beberapa daun di sebelah bawah dan atasnya masih lengkap. Jika lapisan

permukaan dari bekas tangkai daun yang sudah gugur disayat, terlihat adanya tiga noktah

yang berwarna coklat kehitaman. Lalu adanya garis-garis berwarna coklat pada berkas

pembuluh (vascular streak) yang terlihat pada penampang membujur cabang dan ranting-

ranting mati dari ujungnya (dieback).

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 15

Page 16: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

a. Penanaman kultivar yang tahan terhadap penyakit ini.

b. Melakukan pemangkasan untuk menghilangkan ranting atau cabang yang sakit yang

mengandung jamur (sanitasi) dan untuk mengurangi kelembapan kebun.

c. Pembibitan dibuat jauh dari kebun yang berpenyakit agar pembibitan menghasilkan bibit

yang sehat.

4. Jamur Upas

Gambar :

Ordo : Stereales

Famili : Corticiaceae

Genus : Corticium

Spesies : Corticium salmonicolor

Bioekologi :

Jamur upas dipencarkan oleh Basidiospora yang terbawa oleh angin. Basidiospora

tidak dapat terangkut jauh dengan tetap hidup karena mempunyai dinding tipis dan hanya

terbentuk bila udara lembap (udara yang lembap hanya terjadi kalau udara tenang). Adanya

infeksi jamur upas pada satu pohon berarti bahwa sumber infeksi berada di sekitarnya. Selain

dari cabang kakao yang sakit, infeksi bisa terjadi dari bermacam-macam tanaman inang

seperti karet, kopi, pala, lada, jeruk, melinjo, nangka, jati, dan damar. Penyakit dibantu oleh

kelembapan udara yang tinggi, sehingga terdapat dalam kebun yang gelap, dan pada musim

hujan.

Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :

Infeksi jamur ini pertama kali terjadi pada sisi bagian bawah cabang ataupun ranting.

Apabila menyerang ranting dan cabang kecil umumnya tidak menimbulkan kerugian yang

berarti, karena dengan memotong ranting/cabang kecil yang terserang cukup untuk

mengendalikan jamur ini dan tumbuhnya bunga pada ranting dan cabang kecil tidak kita

harapkan.

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 16

Page 17: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

Serangan dimulai dengan adanya benang-benang jamur tipis seperti sutera, berbentuk

sarang laba-laba. Pada fase ini jamur belum masuk ke dalam jaringan kulit. Pada bagian

ujung dari cabang yang sakit, tampak daun-daun layu dan banyak yang tetap melekat pada

cabang, meskipun sudah kering.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mekanis, yaitu memotong cabang/ranting

sakit sampai 15 cm pada bagian yang masih sehat; membersihkan /mengeruk benang-benang

jamur pada gejala awal dari cabang yang sakit, kemudian diolesi dengan fungisida. Cara

kedua adalah dengan kultur teknis, yaitu pemangkasan pohon pelindung untuk mengurangi

kelembaban kebun sehingga sinar matahari dapat masuk ke areal pertanaman kakao.

5. Penyakit Antraknose

Gambar :

Ordo : Melanconiales

Famili : Melanconiacea

Genus : Colletotrichum

Spesies : Colletotrichum gloeosporioides

Bioekologi :

Penyakit ini tersebar melalui spora yang terbawa angin ataupun percikan air hujan.

Penyakit cepat berkembang terutama pada musim hjan dengan cuaca panas dan

kelembaban tinggi.

Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :

Pada daun muda nampak bintik-bintik coklat tidak beraturan dan dapat menyebabkan

gugur daun. Ranting gundul berbentuk seperti sapu dan mati. Pada buah muda nampak

bintik-bintik coklat yang berkembang menjadi bercak coklat berlekuk (antraknose). Buah

muda yang terserang menjadi layu, kering, dan mengeriput. Serangan pada buah tua akan

menyebabkan gejala busuk kering pada ujungnya.

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 17

Page 18: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

Pengendalian penyakit dilakukan dengan memangkas cabang & ranting yang

terinfeksi, mengambil buah-buah yang sakit dikumpulkan dan ditanam atau dibakar.

Melakukan pemupukan (N,P,K) satu setengah kali dosis anjuran. Pengaturan naungan

sehingga tajuk pohon kakao tidak terkena sinar matahari langsung dan perbaikan drainase

tanah untuk menghindari genangan air di dalam kebun.

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 18

Page 19: Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kakao

Referensi

Anonim. (1998). Pengenalan dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kakao.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Jember. No. Seri:01.004.98. 28 hal.

Borror, D.J., C.A. Triplehorn dan N.F. Johnson (1989). An Introduction to the Study

of Insects. Sixth Edition. Harcourt Brace College Publishers, Fort Worth, TX, USA.

Nuraini, Siti, Sri Widyaningsih, Riyatno, A. Sipayung dan H. Suhartawan (1996).

Pedoman Pengembangbiakan Burung Hantu, Tyto alba, Sebagai Predator Tikus di Areal

TanamanPerkebunan. Dokumen A.H.T.2, Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal

Perkebunan,Jakarta, Indonesia.

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 19