sistem pengaturan lampu lalu lintas menggunakan penjadwalan round-robin: simulasi menggunakan...

7
SISTEM PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS MENGGUNAKAN PENJADWALAN ROUND-ROBIN: SIMULASI MENGGUNAKAN OMNET++ Laporan Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kul iah Pemodelan dan Simulasi Michael Aditya Sutiono NIM : 12110210001 JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG 2014

Upload: michael-aditya-sutiono

Post on 14-Oct-2015

70 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pemodelan dan Simulasi

TRANSCRIPT

  • SISTEM PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS MENGGUNAKAN PENJADWALAN ROUND-ROBIN: SIMULASI MENGGUNAKAN OMNET++

    Laporan Tugas Akhir

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pemodelan dan Simulasi

    Michael Aditya Sutiono

    NIM : 12110210001

    JURUSAN SISTEM KOMPUTER

    FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

    TANGERANG

    2014

  • Kata Pengantar

    Lampu lalu lintas merupakan benda yang pasti kita jumpai ketika melewati

    persimpangan jalan. Lampu ini sangatlah penting untuk mengatur jalannya kendaraan secara

    bergantian agar tidak saling bertabrakan dan berebutan ketika ada persimpangan.

    Penjadwalan round-robin merupakan salah satu algoritma penjadwalan yang

    sederhana, adil, dan merupakan algoritma penjadwalan yang paling sering digunakan.

    Algoritma ini membutuhkan definisi sebuah unit waktu yang biasa disebut kuantum dan

    semua proses yang dapat berjalan disusun dalam antrian melingkar dan mendapatkan jatah

    yang sama untuk melakukan proses, yaitu selama waktu kuantum tersebut.

    Melihat seringkali adanya lampu lalu lintas yang waktu tunggunya tidak adil dan terlalu

    lama sehingga membuat antrian mobil begitu panjang, maka dengan mengimplementasikan

    algoritma penjadwalan round-robin ini diharapkan hal-hal tersebut dapat dikurangi.

  • Pembahasan

    Projek ini menggunakan program simulasi OMNeT++ untuk menyimulasikan proses

    pengaturan lampu lalu lintas di persimpangan jalan dengan penjadwalan round-robin. Kita

    asumsikan setiap lampu lalu lintas mengetahui jumlah antrian kendaraan di setiap jalur, dan

    juga memiliki pengatur waktu yang terpusat.

    Pengenalan OMNeT++

    OMNeT++ adalah program simulasi jaringan berorientasi objek modular yang

    berbasiskan kejadian diskrit. Program ini memiliki arsitektur yang umum, sehingga telah

    digunakan dalam berbagai persoalan, seperti:

    1. memodelkan komunikasi kabel dan nirkabel,

    2. memodelkan protocol,

    3. memodelkan antrian jaringan,

    4. memodelkan multiprosesor dan sistem perangkat keras terdistribusi lainnya,

    5. memvalidasi arsitektur perangkat keras,

    6. mengevaluasi aspek performa dari sistem perangkat lunak yang kompleks, dan

    7. secara umum memodelkan dan menyimulasikan sistem apapun ketika pendekatan

    kejadian diskrit dirasa cocok, dan dapat dipetakan ke dalam entitas yang

    berkomunikasi dengan bertukar pesan.

    OMNeT++ sendiri bukanlah simulator sesuatu yang konkrit, melainkan menyediakan

    infrastruktur dan alat untuk menulis simulasi. Salah satu bahan fundamental dari infrastruktur

    ini adalah sebuah arsitektur komponen untuk menyimulasikan model. Model dihasilkan dari

    komponen yang dapat digunakan kembali yang dinamakan modul. Modul yang diprogram

    dengan baik dapat benar-benar digunakan kembali, dan dapat dikombinasikan dalam

    berbagai cara seperti blok LEGO.

    Modul-modul dapat dihubungkan satu sama lain melalui gates (sistem lain ada yang

    menyebutnya port), dan dikombinasikan untuk membentuk compound modules. Modul-

    modul dapat berkomunikasi melalui pengoperan pesan, di mana pesan tersebut dapat

    membawa struktur data apapun. Modul dapat mengoper pesan melalui jalur yang sudah

    didefinisikan terlebih dahulu melalui gates dan connections, atau langsung menuju tujuannya.

    Modul mempunyai parameter yang dapat digunakan untuk menyesuaikan perilaku modul

    dan/atau memparameterisasi topologi model. Modul yang ada pada tingkat terbawah dari

    hierarki modul disebut simple modules, dan mereka dapat mengenkapsulasi perilaku modul.

    Simple modules deprogram dalam C++, dan menggunakan library simulasi.

  • Penjelasan Program Simulasi

    Program dalam projek ini dibuat untuk menyimulasikan komunikasi antar lampu lalu lintas

    (modul tl) yang mengetahui jumlah antrian dan terhubung dengan

    sebuah server (modul lampu) sehingga setiap lampu lalu lintas mendapat giliran yang sama

    (20 satuan waktu) untuk mengosongkan antrian yang terbentuk selama menunggu. Jika ketika

    mendapat giliran tidak ada mobil (mobil disimbolkan sebagai message) dalam antrian, maka

    jalur tersebut akan tetap mendapat giliran, namun dengan waktu jalan yang lebih singkat (8

    satuan waktu). Batasan masalah pada simulasi ini antara lain:

    1. semua mobil dianggap tidak memiliki perbedaan (perbedaan ukuran, kecepatan, dan

    prioritas),

    2. tujuan tiap jalur dijadikan satu karena diasumsikan ketika lampu menyala hijau, semua

    mobil pasti sampai ke satu tujuan (walaupun tiap jalur berbeda tujuan),

    3. semua channel dianggap ideal untuk menyederhanakan simulasi, dan

    4. tidak ada waktu untuk mobil melakukan persiapan berhenti atau tepat akan berjalan

    (tidak ada lampu kuning).

    Tampilan awal simulasi:

  • Parameter seperti waktu kedatangan mobil (distribusi uniform dengan range tertentu), waktu

    tunggu ketika kosong (8 satuan waktu), dan waktu kuantum yang diberikan kepada tiap jalur

    (20 satuan waktu) merupakan parameter penting dalam simulasi ini, dan dapat diubah

    sehingga menghasilkan hasil yang berbeda.

    Penjelasan skenario simulasi:

    1. keempat jalur kedatangan mobil (berupa message yang berisikan

    Mobil) secara random dengan mengikuti distribusi uniform

    dengan range yang berbeda-beda setiap jalur yang diatur dalam modul north, east,

    south, dan west,

    2. untuk permulaan, jalur atas (modul tlnorth) yang mendapat giliran terlebih dahulu

    dengan cara modul lampu mengirimkan message yang berisikan jalan sehingga jalur

    mengetahui bahwa dia telah mendapatkan giliran, mengubah status menjadi 1

    (0=berhenti, 1=jalan), dan karena antrian awal masih kosong, maka mobil yang datang

    boleh langsung lewat dan jalur 1 hanya mendapat giliran selama 8 satuan waktu dan

    kemudian mengirimkan message yang berisikan kosong kepada modul lampu agar

    mengetahui kekosongan tersebut, sehingga modul lampu dapat mengirimkan

    message yang berisi selesai sehingga jalur tersebut mengubah status menjadi 0 dan

    jika ada mobil yang datang lagi maka mobil tersebut akan dimasukkan ke dalam

    antrian,

    3. untuk jalur-jalur selanjutnya (modul tl), ketika ada antrian

    maka akan mendapatkan giliran selama 20 satuan waktu yang diketahui melalui

    message yang berisikan jalan (mengubah status jalur yang menerima message

    tersebut menjadi 1) yang dikirimkan oleh modul lampu dan pada saat itu pula modul

    lampu mengirimkan message yang berisi selesai kepada modul sebelumnya yang

    mendapat giliran sehingga modul tersebut dapat berhenti mengirimkan mobil (status

    diubah menjadi 0). Message berisi jalan dan selesai ini akan dikirimkan secara

    berkala selama 20 satuan waktu, dan

    4. untuk jalur-jalur yang memiliki status 0, ketika mobil datang maka akan dimasukkan

    ke dalam antrian.

    Melalui simulasi ini, kita dapat melihat bagaimana kepadatan antrian yang terbentuk pada

    setiap jalur, apakah dengan parameter sekian antrian yang terbentuk terlalu padat atau tidak,

    sehingga kita dapat menentukan parameter-parameter yang optimal untuk

    diimplementasikan pada sistem nyata.

  • Kesimpulan

    Sistem pengaturan lampu lalu lintas yang ada saat ini (di Indonesia) banyak yang tidak

    adil dalam memberikan giliran, sehingga seringkali membuat pengendara menunggu lama

    sekali, padahal menunggu untuk jalur yang kosong atau karena jalur lain yang terlalu lama

    mendapat giliran. Dengan menggunakan penjadwalan round-robin membuat pembagian

    giliran menjadi lebih adil dan membuat antrian tidak terlalu panjang serta pengendara

    menjadi lebih nyaman dalam menunggu (tidak terlalu lama).

    Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dapat menggunakan program simulasi ini,

    sehingga dapat merencanakan, mengalkulasi, dan menentukan parameter-parameter yang

    tepat untuk diimplementasikan pada sistem yang asli.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Developer OMNeT++.Tanpa Tahun. OMNeT++ User Manual. Dalam www.omnetpp.org,

    Diunduh pada Kamis, 19 Juni 2014, pk.20.18., di Tangerang.

    University of Illinois At Urbana Champaign.Tanpa Tahun. What is Round-Robin Scheduling?.

    Dalam choices.cs.uiuc.edu, Diunduh pada Kamis, 19 Juni 2014, pk.20.18., di Tangerang.