sistem pendukung keputusan (spk)...
TRANSCRIPT
-
1
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) PENENTUAN ATLET
TAEKWONDO BINAAN KONI KABUPATEN BANYUASIN DENGAN
METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)
Edo Pratama
Eka Yulia Sari
Jurusan Sistem Informasi
STMIK PalComTech Palembang
Abstrak
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah lembaga otoritas keolahragaan di Indonesia
yang memiliki beberapa cabang olahraga salah satunya yaitu Taekwondo. Taekwondo adalah salah
satu olahraga yang berasal dari Negara Korea. Seseorang yang ingin menjadi atlet Taekwondo
harus mengikuti seleksi yang diadakan KONI Kabupaten Banyuasin. Proses seleksi atlet
Taekwondo binaan KONI berdasarkan laporan prestasi atlet dari pelatih kabupaten kepada KONI
khususnya pada bidang binaan prestasi. Adapun kekurangan dalam proses seleksi atlet binaan
yaitu adanya kecurangan dalam penyeleksian atlet binaan, serta lambatnya proses penentuan
penilaian penyeleksian atlet binaan. Selama ini belum ada sistem yang mempermudah pelaksanaan
seleksi atlet Taekwondo. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka diterapkannya sistem
penilaian atlet taekwondo binaan KONI dengan metode Simple Additive Weighting (SAW).
Kegiatan seleksi binaan atlet juga meggunakan metode pengembangan yaitu prototype. Terdapat 4
kriteria sebagai acuan penilaian yaitu Kriteria, Status, Umur dan Kelas. Dari 4 kriteria tersebut
akan mendapatkan nilai akhir. Atlet yang memiliki nilai tertinggi dengan nilai 70-100 akan masuk
dalam binaan KONI. Pengujian yang digunakan yaitu pengujian validasi sistem. Hasil pengujian
yaitu menunjukan bahwa sistem berfungsi dan berjalan dengan baik sesuai kebutuhan dan sesuai
dengan metode Simple Additive Weighting (SAW).
Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Atlet Taekwondo, Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI), Simple Additive Weighting (SAW)
PENDAHULUAN
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah lembaga otoritas keolahragaan di
Indonesia yang memiliki beberapa cabang olahraga salah satunya yaitu Taekwondo.
Taekwondo adalah salah satu olahraga yang berasal dari Negara Korea. Beladiri ini telah ada
di Indonesia sejak lama dan ada hingga kini. Tetapi, banyak olahraga beladiri lain yang
banyak diminati oleh generasi sekarang, seperti karate, wing chun, capoeira, kempo, dan lain
sebagainya. Sebagai generasi muda seharusnya kita lebih menyenangi budaya sendiri dari
pada budaya orang lain. Pada setiap daerah selalu mempunyai atlet-atlet tangguh di setiap
kelasnya.
Seseorang yang ingin menjadi atlet harus mengikuti seleksi yang diadakan KONI.
Seleksi pada kategori tanding mempertemukan antara 2 taekwondo-in dan bertarung dengan
ketentuan-ketentuan yang telah ada. Proses seleksi atlet taekwondo binaan koni berdasarkan
laporan prestasi atlet dari pelatih kabupaten kepada KONI khususnya pada bidang binaan
prestasi, setelah KONI menerima laporan prestasi atlet pihak KONI akan melakukan
pengecekan laporan, apabila data tersebut telah disetujui maka atlet akan melakukan
penandatanganan kontrak sebagai atlet binaan KONI Kabupaten Banyuasin. Adapun
kekurangan dari proses seleksi atlet binaan tersebut yaitu terdapat kecurangan dalam
penyeleksian atlet binaan, serta lambatnya proses penentuan penilaian penyeleksian atlet
binaan. Selama ini belum ada sistem yang mempermudah pelaksanaan seleksi atlet
taekwondo. Seleksi dapat dilakukan dengan menggunakan sistem pendukung keputusan.
-
2
maka perlu dibangun sebuah sistem pendukung keputusan yang akan membantu penentuan
atlet yang berhak masuk dalam atlet binaan KONI Kabupaten Banyuasin.
Beberapa penelitian mengenai pembuatan SPK yang pernah dilakukan antara lain,
penelitian yang dilakukan Eniyati (2011) yaitu SPK dalam penentuan penerimaan beasiswa,
penelitian dilakukan dengan mencari bobot penilaian untuk setiap atribut, kemudian
dilakukan proses perangkingan yang akan menentukan alternative yang optimal, yaitu siswa
terbaik. Adapun penelitian yang dilakukan menggunakan metode SAW.
Didalam jurnal Wedhasarma dan wibowo (2010) juga pernah malakukan penelitian
tentang pembuatan SPK untuk pemilihan pembelian kendaraan bermotor dengan metode
SAW. Penelitian dilakukan dengan mencari bobot nilai untuk setiap atribut, kemudian
dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu pemilihan
motor terbaik.
Dari beberapa penelitian diatas, metode SAW dapat membantu dalam pengambilan
keputusan suatu kasus, akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode SAW ini hanya
yang menghasilkan nilai terbesar yang akan terpilih sebagai alternatif yang terbaik.
Perhitungan akan sesuai dengan metode ini apabila alternatif yang terpilih memenuhi kriteria
yang telah ditentukan. Metode SAW ini lebih efisien karena waktu yang dibutuhkan dalam
perhitungan lebih singkat. Dengan menggunakan metode SAW kegiatan seleksi binaan atlet
dapat dilakukan dengan cepat dan aman, sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam pemilihan
atlet binaan.
LANDASAN TEORI
Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Kusrini (2007:15), Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem
informasi interaktif yang menyediakan informasi pemodelan, dan permanipulasian data.
Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang
semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti
bagaimana keputusan seharusnya di buat. SPK biasanya dibangun untuk mendukung solusi
atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. SPK yang seperti itu disebut
aplikasi SPK. Aplikasi SPK digunakan dalam pengambilan keputusan. Aplikasi SPK
menggunakan CBIS (Computer Based Information System) yang fleksibel, interaktif, dan
dapat di adaptasi, yang di kembangkan untuk mendukung solusi atas masalah manajemen
yang spesifik yang tidak terstruktur. Aplikasi SPK menggunakam data, memberikan antar
muka pengguna yang mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan.
SPK lebih ditunjukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang
bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas.
SPK tidak dimaksudkan untuk mengotomatiskan pengambilan keputusan, tetapi untuk
memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan
berbagai analisis menggunakan model- model yang tersedia.
Suatu sistem penunjang keputusan memiliki beberapa subsistem yang menentukan
kapabilitas dari suatu SPK tersebut, adapun subsistem tersebut adalah (Turban dkk
,2005:143):
1. Subsistem Manajemen Data Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan
untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut Database Management
System (DBMS). Subsistem manajemen data dapat diintrkoneksikan dengan data
warehouse perusahaan, suatu repositori untuk data perusahaan yang relevan untuk
pengambilan keputusan.
-
3
2. Subsistem Manajemen Model Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistik, ilmu
manajemen atau model kuantitatif lain yang memberikan kapabilitas analitik dan
manajemen perangkat lunak yang tepat. Bahasa-bahasa pemodelan untuk membangun
model-model kustom juga dimasukkan. Perangkat lunak itu sering disebut Model Base
Mangement System (MBMS). Komponen tersebut bisa dikoneksikan ke penyimpanan
korporat atau eksternal yang ada pada model. Subsistem Antarmuka Pengguna Pengguna
berkomunikasi denga dan memerintahkan sistem pendukung keputusan melalui subsistem
tersebut. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem.
3. Subsistem Berbasis-Pengetahuan Subsistem tersebut mendukung semua subsistem lain atau bertindak langsung sebagai
suatu komponen independen dan bersifat opsional.
Tujuan dari DSS adalah sebagai berikut:
1. Membantu manajer mengambil keputusan setengah terstruktur yang di hadapin oleh manajer level menengah.
2. Membantu atau mendukung manajemen mengambil keputusan bukan menggantikannya.
3. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer bukan untuk meningkatkan efisiensi. Walaupun waktu manajer penting (efisiennsi), tetapi efektifitas merupakan
tujuan utama penggunaan SPK.
Metode Simple Additive Weighting (SAW ) Metode Simple Additive Weighting menurut Kusumadewi (2006:74) sering juga
dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar SAW adalah mencari
penjumlahan terbobot dari kinerja setiap alternatif pada semua. Metode SAW membutuhkan
proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat dibandingkan dengan
semua rating alternatif yang ada. Menurut Kusumadewi langkah-langkah penyelesaian dalam menggunakan metode
SAW, adalah: 1. Menentukan kriterian-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan,
yaitu Ci.
2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. 3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian melakukan normalisasi
matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan
maupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.
4. Hasil akhir diperoleh dari setiap proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih
sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi.
Metode SAW mengenal adanya 2 (dua) atribut yaitu kriteria keuntungan (benefit)
dan kriteria biaya (cost). Perbedaan mendasar dari kedua kriteria ini adalah dalam
pemilihan kriteria ketika mengambil keputusan.
PHP Menurut Kristanto (2010:9), PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan secara
luas untuk penanganan pembuatan dan pengembangan sebuah web dan bisa digunakan pada
HTML. PHP merupakan singkatan dari Hypertext Preprocessor, dan merupakan bahasa
yang disertakan dalam dokumen HTML sekaligus bekerja di sisi server (server-side HTML-
embedded scripting), Artinya sintaks dan perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan
di server tetap disertakan pada halaman HTML biasa sehingga scriptnya tidak tampak di sisi
client.
-
4
MySQL Menurut Kristanto (2010:12), MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem
manajemen basis data SQL atau DBMS yang multithread dan multi-user. Sebagai database
server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan dengan database server lainnya
dalam hal query data. Menurut Puspitosari (2011:19), MySQL memiliki beberapa kelebihan,
antara lain :
1. Multiuser. MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah.
2. Performance tuning. MySQL memiliki kecepatan bagus dalam menagani query sederhana, yaitu dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
3. Jenis Kolom. MySQL memiliki tipe kolom yang kompleks, seperti signed/unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan masih banyak lagi.
4. Perintah dan Fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh dan mendukung perintah Select dan Where dalam perintah query.
5. Keamanan. MySQL memiliki keamanan yang bagus karena beberapa lapisan keamanan seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang
lengkap serta sandi terenkripsi.
6. Skalabilitas dan pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris.
Selain itu, batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
7. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protocol TCP/IP. Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
8. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa.
9. Antar Muka. MySQL memiliki interface terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).
10. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac OS X Server, Slolaris, Amiga dan masih banyak lagi.
11. Open Source. MySQL didistribusikan secara open source, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara gratis.
12. Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan yang dapat digunakan untuk Administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk
online.
13. Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya, misalnya Oracle.
Data Primer
Menurut Hasan (2008:33), data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.
Data Sekunder
Menurut Hasan (2008:33), data sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari
perpustakan atau dari laporan-laporan peneliti yang terdahulu. Data sekunder disebut juga
data tersedia.
Observasi
Menurut Hasan (2008:17), observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun dan
melihat langsung ke lapangan, terhadap objek yang diteliti. Observasi merupakan teknik
pengumpulan data dengan langsung melihat kegiatan yang dilakukan oleh user (user adalah
pegawai dibidang pelayanan pelanggan).
-
5
Wawancara (Interview) Menurut Sutabri (2012:90) Teknik wawancara adalah suatu teknik yang paling singkat
untuk mendapatkan data, namun sangat tergantung pada kemampuan pribadi system analis
untuk dapat memanfaatkannya.
Bagan Alir Sistem (Flowchart) Menurut Jogiyanto (2005:796), bagan alir sistem (system flowchart) merupakan bagan
yang menunjukan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem.
Bagan Alir Program (Program Flowchart) Menurut Jogiyanto (2005:802), bagan alir program (program flowchart) merupakan
bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program.
DFD (Data Flow Diagram) Menurut Fatta (2007:119), Data Flow Diagram (DFD) merupakan diagram yang
digunakan untuk menggambarkan proses-proses yang terjadi pada sistem yang akan
dikembangkan.
Entity Relationship Diagram (ERD) Menurut Fatta (2007:121), Entity Relationship Diagram (ERD) adalah gambar atau
diagram yang menunjukkan informasi dibuat, disimpan dan digunakan dalam sistem bisnis.
Flowchart yang diusulkan
Gambar 1. Flowchart yang diusulkan
-
6
Berikut ini adalah usulan alur sistem pendukung keputusan penentuan atlet taekwondo
binaan KONI Kabupaten Banyuasin. Adapun flowchart untuk alur sistem yang diusulkan
untuk Admin sebagai berikut:
1. Admin membuka aplikasi dan melakukan login, sistem akan mengecek data Admin di Database jika "Ya" akan muncul ke Menu Utama halaman home Jika "Tidak" Akan
kembali ke form login
2. Admin masuk ke tampilan Home Kemudian masuk ke Menu Admin 3. Admin melakukan Input di form Data Kriteria dan disimpan di Database Kriteria 4. Admin melakukan Input di form Bobot Penilaian dan disimpan di Database bobot
penilaian
5. Admin melakukan Input di form Himpunan dan disimpan di Database Himpunan 6. Admin melakukan Input di form Data Atlet dan disimpan di Database Atlet 7. Admin mengecek data hasil penilaian dari Database atlet dan himpunan yang sudah di
Input
8. Kemudian Admin melakukan logout 9. Lalu Atlet Membuka aplikasi dan masuk ke Menu Utama 10. Atlet Melihat hasil penilaian 11. Selesai
Diagram Konteks
Gambar 2. Diagram Konteks
Dari gambar 2. Diagram konteks Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Atlet
Taekwondo Binaan KONI Kabupaten Banyuasin dapat dijelaskan bahwa terdapat dua entitas
luar yaitu : Admin dan Atlet. Data yang di Input entitas luar Admin berupa data Admin, data
kriteria, data bobot penilaian, data himpunan dan hasil penilaian. Entitas Admin mendapatkan
data atlet dari entitas atlet. Entitas luar atlet memberikan data informasi atlet dan
mendapatkan hasil penilaian.
Data Flow Diagram Level 0
Dibawah ini adalah DFD Level 0 untuk aplikasi Sistem Pendukung Keputusan
Penentuan Atlet Taekwondo Binaan KONI Kabupaten Banyuasin.
-
7
3.0
Data
Kriteria
ADMIN
6.0
Hasil
Penilaian
KRITERIA
BOBOT
PENILAIAN
HIMPUNAN
HASIL
PENILAIAN
4.0
Data Bobot
Penilaian
5.0
Data
Himpunan
Id_KriteriaData Kriteria
Id_Bobot
Id_Kriteria
Data Bobot
penilaian
Id_Himpunan
Id_Kriteria
Data Himpunan
Id_NilaiData Nilai
Id_Himpunan
Hasil Penilaian
ATLET1.0
Data Atlet ATLET
Data AtletId_Atlet
Id_Atlet
Hasil Penilaian
2.0
Data
Admin
ADMIN
Data
Admin Id_Admin
Id_Admin
Id_Admin
Id_Admin
Gambar 3. Data Flow Diagram Level 0
Proses Diagram level 0 pada gambar 3. dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Proses 1.0 adalah proses penginputan data atlet yang akan diInputkan oleh Admin, dimana data atlet bersumber dari Atlet berupa data id_atlet, hasil proses disimpan dalam datastore
atlet. Datastore atlet akan digunakan untuk menentukan hasil penilaian.
2) Proses 2.0 adalah proses penginputan data Admin yang dilakukan oleh Admin. 3) Proses 3.0 adalah proses penginputan data kriteria dimana data bersumber dari Admin
berupa data id_kriteria, hasil proses disimpan dalam datastore kriteria. Datastore kriteria
akan digunakan pada proses menampilkan data himpunan.
4) Proses 4.0 adalah data bobot penilaian akan diinputkan oleh Admin kedalam datastore bobot penilaian. Didalam datastore bobot penilaian terdapat id_Admin dan id_kriteria yang
berasal dari datastore Admin dan datastore kriteria.
5) Proses 5.0 adalah proses penginputan data himpunan dimana data bersumber dari Admin, hasil proses disimpan dalam datastore himpunan. Didalam datastore himpunan terdapat
id_Admin dan id_kriteria dari datastore Admin dan datastore kriteria. Datastore himpunan
akan digunakan untuk menentukan hasil penilaian.
6) Proses 6.0 adalah proses hasil penilaian bersumber dari datastore atlet dan datastore himpunan. Datastore hasil penilaian berupa data atlet, data kriteria, data bobot penilaian
data himpunan. Hasil penilaian akan diberikan pada Entitas Admin dan Atlet.
Entity Relationship Diagram (ERD) Dibawah ini adalah ERD untuk aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penentuan
Atlet Taekwondo Binaan KONI Kabupaten Banyuasin.
-
HIMPUNAN
Id_himpunanId_kriteria
VariabelNilai
1M
Id_admin
Id_admin
Dari gambar 4. Entity Relationship Diagram (ERD)
Admin melakukan relasi ke entitas kriteria, bobot penilaian, himpunan, atlet dan hasil
penilaian. Entitas kriteria melakukan
himpunan melakukan relasi ke entitas
ke entitas atlet dan entitas Admin
1. Tampilan Home Digunakan sebagai media untuk menampilkan
2. Tampilan Form Login Digunakan sebagai media untuk menampilkan
8
KRITERIA
ATLET
BOBOT
PENILAIAN
ADMIN
HASIL
PENILAIAN
Memiliki
Menginput
Mendapatkan
Memiliki
Memiliki
Id_bobot
Id_kriteria
Bobot
Penilaian
Id_nilai
Id_atlet
Id_himpunan
VariabelId_atlet
Nama
Gender
Id_kriteria
Kriteria
Attribut
Id_admin
nama
alamat
jabatan
usernamepassword
1 M
1
M
1
1
M
M
M
Menginput
Menginput
Menginput
1Mendapatkan
M
M
Id_admin
Id_adminadmin
admin
M
Gambar 4. Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) dapat dijelaskan bahwa
melakukan relasi ke entitas kriteria, bobot penilaian, himpunan, atlet dan hasil
melakukan relasi ke entitas bobot penilaian dan himpunan
relasi ke entitas hasil penilaian. Entitas hasil penilaian
Admin.
HASIL PERANCANGAN
Digunakan sebagai media untuk menampilkan home.
Gambar 5. Tampilan Home
Digunakan sebagai media untuk menampilkan form login.
alamat
jabatan
username
11
1
Entity Relationship Diagram (ERD)
dapat dijelaskan bahwa entitas
melakukan relasi ke entitas kriteria, bobot penilaian, himpunan, atlet dan hasil
bobot penilaian dan himpunan, entitas
hasil penilaian melakukan relasi
-
3. Tampilan Form Data AdminDigunakan sebagai media untuk menampilkan
Banyuasin.
4. Tampilan Form Data KriteriaDigunakan sebagai media untuk menampilkan
Banyuasin.
5. Tampilan Form Data BobotDigunakan sebagai media untuk menampilkan
Kabupaten Banyuasin.
9
Gambar 6. Tampilan Form Login
Admin Digunakan sebagai media untuk menampilkan form Data Admin
Gambar 7. Form Data Admin
Data Kriteria
Digunakan sebagai media untuk menampilkan form Data Kriteria KONI Kabupaten
Gambar 8. Form Data Kriteria
Data Bobot Penilaian
Digunakan sebagai media untuk menampilkan form Data Bobot Penilaian KONI
KONI Kabupaten
Data Kriteria KONI Kabupaten
Data Bobot Penilaian KONI
-
6. Tampilan Form Data HimpunanDigunakan sebagai media untuk menampilkan
Banyuasin.
7. Tampilan Form Data AtletDigunakan sebagai media untuk menampilkan
Banyuasin.
10
Gambar 9. Form Data Bobot Penilaian
Data Himpunan
Digunakan sebagai media untuk menampilkan form Data Himpunan KONI Kabupaten
Gambar 10. Form Data Himpunan
Data Atlet
Digunakan sebagai media untuk menampilkan form Data Atlet KONI Kabupaten
Gambar 11. Form Data Atlet
Data Himpunan KONI Kabupaten
Data Atlet KONI Kabupaten
-
8. Tampilan Hasil PenilaianDigunakan sebagai media untuk menampilkan
Banyuasin.
Berdasarkan hasil pembahasan
Penentuan Atlet Taekwondo Binaan KONI Kabupaten Banyuasin
beberapa simpulan diantaranya Metode
Pendukung Keputusan ini dapat diterapkan dalam penentuan atlet bin
Banyusin. Bobot penilaian atlet binaan didapatkan
subkriteria yang dibobotkan dan menghasilkan perangkingan yang dapat membantu dalam
pengambilan sebuah keputusan
nilai akhir tertinggi 70-100 akan masuk dalam binaan KONI Kabupaten Banyuasin. Sistem
Pendukung Keputusan ini dibuat menggunakan metode pengembangan
pengujian Sistem Pendukung Keputusan ini berfungsi dengan baik.
Eniyati, Sri. 2011. Perancangan
Penerimaan Beasiswa Dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting)
Teknologi Informasi DINAMIK. Vol.16 No.2 : 171
Fatta, Hanif. 2007. Analisis Dan
BersaingPerusahaan dan Organisasi Modern
11
Tampilan Hasil Penilaian
Digunakan sebagai media untuk menampilkan Hasil Penilaian akhir KONI Kabupaten
Gambar 12. Tampilan Hasil Penilaian
PENUTUP
Berdasarkan hasil pembahasan untuk penerapan Sistem Pendukung Keputusan
Binaan KONI Kabupaten Banyuasin, maka penu
diantaranya Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem
Pendukung Keputusan ini dapat diterapkan dalam penentuan atlet binaan KONI Kabupaten
Banyusin. Bobot penilaian atlet binaan didapatkan dengan menghitung nilai kriteria dan
subkriteria yang dibobotkan dan menghasilkan perangkingan yang dapat membantu dalam
pengambilan sebuah keputusan untuk menentukan atlet binaan KONI. A
100 akan masuk dalam binaan KONI Kabupaten Banyuasin. Sistem
Pendukung Keputusan ini dibuat menggunakan metode pengembangan Prototype
pengujian Sistem Pendukung Keputusan ini berfungsi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Untuk
Penerimaan Beasiswa Dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting)
Teknologi Informasi DINAMIK. Vol.16 No.2 : 171-176.
Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan
BersaingPerusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta : Andi Offset.
KONI Kabupaten
Sistem Pendukung Keputusan
maka penulis mengambil
(SAW) pada Sistem
aan KONI Kabupaten
dengan menghitung nilai kriteria dan
subkriteria yang dibobotkan dan menghasilkan perangkingan yang dapat membantu dalam
. Atlet yang memiliki
100 akan masuk dalam binaan KONI Kabupaten Banyuasin. Sistem
Prototype dan hasil
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Untuk
Penerimaan Beasiswa Dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting). Jurnal
Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan
. Yogyakarta : Andi Offset.
-
12
Hasan, Iqbal. 2008. Pokok-pokok Materi Statistik 1. Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara.
Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur, Teori dan
Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi Offset.
Kristanto,Andri. 2010 . Kupas Tuntas PHP & MySQL. Klaten : Cable Book.
Kusrini. 2007. Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Andi.
Kusumadewi, Sri. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM).
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Puspitosari, A., Heni. 2011. Pemrograman Web Database dengan PHP & MySQL Tingkat
Lanjut. Yogyakarta : Skripta.
Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset.
Wedhasmara, Arie dan Jasmo, Ari., W. 2010. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Pembelian Kendaraan Bermotor Dengan Metode SAW. Jurnal Sistem Informasi.
Vol.2 No.2 : 246-257.