sistem sirkulasi
DESCRIPTION
SIRKULASITRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi
memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan
pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada tiga jenis sistem peredaran darah: tanpa
sistem peredaran darah, sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran
darah tertutup. Jantung adalah organ utama peredaran darah. Pembuluh darah
adalah prasarana jalan bagi aliran darah.
Agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, darah harus selalu beredar
setiap saat, selama makhluk hidup tersebut hidup. Darah makhluk hidup sealu
beredar didalam pembuluh darah.Sekali beredar, darah makhluk hidup dua kali
melewati jantung sehingga peredaran darah makhluk hidup dinamakan peredaran
darah ganda.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MEKANISME PEREDARAN DARAH
Peredaran makhluk hidup dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah
besar dan peredan darah kecil.
1. Peredaran darah besar atau peredaran darah tubuh
Peredaran darah besar membawa darah dari jantung menuju seluruh tubuh dan
kembali ke jantung lagi. Darah dari paru- paru masuk ke jantung pada bagian
serambi kiri, lalu diteruskan ke bilik kiri. Dari bilik kiri, darah akan dipompa
keseluruh tubuh melalui pembuluh nadi besar (aorta). Aorta akan bercabang-
cabang menjadi arteri yang akan menyuplai darah ke seluruh tubuh, misalnya:
Arteri karotis; untuk menyuplai darah ke otak
Arteri koronaria; untuk menyuplai darah ke jantung
Arteri subklavia; untuk menyuplai darah ke bahu
Arteri mesenterika; untuk menyuplai darah ke usus
Arteri renalis; untuk menyuplai darah ke ginjal.
Darah dari seluruh bagian tubuh akan kembali lagi ke jantung melalui pembuluh
vena (balik) yang ada masing-masing pada bagian tersebut. Dari pembuluh balik
darah kemudian menyatu pada vena kava dan masuk ke jantung melalui serambi
kanan.
Skema ringkas peredaran darah besar
Darah masuk ke serambi kiri bilik kiri aorta arteri
kapiler pembuluh darah vena vena cava serambi
kanan.
Sistem peredaran hewan-hewan lebih besar umumbya tersusun atas adarah
yang dipompa oleh otot jantung melalui sistem peredaran terbuka ataupun sistem
peredaran darah tertutup.
2. Peredaran darah kecil
Peredaran darah kecil membawa darah dari jantung menuju paru-paru kembali
ke jantung. Darah dari seluruh tubuh yang membawa karbon dioksida (CO2)
masuk ke jantung melalui serambi kanan kemudian diteruskan ke bilik kanan.
2
Dari bilik kanan, darah dipom[pa menuju paru0paru melalui arteri pulmonalis.
Didalam paru-paru tepatnya pada kapiler pulmonalis dan alveolus akan terjadi
pertukaran zat. Darah akan meninggalkan paru paru menuju vena pulmonalis.
Darah ini banyak mengandung oksigen. Darah dari paru-paru masuk ke jantung
mealui serambi kiri.
Skema ringkas peredaran darah kecil
Darah masuk ke serambi kanan Bilik kanan Arteri pulmonalis
Kapiler pulmonalis Vena pulmonalis Serambi kiri
Gambar 1. Sistem peredaran darah pada manusia
2.2 SIRKULASI JANIN
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan
anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas
dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke
tiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.
Darah fetal dan maternal melewati plasenta. Darah mengalir melewati pembuluh
darah pada vili plasenta dan kemudian melewati pembuluh intervillia. Darah tidak
tercampur selama berjalan dalam proses ini karena dipisahkan oleh lapisan tipis yang
dimilki oleh pembuluh vili. Selam di plasenta, oksigen dan nutrisi darah diserap dengan
3
menukarkannya dengan sisa metabolisme. Darah yang telah diambil sari makanannya,
dialirkan kembali kepada bayi melalui pembuluh umbilical.
Darah janin dibawa ke dan dari plasenta oleh arteri dan vena umblikus.
Kebanyakan darah yang masuk kedalam atrium kanan melewati vena cava inferior
melalui sebuah muara di septum atrial yang disebut foramen ovale yang secara langsung
masuk ke dalam atrium kiri dan kemudian kedalam ventrikel kiri dan aorta. Darah
kembali ke atrium kanan melalui vena cava superior masuk ke dalam ventikel kiri dan
aorta. Darah yang kembali ke atrium kanan melalui vena cava superior masuk ke dalam
ventrikel kanan kemudian masuk ke paru-paru. Kebanyakan darah ini melewati ductus
arteriosus langsung ke aorta. Pada saat lahir foramen ovale menutup sehingga darah tidak
dapat keluar dari atrium kanan ke atrium kiri, tetapi dialirkan kedalam badan pulmonal
dan kemudian ke paru- paru. Ductus areriosus juga menutup setelah kelahiran.
Gambar 2. Aliran darah menuju dan keluar jantung
Gambar 3. Struktur Plasenta
4
Gambar 4. Sirkulasi janin
2.3 SIRKULASI LIMFATIK DAB VOLUME CAIRAN INTERSTITIAL
Limfe
Limfe adalah jaringan berbentuk cair yang masuk kedalam pembuluh-
pembuluh limfatik. Limfe dialirkan kedalam darah melalui vena ductus limfatik.
Limfe mengandung faktor-faktor pembekuan dan invitro, apabila dibiarkan akan
membeku. Kadar protein limfe umum nya lebih rendah dari pada kadar protein
plasma tetapi berbeda-beda sesuai dari mana limfe tersebut berasal.
Tabel Jumlah Protein Pada Limpa
Lymph from Protein content
(g/dl)
Ankle 0,5
Limbs 2
Intestine 4
Liver 6
Thoracic duct 4
5
Perlu dicatat bahwa usus tidak bebas protein ,getah usus mengandung
protein yang menerobos diding kapiler dan kembali ke dalam darah memaluin
limfe. Lemak yang tidak larut dalam air yang di absobsi dari usus, masuk kedalam
pembeluk limfatik. Dan limfa dalam ductustorasikus berbentuk seperti susu sebab
akan banyak mengandung lemak. Limfosit–limfosit yang masuk kedalam sirkulasi
terutama melalui pembulu limfatik, dan terdapat limfosit dalam jumlah yang besar
dalam limfeductus toracsikus.
System Limfatik
Ketika darah melaluin kapiler-kapiler di dalam jaringan, cairain merembes
keluar melalui dinding kapiler yang berpori yang bersirkulasi di dalam jaringan
tersebut untuk mendarahi setiap sel. Cairan ini di sebut cairan jaringan atau cairan
interstitial. Cairan ini mengisi instestisium atau ruang antar sel yang terdapat di
berbagai jaringan. Cairan ini jernih, encer dan berwarna jerami mirip plasma
darah yang merupakan asal nya. apabila darah bersirkulasi hanya melalui pembulu
darah, cairan jaringan bersirkulasi melalui jaringan dan membawa zat-zat yang
bernutrisi, oksigen, dan air aliran darah ke masing-masing dan membawa produk-
produk sisa,seperti karbondioksida, urea, dan air, dan menghantarkan mereka ke
dalam darah. Dengan kata lain cairan ini merupakan medium penghung antar sel-
sel jaringan darah.
Dari sejumlah cairan yang keluar dari kapler dalam jaringan, sebagian di
antara nya kembali ke sirkulasi melaluin dinding kapiler, tetapi proses kembali ini
lebh sulit dari pada proes keluar nya karena adanya aliran darah yang terus-enerus
datang ke dalam kapiler. Kelebihan cairan yang tidak dapat kembali langsung
kedalam aliran darah bergabung dan kembali kealiran drah melalui perangkat
pembuluh ke dua, yang membentuk system limfatik dan cairan yang mengisi
pembulu ini di sebut limfatik.
Komponen Sistem Limfatik
System limfatik terdiri dari 4 macam struktur yaitu :
Komponen system limfatik
1. Kapiler limfatik
2. Pembuluh limfatik
3. Nodus limfatik(kelenjar getah bening)
6
4. Ductus limfatik
Kapiler Limfatik
Kapiler limfatik berasal dari ruang intra sel jaringan sebagai pembuluh
sangat halus dengan dinding berpori. Kapiler ini menampung kelebihan cairan
dari jaringan dan kemudian bergabung membentuk pembulu limfatik. Dinding
kapiler limfe bersifat permeable terhadap zat-zat dengan ukuran molekul lebih
besar dari pada yang bisa lolos dari dinding kapiler darah.
Pembuluh Limfatik
Pembuluh limfatik merupakan pipa berdinding tipis dan bisa kolaps,
strukturnya mirip dengan struktur vena, tetapi berisi cairan limfa. Pembuluh ini
lebih halus dan jumlah nya lebih banyak dari pada vena dan seperti hal nya vena,
pembuluh ini dilengkapi dengan katup untuk mencegah aliran cairan limfa kearah
yang salah. Pembuluh limfatik di temukan pada banyak jaringan kecuali sistem
saraf pusat, tetapi pembuluh ini khususnya berjalan dalam jaringan subkutan dan
melewati satu atau lebih nodus limfatik.
Nodus Limfatik
Nodus limfatik adalah struktur kecil dengan ukuran yang bervariasi dari
seujung jarum hingga sebesar buah almon. Pembuluh limfatik membawa cairan
limfa ke nodus ini dan disebut pembuluh aferen.
Pembuluh ini masuk kedalam nodus cairan limfe dan kemudian berkumpul
kembali kedal pembulu limfatik baru yang di sebut pembulu eferen, yang
kemudian akan membawa cairan tersebut dan selanjutnya akan berakhir di muara
ke ductus limfatik setelah kemungkinan melewati ductus limfatik yang lain nya.
Ductus limfatik terutama terdiri dari sel-sel yang mirip dengan sel darah putih
(limfosif), yang dikumpulkan oleh satu jaringan ,yang terdiri dari jaringan
penyambung, dan juga membentuk kapsul nodus limfatik.
Fungsi Nodus Limfatik
1. Memfiltrasi bakteri dalam limfe ketika cairan tersebut melewati nodus.
Jadi bila jaringan terinfeksi, nodus limfatik bisa menjadi bengkak dan
nyeri bila di tekan. Apabila infeksi nya ringan, infeksi tersebut akan di
batasi oleh sel-sel nodus sehingga nyeri gtekanan serta bengkak mereda.
7
2. Memproduksi limfosit bermulitifikasi secara konstan dan sel-sel yang baru
terbentuk akan di bawa limfe
3. Nodus dapat memproduksi beberapa antibody dan antitoksin untuk
mencegah infeksi.
Nodus limfatik umumnya berkelompok di bebagai tubuh. Kelompok nodus
di leher dan dibawah dagu menyaring cairan limfe dari kepala,lidah,dan dasar
mulut. Kelompok nodus di aksila menyaring cairan limfe dari ekstremitas atas dan
dinding dada. Daerah khusus yang banyak terdapat jaringan limfatik adalah :
palatin (langit mulut) dan torsil faringeal, kelenjar timus, agregat folikel limfatik
di usus halus, apendiks dan limpa.
Fungsi lain sistem limfe
Sejumlah besar protein masuk cairan intersititial hati dan usus , dan jumlah
yang lebih sedikit masuk dari darah dalam jaringan lain. Dinding pembulu limfe
permiabel terhadap makro moleku, dan protein di kembalikan kedalam liran darah
melaluin saluran limfe. Jumlah protein yang di kembalikan dengan cara ini dalam
1 hari 25-50% prootein plasma total yng beredar. Dalam ginjal pembentukan urine
yang kepekatan nya maksimum tergntung pada utuhnya sirkulasi limfatik,
pembuangan air yang di reabsobsi pirimid medula ginjal penting untuk kerja yang
efisien dalam mekanis “contercurrent”.
Mekanisme contercurrent
Mekanisme pemekatan tergantung pada pemeliharaan gradien kenaikan
osmolasitas sepanjang piramidin medulla. Gradien ini timbul karena ada kerja
lengkungan heallen sebagai counter current mltipliers dan vasa rekta sebagai
counter current exchangers. Sistem counter current adalah suatu sistem dimana
aliran darah masuk berjalan melalui pararel,berlawan dengan sangat dekat dengan
aliran luar. Cara kerja sistem semacam ini dalam menaikkan pemanansan. Panas
pada cairan yang keluar memanaskan cairan yang masuk sehingga sampai
mencapai tempratur 90 menjadi 100 c. Bukan dari 30 ke 40 c. Lengkungan healen
bekerja pada hal yang sama. Proses desenden lengkun healen relatif permeabel
terhadap air.
Dan air hanya masuk vasa rektabilitas selisih osmotik yang besar antara
interstistitial medula an darah vasa recta di pertahankan oleh drainase cairan
8
interstitial yang mengadung protein ke dalam saluran limfe ginjal. Beberap enzim
yang benar dan khusus yaitu histamin dan lipase sebagian besar dapat mencapai
sirkulasi atau malah semata-mata melalui saluran limfe setelah merekan disekresi
dari sel ke dalam cairan interstitial. Transfor asam lemak rantai panjang dan
kolestrol yang direabsobsi dari usus melalui saluran limfe.
Volume cairan intersitial
Jumlah cairan dalam ruangan intersitial tergantung pada teknan kapiler,
tekanan cairan intestisitial, tekananan oncotik, permeabelitas kapiler, jumlah
kapiler yang aktif ,aliran limfe dan volume total cairan ekstra sel. Pebandingan
resistensi prekapiler dan venanul poskapiler juga penting. Konstriksi prekapiler
menurunkan tekanann filtrasi sedangkan konstraksi postkapiler meningkatkan
tekanan konstrasi filtrasi. Perubahan pada setiap parameter parameter ini cendrung
untuk menguubah volume cairan interstisial. Edema adalah penimbunan cairan
interstisial yang banyak abnormal.
Pada jaringan yang aktif, tekanan kapiler meningkat , sampai pada tingkat
yang melampuin tekanan onkotik sepanjang kapiler. Selain itu metabolik-
metabolik yang aktif osmotik secara temporer dapat tertimbun dalam cairan
intestitial sebab metabolok-metabolik tidak dapat di besihkan secepat
pembentukan nya. Penimbunan metabolok-metabolik sampai batas tertentu
menimbulkan efek osmotik di sebabkan karena tekanan onkontik. Oleh karena itu
jumlah cairan meningkat dan kapiler jels meningkat juga dan jumlah yang masuk
kedalam berkurang. Aliran limfatik yang meningkat menurun derajat cairan yang
tertimbun, tetapi otot yang sedang bekerja , misalnya volume tetap meningkat
sebanyak 25 %.
Cairan interstitial cendrung ertimbun pada bagian tubuh yang bebas sebab
pengaruh gravitasi. Pada posisi berdiri , kapiler tungkai dilindungi dari tekanan
arteri yang tinggi oleh arteriol., tetapi tekanan vena yang tinggi diterusa ke vena
melalui venula. Kontraksi otot rangka mempertahankan tekanan vena rendah
dengan memompa darah mengalir menuju ke jantung, individu bergerak: tetapi
bila bergerak diam untuk waktu yang lama,cairan timbunan dan akhirnya
timbunan edema. Sendi kaki juga bengkak waktu perjalanan jauh saat
9
pelancongan duduk dengan waktu yang lama dengan posisi kaki yang bebas pada
keadaan absobsi vena dapat membentuk edema.
Bila terdapat retensi garam yang abnormal dalam tubuh air juga di retensi.
Garam disebarka di seluruh tubuh di saluran cairan ekstra sel, yang disebabkan
saluran intestitial yang meningkat. Mak predisposisi timbulnya edema. Retensi
fgaram dan air merupakan faktor edema yang terlihat pada payah jantung,
nefprosis dan sirrosis, tetapi pada penyaki ini juga ada variasi dalam mekanisme
yang mengendalikan pengerakan air melalui dinding kapiler. Pada payah jantung
kongesti terjadi peningkatan tekanan vena dan akibatnya tekanan kapiler
meningkat . pada sirropsis hati tekanan onkotiknya rendah sebab sintesis protein
plasma oleh hati berkurang. Dan pada nefrosis tekanan onkotiknya rendah kerana
banyak protein tang hilang pada saat pembuangan urine.
Sebab lain dari edema adalah aliran limfatik yang tidak kuat. Suatu
komplikasi mastektomi radikal yang sering terjadi suatu operasi untuk kanker
mamae dimana noduli limfatik axillaris juga dibuang, edema lengan disebabkan
putusnya cairan limfatik. Pada filariasi suatu parasit cairan cacing yang bermigrasi
kedalam saluran limfr dan menyumbat saluran tersebut. Penimbunan cairan di
tambah reaksi jaringan cendrung menimbulkan pembengkakan massif, biasanya
pda tungkai atau serotum(elefantiasi). Luasnya reaksi mungkin paling banyak di
gambarkan oleh grafik dengan banyak nya laki-laki menderita elefantiasi yang
serotum nya edema .
Sirkulasi limfatik
Dalam keadaan normal, cairan yang keluar melalui dinding kapiler lebih
besar dari pada cairan yang masuk, tetapi cairan ekstra masuk limfatik dan
dialirkan kembali kedalam darah. Ini mempertahankan tekanan cairan interstitial
ari peningkatan dan mempermudah turnover cairan jaringan. Aliran limpatik
normal dalam 24 jam adalah 2-4 liter. Faktor –faktor yang mempengaruhi susunan
limpatik.
Limfatik disebabkan karena pergerakan otot rangka, tekanan interaraks
yang negatif selama inspirasi, rfek sedotan aliran darah yang tinggi dalam vena-
vena di mana saluran limfe berakhir , kontraksi ritmis dinding saluran limfe
mempunyai katup- katup yang mencegah aliran balik, kontraksi otot rangka
10
mendorong limfe ke arah jantung. Denyutan arteri dekat pembulu limfe mungkin
mempunyai efek yang sama. Akan tetapi, kontraksi dinding ductus limfatikus
penting, dan kecepatan kontraksi ini meningkat di bandingkan dengan volume
limfe dalam pembulu. Terdapat bukti bahwa kontraksi faktor penting pendorong
limfe.
Zat –zat yang meningkatkan aliran limfe dinamakan limfogogues. Zat-zat
ini adalah berbagai zat yang meningkatkan permeabilitas kapiler. Zat yang
menyebabkan kontraksi otot polos dan juga meningkatka aliran darah limfe.
Sirkulasi limfatik berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah
meninggalkan jantung melalui arteri dan di kembalikan melalui vena. Sebagai
mana seperti yang kita ketahui dengan cairan yang meninggalkan sirkulasi
dikembalikan dengan saluran limfatik yang menenbus dalam ruang-ruang
jaringan.
Sirkulasi limfe berfungsi mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke
sirkulasi darah, mengankut leukosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah,
membawa emulsi lemak dari usus ke sirkulasi darah, menyaring dan
menghancurkan mikroorganisme dari tempat masuknya ke dalam jaringan tubuh.
Dalam cairan limfe terdapat beberapa unsur seperti kandungan yang sangat
serupa dengan cairan jaringan dan plasma darah. Kompnen-komponen cairan
limfe yaitu: air, bahan baku organik:naitrium,kalium,kalcium,magnesium,
klorida,bicarnat dan fosfat. Protein: albumin,globulin, dan fibrinogen. Bahan-
bahan kumuh bernitrogen : asim urat, urea, kreatin, ammonium, dan kreatinin.
Karbohidrat: glukosa, lemak, kolestrol dan lemak, hormon, gas: oksigen,
karbondioksida, dan nitrogen. Sel-sel darah: tidak mempunyai eritrosit, tetapi
mempunyai lebih banyak limfosit kecil jika dibandingkan dengan leukosit yang
lain.
Kelejar limfe
Kelenjar limfe merupakan getah bening yang berfungsi untuk mencegah
infeksi,penyakit/pertahan terhadap bibit penyakit serta dapat menghasilkan
leukosit. Ada tonjolan yang terdapat pada bagian tertentu pembulu kil yang di
sebut nodus limfa. Nodus limfa terletak di bagian ketiak, leher, pangkal paha,
tonsil, amandel, dan jojot usus. Limfe berfunsi sebagai berikut:
11
1. Sebagin tempat pembuatan leukosit
2. Sebagai tempat pembinaan kuman penyakit
3. Sebagi tempat pembongkaran eretrosit
4. Sebagi tempat penimbunan darah
Pada cairan limfe dapt mengalir atau menembus jaringan pada hewan dan
manusia, kumpulan jalur lalulintas limfa akan membentuk saluran limfa . saluran
limfa pada kepala, leher, ductus organ-organ abdomen membentuk ductus limfa
yaitu:
a. Ductus toractikus: membawa benda cairan kedalam vena bahu kiri
b. Ductus limfa kanan: membawa cairan limfa ke vena bahu kanan
Ductus torosikus bermula sebagai reseptakulum khili atau sinternakhili di
depan vetrebara lumbales, kemudian berjalan ke atas memalui abdomen
dan torak menyimpang kesebelah kiri kolumna vetebralis, kemudian
bersatu dengan vena –vena besar di sebalah kiri bawah leherdan
menuangkan isinya kkedalam vena. Ductus torasikus mengumpulkan
limfa sari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian yang meyalurkan limfe
nya keductus limfa kanan. Ductus limfa kanan kepala dan leher,lengan
kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya kedalam vena
yang berada disebelah bawah kanan leher.
Cairan limfa masuk kedalam nodus limfa yang berfungsi sebagai
pelingdung dari bacteri, benda asing dan leukosit yang mati. Aliran cairan
limfa melalui saluran limfa berjalan searah diakibatkab adanya katup di
sepanjang saluran limfa seperti yang ada pada jantung.
2.4 ALIRAN DARAH DALAM PEREDARAN DARAH
Pada setiap sistolik 70 ml darah dipompakan keluar dari setiap ventrikel.
Jumlah darah tersebut dinamakan isi sekuncup. Aorta dan arteri-arteri besar
merupakan pembuluh elastik dan menampung isi sekuncup dengan sedikit
peningkatan tekanan. Selama diastolik berikutnya, tidak terjadi curahan darah dari
jantung dan tekanan dalam arteri menurun. Darah mengalir berdenyut dalam arteri
dan bila arteri terpotong, darah memencar berdenyut keluar. Aliran darah ke
jaringan dipertahankan oleh gaya recoil elastik dinding arteri. Pada saat darah
12
mencapai kapiler, darah tidak lagi mengalir berdenyut; aliran darah yang mantap
dalam kapiler tidak memperlihatkan perubahan akibat sistolik dan diastolik.
Darah kembali ke jantung melalui vena-vena dengan alioran yang mantap.
Bila vena terpotong, darah keluar dengan lambat dari ujung vena yang terpotong
tanpa berdenyut. Mendekati jantung, aliran kembali berdenyut karena partikel
tidak dapat menerima darah selama sistolik.
TEKANAN DARAH
Tekanan Sistol dan Tekanan Diastol
Tekanan darah adalah tekanan dari darah terhadap dinding pembuluh darah.
Tekanan darah tergantung pada volume darah dalam pembuluh darah, dan
seberapa mudah pembuluh darah dapat meregang.
Pada saat ventrikel berkontraksi (selama periode sistol), sejumlah darah
masuk ke dalam arteri dari ventrikel, sementara itu pada saat yang sama hanya 1/3
volume darah dalam arteri meninggalkan arteri masuk ke arteriol-arteriol. Pada
saat ventrikel relaksasi (selama periode diastol), tidak ada darah yang masuk ke
dalam arteri, sementara itu darah masih terus meninggalkan arteri akibat daya
elastisitas dinding arteri. Akibatnya tekanan darah dalam arteri akan turun.
Tekanan darah maksimum pada arteri pada saat darah dipancarkan ke dalamnya
selama periode diastol ventrikel, disebut tekanan sistol. Pada manusia, tekanan
sistol tersebut besarnya berkisar 120 mmHg. Tekanan darah minimum dalam
arteri selama periode diastol ventrikel disebut tekanan diastol, yang besarnya
pada manusia berkisar 80 mmHg. Tekanan dalam arteri tidak pernah mencapai 0
mmHg sebab kontraksi ventrikel berikutnya akan mengisi lagi arteri dengan darah
sebelum semua darah meninggalkan arteri.
Umumnya tekanan darah ditentukan oleh : (a) tahanan perifer, (b) tekanan
jantung, dan (c) volume darah. Tahanan perifer dipengaruhi oleh terjadinya
kontriksi (penyempitan) dan dilatasi (pelebaran) arteriol dan vena. Tekanan
jantung dipengaruhi oleh jumlah darah dalam jantung dan kekuatan kontraksi
jantung, sedangkan volume darah dalam arteri dipengaruhi oleh keluaran jantung
dan tahanan perifer.
13
Tekanan Pulsa dan Tekanan Arteri Rata-rata
Denyut nadi yang dapat diraba di daerah tertentu pada permukaan tubuh
merupakan perbedaan tekanan sistol dan diastol, yang disebut juga sebagai
tekanan pulsa. Bila tekanan darah 120/80 mmHg, maka tekanan pulsanya adalah
40 mmHG.
Lebih penting daripada tekanan pulsa adalah tekanan arteri rata-rata, yaitu
tekanan yang bertanggung jawab mengalirkan darah ke seluruh jaringan selama
daur jantung. Tekanan arteri rata-rata ini dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Tekanan arteri rata-rata = Tekanan Diastol + (1/3 x Tekanan Pulsa)
Pada seseorang yang memiliki tekanan darah 120/80 mmHg, maka tekanan arteri
rata-ratanya : 80 mmHg + (1/3 x 40) mmHg = 93 mmHg.
Kecepatan Aliran Darah
Kecepatan aliran darah dipengaruhi oleh luas penampang pembuluh darah;
semakin besar jumlah luas keseluruhan penampang pembuluh darah, kecepatan
aliran darahnya semakin lambat, dan sebaliknya semakin sempit luas keseluruhan
penampang pembuluh darah, kecepatan aliran darah di dalamnya semakin cepat.
Pada manusia, kecepatan aliran darah dalam aorta yang penampangnya 4,5
cm2 sebesar 20-50 cm/detik dengan rata-rata 40 cm/detik. Seperti diketahui bahwa
aorta bercabang-cabang menjadi banyak arteri, dan selanjutnya menjadi banyak
kapiler. Diameter dari aorta, arteri, arteriol, dan akhirnya kapiler semakin kecil; di
lain pihak, luas keseluruhan penampang pembuluh darah tadi semakin besar. Ini
mempunyai konsekuensi bahwa urutan kecepatan aliran darah mulai dari aorta
sampai kapiler, adalah semakin lambat.
Luas keseluruhan irisan melintang pembuluh darah pada tempat pertemuan
antara arteriol dengan kapiler mencapai 6000 cm2, dan penampang ini lebih luas
bila dibandingkan dengan jumlah seluruh penampang arteriol. Oleh karena itu
begitu darah masuk ke kapiler, maka alirannya menjadi sangat lambat, yaitu
sekitar 0,03 sampai 0,05 cm/detik, kira-kira hanya 1/1000 kecepatan aliran darah
dalam aorta.
Luas keseluruhan penampang melintang vena setelah anyaman kapiler
adalah 32,5 cm2. Sesuai dengan pernyataan di atas, dengan berkurangnya
14
keseluruhan luas irisan melintang (dari 6000 cm2 ke 32,5 cm2), maka kecepatan
aliran darah di dalam vena menjadi bertambah lagi. Namun bila dibandingkan
dengan kecepatan aliran dalam aorta dan arteri, kecepatan dalam vena jauh sangat
lambat.
Fungsi Atrium
Darah yang kembali ke jantung selama diastolik partikel, mengalir melalui
kedua atrium dan masuk ke ventrikel. Darah yang kembali selama satu sistolik,
tidak dapat masuk ke ventrikel karena katup katup atrioventrikular tertutup. Kedua
atrium berfungsi sebagai penampung darah sampai akhir sistolik pada saat katup
atrioventrikular terbuka. Dengan terbukanya katup-katup tersebut, ventrikrl terisi
dengan cepat oleh darah yang sebelumnys ditampung kedua atrium. Pengisian
sebelumnya ketika darah kembali selama diastolik. Sepersepuluh detik sebelum
awal diastolik kedua ventrikel telah terisi 70 % darah, atrium menguncup dan
menyelesaikan pengisian ventrikel dengan menambahkan sisa darah 30 %.
Kontraksi atrium bukan hal yang penting untuk kehidupan, tetapi fungsi
jantung akan jauh lebih efisien bila arterium berkontraksi. Darah mengalir terus-
menerus melalui paru dan jaringan, tapi alirannya melalui jantung terputus-putus.
Selama satu siklus jantung, darah mengalir melalui kapiler-kapiler jaringan
dengan kecepatan tetap, artinya alirannya tidak berdenyut. Aliran darah paru tidak
memiliki arteriola dan semikian aliran darah melalui darah berubah-ubah selama
satu siklus jantung ; lebih besar pada waktu sistolik dari pada waktu diastolik. Jadi
dalam paru, darah mengalir.
15
BAB III
RANGKUMAN
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat
peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah (arteri,vena,kapiler) dan darah itu
sendiri. Ada dua jenis sistem peredaran darah :
1. Peredaran darah panjang/besar/sistemik
Peredaran darah panjang/besar/sitemik adalah peredaran darah yang mengalirkan
darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikal) kiri jantung lalu diedarkan
keseluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida dijaringan
tubuh. Lalu darah yg kaya karbondioksid dibawa melalui vena menuju serambi
kanan (atrium) jantung
2. Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal
Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal adalah peredaran darah yang mengalirkan
darah dari jantung ke paru-paru dan kembali lagi kejantung. Darah yag kaya
karbondioksid dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis,di
alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dgn darah yang kaya oksigen yang
selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan
anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas
dilakukan oleh plasenta.
Kelenjar limfe merupakan getah bening yang berfungsi untuk mencegah
infeksi,penyakit/pertahan terhadap bibit penyakit serta dapat menghasilkan
leukosit
16