sistem visual manusia dan pengolahan citra dijital (sumber: gonzalez & woods, 1992)

44
Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992) Prof.Dr. Aniati Murni (R 1202) Dina Chahyati, M.Kom (R 1226) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia

Upload: dewey

Post on 19-Mar-2016

76 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992). Prof.Dr. Aniati Murni (R 1202) Dina Chahyati, M.Kom (R 1226) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Sistem Visual Manusia. Pembentukan Citra oleh Sensor Mata - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital(Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

Prof.Dr. Aniati Murni (R 1202)Dina Chahyati, M.Kom (R 1226)

Fakultas Ilmu KomputerUniversitas Indonesia

Page 2: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

2

Sistem Visual Manusia Pembentukan Citra oleh Sensor Mata

Intensitas cahaya ditangkap oleh diagram iris dan diteruskan ke bagian retina mata.

Bayangan obyek pada retina mata dibentuk dengan mengikuti konsep sistem optik dimana fokus lensa terletak antara retina dan lensa mata.

Mata dan syaraf otak dapat menginterpretasi bayangan yang merupakan obyek pada posisi terbalik.

Page 3: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

3

A cross section of the human eye(Gonzalez & Woods, 1992)

Retina

Blind Spot Fovea

Iris

Lens

Visual Axis

Cornea

Page 4: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

4

Sistem Visual Manusia Fovea di bagian retina terdiri dari dua jenis

receptor: Sejumlah cone receptor, sensitif terhadap warna, visi

cone disebut photocopic vision atau bright light vision Sejumlah rod receptor, memberikan gambar

keseluruhan pandangan dan sensitif terhadap iluminasi tingkat rendah, visi rod disebut scotopic vision atau dim-light vision

Blind Spot adalah bagian retina yang tidak mengandung receptor

sehingga tidak dapat menerima dan menginterpretasi informasi

Page 5: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

5

Sistem Visual Manusia Subjective brightness

Merupakan tingkat kecemerlangan yang dapat ditangkap sistem visual manusia;

Merupakan fungsi logaritmik dari intensitas cahaya yang masuk ke mata manusia;

Mempunyai daerah intensitas yang bergerak dari ambang scotopic (redup) ke ambang photocopic (terang).

Brightness adaption Merupakan fenomena penyesuaian mata manusia dalam

membedakan gradasi tingkat kecemerlangan; Batas daerah tingkat kecemerlangan yang mampu dibedakan

secara sekaligus oleh mata manusia lebih kecil dibandingkan dengan daerah tingkat kecemerlangan sebenarnya.

Page 6: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

6

Sistem Visual Manusia Kepekaan dalam pembedaan tingkat kecemerlangan

merupakan fungsi yang tidak sederhana, namun dapat dijelaskan antara lain dengan dua fenomena berikut:

Mach Band (ditemukan oleh Ernst Mach): pita tengah bagian kiri kelihatan lebih terang dari bagian kanan.

Simultaneous Contrast: kotak kecil disebelah kiri kelihatan lebih gelap dari kotak kecil disebelah kanan, padahal intensitasnya sama tapi intensitas latar belakang berbeda. Hal sama terjadi bila kertas putih di meja kelihatan lebih putih daripada kertas sama diarahkan ke sinar matahari.

Page 7: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

7

Data Acquisition Sistem Perekaman Citra

Citra yang diperoleh tergantung: karakteristik dari obyek yang direkam; kondisi variabel dari sistem perekaman;

Citra merupakan gambaran tentang karakteristik suatu obyek menurut kondisi variabel tertentu;

Contoh: bandingkan hasil foto manusia dengan kamera / sensor

optik dan dengan sensor sinar X (kondisi variabel sistem berbeda);

bandingkan hasil foto pemandangan di tepi laut dan di daerah pegunungan (karakteristik obyek berbeda).

Page 8: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

8

Pengertian Sensor Aktif dan Pasif

Sensor Pasif Sistem sensor yang merekam data obyek tanpa

mengirimkan enersi, sumber enersi bisa dalam bentuk sinar matahari, sinar lampu, dlsb.nya;

Contoh: sensor optik dari kamera foto, sensor optik pada sistem inderaja.

Sensor Aktif Sistem sensor yang merekam data obyek mengirimkan

dan menerima pantulan dari enersi yang dikirim ke arah obyek, enersi yang dikirim bisa berupa gelombang pendek, sinar X, dlsb.nya;

Contoh: sensor Rontgen untuk foto thorax, sensor gelombang pendek pada sistem radar, sensor ultrasound pada sistem USG.

Page 9: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

9

Sensor Pasif Optik dan Sensor Aktif Radar

Optical Sensor / Passive Sensor:Landsat TM (Land Satellite) - USA, 1982Landsat MSS - USA, 1984SPOT (Systeme Probatoire d’Observation de la Terre) - French, 1986/1990

Radar Sensor / Active Sensor:ERS-1 (First European Remote Sensing Satellite) - ESA, 1991FUYO-1 (JERS-1) - Japan, 1992Radarsat (Radar Satellite) - Canada, 1995

Page 10: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

10

Pengertian Citra Dijital Citra Dijital

Citra dijital merupakan fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi tersebut pada setiap titik (x,y) merupakan tingkat kecemerlangan citra pada titik tersebut;

Citra dijital adalah citra f(x,y) dimana dilakukan diskritisasi koordinat spasial (sampling) dan diskritisasi tingkat kecemerlangannya/keabuan (kwantisasi);

Citra dijital merupakan suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar / piksel / pixel / picture element / pels) menyatakan tingkat keabuan pada titik tersebut.

Page 11: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

11

Pengertian Citra Dijital

Sampler

Citra kontinue Citra dijital Matriks citra dengan obyek angka 5

Resolusi spasial : Resolusi kecemerlangan : Tinggi (16 x 16) Rendah (8 x 8) Tinggi (4) Rendah (2)

Page 12: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

12

Resolusi Spasial dan Kecemerlangan/Brightness

Resolusi Citra Dikenal: resolusi spasial dan resolusi kecemerlangan,

berpengaruh pada besarnya informasi citra yang hilang. Resolusi spasial: halus / kasarnya pembagian kisi-kisi baris

dan kolom. Transformasi citra kontinue ke citra dijital disebut dijitisasi (sampling). Hasil dijitisasi dengan jumlah baris 256 dan jumlah kolom 256 - resolusi spasial 256 x 256.

Resolusi kecemerlangan (intensitas / brightness): halus / kasarnya pembagian tingkat kecemerlangan. Transformasi data analog yang bersifat kontinue ke daerah intensitas diskrit disebut kwantisasi. Bila intensitas piksel berkisar antara 0 dan 255 - resolusi kecemerlangan citra adalah 256.

Page 13: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

13

Resolusi Spasial - Sampling

Sampling Uniform dan Non-uniform Sampling Uniform mempunyai spasi (interval) baris

dan kolom yang sama pada seluruh area sebuah citra.

Sampling Non-uniform bersifat adaptif tergantung karakteristik citra dan bertujuan untuk menghindari adanya informasi yang hilang. Daerah citra yang mengandung detil yang tinggi di-sampling secara lebih halus, sedangkan daerah yang homogen dapat di-sampling lebih kasar. Kerugian sistem sampling Non-uniform adalah diperlukannya data ukuran spasi atau tanda batas akhir suatu spasi.

Page 14: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

14

Digitizing an image

Line

Column of samples

Picture

Pixel

Sample SpacingSampling processSpatial resolution

Line Spacing

Black

Gray

White

255

128

0

Sumber: Dimodifikasi dari Castlemen, 1996

Brightness SpacingProses Kwantisasi

Brightness Resolution

Page 15: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

15

Resolusi Kecemerlangan - Kwantisasi

Kwantisasi Uniform, Non-uniform, dan Tapered Kwantisasi Uniform mempunyai interval

pengelompokan tingkat keabuan yang sama (misal: intensitas 1 s/d 10 diberi nilai 1, intensitas 11 s/d 20 diberi nilai 2, dstnya).

Kwantisasi Non-uniform: Kwantisasi yang lebih halus diperlukan terutama pada bagian citra yang meng-gambarkan detil atau tekstur atau batas suatu wilayah obyek, dan kwantisasi yang lebih kasar diberlakukan pada wilayah yang sama pada bagian obyek.

Kwantisasi Tapered: bila ada daerah tingkat keabuan yang sering muncul sebaiknya di-kwantisasi secara lebih halus dan diluar batas daerah tersebut dapat di-kwantisasi secara lebih kasar (local stretching).

Page 16: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

16

Resolusi Uniform vs Non-Uniform

Tidak perlu resolusi spasial yang non-uniform

Perlu resolusi spasial yang non-uniform

Tidak perlu resolusi kecemerlangan yang non-uniform (untuk warna hitam dan putih)

Perlu resolusi kecemerlangan yang non-uniform (untuk warna kehijauan dan kemerahan)

Page 17: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

17

Hubungan antara piksel dan pengertian connectivity

4-tetangga piksel P 8-tetangga piksel P X X X X X P X X P X X X X X

Connectivity/Konektivitas: 4-tetangga atau 8-tetangga dengan kriteria gray level yang sama, misal: sama-sama 0 atau sama-sama 1 atau sama-sama bedanya tidak lebih dari 5 tingkat keabuan, dlsb.nya

Page 18: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

18

Labelling of connected component

Dengan kriteria piksel sama-sama bernilai 1: (a) dengan aturan 4-tetangga dan (b) dengan aturan 8 tetangga:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 00 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 00 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 10 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ekivalen dengan

ekivalen dengan

Page 19: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

19

Operasi Aritmetik / Lojik pada Citra

Operasi Aritmetik antara dua citra + - x / Band ratio antara citra sensor optik

Landsat TM band 3 dan band 4 dapat digunakan untuk analisis vegetasi, begitu juga ratio antara selisih dan jumlahnya.

Operasi selisih antara dua citra temporal dapat digunakan untuk deteksi perubahan wilayah.

Page 20: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

20

Operasi Aritmetik / Lojik pada Citra Operasi selisih antara dua citra temporal dapat

digunakan untuk deteksi perubahan wilayah.

Jakarta in 1994 Jakarta in 1998 (Lapan, 2001)

Page 21: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

21

Operasi Aritmetik / Lojik pada Citra

Operasi Lojik antara dua citra OR AND NOT Masking (AND) operation dapat

digunakan untuk memisahkan antara bagian obyek dan bagian latar belakang pada citra biomedik.

Object of interest‘jaringan paru’

Mask dengan operasi AND

Page 22: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

22

Komponen Sistem Pengolahan Citra Dijital

(Gonzalez & Woods, 1992)

Page 23: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

23

Elemen Fungsi Dasar Sistem Pengolahan Citra

Pembentukan Citra Sensor yang sensitif terhadap gelombang EM

menghasilkan sinyal listrik sesuai dengan enersi yang diterima. Analog-to-Digital Converter / Digitizer akan mengubah sinyal listrik tersebut menjadi bentuk dijital.

Scanner yang menerima masukan dalam bentuk analog (dokumen, peta, foto) akan mengubah menjadi data dalam bentuk dijital.

Penyimpanan Citra Penyimpanan jangka pendek (sedang diproses): memory Penyimpanan on-line (siap dipakai): disk magnetik Penyimpanan arsip: pita atau disk magnetik, CD

Page 24: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

24

Elemen Fungsi Dasar Sistem Pengolahan Citra

(Lanjutan)

Pemrosesan Citra dan Komunikasi Data citra berukuran besar (perlu tempat simpan yang

besar serta waktu proses yang lama). Issue penting pada komunikasi: kompresi citra. Issue penting pada pemrosesan citra: proses paralel.

Peragaan Citra Dalam bentuk softcopy (layar peraga / monitor). Dalam bentuk hardcopy (printer, film writer, plotter).

Page 25: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

25

Elemen-elemen Sistem Analisis Citra

(Gonzalez & Woods, 1992)

Page 26: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

26

Metodologi Pengolahan Citra Pembentukan Citra (Data Acquisition): Menentukan data yang

diperlukan dan memilih metode perekaman citra dijital. Pengolahan Citra Tingkat Awal (Image Preprocessing):

Meningkatkan kontras, menghilangkan gangguan geometrik / radiometrik, menentukan bagian citra yang akan diobservasi.

Segmentasi Citra (Image Segmentation) dan Deteksi Sisi (Edge Detection): Melakukan partisi citra menjadi wilayah-wilayah obyek (internal properties) atau menentukan garis batas wilayah obyek (external shape characteristics).

Seleksi dan Ekstraksi Ciri (Feature Extraction and Selection): Seleksi ciri memilih informasi kwantitatif dari ciri yang ada, yang dapat membedakan kelas-kelas obyek secara baik. Ekstraksi ciri mengukur besaran kwantitatif ciri setiap piksel

Page 27: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

27

Metodologi Pengolahan Citra (Lanjutan)

Representasi dan Deskripsi: Suatu wilayah dapat direpresentasi sebagai suatu list titik-titik koordinat dalam loop yang tertutup, dengan deskripsi luasan / perimeternya

Pengenalan Pola (Pattern Recognition): Memberikan label kategori obyek pada setiap piksel citra berdasarkan informasi yang diberikan oleh deskriptor atau ciri piksel bersangkutan (pewilayahan jaringan keras dan pewilayahan berbagai jaringan lunak pada citra biomedik)

Interpretasi Citra (Image Interpretation): Memberikan arti pada obyek yang sudah berhasil dikenali (dari citra klasifikasi biomedik dapat dilihat adanya penyakit tumor)

Penyusunan Basis Pengetahuan: Basis pengetahuan ini digunakan sebagai referensi pada proses template matching / object recognition.

Page 28: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

28

Beberapa Aplikasi Pembahasan dibatasi pada 4 contoh aplikasi

Pengembangan Sistem Aplikasi Biomedik Pengembangan Sistem Optical Character

Recognition (OCR) Pengembangan Sistem Aplikasi Inderaja Pengembangan Sistem Multitemporal

Multisensor Image Classification and Fusion

Page 29: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

29

Metodologi Sistem Aplikasi Kedokteran (1)

Image Acquisition

Image Preprocessing

Image Segmentation

Object Representation & Description

Knowledge Base

Object Recognition Analysis Result

Page 30: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

30

Metodologi Sistem Aplikasi Kedokteran (2)

Prosedur pemrosesan citra Data Acquisition – sistem perekaman citra X-Ray

paru yang akan dideteksi apakah mengandung jaringan tumor atau kanker;

Image Preprocessing – eliminasi gangguan atau proses deteksi sisi untuk menentukan batas wilayah obyek-obyek yang ada pada citra (jaringan paru, jaringan tumor, dan jaringan keras);

Image Segmentation – menentukan wilayah setiap obyek yang ada pada citra, bisa menggunakan metode gabungan dengan deteksi sisi atau metode lainnya seperti metode clustering;

Page 31: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

31

Metodologi Sistem Aplikasi Kedokteran (3)Obyek yang akan dikenali: Tumor

Page 32: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

32

Metodologi Sistem Aplikasi Kedokteran (4)

Prosedur pemrosesan citra (Lanjutan) Object Representation and Description –

menyiapkan informasi object of interest untuk analisis. Representasi obyek dapat dinyatakan dalam Freeman chain code yang berisi informasi garis batas jaringan tumor dengan deskripsi ciri bentuk wilayah tumor (misal dengan ciri Hough transform) atau representasi dalam bentuk citra wilayah dengan deskripsi sifat tonal atau ciri tekstur setiap wilayah;

Page 33: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

33

Metodologi Sistem Aplikasi Kedokteran (5)

Prosedur pemrosesan citra (Lanjutan) Object Recognition – membandingkan (object /

template matching) wilayah obyek pada citra apakah ada yang sama dengan informasi yang ada pada Knowledge Base yang dibentuk pada tahap pelatihan sistem, misal: apakah ada wilayah dengan intensitas rata-rata yang tinggi {putih) dan bentuk wilayahnya mendekati bulat atau ellips;

Analysis Result – merupakan suatu keputusan apakah pada jaringan paru tersebut terdapat jaringan tumor atau kanker.

Page 34: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

34

Metodologi OCR – Optical Character Recogniton (1)

(MSU, 1990)

Page 35: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

35

Metodologi OCR – Optical Character Recogniton (2)

Prosedur pemrosesan citra Data Acquisition – masukan berupa

dokumen teks, perlu cropping lokasi-lokasi karakter yang akan dikenali;

Image Preprocessing – proses yang dibutuhkan adalah deteksi sisi dan thinning atau skeletonizing untuk mendapatkan obyek karakter dengan ketebalan 1 piksel;

Page 36: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

36

Metodologi OCR – Optical Character Recogniton (3)

Prosedur pemrosesan citra (Lanjutan) Representation & Description – ekstraksi ciri

karakter, misal perhitungan ciri moment atau ciri lainnya;

Character Recognition – pengambilan keputusan karakter apakah itu dengan membandingkan ciri karakter tersebut dengan knowledge base yang menyimpan ciri-ciri setiap karakter yang dibangun dalam tahap pelatihan;

Recognized Character – merupakan hasil pengenalan.

Page 37: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

37

Metodologi OCR – Optical Character Recogniton (4)Preprocessing atau intermediate processing

Huruf hasil scanning Huruf setelah ‘skeletonizing’ (Edi, 2002)

Page 38: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

38

Aplikasi Pengenalan Karakter(Sumber: Skripsi S1 Juanita Rohali)Hasil Pengenalan Obyek

BAP AK BER UANG YANG J AH ATPAD A ZAMAN DAHU L U KALA ADA SE E KOR BER UANG YANG NAKAL DA N JA HATBER UA NG I TU BE RN AMA XAM I NDIA S UKA ME M AKAN AN AK AN AK YANG TI DAK D I SU KAI OLEH I BUN YASEHINGG A LA M A KELAMAAN ANAK AN AK DI D UNIA ME NJADI MU SNAH B I NASA KAR EN ADI MAKAN OLEH BAPAK BE RUAN G TERS EBUT

Page 39: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

39

Metodologi Sistem Aplikasi Inderaja (1)

Image Acquisition

Image Preprocessing

Image Classification

Image Postprocessing

Thematic Image

Page 40: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

40

Metodologi Sistem Aplikasi Inderaja (2)

Prosedur pemrosesan citra Data Acquisition – apakah akan menggunakan

citra sensor optik atau citra sensor Synthetic Aperture Radar (SAR) tergantung masalah;

Image Preprocessing – apakah perlu filtering untuk eliminasi gangguan, apakah perlu registration dengan peta yang ada, apakah perlu dilakukan pemilihan ciri atau band atau panjang gelombang sensor yang paling cocok untuk identifikasi obyek penutup lahan yang diinginkan;

Page 41: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

41

Metodologi Sistem Aplikasi Inderaja (3)

Prosedur pemrosesan citra (Lanjutan) Image Classification – membagi citra menjadi

wilayah-wilayah obyek penutup lahan sesuai dengan kategori obyek yang ditentukan;

Image Postprocessing – karena adanya noise / bentuk gangguan pada citra, sering terjadi wilayah-wilayah dalam ukuran kecil (single-pixel) yang perlu dihilangkan;

Thematic Image – merupakan hasil analisis yang diperoleh.

Page 42: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

42

Topik-topik Penelitian Akhir (2000-2003):Multisensor Multitemporal Image Preprocessing Module

Page 43: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

43

Topik-topik Penelitian Akhir (2000-2003):Multisensor Multitemporal Image Classification & Fusion Module

Preprocessed Images & Classification Control Parameters

Labelled Training Samples

Classification and Fusion

High-Level High-Level Augmented MultipleCloud Cover Data Vector ClassifierElimination Fusion ApproachApproach

Mosaic Image Fused Image Classified Image

Page 44: Sistem Visual Manusia dan Pengolahan Citra Dijital (Sumber: Gonzalez & Woods, 1992)

44

Cloud cover elimination(Sumber: Murni, 1997)Masukan dan Keluaran Pengolahan Citra Digital

Mosaic image

Fused image