sistem pemerintahan indonesia pascaamandemen

15
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA PASCAAMANDEMEN A. Latar Belakang Masalah Adanya setidakstabilan kepemerintahan Indonesia pasca amandemen ke 3 & 4 tahun 2001 yang memperjelas arah kepemerintahan Indonesia dengan menganut sistem presidensial telah membuka mata para ahli ketatanegaraan bahwa sistem ini dirasa kurang tepat untuk dijalankan di Indonesia, sebagai korban adalah pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla sebagai Kepala Negara dan Kepala Kepemerintahan tidak banyak didukung oleh parlemen sebagai elemen legislator yang berakibat pada nihilnya program-program Presiden sebagai pemegang hak eksekutif, hanya karena presiden terpilih secara langsung dan mendapat dukungan yang kecil dari dalam DPR. Ini merupakan suatu keprihatinan yang mendalam mengikuti perjalanan kehidupan kenegaraan bangsa Indonesia setelah MPR-RI dalam

Upload: daffaravticko

Post on 26-Jun-2015

462 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Pemerintahan Indonesia Pascaamandemen

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA PASCAAMANDEMEN

A.   

Latar Belakang Masalah

Adanya setidakstabilan kepemerintahan Indonesia pasca

amandemen ke 3 & 4 tahun 2001 yang memperjelas arah kepemerintahan

Indonesia dengan menganut sistem presidensial telah membuka mata para ahli

ketatanegaraan bahwa sistem ini dirasa kurang tepat untuk dijalankan di

Indonesia, sebagai korban adalah pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan

Muhammad Jusuf Kalla sebagai Kepala Negara dan Kepala Kepemerintahan tidak

banyak didukung oleh parlemen sebagai elemen legislator yang berakibat pada

nihilnya program-program Presiden sebagai pemegang hak eksekutif, hanya karena

presiden terpilih secara langsung dan mendapat dukungan yang kecil dari dalam

DPR.

Ini merupakan suatu keprihatinan yang mendalam mengikuti

perjalanan kehidupan kenegaraan bangsa Indonesia setelah MPR-RI dalam

waktu 4 tahun sejak 1999 - 2001 telah mengadakan perubahan mendasar terhadap

Undang Undang Dasar 1945. Masalah Sistem Pemerintahan Negara penting untuk

dikaji ulang karena selama ini pemahaman praktisi dan teoritisi Indonesia

tentang bentuk dan susunan pemerintahan yang melandasi perubahan UUD 1945 terlalu

didorong oleh semangat untuk menjungkirbalikkan Orde Baru dengan seluruh

tatanannya dan sistemnya, tetapi kurang didukung oleh pengetahuan konseptual

tentang sistem pemerintahan negara.

Sebagai warga negara kita menyaksikan dan merasakan

berbagai perkembangan yang menghawatirkan dalam kehidupan kenegaraan setelah

UUD hasil 4 kali amandemen dilaksanakan. Kekuasaan legislatif yang “too

strong“ ternyata telah berkembang menjadi salah satu faktor penyebab

lambannya pelaksanaan berbagai kebijakan dan program eksekutif yang pernah

dijanjikan selama masa kampanye Calon Presiden dan Wakil Presiden.

Page 2: Sistem Pemerintahan Indonesia Pascaamandemen

Akibanya Presiden dan Wakil Presiden harus mengakomodasi

kemauan DPR yang bisa saja memperlambat geraknya. Political gridlock atau

kebuntuan politik seperti yang kita alami sekarang ini telah menjadi

pertimbangan utama para Bapak Bangsa sehingga pada Rapat Badan Penyelidik Untuk

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 14 Juli 1945 ditetapkan Negara

Republik Indonesia tidak akan menggunakan Sistem Parlementer dan Sistem

Presidensial karena masing-masng mengandung kelemahan dan kekurangan. Pada

Sidang BPUPKI tanggal 14 Juli 1945 dengan pokok pembahasan Undang-Undang

Dasar,

Dr. Soekiman memprediksikan kalau Sistem Presidensial diterapkan dalam konteks

politik multi partai, stabiliteit pemerintahan akan tidak tercapai

apabila Presiden terpilih berasal dari partai minoritas sedangkan DPR dikuasai

oleh partai mayoritas. Agar kondisi seperti itu tidak terjadi dalam

penyelenggaraan Negara Republik Indonesia,

beliau mengusulkan agar Indonesia

menerapkan susunan pemerintahan ”sistem sendiri”.

Sebagai bangsa, kita nampaknya harus terus mencari sosok

Sistem Pemerintahan Negara yang mampu menciptakan stabilitas politik yang

diperlukan sebagai Landasan pembangunan nasional. Agar tercipta sebuah

pembangunan yang terus menerus demi tercapainya Negara yang makmur.

B.    

Pokok Bahasan

Sistem pemerintahan Bangsa Indonesia telah terkatung-katung

sejak berdirinya, karena banyak terjadi penyelewengan dalam sistem yang

dianutnya. Entah presidential ataukah parlementer pernah dicoba di Indonesia.

Tapi, sistem-sistem ini belum memberikan jalan yang terang untuk terciptanya

Republik Indonesia

yang sejahtera.

Sistem presidential telah dipakai sejak orde baru yang

dikuasai oleh Presiden kedua Indonesia Soeharto, dan terbukti telah banyak

Page 3: Sistem Pemerintahan Indonesia Pascaamandemen

hal-hal yang tidak sesuai dengan alam kekeluargaan Indonesia, karena badan

eksekutif mempunyai kekuatan yang absolute untuk menentukan arah kebijakan

pemerintahan Indonesia saat itu. Berbalik dengan ketika digulirkannya reformasi, masa

reformasi telah

mengadakan amandemen terhadap UUD 1945. Walhasil, karena amandemen tersebut

disebabkan oleh ketidakpuasan pihak legislatif dengan masa orde baru, amandemen

yang dilakukan banyak mempersempit ruang gerak badan eksekutif tetapi ruang

gerak anggota legislatif tak lagi banyak dibatasi sehingga ruang gerak yang

amat luas bagi legislatif banyak disalah artikan dengan beberapa penyelewengan

kewenangan

seperti suap-menyuap dalam pengesahan RUU ataupun anggaran belanja. Sehingga

terjadi banyak kasus korupsi yang menjangkiti anggota legislatif.

C.   

Tujuan dan Guna

Hal – hal yang berhubungan dengan adanya ketidakstabilan pemerintahan telah

mengusik kehidupan

bernegara. Karena walaupun sudah terbentuk adanya koalisi ternyata koalisi

tersebut bisa dikatakan dengan koalisi yang semu, itu disebabkan partai-partai

pendukung pemerintah  yang berada di

legislatif pun masih mengkritisi kinerja badan eksekutif dalam berbagai program

kerjanya. Inilah yang mendorong penulis untuk menganalisa sistem pemerintahan

presidential yang berjalan di Indonesia. Untuk kembali menggali sudah sesuaikah

sistem pemerintahan tersebut dengan alam Indonesia yang multi partai seperti

saat ini. Sehingga nantinya bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan

sistem pemerintahan yang tepat bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Apakah sistem presidential ini

akan digantikan dengan sistem parlementer atau akankah tercipta ”sistem pemerintahan

sendiri” yang lebih cocok dan terlepas dari sistem presidential ataupun

parlementer yang sama-sama mempunyai kekurangan. Seperti yang telah dicanangkan

Page 4: Sistem Pemerintahan Indonesia Pascaamandemen

oleh para peserta rapat BPUPKI dalam merumuskan sistem pemerintahan Republik

Indonesia.

D.   

Telaah Pustaka

a. Sistem

parlementer

Sistem parlementer adalah

sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam

pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana

menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara

mengeluarkan semacam mosi tidak percaya.

Sistem parlementer

dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari dukungan

secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering

dikemukakan melalui

sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas

antara cabang eksekutif dan cabang

legislatif, menuju kritikan dari beberapa yang merasa kurangnya pemeriksaan dan

keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik kepresidenan.

Sistem parlemen dipuji,

dibanding dengan sistem presidensial,

karena kefleksibilitasannya dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya

adalah dia sering mengarah ke pemerintahan yang kurang stabil.

a. Sistem presidensial

Sistem presidensial atau

disebut juga dengan sistem kongresional, merupakan sistem pemerintahan negara

republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan

kekuasan legislatif.

Page 5: Sistem Pemerintahan Indonesia Pascaamandemen

Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensial terdiri

dari 3 unsur yaitu:

Presiden yang dipilih rakyat memimpin

pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait.

Presiden dengan dewan

perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling menjatuhkan.

Tidak ada status yang tumpang

tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif.

Dalam sistem presidensial,

presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan karena

rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme

untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi,

pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden

bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu,

biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan posisinya.

Ciri-ciri pemerintahan presidensial

yaitu:

Dikepalai oleh seorang

presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.

Kekuasan eksekutif presiden

diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung

oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.

Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk

mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen

dan non-departemen.

Page 6: Sistem Pemerintahan Indonesia Pascaamandemen

Menteri-menteri

hanya bertanggung jawab kepada kekuasan eksekutif presiden bukan kepada

kekuasaan legislatif.

Presiden

tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.

a. Sistem Semipresidensial

Semipresidensial

adalah sistem pemerintahan yang menggabungkan kedua sistem pemerintahan:

presidensial dan parlementer. Terkadang, sistem ini juga disebut dengan Dualisme

Eksekutif. Dalam

sistem ini, presiden dipilih oleh rakyat sehingga memiliki kekuasaan

yang kuat. Presiden melaksanakan

kekuasaan bersama-sama dengan perdana menteri.

a. Sistem yang dianut di Indonesia

-         

Sistem

Pemerintahan Negara Indonesia Berdasar UUD 1945 sebelum

diamandemen.

Sistem pemerintahan ini

tertuang dalam penjelasan UUD 1945 tentang 7 kunci pokok sistem pemerintahan.

Yaitu :

Indonesia adalah Negara yang

berdasar atas hukum (rechtsstaat).

Sistem Konstitusional.

Page 7: Sistem Pemerintahan Indonesia Pascaamandemen

Kekuasaan tertinggi di tangan MPR.

Presiden adalah penyelenggara pemerintah

Negara yang tertinggi di bawah MPR.

Presiden tidak bertanggung jawab kepada

DPR.

Menteri Negara adalah pembantu presiden,

dan tidak bertanggung jawab terhadap DPR.

Kekuasaan Kepala Negara tidak tak

terbatas.

Berdasarkan tujuh kunci pokok

tersebut, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem

pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa Orde Baru

dibawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan

presidensial ini adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga

kepresidenan.

Pada saat sistem pemerintahan

ini, kekuasaan presiden berdasar UUD 1945 adalah sebagai berikut :

Pemegang kekuasaan legislative.

Pemegang kekuasaan sebagai kepala

pemerintahan.

Pemegang kekuasaan sebagai kepala Negara.

Panglima tertinggi dalam kemiliteran.

Berhak mengangkat & melantik para

anggota MPR dari utusan daerah atau golongan.

Page 8: Sistem Pemerintahan Indonesia Pascaamandemen

Berhak mengangkat para menteri dan pejabat

Negara.

Berhak menyatakan perang, membuat

perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.

Berhak mengangkat duta dan menerima duta

dari Negara lain.

Berhak memberi gelaran, tanda jasa, dan

lain – lain tanda kehormatan.

Berhak memberi grasi, amnesty, abolisi,

dan rehabilitasi.

Dampak negative yang terjadi

dari sistem pemerintahan yang bersifat presidensial ini adalah sebagai berikut

:

Terjadi pemusatan kekuasaan Negara pada

satu lembaga, yaitu presiden.

Peran pengawasan & perwakilan DPR

semakin lemah.

Pejabat – pejabat Negara yang diangkat

cenderung dimanfaat untuk loyal dan mendukung kelangsungan kekuasaan

presiden.

Kebijakan yang dibuat cenderung

menguntungkan orang – orang yang dekat presiden.

Menciptakan perilaku KKN.

Terjadi personifikasi bahwa presiden

dianggap Negara.

Page 9: Sistem Pemerintahan Indonesia Pascaamandemen

Rakyat dibuat makin tidak berdaya, dan

tunduk pada presiden.

Dampak positif yang terjadi

dari sistem pemerintahan yang bersifat presidensial ini adalah sebagai berikut

:

Presiden dapat mengendalikan seluruh

penyelenggaraan pemerintahan.

Presiden mampu menciptakan pemerintahan

yang kompak dan solid.

Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak

mudah jatuh atau berganti.

Konflik dan pertentangan antar pejabat

Negara dapat dihindari.

-         

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasar UUD 1945 pasca

amandemen.

Pokok

– pokok sistem pemerintahan dalam ini adalah sebagai berikut :

Bentuk Negara kesatuan dengan prinsip

otonomi yang luas. Wilayah

Negara terbagi menjadi beberapa provinsi.

Bentuk pemerintahan adalah Republik.

Sistem pemerintahan adalah

presidensial.

Page 10: Sistem Pemerintahan Indonesia Pascaamandemen

Presiden adalah kepala Negara sekaligus

kepala pemerintahan.

Kabinet atau menteri diangkat oleh

presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.

Parlemen terdiri atas dua

(bikameral), yaitu DPR dan DPD.

Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah

Agung dan badan peradilan di bawahnya.

Sistem pemerintahan ini