sistem penunjang keputusan - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan...

93
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI SKALA KECIL BERBASIS KENTANG Oleh DHANI SATRIA WIBAWA F34101074 2007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Upload: haanh

Post on 06-Mar-2019

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBANGUNAN

AGROINDUSTRI SKALA KECIL BERBASIS KENTANG

Oleh

DHANI SATRIA WIBAWA

F34101074

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBANGUNAN

AGROINDUSTRI SKALA KECIL BERBASIS KENTANG

Oleh

DHANI SATRIA WIBAWA

F34101074

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 3: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBANGUNAN

AGROINDUSTRI SKALA KECIL BERBASIS KENTANG

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

DHANI SATRIA WIBAWA

F34101074

Dilahirkan di Bojonegoro, 1 September 1982

Tanggal Lulus : November 2007

Disetujui,

Bogor, Januari 2008

Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA

Dosen Pembimbing

Page 4: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Dhani Satria W. F34101074. Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri Skala Kecil Berbasis Kentang. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo DEA.

RINGKASAN

Kentang merupakan salah satu produk pertanian yang dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan turunannya. Makanan-makanan berbasis kentang ini memiliki nilai tambah yang lebih tinggi daripada kentang itu sendiri. Agroindustri keripik kentang merupakan salah satu industri pengolah kentang yang cukup potensial. Untuk mendukung pemilihan dan pengembangan agroindustri berbasis kentang yang tepat maka dibutuhkan suatu sistem penunjangnya. Sistem penunjang keputusan merupakan salah satu pendekatan ilmiah yang dapat digunakan dari berbagai alternatif keputusan. Pengembangan sistem penunjang keputusan dapat membantu pengambil keputusan tentang perencanaan pengembangan agroindustri berbasis kentang. Tujuan penelitian ini adalah merancang model sistem penunjang keputusan agroindustri skala kecil berbasis kentang serta memberikan alternatif keputusan investasi produk agroindustri berbasis kentang yang paling potensial dan tepat. Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri Skala Kecil Berbasis Kentang dikembangkan menjadi paket perangkat lunak komputer yang diberi nama PoDSS (Potato Decision Support System). Perangkat lunak ini diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Didalam aplikasinya, PoDSS memiliki empat sistem yang terintegrasi, yaitu: Sistem manajemen dialog, Sistem pengolahan pusat, Sistem manajemen basis data, dan Sistem manajemen basis model. Sistem manajemen dialog adalah sistem yang langsung berinteraksi dengan pengguna. Sistem manajemen dialog ini bisa langsung terlihat saat program berjalan yaitu tampilan antar muka. Sistem pengolahan pusat merupakan bagian penting yang menyatukan keseluruhan sistem. Sistem pengolahan pusat akan mengatur masing-masing sistem menjadi satu-kesatuan yang utuh. Sistem manajemen basis data sendiri terdiri dari dua bagian, sistem manajemen basis data statis dan sistem manajemen basis data dinamis. Sistem manajemen basis model terdiri dari 5 sub model pendukung yaitu: Sub model pembobotan kriteria produk potensial, Sub model penentuan produk potensial, Sub model pembobotan kriteria pemilihan lokasi, Sub model penentuan lokasi potensial, dan Sub model kelayakan finansial. Sub model pembobotan kriteria produk potensial berguna untuk memberikan nilai pada kriteria produk potensial. Metode yang digunakan dalam sub model ini adalah metode eckenrode. Sub model penentuan produk potensial merupakan sub model yang berguna untuk mendapatkan produk potensial berdasarkan metode perbandingan eksponensial (MPE). Berdasarkan hasil perhitungan, skor tertinggi diperoleh produk keripik kentang. Sub model pembobotan kriteria pemilihan lokasi berguna untuk memberikan nilai pada kriteria pemilihan lokasi. Metode yang digunakan dalam sub model ini adalah metode eckenrode. Sub model penentuan lokasi potensial digunakan dalam pemilihan lokasi potensial berdasarkan alternatif yang tersedia. Sub model ini menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Lokasi potensial berdasarkan hasil perhitungan adalah daerah Pangalengan.

Page 5: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Sub model kelayakan finansial digunakan untuk menganalisa tingkat kelayakan agroindustri keripik kentang berdasarkan data finansial. Berdasarkan hasil perhitungan, agroindustri keripik kentang memiliki nilai NPV sebesar Rp. 51.038.439,-. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 49,57% yang berarti nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank yaitu 18%. Nilai B/C Ratio sebesar 7,41 artinya penerimaan yang diperoleh sebesar 7,41 kali dari biaya dan PBP sebesar 2,97 tahun. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa agroindustri keripik kentang layak untuk dikembangkan.

Page 6: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Dhani Satria W. F34101074. Decision Support System for Small Scale Potato Agroindustrial Development. Supervised by Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo DEA.

SUMMARY

Potato is one of agricultural product that can be processed into its derivative foods. These foods have higher value compared to the potato itself. Potato chip agroindustry is one of the potential industry in potato processing. To support the selection and the development of potato based agroindustry, supporting system is needed. Decision support system is one of the scientific approaches that can be used from several decision alternatives. Decision support system development can be used to help the decision maker about potato based agroindustry development plan. Objective of this research is to design decision support system model of small scale potato agroindustry thus giving the decision alternatives on potato based agroindustry product.

Decision Support System of Small Scale Potato Agroindustry is developed into computer software called PoDSS (Potato Decision Support System). This software is expected to help management in making a decision. PoDSS have four integrated system, dialog system, central processing system, data based system, and model based system. Dialog based system is the system that interact directly with user. Dialog based system can be seen when the software is running that is user interface. Central processing system is the main system that combines all of the system. Central processing system will manage the individual system to unite as a one whole system. Data based system comprise with two parts, static and dynamic data based. Model based system comprise of five supporting sub model, potential product criteria weighing sub model, potential product decision sub model, potential location criteria weighing sub model, potential location decision sub model, and financial feasibility sub model.

Potential product criteria weighing sub model beneficent to give value to potential product criteria. This sub model used eckenrode method. Potential product decision sub model beneficent to get the potential product based on MPE (Exponential Comparison Method). Based on calculation, potato chips get the highest score. Potential location criteria weighing sub model beneficent to give value to potential location criteria. This sub model used eckenrode method. Potential location decision sub model is used in potential location selection based on given alternatives. This sub model used MPE method. Potential location based on calculation is Pangalengan regency.

Financial feasibility sub model beneficent to analyze the potato chips agroindustry’s feasibility. Based on calculation, potato chips agroindustry has NPV value of Rp. 51.038.439,-. IRR value of 49,57% which mean IRR value is higher than bank’s interest rate of 18%. B/C Ratio of 7,41 which mean revenue generated as much as 7,41 times from cost and PBP value of 2,97 years. Calculation shows that potato chips agroindustry is reasonable to be developed.

Page 7: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bojonegoro pada tanggal 1 September 1982. Penulis

adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Sujono dan Sri Mudjajati

Rahaju. Pendidikan penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita tamat

tahun 1989, SD Negeri Kutorejo 1 Tuban tamat pada tahun 1995, Pada tahun 1998

penulis menamatkan pendidikan di SLTP Negeri 3 Tuban kemudian penulis

melanjutkan ke jenjang SMU di SMU Negeri 1 Tuban dan tamat pada tahun 2001.

Penulis melanjutkan kuliah di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB pada

departemen Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2001.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di beberapa organisasi

kemahasiswaan antara lain anggota Himalogin divisi Public Relation, anggota

Prompt[D:] sebagai koordinator seksi Sistem Operasi, Redaksi Berita Fateta, Ketua

IPMRT dan anggota Forum Komunikasi Agroindustri. Kegiatan seminar dan

pelatihan yang pernah diikuti antara lain Seminar Linux, peserta seminar Security

Tutorial & Demo, pelatihan jurnalistik serta pelatihan komunikasi oleh Forum

Komunikasi Agroindustri. Kegiatan dalam bidang akademik antara lain sebagai

asisten dosen pada mata kuliah menggambar teknik, mata kuliah penerapan

komputer, mata kuliah sistem informasi manajemen, dan mata kuliah minyak atsiri

dan kosmetika. Penulis juga pernah membantu pembuatan Sistem Informasi Bangun

Praja kerja sama PPLH IPB dengan Kementerian Lingkuhan Hidup sebagai anggota

tim pembuatan profil TIN dan FATETA, serta pernah mengisi siaran radio di Radio

Republik Indonesia-Bogor.

Page 8: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

KATA PENGANTAR

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu serta memberikan arahan, bimbingan dan

kerjasamanya dalam pelaksanaan penelitian ini. Beberapa pihak yang telah

banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini diantaranya adalah:

1. Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA., selaku dosen pembimbing akademik

atas bimbingan dan arahannya.

2. Dr. Erliza Hambali dan Dr. Dwi Setyaningsih selaku dosen penguji.

3. Bpk. Waluyo, Bpk Wildan, Bpk. Ayub, Ibu Ogi, Ibu Ani selaku ahli atas

wawancara dan kerjasamanya.

4. Ibu, bapak, kakak dan adikku atas doa serta dukungan baik moril maupun

materiil yang tak ternilai harganya.

5. Mas Mawan atas bantuannya dalam diskusi masalah konsep dan pembuatan

software.

Rekan-rekan di Departemen Teknologi Industri Pertanian atas bantuan

serta dorongan semangat selama penulis melakukan penelitian. Teman-teman

semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini bisa

bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.

Bogor, September 2007

Penulis

Page 9: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................ 1

B. TUJUAN ................................................................................................. 2

C. RUANG LINGKUP ................................................................................ 2

D. OUTPUT DAN MANFAAT PENELITIAN .......................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5

A. KENTANG

1. Karakteristik Kultivar Kentang dan Persyaratan Tumbuhnya .......... 5

2. Panen dan Pascapanen ...................................................................... 8

3. Perdagangan Kentang di Indonesia .................................................. 9

B. AGROINDUSTRI

1. Agroindustri ................................................................................... 10

2. Agroindustri Pengolahan Kentang ................................................. 11

C. SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN ............................................... 13

D. KRITERIA INVESTASI ..................................................................... 14

III. METODOLOGI ....................................................................................... 19

A. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................ 19

B. PENDEKATAN SISTEM ................................................................... 21

1. Analisa Kebutuhan ......................................................................... 21

2. Formulasi Permasalahan ................................................................ 22

3. Identifikasi Sistem .......................................................................... 23

C. TATA LAKSANA ............................................................................... 26

1. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 26

2. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 26

Page 10: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

3. Pengolahan dan Analisa Data ........................................................ 27

4. Perancangan Sistem ....................................................................... 27

5. Implementasi .................................................................................. 28

6. Verifikasi ........................................................................................ 28

IV. PEMODELAN SISTEM .......................................................................... 29

A. KONFIGURASI MODEL PoDSS ....................................................... 29

B. RANCANG BANGUN MODEL ........................................................ 30

C. PAKAR ................................................................................................. 33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 34

A. Program Utama .................................................................................... 34

B. Agroindustri Skala Kecil Keripik Kentang .......................................... 43

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47

LAMPIRAN

iii

Page 11: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Pertumbuhan luas panen, produksi dan produktivitas komoditi

kentang ................................................................................................... 9

Tabel 2. Nilai nutrisi keripik kentang per 100 gram .......................................... 12

Tabel 3. Hasil perhitungan sub model pembobotan kriteria produk potensial .. 38

Tabel 4. Hasil perhitungan sub model pembobotan kriteria pemilihan lokasi ... 40

Tabel 5. Produksi kentang di tiga kecamatan potensial ..................................... 41

Tabel 6. Asumsi model kelayakan ..................................................................... 42

Tabel 7. Hasil analisa finansial keripik kentang ................................................ 43

iv

Page 12: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kurva pertumbuhan luas panen, produksi dan produktivitas

komoditi kentang ............................................................................. 10

Gambar 2. Struktur dasar sistem penunjang keputusan ..................................... 14

Gambar 3. Kerangka konseptual penelitian ....................................................... 20

Gambar 4. Metodologi pemecahan masalah dengan pendekatan sistem ........... 22

Gambar 5. Diagram lingkar sebab akibat sistem penunjang keputusan

agroindustri skala kecil berbasis kentang ........................................ 23

Gambar 6. Diagram input-output sistem penunjang keputusan agroindustri

skala kecil berbasis kentang ............................................................. 25

Gambar 7. Konfigurasi Model PoDSS ............................................................... 29

Gambar 8. Tampilan login PoDSS ..................................................................... 35

Gambar 9. Tampilan utama sistem ..................................................................... 35

Gambar 10. Menu informasi .............................................................................. 36

Gambar 11. Menu administrasi .......................................................................... 36

Gambar 12. Tampilan basis data statis PoDSS .................................................. 37

Gambar 13. Tampilan basis data dinamis PoDSS .............................................. 37

Gambar 14. Tampilan sub model pembobotan kriteria produk potensial .......... 38

Gambar 15. Hasil perhitungan MPE produk unggulan ...................................... 39

Gambar 16. Tampilan sub model pembobotan kriteria pemilihan lokasi .......... 40

Gambar 17. Hasil perhitungan lokasi potensial ................................................. 41

v

Page 13: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Peta kabupaten Bandung ............................................................... 52

Lampiran 2. Diagram alir level 0 ....................................................................... 53

Lampiran 3. Diagram alir level 1 ....................................................................... 54

Lampiran 4. Diagram alir level 2 ....................................................................... 55

Lampiran 5. Surat pengantar kuisioner untuk penentuan produk unggulan

dan penentuan lokasi agroindustri .................................................. 58

Lampiran 6. Kuisioner penentuan produk unggulan dan penentuan lokasi

Agroindustri ................................................................................... 59

Lampiran 7. Asumsi kelayakan finansial agroindustri keripik kentang ............. 63

Lampiran 8. Biaya-biaya .................................................................................... 64

Lampiran 9. Biaya produksi ............................................................................... 65

Lampiran 10. Laba rugi ...................................................................................... 66

Lampiran 11. Aliran kas ..................................................................................... 67

Lampiran 12. BEP .............................................................................................. 68

Lampiran 13. Hasil analisa kelayakan agroindustri kentang ............................. 69

vi

Page 14: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia termasuk salah satu negara agraris dengan sumber daya alam

yang melimpah. Sebagai negara agraris, sektor pertanian memiliki peran yang

relatif besar dalam roda perekonomian Indonesia. Peran ini dapat dicapai

dengan salah satu cara yaitu melalui agroindustri. Agroindustri mengolah

bahan baku yang berasal dari tanaman maupun hewan. Agroindustri

diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian,

sehingga dapat bersaing baik di pasar lokal maupun pasar internasional.

Salah satu produk pertanian yang memiliki prospek relatif potensial

adalah kentang (Solanum tuberosum L.). Di pasaran, kentang memiliki harga

yang relatif stabil. Hal ini dikarenakan kentang merupakan produk yang dapat

disimpan, berbeda dengan sayuran seperti tomat atau kubis. Kentang sebelum

dikonsumsi harus diolah terlebih dahulu. Untuk pemakaian umum, kentang

biasanya diolah menjadi makanan seperti perkedel, sambal kentang, ataupun

sop. Beberapa produk olahan kentang diantaranya adalah keripik, kerupuk,

tepung, dan kentang goreng.

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk pengembangan produk

ini adalah dengan mengembangkan agroindustri berbasis kentang, tetapi

kenyataannya agroindustri berbasis kentang masih mengalami banyak

kendala. Hal ini karena pertanian dan industri walaupun saling terkait tetapi

mempunyai karakteristik yang berbeda. Hasil pertanian sebagai bahan baku

industri tergantung pada alam dan bersifat musiman sehingga berpengaruh

terhadap kontinuitas hasil produksi. Umumnya, produk pertanian juga hanya

bisa berproduksi secara maksimal pada daerah-daerah tertentu saja.

Disamping produk pertanian, petani juga perlu diperhatikan. Petani umumnya

memiliki keterbatasan dalam akses informasi dan teknologi yang berkaitan

dengan bisnisnya. Di sektor industri, kontinuitas bahan baku harus terjamin

serta memiliki kualitas yang baik.

Page 15: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Dari kondisi tersebut, maka diperlukan suatu sistem untuk

menjembatani antara usahatani kentang dan agroindustri berbasis kentang

sehingga saling mendukung. Agroindustri dapat memberikan informasi

tantang varietas dan kualitas kentang yang diinginkan, jumlah permintaan

serta harga yang ditawarkan kepada petani. Informasi tersebut dapat

dimanfaatkan oleh petani untuk merencanakan varietas kentang yang ditanam

maupun tingkat produksinya.

Dalam perencanaan, penggunaan perangkat lunak dapat membantu

memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan. Pengembangan

sistem penunjang keputusan dapat membantu pengambil keputusan tentang

perencanaan pengembangan agroindustri berbasis kentang. Sistem ini

diharapkan mampu menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh dan harus

dipertimbangkan dalam pendirian agroindustri berbasis kentang ini.

B. TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah:

1) Merancang model Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri Skala

Kecil Berbasis Kentang.

2) Memberikan alternatif keputusan investasi produk agroindustri

berbasis kentang yang paling potensial dan tepat.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penelitian meliputi perencanaan agroindustri skala kecil

berbasis kentang yang dilakukan mulai tahap mempelajari faktor-faktor yang

berpengaruh. Tahap berikutnya adalah perancangan sistem agroindustri

kentang dan dilanjutkan dengan pembuatan program aplikasinya. Penelitian

ini dilakukan dari perancangan model sistem sampai penerapannya melalui

program aplikasinya.

Analisa model yang dilakukan dalam sistem adalah analisa

pengembangan usahatani kentang dan analisa pengembangan agroindustri

berbasis kentang. Analisa pengembangan usahatani kentang terdiri dari

penentuan lokasi, dan penentuan produk kentang unggulan. Analisa

2

Page 16: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

pengembangan agroindustri berbasis kentang berupa analisa kelayakan

agroindustri berbasis kentang.

Jenis kentang yang dipilih adalah jenis kentang yang cocok dijadikan

keripik karena agroindustri pengolah dalam sistem dibatasi hanya pada

industri keripik kentang. Skala usaha agroindustri ini adalah skala kecil dan

dengan pertimbangan modal yang lebih sedikit dan mampu menyerap tenaga

kerja dari lingkungan sekitar.

Data yang diperlukan merupakan data primer maupun data sekunder.

Data primer didapat dari wawancara dengan pakar tanaman kentang serta

pakar dalam usaha keripik kentang. Data sekunder didapat dari Biro Pusat

Statistik, Departemen Pertanian, Departemen Perindustrian dan Perdagangan,

dan sumber lain yang relevan.

Pengkajian ini berbentuk paket perangkat lunak (software) yang dapat

digunakan oleh suatu usahatani kentang ataupun agroindustri yang

berbasiskan kentang.

D. OUTPUT DAN MANFAAT PENELITIAN

Hasil keluaran dari model sistem penunjang keputusan agroindustri

skala kecil berbasis kentang berupa sebuah paket perangkat lunak. Paket ini

terdiri dari beberapa sub model, diantaranya yaitu: 1) Sub model lokasi, 2)

Sub model produk unggulan, 3) Sub model analisa kelayakan finansial

agroindustri skala kecil berbasis kentang.

Pengguna paket perangkat lunak ini diantaranya adalah:

1. Industri pengolah

Sistem dapat memberikan informasi kepada industri mengenai

permintaan, tingkat produksi, harga, serta kelayakan finansial.

2. Investor

Sistem dapat membantu calon investor yang ingin bergerak

dibidang industri kentang dengan memberikan informasi tentang

harga, permintaan serta analisa kelayakan finansialnya.

3

Page 17: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

3. Pemerintah

Sistem dapat membantu pemerintah dalam membuat perencanaan

industri pengolahan kentang, terutama keripik kentang. Informasi

yang bisa diberikan adalah penentuan lokasi, varietas yang sesuai,

harga, tingkat produksi, serta analisis kelayakannya. Informasi

permintaan, harga, dan tingkat produksi dapat membantu

pemerintah dalam menentukan kebijakan harga.

4

Page 18: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. KARAKTERISTIK KULTIVAR KENTANG DAN PERSYARATAN

TUMBUHNYA

Kentang (Solanum tuberosum L.) masih satu keluarga dengan cabai,

tomat, dan paprika. Kentang termasuk dalam divisi Spermatophyta, sub divisi

Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Tubiflorae, famili Solanaceae,

genus Solanum, dan spesies Solanum tuberosum L. Beberapa subspesies dari

spesies ini yaitu Katahdin, Sebago, dan Kennebec.

Kentang merupakan tanaman tahunan yang pendek, berbatang lemah

tetapi memiliki cabang yang banyak. Berdaun majemuk menyirip, mahkota

bunga berbentuk terompet dengan bagian atasnya berbentuk bintang. Warna

bunganya bervariasi dari putih, merah muda, ungu, dan biru.

Kentang dihasilkan dari stolon. Stolon adalah bagian yang keluar dari

batang akar atau akar utama. Pada awal pertumbuhannya, stolon terlihat

seperti akar biasa tetapi biasanya warnanya lebih putih dan lebih panjang

daripada akar cabang. Ketika panjang maksimal tercapai, stolon akan

menggembung dan akan terus membesar sejalan dengan pertumbuhannya.

Stolon akan menjadi umbi jika berada di dalam tanah tetapi jika muncul ke

permukaan, stolon akan berubah menjadi tunas.

Tanaman yang berasal dari umbi biasanya menghasilkan stolon lebih

banyak daripada bibit setek. Tanaman dari umbi akan mengeluarkan stolon

sekitar umur 4 minggu. Umbi mulai terbentuk pada umur 40 hari dengan

ukuran sebesar kelereng. Diameter umbi akan maksimal pada umur 60 hari

setelah tanam (HST). Umur setelah 60 HST digunakan untuk menambah

bobot umbi, biasanya sampai 90 HST.

1. Karakteristik Beberapa Kultivar Kentang

Terdapat banyak kultivar kentang yang dibudidayakan di Indonesia

seperti Cipanas, Cosima, Segunung, Granola, Diamant, Desiree, Agria,

Kondor, Alpha, Ajax, Catella, French Fries, Atlantic, Panda, Donata,

Marita, Radosa, Arka, Eigenheimer, Rapan, Thung, Katela, Patrones,

DTO-33, dan sebagainya.

Page 19: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Untuk keperluan industri dipilih kultivar yang memiliki syarat

khusus. Syaratnya adalah umbi putih, berat jenis > 1,07; total solid >

20% dan kadar gula rendah. Karakteristik kentang seperti ini bila

dijadikan keripik atau stik akan renyah dan tidak gosong. Kultivar yang

memenuhi syarat ini adalah Atlantic, Hertha, dan Diamant. Untuk

konsumsi di Indonesia, kultivar ini kurang diminati karena kurang enak

bila diolah menjadi masakan. Masyarakat cenderung memilih kentang

dengan warna kuning dan kadar gula yang lebih tinggi seperti Granola.

Beberapa kultivar unggul diantaranya adalah:

a. Granola

Umbi berbentuk oval, kulit dan daging umbi berwarna kuning.

Umur genjah (80-90 hari), dan tahan terhadap beberapa penyakit

berbahaya. Potensi hasil tinggi, yakni dapat mencapai 30-35 ton

per hektar.

b. Atlantic

Introduksi dari Australia. Pemegang lisensi tunggal di Indonesia

adalah PT Indofood Sukses Makmur. PT Indofood bermitra dengan

PT Politani (Kodel Grup) untuk perbanyakan bibit setek secara

kultur invitro. Umbi berbentuk bulat seperti bola tenis, kulit

kuning, dan daging umbi putih. Mata tunas sedikit. Tanaman

rentan terhadap penyakit busuk bakteri (Pseudomonas

solanacearum), busuk cendawan (Phytopthora infestans) dan

nematoda Meloidogyne sp. Terutama di daerah kelembaban dan

curah hujan tinggi seperti Sukabumi. Potensi hasil di Sukabumi

rendah, tetapi petani di Batu, Malang melaporkan pernah mencapai

hasil 40 ton/ha. Ukuran umbi dapat mencapai 700 g/butir dengan

cita rasa yang sangat cocok untuk keripik kentang.

c. Cosima

Introduksi dari Jerman Barat. Umbi berbentuk bulat pipih, mata

dangkal, permukaan rata, warna kulit kuning muda, dan warna

daging kuning tua. Umur 100-101 hari. Cukup tahan terhadap

penyakit busuk daun Phytopthora infestans, tetapi peka terhadap

6

Page 20: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

penyakit layu bakteri Pseudomonas solanacearum. Potensi hasil

19-36 ton/ha, rata-rata 28,5 ton/ha.

d. Desiree

Umbi berbentuk bulat sampai oval, kulit merah, mata dangkal dan

daging kuning kemerahan. Umur panen 100 hari. Peka terhadap

penyakit busuk daun (Phytopthora infestans). Potensi hasil per

hektar tinggi.

2. Kondisi Lingkungan Kentang

Kentang termasuk golongan tanaman yang tidak dapat tumbuh

disembarang tempat. Sebelum mulai menanam kentang, diusahakan

memilih lokasi yang tepat. Kondisi lingkungan yang cocok sangat

berpengaruh terhadap tanaman.

Persyaratan tumbuh yang penting diperhatikan adalah tanah dan

iklim. Faktor tanah mencakup kesuburan, tekstur, struktur, keasaman

(pH), permeabilitas, porositas, dan biologi. Sementara faktor iklim yang

sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usahatani kentang adalah

ketinggian tempat (altitude), curah hujan, radiasi surya, suhu udara, dan

kelembaban udara. Topografi tanah penting pula diperhatikan.

1. Iklim

Kondisi lingkungan yang cocok dengan tanaman kentang

adalah tempat yang berhawa dingin atau sejuk. Suhu udara yang

diperlukan idealnya berkisar antara 15-18ºC pada malam hari dan

antara 24-30ºC pada siang hari. Kentang dapat hidup pada

ketinggian antara 500-3000 m dpl, tetapi ketinggian ideal untuk

budidaya kentang adalah berkisar 1000-1300 m dpl. Kentang yang

di tanam pada ketinggian kurang dari 1000 m dpl biasanya

menghasilkan umbi yang lebih kecil.

Tanaman kentang juga dipengaruhi oleh curah hujan. Curah

hujan yang diperlukan sekitar 1500 mm per tahun. Selain suhu,

ketinggian dan curah hujan, angin ikut mempengaruhi umbi yang

7

Page 21: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

dihasilkan. Angin yang terlalu kencang bisa merusak tanaman serta

mempercepat penyebaran bibit penyakit.

2. Keadaan tanah

Tanah yang gembur dan sedikit berpasir serta mengandung

humus tinggi merupakan media tanam yang baik untuk kentang.

Tanah yang sedikit berpasir akan mudah diresapi air serta tidak

menghalangi pertumbuhan umbi. Tanah demikian bisa menjaga

kelembaban saat musim hujan. Kelembaban tanah yang cocok untuk

umbi kentang adalah 70%. Kelembaban tanah yang lebih dari 70%

akan menyebabkan kentang mudah terserang penyakit busuk batang

atau leher akar. Keasaman (pH) tanah yang cocok untuk kentang

bervariasi tergantung dari varietasnya, tetapi umumnya tanah dengan

pH antara 5-5,5 paling optimal untuk perkembangan kentang.

B. PANEN DAN PASCAPANEN

Kentang biasanya dapat dipanen pada umur 3-4 bulan setelah tanam,

tergantung dari varietasnya. Tanaman kentang setelah berumur 100 hari,

bagian atasnya akan mulai mengering yang menandakan umur tanaman sudah

cukup tua. Kentang dalam kondisi seperti ini masih belum bisa dipanen karena

kulit umbinya masih tipis dan mudah lecet. Tanaman kentang setelah

mengering dibiarkan sampai seluruhnya kering, biasanya sekitar 7-15 hari

kemudian baru dipanen. Pemanenan kentang biasanya dilakukan dengan

cangkul atau garpu dan dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak umbi.

Penanganan pascapanen biasanya meliputi seleksi dan penyimpanan.

Dari seleksi akan didapat beberapa mutu kentang. Menurut Setiadi dan

Nurulhuda (1993), mutu kentang bisa dibagi berdasarkan bobotnya. Jenis

lokal dan granola dibedakan menjadi 4 golongan mutu, yaitu:

1. Mutu super (A) berbobot 301 gram ke atas.

2. Mutu besar (B) berbobot 100-300 gram.

3. Mutu sedang (C) berbobot 50-100 gram.

4. Mutu kecil (D) berbobot kurang dari 50 gram.

8

Page 22: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Penentuan mutu untuk kentang jenis french fries sedikit berbeda, yaitu:

1. Mutu super berbobot 400 gram ke atas.

2. Mutu A berbobot 250-400 gram.

3. Mutu B berbobot 100-250 gram.

4. Mutu C berbobot 60-100 gram.

5. Mutu D berbobot 30-60 gram.

C. PERDAGANGAN KENTANG DI INDONESIA

Kentang merupakan komoditi yang cukup berpotensi untuk

dikembangkan dilihat dari permintaan pasar. Meskipun demikian, produksi

maupun produktivitas kentang masih berfluktuasi. Produksi kentang dapat

dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Pertumbuhan luas panen, produksi dan produktivitas komoditi

Kentang di Indonesia

Luas Area Pertumbuhan Produksi Pertumbuhan Produksi Pertumbuhan Tahun (Ha) (%) (Ton) (%) (Ton/Ha) (%)

1990 44.390 0,00 628.727 0,00 14,16 0,00 1991 39.620 -10,75 525.839 -16,36 13,27 -6,30 1992 48.852 23,30 702.584 33,61 14,38 8,36 1993 51.122 4,65 809.457 15,21 15,83 10,10 1994 56.057 9,65 877.146 8,36 15,65 -1,18 1995 62.388 11,29 1.035.260 18,03 16,59 6,05 1996 69.946 12,11 1.109.560 7,18 15,86 -4,40 1997 50.189 -28,25 813.368 -26,69 16,21 2,16 1998 65.047 29,60 998.032 22,70 15,34 -5,32 1999 62.776 -3,49 924.058 -7,41 14,72 -4,06 2000 73.068 16,39 977.349 5,77 13,38 -9,13 2001 55.971 -23,40 831.140 -14,96 14,85 11,02 2002 57.332 2,43 893.824 7,54 15,59 4,99 2003 62.839 9,61 851.485 -4,74 13,55 -13,09

Sumber : Divisi statistik FAO, 2007 (diolah)

9

Page 23: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Produksi

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

Tahun

Ton Produksi

Gambar 1. Grafik produksi komoditi kentang.

D. AGROINDUSTRI

Indonesia termasuk salah satu negara agraris dengan sumber daya alam

yang melimpah. Sebagai negara agraris, sektor pertanian memiliki peran yang

relatif besar dalam roda perekonomian Indonesia. Peran ini dapat dicapai

dengan salah satu cara yaitu melalui agroindustri. Agroindustri mengolah

bahan baku yang berasal dari tanaman maupun hewan. Agroindustri

diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian,

sehingga dapat bersaing baik di pasar lokal maupun pasar internasional.

Menurut Austin (1992), agroindustri merupakan suatu perusahaan yang

mengolah bahan baku yang berasal dari tanaman atau hewan sehingga

menghasilkan produk dengan nilai tambah yang tinggi. Agroindustri

merupakan bagian dari industri. Pada penelitian ini, industri akan dibatasi

pada industri skala kecil. Pengertian industri skala kecil menurut Undang-

undang No. 9 tahun 1995 adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan, bertujuan untuk

memproduksi barang ataupun jasa untuk diperniagakan secara komersial,

yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta, dan

mempunyai nilai penjualan per tahun sebesar Rp. 1 milyar atau kurang.

10

Page 24: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Batasan skala usaha menurut Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan

jumlah tenaga kerja yaitu:

Industri dan Dagang Mikro (ID-Mikro) : 1-4 orang

Industri dan Dagang Kecil (ID-Kecil) : 5-19 orang

Industri dan Dagang Menengah (ID-Menengah) : 20-99 orang

Industri dan Dagang Besar (ID-Besar) : 100 orang ke atas

Kentang bisa diolah menjadi berbagai bahan makanan ataupun produk turunan

lainnya. Produk-produk yang bisa diolah dari bahan dasar kentang bisa dilihat

pada Gambar 2.

KENTANG

Tepung

Keripik

Kentang Goreng

Pasta

French Fries

Potato Flakes

Pati

Minuman

Kerupuk

Bahan Kemasan

Gambar 2. Pohon industri kentang

E. AGROINDUSTRI PENGOLAHAN KENTANG

Kentang umumnya diolah lebih dahulu sebelum dikonsumsi. Salah satu

produk olahan kentang yang banyak dikonsumsi adalah keripik kentang. Dari

situs http://www.iptek.net.id, alat dan bahan serta tahap pembuatan keripik

kentang skala kecil adalah sebagai berikut.

11

Page 25: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

• ALAT

Pisau, ember plastik, tampah (nyiru), penggorengan (wajan), kompor atau

tungku, panci email atau baskom plastik, pengaduk dan saringan.

• BAHAN

Kentang besar 20 kg, bawang putih 1 ons, garam 6 sendok makan, kapur

sirih 1 ons, minyak goreng 2 kg.

• CARA PEMBUATAN

1. Kupas kentang, segera masukkan dalam ember yang berisi air,

kemudian cuci sampai bersih

2. Iris tipis-tipis dengan ketebalan 2-2 ½ mm, langsung rendam selama

12-24 jam dalam air yang telah diberi kapur sirih

3. Cuci lalu tiriskan

4. Tumbuk bawang putih dan garam sampai halus lalu masak dalam air

sampai mendidih. Larutan ini harus cukup asin

5. Rebus irisan kentang selama 3-5 menit, kemudian tiriskan

6. Letakkan irisan kentang di atas tampah. Susun berjajar secara

berselingan

7. Jemur selama 2-3 hari sampai kering

8. Goreng dalam minyak yang tidak terlalu panas. Bila kentang sudah

mekar cepat angkat

Catatan: Dari 1 kg kentang dapat diperoleh 2 ons keripik kentang.

Nilai nutrisi per 100 gram porsi makanan keripik kentang dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel 2. Nilai nutrisi keripik kentang per 100 gram

No Komponen Unit Nilai

1 Nutrisi Air g 1,4 Energi kcal 558 Protein g 5,9 Total lemak g 38,4 Karbohidrat g 51 Serat g 3,6

2 Mineral Kalsium mg 24 Besi mg 1,5

12

Page 26: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

No Komponen Unit Nilai Magnesium mg 58 Fosfor mg 157 Potasium mg 1008 Sodium mg 656 Seng mg 0,59 Tembaga mg 0,16 Mangan mg 0,344 Selenium mcg 8,1

3 Vitamin Vitamin C mg 8,2 Thiamin mg 0,205 Riboflavin mg 0,12 Niacin mg 3,15 Asam pantotenik mg 0,212 Vitamin B-6 mg 0,145 Folat mcg 7 Vitamin E mg 4,88

4 Lemak Asam lemak jenuh (saturated) g 9,45 Asam lemak tak jenuh (monounsaturated) g 7,27 Asam lemak tak jenuh (polyunsaturated) g 19,98

5 Asam Amino Triptofan g 0,046 Treonin g 0,258 Isoleusin g 0,261 Leusin g 0,389 Lisin g 0,372 Metionin g 0,069 Sistin g 0,076 Fenilalanin g 0,272 Tirosin g 0,233 Valin g 0,346 Arginin g 0,287 Histidin g 0,132 Alanin g 0,213 Asam aspartat g 1,195 Asam Glutamat g 0,989 Glisin g 0,204 Prolin g 0,215 Serin g 0,243

Sumber : PT. Asiamaya Dotcom Indonesia, 2004

13

Page 27: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

F. SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

Pendekatan secara sistem dalam pengambilan keputusan sering dikenal

dengan istilah Sistem Penunjang Keputusan. Sistem Penunjang Keputusan

memaparkan secara mendetail elemen-elemen sistem sehingga dapat

menunjang manajer dalam proses pengambilan keputusan. Dalam sistem

penunjang keputusan dikenal istilah kriteria dan alternatif. Istilah kriteria

digunakan untuk menggambarkan tujuan dari sistem serta sebagai basis dalam

rancang bangun dan pengembangan sistem. Istilah alternatif merupakan

tindakan yang harus diambil dan dipilih agar diperoleh hasil yang terbaik

sesuai keinginan sistem (Eriyatno, 1999).

Meskipun definisi baku belum disepakati, keunikannya terletak pada

dimungkinkannya intuisi dan penilaian pribadi pengambil keputusan untuk

dijadikan dasar pengambilan keputusan. Beberapa karakteristik Sistem

Penunjang Keputusan (SPK) adalah :

a. Kapabilitas interaktif, SPK memberi pengambil keputusan akses cepat ke

data dan informasi yang dibutuhkan.

b. Fleksibilitas, SPK dapat menunjang manajer dalam pengambilan

keputusan.

c. Kemampuan mengintegrasikan model, SPK memungkinkan para pembuat

keputusan berinteraksi dengan model-model termasuk memanipulasi

model.

d. Fleksibilitas output, SPK mendukung pembuat keputusan dengan

menyediakan berbagai macam output.

Menurut Eriyatno (1999) rancang bangun Sistem Penunjang Keputusan

terdiri dari tiga elemen utama yaitu : pengoptimalan kriteria dalam merancang

bangun sistem, proses rancang bangun sistem secara total dan proses rancang

bangun sistem secara mendetail. Model konsepsional dari SPK merupakan

gambaran hubungan abstrak antara tiga komponen utama penunjang

keputusan yaitu: (a) para pengambil keputusan/pihak pengguna(user), (b)

model dan (c) data. Berikut ini disajikan struktur dasar Sistem Penunjang

Keputusan pada Gambar 3.

14

Page 28: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Data Model

Sistem Manajemen Dialog adalah satu-satunya sub sistem yang

berkomunikasi dengan pengguna yang berfungsi untuk menerima input dan

memberikan output yang dikehendaki pengguna. Sistem Pengolahan

Problematik adalah koordinator dan pengendali dari operasi Sistem Penunjang

Keputusan secara menyeluruh. Sistem ini menerima input dari ketiga sub-

sistem lainnya dalam bentuk bahan baku, serta menyerahkan output ke sub-

sistem yang dikehendaki dalam bentuk baku pula yang berfungsi sebagai

penyangga untuk menjamin masih terdapatnya keterkaitan antara sub-sistem

(Eriyatno, 1999).

Sistem Manajemen Dialog adalah satu-satunya sub sistem yang

berkomunikasi dengan pengguna yang berfungsi untuk menerima input dan

memberikan output yang dikehendaki pengguna. Sistem Pengolahan

Problematik adalah koordinator dan pengendali dari operasi Sistem Penunjang

Keputusan secara menyeluruh. Sistem ini menerima input dari ketiga sub-

sistem lainnya dalam bentuk bahan baku, serta menyerahkan output ke sub-

sistem yang dikehendaki dalam bentuk baku pula yang berfungsi sebagai

penyangga untuk menjamin masih terdapatnya keterkaitan antara sub-sistem

(Eriyatno, 1999).

Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)

Sistem Manajemen Basis Model (MBMS)

Sistem Pengolahan Problematik

Sistem Pengolahan Dialog

Pengguna

Gambar 3. Struktur Dasar Sistem Penunjang Keputusan (Eriyatno, 1999)

G. KRITERIA INVESTASI G. KRITERIA INVESTASI

Untuk menilai kelayakan suatu proyek atau membuat peringkat dari

beberapa proyek yang harus dipilih dapat digunakan beberapa kriteria.

Menurut Pramudya dan Nesia (1992) kriteria investasi yang dianalisa antara

lain :

Untuk menilai kelayakan suatu proyek atau membuat peringkat dari

beberapa proyek yang harus dipilih dapat digunakan beberapa kriteria.

Menurut Pramudya dan Nesia (1992) kriteria investasi yang dianalisa antara

lain :

15

Page 29: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value merupakan perbedaan antara nilai sekarang dari

manfaat dan biaya. Dengan demikian apabila NPV bernilai positif maka

dapat diartikan sebagai besarnya keuntungan yang diperoleh proyek. NPV

yang bernilai negatif menunjukkan kerugian.

NPV dapat dihitung dengan persamaan :

∑= +

−=

n

0tttt

i)(1C B NPV

Dimana, Bt = total penerimaan pada tahun ke-t

Ct = total biaya pada tahun ke-t

i = tingkat diskonto yang berlaku

n = umur ekonomi proyek

2. B/C Ratio

B/C Ratio merupakan angka perbandingan antara jumlah keuntungan

yang diperoleh terhadap biaya yang akan dikeluarkan. B/C Ratio dapat

dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana, Bt = total penerimaan pada tahun ke-t =0t

=

<−+−

>−+−

= n

ttttt

n

0tttt

tt

0) C B(untuk i)(1BC

)0C B(untuk i)(1C B

B/CNet

Ct = total biaya pada tahun ke-t

i = tingkat diskonto yang berlaku

n = umur ekonomi proyek

Kriteria kelayakan proyek adalah jika B/C Ratio ≥ 1 dan tidak layak

jika B/C Ratio < 1.

3. Internal Rate of Return (IRR)

IRR merupakan suatu tingkat pengembalian modal yang digunakan

dalam suatu proyek yang nilainya dinyatakan dalam persen tahun. Suatu

16

Page 30: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

proyek yang layak dilaksanakan bila mempunyai IRR yang lebih besar

dari nilai discount rate. Nilai IRR merupakan nilai bunga yang tingkat

NPV sama dengan nol. Dalam persamaannya dinyatakan sebagai berikut :

0 i)(1C B

i)(1C

i)(10t +∑=

B

n

0tttt

n

0tt

tn

tt

=+−

+=

=

=

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−

−−+=

21

1211

)(NPVNPV

iiNPViIRR

Dimana, Bt = total penerimaan pada tahun ke-t

Ct = total biaya pada tahun ke-t

i = IRR(%)

n = umur ekonomi proyek

IRR berada di atas discount rate maka proyek layak dilaksanakan,

sebaliknya IRR berada di bawah discount rate maka proyek tidak layak

untuk dilaksanakan.

4. Break Even Point

Menurut Rangkuti (2001) Break Even Point merupakan titik

pertemuan antara revenues dan Total Cost. Total Cost merupakan

penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Rumus dari Break Even

Point adalah sebagai berikut :

BEP (unit) = Total Biaya Tetap / [ 1- (Harga jual per unit – Biaya

variabel per unit)]

H. TEKNIK PENDUKUNG

1. Metode Eckenrode

Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk pembobotan,

diantaranya adalah pemberian bobot secara langsung dan penentuan bobot

dengan metode eckenrode. Pada pembobotan secara langsung, seseorang

akan memberikan bobot secara langsung tanpa melakukan perbandingan

dengan kriteria yang lain. Metode secara langsung ini sangat subyektif.

Metode yang berikutnya adalah metode eckenrode. Menurut Ma’arif dan

17

Page 31: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Tanjung (2003), konsep dari pembobotan ini adalah dengan melakukan

perubahan urutan menjadi nilai.

Formula penentuan bobotnya:

∑ ∑

= =

== k

e

n

jejej

n

jej

e

eW

1 1

1

λ

λ, untuk e=1,2,... ... k

dimana λej = nilai tujuan ke λ oleh ahli ke j

n = jumlah ahli

2. Metode Perbandingan Eksponensial

Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) digunakan sebagai alat

bantu bagi para pengambil keputusan dalam melakukan pemilihan

beberapa alternatif berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Metode ini merupakan salah satu cara untuk menentukan urutan prioritas

alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini digunakan sebagai

pembantu bagi individu pengambilan keputusan untuk menggunakan

rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan

proses Menurut Manning (1984), pemilihan alternatif dilakukan

berdasarkan beberapa kriteria dengan tahapan sebagai berikut :

a. Menyusun alternatif keputusan yang akan dipilih

b. Menyusun kriteria-kriteria yang penting untuk dievaluasi

c. Menentukan tingkat kepentingan setiap kriteria

d. Menentukan skor masing-masing alternatif pada setiap kriteria

e. Menentukan total skor untuk setiap alternatif dengan rumus sebagai

berikut :

Total skori = ( )jKritm

jijskor∑

=1

18

Page 32: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Dimana : Skori = nilai skor dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j

Skorij = tingkat kepentingan relatif kriteria ke-j pada

pilihan keputusan i

Kritj = tingkat kepentingan dari kriteria ke-j

i = 1,2,3, … n (n = jumlah alternatif)

j = 1,2,3, … n (n = jumlah kriteria)

Penentuan urutan prioritas keputusan dilakukan dengan

menggunakan total skor masing-masing alternatif. Total skor masing-

masing alternatif jelas berbeda karena adanya fungsi pangkat

(eksponensial) pada penghitungan nilai total skor. Nilai skor yang hampir

sama akan menghasilkan nilai total skor yang berbeda jika dipangkatkan

dengan nilai tingkat kepentingan pada kriteria yang sama.

19

Page 33: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

III. METODOLOGI

A. KERANGKA PEMIKIRAN

Kajian investasi agroindustri berbasis kentang digunakan untuk

mengembangkan suatu model sistem penunjang keputusan yang berfungsi

untuk membantu pengambil keputusan yang akan terjun dalam bidang

agroindustri berbasis kentang. Kajian ini diharapkan dapat mendukung

pengembangan agroindustri kentang sehingga dapat membantu meningkatkan

pendapatan masyarakat maupun pendapatan pemerintah daerah.

Sistem yang dirancang bertujuan untuk membantu mengambil keputusan

dalam pemilihan produk olahan agroindustri berbasis kentang yang potensial

untuk dikembangkan. Pemilihan lokasi yang sesuai dan kelayakan investasi

usaha agroindustri berbasis kentang juga mempengaruhi keputusan yang

diambil. Investasi yang dikembangkan harus memenuhi kriteria kelayakan,

diantaranya adalah kelayakan finansial. Analisa finansial berguna untuk

mengurangi resiko kegagalan dalam investasi.

Pengembangan investasi agroindustri kentang melibatkan berbagai

pihak yang saling terkait sehingga diperlukan pendekatan sistem. Kerangka

konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 34: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

ya

ya

tidak

Eckenrode dan MPE

Penentuan elemen faktor, aktor, tujuan, dan alternatif agroindustri berbasis kentang

Eckenrode dan MPE

Penyaringan investasi agroindustri produk berbasis kentang

Sistem Penunjang Keputusan Investasi Agroindustri

Berbasis Kentang

Metode Kualitatif

Penentuan alternatif lokasi sesuai dengan investasi yang

terpilih

Kelayakan finansial agroindustri terpilih

Verifikasi Model

Evaluasi Model

Implementasi Model

Pemodelan Sistem

Sesuai tidak

Sesuai

NPV, IRR, B/C Ratio

Penentuan alternatif dan kriteria produk kentang Expert survey

Studi pustaka

Mulai

Program komputer

Gambar 4. Kerangka konseptual penelitian

20

Page 35: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

B. PENDEKATAN SISTEM

Sistem adalah kumpulan obyek-obyek yang saling berinteraksi dan

bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu dalam lingkungan yang

kompleks. Sistem mencakup lima unsur utama yaitu: (1) elemen-elemen atau

bagian; (2) adanya interaksi atau hubungan antar elemen-elemen; (3) adanya

sesuatu yang mengikat elemen-elemen tersebut menjadi satu kesatuan; (4)

terdapat tujuan bersama sebagai hasil akhir; (5) berada dalam suatu

lingkungan yang kompleks. Pendekatan sistem adalah cara pemecahan

masalah yang dimulai dengan identifikasi kebutuhan. Identifikasi kebutuhan

akan menghasilkan suatu sistem dan operasi. Ciri pendekatan sistem adalah

mencari semua faktor yang penting untuk memperoleh solusi yang terbaik

dalam menyelesaikan masalah dan membuat suatu model kuantitatif untuk

membantu keputusan secara rasional (Eriyatno, 1989). Metodologi pemecahan

masalah dengan pendekatan sistem dapat dilihat pada Gambar 5.

1. Analisa Kebutuhan

Analisa kebutuhan merupakan tahapan permulaan dalam pengkajian

suatu sistem. Analisa kebutuhan merupakan interaksi dari seorang

pengambil keputusan terhadap sistem yang ada.

Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem mempunyai

kebutuhan yang berbeda sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Komponen-

komponen yang berpengaruh dalam investasi agroindustri kentang antara

lain: investor, pemerintah, lembaga perbankan, industri pesaing, petani

kentang, pelaku industri, lembaga penelitian dan pengembangan,

masyarakat sekitar dan konsumen.

21

Page 36: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Mulai

Analisis Kebutuhan

Formulasi Permasalahan

Identifikasi Sistem

Pemodelan Sistem

Pembuatan Program Komputer

Verifikasi Model

Sesuai

Ya

Implementasi

Evaluasi Periodik

Tidak

Tidak

Sesuai

Ya

Selesai

Gambar 5. Metodologi pemecahan masalah dengan pendekatan sistem

(Manestech dan Park, 1977).

2. Formulasi Permasalahan

Pengembangan investasi agroindustri berbasis kentang dipengaruhi oleh

ketersediaan bahan baku, sarana dan prasarana, prakiraan biaya, serta

kemudahan memperoleh modal. Hal-hal tersebut merupakan faktor penting

yang dijadikan pertimbangan dalam investasi atau pengembangan

agroindustri berbasis kentang yang terpilih.

22

Page 37: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Investasi agroindustri berbasis kentang memerlukan analisa terutama

yang berhubungan dengan kelayakan usaha dengan tujuan menghindari

resiko kegagalan. Hasil analisa menjadi bahan pertimbangan untuk

pengambilan keputusan investor dalam menanamkan modalnya.

3. Identifikasi Sistem

Identifikasi sistem merupakan suatu hubungan antara pernyataan dari

kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus

dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan yang dijabarkan dalam bentuk

diagram lingkar sebab-akibat dan diagram input-output. Diagram sebab-

akibat menunjukkan hubungan antara dua variabel. Diagram lingkar

sebab-akibat Sistem Penunjang Keputusan Investasi Agroindustri Skala

Kecil Berbasis Kentang dapat dilihat pada Gambar 6.

+ Pendapatan daerah +

+ +

+

+ + +

+ +

+ +

+

+ +

Kebijaksanaan pemerintah

+

Investasi

Kredit investasi

Iklim usaha

Agroindustri kentang

Kelayakan dan kelangsungan industri

Laba

Lapangan pekerjaan

Minat investor

Lembaga Keuangan

Industri penunjang

Gambar 6. Diagram lingkar sebab akibat Sistem Penunjang Keputusan

Agroindustri Skala Kecil Berbasis Kentang.

23

Page 38: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Diagram input-output menggambarkan skema identifikasi yang di

dasarkan pada masukan dan keluaran dari model yang dikembangkan.

Masukan terdiri dari dua, yaitu masukan yang berasal dari lingkungan dan

masukan yang berasal dari sistem. Untuk keluaran juga terbagi menjadi

dua yaitu keluaran yang dikendaki dan keluaran yang tidak dikehendaki.

Diagram input-output dapat dilihat pada Gambar 7.

24

Page 39: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Gambar 7. Diagram input-output sistem penunjang keputusan agroindustri

skala kecil berbasis kentang.

25

Page 40: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

C. TATA LAKSANA 1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder yang dapat berupa data kualitatif dan kuantitatif.

Data primer merupakan hasil wawancara dengan pakar di bidang

agroindustri berbasis kentang. Data sekunder diperoleh dari studi

pustaka dan Badan Pusat Statistik.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Studi pustaka

Bagian dari studi untuk mengumpulkan dan menganalisis data

sekunder dari instansi yang terkait, laporan-laporan, hasil

penelitian, jurnal, dan literatur lainnya.

b. Observasi Lapang

Observasi dilakukan untuk mengidentifikasi dan mempelajari

proses pengambilan keputusan dalam agroindustri kentang.

Observasi lapang dilakukan untuk memperoleh data primer dari

agroindustri berbasis kentang dan dari Dinas Perindustrian dan

Perdagangan. Observasi ini dilakukan di wilayah verifikasi sistem

yang akan dikembangkan.

c. Wawancara dengan pakar

Wawancara ini dilakukan dengan pakar di bidang agroindustri

kentang. Wawancara ini berguna untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi investasi agroindustri kentang serta hasil

olahan agroindustri kentang. Wawancara dilakukan dengan cara

pemberian kuisioner kepada pakar yang bertujuan untuk

mengetahui bobot dan penilaian terhadap kriteria serta alternatif

agroindustri berbasis kentang yang dikembangkan berdasarkan

pendapat pakar di bidang agroindustri kentang.

26

Page 41: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

3. Pengolahan dan Analisa Data

Data hasil wawancara diolah dengan menggunakan metode

eckenrode untuk penentuan bobot dan metode MPE (Metode

Perbandingan Eksponensial) untuk pengolahan lanjutan. Metode

kualitatif digunakan untuk pengolahan data alternatif lokasi yang

paling sesuai untuk pengembangan agroindustri berbasis kentang.

Analisa prakiraan pasar agroindustri kentang yang terpilih

menggunakan metode regresi linier. Untuk menganalisa kelayakan

agroindustri yang terpilih digunakan analisa finansial.

4. Perancangan Sistem

Sistem yang dirancang terdiri dari sistem manajemen basis data

dan sistem manajemen basis model yang dihubungkan dengan sistem

pengolahan data terpusat serta sistem manajemen basis dialog untuk

mempermudah komunikasi antara pengguna dengan komputer.

a. Sistem Manajemen Basis Data

Sistem manajemen basis data berfungsi untuk pemasukan data dan

pengorganisasian sehingga mempermudah dalam pengambilan

data. Pengembangan basis data dalam sistem membutuhkan

beberapa data diantaranya yaitu: data agroindustri kentang, data

potensi wilayah, dan data kelayakan usaha.

b. Sistem Manajemen Basis Model

Sistem manajemen basis model merupakan suatu sistem yang

berfungsi sebagai penunjang keputusan. Pengembangan sistem

manajemen basis model berdasarkan pada data-data yang

diperoleh dari sistem manajemen basis data. Sistem manajemen

basis model akan menghasilkan tiga model yang terdiri dari Model

Pemilihan Produk Unggulan, Model Pemilihan Lokasi Potensial,

dan Model Analisa Kelayakan Finansial Agroindustri.

27

Page 42: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

5. Implementasi

Pada tahap ini dilakukan koordinasi antar basis model dan basis

data yang akan diimplementasikan ke dalam suatu program komputer.

Pengembangan sistem ini menggunakan perangkat lunak Borland

Delphi 7 untuk pengembangan sistem dan Microsoft Access untuk

manajemen basis data. Pembuatan tampilan user interface

menggunakan program Adobe Photoshop 7.0. Sistem ini

dikembangkan pada komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:

prosesor AMD Athlon XP 2600+, sistem operasi Microsoft Windows

XP SP2, memori (RAM) 512 MB dan harddisk 90 GB.

6. Verifikasi

Model yang dikembangkan dalam program komputer diuji dengan

menggunakan data aktual untuk mengetahui apakah model tersebut

cukup layak untuk digunakan dan dapat memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan.

28

Page 43: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

IV. PEMODELAN SISTEM

A. Konfigurasi Model PoDSS

Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri Skala Kecil Berbasis

Kentang dirancang dan dikembangkan dalam suatu paket program komputer

yang diberi nama PoDSS.

Gambar 8. Konfigurasi model PoDSS

Page 44: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

B. Rancang Bangun Model

1. Sistem Manajemen Dialog

Sistem manajemen dialog adalah sistem yang langsung berinteraksi

dengan pengguna. Sistem manajemen dialog ini bisa langsung terlihat saat

program berjalan yaitu tampilan antar muka. Semua kontrol antar muka

seperti menu, tombol-tombol serta pilihan-pilihan di dalam sistem

merupakan bagian dari sistem manajemen dialog.

2. Sistem Pengolahan Pusat

Input dari sistem manajemen dialog akan diolah di sistem pengolahan

pusat dari PoDSS (Potato Decision Support System). Sistem pengolahan

pusat ini berfungsi untuk menyatukan sistem secara keseluruhan, baik

sistem manajemen dialog, sistem manajemen basis data maupun sistem

manajemen basis model.

3. Sistem Manajemen Basis Data

Sistem manajemen basis data sendiri terdiri dari dua bagian, sistem

manajemen basis data statis dan sistem manajemen basis data dinamis.

Sistem manajemen basis data statis menyediakan informasi yang tidak bisa

diubah oleh user biasa. Sistem basis data statis ini hanya menyediakan

informasi yang bersifat umum dan tidak menyajikan data yang bersifat

dinamis.

Sistem basis data dinamis menyediakan fasilitas untuk merubah data.

Beberapa data dinamis diantaranya adalah data produk, data pembobotan

serta data penilaian.

4. Sistem Manajemen Basis Model

a. Sub model penentuan bobot kriteria produk potensial

Sub model ini digunakan dalam menentukan bobot kriteria yang akan

digunakan pada model selanjutnya (penentuan nilai produk potensial).

Metode yang digunakan dalam sub model ini adalah metode

eckenrode. Kriteria pada sub model ini adalah kebutuhan tenaga kerja,

teknologi proses, nilai tambah, potensi pasar dan dampak terhadap

lingkungan. Setiap kriteria memiliki urutan masing-masing. Urutan

tiap kriteria ditentukan oleh pakar.

30

Page 45: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Pakar dalam model ini adalah Waluyo SP, M. Ayub dan Dra. Hj. O.

Setiani G. MS dari Balai Penelitian Tanaman dan Sayuran Bandung,

Ir. Wildan Mustofa, MM dari pihak praktisi agroindustri serta Dr. Ir.

Ani Suryani, DEA staff pengajar dari Departemen Teknologi Industri

Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Urutan yang diperoleh kemudian dimasukkan dalam rumus eckenrode

∑ ∑

= =

== k

e

n

jejej

n

jej

e

eW

1 1

1

λ

λ, untuk e=1,2,... ... k

Dimana λej = nilai tujuan ke λ oleh ahli ke j

n = jumlah ahli

b. Sub model penentuan produk potensial

Sub model ini digunakan dalam pemilihan produk unggulan hasil

olahan kentang berdasarkan alternatif yang tersedia. Sub model ini

menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Kriteria

pada sub model ini adalah kebutuhan tenaga kerja, teknologi proses,

nilai tambah, potensi pasar dan dampak terhadap lingkungan.

Alternatif pada sub model ini adalah keripik kentang, kerupuk kentang

dan tepung kentang.

Pakar dalam sub model ini adalah Waluyo, SP dari Balai Penelitian

Tanaman dan Sayuran Bandung, Ir. Wildan Mustofa, MM, praktisi

agroindustri, dan Dr. Ir. Ani Suryani, DEA staff pengajar dari

Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Skor yang diperoleh kemudian dimasukkan kedalam rumus MPE

Total skori = ( )jKritm

jijskor∑

=1

31

Page 46: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Dimana : Skori = nilai skor dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j

Skorij = tingkat kepentingan relatif kriteria ke-j pada

pilihan keputusan i

Kritj = tingkat kepentingan dari kriteria ke-j

i = 1,2,3, … n (n = jumlah alternatif)

j = 1,2,3, … n (n = jumlah kriteria)

c. Sub model penentuan bobot kriteria pemilihan lokasi

Sub model ini digunakan dalam menentukan bobot kriteria yang akan

digunakan pada model selanjutnya (penentuan lokasi alternatif).

Metode yang digunakan dalam sub model ini adalah metode

eckenrode. Kriteria pada sub model ini adalah ketersediaan lahan,

produktivitas bahan baku, ketersediaan infrastruktur, ketersediaan

tenaga kerja dan dukungan masyarakat.

Pakar dalam sub model ini adalah Waluyo SP dan M. Ayub dari Balai

Penelitian Tanaman dan Sayuran Bandung serta Ir. Wildan Mustofa,

MM, praktisi agroindustri.

d. Sub model penentuan lokasi potensial

Sub model ini digunakan dalam pemilihan lokasi potensial

berdasarkan alternatif yang tersedia. Sub model ini menggunakan

Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Kriteria pada sub model

ini adalah ketersediaan lahan, produktivitas bahan baku, ketersediaan

infrastruktur, ketersediaan tenaga kerja dan dukungan masyarakat.

Pakar dalam sub model ini adalah Waluyo SP dan M. Ayub dari Balai

Penelitian Tanaman dan Sayuran Bandung serta Ir. Wildan Mustofa,

MM, praktisi agroindustri.

e. Sub model kelayakan finansial

Sub model ini digunakan untuk menganalisa tingkat kelayakan

industri terpilih berdasarkan data finansial. Beberapa parameter yang

digunakan dalam penilaian kelayakan usaha ini adalah NPV (Net

32

Page 47: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Present Value), IRR (Internal Rate of Return), B/C Rasio (Benefit per

Cost Ratio) dan PBP (Pay Back Period).

C. Pakar

Pakar-pakar dalam penelitian ini adalah bapak Waluyo SP, bapak M.

Ayub, ibu Dra. Hj. O. Setiani G. MS, bapak Ir. Wildan Mustofa, MM, ibu Dr.

Ir. Ani Suryani, DEA. Bapak Waluyo SP, bapak M. Ayub dan ibu Dra. Hj. O.

Setiani G. MS merupakan staf peneliti pada Balai Penelitian Tanaman dan

Sayuran Bandung (Balitsa). Selain sebagai staff peneliti, beliau juga sebagai

praktisi pada industri kentang.

Bapak Ir. Wildan Mustofa, MM merupakan pakar dari pihak industri.

Bapak Wildan merupakan pemilik dari Hikmah Farm, yaitu perusahaan yang

bergerak di industri kentang. Hikmah Farm merupakan perusahaan yang

membudidayakan kentang sampai kepada industri pengolahan kentang. Bapak

Wildan juga membina masyarakat sekitar untuk membuka industri kecil yang

berbasis pada kentang, salah satunya adalah industri kecil keripik kentang.

Pakar lainnya adalah Dr. Ir. Ani Suryani, DEA, beliau merupakan staff

pengajar pada Departemen Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian

Bogor. Beliau selain sebagai staff pengajar juga banyak menulis buku

mengenai peluang usaha dari industri kecil dan menengah.

33

Page 48: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Program Utama

PoDSS merupakan perangkat lunak yang dirancang untuk pihak

manajemen atau pihak pengambil keputusan dalam pembuatan prencanaan

agroindustri kentang skala kecil. Perangkat lunak ini diharapkan dapat

membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Perangkat lunak

ini dapat membantu pihak manajemen dalam penentuan produk yang cocok

dikembangkan dari bahan baku kentang serta lokasi yang sesuai untuk

pengembangannya.

Didalam aplikasinya, PoDSS memiliki empat sistem yang terintegrasi,

yaitu:

1. Sistem manajemen dialog

2. Sistem pengolahan pusat

3. Sistem manajemen basis data

4. Sistem manajemen basis model

1. Sistem manajemen dialog

Sistem manajemen dialog adalah sistem yang langsung berinteraksi

dengan pengguna. Sistem manajemen dialog ini bisa langsung terlihat saat

program berjalan yaitu tampilan antar muka. Semua kontrol antar muka

seperti menu, tombol-tombol serta pilihan-pilihan di dalam sistem

merupakan bagian dari sistem manajemen dialog. Pengguna bisa

melakukan aksi terhadap elemen antar muka. Aksi untuk menjalankan

perintah bisa dilakukan dengan meng-klik objek dengan mouse.

Sistem dialog pertama yang muncul ketika program dijalankan

adalah permintaan sistem kepada pengguna untuk memasukkan identitas

dan kata kuncinya. Pengguna diharuskan untuk memasukkan identitas dan

kata kunci agar sistem bisa berjalan kembali. Jika pengguna gagal

memasukkan identitas atau kata kunci yang benar, sistem akan merespon

dengan memberitahukan kepada pengguna bahwa identitas atau kata kunci

yang diberikan salah atau tidak terdapat pada database sistem.

Page 49: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Pada menu utama, pengguna bisa memilih sistem yang ingin

dijalankan. Sistem akan merespon sesuai dengan perintah pengguna.

Sistem juga menyediakan pilihan untuk menjalankan sistem melalui menu

pilihan atau langsung memilih menu melalui gambar yang disediakan.

Menu tulisan dan gambar ini bisa dilihat pada Gambar 12.

Interaksi pengguna dan sistem akan terus berlangsung selama

sistem berjalan. Hal ini karena sistem manajemen dialog memang

merupakan jembatan penghubung antara sistem pengolah dan pengguna.

Setiap instruksi yang diberikan pengguna kepada sistem semua melalui

sistem manajemen dialog sehingga tampilan antar muka yang baik akan

memudahkan pengguna dalam menggunakan sistem.

2. Sistem pengolahan pusat

Sistem pengolahan pusat merupakan bagian penting yang

menyatukan keseluruhan sistem. Sistem pengolahan pusat akan mengatur

masing-masing sistem menjadi satu-kesatuan yang utuh. Ketika perangkat

lunak PoDSS dijalankan, PoDSS akan meminta pengguna untuk

mengidentifikasi dirinya melalui dialog login. Tampilan login PoDSS

dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Tampilan login PoDSS

Pengguna perangkat lunak ini ada tiga jenis sesuai otoritasnya

yaitu administrator, anggota dan umum. Pengguna umum dapat

menggunakan sistem tetapi tidak bisa melakukan manipulasi data. Akses

pengguna umum hanya sekedar melihat informasi yang ada. Penguna

anggota memiliki akses terbatas. Pengguna anggota bisa melakukan

35

Page 50: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

manipulasi data pada sistem tetapi tidak bisa melakukan perubahan pada

sistem. Pengguna administrator memiliki hak tertinggi pada sistem.

Administrator bisa merubah semua data yang ada, termasuk manipulasi

data pengguna.

Jika pengguna masuk sebagai anggota maka sistem akan meminta

identintas dan kata kunci. Jika identitas dan kata kunci sesuai maka

pengguna akan masuk ke tampilan awal sistem PoDSS. Tampilan awal

sistem bisa dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Tampilan utama sistem

Dari menu utama ini, pengguna bisa memilih menu lain yang

tersedia. Ada beberapa menu lain yang ada pada sistem untuk mengakses

masing-masing sub sistem. Beberapa contoh menu lain yang bisa dipilih

adalah seperti Gambar 11 dan 12. Pada menu utama ini disediakan dua

cara input, yaitu melalui menu teks dan menu gambar (icon). Menu teks

seperti namanya merupakan pilihan yang berupa teks dan bisa dibaca

sedangkan menu gambar adalah menu yang diwakili oleh gambar-gambar

untuk pemilihannya.

Gambar 11. Menu informasi

36

Page 51: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Menu teks Menu gambar

Gambar 12. Menu administrasi

3. Sistem manajemen basis data

Sistem manajemen basis data sendiri terdiri dari dua bagian, sistem

manajemen basis data statis dan sistem manajemen basis data dinamis.

Sistem manajemen basis data statis menyediakan informasi yang tidak

bisa diubah oleh user biasa. Sistem basis data statis ini hanya

menyediakan informasi yang bersifat umum dan tidak menyajikan data

yang bersifat dinamis. Informasi yang ada pada basis data ini adalah

informasi seputar kentang secara umum. Tampilan basis data statis seperti

ditampilkan pada Gambar 13.

Sistem basis data dinamis menyediakan fasilitas untuk merubah

data. Beberapa data dinamis diantaranya adalah data produk, data

pembobotan serta data penilaian. Tampilan data dinamis ditampilkan pada

Gambar 14.

Gambar 13. Tampilan basis data statis PoDSS

37

Page 52: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Gambar 14. Tampilan basis data dinamis PoDSS

4. Sistem manajemen basis model

a. Sub model pembobotan kriteria produk potensial

Sub model ini berguna untuk memberikan nilai pada kriteria produk

potensial sebelum diolah menggunakan sub model selanjutnya.

Metode yang digunakan dalam sub model ini adalah metode

eckenrode. Kriteria pada sub model ini adalah kebutuhan tenaga kerja,

teknologi proses, nilai tambah, potensi pasar dan dampak terhadap

lingkungan.

Tabel 3. Hasil perhitungan sub model pembobotan kriteria produk

potensial Urutan ke-

No. Kriteria 1 2 3 4 5

Bobot

1 Kebutuhan tenaga kerja 2 3 0.04 2 Teknologi proses 4 1 0.18 3 Nilai tambah 1 4 0.32 4 Potensi pasar 4 1 0.38

5 Dampak terhadap lingkungan 1 2 2 0.08

Nilai 4 3 2 1 0 1

38

Page 53: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Gambar 15. Tampilan sub model pembobotan kriteria produk

potensial

Pada sub model ini, kita bisa memasukkan kriteria pada baris yang

sudah disediakan. Kolom urutan kemudian diisi dengan data yang

diperoleh dari pakar. Kolom bobot akan terisi secara otomatis jika kita

menekan tombol ”Hitung Bobot”. Tombol ”Hitung Bobot” ini

berfungsi untuk menghitung masukan berdasarkan rumus perhitungan

eckenrode sehingga menghasilkan bobot untuk masing-masing

kriteria. Hasil perhitungan pada sub model ini akan menjadi masukan

pada sub model selanjutnya yaitu sub model penentuan produk

potensial.

b. Sub model penentuan produk potensial

Sub model penentuan produk potensial merupakan sub model yang

berguna untuk mendapatkan produk potensial berdasarkan metode

perbandingan eksponensial (MPE).

Produk potensial yang dipilih berdasarkan pohon industri kentang.

Pohon industri ini menunjukkan bahwa umbi kentang bisa diolah

menjadi kerupuk kentang, keripik kentang ataupun tepung kentang.

39

Page 54: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Alternatif-alternatif ini kemudian dihitung skornya dengan bantuan

pakar.

Tampilan hasil perhitungan bisa dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Hasil perhitungan MPE produk unggulan

Berdasarkan hasil perhitungan, skor tertinggi diperoleh produk keripik

kentang dilanjutkan kerupuk kentang dan terakhir tepung kentang.

c. Sub model pembobotan kriteria pemilihan lokasi

Sub model ini berguna untuk memberikan nilai pada kriteria

pemilihan lokasi sebelum diolah menggunakan sub model selanjutnya.

Metode yang digunakan dalam sub model ini adalah metode

eckenrode. Kriteria pada sub model ini adalah ketersediaan lahan,

produktivitas bahan baku, ketersediaan infrastruktur, ketersediaan

tenaga kerja dan dukungan masyarakat.

40

Page 55: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Tabel 4. Hasil perhitungan sub model pembobotan kriteria pemilihan

lokasi Urutan ke-

No. Kriteria 1 2 3 4 5

Bobot

1 Ketersediaan lahan 1 1 1 0.20 2 Produktivitas bahan baku 2 1 0.33 3 Ketersediaan infrastruktur 1 2 0.17 4 Ketersediaan tenaga kerja 1 2 0.07 5 Dukungan masyarakat 1 1 1 0.23

Nilai 4 3 2 1 0 1

Hasil Tabel 4 merupakan perhitungan sistem melalui sub

model pembobotan kriteria pemilihan lokasi. Sub model ini bisa

dilihat pada Gambar 17. Sub model ini menerima masukan dari

pengguna berupa kriteria lokasi dan urutannya yang didapat dari

pakar, selanjutnya bobot dihitung berdasarkan urutan yang telah

dimasukkan.

Gambar 17. Tampilan sub model pembobotan kriteria pemilihan

lokasi

Bobot yang diperoleh pada sub model ini selanjutnya akan menjadi

masukan pada sub model penentuan lokasi potensial.

41

Page 56: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

d. Sub model penentuan lokasi potensial

Sub model ini digunakan dalam pemilihan lokasi potensial

berdasarkan alternatif yang tersedia. Sub model ini menggunakan

Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Kriteria pada sub model

ini adalah ketersediaan lahan, produktivitas bahan baku, ketersediaan

infrastruktur, ketersediaan tenaga kerja dan dukungan masyarakat.

Sub model ini menggunakan data lokasi dari kabupaten Bandung.

Berdasarkan data, kabupaten Bandung memiliki 45 kecamatan dan

produksi kentang tertinggi ada pada kecamatan Pangalengan, Kertasari

dan Cimenyan.

Tabel 5. Produksi kentang di tiga kecamatan potensial

No. Kecamatan Luas Tanam (ha)

Produksi (ton)

1 Pangalengan 9.778 185.7732 Kertasari 1.483 29.0323 Cimenyan 1.049 26.971

Sumber: Dinas pertanian tanaman pangan kabupaten Bandung (diolah)

Bobot dari sub model pembobotan lokasi pada Gambar 17 menjadi

masukan pada sub model MPE lokasi. Masukan yang lain pada sub

model ini adalah hasil penilaian tiap pakar terhadap lokasi. Nilai MPE

diperoleh setelah dilakukan perhitungan berdasarkan bobot dan

penilaian pakar terhadap masing-masing kriteria. Hasil perhitungan

seperti ditampilkan pada gambar 18. Hasil perhitungan yang ada akan

menjadi patokan pemilihan lokasi. Urutan lokasi terpilih akan muncul

pada sub model ini seperti terlihat pada Gambar 18.

42

Page 57: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Gambar 18. Hasil perhitungan lokasi potensial

e. Sub model kelayakan finansial

Sub model ini digunakan untuk menganalisa tingkat kelayakan

industri terpilih berdasarkan data finansial. Beberapa parameter yang

digunakan dalam penilaian kelayakan usaha ini adalah NPV (Net

Present Value), IRR (Internal Rate of Return), B/C Rasio (Benefit per

Cost Ratio) dan PBP (Pay Back Period). Asumsi yang digunakan

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Asumsi model kelayakan Keterangan Nilai Persentase produk terjual 100% Harga jual produk 40,000 Biaya pemeliharaan 2% Modal sendiri 100% Bunga bank 18% Pajak penghasilan 1. Sampai dengan Rp. 25.000.000 5% 2. Rp. 25.000.000 s/d Rp. 50.000.000 10% 3. Rp. 50.000.000 s/d Rp. 100.000.000 15% 4. Rp. 100.000.000 s/d Rp. 200.000.000 25% 5. Diatas Rp. 200.000.000 35% Persentase produksi tahun ke-1 70% Persentase produksi tahun ke-2 80% Persentase produksi tahun ke-3 90% Persentase produksi tahun ke-4 s/d 10 100% Rendemen 20%

43

Page 58: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Asumsi ini bisa diubah sesuai keinginan dari pihak manajemen atau

pihak pengambil keputusan, disesuaikan dengan kondisi.

Biaya-biaya yang diperlukan dalam agroidustri ini meliputi biaya

bangunan, tanah, pengadaan mesin dan peralatan, perlengkapan dan

kendaaraan, peralatan kantor, bahan baku, energi, komunikasi, biaya

pemasaran, dan biaya tenaga kerja. Agroindustri keripik kentang ini

berskala industri kecil menengah (IKM) sehingga peralatan yang

digunakan belum menggunakan peralatan yang otomatis.

Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk produksi

keripik kentang adalah kompor, penggorengan, panci atau baskom,

tampah (nyiru), alat pemotong, ember, pengaduk, serta alat pengemas

(sealer). Sedangkan bahan baku yang digunakan adalah kentang,

bumbu, bahan tambahan makanan, serta bahan kemasan. Kemasan

keripik kentang ini terdiri dari satu kemasan yaitu kemasan primer.

Biaya-biaya secara lebih lengkap disajikan pada Lampiran 8.

Pada pengolahan keripik kentang, dari 27.864 kg kentang dapat

menghasilkan 5.573 kg keripik kentang. Biaya produksi untuk

pembuatan 5.573 kg keripik kentang adalah sebesar Rp. 182.805.060,-

maka didapat biaya produksi untuk 1 kg keripik kentang adalah

sebesar Rp. 32.803,-. Perhitungan biaya produksi selengkapnya

disajikan pada Lampiran 9.

Agroindustri ini mempekerjakan 5 orang karyawan dengan gaji

masing-masing sebesar Rp. 750.000,-. Total kebutuhan biaya untuk

gaji karyawan per tahun adalah sebesar Rp. 45.000.000,-

Berdasarkan hasil perhitungan, agroindustri keripik kentang

memiliki nilai NPV sebesar Rp. 47.530.010,-. Nilai IRR yang

diperoleh adalah sebesar 37,51% yang berarti nilai IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga bank yaitu 14%. Nilai B/C Ratio sebesar 2,04

artinya penerimaan yang diperoleh sebesar 2,04 kali dari biaya dan

PBP sebesar 2,56 tahun.

Penentuan kelayakan dilakukan dengan membandingkan tiga

skenario. Skenario pertama semua perhitungan dilakukan pada kondisi

44

Page 59: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

normal, skenario kedua perhitungan dilakukan ketika terjadi

penurunan harga jual keripik kentang sebesar 5%, sedangkan

perhitungan skenario tiga dilakukan ketika terjadi kenaikan biaya

produksi sebesar 5%. Hasil perhitungan pada beberapa skenario ini

bisa dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil analisa finansial keripik kentang Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

Kriteria Normal Harga jual turun 5 % Biaya produksi naik 5%

Harga (Rp) 36.800 34.960 36.800

NPV (Rp) 47.530.010 5.304.379 10.924.769

IRR (%) 37,51 16,91 19,88

B/C Ratio 2,04 1,12 1,24

PBP (Tahun) 2,56 4,67 4,21

BEP (kg) 3.902 4.527 4.493

BEP (Rp) 143.611.988 158.269.308 165.339.033

Data analisa finansial menunjukkan bahwa usaha keripik kentang

layak pada semua skenario. Hal ini menunjukkan bahwa sensitifitas

terhadap perubahan harga tidak terlalu tinggi. Skenario 2 dan skenario

3, meskipun layak tetapi pengembalian modal mencapai lebih dari 4

tahun. Hal ini menjadi pertimbangan tersendiri apakah pengembalian

modal selama 4 tahun dinilai terlalu lama ataukah tidak.

B. Agroindustri Skala Kecil Keripik Kentang

Agroindustri skala kecil keripik kentang ini layak untuk dikembangkan.

Hal ini didukung juga oleh pemerintah dalam kebijakan pembangunan

industrinya yaitu menumbuhkembangkan industri kecil dan menengah.

Pemerintah melalui departemen perindustrian dalam Rencana Induk

Pengembangan Industri Kecil Menengah (RI-PIKM) memiliki fokus

perencanaan jangka panjang yang berfokus pada:

1. Industri agro

2. Industri alat angkut

3. Industri telematika

4. Basis Industri manufakur

5. Industri kecil dan menengah tertentu

45

Page 60: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Pada perencanaan jangka menengah sendiri memperlihatkan dukungan

terhadap industri makanan dan minuman. Perencanaan jangka menengah

tersebut diantaranya:

1. Industri makanan dan minuman

2. Industri pengolahan hasil laut

3. Industri tekstil dan produk tekstil

4. Industri alas kaki

5. Industri kelapa sawit

6. Industri barang kayu (termasuk rotan dan bambu)

7. Industri karet dan barang karet

8. Industri pulp dan kertas

9. Industri mesin listrik dan peralatan listrik

10. Industri petrokimia

Perencanaan tersebut mendukung industri kecil keripik kentang karena

industri keripik kentang ini termasuk dalam industri agro dan termasuk juga

ke dalam industri makanan dan minuman. Lebih lanjut, Peraturan Presiden

Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional menjelaskan dukungan terhadap industri kecil dan menengah.

Kelemahan industri kecil salah satunya adalah penguasaan teknologi.

Sistem penunjang keputusan agroindustri skala kecil berbasis kentang ini bisa

membantu mengembangkan industri kecil keripik kentang pada bidang

teknologi.

46

Page 61: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Model sistem penunjang keputusan agroindustri skala kecil berbasis

kentang diharapkan dapat membantu pengambil keputusan dalam pemilihan

produk olahan agroindustri berbasis kentang yang potensial untuk

dikembangkan. Tahapan-tahapan dalam pengembangan model ini adalah 1)

analisa kebutuhan; 2) formulasi permasalahan; 3) identifikasi system; 4)

pengolahan dan analisa data; 5) perancangan sistem; 6) implementasi; dan 7)

verifikasi.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perencanaan agroindustri skala

kecil berbasis kentang adalah penentuan produk unggulan, pemilihan lokasi,

serta data finansialnya. Model sistem yang dibuat untuk membantu

pengambilan keputusan disusun dalam satu paket perangkat lunak yang diberi

nama PoDSS. Model ini terdiri dari beberapa sub model pendukung yaitu sub

model pembobotan kriteria produk potensial, sub model penentuan produk

potensial, sub model pembobotan kriteria pemilihan lokasi, sub model

penentuan lokasi potensial, dan sub model kelayakan finansial.

Sub model pembobotan kriteria produk potensial digunakan untuk

menentukan bobot kriteria yang akan digunakan pada penentuan produk

potensial. Sub model penentuan produk potensial digunakan untuk

menentukan produk potensial yang akan dipilih. Alternatif-alternatif produk

unggulan adalah keripik kentang, kerupuk kentang, dan tepung kentang.

Berdasarkan kriteria yang ditentukan, hasil model ini adalah produk

agroindustri keripik kentang.

Sub model pembobotan kriteria pemilihan lokasi digunakan untuk

menentukan bobot kriteria yang akan digunakan pada penentuan lokasi

potensial. Alternatif-alternatif lokasi yang ada adalah Pangalengan, Kertasari,

dan Cimenyan. Sub model penentuan lokasi potensial digunakan untuk

menentukan lokasi potensial berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, hasil

model ini adalah kecamatan Pangalengan.

Page 62: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Sub model kelayakan finansial digunakan untuk menganalisa tingkat

kelayakan agroindustri terpilih yaitu keripik kentang dilihat dari aspek

finansial. Kriteria kelayakan yang digunakan dalam sub model ini adalah NPV

(Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), B/C Rasio (Benefit per

Cost Ratio) dan PBP (Pay Back Period). Hasil perhitungan sub model ini

dengan asumsi tingkat suku bunga 18% diperoleh NPV sebesar Rp.

51.038.439,-. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 49,57% yang berarti

nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank. Nilai B/C Ratio sebesar

7,41 artinya penerimaan yang diperoleh sebesar 7,41 kali dari biaya dan PBP

sebesar 2,97 tahun, dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa agroindustri

skala kecil keripik kentang layak untuk didirikan.

B. Saran

Model PoDSS perlu dikembangkan sehingga bisa digunakan untuk

agroindustri skala menengah maupun skala besar. Data pada model PoDSS

perlu diperbaharui terus tiap tahun disesuaikan dengan data aktual pada tahun

yang bersangkutan. Pada sub model pembobotan kriteria produk potensial,

sub model penentuan produk potensial, sub model pembobotan kriteria

pemilihan lokasi, dan sub model penentuan lokasi potensial bisa dirubah

menjadi lebih dinamis atau bisa ditambah atau dikurangi sesuai kehendak

pengguna.

48

Page 63: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, J. 2004. Aplikasi Excel dalam Studi Kasus Akuntansi dan Manajemen Keuangan. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Asandhi, A.A. 1989. Kentang Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian, Balai Penelitian Hortikultura Lembang, Bandung. Austin J, E. 1992. Agroindustrial Project Analysis. The John Hopkins University

Press. Maryland. Blank, L. T. and A. J. Tarquin. 1989. Engineering Economy. McGraw-Hill, Inc.

USA. BPS, 1997. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung. BPS, 1998. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung. BPS, 1999. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung. BPS, 2000. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung. BPS, 2001. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung. BPS, 2002. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung. BPS, 2003. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung. BPS, 2004. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung. Brojonegoro, B.P.S. 1992. Analytical Hierarchy Process. PAU - Studi Ekonomi

Universitas Indonesia, Jakarta. DeGarmo, E.P., W.G. Sullivan, J.A. Bontadelli dan E.M. Wicks. 1997.

Engineering Economy. Prentice-Hall, Inc. Published by Simon & Schuster / A Viacom Company, New Jersey.

Eriyatno. 1989. Analisa Sistem Pangan Industri Pangan. Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. IPB

Press. Bogor. Hartus, T. 2001. Usaha Pembibitan Kentang Bebas Virus. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Page 64: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Hartuti, N. dan R.M. Sinaga. 1998. Monograf No. 12, Keripik Kentang, Salah Satu Diversifikasi Produk. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bandung.

Http://faostat.fao.org/faostat/servlet Http://www.asiamaya.com/nutrisi/keripikkentang.htm Http://www.iptek.net.id Ma’arif, M.S. dan H, Tanjung. 2003. Teknik-teknik Kuantitatif untuk Manajemen. Makridakis S, S.C. Wheelwright, dan V.E. McGee, 1983. Forecasting, Method

and Applications. John Wiley and Sons Inc. Canada. Manestech, T.J. and G.L. Park. 1977. System Analysis and Simulation with

Application to Economics and Socials System. Michigan State University, USA.

Manning, W.A. 1984. Decision Making : How a MicrocomputerAids the Process.

Portland State University, Portland. Marimin, 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.

PT. Grasindo. Jakarta. Pramudya, B. dan N. Dewi. 1992. Ekonomi Teknik. Fakultas Teknologi

Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin : Proses Hirarki

Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Komplek. Terjemahan. PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Setiadi, N.S.F. 1993. Kentang, Varietas & Pembudidayaan. Penebar Swadaya.

Jakarta.

50

Page 65: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

LAMPIRAN

Page 66: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 1. Peta Kabupaten Bandung

52

Page 67: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 2. Diagram Alir Data Level 0

Keluaran SistemMasukan sistemInput

1Sistem

Penunjang Keputusan

+

Output

Process ModelProject : Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri KentangModel : Aliran DataAuthor : Dhani Satria W. Version 1.0.0 27/09/2007

53

Page 68: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 3. Diagram Alir Data Level 1

Keluaran Sistem

Menentukan Kelayakan Finansial

Penentuan LokasiMasukan sistem

Input

Output

1Penentuan

Produk Potensial

+

2Penentuan

Lokasi Potensial

+

3Penentuan Kelayakan Finansial

Agroindustri+

Process ModelProject : Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri KentangModel : Sistem Penunjang KeputusanAuthor : Dhani Satria W. Version 27/09/2007

54

Page 69: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 4.1. Diagram Alir Data Level 2

Simpan Data Bobot

Simpan Data Kriteria

Simpan Data Produk

Penentuan Alternatif

Menentukan Bobot

Penentuan KriteriaMasukan sistem

Input

1Pemasukan

Produk Potensial

2

Menentukan Kriteria Produk

Potensial

3Penentuan

Bobot Produk

Potensial

4Penetuan Alternatif Produk

Potensial

Process ModelProject : Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri KentangModel : Penentuan Produk PotensialAuthor : Dhani Satria W. Version 27/09/2007

Data Produk

Data Kriteria

Data Bobot

55

Page 70: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 4.2. Diagram Alir Data Level 2 (lanjutan)

Simpan Data Bobot Lokasi

Simpan Data Kriteria Lokasi

Simpan Data Lokasi

Penentuan Alternatif

Menentukan Bobot

Penentuan Kriteria

1Pemasukan

Lokasi Potensial

2

Menentukan Kriteria Lokasi

Potensial

3Penentuan

Bobot Lokasi Potensial

4Penetuan Alternatif Lokasi

Potensial

Process ModelProject : Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri KentangModel : Penentuan Lokasi PotensialAuthor : Dhani Satria W. Version 27/09/2007

Data Lokasi

Data Kriteria Lokasi

Data Bobot Lokasi

56

Page 71: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 4.3. Diagram Alir Data Level 2 (lanjutan)

Simpan Data Parameter Analisa Finansial

Keluaran SistemPenentuan Analisa Kelayakan

Penentuan Parameter Analisa Finansial

Simpan Data Detil BiayaSimpan Data Jenis Biaya Simpan Data Kelopok Biaya

Simpan Data Umur ProyekSimpan Data Analisa Finansial

Penentuan Detil Biaya Penentuan Jenis Biaya

Penentuan Kelompok Biaya

Penentuan Umur Proyek

Output

1

Penentuan Model

2

Menentukan Jangka Waktu

Proyek

3

Menentukan Kelompok

Biaya

4

Menentukan Jenis Biaya

5

Menentukan Detil Baya

Data Model Analisa Finansial

Data Umur Proyek

Data Kelompok BiayaData Jenis Biaya

Data Detil Baya

6Menentukan Parameter

Analisa Finansial

7Analisa

Kelayakan Finansial

Data Parameter Analisa Finansial

Process ModelProject : Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri KentangModel : Penentuan Kelayakan Finansial Agroindustri

Author : Dhani Satria W. Version 27/09/2007

57

Page 72: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 5. Surat Pengantar Kuisioner Untuk Penentuan Produk Unggulan dan

Penentuan Lokasi Agroindustri

Kepada

Yth. Bapak/Ibu Responden

Di tempat

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Dhani Satria Wibawa

NRP : F34101074

Fakultas/Departemen : Teknologi Pertanian/Teknologi Industri Pertanian

Sedang melakukan penelitian tugas akhir (skripsi) dalam menyelesaikan studi

jenjang sarjana di Institut Pertanian Bogor dengan judul Sistem Penunjang

Keputusan Agroindustri Skala Kecil Berbasis Kentang. Metode penelitian

yang saya gunakan adalah Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), yang

dalam pelaksanaannya saya membutuhkan pertimbangan-pertimbangan ahli untuk

memberikan bobot pada kriteria dan alternatif yang saya miliki.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi

kuisioner ini.

Atas perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Dhani Satria W.

F34101074

58

Page 73: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 6.1. Kuisioner Penentuan Produk Unggulan dan Penentuan Lokasi

Agroindustri

Nama Responden :

Instansi :

1. Penentuan Alternatif Industri Olahan

Petunjuk Pengisian

Terdapat 5 (lima) kriteria untuk penentuan alternatif industri olahan

berbasis kentang. Kriteria-kriteria tersebut adalah:

a. Kebutuhan tenaga kerja

b. Nilai tambah produk

c. Potensi pasar

d. Dampak terhadap lingkungan

Skor kriteria

Nilai Keterangan

1 Sangat Penting

2 Penting

3 Biasa

4 Kurang Penting

5 Tidak Penting

Kriteria Kebutuhan Tenaga Kerja

Nilai Keterangan

1 1 – 4 orang

2 5 – 19 orang

3 20 – 99 orang

4 100 orang keatas

59

Page 74: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 6.2. Kuisioner Penentuan Produk Unggulan dan Penentuan Lokasi Agroindustri (lanjutan)

Kriteria Nilai Tambah

Nilai Keterangan

1 Nilai tambah sangat besar

2 Nilai tambah besar

3 Nilai tambah cukup besar

4 Nilai tambah kecil

5 Nilai tambah sangat kecil

Kriteria Potensi Pasar

Nilai Keterangan

1 Potensi pasar yang sangat tinggi

2 Potensi pasar yang tinggi

3 Potensi pasar yang cukup

4 Potensi pasar yang kurang

5 Potensi pasar yang sangat kurang

Kriteria Dampak Terhadap Lingkungan

Nilai Keterangan

1 Dampak terhadap lingkungan sangat rendah

2 Dampak terhadap lingkungan rendah

3 Dampak terhadap lingkungan cukup rendah

4 Dampak terhadap lingkungan tinggi

5 Dampak terhadap lingkungan sangat tinggi

Pemilihan Tipe Industri Kriteria

No Alternatif Kbthn TK Tek. Pros Nilai Tmb Pot. Psr Dmpk. Ling.

1 Alt. 1

2 Alt. 2

3 Alt. 3

Skor Kriteria

60

Page 75: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 6.3. Kuisioner Penentuan Produk Unggulan dan Penentuan Lokasi

Agroindustri (lanjutan)

2. Penentuan Alternatif Lokasi Potensial

Petunjuk Pengisian

Terdapat 4 (empat) kriteria untuk penentuan alternatif lokasi agroindustri

berbasis kentang. Kriteria-kriteria tersebut adalah:

a. Dukungan masyarakat

b. Produktivitas bahan baku

c. Ketersediaan tenaga kerja

d. Infrastruktur (sarana dan prasarana)

Skor kriteria

Nilai Keterangan

1 Sangat Penting

2 Penting

3 Biasa

4 Kurang Penting

5 Tidak Penting

Kriteria Dukungan Masyarakat

Nilai Keterangan

1 Dukungan masyarakat sangat tinggi

2 Dukungan masyarakat tinggi

3 Dukungan masyarakat cukup tinggi

4 Dukungan masyarakat rendah

5 Dukungan masyarakat sangat rendah

61

Page 76: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 6.4. Kuisioner Penentuan Produk Unggulan dan Penentuan Lokasi

Agroindustri (lanjutan)

Kriteria Produktivitas Bahan Baku

Nilai Keterangan

1 Produktivitas bahan baku sangat tinggi

2 Produktivitas bahan baku tinggi

3 Produktivitas bahan baku tinggi

4 Produktivitas bahan baku rendah

5 Produktivitas bahan baku sangat rendah

Kriteria Tenaga Kerja

Nilai Keterangan

1 Tenaga kerja sangat tersedia

2 Tenaga kerja tersedia

3 Tenaga kerja cukup tersedia

4 Tenaga kerja kurang tersedia

5 Tenaga kerja tidak tersedia

Kriteria Infrastruktur

Nilai Keterangan

1 Infrastruktur sangat lengkap

2 Infrastruktur lengkap

3 Infrastruktur cukup lengkap

4 Infrastruktur tidak lengkap

5 Infrastruktur sangat tidak lengkap

Pemilihan lokasi

Kriteria No Alternatif

Produktifitas. BB Infrastruktur Dukungan Masy Tenaga Kerja

1 Alt. 1

2 Alt. 2

3 Alt. 3

Skor Kriteria

62

Page 77: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 7. Asumsi Kelayakan Finansial Agroindustri Keripik Kentang

Asumsi Persentase produk terjual 100%Harga jual produk 36.800Biaya pemeliharaan 2%Modal sendiri 100%Bunga bank 14%Pajak penghasilan 1. Sampai dengan Rp. 25.000.000 5%2. Rp. 25.000.000 s/d Rp. 50.000.000 10%3. Rp. 50.000.000 s/d Rp. 100.000.000 15%4. Rp. 100.000.000 s/d Rp. 200.000.000 25%5. Diatas Rp. 200.000.000 35%Persentase produksi 100%Rendemen 20%

63

Page 78: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

64

Lampiran 8. Biaya Investasi

Deskripsi Jumlah Satuan Harga/Satuan Total Biaya Per Tahun Penyusutan

1 Bangunan

Kantor 9 m2 500.000 4.500.000 450.000 Gudang bahan baku 6 m2 500.000 3.000.000 300.000 Unit pengolahan 9 m2 500.000 4.500.000 450.000 Gudang bahan jadi 4 m2 500.000 2.000.000 200.000

2 Tanah 100 m2 200.000 20.000.000

3 Mesin dan peralatan Kompor 1 unit 300.000 300.000 30.000 Penggorengan 1 buah 150.000 150.000 15.000 Panci/baskom 4 buah 50.000 200.000 20.000 Tampah (nyiru) 4 buah 10.000 40.000 4.000 Slicer 1 unit 500.000 500.000 50.000 Ember plastik 5 buah 30.000 150.000 15.000 Pengaduk 2 buah 4.000 8.000 800 Saringan 1 buah 5.000 5.000 500 Alat pengemas 1 unit 400.000 400.000 40.000

4 Perlengkapan dan kendaraan

Sepeda motor 1 unit 15.000.000 15.000.000 1.500.000

5 Peralatan kantor ATK 1 unit 500.000 500.000 50.000 Meja 1 unit 300.000 300.000 30.000 Kursi 2 unit 200.000 400.000 40.000 Telepon 1 unit 100.000 100.000 10.000

6 Bahan baku Kentang 2322 kg 3.500 8.127.000 97.524.000 Bumbu 3 kg 25.000 75.000 900.000 BTM 1 kg 5.000 5.000 60.000 Bahan kemasan 1 paket 1.500.000 1.500.000 18.000.000

7 Energi Listrik 100 kwh 1.500 150.000 1.800.000 Bahan bakar 120 liter 4.500 540.000 6.480.000

8 Komunikasi Telepon 1 bulan 500.000 500.000 6.000.000

9 Biaya pemasaran Transportasi 1 unit 500.000 500.000 6.000.000 10 Tenaga kerja Karyawan 5 orang 750.000 3.750.000 45.000.000

Page 79: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 9. Biaya Produksi

Biaya

Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10

Biaya Tetap Komunikasi 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 Tenaga kerja 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 45.000.000 Pemeliharaan 1.041.060 1.041.060 1.041.060 1.041.060 1.041.060 1.041.060 1.041.060 1.041.060 1.041.060 1.041.060 Total Biaya Tetap 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 Biaya Variabel Bahan baku 116.484.000 116.484.000 116.484.000 116.484.000 116.484.000 116.484.000 116.484.000 116.484.000 116.484.000 116.484.000 Energi 8.280.000 8.280.000 8.280.000 8.280.000 8.280.000 8.280.000 8.280.000 8.280.000 8.280.000 8.280.000 Biaya pemasaran 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 Total Biaya Variabel 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 Total Biaya Produksi 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060

65

Page 80: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 10. Laba Rugi

Biaya

Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10

A. Penerimaan 1. Produksi (kg) 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 2. Harga jual 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 Total Penerimaan 205.079.040 205.079.040 205.079.040 205.079.040 205.079.040 205.079.040 205.079.040 205.079.040 205.079.040 205.079.040 B. Biaya Operasi 1. Biaya Tetap 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 2. Biaya Variabel 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 Total Biaya Operasi 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 182.805.060 C. Laba Kotor 22.273.980 22.273.980 22.273.980 22.273.980 22.273.980 22.273.980 22.273.980 22.273.980 22.273.980 22.273.980 D. Penyusutan 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 E. Laba Sebelum Pajak 19.068.680 19.068.680 19.068.680 19.068.680 19.068.680 19.068.680 19.068.680 19.068.680 19.068.680 19.068.680 F. Pajak Penghasilan 1.906.868 1.906.868 1.906.868 1.906.868 1.906.868 1.906.868 1.906.868 1.906.868 1.906.868 1.906.868 Laba Bersih Setelah Pajak 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812

66

Page 81: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 11. Aliran Kas

Biaya

Keterangan Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pemasukan Laba Bersih 0 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 17.161.812 Penyusutan 0 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 3.205.300 Sub Total 0 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 Pengeluaran Investasi 52.053.000 Sub Total 52.053.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Selisih Kas (52.053.000) 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 20.367.112 1,000 0,877 0,769 0,675 0,592 0,519 0,456 0,400 0,351 0,308 0,270 (52.053.000) 17.865.888 15.671.831 13.747.220 12.058.965 10.578.040 9.278.982 8.139.458 7.139.876 6.263.049 5.493.902 (52.053.000) (34.187.112) (18.515.281) (4.768.060) 7.290.905 17.868.945 27.147.927 35.287.385 42.427.260 48.690.309 54.184.212 Aliran Kas (52.053.000) (31.685.888) (11.318.776) 9.048.336 29.415.448 49.782.560 70.149.672 90.516.784 110.883.896 131.251.008 151.618.120

67

Page 82: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

No Komponen Biaya Satuan Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5 Tahun ke-6 Tahun ke-7 Tahun ke-8 Tahun ke-9 Tahun ke-

10

1 Produksi kg 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 5.573 2 Persentase produksi % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 3 Biaya Tetap Rp 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 52.041.060 4 Biaya Variabel Rp 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000 130.764.000

5 Biaya Variabel per Unit Rp/kg 23.465 23.465 23.465 23.465 23.465 23.465 23.465 23.465 23.465 23.465

6 Harga per Unit Rp 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800 36.800

BEP kg 3.902 3.902 3.902 3.902 3.902 3.902 3.902 3.902 3.902 3.902 BEP Rp 143.611.988 143.611.988 143.611.988 143.611.988 143.611.988 143.611.988 143.611.988 143.611.988 143.611.988 143.611.988

68

Lampiran 12. BEP

Page 83: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Lampiran 13. Hasil Analisa Kelayakan Agroindustri Kentang

NPV 47.530.010 rupiah Layak IRR 37,51% Layak B/C Ratio 2,04 Layak PBP 2,56 tahun BEP 3.902 kg BEP 143.611.988 Rp

69

Page 84: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBANGUNAN

AGROINDUSTRI SKALA KECIL BERBASIS KENTANG

Oleh

DHANI SATRIA WIBAWA

F34101074

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 85: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Jurnal

Sarjana Teknologi Pertanian

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

DHANI SATRIA WIBAWA

F34101074

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 86: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBANGUNAN

AGROINDUSTRI SKALA KECIL BERBASIS KENTANG

JURNAL

Oleh :

DHANI SATRIA WIBAWA

F34101074

Dilahirkan pada tanggal 1 September 1982

di Bojonegoro

Tanggal Lulus : November 2007

Disetujui,

Bogor, November 2007

Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA

Dosen Pembimbing

Page 87: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI SKALA KECIL BERBASIS KENTANG

(Decision Support System of Small Scale Potato Agroindustry)

Hartrisari Hardjomidjojo, dan Dhani Satria Wibawa

ABSTRAK

Sistem penunjang keputusan merupakan salah satu pendekatan ilmiah yang dapat digunakan dari berbagai alternatif keputusan. Pengembangan sistem penunjang keputusan dapat membantu pengambil keputusan tentang perencanaan pengembangan agroindustri berbasis kentang. Tujuan penelitian ini adalah merancang model sistem penunjang keputusan agroindustri skala kecil berbasis kentang serta memberikan alternatif keputusan investasi produk agroindustri berbasis kentang yang paling potensial dan tepat.

Sistem Penunjang Keputusan Agroindustri Skala Kecil Berbasis Kentang dikembangkan menjadi paket perangkat lunak komputer yang diberi nama PoDSS (Potato Decision Support System). Perangkat lunak ini diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Didalam aplikasinya, PoDSS memiliki empat sistem yang terintegrasi, yaitu: Sistem manajemen dialog, Sistem pengolahan pusat, Sistem manajemen basis data, dan Sistem manajemen basis model.

Sub model kelayakan finansial digunakan untuk menganalisa tingkat kelayakan agroindustri keripik kentang berdasarkan data finansial. Berdasarkan hasil perhitungan, agroindustri keripik kentang memiliki nilai NPV sebesar Rp. 51.038.439,-. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 49,57% yang berarti nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank yaitu 18%. Nilai B/C Ratio sebesar 7,41 artinya penerimaan yang diperoleh sebesar 7,41 kali dari biaya dan PBP sebesar 2,97 tahun. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa agroindustri keripik kentang layak untuk dikembangkan. Kata kunci : DSS, sistem, keputusan, kelayakan, finansial

ABSTRACT

Decision Support System of Small Scale Potato Agroindustry is developed into computer software called PoDSS (Potato Decision Support System). This software is expected to help management in making a decision. PoDSS have four integrated system, dialog system, central processing system, data based system, and model based system. Dialog based system is the system that interact directly with user. Dialog based system can be seen when the software is running that is user interface. Central processing system is the main system that combines all of the system. Central processing system will manage the individual system to unite as a one whole system. Data based system comprise with two parts, static and dynamic data based. Model based system comprise of five supporting sub model, potential product criteria weighing sub model, potential product decision sub model, potential location criteria weighing sub model, potential location decision sub model, and financial feasibility sub model.

Financial feasibility sub model beneficent to analyze the potato chips agroindustry’s feasibility. Based on calculation, potato chips agroindustry has NPV value of Rp. 51.038.439,-. IRR value of 49,57% which mean IRR value is higher than bank’s interest rate of 18%. B/C Ratio of 7,41 which mean revenue generated as much as 7,41 times from cost and PBP value of 2,97 years. Calculation shows that potato chips agroindustry is reasonable to be developed. Keywords : DSS, system, decision, feasibility, financial

Page 88: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

PENDAHULUAN

Indonesia termasuk salah satu negara agraris dengan sumber daya alam yang melimpah. Sebagai negara agraris, sektor pertanian memiliki peran yang relatif besar dalam roda perekonomian Indonesia. Peran ini dapat dicapai dengan salah satu cara yaitu melalui agroindustri. Agroindustri mengolah bahan baku yang berasal dari tanaman maupun hewan. Agroindustri diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian, sehingga dapat bersaing baik di pasar lokal maupun pasar internasional.

Salah satu produk pertanian yang memiliki prospek cukup besar adalah kentang (Solanum tuberosum L.). Di pasaran, kentang memiliki harga yang relatif stabil. Hal ini dikarenakan kentang merupakan produk yang dapat disimpan, berbeda dengan sayuran seperti tomat atau kubis. Kentang sebelum dikonsumsi harus diolah terlebih dahulu. Untuk pemakaian umum, kentang biasanya diolah menjadi makanan seperti perkedel, sambal kentang, ataupun sop. Beberapa produk olahan kentang diantaranya adalah keripik, kerupuk, tepung, dan kentang goreng.

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk pengembangan produk ini adalah dengan mengembangkan agroindustri berbasis kentang, tetapi kenyataannya agroindustri berbasis kentang masih mengalami banyak kendala. Hal ini karena pertanian dan industri walaupun saling terkait tetapi mempunyai karakteristik yang berbeda. Hasil pertanian sebagai bahan baku industri tergantung pada alam dan bersifat musiman sehingga berpengaruh terhadap kontinuitas hasil produksi. Umumnya, produk pertanian juga hanya bisa berproduksi secara maksimal pada daerah-daerah tertentu saja. Disamping produk pertanian, petani juga perlu diperhatikan. Petani umumnya memiliki keterbatasan dalam akses informasi dan teknologi yang berkaitan dengan bisnisnya. Di sektor industri, kontinuitas bahan baku harus terjamin serta memiliki kualitas yang baik.

Dari kondisi tersebut, maka diperlukan suatu sistem untuk menjembatani antara usahatani kentang dan agroindustri berbasis kentang sehingga saling mendukung. Agroindustri dapat memberikan informasi tantang varietas dan kualitas kentang yang diinginkan, jumlah permintaan serta harga yang ditawarkan kepada petani. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh petani untuk merencanakan varietas kentang yang ditanam maupun tingkat produksinya.

Dalam perencanaan, penggunaan perangkat lunak dapat membantu memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan. Pengembangan sistem penunjang keputusan dapat

membantu pengambil keputusan tentang perencanaan pengembangan agroindustri berbasis kentang. Sistem ini diharapkan mampu menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh dan harus dipertimbangkan dalam pendirian agroindustri berbasis kentang ini.

METODOLOGI

Kerangka Pemikiran Kajian investasi agroindustri berbasis

kentang digunakan untuk mengembangkan suatu model sistem penunjang keputusan yang berfungsi untuk membantu pengambil keputusan yang akan terjun dalam bidang agroindustri berbasis kentang. Kajian ini diharapkan dapat mendukung pengembangan agroindustri kentang sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat maupun pendapatan pemerintah daerah.

Sistem yang dirancang bertujuan untuk mengambil keputusan dalam pemilihan produk olahan agroindustri berbasis kentang yang potensial untuk dikembangkan. Pemilihan lokasi yang sesuai dan kelayakan investasi usaha agroindustri berbasis kentang juga mempengaruhi keputusan yang diambil. Investasi yang dikembangkan harus memenuhi kriteria kelayakan, diantaranya adalah kelayakan finansial. Analisa finansial berguna untuk mengurangi resiko kegagalan dalam investasi. Pendekatan Sistem

Sistem adalah kumpulan obyek-obyek yang saling berinteraksi dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu dalam lingkungan yang kompleks. Sistem mencakup lima unsur utama yaitu: (1) elemen-elemen atau bagian; (2) adanya interaksi atau hubungan antar elemen-elemen; (3) adanya sesuatu yang mengikat elemen-elemen tersebut menjadi satu kesatuan; (4) terdapat tujuan bersama sebagai hasil akhir; (5) berada dalam suatu lingkungan yang kompleks. Pendekatan sistem adalah cara pemecahan masalah yang dimulai dengan identifikasi kebutuhan. Identifikasi kebutuhan akan menghasilkan suatu sistem dan operasi. Ciri pendekatan sistem adalah mencari semua faktor yang penting untuk memperoleh solusi yang terbaik dalam menyelesaikan masalah dan membuat suatu model kuantitatif untuk membantu keputusan secara rasional (Eriyatno, 1989). 1. Analisa Kebutuhan

Analisa kebutuhan merupakan tahapan permulaan dalam pengkajian suatu sistem. Analisa kebutuhan merupakan interaksi dari

Page 89: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

seorang pengambil keputusan terhadap sistem yang ada.

Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem mempunyai kebutuhan yang berbeda sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Komponen-komponen yang berpengaruh dalam investasi agroindustri kentang antara lain: investor, pemerintah, lembaga perbankan, industri pesaing, petani kentang, pelaku industri, lembaga penelitian dan pengembangan, masyarakat sekitar dan konsumen.

2. Formulasi Permasalahan Pengembangan investasi agroindustri

berbasis kentang dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku, sarana dan prasarana, prakiraan biaya, serta kemudahan memperoleh modal. Hal-hal tersebut merupakan faktor penting yang dijadikan pertimbangan dalam investasi atau pengembangan agroindustri berbasis kentang yang terpilih.

Investasi agroindustri berbasis kentang memerlukan analisa terutama yang berhubungan dengan kelayakan usaha dengan tujuan menghindari resiko kegagalan. Hasil analisa menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investor dalam menanamkan modalnya.

3. Identifikasi Sistem Identifikasi sistem merupakan suatu

hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan yang dijabarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab-akibat dan diagram input-output. Diagram sebab-akibat menunjukkan hubungan antara dua variabel.

Diagram input-output menggambarkan skema identifikasi yang di dasarkan pada masukan dan keluaran dari model yang dikembangkan. Masukan terdiri dari dua, yaitu masukan yang berasal dari lingkungan dan masukan yang berasal dari sistem. Untuk keluaran juga terbagi menjadi dua yaitu keluaran yang dikendaki dan keluaran yang tidak dikehendaki.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Program Utama

PoDSS merupakan perangkat lunak yang dirancang untuk pihak manajemen atau pihak pengambil keputusan dalam pembuatan prencanaan agroindustri kentang skala kecil. Perangkat lunak ini diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam

pengambilan keputusan. Perangkat lunak ini dapat membantu pihak manajemen dalam penentuan produk yang cocok dikembangkan dari bahan baku kentang serta lokasi yang sesuai untuk pengembangannya.

Didalam aplikasinya, PoDSS memiliki empat sistem yang terintegrasi, yaitu: 1. Sistem manajemen dialog 2. Sistem pengolahan pusat 3. Sistem manajemen basis data 4. Sistem manajemen basis model

1. Sistem manajemen dialog

Sistem manajemen dialog adalah sistem yang langsung berinteraksi dengan pengguna. Sistem manajemen dialog ini bisa langsung terlihat saat program berjalan yaitu tampilan antar muka. Semua kontrol antar muka seperti menu, tombol-tombol serta pilihan-pilihan di dalam sistem merupakan bagian dari sistem manajemen dialog. Pengguna bisa melakukan aksi terhadap elemen anatar muka. Aksi untuk menjalankan perintah bisa dilakukan dengan meng-klik objek dengan mouse.

2. Sistem pengolahan pusat

Sistem pengolahan pusat merupakan bagian penting yang menyatukan keseluruhan sistem. Sistem pengolahan pusat akan mengatur masing-masing sistem menjadi satu-kesatuan yang utuh. Ketika perangkat lunak PoDSS dijalankan, PoDSS akan meminta pengguna untuk mengidentifikasi dirinya melalui dialog login.

Pengguna perangkat lunak ini ada tiga jenis sesuai otoritasnya yaitu administrator, anggota dan umum. Pengguna umum dapat menggunakan sistem tetapi tidak bisa melakukan manipulasi data. Akses pengguna umum hanya sekedar melihat informasi yang ada. Penguna anggota memiliki akses terbatas. Pengguna anggota bisa melakukan manipulasi data pada sistem tetapi tidak bisa melakukan editing pada user sistem. Pengguna administrator memiliki hak tertinggi pada sistem. Administrator bisa merubah semua data yang ada, termasuk manipulsi data user.

Jika pengguna masuk sebagai anggota maka sistem akan meminta username dan password. Jika nama user dan kata kunci sesuai maka pengguna akan masuk ke tampilan awal sistem

Page 90: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

PoDSS. Dari menu utama ini, pengguna bisa memilih menu lain yang tersedia. Ada beberapa menu lain yang ada pada sistem untuk mengakses masing-masing sub sistem.

3. Sistem manajemen basis data Sistem manajemen basis data

sendiri terdiri dari dua bagian, sistem manajemen basis data statis dan sistem manajemen basis data dinamis. Sistem manajemen basis data statis menyediakan informasi yang tidak bisa diubah oleh user biasa. Sistem basis data statis ini hanya menyediakan informasi yang bersifat umum dan tidak menyajikan data yang bersifat dinamis. Informasi yang ada pada basis data ini adalah informasi seputar kentang secara umum.

4. Sistem manajemen basis model a. Sub model pembobotan kriteria

produk potensial Sub model ini berguna untuk

memberikan nilai pada kriteria produk potensial sebelum diolah menggunakan sub model selanjutnya. Metode yang digunakan dalam sub model ini adalah metode eckenrode. Kriteria pada sub model ini adalah kebutuhan tenaga kerja, teknologi proses, nilai tambah, potensi pasar dan dampak terhadap lingkungan.

b. Sub model penentuan produk potensial

Sub model penentuan produk potensial merupakan sub model yang berguna untuk mendapatkan produk potensial berdasarkan metode perbandingan eksponensial (MPE).

Produk potensial yang dipilih berdasarkan pohon industri kentang. Pohon industri ini menunjukkan bahwa umbi kentang bisa diolah menjadi kerupuk kentang, keripik kentang ataupun tepung kentang. Alternatif-alternatif ini kemudian dihitung skornya dengan bantuan pakar.

c. Sub model pembobotan kriteria pemilihan lokasi

Sub model ini berguna untuk memberikan nilai pada kriteria pemilihan lokasi sebelum diolah menggunakan sub model selanjutnya. Metode yang digunakan dalam sub model ini

adalah metode eckenrode. Kriteria pada sub model ini adalah ketersediaan lahan, produktivitas bahan baku, ketersediaan infrastruktur, ketersediaan tenaga kerja dan dukungan masyarakat.

d. Sub model penentuan lokasi potensial

Sub model ini digunakan dalam pemilihan lokasi potensial berdasarkan alternatif yang tersedia. Sub model ini menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Kriteria pada sub model ini adalah ketersediaan lahan, produktivitas bahan baku, ketersediaan infrastruktur, ketersediaan tenaga kerja dan dukungan masyarakat.

e. Sub model kelayakan finansial Sub model ini digunakan untuk

menganalisa tingkat kelayakan industri terpilih berdasarkan data finansial. Beberapa parameter yang digunakan dalam penilaian kelayakan usaha ini adalah NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), B/C Rasio (Benefit per Cost Ratio) dan PBP (Pay Back Period).

Berdasarkan hasil perhitungan, agroindustri keripik kentang memiliki nilai NPV sebesar Rp. 51.038.439,-. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 49,57% yang berarti nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank yaitu 18%. Nilai B/C Ratio sebesar 7,41 artinya penerimaan yang diperoleh sebesar 7,41 kali dari biaya dan PBP sebesar 2,97 tahun.

Penentuan kelayakan dilakukan dengan membandingkan tiga skenario. Skenario pertama semua perhitungan dilakukan pada kondisi normal, skenario kedua perhitungan dilakukan ketika terjadi penurunan harga jual keripik kentang sebesar 5%, sedangkan perhitungan skenario tiga dilakukan ketika terjadi kenaikan biaya produksi sebesar 5%. Hasil perhitungan pada beberapa skenario ini bisa dilihat pada tabel dibawah.

Page 91: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Hasil analisa finansial keripik kentang Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

Kriteria Normal Harga jual turun 5 %

Biaya produksi naik 5%

Harga (Rp)

40.000 38.000 40.000

NPV (Rp) 51.038.439 19.793.979 22.417.857 IRR (%) 49,57 30,71 31,70 B/C Ratio 7,41 4,73 4,87 PBP (Tahun)

2,97 6,50 6,13

BEP (kg) 3.151 3.589 3.565

Data analisa finansial menunjukkan bahwa usaha keripik kentang layak pada semua skenario. Hal ini menunjukkan bahwa sensitifitas terhadap perubahan harga tidak terlalu tinggi. Skenario 2 dan skenario 3, meskipun layak tetapi pengembalian modal mencapai lebih dari 6 tahun. Hal ini menjadi pertimbangan tersendiri apakah pengembalian modal selama 6 tahun dinilai terlalu lama ataukah tidak.

B. Agroindustri Skala Kecil Keripik Kentang

Agroindustri skala kecil keripik kentang ini layak untuk dikembangkan. Hal ini didukung juga oleh pemerintah dalam kebijakan pembangunan industrinya yaitu menumbuhkembangkan industri kecil dan menengah. Pemerintah melalui departemen perindustrian memiliki fokus perencanaan jangka panjang yang berfokus pada:

1. Industri agro 2. Industri alat angkut 3. Industri telematika 4. Basis Industri manufakur 5. Industri kecil dan menengah

tertentu Pada perencanaan jangka menengah

sendiri memperlihatkan dukungan terhadap industri makanan dan minuman. Perencanaan jangka menengah tersebut diantaranya:

1. Industri makanan dan minuman 2. Industri pengolahan hasil laut 3. Industri tekstil dan produk tekstil 4. Industri alas kaki 5. Industri kelapa sawit 6. Industri barang kayu (termasuk

rotan dan bambu) 7. Industri karet dan barang karet 8. Industri pulp dan kertas 9. Industri mesin listrik dan peralatan

listrik 10. Industri petrokimia

Perencanaan tersebut mendukung industri kecil keripik kentang karena industri keripik kentang ini termasuk dalam industri agro dan termasuk juga ke dalam industri makanan dan minuman. Lebih lanjut, Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional menjelaskan dukungan terhadap industri kecil dan menengah.

Kelemahan industri kecil salah satunya adalah penguasaan teknologi. Sistem penunjang keputusan agroindustri skala kecil berbasis kentang ini bisa membantu mengembangkan industri kecil keripik kentang pada bidang teknologi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perencanaan agroindustri skala kecil berbasis kentang adalah penentuan produk unggulan, pemilihan lokasi, serta data finansialnya. Model sistem yang dibuat untuk membantu pengambilan keputusan disusun dalam satu paket perangkat lunak yang diberi nama PoDSS. Model ini terdiri dari beberapa sub model pendukung yaitu sub model pembobotan kriteria produk potensial, sub model penentuan produk potensial, sub model pembobotan kriteria pemilihan lokasi, sub model penentuan lokasi potensial, dan sub model kelayakan finansial.

Sub model pembobotan kriteria produk potensial digunakan untuk menentukan bobot kriteria yang akan digunakan pada penentuan produk potensial. Sub model penentuan produk potensial digunakan untuk menentukan produk potensial yang akan dipilih. Berdasarkan kriteria yang ditentukan, hasil model ini adalah produk agroindustri keripik kentang.

Sub model pembobotan kriteria pemilihan lokasi digunakan untuk menentukan bobot kriteria yang akan digunakan pada penentuan lokasi potensial. Sub model penentuan lokasi potensial digunakan untuk menentukan lokasi potensial berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Hasil model ini adalah kecamatan Pangalengan.

Sub model kelayakan finansial digunakan untuk menganalisa tingkat kelayakan agroindustri terpilih yaitu keripik kentang dilihat dari aspek finansial. Kriteria kelayakan yang digunakan dalam sub model ini adalah NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), B/C Rasio (Benefit per Cost Ratio) dan PBP (Pay Back Period). Hasil perhitungan sub model ini dengan asumsi tingkat suku bunga 18% diperoleh NPV sebesar Rp. 51.038.439,-. Nilai IRR yang

Page 92: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

diperoleh adalah sebesar 49,57% yang berarti nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank. Nilai B/C Ratio sebesar 7,41 artinya penerimaan yang diperoleh sebesar 7,41 kali dari biaya dan PBP sebesar 2,97 tahun, dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa agroindustri skala kecil keripik kentang layak untuk didirikan. Saran

Model PoDSS perlu dikembangkan sehingga bisa digunakan untuk agroindustri skala menengah maupun skala besar. Data pada model PoDSS perlu diperbaharui terus tiap tahun disesuaikan dengan data aktual pada tahun yang bersangkutan. Pada sub model pembobotan kriteria produk potensial, sub model penentuan produk potensial, sub model pembobotan kriteria pemilihan lokasi, dan sub model penentuan lokasi potensial bisa dirubah menjadi lebih dinamis atau bisa ditambah atau dikurangi sesuai kehendak pengguna.

PUSTAKA

Arifin, Johar. 2004. Aplikasi Excel dalam Studi

Kasus Akuntansi dan Manajemen Keuangan. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Asandhi, A.A. dkk. 1989. Kentang Edisi Kedua.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Hortikultura Lembang, Bandung.

Austin J, E. 1992. Agroindustrial Project

Analysis. The John Hopkins University Press. Maryland.

Blank, Leland T and Tarquin, Anthony J. 1989.

Engineering Economy. McGraw-Hill, Inc. USA.

BPS, 1997. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat

Statistik, Bandung. BPS, 1998. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat

Statistik, Bandung. BPS, 1999. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat

Statistik, Bandung. BPS, 2000. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat

Statistik, Bandung. BPS, 2001. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat

Statistik, Bandung.

BPS, 2002. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Bandung.

BPS, 2003. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat

Statistik, Bandung. BPS, 2004. Bandung Dalam Angka. Badan Pusat

Statistik, Bandung. Brojonegoro, B.P.S. 1992. Analytical Hierarchy

Process. PAU - Studi Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

DeGarmo, E. Paul et all. 1997. Engineering

Economy. Prentice-Hall, Inc. Published by Simon & Schuster / A Viacom Company, New Jersey.

Eriyatno. 1989. Analisa Sistem Pangan Industri

Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB.

Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu

dan Efektivitas Manajemen. IPB Press. Bogor.

Hartus, Toni. 2001. Usaha Pembibitan Kentang

Bebas Virus. Penebar Swadaya. Jakarta. Hartuti, Nur dan Sinaga, R.M. 1998. Monograf

No. 12, Keripik Kentang, Salah Satu Diversifikasi Produk. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bandung.

Http://faostat.fao.org/faostat/servlet Http://www.asiamaya.com/nutrisi/keripikkentang.

htm Http://www.iptek.net.id Ma’arif, M. Syamsul dan Tanjung, Hendri. 2003.

Teknik-teknik Kuantitatif untuk Manajemen.

Makridakis S, Wheelwright, S.C, McGee, V.E.

1983. Forecasting, Method and Applications. John Wiley and Sons Inc. Canada.

Manestech, T.J. and G.L. Park. 1977. System

Analysis and Simulation with Application to Economics and

Page 93: SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN - repository.ipb.ac.id · sistem penunjang keputusan pembangunan agroindustri skala kecil berbasis kentang oleh dhani satria wibawa f34101074 2007 fakultas

Socials System. Michigan State University, USA.

Manning, W.A. 1984. Decision Making : How a

MicrocomputerAids the Process. Portland State University, Portland.

Marimin, 2004. Teknik dan Aplikasi

Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT. Grasindo. Jakarta.

Pramudya, B. dan N. Dewi. 1992. Ekonomi

Teknik. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi

Para Pemimpin : Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Komplek. Terjemahan. PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Setiadi, Nurulhuda S.F. 1993. Kentang, Varietas

& Pembudidayaan. Penebar Swadaya. Jakarta.