sistem pencerna

Upload: prihanto-arif-hidayat

Post on 18-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sistem PencernaSistem Pencerna

TRANSCRIPT

Sistem Pencernaan Pada Hewan

Definisi Pencernaan

Sistem pencernaan adalah penghancuran bahan makanan (mekanis/enzimatis, kimia dan mikrobia) dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi sederhana (bahan penyusun) dalam saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk mengubah bahan komplek menjadi sederhana. Dan kegunaanya adalah unuk mempermudah penyerapan oleh vili usus. Pada hewan bahan makanan yang diubah menjadi energi melalui pencernaan adalah karbohidrat, lemak, protein. Sedangkan yang langsung diserap berupa vitamin, mineral, hormon, air.Hewan mempunyai 4 aktivitas makanan, yaitu : prehensi (mengambil makanan), mastikasi (mengunyah), salivasi (mensekresikan air ludah), dan deglutisi (menelan). Dalam hal ini deglutisi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : peristaltik (peristaltik esophagus mendorong bolus ke arah lambung), tekanan buccopharyngeal (mendorong bolus ke sofagus), dan gravitasi (membantu memudahkan jalannya bolus).

Pada pencernaan terdapat lambung tunggal untuk hewan carnivora dan omnivora, lambung komplek untuk hewan herbivora, dan pencernaan pada unggas.

Alat-Alat Pencernaan (Apparatis Digestivus)

Pada hewan lambung tunggal pencernaannya terdiri dari : mulut (cawar oris), tekak (pharyng), kerongkongan (esofogus), gastrium (lambung), intestinum tenue (usus halus : duodenum, ileum, dan jejenum). Instestinum crasum (usus besar = calon, keaekum, rektum), dan anus.Sedangkan pada hewan lambung komplek alat pencernaannya terdiri dari : mulut, faring, esophagus, lambung (rumen, retikulum, omasum, abomasum), usus halus (duodenum, ileum, jejenum),usus kasar (kaekum, rektum) dan anus.

Pencernaan pada lambung tunggal terjadi di mulut, prosesnya dilakukan secara mekanis oleh gigi, makanan dicampurkan dengan air ludah, menggunakan lidah sebagai alat pengecap dan mulut sebagai alat prehensi. Sedangkan pada lambung komplek, prosesnya terjadi di rumen. Rumen mempunyai beberapa spesifikasi, yaitu : berbentuk elastis, ukuran besar (4 x omasum dan abomasum), terbagi beberapa ruang : ventral dorsal, anterior, dan posterior, dibatasi dengan pilar-pilar, seperti rumah laba-laba dan tidak berkelenjar, banyak terdapat mikroba (bak, jamur, protozoa, amuba) sebagai fermentator, tempat terjadi pencernaan mikroba melalui proses fermentasi, terbentuknya vitamin B12 dengan bantuan Co.

Kelenjar Getah Cerna (Kelenjar Pembantu)

Pada kelenjar getah cerna terdapat 5 buah kelenjar, diantaranya adalah : glandula (kelenjar) salivarius, kelenjar lambung, kelenjar usus, kelenjar empedu, pankreas dan hati.

Faring

Faring merupakan persimpangan saluran nafas dengan saluran cerna, jalan makan harus cepat pada faring bolus tidak akan berubah.

Kerongkongan (Oesophagus)

Kerongkongan berfungsi sebagai penyalur bolus ke lambung melalui peristaltik, bukofaringeal, gaya berat (gravitasi). Pada kerongkongan terdapat kelenjar sekretoris, makanan tidak berubah dan tersusun oleh otok longitudinal dan sirkuler.

Lambung

Lambung terdiri dari : kardia, fundus, badan (sekresi pepsin dan HCl) dan pylorus (sekresi mucus : gastrin). HCl mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah : sebagai aktifator pepsinogen dan renin, dengan pepsin dapat mencerna protein, dapat menghidrolisis sukrosa, dan sebagai bahan antiseptik lambung. Lambung berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan makanan sementara, lambung mengalami proses mekanis dan kimiawi, adanya gerakan lambung dan cairan lambung bersifat asam. Dengan pH maksimal = 1,0.

Kontrol Sekresi Lambung

Pada lambung terdapat 3 fase untuk mengontrol sekresi yaitu, fase sefalik (cephalic phase) melihat makanan, fase gastrik yang menstimuli mekanis (fungsi dan fagus) = apabila tersentuh makanan maka sekresi akan meningkat, lalu ada juga homoral (bekerja melalui peredaran darah), Pavlov (sekresi pylorus) gastrin yang berhubungan langsung dengan sekresi lambung akan meningkat, dan yang terakhir adalah fase intestinal = hasil cerna pada usus akan meningkatkan sekresi lambung. Terdapat juga inhibisi (penghambatan) sekresi lambung, sefalik yang berefek marah dan kesakitan akibat sekresi lambung meningkat. Sedangkan, pada gastric HCl lambung akan menyebabkan gastrin menurun dan berakibat sekresi lambung menurun. Saat interogastron meningkat maka sekresi lambung akan menurun. Dan usus berhadapan langsung dengan gastrin adalah duodenum.

Gerak Lambung

Gerak pada lambung dipengaruhi oleh otot polos, dan bekerja secara otomatis, bersifat ritmis = kontraksi dan relaksasi (peristalsis dan tonis) diatus oleh pacemaker dikardia dan pilorus. Berguna untuk menghancurkan, mencampur, dengan getah lambung dan mendorong ke usus.

Pengosongan Lambung

Pengosongan pada lambung terjadi terus selama pencernaan lambung berlangsung, sering kali pada interval yang tak teratur, ingesta lambung didorong ke arah usus oleh kontraksi lambung sehingga menyebabkan tekanan pada lambung meningkat. Pada lambung juga terdapat sphincter pylori yang berfungsi untuk mencegah regurgitasi (alur balik) duodenum dan kurang berarti dalam pengaturan pengosongan lambung.

Faktor pengosongan lambung bermacam-macam, diantaranya : fisik makanan = jika makanan kasar maka pengosongan akan lambat, tekanan osmose lambung meningkat maka pengosongan akan cepat. Apabila viskositas lambung meningkat (misalnya : lemak) maka pekosongan akan lambat. Karena lemak mengakibatkan empedu meningkat sehingga enterogastron meningkat dan gerak lambung turun. Apabila volume meningkat (semakin asam) maka pengosongan akan lambat sebab kontak usus dengan asam lambung akan terjadi reflek inhibisi gerak lambung, komponen ingesta usus = asam dan lemak dalam ingesta meningkat maka pekosongan lambung berjalan lambat.

Rumen

Gerak rumen terbagi menjadi 2 tipe : Tipe A, merupakan gerak lambung berhubungan dengan retikulum (retikulum menuju rumen lalu ke omasum). Sedangkan Tipe B, merupakan gerakan lambung yang tidak berhubungan dengan retikulum, rumen bagian ventral menuju bagian dorsal.

Omasum

Omasum memeras ingesta sehingga menjadi padat, terjadi absorsi vitamin dan mineral (naik), dan mempuyai kadar VFA dan HCO turun, sedangkan Cl meningkat.

Usus Halus

Pada monogastsik usus kecil / halus sangat penting dalam penecahan dan absorpsi. Terjadi pemecahan bahan makanan secara sempurna dan penyerapan sari makanan secara besar-besaran di duodenum, yeyenum, dan ileum. Sedangkan pada lambung komplek tidak begitu penting, karena absorpsi secara besar-besaran terjadi di rumen, mengandung sedikit gula, asam amino, Na, Cl, Ca, Mg diserap disini, kadar VFA pada lambung komplek sedikit.

Gerak Usus

Pada gerak usus terdapat 3 gerakan, yaitu:

Segmentasi gerakan memotong / ovoid makanan diam)

Penduler: gerakan berayun (makanan diam)

Peristaltik: mendorong ingesta kearah relaksasi (makanan berjalan keanus)

Usus Kasar

Usus kasar (intestinum crasum = colon) mempuyai ciri-ciri sbb:Ukuran lebih besar daripada usus halus dan terdapat sakulasi (kantong-kantong)Pada usus kasar terjadi fermentasi dan absorpsi air dan elektrolit secara intensifUsus kasar hanya sedikit menggunakan gerakan peristaltik.

Usus Buntu (Caecum)

Usus buntu atau yang di sebut dengan caecum terdapat pada hewan herbivora dan karnivora, sedangkan pada kuda ( non ruminansia ) usus buntu hanya berperan sebagai tempat fermentasi. Terdapat gerakan penduler (mencampur) penyerapan dapat maksimal.

Kelenjar Getah Cerna

Kelenjar ini terjadi di dua tempat yaitu : di usus tubuler dan di luar usus. Untuk di usus tubuler terdapat kripta liberkuhni, mukosanya = kelenjar brunneri, sel goblet, dan diatur oleh hormone dan saraf. Sedangkan diluar usus dipengaruhi oleh kelenjar ludah, pankreas dan hati.

Kelenjar salivarius (kelenjar ludah)

Kelenjar ini pada carnivora bersifat serous, sedangkan pada herbivora bersifat serous sedangkan pada herbivora bersifat mukos. Kelenjar salivarius diatur oleh refteks karena makan.

Pankreas

Pankreas berfungsi sebagai endokrin (sekresi hormon pada sel langerhans, misalnya insulin). Selain berfungsi sebagai endokrin, pankreas juga memiliki fungsi eksokrin (sekresi setah pankreas) di dalam gerah pankreas terdapat enzim (HCO3)2 dan Cl-. Fungsinya adalah untuk memproduksi enzim dan solubilitas (pelarut) lemak atau minyak. Fungsi eksokrin di kontrol oleh hormone skretin dan pakreozimin (meningkat), saraf fagus (menurun), pH ingesta yang ingestanya bersifat asam, sehingga sekresi getah pangkreas meningkat.

Hati

Hati berfungsi sebagai sekresi cairan empedu. Dalam hal ini terdapat 3 komponen, yaitu : pada humoral = skretin dan kolesistokini, maka sekresi meningkat, pada kimiawi = garam empedu meningkat maka sekresi empedu menurun, pada saraf vagus sekresi akan menurun. Selain sebagai cairan empedu hati juga berfungsi sebagai metabolisme = protein, karbohidrat, dan lemak, sebagai detoksifikasi (menghilangkan racun), sebagai pemecah eritrosit dan pembentuk protein, darah, dan sebagai penyimpan vitamin.

Getah Empedu

Bentuk empedu merupakan cairan kental warna hijau (biliverdin), kuning (bilirubin), dan rasanya pahit. Sedangkan komposisi empedu, berupa : 3% padat, 97% cair, yang cair berupa garam atau asam empedu, pigmen, elektrolit (Na, Cl, HCO3), lesitin, dan kolesterol. Getah empedu merupakan hasil destruksi (pecah) eritrosit, fungsinya untuk solubilitas lemak atau minyak. Getah empedu juga mensekresikan secara aktif dan sinambung tergantung aliran darah ke hati, status pencernaan, komposisi makanan dan kadar garam empedu, getah empedu dikontrol oleh saraf, kimia, dan hormon.

Pencernaan Enzimatis

Pencernaan enzimatis disebut dengan pencernaan pada lambung tunggal, letaknya dimulut. Misalnya tepung yang akan diubah menjadi gula sederhana dengan bantuan enzim amilase. Pialin dan enzim lisozim (sebagai penghancur bakteri yang tidak berguna) kemudian diubah menjadi bolus yang akan masuk ke esophagus dan berakhir di lambung.

Lambung Pada lambung terdapat bolus (bahan makanan berbentuk bulat). Yang sudah dicerna oleh enzim ptialin atau lipase, dan menghasilkan getah lambung (HCl, Renin, Pepsin) dengan aksi mengaduk pylorus. Pada lambung hasil akhirnya berupa proteose, peptone dan gula sederhana.Lemak yang masuk ke lambung disertai dengan air ludah dan bolus dengan bantuan HCl yang menyebabkan kontraksi otot lambung. Pada kantong empedu dan pankreas (enzim lipase) menghasilkan asam lemak dan gliserol yang diabsorpsi oleh usus.

Usus

Pada usus terdapat enzim tripsin, lipase, amylase dan karboksi pepridase yang masuk kedalam chymus (lemak, protein dan karbohidrat) kemudian menjadi bahan penyusun (sari makanan) yang siap diserap.

Karbohidrat akan diubah menjadi gula dengan bantuan enzim amylase, sedangkan protein diubah menjadi asam amino dengan bantuan enzim pepsin, tripsin dan reptidase. Sedangkan lemak diubah menjadi gliserol atau asma lemak dengan bantuan enzim lipase lalu diubah menjadi lemak dan terakhir diubah menjadi kilomikon dengan bantuan protein.

Pencernaan Mikroba

Pencernaan mikroba pada herbivora berfungsi sebagai pemecah bahan makanan (fermentasi) lalu diserap dan menjadi sumber energi. Pada karnivora pencernaan mikroba tidak penting, sedangkan usus kecil penting kemudian degradasi dan penyerapan zat makanan.

Pada ruminansia (sapi) pencernaan mirkoba terletak di rumen untuk difermentasi lalu hasil VFA (asam asetat, butirat, propianat) berubah menjadi sumber energi dan CO2 + CH4.Pada hewan non-ruminansia (kuda) pencernaan mikroba terletak di kolon dan usus buntu (tempat fermentasi) untuk penyerapan zat makanan.

Pencernaan Ruminansia

Pencernaan pada ruminansia terjadi didalam mulut dengan proses mastikasi, kemudian makanan ditelan kedalam lambung (rumen, reticulum, omasum, dan abomasum). Didalam rumen terjadi fermentasi oleh mikroba secra intensif.

Mikroba pada rumen terdapat bakteri (anaerob-patogen, misalnya : streptofokus, laktobasilus, bukinvibrio, bakterioides ruminikola). Selain bakteri juga terdapta protozoa (siliata entodinium, diplodinium, epidinium dan aphry colex dan flagelata).

Rumen

Bahan makanan seperti amilum, rumput, gula, urea, dan lemak difermentasi oleh mikroba menjadi VFA dangan CH4, O2, H3, H25) lalu diserap oleh tubuh. VFA (volatile fatty alid) adalah asam lemak yang mudah menguap (asam asetat = 60-70%; asam butirat = 10-15%; asam propionate = 15-20%). Pada rumput tinggi = asam asetat meningkat dan propionate menurun, pada gula dan karbohidrat = asam asetat menurun dan propionate meningkat, pada tetes (molasses) = asam asetat menurun dan butirat meningkat. Kecepatan fermentasi pada gula halus, pada karbohidrat lobus dan muda pada selulosa tua.

HCl dari abomasum masuk ke rumen, mikroba yang masuk mati (protein sebagai sumber protein hewan). Dirumen makanan sebagai sumber protein mikroba akan berubah menjadi vitamin B komplek dengan bantuan Modan Co. berbeda dengan protein, lemak makanan di dalam rumen diubah menjadi asam-asam lemak atau gliserol dengan bantuan hidrolisis mikroba, kemudian diubah menjadi asam propionat dengan difermentasi, lalu sisa lemaknya masuk kedalam usus.

Usus Kecil/ Halus Ruminansia

Pada usus kecil atau halus perjalanan sisa makanan diperlambat di usus kasar, caecum dan colon bertindak sebagai tempat fermentasi. Isi dalam usus halus dengan cepat menjadi hiopotonis terhadap plasma (disebsbkan penurunan cepat konsi Na, Cl, Co2, VFA, dan ammonia). Absorpsi air dilakukan di usus besar.

Absorpsi Absorpsi terdiri dari 2 komponen, yaitu : difusi sederhana (migrasi pasir) tergantung derajat konstanta zat, berhubungan langsung dengan beda konsentrasi, ukuran besar, bentuk, muatan listrik, dan polaritas senyawa. Transport aktif melawan derajat konsentrasi dan memerlukan energi (ATP). Transport aktif meliputi : transport perantara (kina), difusi terbatas, transport berpenghantar (Mg++, Fe++), dan pinositosis (pencaplokan).

Absorbsi Bahan Makanan

ada bahan makanan terdapat beberapa ketentuan, diantaranya adalah : glokusa dengan transport aktif, lemak dan protein utuh melalui pembuluh limfe, asam amino diabsorpsi melalui transport aktif, immune globuline dari kolustrum diserap utuh dengan pinositosis, gliserol diserap secara transport aktif, monogliserida dan asam lemak rantai panjang dan micelles melalui difusi sederhana, natrium tergantung kalium dalam sel, dan Cl, fosfat, Ca transport pasir, Mg, Sr, dan Ba diserap secar difusi. Besi secara transport aktif diatur oleh Fe dalam sel mikosa dan kemampuan FC bersenyawa dengan apoferitin membran feritin.

Ternak sapi perah memegang peranan penting dalam penyediaan gizi bagi masyarakat. Produk utama yang dihasilkan dari ternak sapi perah adalah susu. Susu merupakan cairan bukan kolostrum yang dihasilkan dari proses pemerahan ternak perah, baik sapi, kambing maupun kerbau secara kontinyu dan tidak merubah komponennya sebagai bahan pangan yang sehat. Susu sapi merupakan susu yang sebagian besar dikonsumsi oleh manusia, karena kandungan zat gizinya dapat diserap sempurna oleh tubuh. Oleh karena itu, ada makanan empat sehat lima sempurna, dan untuk mendapatkan sempurna itu harus melalui susu.

Pertumbuhan populasi sapi perah dari tahun - ketahun rata-rata meningkat, akan tetapi peningkatannya tidak setinggi pada ternak unggas. Saat ini dibutuhkan suatu metode yang tepat dalam membangun subsektor peternakan khususnya mengenai komoditas sapi perah. Karena sebagian besar susu dihasilkan dari pulau jawa, sehingga pengembangan didaerah luar jawa sangat potensial untuk dikembangkan.

Pengembangan sapi perah dapat dilakukan dengan cara meningkatkan produktivitas sapi perah baik dari segi teknis maupun dari segi ekonomis. Produktivitas ternak sapi perah harus dipacu untuk dapat ditingkatkan, diantaranya manajemen reproduksi dan manajemen pakan. Hal tersebut dikarenakan besarnya produksi susu ditentukan oleh keberhasilan program-program reproduksi dan manajemen pakan yangbalance (seimbang) baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Manajemen reproduksi yang baik harus mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya adalah masa kering, service period, lama laktasi, calving interval, service per conception maupun umur beranak. Salah satu masalah yang masih menjadi kendala pada peternak Indonesia adalah masih kurang diperhatikannya service period. Umumnya peternak kita service periodnya sekitar 4 bulan, padahal standar untuk mendapatkan produksi susu yang optimal dan terjadi kontinyuitas produksi service period dipatok 2 bulan. Ini akan menjadi tugas bagi kita semua untuk dapat membenahi manajemen reproduksi pada ternak sapi perah ( Priyono, S.Pt )

d. Pemerahan

Pemerahan dilakukan dua kali sehari setiap pagi dan sore dengan cara manual. Sebelum melakukan pemerahan ternak dimandikan terlebih dahulu agar kotoran-kotoran yang melekat pada tubuh ternak dapat hilang dan tidak mengotori susu yang akan dihasilkan nantinya. Pemerahan dilakukan di kandang yang sama dengan tempat memandikan dan tempat ternak tersebut beraktifitas. Kegiatan ini dilakukan 10 pekerja. Sebelum melakukan pemerahan terlebih dahulu sapi diikat agar tidak banyak bergerak dan membersihkan ambing sapi dengan air hangat menggunakan lap khusus. Pemerahan akan berlangsung selama beberapa menit sampai aliran susu yang terlihat pada saat diperah sudah berkurang. Susu yang diperah akan tertampung pada kaleng penampung susu (milk can) yang sudah diletakkan dibawah ambing. Hal ini sesuai pendapat Zoel (2009), yang menyatakan bahwa persiapan pemerahan.membersihkan kandang dari segala kotoran, mencuci daerah lipat paha sapi yang akan diperah, memberi konsentrat kepada sapi yang akan diperah, sehingga ketika dilakukan pemerahan sapi sedang makan dan dalam keadaan tenang, membersihkan alat-alat pemerahan susu(ember dan alat takar susu) dan susu, membersihkan tangan pemerah (jika dilakukan secara manual dengan tangan), mencuci ambing dengan air bersih, kemudian melapnya dengan lap bersih, melakukan uji mastitis setiap sebelum melakukan pemerahan

Teknik pemerahan yang dilakukan di daerah survey adalah dengan cara manual. Hal ini sesuai dengan pendapat Zoel (2009), yang menyatakan bahwa Setelah tangan pemerah dan ambing dicuci bersih, pemerahan dilakukan menggunakan kelima jari tangan dengan tahapan yaitu tekan ibu jari dan jari telunjuk dengan posisi melingkari pangkal putting, sehingga susu tidak dapat kembali keputing, tekan jari tengah ke puting susu agar susu memancar keluar, tekan jari manis ke putting dan perah menggunakan tekanan yang tetap, tetapi putting jangan ditarik kebawah, akhirnya tekan jari kelingking ke putting dan perahlah dengan seluruh jari tangan sampai susu keluar semua, lepaskan tekanan tangan dari puting dengan membuka semua jari, sehingga putting berisi susu kembali. Ulangi cara tersebut menggunakan tangan yang lain, jika susu yang keluar sudah sangat sedikit, tekan ambing menggunakan siku dan periksa apakah susu telah keluar semua. Kadang-kadang menekan ambing menggunakan siku membuat sisa-sisa susu masuk kedalam puting, agar sisa-sisa tersebut keluar, perahlah puting menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, dan setelah selesai diperah, puting dibersihkan dan disemprot atau dicelupkan ke larutan disinfektan agar bakteri tidak masuk ke dalam lubang puting susu.

Kapasitas Produksi

Pemerahan pada sapi perah ini dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 05.30 sekitar 7 liter dan pada sore hari pukul 16.00 sebanyak 5 liter. Produksi susu total rata-rata diperoleh setiap harinya yaitu mencapai 11 liter yang didapatkan dari 11 ekor sapi betina yang laktasi, sehingga produksi rata-ratanya sekitar 121 liter/hari. Produksi susu yang diperoleh setiap harinya begitu selesai diolah menjadi dangke dan dijual senilai Rp.12.000/dangke dan total dangke yang dapat diproduksi setiap hari sekitar 40 buah. Hal ini sesuai dengan pendapat Zoel (2009), yang menyatakan bahwa beberapa jenis susu olahan yang beredar di masyarakat sebagai berikut : susu bubuk (powder milk) yang diolah dengan cara dipanaskan sehingga airnya menguap dan yang tertinggal hanya bahan keringnya saja (BK), sehingga terbentuk susu bubuk, susu kental manis, yaitu susu yang diuapkan airnya, sehingga bahan keringnya minimal tinggal 31 % dan lemak 9 % ditambah gula minimal 40%, susu skim, yaitu susu yang diambil krim atau lemaknya, filled milk, yaitu susu skim ditambah lemak tumbuhan sebagai pengganti lemak susu, susu gula minyak, yaitu susu skim ditambah gula dan minyak, mentega, yaitu krim atau lemak susu yang diolah dengan cara diputar atau diaduk dalam tong susu, keju, yaitu susu ditambah rennin (enzim didalam lambung anak hewan mamalia) dengan cara dibekukan, youghurt yaitu susu ditambah starter berupa bekteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcos thermophillus. Bakteri ini membuat rasa enak dan mempermudah usus dalam mencernanya, kefir atau susu ditambah yeast (ragi) dan bakteri asam laktat, dari atau susu ditambah papain atau enzim papaya yang diambil dari getah pepaya yang dibekukan, dan es krim, yaitu produk susu yang dibuat dari campuran susu (susu skim dan krim), gula, flavor (vanili atau coklat). Campuran tersebut kemudian dibekukan didalam alat pembuat es krim.

Sapi betina yang masih sedang laktasi di peternakan ini berjumlah 11 ekor. Akan tetapi terdapat 3 ekor sapi yang laktasi yang tidak diperah melainkan susunya digunakan untuk menyusui anaknya selama 2 bulan dan setelah pemerahan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk merangsang pertumbuhan anak sapi tersebut sehingga nantinya dapat berproduksi secara maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimd (2009), yang menyatakan bahwa pemberian susu pada anak sapi akan memberikan pengaruh besar terhadap kecepatan pertumbuhan serta keadaan kesehatan secara umum anak sapi.

Masa laktasi pada betina ini biasanya berlangsung selama 10 bulan atau 305 hari dengan masa kering kandang sekitar 2 3 bulan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ako (2009), yang menyatakan bahwa masa laktasi yaitu masa sapi berproduksi susu (antara waktu beranak sampai masa kering). Masa laktasi ini berlangsung selama 10 bulan atau sekitar 305 hari, sedangkan masa kering itu biasanya berlangsung selama 2 bulan atau 60 hari.