sistem visual
DESCRIPTION
mataTRANSCRIPT
SISTEM VISUAL
MATA KULIAH : BIOPSIKOLOGI
KELOMPOK 4 :
LEONART MARULI
RIDWAN PANJI LAKSONO
PUTRI SEPTIANI
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................3
BAB II (SISTEM KERJA MATA)............................................................................................4
Pupil & Lensa Mata....................................................................................................................4
Retina & perubahan cahaya menjadi sinyal neural................................................................5-7
Reseptor Rod & Cone.................................................................................................................7-8
Gerakan Mata & Transduksi Visual.........................................................................................8
Dari Retina ke Korteks Visual Primer......................................................................................9
Saluran M&P, Melihat Batas & Ilusi Visual............................................................................11
Melihat Warna............................................................................................................................12
Kerusakan Korteks Visual Primer............................................................................................13
Arus Dorsal & Ventral...............................................................................................................14-15
BAB III PENUTUP (KESIMPULAN)......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
Mata merupakan salah satu organ paling penting sekaligus paling sensitif yang berada
pada tubuh manusia. Mata manusia mampu menangkap gelombang cahaya elektromagnetik
yang besarannya sekitar 400-700 nanometer1. Mata manusia mempunyai struktur dan sistem
kerja yang cukup rumit. Di dalam struktur mata manusia terdapat bagian-bagian seperti :
Pupil
Lensa Mata
Retina
Fovea dll
Pada pembahasan makalah kali ini kami lebih menitikberatkan kepada sistem kerja mata
di dalam menangkap gelombang cahaya ataupun melihat suatu objek. Jadi mungkin ada
beberapa bagian mata seperti kornea, iris dan vitreous humor yang tidak dijelaskan di dalam
bab isi makalah ini. Namun akan saya jelaskan pada bagian pendahuluan ini, kornea itu
terletak di depan pupil dan iris, selapu kornea sendiri berwarna bening dan merupakan salah
satu dari jalan masuk cahaya ke dalam retina. Iris berfungsi untuk mengatur besar-kecilnya
pelebaran pada pupil, Iris sendiri terletak di belakang kornea mata. Lalu ada Vitreous Humor,
bagian mata ini strukturnya seperti gel (jelly) yang berwarna bening, jelly ini mengisi ruang
antara di belakang lensa mata dan juga di depan retina. Vitreous Humor-lah yang membuat
mata kita kelihatan membulat. Untuk penjelasan mengenai bagian yang lainnya akan
dijelaskan di bagian isi makalah. Seperti halnya penulisan makalah-makalah yang lain,
makalah yang kami susun ini juga masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami
mengharapkan saran ataupun kritik dari teman-teman sekalian.
1 John P.J. Pinel, Biopsychology 4th edition hal. 161, Pearson Education Co. (2000) didownload dari www.en.bookfi.org
3
BAB II (ISI)
SISTEM KERJA MATA DALAM MENANGKAP CAHAYA ATAU OBJEK
1. Pupil dan Lensa Mata
Cahaya masuk kedalam melalui pupil (merupakan lubang pada iris), besar-kecilnya
ukuran pupil saat menangkap perubahan suatu cahaya ditentukan oleh dua level yaitu dari
sensitivitas (kemampuan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek dalam keadaan cahaya
yang minim/remang-remang) dan ketajaman (kemampuan untuk melihat suatu objek secara
detail). Ketika pupil mengerut atau mengecil, maka bayangan benda yang jatuh pada retina
akan lebih tajam namun ketika pada saat pencahayan berkurang maka pupil akan membuka
lebih lebar untuk membiarkan cahaya lebih banyak masuk tetapi akan mengurangi ketajaman
dan kedalam fokus benda tersebut. Daniel Kahneman juga pernah mengulas tentang proses
kerja pupil yang berhubungan dengan konsentrasi seseorang, pupil biasanya melebar dan
detak jantung akan menurun pada saat seseorang sedang berkonsentrasi atau memiliki atensi
yang tinggi pada suatu pekerjaan atau objek2. Dibelakang pupil ada lensa mata yang
berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang akan ditangkap oleh retina, dan bagian yang
mengontrol lensa mata ini disebut dengan otot-otot siliari (ciliary muscles)3 (untuk penjelasan
pada sub pupil dan lensa lihat gambar di bawah). Otot-otot siliari ini berfungsi untuk
mengontrol lensa mata. Ketika kita melihat sebuah objek yang dekat maka otot-otot siliari
akan berkontraksi dan lensa mata akan berbentuk silindris. Namun ketika kita melihat suatu
objek yang jauh maka otot-otot siliari akan rileks dan lensa mata akan berbentuk agak
mendatar. Untuk proses konfigurasi dari lensa mata untuk membawa sebuah objek menjadi
fokus di retina mata disebut dengan akomodasi (accomodation). Sedangkan istilah Binocular
disparity adalah perbedaan dalam posisi dari sebuah objek yang ditangkap dalam dua retina,
untuk objek yang jaraknya lebih dekat akan terlihat lebih besar daripada objek yang sama
dengan jarak yang lebih jauh, maka sistem visual manusia dapat menggunakan binocular
disparity untuk mengkonstruksikan persepsi suatu objek 3D dari dua objek 2D yang ada di
retina.4.
2 Daniel Kahneman, Attention & Effort hal. 30, New Jersey, Englewood Cliffs : Prentice Hall Inc. (1973), hal ini bisa dicoba ketika anda melakukan perkalian 17 x 36 di depan sebuah cermin tanpa menggunakan alat bantu hitung apapun dan perhatikan pupil mata anda pada saat menghitungnya diluar kepala.
3 John P.J. Pinel, op.cit. hal. 1614 Ibid., hal. 163
4
GAMBAR 1
2. Retina & perubahan cahaya menjadi sinyal-sinyal neural5
Secara struktur retina mempunyai lapisan-lapisan sebagai berikut yaitu dua receptor (Rod
& Cone), horizontal cells, bipolar cells, amacrine cells dan retinal ganglion cells. Sebelum
kepada penjelasan yang lebih lanjut kami akan menjelaskan masing-masing fungsi dari
struktur yang ada pada retina terlebih dahulu. Reseptor Rod & Cone merupakan sel-sel yang
yang dispesialisasikan untuk menerima sinyal-sinyal mekanik, kimiawi atau radian
(pemancar panas) yang ada disekeliling kita. Sel-sel Amacrine dan Sel-sel Horizontal
dispesialisasikan untuk komunikasi lateral (yang dimaksudkan komunikasi lateral adalah
komunikasi yang melewati channel-channel utama sensori input). Bipolar Cells adalah sel-
sel yang berada di bagian tengah retina. Retinal ganglion cells merupakan lapisan neuron di
dalam retina yang memiliki serabut-serabut saraf yang bertolak pada bola mata. Sistem kerja
struktur ini pada saat cahaya datang yakni sebagai berikut : cahaya diterima cone reseptor dan
rod reseptor setelah melewati 4 lapisan terdahulu yaitu Retinal ganglion cells, Amacrine
Cells, Bipolar Cells dan Horizontal Cells. Kemudian saat reseptor telah teraktifasi, pesan
neural ditranslasikan balik melewati lapisan-lapisan retinal kepada sel-sel ganglion retinal,
5 John P.J. Pinel, Biopsikologi hal. 166, Yogyakarta : Pustaka Pelajar (2009)
5
yang akson-aksonnya berproyeksi disekujur bagian dalam retina sebelum berkumpul dalam
bentuk bundel dan keluar meninggalkan bola mata (lihat gambar 2 di bawah untuk penjelasan
struktur retina). Susunan terbalik ini menciptakan dua masalah visual yaitu, yang pertama
cahaya datang terdistorsi oleh jaringan retinal yang harus dilaluinya sebelum mencapai
reseptor. Masalah yang kedua adalah agar bundel akson-akson sel ganglion retinal
meninggalkan mata harus ada sebuah celah di lapisan reseptor, celah itu dinamakan blind
spot6.
GAMBAR 2
Masalah pertama diminimalisir oleh fovea. Fovea adalah lekukan atau cekungan sebesar
0.33 mm yang berada di tengah retina, dan area tersebut dikhususkan untuk penglihatan
akuitas tinggi (untuk melihat gambar dengan detail halus). Tipisnya lapisan sel ganglion
retinal di fovea mengurangi distorsi cahaya yang masuk. Titik buta (blind spot) merupakan
masalah yang kedua yang tercipta oleh struktur terbalik retina, membutuhkan solusi yang
lebih kreatif, yang lebih diilustrasikan dalam demonstrasi berikut ini yaitu completion
(komplesi/perlengkapan). Sistem visual menggunakan informasi yang diberikan oleh
reseptor-reseptor di sekitar titik buta untuk memenuhi celah dalam gambar retinal anda.
Ketika sistem visual mendeteksi sebuah garis lurus masuk ke salah satu sisi titik buta dan
garis lurus lain meninggalkan sisi yang lainnya, ia akan memenuhi bagian yang hilang untuk 6 Ibid., hal. 167
6
anda, dan yang anda lihat adalah sebuah garis lurus, terlepas dari bagaimana keadaan yang
sesungguhnya ada.
Reseptor Cone & Rod7
Khusus untuk bagian ini, spesies yang hanya aktif di malam hari cenderung memiliki
retina berbentuk batang (rod receptor) saja, untuk spesies yang aktif pada siang hari saja
kecenderungan memiliki retina berbentuk kerucut saja (cone receptor), sedangkan untuk
manusia memiliki keduanya. Ada dua reseptor utama yang terdapat pada retina, ada reseptor
yang berbentuk cone atau kerucut dan reseptor berbentuk batang yang disebut rod (lihat
gambar dibawah ini). Dari observasi mengenai ini dengan munculnya duplexity theory (teori
dupleksitas) penglihatan – teori bahwa cones dan rods memediasi jenis-jenis penglihatan
yang berbeda. Photopic vision (penglihatan-fotopik adalah penglihatan yang didominasi oleh
reseptor cones) dalam iluminasi (keadaan pencahayaan) yang baik dan memberikan persepsi
berwarna dengan akuitas tinggi (sangat detail) tentang dunia.
GAMBAR 3
Dalam pencahayaan yang redup, tidak ada cukup cahaya untuk membangkitkan reseptor
berbentuk kerucut (cones) secara reliabel maka yang bekerja adalah sistem scotopic vision
(penglihatan yang dimediasi oleh reseptor batang (rod)-lah yang mendominasi. Akan tetapi
sensitivitas penglihatan skotopik tidak tercapai secara sempurna : Penglihatan skotopik
7 Ibid., hal. 168-169
7
kehilangan detail gambar maupun warna dari penglihatan fotopik, jadi objek yang dilihat
menjadi kabur atau tidak jelas.
Gerakan Mata8
Di dalam fungsi organ tubuh manusia, mata merupakan salah satu organ yang sistem
kerjanya paling aktif dibandingkan dengan organ-organ yang lain. Integrasi temporal adalah
sistem kerja mata dalam memindai medan visual secara terus-menerus dan persepsi visual
kita merupakan hasil akumulasi dari informasi-informasi visual termutakhir atau terbaru,
contohnya adalah ketika kita mencoba mengedipkan mata kita berkali-kali dan persepsi
visual kita tidak lenyap.
Transduksi Visual : Konversi Cahaya menjadi Sinyal-Sinyal Neural9
Definisi Transduksi adalah konversi sebuah bentuk energi kedalam bentuk lain.
Sedangkan, Transduksi visual adalah konversi cahaya menjadi sinyal-sinyal neural oleh
reseptor-reseptor visual. Untuk proses perubahan cahaya menjadi sinyal-sinyal neural ini
terjadi terutama pada bagian reseptor rod. Jadi bisa disimpulkan disini bahwa otak manusia
menerima gambaran visual dalam warna hitam-putih yang cenderung kabur. Pigmen ini
memiliki sebuah properti yang aneh, ketika ia disinari oleh cahaya secara intensif, pigmen
tersebut akan kehilangan warnanya dan rod kehilangan kemampuannya untuk menyerap
cahaya tetapi ketika dikembalikan ke kegelapan, rod mendapatkan kembali warna merah dan
kapasitasnya untuk menyerap cahaya.
3. Dari Retina ke Korteks Visual Primer10
Jalur utama dari retina menuju ke otak adalah jalur retina-geniculate-striate, yang
mengonduksi sinyal dari masing-masing retina ke korteks visual primer. Yang menjadi
korteks visual primer adalah striate, dan melalui lateral geniculate nuclei latamus. Lateral
geniculate nucleus (nuklei genikulat lateral) merupakan sel pembawa informasi visual
utama dari retina ke otak11. Visual korteks primer sendiri berada di bagian lobus occipital.
Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian anatomi sistem syaraf bahwa bagian otak lobus
occipital merupakan bagian yang dikhususkan untuk visualisasi. Sekitar 90% akson sel-sel
ganglion retinal menjadi bagian jalur-jalur retina-genikulat-striat. Untuk sistem kerjanya
8 Ibid., hal. 1719 Ibid., hal. 17210 Ibid., hal. 17311 http://en.wikipedia.org/wiki/Lateral_geniculate_nucleus
8
sendiri, semua sinyal dari medan visual kiri mencapai korteks visual primer kanan, melalui
hemiretina temporal atau hemiretina nasal secara kontralateral (melalui optic chiasm). Setiap
nukleus genikulat lateral memiliki enam lapisan dan masing-masing lapisan di setiap nukleus
menerima input dari semua bagian visual kontralateral dari salah satu mata (Lihat gambar 4
untuk penjelasan).
GAMBAR 4
Organisasi Retinotopik12
Sistem retina-genikulat-striat bersifat retinotopic, definisi dari Retinotopic sendiri adalah
pemetaan sebuah input visual dari retina ke neuron-neuron, khususnya neuron yang
mengalirkan berkas-berkas cahaya visual13.12 Ibid., hal. 17313 http://en.wikipedia.org/wiki/Retinotopy
9
Saluran M dan P14
Terdapat 2 saluran komunikasi paralel yang mengalir melalui masing-masing nukleus
genikulat lateral yaitu : Parvocellular Layer & Magnocellular Layer (seringkali disebut
sebagai lapisan P & M). Neuron-neuron Parvocellular Layer terutama responsif terhadap
detail-detail halus dan terhadap objek yang stasioner atau bergerak lambat. Sebaliknya
neuron-neuron magnoseluler layer terutama responsif terhadap gerakan. Reseptor cone
memberikan mayoritas input ke lapisan-lapisan P, sementara reseptor rod memberikan
mayoritas input ke lapisan-lapisan M.
4. Melihat Batas15 & Ilusi Visual
Dalam pengertian tertentu Visual Edge itu tidak ada, visual edge hanya merupakan
tempat dua daerah yang berbeda dari sebuah gambar visual bertemu satu sama lainnya.
Dalam sistem visual, artian melihat batas ini lebih ditekankan kepada persepsi seseorang
dalam melihat tingkat kecerahan (gelap-terang). Biasanya para peneliti menggunakan
gambar-gambar untuk menunjukkan ilusi visual yang biasa terjadi pada manusia. Di bawah
ini ada sebuah contoh ilusi visual yang dikenal dengan sebutan grid illusion yang kami
anggap mewakili sub ilusi visual ini :
14 Ibid., hal. 17415 Ibid., hal. 175
10
GAMBAR 5
(ROTATING SNAKE ILLUSION)
(Pada gambar diatas kita seakan-akan melihat bahwa bulatan-bulatan itu bergerak
padahal sebenarnya tidak, gambar ini ditemukan oleh seorang Profesor Akiyoshi Kitaoka dari
Jepang, ia khusus meneliti persepsi dan ilusi visual dari berbagai bentuk geometris dengan
landasan psikologi gestalt16))
GAMBAR 5 (GRID ILLUSION)
16 http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/06/07/ilusi-visual-ala-akiyoshi-kitaoka-566611.html
11
(Pada gambar yang diatas ini, kita akan melihat garis-garis merah itu seperti tidak lurus
tetapi sebenarnya tidak demikian, garis merah tersebut semuanya lurus)
Ilusi Visual diatas menunjukkan kelemahan penglihatan manusia, hal ini disebabkan
karena reseptor-reseptor di retina lebih besar di bagian tengahnya dibandingkan di bagian tepi
retina.
5. Melihat Warna17
Warna adalah salah satu kualitas paling kasat mata dari pengalaman visual manusia.
Thomas Young dan Wilhelm von Helmholtz mengajukan komponen teori atau trikomatik
teori yang menyatakan bahwa ada tiga macam reseptor (cone/kerucut) warna yang berbeda
yaitu merah, hijau dan biru, masing-masing dengan sensitivitas spektral yang berbeda dan
sebuah stimulus diduga dikode oleh rasio antara aktivitas ketiga macam reseptor ini. Teori
penglihatan warna lainnya adalah opponent-process theory (teori proses-oponen) diusulkan
oleh Edward Hering pada 1878. Ia mengatakan bahwa ada dua golongan sel yang berbeda
dalam sistem visual untuk mengode warna dan sebuah golongan kelas lain untuk mengode
brightness (tingkat kecerahan). Teori Retineks menyatakan bahwa warna sebuah objek
ditentukan oleh reflectance (pantulan) – berapa besar proporsi cahaya dengan panjang-
gelombang yang berbeda yang dipantulkan oleh sebuah permukaan. Prestriate Cortex
adalah berkas jaringan dalam lobus oksipital yang mengelilingi korteks visual primer, korteks
ini yang berfungsi membawa informasi visual dengan cara arus dorsal dan ventral. Korteks
Inferotemporal adalah korteks lobus temporal inferior berada pada posisi warna yang hijau
sedangkan Korteks Parietal Posterior berada pada bagian berwarna kuning. Kedua korteks
ini mempunyai fungsinya sebagai salah satu path atau jalur yang dilalui oleh arus dorsal dan
arus ventral yang akan dijelaskan di bawah.
17 Ibid., hal. 183-187
12
GAMBAR 6
Kerusakan pada Korteks Visual Primer : Skotoma dan Hemianopsic18
Kerusakan pada sebuah korteks visual primer menghasilkan Skotoma yaitu daerah
kebutaan di daerah yang berhubungan dengan medan visual kontralateral pada kedua belah
mata, walaupun dikategorikan pada tingkat kebutaan namun sebenarnya problem utamanya
lebih kepada tingkat ketidakmampuan mata menangkap objek visual dengan ketajaman yang
sempurna. Penyebab utama dari penglihatan skotoma ini biasanya terjadi karena
kerusakan di otak ataupun sum-sum tulang belakang. Contoh gambar penglihatan
seseorang yang menderita skotoma :
GAMBAR 7
Sedangkan, Hemianopsic adalah sejenis penyakit skotoma namun, efeknya terhadap
penglihatan lebih besar, seseorang yang menderita hemianopsic kehilangan sampai separuh
medan visualnya bisa terjadi pada salah satu mata atau keduanya. Penyakit ini biasanya
18 Ibid., hal. 189
13
disebabkan oleh gangguan tumor otak atapun penyakit stroke. Contoh gangguan
hemianopsic ada di bawah ini :
GAMBAR 8
Arus Dorsal dan Arus Ventral19
Seperti yang sudah anda ketahui bahwa informasi memasuki korteks visual primer
melalui nuklei genikulat lateral. Arus Dorsal mengalir dari korteks visual primer ke korteks
prestriat dorsal lalu ke korteks parietal posterior (lobus parietal), sedangkan arus ventral
mengalir dari korteks visual primer ke korteks prestiat ventral lalu ke korteks inferotemporal
(lobus temporal). Kebanyakan neuron-neuron dari korteks visual dalam arus dorsal membawa
informasi stimuli spasial, seperti stimuli yang mengindikasikan lokasi dari suatu objek dan
arah gerakannya. Sebaliknya neuron-neuron dalam arus ventral lebih merespons
karakteristiknya dari suatu objek misalnya yang berhubungan dengan arah dan bentuk.
GAMBAR 9, tanda panah ke bawah menunjukkan arus ventral sedangkan tanda panah
keatas menunjukkan arus dorsal.
19 Ibid., hal. 191-192
14
Kaitan utama dari arus dorsal terhadap suatu perilaku adalah mengarahkan interaksi
perilaku dengan berbagai objek, sedangkan arus ventral adalah untuk memediasi persepsi
yang disadari terhadap berbagai objek, hal inilah yang disebut “teori kontrol perilaku vs
persepsi yang disadari”. Para peneliti mengatakan bahwa pasien-pasien dengan kerusakan
arus dorsal mungkin menunjukkan kinerja yang buruk pada tes-tes lokasi dan gerakan karena
kebanyakan tes lokasi dan gerakan melibatkan ukuran-ukuran performa (contoh : pasien tidak
dapat memegang objek seperti silinder plastik dengan baik, jadi pasien memegang objek
tersebut dengan cara yang tidak biasa pada kebanyakan orang) dan untuk pasien yang
menderita gangguan arus ventral mungkin menunjukkan hasil yang buruk pada tes rekognisi
visual karena kebanyakan tes tersebut melibatkan kesadaran visual (contoh : pasien tidak bisa
membedakan sepasang balok ataupun kubus dengan ukuran yang sama atau berbeda).
15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan mengenai sistem kerja mata diatas dapat disimpulkan bahwa mata
menangkap objek ataupun cahaya melalui beberapa bagian mulai dari :
Pupil
Lensa Mata
Retina, yang terdiri dari beberapa struktur utama yaitu :
Retinal Ganglion Cells
Amacrine Cells
Bipolar Cells
Horizontal Cells
Cone & Rod Receptors
Lateral Geniculate Nucleus (pembawa informasi visual dari retina ke otak bagian
lobus oksipital)
Lalu, bisa disimpulkan juga bahwa otak menerima objek visual berwarna hitam putih,
karena yang mengkonversikan cahaya visual menjadi sinyal-sinyal neuron adalah reseptor
rod (yang berbentuk batang), reseptor ini khususnya berfungsi pada jenis penglihatan
malam hari yang kurang pencahayaan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Kahneman, Daniel (1973), Attention & Effort, New Jersey, Englewood Cliffs : Prentice Hall
Inc.
Pinel, John P.J. (2000), Biopsychology 4th edition, Pearson Education Co.
Pinel, John P.J. (2009), Biopsikologi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
17